488
Unmas Denpasar
STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR TRADISIONAL DALAM UPAYA MENGANTISIPASI PERTUMBUHAN PASAR MODERN DI BALI Luh Kadek Budi Martini, Putu Kepramareni dan A.A.Dwi Widyani Fakultas Ekonomi Unmas Denpasar
[email protected] ABSTRAK Tujuan utama penelitian ini adalah, untuk mengetahui : (1) faktor-faktor eksternal yang merupakan peluang (opportunities) dan ancaman (threats) bagi pengembangan pasar tradisonal di Bali; (2) faktor-faktor internal yang merupakan kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) bagi pengembangan pasar tradisional di Bali (3) strategi pengembangan pasar tradisional. Lokasi penelitian ditetapkan di sembilan kabupaten/kota di Bali. Sampel penelitian 18 orang, yaitu kepala dan sekretaris pasar serta pedagang di masingmasing kabupaten/kota. Untuk mengetahui strategi pengembangan pasar tradisional digunakan analisis SWOT (Strengths Weaknesses Opportunities Threats). Hasil penelitian menemukan, bahwa peluang pasar tradisional di masa yang akan datang adalah kebijakan revitalisasi pasar pasar tradisional, stabilitas keamanan yang kondusif dan kepedulian social terhadap pasar tradisional, sedangkan unsur yang menjadi ancaman adalah lemahnya adopsi teknologi informasi. Kekuatan-kekuatan di masa akan datang adalah mutu produk, lokasi pasar yang strategis, dan ketersediaan area parkir, penetapan harga fleksibel. Kelemahan yang dimiliki proses transaksi yang cepat, promosi dan kerjasama dengan industri pariwisata. Strategi pengembangan pasar tradisonal adalah Strategi Pertumbuhan. Kata kunci : pasar, kekuatan, ancaman, kelemahan, peluang, strategi pengembangan ABSTRACT The main objective of this study is to determine: (1) external factors are the opportunities and threats for the development of traditional markets in Bali; (2) The internal factors are the strengths and weaknesses for the development of traditional market in Bali (3) traditional market development strategy. The research location is set in nine districts / municipalities in Bali. The research sample of 18 people, namely the head and secretary of the markets and traders in each district/city. To determine the market development strategy traditionally used a SWOT analysis (Strengths Weaknesses Opportunities Threats). The research found that traditional market opportunities in the future is the revitalization of the traditional market, stability conducive security and social concern on traditional markets, while the elements that pose a threat is the lack of information technology adoption The strength in the future is the quality of products, strategic market location, and the availability of parking areas, flexible pricing. Weaknesses fast transaction processing, promotion and cooperation with the tourism industry. Strategy development is a traditional market growth strategy. Keywords: market, strengths, threats, weaknesses, opportunities, development strategy
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
489
Unmas Denpasar
PENDAHULUAN Sudah tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan pasar modern dewasa ini sudah menjadi tuntutan dan konsekuensi dari gaya hidup modern yang berkembang di masyarakat. Tidak hanya di kota metropolitan tetapi sudah merambah sampai kota kecil di tanah air. Sangat mudah menjumpai minimarket, supermarket bahkan hipermarket di perkotaan maupun di pedesaan. Tempat-tempat tersebut menjanjikan tempat belanja yang nyaman dengan harga menarik bagi konsumen. Kehadiran pasar modern yang memberikan banyak kenyamanan membuat sebagian masyarakat enggan untuk berbelanja ke pasar tradisional. Berbagai alasan mungkin akan dilontarkan masyarakat, dari mulai kondisi pasar yang becek dan bau, malas tawar menawar, faktor keamanan (copet, dsb), resiko pengurangan timbangan pada barang yang dibeli, penuh sesak, dan sejumlah alasan lainnya. Padahal pasar tradisional juga masih memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki pasar modern. Diantaranya adalah masih adanya kontak sosial saat tawar menawar antara pedagang dan pembeli. Tidak seperti pasar modern yang memaksa konsumen untuk mematuhi harga yang sudah dipatok. Bagaimanapun juga pasar tradisional lebih menggambarkan denyut nadi perekonomian rakyat kebanyakan. Di pasar tradisional, masih banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya, dari mulai para pedagang kecil, kuli panggul, pedagang asongan, hingga tukang becak. Melihat fungsi dan peran pasar tradisional yang strategis dalam peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja, maka dalam pembangunan sektor perdagangan merupakan salah satu program prioritas yang telah dikembangkan mulai tahun 2004-2009 merupakan program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri. Program tersebut secara simultan dan sinergis terus dikembangkan untuk memperkuat pasar dalam negeri melalui pemantapan suplai serta menjaga kelancaran dan efisiensi distribusi barang kebutuhan masyarakat di berbagai wilayah tanah air. Dibalik peran pasar tardisional yang strategis tersebut diperlukan upaya-upaya dalam rangka meningkatkan daya saing pasar tradisional yang identik dengan sebuah lokasi perdagangan yang kumuh, semrawut, kotor dan merupakan sumber kemacetan lalu lintas. Citra pasar tradisional yang kurang baik tersebut sudah semestinya mendapat perhatian yang cukup besar karena didalamnya terkait dengan hajat hidup orang banyak. Pembenahan pasar tradisional menjadi tempat belanja yang bercitra positif adalah suatu tantangan yang cukup berat dan harus diupayakan sebagai rasa tanggung jawab kepada publik. Pembenahan pasar tradisional tentu saja bukan hanya tugas pemerintah tetapi juga masyarakat, pengelola pasar dan para pedagang tradisional untuk bersinergi menghapus kesan negatif tersebut sehingga pasar tradisional masih tetap eksis di tengah persaingan yang semakin ketat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, berbagai kebijakan dan langkah pembinaan telah dilakukan, antara lain melakukan pembinaan terhadap perkembangan pasar tradisional secara menyeluruh dan berkesinambungan antara lain : melalui pembangunan dan up grading (renovasi) pasar tradisional, pelatihan manajemen pengelolaan pasar tradisional dan peningkatan pengetahuan dan kemampuan pedagang. Pasar modern dan pasar tradisional sudah dibedakan dengan sangat tegas oleh para pembeli atau konsumen. Keduanya belum bisa digabung karena keduanya dibutuhkan oleh penduduk. Idealnya semua pasar menjadi pasar modern dan ini juga menjadi impian semua Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
490
Unmas Denpasar
penduduk, tetapi karena kondisi kehidupan penduduk yang masih mayoritas berpendapatan rendah dengan tingkat pengetahuan yang masih rendah pula, maka masih jauh kemungkinan untuk memikirkan agar semua pasar menjadi modern. Perkembangan pasar (retail) modern sejauh ini mencapai 31,4 persen. Sedangkan pertumbuhan pasar tradisional atau rakyat malah minus 8,1 persen (Bayu Krisnamurti, 2013) Maraknya perkembangan pasar modern, dikhawatirkan dapat mengancam keberadaan pasar tradisional yang terlebih dulu eksis dengan berbagai kelemahan. Diantara berbagai kelemahan tersebut adalah lemahnya manajemen pasar termasuk dalam merumuskan visi dan misi yang kurang jelas, pemahaman yang rendah terhadap perilaku konsumen, kurangnya perhatian terhadap pemeliharaan sarana fisik dan fasilitas pasar, masih lemahnya akses pembiayaan, manajemen keuangan yang belum akuntabel, rendahnya pengawasan kualitas terhadap barang yang dijual, dan kurang tegas dalam pengelolaan pasar termasuk tapak dan zonasi, kedisiplinan, kebersihan, kekumuhan, timbangan tidak pas, barang kurang higienis, ketertiban, kerapian, keamanan, dan kenyamanan, dapat menjadikan daya saing untuk menarik pelanggan sangat lemah dibandingkan pasar modern. Di samping itu, melemahnya penghargaan dan kebanggaan masyarakat, di Bali terhadap hal-hal yang bermuatan tradisional berbasis kearifan lokal sudah mulai tampak dengan terjadinya pergesaran trend berbelanja diantara berbagai segmen dari pasar tradisional yang dikelola secara konvensional ke pasar modern yang dikelola secara lebih profesional (Rahyuda, dkk., 2012). Padahal, adanya daya tarik pasar tradisional yang khas sebagai bagian dari objek wisata yang didukung budaya lokal, sesungguhnya dapat dijadikan sebagai peluang yang dapat digarap sepanjang mampu mensinergikan semua potensi yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pengembangan pasar tradisional secara lebih profesional dengan tidak meninggalkan kearifan lokal, sesungguhnya semakin strategis posisinya karena dapat menciptakan lapangan berusaha dan lapangan kerja dengan melibatkan hajat hidup masyarakat yang lebih banyak. Di samping permasalahan tersebut di atas, kondisi pasar tradisional di Bali saat ini, adalah sebagai berikut: (1) keterbatasan komoditas yang diperdagangkan, (2) penataan barang yang diperdagangkan pada pasar tergolong buruk antara lain pedagang menjual barang dagangan hewan hidup berdekatan dengan penjual makanan, (3) barang yang diperdagangkan tidak tertata rapi, khususnya dalam hal pengaturan di mana jenis-jenis barang yang diperdagangkan belum tertata sesuai klaster secara khusus berdasarkan kelompok barang Bila tidak segera diantisipasi berbagai kelemahan yang masih ada saat ini, bisa saja menimbulkan persaingan yang semakin tidak berimbang antara pusat-pusat perbelanjaan pasar tradisional dan pasar modern. Bahkan, ketika terjadi perubahan perilaku masyarakat dengan melemahnya penghargaan dan kebanggaan terhadap pasar tradisional bisa saja secara tidak langsung dapat menyebabkan pemiskinan secara terstruktur. Oleh karena itu, kondisi ini perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak, mulai dari kementerian dan instansi terkait, organisasi kemasyarakatan, hingga kalangan perguruan tinggi untuk melakukan penelitian menemukan bagaimana stretegi pengembangan pasar tradisional untuk dapat bersaing atau mengantisipasi pertumbuhan pasar modern di Bali.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
491
Unmas Denpasar
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, sangat menarik untuk dikaji tentang Strategi pengembangan pasar tradisional di Bali . Penelitian ini bertujuan untuk mendukung program pengembangan pasar tradisional agar bisa berkembang bersama pasar/ritel modern di Bali METODELOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di pasar tradisional terbesar yang ada di masing-masing kabupaten/kota di Bali, yaitu pasar tradisional Kabupaten Buleleng, Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Bangli, Karangasem dan Kota Denpasar. Dengan dasar pertimbangan pada seluruh pasar tersebut, sangat mudah ditemukan berbagai kebutuhan pokok dan kebutuhan spesifik baik untuk keperluan sehari-hari, produk pertanian, produk industri kreatif, maupun bahan upacara keagamaan, yang didukung tradisi tawar menawar sebagai bagian integral budaya lokal yang khas sehingga menjadi relevan untuk dijadikan sebagai lokasi penelitian Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah kepala dan sekretaris pasar tradisional di masingmasing lokasi penelitian. Sampel penelitian ditentukan secara sensus semua kepala, sekretaris dan pegadang pasar tradisional sebanyak 27 orang. Data yang dikoleksi, yaitu faktor-faktor eksternal yang merupakan peluang (opportunities) dan ancaman (threats) bagi pengembangan pasar tradisonal di Bali, dan faktor-faktor internal yang merupakan kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) bagi pengembangan pasar tradisional di Bali. Teknik Pengumpulan Data Data yang dikoleksi adalah faktor-faktor eksternal yang merupakan peluang (opportunities) dan ancaman (threats) bagi pengembangan pasar tradisonal di Bali; yang terdiri dari : tingkat pendapatan masyarakat, laju pertumbuhan inflasi, kebijakan revitalisasi pasar tradisional, stabilitas keamanan, kepedulian sosial terhadap pasar tradisional, penghargaan masyarakat, perubahan selera masyarakat, adopsi teknologi informasi, pasar modern sebagai pesaing, perkembangan jumlah penduduk. Dan faktor-faktor internal yang merupakan kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) bagi pengembangan pasar tradisional di Bali, terdiri dari; keragaman produk, keunikan produksi lokal, mutu produk, penataan barang dagangan, penetapan harga fleksibel, lokasi pasar yang strategis, ketersedian area parker, proses traksaksi, promosi, kerjasama dengan industri pariwisata, tertib tapak zonasi, kebersihan pasar, ketersedian fasilitas umum, pelayanan. Data dikoleksi dengan teknik wawancara yang bepedoman pada kuesioner. Analisis Data Analisis dilakukan secara deskriptif dan data diolah dengan beberapa variasi analisis statistik. Untuk mengetahui strategi pengembangan pasar tradisional digunakan analisis SWOT (Strengths Weaknesses Opportunities Threats) dilengkapi dengan pendekatan matriks Internal-Eksternal pengembangan dari model General Electric untuk mengetahui posisi bisnis pasar tradisional selanjutnya dirumuskan stategi pengembangan pasar tradisioal di Bali. Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
492
Unmas Denpasar
Piranti lunak komputer Minitab 11.12 (Minitab Inc, 1996) dan SPSS 11.5.0 (Minitab Inc, 2002) digunakan untuk membantu analisis data. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Profil Pasar Tradisional Pengelolaan pasar tradisional di Bali umumnya dilakukan oleh Perusahaan Daerah, secara teknis pengelolaan pasar dilaksanakan oleh Kepala pasar dan staf yaitu, seperti pengelolaan kios, los, pertokoan dan pelataran pasar. Pasar tradisional beroperasi sebagai pasar pagi yang menjual berbagai kebutuhan rumah tangga dan pasar malam yang juga menjual berbagai kebutuhan rumah tangga dan kuliner. Analisis Matrik Eksternal (EFAS) dan Internal (IFAS) Analisis dan diagnosis terhadap lingkungan strategis eksternal dan internal dilakukan dengan pemberiaan pembobotan terhadap indikator variabel lingkungan strategis eksternal dan internal, dilanjutkan dengan penentuan rating dan terakhir dihitung total skor yang menentukan perubahan lingkungan eksternal dan internal memberikan peluang atau ancaman terhadap pengembangan pasar tradisional di Bali. Matrik IE didasarkan pada dua dimensi kunci; total pada nilai IFAS yang diberi bobot dan total pada nilai IFAS yang diberi bobot. Total nilai EFAS yang diberi bobot 1,0 sampai 1,99 dianggap rendah, nilai 2,0 sampai 2,99 rata-rata/sedang dan 3,0 sampai 4,0 tinggi. Demikian pula pada nilai IFAS yang diberi bobot 1,0 sampai dengan 1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah, nilai dari 2,0 sampai 2,99 dianggap rata-rata/sedang dan nilai 3,0 sampai dengan 4,0 kuat. Hasil penelitian terhadap EFAS pasar tradisional di Bali disajian pada Tabel 1. Total nilai EFAS diperoleh skor nilai sebesar 3,175 lebih besar dari 3,0 ini berarti bahwa kekuatan esternal pasar tradisional di Bali termasuk dalam kriteria kuat. Ini menunjukkan bahwa faktor eksternal pasar tradisional mampu memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman. Hasil indentifikasi dan evaluasi faktor eksternal pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa faktor peluang paling kuat yang mempengaruhi pasar tradisional adalah tingkat pendapatan masyarakat dan kebijakan revitalisasi pasar tradisional dengan bobot sebesar 0,375. Tingginya minat tingkat pendapatan masarakat dan kebijakan revitaslisasi pasar tradisional terhadap pasar tradisional, berdampak terhadap meningkatnya pendapatan pedagang. Faktor ancaman paling kuat yang mempengaruhi pasar tradisional adalah pasar modern sebagai pesaing, dengan bobot sebesar 0,350. Faktor ini sangat berpengaruh terhadap transaksi antara pembeli dan penjual. Apabila memasuki hari raya harga produk di pasar tradisional mengalami kenaikan dibandikan dengan harga produk pada pasar modern lebih stabil.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
493
Unmas Denpasar
Tabel 1. External Factors Analysis Summary (EFAS) Pasar Tradisional di Bali
No
Jumlah Jawaban Renda Tingg h Sedang i
Pernyataan
Bobot
Ratin g
Skor
1 Tingkat Pendapatan Masyarakat
2
25
0
0,125
3
0,375
2 Laju pertumbuhan inflasi Kebijakan revitaslisasi pasar 3 tradisional Stabilitas keamanan yang 4 kondusif Kepedulian sosial terhadap pasar 5 tradisional Penghargaan masyarakat 6 terhadap keberadaan pasar
2
20
5
0,100
3
0,300
3
17
7
0,125
3
0,375
0
13
14
0,088
4
0,350
2
9
16
0,100
3
0,300
0
12
15
0,100
3
0,300
7 Perubahan selera masyarakat
0
17
10
0,100
3
0,300
8 Adopsi teknologi informasi
4
16
7
0,075
3
0,225
9 Pasar modern sebagai pesaing
1
10
16
0,088
4
0,350
19
8
0,100
3
0,300
10 Perkembangan jumlah penduduk Total
1
3,175
Hasil penelitian terhadap IFAS pasar tradisional di Bali disajian pada Tabel 2. Total nilai IFAS diperoleh skor nilai sebesar 3,198 lebih besar dari 3,0 ini berarti bahwa kekuatan internal pasar tradisional di Bali termasuk dalam kriteria kuat. Ini menunjukkan bahwa faktor internal pasar tradisional mampu memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman.Berdasarkan Tabel 2 nampak bahwa faktor kekuatan utama bagi pasar tardisional adalah mutu produk, ditunjukkan dengan bobot 0,247. Sedangkan kelemahan utama adalah kualitas sumber daya manusia (pedagang) mengenai pelayanan, hal ini ditunjukkan dengan bobot 0,268. Tabel 2. Internal Factors Analysis Summary (IFAS) Pasar Tradisional di Bali Jumlah Jawaban Renda Sedan Tingg Bobo No Pernyataan h g i t
Ratin g
1 Keragaman produk
1
24
2
0,075
3
2 Keunikan produk lokal
0
20
7
0,074
3
3 Mutu produk
2
13
12
0,075
3
Skor 0,22 5 0,24 1 0,24 7
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
494
Unmas Denpasar
4 Penataan barang dagangan
1
22
4
0,074
3
5 Penetapan harga fleksibel
2
22
3
0,069
3
6 Lokasi pasar yang strategis
3
11
13
0,066
3
7 Ketersediaan area parkir
3
3
21
0,069
4
8 Proses transaksi yang cepat
2
14
11
0,069
3
9 Promosi Kerjasama dengan industri 10 pariwisata
3
19
5
0,069
3
9
18
0
0,072
2
11 Tertib tapak zonasi
3
20
4
0,072
3
12 Kebersihan pasar
2
9
16
0,072
3
13 Ketersediaan fasilitas umum
1
15
11
0,073
3
9
18
0.073
4
14 Pelayanan yang ramah Total
1
0,22 7 0,20 3 0,21 4 0,24 4 0,22 3 0,20 3 0,16 8 0,24 3 0,24 9 0,24 3 0,26 8 3,19 8
Perumusan Strategi Pengembangan Berdasarkan analisis SWOT dan dilengkapin dengan matriks Internal-Eksternal yang dikembangkan dari model General Electric menunjukan bahwa posisi pasar tradisional tergolong di atas cut off, dengan nilai EFAS 3,175 dan nilai IFAS 3,198. Kondisi ini mengindikasikan bahwa pasar tradisional berada dalam pertumbuhan yang cepat yakni terletak pada kwadran I pada Gambar 1. Dengan demikian strategi yang relevan diterapkan oleh pengelola pasar tradisional adalah Strategi Pertumbuhan (Growth Strategy) dengan beberapa alternatif, seperti integrasi vertical, pengembangan pasar, penetrasi pasar dan pengembangan produk. Implikasi strateginya adalah masih bisa diarahkan untuk lebih meningkatkan factor-faktor yang merupakan peluang dan kekuatan pasar tradisional seperti, faktor peluang paling kuat yang mempengaruhi pasar tradisional adalah tingkat pendapatan masyarakat dan kebijakan revitalisasi dan mutu produk, dilakukan secara selektif dan pada saat yang sama selalu berusaha meningkatkan kreativitas melalui perencanaan yang cermat agar bisa mengubah factor-faktor ancaman dan kelemahan menjadi peluang.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
495
Unmas Denpasar
Daya saing Perusahaan Kuat
Sedang
4
3
Tinggi
Rendah 1,99
1
II
I
III
3,0-4,0 Daya Tarik Pasar IV
VI
V
3 VII
VIII
IX
Sedang 2,0 -2,99
Gambar 1. Matrik Daya Tarik Pasar-Daya Saing Perusahaan SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis1,99 dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Hasil analisis EFAS adalah, peluang pasar tradisional di masa yang akan datang adalah kebijakan revitalisasi pasar pasar tradisional, stabilitas keamanan yang kondusif dan kepedulian social terhadap pasar tradisional, sedangkan unsur yang menjadi ancaman adalah lemahnya adopsi teknologi informasi. Rendah 2. Hasil analisis IFAS adalah , kekutan-kekuatan di masa akan datang adalah mutu produk, 1,0- 1,99 lokasi pasar yang strategis, dan ketersediaan area parkir, penetapan harga fleksibel. Kelemahan yang dimiliki proses transaksi yang cepat, promosi dan kerjasama dengan industri pariwisata. 3. Strategi pengembangan pasar tradisional adalah Strategi Pertumbuhan (Growth Strategy) 1 seperti integrasi vertikal, pengembangan pasar, penetrasi pasar dengan beberapa alternatif, dan pengembangan produk
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
496
Unmas Denpasar
DAFTAR PUSTAKA Antony Jiju. 2012. A SWOT analysis on Six Sigmasome perspectives from leading academics and practitioners, International Journal of Productivity and Peformance Management, Vol.61 No.6, pp.691-698 Budi Martini Luh Kadek, 2012. Dampak Revitalisasi Pasar Tradisional di Kota Denpasar (Studi pada Pasar Sindu Desa Sanur Denpasar). Universitas Mahasaraswati Denpasar Budi Martini Luh Kadek, 2013. Perubahan Perilaku Pedagang Pasar Tradisional Pasca Revitalisasi (Studi pada Pasar Agung Desa Penatih Kec. Denpasar Utara kota Denpasar). Universitas Mahasaraswati Denpasar Bayu Krisnamurthi, 2013. Revitalisasi Pasar Tradisional Sebagai Upaya Menunjang Aktivitas Ekonomi Masyarakat. LENSAINDONESIA.COM Carlsen Jack and Andersson Tommy D, 2011, Strategic SWOT analysis of public, private and not-for-profit festival organizations, International Journal of Event and Festival Management, Vol. 2 No.1,pp.83-97 Comments, 2011. Pasar Tradisional vs Pasar Modern. http://hilmiarifin.com/pasartradisional-vs-pasar-modern/ Didounlod pada tanggal 2 Januari 2011 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar, 2010. Program Revitalisasi Pasar Dalam Mengembangkan Pasar Tradisional. Pemkot Denpasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar, 2008. Juklak Pasar Tradisonal. Pemkot Denpasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar, 2012. Pengelolaan Usaha Pedagang Pasar Tradisional. Pemkot Kota Denpasar Helms Marilyn M. and Nixon Judy, 2010. Exploring SWOT analysis-where are we now? A review of academic research from the last decade, Journal of Strategy ang Management Vol.3.No.3, 2010 pp.215-251 Koo Hannah, Chau Ka-Yin, Koo Leung-Chi, Liu Songbai, Tsui Shu-Chuen, 2010, A structured SWOT approach to develop strategies for the government of Macau, SAR. Journal of Strategy ang Management, Vol. 4 No. 1, pp 62-81 Tommy Blog's, 2013. Revitalisasi Pasar Tradisional Sebagai Upaya Menunjang Aktivitas Ekonomi Masyarakat. http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/03/15/03185351/pasar.tradisional.terjepit. Didounlod pada tanggal 27 Agustus 2013.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016