STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN IKAN GULAMAH (Pseudocienna amovensis) DI KELURAHAN BAHARI KECAMATAN MEDAN BELAWAN (Marketing Strategy of Processed Gulamah (Pseudocienna amovensis) Products in Belawan Bahari Village Medan Belawan District) Aulia Satria1, Budi Utomo2, Febrina Arli2 1
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, (Email :
[email protected]) 2 Staf Pengajar Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia 20155 3 Staf Pengajar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia 20155
ABSTRACT Belawan Bahari village is one place that provides gulamah salty fish, the fish processing center in North Sumatra that facilitate the gulamah processed fish seekers. Research on this marketing strategy was conducted in March-April 2016 in Belawan Bahari Village Medan Belawan District. This study aimed to determine the condition of internal factors, external factors and the right marketing strategy to improve the gulamah fish product processing business. The method used is purposive sampling with the respondents that purposefully chosen as many as 5 gulamah fish processors and purposefully as many as 8 people at parties that play a role in the marketing process. Based on the analysis of the internal marketing environment, which utilized the main strength of the financial aspects of the capital itself. While the major weaknesses in the marketing of fish processed products were the legal aspect of the business licensing and production aspects of the campaign level. Based on the analysis of the external environment of marketing, the biggest opportunity was in the social aspect to their business processing adds as the business opportunities for local communities and the main threat was on the policy aspect that was the slow response of the government. Based on the SWOT analysis there were four strategies that can be implemented based on the highest rengking ie 1) SO1 : Increase the sensitivity of the processors supported by private capital, 2) SO2: Break the lenght marketing chain becomes shorter so that increase revenue, 3) ST1: Provide a socialization about the comparison between fish processed opportunity and fresh fish opportunity , 4) WO1: Increase the promotion by expand into a variety of media promo and various regions and use an advanced tools. Key word: Belawan Bahari Village, Gulamah Fish, Marketing Strategy, SWOT. PENDAHULUAN Perikanan tangkap di laut merupakan penghasil utama komoditas ikan tangkapan, sekitar 84,7% ikan tangkapan diperoleh dari jenis usaha perikanan tangkap ini. Sebagai negeri bahari, Indonesia dapat mengandalkan sumber pangan hewani dari komoditas ikan hasil tangkapam. Potensi lestari (maximum
sustainable yield/MSY) sumber daya perikanan tangkap indonesia sebesar 6,4 juta ton per tahun, sedangkan potensi yang dapat di manfaatkan sebesar 80% dari MSY yaitu 5,12 juta ton per tahun (KKP, 2011). Potensi kelautan dan perikanan Sumatera Utara terdiri dari potensi perikanan tangkap dan perikanan budidaya, dimana
potensi perikanan tangkap terdiri potensi selat malaka sebesar 276.030 ton/tahun dan potensi di samudera hindia sebesar 1.076.960 ton/tahun, sedangkan produksi perikanan budidaya terdiri budidaya tambak 20.000 ha dan budidaya laut 100.000 ha, budidaya air tawar 81.372,84 ha dan perairan umum 155.797 ha, kawasan pesisir Sumatera Utara mempunyai panjang pantai 1300 km yang terdiri dari panjang pantai timur 545 km, panjang pantai barat 375 km dan Kepulauan Nias dan pulau-pulau baru sepanjang 350 km (DKP SUMUT, 2014). Kecamatan Medan Belawan adalah salah satu pusat aktivitas perikanan di Sumatera Utara, kelurahan Belawan Bahari yang terlihat kumuh terlihat tidak menyakinkan sebagai salah satu pusat aktivitas pengolahan ikan asin tetapi daerah tersebut memiliki potensi ekonomi yang tinggi dengan didukung oleh 150 nelayan penghasil ikan asin olahan dengan berbagai macam jenis dan Ikan Gulamah atau ikan kepala batu adalah komoditas unggul dan paling banyak di olah di Kelurahan Belawan Bahari. Ikan Gulamah merupakan ikan demersal, pada klasifikasinya termasuk dalam famili Scienidae, genus Psuedocienia. Ikan ini memiliki daerah penyebaran cukup luas, yaitu perairan laut Jawa, Selat Malaka, Sulawesi Selatan, sepanjang pantai Kalimantan dan perairan Arafuru. Ikan Gulamah umumnya dipasarkan dalam keadaan segar atau diolah secara tradisional dengan penggaraman dan pengeringan. Ikan ini memiliki nilai ekonomis yang tidak terlalu tinggi sehingga dapat memenuhi kriteria utama dalam penyediaan bahan baku untuk diolah menjadi tepung ikan untuk konsumsi manusia (Sumaryanto, dkk, 1998) METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2016 sampai dengan 15 April 2016 di Lingkungan 8 Kelurahan Belawan Bahari Kecamatan Medan Belawan yang ditentukan dengan metode purposive sampling yang
dilakukan Gulamah.
di
usaha
pengelohan
Ikan
Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian adalah alat tulis untuk mencatat hasil wawancara dan kuesioner, kamera yang digunakan untuk mendokumentasikan hasil dari wawancara dan laptop yang digunakan untuk menganalisis hasil wawancara dan kuesioner. Bahan yang digunakan adalah kuesioner yang digunakan untuk mengisi data primer dan data sekunder dalam wawancara langsung. Prosedur Penelitian Strategi pemasaran diketahui menggunakan pendekatan kualitatif karena memberikan pendekatan yang lebih pada kajian umum masyarakat. Menurut Taylor dan Bogdan (1984) diacu dari Listianingsih (2008) pendekatan kualitatif akan menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Jenis dan Sumber Data Sumber data pada penelitian ini adalah data primer dan data skunder yaitu: 1. Data primer diperoleh melalui observasi/pengamatan secara langsung dan penyebaran kuesioner dengan pihakpihak yang bertanggung jawab di dalam faktor internal dan faktor eksternal. Pengambilan data faktor internal ditujukan kepada Pengolah perikanan dan pengambilan data faktor eksternal ditujukan kepada pengepul, pengecer, pihak pelabuhan perikanan samudera dan kelurahana dengan cara melakukan wawancara langsung dengan pengusaha pengolaan Ikan Gulamah dengan menggunakan kuisioner yang telah dipersiapkan. 2. Data sekunder didapatkan dari pihak kelurahan berupa data kependudukan Kelurahan Belawan Bahari Lingkungan 8 yang diperlukan untuk memenuhi data keadaan masyarakat yang ada di lokasi
penelitian dan juga studi terdahulu yang berhubungan.
literatur
gulamah lingkungan 8 berjumlah 20 pengolah, informan kunci sesuai dengan kebutuhan faktor internal dan faktor eksternal akan dilakukan dua peruntukan pengambilan sampel dapat dilihat pada Tabel 1.
Penentuan Responden Penentuan responden (sampel) penelitian dilakukan dengan secara purposive random sampling, Pengolah Ikan Tabel 1. Jumlah dan Asal Informan Kunci yang Digunakan dalam Penelitian Asal Informan Jumlah Faktor Internal Pengolah Ikan Gulamah 5 Faktor Eksternal Pedagang Pengecer 3 Pedagang Pengepul 3 Pihak Kelurahan 1 Pihak Pelabuhan Perikanan 1 Jumlah 14
2. Tahap analisis yaitu pembuatan matriks Metode Analisis Data Analisis yang digunakan dalam internal, eksternal dan matriks SWOT. penelitian ini adalah analisis lingkungan 3. Tahap pengambilan keputusan. internal dan eksternal pemasaran. Formulasi Tahap pengambilan data ini strategi pada analisis lingkungan internal dan digunakan untuk mengetahui faktor-faktor eksternal digunakan metode yang bersumber yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dari buku David (2003). Pada tahap dan ancaman bagi perusahaan dapat pemasukan ( The input stage) digunakan dilakukan dengan wawancara terhadap ahli matriks IFE ( Internal Factor Evaluation) perusahaan yang bersangkutan.Setelah dan EFE ( External Factor Evalution). mengetahui berbagai faktor dalam ‘Proses yang harus dilakukan dalam perusahaan maka tahap selanjutnya adalah pembuatan analisis SWOT agar keputusan membuat matriks internal dan eksternal. yang diperoleh lebih tepat perlu melalui Matriks faktor strategi internal dan eksternal berbagai tahapan sebagai berikut : bisa dilihat pada Tabel 1. 1. Tahap pengambilan data evaluasi faktor eksternal dan internal Tabel 1. Matriks Faktor Strategi Internal dan Eksternal No 1. 2. 3.
1. 2. 3.
Faktor Strategi Internal dan Eksternal Kekuatan / Kelemahan Aspek Sumberdaya Manusia Aspek Produk Aspek Keuangan, dll Total Skor Kekuatan/Kelemahan Faktor Strategi Internal dan Eksternal Peluang / Ancaman Aspek Ekonomi Aspek Sosial Aspek Lingkungan, dll
Berdasarkan tabel berikut, tahapan yang dilakukan dalam menentukan faktor strategi adalah menentukan faktor strategi adalah menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan/kelemahan serta
Rating 3,8 3,4 2,8 1.00 Rating 3,12 3,25 2,75
Bobot 0,06 0,07 0,11 Bobot 0,06 0,10 0,08
Skor 0,23 0,24 0,31 Skor 0,19 0,33 0,22
peluang/ancaman dalam kolom 1, lalu beri peringkat (rating) untuk setiap faktor pada kolom 2 berdasarkan respon sampel penelitian terhadap faktor-faktor tersebut dengan menggunakan skala Likert. Peringkat
faktor internal dan eksternla dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Peringkat (Rating) Faktor Internal dan Eksternal Rating
Kategori
4 3 2 1
Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju
Rating
Kategori
1 2 3 4
Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju
Faktor Internal Kekuatan Kekuatan Kekuatan Kekuatan
Faktor Eksternal
Faktor Internal Kelemahan Kelemahan Kelemahan Kelemahan
Faktor Eksternal
Peluang Peluang Peluang Peluang
Ancaman Ancaman Ancaman Ancaman
Setelah diperoleh skor tiap faktor kemudian dilakukan pembobotan setiap faktor. Pembobotan ini dilakukan dengan cara teknik komparasi berpasangan dengan memakai pembobotan yang dilakukan oleh Saaty (1998) diacu dari Hutagalung (2016). Metode ini menggunakan model Pairwise Comparision Scale yaitu dengan membandingkan faktor yang satu dengan faktor lainnya dalam satu hirarki berpasangan, sehingga diperoleh nilai kepentingan dari masing-masing faktor. Rincian nilai kepentingan tersebut ditentukan berdasarkan kemampuan responden untuk membedakan nilai antar faktor yang dipasangkan. Semakin besar kemampuan responden untuk membedakan, maka akan semakin rinci juga pembagian nilanya. Nilai dari masing-masing faktor tidak lepas dari skala banding berpasangan yang ditemukan oleh Saaty (1998) diacu dari Hutgalung (2016) dengan skala nilai yang dimodifikasi hanya menggunakan skala nilai 1 sampai 3 sebagai berikut: 1 = kedua faktor sama pentingnya Hasil dan Pembahasan Keadaan Pengolah Ikan Gulamah Produksi olahan Ikan Gulamah di Kelurahan Bahari ini atau sering disebut Kampung Kurnia. mampu menghasilkan rata-rata ±4,7 ton per minggu dan bisa mencapai rata-rata ±225 ton per tahun. Produksi ini sangat bergantung dari ketersediaan bagan baku dan berdasarkan
2 = satu faktor lebih penting dari pada faktor lainnya 3 = satu faktor mutlak lebih penting dari pada faktor lainnya Kemudian yang terakhir, kalikan setiap bobot faktor dengan rating untuk mendapatkan skor dalam kolom 4 (Rangkuti, 2014) Matriks SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Dari matriks ini akan terbentuk empat kemungkinan alternatif strategi. Tabel 3. Alternatif strategi Internal Eksternal Oppurtunities (O) Tentukan faktor-faktor peluang internal
Threats (T) Tentukan faktor hambatan internal
Strengths (S) Tentukan kekuatan faktorfaktor internal Strategi S-O Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Srategi S-T Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi hambatan
Weaknesses (W) Tentukan faktor-faktor kelemahan internal Strategi W-O Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peLuang Strategi W-T Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari hambatan
Keterangan : 1. Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. 2. Strategi ST Strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. 3. Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. 4. Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman (Rangkuti, 2014).
hasil observasi di daerah penelitiian didapati banyak pengolah yang merubah komoditas atau menutup tempat produksi. Pengolah perikanan rata-rata memiliki rentang umur 24-66 tahun dimana rata-rata para pengolah sudah berumah tangga dan usahanya sudah dilaksanakan sejak tahun 1996 atau rata-rata para pengolah telah melakukan usaha pengolahan Ikan
Gulamah ini selama ±16 tahun. Adapun rentang pendidkan para pengolah perikanan, banyak didapati pengolah yang berpendidikan terakhir SMA/STM disekitar daerah beroperasinya usaha. Keadaan Pembeli Produk Olahan Ikan Gulamah Pembeli dari hasil olahan Ikan Gulamah di Kelurahan Belawan Bahari sudah mulai menyusut penyebarannya dimana hanya disalurkan ke Pusat Pasar atau langsung dibeli pengecer di tempat penelitian. Untuk pangsa luar kota relatif stabil penyebarannya walaupun ada yang sudah tidak memerlukan pasokan Ikan Gulamah oalahan lagi menurut Sigalingging (2009) bahwa ermintaan akan ikan asin di Kelurahan Belawan Bahari stabil. Hanya saja permintaan sedikit menurun pada saat harihari besar agama seperti pada saat bulan ramadhan dan hari natal karena pada saat itu masyarakat cenderung mengkonsumsi daging. Pasar untuk pemasaran produk juga cukup luas selain di pasar sekitar daerah penelitian juga produk olahan dipasarkan di beberapa kota di luar Medan seperti Batam, Pekan Baru, Siantar, Tembung atau bahkan pasar antar propinsi seperti: Aceh, Jambi, Riau. 1. Segmentasi Pasar Segmentasi pasar adalah proses membagi sebuah pasar ke segmen - segmen atau kelompok - kelompok yang bermakna, relatif sama dan dapat diidentifikasikan. Sebelum menentukan konsumen yang akan dijadikan sebagai target pasar, maka pasar yang ada perlu dibagi atas beberapa segmen tertentu. Hal ini disebabkan karena disetiap pasar memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, pola jual-beli yang berbeda serta memiliki pendapat yang berbeda terhadap setiap kebijakan pemasaran yang ditetapkan. Berdasarkan dari pengamatan yang dilakukan dilapangan maka pemasaran produk olahan Ikan Gulamah dibedakan menjadi beberapa segmen berdasarkan faktor geografisnya yaitu: pertama adalah pasar
lokal atau masih dalam daerah, pada pasar lokal sendiri untuk pemasaran olahan Ikan Gulamah ini paling dominan akan disalurkan ke pusat pasar di Kota Medan dan juga di pasar sambu disepanjang jalan seram, selebihnya olahan Ikan Gulamah disalurkan ke pasar Belawan, Marelan dan biasanya pusat pasar menjadi tujuan utama. Sedangkan yang kedua adalah pasar luar daerah yaitu lokasi pasar yang berada disekitar Pulau Sumatera, yang rata-rata seperti Banda Aceh, Lhoksmawe, Kota Cane, Riau, Pekan Baru. 2. Target Pemasaran Pada umumnya pengolah Ikan Gulamah di Kelurahan Belawan Bahari mengkhususkan saluran pemasaran ke pusat pasar dan jalan seram karena disana merupakan pengepul terbesar. Jadi setiap kali produksi, olahan Ikan Gulamah akan otomatis disalurkan ke pusat pasar dan jalan seram dan kemudian dari pusat pasar dan jalan seramlah olahan Ikan Gulamah akan disalurkan kembali ke luar kota atau pasarpasar lokal. Pengolah Ikan Gulamah di Keluarahan Belawan Bahari juga tidak menutup kemungkinan apabila ada pedagang-pedagang lokal yang mengambil hasil olahan Ikan Gulamah secara langsung di tempat pengolah untuk disalurkan kembali ke pasar-pasar lokal tetapi pada umumnya pengusaha olahan Ikan Gulamah menyalurkan ke pusat pasar dan jalan seram sebagai target utama dari pemasaran olahan Ikan Gulama 3. Positioning (Posisi Pasar) Menurut Kotler dan Keller, 2007 diacu dari Hasnibar, dkk., 2014 Positioning sendiri adalah citra atau presepsi yang di timbulkan oleh konsumen setelah melakukan transaksi dengan pengolah, bagaimanakah posisi sebuah produk dimata konsumen dan apa yang membedakan dengan produsen pesaing. Positioning yang dilakukan oleh pengolah Ikan Gulamah di Kelurahan Belawan Bahari melalui dua langkah. Pertama pemasok selalu berusaha memenuhi permintaan kebutuhan produk olahan Ikan
Gulamah yang disesuaikan dengan karakter setiap segmentasi pasar dari setiap segmen, dan efek yang terjadi pada konsumen adalah semakin puas akan produk olahan Ikan Gulamah. Kedua pemasok selalu memberi keringanan kepada pembeli atau konsumen langganan atau yang sudah loyal untuk mengambil barang terlebih dahulu baru membayar setelah barang habis, hal ini dibangun atas dasar kepercayaan antara pemasok dan konsumen yang tinggi dan menyebabkan para konsumen yang ingin menyalurkan lagi olahan Ikan Gulamah semakin nyaman dan membangun presepsi yang mudah dari segi jual-beli diantara konsumen dan produsen pada aktivitas pengolahan Ikan Gulamah di Kelurahan Belawan Bahari. Tabel 4. Matriks Evaluasi Strategi Internal Kekuatan No 1.
2.
4. 5
Kelemahan No 1.
2. 3,
4.
Indikator Aspek Sumberdaya Manusia
Aspek Produk
Aspek Keuangan Aspek Pemasaran
Matriks Evaluasi Strategis Internal dan Eksternal Faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan dalam pemasaran produk olahan Ikan Gulamah dilakukan oleh pengusaha pengolahan Ikan gulamah seperti; aspek sumberdaya manusia, aspek produk, aspek pemasaran, aspek produksi, dan aspek keuangan. Nilai penting dari faktor-faktor strategis dianalisis dengan menggunakan pembobotan. Pembobotan dilakukan dengan menggunakan teknik komparasi berpasangan. Berikut hasil penelitian melalui kuisioner dan observasi yang dilakukan untuk menunjukkan evaluasi faktor internal dapat dilihat pada Tabel 4.
Parameter
Bobot
Tenaga kerja yang cukup terampil Sudah mulai pekanya pengolah terhadap permintaan pasar Bahan baku ikan segar cukup mudah didapatkan Kualitas produk yang dihasilkan baik karena komposisi bahan baku merupakan Ikan Gulamah segar tidak dicampur dengan ikan lain Lokasi pengolahan berada di tempat pengambilan bahan baku Modal usaha pribadi Harga produk olahan ikan sesuai dengan harga standar sesuai harga yang berlaku dipasaran Tempat olahan cukup dekat dari pasar tujuan pemasaran Jumlah
Indikator Aspek Produk
Parameter Legalitas perizinan produk untuk mendukung sarana penjualan dan mendapatkan pengakuan serta kepercayaan konsumen belum menggunakan ijin untuk produk industri rumah tangga Variasi produk kurang Aspek Produksi Masih menggunakan peralatan olahan sederhana Kemampuan promosi kurang Aspek Keuangan Transaksi uang hasil penjualan produk olahan ikan anatar pengolah dan penjual/pedagang dilakukan setelah produk terjual Aspek Pemasaran Tidak akan ada koperasi bagi usaha pengolahan produk olahan ikan Jumlah Jumlah Faktor Intenal
Hasil perhitungan skor terhadap analisis faktor-faktor internal dengan nilai sebesar 2,79 diketahui bahwa faktor-faktor internal pada aktivitas pemasaran ikan gulamah di Kelurahan Belawan Bahari merupakan kekuatan. Hasnibar, dkk,. (2014) juga mengkatagorikan beberapa parameter yang sama sebagai kekuatan dalam strategi pemasaran produk olahan ikan patin di Desa
Rating
Skor
0,06
3,8
0,23
0,07
3,4
0,24
0,11
2,8
0,31
0,07
4
0,28
0,08
4
0,32
0,10
3,4
0,34
0,07
3
0,21
0,10
3
0,30 2,23
Bobot
Rating
Skor
0,06
2
0,12
0,04 0,07 0,05
2 1 2,4
0,08 0,07 0,12
0,07
1
0,07
0,06
1,6
0,10
1,00
0,56 2,79
Koto Mesjid Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar Provinsi Riau seperti tenaga kerja, bahan baku, kualitas produk, lokasi pengolahan, dan harga produk dan juga beberapa parameter sebagai kelemahan seperti masih menggunakan peralatan sederhana, kurangnya promosi, transaksi uang, tidak adanya koperasi. Namun berbeda dengan parameter legalitas perizinan produk
pada aktivitas pemasaran ikan gulamah di Kelurahan Belawan Bahari yang masih merupakan kelemahan yang harus dicarikan pemecahanya. Salah satu parameter kelemahan yakni variasi produk yang kurang bagi aktivitas pemasran ikan gulamah di Kelurahan Belawan Bahari ini butuh menjadi perhatian mengingat ada beberapa cara mengolah hasil perikanan untuk menghasilkan nilai tambah dari ikan gulamah tersebut. Sebagai rekomendasi pengolahan oleh Budasih, dkk,. (2014) dalam strategi pemasaran produk olahan jamur tiram pada kelompok wanita tani Spora Bali Terdapat berbagai jenis produk olahan yang dihasilkan oleh KWT Spora Tabel 5. Matriks Evaluasi Strategi Eksternal
Bali. Produk olahan tersebut yaituk kripik, kerupuk, nugget, dan produk masakan jadi seperti pepes, sate, siomay, sushi dan lainlain. Faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman dalam pemasaran olahan Ikan gulamah yang dilakukan oleh pedagang pengepul, pedagang pengecer, pihak kelurahan, dan pihak dinas yang meliputi aspek ekonomi, aspek sosial, aspek kebijakan, aspek lingkungan. Pembobotan dilakukan dengan menggunakan teknik komparasi berpasangan. Berikut hasil penelitian melalui kuisioner dan observasi yang dilakukan untuk menunjukkan skor faktor internal dapat dilihat pada Tabel 5.
Peluang No 1.
Indikator Aspek Ekonomi
2.
Aspek Sosial
3
Aspek Lingkungan
Parameter Peningkatan daya beli dan tingkat konsumsi ikan olahan masyarakat cukup tinggi Konsumsi konsumen cukup tinggi Orang tua cukup mengerti betapa pentingnya mengkonsumsi ikan untuk pertumbuhan anak Dengan adanya produk olahan Ikan gulamah ini masyarakat cukup mempunyai peluang usaha baik dalam hal pengolahan maupun pemasaran sehingga menambah pendapatan masyarakat Kurang ada persaingan industri sejenis Laju pertumbuhan penduduk cukup tinggi Wilayah pemasaran cukup terorganisir antar pengolah
Bobot
Rating
0,06
3,12
0,19
0,10
3,25
0,33
0,08
2,75
0,22
0,17
2,75
0,47
0,09 0,13 0,06
3 3,5 3
0,27 0,46 0,18
Jumlah Ancaman No
Indikator
2,12
Parameter
1.
Aspek Ekonomi
Harga produk olahan cukup bisa bersaing dengan produk sejenis dipasaran Permintaan pasar tidak stabil
2.
Aspek Kebijakan
Dukungan pemerintah dalam meningkatkan konsumsi ikan dan pemanfaatan ikan kurang Respon pemerintah kurang cepat
Bobot
Rating
0,09
2,5
0,23
0,06
2,5
0,15
0,07
2,12
0,15
0,09
2,12
0,19
Jumlah Jumlah Faktor Eksternal
Hasil perhitungan skor terhadap faktor-faktor eksternal dengan nilai sebesar 2,82 diketahui bahwa faktor-faktor eksternal pada aktivitas pemasaran ikan gulamah di Kelurahan Belawan Bahari merupakan peluang. Strategi yang dapat digunakan adalah memanfaatkan peluang dalam aktivitas pemsaran ikan gulamah. Parameter kesadaran orang tua dan juga pengembangan peluang usaha menjadi
Skor
Skor
0,72 1,00
2,82
peluang dalam aktivitas pemasaran ikan gulamah di Kelurahan Belawan Bahari sejalan juga dengan yang dikatagorikan oleh Hasnibar, dkk,. (2014) dalam strategi pemasaran produk olahan ikan patin di Desa Koto Mesjid Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Parameter peningkatan daya beli masyarakat menjadi peluang yang baik dalam aktivitas pemasaran ikan gulamah di
Kelurahan Belawan Bahari sesuai dengan yang di kategorikan oleh Hasnibar, dkk,.(2014) dan Budasih, dkk,. (2014) dengan memiliki kualitas produk yang baik maka konsumen akan menjadi loyal dan percaya akan kualitas. Parameter dukungan pemerintah dan respon pemerintah menjadi ancaman yang bisa menyebabkan kecemasan bagi pengolah ikan gulamah di Kelurahan Belawan Bahari. Para pengolah ikan gulamah sangat membutuhkan bimbingan dan bantuan dari pemerintah. Berbeda dengan Hasnibar, dkk,. (2014) dan Budasih, dkk,. (2014) yang mengkatagorikan peran pemerintah seperti
pihak kedinasan sebagai aktivitas pemasaran.
peluang
bagi
Penentuan Alternatif Strategi Pemasaran Ikan Gulamah Strategi pemasaran ikan gulamah dilakukan dengan membuat matriks SWOT. Matriks SWOT dibangun berdasarkan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT peningkatan pemasaran bunga potong diperoleh 4 (empat) alternatif strategi, yaitu: strategi S-O, strategi W-O, strategi S-T, strategi W-T seperti disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Matriks SWOT Strategi Pemasaran Ikan Gulamah Internal
Eksternal
Peluang: 1. Peningkatan daya beli dan tingkat konsumsi ikan olahan masyarakat cukup tinggi 2. Konsumsi konsumen cukup tinggi 3. Dengan adanya produk olahan ikan gulamah ini masyarakat mempunyai peluang usaha baik dalam hal pengolahan maupun pemasaran sehingga cukup menambah pendapatan masyarakat 4. Kurang ada persaingan industri sejenis 5. Orang tua cukup mengerti betapa pentingnya mengkonsumsi ikan untuk pertumbuhan anak 6. Laju pertumbuhan penduduk cukup tinggi 7. Wilayah pemasaran cukup terorganisir antar pengolah Ancaman : 1. Harga produk olahan cukup bisa bersaing dengan produk sejenis dipasaran 2. Permintaan pasar tidak stabil 3. Dukungan pemerintah dalam meningkatkan konsumsi ikan, pemanfaatan ikan kurang 4. Respon pemerintah kurang cepat
Kekuatan: 1. Tenaga kerja yang cukup terampil 2. Sudah mulai pekanya pengolah terhadap permintaan pasar 3. Bahan baku ikan segar cukup mudah didapatkan 4. Kualitas produk yang dihasilkan baik karena komposisi bahan baku merupakan ikan gulamah segar tidak dicampur dengan ikan lain 5. Lokasi pengolahan berada di tempat pengambilan bahan baku 6. Modal usaha pribadi 7. Harga produk olahan ikan sesuai dengan harga standar sesuai harga yang berlaku dipasaran 8. Tempat olahan cukup dekat dari pasar tujuan pemasaran
Kelemahan: 1. Legalitas perizinan produk untuk mendukung sarana penjualan dan mendapatkan pengakuan serta kepercayaan konsumen belum menggunakan ijin untuk produk industri rumah tangga 2. Variasi produk kurang 3. Masih menggunakan peralatan olahan sederhana 4. Kemampuan promosi kurang 5. Transaksi uang hasil penjualan produk olahan ikan anatar pengolah dan penjual/pedagang dilakukan setelah produk terjual 6. Tidak akan ada koperasi bagi usaha pengolahan produk olahan ikan
1. Meningkatkan kepekaan pengolah ikan gulamah dengan memperbesar produksi hasil olahan 2. Memutusan mata rantai pemasaran yang panjang menjadi lebih singkat sehingga menambah pemasukan. 3. Menjaga konsistensi standart pengolahan ikan gulamah dan memberikan pengajaran kepada masyrakat untuk meningkatkan SDM pengolah yang terampil.
1. Meningkatkan promosi olahan ikan gulamah dengan ekspansi ke berbagai media promo dan berbagai wilayah dan modrenisasi alat. 2. Membuat izin atas usaha yang dilakukan agar meminimalisir peluang ketidak percayaan konsumen dan juga menciptakan koperasi agar konsumen menjadi lebih mudah mendapatkan produk olahan ikan gulamah.
1. Memberikan penyuluhan peluang ikan olahan dan perbandingannya dengan ikan segar. 2. Menyepakati harga pasaran ikan gulamah dan memberikan kepercayaan kepada konsumen agar permintaan pasar terpenuhi dengan maksimal.
1. Memberikan usulan kepada pemerintah atau dinas perikanan agar melakukan penambahan cold storage. 2. Meningkatkan kualitas produk dan variasi produk agar meningkatkan harga dan permintaan pasar yang bervariasi.
Maka dari itu pemilihan strategi alternatif Pemilihan Alternatif Strategi yang di dapat dilihat pada Tabel 7. Prioritaskan Dalam Usaha Pengolahan Ikan Gulamah di Kelurahan Belawan Bahari Setelah menentukan alternatif strategi denga menggunakan matriks SWOT, selanjutnya strategi alternatif dengan kekuatan terbesar haruslah ditentukan. Tabel 7. Pemilihan Alternatif Strategi yang di Prioritaskan Dalam Usaha Pengolahan Ikan Gulamah di Kelurahan Belawan Bahari. Alternatif Strategi Strategi SO Meningkatkan kepekaan pengolah ikan gulamah dengan memperbesar produksi hasil olahan
Keterkaitan
Kepentingan
Rangking
S2,S4,S6,O4,O5 ,O6
2,06
1
SO 2
Memutusan mata rantai pemasaran yang panjang menjadi lebih singkat sehingga menambah pemasukan.
S3,S5,S7,S8,O1 ,O2,O7
1,84
2
SO 3
Menjaga konsistensi standart pengolahan ikan gulamah dan memberikan pengajaran kepada masyrakat untuk meningkatkan SDM pengolah yang terampil.
S1,S4,O3
0,73
7
W3,W4,W6,O1, O4,O6,O7
1,4
4
W1,W2,W5,O2, O3,O5
1,09
6
S2,S3,S5,S8,T3, T4
1,51
3
S1,S6,S7,T1,T2
1,16
5
W1,W6,T3,T4
0,56
9
W2,W3,W4,W5 ,T1,T2
0,72
8
SO 1
WO 1
WO 2
ST 1
ST 2
WT 1
WT 2
Strategi WO Meningkatkan promosi olahan ikan gulamah dengan ekspansi ke berbagai media promo dan berbagai wilayah dan modrenisasi alat. Membuat izin atas usaha yang dilakukan agar meminimalisir peluang ketidak percayaan konsumen dan juga menciptakan koperasi agar konsumen menjadi lebih mudah mendapatkan produk olahan ikan gulamah Strategi ST Memberikan penyuluhan peluang perbandingannya dengan ikan segar
ikan
olahan
dan
Menyepakati harga pasaran ikan gulamah dan memberikan kepercayaan kepada konsumen agar permintaan pasar terpenuhi dengan maksimal. Strategi WT Memberikan usulan kepada pemerintah atau dinas perikanan agar melakukan penambahan cold storage.. Meningkatkan kualitas produk dan variasi produk agar meningkatkan harga dan permintaan pasar yang bervariasi
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdarsarkan pada hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan serta dengan memperhatikan kaitannya dengan tujuan penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan analisis lingkungan internal pemasaran, usaha pengolahan ikan gulamah di Kelurahan Belawan Bahari berada pada posisi sedang dalam memanfaatkan kekuatan dan kelemahan usaha yang ada. Kekuatan utama yang dimanfaatkan adalah dari
aspek keuangan yakni modal usaha sendiri dengan skor 0,34. sedangkan kelemahan utama dalam pemasaran ikan olahan ini adalah aspek produk yakni legalitas perizinan usaha dan dari aspek produksi yakni tingkat promosi dengan skor masing-masing 0,12 2. Berdasarkan analisis lingkungan eksternal pemasaran, usaha pengolahan ikan gulamah di Kelurahan Belawan Bahari berada pada posisi sedang dalam memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman yang dihadapi.
Peluang terbesar ada pada aspek sosial yakni dengan adanya usaha pengolahan ini menambah peluang usaha bagi masyarakat sekitar dengan skor 0,47 dan ancaman utama ada pada aspek kebijakan yakni respon pemerintah kurang cepat dengan skor 0,19 3. Strategi pemasaran olahan ikan gulamah di Kelurahan Belawan Bahari yang tepat adalah strategi growth dikuadran 1 yang dapat memaksimalkan kekuatan serta peluang yang dimiliki. Alternatif strategi pemasaran yang mungkin dilaksanakan antara lain adalah strategi SO 1, SO 2, ST 1 , dan WO 1 yang masing-masingnya adalah : a. Meningkatkan kepekaan pengolah ikan gulamah dengan memperbesar produksi hasil olahan, b. Memutusan mata rantai pemasaran yang panjang menjadi lebih singkat sehingga menambah pemasukan, c. Memberikan penyuluhan peluang ikan olahan dan perbandingannya dengan ikan segar, d. Meningkatkan promosi olahan ikan gulamah dengan ekspansi ke berbagai media promo dan berbagai wilayah dan moderenisasi alat. Saran Bagi pengolah produk ikan gulamah yang berada di Kelurahan Belawan Bahari sebaiknya melakukan pengembangan saluran pemasaran untuk mengembangkan pangsa pasarnya baik dalam maupun luar Sumatera Utara. Salah satu cara yang bisa dilakukan dengan melakukan promosi yang lebih luas serta pengembangan alat pengolahan dan membuat surat izin usaha agar membuat konsumen lebih percaya terhadap produk olahan ikan gulamah. Bagi peneliti diharapkan agar dapat mendalami sektor pemasaran dan pengembangan usaha pengolahan agar dapat menambah nilai jual dari produk olahan ikan gulamah di Keluran Belawan Bahari.
DAFTAR PUSTAKA Budasih, NL., IGAA, A., Sri, A. 2014. Strategi Pemasaran Produk Olahan Jamur Tiram pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Spora Bali Jurnal Manajemen Agribisnis. Vol. 2, No. 2, Oktober 2014. ISSN: 2355-0759. David, F, R. 2006. Manajemen Strategis.Edisi 10. Salemba Empat. Jakarta. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara. 2014. Potensi Perikanan dan Kelautan Provinsi Sumatera Utara. Medan. Hasnibar, S., H, Hamid., L, Bathara. 2014. Strategi Pemasaran Produk Olahan I Kan Patin (Pangasius Sutchi) Di Desa Koto Mesjid Kecamatan Xiii Koto Kampar Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Universitas Riau. Riau. Hutagalung, D. 2016. Strategi Peningkatan Produksi Kacang Kedelai (Glycine Max) (Studi Kasus : Desa Stabat Lama Barat Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara) [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara. Medan. Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2011. Statistik Perikanan Tangkap Indonesia 2010. Ditjen Perikanan Tangkap KKP. Jakarta. Listianingsih, W. 2008. Sistem Pemasaran Hasil Perikanan dan Kemiskinan Nelayan (Studi Kasus: di PPI Muara Angke, Kota Jakarta Utara) [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Rangkuti, F. 2014. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Kompas Gramedia. Jakarta. Sigalingging, M. 2009. Potensi Pengembangan Usaha Ikan Asin di Kelurahan Belawan Bahari Kecamatan Medan Belawan Kota Medan [Skripsi]. Univeritas Sumatera Utara. Medan.