STRATEGI PENINGKATAN PANGSA PASAR BANK SYARIAH MANDIRI SALATIGA (Tinjauan Dari Segi Marketing Mix)
TUGAS AKHIR Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Program Studi DIII Perbankan Syariah
Oleh ISQI ZAHRINA NIM. 20108009
JURUSAN SYARIAH PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2011 i
TUGAS AKHIR
STRATEGI PENINGKATAN PANGSA PASAR BANK SYARIAH MANDIRI SALATIGA (Tinjauan Dari Segi Marketing Mix)
DISUSUN OLEH
ISQI ZAHRINA NIM. 20108009 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Tugas Akhir Jurusan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 22 Agustus 2011 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh sebutan Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md E.Sy)
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji
: Dra. Siti Zumrotun M.Ag
NIP. 196701151998032002
.....................
Sekretaris Penguji : Evi Ariyani, SH, MH
NIP. 197311172000032002
.....................
Penguji I
: Anton Bawono, SE, M.Si
NIP. 197403202003121001
.....................
Penguji II
: Nafis Irkhami, M.Ag
NIP. 197310262003121002
.....................
Penguji III
: H. Agus Waluyo, M.Ag
NIP. 197502112000031001
.....................
Salatiga, Agustus 2011 Ketua STAIN Salatiga
Dr. IMAM SUTOMO, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
ii
NOTA DINAS
Hal
: Pengajuan Naskah Tugas Akhir Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga
Assalamu’alaikum wr. Wb. Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka Tugas Akhir (TA) Saudari: Nama NIM Jurusan Program Studi Judul
: : : : :
Izqi Zahrina 20108009 Syariah DIII Perbankan Syariah STRATEGI PENINGKATAN PANGSA PASAR BANK SYARIAH MANDIRI SALATIGA (Tinjauan Dari Segi Marketing Mix)
Dapat diajukan ke sidang munaqosah Wassalamu’alaikum wr. Wb.
Salatiga, Agustus 2011 Pembimbing,
H. Agus Waluyo, M.Ag. NIP. 19750211200003 1 001
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Izqi Zahrina
NIM
: 20108009
Jurusan
: Syariah
Program Studi
: DIII Perbankan Syariah
Menyatakan bahwa Tugas Akhir (TA) ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.
Salatiga, Agustus 2011 Saya yang menyatakan,
Isqi Zahrina
NIM. 20108009
iv
MOTTO
Kemarin sudah berlalu, besok segera akan datang dan sekarang adalah waktu yang harus kita perjuangkan.
Ilmu membikin hidup jadi mudah, seni membuat hidup jadi indah dan iman membuat hidup jadi terarah.
Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.
v
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini kepada: Ayah dan Ibu tercinta yang selalu mendukung, mendoakan, membimbing penuh kasih sayang, cinta, serta ketulusan sebagai ungkapan rasa kasih sayangku Kakak dan adikku untuk kekuatan dan Inspirasi hidup Teman-teman seperjuangan
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas yang telah memberikan kekuatan iman, ketabahan, kesabaran, keikhlasan dan kemudahan
serta Shalawat serta Salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, beserta Keluarga, Sahabat, dan Umatnya, sehingga Tugas Akhir
dengan judul “Strategi Peningkatan Pangsa Pasar Bank Syariah Mandiri Salatiga, Tijauan Dari Segi Marketing Mix” dapat penulis selesaikan. Dalam penyelesaian penulisan Tugas Akhir ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik secara moral maupun material, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga, Bapak Abdul Aziz NP, S.Ag, MM selaku Kaprodi Keuangan dan Perbankan Islam. 2. Bapak H. Agus Waluyo, M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan petunjuk dalam penulisan Tugas Akhir ini. 3. Segenap staf pengajar dan karyawan STAIN Salatiga yang secara langsung dan tidak langsung telah memberikan bantuan kepada penulis selama masa studi dan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
vii
4. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan kepada penulis. Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna, maka saran dan kritik yang sifatnya membangun selalu penulis harapkan. Akhirnya penulis mohon maaf setulus-tulusnya apabila ada kesalahan dan kekhilafan dalam penulisan Tugas Akhir ini.
Salatiga,
Agustus 2011 Penulis,
Isqi Zahrina
viii
ABSTRAK
Zahrina, Isqi, 2011. Strategi Peningkatan Pangsa Pasar Bank Syariah Mandiri Salatiga, Tinjauan Dari Segi Marketing Mix, Tugas Akhir Jurusan Syariah, Program Studi Keuangan dan Perbankan Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Salatiga, Pembimbing H. Agus Waluyo, M.Ag
Kata kunci: Strategi Marketing Mix
Salah satu aspek untuk meningkatkan pasar bank syariah adalah melalui strategi pemasaran. Pemasaran dalam bank syariah bukan hal yang bisa dianggap sepele, namun banyak hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan kinerja bank syariah. Dalam ilmu marketing kita mengenal konsep marketing mix untuk dapat meningkatkan pasar, di mana untuk menembus pasar diperlukan beberapa strategi terhadap masing-masing komponen yang terdiri atas product (produk), price (harga), place (tempat atau saluran distribusi), dan promotion (promosi). Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui strategi peningkatan pangsa pasar Bank Syariah Mandiri Salatiga ditinjau dari segi marketing mix dan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi strategi pemasaran Bank Syariah Mandiri Salatiga. Produk yang dihasilkan BSM Salatiga sama dengan produk bank konvensional yaitu jasa, namun keunikan produk yang ditawarkan adalah produk/jasa yang mengacu kepada nilai-nilai syariah atau yang diperbolehkan dalam Al-quran. Strategi produk, sistem bagi hasil, lokasi pengembangan lokasi unit pelayanan syariah, pelaksanaan kegiatan promosi yang terpadu beserta pelayanan yang bersifat agamis didukung oleh teknologi yang bertujuan untuk memudahkan operasional perusahaan, memudahkan pelayanan dan berorientasi kepada kepuasan nasabah merupakan strategi yang dapat dilakukan oleh BSM Salatiga dalam memperluas pasar.
ix
DAFTAR ISI
Hal. HALAMAN JUDUL .........................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................
ii
HALAMAN NOTA DINAS .............................................................................
iii
HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN .......................................
iv
HALAMAN MOTTO .......................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................
vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii ABSTRAK .........................................................................................................
ix
DAFTAR ISI .....................................................................................................
x
DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................ 6 C. Tujuan dan Kegunaan ..................................................................... 6 D. Metode Penulisan............................................................................. 7 E. Sistematika Penulisan ...................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Telaah Pustaka ................................................................................. 11 B. Kerangka Teoritik ........................................................................... 12
x
BAB III LAPORAN OBYEK A. Gambaran Umum............................................................................. 33 B. Data-data Deskriptif......................................................................... 45 BAB IV ANALISIS A. Strategi Marketing Mix ................................................................... 54 B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Pemasaran................. 60 C. Perkembangan Pendanaan dan Pembiayaan ....................................61 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................... 65 B. Saran ................................................................................................ 66
xi
DAFTAR TABEL
Hal. Tabel 3.1 Perkembangan Pendanaan BSM Salatiga ......................................... 48 Tabel 3.2 Perkembangan Pembiayaan BSM Salatiga ....................................... 49 Tabel 4.1 Perkembangan Pendanaan BSM Salatiga ......................................... 62 Tabel 4.2 Perkembangan Pembiayaan BSM Salatiga ....................................... 63
xii
DAFTAR GAMBAR
Hal. Gambar 2.1 Kombinasi Pemasaran (Marketing Mix) ........................................ 27 Gambar 3.1 Logo Bank Syariah 1 ...................................................................... 37 Gambar 3.1 Logo Bank Syariah 1 ...................................................................... 38 Gambar 3.3 Struktur Organisasi BSM Salatiga ................................................. 46
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam
perkembangan
perbankan
di
Indonesia,
bank
syariah
diharapkan dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya masyarakat menengah ke bawah. Perbankan syariah sebagai sarana intermediasi (perantara) di bidang investasi dan bisnis harus dapat menciptakan pengaruh yang positif bagi pengembangan dunia usaha. Dari posisi yang dimiliki oleh perbankan syariah saat ini membuat peranan perbankan syariah dalam pembangunan ekonomi nasional semakin diperlukan untuk dapat menjadi perekat nasionalisme baru, memberdayakan ekonomi umat dan beroperasi secara transparan, mendorong penurunan spekulasi di pasar keuangan, mendorong pemerataan pendapatan dan uswatun hasanah implementasi moral dalam penyelenggaraan usaha perbankan. Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan
1
2
yang
kredibel
Indonesia
tanpa
dan dapat dinikmati oleh seluruh golongan masyarakat terkecuali
(Sekilas
Perbankan
Syariah
Indonesia,
http://www.bi.go.id). Di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, lembaga keuangan syariah berpeluang besar dikembangkan. Pengembangan bank syariah di Indonesia saat ini terkendala oleh minimnya wawasan atau pengetahuan masyarakat. Di mana kita ketahui bahwa penduduk Indonesia adalah beragama Islam, maka bank syariah memiliki potensi pengembangan yang cukup besar. Namun potensi yang besar tersebut harus dikelola dengan baik, di mana diperlukan strategi dan cara untuk dapat memberikan informasi produk bank syariah kepada masyarakat dengan cara yang mudah untuk dipahami. Menurut Yunnokusumo, strategi pengembangan bank syariah terus diperbaiki, tiga program terakhir yang menjadi andalan, yaitu positioning atau meyakinkan masyarakat bahwa sistem yang digunakan saling menguntungkan. Selanjutnya differentiation atau menyiapkan produk bank yang variatif namun mengedepankan transparasi kepada nasabah, dan branding untuk setiap bank syariah. (Suara Merdeka, 21 Juli 2011) Masih banyak masyarakat yang belum paham benar mengenai lembaga keuangan syariah, jenis produk, serta keunggulannya dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensional. Masyarakat harus diberi bukti bahwa perbankan syariah memberi ketenangan dan kenyamanan dari sisi nurani serta keuntungan dari sisi bisnisnya. Perlu ditekankan bertransaksi dengan pola bagi
3
hasil akan mendatangkan dua misi sekaligus, yakni keuntungan dan misi sosial. Kedua, terus berusaha meningkatkan layanan karena kunci sukses bisnis jasa adalah kepercayaan yang akan terbentuk secara solid jika layanannya memuaskan para pelanggan atau pengguna. Meningkatkan layanan bisa ditempuh melalui banyak cara. Antara lain memperbanyak jaringan kantor, selalu meng-up grade sumber daya manusia (SDM), serta menciptakan produk-produk inovatif yang tetap mengacu pada prinsip syariah. Sistem bagi hasil yang diterapkan di bank-bank syariah hingga saat ini kurang sosialisasi. Padahal, dengan sistem tersebut nasabah lebih diuntungkan dibandingkan dengan bunga bank konvensional. Muhlis menyampaikan, selama ini hanya nasabah yang menaruh kepercayaan saja yang memanfaatkan layanan bank syariah. Kondisi itu karena kurang sosialisasinya sistem bagi hasil yang diterapkan bank tersebut. Pada umumnya nasabah yang menggunakan jasa bank syariah mempertimbangkan bahwa sistem bunga di bank konvensional adalah riba dan diharamkan oleh kalangan religius. Namun, berdasarkan tipe nasabah bank, ternyata ada juga nasabah non muslim yang memanfaatkan bank syariah, karena menilai sistem bagi hasil lebih kompetitif dibandingkan dengan sistem bunga (Suara Merdeka, 23 Juli 2011). Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh pemerintah, BI, dan pelaku perbankan syariah untuk meningkatkan pangsa pasar seperti melakukan kampanye. Kampanye syariah tidak lagi menekankan pada aspek pengenalan (awareness), tetapi meningkat kepada pemahaman masyarakat akan produk-produk perbankan syariah (knowledge). Langkah tersebut untuk
4
meningkatkan ketertarikan masyarakat sehingga menggunakan produk-produk perbankan syariah. Selain itu, pencitraan perbankan syariah harus lebih menekankan pada aspek fungsionalitas dari produk-produk perbankan yang ditawarkan melalui pengembalian yang memadai dan kemudahan bagi nasabah ataupun debitor (Bank Syariah Agresif Kembangkan Pasar, http://economy.okezone.com). Jaringan perbankan syariah di Indonesia terus berkembang sejak dikeluarkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan yang menetapkan bahwa perbankan di Indonesia menganut dual banking system, yaitu perbankan konvensional dan perbankan syariah. Perundang-undangan
tentang
sistem
perbankan
syariah
kemudian
disempurnakan oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, untuk memberikan landasan hukum yang lebih jelas bagi operasional perbankan syariah nasional. Dikeluarkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, serta dikeluarkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun 2003 tentang haramnya bunga bank membuat perkembangan perbankan syariah semakin pesat. Perkembangan perbankan syariah yang cukup pesat meunjukkan bahwa sistem perbankan syariah mendapatkan tempat yang baik di kalangan masyarakat Indonesia yang sebagian besar penduduknya adalah kaum muslim.
5
Perkembangan industri perbankan di Indonesia serta terbukanya era teknologi dan informasi yang bebas menyebabkan semakin tingginya persaingan antar bank, baik bank konvensional maupun bank yang syariah. Persaingan tersebut membuat pihak manajemen bank berusaha menciptakan strategi untuk meraih pangsa pasar yang besar. Salah satunya adalah strategi yang digunakan adalah strategi pemasaran. Strategi pemasaran yang dilakukan dapat dengan mengimplementasikan marketing mix (bauran pemasaran) ke dalam program program pemasaran yang dibuat. Taktik pemasaran yang tepat akan dapat menciptakan demand masyarakat terhadap perusahaan (menjaring nasabah). Masyarakat adalah pasar potensial bagi perbankan syariah di Indonesia, oleh karenanya diperlukan penanganan khusus untuk mengelola pasar tersebut dengan baik. Perusahaan perlu membuat program pemasaran yang tepat, menarik dan tepat sasaran. Aspek strategi pemasaran melalui marketing mix memang perlu diperhatikan untuk karena di dalam strategi pemasaran kita kenal adanya strategi produk harga, saluran distribusi dan promosi yang dapat berfungsi meningkatkan minat dan pengetahuan masyarakat. Pemasaran dalam bank syariah bukan hal yang bisa dianggap sepele, namun banyak hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan kinerja bank syariah. Dalam ilmu marketing kita mengenal konsep klasik marketing mix untuk dapat meningkatkan pasar, di mana untuk menembus pasar diperlukan beberapa strategi terhadap masing-
6
masing komponen yang terdiri atas product (produk), price (harga), place (tempat atau saluran distribusi), dan promotion (promosi). Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan penulisan tugas akhir dengan judul “Strategi Peningkatan Pangsa Pasar Bank Syariah Mandiri Salatiga, Tijauan Dari Segi Marketing Mix”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka didapatlah rumusan masalah yang akan dikaji dalam penulisan tugas akhir ini adalah: 1.
Bagaimana strategi peningkatan pangsa pasar Bank Syariah Mandiri Salatiga ditinjau dari segi marketing mix?
2.
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi strategi pemasaran Bank Syariah Mandiri Salatiga?
C. Tujuan Dan Kegunaan 1. Tujuan Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan tugas akhir ini adalah: a. Untuk mengetahui strategi peningkatan pangsa pasar Bank Syariah Mandiri Salatiga ditinjau dari segi marketing mix. b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi strategi pemasaran Bank Syariah Mandiri Salatiga. 2. Kegunaan Kegunaan dari penulisan tugas akhir ini adalah:
7
a. Bagi Penulis. Sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan serta pemahaman tentang Bank Syariah khususnya yang berkaitan dengan marketing mix dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi strategi pemasaran Bank Syariah Mandiri Salatiga. b. Bagi pengambil kebijakan Penulisan Tugas Akhir ini dapat dijadikan referensi pengambilan keputusan dalam rangka peningkatan pangsa pasar Bank Syariah khususnya dari segi marketing mix. c. Bagi Pembaca Sebagai tambahan wawasan tentang strategi pemasaran produk, faktorfaktor yang mempengaruhi strategi pemasaran Bank Syariah Mandiri Salatiga dan sebagai bahan referensi serta informasi bagi yang membutuhkan.
D. Metode Penulisan 1. Studi Pustaka Membaca materi dari beberapa sumber antara lain surat kabar, majalah, buku dan internet yang membahas tentang bank, bank syariah, pemasaran dan pemasaran bank syariah. 2. Pengamatan (observasi) Melakukan pengamatan secara langsung yaitu dengan cara mengamati secara langsung kegiatan Bank Syariah Salatiga khususnya dalam rangka
8
peningkatan pangsa pasar yang berhubungan dengan konsep marketing mix. 3. Wawancara Dengan mengajukan pertanyaan langsung (bertatap muka) dengan responden yang terkait dengan obyek penulisan, sehingga dapat diperoleh data yang akurat. 4. Dokumentasi Mencari data-data mengenai hal yang berupa referensi buku atau catatan yang berupa dokumen atau data tentang Bank Syariah Mandiri Salatiga 5. Analisis Menganalisis kondisi dan permasalahan yang ada pada Bank Syariah Mandiri Salatiga pada waktu magang, khususnya yang berkaitan dengan peningkatan pangsa pasar yang berhubungan dengan konsep marketing mix dan faktor-faktor yang menjadi peluang untuk pemasaran produknya.
E. Sistematika Penulisan 1. BAB I PENDAHULUAN Latar belakang masalah menyajikan uraian tentang kondisi perbankan syariah dan aspek untuk meningkatkan dan mengoptimalkan pangsa pasar bank syariah adalah melalui strategi pemasaran dan alasan yang menjadikan masalah tersebut dipandang menarik dan penting untuk ditulis.
9
2. BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian teoritis merupakan kajian ilmiah terhadap topik tugas akhir dalam rangka mencari landasan teoritis serta melihat dan menelaah masalah tugas akhir yang diajukan. Dalam subbab ini disampaikan bagaimana landasan teoritis mengenai perbankan, bank syariah, pemasaran, marketing mix dan faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran. Sumber telaah pustaka diperoleh dari buku, jurnal, majalah, surat kabar dan internet yang memiliki kandungan
relevan dan dapat dipertanggung jawabkan
keabsahannya 3. BAB III LAPORAN OBJEK Dalam bab ini disajikan informasi umum mengenai objek penulisan tugas akhir yaitu Bank Syariah Mandiri Salatiga. Sejarah berdirinya, dasar pendirian, struktur organisasi, produk dan kegiatan Bank Syariah Mandiri Salatiga yang berkaitan dengan pemasaran. 4. BAB IV ANALISIS Dalam bab ini dipaparkan hasil telaah terhadap masalah yang telah dirumuskan yaitu berkaitan dengan strategi pemasaran/marketing mix yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Salatiga yang meliputi: product, price, place dan promotion serta faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran Bank Syariah Mandiri Salatiga dilandaskan pada kajian teoritis dan informasi-informasi yang terfokus pada permasalahan.
10
5. BAB V PENUTUP Pada bab ini diuraikan secara singkat tentang kesimpulan dari analisis strategi peningkatan pangsa pasar Bank Syariah Mandiri Salatiga yang ditinjau dari aspek marketing mix yang meliputi strategi produk, harga, tempat/saluran distribusi dan promosi yang dilakukan serta faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran Bank Syariah Mandiri Salatiga.
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Telaah Pustaka Widiyastuti (2009) dengan Judul Teknik Pemasaran : Marketing Mix Produk BMT Tumang Cabang Ampel disimpulkan bahwa: 1) strategi yang dilakukan meliputi strategi product (produk), strategi price (harga), strategi promosi (promotion) dan strategi tempat (place) untuk menciptakan kepuasan akan produk, sehingga menghasilkan keuntungan bagi suatu perusahaan atau lembaga keuangan dalam jangka panjang, 2) Faktor-faktor yang menjadi kendala dalam memasarkan produknya terletak pada lingkungan mikro antara lain, manajemen BMT dan pesaing di wilayah Ampel. Tunjungsari (2008) dengan judul Strategi Pemasaran Produk Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah Slamet Riyadi Solo, dengan hasil dari penelitian ini adalah bahwa PT. BRI Syariah Solo menggunakan marketing mix yang terdiri dari place (tempat), product (produk), price (harga), dan promotion
(promosi)
sebagai
cara
untuk
memasarkan
produknya.
Permasalahan pemasaran yang dihadapi oleh PT. BRI Syariah Solo adalah kurangnya efektifnya promosi yang dilakukan, kurangnya pemahaman nasabah tentang sistem Syariah, persaingan yang ketat antar bank-bank yang ada, dll. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan meningkatkan kualitas promosi, mengadakan pelatihan selling
11
12
skills, dll Saran yang dapat penulis berikan bagi PT. BRI Syariah Solo adalah meningkatkan variabel price dalam marketing mix, meyakinkan target market agar mau menggunakan jasa perbankan lebih cepat dari waktu yang target market inginkan. Dari hasil tinjauan di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa 1) Perusahaan harus merencanakan suatu strategi bauran pemasaran (marketingmix) yaitu suatu strategi yang meliputi produk, harga, tempat dan promosi untuk dapat meningkatkan pangsa pasar. 2) Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi pemasaran yaitu faktor mikro dan faktor makro. Dalam penulisan Tugas Akhir ini akan dititikberatkan pada strategi peningkatan pangsa pasar Bank Syariah Mandiri Salatiga ditinjau dari segi marketing mix dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemasaran produk Bank Syariah Mandiri Salatiga.
B. Kerangka Teoritik 1. Perbankan Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan pada Pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa, “Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya”.
13
Segala bentuk praktek perbankan haruslah berdasarkan pada prinsipprinsip yang terkandung di dalam Ideologi Negara Indonesia yakni Pancasila dan tujuan Negara Indonesia dalam UUD 1945. Kekhususan ini menurut Djumhana (1999: 3) dapat dilihat dalam kehidupan perbankan Indonesia, di antaranya adalah : a. Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama bank sebagai penghimpun dan pengatur dana masyarakat yang bertujuan menunjang
pelaksanaan
pembangunan
nasional
dalam
rangka
meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional dalam peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. b. Perbankan Indonesia sebagai sarana pembangunan nasional, juga guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, pelaksanaan perbankan Indonesia harus banyak memperhatikan keselarasan, kesinambungan dan unsur-unsur Trilogi Pembangunan. c. Perbankan Indonesia dalam menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya senantiasa bergerak cepat guna menghadapi tantangan-tantangan yang semakin luas dalam perkembangan perekonomian nasional maupun internasional Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan
14
ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. 2. Asas, Fungsi dan Tujuan Perbankan Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan pada Bab II tentang asas, fungsi dan tujuan, pada Pasal 2, pasal 3 dan pasal 4 disebutkan sebagai berikut: a. Asas Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. b. Fungsi Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. c. Tujuan Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. 3. Pengertian Bank Berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, pada Pasal 1 Ayat 2 disebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
15
dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank
merupakan
lembaga
intermediatory
yang
berfungsi
menyalurkan uang dari unit surplus kepada unit defisit. Pengertian bank menurut Kasmir (2004: 2), adalah sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasajasa bank lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dan memberikan jasa-jasa bank lainnya. 4. Jenis Bank Berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, pada Pasal 5 Ayat (2) disebutkan, menurut jenisnya, bank terdiri dari: Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. a. Bank Umum. Pengertian mengenai bank umum sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, pada Pasal 1 Ayat 3, Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
16
secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran; Sedangkan menurut Komaruddin (2001 : 17) bank umum, yaitu bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran” b. Bank Perkreditan Rakyat. Pengertian bank perkreditan rakyat menurut Komaruddin (2001 : 17), yaitu bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu, memberikan kredit, menyediakan biaya bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil, dan menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain. Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran; 5. Bank Syariah Berdasarkan Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, yang dimaksud Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
17
Bank Syariah adalah lembaga keuangan perbankan yang operasionalnya dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-Quran dan Hadis Nabi Saw (Muhammad, 2004:94). Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas
pembayaran
serta
peredaran
uang
yang
pengoperasiannya
disesuaikan dengan prinsip syariah. Esensi Bank Syariah tidak hanya dilihat dari ketiadaan sistem riba dalam seluruh transaksinya, tetapi di dalamnya terdapat sistem yang membawa manusia mendapatkan kebahagiaan lahir dan batin. Ada beberapa ciri utama Bank Syariah (Muhammad, 2002:99) di antaranya : a. Beban Biaya Besarnya beban biaya tidak kaku dan dapat dilakukan tawar-menawar dalam batasan-batasan yang wajar. Beban biaya hanya dikenakan sampai batas waktu yang telah disepakati bersama. Dalam suatu kontrak baru untuk menyelesaikannya. b. Tidak Menggunakan Persentase Pembebanan kewajiban membayar dalam semua kontrak bank syariah selalu dihindarkan penggunaan persentase, karena akan mempunyai potensi untuk melipatgandakan. c. Menciptakan rasa kebersamaan Bank Syariah menciptakan suasana kebersamaan antara pemilik modal dengan peminjam. Keduanya berusaha untuk menghadapi resiko secara
18
adil, dan rasa kebersamaan ini mampu membuat seorang peminjam merasa tenang sehingga dapat mengerjakan proyeknya dengan baik. d. Tidak ada keuntungan yang pasti Pada dasarnya yang dilarang dalam kegiatan muamalah adalah mencantumkan keuntungan yang pasti yang ditetapkan pada waktu pengikatan kontrak pembiayaan. Sedangkan yang diperkenankan dalam sistem muamalah adalah kontrak yang dilakukan yang hakikatnya merupakan sistem yang didasarkan pada penyertaan dengan sistem bagi hasil. e. Jual beli uang yang sama dilarang Pada dasarnya kegiatan transaksi yang dilarang dalam operasionalisasi bank syariah adalah seolah-olah melakukan jual beli atau sewamenyewa uang dari bentuk mata uang yang sama dengan memperoleh keuntungan darinya. f. Jaminan kebendaan terhadap utang Pada bank konvensional bahwa jaminan kebendaan terhadap utang dari peminjam merupakan hal yang sangat menentukan dalam persetujuan pemberian pinjaman. Sebaliknya, dalam bank syariah pemberian pinjaman
dalam
bentuk
talangan
dana
untuk
pembelian
barang/aktiva/barang modal tersebut, maka pada dasarnya tidak mengutamakan jaminan kebendaan dari peminjam. Sebab barang yang ditalangi pembeliannya oleh bank masih menjadi milik bank sepenuhnya selama utang peminjam belum lunas.
19
Sebagai lembaga bisnis, Bank Syariah, seperti bank-bank lainnya harus memiliki daya tarik ekonomi. Namun pertimbangan ekonomi bukan merupakan pertimbangan dasar, ada hal lain yang lebih penting, yaitu moral. Karena itu produk-produk yang diberikan Bank Syariah tidak pernah lepas dari aturan syariah. Selalu ada pertimbangan yang bersifat ukhrawi, yaitu pertimbangan halal dan haram. Keberadaan perbankan syariah di tanah air telah mendapatkan pijakan kokoh setelah adanya Paket derelugasi, yaitu yang berkaitan dengan lahirnya Undang-Undang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 yang direvisi melalui Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998. Dengan demikian bank ini adalah yang beroperasi dengan prinsip bagi hasil. Bagi hasil adalah prinsip yang berdasarkan syariah dalam melakukan kegiatan usaha bank. Bank syariah di dalam operasionalisasinya harus mengikuti dan berpedoman kepada praktek-praktek usaha yang dilakukan di zaman Rasulullah SAW, bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelumnya tetapi tidak dilarang oleh Rasulullah atau bentuk-bentuk usaha baru sebagai hasil ijtihad para ulama/cendikiawan muslim yang tidak menyimpang dari ketentuan Al-Qur’an dan Hadits. (Sumitro, 1997:6) 6. Jenis Bank Syariah Berdasarkan Pasal 1 ayat 7 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, Bank Syariah menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
20
a. Bank Umum Syariah Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Pasal 1 ayat 8 UndangUndang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008). b. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Pasal 1 ayat 9 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008) 7. Perbedaan Bank Syariah Dan Bank Konvensional Bank konvensional dan bank syariah dalam beberapa hal memiliki persamaan terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan, syarat-syarat yang umum memperoleh pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan dan sebagainya. Akan tetapi, terdapat banyak perbedaan mendasar di antara keduanya. Perbedaan itu menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai, dan lingkungan kerja (Antonio, 2001:29) a. Akad Dan Aspek Legalitas Setiap akad dalam perbankan syariah, baik dalam hal barang, pelaku transaksi, maupun ketentuan lainnya, harus memenuhi ketentuan akad, seperti hal-hal berikut ini: 1) Rukun menurut Al-Jazairi (2003: 279) : a) Penjual, penjual haruslah punya hak kepemilikan atas barang yang dijualnya atau dia diizinkan oleh pemilik barang untuk menjualnya serta berakal dan tidak bodoh.
21
b) Pembeli, pembeli haruslah individu yang boleh bertransaksi, tidak bodoh, dan bukan anak kecil yang tidak diizinkan untuk bertransaksi. c) Barang, barang yang diperjualbelikan haruslah barang yang mubah, suci, dapat diserahkan, dan diketahui oleh pembeli meski hanya sifatnya. d) Akad, yaitu ijab dan qabul dengan ucapan. e) Kesepakatan/Ridho, tidak sah jual beli tanpa ridho/sepakat dua belah pihak, 2) Syarat menurut Sabiq, (2006: 840,): Di antara beberapa syarat di dalam transaksi sebagai berikut : a) Syarat bagi subyek transaksi, disyaratkan subyek transaksi berakal dan mumayyiz (dapat membedakan), maka tidak sah transaksi yang dilakukan oleh orang gila, orang yang sedang mabuk, dan anak kecil yang belum mumayyiz. b) Syarat bagi obyek transaksi, disyaratkan bagi obyek transaksi enam hal : suci zatnya, memiliki manfaat, dimiliki oleh subyek transaksi, dapat diserahkan, diketahui kondisinya, wujud barang dimiliki.. b. Lembaga Penyelesaian Sengketa Berbeda dengan perbankan konvensional, jika pada perbankan syariah terdapat perbedaan atau perselisihan antara bank dan nasabahnya, kedua belah pihak tidak menyelesaikannya di peradilan
22
negeri, tetapi menyelesaikannya sesuai tata cara dan hukum materi syariah. Lembaga yang mengatur hukum dan atau berdasarkan prinsip syariah di Indonesia dikenal dengan nama Badan Arbitrase Muamalah Indonesia atau BAMUI yang didirikan secara bersama oleh kejaksaan Agung Republik Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia. c. Struktur Organisasi Bank syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan bank konvensional, misalnya dalam hal komisaris dan direksi, tetapi unsur yang amat membedakan antara bank syariah dan bank konvensional adalah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah yang bertugas mengawasi operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah. d. Bisnis Dan Usaha Yang Dibiayai Pada industri perbankan syariah, bisnis dan usaha yang dilaksanakan tidak terlepas dari saringan Syariah. Karena itu, bank syariah tidak akan mungkin membiayai usaha yang terkandung di dalamnya hal-hal yang diharamkan. Sesuatu pembiayaan tidak akan disetujui oleh perbankan syariah sebelum dipastikan beberapa hal pokok, di antaranya sebagai berikut: 1) Status hukum obyek pembiayaan (halal atau haram). 2) Kemungkinan proyek tersebut menimbulkan mudharat bagi masyarakat. 3) Keterkaitan proyek dengan perbuatan mesum/asusila.
23
4) Keterkaitan proyek dengan perjudian 5) Keterkaitan industri senjata ilegal dan pengembangan senjata pemusnahan massal 6) Kemungkinan proyek tersebut merusak syiar islam, baik secara langsung maupun tidak langsung. 8. Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002:7) memberikan definisi pemasaran adalah: Suatu proses sosial dan manajerial di mana individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, pewarnaan, dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan orang atau kelompok lain. Assauri (1999:4) mendefinisikan
pemasaran:
“Sebagai
usaha
menyediakan
dan
menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat”. Pemasaran menurut Sunarto,(2003:6,7) adalah proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Menurut Sunarto (2002:2), pemasaran merupakan pemenuhan kepuasan pelanggan demi suatu keuntungan.
24
Dharmaseta dan Handoko (2004:4) mendefinisikan manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasaran yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan. Angipora,
(2002:
45)
mengutip
pengertian
pemasaran
yang
dikemukakan oleh para ahli: a. Menurut Phillip Kotler, pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia melalui proses pertukaran. b. Menurut William J Stanton mendefinisikan pemasaran adalah: a. Dalam arti Kemasyarakatan Pemasaran adalah setiap kegiatan tukar menukar yang bertujuan memuaskan keinginan manusia. b. Dalam arti Bisnis Pemasaran adalah sistem dari sebuah sistem dari kegiatan bisnis
yang
direncanakan,
mempromosikan,
dan
mendistribusikan jasa serta barang-barang pemuas keinginan besar. Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market), mengevaluasi kebutuhan konsumen, mengembangkan barang
25
dan jasa, pemuas keinginan, memberikan nilai kepada konsumen dan laba bagi perusahaan. 9. Bauran Pemasaran/Marketing Mix Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah Bauran Pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan, bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada satu segmen pasar tertentu, yang merupakan sasaran pasarannya. Marketing mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel
mana
dapat
dikendalikan
oleh
perusahaan
untuk
mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya. Variabel atau kegiatan tersebut perlu dikombinasikan dan dikoordinasikan oleh perusahaan
seefektif
mungkin,
dalam
melakukan
kegiatan
pemasarannya. Dengan demikian perusahaan tidak hanya sekedar memiliki kombinasi kegiatan yang terbaik saja, akan tetapi dapat mengkoordinasikan berbagai variabel marketing mix tersebut, untuk melaksanakan program pemasaran secara efektif. Menurut William J. Stanton dalam Angipora, (2002) pengertian marketing mix secara umum adalah sebagai berikut: marketing mix adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan kombinasi empat besar pembentuk inti sistem pemasaran sebuah organisasi. Keempat unsur tersebut adalah penawaran produk/jasa, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi.
26
Menurut Kotler (2000: 17) bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Berdasarkan definisi tersebut marketing mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni produk (product), harga (price), tempat (place) dan promosi (promotion). Dalam pelaksanaannya unsur-unsur yang membentuk marketing mix tidak dapat dipisahkan agar pemasaran yang dilakukan lebih efektif pelaksanaannya. Marketing mix digunakan dalam strategi pemasaran sebagai suatu cara untuk mempengaruhi konsumen agar mau bertindak membeli suatu produk atau service, termasuk produk perbankan. Kombinasi pemasaran/bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat-alat pemasaran yang dipergunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya di dalam pasar sasaran. Alat-alat marketing mix digolongkan ke dalam empat kelompok besar yang disebut 4P pemasaran, yaitu: produk (product), penetapan harga (price), penempatan (distribution) dan promosi (promotion) (Kotler, 2000, 15). Marketing mix harus selalu dapat bersifat dinamis, selalu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal maupun internal. Faktor eksternal yaitu faktor di luar jangkauan perusahaan yang antara
27
lain terdiri dari pesaing, teknologi, peraturan pemerintah, keadaan perekonomian, dan lingkungan sosial budaya.
MARKETING MIX
PRODUCT Variasi Produk Kualitas Desain Kelengkapan Merek Kemasan Ukuran Layanan Garansi Penggantian
PRICE Harga resmi Potongan Harga Pengganti Periode Pembayaran Ketentuan Kredit
PROMOTION Promosi Penjualan Iklan Tenaga Penjualan Hubungan Masyarakat Pemasaran Langsung
PLACE Saluran Jangkauan Pengelompokan Lokasi Persediaan Transportasi
Sumber : Philip Kotler (hal 15: 2000) Gambar 2.1 Kombinasi Pemasaran (Marketing Mix) Keputusan
kombinasi
pemasaran
harus
dibuat
untuk
mempengaruhi saluran dagang dan konsumen akhir. Perusahaan merencanakan suatu strategi kombinasi pemasaran (marketing-mix strategy) yaitu suatu strategi yang meliputi produk, harga, tempat dan promosi untuk mencapai pasar. Menurut Kotler (2000) keempat bauran pemasaran tersebut secara singkat dijelaskan sebagai berikut: a. Product (Produk). Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk di sini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan
28
potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Produk merupakan semua yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik, jasa, orang, organisasi dan ide.
Produk ialah barang dan atau jasa yang
ditawarkan di pasar untuk dikonsumsi oleh konsumen. Pengolahan produk termasuk di dalamnya perencanaan dan pengembangan produk dan atau jasa yang baik untuk dapat dipasarkan oleh perusahaan. Beberapa elemen dari produk tadi antara lain ialah kualitas, bentuk fisik, kemasan, merek dagang, servis dan lain-lain. b. Price (Harga) Harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga di antara berbagai kelompok pelanggan. Harga menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh konsumen. c. Place (tempat/saluran distribusi) Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan. Tempat di mana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat dengan mudah memperoleh suatu produk. Merupakan upaya agar produk yang ditawarkan berada pada tempat dan waktu yang tepat sesuai dengan kebutuhan konsumen dengan biaya wajar.
29
Beberapa unsur yang perlu diperhatikan antara lain: a. Saluran distribusi; b. Jangkauan distribusi; c. Persediaan barang; d. Lokasi dan transportasi d. Promotion (Promosi) Promosi merupakan salah satu variabel yang penting dalam pemasaran, yang merupakan suatu proses yang berlanjut. Adanya promosi dapat membantu pihak-pihak yang terlibat dalam pemasaran untuk memperbaiki hubungan antara pemasar dan konsumen. Promosi meliputi berbagai metode, yaitu Iklan, Promosi Penjualan, Penjualan Tatap Muka dan Hubungan Masyarakat. Menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam rangka menjual produk ke konsumen.
10. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Pemasaran Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis. Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktorfaktor sebagai berikut (http://id.wikipedia.org/wiki/Pemasaran) : a. Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat. b. Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya. Menurut Wahjono (2010: 54) lingkungan pemasaran dapat diartikan sebagai kekuatan yang ada di sekitar pemasaran perbankan baik yang berada di dalam (lingkungan mikro) maupun yang berada di luar
30
(lingkungan makro) yang dapat mempengaruhi kemampuan bank merencanakan, dan menjual produk dan jasanya ke pelanggan. Lingkungan pemasaran juga dapat diartikan sebagai lingkungan di mana manajemen bank mampu untuk mengembangkan dan mempertahankan keberadaannya dalam memenuhi dan memuaskan pelanggannya. a.
Lingkungan Mikro Bank. Lingkungan mikro bank menurut Wahjono (2010: 54) terdiri dari: 1) Serikat pekerja, merupakan karyawan bank yang tergabung dalam serikat pekerja. Manakala serikat pekerja bank bisa bersatu dan memiliki misi yang sama dengan manajemen bank, maka sinergi dalam memajukan bank akan tercipta, dan ini memungkinkan untuk menambah kecepatan perkembangan bank. 2) Pemerintah, dalam komponen lingkungan mikro mempengaruhi bank dalam hal kebijakan peraturan perbankan dan dalam hal regulasi baik yang menguntungkan maupun yang merugikan bank. 3) Pesaing, dalam hal ini adalah pesaing sesama bank yang termasuk pesaing dekat, dan pesaing jauh yaitu sesama perusahaan jasa keuangan. 4) Pemasok, dalam hal ini adalah orang atau lembaga yang mensuplai semua keperluan bank, termasuk di antaranya nasabah dana masyarakat seperti penabung, deposan, dan giran. Pemasok alat tulis dan keperluan bank lainnya juga termasuk dalam kelompok pemasok. 5) Media, adalah media massa termasuk koran, majalah, televisi, radio, dan perusahaan periklanan. Bagi bank yang dapat
31
memanfaatkan publisitas dengan memanfaatkan media, bisa berharap dapat menghemat biaya iklan. b. Lingkungan Makro Bank Lingkungan makro bank menurut Wahjono (2010: 55) terdiri dari: 1) Ekonomi. Lingkungan ekonomi yang berpengaruh terhadap bank di antaranya adalah suku bunga, tingkat inflasi, jumlah uang yang beredar, tingkat pengangguran, daya beli masyarakat, termasuk juga lingkungan ekonomi global. 2) Teknologi. Dalam hal perbankan teknologi mempengaruhi perilaku kas transaksi misalnya. Dengan adanya mesin Automated Teller Machine (ATM), masyarakat saat ini memiliki kebebasan dalam membayar dan mentransfer dananya tanpa tergantung pada jam kerja kantor bank. 3) Politik. Banyak kasus yang menunjukkan bahwa lingkungan politik mempengaruhi perbankan, beberapa kasus yang muncul ke media massa menunjukkan bahwa perbankan memerlukan politik dalam menunjang usahanya. 4) Sosial.
Lingkungan
sosial
bank
juga
mempengaruhi
perkembangan bank. Semenjak lahirnya Undang-Undang tahun 1992 yang memungkinkan beroperasinya bank syariah, bank tanpa bunga, maka semenjak itu banyak berdirinya bank syariah atau cabang
syariah.
Gejala
sosial
seperti
ini
akan
banyak
mempengaruhi lingkungan perbankan. 11. Pangsa Pasar Definisi pangsa pasar menurut Assauri (1999: 95) pangsa pasar merupakan besarnya bagian atau luasnya total pasar yang dapat dikuasai oleh suatu
32
perusahaan yang biasanya dinyatakan dengan persentase“ Sedangkan menurut Douglas W. Foster dalam Kusriyanto (2001: 45) pangsa pasar adalah memecah-mecah suatu keseluruhan yang heterogen menjadi bagian yang homogen yang mencakup para pelanggan yang mempunyai kepentingan yang sama untuk tujuan yang berbeda-beda. Dari definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan pangsa pasar adalah besarnya bagian pasar yang dikuasai oleh suatu perusahaan. Dengan kata lain penguasaan suatu produk terhadap pasar atau besarnya jumlah produk yang diminta yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dibandingkan dengan jumlah permintaan di pasar. Pangsa pasar ini dapat dipecah-pecah menurut wilayah politis, kawasan geografis yang lebih besar, ukuran, pelanggan, tipe pelanggan, dan teknologinya. Pangsa pasar ini biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase (%), perhitungan untuk pangsa pasar (market share)
BAB III LAPORAN OBJEK
A. Gambaran Umum 1. Sejarah Bank Syariah Mandiri Salatiga Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya. Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha
keluar
dari
situasi
tersebut
dengan
melakukan
upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.
33
34
Pada
saat
bersamaan,
pemerintah
melakukan
penggabungan
(merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU Nomor 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system). Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, Nomor 23 tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI
35
Nomor 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. Pada tahun-tahun selanjutnya mulai didirikan Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu Bank Syariah Mandiri di berbagai kota di Indonesia. Bank Syariah Mandiri Salatiga berdiri dan beroperasi pada tanggal 10 Januari 2011 dengan beralamat kantor di di Ruko Diponegoro A6 A7 Jl. Diponegoro 77 Salatiga. Bank Syariah Mandiri Salatiga hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri. 2. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri a. Visi Menjadi Bank Syariah Tepercaya Pilihan Mitra Usaha. b. Misi 1) Mewujudkan
pertumbuhan
dan
keuntungan
yang
berkesinambungan 2) Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM
36
3) Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat 4) Mengembangkan nilai-nilai syariah universal 5) Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat. 3. Nilai Perusahaan Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak pertengahan 2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang disepakati bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai Bank Syariah Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared Values Bank Syariah Mandiri disingkat “ETHIC”. a. Excellence: Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan berkesinambungan. b. Teamwork: Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi. c. Humanity: Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius. d. Integrity: Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji. e. Customer Focus: Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan Bank
Syariah
menguntungkan.
Mandiri
sebagai
mitra
yang
terpercaya
dan
37
4. Logo Bank Syariah a. Logo 1
Gambar 3.1 Logo Bank Syariah 1
b. Logo 2
Gambar 3.2 Logo Bank Syariah 2
5. Filosofi perbankan syariah Perbankan syariah merupakan bagian dari ekonomi syariah, di mana ekonomi syariah merupakan bagian dari muamalat (hubungan antara manusia dengan manusia). Oleh karena itu, perbankan syariah tidak bisa dilepaskan dari Al-Qur`an dan as sunnah sebagai sumber hukum Islam. Perbankan syariah juga tidak dapat dilepaskan dari paradigma ekonomi syariah.
38
Berikut beberapa paradigma ekonomi syariah: a. Tauhid. Dalam pandangan Islam, salah satu misi manusia diciptakan adalah untuk menghambakan diri kepada Allah SWT: ”Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (51:56). Pengembangan diri ini merupakan realisasi tauhid seorang hamba kepada Pencipta-Nya. Konsekuensinya, segenap aktivitas ekonomi dapat bernilai ibadah jika diniatkan untuk mendekatkan diri kepada-Nya. b. Allah SWT sebagai pemilik harta yang hakiki. Prinsip ekonomi syariah memandang bahwa Allah SWT adalah pemilik hakiki dari harta. ” Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi…” (2:284). Manusia hanya mendapatkan titipan harta dari-Nya, sehingga cara mendapatkan dan membelanjakan harta juga harus sesuai dengan aturan dari pemilik hakikinya, yaitu Allah SWT. c. Visi global dan jangka panjang. Ekonomi syariah mengajarkan manusia untuk bervisi jauh ke depan dan memikirkan alam secara keseluruhan. Ajaran Islam menganjurkan ummatnya untuk mengejar akhirat yang merupakan kehidupan jangka panjang, tanpa melupakan dunia: ”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (28: 77).
39
Risalah Islam yang diturunkan kepada Muhammad SAW pun mengandung rahmat bagi alam semesta: ”Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (23:107). Dengan demikian dalam dimensi waktu, ekonomi syariah mempertimbangkan dampak jangka panjang, bahkan hingga kehidupan setelah dunia (akhirat). Sedangkan dalam dimensi wilayah dan cakupan, manfaat dari ekonomi syariah harus dirasakan bukan hanya oleh manusia, melainkan alam semesta. d. Keadilan. Allah SWT telah memerintahkan berbuat adil: ”Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil” (4: 48). Bahkan, kebencian seseorang terhadap suatu kaum tidak boleh dibiarkan sehingga menjadikan orang tersebut menjadi tidak adil: ”Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (5:8). e. Akhlaq mulia. Islam menganjurkan penerapan akhlaq mulia bagi setiap manusia. bahkan Rasulullah SAW pernah menyatakan bahwa: ”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia” (HR. Malik). Termasuk saat mereka beraktivitas dalam ekonomi. Akhlaq mulia semisal ramah, suka menolong, rendah hati, amanah, jujur sangat menopang aktivitas ekonomi tetap sehat. Contoh
40
terbaik dalam akhlaq adalah Muhammad SAW, sehingga Allah SWT memuji beliau: ”Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” (68:4). Sebelum diangkat menjadi Rasul, Muhammad sangat dipercaya oleh kaumnya sehingga diberi gelar ’al Amin’ (yang terpercaya). Hasilnya, beliau menjadi pengusaha yang sukses. f. Persaudaraan. Islam memandang bahwa setiap orang beriman adalah bersaudara: ”Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara..” (49:10). Konsep persaudaraan mengajarkan agar orang beriman bersikap egaliter, peduli terhadap sesama dan saling tolong menolong. Islam juga mengajarkan agar perbedaan suku dan bangsa bukanlah untuk dijadikan sebagai pertentangan, melainkan sebagai sarana untuk saling mengenal dan memahami: ”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.” (49:13). 6. Operasional Bank Syariah Mandiri Salatiga Bank Syariah Mandiri Salatiga sejak berdiri dan sejak mulai beroperasi (10 Januari 2011) menjalankan fungsi yang sama dengan perbankan konvensional, yaitu sebagai lembaga intermediasi (penyaluran), dari nasabah pemilik dana (shahibul mal) dengan nasabah yang membutuhkan dana. Namun, nasabah dana dalam bank syariah diperlakukan sebagai investor dan/atau penitip dana. Dana tersebut disalurkan perbankan syariah kepada nasabah pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal kerja) maupun konsumtif.
41
Dari pembiayaan tersebut, bank syariah akan memperoleh bagi hasil/marjin yang merupakan pendapatan bagi bank syariah. Jadi, nasabah pembiayaan akan membayar pokok + bagi hasil/marjin kepada bank syariah. Pokok akan dikembalikan sepenuhnya kepada nasabah dana sedangkan bagi hasil/marjin akan dibagi hasilkan antara bank syariah dan nasabah dana, sesuai dengan nisbah yang telah disepakati. Artinya dalam bank syariah, dana dari nasabah pendanaan harus diusahakan terlebih dahulu untuk menghasilkan pendapatan. Pendapatan itulah yang akan dibagi hasilkan untuk keuntungan bank syariah dan nasabah dana. 7. Skema-skema produk Bank Syariah Mandiri Salatiga Dalam operasionalnya, bank syariah menggunakan beberapa skema yang bersesuaian dengan syariah sebagaimana dijelaskan sbb.: a. Pendanaan/Penghimpunan dana: Wadiah dan mudharabah. 1) Wadiah (titipan) Dengan skema wadiah, nasabah menitipkan dananya kepada bank syariah. Nasabah memperkenankan dananya dimanfaatkan oleh bank syariah untuk beragam keperluan (yang sesuai syariah). Namun bila nasabah hendak menarik dana, bank syariah berkewajiban untuk menyediakan dana tersebut. Umumnya skema wadiah digunakan dalam produk giro dan sebagian jenis tabungan. BSM
menggunakan
skema
ini
untuk
BSM
Giro,
BSM
TabunganKu dan BSM Tabungan Simpatik. 2) Mudharabah (investasi) Dengan skema mudharabah, nasabah menginvestasikan dananya kepada bank syariah untuk dikelola. Dalam skema ini, BSM
42
berfungsi sebagai manajer investasi bagi nasabah dana. Nasabah mempercayakan pengelolaan dana tersebut untuk keperluan bisnis yang menguntungkan (dan sesuai syariah). Hasil keuntungan dari bisnis tersebut akan dibagi hasilkan antara nasabah dana dengan BSM
sesuai
nisbah
yang
telah
disepakai
di
muka.
BSM menggunakan skema ini untuk BSM Deposito, Tabungan BSM, BSM Tabungan Berencana, BSM Tabungan Mabrur, BSM Tabungan Investa Cendekia dan BSM Tabungan Kurban. b. Pembiayaan/
penyaluran
dana:
Murabahah,
ijarah,
istishna,
mudharabah, musyarakah . 1) Murabahah Merupakan akad jual beli antara nasabah dengan bank syariah. Bank syariah akan membeli barang kebutuhan nasabah untuk kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah dengan marjin yang telah disepakati. Harga jual (pokok pembiayaan + marjin) tersebut akan dicicil setiap bulan selama jangka waktu yang disepakati antara nasabah dengan bank syariah. Karena harga jual sudah disepakati di muka, maka angsuran nasabah bersifat tetap selama jangka waktu pembiayaan. Hampir seluruh pembiayaan konsumtif BSM (BSM Griya, BSM Oto) menggunakan skema ini. Skema ini juga banyak dipergunakan BSM dalam pembiayaan modal kerja atau investasi yang berbentuk barang. Sekitar 70% pembiayaan bank syariah menggunakan skema murabahah.
43
2) Ijarah Merupakan akad sewa antara nasabah dengan bank syariah. Bank syariah membiayai kebutuhan jasa atau manfaat suatu barang untuk kemudian disewakan kepada nasabah. Umumnya, nasabah membayar sewa ke bank syariah setiap bulan dengan besaran yang telah disepakati di muka. BSM mengaplikasikan skema ini pada BSM Pembiayaan Eduka (pembiayaan untuk kuliah) dan BSM Pembiayaan
Umrah.
Beberapa
pembiayaan
investasi
juga
menggunakan skema ijarah, khususnya skema ijarah muntahiya bit tamlik (IMBT). 3) Istishna Merupakan akad jual beli antara nasabah dengan bank syariah, namun barang yang hendak dibeli sedang dalam proses pembuatan. Bank syariah membiayai pembuatan barang tersebut dan mendapatkan pembayaran dari nasabah sebesar pembiayaan barang ditambah dengan marjin keuntungan. Pembayaran angsuran pokok dan marjin kepada bank syariah tidak sekaligus pada akhir periode, melainkan dicicil sesuai dengan kesepakatan. Umumnya bank syariah memanfaatkan skema ini untuk pembiayaan konstruksi. 4) Mudharabah Merupakan akad berbasis bagi hasil, di mana bank syariah menanggung sepenuhnya kebutuhan modal usaha/investasi.
44
5) Musyarakah Merupakan akad berbasis bagi hasil, di mana bank syariah tidak menanggung
sepenuhnya
kebutuhan
modal
usaha/investasi
(biasanya sekitar 70% sampai dengan 80%). 6) Lainnya c. Jasa: Wakalah, rahn, kafalah, sharf . 1) Wakalah Wakalah berarti perwalian/perwakilan. Artinya BSM bekerja untuk mewakili
nasabah
dalam
melakukan
suatu
hal.
BSM
mengaplikasikan skema ini pada beragam layanannya semisal transfer uang, L/C, SKBDN dsb. 2) Rahn Rahn bermakna gadai. Artinya bank syariah meminjamkan uang (qardh) kepada nasabah dengan jaminan yang dititipkan nasabah ke bank syariah. Bank syariah memungut biaya penitipan jaminan tersebut untuk menutup biaya dan keuntungan bank syariah. BSM mengaplikasikan skema ini pada BSM Gadai Emas iB. 3) Kafalah Dengan skema kafalah, bank syariah menjamin nasabahnya. Bila terjadi sesuatu dengan nasabah, bank syariah akan bertanggung jawab
kepada
pihak
ke-3
sesuai
kesepakatan
awal.
BSM mengaplikasikan skema ini pada produk BSM Bank Garansi.
45
4) Sharf Merupakan jasa penukaran uang. BSM mengaplikasikan skema ini untuk layanan penukaran uang Rupiah dengan mata uang negara lain, semisal US$, Malaysia Ringgit, Japan Yen dsb.
B. Data-Data Deskriptif 1. Susunan Organisasi. Struktur organisasi BSM Salatiga disesuaikan dengan keragaman layanan yang ditawarkan, keahlian personilnya dan peraturan-peraturan perundangan-undangan yang berlaku. BSM Salatiga mengorganisasikan fungsi-fungsinya untuk melayani nasabahnya atau menempatkan karyawan yang ada atau karyawan baru sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Struktur organisasi BSM Salatiga mencerminkan pandangan manajemen tentang cara yang paling efektif untuk mengoperasikan bank. Struktur organisasi BSM Salatiga sebagaimana berikut ini:
46
KEPALA CABANG
DPK
(Sri Wiyono Aji Nugroho) PKP pelaksana
Marketing Manager
Fanding officer
Operation Manager (Arief Yanuar)
KCP Pembantu
Kantor kas
Fanding officer
Kantor kas
Fanding officer
CS (Johan Anton Permadi)
Teller (reni Mayasari)
Admin Pembiayaan (Haryanto)
Pelaksana Marketing Support
Yosep Sapari
Rifqi aditya
Ganis
Dewi
Gambar 3.3 Struktur Organisasi BSM Salatiga
Pelaksana D &C (Miranti Tyas Utami)
Pelaksana SDI & GA (Miranti Tyas Utami)
47
2. Ruang Lingkup Kegiatan BSM Salatiga a. Budaya Bank Syariah Mandiri Bank Syariah Mandiri sebagai bank yang beroperasi atas dasar prinsip syariah Islam menetapkan budaya perusahaan yang mengacu kepada sikap akhlaqul karimah (budi pekerti mulia), yang terangkum dalam lima pilar yang disingkat SIFAT, yaitu : 1) Siddiq (Integritas), menjaga martabat dengan integritas. Awali dengan niat dan hati tulus, berpikir jernih, bicara benar, sikap terpuji dan perilaku teladan. 2) Istiqamah (Konsistensi), konsisten adalah kunci menuju sukses. Pegang teguh komitmen, sikap optimis, pantang menyerah, kesabaran dan percaya diri. 3) Fathanah (Profesionalisme), profesional adalah gaya kerja kami. Semangat belajar berkelanjutan, cerdas, inovatif, terampil dan adil. 4) Amanah (tanggung jawab), terpercaya karena penuh tanggung jawab. Menjadi terpercaya, cepat tanggap, objektif, akurat dan disiplin. 5) Tabligh
(Kepemimpinan),
kepemimpinan
berlandaskan
Kasihsayang selalu transparan, membimbing, visioner, komunikatif dan memberdayakan. b. Prinsip-Prinsip Operasional Bank Syariah Mandiri 1) Keadilan
Bank Syariah Mandiri memberikan bagi hasil, transfer prestasi dari mitra usaha dalam porsi yang adil sesuai dengan fitrah alam.
48
2) Kemitraan
Posisi nasabah investor, pengguna dana bank berada dalam hubungan sejajar sebagai mitra usaha yang saling menguntungkan dan bertanggung-jawab, di mana bank syariah “X” benar-benar berfungsi sebagai intermediary institusion lewat skim-skim pembiayaan yang dimilikinya. 3) Keterbukaan
Melalui
laporan
keuangan
bank
yang
terbuka
secara
berkesinambungan, nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan dana dan kualitas manajemen bank. 4) Universalitas
Bank Syariah Mandiri dalam mendukung operasionalnya tidak membeda-bedakan suku, agama, ras dan golongan dalam masyarakat dengan prinsip islam sebagai rahmatan lil alamin. 3. Perkembangan Pendanaan/Dana Pihak Ketiga/Nasabah Perkembangan pendanaan BSM Mandiri Salatiga dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.1 Perkembangan Pendanaan BSM Salatiga No
Keterangan
1. Giro 2. Tabungan Simpatik 3. Tabungan Mudharabah 4. Tabungan Mabrur 5. Tabungan Investa Cendikia 6. Tabungan Berencana 7. Deposito Jumlah Sumber: BSM Salatiga, Juli 2011
Per-30 Juni 2011 Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
1.274.125.314 282.126.291 9.361.539.930 163.132.906 5.516.997 26.821.354 998.525.403 12.111.788.195
49
4. Perkembangan Pembiayaan Tabel 3.2 Perkembangan Pembiayaan BSM Salatiga No
Keterangan
Per-30 Juni 2011
1. Murabah 2. Mudharabah 3. Musyarakah 4. Talangan Haji Jumlah Sumber: BSM Salatiga, Juli 2011
Rp. 3.415.228.417 Rp. 3.685.606.392 Rp. 1.173.270.986 Rp. 2.102.000.000 Rp. 10.376.105.795
5. Strategi Pemasaran BSM Salatiga Dari hasil pengamatan pada obyek, wawancara dan membaca literatur, brosur, leaflet serta internet dapat disajikan data-data deskriptif Bank Syariah mandiri Salatiga yang berkaitan dengan strategi pemasaran, marketing mix dan faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran sebagai berikut: a. Produk-produk Bank Syariah Mandiri Salatiga Dari wawancara dengan Ibu Dewi (Bagian Marketing) dikatakan bahwa, “Sama halnya dengan bank konvensional, produk yang dihasilkan dalam perbankan syariah bukan berupa barang, melainkan berupa jasa. Ciri khas jasa yang dihasilkan haruslah mengacu kepada nilai-nilai syariah atau yang diperbolehkan dalam Al-quran”. Sebagaimana dikatakan oleh Bapak Johan Anton Permadi (CS) faktor-faktor yang mempengaruhi pemasaran produk BSM Salatiga antara lain kondisi lapisan masyarakat yang sebagian besar adalah muslim menaruh perhatian terhadap kegiatan-kegiatan perusahaan,, karena kegiatan perusahaan antara lain pengenalan produk baru, gerai produk, dan
50
promosi penjualan mempengaruhi minat kelompok lain, dapat sebagai pendorong kemampuan perusahaan untuk mencapai sasarannya. Yang pada akhirnya mereka tahu bahwa produk BSM Salatiga mempunyai keunikan dibandingkan dengan produk bank konvensional. b. Harga dan Prinsip Bagi Hasil Berdasarkan wawancara penulis dengan Bapak Arief Yanuar selaku Operation Manager diketahui bahwa perbedaan dengan bank konvensional adalah adanya prinsip bagi hasil bukannya dengan metode bunga bank. Faktor inilah yang menjadikan Bank Syariah Mandiri Salatiga unggul dari bank konvensional, yang perlu dijadikan ujung tombak strategi pemasarannya adalah faktor keyakinan bahwa bunga bank bertentangan dengan agama Islam dan prinsip bagi hasil merupakan solusi masalah perbankan di Indonesia yang sebagian besar adalah muslim. Seperti juga dikatakan oleh Miranti Tyas Utami (Pelaksana D&C) bahwa keunikan BSM yaitu prinsip bagi hasil merupakan keunikan BSM yang harusnya menjadikan keunggulan bagi pemasaran BSM jika dilihat dari
faktor
demografis/kependudukan
dan
lingkungan
kehidupan
bermasyarakat yang menunjukkan keadaan suatu kelompok masyarakat mempunyai aturan kehidupan, norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat dan agama. Apabila kita melihat dari faktor ini, maka dari segi prinsip keagamaan BSM Salatiga peluang pengembangan pasar yang luas.
51
c. Tempat/Distribusi Produk BSM Salatiga “Mendirikan unit pelayanan perbankan syariah hingga ke pelosok desa adalah sebuah keharusan jika ingin memperoleh pasar yang baru,” sebagaimana di kemukakan oleh Ibu Ganis (marketing). Selanjutnya juga dikatakan bahwa, “Pelayanan Bank Syariah Mandiri Salatiga dengan dukungan peralatan teknologi dan komunikasi yang semakin canggih, bisa dilakukan di mana saja, kapan saja, tanpa harus mendatangi kantor pelayanan, yaitu cukup melalui mesin ATM, Internet, Telepon maka nasabah akan lebih tertarik menggunakan jasa BSM Salatiga.” Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa kemudahan memperoleh/penggunaan produk dalam kaitannya dengan lokasi dan perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi, dapat dijadikan sebagai faktor untuk mendukung pemasaran Bank Syariah Mandiri Salatiga. d. Promosi Seperti dikatakan oleh Ibu Dewi (bagian marketing), kegiatan promosi yang dilakukan BSM Salatiga meliputi: penyebaran leaflet, brosur, iklan di surat kabar, melakukan promosi door to door ke instansi-instansi/lembagalembaga, gerai produk pada acara-acara tertentu, lebih lanjut promosi merupakan kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk mengenalkan produk BSM Salatiga dan memberikan informasi kepada masyarakat, yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah nasabah BSM Salatiga.
52
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bapak Rifqi Aditya (staf marketing) bahwa kegiatan promosi BSM Salatiga merupakan kegiatan untuk menjaring konsumen baru dari berbagai kalang, misalnya untuk kalangan PNS dilakukan melalui sale promotion seperti pemberian bonus terhadap nasabah baru dengan setoran minimal yang telah ditentukan, hal itu dilakukan melalui kunjungan instansi oleh tim marketing BSM Salatiga. 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemasaran Dari wawancara dengan Ibu Dewi (Bagian Marketing) disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran produk BSM terdiri dari: a. Faktor pesaing, dalam hal ini adalah produk dari bank konvensional, di mana BSM Salatiga dituntut untuk dapat memberikan produk dan layanan yang mempunyai keunggulan dibanding dengan produk pesaing. b. Faktor masyarakat/nasabah, BSM Salatiga juga memperhatikan sejumlah besar lapisan masyarakat yang tentu menaruh perhatian terhadap kegiatan-kegiatan BSM, karena kegiatan perusahaan pasti mempengaruhi minat masyarakat dalam pertimbangan untuk menjadi nasabah. c. Faktor penduduk, jumlah penduduk dan komposisi penduduk menurut agama sangat mempengaruhi pemasaran BSM Salatiga, karena sampai saat ini masyarakat masih mempunyai pemikiran bahwa Bank Syariah Salatiga adalah bank bagi orang Islam, pendapat tersebut tidak benar
53
100%, karena BSM Salatiga terbuka untuk umum dari golongan, suku dan agama apapun. d. Faktor teknologi, teknologi yang berkembang sangat cepat menuntut kita memperkenalkan produk-produk BSM Salatiga yang sudah mengaplikasikan teknologi, seperti penggunaan ATM, Internet, Mobile Banking dan SMS Banking.
BAB IV ANALISIS
Dalam bab ini dipaparkan hasil telaah terhadap informasi-informasi obyek (Bank Syariah Mandiri Salatiga) pada bab III dan menganalisisnya berdasarkan Kajian Pustaka pada Bab II, khususnya terfokus pada obyek permasalahan yaitu strategi peningkatan pangsa pasar Bank Syariah Mandiri Salatiga ditinjau dari segi marketing mix (product, price, place dan promotion).
A. Strategi Marketing Mix Sebagai sarana peningkatan pangsa pasar Bank Syariah Mandiri Salatiga dapat dilakukan dengan
mengaplikasikan konsep marketing
mix (bauran pemasaran) untuk melakukan meningkatkan pangsa pasar. Dalam bauran pemasaran diperlukan beberapa strategi terhadap masing-masing komponen yang terdiri atas product (produk), price (harga), place (tempat atau saluran distribusi), dan promotion (promosi). Dari keempat komponen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Product (produk) Persamaan dengan bank konvensional, produk yang dihasilkan di Bank Syariah Mandiri Salatiga berupa jasa, namun ciri khas produk/jasa dari Bank Syariah Mandiri Salatiga adalah produk/jasa yang mengacu kepada nilai-nilai syariah atau yang diperbolehkan dalam Al-quran. Agar dapat lebih menarik minat konsumen terhadap jasa perbankan yang
54
55
dihasilkan, maka produk tersebut harus memaksimalkan karakteristik yang dimiliki Perbankan Syariah. Dalam
persaingan
yang
semakin
tajam,
program-program
pengembangan kualitas produk bagi pengembangan kualitas untuk kepuasan nasabah menjadi hal yang bersifat fardlu ’ain (wajib secara individual). Dalam situasi tersebut, sikap dan perilaku nasabah kritis dan cerdas. Bank Syariah Mandiri berpandangan bahwa produk akan semakin bermakna apabila dapat memberikan solusi yang tepat terhadap masalah yang dihadapi nasabah. Kesamaan produk Bank Syariah Mandiri Salatiga dengan bank konvensional adalah sama-sama menjual jasa. Namun keunikan produk dari Bank Syariah Mandiri Salatiga adalah nilai-nilai syariah yang terkandung di setiap produknya. Dengan keunikan/perbedaan dengan jasa perbankan konvensional sudah seharusnya menjadikan daya tarik tersendiri bagi nasabah. Hal penting yang harus diperhatikan dalam produk jasa Bank Syariah Mandiri Salatiga adalah atribut yang menyertai, seperti: kemudahan, sistem, prosedur dan pelayanan yang menyertai produk tersebut. 2. Price (Harga) Pengertian harga dalam Bank Syariah Mandiri dapat diartikan dengan melihat seberapa besar pengorbanan yang dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan sebuah manfaat dalam bentuk jasa yang setimpal atas pengorbanan yang telah dikeluarkan oleh konsumen. Jasa yang ditawarkan
56
oleh Bank Syariah Mandiri mampu memberikan sebuah nilai tambah (keuntungan) dibandingkan dengan Perbankan Konvensional. Nilai tersebut antara lain adalah adanya prinsip bagi hasil bukannya dengan metode bunga (faktor keyakinan bahwa bunga bank bertentangan dengan agama). Faktor inilah yang menjadikan Bank Syariah Mandiri unggul dari bank konvensional, sehingga sudah semestinya prinsip bagi hasil ini perlu ditindaklanjuti dengan strategi informasi dan sosialisasi kepada masyarakat, di mana kita ketahui bahwa masyarakat Indonesia sebagian besar adalah muslim. Penerapan prinsip-prinsip syariah yang mengutamakan cara-cara yang diperkenankan (halal), serta menjauhi cara-cara yang meragukan (subhat), apalagi yang dilarang dalam Islam (haram). Bank Syariah Mandiri Salatiga menggunakan sistem bagi hasil, berbeda dengan bank konvensional dalam bentuk suku bunga, baik untuk produk simpanan maupun pinjaman. Hal ini menjadikan keunggulan Bank Syariah Mandiri Salatiga, namun masih diperlukan kegiatan sosialisasi yang berkelanjutan kepada masyarakat agar lebih mengetahui, memahami dan akhirnya tertarik untuk menjadi nasabah di Bank Mandiri Salatiga. 3. Place (saluran distribusi/tempat) Tempat/saluran distribusi berkaitan dengan kemudahan memperoleh produk di pasar dan tersedia saat nasabah mencarinya. Saluran distribusi Bank Syariah Mandiri memperlihatkan berbagai kegiatan yang dilakukan untuk menjadikan produk atau jasa dapat diperoleh dan tersedia bagi
57
nasabah. Menjadi hal yang sangat penting mengenai tempat produk tersebut mudah ditemukan/digunakan oleh nasabah. Bank Syariah Mandiri tidak akan berhasil jika tidak didukung oleh tempat atau saluran distribusi yang baik untuk menjual jasa yang ditawarkan kepada nasabah. Salah satu caranya adalah unit pelayanan perbankan syariah di daerah-daerah, ATM di berbagai tempat, lokasi kantor bank yang mudah dijangkau/strategis, kondisi dan suasana kantor/gedung, fasilitas tempat parkir dan sebagainya. Dari segi place (saluran distribusi/tempat) yang merupakan efek dari timbulnya bermacam-macam tuntutan dan kebutuhan nasabah dalam menggunakan jasa bank, Bank Syariah Mandiri tidak hanya mengandalkan distributor konvensional (dalam hal ini hanya melalui/harus datang ke kantor bank untuk melakukan transaksi perbankan), namun telah memberikan berbagai pilihan bagi konsumen dalam mendapatkan/ menggunakan jasanya. Saluran distribusi produk dan jasa Bank Syariah Mandiri, berupa strategi lokasi kantor bank, ATM di tempat yang strategis, sehingga nasabah dapat melakukan berbagai transaksi, seperti pengambilan uang tunai, pembayaran rekening listrik, telepon dan lain-lain. Dengan semakin majunya teknologi, saluran distribusi dapat dilakukan melalui saluran telekomunikasi seperti telepon dan jaringan internet tanpa harus mendatangi kantor bank.
58
Masyarakat yang lebih berpikiran maju dan didukung oleh teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih, merupakan celah bagi Bank Syariah Mandiri Salatiga dalam pengembangan strategi layanan dan pemasaran dengan penggunaan teknologi dan informasi seperti: ATM, BSM Net Banking, BSM Mobile Banking dan BSM SMS Banking. 4. Promotion (promosi) Aspek penting dari marketing mix lainnya adalah mengenai promosi. Bagaimana suatu produk akan dikenalkan ke pasar agar nasabah tertarik untuk membelinya/menggunakan jasanya. Salah satu cara berpromosi efektif adalah dengan beriklan. Untuk mendapatkan efektivitas beriklan sebaiknya dilakukan pemilihan media iklan yang benar-benar cocok dengan karakter target pasar dari produk. Promotion (promosi) harus menjadi salah satu faktor pendukung kesuksesan Bank Syariah Mandiri. Fakta yang ada saat ini adalah sering kali kita menemui bahwa masih adanya anggota masyarakat tidak mengetahui dengan jelas apakah yang dimaksud Bank Syariah. Oleh karena itu sosialisasi atau promosi yang sudah dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Salatiga harus lebih ditingkatkan agar dapat meningkatkan pangsa pasar Bank Syariah Mandiri Salatiga. Kegiatan promosi yang dilakukan adalah menyampaikan berbagai informasi produk yang ditawarkan untuk dapat diketahui oleh nasabah, antara lain meliputi: nama produk, manfaat produk, keunggulan produk, ciri
59
khas dari produk, bagaimana cara memperolehnya, di mana bisa didapat, dan apa yang menjadi daya tarik produk tersebut. Kegiatan promosi pada produk dan jasa Bank Syariah Mandiri Salatiga yang dilakukan telah memberikan hasil yang baik, yang masih perlu dilakukan secara berkesinambungan adalah: a. Advertising/periklanan, melalui media cetak dan elektronik. b. Sales promotion/promosi penjualan, melalui pemberian bonus/hadiah kepada nasabah baru dengan jumlah setoran awal tertentu. c. Personal selling/penjualan perorangan, melakukan promosi door to door ke lembaga-lembaga, instansi pemerintah dan lokasi-lokasi tertentu, disesuaikan dengan produk Bank Syariah mandiri Salatiga yang ada, misalnya: -
promosi mengenai Kredit Usaha Rakyat (KUR) dilakukan dengan mendatangi koperasi-koperasi.
-
Promosi produk BSM Pembiayaan Haji kepada kelompok-kelompok pengajian.
d. Publicity/publisitas, dengan penyebaran brosur, leaflet kepada pasar sasaran yang dituju, gerai produk pada event (waktu) tertentu yang melibatkan banyak orang. Dari kegiatan promosi tersebut, yang harus lebih ditingkatkan adalah Personal selling/penjualan perorangan, melakukan promosi door to door dan publisitas dengan gerai produk, karena dari pengamatan kedua cara promosi tersebut dapat memberikan hasil yang dapat diukur secara langsung.
60
Namun kegiatan promosi Bank Syariah Mandiri Salatiga yang lain (seperti: iklan dan sales promotion) bukannya tidak penting, karena kegiatan promosi tersebut dapat dipergunakan untuk menginformasikan keberadaan bank beserta produknya, serta mempromosikan produk-produk unggulan.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Pemasaran Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran produk BSM terdiri dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Faktor pesaing Memonitor segala kegiatan pesaing dalam kegiatan pemasaran yang dilaksanakannya sangat diperlukan, hal ini sangat diperlukan agar BSM Salatiga mengetahui apakah strategi mereka akan mempunyai dampak terhadap pasar BSM Salatiga. Dengan memonitor strategi pemasaran pesaing, BSM Salatiga dapat merumuskan strategi pemasaran yang baru dalam menghadapi pesaing. 2. Faktor masyarakat/nasabah BSM Salatiga harus memperhatikan faktor nasabah, dengan melakukan survey terhadap nasabah berkaitan dengan kegiatan-kegiatan BSM, produk BSM Salatiga dan pelayanan, sehingga BSM Salatiga dapat mengetahui apa yang dikehendaki masyarakat/nasabah dari produk BSM Salatiga. 3. Faktor penduduk Jumlah penduduk dan komposisi penduduk menurut agama sangat mempengaruhi pemasaran BSM Salatiga, karena sampai saat ini sebagian
61
besar masyarakat masih belum mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai Bank Syariah Salatiga, di mana BSM Salatiga adalah bank yang terbuka serta diperuntukkan hanya bagi umum dari semua golongan, suku dan agama apapun. 4. Faktor teknologi, Peran teknologi dalam dunia Bank Syariah Mandiri Salatiga sangatlah mutlak diperlukan, dimana kemajuan suatu sistem perbankan dengan penggunaan teknologi informasi yang maju. Di Bank Syariah Mandiri Salatiga penerapan teknologi bertujuan selain untuk memudahkan operasional intern perusahaan, juga bertujuan untuk semakin memudahkan pelayanan terhadap nasabah. Apalagi untuk saat ini, khususnya dalam dunia perbankan hampir semua produk yang ditawarkan kepada nasabah serupa, sehingga persaingan yang terjadi dalam dunia perbankan adalah bagaimana memberikan produk yang serba mudah dan serba cepat, antara lain dengan penggunaan teknologi, seperti penggunaan ATM, Internet, Mobile Banking dan SMS Banking.
C. Perkembangan Pendanaan dan Pembiayaan 1. Perkembangan Pendanaan/Dana Pihak Ketiga/Nasabah Perkembangan pendanaan BSM Mandiri Salatiga dapat dilihat pada tabel berikut ini:
62
Tabel 4.1 Perkembangan Pendanaan BSM Salatiga No
Keterangan
1. Giro 2. Tabungan Simpatik 3. Tabungan Mudharabah 4. Tabungan Mabrur 5. Tabungan Investa Cendikia 6. Tabungan Berencana 7. Deposito Jumlah Sumber: BSM Salatiga, Juli 2011
Per-30 Juni 2011 Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
1.274.125.314 282.126.291 9.361.539.930 163.132.906 5.516.997 26.821.354 998.525.403 12.111.788.195
Dari tabel tersebut di atas menunjukkan perkembangan yang baik dari segi pendanaan, hal ini ditunjukkan dari dana pihak ketiga/nasabah di BSM Salatiga selama 6 bulan beroperasi sejumlah Rp. 12.111.788.198,-. Dana nasabah yang paling banyak pada Tabungan BSM Mudharabah sebesar 9.361.539.930,- atau sebesar 77,29% dari jumlah pendanaan di BSM Salatiga, pada posisi ini perlu dipertahankan dan usaha peningkatan ke depan. Sedangkan paling sedikit dana nasabah terdapat pada Tabungan Investa Cendikia sebesar Rp. 5.516.997,- atau sebesar 0,05% dari jumlah pendanaan di BSM Salatiga, hal ini diperlukan strategi pemasaran yang lebih intensif dan berkelanjutan dan didukung oleh sosialisasi mengenai kegunaan dan manfaat dari Tabungan Investa Cendikia.
63
2. Perkembangan Pembiayaan Tabel 4.2 Perkembangan Pembiayaan BSM Salatiga No
Keterangan
1. Murabah 2. Mudharabah 3. Musyarakah 4. Talangan Haji Jumlah Sumber: BSM Salatiga, Juli 2011
Per-30 Juni 2011 Rp. 3.415.228.417 Rp. 3.685.606.392 Rp. 1.173.270.986 Rp. 2.102.000.000 Rp. 10.376.105.795
Dari tabel tersebut di atas menunjukkan perkembangan yang baik dari segi pembiayaan, hal ini ditunjukkan dari pembiayaan yang dikelola di BSM Salatiga selama 6 bulan beroperasi sejumlah Rp. 10.376.105.795,-. Pembiayaan yang paling besar pada Pembiayaan Mudharabah sebesar 3.685.606.392,- atau sebesar 35,52% dari jumlah pembiayaan di BSM Salatiga, pada posisi ini perlu usaha peningkatan ke depan melalui strategi peningkatan pemasaran yang lebih intensif . Sedangkan paling sedikit pembiayaan nasabah terdapat pada musyarakat yaitu sebesar Rp. 1.173.270.986,- atau sebesar 11,31% dari jumlah pembiayaan di BSM Salatiga, hal ini diperlukan strategi pemasaran yang berkelanjutan guna meningkatkan pangsa pasar. Strategi Peningkatan Pangsa Pasar Bank Syariah Mandiri Salatiga melalui Strategi marketing mix dan didukung dengan faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran selain akan meningkatkan jumlah nasabah/peningkatan pangsa pasar juga diharapkan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan yang pada akhirnya dapat memberikan manfaat:
64
1.Hubungan antara perusahaan dan nasabahnya menjadi harmonis. 2.Memberikan dasar yang baik bagi nasabah untuk melakukan transaksi perbankan ulang. 3.Membentuk rekomendasi yang baik mengenai Bank Syariah mandiri dari mulut ke mulut yang menguntungkan perusahaan. 4.Mendorong terciptanya loyalitas nasabah. 5.Membangun reputasi baik perusahaan di mata nasabah 6.Meningkatkan laba perusahaan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil analisis Strategi Peningkatan Pangsa Pasar Bank Syariah Mandiri Salatiga, Tinjauan Dari Segi Marketing Mix dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi strategi pemasaran Bank Syariah Mandiri Salatiga dapat disimpulkan: 1. Strategi peningkatan pangsa pasar Bank Syariah Mandiri Salatiga ditinjau dari segi marketing mix: a. Produk
yang
dihasilkan
adalah
sama
dengan
produk
bank
konvensional yaitu jasa, namun keunikan produk Bank Syariah Mandiri Salatiga yang ditawarkan adalah produk/jasa yang mengacu kepada nilai-nilai syariah atau yang diperbolehkan dalam Al-quran. Keunikan produk beserta pelayanan yang bersifat agamis dapat dijadikan strategi pemasaran. b. Bank Syariah Mandiri Salatiga menggunakan sistem bagi hasil, berbeda dengan bank konvensional dalam bentuk suku bunga, baik untuk produk simpanan maupun pinjaman. Hal ini dapat menjadikan strategi pemasaran, di mana kita mayoritas masyarakat Indonesia adalah muslim dengan dukungan faktor keyakinan bahwa bunga bank bertentangan dengan agama Islam.
65
66
c. Salah satu cara peningkatan pangsa pasar dari elemen pemasaran yang berupa place (tempat/saluran distribusi) adalah dengan pengembangan unit pelayanan perbankan syariah di daerah-daerah, ATM di berbagai tempat, lokasi kantor bank yang mudah dijangkau/strategis, kondisi dan suasana kantor/gedung, fasilitas tempat parkir. d. Promosi dan sosialisasi yang sudah dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Salatiga harus lebih ditingkatkan agar dapat meningkatkan pangsa pasar Bank Syariah Mandiri Salatiga. Kegiatan promosi yang dapat dilakukan adalah menyampaikan berbagai informasi produk yang ditawarkan untuk dapat diketahui oleh nasabah, antara lain meliputi: jenis produk, manfaat produk, keunggulan produk, ciri khas dari produk, bagaimana cara memperolehnya, di mana bisa didapat, dan apa yang menjadi daya tarik produk tersebut. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran Bank Syariah Mandiri Salatiga harus dikelola dengan baik dan disesuaikan dengan kebutuhan konsumen serta perkembangan teknologi yang bertujuan selain untuk memudahkan operasional perusahaan, semakin memudahkan pelayanan terhadap nasabah dan kepuasan nasabah.
B. Saran 1. Sosialisasi dan komunikasi harus lebih ditingkatkan, sehingga masyarakat yakin terdapat keunikan pada produk Bank Syariah Mandiri Salatiga.
67
2. Mengadakan pengajian rutin antar nasabah, pengelola, dan pengurus sebagai media promosi yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1998, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan Anonim, 2008,Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 21 Tahun 2008. Tentang. Perbankan Syariah Al-Jaza’iri, Abu Bakr Jabir, 2005, Minhajul Muslim, Beirut: Darul Fikr. Angipora, Marius P. 2002, Dasar-dasar Pemasaran, PT. Raja Larafindo Persada. Jakarta Antonio, Muhammad Syafi’i, 2001, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insani Press, Jakarta. Assauri, 1999, Manajemen Pemasaran, Raja Grafindo Persada; Jakarta Dharmesta, Swastha Basu, Handoko Hani, 2000, Manajemen Pemasaran, Analisa Perilaku Konsumen, Edisi Pertama BPFE, Yogyakarta. Djumhana, Muhammad, 1999, Hukum Perbankan Indonesia, PT. citra Aditya Bakti, Bandung.Kasmir. 2005, Pemasaran Bank, Prenada Media, Jakarta. Komaruddin, Sastradipotra, 2004, Strategi Manajeman Bisnis Perbankan, Kappa Zigma, Bandung Kotler,
Philip. 2000, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol, terjemahan. Edisi kedelapan, jilid I, Prenhallindo, Jakarta.
Kusriyanto. Bambang, 2001, Manajemen Produk dan Pasar, Erlangga, Jakarta Sayyid Sabiq, 2006, Fiqih Sunnah, Jilid 1-2, PT Al-Ma’arif, Bandung. Sumitro, Warkum. 1997, Asas-Asas Perbankan Islam Dan Lembaga-Lembaga Terkait (BAMUI & TAKAFUL) Di Indonesia, RajaGrafindo Persada, Jakarta. Tjiptono, Fandi, 2002, Strategi Pemasaran. Andi, Yogyakarta. Tunjungsari, Ratih Tri, 2008, Strategi Pemasaran Produk Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah Slamet Riyadi Solo, TA Pada UNS Surakarta Wahjono, Sentot Imam, 2010, Manajemen Pemasaran Bank, Graha Ilmu, Yogyakarta Widiyastuti, 2009, Teknik Pemasaran: Marketing Mix Produk BMT Tumang Cabang Ampel, TA pada STAIN Salatiga