STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK BMT Al-MUNAWWARAH DAN BMT AL-FATH IKMI DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN BERSAING
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
SITI KADARWATI NIM: 206046103880
KONSENTRASI PERBANKAN SYAR’AH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H /2014 M
ABSTRAK
Siti Kadarwati. NIM 206046103880. “STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK BMT AL-MUNAWWARAH DAN BMT AL-FATH IKMI DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN BERSAING”. Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah Dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1435/2014 + 79 halaman + lampiran. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif Analitis Deskriptif dan pendekatan dokumen yang bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan produk dalam meningkatkan keunggulan bersaing. Penelitian ini dilakukan ke BMT Al-Munawwarah Pamulang dan BMT Al-Fath IKMI Ciputat. Teknik yang digunakan studi kepustakaan dan studi lapangan. Metode Analisis yang digunakan Deskriptif Analitis dan Deskriptif Kualitatif. Dari hasil penelitian ini yang penulis temukan ialah: Pertama, Pola pengembangan produk BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI samasama mengembangkan fitur produk baru dan mengembangkan variasi mutu. Kedua, Strategi pengembangan produk sama-sama dengan cara modifikasi bauran produk, perluasan lini produk (pengembangan produk baru dan lama yang sudah ada), dan diversifikasi produk (inovasi produk). Bedanya, BMT Al-Fath IKMI juga meningkatkan citra manfaat. Ketiga, aspek kompetitif advantages sama-sama memberikan pelayanan yang terbaik, atribut barang sesuai dengan kehendak mitra/nasabah, memberikan nilai barang atau jasa yang lebih besar daripada uang yang dikeluarkan mitra/nasabah, Produk terbaik di pasar, memasarkan produk baru paling cepat, lokasi yang strategis. Bedanya, BMT Al-Fath IKMI juga memberikan harga jual paling murah.
Kata Kunci
: Strategi, Pengembangan Produk, BMT, Keunggulan Bersaing.
Dosen Pembimbing
: Afwan Faizin, MA.
Daftar Pustaka
: Tahun 1992 sampai Tahun 2014.
v
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmannirrahim Alhamdulillahirabbil’alamin, Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena dengan segala rahmat, taufik, hidayah dan ridho-Nya yang senantiasa memberikan pertolongan dan petunjuk yang tiada batasnya kepada seluruh umatnya, termasuk kepada penulis yang hingga akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu kita curahkan pada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, beserta para keluarga, sahabat, dan bahkan umatnya seluruh dunia hingga akhir zaman. Insya Allah dan mudah-mudahan kita pun termasuk salah satu kedalam umatnya. Semoga dengan membaca shalawat beliau kita dapat memperoleh syafaatnya di hari kiamat nanti. Aamiin. Penulis bersyukur setelah proses yang panjang dan melelahkan yang sarat akan gangguan dan hambatan, akhirnya dengan limpahan kasih dan sayang-Nya, penulis
mampu
menyelesaikan
skripsi
ini
yang
berjudul
“Strategi
Pengembangan Produk BMT Al-Munawwarah Dan BMT Al-Fath IKMI Dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi dan melengkapi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) pada jurusan Muamalat Prodi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
vi
Penulis menyadari bahwasanya skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, serta masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis dengan kerendahan hati menerima saran dan kritik dari semua pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, membimbing, dan memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini dari awal hingga selesai skripsi ini. Ucapan terima kasih saya tujukan kepada: 1. Bpk. Dr. H.J.M Muslimin, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bpk. H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., MH., Ketua Jurusan Muamalat (Ekonomi Islam), Bpk. Mu’min Rouf, MA. Selaku Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), serta staff-staff di Program Studi Muamalat. 3. Bpk. Afwan Faizin, MA, Dosen pembimbing skripsi yang senantiasa membimbing penulis dan senantiasa meluangkan waktu dan tenaganya kepada
penulis
untuk
memberikan
masukan-masukannya,
dan
mengarahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 4. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis semasa kuliah, semoga amal kebaikannya mendapat balasan disisi Allah SWT. 5. Seluruh staff dan karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, staff dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah atas vii
kerjasamanya dalam memberikan pelayanan terbaik dalam pengumpulan materi skripsi yang diperlukan. 6. Seluruh Pimpinan, Pengurus dan Pengelola BMT Al-Munawwarah terutama kepada Ibu. Sumirah Almisani selaku Manager Operasional, yang telah banyak membantu penulis untuk melakukan penelitian baik permohonan
data
maupun
wawancara
yang
dibutuhkan
dalam
penyelesaian skripsi ini. 7. Seluruh Pimpinan, Pengurus dan Pengelola BMT Al-Fath IKMI terutama kepada Bpk.Suryadi selaku Kepala Bagian Operasional, yang telah banyak membantu penulis untuk melakukan penelitian baik permohonan data maupun wawancara yang dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi ini. 8. Kedua Orang Tuaku, Ayahanda Alm. Maghfur dan Ibu Rochmanah, atas segala do’a, pengorbanan, pengertian, ribuan kasih saying dan cintanya yang tidak terbatas, serta keringat dan cucuran air mata yang telah banyak mengalir. Tiada kata yang sanggup untuk dilukiskan. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang terindah dan berlipat ganda serta selalu menyayangi keduanya sebagaimana keduanya menyayangi penulis. Ini mungkin bukan apa-apa bagi Ibunda dan Ayahanda, tetapi ini adalah karena jasa-jasamu, semua adalah berkat do’amu dan tanpa Ibunda dan Ayahanda penulis bukanlah siapa-siapa. 9. Kakak-kakakku tersayang Mbak Rofah, Mbak Isti, Mbak Um, Mas Ruh, Mas Kon, Mas Yok, Mas Ragil, Mas Wid, Mbak Sari, Mbak Kholif, serta adik-adikku tersayang Mohammad Sodikin dan Mohammad Sobirin, yang selalu tulus dan ikhlas memberikan kasih sayang, semangat, bantuan, do’a,
viii
perhatian, pengertian, pengorbanan dan motivasi agar penulis segera menyelesaikan skripsi ini. 10. Para keponakanku yang manis dan lucu yang selalu menemani dan menghibur penulis setiap waktu. 11. Buat yang aku sayangi mas Risun, yang selalu menemani dan memberikan dukungan, semangat serta do’anya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih banyak atas semuanya. 12. Buat sahabat-sahabat terbaikku, Yuni, Mugi, Zee, Rida, Rosma, Ima, Iis Mulyadi, Fajar, Jamrudin, Ocha, Kurnia, Adang, Andre, Daus, Sofy, Rini, Kodrat, Arif, Anang, Nadia, Yulia, Nana, mas Adi dan mas Awang yang selalu mendengarkan keluh kesah dan berbagi dalam keadaan suka, senang, sedih, dan duka. Serta selalu memberikan dukungan, semangat, dan motivasi agar penulis segera menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih do’anya, semoga Allah SWT selalu memberikan segala sesuatu yang terbaik dan terindah. 13. Teman-teman seperjuangan Jurusan Perbankan Syariah angkatan 2006, khususnya PS C ekstensi yang tidak bias penulis sebutkan satu-persatu, yang telah menggoreskan banyak kenangan manis, canda, dan tawa selama menjalani perkuliahan. Semoga persahabatan ini tidak akan pernah luntur oleh waktu dan tetap abadi hingga akhir kelak. 14. Dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu. Akhir kata, penulis menyadari tentu masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan pada skripsi ini. Karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT saja. Terhadap berbagai kekurangan kritik, saran, dan koreksi
ix
dari semua pihak yang membacanya sangat penulis harapkan untuk menuju, mendekati dan membangun kesempurnaan. Penulis mengucapkan banyak terima kasih dan berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan wawasan bagi semua pihak, serta berguna untuk kebaikan. Semoga karya ini dicatat sebagai amal baik. Aamiin Ya Rabbal’alamiin.
Jakarta, 11 September 2014
SITI KADARWATI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ........................................
iii
LEMBAR PERYATAAN ..........................................................................
iv
ABSTRAK ..................................................................................................
v
KATA PENGANTAR ................................................................................
vi
DAFTAR ISI ...............................................................................................
xi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah..............................
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................
5
D. Review Studi Terdahulu .................................................
6
E. Kerangka Konsep dan Kerangka Teori ...........................
7
F. Metodologi Penelitian ....................................................
8
G. Sistematika Penulisan .....................................................
14
LANDASAN TEORI A. BMT ...............................................................................
16
1. Sejarah BMT ..............................................................
16
2. Perkembangan BMT Di Indonesia .............................
17
xi
2. Produk Dan Jasa BMT ...............................................
19
B. Strategi Produk ...............................................................
22
1. Strategi Produk Pada BMT .........................................
22
2. Pengembangan Produk ................................................
27
3. Strategi Pengembangan Produk ..................................
30
C. Keunggulan Bersaing (Competitive Advantages) ..........
31
1. Pengertian Keunggulan Bersaing ................................
31
2. Keunggulan Bersaing (Competitive Advantages) Pada BMT ..................................................................
33
3. Indikator Keunggulan Bersaing .................................
34
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan
BAB III
Bersaing .......................................................................
35
5. Cara-Cara Mempertahankan Keunggulan Bersaing....
36
GAMBARAN UMUM BMT AL-MUNAWWARAH DAN BMT AL-FATH IKMI
BAB IV
A. Profil BMT Al-Munawwarah .........................................
39
B. Produk Dan Layanan BMT Al-Munawwarah ................
45
C. Profil BMT Al-Fath IKMI .............................................
46
D. Produk Dan Layanan BMT Al-Fath IKMI .....................
50
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pola Pengembangan Produk Pada BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI Dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing ..........................................................................
xii
52
1. BMT Al-Munawwarah ................................................
52
2. BMT Al-Fath IKMI ....................................................
55
B. Analisis Strategi Pengembangan Produk Yang Dilakukan Oleh BMT Al-Munawwarah Dan BMT Al-Fath IKMI Dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing ..................
61
1. Strategi Pengembangan Produk Yang Dilakukan Oleh BMT Al-Munawwarah Dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing ...............................................
61
2. Strategi Pengembangan Produk Yang Dilakukan Oleh BMT Al-Fath IKMI Dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing ...................................................
64
C. Aspek Kompetitif Advantages Pada BMT ......................
68
1. Aspek Kompetitif Advantages Yang Dilakukan Oleh
BMT Al-Munawwarah Dalam Membangun Keunggulan Bersaing.....................................................................
68
2. Aspek Kompetitif Advantages Yang Dilakukan Oleh
BMT Al-Fath IKMI Dalam Membangun Keunggulan Bersaing .................................................................... BAB V
69
PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................
72
B. Saran ...............................................................................
75
xiii
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
77
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................
80
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, bentuk mu’amalat pun kian bervariasi. Berbagai bentuk kegiatan usaha manusia dalam memperoleh rezeki dan penghasilan pun banyak ragamnya. Dengan berpegang teguh pada al-Qur’an, As-Sunnah dan Ijtihad segala bentuk kegiatan mu’malat modernitas tersebut dapat disesuaikan dengan koridor syari’ah. Kegiatan mu’amalat inilah yang menjadi motor perbankan. Dimana kegiatan perbankan menjadi salah satu tolak ukur sehatnya perekonomian kita. Menjamurnya lembaga keuangan syari’ah yang ditandai dengan bermunculnya bank-bank syari’ah maupun lembaga keuangan syari’ah lainnya membuat pasar bisnis perbankan kian ramai. Persaingan pun semakin ketat. Terlebih-lebih pada bank syari’ah sebab bank syari’ah tak hanya bersaing dengan bank konvensional, namunjuga dengan sesama bank syari’ah. Agar dapat eksis dan tetap menjaga citra positif di mata nasabah bank harus mengoptimalkan peranannya sebagai lembaga intermediasi. Yang kegiataan utamanya adalah pemberian kredit atau pembiayaan.1 Melihat kondisi riil masyarakat kita yang dari sisi ekonomi belum dapat hidup secara layak dan mapan, masih sering terjerat rentenir, tidak adanya lembaga yang dapat membantu untuk meningkatkan pendapat mereka, tidak
1
Hasbi Ramli, Analisis Pembiayaan dan Income Statement Pada lembaga Keuangan Syariah: Makalah 2 Islamic Finance Incampus, (Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN 2004) h.1, t.d.
1
2 punya posisi tawar dengan pihak lain dan kondisi-kondisi lainnya yang serba tidak menguntungkan bagi masyarakat kecil. Pengembangan produk baru memerlukan strategi yang tepat bersama-sama dengan aspek pendukungnya, seperti manusia, infrastruktur, budaya, dan inovasi yang berkelanjutan. Untuk mampu bertahan di pasar, perusahaan senantiasa berusaha dengan berbagai cara untuk berada di depan para pesaingnya dengan menciptakan produk yang sangat baru, proses yang berbeda, memanfaatkan infrastruktur yang sama atau berbeda, membutuhkan keterampilan baru, meluncurkan produk efisien untuk menghemat biaya, atau dengan menciptakan produk yang tergolong mudah tetapi dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI sebagai salah satu lembaga keuangan syariah yang harus mampu bersaing (fastabiqul khoirot), terutama dengan lembaga keuangan lainnya maupun bank syariah ataupun konvensional yang sudah mempunyai nama dan sudah benefit di bidang keuangan, sumber daya manusia (SDM) dan produk yang berkualitas. Melihat perkembangan lembaga keuangan syariah yang begitu banyak muncul sebagai salah satu alternatif lembaga keuangan mikro (BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI) sebagai salah satu lembaga keuangan syariah yang memberikan solusi dengan menawarkan berbagai macam produk, pembiayaan ataupun jasa yang mampu untuk bersaing. Untuk memasarkan produk dan jasa BMT AlMunawwarah dan BMT Al-Fath IKMI mempunyai pasar yang cukup potensial karena terletak di wilayah Pamulang, memudahkan BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dalam menarik minat para mitra untuk mau bergabung dengan BMT ini.
3 Walaupun letak BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI ini sangat strategis BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI tetap harus mampu untuk menciptakan produk-produk unggulan yang layak dan dapat dengan mudah diterima masyarakat, itu semua dikarenakan persaingan usaha di sektor perbankan sangat ketat belum lagi persaingan itu datang dari lembaga nonperbankan. Selain itu, kemunculan para rentenir yang begitu banyak dan sangat kreatif dalam menarik nasabah dengan memberikan pinjaman begitu mudah kepada nasabah tanpa syarat yang merepotkan bagi nasabah membuat BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI harus lebih teliti lagi dalam membaca peluang sekecil apapun. Serta BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI juga harus bisa memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah untuk menciptakan produk-produk yang mudah diterima para calon nasabah dan mengembangkan produk-produk yang sudah ada agar lebih menarik dan lebih baik lagi sehingga dapat meningkatkan keunggulan bersaing bagi BMT Al-Munawwarah dan BMT AlFath IKMI. BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI perlu diteliti karena jika dilihat pada BMT Al-Munawwarah strategi dan cara pengembangan produknya berbeda dengan strategi pengembangan produk pada BMT Al-Fath IKMI. Pada BMT Al-Munawwarah memang memiliki omset yang sangat baik dan besar, namun BMT Al-Munawwarah hanya memiliki beberapa cabang di sekitar Pamulang dan BSD. Sedangkan pada BMT Al-Fath IKMI juga memiliki omset yang sangatbaik dan besar, akan tetapi BMT Al-Fath sudah memiliki banyak cabang dimana-mana. Kedua BMT tersebut letaknya memang sama-sama sangat strategis yaitu BMT Al-Fath IKMI letaknya di Ciputat, sedangkan BMT Al-
4 Munawwarah letaknya di Pamulang, yang memudahkan kedua BMT tersebut untuk menarik minat nasabah/mitra untuk melakukan transaksi pembiayaan di BMT tersebut. BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI memang mempunyai pasar yang cukup potensial serta memiliki strategi-strategi pengembangan yang berbeda. Maka dari itu, saya tertarik untuk mengetahui, meneliti, membahas, membandingkan serta menganalisis strategi-strategi apa saja yang di gunakan oleh BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI untuk mengembangkan produkproduknya agar tetap bertahan dan unggul dalam bersaing. Inilah yang menjadi landasan penulis untuk mengangkat tema dalam penulisan skripsi ini dengan judul ”STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK BMT AL-MUNAWWARAH DAN BMT AL-FATH IKMI DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN BERSAING”. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Penulisan skripsi ini mengacu pada beberapa masalah yang saling berkaitan sebagaimana telah diuraikan di atas. Agar pembahasan masalah yang akan di kaji tidak meluas, maka pembatasan masalah penulisan skripsi ini hanya menitikberatkan kepada Strategi Pengembangan Produk BMT Al-Munawwarah Dan BMT Al-Fath IKMI Dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing. 2. Perumusan Masalah Selanjutnya untuk mempermudah pembahasan, maka penulis memberikan beberapa perumusan masalah sebagai berikut:
5 1. Bagaimana pola pengembangan produk pada BMT Al-Munawwarah danBMT Al-Fath IKMI? 2. Bagaimana strategi BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dalam
meningkatkan
keunggulan
bersaing
pada
produk
yang
dipasarkan? 3. Bagaimana perbandingan aspek kompetitif advantages pada BMT AlMunawwarah dan BMT Al-Fath IKMI?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan dari pokok permasalahan yang telah penulis rumuskan di atas, maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tentang pola pengembangan strategi BMT AlMunawwarah dan BMT Al-Fath IKMI. 2. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan tentang strategi BMT AlMunawwarah
dan BMT
Al-Fath IKMI dalam meningkatkan
keunggulan bersaing pada produk yang dipasarkan. 3. Untuk mengetahui tentang perbandingan aspek kompetitif advantages pada BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pihak-pihak terkait, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Bagi akademisi, diharapkan mampu menambah wawasan pengetahuan dan mengembangkan pikiran serta memperluas informasi tentang
6 bagaimana
BMT
Al-Munawwarah
dan
BMT
Al-Fath
IKMI
mempunyai strategi pengembangan produk yang bermutu dan berkualitas dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya. 2. Bagi praktisi, diharapkan menghasilkan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan, saran dan masukan tentang masalah yangperlu diadakan perbaikan dan pembenahan serta kualitas produk, khususnya bagi BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dalam memberikan pelayanan. 3. Bagi Masyarakat, Penelitian ini diharapkan berguna bagi kalangan Usaha Kecil dan Menengah dalam mengoptimalkan dana pinjaman. Serta mampu memberikan informasi dan gambaran tentang produkproduk BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI. 4. Mampu membandingkan antara strategi pengembangan produk pada BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI. D. Review Studi Dahulu Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan, peneliti melihat bahwa masalah pokok dalam penelitian ini tampaknya masih kurang mendapat perhatian dari para peneliti, untuk tidak mengatakan belum pernah diteliti sama sekali. Adapun penelitian yang sudah pernah di bahas mengenai: 1. Suhaeti, Jurusan Muamalat Perbankan Syari’ah Fakultas Syari’ah Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011 dengan judul skripsi “Keunggulan Kompetitif Produk Tabungan Haji Bank Syari’ah (BMI, BSM, dan Bank DKI Syari’ah)”. Penelitian ini membahas tentang
7 perbandingan keunggulan kompetitif produk tabungan haji pada bank BMI, BSM dan DKI Syari’ah. 2. Sufian Nur, Jurusan Muamalat Perbankan Syari’ah Fakultas Syari’ah Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011 dengan judul skripsi “Strategi Keunggulan Bersaing Franchise Syari’ah CV. Cinta Umiku”. Penelitian ini membahas tentang analisis strategi keunggulan bersaing franchise syariah CV. Cinta Umiku, dengan sistem usaha yang berdasarkan syari’ah. 3. Irwan Siska, Jurusan Muamalat Perbankan Fakultas Syari’ah Dan Hukum UIN Syari’ah Hidayatullah Jakarta Tahun 2010 dengan judul “Strategi Pemasaran BMT Melalui Media Internet (Studi Pada BMT Al-Fath, BMT Berkah Madani, BMT Cengkareng Syari’ah Mandiri)”. Penelitian ini membahas tentang analisa strategi pemasaran BMT Al-Fath, BMT Berkah Madani, dan BMT Cengkareng Mandiri melalui media internet dengan menggunakan analisis SWOT. Adapun perbedaan skripsi ini dengan skripsi-skripsi di atas adalah penulisan skripsi ini lebih menitikberatkan pada perbandingan bagaimana strategipengembangan produk yang dilakukan oleh BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dalam meningkatkan keunggulan bersaing. E. Kerangka Konsep Dan Kerangka Teori 1. Kerangka Konsep Kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini mengenai Strategi pengembangan pada produk BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI yaitu dengan melihat bagaimana proses pengembangan produk
8 dengan
menerapkan
strategi-strategi
yang baik
dan
tepat
guna
meningkatkan keunggulan bersaing agar tetap mampu bertahan di pasaran lembaga keuangan syari’ah maupun perbankan syari’ah. 2. Kerangka Teori Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini tentunya mengacu pada teori-teori yang menyangkut pada istilah Baitul Maal berasal dari bahasa Arab bait yang berarti rumah, dan al-maal yang berarti harta. Jadi secara etimologis, (ma’na lugawi) Baitul Maal berarti rumah untuk mengumpulkan atau menyimpan harta. Strategi yang berasal dari kata Yunani Strategeta (stratus = militer dan ag = memimpin), artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang Jendral. Pengembangan Produk (product development) adalah strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk / jasa saat ini. Pengembangan produk biasa melibatkan biaya litbang yang besar.
F. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Deskriptif dan Analitis. Metode Deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti.2 Dalam hal ini, Penelitian Deskriptif menggambarkan tentang strategi pengembangan produk dalam meningkatkan keunggulan bersaing yang dilakukan oleh BMT Al-Munawwarah dan BMT AlFath IKMI. Sedangkan Penelitian Analitis merupakan penelitian yang ditujukan 2
Ronny Kuontur, Metode Penelitian : Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: PPM, 2005), hal.105.
cet.III,
9 untuk meneliti secara terperinci suatu aktifitas kejadian, dan hasil dari penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang.3 Dari kedua metode penelitian tersebut, data yang berupa kata-kata, hasil wawancara, catatan lapangan dan arsip-arsip dokumen resmi dari lembaga terkait akan dikumpulkan, disusun, diolah dan dianalisis serta dijelaskan sesuai dengan apa adanya. Data yang diperoleh dan diperiksa kembali demi tercapainya kesesuaian dari apa yang diteliti. 2. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah Pendekatan Kualitatif AnalitisDeskriptif, yaitu pendekatan bahasa yang menceritakan gambaran tentang strategi yang dilakukan oleh BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI. Dalam penelitian ini melakukan penelitian langsung pada BMT Al-Munawwarah dan BMT
Al-Fath
IKMI
dalam
rangka
mengetahui
perbandingan
strategi
pengembangan produk yang dilaksanakan dalam meningkatkan keunggulan bersaing. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan dokumen (content analisys) yaitu melaksanakan pengumpulan data dan informasi melalui arsip dan dokumen. Metode Kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif seperti ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orangorang (subyek) itu sendiri. Pendekatan ini langsung menunjukkan settingan dan individu-individu dalam setting itu secara keseluruhan, subyek penelitian baik berupa organisasi ataupun individu, tidak dipersempit menjadi variabel yang terpisah atau menjadi hipotesis, melainkan dipandang sebagai bahan dari suatu
3
Moh.Nasir, Metod ePenelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), hal.154.
10 keseluruhan.4 Yang menghasilkan data deskriptif dan tertulis dengan informasi dari orang yang terlibat dalam objek, dalam hal ini adalah pihak yang berwenang dalam
menangani
strategi
pengembangan
produk
dalam
meningkatkan
keunggulan bersaing. 3. Subjek - Objek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah melakukan wawancara langsung kepada Manajer Operasional BMT Al-Munawwarah dan Kepala Bagian Operasional BMT Al-Fath IKMI. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah melakukan dan menganalisis strategi pengembangan produk BMT Al-Munawwarah dan BMT AlFath IKMI dengan sebaik-baiknya dalam meningkatkan keunggulan bersaing agar tetap bertahan di pasaran lembaga keuangan syari’ah maupun perbankan syari’ah dengan menggunakan metode Analisis Deskriptif. Lokasi penelitian yang akan di jadikan tempat untuk penelitian adalah Koperasi BMT Al-Munawwarah yang beralamat diKomplek Masjid Al-Muhajirin Perumahan Bukit Pamulang Indah Blok A-18 Pamulang Tangerang-Selatan Banten. Dan Koperasi BMT Al-Fath IKMI yang beralamat di Jl. Aria Putra No.I Kedaung-Pamulang. 4. Jenis Data dan Sumber Data Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan jenis data Kualitatif yang berupa kata-kata atau gambar bukan angka-angka, kalaupun ada angkaangka yang sifatnya hanya sebagai penunjang. 5 Serta menggunakan dua sumber data:
4
Arief Furchan, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif, cet.I, (Surabaya : Usaha Nasional, 1992), h.21. 5 Sudarwan Danin, Menjadi Peneliti Kualitatif (Bandung: CV Pustaka Setia, 2002), h.51.
11 1. Sumber Data Primer Merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber data atau hasil penelitian lapangan, seperti: a. Observasi, dengan datang langsung ke tempat penelitian, yaitu BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI. b. Wawancara, mewawancarai beberapa orang terkait dengan tema yang penulis bahas. Penulis mengadakan wawancara langsung kepada Manajer Operasional BMT Al-Munawwarah dan Kepala Bagian Operasional BMT Al-Fath IKMI mengenai strategi pengembangan produk BMT. 2. Sumber Data Sekunder Merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan melakukan studi kepustakaan (library research) yang ada hubungannya dengan materi pembahasan skripsi ini, seperti: a. Dokumentasi, berupa data-data yang diperoleh melalui brosur dan Laporan Rapat Anggota Tahunan Koperasi BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI sebagai studi dokumentasi. b. Studi kepustakaan (library research) yaitu dengan mempelajari buku kepustakan, literature, majalah, materi kuliah, serta dari internet yang berkaitan erat dengan pembahasan masalah ini.
12 5. Teknik Pengumpulan Data Teknik
pengumpulan
data
yang digunakan
dalam
meneliti
permasalahan yang penulis bahas di skripsi ini adalah sebagai berikut: a. Studi Kepustakaan (Library Research). Dalam studi pustaka ini penulis membaca, mencatat, merangkum, meneliti dan mempelajari teori-teori dari beberapa literatur tertulis maupun literatur tidak tertulis baik dari buku-buku, majalah, artikel, jurnal, makalah dan sumber tertulis lainnya seperti situs internet yang berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini. b. Studi Lapangan (Field Research). Dalam studi lapangan penulis menggunakan 2 cara untuk melakukan penelitian ini, yaitu: 1) Observasi, melakukan pengamatan langsung ke tempat penelitian, yaitu BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dengan melihat secara langsung kejadian-kejadian dilapangan terkait dengan masalah yang penulis teliti dalam skripsi ini. 2) Wawancara, cara ini dilakukan untuk menggali data melalui interview atau tanya jawab langsung dengan pihak-pihak BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI untuk menjelaskan bagaimana strategi pengembangan produk, pola pengembangan produk dan bagaimana aspek kompetitif advantages pada BMT dalam keunggulan bersaing. Penulis mengadakan wawancara langsung kepada Manajer Operasional BMT Al-Munawwarah dan Kepala Bagian Operasional BMT Al-Fath IKMI. Selanjutnya data
13 tersebut dikumpulkan, dirapikan lalu diolah serta dianalisis yang nantinya dapat berupa data dari hasil wawancara. 6. Teknik Analisa Data Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan Kualitatif Analitis-Deskriptif, yaitu pendekatan bahasa yang menceritakan gambaran tentang strategi pengembangan produk yang dilakukan oleh Koperasi BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI. Dalam hal ini metode yang digunakan penulis untuk mengolah data penelitian
adalah
Deskriptif
Analitis,
yaitu
metode
untuk
mengklasifikasikan, menganalisis dan menginterprestasikan, dengan tujuan memberikan gambaran yang sistematis, faktual, aktual, akurat mengenai fakta-fakta dan kegiatan yang berkaitan dengan strategi pengembangan produk. Sedangkan dalam menganalisis data dengan menggunakan metode Deskriptif Kualitatif,yaitu sekedar memberikan informasi dan tidak untuk menghasilkan teori, sebagai langkah konfirmasi mengenai yang diperoleh dari penelitian lapangan. 7. Pedoman Penulisan Laporan Teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku: “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012”. Dengan pengecualian ayat-ayat AlQur’an dan terjemah yang dikeluarkan oleh Departemen Agama. Al-Qur’an tidak memakai catatan kaki, akan tetapi cukup dibuatkan di akhir kutipan
14 (dalam kurung) nama atau nomor surat dan ayat serta dibuatkan terjemahannya. G. Sistematika Penulisan Untuk pembahasan yang lebih terarah dan memudahkan pemahaman, maka penulis membagi ke dalam lima bab. Pada tiap-tiap bab terdapat subsub bab mempunyai pembahasan masing-masing yang saling berkaitan dengan yang lainnya. Penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I
: Pendahuluan Bab satu ini berisi tentang pendahuluan yang menggambarkan bentuk, daftar isi, dan metode penelitian, yang dijabarkan dalam latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, kerangka teori dan kerangka konsep, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori Bab dua ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan tentang landasan teori yang berisi perumusan Tentang BMT yaitu Sejarah BMT, Perkembangan BMT di Indonesia, serta Produk Dan Jasa BMT. Tentang Strategi Pengembangan Produk yang terdiri dari Strategi Produk BMT, Pengembangan Produk, dan Strategi Pengembangan Produk. Serta memaparkan tentang Keunggulan Bersaing yang terdiri dari
Pengertian
Keunggulan
Bersaing,
(Competitive Advantages) pada BMT.
Keunggulan
Bersaing
15 BAB III : Gambaran Umum BMT Al-Munawwarah Dan BMT Al-Fath IKMI Bab tiga ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan tentang gambaran umum BMT Al-Munawarah dan BMT Al-Fath IKMI. Di mana
BMT
Al-Munawwarah
yang
berisi
profil
BMT
Al-
Munawwarah, produk dan layanan BMT Al-Munawwarah, profil BMT Al-Fath IKMI, produk dan layanan BMT Al-Fath IKMI. BAB IV : Analisis Strategi Pengembangan Produk Pada BMT AlMunawwarah Dan BMT Al-Fath IKMI Dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing Bab empat ini penulis akan membahas
dan mendiskripsikan data
mengenai pelaksanaan BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dalam memberikan pelayanan terbaik dan mudah bagi mitranya. Serta melakukan analisis mengenai pola pengembangan produk pada BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dalam keunggulan bersaing, strategi pengembangan produk pada BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI dalam keunggulan bersaing, serta perbandingan
aspek
kompetitif
advantages
pada
BMT
Al-
Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI. BAB V : Penutup Bab lima ini berisi tentang penutup dan kesimpulan. Pada penutup didalamnya mencakup kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang dapat penulis sampaikan dalam penulisan skripsi ini.
BAB II LANDASAN TEORI
A. BMT 1. Sejarah BMT Baitul Maal berasal dari bahasa Arab bait yang berarti rumah, dan almaal yang berarti harta. Jadi secara etimologis, (ma’na lugawi) Baitul Maal berarti rumah untuk mengumpulkan atau menyimpan harta.1 Adapun secara terminologis Baitul mal wattamwil adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal dari tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan berlandaskanpada sistem ekonomi yang salaam: keselamatan (berintikan keadilan), kedamaian, kesejahteraan.2 Baitul Maal sebenarnya sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah
merupakan
kepala
negara
yanga
pertama
yang
memperkenalkan konsep baru di bidang keuangan negara di abad ke tujuh, semua hasil perhimpunan kekayaan negara harus dikumpulkan terlebih dahulu dan kemudian dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan negara.3
1
Muhammad, Lembaga Ekonomi Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007). Rifqi Muhammad, Akuntansi Keuangan Syariah, (Jakarta: P3EI Press,2008). 3 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: Pustaka Asatruss, 2005)., 2
h.16.
16
17
BMT di Indonesia didirikan dan dikembangkan dengan suatu proses legalitas hukum yang bertahap, pertama dapat dimulai sebagai KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) atau LKM (Lembaga Kecil Menengah) dan jika telah mencapai modal dasar yang telah ditentukan barulah segera menyiapkan diri ke dalam badan hukum koperasi, KSM/LSM dengan mendapat sertifikat dari PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil). Badan hukum BMT mengacu kepada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dan PP Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan usaha simpan pinjam oleh koperasi. Juga dipertegas oleh KEP. MEN Nomor 91 Tahun 2004 tentang Koperasi jasa keuangan syari’ah. 4 2. Perkembangan BMT Di Indonesia. Perkembangan perbankan syari’ah telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi
perekonomian Indonesia. Tapi kenyataannya,
tersedianya bank syari’ah belum memenuhi atau belum dapat menjawab kebutuhan pasar. Oleh karena itu perlu adannya lembaga keuangan mikro syari’ah yang memberikan peminjaman dalam lingkup kecil yang salah satunya adalah BMT (Baitul Maal Wat Tamwil) yang sekarang telah berkembang pesat dilihat dari hasil seminar lembaga keuangan mikro syari’ah bahwa asset baitul maal wat tamwil (BMT) se-Indonesia diperkirakan sekitar Rp. 1,5 triliun. Asset tersebut dikelola sekitar 3.307 unit BMT dengan nilai dan beragam tingkat pertumbuhan.5
4
Ahmad Sukmatjaya, ”Baitul Maal Wat Tamwil”, (Jakarta: Yayasan Al-Amin Dharma Mulia, 26-28 Desember 2009)., h.10. 5 Ibid.
18
Meskipun assetnya masih kecil dibandingkan dengan asset bank syari’ah, BMT sangat berperan dalam meningkatkan kehidupan umat, kata ketua Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK), M. Amin Aziz. Sebagai perbandingan asset bank syari’ah mencapai Rp. 18,8 triliun per September 2005, apabila jika dibanding asset perbankan nasional yang sekitar Rp.1.100 triliun. Jika sebuah BMT memiliki nasabah sekitar 100 orang, maka total nasabah BMT diseluruh Indonesia sekitar 3 juta orang. Padahal BMT yang memiliki nasabah 100 orang hanyalah BMT dengan asset di bawah Rp. 100 juta. Untuk yang assetnya lebih dari itu, jumlah nasabahnya bisa 2 kali lipat.6 Menurut Amin Aziz BMT potensial untuk membantu masyarakat nilai ekonomibawah karena selain berada di daerah pembiayaan yang diberikan pun nilainya kecil mulai Rp. 250 ribu-Rp. 5 juta. Dari 3 ribu-an BMT, baru 10 unit BMT yang menembus asset Rp. 15 milyar. Diperkirakan BMT yang berasset Rp. 5-15 milyar berjumlah 150 dan 300 BMT memiliki asset di bawah Rp. 1 milyar. BMT punya kontribusi besar dalam perekonomian nasional karena segmen biaya yang dibiayai adalah kelompok mikro dan kecil yang di Indonesia mencakup 98%. Pemerintah dan lembaga internasional mengakui peran lembaga keuangan mikro dalam mengentaskan kemiskinan melalui pencanangan tahun keuangan mikro. Dengan adanya kenaikan BBM per Oktober 2005, penduduk miskin di Indonesia bertambah menjadi 25juta dari 17 juta sebelumnya. Sementara usaha mikro berjumlah 40 juta unit.7
6
Ahmad Sukmatjaya, ”Baitul Maal Wat Tamwil”, (Jakarta: Yayasan Al-Amin Dharma Mulia, 26-28 Desember 2009)., h.10. 7 Imam Hilman, Perbankan Syariah Masa Depan, (Jakarta: Senayan Abadi Publising, 2003), h.38-40.
19
Lembaga keuangan mikro termasuk mikro syari’ah menjembatani kelompok miskin dan usaha mikro. Mereka kelompok miskin, selama ini tidak terjangkau oleh dana perbankan sekitar RP. 30 triliun dana yang serap dari pedesaan, hanya Rp. 15 triliun yang kembali kepada masyarakat. Meski terdepan untuk urusan pengentasan kemisikinan pengembangan BMT mengalami kendala, selain masalah teknis operasional, kualifikasi SDM, masalah paling mendasar adalah status kelembagaan BMT. Walaupun sebagian besar BMT berbadan hukum koperasi, fakta di lapangan menunjukkan ada keluhan dari beberapa pihak bahwa BMT tidak melaksanakan secara total peraturan dan perundang-undangan perkoperasian. Dari perkembangan BMT dan permasalahan teknis operasional dan SDM
dapat diselesaikan dengan pertukaran pengalaman dengan adanya
sebuah induk koperasi syari’ah bisa mengembangkan BMT koordinator untuk menata jaringan kerja di daerah.8 3. Produk Dan Jasa BMT Jenis-Jenis layanan melalui produk BMT tidak berbeda dari jenis bank layanan Bank Syariah, yang dapat dibagi menjadi 3: a. Sistem Jual Beli 1) Ba’I Bitsaman Ajil yaitu penjualan barang kepada anggota denggan mengambil keuntungan (margin) yang diketahui dan disepakati bersama, pembayaran dilakukan denggan cara mengangsur.
8
Imam Hilman, Perbankan Syariah Masa Depan, (Jakarta: Senayan Abadi Publising, 2003), h.38-40.
20
2) Murobahah yaitu penjualan barang kepada anggota dengan mengambil keuntungan (margin) yang diketahui dan disepakati bersama, pembayaran dilakukan dengan cara jatuh tempo/sekaligus. 3) Ba’i As-Salam yaitu penjualan hasil produksi (komoditi) yang terlebih dahulu dipesan anggota dengan kriteria tertentu yang sudah umum. Anggota harus membayar uang muka kemudian barang dikirim belakangan (setelah jadi). 4) Jual Beli Istisna’ yaitu penjualan hasil produksi (komoditi) pesanan yang didasarkan kriteria tertentu (yang tidak umum) anggota boleh membayar pesanan ketika masih dalam proses pembuatan/setelah barang itu jadi dengan cara sekaligus/mengangsur. 5) Ijaroh yaitu Pembelian suatu barang yang dilakukan dengan cara sewa terlebih dahulu setelah masa sewa habis maka anggota membeli barang sewa tersebut. b. Sistem Bagi Hasil 1) Musyarokah
yaitu
kerjasama
penyertaan
modal
dan
masing-masing
menentukan jumlahnya sesuai kesepakatan bersama yang digunakan untuk mengelola suatu usaha/proyek tertentu. 2) Mudharabah yaitu pemberian modal kepada anggota yang mempunyai skill untuk mengelola usaha/proyek yang dimilikinya. Pemberian bagi hasil ditentukan berdasarkan kesepakatan. Modal 100% dari shohibul maal, tidak terdapat jadwal angsuran, bagi hasil tidak ditetapkan dimuka dan sifatnya tidak tetap, tergantung fluktuasi keuntungan yang diperoleh.
21
c. Sistem Jasa 1) Qard yaitu pemberian pinjaman untuk kebutuhan mendesak dan bukan bersifa konsumtif. Pengembalian pinjaman sesuai dengan jumlah yang ditentukan dengan cara angsur atau tunai. Contohnya untuk biaya rumah sakit, biaya pendidikan, biaya tenaga kerja. 2) Al-Wakalah yaitu pemberian untuk melaksanakan urusan dengan batas kewenangan dan waktu tertentu. Penerima kuasa mendapat imbalan yang ditentukan dan disepakati bersama. 3) Al-Hawalah yaitu penerimaan pengalihan utang/piutang dari pihak lain untuk mendesak dan bukan bersifat konsumtif. BMT sebagai penerima pengalihan hutang/piutang akan mendapatkan fee dari pengaturan pengalihan (management fee). 4) Rahn yaitu pinjaman dengan cara menggadaikan barang sebagai jaminan utang dengan membayar jatuh tempo. Ongkos dan biaya penyimpanan barang (marhun), ditanggung oleh penggadai (rahin). Barang jaminan adalah milik sendiri (rahin), untuk itu kehendaknya rahin bersedia mengisi surat pernyataan kepemilikin. 5) Kafalah yaitu pemberian garansi kepada anggota yang akan mendapatkan pembiayaan (pelaksanaan suatu usaha/proyek) dari pihak lain. BMT mendapatkan fee dari anggota sesuai dengan kesepakatan bersama.9
9
Hadi Muttaqin, “Produk Dan Jasa BMT”, artikel diakses hari Kamis, 23 Oktober 2014 Pukul 17:18 wib, dari http://pustakabakul.blogspot.com/2012/07/produk-dan-jasa-bmt.html.
22
B. Strategi Produk 1. Strategi Produk Pada BMT Istilah strategi berasal dari Yunani Strategeta (stratus = militer dan ag = memimpin), artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang Jenderal.10Pengertian strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.11 1. Pengertian Secara Umum Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. 2.
Pengertian Strategi Secara Terminologi Secara terminologi pengertian strategi menurut beberapa ahli sangat beragam, diantaranya adalah sebagai berikut : a. Dr. Sukanto Reksohadiprojo, M.Com menjelaskan bahwa strategi adalah fondasi tujuan organisasi, dalam hal “agribisnis” strategi yang
digariskan
adalah
adalah
ekstensifiasi,
intensifikasi,
rehabilitasi dan diversifikasi.12
10
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Arah Press, 2004), cet. ke-5, h.3. Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), cet-7. h.167. 12 Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), cet-7. h.168. 11
23
b. Onong Uchayana Effendi mengemukakan bahwa strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberi arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. 13 Walaupun
diadakan
secara
analisis
peralatan
untuk
mengidentifikasikan dan mengevaluasi strategi, tetapi proses perumusan strategi tetap lebih banyak didominasi oleh pemikiran instuisi, perasaan persepsi dan pendapat individu.14 Sama
seperti
halnya
yang
diungkapkan
oleh
Hari
Murti
Kridalaksana, bahwa strategi berarti siasat perang, haluan, kebijaksanaan dan akal atau budi daya.15 Menurut Fuad Amsyari dalam bukunya yang berjudul Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia mengatakan bahwa : Strategi dan taktik adalah metode untuk memenangkan suatu persaingan. Persaingan ini berbentuk suatu percampuran fisik untuk merebut suatu wilayah dengan memakai senjata dan tangan manusia, sedangkan dalam bidang militer strategi dan taktik adalah suatu cara atau teknik memenangkan suatu persiapan antara kelompok-kelompok yang berada orientasi hidupnya. 16
13
Onong Uchayana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1990), Edisi revisi. cet-5. h.32. 14 Sukristono, Perencanaan Strategi Bank, (Jakarta: PT Dhasa Warna, 1992), h.335 15 Hari Murti Kridalaksana, Kamus Sinonim Bahasa Indonesia, (Jakarta: Nusa Indah, 1981). 16 Fuad Amsyari, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, (Bandung: Mizan, 1990), h.4.
24
Menurut Onong Uchayana dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, mengatakan bahwa strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan.17 Seperti yang dikatakan oleh Joel Ross dan Michael bahwa sebuah organisasi tanpa adanya strategi seperti kapal tanpa kemudi, bergerak berputar tanpa lingkaran. Organisasi yang demikian seperti pengembara tanpa tujuan tertentu.18 Setiap unit bisnis harus merancang strategi untuk pencapaian tujuannya. Ada empat tahapan dalam menentukan keputusan strategis, yaitu:19 1. Menentukan perumusan unit usaha. 2. Menentukan klasifikasi strategis atau variabel-variabel kunci. 3. Memilih strategi yang berperan. 4. Mengevaluasi seluruh portofolio yang dimiliki. Prinsip-Prinsip Dalam Strategi Dalam mengatasi kendala-kendala yang terjadi, sektor hukum juga mempunyai peranan penting di dalamnya. Adapun untuk mencapaI keberhasilan dalam melaksanan kegiataan pembiayaan kepada masyarakat, BMT menerapkan prinsip-prinsip berikut:20
17
Onong Uchayana Effendy, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), h.32. 18 Fred.R.David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhalindo, 2002), h.3. 19 Philip Kotler, Marketing Management, (New Jersey: Prestice Hall, 2000), h.76. 20 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua Belas, Jilid2, (Jakarta: PT Indeks, 2007)., h.4.
25
a. Prinsip kehati-hatian (prudential principle) b. Prinsip mengenal nasabah (know your customer principle) c. Secara internal perlu menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance,
yang
meliputi
transparancy,
accountability,
responsibility, independency, and fairness. Konsep produk itu tidak terbatas pada objek fisik, sesuatu yang mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dapat disebut produk.Arti pentingnya barang fisik itu tidak begitu banyak terletak dalam memilikinya seperti hanya manfaat yang diberikannya. Kita tidak membeli makanan untuk memandangnya, tetapi karena memenuhi rasa lapar kita. Kita tidak akan membeli kompor gas untuk dibanggakan, tetapi karena dapat memasakkan makanan kita.21 Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan/dikonsumsi, yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadiaan, tempat, organisasi dan gagasan/buah pikiran.22 Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai kepada konsumen.23 Menurut Philip Kotler, Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan, atau untuk dikonsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan.24 21
Philip Kotler dan Gay Armstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi Keenam, Jilid 1, (Jakarta: Intermedia, 1995)., h.7. 22 Philip Kotler, Marketing Management, (New Jersey: Prestice Hall, 2000), h.200. 23 Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Ed.2, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h.70. 24 Kotler dan Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2001), Jilid I ed. ke-8. h.346.
26
Teori perilaku konsumen ini penting bagi para pemasar karena seluruh rencana pemasaran didasarkan pada asumsi tentang cara konsumen menentukan pilihan. Oleh sebab itu, konsep nilai, biaya, dan kepuasan sangat penting bagi disiplin pemasaran.25 Secara rasional konsumen akan memilih produk terbaik yang tersedia di pasaran. Pada kondisi seperti ini perlu ada konsep atau orientasi berbeda. Dan muncullah konsep atau orientasi produk. Konsep produk pada dasarnya berpendapat bahwa sukses pemasaran tergantung pada kualitas produk yang dihasilkan perusahaan. Perusahaan
akan unggul dalam
persaingan, dan produk-produknya laku di pasaran, jika perusahaan tersebut mampu menghasilkan produk dengan kualitas terbaik dan senantiasa meningkatkan kualitas produk.26 Bagi perusahaan syari’ah, untuk komponen tawaran (offer), produk haruslah didasari dengan nilai kejujuran dan keadilan, sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah. Kualitas produk yang diberikan harus sesuai dengan
yang
ditawarkan.
Jadi,
sangat
dilarang
bila
perusahaan
menyembunyikan kecacatan dari produk-produk yang mereka tawarkan.27 Strategi produk merupakan unsur strategi yang paling penting dalam pemasaran dan pengembangan produk, karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pemilihan jenis produk yang akan dihasilkan dan dipasarkan akan menentukan kegiatan promosi yang dibutuhkan, serta 25
Indo Yama Nasarudin,SE, MAB dan Hemmy Fauzan, SE,MM, Pengantar Bisnis Dan Manajemen, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta Dan UIN Jakarta Press, 2006), cet.1. h.90. 26 Ibid,. h.100. 27 Hermawan Kertajaya dan M. Syakir Sula, Syariah Marketing, (Jakarta: Mizan, 2006), h.178.
27
penentuan harga dan cara penyalurannya. Strategi produk yang dapat dilakukan mencakup keputusan tentang acuan/bauran produk (product mix) diantaranya : merek dagang (brand), cara pembungkusan/kemasan produk (product packaging), tingkat mutu/kualitas dari produk (product quality) dan pelayanan (services) yang diberikan.28 Dengan demikian, merek mengidentifikasi pembuat atau penjual suatu produk. Perusahaan harus menyusun strategi mereknya di sekitar penciptaan dan perlindungan kepribadian merek ini.29 2. Pengembangan Produk. Pengembangan Produk (product development) adalah strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk/jasa saat ini. Pengembangan produk biasa melibatkan biaya litbang yang besar.30 Pengembangan produk (mengembangkan produk-produk baru untuk pasar saat ini).31 1. Mengembangkanfitur-fiturprodukbaru: a. Melakukan adaptasi (terhadap ide dan pengembangan lainnya). b. Melakukan modifikasi (mengubah warna, gerakan, suara, aroma, bentuk, ukuran).
28
Ibid., h.204. Philip Kotler dan Gary Armstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, edisi keenam, jilid 1,prentice-Hail, (Jakarta: Intermedia, 1995), h.458-459. 30 Pearson Education, Strategic Management (Manajemen Strategis: Konsep, Edisi 10 Buku 1), (Jakarta: Salemba Empat, 2006).,h.235. 31 John A.Pearce II dan Richard B. Robinson, Jr, (Strategic Management) Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Edisi 10, buku I, (Jakarta: Salemba Empat, 2008), h. 270. 29
28
c. Memperbesar (lebih kuat, lebih panjang, lebih tebal, nilai ekstra). d. Memperkecil (lebih kecil, lebih pendek, lebih ringan). e. Melakukan ubtitusi (dengan bahan baku, proses atau komponen lainnya). f. Mengatur kembali (pola, tata letak, urutan, atau komponen lainnya). g. Membalik (menukar posisi). h. Menggabungkan (mencampur, memilah, merakit, menggabungkan unit, tujuan, daya tarik, ide). 2. Mengembangkan variasi mutu. 3. Mengembangkan model dan ukuran tambahan. Berikut adalah lima panduan mengenai kapan pengembangan produk bisa menjadi strategi yang efektif:32 a. Ketika perusahaan memiliki produk yang berhasil yang berada pada tahap dasar dalam siklus hidup produk, idenya adalah untuk menarik pelanggan yang puas untuk mencoba produk baru (yang telah diperbaiki) sebagai hasil dari pengalaman positif mereka dengan produk atau jasa organisasi saat ini. b. Ketika perusahaan bersaing dalam satu industri yang memiliki perkembangan teknologi yang cepat. c. Ketika pesaing utama menawarkan produk dengan kualitas lebih baik pada harga yang bersaing. d. Ketika perusahaan bersaing dalam industri yang tumbuh dengan cepat. 32
Matt Murray,“ Private Companies Also Feel Pressure to Clean Up Acts”, Wall Street Journal (22 Juli 2003) : B1.
29
e. Ketika perusahaan memiliki kemampuan litbang yang kuat.33 Kalau konsep pada produk telah lulus dari pengujian bisnis, konsep itu diteruskan ke pengembangan produkdisini, bagian litbang (R&D) atau perekayasaan mengembangkan konsep produk menjadi produk fisik.Bagian R&D akan mengembangkan satu atau lebih versi konsep produk secara fisik. Diharapkan akan ditemukan suatu prototipe yang memenuhi kriteria berikut:34 (1) Konsumen melihatnya sebagai penjelmaan atribut pokok yang dijelaskan di dalam pernyataan konsep produk. (2) Prototipe tersebut bekerja secara aman pada kondisi dan pemakaian normal. (3) Prototipe tersebut dapat diproduksi dengan biaya produksi yang dianggarkan. Kotler
dalam
bukunya
Marketing
Management
(2009)
mengemukakan bahwa ada delapan proses pengembangan produk baru yaitu mencakup: pemunculan gagasan (idea generation), penyaringan gagasan (idea
screening),
pengembangan
dan
pengujian
konsep
(concept
development and testing), pengembangan strategi pemasaran (marketing strategy development), analisis bisnis (business analysis), pengembangan produk (product development), pengujian pasar (market testing), dan komersialisasi (commercialization). Dalam setiap tahapan proses tersebut,
33
Ibid., h.236. Philip Kotlerdan Gay Armstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi Keenam, Jilid 1, (Jakarta: Intermedia, 1995)., h..522. 34
30
manajemen akan mereview dan mengambil keputusan apakah lanjut atau menghentikan proses pengembangan produk baru tersebut.35 Gambar 1. Proses Pengembangan Produk Baru.36
3. Strategi Pengembangan Produk. Strategi pengembangan produk juga sering kali digunakan untuk memperpanjang siklus hidup dari produk yang ada saat ini maupun untuk memanfaatkan reputasi atau merek yang menguntungkan. Strategi pengembangan produk didasarkan pada penetrasi di pasar yang ada dengan memasukkan modifikasi produk ke lini produk yang sudah ada atau dengan mengembangkan produk baru yang memiliki hubungan yang jelas dengan lini produk saat ini.37 35
Nengsih, “Proses Pengembangan Produk Baru” artikel diakses pada hari Senin, 15 September 2013 Pukul 19:00 wib, http://kasusmanajemen.wordpress.com//2011/09/02/prosespengembangan-produk-baru. 36 Ibid. 37 John A.Pearce II dan Richard B. Robinson, Jr., Strategic Management (Manajemen Strategis: Formula, Implementasi, dan Pengendalian), edisi 10, buku 1, (Jakarta: Salemba Empat, 2007), h.273.
31
Ada 4 macam pendekatan strategi pengembangan produk yang dapat dilakukan, yaitu:38 1. Modifikasi bauran produk Mengubah bauran produk dalam satu lini, misalnya ada produk sabun, deterjen dan pasta gigi dalam lini toileteries. Lalu produk pasta gigi diganti dengan eau de toilet. 2. Perluasan lini produk Menambah lini baru misalnya sudah ada lini saus dan lini sirup, kemudian diperluas dengan lini kecap produk komplemen. 3. Menambah citra manfaat produk (product complement) Meningkatkan citra dan manfaat produk, misalnya dengan menerbitkan buku resep sehingga manfaat produk bertambah bagi konsumen. 4. Diversifikasi produk. Menciptakan kelas konsumen lain, misalnya setingkat lebih rendah atau setingkat lebih tinggi.39
C. Keunggulan Bersaing (Competitive Advantages) 1. Pengertian Keunggulan Bersaing Keunggulan bersaing merupakan perkembangan dari nilai yang mampu 38
diciptakan
oleh
perusahaan
untuk
pembelinya.
Adapun
Ibid. Penny Rahwaty, “Disain Dan Pengembangan Produk”, artikel diakses pada hari Jum’at, 19 April 2013http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Penny%20Rahmawaty,%20M.Si./Bab%20 3%20DISAIN%20DAN%20PENGEMBANGAN%20PRODUK.pdf. 39
32
keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh perusahaan untuk pembelinya yang melebihi biaya perusahaan dalam menciptakannya. Nilai adalah apa yang pembeli bersedia bayar. 40 Suatu perusahaan dikatakan mempunyai keunggulanbersaing bilamana memiliki sesuatu yang lebih atas pesaingnya dalam menarik konsumen/nasabah dan mempertahankan diri di atas kekuatan persaingan yang mencoba menekan perusahaan. Sumber keunggulan bersaing dapat berupa :41 1. Produk terbaik di pasar 2. Memberikan jasa pelayanan yang paling hebat 3. Memberikan harga jual paling murah 4. Mempunyai lokasi yang paling strategis 5. Teknologi yang tepat guna 6. Atribut barang yang sesuai dengan kehendak konsumen/nasabah 7. Memasarkan produk baru paling cepat 8. Merek dan reputasi yang sudah teruji 9. Memberikan nilai barang atau jasa yang lebih besar daripada uang yang dikeluarkan konsumen/nasabah. Pendeknya, untuk mencapai keunggulan bersaing yang terusmenerus, seorang produsen atau perusahaan harus mampu menyediakan nilaibarang atau jasa yang dianggap lebih daripada yang lain oleh konsumen/nasabah. Produk yang baik dengan harga yang lebih rendah 40
Crown Dirgantoro, Manajemen Stratejik, (Jakarta: PT Grasindo, 2002), h.159. Bambang Hariadi, Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis, (Malang: Bayumedia Pubishing, 2003), cet.1. h.99. 41
33
atau produk yang lebih baik dengan harga yang sama dengan pesaing atau produk bermutu yang sepadan dengan harganya. 42 2. Keunggulan Bersaing (Competitive Advantages) Pada BMT Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) tidak takut bersaing dengan bank syariah dalam memberikan pinjaman di sektor mikro. Pasalnya bank syariah memiliki level yang berbeda dengan BMT dalam memberikan pinjaman.43 Direktur Eksekutif Pusat Inkubasi dan Bisnis Kecil (PINBUK), Aslichan Burhan mengatakan untuk terus meningkatkan layanan kepada masyarakat, BMT harus mempersiapkan layanan teknologi informasi cepat, sehingga dapat bersaing dengan bank. Pasalnya, di sisi lain BMT juga memiliki keunggulan dapat lebih memberdayakan masyarakat karena memiliki kedekatan dengan komunitas setempat. Untuk margin bagi hasil juga bisa bersaing karena BMT adalah bisnis harian maka turn overnya juga cepat, kata Aslichan. Untuk membantu sektor mikro Indonesia, ia pun mengharapkan setidaknya BMT dapat berdiri di setiap kecamatan di Indonesia. Di tahun ini PINBUK terus meningkatkan kerjasama dengan pemerintah pusat mau pun daerah, serta lembaga keuangan syariah lainnya. Setidaknya terdapat 3000 BMT di seluruh Indonesia. Beberapa waktu lalu utusan IDB pun datang ke Indonesia untuk mempelajari tentang
42
Bambang Hariadi, Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis, (Malang: Bayumedia Pubishing, 2003), cet.1. h.99. 43 Friska Yolanda dan Hafidz Muftisany, “BMT Tak Takut bersaing Dengan Bank Syariah”, artikel diakses pada hari Minggu, 09 Februari 2014 dari http://www.republika.co .id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/12/06/28/m6byym-bmt-tak-takut-bersaing-dengan-banksyariah.
34
BMT. BMT yang dalam beberapa tahun terakhir tumbuh minimal 20 persen
membuat
Indonesia
dipilih
sebagai
pilot
project
untuk
pengembangan BMT di negara lainnya.44 3. Indikator Keunggulan Bersaing 45 a. Bernilai (valuable) Kompetensi bernilai (valuable competencies) adalah kompetensi yang menciptakan nilai bagi suatu perusahaan dengan mengeksploitasi peluang-peluang
atau
menetralisir
ancaman-ancaman
dalam
lingkungan eksternal perusahaan. b. Langka (rareness) Langka adalah kompetensi yang dimiliki oleh sedikit, jika ada, pesaing saat ini atau potensial. c. Terlalu mahal untuk ditiru (Inimit ability)
Kompetensi yang bernilai dan langka tersebut hanya dapat menjadi sumber keunggulan bersaing yang berkesinambungan jika perusahaan lain yang tidak memilikinya, tidak dapat memperoleh kompetensi tersebut. d. Tidak ada produk pengganti(Insubstitut ability).
44
Inkopsyah bmt, “ProspekCerah BMT Indonesia”, artikel diakses pada hari Minggu, 09 Februari 2014, http://www.inkopsyahbmt.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=129:prospekce rah&catid=85&Itemid=575http://www.inkopsyahbmt.co.id/index.php?option=com_content&view =article&id=129:prospek-cerah&catid=85&Itemid=575. 45 Michael A.Hit, R. Duane Ireland dan Robert E. Hoskisson, Manajemen Strategi: Daya Saing Dan Globalisasi Konsep (Strategic Management Competitivenes And Globalization Consep), (Jakarta: Salemba Empat, 2001), Ed.1.h.106.
35
Kompetensi yang sulit digantikan adalah kompetensi yang tidak memiliki ekuivalen strategis. Dua sumber daya perusahaan yang bernilai (atau dua kumpulan sumber daya perusahaan) ekuivalen secara strategis ketika tiap sumber daya itu dapat dieksploitasi secara terpisah untuk mengimplementasikan strategi-strategi yang sama. Secara umum, nilai strategis dari kompetensi meningkatkan kesulitan untuk menggantikannya. 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Ada berapa faktor yang mempengaruhi keunggulan bersaing, antara lain sebagai berikut:46 a. Nilai (Value) Yang harus ditekan pada nilai atau value ini yaitu suatu perusahaan harus tahu tentang apa nilai atau value yang diinginkan atau yang diharapkan oleh calon pembeli, sesuai atau tidak dengan harapan mereka, atau sesuai apa tidak dengan apa yang didapatkan oleh mereka dari produk perusahaan tersebut. b. Kemampuan Untuk Menyerahkan Produk Yaitu mengenai kecepatan pelayanan, penyerahan produk dan sensitivitas terhadap pelanggan. c. Harga Pantas atau tidaknya harga yang ditetapkan oleh perusahaan terhadap produknya dimata konsumen atau pembeli produk tersebut. 46
Crown Dirgantoro, Keunggulan Bersaing Melalui Proses Bisnis, (Jakarta: PT Grasindo, 2001), h.158.
36
d. Loyalitas Konsumen Terciptanya sekelompok pembeli dalam pasar (segmen) yang akan mengabaikan produk pengganti dari pesaing, dengan kata lain loyal customer atau pelanggan yang setia. 5. Cara-Cara Mempertahankan Keunggulan Mempertahankan lebih sulit dari pada merebut, kata-kata klasik ini sudah sering kita dengar. Akan tetapi apakah kata-kata tersebut hanya dijadikan tameng apabila yang terjadi kemudian adalah kegagalan. Katakata tersebut juga berlaku dalam dunia usaha banyak cara dan banyak peluang, serta tantangan yang terbuka untuk mencapai keunggulan. Demikian pula banyak cara untuk mempertahankan keunggulan yang telah dicapai oleh organisasi atau perusahaan.47 Memang banyak yang beranggapan bahwa dalam persaingan lepas kendali atau hypercompetition sangat sulit untuk mencapai pertumbuhan yang terus-menerus, akan tetapi secara alamiah perusahaan akan terus mempertahankan keunggulannya selama mungkin bahkan mereka akan berusaha menjadi penguasa tunggal dalam pasar.48 Sekali lagi, hal tersebut sangatlah wajar dan sah-sah saja, tinggal bagaimana pelaku pasar yang lain melakukan respon terhadap sifat dasar tersebut, sifat alamiah ini kalau diumpamakan sama dengan sifat manusia yang akan selalu lapar dan haus dan akan terus berusaha menutupi rasa lapar tersebut. Sementara tingkat
47
Crown Dirgantoro, Keunggulan Bersaing Melalui Proses Bisnis, (Jakarta: PT Grasindo, 2001), h.19. 48 Ibid., h.19.
37
pemuasan terhadap rasa lapar tersebut tergantung pada individu masingmasing.49 Beberapa cara mempertahankan keunggulan yang bisa kita identifikasi, diantaranya adalah:50 a. Keunggulan Operasional : Keunggulan ini bila mengacu kepada strategi generik adalah berdasarkan kepada strategi harga dan biaya terendah dengan kepada penekanan efisiensi. Bila perusahaan bekerja kepada efisiensi dan kemudian berhasil menerapkan atau menekan biaya total untuk produk sedemikian rupa, sehingga bisa menjadi yang terendah dalm industrinya, maka kemungkinan terbesar bisa menetapkan harga produk yang terendah pula bagi industri. b. Keunggulan Produk Dan Teknologi : Hal ini bisa diperhatikan oleh perusahaan yang menjadi pemimpin produk adalah perusahaan tidak boleh terlalu terlena dengan terus menerus melakukan inovasi produk tanpa memperdulikan pasar. Pekerjaan lain yang tidak kalah beratnya adalah bagaimana membuat pasar siap menerima produk-produk yang sebelumnya tidak pernah ada. Sedangkan teknologi memiliki peran yang sangat penting dalam proses pengembangan atau inovasi produk. Dengan teknologi, maka banyak hal atau kemungkinan-kemungkinan yang tadinya hanya dalam angan-angan saja kemudian menjadi sebuah kenyataan. Pemanfaatan 49 50
Ibid., h.19-20. Ibid., h.19-20.
38
teknologi dalam proses inovasi produk sudah sedemikian meluasnya, sehingga yang banyak terjadi adalah teknologi menjadi penggerak utama dalam penemuan produk baru.51 c. Kedekatan Dengan Pelanggan: Perusahaan yang ingin membangun keunggulan melalui kedekatan dengan pelanggan yang harus dilakukan adalah upaya untuk membangun citra image tentang perusahaan ke dalam benak pelanggan. Untuk membangun kedekatan dan keakraban dengan pelanggan, maka perusahaan harus mau untuk menjadi bagian dari solusi untuk si pelanggan dan bukan malah menjadi bagian dari problem mereka.52
51 52
Ibid., h.24. Ibid., h.25.
BAB III GAMBARAN UMUM BMT AL-MUNAWWARAH DAN BMT AL-FATH IKMI
A. Profil BMT Al-Munawwarah 1. Sejarah Singkat BMT Al-Munawwarah1 Ide dan inisiatif pendirian BMT Al-Munawwarah bermula dari keprihatinan bersama beberapa jama’ah dan Pengurus Yayasan AlMunawwarah-BPI, ICMI Orsat Pamulang dan beberapa tokoh lingkungan sekitar Pamulang terhadap kondisi pengusaha mikro-kecil yang seringkali kesulitan mengakses permodalan guna mengembangkan usahanya sehingga mereka mencari alternatif “termudah” dalam mengakses permodalan yaitu rentenir, walaupun pada kenyataan sebenarnya ketika merka meminta bantuan terhadap “Dewa Penolong” tersebut justru istilah awal dari keterpurukan usaha mereka. Beberapa
pertemuan
tokoh
digagas
guna
menindaklanjuti
keinginan mulia tersebut. Tidak lama berselang sejumlah calon pendiri bersedia menyertakan dana penggerak dalam bentuk SPK (Simpanan Pokok Khusus) sebagai modal awal operasional BMT. Setelah semua sepakat, maka didirikanlah BMT Al-Munawwarah dengan mengambil bentuk KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) sebagai legalitas dan status hukum awal operasionalnya. 1
BMT Al-Munawwarah, ”profil BMT Al-Munawwarah”, artikel ini diakses pada hari Sabtu, 13 April 2013 dari http://www.bmtalmunawwarah.com/profil.htm.
39
40
Tepat pada tanggal 26 Mei 1996, BMT Al-Munawwarah bersama 16
BMT
baru
lainnya
diwilayah
Jakarta-Selatan
diresmikan
operasionalnya oleh ketua PINBUK Jakarta-Selatan H. Ali Moeis dan Direktur Bank Muamalat H. Zainul Baha Noor. Sejak itu BMT AlMunawwarah yang didukung oleh para pendiri dari 2 lembaga yaitu Yayasan Al-Munawwarah dan ICMI orsat Pamulang serta 39 perorangan lainnya mulai berkiprah dalam komunitas usaha lapisan “grass root” yakni usaha kecil-mikro. 2. Visi, Misi, Tujuan, Motto, Dan Budaya Kerja BMT Al-Munawwarah BMT Al-Munawwarah memiliki visi dan misi yaitu sebagai berikut:2 Visi : Terwujudnya layanan yang prima kepada seluruh Anggota, Mitra dan Masyaraka luas. Misi : a. Memberikan layanan yang prima kepada seluruh anggota, mitra dan masyarakatl uas. b. Mendorong anggota, mitra dan masyarakat luas dalam kegiatan menabung dan investasi. c. Menyediakan permodalan dan melakukan pendampingan usaha bagi anggota, mitra dan masyarakat luas. d. Memperkuat permodalan sendiri dalam rangka memperluas jaringan serta menambah produk dan fasilitas jasa layanan. 2
BMT Al-Munawwarah, ”profil BMT Al-Munawwarah”, artikel ini diakses pada hari Sabtu, 13 April 2013 dari http://www.bmtalmunawwarah.com/profil.htm.
41
e. Mencapai pertumbuhan dan hasil usaha BMT yang layak serta proporsional dan berkelanjutan. f. Turut berperan serta dalam gerakan pengembangan ekonomi syari’ah. Tujuan : Meningkatkan kesejahteraan bersama melalui kegiatan ekonomi yang menaruh perhatian pada nilai-nilai dan kaidah-kaidah muamalah syari’iyyah yang memegang teguh keadilan, keterbukaan dan kehatihatian. Motto Dan Budaya Kerja Motto : “Untuk kesejahteraan bersama” Budaya Kerja : Budaya
kerja
BMT
Al-Munawwarah
didasarkan
pada
KEYAKINAN INTI yaitu BMT, sedangkan NILAI DASAR yaitu nilainilai yang dimiliki oleh BMT yang menjadi kebanggaan dan selalu dijaga untuk mengawal segal keputusan yang telah, sedang dan akan diambil. Adapun KEYAKINAN INTI BMT Al-Munawwarah dalam kata “ILAHI” :3 a. ISLAH: Kami yakin bahwa keunggulan diperoleh dengan cara perbaikan dan inovasi terus-menerus. b. LILLAH : Kami yakin bahwa semua aktivitas kerja harus dilandasi semata-mata karena ALLAH SWT.
3
BMT Al-Munawwarah, ”profil BMT Al-Munawwarah”, artikel ini diakses pada hari Sabtu, 13 April 2013 dari http://www.bmtalmunawwarah.com/profil.htm.
42
c. AMANAH : Kami yakin bahwa semua pekerjaan harus dilakukan dengan penuh kejujuran, dedikasi dan tanggungjawab. d. HISAB : Kami yakin bahwa kita harus selalu melakukan intropeksi (muhasabah) atas segala kekurangan dan kesalahan. e. IBADAH : Kami yakin bahwa semua aktivitas dan kegiatan kerja yang dilakukan akan bernilai ibadah di mata Allah SWT. Sedangkan NILAI DASAR BMT Al-Munawwarah terangkum dalam kata “MANTAP” :4 a. MANFAAT : Berusaha mengkreasi produk dan layanan BMT yang multi-manfaat untuk semua pihak. b. ANTUSIAS : Berusaha melayani semua pihak dengan antusias, kesungguhan, dan tanggungjawab. c. NYAMAN : Berusaha membuat situasi dan kondisi kerja dan pelayanan yang nyaman. d. TRANSPARAN : Berusaha mencitrakan BMT yang transparan, accountable dan dapat dipercaya. e. ADIL : Berusaha adil dan seimbang dalam memperoleh dan berbagi keuntungan financial. f. PATUH : Berusaha mematuhi dan mentaati regulasi, aturan-aturan dan undang-undang yang berlaku untuk BMT.
4
BMT Al-Munawwarah, ”profil BMT Al-Munawwarah”, artikel ini diakses pada hari Sabtu, 13 April 2013 dari http://www.bmtalmunawwarah.com/profil.htm.
43
3. Struktur Organisasi BMT Al-Munawwarah5 Struktur Organisasi BMT Al-Munawwarah bisa dilihat melalui gambar 3.1 di bawah ini. Dari gambar tersebut terlihat pemimpin cabang yang membawahi kepala bidang operasional, kepala bidang marketing. 6 Gambar 3.1 Struktur Organisasi BMTAl-Munawwarah Pamulang STRUKTUR ORGANISASI TAHUN 2013-2016
Sumber : BMT Al-Munawwarah Sharia Micro Finance KJKS (Koperasi Jasa Keuangan
5
BMT Al-Munawwarah, ”struktur BMT Al-Munawwarah”, artikel ini diakses pada hari Sabtu, 13 April 2013 dari http://www.bmtalmunawwarah.com/struktur.htm. 6 Ibid.
44
Pengelola, Pengurus, Pengawas, Dan Pengawas Syariah7 a. Adapun para pengelola BMT yaitu : 1) Mudzakir Murad (Direktur) 2) Sumirah Almisani (Manajer Operasional) 3) Samabiyanto (Manajer Marketing) 4) Rausin Arman(Manajer Cabang 01-Depok) 5) Asep Soufian (Manajer Cabang O2-BSD) 6) Sutanto S (Manajer Cabang Pemimpin) b. Pengurus BMT Al-Munawwarah adalah : 1) Drs. H. Achyar Said Kabasaran (Ketua) 2) H. Sukamdi (Sekretaris) 3) Hendrian (Bendahara) c. Pengawas BMT Al-Munawwarah adalah : 1) HM. Sugeng Hidayat (Ketua) 2) HM. Arief Ismail, MH., Mhuk. (Anggota) 3) Prof. Dr. H. Gatot Suradji, MM., MSc. (Anggota) d. Dewan Pengawas Syariah adalah : 1) Dr. Hj. Euis Amalia, M.Ag (Ketua) 2) Dr. H. Ali Rahmat, LC, MSc (Anggota) 3) KH. Baharuddin (Anggota)
7
BMT Al-Munawwarah, ”profil BMT Al-Munawwarah, artikel ini diakses pada hari Sabtu, 13 April 2013 dari http://www.bmtalmunawwarah.com/profil.htm. .
45
4. Legalitas Dan Badan Hukum, terdiri dari : a. Status Hukum
: Koperasi Syariah
b. Nomor Akta
: No.518/26/BH/Dis KUK
c. Nomor Domisili
: No.517/42-Kel.PT/2010
d. Nomor NPWP
: No.02.289.745.8-411.000
e. Nomor TDP
: No.30.08.2.65.00016
f. Nomor SIUP
: No.503/000677-BP2T/30-08/PK/VII/2010.8
B. Produk Dan Layanan BMT Al-Munawwarah Baitul Maal merupakan bagian dari kegiatan CSR (sosial) nya BMT Al-Munawwarah yang meliputi : 1. Penghimpunan Dana, terdiri dari : a. Zakat b. Infaq c. Shodaqoh d. Wakaf 2. Penyaluran Dana, terdiridari : a. Bea-Pendidikan b. Sumbangan Kemanusiaan c. Sumbangan Lembaga Keagamaan d. Sosial Keagamaan
8
BMT Al-Munawwarah, ”struktur BMT Al-Munawwarah”, artikel ini diakses pada hari Sabtu, 13 April 2013 dari http://www.bmtalmunawwarah.com/struktur.htm.
46
Produk dan layanan diperuntukkan bagi anda yang mengutamakan prinsip syari’ah disertai kenyamanan, keamanan, keleluasaan dan kemudahan bertransaksi. Berbagai produk BMT Al-Munawwarah adalah : 1. Penghimpunan Dana (Funding) a. Simpanan/Tabungan INSANI (Investasi Syari’ah Non Ribawi) b. Pembiayaan/Pinjaman Dari Pihak Lain c. Penanaman/Penyertaan Modal 2. Penanaman Dana (Financing) a. Sistem Bagi-Hasil (Mudharabah dan Musyarakah) b. Sistem Jual-Beli (Murabahah) c. Sistem Jasa (Ijarah Multijasa, Hiwalah, Pembiayaan Pembayaran Rekening Telepon).9
C. Profil BMT Al-Fath IKMI 1. Sejarah Berdirinya BMT Al-Fath IKMI BMT Al-Fath IKMI bermula dari salah satu pengajian rutin di daerah Kedaung, setelah sekian lama berjalan, terciptalah ide untuk mengembangkan pengajian itu di bidang ekonomi dan pemberdayaan rakyat bawah untuk mendirikan balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan “Baitul Maal wat Tamwil” yang bisa menerima titipan BAZIS dari dana zakat, infaq dan shadaqah.10
9
BMT Al-Munawwarah, ”produk BMT Al-Munawwarah”, artikel ini diakses pada hari Sabtu, 13 April 2013 dari http://www.bmtalmunawwarah.com/produk.htm. 10 BMT Al-Fath IKMI, ”profil BMT Al-Fath IKMI”, artikel ini diakses pada hari Sabtu, 13 April 2013 dar i http://www.bmtalfath.com/index.php?peji=profil.
47
BMT Al-Fath IKMI mulai beroperasi pada tanggal 11 Oktober 1996 dan mulai diresmikan pada tanggal 3 November 1996 oleh pendiri yang berjumlah 25 orang sebagai Baitul Maal wa Tamwil. Mereka berasal dari berbagai komponen yang berbeda seperti pedagang, guru, dan pegawai swasta yang rata-rata berdomisili di daerah Kedaung. Nama “ALFATH”, diambil darisebuah nama Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) yang berada di daerah Kedaung. Keterkaitan antara TPA Al-Fath IKMI dan BMT Al-Fath IKMI hanya sekedar hubungan secara emosional, akan tetapi secara struktural tidak ada hubungan sama sekali.11 Visi : Meningkatkan kualitas keimanan anggota dan mitra binaan sehingga mampu berperan aktif sebagai khalifah Allaah Subhanahu Wa Ta'ala. Misi: a. Menerapkan prinsip-prinsip syari'at dalam kegiatan ekonomi. b. Memberdayakan pengusaha kecil dan menengah. c. Membina kepedulian aghniyaa (orang mampu) kepada dhuafa (kurang mampu) secara terpola dan berkesinambungan. Fungsi : Menjalin Ukhuwah Islamiyah (Persaudaraan Islam) melalui pemungutan
dan
penyaluran
Zakat,
Infaq,
dan
Shadaqah
serta
memasyarakatkannya, dan menunjang pemberdayaan ummat melalui 11
BMT Al-Fath IKMI, ”profil BMT Al-Fath IKMI”, artikel ini diakses pada hari Sabtu, 13 April 2013 dar i http://www.bmtalfath.com/index.php?peji=profil.
48
program pemberian modal bagi pedagang ekonomi lemah, pemberian bea siswa dan santunan bagi kaum dhu'afaa. Tujuan : Meningkatkan kesejahteraan jasmani dan rohani serta mempunyai posisi tawar (daya saing) anggota dan mitra binaan juga masyarakat pada umumnya melalui kegiatan pendukung lainnya. 12
Struktur Organisasi 2012-201513 Nama
: KJKS BMT Al Fath IKMI JAKSEL
Pendirian
: 13-Okt-96
Badan Hukum
: 650/BH/KWK.10/VI/1998
Akte Perubahan
: 518/BH/PAD/Koperasi/2005
NPWP
: 02.021.735-2.411.000
SIUP
: 1086/10-04/PK/XII/2000
Jumlah Pendiri
: 34 Orang 1 lembaga
Dewan Pengawas
:
Ketua
: Drs. Mustakim Kurdi, MA
Anggota
: H. Faried Hidayat H. Kapsulani, SE, MM
Dewan Pengurus
12
:
BMT Al-Fath IKMI, ”profil BMT Al-Fath IKMI”, artikel ini diakses pada hari Sabtu, 13 April 2013 dar i http://www.bmtalfath.com/index.php?peji=profil 13 Ibid.
49
Ketua
: Drs. Budiyono, M.Pd.
Wakil Ketua
:
Bidang Pendanaan dan Umum
: H. Z. Arifin Listanto
Bidang Pembiayaan dan Pembinaan Mitra
: H. Abdul Rahim
Sekretaris
: Drs.Prastowo Sidhi,SH,MH
Bendahara
: H. Djaelani
Pengelola Kantor Pusat
:
Manager Tamwil
: Saimin
Manajer Maal
: H.Imam Turmudzi Ms.
Kabag Operasional
: Suryadi
Account Officer
: Robi Sugara
Remedial Pembiayaan
: Cecep Nurjaya Audah Arfah Parjan
Remedial Pendanaan
: Suheri Junianto Aldiansyah Naufal Safiq Tony Hidayat Sidik
Pembukuan
: Neneng Syarifah
Adm Pembiayaan
: Salahudin Arif
Head Teller
: Harum Sulistio Rini
50
Teller
: Nurmilati
Pengelola Kantor Cabang Jombang
:
Kepala Kantor Cabang
: Supriyanto
Kabag Operasional
: Dodi Kurniawan
Account Officer
: Hedi Rusmantoro
Teller
: Aisyah
D. Produk Dan Layanan BMT Al-Fath IKMI 1. Penghimpunan Dana (Funding)14 a. Prinsip
Titipan
(Wadiah),
dengan
produk
yang
dinamakan
TAWAKAL (Tabungan Wadiah BMT Al-Fath). b. Prinsip Bagi Hasil, dengan produk-produk sebagai berikut: 1) TABAH (Tabungan Berjangka Al-Fath). Merupakan
tabungan/investasi
dengan
menggunakan
prinsip mudharabah mutlaqah yang penarikannya dapat dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang dikehendaki. 2) SIDIK (Simpanan Pendidikan) Yaitu
bentuk
simpanan
yang
alokasi
dananya
diperuntukkan untuk dana pendidikan bagi putra-putri mitra. 3) Simpanan Idul Fitri Yaitu simpanan yang direncanakan untuk keperluan Idul Fitri.
14
BMT Al-Fath IKMI, ”produk BMT Al-Fath IKMI”, artikel ini diakses pada hari Sabtu, 13 April 2013 dari http://www.bmtalfath.com/index.php?peji=produk
51
4) Simpanan Qurban Yaitu simpanan yang diperuntukkan untuk keperluan pembelian hewan qurban. Penarikan dilakukan satu kali menjelangibadahqurban. 5) Simpanan Nikah Yaitu simpanan yang diperuntukkan bagi mereka yang merencanakan pernikahan. Penarikan dilakukan satu kali, satu bulan menjelang pernikahan. 6) Simpanan Haji Yaitu simpanan yang diperuntukkan bagi mereka yang merencanakan untuk menunaikan haji. Penarikan dilakukan satu kali. 2. Penyaluran Dana (Lending)15 a. PembiayaanMudharabah b. Pembiayaan Musyarakah c. Piutang Mudharabah Ada banyak manfaat BMT Al-Fath IKMI, diantaranya adalah :16 1) Membantu program keuangan mitra 2) Aman dan menentramkan, karena berdasarkan syari’ah 3) Memperoleh bagi hasil (bonus) setiap bulan 4) Dapat dijadikan sebagai jaminan untuk pembiayaan.
15
BMT Al-Fath IKMI, ”produk BMT Al-Fath IKMI”, artikel ini diakses pada hari Sabtu, 13 April 2013 dari http://www.bmtalfath.com/index.php?peji=produk 16 BMT Al-Fath IKMI, ”produk BMT Al-Fath IKMI”, artikel ini diakses pada hari Sabtu, 13 April 2013 dari http://www.bmtalfath.com/index.php?peji=produk.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pola Pengembangan Produk Pada BMT Al-Munawwarah dan BMT AlFath Dalam Meningkatkan Keunggulan bersaing. 1. BMT Al-Munawwarah. Produk-produk yang ditawarkan oleh BMT Al-Munawwarah kebanyakan hanya produk funding dan financing seperti tabungan, deposito, jasa layanan, pembiayaan, termasuk mudharabah. Faktor yang paling dominan mempengaruhi pengembangan produk pada BMT AlMunawwarah yaitu kebutuhan mitra dan juga kebutuhan BMT itu sendiri.1 Ancaman, peluang, kekuatan dan kelemahan pada BMT AlMunawwarah dalam mengembangkan produk agar tetap mempertahankan keunggulan bersaingnya adalah sebagai berikut:2 a. Ancaman: 1) Dari segi produk, jarang melakukan terobosan. Artinya permintaan nasabah tidak banyak, tetapi pesaing semakin banyak. 2) Banyak koperasi biasa yang sebenarnya konvensional, tetapi mereka prakteknya mengikuti syariah. Artinya mereka meniru praktek syariah kita. 3) Banyak bank-bank besar yang sekarang masuknya ke mikro juga.
1
Sumirah Almisanni, Manager Operasional, Wawancara Pribadi, Pamulang, Kamis 11 Juli 2013, Pukul 09:00 WIB. 2 Ibid.
52
53
b. Peluang : Kemungkinan adanya itu jadi kita berpikir, strategi apa yang mau kita kembangkan. c. Kekuatan : Biasanya kalau produk funding kita melihat dalam nisbah bagi hasilnya. d. Kelemahan :3 1) Dilihat dari nisbah hasilnya. Pada saat profitnya atau bagi hasilnya tinggi, maka akan semakin tinggi juga lonjakannya. 2) Pada produk financing biasanya lebih mudah dan cepat. Kita langsung
ke
pedagang-pedagang
seperti
pedagang
sayur.
Sedangkan ke pelaku UKM atau lembaga sesama UKM malah sedikit. Pengembangan produk yang lain juga dilakukan oleh BMT AlMunawwarah yaitu dengan melihat permintaan pasar atau kebutuhan nasabah atau mitra. Biasanya kita kalau untuk pengembangan produk itu sesuai dengan permintaan pasar atau kebutuhan nasabah atau mitra, artinya kalau banyak nasabah yang kira-kira tanya tentang ada atau tidaknya produk yang nasabah inginkan, baru kita akan mengeluarkan produk tersebut sesuai dengan tingkat kebutuhan nasabah atau mitra. Produk yang dikembangkan itu masih produk baru dan bisa juga produk yang lama. Jadi ada dua kemungkinan, yaitu pengembangan
3
Sumirah Almisanni, Manager Operasional, Wawancara Pribadi, Pamulang. Kamis, 11 Juli 2013 Pukul 09:00 WIB.
54
produk dengan cara produk yang lama dikembangkan atau pengembangan produk dengan cara mengeluarkan inovasi baru.4 Selain itu pula, pola pengembangan produk yang dilakukan oleh BMT Al-Munawwarah kepada masyarakat juga dengan beberapa cara lain, antara lain sebagai berikut :5 a.
BMT
Al-Munawwarah
mensosialisasikan
produknya
kepada
masyarakat, khususnya ummat muslim melalui Majelis Taklim atau pengajian secara intensif sehingga masyarakat dapat memahami tentang BMT secara umum dan masyarakat mengenal produk-poduk yang BMT Al-Munawwarah tawarkan secara khusus. b.
BMT Al-Munawwarah melayani para nasabah atau konsumen yang datang, dengan 4S (senyum, salam, sapa, santun) serta BMT AlMunawwarah memberikan pelayanan yang cepat dan tepat. Hal ini dilakukan BMT Al-Munawwarah supaya para nasabah atau konsumen merasa nyaman bekerja-sama atau menggunakan jasa dan produkproduk yang diberikan oleh BMT Al-Munawwarah.
c.
Untuk memberikan pemahaman dan juga merebut hati masyarakat dan para nasabah. BMT Al-Munawwarah mengadakan pengajian berdasarkan domisili nasabah, sehingga kepentingan dunia dibarengi dengan kepentingan akhirat.
d.
BMT Al-Munawwarah juga memberikan peluang kerja atau karir kepada lulusan madrasah, pondok pesantren, sarjana ekonomi syariah
4
Sumirah Almisanni, Manager Operasional, Wawancara Pribadi, Pamulang. Kamis, 11 Juli 2013 Pukul 09:00 WIB. 5 Ibid.
55
sebagai staff BMT Al-Munawwarah sekaligus sebagai penceramah agama pada majelis taklim atau pengajian nasabah BMT AlMunawwarah. Berdasarkan penelitian di atas, maka BMT Al-Munawwarah sudah sesuai dengan teori Pola Pengembangan Produk yaitu dengan cara Mengembangkan fitur-fitur produk baru dan Mengembangkan variasi mutu seperti melakukan inovasi produk-produk BMT. 2. BMT Al-Fath IKMI.6 Produk-produk yang ditawarkan BMT Al-Fath IKMI kebanyakan produk Funding dan Lending. Seperti produk simpanan yaitu Simpanan Tawakkal (Wadiah) yang bisa diambil kapan saja, produk Simpanan Pendidikan, Simpanan Qurban, Simpanan Haji, Simpanan Idul Fitri, Simpanan Nikah, serta Simpanan Deposito yang berprinsip Mudharabah, dan Simpanan Berjangka yang berprinsip bagi hasil yang bisa diambil dalam waktu 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. Sedangkan untuk produk pembiayaannya seperti pembiayaan Jual Beli (Murabahah), Pembiayaan Sewa (Ijarah), dan Pembiayaan Bagi Hasil (Mudharabah, Musyarakah). Lalu ada juga produk Jasa Layanan Edisi, Jasa Layanan Barang, dan Payment Point (listrik, telepon, dan lain-lain).7 Faktor yang paling dominan mempengaruhi pengembangan produk pada BMT Al-Fath IKMI yaitu dengan melihat peluang pembayaran
6
Suryadi, Kabag Operasional, Wawancara Pribadi, Ciputat. Senin, 08 September 2014 Pukul 16:00 WIB. 7 Ibid.
56
listrik, telepon, dan lain-lain. Dari peluang tersebut selain mendapatkan layanan si mitra / nasabah bisa mendapatkan informasi lainnya yaitu seperti info menabung, pembiayaan, dan lain-lain.8 Pola pengembangan yang dilakukan oleh BMT Al-Fath IKMI yaitu dengan menggunakan sistem analisis SWOT. Dalam menghadapi persaingan usaha yang begitu keras BMT Al-Fath IKMI selalu berupaya menerapkan strategi baru dan baik guna terus dapat bersaing dengan para pesaingnya. BMT Al-Fath IKMI menerapkan strategi SWOT dalam menjalankan usahanya, strategi ini sangat penting dalam setiap usaha, karena strategi ini secara tidak langsung dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimkan kelemahan (Weknesses) dan ancaman (Threats). Strategi SWOT yang digunakan BMT Al-Fath IKMI adalah dengan memahami dan mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada dalam lembaga ini sendiri dan juga harus mampu membaca peluang dan ancaman yang ada dari luar lembaga ini. Berikut ini adalah analisis SWOT yang ada dalam BMT Al-Fath IKMI : a. Kekuatan :9 1) Adanya pelayanan yang cepat, mudah dan baik. 2) Memiliki
sumber
daya
manusia
yang
telah
unggul
dan
berpengalaman baik dibidang wirausaha maupun Agama.
8
Suryadi, Kabag Operasional, Wawancara Pribadi, Ciputat. Senin, 08 September 2014 Pukul 16:00 WIB. 9 Ibid.
57
3) Banyak menciptakan inovasi produk dan mengembangkan produk yang sudah ada. 4) Memiliki kerjasama dengan banyak pihak. b. Kelemahan :10 1) Dalam melakukan simpanannya, BMT Al-Fath IKMI belum ada Lembaga Penjamin Sosial (LPS), sehingga BMT Al-Fath IKMI harus menjaga likuiditasnya tersebut dengan baik. 2) Besarnya nisbah bagi hasil untuk pembiayaan masih lebih tinggi dibanding bunga Bank. 3) Kurangnya jumlah karyawan. 4) Sistem Operasional yang digunakan kurang canggih. c. Peluang :11 1) Meningkatnya minat nasabah / mitra yang semakin banyak untuk menabung. 2) Meningkatnya minat nasabah / mitra yang semakin banyak untuk melakukan pembiayaan. 3) Mayoritas penduduk sekitar BMT Al-Fath IKMI adalah Muslim dan para pengusaha dipasar Ciputat. 4) Sistem yang digunakan adalah bagi hasil bukan bunga.
10
Ibid. Suryadi, Kabag Operasional, Wawancara Pribadi, Ciputat. Senin, 08 September 2014 Pukul 16:00 WIB. 11
58
5) Kebiasaan Masyarakat yang selama ini lebih memilih membeli barang dengan cicilan atau kredit dari pada harus membeli secara langsung. d. Ancaman :12 1) Jika ada pesaing yang lebih unggul dalam hal layanan produknya, BMT Al-Fath IKMI ini bisa lebih murah pembiayaannya dari pesaing tersebut. 2) Kurangnya Pengetahuan masyarakat tentang ilmu Agama. 3) Banyaknya pesaing yang ada di pasar terutama para rentenir. Media dan sarana yang digunakan dalam mengembangkan produkproduk BMT Al-Fath
IKMI yaitu dengan
memasang spanduk,
menyebarkan brosur, membuat website, membuat iklan di koran, dan lainlain. Selain itu pula, pola pengembangan produk yang dilakukan oleh BMT Al-Fath IKMI kepada masyarakat juga dengan beberapa cara lain, yaitu :13 a. Informasi nasabah yang didapat dari mulut ke mulut. b. Menyebarkan brosur. c. Membuat spanduk. d. Membuat website. e. Mendirikan kantor pusat. 12
Ibid. Suryadi, Kabag Operasional, Wawancara Pribadi, Ciputat. Senin, 08 September 2014 Pukul 16:00 WIB. 13
59
f. Membuka kantor cabang-cabang. g. Marketing melakukan jemput bola artinya maketing langsung mendatangi calon nasabah / mitra ke pasar-pasar atau ke rumah masing-masing. h. BMT Al-Fath IKMI harus menciptakan sumber daya manusia yang unggul. i. Melakukan inovasi produk-produk baru. j. Mengembangkan produk lama yang masih ada seperti produk simpanan dan produk pembiayaan menjadi lebih baru, unggul dan bagus. k. Melakukan pembinaan kepada para mitra / nasabah / anggota. Dengan demikian, pada pengembangan produk-produk BMT AlFath IKMI sangat efektif dimata masyarakat seperti pada produk-produk untuk menghimpun dana dan penyaluran dana yang dilakukan oleh masyarakat. Dalam produk penghimpunan dana pola yang digunakan yaitu dengan memberikan kebebasan kepada mitranya untuk menitipkan uangnya dalam bentuk berbagai macam simpanan yang ada sehingga mitra / nasabah BMT Al-Fath IKMI merasa senang dengan banyaknya pilihan produk-produk yang ada karena dapat menyesuaikan diri dengan tujuan ia menabung. Selain itu, BMT Al-Fath IKMI juga memberikan nisbah yang bervariasi sesuai dengan kesepakatan dan waktu seperti 3 Bulan dengan nisbah 25% (mitra) : 75% (BMT), 6 Bulan dengan Nisbah 30% mitra :
60
70% (BMT), 9 Bulan dengan nisbah 35% (mitra) : 65% (BMT) dan 12 bulan dengan nisbah 40% (mitra) : 60% (BMT).14 Untuk mewujudkan pengembangan produk BMT Al-Fath IKMI tidak hanya diam di tempat saja. Dalam melaksanakan kegiatan BMT AlFath IKMI juga menggunakan strategi jemput bola artinya marketing mendatangi mitra / nasabahnya langsung baik yang mau melaksanakan kegiatan simpanan maupun yang melakukan setoran pembiayaan. Jemput bola ini dilakukan dengan cara marketing langsung mendatangi calon nasabah, marketing lebih leluasa menjelaskan tentang konsep keuangan serta sistem dari perspektif syariah.15 Strategi ini dilakukan BMT Al-Fath IKMI untuk memudahkan mitra / nasabahnya dalam bertransaksi. Selain itu juga digunakan BMT AlFath IKMI untuk melawan rentenir yang mempunyai pelayanan sangat cepat dan mudah dalam memberikan pinjaman kepada nasabahnya.16 Adapun syarat umum pengajuan pembiayaan Mikro Syari’ah adalah :17 a. Menjadi Mitra KJKS BMT Al-Fath IKMI dengan membuka Simpanan Min Rp 25.000,b. Memiliki pengalaman usaha minimal 1 tahun c. Mengisi formulir Pembiayaan dengan melampirkan :
14
Foto Copy KTP Suami dan Istri, KK, Surat Nikah.
Suryadi, Kabag Operasional, Wawancara Pribadi, Ciputat. Senin, 08 September 2014 Pukul 16:00 WIB. 15 Ibid. 16 Ibid. 17 Brosur KJKS BMT Al-Fath IKMI (Pembiayaan Mikro Syariah).
61
Pas Photo 3 x 4 Suami dan Istri sebanyak 2 lembar.
1 set Foto Copy Jaminan.
Bagi karyawan : Foto Copy SK Pegawai dan Slip Gaji terakhir. Berdasarkan penelitian di atas, maka BMT Al-Fath IKMI sudah
sesuai dengan teori Pola Pengembangan Produk yaitu dengan cara Mengembangkan fitur-fitur produk baru dan Mengembangkan variasi mutu seperti melakukan inovasi produk-produk BMT.
B. Analisis Strategi Pengembangan Produk Yang Dilakukan Oleh BMT AlMunawwarah
Dan
BMT
Al-Fath
IKMI
Dalam
Meningkatkan
Keunggulan Bersaing. 1. Strategi
pengembangan
produk
yang dilakukan oleh
BMT Al-
Munawwarah dalam meningkatkan keunggulan bersaing, yaitu : a. Datang langsung ke tempat calon nasabah.18 Salah satu strategi BMT Al-Munawwarah, untuk mengembangkan produknya ialah dengan cara mendatangi para nasabah secara langsung atau satu persatu (door to door) untuk menawarkan produk-produk BMT Al-Munawwarah, khususnya produk pembiayaan. b. Menyebarkan Brosur.19 Merupakan hal yang sangat penting, karena brosur ini merupakan senjata marketing untuk memberikan informasi kepada calon nasabah yang akan didatanginya. Dengan brosur ini maka si calon nasabah dapat 18
Sumirah Almisanni, Manager Operasional, Wawancara Pribadi, Pamulang. Kamis, 11 Juli 2013 Pukul 09:00 WIB. 19 Ibid.
62
mengetahui bahwa benar adanya bahwa orang yang menawarkan pembiayaan
kepadanya
adalah
marketing
BMT
Al-Munawwarah.
Kemudian calon nasabah juga dapat mengetahui produk apa yang dapat ditawarkan kepada mereka. c. Media lainnya.20 Promosi dilakukan bukan hanya dilakukan dengan cara manual seperti memberikan brosur kepada masyarakat, akan tetapi BMT AlMunawwarah juga menggunakan media lain seperti surat kabar, internet, stasiun radio, banner dan lain-lain. Zaman yang semakin canggih ini mengharuskan BMT Al-Munawwarah terus mengembangkan penyediaan informasi melalui teknologi sesuai kebutuhan masyarakat yang kian canggih dan praktis. d. Survey Lapangan.21 Marketing mempersiapkan tujuan atau daerah mana yang akan dikunjungi, dalam hal ini para marketing biasanya telah membuat jadwal setiap hari kemana mereka akan menawarkan produk pembiayaan, agar dalam kunjungan mereka tidak terjadi kekeliruan dengan marketing yang lainnya. Ketika mereka marketing dijalan mereka mengamati dari setiap pedagang / pengusaha yang akan di datanginya. Artinya marketing
20
Sumirah Almisanni, Manager Operasional, Wawancara Pribadi, Pamulang. Kamis, 11 Juli 2013 Pukul 09:00 WIB. 21 Ibid.
63
langsung menganalisis apakah pedagang yang akan ditawarkannya memiliki prospek yang bagus dimasa depannya atau tidak. Jika marketing yakin dengan usaha yang dimiliki calon nasabah maka mereka pun menawarkan produk pembiayaan untuk pengembangan usaha si calon nasabah. Dalam memberikan informasi, penyampaian marketing haruslah jelas kepada calon nasabah, agar calon nasabah tertarik dengan persentasi dan penjelasan marketing. Dalam hal ini kemampuan berkomunikasi marketing sangatlah penting. e. Rekomendasi mitra lama22 Yaitu dengan cara melihat data-data mitra yang memang sudah dikenal lebih dahulu atau melalui mitra ke mitra yang lain dan saling memberi informasi jika ada mitra yang lain membutuhkan pembiayaan untuk pengembangan usaha mereka. Biasanya cara ini sering digunakan karena untuk mendapatkan nasabah kemungkinannya cukup besar dengan saling mengenal terlebih dahulu, kemudian marketing menghubungi atau langsung mendatangi tempat usaha ataupun juga bisa langsung datang kerumah calon nasabah ini tentunya dengan persetujuan atas kemampuan calon nasabah. Jadi, dilihat dari strategi-strategi yang digunakan oleh BMT AlMunawwarah tersebut di atas adalah saling keterkaitan satu dengan yang lainnya, yang mana saling melengkapi. Yaitu mulai dari marketing yang
22
Sumirah Almisanni, Manager Operasional, Wawancara Pribadi, Pamulang. Kamis, 11 Juli 2013 Pukul 09:00 WIB.
64
mendatangi langsung calon nasabah untuk menawarkan produk-produk BMT. Marketing yang menyebarkan brosur kepada calon nasabah. Marketing yang melakukan promosi melalui media lainnya seperti surat kabar, internet, stasiun radio, dan lain-lain. Marketing yang melakukan survey lapangan kepada calon nasabah yang sudah diyakini prospeknya bagus untuk melakukan pembiayaan. Dan yang terakhir marketing menghubungi serta mengunjungi calon nasabah melalui rekomendasi mitra lama. Dengan demikian, semua strategi yang telah digunakan tersebut sangat
efektif
dalam
menjaring
calon
nasabah,
serta
dapat
mengembangkan produk-produk BMT Al-Munawarah secara langsung atau pun tidak langsung dalam meningkatkan keunggulan bersaing. Berdasarkan penelitian di atas, maka BMT Al-Munawwarah sudah sesuai dengan teori Strategi Pengembangan Produk yaitu dengan cara Modifikasi bauran produk, Perluasan lini produk seperti pengembangan produk lama yang sudah ada, serta Melakukan diversifikasi produk seperti melakukan inovasi produk. 2. Strategi pengembangan produk yang dilakukan oleh BMT Al-Fath IKMI dalam meningkatkan keunggulan bersaing.23 Dalam hal pengembangan produk, BMT Al-Fath IKMI selalu memberikan pelayanan yang terbaik, mudah dan cepat bagi mitra/ nasabahnya. Selain itu, dengan ketatnya persaingan ini membuat BMT AlFath IKMI harus mampu menciptakan produk-produk yang tepat dengan 23
Suryadi, Kabag Operasional, Wawancara Pribadi, Ciputat. Senin, 08 September 2014 Pukul 16:00 WIB.
65
ukuran yang sederhana artinya mudah dala pemasaran, pengelolaan maupun penerapannya yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.24 Strategi pengembangan produk-produk BMT dimulai dengan langkah awal identifikasi masalah kebutuhan dan keinginan nasabah terhadap pelayanan. Selain itu, strategi-strategi pengembangan produk yang dilakukan oleh BMT Al-Fath IKMI antara lain sebagai berikut :25 a. Melakukan inovasi produk dan mengembangkan produk lama yang sudah ada. b. Marketing melakukan jemput bola. c. Memberikan pelayanan yang baik, mudah dan cepat. d. Produk-produk BMT Al-Fath IKMI yang bersaing dengan lembaga lainnya. e. Keberanian BMT Al-Fath IKMI untuk mendirikan kantor pusat. Yang menjadi sasaran utama dalam pengembangan produk BMT Al-Fath IKMI yaitu Anggota, maksudnya dari Anggota untuk Anggota. Ada juga sasaran BMT Al-Fath IKMI dalam pengembangan produkproduk tersebut kepada para Usaha Kecil Mikro (pedagang kecil, pedagang kaki lima, pedagang sayur, dan lain-lain), para karyawankaryawan, para guru, para pelajar, serta masyarakat umum yang sudah menjadi Anggota BMT Al-Fath IKMI.26
24
Suryadi, Kabag Operasional, Wawancara Pribadi, Ciputat. Senin, 08 September 2014 Pukul 16:00 WIB. 25 Ibid. 26 Ibid.
66
Oleh karena itu, dalam mencapai tujuannya tersebut BMT Al-Fath IKMI harus mampu menciptakan strategi pengembangan produk yang cukup baik dan mampu bersaing dengan lembaga keuangan lainnya. Salah satu cara yang dilakukan BMT Al-Fath IKMI dalam pengembangan produk-produk yang dimilikinya adalah dengan cara melakukan inovasi produk serta mengembangkan produk-produk yang sudah ada, seperti pada produk titipan, BMT Al-Fath IKMI tidak hanya menerima titipan berupa tabungan saja, akan tetapi BMT Al-Fath IKMI juga membagi dalam beberapa kelompok produk berbentuk simpanan yaitu: Simpanan Wadiah, Simpanan Amanah, Simpanan Pendidikan, Simpanan Nikah, Simpanan Idul Fitri, Simpanan Qurban / Aqiqoh, Simpanan Haji dan Simpanan Mudharabah Berjangka (Deposito). Selain itu, BMT Al-Fath IKMI juga melakukan strategi jemput bola artinya marketing yang mendatangi langsung para calon nasabah / mitranya baik yang mau melakukan kegiatan pembiayaan atau simpanan. Kemudian BMT Al-Fath IKMI juga harus memberikan pelayanan yang baik, mudah, cepat agar para mitra / nasabah betah dan nyaman untuk melakukan pembiayaan ataupun simpanan ke BMT Al-Fath IKMI tersebut. Selanjutnya produk-produk BMT Al-Fath IKMI yang dapat bersaing dengan lembaga lainnya seperti tabungan yang bersaing dengan lembaga lainnya karena bagi hasilnya yang lebih tinggi. Sedangkan dalam hal pembiayaan yang pelayanannya lebih baik, cepat, dan mudah untuk bersaing dengan lembaga lainnya maka bagi hasilnya harus lebih kecil dari
67
lembaga lain tersebut. Serta yang terakhir keberanian BMT Al-Fath IKMI untuk mendirikan kantor-kantor pusat yang besar untuk meningkatkan kepercayaan yang besar pada mitra / nasabah. Dengan didirikannya kantor-kantor pusat tersebut maka para mitra / nasabah akan merasa tertarik dan yakin untuk melakukan pembiayaan atau simpanan ke BMT Al-Fath IKMI tersebut. Jadi, dilihat dari semua strategi-strategi pengembangan produk yang dilakukan oleh BMT Al-Fath IKMI sudah sangat cukup baik dan efektif serta mampu untuk menarik minat mitra / nasabah agar melakukan pembiayaan atau simpanan ke BMT Al-Fath IKMI. Dengan demikian, BMT Al-Fath IKMI dapat meningkatkan keunggulannya dalam bersaing dengan lembaga BMT lainnya ataupun lembaga keuangan syariah lainnya. Semua itu dilakukan untuk memudahkan para mitra / nasabah BMT AlFath IKMI dalam melakukan simpanan sesuai dengan apa yang mereka butuhkan dan mereka tujukan. Berdasarkan penelitian di atas, maka BMT Al-Fath IKMI sudah sesuai dengan teori Strategi Pengembangan Produk yaitu dengan cara Modifikasi bauran produk, Perluasan lini produk seperti pengembangan produk lama yang sudah ada, Meningkatkan citra manfaat produk, serta Melakukan diversifikasi produk seperti melakukan inovasi produk.
68
C. Aspek Kompetitif Advantages Pada BMT. 1. Aspek Kompetitif Advantages yang dilakukan oleh BMT Al-Munawwarah Dalam Membangun Keunggulan bersaing, yaitu :27 a. Melakukan analisa. Dari pihak marketingnya langsung melakukan analisa lapangan atau mengamati langsung peluang dan ancaman seperti apa yang bisa dilakukan. Kemudian kita (pimpinan yang terkait mem-follow up, kita (pimpinan yang terkait) rapatkan, perlu apa tidak kita (pimpinan yang terkait) melakukan suatu penerbitan produk baru atau pengembangan produk lama. b. Dilihat dari informasi-informasi. Dari informasi yang didapatkan langsung oleh (para Pimpinan) yang disampaikan oleh pihak nasabah atau masyarakat. Artinya nasabah-nasabah atau masyarakat yang datang ke kantor BMT AlMunawwarah langsung tidak melalui marketing. c. Dilihat dari caranya. Biasanya marketing itu tetap berjalan. Kalau memang
ada
yang perlu ditanyakan dari marketingnya itu sendiri, berarti harus ditanyakan langsung ke pihak yang bersangkutan atau nasabah sendiri yang memang mau menyampaikan ke marketingnya. Jadi intinya ada
27
Sumirah Almisanni, Manager Operasional, Wawancara Pribadi, Pamulang. Kamis, 11 Juli 2013 Pukul 09:00 WIB.
69
feed back atau timbal balik dari keduanya, yaitu dari nasabah ada, dari marketingnya juga ada.28 Berdasarkan penelitian di atas, maka BMT Al-Munawwarah sudah sesuai dengan teori Sumber Keunggulan Bersaing yaitu dengan cara memberikan jasa pelayanan yang paling hebat, Atribut barang yang sesuai dengan kehendak konsumen/nasabah, Mempunyai lokasi yang paling strategis, Memberikan nilai barang atau jasa yang lebih besar daripada uang yang dikeluarkan konsumen/nasabah, Produk terbaik di pasar, Memasarkan produk baru paling cepat. 2. Aspek Kompetitif Advantages yang dilakukan oleh BMT Al-Fath IKMI Dalam Membangun Keunggulan bersaing.29 a. BMT harus menerapkan prinsip Amanah, Jujur dan Adil. b. BMT harus memberikan pelayanan yang terbaik, mudah dan cepat. c. BMT harus membuka beberapa kantor cabang. d. BMT harus mempunyai keberanian untuk mendirikan kantor-kantor pusat. e. BMT harus melakukan pembinaan para mitra / nasabah / anggota. f. BMT harus melakukan inovasi produk baru serta mengembangkan produk-produk lama yang masih ada. Seperti pada produk titipan, BMT Al-Fath tidak hanya menerima titipan berupa tabungan saja, akan
28
Sumirah Almisanni, Manager Operasional, Wawancara Pribadi, Pamulang. Kamis, 11 Juli 2013 Pukul 09:00 WIB. 29 Suryadi, Kabag Operasional, Wawancara Pribadi, Ciputat. Senin, 08 September 2014 Pukul 16:00 WIB.
70
tetapi BMT Al-Fath membagi dalam beberapa kelompok produk simpananya itu : Simpanan Amanah, Simpanan Wadiah, Simpanan Pendidikan, Simpanan Nikah, Simpanan Idul Fitri, Simpana Qurban / Aqiqoh, Simpanan Haji dan Simpanan Mudharabah Berjangka (Deposito). g. Identifikasi masalah kebutuhan dan keinginan mitra / nasabah terhadap layanan. h. BMT harus bisa menciptakan sumber daya manusia yang unggul. i. BMT harus melakukan jemput bola (mendatangi langsung para calon mitra / nasabah). j. Dengan banyaknya produk-produk yang dimiliki BMT Al-Fath IKMI yakin mampu bersaing dengan lembaga keuangan non syariah yang tidak memiliki berbagai macam produk simpanan. Bukan hanya dalam melakukan
penghimpunan
dana
saja
BMT
Al-Fath
IKMI
mengembangkan produk-produknya, akan tetapi BMT Al-Fath IKMI juga mengembangkan produk-produknya di bidang penyaluran dana.30 Selain itu ada beberapa sikap pengelola yang dilakukan oleh BMT Al-Fath IKMI dalam menghadapi pesaing tersebut, antara lain sebagai berikut : a. Pesaing itu sebagai sarana pengelola agar BMT Al-Fath IKMI dapat meningkatkan pelayanannya dengan baik.
30
Suryadi, Kabag Operasional, Wawancara Pribadi, Ciputat. Senin, 08 September 2014 Pukul 16:00 WIB.
71
b. Dengan adanya pesaing BMT Al-Fath IKMI tersebut harus memberikan pelayanan yang terbaik, cepat dan mudah. c. Pesaing ini menjadikan para karyawan BMT Al-Fath IKMI agar terus bekerja keras untuk mengembangkan produk-produknya.31 Berdasarkan penelitian di atas, maka BMT Al-Fath IKMI sudah sesuai dengan teori Sumber Keunggulan Bersaing yaitu dengan cara memberikan jasa pelayanan yang paling hebat, Atribut barang yang sesuai dengan kehendak konsumen/nasabah, Mempunyai lokasi yang
paling
strategis, Memberikan nilai barang atau jasa yang lebih besar daripada uang yang dikeluarkan konsumen / nasabah, Produk terbaik di pasar, Memasarkan produk baru paling cepat, Memberikan harga jual paling murah, Merek dan reputasi yang sudah teruji.
31
Suryadi, Kabag Operasional, Wawancara Pribadi, Ciputat. Senin, 08 September 2014 Pukul 16:00 WIB.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Pola pengembangan produk BMT Pola pengembangan yang dilakukan oleh BMT Al-Munawarah sama dengan BMT Al-Fath IKMI yaitu dengan menggunakan system analisis SWOT. Dalam menghadapi persaingan usaha yang begitu keras BMT Al-Munawarah dan BMT Al-Fath IKMI selalu berupaya menerapkan strategi baru dan baik guna terus dapat bersaing dengan para pesaingnya. Selain itu, BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI sama-sama sudah sesuai menggunakan teori pola pengembangan produk yaitu dengan cara mengembangkan fitur-fitur produk baru dan mengembangkan variasi mutu seperti melakukan inovasi produk. 2. Analisis Strategi Pengembangan Produk yang Dilakukan oleh BMT AlMunawwarah dan BMT Al-Fath IKMI Dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing. a. Strategi
yang
digunakan
oleh
BMT
Al-Munawwarah
dalam
mengembangkan dan meningkatkan pembiayaan produk yaitu Dengan datang langsung ke tempat calon nasabah, Rekomendasi mitra lama, Promosi dengan menggunakan brosurr serta media lainnya seperti surat kabar, internet, stasiun radio, banner dan lain-lain. Dengan strategi-strategi yang telah dilakukan oleh BMT Al-Munawwarah dalam mengembangkan dan
72
73
meningkatkan produkterbukti berhasil karena rata-rata tiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup baik dan signifikan. b. Strategi yang dilakukan BMT Al-Fath IKMI dalam strategi pengembangan produk
yang
dimilikinya
yaituMelakukan
inovasi
produk
dan
mengembangkan produk lama yang masih ada, Marketing melakukan jemput bola, Memberikan pelayanan yang baik, Produk BMT Al-Fath IKMI yang bersaing dengan lembaga lainnya, dan Keberanian BMT Al-Fath IKMI untuk mendirikan kantor pusat. Semua itu juga dilakukan BMT Al-Fath IKMI untuk mempermudah mitra/nasabah BMT Al-Fath IKMI dalam melakukan transaksi baik dalam bentuk simpanan maupun pembiayaan sesuai dengan apa yang mereka inginkan dan tujukan. Dilihat dari semua strategi pengembangan produk yang dilakukan oleh BMT Al-Fath IKMI sudah sangat cukup baik dan efektif serta mampu untuk menarik minat mitra / nasabah agar melakukan pembiayaan atau simpanan ke BMT Al-Fath IKMI. Dengan demikian, BMT Al-Fath IKMI dapat meningkatkan keunggulannya dalam bersaing dengan lembaga BMT lainnya ataupun lembaga keuangan syariah lainnya. Berdasarkan penelitian di atas, maka BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI sudah sesuai dengan teori Strategi pengembangan produk yaitu pada BMT Al-Munawwarah dan BMT Al-Fath IKMI samasama dengan cara modifikasi bauran produk, perluasan lini produk seperti pengembangan produk lama yang sudah ada, serta melakukan diversifikasi
74
produk seperti melakukan inovasi produk. Bedanya pada BMT Al-Fath IKMI juga menggunakan cara dengan meningkatkan citra manfaat.
3.
Aspek Kompetitif Advantages BMT a. Pada BMT Al-Munawwarah, Aspek kompetitif advantages yang dilakukan yaitu melakukan analisa lapangan atau mengamati langsung peluang dan ancaman dan melakukan suatu penerbitan produk baru atau pengembangan produk lama. Dilihat dari informasi-informasi, informasi yang didapatkan langsung oleh marketing yang disampaikan oleh pihak nasabah atau masyarakat. Dilihat dari caranya, kalau memang ada yang perlu ditanyakan dari marketingnya itu sendiri, berarti harus ditanyakan langsung kepihak yang bersangkutan atau nasabah sendiri yang memang mau menyampaikan kemarketingnya. b. Pada BMT Al-Fath IKMI, Aspek kompetitif advantages yang dilakukan antara lain sebagai berikut : 1) BMT harus menerapkan prinsip Amanah, Jujur dan Adil, 2) BMT harus memberikan pelayanan yang terbaik, 3) BMT harus membuka beberapa kantor cabang, 4) BMT harus mempunyai keberanian untuk mendirikan kantor-kantor pusat, 5) BMT harus melakukan pembinaan para mitra / nasabah / anggota, 6) BMT harus melakukan inovasi produk baru serta mengembangkan produk-produk lama yang masih ada. Identifikasi masalah kebutuhan dan keinginan mitra / nasabah terhadap layanan, 7) BMT harus bisa menciptakan sumber daya manusia yang unggul, 8) BMT harus melakukan jemput bola (mendatangi langsung para calon mitra / nasabah), 9) Dengan banyaknya produk-produk yang dimiliki BMT
75
Al-Fath IKMI yakin mampu bersaing dengan lembaga keuangan non syariah yang tidak memiliki berbagai macam produk simpanan. Berdasarkan penelitian di atas, maka BMT Al-Munawwarah dan AlFath IKMI sudah sesuai dengan teori sumber keunggulan bersaing yaitu sama-samadengan cara memberikan jasa pelayanan yang paling hebat, atribut barang yang sesuai dengan kehendak konsumen / nasabah, mempunyai lokasi yang paling strategis, memberikan nilai barang atau jasa yang lebih besar daripada uang yang dikeluarkan konsumen/nasabah, produk terbaik di pasar, memasarkan produk baru paling cepat. Bedanya pada BMT Al-Fath IKMI juga dengan cara memberikan harga jual paling murah serta memiliki merek dan reputasi yang sudah teruji. B. Saran 1. BMT Al-Munawwarah Berdasarkan data dan informasi yang telah didapat oleh penulis, maka penulis hendak memberikan saran-saran kepada pihak-pihak yang terkait yaitu : a. Tetap mempertahankan strategi-strategi yang telah dilakukan selama ini bahkan harus dikembangkan dan dikemas sedemikian rupa agar para pelaku produk dapat lebih berkembang dan meningkatkan. b. Tetap memberikan pelayanan yang lebih professional dan terbaik sesuai dengan motto yang diusung oleh BMT Al-Munawwarah yaitu “untuk kesejahteraan bersama” c. Lebih menggalakkan promosi agar meningkatkan dan kemajuan BMT AlMunawwarah di masa depan.
76
d. Lebih selektif dalam memberikan pembiayaan, agar dapat meminimalisir kerugian. e. Meningkatkan sumber daya teknologi yang canggih untuk kemudahan masyarakat dalam mengakses informasi. 2. BMT Al-Fath IKMI Berdasarkan data dan informasi yang telah didapat oleh penulis, maka penulis hendak memberikan saran-saran kepada pihak-pihak yang terkait yaitu : a. Bagi masyarakat wilayah Ciputat hendaknya mau bergabung dengan BMT Al-Fath IKMI, karena sistem yang digunakan sangat menguntungkan dan mencerminkan adanya keadilan dalam berekonomi. b. Dalam upaya meningkatkan eksistensi BMT, BMT Al-Fath IKMI hendaknya memperbaiki strategi pengembangan produk-produknya agar lebih baik dan kompeten sehingga dapat meningkatkan keunggulan bersaing. c. Bagi Pemerintah hendaknya lebih memperhatikan lembaga keuangan seperti BMT maupun koperasi, karena lembaga seperti ini sangat berpengaruh bagi menciptakan lapangan kerja, selain itu bukankah untuk menjadi suatu negara yang maju itu tergantung pada jumlah wirausaha yang sangat banyak dan handal. Dan hanya lembaga seperti BMT maupun koperasi yang dapat di jangkau oleh pengusaha kecil yang kekurangan dana karena lebih muda dan cepat.
77
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Euis. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta: Pustaka Asatruss, 2005. Amsyari, Fuad. Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia. Bandung: Mizan, 1990. h.4. Armstrong dan Kotler. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid I Edisi ke-8, Jakarta: Erlangga, 2001. Assauri, Sofyan. : Dasar, Konsep dan Strategi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, Cet.7. BMT Al-Fath IKMI. ”profil BMT Al-Fath IKMI”, artikel ini diakses pada hari Sabtu, 13 April 2013 dari http://www.bmtalfath.com/index.php?peji=profil. BMT Al-Fath IKMI. ”produk BMT Al-Fath IKMI”, artikel ini diakses pada hari Sabtu, 13 April 2013 dari http://www.bmtalfath.com/index.php?peji=produk. BMT Al-Munawwarah.”profil BMT Al-Munawwarah”, artikel ini diakses pada hari Sabtu, 13 April 2013 dari http://www.bmtalmunawwarah.com/profil.htm. BMT Al-Munawwarah. ”profil BMT Al-Munawwarah”, artikel ini diakses pada hari Sabtu, 13 April 2013 darihttp://www.bmtalmunawwarah.com/produk.htm. BMT Al-Munawwarah. ”profil BMT Al-Munawwarah”, artikel ini diakses pada hari Sabtu, 13 April 2013 dari http://www.bmtalmunawwarah.com/struktur.htm. Danin, Sudarwan. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: CV Pustaka Setia, 2002. David, R. Fred. Manajemen Strategi Konsep. Jakarta: Prenhalindo, 2002. Dirgantoro, Crown. Keunggulan Bersaing Melalui Proses Bisnis. Jakarta: PT. Grasindo, 2001. Dirgantoro, Crown. Manajemen Stratejik. Jakarta: PT.Grasindo, 2002. Education, Pearson, ed 10 buku 1. Strategic Management (Manajemen Strategis: Konsep). Jakarta: Salemba Empat, 2006.
Effendy, Uchayana Onong. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktik. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 1999.
78
Furchan, Arief, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya: Usaha Nasional,cet ke 1, 1992. Hamdani A dan Lupiyoadi Rambat. Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi. 2, Jakarta: Salemba Empat, 2006. h.70. Hariadi, Bambang. Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis, cet.I. Malang: Bayumedia Publishing, 2003. Hilman, Imam. Perbankan Syariah Masa Depan. Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2003. Hit, A. Michael, dkk, Ed.1. Manajemen Strategi: Daya Saing Dan Globalisasi Konsep (Strategic Management Competitivenes And Globalization Consep). Jakarta: Salemba Empat, 2001. Inkopsyah bmt, “Prospek Cerah BMT Indonesia”, artikel diakses pada hari Minggu, 09 Februari 2014, dari http://www.inkopsyahbmt.co.id/index.php?option=com_content&view=art icle&id=129:prospekcerah&catid=85&Itemid=575http://www.inkopsyahb mt.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=129:prospekcerah&catid=85&Itemid=575. Kertajaya, Hermawan dan M Syakir Sula. Syariah Marketing. Jakarta: Mizan, 2006. Kotler, Philip. Marketing Management. New Jersey: Prestice Hall, 2000. h.76. Kotler, Philip dan Gay Armstrong. Dasar-Dasar Pemasaran.Jilid I Edisi ke-6, Prentice Hail. Jakarta: Intermedia, 1995. Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran. Jilid 2 Edisi ke-12, Jakarta: PT Indeks, 2007. Kridalaksana Murti, Hari. Kamus Sinonim Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusa Indah, 1981. Kuontur, Ronny. Metode Penelitian: Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis, Jakarta: PPM,cetke 3, 2005. Muhammad. Lembaga Ekonomi Syariah. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007. Muhammad, Rifqi. Akuntansi Keuangan Syariah. Jakarta: P3EI Press, 2008. Murray, Matt. “Private Companies Also Feel Pressure to Clean Up Acts”, Wall Street Journal (22 Juli 2003): B1. Muttaqin, Hadi. “Produk Dan Jasa BMT” artikel diakses pada hari Kamis, 23 Oktober 2014 Pukul 17:18 wib, dari http://pustakabakul.blogspot.com/2012/07/produk-dan-jasa-bmt.html
79
Nasarudin, Yama Indo, SE, MAB dan Henny, Fauzan SE, MM. Pengantar Bisnis Dan Manajemen, Cet.I. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta Dan UIN Press, 2006. Nasir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999. Nengsih. Proses Pengembangan Produk Baru. Artikel diakses pada hari Senin, 15 September
2013
Pukul
19:00
wib,
dari
http://kasusmanajemen.wordpress.com//2011/09/02/proses-pengembanganproduk-baru. Pearce II, John A dan Richard B. Robinson Jr, ed 10 buku 1. Strategic Management
(Manajemen
Strategis:
Formula,
Implementasi,
dan
Pengendalian). Jakarta: Salemba Empat, 2007 Rahwaty, Penny. “Disain Dan Pengembangan Produk”, artikel diakses pada hari Jumat,
19April
2013
dari
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Penny%20Rahmawaty,% 20M.Si./Bab%203%20disain%20dan%20pengembangan%20produk.pdf. Ramli, Hasbi. Analisa Pembiayaan Dan Income Statement Pada Lembaga Keuangan Syari’ah: Makalah-makalah Islamic Finance Incampus, Jakarta: Fakultas Syari’ah Dan Hukum UIN, 2004. Sukmatjaya, Ahmad. “Baitul Maal wat Tamwil”, 26-28 Desember 2009. Jakarta: Yayasan Al-Amin Dharma Mulia, 2009. Sukristono. Perencanaan Strategi Bank. Jakarta: PT. Dhasa Warna, 1992. h.335. Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Arah Press, 2004, Cet. 5. Wawancara Pribadi dengan Sumirah Almisanni. Pamulang. Kamis, 11 Juli 2013. Pukul 09:00 WIB. Wawancara Pribadi dengan Suryaidi. Ciputat. Senin, 08 September 2014. Pukul 16:00 WIB. Yolanda, Friska dan Hafidz Muftisany. “ BMT Tak Takut bersaing Dengan Bank Syariah, artikel diakses pada hari Minggu, 09 Februari 2014 dari http://www.republika.co .id/berita/ekonomi/syariahekonomi/12/06/28/m6byym-bmt-tak-takut-bersaing-dengan-bank-syariah.
LAMPIRAN
80
Data Wawancara STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK BMT AL-MUNAWWARAH DAN BMT AL-FATH IKMI DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN BERSAING (Studi Pada BMT Al-Munawwarah Pamulang)
Nama
: Sumirah Almisanni
Jabatan
: Manager Operasional
Tempat Wawancara
: BMT Al-Munawwarah Pamulang
Hari / Tanggal dan waktu
: Kamis, 11 Juli 2013 Pukul09:00-10:00 WIB.
Pewancara
: Siti Kadarwati
1. Apa Visi, Misi dan Fungsi didirikannya BMT Al-Munawwarah? 2. Apa tujuan dan prinsip operasional BMT Al-Munawwarah? 3. Produk-produk apa saja yang ditawarkan oleh BMT Al-Munawwarah? 4. Bagaimana pola pengembangan strategi BMT Al-Munawwarah? 5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengembangan produk pada BMT Al-Munawwarah? 6. Bagaimana strategi BMT Al-Munawwarah dalam meningkatkan keunggulan bersaing pada produk yang dipasarkan? 7. Apa saja peluang dan ancaman dalam mengembangkan produk pada BMT AlMunawwarah agar tetap mempertahankan keunggulan bersaingnya? 8. Apa saja kekuatan dan kelemahan dalam mengembangkan produk BMT AlMunawwarah agar tetap mempertahankan keunggulan bersaingnya?
9. Bagaimana langkah-langkah BMT Al-Munawwarah dalam membangun keunggulan kompetitif? 10. Aspek kompetitif advantages apa saja yang digunakan pada BMT AlMunawwarah untuk mengembangkan produknya? 11. Apasaja indikator-indikator keunggulan bersaing yang digunakan pada BMT Al-Munawwarah untuk mengembangkan produknya? 12. Apa saja keunggulan kompetitif dari setiap produk BMT Al-Munawwarah? 13. Bagaimana konsep strategi produk yang ada pada BMT Al-Munawwarah ini? 14. Strategi produk apa yang dipilih dan dilakukan untuk mengembangkan produk-produk BMT Al-Munawwarah? 15. Siapa yang menjadi sasaran utama dalam pengembangan produk-produk BMT Al-Munawwarah ini? 16. Media dan sarana apa saja yang digunakan pada BMT Al-Munawwarah dalam mengembangkan produk-produknya? 17. Bagaimana sikap pengelola BMT Al-Munawwarah ini dalam menghadapi pesaing? 18. Bagaimana cara-cara yang dilakukan BMT Al-Munawwarah untuk mempertahankan keunggulan bersaingnya? 19. Bagaimana laporan perkembangan produk-produkBMT Al-Munawwarah dari tahun 2010sampai sekarang ini? 20. Bagaimana laporan perkembangan penjualan produk-produk pada BMT AlMunawwarah dari tahun 2010 sampai sekarang ini?
JAWABAN: 1. Visi BMT Al-Munawwarah yaitu : Terwujudnya BMT yang terdepan, tangguh dan profesional dalam membangun ekonomi ummat. Misi BMT Al-Munawwarah yaitu: a) Memberikan layanan usaha yang prima kepada seluruh Anggota Mitra dan Masyarakat luas. b) Mendorong Anggota, Mitra dan Masyarakat luas dalam kegiatan menabung dan investasi. c) Menyediakan permodalan dan melakukan pendampingan usaha bagi Anggota, Mitra dan Masyarakat luas. d) Memperkuat permodalan sendiri dalam rangka memperluas jaringan serta menambah produk dan fasilitas jasa layanan. e) Mencapai pertumbuhan dan hasil usaha BMT yang proporsional dan berkelanjutan. f) Turut berperan serta dalam gerakan pengembangan ekonomi syariah. Fungsi BMT Al-Munawwarah yaitu sebagai lembaga mediasi sekaligus lembaga pendampingan usaha produktif antara : a) Anggota dengan Anggota. b) Anggota dengan Mitra. c) Anggota, Mitra dengan Masyarakat secara luas. 2. Tujuan BMT Al-Munawwarah yaitu : Meningkatkan kesejahteraan bersama melalui kegiatan ekonomi yang menaruh perhatian pada nilai-nilai dan kaidah muamalah syar’iyyah yang memegang teguh keadilan, keterbukaan dan kehati-hatian. Prinsip Operasinal BMT Al-Munawwarah yaitu :
1) PenghimpunanDana (Funding) yang menggunakan prinsip bagi hasil. 2) Penanaman Dana (Financing) yang menggunakan prinsip bagi hasil. 3. Kita kebanyakan sih hanya produk funding dan financing saja yah seperti tabungan, deposito, jasa layanan, pembiayaan itu saja, termasuk mudharabah. 4. Biasanya sih kita kalau apa namanya untuk pengembangan produk itu ya sesuai dengan permintaan pasar atau kebutuhan nasabah, artinya kalau banyak nasabah yang kira-kira nanya “mbak, ini ada gak ya produk yang ini”. Baru kita akan mengeluarkan produk tersebut kayak gitu, sesuai dengan tingkat kebutuhan nasabah atau mitra lah dan produk yang dikembangkan itu masih produk baru, dan bisa juga produk lama, dan itu juga ada dua kemungkinan ya, dengan cara produk yang lama dikembangkan ya atau memang mengeluarkan inovasi baru. 5. Yang paling dominan ini ya kebutuhan mitra dan juga kebutuhan BMT itu sendiri. 6. Biasanya kita jemput bola ya dan komunikasi person to person. Terus kita juga jemput bola, artinya marketing langsung ke lapangan. Sedangkan person to person, artinya informasi dari nasabah yang satu ke nasabah yang lain. Kita yang paling efektif seperti itu. Kalau brosur, kita jarang pakai. Karena biasanya enggak efektif, jarang brosur. Udah dilihat terus dibuang gitu. Tapi selama ini produk kita berkembang itu justru karena informasi dari nasabah kita yang sudah lama, yang sudah bergabung dengan kita memberikan informasi yang sama. 7. Ancaman : Ancaman dan peluang itu pastiada ya. Memang kita jarang ini ya. Maksudnya kalau dari segi produk, kita jarang melakukan terobosan ya. Artinya yaitu tadi permintaan nasabah enggak banyak, kita juga pesaing kita udah banyak. Terus ada lagi banyak koperasi biasa yang sebenarnya konvensional. Terus mereka prakteknya mengikuti syari’ah. Ya berarti mereka meniru. Terus bank-bank besar yang sekarang masuknya ke mikro juga.
Peluang : Peluangnya kemungkinan adanya itu jadi ya kita berpikir, strategi apa sih yang kita mau kembangkan. 8. Kekuatan : Biasanya kalau produk funding kita melihat dalam nisbah bagi hasilnya. Kelemahan : Kalau kelemahannya pada saat nisbah bagi hasilnya ya. Jadi kalau pada saat profitnya atau bagi hasilnya tinggi, jadi ya itu lonjatannya juga seperti itu. Kalau dari financingnya sendiri itu sih biasanya lebih mudah dan cepat. Kita ke pedagangpedagang langsung kayak misalnya pedagang sayur. Tapi kalau pelaku UKM nya kalau misalnya sesama lembaga UKM kita malah cuma beberapa. 9. Kalau langkah-langkahnya gitu biasanya kita melakukan analisa, maksudnya dari pihak marketingnya langsung. Melakukan analisa lapangan atau mengamati langsung gitu sebenarnya apa sih peluang dan ancaman apa yang bisa. Jadi dilihat dari peluang dan ancamannya. Lalu dari situ baru kita follow up, kita rapatkan, perlu enggak gitu mengadakan suatu apa yang tadi kaitannya dengan apa namanya penerbitan itu ya, penerbitan produk baru atau pengembangan produk lama. Terus dilihat dari informasi-informasi nasabah langsung gitu yang disampaikan ke kita juga. Artinya nasabah-nasabah yang langsung ke kantor kita tidak melalui marketing. Kadang kan ada nasabah yang langsung ini di ini, di itu, gitu. Jadi dilihat dari caranya. Biasanya sih yang namanya marketing itu berjalan kita melihat kalau memang yang kira-kira perlu ada dari marketingnya sendiri itu ditanyakan,berarti kan langsung ke pihak yang bersangkutan yang mau ditanyakan atau dari nasabah itu sendiri yang memang ingin menyampaikan ke marketingnya. Jadi apa namanya feed back nya, dua-duanya ya, yaitu dari nasabah juga dan marketingnya juga. 10. Jawabannya hampir sama dengan yang langkah-langkah tersebut, yaitu : a.
Marketing melakukan analisa lapangan
b.
Melihat informasi-informasi langsung dari nasabah/mitra
c.
Dilihat dari cara-cara marketing yang menyampaikan informasi langsung kepada nasabah/mitra. Artinya ada feed back antara marketing dan nasabah/mitra itu sendiri.
11. Indikator-indikator keunggulan bersaing yang digunakan oleh BMT Al-Munawwarah yaitu Menciptakan produk yang bernilai bagi nasabah/mitranya, Memberikan pelayanan yang terbaik, Identifikasi masalah kebutuhan dan keinginan mitra/ nasabah terhadap layanan, Menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, Melakukan jemput bola (mendatangi langsung para calon mitra/ nasabah). 12. Keunggulan kompetitif dari setiap produk BMTAl-Munawwarah yaitu produk Penghimpunan Dana (Funding) dan produk Penanaman Dana (Financing) sama-sama menggunakan prinsip bagi hasil. 13. Konsep Strategi Produk BMT Al-Munawwarah yaitu Melakukan inovasi produk dan mengembangkan produk lama yang masih ada, Marketing melakukan jemput bola, Memberikan pelayanan yang terbaik, cepat dan mudah. 14. Strategi produk BMT Al-Munawwarah yaitu hampir sama dengan konsep produk yaitu dengan melakukan inovasi produk serta pengembangan produk lama yang sudah ada. 15. Masyarakat yang membutuhkan langsung sekitar dan kemampuan BMT atau perbuatan BMT dalam arti umum seperti manajemen, SDM. 16. Via website, marketing langsung (jemput bola) dari mitra lama kepada calon mitra dan langsung informasi menemui CS (costumer service). 17. Kita merasa termotivasi untuk mempelajari dari pesaing itu sendiri atau BMT menguatkan produk yang lama untuk menghadapi pesaing atau bisa jadi partner. Yaitu melakukan pola kerjasama antar BMT atau Mitra. Lalu kita mengamati caracara-cara atau mengeluarkan terobosan. 18. Hampir sama jawabannya dengan sikap pengelola BMT dalam menghadapi pesaing. Yaitu dengan kita mengamati cara-cara atau mengeluarkan terobosan gitu. 19. Jawabannya ada di buku Laporan Keuangan BMT Al-Munawwarah. 20. Jawabannya ada di buku Laporan Keuangan BMT Al-Munawwarah.
Data Wawancara STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK BMT AL-MUNAWWARAH DAN BMT AL-FATH IKMI DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN BERSAING (Studi Pada BMT Al-Fath IKMI Ciputat)
Nama
: Suryadi
Jabatan
: Kepala Bagian Operasional
Tempat Wawancara
: BMT Al-Fath IKMI Ciputat
Hari / Tanggal dan waktu
: Sabtu, 08 September 2014 Pukul 16:00-17:00 WIB
Pewancara
: Siti Kadarwati
1. Apa Visi, Misi dan Fungsi didirikannya BMT Al-Fath IKMI? 2. Apa tujuan dan prinsip operasional BMT Al-Fath IKMI? 3. Produk-produk apa saja yang ditawarkan oleh BMT Al-Fath IKMI? 4. Bagaimana pola pengembangan strategi BMT Al-Fath IKMI? 5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengembangan produk pada BMT Al-Fath IKMI? 6. Bagaimana strategi BMT Al-Fath IKMI dalam meningkatkan keunggulan bersaing pada produk yang dipasarkan? 7. Apa saja peluang dan ancaman dalam mengembangkan produk pada BMT AlFath IKMI agar tetap mempertahankan keunggulan bersaingnya?
8. Apa saja kekuatan dan kelemahan dalam mengembangkan produk BMT AlFath IKMIagar tetap mempertahankan keunggulan bersaingnya? 9. Bagaimana langkah-langkah BMTAl-Fath IKMIdalam membangun keunggulan kompetitif? 10. Aspek kompetitif advantages apa saja yang digunakan pada BMT Al-Fath IKMI untuk mengembangkan produknya? 11. Apa saja indikator-indikator keunggulan bersaing yang digunakan pada BMT Al-Fath IKMIuntuk mengembangkan produknya? 12. Apa saja keunggulan kompetitif dari setiap produk BMTAl-Fath IKMI? 13. Bagaimana konsep strategi produk yang ada pada BMT Al-Fath IKMI ini? 14. Strategi produk apa yang dipilih dan dilakukan untuk mengembangkan produk-produk BMT Al-Fath IKMI? 15. Siapa yang menjadi sasaran utama dalam pengembangan produk-produk BMT Al-Fath IKMI ini? 16. Media dan sarana apa saja yang digunakan pada BMT Al-Fath IKMI dalam mengembangkan produk-produknya? 17. Bagaimana sikap pengelola BMT Al-Fath IKMI ini dalam menghadapi pesaing? 18. Bagaimana cara-cara yang dilakukan BMT Al-Fath IKMI untuk mempertahankan keunggulan bersaingnya? 19. Bagaimana laporan perkembangan produk-produk BMT Al-Fath IKMI dari tahun 2010 sampai sekarang ini? 20. Bagaimana laporan perkembangan penjualan produk-produk pada BMT AlFath IKMI dari tahun 2010 sampai sekarang ini?
JAWABAN : 1. Visi BMT Al-Fath IKMI yaitu : Meningkatkan kualitas keimanan anggota dan mita binaan sehingga mampu berperan aktif sebagai khalifah Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Misi BMT Al-Fath IKMI yaitu : a) Menerapkan prinsip-prinsip syari’at dalam kegiatan ekonomi. b) Memberdayakan pengusaha kecil dan menengah. c) Membina kepedulian aghniya (orang mampu) kepada dhuafa (kurang mampu) secara terpola dan berkesinambungan. Fungsi BMT Al-Fath IKMI yaitu : Menjalin Ukhuwah Islamiyah (Persaudaraan Islam) melalui pemungutan dan penyaluran Zakat, Infa, dan Shadaqah serta memasyarakatkannya, dan menunjang pemberdayaan ummat melalui program pemberian modal bagi pedagang ekonomi lemah, pemberian bea siswa dan santunan bagi kaum dhu’afa. 2. Tujuan BMT Al-Fath IKMI yaitu : Meningkatkan kesejahteraan jasmani dan rohani serta mempunyai posisi tawar (daya saing) anggota dan mitra binaan juga masyarakat pada umumnya melalui kegiatan pendukung lainnya. Prinsip Operasional BMT Al-Fath yaitu : a) Penghimpunan Dana (Funding) yang menggunakan prinsip titipan dan prinsip bagi hasil. b) Penyaluran Dana (Lending) yang menggunakan prinsip bagi hasil. 3. Produk-produk yang ditawarkan oleh BMT Al-Fath IKMI yaitu: 1. Penghimpunan Dana (Funding) terdiri dari : a. Prinsip Titipan (Wadiah) dengan produk yang dinamakan TAWAKAL (Tabungan Wadiah BMT Al-Fath). b. Prinsip Bagi Hasil, dengan produk-produk sebagai berikut :
1) TABAH (Tabungan Berjangka Al-Fath) 2) SIDIK (Simpanan Pendidikan) 3) Simpanan Idul Fitri 4) Simpanan Qurban 5) Simpanan Nikah 6) Simpanan Haji 2. Penyaluran Dana (Lending) terdiri dari : a. Pembiayaan Mudharabah b. Pembiayaan Musyarakah c. Piutang Mudharabah d. Piutang Ijarah e. Murabahah (Jual Beli) 3. Jasa Layanan Edisi (Listrik, Telepon, dan lain-lain) 4. Jasa Pengiriman Barang kerjasama dengan ESL. 4. Pola Pengembangan Produk Pada BMT Al-Fath IKMI yaitu : a. Informasi nasabah (mulut ke mulut) b. Menyebarkan brosur c. Membuat spanduk d. Membuat website e. Mendirikan kantor pusat f. Membuka kantor-kantor cabang g. Marketing melakukan jemput bola (langsung mendatangi nasabah/ mitra ke rumah atau ke pasar) h. Melakukan inovasi produk baru i. Mengembangkan produk lama yang masih ada seperti pembiayaan, simpanan, dan lain-lain j. Melakukan pembinaan para mitra/ nasabah/ anggota k. Menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM ) yang unggul l. Melakukan kerjasama dengan lembaga lain m. Melakukan kerjasama dengan sekolah-sekolah dan masid n. Mengadakan kegiatan sosial (divisi maal) untuk masyarakat umum.
5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengembangan produk pada BMT AlFath IKMI yaitu dengan melihat peluang pembayaran listrik, telepon. Dari peluang tersebut selain mendapatkan layanan si mitra / nasabah bisa mendapatkn informasi lainnya seperti informasi menabung, informasi pembiayaan, dan lainlain. 6. Strategi Pengembangan Produk yang dilakukan oleh BMT Al-Fath IKMI dalam meninngkatkan keunggulan bersaing yaitu : a. Melakukan inovasi produk dan mengembangkan produk lam yang masih ada b. Marketing melakukan jemput bola c. Memberikan pelayanan yang terbaik, cepat dan mudah d. Produk-produk yang bersaing dengan lembaga lainnya Artinya produk simpanan (tabungan) yang bersaing dengan lembaga lainnya karena bagi hasilnya yang lebih tinggi. Sedangkan dalam hal pembiayaan yang pelayanannya lebih baik, cepat, dan mudah untuk bersaing dengan lembaga lainnya maka bagi hasilnya harus lebih kecil dari lembaga lain tersebut. e. Keberanian BMT Al-Fath IKMI untuk mendirikan kantor pusat. 7. Peluang BMT Al-Fath IKMI yaitu: a. Peminatnya banyak seperti minat nasabah / mitra untuk menabung, minat untuk melakukan pembiayaan, dan lain-lain. b. Peluang itu bisa diperluas dengan membuka kantor-kantor cabang baru di berbagai tempat. Ancaman BMT Al-Fath IKMI yaitu : Kalau ada pesaing yang lebih unggul di dalan hal layanan, maka produknya pembiayaannya bisa lebih murah, karena bagi hasilnya lebih besar. 8. Kekuatan BMT Al-Fath IKMI yaitu : Memberikan pelayan yang cepat, mudah dan baik. Kelemahan BMT Al-Fath IKMI yaitu : Dalam simpanannya belum ada lembaga LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) sehingga BMT harus menjaga likuiditasnya dengan baik.
9. Langkah-langkah BMT Al-Fath IKMI dalam membangun keunggulan kompetitif yaitu : a. BMT harus menerapkan prinsip Jujur, Amanah dan Adil b. BMT harus memberikan pelayanan yang terbaik, mudah dan cepat c. BMT harus membuka beberapa kantor cabang d. BMT harus mempunyai keberanian untuk mendirikan kantor pusat e. BMT harus melakukan pembinaan paramitra / nasabah / anggota. f. BMT harus melakukan inovasi produk baru serta mengembangkan produkproduk lama yang masih ada. g. Identifikasi masalah kebutuhan dan keinginan mitra / nasabah terhadap layanan. h. BMT harus bias menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul. i. BMT harus melakukan jemput bola (mendatangi langsung para calon mitra/ nasabah). j. Dengan banyaknya produk-produk yang dimiliki BMT Al-Fath IKMI yakin mampu bersaing dengan lembaga keuangan non syariah yang tidak memiliki berbagai macam produk simpanan. 10. Aspek kompetitif advantages apa saja yang digunakan pada BMT Al-Fath IKMI untuk mengembangkan produknya yaitu : a. BMT harus menerapkan prinsip Jujur, Amanah dan Adil b. BMT harus memberikan pelayanan yang terbaik, mudah dan cepat c. BMT harus membuka beberapa kantor cabang d. BMT harus mempunyai keberanian untuk mendirikan kantor pusat e. BMT harus melakukan pembinaan para mitra / nasabah / anggota. f. BMT harus melakukan inovasi produk baru serta mengembangkan produkproduk lama yang masih ada. g. Identifikasi masalah kebutuhan dan keinginan mitra / nasabah terhadap layanan. h. BMT harus bias menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul.
i. BMT harus melakukan jemput bola (mendatangi langsung para calon mitra / nasabah). j. Dengan banyaknya produk-produk yang dimiliki BMT Al-Fath IKMI yakin mampu bersaing dengan lembaga keuangan non syariah yang tidak memiliki berbagai macam produk simpanan. 11. Indikator-indikator keunggulan bersaing yang digunakan pada BMT Al-Fath IKMI untuk mengembangkan produknyayaitu hampir sama dengan aspek kompetitif advantages, antara lain : a. BMT harus menerapkan prinsip Jujur, Amanah dan Adil b. BMT harus memberikan pelayanan yang terbaik, mudah dan cepat c. BMT harus membuka beberapa kantor cabang d. BMT harus mempunyai keberanian untuk mendirikan kantor pusat e. BMT harus melakukan pembinaan para mitra / nasabah / anggota. f. BMT harus melakukan inovasi produk baru serta mengembangkan produkproduk lama yang masih ada. g. Identifikasi masalah kebutuhan dan keinginan mitra / nasabah terhadap layanan. h. BMT harus bias menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul. i. BMT harus melakukanjemput bola (mendatangi langsung para calon mitra / nasabah). Dengan banyaknya produk-produk yang dimiliki BMT Al-Fath IKMI
yakin
mampu bersaing dengan lembaga keuangan non syariah yang tidak memiliki berbagai macam produk simpanan. 12. Keunggulan kompetitif dari setiap produk BMTAl-Fath IKMI antara lain sebagai berikut : a. Produk Simpanan, keunggulannya : 1) Wadiah : bisa diambil dan nabung kapan saja, bisa juga datang ke kantor apa dijemput, setiap bulannya dapat bonus simpanan. 2) Simpanan Qurban : sama dengan wadiah, pengambilannya pada saat menjelang hari raya Qurban, dengan adanya produk
ini nasabah/mitra bisa menabung sedikit demi sedikit untuk berqurban, mendapatkan bagi hasil. 3) Simpanan Pendidikan : Penggambilannya setiap semester. 4) Simpanan Nikah : Pengambilannya menjelang pernikahan. 5) Simpanan Haji : Pengambilannya menjelang haji 6) Tabungan Berjangka : Pengambilannya selama 3,6,9,12 bulan, bagi hasil lebih besar karena dana mengendapnya lebih lama, prinsip mudharabah. b. Produk Pembiayaan, keunggulannya : 1) Murabahah (jual beli) : prinsip jual beli syariah, jual beli tersebut diusahakan barangnya ada, ada yang barangnya disediakan dulu, ada juga yang barang pembeliannya diwakilkan, barangnya bisa berupa elektronik, material bangunan, sembako,mobil, rumah, dan lain-lain. 13. Konsep Strategi Produk BMT Al-Fath IKMI yaitu hampir sama dengan strategi pengembangan produk. Antara lain sebagai berikut : a. Melakukan inovasi produk dan mengembangkan produk lain yang masih ada b. Marketing melakukan jemput bola c. Memberikan pelayanan yang terbaik, cepat dan mudah d. Produk-produk yang bersaing dengan lembaga lainnya e. Keberanian BMT Al-Fath IKMI untuk mendirikan kantor pusat. 14. Strategi produk BMT Al-Fath IKMI yaitu hampir sama dengan konsep produk pembiayaan dan simpanan. 15. Sasaran utama BMT Al-Fath IKMI yaitu : 1) Anggota (dari Anggota untuk Anggota). 2) Para Usaha Kecil Mikro (pedagang kecil, pedagang kaki lima, pedagang pakaian, dan lain-lain). 3) Masyarakat umum dan mereka harus jadi Anggota BMT. 16. Media dan Saran yang digunakan oleh BMT Al-Fath IKMI yaitu membuat website, brosur, spanduk, iklan-iklan dikoran, stasiun radio, dan lain-lain. 17. Sikap pengelola BMT Al-Fath IKMI ini dalam menghadapi pesaing yaitu:
a. Pesaing itu sebagai saran pengelola agar meningkatkan layanannya dengan baik. b. Dengan adanya pesaing, BMT layanannya harus lebih baik, mudah dan cepat. c. Pesaing ini menjadikan kita agar terus bekerja keras untuk mengembangkan produk-produknya. 18. Cara-cara yang dilakukan BMT Al-Fath IKMI untuk mempertahankan keunggulan bersaingnya yaitu hampir sama dengan sebelumnya, antara lain sebagai berikut : a. Memberikan pelayanan yang terbaik, mudah dan cepat. b. Menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang lebih unggul. c. Melakukan inovasi produk. d. Mengembangkan produk lama yang masih ada. e. Membuka kantor-kantor cabang yang lebih besar. f. Keberanian BMT Al-Fath IKMI untuk mendirikan kantor-kantor pusat yang besar untuk meningkatkan kepercayaan yangg besar pada nasabah / mitra. 19. Jawabannya ada di buku Laporan Keungan BMT Al-Fath IKMI. 20. Jawabannya ada di buku Laporan Keungan BMT Al-Fath IKMI.