perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
STRATEGI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SURAKARTA DALAM PROSES PENGADAAN KEPALA SEKOLAH
SKRIPSI
Oleh : NENI SHARA YULIANITA D 0106077
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Jurusan Ilmu Administrasi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
HALAMAN PERSETUJUAN
Disetujui untuk dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Plitik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pembimbing Skripsi commit to user 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Drs. H. Marsudi, MS NIP. 19550823 198303 1 001
HALAMAN PENGESAHAN Telah Diuji dan Disahkan Oleh Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari : Tanggal
:
1. Drs. Priyanto Susiloadi, M.Si NIP. 19601009 198601 1 001
Ketua
2. Dra. Retno Suryawati, M.Si NIP. 19600106 198702 2 001
Sekretaris
3. Drs. H. Marsudi, MS NIP. 19550823 198303 1 001
Penguji
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta commit to user 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Drs. H. Supriyadi SN, SU NIP. 19530128 198103 1 001
MOTTO
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka merubah yang ada pada mereka sendiri” (Ar. Ra’du: 11)
“Sungguh bersama kesukaran dan keringanan. Karna itu bila kau telah selesai (mengerjakan yang lain). Dan kepada Tuhan, berharaplah.” (Q.S Al Insyirah : 6-8)
“Jangan pernah malu untuk maju, karena malu menjadikan kita takkan pernah mengetahui dan memahami segala sesuatu hal akan hidup ini.” (Penulis)
commit to user 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan kepada : Ã Bapak dan Ibu, yang senantiasa mengiringi dalam doa, kasih sayang dan terimakasih telah mengajarkan arti hidup. Ã Kakangku ”Roni Eka Widyasmara” dan Adikku ”Tirta Rahma Dewi”, terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini. Ã Glorious Bima Sigmatara, terimakasih untuk kesabaran, pengertian dan kasih sayangnya. Ã Sahabat dan teman-temanku tersayang. Ã Almamaterku
commit to user 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Strategi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta dalam Proses Pengadaan Kepala Sekolah” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sosial, Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Proses Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya laporan penelitian ini. Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada : 1. Bapak Drs. H. Marsudi, MS, selaku Pembimbing Skripsi yang telah sabar membimbing dan mengarahkan penulis sehingga mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. 2. Bapak Drs. Priyanto Susiloadi, M.Si. selaku Pembimbing Akademis yang telah memberikan bimbingan akademik kepada penulis selama masa studi. 3. Bapak Drs. Sudarto, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi 4. Bapak Drs. Agung Priyono, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi. 5. Bapak Drs. Sugiyanto, MM. selaku Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta. 6. Ibu Dra. Latynina selaku Kepala Seksi bidang Pendidik dan tenaga commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kependidikan yang telah banyak memberi bantuan berupa data-data yang dibutuhkan penulis. 7. Bapak Drs. H. Supriyadi SN, SU. selaku Dekan Fakultas llmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret. 8. Teman-teman mahasiswa Administrasi Negara angkatan 2006. 9. Seluruh pihak yang ikut memberikan bantuan dan dukungan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta,
Oktober 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL...................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................
ii
commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................
iii
MOTTO ......................................................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................
v
KATA PENGANTAR ................................................................................
vi
DAFTAR ISI...............................................................................................
viii
DAFTAR TABEL.......................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xii
ABSTRAK..................................................................................................
xiii
ABSTRACT................................................................................................
xiv
BAB I. PENDAHULUAN ..........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................
1
B. Perumusan Masalah
5
C. Tujuan Penelitian
6
D. Manfaat Penelitian
6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...............................................................
7
1. Pengertian Strategi ..........................................................................
7
2. Pengertian Pengadaan
11
3. Pengertian Kepala sekolah
12
4. Strategi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta dalam proses pengadaan kepala sekolah................
14
5. Kerangka Pemikiran........................................................................
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................
30
1. Jenis Penelitian ...............................................................................
30
2. Lokasi Penelitian
31 commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id 3. Sumber Data
digilib.uns.ac.id 31
4. Teknik Pengumpulan data
32
5. Teknik Penarikan Sampel
33
6. Validitas Data
34
7. Teknik Analisis Data
34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...........................
37
A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta ................................................................................
37
1. Kedudukan, Tugas pokok dan Fungsi.......................................
37
2. Visi, Misi dan Tujuan
39
3. Struktur Organisasi
41
4. Uraian Tugas 5. Tata Kerja
44 46
6. Susunan Kepegawaian
47
B. Strategi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta dalam proses pengadaan kepala sekolah .........................................
50
a. Penarikan.............................................................................
52
b. Seleksi c. Penempatan
67 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................
77
a. Kesimpulan .....................................................................................
77
commit to user 9
perpustakaan.uns.ac.id b. Saran
digilib.uns.ac.id 78
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
79
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1 : Data Sekolah program SSN, SBI, Akselerasi, SKM, dan Inklusi .................................................................................. Tabel 1.2
2
Jumlah peserta seleksi calon kepala sekolah tahun 2007 dan 2008......................................................................
4
Tabel 4.1 : Jumlah Pegawai per-bagian .................................................
47
commit to user 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.2 : Jumlah pegawai berdasarkan status kepegawaian................
48
Tabel 4.3 : Jumlah pegawai berdasarkan pendidikan.............................
49
Tabel 4.4 : Jumlah pegawai berdasarkan golongan................................
50
Tabel 4.5 : Kualifikasi umum dan kualifikasi khusus kepala sekolah ...
56
Tabel 4.6 : Daftar calon kepala sekolah berdasar status pendidikan......
59
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 : Konsep Penarikan ................................................................
20
Gambar 2.2 : Model proses pemilihan kepala sekolah ..............................
24
Gambar 2.3 : Kerangka Berpikir................................................................
29
Gambar 3.1 : Skema Analisis Data Model Interaktif.................................
36
Gambar 4.1 : Bagan Susunan Organisasi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta...................................................... commit to user 11
43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Neni Shara Yulianita, D0106077, STRATEGI DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SURAKARTA DALAM PROSES PENGADAAN KEPALA SEKOLAH, Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010, 81 Halaman Perubahan paradigma pengelolaan pendidikan dari yang bersifat sentralisasi menjadi desentralisasi dengan kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) menuntut seorang kepala sekolah tidak hanya menjadi seorang manajer yang lebih banyak berkonsentrasi pada permasalahan anggaran dan persoalan administratif saja, namun juga dituntut menjadi seorang pemimpin yang mampu menciptakan visi dan mengilhami staf serta semua komponen individu yang terkait dengan sekolah. Oleh karena itu, diselenggarakan pengadaan kepala sekolah untuk mendapatkan calon kepala sekolah yang berkualitas dan berkompeten. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan oleh Dinas pendidikan, Pemuda dan Olahrga Kota Surakarta dalam proses pengadaan commit user sekolah yang berkualitas dan kepala sekolah sehingga mendapatkan calontokepala 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berkompeten. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif; teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik penentuan sampel menggunakan purposive sampling, untuk menganalisis data digunakan teknik analisis interaktif dan untuk menguji validitas data digunakan trianggulasi data. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Startegi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta dalam proses pengadaan kepala sekolah dilaksanakan melalui 3 (tiga) proses, antara lain : proses penarikan, proses seleksi, dan proses penempatan. Dalam proses tersebut masih perlu peningkatan lagi baik dalam peningkatan standar administratif dan penyelenggaraan pendidikan dan latihan bagi calon kepala sekolah, sehingga tercipta calon-calon kepala sekolah yang berkualitas dan berkompeten.
ABSTRACT Neni Shara Yulianita, D0106077, STRATEGIC OF THE DEPARTMENT EDUCATION, YOUTH, AND SPORT AT THE CITY OF SURAKARTA IN PROCUREMENT OF THE HEADMASTER, Scription, Public Administration, Social and Politic Faculty, Sebelas Maret University of Surakarta, 2010, 81 pages. The Paradigm change of the education management from the centralized one with the policy of School Based Management or (MBS), to forced the headmaster not just to become a finance and administrative manager but it also forced them to be a leader who able to create a vision and inspirate their staff and all of the people who linked with the school management. Therefore, there was a procurement of the headmaster to get a qualified candidates. The aim of the research is ti find out, how’s the strategics of the Department eduacation, youth, and sport at the city of Surakarta in procurement of the headmaster to get the qualified candidates to be the next headmaster. The methods used in this research were descriptive qualitative, then the observation, interview, and documentation methods were used to collect the data, also the purposive sampling were used to decide the sample. The last, but not least, interactive analize method and trianggulation data method is used to analize the data and to the test the validation of the data. Based on the result of the research, it can be concluded that The strategics used by the Department of education, youth and sport at the city of Surakarta were held in 3 to user (three) ways, there are : recruitment, commit selection, and placement. In carrying out the 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
procurement of the headmaster still need more improvement, both in improving administrative standards and provide education and training for prospective principals, so as to create the candidates are qualified and competent.
commit to user 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan masyarakat, salah satunya yaitu pendidikan. Dewasa ini pertumbuhan dan perkembangan pendidikan di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, sejalan dengan perkembangan manusia yang selalu menuntut adanya perubahan-perubahan yang mengarah pada perbaikan dan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Pada masa kini, keberadaan dunia pendidikan di Indonesia terus berusaha memberikan sumbangsih dalam perkembangannya di segala bidang. Pendidikan bukan hanya sebagai suatu barang komoditi akan kebutuhan kemajuan individual melainkan sebagai salah satu tolok ukur dalam kemajuan suatu bangsa. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah memberikan kontribusi yang cukup besar, karena Pemerintah Daerah diberi kewenangan untuk mengatur rumah tangganya sendiri, tidak terkecuali kewenangan untuk mengatur kebijakan tentang pendidikan di daerah, seperti di Kota Surakarta. Di wilayah Kota Surakarta yang memiliki karakteristik sebagai trade center bagi daerah-daerah sekitar, meningkatkan kualitas pendidikan sangatlah penting guna menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Surakarta menerapkan program-program sekolah, seperti Program Sekolah Standar Nasional (SSN), Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), Sekolah commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Akselerasi, Sekolah Kategori Mandiri (SKM), dan Sekolah Inklusi, seperti yang terlihat dalam tabel dibawah ini : TABEL 1.1 Data Sekolah Program SSN, SBI, Akselerasi, SKM, Inklusi Kota Surakarta NO.
SD
SMP
SMA
SMK
-
17
-
-
Internasional (SBI)
1
1
4
5
3.
Sekolah Akselerasi
2
2
2
-
4.
Sekolah Kategori Mandiri (SKM)
-
-
2
-
Sekolah Inklusi
-
-
1
-
1.
PROGRAM Sekolah Standar Nasional (SSN)
2.
5.
Sekolah Bertaraf
(Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta tahun 2008 )
Program-program diatas secara tidak langsung akan menuntut peran dan kualitas dari pemimpin sekolah, karena komponen kepala sekolah merupakan komponen terpenting. Kepala sekolah merupakan salah satu input sekolah yang memiliki tugas dan fungsi paling berpengaruh terhadap proses berlangsungnya sekolah. Pada saat ini masalah kekepalasekolahan, merupakan suatu peran yang menuntut persyaratan kualitas kepemimpinan yang kuat. Bahkan telah berkembang menjadi tuntutan yang meluas dari masyarakat, sebagai kriteria keberhasilan sekolah didukung kepemimpinan kepala sekolah yang berkualitas. Perubahan paradigma pengelolaan pendidikan dari yang bersifat sentralisasi menjadi desentralisasi dengan kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah commit to user 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(MBS) menuntut seorang kepala sekolah tidak hanya menjadi seorang manajer yang lebih banyak berkonsentrasi pada permasalahan anggaran dan persoalan administratif lainnya, namun juga dituntut menjadi seorang pemimpin yang mampu menciptakan visi dan mengilhami staf serta semua komponen individu yang terkait dengan sekolah. Berkaitan dengan upaya mendapatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, keberadaan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta sangat penting, karena Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta mempunyai kewenangan untuk merencanakan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan, khususnya kepala sekolah yang berkualitas bagi tiap-tiap sekolah agar dapat meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas sekolah yang ada di Kota Surakarta. Untuk mendapatkan calon kepala sekolah yang tepat, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga telah menyelenggarakan proses pengadaan kepala sekolah. Proses pengadaan kepala sekolah ini telah dilaksanakan dalam 2 periode terakhir yaitu tahun 2007 dan 2008, yang dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 1.2 Jumlah Peserta Seleksi Calon Kepala sekolah Tahun 2007 dan 2008 commit to user 3
perpustakaan.uns.ac.id
No.
(1) 1.
2.
Tahun
digilib.uns.ac.id
Satuan Pendidikan
Kebutuhan
Calon yang
Calon yang
kepala sekolah
mendaftar
lolos
Persentase 7=(6/ε6)*100%
(orang)
(orang)
(orang)
(%)
(3) TK
(4) 3
(5) 6
(6) 2
(7) 2,9
SD
17
41
19
27,1
SMP
3
32
4
5,7
SMA
0
0
0
0
SMK
1
12
2
2,9
TK
2
6
3
4,3
SD
25
36
26
37,1
SLB
2
4
2
2,9
SMP
3
47
6
8,5
SMA
2
14
4
5,7
SMK
1
16
2
2,9
35
123
43
100 %
(2) 2007
2008
Jumlah
(Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta tahun 2007 dan 2008)
Tabel diatas menunjukkan jumlah peserta seleksi calon kepala sekolah yang dibutuhkan untuk mengisi formasi jabatan, yang mendaftar menjadi calon kepala sekolah dan yang lolos seleksi. Dalam tabel tersebut terlihat bahwa kebutuhan kepala sekolah untuk satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD) lebih banyak yaitu 27,1% di tahun 2007 dan 37,1 % di tahun 2008 dibandingkan dengan satuan pendidikan yang lain. Peran sumber daya manusia dalam menentukan keberhasilan organisasi tidak dapat diabaikan begitu saja. Sumber daya manusia dapat bertahan karena memiliki kompetensi manajerial, yaitu kemampuan untuk merumuskan visi dan strategi perusahaan serta kemampuan untuk memperoleh dan mengarahkan commit to user 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sumber daya-sumber daya lain dalam rangka mewujudkan visi dan menerapkan strategi perusahaan (Lado et. al., 1992). Seperti halnya yang dilakukan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta dalam mendapatkan calon kepala sekolah harus direncanakan secara baik dan benar sesuai kebutuhan. yaitu melalui proses pengadaan kepala sekolah. Penyelenggaraan proses pengadaan kepala sekolah yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta membutuhkan strategi atau cara yang tepat guna mendapatkan calon kepala sekolah yang berkualitas dan berkompeten. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti tentang Strategi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta dalam proses pengadaan kepala sekolah, dimana kedepannya strategi tersebut dapat digunakan untuk memperoleh calon kepala sekolah yang berkualitas dan berkompeten.
B. Perumusan Masalah Dari uraian Latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimana Strategi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta dalam proses Pengadaan Kepala Sekolah?
commit to user 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk memperoleh informasi dan gambaran mengenai strategi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dinas Dikpora) Kota Surakarta dalam proses pengadaan kepala sekolah. 2. Sebagai syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
D. Manfaat Penelitian 1. Diperoleh Informasi dan gambaran mengenai strategi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dinas Dikpora) Kota Surakarta dalam proses pengadaan kepala sekolah guna memperoleh calon kepala sekolah yang berkualitas. 2. Memberikan masukan dan sumbangan saran bagi Badan atau Dinas terkait sebagai pertimbangan dalam menentukan strategi guna memperoleh pegawai negeri khususnya Kepala Sekolah yang berkompeten, unggul dan profesional, serta mampu menghadapi tuntutan global. 3. Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan berdasarkan pengalaman dari apa yang di temui di lapangan.
commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Strategi Kata strategi berasal dari bahasa Yunani “stratego”, yaitu gabungan dari kata stratos yang berarti tentara dan ego yang berarti pemimpin (Bryson, 2007 : 25). Strategi disini diartikan sebagai taktik atau cara bagi seorang pemimpin perang dalam memobilisasi pasukannya untuk memenangkan peperangan. Konotasi ini berlaku selama masa perang dan berkembang dalam manajemen ketentaraan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001 : 1092) strategi memiliki beberapa arti yaitu siasat perang, ilmu siasat perang, tempat yang baik menurut siasat perang atau dapat pula diartikan sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa strategi berkaitan erat dengan peperangan. Namun dewasa ini istilah strategi sudah digunakan oleh semua jenis organisasi, dan ide-ide pokok yang terdapat dalam pengertian semula yang di pertahankan, hanya saja lebih diaplikasikan sesuai dengan jenis organisasi yang menerapkan. Pengertian strategi juga dikemukakan oleh Kolonel CKU Drs. Anthon Simbolon, M.Si dalam tulisannya di materi workshop penyusunan rencana strategis dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Departemen Pertahanan pada tahun 2003 menyatakan bahwa startegi adalah cara mencapai tujuan dan sasaran yang dijabarkan kedalam kebijakan-kebijakan dan program-program. Tujuannya adalah sesuatu tentang apa yang akan dicapai atau commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang spesifik, terukur dalam waktu yang lebih pendek dari tujuan, kemudian dijabarkan didalam kebijakan. Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program/ kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan, visi, dan misi instansi pemerintah. Sedangkan program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat guna mencapai sasaran tertentu. Strategi adalah semua keputusan untuk melakukan perubahan dan mencapai kondisi yang diinginkan organisasi di masa depan. Sehingga organisasi mampu menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang akan dihadapi. Dengan demikian, beberapa ciri strategi yang utama adalah : 1) Goal-directed actions, yaitu aktivitas yang menunujukkan “apa” yang diinginkan organisasi dan “bagaimana” mengimplementasikannya. 2) Mempertimbangkan
semua
kekuatan
internal
(sumber
daya
dan
kapabilitas), serta memperhatikan peluang dan tantangan (Mudrajad Kuncoro, 2006 : 12). Strategi dipandang sebagai pola tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan, atau alokasi sumber daya yang mendefinisikan bagaimana organisasi itu, apa yang dilakukan organisasi dan mengapa organisasi melakukannya. Oleh karena itu, commit to user 2
perpustakaan.uns.ac.id strategi
merupakan
digilib.uns.ac.id perluasan
misi
guna
menjembatani
organisasi
dan
lingkungannya. Strategi biasanya di kembangkan untuk mengatasi isu strategis, strategi menjelaskan respon organisasi terhadap pilihan kebijakan pokok. Dilihat dari sudut etimologi, strategi diartikan sebagai kiat, cara, atau taktik. Oleh karena itu, menurut Hadari Nawawi (2005 : 147) strategi dalam sebuah manajemen organisasi dapat diartikan sebagai kiat, cara, atau taktik utama yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang terarah pada tujuan strategis organisasi. Frederica Ricceri dan James Guthrie dalam 3rd Workshop on Usualizing, Measuring, and Managing Intangibles & Intellectual Capital (2007 : 7) mengemukakan : “Strategication involves two concepts strategic formulation and implementation, these concepts are seen as being interactive and part of a continous process of innovation that occurs throughout the organization when emergent strategies and the workface, within or outside the current strategy .“ Dalam jurnal diatas dijelaskan bahwa strategi meliputi dua konsep yaitu pembuatan startegi dan implementasi. Konsep-konsep tersebut merupakan proses yang saling berhubungan dan berkelanjutan dalam inovasi dan penetapan, berupa inovasi secara perlahan ataupun radikal yang muncul dalam sebuah organisasi ketika sebuah strategi baru digunakan oleh semua pimpinan. Setiap strategi menuntut adanya suatu implementasi, karena tanpa adanya suatu implementasi, strategi menjadi tidak berarti. Impelemntasi strategi berfokus pada aktivitas-aktivitas administratif yang merupakan suatu proses tersendiri dari sering tidak dipandang sebagai bagian integral dari pengambilan keputusan. Jadi, dapat dikatakan bahwa implementasi merupakan operasionalisasi commit to user 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dari berbagai aktivitas guna mencapai suatu sasaran tertentu. Implementasi suatu strategi
menuntut
suatu
kehati-hatian,
karena
menyangkut
bagaimana
melaksanakan startegi tersebut. Apabila strategi tersebut merupakan hasil keputusan strategis yang inkrimental maka implementasinya tidak menimbulkan masalah yang terlalu banyak, tetapi kalau merupakan keputusan yang baru ditetapkan, maka akan sulit pelaksanaannya. Untuk menjamin bahwa strategi akan berhasil, diperlukan adanya kebijaksanaan yang berkaitan dengan pedoman pelaksanaan, metode kerja, prosedur dan peraturan-peraturan, dan segala sesuatu yang diperlukan untuk memberikan dorongan dan motivasi bagi yang bersangkutan dalam menyukseskan pencapaian sasaran organisasi. Suatu strategi hendaknya mampu memberikan informasi agar lebih mudah dipahami oleh setiap individu dalam suatu instansi atau organisasi seperti Dinas Pendidikan, pemuda dan Olahraga Kota Surakarta, sebagai sebuah instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang pendidikan, pemuda dan olahraga. Menurut Donelly dalam Salusu (2004 : 109), ada enam informasi yang tidak boleh dilupakan dalam strategi, yaitu : (1) Apa, apa yang dilakukan; (2) Mengapa demikian, suatu uraian tentang alasan yang dipakai dalam menentukan apa diatas; (3) Siapa yang bertanggung jawab untuk atau mengoperasionalkan strategi; (4) Berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk menyukseskan strategi; (5) Berapa lama waktu yang diperlukan untuk operasionalisasi strategi tersebut; (6) Hasil apa yang diperoleh dari strategi itu. Dari berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi dapat diartikan sebagai suatu cara yang digunakan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta dalam commit to user 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
proses pengadaan kepala sekolah agar diperoleh calon kepala sekolah yang berkualitas dan berkompeten.
2. Pengadaan Pengadaan (procurement) adalah fungsi operasional pertama dari Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Dalam pengadaan sumber daya manusia merupakan masalah penting, sulit, dan kompleks karena untuk mendapatkan dan menempatkan orang-orang yang kompeten, serasi serta efektif tidaklah semudah membeli dan menempatkan mesin. (Hasibuan, 2006: 27). Pengadaan SDM dimaksudkan untuk memperoleh jumlah dan jenis tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja guna mencapai tujuan organisasi. (Samsudin, 2006). Pengadaan SDM adalah proses pencarian dan ‘pemikatan’ para calon karyawan (pelamar). (Handoko, 2000). Pengadaan harus didasarkan pada prinsip apa baru siapa. Apa artinya harus terlebih dahulu menetapkan pekerjaan-pekerjaannya berdasarkan uraian pekerjaan (job description). Siapa artinya mencari orang-orang yang tepat untuk menduduki jabatan berdasarkan spesifikasi pekerjaan (job specification). Pengadaan ini harus mendapat perhatian yang serius serta di dasarkan pada analisis pekerjaan (job analysis), uraian pekerjaan (job description), spesifikasi jabatan (job specification), persyaratan pekerjaan (job requirement), dan evaluasi pekerjaan (job evaluation), pengayaan pekerjaan (job enrichment), perluasan pekerjaan (job enlargement), dan penyederhanaan pekerjaan (work simplification). (Hasibuan, 2006: 28). Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pengadaan adalah proses pengumpulan calon pemegang jabatan yang sesuai dengan rencana commit to user 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sumber daya manusia untuk menduduki suatu jabatan atau pekerjaan tertentu.
3. Kepala Sekolah Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu “Kepala” dan “Sekolah”. Kata “kepala” dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedangkan “sekolah” adalah sebuah lembaga di mana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Jadi secara umum kepala sekolah dapat diartikan pemimpin sekolah atau suatu lembaga di mana tempat menerima dan memberi pelajaran. (Wahjosumidjo, 2005:83) mengartikan bahwa: “Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran”. Keputusan
Menteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan
RI
nomor
0296/U/1996, tanggal 1 Oktober 1996 tentang Penugasan Guru Pegawai Negeri Sipil sebagai Kepala Sekolah di lingkungan Depdikbud, disempurnakan dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor : 162/U/2003 tentang Pedoman Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah menerangkan bahwa : “Kepala Sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah dan masa jabatan Kepala Sekolah selama 4 (empat) tahun serta dapat diperpanjang kembali selama satu masa tugas berikutnya bagi kepala sekolah yang berprestasi sangat baik.” Status Kepala Sekolah adalah guru dan tetap harus menjalankan tugas-tugas guru, mengajar dalam kelas minimal 6 jam dalam satu minggu di samping menjalankan tugas sebagai seorang manajer sekolah. Begitu juga ketika masa tugas tambahan berakhir maka statusnya kembali menjadi guru murni dan kembali mengajar di sekolah. commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ruth dalam J. Ukko, J. Tenhunen and H. Rantanen dalam The impacts of performance measurement on the quality of working life (Int. J. Business Performance Management, Vol. 10, No. 1, 2008 : 89-90), mengemukakan : “…the main qualities of leadership are abilities for long-term strategic thinking, communication skills, integrity and ambition. In the popular language leadership usually refers to motivating and committing people – in a word, leading people.” Dalam jurnal tersebut menjelaskan bahwa kualitas utama dari pemimpin adalah kecakapan untuk berpikir stratejik, keterampilan berkomunikasi, intregitas dan keinginan. Dalam kepemimpinan biasanya ditujukan untuk memotivasi dan menempatkan orang, dengan kata lain orang yang memimpin. Sementara Rahman dkk (2006:106) mengungkapkan bahwa “Kepala sekolah adalah seorang guru (jabatan fungsional) yang diangkat untuk menduduki jabatan structural (kepala sekolah) di sekolah”. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah seorang guru yang diangkat untuk menduduki jabatan sebagai kepala sekolah dan mempunyai kemampuan untuk memimpin sumber daya yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama.
4. Strategi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta dalam proses Pengadaan Kepala Sekolah Proses Pengadaan jabatan kepala sekolah tidak dapat diisi oleh sembarang orang tanpa adanya pertimbangan dan prosedur serta peraturanperaturan tertentu, dimana pertimbangan-pertimbangan tersebut bisa digunakan commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta dalam mendapatkan calon kepala sekolah yang paling memenuhi kualifikasi untuk mengisi formasi kepala sekolah di satuan pendidikan tertentu. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia melalui pendidikan formal, berbagai upaya telah dan terus dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pengembangan karir guru di lingkungan pendidikan dasar dan menengah. Dengan demikian seorang guru akan dapat dipromosikan sebagai kepala sekolah setelah melalui proses seleksi dan ketentuan lainnya. Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 162/U/2003 dan Keputusan Walikota Surakarta tentang pedoman penugasan guru sebagai kepala sekolah. Kepmendiknas dan Keputusan Walikota tentang pedoman penugasan guru sebagai kepala sekolah ini dilampirkan mengenai Pedoman untuk memperoleh kepala sekolah yang meiputi : Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Dasar Luar Biasa, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Pedoman ini secara eksplisit mencantumkan syarat umum dan syarat khusus kepada calon kepala sekolah. Persyaratan umum dan khusus yang ada dalam Kepmendiknas nomor 162/U/2003 dan Keputusan Walikota Surakarta tentang pedoman penugasn guru sebagai kepala sekolah diperbaharui dengan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah. Dengan adanya Pedoman ini Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta berharap arah pembinaan dan pengembangan untuk mendaptkan calon kepala sekolah yang berkualitas dan berkompeten dapat lebih terarah. Upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kota Surakarta dalam memperoleh Kepala Sekolah yang bermutu dan berkualitas sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi yang dibutuhkan dilakukan melalui berbagai proses, yaitu dari proses penarikan, seleksi, dan penempatan calon kepala sekolah. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga yang merupakan instansi yang berkaitan dengan proses pengadaan kepala sekolah, senantiasa memberikan advice dan pendampingan dalam mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan kualitas kepemimpinan kepala sekolah. Adapun proses-proses tersebut dijabarkan sebagai berikut : a. Penarikan Penarikan adalah usaha mencari dan mempengaruhi pegawai, agar mau melamar lowongan pekerjaan yang ada dalam suatu perusahaan/ organisasi (Hasibuan, 2006 : 40). Menurut Edwin B. Fillppo dalam Hasibuan “Recruitment is the process of searching for prospective employees and stimulating them to apply for job in the organizational”. (Penarikan adalah proses pencarian dan pemikatan para calon pegawai yang mampu bekerja di dalam organisasi).
Agus Tulus (1994 : 60) berpendapat bahwa maksud dan tujuan rekrutmen adalah untuk memperoleh suatu persediaan seluas mungkin dari calon-calon pelamar, sehingga organisasi akan mempunyai kesempataan untuk melakukan pilihan tenaga kerja bermutu yang diperlukan. Rekrutmen sendiri dibedakan menjadi dua yaitu : rekrutmen umum dan rekrutmen khusus. 1) Rekrutmen umum dilakukan bila organisasi memerlukan sekelompok orang tenaga kerja jenis tertentu, terutama karyawan pelaksana (operatif).
commit to user 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Rekrutmen khusus dilakukan bila organisasi memerlukan individuindividu dari jenis yang khusus, terutama bagi tenaga pimpinan (eksekutif) atau ahli-ahli khusus. Dari definisi penarikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa proses penarikan merupakan langkah awal dimana proses kegiatan untuk menarik pegawai dalam hal ini kepala sekolah harus dilakukan secara proaktif dalam rangka mendapatkan guru yang paling menjanjikan untuk menjadi calon kepala sekolah. Proses penarikan pegawai yang baik menurut Hasibuan (2006 : 4146) adalah sebagai berikut : 1. Penentuan jumlah dan kualitas SDM yang diperlukan. Penetapan Jumlah pegawai terdiri dari 2 jenis, yaitu : a. Penetapan Pegawai dengan menggnakan metode Ilmiah, artinya penetapan jumlah pegawai yang dibutuhkan hanya berdasarkan atas perkiraan-perkiraan saja, bukan atas perhitungan cermat dari volume pekerjaan dan standar prestai kerja. b. Penetapan
Pegawai
dengan
menggnakan
metode
nonIlmiah,
merupakan penetapan jumlah pegawai yang dibutuhkan benar-benar sesuai atas perhitungan dan analisis beban kerja.
2. Penentuan dasar penarikan Menentuan dasar penarikan sesuai dengan spesifikasi pekerjaan yang diuraikan secara rinci guna mengetahui kualifikasi yang dibutuhkan, meliputi : usia minimal dan maksimal, pangkat, masa kerja, pengalaman, commit to user 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan berkedudukan sebagai tenaga fungsional. 3. Penentuan sumber-sumber penarikan Penentuan Sumber Penarikan atau perekrutan calon pegawai berasal dari sumber internal dan sumber eksternal organisasi. a. Sumber internal, adalah pegawai yang akan mengisi lowongan kerja diambil dalam organisasi atau perusahaan tersebut, dengan cara memutasikan atau memindahkan pegawai yang memenuhi spesifikasi pekerjaan. b. Sumber Ekstrenal, adalah pegawai yang akan mengisi jabatan yang lowong dilakukan penarikan atau perekrutan dari sumber-sumber tenaga kerja di luar organisasi/ perusahaan, antara lain berasal dari : 1) Kantor penempatan tenaga kerja 2) lembaga-lembaga pendidikan 3) referensi karayawan atau rekanan 4) serikat-serikat buruh/ pegawai 5) pencangkokan dari perusahaan/ organisasi lain 6) nepotisme atau leasing 7) pasar tenaga kerja dengan memasang iklan pada media massa, dan, 4. Metode-metode Penarikan atau perekrutan Metode penarikan atau perekrutan akan berpengaruh besar terhadap banyaknya lamaran yang akan masuk kedalam perusahaan/ organisasi. Metode penarikan atau perekrutan calon pegawai baru adalah dengan menggunakan metode terbuka dan tertutup. commit to user 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Metode tertutup, adalah ketika proses penarikan atau perekrutan hanya diinformasikan kepada pegawai atau orang-orang tertentu saja. b. Metode terbuka, adalah ketika dalam proses penarikan atau perekrutan tersebut diinformasikan kepada para pegawai secara luas dengan memasang iklan di media massa. 5. Kendala-kendala penarikan atau perekrutan Agar proses penarikan atau perekrutan berhasil dengan baik, maka setiap organisasi/ perusahaan perlu menyadari berbagai kendala yang bersumber dari organisasi, pelaksana penarikan atau perekrutan dan lingkungan eksternal. Kendala-kendala yang dihadapi oleh setiap organisasi/ perusahaan tidaklah sama, tetapi umumnya kendala itu meliputi kebijaksanaan organisasi, persyaratan jabatan, metode pelaksanaan penarikan atau perekrutan, kondisi pegawai, solidaritas organisasi, dan lingkungan eksternal.
Gambar 2.1 Konsep penarikan Sumber : - Internal - Eksternal
Metode : -Terbuka -tertutup
commit to user 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Penarikan atau recruitment
Dasar : - Job spesification - Peraturan Pemerintah
Kendala : - Internal - Ekstern Organisasi
Dari uraian diatas, peneliti akan mengkaji hal-hal apa saja yang dilakukan oleh Dikpora (dalam hal ini sebagai instansi yang terkait dengan proses penarikan kepala sekolah) dan berikut adalah cara atau metode yang digunakan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta dalam proses penarikan/perekrutan, antara lain : a) Dasar penarikan calon kepala sekolah yang dilakukan oleh Dikpora harus berpedoman pada spesifikasi pekerjaan yang diuraikan secara rinci guna mengetahui kualifikasi yang dibutuhkan, meliputi : usia minimal dan maksimal, pangkat/golongan, masa kerja, pengalaman, dan berkedudukan sebagai tenaga fungsional. Hal ini terdapat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah/madrasah. b) Penetapan Jumlah Pegawai yang dilakukan oleh Dinas Dikpora berdasarkan pada perhitungan analisis beban kerja dan bukan hanya pada perkiraan saja. c) Sumber penarikan yang dilakukan oleh Dinas Dikpora berasal dari sumber commit to user 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
internal organisasi sendiri, hal ini sangat penting untuk memberikan kesempatan promosi bagi guru-guru yang ada. d) Metode atau cara yang digunakan oleh Dinas Dikpora dalam proses penarikan adalah metode tertutup. Jadi penarikan pegawai hanya ditujukan untuk guru-guru yang ada dibawah naungan Dinas Dikpora Kota Surakarta. e) Kendala-kendala Penarikan Jika banyak hambatan yang menghalangi proses penarikan maka akan mengakibatkan terkendalanya proses pelaksanaan memperoleh pegawai. Dengan demikian proses tersebut akan berhasil bila program tersebut terlebih dahulu diinformasikan dengan jelas dan konsisten serta mudah dipahami oleh calon tersebut.
b. Seleksi (Selection) Menurut James A. F Stoner dalam Hasibuan (2006 : 47), berpendapat bahwa : “The selection process involved evaluating and closing among job candidates. Apllication form resumes, interview, and reference checks are commonly uses selection decress”. (proses seleksi meliputi penilaian dan penetapan diantara caloncalon pengisi jabatan. Aplikasi dari penilaian, wawancara, dan pengecekan referensi adalah yang biasa digunakan dalam penetapan keputusan seleksi) Seleksi merupakan suatu proses pengambilan keputusan terhadap individu yang dipilih karena kebaikan yang dimilikinya daripada yang lain, untuk mengisi satu jabatan yang didasarkan pada karakter atau sifat-sifat baik daripada individu tersebut, sesuai dengan persyaratan jabatan yang diinginkan commit to user 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(Wahyusumidjo, 2005 : 351). Pengertian seleksi menurut Alex Nitisemito (1991 : 44), adalah kegiatan suatu perusahaan untuk dapat memilih karyawan yang paling tepat dan dalam jumlah yang tepat pula dari calon-calon yang dapat ditariknya. Untuk dapat memilih karyawan yang paling tepat dan dalam jumlah yang tepat pula, maka diperlukan suatu metode seleksi yang tepat pula. Tetapi sebenarnya untuk dapat memilih karyawan yang paling tepat sebenarnya tidak dapat digantungkan pada metode seleksi saja, tapi juga bergantung pada ketepatan dalam menganalisa jabatan. Menurut Wahyusumidjo (2005 : 351), Seleksi adalah suatu proses pengambilan keputusan terhadap individu yang dipilih karena kebaikan yang dimilikinya daripada yang lain, untuk mengisi satu jabatan yang didasarkan pada karakter atau sifat-sifat baik daripada individu tersebut, sesuai dengan persyaratan jabatan yang diinginkan. Dari definisi tersebut dapat diketahui, bahwa tujuan seleksi adalah guna mendapatkan : a. pegawai yang qualified dan potensial. b. pegawai yang jujur dan berdisiplin. c. pegawai yang cakap dengan penempatannya yang tepat. d. pegawai yang terampil dan bersemangat dalam bekerja. e. pegawai yang memenuhi persyaratan perUndang-Undangan f. pegawai yang dapat bekerjasama secara vertical maupun horizontal g. pegawai yang dinamis dan kreatif. h. pegawai yang inovatif dan bertanggungjawab sepenuhnya. commit to user 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
i. pegawai yang loyal dan berdedikasi tinggi. j. mengurangi tingkat absensi dan turnover pegawai. Salah satu usaha agar proses seleksi dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, diperlukan standar kriteria seleksi yang didefinisikan lebih sempurna dan spesifik. Standar seleksi, adalah satu degree atau level yang menunjukkan derajat keunggulan yang menjadi syarat (excellence of recruitment) untuk penugasan seseorang menjadi kepala sekolah. Standar kriteria seleksi jabatan kepala sekolah, seharusnya ditentukan dari berbagai facet yang mencakup aspek-aspek: 1. intelligence (tingkat kecakapan mental) 2. preparation 3. pengalaman 4. specialized skills 5. karakter pribadi (kecakapan bergaul); dan 6. kualitas latar belakang.
Wahyusumidjo (2005 : 354) berpendapat bahwa dalam proses seleksi itu terdiri dari empat tahap, yaitu : tahap awal, tahap pra seleksi, tahap seleksi dan tahap sesudah seleksi. Masing-masing secara singkat kegiatan pokoknya adalah sebagai berikut Gambar 2.2 Model proses Pemilihan Kepala sekolah (Wahyusumidjo, , 2005 : 354) Tahap III Past Seleksi Tahap II Seleksi
Tahap I Pra Seleksi Calon-calon kepala Sekolah
commit to user 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Calon yang diterima
keputusan Seleksi terhadap calon. Peraturan tentang tahap I Kebijaksanaan Seleksi dan prosedur Kemampuan professional sebagai : -
Pejabat Formal Manajer Pendidik Pemimpin Staf
- Peserta yang diterima - Daftar peserta yang memenuhi syarat - Pengangkatan dan penempatan
Keterangan : 1. Tahap awal merupakan tahap dimana dilaksanakan suatu proses : a. Identifikasi jabatan yang kosong b. menentukan kriteria persyaratan calon untuk mengisi jabatan yang kosong c. mengumumkan jabatan yang kosong kepada para calon d. mengadakan perincian tugas dan tanggung jawab jabatan kepala sekolah yang kososng yang perlu diketahui calon e. menentukan persyaratan khusus yang diperlukan seperti kemampuan commit to user 17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berbahasa, memiliki hasil pelatihan di bidang luar biasa tentang siswa f. mempersiapkan dokumen yang perlu diselesaikan oleh calon seperti : -
catatan tentang pendidikan dan pekerjaan
-
penampilan dan keberhasilan masa lampau
-
rekomendasi dan data-data yang mendukung
2. Tahap pra seleksi Menentukan
dan
mengatur
bagaimana
kebijaksanaan
atau
mekanisme seleksi dilaksanakan : a. Memilih dan menentukan siapa yang memikirkan cara dan prosedur untuk ditugaskan dalam hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan tahap awal b. Ada jaminan bahwa kelompok staf atau satuan tugas yang akan ditugaskan benar-benar mampu melakukan penafsiran dan pemikiran data calon c. Bagaimana mengkaitkan atau mengintegrasikan kualifikasi calon dengan spesifikasi jabatan kepala sekolah yang akan diisi d. Menyaring calon yang berkualitas unggul. e. Memilih calon terpilih untuk ditetapkan f. Mempersiapkan daftar calon yang memenuhi syarat.
3. Tahap seleksi Salah satu mata rantai kegiatan seleksi adalah pencocokan atau commit to user 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengintegrasian antara spesifikasi jabatan kepala sekolah yang harus diisi dengan kualifikasi calon. Dalam tahap seleksi ini akhirnya harus diambil keputusan untuk memilih calon terbaik. 4. Tahap setelah seleksi Dalam proses ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu : a. Calon-calon yang tidak memenuhi persyaratan atau yang tidak diterima b. Calon-calon yang diterima untuk diangkat menjadi kepala sekolah c. Dibuat daftar nominasi calon, lengkap dengan dokumen serta proses dikeluarkannya surat keputusan pengangkatan dan penempatan. Dari pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa seleksi adalah cara memilih calon pegawai yang telah didapatkan sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Untuk memperoleh kualitas sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan dalam proses seleksi perlu diperhatikan hal-hal seperti : dasar, sistem, metode, kualifikasi dan prosedur seleksi yang akan dilakukan.
c. Penempatan (Placement) Setelah proses seleksi dilaksanakan secara menyeluruh barulah proses pengangkatan dan penempatan ini dilaksanakan. Proses penempatan ini sangat ditentukan oleh hasil yang dicapai dalam proses seleksi dimana proses seleksi telah dipilih dan di tentukan calon-calon terbaik melalui melalui berbagai cara tau pendekatan baik melalui pemeriksaan dokumen, tes dan interview. Dari kedua teori tersebut, aplikasinya ke dalam seleksi calon-calon kepala sekolah di Indonesia tentu saja disesuaikan dengan sistem nilai yang berlaku, baik sebagai pencerminan kesadaran berbangsa dan bernegara, commit to user 19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
undang-undang sistem pendidikan nasional, maupun ketentuan-ketentuan teknis yang berlaku dalam mengatur pengangakatan seorang dalam jabatan tertentu (Wahyusumidjo, 2005 : 365-366). Dalam setiap kegiatan diperlukan tahapan yang harus dilalui dalam pelaksanaannya. Tahapan tersebut merupakan urutan kronologis yang dilaksanakan tahap demi tahap (step by step) tanpa meninggalkan prinsip dan asas yang berlaku. Prosedur penempatan tenaga kerja merupakan urutan kronologis untuk menempatkan tenaga kerja yang tepat pada posisi yang tepat pula. (Siswanto Sastrohadiwiryo, 2003: 167) Menurut Hasibuan (2006 : 63) penempatan pegawai adalah tindak lanjut dari seleksi, yaitu menempatkan calon karyawan yang diterima (lulus seleksi) pada jabatan-jabatan atau pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkannya dan sekaligus mendelegasikan authority kepada orang tersebut. Dengan demikian, calon pegawai itu akan dapat mengerjakan tugas-tugasnya pada jabatan yang bersangkutan. Penempatan berpedoman pada prinsip “Penempatan orang-orang yang tepat pada tempat yang tepat dan penempatan orang yang teat untuk jabatan yang tepat” atau “ The right man in the right plece and the right man behind the right job”. Prinsip penempatan yang tepat harus dilaksanakan secara konsekuen supaya pegawai dapat bekerja sesuai dengan spesialisasinya atau keahliannya masing-masing. Penempatan berkaitan dengan pencocokan seseorang dengan jabatan yang akan dipegang berdasarkan pada kebutuhan jabatan dan pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, preferensi, dan kepribadian karyawan commit to user 20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tersebut. (Randall S. Schuler, 1997: 38). Dengan demikian, prosedur penempatan calon kepala sekolah merupakan tahapan yang harus ditempuh dalam menempatkan calon yang tepat pada posisi yang tepat pula. Berdasarkan uraian diatas maka penulis lebih menekankan pada proses atau cara penempatan calon kepala sekolah yang akan dilakukan oleh Dinas Dikpora agar calon tersebut di tempatkan sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.
5. Kerangka Pemikiran Adanya berbagai tuntutan mengenai peningkatan mutu pendidikan yang juga harus diimbangi dengan peningkatan kualitas dari pemimpin sekolah (kepala sekolah) membuat Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olahraga Kota
Surakarta membutuhkan suatu strategi dalam menyelenggarakan proses pengadaan kepala sekolah. Strategi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dalam proses pengadaan kepala sekolah meliputi penarikan, seleksi, dan penempatan, dimana dalam strategi-strategi tersebut diharapkan akan menghasilkan calon-calon kepala sekolah yang berkualitas dan berkompeten.
Penarikan atau Recruitment
Calon-Calon Kepala Sekolah yang berkualitas dan berkompeten Strategi Dikpora dalam proses Pengadaan Kepala Sekolah
Seleksi atau Selection commit to user 21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penempatan atau Placement
Gambar 2.3 Kerangka berpikir
commit to user 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu jenis penelitian yang berusaha untuk memberikan gambaran mengenai berbagai hal yang ada menjadi bahan penelitian dengan cara menggali, mendalami, menemukan fakta-fakta dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi untuk kemudian dipaparkan melalui penafsiran dan dianalisa menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan pendekatan kualitatif berorientasi pada orientasi teoritis, teori dibatasi pada pengertian bahwa suatu pernyataan sistematis yang berkaitan dengan seperangkat proposisi yang berasal dari data yang diuji. Teori juga mambantu menghubungkan dasar orientasinya dengan data dan dapat dimanfaatkan dalam pengumpulan dan analisis data. Penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif karena penulis ingin menggambarkan atau mendeskripsikan bagaimana strategi yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Suarkarta dalam proses pengadaan kepala sekolah. 2. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta yang terletak di Jalan Hasanudin No.112 Punggawan Banjarsari Telp. (0271) 719873 Fax 727127
Surakarta 57132. Alasan pemilihan lokasi
dilakukan di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta adalah karena di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta merupakan commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
instansi atau lembaga pemerintah yang mempunyai kewenangan dalam proses perencanaan kebutuhan pegawai khususnya kepala sekolah agar tewujud calon kepala sekolah yang berkualitas.
3. Sumber data Data adalah suatu fakta atau keterangan dari obyek yang di teliti. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang relevan dan menunjang maksud dan tujuan dari penelitian yang terdiri atas : a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari orangorang yang berhubungan langsung dengan obyek penelitian (informan). Informan ialah individu-individu tertentu yang dapat memberikan keterangan dan data atau informasi untuk kepentingan penelitian. ”Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (narasumber) sangat penting perannya sebagai individu yang memiliki informasinya” (H.B Sutopo, 2002: 50). Dalan penelitian ini yang menjadi data primer adalah informasi yang diperoleh dari narasumber di Dinas Dikpora Kota Surakarta yaitu : Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Kepala Seksi Bidang pendidik dan Tenaga Kependidikan sekolah menengah, pengusul calon kepala sekolah (kepala sekolah), dan peserta seleksi calon kepala sekolah. b. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber aslinya. Dalam penelitian ini sumber data sekunder yang dipakai adalah sumber tertulis seperti buku, arsip, dokumen, jurnal, peraturan perundang-undangan, dari pihak terkait dan tulisan-tulisan lain yang commit to user 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
4. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan tiga macam metode pengumpulan data, yang meliputi : a. Wawancara (interview) yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden (Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1995 : 192). Dalam penelitian ini digunakan teknik wawancara tidak terstruktur atau disebut sebagai wawancara mendalam, sehingga diperoleh informasi yang jelas. Wawancara dilakukan dengan pihak-pihak terkait yang mengetahui tentang informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Wawancara dilakukan dalam kondisi yang dianggap paling tepat guna mendapatkan kejelasan tentang hal-hal yang berkaitan dengan Strategi Dinas Pendidikan, Pemuda dan olahraga Kota Surakarta dalam proses pengadaan kepala sekolah. b. Dokumentasi yaitu dilakukan dengan mencatat dan mengambil sumber-sumber tertulis yang ada, baik berupa dokumen atau arsip. Dokumen atau arsip merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. (H.B Sutopo, 2002 : 54).Data yang diambil merupakan dokumen atau arsip dari Dikpora yang berhubungan dengan penelitian Strategi Dinas Pendidikan, Pemuda dan olahraga Kota Surakarta dalam proses pengadaan kepala sekolah dan literatur sebagai pelengkap informasi dalam penelitian. c. Observasi
commit to user 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam penelitian ini observasi yang dilakukan oleh penulis adalah observasi berperan pasif, dimana peneliti kehadirannya dalam melakukan observasi tidaj diketahui oleh Subyek yang diamati. Peneliti hanya mendatangi lokasi, tetapi sama sekali tidak berperan sebagai apapun selain sebagai pengamat pasif (H.B Sutopo, 2002 : 66).
5. Teknik Pengambilan Sampel Guna mendapatkan informasi yang relevan dan akurat tentang semua hal yang dibutuhkan peneliti, maka peneliti mempunyai kecenderungan untuk bertanya
pada
informan
yang
dianggap
mengetahui
informasi
dan
permasalahannya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber yang dapat dipercaya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling, dimana peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan permasalahannya secara mendalam
untuk menjadi
sumber data yang mantap. (HB. Sutopo, 2002: 56). Dalam penelitian ini adapun yang menjadi narasumber adalah : -
Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
-
Kasi Bidang pendidik dan Tenaga Kependidikan sekolah menengah
-
Pengusul calon kepala sekolah (kepala sekolah), dan
-
Peserta seleksi calon kepala sekolah.
6. Validitas Data Validitas data menunjukkan sejauh mana kualitas data dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
Teknik
commit to user 4
yang
digunakan
untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mendapatkan validitas data dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu. (Lexy J. Moleong, 2002 :128). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber data, dimana peneliti mengumpulkan data yang sama dari beberapa sumber data yang berbeda.
7. Teknik Analisis Data Dalam proses analisis terdapat tiga macam kegiatan yang terjadi secara bersamaan dan menentukan hasil akhir. Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data model interaktif, yang terdiri dari tiga komponen analisis data yaitu :
1. Reduksi Data Reduksi
data
merupakan
suatu
bentuk
analisis
yang
menggolongkan, mengarahkan, membuang hal-hal yang tidak penting/ tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. (Miles dan Huberman, 1992 :16) Proses ini berlangsung terus selama pelaksanaan riset yang di mulai bahkan sebelum pengumpulan data dilakukan. Reduksi dimulai sewaktu peneliti memutuskan kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan penelitian dan pendekatan pengumpulan data yang digunakan. Selama pengumpulan data berlangsung, reduksi data dapat membuat ringkasan, commit to user 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengkode, memusatkan tema, membuat batas permasalahan dan menulis memo. Proses reduksi ini berlangsung hingga penelitian berakhir. 2. Penyajian Data Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan terhadap penelitian yang dilakukan. (Miles dan Huberman, 1992 :16) Dengan melihat suatu penyajian data, peneliti akan melihat apa yang akan terjadi dan memungkinkan untuk mengajarkan suatu analisis ataupun tindakan berdasarkan penelitian tersebut. Penyajian data yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid. 3. Penarikan Simpulan atau Verifikasi Dari awal pengumpulan data, peneliti harus mengetahui tentang arti data yang diperoleh dan mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan konfigurasi-konfigurasi yang mungkin terjadi alur sebab akibat dan proposisi. Pada dasarnya makna data harus diuji validitasnya supaya kesimpulan penelitian menjadi lebih kokoh dan dapat dipercaya. (H.B. Sutopo, 2002 : 93) Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis, yaitu: reduksi data, sajian data, serta penarikan simpulan/ verifikasi yang berjalan bersama pada waktu kegiatan pengumpulan data sebagai satu siklus yang berlangsung sampai akhir penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat bagan model analisis interaktif berikut ini : Gambar 3.1 Skema Analisis Data Model Interaktif
commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pengumpulan data Reduksi data Penarikan kesimpulan
Sajian data
( Sumber: H.B. Sutopo, 2002: 96)
commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SURAKARTA 1. Kedudukan, Tugas pokok dan Fungsi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta. a. Kedudukan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta berlokasi di Jalan hasanudin no. 112 Surakarta, telp. (0271) 719873 Fax 727117. Adapun kedudukan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta sesuai dengan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 11 Tahun 2008 tentang penjabaran tugas pokok dan fungsi dan tata kerja Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta. Secara struktural kedudukan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta adalah sebagai penyelenggara tugas dan fungsi di bidang kependidikan, kepemudaan dan keolahragaan di Kota Surakarta yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan bertanggung jawab kepada Walikota.
b. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta 1. Tugas Pokok dan Fungsi commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Tugas pokok dan fungsi dari Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga (Dinas Dikpora) adalah sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang kependidikan, kepemudaan dan keolahragaan, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintah daerah di bidang kependidikan, kepemudaan dan keolahragaan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok diatas maka Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis bidang kependidikan, kepemudaan dan keolahragaan; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kependidikan, kepemudaan dan keolahragaan; c. Pembinaan dan fasilitasi bidang kependidikan, kepemudaan dan keolahragaan lingkup Pemerintah Kota Surakarta; d. Pelaksanaan
tugas
bidang
kependidikan,
kepemudaan,
keolahragaan, sarana prasarana pendidikan dan olahraga; e. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang kependidikan, kepemudaan dan keolahragaan; f. Pelaksanaan kesekretariatan dinas; g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2. Visi, Misi, dan Tujuan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota commit to user 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Surakarta a. Visi : Terwujudnya
masyarakat
Surakarta
yang
beriman
dan
bertaqwa, cerdas, sehat, berprestasi dan berbudaya. b. Misi : a. Mewujudkan masyarakat Surakarta yang beriman dan bertaqwa dan berakhlak mulia b. Meningkatkan kualiatas sumber daya manusia yang cerdas, kreatif, inovatif, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. c. Mewujudkan masyarakat yang gemar olahraga, memiliki kesegaran jasmani dan menghasilkan bibit olahragawan yang berprestasi. d. Mewujudkan generasi muda yang tangguh, trampil dan produktif e. Mewujudkan kehidupan sosial budaya yang berkepribadian, berdaya tahan, dan mampu memfilter budaya asing. c. Tujuan Berdasarkan visi dan misi diatas, tujuan yang ingin dicapai oleh Dinas Pendidikan dan Olahraga Kota Surakarta adalah : a.
Meningkatkan iman dan taqwa lewat pembiasaan, pengenalan agama yang dianut, pelatihan pada waktu peringatan hari besar agama, serta pembiasaan etika dalam pergaulan, sehingga secara bertahap terwujud kehidupan yang agamis, penuh toleransi, dapat menghargai sesama umat beragama dan berbudi pekerti dalam pergaulan.
b.
meningkatkan sumber daya manusia agar mempunyai kecerdasan yang tinggi, mampu berkreasi dan mengikuti perkembangan ilmu commit to user 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengetahuan dan teknologi, lewat proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga mampu menjuarai lombalomba kretifitas, memiliki nilai akdemis tinggi, serta mampu menciptakan teknologi tepat guna. c.
Meningkatkan kegembiraan berolahraga sesuai potensi masingmasing lewat pembelajaran dan pelatihan olahraga sehingga terwujud masyarakat yang gemar olahraga, mampu menguasai event-event olahraga serta hidup sehat.
d.
Meningkatkan semangat kompetitif yang sehat, baik dalam bidang agama, keolahragaan dan kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari maupun
event
lomba
sehingga
mampu
melahirkan
ulama,
cendekiawan, olahragawan maupun budayawan. e.
Menanamkan nilai-nilai budaya daerah Surakarta lewat proses pembelajaran, pelatihan dan pembiasaan sehingga terwujud kehidupan sosial yang tetap mencerminkan budaya adi luhung dan tidak mudah terpengaruh budaya asing yang belum tentu sesuai dengan budaya Surakarta.
3. Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta Susunan Organisasi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta, terdiri atas : 1. Sekretariat, terdiri atas : a. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan; b. Sub Bagian Keuangan; commit to user 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. 2. Bidang Pendidikan Dasar dan Anak Usia Dini, terdiri atas : a. Seksi Kurikulum Pendidikan Dasar SD dan Anak Usia Dini; b. Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar SD dan Anak usia Dini. 3. Bidang Pendidikan Dasar SMP, terdiri atas : a. Seksi Kurikulum Pendidikan Dasar SMP; b. Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan SMP. 4. Bidang Pendidikan Menengah, terdiri atas : a. Seksi Kurikulum Pendidikan Menengah; b. Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan Menengah. 5. Bidang Pendidik, dan Tenaga Kependidikan, terdiri atas : a. Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dasar SD dan Anak Usia Dini; b. Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dasar SMP; c. Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Menengah.
6. Bidang Pendidikan Non Formal, terdiri atas : a. Seksi Pendidikan Masyarakat; b. Seksi Kesetaraan dan Keaksaraan. 7. Bidang Pemuda, terdiri atas : a. Seksi Pemberdayaan dan Pengembangan Pemuda; b. Seksi
Perlindungan
Pemuda
dan
Kepemudaan. 8. Bidang Olahraga, terdiri atas : commit to user 5
Pemberdayaan
Lembaga
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Seksi Pemberdayaan dan Pengembangan Olahraga; b. Seksi Pengembangan Ilmu Olahraga dan Lembaga Keolahragaan; c. Seksi Sarana dan Prasarana dan Kemitraan. 9. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); 10. Sekolah Menengah Kejuruan; 11. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas; 12. Kelompok Jabatan Fungsional.
commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Uraian Tugas Di dalam bagan organisasi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta, bidang yang melaksanakan tugas merencanakan kebutuhan pegawai (kepala sekolah), usulan pengangkatan, dan penempatan melalui proses pengadaan kepala sekolah yaitu : 1. Bidang Pendidik, dan Tenaga Kependidikan mempunyai tugas : §
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan dasar SD, pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan dasar SMP, dan pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menengah. §
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang pendidik dan tenaga kependidikan terdiri atas 3 (tiga) seksi, yaitu: a. Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dasar SD dan Anak Usia Dini mempunyai tugas melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pendidik dan tenaga kependidikan dasar SD, meliputi : perencanaan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan untuk pendidikan dasar milik pemerintah kota, usulan pengangkatan dan penempatan pendidik dan tenaga kependidikan PNS untuk satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar milik, usulan pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan pada pendidikan dasar, peningkatan kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan pendidik pada jenjang pendidikan dasar, usulan pemberhentian pendidik dan tenaga kependidikan bertaraf internasional selain karena alasan pelanggaran perundang-undangan pada jenjang pendidikan dasar SD. b. Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dasar SMP mempunyai tugas melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pendidik dan tenaga kependidikan dasar SMP, meliputi : perencanaan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan untuk pendidikan dasar SMP, usulan pengangkatan dan penempatan pendidik dan tenaga kependidikan PNS untuk satuan pendidikan bertaraf internasional pada jenjang pendidikan dasar SMP, commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
usulan pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan pada pendidikan dasar SMP, peningkatan kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan pendidik pada jenjang pendidikan dasar SMP, usulan pemberhentian pendidik dan tenaga kependidikan selain karena alasan pelanggaran perundang-undangan pada jenjang pendidikan dasar SMP. c. Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Menengah mempunyai tugas melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pendidik dan tenaga kependidikan Menengah, meliputi : perencanaan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan untuk pendidikan menengah, usulan pengangkatan dan penempatan pendidik dan tenaga kependidikan PNS untuk satuan pendidikan pada jenjang pendidikan Menengah, usulan pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan pada pendidikan menengah, peningkatan kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan pendidik pada jenjang pendidikan menengah, usulan pemberhentian pendidik dan tenaga kependidikan selain karena alasan pelanggaran perundang-undangan pada jenjang pendidikan menengah 5. Tata Kerja Dalam melaksanakan tugas Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi, dan Pejabat Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi secara vertikal maupun horizontal baik dalam maupun
antar satuan organisasi dalam
lingkungan Pemerintah Daerah serta instansi lain sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing. commit to user 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi bertanggung jawab dalam memimpin, mengkoordinasikan dan memberikan bimbingan serta petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya masing-masing. Setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkungan Dinas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggung jawab pada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan tepat pada waktunya.
Apabila Kepala Dinas berhalangan dalam menjalankan tugasnya, maka untuk menjalankan tugas Kepala Dinas, ditunjuk pejabat yang senior dalam pangkat dan jabatan serta dipandang mampu sebagai pejabat pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas. 6. Susunan Kepegawaian Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta Pegawai merupakan unsur yang sangat penting bagi keberhasilan pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta didukung oleh 150 orang pegawai. Berikut ini klasifikasi pegawai di Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta di dasarkan pada : a. Jumlah Pegawai per-Bagian Tabel 4.1 Jumlah pegawai per-Bagian commit to user 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
No.
Uraian
Jumlah (orang) 1
Persentase (%) 0,7
1.
Kepala Dinas
2.
Sekretariat
32
21,3
3.
Bidang –bidang
68
45,3
4.
UPTD
5
3,3
5.
Sekolah Menengah Kejuruan
7
4,7
10
6,7
27
18
150 orang
100 %
6. 7.
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Jabatan Fungsional
Jumlah Sumber : Dinas Dikpora Kota Surakarta tahun 2008
Dari tabel diatas, jumlah pegawai Dinas Dikpora Kota Surakarta seluruhnya berjumlah 150 orang, yang terdiri dari Sekretariat, Bidang-bidang, UPTD, SLTP & SLTA, Sekolah Menengah Kejuruan dan Kelompok Jabatan Fungsional. dan keseluruhannya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Jumlah paling banyak terdapat pada bidang-bidang sebanyak 45,3% dari keseluruhan jumlah pegawai yang ada di Dinas Dikpora Kota Surakarta. Hal ini dikarenakan sebagian besar dari pegawai tersebut menjadi staf sesuai dengan bidang tugas dan beban kerjanya masing-masing. b. Jumlah Pegawai berdasarkan Status Kepegawaian Tabel 4.2 Jumlah Pegawai berdasarkan status kepegawaian No. 1.
Status Kepegawaian PNS
Jumlah (orang) 145
Persentase (%) 96,7
2.
Pegawai Honorer
5
3,3
150 orang
100 %
Jumlah
Sumber : Renstra Dinas Dikpora Kota Surakarta commit to user2005-2010
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai
Dinas Dikpora Kota Surakarta status kepegawaiannya yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mencapai 96,7 % dari jumlah pegawai yang ada di Dinas Dikpora Kota Surakarta.
c. Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.3 Jumlah Pegawai Dinas Dikpora berdasarkan Pendidikan No.
Pendidikan
Jumlah (orang) 21
Persentase (%) 14
1.
Pasca Sarjana
2.
Sarjana
35
23,3
3.
Sarjana Muda / D III
9
6
4.
Diploma II
3
2
5.
Diploma I / PGSMTP
2
1,4
6.
Sekolah Menengah
59
39,3
7.
Sekolah Menengah Pertama
15
10
8.
Sekolah Dasar
6
4
9.
Jumlah
150 orang
100 %
Sumber : Renstra Dinas Dikpora Kota Surakarta 2005-2010
Berdasarkan tabel diatas, dari 150 orang pegawai Dinas Penididikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta rata-rata berpendidikan sekolah menengah yang berjumlah 39,3 %, diikuti dengan pegawai yang tingkat pendidikan Sarjana (S1) sebanyak 23,3 %.
commit to user 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan/ Kepangkatan Tabel 4.4 Jumlah Pegawai Dinas Dikpora Berdasarkan Pangkat No. Golongan Jumlah Persentase (orang) (%) 1. IV 19 12,7 2.
III
81
54
3.
II
44
29,3
4.
I
3
2
5.
Lainnya
3
2
Jumlah
150 orang
100 %
Sumber : Renstra Dinas Dikpora Kota Surakarta 2005-2010
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah golongan pegawai yang ada Dinas Dikpora Kota Surakarta yaitu golongan
III.
Umumnya mereka menduduki jabatan sebagai staf yang membantu dan bertanggung jawab kepada kepala kepala bidang/ sub bagian. commit to user 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Strategi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta dalam proses pengadaan Kepala Sekolah. Proses
pengadaan
kepala
sekolah
diselenggarakan
guna
memperoleh calon kepala sekolah yang sesuai dengan persyaratan untuk menduduki jabatan sebagai kepala sekolah di berbagai tingkat pendidikan, mulai dari TK, SD/SLB, SMP/MTs, SMA/SMK/MA. Proses pengadaan kepala sekolah di Surakarta dilakukan untuk mengisi jabatan kepala sekolah yang sedang kosong karena adannya pensiun, promosi, mutasi, dan/atau meninggal dunia. Mengenai diselenggarakannya proses pengadaan kepala sekolah di Surakarta, Bapak Sugiyanto selaku selaku Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) Dinas Dikpora Kota Surakarta, mengungkapkan bahwa : “Proses pengadaan kepala sekolah itu sangat penting, digunakan untuk mengisi formasi kepala sekolah yang kosong, akibat adanya commit to user meninggal dunia dan diharapkan mutasi, promosi, pensiun dan/atau 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan adanya proses pengadaan kepala sekolah ini dihasilkan calon kepala sekolah yang berkompeten.” (Wawancara, 7 Juli 2010). Pelaksanaan proses pengadaan kepala sekolah oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta dilakukan oleh Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Sesuai dengan uraian tugasnya yaitu melaksanakan
pengembangan
dan
pembinaan
pendidik
dan
tenaga
kependidikan, baik pendidikan dasar SD, pendidikan dasar SMP, dan pendidikan menengah. Dalam menyelenggarakan proses pengadaan kepala sekolah guna mendapatkan calon kepala sekolah yang berkualitas dan berkompeten, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga mempunyai beberapa strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi atau upaya yang dilakukan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta dalam proses pengadaan kepala sekolah, antara lain: a. Penarikan Dalam rangka pelaksanaan proses pengadaan kepala sekolah, langkah awal yang dilakukan oleh Dinas Dikpora adalah melakukan penarikan atau perekrutan, dimana dalam perekrutan ini Dinas Dikpora Kota Surakarta menggunakan sistem tertutup, yaitu dengan mengirimkan surat edaran ke tiap-tiap sekolah yang ada di wilayah Kota Surakarta. Seperti yang disampaikan oleh Ibu JP. Latynina selaku Kasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sekolah Menengah adalah sebagai berikut : “…Awalnya dari proses pengadaan ini yaitu Dinas Dikpora mengirimkan surat edaran ke masing-masing sekolah tentang adanya formasi kepala sekolah yang kosong.” (Wawancara, 2 Juli 2010). commit to user 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Beliau juga menambahkan : “….Surat edaran tersebut juga memberitahukan tingkatan pendidikan mana saja yang membuka formasi lowongan untuk jabatan kepala sekolah dan persyaratan atau kualifikasi apa saja yang harus dipenuhi, serta masing-masing sekolah harus mengirimkan 1 orang wakil dari sekolah yang dianggap memenuhi persyaratan/ kualifikasi yang dibutuhkan untuk dapat mengikuti proses pengadaan kepala sekolah. Kalau formasi yang kosong cukup banyak di tiap tingkatan sekolah ya tiap sekolah boleh mengusulkan maksimal 2 (dua) orang wakil dari sekolahnya, tapi kalau sedikit cukup satu orang saja yang mewakili sekolahnya.” Dari pendapat diatas dijelaskan bahwa surat edaran yang dikirimkan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta ke masing-masing sekolah bertujuan untuk memberitahukan bahwa sekolah diharapkan mengusulkan salah satu gurunya untuk mengikuti proses penarikan calon kepala sekolah karena ada formasi jabatan kepala sekolah yang kosong, dan didalam surat edaran itu disertakan pula persyaratan/ kualifikasi yang harus dipenuhi oleh calon kepala sekolah. Setelah surat edaran itu diterima oleh pihak sekolah, selanjutnya pihak sekolah yang terdiri dari kepala sekolah dan tim seleksi sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses penarikan calon kepala sekolah ini, karena pihak sekolah harus mengirimkan atau mengusulkan salah satu guru di sekolahnya yang dianggap telah memenuhi persyaratan yang dibutuhkan. Seperti yang disampaikan oleh oleh Bapak Sutarmo selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 27 Surakarta : “…Pihak sekolah mempunyai tugas yang berat dalam proses penarikan ini, karena saya sebagai kepala sekolah harus benarbenar mempertimbangakan dengan tepat siapa yang dianggap layak untuk di usulkan menjadi calon kepala sekolah. Jadi, commit tocalon user kepala sekolah ini harus dalam mengusulkan 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id dipertimbangkan dengan matang kalau mau mendapatkan calon yang berkualitas dan biasanya guru yang bersangkutan tersebut saya tunjuk untuk mewakili sekolah.” (Wawancara, 14 Juli 2010).
Hal senada juga disampaikan Bapak Saryanto selaku Kepala Sekolah SD Negeri Mijen I, adalah sebagai berikut : “…memang dalam mengirimkan guru untuk menjadi calon kepala sekolah disini melalui penunjukan langsung, karena untuk mengusulkan guru yang harus mewakili sekolah harus dipertimbangkan dengan baik, agar tidak mengecawakan pihak sekolah yang mengusulkan. Pertimbangan-pertimbangan itu dilihat dari latar belakang calonnya itu seperi apa, kepribadiannya bagaimana, prestasi apa yang pernah diraih, dan masih banyak lagi yang harus dipertimbangkan. Jadi, pihak sekolah dalam proses perekrutan ini sangat penting sekali.“ (Wawancara, 19 Juli 2010). Penunjukan guru tersebut tidak asal tunjuk saja, pihak sekolah telah mempertimbangkan banyak hal sebelum mereka mengusulkan guru yang akan dikirim dalam proses penarikan calon kepala sekolah ini. Tentang penunjukan guru tersebut, dibenarkan oleh Bapak Poernama Irianto selaku calon kepala sekolah dari SMP Negeri 14 Surakarta: “…Waktu proses perekrutan itu saya ditunjuk oleh kepala sekolah, karena saya dianggap sudah memenuhi persyartaan yang dibutuhkan dan pada saat saya diusulkan saya juga menjabat sebagai wakil kepala sekolah. Biasanya yang diusulkan dari pihak sekolah itu adalah yang sedang menduduki jabatan sebagai wakil kepala sekolah.” (Wawancara, 17 Juli 2010).
commit to user 17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Bapak Yusmar
Setyobudi selaku calon kepala sekolah dari SMA Negeri 5 Surakarta: “…Memang biasanya yang diusulkan untuk mengikuti proses perekrutan ini adalah guru yang yang sedang menjabat sebagai wakil kepala sekolah di sekolah masing-masing. Tapi tidak menutup kemungkinan juga bagi guru-guru yang tidak menjadi wakil kepala sekolah untuk bisa ikut dalam pengadaan kepala sekolah.” (Wawancara, 12 Juli 2010). Dari penjelasan calon kepala sekolah diatas dapat diketahui bahwa calon kepala sekolah yang di tunjuk atau diusulkan tersebut sedang menjabat sebagai wakil kepala sekolah di sekolahnya masing-masing. Dalam proses penarikan, para calon kepala sekolah harus memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta. Persyaratan atau kualifikasi yang harus dipenuhi calon kepala sekolah dalam proses penarikan ini adalah semua tentang ketentuan secara adminstrasi yang harus dipenuhi oleh para calon kepala sekolah. Persyaratan atau kualifikasi yang digunakan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta sebagai acuan untuk menarik/ merekrut calon kepala sekolah adalah sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah, yang dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 4.5 Kualifikasi Umum dan kualifikasi khusus kepala sekolah
No.
Standar Kepala Sekolah
commit to user 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id a. Memiliki kualifikasi akademik Sarjana
1.
Kualifikasi Umum Kepala sekolah
(S1)
atau
Diploma
empat
(D-IV)
kependidikan atau non kependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi; b. Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah
berusia
setinggi-tingginya
56
tahun; c. Memiliki pengalaman mengajar sekurangkuranganya
5
(lima)
tahun
menurut
jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanak-kanak/ Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA; dan d. Memiliki
pangkat
serendah-rendahnya
III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi
non
kepangkatan
PNS yang
disetarakan dikeluarkan
dengan oleh
yayasan atau lembaga berwenang. 2.
Kualifikasi Khusus Kepala Sekolah 1. Kepala Taman Kanakkanak/ Raudhatul
a. Bersatatus sebagai Guru TK/RA, b. Memiliki sertifikat pendidik sebagai Guru
Athfal (TK/RA)
TK/RA; c. Memilki sertifikat kepala TK/RA yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.
commit to user 19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Kepala Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah
a. Bersatatus sebagai Guru SD/MI b. Memiliki sertifikat pendidik sebagai Guru
(SD/MI)
SD/MI; dan c. Memilki sertifikat kepala SD/MI yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.
3. Kepala Sekolah
a. Bersatatus sebagai Guru SMP/MTs
Menengah Pertama/
b. Memiliki sertifikat pendidik sebagai Guru
Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs).
SMP/MTs; dan c. Memilki sertifikat kepala SMP/MTs yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.
4. Kepala Sekolah
a. Bersatatus sebagai Guru SMA/MA
Menengah Atas/
b. Memiliki sertifikat pendidik sebagai Guru
Madrasah Aliyah
SMA/MA; dan
(SMA/MA)
c. Memiliki sertifikat kepala SMA/MA yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.
5. Kepala Sekolah
a. Bersatatus sebagai Guru SMK/MAK
Menengah Kejuruan/
b. Memiliki sertifikat pendidik sebagai Guru
Madrasah Aliyah
SMK/MAK; dan
Kejuruan (SMK/MAK) c. Memiliki sertifikat kepala SMK/MAK adalah sebagai berikut :
yang diterbitkan
oleh lembaga yang
ditetapkan oleh pemerintah. 6. Kepala Sekolah Dasar
a. Bersatatus sebagai Guru
Luar Biasa/ Sekolah
SDLB/SMPLB/SMALB
Menengah Pertama
b. Memiliki sertifikat pendidik sebagai Guru
Luar Biasa/ Sekolah
SDLB/SMPLB/SMALB; dan
Menengah Atas Luar
c. Memiliki sertifikat kepala
Biasa(SDLB/SMPLB/
SDLB/SMPLB/SMALB yang diterbitkan
SMALB)
oleh lembaga yang ditetapkan oleh commitpemerintah. to user 20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Kepala Sekolah
a. Memiliki pengalaman sekurang-kurangnya
Indonesia Luar Negeri
3 tahun sebagai kepala sekolah; b. Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru pada salah satu satuan pendidikan c. Memiliki sertifikat kepala sekolah yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa kualifikasi yang terdapat pada Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala sekolah/ madrasah terdiri dari 2 jenis, yaitu kualifikasi umum dan kualifikai khusus. Dalam kualifikasi umum dijelaskan ada 4 (empat) syarat yang harus dipenuhi oleh calon kepala sekolah, antara lain : a) Kualifikasi akademik Calon kepala sekolah yang akan mengikuti proses pengadaan kepala sekolah ini minimal harus memiliki jenjang pendidikan terakhir Sarjana (S1). Hal ini juga didukung dengan adanya ketentuan yang menyebutkan bahwa semua guru harus berpendidikan minimal S1 agar memperoleh sertifikasi. Tetapi dalam pelaksanaannya banyak calon kepala sekolah memiliki jenjang pendidikan terakhir yaitu S2 terutama calon kepala sekolah untuk SMP, dan sekolah menengah. Hal ini dapat dilihat dari daftar calon yang mengikuti proses seleksi dalam dua periode pengadaan yaitu pada tahun 2007 dan 2008 yang ada dibawah ini : Tabel 4.6 Daftar Calon kepala sekolah berdasar status pendidikan commit to user 21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Tahun
2007
2008
Satuan Pendidikan
Pendidikan terakhir S1
S2
TK
6
-
SD
39
2
SMP
23
9
SMK
6
6
TK
6
-
SD
31
5
SLB
5
-
SMP
30
17
SMA
2
12
SMK
12
4
Sumber : Arsip Dinas Dikpora Kota Surakarta tentang hasil seleksi calon kepala sekolah.
b)
Usia Didalam penentuan usia Dinas Dikpora Kota Surakarta menetapkan batas makmsimal usia calon kepala sekolah adalah 56 tahun pada saat diangkat menjadi kepala sekolah. Hal ini dilakukan untuk menghindari rendahnya produktivitas yang nantinya akan dihasilkan oleh calon kepala sekolah yang bersangkutan dan menghindari batas masa pensiun. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Sugiyanto selaku
Kabid.
Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
menyatakan :
”... dalam penentuan usia kita menetapkan batas usia maksimal 56 tahun pada saat nanti calon tersebut diangkat menjadi kepala sekolah. Jadi pada saat melakukan proses penarikan calon kepala sekolah Dikpora menyarankan pihak sekolah agar calon yang diusulkan tidak mendekati batas usia yang telah ditetapkan.” (wawancara, 13 Juli 2010). c) Pengalaman commit to user 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pengalaman bekerja selama 3-5 tahun pada jenjang pendidikan tertentu, dirasa sudah tepat bagi calon kepala sekolah untuk dapat mengetahui seluk beluk yang ada disekolah. Tetapi dalam proses penarikan yang dilakukan oleh pihak Dinas Dikpora Kota Surakarta, calon kepala sekolah umumnya telah menjadi guru atau mempunyai pengalaman lebih dari 10 tahun. Kenyataan menunjukkan semakin lama calon itu bekerja , makin banyak pula pengalaman yang dimiliki tenaga kerja yang bersangkutan. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Saryanto selaku Kepala Sekolah SD Negeri Mijen I : “ya kalau pengalaman calon tersebut, memang harus dicari yang lebih berpengalaman, tapi tidak menjamin kalau pengalaman mngajar lebih banyak akan bisa diusulkan untuk mengikuti proses pengadaan kepala sekolah ini. Seperti yang saya lakukan kemarin, saya mengusulkan salah satu guru dari sekolah ini yang pengalamannya baru saja 8 tahun, tapi guru ini memiliki kualitas yang lebih dari yang lain. Itu semua tergantung dengan sumber daya yang ada.” (Wawancara, 19 Juli 2010). d) Pangkat Penentuan batasan kepangkatan dan golongan yang dilakukan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta dalam proses penarikan calon kepala sekolah yang dilakukan dalam 2 periode tersebut serendah-rendahnya III/d. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Sugiyanto selaku Kabid. Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan : ”...waktu itu Dinas Dikpora menetapkan golongan yang dibutuhkan serendah-rendahnya adalah III/c, sesuai dengan aturan yang berlaku, tapi kita menyarankan pihak sekolah bahwa golongan yang harus dipenuhi minimal III/d, karena sekarang ini sudah banyak juga guru yang mempunyai golongan IV/a, jadi ya tidak terlalu sulit.” (Wawancara, 13 Juli 2010) commit to user 23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses
penarikan yang menyangkut kualifikasi umum Dinas Dikpora Kota Surakarta mempunyai strategi Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah/ madrasah dalam kualifikasi umum hanya digunakan sebagai acuan oleh Dinas Dikpora dalam menentukan kebijakan. Kebijakan-kebijakan tersebut tidak menyimpang dari peraturan yang ada, hanya saja ditingkatkan kualifikasi tersebut. Selain kualifikasi umum terdapat pula kualifikasi khusus yang disertakan dalam Permendiknas ini, antara lain : a) Calon yang akan diusulkan tersebut harus berstatus sebagai guru pada satuan pendidikan tertentu (TK, SD, SLB, SMP, dan SMA/SMK), sehingga nanti pada waktu penempatan sesuai dengan kualifikasi yang dimiliki calon tersebut. Jadi orang yang berasal bukan dari guru tidak bisa mendaftar/ mengikuti proses penarikan calon kepala sekolah. Seperti pernyataan dari Bapak Sugiyanto selaku Kabid. Pendidik dan tenaga kependidikan Kota Surakarta, menjelaskan bahwa : ”...ya, ini kan formasinya kepala sekolah, jadi yang dibutuhkan adalah guru dimana guru tersebut kan sudah mengetahui tentang segala sesuatu tentang sekolah tersebut. Jadi guru yang diusulkan dari SD akan mendaftar dan ditempatkan menjadi kepala sekolah SD, guru SMP nantinya juga akan menjadi kepala sekolah SMP, dan seterusnya.” (Wawancara, 13 Juli 2010) b) Seorang guru harus mempunyai sertifikat pendidik pada satuan pendidikan tertentu tertentu (TK, SD, SLB, SMP, dan SMA/SMK). Para guru (calon kepala sekolah) sekarang ini sudah banyak yang commit to user 24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mempunyai sertifikat pendidik, karena sudah banyak pula guru yang telah disertifikasi, jadi untuk syarat ini tidak terlalu memberatkan bagi calon kepala sekolah itu sendiri. c) Bagi kepala sekolah yang masa jabatannya akan habis (bukan karena pensiun) dan diusulkan kembali untuk menjadi kepala sekolah lagi harus menyertakan sertifikat sebagai kepala di satuan pendidikan tertentu (TK, SD, SLB, SMP, dan SMA/SMK). Sertifikat kepala ini juga akan diterima oleh calon kepala sekolah yang telah lolos seleksi dan akan segera ditempatkan pada satuan penididikan yang ada formasi jabatan kepala sekolah yang kosong. Hal ini didukung oleh keterangan Bapak Sugiyanto selaku Kabid. PTK, menyatakan bahwa : ”sertifikat kepala di satuan pendidikan ini akan diberikan apabila calon tersebut telah diterima atau lolos seleksi dan akan ditempatkan di sekolah, dan bagi kepala sekolah yang belum mempunyai sertifikat kepala sekolah ini bisa mengurusnya kembali untuk medapatkannya sesuai dengan standar yang berlaku sekarang ini. Kebijakan ini baru dijalankan kurang lebih 3 (tiga) tahun dari mulai sejak Dinas Dikpora Kota Surakarta menggunakan sistem pengadaan yang baru, bekerjasama dengan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Jawa Tengah. Sertifikat kepala sekolah ini dibuat sesuai dengan rekomendasi dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (Wawancara, 13 Juli 2010) Dari kualifikasi khusus diatas dapat diketahui bahwa kualifikasi ini merupakan kualifikasi tambahan yang harus dipenuhi oleh masing-masing calon kepala sekolah. Kualifikasi ini di sertakan guna memberikan kejelasan berasal dari tingkatan pendidikan mana calon commit to user 25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kepala sekolah tersebut. Dengan demikian kualifikasi khusus ini bisa digunakan untuk menempatkan calon kepala sekolah yang benar-benar sesuai dengan keahlian dan jenjang tingkatan pendidikan darimana calon itu diusulkan. Dalam Permendiknas diatas kualifikasi khusus yang dipakai di wilayah Kota Surakarta hanya kualifikasi untuk kepala sekolah SD, SLB, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, karena hanya satuan pendidikan ini saja yang ada di Kota Surakarta. Kekosongan jabatan tidakalah selalu ada setiap saat. Oleh karena itu, pelaksanaan proses kegiatan penarikan calon kepala sekolah dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Mengenai hal ini Ibu Latynina, selaku Kasi Bidang Pendidik dan tenaga Kependidikan Sekolah Menengah Dinas Dikpora Kota Surakarta membenarkan pelaksanaan kegiatan penarikan tersebut :
“…dari Dinas Dikpora sendiri melaksanakan kegiatan penarikan atau rekrutmen ini setiap satu tahun sekali, pada tahun 2007 dan 2008. Tetapi pada tahun 2009, Dinas Dikpora tidak mengadakan rekrutmen karena masih ada stock dari hasil perekrutan tahun sebelumnya, baru pada 2010 ini, mau diadakan proses perekrutan lagi.” (Wawancara, 2 Juli 2010). Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa porses penarikan calon kepala sekolah dilaksanakan 1 tahun sekali, tetapi apabila tidak ada formasi yang kosong pada tahun tesebut maka tidak diselenggarakan proses penarikan untuk sementara waktu. Dalam melaksanakan proses penarikan guna memperoleh calon kepala sekolah yang baik, ditentukan berdasar pada spesifikasi commit to user 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pekerjaan. Dalam memperoleh calon kepala sekolah Dinas Dikpora Kota Surakarta menggunakan sumber penarikan yang berasal dari internal Dinas Dikpora sendiri. Karena yang nantinya akan mengisi lowongan kepala sekolah adalah guru-guru yang berada dibawah naungan Dinas Dikpora Kota Surakarta. Agar proses penarikan calon kepala sekolah ini dapat berjalan dengan baik, maka Dinas Dikpora perlu menyadari berbagai kendala yang ada dalam proses penarikan, baik dari internal Dinas Dikpora sendiri maupun yang berasal dari eksternal organisasi. Tetapi dalam hal ini proses penarikan calon kepala sekolah yang dilakukan oleh Dinas Dikpora tidak mengalami kendala apapun, begitu juga dengan pengusul calon (kepala sekolah) dan calon kepala sekolah itu sendiri. Hal ini disampaikan oleh Bapak
Sugiyanto
selaku
Kepala Bidang Pendidik
dan
Tenaga
Kependidikan Dinas Dikpora Kota Surakarta : “…Dalam proses perekrutan atau penarikan yang Dinas Dikpora laksanakan selama dua periode lalu tidak menemui suatu kendala apapun, karena kita melaksanakannya dengan rencana yang matang agar didapatkan calon yang baik. Jadi semuanya lancar. “ (Wawancara, 7 Juli 2010). Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Sri Ramtini selaku Kepala sekolah SD Negeri Mijen II : “…Kalau hambatan dalam proses penarikan calon kepala sekolah yang pernah saya lakukan di sekolah ini tidak pernah mengalami hambatan. Karena guru yang saya usulkan sudah memenuhi kriteria yang diminta oleh Dinas Dikpora dan sudah melalui beberapa pertimbangann dari pihak sekolah dan layak untuk dicalonkan menjadi kepala sekolah. “ (Wawancara, 15 Juli 2010). commit to user 27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Selaku calon kepala sekolah hal tersebut juga dibenarkan oleh
Bapak Yusmar Setyobudi selaku calon kepala sekolah dari SMA Negeri 5 Surakarta : “Dalam proses perekrutan ini saya tidak mengalami kendala apapun, karena semua persyaratan yang dibutuhkan sudah terpenuhi. Jadi tidak ada hambatan sama sekali bagi saya.” (Wawancara, 12 Juli 2010). Dari keterangan-keterangan diatas dapat diketahui bahwa proses penarikan yang dilakukan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta dalam proses pengadaan kepala sekolah sudah baik. Proses penarikan atau perekrutan calon kepala sekolah dapat dilakukan setelah adanya surat edaran dari Dinas Dikpora Kota Surakarta. Dengan adanya penarikan atau perekrutan ini melalui surat edaran yang dikirimkan ke tiap-tiap sekolah yang ada di kota Surakarta dapat membantu pihak Dinas Pendidikan pemuda dan olahraga Kota Surakarta untuk mendapatkan calon kepala sekolah yang tepat. Setelah surat edaran itu diberitahukan kepada guru-guru yang akan mewakili sekolah dalam proses pengadaan kepala sekolah, pihak sekolah akan memberitahukan tentang batas akhir pengumpulan berkas adminstrasi yang harus dipenuhi. Seperti yang disampaikan oleh Ibu JP. Latynina selaku Kasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sekolah Menengah : “… setelah surat edaran itu dikirimkan ke tiap-tiap sekolah, biasanya kami (Pihak Dinas Dikpora Kota Surakarta) memberi batasan 2-3 minggu untuk pengumpulan pemberkasan. Setelah pemberkasan
itu
selesai,
diberitahukan
juga
jadwal
pelakasanaan seleksi, commit maksimal to user 1 bulan setelah pemberkasan 28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id itu terpenuhi.” (Wawancara, 13 Juli 2010).
Adanya strategi atau upaya yang dilakukn oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta dalam proses penarikan calon kepala sekolah yaitu Dinas Dikpora Kota Surakarta dalam merekrut calon kepala sekolah melebihkan jumlah kebutuhan yang seharusnya ada. Setelah semua persayaratan terpenuhi oleh calon kepala sekolah maka proses selanjutnya yang akan dijalankan oleh calon kepala sekolah yaitu seleksi.
b. Seleksi (Selection) Setelah diadakannya proses penarikan dari tiap-tiap sekolah melalui pemberitahuan surat edaran tersebut, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan olahraga Kota Surakarta adalah menyeleksi calon kepala sekolah yang telah diusulkan dari tiaptiap sekolah. Menurut Ibu JP. Latynina selaku Kasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sekolah menengah Dinas Dikpora Kota Surakarta menerangkan bahwa : “….para calon kepala sekolah tersebut akan mengikuti beberapa seleksi, dimana tiap seleksi harus diikuti oleh calon kepala sekolah, baik itu yang berupa seleksi administrative maupun seleksi tulis. “ (Wawancara, 2 Juli 2010). Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa sistem seleksi yang dilaksanakan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta dalam menyeleksi para calon kepala sekolah menggunakan sistem Compensatory Approach, commit to user 29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dimana seleksi calon kepala sekolah itu terdiri dari 2 (dua) tahap yang merupakan satu kesatuan proses yang tidak dapat dipisahkan dan harus diikuti oleh semua calon kepala sekolah. Para calon kepala sekolah mengikuti seluruh proses seleksi, kemudian akan dihitung nilali rata-rata tes. Calon yang memenuhi standar dinyatakan lolos, sedangakan yang tidak memenuhi standar dinyatakan gugur. Tahapan-tahapan atau prosedur dalam proses seleksi yang dilakukan
oleh
Dinas
Dikpora
Kota
Surakarta
mengacu
pada
Kepmendiknas Nomor 162/U/2003 dan Keputusan Walikota Surakarta nomor 14 tahun 2004 tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah. Tahapan-tahapan dalam peraturan tersebut terdiri dari 2 (dua) tahap yang meliputi : 1. Tahap I, yaitu Seleksi administratif, dilakukakn untuk meneliti kelengkapan
administrasi.
Seleksi
administratif
merupakan
persyaratan awal yang dilakukan pada saat proses penarikan calon kepala sekolah. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, seleksi administratif ini untuk melengkapi dokumen-dokumen yang harus dipenuhi oleh calon kepala sekolah. 2. Tahap II, yaitu Tes Tertulis digunakan untuk menguji calon kepala sekolah dalam beberapa hal yang menyangkut tentang kepribadian, tes potensi akademik, kepemimpinan, tes kecerdasan, dan lain-lain dimana tes tersebut sangat penting untuk mengetahui kemampuan calon
kepala
sekolah
di
bidang
kemampuan
umum
dan
keprofesionalan mereka. Hal ini disampaikan oleh Bapak Bapak commit to user 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Yusmar Setyobudi selaku calon kepala sekolah dari SMA Negeri 5 Surakarta: “…dalam proses seleksi itu para calon kepala sekolah di beri soal-soal tentang masalah pendidikan, tes tentang kepribadian, tes tentang pengetahuan umum, dan masih banyak lagi. Dalam pelaksanaan ujian tersebut kita dituntut untuk sportif, jadi tidak ada yang bermain curang setahu saya, karena pengawas ujian dalam menjaga proses seleksi tersebut sangat ketat. Selain itu dalam mengerjakan soal-soal tersebut kita hanya diberi waktu sedikit untuk mengerjakan tiap soal, jadi ya tidak ada waktu untuk berbuat curang, karena nantinya akan ketinggalan untuk soal selanjutnya.” (Wawancara, 12 Juli 2010). Hal senada juga di ungkapkan oleh Ibu Sri Ramtini selaku Kepala Sekolah SD Negerui Mijen II dan juga pernah mengikuti pernah mengikuti proses seleksi pada periode pertama tahun 2007, menyatakan bahwa : “…proses seleksi yang saya alami dulu sangat cepat ya mbak, dari mulai pemenuhan persyaratann hingga tesnya. Kalau soal tes, memang dituntut untuk lebih sportif, soal tes yang diberikan banyak dan hanya diberi waktu sedikit. Ya kalau mengerjakan soalnya tidak cepat akan ketinggalan dengan soal selanjutnya. Waktu itu tes yang diuji meliputi tes kepribadian, kemampuan umum, tes kreativitas, dll. “ (wawancara, 15 Juli 2010) Keseluruhan tes yang dilaksanakan merupakan upaya untuk menilai dan mengukur kemampuan, pengetahuan dan kreativitas para calon kepala sekolah dalam mengerjakan soal. Setelah selesai mengerjakan soal yang diberikan, para calon kepala sekolah tersebut juga harus membuat karya Tulis Ilmiah dengan tema isu-isu tentang pendidikan, dan proses yang terakhir yaitu commit to user 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
wawancara. Wawancara ini ternyata dilakukan untuk mewawancarai para peserta seleksi tentang karya tulis ilmiah yang mereka buat, bukan wawancara tentang personal dari calon kepala sekolah tersebut. Mengenai hal ini Bapak Poernama Iriato selaku calon kepala sekolah dari SMP Negeri 14 Surakarta memberi keterangan :
“…iya pada hari pertama memang kami membuat karya tulis ilmiah yang harus dibuat pada hari pertama ujian, dan harus selesai serta dikumpulkan pada hari itu juga. Dalam menmbuat atau mengerjakan karya tulis ini hanya diberi waktu 60 menit, untuk menulis karya dengan tema pendidikan. Selanjutnya pada hari kedua dan di session yang terakhir karya tulis yang dibuat akan digunkan penguji sebagai bahan wawancara.” (Wawancara, 17 Juli 2010). Proses seleksi calon kepala sekolah diselenggarakan selama 2 (dua) hari di Kota Surakarta. Seluruh calon harus mengikuti tes tertulis, penulisan karya tulis dan wawancara. Wawancara dilakukan mengenai karya tulis ilmiah yang telah dibuat oleh para calon kepala sekolah dengan tema yang telah ditentukan, dan karya tulis itu dibuat pada saat proses seleksi masih berlangsung yaitu pada hari ke 2 (dua) proses seleksi. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Sugiyanto selaku Kabid pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah sebagai berikut: “ proses seleksi dilaksanakan selama 2 (dua) hari di SMA N 4 Surakarta. Materi seleksi meliputi tes tertulis, penulisan karya ilmiah, dan wawancara, dimana semua itu dilaksanakan selama 2 (dua hari). Tes tertulis dilaksanakan pada hari pertama dan kedua, dan wawancara serta penulisan karya tulis dilaksanakan pada hari kedua juga. Dalam mengerjakan materi-meteri tersebut para calon diberi batasan waktu untuk setiap materi. Jadi ya biar tidak terjadi kecurangan.” (Wawancara, 7 Juli 2010). commit to user 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Beliau juga menambahkan : “…pengerjaan karya ilmiah juga dilaksanakan pada 2 hari itu juga, tepatnya pada hari pertama dan pada hari kedua/ hari terakhir dilakukan wawancara tentang karya tulis ilmiah yang dibuat oelh calon kepala sekolah.” Dari keterangan diatas, diketahui bahwa proses seleksi yang dilaksanakan secara tidak langsung akan menuntut kreasi para calon kepala sekolah dalam menuangkan ide-idenya ke dalam sebuah karya ilmiah dengan waktu yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan untuk dapat mengetahui kemampuan calon kepala sekolah dan menghindari adanya kecurangan oleh para calon dalam membuat karya tulis ilmiah. Keseluruhan hasil dari tes, baik tes tertulis, karya ilmiah dan wawancara inilah yang nantinya akan menghasilkan nilai yang digunakan untuk menentukan calon kepala sekolah mana yang dianggap layak dan mana yang belum layak. Dalam penentuan kriteria layak (lolos seleksi) dan belum layak (tidal lolos seleksi) bagi calon kepala sekolah yang ikut seleksi di setiap tingkatan pendidikan (TK, SD/SLB, SMP, SMA/SMK) berbeda-beda. 1) Bagi calon kepala sekolah TK standar nilai yang dianggap layak yaitu minimal nilai kumulatif dari berbagai tes yang dilakukan adalah 5400-5800 atau C+ 2) Bagi calon kepala sekolah SD standar nilai yang dianggap layak yaitu minimal nilai kumulatif dari berbagai tes yang dilakukan adalah 5500-6000 atau C+ 3) Bagi calon kepala sekolah SLB standar nilai yang dianggap layak commit to user 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yaitu minimal nilai kumulatif dari berbagai tes yang dilakukan adalah 5000-6000 atau C+ 4) Bagi calon kepala sekolah SMP standar nilai yang dianggap layak yaitu minimal nilai kumulatif dari berbagai tes yang dilakukan adalah 5800-6300 atau B 5) Bagi calon kepala sekolah SMA standar nilai yang dianggap layak yaitu minimal nilai kumulatif dari berbagai tes yang dilakukan adalah 5815-6400 atau B 6) Bagi calon kepala sekolah SMK standar nilai yang dianggap layak yaitu minimal nilai kumulatif dari berbagai tes yang dilakukan adalah 5700-6400 atau B. (Sumber : Arsip Dinas Dikpora Kota Surakarta tentang hasil seleksi calon kepala sekolah tahun 2007 dan 2008).
Pembedaan kriteria skor di masing-masing jenjang tingkatan sekolah dikarenakan semakin tinggi jenjang tingkatan sekolah maka akan semakin tinggi pula kriteria skor yang akan dibebankan pada calon kepala sekolah. Hal ini dilakukan untuk memberi pembedaan dan agar meningkatkan kualitas dari calon kepala sekolah yang lolos dalam seleksi. Pengumuman seleksi dilaksanakan kurang lebih 1-2 jam setelah proses seleksi itu selesai, dan yang diumumkan adalah mereka (calon kepala sekolah) yang layak, sedangakan yang belum layak tidak dicantumkan namanya. Tetapi bagi calon yang belum layak ini bisa menjadi calon kepala sekolah lagi untuk periode selanjutnya apabila diikutkan untuk mewakili sekolah yang menaungi calon tersebut. Para calon kepala sekolah yang lolos dalam seleksi tersebut commit to user 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
merasa puas karena proses antara seleksi dan pengumuman hasil seleksi tersebut tidak membutuhkan waktu yang lama sehingga dapat meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan. Hal ini disampaikan oleh Bapak Poernama Irianto selaku calon Kepala sekolah dari SMP Negeri 14 Surakarta : “…Proses seleksi yang saya ikuti waktu itu sangat transparan, karena pengumuman hasil dari seleksi itu tidak harus menunggu lama, setelah keseluruhan tes selesai pada hari itu juga diumumkan hasilnya. Sangat berbeda dengan proses pengadaan kepala sekolah yang sebelum ini, harus menunggu hasil pengumuman itu setelah beberapa hari mengikuti proses seleksi. Jadi, seperti inilah yang saya harakan, sangat transparan.” (Wawancara, 17 Juli 2010). Hal yang sama juga disdampaikan oleh Bapak Sugiyanto selaku Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dinas Dikpora Kota Surakarta : “…Pengumuman hasil seleksi diumumkan pada hari kedua setelah keseluruhan proses seleksi itu dilaksanakan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan, dan dari pihak Dinas Dikpora sendiri juga ingin memberikan yang terbaik bagi calon kepala sekolah.” (Wawancara, 7 Juli 2010) Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan proses seleksi yang diadakan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta sangat transparan dengan ditunjukkan hasil pengumuman secara langsung, tanpa harus menunggu lama bagi calon kepala sekolah tersebut. Dalam proses seleksi calon kepala sekolah, Dinas Dikpora Kota Surakarta tidak melaksanakan seleksi calon kepala sekolah sendiri, Dinas Dikpora Kota Surakarta didukung oleh Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) commit to user 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jawa Tengah dalam proses seleksi calon kepala sekolah.
Hal ini
dilakukan agar proses seleksi berjalan dengan transparan dan akuntabel. Setelah diadakannya pengumuman bagi calon yang dianggap layak maka calon kepala sekolah akan mengikuti tahap selanjutnya yaitu proses penempatan.
c. Penempatan (Placement) Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta dalam proses pengadaan kepala sekolah yaitu pengangkatan dan penempatan bagi calon kepala sekolah yang telah lolos seleksi. Proses penempatan bagi calon kepala sekolah yang layak tidak bisa langsung begitu saja ditempatkan. Harus ada prosedur yang harus dilakukan oleh Dinas Dikpora dalam menempatkan calon kepala sekolah menjadi kepala sekolah. Mereka harus menunggu adannya lowongan (baik itu karena promosi, mutasi, pensiun, dan/atau meninggal dunia). Dalam waktu menunggu tersebut calon kepala sekolah tidak merasa khawatir kalau nantinya tidak ditempatkan, karena mereka secara tidak langsung sudah menjadi calon yang dijanjikan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta untuk ditempatkan, meskipun masih harus menunggu. Pernyataan ini dibenarkan oleh Bapak Sugiyanto selaku Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan mengatakan : “Kalau proses penempatan harus menunggu formasi kepala sekolah yang kosong (mutasi, pensiun, promosi, dan/atau meninggal dunia), baru nanti bisa ditempatkan. Penempatan tersebut juga sesuai hasil ranking yang diperoleh dalam proses seleksi. Jadi, yang mendapatkan ranking teratas ya akan ditempatkan terlebih dahulu, sesuai dengan aturan yang berlaku.” (Wawancara, Juli 2010). commit to7user 36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Seperti yang disampaikan oleh Bapak Poernama Irianto selaku calon kepala sekolah dari SMP Negeri 14 Surakarta : “Dalam proses menunggu untuk ditempatkan saya tidak perlu merasa was-was kalau nantinya tidak akan ditempatkan sebagai kepala sekolah. Kalau sampai saat ini saya belum ditempatkan ya mungkin belum ada yang kosong, dan penempatan itu kan sesuai dengan urutan rangking dari hasil seleksi, yang brupa tes-tes selama 2 (dua) hari itu.” (Wawancara, 17 Juli 2010). Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Yusmar Setyobudi selaku calon Kepala sekolah dari SMA Negeri 5 Surakarta : “…Ya tinggal nunggu waktu yang tepat saja, karena yang ditempatkan terlebih dahulu kan yang rangking hasil seleski teratas dulu, baru yang lainnya akan menyusul.” (Wawancara, 12 Juli 2010). Dari keterangan diatas diketahui bahwa proses penempatan yang dilakukan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta harus melalui prosedur yang telah ditetapkan. Semua hasil dari calon yang dianggap layak dalam proses seleksi oleh Dikpora dikirim ke Badan pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) untuk diproses, hasil pertimbangan dari Baperjakat kemudian diusulkan oleh Walikota untuk menetapkan Keputusan Pengangkatan Kepala Sekolah bagi calon-calon kepala sekolah yang lolos dalam proses seleksi yang telah dilaksanakan. Sebelum hasil calon kepala sekolah yang lolos seleksi dikirim ke Tim Baperjakat untuk selanjutnya di serahkan ke Walikota kota Surakarta, Dinas Dikpora telah mengusulkan calon yang dianggap layak dalam seleksi ditempatkan di sekolah-sekolah yang membutuhkan calon kepala sekolah yang tepat. commit to user 37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Meskipun sudah ditetapkan Keputusan pengangkatan oleh Walikota Surakarta, sebagian calon kepala sekolah masih harus tetap menunggu adanya lowongan yang kosong dan dalam menempatkan calon kepala sekolah diurutkan berdasarkan ranking dari hasil seleksi. Dari uraian diatas, proses penempatan kepala sekolah yang dilakukan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta beradasar pada rangking hasil seleksi calon kepala sekolah. Sehingga penempatan calon kepala sekolah urut sesuai dengan hasil yang diperoleh. Bagi calon kepala sekolah SD jangka waktu penempatan yaitu 1 tahun, sedangkan untuk Sekolah menengah yaitu 2-3 tahun. Dari keseluruhan proses pengadaan kepala sekolah yang meliputi proses penarikan, seleksi, dan penempatan mempunyai cara tersendiri untuk mendapatkan calon kepala sekolah yang sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta.
commit to user 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini disajikan kesimpulan dan saran sehubungan dengan hasil penelitian dan analisis data mengenai “Strategi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dalam Proses Pengadaan Kepala Sekolah.” A. Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian tentang Strategi yang digunakan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta dalam Proses Pengadaan Kepala Sekolah dilaksanakan melalui beberapa proses, yaitu proses penarikan, seleksi, dan penempatan. a. Proses pertama yaitu penarikan calon kepala sekolah. Dinas Dikpora Kota Surakarta mengedarkan surat pemberitahuan tentang adanya formasi jabatan kepala sekolah yang kosong, serta persyaratanpersyaratan yang harus dipenuhi oleh calon kepala sekolah. Dalam proses penarikan ini, Dinas Dikpora bekerjasama dengan pihak sekolah agar mengirimkan salah satu guru yang dianggap tepat dan guru yang diusulkan biasannya menjabat sebagai wakil kepala sekolah di sekolah tersebut. b. Proses kedua yaitu seleksi calon kepala sekolah. Sistem seleksi calon kepala sekolah yang dilaksanakan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta yaitu melalui sistem skor yang diperoleh dari tes tertulis, penulisan karya ilmiah dan wawancara. Dalam proses seleksi ini Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta bekerjasama dengan pihak Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Tengah. Hal ini commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dimaksudkan agar proses seleksi yang diselenggarakan oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta transparan dan akuntabel. c. Proses yang ketiga yaitu penempatan calon kepala sekolah. Proses penempatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta berdasarkan rangking dari hasil proses seleksi calon kepala sekolah. Calon kepala sekolah yang telah lolos seleksi akan mendapatkan surat keputusan dari Walikota Surakarta dan hasil tes tersebut berlaku 2-3 tahun. Dari keseluruhan proses diatas, yang meliputi penarikan, seleksi, dan penempatan telah dilaksanakan dengan baik oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta. Setiap proses yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Surakarta terdapat strategi atau upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dari kepala sekolah
B. Saran Dari hasil penelitian, dapat dikemukakan saran yang kiranya dapat bermanfaat bagi Dinas Dikpora Kota Surakarta, sebagai berikut : 1. Dalam menetapkan standar kualifikasi bagi calon kepala sekolah, Dinas Dikpora Kota Surakarta sampai saat ini masih menyamakan dengan standar kualifikasi yang ada dalam peraturan yang digunakan sebagai acuan guna mendapatkan kepala sekolah yang tepat. Maka dari itu, Dinas Dikpora Kota Surakarta dapat menaikkan standar minimal pendidikan terakhir bagi calon kepala sekolah. Misalnya di satuan pendidikan sekolah menengah minimal pendidikan terakhir yang harus dimiliki oleh calon kepala sekolah yaitu S2/S3. Hal ini disarankan mengingat besarnya tanggung jawab yang nantinya akan commit to user 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diterima calon kepala sekolah ditingkat satuan pendidikan menengah ini. 2. Proses penantian penempatan bagi calon kepala sekolah yang telah lolos seleksi, sebaiknya diisi oleh Dinas Dikpora Kota Surakarta dengan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi para calon kepala sekolah tersebut. Sehingga pada saat penempatan, calon kepala sekolah tersebut sudah terbekali dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat dimana nantinya akan berguna saat menjadi kepala sekolah.
commit to user 3