Peningkatan Kompetensi dalam Memberikan Layanan Bimbingan Klasikal Bagi Guru Bimbingan Konseling SMA Binaan di Kota Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015 Melalui Supervisi Akademik Sugeng Prayoga Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Mataram E-mail:
[email protected] Abstract: the purpose of this research is to know the efforts to increase teacher competency in delivering tutoring service BK classical school classrooms; the good and true in our school through academic supervision. Study on location of SMAN 2 of Mataram, SMA Kesuma of Mataram and SMAK Darul Hikmah of Mataram. The hypothesis of action in this research is the implementation of academic supervision can increase teachers ' competency in providing services guidance BK classical school building. This research was carried out by two cycles, each cycle of meetings twice through stages: planning, implementation, observation and reflection. Observations on the early stages carried out by supervisors colleague obtained an average of 3.83, While on a cycle two retrieved 4,42 average up 0.5%, so the observation of the teacher one cycle on at BK average 3.46 while on cycle two earned an average of 4.01 so up 0.55%. Indicators of success for this observation/observation ≥ 4.00, the indicators of success are met. While the results of academic supervision cycle one diperroleh average 75,41, while on a cycle two earned an average of 89,79 so that ride 14,38%. A success indicator > 85.00, the indicators of success have been met. School Action Research (SAR) was suspended in the second cycle with very satisfactory results. Some of the constraints/obstacles for research can be addressed properly so that the indicator in the achievement can be quickly met. It is recommended to associate Superintendent to conduct similar research in an attempt to improve the competence of professional trustees. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya peningkatkan kompetensi guru BK dalam memberikan layanan bimbingan klasikal dikelas yang baik dan benar pada sekolah binaan melalui supervisi akademik. Lokasi penelitian ini di SMAN 2 Mataram, SMAK Kesuma Mataram dan SMA Darul Hikmah Mataram. Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah pelaksanaan supervisi akademik dapat meningkatkan kompetensi guru BK dalam memberikan layanan bimbingan klasikal pada sekolah binaan yang baik dan benar. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus, masing-masing siklus dua kali pertemuan melalui tahapan: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil pengamatan pada tahap awal yang dilakukan oleh pengawas sejawat diperoleh rata-rata 3,83, sedangkan pada siklus dua diperoleh rata-rata 4,42 sehingga naik 0,5%, pengamatan terhadap guru BK pada pada siklus satu rata-rata 3,46 sedangkan pada siklus dua diperoleh rata-rata 4,01 sehingga naik 0,55%. Indikator keberhasilan untuk pengamatan/observasi ≥ 4,00, maka indikator keberhasilan terpenuhi. Sedangkan hasil supervisi akademik pada siklus satu diperroleh ratarata 75,41, sedangkan pada siklus dua diperoleh rata-rata 89,79 sehingga naik 14,38%, indikator keberhasilan >85,00, maka indikator keberhasilan telah terpenuhi. Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dihentikan pada siklus kedua dengan hasil sangat memuaskan. Beberapa kendala/hambatan selama penelitian dapat diatasi dengan baik sehingga dalam pencapaian indikator dapat cepat terpenuhi. Disarankan kepada pengawas sejawat untuk mengadakan penelitian sejenis dalam upaya meningkatkan kompetensi pengawas yang professional. Kata kunci: Layanan Bimbingan, Klasikal Supervisi Akademik
Pendahuluan Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru BK dan dosen dalam melaksanakan tujuan keprofesionalan. Guru BK
© 2015 LPPM IKIP Mataram
mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, menengah dan jenjang pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan (UU No. 14 Tahun
Jurnal Kependidikan 14 (1): 93-102
2005). Pendapat pakar pendidikan lain mendefinisikan kompetensi merupakan perilaku yang operasional untuk mencapai tujuan yang disyaratkan sesuai kondisi yang diharapkan. Adapun kompetensi guru BK (teacher competency) merupakan kemampuan seorang guru BK dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak (User Usman, 2001). Dalam kontes pendidikan, kompetensi merupakan pengetahuan, sikap perilaku dan keterampilan yang tercermin dalam kebiasazan berpikir dan bertindak. Menurut Permendikbud 81A/2014 Guru BK Bimbingan dan Konseling atau Konselor adalah guru BK yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah siswa. Dalam penelitian ini perilaku yang hendak diukur adalah kemampuan guru BK untuk melaksanakan layanan bimbingan klasikal dikelas yang baik dan benar. Permendikbud RI No.111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah mengemukakan menjelaskan bahwa layanan Bimbingan dan Konseling diselenggarakan di dalam kelas (bimbingan klasikal) dan di luar kelas. Kegiatan bimbingan dan konseling di dalam kelas dan di luar kelas merupakan satu kesatuan dalam layanan profesional bidang bimbingan dan konseling. Layanan dirancang dan dilaksanakan dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antarkelas dan antar jenjang kelas, serta mensinkronkan dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler. Layanan bimbingan dan konseling di dalam
94
kelas menjelaskan: (a) Layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas (bimbingan klasikal) merupakan layanan yang dilaksanakan dalam seting kelas, diberikan kepada semua peserta didik, dalam bentuk tatap muka terjadwal dan rutin setiap kelas/perminggu. (b) Volume kegiatan tatap muka secara klasikal (bimbingan klasikal) adalah 2 (dua) jam per kelas (rombongan belajar) perminggu dan dilaksanakan secara terjadwal di kelas. (c) Materi layanan bimbingan klasikal meliputi empat bidang layanan Bimbingan dan Konseling diberikan secara proporsioal sesuai kebutuhan peserta didik/konseli yang meliputi aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karir dalam kerangka pencapaian perkembangan optimal peserta didik dan tujuan pendidikan nasional. (d) Materi layanan bimbingan klasikal disusun dalam bentuk rencana pelaksanaan layanan bimbingan klasikal (RPLBK). (e) Bimbingan klasikal diberikan secara runtut dan terjadwal di kelas dan dilakukan oleh konselor yaitu pendidik profesional yang minimal berkualifikasi akademik Sarjana Pendidikan (S1) dalam bidang Bimbingan dan Konseling dan lulus pendidikan profesi guru BK bimbingan dan konseling/konselor, atau guru BK Bimbingan dan konseling yang berkualifikasi minimal Sarjana Pendidikan”. Arikunto (2004), mendefinisikan supervisi akademik adalah berada dalam lingkup kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa ketika sedang dalam proses belajar supervisi akademik merupakan upaya membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, berarti esensi supervisi akademik itu sama
Sugeng Prayoga, Peningkatan Kompetensi dalam Memberikan Layanan Bimbingan Klasikal
sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses layanan, melainkan membantu guru mengembangkan profesionalismenya. Selain itu, menurut Sahertian (2000), pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan supervisi akademik ada 3, yaitu: (1) pendekatan langsung (directive), (2) pendekatan tidak langsung (non directif), (3) pendekatan kolaboratif, sedangkan metode dan supervisi akademik ada dua yaitu individual dan kelompok. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah adalah apakah terdapat peningkatan kompetensi dalam memberikan layanan bimbingan klasikal bagi guru bimbingan konseling SMA Binaan di Kota Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015 melalui supervisi akademik? Sehingga, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kompetensi dalam memberikan layanan bimbingan klasikal bagi guru bimbingan konseling SMA Binaan di Kota Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015 melalui supervisi akademik. Hipotesis dalam penelitian tindakan ini adalah terdapat peningkatan kompetensi dalam memberikan layanan bimbingan klasikal bagi guru bimbingan konseling SMA Binaan di Kota Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015 melalui supervisi akademik.
Siklus II. Adapun penelitian yang peneliti lakukan mengambil subyek pada 3 (tiga) sekolah binaan di kota Mataram, dengan obyek penelitian adalah kemampuan/kompetensi guru BK dalam memberikan layanan bimbingan klasikal. Dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data lewat diskusi kelompok terpusat disatu sekoalah untuk data awal sedangkan Supervisi Akademik 1 untuk Siklus I dan Supervisi Akademik 2 Siklus II dengan menggunakan instrument yang diambil dari instrumen pembelajaran dari Kurikulum 2013. Prosedur penelitian tindakan sekolah (PTS) melalui tahapan: Tahap awal. Guru BK melaksanakan diskusi kelompok dengan peneliti selaku pengawas dan diamati oleh observer dan kemudian diberikan tugas secara individu tentang pembuatan RPL layanan klasikal dan merencang pelaksanaan Siklus I untuk pertemuan minggu yang akan datang. Tahap Kedua. Siklus I yang diadakan Supervisi Akademik 1 dilanjutkan dengan pembinaan secara individu dan merancang pelaksanaan Siklus II untuk pertemuan mendatang. Tahap Ketiga. Adalah melaksanakan Siklus II dan peneliti mengadakan Supervisi Akademik II untuk mengetahui keberhasilan atas pembinaan yang dilakukan oleh peneliti selaku pengawas sekolah.
Metode Penelitian Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Sekolah (PTS), dengan menggunakan 2 siklus yang sebelumnya diawali dengan pengumpulan data awal dengan cara diskusi kelompok dipusatkan di satu sekolah, dilanjutkan dengan pelaksanaan Siklus I dan
Hasil dan Pembahasan Pada siklus I, telah dilakukan 4 tahapan sebagai berikut: 1. Perencanaan tindakan Pada siklus I, peneliti telah menyiapkan semua materi yang berhubungan dengan pembimbingan layanan bimbingan klasikal
95
Jurnal Kependidikan 14 (1): 93-102
tetapi ada kendala yang dihadapi yaitu keterbatasan literatul tentang supervisi akademik. Faktor penyebabnya adalah sulitnya mencari bahan yang berhubungan dengan pelaksanaan supervise akademik solusi yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan memanfaatkan buku supervisi akademik yang diterbitkan oleh Pusbangtendik BPSDM Kementrian Pendidikan Nasional tahun 2011 dan mengedit dari internet, hasilnya materi pembimbingan dianggap sudah cukup. Rencana Pelaksanaan Pembimbingan (RPP) tentang skenario pembimbingan layanan bimbingan klasikal dikelas dengan supervisi akademik telah dilakukan oleh peneliti tetapi masih terdapat kendala yakni dalam menyusun jadwal pelaksanaan pembimbingan yang efektif, faktor penyebabnya peneliti belum mampu mangatur waktu pembimbingan, solusinya adalah dengan membagi waktu pelaksanaan pembimbingan secara rinci, sehingga RPP dapat terselesaikan sesuai harapan. Dalam penyusunan instrumen observasi pengawas dan observasi guru BK sudah dilaksanakan tetapi masih ada kendala yaitu dalam penentuan aspek yang diamati disesuaikan dengan jenis yang diteliti, penyebabnya karena peneliti belum menelaah isi proposal PTS yang disusunnya. Solusi yang dilakukan yaitu dengan menelaah ulang maksud dan tujuan diadakan penelitian tindakan sekolah (PTS) sebagaimana yang telah dituliskan dalam proposal. Hasilnya peneliti bisa membuat instrument observasi pengawasdan observasi guru BK dengan baik (Arikunto, 2006). Pedemoan analisis data hasil observasi pengawas dan hasil observasi guru
96
BK dapat tersusun dengan rapi, maka tidak ada kendala karena hanya dengan menggunakan rumus objektif kualitatif. Demikian pula dalam penentuan nilai akhir hasil supervisi akademik dri guru BK dalam melaksanakan layanan bimbingan klasikal dikelas tidak mengalami kendala, akhirnya berjalan dengan lancar. 2.
Pelaksanaan Tindakan Pada saat pelaksanaan diskusi kelompok yang membahaaas tentang penyusunan RPL layanan bimbingan, terdapat kendala yaitu masih ada beberap peserta yang bingung tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Faktor penyebabnya karena tingkat pemahaman guru BK tidak merata, ada yang lansung memahami dan ada yang masih lamban menerima tugas yang harus dilakukan. Solusinya peneliti menjelaskan pelan-pelan tugas apa yang harus dikerjakan secara individual oleh guru BK peserta pembimbingan. Hasilnya semua guru BK telah memahami apa yang harus dilakukan selama proses kerja kelompok dan kerja individual dalam kelompok kerja masingmasing. Selama kerja kelompok, ada peserta yang berseberangan pendapat dengan peserta lain, penyebabnya karena satu guru BK berpedoman dengan kaidah layanan bimbingan klasikal dan yang lainnya berpedoman RPP guru mata pelajaran. Solusi yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan memberikan bimbingan secara khusus kepada peserta yang berbeda pendapat, hasilnya kedua pihak menyadari kesalahan masing-masing dan berdamai untuk melanjutkan tugas secara bersamasama.
Sugeng Prayoga, Peningkatan Kompetensi dalam Memberikan Layanan Bimbingan Klasikal
Peneliti memberikan penghargaan kepada semua peserta pembimbingan, kendalanya masih ada guru BK yang belum pantas untuk mendapat penguatan penyebabnya adalah dalam mengerjakan tugas terkesan tidak konsentrasi dan kurang disiplin, solusinya yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk menyelesaikan dirumah sebagai PR khusus, hasilnya guru BK yang bersangkutan sangat senang dan menerimanya. Pada akhir pembimbingan peneliti memberikan tugas secara individual yaitu menyelesaikan/memperbaiki/penyempurnaa n tugas yang dikerjakan dalam kegiatan kerja kelompok. Pada kegiatan ini tidak ada hambatan yang berarti, semua berjalan lancar sehingga tidak perlu ada solusi. Kegiatan selanjutnya ini peneliti melaksanakan supervisi akademik di kelas dengan jalan mengunjungi ke Sekolah/Madrasah tempat guru BK bertugas mulai hari Sabtu tanggal 1 Nopember 2014 dan berakhir pada hari Jum’at tanggal 7 Nopember 2014. Kendala yang dihadapi selama melakukan supervisi akademik di kelas adalah: 1) waktu yang sering tidak tepat, 2) guru BK sedang menyelesaikan masalah individu, 3) guru BK belum datang ke sekolah sementara pengawas sudah datang di sekolah, 4) dan ada juga guru BK yang lupa tidak membawa hasil RPL layanan klasikal yang adakan jadikan sebagai bahan untuk pembimbingan dan penyempurnaan. Permasalahan itu bisa terjadi karena: 1) guru BK kurang menepati waktu yang telah disepakati bersama, 2) guru BK harus mengajar menyelesaikan target layanan yang telah direncanakan, 3) ada guru BK yang
mempunyai kepentingan diluar kedinasan yang sangat mendesak, 4) guru BK kurang bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Solusi yang dilakukan oleh peneliti disesuaikan dengan kendala dan factor penyebab terjadinya permasalahan itu yaitu: 1) Pengawas menghubungi via telpon bahwa waktu untuk pembimbingan segera dimulai, 2) Pengawas menghubungi guru BK yang belum datang dan akan menunggu sampai guru BK yang bersangkutan datang di sekolah/madrasah, 3) bagi guru BK yang benar-benar lupa membawa tugas individual diharapkan untuk segera mengambilnya. 3. Pengamatan/pengumpulan data Pada tahapan ini yang dibahas adalah perolehan hasil observasi pengawas dan observasi guru BK serta hasil supervisi akademik dalam melaksanakan layanan bimbingan klasikal dikelas yang baik dan benar. Hasil observasi pengawas diperoleh skor rata-rata (3,83), sementara indikator kinerja mengharapkan mendapat skor ratarata (> 4, 00), tetapi pada dengan perolehan skor rata-rata observasi guru BK adalah (3, 46). Ini artinya belum memenuhi indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu (> 4, 00). Sedangkan hasil supervisi akademik dalam melaksanakan bimbingan klasikal dikelas di peroleh nilai rata-rata adalah (75, 41), sementara indikator keberhasilan proses bimbingan individual dinyatakan telah berhasil jika perolehan nilai rata-rata (> 85,00). Adapun kendala dan penyebab yang dihadapi oleh peneliti sehingga indikator keberhasilan belum tercapai
97
Jurnal Kependidikan 14 (1): 93-102
adalah: 1) pengawas/peneliti untuk tampil pertama merasa gugup kurang konsentrasi, 2) dalam melaksanakan pembimbingan juga agak kurang mengena kurang sesuai dengan skenario yang telah disiapkan, 3) sementara guru BK juga masih belum berkonsentrasi sepenuhnya melaksanakan kerja kelompok/ diskusi kelompok, dan 4) dalam melaksanakan tugas secara individual terkesan belum seperti yang diharapkan. Jalan keluarnya adalah dengan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi pada siklus I untuk diadakan penmyempurnaan pada siklus berikutnya dengan jalan merancang proses pembimbingan secara matang dan terencana dengan jadwal yang mampu membangkitkan motivasi guru BK sebagai peserta pembimbingan. Disamping itu pengawas bersama guru BK bersama membuat kesepakatan bersama tentang disiplin waktu pada siklus berikutnya. Hasilnya pengawas bersama guru BK menyepakati bahwa pada siklus berikutnya akan datang tepat waktu dan akan melakukan diskusi kelompok/ kerja kelompok dengan bersungguh-sungguh sehingga indikator keberhasilan yang telah direncanakan terpenuhi dengan baik. 4. Refleksi Hasil observasi pengawas memperoleh skor rata-rata (3,83) sementara hasil observasi guru BK memperoleh skor (3, 46) dan hasil nilai rata-rata supervisi akademik dalam layanan bimbingan klasikal adalah (75,41). Dari ketiga perolehan data hasil penelitian pada siklus I masih belum memenuhi target indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
98
Memperhatikan perolehan skor rata-rata dan nilai rata-rata yang masih belum memenuhi indikator keberhasilan, maka peneliti akan memperbaiki jenis tindakan dalam penyampaian materi tentang layanan bimbingan klasikal akan lebih dioptimalkan dan diefektifkan. Dalam pelaksanaan bimbingan kelompok peneliti akan memfokuskan pada tindakan nyata yaitu melakukan pengamatan selama proses kerja kelompok dan melaksanakan bimbingan secara efektif dan semangat kekeluargaan yang tinggi. Jenis tindakan ini perlu dilakukan dalam upaya meningkatkan kompetensi guru BK dalam melaksanakan layanan bimbingan klasikal dikelas yang baik dan benar, ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai supervisi akademik layanan bimbingan klasikal dikelas > 85,00. Jenis penguatan yang akan dilakukan oleh peneliti dalam upaya motivasi guru BK agar lebih giat dalam melakukan kerja kelompok maupun kerja individual adalah: 1) memberikan penghangatan setiap kegiatan/hasil kerja secara berkelompok maupun secara individual dalam bentuk pujian, motivasi, dan sejenisnya. Dengan memberikan penguatan itu diharapkan para guru BK peserta pembimbingan lebih termotivasi untuk menyelesaikan tugas secara berkelompok maupun secara individual yang berdampak tercapainya indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Jenis tindakan yang akan dilakukan dalam proses pembimbingan secara berkelompok antara lain: 1) pengamatan yang berkesinambungan, 2) pembimbingan secara klinis, 3) pemanfaatan waktu yang efektif. Sedangkan tindakan nyata yang dilakukan oleh peneliti dalam supervisi akademik
Sugeng Prayoga, Peningkatan Kompetensi dalam Memberikan Layanan Bimbingan Klasikal
dikelas antara lain: 1) datang ke sekolah/ madrasah tepat waktu, 2) memperbaiki hasil kerja yang masih belum sempurna dalam pembuatan RPL layanan bimbingan klasikal 3) berbicara yang santun selama pembimbingan, dan 4) memberikan penguatan yang positif dan bersifat membimbing. Tindakan nyata itu perlu dilakukan dalam upaya meningkatkan kompetensi guru BK dlam melaksanakan layanan bimbingan klasikal dikelas. Pada siklus II, telah dilakukan bebrapa tahapan yang sama dengan siklus I. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Tindakan Tahap awal yang dilakukan oleh peneliti adalah membuat perencanaan refleksi hasil perolehan data pada siklus I yang disampaikan di depan seluruh guru BK peserta pembimbingan. Dalam kegiatan ini peneliti tidak mengalami kendala, semua berjalan lancar. Aspek-aspek yang merupakan kesalahan guru BK dalam melanakan layanan bimbingan klasikal dikelas diperbaiki dan disempurnakan melalui forum tanya jawab selama penyampaian materi refleksi. Selanjunya peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembimbingan (RPP) yang terfokus pada rencana supervise akademik layanan bimbingan klasikal dikelas. Pada tahapan ini peneliti juga tidak mengalami kendala, hambatan, dan kesulitan dalam mengemas skenario pembimbingan berkelompok dan individual. Penekanan dalam tahapan penyusunan RPP ini adalah jadwal pembimbingan yang praktis dan
sistematik sehingga dapat dilaksanakan dengan baik. Jenis instrumen observasi pengawas dan instrument observasi guru BK serta instrument penilaian supervisi akademik dikelas masih mengacu dengan instrumen yang digunakan pada siklus I. Pada siklus II ini bedanya adalah dalam pelaksanaan observasi dan penilaian yang lebih difokuskan pada keterlaksanaan kegiatan nyata yang mampu meningkatkan kompetensi guru BK BK dalam melaksanakan layanan bimbingan klasikal dikelas hului oleh pembuatan RPL layanan binbingan klasikal. Jadwal kegiatan pembimbingan tetap mengacu pada perencanaan sebelumnya yaitu untuk pembimbingan berkelompok dilaksanakan pada Senin tanggal 10 Nopember 2014 bertempat di ruang multi media SMA Negeri 2 Mataram yang dimulai pada pukul 08.30 sampai pada pukul 14.00 wita. Agenda kegiatan selama pembimbingan adalah: 1) refleksi hasil tindakan siklus I, 2) penjelasan ulang tentang pembuiatan RPL layanan bimbingan klasikal dan penerapanya didalam kelas yang baik dan benar, 3) pelaksanaan diskusi kelompok/ kerja kelompok, dan yang ke 4) seminar kelas dalam bentuk pemaparan/presentasi hasil kerja kelompok secara bergiliran yang diakhiri dengan kegiatan refleksi oleh peneliti. Berikutnya pedoman analisa data hasil observasi pengawas dan hasil observasi guru BK serta pedoman penilaian hasil supervisi akademik layanan bimbingan klasikal dikelas dalam bentuk rumusan sederhana tidak menggunakan rumus statistic. Yang dipakai adalah perhitungan rumusan deskriptif kualitatif, sehingga apa
99
Jurnal Kependidikan 14 (1): 93-102
yang digunakan dalam penentuan skor maupun rata-rata nilai sama dengan yang ditetapkan pada siklus I. 2.
Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan bimbingan secara klasikal/berkelompok pada siklus II ini diawali dengan kegiatan refleksi perolehan hasil pada siklus I dilanjutkan dengan penyampaian materi pembimbingan dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok/ kerja kelompok tentang layanan bimbingan klasikal dikelas dengan pembuatan RPL layanan bimbingan klasikal .Dalam kegiatan ini tidak ada kendala yang berdampak kurang efektifnya pelaksanaan pembimbingan dalam kelompok kecil. Setiap kelompok yang beranggotakan 4 (empat) orang semuanya membuat RPL layanan bimbingan klasikal. Pada kegiatan ini peserta sudah tidak terlalu memerlukan bimbingan secara khusus karena semua guru BK sudah semakin memahami dan semakin menguasai trik-trik pembuatan RPL layanan bimbingan klasikal sesuai dengan kaidah yang baik dan benar. Kegiatan dilanjutkan dengan seminar kelas, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok untuk dibahas bersama kelompok lain dalam forum resmi. Kegiatan seminar kelas ini pun berjalan lancar tidak ada hambatan yang mengganggu terlaksananya kegiatan. Kegiatan diakhiri dengan refleksi dari peneliti selaku narasumber dalam pelaksanaan seminar kelas dan memberikan penguatan kepada semua kelompok yang telah menyampaikan hasil kerja kelompoknya secara maksimal didepan semua guru BK peserta pembimbingan. Pada akhir
100
kegiatan peneliti memberikan tugas individual dalam bentuk telaah RPL layanan bimbingan klasikal yang selanjutnya peneliti akan melaksanakan supervisi akademik dikelas sesuai dengan jadwal yang telah disepakati bersama Pelaksanaan bimbingan/supervise akademik pada siklus II ini berjalan lancar. Rata-rata semua guru BK sesuai jadwal kunjungan sudah siap menunggu kedatangan pengawas selaku peneliti. Sambutan hangat dan santun serta penuh dengan nilai kekeluargaan diperhatikan oleh semua guru BK. Hal tersebut membuktikan bahwa hasil dari pembimbingan membawa dampak yang sangat positif dalam upaya pembentukan karakter sebagai tenaga pendidik yang professional dihadapan peserta didik maupun dihadapan masyarakat pada umumnya. 3.
Pengamatan/Pengumpulan Data Hasil yang diperoleh pada observasi pengawas pada siklus II mencapai skor ratarata (4,42) dari indikator keberhasilan (> 4, 00), sedangkan hasil observasi guru BK mencapai skor rata-rata (4,01) dari indikator keberhasilan (> 4,00) dan hasil nila rata-rata yang dicapai oleh peserta supervisi akademik layanan bimbingan klasikal dikelas adalah (89,79) dari indikator keberhasilan (> 85,00). Tantangan dan hambatan yang terjadi pada tahapan ini tidak ada, semua berjalan lancar. Hal ini bisa terjadi karena dalam perencanaan dan pelaksanaan tindakan sudah sinkron sehingga membawa dampak peningkatan secara optimal dalam perolehan rata-rata skor maupun rata-rata nilai.
Sugeng Prayoga, Peningkatan Kompetensi dalam Memberikan Layanan Bimbingan Klasikal
4.
Refleksi Hasil pengamatan terhadap pengawas selaku peneliti yang dilakukan oleh observers memperoleh skor rata-rata (4,42) dan indikator keberhasilan > 4, 00, sementara hasil pengamatan terhadap efektifitas guru BK peserta pembimbingan pada kegiatan diskusi kelompok diperoleh skor rata-rata (4,01) dari indikator keberhasilan > 4,00, sedangkan nilai rata-rata hasil supervisi akademik layanan bimbingan klasikal adalah (89,79) dari indikator keberhasilan > 85,00. Perolehan rata-rata skor dan niali rata-rata kerja individual sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan, sehingga peneliti tidak perlu lagi untuk mengadakan perbaikan dalam tindakan yang telah dilakukan. Ini artinya bahwa upaya meningkatkan kompetensi guru BK pada sekolah/madrasah binaan dalam melaksanakan layanan bimbingan klasikal dikelas yang dilakukan melalui supervisi akademik dapat diwujudkan. Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) diakhiri pada siklus II sesuai dengan rencana yang telah di terangkan pada proposal. Halhal yang mengandung nilai positif dan mampu meningkatkan kompetensi guru BK perlu terus dilakukan dalam rangka perwujudan pengawas yang berkualitas dan memiliki kompetensi dalam pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB). Simpulan dan Saran Simpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 3 (tiga) sekolah binaan dengan subyek penelitian 12 (dua belas) guru BK menunjukkan bahwa pelaksanaan supervisi
akademik dapat meningkatkan kemampuan guru BK dalam melaksanakan layanan bimbingan klasikal dikelas. Indikator keberhasilan dalam penelitin ini telah tercapai, sehingga penelitian tindakan sekolah (PTS) dengan judul “ Meningkatkan Kompetensi Memberikan Layanan Bimbingan Klasikal Bagi Guru BK SMA Binaan Di Kota Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015 Melalui Supervisi Akademik “, dinyatakaan “Berhasil”. Penelitian Tindakan Sekolah ini dihentikan pada siklus ke II. Saran a. Kepada guru BK yang terlibat dalam penelitian ini agar mampu mengaplikaasikan dalam proses layanan bimbingan klasikal di kelas. Selain itu diharapkan guru BK sebagai peserta pembimbingan, pasca mengikuti kegiatan mampu menularkan kepada guru BK yang lain tentang tata cara pelaksanaan layanan bimbingan klasikal dikelas sesuai dengan yang baik dan benar, didahului dengan penyusunan RPL layanan bimbingan klasikal yang benar. b. Kepada sekolah mengusahakan adanya jam tatap muka dikelas antara guru BK dengan siswa untuk melaksanakan layanan bimbingan klasikal secara terjadwal. c. Kepada Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Mataram, hasil Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini untuk dijadikan bahan masukan dan bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan terkait dengan peningkatan kompetensi pengawas dalam pengembangan
101
Jurnal Kependidikan 14 (1): 93-102
keprofesian berkelanjutan (PKB) dimasa mendatang dengan harapan semua pengawas lingkup binaan Dinas Dikpora Kota Mataram dapat naik pangkat setingkat lebih tinggi dari pangkat sebelumnya. Daftar Pustaka. Arikunto, dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Sahertian, Piet A. 2000. Konsep-Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto, (2004) Dasar-dasar Supervisi, Jakarta, Reneka Cipta. Usman, Uzer. (1995). Menjadi Guru BK Profesional. Bandung : PT Rwemaja Rosdakarya. Anonim, 2005. UU RI Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Kemendikbud. Jakarta.
102