STRATEGI PEMASARAN JASA MUSEUM PERJOANGAN BOGOR
NADIA AZKA
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi Pemasaran Jasa Museum Perjoangan Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015
Nadia Azka NIM H24110049
1
ABSTRAK NADIA AZKA. Strategi Pemasaran Jasa Museum Perjoangan Bogor. Dibimbing oleh MUSA HUBEIS. Museum Perjoangan Bogor merupakan objek wisata potensial karena pengunjungnya selalu meningkat sejak 2011 hingga 2013. Namun Museum Perjoangan Bogor belum melakukan kegiatan pemasaran jasa yang jelas dan kontinu. Museum Perjoangan Bogor membutuhkan bantuan untuk merencanakan dan menyusun strategi yang tepat. Tujuan penelitian ini yaitu (1) Mengidentifikasi segmentasi, target, positioning dan bauran pemasaran jasa Museum Perjoangan Bogor; (2) Menganalisis strengths, weaknesses, opportunities dan threats (SWOT) Museum Perjoangan Bogor; (3) Menyusun formulasi strategi pemasaran jasa untuk Museum Perjoangan Bogor. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui pengamatan langsung, wawancara, focus grup discussion (FGD) dan kuisioner serta data sekunder yang diperoleh melalui buku, Badan Pusat Statistik (BPS) dan literatur lain. Alat analisis yang digunakan adalah analisis SWOT dan Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan bantuan Expert Choice 11 and Microsoft Excel 2010. Hasil penelitian menujukkan bahwa alternatif strategi terbaik untuk Museum Perjoangan Bogor adalah bekerjasama dengan berbagai institusi/organisasi untuk mencapai tujuan museum. Kata kunci: museum perjoangan bogor, strategi pemasaran jasa, bauran pemasaran.
ABSTRACT NADIA AZKA. Marketing Service Strategy for Museum Perjoangan Bogor. Supervised by MUSA HUBEIS. Museum Perjoangan Bogor is a potential tourism attraction because the visitors always increased since 2011 until 2013. However Museum Perjoangan Bogor has not made a clear and continuous marketing service activity. Museum Perjoangan Bogor needs help to plan and develop an appropriate marketing strategy. The purposes of this study are (1) to identify segmentation, targets, positioning and marketing mix of Museum Perjoangan Bogor; (2) analyze the strengths, weaknesses, opportunities and threats (SWOT) of Museum Perjoangan Bogor; (3) develop a marketing service strategy formulation for Museum Perjoangan Bogor. Data that be used in this study are primary data which was obtained through direct observation, interviews, focus grup discussion (FGD) and questionnaire, and secondary data which was obtained through the book, Badan Pusat Statistik (BPS) and other literature. The analysis tools which are used for this research are the SWOT Analysis and Analytical Hierarchy Process (AHP) supported by Expert Choice 11 and Microsoft Excel 2010. The results showed that the best alternatives strategy for Museum Perjoangan Bogor is to cooperate with various institutions/organizations to achieve museum’s objectives. Keywords: museum perjoangan bogor, marketing service strategy, marketing mix.
2
STRATEGI PEMASARAN JASA MUSEUM PERJOANGAN BOGOR
NADIA AZKA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
4
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2014 sampai April 2015 ini ialah strategi pemasaran, dengan judul Strategi Pemasaran Jasa Museum Perjoangan Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir Musa Hubeis, MS, Dipl Ing, DEA selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan dan inspirasinya. Penulis juga berterimakasih kepada Bapak Mardjono Ketua Museum Perjoangan Bogor, Ibu Dian Permatasari Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor, dan Bapak Mahrup Koordinator Wilayah Bogor Asosiasi Museum Indonesia yang telah bersedia menjadi responden dan membantu pengumpulan data di lapangan. Ungkapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Ayah, Ibu, seluruh keluarga, sahabat dan teman satu perjuangan skripsi atas doa, semangat dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Mei 2015
Nadia Azka
5
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
ix
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
3
Ruang Lingkup
3
TINJAUAN PUSTAKA
3
Museum
3
Pengertian Strategi
3
Pengertian Pemasaran
4
Pengertian Jasa
4
Segmentasi, Target, dan Positioning
4
Bauran Pemasaran Jasa
4
Penelitian Terdahulu
5
METODE
7
Kerangka Pemikiran Penelitian
7
Tahapan Penelitian
8
Lokasi dan Waktu Penelitian
9
Jenis dan Pengumpulan Data
10
Pengolahan dan Analisis Data
10
HASIL DAN PEMBAHASAN
12
Gambaran Umum
12
Analisis STP dan Bauran Pemasaran Jasa Museum Perjoangan Bogor
13
Alternatif Strategi Pemasaran Jasa Museum Perjoangan Bogor
14
Formulasi Strategi Pemasaran Jasa Museum Perjoangan Bogor
15
Implikasi Manajerial
20
SIMPULAN DAN SARAN
21
DAFTAR PUSTAKA
22
LAMPIRAN
25
RIWAYAT HIDUP
44
6
DAFTAR TABEL 1.Kunjungan wisatawan Bogor tahun 2011-2013 2.Tingkat kunjungan objek pariwisata Kota Bogor tahun 2011-2013 3.Penelitian Terdahulu 4.Matriks SWOT 5.Analisis Strategi Matriks SWOT 6.Hasil prioritas dan bobot level faktor 7.Hasil prioritas dan bobot level aktor 8.Hasil prioritas dan bobot level tujuan 9.Hasil prioritas dan bobot level alternatif 10.Bobot hubungan unsur aktor dengan unsur faktor 11.Bobot hubungan unsur tujuan dengan unsur aktor 12.Bobot hubungan unsur alternatif dengan unsur tujuan
1 1 5 10 15 17 17 17 18 19 19 20
DAFTAR GAMBAR 1.Kerangka pemikiran penelitian 2.Tahapan penelitian 3.Struktur Hirarki AHP Penyusunan Strategi Pemasaran Jasa Museum Perjoangan Bogor
8 9 16
DAFTAR LAMPIRAN 1.Kuesioner Pakar 2.Pengolahan AHP sercara horizontal dengan Expert Choice 11 3.Pengolahan AHP sercara vertikal dengan Microsoft Excel 2010
25 39 42
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat memberikan kontribusi cukup besar terhadap perekonomian suatu negara. Maka banyak negara yang gencar melaksanakan program-program khusus untuk mengembangkan sektor pariwisatanya, termasuk Indonesia. Menurut World Economic Forum (WEF) 2013, Indonesia menduduki peringkat 70 dalam hal daya saing pariwisata diantara negara-negara di dunia. Posisi ini meningkat karena sebelumnya Indonesia hanya menduduki peringkat 74 pada WEF 2011 (WEF 2014). Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia mencapai angka 8 802 129 orang pada 2013. Jumlah ini tumbuh 9.42% dengan perolehan devisa 10 054.15 miliar dolar AS dan meningkat 10.23% dibandingkan dengan tahun 2012. Jumlah wisatawan lokal pada 2013 mencapai 250 036 perjalanan dengan total uang yang dibelanjakan mencapai Rp. 177.84 triliun atau dua kali lipat dibandingkan uang yang dibelanjakan oleh wisatawan mancanegara (Kemenparekraf 2014). Salah satu kota di Indonesia yang memiliki potensi wisata adalah Kota Bogor, Jawa Barat. Bogor memiliki beragam tujuan wisata seperti wisata alam, budaya, seni, dan sejarah. Menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bogor, jumlah wisatawan yang mengunjungi Kota Bogor selalu meningkat tiap tahunnya seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1 Kunjungan wisatawan Bogor tahun 2011-2013 Tahun 2011 2012 2013 Sumber: BPS Kota Bogor (2014)
Jumlah Wisatawan (orang) 1 674 524 1 886 555 3 356 618
Tabel 1 menunjukkan bahwa pada tahun 2013 jumlah wisatawan Kota Bogor meningkat secara signifikan karena gencarnya promosi objek wisata yang dilakukan pemerintah. Kota Bogor memiliki berbagai objek wisata potensial, salah satunya museum. Museum di Kota Bogor memiliki potensi jika dilihat dari jumlah pengunjung yang cenderung meningkat setiap tahunnya seperti yang ditampilkan pada Tabel 2. Tabel 2 Tingkat kunjungan museum Kota Bogor tahun 2011-2013 Objek Wisata Museum Zoologi Museum PETA Museum Tanah Museum Etnobotani Museum Perjuangan Bogor Sumber: BPS Kota Bogor (2014)
2011 68 148 23 694 16 479 4 534 11 553
Jumlah Pengunjung (orang) 2012 2013 27 989 215 531 22 398 36 102 26 477 38 719 32 288 44 809 30 618 37 656
Total 311 668 82 194 81 675 81 631 79 827
Tabel 2 menunjukkan bahwa meskipun pada tahun 2012 jumlah wisatawan yang berkunjung ke beberapa museum di Kota Bogor menurun, namun pada tahun 2013 jumlah wisatawan kembali meningkat.
2
Museum dapat memberikan informasi tentang aspek kehidupan masa lampau yang masih bisa diselamatkan sebagai warisan budaya untuk menjadi bagian dari jati diri suatu bangsa (Kartiwa 2009). Namun, sebagian besar museum di Indonesia belum siap untuk memfasilitasi lonjakan pengunjung museum, kesiapan diukur dari sisi fisik, koleksi, informasi, manajemen, dan sumber daya manusia (Chandrawira 2009). Yulianto (2009) menyampaikan beberapa anggapan negatif tentang museum di Indonesia, yaitu museum adalah lembaga yang berkenaan dengan kemasalaluan, tidak memiliki dinamika, hanya sebagai tempat menyimpan benda kuno, masyarakat belum merasakan manfaat museum, museum tidak memberikan kesan bersih, indah, dan berwibawa, museum kurang terurus, tidak mencerminkan kebanggaan daerah dan museum belum dikelola secara maksimal. Salah satu museum di Kota Bogor yang memiliki potensi adalah Museum Perjoangan Bogor. Jumlah pengunjung Museum Perjoangan Bogor selalu meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa Museum Perjoangan Bogor memiliki potensi untuk terus berkembang menjadi objek wisata yang menarik. Namun jika dilihat pada data tahun 2013, jumlah pengunjung Museum Perjoangan Bogor masih berada di urutan kedua terbawah diantara museum-museum lainnya dan jika jumlah pengunjung dari tahun 2011 hingga 2013 dijumlahkan, jumlah pengunjung Museum Perjoangan Bogor adalah yang terendah dibandingkan museum-museum lainnya. Museum Perjoangan Bogor selama ini belum melakukan kegiatan pemasaran secara jelas dan kontinu. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh pihak pengurus selama ini hanya mengandalkan words of mouth (WOM) dari pengunjung. Museum Perjoangan Bogor juga sesekali menerima tawaran kerjasama dari organisasi lain yang ingin mengadakan acara di museum. Namun, Museum Perjoangan Bogor belum pernah melakukan inisiatif untuk melakukan kegiatan pemasaran lainnya. Dengan adanya permasalahan ini, maka Museum Perjoangan Bogor perlu dibantu untuk merencanakan dan menyusun suatu strategi pemasaran yang tepat agar dapat memanfaatkan potensinya sehingga bisa semakin berkembang.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah penelitan ini adalah: (1) Bagaimana segmentasi, target, dan positioning (STP) dan bauran pemasaran jasa Museum Perjoangan Bogor?; (2) Bagaimana analisis strengths, weakness, opportunities dan threats Museum Perjoangan Bogor?; (3) Bagaimana formulasi strategi pemasaran jasa yang tepat untuk dilakukan oleh Museum Perjoangan Bogor?
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan: (1) Mengidentifikasi segmentasi, target, dan positioning (STP) dan bauran pemasaran jasa Museum Perjoangan Bogor; (2) Mengetahui analisis strengths, weakness, opportunities dan threats Museum
3
Perjoangan Bogor; (3) Menyusun formulasi strategi pemasaran jasa yang tepat untuk dilakukan oleh Museum Perjoangan Bogor.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi: (1) Bagi Ketua Museum Perjoangan Perjoangan Bogor, hasil penelitian ini dapat berguna untuk dijadikan referensi bagi pengurus dalam memasarkan museum sebagai objek pariwisata. (2) Bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi dinas kebudayaan dan pariwisata setempat dalam perumusan rencana strategik.
Ruang Lingkup Penelitian ini difokuskan pada analisis kegiatan pemasaran yang telah dilakukan oleh Ketua Museum Perjoangan Perjoangan Bogor, yaitu bauran pemasaran jasa, analisis lingkungan internal dan eksternal dengan menggunakan analisis ancaman, peluang, kelemahan dan kekuatan diperoleh untuk merumuskan alternatif strategi, serta pembobotan alternatif strategi pemasaran dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP).
TINJAUAN PUSTAKA Museum Pengertian museum di Indonesia tercantum dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 1995 tentang Pemeliharaan dan Pemanfaatan Benda cagar Budaya di museum. Dalam peraturan pemerintah tersebut dijelaskan bahwa museum adalah lembaga tempat menyimpan, merawat, mengamankan dan memanfaatkan benda-benda bukti material hasil budaya manusia serta alam lingkungannya, guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa untuk kepentingan generasi yang akan datang (PP RI No.19 1995).
Pengertian Strategi Siagian (2008) menyatakan bahwa strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut. Umar (2008) menyatakan bahwa manajemen strategis adalah seni dan ilmu untuk pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan antarfungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai di masa yang akan datang.
4
Pengertian Pemasaran Pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009) adalah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain. Pemasaran menurut Stanton (1997) adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan–kegiatan binis yang ditujukan untuk merencanakan, menetukan harga, mepromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Pemasaran menurut Alma (2007) adalah penekanan pada analisis struktur pasar, orientasi dan dukungan pelanggan, serta memposisikan perusahaan dalam mengawasi rantai nilai.
Pengertian Jasa Jasa adalah tindakan atau kerja yang menciptakan manfaat bagi pelanggan pada waktu dan tempat tertentu, sebagai hasil dari tindakan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas nama penerima jasa tersebut (Lovelock dan Wright 2007).
Segmentasi, Target, dan Positioning Segmentasi adalah membagi pasar menjadi kelompok kecil dengan kebutuhan karakteristik atau perilaku yang berbeda yang mungkin memerlukan produk atau bauran pemasaran sendiri. Target adalah proses mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen pasar dan memilih satu atau segmen untuk dimasuki. Positioning adalah pengaturan produk untuk menduduki tempat yang jelas, berbeda dan diinginkan dibandingkan produk pesaing dalam pikiran konsumen sasaran (Kotler dan Armstrong 2008).
Bauran Pemasaran Jasa Menurut Tijptono (2008), bauran pemasaran jasa adalah seperangkat alat yang digunakan pemasaran untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka panjang dan merancang program jangka pendek. Unsur-unsur bauran pemasaran jasa terdiri dari delapan unsur (Lovelock dan Wright 2007) atau dikenal sebagai 8P, yaitu: 1. Produk (Product) Semua komponen kinerja jasa yang menciptakan nilai bagi pelanggan. 2. Tempat dan Waktu (Place and Time) Keputusan manajemen tentang dimana dan bagaimana menyampaikan jasa kepada pelanggan.
5
3.
4.
5.
6.
7. 8.
Proses (Process) Metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu, yang umumnya berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan. Produktivitas dan mutu (Productivity and Quality) Produktivitas adalah seberapa efisien pengubahan input jasa menjadi output yang menambah nilai bagi pelanggan. Mutu adalah sejauh mana suatu jasa memuaskan pelanggan dengan memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan mereka. Orang (People) Karyawan (dan kadang-kadang pelanggan lain) yang terlibat dalam proses produksi. Promosi dan Edukasi (Promotion and Education) Semua aktivitas dan alat yang menggugah komunikasi yang dirancang untuk membangun preferensi pelanggan terhadap jasa dan penyedia jasa tertentu. Bukti fisik (Physical Evidence) Petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa. Harga dan biaya jasa lainnya (Price) Pengeluaran uang, waktu, dan usaha oleh pelanggan untuk membeli dan mengonsumsi jasa.
Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan studi literatur dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Penelitian Terdahulu Peneliti (Tahun) Sembiring (2007)
Judul Hubungan Masyarakat dalam Pemasaran Museum di DKI Jakarta serta Pengaruhnya Terhadap Nilai Jasa dan Citra.
Alat analisis Path Analysis.
Hasil Hubungan masyarakat yang dilakukan oleh Museum di DKI Jakarta belum mampu memberikan informasi yang jelas pada pengunjung. Nilai jasa Museum di DKI Jakarta belum memperlihatkan manfaat walaupun biaya yang dikeluarkan museum melebihi biaya yang dikeluarkan pengunjung, karena pengunjung merasakan terdapat suatu keraguan mengenai keaslian benda bersejarah yang ada di museum. Namun demikian, hubungan masyarakat dan nilai jasa tetap memiliki pengaruh terhadap citra Museum di DKI Jakarta. Citra Museum di DKI Jakarta akan terbangun apabila masyarakat menerima informasi yang tepat mengenai museum dan citra museum akan dibentuk oleh persepsi masyarakat pada nilai jasa yang diberikan oleh Museum di DKI Jakarta.
6
Lanjutan Tabel 3 Peneliti (Tahun) Henditasari et al. (2013)
Judul Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Pembelian Tiket pada Pengunjuk Museum Satwa, Kebun Binatang, dan Wahana Permainan di Jatim Park 2.
Alat analisis Regresi Linier Berganda.
Mulyana (2012)
Pengembangan Kota Bogor sebagai Destinasi Pariwisata Internasional.
Pendekatan penawaran dan permintaan pariwisata Kota Bogor berkaitan dengan parameter penelitian.
Hasil 43% variabel keputusan pembelian dipengaruhi oleh variabel bebas, yaitu delapan komponen bauran pemasaran jasa yaitu product (X1), price (X2), place (X3), promotion (X4), people (X5), process (X6), physical evidence (X7), dan customer service (X8). Sedangkan sisanya 57% variabel keputusan pembelian dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Hasil analisis uji F (simultan) menunjukkan bahwa delapan komponen bauran pemasaran jasa secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat, yaitu keputusan pembelian (Y). Uji t menunjukkan bahwa varibel price (X2), place (X3), people (X5), process (X6), physical evidence (X7), dan customer service (X8) secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat, yaitu keputusan pembelian. Sedangkan variabel bebas, yaitu product (X1) dan promotion (X4) secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel terikat, yaitu keputusan pembelian. Variabel people (X5) mempunyai pengaruh yang dominan terhadap keputusan pembelian. Pengembangan pariwisata Kota Bogor masih fokus pada segmen pasar wisatawan domestik, padahal pariwisata Kota Bogor memiliki potensi pengembangan sebagai suatu destinasi pariwisata internasional. Alternatif strategi pengembangan pariwisata Kota Bogor diantaranya: pengembangan destinasi pariwisata baru, bangunan peninggalan sebagai dukungan pengembangan pariwisata, pengembangan fasilitas sesuai dengan kebutuhan pada suatu destinasi ataupun wilayah Kota Bogor secara umum, peningkatan kualitas pelayanan transportasi, serta peningkatan kegiatan promosi dan pemasaran pariwisata.
7
Lanjutan Tabel 3 Peneliti (Tahun) Widyaningrum (2012)
Judul Strategi Pemasaran Kampung Batik Laweyan Solo.
Alat analisis Metode kualitatif yang dilakukan dengan cara explanatory melalui pendekatan purposive.
Navira et al. (2014)
Kajian Sistem Manajemen Operasional Museum Tsunami Aceh.
SWOT, AHP.
Hasil Objek memiliki beberapa kekuatan yang harus ditunjuukan dan kelemahan yang harus diatasi. Peneliti memberi rekomendasi strategi pemasaran untuk objek, diantaranya dengan menetapkan target utama untuk pasar konsumsi kepada para karyawan baik swasta maupun Pegawai Negeri Sipil (PNS) berusia 23-35 tahun yang masuk dalam segmentasi menggunakan batik disebabkan oleh adanya peraturan di tempat mereka bekerja. Positioning dilakukan dengan cara menunjukkan kepada pembeli bahwa ketika melakukan pembelian, tidak hanya mendapatkan produk, melainkan juga mendapatkan pengalaman dan pengetahuan terhadap produksi dan sejarah batik. Hasil analisis SWOT diperoleh tiga alternatif strategi yaitu (1) Membuat perencanaan strategis sebagai pondasi operasional pengembangan museum, (2) Memprioritaskan pembentukan kelembagaan dengan penempatan SDM terkait dengan permuseuman dan kebencanaan, (3) Membuat program-program kerjasama antar lembaga terkait guna mengatasi permasalahan SDM bidang permuseuman dan kebencanaan. Hasil analisis AHP menunjukkan nilai prioritas global terbesar yaitu alternatif dua.
Penelitian terdahulu yang tertera pada Tabel 3 menjadi referensi bagi penulis dalam penyusunan strategi pemasaran jasa Museum Perjoangan Bogor.
METODE Kerangka Pemikiran Penelitian Potensi Museum Perjoangan Bogor untuk berkembang dan berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi Kota Bogor ditunjukkan dengan peningkatan kunjungan setiap tahunnya. Namun jumlah kunjungan ke Museum Perjoangan Bogor tidak sebanyak objek wisata lain. Oleh sebab itu, diperlukan strategi pemasaran untuk mengembangkan Museum Perjoangan Bogor agar dapat memanfaatkan potensinya untuk semakin berkembang. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
8
Museum Perjoangan Bogor
Identifikasi STP (Kotler dan Armstrong 2008): 1. Segmentasi 2. Target 3. Positioning Identifikasi bauran pemasaran jasa (Lovelock dan Wright 2007): 1. Product 5. Place and Time 2. Price 6. People 3. Process 7. Physical Evidence 4. Promotion and Education 8. Productivity and Quality
Analisis Lingkungan Eksternal 1. Ancaman 2. Peluang
Analisis Lingkungan Internal 1. Kekuatan 2. Kelemahan
Analisis SWOT
Analisis fokus, faktor, aktor, tujuan, dan alternatif strategi dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
Strategi terpilih
Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian Kerangka pemikiran pada Gambar 1 menjelaskan alur penelitian. Penelitian ini diawali dengan identifikasi STP dan bauran pemasaran jasa. Kemudian menganalisis lingkungan internal dan eksternalnya dengan menggunakan analisis ancaman, peluang, kelemahan dan kekuatan diperoleh untuk merumuskan alternatif strategi. Hasil analisis ini dipetakan dalam strategi pemasaran jasa menggunakan AHP, sehingga diperoleh bobot dari masing-masing alternatif strategi yang akan dirumuskan dalam bentuk implikasi manajerial dan rekomendasi.
Tahapan Penelitian Tahapan penelitian terdiri dari beberapa tahap, yaitu dimulai dari tahap pra penelitian, pengumpulan dan analisis data dan post penelitian. Tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.
9
Pra Penelitian
Minimnya Kegiatan Promosi Strategi Pemasaran Jasa
Studi Pustaka dan Diskusi Studi Kasus Museum Perjoangan Bogor
Perumusan Masalah : 1. Bagaimana STP dan bauran pemasaran jasa Museum Perjoangan Bogor? 2. Bagaimana faktor-faktor internal dan eksternal untuk menyusun alternatif strategi pemasaran jasa yang dapat dilakukan oleh Museum Perjoangan Bogor? 3. Bagimana formulasi strategi pemasaran jasa yang tepat untuk dilakukan oleh Museum Perjoangan Bogor?
Tujuan Penelitian : 1. Mengidentifikasi STP dan bauran pemasaran jasa Museum Perjoangan Bogor. 2. Mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal untuk menganalisis threats, opportunity, weakness dan strength Museum Perjoangan Bogor dan menyusun alternatif strategi pemasaran. 3. Menyusun formulasi strategi pemasaran jasa yang tepat untuk dilakukan oleh Museum Perjoangan Bogor.
Rancangan Pengumpulan Data : Identifikasi Kebutuhan Data, Metode Pengumpulan Data dan Pemilihan Teknik Analisis Studi Pendahuluan Penyusunan Desain Riset dan Kuesioner
1. 2.
1. 2. 3.
1. 2. 3.
Pengumpulan Data Lapangan : Data Primer : Observasi , wawancara dan FGD, Kuesioner Data Sekunder : BPS, skripsi, dokumen-dokumen terkait
Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pengolahan Data : Tabulasi data dan informasi Identifikasi 8P, SWOT, pembobotan AHP Pengolahan data dan informasi
Identifikasi STP dan 8P. Identifikasi faktor internal dan eksternal dengan menggunakan analisis ancaman, peluang, kelemahan dan kekuatan diperoleh untuk merumuskan alternatif strategi Perumusan hirarki yang dibobotkan menggunakan AHP.
Kesimpulan dan Saran
Post Penelitian
Gambar 2 Tahapan penelitian Tahap Pra Penelitian pada Gambar 2 diawali dengan penentuan topik penelitian, menentukan perumusan masalah, dan rancangan pengumpulan data. Kemudian, penelitian dilanjutkan dengan tahap Pengumpulan dan Pengolahan
10
Data yang terdiri dari studi pendahuluan, studi pustaka, opini pakar, penyusunan desain riset, serta pengumpulan data lapangan (data primer dan sekunder). Tahap terakhir dalam penelitian ini yaitu Post Penelitian dimana dilakukan penyusunan kesimpulan, saran, dan implikasi manajerial berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dan diolah.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Museum Perjoangan Bogor. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November 2014 – April 2015.
Jenis dan Pengumpulan Data Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung ke museum, wawancara, focus group discussion (FGD) dan pengisian kuisioner oleh para pakar terkait yang terdapat pada Lampiran 1. Sementara data sekunder dikumpulkan melalui studi literatur dari buku, data internal museum, kebijakan dan peraturan museum, Badan Pusat Statistik (BPS) dan literatur lain. Pengambilan sampel didasarkan pada metode non probability sampling dimana pengumpulan informasi dari wawancara dan pengetahuan dari pakar menggunakan judgement sampling untuk menentukan responden yang dilibatkan dalam penelitian. Pertimbangan-pertimbangan untuk menentukan pakar adalah kesesuaian pendidikan, pengalaman dan track record kepakarannya. (Kountur 2007)
Pengolahan dan Analisis Data Data yang telah diperoleh dianalisis menggunakan Strategi Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT) dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Analisis SWOT Model Matriks SWOT dikembangkan oleh David (2006) menampilkan matriks enam kotak. Model matriks SWOT ditunjukkan pada Tabel 4 Tabel 4 Matriks SWOT Strengths
Weaknesses
Opportunities
Memakai kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI SO
Menanggulangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang STRATEGI WO
Threats
Memakai kekuatan untuk menghindari ancaman STRATEGI ST
Memperkecil kelemahan dan menghindari ancaman STRATEGI WT
Sumber: David (2006)
11
Pada penelitian ini, analisis SWOT digunakan untuk merumuskan alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran jasa museum dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi dalam pemasaran jasa museum di Kota Bogor. Analytical Hierarchy Process Pengolahan data berikutnya dalam penelitian ini menggunakan metode AHP, yaitu dimulai dengan mengumpulkan data dan informasi relevan untuk penyusunan hirarki. Struktur hirarki yang disusun disesuaikan dengan kebutuhan dan teori dalam literatur, hasil wawancara dengan pihak museum, serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang bertindak sebagai pengambil keputusan. Kuesioner diberikan untuk mengetahui pembobotan setiap unsur pada tiap tingkatan dalam hirarki. Data dari responden lalu diproses untuk diolah secara horizontal dengan software Expert Choice 11 seperti yang tertera pada Lampiran 2. Kemudian, data diolah secara vertikal dengan Microsoft Excel 2010 seperti yang tertera pada Lampiran 3. Hasil pengolahan data kemudian disajikan dalam bentuk uraian, gambar dan tabel. Metode AHP merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam sistem pengambilan keputusan dengan memperhatikan faktor–faktor persepsi, preferensi, pengalaman dan intuisi. AHP menggabungkan penilaian–penilaian dan nilai–nilai pribadi ke dalam satu cara logis (Saaty 1991). Hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan kompleks dalam struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya hingga level terakhir dari alternatif (Saaty 1991). Menurut Saaty (1991), tahapan–tahapan pengambilan keputusan dalam metode AHP meliputi: 1. Pendefenisian masalah dan menentukan solusi yang diinginkan 2. Pembuatan struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan kriteria-kriteria dan alternatif-alternatif pilihan yang ingin dirangking. 3. Pembentukan matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap unsur terhadap masing-masing tujuan atau kriteria yang setingkat diatas. Perbandingan dilakukan berdasarkan pilihan atau judgement dari pembuat keputusan dengan menilai tingkat-tingkat kepentingan suatu unsur dibandingkan unsur lainnya. 4. Penormalan data, yaitu membagi nilai dari setiap unsur di dalam matriks yang berpasanganan dengan nilai total dari setiap kolom. 5. Perhitungan nilai eigen vector dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka pengambilan data (preferensi) perlu diulangi. Nilai eigen vector yang dimaksud adalah nilai eigen vector maksimum yang diperoleh dengan menggunakan matrix laboratory maupun dengan manual. 6. Pengulangan langkah, 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki. 7. Penghitungan eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai eigen vector merupakan bobot setiap unsur. Langkah ini untuk mensintetis pilihan dalam penentuan prioritas unsur pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan. 8. Pengujian konsistensi hirarki. Jika tidak memenuhi dengan Consistency Ratio (CR) < 0,100, maka penilaian harus diulangi kembali.
12
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Museum Perjoangan Bogor adalah museum yang menyimpan koleksi benda bersejarah yang berkaitan dengan perjuangan rakyat Kota Bogor dan sekitarnya sebelum dan sesudah kemerdekaan (Mulyasari 2010). Gedung Museum Perjoangan Bogor adalah gedung milik seorang pengusaha berkewarganegaraan Belanda bernama Wilhem Gustaf Wissner. Pada tahun 1879, gedung ini dibangun dan digunakan sebagai gudang komoditas pertanian sebelum diekspor ke negaranegara di Eropa. Pada tahun 1935, gedung ini digunakan oleh Partai Indonesia Raya sebagai tempat pergerakan pemuda untuk menentang penjajah Belanda dan diberi nama Gedung Persaudaraan. Selain itu, gedung ini juga digunakan sebagai tempat aktivitas kepanduan di bawah Gerakan Pemuda Kepanduan Indonesia. Pada tahun 1942, gedung ini digunakan sebagai gudang persenjataan pada masa penjajahan Jepang. Pada tahun 1945, gedung ini digunakan untuk kegiatan persiapan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1946-1950, gedung ini digunakan sebagai kantor pemerintahan sementara wilayah Bogor. Pada 1952-1958, gedung ini dimiliki oleh Umar Bin Usman Albawahab. Pada 20 Mei 1958, gedung ini dibuka kembali secara resmi dan menjadi Museum Perjoangan Bogor dengan tujuan mewariskan semangat dan jiwa juang serta nilainilai perjuangan kepada generasi muda. Visi 1. Mewariskan semangat dan jiwa juang serta nilai-nilai 1945 kepada generasi sekarang dan generasi yang akan datang. 2. Mewajibkan generasi bangsa sebagai generasi yang tidak lupa pada asal. Misi 1. Memupuk dan memelihara semangat revolusi 17 Agustus 1945. 2. Menyimpan benda-benda bersejarah yang terlibat langsung dalam revolusi fisik perang Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945. 3. Menyalurkan dan menghubungkan rakyat dari Karesidenan Bogor dengan membina komunikasi dan tali silaturahmi yang baik. Tujuan 1. Menyimpan dan melestarikan koleksi berupa benda-benda yang berkaitan dengan perjuangan revolusi kemerdekaan Indonesia di Kota Bogor. 2. Menyadarkan masyarakat untuk mempelajari dan menghargai sejarah perjuangan revolusi kemerdekaan Indonesia di Kota Bogor. 3. Menjadi objek wisata yang menarik untuk dikunjungi oleh masyarakat dan wisatawan Kota Bogor. 4. Menjadikan sarana edukasi untuk mempelajari sejarah perjuangan revolusi kemerdekaan Indonesia di Kota Bogor.
13
Analisis STP dan Bauran Pemasaran Jasa Museum Perjoangan Bogor Analisis STP dan bauran pemasaran jasa digunakan untuk mengidentifikasi strategi pemasaran jasa yang dilakukan oleh Museum Perjoangan Bogor dengan menggunakan analisis STP dan 8P. Analisis STP 1. Segmentasi Segmentasi berdasarkan geografis yaitu masyarakat Kota Bogor dan wisatawan yang mengunjungi Kota Bogor. Segmentasi berdasarkan demografis yaitu pelajar/mahasiswa sebagai individu dan institusi sekolah formal sebagai organisasi. Segmentasi berdasarkan psikografis yaitu pihakpihak yang memiliki ketertarikan untuk mempelajari sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia di wilayah Bogor. Segmentasi berdasarkan perilaku yaitu orang-orang yang mendapat tugas sekolah atau kampus yang berkaitan dengan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia di wilayah Bogor. 2. Target Target pasar meliputi siswa kelas enam Sekolah Dasar (SD) dan sederajat di Kota Bogor yang memperoleh mata pelajaran sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, khususnya di wilayah Bogor dan sekitarnya. 3. Positioning Museum Perjoangan Bogor memposisikan dirinya sebagai museum yang mengingatkan masyarakat khususnya masyarakat Kota Bogor mengenai sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia di wilayah Bogor melalui koleksi diorama perang di wilayah Bogor, benda-benda yang digunakan saat perjuangan, dan media cetak yang beredar pada masa kemerdekaan. Analisis 8P 1. Produk (Product) Museum Perjoangan Bogor menyediakan koleksi benda-benda bersejarah yang berkaitan dengan perjuangan rakyat Kota Bogor dan sekitarnya pada era revolusi kemerdekaan, diantaranya beragam senjata yang digunakan untuk meraih kemerdekaan, senjata hasil rampasan dari Jepang dan Inggris, mata uang era kemerdekaan, diorama pertempuran di daerah Bogor dan sekitarnya, pakaian pejuang, dan surat kabar era revolusi kemerdekaan. 2. Tempat dan Waktu (Place and Time) Museum Perjoangan Bogor terletak di Jalan Merdeka No. 56, Kota Bogor. Jam operasional Museum Perjoangan Bogor adalah setiap hari mulai pukul 08.00 – 16.00 WIB. 3. Proses (Process) Museum Perjoangan Bogor mengedepankan nilai-nilai semangat juang era revolusi kemerdekaan dengan memberi customer experience yang sederhana. Kegiatan kunjungan museum yang didampingi pemandu diawali dengan melakukan penghormatan terhadap bendera merah putih di lapangan museum, dilanjutkan dengan pemandu yang menceritakan secara runtut mengenai sejarah perebutan kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan yang dilakukan oleh rakyat Bogor dan sekitarnya, kemudian diakhiri dengan mendoakan pejuang yang telah tiada secara singkat.
14
4. Produktivitas dan kualitas (Productivity and Quality) Museum Perjoangan Bogor membantu pengunjung untuk memahami sejarah perjuangan masyarakat di era revolusi kemerdekaan Indonesia di wilayah Bogor dan sekitarnya. 5. Orang (People) Pegawai Museum Perjoangan Bogor memiliki jiwa semangat untuk menyebarkan nilai-nilai perjuangan kepada generasi muda. Museum Perjoangan Bogor memiliki dua pegawai bersertifikat nasional pemandu museum yang bertugas untuk menjadi pemandu pengunjung yang datang. Jumlah ini dirasa kurang oleh ketua museum karena sulit untuk melakukan kegiatan pemasaran yang lebih agresif apabila hanya ada dua pegawai. 6. Promosi dan Edukasi (Promotion and Education) Museum Perjoangan Bogor sejauh ini mengandalkan words of mouth (WOM) dan kerjasama dengan komunitas/institusi untuk mengadakan acara bersama. WOM dilakukan oleh guru-guru dari sekolah formal yang pernah membawa murid-muridnya untuk berkunjung ke museum kepada guru-guru di sekolah lain. Selama ini Museum Perjoangan Bogor hanya menerima tawaran kerjasama oleh pihak-pihak yang ingin mengadakan acara di museum. Museum Perjoangan Bogor belum pernah melakukan tawaran kerjasama untuk mengadakan kegiatan kepada komunitas/institusi lain. 7. Bukti fisik (Physical Evidence) Museum Perjoangan Bogor berdiri di gedung yang telah berdiri sejak jaman penjajahan Belanda (1879) dan pernah digunakan untuk tempat pergerakan pemuda dalam menentang penjajah Belanda di bawah Partai Indonesia Raya, aktivitas kepanduan di bawah Gerakan Kepanduan Indonesia, gudang persenjataan pada masa penjajahan Jepang, dan digunakan untuk kegiatan persiapan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Koleksi yang ditampilkan berupa beragam senjata yang digunakan pejuang, pakaian pejuang yang berlumuran darah, hasil rampasan senjata Jepang dan Inggris, mata uang zaman VOC, dan diorama yang menggambarkan pertempuran di wilayah Bogor dan sekitarnya (diorama pertempuran Bojong Kokosan, pertempuran Maseng, pertempuran di Jalan Kapten Muslihat, dan pertempuran Cemplang). 8. Harga dan biaya jasa lainnya (Price) Tiket masuk Museum Perjoangan Bogor sebesar Rp 4 000/pengunjung. Harga ini berlaku setiap hari.
Alternatif Strategi Pemasaran Jasa Museum Perjoangan Bogor Analisis SWOT dirumuskan berdasarkan hasil dari FGD (Focus Group Disscusion) dengan Ketua Museum Perjoangan, Koordinator Wilayah Bogor Asosiasi Museum Indonesia, dan Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor yang diidentifikasi berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari Museum Perjoangan Bogor. Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 5.
15
Tabel 5 Analisis Strategi Matriks SWOT Internal
Eksternal Opportunities 1. Pertumbuhan wisatawan di Kota Bogor. 2. Kerjasama dengan sekolah formal (SD) terkait kurikulum pelajaran sejarah yang mempelajari sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, khususnya di wilayah Bogor dan sekitarnya. 3. Harga tiket kompetitif. Threats 1. Perkembangan teknologi informasi yang membuat pelajar lebih menyukai belajar secara mandiri mengenai sejarah perjuangan kemerdekaan melalui beragam situs online.
Strength 1. Koleksi museum asli terkait sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia di wilayah Bogor dan sekitarnya. 2. Pegawai memiliki sertifikasi nasional pemandu museum. 3. Lokasi strategis di dekat Stasiun Bogor dan Pusat Grosir Bogor. Strategi SO 1. Promosi melalui berbagai media (baik dalam bentuk online maupun offline). (S1) (S2) (S3) (O1) (O2) 2. Penambahan dan perawatan koleksi museum (S1) (O1) (O2)
Weaknesses 1. Tampilan fisik museum kurang bersih dan terawat. 2. Kurangnya promosi yang dilakukan oleh pengurus museum yang selama ini hanya mengandalkan words of mouth (WOM).
Strategi ST 1. Penguatan customer experience dengan pemutaran audio pengumuman kemerdekaan dan pemberian jasa penyewaan replika kostum pejuang untuk digunakan berfoto untuk menarik pengunjung. (S1) (S2) (T1)
Strategi WT 1. Pengadaan kerjasama dengan berbagai institusi/organisasi. (W1) (O1) (O2)
Strategi WO 1. Perbaikan tampilan fisik museum. (W1) (O1) (O2)
Sumber: Data diolah (2015)
Strategi diatas menjadi acuan dalam perumusan alternatif strategi yang akan dihitung bobot prioritasnya menggunakan AHP sehingga dapat ditentukan strategi dan program bagi implikasi manajerial bagi Museum Perjoangan Bogor.
Formulasi Strategi Pemasaran Jasa Museum Perjoangan Bogor Pada proses perhitungan AHP, ditentukan unsur-unsur yang terkait dalam penyusunan strategi pemasaran jasa Museum Perjoangan Bogor. Seluruh unsur yang telah diidentifikasi disusun menjadi struktur AHP yang dinilai oleh pakar. Pakar yang terlibat dalam penilain struktur ini antara lain Pemerintah Daerah (Kepala Bidang/ Kabid Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor), Pengurus Museum (Ketua Museum Perjoangan Bogor), dan Lembaga Pendukung (Koordinator Wilayah Bogor Asosiasi Museum Indonesia). Pakar yang menilai struktur dalam penelitian ini mempunyai pandangan dan penilaian yang berbeda sehingga penggabungan penilaian dari pakar akan menghasilkan penilaian yang objektif. Struktur hirarki disusun ke dalam lima level hirarki dan
16
penyusunan tersebut berdasarkan hal-hal yang saling terkait dan sangat penting dalam rangka mencapai tujuan atau fokus. Tingkatan hirarki tersebut meliputi: 1. Level pertama ditetapkan sebagai fokus yang ingin dituju 2. Level kedua adalah faktor 3. Level kedua adalah aktor 4. Level ketiga adalah tujuan yang ingin dicapai 5. Level kelima ditetapkan sebagai alternatif strategi Penggabungan unsur-unsur penyusunnya tergabung dalam sebuah hirarki lengkap, seperti Gambar 3. Penyusunan Strategi Pemasaran Jasa Museum Perjoangan Bogor
Keunikan museum (0.270)
Anggaran dana (0.624)
Asosiasi Museum Indonesia (0.195)
Kabid Pariwisata Disbudpar (0.295)
Menjadikan museum sebagai sarana edukasi (0.185)
Pengadaan kerjasama dengan berbagai institusi/ organisasi (0.232)
Menjadikan museum sebagai objek wisata yang menarik untuk dikunjungi (0.212)
Penguatan customer experience (0.205)
Pertumbuhan wisatawan Kota Bogor (0.106)
Ketua Museum Perjoangan (0.511)
Menyimpan dan melestarikan koleksi (0.305)
Penambahan dan perawatan koleksi museum (0.196)
Promosi secara online maupun offline (0.204)
Menyadarkan masyarakat untuk mempelajari dan menghargai sejarah (0.298)
Perbaikan tampilan fisik museum (0.160)
Gambar 3 Struktur Hirarki AHP Penyusunan Strategi Pemasaran Jasa Museum Perjoangan Bogor
17
Hasil Pengolahan AHP Secara Horizontal Terhadap Level Faktor Berdasarkan pengolahan dengan menggunakan AHP yang dilakukan pada tingkat dua, maka diperoleh hasil prioritas dan bobot dari masing-masing faktor pada Museum Perjoangan Bogor. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Hasil prioritas dan bobot level faktor Unsur Anggaran dana. Keunikan museum. Pertumbuhan wisatawan Kota Bogor. Sumber: Data diolah (2015)
Bobot 0.624 0.270 0.106
Prioritas 1 2 3
Hasil dan bobot peubah faktor pada Tabel 6 menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap penyusunan strategi pemasaran jasa Museum Perjoangan Bogor adalah anggaran dana dengan bobot 0.624. Keunikan museum menjadi prioritas kedua dengan bobot 0.270 dan pertumbuhan wisatawan Kota Bogor menjadi prioritas terakhir dengan bobot 0.106. Hasil Pengolahan AHP Secara Horizontal Terhadap Level Aktor Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner AHP, diperoleh hasil prioritas dan bobot dari masing-masing aktor pada Museum Perjoangan Bogor. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Hasil prioritas dan bobot level aktor Unsur Ketua Museum Perjoangan. Kabid Pariwisata Disbudpar Kota Bogor. Koordinator Wilayah Bogor Asosiasi Museum Indonesia. Sumber: Data diolah (2015)
Bobot 0.511 0.295 0.195
Prioritas 1 2 3
Hasil dan bobot peubah Aktor pada Tabel 7 menunjukkan bahwa aktor yang paling berpengaruh terhadap penyusunan strategi pemasaran jasa Museum Perjoangan Bogor adalah Ketua Museum Perjoangan sebagai prioritas utama dengan bobot 0.511, Kabid Pariwisata Disbudpar Kota Bogor menjadi prioritas kedua dengan bobot 0.295 dan Koordinator Wilayah Bogor Asosiasi Museum Indonesia menjadi prioritas ketiga dengan bobot 0.195. Hasil Pengolahan AHP Secara Horizontal Terhadap Level Tujuan Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner AHP, diperoleh hasil prioritas dan bobot dari masing-masing tujuan pada Museum Perjoangan Bogor. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Hasil prioritas dan bobot level tujuan Unsur Menyimpan dan melestarikan koleksi. Menyadarkan masyarakat untuk mempelajari dan menghargai sejarah. Menjadikan museum sebagai objek wisata menarik untuk dikunjungi. Menjadikan museum sebagai sarana edukasi. Sumber: Data diolah (2015)
Bobot 0.305 0.298
Prioritas 1 2
0.212
3
0.185
4
Hasil dan bobot peubah tujuan Tabel 8 menunjukkan bahwa tujuan yang paling ingin dicapai dari penyusunan strategi pemasaran jasa Museum Perjoangan Bogor adalah menyimpan dan melestarikan koleksi menjadi prioritas utama dengan bobot 0.305, peubah menyadarkan masyarakat untuk mempelajari dan
18
menghargai sejarah dan menjadikan museum sebagai objek wisata menarik untuk dikunjungi menjadi prioritas dan kedua dan ketiga dengan bobot 0.298 dan 0.212. Sementara menjadikan museum sebagai sarana edukasi menjadi prioritas keempat dengan bobot 0.185. Hasil Pengolahan AHP Secara Horizontal Terhadap Level Alternatif Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner AHP, diperoleh hasil prioritas dan bobot dari masing-masing alternatif pada Museum Perjoangan Bogor. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Hasil prioritas dan bobot level alternatif Unsur Pengadaan kerjasama dengan berbagai institusi/organisasi. Penguatan customer experience. Promosi secara online maupun offline. Penambahan dan perawatan koleksi. Perbaikan tampilan fisik museum. Sumber: Data diolah (2015)
Bobot 0.232 0.205 0.204 0.196 0.160
Prioritas 1 2 3 4 5
Hasil dan bobot peubah alternatif pada Tabel 9 menunjukkan alternatif yang harus pertama kali diterapkan dan menjadi prioritas dalam penyusunan strategi pemasaran jasa Museum Perjoangan Bogor adalah pengadaan kerjasama dengan berbagai institusi/organisasi dengan bobot 0.232. Penguatan customer experience dan promosi secara online maupun offline menjadi prioritas kedua dan ketiga dengan bobot 0.205 dan 0.204. Penambahan dan perawatan koleksi menjadi prioritas keempat dengan bobot 0.196. Sedangkan perbaikan tampilan fisik museum menjadi prioritas terakhir dengan bobot 0.160. Hasil Pengolahan AHP Secara Vertikal Hasil pengolahan data secara vertikal menunjukkan hubungan antara unsurunsur dalam satu tingkat hirarki dengan unsur-unsur lainnya di tingkat hirarki yang berbeda. Struktur hirarki terdiri dari lima tingkat antara lain fokus pada tingkat pertama, faktor yang memengaruhi pada tingkat kedua, aktor yang berpengaruh pada tingkat tiga, tujuan yang ingin dicapai pada tingkat empat dan alternatif strategi bersaing pada tingkat lima. Dari pengolahan data secara vertikal, akan terlihat pengaruh antar suatu unsur atau faktor pada satu tingkat terhadap sejumlah faktor lainnya pada tingkat hirarki dibawahnya. Hubungan Unsur Aktor terhadap Faktor yang Berperan dalam Penyusunan strategi pemasaran jasa Museum Perjoangan Bogor Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner AHP, diperoleh hasil pengolahan vertikal yang menunjukkan hubungan faktor dengan aktor pendukung penyusunan strategi pemasaran jasa Museum Perjoangan Bogor. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 10.
19
Tabel 10 Bobot hubungan unsur aktor dengan unsur faktor Unsur Aktor Keunikan museum Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor. Koordinator Wilayah Bogor Asosiasi Museum Indonesia. Ketua Museum Perjoangan Bogor. Sumber: Data diolah (2015)
Unsur Faktor Anggaran dana
0.171
0.299
Pertumbuhan wisatawan Kota Bogor 0.588
0.264
0.171
0.161
0.566
0.531
0.250
Hasil pengolahan pada Tabel 10 menunjukkan bahwa Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor merupakan aktor yang paling memengaruhi faktor pertumbuhan wisatawan Kota Bogor dalam mencapai fokus penyusunan strategi pemasaran jasa Museum Perjoangan Bogor. Aktor Ketua Museum Perjoangan merupakan aktor yang paling berpengaruh terhadap faktor keunikan museum dan faktor anggaran dana. Hubungan Unsur Tujuan dengan Aktor yang Ingin dicapai Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner AHP, diperoleh hasil pengolahan vertikal yang menunjukkan hubungan tujuan dengan aktor pendukung penyusunan strategi pemasaran jasa Museum Perjoangan Bogor. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Bobot hubungan unsur tujuan dengan unsur aktor Unsur Tujuan
0.233
Unsur Aktor Koordinator Wilayah Bogor Asosiasi Museum Indonesia 0.156
0.238
0.303
0.162
0.261
0.347
0.313
0.268
0.194
0.355
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor Menjadikan museum sebagai sarana edukasi. Menjadikan museum sebagai objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Menyimpan dan melestarikan koleksi. Menyadarkan masyarakat untuk mempelajari dan menghargai sejarah. Sumber: Data diolah (2015)
Ketua Museum Perjoangan Bogor
0.169
Hasil pengolahan pada Tabel 11 menunjukkan bahwa tujuan yang paling ingin dicapai adalah faktor menyadarkan masyarakat untuk mempelajari dan menghargai sejarah oleh aktor Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor dan Ketua Museum Perjoangan dan faktor menyimpan dan melestarikan koleksi oleh aktor Koordinator Wilayah Bogor Asosiasi Museum Indonesia.
20
Hubungan Unsur Tujuan yang Ingin dicapai dengan Alternatif yang digunakan Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner AHP, diperoleh hasil pengolahan vertikal yang menunjukkan hubungan tujuan dengan alternatif strategi pemasaran jasa Museum Perjoangan Bogor. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Bobot hubungan unsur alternatif dengan unsur tujuan Unsur Alternatif
Pengadaan kerjasama dengan berbagai institusi/organisasi. Penguatan customer experience. Penambahan dan perawatan koleksi museum. Promosi secara online maupun offline. Perbaikan tampilan fisik museum. Sumber: Data diolah (2015)
Menjadi kan museum sebagai sarana edukasi 0.129
Unsur Tujuan Menjadikan Menyim museum sebagai pan dan objek wisata melestari yang menarik kan untuk dikunjungi koleksi 0.129
0.332
Menyadarkan masyarakat untuk mempelajari dan menghargai sejarah 0.268
0.206 0.213
0.441 0.201
0.128 0.279
0.116 0.100
0.176
0.154
0.111
0.354
0.276
0.075
0.149
0.162
Tabel 12 menunjukkan hubungan antara tujuan yang ingin dicapai dengan alternatif penyusunan strategi pemasaran jasa Museum Perjoangan Bogor. Dari hasil pengolahan terlihat bahwa alternatif pengadaan kerjasama dengan berbagai institusi/organisasi dan alternatif penguatan customer experience merupakan dua alternatif dengan bobot tertinggi untuk mencapai tujuan.
Implikasi Manajerial Menurut hasil penelitian mengenai Strategi Pemasaran Jasa Museum Perjoangan Bogor, didapatkan beberapa informasi bagi museum sebagai rekomendasi untuk penyusunan strategi pemasaran. Faktor yang paling berpengaruh dalam penyusunan strategi pemasaran jasa adalah anggaran dana. Aktor yang paling berperan adalah Ketua Museum Perjoangan Bogor. Tujuan yang paling ingin dicapai adalah menyimpan dan melestarikan koleksi museum. Alternatif strategi pemasaran jasa yang dengan bobot paling tinggi adalah pengadaan kerjasama dengan berbagai institusi/organisasi. Ketua Museum Perjoangan Bogor dapat mengadakan kerjasama dengan institusi/organisasi yang mendukung tujuan menyimpan dan melestarikan koleksi sehingga pihak museum dapat menekan anggaran dana. Contoh kerjasama yang dapat dilakukan yaitu: 1. Mengadakan kerjasama dengan target pasar utama, yaitu siswa kelas enam Sekolah Dasar (SD) dan sederajat di Kota Bogor dengan menjadwalkan kunjungan ke Museum Perjoangan Bogor untuk mempelajari sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, khususnya di wilayah Bogor dan sekitarnya secara langsung. Ada 337 sekolah dasar (SD) dan sederajat di Kota Bogor (Kemendikbud 2014), sehingga memungkinkan adanya sekitar 6 kali
21
kunjungan ke Museum Perjoangan Bogor dalam satu minggu selama satu tahun. 2. Mengajukan program corporate social responsibility (CSR) ke perusahaan atau organisasi bisnis yang produknya dapat mendukung museum untuk menyimpan dan melestarikan koleksi. Sebagai contoh, perusahaan yang memproduksi cat dapat melakukan CSR di museum dengan mengecat bangunan maupun lemari kayu dimana koleksi disimpan sehingga koleksi menjadi lebih terawat, atau perusahaan yang memproduksi pembersih keramik dapat melakukan CSR di museum dengan mengadakan gerakan bersih-bersih museum. 3. Mengadakan kerjasama dengan komunitas yang memiliki perhatian terhadap museum dan sejarah perjuangan kemerdekaan untuk bersama-sama mempelajari cerita-cerita yang ada di balik koleksi-koleksi Museum Perjoangan sambil melakukan pembersihan beberapa koleksi museum serta melakukan penataan ulang display koleksi museum. Sebagai contoh, Museum Perjoangan Bogor dapat mengadakan kerjasama baik itu dengan Komunitas Bogor Heritage Foundation, Komunitas Historia, Komunitas Sahabat Museum, Komunitas The Museum Project maupun komunitas lain pada hari besar tertentu, contohnya hari kemerdekaan Indonesia dan hari pahlawan nasional.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Segmentasi Museum Perjoangan Bogor adalah masyarakat Kota Bogor dan wisatawan yang mengunjungi Kota Bogor, terutama pelajar dan mahasiswa yang memiliki ketertarikan untuk mempelajari sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia di wilayah Bogor. Pada umumnya, mereka mendapat tugas yang berkaitan dengan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia di wilayah Bogor dan sekitarnya. Target pasar Museum Perjoangan Bogor meliputi siswa kelas enam Sekolah Dasar (SD) dan sederajat di Kota Bogor yang memperoleh mata pelajaran sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, khususnya di wilayah Bogor dan sekitarnya. Museum Perjoangan Bogor memposisikan dirinya sebagai museum yang mengingatkan masyarakat khususnya masyarakat Kota Bogor mengenai sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia di wilayah Bogor melalui koleksi diorama perang, benda-benda yang digunakan saat perjuangan, dan media cetak yang beredar pada masa kemerdekaan. Bauran pemasaran jasa pada Museum Perjoangan Bogor meliputi: produk Museum Perjoangan Bogor adalah penyediaan pameran koleksi benda-benda bersejarah yang berkaitan dengan perjuangan rakyat Kota Bogor dan sekitarnya pada era revolusi kemerdekaan. Harga/tarif tiket masuk Museum Perjoangan Bogor Rp 4 000/pengunjung; Tempat Museum Perjoangan Bogor terletak di Jalan Merdeka No. 56, Kota Bogor; Promosi Museum Perjoangan Bogor lebih banyak mengandalkan words of mouth (WOM); Orang yang terlibat adalah pegawai Museum Perjoangan Bogor yang terlah bersertifikasi nasional pemandu museum;
22
Sarana Fisik Museum Perjoangan Bogor yaitu adalah gedung yang telah berdiri sejak jaman penjajahan Belanda dan pernah digunakan untuk kegiatan kepemudaan melawan penajajah dan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, serta koleksi berupa senjata, pakaian pejuang, surat kabar, mata uang, dan diorama perjuangan revolusi kemerdekaan Indonesia di wilayah Bogor dan sekitarnya; Proses berupa customer experience sederhana yang diberikan oleh Museum Perjoangan Bogor kepada pengunjung ditekankannya nilai-nilai semangat juang era revolusi kemerdekaan dengan adanya aktivitas hormat bendera dan mendoakan pejuang pada saat kegiatan kunjungan museum yang didampingi oleh pemandu. Kekuatan (strengths) Museum Perjoangan Bogor yaitu koleksi museum terkait sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia di wilayah Bogor dan sekitarnya, pegawai memiliki sertifikasi nasional pemandu museum, dan lokasi museum yang strategis. Kelemahan (weaknesses) yang dimiliki yaitu tampilan fisik museum kurang bersih dan terawat serta kurangnya promosi yang dilakukan oleh pengurus museum. Peluang (opportunities) yang dapat dimanfaatkan yaitu pertumbuhan wisatawan di Kota Bogor, kerjasama dengan SD terkait kurikulum pelajaran sejarah yang mempelajari sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, dan harga tiket yang kompetitif. Ancaman (threats) yang ada yaitu perkembangan teknologi informasi yang membuat pelajar lebih menyukai belajar secara mandiri mengenai sejarah perjuangan kemerdekaan melalui beragam situs online. Faktor yang paling berpengaruh dalam penyusunan strategi pemasaran jasa Museum Perjoangan Bogor adalah anggaran dana. Aktor yang paling berperan adalah Ketua Museum Perjoangan Bogor. Tujuan yang paling ingin dicapai adalah menyimpan dan melestarikan koleksi museum. Alternatif strategi pemasaran jasa yang paling tepat untuk dilakukan adalah pengadaan kerjasama dengan berbagai institusi/organisasi.
Saran Saran dari hasil penelitian Strategi Pemasaran Jasa Museum Perjoangan Bogor adalah: 1. Saran untuk Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor dan Lembaga terkait dapat bekerjasama dalam upaya memberikan informasi untuk meningkatkan kompetensi Ketua Museum Perjoangan Bogor dalam mengelola objek wisata museum. 2. Saran untuk Ketua Museum Perjoangan Bogor agar menginisiasi kerjasama dengan institusi/organisasi lain seperti perusahaan dan berbagai organisasi/komunitas yang mendukung pencapaian tujuan Museum Perjoangan Bogor agar semakin berkembang.
DAFTAR PUSTAKA Alma B. 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung (ID): Alfabeta.
23
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Kunjungan Wisatawan ke Objek Wisata di Kota Bogor. Bogor (ID): BPS Kota Bogor. Chandrawira V. 2009. Gerakan Nasional Cinta Museum: Gerakan Siapa? [Jurnal]. Jakarta (ID): Jurnal Museografia 3(4):55-78. David R. F. 2006. Manajemen Strategis [Edisi 10 Terjemahan]. Jakarta (ID): Salemba Empat. Henditasari R et al. 2013. Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Pembelian (Survei pada Pengunjung Wisata Jatim Park 2 untuk Museum Satwa, Kebun Binatang, dan Wahana Permainan) [Internet]. [diunduh pada 2015 April 1]. Malang (ID): Jurnal Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya 5(1). Tersedia pada: http://administrasibisnis. studentjournal. ub.ac.id/index.php/jab/article/view/214. Kartiwa S. 2009. Museum dan Diplomasi Kebudayaan. Jakarta (ID): Jurnal Museografia 3(4):5-39. [Kemendikbud] Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Daftar Satuan Pendidikan (Sekolah) Kota Bogor [Internet]. [diunduh pada 2015 April 29]. Jakarta (ID): Kemendikbud Republik Indonesia. Tersedia pada: http://referensi.data.kemdikbud.go.id/index11.php?kode=026100&level=2. [Kemenparekraf] Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 2014. Statistik Wisatawan Mancangara 2009-2013 [Internet]. [diunduh pada 2015 April 1]. Jakarta (ID): Kemenparekraf Republik Indonesia. Tersedia pada: http://www.parekraf.go.id/asp/detil.asp?c=110&id=1417. [Kemenparekraf] Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 2014. Statistik Wisatawan Nusantara 2009-2013 [Internet]. [diunduh pada 2015 April 1]. Jakarta (ID): Kemenparekraf Republik Indonesia. Tersedia pada: http://www.parekraf.go.id/asp/ringkasan.asp?c=111. Kotler P, Armstrong G. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran [Jilid 2 Edisi 12 Terjemahan]. Jakarta (ID): Erlangga. Kotler P, Keller K L. 2009. Manajemen Pemasaran [Jilid 1 Edisi 13 Terjemahan]. Jakarta (ID): Erlangga. Kountur R. 2007. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis [Edisi Revisi]. Jakarta (ID): PPM. Lovelock C, Wright L K. 2007. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta (ID): PT Indeks. [PP RI] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19. 1995. [Internet]. [diunduh pada 2014 Desember 8]. Tersedia pada: http://www.indonesia.go.id/in/produk-hukum/peraturan-pemerintah. Mulyana B. 2012. Pengembangan Kota Bogor Sebagai Destinasi Pariwisata Internasional [Internet]. [diunduh 2014 November 9]. Badung (ID): Jurnal Ilmiah Pariwisata Universitas Udayana 2(1): 109-222. Tersedia pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/jip/article/view/3785. Mulyasari S. 2010. Sejarah Perkembangan Museum Perdjoangan Bogor [skripsi]. Jakarta (ID): Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Navira M, Aulia T B, Afifuddin M. 2014. Kajian Sistem Manajemen Operasional Museum Tsunami Aceh [Internet]. [diunduh pada 2015 April 1]. 3(2):7384:Banda Aceh (ID): Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. Tersedia pada: http://etd.unsyiah.ac.id/index.php?p=show_detail&id=4558.
24
Saaty T L 1991. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. Jakarta (ID): Pustaka Binaman Pressindo. Sembiring N. 2007. Hubungan Masyarakat dalam Pemasaran Museum di DKI Jakarta serta Pengaruhnya terhadap Nilai Jasa dan Citra [Internet]. [diunduh pada 2015 April 1]. 2(1):1-16:Jakarta (ID): Jurnal Ekonomi Keuangan dan Manajemen Universitas Tama Jagakarsa. Tersedia pada: http://ejournal.jagakarsa.ac.id/journal-read-24-hubungan-masyarakatdalam-pemasaran-museum-di-dki-jakarta-serta-pengaruhnya-terhadapnilai-jasa-dan-citra.html. Siagian S P. 2008. Manajemen Stratejik. Jakarta (ID): PT Bumi Aksara. Stanton W J. 2005. Dasar-dasar Pemasaran [Edisi 7 Terjemahan]. Jakarta (ID): Erlangga. Tjiptono F. 2008. Service Management Mewujudkan Layanan Prima. CV. Yogyakarta (ID): CV Andi Offset. Umar H. 2008. Strategic Management in Action. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama. [WEF] World Economic Forum. 2014. The Travel and Tourism Competitiveness Report 2013 [Internet]. [diunduh pada 2015 April 1]. Geneva (CH): World Economic Forum. Tersedia pada: http://www.weforum.org/reports/traveltourism-competitiveness-report-2013. Widyaningrum D. 2012. Strategi Pemasaran Kampung Batik Laweyan Solo [tesis]. Depok (ID): Universitas Indonesia. Yulianto K. 2009. Gerakan Nasional Cinta Museum: Upaya Melepaskan Museum dari Krisis Persepsi Publik. Jakarta (ID): Jurnal Museografia 3(4):89-99.
25
LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Pakar Nomor Responden :
KUESIONER
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Strategi Pemasaran Jasa Museum Perjoangan Bogor Tanggal Pengisian:
26
Lanjutan Lampiran 1 Responden yang Terhormat, Perkenalkan nama saya Nadia Azka, mahasiswi departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Saya sedang menyusun tugas akhir saya yang berjudul Strategi Pemasaran Jasa Museum Perjoangan Bogor. Saya memerlukan dukungan dan bantuan dari Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner yang bertujuan untuk mengetahui bobot dari faktor, aktor, tujuan dan skenario strategi. Informasi yang jujur, objektif dan akurat sangat diharapkan, agar informasi ilmiah yang disajikan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Terima kasih atas bantuan dan kesediaannya dalam mengisi kuesioner ini. IDENTITAS RESPONDEN Nama
:
Jabatan
:
No. Telp/HP
:
Email
:
Tanda Tangan
:
27
Lanjutan Lampiran 1 PETUNJUK PENGISIAN 1. Pada kuesioner ini, Bapak/Ibu diminta untuk membandingkan antara unsur-unsur di kiri (A) dan di kanan (B), lalu memberi tanda (x) atau (√) pada nilai perbandingannya. 2. Jawaban dari pertanyaan tersebut diberi nilai oleh responden berdasarkan tingkat kepentingan dari unsur-unsur yang dibandingkan secara bersamaan. 3. Nilai perbandingan yang diberikan mempunyai skala 1-9. Definisi dari skala yang digunakan untuk menilai komparasi ditentukan sebagai berikut : Nilai Komparasi (A dibandingkan dengan B) 1 3 5 7 9 2,4,6,8
Definisi A dan B Sama Penting A Sedikit Lebih Penting dari B A lebih penting dari B A Sangat Jelas Lebih Penting dari B A Mutlak lebih penting dari B Nilai-nilai diantara dua pertimbangan
4. Jika saudara mengalami kesulitan dalam memilih sebuah nilai berdasarkan definisi di atas, maka gunakan intuisi saudara, lalu pilih satu nilai yang memiliki kecenderungan lebih penting. Contoh : Saudara diminta untuk membandingkan tingkat kepentingan antara “Keunikan Museum” dengan “Anggaran dana” 1. Jika Saudara menganggap “Keunikan Museum” sedikit lebih penting dari “Anggaran dana”, maka : Anda akan memberi tanda ceklis (√) pada nomor 3 di sebelah kiri (ke arah “Keunikan Museum”) A
Nilai Perbandingan
Keunikan Museum
9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
B 3
4
5
6
7
8
9
Anggaran dana
2. Jika anda menganggap “Anggaran dana” sangat jelas lebih penting dari “Keunikan Museum”, maka : Anda akan memberi tanda ceklis (√) pada nomor 7 ke sebelah kanan (ke arah “Anggaran dana”) A Keunikan Museum
Nilai Perbandingan 9
8
7
6
5
4
3
2
1
2
3
B 4
5
6
7
8
9
Anggaran dana
28
Lanjutan Lampiran 1 A. Bagian I Dalam kaitannya dengan fokus hirarki yaitu Strategi Pemasaran Jasa Museum Perjoangan Bogor, faktor yang teridentifikasi adalah: a. Keunikan Museum b. Anggaran dana c. Pertumbuhan wisatawan Kota Bogor Bandingkanlah besarnya peran masing-masing faktor di bawah ini berkaitan dengan fokus “Strategi Pemasaran Jasa Museum Perjoangan Bogor”. Faktor
Skala Tingkat Kepentingan
Lebih Penting ←
=
Faktor
→ Lebih Penting
Keunikan Museum
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9 Anggaran dana
Keunikan Museum
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
Anggaran dana
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9 Pertumbuhan wisatawan Kota Bogor 5 6 7 8 9 Pertumbuhan wisatawan Kota Bogor
29
Lanjutan Lampiran 1 B. Bagian II Dalam kaitannya dengan faktor-faktor pada Bagian I, aktor-aktor yang berperan dalam Strategi Pemasaran Jasa Museum Perjoangan Bogor adalah: a. Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor b. Koordinator Wilayah Bogor Asosiasi Museum Indonesia c. Ketua Museum Perjoangan Bandingkanlah tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor dengan aktor lainnya berkaitan dengan faktor “Keunikan Museum” dalam Penyusunan Strategi Pemasaran Jasa Museum Perjoangan Bogor. Aktor
Skala Tingkat Kepentingan
Aktor
Lebih Penting ←
=
→ Lebih Penting
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Koordinator Wilayah Bogor Asosiasi Museum Indonesia
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Ketua Museum Perjoangan Bogor
Koordinator Wilayah Bogor Asosiasi Museum Indonesia
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Ketua Museum Perjoangan Bogor
30
Lanjutan Lampiran 1 Bandingkanlah tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor dengan aktor lainnya berkaitan dengan faktor “Anggaran dana” dalam Penyusunan Strategi Pemasaran Jasa Museum Perjoangan Bogor. Aktor
Skala Tingkat Kepentingan
Lebih Penting ←
=
Aktor
→ Lebih Penting
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Koordinator Wilayah Bogor Asosiasi Museum Indonesia
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Ketua Museum Perjoangan Bogor
Koordinator Wilayah Bogor Asosiasi Museum Indonesia
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Ketua Museum Perjoangan Bogor
Bandingkanlah tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor dengan aktor lainnya berkaitan dengan faktor “Pertumbuhan wisatawan Kota Bogor” dalam Penyusunan Strategi Pemasaran Jasa Museum Perjoangan Bogor. Aktor
Skala Tingkat Kepentingan
Lebih Penting ←
=
Aktor
→ Lebih Penting
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Koordinator Wilayah Bogor Asosiasi Museum Indonesia
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Ketua Museum Perjoangan Bogor
Koordinator Wilayah Bogor Asosiasi Museum Indonesia
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Ketua Museum Perjoangan Bogor
31
Lanjutan Lampiran 1 C. Bagian III Dalam kaitannya dengan aktor-aktor yang berpengaruh dalam Penyusunan Strategi Pemasaran Jasa Museum Perjoangan Bogor, maka tujuan yang ingin dicapai adalah: a. Menjadikan museum sebagai sarana edukasi b. Menjadikan museum sebagai objek wisata menarik untuk dikunjungi c. Menyimpan dan melestarikan koleksi d. Menyadarkan masyarakat untuk mempelajari dan menghargai sejarah Bandingkanlah tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya bagi “Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor” dalam Penyusunan Strategi Pemasaran Jasa Museum Perjoangan Bogor. Tujuan
Skala Tingkat Kepentingan
Tujuan
Lebih Penting ←
=
→ Lebih Penting
Menjadikan museum sebagai sarana edukasi
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Menjadikan museum sebagai objek wisata menarik untuk dikunjungi
Menjadikan museum sebagai sarana edukasi
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Menyimpan dan melestarikan koleksi
Menjadikan museum sebagai sarana edukasi
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Menyadarkan masyarakat untuk mempelajari dan menghargai sejarah
Menjadikan museum sebagai objek wisata menarik untuk dikunjungi
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Menyimpan dan melestarikan koleksi
Menjadikan museum sebagai objek wisata menarik untuk dikunjungi
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Menyadarkan masyarakat untuk mempelajari dan menghargai sejarah
Menyimpan dan melestarikan koleksi
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Menyadarkan masyarakat untuk mempelajari dan menghargai sejarah
32
Lanjutan Lampiran 1 Bandingkanlah tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya bagi “Koordinator Wilayah Bogor Asosiasi Museum Indonesia” dalam Penyusunan Strategi Pemasaran Jasa Museum Perjoangan Bogor. Tujuan
Skala Tingkat Kepentingan
Lebih Penting ←
=
Tujuan
→ Lebih Penting
Menjadikan museum sebagai sarana edukasi
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Menjadikan museum sebagai objek wisata menarik untuk dikunjungi
Menjadikan museum sebagai sarana edukasi
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Menyimpan dan melestarikan koleksi
Menjadikan museum sebagai sarana edukasi
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Menyadarkan masyarakat untuk mempelajari dan menghargai sejarah
Menjadikan museum sebagai objek wisata menarik untuk dikunjungi
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Menyimpan dan melestarikan koleksi
Menjadikan museum sebagai objek wisata menarik untuk dikunjungi
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Menyadarkan masyarakat untuk mempelajari dan menghargai sejarah
Menyimpan dan melestarikan koleksi
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Menyadarkan masyarakat untuk mempelajari dan menghargai sejarah
33
Lanjutan Lampiran 1 Bandingkanlah tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya bagi “Ketua Museum Perjoangan” dalam Penyusunan Strategi Pemasaran Jasa Museum Perjoangan Bogor. Tujuan
Skala Tingkat Kepentingan
Tujuan
Lebih Penting ←
=
→ Lebih Penting
Menjadikan museum sebagai sarana edukasi
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Menjadikan museum sebagai objek wisata menarik untuk dikunjungi
Menjadikan museum sebagai sarana edukasi
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Menyimpan dan melestarikan koleksi
Menjadikan museum sebagai sarana edukasi
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Menyadarkan masyarakat untuk mempelajari dan menghargai sejarah
Menjadikan museum sebagai objek wisata menarik untuk dikunjungi
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Menyimpan dan melestarikan koleksi
Menjadikan museum sebagai objek wisata menarik untuk dikunjungi
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Menyadarkan masyarakat untuk mempelajari dan menghargai sejarah
Menyimpan dan melestarikan koleksi
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Menyadarkan masyarakat untuk mempelajari dan menghargai sejarah
34
Lanjutan Lampiran 1 D. Bagian IV Dalam kaitannya dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai, maka skenario strategi pemasaran yang dapat dilakukan adalah: a. Pengadaan kerjasama dengan berbagai institusi/organisasi b. Penguatan customer experience c. Penambahan dan perawatan koleksi d. Promosi secara online maupun offline e. Perbaikan tampilan fisik museum.
35
Lanjutan Lampiran 1 Bandingkanlah tingkat kepentingan antar skenario strategi berikut ini yang berkaitan dengan tujuan “Menjadikan museum sebagai sarana edukasi” dalam Penyusunan Strategi Pemasaran Jasa Museum Perjoangan Bogor. Skenario Strategi
Skala Tingkat Kepentingan
Skenario Strategi
Lebih Penting ←
=
→ Lebih Penting
Pengadaan kerjasama dengan berbagai institusi/organisasi
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Penguatan customer experience
Pengadaan kerjasama dengan berbagai institusi/organisasi
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Penambahan dan perawatan koleksi
Pengadaan kerjasama dengan berbagai institusi/organisasi
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Promosi secara online maupun offline
Pengadaan kerjasama dengan berbagai institusi/organisasi
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Perbaikan tampilan fisik museum
Penguatan customer experience
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Penambahan dan perawatan koleksi
Penguatan customer experience
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Promosi secara online maupun offline
Penguatan customer experience
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Perbaikan tampilan fisik museum
Penambahan dan perawatan koleksi
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Promosi secara online maupun offline
Penambahan dan perawatan koleksi
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Perbaikan tampilan fisik museum
Promosi secara online maupun offline
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Perbaikan tampilan fisik museum
36
Lanjutan Lampiran 1 Bandingkanlah tingkat kepentingan antar skenario strategi berikut ini yang berkaitan dengan tujuan “Menjadikan museum sebagai objek wisata menarik untuk dikunjungi” dalam Penyusunan Strategi Pemasaran Jasa Museum Perjoangan Bogor. Skenario Strategi
Skala Tingkat Kepentingan
Lebih Penting ←
=
Skenario Strategi
→ Lebih Penting
Pengadaan kerjasama dengan berbagai institusi/organisasi
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Penguatan customer experience
Pengadaan kerjasama dengan berbagai institusi/organisasi
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Penambahan dan perawatan koleksi
Pengadaan kerjasama dengan berbagai institusi/organisasi
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Promosi secara online maupun offline
Pengadaan kerjasama dengan berbagai institusi/organisasi
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Perbaikan tampilan fisik museum
Penguatan customer experience
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Penambahan dan perawatan koleksi
Penguatan customer experience
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Promosi secara online maupun offline
Penguatan customer experience
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Perbaikan tampilan fisik museum
Penambahan dan perawatan koleksi
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Promosi secara online maupun offline
Penambahan dan perawatan koleksi
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Perbaikan tampilan fisik museum
Promosi secara online maupun offline
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Perbaikan tampilan fisik museum
37
Lanjutan Lampiran 1 Bandingkanlah tingkat kepentingan antar skenario strategi berikut ini yang berkaitan dengan tujuan “Menyimpan dan melestarikan koleksi” dalam Penyusunan Strategi Pemasaran Jasa Museum Perjoangan Bogor. Skenario Strategi
Skala Tingkat Kepentingan
Skenario Strategi
Lebih Penting ←
=
→ Lebih Penting
Pengadaan kerjasama dengan berbagai institusi/organisasi
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Penguatan customer experience
Pengadaan kerjasama dengan berbagai institusi/organisasi
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Penambahan dan perawatan koleksi
Pengadaan kerjasama dengan berbagai institusi/organisasi
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Promosi secara online maupun offline
Pengadaan kerjasama dengan berbagai institusi/organisasi
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Perbaikan tampilan fisik museum
Penguatan customer experience
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Penambahan dan perawatan koleksi
Penguatan customer experience
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Promosi secara online maupun offline
Penguatan customer experience
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Perbaikan tampilan fisik museum
Penambahan dan perawatan koleksi
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Promosi secara online maupun offline
Penambahan dan perawatan koleksi
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Perbaikan tampilan fisik museum
Promosi secara online maupun offline
9 8 7 6 5 4 3 2
1
2 3 4
5 6 7 8 9
Perbaikan tampilan fisik museum
38
Lanjutan Lampiran 1 Bandingkanlah tingkat kepentingan antar skenario strategi berikut ini yang berkaitan dengan tujuan “Menyadarkan masyarakat untuk mempelajari dan menghargai sejarah” dalam Penyusunan Strategi Pemasaran Jasa Museum Perjoangan Bogor. Skenario Strategi
Skala Tingkat Kepentingan
Lebih Penting ←
=
Skenario Strategi
→ Lebih Penting
Pengadaan kerjasama dengan berbagai institusi/organisasi
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Penguatan customer experience
Pengadaan kerjasama dengan berbagai institusi/organisasi
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Penambahan dan perawatan koleksi
Pengadaan kerjasama dengan berbagai institusi/organisasi
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Promosi secara online maupun offline
Pengadaan kerjasama dengan berbagai institusi/organisasi
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Perbaikan tampilan fisik museum
Penguatan customer experience
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Penambahan dan perawatan koleksi
Penguatan customer experience
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Promosi secara online maupun offline
Penguatan customer experience
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Perbaikan tampilan fisik museum
Penambahan dan perawatan koleksi
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Promosi secara online maupun offline
Penambahan dan perawatan koleksi
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Perbaikan tampilan fisik museum
Promosi secara online maupun offline
9 8 7 6 5 4 3 2 1
2 3 4
5 6 7 8 9
Perbaikan tampilan fisik museum
39
Lampiran 2 Pengolahan AHP sercara horizontal dengan Expert Choice 11
40
Lanjutan Lampiran 2
41
Lanjutan Lampiran 2
42
Lampiran 3 Pengolahan AHP sercara vertikal dengan Microsoft Excel 2010 Perhitungan vertikal aktor yang berperan dalam pengambilan keputusan strategi pemasaran jasa Museum Perjoangan Bogor.
Faktor
Keunikan museum
Anggaran dana pemasaran
Pertumbuhan wisatawan Kota Bogor
VP faktor
0.270
0.624
0.106
Kabid Pariwisata Disbudpar Kota Bogor
0.171
0.299
0.588
0.295
Koordinator Wilayah Bogor Asosiasi Museum Indonesia
0.264
0.171
0.161
0.195
Ketua Museum Perjoangan Bogor
0.566
0.531
0.250
0.511
Bobot aktor
Perhitungan vertikal tujuan yang paling ingin dicapai dalam pengambilan keputusan strategi pemasaran jasa Museum Perjoangan.
Aktor VP Aktor
Kabid Pariwisata Disbudpar Kota Bogor 0.295
Koordinator Wilayah Bogor Asosiasi Museum Indonesia 0.195
Ketua Museum Perjoangan Bogor
Bobot tujuan
0.511
Menjadikan museum sebagai sarana edukasi
0.233
0.156
0.169
0.185
Menjadikan museum sebagai objek wisata yang menarik untuk dikunjungi
0.238
0.303
0.162
0.212
Menyimpan dan melestarikan koleksi
0.261
0.347
0.313
0.305
Menyadarkan masyarakat untuk mempelajari dan menghargai sejarah
0.268
0.194
0.355
0.298
43
Lanjutan Lampiran 3 Perhitungan vertikal alternatif yang paling efektif dalam pengambilan keputusan strategi pemasaran jasa Museum Perjoangan Bogor.
Menjadikan museum sebagai sarana edukasi
Menjadikan museum sebagai objek wisata yang menarik untuk dikunjungi
Menyimpan dan melestarikan koleksi
Menyadarkan masyarakat untuk mempelajari dan menghargai sejarah
0.185
0.212
0.305
0.298
0.129
0.129
0.332
0.268
0.2323
Penguatan customer experience
0.206
0.441
0.128
0.116
0.2053
Penambahan dan perawatan koleksi
0.213
0.201
0.279
0.100
0.1969
Promosi secara online maupun offline
0.176
0.154
0.111
0.354
0.2047
Perbaikan tampilan fisik museum
0.276
0.075
0.149
0.162
0.1608
Tujuan
VP Tujuan Pengadaan kerjasama dengan berbagai institusi/organisasi
Bobot alternatif
44
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Nadia Azka lahir di Jakarta Selatan pada tanggal 7 September 1993 merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Penulis menghabiskan masa kecil di Tangerang selama enam tahun dan tumbuh di Semarang selama sepuluh tahun. Kemudian penulis melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Undangan ke Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selain kegiatan akademik penulis aktif sebagai pengurus beberapa organisasi di dalam maupun diluar kampus, diantaranya: Young On Top Campus Ambassador Batch 4, Yayasan Sanggar Juara, dan Koran Kampus IPB. Penulis juga mengikuti kegiatan di organisasi lain sebagai relawan di World Wildlife Fund (WWF), Yayasan Sahabat Anak, dan Greenpeace. Beberapa prestasi yang diraih oleh penulis antara lain menjadi kru sponsorship terbaik dari acara sosial donor darah tahunan pada hari Valentine oleh Komunitas Young On Top, yaitu Love Donation 2014. Penulis juga menjadi salah satu dari Top 30 Danamon Young Leaders Award (DYLA) 2013 dan memenangkan DYLA Vlog Testimonial Competition pada tahun 2014 yang diadakan oleh PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Penulis juga pernah menjadi pemenang favorit kompetisi menulis oleh Yayasan World Vision Indonesia 2011, pemenang kompetisi blog mengenai pajak oleh Sekolah Tinggi Akuntansi Negara pada tahun 2011. Penulis terdaftar sebagai salah satu penerima beasiswa dari Yayasan Goodwill International sejak 2013 hingga 2015. Penulis senang menghabiskan waktu dengan menikmati buku-buku memoir, sejarah, maupun fiksi serta menulis di blog pribadi http://nadiaazka.blogspot.com sejak tahun 2007.