STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN IDUL FITRI PADA BMT AL-FATH IKMI PAMULANG
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Disusun oleh: Syafrizallyanal Furqon NIM: 206046103888
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M
STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN IDUL FITRI PADA BMT AL-FATH IKMI PAMULANG
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh
Syafrizallyanal Furqon NIM: 206046103888
Di Bawah Bimbingan :
Pembimbing I
Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag, M.A NIP: 197608072003121001
Pembimbing II
Iding Rosyidin, S.Ag, M.Si NIP: 19701013200501103
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN IDUL FITRI PADA BMT AL-FATH IKMI PAMULANG, telah diujikan dalam Sidang Munaqasah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 09 Desember 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Jakarta, 09 Desember 2010 Mengesahkan, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA,MM NIP. 195505051982031012 PANITIA UJIAN 1. Ketua
: Dr. Djawahir Hejazziey, SH,MA
(.......................)
NIP.195510151979031002 2. Sekretaris
: Drs. H. Ahmad Yani, MA
(.......................)
NIP.196404121994031004 3. Pembimbing I
: Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag.MA
(.......................)
NIP.197608072003121001 4. Pembimbing II
: Iding Rasyidin, S.Ag, M.Si
(.......................)
NIP.19701013200501103 5. Penguji I
: H.M. Riza Afwi, MA
(.......................)
NIP.196105201999031002 6. Penguji II
: Dr. Djawahir Hejazziey, SH, MA NIP.195510151979031002
(.......................)
KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan nikmat yang tak dapat terukur yang dikaruniakan-Nya pada penulis sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar kesarjanaan pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Salawat beserta salam penulis haturkan kepada kekasih Allah SWT junjungan kita Nabi besar Muhammad saw. beserta keluarga, para sahabat hingga para pengikutnya. Walaupun masih dirasakan terdapat beberapa kekurangan dalam penulisan skripsi ini, baik dalam penyusunan kata-kata maupun dalam penyajiannya, tetapi penulis telah berusaha untuk memberikan yang terbaik sesuai dengan bimbingan dari dosen beserta saran-saran. Bentuk nyata skripsi ini, bukan hanya karena buah dari kerja keras penulis, akan tetapi banyak pihak yang ikut membantu, mendoakan serta memberikan dorongan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., M.A., M.M,.
i
2. Ketua Jurusan Muamalat FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dr. Euis Amalia, M.Ag., Sekretaris Jurusan H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., M.H,. 3. Ketua Kortek Program Non Reguler FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Drs. Djawahir Hejazziey.,SH.,MA dan Sekertaris Kortek Program Non Reguler Drs. H. Ahmad Yani MA,. 4. Dosen Pembimbing, Bapak Dr.Ahmad Tholabi Karlie, S.Ag, M.A dan Bapak Iding Rasyidin, S.Ag, M.Si
yang senantiasa meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan, pengarahan, pemikiran dan semangat kepada penulis di tengah kepadatan kegiatan beliau, semoga Allah SWT mempermudah setiap gerak langkah perjuangan beliau dan senantiasa melimpahkan kebaikan, Amin. 5. Pihak BMT Al-Fath IKMI Pamulang, Bapak Saimin dan Bapak Jaelani sebagai narasumber yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian dengan memberikan informasi dan data yang penulis butuhkan dalam penelitian ini. 6. Bapak dan Ibu Dosen serta segenap Staff Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu dan motivasi kepada penulis. 7. Pimpinan Perpustakaan baik Perpustakaan Utama maupun Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
ii
yang telah memberikan fasilitas dan bantuan untuk mendapatkan referensi yang penulis butuhkan dalam penelitian ini. 8. Kedua orangtua yang tercinta, Drs. H. Musa Ramli dan Hj. Ely Rosita S.pd, kakak dan adik tersayang, Lysa Safitri dan Ahsanul Ghani terima kasih yang tak terhingga atas segala dukungan moral, materi dan do’a selama kuliah. 9. Semua sahabat-sahabat yang selalu mendo’a kan, Perbankan Syariah A, B, C angkatan 2006 terima kasih atas dukungan yang telah kalian berikan.
Semoga bantuan dari semua pihak bernilai amal sholeh di sisi Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi pengembangan ilmu ekonomi Islam.
Jakarta, 1 November 2010 M
Penulis
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam Penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika kemudian terbukti bahwa hasil karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan karya orang lain. Maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 1 November 1431 H / 2010 M
Syafrizallyanal Furqon
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................
i
DAFTAR ISI ...............................................................................................
iv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...............................................
7
D. Review Studi Terdahulu .........................................................
8
E. Metodologi Penelitian ............................................................
10
F. Sistematika Penyusunan .........................................................
14
STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN IDUL FITRI PADA BMT A. Strategi Pemasaran .................................................................
17
1. Pengertian Strategi.............................................................
17
2. Pengertian Pemasaran ........................................................
18
B. Produk Simpanan Idul Fitri ....................................................
31
1. Pengertian Produk .............................................................
31
2. Simpanan Idul Fitri ............................................................
39
C. BMT ......................................................................................
41
1. Pengertian BMT ................................................................
41
2. Sistem Operasional BMT ...................................................
44
iv
BAB III GAMBARAN UMUM BMT AL-FATH IKMI A. Sejarah BMT Al-Fath IKMI ...................................................
47
B. Landasan Hukum BMT Al-Fath .............................................
48
C. Visi, Misi, dan Tujuan BMT Al-Fath IKMI ............................
49
D. Budaya Kerja BMT Al-Fath IKMI .........................................
49
E. Produk-Produk BMT Al-Fath IKMI .......................................
50
F. Struktur Organisasi BMT Al-Fath IKMI.................................
54
BAB IV ANALISA STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN IDUL FITRI BMT AL-FATH IKMI A. Strategi Pemasaran Produk Simpanan Idul Fitri pada BMT Al-Fath................................................................................... B. Kendala
yang
Dihadapi
dalam
Memasarkan
56
Produk
Simpanan Idul Fitri BMT Al-Fath .......................................
62
C. Perkembangan Produk Simpanan Idul Fitri pada BMT AlFath ..................................................................................... BAB V
63
PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................
66
B. Saran-Saran ............................................................................
68
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
69
LAMPIRAN ................................................................................................
71
v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Eksistensi Perbankan Syariah di Indonesia merupakan bagian dari perjuangan umat Islam. Perjuangan ini terus diikuti dengan dukungan regulasi dan kebijakan pemerintah berupa dual banking system dan saat ini mengeluarkan payung hukum yang mandiri berupa Undang-undang No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah sehingga bank-bank syariah tumbuh subur di Indonesia baik dalam bentuk Bank Umum Syariah maupun cabang dan unit-unit syariah. 1 Sistem keuangan Islam yang bebas dari prinsip bunga diharapkan mampu menjadi
alternatif
terbaik
dalam
mencapai
kesejahteraan
masyarakat.
Penghapusan prinsip bunga ini memiliki dampak makro yang cukup signifikan, karena bukan hanya prinsip investasi langsung saja yang harus bebas dari bunga, namun prinsip investasi tak langsung juga harus bebas dari bunga. Perbankan, sebagai lembaga keuangan utama dalam sistem keuangan dewasa ini tidak hanya berperan sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary), namun
1
A. Riawan Amin, Menata Perbankan Syariah di Indonesia, Cet.I, (Jakarta: UIN Press,2009), h.3
1
2
juga sebagai industri penyedia jasa keuangan (financial industry) dan instrument kebijakan moneter yang utama.2 Salah satu tonggak perkembangan perbankan islam adalah didirikannya Islamic Development Bank (IDB) pada tahun 1975, yang berpusat di jedah. Bank pembangunan yang menyerupai Bank Dunia (The World Bank) dan Bank Pembangunan Asia (ADB, Asian Development Bank) ini dibentuk oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang anggota-anggotanya adalah Negaranegara islam, termasuk Indonesia. 3 Dalam perkembangan bank umum, peranan perjuangan politik sangat penting. Namun prakarsa masyarakat sangat penting pula. Dari prakarsa masyarakat, tanpa legislasi syariah telah berkembang bank syariah mikro, yang bernama Bait al Mal wa al Tamwil (BMT) atau Bait al Tamwil (BT) yang di sponsori oleh gerakan Muhammadiyah, sehingga dilingkungan Muhammadiyah lebih dikenal lembaga BTM (Bait al Tamwil Muhammadiyah). BMT ini, sebagai lembaga kredit mikro berkembang secara eksponensial. Model BMT ini juga tidak di jumpai di negaranegara lain. Jumlahnya di seluruh Indonesia hampir 4000, dengan nilai asset sekitar Rp 1,4 triliun.4
2
Heri Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, Cet.I, (Yogyakarta: Ekonosia,2003),
hal.5. 3
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2007), hal. xx. 4 Ibid, h.xxiv.
3
Baitul mal wat tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan mengembangkan usahausaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Selain itu BMT juga bisa menerima titipan zakat, infak, dan sedekah, serta menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan amanatnya. 5 Semua agama dan budaya mempunyai hari-hari yang diagungkan, menjadi “hari besar” atau hari raya. Dalam agama Islam, hari raya yang canonical atau sah dan resmi menurut agama itu sendiri ada dua, yaitu idul fitri dan idul adha. Sedangkan hari-hari raya Islam yang lain, seperti Tahun Baru Hijriah, Maulid Nabi, Isra Mi’raj dan Nuzulul Qur’an, adalah hari raya “budaya Islam”, bukan hari raya “agama Islam”. Karena itu, beberapa Negara, seperti Arab Saudi dan sekitarnya yang menganut aliran pemikiran atau mazhab Hambali dalam tafsiran Muhammad Ibn Abdul Wahhab, selain idul fitri dan idul adha tidak ada hari yang dirayakan sebagai bagian dari keislaman, walaupun mereka merayakan hari-hari nasional mereka, yang sama sekali”sekuler”.6
5
Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, Cet.I., (Jakarta: Kencana, 2009), h.
448. 6
Nurcholis Madjid, Ed., Dialog Ramadlan Bersama Cak Nur, Cet. I, (Jakarta: Paramadina, 2000), h. 138.
4
Hari raya idul fitri (id al-fithr) adalah puncak pengalaman hidup sosial keagamaan rakyat Indonesia. Dapat dikatakan bahwa seluruh rakyat selama satu tahun diarahkan untuk dapat merayakan hari besar itu dengan sebaik-baiknya. Mereka bekerja dan banyak yang menabung untuk kelak mereka nikmati pada saat tibanya idul fitri. Hari raya yang juga disebut lebaran itu sebanding dengan perayaan Thanks Giving Day di Amerika Serikat, saat rakyat negeri itu bersuka ria dengan bersyukur kepada tuhan bersama seluruh keluarga. Gerak mudik rakyat Indonesia juga mirip sekali dengan yang terjadi pada orang-orang amerika menjelang thanks giving day itu. Semuanya merasakan dorongan amat kuat untuk bertemu ayah-ibu dan sanak saudara, karena justru dalam suasana keakraban kekeluargaan itu hikmah idul fitri atau thanks giving day dapat dirasakan sepenuh-penuhnya. Sebagai hari raya keagamaan, idul fitri pertama-tama mengandung makna keruhanian. Tapi karena dimensi sosialnya sedemikian besarnya, khususnya dimensi kekeluargaannya, maka idul fitri juga memiliki makna sosial yang amat besar. Dan jika dilihat dari segi bagaimana orang bekerja dan menabung untuk berlebaran, idul fitri juga mempunyai makna ekonomis yang besar sekali bagi rakyat. Cukup sebagai indikasi tentang hal itu ialah bagaimana daerah-daerah tertentu memperoleh limpahan ekonomi dan keuangan dari para pemudik,
5
sehingga pemerintah daerah bersangkutan merasa perlu menyambut dan mengelukan kedatangan warganya yang bekerja di kota-kota besar itu.7 BMT Al-Fath adalah salah satu lembaga keuangan mikro yang mempunyai produk SIFITRI (simpanan idul fitri) yang mana produk ini menghimpun dana dari masyarakat yang dikhususkan dalam memenuhi kebutuhan hari raya idul fitri. Dengan adanya simpanan idul fitri ini memudahkan bagi masyarakat dalam mendapatkan dana untuk hari raya karena sebelumnya sudah mempunyai tabungan/simpanan yang dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan pada hari raya idul fitri. Berdasarkan pada pembahasan di atas, maka penulis tertarik untuk menjawab, meneliti, mengamati, mengkaji, dan menganalisa lebih jauh dan mendalam pembahasan
di
atas
dalam
skripsi
ini
dengan
judul:
“STRATEGI
PEMASARAN PRODUK SIMPANAN IDUL FITRI BMT AL-FATH IKMI PAMULANG”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Setelah melihat latar belakang di atas, maka penulis mengambil produk SIFITRI (simpanan idul fitri) pada BMT Al-Fath sebagai bahan penelitian
7
Ibid., h.127-128
6
dari segi Strategi Pemasarannya. Karena dalam mengumpulkan mitra yang cukup banyak di butuhkan Strategi Pemasaran yang baik dan tepat sasaran, sehingga membuat seseorang tertarik untuk menyimpan dananya pada BMT Al-Fath dalam memenuhi kebutuhan pada hari raya.
Berdasarkan judul skripsi tersebut maka masalah yang akan dibahas dapat dibatasi pada Strategi Pemasaran Produk Simpanan Idul Fitri BMT Al-Fath IKMI Pamulang.
2. Perumusan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan, maka penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Strategi Pemasaran Yang Diterapkan BMT Al-Fath Pada Simpanan Idul Fitri.
2. Bagaimana Kendala Yang Dihadapi Dalam Memasarkan Produk Simpanan Idul Fitri pada BMT Al- Fath.
3. Bagaimana Perkembangan Produk Simpanan Idul Fitri Dari Tahun ke Tahun Pada BMT Al-Fath.
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, maka penulisan skripsi ini memiliki tujuan sebagai berikut :
a. Mengetahui Bagaimana Strategi Pemasaran Produk Simpanan Idul Fitri BMT Al-Fath
b. Mengetahui Kendala Yang Dihadapi Dalam Memasarkan Produk Simpanan Idul Fitri BMT Al-Fath
c. Mengetahui Bagaimana Perkembangan Produk Simpanan Idul Fitri Dari Tahun ke Tahun BMT Al-Fath
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penulisan ini di antaranya dapat di jelaskan sebagai berikut :
a. Manfaat akademis yaitu memberikan kontribusi berupa buku bacaan perpustakaan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
8
Jakarta, khususnya di Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Perbankan Syariah.
b.
Manfaat praktis yaitu penulisan skripsi ini juga di harapkan dapat memberikan suatu gambaran yang berarti bagi lembaga-lembaga perbankan, khususnya tentang BMT dan sekaligus dapat memberikan penjelasan tentang Strategi Pemasaran Produk Simpanan Idul Fitri pada BMT Al-Fath IKMI Pamulang.
D. Review Studi Terdahulu Dalam penelitian ini terdahulu di gunakan untuk membantu mendapatkan gambaran dalam penyusunan kerangka piker mengenai penelitian ini adalah : 1. Siti Mashnu’ah, Mahasiswa Asuransi Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2009. Dengan judul. “ Strategi Pemasaran Produk Ful Protek PT. Asuransi Takaful Keluarga dan Bank Muamalat Indonesia yang berisi tentang kekuatan (strangeth) dari strategi pemasaran PT. Asuransi Takaful Keluarga yaitu di samping memiliki citra perusahaan yang baik, di dalam memasarkan produknya menggunakan jasa perbankan yang mana hal ini di lakukan agar masyarakat luas dapat mengenal produkproduk Asuransi Takaful.
9
2. Andi Kristanto Bachtiar, Mahasiswa Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2008. Dengan judul. “ Strategi BMT dalam Pemasaran dan Penyaluran Ijarah Murni Menurut Perspektif Hukum Islam (Study pada LKS Berkah Madani kelapa dua) yang berisi tentang pemasaran dan penyaluran yang islami adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan penyaluran kepada stakeholdernya. 3. Nurbina Muhammad, Mahasiswa Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2009. Dengan judul “ Strategi Pemasaran Tabungan Shar-E Terhadap Peningkatan Produk Bank Syariah (Study pada PT. Bank Muamalat Indonesia TBK, cabang Ternate)” yang berisi tentang Strategi pemasaran produk tabungan shar-e, PT. Bank Muamalat Indonesia cabang ternate menggunakan berbagai jenis strategi, seperti : korporasi, Unit bisnis yang meliputi, pembentukan agen-agen penjualan shar-e, aliansi penjualan, dan penjualan Kru Muamalat. Dengan demikian pembahasan skripsi yang diangkat dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian ini yang telah ada. Atas dasar itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Strategi Pemasaran Produk Simpanan Idul Fitri BMT Al-Fath.
10
E. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penulis melakukan pendekatan dengan cara kualitatif yang bersifat deskriptif. Data kualitatif, yakni data yang abstrak (intangible) atau tidak terukur seperti ingin menjelaskan; tingkat nilai kepercayaan terhadap rupiah menurun, citra perusahaan kurang baik, harga-harga sembako stabil, dan pelayanannya kurang memuaskan bagi pelanggan. 8 Bersifat deskriptif artinya sekedar untuk melukiskan
atau menggambarkan sejumlah variabel yang
berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti, tanpa mempersoalkan hubungan antarvariabel (jalin menjalinnya antarvariabel) 9, yang dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu fenomena atau kenyataan sosial10 mengenai bagaimana konsep dan mekanisme pelaksanaan strategi pemasaran produk Simpanan Idul Fitri BMT Al Fath IKMI pada saat penelitian berlangsung. 2. Jenis Penelitian a.
Library Research (Studi Pustaka) yaitu dengan mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai sumber yang relevan dengan analisis
8
Rosady Ruslan, Metode Penelitian: public relations dan komunikasi, Ed.1. Cet.4, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2008), h.28-29 9 Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, cet.v, ed.1, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2001), h.16. 10 Ibid., h.20.
11
yang akan digunakan yaitu majalah-majalah, buku-buku, artikel serta situs internet yang terkait dengan pembahasan dalam skripsi ini. b.
Field Research (Penelitian Lapangan) yang diperoleh melalui pusat referensi dengan cara terjun langsung ke lapangan (tempat penelitian) untuk melihat serta mengambil data-data secara langsung.
3. Data Penelitian Sumber data yang digunakan adalah : a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber dan atau hasil dari penelitian lapangan. Untuk memperoleh data primer ini, penulis secara langsung mengadakan wawancara dengan pihak BMT Al Fath IKMI terkait dengan permasalahan yang dibahas. b. Data Sekunder, yaitu data yang diterima melalui studi dokumentasi (library research) yang ada hubungannya dengan materi skripsi ini. Dalam penelitian ini, penulis melakukan studi kepustakaan dengan melakukan kunjungan ke berbagai perpustakaan untuk mendapatkan data dari berbagai literatur. Adapun jenis Data yang digunakan adalah menggunakan data primer (wawancara), data sekunder (studi kepustakaan) dan dengan data kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu sekedar untuk melukiskan
atau
12
menggambarkan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti, tanpa mempersoalkan hubungan antarvariabel (jalin menjalinnya antarvariabel) yang dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu fenomena atau kenyataan sosial mengenai strategi pemasaran produk Simpanan Idul Fitri BMT Al Fath IKMI Pamulang.
4. Subjek-objek Penelitian Subjek-objek penelitian menjelaskan sebagai berikut: a.
Subjek-objek yang menjadi sumber informasi-data adalah pihak-pihak BMT Al Fath IKMI yang terkait dan berkompeten dengan tujuan penelitian untuk mendapatkan data yang akurat mengenai strategi pemasaran produk SIFITRI (simpanan idul fitri) yang dilakukan BMT Al Fath IKMI (Rumusan masalah penelitian ini). Objek yang menjadi sumber informasi-data adalah BMT Al Fath IKMI.
b.
Level analisis yang akan dilakukan adalah deskriptif, yaitu sekedar untuk melukiskan
atau menggambarkan sejumlah variabel yang
berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti, tanpa mempersoalkan hubungan antarvariabel (jalin menjalinnya antarvariabel).
13
c.
Pertimbangan praktis dalam hal ini adalah waktu dalam menyelesaikan penelitian ini di perkirakan kurang lebih satu bulan.
5. Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Observasi Dilakukan guna mendapatkan data dengan melakukan pengamatan langsung ketempat penelitian yaitu BMT Al Fath IKMI Untuk mendapatkan data yang relevan. b. Wawancara Dilakukan penulis secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dan berkompeten dengan tujuan penelitian untuk mendapatkan data yang akurat dengan bapak Saimin selaku Manajer Tamwil. c. Studi Kepustakaan Dengan membaca buku literatur yang relevan dengan topik masalah dalam penelitian ini. Pengumpulan data berasal dari majalah-majalah, bukubuku, artikel, jurnal dan informasi-informasi tertulis lainnya yang berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini.
14
6. Teknik Analisa Data Dalam penelitian ini, teknik analisa data yang digunakan adalah deskriptif, yaitu sekedar untuk melukiskan atau menggambarkan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti, tanpa mempersoalkan hubungan antar variabel (jalin menjalinnya antarvariabel).11 Mengenai strategi pemasaran produk Simpanan Idul Fitri BMT Al Fath IKMI. Selanjutnya dari proses analisa tersebut, untuk mengevaluasi fakta-fakta dan memberikan penilaian terhadap masalah yang diangkat dalam penelitian ini, penulis membahas bagaimana segmentasi pasar, target pasar, dan positioning yang dilakukan BMT Al Fath IKMI pada produk Simpanan Idul Fitri. Selain itu, penulis juga menyajikan bagaimana bauran pemasaran yang terdiri dari strategi produk, strategi harga, strategi distribusi, dan strategi promosi yang dilakukan BMT Al Fath IKMI pada produk Simpanan Idul Fitri.
F. Sistematika Penulisan Secara sistematis, teknik penulisan yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini mengacu kepada buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan
11
Ibid.h.16.
15
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007. Adapun penulisan skripsi ini di bagi menjadi lima bab, yaitu : BAB I Pendahuluan menguraikan tentang pokok-pokok pikiran yang terutang pada pembahasan skripsi ini yang terdiri atas latar belakang masalah yang tujuannya untuk memberikan alasan yang jelas tentang pemilihan judul, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review study terdahulu, metodologi penelitian yang di pergunakan dalam rangka memudahkan penulisan dan sistematika penyusunan dipergunakan untuk memberikan penjelasan secara garis besar mengenai pembahasan yang akan di uraikan dalam skripsi ini. BAB II Tinjauan Teoritis berisikan sekilas tentang Strategi Pemasaran produk simpanan idul fitri pada BMT yang pembahasannya meliputi pengertian strategi pemasaran, pengertian produk simpanan idul fitri dan pengertian BMT dan mekanisme dan operasionan BMT BAB III Gambaran Umum BMT Al-Fath IKMI Pamulang menguraikan tentang BMT Al-Fath yang pembahasannya meliputi sejarah singkat BMT AlFath, landasan hukum BMT Al-Fath, visi dan misi dan tujuan BMT Al-Fath, struktur organisasi BMT Al-Fath, dan Produk-produk BMT Al-Fath
16
BAB IV Analisa Strategi Pemasaran Produk Simpanan Idul Fitri membahas inti persoalan yang di perbincangkan dalam skripsi ini, yaitu analisa strategi pemasaran produk simpanan idul fitri BMT Al-Fath, analisa kendala yang di hadapi dalam memasarkan produk simpanan idul fitri BMT Al-fath, dan analisa perkembangan produk simpanan idul fitri dari tahun ke tahun BMT Al-fath. BAB V Penutup merupakan bab penutup dari skripsi ini, di dalamnya memuat beberapa kesimpulan dan saran-saran yang merupakan kristalisasi dari bab-bab terdahulu yang kemudian diakhiri dengan daftar kepustakaan dan lampiran-lampiran.
BAB II STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN IDUL FITRI PADA BMT
A. Strategi Pemasaran 1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari kata yunani strategos, yang berarti jenderal. Oleh karena itu, kata strategi secara harafiah berarti “seni para jenderal.” Kata ini mengacu pada apa yang merupakan perhatian utama manajemen puncak organisasi. Secara khusus, strategi adalah ‘penempaan’ misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.1 Manajemen strategis adalah tentang mendapatkan dan mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Terminologi ini dapat definisikan sebagai “segala sesuatu yang dilakukan dengan sangat baik oleh sebuah perusahaan di bandingkan dengan pesaingnya.”
Ketika sebuah
perusahaan dapat melakukan sesuatu dan perusahaan lainnya tidak dapat, atau 1
Ticoalu dan Agus Dharma, ed., Kebijakan dan Strategi Manajemen, Cet.II, (Jakarta: Erlangga, 1997), h.18.
17
18
memiliki sesuatu yang diinginkan pesaingnya, hal tersebut menggambarkan keunggulan kompetitif. Penyusun strategi (strategist) adalah individu yang paling bertanggung jawab atas kesuksesan atau kegagalan organisasi. Para penyusun strategi membantu organisasi mengumpulkan, menganalisis, dan mengorganisasikan informasi. Mereka melacak tren industri dan kompetisi, mengembangkan model perkiraan dan analisis scenario, mengevaluasi kinerja korporasi dan divisi, menemukan peluang pasar yang baru, mengidentifikasi ancaman bisnis, dan mengembangkan rencana pelaksanaan yang kreatif. Perencana strategi biasanya memainkan peran sebagai konsultan atau penyumbang saran. 2 2. Pengertian Pemasaran Penafsiran yang sempit tentang pemasaran ini terlihat pula dari definisi American Marketing Association 1960, yang menyatakan pemasaran adalah hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa dari produsen sampai ke konsumen. Di samping penafsiran ini terdapat pula pandangan yang lebih luas, yang menyatakan pemasaran
2
Ichsan Setiyo Budi, ed., Manajemen Strategi (Jakarta: Salemba Empat,2006), h.11-12.
19
merupakan proses kegiatan yang mulai jauh sebelum barang/bahan-bahan masuk dalam produksi. Bahwa pemasaran dalam arti sempit oleh para pengusaha sering di artikan sebagai pendistribusian, termasuk kegiatan yang di butuhkan untuk menempatkan produk yang berwujud pada tangan konsumen rumah tangga dan pemakai industri. Dari pandangan lain, pemasaran di artikan sebagai kegiatan penciptaan dan penyerahan tingkat kesejahteraan hidup kepada anggota masyarakat. Pengertian lain adalah yang menyatakan pemasaran sebagai usaha untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orangorang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat. Oleh karena itu, terdapat pengertian atau definisi lain yang lebih tentang pemasaran, yaitu sebagai usaha untuk menciptakan dan menyerahkan suatu standar kehidupan. 3 Menurut pandangan Islam dalam garis besarnya dapat dikatakan bahwa pemasaran adalah berbagai upaya yang dilakukan agar memudahkan terjadinya penjualan/perdagangan. Rasulullah saw. Adalah orang yang menggeluti dunia perdagangan, sekaligus seorang pemasar (marketer) yang
3
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep & Strategi, Cet.VII, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2004), hal.3-5
20
handal. Sebagai pedagang, menurut Gunara dan sudibyo (2006), Rasulullah saw. berpegang pada lima konsep. Pertama, jujur, suatu sifat yang sudah melekat pada diri beliau. Kejujuran ini diiringi dengan konsep kedua, yaitu ikhlas, dimana dengan keikhlasan seorang pemasar tidak akan tunggang langgang mengejar materi belaka. Kedua konsep ini dibingkai oleh profesionalisme sebagai konsep ketiga. Seorang yang profesional akan selalu bekerja maksimal. Konsep keempat adalah silaturahmi yang mendasari pola hubungan beliau dengan pelanggan, calon pelanggan, pemodal, dan pesaing. Sedangkan konsep kelima adalah murah hati dalam melakukan kegiatan perdagangan. Lima konsep ini menyatu dalam apa yang disebut kedua penulisnya sebagai soul marketing yang nantinya akan melahirkan kepercayaan (trust). Kepercayaan ini merupakan suatu modal yang tidak ternilai dalam bisnis. Berdasarkan uraian tersebut, maka telaah terhadap pemasaran dan perdagangan dalam perspektif Islam diharapkan akan mampu menjawab dan meluruskan berbagai permasalahan dalam bidang ini. Asumsi dasarnya adalah bahwa perdagangan dengan kejujuran, keadilan, dalam bingkai ketakwaan kepada Sang Maha Pencipta, merupakan persyaratan mutlak terwujudnya praktik-praktik perdagangan yang dapat mendatangkan kebaikan secara optimal kepada semua pihak yang terlibat. Lebih jauh lagi, dalam melakukan
21
berbagai upaya pemasaran dalam merealisasikan perdagangan tadi seluruh proses tidak boleh ada yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. 4 Konsep Pemasaran adalah suatu falsafah manajemen dalam bidang pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen dengan di dukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk memberikan kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam usahanya mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Pada hakikatnya konsep pemasaran menekankan orientasi pada kebutuhan dan keinginan konsumen yang di dukung oleh kegiatan pemasaran yang terpadu, yang di tujukan untuk keberhasilan mencapai tujuan perusahaan. Pada konsep pemasaran kedaulatan konsumen mendapat tempat yang sangat penting. Penentuan mengenai macam dan jenis serta warna, kemampuan dan spesifikasi produk yang di hasilkan bukan di tentukan oleh organisasi/ perusahaan, tetapi ditentukan oleh konsumen. Perusahaan membuat barang yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen, sehingga konsumen merasa puas dan dari kepuasan inilah perusahaan mendapatkan keuntungan. Sehingga langkah pertama yang mendasari konsep ini adalah penetuan kebutuhan potensial dan aktual dari konsumen. Oleh karena itu, pelaksanaan konsep ini memerlukan : 4
Jusmailani, dkk, ed., BISNIS BERBASIS SYARIAH (Jakarta: Bumi Aksara,2008), h.2-3
22
1. Penyelidikan dan penemuan keinginan konsumen dan mengusahakan agar perusahaan/organisasi dapat memenuhinya. 2. Pemikiran bahwa buatlah apa yang dapat di jual dan bukan mencoba menjual apa yang di buat. 3. Usaha untuk mencintai pembeli dan bukan produknya. Pada prinsipnya ada beberapa dasar pemikiran yang di gunakan dalam konsep pemasaran, yaitu : a. Para konsumen dapat dikelompokkan menjadi beberapa segment pasar yang berbeda, yang tergantung pada kebutuhan dan keinginan mereka. b. Konsumen pada salah-satu segment pasar yang mana pun akan memilih penawaran dari organisasi/perusahaan yang di anggap paling mampu memberikan kepuasan atas kebutuhan dan keinginan tertentu mereka. c. Tugas organisasi perusahaan adalah melakukan riset dan menentukan pasar yang menjadi sasarannya serta mengembangkan penawaran dan program pemasaran secara efektif sebagai kunci untuk menarik pembeli dan mempertahankan sebagai langganan. Tujuan penggunaan konsep pemasaran adalah mengubah orientasi falsafah manajemen pemasaran lain yang ternyata telah terbukti tidak berhasil mengatasi persoalan, karena adanya perubahan dalam cirri-ciri pasar dewasa
23
ini yang cenderung berkembang perubahan tersebut terjadi antara lain karena pertambahan jumlah penduduk, pertambahan daya beli, peningkatan dan meluasnya hubungan atau komunikasi, perkembangan teknologi, dan perubahan faktor lingkungan pasar lainnya.5 Konsep bauran pemasaran di populerkan pertama kali beberapa dekade yang lalu oleh Jerome Mc. Carthy yang merumuskannya menjadi 4P (Product, Price, Promotion, dan Place). Bila di tinjau dari sudut pelanggan, 4P bisa di rumuskan menjadi 4C (Customers needs and wants, Cost, Communication, dan Convenience). a) Products, produk merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang di tujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dalam konteks ini, produk bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun yang tidak) yang dapat di tawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. b) Pricing, keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis, seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan. Pada
5
Ibid., h.81-86
24
umumnya, aspek-aspek ini mirip dengan yang biasa dijumpai pemasar barang. c) Promotion, bauran promosi tradisional meliputi berbagai metode untuk mengomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan actual. Metode-metode tersebut terdiri atas periklanan, promosi, direct marketing, personal selling, dan public relations. d) Place, keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan potensial. Selain merincikan strategi dalam setiap rencananya, suatu perusahaan harus melihat situasi dan kondisi pasar serta menilai kedudukan atau posisi perusahaan di pasar. Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan di jalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dalam proses pemasaran, tahap pertama yang dilakukan adalah menganalisis kesempatan/peluang pasar yang dapat di manfaatkan dalam usaha yang dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Tahap kedua adalah penentuan sasaran pasar, yang akan dilayani oleh perusahaan. Suatu perusahaan akan sulit sekali untuk melayani seluruh pasar yang ada, karena
25
setiap pasar terdiri dari kelompok konsumen yang berbeda, kebutuhan dan keinginan yang berbeda serta kebiasaan dan reaksi yang berbeda pula. Tahap ketiga dari proses pemasaran ini adalah menilai kedudukan dan menetapkan strategi peningkatan posisi atau kedudukan perusahaan dalam persaingan pada sasaran pasar yang dilayani. Tahap keempat dari proses pemasaran adalah mengembangkan sistem pemasaran dalam perusahaan. Yang dimaksudkan dengan mengembangkan sistem pemasaran. Tahap kelima dari proses pemasaran ini adalah mengembangkan rencana pemasaran. Usaha pengembangan ini diperlukan karena keberhasilan perusahaan terletak pada kualitas rencana pemasaran yang bersifat jangka panjang dan jangka pendek (tahunan, triwulan, dan bulanan). Tahap keenam dari proses pemasaran adalah menerapkan atau melaksanakan rencana pemasaran yang telah disusun dan mengendalikannya. 6 Perusahaan modern mengelola sistem komunikasi pemasaran yang kompleks. Perusahaan berkomunikasi dengan perantara, konsumen, dan berbagai kelompok masyarakat. Kemudian perantara berkomunikasi kepada konsumennya dan masyarakat. Konsumen melakukan komunikasi lisan dengan konsumen lain dan dengan kelompok masyarakat lain. Sementara itu, setiap kelompok memberikan umpan balik kepada setiap kelompok lain. 6
Assauri, Manajemen Pemasaran, h.167-175
26
Program komunikasi pemasaran total sebuah perusahaan disebut bauran promosi (promotion mix). Mereka terdiri dari ramuan khusus iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat yang di pergunakan perusahaan untuk mencapai tujuan iklan dan pemasarannya. Definisi dari keempat alat promosi utama adalah sebagai berikut : a) Periklanan (advertising): segala bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi mengenai gagasan, barang, atau jasa yang di bayar oleh sponsor tertentu. b) Penjualan pribadi (personal selling): penyajian pribadi oleh tenaga penjual perusahaan dengan tujuan menjual dan membina hubungan dengan pelanggan. c) Promosi penjualan (sales promotion): insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari suatu produk atau jasa. d) Hubungan masyarakat (public relation): membina hubungan baik dengan berbagai kelompok masyarakat yang berhubungan dengan perusahaan melalui publisitas yang mendukung, membina “citra perusahaan” yang baik, dan menangani atau menangkal desas-desus, cerita, dan peristiwa yang dapat merugikan perusahaan.7 Dalam pemasaran hal-hal yang dilakukan adalah sebagai berikut: 7
Philp Kotler & Gary Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran (Jakarta: Prenhalindo,1997), h.77
27
1. Segmentasi Pasar Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang di bedakan menurut kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku, yang mungkin membutuhkan produk yang berbeda. Sedangkan untuk menentukan dasar alternatif untuk segmentasi, perusahaan dapat melihat atas dasar demografi dan sosio ekonomi, segmentasi
psikografis,
geografi,
segmentasi
benefit,
segmentasi
penggunaan, respons promosional, maupun segmentasi berdasarkan jasa. Segmentasi Demografi, melibatkan berbagai faktor seperti jenis kelamin, usia, ukuran keluarga, dan lain sebagainya. Sedangkan variabel sosioekonomi terdiri dari pendapatan, pendidikan, kelas sosial, dan etnik. Dalam Segmentasi Psikografis, tidak dapat di buat penjelasan dalam ukuran kuantitatif. Segmentasi Psikografis memperhatikan pada tingkah laku masyarakat dan gaya hidup yang di anut. Lain halnya dengan segmentasi geografi, secara tipikal dimensi segmentasi geografi di kelompokkan atas faktor lingkup pasar, termasuk pertimbangan dimana operasi jasa akan dilakukan dan pengukuran pasar geografis, dimana termasuk di dalamnya pengujian tingkat kepadatan penduduk, faktor iklim yang berpengaruh dan standarisasi area pasar.
28
Dalam segmentasi benefit, di asumsikan bahwa manfaat yang di cari konsumen dari produk ataupun jasa adalah alasan utama yang mendasari mereka untuk membeli produk. Sedangkan dalam segmentasi penggunaan, memfokuskan pada tipe dan batasan penggunaan seperti heavy users, occasional users, atau non users bagi jasa tersebut. Dalam segmentasi yang berdasarkan Respons Promosi, lebih dititik beratkan pada bagaimana pelanggan merespons aktivitas promosi tertentu dari perusahaan. Biasanya pelanggan dibagi menjadi empat kategori menurut batasan loyalitasnya, yaitu setia terhadap satu merek tertentu (hard-cor loyals), setia terhadap dua atau tiga merek tertentu (soft-cor loyals), menggilir merek atau perusahaan yang disukai (shifting loyals), serta konsumen yang tidak loyal dan tidak terpaku pada merek tertentu (switchers). Selain itu, ada juga segmentasi berdasarkan jasa. Di sini mesti diperhatikan apakah dengan mengelompokkan pelanggan bisa dilayani dengan pelayanan jasa yang sama, dapatkah kita mendiferensiasikan
29
penawaran jasa kita, dan apakah produk kita memiliki level yang sama dengan pelayanan jasa.8
2. Targeting Pasar Setelah mengevaluasi berbagai segmen pasar yang ada, perusahaan harus memutuskan segemen mana dan berapa segmen yang akan di layani, ini merupakan seleksi pasar sasaran. Pasar sasaran terdiri dari kumpulan pembeli dengan kebutuhan atau karakteristik serupa yang akan dilayani perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan salah satu dari tiga strategi cakupan pasar : Pemasaran tanpa pembedaan, dengan strategi ini perusahaan memutuskan untuk mengabaikan perbedaan segmen pasar dan menawarkan satu macam produk kepada seluruh pasar. Tawaran ini berfokus pada apa yang serupa dalam kebutuhan konsumen dan bukan pada apa yang berbeda. Pemasaran
dengan
pembedaan,
dengan
strategi
ini
perusahaan
memutuskan untuk memilih beberapa segmen dan merancang barang yang berbeda untuk masing-masing segmen. Pemasaran terkonsentrasi, dengan strategi ini perusahaan mencoba untuk mencari pangsa pasar besar dalam satu atau beberapa subpasar. Dari pada 8
Rambat Lupiyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktik (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h.37
30
mencari pangsa pasar kecil dari pasar yang besar, perusahaan mencari pangsa pasar besar dalam satu sub atau beberapa subpasar. 9
3. Positioning Setelah memutuskan segmen pasar mana yang akan di masuki, perusahaan harus memutuskan positioning yang hendak di tempatkan dalam segmen tersebut. Tujuan dilakukannya positioning ini adalah untuk membedakan persepsi perusahaan berikut produk dan jasanya dari pesaing. Positioning dalam teorinya memang banyak mengedepankan unsur komunikasi. Positioning dalam produk barang mengkomunikasikan atribut dari barang tersebut. Namun, dalam produk jasa, atribut yang di komunikasikan seputar karakteristik jasa. Langkah-langkah dalam Positioning, Menurut Kotler setidaknya ada tiga langkah dalam melakukan positioning, yakni : 1. Mengenali keunggulan-keunggulan yang mungkin dapat ditampilkan dalam hubungan dengan pesaing. 2. Memilih keunggulan-keunggulan yang paling kuat/menonjol. 3. Menyampaikan keunggulan itu secara efektif kepada target pasar.10
9
10
Ibid., h.43-44 Ibid., h. 48
31
B. Produk Simpanan Idul fitri 1. Pengertian Produk Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Ia bisa berbentuk fisik dan kasat mata, bisa juga sesuatu yang tidak kelihatan (intanginle). Mulai dari barang, orang, ide, pengalaman, hingga perusahaan. Pengelolaan produk menjadi bagian penting dari kesuksesan pemasaran. Ada yang menyebutkan bahwa inilah elemen 4P yang terpenting. Mungkin dalam beberapa hal ada benarnya. Paling tidak, penetapan promosi yang baik, penetapan harga yang sesuai dan distribusi yang luas, menjadi tidak ada artinya bila produknya sendiri tidak sesuai dengan harapan konsumen. Apalagi konsumen sering kali berubah preferensinya terhadap sebuah produk.11 Di dalam kondisi persaingan, sangat berbahaya bagi suatu perusahaan bila hanya mengandalkan produk yang ada tanpa usaha tertentu untuk pengembangannya. Dengan produk di maksudkan barang atau jasa yang di hasilkan untuk digunakan oleh konsumen guna memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasannya. Faktor-faktor yang terkandung dalam suatu produk
11
M.Taufiq Amir, Dinamika Pemasaran:Jelajahi dan Rasakan (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2005), h.139
32
adalah mutu/kualitas, penampilan (features), pilihan yang ada (option), gaya (styles), merek (brand names), pengemasan (packaging), ukuran (sizes), jenis (product lines), macam (product items), jaminan (warrantiesi), dan pelayanan (services). Pada dasarnya produk yang di beli konsumen itu dapat di bedakan atas tiga tingkatan, yaitu: 1.
Produk inti (core product), yang merupakan inti atau dasar yang sesungguhnya dari produk yang ingin di peroleh atau di dapatkan oleh seorang pembeli atau konsumen dari produk tersebut.
2.
Produk formal (formal product), yang merupakan bentuk, model, kualitas/mutu, merek dan kemasan yang menyertai produk tersebut.
3. Produk tambahan (augemented product) adalah tambahan produk formal dengan berbagai jasa yang menyertainya, seperti pemasangan (instalasi), pelayanan, pemeliharaan, dan pengangkutan secara cumaCuma. Merek adalah nama istilah, tanda atau lambing dan kombinasi dari dua atau lebih unsur tersebut, yang di maksudkan untuk mengidentifikasikan (barang atau jasa) dari seorang penjual atau kelompok penjual dan yang membedakannya dari produk saingan.
33
Pemberian merek pada suatu produk di maksudkan untuk beberapa alasan, yaitu : 1. Untuk tujuan identifikasi, guna mempermudah penanganan (handling) atau mencari jejak (tracing) produk yang di pasarkan. 2. Melindungi produk yang unik dari kemungkinan di tiru pesaing. 3. Produsen ingin menekankan mutu tertentu yang ditawarkan dan untuk mempermudah konsumen menemukan produk tersebut kembali. 4. Sebagai landasan untuk mengadakan diferensiasi harga.12 Pengembangan produk menyebutkan usaha-usaha suatu perusahaan untuk tumbuh dengan menjual produk-produk baru kepada konsumen yang ada, atau memperbaiki versi barang-barang yang ada kepada konsumen, kemungkinan tindakan seperti di bawah ini yang membentuk strategi pengembangan produk secara umum : 1. Penyusunan kembali produk : memperbaiki produk yang sekarang, seperti pemakaian komposisi yang lebih baik, tambahan-tambahan dan lain-lain. 2. Perbaikan kualitas produk : memperbaiki daya tahan dan kepercayaan terhadap produk-produk.
12
Assauri, Manajemen Pemasaran, h. 199-205
34
3. Penambahan bentuk produk membangun bentuk baru produk yang baru. 4. Perluasan lini produk : perluasan lini produk dengan memperkenalkan ukuran tambahan, model, dan/ atau keragaman kualitas produk-produk baru. 5. Penggantian produk : mengganti produk yang di tawarkan dengan tawaran superior yang fungsional atau teknologi. 6. Pengembangan produk baru : memperkenalkan produk-produk baru dalam pasar yang ada yang berhubungan atau tidak dengan produk.13 Klasifikasi Produk Secara tradisional, pemasar mengklasifikasikan produk berdasarkan ciricirinya: daya tahan, wujud, dan penggunaan (konsumen atau industri). Daya tahan wujud produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok menurut daya tahan dan wujudnya. 1. Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang-barang berwujud yang biasanya di konsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan, seperti bir dan sabun. Karena barang-barang ini di konsumsi dengan cepat
13
h.25
dan sering
di
beli,
strategi
yang
tepat
adalah
A. Dale Timpe, Manajemen Pemasaran (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2006),
35
menyediakannya di berbagai lokasi, hanya mengenakan marjin yang kecil, dan memasang iklan besar-besaran guna memancing orang mencobanya dan membangun preferensi. 2. Barang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud yang biasanya tetap bertahan walaupun sudah digunakan berkali-kali: lemari es, peralatan mesin, dan pakaian. Produk tahan lama biasanya memerlukan penjualan dan pelayanan yang lebih pribadi, mempunyai marjin yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih banyak garansi dari penjual. 3. Jasa (services) adalah produk-produk yang tidak berwujud, tidak terpisahkan, dan mudah habis.
Akibatnya, produk ini biasanya
memerlukan pengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi. Contohnya mencakup pemotongan rambut dan perbaikan barang. Klasifikasi Barang Konsumen Begitu banyak jenis produk yang di beli konsumen dapat di klasifikasikan berdasarkan kebiasaan belanja. Kita dapat membedakan antara barang mudah (convenience goods), barang toko (shopping goods), barang khusus (speciality goods), dan barang yang tidak di cari (unsoughts goods).
36
Barang mudah (convenience goods) adalah barang-barang yang biasanya sering di beli pelanggan dengan cepat dan dengan upaya yang sangat sedikit. Contohnya : barang dan sabun Barang toko (shopping goods) adalah barang-barang yang biasanya di bandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga dan gaya dalam proses pemilihan dan pembeliannya. Contoh : perabotan, pakaian, dan perlatan rumah tangga. Barang khusus (specialty goods) mempunyai ciri-ciri atau identifikasi merek yang unik dank karena itulah cukup banyak pembeli bersedia melakukan upaya pembelian yang khusus. Contoh : meliputi mobil, peralatan fotografi. Barang yang tidak di cari (unsought goods) adalah barang-barang yang tidak di ketahui konsumen atau biasanya mereka tidak terpikir untuk membelinya. Contoh : asuransi jiwa, batu nisan.14 Klasifikasi Barang Industri Barang barang industri dapat di klasifikasikan berdasarkan bagaimana cara barang tersebut memasuki proses produksi dan kemahalan relatifnya.
14
Philip Kotler & Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran (Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang, 2007), h.6.
37
Kita dapat membedakan tiga kelompok barang industri : bahan baku dan suku cadang, barang modal, pasokan dan layanan bisnis. Bahan baku dan suku cadang (materials and parts) adalah barang-barang yang seluruhnya masuk ke produk produsen tersebut. Barang-barang ini terbagi menjadi dua kelompok: bahan mentah serta bahan baku dan suku cadang yang di produksi. Bahan mentah terbagi menjadi dua kelompok utama produk pertanian (misalnya gandum, kapas, dan sayuran). Produk alam (misalnya ikan, kayu, minyak mentah). Barang modal (capital items) adalah barang-barang tahan lama yang memudahkan pengembangan atau pengelolaan produk jadi. Barang modal meliputi dua kelompok instalasi dan peralatan. Instalasi terdiri atas bangunan (pabrik dan kantor) dan peralatan (generator,bor,komputer mainframe, elevator). Perlengkapan dan layanan bisnis (supplies and bussines service) adalah barang dan jasa berumur pendek memudahkan pengembangan atau pengelolaan produk jadi. Perlengkapan ada dua jenis : barang pemeliharaan dan perbaikan (cat,paku,sapu) dan perlengkapan operasional (pelumas,batu bara,kertas tulis,pensil). Layanan bisnis meliputi layanan pemeliharaan dan perbaikan (pembersihan jendela, perbaikan mesin fotocopy) dan layanan konsultasi bisnis (hukum, konsultasi manajemen, iklan).
38
Diferensiasi Produk Bentuk banyak produk dapat di deferensiasi berdasarkan bentuk ukuran, model, atau struktur fisik produk. a) Fitur, sebagian besar produk dapat di tawarkan dengan Fitur (feature) yang berbeda-beda yang melengkapi fungsi dasar produk. b) Mutu Kinerja, sebagaian besar produk di bangun menurut salah satu dari empat level kinerja: rendah, rata-rata, tinggi, dan unggul. Mutu kinerja adalah level berlakunya karakteristik dasar produk. c) Mutu Kesesuaian, pembeli mengharapkan produk memiliki mutu kesesuaian (conformance quality) adalah tingkat kesesuaian dan pemenuhan semua unit yang di produksi terhadap spesifikasi sasaran yang di janjikan. d) Daya Tahan (durability), ukuran usia yang diharapkan beroperasinya produk dalam kondisi normal dan atau berat, merupakan atribut yang berharga untuk produk-produk tertentu. e) Keandalan,
pembeli
umunya
akan
membayar
lebih
untuk
mendapatkan produk yang lebih andal. Keandalan (realibility) adalah ukuran probabilitas bahwa produk tertentu tidak akan rusak atau gagal dalam periode waktu tertentu.
39
f) Mudah Diperbaiki, pembeli memilih produk yang mudah di perbaiki. Kemudahan di perbaiki adalah ukuran kemudahan untuk memperbaiki produk ketika produk itu rusak atau gagal. g) Gaya (style), menggambarkan penampilan dan perasaan yang ditimbulkan oleh produk itu bagi pembeli. 15
2. Simpanan Idul Fitri
Simpanan merupakan investasi tidak terikat dari mitra/anggota yang penarikannya hanya dapat dilakukan oleh mitra/anggota atau yang diberi kuasa dengan persayaratan tertentu yang telah di sepakati. Simpanan idul fitri yaitu simpanan yang di rencanakan untuk persiapan hari raya idul fitri. Simpanan dengan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga simpanan mitra akan diperlakukan sebagai investasi. Penarikan satu kali dalam satu tahun menjelang hari raya idul fitri dengan no. Rekening (322). Tabungan wadi’ah adalah produk pendanaan bank syariah berupa simpanan dari nasabah dalam bentuk rekening tabungan (savings account) untuk keamanan dan kemudahan pemakaiannya, seperti giro wadi’ah, tetapi tidak sefleksibel giro wadi’ah, karena nasabah tidak dapat menarik dananya dengan cek. 15
Ibid., h.9-11
40
Landasan Syariah : a. Al-Quran Al-baqarah 282 :
“Hai orang yang beriman! Jika kamu melakukan transaksi utang-piutang untuk jangka waktu yang ditentukan,tuliskanlah….” b. Hadits Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah:
“Nabi bersabda, ‘Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), danmencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumahtangga, bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib). 16
16
Al-Hafidz abi abdillah M. Ibnu Yazid, Sunan Ibnu Majah, (Darul Fikri) Jilid ke-2, h. 768
41
Skema tabungan wadi’ah seperti skema simpanan wadi’ah yad dhamanah, pihak penitip adalah deposan, pihak penyimpanan adalah bank, dan barang/asset yang dititipkan adalah uang. 17
C. BMT (baitul maal wat tamwil) 1. Pengertian BMT BMT adalah kependekan kata Balai Usaha Mandiri Terpadu atau Baitul Mal wat Tamwil, yaitu lembaga keuangan mikro (LKM) yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah. BMT sesuai namanya terdiri dari dua fungsi utama, yaitu: a. Baitul Tamwil (Rumah Pengembangan Harta), melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi. b. Baitul mal (Rumah Harta), menerima titipan dana zakat, nfak dan sedekah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya.
17
h.115
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007),
42
Baitul mal wat tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Selain itu, Baitul Mal wat Tamwil juga bisa menerima titipan zakat, infaq, dan sedekah, serta menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan amanatnya. Dengan demikian, keberadaan BMT dapat dipandang memiliki dua fungsi utama, yaitu sebagai media penyalur pendayagunaan harta ibadah seperti zakat, infak, sedekah dan wakaf, serta dapat pula berfungsi sebagai institusi yang bergerak dibidang investasi yang bersifat sebagaimana layaknya bank. Pada fungsi kedua ini dapat dipahami bahwa selain berfungsi sebagai lembaga keuangan, BMT juga berfungsi sebagai lembaga ekonomi. Sebagai lembaga keuangan BMT bertugas menghimpun dana dari masyarakat (anggota BMT) yang memercayakan dananya disimpan di BMT dan menyalurkan dana kepada masyarakat (anggota BMT) yang di berikan pinjaman oleh BMT. Sedangkan sebagai lembaga ekonomi, BMT berhak melakukan kegiatan ekonomi, seperti mengelola kegiatan perdagangan, industri dan pertanian. 18
18
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keungan Syariah, Cet.1 (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009) h.447
43
Peran BMT dalam memberikan kontribusi kepada bergeraknya roda ekonomi kecil, jelas riil. Sementara perbankan dililit ‘lemak’ dana yang tak mampu disalurkan, BMT langsung masuk kepengusaha.19 2. Tujuan, Visi Misi dan Fungsi BMT Tujuan BMT, yaitu meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan anggota pada khusunya dan masyarakat pada umunya. Visi BMT, yaitu menjadi lembaga keungan yang mandiri, sehat dan kuat, yang kualitas ibadah anggotanya meningkat sedemikian rupa sehingga mampu berperan menjadi wakil pengabdi Allah memakmurkan kehidupan anggota pada khususnya dan umat manusia pada umunya. Misi BMT, yaitu mewujudkan gerakan pembebasan anggota dan masyarakat dari belenggu rentenir, jerat kemiskinan dan ekonomi ribawi, gerakan pemberdayaan meningkatkan kapasitas dalam kegiatan ekonomi riil dan kelembagaannya menuju tatanan perekonomian yang makmur dan maju dan gerakan keadilan membangun struktur masyarakat madani yang adil dan berkemakmuran berkemajuan, serta makmur maju berkeadilan berlandaskan syariah dan ridho Allah SWT.
19
M. Luthfi Hamidi, Jejak-jejak Ekonomi Syariah, Cet.1 (Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2003) h.87
44
Fungsi BMT, yaitu (1) mengidentifikasi, memobilisasi, mengorganisir, mendorong, dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota, kelompok usaha anggota muamalat
(Pokusama)
dan kerjanya; (2)
mempertinggi kualitas SDM anggota dan pokusama menjadi lebih professional dan islami sehingga semakin utuh dan tangguh menghadapu tantangan global; dan (3) menggalang dan mengorganisir potensi masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota.20 3. Sistem Operasional BMT Baitul Mal wat Tamwil (BMT) adalah suatu lembaga ekonomi rakyat kecil yang berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi pengusaha kecil berdasarkan prinsip syariah dan prinsip koperasi. BMT merupakan sebuah sarana pengelolaan dana dari umat, oleh umat dan untuk umat (maslahah amanah) yang bebas dari riba. Jenis-jenis usaha BMT sebenarnya dimodifikasi dari produk perbankan islam. Oleh karena itu, usaha BMT dapat dibagi kepada dua bagian utama, yaitu memobilisasi simpanan dari anggota dan usaha pembiayaan. Bentuk dari usaha memobilisasi simpanan dari anggota dan jamaah itu antara lain berupa : 1. Simpanan Mudharabah Biasa 2. Simpanan Mudharabah Pendidikan 20
Ibid., h.449
45
3. Simpanan Mudharabah Haji 4. Simpanan Mudharabah Umrah 5. Simpanan mudharabah Qurban 6. Simpanan Mudharabah Idul Fitri 7. Simpanan Mudharabah Walimah 8. Simpanan Mudharabah Akikah 9. Simpanan Mudharabah Perumahan 10. Simpanan Mudharabah Kunjungan Wisata 11. Titipan Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS) 12. Produk simpanan lainnya yang dikembangkan sesuai dengan lingkungan dimana BMT itu berada. Sedangkan jenis usaha pembiayaan BMT lebih diarahkan pada pembiayaan usaha mikro, kecil bawah dan bawah. Diantara usaha pembiyaan tersebut adalah : 1. Pembiayaan Mudharabah 2. Pembiayaan Musyarakah 3. Pembiayaan Murabahah 4. Pembiayaan Al Bai; Bithaman Ajil 5. Al-Qardul Hasan Usaha-usaha diatas merupakan kegiatan-kegiatan BMT yang berkaitan langsung dengan masalah keuangan. Selain kegiatan-kegiatan keuangan tersebut, BMT juga mengembangkan usaha di bidang sektor riil, seperti kios
46
telepon, kios benda pos, memperkenalkan teknologi maju untuk peningkatan produktivitas hasil para nasabah, mendorong tumbuhnya industri rumah tangga atau pengolahan hasil, mempersiapkan jaringan perdagangan atau pemasaran masukan dan hasil produksi, serta usaha lainnya yang layak, menguntungkan dalam jangka panjang dan tidak mengganggu program jangka pendek. BMT dibangun dengan basis keumatan, karena di bentuk dari, oleh dan untuk masyarakat. Solusi pemberdayaan usaha kecil dan menengah. Landasan hukum
yang
cukup
kuat
(UU
No.
7/1992,
UU
No.
10/1998),
menyelenggarakan kegaiatan usaha pelayanan dan jasa keuangan dalam skala kecil dan menengah. UU No. 10/1998, pasal 6, lembaga keuangan konvensional dapat menyelenggarakan unit pelayanan syariah seperti bank syariah dengan menggunakan prinsip bagi hasil (profit sharing and loss) secara dual banking system. Dikategorikan koperasi syariah, lembaga keuangan ekonomi yang berfungsi untuk menarik, mengelola, dan menyalurkan dana dari,oleh dan untuk umat. Sisi yuridis UU No.7/1992 tidak termasuk lembaga keuangan bank. Fungsi BMT tidak hanya profit oriented, tetapi juga social oriented.21
21
Wahyu Mikurason, “Strategi BMT (memproyeksi nasabah) melalui Takaful Mikro (Studi BMT Azka, Cileur, Kabupaten Bogor),” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2009), h.19-21
47
BAB III GAMBARAN UMUM BMT AL FATH IKMI PAMULANG
A.
Sejarah BMT AL Fath IKMI BMT AL FATH IKMI berdiri pada tahun 1996 (13 Oktober 1996), sebagai koperasi primer dengan anggota awal 25 orang badan pendiri dengan modal awal Rp 400.000,- per sendiri dan kini bertambah menjadi 36 anggota badan pendiri. Ide pendirian BMT AL FATH IKMI bermula dari para pengurus IKMI (Ikatan Masjid Indonesia) yang tergabung dalam kegiatan ta’lim. Gagasan untuk mendirikan sebuah lembaga keuangan mikro syariah didasari oleh idealisme yang kuat untuk turut andil dalam membantu saudara-saudara kita yang bergerak dibidang usaha, tetapi sulit untuk berkembang, banyaknya praktek rentenir, sistem ekonomi liberal yang melahirkan kaum kapitalis sehingga distribusi pendapatan tidak merata. Disamping itu keinginan mengembangkan pola dakwah yang selama ini lebih banyak dibidang dakwah bil lisan, dicoba dibarengi dengan dakwah bilhal sehingga harapan besar dimasa mendatang sistem ekonomi Islam dapat diterapkan di bumi Indonesia. Pada tahun 1998, BMT AL FATH IKMI resmi mendaftarkan diri pada departemen koperasi untuk mendapatkan badan hukum. Maka BMT AL FATH
47
48
IKMI mendapatkan legal hukum dengan Nomor: 650/BH/kwk.10/VI/1998 dengan nama “koperasi simpan pinjam Pamulang”. Pada tahun 2005, berdasarkan hasil kesepakatan RAT tahun 2004, BMT AL FATH IKMI mengajukan perubahan badan hukum, maka lahirlah akte perubahan dengan Nomor: 518/BH/PAD/koperasi/2005 dengan nama Koperasi BMT AL FATH IKMI”.
B.
Landasan Hukum Landasan hukum BMT AL FATH IKMI sebagai koperasi primer adalah: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 Tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi. 3. Keputusan menteri koperasi dan PPK Republik Indonesia Nomor 650/KEP/KWK.10/VI/1998
49
C.
Visi, Misi dan Tujuan 1. Visi Meningkatkan kualitas anggota dan mitra binaan sehingga mampu berperan sebagai khalifah Allah 2. Misi Menerapkan
prnsip-prinsip
syariah
dalam
kegiatan
ekonomi,
memberdayakan pengusaha kecil dan menengah, serta membina kepedulian kepada dhuafa secara terpola dan berkesinambungan 3. Tujuan Meningkatkan kesejahteraan jasmani dan rohani serta mempunyai posisi tawar (daya saing) anggota dan mitra binaan juga masyarakat pada umumnya melalui kegiatan pendukung lainnya.
D.
Budaya Kerja 1. Kerja Ikhlas, Kerja Cerdas dan Kerja Keras 2. Menjunjung tinggi sifat Amanah, Sidiq, Tabligh dan Fathonah 3. Selalu berupaya menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan 4. Memberikan pelayanan dengan penuh perhatian dan profesional.
50
E.
Produk-Produk BMT AL Fath IKMI 1. Produk Penghimpun Dana a. Tawakal (Tabungan Wadiah BMT Al Fath IKMI) Merupakan simpanan lancar mitra yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Tabungan ini menggunakan prinsip wadiah / titipan. Dalam tabungan ini BMT Al Fath IKMI tidak wajib memberikan hasil kepada penabung. BMT Al Fath IKMI boleh memberikan bonus setiap bulan sesuai dengan kebijakan BMT Al Fath IKMI. b. Tabah (Tabungan Berjangka AL Fath) Merupakan tabungan atau investasi dengan menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah yang penarikannya dapat dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang dikehendaki. Pilihan jangka waktu yang dapat dipilih: 3 Bulan, 6 Bulan, 9 Bulan, 12 Bulan dengan nisbah bagi hasil yang kompetitif. c. Sidik (Simpanan Pendidikan) Yaitu bentuk simpanan yang alokasi dananya diperuntukkan untuk dana pendidikan bagi putra putri mitra. Penarikan dapat dilakukan dua kali dalam satu tahun, yaitu: penarikan pertama pada saat tahun ajaran baru,
51
dan penarikan kedua pada saat semester. Mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah d. Simpanan Qurban Yaitu
produk
simpanan
yang
memberikan
kemudahan
dalam
perencanaan ibadah qurban bagi mitra. Dengan mitra bebas menentukan setoran sehingga cukup membantu pelaksanaan qurban mitra. Penarikan dilakukan
satu
kali
menjelang
ibadah
qurban.
Simpanan
ini
menggunakan prinsip mudharabah muthlaqah dan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah. e. SIFITRI (simpanan Idul Fitri) Yaitu simpanan yang direncanakan untuk keperluan idul fitri. Seperti mudik lebaran, belanja kebutuhan lebaran dan lain-lain. Penarikan dilakukan menjelang satu kali menjelang idul fitri. Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah, dan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah. e. Simpanan Nikah Yaitu produk simpanan yang diperuntukkan bagi mereka para pemudapemudi yang merencanakan pernikahan. Banyak pemuda-pemudi
52
menunda nikah salah satu faktornya adalah biaya. Produk tabungan ini sangat efektif untuk membantu perencanaan keuangan pernikahan mitra. Penarikan dilakukan satu kali, satu bulan menjelang pernikahan. Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah, dan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah. f. Simpanan Haji Yaitu simpanan yang diperuntukan bagi mereka yang merencanakan untuk menunaikan haji. Penarikan dilakukan satu kali. Simpanan ini menggunakan
prinsip
mudharabah
mutlaqah
sehingga
akan
mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah. 2. Produk Penyaluran Dana a. Piutang Murabahah Yaitu akad jual beli barang antara mitra dengan BMT Al Fath IKMI dengan menyatakan harga perolehan/harga beli/harga pokok ditambah keuntungan/margin yang disepakati kedua belah pihak. BMT membelikan barang-barang yang dibutuhkan mitra atau BMT memberi kuasa kepada mitra untuk membeli barang-barang kebutuhan mitra atas nama BMT. Lalu barang tersebut dijual kepada mitra dengan
53
harga pokok ditambah dengan keuntungan yang diketahui dan disepakati bersama dan diangsur selama jangka waktu tertentu. b. Piutang Ijarah Yaitu akad sewa menyewa barang atau jasa antara BMT Al Fath IKMI dan mitra. BMT Al Fath IKMI menyewakan jasa atau barang kepada mitra dengan harga sewa yang telah disepakati dan diangsur selama jangka waktu tertentu. c. Pembiayaan Mudharabah Yaitu akad kerjasama antara BMT selaku pemilik modal (Shahibul Maal) dengan mitra selaku pengelola usaha (Mudharib) untuk mengelola usaha yang produktif dan halal. Dan hasil keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati kedua belah pihak. d. Pembiayaan Musyarakah Yaitu akad kerjasama usaha produktif dan halal antara BMT dengan mitra dimana sumber modalnya dari kedua belah pihak. Keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati kedua belah pihak. Sedangkan kerugian ditanggung kedua belah pihak sesuai dengan porsi modal masing-masing.
54
F.
Struktur Organisasi Dewan Pengurus dan Pengawas yang menjabat untuk periode 20092011 adalah sebagai berikut: Pengawas : Ketua
: Drs. H. Farid Hidayat
Anggota
: Drs. Mustakim Kurdi
Anggota
: H. Faridi Syahdana, SE
Pengurus : 1. Ketua
: Drs. Budiyono, M.pd
2. Wkl Ketua Bdg Pendanaan
: H. Z. Arifin Listanto
3. Wkl Ketua Bdg SDM & Legal
: Drs. R. Prastowo Sidhi, SH,MH
4. Wkl Ketua Bdg bina Mitra
: H. Abdul Rahim
5. Wkl Ketua Bdg Pembiayaan
: Opan Sopyan Sauri, S.Ag
6. Sekretaris
: Drs. H. AR Sirath
7. Bendahara
: Drs. H. Bambang Hermadi
Pengelola : Manager Maal
: H. Imam Turmudi, M.si
Manager Tamwil
: Saimin
Kabag Operasional
: H. Djaelani
Kabag Marketing
: Drs. H. Moch Abduh Atmadiwirya
55
Account Officer
: Robi Sugara
Pembiayaan
: Cecep Nurjaya Dodi Kurniawan
Pendanaan
: Suheri Junianto Parjan Naufal Safiq
Pembukuan
: Neneng Syarifah
Head Teller
: Harum Sulitio Rini
Teller
: Nurmilati
Adm Pembiayaan
: Salahudin Arief
Customer Service
: Rika Nurlaila
Security
: Opik TR
OB
: Ardiansyah
Suport IT
: M. Yusuf
Kantor kas : Kepala Kantor Kas
: Supriyanto
Kabag Operasional
: Suryadi, ST
Account Officer
: Herdy Rusmantoro
Teller
: Aisah
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Strategi Pemasaran Produk Simpanan Idul Fitri pada BMT Al-Fath Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan.1 Strategi pemasaran diperlukan
pada sebuah lembaga keuangan
syariah mikro seperti BMT Al-Fath, dimana lembaga ini selain berorientasi pada fungsi profit, lembaga ini juga mempunyai kapasitas sebagai lembaga yang berorientasi pada fungsi sosial. Pada lembaga keuangan mikro seperti BMT Al-Fath, disadari perlunya bersaing pada pemasaran produk-produk serta jasa layanannya. Sehingga diperlukan strategi pemasaran pada produk dan jasa BMT. Salah satu produk yang diperkenalkan BMT Al-Fath adalah Produk Simpanan Idul Fitri (SIFITRI). Produk ini merupakan produk yang diperuntukkan bagi mitra dalam menghadapi hari raya idul fitri, sehingga kebutuhan-kebutuhan dapat terpenuhi. Adapun langkah yang merupakan startegi BMT Al-Fath memasarkan produk Simpanan Idul Fitri adalah sebagai berikut : 1
Assauri , Manajemen Pemasaran., h.167
56
57
1. Strategi Promosi Suatu produk betapapun bermanfaat akan tetapi jika tidak dikenal oleh konsumen, maka produk tersebut tidak akan di ketahui manfaatnya dan mungkin tidak dibeli oleh konsumen. Oleh karena itu, perusahaan harus berusaha mempengaruhi para konsumen, untuk menciptakan permintaan atas produk itu, kemudian di pelihara dan dikembangkan. Usaha tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan promosi. 2 Adapun strategi promosi yang di lakukan BMT Al-Fath dalam memasarkan Produk Simpanan Idul Fitri (SIFITRI) adalah sebagai berikut : a. Dengan diadakannya ceramah keagamaan/pengajian secara rutin kepada masyarakat yang diadakan setiap malam kamis, yang dilaksanakan pada masjid-masjid yang berada di sekitar lingkungan BMT Al-Fath. Dengan mengundang pembicara dari dinas koperasi maupun dari pihak BMT center. Dengan melakukan ceramah keagamaan, pihak BMT melakukan sosialisasi produk-produk yang disalurkan. dan salah satunya adalah produk Simpanan Idul Fitri. Dengan dilakukannya kegiatan ini, masyarakat akan mengetahui produk dan jasa layanan BMT Al-Fath sehingga akan menjadi sumber informasi kepada masyarakat. Karena pada umumnya juga yang hadir pada kegiatan ini merupakan nasabah BMT Al-Fath. 2
Assauri, manajemen pemasaran., h.264.
58
b. Dengan brosur-brosur/iklan-iklan yang menarik dan agamis, sehingga masyarakat dengan mudah mengetahui bahwa adanya lembaga keuangan mikro syariah seperti BMT Al-Fath dengan produk maupun jasa layanannya khususnya produk SIFITRI. Karena konsep BMT Al-Fath itu sendiri merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang segmentasi pada umumnya masyarakat kecil dengan kondisi ekonomi menengah kebawah. c. Website, dengan website informasi tentang BMT Al-Fath dapat di akses oleh masyarakat luas, sehingga produk dan jasa layanan khususnya produk SIFITRI pada BMT Al-Fath dapat diketahui masyarakat secara luas. d. Tenaga pemasaran/dilapangan dengan sistem antar jemput bola, maksud dari strategi antar jemput bola ini dengan mendatangi masyarakat maupun mitra ke lingkungan mereka, agar masyarkat lebih mudah dan tertarik untuk menjadi mitra pada BMT Al-fath. e. Mengadakan jadwal buka puasa bersama pada bulan suci Ramadhan, sekaligus mempromosikan produk dan jasa layanan BMT Al-Fath. Sehingga tercipta suatu relationship antara pihak BMT dan mitranya maupun masyarakat sekitarnya.3
3
Saimin, Wawancara di BMT Al-Fath Pamulang tanggal 26 Agustus 2010
59
2. Strategi Harga Harga merupakan salah satu unsur marketing yang penting, yang berdampak pada jumlah penjualan, sedangkan unsur lainnya merupakan unsur pendukung yang merupakan suatu kesatuan dalam marketing mix. Walaupun penetapan harga merupakan persoalan penting, masih banyak perusahaan yang kurang sempurna dalam menangani permasalahan penetapan harga tersebut. Karena menghasilkan penerimaan penjualan, tingkat keuntungan, serta share pasar yang dapat dicapai oleh perusahaan.
Dalam penetapan harga dalam hal ini biaya administrasi yang di di tetapkan BMT Al-fath tidak memberatkan masyarakat dalam menjadi mitra BMT Al-Fath. Adapun Syarat yang diterapkan sebagai berikut : Simpanan Idul Fitri Mengisi formulir pembukaan rekening mitra. Membawa foto copy KTP/SIM/Kartu Pelajar yang masih berlaku. Setoran pokok mitra Rp. 10.000,-. Setoran simpanan Idul Fitri Rp. 10.000, Administrasi Rp. 5.000,-. Setoran selanjutnya minimal Rp. 5.000,-. Biaya tutup rekening Rp. 5.000,-.
60
Dengan melihat biaya yang dikenakan pada produk Simpanan Idul Fitri, penulis dapat menyimpulkan bahwa simpanan ini sangat terjangkau bagi masyarakat pada umumnya. Dengan biaya Rp.10.000,- simpanan ini sangat murah, sehingga dapat menarik masyarakat yang ingin menyimpan dananya pada BMT Al-Fath.
3. Strategi Produk Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi, yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat organisasi dan gagasan atau buah pikiran.4 Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha, memerlukan strategi pemasaran yang pada dasarnya menunjukkan bagaimana sasaran pemasaran dari produk yang dihasilkan tersebut dapat tercapai. Produk adalah hal penting yang perlu diperhatikan dalam strategi bauran pemasaran, karena tanpa adanya produk, strategi bauran pemasaran lainnya tidak dapat dilakukan. Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Penerapan strategi pemasaran produk Simpanan Idul Fitri dilakukan dengan syarat yang mudah dengan akad mudharabah muthlaqah, yaitu dengan timbal balik jasa berupa bagi hasil yang kompetitif sesuai dengan syariat Islam. 4
Assauri. Manajemen Pemasaran, (Dasar Konsep dan Strategi). h.200.
61
4. Strategi Distribusi Distribusi merupakan kegiatan penyampaian produk sampai kemitra pada waktu yang tepat. Oleh karena itu, kebijakan distribusi merupakan salah satu kebijakan pemasaran terpadu yang mencakup penentuan saluran pemasaran (marketing channels) dan distribusi fisik (physical distribution). Kedua faktor ini mempunyai hubungan yang sangat erat dalam keberhasilan penyaluran dan sekaligus keberhasilan pemasaran produk perusahaan. Efektivitas penggunaan saluran distribusi diperlukan unutuk menjamin tersedianya produk di setiap mata rantai saluran tersebut.5 Mengenai strategi distribusi, yang dilakukan BMT Al-Fath adalah dengan mendatangi para mitra/masyarakat, dalam hal ini pihak BMT menerapkan sistim jemput bola. Dan dengan adanya market channel antara dinas koperasi maupun BMT Center, produk maupun jasa layanan BMT Al-Fath dapat distribusikan. Dan hal yang terpenting dalam distribusi produk Simpanan Idul Fitri yaitu pihak BMT menjamin pencairan (likuiditas) dana produk, ketika para mitra ingin menarik dana yang dilakukan pada setiap tahun pada saat menjelang hari Raya Idul Fitri tiba.
5
Assauri. Manajemen Pemasaran, (Dasar Konsep dan Strategi). h.223-234
62
B. Kendala Yang Dihadapi Dalam Memasarkan Produk Simpanan Idul Fitri pada BMT Al-Fath Adapun kendala yang dihadapi BMT Al-Fath dalam memasarkan Produk Simpanan Idul Fitri adalah sebagai berikut. 1. Masyarakat sekitar BMT Al-Fath belum memahami produk Simpanan Idul Fitri. Keberadaan lembaga keuangan mikro syariah (BMT) yang tergolong pemain baru dalam industri keuangan. Sehingga pemahaman masyarakat masih terdapat kejanggalan khususnya masyarakat sekitar lingkungan BMT Al-Fath. Pada simpanan idul fitri, masyarakat belum memahami akan pentingnya memenuhi kebutuhan ketika menghadapi lebaran. 2. Kurang ketertarikannya masyarakat dalam menabung. Untuk kendala dalam memasarkan produk Simpanan Idul Fitri hanya kendala umum yang biasa terjadi pada masyarakat, yaitu kurangnya kesadaran dalam menabung. Hal ini dirasakan pihak BMT Al-Fath yang menghambat lakunya pemasaran produk Simpanan Idul Fitri. 3. Kurangnya perhatian terhadap promosi produk Simpanan Idul Fitri. Yang dimaksud dengan kurangnya perhatian disini adalah, ketika pihak BMT melakukan kegiatan promosi dilapangan, masyarakat sekitar yang umumnya masyarakat menengah ke bawah tidak merespon dengan kegiatan
63
promosi yang dilakukan. Sehingga menjadi salah satu kendala pula dalam memasarkan produk Simpanan Idul Fitri 4. Kurangnya SDM (sumber daya manusia) yang melaksanakan kegiatan pemasaran. Dalam hal ini terkendala pada jumlah tenaga di lapangan dalam mempromosikan produk. Dan hal ini merupakan kendala intern dalam BMT Al-Fath. 5. Kurangnya jaringan dalam memasarkan produk. Hal ini dipengaruhi oleh dominasi bank konvensional maupun bank syariah yang beroperasi disekitar BMT Al-Fath. Hal ini mempengaruhi minat masyarakat dalam pemasaran produk dan jasa yang notabene masyarakat lebih cenderung ke bank daripada ke BMT.6
C. Perkembangan Produk Simpanan Idul Fitri pada BMT Al-Fath. Perkembangan produk simpanan idul fitri, penulis mengambil perkembangan dari tahun 2007 sampai 2009. Dengan data ini cukup menggambarkan perkembangan hingga analisis kesimpulannya. Adapun data dari tahun 2007 sampai 2009 adalah sebagai berikut :
6
Saimin, Wawancara di BMT Al-Fath Pamulang tanggal 26 Agustus 2010
64
Laporan Perkembangan Penghimpunan Dana Simpanan Idul Fitri.
Jenis Produk
Tahun
Jumlah Dana
Simpanan Idul Fitri
2007
Rp. 7.900.000,-
2008
Rp. 24.100.000,-
2009
Rp. 62.600.000,-
(Sumber : laporan tahun 2010 BMT Al-Fath) Dari tabel di atas menggambarkan bahwa perkembangan produk Simpanan Idul Fitri mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pada tahun 2007 Simpanan berjumlah sebesar Rp. 7.900.000.- , kemudian pada tahun 2008 mengalami kenaikan 210 % yang berjumlah Rp. 24.100.000.- , dan pada akhir tahun 2009 produk simpanan idul fitri membukukan jumlah penghimpunan dana sebesar Rp. 62.600.000.-. Disadari perkembangan yang cukup signifikan di atas, terjadi secara tidak kebetulan saja, melainkan dengan sistim pemasaran yang dijalankan pada produk simpanan ini. Mulai dari langkah promosi hingga segmentasi produk ini dilakukan secara terukur sehingga dapat menaikkan jumlah penghimpunan dana. Walaupun penghimpunan dana produk ini tidak sebesar produk lain, seperti pembiayaan murabahah dan ijaroh, namun untuk skala mikro pada lembaga keuangan mikro seperti BMT Al-Fath sudah termasuk cukup besar.
65
Secara detail dapat dilihat dari diagram berikut ini:
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan, yaitu : 1. Strategi Pemasaran Produk Simpanan Idul Fitri pada BMT Al-Fath Pada lembaga keuangan mikro seperti BMT Al-Fath, disadari perlunya bersaing pada pemasaran produk-produk serta jasa layanannya. Sehingga diperlukan strategi pemasaran pada produk dan jasa BMT. Salah satu produk yang diperkenalkan BMT Al-Fath adalah Produk Simpanan Idul Fitri, adapun langkah yang merupakan startegi BMT Al-Fath dalam memasarkan Simpanan Idul Fitri memiliki beberapa tahapan anatara lain, pertama; adanya Strategi Promosi. Adapun strategi promosi yang di lakukan BMT Al-Fath dalam memasarkan Produk Simpanan Idul Fitri adalah dengan diadakannya ceramah keagamaan secara rutin kepada masyarakat, dengan brosur-brosur/iklan-iklan yang menarik dan agamis serta website, sistim pemasaran (promosi) dengan sistim jemput bola, dan yang terakhir mengadakan buka puasa bersama pada bulan suci Ramadhan, mitranya maupun masyarakat sekitarnya.
66
67
Kedua; adanya Strategi Harga, dalam menetapkan harga BMT Al-fath tidak memberatkan masyarakat dalam menjadi mitra BMT Al-Fath yaitu dengan biaya Rp.10.000,- dalam membuka rekening sehingga simpanan sangat terjangkau. Ketiga; adanya Strategi Produk dengan akad mudharabah muthlaqah, yaitu dengan timbal balik jasa berupa bagi hasil yang kompetitif sesuai dengan syariat Islam. Keempat; adanya Strategi Distribusi dengan adanya market channel antara dinas koperasi maupun BMT Center, produk maupun jasa layanan BMT Al-Fath dapat distribusikan. 2. Kendala Yang Dihadapi Dalam Memasarkan Produk Simpanan Idul Fitri pada BMT Al-Fath Adapun kendala yang dihadapi BMT Al-Fath dalam memasarkan Produk Simpanan Idul Fitri adalah sebagai berikut, masyarakat sekitar BMT Al-Fath belum memahami produk Simpanan Idul Fitri, kurang ketertarikannya masyarakat dalam menabung, kurangnya perhatian terhadap promosi produk Simpanan Idul Fitri, kurangnya SDM (sumber daya manusia) yang melaksanakan kegiatan pemasaran, dan yang terakhir kurangnya jaringan dalam memasarkan produk. 3. Perkembangan Produk Simpanan Idul Fitri pada BMT Al-Fath. Perkembangan
produk
simpanan
idul
fitri,
penulis
mengambil
perkembangan dari tahun 2007 sampai 2009 menggambarkan bahwa
68
perkembangan produk Simpanan Idul Fitri mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pada tahun 2007 Simpanan berjumlah sebesar Rp. 7.900.000.- , kemudian pada tahun 2008 mengalami kenaikan 210 % yang berjumlah Rp. 24.100.000.- , dan pada akhir tahun 2009 produk simpanan idul fitri membukukan jumlah penghimpunan dana sebesar Rp. 62.600.000.- . B. Saran Hendaknya pihak BMT Al-Fath dalam memasarkan produk-produk yang di tawarkan khususnya Simpanan Idul Fitri dan jasa layanannya lebih meningkatkan kinerja dan meningkatkan kualitas pelayanan secara maksimal, sehingga masyarakat sekitar dapat mengetahui produk-produk yang ada dan dapat menarik minat masyarakat sekitar untuk menjadi mitra BMT Al-Fath. Hal lain yang harus di lakukan, BMT Al-Fath sebaiknya mengadakan pengajian ruitn/ceramah-ceramah keagamaan ke masjid-masjid. Pengajian/ ceramah keagamaan tersebut bisa dijadikan salah satu media informasi yang sangat penting agar masyarakat sekitar lebih tahu produk-produk dan mengetahui lebih jauh tentang BMT Al-Fath. Jika pengajian/ceramah keagamaan tersebut dilakukan secara rutin maka akan tercipta suasana kekeluargaan dan lebih akrab lagi antara pihak BMT AlFath dengan masyarakat maupun mitra, sehingga dengan begitu baik pihak BMT Al-Fath dengan mitra terjalin komunikasi yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quranul Karim Abdillah M. Ibnu Yazid Abi Al-Hafidz. Jilid Ke-2, Sunan Ibnu Majah, (Darul Fikri)
Amin A. Riawan. Menata Perbankan Syariah di Indonesia, cet.I, (Jakarta: UIN Press, 2009) Amir M. Taufiq. Dinamika Pemasaran:Jelajahi dan Rasakan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005) Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007) Assauri Sofjan. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep & Strategi, Cet.VII, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2004) Dharma Agus dan Ticoalu ed., Kebijakan dan Strategi Manajemen, Cet. II, (Jakarta: Erlangga, 1997) Faisal Sanapiah. Format-Format Penelitian Sosial, Cet V, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001) Gary
Armstrong
&
Philip
Khotler.
Dasar-dasar
Pemasaran
(Jakarta:
Prenhalindo,1997) Hamidi M. Lhutfi. Jejak-jejak Ekonomi Syariah, Cet 1, (Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2003)
69
Karim Adiwarman. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007) Kevin Lane Keller & Philip Kotler. Manajemen Pemasaran (Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang, 2007) Lupiyoadi Rambat. Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktik (Jakarta: Salemba Empat, 2001) Madjid Nurcholis. ed., Dialog Ramadlan Bersama Cak Nur, cet. I, (Jakarta: Paramadina, 2000) Mikurason Wahyu. “Strategi BMT (memproyeksi nasabah) melalui Takaful Mikro (Studi BMT Azka, Cileur, Kabupaten Bogor),” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2009) Ruslan Rusady. Metode Penelitian: Public Relations dan Komunikasi, ed.1. Cet.4, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008) Setiyo Budi Ichsan. ed., Manajemen Strategi (Jakarta: salemba empat, 2006) Soemitra Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Cet. I, (Jakarta: Kencana, 2009) Sudarsono Heri. Bank & lembaga Keuangan Syariah, Cet. I (Yogyakarta: Ekonosia, 2003) Timpe A. Dale. Manajemen Pemasaran (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2006
70
LAMPIRAN
71
DATA WAWANCARA 1. Tanya : Bagaimana Strategi Pemasaran Yang Diterapkan BMT Al-Fath Pada Simpanan Idul Fitri.
Jawab : Dengan diadakannya ceramah keagamaan/pengajian tiap malam kamis di sekitar ciputat/lingkungan BMT, dengan brosur-brosur/iklan yang menarik, melalui website yang mudah di akses, tenaga pemasaran/di lapangan dengan sistem antar jemput bola, dan mengadakan jadwal buka puasa bersama pada bulan suci ramadhan.
2.
Tanya : Bagaimana Kendala Yang Dihadapi Dalam Memasarkan Produk Simpanan Idul Fitri pada BMT Al-Fath.
Jawab : Masyarakat sekitar BMT Al-Fath belum memahami Produk Simpanan Idul Fitri, Kurang ketertarikannya masyarakat dalam menabung, kurangnya promosi terhadap produk Simpanan Idul Fitri, Kurangnya SDM (sumber daya manusia) yang melaksanakan kegiatan pemasaran.
3.
Tanya : Bagaimana Perkembangan Produk Simpanan Idul Fitri Dari Tahun ke Tahun Pada BMT Al-Fath.
Jawab : Pada tahun 2007 Simpanan berjumlah sebesar Rp. 7.900.000.- , kemudian pada tahun 2008 mengalami kenaikan 210 %
yang berjumlah Rp.
24.100.000.- , dan pada akhir tahun 2009 produk simpanan idul fitri membukukan jumlah penghimpunan dana sebesar Rp. 62.600.000.-.