PENGARUH COMPETITIVE BIDDING PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI TERHADAP PENAWARAN PEMENANG TENDER DALAM E-PROCUREMENT LPSE PT. PLN (PERSERO) Bagas Dwi Septyan Negina Kencono Putri1 Triani Arofah2 Abstract This study aimed to examine the effect of competitive bidding on construction work winning bids in the e-procurement LPSE PT. PLN (PERSERO). In this research, competitive bidding is analyzed from five different sides of which the number of bidders, net assets of the bidder, distance, project size, and past wins. Using 38 construction work being auctioned on e-procurement LPSE PT. PLN (PERSERO) agency in Central Java and Yogyakarta. The data is analyzed by multiple linear regression analysis method. The results showed that the number and net assets of bidders negatively affect the winning bids. Meanwhile, the distance, project size, and past wins do not affect the winning bidder offers. This study also proved that these variables simultaneously affect the winning bids. The implications of this study show despite the number and net assets bidders negatively affect the winning bidder offers, the number and net assets of bidders is small in public procurement which listed in the e-procurement LPSE PT. PLN (PERSERO). In addition, the distance bidders, the value of work, and past victories bidders that do not affect the winner of the tender offer due to the location of the participants were concentrated in one area, the value of the work that is relatively small, and the participants' experiences in doing small projects before. This result then show that competitve bidding in construction works negatively effects the winning bids. Keywords : competitive bidding, winning bids, number of bidders, net assets of bidders, distance, project size, past wins
1 2
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman
dengan membentuk proses pengadaan
PENDAHULUAN Dalam publik,
operasional
pemerintah
pelayanan
publik yang kompetitif dan transparan.
membutuhkan
Pengadaan
jumlah
yang
meningkatkan akses pasar, sehingga
beragam. Untuk memenuhi kebutuhan
akan terjadinya peningkatan penawaran
tersebut, dilakukan kegiatan pengadaan,
dari
baik yang berupa barang maupun jasa
pemenuhan kebutuhan pemerintah.
sumber
daya
dalam
yang
pemasok
atau yang lebih dikenal dengan istilah
transparan
terhadap
Salah satu
akan
permintaan
upaya
pengadaan
procurement. Efisiensi dalam pengadaan
publik yang kompetitif dan transparan
barang
adalah dengan mengimplementasikan
dan
jasa
merupakan
suatu
tuntutan publik yang terus meningkat
kebijakan
selama
Peraturan Presiden Nomor 4 tahun 2015
beberapa
tahun
terakhir.
e-procurement.
Peningkatan tuntutan tersebut bukan
tentang
hanya
nasional,
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
melainkan isu global yang timbul karena
2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
besarnya uang yang digunakan dalam
pemerintah,
proses pengadaan barang dan jasa dan
pengadaan
fakta karena uang tersebut berasal dari
dilaksanakan dengan teknologi informasi
rakyat.
dan transaksi elektronik sesuai dengan
merupakan
isu
Banyaknya kasus korupsi yang
Perubahan
Menurut
Keempat
e-procurement barang
ketentuan
atau
atas
adalah
jasa
yang
perundang-undangan.
terjadi salah satunya dikarenakan adanya
Kebijakan implementasi e-procurement
praktik pengadaan barang dan jasa yang
dengan memanfaatkan sistem teknologi
dilakukan
informasi
secara
tidak
kompetitif.
dilakukan
secara
optimal
Praktik pengadaan yang tidak kompetitif
dengan memenuhi tujuan diterapkannya
akan berdampak pada berkurangnya
good governance melalui pengadaan
minat pengusaha untuk ikut serta dalam
barang dan jasa yang bersih dan terbebas
tender yang tersedia serta meningkatnya
dari adanya KKN (Udoyono, 2011).
kesempatan pejabat pemerintahan untuk
Penerapan
kebijakan
melakukan korupsi dengan pengusaha
procurement
yang ikut serta dalam tender.
meningkatkan kompetisi yang terjadi
Upaya
penekanan
perilaku
diharapkan
edapat
didalam prosesnya, sehingga peserta
korupsi, kolusi, dan nepotisme dan
dapat
meningkatkan
penawaran yang kompetitif (competitive
66
efisiensi
dilakukan
memberikan
penawaran-
bidding) untuk dapat memenangkan
dianggarkan sebelumnya, salah satunya
tender. Karakteristik kompetisi, dalam
tender yang kompetitif (Mardiasmo,
sebuah
2002).
proses
pengadaan
dapat
Pada
konsep
Governance,
oleh peserta tender. Kompetisi yang
dilakukan dengan penggunaan potensi
ketat akan membuat peserta mengajukan
akan
penawaran-penawaran
yang
agresif,
(Dunleavy, 2006).
sehingga
yang
terbaik
Pengujian secara empiris tentang
diharapkan dapat memenangkan tender
pengaruh penawaran kompetitif terhadap
dan pemerintah dapat mengalokasikan
penawaran pemenang dalam proses yang
sumber daya finansialnya secara efektif
transparan
dan efisien. Singkatnya, penerapan e-
dilakukan
procurement
dapat
membantu
disebabkan oleh sulitnya memperoleh
implementasi
Good
Corporate
data, meskipun beberapa penelitian telah
teknologi
berbasis
masih di
tersebut
Era
mempengaruhi penawaran yang diajukan
penawaran
hal-hal
Digital
internet
belum
Indonesia.
banyak Hal
ini
Governance (GCG) dalam mewujudkan
dilakukan
transparansi, kontrol, keadilan (fairness),
penelitian yang dilakukan oleh Rudi dan
dan
serta
Haryanto (2013), Ohashi (2009), Evenett
mempercepat proses pengadaan barang
dan Hoekmann (2003), serta De Silva
dan jasa.
(2003) masih banyak diperdebatkan oleh
penghematan
Penelitian pentingnya
yang
biaya
menjelaskan
e-procurement
sebelumnya.
dapat
Penelitian-
para ahli.
dalam
Dengan latar belakang demikian,
pemenuhan pelayanan publik didorong
penulis
kuat
akuntansi
penelitian mengenai kompetisi yang
sektor publik yang diterapkan dalam
terdapat dalam proses pengadaan barang
pemerintahan. Perkembangan tersebut
dan jasa. Penelitian ini menggunakan
dapat dilihat dengan adanya konsep
model penelitian yang diadaptasi dari
Digital Era Governance (DEG) untuk
penelitian sebelumnya. Model penelitian
mengembangkan konsep New Public
yang digunakan memiliki kemiripan
Management (NPM). Konsep NPM yang
dengan penelitian yang dilakukan oleh
mengandung
Rudi
oleh
perkembangan
konsekuensi
untuk
terdorong
dan
untuk melakukan
Haryanto
(2013),
yakni
melakukan efisiensi dan pemotongan
menganalisis kompetisi yang terdapat
biaya (cost cutting) serta transparansi
dalam pengadaan publik dalam beberapa
pada
sisi, diantaranya jumlah peserta tender,
pelayanan
publik
yang
telah
67
aset bersih peserta tender, jarak peserta tender,
serta
nilai
pekerjaan
4. Apakah nilai pekerjaan yang
yang
dilelangkan
dilelangkan.
memengaruhi
penawaran pemenang tender?
Terdapat
beberapa
perbedaan
5. Apakah kemenangan masa lalu
dalam penelitian kali ini. Kemenangan
peserta
masa lalu peserta tender yang diadaptasi
penawaran pemenang tender?
dari
penelitian
Ohashi
(2009),
tender
6. Apakah
memengaruhi
jumlah peserta,
aset
ditambahkan sebagai variabel untuk
bersih peserta, nilai pekerjaan
menguatkan gambaran atas kompetisi
yang
yang terdapat dalam pengadaan publik.
kemenangan masa lalu peserta
Selain
tender
itu,
kompetisi
dihubungkan
dengan
tersebut penawaran
penelitian
ini
juga
berbeda,
secara
dan
simultan
memengaruhi
pemenang yang teridentifikasi dari rasio tertentu. Data yang digunakan dalam
ditenderkan,
penawaran
pemenang tender? Tujuan Penelitian
yakni
Berdasarkan
permasalahan
pengadaan pekerjaan konstruksi yang
penelitian
terdaftar dalam e-procurement Lembaga
sebelumnya, maka tujuan penelitian ini
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
adalah:
PT. PLN (PERSERO) distribusi Jawa
1. Untuk
yang
diungkapkan
mengetahui
pengaruh
Tengah dan DIY.
jumlah peserta yang ikut dalam
Rumusan Masalah
tender
Berdasarkan belakang
diatas
uraian maka
latar
dirumuskan
masalah sebagai berikut:
tender
memengaruhi
penawaran pemenang tender? 2. Apakah aset bersih peserta tender memengaruhi
penawaran
pemenang tender? 3. Apakah
jarak
pemenang tender. 2. Untuk mengetahui pengaruh aset
pemenang tender?
penawaran pemenang tender. 3. Untuk
mengetahui
tender
penawaran
pengaruh
jarak peserta tender terhadap penawaran pemenang tender. 4. Untuk mengetahui pengaruh nilai pekerjaan
peserta
memengaruhi
68
penawaran
bersih peserta tender terhadap
1. Apakah jumlah peserta yang ikut dalam
terhadap
yang
dilelangkan
terhadap penawaran pemenang tender. 5. Untuk
mengetahui
pengaruh
kemenangan masa lalu peserta
MODEL
tender
HIPOTESIS
terhadap
penawaran
pemenang tender. 6. Untuk
PENELITIAN
DAN
Hipotesis
mengetahui
pengaruh
simultan jumlah peserta, aset
H1: Jumlah
peserta
tender
berpengaruh
terhadap
penawaran
bersih peserta, nilai pekerjaan
negatif
yang
pemenang tender.
ditenderkan,
dan
kemenangan masa lalu peserta
H2:
tender secara simultan terhadap
Aset bersih peserta tender berpengaruh
penawaran pemenang tender.
negatif terhadap penawaran pemenang tender.
Manfaat Penelitian Setiap
penelitian
diharapkan
H3:
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
Jarak peserta tender dengan lokasi
membacanya
proyek berpengaruh positif terhadap
maupun
yang
secara
langsung terkait di dalamnya. Adapun
penawaran pemenang
manfaat penelitian ini adalah:
H4:
1. Memberikan yaitu
manfaat
teoritis
mengembangkan
ilmu
Nilai
pekerjaan
pemenang tender
publik
Model Penelitian
penerapan
dilelangkan
berpengaruh negatif terhadap penawaran
akuntansi terutama pada sektor mengenai
yang
kebijakan e-procurement dalam kontribusinya peningkatan
terhadap kompetisi
Jumlah
dan
transparansi tender. 2. Memberikan
manfaat
terapan,
Aset Bersih Peserta
yaitu memberikan evaluasi atau masukan kepada LPSE PT. PLN (PERSERO) pentingnya transparansi
mengenai kompetisi dalam
Jarak Peserta
Penawaran Pemenang
dan proses
pengadaan dengan menerapkan
Nilai Pekerjaan
kebijakan e-procurement.
69
Populasi penelitian ini adalah
Kemenangan Masa Lalu
pekerjaan konstruksi yang ditenderkan
H5:
secara elektronik melalui fasilitas e-
Pengalaman masa lalu peserta tender
procurement
berpengaruh positif terhadap penawaran
distribusi Jawa Tengah dan DIY pada
pemenang tender
tahun anggaran 2013. Pemilihan sampel
H6:
dilakukan
Jumlah peserta tender,
aset
PT.
PLN (PERSERO)
secara
sampel
jenuh
bersih
(saturation sampling), yakni mengambil
peserta tender, jarak peserta tender
seluruh populasi sebagai sampel yang
dengan lokasi proyek, nilai pekerjaan
akan diteliti. Hal ini dikarenakan jumlah
yang dilelangkan, dan pengalaman masa
populasi
lalu peserta tender secara simultan
ditenderkan pada e-procurement LPSE
berpengaruh
PT. PLN (PERSERO) distribusi Jawa
terhadap
penawaran
pemenang tender.
pekerjaan
konstruksi
yang
Tengah dan DIY tahun 2013 berjumlah sedikit yakni 38 pekerjaan konstruksi.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data Data
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif.
digunakan
dalam
penelitian ini adalah data sekunder. Data
ini
sekunder merupakan yang diperoleh
dirancang untuk menguji secara empirik
secara tidak langsung dari database yang
pengaruh
pada
tersedia. Dalam penelitian ini, data
terhadap
bersumber dari website e-procurement
competitive
pekerjaan
Penelitian
yang
bidding
konstruksi
penawaran pemenang di e-procurement
LPSE
PT. PLN (PERSERO) distribusi Jawa
Lembaga
Tengah dan DIY.
Konstruksi (LPJK).
Sasaran dan Objek Penelitian
Variabel Independen
Sasaran dari penelitian ini adalah
PT.
PLN
(PERSERO)
Pengembangan
dan Jasa
1. Jumlah Peserta Tender
pekerjaan konstruksi yang ditenderkan di
Variabel jumlah peserta tender
e-procurement
Pengadaan
merupakan jumlah peserta yang
Secara Elektronik (LPSE) PT. PLN
mengikuti tender pengadaan jasa
(Persero) distribusi Jawa Tengah dan
konstruksi.
DIY pada tahun anggaran 2013.
mengikuti tender dapat berupa
Populasi dan Sampel
perseorangan
70
Lembaga
Peserta
maupun
yang
dalam
bentuk badan yang mendaftar dan
Indikator yang digunakan dalam
mengajukan
pengukuran
penawaran
untuk
adalah
Harga
mendapatkan kontrak pengadaan.
Perkiraan Sendiri (HPS), dimana
Variabel jumlah peserta tender
HPS sendiri merupakan perkiraan
merupakan
variabel
utama
nilai pekerjaan konstruksi yang
pembentuk
pola
penawaran
dibuat oleh Lembaga Pengadaan
kompetitif dalam suatu proses
Secara Elektronik (LPSE), dalam
tender.
penelitian ini yaitu LPSE PT.
2. Aset Bersih Peserta Tender Variabel tender
aset
bersih
menunjukkan
PLN (PERSERO).
peserta
5. Kemenangan Masa
rata-rata
Lalu Peserta Tender
kekayaan dari semua peserta
Variabel kemenangan masa lalu
yang mengikuti suatu tender.
peserta tender menggambarkan
Variabel ini dihitung dengan
pengalaman
menjumlahkan total aset bersih
mengikuti
peserta dan membaginya dengan
melakukan pekerjaan yang telah
jumlah peserta.
dimenangkan
3. Jarak Peserta Tender Nilai
dari
ditunjukkan jarak
tender
yang dalam
sebelumnya.
Variabel ini ditunjukkan dengan
variabel dengan
peserta
peserta
ini
rata-rata
tender
yang
penawaran
yang
telah
dimenangkan
sebelumnya.
Indikator
pengukuran
dalam
diperoleh dari Sertifikat Badan
variabel kemangan masa lalu
Usaha (SBU) yang diterbitkan
dibentuk
oleh Lembaga
kemenangan
Pengembangan
Jasa Konstruksi (LPJK)
penawaran
4. Nilai Pekerjaan
rasio
jumlah
terhadap
jumlah
saat
kemenangan
diperoleh.
Variabel nilai pekerjaan yang dilelang
dari
menunjukkan
nilai
Variabel Dependen Variabel penelitian
ditenderkan.
ini
pemenang tender. Variabel penawaran
tentang
pemenang adalah biaya yang harus
memiliki
gambaran
penawaran
perbedaan masing-masing tender
dikeluarkan
pengadaan
memperoleh barang/jasa dari pemenang
yang
dilelangkan.
oleh
adalah
dalam
proyek pekerjaan konstruksi yang Variabel
ini
dependen
pemerintah
untuk
71
lelang
pengadaan.
Variabel
ini
dependen
(Y),
Uji heteroskedastisitas berutujuan untuk
dimana indikator yang digunakan untuk
menguji apakah dalam suatu model
pengukuran adalah rasio nilai penawaran
regresi terjadi ketidaksamaan varians
terhadap Harga Perkiraan Sendiri (HPS).
dari
Jadi,
dengan
pengamatan yang lain. Model regresi
membagi jumlah penawaran pemenang
yang baik adalah model yang tidak
dengan HPS.
terjadi
Teknik Analisis Data
1978). Metode glejser dilakukan dengan
Uji Normalitas
meregresikan
Uji normalitas bertujuan untuk menguji
terhadap nilai mutlak residualnya. Jika
apakah dalam model regresi, variabel
terdapat pengaruh variabel bebas yang
terikat, variabel bebas atau keduanya
signifikan
mempunyai distribusi normal atau tidak.
residualnya maka dalam model terdapat
Uji
dengan
masalah heteroskedastisitas. Jika nilai
Sample
probabilitasnya lebih besar maka dapat
merupakan
variabel
variabel
ini
normalitas
menggunakan
diukur
dilakukan uji
One
Uji Heteroskedastisitas
residual
satu
pengamatan
heteroskedastisitas
semua
nilai
Kolmogorov Smirnov Test. Bila nilai
dipastikan
One Sample Kolmogorov Smirnov Test
unsur heteroskedastisitas.
lebih besar dari tingkat signifikan yang
Analisis Regresi Berganda
digunakan (< 0,05), maka distribusi data menyebar
dengan
normal
dan
mode
tidak
Teknis
(Gujarati,
variabel
terhadap
ke
bebas
mutlak
mengandung
analisis
data
menggunakan analisis regresi linear
sebaliknya.
berganda.
Analisis
Uji Multikolinieritas
digunakan
untuk
Uji multikolinieritas bertujuan untuk
memperoleh
menguji apakah dalam model regresi
pengaruh
ditemukan adanya korelasi antar variabel
variabel terikat. Model regresi linear
bebas.
baik
berganda ini dirumuskan sebagai berikut
seharusnya tidak terjadi korelasi di antar
(Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini
variabel bebas (Gujarati, 1978). Apabila
model
nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0,10
digunakan adalah sebagai berikut:
maka dapat
γPenawaranPemenang
Model
regresi
yang
disimpulkan tidak ada
linear
mengetahui
gambaran variabel
berganda
mengenai
bebas
persamaan = α
atau
terhadap
regresi
yang
+ βJumlah +
multikolinieritas antar variabel bebas
βAsetBersih + βJarak + βNilaiPekerjaan +
dalam model regresi.
βKemenanganMasaLalu + ε
72
Uji Koefisien Determinasi (R2)
terhadap
Jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai
semakin mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang
dibutuhkan
untuk
memprediksi variabel dependen, dan begitu juga dari sebaliknya nilai α=0,05 (Suliyanto, 2011). Dianjurkan untuk menggunakan Adjusted karena nilai ini tidak akan naik/turun meskipun terdapat penambahan variabel independen dalam
dependen
secara
parsial digunakan Uji T. Uji F Uji
koefisien determinasi adalah di antara 0 dan 1. Jika nilai koefisien determinasi
variabel
mengetahui
F
digunakan
variabel
untuk
bebas
secara
bersama-sama mempunyai berpengaruh secara
signifikan
terhadap
variabel
terikat. Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel terikat atau tidak. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi. Tingkat signifikansi menggunakan
α=5% atau
0,05 (Priyatno, 2008). Hasil uji F dilihat dalam tabel ANOVA dalam kolom sig,
model.
jika probabilitas < 0,05, maka dapat
Pengujian Hipotesis
dikatakan
Uji T T-Test
bertujuan
untuk
mengetahui besarnya pengaruh masingmasing
variabel
independen
secara
individual (parsial) terhadap variabel dependen. Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel coefficients. Jika nilai signifikan atau probabilitas lebih kecil dari 0,05 berarti terdapat pengaruh
terdapat
pengaruh
yang
signifikan secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat dan model
regresi
bisa
dipakai
untuk
memprediksi variabel terikat. Atau jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 berarti tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel independen terhadap
variabel
dependen.
Untuk
menguji pengaruh variabel independen
HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel Penelitian Penelitian penelitian
ini
kuantitatif
merupakan dengan
menganalisis pola penawaran kompetitif pada pekerjaan konstruksi PT. PLN (PERSERO) yang ditenderkan secara 73
elektronik. Secara lebih khusus, populasi
Statistik Deskriptif
yang
Tabel 1. Statistik Deskriptif N Min. Max. Mean
diamati
dalam
penelitian
ini
sebesar 38 pekerjaan konstruksi yang terdaftar dalam e-procurement Lembaga Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
Penawaran
PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jawa
Peserta
Tengah
Aset
dan
Yogyakarta
Daerah dengan
Istimewa
dana
yang
Jarak
bersumber dari APBN tahun 2013. Penentuan
sampel
dilakukan
secara
sampel jenuh (saturation sampling), yang berarti data dalam populasi diambil secara keseluruhan.
85
95 89,5
2
13 6,79
0,23 3,76 1,15 34,4 250, 153, 6 8 9 0,53 3,50 1,71 0,09 2,27 0,73
3,4567 8 2,820 1,0222 2 58,789 7 0,7526 1 0,6144 5
Sumber: Data sekunder diolah, 2015
Dari hasil statistik deskriptif di atas, dapat dilihat bahwa penawaran
Sampel penelitian digolongkan berdasarkan
HPS Pengalama n
3 8 3 8 3 8 3 8 3 8 3 8
Std.
pada
lokasi
pemenang
memiliki
nilai
minimum
proyek
sebesar 85%, nilai maksimum sebesar
konstruksi yang ditenderkan. Namun,
95% dan nilai rata-rata (mean) sebesar
dari 40 kota dan kabupaten yang tersebar
89,5416%.
di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah
menunjukkan nilai persentase penawaran
Istimewa
19
yang dimenangkan terhadap HPS yang
Kabupaten yang mengadakan tender
tertera dalam lelang pengadaan jasa
pada tahun 2013. Sedangkan untuk jenis
konstruksi.
pekerjaan, hanya ada dua jenis pekerjaan
menunjukkan bahwa tingkat penawaran
konstruksi
pemenang tender cukup tinggi.
Yogyakarta
yang
hanya
ditenderkan,
yakni
Besarnya
Kondisi
indeks
tersebut
pembangunan jaringan distribusi listrik
Untuk variabel peserta dilihat
sebanyak 35 proyek dan pekerjaan
dari jumlah peserta yang mengikuti dan
instalasi listrik rumah tangga sasaran
mengajukan suatu penawaran untuk
(RTS) program listrik murah dan hemat
menapatkan
(non terpadu) sebanyak 3 proyek. Selain
minimumnya sebesar 2 peserta, nilai
itu,
merupakan
maksimum sebesar 13 dan nilai rata-rata
pengadaan pekerjaan konstruksi berskala
(mean) sebesar 6,79. Kondisi tersebut
kecil
menunjukkan bahwa tingkat persaingan
seluruh
dan
sampel
diikuti
kontraktor kecil.
oleh
perusahaan
kontrak
tender.
dalam lelang pengadaan jasa konstruksi tergolong kurang kompetitif.
74
Nilai
Variabel
aset
bersih
pekerjaan konstruksi yang dilelangkan
menggambarkan
ukuran
perusahaan
lebih dari Rp. 200.000.000,- dan kurang
yang mengikuti tender. Variabel ini
dari Rp. 100.000.000.000,-dilelangkan
memiliki nilai minimum sebesar 0,23,
dengan metode pelelangan umum.
nilai maksimum sebesar 3,76 dan nilai
Variabel
rata-rata (mean) sebesar 1,1542. Nilai
kemenangan masa lalu yang dianalisis
aset bersih peserta tender tergolong kecil
melalui pengalaman mengerjakan proyek
dan
yang
memiliki nilai minimum sebesar 0,09,
mengikuti tender merupakan perusahaan
nilai maksimum sebesar 2,27 dan nilai
kontraktor kecil.
rata-rata (mean) sebesar 0,7341. Kondisi
perusahaan
kontraktor
yang
terakhir
yaitu
Statistik deskriptif untuk variabel
ini menunjukkan bahwa peserta yang
jarak, memiliki nilai minimum sebesar
mengikuti lelang pengadaan pekerjaan
34,46, nilai maksimum sebesar 250,76
konstruksi hanya memiliki pengalaman
dan
dalam mengerjakan proyek konstruksi
nilai
rata-rata
(mean)
sebesar
153,9382. Nilai ini menunjukkan bahwa
berskala kecil.
perusahaan
Uji Regresi Berganda
yang
mengikuti
tender
berada dalam radius yang cukup dekat dengan
lokasi
pekerjaan
yang
dilelangkan. Variabel nilai pekerjaan yang
Tujuan dari penggunaan analisis regresi linier berganda adalah untuk mengetahui
pengaruh
signifikansi
pengetahuan
perpajakan,
kesadaran
dilihat dari nilai Harga Perkiraan Sendiri
wajib pajak, dan sanksi pajak terhadap
(HPS) memiliki nilai minimum sebesar
kepatuhan
0,53, nilai maksimum sebesar 3,50 dan
Kabupaten Cilacap. Hasil perhitungan
nilai rata-rata (mean) sebesar 1,7075.
regresi linier berganda dilakukan dengan
Kondisi
program SPSS 15 for Windows dapat
ini
menunjukkan
bahwa
wajib
pajak
pekerjaan konstruksi yang ditenderkan
dilihat pada tabel berikut:
.termasuk pekerjaan kecil dan tidak
Tabel
membutuhkan kompleksitas yang tinggi.
Regresi
Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 70 tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 tahun
2010
tentang
Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah dimana nilai
No 1. 2. 3. 4. 5.
2.
Ringkasan
Variabel Peserta Aset Jarak HPS Pengalaman
daerah
Hasil
Koefisien Regresi -0,571 -2,268 0,012 1,269 0,512
di
Analisis
Sig. 0,005 0,049 0,114 0,169 0,785
T hitung -2,990 -2,048 1,627 1,408 0,276
75
Konstanta Adjusted
= 91,537 = 0,385 = 5,625
sebagai berikut: 1. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel jumlah peserta
Sumber: Data sekunder diolah, 2015
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui
tender memiliki nilai sig. (0,005)
bahwa nilai Adjusted sebesar 0,385 yang
yang lebih kecil dari alpha (0,05)
berarti variabilitas variabel dependen
dan nilai t hitung (-2,990) lebih
yang dapat dijelaskan oleh variabel
besar dari nilai t tabel. Hal ini
independen
Sisanya
berarti bahwa hipotesis pertama
sebesar 61,5% dijelaskan oleh variabel
yang menyatakan bahwa jumlah
lain yang tidak diteliti dalam penelitian
peserta
tender
ini. Uji t digunakan untuk mengetahui
negatif
terhadap
pengaruh jumlah, aset bersih, jarak
pemenang
diterima.
Dengan
peserta tender, nilai pekerjaan, dan
demikian,
semakin
banyak
kemenangan masa lalu peserta tender
jumlah peserta tender,
secara
penawaran
sebesar
parsial
38,5%.
terhadap
variabel
penawaran pemenang tender. Uji t tersebut dilakukan dengan menggunakan
berpengaruh penawaran
maka
pemenang
tender
akan semakin kecil. 2. Variabel
aset
bersih
peserta
bantuan software SPSS 15 for Windows.
tender memiliki nilai sig. (0,049)
Berdasarkan pengujian secara parsial
yang lebih kecil dari alpha (0,05)
terhadap H1, H2 dan H3 dengan
dan nilai t hitung (-2,048) lebih
menggunakan tingkat keyakinan α =
besar daripada nilai t tabel. Hal
0,05 dan degree of freedom (n-k) dimana
ini berarti bahwa hipotesis kedua
n = 38 dan k = 6 diketahui nilai sebesar
yang menyatakan bahwa aset
1,694. Hasil perhitungan disajikan pada
bersih
tabel berikut: Variabel Peserta Aset Jarak HPS Pengalaman
Sig. T hitung T tabel 0,005 -2,990 1,694 0,049 -2,048 1,694 0,114 1,627 1,694 0,169 1,408 1,694 0,785 10,276 1,694
Sumber: Data sekunder diolah, 2015
Berdasarkan data pada tabel dapat dijelaskan 76
negaitf
terhadap penawaran pemenang
Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji t No. 1. 2. 3. 4. 5.
berpengaruh
diterima. semakin bersih
Dengan besar
peserta
penawaran
demikian,
rata-rata tender,
pemenang
aset maka tender
akan semakin kecil. 3. Variabel jarak peserta tender memiliki nilai sig. (0,114) yang lebih besar dari alpha (0,05). Hal
ini berarti bahwa hipotesis ketiga
tinggi pula penawaran pemenang
yang menyatakan jarak peserta
tender.
tender
dengan lokasi proyek
berpengaruh
positif
terhadap
penawaran pemenang ditolak. Dengan demikian, semakin jauh jarak
peserta
lokasi
tender
proyek,
semakin
dengan
belum
tinggi
tentu
penawaran
pemenangnya. 4. Variabel nilai pekerjaan memiliki nilai sig. (0,169) yang lebih besar dari alpha (0,05). Hal ini berarti bahwa hipotesis keempat yang menyatakan
bahwa
nilai
pekerjaan berpengaruh negatif terhadap penawaran pemenang ditolak. Oleh karena itu, semakin tinggi
nilai
ditenderkan, semakin
pekerjaan
yang
belum
tentu
rendah
penawaran
pemenang tender tersebut. 5. Variabel kemenangan masa lalu memiliki nilai sig. (0,785) yang lebih besar dari alpha (0,05). Hal ini
berarti
bahwa
hipotesis
kelima yang menyatakan bahwa kemenangan masa lalu peserta berpengaruh
positif
terhadap
penawaran pemenang ditolak. Oleh sebab itu, belum tentu semakin tinggi kemenangan masa lalu peserta tender akan semakin
Tabel 4. Hasil Uji ANOVA Model
Sig.
Regresi
F Hitung
0,001
F Tabel
5,625
2,51
Sumber: Data sekunder diolah, 2015
Tabel 4. menunjukkan hasil signifikansi sebesar 0,001 dan F hitung sebesar 5,625. Karena hasil signifikansi lebih kecil dari alpha (0,05) dan F hitung lebih besar dari F tabel (2,51), maka hipotesis keenam yang menyatakan bahwa Jumlah peserta tender, aset bersih peserta tender, nilai pekerjaan yang dilelangkan, dan pengalaman masa lalu peserta tender secara simultan berpengaruh terhadap penawaran pemenang tender diterima. Pembahasan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
jumlah
peserta
tender
berpengaruh negatif terhadap penawaran pemenang.
Hasil
penelitian
ini
menghasilkan temuan yang sama dengan penelitian Ohashi (2009), Rudi dan Haryanto (2012) dan Amaral (2012), yang mengemukakan bahwa jumlah peserta
tender
berpengaruh
negatif
terhadap penawaran pemenang. Jumlah
peserta
tender
berpengaruh negatif terhadap penawaran pemenang berarti setiap penambahan jumlah peserta tender akan menurunkan tingkat penawaran pemenangnya. Arah 77
hubungan
ini
menandakan
bahwa
pengadaan pekerjaan konstruksi yang
lelang dengan kapasitas finansial yang kuat (Paul dan Milgrom, 1982).
dilelangkan lewat e-procurement LPSE
Hasil
dari
penelitian
ini
PT.PLN (PERSERO) untuk distribusi
menunjukkan bahwa jarak peserta tender
Jawa Tengah dan DIY kompetitif dan
dengan lokasi proyek tidak berpengaruh
tidak kolusif. Hal ini konsisten dengan
terhadap penawaran pemenang. Hal ini
teori kompetisi yang terjadi dalam
berarti tidak adanya perbedaan (variansi)
praktek
dimana
dalam pola penawaran yang dilakukan
terjadi penurunan penawaran sebagai
oleh peserta yang berlokasi jauh dengan
akibat dari peningkatan kompetisi.
peserta yang berlokasi dekat terhadap
lelang
pengadaan,
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
aset
bersih
peserta
tender
lokasi proyek yang dilelangkan. Dengan hasil yang didaptakan tentu berbeda
berpengaruh negatif terhadap penawaran
dengan
pemenang. Hal ini berarti bahwa apabila
bahwa semakin jauh jarak peserta tender
lelang pengadaan yang diikuti oleh
dengan lokasi proyek, maka semakin
peserta yang memiliki aset bersih yang
tinggi tingkat penawarannya. Kenaikan
besar
tingkat penawaran yang diajukan oleh
akan
menurunkan
tingkat
hipotesis
yang
digunakan
menyatakan
penawarannya serendah mungkin untuk
peserta
berkompetisi dengan peserta lainnya.
biaya-biaya yang terjadi karena adanya
Penelitian ini menghasilkan temuan
jarak
yang berbeda dengan penelitian yang
transportasi.
yang
untuk
jauh,
menutupi
seperti
biaya
dilakukan oleh Ohashi (2009), dimana
Penelitian ini berbeda dengan
tingkat ultilitas . Namun, penelitian ini
penelitian yang dilakukan oleh Ohashi
didukung oleh penelitian yang dilakukan
(2009). Hasil penelitian ini juga ditolak
oleh Rudi dan Haryanto (2012).
oleh penelitian yang dilakukan Bajari
Aset
bersih
peserta
tender
(2003) yang menyatakan bahwa jarak
menggambarkan kapasitas dan kekuatan
merupakan
salah
finansial yang dimiliki oleh peserta
timbulnya
asimetri
tender. Hal ini sesuai dengan teori lelang
pelelangan umum. Namun demikian,
yang menggambarkan bahwa jika harga
penelitian
pada objek
yang dilelangkan akan
penelitian yang dilakukan oleh Rudi dan
ditawar dengan harga yang bersaing
Haryanto (2012). Ketiadaan pengaruh
ketika harga ditawarkan oleh peserta
dalam penelitian ini disebabkan karena
78
ini
satu biaya
didukung
penyebab dalam
dengan
terkonsentrasinya peserta tender yang
dengan
berkompetisi
memenangkan
5.000.000.000,-dapat dilakukan dengan
tender yang dilelangkannya. Sebagian
pelelangan sederhana atau pemilihan
besar peserta tender berlokasi dalam satu
langsung, tidak perlu dilakukan secara
wilayah, yakni Kota Semarang. Dengan
pelelangan umum. Dengan demikian,
demikian,
mengurangi
penawaran yang diajukan oleh peserta
biaya-biaya yang bersifat operasional
akan tidak kompetitif untuk mengajukan
dan menekan biaya yang terbentuk dari
penawarannya.
adanya
untuk
peserta
akan
perbedaan
HPS
dibawah
Rp.
untuk
Selain itu, pada penelitian ini
memenangkan proyek yang dilelangkan,
pekerjaan konstruksi dilelangkan dan
sehingga perbedaan jarak yang dekat
dibagi-bagi
atau
Menurut Mauro (1998) menyebutkan
jauh
tidak
jarak
nilai
akan
berpengaruh
terhadap tingkat penawarannya. Hasil
dari
dalam
beberapa
paket.
bahwa distorsi pada ukuran proyek ini
dengan membagi proyek berskala besar
menyatakan bahwa nilai pekerjaan tidak
menjadi beberapa proyek berskala kecil
berpengaruh
penawaran
akan menimbulkan proyek yang tidak
pemenang. Hal ini menghasilkan temuan
efisien. Dengan demikian, hal ini dapat
yang berbeda dengan penelitian yang
mengindikasikan terjadinya slack dalam
dilakukan oleh Rudi dan Haryanto
menentukan HPS oleh pemerintah serta
(2012). Hal ini disebabkan karena
memungkinkan
sampel
mengajukan
terhadap
lelang
konstruksi
penelitian
pengadaan
yang
pekerjaan
digunakan
dalam
perusahaan
penawaran
untuk
yang
tidak
kompetitif.
penelitian ini merupakan pelelangan
Penelitian
ini
menghasilkan
umum dengan pekerjaan berskala kecil
bahwa kemenangan masa lalu peserta
dan
tender
ditujukan
pada
perusahaan
tidak
berpengaruh
kontraktor kecil, yakni dengan nilai
penawaran
pekerjaan yang terbesar sekitar Rp.
penelitian ini berbeda dengan penelitian
3.000.000.000,-.
yang dilakukan oleh Ohashi (2009). Hal
Menurut
Peraturan
pemenang.
terhadap
ini
Perubahan
mengikuti lelang merupakan perusahaan
atas
Peraturan
peserta
pengalaman
yang
Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang
dengan
Pengadaan
Pemerintah
proyek kecil. Hal ini mengindikasikan
maka pengadaan pekerjaan konstruksi
bahwa tidak ada perbedaan yang besar
Barang/Jasa
rata-rata
oleh
dari
Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Kedua
disebabkan
Hasil
pada
79
pada penawaran yang diajukan oleh
teori lelang (Milgrom dan Weber, 1982).
peserta dengan kemenangan masa lalu
Pelelangan umum pekerjaan konstruksi
yang kecil dengan peserta yang memiliki
secara elektronik merupakan pelelangan
kemenangan masa lalu yang besar.
berjenis Dutch Auctions dimana pemilik
Namun,
pada
variabel
pekerjaan akan membuka harga dan
kemenangan masa lalu, korelasi yang
peserta memberikan penawaran lebih
terjadi adalah positif walaupun tidak
rendah
signifikan. Artinya, bahwa kemenangan
kesepakatan terjadi. Peserta lelang akan
masa
memberikan
lalu
dapat
meningkatkan
dan
terus
pola
menurun
penawaran
hingga
yang
penawaran pemenang. Hal ini berbeda
kompetitif sesuai dengan karakteristik
dengan penelitian De Silva (2003) yang
penawar
menandakan bahwa kemenangan masa
Karakteristik penawar diantaranya aset
lalu peserta dalam melakukan proyek
bersih yang dimiliki masing-masing
yang
biaya
peserta, jarak ke lokasi proyek, dan
pengeluaran. Sebaliknya, meskipun tidak
pengalaman masa lalu masing-masing
signifikan, korelasi yang positif pada
peserta. Sedangkan karakteristik lelang
kemenangan masa lalu pada penelitian
ditunjukkan dengan jumlah total peserta
ini didukung oleh penelitian Ohashi
yang
(2009) yang mengungkapkan bahwa
pekerjaan yang dilelangkan. Dengan
peningkatan
peserta
demikian pola penawaran akan terbentuk
membuat peserta melakukan penawaran
pada peserta yang melakukan penawaran
yang tinggi sebagai apresiasi terhadap
dan
pengalamannya
mendapatkan
besar
dapat
menekan
pengalaman
dalam
mengerjakan
proyek berskala besar. Hasil
karakteristik
mengikuti
saling
lelang
dan
lelang.
nilai
berkompetisi
untuk
pekerjaan
yang
dilelangkan. ini
Secara keseluruhan, competitive
menunjukkan jumlah peserta tender, aset
bidding yang terdapat dalam proses e-
bersih peserta tender, nilai pekerjaan
procurement
yang dilelangkan, jarak peserta tender
(PERSERO) Distribusi Jateng dan DIY
dengan lokasi proyek, dan pengalaman
telah
masa lalu peserta tender secara simultan
Corporate
Governance
dengan
berpengaruh
terbuktinya
penghematan
sebesar
pemenang.
dari
dan
penelitian
terhadap ini
PT.
mengimplementasikan
PLN
Good
sejalan dengan
11,46% dari anggaran dan perhitungan
hukum kompetisi yang terdapat pada
biaya perolehan yang telah ditetapkan
80
Hal
penawaran
LPSE
sebelumnya. Selain dengan penghematan anggaran,
kontrol
dalam
4. Variabel nilai pekerjaan yang
proses
dilelang tidak berpengaruh
pengadaan publik dapat terwujud dengan
terhadap
adanya transparansi biaya aktual yang
pemenang tender.
tercantum dalam website dan dapat
penawaran
5. Variabel kemenangan masa
diakses secara luas oleh publik. Oleh
lalu
sebab itu, model competitive bidding
berpengaruh
pada
penawaran pemenang tender.
proses
e-procurement
dapat
menjunjung prinsip akuntabilitas.
peserta
6. Variabel
tender
tidak
terhadap
jumlah
peserta
tender, aset bersih peserta KESIMPULAN,
IMPLIKASI
tender, jarak peserta tender
DAN
KETERBATASAN PENELITIAN
dengan lokasi proyek, nilai
Kesimpulan
pekerjaan yang dilelangkan,
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan competitive
mengenai bidding
konstruksi
pada
terhadap
pengaruh
peserta tender secara simultan
pekerjaan
berpengaruh
penawaran
pemenang studi empiris e-procurement PT. PLN (PERSERO) distribusi Jawa Tengah
dan
Daerah
Istimewa
Yogyakarta, dapat disimpulkan bahwa: 1. Variabel
dan kemenangan masa lalu
jumlah
peserta
terhadap
penawaran pemenang tender. Implikasi 1. Jumlah
peserta
tender
berpengaruh negatif terhadap penawaran pemenang tender. Jumlah peserta merupakan
tender berpengaruh negatif
variabel
terhadap
menentukan kompetisi yang
penawaran
pemenang tender.
utama
dalam
terjadi dalam lelang. Jumlah
2. Variabel aset bersih peserta
peserta tender menurunkan
tender berpengaruh negatif
tingkat penawaran pemenang
terhadap
tender, sehingga pengeluaran
penawaran
pemenang tender.
pemerintah yang diambil dari
3. Variabel jarak peserta tender
APBN akan berkurang pula.
dengan lokasi proyek tidak
Meskipun demikian, jumlah
berpengaruh
peserta yang ikut lelang pada
terhadap
penawaran pemenang tender.
e-procurement
LPSE
PT. 81
PLN (PERSERO) distribusi
Hal ini dikarenakan bahwa
Jawa
pekerjaan yang dilelangkan
Tengah
dan
DIY
tergolong masih sedikit.
merupakan
2. Aset bersih peserta tender
berskala kecil. Selain itu,
berpengaruh negatif terhadap
nilai pekerjaan yang tidak
penawaran pemenang tender.
signifikan
Meskipun
yang
bahwa PT. PLN (PERSERO)
mengikuti tender merupakan
distribusi Jawa Tengah dan
perusahaan kontraktor kecil,
Daerah Istimewa Yogyakarta
namun aset bersih peserta
membagi pekerjaan menjadi
tender secara signifikan dapat
beberapa
mengurangi
dalam satu lokasi dan satu
peserta
penawaran
pemenang
tender
mengakibatkan dalam
pekerjaan
efisiensi
apabila proyek tersebut tidak
APBN
dipisah akan menjadi proyek berskala
3. Jarak peserta tender dengan proyek
berpengaruh
paket
periode anggaran, sehingga
penggunaan
lokasi
menandakan
dan
tahun 2013.
besar
membuat
anggaran lebih efisien dengan
tidak
mengalokasikan pengeluaran
terhadap
fee kontraktor menjadi lebih
penawaran pemenang tender. Hal ini menandakan bahwa
sedikit. 5. Kemenangan
sebagian besar peserta lelang
peserta
terkonsentrasi
berpengaruh
pada
Kota
masa
tender
lalu tidak
terhadap
Semarang sehingga jarak ke
penawaran pemenang tender.
setiap lokasi proyek di Jawa
Hal ini menandakan variansi
Tengah dan Daerah Istimewa
pengalaman peserta tender
Yogyakarta
tidak
cukup kecil. Peserta yang
penawaran
mengikuti tender pada e-
memengaruhi yang diajukan. 4. Nilai
pekerjaan
dilelangkan berpengaruh
procurement
PT.
PLN
yang
(PERSERO) distribusi Jawa
tidak
Tengah
terhadap
penawaran pemenang tender. 82
pekerjaan
dan
berpengalaman
DIY
hanya dalam
mengerjakan proyek berskala
kecil.
Kota Semarang. Diharapkan pada penelitian berikutnya
Keterbatasan 1. Penelitian ini hanya terbatas pada
competitive
menggunakan teknik random
bidding
sampling untuk memperluas
lelang pengadaan pekerjaan konstruksi. penelitian
Diharapkan
3. Analisis
regresi
linear
juga
berganda menunjukkan nilai
mencakup pengadaan barang,
adjusted R square sebesar
konsultasi, dan jasa lainnya.
0,385. Hal ini berarti variasi
2. Sampel hanya
berikutnya
cakupan penelitian.
yang terbatas
digunakan
dari variabel jumlah dan aset
pada
bersih peserta tender hanya
e-
procurement LPSE PT. PLN
dapat
(PERSERO) tergolong kecil
penawaran pemenang tender
dan
metode
sebesar
sampel jenuh. Sampel yang
sebesar
dihimpun
seluruhnya
oleh variabel lain yang tidak
merupakan
pengadaan
diteliti dalam penelitian ini.
pekerjaan konstruksi skala
Pada penelitian selanjutnya
kecil yang ditujukan untuk
diharapkan
perusahaan kontraktor kecil.
variabel baru, yakni jangka
Selain itu, peserta tender
waktu
sebagian besar terletak di
length).
menggunakan
menjelaskan
variasi
38,5%, 61,5%
sisanya dijelaskan
penambahan
pekerjaan
(contract
DAFTAR PUSTAKA Amaral, M., Saussier, S., & Billon, A.Y. 2011. Expected Number of Bidders and Winning Bids: Evidence from the London Bus Tendering Model. Journal of Transport, Economics and Policy. Vol Forthcoming 2011. Aumann, R.J. 1987. "Game Theory," Introduction, The New Palgrave Dictionary of Economics, First Edition Diakses tanggal 10 November 2014 melalui
Dictionary of Economics. Deegan, C. 2002. Introduction: the Legitimising Effect of Social and Environmental Disclosures–A theoretical. Foundation. Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 15 No. 3, p. 282-311. Erhun, F. & Keskinocak. 2003. Game Theory in Business Applications. Working Paper. Department of 83
Management Science and Engineering. Stanford University, Stanford and School of Industrial and System Engineering, Georgia Institute of Technology. Atlanta.
Kamins, M.A., Dreze, X., Folkes, V.S. 2004. A Field Study of the Effects of Minimum and Reserve Prices on Internet Auction Bids. Journal of Consumer Research, Vol. 30 No. 4, p. 622-628.
Bajari, P., & Ye, L. 2003. Deciding Between Competition and Collusion. Review of Economics and Statistics, Volume 85, p. 971-989.
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. CV Andi Offset. Yogyakarta. Mauro P. 1998. Corruption and the Composition of Government Expenditures. Journal of Public Economics, 69: 263-279.
De
Silva, D. G., Dunne, T., & Rosmopoulou, G. 2003. An Empirical Analyst of Entrant and Incumbent Bidding in Road Construction Auctions. The Journal of Industrial Economics, Vol. 51 No.3, p. 295-316.
Evenett, S., & Hoekman, B. 2003. Transparency in Government Procurement:What Can We Expect From International Trade Agreements. Public Procurement: The Continuing Revolution, Kluwer Law International M.A. Government of Canada. 2014. Bid Rigging. Competition Bureau . Diakses tanggal 10 November 2014 lewat Competition Bureau. Huang, J., Han, Z., Chiang, M., & Poor, H.V. 2008. Auction-based Resource Allocation for Cooperative Communications. Selected Areas in Communications, IEEE Journal on, Vol. 26 No. 7, p. 1226-1237. Hui, et al. 2011. Procurement Issues in Malaysia. International Journal of Public Sector Management, Vol. 24 No. 6, p. 567-563. 84
Milgrom, P.R., & Weber, R.J. 1982. A Theory of Auctions and Competitive Bidding. Econometrica, Vo. 50 No. 5, p. 1089-1122. Ohashi, Hiroshi. 2009. Effects of Transparency In Procurement Practices on Government Expenditure: A Case Study of Municipal Public Works. Review of Industrial Organization, Vol. 34 No.3, p. 267-285. Porter, R.H., & Zona, J.D. 1993. Detection of Bid Rigging in Procurement Auctions. Journal of Political Economy, Vol. 101 No. 3, p. 518-38. Priyatno, Dwi. 2008. SPSS untuk Analisis Data dan Uji Statistik. Mediakom. Yogyakarta. Purwanto. 2008. Kajian Prosedur Pengadaan Jasa Konstruksi Secara E-Procuremet. Jurnal Teknik Sipil, Vol 9, No. 1, p. 4356. Raimi, L., Suara, I.B., & Fadipe, A.O. 2013. Role of Economic and Financial Crimes Commission (EFCC) and
Independent Corrupt Practices & Other Related Offences Commission (ICPC) at Ensuring Accountability and Corporate Governance in Nigeria. Journal of Business Administration and Education, Vol. 3 No. 2. Republik Indonesia. 2012. Peraturan Presiden Nomor 70 tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Sekertariat Negara. Jakarta. Rudi,
A., & Haryanto, H. 2013. Pengaruh Kompetisi Pengadaan Publik Terhadap Belanja Pemerintah (Studi Empiris pada Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik Kementerian Keuangan). Diponegoro Journal of Accounting, Vol.1 No.1 p. 227-236.
Shapiro, C. 1989. The Theory of Business Strategy. The Rand journal of economics, Vol. 20, No. 1, p. 125-137. Smith, C.W. 1990. Auctions: The Social Construction of Value. University of California Press. Oakland. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. CV. Alfabeta. Bandung.
Suliyanto. 2005. Metode Riset Bisnis. CV. Andi Offset Yogyakarta. Rasul, Syahrudin, 2003. Pengintegrasian Sistem Akuntabilitas Kinerja dan Anggaran dalam Perspektif UU NO. 17/2003 Tentang Keuangan Negara. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Jakarta Turner,
M., & Hulme D. 1997. Governance, Administration, and Development: Making the State Work. Kumarian Press. Colorado.
Udoyono, K. 2012. E-procurement dalam Pengadaan Barang dan Jasa, untuk Mewujudkan Akuntabilitas Di Kota Yogyakarta. Jurnal Studi Pemerintahan, Vol. 3 No 1. United Nations Development Programme. 2008. United NationsDevelopment Programme Accountability Framework and Oversight Policy. Secretariat of the Board UNDP. New York. Wilmshurst, T. D., & Frost, G. R. 2000. Corporate Environmental Reporting: A Test of Legitimacy Theory. Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 13 No. 1, p. 10-26.
85
86