STATUS SOSlAl DAN PERILAKU PETANI DALAM PENYULUHAN PERTANIAN (Studi Kasus di Desa Rende, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung)
OIeh
EDY PRIYONO
A 22 1054
-
JURUSAN ILMU ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1990
RINGKASAN EDY PRIYONO?
S t a t u s S o s i a l dan P e r i l a k u P e t a n i Dalam
Penyuluhan P e r t a n i a n .
S t u d i Kasus d i Desa Rende,
camatan C i k a l o n g Wetan,
Kabupaten Bandung.
Ke-
( D i bawah
b i m b i n g a n GUNCIRDI). Penelitian determinan
i n i
b e r t u j u a n untuk
status sosial d i
m e l i h a t hubungan a n t a r a
k u petani, nian
lokasi
:
(1)
melihat
penelitian,
s t a t u s s o s i a l dengan p e r i l a -
( 3 ) m e l i h a t p e l a k s a n a a n penyuluhan
sehubungan
(2)
dengan p e r a n e l i t e
desa,
pertaddn
(4)
mencari u s u l a n kebijaksanaan b a g i peningkatan e f e k t i fitas
penyuluhan p e r t a n i a n .
Untuk
mencapai
tujuan
t e r s e b u t d i g u n a k a n gabungan a n t a r a metode k u a n t i t a t i f dengan metode k u a l i t a t i f . Determinan dari
s t a t u s s o s i a l d i desa Rende
faktor-faktor
material
terdiri
m a t e r i a l dan i m m a t e r i a l .
terdiri dari
: pendapatan rumah tangga,
penguasaan l a h a n dan keadaan rumah sedangkan faktor
immaterial t e r d i r i d a r i :
s e s u a t u kepada o r a n g l a i n , t o h nyata,
Faktor
kemampuan
luas
faktor-
memberikan
kemampuan memberikan
con-
kemampuan b e r k o m u n i k a s i s e r t a kekuatan-ke-
kuatan
dalam
d i r i pribadi.
faktor
achieved
I n i
l e b i h dominan
menunjukkan
bahwa
dibandingkan
faktor
S t a t u s s o s i a l cenderung berbanding l u r u s
dengan
yang a s c r i b e d .
perilaku Penyebaran
petani
dengan
beberapa
i n o v a s i d i pedesaan
catatan
ternyata
pada
sifat inovasi (kecocokan bagi elite)
pengambilan keputusan
keputusan inovasi
inovasi.
secara
Jika
individu
dan
tipe
pengambilan
lebih
dominan
hubungan positif antara status sosial dengan perilaku dapat diterima, tetapi jika tipe
petani
keputusan inovasi elite
secara kolektif lebih tergantung
desa.
kehendak
kepada
pengambilan
dominan
kecocokan
Jika inovasi yang datang
penyebaran
inovasi
bagi
cocok
dengan
elite inovasi akan menyebar merata,
tetapi
jika inovasi itu tidak berkenan bagi elite yang
akan
terjadi adalah kesamaan dalam tidak mengadopsi. Pelaksanaan ternyata (pemimpin
telah
penyuluhan pertanian di desa didasarkan
informal).
pada
peran
elite
Jika terdapat desa yang
liki kondisi yang relatif sama dengan Rende
Rende desa memi-
(khusus-
nya tipe pelapisan sosialnya) model penyuluhan pertanian
yang dapat dipergunakan adalah yang
kerangkanya pada peran pemimpin informal.
meletakkan
STATUS SOSIAL DAN PERILAKU PETANI DALAM PENYULUHAN PERTANIAN (Studi Kasus di Desa Rende, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung)
oleh : EDY PRIYONO
A 22 1054
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Pertanian
pada
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1 9 9 0
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN ILMU-ILMU
Dengan
ini
SOSIAL EKDNDMI PERTANIAN
rnenyatakan
bahwa
Laporan
Praktek
Lapang yang d i s u s u n o l e h : Narna Mahasiswa
: EDY PRIYONO
Nornor Pokok
: A 22 1054
Judul Laporan
: STATUS SOSIAL DAN
PETANI
DALAM
PERTANIAN
PERILAKU
PENYULUHAN
( S t u d i Kasus
d i
Desa Rende,
Kecarnatan C i k a -
l o n g Wetan,
Kabupaten
Ban-
dung) dapat
d i t e r i m a sebagai persyaratan untuk
rnernperoleh
gelar
Sarjana
Pertanian,
Pertanian
pada
Fakultas
I n s t i t u t P e r t a n i a n Bogor.
Dosen Pernbirnbing
/
I r . Gunardi,
MA
---------------N I P 130 352 567
T a n g g a l L u l u s : 28 M e i 1990
KATA PENGANTAR
Setelah melewati masa yang cukup panjang
akhir-
nya penelitian yang penulis lakukan berhasi 1 memasuki babak
akhir dari sekian banyak proses, yaitu
sunan laporan.
penyu-
Untuk itu tidak ada yang lebih pantas
diucapkan pertama kali selain puji syukur k e
hadirat
Allah subhanallahu wata'ala. Tulisan ini berawal dari minat penulis untuk mengadakan
penelitian tentang berbagai
yang ada di pedesaan.
gejala
sosial
Ide semula berjudul : Hubungan
Status Sosial Dengan Keinovatifan Petani.
Akan teta-
pi, ternyata konsep keinovatifan (innovativeness) hanya berpijak pada penerapan (kecepatan adopsi) inovasi,
tanpa melihat dua aspek perilaku
pengetahuan dan sikap.
lainnya
yakni
Melalui konsultasi dengan do-
sen pembimbing akhirnya judul diubah menjadi : Status Sosial dan Perilaku Petani Dalam Penyuluhan an.
Beberapa
rekan mengusulkan judul
Pertani-
lain
(tanpa
mengubah esensi penelitian) yaitu : Peranan Elite Dalam Pembangunan Pertanian di Pedesaan.
Rasanya
usul
ini cukup baik, tetapi untuk memberi dimensi yang lebih luas biarlah judul laporan ini tetap seperti yang sekarang tercantum di halaman judul. Laporan ini disajikan dalam bentuk tulisan cukup panjang, sembilan bab.
yang
Bab I sampai dengan Bab
IV merupakan pendahuluan, kerangka pemikiran, metodologi penelitian dan gambaran umum lokasi Bab V
khusus menyoroti
penelitian.
pelaksanaan
penyuluhan
pertanian di desa Rende, yang akan digunakan
sebagai
kerangka dasar bagi penyusunan model penyuluhan tanian
di
pedesaan.
sosial
di
lokasi
status
sosial di lokasi tersebut
pergeseran
Bab VI
membahas
penelitian,
stratifikasi
terutama
determinan
serta
di masa yang akan datang.
per-
kemungkinan
Bab ini
dapat
dikatakan sebagai pengantar untuk memasuki pembahasan utama tentang hubungan status sosial dengan petani ya"g
perilaku
terdapat dalam Bab VII.
Selanjutnya
setelah melihat praktek
penyuluhan
pertanian serta membahas hubungan antara status sosia1
dengan
suatu Bab bab
perilku petani penulis
mencoba
model penyuluhan pertanian yang
VIII.
dimuat
Dan seperti biasa, Bab I X yang
terakhir
berisi
kesimpulan
menyusun
dan
dalam
merupakan
saran
dari
penulis. Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada : 1.
Bapak, Ibu dan kakak serta semua sanak dara
yang tak pernah lupa berdoa untuk
sauke-
berhasilan saya. 2.
Bapak Ir. Gunardi, M 4 yang telah saya;dan
membimbing
yanq telah memberi kebebasan untuk
mengernbangkan ide.
Bapak Ir. Sumardjo, MS yang bersedia menjadi moderator masukan
sekaligus
memberikan
beberapa
yang sangat berharga pada saat
la-
poran ini diseminarkan. Bapak
dosen
penguji (Ir. Bambang S
MDS) dan Komisi Pendidikan (Ir. E. MS)
Utomo,
Kusumah,
yang telah meluangkan waktunya untuk me-
nguji saya. Kingking Sodikin dan Ibu Kepala
Bapak Rende
Desa
.
Bapak PMP (Lesmana Minar) dan PLP
(Triyono)
d i lokasi penelitian saya. Saudara Ajat Jatnika atas pembahasannya yang 'luar
biasa' pada saat seminar,
juga
atas
kritik dan sarannya. Rianti Setyawasih yang selalu memberi ngat
kepada saya, dan juga atas
sema-
bantuannya
dalam menyelesaikan laporan. Keluarga Bobadesasa (Puni, Rion, Yani,
Joko
dan kawan-kawan) yang telah memberikan
sua-
sand gembira di hati saya. Rekan-rekan Kelompok Diskusi Ciheuleut ry, Yudis, Ucok, Teddy, Dede dan
(Ha-
lain-lain)
yang banyak memberi masukan. Otto
yang telah membantu
pengolahan
data
kuantitatif. Pihak-pihak
lain yang tidak dapat saya
butkan satu persatu.
se-
Penulis
berharap t u l i s a n ini
bagi
yang ingin memanfaatkan.
jika
a d a pihak yang
Saya
dapat
bermanfaat
sangat
'melanjutkan' studi
gembira
ini
dengan
berbagai penyempurnaan.
K o t a H u j a n , M e i 1990
Penulis
DAFTAR IS1
RINGKASAN DAFTAR I S 1 DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB
I.
PENDAHULUAN A B. C.
BAB
BAB
BAB
11.
111.
IV.
................ Permasalahan ................... Tujuan Penelitian .........;....
Latar Belakang
KERANGXA PEMIKIRAN A.
Stratifikasi Sosial dan Status Sosial .........................
B.
Perilaku Petani dan Status Sosial ...........................
METODOLOGI
............... Pengambilan Sarnpel ......
A.
Jenis Penelitian
B.
Metode
C.
Variabel dan Indikator Variabel
D.
Konsep Pengukuran Variabel
E.
Metode
F.
Metode
G.
Lokasi
..... Pengumpulan Data ........ Analisis ................ Penelitian ..............
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
....... ............
A.
Letak dan Tataguna Lahan
B.
Iklim dan Topografi
C.
Penduduk dan Mata Pencaharian
..
BAB
V.
- .
34
37 43
47
.........
61
B.
Pendekatan K u a n t i t a t i f
C.
A n a l i s i s Pendekatan K u a l i t a t i f dan Kuantitatif
................
62
HUBUNGAN S T A T U S S O S I A L DENGAN P E R I L A K U PETANI S t a t u s S o s i a l dan Pengetahuan Petani
64
B.
Status
70
C.
S t a t u s S o s i a l dan P e n e r a p a n Inovasi
......................... S o s i a l dan S i k a p P e t a n i . ........................
75
S t a t u s S o s i a l dan P e r i l a k u P e t a n i 78
MODEL P E N Y U L U H A N P E R T A N I A N D I P E D E S A A N (Sebuah Rekomendasi)
B. C.
IX.
30
..........
Pendekatan K u a l i t a t i f
A.
BAB
yang T e r l i b a t
A.
D. V I I I .
...... M e k a n i s m e K e r j a ................ H a s i l P e n y u l u h a n ............... P e r k e m b a n g a n S e l a n j u t n y a .......
Unsur-Unsur
S T R A T I F I K A S I S O S I A L D I DESA RENDE
A.
BAB
29
PELAKSANAAN PENYULUHAN P E R T A N I A N D I DESA R E N D E
D.
VII.
...............
Kelembagaan Desa
C.
BAB
29
E.
B.
VI.
......
Dukungan Sarana P e r t a n i a n
A.
BAB
-
D.
U n s u r y a n g T e r l i b a t dan K u a l i f i kasinya
........................ B e b e r a p a F a k t o r P e m b a t a s ....... M o d e l Penyuluhan D e n g a n B e b e r a p a F a k t o r Pembatas
................
81 84
85
K E S I M P U L A N DAN SARAN
..................... ..........................
A.
Kesimpulan
89
B.
Saran
90
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTaR TABEL H a l aman
No.
Teks 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
S t a t u s , P e m i l i k a n d a n T a t a g u n a Lahan d i Desa Rende, Tahun 1 9 8 9
27
J u m l a h Penduduk M e n u r u t G o l o n g a n Umur d i Desa Rende, Tahun 1 9 8 9
28
J u m l a h Penduduk M e n u r u t M a t a P e n c a h a r i a n d i Desa Rende, Tahun 1 9 8 9
28
J u m l a h S a r a n a P e r t a n i a n d i Desa Rende, Tahun 1 9 8 9
29
Pengembangan Dampak UPS& d i Desa Rende, Tahun 1 9 8 6
39
P r e s t a s i y a n g D i c a p a i Desa Rende Dalam Lomba P e n g h i j a u a n , Tahun 1983-1985
43
perbedean K o n d i s i dan S t a t u s S o s i a l G o l o n g a n E l i t e Dengan G o l o n g a n Massa d i Rende, Tahum 1989
61
.................... ....................
.................
................................ ................................ ........
.........................
P e r b a n d i n g a n P e m i l i k a n M e d i a Massa G o l o n g a n E l i t e d a n Massa d i Desa Rende, Tahun 1 9 8 9
67
T i n g k a t Pengetahuan P e t a n i Tentang K r e d i t U n t u k S e k t o r P e r t a n i a n d i Desa Rende, Tahun 1 9 8 9
68
Hubungan A n t a r a S t a t u s S o s i a l Dengan P e n g e t a h u a n P e t a n i d i Desa Rende, Tahun 1989
69
P e r b a n d i n g a n S i k a p P e t a n i Golongan E l i t e Dengan Massa Pada B e r b a g a i Obyek S i k a p d i Desa Rende, Tahun 1 9 8 9
71
Gambaran S i k a p P e t a n i T e r h a d a p Kelompok T a n i d i Desa Rende, Tahun 1 9 8 9
72
Hubungan A n t a r a S t a t u s S o s i a l Dengan S i k a p P e t a n i d i Desa Rende, Tahun 1 9 8 9
..........
74
Perbedaan Penerapan I n o v a s i P e t a n i . G o l o n g a n E l i t e Dengan G o l o n g a n Massa pada B e r b a g a i M a t e r i d i Desa Rende, Tahun 1989
75
Hubungan A n t a r a P e n e r a p a n I n o v a s i Dengan P e n g e t a h u a n dan S i k a p P e t a n i d i Desa Rende, Tahun 1 9 8 9
77
.
................................
......................................
.................
............
..........
................................
No.
I&.
H u b u n g a n A n t a r a S t a t u s S o s i a l Dengan P e n e r a p a n I n o v a s i d i D e s a Rende, Tahun 1989
78
P e r b a n d i n g a n P e r i l a k u P e t a n i Golongan E l i t e D e n g a n G o l o n g a n Massa d i D e s a R e n d e , T a h u n 1989
79
.......................................
17.
................................
18.
Hubunqan A n t a r a S t a t u s S o s i a l Dengan P e r i l a k u P e t a n i d i D e s a R e n d e , T a h u n 1989
.
80
D A F T A R GAMBAR
H a 1 aman
No. *T
.............
1.
Sistem Stratifikasi Sederhana
2.
Paradigma Penerimaan &tau Penolakan Oleh Elite Penguasa
3.
4.
5.
6.
11
Inovasi
.......................
17
Teknik Snow Ball Dalam Sampling Untuk Golongan Elite
19
Mekanisme Kerja P e t u g a s Teknis, Tokoh Informal d a n K e p a l a D e s a d i R e n d e
37
Sosiogram 'Siapa Menunjuk Siapa' Dalam Sampling Untuk Golongan Elite
47
Model P e n y u l u h a n P e r t a n i a n d i
86
............................ .........
............. P e d e s a a n ....
BAB I .
A.
PENDAHULUAN
L a t a r Belakang p e r t a n i a n memegang
Penyuluhan dalam
p r o s e s pembangunan n a s i o n a l ,
ngunan p e r t a n i a n .
penting pemba-
khususnya
Penyuluhan p e r t a n i a n dan
d i a n g g a p s e b a g a i u j u n g tombak
pertanian informasi
peranan
penyuluh
penyampaian
t e n t a n g p e r t a n i a n kepada p e t a n i u n t u k
men-
c a p a i k e h i d u p a n yang l e b i h b a i k m e l a l u i p e r b a i k a n c a r a bertani. Unsur-unsur
yang t e r d a p a t dalam penyu.luhan
t a n i a n a d a l a h : (1) p e n y u l u h ,
( 3 ) metdde penyuluhan, t.eri/isi,
nya
merupakan
( 4 ) media penyuluhan,
(5)
ada
ma-
M e l i h a t ha1 i n i ,
(1982) penyuluhan p e r t a n i a n sebenarproses komunikasi
dimana
ada
pihak
s e b a g a i sumber i n f o r m a s i a t a u penyampai
kesatu dan
( 2 ) sasaran p e n y u l u h a n ,
( 6 ) waktu dan ( 7 ) tempat.
menurut Samsudin
per-
p i h a k kedua s e b a g a i
penerima
ide,
ide, dengan
m e l a l u i beberapa tahapan dan j a n g k a waktu. T u j u a n penyuluhan p e r t a n i a n dibedakan a n t a r a t u j u a n jangka juan
pendek dengan t u j u a n jangka p a n j a n g .
penyuluhan p e r t a n i a n j a n g k a pendek y a i t u
menumbuhkan
perubahan-perubahan
yang
dalam k e g i a t a n u s a h a t a n i d i pedesaan.
lebih
Tuuntuk
terarah
Perubahan-per-
ubahan yang dimaksud a d a l a h dalam bentuk pengetahuan, kecakapan,
s i k a p dan m o t i f
tindakan petani.
Tujuan
jangka
p a n j a n g penyuluhan p e r t a n i a n a d a l a h u n t u k
ningkatkan
taraf
kesejahteraan
h i d u p masyarakat t a n i ,
hidup
me-
atau
p e t a n i d i pedesaan
agar
dapat l e b i h
terjamin. Secara dan
umum perubahan dalam pengetahuan,
kecakapan p e t a n i d i r a n g k u m dalam
y a i t u perubahan p e r i l a k u . penyuluhan kognitif pek
yaitu
istilah,
Dalam ha1 i n i k e b e r h a s i l a n
akan d i l i h a t d a r i t i g a aspek y a i t u
( p e n g e t a h u a n ) , aspek a f e k t i f
psikomotorik
Rogers
satu
Menurut
(kecakapan/ketrampilan).
.(1) tambahan pengetahuan
aspek
( s i k a p ) dan as-
( 1 9 7 3 ) perubahan p e r i l a k u m e l i p u t i :
sikap
tiga
(knowledqe),
pembentukan dan perubahan s i k a p ( a t t i t u d e ) s e r t a
ha1
(2) (3)
perubahan p e r i l a k u yang k e l i h a t a n ( p r a c t i c e ) . Dalam kenyataannya s e t i a p i n d i v i d u dalam
sistem
s o s i a l mempunyai kemunqkinan perbedaan r e s p o n ( b e r u p a perubahan
p e r i l a k u ) t e r h a d a p suau i n o v a s i .
Diduga,
s a l a h s a t u penyebabnya a d a l a h perbedaan s t a t u s s o s i a l i n d i v i d u dalam s i s t e m s o s i a l .
S t a t u s s o s i a l dianggap
berhubungan langsung dengan kesempatan memperoleh i n formasi,
k e b e r a n i a n menanggung r e s i k o ,
serta
hal-ha1
l a i n yang a k h i r n y a mengarah pada perbedaan p e r i l a k u . beberapa h a s i l p e n e l i t i a n
Dari
e m p i r i s t e r d a p a t hubungan p o s i t i f terminan
status
p e m i l i k a n lahan, si.
Namun
sosial
(misalnya
dan
pengamatan
a n t a r a beberapa dependapatan,
luas
p e n d i d i k a n ) dengan penerimaan i n o v a -
masih
menjadi
a n a l i s i s d i l a k u k a n dengan
pertanyaan,
apakah
memperhitungkan
jika
interaksi
antar determinan status sosial, d a n jika respon hadap inovasi dirinci lagi menjadi ( p e n g e t a h u a n , sikap konsisten.
Selain
tiga
dan penerapan) diakibatkan
komponennya
hasilnya
oleh
ter-
tetap
masing-masing
determinan yang berbeda, pertanyaan ini muncul karena perbedaan
penilaian masyarakat
terhadap
determinan
s t a t u s sosial, yang mengarah kepada perbedaan
sistem
stratifikasi sosial d i berbagai lokasi. Seringkali kondisi masyarakat pedesaan dicirikan oleh
adanya jaringan komunikasi
pemimpin
informal
leader).
atau
tradisiona.1 melalui
pemuka
Dalam situasi yang
pendapat
demikian
(opinion
stratifikasi
sosial dilandaskan pada pengaruh elite d e s a dalarn pengambilan keputusan individu petani. Adanya
jaringan komunikasi tradisional ini
me-
nyebabkan timbulnya pola-pola khusus dalam komunikasi pertanian d i pedesaan.
Bahkan a d a kemungkinan penyu-
luhan pertanian memang t e l a h dilaksanakan dengan rangka
stratifikasi d a n jaringan komunikasi
ke-
seperti
yang disebutkan d i atas. Hal tersebut d i atas mendorong minat penulis untuk
melakukan studi tentang status sosial dalam
bungannya dengan perilaku petani. d i ini akan
melihat
gejala
penyuluhan
pertanian, d i sisi
bagaimana sebaiknya penyuluhan
hu-
D i satu s i s i , stu-
perilaku lain
petani akan
pertanian
sehubungan dengan adanya gejala ini.
dalam melihat
dilakukan,
B.
Permasalahan Secara rinci permasalahan-permasalahan yang
di-
teliti dalam studi ini meliputi beberapa hal, yaitu: ( 1 ) Bagaimana hubungan antara status sosial
de-
ngan perilaku petani, baik dengan memisahkan masing-masing komponen kedua variabel, pun
dengan
memperhatikan
mau-
interaksi
antar
komponen/determinan dalam masing-masing
va-
riabel. ( 2 ) Faktor-faktor apa saja yang secara
obyektif
.dan subyektif dapat dianggap sebagai minan
status sosial seorang individu
deterdalam
sistem sosialnya. ( 3 ) Sejauh
mana strategi
penyuluhan
pertanian
telah diletakkan dalam kerangka status sosia1 dan perilaku petani. ( 4 ) Bagaimana strategi penyuluhan pertanian yang
seharusnya
diterapkan jika
melihat kondisi
obyektif hubungan status sosial dengan perilaku petani. C.
Tujuan Penelitian Secara
mempelajari masyarakat
umum tujuan penelitian ini adalah
untuk
gejala-gejala
dalam
petani,
penyuluhan pertanian. adalah untuk
sosial
sehubungan Tujuan
yang
dengan
ada
pelaksanaan
khusus .penelitian ini
menjawab permasalahan-permasalahan yang
telah dikemukakan, yaitu :
( 1 ) Melihat hubungan antara status sosial dengan
perilaku petani dalam penyuluhan pertanian. (2) Melihat determinan-determinan
status
sosial
dl lokasi penelitian. (3) Melihat sejauh mana penyuluhan pertanian te-
lah memanfaatkan potensi-potensi lokal
yang
berupa status sosial seseorang untuk meningkatkan
efektifitas
penyampaian
informasi
tentang pertanian. (4)Mencari dasar usulan alternatif kebijaksana-
an guna meningkatkan efektifitas penyuluhan.
B A B 11.
A.
Stratifikasi Dan Status Sosial Selama
dihargai,
dalam suatu masyarakat ada sesua.tu dapat dipastikan akan timbul suatu
berlapis-lapis d
KERANGKA P E M I K I R A N
m
dalam
Soekanto
masyarakat.
(1980)
sistem
Sorokin
mendefinisikan
yang
(1959)
stratifikasi
sosial sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat dalam Ini
kelas-kelas sejajar
secara
bertingkat
dengan definisi Taneko
ke
(hierarkhis). (1984)
tentang
stratifikasi sosial, yaitu pembagian atau penggolongan secara vertikal dari anggota masyarakat yang didasarkan pada perbedaan tingkat status sosi,al.
Horton
dan Hunt (1989) berpendapat bahwa kelas sosial didefinisikan
sebagai suatu strata (lapisan)
dapat orang-
orang yang berkedudukan sama dalam rangkaian kesatuan (kontinum) status sosial. Menurut Susanto (1977) stratifikasi sosial merupakan hasil kebiasaan hubungan yang teratur dan susun
antar manusia.
setiap
saat
bungannya
ter-
Dengan demikian, setiap
mempunyai situasi yang
dengan orang lain secara
orang
menentukan vertikal
hu-
maupun
mendatar dalam masyarakatnya. Terdapat beberapa ha1 yang menjadi dasar (determinan) bagi pelapisan sosial.
Soekanto (1980) menya-
takan ukuran atau kriteria yang biasanya dipakai tuk menggolong-golongkan anggota masyarakat k e lapisan-lapisan
adalah
:
ukuran
kekayaan,
undalam
ukuran
kekuasaan, ukuran kehormatan dan ukuran ilmu pengetahuan.
Ini
hampir sama dengan pendapat
Horton
(1989) yang mengemukakan tiga determinan
Hunt
sosial,
yaitu
:
kekayaan dan penghasilan,
dan kelas
pekerjaan
dan pendidikan. Pada beberapa masyarakat tradisional di
Indone-
golongan pembuka tanahlah yang dianggap
sia,
mendu-
duki lapisan tertinggi, kemudian menyusul para
pemi-
lik tanah (kuli kenceng), menyusul mereka yang
hanya
pekarangan atau rumah saja
memiliki dan
(kuli
akhirnya mereka yang hanya menumpang
tanah mi?ik orang lain (Soekanto, 1980). jukkan
bahwa,
Indonesia, pisan
sosial.
saja Ini
paling tidak di beberapa
status pemilikan lahan
gundul), pada
menun-
tempat
pela-
menentukan
Perbedaan pada determinan utama
menentukan pelapisan sosial ini mengakibatkan
di
yang adanya
perbedaan penilaian pada individu di berbagai tempat. Tiap sistem stratifikasi melahirkan mitos atau rasionalitasnya
sendiri
untu
menerangkan
apa
sebabnya
orang-orang tertentu harus dianggap lebih tinggi dudukannya
dari yang lain.
Mitos-mitos ini
ke-
mungkin
bersifat preskriptif (Scott, 1981). Anderson dan Parker d takan
bahwa
subyektif
beberapa
m Susanto (1977)
indikator
seseorang mengenai
tentang
lapisan
menya-
penilaian
masyarakatnya
adalah bentuk rumah, wilayah tempat tinggal, pekerjaan
dan sumber pendapatan.
pendapatan
Sehubungan dengan
ini perlu dijelaskan bahwa
bukan
sumber jumlah
uangnya
yang menentukan, melainkan status
yang
di-
nikmati oleh sumbernya sendiri. Ukuran-ukuran d i atas tidak bersifat arti
dalam lain
ada kemungkinan
terdapat
limitatif,
ukuran-ukuran
yanq dapat dipergunakan, sesuai dengan
dan
budaya masyarakat setempat.
Dalam
kondisi
prakteknya,
dasar bagi pelapisan sosial bersifat kumulatif. ini mengingat hubungan sangat erat antar sendiri, misalnya : mereka yang
itu
Hal
unsur-unsur
mempunyai
uang
banyak akan mudah sekali mendapatkan tanah, kekuasaan dan mungkin kehormatan. Soemardjan
dan Soemardi (1964)
dalam
(1980)
melihat ada d u a unsur dalam sistem
lapis,
yaitu
(1984)
menganggap
status
dan
peranan
kekuasaan
dan
satunya d
unsur
m
wewenang
bukanlah
dalam stratifikasi.
Taneko
(pawer)
mensi
dan
(1984)
menyatakan
berlapis-
(role). wewenang
unsur khusus dalam sistem stratifikasi. kekuasaan
Soekanto
Taneko sebagai
Akan tetapi,
merupakan Kurt bahwa
B.
satuMeyer
kekuasaan
hanyalah merupakan salah satu dari tiga
stratifikasi
sosial.
Dimensi yang
di-
lain
itu
Dari bahasan para ahli, terlihat bahwa pada
da-
adalah status dan ekonomi.
sarnya
terdapat
dengan
yang lain, dan yang menjadi titik
adalah
status atau kedudukan.
pendapat
bahwa
hubungan antara dimensi
status atau
yang
sentralnya
Oleh karena itu, kedudukan
satu
inilah
ada yang
merupakan
u n s u r baku dalam t e o r i s o s i o l o g i
status sosial Status
(Taneko, sosial,
daripada status, tian
sebagai
mengenai
1984).
yang mempunyai a r t i
lebih
seseorang
secara
umum
masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang lam
arti
lingkungan pergaulannya, s e r t a kewajibannya.
hak-hak
semata-mata
kumpulan s t a t u s
kelompok
yang
tersebut
mempengaruhi
berbeda,
akan
dalam
lain,
prestisenya
Status sosial
kedudukan
dalam
status
orang
dan
tidaklah
(kedudukan) o r a n g tetapi
da-
dalam
Secara
abs-
s t a t u s s o s i a l dipandang s e b a g a i k o m b i n a s i
dari
s o s i a l yang berbeda.
.~
sosial
tadi
kelompok-kelompok trak,
penger-
o l e h Soekanto ( 1 9 8 0 ) d i b e r i
tempat
luas
segenap kedudukan. macam
Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua status,
(1)
yaitu :
ascribed status,
yaitu
kedudukan seseorang
lam
tanpa
memperhatikan
masyarakat
r o h a n i a h dan kemampuan. karena
kelahiran,
misalnya
kedudukan
s e b a g a i k a s t a brahmana d i
b a g a i anak
laki-laki status,
seseorang dengan Kedudukan
perbedaan
Kedudukan i n i d i p e r o l e h
bangsawan,
( 2 ) achieved
sebagai
India,
se-
dan sebagainya.
a d a l a h kedudukan yang usaha-usaha
i n i tidak
da-
yang
dicapai
disengaja.
d i p e r o l e h a t a s dasar
kela, .
hiran, said, Polak
akan t e t a p i b e r s i f a t t e r b u k a b a g i tergantung
( 1 9 6 6 ) -d
siapa
pada kemampuannya.
Soekanto ( 1 9 8 0 )
membedakan
satu
macam
lagi
kedudukan, yaitu assipned
merupakan kedudukan yang diberikan. ini
Assiqned
sering mempunyai hubungan erat
status,
dalam
memberikan
arti
suatu
status,
yang
status
dengan
achieved
atau
golongan
kelompok
kedudukan yang lebih tinggi kepada
sese-
orang yang berjasa, yang telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Unsur
kedua dalam stratifikasi,
peranan
yaitu
merupakan aspek dinamis dari status.
(&)
seseorang dengan
melaksanakan hak dan
kedudukannya,
peranan.
maka
dia
kewajibannya
sesuai
menjalankan
suatu
Pembedaan status dengan peranan semata-mata
hanyalah untuk ilmu pengetahuan. duanya
Apabila
tak
Secara praktis, ke-
dapat dibedakan karena
k e t e r g a n t ~ n g ~diantara n keduanya.
terdapat
Tidak ada
salinq peranan
tanpa kedudukan dan tidak ada kedudukan tanpa peranan (Soekanto, 1980). Berdasarkan hal-ha1 d i atas dapat disusun pola
pelapisan masarakat untuk kegunaan
Hoffsteede
(1970)-d
penelitiannya
Susanto
penelitian.
(1977)
berdasarkan
di empat desa di Jawa Barat
menemukan
penyederhanaan stratif ikasi menjadi dud, yaitu -d
suatu
dan massa. Selanjutnya ha1 ini dapat
elite
digambar-
kan dalam Gambar 1. Redfield ( 1 9 6 3 ) juga melihat bahwa dalam rakat
dimana
bersifat
orang-orang desa
petani,
terdapat
secara
indikasi
jelas
masyamasih
terbentuknya
Gambar 1.
Sistem Stratifikasi Sederhana
masyarakat terbelah (part societies). terdiri
dari
personal
orang-orang
yang
berhubungan
dan tradisional satu sama lain,
lain
adalah orang-orang yang berada
yang
lebih impersonal dan formal.
field
Bagian pertama
dalam
secara
di
bagian hubungan
Selanjutnya
Red-
menyebut kedua golongan ini sebagai kaum
tani
dan elite yang lebih urban. Menurut
Keller
(1984) arti
paling
umum
dari
istilah elite adalah sekelompok orang-orang yang
me-
megang
dan
posiai terkemuka dalam suatu rnasyarakat,
biasanya berjumlah kecil 1
.
Selanjutnya
dinyatakan
bahwa terdapat dua perspektif dalam isilah ini, yaitu yang
bersifat
moral
dan
fungsional.
Yang pertama
1) Istilah "elite" berasal dari kata Latin "eligere" yang berarti "memilih". Dalam pemakaian biasa kata ini berarti "bagian yang menjadi pilihan" atau "bunga" suatu bangsa, budaya, kelompok sosial dan juga orang-orang yang berposisi sosial tinggi.
menitikberatkan pada keutamaan moral pribadi-pribadi, yang kedua pada peranan fungsional dalam lapisan. TidaC karena
banyak
dianggap
ahli yang sudah
mendefinisikan
jelas.
Neskipun
massa, demikian
Simatupang (1987) mendefinisikannya sebagai
kelompok
yang secara politis tidak berkuasa dan secara
ekono-
mis mempunyai pendapatan rendah. Dalam ilmu sosial, orang-orang dengan rendah
sering dipandang sebagai
terbatas
sosialnya (Horton dan Hunt, 1989). jelas.
kedudukan kehidupan
Penyebabnya tidak
Kemungkinan disebabkan oleh keletihan,
beban
mengurus lebih banyak anak, biaya, kurangnya perhatian, lebih rendahnya pendidikan dan kemampuan bercakap dan lain sebagainya.
Orang-orang kelas sosial rendah
juga dilihat lebih sedikit berpartisipasi dalam jenis organisasi
apapun.
Stratifikasi sosial
bersifat dinamis, ditandai oleh perubahan status melihat
sosial dari waktu k e waktu.
ternyata determinan
Wertheim
adanya perqeseran sistem pelapisan
r a s k e arah suatu sistem nilai baru yang
(1959)
berdasar
berdasarkan
kemakmuran individu dan kemampuan intelektual. Dalam
proses perubahan ini senantiasa
antagonisme mepertahankan
antara diri
kekuatan
sosial
(konservatif)
yang
terdapat berusaha
dengan
kekuatan
sosial yang mendorong perubahan (proqresif). khusus
Wertheim ( 1 9 5 9 ) menyatakan
sistem
pelapisan
bahwa
d i Indonesia masih
Secara
pergeseran
ditahan,
oleh sisa-sisa struktur feodal maupun kolonial.
baik
B.
P e r i l a k u P e t a n i dan S t a t u s S o s i a l Tujuan
dua,
penyuluhan p e r t a n i a n
yaitu
pan j a n q .
t u j u a n jangka
dibedakan
pendek dan
tujuan
jangka
Tujuan jangka panjang t e r s e b u t adalah
ningkatkan
taraf
h i d u p masyarakat t a n i ,
kesejahteraan hidup p e t a n i terjamin. an j a n q k a
menjadi
atau
meagar
Sedangkan t u j u -
pendek m e n u r u t Samsudin ( 1 9 8 2 ) a d a l a h u n t u k
menumbuhkan
perubahan-perubahan
yang
lebih
terarah Peruba-
dalam k e g i a t a n u s a h a t a n i p e t a n i d i pedesaan. han-perubahan pengetahuan,
yang
dimaksud
kecakapan,
adalah
sikap
dan
dalam motif
bentuk tindakan
petani. Perubahan
pengetahuan
perubahan d a r i apa yang
perubahan-
mencakup
t e l a h d i k e t a h ~ i ~ e t a n i ,yang
s i f a t n y a k u r a n g menguntungkan m e n j a d i yang l e b i h b a i k dan l e b i h menguntungkan.
Perubahan kecakapan
kup
dalam
perubahan-perubahan
fikir apa
dan kecakapan t a n g a n , yang
ha1
kecakapan
keterampilan
dapat d i k e r j a k a n o l e h
menca-
petani
dalam
s i k a p mencakup
perubahan-perubahan
pemikiran
dan
sedangkan
mencakup
perubahan-perubahan
ha1
sebelumnya.
Perubahan
perasaan,
ber-
motif
dalam
tindakan
dalam ha1 apa yang
se-
sungguhnya mereka k e r i a k a n dan apa yang d i l a k u k a n dalam g e r a k - g e r i k Dalam implisit
kehidupannya.
prakteknya,
dimasukkan
senada dengan Samsudin an
perilaku,
aspek m o t i v a s i s e r i n g
k e dalam aspek
sikap.
secara Hampir
(1982),dalam m e l i h a t perubah-
bukti-bukti
yang
harus
dikumpulkan
meliputi
tiga aspek, yaitu coqnitive domain,
affec-
tive domain, psvchomotoric domain.
Coqnitive
domain
merupakan
berkenaan
dengan
perubahan perilaku yang
aspek intelektual dan pengetahuan seseorang.
Offec-
tive
dengan
domain
masalah
merupakan
kebiasaan,
psychomotoric
domain
perubahan
perasaan
perilaku
dan
merupakan
sedangkan
emosi, perubahan
yang berkenaan dengan masalah ketrampilan Rogers (1973) lebih cenderung
melihat
perilaku seseorang.
aspek
ketiga
sebagai penerapan, yang mempunyai arti lebih luas. Dari
ketiga aspek inilah
petani.
diduqa
berhubungan
Taneko.
(1984) menduga bahwa
(perubahan)
dengan
status
status
tinggi
tingkat
selektif.
Hal
ini mengandung makna,
kristalisasi
akan
mempengaruhi
diantara anggota sistem sosial.
stratum
bahwa
akan mempengaruhi pola komunikasi,
gilirannya
akan
Selanjutnya
makin kuat pergaulan yang bersifat
stratum,
sosial
makin
sosial.
tertentu
membentuk pola-pola interaksi tertentu. dikemukakan,
perilaku
distribusi
strata
dan
pada
informasi
Dahlan (1980 melihat
adanya kecenderungan terbentuknya elite informasi pedesaan
yang mengarah pada lahirnya elite
informasi dan selanjutnya terjadi ketimpangan
di
oenauasa infor-
masi antara elite dengan golongan miskin (massa). Soekartawi (1988) menyebut status sosial sebagai salah satu variabel yang mempengaruhi difusi inovasi. Status dalam
sosial
sering membentuk pola
komunikasi
sistem sosial dan biasanya komunikasi
di
seperti
i n i
lebih
efektif
persamaan
status
pada orang-oranq sosial.
Dengan
yanq
mempunyai
demikian
dapat
d i k a t a k a n bahwa s t a t u s s o s i a l akan mempenqaruhi kecepatan d i f u s i Salah
i n o v a s i dalam masyarakat. satu
c i r i
penentu
(determinan)
sosial
adalah pendidikan,
tinggi
s a l a h satunya d i t e n t u k a n o l e h t i n q k a t
dikan
yanq
(1988)
pendidikan
merupakan
lanjutnya sikap
dimana s t a t u s s o s i a l
tinggi'(meski
Soekartawi
tidak
sarana akan
belajar,
pendi-
demikian).
p e r t a n i a n yang l e b i h modern.
bahwa
dimana
menanamkan
yanq menquntungkan menuju
bahwa
selalu
yanq
mengemukakan s u a t u asumsi
diperkirakan
terlihat
status
pengertian
pengqunaan
D i sini,
praktek
paling
s t a t u s s o s i a l juga diduga
se-
tidak,
merupakan
s a l a h s a t u penentu b a g i s i k a p i n d i v i d u , Dilihat
dari
determinan
y a i t u s t a t u s p e m i l i k a n tanah,
status
sosial
status sosial
lain,
dianggap
berhubungan dengan a d o p s i i n o v a s i (baca : p e n e r a p a n ) . Telah
dikenal
baik,
bahwa p e m i l i k
tanah
mempunyai
pengawasan
yanq l e b i h l e n g k a p a t a s p e l a k s a n a a n
hataninya,
b i l a d i b a n d i n g k a n dengan
nya.
Dengan d e m i k i a n ,
memiliki
penyewa
diduga para p e m i l i k
t i n g k a t a d o p s i yang l e b i h
misal-
usahatani
tinggi
(Soekar-
tawi,
1988).
para
p e m i l i k mungkin s a n g a t b e r v a r i a s i s e c a r a
ataupun
Akan t e t a p i perbedaan-perbedaan
regional
pengaturan
karena
perbedaan-perbedaan
penyewaan dan kebebaean
yang
p a r a penyewa dalam pengambilan keputusan.
usa-
antara lokal dalam
rnenyetujui
Meskipun demikian, peranan kelompok elite penyuluhan
menyaring ganggu akan
Menurut
selalu mengundang pertentangan.
Rogers dan Shoemaker ( 1 9 8 6 ) kelompok elite
dalam
cenderung
inovasi-inovasi yang mengancam atau
status
quo, karena pengrusakan
menyebabkan para elite itu
meng-
semacam
kehilangan
itu
posisi.
Elite penguasa di dalam suatu sistem sosial menyaring inovasi-inovasi yang mempunyai kemungkinan merestruktur
dan
mengijinkan pengenalan inovasi
mempengaruhi fungsi sistem.
yang
hanya
Secara skematis ha1
dapat dilihat pada Gambar 2. Selanjutnya
itu
disimpulkan
juga bahwa elite penguasa dalam sistem sosial terutama
mendorong pengintroduksian .inovasi-inovasi
konsekuensinya tidak hanya meningkatkan rata-rata,
yang
'keuntungan'
tetapi juga yang membawa pada suatu
dis-
tribusi keuntungan yang kurang merata. Melalui Soewardi
d i dua desa d i
( 1 9 7 2 ) melihat bahwa lapisan
innovator petani
penelitian
tidak
suka menyuluh
secara
lapisan bawah umumnya tidak
petani lapisan atas.
atas
sebagai
sengaja
bertanya
Hal ini seringkali
Barat
Jawa
dan
kepada
menimbulkan
perbedaan tingkat adopsi inovasi antara kedua
lapis-
an, terutama dalam ha1 kelengkapan dan hasilnya.
\
i tidak .=-+
i n d v a s i yang cocok dengan p l i t e penguasa
\
e l i t e penguabi
e l i t e penguasa
i
e l i t e penentang
I
menghendaki i n o v a s i yang merestruktur
I
Gambar 2 .
P a r a d i g m a penerimaan a t a u P e n o l a k a n Inovasi o l e h E l i t e Penguasa (Rogers dan Shoemaker, 1986)
BOB 111. A.
METODOLOGI
J e n i s Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus.
Dengan de-
mikian kesimpulan-kesimpulan yang ditarik hanya
ber-
laku bagi lokasi-lokasi yang mempunyai kesamaan
kon-
disi dengan lokasi penelitian, serta bagi
penelitian
yang menggunakan asumsi-asumsi yang sama pula.
B.
Metode Pengambilan Sampel Sampel
berupa individu-ind.ividu petani
diambil
setelah terlebih dahulu memisahkan secara sengaja dalam
dua
B.1.
golongan status sosial, yaitu
ke
elite dan
Untuk Sampel Golongan Elite Sampel golongan elite diambil dengan teknik
snow
ball yang biasanya diqunakan untuk mencari pola kepemimpinan
d i suatu daerah. Teknik ini
digunakan
de-
nqan pertgrnbangan, hasil survey pendahuluan di lokasi penelitian menunjukkan bahwa jumlah elite desa terlalu
tidak
besar, serta adanya gejala kepemimpinan yang
memusat pada diri Kepala Desa dan Kontak Tani (pemimpin informal). Snow-ballinq pertanyaan
dilakukan dengan mulai
mengajukan
kepada Kepala Desa dan Kontak Tani
'kebetulan' merupakan suami istri).
(yang
Pertanyaan
yang
diajukan adalah : Siapa orang-orang di desa ini
yang
cukup
terpandang dan merupakan
tokoh
masyarakat
?
Jika
responden mengalami kesulitan menjawab,
nyaan
yang
diajukan adalah : Siapa
perta-
orang-orang
desa ini yang pendapatnya banyak diikuti oleh rakat sekitarnya ?
di
masya-
Secara teoritis teknik itu
dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.
Teknik Snow-Ball Dalam Sampling Untuk Golongan Elite
Hasil sampling golongan elite yang telah dilakukan berhasil mendapatkan sembilan elite desa
sebagai
Teknik snow ball jenuh ltidak ada
responden.
orang
baru lagi yang disebut) setelah mencapai tiga putaran dengan
masing-masing
(selain menyebut sampling
untuk
responden
orang lain).
menyebut
saling
Secara lengkap
golongan elite dapat
dilihat
hasil dalam
lampiran.
B.2.
Untuk Sampel Golongan Massa Sampel golongan massa diambil dengan metode
gu-
g u s sederhana (simple cluster samplinq), dikombinasikan
dengan
pemilikan
pengacakan lahan
dengan
bertingkat alasan
atas
dasar luas
penguasaan
(pertanian) sering diduga merupakan determinan
lahan utama
status sosial serta mudah pengukurannya. Stratifikasi
pemilikan pemilik
lahan yang dimaksud adalah : pemilik luas, sempit, penggarap luas, penggarap sempit dan
buruh tani.
Nasinq-masing dari kelima qolonqan
sebut diambil satu orang di setiap dusun. Dusun
yang ada d i desa Rende sampel
ter-
Dari empat
golongan
massa
yang diperoleh adalah sebanyak 20 orang.
C.
Variabel dan Indikator Variabel Dua variabel yang akan dicari hubungannya adalah
status sosial (sebagai independent variable) dan
pe-
rilaku petani (sebagai dependent variable). Status Sosial
C.1.
Variabel
status sosial dilihat melalui
indika-
tor-indikator sebagai berikut : x
:
pendapatan rumah tangga; berupa jumlah
pe-
ngeluaran
per
1
rumah tangga (dalam rupiah)
tahun. : luas penguasaan lahan;
x
berupa
luas
lahan
2
(dalam hektar) yang dikuasai responden, baik yang berupa tanah milik dengan card
sendiri
menyewa/menyakap
atau
maupun dengan
card lain. : keadaan rumah; berupa
x
kondisi fisik tempat
3
tinggal rumah
responden meliputi (atap, dinding dan
bahan lantai),
pembuat ukuran
rumah, sarana penerangan, sumber air bersih serta pemilikan kamar mandi dan WC
: kekayaan;
x
berupa n i l a i
barang-barang
ber-
4
h a r g a b e r u p a hewan t e r n a k , h i b u r a n dan a l a t responden Keempat
indikator
faktor
a l a t komunikasi/
t r a n s p o r t a s i yang d i m i l i k i
(dalam r u p i a h ) . variabel
itu
merupakan
faktor-
berlaku
sebagai
yang secara t e o r i t i s diduga
determinan s t a t u s s o s i a l .
C.2.
Perilaku Petani Indikator-indikator
yang d i g u n a k a n u n t u k
meli-
h a t p e r i l a k u p e t a n i ( y a n g t e r d i r i d a r i aspek
pengeta-
huan,
berdasar
s i k a p dan k e t r a m p i l a n ) d i k e l o m p o k k a n
subject matter, (a) y
yaitu
: teknologi
:
pertanian
1
y
: pengetahuan t e n t a n g t e k n o l o g i p e r t a n i a n
11 y
: s i k a p terhadap tekonologi
pertanian
12 : penerapan t e k n o l o g i p e r t a n i a n 13 M a t e r i t e k n o l o g i p e r t a n i a n i n i digunakan Y
ukuran,
mengingat
i n i l a h yang
merupakan
yang
penggunaan
dimaksud a d a l a h bibit/benih
pengolahan
unggul,
pemupukan
p e m b e r a n t a s a n hama dan p e n y a k i t . (b) y
: kelompok
tani
2 y
: p e n g e t a h u a n t e n t a n g kelompok
tani
21 : s i k a p t e r h a d a p kelompok t a n i
Y
22 : k e a n g g o t a a n d a l a m kelompok
Y
23
paket
Teknologi per-
utama d a l a m p e n y u l u h a n p e r t a n i a n . tanian
sebagai
tani
tanah, serta
Kelompok t a n i merupakan s a l a h s a t u l u h a n yang d i a n g g a p
sebagai
pembangunan p e r t a n i a n d i
m a t e r i penyu-
t i t i k
tolak
dalam
lokasi penelitian (hasil
wawancara dengan Kontak T a n i d i desa Rende).
(c) y
: kredit
3 : pengetahuan t e n t a n g k r e d i t
Y
31 : s i k a p terhadap k r e d i t
Y
32 : penerapan k r e d i t 33 K r e d i t merupakan s a l a h s a t u p a k e t t e k n o l o g i
Y
yang
m u l a i mendapat tanggapan d a r i s e b a g i a n m a s y a r a k a t Rende.
Alasan
l a i n dipakainya
indikator
i n i
a d a l a h adanya rencana pembukaan kesempatan mendapatkan k r e d i t untuk usahatani lahan k e r i n g (dl y
: R e h a b i l i t a s i Lahan dan K o n s e r v a s i Tanah
4 y
: pengetahuan t e n t a n g RLKT
41 : s i k a p t e r h a d a p RLKT
y 42
: pelaksanaan RLKT
Y
43 Paket RLKT
teknologi
yang masuk k e Rende
a d a l a h p r o y e k Usaha P e l e s t a r i a n
Alam (UPSA) dengan dana I n p r e s . puti
tatacara
yang
t e r d i r i d a r i penterasan,
: K e l u a r g a Berencana (KB)
(e) y
5 : pengetahuan t e n t a n g KB
Y
51 : s i k a p t e r h a d a p KB
y
52 : penerapan KB
y
53
ha1
Sumberdaya
Proyek i n i m e l i -
pemanfaatan l a h a n
tahunan dan sebagainya.
dalam
kering
penanaman
miring tanaman
23 Meskipun
bukan
langsung
oleh penyuluh pertanian,
pelaksanannya
merupakan
materi
yang
dibawa
tetapi
materi ini tidak dapat
dalam
dipisahkan
dari materi penyuluhan lainnya.
D.
Konsep Pengukuran Variabel Data
akhir
yang diharapkan muncul
pada
akhir
pengolahan data adalah peringkat (rank) masing-masing responden
untuk
kedua variabel
(
dan
x
y).
Untuk
mendapatkan ranking itu tiap variabel akan diukur dengan menggunakan skor. Skor
tiap
responden
untuk
setiap
variabel
merupakan.jumlah total dari skor yang didapatkan dari masing-masing indikator variabel. laku
petani,
penjumlahan
diasumsikan total dari tiga aspek
sikap dan penerapan ) E.
Khusus untuk periperilaku
perilaku
merupakan
(pengetahuan,
.
Metode Pengumpulan Data Data
.
sebagian besar diambil
melalui
wawancara
langsung dengan menggunakan pedoman wawancara. dari
pedoman
data-data
wawancara ini akan
yang
berasal
dari
Data
dilengkapi
dengan
wawancara
secara
informal.
F. F.1.
Metode Analisis Pendekatan Obyektif Melalui pendekatan ini semua identitas
responden
(elite dan massa) ditanggalkan, dan yang akan digunakan
sebagai
dasar analisis
adalah
peringkat
tiap
responden
untuk v a r i a b e l
bungan a n t a r a v a r i a b e l
x dan y.
Guna m e n c a r i
s t a t u s s o s i a l dengan
hu-
perilaku
p e t a n i d i g u n a k a n U j i K o e f i s i e n K o r e l a s i Spearman.
F.2.
Pendekatan S u b y e k t i f a n a l i s i s akan d i d a s a r k a n
M e l a l u i pendekatan i n i ,
pada pemisahan responden m e n j a d i dua golongan independen. tus
Responden d i p i s a h menurut g o l o n g a n
sosialnya,
dan
akan
dilihat
memang berbeda n y a t a p e r i l a k u n y a . d i g u n a k a n a d a l a h U j i U-Mann
G.
secara
apakah
sta-
keduanya
Uji Statistik
yang
Whitney.
Lokasi P e n e l i t i a n Desa
Rende
d i p i l i h sebagai
dengan beberapa a l a s a n ,
(1)
yaitu
lokasi
penelitian
:
Desa i t u sudah cukup d i k e n a l o l e h sehingga t i d a k
memerlukan
peneliti
observasi
awal
t e r l i h a t peran
yang
s a n g a t dominan d a r i pemimpin i n f o r m a l
ter-
yang t e r l a l u lama.
(2) Dari
pengamatan a w a l ,
hadap k e h i d u p a n masyarakat Rende.
(3)
Meskipun s e c a r a f i s i k dak
jauh
dari
kota
l e t a k desa
Rende t i -
(kecamatan
maupun
k a b u p a t e n ) , namun kehidupan masyarakat desa Rende belum d a p a t d i k a t a k a n t e r b u k a .
Arti-
nya a k t i f i t a s s o s i a l ekonomi yang d i l a k u k a n d i l u a r desa m a s i h s a n g a t (4)
sedikit.
S e j a k d i b a n g u n j a l a n r a y a yang m e l a l u i desa Rende ( s e b a g a i e k s t e r n a l i t a s p o s i t i f adanya
waduk Cirata) kehidupan sosial
ekonomi ma-
syarakat desa Rende mulai menunjukkan tanda -tanda ke arah keterbukaan.
Dengan demiki-
an diharapkan desa ini dapat mewakili lokasi-lokasi yang berada
pada
masa
transisi
(u society). (5)
Dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian, des a Rende dapat dikategorikan
s&bagai
desa
yang berhasil, sehinqga membuka kemungkinan diterapkannya model pertanian seperti dilaksanakan d i Rende.
yang
BAB I V .
A.
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
L e t a k Dan Tataguna Lahan Desa
Wetan,
Rende termasuk' w i l a y a h Kecamatan
Kawedanan C i k a l o n g Wetan,
Cikalong
Kabupaten
Bandung
dengan b a t a s w i l a y a h s e b a g a i b e r i k u t :
( 1 ) S e b e l a h U t a r a b e r b a t a s a n dengan Desa P u t e r a n ( 2 ) S e b e l a h S e l a t a n b e r b a t a s a n dengan Desa Kanangasari
( 3 ) Sebelah Timur
b e r b a t a s a n dengan Desa
Cika-
1ong
( 4 ) Sebelah
Barat
b e r b a t a s a n dengan Desa Suka-
haji. Jarak
Rende
kilometer,
k e I b u k o t a Kabupaten
sedangkan j a r a k
lebih
kurang
43
k e I b u k o t a Kecamatan s e k i -
t a r enam k i l o m e t e r s e r t a j a r a k d a r i I b u k o t a
Provinsi
Jawa B a r a t s e k i t a r 4 4 k i l o m e t e r . Luas hektar Tabel d i
w i l a y a h Desa Rende
dengan p e r i n c i a n sebagaimana
1.
desa
darat),
total
adalah
750.977
terlihat
dalam
Tabel i n i menunjukkan bahwa k o n d i s i
lahan
Rende d i d o m i n a s i o l e h l a h a n
kering
y a i t u l e b i h d a r i 50 p e r s e n d a r i
w i l a v a h desa Rende.
luas
(tanah total
Tabel 1.
No.
Status Pemilikan dan Tataguna Lahan di Desa Rende, Tahun 1989 1)
Status Pemilikan/Penggunaan
Luas (Ha)
Tanah Perumahan Sawah Milik Rakyat Darat Milik Rakyat Darat Milik Desa Sawah Carik Desa Darat Carik Desa Darat Pengangonan Kuburan Tanah Negara Total Sumber :
B.
Monografi Desa Rende, 1989
Iklim Dan Topografi Iklim di wilayah desa Rende termasuk tipe
B
menurut Schmidt dan Ferguson.
Curah
hujan
pertahun adalah 1 500 - 2 000 mm dengan
rata
iklim ratajumlah
bulan basah enam sampai tujuh. Rende yang terletak 447 meter di atas
permukaan
laut (rata-rata) ini mempunyai keadaan topografi yang bergelombang
sampai
berbukit-bukit
kemiringan lahan 15-30 persen.
kecil
dengan
Jenis tanah mayoritas
adalah podsolik merah kuning dan latosol. C.
Penduduk Dan Hata Pencaharian Jumlah
jiwa
total penduduk
desa
dengan distribusi seperti
Rende adalah 7 498 terlihat dalam
Ta-
be1 2. 1) Data ini mencampuradukkan status tataguna lahan.
pemilikan
dengan
T a b e l 2 menunjukkan bahwa t e r d a p a t golongan u s i a k e r ja
yang
usia dalam
cukup besar d i desa Rende.
Dari
golongan
yang
menyebar
b e r b a g a i s e k t o r perekonomian s e p e r t i
terlihat
k e r j a i t u t e r s e d i a tenaga k e r j a
dalam T a b e l 3.
Tabel 2.
Jumlah Penduduk Menurut Desa Rende, Tahun 1989 Jumlah
No.
Galangan
Umur
Golongan Umur
(jiwa)
................................. Laki-Laki
Perempuan
Total
0 - 4 5 - 9 1 0 - 14 15. - 1 9 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 + Total
Sumber
: M o n o g r a f i Desa Rende,
T a b e l 3.
No.
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencahar i a n D i Desa Rende, Tahun 1989
Mata P e n c a h a r i a n
1. 2.
1989
Jumlah
Petani Buruh T a n i Buruh Perkebunan Pegawai N e g e r i S i p i l ABR I Pensiunan
3. 4. 5. 6.
Sumber
:
M o n o g r a f i Desa Rende,
1989
(orang)
D.
Dukungan Sarana Pertanian Secara alami, kondisi
topografi di
desa
Rende
menyebabkan kesulitan untuk mengelolanya secara nis.
tek-
Meskipun demikian, tetap diusahakan agar sektor
pertanian
mendapat dukungan sarana yang cukup
baik,
ha1 ini dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4.
No.
Jumlah Sarana Pertanian Di Desa Rende, Tahun 1989
Jenis Sarana
Jumlah (buah)
Dam Tanggulan Gorong-Gorong Talang Air Sumber :
E.
Monografi Desa Rende, 1989
Kelembagaan Desa Kepala Desa Rende dalam menjalankan tugas
rintahan
didampingi
oleh seorang Babinsa
peme-
dari
Ko-
Selain itu,
di-
ramil
dan Binamas dari Kepolisian.
bantu
oleh seorang Sekretaris Desa (Sekdes),
Kepala
Urusan (Kaur) dan empat orang Kepala Dusun. Lembaga desa yang terdapat di Desa Rende terdiri dari
Lembaga
Lembaga
Ketahanan Masyarakat Desa
Musyawarah
Desa
(LMD)
Kesejahteraan Keluarga (PKK).
(LKMD)
serta
Struktur
dan
Pendidikan kepengurusan
masing-masing dapat dilihat dalam lampiran.
BAB
V.
PELAKSANAAN PENYULUHAN PERTANIAN D I DESA RENDE
Pelaksanaan
penyuluhan pertanian di desa
Rende
didasarkan pada kenyataan-kenyataan sebagai berikut : (1)
pertanian merupakan mata pencaharian
utama
penduduk (2)
lahan kerinq sangat
doominan
sawah, sebaqian
dengan
dibandingkan
besar
diantaranya
berupa lahan kritis ( 3 ) adanya tokoh desa yanq sanqat berpengaruh.
Dasar
pemikiran ini diqunakan untuk
penyuluhan
yang
dilaksanakan
menyusun
secara
model
sistematis.
Berbicara tentang pelaksanaan penyuluhan pertanian d i harus berbicara
tentang
pelaksanaan
Rende
berarti
Usaha
Pelestarian Sumberdaya Alam (UPSA) pada
1983,
karena sejak saat itulah penyuluhan
tahun
pertanian
dilaksanakan secara terarah dan sistematis. A. A.1.
Unsur-Unsur Yang Terlibat Petugas Teknis Yang
dimaksud
dengan petugas
teknis
di
sini adalah petugas dari Dinas/Departemen yang bertanggung' jawab secara teknis atas pelaksanaan penyuluhan, baik di bidanq pertanian maupun non
pertanian.
Dalam konteks pembangunan pe-
desaan, petugas yang dimaksud adalah :
Petugas
Lapang Penghijauan (PLP), Penyuluh Pertanian
Lapang (PPL),
P e t u g a s Lapang K e l u a r g a Berencana
(PLKB) dan J u r u Penerang ( J u p e n ) .
D i desa Rende,
p e t u g a s t e k n i s yang dominan
pada s a a t p e l a k s a n a a n UPSA a d a l a h PLP
(Lesmana
1) Minar)
dan PPL ( E l i S u h a e l i ) .
PLP b e r t a n g g u n g
jawab dalam ha1 p e n y i a p a n l a h a n k r i t i s lahan
yang s i a p d i t a n a m i ,
tanggung
jawab
usahatani. gian
besar
pada p e n g e l o l a a n
ber-
PPL
lahan
untuk
Mengingat k o n d i s i l a h a n yang
seba-
berupa l a h a n
merupakan u j u n g tombak Pada
sedangkan
menjadi
prakteknya,
disebutkan
d i
Masyarakat
yang
atas
kering
kritis,
PLP
utama. pembagian t u g a s tidak
sebagian
dapat besar
seperti
dilakukan. tidak
membedakan t u g a s PPL dengan PLP t e t a p
dapat
bertanya
kepada kedua p e t u g a s mengenai permasalahan yang mereka h a d a p i ,
b a i k dalam ha1 k o n s e r v a s i
lahan
maupun p e n g e l o l a a n u s a h a t a n i .
A.2.
Tokoh I n f o r m a l Desa Tokoh
yang p a l i n g b e s a r peranannya
penyuluhan Kingking dan
pertanian
Sodikin.
d i
desa
Rende
Sebagai bekas
dalam adalah
Kepala
Desa
p u t r a t o k o h p a l i n g d i t u a k a n d i Rende,
mempunyai
pengaruh
yang
sangat
besar
masyarakat.
Ditambah dengan m o t i v a s i n y a
besar
meningkatkan t a r a f
untuk
hidup
dia d i yang
rakyat
1) Sekarang Menjabat sebagai K o o r d i n a t o r Madya P e n g h i j a u a n (PMP).
PLP/Petugas
desa Rende, Kingking menjadi motivator gus
penggerak
masyarakat
dalam
sekali-
pembangunan
pertanian dengan kemampuan teknis yang memadai. Tokoh Tani
desa ini sekaligus
yang sebagai sumber
menjadi
informasi
secara informal) d i desa Rende.
Kontak
(terutama
Sesuai
dengan
fungsinya, Kingking sering mengadakan pendekatan
secara informal bersama tokoh desa
ke
masyarakat untuk
menggerakkan
lainnya
pembangunan
pertanian. 3
Pemimpin Formal (Kepala Desa) Kepala
Desa
(Entin
Gumiartin)
juga mempunyai kemauan kuat untuk program
UPS6 yang akan
ternyata
mensukseskan
dilaksanakan.
Bersama
dengan Kingking (suaminya), Kepala Desa
sering
mengadakan tinjauan langsung k e seluruh pelosok desa. Mungkin
hubungan
khusus
antara
Kontak
Tani dengan Kepala Desa selalu terjaqa.
Kontak
dengan
Kontak Tani, kekompakan
Tani
berfungsi
sekaligus Kepala
Tani.
sebagai
sumber
alat legitimasi informal,
Desa berfungsi sebagai alat
formal. Desa
disebabkan oleh
informasi sedangkan legitimasi
Dalam ha1 ini, kedudukan formal Kepala
adalah sebagai penanggung jawab
Kelompok
Kepala kepala
Desa
Rende merupakan
salah
desa yang paling menonjol
kemampuannya
diwilayah Kecamatan Cikalong Wetan. faktor
penyebabnya
adalah
satu
Salah satu
latar
belakang
pendidikan dan profesinya sebagai guru
Sekolah
Menengah Pertama. 4
Kelompok Tani Sebenarnya sudah
kelompok
tani di
desa
Rende
mulai dirintis keberadaannya pada
tahun
1970-an, yaitu pada saat Kingking masih menjadi kepala
desa.
lompok
tani
pelaksanaan
Akan tetapi, secara di UP
Rende
baru
formal
ada
UPS& pada tahun
ke-
menjelang
1983,
dengan
dukungan instansi terkait, terutama pihak Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Cipeundeuy. Pada saat berdirinya, Kelompok Tani
Rende
Kiwari beranggotakan 41 petani peserta UP UPSA. Kelompok teras
ini
berperan besar
dalam
pembuatan
secara gotong royong, penyediaan
input,
keseragaman komoditi dan waktu tanam, pemasaran hasil
secara
bersama
serta
dalam
pembinaan
anggotanya. Kontak Tani yang sekaligus bertindak seba-
.
gai Ketua Kelompok berhasil menjalin dengan diaan jagung
kerjasama
perusahaan swasta guna menjamin benih yang
jagung
unggul
serta
rnenjadi hasil utama
penye-
pemasaran
desa
Rende.
Dengan
dukungan permodalan d a r i
Kelompok
Tani
dapat
Kontak
menyediakan
Tani,
fasilitas
p i n j a m a n sarana p r o d u k s i pada anggotanya.
B.
Rekanisme K e r j a Langkah
awal dalam pelaksanaan
program
adalah
melakukan pendekatan i n f o r m a l kepada p e t a n i p e n g e l o l a tanah
milik
desa yang akan d i j a d i k a n
l o k a s i UP UPSA. tentang
Pendekatan i n i m e l i p u t i penyebaran i n f o r m a s i latar
belakang
tani,
peraturan
lainnya.
dan t u j u a n
UPSA,
k e r j a UPSA
tentang
serta
Khusus b a g i p a r a t o k o h
kelompok
petunjuk disekitar
teknis lokasi,
mereka dibawa o l e h p e t u g a s t e k n i s ke d a e r a h l a i n yang sudah
melaksanakan
memperlihatkan
UPSA.
secara
Tujuannya
menginformasikan
petani
lain.
untuk
yang
telah
dengan harapan
mereka
langsung
d i c a p a i dengan adanya UP UPSA, akan
adalah
Tahap
hasil
pengetahuannya penyebaran
i t u
informasi
kepada i n i
d i l a k u k a n s e c a r a bersama maupun t e r p i s a h o l e h P e t u g a s Teknis,
Tokoh I n f o r m a l dan Kepala Desa.
Dalam
menjalankan
fungsinya,
Kelompok
d i b a g i m e n j a d i empat sub kelompok yang dipimpin ketua
oleh
seorang K e t u a Sub
Kontak
Tani
dan P e t u g a s ' T e k n i s
masing-masing
Kelompok.
Sub Kelompok i n i d i b i n a s e c a r a
Tani
intensif
untuk
Ketuaoleh
selanjutnya
b e r t u g a s membina anggota s u b kelompoknya. Tahap Saluran
selanjutnya
Pembuangan A i r
adalah
pembuatan
(SPA) dan t e r j u n a n d i
teras, lokasi
U P UPSA secara gotong royong dengan komando dari
langsung
Petugas Teknis, Tokoh Informal dan Kepala
(yang
mewakili).
ketiga
unsur
itu
tanpa
berswadaya bantuan
Hal yang selalu
yang
ditekankan
pentingnya
harapan yang
pemerintah
terlambat
adalah
waktu
oleh
kemampuan
berlebihan
pada
Desa
terhadap
itu
memang
setelah
datang (dana U P UPSA turun
kira-
kira dua pertiga bagian pembuatan U P UPSA selesai). Pertemuan setiap
hari
keempat.
Rabu mingggu pertama
dan
sebulan
Rabu
minggu dalam
adalah Petugas Teknis, Tokoh Informal
Desa (atau yang mewakili).
Kepala
kali
Selain anggota kelompok, yang hadir
pertemuan
unsur
kelompok dilakukan dua
itu
sangat penting
sesuai
Kehadiran dengan
dan
ketiga
fungsinya
masing-masing, yaitu : ( 1 ) petugas teknis menyampaikan informasi (materi
penyuluhan) ( 2 ) tokoh informal
emosional
memberi suasana
serta siap
keterikatan
memberikan
informasi
jika diperlukan ( 3 ) kepala
desa memberi bukti
pemerintah
terhadap
nyata
dukungan
program yang akan
di-
laksanakan. Pertemuan kelompok pertemuan komoditi tanam.
pada ini
yang sangat penting adalah saat menjelang dibicarakan
musim masalah
pertemuan
tanam.
Dalam
keseragaman
yang akan diusahakan dan keseragaman
musim
Setelah
tercapai
kesepakatan,
petani
meminjam
sarana produksi di kios kelompok.
terlihat
bahwa untuk menjadi Kontak Tani
dapat Di
sini
dibutuhkan
kemapanan ekonomi guna menunjang pelaksanaan program. Sadar
bahwa
kontan
permasalahan utama petani
adalah
uang
untuk pengadaan sarana produksi, Kontak
Tani
menyediakan produksi.
modal
awal
bagi
penyediaan
sarana
Petani akan melunasi pinjaman ini pada sa-
at menjual hasil usahataninya, tanpa bunga. lain
yang
produksi
diterima
yang
petani
adalah
relatif murah (untuk
harga
sarana
pupuk,
pemilik
mengambil marjin hanya R p 4.00 /Kg).
modal
dari segi ekonomi, ha1 ini jelas tidak bagi
Manfaat
pemilik. modal, tetapi
karena
Dilihat
menguntungkan memang
sudah mapan, Kontak Tani tidak 1) keuntungan dari kios tersebut
kondisi mengambil
ekonominya
.
Dalam
pemasaran hasil pertanian, Kelompok
Tani
baru dapat menampung komoditi jagung, karena komoditi inilah sebagai
yang
telah
mendapatkan
penampungnya.
perusahaan
Pada tahun 1990
swasta
ini
Kontak
Tani sedang merintis kerjasama dengan perusahan
lain
untuk komoditi yang lain pula. Secara
skematis, mekanisme kerja di atas
dapat
digambarkan sebagai berikut :
1) Saat ini Kingking adalah pemilik tanah kedua di desa Rende (setelah Haji Tjetje).
terluas
-
-
-
i-2
PETUGAS TEKNIS
TOKOH INFORMAL /KONTAK TANI
KEPALA DESA
1
-7
I
I
KELOMPOK TANI
TOKOH TINGKAT
Keterangan
:
..........
:
jalur
pembinaan t e k n i s
:
jalur
input/output
:
jalur
koordinasi
Gambar 4.
C.
Mekanisme K e r j a P e t u g a s T e k n i s , T o k o h I n f o r m a l d a n K e p a l a Desa d i Rende
H a s i l Penyuluhan Sebenarnya
hasil-hasil
a d a l a h h a s i l dalam jangka jang
perlu
datang.
yang
pendek.
sekarang
H a s i l jangka
d i t e l a a h l a g i beberapa tahun
Dalam
j a n g k a pendek,
terlihat
hasil
yang
penyuluhan
Rende d a p a t d i l i h a t d a r i b e b e r a p a a s p e k .
panakan d i
K o n s e r v a s i Lahan Dari
segi
konservasi,
m e n o n j o l a d a l a h perombakan menjadi
lahan p r o d u k t i f
hasil
yang
paling
lahan k e r i n g
k r i t i s
dengan p o t e n s i
bangan p a l a w i j a yang s a n g a t b e s a r .
ini,
h a m p i r t i d a k ada sama s e k a l i
miring areal
yang UP
kepada
Sampai s a a t lahan
Dari
UPSA t e r n y a t a t e l a h
dan
pola
hektar
memberi
dampak
usahatani
r i n c i pengembangan UPSA
dalam. t a b e l
5
kering
10
131 h e k t a r d i s e k i t a r n y a yang
penterasan Secara
tidak d i teras.
pengem-
mengikuti
d i
UP
dapat
UPSA.
d.ilihat
.
Yang agak m e m p r i h a t i n k a n a d a l a h s e d i k i t n y a tanaman UPSA,
tahunan d i terutama
l a h a n UP UPSA maupun
d i
lokasi
tanah
Dampak
rnilik
desa.
Keengganan p e t a n i menanam tanaman t a h u n a n d i d a s a r i o l e h alasan-alasan
(1)
:
tanaman t a h u n a n
menyebabkan
(hiyeum) yang k u r a n g b a i k
naungan
untuk
ta-
naman semusim d i bawahnya
(2)
pengalaman s e b e l u m n y a ,
hasil
tanaman
tahunan d i a m b i l u n t u k k e p e r l u a n desa. Meski
s e c a r a u m u m k e a d a a n tanaman
tahunan
d i
Rende
cukup
(sebagian besar
ditanam
d i
tanah
rnilik),
a k a n t e t a p i tanaman
tahunan
d i
lokasi
UP
baik
UPSA
kebutuhan mutlak.
dan
Dampak
UPSA
merupakan
:I
Tabel
No.
5.
Pengembangan Dampak UPSA Rende, Tahun 1986 1)
Blok
L u a s (Ha)
di
Desa
Keterangan -
Cibubuay
UPSA
Cadas Gantung
Dampak
P a s i r Sereh
Dampak
P a s i r Sarupih
Dampak
Ciganda
Dampak
C i kupa
Dampak
Cipanawungan
Dampak
Pasi;
Dampak
Angsana
Pasir Haji
Dampak
P a s i r Angsana
Dampak
Jumlah
141
Sumber : L a p o r a n K e g i a t a n Usaha-Usaha R e h a b i l i t a s i Lahan dan K o n s e r v a s i Tanah Cabang Sub B a l a i RLKT DAS C i t a r u m , Kabupaten Bandung, 1986. '
Pada Gerakan
tahun
Penghijauan
digalakkan sistem
1990
ini,
Nasional
penanaman A l b a z i a
mertelu
(petani
bersamaan
dengan
(GPN),
sedang
(sengon)
dengan
mendapat
sepertiga
1) D a t a i n i meragukan ( o v e r e s t i m a t e ) , k a r e n a a r e a l UP UPSA dan Dampak d i p l o t d i t a n a h m i l i k desa dan sebagian k e c i l tanah m i l i k . Tanah m i l i k desa dan tanah negara luas totalnya 88.414 Ha. Hasi1 wawancara dengan PLP, a r e a l n y a t a d a r i UPSA a d a l a h sekitar 85 Ha. Mulyana ( 1 9 6 0 ) m e n c a t a t ada 397 penggarap dengan g a r a p a n r a t a - r a t a 0.25 h e k t a r .
bagian
hasil
tanaman tahunan,
Meskipun
desa).
demikian,
K e p a l a Desa sudah d i g a n t i t a h u n masa j a b a t a n )
?
berlaku untuk
1)
untuk petani
nanti
kalau
(yang sekarang t i n g a l perjanjian
i n i
tetap
Dan apakah mereka masih d i b e r i
menggarap
sekarang
C.2.
keraguan
ada dengan a l a s a n : Apakah
tetap
dua
sisanya
m i l i k
tanah
desa
hak
seperti
.
Ketrampilan Petani Saat i n i d i WKBPP Cipeundeuy, kan
desa
terutama
yang p a l i n g untuk
ilustrasi,
menonjol
usahatani
dalam
diakui oleh
teknik
warga desa 2) kan p e l o p o r n y a
Rende merupapertaniannya,
jagung.
Sebagai
pengeringan
jagung,
l a i n desa Rende merupa-
.
Kesadaran p e t a n i akan p e n t i n g n y a menggunakan
b e n i h b e r s e r t i f i k a t sangat
teknik
mutu
baik.
mendapatkan b e n i h l o k a l yang benih
bersertifikat
sudah
Bahkan mendekati dikuasai
sebagian p e t a n i .
kehiKenyataan d i desa t e t a n g g a ( C i k a l o n g ) p e t a n i l a n g a n t a n a h garapan k a r e n a t a n a h m i l i k desa yang semula digarapnya, disewakan kepada perusahaan (untuk ditanami sengon) selama 10 tahun semakin menambah keraguan p e t a n i . 2)
D i Rende jagung d i p a n e n k e r i n g , d i k u p a s t a n p a d i l e pas k u l i t n y a , digantung d i kaso rumah ( d i l a n t a i ) selama 2-3 h a r i a g a r benar-benr k e r i n g dan mudah d i pipil u n t u k kemudian d i j e m u r dan s i a p d i j u a l . Di desa l a i n jagung d i p i p i l t e p a t s e t e l a h dipanen ker i n g d i ladang.
Ketrampilan ditambah
oleh
terhadap
petani sikap
terbuka
anggota kelomnpoknya,
'coba-coba'
sikap
yang cukup
terbaik.
Hal
baik
Kontak
Tani
mengarah
pada
p e t a n i guna mendapatkan h a s i l
seperti i n i
dalam
kurun
15'83-1989
t e l a h t e r j a d i dua k a l i .
Yang
ma,
saat t e r j a d i
harga
pada
i n i
kenaikan
waktu pertabenih
1) jagung
H?brida
d i t a h u n 1986/1987
mencoba menanam v a r i e t a s f l r j u n a . hat
Petani
,
Setelah
penurunan h a s i l sampai s e k i t a r 50
petani
k e m b a l i ke j e n i s H i b r i d a .
melipersen,
Yang
kedua
t e r j a d i a k i b a t h a r g a b e n i h jagung H i b r i d a s e r t a keyakinan dalam
beberapa
mengadakan
petani
akan
benih s e n d i r i .
kemampuannya Pada
musim
tanam I 1 t a h u n 1989, d a r i t o t a l 10 sub kelompok hanya
dua
benih
bersertifikat,
kelompok
sub kelompok yang
bertahan
sedangkan
dengan
delapan
sub
l a i n n y a menggunakan b e n i h yang d i k e l o -
l a sendiri.
Ternyata
h a s i l n y a t i d a k memuaskan
dan p a r a p e t a n i k e m b a l i k e m b a l i k e b e n i h b e r l a be1 b i r u yang d a p a t d i p i n j a m d a r i kelompok. Dalam mengusahakan tanaman tahunan, mulai
banyak
pencanqkokap dijual
kepada
yang membuat tanqkil yang
pesemaian
( m e l i n j o ) untuk berminat.
Akan
petani sengon,
kemudian tetapi,
1) Tahun 1985/1986 Rende mengalami puncak p r o d u k s i j a gung ( H i b r i d a ) y a i t u sebesar 7 ton/Ha.
( 2 ) u s a h a t a n i tanaman semusim l a i n n y a tuk
un-
tambahan p e n d a p a t a n ( b e l a n j a
non
b e r a s ) s e r t a s e b a g i a n k e c i l d i konsumsi
(3) usahatani ikan)
l a i n (tanaman
u n t u k tambahan
tahunan
dan
pendapatan
dan
sebagian k e c i l dikonsumsi s e n d i r i . P r e s t a s i Lomba
4.
Rende
mencatat
prestasi
yang
dilaksana-
g e m i l a n g selama k e g i a t a n penyuluhan kan.
Hasil
lomba y a n g d i i k u t i o l e h d e s a
d a p a t d i l i h a t dalam t a b e l b e r i k u t
Tabel
6.
cukup
Rende
:
-
P r e s t a s i van9 d i c a ~ a i Desa Rende Dalam Lomba P e n g h i j a u a n , Tahun 1 9 8 3 1985
Ta hun
J e n i s Lornba
1983/1984
Insus K e d e l e
Kab.
1984/1985
Dampak UPSA
Sub DAS C i t a r u m
Juara I11
1985
Dampak UPSA
Kab.
Juara
1985
Dampak UPSA
Nasional
Sumber
D.
Tingkat
Prestasi
Juara I
Bandung
Bandung
I
Juara I
: L a p o r a n K e g i a t a n Usaha-Usaha
Rehabilit a s i L a h a n Dan K o n s e r v a s i Tanah Cabang Sub B a l a i RLKT DAS Citarum, Kabupaten Bandung, 1986.
Perkembangan S e l a n j u t n y a S e t e l a h mencatat p r e s t a s i gemilang dalam
lomba
y a n g b e r k a i t a n dengan p e n g h i j a u a n ,
desa
lombaRende
sering
dikunjungi
oleh
berbagai
pihak.
Sebagian
besar pengunjung ingin melihat faktor-faktor keberhasi.lan dapat ha1
itu.
Kunjungan-kunjungan
menambah beban masyarakat desa.
penentu
seperti Akan
ini tidak terjadi di Rende, karena
ini
tetapi
Kontak
Tani
dan Kepala Desanya mempunyai kemampuan finansial yang besar
sekali.
saat
Sampai
ini
Rende
dikenal
diseputar wilayah itu sebagai desa yang paling
kecil
beban kepada masyarakatnya. Perkembangan
juga terjadi dalam kelompok
dimana
sekarang telah mencapai 14 sub
bawah
Kelompok
diantaranya tani).
Tani
Rende
Kiwari),
merupakan kelompok tani
tani,
kelompok
(di
dengan
dua
pemuda
(taruna
Sepintas ha1 ini menggembirakan, tetapi dira-
sakan oleh berbagai pihak bahwa semangat dan kegiatan kelompok
mulai menurun.
Yang tetap berjalan
dengan
baik adalah kegiatan kelompok dalam usahatani jagung, itupun
dengan
catatan
tanah
seluruhnya
milik
tanah
yang
desa
atau
digarap
hampir
tanah
milik
negara/PJKA. Meskipun relatif baik, kegiatan usahatani
jagung
pertama adalah 'merebut'
pasar
bukanlah tanpa
adanya pihak-pihak jagung
kelompok
masalah.
dalam Masalah
luar yang berusaha
dari tangan
Kelompok
Tani
dengan
menawarkan
harga
yang
lebih 1) dibandingkan dengan harga beli kelompok
tinggi
.
Masa,lah
kedua,
yang
sebenarnya
terkait
erat
dengan masalah pertama, adalah belum adanya kesadaran berkelompok.
Dalam wawancara informal dengan petani,
20 2 persen dari total produksi jagung kepada pihak luar
terungkap
bahwa mereka rat-rata menjual
sekitar
Bahkan alasan menjual jagung ke kelompok yang
.
sering
dikemukakan adalah : (1) merasa berhutang budi pada desa karena telah diberi
kesempatan
menggarap
tanah
milik
desa dengan sewa murah ( 2 ) ha1
itu
harus dilakukan
karena
sebagian
hasilnya digunakan untuk melunasi
pinjaman
sarana produksi pada musim tanam. Permasalahan yang lebih serius adalah menurunnya kerjasama
antara
petugas
teknis,
figur
kepala desa. Memang belum sampai terjadi an
desa
pertentang-
d i antara mereka, tetapi kesan berjalan
sendiri
terlihat
jelas.
Dalam
dan
program
sendiriGerakan
Penghijauan Nasional (GPN) 1990 kebersaman itu
hanya
Menurut Ketua Kelompok harga beli kelompok ditentukan secara terbuka dengan memperhitungkan faktor penyusutan (rata-rata tiga persen), biaya pengangkutan dan biaya tenaga kerja yang harus ditanggung kelompok 2) Hal ini sesuai dengan penjelasan Ketua Kelompok yang memperkirakan produksi petani yang masuk kelompok hanya sekitar 50 persen (sisanya dikonsumsi atau dijual k e luar).
.
terbatas
pada
tukar
pendapat,
k o o r d i n a s i pelaksanaan d i
tidak
sampai
ke
lapangan.
S a l a h s a t u penyebabnya a d a l a h semakin
banyaknya
1) k e s i b u k a n Kontak T a n i
dalam
kegiatan d i
l u a r desa
H a l i n i menyebabkan pendekatan langsung k e m a s y a r a k a t yang merupakan s a l a h s a t u k u n c i k e b e r h a s i l a n jarang dilakukan. prasangka buruk benih,
Akibatnya,
m u l a i t i m b u l prasangka-
( m i s a l n y a masalah h a r g a i a g u n g ,
s e n g o n i s a s i dan s e b a g a i n y a )
dapat
ditanggulangi
antara
Kontak
semakin
bila
ada
yang
harqa
sebenarnya
komunikasi
langsung
petani,
terutama
secara
sudah t i d a k ada
kemajuan
berarti
Tani
dan
informal. Secara
umum
dalam pembangunan p e r t a n i a n d i desa Rende. bahkan mengalami penurunan m e n j a d i 3-4
jagung saat
Produksi
ini.
dikejar teknologi
Yang m a s i h merupakan t a r g e t
adalah d i v e r s i f i k a s i secara
utuh serta
usahatani, aspek
yang
ton/Ha terus
penyerapan
kelembagaan
d i
tingkat petani.
1) Secara p r i b a d i p e r n a h d i k e l u h k a n o l e h yang b e r s a n g kutan. S e p e r t i n y a semakin banyak p i h a k yang menggantungkan harapan kepadanya.
.
BAB VI.
STRATIFIKASI SOSIAL DI DESA RENDE
Pembahasan
tentang proses terjadinya
pelapisan
sosial di desa Rende dilakukan secara kualitatif lalui
analisa sejarah hidup elite desa serta
me-
secara
kuantitatif melalui Uji Statistik. A. Pendekatan Kualitatif Elite yang
desa didapatkan dengan teknik
hasilnya dapat dilihat d.alam
snow
sosiogram
ball 'siapa
menunjuk siapa' seperti yang tertera dalam Gambar5.
Gambar
Riwayat memiliki
5.
Sosiogram 'Siapa Menunjuk Siapa Dalam Sampling Golongan Elite
hidup elite desa Rende ternyata
kesamaan antara satu dengan
lainnya.
banyak Hal
itu dapat dilihat dalam sejarah hidup yang dituturkan oleh yang bersangkutan d i bawah ini.
.
Tjetje
~armedil)
H a j i T j e t j e merupakan
yang p a l i n g d i t u a k a n d i desa Rende. tokoh
seangkatannya,
sampai
sekarang.
hanya
dia
tokoh
Diantara yang
tokohhidup
masih
Pada masa p e r j u a n g a n
Haji
Tjetje
merupakan t o k o h p e j u a n g yang s a n g a t b e r j a s a .
Rumah-
n y a (rumah Kepala Desa yang s e k a r a n g ) d i j a d i k a n
mar-
kas
Haji
perjuangan.
Tjetje
S e t e l a h suasana cukup
t e t a p t i n g g a l d i Rende,
seperjuangannya
aman,
meskipun
teman-teman
banyak yang meninggalkan Rende.
Dia
sempat m e n j a d i k e p a l a desa d a r i t a h u n 1957 sampai dengan tahun 1961.
Jabatan i t u d i t e r u s k a n o l e h
n y a (Usman) t a h u n 1961-1965.
P e k e r j a a n utamanya
benarnya a d a l a h berdagang k a y u b a k a r . beberapa (tidak
hektar
produktif
tanah
paling
bakar
P e k e r j a a n i t u l a h yang
dite-
s e b a g a i tabungan. penduduk
luas
H a s i l berdagang Pada s a a t i n i
desa
Rende
dibelikan
Haji
Tjetje
yang m e m i l i k i t a n a h
( k u r a n g l e b i h 30 h e k t a r ,
h e k t a r d i l u a r Rende).
ada
beberapa
Yang s a n g a t m e n o n j o l d a r i t o -
k o h i n i a d a l a h s i k a p suka menolong mereka yang rangan. petani
keku-
Beberapa bagia,n sawahnya d i g a r a p k a n l a i n yang t i d a k m e m i l i k i t a n a h
pemilikannya,
tua
kayu
sampai sekarang.
merupakan
se-
memborong telah
untuk d i j a d i k a n
dan s e l a n j u t n y a d i j u a l . kuninya
Dia
kebun k a r e t r a k y a t yang lagi),
paman-
atau
kepada sedikit
dengan harapan k e s u l i t a n mereka
dapat
1) Dituturkan o l e h anaknya ( K i n g k i n g S o d i k i n ) karena yang b e r s a n g k u t a n mengalami gangguan pendengaran.
teratasi.
Hingga s a a t
i n i sering dijumpai
beberapa
penduduk desa yang d a t a n g k e rumah H a j i T j e t j e minta
bantuan,
t e r u t a m a bantuan
untuk Jabatan
ekonomi.
f o r m a l yang dipegang H a j i T j e t j e pada s a a t i n i a d a l a h Bendahara
Sehubungan dengan j a b a t a n n y a yek-proyek
pembangunan
i n i
dapat
ini,
banyak s e k a l i
desa yang
mendapat
(khususnya dalam pembangunan
tempat
bantuibadah)
mencapai 20 p e r s e n d a r i kebutuhan dana
Dalam b i d a n g p e r t a n i a n ,
terakhir
i n i
teknologi
Haji
total.
sebenarnya H a j i T j e t j e
termasuk p e t a n i t r a d i s i o n a l . Tjetje
pro-
bantuan
Menurut i n f o r m a s i ,
keuangan d a r i H a j i T j e t j e . an
(LKMD).
Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa
masih
B a r u pada beberpa t a h u n mulai
tertarik
p e r t a n i a n yang dikembangkan
dengan
oleh
anaknya
(Kingking Sodikin). Kinqkinq
dididik
ayam,
Kingking
merupakan
H a j i T j e t j e d a r i 11 bersaudara.
kelima dia
Sodikin.
b e r t a n i o l e h ayahnya,
kemudian m e n i n g k a t kambing,
kerbau.
putra
Sejak
dengan
dibelikan
dan a k h i r n y a
D i a n t a r a saudara-saudaranya,
kecil
Kingking
sapi/ keli-
h a t a n p a l i n g m e n o n j o l m i n a t dan b a k a t n y a dalam b i d a n g p e r t a n i a n dan b e r m a s y a r a k a t . kelihatan bangku
pada masa s e k o l a h .
Sekolah
B a k a t rnemimpinnya m u l a i K e t i k a masih duduk
Dasar K i n g k i n g m e n j a d i
dengan j u m l a h anggota s e k i t a r 200 anak. an rang
Ketua
gotong-royong
Pandu
Satu k e g i a t -
yang t i d a k d a p a t d i l u p a k a n K i n g k i n g sampai adalah keberhasilannya
d i
mengkoordinir
seka-
kegiatan
guna memperbaiki 13 rumah o r a n g
jompo
yang d i
k o n d i s i n y a menyedihkan. Sekolah Tinggi Negeri
menjadi
Ketua
Murid d a n
Pada waktu
(STN) d i
Bandung
Koordinator
king
d i kemudian h a r i .
ini
b e k e r j a d i C i a n j u r s e b a g a i pedagang kayu
bakar
orang
tuanya).
kekosongan
(seperti
Pada s a a t i t u jabatan
desa
Rende
kepala desa
yang
untuk
kepala
Rakyat Rende
H a j i T j e t j e a g a r mencalonkan
mendesak
desa.
alternatif
itu
tetapi
memberi
memilih
anaknya
u s a h a kayu bakarnya s e d a n g mengalami
Mula-mula
Kingking menolak,
p i l i h a n yang s u l i t o l e h o r a n g t u a n y a , ngejar
kehidupan p r i b a d i ,
Rende,
( 2 ) mengikuti kehendak r a k y a t
kepala desa, Tjetje.
sebagai
Kingking d i p a n g g i l p u l a n g k e d e s a , pada-
waktu
kemajuan.
diri
H a j i T j e t j e menolak,
kepada m a s y a r a k a t untuk
(Kingking).
peker-
di
sementara d i j a b a t o l e h Letnan Soemardi.
ji
dirasakan King-
terjadi
ha1
Murid.
Selesai sekolah
yang b e r a s a l d a r i kebun k a r e t r a k y a t jaan
Kingking
Ketua
Pengalaman b e r o r g a n i s a s i s e c a r a formal manfaatnya
bersekolah
tetapi diberi y a i t u : (1) me-
t e t a p i jangan
tinggal
untuk
di
menjadi
k e h i d u p a n ekonominya d i t a n g g u n g o l e h HaS e t e l a h m e n g a l a m i masa b e r a t u n t u k menen-
tukan pilihan,
a k h i r n y a Kingking maju bersama t i g a
c a l o n l a i n n y a (dua d i a n t a r a n y a a d a l a h Letnan Soemardi d a n Usman).
K i n g k i n g a k h i r n y a memenangkan
pemilihan
i t u d e n g a n p e r o l e h a n s u a r a h a m p i r 70 p e r s e n . p e n u n d a a n selama
sempat
terjadi
hampir
akibat
kontroversi keabsahan pemilihan,
Setelah
dua
tahun
pada
tahun
1967 K i n g k i n g r e s m i d i a n g k a t s e b a g a i Kepala Desa RenSemasa m e n j a d i k e p a l a desa K i n g k i n g
de.
prinsip-prinsip struktur
organisasi
o r g a n i s a s i secara
(misalnya lengkap,
:
dengan
mengundurkan d i r i d a r i j a b a t a n k e p a l a
desa
desa.
dalam
hidup
j a h e dan l a i n - l a i n . u s a h a t a n i yang
o l e h para p e t a n i .
rakyat-
D i a m u l a i menekuni b i d a n g
dengan mencoba t e k o n o l o g i b e r u s a h a t a n i
analisis
ekonomi
Meskipun sudah t i d a k m e n j a d i k e p a l a
tekadnya u n t u k m e m p e r b a i k i t a r a f
kedele,
Dia juga mulai
terhitung
pertajagung, membuat
langka dilakukan
S e t e l a h s e k i a n waktu
diperhatikan
B a l a i Penyuluhan P e r t a n i a n (BPP) C i p e u n -
oleh
pihak
deuy,
pada t a h u n 1984 K i n g k i n g
tak
Pada
ingin lebih berdikari
alasan
nya t e t a p t e r j a g a . nian
menja-
dalam
1982
pemerintahan
rumah tangganya. desa,
des-
tahun
roda
Kingking
penyusunan
pembuatan
k r i p s i k e r j a s e r t a pelimpahan wewenangf lankan
menerapkan
d i a n g k a t s e b a g a i Kon-
T a n i d i w i l a y a h BPP Cipeundeuy.
Saat i n i
King-
k i n g S o d i k i n merupakan s a l a h s a t u Kontak T a n i - N e l a y a n Andalan
(KTNA) d i t i n g k a t N a s i o n a l .
Selain i t u ,
j u g a d i p e r c a y a s e b a q a i K e t u a Kelompok P e l e s t a r i b e r d a y a Alam
(KPSA) w i l a y a h Jawa B a r a f
serta
dia Sum-
sebagai
K e t u a K o p e r a s i U n i t Desa (KUD) C i k a l o n g Wetan Kabupaten
Bandung.
Sebagai Kontak T a n i
Kingking
berperan
b e s a r dalam pengajuan u s u l pengapuran l a h a n k e r i n g d i desa Rende.
D i a j u g a b e r p e r a n b e s a r dalam p e n g i k a t a n
k e r j a s a m a a n t a r a Kelompok T a n i Rende K i w a r i
(kelompok
t a n i d i desa Rende) dengan s a t u perusahaan s w a s t a
d i
Bandung
dalam
ha1 penyediaan
hasil pertanian (jagung).
input
dan
pemasaran
Kegiatan-kegiatan yang di-
lakukan K.ingking Sodikin ini didukung oleh ekonominya.
Total pemilikan lahannya saat ini adalah
20 hektar.
sekitar
Lahan seluas ini sebagian
rapkan kepada petani lain. tje,
kemapanan
Kingking
diga-
Seperti halnya Haji
juga sering didatangi
penduduk
Tjedesa
yang minta bantuan ekonomi. Entin ini
Gumiartin.
Istri dari
Kingking
sebenarnya bukan penduduk asli Rende,
pendatang
dari
Cimahi.
Sebagai anak
Sodikin melainkan
sulung
sejak
kecil Entin memiliki sifat mandiri yang sangat menonjol.
Setelah
menyelesaikan
Pendidikan
Guru (SPG)
Pendidikan
Guru
studinya
di
Sekolah
Entin melanjutkan studinya k e
Sekolah
Lanjutan
Pertama (PGSLP).
Dia sempat berdinas d i Rende dan menikah dengan Kingking Sodikin pada tahun 1980
').
Ketika Kingking mun-
dur dari jabatan kepala desa rakyat berusaha tahankannya. isterinya
Kingking tetap menolak dan
sebagai calon penggantinya.
yang
mencalonkan
desa
adalah
diri pada waktu
Rochmad (juga dari
Pendidikan dan Kebudayaan). waktu
pemilihan
memper-
mengajukan
Selain
pemilihan lingkup
kepala
Departemen
Keberhasilan Entin
kepala desa dinilai
oleh
Entin
pada
beberapa
L I
Bagi Entin ini merupakan perkawinannya yang kedua, sedangkan bagi Kingking merupakan yang keempat.
53 orang disebabkan oleh : ( 1 ) memang memiliki kemampuan yang memadai, ( 2 ) kharisma Kingking yang begitu di
kalangan masyarakat dan ( 3 ) didukung oleh
yang memadai I).
berbeda dengan yang telah
jauh
selama
lebih
materi
Selain dari segi administrasi
rapi, pola kepemimpinan Entin
lebih
kuat
yang
dianggap
dijalankan
kurang 1 5 tahun, dan
Kingking
tetap
usaha meningkatkan taraf hidup
tidak
konsisten
rakyat.
Rasa
percaya diri dan kesederhanaan terpancar dalam
prin-
sip-prinsip hidup yang dianutnya, yaitu : ( 1 )
jangan
dalam
menyusahkan orang lain, ( 2 ) materi memang bukan
tetapi
segala-galanya dalam hidup
b u d i b a i k pasti ada balasannya.
dibutuhkan serta
Pendapatnya
(3)
tentang
pamong desa juga cukup menarik untuk diperhatikan, yaitu
(1)
:
harus orang yang
sudah
mampu
secara
ekonomis, jangan menggantungkan hidupnya dari jabatan itu,
(2) lebih baik wanita, karena
tidak
dibebani
tanggung jawab ekonomi rumah tangga serta (3) mental harus
kuat.
Sebagai pribadi Entin merasa puas
jika
dapat berbuat sesuatu untuk orang lain. ULI. sewaktu
Meskipun
berasal
dari
keluarga
muda Ukar berjiwa pengembara.
mendaftarkan
diri
1) Hasil wawancara Desa Rende.
ke
Heiho,
Ukar
informal dengan
tani,
Bermula ikut
beberapa
dari
berjuang
penduduk
sebagai
teknisi
dan
penanggung
wilayah Bandung dan sekitarnya.
jawab
amunisi
Pangkat
terakhirnya
ketika
pengsiun pada tahun 1971 adalah
Dengan
lahan yang relatif luas, Ukar memberi
secara
langsung (di
sekitarnya teknologi
dan
nyata
Kampung
pertanian.
kepada
Ciganda)
Sersan
Dua. contoh
orang-orang
dalam
di
menerapkan
Atas prakarsanya
desa
sekarang memiliki lapangan sepak bola untuk pemuda.
di
Rende
kegiatan
Balai pertemuan di tingkat Rukun Warga
(RW)
juga terbangun atas prakarsanya dan batuan uang
yang
tidak
kecil.
dalam
pembangunan
rumah-
Bantuan juga
miliknya
banyak
tempat ibadah, yang
dirombak
diberikan bahkan
Ukar
ada
menjadi
satu
mesjid.
Sikapnya terbuka dan menganggap profesi yang paling rnulia
adalah sebagai petanill
.
Selain
sebagai
pe-
tani, Ukar juga mempunyai keahlian mengobati penyakit dengan kekuatan-kekuatan batin dan doa. Parman Suparman.
Setelah berhenti bekerja di
perkebunan sejak tahun 1972 Parman menggeluti nian
secara
intensif.
perta-
Pengalaman-pengalaman
pada
saat perkebunan ternyata sangat berguna selama menjalani profesi 'baru' sebagai petani. kerja
Semasa masih be-
d i perkebunan Parman sering berkonsultasi
de-
ngan afdellinq Homo tentang masalah-masalah pertanian 1) Nenjadi petani dianggap sebagai manifestasi dari tolong-menolong antar mahluk Tuhan (manusia, tanaman dan hewan). Sebagai contoh, kalau tanaman dirawat dengan baik (disiram, dipupuk dan sebagainya) dia akan membalas budi dengan memberikan hasil yang baik pula.
secara
D i s e k i t a r tempat
umum.
merupakan
tinggalnya
Parman
(PB 8 )
p e l o p o r pemakaian b e n i h u n g g u l
dan
pemupukan guna memperoleh h a s i l yang l e b i h b a i k .
Dia
j u g a merupakan p e l o p o r usaha p e m b i b i t a n i k a n d i
desa
( b i a s a n y a usaha t a n i i k a n
ter-
Rende
dan s e k i t a r n y a
b a t a s pada pembesaran s a j a ) . r a k a t a n Parman j u g a m e n o n j o l .
Dalam k e g i a t a n kemasyaS e t e l a h meniabat seba-
g a i K e t u a Rukun Kampung (RK) dalam k u r u n waktu
1972
Parman melepaskan j a b a t a n i t u t a n p a
semangat membantu pembangunan desa.
kehilangan
D i a merupakan t o -
koh utama penggerak masyarakat d i Kampung dalam
pembangunan s e p e r t i
bangunan madrasah, Muhidin. nah
bekerja 1984
tahun
: pengerasan
Malingping jalan,
perkebunan.
dia terjun total
Muhidin juga
Setelah d i
pensiun
bidang
dan
Semasa
Wakil
Dewan
b e k e r j a d i perkebunan,
Kesejahteraan mungkin
membantu
t e t a n g g a n y a yang
Mesjid.
karena
peng-
Muhidin
kesulitan.
Jiwa
i n o v a t i f n y a t e r l i h a t d a r i k e b e r a n i a n n y a mencoba tem
mina p a d i
sawah)
( p a d i dan i k a n d i p e l i h a r a
s e r t a usaha k e r a j i n a n anyaman
pada
Kelompok
yang cukup besar pada waktu i t u ,
hasilannya banyak
Ketua
per-
pertanian.
J a b a t a n f o r m a l n y a sekarang a d a l a h Ketua Sub Tani
pem-
pembangunan m e s j i d dan s e b a g a i n y a .
Sebagaimana Parman, d i
1960-
sis-
bersama
yang
d i
akhirnya
banyak d i t i r u t e t a n g g a n y a . Rosyad. Tjetje, pendatang
yaitu
Dalam u s i a t o k o h i n i sebaya dengan H a j i s e k i t a r 75 tahun
sekarang.
i a masuk ke desa Rende pertama
Sebagai kali
pada
masa Kepala Desa Soemardi
( p e j a b a t sementara).
Seba-
g a i p o l i s i t u g a s pertamanya d i desa Rende
sebenarnya
adalah
d i
u n t u k m e n e r t i b k a n penebangan l i a r
S e l e s a i t u g a s pertama i t u Rosyad t e t a p d i Rende s e b a g a i pembina m a s y a r a k a t .
hutan.
dipertahankan Mungkin
karena
b e r a s a l d a r i s a t u k o r p s Rosyad banyak rnendapat k e p e r cayaan d a r i L e t n a n Soemardi dalam u r u s a n p e m e r i n t a h a n desa.
D i a merupakan penyelamat k e p a n i t i a a n p e m i l i h a n
kepala
desa pada t a h u n 1966 (yang dirnenangkan
King-
king),
k a r e n a p a n i t i a lama mengundurkan
hanya
beberapa h a r i m e n j e l a n g p e m i l i h a n .
d i r i
Dia tetap
dalam p e m e r i n t a h a n desa sarnpai tahun 1982.
aktif
Kelebihan
p a l i n g m e n o n j o l yang d i m i l i k i Rosyad a d a l a h kernampuan berkomunikasi
sangat b a i k ,
yang
sehingga
i a
dapat
d i t e r i m a m a s y a r a k a t meskipun bukan penduduk a s l i desa Rende.
S t r a t e g i yang d i p a k a i n y a dalam pendekatan
masyarakat dahulu,
adalah
baru
d i a r a h k a n k e apa yang
Selain Kingking, nya
kelornpok
membantu
mereka kita
mendapatkan
terlebih inginkan.
Rosyad merupakan p e r i n t i s t e r b e n t u k -
t a n i d i desa Rende.
Dia
pembangunan p e r t a n i a n m e l a l u i
melakukan
juga
: i k u t i kemauan
pendekatan
dengan p i h a k
bantuan dana dan sarana
pernah mengkoordinir
juga
banyak
kemampuannya
perkebunan produksi.
bidang
keagamaan
guna Dia
bantuan b e r a s b a g i penduduk
yang kekurangan pangan a k i b a t p a n e n y a n g g a g a l . lam
ke
Rosyad
merupakan
Da-
perintis
adanya. p e n g a j i a n r u t i n d i Kampung Dangdeur I ) . Setelah
berhenti dari
syad
terjun
tugas-tugas
pemerintahan desa
d i bidang pertanian
dan
mulai
k e h i d u p a n ekonomi rumah tangganya.
Dia
tempat
akhirnya
pencucian mobil/motor
yang
Ro-
menata
mengusahakan diikuti
o l e h beberapa orang d i w i l a y a h i t u . Muchtar. sifat
B e k a s a n g g o t a ABRI
dermawannya.
i n i dikenal
D i kebunnya y a n g c u k u p l u a s Much-
t a r s e r i n g mencoba u s a h a t a n i b a r u . lah
karena
yang digunakan sebagai
luar gaji/pensiun)
H a s i l kebun
itu-
p e n g h a s i l a n tambahan
u n t u k membangun rumah
yang
(di cukup
mewah ( s a l a h s a t u rumah p a l i n g mewah d i R e n d e ) . satu-satunya
b e r h a s i l d i s e k o l a h k a n sampai l u l u s
guruan t i n g g i . pengalaman
Anak per-
Semasa d i n a s M u c h t a r mempunyai b a n y a k
tempur,
bahkan d i a
sempat
bertugas
d i
Kongo s e b a g a i p a s u k a n p e r d a m a i a n P e r s e r i k a t a n BangsaBangsa
(PBB).
Setelah
p e n s i u n pada t a h u n
1981
menekuni b i d a n g p e r t a n i a n dan menunaikan i b a d a h pada t a h u n 1986.
Usaha b a r u y a n g s e d a n g
dia haji
dirintisnya
a d a l a h pencangkokan m e l i n j o dan u s a h a t a n i l a d a . . -S
S u t i a merupakan K e t u a Sub Kelompok
Tani
p e s e r t a U n i t P e r c o n t o h a n Usaha P e l e s t a r i a n Sumberdaya
1) Dalam l a f a l setempat d i s e b u t seminggu dua k a l i .
rotinan,
diadakan
Alam
(UP UPSA).
Pengalaman b e r t a n i n y a d i m u l a i
berumah t a n g g a .
Ditambah pengalamannya semasa b e k e r -
j a d i perkebunan, silan
sejak
S u t i a menjadi contoh bagi
keberha-
b a g i p e t a n i l a i n d i Kampung Cinangka.
Itulah
s a l a h s a t u penyebab d i p i l i h n y a d i a s e b a g a i Ketua
Sub
Kelompok T a n i p e s e r t a UPSA.
Su-"
Untuk b l o k Cibubuay
t i a merupakan p e l o p o r penggunaan b e n i h yang sendiri
(meskipun h a s i l n y a k u r a n g memuaskan).
U & . i n i
dikelola
Tokoh desa yang t i n g g a l d i
Rende
r e s m i n y a a d a l a h Ketua Sub Kelompok
Sawah.
Penunjukannya
didasari
-
sawah.
Udin
sebagai
ketua
o l e h kemampuannya dalam merupakan p e r i n t i s
Kidul
Petani sub
Padi
kelompok
berusahatani pengusahaan
padi benih
(penangkar b e n i h ) p a d i d i desa Rende. M e l i h a t s e j a r a h h i d u p e l i t e desa Rende d i
atas,
ada beberapa ha1
yang
dapat
tersebut
dikemukakan
sehubungan dengan pemunculannya s e b a g a i e l i t e ,
(1)
F a k t o r utama
adalah
kemampuan
s e s u a t u kepada m a s y a r a k a t . masyarakat bentuk
memberikan
Bantuan
i n i l e b i h banyak
diukur
materi ( t e r l i h a t nyata),
yaitu:
baik
kepada dalam. yang
b e r a s a l d a r i d i a s e n d i r i maupun a t a s usahan y a m i n t a bantuan p i h a k k e t i g a .
Rupanya d i
desa Rende aksioma b u d i b a l a s b u d i mengakar dengan
kuat.
J a d i kalau
'seseorang
memberikan s e s u a t u kepada orang l a i n ,
dapat pihak
kedua akan berusaha membalasnya dengan s u a t u yang b e r a t i . teri,
se-
J i k a t i d a k m e m i l i k i ma-
yang d i b e r i k a n a d a l a h ' k e t a a t a n '
pa-
da p i h a k pertama.
( 2 ) Kemampuan
memberi c o n t o h n y a t a .
Hal
i n i
t e r u t a m a sehubungan dengan p a k e t - p e k e t
tek-
n o l o g i yang b a r u d i p e r k e n a l k a n . Rende
cenderung
memberi
kepada o r a n g yang rikan teori,
tidak
Nasyarakat
perhatian
besar membe-
hanya d a p a t
t e t a p i j u g a melaksanakan seca-
r a konsekuen.
(3)
Kemampuan b e r k o m u n i k a s i dengan
masyarakat,
t e r u t a m a dalam ha1 memahami kemauannya.
(4)
Adanya k e k u a t a n - k e k u a t a n seperti kejujuran, rian
dalam d i r i p r i b a d i kemandi-
kemauan k e r a s ,
serta s i f a t tidak
meletakkan
materi
sebagai t u j u a n h i d u p ( j i w a pengabdian).
(5)
Keadaan
ekonomi
ekonomi
akan memungkinkan seseorang
mencurahkan orang
rumah
tangga.
p e r h a t i a n n y a pada
banyak t a n p a
mengganggu
Kemapanan dapat
kepentingan stabilitas
ekonomi rumah tangganya
( 6 ) F a k t o r keturunan. kan
sesuatu
yang
F a k t o r i n i bukan merupamutlak,
tetapi
d i g u n a k a n s e b a g a i penunjang munculnya
1) rang e l i t e
dapat seo-
.
1) D i a n t a r a 11 p u t r a H a j i T j e t j e Tarmedi hanya K i n g k i n g S o d i k i n yang m e n j a d i t o k o h masyarakat.
D i a n t a r a keenam f a k t o r tersebut,
masing-masing
menunjang. faktor
penyebab munculnya e l i t e
Faktor
terkait
erat
dan
(4)
( 1 ) sampai dengan
saling merupakan
yang s e l a l u muncul dalam s e j a r a h h i d u p
desa Rende.
Diduga keempat f a k t o r
i t u l a h yang
pakan d e t e r m i n a n utama munculnya e l i t e desa, k a n dua f a k t o r
dengan
hasil
atau
meru-
l a i n n y a s e b a g a i penunjang. teknik
pengamatan menunjukkan adanya
kemampuan
terbatas
elite
sedang-
S e l a i n e l i t e desa yang diternukan r n e l a l u i snow b a l l ,
desa
rnepengaruhi
tidak
ada
sama
opini
sangat
publik
sekali.
t e r s e b u t t e P d i r i d a k i p a r a a p a r a t desa,
elite
Golongan
e l i t e ekonomi
d a n e l i t e keagamaan. E l i t e yang b e r a s a l d a r i a p a r a t desa d i i k u t i o l e h masyarakat tangan pada
sebatas
pemerintah. beberapa
aparat
fungsinya
sebagai
Akan t e t a p i i n i
a p a r a t desa,
karena
perpanjangan hanya
terjadi
sebagaian
besar
desa b e r a s a l d a r i g o l o n g a n e l i t e h a s i l
snow-
balling. E l i t e d a r i g o l o n g a n agama m e r n i l i k i r u a n g l i n g k u p s a n g a t t e r b a t a s d i b i d a n g agama s a j a , Asep
H a j i Vuhidin
dan
Muhidin
(orang
d a r i golongan e l i t e ) .
bahwa g o l o n g a n i n i cenderung tah
dan
tidak
berperan
yang
berbeda
Perlu
'patuh'
besar
e e p e r t i Ajengan
digarisbawahi
kepada
dalam
k e p u t u s a n p e t a n i sehubungan dengan r n a t e r i pertanian.
dengan
pernerin-
pengambilan penyuluhan
Bahkan s e c a r a t e g a s d a p a t d i k a t a k a n bahwa
dalam
pelaksanaan
penyuluhan
pertanian
mereka
bertindak sebagai petani biasa dari golongan massa. Contoh
orang-orang di desa Rende yang
termasuk
golongan elite ekonomi adalah Haji Wawan (kakak Muchtar), Anen dan Haji Juhana. tidak
memiliki
publik,
bahkan
Golongan dapat dikatakan
kemampuan untuk ada kecenderungan
mempengaruhi untuk
opini
'terpisah'
dari lingkungannya. B.
Pendekatan Kuantitatif Determinan-determinan
yang
digunakan
untuk
menghitung status sosial secara kuantitatif adalah
:
keadaan rumah, penguasaan lahan, pendapatan dan kekayaan.
Secara umum petani golongan elite lebih
baik
Tabel 7'. Perbedaan Kondisi dan Status Sosial Golongan Elite dan Golongan Massa di Rende, Tahun 1989 * I . No.
Determinan
Nilai W
Keputusan
1. keadaan rumah
63.0
elite
> massa
2. penguasaan lahan
72.5
elite
>
massa
3. pendapatan
87.5
elite
>
massa
4. kekayaan
103.0
elite = massa
5. TOTAL (Status
Sosial )
67.0
elite
>
massa
f )
Uji Statistik yang digunakan adalah Uji U-Mann Whitney dengan d = 0.05
daripada golongan massa, tetapi kedua golongan
tidak
menunjukkan perbedaan nyata pada kekayaan yang
dimi-
liki. Hal ini pertama
menunjukkan
bahwa
ketiga
memberi makna yang berarti
determinan
dalam
pemisahan
masyarakat menjadi dua golongan, yaitu elite dan massa.
Faktor kekayaan tidak menunjukkan perbedaan
tara
golongan elite dengan golongan massa.
berarti
an-
Hal
ini
d i desa Rende ukuran kekayaan (ternak,
alat
komunikasi/hiburan dan alat transportasi) bukan merupakan penentu bagi tinggi rendahnya status sosial seseorang.
.
Secara implisit ha1 ini
juga
menunjukkan
bahwa surplus penerimaan (pendapatan) tidak digunakan untuk
menambah
tersebut,
pemilikan barang-barang
kemungkinan 1) sebagai suatu kebutuhan C.
yang
besar
atau
belum
benda
dirasakan
Analisis Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Kedua analisis d i atas (kualitatif dan kuantita-
tif) menunjukkan bahwa pelapisan sosial di desa Rende didasarkan
pada determinan-determinan yang
material
(mudah
terminan
yang
material
terdiri
dilihat atau bersifat
dihitung)
immaterial.
dari : keadaan
rumah,
bersifat serta
de-
Determinan pendapatan
rumah tangga dan penguasaan lahan, sedangkan determinan immaterial terdiri dari : kemauan menolong
orang
1) Sebagian besar surplus pendapatan petani digunakan untuk menabung dalam bentuk tanah.
lain,
kemampuan memberi c o n t o h n y a t a ,
komunikasi Berbagai faktor
serta faktor
kekuatan-kekuatan
pribadi. adanya
immaterial,
j u s t r u akan menimbulkan
Artinya,
o r a n g l a i n akan
t e t a p i mereka t i d a k
'enggan'
kemam-
jarak
g o l o n g a n t e r s e b u t dengan masyarakat
antara
ka,
ber-
keturunan.
ekonomi
nya.
dalam
p e n e n t u i n i d i p e r k u a t dengan
Tanpa dukungan f a k t o r - f a k t o r puan
kemampuan
sosial sekitar-
kepada
punya kemampuan u n t u k
meremempe-
n g a r u h i o p i n i masyarakat. Demikian j u g a s e b a l i k n y a ,
tanpa kemampuan membe-
r i k a n s e s u a t u kepada m a s y a r a k a t ,
kemampuan i m m a t e r i a l
( s e p e r t i d a r i g o l o n g a n e l i t e keagamaan) t i d a k berarti
dalam p r o s e s pengambilan k e p u t u s a n
K o n d i s i yang d e m i k i a n i n i mengarah kepada
banyak inovasi.
terbentuk-
n y a b e r b a g a i macam g o l o n g a n e l i t e s e c a r a l e b i h
bera-
gam. Situasi-situasi
d i a t a s menimbulkan dugaan bahwa
s t r a t i f i k a s i s o s i a l d i desa Rende b e r a d a dalam transisi,
dalam a r t i m a s i h akan mengalami p e r g e s e r a n -
pergeseran
cukup
berarti
hingga
terbentuk
s t r u k t u r m a s y a r a k a t yang r e l a t i f mantap. d i d u g a akan mengalami perubahan k e a r a h sosial
tahap
Desa
suatu Rende
stratifikasi
yang d i d a s a r k a n pada kemampuan ekonomi
serta
o r i e n t a s i budaya yang cenderung mengarah pada i n d i v i dual i t a s .
BAB V I I .
HUBUNGAN STATUS SOSIAL DENGAN PERILAKU PETANI
Secara h i p o t e t i s maupun d a r i pengamatan
empiris
s t a t u s s o s i a l d i a n g g a p s e b a g a i s a l a h s a t u f a k t o r yang mempengaruhi berikut dengan
perubahan p e r i l a k u p e t a n i .
akan m e l i h a t hubungan a n t a r a perilaku
Pembahasan
status
petani s e r t a melihat
sosial
apakah
elite
desa mempunyai p e r i l a k u yang berbeda ( l e b i h b a i k ) j i ka d i b a n d i n g k a n g o l o n g a n massa.
A.
S t a t u s S o s i a l dan Pengetahuan P e t a n i
A.1.
Pendekatan S u b y e k t i f Jika
dilakukan
berdasar
statusnya,
pengelompokan
terlebih
dahulu
golongan
y a i t u e l i t e dan massa,
e l i t e mempunyai t i n g k a t pengetahuan yang l e b i h
baik.
Perbedaan pengetahuan i n i bahkan cukup menyolok dilihat sar.
d a r i n i l a i mediannya yang t e r p a u t cukup
jika be-
Median u n t u k sampel g o l o n g a n e l i t e a d a l a h 5.00,
1) sedangkan median golongan massa a d a l a h 18.25
.
s i l p e r h i t u n g a n dengan menggunakan U j i U-Mann
Whitney
m e n g h a s i l k a n h a r g a W sebesar 68.5, signifikan
?
pada
L
=
0.05
untuk
dimana
angka
menyatakan
Ha-
i n i bahwa
Semua p e r h i t u n g a n menggunakan d a t a & ( p e r i n g k a t ) s e h i n g g a angka yang b e s a r j u s t r u menggambarkan s k o r yang k e c i l .
tingkat
pengetahuan p e t a n i u n t u k kedua golongan
i n i
memang berbeda. Perbedaan i n i m e l i p u t i empat d a r i variabel petani, tani,
lima i n d i k a t o r
yang digunakan u n t u k m e l i h a t s t a t u s yaitu
: pengetahuan t e n t a n g
pengetahuan
t e n t a n g KB,
sosial
teknologi
pengetahuan
usahatentang
Kelompok T a n i s e r t a pengetahuan t e n t a n g RLKT. satunya
indikator
v a r i a b e l yang
tidak
Satu-
menunjukkan
perbedaan a n t a r a e l i t e dengan massa a d a l a h pengetahuan t e n t a n g k r e d i t . Tingkat baik
pengetahuan golongan e l i t e
i n i dapat d i m e n g e r t i , jaringan
memiliki
yang
lebih
mengingat m e r e k a l a h
i n f o r m a s i yang l e b i h
d i n g g k a n dengan golongan massa.
baik
yang
diban-
Hal i n i dapat
dili-
hat
b a i k d a r i f r e k u e n s i pertemuan dengan sumber in1) f o r m a s i maupun d a r i i n t e n s i t a s n y a Dengan keduduk-
.
annya s e b a g a i e l i t e desa,
mereka ,merasa
tidak
l u berbeda dengan sumber i n f o r m a s i s e p e r t i PPL, PLKB,
Jupen dan sebagainya.
desa
i n i
j u s t r u berada pada
PLP,
Bahkan ada k a l a n y a e l i t e kedudukan
t i n g g i d a r i p a d a petugas t e k n i s t e r s e b u t t e k n i s yang merasa l e b i h r e n d a h ) . derung
terla-
yang
lebih
( a t a u petugas
Suasana yang
h o m o f i l i i n i akan memudahkan a r u s
cen-
komunikasi
1) Dalam kunjungan-kunjungan d a r i l u a r desa, m e r e k a l a h yang m e m i l i k i kesempatan bertemu l e b i h besar u n t u k b e r b i c a n q - b i n c a n g . Contoh : mahasiswa KKN, k u n j u n g an p e j a b a t , s t u d i p e r b a n d i n g a n dan s e b a g a i n y a ( t e r masuk p e n e l i t i ) .
y a n g y a n g p a d a g i l i r a n n y a a k a n berdampak tingkat tidak
pengetahuan.
positif
Perasaan homofili i n i l a h
pada yang
d i m i l i k i golongan massa dalam hubungannya
de-
ngan p e t u g a s t e k n i s s e b a g a i sumber i n f o r m a s i . Analogi suasana d i a t a s juga
t e r j a d i pada
waktu
i n f o r m a s i t e r s e b u t menyebar s e c a r a i n t e r n a l d i
ting-
kat
desa
(proses difusi inovasi).
Tidak
p u m g k i r i bahwa k o m u n i k a s i p e r t a n i a n a n t a r e l i t e jalan
lebih intensif
kasi
a n t a r a e l i t e dengan massa.
di-
dapat
ber-
j i k a d i b a n d i n g k a n d e n g a n komuniMeskipun
hubungan
a k r a b a n t a r a e l i t e d e n g a n rnassa t e t a p t . e r j a g a ,
tetapi
dalam k o n t e k s penyebaran i n f o r m a s i p e r t a n i a n ha1 masih
terasa.
Cukup
mengejutkan
bahwa
ini
penyebab
utamanya j u s t r u t e r k e t a k pada golongan elite.
Infor-
m a s i yang disampaikan o l e h e l i t e d e s a bersama p e t u g a s t e k n i s dalam penyuluhan p e r t a n i a n hanyalah i n f o r m a s i i n f o r m a s i yang b e r s i f a t p r a k t i s , k a t pendidikan rata-rata
petani
dengan asumsi
ting1) (rnassa) r e n d a h Se-
.
c a r d umum h a 1 i n i memang s e s u a d e n g a n k e i n g i n a n s e b a gian besar petani,
t e t a p i pada beberapa k a s u s ha1 i n i
m e n i m b u l k a n k e c u r i g a a n rnassa t e r h a d a p g o l o n g a n
elite
d i d e s a Rende. Beberapa kondisi d i atas d i p e r k u a t o l e h perbedaan jumlah sumber i n f o r m a s i .
Lepas d a r i p o r s i
materi
II
D i t u t u r k a n o l e h Kontak T a n i s e t e m p a t ( K i n g k i n g S ) .
pertanian sempatan
yang relatif kecil dalam media massa, dan kebiasaan mencari informasi dari
massa jelas berpengaruh terhadap perilaku dan
jumlah informasi yang didapatkan.
ke-
media
komunikasi Perbandingan
pemilikan media massa itu dapat dilihat dalam Tabel 8 Tabel 8.
Perbandingan Pemilikan Media Massa Golongan Elite Dengan Golongan Massa di Desa Rende, Tahun 1989.
Elite (n=9)
Massa (n=ZO) Total
Jumlah
Jumlah
.....................................
Media Massa
Televisi -
8
Radio
9
%
88.9
100.0
%
Jumlah
%
5
25.0
13
44.8
14
70.0
23
79.3
0
0.0
2
6.9
*)
Surat Kabar
2
22.2
*)
Jumlah pelanggan atau pembaca tetap Dengan sering menyaksikan dan menggali informasi dari beragam media, golongan elite lebih mempunyai
keper-
cayaan diri dan minat mencari informasi. Dari
wawan-
cara
informal yang dilakukan penulis,
fungsi
media
massa (TV dan radio) sebagai sarana hiburan jauh
le-
bih menonjol daripada fungsinya sebagai sumber informasi, khususnya informasi pertanian. Diantara dua kemungkinan, yaitu sama tinggi atau sama
rendah, kesamaan tingkat pengetahuan
tentang terjadi.
kredit, ternyata kemungkinan
responden
kedualah
Berbagai aspek yang menggambarkan
yang
tingkat
pengetahuan p e t a n i t e n t a n g k r e d i t d a p a t d i l i h a t dalam T a b e l 9..
Tabel
9.
T i n g k a t Pengetahuan P e t a n i Tentang K r e d i t d i Desa Rende, Tahun 1989.
E l i t e (n=9) Massa (n=20)
Total
Jumlah
Jumlah
....................................
Pengetahuan t e n tang
%
Jumlah
%
%
1. adanya kesem-
2.
3.
4.
p a t a n memperoleh kredit
7
77.8
8
40.0
15
51.7
s y a r a t mendapatkan k r e d i t
5
55.5
6
30.0
11
37.9
tempat pelayanan k r e d i t terdekat 5
55.5
5
25.0
10
34.5
c a r a mendapatkan k r e d i t
33.3
5
25.0
8
27.6
Tabel'9 hanya 27.6
3
menunjukkan bahwa d a r i t o t a l
responden,
p e r s e n yang mempunyai pengetahuan
lengkap
secara dan memungkinkan mendapatkan f a s i l i t a s k r e d i t 1) swakarsa dalam waktu d e k a t Tingkat pengetahuan
.
yang r e n d a h t e n t a n g k r e d i t i n i menunjukkan bahwa k r e d i t memang belum memasyarakat d i desa Rende. meminjam
biasanya
secara
informal
antar
Pinjampribadi.
1) Responden yang mempunyai pengetahuan t e n t a n g c a r a memperoleh k r e d i t j u g a mengetahui h a l - h a 1 l a i n yang berhubungan dengan k r e d i t .
Kemungkinan
l a i n , masyarakat tidak t e r l a l u
kan f a s i l i t a s k r e d i t
dari
pemerintah
membutuh-
(paling
i n i ) , k a r e n a p e t a n i d a p a t meminjam s a r a n a
saat
duksi dari k i o s m i l i k
tidak pro-
kelompok t a n i y a n g a d a d i d e s a
Rende.
Pendekatan Obyektif
A.2.
Jika
identitas
s i s t e m
responden dalam
( e l i t e a t a u k a h rnassa) d i t a n g g a l k a n ,
sosial
hasilnya t e r l i h a t
d a l a m T a b e l 10.
T a b e l lo.
Obyek P e n g e t a huan
Hubungan A n t a r a S t a t u s S o s i a l Dengan P e n g e t a h u a n P e t a n i d i Desa Rende, T a hun 1989 g
t
r
s
tingkat signifihitung tabel kansi
t
Keputusan
(%
1. t e k n o l o g i usahatani
hubungan nyata
0.478
2.82
2.052
95
0.420
1.98
1.703
90
0.411
1.95
1.703
90
4. k r e d i t
0.336
1.64
1.314
80
hubungan tdk nyata
5. RLKT
0.342
1.67
1.314
80
hubungan tdk nyata
2.
KB
3. Kelompok Tani
hubungan nyata hubungan nyata
$1 U j i S t a t i s t i k y a n g d i g u n a k a n a d a l a h U j i Rank Korel a s i Soearman
Tabel
1 0 menunjukkan bahwa s t a t u s s o s i a l
terminan-determinan
yang
telah
(dengan
ditentukan)
memang
b e r k o r e l a s i p o s i t i f dengan t i n g k a t pengetahuan ni.
Akan t e t a p i ada dua obyek
peta-
pengetahuan
(kredit
dan R L K T ) yang b e r k o r e l a s i n y a t a pada t i n g k a t cayaan yang t i d a k hasil
terlalu tinggi
pendekatan o b y e k t i f
i n i tidak
keper-
Secara
berbeda
umum dengan
dengan menggunakan U j i
h a s i l pendekatan s u b y e k t i f Mann Whitney,
(80%).
de-
yang m e n g i s y a r a t k a n k e s e s u a i a n
t o r yang d i g u n a k a n u n t u k menghitung t i n g k a t
U-
indikapengeta-
huan p e t a n i .
6.
S t a t u s S o s i a l dan S i k a p P e t a n i
8.1.
Pendekatan S u b y e k t i f Pendekatan
Nann
dengan menggunakan U j i
subyektif
Whitney pada
& = 0.05 m e l i h a t adanya
U-
perbedaan
n y a t a a n t a r a s i k a p p e t a n i g o l o n g a n e l i t e dengan s i k a p petani
golongan
massa.
Secara
lengkap
hasil
i t u
dapat d i l i h a t dalam T a b e l 11. Adanya perbedaan a n t a r a s i k a p g o l o n g a n e l i t e dengan
g o l o n g a n massa i n i s e c a r a i m p l i s i t
adanya
hubungan e r a t a n t a r a t i n g k a t pengetahuan
ngan s i k a p p e t a n i . nakan U j i Rank (r)
menunjukkan
H a s i l p e r h i t u n g a n dengan
K o r e l a s i Spearman
sebesar 0.588
i n i bahwa
t i n g k a t pengetahuan memang b e r k o r e l a s i p o s i t i f
dengan
pada
sikap petani.
untuk
Angka
menyatakan
signifikan
0.05
menggu-
menghasilkan n i l a i
dan ( t ) sebesar 3.78.
d =
de-
Tabell-1.
P e r b a n d i n g a n S i k a p P e t a n i Golongan E l i t e Dengan Golongan Massa Pada Berb a g a i Obyek S i k a p d i Desa Rende, Tahun
1989
*)
Median
Obyek S i k a p
W
-------------Elite
Massa
Keputusan
1. t e k n o l o g i
>
usahatani
82.0
5.50
15.00 e l i t e
2.
KB
97.5
9.50
19.50 e l i t e = massa
3.
Kelompok Tani
101.5
9.50
17.50 e l i t e = massa
4. k r e d i t
78.0
5.00
18.50 e l i t e
>
massa
5. RLKT
67.5
8.00
19.00 e l i t e
>
massa
6.
64.5
6.50
19.50 e l i t e
>
massa
TOTAL
massa
*)
U j i S t a t i s t i k yang d i g u n a k a n a d a l a h U j i U-Mann Whitney dengan d = 0.05
Kesamaan
sikap
golongan
petani
golongan
.
massa
e l i t e t e r h a d a p Kelompok T a n i dan
ditanggapi
secara h a t i - h a t i .
dengan
KB
perlu
Gambaran s i k a p
petani
t e r h a d a p Kelompok T a n i d a p a t d i l i h a t dalam T a b e l
12.
Selain
d a t a yang t e r l i h a t dalam t a b e l d i a t a s ,
96.3
persen
responden menyatakan s e t u j u
Tani,
adanya
Kelompok
sedangkan s i s a n y a d a r i golongan massa
ternyata
tidak setuju. rungan menjual
Dari tabel
t e r l i h a t bahwa ada
responden u n t u k t i d a k s e t u j u output
m e l a l u i kelompok.
'pada Hal
i n i
kecendekeharusan berlaku
Tabel
Gambaran S i k a p P e t a n i T e r h a d a p Kelompok T a n i d i D e s a R e n d e , Tahun 1989.
12.
Setuju
.
Ragu-Ragu
Tidak S e t u j u
.........................................
It e m s
Elite jml
%
Massa
Elite
Massa E l i t e
Massa
jml
%
jml
jml
%
jml
%
10
44
0
0
0
0
0
0
2 1 0
%
% j m l
1. k e s e r a g a m -
a n komodi-
ti
56
4 4 4
keseragaman waktu tanam 9 1 0 0 1 8 9 0
0
keharusan men j u a l output mel a l u i KT. 4
2.
3.
5
4.
1050
0
0
0
44
9
45
333
420
2 2 2
7 3 5
keharusan membel i input melaluiKT 9100
12
60
0
4 2 0
0
4 2 0
0
0
b a i k p a d a g o l o n g a n e l i t e maupun g o l o n g a n m a s s a . benarnya
m a s a l a h i n i b e r k e m b a n g secara d i n a m i s
k e waktu.
waktu
cenderung
adanya
dari
Ada b e b e r a p a r e s p o n d e n t i d a k s e t u j u
pada keharusan i n i mengingat h a r g a komoditi yang
Se-
berfluktuasi.
Mereka
(jagung)
menginginkan
kebebasan menjual kepada s i a p a s a j a ,
tung harga b e l i t e r t i n g g i .
tergan-
Ada k e m u n g k i n a n
beberapa
responden d a r i golongan massa m e n g i k u t i s i k a p responden
golongan e l i t e yang t i d a k s e t u j u , inengingat
longan Hal
i n i l a h yang l e b i h mengetahui
i n i t e r l i h a t d a r i l o k a s i mereka
berkelompok
d i s e k i t a r w i l a y a h Blok
situasi yang
go-
pasar.
cenderung
Cibubuay
(satu
diantara Jadi,
10 blok
d i
Rende).
t e r n y a t a k e t i d a k s e t u j u a n mereka d i d a s a r i k.ritis,
sikap jangka
meskipun
oleh
pertimbangan-pertimbangan
panjang s e r i n g t e r l e w a t d a r i p e m i k i r a n mereka.
Dalam
ha1
s i k a p t e r h a d a p KB,
dengan adanya program KB,
setuju
pembatasan mulai yang
pertanian lahan k e r i n g
jumlah
timbul
responden
termasuk dalam
Kebimbangan
sikap
pada s a a t d i a j u k a n p e r t a n y a a n
l e b i h baik,
Satu orang
anak.
semua
anak
laki-laki
ha1
mereka :
Mana
a t a u anak perempuan ?
(11.1%)d a r i g o l o n g a n e l i t e dan 10 respon-
( 5 0 % ) d a r i sampel g o l o n g a n massa menyatakan s a l a h 1) satu ( l a k i - l a k i ) l e b i h baik Neskipun demikian,
den
.
pembatasan j u n l a h anak merupakan p r i o r i t a s utama b a g i mereka. tidak
P e r n y a t a a n l e b i h senang kepada sampai membuat mereka
p r i o r i t a s utama,
salah
menempatkannya
sebagai
t e t a p i hanya membedakan t i n g k a t
puasan yang l e b i h b e s a r , j i k a mempunyai anak
satu
ke-
laki-laki
d i s a m p i n g anak perempuan.
8.2.
Pendekatan O b y e k t i f U j i Rank K o r e l a s i Spearman d i g u n a k a n u n t u k m e l i -
h a t secara o b y e k t i f ,
dengan d e t e r m i n a n dan,
v a r i a b e l yang t e l a h d i t e n t u k a n , tus
hubungan a n t a r a
s o s i a l dengan ~ i k a pp e t a n i .
secara obyektif
indikator
Hasil
sta-
perhitungan
i n i t e r c a n t u m dalam Tabel 13.
1) Norma K e l u a r g a Berencana a t a u perempuan sama s a j a .
adalah
: anak
laki-laki
T a b e l 13.
Hubungan A n t a r a S t a t u s S o s i a l Dengan S i k a p P e t a n i d i Desa Rende, Tahun 1989. l r )
t
r
Obyek S i k a p
s
t Tingkat hitung tabel s i g n i f i kansi
Keputusan
(%)
1. t e k n o l o g i usahatani
hubungan nyata
0.491
2.93
2.052
95
0.458
2.68
2.052
95
Kelompok Tani
0.066
0.34
-
4.
kredit
0.520
3.16
2.052
95
Hubungan nyata
5.
RLKT
0.332
1.83
1.703
90
hubungan nyata
6.
TOTAL
0.472
2.78
2.052
95
hubungan nyata
3.
-
hubungan nyata
X*)
hubungan tdk nyata
X )
U j i Statistik yang K o r e l a s i Spearman
digunakan
adalah
U j i
Rank
** P a s t i l e b i h k e c i l d a r i 80 p e r s e n t e t a p i t i d a k t e r s e d i a a n g k a p a s t i d a l a m T a b e l B.
Selain
s i k a p t e r h a d a p kelompok t a n i ,
m e n u n j u k k a n hubungan p o s i t i f
status
sosial
dengan s i k a p p e t a n i .
Hal
i n i d a p a t d i a n q g a p k o n s i s t e n dengan h a s i l
pendekatan
d a n t e n t u s a j a m e n g g i r i n g pada
penjelasan
subyektif, tentang tani
'kasus'
pada
indikator
variabel
kelompok
Status Sosial dan Penerapan Inovasi
C.
C.1.
Pendekatan Subyektif Hasil pendekatan subyektif tentang hubungan
tara
status
sosial dengan
dilihat dalarn Tabel 14.
penerapan
an-
inovasi dapat
Aspek penerapan ini
rnemper-
hitungkan juga kecepatan adopsinya. Tabel 14.
Perbedaan Penerapan Inovasi Golongan Elite Dengan Goloongan Massa Pada Berbagai Materi di Desa Rende Tahun 1989 8 ) Median
Nateri
1. teknologi usahatani
J, ,
92.0
--------------
Keputusan
Elite
Massa
6.50
19.50
elite
> massa
2. KB
143.0
19.00
19.00
elite = massa
3. Kelompok Tani
128.0
13.50
16.50
elite = massa
-
-
-
elite = massa
5. RLKT
115.5
10.00
16.00
elite = massa
6. TOTAL
106.5
12.50
17.50
elite = massa
4. kredit
**)
*)
Uji Statistik yang digunakan adalah Uji U-Mann Whitney pada = 0.05 **)
Data benar-benar tidak bervariasi, hanya satu responden (dari golongan massa) yang pernah mendapatkan fasilitas kredit untuk pengembangan usahatani. Secara umurn tidak terdapat perbedaan penerapan inovasi antara petani golongan elite dengan petani golongan massa. Meskipun demikian pembahasan perlu dilakukan
secara h a t i - h a t i
dengan mempertimbangkan k o n d i s i nya-
t a d i lapangan.
Kesamaan kedua golongan dalam
pene-
r a p a n program KB dan k r e d i t l e b i h d i s e b a b k a n o l e h kesamaan i n i
dalam
tidak
melaksanakan.
d i d a s a r i o l e h rendahnya pengetahuan p e t a n i
tang k r e d i t i t u s e n d i r i . kat
Untuk k r e d i t ,
pelaksanaan KB,
(22.2 % )
dimana hanya ada
l o n g a n massa yang m e n j a d i a k s e p t o r ,
KB.
dua
responden
(30 % )
subur
responden
lagi,
terutama
J a d i ada kesan bahwa responden me-
r e k a mengetahui KB s e c a r a terbentuk
tentang
mereka
H a l i n i d a p a t t e r j a d i mengingat u s i a
( d a n i s t r i n y a ) yang sudah t i d a k
go-
sama s e k a l i t i d a k
pengetahuan dan s i k a p
d a r i pihak i s t r i .
ten-
Akan t e t a p i rendahnya t i n g -
golongan e l i t e dan enam resonden
menggambarkan
ha1
'terlambat',
dan s i k a p yang
merupakan c e r m i n a n pengalaman mereka
dalam
m e n d i d i k anak s e r t a memeberi pengghidupan yang
layak
b a g i anak-anak. Keseragaman dal'am penerapan i n o v a s i pada kelompok t a n i dan R L K T , kat
pengetahuan
sifat
materi
s e l a i n diakibatkan oleh t i n g -
dan s i k a p p e t a n i ,
disebabkan
i n o v a s i yang meenyebar s e c a r a k o l e k t i f .
kedua i n o v a s i i n i pemimpin i n f o r m a l desa n i ) benar-benar maupun
berperan besar,
s e d i k i t koersif.
(Kontak
oleh Untuk Ta-
b a i k secara p e r s u a s i f
Peran i n i
diimbanggi
juga
o l e h Kepala Desa dan p e t u g g a s t e k n i s yang t e r a m p i l . Secara s t a t i s t i k hubungan
antara
ngan
pengetahuan dan s i k a p p e t a n i
Tabel
15.
penerapan de-
ditunjukkan
oleh
15.,
Tabel
Hubungan Antara Penerapan Inovasi Dengan Pengetahuan dan Sikap Petani d i Desa Rende, 1989 t )
t
r
Hubungan Dengan
h i t
5
tingkat signifikansi
t
tab
(7.)
Pengetahuan
0.448
2.604
2.052
95
S i kap
0.558
3.494
2.052
95
* )
U j i S t a t i s t i k yang d i g u n a k a n a d a l a h U j i Rank l a s i Spearman
Hubungan e r a t a n t a r a kat
penerapan i n o v a s i dengan
pengetahuan dan s i k a p i n i
prioritas
jelas
Kore-
ting-
memperlihatkan
yang h a r u s d i b e r i k a n kepada
petani
dalam
usaha i n t r o d u k s i s u a t u i n o v a s i .
C.2.
Pendekatan O b y e k t i f Secara
penerapan
obyektif, inovasi
hubungan s t a t u s s o s i a l
diperlihatkan
dalam
Tabel
dengan
16.
T a b e l 1 6 s e r t a pembahasan dengan pendekatan s u b y e k t i f mengarahkan p e r h a t i a n pada dugaan bahwa u n t u k k o n d i s i dimana p e r a n pemimpin i n f o r m a l sangat hubungan vasi.
individu
t i d a k ada
s t a t u s s o s i a l dengan penerapan i n o -
antara
artinya,
kuat,
pengambilan keputusan t i d a k l a h s e c a r a
setelah
masing-masing
individu
e v a l u a s i terhadap i n o v a s i i t u s e n d i r i ,
melakukan
tetapi
cende-
r u n g m e n g i k u t i s e c a r a k o l e k t i f apa yang d i a m b i l keputusannya o l e h o p i n i o n l e a d e r .
T a b e l 16.
Hubungan A n t a r a S t a t u s S o s i a l dengan Penerapan I n o v a s i d i Desa Rende,Tahun 1989 t )
t
r
Materi
hit
5
tingkat signifikansi
t tab
(
%
)
1. T e k n o l o g i U s a h a -
tani
0.534
3.282
2.052
95
Keluarga Berencana
0.496
2.238
2.052
95
3.
Kelompok T a n i
0.186
0.984
-
4.
Kredit
0.291
1.581
1.703
5.
RLKT
0.183
0.967
-
6.
Total Ketramp i 1a n
0.534
3.282
2.052
2.
*
- *$I 90
-
Xrk)
95
)
** D.
U j i Statistik yang K o r e l a s i Spearman
digunakan
adalah
U j i
Rank
)
pasti lebih k e c i l d a r i 80 % t a p i angka p a s t i dalam Tabel B
tidak
tersedia
D e n g a n a s u m s i bahwa p e r i l a k u m e r u p a k a n
resultan
Status Sosial d a n Perilaku Petani
d a r i pengetahuan, titatif) dengan
s i k a p dan
penerapan
( s e c a r a kuan-
a k a n d i b a h a s hubungan a n t a r a s t a t u s perilaku petani.
Pembahasan p e r t a m a
sosial didasar-
kan p a d a p e n d e k a t a n s u b y e k t i f , d e n g a n memisahkan longan elite dengan massa s e p e r t i Tabel
17.
go-
Tabel 17.
Perbandingan Perilaku Petani Golongan Elite dengan Golongan Massa di Desa Repde, 1989 k ) Median
-------------
W
Materi
Elite
Massa
Keputusan
1. Teknologi usahatani
61.5
5.00
19.25
elite
>
massa
2. Keluarga Berencana
82.5
8.00
18.25
elite
>
massa
3. Kelompok Tani
128.0
13.50
16.50
elite = massa
-
-
-
elite = massa
115.5
10.00
16.00
elite = massa
4. Kredit 5. RLKT
*)
Uji statistik yang digunakan = 0.05 Whitney pada Sebelum subyektif obyektif
adalah
Uji
dilakukan pembahasan, data
akan dibandingkan dengan yang
U-Mann
pendekatan
data
pendekatan
18.
Digabung
termaktub dalam Tabel
dengan pendekatan subyektif, pendekatan obyektif menunjukkan sosial nyata. hanya
bahwa
dengan
korelasi
positif
perilaku petani
secara
Akan tetapi juka dilihat dari materi
Teknologi
antara
Usahatani
status
umum
memang
segi dan
materi, Keluarga
Berencana saja yang menunjukkan korelasi kuat. bahwa
sifat
dari
inovasi
dan
proses
ini
Jelas
~enaambilan
keputusan inovasi mempunyai penqaruh kuat terhadap
T a b e l 18.
H u b u n g a n A n t a r a S t a t u s S o s i a l Dengan P e r i l a k u P e t a n i d i Desa Rende, 1989*)
t
r
Materi
tingkat signifikansi
t hit
tab
0.582
3.231
2.052
95
0.708
5.209
2.052
95
0.186 0.291 0.183
0.984 1.598 0.967
1.314
0.682
4.846
2.052
5
(%)
1. T e k n o l o g i
Usahatani Keluarga Berencana 3. Kelompok Tani 4. K r e d i t 5. RLKT 6. T o t a l Perilaku 2.
-
** 1
80
-
-
**)
95
** 1 *1
pasti .lebih b e s a r d a r i 80 % t e t a p i t i d a k t e r s e d i a dalam Tabel B
angka
pasti
U j i S t a t i s t i k y a n g d i g u n a k a n a d a l a h U j i Rank
Kore-
l a s i Spearman
penyebaran i n o v a s i d i pedesaan. kan secara a l a m i ,
J i k a keadaan
tanpa intervensi d a r i
'luar',
laku p e t a n i cenderung berbanding l u r u s dengan sosialnya.
Secara
implisit,
ha1
ini
dibiarperistatus
rnenyiratkan
p o t e n s i y a n g b e s a r d a l a m d i r i e l i t e d e s a d a l a m penyuluhan pertanian.
B A B VIII.
1) MODEL PENYULUHAN PERTANIAN D I PEDESAAN
(Sebuah Rekomendasi) Banyak ha1 Rende yang dapat ditarik sebagai
pe-
nqalaman bagi daerah lain yang melaksanakan penyuluhan, baik untuk lahan kering maupun untuk lahan irigas i , bahkan mungkin untuk semua materi penyuluhan. A.
Unsur Yang Terlibat Dan Kualifikasinya Kunci utama dari pelaksanaan penyuluha pertanian
adalah adanya petuqas teknis yanq memadai, dalam ngertian
jumlah dan kualitasnya.
Idealnya,
petugas
teknis mempunyai wilayah kerja tidak lebih dari desa dengan lokasi yang berdekatan.
pe-
kualifikasi
tiga pe-
tugas teknis yang dibutuhkan adalah : (1)
menguasai materi yang disampaikan
( 2 ) mempunyai wawasan yang luas yang berkaitan
dengan tugasnya (3)
mengerti jalur-jalur birokrasi yang harus dilalui
(4)
kemampuan berkomunikasi yang memadai,
baik
terhadap masyarakat maupun kepada tokoh masyarakat tempat dia bertugas (5)
keadaan ekonomi rumah tangganya cukup baik, sehingqa
tidak
mengharapkan. materi
dari
kerja operasional di lapangan. 1) Bab ini merupakan hasil tukar pikiran dengan Kontak Tani (Kingking Sodikin) dan Madya Penghijauan (Lesmana Minar)
penulis Petugas
Keberadaan
petugas teknis di sini tidak hanya
pengertian
funqsi,
person.
tetapi
juga
dalam
dalam
pengertian
Artinya petugas teknis inilah yang
dianggap
masyarakat sebagai wakil Departemen Pertanian. Kunci
setelah
kedua
kebutuhan
m.
teknis
teratasi
adalah fiqur
dengan
figur desa di sini adalah tokoh
akan
petugas
Yang
dimaksud
informal
tingkat desa yang sekaligus bertindak sebagai Tani.
di
Kontak
Kualifikasi yang harus dimiliki oleh figur desa
adalah : (1)
mempunyai pengaruh yang kuat dalam kehidupan sosial di pedesaan
( 2 ) mempunyai tingkat pengetahuan sesuai dengan
fungsinya sebagai Kontak Tani (3)
mempunyai kualitas
kepemimpinan
(leader-
ship) (4)
mempunyai kemampuan berorganisasi formal
(5)
mempunyai hubungan baik dengan Kepala serta pihak-pihak
Desa
lain yang terlibat dalam
pembangunan pertanian ( 6 ) mempunyai tanah yang cukup luas, sehingga
memungkinkan dilakukan beberapa eksperimen sebagai contoh bagi masyarakat sekitarnya (7)
mempunyai
keadaan
ekonomi
yang
mapan,
paling tidak untuk rumah tangganya sendiri. Keberadaan
figur
desa ini, seperti
halnya
teknis, adalah dalam pengertian funqsi dan
petugas personal.
Kontak
Tani inilah yang 'mendampingi'
petani
dalam
kegiatan sehari-hari di bidang pertanian.
m.
selanjutnya adalah Kepala
Kunci cakap
menjalankan
dalam
konteks
administrasi
pembangunan
Selain
pemerintahan
pertanian,
desa,
kepala
desa
harus mempunyai kualifikasi sebagai berikut : mengerti kedudukan pertanian sebagai kunci
(1)
keberhasilan pembangunan di pedesaan (2) mempunyai pengaruh yang kuat di masyarakat
mempunyai hubungan yang baik dengan aparatur
(3)
pemerintahan lainnya, baik secara vertikal maupun horisontal mampu dan mau bekerjasama dengan petugas
(4)
teknis dan Kontak Tani kemampuan ekonominya baik.
(5)
Kunci
terakhir adalah Kelomook
u.Kelompok
tani ini memegang peranan penting dari segi organisas
,
yaitu
untuk
penyuluhan pertanian. sebagai
menjaga
kesinambungan
Kelompok Tani
juga
wahana komunikasi antar petani. Tani
ini
proses berfungsi
Sebenarnya
keberadaan
Kelompok
lebih
bersifat
fungsional,
artinya organisasi yang ada tidak
harus
bernama Kelompok Tani, a5al dapat menjalankan fungsifungsi yang dimaksud. Keberadaan kelompok tani harus did'ukung oleh rusahaan haan
swasta/oerusahaan neqara/kooerasi.
ini berfungsi sebagai pemasok
sarana
Perusaproduksi
dan penampung hasil pertanian untuk / dari kelompok.
Di dan
antara unsur-unsur itu dua
yang
esensial adalah petugas teknis dan
terpenting figur
Artinya Cedua unsur itu harus ada dengan
desa.
kualifikasi
yang tidak boleh kurang, serta tidak dapat digantikan oleh pihak lain. B.
Beberapa Faktor Pembatas Disadari
bahwa sulit sekali
menemukan
ideal seperti yang dikemukakan di atas. yang
besar
kemungkinan
ada
dan
kondisi
Beberapa ha1
menjadi
faktor
pembatas adalah : ( 1 ) ' Adanya elite penentang
Hal
ini sering sekali terjadi di
pedesaan
dimana terjadi 'perpecahan' menjadi (paling tidak) dipimpin alsana
dua
kelompok
oleh
tokoh
yang
masing-masing
masyarakat.
Dengan
biasanya
kedua
masing-masing,
kelompok akan berusaha saling
menggagalkan
apa yang dilakukan pihak 'lawan'. (2)
Kepala Desa yang tidak qualified Pembatas ini merupakan satu ha1 yang paling sering
muncul,
yang bermula
dari
proses
pemilihan yang tidak berjalan dengan semestinya. ( 3 ) Tidak adanya dukungan perusahaan swasta/pe-
rusahaan negara/koperasi.
Faktor-faktor
pembatas
i n i
menyebabkan
penyuluhan
p e r t a n i a n t i d a k d a p a t b e r j a l a n sebagaimana jika
C.
mestinya,
t i d a k d i c a r i j a l a n keluarnya.
Model Penyuluhan Dengan Beberapa F a k t o r Pembatas Pada Gambar 6 d i p a p a r k a n model p e n y u l u h a n p e r t a -
nian
yang
rnendasarkan
kerjanya
pada
peran
elite
setempat. Dalam
keadaan
normal,
dimana
e l i t e penentang s e r t a u n s u r - u n s u r
tidak
terdapat
yang t e r l i b a t semua
ada dengan k u a l i f i k a s i yang memadai,
mekanisme
terlihat
Petugas
figur
seperti
dalam
gambar.
desa dan k e p a l a desa merupakan
koordinasi teknis
tugas
dengan
satu
teknis, kesatuan
masing-masing.
menyampaikan m a t e r i penyuluhan.
kerja
Petugas
Materi
d i s a m p a i k a n akan d i t e r a p k a n pertama k a l i o l e h tani
(figur
melihat
desa),
bukti
nyata d a r i
secara t e o r i t i s . penanggung
jawab
Kontak T a n i . kesepakatan
karena
biasanya materi
petani
yang
yang Kontak ingin
disampaikan
Secara f o r m a l k e p a l a desa merupakan kelompok
t a n i yang
diketuai
M e l a l u i kelompok t a n i p e t a n i t e n t a n g pelaksanaan
materi
oleh
mengambil penyuluhan.
Kontak T a n i mencariperusahaan swasta/perusahaan
nega-
ra/koperasi
serta
menampung
yang akan memasok semua hasil
usahatani.
produksi
Selanjutnya
petani
berhubungan dengan kelompok t a n i dalam ha1 p e n y e d i a a n sarana
p r o d u k s i dan pemasaran p r o d u k .
mengalami
kesulitan
uang
untuk
Jika
pengadaan
petani sarana
,
86
-........................................................ - - -- - - - - -- - ------1 -'-'--
PERUSAHAAN
pemerintah ngan badan - penampung
output
(2
(1)
A
.
I .
:. I.
0
PETUGAS
FIGUR DESA :
KEPALA DESA:
TEKNIS : - penyampai materi - pembina langsung
-
-
Kontak T a n i Ketua Kelom-
-
penunjang modal x - pernbina harian - legitirnasl informal - innovator (5)
(4)
IIi
' I
penanggung jawab kelompok legitimasi formal
-
I
.-.
6
I
Y KELOMPOK TANI: - wahana k o m u n i k a s i - pengadaan i n p u t - penampunq o u t p u t - kelompok f o r m a l
I
I I I
1 .
PETANI
3
-
:
penyebar informasi
Keterangan :
-
._.-.
II
f e e d back penyebar i n formasi
: n o r m a l / t i d a k ada ( 7 ) t i d a k ada ( 2 ) : tidak ada (6)/tidak qualified : ada ( 7 )
---------- ..
..........
-.-.-. Gambar 6 .
-.-1--
-
-...
Model Penyuluhan P e r t a n i a n d i Pedesaan
produksi,
Kontak
Tani harus
mengusahakannya,
baik
dengan modal pribadi maupun pinjaman dari pihak lain. perusahaan/koperasi
yang
dihubungi oleh Kontak Tani, tapi dia
harus
Apabila berhasil
menghubungi atas
di
tidak
ada
Dinas/instansi terkait serta
desa untuk
meminta
bantuan.
pemerintah Selanjutnya
pemerintahlah yang harus menghubungi perusahaan/koperasi guna menjalankan fungsi yang dimaksud. Kemungkinan ketiganya adalah tidak adanya kepala desa
yang
memenuhi
kualifikasi.
Jika
ha1
ini
terjadi, Kontak Tani dan petugas teknis harus meminta Dinas/Instansi atas
desa
terkait untuk mengajak pemerintah
di
perhatiannya terhadap 1) pembangunan pertanian di pedesaan. Selanjutnya pihak
pemerintah
meningkatkan
inilah yang mengontrol peran kepala
desa
dalam kegiatan penyuluhan pertanian Kemungkinan penentang.
adalah
adanya
elite
Prioritas pertama yang dilakukan
pemberian tersebut
lainnya
pengertian oleh kepala desa tentang
pentingnya
adalah
kepada
penyuluhan
pertanian
serta perlunya mendahulukan kepentingan umum di kepentingan dilakukan Prioritas
pribadi.
Tentu
saja
jika kepala desa berada di kedua
adalah
pendekatan
ha1
elite
ini
atas dapata
pihak
netral.
dari
petani
1)
Kontrol Camat k e Kepala Desa sekarang ini ketat hanya untuk program-program seperti Keluarga Berencana, Pajak Bumi dan Bangunan serta Pemilu (Hasil tukar pikiran informal dengan Kepala Desa Rende dan Kingking Sodikin).
,
pengikut
program
i n i tetap tidak cukup
berarti,
pemerintah
kepada p e t a n i penentang.
membawa h a s i l , kepala
desa
J i k a ha1
dan k e b e r a d a a n harus
d i a t a s d e s a u n t u k mengadakan
mereka
menghubungi pendekatan
dengan e l i t e penentang. Kombinasi dilakukan
jika
atas
harus
t e r n y a t a ada b e b e r a p a pembatas
dalam
dari
w a k t u y a n g bersamaan. butuhkan waktu, besar
.
langkah-langkah
d i
T e n t u s a j a dengan d e m i k i a n d i -
kesabaran s e r t a ketekunan yang
lebih
BAB IX. A.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ~eterminan-determinan status
sosial
di
Desa
Rende terdiri dari faktor-faktor material dan immaterial.
Faktor material terdiri dari :
pendapatan,
keadaan rumah,
dan penguasaan lahan. Faktor-faktor
material terdiri dari : kemampuan memberikan bagi
orang
lain, kemampuan
memberi
im-
sesuatu
contoh
nyata,
kemampuan berkomunikasi, kekuatan-kekuatan dalam diri pribadi.
Selain
faktor-faktor tersebut,
ada
pula
faktor penunjang yaitu keturunan. Hubungan antara status petani
sosial
dengan
tergantung pada materi inovasi dan
ngambilan
keputusan inovasi.
pengambilan
Pada
perilaku tipe
masyarakat
keputusan inovasinya cenderung
peyang
ke
arah
individu, status sosial berbanding lurus dengan perilaku petani. kolektif petani
Pada masyarakat dimana tipe pengambilan
lebih dominan, status sosial tidak
seperti
berkorelasi
positif.
dan Dalam
ini, penyebaran informasi tergantung
materi inovasi.
perilaku kondisi kepada
Jika materi itu 'berkenan' bagi para
elite, penyebaran informasi akan berjalan lancar merata,
tetapi
informasi petani
tidak
cenderung
jika ha1
sebaliknya
akan berjalan lancar seragam tidak
dan
yang
terjadi,
dan
perilaku
baiknya.
Artinya,
pengambilan
keputusan secara kolektif
yang
dominan
menyebabkan perilaku petani yang seragam. Penyuluhan pertanian di Desa Rende menitikberatkan pada fungsi pemimpin informal dan pemimpin formal (Kepala
Desa).
sebagai
Pemimpin
Kontak
penyampaian informal
yang
informasi
serta
Kepala
Tani
Desa
informal berperan
(materi
sebagai
alat
merupakan
alat
sedangkan
Petugas
merupakan
penyampai
juga
bertindak
besar
penyuluhan) legitimasi
secara informal.
legitimasi
Teknis, sesuai
dengan
materi yang utama
dalam
formal, tugasnya,
dan
penerus
informasi tentang program-program pemerintah.
B.
Saran Kerjasama antara petugas teknis, Pemimpin Infor-
mal dan
Kepala
Desa rnutlak diperlukan dalam pemba-
ngunan pertanian di pedesaan. hendaknya
tiap pihak mengerti kedudukan
masing-masing. pihak
(serta
menjadikan
Melihat kenyataan ini, dan
fungsi
Dalam pelaksanaan penyuluhan,
ketiga
terkait)
dapat
pihak
lain
yang
rekomendasi yang terdapat dalam Bab
sebagai bahan pertimbangan.
VIII
DAFTAR PUSTAKA Dahlan, A.M. 1980. Saluran Pemerataan Informasi di Pedesaan : Koran Masuk Desa atau Jaringan Komu-. nikasi Sosial. Prisma No.J/Maret 1980/Tahun IX. LP3ES. Jakarta. Horton, P.B. dan Chester L.H. 1989. lid 1. Erlangga. Jakarta.
. lid 2.
1989.
Sosiologi
Ji-
Sosiologi
Ji-
Erlanqga Jakarta.
A.G. 1988. Kartasaputra, Pertanian. Bina Aksara.
Teknologi Jakarta.
Penyuluhan
Kartodirdjo, S. 1983. Elite Dalam Perspektif Sejarah. LPJES. Jakarta. Keller, S . 1984. Penguasa dan Kelompok Elite : Peranan Elite Penentu Dalam Masyarakat Modern. Rajawali. Jakarta. Mulyana, E. 1986. Studi Pelaksanaan UPSA dan Dampak UPSA di Desa Rende Kecamatan Cikalong Wetan Kabupaten Bandung. Akademi Ilmu Kehutanan. Bandung. Redfield, R. 1963. The Little Community and Peasant Society and Culture. The University of Chicago Press. Chicago. USA. Rogers, E.M. dan F.F. Shoemaker. 1986. Memasyarakatkan Ide-Ide Baru. Usaha Nasional. Surabaya. Rogers, E.M. 1973. mily Planning.
Communication Strategies for FaFree Press. New York. USA.
Samsudin, U. 1982. Dasar-Dasar Penyuluhan Dan Modernisasi Pertanian. Binacipta. Jakarta. Scott, J.C. Jakarta.
1982.
Moral Ekonomi
Petani.
LPJES
Siegel, S. 1986. Statistik Non Parametrik Untuk I 1 mu-Ilmu Sosial. Gramedia. Jakarta. Simatupang, S. 1987. Kelas flenengah Di Dunia Ketiga : Suatu Dilema. Ilmu dan Budaya Tahun I X N o : 10/Juli 1987. UNAS. Jakarta. Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. UI Press. Jakarta.
Soekanto, 5 . jawali.
1986. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta.
Ra-
1972. Penyebaran Inovasi Dari Lapisan Soewardi, H . Atas k e Lapisan Bawah. dalam Sajogyo dan Pujiwati S. 1985. Sosiologi Pedesaan Jilid 1. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Susanto, 4 . K . Jakarta.
1977.
Pengantar Sosiologi.
Rajawali.
Taneko, 5.0. 1984. Struktur Dan Proses Sosial Suatu Pengantar Sosiologi Pembangunan. Raj awal i . Jakarta. 1959. Sistem Status Yang Berubah. Wartheim, W.F. -d Sajogyo dan Pudjiwati S. 1985. Sosiologi Pedesaan Jilid 1. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran
1. HASIL SNOW BALLING
--
Putaran
II
Yang M e n y e b u t
1. K i n g k i n g
Yang D i s e b u t
Keterangan
1. K i n g k i n g 2. Entin
ditentukan p e n e l it i
1. T j e t j e 2. U k a r 3.
Udin Sutia 5. Entin
4.
2.
Entin
1. U k a r
1. 2. 3. 4.
Tjetje Ukar Muchtar Kingking
1. 2. 3. 4.
Kingking Entin Muhidin Rosyad
2. T j e t j e 3.
Udin
4.
Sutia
1. K i n g k i n g 2. E n t i n 3. U k a r . 1. K i n g k i n g Entin Ukar Parman
2. 3. 4. 5.
Muchtar
1. K i n g k i n g Entin Ukar Tjetje Nuhidin
2. 3. 4. 5.
Lampiran
2.
S t r u k t u r F e m e r i n t a h a n Desa Rende Cecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung
__-_----___________-----------------------------------------Unsur Pimpinan -----
1
I
KADUS
I
I
RW/RT
Unsur Hasyarakat----
L a r n p i r a n 3.
PEDOMAN WAWANCARA
STATUS SOSIAL DAN PERILAKU PETANI DALAM PENYULUHAN PERTANIAN
I D E N T I T A S RESPONDEN
Nornor S a m p e l Narna Alamat Tgl.
Wawancara
....... ....... : R t ... .......
Rw
Ternpat Wawancara
:
......
W a k t u Wawancara
:
...
Stratum
: 1.
Elite
2.
Massa
s/.d
...
...
WiB
PEDONnN W A W A N C A R A A.
Keadaan Rumah Tangga Responden
1. sekolah
L/P
anggota
a. k e p a l a keluarga
c. a n a k 1 2
3
d.
lain
pek
umur (th)
pnddk. (th)
masih
tdk.
..
..
..
..
..
.. .. ..
..
.. .. ..
..
.. .. ..
.. ..
.. ,
.
.
utama
..
.. ..
. . ..
2.
Pengalaman bertani :
3.
Jarak rumah k e jalan umum/jalan desa :
i m
4.
Jarak rumah k e pusat desa
kr
5.
Jabatan informal/fungsionai :
tahun
.... : .... ...........
Jangkauan :
; i
a. desa
-
b. kecamatan
1
c. kabupaten
, . >
!
-
r
!
:
?
)
sl i
i k
d. propinsi e. nasional 6.
Sangunan rumah/tempat tingai : a. tembok
7.
b. setengah tembok
Ukuran rumah :
....
....
m X
c. kayu
d.
m
8. Lantai rumah : a. ubin 9.
Asal Rumah : a. warisan
10.
.b. pemberian
c. membangun s e n d i r i
Sumber air :
a. sumur pribadi 11.
c. tanah
b. semen
Kamar mandi a. pribadi
b. sumur uinurn
.
L a i ii.;:i.,--..;...
:
b. umum
c. sungai/sumber
B.
S t a t u s dan L u a s P e m i l i k a n Lahan
luas (Ha) jenls
jarak
(km)
statusr
lahan
ters.
eff.
rumah j a l a n
a l a2 a 3 b
c
i
a.
pekarangan
..
..
..
..............
b.
sawah 1.
..
.. .. .. .. ..
.. .. .. .. ..
.............. .............. .............. .............. ..............
.. .. .. .. .. ..
.. ..
.. ..
.. ..
.. .. .. .. .. ..
.............. .............. .............. .............. .............. ..............
.. .. .. .. ..
.. .. .. .. ..
.. .. .. .. ..
.............. .............. .............. .............. ..............
2. 3.
4. 5. total c.
teyalan
1. 2.
3.
4. 5. 6. d.
total
kebun 1.
2. 3. 4.
5. e.
total
.. .. .. ..
kolam
a 1 : m l l i k digar-ap s e n d i r i a 2 : m i l i k disewakan a5 : milik disakapkan
b
. c d
: menyakap : men'yews : hak k e i o ! : q
C.
Pendapatan Rumah Tangga (periode anai1s.i~: 'Jktober 1988 - Oktober 1989)
1.
Konsumsi Pangan Rutin paceklik ( . .mg)
pas pepengeluaran
fisik
a. beras per hari
..
b. singkang per tahun
..
c
.
jagung per tahun
harga
..
b iasa ( . .mg) fisik
harga
..
..
..
..
..
..
paqen ( . .rnv;)
f r s ~ k harga
..
d. lain-lain
.........
per tahun
..
e. belanja per minqgu
2.
Konsumsi Non Pangan P e r Tahun
Pas pengeluaran a.
pendidikan
b.
kesehatan
c.
pakaian
d.
barang tahan 1 ama
e.
perbaikan rumah
f.
listrik
g.
tabungan
nilai
..
..
keteranq.37
..
D.
Kekayaan Responden
1.
Binatang Ternak
jenis ternak
fisik
harga
a.
kambing
b.
sapi
c.
kerbau
d.
domba
2.
B a r a n g Hiburan/Komunikasi/Transportasi
j e n i s barang
radio tape recorder
TV hitam p u t i h TV w a r n a k e n d a r a a n r o d a dud sepeda
mobi 1
.j uml a h
nilal
ke t e r a ! 3 g a n
E.
Teknologi Pertanian
(Panca Usaha T a n i )
GSPEK PENGETAHUAN DAN PENERAPAN
.
I s t i l a h P a n c a Llsaha T a n i
:
( 5 ) pernah mendengar ( 0 ) belum p e r n a h mendengar
2.
Unsur-unsur
d a l a m PUT :
Items
disebut
(1) olah tanah (1) i r i g a s i (1) b i b i t unggul (1) pupuk ( 1 ) b e r a n t a s hama
3.
K r e p a n j a n g a n VUTW
.. .
... ... ... ...
tidak
dilaksanakar~ tahun
... ... ... ...
...
. a .
...
... ... ...
:
(5) tahu ( 0 )t i d a k t a h u 4.
Lahan sawah d i t a n a m i p a d i terus-menerus
:
(5) tidak baik (2) tidak tahu ( 0 ) baik
5.
Cara memberantas/menghindari
( 2 ) gropyokan ( 2 ) musim t a n a m s e r a g a m (2) pestisida ( 2 ) a l a t lain.... (0) tidak tahu
.......
ASPEK SIKAP 6.
A d a n y a PUT :
( 5 ) menguntungkan ( 3 ) tidak berpengaruh
hama t i k u s
:
(2) tidak tahu (0) merugikan 7.
S i s t e m PUT d i p e r t a h a n k a n
:
(5) s e t u j u (2) tidak tahu (0) t i d a k s e t u j u 8.
H a m b a t a n d a l a m p e n e r a p a n PUT
(-1) m o d a l (-1) k u r a n g p e n g e t a h u a n (-1) k u r a n g b i m b i n g a n (-5) t i d a k a d a p e r i n t a h
F.
Program Keluarga Berencana
1.
I s t i l a h KB
:
(-1) t i d a k a d d K T ( 0) tidak tahu ( - 1
lain-laill..
(KB)
:
(5) p e r n a h mendengar (0) belum p e r n a h mendengar 2.
K e p a n j a n g a n KB :
(5) tahu
3.
( 0 ) .t i d a k
tahu
T u j u a n KB
:
(5) tahu (0) t i d a k
tahu
Kalau t a h u ,
sebutkan
:
(1) membatasi k e l a h i r a n
(1) m e n g a t u r k e l a h i r a n (1) meningkatkan k e s e j a h t e r a a n (1) lain-lain 4.
...................
Jumlah anak yang d i a n j u r k a n dalam i 3 :
(5) t a h u (0) t i d a k t a h u
.
5.
Alat-alat
kontrasepsi
:
..................................................... dipakai
Aiat
disebut
tidak
suami
istr i
( 1 ) kondom
( 1 ) IUD ( 1 ) MOP/HOW
(1) s t e r i l
(1) s u s u k (1) pi1 (1) kaiender (1)
......
6.
K e p a n j a n g a n PUS : ( 5 ) :ahu (0) tidak
t a h u / s a l a h menyebut
ASPEK SIKAP 7.
A d a n y a p r o g r a m KB :
(5) s e t u j u (0) tidak setuju
Alasan 8.
Anak
:
.........................
iaki-laki
dengan anak perempuan
( 5 ) sama s a j a (0) salah satu
Alasan 9.
:
lebih baik
........................
Pembatasan jumlah anak
:
(5) setuju ( 2 ) ragu-ragu (0) tidak setuju
1 0 . K e i k u t s e r t a a n d a l a m p r o g r a m KB :
( 5 ) kemauan s e n d i r i
iahiir;
- - ,-- - - -.- - - - - - - - - - - -
:
( 3 ) mengikuti orang
lain
( 2 ) p e r i n t a h petugas/pamong desa
G.
Kelompok T a n i
ASPEY 1.
PENGETAHUAN
Adanya KT d i d e s a Rende
:
( 5 ) tahu (0) tidak
2.
tahu
Nama Kelompok T a n i
:
( 5 ) tahu (0) tidak 3.
tahu
Nama K e t u a KT
:
( 5 ) tahu ( 0 ) t i d a k tahu
4.
T u j u a n KT (
1)
:
kemudahan m e m p e r o l e h i n p u t
(1) kemudahan pemasaran o u t p u t
(1) keseragaman k o m o d i t i ( 1 ) keseragaman w a k t u tanam ( 1 ) kekompakan k e t a n i ( 1 ) mensukseskan p r o g r a m p e m e r i n t a h 1 ( 0 )t i d a k t a h u
..................
ASPEK 5.
PENERAPAN
L e a n g g o t a a n d a l a m KT
a.
Ya,
b.
Tidak
Alasan 6.
mulai tahun
:
.......
.......................
A k t i f i t a s d a l a m KT
:
( 1 ) membeli i n p u t d a r i K T (1) m e n j u a l o u t p u t m e l a l u i KT ( 1 ) keseragaman k o m o d i t i
H.
Kredit ASPEK PENGETAHUAN 1.
Adanya k e s e m p a t a n memperoleh k r e d i t d 3 r i merintah :
(5) t a h u (0) tidak
2.
tahu
T a t a card mendapatkan
kr-edit :
(5) tahu (0) tidak tahu 3.
S y a r a t mendapatkan
kredit
:
( 5 ) tahu
( 0 )t i d a k t a h u 4.
Tempat p e l a y a n a n
kredit terdekat
:
(5) tahu (0) tidak tahu
ASPEK PENERAPAN 5.
..............................................................
jenis kredit .........................................................
jumlab suniber (~1000)
t a h u ~ ket.
ASPEK SIKAP
6.
Meminjam u n t u k
menambah modal
(5) tergantung s i t u a s i
( 3 )b a i k
:
pe-
( 2 ) ragu-ragu
(0) tidak
7.
baik
Meminjam u n t u k
k e p e r l u a n konsumsi
:
(5) tergantung s i t u a s i (3) t i d a k baik ( 2 ) ragu-ragu ( 0 ) tidak
8.
tahu
Adanya r e n t e n i r
:
(5) merugikan ( 2 ) ragu-ragu ( 0 ) membantu Alasan
I.
.......................
R e h a b i l i t a s i L a h a n d a n K o n s e r v a s i T a n a h (RLKT) ASPEK PENGETAHUAN
1.
.
(Gambar C)
O r a n g p a d a g a m b a r i t u s e d a n g me1akuka;l
( 5 ) membuat t e r a s ( 2 ) mencangkul
(1) l a i n - l a i n (0) tidak 2.
.........
tahu
( G a m b a r D!
( 5 ) SPA (5) teras (5) terjunan ( 0 ) pohon-pohonan ( 0 ) lainnya ..................... 3.
(Gambar € 1 Kekurangan
lahan i n i
:
( 2 ) teras tidak ada/tidak tfrpelihar-a ( 2 ) t i d a k ada rumput penguat t e r a s
:
( 2 ) t i d a k a d a tanaman tahunan ( 2 ) banyak s i n g k o n y (2) a d a e r o s i (1) l a i a n - l a i n (0) tidak tahu
.............
4.
I s t ~ l a he r o s i
:
('5) t a h u
( 0 )t i d a k t a h u 5.
P r o y e k RLKT y a n g d i s e b u t
:
UPSA I n p r e s Dampak UPSA I n p r e s Model F a r m Dampak M o d e l F a r m UPSA SUFS Dampak UPSA SUFS UPN Hutan Rakyat PPKUK
ASPEK PENERAPAN 6.
Pertama k a l i melakukan penterasan ker-iny,
tahun
...........
ASPEK SIKAP
7.
(Gambar A d a n B ) Nana y a n g l e b i h b a i k
(2) tidak
:O)
8.
:
tahu
sama s a j a
Apakah A d a p a t d i u b a h m e n j a d i ( 5 ) dapat
( 2 ) tidak tahu
(01 t l d a k d a p a t
F
:
untuk
lahan
9.
Adanya p e n t e r a s a : (2) tanah lebih subur (2) berkurang erosinya ( 2 ) rnudah d i k e l o l a ( 0 ) m e n j a d i t l d a k subur (0) tidak berbeda
10. K-eyakinan r e s p o n d e n t e n t a n g pr-oduksi. pen t e r a s a n :
( 5 ) naik (2) tidak (0) t e t a p
(0) turun
tahu
s e t e 1 ~h
C a T A T A N KHUSUS
1.
Orang l a i n yang h a d i r dalam wawancara a.
...................
d.
...................
:
................
2.
S i k a p r e s p o n d e n s e l a m a wawancara
3.
P e n g a r u h o r a n g l a i n dalam memberikan jawaban a . besar b . sedang
c. k e c i l d.
t i d a k ada
: