NASKAH PUBLIKASI
MEMAHAMI MOTIVASI DAN STRATEGI COPING MAHASISWI YANG BERKELUARGA : STUDI KUALITATIF
Oleh: Radila Rezani B.W Irwan Nuryana Kurniawan
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2007
NASKAH PUBLIKASI
MEMAHAMI MOTIVASI DAN STRATEGI COPING MAHASISWI YANG BERKELUARGA : STUDI KUALITATIF
Telah Disetujui Pada Tanggal
_______________________
Dosen Pembimbing Utama
(Irwan Nuryana K, S.Psi.,M.Si)
MEMAHAMI MOTIVASI DAN STRATEGI COPING MAHASISWI YANG BERKELUARGA : STUDI KUALITATIF
Radila Rezani B.W Irwan Nuryana Kurniawan
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji motivasi mahasiswi melakukan perkawinan dan mengetahui strategi coping yang dilakukan oleh mahasiswi dalam perkawinan tersebut, serta untuk melihat dampak positif dan hambatan yang ditimbulkan dari strategi coping yang telah dilakukan di dalam menjalani kehidupan perkawinan. Subjek atau responden dalam penelitian ini berjumlah empat orang yang merupakan mahasiswi perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta dan sudah melangsungkan perkawinan. Metode pengambilan data yang digunakan adalah wawancara dengan interview guide sebagai panduan percakapan yang terdiri dari tujuh belas aitem pertanyaan. Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dengan langkah-langkah berupa pembuatan tema-tema untuk kemudian memasukkannya ke dalam sub kategori dan kategori yang selanjutnya diperoleh model yang menggambarkan motivasi dan strategi coping mahasiswi yang berkeluarga. Hasil penelitian menunjukkan adanya strategi coping yang dilakukan oleh mahasiswi yang sudah melangsungkan perkawinan dalam mengatasi hambatan-hambatan yang ditemui di dalam perkawinan yang sudah dijalankan. Kata kunci : Perkawinan, Strategi Coping
Pengantar
Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk memenuhi kebutuhannya baik secara fisik maupun psikis. Hal itu dikarenakan oleh rasa aman yang akan dirasakan oleh individu dalam menghadapi ketidakpastian dan ancaman dari luar dirinya. Untuk tetap membuat rasa aman ini menetap dalam dirinya, individu akan mengadakan kontak dengan lingkungannya serta mengikatkan diri dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Adapun jenis-jenis ikatan yang ada dalam masyarakat sangat beragam baik untuk tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satunya adalah perkawinan yang merupakan awal dari terbentuknya sebuah keluarga sebagai unit terkecil dan terpenting dalam masyarakat. Perkawinan,
yang
merupakan
pintu
gerbang
kehidupan
berkeluarga
merupakan hal yang sangat diharapkan oleh setiap individu, sebab banyak manfaat yang bisa diperoleh dari perkawinan seperti umur lebih panjang. Waite dan Gallagher (2003) mengutip tulisan Catherine Ross dalam Journal of Married and The Family (1990) mengemukakan: “Dibanding dengan orang yang menikah, orang yang tidak menikah memiliki angka kematian yang lebih tinggi, perempuan sekitar 50%, sedangkan lakilaki sekitar 250%. Perkawinan juga melindungi kesehatan, menurut Waite istri 30% lebih, cenderung digambarkan mendapat kesehatan luar biasa (sangat baik) dibanding dengan perempuan pada usia yang sama tapi tidak menikah”
Sejalan dengan tema yang diangkat dalam penelitian ini, peneliti mengutip pendapat Havighurst, 1953 (Mappiare, 1983) yang mengemukakan rumusan tugastugas perkembangan dalam masa dewasa awal, yaitu : (1). Memilih teman bergaul (sebagai calon suami atau isteri). (2). Belajar hidup bersama dengan suami atau isteri. (3). Mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga. (4). Belajar mengasuh anak-anak. (5). Mengelola rumah tangga. (6). Mulai bekerja dalam suatu jabatan. (7). Mulai bertanggungjawab sebagai warga negara secara layak. (8). Memperoleh kelompok sosial yang seirama dengan nilai-nilai pahamnya. Septiningsih (2004) mengemukakan bahwa di dalam sebuah perkawinan atau hidup berkeluarga
akan ditemukan suatu tahapan yang harus dijalani oleh
pasangan, meliputi: 1. Tahap pengantin baru yaitu tahap manisnya perkawinan, 2. Tahap memiliki anak kecil yang merupakan masa penyesuaian peran menjadi ibu bagi seorang istri, dan menjadi bapak bagi seorang suami, 3. Tahap
memiliki
beberapa
anak
dan anak remaja yang membutuhkan
pengawasan, 4. Tahap memiliki menantu yang membutuhkan kecerdasan sosial karena sudah melibatkan keluarga lain yakni keluarga dari calon menantunya.
Apa yang disebutkan diatas adalah gambaran dari sebuah perkawinan yang harmonis,
sejahtera
dan
bahagia.
Dalam
kenyataannya
banyak
pasangan
perkawinan atau keluarga yang mengalami gangguan atau hambatan dari yang teringan misalnya pertengkaran, terjadinya salah paham, ketidaksamaan pendapat dan sebagainya, sampai pada yang paling berat yaitu terjadinya perceraian. Kejadian-kejadian itu
dapat dilihat pada pasangan perkawinan para artis yang
hampir setiap hari ditayangkan di televisi dan ditulis dalam media cetak sehingga dapat diikuti perjalanan perkawinannya, walaupun sebenarnya pada pasangan bukan orang-orang terkenalpun hal itu sering terjadi, tapi karena tidak diberitakan maka tidak diketahui oleh masyarakat secara umum. Menurut
pengamatan
penulis,
terdapat
mahasiswi
yang
sudah
melangsungkan perkawinan atau berkeluarga sehingga mereka memiliki multi status atau peran ganda yaitu mahasiswi, istri dan ibu. Dari kedua status dan peran yang dilakukan akan memungkinkan terjadinya strategi coping yang dilakukan untuk mengatasi
hambatan-hambatan
yang
muncul
dalam
menjalani
kehidupan
perkawinan. Wanita atau perempuan pada umumnya bersifat labil (linstabilite) sehingga tidak mampu melaksanakan berbagai kegiatan yang ia wujudkan (Ibrahim, 2002). Oleh karena itu peneliti lebih memilih untuk menjadikannya sebagai subjek penelitian. Hal ini juga menjadi landasan untuk meneliti strategi coping apakah yang dilakukan oleh mahasiswi yang telah melakukan perkawinan.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode wawancara mendalam. Teknik ini dilakukan dengan suatu struktur yang ketat, tetapi secara longgar. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan bersifat terbuka sehingga akan diperoleh informasi yang lengkap dan mendalam. Responden diberi kesempatan untuk memberi jawaban secara bebas dan jujur. Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Poerwandari, 1998). Lebih lanjut, Mulyana (2003) juga mengemukakan wawancara adalah bentuk suatu komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.
Metode analisis data Metode yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini adalah analisa kualitatif. Jorgensen (Poerwandari, 2001) menjelaskan yang dimaksud analisis adalah memecah, memisahkan, atau menguraikan materi penelitian ke dalam potongan-potongan, bagian-bagian, elemen-elemen atau unit-unit. Setelah data dipecah, peneliti memilah dan menyaring data untuk memperoleh tipe, kelassekuen, pola atau gambaran yang menyeluruh.
Hasil Penelitian Setelah melakukan wawancara kepada semua responden dalam penelitian ini, diperoleh hasil penelitian yang digambarkan melalui bagan berikut ini.
MAHASISWI YANG MELANGSUNGKAN PERKAWINAN
MOTIVASI MENIKAH ? Faktor dari calon suami ? Mencari status ? Intensitas berpacaran
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN ? Keputusan antara calon suami dan calon istri ? Keputusan orang tua ? Keputusan calon suami, calon istri dan orang tua
? ?
DINAMIKA Dampak positif Anggapan sosial yang negatif
MOTIVASI MENYELESAIKAN KULIAH ? Dukungan dari suami ? Dorongan pribadi dan orang tua ? Faktor biaya ? Menjadi keluarga yang utuh
PELAKSANAAN DALAM KEHIDUPAN RUMAH TANGGA ? Melayani suami dan anak ? Pengaturan finansial ? Kendala dalam melayani suami dan anak
HAL-HAL YANG DIRASAKAN DALAM PELAKSANAAN RUMAH TANGGA ? Ketentraman ? Perbedaan perilaku ? Kendala dalam membagi waktu ? Hambatan dalam bidang akademik
? ?
?
STRATEGI COPING Coping dalam mengurus anak (menitipkan anak ke orang tua) Coping dalam pelaksanaan rumah tangga (memprioritaskan kepentingan yang lebih dasar) Coping dalam hal finansial (suami lebih giat mencari uang)
Pembahasan Berdasarkan model tersebut dapat dijelaskan bahwa wanita yang masih kuliah dan sudah berkeluarga, yang dalam hal ini adalah seseorang yang sedang berada pada tahap perkembangan dewasa awal melakukan perkawinan dengan alasan-alasan seperti yang telah dituangkan dalam gambar dan tulisan. Melihat kepada perkawinan yang sudah dilakukan tersebut dapat diidentifikasikan motivasi, dampak positif, hambatan dan strategi coping yang dilakukan oleh para wanita yang menjadi responden dalam penelitian ini. Hambatan-hambatan yang ditemukan dalam perkawinan yang dilakukan pada saat masih berstatus mahasiswa adalah hambatan dalam membagi waktu, kegiatan akademik, melayani suami dan anak serta finansial. Hambatan-hambatan yang muncul dari perkawinan yang dilakukan pada saat masih berstatus mahasiswa menghasilkan strategi coping yang dilakukan oleh para wanita yang menjadi responden dalam penelitian ini. Cara tersebut biasa dilakukan untuk mengatasi berbagai masalah yang menekan dalam berbagai ruang lingkup kehidupan sehari-hari. Coping pun dilakukan dalam hal mengurus anak, pelaksanaan rumah tangga dan pengaturan finansial agar semua peran yang diemban oleh wanita yang berperan ganda dapat terselesaikan dengan baik. Penelitian yang telah dilakukan dengan melakukan wawancara dan observasi langsung juga dapat diidentifikasikan dampak positif yang muncul dari perkawinan yang dilakukan oleh wanita pada saat masih berstatus mahasiswa. Dampak-dampak
tersebut antara lain adalah perubahan pola pikir dan perilaku, perasaan tentram dan rasa lebih bertanggung jawab. Temuan lain dalam penelitian ini adalah adanya anggapan sosial yang negatif terhadap wanita yang menikah pada saat masih berstatus mahasiswa, yaitu pasangan juga masih berstatus mahasiswa. Reaksi yang muncul dari masyarakat adalah anggapan bahwa perkawinan yang dilakukan itu disebabkan oleh kehamilan yang tidak diinginkan. Demikianlah penelitian ini telah menggali dan mengungkap hal-hal yang terjadi pada perkawinan yang dilakukan oleh wanita yang masih berstatus mahasiswa. Apakah dampak positif, hambatan dan bagaimana strategi coping dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dan dialami oleh para responden dalam penelitian ini. Dari data yang telah dianalisis, telah menghasilkan temuan-temuan yang telah dijabarkan diatas. Namun demikian, penelitian ini masih memiliki kelemahan berkaitan dengan karakteristik responden yang berbeda satu sama lain, sehingga peneliti agak menemui kesulitan pada saat wawancara. Namun karena rapport yang dibangun dengan baik maka hal tersebut dapat diatasi. Kelemahan lainnya adalah analisis yang kurang mendalam, hal ini disebabkan oleh keterbatasan dari peneliti sendiri. Kelemahan ini, diharapkan bisa dijadikan sebuah bahan pertimbangan pada penelitian selanjutnya, sehingga dapat melengkapi temuan penelitian sebelumnya.
Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa menikah atau melangsungkan perkawinan adalah merupakan suatu hal yang bersifat kodrati. Manusia dalam kehidupannya senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk memenuhi kebutuhannya baik secara fisik maupun psikis. Perkawinan juga merupakan gerbang dari terbentuknya keluarga yang merupakan unit terkecil dan terpenting dalam masyarakat (Walgito, 1984). Namun untuk menuju kesana diperlukan kesiapan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam perkawinan baik secara fisik, mental maupun sosial ekonomi. Temuan yang ada di lapangan menunjukkan bahwa perkawinan yang dilakukan oleh wanita pada saat masih berstatus mahasiswa menimbulkan ketentraman selayaknya yang dialami oleh pelaku perkawinan yang lain, hal tersebut masuk ke dalam dampak positif yang dirasakan oleh para responden dalam penelitian ini. Faktor ekonomi menjadi hal yang membuat responden membuat responden mau untuk berkeluarga karena adanya jaminan dan rasa aman. Sedangkan hambatan juga dialami pada perkawinan yang sudah dijalani, seperti hambatan waktu, akademik dan finansial. Oleh karena itu strategi coping diperlukan dalam upaya mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi agar semua tugas yang dijalankan dapat berjalan dengan lancar dan sebagaimana mestinya. Anggapan sosial yang negatif juga muncul dalam perkawinan yang dijalani oleh salah satu responden, namun hal tersebut tidak berpengaruh secara psikologis terhadap responden.
Saran Penelitian ini tentunya masih terdapat beberapa kekurangan sehingga peneliti merasa perlu adanya saran-saran membangun yang ditujukan pada beberapa pihak supaya manfaat yang diperoleh lebih komprehensif dan aplikatif. Saran yang dapat disampaikan melalui penelitian mengenai identifikasi dampak positif, hambatan dan strategi coping wanita yang kuliah dan sudah berkeluarga ditujukan kepada : 1. Mahasiswi yang belum melangsungkan perkawinan Saran kepada mahasiswi yang belum melangsungkan perkawinan adalah mempersiapkan dan mengkaji syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam perkawinan baik secara fisik, mental dan sosial ekonomi. Sehingga dapat membangun keluarga yang sakinah dan kuat secara pondasi agama dan budaya. 2. Penelitian Selanjutnya Masih ditemukannya sejumlah kelemahan dalam penelitian ini, mendorong peneliti untuk mengajukan saran untuk dilakukan penelitian lanjutan. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan adanya pemilihan responden yang lebih bervariasi, baik dari sisi latar belakang pendidikan atau profesi. Selain itu dapat pula dilakukan penelitian untuk mengungkap identifikasi strategi coping berkenaan dengan hal-hal lain yang masih dapat ditemukan dan digali lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA Adhim, MF. 2002. Indahnya Pernikahan Dini. Jakarta : Gema Insani Arifin, MT.1984. Kepemimpinan Mahasiswa. Artikel dalam Jurnal Kampus Pabelan Universitas Muhammadiyah Surakarta. No: 01. September 1984 M. Th .VII Basri, H.1995. Keluarga Sakinah. Tinjauan Psikologi dan Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Berry, LM.1998. Psychology at Work : An Introduction to Organizational Psychology. McGraw-Hill Harahap, A.1993. Buku Pintar Keluarga Muslim. Semarang: Badan Penasehat Perkawinan dan Perceraian. Hurlock, BE.1992. Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan dalam Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga. Ibrahim, Z. 2002. Psikologi Wanita. Bandung : Pustaka Hidayah Idrus, M. 2001. Pandangan dan Kepedulian Perempuan Terhadap Anak (Studi Komparasi antara Ibu Bekerja dan Ibu Rumah Tangga di Yogyakarta. Jurnal Phronesis. Vol.3 No.5 Juni 2001 Idrus, M. 2005. Metode Penelitian Pendidikan dan Ilmu-Ilmu Sosial. Diktat Kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia Kumalawati, S. 2005. Penanganan dan Pendampingan Perempuan Korban Kekerasan Lentera Perempuan Women Crisis Center. Sumber data : Divisi Pendampingan LPWCC untuk KDRT (tidak diterbitkan). Lasswell, ME. 1987. Marriage and the Family : second edition. Wadsworth Publishing Company. Lilik, S. 1984. Peranan Mahasiswa Sebagai Intelektual Muslim. Risalah dalam Jurnal Kampus Pabelan Universitas Muhammadiyah Surakarta. No: 01. September 1984 M. Th ke VII Lindzey, G & Hall, CS. 1993. Psikologi Kepribadian 2: Teori-teori Holistik (Organismik-Fenomenologis). Yogyakarta : Kanisius
Mappiare, A. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional Mappiare, A. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya : Usaha Nasional Mintaraga, SE. 2004. Menuju Pernikahan Sakinah, Mawaddah dan Rahmah. Makalah (tidak diterbitkan) Purwokerto : Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto Mudjahid. 1984. Konsep Pengembangan Mahasiswa. Artikel dalam Jurnal Kampus Pabelan Universitas Muhammadiyah Surakarta. No: 01. September 1984 M. Th ke VII Mulyana, D. 2002. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Rosdakarya Muslimin.2002. Metode Penelitian di Bidang Sosial. Malang : UMM Press Olson, DHL. 2003. Marriages and Familes. Intimacy, Diversity, and Strengths : Fourth Edition. Mc Graw Hill. Poduska, B. 1990. Empat Teori Kepribadian. Jakarta : Radar Jaya Poerwandari, K. 1998. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta: LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Poerwandari, K. 2005. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta : LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Sarafino, EP. 1994. Health Psychology : Biopsychosocial Interactions. John Wiley & Sons, Inc Septiningsih, DS. (2004). Persiapan Psikologis Pra Nikah. Makalah (tidak diterbitkan). Purwokerto : Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto Setiasih. 2005. Deskripsi Tentang Ibu Bekerja. Hasil Penelitian. Jurnal Psikodinamik Vol.7 No.1 (2005) Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT. Grasindo Suryadi, Denrich dkk. 2004. Gambaran Konflik Emosional Perempuan dalam Menentukan Prioritas Peran Ganda. Hasil Penelitian. ARKHE. Jurnal Ilmiah Psikologi. Th.9/April 2004
Waite, JL & Gallagher, M. 2003. Selamat Menempuh Hidup Baru: Manfaat Perkawinan dari Segi Kesehatan, Psikologi, Seks dan Keluarga. Bandung: Qanita Walgito, B. 1984. Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM
Identitas Penulis
Nama
: Radila Rezani B.W
Alamat
: Jl. Terwoeh No.682 Purwokerto 53112 Jawa Tengah
Nomor telepon / HP
: 0813 2870 8878
e-mail
:
[email protected]