id
o.
.g
ps
.b
ab
gk
on
or
.s
w
w
//w
tp :
ht
id
ht
tp :
//w
w
w
.s
or
on
gk
ab
.b
ps
.g
o.
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG 2011
STATISTIK DAERAH KABUPATEN SORONG 2011
.b ab
gk
Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong
ps
.g
o.
id
ISSN : No. Publikasi : 9107.11.04 Katalog BPS : 1101001.9107 Ukuran Buku : 17.6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : v + 42 halaman
w
.s
or
on
Gambar Kulit : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong
//w
w
Diterbitkan Oleh : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong
ht
tp :
Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya.
Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmatNya penyusunan Publikasi Statistik Daerah Kabupaten
o.
id
Sorong Tahun 2011 dapat diselesaikan.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
.g
Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Sorong Tahun 2011 diterbitkan oleh
ps
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong, berisi data dan informasi terpilih disertai dengan
.b
analisis sederhana seputar Kabupaten Sorong. Dari publikasi ini diharapkan dapat membantu
ab
pemerintah daerah dan pengguna data lainnya dalam memahami potensi dan perkembangan
gk
pembangunan di Kabupaten Sorong. mmmmmmmmmmmmmmmmm
on
Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Sorong Tahun 2011 diterbitkan untuk melengkapi publikasipublikasi
or
publikasi yang sudah terbit secara rutin setiap tahun. Publikasi ini menyajikan berbagai informasi
.s
dan indikator terpilih yang berkaitan dengan pembangunan di Kabupaten Sorong dan diharapkan
w
//w
di Kabupaten Sorong.
w
dapat menjadi bahan rujukan dan kajian untuk perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan
tp :
Kami sadari bahwa dalam proses penyusunannya masih banyak keterbatasan, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan guna penyempurnaan penerbitan mendatang.
ht
Akhirnya semoga publikasi ini mampu memenuhi tuntutan kebutuhan data statistik dan bermanfaat bagi semua pihak dalam penyusunan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Sorong, November 2011 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong
Uddani Malewa, SE
Statistik Kunci No
Uraian
Satuan
2010
(1)
(2)
(3)
(5)
Orang
70 619
Jumlah Penduduk
id
1
37 502
o.
Laki-laki
33 117
Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)
3
Jumlah Rumah Tangga
4
Jumlah Angkatan Kerja
5
TPAK
6
Tingkat Pengangguran Terbuka
7
Pertumbuhan Ekonomi
8
PDRB ADHB (juta)
9
PDRB ADHK (juta)
10
Persen
ps
2
.g
Perempuan
16 134
Orang
32 399
Persen
70,21
Persen
5,76
Persen
2,79
Rupiah
6 113 735,00
Rupiah
1 849 598,49
PDRB per Kapita (juta)
Rupiah
86,57
11
Jumlah Penduduk Miskin (ribu)
Orang
22,9
12
Persentase Penduduk Miskin
Persen
32,58
13
Angka Partisipasi Sekolah 7-12 7 tahun
93,68
Persen
14
Angka Partisipasi Sekolah 13 13-15 tahun
Persen
88,10
15
Angka Partisipasi Sekolah 16-18 tahun
Persen
52,63
16
Angka Harapan Hidup
Tahun
67,85
17
Rata-rata Lama Sekolah
Tahun
8,06
18
Angka Melek Huruf
Persen
91,69
19
Paritas Daya Beli (PPP) (ribu)
Rupiah
598,18
20
IPM
Persen
68,50
ht
tp :
//w
w
w
.s
or
on
gk
ab
.b
ruta
113
Penjelasan Teknis ♦ Angkatan Kerja adalah penduduk usia
♦ Penduduk adalah semua orang yang
15 tahun keatas yang bekerja atau
Republik Indonesia selama 6 bulan
sementara tidak bekerja, dan yang
atau lebih dan atau mereka yang
sedang mencari pekerjaan.
di
wilayah
id
territorial
berdomisili
berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi
o.
♦ Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
bertujuan menetap.
.g
adalah perbandingan antara jumlah
di
suatu
daerah
an angkatan
dengan
jumlah
penduduk usia kerja.
dibagi
ab
dengan luas daratan daerah tersebut,
♦ Tingkat
Pengangguran
Terbuka
gk
biasanya dinyatakan sebagai penduduk
kerja
.b
penduduk
ps
♦ Kepadatan Penduduk adalah jumlah
adalah perbandingan antara jumlah
2
on
per Km .
antara
banyaknya
.s
perbandingan
or
♦ Rasio Jenis Kelamin (sex ratio) adalah
perempuan
pada
w
penduduk
w
penduduk laki-laki laki dengan banyaknya suatu
pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja.
♦ Angka
Kematian
probabilita/peluang
Bayi bayi
adalah meninggal
sebelum mencapai usia satu tahun,
dinyatakan
dinyatakan dalam per seribu kelahiran.
//w
daerah dan waktu tertentu. Biasanya banyaknya
tp :
dengan
ht
laki-laki penduduk lakilaki -laki laki setiap 100 penduduk perempuan.
sebagian
orang atau
fisik/sensus,
dan
yang
seluruh
mendiami bangunan
biasanya
tinggal
bersama serta pengelolaan makan dari satu dapur. Yang dimaksud makan dari satu
dapur
Kematian
peluang
♦ Rumah Tangga adalah seseorang atau sekelompok
♦ Angka
adalah
sehari-harinya
dikelola bersama-sama menjadi satu.
bayi
Balita
meninggal
adalah sebelum
mencapai usia lima tahun, dinyatakan dalam per seribu kelahiran.
♦ Angka
Harapan
perkiraan
lama
Hidup hidup
adalah rata-rata
penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan umur.
pola
mortalitas
menurut
♦ Angka
Melek
Huruf
kebutuhan konsumsi makanan dan non
adalah
makanan.
perbandingan antara jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat
♦ Angka Koefisien Gini adalah ukuran
membaca dan menulis, dengan jumlah
kemerataan pendapatan yang dihitung
penduduk usia 15 tahun ke atas.
id
berdasarkan kelas pendapatan. Angka
♦ Angka Partisipasi Sekolah adalah
1
kelompok usia sekolah (7-12 thn; 13-15
kemerataan
thn;
menggambarkan
bersekolah
.s w
B, paket C).
//w
w
♦ Rata-rata rata Lama Sekolah adalah ratarata jumlah tahun yang dihabiskan oleh
menempuh
suatu
jenjang
ht
untuk
tp :
penduduk usia 15 tahun atau lebih
pendidikan formal yang pernah dijalani.
♦ Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah indeks komposit dari gabungan 4 (empat) indikator yaitu angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan paritas daya beli.
ketidakmerataan
ab
on
or
(SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA MK/MA atau PT) maupun non formal (paket A, paket
♦ Garis Kemiskinan adalah besarnya nilai rupiah pengeluaran per kapita setiap
bulan
untuk
memenuhi
kebutuhan dasar minimum makanan dan nonmakanan yang dibutuhkan oleh seorang individu untuk tetap berada pada kehidupan yang layak.
♦ Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu.
♦ Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Regional
adalah
Produk
Domestik
Bruto
dibagi
dengan
penduduk pertengahan tahun.
♦ Paritas Daya Beli (PPP) adalah ukuran daya beli penduduk dalam memenuhi
satu
gk
usia sekolah (7-12 thn; 13-15 thn; 16-18
mengikuti pendidikan di jalur formal
dan
sempurna.
terhadap seluruh penduduk kelompok
thn). Bersekolah adalah mereka yang
sempurna
ps
yang
mencerminkan
.b
thn)
Nol
.g
perbandingan antara jumlah penduduk
16-18
(satu).
o.
koefisien gini terletak antara 0 (nol) dan
Daftar Isi
i
Statistik Kunci
ii
Penjelasan Teknis
iii
id
Kata Pengantar
v
Geografi dan Iklim
1
11.
2.
Pemerintahan
3
12.
3.
Kependudukan
6
4.
Ketenagakerjaan
8
5.
Pendidikan
10
6.
Kesehatan
7.
Perumahan
8.
Pembangunan Manusia
9.
Pertanian
10.
Pertambangan dan Energi
Konstruksi
22
ab
23
14.
Transportasi dan Komunikasi
25
on
13.
15.
Perbankan dan Investasi
26
12
16.
Harga-harga
27
14
17.
Pengeluaran Penduduk
28
16
18.
Perdagangan
29
18
19.
Pendapatan Regional
30
20
20.
Perbandingan Regional
32
Lampiran Tabel
33
or
gk
Hotel dan Pariwisata
.s w
w //w
tp : ht
21
Industri Pengolahan
.b
1.
ps
.g
o.
Daftar Isi
GEOGRAFI DAN IKLIM Kabupaten Sorong telah Melahirkan 5 Daerah Otonom Baru Sebagai salah satu kabupaten induk di Provinsi Papua Barat, Kabupaten Sorong telah mengalami pemekaran menjadi Kota Sorong, Kab.Raja Ampat, Kab.Sorong Selatan, Kab.Tambrauw, dan Kabupaten Maybrat
1
Gambar 1.1. Peta Kabupaten Sorong
Kabupaten Sorong adalah salah satu kabupaten di Provinsi Papua Barat yang telah melahirkan 5 daerah otonom baru yaitu Kota Sorong, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Maybrat dan Tambrauw.
Luas
wilayah
id
Kabupaten
2
2
.g
dalam wilayah daratan seluas 8.457,10 Km
o.
Kabupaten ini ± 13.603,46 Km , terbagi 2
ps
dan wilayah lautan seluas 5.146,36 Km . O
.b
Secara geografis, Kabupaten Sorong O
”
O
ab
pada koordinat 130 40’ 49” hingga 132 13’ O
administratif Kabupaten Sorong adalah: : Samudera
Pasifik
w
• Selatan : Laut Seram
dan
w
Tambrauw T ambrauw
Gambar 1.2. Luas Wilayah Kabupaten 2 Sorong (Daratan dan Lautan), Km
//w
• Timur : Kabupaten
Selat
.s
Dampir.
dan
or
• Utara
on
35’ 29” Lintang Selatan. Sedangkan batas
gk
48 Bujur Timur dan 00 33’ 42” hingga 01
Kabupaten Sorong Selatan : Kota Sorong, Kabupaten Raja
tp :
• Barat
ht
Ampat dan Laut Seram. Wilayah
administrasi
Kabupaten
Sorong terdiri dari 19 distrik, 13 1 kelurahan dan
121
desa/kampung
dengan
Lautan 5,146.36 Km2
Aimas
Pulau utama 8,354.07 Km2
sebagai ibukota kabupaten.
Nama Sorong diambil dari nama sebuah
perusahaan
minyak
belanda
eksploitasi
yaitu
Seismic
Ondersub Oil Niew Guines (Sorong)
pulau pulau kecil 103.03 Km2 Sumber : Hasil Pembacaan Peta Rupa Bumi Bakosurtanal Skala 1:250.000
GEOGRAFI DAN IKLIM
1
Selama Lebih dari 9 Bulan Diguyur Hujan Kabupaten Sorong memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Hal ini ditandai dengan jumlah hari hujan yang terjadi selama tahun 2010 sebanyak 286 hari atau setara dengan 9 bulan lebih.
Tabel 1.1. Statistik Iklim Kabupaten Sorong 2009 – 2010
Dengan batas di sebelah utara dan selatan adalah laut, serta di sebelah timur
Uraian
2009
2010
(1)
(2)
(3)
Suhu Udara Maksimum (oC)
31.49
31.60
Suhu Udara Minimum (oC)
23.98
23.10
Rata-rata Suhu Udara (oC)
26.30
27.30
85.33
85.33
Rata-rata Tekanan Udara (mbs)
1008.8
1008.8
Curah Hujan (mm)
2345.1
4306
Hari Hujan (hari)
214
286
Rata-rata Penyinaran Matahari (%)
57.5
57.5
adalah pegunungan Tambrauw maka secara umum bentuk permukaan bumi atau morfologi wilayah
Kabupaten Sorong adalah dataran
o.
.g
Sekitar 25% dari wilayah kabupaten ini merupakan dataran rendah dan berawa
ps
(%)
merupakan pegunungan atau dataran tinggi.
dengan ketinggian 0-100 meter di atas
.b
Rata-rata Kelembaban Udara
id
rendah disebelah barat dan makin ke timur
ab
permukaan laut dan sekitar 60% memiliki
gk
morfologi bergelombang hingga pegunungan.
//w
w
Gambar 1.3. Peta Topografi Kabupaten Sorong
tp :
beriklim tropis yang lembab dan panas. Pada
on
or
w
.s
Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sorong
ht
Kabupaten Sorong pada umumnya
tahun 2010 2010, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sorong mencatat suhu o
maksimal Kabupaten Sorong sebesar 31,6 C o
dan suhu minimum sebesar 23,1 C dengan kelembaban udara rata-rata sebesar 85,33%. Curah hujan di Kabupaten Sorong selama
tahun
dibandingkan
2010 tahun
cukup
tinggi
sebelumnya
jika yaitu
sebesar 4.306 mm pertahun. Sedangkan jumlah hari hujan selama 2010 sebanyak 286 hari atau hampir setara dengan 9 bulan. Sehingga dapat dikatakan bahwa selama tahun 2010 hampir 9 bulan Kabupaten Sorong diguyur hujan.
Sumber : BP3MD Kabupaten Sorong
PEMERINTAHAN
2
Tak Akan Habis Hanya Karena Pemekaran Kendati telah mekar menjadi Kabupaten Tambrauw, Jumlah distrik di Kabupaten Sorong justru bertambah menjadi 19 distrik dan menempati posisi ketiga Kabupaten dengan jumlah distrik terbanyak se-Papua Barat
Gambar 2.1. Sejarah Pemekaran Wilayah Kabupaten Sorong
Kabupaten Sorong merupakan salah satu kabupaten induk di Provinsi Papua Barat. Selama berdirinya Kabupaten ini telah
Kabupaten Sorong
melahirkan 5 daerah otonom baru. Daerah dimekarkan
oleh
Kabupaten Sorong adalah Kota Sorong pada
Kota Sorong (Tahun 1999)
tahun 1999. Tiga tahun kemudian Kabupaten Sorong mekar menjadi Kabupaten Raja
ps
Ampat dan Kabupaten Sorong Selatan. Dan
yaitu
pada
Kabupaten
tahun
ab
Tambrauw,
adalah
2008.
Sedangkan pada tahun 2009 Kabupaten
on
Sorong Selatan yang merupakan kabupaten
Tambrauw (Tahun 2008)
Maybrat (Tahun 2009)
Gambar 2.2. Jumlah Distrik, Kelurahan dan Desa di Kabupaten Sorong 2008-2010
or
pecahan dari Kabupaten Sorong mengalami
Sorong Selatan (Tahun 2002)
gk
Sorong
.b
daerah otonom terakhir yang dilahirkan oleh Kabupaten
Raja Ampat (Tahun 2002)
id
pertama
o.
yang
.g
otonom
.s
pemekaran menjadi Kabupaten Maybrat.
Kabupaten
Sorong
pemerintahan
w
administrasi
//w
n pembagian
w
Jika dilihat struktur hierarki dalam
terdiri
150 100
dari desa.
50
Sebelum resmi berpisah dengan Kabupaten
0
kelurahan
dan
tp :
distrik/kecamatan,
121
121
105
ht
Tambrauw, wilayah administasi Kabupaten Sorong terdiri atas 16 distrik, 5 kelurahan dan 105 desa. Sedangkan setelah mengalami
16
5
19
13
2008 (sebelum pemekaran)
2009 (setelah pemekaran)
Distrik
Kelurahan
19
13
2010
Desa
pemekaran, wilayah administrasi Kabupaten Sorong
justru
mengalami
peningkatan
Sumber: Kabupaten Sorong Dalam Angka 2011
menjadi 19 distrik, 13 kelurahan dan 121 desa pada tahun 2009 dan 2010. Hal ini disebabkan adanya pemekaran beberapa distrik
dan kampung
yang masih tetap
menjadi wilayah Kabupaten Sorong.
Tanggal 14 Juni adalah Hari Ulang Tahun Kabupaten Sorong
PEMERINTAHAN
2
Kualitas PNS Pemda Kabupaten Sorong Relatif Cukup Baik Dengan jumlah PNS berpendidikan sarjana sekitar 60% atau lebih banyak daripada yang berpendidikan SLTA ke bawah maka dapat dikatakan bahwa kualitas pendidikan PNS di Kabupaten Sorong relatif cukup baik
Gambar 2.3. Persentase PNS Pemda Kabupaten Sorong menurut Jenis Kelamin, 2010
Komposisi Pegawai Pemerintah daerah (pemda) Kabupaten Sorong terdiri atas 35,52 persen berjenis kelamin perempuan dan 64,48 persen berjenis kelamin laki-laki. Dilihat
Peremp uan 35,52
dari komposisinya ini terlihat bahwa jumlah
id
PNS laki-laki laki lebih banyak dibandingkan
Laki-laki 64,48
o.
dengan n PNS perempuan. Sehingga diperoleh
.g
informasi bahwa kesetaraan gender dalam
ps
pemerintahan di Kabupaten Sorong belum
.b
menunjukan kemerataan. Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sorong
ab
Tingkat pendidikan yang ditamatkan
menentukan
kualitas
PNS.
Berdasarkan
tingkat pendidikan, sekitar 60,95 persen
D3 16,61
D4 0,09
.s
D2 4,97
w
D1 0,05
or
on
Gambar 2.4. Persentase PNS Pemda Kabupaten Sorong menurut Tingkat Pendidikan, 2010
gk
pegawai adalah salah satu aspek yang
//w tp : SD 2,96
ht
SMP 3,62
S1 36,46
w
SMA 32,47
S2 2,77
pegawai berlatar pendidikan sarjana yang terbagi menjadi 21,72 persen berpendidikan diploma dan 39,23 persen berpendidikan S1 dan S2. Sekitar 32,47 persen pegawai berpendidikan SMA. Sedangkan persentase PNS yang berpendidikan rendah (SD dan SMP)
sekitar
komposisi
6,58
persen.
pegawai
Dilihat
berdasarkan
dari
tingkat
pendidikan ini terlihat bahwa PNS dengan tingkat pendidikan tinggi (di atas SMA) lebih
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sorong
banyak dibandingkan PNS dengan tingkat pendidikan diinformasikan
Selama 44 tahun berdiri, Kabupaten Sorong telah dipimpin oleh 9 orang kepala daerah
rendah, bahwa
sehingga kualitas
dapat SDM
di
lingkungan pemda Kabupaten Sorong cukup baik.
PEMERINTAHAN Jumlah Perempuan di DPRD Kabupaten Sorong Hanya 1 orang Dari 20 kursi yang diperebutkan di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sorong, hanya 1 kursi yang diduduki oleh perempuan
2
Tabel 2.5 . Jumlah Anggota DPRD Kabupaten Sorong menurut Fraksi dan Jenis Kelamin
Peta perpolitikan di parlemen (DPRD) Kabupaten Sorong didominasi oleh Fraksi Golkar dengan menempati 10 kursi atau
Pembaharuan Bangsa
setengah dari total kursi yang tersedia. Posisi Kerakyatan
yang
Kerakyatan
menempati 4 kursi parlemen. Sedangkan Fraksi Demokrat dan Fraksi Pembaharuan
Demokrat
Bangsa berada di posisi ketiga dengan jatah
Golkar
.b
DPRD
arti
bahwa
masih
10
Laki-laki
Tabel 2.6. Jumlah dan Persentase Anggota DPRD Kabupaten Sorong menurut Tingkat Pendidikan, 2010
terjadi
.s
menyiratkan
or
saja dari 20 kursi yang tersedia. Hal ini
Perempuan
5
gk
on
Kabupaten Sorong hanya berjumlah 1 orang
9
Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Sorong
Kabupaten Sorong belum merata. Jumlah perempuan yang duduk di kursi DPRD
1
ab
dalam
3
0
Jika dilihat dari sisi gender, jumlah perempuan
4
ps
kursi masing-masing 3.
keterwakilan
3
id
Fraksi
o.
adalah
.g
kedua
S1 6 30%
w
an gender dalam perpolitikan di ketimpangan
w
Kabupaten Sorong.
//w
Sedangkan jika dilihat dari sisi tingkat
tp :
pendidikan terakhir yang ditamatkan oleh anggota DPRD Kabupaten Sorong, terdapat
ht
55 persen atau 11 orang memiliki tingkat pendidikan SLTA. Sedangkan 45 persen anggota
DPRD
Kabupaten
SLTA 11 55% S2 3 15%
Sorong
berpendidikan terakhir sarjana, yang terbagi menjadi
30
persen
atau
6
orang
Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Sorong
berpendidikan S1 dan 15 persen atau 3 orang berpendidikan S2. Ketua DPRD yang sekarang telah menjadi ketua DPRD Kabupaten Sorong selama 2 periode
KEPENDUDUKAN
3
Kabupaten Sorong didominasi Penduduk Usia Produktif Dari 70.619 jiwa penduduk Kabupaten Sorong, sekitar 62,42 persen penduduk Kabupaten Sorong berada pada kelompok umur 15-64 tahun atau usia produktif
Gambar 3.1. Piramida Penduduk Kabupaten Sorong, 2010
Komposisi
penduduk
Kabupaten
Sorong didominasi oleh penduduk usia muda. Hal ini dapat dilihat dari bentuk piramida penduduk Kabupaten Sorong yang besar di
60 - 64
bagian bawah dan semakin ke atas semakin
50 - 54
mengerucut. Jika dilihat persentase penduduk
id
70 - 74
usia produktif (15-64 64 tahun) dan bukan usia
o.
40 - 44
.g
14 tahun dan 65 tahun keatas), produktif (0-14 keatas)
30 - 34
ps
maka 62,42 persen penduduk Kabupaten
20 - 24
.b
merupakan penduduk usia produktif Sorong merupakan
10 - 14
ab
sedangkan sisanya sebesar 37,58 persen
0-4
adalah penduduk bukan usia produktif. Hal 0
2.000 4.000 6.000
Sumber: Hasil Sensus Penduduk 2010
gk
6.000 4.000 2.000
or
on
daerah
w
2010
//w
w
.s
Tabel abel 3.1. Indikator Kependudukan Kabupaten Sorong Tahun 2010
jiwa
70 619
Jiwa
37 502
jiwa
33 117
%
113.24
Uraian Jumlah Penduduk
Satuan
tp :
Laki-laki
ht
Perempuan Sex Ratio (L/P)
ini dapat menjadi pedoman bagi pemerintah dalam
kebijakan
penyediaan
lapangan pekerjaan. Jumlah penduduk Kabupaten Sorong pada tahun 2010 sebanyak 70.619 jiwa Berdasarkan rasio jenis kelamin, penduduk Kabupaten Sorong didominasi oleh penduduk laki-laki dengan jumlah 13,24 persen lebih
banyak
dibandingkan
jumlah
penduduk
perempuan. Sedangkan banyaknya rumah tangga yang terdapat di Kabupaten Sorong
Penduduk Menurut Kelompok Umur 0 – 14 Tahun
%
34.98
15 – 64 Tahun
%
62.42
65+ Tahun
%
2.60 2
Kepadatan Penduduk Jiwa/Km Laju Pertumbuhan % Penduduk (2000-2010) Jumlah Rumah tangga ruta Rata-rata anggota rumah Jiwa/ruta tangga Sumber: Hasil Sensus Penduduk 2010
5.19
sebanyak 16.134 rumah tangga dengan masing-masing rumah tangga dihuni oleh sekitar 4 orang.
1.17 16 134 4.38
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Sorong adalah yang terkecil kedua di Papua Barat setelah Kab.Tambrauw
KEPENDUDUKAN Aimas dan Mariat daerah terpadat di Kabupaten Sorong Dengan akses transportasi dan komunikasi yang lebih baik daripada distrik yang lainnya menjadikan Distrik Aimas dan Mariat sebagai daerah yang terpadat dan di 2 Kabupaten Sorong, dengan tingkat kepadatan 88 hingga 89 jiwa setiap Km
Gambar 3.2. Persentase Distribusi Sebaran Penduduk Kabupaten Sorong 2010
Sorong berada di Distrik Aimas, yaitu sekitar
Maudus Sayosa Mariat Aimas Salsel Segun Seget Saltim Mayamuk Salawati Klawak Klabot Klamono Beraur Klayili Makbon Klaso Moraid
28,19 persen. Selain Aimas, Distrik Mariat, Mayamuk dan Salawati adalah 3 daerah yang juga memiliki sebaran penduduk cukup tinggi, yaitu masing-masing 14,77 %, 14,14 % dan 12,96 %. Tingginya sebaran penduduk di keempat distrik ini kemungkinan disebabkan keempat
daerah
ini
merupakan
on
gk
transportasi dan komunikasi yang sudah baik
faktor penarik arus migrasi masuk.
28,19 2,91 1,94 4,37 2,76
ab
daerah transmigrasi dan memiliki akses
dibandingkan distrik lainnya sehingga menjadi
14,77
14,14 12,96
0,85 0,90
6,35
1,43 0,59 3,02 0,43 2,43
.b
karena
0,56 1,40
id
Kabupaten
o.
penduduk
.g
dominan
ps
Menurut sebaran penduduk Kabupaten Sorong,
3
or
Dibandingkan keempat distrik di atas,
.s
distrik-distrik yang lainnya hanya memiliki
0,00
5,00
10,00 15,00 20,00 25,00 30,00
Sumber: Hasil Sensus Penduduk 2010 Gambar 3.3. Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Sorong, 2010
w
distribusi sebaran penduduk di bawah 12
dari
setiap Km
2
kepadatan
di Kabupaten
tp :
penduduknya,,
dilihat
//w
Jika ika
w
persen. persen bahkan hingga 0,4 persen.
Sorong dihuni oleh 5 jiwa. jiwa. Daerah Aimas dan
ht
Mariat merupakan daerah yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi yaitu masingya 2
masing 89 jiwa dan 88 jiwa per Km . Distrik Mayamuk menempati posisi ketiga daerah dengan kepadatan penduduk tertinggi yaitu dengan kepadatan penduduk 46 jiwa setiap 2
Km . Sementara distrik-distrik lainnya, kecuali Distrik Salawati,Klamono dan Salawati Timur, memiliki kepadatan penduduk yang cukup 2
kecil yaitu hanya 1 hingga 2 jiwa per Km .
Sebaran penduduk Kabupaten Sorong menempati posisi ke-3 tertinggi se-Papua Barat
4
KETENAGAKERJAAN Dominan Penduduk Bekerja Berpendidikan Rendah Dari 30.532 penduduk yang bekerja, sekitar 64,67 persen memiliki latar belakang pendidikan rendah atau SLTP ke bawah. Dan hanya sekitar 7,19 persen yang berlatar belakang pendidikan diploma dan sarjana.
Tabel 4.1 Indikator Ketenagakerjaan Kabupaten Sorong, 2009 - 2010 *
Dari total penduduk usia kerja di Kabupaten Sorong pada tahun 2010, lebih dari 70 persen atau sekitar 32.399 jiwa
Uraian
Satuan
2009
2010
(1)
(2)
(3)
(4)
Bekerja
Orang
45 717
30 532
angkatan kerja tersebut sekitar 30,58 persen
Pengangguran
Orang
2 389
1 867
erupakan penduduk usia muda 15-29 merupakan tahun 15
Angkatan Kerja
Orang
48 106
32 399
angkatan
kerja.
Dari
total
id
merupakan
o.
dan 51,39 persen merupakan penduduk usia
.g
49 tahun, sedangkan sisanya merupakan 30-49 Orang
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Persen
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Persen
23 865
penduduk usia 50 tahun keatas.
ps
Bukan Angkatan Kerja
13 745
Kabupaten
5.76
ab
4.97
.b
Sedangkan
yang
total
penduduk
masuk
dalam
gk
angkatan kerja, terdapat 94,24 persen atau 30.532 jiwa yang sudah terserap dalam dunia
70.21
or
.s
w w
tp :
//w
Gambar 4.1. .1. Penduduk Bekerja menurut Pendidikan, 2010
ht
SLTP 19,55
kerja atau telah berstatus bekerja sedangkan
on
66.84
Catatan : *) masih tergabung dengan Kab. Tambrauw Sumber: Sakernas Agustus, 2009 - 2010
SD 19,10
Sorong
dari
SLTA 28,14
sisanya sebesar 5,76 persen atau sekitar 1.867 jiwa masih belum terserap dalam pasar tenaga kerja atau dengan kata lain masih berstatus
pengangguran.
Dari
jumlah
penduduk yang menganggur ini, mayoritas berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 1.444 orang (77 persen) sedangkan sisanya sebanyak 423 orang atau 23 persen berjenis kelamin perempuan. Jika
dilihat
dari
latar
belakang
pendidikan, penduduk Kabupaten Sorong yang bekerja dominan berpendidikan rendah dibawah SD 26,02
Sumber: Sakernas Agustus, 2010
Diploma/ Sarjana 7,19
(di bawah SLTA) yaitu sekitar 64,67 persen. Sedangkan yang berpendidikan diploma dan sarjana hanya sekitar 7,19 persen dari total penduduk yang berstatus bekerja.
KETENAGAKERJAAN
4
Lulusan SLTA di Kabupaten Sorong Banyak yang Menganggur Dari 1.867 penduduk Kabupaten Sorong yang berstatus pengangguran, ternyata terdapat 49,38 persen yang memiliki latar belakang pendidikan SLTA.
Menurut
latar
belakang
Gambar 4.2. Persentase Pengangguran menurut Tingkat Pendidikan, 2010
tingkat
pendidikan, mayoritas pengangguran memiliki
SLTP 20,89
tingkat pendidikan terakhir SLTA ke atas. Sebesar 54,52 persen pengangguran berasal dari
latar
SLTA 49,38
belakang pendidikan tersebut,
SLTA dan hanya 5,14 persen berpendidikan Rendahnya
SD 14,41
persentase
sarjana diduga karena semakin banyaknya yang
hanya
Sumber : Sakernas Agustus, 2010
membuka
atau sarjana. ditinjau
dari
TPT
menurut
on
Bila
or
pendidikan, TPT untuk SLTA ke atas sebesar
untuk
SLTA
lebih
w
TPT
.s
13,88 persen dan apabila dipisahkan maka diperoleh
TPT
diploma/sarjana sebesar
//w
sedangkan TPT
w
diploma/sarjana yaitu sebesar 9,69 persen
tp :
4,19 persen. Untuk TPT tingkat pendidikan di bawah SLTA, terlihat semakin rendah tingkat
ht
pendidikannya maka semakin rendah pula tingkat pengangguran terbukanya. Rendahnya
TPT
pendidikan di bawah SLTA
pada
Gambar 4.3. Tingkat PengangguranTerbuka (TPT) menurut Tingkat Pendidikan, 2010
gk
lowongan bagi yang berpendidikan diploma
.b
kerja
Diploma/ Sarjana 5,14
ab
lapangan
< SD 10,18
ps
pengangguran untuk pendidikan diploma dan
.g
diploma/sarjana.
o.
id
dengan rincian 49,38 persen berpendidikan
9,69
10,00 8,00
6,13
6,00 4,00
4,41
4,19
2,34
2,00 0,00
< SD
SD
SLTP
SLTA > SLTA
level
diduga karena
Sumber: Sakernas Agustus, 2010
penduduk pada level pendidikan ini banyak yang terserap pada lapangan pekerjaan di sektor pertanian dan sektor informal lainnya serta diduga mereka yang berada pada level pendidikan ini memiliki kecenderungan yang sangat kecil dalam memilih-milih pekerjaan.
TPT SLTA = 9,69 persen berarti bahwa dari setiap 100 orang angkatan kerja yang berlatar belakang pendidikan SLTA, terdapat 9 hingga 10 orang diantaranya berstatus pengangguran
Sekolah Dasar Di Kabupaten Sorong Kekurangan Ruang Kelas Jika dibandingkan antara jumlah sekolah dengan jumlah ruang kelas maka setiap sekolah dasar (SD) di Kabupaten Sorong rata-rata memiliki 5 buah ruang kelas sehingga memungkinkan adanya 1 buah ruang kelas dipergunakan untuk 2 kelas.
Tabel 5.1 Indikator Pendidikan Kabupaten Sorong, 2010
Uraian
SD/MI
SLTP/MTs
SMU/MA/ SMK
(1)
(2)
(3)
(4)
Jumlah Sekolah
124
31
24
Jumlah Guru
693
335
238
Jumlah Murid
15 236
4 734
2 567
Jumlah Kelas
650
183
151
Sesuai amanat negara yang tertuang dalam
pembukaan
UUD
pemerintah
berkewajiban
pendidikan
bagi
Indonesia. perlu
setiap
1945
memberikan warga
Agar tujuan ini dapat
ditunjang
bahwa
negara tercapai,
ketersediaan
fasilitas
id
5
PENDIDIKAN
o.
pendidikan. Pada tahun 2010 tercatat jumlah
.g
sekolah SD di Kabupaten Sorong sebanyak
ps
124 sekolah dengan jumlah murid sebanyak
ab
memiliki jumlah yang lebih sedikit yaitu
gk
sebanyak 24 sekolah dengan jumlah murid 2.567 siswa.
ht
tp :
//w
w
w
.s
or
on
Rasio Murid122.87 152.71 106.96 Sekolah Rasio Murid21.99 14.13 10.79 Guru Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Sorong
.b
15.236 siswa. siswa. Sedangkan SLTA dan SMK
Jika dilihat daya tampung sekolah
terhadap murid (Rasio Murid-Sekolah) untuk jenjang
SD
diperoleh
setiap
SD
dapat
menampung sekitar 122 hingga 123 murid dengan setiap sekolah hanya memiliki 5 kelas saja. Hal ini berarti bahwa terdapat 1 ruang kelas yang dipergunakan untuk 2 kelas. Sedangkan untuk jenjang SLTP memiliki daya tampung yang lebih besar lagi yaitu sebanyak 152 hingga 153 murid setiap SLTP yang ada di Kabupaten Sorong. Setiap SLTP memiliki 5 hingga 6 kelas. Jika dilihat dari ketersediaan guru (Rasio Murid-Guru), Kabupaten Sorong masih dikatakan kekurangan guru terutama
Rasio murid terhadap guru jenjang SD = 21,99 berarti bahwa pada jenjang SD, seorang guru rata-rata bisa mengajar 21 hingga 22 murid
untuk jenjang SLTA. Sebuah SLTA rata-rata memiliki
10
hingga
11
guru,
sehingga
seorang guru dimungkinkan mengajar lebih dari 1 mata pelajaran.
PENDIDIKAN
5
Dominan Penduduk Kabupaten Sorong Berpendidikan Rendah Berdasarkan persentase penduduk menurut ijazah tertinggi yang dimiliki diperoleh bahwa hanya 23 persen penduduk memiliki ijazah tertinggi SMA dan sarjana, sedangkan sisanya hanya memiliki ijazah SMP, SD bahkan tidak memiliki ijazah
Jika
dilihat
dari
latar
Gambar 5.1. Penduduk Kabupaten Sorong menurut Ijazah Tertinggi yang Dimiliki, 2010
belakang
pendidikan tertinggi yang ditamatkan, sekitar mayoritas
penduduk
Kabupaten
Sorong
Sarjana 5,1
SMU/SMK 17,93
berpendidikan rendah. Hal ini terlihat dari
Tidak punya ijazah 33,55
tingginya persentase penduduk dengan ijazah tertinggi hanya sampai jenjang SLTP, yaitu
SD
tetapi
bersekolah hingga
tidak
sampai
tamat.
Sumber: Olahan Susenas, 2010
ab
Sedangkan sekitar 25 persen penduduk
on
Angka partisipasi sekolah (APS) untuk
Tabel 5.2. APS, APM dan APK Kabupaten Sorong, 2010
gk
hanya memiliki ijazah tertinggi hingga jenjang SD dan 18,42 persen hingga jenjang SLTP.
o.
ps
jenjang
pernah
SD/MI 25
.b
sekolah atau
.g
ijazah atau dengan kata lain tidak pernah
id
SLTP/MTs 18,42
sekitar 33,55 persen penduduk tidak memiliki
Uraian
Laki-laki
Perempuan
L+P
or
18 tahun terlihat lebih kecil kelompok umur 16-18
Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Hal
13 -15
88.46
87.50
88.10
menandakan bahwa dari total penduduk umur
16 – 18
52.38
52.94
52.63
16-18 18 tahun hanya 52,63 persen saja yang
Angka Partisipasi Murni (APM)
bersekolah sedangkan sisanya 47,37 persen
SD
94.23
93.02
93.68
SMP
42.31
56.25
47.62
SMA
42.86
41.18
42.11
52,63
persen.
w
hanya
ini
tp :
//w
w
yaitu
.s
jika dibandingkan kelompok umur lainnya
tidak bersekolah sekolah lagi.
partisipasi partisipasi pa rtisipasi
ht
Angka
murni m
(APM)
7 – 12
94.23
93.02
93.68
Angka Partisipasi Kasar
berfungsi untuk mengukur proporsi penduduk
SD
113.46
123.26
117.89
yang bersekolah tepat waktu (sesuai antara
SMP
53.85
68.75
59.52
SMA
85.71
58.82
73.68
umur dengan jenjang sekolah yang sedang
Sumber: Olahan Susenas, 2010
dijalani).
Angka
partisipasi
murni
untuk
jenjang SMP sebesar 47,62 persen. Hal ini berarti bahwa dari 100 penduduk usia 13-15 tahun
terdapat
48
orang
bersekolah di jenjang SMP.
yang
sedang
Sekitar 32,06 persen dana otsus Kabupaten Sorong dialokasikan untuk bidang pendidikan.
KESEHATAN
6
Angka Harapan Hidup Kabupaten Sorong Naik Lagi Angka harapan hidup (AHH)Kabupaten Sorong mengalami peningkatan dari tahunke tahun. Pada tahun 2010 AHH Kabupaten Sorong sebesar 67,85 tahun, meningkat dari 67,12 tahun pada tahun 2008 dan 67,49 tahun pada tahun 2009.
Tabel 6.1 Indikator Kesehatan Kabupaten Sorong, 2010 Uraian
Peningkatan
17
Jumlah Pustu
49
Jumlah Polindes/Poskesdes
29
kesehatan
penduduk akan berimbas pada peningkatan angka
Jumlah
Jumlah Puskesmas
derajat
harapan
hidup
(AHH)
penduduk.
Angka harapan hidup dihitung berdasarkan harapan hidup waktu lahir. AHH Kabupaten
id
Sorong terus mengalami peningkatan dari
Tambrauw,
.g
Kabupaten
o.
tahun ke tahun. Sebelum mekar menjadi
Puskesmas Keliling
AHH
Kabupaten
2
Sorong sebesar 67,12 tahun pada tahun
Mobil
6
Kabupaten 2008. Dan pada tahun 2009 AHH Kabupat
Sepeda Motor
27
Sorong meningkat 0,36 tahun menjadi 67,49
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong
tahun. Di tahun 2010 AHH Kabupaten Sorong
gk
ab
.b
ps
Perahu
on
kembali meningkat menjadi 67,85 tahun.
or
Gambar 6.1. Angka Harapan Hidup Kabupaten Sorong, 2008-2010
2009
w
ditunjang dengan peningkatan ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan serta peningkatan jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Sorong. Selama tahun 2010,
pembantu serta 29 polindes yang tersebar di Kabupaten Sorong. Agar penduduk yang
ht 2008*
penduduk Kabupaten Sorong terwujud harus
sudah terdapat 17 puskesmas, 49 puskesmas
tp :
67,12
//w
67,49
w
.s
67,85
Agar peningkatan derajat kesehatan
2010**)
Sumber: IPM Kabupaten Sorong 2008-2010 Catatan : *) belum pisah dengan Tambrauw **) 2010 masih merupakan angka Sementara
berada di wilayah yang agak terpencil juga mendapatkan layanan kesehatan, pemerintah daerah
juga
menyediakan
puskesmas
keliling. Terdapat 35 puskesmas keliling. Untuk menjangkau daerah darat terdapat 6
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit yang paling banyak diderita penduduk selama 2010, dengan jumlah kasus sebanyak 11.712 kasus
puskesmas dengan menggunakan mobil dan 27 puskesmas menggunakan sepeda motor. Sedangkan untuk daerah sungai/laut terdapat 2 puskesmas dengan menggunakan perahu.
KESEHATAN Rata-rata Seorang Dokter Melayani 5.432 orang Seorang dokter di Kabupaten Sorong rata-rata harus melayani sekitar 5.432 orang karena jumlah penduduk Kabupaten Sorong mencapai 70.619 orang sedangkan jumlah dokter ada hanya 13 orang.
Tabel 6.2. Jumlah Tenaga Kesehatan dan Rasio Penduduk terhadap Dokter, 2010
Selain ketersediaan fasilitas kesehatan, ketersediaan
tenaga
kesehatan
juga
merupakan hal penting bagi terwujudnya
Dokter
peningkatan derajat kesehatan penduduk Kabupaten
Sorong.
Jumlah
Distrik
Perawat Umum
tenaga
.g
penduduk Kabupaten Sorong, jumlah dokter
ps
yang tersedia hanya 13 orang, yang terdiri
.b
dari 10 orang dokter umum dan 3 orang
ab
dokter gigi. Jika dilihat rasio beban kerjanya,
on
gk
seorang dokter di Kabupaten Sorong harus
or
Sorong, setengahnya tidak memiliki dokter,
.s
salah satunya adalah distrik Salawati Timur.
w
daerah ini masih Walaupun demikian daerah-daerah
w
memilikii tenaga kesehatan lainnya yaitu
//w
perawat dan bidan sehingga penduduk di
Rasio Pendu duk per Dokter 4978 4992 2130 3050 3087
Aimas 3 1 34 37 Mayamuk 1 1 20 4 23 Makbon 1 4 Salawati 2 1 28 6 Seget 1 10 2 Salawati 5 2 Selatan Segun 21 2 Klamono 1 20 6 4483 Moraid 1 12 7 1717 Sayosa 15 1 Beraur 7 2 Klayili 6 1 Klawak 3 1 Klabot 3 1 Klaso 3 Salawati 15 2 Timur Maudus 5 Kab. 10 3 230 78 5432 Sorong Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Sorong, 2010
o.
minim jumlahnya. Untuk melayani seluruh
Diantara seluruh wilayah Kabupaten
Bidan
Gigi
id
kesehatan, khususnya tenaga dokter sangat
melayani sekitar 5.432 orang.
6
tp :
daerah-daerah daerah ini masih bisa mendapatkan layanan kesehatan.
ht
Kesadaran penduduk akan pentingnya keselamatan
ibu
dan
bayi
pada
Gambar 6.2. Persentase Penolong Kelahiran Akhir Balita Kabupaten Sorong, 2010
saat
tenaga medis lainnya 2,78
melahirkan di Kabupaten Sorong sudah cukup baik. Sekitar 72,22 persen penolong kelahiran akhir balita di Kabupaten Sorong adalah
tenaga
medis,
utamanya
bidan
dengan persentase 58,33 persen. Sedangkan
bidan 58,33
penolong kelahiran bukan tenaga medis sebesar 27,78 persen dengan 18,06 persen masih dilakukan oleh dukun beranak.
Sumber: Olahan Susenas, 2010
dukun beranak 18.06
keluarga 9,72 dokter 11,11
PERUMAHAN
7
Mayoritas Rumah Di Kabupaten Sorong Memiliki Luas ≥ 20 M Dari seluruh rumah tangga yang ada di Kabupaten Sorong, sekitar 97,89 persen 2 menempati rumah dengan luas lantai ≥ 20 M dan hanya 2,11 persen rumah tangga 2 yang menempati rumah dengan luas lantai < 20 M . 2
Tabel 7.1 Indikator Perumahan Kabupaten Sorong, 2010
Uraian
Tingkat kesejahteraan sosial ekonomi suatu rumah tangga dapat ditunjukkan oleh kondisi dan kualitas rumah. Semakin baik
Nilai
kondisi dan kualitas rumah maka semakin
Kepemilikan Rumah (%) 78.42
Kontrak
2.11
Sewa
9.47
Lainnya
10.00
baik tingkat kesejahteraan rumah tangga. Di Kabupaten
Sorong
mayoritas
id
Milik Sendiri
penduduk
o.
menempati rumah dengan luas lantai lebih dari 20 meter persegi dan hanya sekitar 2,11
.g
Luas Lantai (%) 2.11
persen rumah tangga yang tinggal di rumah
≥ 20
97.89
dengan luas lantai kurang dari 20 meter
.b
ps
< 20 Jenis Lantai Terluas Tanah
15.79
Bambu
6.32
Jika dilihat kualitas perumahan dari
gk
77.89
ab
persegi.
Bukan tanah/bambu
segi jenis lantai terluas, masih terdapat 15,79
50.53
Kayu
46.84
Bambu
1.05
Lainnya
1.58
w
.s
or
Tembok
on
persen rumah tangga yang memiliki rumah
Jenis Dinding Terluas
ht
tp :
//w
w
Sumber: Susenas, 2010
dengan jenis lantai tanah dan sekitar 6,32 persen rumah tangga dengan jenis lantai rumah terluas adalah bambu. Sedangkan dari segi jenis dinding, lebih dari separuh jumlah rumah tangga di Kabupaten Sorong sudah menempati rumah dengan jenis
dinding
tembok. Kendati demikian hampir separuhnya lagi masih menggunakan dinding dari jenis kayu, bambu dan lainnya. Dari segi kepemilikan rumah, terdapat 78,42
persen
rumah
tangga
sudah
menempati rumah milik sendiri. Sedangkan sisanya
belum
sendiri,
dengan
menempati rincian
rumah 11,58
menempati rumah sewa/kontrak
milik persen
dan 10
persen menempati rumah dinas, bebas sewa Sumber : Image Google
atau rumah milik keluarga.
PERUMAHAN Kayu Bakar dan Minyak Tanah Masih Jadi Primadona Dari beberapa pilihan bahan bakar memasak yang ada, sekitar 95,26 persen rumah tangga lebih memilih menggunakan kayu bakar dan minyak tanah sebagai bahan bakar untuk memasak.
Gambar 7.1. Persentase Rumah Tangga menurut Bahan Bakar Memasak, 2010
Dalam memasak, mayoritas rumah tangga
di
Kabupaten
Sorong
7
masih
menggunakan kayu bakar sebagai bahan Minyak tanah 45,79
bakar dalam memasak, yaitu sebesar 49,47 persen. Berbeda sedikit dari kayu bakar, rumah
tangga
yang
id
persentase
Kayu bakar 49,47
o.
menggunakan minyak tanah sebagai bahan
.g
bakar memasak juga cukup besar yaitu
ps
sebesar 45,79 persen. Sedangkan untuk
.b
penggunaan bahan bakar gas masih sangat
78,95
rumah
.s
sebanyak
penerangan
persen
w
tangga,
sumber
or
bahan bakar ini. Untuk
Gas/LPG 3,16
Listrik 0,53
Sumber: Susenas,2010
on
masyarakat akan keamanan penggunaan
gk
Kabupaten Sorong. Selain harganya yang masih mahal, masih adanya kekhawatiran
Arang/br iket 1,05
ab
jarang digunakan oleh rumah tangga di
Gambar 7.2. Persentase Rumah Tangga menurut Sumber Penerangan, 2010
rumah
PLN,,
walaupun
masih
//w
listrik
w
tangga di Kabupaten Sorong sudah teraliri terdapat
tp :
beberapa daerah yang belum teraliri listrik PLN 24 jam penuh. penuh. Masyarakat yang belum
ht
teraliri listrik PLN biasanya menggunakan
PLN 78,95
listrik non PLN seperti genset atau listrik tenaga
surya.
Rumah
tangga
Non PLN 15,26
yang
menggunakan jenis penerangan ini sebanyak 15,26 persen. Sedangkan rumah tangga yang belum mendapatkan energi listrik sebanyak
Lainnya 0,53
Pelita/sen tir/obor 4,21
5,79 persen, biasanya masih menggunakan pelita/obor/petromak/lainnya penerangannya.
untuk
sumber
Sumber: Susenas, 2010
Petromak/ aladin 1,05
PEMBANGUNAN MANUSIA
8
Capaian IPM Kabupaten Sorong Termasuk Kelompok Menengah IPM Kabupaten Sorong pada tahun 2010 sebesar 68,50 persen dan berada pada kelompok menengah menurut klasifikasi UNDP yaitu 50,00 hingga 79,99 persen.
Tabel 8.1 Indikator Pembangunan Manusia Kabupaten Sorong, 2009 - 2010 Uraian
Keberhasilan pembangunan fisik dan ekonomi suatu daerah juga harus diikuti oleh keberhasilan
pembangunan
manusia
di
2009
2010
IPM
68.16
68.50
Angka Harapan Hidup (th)
67.49
67.85
Angka Melek Huruf (%)
91.40
91.69
manusia (IPM) daerah tersebut. IPM adalah
Rata-rata Lama Sekolah (th)
8.04
8.06
indeks komposit yang terbentuk atas empat
daerah tersebut. Keberhasilan pembangunan manusia dapat ditunjukkan dengan
pembangunan
.g
o.
id
indeks
598.18
rata-rata lama hidup, angka melek huruf, rata
.b
597.45
ps
komponen indikator, yaitu angka harapan
sekolah dan kemampuan daya beli. Keempat
ab
Pengeluaran per Kapita Riil Disesuaikan (PPP) (ribu Rp)
perkembangan
melihat
Sumber: Olahan Susenas 2009-2010
gk
indikator ini merupakan indikator yang dapat merefleksikan hasil pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi.
243 554
//w
(%)
w
w
(Rp/Kapita/bulan)
.s
Nilai
(%)
tp :
Garis Kemiskinan Penduduk Miskin Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Satuan
ht
Uraian
or
on
Tabel 8.2. Indikator Kemiskinan Kabupaten Sorong, 2010
(%)
32.58
Dalam
dua
tahun
terakhir,
IPM
Kabupaten Sorong mengalami peningkatan, yaitu dari 68,16 persen pada tahun 2009 menjadi 68,50 persen pada tahun 2010. Dalam klasifikasi UNDP pencapaian IPM
8.07
Kabupaten
Sorong
termasuk
ke
dalam
golongan menengah (50,00-79,99 persen). Komponen-komponen penyusun IPM 3.20
juga mengalami peningkatan. Angka harapan hidup yang mewakili indikator kesehatan
Sumber: Olahan Susenas, 2010
meningkat dari 67,49 tahun pada tahun 2009 menjadi 68,50 tahun pada tahun 2010. Angka melek huruf mengalami peningkatan menjadi 91,69 persen dari 91,40 persen pada tahun
Peringkat IPM Kabupaten Sorong tahun 2010 berada pada peringkat keempat dari 11 Kabupaten/Kota di Papua Barat
2009. Rata-rata lama sekolah meningkat dari 8,04 tahun pada tahun 2009 menjadi 8,06 tahun di tahun 2010.
PEMBANGUNAN MANUSIA
8
Sekitar 32,58 Persen Penduduk Kabupaten Sorong Masih Miskin Mengacu pada garis kemiskinan Kabupaten Sorong tahun 2010 sebesar Rp.243.554,- diperoleh 32,58 persen penduduk Kabupaten Sorong masih hidup di bawah garis kemiskinan.
Kemampuan
daya
beli/purchasing
Penghitungan Garis Kemiskinan
power parity (PPP) di tahun 2010 hanya meningkat 730 rupiah dari tahun sebelumnya,
GK = GKM + GKNM
yaitu menjadi 598.180 rupiah. Masalah
pembangunan
Dimana : GK = Garis Kemiskinan GKM = Garis Kemiskinan Makanan GKNM = Garis Kemiskinan Non Makanan
manusia
id
berkaitan juga dengan masalah kemiskinan,
o.
karena upaya peningkatan pembangunan
.g
manusia juga berimbas pada pemberantasan
pendekatan
dilakukan
garis
Mengukur Tingkat Kemiskinan
dengan
kemiskinan.
.b
miskin
Garis
ab
penduduk
ps
kemiskinan. Metode penghitungan jumlah
dikeluarkan
untuk
dapat
memenuhi
on
kebutuhan uhan hidup minimumnya, baik makanan
gk
kemiskinan adalah nilai rupiah yang harus
or
maupun non makanan.
.s
Berdasarkan metode tersebut diperoleh
sebesar
Rp.
243.554,-. 243.554,-.
w
2010
w
garis kemiskinan Kabupaten Sorong di tahun Dengan
//w
mengacu engacu pada garis kemiskinan tersebut
tp :
masih
di
bawah
garis
ht
kemiskinan.
hidup
Indeks kedalaman kemiskinan (P1) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai
indeks,
semakin
jauh
rata-rata
pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Pada tahun 2010 sebesar 8,07 persen.
P1 Kabupaten Sorong
𝑧−𝑦𝑖 𝑞 Pα = ∑𝑖=1 � � 𝑛 𝑧
𝛼
Dimana :
α z
yi
diperoleh 32,58 persen penduduk Kabupaten Sorong rong
1
q n
= 0,12 = Garis Kemiskinan = Rata-rata pengeluaran perkapita sebulan penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan (i = 1,2,..,q), yi < z = Banyaknya penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan = Jumlah penduduk
α = 0 → Head Count Indeks (P0) =Persentase penduduk miskin α = 1 → Poverty Gap Indeks(P1) =Indeks Kedalaman Kemiskinan α = 2 → Poverty Severity Indeks (P2) = Indeks Keparahan Kemiskinan
9
PERTANIAN Produksi Padi Senantiasa Mengalami Penurunan. Dalam periode tiga tahun terakhir produksi padi mengalami penurunan, yaitu dari 9.717 ton pada tahun 2008 menjadi 7.009 ton di tahun 2009 dan terakhir pada tahun 2010 menjadi 4.132 ton.
Tabel 9.1.Statistik Tanaman Pangan Kabupaten Sorong 2008-2010
Uraian
2009
2010
2776
1974
1083
Produksi (ton)
9717
7009
4132
Produktivitas (Kw/Ha) Jagung Luas Panen (Ha)
35
35.51
38.15
314
300
414
Produksi (ton)
502
540
621
15.99
18
15
67
92
28
81
110
34
Produktivitas (Kw/Ha) Ubi Kayu Luas Panen (Ha)
12.09
11.96
12.14
254
252
242
Produksi (ton)
3557
3528
3388
140.04
140
192
145
pangan di Papua Barat, Kabupaten Sorong harus senantiasa meningkatkan produktivitas tanaman pangannnya. Selama periode tiga tahun produksi padi di Kabupaten Sorong mengalami penurunan dari 9.717 ton tahun
id
2008
Padi Luas Panen (Ha)
Sebagai salah satu daerah penyangga
.g
ditahun 2010 turun menjadi 4.132 ton. 4 Penurunan ini diduga sebagai imbas dari
ps
Produktivitas (Kw/Ha) Kedelai Luas Panen (Ha)
o.
2008 menjadi 7.009 ton tahun 2009 dan
ab
gk
2009 dan 1.083 hektar pada tahun 2010. Sedangkan produktivitas padi di Kabupaten
or
on
Sorong justru mengalami peningkatan dari 35
140
Kw/Ha di tahun 2008 menjadi 38,15 Kw/Ha di tahun 2010.
194
Berkebalikan dari padi, produksi dan
1633
1233
918
luas panen tanaman sayur-sayuran justru
Produktivitas (Kw/Ha)
85.05
85.03
47.32
mengalami peningkatan dalam periode tiga
//w
w
Produksi (ton)
w
Produktivitas (Kw/Ha) Ubi Jalar Luas Panen (Ha)
ditahun 2008 menjadi 1.974 hektar di tahun
.s
Produksi (ton)
.b
penurunan luas panen dari 2.776 hektar
tp :
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab. Sorong
dari 2.548 ton pada tahun 2008 menjadi
ht
Gambar 9.1. Luas Panen dan Produksi Sayuran,, 2008 Sayuran 2008-2010
2.000 0
4.984
822
863
1.266 hektar pada tahun 2010 dari 863 hektar tahun 2009 dan 822 hektar tahun 2008.
2.675
2.548
4.984 ton di tahun 2010. Luas panen dari tanaman sayur-sayuran meningkat menjadi
6.000 4.000
tahun terakhir. Produksi sayuran meningkat
1.266
Disamping
kenaikan
produksi
dan
luas
panen, produktivitas tanaman sayur-sayuran juga mengalami peningkatan dari 31 Kw/Ha
2008
2009
Luas Panen (Ha)
2010
Produksi (ton)
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab. Sorong
pada tahun 2008 menjadi 39,37 Kw/Ha pada tahun 2010.
PERTANIAN
9
Produksi Daging Sapi Meningkat 4,4 Kali Lipat Selama tahun 2010, produksi daging sapi di Kabupaten Sorong mengalami peningkatan 4,4 kali dari produksi daging sapi tahun 2009, yaitu menjadi 575.141 kilogram dari 130.365 kilogram di tahun 2009.
Tabel 9.2. Produksi Daging Ternak dan Unggas (Kilogram), 2008 - 2010
Selain sebagai salah satu daerah penyangga pangan, Kabupaten Sorong juga merupakan salah satu daerah penyangga
Uraian
2008
2009
2010
70 722
130 365
575 141
Kambing PE
201
150
441
peningkatan. Pada tahun 2009, produksi
Kambing Kacang
939
daging sapi meningkat 1,8 kali dibandingkan
Babi
daging terutama sapi di Papua Barat Selama
Sapi
1 914
7 131
17 497
26 397
100 783
Ayas Ras Pedaging
74 750
41 979
162 327
Ayam Ras Petelur
8 120
3 075
46 470
Itik/Entog
837
1 083
3 190
on
gk
575.141 kilogram.
Sorong terdapat 2 jenis kambing, yaitu
or
kambing PE dan kambing kacang. Pada
.s
tahun 2010, produksi daging kambing PE
w
sebanyak 441 kilogram. Sedangkan kambing
w
kacang sebanyak 2.640 kilogram. kilogram.
//w
Produksi daging babi pada tahun 2010
tp :
meningkat hampir 4 kali lipat produksi daging babi pada tahun 2009, yaitu dari 1.914
ht
kilogram menjadi 7.131 kilogram. Dalam tiga tahun terakhir produksi daging dari jenis unggas juga mengalami peningkatan. Daging ayam buras meningkat menjadi 100.783 kilogram selama tahun 2010 dari 26.397 kilogram tahun 2009. Sedangkan produksi
daging
ayam
ras
pedaging
meningkat dari 74.750 kilogram pada tahun 2008 menjadi 162.327 kilogram pada tahun 2010.
.g .b
yaitu menjadi
Untuk produksi kambing, di Kabupaten
3 703
Ayam Buras
tahun 2010 meningkat 4,4 kali produksi daging sapi tahun 2009,
o.
2 640
ps
tahun 2008. Dan produksi daging sapi pada
688
ab
sapi di Kabupaten Sorong terus mengalami
id
periode tiga tahun terakhir produksi daging
Sumber : Dinas Peternakan Kabupaten Sorong
PERTAMBANGAN DAN ENERGI
10
Produksi Batu Gunung Naik 8 Kali Lipat Produksi batu gunung pada tahun 2010 meningkat dari 2.419 meter kubik pada tahun 2009 menjadi 19.313 meter kubik atau sekitar 8 kali lipatnya.
Tabel 10.1 Produksi Bahan Galian Kabupaten Sorong, 2009 - 2010 Uraian
2009
2010
(1)
(2)
(3)
3 528
974.4
28 709
32 707.7
2 419
19 313
2 149
462
6 437
23 944
3
Pasir (M )
Perkembangan sektor penggalian di Kabupaten Sorong dalam dua tahun terakhir dinilai cukup baik. Pada tahun 2010 produksi bahan galian mengalami peningkatan menjadi 77.401,1 meter kubik atau meningkat 1,8 kali
3
Kerikil (M )
o.
produksi pasir, dan kerikil di tahun 2010
.g
Batu Gunung (M )
galian yang terdapat di Kabupaten Sorong,
mengalami
penurunan
produksi
ps
3
id
produksi tahun 2009. Dari seluruh jenis bahan
3
Tanah Urug (M )
jika
.b
dibandingkan dengan tahun 2009. Produksi
3
Pasir Batu (M )
meter kubik menjadi pasir turun dari 3.528 mete
ab
Sumber: Dinas Pertambangan Kabupaten Sorong
gk
974,4 meter kubik, sedangkan produksi kerikil mengalami
penurunan
sangat
signifikan
menjadi 462 meter kubik dari 2.149 meter
on
.s
300.000
299.455
w
350.000
or
Gambar 10.1 Produksi Listrik di Kabupaten Sorong (KWh), 2007-2010
246.508
w
250.000 234.636
50.000 0
2007
2008
peningkatan.
Dari
ketiga
produksi
batu
tahun 2009 menjadi 19.313 meter kubik Sebagai
ht
100.000
batu gunung dan pasir batu justru mengalami
yaitu meningkat hampir 8 kali lipat produksi
tp :
150.000
bahan galian tersebut, produksi tanah urug,
gunung tahun 2010 dinilai sangat signifikan
//w
200.000
239.235
kubik di tahun 2009. Berkebalikan dari kedua
2009
2010
Sumber: PLN Cabang Sorong
energi,
listrik
sumber
penerangan
memegang
peranan
dan yang
sangat penting. Produksi listrik di Kabupaten Sorong
selama
kurun
waktu
2007-2010
senantiasa mengalami penurunan yaitu dari 299.455 KWh menjadi 239.235 KWh pada Setiap tanggal 28 Maret diperingati sebagai Hari Energi sedunia.
tahun 2010 bahkan sempat 234.636 KWh pada
tahun
2008.
Jika
hal
ini
terus
berlangsung maka Kabupaten Sorong akan mengalami krisis listrik.
INDUSTRI PENGOLAHAN
11
Subsektor Industri Pengolahan Migas Dominan Di Dalam Sektor Tiga Subsektor industri pengolahan migas merupakan dominan dalam sektor industri pengolahan. Subsektor ini memberikan share rata-rata 93 persen terhadap pembentukan PDRB sektor industri pengolahan.
Secara terbagi
umum
menjadi
industri
empat
Gambar 11.1 Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Terhadap PDRB Kabupaten Sorong, 2008 - 2010
pengolahan
kelompok,
yaitu
industri rumah tangga, industri kecil, industri sedang dan industri besar. Dalam PDRB sektor industri pengolahan merupakan sektor tiga. Sektor ini terdiri dari tiga kelompok, yaitu
industri
besar/sedang,
tangga, 20
dan
subsektor industri pengolahan migas.
0
yaitu
dari
51,61
tahun
2010.
Share
sektor
industri
or
di
on
persen di tahun 2008 menjadi 56, 20 persen
.s
pengolahan dominan berasal dari share
2008
IBS
0,06
4,04
0,07
2009 2010 IRT Migas
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong, 2010
gk
terhadap PDRB total Kabupaten Sorong
3,8
0,07
ab
kontribusi/share sektor industri pengolahan
meningkat,
3,93
.b
Jika dilihat dalam tiga tahun terakhir,
senantiasa
id
subsektor
52,09
o.
keci/rumah
40
.g
industri
52,29
47,61
ps
subsektor
60
Gambar 11.2 Share terhadap PDRB dan Laju Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Kabupaten Sorong, 2008-2010
w
subsektor industri pengolahan migas. Dalam 60
memberikan kontribusi rata-rata rata-rata ratarata 93 persen
40
51,61
20
9,93
nilai
PDRB
sektor
industri
tp :
terhadap
//w
w
periode tiga tahun terakhir subsektor ini
ratapengolahan, dan memberikan kontribusi rata
ht
rata 51 persen terhadap pembentukan nilai
pertumbuhan
pengolahan fluktuatif.
dalam
Pada
tiga
tahun
sektor
industri
tahun
terakhir
2009,
sektor
ini
mengalami peningkatan laju pertumbuhan
56,2
11,02
4,09
0 2008
PDRB total Kabupaten Sorong. Laju
56,15
2009
share
2010
pertumbuhan
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong, 2010
dari 9,93 persen pada tahun 2008 menjadi 11,02 persen. Sedangkan pada tahun 2010, sektor ini tumbuh melambat yaitu hanya 4,09 persen.
Kontribusi/share sektor industri pengolahan terhadap PDRB Kabupaten Sorong adalah yang terbesar
KONSTRUKSI
12
Pertumbuhan Ekonomi Sektor Konstruksi Meningkat Dalam tiga tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi sektor konstruksi mengalami peningkatan dari 6,13 persen pada tahun 2008 menjadi 9,12 persen di tahun 2010.
Gambar 12.1 Share terhadap PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Sektor Konstruksi, 2007 - 2010
Sektor konstruksi menjadi pemeran penting pada suatu daerah melakukan
9,12
8
6,94
yang terus
pembangunan
terutama
pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu penunjang
6,13
id
terciptanya kesejahteraan sosial ekonomi
1,83
kesehatan,
pemerintahan
kebutuhan
pendidikan,
.b
1,87
sarana-sarana sarana-s sarana -sarana arana
ps
2,08
.g
pembangunan 2,09
o.
masyarakat suatu daerah, daerah, karena melalui
2009
Share terhadap PDRB
dan
ekonomi
kesehatan
dan
ekonomi masyarakat dapat terpenuhi.
ab
2008
2010
Nilai tambah bruto sektor konstruksi
Pertumbuhan Ekonomi
gk
2007
pendidikan,
Kabupaten
Sorong
pada
tahun
2010
mencapai 127,19 milyar rupiah. Kontribusi
ht
tp :
//w
w
w
.s
or
on
Sumber: PDRB Kabupaten Sorong 2010
sektor ini terhadap pembentukan Nilai PDRB Kabupaten
Sorong
mengalami
fluktuasi
dalam kurun waktu empat tahun terakhir. Setelah mengalami penurunan dari 2,09 persen di tahun 2007 menjadi 1,83 persen di tahun 2009, kontribusi sektor ini meningkat di tahun 2010 menjadi 2,08 persen. Dengan kontribusi
tersebut
menempatkan
sektor
konstruksi berada pada posisi kelima dari sembilan sektor pembentuk PDRB 2010.
Ruas Mariyai – Kawasan Bandara Segun Sumber : PU Kabupaten Sorong
Dalam periode tiga tahun terakhir, pertumbuhan
sektor
ini
senantiasa
mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 Pada tahun 2010, terdapat 171 perusahaan konstruksi yang tercatat pada Gapensi Kabupaten Sorong
laju pertumbuhan sektor konstruksi sebesar 6,13 persen meningkat menjadi 8 persen di tahun
2009.
Dan
di
tahun
2010
laju
pertumbuhan sektor ini menjadi 9,12 persen.
PARIWISATA Kabupaten Sorong Kaya Akan Wisata Alam dan Bahari Berbatasan dengan Samudera Pasifik mengakibatkan Kabupaten Sorong kaya akan wisata bahari seperti pantai dan pulau..
13
Sektor pariwisata merupakan salah satu
unsur
penting
dalam
menunjang
peningkatan perekonomian suatu daerah. Wilayah Kabupaten Sorong dinilai sangat potensial untuk pengembangan pariwisata,
id
terutama wisata alam dan bahari. Beberapa
o.
objek wisata alam dan bahari yang terdapat di
.g
Kabupaten Sorong antara lain wisata pantai
ps
Mailan dan wisata Pulau Um di Distrik
Sektor
pariwisata
di
ab
Mariat.
Embung Klamesen di Distrik Kabupaten
Sorong diduga bisa menjadi sektor andalan
Lokasi Pulau Um dan Teluk Dore
daerah.
w
.s
Wisata Pantai Mailan Makbon
or
on
dimasa depan jika dikelola oleh pemerintah
gk
Klayili, dan
.b
Makbon, wisata Alam Air Panas di Distrik
w
Wisata Pantai Mailan Makbon terletak
//w
di Distrik Makbon mencakup tanjung dan pantai di Teluk Dore. Memiliki panorama pasir
tp :
dan pemandangan laut lepas Samudera
ht
Pasifik. Pantai ini banyak dikunjungi oleh masyarakat dari Kabupaten Sorong sendiri maupun dari Kota Sorong.
Wisata Pantai Pulau Um Wisata pantai Pulau Um berlokasi di Kampung
Malaumkarta
Distrik
Makbon.
Wisata ini memiliki panorama pasir putih dan terumbu karang. Pulau ini dihuni oleh banyak kelelawar dan burung camar serta memiliki terumbu karang.
Ribuan Kelelawar yang Menghuni Pulau Um
Embung Klamasen Banyak Peminatnya Dilengkapi dengan tempat makan lesehan, kolam pemancingan dan sarana bermain anak membuat embung klamasen banyak dikunjungi masyarakat bukan hanya dari Kabupaten Sorong saja.
Wisata Alam Air Panas
Hanya dalam waktu 15 menit saja, pengunjung sudah bisa mengelilingi pulau ini. Pulau ini dapat dijangkau 2 jam dari Kota Sorong melalui jalan darat dan laut.
Wisata Alam Air Panas
id
Wisata alam air panas terletak di Distrik
o.
Klayili, dikelilingi oleh panorama hutan yang
.g
lebat dan beraneka ragam jenis tumbuhan
ps
tropis dan beberapa jenis burung. Wisata
.b
alam ini dapat ditempuh melalui jalan darat
ab
dengan jarak tempuh 40 km dari ibukota
gk
Kabupaten Sorong yaitu Aimas dan 10 km
tp :
//w
w
w
Embung Klamesen
.s
or
on
dari Makbon dengan melalui jalan darat.
ht
13
PARIWISATA
Embung Klamesen Adalah
sejenis
bendungan
irigasi,
terletak di Distrik Mariat. Bendungan ini merupakan wisata tirta. Pengunjung yang datang dapat menyewa perahu-perahu yang tersedia. Disekitar bendungan ini terdapat beberapa dilengkapi
tempat dengan
makan
lesehan
yang
pondokan-pondokan.
Selain itu tersedia kolam-kolam pemancingan dan beberapa wahana bermain anak dan kolam berenang. Pengunjung yang datang ke tempat ini biasanya tidak hanya berasal dari Kabupaten
Sorong
saja
melainkan
dari
beberapa daerah di luar Kabupaten Sorong seperti Kota Sorong dan Manokwari.
TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Mayoritas Permukaan Jalan di Kabupaten Sorong Masih Tanah Dari 1.416 kilometer panjang jalan di Kabupaten Sorong, terdapat 946,56 kilometer jalan yang masih memiliki permukaan tanah.
darat, jalan memegang peranan penting menghubungkan
antar
daerah
di
Jalan Provinsi
Jalan Kabupaten
110
90.44
44
115
.g
Tabel 14.1 Jenis Permukaan dan Kondisi Jalan di Kabupaten Sorong, 2010
Sebagai sarana penunjang transportasi
dalam
14
Jalan Negara
20
946.56
35
98
13.5
Uraian
Kabupaten Sorong. Untuk mendukung hal
Jenis Permukaan (Km)
pusat maupun daerah, telah membangun
Diaspal
55
jalan sepanjang 1.416 kilometer, yang terdiri
Kerikil
35
dari jalan negara 90 km, jalan provinsi 174
Tanah
kilometer dan jalan kabupaten 1.152 km. Jika
Kondisi Jalan (Km)
melihat jenis permukaan jalan, 55 km jalan
Baik
negara, 110 km jalan provinsi dan 90,44 km
Sedang
35
45
86.5
Rusak
10
16
580.95
10
15
471.05
km dari jalan provinsi dan 946,56 km jalan
o.
ps
Rusak Berat
Sumber: PU Kabupaten Sorong
or
Dan jika dilihat dari kondisi jalan di
.b
ab
on
kabupaten masih berupa jalan tanah.
gk
jalan kabupaten telah diaspal. Sedangkan 20
id
tersebut pada tahun 2010 pemerintah, baik
.s
Kabupaten Sorong,, sekitar 10 km jalan
w
negara, 15 km jalan kabupaten dan 471,05 471,05
w
jalan kabupaten dalam kondisi rusak berat.
Gambar 14.1 Rumah tangga yang Menguasai Hp, Desktop dan Laptop (%), 2010
//w
Disektor komunikasi, pada tahun 2010
tp :
terdapat 68,95 persen rumah tangga di
80
68,95
Kabupaten Sorong telah menguasai telepon 60
sudah
40
ht
seluler (handphone). Hal ini diduga karena terdapat
beberapa
daerah
di
Kabupaten Sorong yang telah mendapat prosedur
20
penggunaan telepon seluler lebih mudah
0
jaringan
telepon
seluler
dan
dibandingkan telepon biasa. Karena alasan itu pula, hanya 0,53 persen rumah tangga di Kabupaten rumah.
Sorong
menguasai
telepon Sumber: Susenas, 2010
4,74
5,26
KEUANGAN
15
Jumlah Bank dan Koperasi Semakin Bertambah Dengan bertambahnya 5 bank lagi membuat total bank di Kabupaten Sorong menjadi 7 bank. Jumlah ini bertambah banyak jika dibandingkan tahun 2009 yang hanya memiliki 2 bank saja.
Tabel 15.1 Share terhadap PDRB dan pertumbuhan Ekonomi Sektor Bank, 2008-2010
Seiring
dengan
perkembangan
pembangunan dan ekonomi di Kabupaten
2008
2009
2010
Sorong, peran sektor perbankan menjadi
Share terhadap PDRB
0.10
0.10
0.12
memberikan kemudahan bertransaksi dan
Pertumbuhan Ekonomi
96.5
sangat
penting.
menyediakan
dana
membutuhkan.
14.95
kredit
mampu
bagi
yang
o.
- 5.02
Perbankan
id
Uraian
.g
Kontribusi sektor perbankan terhadap
Sumber: PDRB Kabupaten Sorong 2010
ps
pembentukan PDRB Kabupaten Sorong 2010
.b
mengalami peningkatan menjadi 0,12 persen
ab
dari 0,10 persen di tahun 2009. Sedangkan
or
//w
118
w
125
w
131
2007
2008
2009
ini
dalam
periode tiga tahun terakhir berfluktuasi. Dari pertumbuhan 96,5 persen di tahun 2008 turun menjadi -5,02 persen pada tahun 2009. Selanjutnya di tahun 2010, pertumbuhan ekonominya meningkat lagi menjadi 14,95 persen pada tahun 2010. Selain bank, koperasi menjadi salah satu tempat masyarakat dalam bertransaksi
tp : ht
140 135 130 125 120 115 110 105
.s
140
sektor
on
Gambar 15.1 Jumlah Koperasi Di Kabupaten Sorong, 2007-2010
ekonomi
gk
pertumbuhan
simpan
pinjam
terutama
untuk
daerah
pedesaan. Jumlah koperasi di Kabupaten 2010
Sumber :Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Sorong
Sorong terus meningkat dari tahun ke tahun. Di tahun 2008 jumlah koperasi sebanyak 125 unit, di tahun 2009 meningkat menjadi 131 unit dan di tahun 2010 meningkat lagi menjadi 140 unit. Selama 2010 tercatat 12.197 orang
Pada tahun 2010, jumlah bank di Kabupaten Sorong sebanyak 7 unit.
tercatat sebagai anggota koperasi. Jumlah ini meningkat dari tahun 2009 yang berjumlah 11.934 orang.
HARGA-HARGA Harga Cabe Merah Keriting Bergejolak Selama tahun 2010, harga cabe merah keriting senantiasa bergejolak naik turun tiap bulannya, dengan harga tertinggi bisa mencapai Rp 80.000,- per kilogram dan terendah Rp. 25.000,- per kilogram.
perlu
memenuhi
kebutuhan
dasarnya yang meliputi kebutuhan pangan,
14000
sandang dan papan. Kebutuhan-kebutuhan
12000
tersebut dapat terpenuhi apabila kebutuhan
10000
tersebut tersedia dan mudah diperoleh. Agar
8000
mudah diperoleh, harga dari kebutuhan-
6000
tersebut dapat dijangkau oleh masyarakat.
4000
sembako dan bumbu dapur di Distrik Aimas
on
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12
Beras
gk
bergejolak setiap bulannya. Harga beras
kilogram dari bulan Januari hingga Juni,
0
ab
ibukota Kabupaten Sorong dinilai sedikit
2000
.b
Selama tahun 2010, harga beberapa
merek betet, stabil pada harga Rp.9.000,- per
id
seseorang
Gambar 16.1. Harga Sembako Terpilih Per Bulan (Rp) Di Distrik Aimas Tahun 2010
hidup,
o.
melangsungkan
.g
dapat
ps
Agar
16
Gula
Minyak Goreng
Sumber: Survei Harga Pedesaan, 2010
or
sedangkan pada bulan Juli hingga Oktober
.s
kilogram harganya menjadi Rp.10.500,- per kilogram.
w
Rp.11.000,- per kilogram.
w
Dan di bulan November – Desember menjadi
//w
Harga beberapa bumbu dapur seperti
tp :
bawang merah, cabe merah merah keriting keriting, dan tomat sayur berfluktuasi selama 2010. Cabe
ht
merah keriting mencapai harga tertinggi sebesar Rp. 80.000, 80.000,- per kilogram pada bulan September dan terendah pada bulan Januari Rp 25.000,- per kilogram. Sedangkan bawang merah mencapai harga tertingginya dalam setahun pada bulan Desember yaitu sebesar
Gambar 16.2. Harga Bumbu Masakan Terpilih (Rp) Per Bulan di Distrik Aimas Tahun 2010
90.000 80.000 70.000 60.000 50.000 40.000 30.000 20.000 10.000 0 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12
Rp. 35.000,- per kilogram dan terendah Rp. 18.000,-
per kilogram pada bulan April.
Tomat sayur pada bulan Juni 2010 mencapai Rp. 28.000,- per kilogram.
Bawang merah besar
Cabe Merah Keriting
Tomat Sayur
Sumber: Survei Harga Pedesaan, 2010
PENGELUARAN PENDUDUK
17
Rata-Rata Pengeluaran Per Kapita Per Bulan Terendah Kedua Rata-rata pengeluaran per kapita per bulan Kabupaten Sorong pada tahun 2010 sebesar Rp. 360.148,- dan merupakan terendah kedua se-Papua Barat setelah Kabupaten Tambrauw.
Gambar 17.1 Komposisi Pengeluaran Rumah Tangga di Kabupaten Sorong, 2010
Tingkat
kesejahteraan
masyarakat
dapat diukur dengan membandingkan antara pengeluaran makanan dan makanan dari masyarakat
Non Makanan 53,56
tersebut.
Semakin
tinggi
persentase pengeluaran non makanan maka
Makanan 46,44
id
tingkat kesejahteraannya semakin membaik.
o.
Pada tahun 2010, persentase pengeluaran
.g
besar rumah tangga untuk non makanan lebih bes
ps
daripada persentase pengeluaran makanan
.b
persen. yaitu sebesar 53,56 persen
ab
Rata-rata Rata --rata rata pengeluaran per kapita per
Sumber: Susenas Juli, 2010
gk
bulan di Kabupaten Sorong pada tahun 2010 sebesar
Rp.
360.148, 360.148,-
dan
merupakan
or
on
terendah kedua di Papua Barat setelah
w
w
.s
Tabel 17.1 Komposisi Pengeluaran Rumah Tangga Menurut Kelompok Pengeluaran Bank Dunia, 2010
Klasifikasi Bank Dunia
//w
Komposisi Pengeluaran
40 % Terbawah
tp :
Makanan
Non Makanan 31.91
40 % Menengah
61.10
38.90
20 % Teratas
47.44
52.56
ht
68.09
Kabupaten Tambrauw. Ukuran
Bank
Dunia
membagi penduduk ke dalam tiga klasifikasi, yaitu 40 persen terbawah sebagai kelompok yang tidak beruntung, 40 persen menengah, dan 20 persen teratas sebagai kelompok kaya. Pada kelompok 40 persen terbawah, komposisi
pengeluaran
rumah
tangga
didominasi oleh pengeluaran makanan (68,09 persen).
Sumber : Susenas Juli, 2010
kemerataan
Hal
yang
sama
terjadi
pada
kelompok 40 persen menengah, namun persentase pengeluaran makanan sedikit lebih kecil, yaitu sebesar 61,10 persen. Sebaliknya,
pada
kelompok
20
persen
teratas, komposisi pengeluaran makanan lebih kecil daripada non makanan yaitu hanya 47,44 persen.
PERDAGANGAN
18
Subsektor Perdagangan Dominan di Sektor Enam Subsektor perdagangan sangat dominan di sektor enam (perdagangan,hotel dan restoran). Sebesar 95,93 persen dari nilai PDRB sektor enam berasal dari subsektor perdagangan.
Gambar 18.1. Nilai PDRB Subsektor Perdagangan Kabupaten Sorong (juta Rp), 2008-2010
Pada PDRB menurut lapangan usaha, subsektor
perdagangan
berada
dalam
sektor/lapangan usaha urutan enam yaitu 74667,64
sektor perdagangan, hotel dan restoran. Dalam periode tiga tahun terakhir, nilai PDRB ini
senantiasa
55584,03
mengalami
id
subsektor
o.
peningkatan. Pada tahun 2010, nilai PDRB
.g
subsektor ini sebesar 74,7 milyar rupiah,
ps
kondisi meningkat dari 62,3 milyar rupiah tahun 2009.
.b
2008
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Kab Kabupaten Sorong, 2010
on
sangat besar, yaitu sebesar 95,93 persen.
Gambar 18.2. Share terhadap PDRB dan Pertumbuhan Subsektor Perdagangan Kabupaten Sorong, 2008-2010
or
Sisanya 4,07 persen berasal dari subsektor
.s
restoran, sedangkan subsektor hotel belum
w
atau
sumbangan
w
Share
subsektor
8 6
total
4
Kabupaten Sorong pada tahun 2010 sebesar
2
1,22 persen.
nilai
//w
terhadap
PDRB
tp :
perdagangan
Share
ssubsektor ini lebih
ht
meningkat dibandingkan tahun 2008 dan masing-masing sebesar 1,18 2009 yang masing
2010
gk
sektor perdagangan, hotel dan restoran bagi pembentukan nilai PDRB sektor tersebut
2009
ab
Peranan subsektor perdagangan dalam
memberikan sumbangan.
62298,14
6,17 3,93 1,18
1,09
5,22 1,22
0 2008
2009
share
2010
Pertumbuhan
persen dan 1,09 persen. Untuk
laju
pertumbuhannnya,
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong, 2010
subsektor ini mengalami peningkatan pada tahun 2010 setelah sebelumnya pada tahun 2009 sempat mengalami perlambatan. Pada tahun 2010, subsektor ini tumbuh sebesar 5,22 persen.
Subsektor perdagangan sangat dominan dalam sektor perdagangan,hotel dan restoran, dengan kontribusi mencapai 95,93 persen di tahun 2010
PENDAPATAN REGIONAL
19
Subsektor Migas Dominan Terhadap PDRB Kabupaten Sorong Subsektor migas mempunyai peranan yang sangat penting bagi PDRB Total Kabupaten Sorong. Share subsektor ini terhadap PDRB total Kabupaten Sorong dalam tiga tahun terakhir berkisar antara 77 hingga 79 persen.
Tabel 19.1 Perkembangan PDRB Kabupaten Sorong, 2009 -2010
Uraian
2009
Nilai PDRB Kabupaten Sorong pada tahun
2010
berdasarkan
harga
berlaku
sebesar 6,1 triliun rupiah dan atas dasar
2010
harga konstan tahun 2000 sebesar 1,85 triliun
PDRB ADH Berlaku (Milyar Rp)
rupiah. Nilai PDRB tahun 2010 tersebut
5 723,41
6 113,74
mengalami peningkatan dari tahun 2009 yaitu
Tanpa Migas
1 197,33
1 393,42
5,7 triliun rupiah atas dasar harga berlaku dan
o.
id
Dengan Migas
PDRB ADH Konstan Tahun 2000 (Milyar Rp)
696,71
migas
.g
646,78
Tanpa Migas
Apabila
tidak
ps
1 849,60
dalam
.b
1 799,37
memasukkan
perhitungan
PDRB
unsur maka
diperoleh nilai PDRB Kabupaten Sorong
ab
Dengan Migas
1,80 triliun rupiah atas dasar harga konstan.
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong, 2009 - 2010
gk
tahun 2010 sebesar 1,39 triliun rupiah atas dasar harga berlaku dan 696,71 milyar rupiah
on
atas dasar harga konstan. Nilai tersebut juga
79,08
w
77,21
1,2 triliun rupiah atas dasar harga berlaku dan 646,78 milyar rupiah atas dasar
harga
konstan.
dasar harga berlaku dengan migas dan tanpa
tp : 22,33
mengalami peningkatan dari tahun 2009 yaitu
Perbedaan antara nilai PDRB atas
//w
77,67
ht
80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00
w
.s
or
Gambar 19.1 Share Subsektor Migas dan Subsektor Lainnya terhadap PDRB ADHB 2010 Dengan Migas Kab. Sorong, 2008-2010
migas tahun 2010 sebesar 4,7 triliun rupiah. 22,79
20,92
Besarnya perbedaan tersebut menunjukkan bahwa
pengaruh
(pertambangan
subsektor
migas
dan
migas industri
pengolahan migas) sangat besar. Pada tahun 2008
Subsektor migas
2009
2010
Subsektor lainnya
2009 share subsektor ini sebesar 79,08 persen, meningkat dari 77,67 persen tahun 2008. Di tahun 2010, share subsektor ini
Sumber : PDRB menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong, 2010
turun menjadi 77,21 persen. Sedangkan sisa share terhadap PDRB Kabupaten Sorong berasal dari subsektor lainnya.
PENDAPATAN REGIONAL Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sorong 2010 Melambat Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sorong dengan migas pada tahun 2010 sebesar 2,79 persen. Kondisi ini mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan tahun 2009 sebesar 4,79 persen.
19
Tabel 19.2 PDRB Per Kapita dan Pertumbuhan Ekonomi Kab. Sorong, 2009-2010
Pada tahun 2010, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sorong sebesar 2,79 persen. Kondisi ini mengalami perlambatan
Uraian
2009
2010
81,80
86,57
jika dibandingkan dengan tahun 2009 yang
Sedangkan
laju
4,79
PDRB Per Kapita (juta Rp)
persen.
pertumbuhan
Dengan Migas
ekonomi
Kabupaten Sorong tanpa migas pada tahun
Tanpa Migas
17,11
19,73
.g
2010 justru meningkat dibandingkan tahun
id
pertumbuhan
o.
mengalami
Pertumbuhan Ekonomi (%)
persen.
Dengan Migas
4,79
2,79
Tanpa Migas
7,38
7,72
perbedaan
antara
.b
Besarnya
ps
2009, yaitu menjadi 7,72 persen dari 7,38
ab
pertumbuhan ekonomi dengan atau tanpa
migas. Sedikit saja pergerakan dari subsektor
pertumbuhan
ekonomi
.s
Sorong.
Kabupaten
or
laju
Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong, 2010
on
ini maka akan sangat berpengaruh terhadap
gk
migas disebabkan karena dominasi subsektor
w
PDRB per kapita merupakan salah satu
Menghitung PDRB Per Kapita
w
indikator ekonomi secara makro yang dapat
//w
digunakan untuk mengetahui kemakmuran
tp :
suatu daerah. PDRB per kapita suatu daerah diperoleh dengan cara membagi nilai PDRB daerah
penduduk
tersebut
ht
total
pertengahan
dengan
jumlah
tahun di
daerah
PDRB Per 𝑷𝑷𝑷𝑷 𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻 𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻 𝒙 Kapita = 𝑱𝑻𝑱𝑻𝑻𝑻 𝑷𝑷𝑻𝑷𝑻𝑷𝑻𝑷 𝑷𝑷𝑷𝑻𝑷𝑻𝑷𝑻𝑻𝑻𝑻 𝑻𝑻𝑻𝑻𝑻 𝒙 Tahun x
tersebut. Pada tahun 2010, PDRB per kapita dengan migas Kabupaten Sorong sebesar 86,57 juta rupiah. Nilai ini meningkat dari 81,80
juta
rupiah
pada
tahun
2009.
Sedangkan PDRB per kapita Kabupaten Sorong tanpa migas tahun 2010 sebesar 19,73 juta rupiah. Kondisi ini meningkat dari 17,11 juta rupiah pada tahun 2009.
Nilai PDRB dengan migas 2010 Kabupaten Sorong adalah yang tertinggi di Papua Barat
PERBANDINGAN REGIONAL
20
Pencapaian Beberapa Indikator Terpilih Kab. Sorong Dinilai Cukup Baik Meskipun tidak menempati urutan tertinggi dari beberapa indikator, Kabupaten Sorong dapat dikatakan memiliki kinerja yang baik selama 2010 karena tidak juga berada di posisi terakhir dari beberapa indikator tersebut..
Tabel 20.1 Perbandingan PDRB Beberapa Kabupaten di Papua Barat
2009
Sorong adalah kabupaten induk di Papua Barat yang telah mengalami pemekaran,
2010
PDRB ADH Berlaku (Milyar Rp) Fakfak 1 267.54 Manokwari 2 618.22 * 1 197.33 Sorong Kota Sorong 2 688.33 * 12 031.52 Provinsi Papua Barat PDRB ADHB per Kapita (Juta Rp) Fakfak 19.42 Manokwari 14.44 * 17.11 Sorong Kota Sorong 14.71 * 16.35 Provinsi Papua Barat
dimana Kabupaten Fakfak mekar menjadi 1 483.37 3 066.02 1 393.42 3 109.60
Kabupaten Kaimana, Kabupaten Manokwari
Wondama,
Sedangkan
o.
Teluk
id
mekar menjadi Kabupaten Teluk Bintuni dan Kabupaten
Sorong mekar menjadi Kota Sorong, Raja
.g
13 696.93
Jika
.b
Maybrat.
dibandingkan
seluruh
ab
kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat, jumlah penduduk dan nilai PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2010 Kota Sorong menempati urutan pertama atau tertinggi.
on
22.20 16.33 19.73 16.31 18.01
ps
Tambrauw dan Ampat, Sorong Selatan, Tambrau
gk
Uraian
Kabupaten Fakfak, Manokwari dan
w
.s
or
Keterangan : *) Disajikan tanpa sektor migas Sumber: PDRB menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong, 2009 - 2010
60,00 40,00
71,46
Fakfak
Dari perbandingan beberapa indikator terpilih,
terlihat
bahwa
untuk
IPM
dan
Papua Barat. Hal tersebut ditunjukan dengan
32,58
rendahnya persentase penduduk miskin dan 15,72
5,76
1,53
0,00
sebesar 36,4 milyar rupiah.
menunjukan pencapaian yang lebih baik
15,64
20,00
terkecil yaitu hanya 6.144 jiwa dan nilai PDRB
dibandingkan kabupaten lain di Provinsi
37,28
33,09
urutan terakhir dengan jumlah penduduk
persentase penduduk miskin, Kota Sorong
77,18
68,50
67,19
ht
80,00
tp :
//w
w
Gambar 20.1 Perbandingan IPM dan Tingkat Pengangguran Beberapa Kabupaten di Papua Barat, 2010
Sementa Kabupaten Tambrauw menempati Sementara
Manokwari
Sorong
14,03
Kota Sorong
tingginya
indeks
pembangunan
Manusia
(IPM). Hal yang berkebalikan terjadi untuk tingkat pengangguran dimana Kota Sorong memiliki jumlah pengangguran terbesar se-
IPM
% penduduk miskin
Sumber : BPS Kabupaten/kota
Tingkat Pengangguran
Papua Barat.
id
o.
.g
ps
.b
ab
gk
on
or
.s
w
w
//w
tp :
ht
LAMPIRAN TABEL
Tabel 1.2 Luas Wilayah Kabupaten Sorong Menurut Distrik/ Kecamatan , 2010 Luas Wilayah 2 (Km )
(1)
(2)
Moraid
1 444,16
2.
Klaso
316,46
3.
Makbon
4.
Klayili
5.
Beraur
6.
Klawak
7.
Klabot
8.
Klamono
9.
Salawati
10.
Salawati Timur
11.
Mayamuk
12.
Seget
13.
Segun
14.
.g
o.
1.
ps
1 011,42
.b
481,26 488,45 518,72 432,89 525,03 118,62 217,22
w
893,81
//w
w
.s
or
on
gk
ab
822,26
2 021,37
Salawati Selatan
2 265,18
Aimas
222,43
16.
Mariat
118,16
17.
Sayosa
1 213,46
18.
Maudus
492,54
Jumlah
13 603,46
ht
tp :
15.
id
Distrik/Kecamatan
Ket : Tidak termasuk Distrik Sorong Sumber : Kabupaten Sorong Dalam Angka, 2011
34
Tabel 2.1. Jumlah Distrik, Kelurahan dan Desa di Kabupaten Sorong, 2007 - 2010 Distrik
Kelurahan
Desa
(1)
(2)
(3)
(4)
105
5
16
5
**
2009
19
13
2010
19
13
105
121 121
ps
2008
o.
16 *
.g
2007
id
Tahun
on
gk
ab
.b
Sumber : Kabupaten Sorong Dalam Angka, 201 Keterangan : *) Sebelum pemekaran dengan Kab. Tambrauw **) Setelah mengalami pemekaran dengan Kab. Tambrauw
//w
w
Fraksi
w
.s
or
Tabel 2.2. Komposisi Anggota DPRD Kabupaten Sorong Periode 2009 2009-2014 menurut Fraksi dan Jenis Kelamin
(1)
tp :
Golkar
Jumlah Laki-laki
Perempuan
(2)
(3)
(4)
9
1
10
3
3
Kerakyatan
4
4
Pembaruan Bangsa
3
3
Jumlah
19
ht
Demokrat
Jenis Kelamin
1
20
Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Sorong
35
Tabel 3.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Sorong menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin , 2010 Penduduk Kelompok Umur
Total Laki-Laki
Perempuan
(1)
(2)
(3)
0–4
4 378
4 282
5–9
4 345
4 049
10 – 14
4 096
3 551
15 – 19
3 246
2 973
6 219
20 – 24
3 074
2 694
5 768
25 – 29
3 397
3 139
6 536
30 – 34
3 099
2 808
5 907
35 – 39
2 742
2 374
5 116
2 073
4 628
1 919
1 683
3 602
1 532
1 274
2 806
1 187
857
2 044
60 – 64
837
614
1 451
65 – 69
523
346
869
70 – 74
293
184
477
75 +
277
213
490
TidakTahu
2
3
5
Total
37 502
33 117
70 619
w
ht
tp :
//w
55 – 59
w
45 – 49 50 – 54
id
.b
ps
.g
o.
8 660
ab gk
on
or 2 555
.s
40 – 44
(4)
8 394
7 647
Sumber : Hasil Sensus Penduduk 2010
36
Tabel 3.3. Jumlah Penduduk, Sex Ratio,Sebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Sorong menurut Distrik Penduduk Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
Moraid
965
752
1 717
128
Klaso
163
143
306
114
1 090
1 040
2 130
105
Klayili
227
189
416
Beraur
517
490
1 007
2 405
2 078
4 483
Klabot
314
324
Klawak
300
297
Salawati
4 876
4 273
Mayamuk
5 259
4 724
Sal-Tim
1 021
Seget
1 609
Segun
701
Sal-Sel Aimas
Penduduk
(6)
(7)
1,19
0,43
0,97
2,43
2,11
120
0,59
0,86
106
1,43
1,22
116
6,35
10,36
638
97
0,90
1,23
597
101
0,85
1,22
9 149
114
12,96
17,43
9 983
111
14,14
45,96
931
1 952
110
2,76
16,46
1 478
3 087
109
4,37
3,45
668
1 369
105
1,94
0,68
1 117
940
2 057
119
2,91
0,91
10 703
9 208
19 911
116
28,19
89,52
5 517
4 915
10 432
112
14,77
88,29
ab
gk on
or
.s w w
//w
tp :
ht
.b
3,02
ps
(1)
Mariat
Penduduk
id
Perempuan
Klamono
Kepadatan
o.
Laki-laki
Makbon
Sebaran Sex ratio
.g
Distrik
Sayosa
496
492
988
101
1,40
0,81
Maudus
222
175
397
127
0,56
0,81
Sorong
37 502
33 117
70 619
113
100
5,19
Sumber : Hasil Sensus Penduduk 2010
37
AHH (tahun)
AMH (persen)
MYS (tahun)
PPP (ribu Rp)
IPM
Peringkat
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Fakfak
70,52
97,46
9,27
589,06
71,46
id
2
Kaimana
69,65
95,50
7,55
600,31
70,13
3
Teluk Wondama
67,51
84,05
6,61
601,00
65,76
9
Teluk Bintuni
68,21
85,90
6,90
66,58
6
Manokwari
68,00
87,79
8,37
588,30
67,19
5
Sorong Selatan
66,66
88,32
7,98
588,85
66,31
7
Sorong
67,85
91,69
598,18
68,50
4
Raja Ampat
66,17
93,62
7,35
560,70
64,58
10
Tambrauw
66,15
5,74
441,15
50,51
11
Maybrat
66,33
90,73
7,78
582,12
66,00
8
Kota Sorong
71,95
99,13
10,59
635,48
77,18
1
.g
.b
w
w
.s
77,15
598,46
ab
gk
or
on
8,06
o.
Kab/Kota
ps
Tabel 8.3. Indeks Pembangunan Manusia menurut Komponen dan Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat, 2010
ht
tp :
//w
Sumber : Olahan Susenas 2010
38
Tabel 8.4. Garis Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin, Persentase Penduduk Miskin, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Kabupaten/Kota di Papua Barat, 2010
P1
P2
(3)
(4)
(5)
(6)
22,3
33,09
6,92
2,12
Kaimana
251 812
9,7
20,79
4,27
1,15
Teluk Wondama
329 383
11,7
44,30
13,52
5,57
Teluk Bintuni
389 419
25
47,62
15,91
7,42
Manokwari
378 823
70,3
37,28
10,79
4,52
Sorong Selatan
227 968
10,6
28,02
5,05
1,45
Sorong
243 554
22,9
32,58
8,07
3,20
Raja Ampat
241 540
10
23,62
4,47
1,29
Tambrauw
245 060
2,8
44,88
10,55
3,43
Maybrat
248 702
13,6
40,17
9,24
3,00
26,9
14,03
2,92
0,99
.b ab
gk on
.s
w
438 863
w
Kota Sorong
.g
(2)
320 919
o.
Persentase
Fakfak
or
(1)
Jumlah (000)
ps
Kab/Kota
Penduduk Miskin
id
Garis Kemiskinan (Rp/Kap/Bulan)
ht
tp :
//w
Sumber : Olahan Susenas 2010.
39
Tabel 19.3 Nilai PDRB Kabupaten Sorong Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK), 2009-2010 ADHB (juta Rp)
ADHK (juta Rp)
2010
2009
2010
(2)
(3)
(4)
(5)
481 727,21
558 965,70
259 289,52
274 453,11
Pertambangan & Penggalian
1 546 935,38
1 553 407,87
752 712,91
742 546,65
Industri Pengolahan
3 213 481,32
3 435 626,30
4 329,16
4 826,36
548 817,46
1 504,64
1 588,57
127 190,75
46 575,62
50 823,32
77 832,24
39 492,37
41 602,56
35 749,57
41 860,03
19 665,52
21 569,64
9 254,02
11 167,57
3 903,66
4 331,74
262 377,58
302 858,19
148 988,40
163 865,44
5 723 412,60
6 113 735,00
1 799 365,58
1 849 598,49
104 583,18
Perdagangan,Hotel & Restoran
64 975,18
or
.s w
w
//w
Pengangkutan & Komunikasi
on
Bangunan
tp :
Keuangan,Persewaan & Jasa Perusahaan
ht
Jasa-jasa jasa PDRB
ab
527 232,94
gk
Listrik & Air Bersih
.b
ps
Pertanian
o.
(1)
id
2009
.g
Lapangan Usaha
Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Kab. Sorong, 2009-2010
40
Tabel 19.4. Distribusi PDRB Kabupaten Sorong Menurut Lapangan Usaha Dengan Sektor Migas dan Tanpa Migas, 2009 - 2010 Dengan Migas (persen)
Tanpa Migas (persen)
Lapangan Usaha 2010
2009
2010
(2)
(3)
(4)
(4)
Pertanian
8,41
9,14
40,23
Pertambangan & Penggalian
27,03
25,41
Industri Pengolahan
56,15
56,20
Listrik dan Air Bersih
0,08
0,08
Bangunan
1,83
Perdagangan,Hotel & Restoran
1,14
Pengangkutan & Komunikasi
0,62
o.
.g 18,46
18,01
ab
40,12 1,27
0,36
0,35
2,08
8,73
9,13
1,27
5,43
5,59
0,68
2,99
3,00
0,16
0,19
0,78
0,80
4,58
4,95
21,91
21,73
100
100
100
100
or
on
gk
.b
ps
1,11
.s w
//w
PDRB
tp :
Jasa-jasa
w
Keuangan,Persewaan & Jasa Perusahaan
id
2009 (1)
ht
Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Kab. Sorong, 2009 2009-2010
41
Tabel 20.2. Nilai PDRB, PDRB Perkapita, dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten/Kota di Papua Barat, 2010
PDRB (milyar Rp)
PDRB Perkapita (juta Rp)
TPT
(1)
(2)
(3)
(4)
1 483,37
22,20
Kaimana
859,73
18,59
Teluk Wondama
371,19
14,10
3 066,02 392,84
o.
.g
on
Sorong Selatan
ps
Manokwari
8,30
.b
4 763,24
15,64
4,26
90,86
7,00
16,33
1,53
10,37
4,03
86,57
5,76
ab
Teluk Bintuni
gk
Fakfak
id
Kabupaten/Kota
6 113,74
Raja Ampat
1 129,67
26,58
6,44
36,38
5,92
2,65
186,12
5,63
6,88
3 109,60
16,31
15,72
22 527,36
29,62
7,68
.s
or
Sorong
w
w
Tambrauw
tp :
Kota Sorong
//w
Maybrat
ht
Papua Barat
Sumber : BPS Kabupaten/Kota se se-Papua Barat
42
id
o.
.g
ps
.b
ab
gk
on
or
.s
w
w
//w
tp :
ht