STRATEGI MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN KECIL DAN MENENGAH PRODUK OLAHAN MAKANAN DAN MINUMAN Hary Sastrya Wanto Universitas Wiajaya Kusuma Surabaya Jalan Dukuh Kupang XXV/54 Surabaya, Tlp. 031-5677577 Email:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap pembelajaran organisasi, strategi bersaing dan kinerja perusahaan, menganalisis pengaruh pembelajaran organisasi terhadap strategi bersaing dan kinerja perusahaan kecil dan menengah, menganalisis pengaruh teknologi informasi terhadap pembelajaran organisasi strategi bersaing dan kinerja perusahaan menganalisis pengaruh strategi bersaing terhadap kinerja perusahaan Analisis data untuk menguji hipotesis menggunakan model persamaan simultan, karena dengan análisis ini dapat diketahui hubungan dan pengaruh antar variabel. Untuk menghitung koefisien jalur pada model persamaan ini digunakan program SPPS versi 17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model persamaan yang digunakan dalam persamaan simultan dapat dierima, dan variabel independen yang dimasukkan dalam model persamaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Keywords:
1.
Budaya organisasi; Kinerja Perusahaan; Pembelajaran organisasi; Bersaing; Teknologi informas;
Strategi
PENDAHULUAN
Fakta menunjukkan bahwa pengusaha kecil lebih mampu bertahan selama krisis ekonomi. Hal ini lebih memberikan keyakinan bahwa pengembangan ekonomi lokal dengan berbasis kerakyatan harus dilakukan untuk mendorong terbangunnya struktur perekonomian yang lebih tangguh dan stabil. Untuk memajukan Perusahaan Kecil dan Menengah (PKM) terbentur pada kondisi PKM itu sendiri. Enam ciri-ciri umum PKM, dapat menggambarkan bahwa keterbelakangan PKM terutama melekat pada kelemahan manajemennya. Hal itu tampak dalam kelemahan pengorganisasiannya, perencanaan perusahaan, pemasaran, informasi, pembelajaran maupun kelemahan akuntansinya, namun demikian, kondisi keterbelakangan itu tidak dapat dituduh sebagai penyebab terjadinya keterbelakangan PKM. Walaupun PKM dalam menjalankan usahanya terdapat banyak kelemahan, PKM mempunyai peran penting dalam memberikan kontribusi ekonomi negara, karena PKM memiliki kemampuan sebagai mesin ekonomi yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat sehingga mampu memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap Gross National Product (GNP). Di Indonesia jumlah PKM pada tahun 2007 mencapai 49,8 juta atau 99,8 % dari total usaha yang ada, dengan jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 79 juta orang, dan memberikan sumbangan terhadap GNP sebesar Rp 1.778,91 trilyun atau 55,92% (Kementrian Koperasi dan PKM, 2007). Bertitik tolak dari kondisi PKM yang secara umum masih tertinggal seperti dikemukan oleh Mitnzberg dan Musselman (1994), budaya organisasi, pembelajaran organisasi dan teknologi informasi merupakan variabel penting dalam meningkatkan kinerja PKM, disisi lain tantangan pada era globalisasi menuntut mereka yang bergerak dalam PKM harus terus menerus meningkatkan kemampuan di dalam organisasi, dan teknologinya, karena globalisasi dan perubahan manajemen
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
33
yang sangat cepat perlu didukung oleh kemampuan organisasi yang kuat dan percepatan teknologi. Strategi untuk sudah tidak asing lagi bagi pelaku bisnis, karena dalam peranannya dapat meningkatkan kinerja perusahaan, strategi mencakup setiap usaha untuk mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya baik lingkungan internal ataupun lingkungan eksternal perusahaan. Banyak penelitian yang mengaitkan pembelajaran organisasi, budaya organisasi, strategi dan kinerja perusahaan, tetapi masih jarang penelitian yang menghasilkan model, selain itu hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti yang terdahulu masih menghasilkan kesimpulan yang berbeda, diantaranya peneltian yang dilakukan Dixon (1994) menyebutkan bahwa intentional process yang mendorong peningkatan kinerja. Hanssoon (2006) dan Seiyed dan Rowland (2004) melihat ada hubungan yang kuat antara pembelajaran organisasi dengan kinerja. Hasil yang berbeda adalah penelitian yang dilakukan Mavondo, et al., (2005) pembelajaran organisasi tidak berpengaruh langsung pada kinerja tetapi melalui orientasi pemasaran. Mengingat peran PKM dalam memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional maupun regional tidak terkecuali di Jawa Timur dan masih ada perbedaaan hasil penelitian dari para peneliti sebelumnya serta masih ada kelemahan-kelemahan dalam metodologi, seperti dijelaskan pada alenea sebelumnya, maka untuk memahami secara komprehensif perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis hubungan antara, budaya organisasi pembelajaran organisasi, teknologi informasi, strategi bersaing dan kinerja perusahaan. Orisinalitas penelitian ini adalah menggunakan variabel-variabel budaya organisasi, pembelajaran organisasi dan teknologi informasi yang dikaitkan dengan strategi bersaing dan kinerja perusahaan, secara komprehensif yang belum dilakukan oleh peneliti terdahulu yang dituangkan dalam hipotesis penelitian ini. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap pembelajaran organisasi, strategi bersaing dan kinerja perusahaan, menganalisis pengaruh pembelajaran organisasi terhadap strategi bersaing dan kinerja perusahaan kecil dan menengah, menganalisis pengaruh teknologi informasi terhadap pembelajaran organisasi strategi bersaing dan kinerja perusahaan menganalisis pengaruh strategi bersaing terhadap kinerja perusahaan 2.
METODE PENELITIIAN
Penelitian ini dirancang dengan menggunakan variabel-variabel budaya organisasi pembelajaran organisasi, teknologi informasi , strategi bersaing dan kinerja perusahaan dengan menggunakan pola eksplanatori Penelitian dilaksanakan di Jawa Timur dengan populasi PKM unggulan dalam hal ini PKM produk olahan makanan dan minuman berjumlah 617 PKM. Sampel diambil di tiga wilayah yaitu Surabaya, Kediri, dan Malang dan pada tahun II di Surabaya, Kediri, dan Malang karena daerahdaerah tersebut merupakan urutan satu sampai tiga terbanyak di Jawa Timur. Ukuran sampel pada masing-masing daerah penelitian menggunakan tabel ukuran sampel dengan tingkat kesalahan 5%, jumlah sampel dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4.1.Jumlah Sampel Penelitian Nomor
Pemerintah Kota
Populasi
Sampel
1.
Surabaya
55
48
2.
Kediri
60
51
3.
Malang
51
44
166
143
Total Sumber : data primer diolah (2016)
34
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
Variabel atau konstruk dalam penelitian pada tahun pertama ditetapkan sebagai berikut : 1). Konstruk Eksogen : (a) Budaya organisasi (b). Teknologi informasi 2). Konstruk Endogen : (a).Pembelajaran organisasi; (b) strategi bersaing; (c) kinerja perusahaan Data yang merupakan skor skala likert dengan skala 1 sampai 5 dianalisis data menggunakan menggunakan model persamaan simultan sebagai berikut Y1 = a0 + a1 X1 + e (Model 1) Y1 = a0 + a1 X2 + e (Model 2) Y2 = b0 + b1 X1 + b2 X2 + e (Model 3) Y2 = b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3Y1 + e (Model 4) Y3 = c0 + c1 X1 + c2 X2 + c3 Y1 + c4 Y2 + e (Model 5) Keterangan Y1 = Pembelajaran Organisasi Y2 = Strategi Bersaing Y3 = Kinerja X1 = Budaya Organisasi X2 = Teknologi Informasi 3.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Pembelajaran Organisasi (Model 1) Model 1 persamaan regresi untuk melihat pengaruh budaya organisasi terhadap pembelajaran organisasi menujukkan bahwa koefisien determinasi berdasarkan hasil perhitungan statistik adalah sebesar 0,452 > 0,3, dengan demikian model persamaan yang ini secara statistik dapat diterima, selanjutnya untuk melihat ketepatan model dengan menggunakan uji F diperoleh: F hitung: 3,280 dengan tinggkat signifikansi 2,8%, dengan hasil uji F dapat memperkuat hasil perhitungan koefisien determinasi. Budaya Organisasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pembelajaran organisasi, hasil perhitungan statistik menunjukkan nilai t hitung sebesar 4,451 dengan tingkat kesalahan 1,3%. Varabel ini perlu mendapat perhatian bagi pemilik perusahaan, karena budaya perusahaan akan meningkatkan pembelajaran organasi. Perusahaan yang menjaga budaya organisasi yang baik akan menjadikan pembelajaran organisasi sebagai jembatan bagi perusahaan untuk menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi diluar perusahaan yang pada akhirnya perusahaan tersebut dapat bersaing dengan perusahan yang menjadi pesainngya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian ini Lopez et al., (2004) mengadakan penelitian yang bertujuan melihat hubungan antara budaya organisasi, pembelajaran organisasi, dan kinerja organisasi, dalam penelitian ini peneliti pengajukan tiga hipotesis yaitu: (1) budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan dan (2) budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap pembelajaran organisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja oganisasi melalui pembelajaran organisasi 3.2. Pengaruh Teknologi Informasi terhadap Pembelajaran Organisasi (Model 2) Model 2 pada penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh budaya organisasi terhadap pembelajaran organisasi dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi, hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa koefisien determinasi sebesar 0,410 > 0,3, dengan demikian model persamaan yang ini secara statistik dapat diterima. Hasil perhitungan ketepatan model dengan menggunakan uji F menunjukkan bahwa F hitung: 2,451 dengan tinggkat signifikansi 3,0%, dengan demikian hasil uji F dapat memperkuat sesuaian model yang digunakan. Teknologi informasi mempunyai pengaruh positif terhadap pembelajaran organisasi, hasil perhitungan statistik menunjukkan nilai t hitung sebesar 1,305 dengan tingkat kesalahan 1,3%. Varabel ini perlu mendapat perhatian bagi pemilik perusahaan, karena teknologi informasi akan meningkatkan pembelajaran organasi. Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
35
Perusahaan yang mengedepankan pembelajaran akan menjadikan perusahaan dapat menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi diluar perusahaan yang pada akhirnya perusahaan tersebut dapat bersaing dengan perusahan yang menjadi pesaingnya. 3.3 Pengaruh Budaya Organisasi dan Teknologfi Informasi terhadap Pembelajaran Organisasi (Model 3) Untuk melihat pengaruh budaya organisasi dan pembelajaran organisasi terhadap strategi bersaing (Model 3) dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi, hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa koefisien determinasi sebesar 0,415 > 0,3, dengan demikian model persamaan yang ini secara statistik dapat diterima. Untuk meguji pengaruh variabel independen secara simultan digunakan uji F, berdasarkan hasil analisis, F hitung: 5,200 dengan tinggkat signifikansi 0,7%, dengan demikian variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel independen. . Budaya Organisasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pembelajaran organisasi, hasil perhitungan statistik menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,343 dengan tingkat kesalahan 2,2%. Varabel ini perlu mendapat perhatian bagi pemilik perusahaan, karena budaya perusahaan akan meningkatkan pembelajaran organasi. Perusahaan yang mengedepankan pembelajaran akan menjadikan perusahaan dapat menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi diluar perusahaan yang pada akhirnya perusahaan tersebut dapat bersaing dengan perusahan yang menjadi pesainngya. Teknologi informasi dalam penelitian ini berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelajaran organisasi dengan demikian apabila teknologi informasi semakin baik maka pembelajaran organisasi semakin baik, dalam waktu yang akan datang teknologi informasi akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan dalam perkembangan perusaahaan sangat diperlukan pembalajaran organisasi, pembelajaran organisasi yang baik merupakan syarat mutlak bagi kemajuan perusahaan karena tanpa pembelajaran organisasi perusahaan akan ditinggal oleh pesainngya dan pada akhirnya akan mengalami kebangkrutan. 3.4 Pengaruh Budaya Organisasi, Teknologi Informasi dan Pembelajaran Organisasi terhadap Strategi Bersaing (Model 4) Model 4 pada penelitian ini melihat pengaruh budaya organisasi, teknologiinformasi dan pembelajaran organisasi terhadap strategi bersaing, dilihat dari nilai koefisien determinasi, menunjukkan bahwa koefisien determinasi sebesar 0,404 > 0,3, dengan demikian model persamaan yang ini secara statistik dapat diterima. Hasil perhitungann uji F menunjukkan hawa, F hitung: 5,300 dengan tinggkat signifikansi 0,2%, dengan demikian variabel independen secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap variabel independen. Budaya Organisasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Strategi bersaing, hasil perhitungan statistik menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,244 dengan tingkat kesalahan 2,6%. Varabel ini perlu mendapat perhatian bagi pemilik perusahaan, karena budaya perusahaan yang baik ada kecederungan menyebabkan strategi bersaing yang diterapkan akan berhasil, karena karyawan selalu menjungjung dan dan mengedepankan budaya yang telah menjadi ketetapan perusahaan. Penelitian yang mendukung penelitian ini adalah penelitian Mavondo dan Farrell (2003) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perusahaan yang berorientasi budaya organisasi dengan strategi perusahaan, Teknologi informasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Strategi bersaing, hasil perhitungan statistik menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,291 dengan tingkat kesalahan 1,7%. Varabel ini perlu mendapat perhatian bagi pemilik perusahaan, karena teknologi informasi akan mepercepat terlaksananya strategi yang telah menjadi ketentuan perusahaan dan sekaligus akan menrunkan biaya operasional perusahaan. Apabila operasional dan biaya perusahaan efisien maka perusahaan tersebut akan lebih mudah bersaing dengan perusahaan yang menjadi pesaingnya.
36
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
Pembelajaran oganisasi dalam penelitian ini berpengaruh positif dan signifikan terhadap strategi bersaing perusahaan dengan demikian apabila pembelajaran organisasi semakin baik maka strategi bersaing perusahaan semakin baik, pembalajaran organisasi yang baik merupakan syarat mutlak bagi kemajuan perusahaan karena tanpa pembelajaran organisasi perusahaan akan ditinggal oleh pesainngya dan pada akhirnya akan mengalami kebangkrutan. Penelitian semacam ini pernah dilakukan Fang dan Wang (2006), Hasil empiris penelitian Fang dan Wang mendukung penelitian ini yang didasarkan pada perhitungan statistik mengindikasikan bahwa, budaya organisasi dan pembelajaran organisasi berpengaruh terhadap strategi perusahaan. Empat elemen strategi perusahaan yaitu: cost, quality, flexibility, dan reliability, sedangkan indikator pembelajaran organisasi adalah : ( I ) personal mastery (keunggulan pribadi) ,(2) mental models, (3) shared vision, (4) team learning, dan (5) system thinking. Penelitian lain yang mendukung penelitian ini adalah penelitian Mavondo dan Farrell (2003) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perusahaan yang berorientasi budaya organisasi dengan strategi perusahaan, 3.5 Pengaruh Budaya Organisasi, Teknologi Informasi, Pembelajaran Organisasi dan Strategi Bersaing terhadap Kinerja Perusahaan (Model 5) Model 5 membahas pengaruh budaya organisasi, teknologi informasi pembelajaran organisasi terhadap strategi bersaing dan kinerja perusahaan serta melihat pengaruh strategi bersaing terhadap kinerja perusahaan, hasil perhitungan koefisien determinasi adalah: 0,413 > 0,3, dengan demikian model persamaan yang ini secara statistik dapat diterima. Untuk meguji pengaruh variabel independen secara simultan digunakan uji F, berdasarkan hasil analisis, F hitung 15,466 dengan tinggkat signifikansi 0,00%, dengan demikian variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel independen Budaya Organisasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan, hasil perhitungan statistik menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,119 dengan tingkat kesalahan 3,6%. Varabel ini perlu mendapat perhatian bagi pemilik perusahaan, karena budaya perusahaan yang baik akan meningkatkan kinerja perusahaan, karena karyawan selalu menjungjung dan dan mengedepankan budaya yang telah menjadi ketetapan perusahaan. Hasil penelitian yang mendukung studi ini, dilakukan oleh Lee dan Yu (2004) yang melihat hubungan budaya organisasi dengan kinerja. Indikator budaya organisasi yang digunakan diukur dari sisi profil budaya atau Organization Culture Profil ( OCP) ( Chatman dan Jehn, 1994) telah digunakan sebagai instrumen riset yang utama. Adapun OCP meliputi inovasi, support, team, humanistik, dan task. Kesimpulan yang dikemukakan oleh peneliti ini adalah budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Teknologi informasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan, hasil perhitungan statistik menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,117 dengan tingkat kesalahan 4%. Varabel ini perlu mendapat perhatian bagi pemilik perusahaan, karena teknologi informasi akan mepercepat peningkatan kinerja perusahaan karena dengan teknologi perusahaan akan lebih mengefisienkan anggaran dan mempercepat output yang dihasilkan. Sejalan dengan penelitian ini tinjauan empiris telah dilakukan Gardner et al., (2000) yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pemasaran produk dengan teknologi tinggi dan kinerja perusahaan. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara metode pemasaran teknologi tinggi sebagai pilihan konsumen dan sebagai salah satu karakteristik pasar terhadap kinerja. Pembelajaran oganisasi dalam penelitian ini berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan dengan demikian apabila pembelajaran organisasi semakin baik maka kinerja perusahaan semakin baik, pembalajaran organisasi yang baik merupakan syarat mutlak bagi kemajuan perusahaan karena tanpa pembelajaran organisasi perusahaan akan ditinggal oleh pesainngya dan pada akhirnya akan mengalami kebangkrutan. Hasil penelitian yang sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan McGuinness dan Morgan (2005) bertujuan melihat hubungan pembelajaran organisasi dengan strategi juga melihat hubungan antara pembelajaran organisasi dengan kinerja perusahaan, hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
37
organisasi berpengaruh positif terhadap strategi bersaing dan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Strategi bersaing perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan dengan demikian semakin baik strategi perusahaan semakin baik pula kinerja perusahaan, jika ukuran kinerja perusahaan adalah finansial maka makin baik trategi yang digunakan keuntungan perusahaan makin besar. Berdasaarkan analisis statistik tampak bahwa ada tiga variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu budaya perusahaan, pembelajaran organisasi dan strategi bersaing mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan. Penelitian yang mendukung hasil penelitian ini adalah Valerie dan Bruggeman (2006) bertujuan mengembangkan dan memberikan gambaran suatu model hubungan kesesuaian strategi dan motivasi dengan kinerja perusahaan dengan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian strategi memberikan efek positif terhadap kinerja perusahaan, artinya kesesuaian strategi meningkatkan kinerja perusahaan dan akan lebih baik jika terdapat motivasi dari eksekutif. 4.
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis awal yaitu analisis karakteristik responden dan persepsi responden dalam hal ini pemilik perusahan dapat disimpulkan kan sebagai berikut: 1. Model persamaan yang digunakan dalam penelitian ini, model persaamaan1, model persamaan 2 dan model persamaan 3, model persamaan 4 dan model persamaan 5 secara statistik dapat diterima. 2. Budaya Perusahaan mempunyai peran penting dalam membangun pembelajaran organisasi dalam industri kecil dan menengah, karena variabel ini berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelajaran organisasi. 3. Budaya oraganisasi juga mempunyai peran yang penting dalam membangun strategi industri kecil dan menengah, secara statistik berpengaruh signifikan terhadap strategi bersaing industri kecil dan menengah 4. Berdasarkan analisis statistik Budaya organisasi dapat meningkatkan kinerja perusahaan. 5. Teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelajaran organisasi, makin baik teknologi informasi makin baik pula pembelajaran organisasi 6. Teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap strategi bersaing perusahaan, makin baik teknologi iformasi yang digunakan makin baik strategi perusahaan 7. Teknogi informasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan, degan deminkian makin baik teknologi informasi yang digunakan kinerja perusahaan makin meningkat 8. Pembelajaran Organisasi merupakan variabel penting dalam startegi bersaing, dalam penelitian ini pemebelajaran organisasi berpengaruh signifikan terhadap strategi bersaing industri kecil dan menengah 9. Strategi bersaing dapat meningkatkan kinerja perusaahan, hal ini dapt dibuktikan bahwa dalam penelitian ini strategi bersaing berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerka perusahaan 10. Variabel budaaya perusahaan, teknologi informasi, pembelajaran organisasi, dan strategi bersaing secara simultan dapat meningkatkan kinerja industri kecil dan menengah. 4.2. Saran 1. Dalam mengelola industri kecil dan menengah pemilik perusahaan harus benar-benar memperhatikan variabel-variabel budaya oraganisasi, pembelajaran organisasi dan strategi bersaing dalam meningkatkan kinerja perusahaan, hal ini terbukti bahwa variabel-variabel ini direspon baik oleh pemilik perusahaan. Selanjutnya indikator yang paling utama yamng harus diperhatikan dalam variabel budaya organisasi indikator yang perlu diperhatikan adalah Supporting dari pemilik perusahan, team learning untuk variabel pembelajaran 38
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
organisasi dan Menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap pembelajaran organisasi dan diferensiasi untuk variabel strategi bersaing. 2. Industri kecil dan menengah mempunyai peran penting bagi perekonomian nasional dan daerah, sesuai dengan hasil penelitian bahwa pembelajaran organisasi mendapat respon yang baik dari pemilik perusahaan, oleh karena itu pemerintah sedapat mungkin membantu pemilik industri kcil dan menengah dalam peningkatan pengetahuan dan keterampilan melalui kursus-kursus dan pelatihan ketrampilan. DAFTAR PUSTAKA [1] [2]
[3] [4]
[5] [6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11] [12] [13]
[14]
[15]
[16]
Atkinson, P.E. (1990), Creating cultural change, Management Services (UK), Vol. 34 No. 11, pp. 6-10. Barth Henrik (2003). Fit among Competitive Strategi, Administrative Machanisms and Performance: A Comparative Study of Small Firms in Mature And New Industries. Journal 0f Small Business Management Apr 2003;41,2; ABI/INFORM Research Congres (2007) http//www.ctwcongress.de/ifsam/ download/track_6/ pap 00187.pdf Cyert, March, dan Starbuck (1961), Trade Off? What Trade Off? Competence and Competitiveness in Manufacturing Stragey. California Management Review, Summer 107112 Dixon NM. (2000). Common Knowledge How Companies Thive by Sharing What They Know. Harvard Business School Press. Boston. MA Fang S C and Wang J F. (2006). Effects of Organizational Culture and Learning on Manufacturing Strategy Selection: An Emperical Study International Journal of Management; Sep 2006; 23, 3; ABI/INFORM Globalpg. 503 Gardner David M. Frank Johnson., Moonkyu Lee and (2000) Ian Wilkinson ,A Contingency Approach to Marketing High Technology Products. European Journal of Marketing, Vol. 34 No. 9/10, pp. 1053-1077. Graham C M and and Fredrick Muyia Nafukho FM. (2007). Culture, organizational learning and a. selected employee background variables in small-size business enterprises. Journal of European Industrial Training Vol. 31 No. 2, pp. 127-144 Hardley dan Mavondo. 2000. The relationship between Learning Orientation, Market Orientation and Organisational Performance. Visionary Marketing for 21st century, Facing the challenge. Hansson B (2006) Company-based determinants of training and the impact of trainingon company performance Results from an international HRM survey. Personnel Review Vol. 36 No. 2, 2007 pp. 311-331 q Emerald Group Publishing Limited 0048-3486 DOI 10.1108/00483480710726163 Kaplan, R. And Norton, D. (1996). Translating Strategy into Action – The Balance Scorcard, Harvad Bussiness Scholl Press. NY. Kearns GS dan Lederer AL. (2001). Strategic IT Alignment: A Model For Competitive Advantage. Twenty-Second International Conference on Information Systems Lopez S., Jose M., and Camilo J., (2004). Managing Knowlegede: The Link Between Culture and Organization Learning. Journal of Knowlegede Management Vol.8. No.6 pp.93-104. Lee and Tsai (2005) The Effects of Business operationmode on Market Orientation, Learning Orientation and Innovativeness Industrial Management & Data Systems Vol. 105 No. 3, 2005 pp. 325-348 Mavondo, Chimhanzi and Stewart (2005) Learning Orientation and Market Orientation Relationship with Innovation, Human Resource Practices and Performance. European Journal of Marketing. Vol. 39 No. 11/12, 2005 pp. 1235-1263 Mintzberg, H. and Musselman V.A. (1994). The fall and rise of strategic planning. Harvard Business Review, January-February, 107-134. Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
39
[17] [18] [19] [20] [21] [22]
40
Nasir M (1999). Metode Penelitian. PT Ghalia Indonesia Porter Michel E (1985). Competitive Advantage Creating and Sustaining Superior Performance, Free Press. New York. NY. Porter Michel E (1993). Competitive Advantage . Macmillan Publishing Co. Inc. Senge (1990) The Leader’s New Work: Building Learning Organizations. Sloan Management Review Vol 32(1), 1-1 Sugiyono (2002). Metode Penelitian Bisnis. Penerbit Alfabeta, Bandung Syied-Ikhsan dan Fytton Rowland (2004) Knowledge Management in Public Organization: a Study on The Relationship Between Organizational Elements And The Performance of Knowledge Transfer. Journal Of Knowledge Management. Vol 8. No.8.
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk