JURNAL POLITIK PEMERINTAHAN, Agustus 2016, Hlm. 141 – 153
Volume 9 No. 1, Agustus 2016
STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BERBASIS PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI KABUPATEN ENDE PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Oleh: Sulthon Rohmadin Fakultas Manajemen Pemerintahan IPDN E-mail:
[email protected]
ABSTRACT Wealth of outstanding natural in Ende NTT province if packaged and managed well by the local government will certainly increase revenue and be able to be one of the pillars of economy, society, labor-intensive so that human resources and natural resources can be optimally utilized. The purpose of this study was to analyze the strategy of the Department of Culture and Tourism Ende in the framework of the development of tourism based on sustainable development.This study used a qualitative approach with descriptive method. Informants from the Department of Culture and Tourism Ende, community and visitor attractions.The results of this research were aspects that affect tourism in the district of Ende. Analysis of internal and external environment organization aims to determine strategic issues of the Department of Culture and Tourism Ende using SWOT analysis (Strenghts, Weaknes, Opportunities, Threats). Then the issues were analyzed in accordance with the tourism development strategy undertaken of the Department of Culture and Tourism Ende.
Keywords: strategy; development; tourism regions ABSTRAK Kekayaan alam yang luar biasa di Kabupaten Ende Propinsi NTT jika dikemas dan dikelolah dengan baik oleh Pemerintah Daerah tentunya akan meningkatkan pendapatan asli daerah serta mampu menjadi salah satu penopang perekonomian masyarakat, banyak menyerap tenaga kerja sehingga sumber daya manusia dan sumber daya alam dapat dimanfaatkan dengan optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ende dalam rangka pengembangan kawasan wisata berbasis pembangunan berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode diskriptif. Informan dari Dinas Kebudayaan dan Priwisata Kabupaten Ende, masyarakat serta pengunjung objek wisata.Hasil penelitian berupa aspek-aspek yang memengaruhi pariwisata di Kabupaten Ende. Analisis lingkungan internal dan eksternal organisasi bertujuan untuk mengetahui isu strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ende dengan menggunakan analisis SWOT (Strenghts, Weaknes, Opportunities, Threats). Kemudian isu-isu di analisis sesuai dengan strategi pengembangan kepariwisataan yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ende.
Kata kunci: strategi; pengembangan; kawasan wisata
142
Sulthon Rohmadin
PENDAHULUAAN
P
DHARMA PRAJA
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2013) menjelaskan bahwa gerak perkembangan pariwisata merambah dalam berbagai terminology seperti sustainable tourism development, village tourism, dan ecotourism yang merupakan pendekatan pengembangan kepariwisataan yang berupaya untuk menjamin agar wisata dapat dilaksanakan di daerah tujuan wisata bukan perkotaan.
ariwisata merupakan salah satu industri baru yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi dengan lebih cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup, dan mengefektifkan sektor produksi lain. (Wardiyanta, 2006:47). Berkembangnya pariwisata di suatu daerah akan mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat, yakni secara Nusa Tenggara Timur adalah sebuah ekonomis, sosial dan budaya. Namun, provinsi yang terletak di bagian tenggara jika pengembangannya tidak dipersiapkan Indonesia. Seperti halnya Nusa Tenggara dan dikelola dengan baik, justru akan Barat, Nusa Tenggara Timur merupakan menimbulkan berbagai permasalahan provinsi yang didominasi oleh kepulauan, yang menyulitkan atau bahkan merugikan tiga pulau utama di wilayah ini adalah dan dikelola Untuk dengan menjamin baik, justrusupaya akan menimbulkan berbagai dan permasalahan masyarakat. Flores, Sumba, Timor yang Barat. menyulitkan atau bahkan merugikan masyarakat. Untuk menjamin supaya pariwisata dapat pariwisata dapat berkembang secara baik Sedangkan pulau-pulau lain di antaranya berkembang secara baik dan berkelanjutan serta mendatangkan manfaat bagi manusia dan dan berkelanjutan serta mendatangkan Alor, Babi, Besar, meminimalisasi dampak negatif yang mungkinadalah timbulPulau makaAdonara, pengembangan pariwisata manfaat bagi manusia dan meminimalisasi Bidadari, Komodo, Rinca,penelitian Lomblen, perlu didahului dengan kajian yang mendalam, yakniDana, dengan melakukan dampak negatif yang mungkin timbul maka terhadap semua sumber daya pendukungnya. Loren, Ndao, Palue, Pamana, Pamana Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif pengembangan pariwisata perludan didahului Besar, (2013) Pantar, menjelaskan Rusa, Raijua,bahwa Rote gerak (pulau perkembangan pariwisata merambah dalam berbagai terminology seperti sustainable dengan kajian yang mendalam, yakni terselatan di Indonesia), Sawu, Semau dan tourism development, village tourism, dan ecotourism yang merupakan Solor. Ibukotanya terletak di pendekatan Kupang, di dengan melakukan penelitian terhadap pengembangan kepariwisataan yang berupaya untuk menjamin agar wisata dapat Pulau Timor Barat. semua sumberdidaya pendukungnya. dilaksanakan daerah tujuan wisata bukan perkotaan.
Gambar Gambar 1 1 Perkembangan Orientasi dan Motivasi Perkembangan Orientasi dan Motivasi Perjalanan Wisatawan Perjalanan Wisatawan Sumber: Kemenparekraf, 2013Sumber : Kemenparekraf, 2013 Nusa Tenggara Timur adalah sebuah provinsi yang terletak di bagian tenggara Indonesia. Seperti halnya Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi yang didominasi oleh kepulauan, tiga pulau utama di wilayah ini adalah Flores, Sumba, dan Timor Barat. Sedangkan pulau-pulau lain diantaranya adalah Pulau Adonara, Alor, Babi, Besar, Bidadari, Dana, Komodo, Rinca, Lomblen, Loren, Ndao, Palue, Pamana, Pamana Besar, Pantar, Rusa, Raijua, Rote (pulau terselatan di Indonesia), Sawu, Semau dan Solor. Ibukotanya terletak di Kupang, di pulau Timor Barat.
DHARMA PRAJA
Sulthon Rohmadin
Flores dikenal wisatawan karena berdekatan dengan pulau Komodo, yang terletak di sebelah barat. Agar mencapai pulau Komodo, wisatawan harus singgah di Labuan Bajo Manggarai Barat untuk membayar tiket masuk pada Taman Nasional Komodo yang terletak di Labuan Bajo. Dari Labuan Bajo, wisatawan akan berlayar menggunakan kapal menuju pulau Komodo. dengan demikian, secara otomatis wisatawan akan singgah di pulau Flores, sehingga sedikit banyak mereka akan mengenal pulau Flores. Ende merupakan kabupaten yang masuk dalam wilayah Kepulauan Flores. Daerah ini mempunyai banyak tempat wisata, di antaranya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1
Data Tempat Wisata di Kabupaten Ende
Tempat Wisata Wisata Alam: 1. Danau Tiga Warna Kelimutu di Kecamatan Kelimutu 2. Taman Nasional Kelimutu di Kecamatan Kelimutu 3. Air Terjun Murundao di Kecamatan Kelimutu 4. Air Panas Lia Sembe di Kecamatan Kelimutu 5. Air panas (ae wau) di Desa Nggela, Kecamatan Wolojita 6. Air Panas Oka di Detusoko Kecamatan Detusoko 7. Air terjun Kedebodu di Desa Kedebodu Kecamatan Ende Timur 8. Gunung Ia 9. Gunung Meja 10. Pantai dan Batu Penggajawa di Kecamatan Ende 11. Pantai Ende dan sekitarnya di Kecamatan Ende Selatan 12. Pulau Ende di Kecamatan Pulau Ende.
143
13. Pantai Nangalala 14. Pantai Nanganesa 15. Pantai MbuU 16. Sepanjang Pantai Lintas Utara Kabupaten Ende.
Wisata Budaya: 1. Situs Rumah Adat di Kelurahan Kotaraja, Kecamatan Ende Utara 2. Kampung Adat Koanara di Kecamatan Kelimutu 3. Kampung Adat Woloara di Kecamatan Kelimutu 4. Kampung Adat Watugana di Kecamatan Kelimutu 5. Kampung Adat Ranggase di Desa Wolokoli Kecamatan Wolowaru 6. Kampung Adat Jopu di Desa Jopu Kecamatan Wolowaru 7. Kampung Adat Tenda di Desa tenda kecamatan Wolojita 8. Kampung Adat Wolojita di Kecamatan Wolojita 9. Kampung Adat Pora di Kecamatan Wolojita 10. Kampung Adat Nggela di Kecamatan Wolojita 11. Kampung Adat Wolotopo di Desa Wolotopo Kecamatan ndona 12. Kampung Adat Manulondo di Desa manulondo Kecamatan Ndona 13. Kampung Adat Detusoko di Kecamatan Detusoko 14. Kampung Adat Wologai di Kecamatan Detusoko 15. Kampung Adat Wolondopo di Kecamatan Detusoko 16. Kampung Adat Watunggere di Kecamatan Detukeli 17. Kampung Adat Kanganara di Kecamatan Detukeli 18. Kampung Adat Mausambi di Kecamatan maurole 19. Perkampungan Nelayan di Maurole Kecamatan Maurole
144
Sulthon Rohmadin
Wisata Sejarah: 1. Situs Rumah Adat di Kelurahan Kotaraja, Kecamatan Ende Utara 2. Kampung Adat Koanara di Kecamatan Kelimutu 3. Kampung Adat Woloara di Kecamatan Kelimutu 4. Kampung Adat Watugana di Kecamatan Kelimutu 5. Kampung Adat Ranggase di Desa Wolokoli Kecamatan Wolowaru 6. Kampung Adat Jopu di Desa Jopu Kecamatan Wolowaru 7. Kampung Adat Tenda di Desa tenda kecamatan Wolojita 8. Kampung Adat Wolojita di Kecamatan Wolojita 9. Kampung Adat Pora di Kecamatan Wolojita 10. Kampung Adat Nggela di Kecamatan Wolojita 11. Kampung Adat Wolotopo di Desa Wolotopo Kecamatan ndona 12. Kampung Adat Manulondo di Desa Manulondo Kecamatan Ndona 13. Kampung Adat Detusoko di Kecamatan Detusoko 14. Kampung Adat Wologai di Kecamatan Detusoko 15. Kampung Adat Wolondopo di Kecamatan Detusoko 16. Kampung Adat Watunggere di Kecamatan Detukeli 17. Kampung Adat Kanganara di Kecamatan Detukeli 18. Kampung Adat Mausambi di Kecamatan maurole 19. Perkampungan Nelayan di Maurole Kecamatan Maurole Wisata Minat Khusus: 1. Museum Bahari di Kel. Kotaraja Kec. Ende Utara 2. Taman Rendo di Kel. Kotaraja Kec. Ende Utara 3. Taman Remaja di Kel. Kotaraja Kec. Ende Utara
DHARMA PRAJA
4. Gua Maria di Wolofeo Kecamatan Wolowaru 5. Gua Maria dan Gereja Tua di Detusoko 6. Kolam Renang Roworeke 7. Kolam Renang Tirta Utama 8. Kebun Ubi, Sayur, Kopi, Cengkeh Nuabosi Kecamatan Ende. 9. Kebun Contoh Detubapa. 10. Kebun Contoh Wologai. 11. Tana Ndota di Desa Kebirangga. 12. Keli Ndota di Desa Nida. 13. Taman Nasional Kelimutu. 14. Hutan Tutupan di Desa Ndenggarongge Kecamatan Kelimutu. 15. Hutan Tutupan di Kajundara Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ende Tahun 2016
Dari observasi awal, penulis menemukan berbagai masalah pada lokus penelitian, di antaranya sebagai berikut: 1. Terjadi penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung di Kabupaten Ende; 2. Kurang menarik dan beragamnya atraksi wisata yang diketahui wisatawan saat berkunjung ke Kabupaten Ende; 3. Belum adanya paket wisata yang ditawarkan oleh pihak tour operator untuk mengunjungi daerah di sekitar kawasan Kelimutu dan wilayah Ende; 4. Kondisi Infrastruktur jalan di Kabupaten Ende kurang mendukung dalam pengembangan wisata di Kabupaten Ende 5. Kualitas dan kuantitas sumberdaya aparatur di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ende masih kurang. 6. Pembangunan dan pengembangan pariwisata belum dilakukan secara terpadu/lintas sektor dan lintas
DHARMA PRAJA
wilayah karena belum adanya persepsi yang sama dalam pembangunan dan pengembangannya. METODE Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Nazir (2009: 63) “metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.” Creswell (2010:4) menyatakan bahwa “penelitian kualitatif adalah metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan.” Proses penelitian kualitatif penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atas masalah tersebut. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: wawancara mendalam (in-depth interview), dokumentasi, dan observasi. Sedangkan informan berasal dari Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kabupaten Ende, masyarakat setempat serta pengunjung objek pariwisata. Untuk menganalisis masalah dalam penelitian ini penulis menggunakan
Sulthon Rohmadin
145
beberapa konsep teori yang relevan. di antaranya adalah konsep srategi. Prof. Bintoro Tjokroamindjojo (1998:13) menyatakan bahwa “strategi merupakan “perhitungan” mengenai rangkaian kebijaksanaan dan langkah-langkah pelaksanaan.” Sedangkan menurut Bryson (1999:188) menyatakan bahwa “strategi secara luas dapat dipandang sebagai pola tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan atau alokasi sumber daya yang mendefinisikan bagaimana organisasi itu, apa yang dikerjakan organisasi, dan mengapa organisasi itu melakukannya.” Sukses tidaknya strategi yang disusun, perlu diketahui konsep dari strategi tersebut. Rangkuti (2014:4-5) menjelaskan bahwa: “Konsep-konsep strategi adalah sebagai berikut:
tersebut
1. Distinctive Competence: tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. 2. Competitive Advantage: kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya.” Mengukur strategi menurut Musa Hubeis dan Mukhamad Najib (2008:94-96) “dapat dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities, Threats) di mana strength yaitu kekuatan, weakness yaitu kelemahan, opportunities yaitu peluang dan threats yaitu ancaman.” dengan menggunakan analisis SWOT, berbagai sudut pandang dalam melihat keterkaitan implikasi dari hubungan sehingga mudah menentukan suatu manufer,
146
Sulthon Rohmadin
DHARMA PRAJA
Tabel 2 Matriks SWOT
Faktor Internal
STREGHTS (S)/ Daftar Kekuatan Internal
WEAKNESS (W)/ Daftar Kelemahan Internal
OPPORTUNITIES (O) Daftar peluang eksternal
Startegi SO Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi WO Meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
THREATHS (T) Daftar ancaman eksternal
Strategi ST Menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi WT Meminimalkan dan menghindari ancaman.
Faktor Eksternal
Sumber: Rangkuti (2014:83)
yaitu dengan mengaitkan analisis lingkungan internal dengan lingkungan eksternal terhadap strategi pengembangan wisata berbasis pembangunan berkelanjutan. Terkait dengan kedua analisis lingkungan tersebut, sebagaimana diungkapkan oleh Saleh (1999:47) bahwa “kedua jenis lingkungan ini (internal dan eksternal) secara impresif mempunyai pengaruh yang sangat kuat bagi kelangsungan hidup suatu organisasi. Apabila sebuah organisasi tidak mampu membaca bahkan menguasai lingkungan, maka eksistensi organisasi tersebut bisa terancam.” Rangkuti (2014:83), “analisis SWOT dilakukan terhadap dua jenis lingkungan organisasi, yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Dalam melakukan analisis eksternal, organisasi harus mengidentifikasi semua peluang (Opportunities) yang berkembang menjadi tren pada saat itu, serta memperhatikan berbagai ancaman (threats) yang mungkin timbul dari lingkungan sekitar organisasi tersebut. Sedangkan analisis yang bersifat
internal lebih memfokuskan pada berbagai kekuatan (streghts) dan kelemahan (weakness) yang ada pada organisasi tersebut.” Matriks SWOT dapat dilihat pada tabel 2 di atas. Berdasarkan matriks SWOT dapat disusun 4 (empat) strategi utama yaitu: a. Strategi SO, strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan. b. Strategi ST, strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. c. Strategi WO, strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. d. Strategi WT, strategi ini ditetapkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada dan menghidari ancaman.
DHARMA PRAJA
Sulthon Rohmadin
147
Tabel 3 Indikator Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan
No
Indikator
1
Perlindungan lokasi
2
Tekanan
3
Intensitas pemanfaatan
4
Dampak sosial
5
Pengawasan pembangunan
6
Pengelolaan limbah
7
Proses perencanaan
8
Ekosistem kritis
9
Kepuasan pengunjung
10 11
Kepuasan penduduk lokal Kontribusi pariwisata terhadap ekonomi lokal
Ukuran Spesifik Daya dukung, tekanan terhadap area dan kemenarikan Jumlah wisatawan yang berkunjung pertahun/bulan/masa puncak Intensitas pemanfaatan pada waktu puncak (wisatawan/ha) Rasio antara wisatawan dan penduduk lokal (pada waktu puncak/rata-rata) Adanya prosedur secara formal terhadap pembangunan di lokasi dan kepadatan pemanfaatan Persentase limbah terhadap kemampuan pengelolaan. Demikian pula terhadap rasio kebutuhan dan suplai air bersih Mempertimbangkan perencanaan regional termasuk perencanaan wisata (regional) Jumlah spesies yang masih jarang dan Dilindungi Tingkat kepuasan pengunjung berdasarkan pada kuisioner Tingkat kepuasan penduduk lokal berdasarkan kuisioner Proporsi antara pendapatan total dengan pariwisata
Sumber: WTO (1996) dalam Fandeli (2005).
Konsep selanjutnya adalah Pem bangunan Pariwisata Berkelanjutan. Menurut Yoeti (2008: 242), “pari wisata berkelanjutan merupakan “mem pertemukan kebutuhan wisatawan dan daerah tujuan wisata dalam usaha menyelamatkan dan memberi peluang untuk menjadi lebih menarik lagi di waktu yang akan datang”. Hal ini merupakan suatu pertimbangan sebagai ajakan pemerintah agar semua sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan di waktu yang akan datang untuk tujuan ekonomi,
sosial, keindahan yang dapat dijadikan daya tarik dengan memelihara integritas keanekaragaman budaya yang ditunjang sistem kehidupan. Menurut Damanik dan Weber (2006: 26), mengertikan pembangunan berkelanjutan sebagai berikut: “Pembangunan sumber daya (atraksi, aksesibilitas, amenitas) pariwisata yang bertujuan untuk memberikan keuntungan optimal bagi pemangku kepentingan (stakeholders) dan nilai kepuasan optimal bagi wisatawan dalam jangka panjang.”
148
Sulthon Rohmadin
HASIL DAN PEMBAHASAN Strategi merupakan salah satu jenis perencanaan yang perlu dibuat oleh pemerintah daerah dalam rangka menentukan kebijakan yang efektif untuk digunakan dalam mengembangkan sektor pariwisata agar lebih bersifat komprehensif dalam arti lebih memfokuskan pada analisis lingkungan secara keseluruhan, baik lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Keputusan-keputusan tersebut perlu dilihat dari sudut pandang misi, tujuan, strategi dan kebijakan organisasi, untuk mengetahui cara-cara perumusan strategi yang paling cocok. dengan visi, misi, tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, maka ditetapkan strategi, arah kebijakan, untuk selanjutnya diimplementasikan dalam program. Strategi tersebut harus mengacu ke arah pembangunan berkelanjutan, yang bukan hanya berorientasi saat ini melainkan juga untuk masa yang akan datang. Berdasarkan analisis SWOT, diperoleh strategi sebagai berikut: 1. Mengikutsertakan Aparat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam berbagai diklat teknis fungsional; 2. Membangun jaringan kerjasama dengan pihak swasata dan lembaga masyarakat; 3. Perbaikan infrastruktur (jalan) dan peningkatkan sarana transportasi; 4. Peningkatan penyebaran promosi melalui advertising, pengadaan bahan promosi (cetak dan audio visual) serta memaksimalkan penggunaan IT; 5. Menyelenggarakan dan mengikuti berbagai event baik yang bernuansa pariwisata maupun event budaya di Kabupaten Ende dan di luar Kabupaten Ende.
DHARMA PRAJA
Adapun arah kebijakan-kebijakan pengembangan bidang pariwisata di arahkan pada: 1. Pengembangan destinasi pariwisata; 2. Pengembangan pemasaran pariwisata; 3. Pengembangan kemitraan pariwisata; 4. Peningkatan sumber daya pengelolah pariwisata; 5. Pengembangan apresiasi dan parti sipasi masyarakat; 6. Peningkatan sarana pendukung pari wisata. Program Pengembangan Pariwisata
Destinasi
Dalam pengembangan destinasi ini pemerintah Kabupaten Ende akan terus mengembangkan potensi objek wisata sumber daya yang terdapat di Kabupaten Ende. Seperti objek wisata Danau Tiga Warna Kelimutu, Perkampungan Adat Wolotopo, Perkampungan Adat Nggela, Perkampungan Adat Wologai, Situs Bung Karno, Kolam Air Panas Detusoko, Pantai Ria Ende sedangkan potensi daya tarik wisata lain sedang dalam taraf inventarisasi, survei, pembuatan rencana tapak dan desain. Pengembangan destinasi merupakan pengembangan lokasi objek wisata, namun dalam pengembangan kegiatan dalam program ini tidak dapat dilakukan kesemua potensi objek wisata yang telah ada. Pelestrarian kebudayaan daerah serta pengembangan objek dan daya tarik wisata (ODTW) di Kabupaten Ende yang tersebar di beberapa kecamatan diperlukan penanganan yang professional dari pemerintah setempat, agar objek wisata dapat terjaga kelestariannya sehingga dapat menumbuhkan perkembangan pengunjung wisatawan pada objek-objek
DHARMA PRAJA
wisata yang terdapat di Kabupaten Ende, terutama untuk kawasan pengembangan destinasi, seperti kawasan objek wisata alam dan budaya di kecamatan Kelimutu. Penataan sumber daya yang dijadikan daya tarik wisata, potensi objek wisata dan kawasan wisata agar pengeloalaanya lebih profesional sehingga mampu bersaing dengan destinasi-destinasi pariwisata lainnya. Oleh karena itu, penataan dan pemeliharaan objek-objek wisata perlu ditingkatkan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam pelaksanaan program ini adalah: a. Penertiban administrasi dan Persya ratan teknis usaha pariwisata; b. Kegiatan klasifikasi hotel bintang dan melati; c. Pembuatan booklet sarana pariwisata kabupaten ende; d. Pembenahan dan pemeliharaan objekobjek pariwisata; e. Pengadaan fasilitas objek wisata. Sebagai salah satu contohnya lewat kegiatan pengembangan objek pariwisata unggulan dilakukan penataan kolam permandian air panas Oka Detusoko dan Bungalow SaO Ria Wisata Moni. Hasil yang dicapai adalah tersedianya beberapa fasilitas operasional SaO Ria Wisata Bungalow seperti Gorden, Springbed, Sprei, Sarung bantal, Setimut dan Bed Cover serta tersedianya bak penainpung air panas permandian air panas Oka Detusoko. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Dalam hal kegiatan promosi atau pemasaran potensi-potensi objek wisata
Sulthon Rohmadin
149
pemerintah Kabupaten Ende sudah berusaha memperkenalkan objek wisata yang terdapat di Kabupaten Ende kepada masyarakat lokal dan luar daerah dengan cara memasang baleho di tempat-tempat yang menjadi pusat kota atau di tempat objek wisata tersebut, penyebaran brosurbrosur kepada masyarakat pada saat event-event pariwisata dan memanfaatkan kemajuan teknologi dengan memasang iklan di internet. Program promosi dan pemasaran dalam rangka peningkatan misi yang merupakan sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan agar memberikan konstribusi positif terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Unsur promosi pariwisata diharapkan menjadi alat utama untuk melakukan destinasi ke Kabupaten Ende. Oleh karena itu perlunya pengembangan usaha promosi terus ditingkatkan sehingga pertumbuhan kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun dapat memberi konstribusi pendapatan dari sektor kebudayaan dan pariwisata. Industri pariwisata berada dalam posisi yang menguntungkan karena sering terjadi interaksi antara organisasi dan pasar wisata menyebabkan banyak data yang berguna dapat diperoleh bagi perencanaan strategi pemasaran, sehinggga para operator industri jasa dapat membuat rencana jangka panjang yang akurat. Adapun kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam pelaksanaan program ini adalah: a. Analisis pasar untuk promosi dan pemasaran objek pariwisata b. Festival kebudayaan c. Pembuatan bahan-bahan kepariwisataan
promosi
150
Sulthon Rohmadin
d. Mengadakan road show ke objekobjek wisata unggulan se NTT e. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan pemasaran pariwisata. Program Pengembangan Kemitraan Pariwisata Dapat diketahui bahwa koordinasi dan peran serta keterlibatan dan keterpaduan program antar stakeholder maupun sektor terkait dalam pengembangan kebudayaan dan pariwisata ini sangat penting. Pengembangan kawasan wisata merupakan salah satu konsep pengembangan jaringan. Pola pengembangan jaringan pariwisata memerlukan kerjasama antara pemerintah daerah maupun sektor swasta secara sinergis. Agar perkembangan ini berjalan dengan lancar dan sesuai yang diharapkan maka dibutuhkan dukungan dari semua pihak (pemerintah, swasta, dan masyarakat). Selama ini dalam hal pengembangan potensi objek wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ende masih bergerak sendiri, dan masih rendahnya keikutsertaan masyarakat dalam hal pengembangan pariwisata. Untuk tercapainya hal tersebut dapat dilakukan melalui peningkatan koordinasi, antara unsur pemerintah (pusat/daerah). Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, masyarakat, dan pengusaha pariwisata di dalam pemantapan pengembangan ODTW pariwisata. Berdasarkan uraian di atas maka perlunya langkah-langkah dalam rangka mendukung optimalisasi pengembangan pariwisata. 1. Diperlukan kerjasama antara pe merintah, pelaku di industri pariwisata, masyarakat lokal, dan pihak swasta.
DHARMA PRAJA
2. Partisipasi lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan NGO (Non Government Organization) dalam menjaga, dan mengontrol integritas kekayaan alam dan budaya daerah. 3. Partisipasi komunitas secara terus menerus dan program pendidikan di semua tingkatan yang menjelaskan peranan pariwisata serta timbal balik nya dengan lingkungan dan ekonomi. Adapun kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam pelaksanaan program ini adalah: a. Pengembangan SDM di bidang kebudayaan dan pariwisata bekerja sama dengan lembaga lainnya. b. Kajian teknis draf Peraturan Daerah berkaitan dengan pengembangan pariwisata sesuai dengan UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. c. Pelatihan Kepariwisataan Tingakat Dasar/Lanjutan terkait pengembangan kemitraan pariwisata. Program Peningkatan Sumber Daya Pengelolah Pariwisata Kurangnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia pariwisata yang profesional dan berkemampuan tinggi dirasakan sampai saat ini, yang mana human resources ini belum sesuai dengan apa yang diharapkan yakni the right man and the right place. Pelaku pariwisata sangat kurang jumlahnya dan kualitasnya tidak sesuai dengan sumber daya yang ada di Dinas maupun di lapangan. Oleh karena itu diperlukan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan pengembangan kebudayaan dan pariwisata. Sumber daya manusia diakui sebagai salah satu kompenan vital dalam pengembangan
DHARMA PRAJA
pariwisata. Hampir setiap tahap dan elemen pariwisata memerlukan sumber daya manusia. Sebagai salah satu industri jasa, sikap dan kemampuan staff akan berdampak krusial terhadap bagaimana pelayanan pariwisata diberikan kepada wisatawan yang secara langsung akan berdampak pada kenyamanan, kepuasan dan kesan atas kegiatan wisata yang dilakukan. Peningkatan kapabilitas sumber daya manusia merupakan, tindak lanjut cakupan dan usaha terpadu dari institusi kelembagaan internal dengan adanya sinergisitas lintas fungsi antar stakeholder, baik dikalangan masyarakat setempat maupun di kalangan pemerintah daerah sendiri melalui pembinaan, penyuluhan dan pendidikan kepariwisataan secara berkesinambungan, sehingga pergerakan kearah pengembangan tersebut menuntut kemampuan manajerial dan profesionalisme SDM aparatur dan aspek terkait dalam pengelolaan dan pelaksanaan strategi organisasi. Program Pengembangan Apresiasi dan Partisipasi Masyarakat Dalam hal melakukan sebuah pengembangan pariwisata, dibutuhkan pula apresiasi dan partisipasi masyarakat. Agar kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat lebih mudah dilaksanakan. Diharapkan pemerintah setempat mampu mengajak masyarakatnya untuk berperan aktif dalam pengembangan pariwisata. Dalam hal pengembangan apresiasi dan partisipasi masyarakat di Kabupaten Ende masih terbilang sangat kurang. Hal ini dikarenakan kurangnya pemerintah memberikan penyuluhanpenyuluhan kepada masyarakat setempat
Sulthon Rohmadin
151
untuk mengajak masyarakat berpatisipasi dalam pengembangan pariwisata dan kurangnya juga kesadaran masyarakat itu sendiri akan wisata. dengan melibatkan partisipasi masyarakat, maka akan lebih terjamin kesesuaian program pengembangan dengan aspirasi masyarakat setempat serta masyarakat akan merasa dihargai dengan keikutsertaannya. Program Peningkatan Pendukung Pariwisata
Sarana
Penyediaan sarana pariwisata sangat menentukan peluang pengembangan sebuah destinasi wisata. On-site managment¸ penataan sarana pariwisata, termasuk di dalamnya pengadaan fasilitas baru, penanaman atau introduksi vegetasi, akomodasi, tempat perbelanjaan, fasilitas hiburan, serta penataan akses lalu lintas ke kawasan, sangat menentukan keberhasilan pengembangan destinasi pariwisata. Ketersediaan infrastruktur memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan tingkat perkembangan wilayah, yang antara lain dicirikan oleh laju pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi akan meningkat jika ada penyediaan fasilitas infrastruktur yang baik. Salah satu program yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat yakni pembangunan infrastruktur jalur jalan Puu Kungu-Orakose Kecamatan Nangapanda, Nangamboa, Kecamatan Nangapanda menuju ke Kaburea, Kecamatan Maukaro, Nangaba, Kecamatan Ende menuju arah Pemo, Wologai dan Boafeo, Kecamatan Maukaro serta beberapa ruas jalan di wilayah utara Kabupaten Ende.
152
Sulthon Rohmadin
Simpulan Kabupaten Ende mempunyai objek dan daya tarik wisata yang luar biasa, namun pemerintah dalam hal ini Pemda Kabupaten Ende masih belum optimal dalam pengelolaan dan pengembangannya.
DHARMA PRAJA
mendalam tentang strategi pengembangan kawasan wisata berbasis pembangunan berkelanjutan untuk kemajuan pariwisata di Kabupaten Ende. DAFTAR PUSTAKA
Dalam penelitian ini penulis memperoleh beberapa strategi di antaranya: 1).Mengikutsertakan Aparat Dinas Pariwisata dalam berbagai diklat teknis fungsional, 2).Membangun jaringan kerjasama dengan pihak swasta dan lembaga masayarakat, 3). Perbaikan infrastruktur (jalan) dan peningkatkan sarana transportasi, 4).Peningkatan penyebaran promosi melalui advertising, pengadaan bahan promosi (cetak dan audio visual) serta memaksimalkan penggunaan IT, 5).Menyelenggarakan dan mengikuti berbagai event baik yang bernuansa pariwisata maupun event budaya di Kabupaten Ende dan di luar Kabupaten Ende. Dari beberapa strategi tersebut kemudaian dijabarkan dalam bentuk kebijkan dan program-program.
Creswell, W. J. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
SARAN
Moekijat. 2005. Penegembangan Organisasi. Bandung: Mandar Maju.
Pemerintah Kabupaten Ende hendaknya meningkatkan standar kualitas pelayanan pariwisata sehingga Kabupaten Ende mampu besaing di tingkat nasional di bidang pariwisata serta mampu menjawab tantangan global. Pemerintah Kabupaten Ende agar segera membuat regulasi guna mendukung pengembangan kawasan wisata berbasis pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Ende. Penulis berharap kepada peniliti lain agar dapat melakukan penelitian lebih
Bryson, J M. 1999. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial. Jakarta: Pustaka Pelajar. Damanik dan Weber. 2006. Perencanaan Ekowisata dan Teori ke Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit Andi Fandeli, C. 2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Univertisa Gajah Mada Tjokroamidjojo, B. 1998. Teori dan Strategi Pembangunan Nasional. Jakarta: CV. Haji Mas Agung. Rangkuti, F. 2014. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sedarmayanti. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Refika Aditama.
Marpaung, H. 2002. Pengantar Pariwisata. Bandung; Alfabeta Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Yoety, Oka A, 2008. Pengentar Ilmu Pariwisata Edisi revisi. Angkasa, Bandung
Dokumen Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya
DHARMA PRAJA
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 tentang Kebijakan Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. PM.04/UM.001/MKP/08 tentang Sadar Wisata
Sulthon Rohmadin
153
Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: KM.18/HM.001/MKP/2011 tentang Pedoman Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pariwisata. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2014 tentang RPJMD Kabupaten Ende Tahun 2014 s.d. 2019 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ende Tahun 2016.
154
Sulthon Rohmadin
DHARMA PRAJA