STRATEGI PENAWARAN UNTUK MEMENANGKAN TENDER PROYEK KONSTRUKSI Evan Zulis1), Budiman Arpan 2), RR. Endang Mulyani 2) Abstrak Dalam upaya mendapatkan pekerjaan pada sektor jasa konstruksi hampir selalu melalui proses yang dinamakan pelelangan. Proses ini menjadi sangat penting bagi pengusaha jasa konstruksi, karena kelangsungan hidupnya sangatlah tergantung dari berhasil atau tidaknya proses ini. Penetapan harga pelelangan ditentukan oleh berbagai pertimbangan dan terkadang hanya berdasarkan naluri bisnis. Hal ini sangatlah menentukan besar / kecilnya keuntungan yang masih mungkin diperoleh kontraktor dan persentase kemungkinan memenangkan proyek. Bagi perusahaan yang baru bergabung mengikuti pelelangan belum mengenal pesaing yang mengikuti pelelangan (unknown bidders) akan sulit menentukan suatu harga penawaran. Dipilih model strategi penawaran dari Gates Pesaing Tidak Dikenal. Model tersebut diterapkan dengan sejumlah data harga penawaran dari kontraktor - kontraktor yang mengikuti tender di Kementerian Pekerjaan Umum dalam hal ini LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik) Direktorat Jendral Bina Marga Daerah Kalimantan Barat mulai dari tahun 2011 sampai dengan 2014. Kemudian hasil data diuji dengan data yang dipilih untuk pengujian model tersebut. Diperoleh dari pengujian bahwa model strategi penawaran gates menghasilkan mark up yang dapat dijadikan acuan untuk data penawaran dari pesaing yang tidak dikenal (unknown bidders) dengan Single Distribusi Normal yang menghasilkan mark up yang masih ada harapan untuk memenangkan tender adalah dari -20% s/d -28%. Dimana mark up optimum sebesar -20% dengan expected profit optimum 10%.
Kata kunci: strategi penawaran, mark up, Gates.
sebaliknya tidak dapat mengajukan harga terlalu rendah dengan harapan peluang mendapatkan proyek semakin besar. Dua kondisi yang berlawanan ini berlangsung dalam waktu yang sama, sehingga akan sangat menyulitkan kontraktor untuk menentukan harga penawaran. Dalam penawaran pelelangan proyek, segala sesuatunya harus nampak jelas dan rasional, sehingga hal ini sangat penting dalam menentukan strategi penawaran yang tepat.
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya mendapatkan pekerjaan pada sektor jasa konstruksi hampir selalu melalui proses yang dinamakan pelelangan. Proses ini menjadi sangat penting bagi pengusaha jasa konstruksi, karena kelangsungan hidupnya sangatlah tergantung dari berhasil atau tidaknya proses ini. Penetapan harga pelelangan ditentukan oleh berbagai pertimbangan dan terkadang hanya berdasarkan naluri bisnis. Permasalahan utama kontraktor dalam mengajukan penawaran adalah menempatkan harga penawaran tidak dapat diajukan terlalu tinggi dengan harapan untuk mendapatkan profit yang besar,
1.2 Permasalahan Seperti yang telah dipaparkan pada sub 1.1 yang menjelaskan permasalahan utama kontraktor dalam mengajukan penawaran adalah menempatkan 1
1. Alumni Prodi Teknik Sipil FT Untan 2. Dosen Prodi Teknik Sipil FT Untan
harga penawaran, dengan demikian hal tersebut sangat menjadi suatu masalah bagi suatu perusahaan yang masih baru bergabung dalam mengikuti pelelangan yang belum mengenal antara pesaing yang mengikuti pelelangan (pesaing tidak dikenal) sehingga sulit dalam menentukan suatu harga penawaran. Strategi penawaran akan sangat membantu dalam menentukan harga sehingga dapat bersaing dalam memenangkan tender dan mendapatkan keuntungan dari suatu proyek konstruksi. Salah satu strategi penawaran yang ada, adalah model gates yang memiliki kelebihan, yaitu dapat menghasilkan mark up optimum yang lebih besar dibanding model lainnya.
bersama. Menurut Ervianto, 2004. Penawaran diartikan sebagai biaya langsung ditambah sejumlah nilai nominal tertentu ( penambahan biaya tertentu ). Penawaran adalah suatu usulan oleh satu pihak untuk mengerjakan sesuatu bagi kepentingan pihak yang lain menurut persyaratan yang telah ditentukan dan disepakati bersama (Nugraha, Natan, dan Sutjipto, 1985). 2.2 Mark up Menurut Patmadjaja, 1999, mark up adalah selisih harga penawaran dengan biaya Estimasi dibagi dengan biaya estimasi dalam besaran persen. Menurut Stuart H. Bartholomey, 2000, mark up merupakan tambahan yang diberikan atas biaya estimasi dengan maksud agar kontraktor memperoleh keuntungan dan menutup biaya overhead serta premi resiko perusahaan. Menurut Ervianto, 2004, mark up juga merupakan selisih antara harga penawaran dengan rencana biaya pekerjaan yaitu biaya langsung ditambah dengan biaya tak langsung.
1.3 Tujuan Penelitian Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui probabilitas dan keuntungan harapan yang dihasilkan berdasarkan nilai mark up dengan model Gates untuk pesaing tidak dikenal. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui tingat mark up yang masih memberikan kemungkinan untuk memenangkan proyek dengan keuntungan harapan yang maksimum.
2.3 Expected Profit Menurut Patmadjaja, 1999, Semakin besar harga penawaran maka semakin kecil kemungkinan untuk menjadi penawar yang terendah, sehingga potential profit harus dijadikan optimum yang dikenal dengan expected profit agar menjadi penawar terendah. Dengan
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penawaran Menurut Patmadjaja,1999. Penawaran adalah suatu usulan oleh satu pihak untuk mengerjakan sesuatu bagi Kepentingan pihak yang lain menurut persyaratan yang telah ditentukan dan disepakati 2
mencoba-coba besaran mark up maka akan didapatkan nilai maksimum dari expected profit, dimana besarnya mark up yang menghasilkan expected profit yang maksimum disebut mark up optimum.
2.6 Model Strategi penawaran Gates Gates mengasumsikan bahwa estimasi biaya adalah sama dengan biaya aktual. Gates menggunakan dua perumusan dalam menghitung probabilitas untuk menang sebagai berikut :
Untuk lebih jelasnya lihat gambar 2.1 berikut.
a. Probabilitas menang dimana identitas dari pesaing dikenal (known bidders) sebagai berikut : P(CoWin/Bo) =
Gambar 1. Hubungan Expected Profit Vs Mark up
b. Probabilitas menang dimana identitas dari pesaing tidak dikenal (unknown bidders atau average bidders):
2.4 Biaya Aktual Menurut Ervianto, 2004, biaya aktual adalah biaya yang dikeluarkan untuk penyelesaian pekerjaan pada periode waktu yang bersangkutan. Biaya aktual didapat dari laporanlaporan dan dikumpulkan pada periode itu.
P(CoWin/Ba)
=
Nilai expected profit perumusan sebagai berikut:
dengan
E(P) = (Bo-C) x P(CoWins/Bo)
2.5 Biaya Estimasi Menurut Patmadjaja, 1999, Biaya estimasi sebaiknya mendekati biaya aktual agar biaya estimasi dapat diperkirakan mendekati biaya aktual, maka dibutuhkan suatu data dari pengalaman-pengalaman penawaran yang lalu dan membutukan waktu tiga sampai lima tahun pengamatan.
3. METODELOGI 3.1 Pengambilan Data Data yang diambil merupakan data berita acara pelelangan untuk proyek Konstruksi Jalan diatas Rp 1.000.000.000,- dari LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik) daerah Kalimantan Barat tahun 2011 - 2014. Kriteria-kriteria yang mempengaruhi penentuan mark up ditujukan untuk pesaing tipikal, 3
artinya tidak ada kontraktor yang mendapat perlakuan khusus.
Hasil probabilitas menang dari pendekatan statistik single didtribusi normal digunakan untuk menghitung probabilitas menang dengan model penawaran gates berikut.
3.2 Pengolahan Data Data penawaran diubah menjadi rasio penawaran terhadap biaya estimasi owner (HPS).
3.3 Perhitungan Model Gates Tabel 1. Mean, Standar Deviasi dan Varian dengan Single Distribusi Normal Hasil Statistik (bid/cost) Mean Set. Deviasi Varian
Hasil perhitungan probabilitas menang dengan model gates untuk pesaing tidak dikenal dapat dilihat pada tabel 3 berikut.
Tahun 2011 - 2014 0,9260 0,0565 0,0032
Tabel 3. Probabilitas Menang Gates Untuk Pesaing Tidak Dikenal
Perhitungan probabilitas menang menggunakan pendekatan statistik single distribusi normal, dimana hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 2 berikut.
P.Win
Mark - Up
R
-28%
0,72
100%
-26%
0,74
100%
-24%
0,76
97%
-22%
0,78
89%
p(Bo
Tabel 2. Probabilitas menang Untuk Single Distribusi Normal
-20%
0,8
80%
-18%
0,82
58%
Mark up
R
p(Bo
-16%
0,84
46%
-28%
0,72
1,00
-14%
0,86
26%
-26%
0,74
1,00
-12%
0,88
19%
-24%
0,76
1,00
-10%
0,9
10%
-22%
0,78
0,99
-8%
0,92
7%
-20%
0,8
0,98
-6%
0,94
4%
-18%
0,82
0,96
-4%
0,96
2%
-16%
0,84
0,93
-2%
0,98
1%
-14%
0,86
0,85
0%
1
1%
-12%
0,88
0,79
2%
1,02
0%
-10%
0,9
0,63
-8%
0,92
0,54
-6%
0,94
0,40
-4%
0,96
0,27
-2%
0,98
0,17
0%
1
0,10
2%
1,02
0,05
Hasil perhitungan probabilitas menang gates untuk pesaing tidak dikenal di atas selanjutnya digunakan untuk perhitungan expected profit. Hasil peritungan expected profit dapat dilihat pada tabel 4 berikut. 4
Tabel 4. Expected Profit Untuk Gates Pesaing Tidak Dikenal E.P p(Bo
0,72
5%
5%
0,74
7%
7%
-24%
0,76
9%
9%
-22%
0,78
11%
10%
-20%
0,8
13%
10%
-18%
0,82
15%
9%
-16%
0,84
17%
8%
-14%
0,86
19%
5%
-12%
0,88
21%
4%
-10%
0,9
23%
2%
-8%
0,92
25%
2%
-6%
0,94
27%
1%
-4%
0,96
29%
1%
-2%
0,98
31%
0%
0%
1
33%
0%
2%
1,02
35%
0%
R
-28% -26%
12% 10% 8% 6% 4% 2% 0% -30%
-20% -10% Mark Up
Expected Profit
R - DC (Biaya Aktual)
Mark Up
expected profit dengan mark up pada gambar 2 berikut.
0%
10%
Gambar 2. Hubungan Antara Expected Profit Dengan mark up 3.4 Pengujian Model Secara hipotesis mark up optimum yang didapat dari tabel 3.4 ingin diuji terhadap harga penawaran yang menang dari kontrak No. 1, 18, 29 dan 32 yang dapat diliht pada lampiran A, dengan melihat apakah lebih rendah (yang berarti menang) atau lebih tinggi (yang berarti kalah). Penawaran hipotesis didapat denan mengalikan estimasi biaya dari kontrak No. 1, 18, 29 dan 32 dengan mark up optimum dari tabel 3.4. kemudian diandingkan dengan penawaran pemenang tender. Hasil perhitungan dan pengujian dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut.
Dimana menurut Asa Miranti (2015), Nilai DC (Biaya Langsung) diasumsikan sebesar 67%. Nilai mark up optimum dapat dilihat dari nilai expected profit maksimum pada tabel 3.4, pada nilai mark up – 20% dengan nilai expected profit 10%. Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada grafik hubungan antara Tabel 3.5 Pengujian Dengan Data Pilihan
No. Paket 1 18 29 32 HPS (x1000) Rp 35.248.700 Rp 27.250.000 Rp 58.823.495 Rp 34.977.850 Pemenang Lelang (x1000) Rp 32.397.079 Rp 23.984.637 Rp 47.070.070 Rp 30.690.491 Single Distribusi Normal -20% Rp 28.198.960 M Rp 21.800.000 M Rp 47.058.796 M Rp 27.982.280 M Keterangan
:
M = Menang K= Kalah
5
4. ANALISA PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Hasil Perhitungan
5. KESIMPULAN Dari analisa hasil perhitungan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yang dapat menjawab permasalahan yang ada: 1. Dari tabel 3.3 dapat dilihat nilai mark up yang masih ada harapan untuk memenangkan tender adalah sebesar -20% s/d -28%. 2. Dari tabel 3.4 menunjukan nilai mark up optimum sebesar -20%. 3. Dalam menyusun strategi penawaran untuk memenangkan tender, model gates untuk pesaing tidak dikenal dapat digunakan sebagai gambaran dalam meletakkan harga penawaran dengan analisis data tahun-tahun sebelumnya. 4. Pemenang tender adalah penawar yang meletakkan harga terendah tanpa mengabaikan pertangungjawaban mutu dan kualitas pekerjaan. 5. Kebiasaan peserta lelang mendokumentasikan riwayat penawaran pesaingnya akan sangat membantu dalam mendeteksi mark up yang diterapkan oleh pesaingnya.
a. Dengan meneliti tabel 3 didapat hasil probabilitas menang terbesar untuk Single Distribusi Normal terjadi pada mark up sebesar 24%. b. Dengan mengamati hasil perhitungan mark up optimum di tabel 4 dihasilkan analisa bahwa Single Distribusi Normal Menghasilkan mark up optimum sebesar -20%. c. Demikian juga dilihat pada gambar 2 didapat hasil maksimum expected profit dari model Single Distribusi Normal mengahsilkan Mark up optimum pada mark up -20%. d. Dari pengujian mark up optimum pada tabel 5 terlihat bahwa model Gates dengan nilai mark up optimumnya sebesar -20% dapat mengalahkan penawaran terendah pada tender No. Paket 1, 18, 29 dan 32. 4.2 Pembahasan Analisa Perhitungan Dari uraian analisa hasil perhitungan pada sub 4.1 didapatkan hasil pembahasan dimana untuk menggunakan model gates yang dipakai dalam suatu penawaran sangat tergantung dari keadaan pesaing, dalam arti apakah pesaing mengerti model, pesaing tidak membutuhkan pekerjaan karena sudah mempunyai banyak pekerjaan, atau pesaing lagi sangat memerlukan pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA Ervianto, Wulfram, I. 2002. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: Andi Ervianto, Wulfram, I. 2004. Teori Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: Andi Harinaldi. 2005. Perinsip – Perinsip Statistik Untuk Teknik dan Sains. Jakarta: Erlangga 7
Miranti, Asa. 2015. Strategi Penwaran Pada Tender Proyek Konstruksi Dengan Memperhitungkan Faktor Resiko. Tugas Akhir Skripsi. Hlm. 27. Nugraha, P., Natan, I., dan Sutjipto, R. 1986. Manajemen Proyek Konstruksi. jilid 1. Surabaya: Kartika Yudha Patmadjaja, Harry. 1999. Juni. Model Strategi Penawaran. Jurnal Teknik Sipil. Dimensi Teknik Sipil, Volume 1 no 2 September 1999. Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
8
Lampiran A Kumpulan Data Penawaran Dari Tender Konstruksi Jalan Direktorat Jendral Bina Marga, Kalimantan Barat No Tahun Nama Paket Paket 1 Pemeliharaan Berkala Jalan Sei. Pinyuh - Bts. Kota Pontianak 2 Pemeliharaan Berkala Jalan Singkawang 3 Pemeliharaan Berkala Jalan Pontianak 2 4 Pemeliharaan Berkala Jalan Pontianak 1 2011 5 Pelebaran Jalan Tanah Hitam/Tanjung Harapan - Sambas 6 Pelebaran Jalan Mataso (Benua Martinus) - Tanjung Kerja 7 Peningkatan Struktur Jalan Mataso (Benua Martinus) - Tanjung Kerja 8 Peningkatan Struktur Jalan Lanjak - Mataso (Benua Martinus) 9 Paket Pemeliharaan Berkala Jalan Ahmad Yani 1 (pontianak) (APBN-P) 10 Peningkatan Struktur Jalan Sungai Pinyu - Batas Kota Pontianak 1 (APBN-P) 11 Peningkatan Struktur Jalan Sintang - Bukit Kelam (SAL) 12 Peningkatan Struktur Jalan Sanggau - Sekadau (SAL) 13 Pembangunan Jalan Baru Batas Kaltim - Nanga Era (APBN-P) 14 Pembangunan Jalan Baru Nanga Era - Batas Kaltim (APBN-P) 16 2012 Pembangunan Jalan Baru Bts. Kab. Sambas - Temajuk (APBN-P) 17 Pembangunan Jalan Baru Bts. Kab. Sambas - Bts. Kab. Sanggau (APBN-P) 18 Pembangunan Jalan Baru Temajuk - Bts. Kab. Sambas (APBN-P 19 Pembangunan Jalan Baru Bts. Kab. Sanggau - Bts. kab. Sambas (APBN-P) 20 Pembangunan Jalan Baru Bts. Kab. Sanggau - Bts. Kab. Sintang (APBN-P) 21 Pembangunan Jalan Baru Bts. Kab. Sintang - Bts. Kab. Sanggau (APBN-P) 22 Pelebaran Jalan Nanga Tayap - Bts. Prov. Kalteng 2
Estimasi Biaya (x1000) 35.248.700 14.872.100 14.099.300 17.053.200 25.000.000 15.968.730 14.334.892 14.438.890 14.625.000 13.650.000 20.000.000 20.000.000 15.200.000 15.200.000 24.750.000 25.000.000 27.250.000 25.000.000 20.775.000 20.775.000 47.825.364
A
B 33.838.755 13.978.150
19.946.711 19.888.298 14.508.001 23.385.904 23.735.635 23.881.645 23.476.884 19.663.492 20.380.202 19.784.900
C
D
E F G 33.500.366 34.621.718 31.372.654 13.531.744 12.759.553 12.969.329 15.503.708 15.347.490 24.245.969 22.531.743 15.665.023 15.569.000 13.750.008 13.689.000 14.114.139 14.294.000 14.216.989
Penawaran Perusahaan (x1000) H I
J
K L M N O P 33.989.532 33.599.149 29.500.000 33.629.790 34.118.943 32.397.079 14.509.177 14.229.400 13.377.252 13.945.400 16.160.830 16.417.002 23.966.454 24.727.393 15.602.810 12.489.882 14.040.660 10.608.546 11.654.419 14.333.491 14.274.426 14.020.000 14.452.700 13.040.673 13.400.003 13.481.900 18.823.389 18.479.256 19.622.000 18.389.081 19.903.994 20.000.000 18.322.136 19.625.000 14.677.288 13.832.813 14.294.952 12.379.865 13.528.877 13.176.053 12.443.002 14.910.000 22.522.602 22.772.336 23.220.263 22.535.340 23.424.484 24.176.820 21.653.187 24.067.002 24.796.313 23.984.637 26.718.813 25.036.034 23.979.288 26.906.670 26.035.000 26.452.259 26.650.500 23.050.893 23.982.102 24.332.951 24.450.000 17.870.402 19.320.763 20.440.000 19.600.000 17.844.260 19.616.839 19.497.430 46.914.961 44.887.375 47.739.494 46.415.000 44.277.171 46.184.075
8
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
2013
2014
Pembangunan Jalan Bts. Kab. Sanggau - Bts. Kab. Sintang Pembangunan Jalan Bts.Kab.Sambas - Bts. Kab. Sanggau Pembangunan Jalan Bts. Kab. Sambas - Bts. Kab. Sanggau 1 Pembangunan Jalan Baru Nanga Era-Batas Kaltim II Pelebaran Jalan Tebelian - Sintang ( Grand Jepang ) Pelebaran Jalan Bts. Kota Sanggau - Sekadau 2 Pembangunan Jalan Temajuk - Bts. Kab. Sambas Peningkatan Struktur Jalan Bts. Kota Sanggau - Sekadau I Peningkatan Struktur Jalan Bts. Kota Sanggau - Sekadau II Peningkatan Struktur Jalan Putussibau - Nanga Era Peningkatan Struktur Jalan Balai Karangan - Entikong - Bts. Serawak PEMBANGUNAN JALAN BARU BTS. KAB. SANGGAU - BTS. KAB. SINTANG PEMBANGUNAN JALAN BARU BTS. KAB. SAMBAS - BTS. KAB. SANGGAU 1
68.423.495 66.030.793 12.959.860 68.445.470 72.000.000 12.878.700 58.823.495 31.820.700 22.399.340 34.977.850 30.977.850 24.966.725 27.466.725
61.239.029 60.822.970 12.672.400 62.572.604 58.062.859 62.862.218 12.208.972 11.985.165 47.070.070 57.649.867 50.532.338 28.953.836 30.798.144 25.775.825 19.485.699 21.612.312 20.831.844 34.371.360 29.280.259 23.979.767
66.053.495 55.284.378 59.742.587 62.429.679 51.644.914 12.475.037 10.495.897 57.567.939 56.314.152 48.996.147 66.690.723 66.398.993 11.497.451 56.541.307 54.558.182 46.855.900 54.000.188
29.522.502 23.717.601 25.279.724
9
58.013.745
61.033.000 62.740.282 63.200.000 12.275.466 56.639.388 60.437.793 55.250.000 63.741.725 11.900.000 49.777.200 50.681.231 57.172.597 50.360.000 29.682.871 19.632.000 27.566.058 30.690.491 31.752.000 29.784.920 27.055.000 23.979.767 23.498.730
64.022.911 66.776.154 60.273.251 63.259.271 64.047.643 63.892.870
33.303.400 29.676.802 23.980.665 26.091.380