STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR SEGAR DEPOK Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Sains dan Teknologi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian (SP)
Disusun Oleh: SURYADI NIM. 107092003007
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M/1435 H
STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR SEGAR DEPOK Oleh: Suryadi NIM . 107092003007
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M/1435 H
PERNYATAAN
DENGAN INI MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, April 2013
Hesti Puspita Sari
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI Nama
: Suryadi
Tempat/Tgl Lahir : Bogor, 16 November 1987 Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Kewarganegaraan : Indonesia Status
: Sudah Menikah
HP
: 0838 9912 3385
No. KTP
: 3276031611870002
Alamat
: Kp. Kupu RT 004/006 No.27 Kelurahan Pasirputih Kec.Sawangan, Kota Depok
E-Mail
:
[email protected]
Motto
: Hidup adalah tentang belajar, memperbaiki diri dan berbagi kepada orang lain
II.
PENDIDIKAN FORMAL o SDN Pasirputih 02
1995-2001
o SMPN 9 Depok
2001-2004
o SMAN 5 Depok
2004-2007
o Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2007-2014
III. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Anggota Pramuka SDN Pasirputih 02 2. Anggota Pramuka SMPN 9 Depok 3. Wakil Ketua ROHIS SMAN 5 Depok 4. Ketua Salam 5- FA ROHIS SMAN 5 Depok 5. Ketua Biruni- FA ROHIS SMPN 9 Depok 6. Kadiv PSDM Komda FST LDK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 7. Ketua DPMJ Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 8. Anggota Departemen Kerohanian, Seni dan Olahraga BEMJ Agrinisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
IV. PENGALAMAN KERJA 1. Bimbel Master Q 2. PILLAR Business Accelerator 3. Trigas International 4. Maslahat Insani
RINGKASAN SURYADI. Strategi Pengembangan Pasar Segar Depok (Di bawah bimbingan Dr. Iskandar Andi Nuhung dan Rizki Adi Puspita Sari,SP,MM) Pasar merupakan tempat dimana terjadi transaksi jual beli. Selain itu, pasar juga menjadi tepat bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan merupakan pusat penggerak perekonomian masyarakat. Pasar tradisional merupakan saluran penting dalam proses distribusi produk-produk agribisnis yang sebagian besar merupakan produk pangan kebutuhan sehari-hari. Beragam produk pangan yang dikonsumsi setiap hari oleh masyarakat sebagian besar beredar dan terdistribusikan melalui sistem perdagangan yang terjadi di pasar tradisional. Seiring dengan perkembangan zaman, gaya hidup masyarakat yang berubah, standar hidup meningkat menuntut yang lebih dari sekedar membeli produkproduk pangan kebutuhan sehari-hari. Faktor kenyamanan menjadi sesuatu yang diharapkan dan menjadi daya tarik pasar tradisional. Terdapat 12 pasar tradisional dan 11 pasar moderen di Kota Depok. Selain itu, sejak tahun 2010 di Kota Depok telah berdiri sebuah pasar tradisional dengan konsep moderen, yaitu Pasar Segar Depok yang berlokasi di Jalan Tole Iskandar. Kehadiran Pasar Segar Depok ini merupakan salahsatu upaya untuk memperbaharui citra pasar tradisional sehingga bisa bersaing dengan pasar swalayan. Pasar Segar Depok menawarkan suasana belanja nyaman, aman, dan mempertahankan mekanisme tawar - menawar antar penjual dan pembeli. Pasar Segar sebagai konsep baru yang menawarkan kenyamanan dalam berbelanja, fasilitas yang memadai, penataan yang rapih, higienis, tetap mengedepankan tradisi berbelanja ala tradisional dengan sistem transaksi tawar-menawar, dan dapat memberdayakan para pedagang seharusnya memiliki tempat yang cukup baik di hati masyarakat sebagai tempat berbelanja. Tiga setengah tahun beroperasi, Pasar Segar Depok belum berkembang secara signifikan setidaknya dilihat dari jumlah pedagang dan jumlah pengunjung yang datang ke Pasar Segar Depok. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Mengetahui kondisi internal dan eksternal yang dihadapi Pasar Segar Depok dan mengetahui apa saja yang menjadi faktor kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman bagi Pasar Segar Depok. (2) Mengetahui alternatif strategi apakah yang dapat diterapkan untuk mengembangkan Pasar Segar Depok. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Segar Depok yang berlokasi di Jalan Tole Iskandar, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan Pasar Segar Depok merupakan pasar tradisional dengan konsep moderen yang pertama di Kota Depok dan sedang dalam masa pengembangan. Penelitian ini dilaksanakan pada 7 September 2012 s.d 30 Nopember 2012. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi (pengamatan), wawancara, pengisian kuisioner dan studi dokumentasi. Analisis dan pengolahan data dilakukan secara kualitatif melalui pendekatan konsep manajemen strategis. Analisis kualitatif digunakan
untuk mengetahui lingkungan perusahaan terkait dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Alat analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: Matriks IFE, Matriks EFE, Matrik IE dan Matriks SWOT. Hasil penelitian menunjukkan kondisi internal Pasar Segar Depok kuat berdasarkan hasil analisis faktor strategis internal dengan nilai total skor sebesar 2,76200. Sedangkan untuk nilai total skor faktor lingkungan eksternal sebesar 3,03132 yang berarti Pasar Segar Depok merespon dengan baik kondisi eksternal baik peluang maupun ancaman. Perumusan alternatif strategi dengan menggunakan Matriks SWOT menghasilkan tujuh alternatif strategi, yaitu (1) Restrukturisasi, (2) Meningkatkan kerjasama dengan pemangku kepentingan, (3) Membangun sistem operasional kerja, (4) Meningkatkan keahlian dan keterampilan sumberdaya manusia, (5) Meningkatkan aktifitas promosi, (6) Mengintensifkan komunikasi dan konsolidasi dengan para pemilik unit dan pedagang dan (7) Meningkatkan pelayanan dan fasilitas pendukung.
Kata Kunci : Strategi, Manajemen Strategis, Pasar Tradisional, SWOT,
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim Assalamu’alaikum Wr.Wb. Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin. Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas berkat rahmat, hidayah, dan karunia-Nya penelitian dan penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik. Shalawat beserta salam tercurah pada junjungan alam, Nabi Muhammad Salallahu ‘Alaihi Wa Salam, beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang senantiasa memegang sunnah beliau hingga akhir zaman. Terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu Penulis baik dalam pelaksanaan penelitian maupun
penyusunan skripsi ini, baik secara materil
maupun non-materil, karena tanpa bantuan semua pihak yang terlibat skripsi ini tidak akan dapat tersusun dengan baik. Terimakasih khususnya Penulis tujukan kepada: 1.
Dr.Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengesahkan karya tulis ini sebagai skripsi.
2. Ketua Program Studi Agribisnis, Bpk. Drs. Acep Muhib,MM selaku Ketua Program Studi Agribisnis yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan. 3. Dosen Pembimbing, yaitu Bpk. Dr. Iskandar Andi Nuhung selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing, memberikan saran, motivasi, arahan,
i
serta meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran sampai selesainya penulisan skripsi ini. 4.
Ibu Rizki Adi Puspita Sari,SP,MM selaku Dosen Pembimbing II sekaligus sekretaris Program Studi Agribisnis. yang telah membimbing dengan sabar dan banyak memberikan pencerahan.
5. Bapak Dr.Akhmad Riyadi Wastra selaku Dosen Penguji I dalam sidang munaqosyah Penulis yang telah memberikan kritik, saran, dan masukan yang berharga untuk perbaikan skripsi ini. 6. Bapak Ir.Mudatsir Najamuddin,MM selaku Dosen Penguji II dalam sidang munaqosyah Penulis yang telah memberikan kritik, saran, dan masukan yang berharga untuk perbaikan skripsi ini. 7. Manajemen Pasar Segar Depok dan BSA Land yang telah memberikan kesempatan untuk mengadakan penelitian di Pasar Segar Depok dan memberikan informasi yang Penulis butuhkan. 8. Pimpinan Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah dan Perpustakaan Fakultas Sains dan Teknologi yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan. 9. Dosen-dosen Program Studi Agribisnis yang telah mentransfer ilmu, wawasan selama masa perkuliahan dan membantu serta memberi tuntunan yang berharga dalam penusunan skripsi ini. 10. Keluarga besar Penulis, Bapak, Ibu, adik-adik, dan khususnya istri saya Hesti Puspita Sari yang telah memberikan dukungan yang besar bagi Penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
ii
11. Rekan-rekan sejawat Mahasiswa Agribisnis, khususnya Mahasiswa Agribisnis Angkatan 2007. 12. Rekan-rekan kerja di Pillar Business Accelerator, Trigas International dan Maslahat Insani. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, Penulis mohon maaf jika ada kekurangan. Penulis juga mengharapkan masukan berupa, kritik, dan saran yang membangun demi membantu perbaikan dan penyempurnaan dalam penulisan skripsi ini.
Jakarta, Maret 2014
`
Penulis
iii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ...................................................................... DAFTAR ISI ..................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................. DAFTAR GAMBAR ........................................................................ DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang .........................................................
1
1.2. Rumusan Masalah ... ...............................................
4
1.3. Tujuan Penelitian ....................................................
4
1.4. Manfaat Penelitian ..................................................
5
1.5. Ruang Lingkup Penelitian .......................................
5
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar ........................................................................
BAB III
i iv vii viii ix
6
2.1.1. Pasar Tradisional ........................................... 2.1.2. Pasar Moderen ..............................................
6 10
2.2. Manajemen Strategis ...............................................
12
2.2.1. Tahapan dalam Manajemen Strategis ............ 2.2.2. Model Manajemen Strategis ......................... 2.2.3. Tipe Strategis ................................................ 2.2.4. Kerangka Perumusan Strategi ....................... 2.2.5. Analisis Lingkungan Organisasi ................... 2.1.3.5.1. Lingkungan Internal ...................... 2.1.3.5.2. Lingkungan Eksternal ...................
13 13 14 18 21 22 23
2.3. Pengertian Pengembangan ......................................
24
2.4. Kerangka Pemikiran Konseptual ............................
24
2.5. Penelitian Terdahulu ........... ...................................
27
METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................
30
3.2. Data Penelitian ........................................................
30
3.2.1. Jenis dan Sumber Data ..................................
30
iv
BAB IV
BAB V
3.2.2. Teknik Pengumpulan Data .... .......................
31
3.3. Metode Analisis Data ..............................................
33
3.3.1. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) .... 3.3.2. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE).. 3.3.3. Matrik Internal – Eksternal (IE) ....... ........... 3.3.4. Matrik Strenghts-Weaknesses-OpportunitiesThreats (SWOT) ...........................................
33 35 37 39
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1. Profil Pasar Segar Depok ........................................
41
4.1.1. Visi, Misi dan Tujuan Pasar Segar Depok .... 4.1.2. Struktur Organisasi ....................................... 4.1.3. Fasilitas ......................................................... 4.2. Strategi Pemasaran ..................................................
42 42 44 45
4.2.1. Segmentasi .................................................... 4.2.2. Target ............................................................ 4.2.3. Penentuan Posisi ........................................... 4.2.4. Bauran Pemasaran .........................................
45 45 46 46
HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal ...........
49
5.1.1. Lingkungan Internal ...................................... 5.1.1.1. Aspek Manajemen .... ....................... 5.1.1.2. Aspek Pemasaran .............................. 5.1.1.3. Aspek Keuangan ............................... 5.1.1.4. Aspek Produksi/Operasi ................... 5.1.1.5. Aspek Penelitian dan Pengembangan .................................. 5.1.1.6. Aspek Sistem Informasi Manajemen..
49 51 51 53 54
5.1.2. Lingkungan eksternal ...................................
57
5.1.2.1. Faktor Ekonomi ................................ 5.1.2.2. Faktor Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan ...................................... 5.1.2.3. Faktor Politik, Hukum dan Pemerintahan ................................... 5.1.2.4. Faktor Teknologi .............................. 5.1.2.5. Faktor Kekuatan Persaingan .............
v
55 55
57 59 61 62 63
5.2. Identifikasi Faktor-faktor Strategis Internal dan Eksternal Pasar Segar Depok .................................. 5.2.1. Identifikasi Faktor-faktor Strategis Internal .. 5.2.1.1. Kekuatan ........................................... 5.2.1.2. Kelemahan ........................................ 5.2.2. Identifikasi Faktor-faktor Strategis Eksternal ....................................................... 5.2.2.1. Peluang ............................................. 5.2.2.2. Ancaman .......................................... 5.3. Perumusan Alternatif Strategi ................................. 5.3.1. Matrik IFE .... ............................................... 5.3.2. Matriks EFE .................................................. 5.3.3. Matrik IE ....................................................... 5.3.4. Matriks SWOT .............................................. 5.3.5. Alternatif Perumusan Strategi Pengembangan Pasar Segar Depok .... ................................... 5.3.5.1. Strategi SO ....................................... 5.3.5.2. Strategi ST .... ................................... 5.3.5.3. Strategi WO ...................................... 5.3.5.4. Strategi WT ...................................... BAB VI
70 71 72 83 89 91 101 106 106 108 111 113 115 115 119 121 122
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan .............................................................
126
5.2. Saran .......................................................................
128
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................
127
vi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Kondisi Pasar Segar Depok, Pasar Segar Bekasi dan Pasar Segar Bintaro ...................................................................
3
Tabel 2. Narasumber Penelitian ......................................................
30
Tabel 3. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) ........................
35
Tabel 4. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) ....................
37
Tabel 5. Matriks Strenghts-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) ............................................................................
40
Tabel 6. Faktor-faktor Strategis Internal .........................................
71
Tabel 7. Faktor-faktor Strategis Eksternal ......................................
90
Tabel 8. Tingkat Pendidikan Tertinggi Penduduk Kota Depok ......
96
Tabel 9. Data Penduduk Kota Depok Menurut Agama yang Dianut ......................................................................
97
Tabel 10. Jumlah Bencana Alam di Kota Depok Berdasarkan Jenisnya ............................................................................
99
Tabel 11. Hasil Matrik Internal Factor Evaluation (IFE) ................
107
Tabel 12. Hasil Matrik Eksternal Factor Evaluation (EFE).............
109
Tabel 13. Hasil Matriks Strenghts-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) ............................................................................
114
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Model Komprehensif Manajemen Strategis ..................
14
Gambar 2. Diagram Kerangka Konseptual ......................................
26
Gambar 3. Bagan Matriks Internal – Eksternal (IE) ........................
38
Gambar 4. Bagan Struktur Organisasi Pasar Segar Depok ..............
43
Gambar 5. Bagan Struktur Organisasi Pasar Segar Depok ..............
75
Gambar 6. Hasil Matrik Matriks Internal – Eksternal (IE) ...............
112
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Kuisioner Identifikasi dan Pemberian Peringkat ..........
133
Lampiran 2. Kuisioner Penentuan Bobot ..........................................
137
Lampiran 3. Input Kuisioner Identifikasi dan Penentuan Rating .....
141
Lampiran 4. Input Kuisioner Penentuan Bobot ................................
151
Lampiran 5. Rekapitulasi Hasil Input Kuisioner ..............................
161
Lampiran 6. Denah Kawasan Sekitar Pasar Segar Depok ................
163
Lampiran 7. Foto Suasana Pasar Segar Depok .................................
164
Lampiran 8. Tata Letak (Layout) Pasar Segar Depok ......................
165
Lampiran 9. Surat Pengajuan Penelitian …………………………...
166
Lampiran 10. Surat Rekomendasi Penelitian ………………………
167
ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar merupakan tempat dimana terjadi transaksi jual beli. Selain itu, pasar tidak hanya menjadi tepat bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan seharihari, pasar juga merupakan pusat penggerak perekonomian masyarakat. Pasar tradisional merupakan saluran penting dalam proses distribusi produk-produk agribisnis yang sebagian besar merupakan produk pangan kebutuhan sehari-hari. Beragam produk pangan yang dikonsumsi setiap hari oleh masyarakat sebagian besar beredar dan terdistribusikan melalui sistem perdagangan yang terjadi di pasar tradisional. Seiring dengan perkembangan zaman, gaya hidup masyarakat yang berubah, standar hidup meningkat
menuntut yang lebih dari sekedar
membeli produk-produk pangan kebutuhan sehari-hari. Faktor kenyamanan menjadi sesuatu yang diharapkan dan menjadi daya tarik pasar tradisional. Meskipun selama ini identik dengan kesan jorok, kumuh, pengap, bau dan becek, berdasarkan observasi Penulis, pasar tradisional masih menjadi tempat favorit bagi sebagian masyarakat untuk berbelanja. Senada dengan itu, hasil survey AC Nielson pada tahun 2010 juga menunjukan 29% masyarakat tetap menyukai berbelanja di pasar tradisional. Para pedagang, pengelola pasar, dan perwakilan Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) menyatakan bahwa hal penting yang harus dilakukan untuk menjamin keberadaan pasar tradisional adalah dengan memperbaiki infrastuktur pasar tradisional, penataan ulang para Pedagang Kaki Lima (PKL), dan penciptaan praktik pengelolaan pasar yang lebih baik. Kebanyakan para pedagang secara terbuka mengatakan
1
keyakinan mereka bahwa kehadiran supermarket tidak akan menyingkirkan kegiatan bisnis mereka bila persyaratan di atas terpenuhi (Harmanto, 2007). Bagi sebagian masyarakat berbelanja di pasar tradisional menjadi pilihan dengan alasan harga yang lebih terjangkau, bisa melakukan tawar - menawar harga dan pengalaman berbelanja yang kental dengan interaksi sosial yang tidak ada jika dilakukan di pasar swalayan. Pasar tradisional masih memiliki porsi yang cukup besar dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Depok tahun 2010 menyebutkan, terdapat 12 pasar tradisional dan 11 pasar moderen (swalayan) di Kota Depok. Selain 12 pasar tradisional dan 11 pasar moderen yang sudah ada, sejak tahun 2010 di Kota Depok telah berdiri sebuah pasar tradisional dengan konsep moderen, yaitu Pasar Segar Depok yang berlokasi di Jalan Tole Iskandar. Kehadiran Pasar Segar Depok ini
merupakan
salahsatu
upaya
untuk
memperbaharui citra pasar tradisional sehingga bisa bersaing dengan pasar swalayan. Pasar Segar Depok menawarkan suasana belanja nyaman, aman, dan mempertahankan mekanisme tawar - menawar antar penjual dan pembeli. Konsep kios dan produk yang dijual di pasar ini tetap bernuansa tradisional dengan jenis komoditi yang beragam. Bangunannya dirancang khusus dengan memiliki langitlangit tinggi. Hal ini memungkinkan sirkulasi udara yang baik sehingga hawa dalam ruangan tak panas walau tanpa pendingin udara. Pasar Segar Depok ini juga menyediakan fasilitas penunjang aktivitas pasar seperti Musholla, ATM center, toilet, tempat cuci dan tempat pemotongan unggas.
2
Pasar Segar sebagai konsep baru yang menawarkan kenyamanan dalam berbelanja, fasilitas yang memadai, penataan yang rapih, higienis, tetap mengedepankan tradisi berbelanja ala tradisional dengan sistem transaksi tawarmenawar, dan dapat memberdayakan para pedagang seharusnya memiliki tempat yang cukup baik di hati masyarakat sebagai tempat berbelanja. Tiga setengah tahun beroperasi, Pasar Segar Depok belum berkembang secara signifikan setidaknya dilihat dari jumlah pedagang dan jumlah pengunjung yang datang ke Pasar Segar Depok. Pasar Segar Depok
memerlukan langkah-langkah
pengembangan lebih lanjut. Keterangan mengenai kondisi Pasar Segar Depok dan dua Pasar Segar lainnya tercantum dalam Tabel 1. Tabel 1. Kondisi Pasar Segar Depok, Pasar Segar Bekasi dan Pasar Segar Bintaro No
Aspek
1 2 3 4
Mulai beroperasi Luas Area Jumlah Karyawan Kunjungan /hari
5
Lapak Terisi
6
Kios Terisi
7
Ruko Terisi
Pasar Segar Depok Aug-10 1,8 Ha 11 500 11 dari 168 7% 80 dari 481 17% 35 dari 43 81%
Pasar Segar Bekasi Feb-11 1,2 Ha 13 tidak ada data 50 dari 88 57% 150 dari 377 40% 9 dari 15 60%
Pasar Segar Bintaro 2010 1,9 Ha 11 4000 190 dari 216 88% 170 dari 286 59% 60 dari 81 74%
Sumber : Data Primer (diolah) Tabel 2 memperlihatkan bahwa pada beberapa aspek seperti jumlah kunjungan per hari dan presentase lapak, kios dan ruko yang terisi, Pasar Segar Depok memiliki presentase yang paling kecil diantara cabang Pasar Segar lainnya. Hal ini menunjukan aktifitas jual beli atau transaksi yang terjadi di Pasar Segar
3
Depok relatif kecil dibandingkan dengan Pasar Segar Bekasi maupun Pasar Segar Bintaro. 1.2. Rumusan Masalah Melihat kondisi yang ada di Pasar Segar Depok, maka tentu diperlukan sebuah kajian yang membahas mengenai kondisi apa yang dihadapi oleh Pasar Segar Depok dan rekomendasi solusi yang dapat digunakan untuk pengembangan Pasar Segar Depok. Penulis dalam hal ini merasa perlu untuk mengadakan penelitian tentang Strategi Pengembangan Pasar Segar Depok dan membuat rumusan masalah sebagai berikut: 1.
Bagaimanakah kondisi internal dan eksternal yang dihadapi Pasar Segar Depok dan apa saja yang menjadi faktor kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman bagi Pasar Segar Depok?
2.
Alternatif strategi apakah yang dapat diterapkan untuk mengembangkan Pasar Segar Depok?
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Mengetahui kondisi internal dan eksternal yang dihadapi Pasar Segar Depok dan mengetahui apa saja yang menjadi faktor kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman bagi Pasar Segar Depok.
2.
Mengetahui alternatif strategi apakah yang dapat diterapkan untuk mengembangkan Pasar Segar Depok.
4
1.4.
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini diantaranya :
1.
Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan tentang strategi pengembangan pasar tradisional dengan konsep moderen dan mengaplikasikan ilmu yang didapat dari perkuliahan.
2.
Bagi pengelola dan pedagang di Pasar Segar Depok hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan kontribusi dalam upaya mengembangkan Pasar Segar Depok.
3.
Bagi Pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang strategi pengembangan pasar tradisional dengan konsep moderen serta sebagai bahan masukan bagi penelitian selanjutnya.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup analisis dan pembahasan dalam penelitian ini meliputi deskripsi perusahaan saat ini dan penyusunan strategi pengembangan melalui analisis faktor - faktor internal dan eksternal yang dihadapi oleh Pasar Segar Depok. Secara komoditasnya lingkup pembahasan dibatasi hanya pada produkproduk agribisnis pangan. Penelitian ini hanya sampai pada matching stage dalam kerangka formulasi strategi, yakni perumusan alternatif-alternatif strategi sehingga menghasilkan beberapa alternatif strategi. Sedangkan untuk tahap implementasi strategi merupakan wewenang manajemen perusahaan.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Menurut Masyhuri (2007) Pasar adalah bertemunya produsen dan konsumen untuk mengadakan transaksi.
Konsep pasar
adalah setiap struktur yang
memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi. Pertukaran barang atau jasa untuk uang adalah transaksi. Pasar peserta terdiri dari semua pembeli dan penjual yang baik yang memengaruhi harga nya. Pengaruh ini merupakan studi utama ekonomi dan telah melahirkan beberapa teori dan model tentang kekuatan pasar dasar penawaran dan permintaan. Ada dua peran di pasar, yaitu pembeli dan penjual. Pasar memfasilitasi perdagangan dan memungkinkan distribusi dan alokasi sumber daya dalam masyarakat. 2.1.1. Pasar Tradisional Menurut Sinaga (2008) dalam Eksistensi Pasar Tradisional di Tengah Pesona Pasar Moderen, Pasar tradisonal adalah pasar yang dikelola secara sederhana dengan bentuk fisik tradisional yang menerapkan sistem transaksi tawar menawar secara langsung dimana fungsi utamanya adalah untuk melayani kebutuhan masyarakat baik di desa, kecamatan, dan lainnya. Harga yang berlaku di pasar tradisional ini mempunyai sifat yang tidak pasti, oleh karena itu bisa dilakukan tawar menawar. Bila dilihat dari tingkat kenyamanan, pasar tradisional selama ini cenderung kumuh dengan lokasi yang tidak tertata rapi. Pembeli di Pasar tradisional (biasanya kaum ibu) mempunyai perilaku yang senang bertransaksi dengan berkomunikasi /berdialog dalam hal penetapan harga,
6
mencari kualitas barang, memesan barang yang diinginkan, dan perkembangan harga-harga lainnya. Barang yang dijual di pasar tradisional umumnya barang-barang lokal dan ditinjau dari segi kualitas dan kuantitas, barang yang dijual di pasar tradisional dapat terjadi tanpa melalui penyortiran yang kurang ketat. Aspek kuantitas, jumlah barang yang disediakan tidak terlalu banyak sehingga apabila ada barang yang dicari tidak ditemukan di satu kios tertentu, maka dapat dicari ke kios lain. Kendala
yang dihadapi
pada
pasar
tradisional
diantaranya
mengalami
kesulitan dalam memenuhi kontinuitas barang, menjaga kualitas barang, lemah dalam penguasaan teknologi dan menejemen sehingga melemahkan daya saing. Pasar tradisional biasanya dibangun dan dikelola oleh Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah, termasuk kerjasama swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/ dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar-menawar (Pepres RI No. 112, 2007). Beberapa stakeholder yang berperan memiliki andil dalam memajukan pasar tradisional dengan berupaya meningkatkan daya saing terhadap pasar moderen. Sebagian konsumen pasar tradisional adalah masyarakat kelas menengah kebawah yang memiliki karakteristik sangat sensitif terhadap harga. Ketika faktor harga rendah yang sebelumnya menjadi keunggulan pasar tradisional mampu diruntuhkan oleh pasar moderen, secara relatif tidak ada alasan konsumen dari
7
kalangan menengah kebawah untuk tidak turut berbelanja ke pasar moderen dan meninggalkan pasar tradisional (Wildan, 2007). 2.1.1.1. Kelemahan Pasar Tradisioanal Data hasil penelitian AC Nielson tahun 2007 menunjukan penurunan prosentase kontribusi pasar tradisional bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat, hal ini berbanding terbalik dengan kontribusi pasar moderen yang justru mengalami peningkatan. Menurut (Harmanto, 2007), menurunnya kinerja pasar tradisional selain disebabkan oleh adanya pasar moderen, penurunannya justru lebih disebabkan oleh lemahnya daya saing para peritel tradisional. Kondisi pasar tradisional pada umumnya memprihatinkan. Banyak pasar tradisional yang tidak terawat sehingga dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh pasar moderen kini pasar tradisional terancam oleh keberadaan pasar moderen. Wildan (2007) menambahkan bahwa mengenai kelemahan yang dimiliki pasar tradisional. Kelemahan tersebut telah menjadi karakter dasar yang sangat sulit di ubah. Faktor desain dan tampilan pasar, atmosfir, tata ruang, tata letak, keragaman dan kualitas barang, promosi pengeluaran, jam operasional pasar yang terbatas, serta optimalisasi pemanfaatan ruang jual merupakan kelemahan terbesar pasar tradisional dalam menghadapi persaingan dengan pasar moderen. Faktor lain yang juga menjadi penyebab kurang berkembangnya pasar tradisional adalah minimnya daya dukung karakteristik pedagang tradisional, yakni strategi perencanaan yang kurang baik, terbatasnya akses permodalan yang disebabkan jaminan (collateral) yang tidak mencukupi, tidak adanya skala ekonomi (economies of scale), tidak ada jalinan kerja sama dengan pemasok
8
besar,
buruknya
manajemen
pengadaan,
dan
ketidakmampuan
untuk
menyesuaikan dengan keinginan konsumen (Wiboonpongse dan Sriboonchitta 2006). Hal ini diperkuat dengan temuan penelitian yang dilakukan oleh Paesoro (2007) menunjukkan bahwa penyebab utama kalah bersaingnya pasar tradisional dengan supermarket adalah lemahnya manajemen dan buruknya infrastruktur pasar
tradisional,
bukan
semata-mata
karena
keberadaan
supermarket.
Supermarket sebenarnya mengambil keuntungan dari kondisi buruk yang ada di pasar tradisional. 2.1.1.2. Kekuatan Pasar Tradisioanal Diantara berbagai kelemahan yang telah disebutkaan diatas, pasar tradisional juga memiliki beberapa potensi kekuatan, terutama kekuatan sosio emosional yang tidak dimiliki oleh pasar moderen. Kekuatan pasar tradisional dapat dilihat dari beberapa aspek . Aspek-aspek tersebut diantaranya harganya yang relatif lebih murah dan bisa ditawar, dekat dengan pemukiman, dan memberikan banyak pilihan produk segar. Kelebihan lainnya adalah pengalaman berbelanja memegang langsung produk yang umumnya masih sangat segar. Akan tetapi dengan adanya hal tersebut bukan berarti pasar tradisional bukan tanpa kelemahan. Selama ini justru pasar tradisional lebih dikenal memiliki banyak kelemahan, antara lain kesan bahwa pasar terlihat becek, kotor, bau, dan terlalu padat lalu lintas pembelinya. Ditambah lagi ancaman bahwa keadaan sosial masyarakat yang berubah, dimana wanita diperkotaan umumnya berkarier sehingga hampir tidak mempunyai waktu untuk berbelanja ke pasar tradisional (Esther dan Dikdik, 2003).
9
2.1.2. Pasar Moderen Pasar Moderen adalah pasar yang dikelola dengan manajemen moderen, umumnya terdapat diperkotaan, sebagai penyedia barang dan jasa dengan mutu dan pelayanan yang baik kepada konsumen yang pada umumnya anggota masyarakat kelas menengah keatas. Pasar moderen antara lain mall, supermarket, department store, shopping centre, waralaba, toko mini swalayan, pasar serba ada, toko serba ada dan sebagainya (Sinaga, 2008). Barang yang dijual di pasar moderen memiliki variasi jenis yang beragam. Selain menyediakan barang lokal, pasar moderen juga menyediakan barang impor. Barang yang dijual mempunyai kualitas yang relatif lebih terjamin karena melalui penyeleksian yang ketat sehingga barang yang tidak memenuhi persyaratan klasifikasi akan di tolak. Aspek kuantitas atau jumlah barang, pasar moderen umumnya mempunyai persediaan barang di gudang yang terukur. Pasar moderen memiliki label harga yang pasti. Pasar moderen juga memberikan pelayanan yang baik dengan adanya pendingin udara yang sejuk, suasana nyaman dan bersih, display barang perkategori mudah dicapai dan relatif lengkap, informasi produk tersedia melalui mesin pembaca, adanya keranjang belanja atau keranjang dorong serta ditunjang adanya kasir dan pramuniaga yang bekerja secara profesional. Rantai distribusi pada pasar ini adalah produsen–distributor– pengecer/konsumen. Transaksi secara langsung di pasar moderen tidak terjadi antara penjual dan pembeli. Pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barcode, berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang - barang yang dijual, selain bahan makanan
10
seperti: buah, sayuran, daging, sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Beberapa contoh pasar moderen adalah pasar swalayan, hypermart, supermarket, dan minimarket. Perubahan gaya hidup konsumen dalam perilaku membeli barang ritel diantaranya dipengaruhi oleh kemudahan dan penjaminan mutu dari pasar moderen, diantaranya: Pertama melalui skala ekonominya, pasar moderen dapat menjual lebih banyak produk yang lebih berkualitas dengan harga yang lebih murah. Kedua, informasi daftar harga setiap barang tersedia dan dengan mudah diakses publik. Ketiga, pasar moderen menyediakan lingkungan berbelanja yang lebih nyaman dan bersih, dengan jam buka yang lebih panjang, dan menawarkan aneka pilihan pembayaran seperti kartu kredit untuk peralatan rumah tangga berukuran besar. Keempat, produk yang di jual di pasar moderen, seperti bahan pangan, telah melalui pengawasan mutu dan tidak akan dijual bila telah kadaluwarsa (Setiadi N, 2003). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh SMERU (Suryadarma et al, 2007), pengelola pasar moderen melakukan berbagai strategi harga seperti strategi limit harga, strategi pemangsaan lewat pemangkasan harga (predatory pricing), dan
diskriminasi
harga
antar
waktu (inter-temporal
price
discrimination). Misalnya memberikan diskon harga pada akhir minggu dan pada waktu tertentu. Sedangkan strategi nonharga antara lain dalam bentuk iklan, membuka
gerai
lebih
lama,
khususnya
pada
akhir
minggu, bundling/tying (pembelian secara gabungan), dan parkir gratis.
11
Paesoro (2007) menyebutkan bahwa kelebihan pasar tradisional adalah kekhasannya yang tidak dimiliki oleh pasar moderen, seperti jual-beli dengan tawar-menawar harga dan suasana yang memungkinkan penjual dan pembeli menjalin kedekatan. Pasar tradisional juga sering disandingkan dengan ‟‟ketidakmampuan‟‟, kemelaratan, atau kemiskinan. Pergi ke pasar moderen lebih bergengsi daripada ke pasar tradisional (Rohim, 2009). Para pedagang , pengelola pasar, dan perwakilan Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) menyatakan bahwa hal penting yang harus dilakukan untuk menjamin keberadaan pasar ini adalah dengan memperbaiki infrastuktur pasar tradisional, penataan ulang para PKL, dan penciptaan praktik pengelolaan pasar yang lebih baik. Kebanyakan para pedagang secara terbuka mengatakan keyakinan mereka bahwa kehadiran supermarket tidak akan menyingkirkan kegiatan bisnis mereka bila persyaratan diatas terpenuhi (Harmanto, 2007). 2.2.
Manajemen Strategis Kata “strategi” berasal dari turunan kata Bahasa Yunani, “stratēgos” yang
dapat diterjemahkan sebagai „komandan militer‟ pada zaman demokrasi Athena. Strategi menurut Marrus seperti dikutip Umar (2002) dalam Strategi In Action, strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebur dapat tercapai. Strategi menurut
David (2006) adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang.
Manajemen strategis merupakan seni dan pengetahuan untuk memformulasikan, mengimplementasikan,
dan
mengevaluasi
keputusan
lintas
fungsi
yang
12
memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya (David,2006). Manajemen strategis merupakan proses yang sangat interaktif yang membutuhkan koordinasi efektif antar manajer dari seluruh area fungsional bisnis. 2.2.1. Tahapan dalam Proses Manajeman Srategis Perumusan dan penetapan strategi memerlukan tahapan yang harus dilalui. Harus diakui dikalangan pakar manajemen tidak terdapat kesepakatan universal mengenai jumlah tahap-tahap tersebut. Kesepakatan yang ada adalah bahwa proses manajemen strategis terdiri dari berbagai tahap. Menurut David (2006), proses manajmenen strategis terdiri dari tiga tahap, yaitu formulasi strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi. Proses manajemen strategis merupakan proses yang dinamis dan berkelanjutan. Aktivitas formulasi, implementasi, dan evaluasi strategi seharusnya dilakukan secara berkelanjutan, tidak hanya pada akhir tahun. Proses manajemen strategis tidak pernah berakhir. 2.2.2. Model Manajemen Strategi Model dalam manajemen strategi menunjukan pendekatan yang jelas dan praktis dalam melakukan formulasi, implementasi dan evaluasi strategi meskipun tidak menjamin keberhasilan. Setiap model merepresentasikan semacam proses. Proses manajamen strategi merupakan sesuatu yang dinamis dan berkelanjutan, tidak kaku dan selalu disesuaikan dengan kondisi dilapangan tetapi tetap mengacu pada sesuai dengan yang digambarkan dalam model. Prakteknya, proses manajemen strategis, pembagian serta pelaksanaanya tidaklah serapi seperti yang digambarkan dalam model manajemen strategis. Model komprehensif manajemen strategis ditampilkan pada Gambar 1.
13
Menjalankan Audit Internal
Mengembang kan pernyataan Visi dan Misi
Menetapkan Tujuan Jangka Panjang
Merumuskan , Mengevaluasi, dan Memilih Strategi
Implementasi Strategi – Isu Manajemen
Implementasi Strategi – Isuisu Pemasaran, Keuangan, Litbang, Sistem Informasi manajemen
Mengukur dan Mengevaluasi Kinerja
Menjalankan Audit Eksternal
Formulasi Strategi
Implementasi Strategi
Evaluasi Strategi
Sumber : David (2006) Gambar 1. Model Komprehensif Manajemen Strategis
2.2.3. Tipe Strategi Banyak organisasi menjalankan dua strategi atau lebih secara bersamaan, namun strategi kombinasi dapat sangat beresiko jika dijalankan terlalu jauh. Di perusahaan yang besar dan terdiversifikasi, strategi kombinasi biasanya digunakan ketika divisi-divisi yang berlainan menjalankan strategi yang berbeda. Organisasi yang berjuang untuk tetap hidup mungkin menggunakan gabungan dari sejumlah strategi defensif, seperti divestasi, likuidasi, dan rasionalisasi biaya secara bersamaan. David (2006) membagi tipe strategi beserta 12 tindakan strategi sebagai berikut:
14
1.
Strategi Integrasi Strategi Integrasi merupakan cara perusahaan untuk menguasai lini dalam
proses usaha dalam satu kendali. Strategi Integrasi terdiri dari Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan Integrasi Horizontal. 1)
Strategi Integrasi ke Depan yaitu akuisisi kepemilikan atau kontrol atas distributor atau pengecer.
2)
Strategi Integrasi ke Belakang yaitu mencari kepemilikan atau kontrol atas pemasok perusahaan.
3)
Strategi Integrasi Horizontal yaitu mencari kepemilikan atau peningkatan kontrol terhadap perusahaan pesaing. Termasuk di dalamnya adalah akuisisi, merger dan pengambilalihan perusahaan pesaing.
2.
Strategi Intensif Strategi Intensif merupakan kelompok tindakan yang memerlukan usaha
yang intensif untuk meningkatkan kemampuan kompetitif perusahaan. Strategi ini terdiri atas : 1)
Penetrasi Pasar, yaitu meningkatkan pasar untuk produk/ jasa saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Penetrasi pasar mencakup peningkatan jumlah tenaga penjual, jumlah belanja iklan, menawarkan promosi penjualan yang ekstensif atau meningkatkan usaha publisitas.
2)
Pengembangan Pasar , yaitu usaha memperkenalkan produk yang ada saat ini ke area geografis yang baru.
15
3)
Pengembangan Produk, yaitu mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk/ jasa saat ini. Pengembangan produk perlu perhatian khusus pada litbang.
3.
Strategi Diversifikasi Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik,
horizontal, dan konglomerat. 1)
Diversifikasi Konsentrik, yaitu menambah produk/ jasa baru tetapi yang masih berhubungan.
2)
Diversifikasi Horizontal, yaitu menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada.
3)
Diversifikasi Konglomerat, yaitu menambah produk atau jasa baru yang tidak ada sebelumnya.
4.
Strategi Defensif Strategi Defensi terdiri dari Retrencment, Divestasi dan Likuidasi. Berikut
uraian dar masing-masing strategi. 1)
Retrencment, yaitu mengelompokan atau restrukturisasi biaya melalui pengurangan biaya dan aset terhadap penurunan penjualan dan laba. Kadang disebut
sebagai
strategi
berbalik
(turnaround)
atau
reorganisasi,
rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi pembeda dasar organisasi. 2)
Divestasi, yaitu menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi. Divestasi sering digunakan untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk akusisi atau investasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat
16
menjadi bagian dari strategi rasionalisasi biaya menyeluruh untuk melepaskan organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang memerlukan modal terlalu besar, atau tidak cocok dengan aktivitas lainnya dalam perusahaan. 3)
Likuidasi, yaitu menjual semua aset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai nilai nyata aset tersebut. Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa merupakan strategi yang secara emosional sulit dilakukan. Namun, barangkali lebih baik berhenti beroperasi daripada terus menderita kerugian dalam jumlah besar. Selain tiga kelompok strategi menurut David, terdapat pandangan lain yang
dikemukakan oleh Michael Porter. Menurut Porter ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter menamakan ketiganya Strategi Umum. 1)
Keunggulan Biaya yaitu menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga.
2)
Diferensiasi yaitu strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga.
3)
Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.
17
2.2.4. Kerangka Kerja Perumusan Strategi Perumusan strategi terdiri atas tiga tahap, diantaranya tahap input, tahap pencocokan dan tahap pengambilan keputusan. Masing-masing tahap memiliki alat analisis yang dapat digunakan untuk perumusan strategi (Rangkuti,2006). A.
Tahap Input Tahap ini merupakan tahap awal pengumpulan data, tidak hanya
mengumpulkan tetapi juga pengklasifikasian dan pra analisis. Pada tahap ini data dibedakan menjadi data internal dan data eksternal (Rangkuti,2006). Alat-alat analisis yang digunakan adalah matriks Internal Factor Evaluation (IFE), matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) dan Competitive Profit Matrix. Penjelasan tentang alat-alat analisis ini adalah : 1.
Matrik Internal Factor Evaluation (IFE) Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) digunakan untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan sebagai input dalam perumusan strategi. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) memungkinkan Penulis meringkas dan mengevaluasi informasi internal, meringkas apa yang menjadi kelemahan dan kekuatan utama perusahaan. 2.
Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) digunakan untuk merangkum
dan mengevaluasi informasi faktor ekonomi, faktor sosial, budaya, demografi dan lingkungan, faktor politik, hukum dan pemerintahan, faktor teknologi serta faktor kekuatan persaingan.
18
. Kemudiaan mengelompokan informasi-informasi tersebut terkait apa yang menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan. 3.
Competitive Profile Matrix (CPM) CPM adalah sebuah alat manajemen strategis yang penting untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pesaing utama dalam hubungannya dengan posisi strategis perusahaan. Perangkat ini digunakan pada tahap masukan. CPM menunjukkan gambaran yang jelas tentang titik kuat dan titik lemah relatif perusahaan terhadap pesaing mereka. Penilaian CPM diukur berdasarkan faktor penentu keberhasilan, dimana setiap faktor yang diukur dalam skala yang sama untuk setiap perusahaan, namun dengan rating bervariasi sehingga memudahkan untuk dilakukan analisis komparatif. Dalam CPM, analisa dilakukan secara keseluruhan, baik itu faktor eksternal maupun faktor internal. Hal ini berbeda dengan penilaian kondisi internal dan eksternal perusahaan melalui Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE) dimana hanya masingmasing faktor internal dan eksternal saja. B.
Tahap Pencocokan Tahap ini mencocokan informasi
yang telah dikumpulkan pada tahap
pertama untuk selanjutnya dimasukan dalam model-model kuantitatif perumusan strategi (Rangkuti,2006). Alat-alat analisis yang digunakan pada tahap ini yaitu matriks SWOT (Strenght-Weaknesses-Opportunities-Threats), matriks Strategic Position and Action Evaluation (SPACE), matriks Boston Consulting Group (BCG) matriks Internal-External (I-E) dan matriks Grand Strategy. Berikut penjelasan dari masing-masing alat analisis tersebut:
19
1.
Matriks SWOT (Strenght-Weaknesses-Opportunities-Threats) Matriks SWOT adalah alat untuk mencocokan faktor kunci sukses internal
dan eksternal yang membantu dalam dalam perumusan empat tipe strategi : SO (kekuatan - peluang), WO (kelemahan – peluang), ST (kekuatan – ancaman) dan WT (kelemahan- ancaman). 2.
Matriks Strategic Position and Action Evaluation (SPACE) Matriks Evaluasi Posisi dan Tindakan Strategis (Strategic Position and
Action Evaluation – SPACE Matrix) memiliki empat kuadran, kerangka empat kuadran ini mengindikasikan apakah strategi yang agresif, konservatif, defensif atau kompetitif yang paling cocok dengan organisasi tertentu. Sumbu untuk matriks SPACE mewakili dua dimensi internal, yaitu kekuatan keuangan (financial strength –FS) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage – CA) dan dua dimensi eksternal, yaitu stabilitas lingkungan (environmental stability – ES) dan kekuatan industri (industrial strength – IS). Keempat faktor ini adalah penentu yang paling penting dari keseluruhan posisi strategis organisasi. (David, 2006). 3.
Matriks Boston Consulting Group (BCG) Matriks Boston Consulting Group (BCG) dan Matriks Internal-Eksternal
(IE) didesain secara spesifik untuk mendorong usaha perusahaan multidivisi untuk dalam merumuskan strategi. Matriks BCG secara grafis menunjukan perbedaan diantara berbagai divisi dalam posisi pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan industri. Matriks BCG memungkinkan perusahaan multidivisi untuk mengelola portofolio bisnisnya dengan memepertimbangkan posisi pangsa pasar relatif dan
20
tingkat pertumbuhan industri dari masing-masing divisi relatif terhadap divisi lain dalam organisasi (David, 2006). 4.
Matriks Internal-External (I-E) Matriks IE mirip matriks BCG dalam hal keduanya menempatkan divisi
organisasi dalam diagram skematis, ini mengapa keduanya disebut matriks portofolio. Matriks IE memosisikan berbagai divisi organisasi dalam tampilan sembilan sel (David, 2006). 5.
Matriks Grand Strategy. Matriks Strategi Besar (Grand Strategi Matrix) didasarkan pada dua
dimensi evaluatif : posisi kompetitif dan pertumbuhan pasar. Strategi yang sesuai untuk dipertimbnagkan suatu organisasi terdapat pada urutan daya tariknya dalam masing-masing kuadran dalam matriks. Semua organisasi dapat diposisikan dalam salahsatu dari empat kuadran dalam matriks Grand Strategi. C.
Tahap Pengambilan Keputusan Tahap ini merupakan tahap akhir dalam kerangka kerja formulasi strategi.
Alat bantu yang digunakan dalam tahap ini yaitu Quantitative Strategic Planing Matrix (QSPM). QSPM merupakan alat yang digunakan untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara lebih objektif berdasarkan key sukses factor internal-eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya. 2.2.5. Analisis Lingkungan Organisasi Analisis
lingkungan
organisasi
diklasifikasikan
ke
dalam
analisis
lingkungan internal dan analisis lingkungan eksternal. Berikut penjabaran dari masing-masing analisis lingkungan tersebut.
21
2.2.5.1. Analisis Lingkungan Internal David (2006) mengatakan semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahann dalam area fungsional bisnis. Analisis lingkungan internal berupaya mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang ada dalam organisasi/perusahaan. Menurut David (2006), analisis lingkungan internal membutuhkan pengumpulan dan pengasimilasian informasi tentang operasi manajemen, pemasaran, keuangan, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan dan sistem informasi manajemen. Pendekatan Pandangan berbasis sumberdaya yang dipelopori Jay Barney seperti dikutip oleh David (2006) dalam buku Manajemen Strategis, tentang keunggulan kompetitif menyatakan bahwa sumberdaya internal adalah lebih penting untuk perusahaan dibandingkan faktor eksternal dalam mencapai dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Jay Barney dalam buku Strategic Management menyatakan bahwa kinerja organisasi pada dasarnya ditentukan oleh sumberdaya internal yang dapat dikelompokan dalam tiga kategori : sumberdaya fisik, sumberdaya manusia dan sumber daya organisasi. Sumber daya fisik meliputi semua pabrik dan peralatan, lokasi, teknologi, bahan baku, mesin. Sumberdaya manusia meliputi semua karyawan, pelatihan, pengalaman, kepandaian, pengetahuan keterampilan, kemampuan. Sumberdaya organisasi meliputi struktur perusahaan, perencanaan, sistem informasi, paten, merek dagang, hak cipta, database, dan sebagainya. Pandangan berbasis sumberdaya, Resource Based View (RBV) yang dipelopori oleh Jay Barney yang populer mulai tahun 1990 menekankan bahwa sumberdaya adalah apa yang sebenarnya membantu perusahaan mengeksploitasi
22
peluang dan menetralisasi ancaman. Teori Resource Based View (RBV) juga mengatakan bahwa sumber daya internal lebih penting bagi perusahaan dalam mempertahankan keunggulan kompetitif. 2.2.5.2. Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal menekankan pada identifikasi tren dan kejadian
yang
berada
di
luar
kendali
perusahaan.
Analisis
eksternal
mengungkapkan peluang dan ancaman utama yang dihadapi perusahaan sehingga manajer dapat memformulasi strategi untuk mengambil keuntungan dari peluang dan meghindari atau mengurangi dampak dari ancaman. Kekuatan eksternal mempengaruhi tipe produk yang dikembangkan, karakteristik dari strategi segmentasi pasar dan positioning, tipe jasa yang ditawarkan, dan pilihan yang ingin diakuisisi atau dijual. Kekuatan eksternal secara langsung mempengaruhi pemasok dan distributor. Proses menjalankan analisis eksternal harus melibatkan sebanyak mungkin manajer dan karyawan. Keterlibatan dalam proses manajemen strategis akan menghasilkan pemahaman dan komitmen dari anggota organisasi. Individu menghargai kesempatan untuk menyumbangkan ide dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang industri, pesaing, dan pasar perusahaan (David,2006). Analisis lingkungan eksternal berupaya mengidentifikasi faktor eksternal kunci yang menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan dengan tujuan mengembangkan peluang untuk memberi manfaat dan menghindari apa yang menjadi ancaman yang dapat merugikan perusahaan. Faktor eksternal kunci ini dapat berubah seiring berjalannya waktu dan perkembangan industri. Faktor-
23
faktor yang termasuk di dalamnya yaitu faktor ekonomi, faktor sosial, budaya, demografi dan lingkungan, faktor politik, hukum dan pemerintahan, faktor teknologi dan faktor kekuatan persaingan (David,2006). 2.3. Pengertian Pengembangan Pengembangan berasal dari kata dasar kembang yang berarti menjadi bertambah sempurna. Kemudian mendapat imbuan pe- dan –an sehingga menjadi pengembangan yang artinya proses, cara atau perbuatan mengembangkan. Jadi pengembangan di sini adalah usaha sadar yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan agar lebih sempurna dari pada sebelumnya. Menurut kamus bahasa Indonesia, pengembangan adalah proses atau cara yang dilakukan untuk mengembangkan sesuatu menjadi baik atau sempurna. Pengembangan, dalam pengertian secara umum berarti pola pertumbuhan, perubahan secara perlahan (evolusi), dan perubahan secara bertahap. 2.4. Kerangka Pemikiran Konseptual Pasar merupakan tempat terjadinya transaksi jual beli antara penjual dan pembeli sekaligus terjadi interaksi social. Selain itu, pasar juga merupakan pusat perekonomian masyarakat. Pasar tradisioanal selama ini identik dengan kotor, becek dan sumpek. Pasar moderen dengan tatakelola yang lebi rapih, di satu sisi memberikan manfaat bagi konsumen dalam hal penyediaan kebutuhan masyarakat. Namun di sisi lain dapat mematikan ekonomi masyarakat kecil, yakni para pedagang, mereka adalah pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Konsep pasar moderen dan pasar tradisional berbeda jauh. Pasar
moderen dengan konsep melayani sendiri (swalayan), harga sudah tetap (tidak ada
24
tawar menawar), sementara pasar tradisioanal masih dengan konsep interakasi sosial yang kental dimana terjadi transaksi yang didahului dengan tawar menawaran harga. Melihat
perkembangan
gaya
hidup
masyarakat
dan
berupaya
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, muncul sebuah konsep baru oleh Pasar Segar Depok, yaitu pasar tradisional dengan konsep moderen. Konsumen dapat berbelanja dengan nyaman di tempat yang bersih, tertata rapih, harga yang relatif terjangkau namun tidak menghilangkan interaksi social dan sistem tawar menawar. Pedagang kecil tetap menjadi pemain utama penyedia produk. Penelitian ini menganalisis data dan informasi untuk mengetahui kondisi internal dan eksternal Pasar Segar Depok, posisi Pasar segar Depok saat ini, dan mengindentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang ada. Kemudian merumuskan beberapa alternatif strategi yang dapat digunakan untuk mengembangkan Pasar Segar Depok. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini antara lain dengan menggunakan Matriks IFE dan EFE, Matriks IE dan Matriks SWOT. Melalui Matriks IFE Penulis mengevalusi faktor-faktor kunci sukses Pasar Segar dari sisi internal, yaitu kekuatan dan kelemahan Pasar Segar Depok. Begitu juga dengan Matriks EFE, Penulis mengevaluasi faktor kunci sukses Pasar Segar Depok dari sisi ekternal, yaitu peluang dan ancaman yang dihadapi oleh Pasar Segar Depok. Kemudian Penulis melakukan pencocokan strategi menggunakan Matriks IE. Matriks SWOT digunakan untuk mendapatkan
25
alternatif strategi yang bisa diterapkan Pasar Segar Depok. Diagram kerangka konseptual dapat dilihat pada Gambar 3.
Visi, Misi dan Tujuan Pasar Segar Depok Depok
Analisis Lingkungan Internal
Aspek-aspek Internal 1. Pemasaran 2. Produksi dan Operasi 3. Manajemen 4. Keuangan 5. Penelitian dan Pengembangan 6. Sistem Informasi Manajemen
Analisis Lingkungan Eksternal
1. 2. 3.
4. 5.
Faktor-faktor Eksternal 1. Ekonomi 2. Politik, Hukum dan Pemerintahan 3. Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan 4. Teknologi 5. Kekuatan Persaingan
Matriks IFE
Matriks EFE
Kekuatan dan Kelemahan
Peluang dan Ancaman
Matriks IE Posisi & Arah Pengembangan Pasar Segar Depok Matriks SWOT Alternatif Strategi Pengembangan Pasar Segar Depok Gambar 2. Diagram Kerangka Konseptual
26
2.5. Penelitian Terdahulu Sebelum membuat penelitian ini Penulis mempelajari dan membaca beberapa skripsi/ penelitian terdahulu sebagai referensi. Berikut Penelitian terdahulu yang penulis jadikan referensi awal. Pertama, Skripsi yang ditulis oleh Hilwati, dengan judul Strategi Pengembangan Koperasi Ternak Sapi Bandung Utara, penelitian dilakukan tahun 2009. Penelitian ini menggunakan metode deskripstif dengan alat bantu analisis Matriks IFE, Matrik EFE, Matriks IE, Matriks SWOT dan QSPM. Penelitian ini berhasil mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman utama yang dihadapi Koperasi Ternak Sapi Bandung Utara.
Kekuatan utamanya adalah harga jual produk olahan yang
bersaing, sedangkan yang menjadi kelemahan adalah kapasitas produksi yang masih rendah. Sisi eksternal, peluang yang di hadapi adalah harga susu yang melonjak tinggi di pasaran dunia. Sedangkan kebijakan pemerintah menjadi ancaman utama yang dihadapi Koperasi.
Hasil dari matriks IE menunjukan
koperasi berada pada kondisi tumbuh dan kembangkan. Beberapa alternatif strategi yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah 1) Memperjelas konsep bisnis dalam visi dan misi, 2) Mengembangkan produk olahan, 3) Meningkatkan promosi dan memperluas jaringan distribusi untuk produk olahan,
4)
Meningkatkan volume produksi untuk produk olahan, 5) Mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota maupun karyawan secara berkesinambungan dan 6) Memperkuat kemitraan dengan stakeholder KPSBU. Kedua, Penelitian dengan judul Strategi Pengembangan Bisnis yang ditulis oleh Fadlika Fatchur Rochman, penelitian dilakukan pada tahun 2011. Penelitian
27
ini menggunakan metode deskripstif dengan alat bantu analisis Matriks IFE, Matrik EFE, Matriks IE, Matriks SWOT dan QSPM. Hasil identifikasi internal dan eksternal adalah kualitas produk yang di hasilkan menjadi kekuatan utama perusahaan, sedangkan kelemahannya adalah manajemen perusahaan yang masih sederhana. Dari sisi eksternal, perusahaan memiliki peluang dalam hal ketersediaan bahan baku. Sedangkan ancaman utama yang dihadapi perusahaan adalah keberadaan produk substitusi. Beberapa alternatif strategi yang dirumuskan dari penelitian ini adalah 1) Pengembangan pasar, 2) Peningkatan kualitas produk, 3) Peningkatan kapasitas produksi, 4) Perumusan visi dan misi perusahaan, 5) Mengadakan promosi yang efektif 6) Penyediaan kontrak jangka panjang, 7) Peningkatan kualitas sumberdaya manusia, dan 8) Penambahan modal. Ketiga, penelitian dengan judul Analisis Strategi Pengembangan Usaha pada E-cofarm, Kampus IPB, Darmaga, Bogor yang ditulis oleh Muhammad Reza Yusa pada tahun 2011. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis faktor-faktor
lingkungan
internal
dan
eksternal
yang
mempengaruhi
pengembangan usaha yoghurt E-coFarm dan merumuskan alternatif strategi serta menetapkan prioritas strategi yang bisa diterapkan oleh E-coFarm. Analisis dan pengolahan data dilakukan secara kualitatif melalui pendekatan konsep manajemen strategis. Hasil analisis SWOT yang dilakukan terdapat sembilan alternatif strategi yang bisa diterapkan oleh E-coFarm yaitu 1) mempertahankan dan meningkatkan kualitas/mutu produk yoghurt, 2) memperluas wilayah distribusi produk, 3) mempertahankan dan meningkatkan hubungan baik dengan pekerja, pelanggan dan dinas terkait, 4) memanfaatkan skim kredit untuk
28
meningkatkan kapasitas usaha, 5) memperbaiki kemasan produk dengan memberikan merek dan labelisasi halal dari dinas terkait, 6) mempertahankan harga yang terjangkau dan pelayanan kepada konsumen untuk menghadapi persaingan, 7) melakukan diferensiasi produk yoghurt yang berkualitas dan terus melakukan upaya inovasi untuk menghadapi pesaing dan pendatang baru, 8) meningkatkan kualitas SDM dan 9) pengelolaan keuangan perusahaan. Kemudian dari hasil wawancara yang dilakukan untuk menentukan urutan prioritas strategi yang bisa diterapkan oleh EcoFarm, strategi memanfaatkan skim kredit untuk meningkatkan kapasitas usaha menjadi strategi pertama dalam urutan prioritas strategi yang bisa dilakukan untuk mengembangkan usaha E-coFarm.
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Segar Depok yang berlokasi di Jalan Tole Iskandar, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan Pasar Segar Depok merupakan pasar tradisional dengan konsep moderen yang pertama di Kota Depok dan sedang dalam masa pengembangan. Penelitian ini dilaksanakan pada 7 September 2012 s.d 30 Nopember 2012. 3.2.
Data Penelitian
3.2.1. Jenis dan Sumber Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini
adalah data primer dan data
sekunder. Data primer adalah secara langsung diambil dari objek penelitian oleh penulis. Data Primer diperoleh dari narasumber yaitu Pengelola Pasar Segar Depok. Berikut nama-nama pengelola Pasar Segar Depok yang menjadi narasumber dalam penelitian ini: Tabel 2. Narasumber Penelitian No
Nama Narasumber
Posisi/Jabatan
1
Bpk. Dondi
Property Manager (Kepala Pasar)
2
Bpk. Juliansyah
Tenan Relation (Humas)
3
Bpk. Evan
Office Support (Sarana, Kebersihan & Keamanan)
4
Ibu Ayu
Administrations (Administrasi & Keuangan)
5
Bpk. Adi
Mecanical Electrical (Mekanik & Kelistrikan)
Sumber : Data Primer (Pengelola Pasar Segar Depok)
30
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain. Data Sekunder Penulis peroleh dari instansi pemerintah (Pemerintah Kota Depok), BPS maupun studi pustaka dari berbagai literatur baik cetak maupun internet. Beberapa data sekunder yang penulis pergunakan adalah data Kota Depok Dalam Angka yang diterbitkan oleh BAPPEDA Kota Depok dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Depok, teori dari buku-buku textbook dan skripsi hasil penelitian terdahulu. 3.2.2. Teknik Pengumpulan Data Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan beberapa cara, yaitu observasi (pengamatan), wawancara, pengisian kuisioner dan studi dokumentasi. 1.
Observasi (Pengamatan) Pengamatan adalah aktifitas peneliti dalam melihat situasi dan kondisi di
lokasi penelitian. Pengamatan dilakukan secara berstruktur dimana Penulis menentukan poin-poin yang akan diamati dan melakukan ceklist. Beberapa poin yang penulis amati dan data adalah fasilitas yang terdapat di Pasar Segar Depok, jumlah ruko, kios, dan lapak, hari dan jam operasional, jumlah karyawan, jumlah pedagang, trayek angkutan dan lain-lain. Alat yang digunakan dalam pengamatan adalah lembar pengamatan, daftar ceklist, catatan kejadian, laptop, internet dan lain-lain. Pengamatan Penulis lakukan mulai tahap pra-penelitian dengan melihat langsung aktifitas perdagangan dan pengelolaan di Pasar Segar Depok.
31
2.
Wawancara Menurut Esterberg (2002) wawancara adalah pertemuan antara dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara Penulis lakukan terhadap beberapa narasumber untuk mendapatkan informasi mengenai profil Pasar Segar Depok, gambaran mengenai kondisi Pasar Segar Depok dan mendapatkan informasi terkait lingkungan internal dan eksternal Pasar Segar Depok. Narasumber dipilih secara sengaja dengan pertimbangan narasumber merupakan orang-orang yang punya wewenang dan tanggungjawab pada bidangnya dan memahami kondisi internal maupun eksternal Pasar Segar Depok. Informan dari kalangan konsumen/pengunjung ditentukan dengan teknik accidental, yakni pembeli yang Penulis temui ketika pengambilan data dan bersedia memberikan data dan informasi. 3.
Kuisioner Kuisioner atau angket merupakan suatu teknik pengumpulan data secara
tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan reponden). Alat pengumpulan datanya disebut juga angket yang berisi sejumlah pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Penulis memberikan kuisioner kepada narasumber untuk mendapatkan sejumlah data tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman serta penilaian responden terhadap Pasar Segar Depok.
Narasumber dalam penyebaran kuisioner ini adalah Pengelola Pasar
Segar Depok yang terdiri dari lima orang.
32
4.
Studi Dokumentasi Studi
dokumentasi
merupakan
teknik
pengumpulan
data
dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen yang diperoleh kemudian dianalisis dan dipadukan dengan data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data lainnya. Studi dokumentasi ini Penulis lakukan untuk mendapatkan data profil perusahaan, profil Kota Depok dan data pendukung lainnya dari berbagai sumber baik cetak maupun elektronik. 3.3.
Metode Analisis Data Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan metode
deskriptif dengan menggunakaan beberapa alat bantu analisis. Tujuan metode deskriptif adalah untuk memberikan gambaran secara sistematis, aktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diteliti. Analisis dan pengolahan data dilakukan secara kualitatif melalui pendekatan konsep manajemen strategis. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui lingkungan perusahaan terkait dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Alat analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: Matriks IFE, Matriks EFE, Matriks IE dan Matriks SWOT. 3.3.1. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) digunakan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan sebagai input dalam perumusan strategi. Menurut David (2006), alat formulasi strategi ini meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis, dan juga memberikan dasar
33
untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Langkah-langkah pembuatan Matriks IFE menurut David (2006), yaitu: 1.
Buat daftar faktor strategis atau kunci sukses internal (key succes factor) yaitu faktor-faktor kunci utama yang mempunyai pengaruh pada kesuksesan atau kegagalan perusahaan. Aspek intrenal mencakup kekuatan dan kelemahan perusahaan.
2.
Menentukan bobot dari faktor-faktor kunci tersebut dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0.
3.
Menentukan rating (peringkat) setiap faktor antara 1 sampai 4, nilai rating dalam penelitian ini adalah 1 = Kelemahan Utama 2 = Kelemahan Minor 3 = Kekuatan Minor 4 = Kekuatan Utama
4.
Mengalikan nilai bobot dengan nilai rating (peringkat) untuk mendapatkan skor tertimbang semua faktor-faktor tersebut.
5.
Jumlahkan skor tertimbang untuk masing-masing factor untuk menentukan total rata-rata tertimbang untuk organisasi. Hasil pembobotan dan rating perusahaan dalam matriks disajikan pada Tabel 3.
34
Tabel 3. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Faktor-Faktor
Bobot
Rating
Kunci Sukses Internal
Skor Tertimbang (Bobot x Rating)
Kekuatan 1. 2. 3. 4. 5. Kelemahan 1. 2. 3. 4. 5. Total
Sumber : David (2006) 3.3.2. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Menurut David (2006) Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) memungkinkan para penyusun strategi untuk merangkum dan mengevaluasi informasi faktor ekonomi, faktor sosial, budaya, demografi dan lingkungan, faktor politik, hukum dan pemerintahan, faktor teknologi serta faktor kekuatan persaingan. Langkah-langkah pembuatan Matriks EFE menurut David (2006), yaitu :
35
1.
Buat daftar faktor-faktor eksternal kunci yang mempunyai pengaruh penting pada kesuksesan atau kegagalan perusahaan. Faktor-faktor kunci ini mencakup peluang dan ancaman bagi perusahaan.
2.
Menentukan bobot dari faktor-faktor kunci tersebut dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0.
3.
Menentukan rating (peringkat) masing-masing faktor eksternal kunci tentang seberapa efektif strategi perusaahn saat ini dalam merespon faktor tersebut. Peringkat antara 1 sampai 4, dimana: 1 = Respon perusahaan rendah 2 = Respon perusahaan rata-rata 3 = Respon perusahaan di atas rata-rata 4 = Respon perusahaan superior Peringkat didasari pada efektifitas strategi perusahaan. Penting untuk diperhatikan bahwa ancaman dan peluang dapat diberi peringkat (rating) 1,2,3 atau 4.
4.
Mengalikan nilai bobot dengan nilai rating (peringkat) untuk mendapatkan skor tertimbang.
5.
Jumlahkan skor (nilai) tertimbang dari masing-masing variabel untuk menentukan total nilai tertimbang bagi organisasi. Hasil pembobotan dan rating perusahaan dalam matriks disajikan pada
Tabel 4.
36
Tabel 4. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)
Faktor-Faktor
Bobot
Rating
Kunci Sukses Internal
Skor Tertimbang (Bobot x Rating)
Peluang 1. 2. 3. 4. 5. Ancaman 1. 2. 3. 4. 5. Total
Sumber : David (2006) 3.3.3. Matriks Internal - Eksternal (IE) Matriks IE adalah alat bantu analisis pada tahap kedua, yaitu pencocokan dalam perumusan strategi. Menurut
David (2006) Matriks IE memposisikan
berbagai divisi organisasi dalam tampilan sembilan sel. Matriks IE berfungsi untuk melihat di mana posisi perusahaan, dalam hal ini Pasar Segar Depok. Matriks IE memiliki tiga implikasi strategi yang berbeda (Umar,2002), yaitu:
37
1.
Organisasi yang berada pada sel I,II dan IV dapat digambarkan sebagai Grow (tumbuh) dan Build (kembangkan). Srategi yang cocok anatara lain strategi intensif dan strategi terintegrasi.
2.
Organisasi yang berada pada sel III, V, dan VII digambarkan dengan Hold ( jaga) dan Maintenance (pertahankan). Penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi yang umum digunakan untuk organisasi tipe ini.
3.
Organisasi yang berada pada sel VI, VIII dan IX dapat menggunakan strategi Harvest (tuai) atau Divestiture (divestasi). Matriks IE disajikan pada Gambar 3.
Total Rata-rata Tertimbang
Total Rata-rata Tertimbnag
3,0
Tinggi 3,0
Menengah 2,0
2,0
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
1,0
Rendah 1,0
Kuat
Rata-rata
Lemah
Sumber : David, (2006) Gambar 3. Matriks IE
38
3.3.4. Matriks Strenghts-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) Matriks SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Matriks SWOT (Strenghts-WeaknessesOpportunities-Threats) merupakan alat bantu yang Penulis gunakan merumuskan alternatif-alternatif strategi bagi Pasar Segar Depok. Matriks SWOT memiliki sembilan sel yang terdiri dari empat sel faktor kunci, empat sel strategi yang diberi nama SO,WO,ST dan WT serta satu sel yang selalu dibiarkan kosong. David (2006) menjelaskan langkah-langkah dalam membuat Matriks SWOT, yaitu: 1.
Menuliskan peluang eksternal kunci perusahaan
2.
Menuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan
3.
Menuliskan kekuatan internal kunci perusahaan
4.
Menuliskan kelemahan internal kunci perusahaan
5.
Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan mencatat strategi SO dalam sel yang ditentukan.
6.
Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan mencatat strategi WO dalam sel yang ditentukan.
7.
Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan mencatat strategi ST dalam sel yang ditentukan.
8.
Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan mencatat strategi WT dalam sel yang ditentukan. Matrik SWOT disajikan pada Tabel 5.
39
Tabel 5. Matriks SWOT KEKUATAN
KELEMAHAN
(STRENGTH - S)
(WEAKNESS - W)
Tuliskan faktor-faktor
Tuliskan faktor-faktor
Kekuatan Internal
Kelemahan Internal
PELUANG
STRATEGI S-O
STRATEGI W-O
(OPPORTUNITIES - O)
Ciptakan strategi yang
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
meminimumkan kelemahan
untuk memanfaatkan
untuk memanfaatkan peluang
Tuliskan faktor-faktor Peluang Eksternal
peluang ANCAMAN
STRATEGI S-T
STRATEGI W-T
(TREATHS - T)
Ciptakan strategi yang
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
meminimumkan kelemahan
untuk mengatasi ancaman
untuk menghindari ancaman
Tuliskan faktor-faktor Ancaman Eksternal
Sumber : David, (2006)
40
3.6. Definisi Operasional Pasar . Pasar tradisional Pasar Moderen Strategi Lingkungan Internal Lingkungan Eksternal
Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar Depok Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi Aksesbilitas Lokasi Pasar Segar Depok keterjangkauan baik jarak maupun sarana transportasi menuju Pasar Segar Konsep Pasar Segar Citra Merek Pasar Segar adalah pengenalan dan persepsi terhadap merek Pasar Segar Sistem Tatakelola Pasar Segar adalah cara mengelola pasar Aktivitas Promosi dan Sosialisasi adalah berbagai aktivitas yang dtujukan untuk memperkenalkan Pasar Segar kepada masyarakat Fasilitas Pasar Segar : sarana dan kelengkapan yang dimiliki Pasar dalam menunjang kenyaman pengguna Pasar Segar Penerapan Sistem Administrasi :sistem yang mengatur hal persuratan, pencataan data dan keuangan
41
Keuangan Perusahaan : kondisi keuangan perusahaan berupa modal, kas dan aset Biaya Operasional : Pengelolaan K3 adalah pengelolaan Pasar dalam menjaga dan menjamin kebersihan, keamana dan ketertiban Kompetensi SDM Pengelola adalah ketereampilan yang dimiliki sumberdaya pengelola dalam menjalankan tugasnya Kualitas Produk Variasi (keragaman) Produk Ketersediaan (kuantitas) Produk Harga Produk : sejumlah uang yang dikeluarkan/dibayarkan untuk membeli produk Keramahan Pelayanan adalah sikap dan tindakan pengelola dalam melayani tenan dan pengunjung Respon terhadap Keluhan adalah sikap dan tindakan pengelola dalam merespon keluhan yang datang
42
David, Fred. R. Manajemen Strategis (Jakarta:Salemba Empat, 2006) Rangkuti, Feddy. Analisis SWOT Teknik membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006.
43
Umar, Husein. Strategic Management in Action. Jakrta: Gramedia Pustaka Utama, 2002.
44
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1. Profil Pasar Segar Depok Pasar Segar Depok merupakan pasar tradisional dengan konsep dan pengelolaan yang moderen dan profesional. Pasar Segar Depok menyediakan berbagai kebutuhan pokok meliputi sandang dan pangan. Pasar Segar Depok mulai beroperasi tanggal 10 Agustus 2010. Pasar Segar Depok merupakan salahsatu dari lima cabang Pasar Segar yang ada di beberapa kota di Indonesia. Pasar Segar merupakan merek pasar yang berada dibawah perusahaan pengembang propertI BSA Land. Pasar Segar Depok berdiri di lahan seluas 1,8 ha dengan 2 lantai. Tempat berjualan di Pasar Segar Depok dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu kios, ruko dan lapak. Pasar Segar Depok memiliki 481 kios dengan ukuran 3x3 m2, 43 ruko dengan ukuran 4x6 m2 dan 168 lapak dengan ukuran 2x2 m2. Pasar Segar Depok beralamat di Jalan. Tole Iskandar, Sukmajaya, Depok. Konsep yang diusung Pasar Segar Depok adalah pasar tradisional yang dikelola secara moderen dengan fasilitas yang bersih, aman dan nyaman. Dikatakan pasar tradisioanal karena dalam transaksi menggunakan sistem tawar menawar antara penjual dan pembeli. Sistem transasksi tawar menawar seperti ini lebih menekankan interaksi dan kedekatan emosional antara penjual dan pembeli. Hal yang seperti ini tidak didapatkan ketika berbelanja di pasar swalayan. Pengelolaan yang profesional dan ditunjang dengan berbagai fasilitas yang lengkap menjadikan pembeda antara Pasar Segar dan pasar tradisional konvensional. Fasilitas gedung yang dirancang khusus agar lebih nyaman ,
41
kebersihan yang terjaga, tata letak yang rapih menjadikan keunggulan Pasar Segar dibandingkan pasar tradisional konvensional. 4.1.1. Visi, Misi dan Tujuan Pasar Segar Depok Pasar Segar memiliki visi, misi dan tujuan yang berlaku untuk semua Pasar Segar, tidak hanya Pasar Segar Depok . Jadi, visi, misi dan tujuan ini bersifat seragam, tidak spesifik untuk satu cabang Pasar Segar. Berikut visi, misi dan tujuan Pasar Segar. a.
Visi Untuk menjadi yang paling menguntungkan dan terbaik di kelasnya, untuk
menjadi pengembang properti, pengembangan pasar moderen nomor satu dan terbaik di Indonesia. b.
Misi Mengembangkan kembali pasar tradisional yang bersih, nyaman dan ramah
bagi semua yang berkepentingan, baik pembeli, pedagang dan pihak terkait lainnya. c.
Tujuan Menciptakan pasar tradisional yang bersih, aman dan nyamaan sehingga
meningkatkan perdagangan dan aktivitas kegiatan ekonomi kerakyatan. 4.1.2. Struktur Organisasi Pasar Segar Depok Pasar Segar Depok memiliki jumlah karyawan tetap sebanyak 11 orang. Karyawan tetap menempati posisi diantaranya bagian Tenan Relation, General Affair, Mecanical Elektrical dan Administration. Sementara untuk posisi tanaga keamanan, petugas parkir
dan kebersihan Pengelola Pasar Segar Depok
42
menggunakan jasa tenaga kerja alih daya (outsorching). Berikut struktur organisasi yang ada di Pasar Segar Depok.
Property Manager
Administration
Mecanical Elektrical
Tenan Relation
Enginering
Cashier
Office Support
Tenan Relation
Parking Service
Leasing/ Event
Security
Recepsionist
Cleaning Service
Sumber : Pengelola Pasar Segar Depok
Gambar 4. Bagan Struktur Organisasi Pasar Segar Depok Property Manager adalah Kepala Pasar yang merupakan pemegang tanggungjawab untuk menjalankan operasional Pasar Segar Depok. Property Manager bertugas mengkoordinasikan seluruh departemen dalam menjalankan tugas. Kepala Pasar dibantu dengan staf yang terdiri dari empat departemen, yaitu Departement
of
Administration,
Departement
of
Mekanikal
Elektrical,
Departement of Tenan Relation dan Departement of Office Support. Departement of Administration bertugas mengurusi segala hal terkait administrasi dan keuangan, termasuk di dalamnya fungsi penagihan pembayaran (kasir). Departement of Mekanikal Elektrical bertugas merawat segala instalasi pendukung Pasar Segar Depok, termasuk di dalamnya kelistrikan, air, dan sirkulasi udara.
43
Departement of Tenan Relation terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu Tenan Relation itu sendiri yang berfungsi sebagai humas yang menjalin hubungan dan koordinasi dengan para tenan/ pemilik/ penyewa unit kios. Bagian Leasing/ Event bertugas menjalin hubungan dengan pihak luar untuk mempromosikan Pasar Segar Depok dan mempersiapkan bentuk-bentuk kegiatannya. Bagian terakhir adalah Recepsionist yang bertugas sebagai pemberi layanan bagi pengunjung atau tenan jika ingin mendapatkan informasi-informasi tentang Pasar Segar Depok. Departement of Office Support membawahi tiga bagian , yaitu kemanan, kebersihan dan perparkiran. Ketiga bagian ini merupakan tenaga alih daya (outsorching). 4.1.3. Fasilitas Pasar Segar Depok Pasar Segar Depok memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Bangunan Pasar Segar Depok secara umum pasar terbagi ke dalam dua bagian. Bagian pertama adalah gedung utama dua lantai. Bagian kedua adalah ruko yang berjejer di sisi utara gedung utama Pasar Segar Depok. Fasilitas disediakan pengelola untuk menunjang kenyamanan pengunjung dalam berbelanja dan pedagang berjualan. Berikut fasilitas-fasilitas yang ada di Pasar Segar Depok: 1. Gedung utama dua lantai 2. Area parkir 3. Taman 4. Toilet 5. ATM Centre 6. Musholla
44
7. Kantor Pengelola 8. Rumah Potong Unggas 9. Penampungan sampah 10. Pos Keamanan 11. Petunjuk arah 12. Eskalator 13. Lampu rambu- rambu 14. Instalasi listrik dan air pada setiap unit kios/ lapak 4.2. Strategi Pemasaran Pasar Segar Depok Strategi pemasaran Penulis rangkum dalam konsep STP (Segmentation, Targeting and Positioning) dan bauran pemasaran 4P (Product, Price, Place, Promotion). Berikut penjabaran mengenai konsep STP dan bauran pemasaran di Pasar Segar Depok. 4.2.1. Segmentasi Pasar Segar Depok mengarah kepada segmen pasar kalangan ekonomi menengah dan dan menengah bawah. Segmentasi secara wilayah geografis adalah masyarakat yang tinggal di daearah kecamatan Sukmajaya Depok dan sekitarnya, baik permukiman maupun komplek perumahan. 4.2.2. Penargetan Target pasar dari Pasar Segar Depok adalah rumahtangga, khususnya ibu rumahtangga yang ingin membeli berbagai barang kebutuhan sehari-hari seperti beras, gula, minyak goring, ikan, daging, ayam, aneka sayuran, bumbu rempah
45
maupun kebutuhan pendukung lainnya seperti sabun, pasta gigi, perkakas dapur dan lain-lain. 4.2.3. Penentuan Posisi Positioning Pasar Segar Depok adalah tempat berbelanja kebutuhan pokok yang nyaman, bersih, harga terjangkau dengan memepertahankan nuansa berbelanja selayaknya di pasar tradisonal konvensional. 4.2.4. Bauran Pemasaran Bauran
Pemasaran adalah strategi perusahaan dalam mengelaborasikan
beberapa aspek penting dalam pemasaran dalam upaya peningkatan penjualan. Bauran Pemasaran terdiri dari Product (Produk), Price (Harga), Place (Lokasi/Dstribusi) dan Promotion (Promosi). 4.2.4.1. Product (Produk) Pasar Segar Depok adalah pasar yang menyediakan aneka produk yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Produk utama yang diperjual-belikan di Pasar Segar Depok adalah berupa produk pangan. Akan tetapi ada juga produk di luar produk pangan, seperti pakaian, perkakas rumahtangga serta kebutuhan perlengkapan rumah tangga lainnya. Produk pangan yang tersedia mulai dari sayur mayur, daging sapi, ayam potong, ikan, bumbu dapur, beras dan kebutuhan pokok lainnya. Produk pangan adalah magnet utama bagi sebuah pasar sehingga ketersediaanya akan produk ini menjadi mutlak adanya. Adapun produk lainnya yang tersedia adalah sebagai pelengkap dimana dapat membantu masyarakat menemukan apa yang mereka butuhkan dengan hanya mendatangi Pasar Segar Depok.
46
4.2.4.2. Price (Harga) Harga produk-produk di Pasar Segar Depok relatif terjangkau, sama selayaknya di pasar-pasar tradisional konvensional. Harga yang berlaku di Pasar Segar Depok memang diupayakan bisa bersaing dengan yang ada di swalayan. Pasar Segar Depok menggunakan Sistem tawar menawar dalam setiap traksaksinya. Ini menjadi salahsatu keunggulan Pasar Segar Depok dibandingkan dengan pasar swalayan. Dengan sistem ini interaksi anatara penjual dan pembeli lebih terjalin dan memiliki ikatan emosional serta pengalaman yang tidak didapatkan ketika berbelanja di pasar swalayan. 4.2.4.3. Place (Lokasi/Distribusi) Pasar Segar Depok berlokasi di Jalan Tole Iskandar. Lokasi ini cukup strategis, persis di sisi jalan dan dilewati berbagai trayek angkutan umum. Tidak kurang dari tujuh trayek angkutan yang melewati jalur ini, bahkan beberapa diantaranya beroperasi selama 24 jam. Sehingga dari segi aksesbilitas, lokasi ini sangat baik. Lokasi ini berada dekat dengan permukiman penduduk dan kompleks perumahan. Pasar tradisional yang ada di sekitar lokasi Pasar Depok adalah Pasar Agung. Sedangkan pasar swalayan yang berada dekat dengan Pasar Segar Depok adalah Tip Top. 4.2.4.4. Promotion (Promosi) Promosi dilakukan oleh pihak pengelola dalam upaya memperkenalkan atau mensosialisasikan Pasar Segar Depok kepada masyarakat. bentuk promosi yang dilakukan antara lain 1) periklanan, 2) promosi penjualan, 3) publisitas dan hubungan masyarakat dan 4) pemasaran langsung.
Kegiatan promosi yang
47
dilakukan cukup banyak, mengingat konsep pasar seperti ini belum begitu dikenal masyarakat, selain itu keberadaan Pasar Segar ini merupakaan pasar tradisional yang dikelola secara moderen yang pertama di Kota Depok. Beberapa kegiatan promosi yang dilakukan antara lain: 1)
Periklanan, pemasangan papan baliho yang cukup besar di depan Pasar Segar dengan desain yang menarik, selain itu juga di pasang di beberapa titik strategi seperti di sisi jalan di jalan margonda Depok. Pemasangan spanduk promosi di pasang di beberapa lokasi jalan keramaian dan kawasan permukiman penduduk. Pasar Segar Depok juga pernah memasang iklan di beberapa surat kabar lokal kota Depok.
2)
Promosi penjualan, ini dilakukan dengan pemberian kupon belanja hemat Rp.5000,- dengan tidak ada pembatasan minimal pembelanjaan.
3)
Publisitas dan hubungan masyarakat, promosi ini dilakukan dengan mengadakan kegiatan seperti pentas seni islami, perlombaan, pertunjukan musik dan senam bersama dengan sasaran warga sekitar dan masyarakat yang melewati kawasan Pasar Segar Depok. Selain untuk memperkenalkan Pasar Segar Depok kepada masyarakat, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk menjalin kedekatan dan keakraban antara pengelola, pedagang dan warga sekitar Pasar Segar Depok.
4)
Pemasaran langsung, yaitu Tim Pengelola Pasar Segar Depok mendatangi langsung ke rumah-rumah permukiman warga dan memberikan selebaran atau pampflet.
48
49
Berikut Penulis sajikan data deografi penduduk sekitar. 1. Jumlah Penduduk 2. Usia 3. Tingkat pendidikan 4. Mata Pencaharian 5. Pendapatan
Catatan yg kurang 1. Data luasan gedung pasar 2. Bagan struktur organisasi 3. Definisi strategi pemasaran dan prolognya 4. Sisipkan tabel data demografis
50
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan Pembahasan mencakup analisis aspek lingkungan baik internal maupun eksternal, identifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman serta proses formulasi strategi. Pembahasan atas setiap bagian ini
merupakan deskripsi atas kondisi yang ada di lapangan yang
didapatkan dari hasil wawancara, penyebaran kuisioner dan pengamatan langsung di Pasar Segar Depok dan pihak-pihak terkait lainnya. 5.1. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Analisis
Lingkungan
internal
dan
eksternal
diperlukan
untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada dan berkontribusi pada penyusunan formulasi strategi. Analisis lingkungan terbagi ke dalam analisis lingkungan internal dan analisis lingkungan eksternal. Analsisi lingkungan eksternal terbagi menjadi lingkungan makro dan lingkungan mikro atau lingkungan industri. 5.1.1. Lingkungan Internal Lingkungan internal merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi perusahaan dan masih dalam ruang kendali perusahaan. Menurut David (2006) analisis lingkungan internal membutuhkan pengumpulan dan pengasimilasian informasi tentang operasi manajemen, pemasaran, keuangan, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan dan sistem informasi manajemen. Berikut analisis lingkungan internal Pasar Segar Depok yang mencakup beberapa aspek di atas.
49
5.1.1.1. Aspek Manajemen David (2006) mengatakan fungsi manajemen terdiri atas lima aktivitas dasar, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf dan pengendalian. Secara umum Pasar Segar Depok sudah melaksanakan pekerjaan yang mencakup fungsi-fungsi manajemen tersebut. Pengelola diarahkan untuk dapat bekerja sesuai visi dan misi perusahaan. Penyusunan visi dan misi serta program kerja, perumusan strategi, pembuatan target-target perusahaan merupakan kegiatan yang
dilakukan dalam upaya perencanaan perusahaan.
Perencanaan yang dilaksanakan oleh pengelola Pasar Segar Depok masih kurang terkait penentuan target, yaitu tidak ada penetapan target yang jelas dan terukur. Kegiatan pengorganisasian yang dilakukan Pasar Segar Depok adalah berupa
pembuatan
struktur
organisasi,
menyusun
deskripsi
pekerjaaan,
pendelegasian terhadap tugas-tugas pekerjaan dan berkoordinasi antar anggota tim pengelola. Hal ini dilakukan agar setiap personil dalam tim dapat bekerja dengan baik sesuai tugas dan tanggungjawabnya dalam mendukung kesuksesan Pasar Segar Depok. Kepemimpinan tertinggi di Pasar Segar Depok di pegang oleh Kepala Pasar yang disebut sebagai Property Manager. Property Manager bertugas
mengkoordinasikan
setiap
bagian
dalam
menjalankan
tugas.
Pengambilan keputusan dilakukan oleh Property Manager atas masukan dari personil
pengelola.
kepemimpinan
Selain
dalam
hal
pengambilan
keputusan,
peran
juga mencakup pemberian motivasi, dan pengarahan
untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara optimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan dinamis. Pemberian motivasi dilakukan dengan
50
cara berdiskusi baik secara formal pada rapat-rapat internal maupun secara non formal dalam perbincangan santai saat bekerja. Pengendalian dilakukan untuk memantau aktifitas kerja sesuai dengan deskripsi kerja atau belum
apakah sudah
serta sejauh mana pencapaiannya.
Pengendalian yang dilakukan Pasar Segar Depok berupa rapat evaluasi yang rutin dilakukan setiap pekan dan pembuatan laporan tertulis secara berkala atas pekerjaan yang dilakukan. Pengendalian
diharapkan dapat mengidentifikasi
masalah yang muncul dan dengan segera dicari alternatif solusi atas masalah tersebut. 5.1.1.2. Aspek Pemasaran Pemasaran merupakan serangkaian proses yang bersifat strategis yang mencakup identifikasi kebutuhan konsumen, mendesain produk, penetapan harga, membuat jalur distribusi, melaksanakan promosi dan melakukan penjualan. Pasar Segar Depok melihat kebutuhan masyarakat akan tempat berbelanja kebutuhan sehari-hari yang aman, nyaman, harga terjangka dan memberikan pengalam berbelanja ala pasar tradisional. Produk yang dijual di Pasar Segar Depok beraneka ragam, baik produk pangan maupun non pangan seperti pakaian, perabot rumahtangga dan jasa meskipun untuk saat ini ketersediaanya belum begitu lengkap. Harga yang berlaku di Pasar Segar Depok bervariasi sesuai dengan produknya. Sistem penerapan harga dilakukan dengan mekanisme tawar menawar seperti halnya di pasar tradisional konvensional. Penerapan harga seperti ini menjadi salahsatu daya tarik, mengingat masyarakat terbiasa dan menyukai jual
51
beli dengan sistem tawar menawar, setidaknya itu yang Penulis temui ketika berdiskusi dengan beberapa warga sekitar Pasar Segar Depok, pengunjung dan pedagang pasar. Selain itu sistem ini juga lebih memungkinkan terjadinya kedekatan emosional antara pembeli dan penjual ketika transaksi juga memberikan pengalaman yang tidak bisa didapatkan ketika berbelanja di pasar swalayan. Suplai
pasokan
produk
(barang
dagangan)
menjadi
sepenuhnya
tanggungjawab pedagang, karena dalam hal ini pengelola Pasar Segar Depok hanya bertindak sebagai penyedia sarana dan prasarana pendukungnya termasuk mempromosikan Pasar Segar Depok agar semakin banyak masyarakat yang berkunjung dan berbelanja di Pasar Segar Depok. Pasar Segar Depok tetap berupaya memberikan informasi-informasi akses penyediaan barang bisa yang diperlukan melalui akses ke perkumpulan pedagang pasar. Kegiatan promosi diperlukan untuk lebih memperkenalkan dan menarik minat masyarakat untuk berkunjung dan berbelanja di Pasar Segar Depok. Kegiatan promosi yang dilakukan Pasar Segar Depok, antara lain : 1.
Periklanan, pemasangan papan baliho yang cukup besar di depan Pasar Segar Depok dengan desain yang menarik. Selain itu, reklame berupa spanduk juga di pasang di beberapa titik strategis seperti di sisi jalan di jalan Margonda Raya, dan kawasan permukiman penduduk. Pasar Segar Depok pernah memasang iklan di beberapa surat kabar lokal kota Depok.
2.
Promosi penjualan, ini dilakukan dengan pemberian kupon belanja hemat Rp.5000,- kepada warga sekitar Pasar Segar Depok.
52
3.
Publisitas dan hubungan masyarakat, promosi ini dilakukan dengan mengadakan kegiatan seperti pentas seni islami, perlombaan, pertunjukan musik dan senam bersama dengan sasaran warga sekitar dan masyarakat yang melewati kawasan pasar. Selain untuk memperkenalkan Pasar Segar Depok kepada masyarakat, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk menjalin kedekatan dan keakraban antara pengelola, pedagang dan warga sekitar Pasar Segar Depok.
4.
Pemasaran langsung, yaitu dengan mendatangi langsung rumah-rumah warga dan memberikan selebaran atau pampflet. Kegiatan ini dilakukan oleh pengelola Pasar Depok. Selama tiga setengah tahun berjalan kondisi Pasar Segar Depok masih sepi
pengunjung dan pedagang. Berdasarkan analisis dan pengamatan di lapangan, faktor utama penyebab sepinya Pasar Segar Depok adalah kurangnya promosi. Kemampuan pengelola dalam memenuhi pasar dengan para pedagang tidak cukup baik. Jumlah pedagang yang sedikit menyebabkan pasar terlihat kosong, ketersediaan produk sangat terbatas sehingga masyarakat yang datang relatif kesulitan berbelanja. Kondisi ini pada akhirnya membuat masyarakat tidak tertarik untuk kembali datang ke Pasar Segar Depok. 5.1.1.3. Aspek Keuangan Sumber permodalan utama Pasar Segar Depok adalah anggaran dari induk perusahaan, yaitu BSA Land. BSA Land merupakan perusahaan pengembang dan pengelola properti. Modal tersebut digunakan untuk pembangunan Pasar Segar Depok dengan berbagai fasilitas pendukungnya juga untuk membiayai operasional
53
Pasar Segar Depok sehari-hari. Sumber pendapatan Pasar Segar Depok adalah penjualan dan penyewaan unit ruko, kios dan lapak, iuran rutin pengelolaan lingkungan (IPL) yang dipungut dari para tenan/pedagang, pemasukan dari pembayaran parkir dan pembayaran fee dari rumah produksi yang menggunakan Pasar Segar Depok sebagai lokasi syuting sinetron. Iuran pengelolaan lingkungan yang dipungut dari para tenan/pedagang adalah Rp.125.000,- sampai dengan Rp.150.000,- untuk kios dan ruko. Sedangkan untuk lapak, berlaku harga sewa Rp.300.000,- per bulan. Hingga saat ini lapak yang semestinya disewakan, oleh pengelola dipinjamkan secara gratis demi menarik padagang untuk berdagang di Pasar Segar Depok. Meski demikian, untuk saat ini pos pemasukan yang ada belum optimal, mengingat kondisi pasar yang belum stabil. Pos pengeluaran Pasar Segar Depok antara lain gaji pegawai baik pegawai tetap ataupun pegawai alih daya (outsourching), biaya rekening listrik, rekening telepon, pembelian ATK dan pembelian barang habis pakai dan biaya promosi baik iklan ataupun biaya kegiatan. Mengenai struktur biaya dan berapa besaran biaya operasional Pasar Segar Depok setiap bulan, Penulis tidak memiliki data tersebut dikarenakan keterbatasan informasi yang dapat diakses. 5.1.1.4. Aspek Produksi/Operasi Kegiatan operasinal Pasar Segar Depok dikendalikan oleh tim pengelola yang terbagi ke dalam beberapa bagian. Setiap bagian bekerja sesuai tugas dan fungsinya yang kesemuanya mendukung kegiatan operasional. Tidak ada kegiatan produksi di Pasar Segar Depok, yang ada hanya kegiatan transaksi jual beli.
54
5.1.1.5. Aspek Penelitian dan Pengembangan Organisasi melakukan investasi dalam penelitian untuk pengembangan (litbang) karena investasi tersebut dapat mengarah pada kepuasan pelanggan dan mendapat keunggulan bersaing. Terutama pada perusahaan yang berfokus pada strategi pengembangan produk, perusahaan harus memiliki litbang yang kuat. Menurut David (2006), organisasi berinvestasi pada litbang karena mereka percaya bahwa investasi tersebut akan menghasilkan produk atau jasa yang superior dan akan memberikan mereka keunggulan kompetitif. Litbang dalam sebuah perusahaan memiiki dua bentuk, pertama Litbang Internal, di mana perusahaan menjalankan departemen litbangnya sendiri. Kedua, Kontrak Litbang, yaitu perusahaan merekrut peneliti independen atau agen independen untuk menangani sebuah riset tertentu untuk perusahaan. Aspek penelitian untuk pengembangan belum dilakukan oleh Pasar Segar Depok. Penelitian ini dapat dikatakan penelitian yang pertama kali dilakukan, meskipun ditangani dari pihak luar Pasar Segar Depok. Aspek penelitian dan pengembangan sebaiknya mendapat perhatian yang lebih karena bersifat strategis dan jangka panjang untuk pengembangan Pasar Segar Depok secara berkelanjutan. 5.1.1.6. Aspek Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi manajemen pada saat ini khususnya pada perusahaan moderen mutlak diperlukan untuk menunjang aktifitas operasional perusahaan termasuk dalam hal pengambilan keputusan yang berbasis informasi. Penerapan sistem informasi manajemen ini berbeda tarafnya pada setiap perusahaan. Pasar
55
Segar Depok menggunakan perangkat sistem informasi standar seperti perangkat komputer, program pengolah data (Microsost Word dan Microsoft Excel), printer, mesin fax dan koneksi internet. Sistem iniformasi ini digunakan dalam menunjang aktifitas pasar seperti input dan pemyimpanan database, pembuatan laporan operasional, laporan kas pembayaran dan komunikasi. Sistem informasi merupakan sumberdaya strategi utama, mengikuti perubahan lingkungan, mengenali ancaman persaingan, dan membantu dalam implementasi, evaluasi dan mengendalikan strategi sehingga kedepan perlu mendapat perhatian yang lebih serius. Organisasi pada dasarnya merupakan sekumpulan kombinasi sumberdaya. Organisasi memanfaatkan semua peluang yang dimilikinya, atau mengatasi segala ancaman yang dihadapinya dengan pemanfaatan sumberdaya yang dimilikinya. Atas dasar itulah organisasi akhirnya tumbuh dan berkembang. Ilmu Manajemen Startegis,
pandangan
bahwa
sumberdaya
pada
akhirnya
menentukan
keberlangsungan organisasi, seperti menang bersaing dan berkembang di sebuah industri disebut dengan Resources-Based View (RBV). Pandangan berbasis sumberdaya, yang populer pada tahun 1990-an yang dipelopori oleh Jay Barney perihal keunggulan kompetitif menyatakan bahwa sumberdaya internal adalah lebih penting untuk perusahaan dibanding faktor eksternal dalam mencapai dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Pandangan Berbasis sumberdaya lebih lanjut menyatakan bahwa kinerja organisasi pada dasarnya ditentukan oleh sumberdaya internal yang dapat dikelompokan
dalam tiga kategori, yaitu
sumberdaya fisik, sumberdaya manusia dan sumberdaya organisasi. Ketiga
56
kategori ini secara tidak langsung masuk ke dalam pembahasan pada aspek-aspek fungsional di atas. Perusahaan selalu memiliki aset, mulai dari aset fisik seperti pabrik, gedung, peralatan, lokasi, teknologi, dan lain-lain; aset manusia, yakni jumlah dan kecakapan karyawan; aset organisasi, yakni budaya, reputasi, dan sistem kerja. Kesemua aset ini kita sebut dengan Sumber Daya. Sumber daya ini dapat dieksploitasi
oleh
perusahaan,
tergantung
kemampuannya.
Kemampuan
mengeksploitasi secara baik sumber daya ini disebut Kapabilitas (Amir,2011). 5.1.2. Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi perusahaan dan di luar ruang kendali perusahaan. Analisis lingkungan eksternal berupaya mengidentifikasi faktor eksternal kunci yang menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan. Menurut David (2006) faktor-faktor yang termasuk di dalamnya yaitu faktor ekonomi, faktor sosial, budaya, demografi dan lingkungan, faktor politik, hukum dan pemerintahan, faktor teknologi serta faktor kekuatan persaingan. 5.1.2.1. Faktor Ekonomi Pearce dan Robinson (1997) mengatakan faktor ekonomi berkaitan dengan arah dan sistem ekonomi tempat suatu perusahaan beroperasi. Pola konsumsi suatu segmen masyaraskat dipengaruhi oleh kesejahteraan relatif. Aspek ekonomi menjadi faktor penting terkait keberadaan sebuah pasar, karena pasar berfungsi sebagai bagian dari penggerak roda perekonomian suatu kawasan disamping sebagai sarana distribusi barang dan jasa. Secara umum kondisi perekonomian
57
Indonesia saat ini terbilang cukup kondusif, meski tingkat inflasi yang berada di atas target pemerintah. Presiden
RI
Dr.H.
Susilo
Bambang
Yudhoyono
dalam
Pidato
Kenegaraannya pada tanggal 16 Agustus 2013 mengatakan bahwa empat tahun terakhir ini, telah banyak hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati oleh rakyat Indonesia. Periode 2009-2013 (sampai dengan Juni 2013) Indonesia berhasil memacu pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,9% per tahun, lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi 5 tahun sebelumnya. Inilah pertumbuhan ekonomi tertinggi, setelah Indonesia mengalami krisis ekonomi lima belas tahun lalu. Pada tahun 2004, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tercatat sebesar US$ 645 miliar (dalam ukuran PPP), saat ini telah mencapai lebih dari US$ 1,1 triliun (PPP). Dalam hal pendapatan per kapita, tahun 2004 PDB per kapita kita adalah US$1.177, angka ini terus meningkat menjadi US$2.299 ditahun 2009, dan mencapai US$ 3.592 pada tahun 2012. Bila pertumbuhan ekonomi bisa dipertahankan, maka Insya Allah pada akhir tahun 2014, PDB per kapita akan mendekati US$ 5000. Tidak hanya itu, Presiden RI menambahkan, dalam tahun 2012 dan 2013, di antara negara anggota G-20, Indonesia menjadi negara dengan dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua setelah Tiongkok. Pertumbuhan ekonomi yang membaik, juga diikuti oleh menurunnya tingkat pengangguran terbuka dari 9,86 persen pada tahun 2004, menjadi 5,92 persen pada bulan Maret ditahun 2013. Demikan juga tingkat kemiskinan berhasil diturunkan dari 16,66 persen atau 37,2 juta orang pada tahun 2004, menjadi 11,37 persen atau 28,07 juta orang pada Maret 2013.
58
Kota Depok yang merupakan kota yang berbatasan langsung dengan kawasan Ibu Kota Jakarta memiliki masyarakat dengan karakteristik ekonomi yang cukup
beragam.
Stabilitas ekonomi khususnya di Kota Depok dapat
dikatakan cukup kondisif, terlihat dari beragam aktifitas ekonomi dan usaha yang berjalan dan berkembang baik. Pembangunan infrastruktur dan meningkatnya pembangunan tempat-tempat usaha menjadi salahsatu indikasi perekonomian yang membaik. Roda perekonomian berjalan dengan baik dari berbagai sektor. Kota Depok adalah daerah yang berbatasan langsung dengan Ibu Kota Jakarta. Kondisi ini menjadi peluang tersendiri bagi Pasar Segar Depok dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat yang hendak memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kondisi ekonomi yang cukup memberikan pengaruh bagi Pasar Segar Depok diantaranya kenaikan harga kebutuhan pokok yang membuat pedagang harus menyesuaikan harga, ini biasa terjadi di pasar manapun. 5.1.2.2. Faktor Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan adalah kepercayaan, nilai sikap, opini dan gaya hidup orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan, yang berkembang dari pengaruh kultural, ekologi, demografi, agama, pendidikan dan etnik (Pearce & Robinson, 1997). Salahsatu perubahan sosial yang menonjol dewasa ini adalah masuknya sebagian besar kaum wanita ke dalam pasar tenaga kerja. Setidaknya ini mempunyai pengaruh pada meningkatnya permintaan beragam produk dan jasa yang dibutuhkan karena ketiadaan kaum wanita di rumah. Selain itu juga mempengaruhi pada pola belanja rumah tangga, di mana peluang kaum wanita untuk berbelanja ke pasar semakin kecil karena aktifitas
59
mereka sebagai wanita karir. Kondisi ini dapat berpengaruh bagi Pasar Segar Depok, yaitu jika semakin banyak wanita bekerja, kesempatan wanita untuk berbelanja ke pasar semakin kecil, kemungkinan mereka hanya bisa datang ke pasar pada hari sabtu, minggu dan hari libur nasional. Perubahan sosial lain yang juga menonjol adalah meningkatnya perhatian konsumen pada kualitas hidup, termasuk dalam hal penyediaan produk pangan yang sehat bergizi dan higienis. Selain itu juga meningkatnya kebutuhan lain seperti hiburan dan bersosialisasi yang sangat erat kaitannya dengan gaya hidup. Kondisi ini menjadi peluang bagi Pasar Segar Depok agar tetap eksis bahkan lebih maju, yaitu dalam memberikan solusi tempat berbelanja yang sehat, higienis dan nyaman. Kota Depok di mana lokasi Pasar Segar Depok ini berada memiliki karakteristik sosial budaya yang heterogen. Meskipun berbagai dari latarbelakang etnis yang bebeda, namun kerukunan warga tetap terjaga. Keberadaan Pasar Segar Depok di tengah lingkungan masyarakat dapat memberikan kotribusi bagi warga sekitar, baik dalam hal penyediaan kebutuhan sehari, sarana berjualan bagi warga sekitar maupun penyerapan tenaga kerja. Kondisi di lapangan, Pasar Segar Depok memberikan perhatian yang cukup besar kepada masyarakat sekitar, terutama pada saat awal beroperasi. Sebagai salahsatu bentuk tanggungjawab sosial kepada masyarakat, Pasar Segar Depok dalam beberapa kesempatan mengadakan kegiatan bakti sosial seperti pembangunan sarana jalan, penyantunan anak yatim dan kegiatan sosial lainnya. Kontribusi penyerapan tenaga kerja sudah dilakukan
60
meski masih belum sepenuhnya mengingat adanya kebijakan mengenai standar penerimaan pegawai yang berlaku. 5.1.2.3. Faktor Politik, Hukum dan Pemerintahan Arah dan kebijakan politik suatu wilayah merupakan pertimbangan penting bagi pengambil kebijakan di suatu perusahaan. Faktor-faktor politik menentukan parameter legal dan regulasi yang membatasi operasional perusahaan. Kondisi dunia politik nasional Indonesia dalam kurun satu dekade terakhir relatif stabil, meski tetap ada dinamika di dalamnya. Sistem pemerintahan otonomi daerah memberikan peluang sekaligus tantangan, karena dengan sisitem ini pemerintah daerah punya peran dalam menentukan arah pembangunan wilayahnya masingmasing. Jika ada pemerintah daerah yang baik serta didukung oleh pemerintah pusat maka ini akan sangat mendukung dalam hal iklim usaha dan investasi. Pembangunan lebih cepat dan dunia usaha akan berjalan lancar tanpa ada hambatan yang berarti. Pemerintah Kota Depok melalui Dinas Koperasi, Pasar dan UMKM mempunyai perhatian yang cukup baik dalam kebijakan pengelolaan pasar di Kota Depok. Saat ini Pemerintah Kota Depok telah memperbaharui peraturan daerah (Perda) tentang pengelolaan pasar tradisional di Kota Depok, yaitu Peraturan Daerah Kota Depok No. 03 tahun 2012 tentang Pengelolaan Pasar Tradisional Kota Depok. Selain Pemerintah Kota Depok, Pemerintah Pusat juga memiliki kebijakan yang memacu perbaikan pasar tradisional, melalui kebijakan di Kementrian Koperasi dan UMKM yaitu kebijakan revitalisasi pasar tradisional. Revitalisasi pasar tradisional merupakan program strategis Kementerian Koperasi
61
dan UKM sejak tahun 2003. Revitalisasi pasar tradisional dilakukan agar pelaku usaha mikro memiliki fasilitas transaksi yang layak, sehat, bersih, dan nyaman. Revitlisasi pasar diharapkan dapat mendatangkan banyak manfaat diantaranya meningkatkan jumlah pedagang dan produk yang diperdagangkan, meningkatkan volume transaksi dan menjadikan pasar lebih permanen. Dukungan pemerintah ini, baik pemerintah Kota Depok maupun Pemerintah Pusat, diharapkan semakin membawa perbaikan bagi dunia usaha dan pengelolaan pasar tradisional yang lebih baik, moderen dan berdaya saing tinggi. 5.1.2.4. Faktor Teknologi Faktor teknologi merupakan hal penting karena dapat mendorong inovasi dan kualitas produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan. Karenanya, perusahaan harus merespon perubahan teknologi yang mungkin mempengaruhi industrinya. Adaptasi teknologi yang baik dapat membuka terciptanya produk/jasa baru, menyempurnakan produk/ jasa yang sudah ada atau meningkatkan loyalitas konsumen melalui nilai tambah dan layanan yang diberikan perusahaan. Bebarapa teknologi diterapkan pada beberapa pos penting di Pasar Segar Depok. Teknologi perancangan bangunan pasar yang di buat dengan mempertimbangkan fungsi sekaligus kenyamanan. Langit-langit bangunan pasar dirancang dengan cukup tinggi dan pembuatan sirkulasi udara yang baik sehingga memberikan kenyaman bagi pengunjung maupun pedagang. Pasar Segar Depok juga dilengkapi dengan tangga eskalator untuk memudahkan pengunjung menuju lantai dua. Teknologi informasi diterapkan Pasar Segar Depok untuk membantu memudahkan pekerjaan seperti pembuatan database, laporan operasional dan
62
administrasi
yang terkomputrerisasi. Perangkat teknologi informasi dan
komunikasi yang terdapat di Pasar Segar Depok diantaranya telepon, fax, internet dan perangkat multimedia yang biasa dipergunakan dalam acara rapat. Teknologi yang diterapkan secara baik sesuai dengan kebutuhan akan membuat Pasar Segar Depok menjadi tempat yang nyaman bagi siapa saja yang datang dan berbelanja. 5.1.2.5. Faktor Kekuatan Persaingan Michael Porter dalam Porter’s Five Force Model mengemukakan tentang lima faktor kekuatan yang secara langsung mempunyai pengaruh terhadap keberadaan dan daya saing sebuah organisasi/perusaahan dalam sebuah industri. Lima faktor tersebut meliputi hambatan masuk pendatang baru, daya tawar konsumen, daya tawar suplier, pesaing dan produk substitusi. Berikut analisis lingkungan mikro Pasar Segar Depok dalam kerangka lima faktor kekuatan Michael Porter. A.
Hambatan Masuk Pendatang Baru Pendatang baru yang masuk pada sebuah industri membawa masuk
kapasitas baru, keinginan untuk merebut pangsa pasar dan seringkali sumberdaya uang cukup besar. Penulis mencoba menganalisa faktor ancaman pendatang baru ini dalam kerangka enam sumber utama hambatan masuk seperti dikatakan Pearce dan Robinson (1997), yaitu : 1)
Skala Ekonomi Skala ekonomi yang cukup besar diperlukan untuk masuk dalam industri
pusat perbelanjaan. Pasar - pusat perbelanjaan membutuhkan skala yang cukup besar, yaitu ratusan kios tempat berjualan beserta sarana pendukung lainnya
63
dengan melibatkan banyak pedagang dengan produk yang beraneka ragam. Sehingga pada poin ini hambatan masuk relatif cukup besar. Perusahaan baru harus siap membangun bisnis pasar dengan skala ekonomi yang besar. 2)
Differensiasi Produk Industri pasar atau pusat perbelanjaan adalah sebuah industri dengan
karakteristik yang berbeda dengan industri lain yang spesifik pada satu jenis produk. Berbeda karena barang yang diperjual-belikan adalah berbagai jenis barang dan jasa dari berbagai bidang industri lainnya.
Sehingga jika kita
berbicara industri pasar-pusat perbelanjaan, di dalamnya termasuk berbagai komoditas seperti pakaian, bahan makanan/minuman, jasa dan lain-lain. Hampir tidak ada diffensiasi produk di Pasar Segar Depok, karena yang diperjual-belikan sama dengan yang ada di pasar- pusat perbelanjaan lain. Namun yang menjadi pembeda adalah dalam hal positioning, yakni pasar tradisional namun dengan fasilitas moderen yang belum banyak ada di Kota Depok. Kurang adanya diferensiasi produk sehingga pada poin ini hambatan masuk relatif cukup kecil. Perusahaan baru tidak harus memiliki keunggulan (pembeda) khusus pada produk yang dijual. 3)
Kebutuhan Modal Kebutuhan modal untuk masuk di industi ini relatif besar. Invetsasi terbesar
diantaranya
adalah
pada
pembangunan
gedung
pasar
beserta
sarana
pendukungnya. Sehingga pada poin ini hambatan masuk relatif cukup besar. Perusahaan baru harus memiliki kekuatan modal yang besar.
64
4)
Hambatan Biaya Bukan Karena Biaya Adakalanya sebuah perusahan punya keunggulan dari segi biaya, yaitu
keunggulan biaya rendah. Sistem yang memungkinkan terjadinya efisiensi atau pengalaman dalam hal operasional, penguasaan teknologi atau akses kepada bahan baku dan relasi menjadikan sebuah perusahaan yang sudah ada mempunyai keunggulan ini, yang mana belum tentu dimiliki oleh perusahan pendatang baru. Pasar Segar Depok merupakan unit usaha dari sebuah perusahaan pengembang properti yakni BSA Land yang telah banyak membangun pasar dan pusat perbelanjaan di berbagai daerah. Sehingga pada poin ini hambatan masuk relatif cukup besar. Perusahaan baru yang ingin masuk, atau membuat pasar yang sejenis harus memiliki keunggulan dalam hal pengalaman, jaringan dan sistem kerja sehingga dapat memiliki keunggulan biaya yang efisien. 5)
Akses ke Saluran Distribusi Perusahaan yang sudah ada biasanya akan lebih menguasai saluran
distribusi yang ada. Jadi, ketika ada pendatang baru yang akan masuk, mau tidak mau pendataang baru ini harus menyingkirkan produk perusahaan lain. Kadangkala ini terlalu berat dilakukan, sehingga yang bisa dilakukan pendatang baru adalah adalah menciptakan saluran distribusi sendiri. Saluran distribusi dalam hal ini yang memegang peran adalah para pedagang pasar. Kodisi saat ini Pasar Segar Depok sendiri sebagai pasar yang baru berusia tiga setengah tahun belum cukup mampu menguasai akses distribusi. Sehingga pada poin ini hambatan masuk relatif cukup besar. Perusahaan baru jika ingin berhasil
65
memerlukan akses distribusi yang baik, jaringan penyedia komoditas yang tidak hanya banyak kuantitasnya tetapi juga beragam jenis komoditasnya. 6)
Kebijakan Pemerintah Kebijakan pemerintah dapat secara langsung menjadi hambatan masuk bagi
perusahaan baru. Tindakan yang mencerminkan ini diantaranya keharusan perijinan, pembatasan jumlah pasar pada satu kawasan atau pembatasan pembangunan yang tidak sesuai dengan tata kota. Kota Depok khususnya, saat ini sudah banyak memiliki pasar-pusat perbelanjaan, yang mana persaingan sudah semakin ketat. Perusahaan lama pun kesuitan untuk bersaing diantara sesamanya. Sehingga pada poin ini hambatan masuk relatif cukup besar. B.
Daya Tawar Konsumen Konsumen memiliki posisi tawar terhadap perusahaan, diantaranya menekan
harga, menuntut kualitas lebih tinggi atau layanan lebih banyak, termasuk juga dapat mengadu domba perusahaan satu dengan yang lainnya. Pearce dan Robinson (1997) menyebutkan beberapa kondisi dimana konsumen mempunyai posisi tawar yang kuat. Berikut penjelasan kondisi tersebut dikaitkan dengan Pasar Segar Depok. 1.
Pembeli terkonsentrasi atau membeli dalam jumlah (volume) besar. Kondisi ini tidak terdapat pada kasus Pasar Segar Depok, karena kebanyakan konsumen adalah rumahtangga yang membeli tidak dalam jumlah banyak. Sehingga, untuk poin ini daya tawar konsumen menjadi kecil.
2.
Produk yang dibeli dari industri bersifat standar atau tidak terdifferensiasi. Kondisi ini terdapat pada kasus Pasar Segar Depok, karena produk yang
66
diperjual-belikan di Pasar Segar Depok adalah produk standar yang juga dapat ditemukan di tempat lain, sehingga tidak memiliki spesialisasi. Sehingga, untuk poin ini daya tawar konsumen menjadi besar. 3.
Produk yang dibeli dari industri merupakan komponen penting dari produk pembeli dan merupakan komponen biaya yang cukup besar. Kondisi ini terdapat pada kasus Pasar Segar Depok, karena sebagian konsumen Pasar segar Depok adalah rumahtangga yang notabene konsumen akhir dan . konsumen penjual seperti tukang sayur dan pengusaha rumah makan yang bahan bakunya sebagian besar dibeli dari pasar. Pada konsumen yang merupakan pelaku usaha/penjual, harga menjadi lebih sensitif karena menentukan biaya produksi usahanya, dengan demikian mereka akan lebih selektif dalam menentukan tempat pembelian. Sehingga, untuk poin ini daya tawar konsumen menjadi besar.
4.
Pembeli menerima laba yang rendah. Kondisi ini terdapat pada kasus Pasar Segar Depok, karena sebagian konsumen penjual merupakan usaha mikro/kecil yang laba usahanya relatif kecil. Karena itu, bagi mereka harga menjadi sensitif, mereka akan berusaha menekan harga pembelian bahan baku. Sehingga, untuk poin ini daya tawar konsumen menjadi besar.
5.
Produk industri tidak penting bagi kualitas produk/ jasa pembeli. Kondisi ini tidak terdapat pada kasus Pasar Segar Depok, karena konsumen penjual pada Pasar Segar Depok umumnya tidak terlalu ketat terhadap kualitas. Mereka yang tidak terlalu mementingkan kualitas produknya akan sangat peka terhadap harga, artinya jika tempat lain menawarkan harga yang lebih
67
murah mereka akan mudah berpindah. Sehingga, untuk poin ini daya tawar konsumen menjadi besar. 6.
Produk industri tidak menghasilkan penghematan bagi pembeli. Kondisi ini terdapat pada kasus Pasar Segar Depok, karena produk yang diperjualbelikan merupakan kebutuhan pokok sehar-hari dan harga yang berlaku mengikuti mekanisme pasar. Sehingga, untuk poin ini daya tawar konsumen menjadi besar.
7.
Pembeli memiliki kemampuan untuk melakukan integrasi balik. Kondisi ini tidak terdapat pada kasus Pasar Segar Depok, karena tidak ada pembeli utama, pembeli kebanyakan membeli dalam jumlah kecil. Sehingga, untuk poin ini daya tawar konsumen menjadi kecil. Konsumen cenderung lebih peka harga jika mereka membeli produk yang
tidak terdifferensiasi, relatif mahal terhadap penghasilan mereka dan jika kualitas tidak terlalu penting bagi mereka. C.
Daya Tawar Pemasok Para pedagang pasar merupakan suplier bagi Pasar Segar Depok.
Keberadaan para suplier ini menjadi sangat vital mengingat merekalah yang menyediakan berbagai produk yang dibutuhkan pengunjung Pasar Segar Depok. Kekuatan suplier di Pasar Segar Depok sangat kuat, keputusan dan tindakan mereka untuk membuka tutup toko menjadi permasalahan utama bagi pengelola Pasar Segar Depok. Banyak toko yang tutup atau tidak buka semakin memperburuk keadaan dan membuat Pasar Segar Depok menjadi sepi
68
pengunjung. Hal ini mengindikasikan suplier memiliki bargaining position yang kuat untuk kelangsungan Pasar Segar Depok. D.
Ancaman/Keberadaan Pesaing Kota Depok memiliki jumlah pasar tradisional sebanyak 12 unit, 4 pasar
desa dan 8 sisanya termasuk pasar kota. Pasar moderen berjumlah 11 buah, termasuk di dalamnya mall, supermarket dan sejenisnya. Terdapat 2 pasar tradisional kategori pasar kota dan 2 pasar tradisonal kategori pasar desa di daerah Sukmajaya yang merupakan daerah di mana lokasi Pasar Segar Depok. Beberapa pasar pesaing Pasar Segar Depok diantaranya Pasar Agung, Pasar Musi, Pasar Pondok Pucung dan Pusat Belanja Masyarakat Sukamaju. Sawalayan Tip Top juga merupakan pesaing terdekat meski termasuk kategori swalayan. Pasar pesaing yang ada memberikan pengaruh baik yang positif maupun negatif bagi Pasar segar Depok. Pengaruh positifnya adalah menjadikan Pasar Segar Depok lebih berupaya meningkatkan kualitas dan menonjolkan diferensiasi dengan inovasi yang dinamis. Sementara sisi negatifnya adalah mengambil pangsa pasar atau calon konsumen di sekitar Pasar Segar Depok. E.
Produk Substitusi Pasar Segar Depok bukan merupakan perusahaan yang memproduksi atau
menjual suatu komoditas spesifik tertentu. Sehingga jika dikaitkan dengan salahsatu dari lima faktor kekuatan Porter, sekilas yang dapat kita lihat bahwa faktor produk substitusi ini tidak ada dalam dalam kasus Pasar Segar Depok. Tetapi jika kita analisis lebih jauh, karena pasar merupakan jasa penyediaan transaksi jual beli. Ancaman produk/ jasa substitusi tetap ada, seperti keberadaan
69
swalayan dan pedagang sayur keliling. Keberadaan swalayan menjadi alternatif masyarakat dalam berbelanja kebutuhan pokok, termasuk juga pedagang sayur keliling yg adapat menjadi pengganti pasar, meskipun di sisi lain pedagang sayur juga merupakan konsumen sebuah pasar. 5.2. Identifikasi Faktor-faktor Strategis Internal dan Eksternal Pasar Segar Depok Faktor - faktor strategis internal dan eksternal diidentifikasi masing-masing ke dalam kelompok kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman. Diagram pengelompokan ini ditampilkan pada Gambar 5.
Sumber : David (2006) Gambar 5. Diagram Pengelompokan Faktor-faktor Strategis Faktor-faktor strategis internal diidentifikasi menjadi kekuatan dan kelemahan. Sedangkan faktor-faktor strategis eksternal diidentifikasi menjadi peluang dan ancaman.
70
5.2.1. Identifikasi Faktor-faktor Strategis Internal (Kekuatan & Kelemahan) Faktor-faktor strategis internal diambil dari beberapa aspek, yaitu aspek manajemen, pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan dan aspek sistem informasi manajemen. Faktor-faktor strategis internal berdasarkan hasil telaah di lapangan dirangkum dalam Tabel 6. Tabel 6. Faktor-faktor Strategis Internal Faktor - faktor Strategis Internal Kekuatan Kelemahan Aspek Manajemen 1. Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar 1. Strategi dan Program Kerja Pasar Depok Segar Depok 2. Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan
2. Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola
3. Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi Aspek Pemasaran 4. Lokasi Pasar Segar Depok 3. Aktifitas Promosi dan Sosialisasi 5. Konsep Pasar Segar 4. Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga) 6. Merek Pasar Segar Depok Aspek Keuangan 5. Keuangan Pasar Segar Depok Aspek Produksi dan Operasi 7. Sistem Tatakelola 6. Tata Letak (Layout) Pasar 8. Pengelolaan Kebersihan, Kemanan & Ketertiban 9. Fasilitas Pasar Segar Depok 10. Keramahan Pelayanan Aspek Penelitian dan Pengembangan 11. Riset Konsumen dan respon terhadap Keluhan Aspek Sistem Informasi Manajemen 12. Penerapan Sistem Administrasi & Informasi Sumber : Data Primer (diolah)
71
Berikut penjabaran mengenai berbagai faktor kekuatan dan kelemahan tersebut. 5.2.1.1. Kekuatan Hasil identifikasi menunjukan ada dua belas poin kekuatan pada Pasar Segar Depok. Kekuatan-kekuatan tersebut adalah: 1)
Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar Depok Visi, misi dan tujuan perusahan menjadi unsur penting karena menentukan
kemana arah perusaahan. Campbell dan Yeung (1991) dalam artikelnya yang berjudul “Creating a Sense of Mission”, membedakan visi dan misi, mereka mengatakan bahwa visi adalah “keadaan di masa depan yang mungkin dan diinginkan sebuah organisasi” yang mencakup tujuan spesifik, sedangkan misi lebih diasosiasikan dengan perilaku dan kondisi saat ini. Pasar Segar Depok memiliki visi, misi dan tujuan secara tertulis. Visi, misi dan tujuan ini seragam untuk semua cabang Pasar Segar, jadi setiap cabang tidak memiliki visi misi dan tujuan tersendiri. Visi Pasar Segar Depok adalah untuk menjadi yang paling menguntungkan dan terbaik di kelasnya, untuk menjadi pengembang properti, pengembangan pasar moderen nomor satu dan terbaik di Indonesia. Sedangkan Misi Pasar Segar Depok adalah mengembangkan kembali pasar tradisional yang bersih, nyaman dan ramah bagi semua yang berkepentingan, baik pembeli, pedagang dan pihak terkait lainnya. Praktisi dan akademisi manajemen strategis merasa bahwa pernyataan yang efektif menunjukan sembilan karakteristik atau komponen. Sembilan komponen tersebut adalah :
72
1.
Pelanggan
2.
Produk atau Jasa
3.
Pasar
4.
Teknologi
5.
Perhatian akan keberlangsungan, pertumbuhan, dan profitabilitas
6.
Filosofi
7.
Konsep diri
8.
Perhatian akan citra publik
9.
Perhatian akan karyawan Berdasarkan kerangka sembilan komponen pernyataan misi yang efektif,
misi Pasar Segar Depok tidak secara spesifik menyinggung setiap komponen, namun hanya sebagian komponen saja. Gambaran secara umum tentang apa bisnis yang dijalani, siapa pelanggannya dan perhatian akan pihak-pihak terkait. Pada bagian pernyataan visi, dan ini menjadi sangat penting sebagai acuan kemana arah sebuah organisasi atau perusahaan, Pasar Segar memiliki poin kelemehan yang cukup penting dan mendasar. Visi Pasar Segar Depok sangat bias. Visi tidak kongruen dengan konsep dan kondisi nyata. Pada pernyataan visi tercantum “untuk menjadi yang paling menguntungkan dan terbaik di kelasnya, untuk menjadi pengembang properti, pengembang pasar moderen nomor satu di Indonesia”. Visi ini tidak menggambarkan sebuah Pasar Segar Depok sebagai sebuah pasar tradisional yang dikelola secara modern, tetapi visi ini justru menggambarkan arah sebuah perusahaan pengembang properti. Visi Pasar Segar Depok sebaiknya dibedakan dengan visi perusahaan induk BSA Land sebagai
73
sebuah perusahaan pengembang dan pengelola properti. Pemisahan antara visi BSA Landa dan Visi Pasar Segar Depok akan membuat arah Pasar Segar Depok lebih jelas, spesifik dan mencakup apa yang menjadi wilayah bisnisnya, yakni pasar tradisional dengan pengelolaan moderen. Selain itu, perlu lebih tepat dan konsisten dalam penggunaan istilah pasar tradisional dan pasar moderen. Visi, misi dan tujuan Pasar Segar Depok kurang terkomunikasikan dengan baik kepada setiap personil pengelola, maupun kepada para pedagang yang pada dasarnya mereka juga merupakan komponen dari Pasar Segar Depok. Proses sosialisasi yang tidak baik ini menyebabkan mereka tidak memahami visi, misi dan tujuan yang ada. Sehingga kurang memotivasi untuk melakukan tindakantindakan yang diperlukan untuk mencapai visi tersebut. Visi, misi dan tujuan yang ada juga belum ditempatkan di tempat yang strategis seperti di tempel di dinding kantor pengelola dan website Pasar Segar. Hal ini juga penting untuk menunjukan identitas dan jatidiri Pasar Segar Depok kepada masyarakat umum, khusus masyarakat yang datang berkunjung ke pasar maupun ke website Pasar Segar Depok. 2)
Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan Struktur organisasi dan definisi pekerjaan berkaitan dengan fungsi
pengorganisasian dalam manajemen. Pengorganisasian artinya siapa melakukan apa dan siapa harus melapor kepada siapa (David,2006). Manajemen Pasar Segar Depok memiliki struktur organisasi seperti pada Gambar 5.
74
Property Manager
Mecanical Elektrical
Administration
Cashier
Enginering
Tenan Relation
Office Support
Tenan Relation
Parking Service
Leasing/ Event
Security
Recepsionist
Cleaning Service
Sumber : Pengelola Pasar Segar Depok Gambar 6. Bagan Struktur Organisasi Pasar Segar Depok Winardi (2010) menyatakan struktur membantu sumber-sumber daya manusia pada organisasi-organisasi untuk bekerjasama dalam kombinasikombinasi tugas produktif. Pada bagan struktur organisasi, secara tipikal kita dapat menentukan lima komponen. Berikut analisis berdasarkan lima komponen tersebut. 1.
Pembagian Kerja Pasar dipimpin oleh seorang kepala pasar yang disebut Property Manager,
kepala pasar dibantu beberapa orang yang terbagi ke dalam beberapa bagian atau tugas kerja, yaitu General Affair, Mecanical Elektrical, Tenan Relation, dan Adminitrasi. Bagian-bagian ini dibuat disesuaikan dengan kebutuhan kerja organisasi pasar. Secara struktural, ada beberapa posisi yang masih belum lengkap, ini diantisipasi dengan rangkap jabatan.
75
2.
Jenis Pekerjaan yang dilaksanakan Pasar Segar Depok memiliki struktur organisasi yang cukup jelas dan
dimengerti oleh tim pengelola, termasuk juga deskripsi pekerjaan. Deskripsi pekerja setiap posisi dimengerti oleh pejabat yang bersangkutan. Hanya deskripsi itu tidak ada dalam bentuk tertulis. Struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan dirasakan cukup membantu personil dalam menjalankan tugas. 3.
Hubungan antara pimpinan dan bawahan Struktur organisasi Pasar Segar Depok secara jelas menggambarkan bagian-
bagian dalam organisasi sesuai fungsinya termasuk dalam rantai komando, yakni siapa melapor kepada siapa. 4.
Kelompok-kelompok sub unit atau komponen-komponen Kelompok-kelompok sub-unit tergambar cukup jelas, seperti bagian
parking, security dan cleaning service yang merupakan komponen atau sub unit dari departemen Office Support. 5.
Tingkatan Manajemen Struktur Organisasi Pasar Segar Depok merupakan struktur otonom dari
struktur yang lebuh besar. Property Manager merupakan jabatan pimpinan tertinggi yang membawahi para koordinator departemen. Para koordinator departemen ini bekerja dengan tim yang terdiri dari beberapa orang staff. Sehingga secara tingkatan manajemen, Pasar Segar Depok hanya terdapat tiga tingkatan, yaitu Kepala Pasar, Koordinator Departemen dan Staf. Kekurangan yang masih ada adalah dalam hal dokumentasi, yaitu belum ada dokumentasi
76
tertulis yang bersisi struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan sehingga tidak dengan mudah dilihat atau diminta saat diperlukan. 3)
Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi Komunikasi yang baik mutlak diperlukan bagi kemajuan sebuah usaha.
Pemberian motivasi merupakan bagian dari fungsi manajemen. Richard Draft seperti dikutip dalam buku Manajemen Strategis mendefinisikan pemberian motivasi adalah proses mempengaruhi orang untuk mencapai tujuan. Komunikasi yang berjalan di Pasar Segar lebih banyak adalah komunikasi langsung secara personal dan kolektif melalui forum rapat. Komunikasi langsung juga menggunakan alat bantu komunikasi berupa telephon dan telepon seluler. Forum rapat merupakan bentuk komunikasi yang sifatnya lebih formal dimana membahas hal-hal terkait operasional pekerjaan seperti koordinasi lintas departemen, evaluasi kinerja dan perencanaan suatu kegiatan. Rapat rutin biasanya dilakukan per dua pekan dan rapat dimungkinkan pada saat tertentu yang diperlukan. Pemberian motivasi dilakukan meski bukan dengan cara yang tersistematis, tetapi lebih kepada „obrolan‟ secara personal. Seperi yang dilakukan oleh tim tenan relation kepada para pedagang, yaitu komunikasi yang di dalamnya juga disisipkan motivasional untuk lebih menjaga dan meningkatkan semangat para pedagang. Komunikasi
adalah sebuah kekuatan
yang perlu senantiasa
ditingkatkan, baik komunikasi ke dalam maupun komunikasi ke luar. Pemimpin memiliki peran yang besar dalam menjalankan ini. Kesolidan sebuah tim dapat
77
dilihat dalam proses komunikasi yang baik dan membuat tim termotivasi dalam bekerja sehingga dapat mendukung pencapaian perusahaan. 4)
Lokasi Pasar Segar Depok Lokasi adalah salahsatu aspek penting dalam pemasaran, Para ahli
pemasaran memperkenalkan strategi pemasaran dengan 4P, dan 7 P untuk bisnis dibidang jasa. Ketujuh P dalam strategi pemasaran itu adalah : 1) Product, 2) Price, 3) Place, 4) Promotion, 5) People, 6) Process dan 7) Physical Evidence. Lokasi menjadi faktor yang sangat penting khususnya dalam dunia bisnis ritel. Lokasi yang baik aalah lokasi yang mudah dijangkau para konsumen dan target pasar perusahaan. Pasar Segar Depok berada persis di sisi jalan Tole Iskandar yang menghubungkan Jalan Margonda raya menuju Jalan Raya Bogor. Jalan ini dilalui oleh cukup banyak trayek angkutan, tidak kurang dari 6 trayek angkutan kota dan beberapa antar kota. Kondisi yang seperti ini sebetulnya sangat menguntungkan Pasar Segar Depok mudah diakses oleh masyarakat. Selain menggunakan kendaraan pribadi, masyarakat juga dapat memanfaatkan angkutan umum yang ada. Sedikit catatan mengenai aksesbilitas ini adalah sering terjadi kemacetan di jalan di depan lokasi Pasar Segar Depok, situasi ini kurang menguntungkan karena dapat membuat antusias masyarakat berkurang untuk berkunjung ke Pasar Segar Depok. Selain itu salahsatu faktor yang sangat penting dari segi lokasi adalah lokasi Pasar Segar Depok sangat berdekatan dengan pasar lain yang dapat dikatakan menjadi pesaing. Pasar terdekat yang ada adalah Pasar Agung, waktu tempuh 10 menit naik kendaraan. Pasar Musi yang dapat ditempuh dengan 15 menit dari Pasar Segar Depok. Pasar Kemiri dapat ditempuh 15 menit
78
dari Pasar Segar Depok. Pasar pesaing yang terdekat adah Tip Topa. Meskipun berbeda konsep dengan Pasar Segar Depok, Tip Top juga menyediakan kebutuhan rumahtangga sehari-hari. Tip Top dan Pasar Segar depok hanya berjarak 100 m atau tidak sampai 5 menit perjalanan. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi Pasar Segar Depok. 5)
Konsep Pasar Segar Pasar Segar adalah pasar tradisional dengan fasilitas yang nyaman yang
dikelola secara moderen dan profesional. Konsep yang dibangun adalah memberikan kenyamanan dalam berbelanja tanpa menghilangkan pengalaman berbelanja seperti di pasar tradisional pada umumnya yang sarat dengan interaksi tawar-menawar antara pembeli dan penjual. Kegemaran masyarakat akan nuansa belanja tradisional dan faktor kenyamanan merupakan salahsatu daya tarik yang menjadi kekuatan Pasar Segar Depok. Kekuatan dari segi konsep ini sekiranya tetap dijaga dan dipertahankan dengan menghindari hal-hal yang dapat merusak konsep dan citra yang ada seperti penempatan Pasar Segar Depok sebagai lokasi pembuatan/perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM). Keadaan ini sedikit banyak membawa efek yang kurang menguntungkan bagi citra Pasar Segar Depok. Konsep yang ditawarkan oleh Pasar Segar Depok ini merupakan positioning tersendiri. Positioning salahsatu dari STP Marketing Strategy, yaitu yang terdiri dari Segmentation, Targeting dan Positioning. Positioning menggambarkan perusahaan ingin dilihat seperti apa oleh konsumen. Positioning yang baik didukung dengan proses komunikasi yang baik dan konsistensi.
79
6)
Merek Pasar Segar Merek merupakan identitas yang dibangun perusahaan agar lebih mudah
kenal dan diingat oleh masyarakat. Aktifitas promosi dan sosialisasi yang dilakukan selama ini adalah dalam rangka memperkenalkan dan meningkatkan brand awarness terhadap Pasar Segar Depok. Sejauh ini belum ada data yang pasti yang menunjukan seberapa besar masyarakat mengenal merek Pasar Segar Depok. Hasil wawancara dengan masyarakat dan pedagang, meski tidak semuanya, Penulis mendapati masyarakat mengasosiasikan Pasar Segar adalah pasar buah. Citra yang terbentuk ini masih kurang sesuai yang diharapkan oleh pengelola. Pengelola mengharapkan Pasar Segar Depok dikenal sebagai pasar yang menyediakan berbagai kebutuahan pokok dan produk-produk segar yang beragam seperti sayur mayur, bumbu, daging, ayam, ikan dll. Kedepan, citra merek Pasar Segar ini perlu lebih ditingkatkan, tentu dengan membangun positioning yang tepat dan didukung dengan proses sosialisasi yang baik. 7)
Sistem Tatakelola Pasar Segar Sistem tata kelola yang ada pada tataran konsep sudah cukup baik, tetapi
masih kurang optimal dalam hal pelaksanaanya. 1.
Penjualan unit yang kurang memperhatikan kehidupan pasar. Banyak unit toko yang terjual ternyata dibeli oleh konsumen yang bertujuan untuk investasi properti, membeli unit toko untuk disewakan atau untuk dijual kemudian, bukan untuk membuka usaha. Hal ini menyebabkan tingkat buka toko yang kecil, banyak unit toko yang sampai saat ini masih tutup.
80
2.
Perlakuan yang kurang tegas terhadap adanya pelanggaran aturan yang sebelumnya sudah disepakati. Pada saat pembeliaan unit toko, ada surat perjanjian yang ditandatangani antara kedua belah pihak (pengembang dan pembeli unit toko). Berdasar hasil observasi, ada perbedaan isi surat perjanjian antara pemilik yang satu dengan pemilik yang lain. Hal berikutnya adalah kebijakan tentang iuran yang tidak diberlakukan secara tegas, seperti tidak membayar iuran bulanan, dan tidak ada sanksi yang tegas terhadap pelanggaran aturan yang disepakati.
8)
Fasilitas Pasar Segar Depok Pasar Segar Depok memiliki fasilitas pendukung yang lengkap yang
disiapkan untuk menunjang kenyaman bagi pengunjung maupun pedagang. Fasilitas yang ada dalam kondisi terawat dan rapih. Kelengkapan fasilitas yang ada menjadikan ini sebagai kekuatan Pasar Segar Depok yang belum tentu dimiliki pasar lain. Fasilitas yang dimiliki ini sebaiknya dapat ditonjolkan agar dapat menjadi daya tarik yang tidak kalah dengan pasar swalayan dan jauh lebih nyaman dibanding pasar tradisional konvensional. Fasilitas yang ada sudah sesuai standar yang ditetapkan pemerintah. 9)
Penerapan Sistem Administrasi dan Informasi Sistem administrasi di Pasar Segar Depok sudah terkomputerisasi. Data
diinput dan disajikan dalam bentuk file softcopy dan hardcopy menggunakan perangkat teknologi. Perangkat informasi dan komunikasi yang digunakan adalah seperangkat komputer dan internet. Penggunaan internet masih terbatas baik untuk berkomunikasi internal maupun penggunaan sebagai alat promosi.
81
10)
Pengelolaan K3 (Kebersihan, Keamanan dan Ketertiban) Aspek kebersihan, kemanan dan ketertiban (K3) di Pasar Segar Depok
dikelola dengan menggunakan perusahan jasa alih daya (outsourching) yaitu tenaga kebersihan, kemanan dan perparkiran. K3 merupakan tanggung jawab dari bagian Genaral Affair. Hampir di setiap bagian Pasar Segar Depok terpelihara kebersihannya. Keamanan ditangani oleh 18 petugas satpam yang berjaga dengan bergantian 24 jam. Pengaturan perparkiran cukup baik yang ditunjang dengan area yang luas dan fasilitas pendukung berupa mesin tiket parkir dan rambu petunjuk arah. Tiket parkir diberlakukan per sekali masuk. Tarif parkir yang berlaku adalah Rp.1000 untuk kendaraan sepeda motor, Rp.2000,- untuk kendaraan mobil pribadi, dan Rp.3000,- untuk kendaraan mobil angkutan barang. 11)
Keramahan Pelayanan Keramahan pelayanan menjadi salahsatu aspek yang penting dalam usaha.
Pelayanan yang baik masuk ke dalam aspek process dalam kerangka Strategi 7 P. Pada aspek process ini ditekankan tentang taat cata dan sistem dalam bekerja dan termasuk sikap atau perilaku orang-orang yang terlibat dalam bisnis, khususnya yang berkaitan dengan pelayanan terhadap konsumen. Pelayanan di Pasar Segar Depok dapat dikatakan cukup baik. Keramahan yang diberikan baik oleh pengelola, pedagang, petugas kemanan, petugas parkir, sampai petugas kebersihan. 12)
Riset Konsumen dan Respon Terhadap Keluhan Respon yang diberikan konsumen merupakan cerminan dari apa yang telah
dilakukan dan telah dicapai perusahaan. Kemampuan dalam menanggapi respon,
82
terutama keluhan menjadi salahsatu kunci keberhasilan, karena dengan begitu perusahaan bisa mengevaluasi diri. Evaluasi diri dari sudut pandang konsumen, yang relatif objektif disamping evaluasi dari sudut pandang internal yang juga perlu. Sejauh ini pengelola sudah cukup baik dalam merespon keluhan yang ada. Respon terhadap keluhan ditampung setelah ada pengaduan dari pedagang atau konsumen. Selain itu, pengelola juga cukup aktif menjemput bola dalam menampung aspirasi pedagang maupun konsumen dengan cara berdiskusi langsung dan berkunjung ke kios-kios pedagang. Selama ini, pengelola cukup baik merespon terhadap keluhan yang ada dari pedagang, dengan cara berdialog langsung dengan pedagang, menanyakan kondisi bisnis mereka dan mendapatkan kritik dan saran dari mereka. Sedangkan komunikasi yang dilakukan dalam rangka merespon tanggapan dari konsumen belum dilakukan karena melihat kondisi pasar yang belum stabil. Salahsatu poin pentingnya adalah respon sudah ada dan cukup baik, hanya saja belum tersistemasi, misalnya penggunaaan angket khusus sehingga tertulis dan terdokumentasikan. Berikutnya adalah, respon yang ada kurang mendapatkan tindak lanjut yang diperlukan, karena wewenang pengambilan keputusan yang terbatas bagi pengelola. 5.2.1.2. Kelemahan Hasil identifikasi menunjukan ada enam poin kelemahan pada Pasar Segar Depok. Kelemahan-kelemahan tersebut adalah:
83
1)
Strategi dan Program Kerja Pasar Segar Depok Pasar Segar Depok sebagai sebuah organisasi memiliki strategi untuk
mencapai visi, misi dan tujuan. Diantaranya strategi pemasaran, yakni bagaimana membuat pasar ramai dengan pedagang dan ramai dengan pengunjung yang berbelanja. Dalam rangka membuat pasar ramai dengan pedagang dan meningkatkan jumlah kios dan lapak yang buka, Pengelola memberlakukan kebijakan menggratiskan penggunaan lapak di Pasar Segar Depok. Tidak hanya lapak, untuk kios-kios yang kosong juga diberikan hak penggunaan secara gratis selama enam bulan. Hal Ini dilakukan sebagai kebijakan untuk meningkatkan frekuensi buka kios dan lapak yang lebih besar. Mengingat selama ini lebih banyak kios dan lapak yang tutup daripada yang buka. Pengelola Pasar Segar Depok juga pernah melakukan upaya promosi berupa pemberian kupon belanja, mengadakan kegiatan perlombaan, pentas musik dan lain-lain dilakukan untuk menarik minat pengunjung. Beberapa dari strategi dan cara yang sudah dilakukan, tingkat keberhasilannya relatife rendah. Seperti dikatakan oleh R.Wernham dalam buku Manajemen Strategik: strategi keseluruhan harus dilembagakan (institutionalized); artinya strategi ini haruslah meresap ke dalam kehidupan sehari-hari perusahaan agar dapat terimlementasi secara efektif. Empat elemen organisasi yang merupakan sarana fondamental untuk melembagakan strategi yaitu struktur, kepemimpinan, kultur dan imbalan. Implementasi yang berhasil menuntut keterampilan manajemen dan integritas yang efektif dari keempat elemen ini untuk memastikan bahwa strategi “mendarah-daging” dalam kehidupan sehari-hari perusahaan. Diperlukan strategi
84
dan program kerja yang lebih baik, terencana, lebih segar dan berjenjang, yaitu jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Sisi kekurangan yang ada adalah pendokumentasian secara tertulis mengenai strategi, program dan kebijakan. Serta penentuan target yang masih belum mendapat perhatian khusus. Tim pengelola bekerja tanpa ada target yang jelas dari segi indikator pencapaian dan waktu pencapaian. 2)
Kompetensi SDM Pengelola Pengelola berjumlah 13 orang yang menempati beberapa bagian. Latar
belakang pendidikan tim pengelola cukup beragam, begitu juga pengalaman kerja yang dimiliki. Bila dilihat dari sisi jumlah, personil pengelola yang ada cukup untuk mengatur operasional pasar. Program peningkatan keterampilan merupakan sarana yang tepat untuk lebih meningkatkan kinerja tim pengelola. Program pelatihan yang ada baru sebatas pelatihan saat penempatan kerja yaitu di awal masa kerja. Sementara, program pelatihan yang bersifat rutin dan berkala masih belum tersedia. Kedepan, program pelatihan dan pengembangan sumberdaya manusia pengelola perlu diprioritaskan untuk meningkatkan keterampilan dan memberikan penyegaran agar dapat menghasilkan ide dan inovasi baru dalam mengembangkan Pasar Segar Depok. 3)
Aktivitas Promosi dan Sosialisasi Promosi merupakan salahsatu aspek dalam Strategi 7P. Aktivitas promosi
dan sosialisasi dilakukan dalam rangka memperkenalkan dan mengajak masyarakat untuk berkunjung dan berbelanja di Pasar Segar Depok. Berbagai aktifitas yang dilakukan diantaranya menyebarkan pamflet, memasang baliho,
85
memasang spanduk, memasang iklan di media cetak lokal, membuat kupon belanja dan mengadakan kegiatan seperti perlombaan, pentas musik dll. Aktifitas promosi lebih banyak dilakukan pada awal-awal Pasar Segar Depok beroperasi. Saat ini kegiatan promosi sangat sedikit dilakukan. Selain itu, aktifitas promosi yang ada belum efektif dalam meningkatkan kunjungan dan konversi belanja. Kunjungan yang ada bersifat sementara hanya pada saat kegiatan berlangsung, itupun tidak banyak berefek pada pembelanjaan produk di Pasar Segar Depok. 4)
Keuangan Perusahaan Pengelolaan keuangan di Pasar Segar bersifat terpusat, sehingga Pasar Segar
Depok tidak membuat sendiri laporan keuangan dan tidak mempunyai kebijakan keuangan. Segala keperluan yang membutuhkan pendanaan diajukan kepada pusat dalam bentuk pengajuan anggaran ke kantor pusat. Pengalokasian anggaran untuk keperluan promosi dan operasional Pasar Segar Depok sekarang ini lebih kecil daripada masa awal saat Pasar Segar Depaok baru beroperasi. Mengingat belum begitu terlihat tanda-tanda kemajuan yang signifikan. Sumber pemasukan keuangan yang sifatnya rutin berasal dari sewa lapak, Iuran Pengelolaan Lingkungan (IPL), pendapatan parkir dan pendapatan lain-lain seperti fee sewa tempat untuk syuting sinetron dan sejenisnya. Namun dengan kondisi yang ada saat ini, pos-pos pemasukan tersebut masih belum optimal. 5)
Produk Mengenai produk, identifikasi dibagi dalam beberapa poin, yaitu kualitas,
variasi, kuantitas dan harga.
86
a.
Kualitas Produk Kualitas produk yang dijual di Pasar Segar Depok masih kurang baik
dikarenakan stok barang yang ada relatif lama berada di lapak, sementara jumlah pengunjungnya sedikit, sehingga produk segar seperti sayuran dan buah sering layu dan tidak laku dijual. Pada kondisi ideal, produk yang ada di Pasar Segar Depok, akan lebih baik dari yang ada di pasar tradisional konvensional karena sarana pasar yang baik dan terjaga kebersihannya sehingga lebih higienis. b.
Variasi (Keragaman) Produk Keragaman produk yang ada di sebuah pasar bisa dikatakan menjadi daya
tarik bagi masyarakat untuk berbelanja. Produk yang beragam akan memudahkan masyarakat dalam membeli produk-produk yang mereka butuhkan tanpa harus berpindah dari satu pasar ke pasar yang lain sehingga akan menghemat tenaga, waktu dan biaya. Produk yang ada di Pasar Segar Depok cukup beragam seperti beras, tepung terigu, gula pasir, sayur mayor, bumbu rempah, buah, ikan, ayam, daging dll. Terlepas dari batasan pembahasan pada produk-produk agribisnis pangan, di Pasar Segar Depok juga menyediakan berbagai produk lain di luar produk non pangan dan produk di luar produk agribisnis seperti pakaian, perabot rumahtangga sampai penyedia jasa salon dan travel. Beragam produk non pangan dan non agribisnis ini adalah sebagai pelengkap dan penempatannya pun terpisah, diatur berdasarkan zona. Hal yang menjadi kelemahan adalah justru pada produk agribisnis pangan, keragaman ini belum bisa ditemukan. Masih sangat sedikit variasi produk yang dijual di Pasar Segar Depok dikarenakan penjual yang sangat sedikit, hanya ada 7-11 penjual dari ratusan lapak yang tersedia. Sedikitnya
87
pedagang yang berjualan, menyebabkan produk yang tersedia masih sangat terbatas. Berdasarkan observasi dan diskusi singkat dengan beberapa pengunjung dan warga sekitar, kondisi ini menyebabakan banyak pengunjung yang datang akhirnya enggan kembali berbelanja ke Pasar Segar Depok dengan alasan produk yang dijual tidak lengkap sehingga cukup merepotkan. c.
Ketersediaan (Kuantitas) Produk Mengingat masih sedikit pedagang yang menggelar dagangannya,
menyebabkan ketersediaan produk menjadi sangat kecil. Kapasitas produk yang dijual masih sangat kecil. Para pedagang tidak berani memasok barang dalam jumlah banyak karena resiko rusak dan kondisi pasar yang masih sepi pengunjung. d.
Harga Produk Harga untuk beberapa kalangan menjadi hal yang sangat sensitif yang
menentukan keputusan pembelian. Oleh karena itu strategi harga perlu diperhatikan dengan baik. Pasar Segar Depok sebagai pengelola dan penyedia fasilitas pasar tidak menentukan harga jual produk. Harga jual produk murni dari para pedagang. Penentuan harga yang berlaku di Pasar Segar Depok menerapkan mekanisme tawar menawar antara pembeli dan penjual. Tingkat harga yang berlaku relatif hampir sama dengan yang berlaku di pasar tradisional konvensional. Sistem pemberlakuan harga seperti ini seharusnya menjadi salahsatu daya tarik Pasar Segar Depok.
88
6)
Tata Letak (Layout) Pasar Segar Depok Tata letak pasar yang baik tidak hanya akan memberikan kenyaman
berbelanja bagi pengunjung pasar tetapi juga mempermudah pengunjung dalam mencari dan menemukan produk yang dibutuhkan. Pasar Segar Depok yang terdiri atas bangunan utama dua lantai dan deretan ruko di sisi kiri serta beberapa bangunan pendukungnya. Denah keseluruhan Pasar Segar Depok sudah cukup baik dan memperhatikan arus hilir mudik kendaraan maupun pengunjung. Akses menuju lantai dua dapat menggunakan eskalator. Pada awalnya area untuk produk pangan tidak hanya ada di lantai dua tetapi juga di lantai satu. Namun, beberapa waktu terakhir, lantai satu yang semula sebagai lahan lapak untuk penjual bahan pangan diubahfungsikan menjadi kantor pelayanan pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM). Sehingga, ketika pengunjung datang ke Pasar segar Depok, terlihat beberapa petugas polisi yang hilir mudik dan melayani pengunjung yang hendak membuat atau memperpanjang SIM. Penggunaan lantai satu untuk pelayanan SIM tidak sesuai dengan peruntukan pasar. Meski dinilai kebijakan ini akan dapat meningkatkan tingkat kunjungan dan sosialisasi Pasar Segar Depok tetapi pada kenyataannya tidak signifikan. Kebijakan ini justru menimbulkan image yang kurang menguntungkan bagi Pasar Segar Depok yang sering terlihat petugas polisi berada di lokasi. 5.2.2. Identifikasi Faktor-faktor Strategis Eksternal (Peluang dan Ancaman) Faktor-faktor strategis eksternal diambil dari beberapa aspek, yaitu aspek kekuatan persaingan; politik, hukum dan pemerintahan; ekonomi; sosial, budaya, demografi dan lingkungan; dan aspek teknologi. Faktor-faktor strategis eksernal
89
yang terdiri dari peluang dan ancaman berdasarkan hasil telaah di lapangan dirangkum dalam Tabel 7. Tabel 7. Faktor-faktor Strategis Eksternal Faktor - faktor Strategis Eksernal Peluang Ancaman Aspek Kekuatan Persaingan (Lingkungan Industri) 1. Daya Tawar Konsumen 1. Hambatan masuknya Pendatang Baru 2. Daya Tawar Suplier 3. Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada 4. Produk Substitusi Aspek Politik, Hukum dan Pemerintahan 2. Situasi Politik dan Keamanan 3. Kebijakan Pemerintah tentang Pasar Aspek Ekonomi 4. Peningkatan Pendapatan Masyarakat Depok 5. Kenaikan Harga Komoditas 5. Mata Pencaharian Masyarakat 6. Kenaikan Harga BBM dan TDL Aspek Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan 6. Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat 7. Tingkat Pendidikan Masyarakat 8. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok 9. Gaya Hidup 10. Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar menawar 11. Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam Aspek Teknologi 12. Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi Sumber : Data Primer (diolah)
90
5.2.2.1. Peluang Hasil identifikasi menunjukan ada dua belas poin peluang bagi Pasar Segar Depok. Peluang-peluang tersebut adalah: 1)
Daya Tawar Konsumen David (2006) mengatakan ketika konsumen terkonsentrasi atau besar
jumlahnya, atau membeli dalam jumlah besar, kekuatan tawar-menawar mereka menjadi kekuatan utama yang mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Secara umum konsumen Pasar Segar Depok memiliki posisi tawar yang cukup tinggi mengingat ada banyak pilihan pasar atau pusat perbelanjaan yang ada di Kota Depok dengan jarak lokasi yang tidak terlalu jauh.
Perilaku
konsumen mulai dari identifikasi kebutuhan, pencarian informasi sampai kepada keputusan pembelian akan sangat menentukan keberhasilan perusahaan pengelola Pasar. Pasar Segar Depok harus memiliki keunikan atau differensiasi tertentu yang tidak ada pada pasar pesaing sehingga meningkatkan daya saing di mata konsumen. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan David (2006) yang menyatakan bahwa kekuatan tawar-menawar konsumen juga lebih tinggi ketika yang dibeli adalah produk standar atau tidak terdifferensiasi. Pengelola Pasar Segar Depok melihat daya tawar konsumen sebagai peluang, yakni mendorong Pasar Segar Depok untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan. Inovasi dan kualitas layanan ini jika dikelola dengan baik akan dapat menjadi differensiasi yang menjadikan keunggulan dalam persaingan.
91
2)
Situasi Politik dan Keamanan Secara geografis Kota Depok terletak berdekatan dengan Ibu Kota Jakarta,
dengan kondisi ini Kota Depok sangat strategis sebagai daerah penyangga ibu kota. Kota Depok termasuk daerah yang cukup stabil dari segi kondisi politik dan keamanan. Jarang terjadi gejolak yang dapat menggangu keamanan. Kondisi yang stabil ini menjadi peluang bagi kemajuan Pasar Segar Depok karena sangat mendukung lancarnya roda perekonomian. Masyarakat menjadi merasa aman dan nyaman keluar rumah, melakukan aktivitas termasuk berbelanja ke tempat-tempat perbelanjaan. Respon Pasar Segar dalam hal ini termasuk rata-rata. 3)
Kebijakan Pemerintah Terkait Pasar Kebijakan Pemerintah sedikit banyak punya pengaruh terhadap operasional
Pasar Segar Depok. Kabar yang tengah hangat saat ini adalah keberadaan pasar tradisional Pasar Kemiri Muka yang dalam masa sengketa antara pemerintah Kota Depok dan perusahaan swasta atas kepemilikan lahan seluas yang saat ini ditempati sebagai area Pasar Kemiri Muka. Kondisi ini dapat menjadi peluang bagi Pasar Segar Depok, karena Pasar Segar dapat menjadi tempat alternatif bagi para pedagang Pasar Kemiri Muka untuk berdagang. Saat ini di Kota Depok telah cukup banyak beroperasi pasar dengan berbagai kategori pasar. Kedepan, kebijakan diarahkan tidak lagi membangun pasar baru tetapi merevitalisasi pasar yang sudah ada. Pasar tradisional direvitalisasi dari berbagai aspek demi meningkatkan kualitas dan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini sesuai dengan yang dicanangkan oleh pemerintah pusat, dalam hal ini Kementrian Koperasi dan UMKM. Disampaikan langsung
92
oleh Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Neddy Rafinaldy Halim. Revitalisasi pasar tradisional merupakan program strategis Kementerian Koperasi dan UKM sejak tahun 2003. Revitalisasi pasar tradisional dilakukan agar pelaku usaha mikro memiliki fasilitas transaksi yang layak, sehat, bersih, dan nyaman. Menurut Neddy, revitalisasi pasar dilakukan supaya pengelolaan pasar lebih mandiri. Pengelolaan pasar tradisional juga harus dilakukan secara profesional dan tertib. Kebijakan pemerinatah ini menjadi peluang yang sangat baik mengingat konsep Pasar Segar Depok sangat sejalan dengan apa yang diharapkan pemerintah. 4)
Peningkatan Pendapatan Masyarakat Pendapatan masyarakan biasanya akan berbanding lurus dengan daya beli.
Semakin baik pendapatan, maka daya beli semakin meningkat. Daya beli yang baik berarti akan membantu meningkatkan iklim usaha, transaksi jual beli semakin meningkat. Kebijakan soal ketenagakerjaan baik nasional maupun regional akan sangat berpengaruh pada daya beli masyarakat. Saat ini, besaran Upah Minimum Kota Depok sesuai SK Nomor 561/Kep.1405-Bangsos/2012 tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di Jawa Barat tahun 2013 adalah sebesar Rp 2.042.000, atau naik sebasar 43% dari UMP tahun 2012 yang sebasar Rp. 1.424.797. Perlu diketahui, banyak masyarakat Depok adalah bekerja di kawasan DKI Jakarta. Pemprov DKI Jakarta menetapkan UMP DKI 2013 sebasar Rp. 2,2 juta, naik 40% dari UMP tahun 2012. Faktor tingkat pendapatan masyarakat ini menjadi peluang mengingat kondisi ekonomi Indonesia yang semakin baik dan berakibat pada meningkatnya daya beli masyarakat.
93
5)
Mata Pencaharian Masyarakat Penduduk Kota Depok yang bekerja masih didominasi laki-laki daripada
perempuan (65,54% laki-laki dan 34,46% perempuan). Penduduk yang bekerja sebagian besar bekerja di sektor 4 (Jasa Kemasyarakatan). Status pekerjaan masih didominasi sebagai buruh/karyawan/ pegawai sebanyak 60,21%, kemudian berusaha sendiri 20,49%. (DDA BAPEDA Kota Depok, 2010). Kondisi masyarakat Kota Depok yang sebagian besar bekerja sebagai karyawan memberikan implikasi baik yang positif maupun negatif. Implikasi positifnya adalah pendapatan keluarga lebih stabil. Sedangkan dari sisi negatifnya adalah kesempatan berbelanja di pasar menjadi semakin berkurang, karena banyak masyarakat perempuan menjadi wanita karier yang bekerja pada hari dan jam kerja. 6)
Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok Jumlah penduduk Kota Depok berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010
mencapai 1.736.565 Jiwa. Pada tahun 2010 kepadatan penduduk Kota Depok mencapai 10.101 jiwa/km². Dari 11 Kecamatan yang ada di Kota Depok, Kecamatan Sukmajaya merupakan kecamatan terpadat di Kota Depok dengan tingkat kepadatan 12.495 jiwa/km2 (DDA BAPEDA Kota Depok, 2010) . Laju pertumbuhan penduduk Kota Depok per tahun selama sepuluh tahun tahun terakhir yakni 2000 – 2010 sebesar 4,27%. Laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Limo adalah yang tertinggi dibandingkan kecamatan-kecamatan lain yaitu 8,48%. Sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Sukmajaya yakni sebasar 2,44%. Kecamatan Cimanggis walaupun menempatai urutan pertama dari
94
jumlah penduduk Kota Depok namun dari sisi laju pertumbuhan penduduk adalah terendah kedua setelah Kecamatan sukmajaya yakni sebesar 3,27%. Jumlah rumahtangga di Kota Depok berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010 adalah 440.475 rumahtangga. Secara rata-rata banyaknya penduduk yang menempatai satu rumahtangga adalah 3,94 orang. Rata-rata anggota rumahtangga dalam satu rumahtangga untuk setiap kecamatan di Kota Depok dapat dikatakan homogen. Rata-rata anggota rumahtangga terbesar di Kecamatan Sukmajaya yaitu 4,20 orang sedangkan yang terkecil terdapat di Kecamatan Beji yaitu sebaesar 3,43 orang. Peningkatan jumlah penduduk merupakan sebuah peluang yang bisa dimanfaatkan oleh Pasar Segar Depok karena dengan peningkatan jumlah penduduk maka jumlah kebutuhan hidup semakin meningkat. Kebutuhan hidup yang semakin meningkat ini tentunya akan meningkatkan permintaan akan barang dan jasa. Kondisi ini tentu perlu didukung dengan adanya penguatan daya beli masyarakat. 7)
Tingkat Pendidikan Masyarakat Kota Depok Tingkat
pendidikan
merupakan
salahsatu
indikator
kesejahteraan
masyarakat. Semakin meningkatnya tingkat pendidikan berbanding lurus dengan kesejahteraan secara ekonomi. Selain itu tingkat pendidikan yang tinggi akan menentukan pemahaman, pola pikir dan gaya hidup masyarakat. Pada Tabel 8 disajikan data tingkat pendidikan, ijazah tertinggi masyarakat Kota Depok.
95
Tabel 8. Tingkat Pendidikan Tertinggi Penduduk Kota Depok
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional 2009 Tabel 8 menunjukan bahwa paling besar penduduk Kota Depok berpendidikan SLTA atau sederajat, yakni sebresar 22,27%. Peringkat kedua adalah penduduk berpendidikan SLTP atau sederajat dengan persentase sebesar 23,13%. Sebesar 18, 19% penduduk adalah lulusan Sekolah Dasar. Hanya 7,22% penduduk yang memiliki ijazah D IV atau Sarjana. Sebesar 0,43% yang merupakan lulusan pasca sarjana (S2/S3). Data ini mengindikasikan segmen pasar
96
yang lebih banyak berpendidingan jenjang SLTA ke bawah. Segmen pasar dengan pendidikan setara SLTA merupakan masyarakat menengah sehingga pendekatan tradisional masih diperlukan. 8)
Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat Masyarakat Depok terdiri beragam etnis atau heterogen, meski sangat
beragam, masyarakat hidup secara rukun dan damai. Jarang sekali terjadi polemik ataupun kericuhan antara kelompok masyarakat. Kondisi ini dapat menjadi peluang bagi Pasar Segar Depok. Kehadiran Pasar Segar Depok dapat diterima oleh berbagai kalangan sosial masyarakat. Tabel 9. Data Penduduk Kota Depok Menurut Agama yang Dianut
Sumber : Kantor Departemen Agama Kota Depok Catatan : Data masih dalam 6 Kecamatan
97
Pada Tabel 9 disajikan data mengenai penduduk Kota Depok menurut agama yang dianut. Masyarakat Depok mayoritas beraga Islam, yakni sebanyak 74,82%. Penganut Agama Protestan 20.63% , Katolik 2.84%, Hindu 1.04%, Budha 0.59% dan sisanya 0.08% adalah penganut Agama Khonghucu. Khususnya masyarakat yang berada di sekitar Pasar Segar Depok juga mayoritas beragama Islam, yaitu sebanyak 224.621 jiwa. 9)
Perubahan Gaya Hidup Sering semakin pesatnya kemajuan diberbagai bidang, gaya hidup
masyarakat kian berubah. Termasuk dalam hal berbelanja kebutuhan sehari-hari. Jika masyarakat dahulu datang ke pasar atau pusat perbelanjan hanya untuk membeli berbagai kebutuhan, sekarang sudah lebih meluas, bukan hanya berbelanja tapi juga berekreasi. Nuansa hiburan menjadi nilai tambah yang sudah dicari oleh masyarakat, baik untuk orang dewasa maupun anak-anak. Karenanya kebutuhan yang berkaitan dengan gaya hidup ini perlu diakomodasi dan ini menjadi peluang dalam meningkatkan tingkat kunjungan dan konsumen Pasar Segar Depok. 10)
Kebiasaan Berbelanja dengan Sistem Tawar Menawar Masyarakat khususnya yang terbiasa berbelanja di pasar tradisional sangat
menikmati aktifitas berbelanja dengan sistem tawar menawar. Ada pengalaman dan kepuasan tersendiri bila membeli sesuatu dengan tawar menawar dengan pedagang. Kebiasaan masyarakat ini adalah salahsatu hal yang ditawarkan oleh Pasar Segar Depok. Pilihan untuk mempertahankan kebiasaan seperti ini diharapkan menjadi salahsatu daya tarik masyarakat untuk berbelanja di Pasar
98
Segar Depok. Sehingga ini menjadi peluang yang bisa dimanfaatkan oleh pengelola seperti yang selama ini dijalankan sejak awal Pasar Segar Depok beroperasi. 11)
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam Wilayah Depok secara geografis berada pada wilayah dataran sedang.
Kondisi lingkungan alam relatif aman meski tetap memungkinkan terjadinya bencana alam. Beberapa jenis bencana alam yang pernah terjadi di Kota Depok disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Jumlah Bencana Alam di Kota Depok Berdasarkan Jenisnya
Sumber : Disnakersos Kota Depok Tabel 10 menunjukan jenis bencana alam yang pernah terjadi di Kota Depok adalah angin topan, banjir, kebakaran dan
tanah longsor. Banjir merupakan
99
bencana dengan jumah terbanyak. Daerah yang mengalami bencana banjir paling banyak adalah Kecamatan Sukmajaya yaitu sebanyak 15 kali. Meskipun bencana alam ini tidak berdampak langsung pada Pasar Segar Depok, kondisi ini patut menjadi perhatian agar kondisi lingkungan menjadi semakin baik. Terkait dengan isu lingkungan hidup, pengelolaan kebersihan menjadi hal yang penting. Masyarakat mulai sadar akan produk yang higienis sehinga lebih aman bagi kesehatan. Penyediaan produk yang bersih, higienis dan sarana berbelanja yang terjaga kebersihannya menjadi nilai tambah yang menjadi peluang bagi Pasar Segar Depok dalam memberikan layanan yang lebih baik. 12)
Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi Sebuah survei yang diselenggarakan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII) mengungkapkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia tahun 2012 mencapai 63 juta orang atau 24,23 persen dari total populasi negara ini. Pada tahun 2013, angka itu diprediksi naik sekitar 30 persen menjadi 82 juta pengguna dan terus tumbuh menjadi 107 juta pada 2014 dan 139 juta atau 50 persen total populasi pada 2015 (Kompas.com, 12 Desember 2012). Kemajuan di bidang tekhnologi informasi dan komunikasi menjadi peluang yang bisa dimanfaatkan Pasar Segar Depok. Namun peluang ini belum optimal dimanfaatkan oleh pengelola Pasar Segar Depok. Penggunaaan media informasi dan komunikasi masih terbatas. Penggunaan website sebaiknya juga didukung dengan optimalisasi sosial media untuk lebih meningkatkan tingkat kunjungan website dan meningkatkan brand awarness Pasar Segar Depok di masyarakat.
100
5.2.2.2. Ancaman Hasil identifikasi menunjukan ada enam poin ancaman bagi Pasar Segar Depok. Ancaman-ancaman tersebut adalah: 1)
Hambatan Masuk Pendatang Baru Industri pasar atau pusat perbelanjaan adalah sebuah industri dengan
karakteristik yang berbeda dengan industri lain yang spesifik pada satu jenis produk. Berbeda karena produk yang diperjual-belikan adalah berbagai jenis barang dan jasa dari berbagai bidang industri lainnya.
Sehingga jika kita
berbicara industri pasar-pusat perbelanjaan, di dalamnya termasuk berbagai komoditas seperti pakaian, bahan makanan/minuman, jasa dan lain-lain. Tingkat hambatan masuknya pendatang baru pada industri ini relatif besar. Hal ini terlihat dari enam sumber utama hambatan masuk seperti dikatakan Pearce dan Robinson, lima diantaranya memiliki hambatan yang yang cukup besar bagi masuknya pendatang baru. Sumber utama yang memiliki hambatan besar adalah 1) Skala Ekonomi, 2) Kebutuhan Modal, 3) Hambatan Biaya Bukan Karena Biaya, 4) Akses ke Saluran Distribusi dan 5) Kebijakan Pemerintah. Sementara differensiasi produk memiliki hambatan yang relatif kecil. Melihat hal ini meskipun faktor ancaman masuknya pendatang baru bukan merupakan ancaman utama bagi Pasar Segar Depok, tetapi tetap memerlukan perhatian serius sebagai sebuah ancaman yang bisa datang kapan saja. Saat ini belum ada pendatang baru yang masuk. Ke depan yang perlu dilakukan untuk meminimalisasi dampak masuknya pendatang baru adalah mengidentifikasi perusahaan yang berpotensi masuk dalam
101
persaingan, memonitor strategi yang mereka pakai dan menyusun langkah serangan balik bila diperlukan. 2)
Daya Tawar Suplier/ Pedagang Para pedagang merupakan penyedia produk di Pasar Segar Depok.
Keberadaan para pedagang ini menjadi sangat vital mengingat merekalah yang menyediakan berbagai produk yang dibutuhkan pengunjung Pasar Segar Depok. Para pedagang memperoleh produk segar diantarnya ialah dari Pasar Induk Kramat Jati dan sebagian langsung dari petani/peternak di Kota Depok dan sekitarnya. Daya tawar pedagang di Pasar Segar Depok sangat kuat, keputusan dan tindakan mereka untuk membuka tutup toko menjadi permasalahan utama bagi pengelola Pasar Segar Depok. Kondisi saat ini, jumlah pedagang yang membuka usaha di Pasar Segar terbilang sangat sedikit, hanya ada 7-11 pedagang yang membuka dagangannya, itupun tidak rutin setiap hari. Hal ini menjadi penyebab sepinya Pasar Segar Depok. Kondisi ini mengindikasikan suplier/pedagang memiliki bargaining position yang kuat untuk kelangsungan Pasar Segar Depok. Pedagang memiliki peran yang signifikan terhadap keberhasilan Pasar, karenanya kekuatan tawar pedagang
ini menjadi ancaman yang serius. Pedagang langsung berinteraksi
dengan konsumen yang datang ke Pasar Segar Depok. Kekuatan tawar pedagang ini direspon cukup baik oleh pengelola, di mana pengelola sering mengadakan komunikasi langsung dengan para pedagang. Komunikasi langsung dengan menayakan kabar bisnis mereka, kendala yang mereka rasakan dan menampung apa yang menjadi aspirasi mereka.
Secara teori, David (2006) mengatakan
102
kondisi besarnya kekuatan tawar suplier dapat diantisipasi dengan melakukan strategi integrasi ke belakang untuk mendapatkan kendali atau kepemilikan pemasok. Namun, dalam kasus ini sulit dilakukan, karena Pasar Segar Depok ini adalah sebuah pasar yang mana melibatkan pedagang yang independen sebagai penjual. Strategi yang mungkin dilakukan adalah membangun hubungan yang baik antara pengelola pasar dengan para pedagang pasar agar terjalin kerjasama yang baik dan saling menguntungkan. 3)
Pasar Pesaing yang Ada Persaingan antar perusahaan sejenis biasanya merupakan kekuatan terbesar
dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil hanya jika mereka memberikan keunggulan kompetitif dibanding strategi yang dijalankan perusahaan lain (David, 2006). Pasar Segar Depok berada dalam jarak yang tidak terlalu jauh dari pasar-pasar lain. Pasar pesaing yang ada meliputi pasar tradisional konvensional dan pasar swalayan. Pasar tradisional yang menjadi pesasing Pasar Segar Depok adalah Pasar Agung yang berjarak 10 menit dari Pasar Segar Depok, Pasar Musi yang berjarak 15 menit dari Pasar Segar dan Pasar Kemiri Muka yang berjarak 20 menit dari Pasar Segar. Sedangkan pasar swalayan yang menjadi pesaing Pasar Segar Depok adalah Tip Top yang hanya berjarak 5 menit dari Pasar Segar Depok. Tip Top merupakan swalayan yang menjual aneka produk kebutuhan pokok sehari-hari termasuk produk segar seperti sayur, buah, bumbu dapur, ayam, ikan daging dan lain-lain. Pasar-pasar pesaing ini menjadi ancaman bagi Pasar Segar Depok karena langsung atau tidak langsung dapat mengurangi pangsa pasar yang ada. Faktor
103
jarak yang terlalu dekat juga menjadi pertimbangan masyarakat dalam memilih tempat berbelanja. Pasar Segar Depok harus memiliki keunggulan dibandingkan pasar pesaing yang ada jika ingin memenangkan persaingan. 4)
Produk Substitusi Esensinya, produk substitusi adalah produk yang memiliki fungsi yang
hampir sama dan dapat menggantikan fungsi produk utama. Tekanan kompetisi yang berasal dari produk substitusi meningkat sejalan dengan menurunnya harga relatif dari produk substitusi dan sejalan dengan biaya konsumen untuk beralih ke produk lain menurun. Pasar Segar Depok bukan merupakan perusahaan yang memproduksi atau menjual suatu komoditas spesifik tertentu. Sehingga jika dikaitkan dengan salahsatu dari lima faktor kekuatan Porter, sekilas yang dapat kita lihat bahwa faktor produk substitusi ini tidak ada dalam dalam kasus Pasar Segar Depok. Tetapi jika kita analisis lebih jauh, karena pasar merupakan jasa penyediaan transaksi jual beli, ancaman produk/ jasa substitusi tetap ada, seperti keberadaan minimarket dan pedagang sayur keliling. Keberadaan minimarket menjadi alternatif masyarakat dalam berbelanja kebutuhan pokok, termasuk juga pedagang sayur keliling dapat menjadi tempat pengganti pasar. 5)
Kenaikan Harga Komoditas Harga komoditas khususnya komoditas pangan yang menjadi kebutuhan
pokok tidak terlepas dari adanya fluktuasi harga. Terutama pada masa-masa menjelang Bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri, sudah menjadi hal yang biasa terjadi berbagi harga kebutuhan pokok melonjak naik. Seperti yang telah terjadi pada musim Bulan Ramadhan dan Idul Fitri tahun 2013 ini, masyarakat merasa
104
resah karena sebagian besar harga kebutuhan pokok melonjak naik. Selain itu kenaikan harga bisa dipicu pada faktor kelangkaan pasokan baik yang bersifat nasional maupun lokal. Hal ini menjadi ancaman tersendiri pagi pasar dan para pedagang. Kenaikan harga membuat daya beli masyarakat menurun dan mengganggau roda bisnis dan perekonomian. Langkah yang perlu diambil untuk mempertahankan minat dan daya beli masyarakat diantaranya adalah dengan mengadakan pasar murah atau voucher belanja. 6)
Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak & Tarif Dasar Listrik Pada tanggal 22 Juni 2013 pukul 00.00 WIB pemerintah pusat resmi
mengumumkan kenaikan harga Bahan bakar Minyak (BBM). Kenaikan harga BBM terjadi untuk jenis premium dan solar. Harga premium yang semula Rp.4.500,- naik menjadi Rp.6.500,-. Sedangkan harga Solar naik menjadi Rp.5.500,- dari harga semula Rp.4.500,-. Sesuai ketentuan pasal 4, pasal, 5, dan pasal 6, Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2013 tentang harga jual eceran dan konsumen jenis bahan minyak tertentu pengumuman penyesuaian harga BBM bersupsidi ini disampaikan oleh Menteri ESDM Jero Wacik di Kantor Kemenko Perekonomian di Jln. Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Kenaikan harga BBM dan Tarif Tasar Listrik (TDL) secara tidak langsung akan berdampak pada fluktuasi harga. Fluktuasi harga akan sedikit banyak mempengaruhi daya beli masyarakat. Jika tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan, masyarakat akan cenderung mengurangi konsumsi, khususnya pada kebutuhan non primer. Jika melihat kondisi seperti ini, jelas kenaikan harga BBM menjadi ancaman yang akan mengurangi daya beli dan belanja konsumen di Pasar Segar Depok.
105
5.3. Perumusan Alternatif Strategi Perumusan alternatif strategi menggunakan beberapa tahap dan alat bantu, yaitu Matriks IFE, Matriks EFE, Matriks IE dan Matriks SWOT. Perumusan altenatif strategi dilakukan setelah melakukan identifikasi faktor-faktor strategis internal dan eksternal. Setelah identifikasi, selanjutnya yaitu tahap masukan (input). Pada tahap input ini faktor-faktor strategis diolah dengan menggunakan Matriks IFE untuk faktor-faktor strategis internal dan menggunakan matriks EFE untuk faktor-faktor strategi eksternal.
Gabungan dari dua matriks tersebut
menjadi masukan untuk Matriks IE. Matriks IE digunakan untuk melihat bagaimana posisi Pasar Segar Depok saat ini dan menentukan jenis strategi yang akan digunakan. Selanjutnya digunakan Matriks SWOT untuk merumuskan beberapa alternatif strategi yang berbasis pada kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. 5.3.1. Matriks IFE Matriks IFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor internal yang dianggap penting bagi Pasar Segar Depok dengan menghitung skor untuk masingmasing faktor kunci/strategis dari hasil perkalian nilai rating dan bobot. Nilai skor yang diperoleh dapat memberi gambaran tentang faktor kunci yang menjadi kekuatan utama dan kelemahan utama. Proses pembobotan terhadap faktor-faktor kunci dilakukan dengan metode paired comparison.
Paired Comparison
merupakan metode yang baik untuk mengukur kepentingan relatif (relative importance) dari sejumlah alternatif solusi dan tindakan. Analisis ini memudahkan kita dalam menentukan keputusan skala prioritas dari masalah dan
106
solusi tidak jelas, atau ketika seluruh solusi terhadap masalah memiliki kemungkinan menarik untuk dipilih. Teknik ini menyediakan kerangka untuk membandingkan setiap solusi atau tindakan terhadap alternatif solusi atau tindakan lain, dan memperlihatkan pada kita perbedaan kepentingan antara alternatif solusi. Berdasarkan data berupa nilai rating dan bobot untuk masingmasing faktor strategis maka didapatkan hasil seperti pada Tabel 11. Tabel 11. Matrik IFE
Bobot
Rating
Skor Tertimbang (Bobot x Rating)
Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar
0,0580
3,20
0,18560
2
Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan
0,0504
3,00
0,15120
3
Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi
0,0626
3,00
0,18780
4
Lokasi Pasar Segar Depok
0,0530
3,20
0,16960
5
Konsep Pasar Segar
0,0540
3,20
0,17280
6
Merek Pasar Segar
0,0550
3,80
0,20900
7
Sistem Tatakelola Pasar Segar
0,0526
3,20
0,16832
8
Fasilitas Pasar Segar Depok
0,0622
3,80
0,23636
9
Sistem Administrasi
0,0516
3,00
0,15480
10
Pengelolaan Kebersihan,Kemanan&Ketertiban
0,0542
3,60
0,19512
11
Keramahan Pelayanan
0,0482
3,40
0,16388
12
Respon terhadap Keluhan
0,0462
3,20
0,14784
No
Faktor-Faktor Strategis Internal
Kekuatan 1
2,14232
Jumlah Kelemahan 1
Strategi dan Program Kerja Pasar Segar Depok
0,0610
1,60
0,09760
2
Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola
0,0578
2,00
0,11560
3
Aktivitas Promosi dan Sosialisasi
0,0598
1,60
0,09568
4
Keuangan Pasar Segar Depok
0,0580
1,80
0,10440
5
Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga)
0,0640
1,60
0,10240
6
Tata Letak (Layout) Pasar Segar Depok
0,0520
1,80
0,10400
Jumlah Total
0,60928 2,76200
Sumber : Data Primer (diolah)
107
Tabel 11 menunjukan untuk faktor internal Pasar Segar Depok memiliki skor total 2,76200. Skor ini menunjukan bahwa posisi internal Pasar Segar Depok kuat. Seperti dikatakan David (2006), bahwa skor total yang berada di bawah 2,5 menggambarkan organisasi yang lemah secara internal sementara total skor diatas nilai 2,5 mengindikasikan posisi internal kuat. Faktor strategis internal yang menjadi kekuatan utama adalah fasilitas Pasar Segar Depok dengan skor tertimbang 0,23636. Fasilitas yang ada di Pasar Segar Depok menjadi kekuatan yang dapat menjadi daya tarik agar masyarakat semakin ramai berkunjung dan berbelanja di Pasar Segar Depok. Fasilitas yang baik akan membuat pengunjung betah dan nyaman dalam berbelanja. Sedangkan faktor strategis internal yang menjadi kelemahan utama adalah aktivitas promosi dan sosialisasi dengan skor tertimbang 0,09568. Promosi dan sosialisasi yang ada perlu lebih ditingkatkan, baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Oleh karena itu, diperlukan alokasi anggaran khusus untuk bisa melakukan promosi dan sosialisasi secara efektif dan berkelanjutan. 5.3.2. Matriks EFE Matriks EFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor eksternal yang dianggap penting bagi Pasar Segar Depok dengan menghitung skor untuk masingmasing faktor kunci/strategis dari hasil perkalian nilai rating dan bobot. Nilai skor yang diperoleh dapat memberi gambaran tentang faktor strategis yang direspon secara baik oleh Pasar Segar Depok. Proses pembobotan terhadap faktor-faktor kunci dilakukan dengan metode paired comparison.
Berdasarkan data dan
108
informasi yang Penulis peroleh berupa nilai peringkat (rating) dan bobot untuk masing-masing faktor strategis maka didapatkan hasil seperti pada Tabel 12. Tabel 12. Matrik EFE
Bobot
Rating
Skor Tertimbang (Bobot x Rating)
Daya Tawar Konsumen
0,0524
3,2
0,16768
2
Situasi Politik dan Keamanan
0,0530
3,4
0,18020
3
Kebijakan Pemerintah tentang Pasar
0,0622
3,6
0,22392
4
Peningkatan Pendapatan Masyarakat
0,0654
3,0
0,19620
5
Mata Pencaharian Masyarakat
0,0506
3,2
0,16192
6
Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok
0,0556
2,6
0,14456
7
0,0476
2,8
0,13328
0,0388
3,0
0,11640
8
Tingkat Pendidikan Masyarakat Kota Depok Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat Depok
9
Gaya Hidup
0,0516
2,6
0,13416
3,2
0,17280
10
Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar menawar
0,054
11
Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam
0,0454
3,2
0,14528
12
Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi
0,0476
2,8
0,13328
No
Faktor-Faktor Strategis Eksternal
Peluang 1
1,90968
Jumlah Ancaman 1
Hambatan Masuk Pendatang Baru
0,0514
3,0
0,15420
2
Daya Tawar Suplier/ Pedagang
0,0604
3,4
0,21760
3
Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada
0,0622
2,8
0,17416
4
Produk Substitusi
0,0566
2,8
0,15848
5
Kenaikan Harga Komoditas
0,0734
3,2
0,21600
6
Kenaikan Harga BBM dan TDL
0,0738
2,8
0,20664
Jumlah Total
1,12164 3,03132
Sumber : Data Primer (diolah) Tabel 12 menunjukan untuk faktor eksternal Pasar Segar Depok memiliki skor total 3,03132. Hal ini menunjukan Pasar Segar Depok merespon cukup baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya. Dengan kata lain Pasar Segar Depok secara cukup efektif mengambil keuntungan dari peluang yang
109
ada dan meminimalkan efek yang mungkin muncul dari ancaman eksternal. Seperti yang dikatakan David (2006), bahwa skor total yang berada di atas 2,5 menggambarkan organisasi merespon dengan baik peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya, sementara total skor yang berada di bawah
nilai 2,5
mengidentifiikasikan bahwa organisasi tidak memanfaatkan peluang atau menghindari ancaman eksternal secara baik. Faktor strategis eksternal yang menjadi peluang direspon paling baik oleh Pasar Segar Depok adalah Kebijakan Pemerintah Kota Depok tentang Pasar dengan skor 0,22392. Pasar Segar Depok aktif dan menyambut baik kerjasama yang dilakukan dengan Dinas Pasar, Koperasi dan UKM Kota Depok berupa bantuan sosialisasi kepada para pedagang yang berada di bawah koordinasi Dinas Pasar, Koperasi dan UKM. Sedangkan faktor strategis eksternal yang menjadi ancaman direspon paling baik adalah Daya Tawar Suplier/ Pedagang dengan skor 0,21760. Daya Tawar Suplier/ Pedagang menjadi faktor yang sangat krusial karena aktifitas di Pasar Segar Depok bergantung kepada kehadiran mereka para suplier/ pedagang. Kondisi yang ada saat ini, yaitu Pasar Segar Depok masih sepi salahsatu penyebab utamanya adalah masih terlalu sedikit unit kios yang buka. Melihat kondisi tersebut, Pengelola Pasar Segar Depok mengambil kebijakan menggratiskan sewa unit kios dan iuran pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk lebih mendorong masuknya para supplier/ pedagang yang berusaha di Pasar Segar Depok. Pasar Segar Depok dapat mengoptimalkan peluang yang ada dengan meningkatkan respon terhadap peluang yang potensial yang selama ini masih belum terlalu diperhatikan yaitu Kemajuan Teknologi
110
Informasi & Komunikasi.
Selain itu perlu mewaspadai ancaman
berupa
masuknya pendatang baru. 5.3.3. Matriks IE Matriks IE digunakan untuk menyusun strategi umum Pasar Segar Depok, yakni melihat posisi dan arah pengembangan Pasar Segar Depok. Pemetaan posisi Pasar Segar Depok sangat penting untuk pemilihan alternatif strategi. Matriks IE merupakan tahap pencocokan yaitu tahap lanjutan dari tahap masukan (input). Matriks IE menggunakan input dua dimensi yaitu total skor faktor internal dan total skor faktor eksternal. Berdasarkan hasil analisis faktor strategis internal dan analisis faktor strategis eksternal diperoleh nilai total skor faktor lingkungan internal sebesar 2,76200 yaitu di atas nilai rata-rata 2,50 yang berarti posisi internalnya kuat. Sedangkan nilai total skor faktor eksternal sebesar 3,03132 yaitu di atas nilai ratarata 2,50 yang berarti perusahaan merespon dengan baik kondisi eksternal baik peluang maupun ancaman. Gambar 6 menunjukkan matriks internal-eksternal Pasar Segar Depok.
111
IFE 2,76200
3,0
2,0
1,0
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Tinggi EFE 3,03132
3,0
Menengah 2,0
Rendah 1,0 Kuat
Rata-rata
Lemah
Sumber : Data Primer (diolah) Gambar 7. Matriks IE Matriks internal-eksternal pada Gambar 6 menunjukkan posisi Pasar Segar Depok yang berada di Sel II. Karena itu, berdasarkan teori David (2006) maka strategi yang seharusnya diterapkan oleh Pasar Segar Depok dalam upaya pengembangan adalah tumbuh dan kembangkan (Grow and Build) yang terdiri dari Strategi Intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) dan Strategi Terintegrasi (integrasi ke depan, integrasi ke belakang dan integrasi horizontal). Strategi Intensif adalah yang paling memungkinkan untuk dilakukan oleh Pasar Segar Depok. Strategi Intensif tersebut adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Penetrasi pasar dilakukan dengan melakukan
112
upaya pemasan yang lebih besar, diantaranya merekrut tenaga pemasaran, meningkatkan belanja iklan, mengadakan kegiatan sosialisi langsung ke masyarakat, dan memberikan voucher belanja atau hadiah. Sedangkan strategi pengembangan produk adalah secara serius dan konsisten mencari dan menjalin kerjasama dengan berbagai pedagang untuk mensuplai berbagai produk ke Pasar Segar Depok. Pengembangan produk yang menjamin ketersediaan produk baik dari segi jumlah maupun keragaman jenisnya. 5.3.4. Matriks SWOT Matriks SWOT (Strenghts-Weaknesses-Opportunities-Threats) digunakan untuk merumuskan beberapa alternatif strategi yang bisa diterapkan Pasar Segar Depok. Matriks ini berguna untuk menggambarkan secara jelas kekuatan dan kelemahan yang dimiliki disesuaikan dengan peluang dan ancaman yang dihadapi dalam mengembangkan pasar. Hasil dari Matrik SWOT akan didapatkan empat macam strategi, yaitu Strategi SO (Kekuatan-Peluang), Strategi WO (KelemahanPeluang), Strategi ST (Kekuatan-Ancaman) dan Strategi WT (KelemahanAncaman). Matriks SWOT untuk Strategi Pengembangan Pasar Segar Depok ditampilkan pada Tabel 13.
113
Tabel 13. Matriks SWOT
KEKUATAN
KELEMAHAN
1. Visi ,Misi dan Tujuan Pasar Segar 2. Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan 3. Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi 4. Lokasi Pasar Segar Depok 5. Konsep Pasar Segar 6. Merek Pasar Segar 7. Sistem Tatakelola Pasar Segar 8. Fasilitas Pasar Segar 9. Penerapan Sistem Administrasi 10. Pengelolaan Kebersihan, Kemanan & Ketertiban 11. Keramahan Pelayanan 12. Respon terhadap Keluhan
1. Strategi dan Program Kerja Pasar Segar Depok 2. Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola 3. Aktivitas Promosi dan Sosialisasi 4. Keuangan Pasar Segar 5. Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga) 6. Tata Letak (Layout) Pasar Segar Depok
PELUANG
STRATEGI SO
STRATEGI WO
1. Daya Tawar Konsumen 2. Situasi Politik dan Keamanan 3. Kebijakan Pemerintah tentang Pasar 4. Peningkatan Pendapatan Masyarakat 5. Mata Pencaharian Masyarakat 6. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok 7. Tingkat Pendidikan Masyarakat Depok 8. Keberagaman Sosial Budaya & Agama Masyarakat 9. Gaya Hidup 10. Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar - menawar 11. Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam 12. Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi
1. Restrukturisasi (S1,S2,S3,S9,S11,O1,O4,O10) 2. Meningkatkan kerjasama dengan pemangku kepentingan (S1, S3, S4, S5,S7,O3,O4,O6,O7,O9,O10,O12) 2. Membangun sistem operasional kerja (S1,S2,S3,S5,S7,S9,S10,S11, S12,O2,O3,O10,O11,O12)
1. Meningkatkan keahlian & keterampilan sumberdaya manusia (W1,W2,W3,W5,O1,O3,O7,O9,O11, O12)
ANCAMAN
STRATEGI ST
STRATEGI WT
1. Hambatan Masuknya Pendatang Baru 2. Daya Tawar Suplier/ Pedagang 3. Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada 4. Produk/ layanan Substitusi 5. Kenaikan Harga Komoditas 6. Kenaikan Harga BBM dan TDL
1. Meningkatkan pelayanan dan fasilitas pendukung (S1,S3,S5,S8,S10,S11,T1,T2,T3,T4)
1. Meningkatkan aktifitas promosi (W1,W2,W3,W4,W5,W6,T1,T3,T4, T5) 2. Mengintensifkan komunikasi dan konsolidasi dengan para pemilik unit dan pedagang (W1,W2,W3,W4,T2,T3)
Sumber : Data Primer (diolah)
114
Matriks SWOT pada Tabel 13 menghasilkan empat macam strategi, yaitu Strategi SO, Strategi WO, Strategi ST dan Strategi WT. Berikut penjabaran masing-masing strategi tersebut. 5.3.5. Alternatif Strategi Pengembangan Pasar Segar Depok Perumusan strategi dengan menggunakan Matriks SWOT menghasilkan 4 jenis strategi,yaitu Strategi SO, Strategi ST, Strategi WO dan Strategi WT. Perumusan strategi mengacu pada pencapaian visi dan misi Pasar Segar Depok. 5.3.5.1. Strategi S-O Strategi ini menggunakan dan mengoptimalkan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada, strategi ini terdiri dari: 1.
Restrukturisasi Pasar Segar merupakan sebuah merek yang berada dibawah naungan BSA
Land. BSA Land adalah sebuah perusahaan pengembang dan pengelola properti. Selain Pasar Segar, BSA Land juga memiliki pusat perbelanjaan lain yaitu Sentra Bazaar, Auto Part dan M Walk. Pengembang properti dan pengelolaan properti merupakan lini bisnis yang berbeda meski diantara keduanya masih terkait. Lebih khusus lagi, pengelolaan sebuah pasar tidak bisa sepenuhnya disamakan dengan pengelolaan properti pada umumnya. Karena itu, perlu pendekatan khusus. Pola pikir yang dikembangkan untuk memajukan Pasar Segar Depok tidak bisa menggunakan pendekatan perusahaan properti. Pola pikir ini tergambarkan pada pernyataan visi, misi dan tujuan. Pernyataan visi, misi dan tujuan ini menjadi sangat penting sebagai acuan ke mana arah sebuah organisasi atau perusahaan. Pasar Segar memiliki poin kelemehan yang cukup penting dan mendasar pada
115
pernyataan visi. Visi Pasar Segar sangat bias. Visi tidak sinkron dengan konsep yang diusung. Visi ini tidak menggambarkan sebuah Pasar Segar Depok sebagai sebuah pasar tradisional yang dikelola secara moderen, tetapi visi ini justru menggambarkan arah sebuah perusahaan pengembang properti. Visi Pasar Segar Depok sebaiknya dibedakan dengan visi perusahaan induk BSA Land sebagai sebuah perusahaan pengembang dan pengelola properti. Pemisahan antara visi BSA Land dan Visi Pasar Segar Depok akan membuat arah Pasar Segar Depok lebih jelas, spesifik dan mencakup apa yang menjadi wilayah bisnisnya, yakni pasar tradisional dengan pengelolaan moderen. Selain itu, perlu lebih tepat dan konsisten dalam penggunaan istilah pasar tradisional dan pasar moderen. Struktur perusahaan juga menjadi poin penting yang perlu diperhatikan. Karena itu, perlu dipertimbangkan untuk membuat secara terpisah divisi yang menangani pengembangan properti dan divisi yang menangani pengelolaan properti. Kemudian divisi yang menangani pengelolaan properti dibagi ke dalam beberapa unit bisnis, yaitu Pasar Segar, Autopart dan M Walk. Setiap unit bisnis harus memiliki identitas yang berbeda, baik visi, misi, dan tujuan; struktur organisasi; penentuan strategi pemasaran; penentuan segmentasi, target dan penentuan posisi; dan lain-lain. Pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan di antara ketiga unit bisnis tersebut tidak bisa disamaratakan karena karakternya memang berbeda. Terlebih disamakan dengan identitas dan karakter sebuah perusahaan pengembang properti, ini akan jauh berbeda. Manajemen pada level unit bisnis benar-benar fokus mengembangkan strategi, program dan kebijakan sesuai visi, misi dan tujuan masing-masing. Manajemen pada unit bisnis Pasar
116
Segar harus fokus pada bagaimana mengembangkan Pasar Segar Depok sebagai pasar tradisional yang dikelola secara moderen. Fokus agar Pasar Segar Depok dapat beroperasi dengan baik, ramai pedagang, ramai pengunjung dan secara bisnis maupun sosial dapat menguntungkan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. 2.
Meningkatkan kerjasama dengan pemangku kepentingan Kerjasama merupakan langkah strategis dimana diharapkan dapat
memberikan manfaat dan keuntungan bagi semua pihak yang berkepentingan. Kerjasama dapat dilakukan baik dengan instansi pemerintah maupun swasta, perorangan maupun lembaga. Kerjasama mencakup berbagai aspek yang bersifat strategis. Seperti dalam hal pengisian lapak dan kios, promosi, penyediaan produk, akses permodalan usaha dan lain-lain. Prinsip utama yang dibangun adalah saling membantu dan saling menguntungkan. Kerjasama dapat dilakukan dengan pihak Pemerintah Kota Depok, dalam hal ini Dinas Pasar, Koperasi dan UMKM, yakni kerjasama dalam mensosialisasikan kepada para pedagang terkait pengisian lapak dan kios yang masih kosong di Pasar Segar Depok. Selain itu, kerjasama juga dapat dilakukan dengan paguyuban atau kelompok-kelompok pedagang yang ada di Kota Depok dan sekitarnya. Kerjasama ini akan dapat membantu mengatasi masalah kurangnya jumlah pedagang dan banyaknya lapak dan kios yang masih kosong di Pasar Segar Depok. Secara tidak langsung, jika kerjasama ini berhasil akan juga dapat mengatasi persoalan ketersediaan produk di Pasar Segar Depok yang sebelumnya sangat terbatas karena minimnya pedagang yang menggelar dagangan
117
di Pasar Segar Depok. Dapat dipertimbangkan membuat alternatif penawaran khusus untuk para pedagang di pasar tradisional lain
agar mau membuka
dagangan di Pasar Segar Depok. Penawaran dapat berupa gratis penyewaan unit lapak atau kios dalam jangka waktu tertentu dan diusahakan tetap bertahan minimal 3 bulan yang mana dalam masa tiga bulan ini Pasar Segar Depok melakukan promosi yang gencar untuk mengundang pengunjung. Bagi para pedagang, dalam menjalankan usaha tidak terlepas dari aspek permodalan. Mendukung kelancaran usaha para pedagang harus menjadi salahsatu bentuk komitmen Pasar Segar Depok. Karenanya, sangat baik jika Pasar Segar Depok mengambil peran sebagai fasilitator, yaitu membuka akses permodalan ke berbagai pihak, salahsatunya perbankan. Bentuk kerjasama yang terjalin antara pengelola, pedagang dan perbankan diharapkan dapat membantu pedagang yang membutuhkan tambahan modal untuk mengambangkan usahanya. Selain itu, kerjasama antara pengelola, pedagang dan perbankan akan memberikan kemajuan positif bagi pihak yang terlibat. Pedagang akan mendapat tambahan modal usaha dengan lebih mudah, bahkan sebisa mungkin mendapat tingkat bunga yang spesial. Jika dengan adanya tambahan modal usaha pedagang semakin maju, maka ini juga merupakan kesuksesan Pasar Segar Depok. Selain itu, dengan kerjasama ini pihak bank
mendapatkan keuntungan karena dapat memperkenalkan dan
memasarkan produk mereka dalam menyalurkan pembiayaan. 3.
Membangun sistem operasional kerja Pasar Segar tidak secara langsung terlibat dalam sebuah transaksi jual beli
yang terjadi di Pasar Segar Depok. Namun demikian, peran Pasar Segar Depok
118
sangat penting dalam menjaga proses transaksi tersebut dapat berjalan dengan baik. Pengelola Pasar Segar Depok memiliki tugas dan fungsi menyediakan sarana dan prasarana pendukung. Termasuk didalamnya secara berkelanjutan memperkenalkan Pasar Segar Depok agar semakin banyak dikenal masyarakat dan Pasar Segar Depok semakin ramai pengunjung yang berbelanja. Mengingat peran, tugas dan fungsi yang penting tersebut, Pasar Segar Depok harus memiliki sistem yang mengatur segala hal yang berkaitan dengan operasional Pasar Segar Depok. Sistem yang bersifat standar agar menjadi pedoman setiap personil pengelola dalam menjalankan tugasnya di setiap lini kerja masing-masing. Pastikan sistem ini dapat digunakan di setiap cabang Pasar Segar dan berjalan dengan baik dalam mendukung kemajuan Pasar Segar Depok. Sistem yang baik dimulai dari perencanaan yang baik. Perencanaan terkait program, kebijakan dan alokasi anggaran disusun secara jelas, konkret dan terukur. Sehingga hasilnya akan dapat dengan mudah diukur dan dievaluasi. Jika sistem sudah ada, maka diperlukan sumberdaya yang siap untuk menjalankan sistem tersebut. 5.3.5.2. Strategi S-T Strategi ini menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman, strategi ini terdiri dari: 1.
Meningkatkan pelayanan dan fasilitas pendukung Pasar Segar Depok sebagai sarana dan fasilitator terjadinya transaksi jual
beli mempunyai peran penting dalam pelayanan bagi pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, yaitu pengelola pasar, pedagang, pemilik unit, pengunjung/pembeli dan
119
masyarakat di sekitar Pasar Segar Depok. Pelayanan yang baik akan semakin meningkatkan kepercayaan para pemangku kepentingan dan mengangkat citra Pasar Segar Depok dan Pasar Segar pada umumnya. Pelayanan harus berbasiskan pada pihak yang akan dilayanani. Artinya betul-betul mengakomodasi kebutuhan dan
keinginan
para
pemangku
kepentingan,
khusunya
pedagang
dan
pembeli/pengunjung pasar. Layanan yang baik kepada para pedagang akan membuat para pedagang merasa nyaman dan mendukung kemajuan usaha. Layanan yang baik kepada masyarakat pengunjung/pembeli akan membuat pengunjung merasa nyaman berbelanja dan pada kesempatan lain akan kembali bahkan merekomendasikan kerabat, saudara atau kawannya untuk berbelanja di Pasar Segar Depok. Upaya peningkatan pelayanan sangat terkait dengan fasilitas pendukung. Fasilitas yang lengkap dan terawat baik menjadi salahsatu indikasi pelayanan yang baik. Tidak hanya itu, pelayanan yang baik juga terkait dengan personal pengelola yang menjalankan operasional pasar sehari-hari. Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat berkunjung ke pasar atau pusat perbelanjaan bukan hanya sekedar berbelanja kebutuhan hidup sehari-hari, namun
ada kebutuhan lain sepert sosialisasi, hiburan dan informasi. Hal ini
mejadi gaya hidup masyarakat yang akan sangat baik jika diakomodasi oleh pihak pengelola Pasar Segar Depok. Sehingga untuk mengakomodasi gaya hidup seperti ini perlu disiapkan fasilitas pendukung tambahan, diantaranya berupa area terbuka hijau (taman), sarana bermain anak dan tempat penitipan anak yang berkonsep edutainment. Keberadaan sarana bermain anak ini untuk mengakomodasi kebutuhan, yakni sebagian ibu rumahtangga yang berbelanja biasanya mengajak
120
serta anak-anak mereka. Arena taman bermain berikut fasilitas bermain anak bisa menjadi sarana pendukung yang menjadi daya tarik Pasar Segar Depok dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik. 5.3.5.3. Strategi W-O Strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara mengatasi kelemahan yang ada, strategi ini terdiri dari: 1.
Meningkatkan keahlian dan keterampilan sumberdaya manusia Sumberdaya manusia merupakan aset penting perusahaan. Bukan hanya soal
kuantitas, aspek yang lebih penting adalah terkait kualitas. Kualitas dalam berbagai bentuknya, seperti integritas, kapasitas dan kapabilitas. Kapasitas sumberdaya manusia, termasuk didalamnya keahlian dan keterampilan sangat diperlukan perusahaan untuk tetap eksis dan terus berkembang sesuai visi, misi dan tujuan perusahaan. Keahlian dan keterampilan yang dimiliki oleh personil merupakan aspek yang sangat penting terhadap kinerja sebuah perusahaan. Maju mundurnya perusahaan tergantung seberapa baik personil dalam manajamen menjalankan tugas dan fungsinya. Sumberdaya manusia yang berperan penting dalam kemajuan Pasar Segar Depok tidak hanya pengelola, tetapi juga para pedagang. Para pedagang memilik peran yang sangat penting, bahkan menjadi ujung tombak kemajuan sebuah pasar. Karena itu, perlu dipersiapkan berbagai program yang mendukung peningkatan keahlian dan keterampilan personil sumberdaya manusia pengelola dan pedagang yang berkelanjutan sesuai bidang dan tingkatan yang diperlukan. Berbagai program peningkatan keahlian dan keterampilan dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan pemangku kepentingan
121
(stakeholder) terkait, seperti pemerintah, sponsor maupun lembaga profesional yang berkompeten dalam memberikan pelatihan dan pembinaan. 5.3.5.4. Strategi W-T Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat bertahan (defensive) dan ditunjukan untuk meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman yaitu: 1.
Meningkatkan aktifitas promosi Promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran. Bauran pemasaran
terdiri atas 7 komponen yang dikenal dengan istilah 7 P. Ketujuh komponen tersebut adalah 1) Product, 2) Price, 3) Place, 4) Promotion, 5) People, 6) Process dan 7) Physical Evidence.
Promosi mengambil peran menyampaikan
pesan kepada masyarakat tentang sebuah nilai, citarasa, penampilan, kualitas dan lain-lain. Promosi menjadi ujung tombak agar sebuah perusahaan, merek, atau produk dikenal oleh masyarakat. Ketika masyarakat sudah mengenal, maka akan lebih mudah dalam memutuskan untuk menjatuhkan pilihan pada sebuah merek, perusahaan, atau produk yang ditawarkan. Kondisi yang ada saat ini membutuhkan energi yang cukup besar untuk mengangkat Pasar Segar Depok. Diperlukan aktifitas promosi yang lebih intensif dan efektif agar masyarakat lebih mengenal Pasar Segar Depok. Pengelola harus berusaha meyakinkan masyarakat akan pesan yang disampaikan. Pesan yang disampaikan terkait dengan Pasar Segar Depok sebagai pasar tradisional yang dikonsep dan dikelola secara moderen dan professional. Pasar yang bersih, nyaman, lengkap, dan transaksi dengan sistem tawar menawar. Bentuk promosi yang dilakukan dapat berupa kombinasi dari periklanan, promosi penjualan,
122
publisitas dan hubungan masyarakat, serta penjualan langsung. Sehingga, dengan berbagai bentuk aktifitas promosi yang dilakukan tersebut, diharapkan dapat menarik masyarakat untuk berbelanja di Pasar Segar Depok. Baik masyarakat yang baru mengenal Pasar Segar Depok maupun masyarakat yang sebelumnya sudah mengenal Pasar Segar Depok. Aktifitas promosi sedapat mungkin didesain secara menarik dan berkesan, sehingga benar-benar menarik perhatian dan menimbulkan keinginan untuk berkunjung dan berbelanja di Pasar Segar Depok. Namun, sebelum aktifitas promosi gencar dilaksanakan, harus dipastikan terlebih dahulu persiapan dan perbaikan internal sudah dilakukan. Sehingga ketika masyarakat datang benarbenar merasakan Pasar Segar Depok dengan suasana yang baru, produk yang lengkap, pedagang yang banyak dan pengunjung yang ramai. Berbagai aktifitas promosi yang dilakukan untuk memperkenalkan Pasar Segar Depok akan kurang efektif jika belum ada perbaikan dan kesiapan terutama pedagang yang berjualan dan ketersediaan produk yang memadai. Promosi harus dilakukan secara berkelanjutan, bukan hanya pada saat dan momen tertentu saja. Dapat kita lihat, berbagai merek terkenal, sekalipun merek tersebut sudah terkenal tetapi promosi tetap dilakukan. Oleh karenanya, perlu dipersiapkan berbagai program promosi yang berkelanjutan dan didukung dengan kebijakan anggaran yang baik.
123
2.
Mengintensifkan komunikasi dan konsolidasi dengan para pemilik unit dan pedagang Data internal Pasar Segar Depok pada bulan Nopember 2012 menunjukan
bahwa dari 168 lapak hanya terisi sebanyak 11 unit, atau hanya 7%. Kios terisi 80 unit atau 17% dari 481 unit yang tersedia. Kemudian ruko dari 43 unit yang tersedia, terisi sebanyak 35 unit atau 81%. Kondisi ini cukup memperihatinkan, Banyak unit, khususnya lapak dan kios yang tidak terisi. Jika kondisi ini dibiarkan, akan semakin membuat Pasar Segar Depok sepi dan tidak diminati masyarakat. Sedikitnya unit lapak, kios dan ruko yang buka menyebabkan ketersediaan produk menjadi sangat terbatas, baik jumlah, varian maupun kualitasnya. Karenanya, ketersediaan produk sangat erat kaitannya dengan keberadaan pedagang sebagai penyedia produk. Strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah adalah dengan melakukan konsolidasi dan komunikasi yang lebih intensif dengan para pemilik unit dan para pedagang yang ada. Konsolidasi diharapkan menghasilkan kesepakatan bersama, untuk secara serentak membuka unit mereka agar pasar lebih hidup, produk tersedia bahkan lengkap hingga pada akhirnya dapat menarik pengunjung. Bagi para pemilik unit yang merupakan investor, diharapkan mereka bersedia memberikan kesempatan pada orang lain yang ingin berdagang menggunakan unit miliknya secara cuma-cuma dalam jangka waktu tertentu. Konsolidasi dan komunikasi intensif kepada pedagang dan pemilik unit sebaiknya tidak hanya berupa komunikasi langsung secara personal, namun dapat dipertimbangkan untuk dibentuk sebuah forum bersama antara pengelola, pemilik
124
unit dan pedagang. Forum ini menjadi wadah penyampaian aspirasi dan diskusi jika terdapat permasalahan untuk mencari solusi secara bersama-sama. Demi mendukung berjalannya forum ini, perlu bangun pola komunikasi dan koordinasi yang baik antara pengelola dan pedagang serta pemilik unit.
125
126
Diagram SWOT terdiri dari empat kuadran yang menggambarkan posisi suatu organisasi. Diagram SWOT berfungsi untuk mengetahui posisi Pasar Segar Depok saat ini dan menunjukan alternatif strategi yang harus dijalankan untuk pengembangan pasar. Hasil dari matrik IFE didapatkan selisih kekuatan-kelemahan sebesar ... Dari matriks EFE didapatkan selisih peluang – ancaman sebesar ... Hasil analisis Diagram SWOT seprti terlihat pada gambar 5.4 Kuadran ========== Kuadran SWOT diatas menunjukan saat ini Pasar Segar berada pada kuadran .. yang berarti strategi yang diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif sehingga dimungkinakan Pasar Segar dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi..
Product Melengkapi produk dan menata posisi setiap jenis produk. Salahsatu yang menjadi kelemahan utama Pasar Segar adalah dal harga ketersediaanya produk, khususnya prodk segar/ produk sembako. Produk yang ada kurang variasi dan kalaupun ada ketersediaanya sangat terbatas, atau kapasitasnya masih kecil. Kondisi ini menyebabkan konsumen enggan berbelanja karena dinilai cukup merepotkan, sudah datang ke pasar tetapi barang yang dicari tidak tersedia. Penataan posisi setiap jenis produk eprlu diperhatikan, ini untuk memudahkan konsumen dalam berbelanja. Konsep awal penataan ini sudah tersusun,yaitu lapak di bagi per blok atau deretan untuk produk sejenis dan diberikan papan nama jenis komoditinya. Kondisi yang ada sekarang, selain masih banyak lapak yang kosong juga ada lapak yang masih belum sesuai penempatannya. Sangat penting dilakukan adalah melengkapi produk dan menata posisi
127
setiap jenis produk. Ini dapat dilakukan dengan mengupayakan para pedagang membuka dagangannya dan didata secara baik barang apa yang mereka jual dan
Place Meningkatkan komunikasi dan kerjasama dengan pedagang dan pemasok dari luar Meningkatkan komunikasi dengan pedagang-pedagang dan pemasok dari pasar lain, termasuk pedagang yang berjualan di pasar tetangga. Pada dasarnya para pedagang tertarik berjualan di Pasar Segar apalagi didukung dengan fasilitas yang jauh lebih baik. Komunikasi bisa dilakukan baik dengan personal pedagang atau dengan forum perkumpulan pedagang dan berkoordinasi dengan pemerintah kota pada dinas terkait, yaitu Dinas Koperasi, Pasar dan UMKM. Perlu untuk membuat penawaran khusus untuk mengisi lapak dengan biaya Rp.0 alias gratis dalam jangka waktu tertentu dan diusahakan tetap bertahan minimal 3 bulan yang mana dalam masa 3 bulan ini Pasar segar melakukan promosi yang gencar untuk mngundang pengunjung.
Price Memberikan potongan harga dan hadiah Memberikan potongan harga khusus pada produk tertentu pada waktu tertentu dengan sistem kupon. Sistem kupon juga dapat diterapkan untuk mendapatkan hadiah langsung bila mencapai minimum belanja tertentu atau kupon untuk mendapatkan hadiah undian. Penerapan sistem ini akan lebih baik bila bekerjasa dengan sponsor produkproduk tertetu.
Promotion Mengadakan re-launching Pasar Segar Pasar Segar dengan kondisi yang sekarang membutuhkan energi yang cukup besar untuk kembali mengangkat Pasar Segar. Re launching ini diharapkan dapat menarik masyarakat yang belum kenal dengan Pasar Segar dan mendorong kembali masyarakat yang sebelumnya sudah kenal dengan Pasar segar. Sebelum re launching ini harus
128
dipastiakan terlebih dahulu persiapan dan perbaikan sudah dilakukan. Sehingga ketika masyarakat datag benar-benar merasakan Pasar Segar yang baru, produk yang lengkap dan pengunjung yang ramai. Kegiatan-kegiata yang diulakukan untuk mempromosikan Pasar Segar akan kurang efektif jika belum ada perbaikan dan kesiapan terutama pedang yang berjualan dan ketersediaan produk. Pada saat re launching, sedapat mungkin terpublikasi ke media-media lokal seprti koran dan radio. Jalin kerjasama media partnert dalam kegiatan re launching.
Menambahkan tagline pada merek Pasar segar. Menambahkan tagline pada merek Pasar Segar dimaksudkan untuk lebih menguatkan keunggulan konsep pasar. Konsep Pasar Segar sangat bisa jadi keungulan dibandingkan dengan pasar tradisional konvensional maupun pasar swalayan. Keunggulan ini sudah seharusnya di tonjolkan dalam proses komunikasi dan promosi yang dilakukan, termasuk penulisan tagline. Penulisan tagline ini mencerminkan definisi pasar dan apa yang di tawarkan oleh pasar jika berbelanja di Pasar Segar.
Menjalin kerjasama dengan perbankan untuk akses permodalan UMKM Kerjasama merupakan langkah strategis dimana diharapkan dapat memberikan nilai tambah dan keuntungna bagi semua pihak. Pengelola Pasar Segar dalam hal ini adalah sebagai fasilitator para pedagang yang kita tahu dalam hal menjalankan usaha aspek modal menjadi salahsatu aspek yang penting. Melihat hal ini, yaitu permodalan usaha, ada baiknya pengelola berupaya membuka akses permodalan dengan berbagai pihak, yaitu perbankan yang diharapkan dapat membantu pedagang yang membutuhkan tambahan modal untuk mengmbnagkan usahanya. Kerjasama ini, antara pengelola, pedagang dan perbankan akan meberikan kemajuan positif bagi semua pihak. Dengan kerjasama ini Pedagang dapat tambahan modal usaha dengan lebih mudah, bahkan sebisa mungkin mendapat tingkat bung yang khusus. Jika dengan adanya tambahan modal usaha perdagang semakin maju makan dengan sendirinya ini adalah juga kesuksesan Pasar Segar. Dan satu lagi, dengan kerjasama ini pihak bank pun mendapatkan keuntungan karena dapat memasarkan produk mereka dalam menyalurkan pembiayaan.
Physical Evident Mengembalikan tata letak Pasar Segar seperti semula.
129
Mengembalikan tata letak Pasar Segar seperti semula, yatu area lapak untuk berjualan produk segar dan sembako berada di lantai dasar. Keberadaan lapak yang hanya di lantai atas dinilai sangat menyulitkan konsumen untuk berbelanja. Kita tentu tahu, sebagian besar yang berbelanja adalah ibu rumah tangga, mulai dari usia muda sampai usia lanjut. Meskipun tersedia eskalator untuk akses menuju lantai 2, di rasa kurang efektif, ibu2 khusunya yang berusaia lanjut yang tidak terbiasa dan merasa takut naik eskalator. Naik eskalator takut naik tangga cape, kira-kira seperti itu kondisinya. Kondisi yang berjalan sampai saat ini adalah Pasar Segar menjadi tempat pembuatan/perpanjang SIM yang bekerjasama dengan kepolisian. Pada awalnya, ini dimaksudkan untuk meningkatkan kunjungan masyarakat ke Pasar Segar. Berdasarkan kondisi dilapangan, hasil observasi dan wawancara, masyarakt yang datang dengan tujuan pembuatan SIM, sebagian besar tidak mengunjungi pasar dan sangat sedikit terjadinya pembelian. Pembelian terjadi hanya pad produk tertentu yang berhubungan dengan keperluan pembuatan SIM seperti alat tulis, foto copy dan makanan ringan. Sehingga, Penulis melihat kerjasama ini kurang menguntungkan Pasar Segar, malah justru mengganggu image Pasar Segar sendiri. Oleh karena itu, dirasa memang perlu untuk menghentikan kerjasama dengan kepolisian perihal pembuatan SIM di lokasi Pasar Segar Depok.
Penataan posisi setiap jenis produk eprlu diperhatikan, ini untuk memudahkan konsumen dalam berbelanja. Konsep awal penataan ini sudah tersusun,yaitu lapak di bagi per blok atau deretan untuk produk sejenis dan diberikan papan nama jenis komoditinya. Kondisi yang ada sekarang, selain masih banyak lapak yang kosong juga ada lapak yang masih belum sesuai penempatannya.
People
130
Mengadakan kegiatan pelatihan dan pembinaan kepada karyawan dan tenan secara berkesinambungan. Pelatihan dan pembinaan perlu dilakukan disamping sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan keterampilan juga sebagai sarana untuk lebih memotivasi karyawan dan pedagang. Diharapkan denagan pelatihan dan pembinaan ini akan lebih meningkatkan kinerja dan semangat baik karyawan maupun pedagang. Pelatihan dan pembinaan ini dapat dilakukan dengan bekerjasa dengan stakeholder terkait, seperti pemerintah kota, sponsor maupun lembaga profesional yang berkompeten dalam memberikan pelatihan dan pembinaan.
Process Mengadakan komunikasi intensif kepada tenan dan pemilik toko Mengadakan komunikasi intensif kepada tenan dan pemilik toko. Tidak hanya berupa komunikasi langsung kepada personal, ada baiknya juga dibentuk sebuah forum. Forum ini menjadi wadah penyampaian aspirasi dan diskusi jika terdapat permasalahan untuk dicarikan solusinya bersama. Untuk mendukung berjalannya forum ini, perlu bangun pola komunikasi dan koordinasi yang baik antara pengelola dan pedagang serta pemilik toko. Sebagai sebuah titik awal untuk membangkitkan Pasar Segar, yang perlu dilakukan adalah membuat suatu forum diskusi antara stakeholder, yaitu pengelola, pemilik toko dan pedagang. Pada forum ini dibahas tentang
kembali perkumpulan pedagang yang lebih terorganisir. Sehingga, lembaga ini bisa mewakili komponen pedagang dalam berkomunikasi dan meyampaikan aspirasi. Melalui forum ini diharapkan akan mendukung terwujudnya Visi, misi dan tujuan pasar secara bersama sama dan meningkatkan rasa kepemilikan dan kebersamaan.
Merapihkan administrasi dan ketegasan Sistem administrasi yang sudah ada cukup baik, hanya saja masih terdapat kekurangan pada sistem administrasi yang berkaitan perjanjian dan kebijakan.
131
Salah satu masalah yang di temukan di lapangan adalah perjanjian antara Pemasar yang menjual unit Pasar Segar dan pembeli unit. Surat perjanjian ini memuat beberapa ketentuan seperti keharusan membuka toko, iuran yang harus di bayarkan dan sanksi yang diberlakukan bila terdapat pelanggaran. Isi surat perjanjian ini dinilai tidak seragam terhadap semua pemilik unit sehingga ada semacam kecemburuan sosial. Selain itu belum diberlakukan tindakan yang tegas terhadap pelanggaran yang ada. Ketidaktegasan ini menjadi salahsatu faktor sepinya tingkat buka toko. Sehingga solusi yang dapat diterapkan adalah membangun komitmen bersama khsusunya kepada para pemilik toko, agar mereka memberikan peminjaman toko mereka untuk sementara disi oleh orang lain secara Cuma-Cuma. Kurun waktu tiga bulan diras awaktu yang cukup untuk membuat pasar menjadi bergairah.
132
5.6. Penentuan Prioritas Strategi Setelah mendapatkan alternatif-alternatif strategi, berikutnya adalah penentuan prioritas strategi dengan menggunakan QSPM. Analisis matriks QSPM bertujuan untuk menetapkan kemenarikan relatif (relative attractiveness) dari strategistrategi yang bervariasi yang telah dipilih, dan untuk menentukan strategi mana yang
dianggap
paling
baik
untuk
diimplementasikan.
Matriks
SWOT
menghasilkan strategi-strategi alternatif yaitu: ... kemudian strategi-strategi alternatif tersebut disusun dalam matriks QSPM dan pemilihan strategi didasarkan atas pandangan peneliti. Faktor yang memiliki daya tarik dari masing-masing
133
faktor internal dan eksternal diberi nilai satu (tidak menarik) sampai empat (sangat menarik). Hasil analisis QSPM dapat dilihat pada Tabel 6.13
Berdasarkan Tabel 5.13 diperoleh gambaran bahwa nilai TAS (Total Attractives Score) dari strategi meningkatkan promosi makanan tradisional Bali, dan meningkatkan keberagaman makanan tradisional Bali dalam menu, menunjukkan nilai tertinggi yang berarti bahwa strategi ini menjadi pilihan utama.
Tabel Identifikasi Kekuatan- Kelemahan berdasarkan faktor/ bidang Tabel Identifikasi Peluang _ Ancaman berdasarkan faktor/ bidang
134
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang mampu menghadirkan kemudahan dan kecepatan akses informasi bekontribusi pada semakin cedas dan canggihnhya konsumen di era milenium ini. Konsumen masa kini semakin sulit dipuaskan. Mereka menuntut custumized product, speed, flexibility, quality, superior service dan cost effective solution. Konsekuensinya perusahaan tidak bis asurvie tanpa kemampuan memahami setiap pelanggan dan memnawarakan produk dan jasa yang lebih ter cistimized kepada mereka (Butler,2000) dalam buku pemasaran jasa, Fandy Tjiptono,412. Implikasi strategi dari betnagai perkembanagan ini bahwa organisasi perlu menyelaraskan kompetensi, teknologi, dan sumbet daya yang dimiliki dengan kebutuhan dan keinginan pelangggan yang dinamis. Salahsatu strategi yang bisa memfasilitasi hal tersebut adalah Relationship Marketing (RM) yang dlaam
135
bebertapa tahun terkahir ddikuti pula denga Custumer Relationship Management (CRM). Kedua strategi ini berkaitan erat, meskipun terdapat perbedaan yang menyangkut elemen-element pokoknya. Sebagai contoh, Batterly (2004) mengatakan bahwa RM tidak sama dengan CRM.
Menurutnya CRM lebih
menyangkut infrastruktur teknologi baik pernagkat keras maupun perangkat lunak, yang digunakan untuk mengelola data pelanggan dalam jumlah besar. Sedangkan RM adalah cara menjalankan bisnis bukan sekedar proses atau inftastruktur teknologi.
136
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan pada Bab V, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1.
Kondisi internal Pasar Segar Depok berdasarkan hasil analisis faktor strategis
internal dan analisis faktor strategis eksternal diperoleh nilai total skor faktor lingkungan internal sebesar 2,76200 yaitu di atas nilai rata-rata 2,50 yang berarti posisi internal kuat. Kemudian nilai total skor faktor lingkungan eksternal sebesar 3,03132 yaitu di atas nilai rata-rata 2,50 yang berarti perusahaan merespon dengan baik kondisi eksternal baik peluang maupun ancaman. Sisi internal, Pasar Segar Depok memiliki 12 poin kekuatan dan 6 poin kelemahan. Kekuatan : 1) Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar, 2) Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjan 3) Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi, 4) Lokasi Pasar Segar Depok, 5) Konsep Pasar Segar, 6) Merek Pasar Segar, 7) Sistem Tatakelola Pasar Segar, 8) Fasilitas Pasar Segar Depok, 9) Penerapan Sistem Administrasi, 10) Pengelolaan Kebersihan, Kemanan & Ketertiban, 11) Keramahan Pelayanan dan 12) Respon terhadap Keluhan. Kelemahan : 1) Strategi dan Program Kerja Pasar Segar Depok, 2) Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola, 3) Aktivitas Promosi dan Sosialisasi, 4) Keuangan Pasar Segar, 5) Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga) , 6) Tata Letak (Layout) Pasar Segar Depok.
126
Sedangkan dari sisi eksternal memiliki 12 poin peluang dan 6 poin ancaman. Peluang : 1) Daya Tawar Konsumen, 2) Situasi Politik dan Keamanan, 3) Kebijakan Pemerintah tentang Pasar, 4) Peningkatan Pendapatan Masyarakat, 5) Mata Pencaharian Masyarakat, 6) Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok, 7) Tingkat Pendidikan Masyarakat Kota Depok, 8) Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat Depok, 9) Gaya Hidup, 10) Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar menawar, 11) Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam, 12) Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi. Ancaman : 1) Hambatan Masuk Pendatang Baru, 2) Daya Tawar Suplier/ Pedagang, 3) Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada, 4) Produk/Jasa Substitusi, 5) Kenaikan Harga Komoditas, 6) Kenaikan Harga BBM dan TDL. Kekuatan utama Pasar Segar Depok adalah pada fasilitas Pasar Segar Depok. Sedangkan kelemahan utamanya pada aktifitas promosi dan sosialisasi. Peluang yang direspon paling baik oleh Pasar Segar Depok adalah kebijakan pemerintah terkait pasar. Sedangkan ancaman yang mendapat respon paling baik adalah daya tawar suplier/pedagang. 2.
Berdasarkan analisis SWOT maka didapat 7 poin alternatif strategi yang
dapat dijalankan Pasar Segar Depok, yaitu : 1)
Restrukturisasi
2)
Meningkatkan kerjasama dengan pemangku kepentingan
3)
Membangun sistem operasional kerja
4)
Meningkatkan keahlian dan keterampilan sumberdaya manusia
5)
Meningkatkan aktifitas promosi
127
6)
Mengintensifkan komunikasi dan konsolidasi dengan para pemilik unit dan pedagang
7)
Meningkatkan pelayanan dan fasilitas pendukung
6.2. Saran Saran yang dapat Penulis berikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah : 1.
Visi dan Misi Pasar Segar Depok belum menggambarkan sebuah Pasar Segar Depok sebagai sebuah pasar tradisional yang dikelola secara moderen, tetapi visi ini justru menggambarkan arah sebuah perusahaan pengembang properti. Visi Pasar Segar Depok sebaiknya dibedakan dengan visi perusahaan induk BSA Land sebagai sebuah perusahaan pengembang dan pengelola properti. Pemisahan antara visi BSA Landa dan Visi Pasar Segar Depok akan membuat arah Pasar Segar Depok lebih jelas, spesifik dan mencakup apa yang menjadi wilayah bisnisnya, yakni pasar tradisional dengan pengelolaan moderen. Selain itu, perlu lebih tepat dan konsisten dalam penggunaan istilah pasar tradisional dan pasar moderen.
2.
Pengelola Pasar Segar Depok agar dapat mengoptimalkan potensi yang ada, yakni mempertahankan kekuatan dan membuatnya menjadi lebih menonjol sehingga
menjadi
daya
tarik.
Meminimalisasi
kelemahan
dengan
mengadakan pembenahan yang diperlukan. Serta memanfatkan peluang dan menghindari ancaman secara optimal. Gunakan aternatif strategi yang paling memungkinkan untuk segera dilakukan.
128
3.
Pengelola Pasar Segar Depok agar lebih mengadakan pendekatan yang lebih intensif kepada warga masyarakat, khususnya warga sekitar lokasi Pasar Segar Depok dan para pedagang pasar.
4.
Pemerintah Kota Depok agar lebih meningkatkan dan mendukung kerjasama dengan pihak swasta untuk memajukan pasar tradisional.
129
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M.Taufiq.2011.Manajemen Strategik : Konsep dan Aplikasi.Jakarta: PT. Raja Grafindo. BAPEDA,BPS Kota Depok. 2010.Depok Dalam Angka.Depok: BPS Kota Depok. Campbell dan Yeung.1991. Creating a Sense of Mission.Artikel David, Fred. R.2006.Manajemen Strategis.Jakarta: Salemba Empat. Esther dan Didik. 2003. Membuat Pasar Tradisional Tetap Eksis.Sinar Harapan. Jakarta. Hilwati.2009. Pengembangan Koperasi Ternak Sapi Bandung Utara. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah: Skripsi Tidak Diterbitkan. Pearce dan Robinson.1997.Manajemen Strategis, Jilid I..Jakarta: Binarupa Aksara Rangkuti, Feddy. 2006. Analisis SWOT Teknik membedah Kasus Bisnis.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Rochman, Fadlika Fatchur.2011.Strategi Pengembangan Bisnis. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : Skripsi Tidak Diterbitkan. Setiadi, N.J. 2003. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta: Kencana. Sinaga, Pariaman. 2008. Menuju Pasar yang Berorientasi Pada Perilaku Konsumen. Artikel Umar, Husein. 2002. Strategic Management in Action. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Wildan, Ekapribadi.2007.Pasar Tradisional.Artikel.
Modern:
Ancaman
Bagi
Pasar
Yusa, Muhammad Reza.2011. Analisis Strategi Pengembangan Usaha pada Ecofarm, Kampus IPB, Darmaga, Bogor. Intitut Pertanian Bogor : Skripsi Tidak Diterbitkan. A.C. Nielsen (2005) Asia Pacific Retail and Shopper Trends 2005 [Tren Pembeli dan Ritel Asia Pasifik 2005]. [Online] tersedia http://www.acnielsen.de/ pubs/documents/RetailandShopperTrendsAsia2005.pdf
130
Anonim.2011. Strategi Bersaing UKM dalam Menghadapi Pasar Modern. [Online] tersedia http://binaukm.com/2011/12/strategi-bersaing-ukm-dalammenghadapi-tumbuhnya-pasar-modern-mall-dan-pusat-perbelanjaan-besarlainnya/[27 Maret 2012] Apriyanto, Deri. 2013.Dampak Pasar Moderen terhadap Pasar Tradisional. [Online] tersedia http://deriaprianto74.blogspot.com/2012/11/dampak-pasarmodern-terhadap-pasar.html [28 agustus 2013] Fahmiarto, Anjar. 2010.Konsumen Butuh Pasar Modern.[Online} tersedia http://koran.republika.co.id/koran/0/120078/Konsumen_Butuh_Pasar_Mode rn[27 Maret 2012] Harian Kompas. 2007. Hasil Penelitian: Pepres Tidak Ubah Kondisi Pasar Tradisional Jakarta. [Online] tersedia http://www.kompas.com/kompascetak/0704/19/ekonomi/3466033.htm Harmanto. 2007. Pasar Tradisional Kita Semakin Babak Belur. [Online] teredia http://harmanto.blog.detik.com/index.php/archieves/61 Kompas.(2006).Jangan Biarkan Pasar Bersaing dengan Hipermarket.[Online] tersedia http://www.kompas.com/kompascetak/0606/02/metro/2693747. htm [3 November 2010] Paesoro, Adri. 2007. Pasar Tradisional di Era Persaingan Global. [Online] tersedia http://www.Smeru.or.id [17 November 2010] Pasar Bersih.2012. Asyiknya Belanja di Pasar Modern [Online} tersedia http://pasarbersihserang.blogspot.com/2011/04/asyiknya-belanja-di-pasarmodern.html#more [27 Maret 2012] Pasar
Bersih.2012. Pengertian http://pasarbersihserang. modern.html 27 Maret 2012]
Pasar Moderen.[Online] tersedia blogspot.com/2011/04/pengertian-pasar-
Rahayubudi.2013.Perilaku Konsumen Berbelanja dan Peran Pasarku.[Online] tersedia http://pasarkutradisional.blogspot.com/2012/09/perilaku-konsumenberbelanja-dan-peran.html [28 Agustus 2013] Rohim,M.Abdul.2009.Pembangunan Pasar Tradisional Pati [Online] tersedia http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/11/09/87259/Pem bangunan-Pasar-Tradisional-Pati-. [29 November 2010].
131
Sujito,Arie. 2012. Membentengi Pasar Tradisional dari Arus Pasar modern.[Online] tersedia http://www.ireyogya.org/id/article/policybrief/membentengi-pasar-tradisional-dari-arus-pasar-modern.html [27 Maret 2012] Suryadarma dkk. 2007. Laporan Penelitian: Dampak Supermarket terhadap Pasar dan Pedagang Ritel Tradisional di Pusat-pusat Perkotaan di Indonesia.Jakarta:Lembaga Penelitian SMERU.[Online] tersedia http://smeru.or.id.report/reseach/Supermarket/Supermarket_ind.pdf Yudhoyono, Susilo Bambang.2013. Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia. [Online] tersedia http://www.setkab.go.id/home [28 Agustus 2013]
132
J.David Hunger & Thomas L. Wheelen.2003.Manajemen Strategis.Yogyakarta: ANDI
Esterberg (2002) >> Pengertian wawancara
Campbell dan Yeung (1991) Creating a Sense of Mission.Artikel
Winardi (2010)
Winardi.2010. >> Struktur
(Esther dan Dikdik, 2003). Pasar tradisional
133
Laksana, Fajar. 2008. Manajemen Pemasaran: Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kotler, Philip, Armstrong, Garry.2001. Ptrinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Indah.2010.Pengertian, Definisi Konsumen[Online] tersedia:http://carapedia.com/pengertian_definisi_konsumen_info2078.html [15 Februari 2012]
NN.2011.Perilaku
Konsumen,
Definisi
dan
Tipe
[Online]
tersedia:
http://www.informasiku.com/2011/04/perilaku-konsumen-definisi-dantipe.html [15 Februari 2012}
Yasinta.2008.Elastisitas
Permintaan
dan
Penawaran.[Online]
tersedia:
http://yasinta.wordpress.com/2008/07/30/elastisitas-permintaan-danpenawaran/ [15 Februari 2012]
134
135
Lampiran 1 Kuisioner Identifikasi dan Pemberian Peringkat (rating) Faktor-faktor Strategis Internal & Eksternal STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR SEGAR DEPOK
Nama Peneliti
: Suryadi
NIM
: 107 092 003 007
Program Studi
: Agribisnis
Nama Narasumber
:
Jabatan
:
TUJUAN Mendapatkan penilaian responden guna
mengidentifikasi dan mengetahui
pengaruh masing-masing faktor strategis internal dan eksternal terhadap kondisi perusahaan. Selanjutnya faktor-faktor strategis tersebut dikelompokan ke dalam aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. PETUNJUK UMUM 1. Pengisian kuisioner dilakukan secara tertulis oleh narasumber. 2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing narasumber. 3. Dalam pengisian kuisioner, narasumber. diharapkan untuk melakukannya secara sekaligus (tidak tertunda) untuk menghindari inkonsistensi jawaban. 4. narasumber berhak menambahkan atau mengurangi hal-hal yang sudah tercantum dalam kuisioner dengan alasan yang jelas dan kuat.
132
PETUNJUK KHUSUS 1. Faktor-faktor strategis internal adalah faktor-faktor yang berada dalam organisasi tersebut yang dapat dikendalikan dan memiliki implikasi langsung terhadap Pasar Segar Depok. Faktor-faktor strategis internal dikelompokan ke dalam aspek kekuatan dan kelemahan. 2. Faktor-faktor strategis eksternal adalah faktor-faktor yang berada di luar Pasar Segar dan tidak dapat dikendalikan oleh Pasar Segar Depok. Faktorfaktor strategis eksternal dikelompokan ke dalam aspek peluang dan ancaman. 3. Kekuatan dan kelemahan meliputi sumberdaya manusia, keuangan, produksi dan operasi, pemasaran, penelitian dan pengembangan, dan manajemen sistem informasi. Sedangkan Peluang dan ancaman meliputi tinjauan terhadap situasi ekonomi, sosial, budaya, politik pemerintahan dan hukum, geografi dan lingkungan, teknologi serta kekuatan persaingan. 4. Berikan tanda centang (v) pada ruang kolom kekuatan atau kelemahan dan peluang atau ancaman sesuai dengan nilai rating yang Anda berikan untuk faktor tersebut. Penilaian Untuk Faktor Internal 1
= Kelemahan Utama
2
= Kelemahan Minor
3
= Kekuatan Minor
4
= Kekuatan Utama
Penilaian untuk Faktor Ekternal 1
= Rendah, respon perusahaan rendah
2
= Sedang, respon perusahaan rata-rata
3
= Tinggi, respon perusahaan diatas rata-rata
4
= Sangat tinggi, respon perusahaan superior
133
134
135
Lampiran 1 (Lanjutan) Kuisioner Identifikasi dan Penentuan Rating Faktor-faktor Strategis Internal & Eksternal A. Faktor-Faktor Strategis Internal No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Faktor Strategis Internal
Kekuatan 4 3
Kelemahan 2 1
Keterangan
Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar Strategi dan Program Kerja Pasar Segar Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi Lokasi Pasar Segar Depok Konsep Pasar Segar Merek Pasar Segar Sistem Tatakelola Pasar Segar Aktifitas Promosi dan Sosialisasi Fasilitas Pasar Segar Depok Penerapan Sistem Administrasi Keuangan Pasar Segar Pengelolaan Kebersihan, Kemanan & Ketertiban Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga) Keramahan Pelayanan Respon terhadap Keluhan Tata letak (lay out ) Pasar Segar Depok
Depok, .. Narasumber,
(
)
134
Lampiran 1 (lanjutan) Kuisioner Identifikasi dan Penentuan Rating Faktor-faktor Strategis Internal & Eksternal B. Faktor-Faktor Strategis Eksternal No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Faktor Strategis Ekternal
1
Peluang 2 3
4
1
Ancaman 2 3 4
Keterangan
Hambatan Masuk Pasar Pesaing Baru Daya Tawar Konsumen Daya Tawar Suplier/Pedagang Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada Situasi Politik dan Keamanan Kebijakan Pemerintah tentang Pasar Kenaikan Harga Komoditas Peningkatan Pendapatan Masyarakat Mata Pencaharian Masyarakat Kenaikan Harga BBM dan TDL Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok Tingkat Pendidikan Masyarakat Depok Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat Gaya Hidup Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar menawar Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi Produk/layanan Substitusi
Depok, .. Narasumber
(
)
135
Lampiran 2 Kuisioner Penentuan Bobot Faktor-faktor Strategis Internal dan Eksternal STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR SEGAR DEPOK Nama Peneliti
: Suryadi
NIM
: 107 092 003 007
Program Studi
: Agribisnis
Nama Narasumber
:
Jabatan
:
TUJUAN Mendapatkan penilaian responden terhadap tingkat kepentingan faktor- faktor strategis internal dan eksternal dalam mengembangkan Pasar Segar Depok berdasarkan polling pendapat responden pada kuisioner putaran pertama. Tingkat kepentingan yang dimaksud adalah berupa pemberian bobot terhadap faktorfaktor strategis untuk melihat seberapa besar faktor-faktor tersebut menentukan tingkat keberhasilan untuk mengembangkan Pasar Segar Depok.
PETUNJUK UMUM 1.
Pengisian kuisioner dilakukan secara tertulis oleh narasumber.
2.
Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing narasumber.
3.
Dalam pengisian kuisioner, narasumber diharapkan untuk melakukannya secara sekaligus (tidak tertunda) untuk menghindari inkonsistensi jawaban.
4.
Seluruh definisi yang digunakan dalam kuisioner ini bersifat mutlak karena merupakan rangkuman dari jawaban narasumber. pada kuisioner putaran pertama.
137
PETUNJUK KHUSUS 1.
Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor kunci sukses internal dan eksternal yang tersedia untuk kuisioner ini adalah dengan memberikan nilai 1,2 atau 3 yang paling sesuai menurut responden dengan cara sebagai berikut: 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
2.
Contoh : a.
Jika Lokasi Pasar Segar Depok kurang penting daripada Konsep Pasar Segar, maka nilai untuk baris 6 kolom G = 1.
b.
Jika Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar sama penting daripada Strategi dan Program Kerja, maka nilai untuk baris 1 kolom B pada = 2.
c.
Jika Produk lebih penting daripada Keramahan Pelayanan, maka nilai untuk baris 15 kolom P = 3.
138
Lampiran 2 (lanjutan)
Kuisioner Bobot Faktor-faktor Strategis Internal & Eksternal A. Penentuan Bobot Faktor-Faktor Strategis Internal No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Faktor-faktor Strategis Internal Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar Strategi dan Program Kerja Pasar Segar Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi Lokasi Pasar Segar Depok Konsep Pasar Segar Merek Pasar Segar Sistem Tatakelola Pasar Segar Aktivitas Promosi dan Sosialisasi Fasilitas Pasar Segar Depok Penerapan Sistem Administrasi Keuangan Pasar Segar Pengelolaan Kebersihan, Kemanan & Ketertiban Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga) Keramahan Pelayanan Respon terhadap Keluhan Tata Letak (Layout ) Jumlah
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
Total
Bobot
Depok, .. Narasumber,
(
)
138
Lampiran 2 (lanjutan) Kuisioner Bobot Faktor-faktor Strategis Internal & Eksternal B. Penentuan Bobot Faktor-Faktor Strategis Eksternal No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Faktor-faktor Strategis Eksternal Hambatan Masuk Pasar Pesaing Baru Daya Tawar Konsumen Daya Tawar Suplier/ Pedagang Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada Produk/layanan Substitusi Situasi Politik dan Keamanan Kebijakan Pemerintah tentang Pasar Kenaikan Harga Komoditas Peningkatan Pendapatan Masyarakat Mata Pencaharian Masyarakat Kenaikan Harga BBM dan TDL Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok Tingkat Pendidikan Masyarakat Depok Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat Gaya Hidup Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar menawar Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi Jumlah
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
Total
Bobot
Depok, .. Narasumber,
(
)
139
Lampiran 3 A. Input Kuisioner Identifikasi dan Penentuan Rating Faktor-faktor Strategis Internal Pasar Segar Depok Nomor Nama Narasumber Jabatan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
:1 : Ibu Ayu : Admnistration Faktor Strategis Internal
Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar Strategi dan Program Kerja Pasar Segar Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi Lokasi Pasar Segar Depok Konsep Pasar Segar Merek Pasar Segar Sistem Tatakelola Pasar Segar Aktivitas Promosi dan Sosialisasi Fasilitas Pasar Segar Depok Penerapan Sistem Administrasi Keuangan Pasar Segar Depok Pengelolaan Kebersihan, Kemanan & Ketertiban Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga) Keramahan Pelayanan Respon terhadap Keluhan Tata letak (lay out ) Pasar Segar Depok
Kekuatan 4 3
Kelemahan 2 1
Keterangan
v v
v v
v v v
v v v
v v v v v v v v
140
Lampiran 3 (lanjutan) A. Input Kuisioner Identifikasi dan Penentuan Rating Faktor-faktor Strategis Internal Pasar Segar Depok Nomor Nama Narasumber Jabatan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
:2 : Bpk. Juliansyah : Tenan Relation Faktor Strategis Internal
Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar Strategi dan Program Kerja Pasar Segar Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi Lokasi Pasar Segar Depok Konsep Pasar Segar Merek Pasar Segar Sistem Tatakelola Pasar Segar Aktivitas Promosi dan Sosialisasi Fasilitas Pasar Segar Depok Penerapan Sistem Administrasi Keuangan Pasar Segar Depok Pengelolaan Kebersihan, Kemanan & Ketertiban Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga) Keramahan Pelayanan Respon terhadap Keluhan Tata letak (lay out ) Pasar Segar Depok
Kekuatan 4 3
Kelemahan 2 1
Keterangan
v v
v v v
v v v v v
v v v
v v v v v
141
Lampiran 3 (lanjutan) A. Input Kuisioner Identifikasi dan Penentuan Rating Faktor-faktor Strategis Internal Pasar Segar Depok Nomor Nama Narasumber Jabatan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
:3 : Bpk. Evan : Office Support Faktor Strategis Internal
Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar Strategi dan Program Kerja Pasar Segar Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi Lokasi Pasar Segar Depok Konsep Pasar Segar Merek Pasar Segar Sistem Tatakelola Pasar Segar Aktivitas Promosi dan Sosialisasi Fasilitas Pasar Segar Depok Penerapan Sistem Administrasi Keuangan Pasar Segar Depok Pengelolaan Kebersihan, Kemanan & Ketertiban Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga) Keramahan Pelayanan Respon terhadap Keluhan Tata letak (lay out ) Pasar Segar Depok
Kekuatan 4 3 v
Kelemahan 2 1
Keterangan
v v v
v v v v v v
v v v
v v
v v v
142
Lampiran 3 (lanjutan) A. Input Kuisioner Identifikasi dan Penentuan Rating Faktor-faktor Strategis Internal Pasar Segar Depok Nomor Nama Narasumber Jabatan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
:4 :Bpk. Dondi : Property Manager Faktor Strategis Internal
Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar Strategi dan Program Kerja Pasar Segar Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi Lokasi Pasar Segar Depok Konsep Pasar Segar Merek Pasar Segar Sistem Tatakelola Pasar Segar Aktivitas Promosi dan Sosialisasi Fasilitas Pasar Segar Depok Penerapan Sistem Administrasi Keuangan Pasar Segar Depok Pengelolaan Kebersihan, Kemanan & Ketertiban Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga) Keramahan Pelayanan Respon terhadap Keluhan Tata letak (lay out ) Pasar Segar Depok
Kekuatan 4 3
Kelemahan 2 1
Keterangan
v v v v v v v
v v v v v v v v v v v
143
Lampiran 3 (lanjutan) A. Input Kuisioner Identifikasi dan Penentuan Rating Faktor-faktor Strategis Internal Pasar Segar Depok Nomor Nama Narasumber Jabatan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
:5 :Adi : Mecanical Electric Faktor Strategis Internal
Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar Strategi dan Program Kerja Pasar Segar Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi Lokasi Pasar Segar Depok Konsep Pasar Segar Merek Pasar Segar Sistem Tatakelola Pasar Segar Aktivitas Promosi dan Sosialisasi Fasilitas Pasar Segar Depok Penerapan Sistem Administrasi Keuangan Pasar Segar Depok Pengelolaan Kebersihan, Kemanan & Ketertiban Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga) Keramahan Pelayanan Respon terhadap Keluhan Tata letak (lay out ) Pasar Segar Depok
Kekuatan 4 3 v
Kelemahan 2 1
Keterangan
v v v v v v v
v v
v v v
v v
v v v
144
Lampiran 3 (lanjutan) B. Input Kuisioner Identifikasi dan Penentuan Rating Faktor-faktor Strategis Eksternal Pasar Segar Depok Nomor Nama Narasumber Jabatan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
:1 : Ibu Ayu : Admnistration Faktor Strategis Ekternal
Hambatan Masuk Pasar Pesaing Baru Daya Tawar Konsumen Daya Tawar Suplier/Pedagang Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada Situasi Politik dan Keamanan Kebijakan Pemerintah tentang Pasar Kenaikan Harga Komoditas Peningkatan Pendapatan Masyarakat Mata Pencaharian Masyarakat Kenaikan Harga BBM dan TDL Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok Tingkat Pendidikan Masyarakat Depok Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat Gaya Hidup Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar menawar Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi Produk/layanan Substitusi
1
Peluang 2 3
4
1
Ancaman 2 3
4
Keterangan
v v v v v v v v v v v v v v v v v v
145
Lampiran 3 (lanjutan) B. Input Kuisioner Identifikasi dan Penentuan Rating Faktor-faktor Strategis Eksternal Pasar Segar Depok Nomor Nama Narasumber Jabatan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
:2 : Bpk. Juliansyah : Tenan Relation Faktor Strategis Ekternal
Hambatan Masuk Pasar Pesaing Baru Daya Tawar Konsumen Daya Tawar Suplier/Pedagang Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada Situasi Politik dan Keamanan Kebijakan Pemerintah tentang Pasar Kenaikan Harga Komoditas Peningkatan Pendapatan Masyarakat Mata Pencaharian Masyarakat Kenaikan Harga BBM dan TDL Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok Tingkat Pendidikan Masyarakat Depok Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat Gaya Hidup Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar menawar Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi Produk/layanan Substitusi
1
Peluang 2 3
4
1
Ancaman 2 3
4
Keterangan
v v v v v v v v v v v v v v v v v v
146
Lampiran 3 (lanjutan) B. Input Kuisioner Identifikasi dan Penentuan Rating Faktor-faktor Strategis Eksternal Pasar Segar Depok Nomor Nama Narasumber Jabatan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
:3 : Bpk. Evan : Office Support Faktor Strategis Ekternal
Hambatan Masuk Pasar Pesaing Baru Daya Tawar Konsumen Daya Tawar Suplier/Pedagang Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada Situasi Politik dan Keamanan Kebijakan Pemerintah tentang Pasar Kenaikan Harga Komoditas Peningkatan Pendapatan Masyarakat Mata Pencaharian Masyarakat Kenaikan Harga BBM dan TDL Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok Tingkat Pendidikan Masyarakat Depok Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat Gaya Hidup Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar menawar Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi Produk/layanan Substitusi
1
Peluang 2 3
4
1
Ancaman 2 3
4
Keterangan
v v v v v v v v v v v v
v v v v v v
147
Lampiran 3 (lanjutan) B. Input Kuisioner Identifikasi dan Penentuan Rating Faktor-faktor Strategis Eksternal Pasar Segar Depok Nomor Nama Narasumber Jabatan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
:4 :Bpk. Dondi : Property Manager Faktor Strategis Ekternal
Hambatan Masuk Pasar Pesaing Baru Daya Tawar Konsumen Daya Tawar Suplier/Pedagang Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada Situasi Politik dan Keamanan Kebijakan Pemerintah tentang Pasar Kenaikan Harga Komoditas Peningkatan Pendapatan Masyarakat Mata Pencaharian Masyarakat Kenaikan Harga BBM dan TDL Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok Tingkat Pendidikan Masyarakat Depok Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat Gaya Hidup Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar menawar Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi Produk/layanan Substitusi
1
Peluang 2 3
4
1
Ancaman 2 3
4
Keterangan
v v v v v v v v v v v v v v v v v v
148
Lampiran 3 (lanjutan) B. Input Kuisioner Identifikasi dan Penentuan Rating Faktor-faktor Strategis Eksternal Pasar Segar Depok Nomor Nama Narasumber Jabatan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
:5 :Adi : Mecanical Electric Faktor Strategis Ekternal
Hambatan Masuk Pasar Pesaing Baru Daya Tawar Konsumen Daya Tawar Suplier/Pedagang Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada Situasi Politik dan Keamanan Kebijakan Pemerintah tentang Pasar Kenaikan Harga Komoditas Peningkatan Pendapatan Masyarakat Mata Pencaharian Masyarakat Kenaikan Harga BBM dan TDL Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok Tingkat Pendidikan Masyarakat Depok Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat Gaya Hidup Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar menawar Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi Produk/layanan Substitusi
1
Peluang 2 3
4
1
Ancaman 2 3
4
Keterangan
v v v v v v v v v v v v v v v v v v
149
Lampiran 4 A. Input Kuisioner Penentuan Bobot Faktor-faktor Strategis Internal Pasar Segar Depok Nomor Nama Narasumber Jabatan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
:1 : Ibu Ayu : Admnistration
Faktor-faktor Kunci Internal Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar Strategi dan Program Kerja Pasar Segar Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi Lokasi Pasar Segar Depok Konsep Pasar Segar Merek Pasar Segar Sistem Tatakelola Pasar Segar Aktifitas Promosi dan Sosialisasi Fasilitas Pasar Segar Depok Penerapan Sistem Administrasi Keuangan Pasar Segar Depok Pengelolaan Kebersihan, Kemanan & Ketertiban Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga) Keramahan Pelayanan Respon terhadap Keluhan Tata letak (lay out ) Pasar Segar Depok Jumlah
A 1 1 2 3 3 2 3 1 3 3 1 3 2 3 1 1 1 34
B 3 1 2 1 3 2 1 2 3 3 1 3 2 1 1 1 1 31
C 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 2 3 1 1 1 41
D 2 2 1 1 2 1 1 1 3 3 1 3 2 3 1 1 1 29
E 1 3 1 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 1 2 1 1 37
F 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 3 1 1 1 23
G H 2 1 2 3 2 3 3 3 1 2 3 3 2 2 3 1 2 3 3 2 2 1 3 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 35 32
I 3 2 1 3 1 3 1 3 3 3 3 2 3 3 1 1 2 38
J 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 3 2 2 4 28
K 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 3 1 1 1 22
L M 3 1 3 1 1 1 3 1 3 1 3 3 2 1 3 2 1 2 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 1 1 2 1 3 1 43 28
N 2 2 2 2 1 2 3 3 1 2 3 1 1 3 3 1 1 33
O 1 3 1 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1
P 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3
Q R 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 1 2 3 1 2 3 1 1 1 23 44 46 46
Total 34 37 27 39 31 45 33 36 30 41 46 25 39 35 45 24 22 24 613
Bobot 0,055 0,060 0,044 0,064 0,051 0,073 0,054 0,059 0,049 0,067 0,075 0,041 0,064 0,057 0,073 0,039 0,036 0,039 1,000
150
Lampiran 4 (lanjutan) A. Input Kuisioner Penentuan Bobot Faktor-faktor Strategis Internal Pasar Segar Depok Nomor Nama Narasumber Jabatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
:2 : Bpk. Juliansyah : Tenan Relation Faktor-faktor Kunci Internal
Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar Strategi dan Program Kerja Pasar Segar Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi Lokasi Pasar Segar Depok Konsep Pasar Segar Merek Pasar Segar Sistem Tatakelola Pasar Segar Aktifitas Promosi dan Sosialisasi Fasilitas Pasar Segar Depok Penerapan Sistem Administrasi Keuangan Pasar Segar Depok Pengelolaan Kebersihan, Kemanan & Ketertiban Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga) Keramahan Pelayanan Respon terhadap Keluhan Tata letak (lay out ) Pasar Segar Depok Jumlah
A
B 3
C 3 3
D 2 2 1
E 1 3 1 3
F 1 1 1 2 1
G 2 2 2 3 1 3
H 1 3 3 3 2 3 2
I 3 2 1 3 1 3 1 3
J 1 2 1 1 1 2 2 1 1
K 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2
L 3 3 1 3 2 3 2 3 1 3 3
M 1 1 1 1 1 3 1 2 2 2 3 2
N 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 1 1
O 1 2 1 1 3 1 1 3 1 1 1 1 2 1
P 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3
Q 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2
R 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 1 3 3 3 3 3
1 1 1 2 2 3 3 1 3 1 3 3 3 2 3 2 2 2 1 3 1 3 1 1 1 2 1 2 1 2 3 1 3 1 3 1 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 1 1 3 1 2 1 2 1 3 1 1 3 3 3 3 3 1 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 3 2 1 3 3 3 2 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 2 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 4 1 3 1 1 1 1 1 34 32 41 29 37 23 35 32 38 29 22 41 28 34 23 44 45 46
Total 34 36 27 39 31 45 33 36 30 40 46 27 39 34 45 24 23 24 613
Bobot 0,055 0,059 0,044 0,064 0,051 0,073 0,054 0,059 0,049 0,065 0,075 0,044 0,064 0,055 0,073 0,039 0,038 0,039 1,000
151
Lampiran 4 (lanjutan) A. Input Kuisioner Penentuan Bobot Faktor-faktor Strategis Internal Pasar Segar Depok Nomor Nama Narasumber Jabatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
:3 : Bpk. Evan : Office Support Faktor-faktor Kunci Internal
Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar Strategi dan Program Kerja Pasar Segar Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi Lokasi Pasar Segar Depok Konsep Pasar Segar Merek Pasar Segar Sistem Tatakelola Pasar Segar Aktifitas Promosi dan Sosialisasi Fasilitas Pasar Segar Depok Penerapan Sistem Administrasi Keuangan Pasar Segar Depok Pengelolaan Kebersihan, Kemanan & Ketertiban Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga) Keramahan Pelayanan Respon terhadap Keluhan Tata letak (lay out ) Pasar Segar Depok Jumlah
A
B 1
C 3 3
D 1 2 3
E 2 2 2 2
F 3 3 1 2 3
G 2 2 3 2 1 1
H 3 2 2 2 3 1 2
I 3 2 2 2 3 1 2 2
J 2 2 2 2 3 1 2 2 2
K 2 2 3 2 3 1 2 2 3 2
L 2 2 1 2 3 2 2 1 2 2 2
M 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2
N 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2
O 2 2 2 2 3 1 2 3 2 2 2 2 1 2
P 2 2 2 2 3 1 2 2 3 1 2 2 3 2 2
Q 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
R 3 3 3 3 3 2 1 3 2 3 1 2 1 1 1 2 1
3 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 3 2 1 2 2 1 2 3 3 1 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 1 2 1 3 2 2 1 2 2 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 3 2 2 1 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 3 1 2 4 3 2 3 3 3 2 3 30 30 34 33 25 46 34 34 33 37 36 33 35 34 35 35 35 35
Total 37 38 34 34 43 22 34 34 35 34 32 35 33 34 33 33 33 36 614
Bobot 0,060 0,062 0,055 0,055 0,070 0,036 0,055 0,055 0,057 0,055 0,052 0,057 0,054 0,055 0,054 0,054 0,054 0,059 1,000
152
Lampiran 4 (lanjutan) A. Input Kuisioner Penentuan Bobot Faktor-faktor Strategis Internal Pasar Segar Depok Nomor Nama Narasumber Jabatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
:4 : Bpk. Dondi : Property Manager Faktor-faktor Kunci Internal
Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar Strategi dan Program Kerja Pasar Segar Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi Lokasi Pasar Segar Depok Konsep Pasar Segar Merek Pasar Segar Sistem Tatakelola Pasar Segar Aktifitas Promosi dan Sosialisasi Fasilitas Pasar Segar Depok Penerapan Sistem Administrasi Keuangan Pasar Segar Depok Pengelolaan Kebersihan, Kemanan & Ketertiban Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga) Keramahan Pelayanan Respon terhadap Keluhan Tata letak (lay out ) Pasar Segar Depok Jumlah
A
B 1
C 3 3
D 1 2 3
E 2 2 2 2
F 3 3 1 2 3
G 2 2 3 2 3 1
H 3 2 2 2 3 1 2
I 3 2 2 2 3 1 2 2
J 2 2 2 2 3 1 2 2 2
K 2 2 1 2 3 1 2 2 2 2
L 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2
M 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2
N 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2
O 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2
P 2 2 2 2 3 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2
Q 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
R 3 3 3 3 3 2 1 1 2 3 1 2 1 1 3 2 1
3 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 3 2 1 2 2 1 2 1 3 1 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 3 2 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 3 3 2 4 3 2 3 3 1 2 3 30 30 36 33 21 46 36 36 35 37 34 34 35 35 33 33 35 35
Total 37 38 32 34 47 22 32 32 33 34 34 34 33 33 35 35 33 36 614
Bobot 0,060 0,062 0,052 0,055 0,077 0,036 0,052 0,052 0,054 0,055 0,055 0,055 0,054 0,054 0,057 0,057 0,054 0,059 1,000
153
Lampiran 4 (lanjutan) A. Input Kuisioner Penentuan Bobot Faktor-faktor Strategis Internal Pasar Segar Depok Nomor Nama Narasumber Jabatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
:5 : Adi : Mecanical Electric Faktor-faktor Kunci Internal
Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar Strategi dan Program Kerja Pasar Segar Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi Lokasi Pasar Segar Depok Konsep Pasar Segar Merek Pasar Segar Sistem Tatakelola Pasar Segar Aktifitas Promosi dan Sosialisasi Fasilitas Pasar Segar Depok Penerapan Sistem Administrasi Keuangan Pasar Segar Depok Pengelolaan Kebersihan, Kemanan & Ketertiban Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga) Keramahan Pelayanan Respon terhadap Keluhan Tata letak (lay out ) Pasar Segar Depok Jumlah
A
B 1
C 3 3
D 1 2 3
E 2 2 2 2
F 3 3 1 2 3
G 2 2 3 1 3 1
H 3 2 2 2 3 1 2
I 3 2 2 2 3 2 2 2
J 2 2 2 2 2 1 2 2 2
K 2 2 3 1 3 1 2 2 2 2
L 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2
M 2 2 2 2 3 1 2 2 2 3 2 2
N 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 3 3 2
O 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2
P 2 2 2 2 3 1 2 2 3 1 2 2 2 2 2
Q 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 3 2 3 1 2
R 3 3 3 3 3 2 1 1 2 3 1 2 1 1 3 2 1
3 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 3 2 1 2 2 1 3 1 3 1 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 3 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 1 2 1 3 2 1 1 1 1 1 2 3 3 2 4 3 2 3 3 1 2 3 30 30 34 35 23 45 35 37 35 36 34 32 36 36 32 34 36 35
Total 37 38 34 32 45 23 33 31 33 36 34 36 33 32 36 34 32 36 615
Bobot 0,060 0,062 0,055 0,052 0,073 0,037 0,054 0,050 0,054 0,059 0,055 0,059 0,054 0,052 0,059 0,055 0,052 0,059 1,000
154
Lampiran 4 (lanjutan) B. Input Kuisioner Penentuan Bobot Faktor-faktor Strategis Eksternal Pasar Segar Depok Nomor Nama Narasumber Jabatan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
:1 : Ibu Ayu : Admnistration
Faktor-faktor Kunci Internal Hambatan Masuk Pasar Pesaing Baru Daya Tawar Konsumen Daya Tawar Suplier/ Pedagang Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada Produk/layanan Substitusi Situasi Politik dan Keamanan Kebijakan Pemerintah tentang Pasar Kenaikan Harga Komoditas Peningkatan Pendapatan Masyarakat Mata Pencaharian Masyarakat Kenaikan Harga BBM dan TDL Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok Tingkat Pendidikan Masyarakat Depok Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat Gaya Hidup Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar menawar Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi Jumlah
A 1 1 2 3 3 3 2 3 1 2 2 1 1 2 3 2 3 35
B 3 2 3 2 3 2 1 1 2 3 2 1 3 3 3 3 2 39
C 3 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 24
D 1 1 3 3 1 3 2 2 3 3 2 2 1 1 1 1 1 31
E 1 2 3 1 3 3 1 2 1 2 3 2 1 1 2 1 1 30
F 1 1 2 3 1 3 3 3 1 3 2 1 1 2 1 1 1 30
G H 1 2 2 3 3 3 1 2 1 3 1 1 3 1 1 3 2 1 1 2 2 1 3 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 26 30
I 1 3 2 2 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 26
J 3 2 3 1 3 3 2 3 3 3 1 1 1 2 1 1 2 35
K 2 1 3 1 2 1 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 26
L M 2 3 2 3 2 3 2 2 1 2 2 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 32 37
N 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 45
O 2 1 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 1
P 1 1 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 1 2
Q R 2 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 1 3 2 1 1 39 37 44 45
Total 32 29 44 36 38 38 42 38 42 33 42 36 31 23 29 31 24 23 611
Bobot 0,052 0,047 0,072 0,059 0,062 0,062 0,069 0,062 0,069 0,054 0,069 0,059 0,051 0,038 0,047 0,051 0,039 0,038 1,000
155
Lampiran 4 (lanjutan) B. Input Kuisioner Penentuan Bobot Faktor-faktor Strategis Eksternal Pasar Segar Depok Nomor Nama Narasumber Jabatan No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
:2 : Bpk. Juliansyah : Tenan Relation
Faktor-faktor Kunci Internal
Hambatan Masuk Pasar Pesaing Baru Daya Tawar Konsumen Daya Tawar Suplier/ Pedagang Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada Produk/layanan Substitusi Situasi Politik dan Keamanan Kebijakan Pemerintah tentang Pasar Kenaikan Harga Komoditas Peningkatan Pendapatan Masyarakat Mata Pencaharian Masyarakat Kenaikan Harga BBM dan TDL Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok Tingkat Pendidikan Masyarakat Depok Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat Gaya Hidup Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar menawar Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi Jumlah
A
B 3
C 3 2
D 1 1 3
E 1 2 3 1
F 1 1 3 3 1
G 1 2 3 1 1 1
H 2 3 3 2 1 1 3
I 1 3 2 2 2 1 3 1
J 3 2 3 1 3 3 3 3 3
K 2 1 2 1 2 1 3 2 3 1
L 2 2 3 2 1 2 2 3 3 3 3
M 3 3 3 2 2 3 1 3 3 3 3 2
N 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
O 2 1 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 1
P 1 1 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 1 2
Q 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3
R 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3
1 1 2 2 3 1 3 2 1 3 3 3 1 1 3 3 2 1 3 3 3 2 1 1 2 3 3 1 3 1 2 2 2 3 1 3 1 2 1 3 1 1 1 1 1 2 3 2 3 2 3 1 2 1 3 2 2 1 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 3 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 3 3 3 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 3 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 35 39 22 31 32 31 25 28 25 36 25 33 37 45 40 38 44 45
Total 32 29 46 36 36 37 43 40 43 32 43 35 31 23 28 30 24 23 611
Bobot 0,052 0,047 0,075 0,059 0,059 0,061 0,070 0,065 0,070 0,052 0,070 0,057 0,051 0,038 0,046 0,049 0,039 0,038 1,000
156
Lampiran 4 (lanjutan) B. Input Kuisioner Penentuan Bobot Faktor-faktor Strategis Eksternal Pasar Segar Depok Nomor :3 Nama Narasumber : Bpk. Evan Jabatan : Office Support No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Faktor-faktor Kunci Internal
Hambatan Masuk Pasar Pesaing Baru Daya Tawar Konsumen Daya Tawar Suplier/ Pedagang Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada Produk/layanan Substitusi Situasi Politik dan Keamanan Kebijakan Pemerintah tentang Pasar Kenaikan Harga Komoditas Peningkatan Pendapatan Masyarakat Mata Pencaharian Masyarakat Kenaikan Harga BBM dan TDL Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok Tingkat Pendidikan Masyarakat Depok Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat Gaya Hidup Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar menawar Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi Jumlah
A
B 3
C 3 2
D 1 1 1
E 2 2 2 3
F 3 2 2 3 1
G 1 3 1 1 1 2
H 1 1 1 1 1 1 2
I 2 2 3 3 2 1 1 3
J 2 2 2 3 2 1 3 3 3
K 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1
L M N O P Q R 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 3 3 3 1 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 1 2 2 2 1 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 1 3 2 2 1 1 3 2 3 3 1 3 3 3 2 1 1 3 3 1 1 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 1 2 3 3 1 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 1 2 3 1 1 1 2 3 2 2 1 3 1 3 3 3 3 3 3 2 1 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 1 2 3 1 1 2 1 3 3 2 1 3 2 2 2 2 1 1 2 3 1 1 1 1 1 3 1 1 2 2 2 2 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 3 2 1 2 1 3 1 1 2 2 2 2 3 3 2 1 1 2 1 1 2 2 1 3 1 2 3 1 3 3 3 2 3 3 2 1 1 1 2 2 3 1 1 1 1 1 2 2 3 1 1 3 1 1 3 2 1 2 1 1 3 1 2 2 3 3 1 3 36 34 33 28 35 39 33 18 29 38 22 35 41 45 36 32 42 35
Total 31 34 35 39 33 29 35 50 39 30 46 33 27 23 32 36 26 33 611
Bobot 0,051 0,056 0,057 0,064 0,054 0,047 0,057 0,082 0,064 0,049 0,075 0,054 0,044 0,038 0,052 0,059 0,043 0,054 1,000
157
Lampiran 4 (lanjutan) B. Input Kuisioner Penentuan Bobot Faktor-faktor Strategis Eksternal Pasar Segar Depok Nomor Nama Narasumber Jabatan No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
:4 : Bpk. Dondi : Property Manager
Faktor-faktor Kunci Internal
Hambatan Masuk Pasar Pesaing Baru Daya Tawar Konsumen Daya Tawar Suplier/ Pedagang Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada Produk/layanan Substitusi Situasi Politik dan Keamanan Kebijakan Pemerintah tentang Pasar Kenaikan Harga Komoditas Peningkatan Pendapatan Masyarakat Mata Pencaharian Masyarakat Kenaikan Harga BBM dan TDL Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok Tingkat Pendidikan Masyarakat Depok Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat Gaya Hidup Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar menawar Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi Jumlah
A
B 3
C 3 2
D 1 1 1
E 2 2 2 3
F 3 2 2 3 1
G 1 3 2 1 1 2
H 1 1 1 1 1 1 2
I 2 2 3 3 2 1 1 3
J 2 2 2 3 2 1 3 3 3
K 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1
L M N O P Q R 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 3 3 3 1 2 2 1 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 1 2 2 2 1 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 1 3 2 2 1 1 3 2 3 3 1 2 3 3 2 1 1 3 3 1 1 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 2 2 1 1 2 3 3 1 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 1 2 3 1 1 1 2 3 2 2 1 3 1 3 3 3 3 3 3 2 1 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 1 2 3 1 1 2 1 3 3 2 1 3 2 2 2 3 1 1 2 3 1 1 1 1 1 3 1 1 2 2 2 2 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 3 2 1 2 1 3 1 3 2 2 2 2 3 3 2 1 1 2 1 1 2 2 1 3 1 2 3 1 3 3 3 2 3 3 2 1 1 1 2 2 3 1 1 1 1 1 2 2 3 1 1 3 1 1 3 2 1 2 1 1 3 1 2 2 3 3 1 3 36 34 33 28 35 39 34 20 29 38 22 35 40 45 34 32 42 35
Total 31 34 35 39 33 29 34 48 39 30 46 33 28 23 34 36 26 33 611
Bobot 0,051 0,056 0,057 0,064 0,054 0,047 0,056 0,079 0,064 0,049 0,075 0,054 0,046 0,038 0,056 0,059 0,043 0,054 1,000
158
Lampiran 4 (lanjutan B. Input Kuisioner Penentuan Bobot Faktor-faktor Strategis Eksternal Pasar Segar Depok Nomor Nama Narasumber Jabatan No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
:5 : Adi : Mecanical Electric
Faktor-faktor Kunci Internal
Hambatan Masuk Pasar Pesaing Baru Daya Tawar Konsumen Daya Tawar Suplier/ Pedagang Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada Produk/layanan Substitusi Situasi Politik dan Keamanan Kebijakan Pemerintah tentang Pasar Kenaikan Harga Komoditas Peningkatan Pendapatan Masyarakat Mata Pencaharian Masyarakat Kenaikan Harga BBM dan TDL Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok Tingkat Pendidikan Masyarakat Depok Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat Gaya Hidup Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar menawar Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi Jumlah
A
B 3
C 3 2
D 1 1 3
E 2 2 2 3
F 3 2 2 3 1
G 1 3 3 2 1 2
H 1 1 1 1 1 1 2
I 2 2 3 3 2 1 1 1
J 2 2 2 3 2 1 3 3 3
K 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1
L M N O P Q R 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 3 3 3 1 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 2 2 3 1 2 2 2 1 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 1 3 2 2 1 1 3 2 3 3 1 1 2 3 2 1 1 3 3 1 1 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 2 3 3 2 2 1 1 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 1 2 3 1 1 1 2 3 2 2 1 3 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 1 2 3 1 1 2 1 3 2 2 1 3 2 2 2 2 1 1 2 3 1 1 1 1 1 3 1 1 2 2 2 2 1 1 1 3 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 3 2 1 2 1 3 1 3 2 2 2 2 3 3 2 1 1 2 1 1 2 2 1 3 2 2 3 1 3 3 3 2 3 3 2 1 1 1 2 2 3 1 1 1 1 1 2 2 3 1 1 3 1 1 3 2 1 2 1 1 3 1 2 2 3 3 1 3 36 34 29 29 35 39 36 24 27 38 21 36 41 44 34 31 42 35
Total 31 34 39 38 33 29 32 44 41 30 47 32 27 24 34 37 26 33 611
Bobot 0,051 0,056 0,064 0,062 0,054 0,047 0,052 0,072 0,067 0,049 0,077 0,052 0,044 0,039 0,056 0,061 0,043 0,054 1,000
159
160
Lampiran 5
Rekapitulasi Nilai Rating, Bobot dan Skor Faktor Strategis Internal Faktor Strategis Kekuatan 1 Visi , Misi dan Tujuan Pasar Segar 2 Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan 3 Proses Komunikasi dan Pemberian Motivasi 4 Lokasi Pasar Segar Depok 5 Konsep Pasar Segar 6 Merek Pasar Segar 7 Sistem Tatakelola Pasar Segar 8 Fasilitas Pasar Segar Depok 9 Penerapan Sistem Administrasi 10 Pengelolaan Kebersihan, Kemanan & Ketertiban 11 Keramahan Pelayanan 12 Respon terhadap Keluhan Jumlah Kelemahan 1 Strategi dan Program Kerja Pasar Segar 2 Kompetensi Sumberdaya Manusia Pengelola 3 Aktifitas Promosi dan Sosialisasi 4 Keuangan Pasar Segar Depok 5 Produk (kualitas, kuantitas, variasi, dan harga) 6 Tata Letak (Layout ) Pasar Segar Depok Jumlah Total Skor Internal
N1
N2
Rating N3
3 4 4 2 2 4 3 4 2 3 3 4
3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3
4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 2
2 1 1 3 3 4 3 3 2 3 3 3
4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
3,20 3,00 3,00 3,20 3,20 3,80 3,20 3,80 3,00 3,60 3,40 3,20
0,055 0,044 0,051 0,073 0,054 0,059 0,049 0,075 0,041 0,057 0,039 0,036
0,057 0,044 0,052 0,073 0,054 0,059 0,049 0,072 0,046 0,055 0,039 0,038
0,059 0,055 0,07 0,036 0,055 0,055 0,057 0,052 0,059 0,055 0,054 0,054
0,06 0,052 0,077 0,036 0,052 0,052 0,054 0,055 0,055 0,054 0,057 0,054
0,059 0,057 0,063 0,047 0,055 0,05 0,054 0,057 0,057 0,05 0,052 0,049
0,05800 0,05040 0,06260 0,05300 0,05400 0,05500 0,05260 0,06220 0,05160 0,05420 0,04820 0,04620
0,18560 0,15120 0,18780 0,16960 0,17280 0,20900 0,16832 0,23636 0,15480 0,19512 0,16388 0,14784 2,14232
1 1 2 2 2 2
1 3 2 2 2 2
3 2 1 2 2 2
2 2 2 1 1 2
1 2 1 2 1 2
1,60 2,00 1,60 1,80 1,60 2,00
0,060 0,064 0,067 0,064 0,073 0,039
0,057 0,064 0,065 0,064 0,073 0,041
0,064 0,054 0,055 0,054 0,054 0,059
0,062 0,055 0,055 0,054 0,057 0,059
0,062 0,052 0,057 0,054 0,063 0,062
0,06100 0,05780 0,05980 0,05800 0,06400 0,05200
0,09760 0,11560 0,09568 0,10440 0,10240 0,10400 0,61968 2,76200
N4
N5
Rataan Rating
N1
N2
Bobot N3
N4
N5
Rataan Bobot
SKOR (Rating x Bobot)
160
Lampiran 5 (lanjutan
Rekapitulasi nilai Rating, Bobot dan Skor Faktor Strategis Eksternal Faktor Strategis Peluang 1 Daya Tawar Konsumen 2 Situasi Politik dan Keamanan 3 Kebijakan Pemerintah tentang Pasar 4 Peningkatan Pendapatan Masyarakat 5 Mata Pencaharian Masyarakat 6 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Depok 7 Tingkat Pendidikan Masyarakat Depok 8 Keberagaman Sosial Budaya dan Agama Masyarakat 9 Gaya Hidup 10 Kebiasaan berbelanja dengan sistem tawar menawar 11 Kondisi Lingkungan Hidup dan Kelestarian Alam 12 Kemajuan Teknologi Informasi & Komunikasi Jumlah Ancaman 1 Hambatan Masuk Pasar Pesaing Baru 2 Daya Tawar Suplier/ Pedagang 3 Keberadaan Pasar Pesaing yang Ada 4 Produk/Jasa Substitusi 5 Kenaikan Harga Komoditas 6 Kenaikan Harga BBM dan TDL Jumlah Total Skor Eksternal
N1
Rating N2 N3 N4
N5
Rataan Rating
2 3 3 2 4 2 3 3 2 3 3 2
3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 3 2 1 1 3 4 4 4
2 3 3 3 3 2
3 3 3 4 3 3
4 4 2 2 4 4
N2
Bobot N3
N1
4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3
3 4 4 2 2 3 3 4 3 3 2 2
3,20 3,40 3,60 3,00 3,20 2,60 2,80 3,00 2,60 3,20 3,20 2,80
4 3 4 4 3 2
2 3 2 1 3 3
3,00 3,20 2,80 2,80 3,20 2,80
N5
Rataan Bobot
SKOR (Rating x Bobot)
N4
0,072 0,062 0,069 0,069 0,054 0,059 0,051 0,038 0,047 0,051 0,039 0,038
0,047 0,062 0,07 0,069 0,052 0,057 0,056 0,038 0,047 0,049 0,043 0,038
0,056 0,047 0,057 0,064 0,049 0,054 0,044 0,038 0,052 0,052 0,059 0,054
0,056 0,047 0,056 0,061 0,049 0,056 0,046 0,039 0,056 0,059 0,043 0,054
0,056 0,047 0,059 0,064 0,049 0,052 0,041 0,041 0,056 0,059 0,043 0,054
0,0524 0,0530 0,0622 0,0654 0,0506 0,0556 0,0476 0,0388 0,0516 0,0540 0,0454 0,0476
0,16768 0,18020 0,22392 0,19620 0,16192 0,14456 0,13328 0,11640 0,13416 0,17280 0,14528 0,13328 1,90968
0,052 0,069 0,059 0,062 0,062 0,072
0,054 0,075 0,059 0,059 0,065 0,072
0,051 0,051 0,049 0,057 0,062 0,057 0,064 0,064 0,065 0,054 0,054 0,054 0,082 0,072 0,079 0,075 0,075 0,075
0,0514 0,0604 0,0622 0,0566 0,0734 0,0738
0,15420 0,19328 0,17416 0,15848 0,23488 0,20664 1,12164 3,03132 161
Lampiran 6
Denah Kawasan Sekitar Pasar Segar Depok
162
Lampiran 7
Foto Suasana Pasar Segar Depok
163
Lampiran 8
Tata Letak (Layout) Pasar Segar Depok
164