STRATEGI COPING PADA REMAJA PASCA PUTUS CINTA
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh: YULI YULIANINGSIH F 100 080 020
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
STRATEGI COPING PADA REMAJA PASCA PUTUS CINTA
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh : YULI YULIANINGSIH F 100 080 020
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
STRATEGI COPING PADA REMAJA PASCA PUTUS CINTA
Yuli Yulianingsih Dra. Zahrotul Uyun, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected] Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi coping pada remaja pasca putus cinta. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 6 orang, yaitu subjek yang berdasarkan karakteristik sebagai berikut: (a) remaja berusia sekitar 15-18 tahun, (b) merasakan kesedihan akibat putus cinta selama lebih dari satu tahun, (c) konsentrasi belajar terganggu, dan (c) merupakan siswa SMK Batik 1 Surakarta dan SMK Negeri 8 Surakarta. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi, dimana kedua metode tersebut dilakukan secara bersamaan. Pertanyaan mengacu pada guide yang telah dibuat yaitu dari bentukbentuk strategi coping. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian diketahui bahwa strategi coping yang fokus pada masalah (problem focused coping) ditunjukkan dengan perilaku seperti mencari pacar baru, menyusun langkah-langkah penyelesaian masalah secara mandiri, meminta masukan kepada teman atau saudara, dan melakukan penyelesaian masalah dengan mantan. Kemudian bentuk perilaku coping yang fokus pada emosi (emotion focused coping) ditunjukkan dengan perilaku subjek yang menghindari masalah dengan cara mencari hiburan seperti jalan-jalan dengan teman, mencari kesibukan, atau dengan mendengarkan musik. Lalu bentuk perilaku lainnya seperti menyalahkan diri sendiri dan meminta maaf, dapat memperbaiki diri, mengambil arti dari putus cinta, serta dapat mengambil hikmah dari masalah putus cinta tersebut. Kondisi subjek setelah melakukan berbagai strategi coping tersebut adalah belum sepenuhnya melupakan mantan, masih membenci mantan, dan merasa masalahnya belum selesai (2,4,5,6), tetapi adapula subjek yang merasa masalahnya sudah benar-benar selesai (1,3). Kata kunci : Strategi Coping, Putus Cinta, Remaja.
1
Strategi Coping Pada Remaja Pasca Putus Cinta
dan
PENDAHULUAN
SMK
Batik
Yuli Yulianingsih
1
Surakarta,
Cinta, jatuh cinta, pacaran,
diketahui bahwa sebanyak 57,45%
dan putus cinta sangat identik dengan
siswa mengalami kesedihan setelah
kehidupan remaja. Pada usia remaja
mengalami
pasti akan merasakan mencintai,
merasa galau, 13% biasa-biasa saja,
menghargai, menghormati, berbagi,
7,98% justru merasa bahagia, dan
dan
sebanyak
rela
pasangannya.
berkorban Ketika
1,06%
cinta,
merasa
21,04%
marah.
cinta
Kemudian sebanyak 68,62% siswa
kepada lawan jenis, remaja merasa
merasakan kesedihan selama kurang
bahwa dunia milik berdua. Tetapi
dari satu bulan, 14,89% selama tiga
sebaliknya ketika putus cinta, remaja
sampai enam bulan, 4,25% selama
menganggap bahwa dunia seakan
enam bulan sampai satu tahun, dan
runtuh dan dirinya merasa menjadi
sebanyak
orang paling menderita di dunia. Hal
kesedihan selama lebih dari satu
ini wajar dirasakan oleh remaja,
tahun.
karena sesuai dengan ciri-ciri dan
konsentrasi belajarnya di sekolah
tugas-tugas perkembangannya bahwa
tidak terganggu sebanyak 63,83%,
pada masa ini remaja akan merasa
sedangkan 36,17% siswa merasa
tertarik
jenis.
konsentrasi belajarnya di sekolah
Sehingga tidak heran apabila remaja
terganggu akibat putus cinta tersebut.
terhadap
jatuh
untuk
putus
lawan
yang putus cinta akan merasakan
4,79%
Siswa
mengalami
yang
Berdasarkan
hasil
survei,
perasaan
sedih
kesedihan serta kekecewaan yang
diketahui
mendalam
pada
ketika putus cinta merupakan suatu
seperti
hal yang umum dan wajar. Tetapi
dan
tindakan-tindakan
berujung negatif
bahwa
merasa
bolos sekolah, mengurung diri di
ketika
remaja
kamar, stres, kehilangan semangat,
kesedihannya hingga lebih dari satu
merokok, meminum minuman keras,
tahun,
bahkan adapula yang melakukan
mengganggu konsentrasi belajar di
bunuh diri.
sekolah,
dan
maka
merasakan
bahkan
itu
hingga
merupakan
Hasil survei terhadap 188
masalah besar yang memerlukan
siswa di SMK Negeri 8 Surakarta
upaya atau penyelesaian khusus pada
2
Strategi Coping Pada Remaja Pasca Putus Cinta
Yuli Yulianingsih
remaja tersebut agar dirinya tetap
Seringkali
dapat bangkit dan menjalani hari-hari
muncul
seperti biasa. Dalam keadaan ini
terlampau berat, seperti halnya ketika
remaja akan merasa tertekan, frustasi
mengalami
atau putus asa, karena ketika sedih
banyak remaja yang lepas kendali
harus tetap sekolah dan belajar
dan
sebaik-baiknya.
sehingga terjadi tindakan-tindakan
Secara umum masa remaja
masalah-masalah dalam
tidak
negatif
hidupnya
putus
dapat
yang
yang dirasa
cinta,
cukup
berfikir
tidak
jernih
diharapkan.
ditandai dengan munculnya pubertas
Merasa stres dan marah merupakan
(puberty). Disinilah alasan mengapa
hal
remaja sangat menganggap bahwa
masalah putus cinta, tetapi apabila
cinta memegang peranan penting
kadarnya sudah berlebihan seperti
dalam hidupnya, karena kebutuhan-
sedih yang berlarut-larut selama
kebutuhan yang berhubungan dengan
beberapa bulan atau penyesalan yang
masa puber dan kematangan seksual
tak kunjung hilang serta stres yang
itu secara alamiah akan menuntut
hingga
untuk dipenuhi. Selain perubahan
belajar, tentu dapat menjadi sebuah
besar yang terjadi pada aspek fisik,
masalah besar bagi remaja. Sehingga
remaja juga mengalami perubahan
dirinya membutuhkan strategi untuk
besar pada aspek kognitif, dimana
menghadapi
pada
masalahnya sendiri dengan baik.
perkembangan
kognitifnya
yang
wajar
ketika
mengganggu
dan
ditimpa
konsentrasi
menyelesaikan
remaja diharapkan sudah mampu
Konsep untuk menyelesaikan
berfikir secara lebih dewasa dan
permasalahan ini disebut dengan
rasional serta memiliki pertimbangan
strategi
yang
adalah upaya mengelola keadaan dan
lebih
matang
dalam
menyelesaikan masalah.
coping.
mendorong
Namun pada kenyataannya
menyelesaikan
Strategi
coping
usaha
untuk
permasalahan
tidak semua remaja mampu berfikir
kehidupan seseorang, dan mencari
rasional dan memiliki pertimbangan
cara
matang serta pemikiran yang jernih
mengurangi stres (King, 2010).
dalam menghadapi suatu masalah.
3
untuk
menguasai
atau
Strategi Coping Pada Remaja Pasca Putus Cinta
Berdasarkan uraian di atas, maka
penulis
rumusan
strategi untuk memanajemen tingkah
mengemukakan
masalah
laku kepada pemecahan masalah
didapat
yang paling sederhana dan realistis,
sebagai landasan penelitian adalah
berfungsi untuk membebaskan diri
“bagaimana strategi coping pasca
dari masalah yang nyata maupun
putus cinta pada remaja?”. Berkaitan
tidak nyata, dan strategi coping
dengan rumusan masalah tersebut,
merupakan
maka
kognitif
penulis
yang
Yuli Yulianingsih
ingin
melakukan
semua dan
usaha
secara
perilaku
untuk
penelitian di bidang psikologi sosial
mengatasi, mengurangi, dan tahan
dengan judul Strategi Coping pada
terhadap tuntutan-tuntutan (distress
Remaja Pasca Putus Cinta.
demands).
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk
Lazarus dan Folkman (dalam
mendeskripsikan
Wardani, 2009) berpendapat bahwa
strategi coping pada remaja pasca
ada dua bentuk strategi coping, yaitu:
putus cinta.
a. Problem Focused Coping Problem Focused Coping (coping yang fokus pada masalah) adalah
TINJAUAN PUSTAKA
strategi
A. Strategi Coping Coping berasal dari kata cope yang
dapat
menghadapi,
dan
cara
masalah yang dihadapi, sehingga
diartikan
sebagai
individu
melawan
ataupun
masalahnya tersebut. Bentuk strategi
mengatasi (Wardani, 2009).
segera
dari
1) Exercised Caution (Kehati
bahwa strategi coping adalah upaya
hatian)
mengelola keadaan dan mendorong
Individu
untuk
terbebas
coping ini adalah:
King (2010) mengemukakan
usaha
menyelesaikan
menyelesaikan
berfikir
mempertimbangkan
beberapa
permasalahan kehidupan seseorang,
alternatif
dan mencari cara untuk menguasai
yang tersedia, meminta pendapat
atau mengurangi stres. Kemudian
orang lain, berhati-hati dalam
menurut Lazarus (dalam Safaria &
memutuskan
Saputra, 2009) strategi coping yaitu
4
pemecahan
dan
masalah
masalah
serta
Strategi Coping Pada Remaja Pasca Putus Cinta
Yuli Yulianingsih
mengevaluasi strategi yang pernah
makan ataupun tidur, bisa juga
dilakukan sebelumnya.
dengan
2) Instrumental Action
meneguk minuman keras.
Tindakan diarahkan
individu
pada
yang
merokok
ataupun
2) Minimization (Pengabaian)
penyelesaian
Tindakan
menghindari
masalah secara langsung, serta
masalah
menyusun langkah yang akan
seakan-akan masalah yang tengah
dilakukannya.
dihadapi itu jauh lebih ringan
3) Negotiation (Negosiasi)
daripada yang sebenarnya.
Beberapa
usaha
dengan
oleh
3) Self
seseorang yang ditujukan kepada
diri)
orang lain yang terlibat atau
Merupakan
menganggap
Blame
(Menyalahkan
strategi
yang
merupakan penyebab masalahnya
bersifat pasif yang lebih diarahkan
untuk
ke dalam daripada usaha untuk
ikut
menyelesaikan
masalah.
keluar dari masalah.
b. Emotion Focused Coping Emotion
Focused
4) Seeking Meaning (Memaknai) Coping
Suatu proses dimana individu
(coping yang fokus pada emosi)
mencari
adalah strategi untuk meredakan
dialami bagi dirinya sendiri dan
emosi individu yang ditimbulkan
mencoba mencari segi-segi yang
oleh stressor (sumber stres) tanpa
menurutnya
mengubah suatu situasi yang menjadi
hidupnya. Dalam hal ini individu
sumber stres secara langsung. Bentuk
coba
strategi coping ini adalah:
pelajaran yang bisa dipetik dari
1) Escapism (Menghindar) Perilaku masalah
membayangkan
lebih
menghindari
penting
yang
dalam
hikmah
atau
dihadapinya.
cara seandainya
B. Remaja Pasca Putus Cinta
berada dalam suatu situasi lain yang
mencari
kegagalan
masalah yang telah dan sedang
menghindari dengan
arti
Masa remaja adalah peralihan
menyenangkan, masalah
masa perkembangan antara masa
dengan
kanak-kanak ke masa dewasa yang
5
Strategi Coping Pada Remaja Pasca Putus Cinta
Yuli Yulianingsih
meliputi perubahan besar pada aspek
psikologi, mengacu pada teori yang
fisik, kognitif dan psikososial. Secara
diajukan oleh Shontz (Yuwanto,
umum, masa remaja ditandai dengan
2011) diantaranya :
munculnya pubertas, yaitu proses yang
pada
akhirnya
a.
akan
Shock Shock
menggambarkan
menghasilkan kematangan seksual
kondisi kaget atau merasa tidak
atau kemampuan untuk melakukan
menduga.
reproduksi (Papalia, dkk, 2009).
b.
Batasan usia remaja menurut Monks
Encounter reaction Bentuk reaksi ini merupakan
(2006) adalah individu yang berusia
kelanjutan
antara
dengan
12-21
pembagian:
tahun,
12-15
dengan
tahun:
dari
shock,
dicirikan
pikiran
kacau,
perasaan
masa
kehilangan, tidak percaya, sedih,
remaja awal, 15-18 tahun: masa
merasa tidak berdaya, dan merasa
remaja pertengahan, 18-21 tahun:
diri tidak berguna.
masa remaja akhir.
c.
Putus cinta adalah kejadian
Retreat Individu
yang
mengalami
berakhirnya suatu hubungan cinta
putus cinta biasanya akan menolak
yang telah dijalin dengan pasangan
bahwa dirinya telah mengalami putus
Yuwanto (2011). Seseorang yang
cinta. Reaksi penolakan ini adalah
masih mencintai pasangannya dan
bentuk
kemudian mengalami putus cinta
melindungi diri dari perasaan tidak
umumnya akan menampilkan reaksi
nyaman.
kehilangan putus cinta.
terutama
Linda (2007) juga
untuk
C. Strategi Coping Pada Remaja Pasca Putus Cinta
berakhirnya suatu hubungan yang selama
diri
diawal-awal
berpendapat bahwa putus cinta yaitu
dibina
pertahanan
waktu
merasakan adanya rasa cinta atau
tertentu dan dapat menimbulkan
kenyamanan dan kesenangan saat
duka serta masa berkabung.
berhadapan dengan lawan jenis. Oleh
Ada
beberapa
Cinta akan lahir ketika remaja
beberapa
gambaran
karena
reaksi putus cinta ditinjau dari sudut
itu
remaja
yang
saling
mencintai akan membuat sebuah
6
Strategi Coping Pada Remaja Pasca Putus Cinta
Yuli Yulianingsih
komitmen hubungan untuk mengikat
bentuk strategi coping yang ada,
perasaan cinta tersebut agar menjadi
yakni strategi coping yang fokus
suatu hal yang dapat mendatangkan
pada masalah dan strategi coping
kebahagiaan.
dalam
yang fokus pada emosi. Apabila
perjalanannya, cinta tidak selalu
strategi coping yang fokus pada
berjalan mulus. Ada beberapa faktor
masalah dan strategi coping yang
penyebab putusnya hubungan cinta
fokus pada emosi itu dilakukannya
yang muncul pada setiap pasangan,
secara efektif, maka remaja akan
misalnya terlalu banyak menyimpan
dengan mudah menyesuaikan diri
rahasia, cemburu atau hilangnya
dengan keadaan. Tetapi sebaliknya
kepercayaan,
ditentang
keluarga,
apabila
terburu-buru
mengajak
menikah,
dilakukannya tidak efektif, maka
mencintai orang lain, cinta sesaat,
remaja akan merasakan kesulitan
dan
dalam
Tetapi
hubungan
jarak
jauh
(Lindenfield, 2005). Remaja
strategi
coping
yang
menghadapi
dan
menyesuaikan diri dengan keadaan
yang
mengalami
dan dengan masalah
putus cinta pada umumnya akan
lain
yang
mungkin akan ditemuinya.
merasakan kesedihan, shock, marah, dan
menyesal,
tetapi
adapula
METODE PENELITIAN
sebagian diantaranya yang justru bahagia,
dapat
Gejala penelitian yang akan
mengambil hikmah dari putus cinta
diteliti adalah strategi coping pada
tersebut. Oleh karena itu diharapkan
remaja pasca putus cinta.
remaja
karena
merasa
A. Identifikasi Gejala Penelitian
mampu
mengendalikan,
dan
menghadapi, mengontrol
B. Definisi Operasional
serta tetap dapat berfikir jernih dalam
Definisi
situasi apapun. Setelah cinta,
remaja
operasional
strategi
coping pada remaja pasca putus cinta mengalami akan
putus
adalah upaya yang dilakukan oleh
melakukan
remaja pasca putus cinta dalam
beberapa kemungkinan perilaku dan
menghadapi
secara umum akan tergambar dalam
masalahnya, dengan cara berusaha
7
dan
menyelesaikan
Strategi Coping Pada Remaja Pasca Putus Cinta
menerima,
merencanakan
dan
cinta, serta bentuk strategi coping
bersikap aktif dalam menguasai,
yang dilakukannya.
mengurangi, atau meminimalisasikan
2. Observasi
keadaan
Pencatatan
tertekan
(situasi
Yuli Yulianingsih
stress)
terkait kejadian putus cinta.
hasil
observasi
dilakukan secara deskriptif, yaitu mencatat sebanyak mungkin datadata yang mendukung suatu gejala
C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini
tanpa
disertai
interpretasi
atau
dipilih secara purposive yaitu dengan
evaluasi dari observer. Adapun hal-
karakteristik:
hal yang dicatat dalam observasi
(a)
remaja
berusia
sekitar 15-18 tahun, (b) merasakan
adalah:
kesedihan akibat putus cinta selama
1.
Bahasa tubuh
lebih dari satu tahun, (c) konsentrasi
2.
Ekspresi wajah
belajar terganggu, dan (c) merupakan
3.
Emosi ketika wawancara
siswa SMK Batik 1 Surakarta dan SMK Negeri 8 Surakarta.
E. Uji Keabsahan Data Uji
1. Wawancara
auditing
Dalam penelitian ini, peneliti
keabsahan
wawancara
data
dalam
penelitian ini menggunakan teknik
D. Metode Pengumpulan Data
melakukan
keabsahan
langsung
dengan
yaitu data cara
proses
penentuan
yang
dilakukan
auditi
(peneliti)
dengan subjek yaitu remaja pasca
konsultasi dan berdiskusi dengan
putus
auditor (pembimbing), karena jika
cinta,
langsung mengetahui
dimana
wawancara
digunakan
untuk
bagaimana
gambaran
terjadi kesalahan dapat diperbaiki.
strategi coping pada remaja pasca
F. Metode Analisis Data
putus cinta yang meliputi: reaksi dan
Penelitian ini bersifat kualitatif
penerimaan diri pasca putus cinta,
maka analisis data yang digunakan
gambaran
adalah analisis data secara induktif.
spesifik
dari
keadaan
psikisnya ketika mengalami putus
8
Strategi Coping Pada Remaja Pasca Putus Cinta
dahulu
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian
dengan
daripada
Yuli Yulianingsih
asumsi
memikirkan
bahwa
masa
lalu
yang telah dilakukan, maka dapat
(mantan), lebih baik mencari yang
diuraikan
baru.
pembahasan
mengenai
Kemudian oleh
waktu
yang
subjek
dalam
Strategi Coping pada Remaja Pasca
dibutuhkan
Putus Cinta. Bentuk pengolahan
memutuskan untuk mempunyai pacar
yang dilakukan oleh remaja pasca
baru
putus cinta dari tekanan-tekanan dan
minggu sampai tiga bulan.
yaitu berkisar
tuntutan-tuntutan yang dialami dapat
antara satu
Penyelesaian masalah dengan
dilakukan dengan strategi coping.
memiliki
Lima dari enam subjek, memilih
subjek dengan berbagai cara seperti
untuk menyelesaikan masalah putus
dimulai dari memperbanyak teman,
cinta dengan cara yang sama yaitu
berkenalan, pendekatan dan hingga
mencari
Cara
akhirnya dapat menjadi sepasang
menghadapi masalah yang dilakukan
kekasih atau sekedar teman dekat
oleh subjek ini merupakan bentuk
untuk saling berbagi.
strategi coping yang fokus pada
penyelesaian
masalah
mencari kesibukan dilakukan subjek
pacar
atau
baru.
problem
focused
pacar
baru,
dilakukan
Kemudian
masalah
coping dan termasuk pada jenis
dengan
exercised caution, dimana individu
menulis puisi untuk ditampilkan
berfikir
pada saat pentas seni dan menulis
beberapa
dan
mempertimbangkan
alternatif
mencari
job
dengan
menyanyi,
pemecahan
cerpen. Selain itu bentuk usaha
masalah yang tersedia, meminta
menyibukkan diri yang dilakukan
pendapat orang lain, berhati-hati
oleh subjek adalah dengan latihan
dalam memutuskan masalah serta
musik
mengevaluasi strategi yang pernah
seminggu. Cara-cara tersebut dirasa
dilakukan sebelumnya (Lazarus dan
subjek
Folkman dalam Wardani, 2009).
menyelesaikan masalah putus cinta.
Ketika subjek memutuskan untuk memiliki
pacar
baru,
mempertimbangkannya
setiap
cukup
dua
kali
efektif
dalam
dalam
Ketika subjek menghadapi
subjek
dan menyelesaikan masalah putus
terlebih
cinta, terlibat pula peran orang lain
9
Strategi Coping Pada Remaja Pasca Putus Cinta
yang
ikut
membantu
penyelesaiannya.
dalam
Karena
Yuli Yulianingsih
terhadap pengambilan strategi coping
hampir
pada subjek.
semua subjek (1,2,4,5,6) meminta
Langkah-langkah
masukan dari teman dan saudara.
dilakukan
Alasan
tetapi
menyelesaikan masalah putus cinta
pada intinya subjek menginginkan
diantaranya ada yang disusun sendiri
tempat untuk mengungkapkan isi
dan ada juga yang meminta masukan
hati dan meminta masukan tentang
dari orang lain untuk menyusun
apa yang harus dilakukan. Hal ini
langkah-langkah
sesuai dengan strategi coping jenis
tersebut. Sehingga subjek hanya
exercised
subjek
menjalankan saran atau masukan dari
meminta pendapat atau meminta
orang lain (teman atau saudara).
masukan dari orang lain untuk
Empat
menyelesaikan masalah yang sedang
penyelesaian atas dasar masukan dari
dihadapinya. Perilaku subjek tersebut
teman dan saudara, sedangkan dua
sesuai
subjek menyusun langkah-langkah
bermacam-macam,
caution
yakni
dengan
adaptasi
oleh
yang
subjek
dalam
penyelesaiannya
melakukan
perkembangan
remaja,
dimana
remaja
memiliki
sistem
termasuk pada bentuk strategi coping
kuat
yang fokus pada masalah jenis
peningkatan
instrumental action. Masukan yang
kemampuan untuk menyesuaikan diri
diberikan oleh teman dan saudara
terhadap
diantaranya dengan menyuruh subjek
yang
pendukung
sosial
menunjukkan
yang
suatu
stressor
(Dubos
penyelesaiannya
subjek
dalam
untuk
Kemudian dikemukakan pula oleh
menghapus foto-foto mantan dan
Yusuf
dukungan
nomor hp mantan. Menurut Yusuf
mempengaruhi
(2004), faktor yang mempengaruhi
pemilihan bentuk strategi coping
pemilihan bentuk strategi coping
pada individu. Jadi dukungan orang
pada individu salah satunya adalah
lain dalam penyelesaian masalah
dengan dukungan sosial. Masukan
putus
yang diberikan oleh teman atau
sosial
bahwa
dapat
cinta
juga
berpengaruh
pacar
atau
Nasir, A., & Muhith, A, 2011).
(2004),
mencari
sendiri
baru,
saudara subjek tersebut masuk pada
10
Strategi Coping Pada Remaja Pasca Putus Cinta
jenis informational support, yang
hubungan.
meliputi nasihat dan diskusi tentang
tersebut tidak berhasil karena mantan
bagaimana
tidak dapat dihubungi dan sudah
mengatasi
atau
memecahkan masalah Masalah
Tetapi
Yuli Yulianingsih
usaha
subjek
mengganti nomor hp nya.
putus
cinta
Disamping
penyelesaian
merupakan masalah yang dihadapi
masalah,
oleh sepasang kekasih dan memaksa
terhadap masalah yang membuat
keduanya
subjek cenderung lari dari masalah
untuk
menyelesaikan
segera
bersama-sama.
atau
adapula
kenyataan.
penghindaran
Ketika
subjek
memutuskan
untuk
Keadaan dimana subjek dan mantan
(1,2,3,4,5,6)
melakukan pembicaraan, baik yang
tidak memikirkan masalah dan lebih
mengarah pada penyebab putus,
memilih untuk melakukan hal-hal
penyelesaian-penyelesaian,
atau
yang lebih menyenangkan, disitulah
sekedar bentuk protes dan isi hati
terjadi emotion focused coping, yaitu
masing-masing
strategi
untuk
terjadinya
individu
yang
putus. Usaha-usaha yang dilakukan
stressor
(sumber
oleh subjek ini merupakan bentuk
mengubah suatu situasi yang menjadi
problem
sumber
diungkapkan
negosiasi,
yang setelah
focused yaitu
ingin
coping terdapat
jenis sebuah
meredakan ditimbulkan
stres
(Lazarus
emosi
stres)
secara
dan
oleh tanpa
langsung
Folkman
dalam
usaha untuk menyelesaikan masalah
Wardani, 2009). Jadi subjek tidak
dan membicarakannya secara baik-
menyelesaikan masalah melainkan
baik, meskipun hasil akhir yang
mengubah masalah tersebut menjadi
didapat tidak sesuai dengan yang
suatu hal yang lebih menyenangkan
diinginkan (Lazarus dan Folkman
atau
dalam Wardani, 2009). Seperti yang
Misalnya dengan pergi jalan-jalan,
telah dilakukan oleh subjek 6, yaitu
mendengarkan musik, atau mencari
subjek
hiburan lain
yang dirasa dapat
mantan untuk mengetahui kejelasan
membuatnya
bahagia.
hubungan
halnya
mengenai
berusaha
menghubungi
dan penyebab
penyelesaian putusnya
escapism
dengan
melakukan
11
(menghindar).
subjek
penyelesaian
Demikian 5
yang
masalah
Strategi Coping Pada Remaja Pasca Putus Cinta
dengan
cara
Yuli Yulianingsih
menghindarinya
Subjek yang merasa bersalah
(escapism), yaitu subjek berusaha
akan menyalahkan diri sendiri secara
mencari kesibukan seperti mencari
utuh sebagai penyebab putusnya
job nyanyi, membuat puisi, membuat
hubungan.
cerita pendek, dan menyibukkan diri
menyadari bahwa ada faktor lain
dengan
yang
usaha
yang
sedang
dirintisnya.
turut
andil,
subjek
tetapi
tetap
menempatkan posisi dirinya sebagai
Masalah putus cinta yang dihadapi
Meskipun
keenam
dapat
putusnya hubungan atau dinamakan
dipersepsi berbeda oleh masing-
dengan emotion focused coping jenis
masing subjek, meskipun masalah
self
yang dihadapinya sama. Hal ini
sendiri). Hal yang dilakukan ketika
tergantung pada kesiapan serta sikap
subjek
yang diambilnya dalam menghadapi
meminta
masalah. Ketika subjek menganggap
meskipun pada akhirnya mantan
masalah putus cinta itu penting dan
tidak menghiraukan permintaan maaf
harus
tersebut.
segera
subjek
orang yang paling bersalah dalam
diselesaikan,
maka
blame
(menyalahkan
merasa maaf
diri
bersalah
adalah
kepada
mantan
subjek akan berusaha menuntaskan
Kejadian putus cinta pada
masalah tersebut bagaimana pun
usia remaja adalah hal yang wajar.
caranya.
masalah
Tetapi ketika remaja mengalami
dianggap tidak penting, subjek akan
putus cinta dengan cinta pertamanya,
mengabaikan
maka
Tetapi
ketika
serta
tidak
remaja
akan
benar-benar
menyelesaikan masalah. Empat dari
merasa sedih dan kehilangan. Seperti
enam subjek mengatakan bahwa
halnya yang dialami oleh subjek 6,
masalah putus cinta itu penting dan
menurutnya cinta pertama sulit untuk
harus segera diselesaikan, karena
dilupakan meskipun telah memiliki
apabila
akan
pacar baru. Dari berbagai dinamika
mengganggu aktivitas lain seperti
putus cinta mulai dari penyebab,
belajar, perilaku sehari-hari subjek,
perasaan
serta keadaan emosi subjek.
menyelesaikan, dan strategi coping
tidak
diselesaikan
yang
mucul,
cara
yang digunakannya, maka subjek
12
Strategi Coping Pada Remaja Pasca Putus Cinta
dapat
mengambil
hikmah
Yuli Yulianingsih
yaitu
subjek, ada dua yang merasa bahwa
dengan kejadian putus cinta tersebut
strategi coping yang dilakukannya
subjek bisa lebih fokus belajar,
itu sudah berhasil. Sedangkan empat
mengetahui
subjek lainnya merasa bahwa strategi
sifat
menyadari
bahwa
buruknya, harus
coping yang dilakukannya belum
semangat, dan dapat mengambil
berhasil, karena meskipun sudah
pelajaran sebagai bekal agar tidak
mempunyai pacar baru masih tetap
terjadi putus cinta lagi. Bentuk
merasa
perilaku tersebut merupakan emotion
belum terselesaikan, masih dibayangi
focused
seeking
masa lalu, masih membenci mantan,
meaning, yaitu suatu proses dimana
tidak dapat menjalin hubungan yang
individu mencari arti kegagalan yang
baik dengan mantan, dan masih
dialami bagi dirinya sendiri dan
belum bisa seutuhnya melupakan
mencoba mencari segi-segi yang
mantan.
menurutnya penting dalam hidupnya.
menunjukkan bahwa dengan mencari
Dalam hal ini individu coba mencari
kesibukan dan memiliki pacar baru,
hikmah atau pelajaran yang bisa
masalah masih tetap belum selesai.
dipetik dari masalah yang telah dan
Hal ini salah satunya disebabkan
sedang dihadapinya (Lazarus dan
oleh
Folkman dalam Wardani, 2009)
memilih untuk memiliki pacar baru,
coping
hidup
jenis
Bentuk penyelesaian masalah
bahwa
masalah
Kondisi
keputusan
tersebut
akhir
subjek
ini
ketika
yakni subjek hanya berkeinginan
yang dilakukan oleh sebagian besar
menjadikan
subjek adalah dengan mencari pacar
sebagai pelarian atau sekedar untuk
baru.
membantu dirinya dalam melupakan
Langkah-langkah
penyelesaiannya telah dilakukan baik
pacar
baru
tersebut
mantan.
atas inisiatif sendiri maupun atas masukan
dari
penyelesaian
teman.
tersebut
Setelah
KESIMPULAN DAN SARAN
dilakukan,
Berdasarkan analisis data dan
akan muncul sebuah hasil akhir atau
pembahasan dari hasil penelitian,
perubahan
maka
setelah
dilakukannya
penyelesaian tersebut. Dari enam
dapat
diambil
kesimpulan
bahwa bentuk-bentuk usaha yang
13
Strategi Coping Pada Remaja Pasca Putus Cinta
Yuli Yulianingsih
dilakukan oleh subjek dalam hal
Kondisi akhir dari strategi
problem focused coping antara lain:
coping yang telah dilakukan oleh
mencari
subjek yaitu subjek masih merasa
pacar
baru,
langkah-langkah
menyusun penyelesaian
bahwa
masalahnya
tetap
belum
masalah secara mandiri, meminta
selesai, masih dibayangi masa lalu,
masukan kepada teman atau saudara,
masih membenci mantan, tidak dapat
dan melakukan penyelesaian masalah
menjalin hubungan yang baik dengan
dengan mantan. Jadi bentuk perilaku
mantan, dan masih belum bisa
coping subjek yang berorientasi pada
seutuhnya
penyelesaian
(2,4,5,6).
masalah
(problem
focused coping) adalah exercised
melupakan
Saran
caution, instrumental action, dan
adalah:
negosiasi.
1.
Bentuk perilaku coping yang
dari
mantan
penelitian
ini
Bagi guru BK, untuk lebih
memperhatikan
berbagai
fokus pada emosi (emotion focused
permasalahan yang dialami oleh
coping) adalah escapism, self blame,
siswa, khususnya apabila muncul
seeking
perilaku-perilaku pada siswa seperti
dengan
meaning. perilaku
Ditunjukkan subjek
yang
terlihat murung, sering melamun,
menghindari masalah dengan cara
dan prestasi belajar menurun. Selain
mencari hiburan seperti jalan-jalan
itu
dengan teman, mencari kesibukan,
pemahaman kepada siswa khususnya
atau dengan mendengarkan musik
yang berkaitan dengan masalah cinta,
(escapism). Lalu bentuk perilaku self
terutama resiko-resiko atau dampak
blame
yang akan terjadi pada diri siswa
ditunjukkan
menyalahkan
diri
dengan
sendiri
dan
untuk
selalu
memberikan
apabila terjadi putus cinta.
meminta maaf. Sedangkan perilaku
2.
remaja,
untuk
lebih
seperti
mempertimbangkan
lagi
cara
dapat
memperbaiki
diri,
Bagi
mengambil arti dari putus cinta, serta
penyelesaian masalah putus cinta.
dapat lebih mendekatkan diri kepada
Karena perlu penggabungan strategi-
Allah SWT itu termasuk pada jenis
strategi agar masalah dapat benar-
seeking meaning.
benar terselesaikan. Seperti mencari
14
Strategi Coping Pada Remaja Pasca Putus Cinta
Yuli Yulianingsih
Lindenfield, G. (2005). Putus Cinta Bukan Akhir Segalanya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
kesibukan, jalan-jalan dengan teman dan sebaiknya ditunda dahulu untuk memiliki pacar baru. Karena apabila
Monks. (2006). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta,: Gadjah Mada University Press.
hanya dijadikan untuk pelarian dan belum sepenuhnya menyayangi pacar baru tersebut, maka subjek akan
Nasir, A., & Muhith, A. (2011). Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
tetap dibayang-bayangi masa lalu. 3.
Bagi orang tua, agar lebih peka
terhadap perkembangan anak dan lebih memberikan perhatian apabila
Papalia, dkk. (2009). Human Development Perkembangan Manusia. Jakarta : Salemba Humanika.
mendapati atau melihat anak remaja murung, mengurung diri di kamar, atau menunjukkan perilaku yang
Safaria, T., & Saputra, N. E. (2009). Manajemen Emosi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
tidak seperti biasanya. 4.
Bagi
peneliti
selanjutnya,
hendaknya memperhatikan hal-hal yang
belum
terungkap
Wardani, S. D. (2009). Strategi Coping Orang tua Menghadapai Anak Autis. Indigenious. Vol. 11, No. 1, 26-35.
dalam
penelitian ini dan menggali lebih mendalam
sehingga
akan
lebih Yusuf, S. (2004). Mental Hygiene. Jakarta: Pustaka Bani Quraisy.
memperkaya pengetahuan tentang strategi coping pada remaja pasca putus cinta.
Yuwanto, L. (2011). Reaksi Umum Putus Cinta. http://www.ubaya.ac.id/ ubaya/articles_detail/24/ReaksiUmum-Putus-Cinta.html. Diakses pada 27 Januari 2012 pukul 23:26 WIB.
DAFTAR PUSTAKA King, A. L. (2010). Psikologi Umum (buku 2). Jakarta: Salemba Humanika. Linda, S. (2007). Membimbing Anak Remaja. Jakarta: Karisma Publishing Group.
15