ISSN : 2302-0318 Jurnal Teknik Industri – Universitas Bung Hatta, Vol. 3 No. 1, pp. 25-32, Juni 2014
STRATEGI PEMASARAN PENGRAJIN BAJU ADAT DI KELURAHAN MUARO PAYAKUMBUH UTARA Yesmizarti Muchtiar, Dessi Mufti, Ayu Bidiawati JR Jurusan Teknik Industri Universitas Bung Hatta Jl. Gajah Mada No. 19 Padang Email:
[email protected]
ABSTRAK Kelurahan Muaro terletak di Kecamatan payakumbuh Utara Provinsi Sumatera Barat. Kelurahan ini merupakan salah satu daerah penghasil pakaian adat sebagai mata pencaharian penduduknya. Usaha ini telah dijalani turun temurun selama beberapa generasi tetapi tidak mengalami perkembangan. Hal ini dikarenakan produk yang dihasilkan tidak begitu dikenal oleh masyarakat seperti kerajinan Pandai Sikek di Bukittinggi ataupun Adat Nareh di Pariaman yang telah lebih dahulu terkenal di Provinsi Sumatera Barat, padahal produk yang dihasilkan tidak kalah menarik dan inovatuf. Pengrajin pakaian di daerah Muaro Payakumbuh tidak hanya membuat pakaian adat Minangkabau, tetapi juga pakaian adat dari 33 propinsi di Indonesia. Meskipun usaha ini merupakan sumber penghasilan utama keluarga tetapi uang hasil usaha tidak dipisahkan dengan keperluan rumah tangga. Disamping itu promosi dan pengenalan produk hanya dari mulut ke mulut. Berdasarkan potensi usaha pakaian adat maka tujuan IbM dilakukan adalah untuk pengembangan usaha pakaian adat di Keluarahan Muaro. Tahap pertama dengan melakukan pelatihan promosi online dengan membuat blog serta pembukuan usaha. Tahap kedua adalah pembuatan merek produk sebagai media promosi agar lebih dikenal masyarakat. Tahap ketiga adalah dengan penyediaan mesin obras dan penambahan modal berupa material kain. Pelaksanaan program ini memberikan hasil yang baik dalam pengembangan usaha pakaian adat. Hal ini terlihat dengan mulainya di dapat pesanan dari daerah lain seperti Provinsi Aceh. Kata Kunci : Pengrajin, Pakaian Adat, Pelatihan, Promosi, Merek
ABSTRACT Muaro district located at North Payakumbuh region, West Sumatera Province.This region is one of region which produced traditional tribe cloth as source of livelihood.They done hhis bussines for generations but has not evolved. This is because of they products are not known by many people like Pandai Sikek at Bukittinggi or Adat Nareh at Pariaman that already famous in West Sumatera, eventhough this product is interesting and innovative like others.Craftmen of traditional cloth in Muaro district not only produced Minangkabau tribe clothes but also produced traditional tribe clothes form 33 province in Indonesia. Despite this bussines is their main income but they never separate money for business and household cost. In term of promotion, this product only known by mouth to mouth. Based on potention of this bussines, the purposed of IbM was to develop traditional teibe cloth craftmen at Muaro district. First stage was provided training of online promotion by created blog and training of bussines accounting for home industry. Second stage was made product brand so that product well known by people. Third stage was provided obras machine and added capital bussines by provided raw materials. At the end of this program show good result in develop tradional tribe cloth business which today partners of program already got new customers not only from West Sumatera Province but also from other provinve such as Aceh. Keywords : Craftmen, Traditional Tribe Cloth, Training, Promotion, Brand
25
ISSN : 2302-0318
Muchtiar et.al 1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara dengan beraneka ragam suku dan kebudayaan.Jika dicermati banyak sekali aneka ragam budaya dan kesenian yang terdapat di Indonesia, salah satunya Pakaian Adat.Pakaian adat merupakan ciri khas budaya-budaya daerah masingmasing yang memiliki arti tersendiri. Pakaian adat juga dalam pengertian yang dinamis merupakan pakaian layaknya pakaian pada umumnya, tetapi memiliki identitas-identitas tertentu yang diakui sebagai ciri khas suatu daerah tertentu.Ciri-ciri khas yang dimiliki dan diakui sebagai milik daerah itu bisa berupa motif, gambar, bahan, warna atau model tertentu. Di kelurahan Balai Cacang, Taruko, Muaro dan Pasir Kecamatan Payakumbuh Utara kota Payakumbuh Sumatera Barat merupakan salah satu pengrajin pakaian adat yang merupakan sumber mata pencahariannya. Usaha ini sudah dijalankan turun temurun, namun sayangnya usaha ini belum berkembang.Hal ini dikarenakan produk yang dibuat belum begitu dikenal oleh masyarakat banyak, seperti halnya Pengrajin Pandai Sikek di Bukittinggi atau Pengrajin Adat Nareh di Pariaman yang sudah terkenal di Sumatera Barat. Padahal hasil produk yang dihasilkan oleh Pengrajin di Balai Cacang, Taruko, Muaro ini tidak kalah menarik dan inovatif dibandingkan yang dihasilkan oleh daerah lain. Pengrajin pakaian di daerah Muaro Payakumbuh tidak hanya membuat pakaian adat Minangkabau, tetapi juga pakaian adat dari 33 propinsi di Indonesia. Produk-produk yang dibuat hanya dilihat berdasarkan kepada foto-foto pakaian adat yang ada di buku-buku pelajaran anak sekolahan. Merujuk dari usaha pengrajin pakaian adat di Balai Cacang ini, maka akan dilakukan program pengabdian kepada masyarakat (PPM) yaitu dalam hal Ipteks bagi Masyarakat (IbM). Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perseorangan dan/atau badan usaha perseorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam undangUndang.Pengabdian Kepada Masyarakat yang akan dilaksanakan menggunakan khalayak sasaran masyarakat yang produktif secara ekonomis (usaha mikro), dengan melibatkan 2 usaha pengrajin pakaian adat sebagai mitra, yaitu pengrajin pakaian adat Minangkabau khususnya dan juga pakaian adat untuk 33 propinsi yang berada di Kelurahan Muaro, Payakumbuh, Sumatera Barat. Mitra 1 adalah pengrajin pakaian adat yang pemiliknya bernama Ibu Dahnil Hayati.Usaha ibu Dahnil ini sudah berjalan sejak tahun 1990. Usaha ini merupakan mata pencaharian utama keluarga. Sampai kini usaha ini diproduksi dengan menggunakan metode job order, yaitu berproduksi berdasarkan adanya pesanan (ada pesanan, baru mereka membuat/ berproduksi). Pesanan yang dilayani saat ini berada di Kota Padang, Bukittinggi, dan toko penjual pakaian adat. Adapun jumlah pesanan setiap minggu sebesar ± 10 kodi. Mitra ke-2 pengrajin pakaian adat ini pemiliknya adalah Ibu Ermaita. Bentuk usaha awal Ibu Ermaita adalah jasa pelaminan yang masih dilakukan sampai saat ini dengan nama Bunga Tanjung. Oleh karena usaha yang sama sudah semakin banyak pesaingnya, maka Ibu Ermaita merintis / melakukan pengembangan usaha pembuatan baju adat dari tahun 1987. Tetapi ibu ini tidak bekerja sendiri melainkan bersama saudaranya. Dimana kakak Ibu Ermaita inilah yang merintis usaha tersebut terlebih dahulu. Usaha juga diproduksi dengan metode job order( ada pesanan, baru mereka buat). Pesanan yang dilayani saat ini berada di Kota Padang, dan toko di Bukittinggi. Pada dasarnya tahapan produksi sama dengan yang dilakukan oleh Ibu Dahnil Hayati. Jika pesanan selalu ada, berarti usaha ini akan berjalan dengan baik. Namun demikian pesanan pesanan tidak datang secara kontinu/ terus menerus. Mereka berproduksi secara produktif antara bulan Agustus – Mei, sedangkan pada bulan Juni – Juli bisa dikatakan tidak ada pesanan sama sekali. Tetapi pada April – Mei puncak dari permintaan terhadap pakaian adat karena adanya Hari Kartini dan tutup tahun sekolah-sekolah, bahkan mereka bisa
26
Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknologi Industri - Universitas Bung Hatta
ISSN : 2302-0318
JTI-UBH, 3(1), pp. 25-32 , Juni 2014 menolak permintaan, walaupun konsumen mau membayar lebih, hal ini karena mereka mempunyai keterbatasan sehingga tidak sanggup untuk memenuhi pesanan. 2. TINJAUAN LITERATUR 2.1. SWOT SWOT analisis adalah suatu alat perencanaan strategik yang penting untuk membantu perencana untuk membandingkan kekuatan dan kelemahan internal organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari external. analisis SWOT perlu dilakukan karena analisa SWOT untuk mencocokkan “fit” antara sumber daya internal dan situasi eksternal perusahaan. Analisa SWOT adalah suatu metoda penyusunan strategi perusahaan atau organisasi yang bersifat satu unit bisnis tunggal. Ruang lingkup bisnis tunggal tersebut dapat berupa domestik maupun multinasional. SWOT itu sendiri merupakan singkatan dari Strength (S), Weakness (W), Opportunities (O), dan Threats (T) yang artinya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau kendala, dimana yang secara sistematis dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor luar (O dan T) dan faktor didalam perusahaan (S dan W). Kata-kata tersebut dipakai dalam usaha penyusunan suatu rencana matang untuk mencapai tujuan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut Rangkuty Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada hubungan atau interaksi antara unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap unsurunsur eksternal yaitu peluang dan ancaman. Petunjuk umum yang sering diberikan untuk perumusan adalah : 1. Memanfaatkan kesempatan dan kekuatan (O dan S). Analisis ini diharapkan membuahkan rencana jangka panjang. 2. Atasi atau kurangi ancaman dan kelemahan (T dan W). Analisa ini lebih condong menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu rencana perbaikan (short-term improvement plan). Tahap awal proses penetapan strategi adalah menaksir kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman yang dimiliki organisasi. Analisa SWOT memungkinkan organisasi memformulasikan dan mengimplementasikan strategi utama sebagai tahap lanjut pelaksanaan dan tujuan organisasi, dalam analisa SWOT informasi dikumpulkan dan dianalisa. Dalam penyusunan suatu rencana yang baik, perlu diketahui daya dan dana yang dimiliki pada saat akan memulai usaha, mengetahui segala unsur kekuatan yang dimiliki, maupun segala kelemahan yang ada. Data yang terkumpul mengenai faktor-faktor internal tersebut merupakan potensi di dalam melaksanakan usaha yang direncanakan. 2.2. Promosi Promosi dalam bauran pemasaran adalah merupakan semua bentuk komunikasi yang dipergunakan oleh organisasi untuk memberitahukan sesuatu dan mempengaruhi tingkah laku pembeli dari pelanggan yang sudah ada dan pelanggan yang potensial. Promosi ini juga sering dikatakan sebagai proses berlanjut karena dapat menimbulkan rengkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan. Adapun pengertian promosi menurut Basu (2000) adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Promosi merupakan salah satu variabel marketing mix yang digunakan oleh perusahaan untuk megadakan komunikasi dengan pasarnya. Betapapun bagusnya suatu produk/jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen, bila konsumen tersebut belum pernah mendengar ataupun merasakan dari produk/jasa tersebut, sehingga mereka tidak akan yakin akan bermanfaat atau tidaknya produk atau jasa tersebut, maka mereka tiadak akan
Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknologi Industri - Universitas Bung Hatta
27
ISSN : 2302-0318
Muchtiar et.al membelinya. Promosi pada hakekatnya adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk menyampaikan/ mengkomunikasikan suatu produk/jasa kepada pasar sasaran, untuk memberi informasi tentang keistimewaan, kegunaan, dan yang paling penting adalah tentang keberadaannya, sehingga akan mengubah sikap ataupun untuk mendorong orang/konsumen bertindak (dalam hal ini membeli) 2.3. Konsep Merek Dalam dunia bisnis, penamaan brand atau merek di hati masyarakat adalah salah satu hal yang cukup penting dalam kelangsungan usaha, karena cara ini adalah cara yang paling bagus untuk menaikkan derajat/gengsi suatu produk supaya dapat dikenal oleh masyarakat. Tapi tidak semua produk terkenal mampu menanamkan imagenya di masyarakat luas. Hanya beberapa produk saja yang berhasil mengambil hati masyarakat. Merek merupakan alat penanda bagi produsen bisa berupa nama, logo, trademark, atau berbagai bentuk simbol lainnya yang berguna untuk membedakan satu produk dengan produk lainnya, juga akan mempermudah konsumen dalam menganali dan mengidentifikasi suatu produk. Merek dapat diartikan sebagai sebuah nama yang mewakili produk secara keseluruhan. Baik produk itu sendiri, jasa yang diberikan produk tersebut, perusahaan yang memproduksi, dan hal-hal terkait lainnya. Semua itu merupakan suatu kesatuan yang diwakili oleh sebuah simbol yang bernama merek. Merek yang melabeli sebuah produk dan sebagai wakil dari sesuatu yang dipasarkan menjadi penanda bagi sebuah produk sekaligus pembeda dengan produk-produk lainnya. Merek sendiri berfungsi sebagai value indicator yaitu menggambarkan seberapa kokoh value atau nilai yang ditawarkan kepada pelanggan. Jadi, merek menggambarkan nilai yang ditawarkan dan mempunyai peranan penting bagi konsumen dalam menetapkan pilihannya. Merek mempunyai kontribusi yang sangat penting bagi jalannya sebuah industri, apapun bentuknya. 3. METODOLOGI
Gambar 1. Flowchart Metodologi
28
Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknologi Industri - Universitas Bung Hatta
ISSN : 2302-0318
JTI-UBH, 3(1), pp. 25-32 , Juni 2014 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Masalah Pengembangan Usaha dengan SWOT Berangkat dari permasalahan yang dihadapi oleh usaha mikro pengrajin pakaian adat yang ada di Kelurahan Muaro Payakumbuh khususnya untuk usaha Ibu Dahnil dan Ibu Ermaita, maka tim pengusul menawarkan solusi sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi kendala utama yang dihadapi oleh para pelaku usaha mikro tersebut, dengan mengumpulkan semua kelemahan internal. Kondisi diidentifikasi dengan menggunakan Analisis SWOT. Strength (S)
Merupakan usaha pencaharian utama Usaha sudah lama berdiri Kemampuan berproduksi sudah mapan
Opportunity (O)
Pasar produk yang jelas Banyaknya industri kecil di daerah tersebut memudahkan pelaksanaan PKM.
Weakness (W) Pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan usaha masih rendah. Pengelolaan/manajemen administrasi masih lemah. Modal masih terbatas Produk belum mempunyai merk Sulit mengakses perkembangan informasi dan teknologi Treat (T) Mitra tidak pernah mempunyai stok (persediaan), baik produk jadi, maupun bahan baku. Proses penjahitan pakaian masih menggunakan anak jahit (pegawai) yang berbeda-beda, sehingga menyebabkan hasil jahitan yang tidak seragam Adanya penambahan biaya untuk proses obras, karena kedua mitra tersebut tidak memiliki mesin obras.
2. Menawarkan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi untuk melakukan perbaikan dari segala aspek, yaitu : Memberikan pelatihan terhadap sistem pembukuan, sehingga nantinya diharapkan pemilik usaha bisa memisahkan bagian modal (uang) yang digunakan untuk operasional usaha dan bagian uang untuk keperluan rumah tangga sehari-hari. Tidak ditemui lagi pembiayaan yang tumpang tindih antara keperluan usaha dan kehidupan rumah tangga. Metode pelatihan yang akan diberikan adalah sistem administrasi keuangan. yang dibagi dalam beberapa modul, seperti bagaimana menghitung biaya produksi, menghitung rugi laba, pembukuan untuk pengeluaran dan pendapatan. Dalam pelaksanaan pelatihan diperkenalkan juga bentuk promosi secara on line. Memberikan penambahan modal (biaya) untuk keperluan membuat persediaan (stok), sehingga nantinya diharapkan sipemilik usaha mempunyai stok (persediaan) berupa bahan baku dan produk akhir. Apabila ada pesanan (order) datang mendadak, maka kedua mitra usaha pakaian adat ini tidak akan menolak order tersebut, karena susah memiliki persediaan (stok) untuk memenuhi pesanan (order). Membuatkan leaflet sebagai media untuk mempromosikan produk-produk yang dihasilkan oleh kedua mitra. Membuat merek untuk produk yang dihasilkan.Kedua mitra harus memasang merk tersebut pada produk yang mereka hasilkan.. Membelikan mesin obras untuk kedua mitra. Hal ini dilakukan untuk membantu pemilik usaha dalam melakukan proses obras sendiri, tidak diupahkan ke orang lain.
Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknologi Industri - Universitas Bung Hatta
29
ISSN : 2302-0318
Muchtiar et.al 4.2. Pelatihan Sistem Administrasi Keuangan dan Promosi Produk On Line Tahap awal dari Kegiatan Pengabdian Masyarakat IbM ini adalah dengan melakukan pelatihan Sistem Administrasi Keuangan dan Promosi Produk secara On Line. Pelatihan bukan hanya diikuti oleh pemilik pengrajin pakaian adat yang merupakan industri mitra saja ( Ibu Dahnil Hayati dan Ibu Ermaita ), tetapi juga diikuti oleh beberapa industri kecil dan industri rumah tangga yang berada di kelurahan Muaro Payakumbuh Utara. Acara pelatihan ini juga melibatkan beberapa mahasiswa Jurusan Teknik Industri.Ini dilakukan agar mereka juga melihat aplikasi dari teori yang dipelajari di perkuliahan pada masyarakat. Setiap peserta diberikan modul untuk penuntun peserta dalam mengikuti pelatihan yang diberikan. Pada sesi tanya jawab, terlihat antusias dari peserta dengan beberapa pertanyaan, antara lain : 1. Bagaimana cara memisahkan keuangan industri dengan keuangan rumah tangga, karena pekerjaan tersebut adalah mata pencaharian mereka. 2. Bagaimana cara pembuatan web untuk promosi seperti yang diberikan saat pelatihan. Berikut dokumentasi dari acara pelatihan :
Gambar 2. Suasana Pelatihan 4.3. Pemberian Bantuan Bahan baku Saat ini mitra akan menolak jika ada pesanan melebihi kapasitas produksi mereka. Dengan alasan tidak mempunyai stok dan dana untuk tambahan pembelian bahan baku. Untuk itu dalam PKM ini diberikan tambahan modal untuk keperluan membuat persediaan berupa bahan baku dan produk akhir. Jika ada pesanan datang mendadak, kedua mitra usaha
30
Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknologi Industri - Universitas Bung Hatta
ISSN : 2302-0318
JTI-UBH, 3(1), pp. 25-32 , Juni 2014 pakaian adat ini tidak akan menolak order tersebut, karena sudah memiliki persediaan untuk memenuhi pesanan.
Gambar 3. Persediaan bahan baku
4.4. Pembuatan merk. Kedua mitra juga dibuatkan merk yang harus dipasangkan pada produk mereka.Saat ini merk itu sudah ada dan setiap produk yang dijual sudah memakai merk tersebut.
Gambar 4. Merk produk Mitra saat ini
4.5. Pembelian mesin obras Untuk meminimasi biaya produksi, kedua mitra dibelikan mesin obras. Jadi proses obras yang merupakan bagian akhir dari pembuatan produk sudah bisa dikerjakan sendiri, tidak diupahkan ke orang lain. Bantuan diberikan dengan disaksikan pemerintah setempat, yaitu Lurah Muaro Nagari Koto Nan Gadang, Bapak Raden Saiful Anwar, S.Sos 4.6. Pembuatan leaflet Tujuan dari pembuatan leaflet ini adalah sebagai salah satu media promosi agar produk lebih dikenal oleh masyarakat. Dengan produk yang sudah bermerk, kedua mitra dibuatkan leaflet yang disebar kesekolah-sekolah dan masyarakat umum pengguna pakaian adat. 3.
KESIMPULAN
1. Kurang berkembangnya industry kecil khususnya pengrajin pakaian adat di Kelurahan Muaro Kecamatan Payakumbuh Utara disebabkan oleh kurang dikenalnya produk oleh masyarakat dikarenakan produk tidak memiliki merek dan tidak ada media promosi,
Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknologi Industri - Universitas Bung Hatta
31
ISSN : 2302-0318
Muchtiar et.al keuangan yang tidak terkelola dengan baik karena bercampur dengan keuangan rumah tangga sehingga modal dan keuntungan usaha tidak terlihat. 2. Promosi dengan pembuatan blog online, merek produk dan penyebaran leaflet memberikan dampak yang positif terhadap pengembangan usaha dimana saat ini mitra program telah mendapatkan beberapa pelanggan baru bahkan dari luar Provinsi Sumatera Barat. 3. Pelaksanaan pelatihan pembukuan memberikan dampak positif dimana saat ini para pengrajin mulai memisahkan keuangan usaha dan rumah tangga dan membuat pembukuan yang jelas dari usaha. Dengan pengelolaan keuangan yang baik diharapkan usaha pakaian adat akan semakin berkembang. 4. Dibutuhkannya sosialisasi perkembangan teknologi bagi masyarakat sehingga mereka bisa mengikuti kemajuan seperti saat ini. Saran lebih ditujukan pada Pemerintah Daerah untuk lebih mengayomi masyarakat industri kecil maupun rumah tangga yang berada di daerah mereka.Diharapkan industri kecil dan rumah tangga tersebut bisa berkembang sehingga menambah income per kapita dari daerah itu. 5. UCAPAN TERIMA KASIH
Terimakasih diucapkan pada Dikti atas dibiayainya Pengabdian Kepada Masyakat dalam IbM 2013. Apresiasi untuk mahasiswa Jurusan Teknik Industri yang membantu jalannya PKM ini, semoga bisa melihat aplikasi nyata ilmu Teknik Industridi masyarakat. 6. DAFTAR PUSTAKA Ahmed Riahi-Belkaoui, Teori Akuntasi, Buku 1, Edisi 5,Salemba Empat, Jakarta, 2007. Ahmed Riahi-Belkaoui, Teori Akuntasi, Buku 2, Edisi 5,Salemba Empat, Jakarta, 2007. Blocher Chen Cokins Lin, Cost Management, Mc Graw Hill, Inc, 2007. Lukiastuti, Fitri & Hamdani Muliawan, Manajemen Strategik Dalam Organisasi, PT. Buku Seru, Jakarta, 2011 5. http://caramembuatweblog.blogspot.com/ 6. Superblogpedia.blogspot.com 1. 2. 3. 4.
32
Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknologi Industri - Universitas Bung Hatta