STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK ABON IKAN KERING UNTUK MENGAKSES PASAR INTERNASIONAL Sutinah Made, Sri Suro Adhawaty, Hamzah, Amiluddin. Alamat Email;
[email protected] Staff Dosen Sosial Ekonomi Perikanan FIKP UNHAS
ABSTRAK Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah mendesain strategi pengembangan produk olahan abon ikan kering pada Toko Sepia Laboratorium Agribisnis. Target khusus yang ingin dicapai adalah 1.Mengidentifikasi dan menganalisis tingkat kelayakan financial usaha pengolahan produk abon ikan kering pada skala industri rumah tangga. 2.Mendesain strategi peningkatan keuntungan pada usaha industri rumah tangga . 3.Mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap rendahnya keuntungan produk olahan abon ikan kering dan mendesain strategi pengembangannya, 4. Mendesain penerapan strategi pemasaran pada produk olahan abon ikan kering agar dapat mengakses pasar yang luas. 5. Mengidentifikasi dan mengkaji peran pemerintah terhadap bantuan modal usaha pengolahan produk perikanan skala rumah tangga, 6. Mengidentifikasi dan mengkaji pola kemitraan industri dan lembaga keuangan yang berperan dalam bantuan permodalan usaha pengolahan produk perikanan. Penelitian ini dilaksanakan pada Toko SEPIA Laboratorium Agribisnis, Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan Unhas yang berlokasi di jalan Perintis Kemerdekaan VIII no. 23 Tamalanrea, yang memasarkan berbagai produk olahan perikanan (sentra pemasaran). Analisis yang digunakan adalah analisis kelayakan finansial yakni, analisis keuntungan, R/Cratio, NPV, B/C- ratio, dan IRR. Serta analisis SWOT. Kesimpulan yang diperoleh adalah 1. Hasil analisis finansial usaha abon ikan kering menyatakan usaha ini menguntungkan dan layak untuk dikembangkan, 2. Hasil analisisi Swot memberikan strategi. a.Tingkatkan motivasi dan keterampilan kerja untuk mendukung produksi yang berkesinambungan b. Tingkatkan kualitas dan kuantitas produk untuk mengakses pasar yang luas terutama pasar regional dan eksport. c. Penguatan modal untuk pengembangan usaha, Menjalin kemitraan dan memperkuat jaringan, Program bantuan alat produksi hendaknya merata dan sesuai dengan kebutuhan kelompok, d. Tingkatkan kualitas produk sesuai standar penjaminan mutu (ISO), e. Perlu ada toko yang letaknya strategis di pinggir jalan yang mudah diakses sebagai tempat pemasaran olahan produk perikanan sebagai oleh-oleh khas Sulawesi Selatan dan juga produk lain yang berprospek. Kata kunci; Strategi, Pengembangan, Abon ikan kering, Pasar Internasional.
PENDAHULUAN Latar Belakang Beberapa swalayan besar yang ada di kota Makassar seperti Hypermat, Carrefour, Alfa Mart tidak satupun produk olahan perikanan yang berasal dari masyarakat pesisir di Provensi Sulawesi Selatan yang dijual di swalayan tersebut.(Made, dkk 2010). Yang banyak dipajang di swalayan – swalayan tersebut justru produk olahan perikanan dari luar negeri seperti Singapura dan lain-lain. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya kualitas produk olahan perikanan akibat dari kurangnya pengetahuan masyarakat pesisir terhadap tekniknologi tepat guna, utamanya keterampilan keluarga nelayan (isteri dan putrinya) untuk pengolahan perikan, menjadi diversifikasi produk pangan yang bernilai ekonomi tinggi. Toko Sepia merupakan laboratorium Agribisnis Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas yang merupakan pusat pemasaran produk olahan dan hasil-hasil perikanan seperti berbagai jenis ikan kering, bandeng tanpa duri, bakso ikan, empek-empek Palembang, abon ikan tuna, abon ikan bandeng, abon ikan asin,
dan masih banyak lagi lainnya, yang diperoleh dari mitra kerja yakni industri rumah tangga masyarakat pesisir yang berdomisili di Kota Makassar dan sekitarnya.
258
Rumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat kelayakan financial usaha abon ikan kering pada Skala industri rumah tangga? 2. Bagaimana strategi peningkatan keuntungan pada usaha abon ikan kering pada industri rumah tangga masyarakat pesisir? 3. Sejauh mana faktor internal dan eksternal pada pengembangan usaha abon ikan kering dan bagaimana strateginya? 4. Bagaimana penerapan strategi pemasaran pada produk abon ikan kering agar dapat mengakses pasar yang luas?
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan utama penelitian ini adalah; 1. Mengidentifikasi dan menganalisis tingkat kelayakan financial usaha pengolahan produk abon ikan kering
skala industri rumah tangga.
2. Mendesain strategi peningkatan keuntungan pada usahaabon ikan kering pada industri rumah tangga 3. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap pengembangan produk olahan abon ikan kering dan mendesain strategi pengembangannya, 4. Mendesain penerapan strategi pemasaran pada produk olahan abon ikan kering agar dapat mengakses pasar yang luas
METODOLOGI Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dan pengembangan ini dilaksanakan di Toko Sepia laboratorium Agribisnis FIKP – UNHAS yang berlokasi di jalan Perintis Kemerdekaan VIII Tamalanrea yang merupakan pusat pemasaran oleholeh khas Makassar yang mempunyai produk unggulan yaitu hasil olahan perikanan yakni abon ikan kering. Penelitian ini akan dilaksanakan juga pada daerah-daerah sentra produksi atau industri rumah tangga yang merupakan mitra kerja yang terdapat di Kabupaten Takalar.
. Pemilihan lokasi secara purposive dengan
pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan daerah mitra kerja yang sudah terlaksana sejak dua tahun terakhir. Waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan ini adalah selama 6 (enam ) bulan
Penentuan Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh masyarakat pesisir yang terlibat dalam pengolahan produk perikanan di lokasi kegiatan. Sampel dipilih secara Cluster Sampling berdasarkan mitra kerja yang terdiri dari industri rumah tangga atau kelompok usaha kecil menengah (UKM) yang memproduksi abon ikan kering. Saat ini ada 5 (lima) kelompok UKM yang menjadi mitra toko SEPIA.Selain itu ada sample informan yang terdiri dari pengusaha, koperasi, lembaga keuangan baik formal maupun informal dan pemerintah terkait serta tokoh masyarakat.
Metode Pendekatan Metode yang ditawarkan dalam program ini adalah penerapan teknologi tepat guna pada pengolahan hasil perikanan dalam rangka pemberdayaan perempuan nelayan melalui program pelatihan, pembinaan dan penelitian. 259
Analisis Data 1.
Permasalahan pertama akan dianalisis secara financial, Untuk mengetahui kelayakan usaha abon
ikan kering dengan penerapan teknologi tepat guna
analisis Keuntungan, NPV (Net Present Value), B/C RATIO, dan IRR (Internal Rate of Return) 2.
Permasalahan ke dua dan ke tiga akan menggunakan analisis deskriptif untuk menggambarkan peran pemerintah dan pola kemitraan yang ada.
3.
Permasalahan ke empat dan ke lima akan dianalis dengan analisis SWOT
HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS FINANSIAL ABON IKAN KERING 1.
Penerimaan Usaha Abon Ikan Kering
Penerimaan usaha atau nilai produksi abon ikan kering diperoleh dengan mengalikan jumlah produksi abon ikan kering dengan harga jual abon ikan kering. Harga jual abon ikan kering diklasifikasi dalam dua kelompok harga yaitu ; untuk abon ikan kering kemasan 1000 gr harga jual dasar per kg adalah sebesar Rp 180.000 sedangkan untuk abon ikan kering kemasa 100 gr harga jual dasarnya adalah sebesar Rp 20.000 per unit.
2.
Biaya Produksi
Biaya produksi abon ikan kering setiap tahunnya rata-rata mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena volume produksi yang terus mengalami peningkatan dan pengembangan produk dari inovasi rasa yang terus dilakukan. Biaya produksi terdiri atas; biaya bahan baku yaitu ikan kering, kelapa, minyak, dan bumbu. biaya kemasan, biaya serba-serbi, biaya sewa, biaya I-PRT, biaya Depkes dan upah/gaji tenaga kerja Tabel 1: Kebutuhan Bahan Baku Bahan Baku
Vol
kebutuhan/bln
Harga
Nilai
(bln)
(kg)
(per kg)
(Rp)
Ikan Kering
3
60
35,000
6,300,000
Kelapa
3
34
3,000
324,000
Minyak
3
6
12,000
216,000
Bumbu
3
6
10,000
180,000
Nilai Total
7,020,000
3.
Biaya Kemasan
Abon ikan kering yang akan dipasarkan dikemas dalam 2 pilihan kemasan yaitu; kemasan toples mika 100 gram dan , kemasan toples mika 1000 gram. Biaya Kemasan untuk kemasan toples mika 100 gr, Rp 3000 per buah dan untuk kemasan toples mika 1000 gr Rp 5.600. per buah.
260
Tabel 2: Biaya Kemasan kemasan No
Vol
Kebutuhan
Satuan
Jumlah
1 toples mika 100 gr
3
420
3,000
3,780,000
2 toples mika 1000 gr
3
25
6,000
450,000
Total
4.
4,230,000
Biaya Promosi
Biaya promosi terdiri dari biaya iklan, dan biaya komunikasi (telphon). Jumlah dan nilai biaya promosi terlihat pada tabel 3. Tabel 3. Jumlah dan Nilai Biaya Serba Serbi abon ikan kering Jenis
Vol (bln)
Nilai Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
Iklan
2
300,000
600,000
Komunikasi
12
200,000
2,400,000
Nilai Total
5.
3,000,000
Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja terdiri dari upah / gaji yang dibayarkan secara tetap setiap bulan. Besarnya gaji/upah didasarkan pada besarnya beban tanggung jawab setiap orang di dalam kegiatan. Besarnya upah/gaji yang dibayarkan adalah sebagai berikut Tabel 4. Gaji/upah Tenaga Kerja Tenaga Kerja
Jml
Manager
S2
1
Bulan 600,000
Tahun 7,200,000
M. Produksi
S2
1
500,000
6,000,000
M. Keuangan/adm
S2
1
500,000
6,000,000
M. Pemasaran
S2
1
500,000
6,000,000
Staf Produksi
S1
1
450,000
5,400,000
Staf Pemasaran
S1
1
450,000
5,400,000
SMA/SMK
1
400,000
4,800,000
7
3,400,000
40,800,000
karyawan Jumlah
6.
Nilai gaji (Rp)
Kualifikasi
Biaya Sewa
Yang dimaksud dengan biaya sewa adalah sewa tempat kegiatan produksi usaha abon ikan kering yang terdiri dari; 1 ruangan administrasi, 1 ruangan produksi, 1 ruangan pengemasan dan labeling, 1 ruangan pemasaran (display) dan 1 ruangan penyimpanan (gudang). tahun. 261
Besarnya biaya sewa adalah Rp 50.000.000 per
7.
Biaya Investasi
Biaya Investasi usaha abon ikan kering setiap tahun semakin kecil. biaya investasi yang dikeluarkan sifatnya melengkapi investasi untuk pengembangan kegiatan. Besarnya nilai investasi terlihat pada tabel 5.
Jenis Investasi
No
Nilai Investasi nilai (Rp)
unit
1
Pencacah
2
Blender
4
Freezer
2
500,000
1
2,000,000
1
5,000,000
Jumlah Total Tabel 5. Nilai Investasi Usaha Abon Ikan Kering
7,500,000
8. Aliran Kas Berdasarkan data-data yang telah disajikan, aliran kas usaha abon ikan kering dapat disusun sebagai berikut. Tabel 6. Aliran Kas Usaha Abon Ikan Kering Tahun 2013 Uraian 1
Modal Awal
2
penerimaan
3
total kas masuk
4
Kas Keluar a. Biaya Investasi
TAHUN 0
TAHUN 2011
TAHUN 2012
TAHUN 2013
-45,240,000
-50,206,000
7,671,000
-
22,213,000
150,000,000
150,000,000
-
-23,027,000
99,794,000
157,671,000
0
0
0
45,240,000
b. Biaya Bahan Baku
10,235,000
c. Biaya Kemasan
30,705,000
30,705,000
360,000
1,080,000
1,080,000
d. Biaya Serba Serbi
8,400,000
6,600,000
6,600,000
e. Biaya T.Kerja
8,100,000
8,100,000
8,100,000
45,000,000
45,000,000
45,000,000
g. I-PRT/ DEPKES
500,000
0
0
h. Pelaporan dll
638,000
638,000
638,000
f. Biaya Sewa
5
Total Kas Keluar
6
Saldo Akhir
45,240,000 (45,240,000)
73,233,000 -50,206,000
262
92,123,000 7,671,000
92,123,000 65,548,000
Tabel 7. Benefit Cost Ratio Usaha Abon Ikan Kering TH BENEFIT COST DF PV Gross Benefit 14%
BENEFIT
PV NET Benefit
COST
POSITIF
NEGATIF 45,240,000
0
0
-45,240,000
1
0
-45,240,000
1
22,213,000
73,233,000
0.88
19,547,440
64,445,040
5,621,440
2
150,000,000
92,123,000
0.77
115,500,000
70,934,710
44,565,290
3
150,000,000
92,123,000
0.67
100,500,000
61,722,410
38,777,590
322,213,000
212,239,000
235,547,440
151,862,160
86,841,660
45,240,000
PV gross benefit 235,547,440 Gross B/C Ratio = ------------------------- = ------------------- = 1,4 PV gross Cost 151,547,440 ∑ PV net B Positif Net B/C Ratio = --------------------------∑ PV net B Negatif
86,841,660 = ----------------- = 1,9 45,2400,00
Hasil perhitungan Gross B/C Ratio sebesar 1.4 dan Net B/C Ratio sebesar 1.9 memberikan indikasi bahwa usaha abon ikan layak untuk dikembangkan mengingat bahwa setiap rupiah yang ditanamkan sebagai modal akan memberikan gross benefit sebesar 1.4 atau net benefit sebesar 1.9 Tabel 8. Internal Rate of Rate (IRR) Usaha Abon Ikan Kering TAHUN
NET NPV
DF
NPV + 22%
0
DF
NPV +
24%
1
-45,240,000
1
-45,240,000
1
5,621,440
0.82
4,609,581
0.806
4,530,880.64
2
35,325,290
0.672
23,738,595
0.65
22,961,438.50
3
30,737,590
0.551
16,936,412
0.524
16,106,497.16
44,588
-1,641,183.70
IRR = 22% + 44588/(44588-(-1641183.70)+ 1% IRR= 22% + 0.535 +1% IRR = 23.026 % Dengan nilai IRR sebesar 23.026 % menjelaskan bahwa usaha abon ikan kering layak untuk dikembang karena nilai yang diperoleh ini lebih besar dari nilai tingkat suku bunga bank yang berlaku saat ini yaitu sebesar 14 %.
9.
Titik Impas (BEP)
Break-even poin atau titik impas
merupakan suatu angka dimana volume produksi mencapai angka
keseimbangan yang dihitung dengan menggunakan rumus BEP = Total Biaya (TC)/Harga Satuan (P) BEP = 191,120,000/20,000 BEP= 9.556 unit
263
B. ANALISIS SWOT Analisis SWOT adalah suatu cara menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal menjadi langkah-langkah strategi dalam pengoptimalan usaha yang lebih menguntungkan. Dalam analisis faktor-faktor internal dan eksternal akan ditentukan aspek-aspek yang menjadi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness), kesempatan (Opportunities), dan yang menjadi ancaman (Treathment) sebuah organisasi. Dengan begitu akan dapat ditentukan berbagai kemungkinan alternatif strategi yang dapat dijalankan (Freddy Rangkuti, 2005:19).
1. ANALISIS SWOT Tabel 9 ; Analisis Swot Usaha Pengolahan Produk abon ikan kering IFE
EFE
PELUANG 1.Permintaan yang semakin tinggi akan produk pangan olahan terutama produk perikanan 2.Perhatian pemerintah yang relative tinggi bagi pengembangan usaha kecil menengan dan mikro seperti pemberian berbagai skim bantuan usaha dan perlatan produksi 3.Gaya hidup yang semakin menuntut kepraktisan dalam mengkonsumsi makanan sehingga diperlukan produk pangan siap saji 4.Adanya dorongan dan kepedulian dari berbagai lembaga untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat pesisir baik pemerintah maupun swasta seperti LSM 5.Permintaan Eksport tinggi
KEKUATAN 1.Motivasi kerja tinggi 2.Umur produktif 3.Jumlah TK banyak 4.Bahan baku tersedia 5.Kualitas produk sudah baik. 6.Hasil produk olahan yang cukup specifik atau unik 7.Waktu kerja yang cukup luang terutama wanita nelayan
STRATEGI SO 1.
2.
3.
4.
5.
Tingkatkan motivasi dan keterampilan kerja untuk mendukung produksi yang berkesinambungan Tingkatkan kualitas dan kuantitas produk untuk mengakses pasar yang luas terutama pasar eksport. Tingkatkan program KKP untuk pemberdayaan perempuan Pendampingan & pembi naan pada kelompok perempuan perlu diintensifkan Pembinaan dan pemberdayaan kelompok usaha 264
KELEMAHAN 1.Produk pesaing yg lebih berkualitas 2.Tingginya tuntutan masyakat konsumen akan produk pangan berkualitas 3.Pasar bebas yang semakin dekat yang memungkinkan produk import termasuk makanan olahan masuk ke Indonesia 4.Tingkat perlindungan kunsumen yang cukup tinggi oleh berbagai lembaga standarisasi, memungkinkan produk olahan masyarakat semakin sulit untuk diterima STRATEGI WO 1. Penguatan modal untuk meningkatkan kualitas produk 2.
Menjalin kemitraan dan memperkuat jaringan
3.
Program bantuan alat produksi hendaknya merata dan sesuai dengan kebutuhan kelompok
4.
Tingkatkan kualitas produk sesuai standar penjaminan mutu (ISO) melalui pendampingan dan pembinaan program KKP Diversifikasi produk yang sesuai dengan kebutuhan dan harga yang terjangkau oleh konsumen
5.
untuk produk olahan perikanan seperti abon ikan kering
berbasis sumberdaya dan potensi daerah masing-masing 6. Pencarian dan pembukaan jaringan pemasaran dengan menciptakan produk spesifik dengan kualitas yang terstandarisasi STRATEGI ST 1. Memperkuat kelembagaan kelompok UKM 2. Meningkatkan pembinaan kepada kelompok UKM
ANCAMAN 1.Produk pesaing yg lebih berkualitas 2.Tingginya tuntutan masyakat konsumen akan produk pangan berkualitas 3.Pasar bebas yang semakin dekat yang memungkinkan produk import termasuk makanan olahan masuk ke Indonesia 4.Tingkat perlindungan kunsumen yang cukup tinggi oleh berbagai lembaga standarisasi, memungkinkan produk olahan masyarakat semakin sulit untuk diterima Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2013
STRATEGI WT 1. 2. 3.
Melakukan riset pasar Melakukan pengembangan kualitas dan kuantitas produk Perlu ada toko yang letaknya strategis di pinggir jalan yang mudah diakses sebagai tempat pemasaran produk olahan perikanan sebagai oleh-oleh khas Sulawesi Selatan dan juga produk lain yang berprospek.
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Tingkat kelayakan finansial usaha pengolahan produk abon ikan kering mengindikasikan bahwa usaha tersebut layak untuk dikembangkan.
lebih besar satu, ini
Begitupun dengan nilai IRR
sebesar 23.026 % menjelaskan bahwa usaha abon ikan kering layak untuk dikembang karena nilai yang diperoleh ini lebih besar dari nilai tingkat suku bunga bank yang berlaku saat ini yaitu sebesar 14 %. 2.
Peran pemerintah terhadap bantuan modal pada usaha abon ikan kering belum ada, namun sebahagian kecil dari kelompok perempuan tersebut sudah mendapat bantuan alat produksi, tapi belum merata pada semua kelompok dan alat tersebut ada juga tidak sesuai kebutuhan kelompok.
3.
Pola kemitraan industri dan lembaga keuangan belum berperan dalam
permodalan usaha pengolahan
produk abon ikan kering, sehingga kelompok usaha tersebut susah berkembang, hanya saja dengan adanya program Dikti melalaui Program IbIKK ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan kelompok melalui kemitraan usaha dengan laboratorium Agribisnis Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin. 4.
Strategi pengembangan usaha produk abon ikan kering adalah STRATEGI SO; Tingkatkan motivasi dan keterampilan kerja
untuk mendukung produksi yang berkesinambungan, Tingkatkan kualitas
dan kuantitas produk untuk mengakses pasar yang
luas terutama pasar regional dan eksport.
Tingkatkan program DIKTI dan KKP untuk pemberdayaan perempuan dan Pendampingan/ pembinaan
265
pada kelompok perempuan perlu diintensifkan.
STRATEGI WO; Penguatan modal untuk
pengembangan usaha, Menjalin kemitraan dan memperkuat jaringan, Program bantuan alat produksi hendaknya merata dan sesuai dengan kebutuhan kelompok, Tingkatkan kualitas produk sesuai standar penjaminan mutu (ISO) melalui pendampingan dan pembinaan program KKP.
STRATEGI ST;
Memperkuat kelembagaan kelompok UKM, dan Meningkatkan pembinaan kepada kelompok UKM STRATEGI WT; Melakukan riset pasar, Melakukan pengembangan kualitas dan kuantitas produk. Perlu ada toko yang letaknya strategis di pinggir jalan yang mudah diakses sebagai tempat pemasaran produk olahan perikanan sebagai oleh-oleh khas Sulawesi Selatan dan juga produk lain yang berprospek.
DAFTAR PUSTAKA Adhawaty S, St. Fakhryyah, Firman, Yunus Tamamma. (2011). Ibikk Abon Ikan Kering. Laporan Pengabdian Masyarakat, LP2M UNHAS Makassar. Made S. (2002). Kajian Dampak Konversi Lahan Mangrove Terhadap Kehidupan Nelayan di Kabupaten Pinrang, Ketua , laporan penelitian kerjasama LP – Unhas dengan Bappeda Kabupaten Pinrang. Made S, Hamzah. (2003). Studi jaringan Pemasaran Produk Hasil Perikanan dari Taman Nasional Laut Takabonerte (ketua) (Coremap LIPI-PSTK Unhas) 2002 – 2003 Made S, Mardiana, Hamzah. (2005). Pengembangan Model Kelembagaan Ekonomi yang Dibutuhkan Masyarakat Nelayan di Propinsi Sulawesi Selatan (LP UNHAS – Balitbangda SUL-SEL). Kasmiaty, Sutinah Made. (2007). Penerapan Tekhnologi Tepat Guna Pada Diversifikasi Produk Perikanan Untuk Pemberdayaan Keluarga Nelayan di Provinsi Sulawesi Selatan, Anggota, LP- Unhas dan Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan. Made S. (2009). Analisis Pendapatan Nelayan Pada Berbagai Alat Tangkap di Provinsi Sulawesi Selatan. Prosiding seminar nasional Kelautan dan perikanan UGM yogyakarta.
266