Buletin Sariputra, Februari 2016 Vol. 6 (1)
MARGIN PEMASARAN BUNGA POTONG KRISAN (Chrysanthemum morifolium) DI KELURAHAN KAKASKASEN DUA KECAMATAN TOMOHON UTARA MARKETING MARGINS CUT FLOWER CHRYSANTHEMUM (Chrysanthemum Morifolium) IN VILLAGE KAKASKASEN DUA NORTHERN DISTRICTS TOMOHON. Shintya E.Wowor*, Lyndon. Pangemanan**, Nortje. Benu**. Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sariputra Indonesia Tomohon Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sariputra Indonesia Tomohon ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat berapa besar margin dan profit margin pemasaran bunga potong krisan kulo dari harga yang di bayar konsumen akhir dan harga yang di terima petani produsen,Data yang digunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan data primer dan sekunder, dimana data primer di peroleh secara langsung melalui survey kepada petani yang ada di kelurahan kakaskasen dua dan data sekunder diperoleh melalui instansi-instansi terkait dengan penelitian, metode penelitian dilakukan secara Purposive Sampling yaitu secara sengaja terhadap 5 petani yang ada di kelurahan kakaskasen 2. Dari penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada petani mengenai margin dan profit margin dalam pemasaran agar para petani lebih jeli dalam memilih saluran pemasaran dan penentuan harga dalam pemasaran bunga potong krisan kulo. Kata Kunci : Bunga krisan Jenis lokal (Kulo), Margin Pemasaran, Profit Margin Pemasaran
ABSTRACT This study aimed to see how much profit margins and marketing margins cut flower Chrysanthemum Kulo of the final price paid by consumers end price received by farmers and producers. The data used in the research is to use the primary data and secondary, Where primary data obtained directly through a survey to farmers in the village kakaskasen dua and secondary data obtained through agencies associated with the research. The research method is purposive sampling intentionally to five farmers in the village kakaskasen dua. This research is expected to provide information to farmers about profit margin and marketing margins in order to be selecting marketing channels and pricing in the marketing of cut flowers of chrysanthemum kulo. Keywords : Chrysanthemum local species (kulo), the Marketing
Marketing Margin, Profit Margin
PENDAHULUAN Sektor pertanian memegang peranan penting dalam kehidupan bangsa Indonesia. Karena sektor pertanian mampu menyediakan lapangan kerja, dapat menyediakan kebutuhan pangan, menyediakan bahan baku industry, dan dapat menyumbangkan devisa pada Negara. Dalam pengembangan ekonomi kota Tomohon, sektor pertanian merupakan sektor andalan dan prioritas yang diharapkan dapat memacu kinerja masyarakat. Bunga potong merupakan salah satu kegiatan pertanian yang diusahakan petani dalam sektor pertanian. Usaha bunga potong Krisan (Chrysanthemum morifolium) merupakan kegiatan pertanian yang diandalkan di
Kakaskasen. Di kota Tomohon terdapat bunga krisan varietas lokal yang terdiri dari dua jenis antara lain : Riri (Kuning) dan Kulo (Putih). Fluktuasi harga bunga potong yang seiring tidak stabil, disebabkan oleh beberapa faktor seperti : musim, Produksi dan sistem distribusi pemasaran. Sistem pemasaran bunga potong merupakan salah satu faktor yang perlu dicermati, karena melibatkan lembaga pemasaran dan menciptakan saluran sampai kepada konsumen terakhir. Setiap lembaga pemasaran akan menerima keuntungan pemasaran dan konsumen akhir akan menerima konsekuensi harga jual akhir. Saluran pemasaran dapat dilakukan secara
75
Buletin Sariputra, Februari 2016 Vol. 6 (1)
langsung dan tidak langsung. Saluran pemasaran dimana produsen langsung bertemu dengan konsumen sehingga produsen dapat langsung menentukan dan memaksimalkan nilai keuntungan. Saluran pemasaran tidak langsung adalah bentuk saluran dimana produsen tidak langsung bertemu dengan konsumen melainkan melalui pedagang besar atau agen kemudian kepada
pemasaran langsung adalah saluran pengecer sehingga keuntungan yang di peroleh terbagi dengan keuntungan pedagang besar atau agen dan pengecer. Ruang lingkup permasalahan dibatasi pada berapa besar margin dan profit margin dalam pemasaran bunga potong Krisan di Kelurahan kakaskasen II Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, bulan January s/d maret 2015, berlokasi di kelurahan kakaskasen II, Kecamatan Tomohon Utara untuk petani, pedagang pengecer bunga potong krisan Kulo Penelitian ini di lakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer dapat dengan cara mewawancarai petani krisan dan pedagang bunga potong.sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi yang terkait. Metode pengumpulan Sampel dilakukan secara Purposive Sampling yaitu secara sengaja terhadap 5 petani bunga potong krisan kulo yang ada di tempat penelitian di kelurahan kakaskasen dua. Data yang disajikan dalam bentuk table dan analisis secara deskriptif, dan untuk melihat pendapatan pedagang yang terjadi di lokasi penelitian akan digunakan analisis margin pemasaran dan profit margin. Mr = Pr – Pf
Dimana : Mr = Margin pemasaran Pr = Harga ditingkat pedagang Pf = Harga ditingkat petani Besarnya profit margin setiap lembaga pemasaran dapat diketahui dengan menggunakan pemasaran (Tomek dan Robinson 1975) Pm = Mr – C Dimana :
P = Keuntungan pemasaran Mr = Margin pemasaran C = Biaya
Untuk menghitung Farmer Share digunakan rumus sebagai berikut : Farmer Share = x100%
HASIL DAN PEMBAHASAN Saluran pemasaran yang digunakan dalam pemasaran bunga potong krisan kulo di kelurahan kakaskasen dua ada dua saluran yaitu saluran yang pertama : Produsen menjual bunga potong krisan kulo langsung ke konsumen dimana konsumen berkunjung
langsung ke kebun bunga potong krisan kulo dan saluran kedua : produsen menjual bunga potong krisan ke pedagang pengecer di kios bunga yang ada di kelurahan kakaskasen dua dan pengecer menjual pada konsumen.
Tabel 1. Saluran pemasaran Bunga Potong Krisan Melalui Saluran 1 Petani (produsen) bunga potong krisan kulo Konsumen akhir Uraian Harga ditingkat petani Biaya : Pengepakan Penyusutan Alat Total Biaya Margin Profit Margin Harga di tingkat Konsumen
Biaya (Rp/Tangkai)
Harga (Rp/Tangkai) 3000
42,85 383,56 426,41 2000 1573,59
60% 0,857 7,67 8,52 40 31,47
5000
76
Share
Buletin Sariputra, Februari 2016 Vol. 6 (1)
Dari tabel di atas jumlah biaya yang di keluarkan petani sebesar Rp.426,41/tangkai atau sebesar 8,52%. Dapat dilihat bahwa biaya terbesar terdapat pada penyusutan alat sebesar Rp. 383,56/tangkai atau 7,67% Untuk selisih harga atau margin pemasaran antara jumlah yang dibayar konsumen dan jumlah yang di terima
produsen sebesar Rp.2000/tangkai atau 40% untuk pemasaran bunga potong. Maka keuntungan atau profit margin yang di terima petani dalam saluran pemasaran 1 ini sebesar 1573,59/tangkai atau sebesar 31,47 % dari harga yang di bayarkan konsumen.
Tabel 2. Saluran pemasaran bunga potong melalui saluran 2a Petani (produsen) Pedagang Pengecer di kios
Harga (Rp/Tangkai)
Share
Harga ditingkat petani
3000
46,15
Harga beli pengecer
3000
46,15
Uraian
Biaya
Biaya (Rp/Tangkai)
Konsumen akhir
:
Tenaga kerja Transportasi Pengepakan Pajak Penyusutan alat Penyusutan bangunan Total Biaya
Margin
Profit Margin
35,33 0,41 45,05 1,09 164,38 250,3
0,54 0,01 0,69 0,02 2,52 3,85
494,56
7,6
3500
53,84
3005,43
46,23
Harga di tingkat Konsumen
6500
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat total biaya pemasaran di tingkat pengecer sebesar Rp.494,56 atau 7,6% dari harga jual pedagang pengecer. Jika dilihat dari data bahwa biaya pemasaran yang terbesar adalah biaya penyusutan bangunan sebesar Rp. 250,3/tangkai atau 3,85%. Untuk selisih harga atau margin pemasaran sebesar Rp.3500/tangkai atau 53,84%. Dalam tabel margin diperhitungkan penyusutan bangunan, penyusutan alat, dan pajak yang semuanya merupakan biaya tetap, dengan pertimbangan supaya biaya yang dikeluarkan adalah biaya yang sebenarnya terjadi. Perhitungan biaya tetap akan berdampak pada besarnya harga pokok akan tetapi pedagang pengecer dapat dengan pasti menentukan harga dengan lebih teliti.
Dalam pemasaran bunga dikios, biasanya pengecer menjual langsung dan telah melewati perubahan bentuk seperti bunga yang sudah dirangkai. Pengecer merubah bentuk bunga dengan tujuan untuk menambah nilai atau untuk mempercepat penjualan Bunga . Margin dan profit margin saluran pemasaran bunga yang telah melewati perubahan bentuk dapat dilihat pada tabel margin di bawah ini.
77
Buletin Sariputra, Februari 2016 Vol. 6 (1)
Tabel 3. Saluran pemasaran bunga potong melalui 2b Petani (produsen) Pedangang pengecer di kios Rangkai)
Harga (Rp/Tangkai)
Share
Harga ditingkat petani
3000
40
Harga beli pengecer
3000
40
Uraian
Biaya (Rp/Tangkai)
Konsumen (bunga
Biaya : Tenaga kerja Transportasi Pengepakan Pajak Penyusutan alat Penyusutan bangunan Total Biaya Margin
167,51 0,41 68,07 1,09 200,55 165,03 602,66 4000
2,23 0,01 0,9 0,02 2,67 2,17 8,03 53,33
Profit Margin
3397,34
45,29
Harga di tingkat Konsumen
7500
Dari tabel 3 saluran pemasaran biaya tenaga kerja termasuk biaya yang terbesar dalam pemasaran sebesar Rp.167,51/tangkai atau sebesar 2.23 %. Dalam pemasaran bunga potong krisan kulo biaya pemasaran selalu berbedah-bedah dari penjualan bunga krisan ke penjualan bunga yang telah berubah bentuk menjadi
bunga yang telah dirangkai .semakin panjang rantai pemasaran maka perbedaan harga di tingkat konsumen dengan harga di tingkat produsen (petani) semakin besar. Margin pemasaran dari tabel 11 diatas sebesar Rp.4000/tangkai atau 53,33% dari jumlah yang di bayar konsumen dengan jumlah yang diterima petani.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 1.
Saluran pemasaran Bunga potong krisan jenis lokal (kulo) yang terjadi di Kelurahan Kakaskasen Dua, Kecamatan Tomohon Utara melalui 2 saluran . saluran 1 dari produsen (petani) – Konsumen, saluran 2a dari Produsen (petani) – Pedagang Pengecer – Konsumen dan saluran 2b pemasaran bunga potong yang telah diubah bentuk yaitu Produsen (petani) – Pedagang pengecer di kios –
2.
konsumen bunga krisan yang telah di rangkai. Saluran pemasaran bunga potong krisan kulo yang mendukung peningkatan pendapatan petani terdapat pada saluran pertama. Margin pemasaran yang tepat untuk produsen adalah 40% sebesar Rp.2000/tangkai dimana petani langsung menjual hasil bunga potong krisan langsung ke konsumen
Saran 1.
2.
Untuk petani diharapkan mampu dalam mempertahankan kualitas produk yang di pasarkan agar pendapatan yang diperoleh petani meningkat Meningkatkan pemasaran bunga potong krisan dengan cara, banyak mengikuti kegiatan pameran
3.
78
untuk mempromosikan produk bunga potong krisan jenis lokal (kulo) Keterlibatan pemerintah setempat dalam mencari peluang pasar agar dapat meningkatkan penjualan Bunga Potong Krisan Kulo.
Buletin Sariputra, Februari 2016 Vol. 6 (1)
DAFTAR PUSTAKA
Azzaino, Z. 1981. Pengantar Tataniaga Pertanian. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES Jakarta Mursid, M. 1997. Manajemen Pemasaran. Bumi Aksara. Jakarta
Pertanian Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Basa Swasta, 1979. Saluran Pemasaran. Fakultas Ekonomi Universitas Gaja Mada Jogjakarta. Kotler, P. 1986. Manajemen Erlangga Jakarta.
Nasution, 1994. Kamus Ekonomi. Pahara Prize. Semarang Nitisemito, A. 1981. Indonesia. Jakarta
Pemasaran.
Marketing.
Ghalia
Rismunandar, 1992. Budidaya Bunga potong. Penebar Swadaya. Jakarta
Limbong, W. H. dan Sitorus, P. 1985. Pengantar Tataniaga Pertanian. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial dan Ekonomi Pertanian IPB. Bogor
Soekarwati, 1996. Manajemen Bunga Potong. Universitas Jakarta
Manullang M. 1988. Dasar-Dasar Marketing Modern. Librty. Yogyakarta
Agribisnis Indonesia
Tomek, W. G dan Robinson, K. L. 1975. Agriculture Product Price. Cornel Univercity Ithaca. London
79