ht
tp
:// b
ek
as ik
ab
.b
ps .
go
.id
STATISTIK DAERAH KABUPATEN BEKASI
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BEKASI
STATISTIK DAERAH KABUPATEN BEKASI Regional Statistic of Bekasi Regency
2010
Nomor Katalog / Catalogue Number : 1403.3216
.id
Nomor Publikasi BPS / BPS Publication Number : 3216.0902
go
Ukuran Buku / Book Size : 21 cm X 15 cm
ps .
Jumlah Halaman / Number of Pages : iv + 40 halaman / Pages
ab
.b
Naskah / Manuscript : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
as ik
Penyunting / Editor : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Gambar Grafik / Graphic Design : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
:// b
ek
Gambar Kulit Muka / Cover Design : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
tp
Penerbit / Publisher : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bekasi
ht
Dicetak oleh / Printed by : CV. Vichela Pratama-Kota Bekasi Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya May be cited with reference to the source
Kata Sambutan
ps .
go
.id
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, saya menyambut baik penerbitan publikasi Statistik Daerah yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi dan kabupaten/kota. Penyusunan publikasi Statistik Daerah ini merupakan inovasi dan pengembangan kegiatan perstatistikan serta penyebarluasan informasi sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan visi BPS sebagai “ pelopor data statistik terpercaya untuk semua “.
as ik
ab
.b
Penerbitan publikasi Statistik Daerah dimaksudkan untuk melengkapi ragam publikasi statistik yang telah tersedia di daerah seperti Daerah Dalam Angka (DDA) yang telah terbit secara rutin dalam memotret kondisi daerah. Buku ini menyajikan indikator-indikator terpilih yang menggambarkan tentang kondisi daerah dalam bentuk tampilan uraian deskriptif sederhana.
tp
:// b
ek
Saya berharap, publikasi Statistik Daerah ini mampu memberikan informasi secara cepat dan tepat kepada pemerintah daerah dan masyarakat yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan, monitor dan evaluasi mengenai perkembangan pembangunan di berbagai sektor serta membantu para pengguna data lainnya dalam memahami kondisi umum daerahnya.
ht
Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi hingga terbitnya publikasi ini, dan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa meridhoi usaha kita.
Jakarta, September 2010 Kepala Badan Pusat Statistik,
DR. Rusman Heriawan Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
i
Kata Pengantar
ps .
go
.id
Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Bekasi 2010 diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Bekasi berisi berbagai data dan informasi terpilih seputar Kabupaten Bekasi yang dianalisis secara sederhana untuk membantu pengguna data memahami perkembangan pembangunan serta potensi yang ada di Kabupaten Bekasi.
as ik
ab
.b
Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Bekasi 2010 diterbitkan untuk melengkapi publikasi-publikasi statistik yang sudah terbit secara rutin setiap tahun. Berbeda dengan publikasi-publikasi yang sudah ada, publikasi ini lebih menekankan pada analisis.
:// b
ek
Materi yang disajikan dalam Statistik Daerah Kabupaten Bekasi 2010 memuat berbagai informasi/indikator terpilih yang terkait dengan pembangunan di berbagai sektor di Kabupaten Bekasi dan diharapkan dapat menjadi bahan rujukan/kajian dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan.
ht
tp
Kritik dan saran konstruktif berbagai pihak kami harapkan untuk penyempurnaan penerbitan mendatang. Semoga publikasi ini mampu memenuhi tuntutan kebutuhan data statistik, baik oleh instasi/dinas pemerintah, swasta, kalangan akademisi maupun masyarakat luas. Bekasi, September 2010 Kepala Badan Pusat Statistik KabupatenBekasi
Ir. Umi Hajar Jumiatin, MM Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
ii
.id
i
Kata Pengantar
ii
Daftar Isi
iii 1
11
Industri Pengolahan
17
3
12
Konstruksi
19
5
13
Hotel dan Pariwisata
20
Geografi dan Iklim
2
Pemerintahan
3
Penduduk
4
Ketenagakerjaan
7
14
Transportasi dan Komunikasi
21
5
Pendidikan
9
15
Perbankan dan Investasi
22
6
Kesehatan
11
16
Harga-harga
23
7
Perumahan
12
17
Pengeluaran Penduduk
24
8
Pembangunan Manusia
13
18
Perdagangan
25
9
Pertanian
14
19
Pendapatan Regional
26
10
Pertambangan dan Energi
16
20
Perbandingan Regional
27
Penjelasan Teknis
28
tp
:// b
ek
1
ht
as ik
.b
Kata Sambutan
ab
ps .
go
DAFTAR ISI
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
iii
PETA WILAYAH KABUPATEN BEKASI
Laut Jawa
go
.id
Kabupaten Karawang
ab
.b
ps .
DKI Jakarta
ht
tp
:// b
ek
as ik
Kota Bekasi
Kabupaten Karawang
Kabupaten Bogor
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
iv
Geografi dan Iklim Luas wilayah Kabupaten Bekasi sebesar 127,388 ha atau +/- 3,64 % dari luas wilayah Jawa Barat , mengalami hari hujan sebanyak 95 hari pada tahun 2009, curah hujan 1.597 mm dan suhu udara 28°-32° C. Peta Wilayah Kabupaten Bekasi
Kabupaten Bekasi memiliki luas wilayah sebesar 127.388 Ha yang terbagi atas 23 kecamatan dan 187 desa. Secara geografis Kabupaten Bekasi berada pada pada posisi 6º 10’ 53” - 6º 30’ 6” Lintang Selatan dan 106º 48’ 28” -107º 27’ 29” Bujur Timur. Topografinya
.g o. id
terbagi atas dua bagian, yaitu dataran rendah yang meliputi sebagian wilayah bagian utara dan selatan. Ketinggian lokasi antara 6 – 115 meter dan kemiringan 0 – 250. serta suhu udara antara
28-32°
Celcius.
Secara
ka b.
berkisar
bp s
dataran bergelombang di wilayah bagian
dengan :
ek a
☼ Laut jawa disebelah utara
si
administrasi Kabupaten Bekasi berbatasan
☼ Kabupaten Bogor disebelah Selatan
//b
☼ Kabupaten Karawang disebelah Timur
ht t
sebelah barat
p:
☼ Kota Bekasi dan Propinsi DKI Jakarta di
Tabel 1. Statistik Geografi dan Iklim Kabupaten Bekasi Uraian Luas (Ha)
Kondisi iklim di Kabupaten Bekasi terlihat
Curah hujan (mm)
2008
2009
127.388
127.388
1.568
1.597
84
95
dari data curah hujan, rata-rata curah hujan
Jumlah hari hujan (hari)
tahunan berkisar antara 2000-3000 mm/tahun,
Desa di Lembah DAS
-
-
yang berarti termasuk daerah tropis basah.
Desa di Lereng
6
6
Sumber Daya
Desa di Dataran
172
172
9
9
air
di
Kabupaten Bekasi
dimanfaatkan bagi kepentingan industri dan rumah tangga. Permasalahan yang perlu mendapat perhatian
dalam
pengelolaan
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
Desa di Pesisir
Sumber : Kabupaten Bekasi Dalam Angka 2010
1
Geografi dan Iklim
Grafik 1. Jumlah Hari Hujan di Wilayah Kabupaten Bekasi
sumber air permukaan adalah terjadinya fluktuasi air permukaan yang sangat mencolok pada musim hujan dan kemarau, hal ini terjadi karena akibat pengelolaan sumber daya air permukaan
120
optimal
sehingga
menyebabkan banjir pada musim penghujan
106 95
.g o. id
100
belum
disamping itu kualitas air bawah tanah yang
84
83
tidak terkendali sehingga berakibat pada intrusi
60
air laut yang semakin jauh dari garis pantai
bp s
80
kearah daratan.
ka b.
40
Wilayah Kabupaten Bekasi terdapat 16
20
sungai dengan lebar antara 3-80 m, dimana 4
2007
2008
2009
ht t
p:
//b
ek a
2006
si
0
diantaranya merupakan anak sungai Cibeet dan sungai cipamingkis (anak sungai Citarum) serta sungai cikeas dan sungai cileungsi (anak sungai Bekasi). Sungai tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya para petani yang menggunakan sebagai pengairan tanaman pangan. Sementara wilayah dibagian utara Kabupaten Bekasi berupa pantai (dataran rendah) yaitu kecamatan Muara Gembong, kecamatan
Babelan
dan
Tarumajaya.
Sementara
diselatan
sedikit Sistem pengairan masih diperlukan daerah pertanian di Kabupaten Bekasi
berbukit
terdapat
Kecamatan di
wilayah
kecamatan
Cibarusah, Bojongmangu.
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
2
Pemerintahan Jumlah kecamatan di Kabupaten Bekasi sebanyak 23 kecamatan, 183 desa dan 4 kelurahan. Tidak ada pemekaran desa maupun kecamatan namun perubahan status desa menjadi kelurahan di tahun 2009. Sejak otonomi daerah dan pemekaran
Grafik 2.1. Jumlah Anggota DPRD Kabupaten Bekasi Menurut Partai Periode 2009-2014
wilayah yang diberlakukan pada tahun 2001, Jumlah kecamatan di Kabupaten Bekasi tidak mengalami
perubahan,
yaitu
kecamatan P Hanura
sebanyak 187. Seiring dengan perkembangan
P Gerindra
daerah yang pesat baik penduduk maupun
PAN
ekonomi, terjadi perubahan status desa menjadi
PBB
4 2
PPP
kelurahan sebanyak 4 kelurahan serta jumlah
1
bp s
3
PDIP
perpolitikan
di
Kabupaten
ka b.
peta
8
2
PKP
PKB
Berdasarkan hasil pemilu legislatif 2009
3
PKS
rukun tetangga (RT) sebanyak 6.325 di tahun 2009.
1 1 1
.g o. id
sebanyak 23 dengan jumlah desa/kelurahan
Bekasi
P Golkar
0
si
6
2 2
P Demokrat
didominasi Partai Demokrat (PD) di DPRD,
6
1
7 5
10
Laki-laki
Keadilan Sejahtera (PKS). Jumlah anggota
Perempuan
ek a
kemudian diikuti Partai Golkar dan Partai
//b
DPRD yang berasal dari PD sebanyak 9 orang.
Table 2.1. Jumlah Wilayah Administrasi dan PNS di Lingkungan Pemda Kabupaten Bekasi
p:
Posisi kedua ditempati Partai Golkar dan PKS
ht t
dengan jumlah perolehan kursi masing-masing sebanyak 8, sedang posisi ketiga ditempati PDIP dengan jumlah perolehan kursi sebanyak
Uraian
Kecamatan
memperoleh 1 hingga 4 kursi. Menurut jenis
Desa
kelaminnya anggota DPRD masih didominasi
Kelurahan
anggota DPRD perempuan hanya 7 orang. Hal ini
mengindikasikan
masih
tingginya
ketimpangan gender dalam bidang politik.
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
2008
2009
Wilayah Administrasi
7, sementara partai-partai lainnya hanya
oleh laki-laki yaitu sebanyak 43 orang, sedang
2007
23
23
23
187
187
182
-
-
5
Laki-laki
6 804
7 015
7 307
Perempuan
6 608
6 742
6 880
13 412
13 757
14 187
PNS
Jumlah
Sumber : Kabupaten Bekasi Dalam Angka, 2010
3
Pemerintahan Penerimaan APBD Kabupaten Bekasi Tahun 2009 sebesar Rp. 1,623 triliun, mengalami kenaikan sebesar 16,12 persen dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp. 1,398 triliun
3.907
326
SD
337
5.155
SLTP SLTA
4.007
ka b.
DI-DIII DIV-S1
ek a
si
S2-S3
p:
//b
Table 2.2. APBD Kabupaten Bekasi Tahun 2008-2009 2008
ht t
Anggaran
Data yang ada menunjukkan adanya peningkatan kualitas PNS dari sisi pendidikan, yaitu semakin berkurangnya jumlah pegawai yang berpendidikan SMA ke bawah, sementara jumlah pegawai yang berpendidikan tinggi (diploma ke atas) semakin meningkat. Pada tahun 2009 sekitar 39% PNS di Bekasi berpendidikan sarjana, sementara masih ada 2 % di antara mereka yang berpendidikan SD.
.g o. id
455
Pada tahun 2009 jumlah pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan pemerintah daerah Kabupaten Bekasi sebanyak 14.187 orang, dengan komposisi laki-laki dan perempuan sebanyak 7.307 dan 6.880 orang.
bp s
Grafik 2.2. Jumlah PNS di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bekasi Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2009
2009
Pendapatan Asli Daerah
249.063,81
287.299,51
Dana Perimbangan
977.738,73
1.077.791,05
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
171.467,82
258.562,75
APBD
1.398.270,36
1.623.653,31
Pada tahun 2009 APBD Kabupaten Bekasi sebesar Rp. 1.623.653,31 juta (1,624 triliun). Meningkat sebesar 16,12 persen dibandingkan tahun 2008. Dari total realisasi penerimaan, PAD menyumbang sebesar Rp. 287,30 milyar rupiah atau sekitar 17,69%, sedangkan dana perimbangan merupakan penyumbang terbesar, yaitu sebesar Rp. 1,08 triliun atau sekitar 66,38%. Dana perimbangan merupakan dana bagi hasil pajak/bukan pajak, DAU serta DAK. Sementara lain-lain pendapatan yang sah sebesar Rp. 256,56 milyar merupakan dana dari bagi hasil pajak atau bantuan dari pemerintah provinsi atau dari pemerintah lainnya.
Sumber : Kabupaten Bekasi Dalam Angka, 2010
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
4
Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bekasi selama 5 tahun terakhir cukup tinggi rata-rata diatas 3 persen, sebagai daerah industri Kabupaten Bekasi menjadi tempat untuk bermigrasi mencari pekerjaan.
Komposisi penduduk Kabupaten Bekasi didominasi
oleh
penduduk
Grafik 3.1. Piramida Penduduk Kabupaten Bekasi Tahun 2009
muda/dewasa.
Dimana penduduk didominasi oleh kelompok umur 0-4 sampai kelompok umur 45-49. Penduduk Kabupaten Bekasi tahun 2009 mencapai
2.274.842
jiwa,
dengan
laju
.g o. id
pertumbuhan penduduk sebesar 3,19 persen. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1.164.257
untuk setiap 100 penduduk perempuan terdapat
ka b.
104 penduduk laki-laki. Dengan luas wilayah
bp s
dan perempuan sebanyak 1.110.585. Rasio jenis kelamin (sex ratio) sebesar 104,81 atau
10.981 11.827 10.597 11.080 11.526 12.343 21.106 19.248 23.387 20.085 41.454 32.477 51.252 42.915 74.964 64.209 98.776 87.374 119.922 115.649 123.176 135.430 125.585 138.708 101.099 97.345 113.191 104.510 118.854 108.534 92.862 84.711 Perempuan Laki-laki
sekitar 1.273,88 km2, maka rata-rata kepadatan
ek a
si
penduduk tiap km2 sebanyak 1.747 orang.
Penduduk menurut umur menunjukkan
//b
bahwa penduduk usia produktif (15 - 64 tahun)
p:
mencapai 1.568.924 orang atau 68,97%. Sedangkan penduduk yang belum produktif (<10
Tabel 3.1. Indikator Kependudukan Kabupaten Bekasi Tahun 2007-2009 2007
2008
2009
2,126,189
2,193,776
2,274,842
Pertumbuhan penduduk
3,46
3,19
3,69
ketergantungan sebesar 45,04 atau setiap 100
Kepadatan Penduduk
1.669
1.722
1669
orang penduduk usia produktif menanggung 45
Sex Ratio (L/P)
104,85
104,85
104,81
orang penduduk usia non produktif.
Jumlah Rumah Tangga
545.968
566.936
573.083
3,89
3,87
3,97
51,79
49,27
45,04
ht t
Uraian
tahun) 636.377 orang atau 27,98% dan yang tidak produktif lagi (65 tahun ke atas) 65.541 orang
atau
3,07%.
Sehingga
beban
Sementara jumlah rumah tangga sebanyak
Jumlah Penduduk
Rata-rata ART
573.083 rumahtangga dengan rata-rata anggota
Rasio Beban Ketergantungan
rumah tangga (family size) sebesar 3,97 orang.
Sumber : Kabupaten Bekasi Dalam Angka, 2010
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
5
Hasil Sensus Penduduk 2010 Hasil sementara Sensus Penduduk 2010 terdata jumlah penduduk Kabupaten Bekasi sebanyak 2.629.551 jiwa. Dengan komposisi 1.345.500 jiwa penduduk laki-laki dan 1.284.051 perempuan.
Grafik 3.2. Penduduk Kabupaten Bekasi Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 Menurut Kecamatan
Hasil sementara Sensus Penduduk 2010 yang baru lalu, jumlah penduduk Kabupaten Bekasi sebanyak 2.629.551 jiwa dengan
35513
Muaragembong Cabangbungin Pebayuran Sukakarya Sukatani Sukawangi Tambelang Tarumajaya Babelan Tambun Utara Tambun Selatan Cikarang Barat Cibitung Karangbahagia Cikarang Utara Kedungwaringin Cikarang Timur Bojongmangu Cibarusah Cikarang Selatan Cikarang Pusat Serang Baru Setu
komposisi 1.345.500 penduduk laki-laki dan
47860
1.284.051 penduduk perempuan.
92462 42386 70179
Kecamatan Tambun Selatan, Cikarang
43086
Utara dan Cikarang Barat merupakan tiga besar
.g o. id
35369 109249
kecamatan dengan penduduk terbanyak, yakni
209375
masing-masing 416.910, 230.721 dan 211.103
136680 416910
bp s
jiwa. Sedangkan 3 kecamatan dengan penduduk
211103 195645
paling sedikit adalah Kecamatan Bojongmangu,
90450
sebanyak 24.875, 35.369 dan 35.513 jiwa.
91548 74858 143625
sebesar 4,69 persen dari semula 1.668.494 jiwa
111694
p:
pada tahun 2000 menjadi 2.629.551 jiwa pada
100000 200000 300000 400000 500000
ht t
0
Tabel 3.2. Perbandingan Hasil Sensus Penduduk 2000 dan 2010 di Kabupaten Bekasi Uraian
Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, jumlah penduduk Kabupaten Bekasi tumbuh
//b
56495
ek a
si
24875
103940
Tambelang dan Muaragembong masing-masing
ka b.
230721 55528
tahun 2010. Rasio jenis kelamin dan rata-rata kepadatan
penduduk
juga
mengalami
perubahan, yaitu dari 104,28 pada tahun 2000 menjadi 104,78 pada tahun 2010. Tingginya laju
2000
2010
1,668,494
2,629,551
2000 salah satunya sebagai akibat dari adanya
- Laki-Laki
835,395
1,345,500
migrasi untuk mencari pekerjaan serta banyak
- Perempuan
833,099
1,284,051
penduduk yang bekerja di ibukota Jakarta
Jumlah Penduduk (jiwa)
LPP (%) Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) Rasio Jenis Kelamin
4.69 1,310
2,064
100.28
104.78
pertumbuhan penduduk bila dibandingkan tahun
menetap di Bekasi.
Sumber : Hasil Sensus Penduduk 2010
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
6
Ketenagakerjaan Tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Bekasi tahun 2009 sebesar 10,41 persen menurun bila dibandingkan tahun 2008 sebesar 13,29 persen.
Grafik 4.1. Pencari Kerja, Lowongan Kerja dan Penempatan Kerja, 2007-2009
Penduduk yang berumur 15 tahun ke atas adalah mereka yang digolongkan sebagai penduduk usia kerja.
Pada tahun 2009
kelompok usia kerja ini berjumlah 1.547.979
40000
orang, atau 68,05 % dari jumlah seluruh
35000
penduduk.
30000 25000
tercatat 39.125 orang. Mereka paling banyak
20000
kelompok pria 20.276 orang atau 51,82%. Dari
15000
pencari kerja tersebut yang sudah mendapat
10000
15847 13088
bp s
8048
11,02%. Hal tersebut memperlihatkan adanya
2007
si
Pencari Kerja
ek a
dengan penempatan kerja. Sementara itu, masih
//b
penempatan kerja, hal ini mengindikasikan tidak oleh angkatan kerja yang ada sehingga gap ini
ht t
2008
2009
Lowongan Kerja
Tabel 4.1. Indikator Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi Tahun 2008-2009
p:
terserapnya secara penuh pasar tenaga kerja
6919 4312
0
gap yang cukup jauh antara jumlah pencari kerja terdapat pula gap antara lowongan kerja dengan
6970 2514
5000
ka b.
penempatan berjumlah 4.312 orang atau
.g o. id
Pencari kerja yang terdaftar di Disnaker
39125
38738
Uraian
2008
2009
diisi oleh angkatan kerja dari luar Kabupaten Bekasi. Tingkat pengangguran terbuka tahun 2009
TPAK
86,71
89,59
Tingkat Pengangguran
13,29
10,39
854.404
911.362
Bekerja
sebesar 10,41 persen, terjadi penurunan angka
Bekarja di Sektor Pertanian
123.686
136.364
pengangguran bila dibandingkan tahun 2008
Bekerja di Sektor Manufaktur
230.721
249.410
yang sebesar 13,29 persen. Sektor perdagangan
Bekerja di Sektor Perdagangan
250.794
271.849
dan
Bekerja di Sektor Jasa
103.097
116.454
Bekerja di Sektor Lainnya
146.106
137.285
industri
pengolahan
mendominasi
penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Bekasi.
Sumber : Sakernas, 2008
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
7
Ketenagakerjaan
Upah Minimum Kabupaten Bekasi Tahun 2010 sebesar Rp. 1.168.974,mengalami kenaikan sebesar 6 persen bila dibandingkan UMK 2009 yang sebesar Rp. 1.084.140,Berdasarkan perbandingan menurut lima
Tabel 4.2. Upah Minimum Kabupaten Bekasi Tahun 2009-2010 2009
Kebutuhan Hidup Layak (KHL)
utama,
pilihan
bekerja
di
sektor
perdagangan masih mendominasi pasar kerja di 2010
1,119,434 1,205,128
Kabupaten Bekasi sebanyak 271.849 orang pada tahun 2009, yang diikuti dengan sektor manufaktur
sebanyak
249.410
orang.
Sementara pekerja di sektor pertanian sebanyak
.g o. id
Uraian
sektor
136.364 orang. Komposisi tersebut tidak Upah Minimum Kabupaten(UMK)
1,084,140 1,168,974
mengalami perubahan dibanding tahun 2008.
Capaian UMK terhadap KHL
96.85
97.00
ka b. //b
ek a
si
1.084.140,- pada tahun 2009 menjadi Rp
Grafik 4.2. Produktivitas Tenaga Kerja Tahun 2007-2009
59.00 58.50
60.04
1.168.974,-.yang digunakan untuk UMK tahun 2010. Peningkatan UMK yang digunakan tahun 2010 dibandingkan tahun 2009 sebesar 7,83 persen sejalan dengan inflasi yang terjadi ditahun 2010.
ht t
59.50
p:
60.00
mengalami peningkatan. Selama periode 20092010 UMK Kabupaten Bekasi meningkat dari Rp
Sumber : Disnaker Kabupaten Bekasi
60.50
bp s
Upah minimum kabupaten (UMK) Bekasi terus
Sementara produktivitas tenaga kerja di Kabupaten Bekasi bila dilihat dari nilai PDRB
58.00 57.50
ADH konstan pada tahun 2009 lebih rendah
57.70
57.00 56.50
56.83
56.00
produktivitasnya yakni 56,83 juta dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp. 57,70 juta. Ini
55.50
menunjukan terjadi perlambatan perekonomian
55.00 Produktivitas 2007
2008
ditahun 2009 dibandingkan tahun 2008.
2009
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
8
Pendidikan Rata-rata angka partisipasi sekolah di Kabupaten Bekasi untuk penduduk usia 7-12 diatas 97 persen, penduduk usia 13-15 diatas 82 persen, dan penduduk usia 16-18 terbilang rendah yaitu sekitar 50 persen Penduduk laki-laki di Kabupaten Bekasi
Secara umum penduduk di perkotaan Bekasi
93,69
baca tulis lebih tinggi dibanding perempuannya.
93,67
93,5
seperti juga di daerah lain memiliki kemampuan
mempunyai kemampuan baca tulis yang lebih baik
dibandingkan
penduduk
perdesaan.
.g o. id
Berdasarkan hasil SUSENAS 2008, Sementara angka melek huruf juga mengalami peningkatan Demikian pula rata-rata lama sekolah naik menjadi 8,21 tahun.
ka b.
Angka partisipasi sekolah anak usia
bp s
dari 93,67 menjadi 93,69 persen ditahun 2009.
sekolah dasar cukup tinggi dan cenderung
2007
2008
2009
si
mengalami peningkatan dari tahun 2005 hingga persen
mengalami
Tabel 5. Indikator Pendidikan Kabupaten Bekasi Tahun 2007-2009
peningkatan
//b
99,26
ek a
tahun 2009, APS usia 7-12 tahun 2009 sebesar
p:
dibandingkan tahun 2008 yang sebesar 99,22 persen. Hal ini dimungkinkan dengan adanya
2007
2008
2009
dasar dari pemerintah. Namun hal tersebut
Angka Melek Huruf
93.5
93.67
93.69
belum berlaku untuk tingkat SLTP (usia 13-15
Rata-rata Lama Sekolah
8,10
8.10
8.21
tahun) dan SLTA (usia 16-18 tahun) sehingga
Angka Partisipasi Sekolah
ht t
Uraian
program BOS dan sekolah gratis untuk sekolah
angka partisipasi sekolahnya relatif lebih kecil,
7-12
98.5
99,22
99,26
yaitu 82,90 persen untuk SLTP dan hanya 53,92
13-15
83.4
82,41
82,90
persen untuk SLTA. rendahnya angka partisipasi
16-18
51.3
54,43
53,92
sekolah untuk tingkat SLTA karena tingginya biaya pendidikan untuk tingkat sekolah ini . Grafik 5.1. Angka Melek Huruf Kabupaten Bekasi, Tahun 2007-2009 Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
Sumber : BPS-Susenas
9
Pendidikan
Sarana dan prasana sekolah di Kabupaten Bekasi cukup memadai ini terlihat dari rasio jumlah sekolah terhadap murid yang ada.
Grafik 5.2. Jumlah sekolah, guru dan murid sekolah umum di Kabupaten Bekasi, 2009
Pendidikan
merupakan
salah
satu
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi untuk mencapai masyarakat yang sejahtera. Sarana dan prasana sekolah di Kabupaten cukup
287725
memadai ini terlihat dari jumlah sekolah yang ada. Jumlah Sekolah Dasar umum hingga tahun
250000
2009 di Kabupaten Bekasi berjumlah 800
200000
9926
92737
guru sebanyak 9.926. Sekolah Menengah 3606
27962
215
S…
1504
76
0 Murid
S…
Sekolah
//b
ek a
Grafik 5.3. Jumlah sekolah, guru dan murid sekolah agama di Kabupaten Bekasi, 2009
27.962 murid dan guru sebanyak 1.504. Kelangsungan kegiatan pendidikan selain dikelola oleh Depdiknas terdapat juga sekolah
p:
agama yang dikelola oleh Depag. Keberadaan
ht t
sekolah ini telah melengkapi sarana pendidikan umum. Madrasah Ibtidaiyah (MI) merupakan sekolah setara SD dimana pada keadaan tahun
26021 27950
2009 berjumlah 173, Tsanawiyah (MTs) setara
173
1711
25000
SMP berjumlah 124 serta Madrasah Aliyah (MA)
20000
MI
2890
15000 10000
Negeri dan 147 Swasta dan total murid 92.737 berjumlah 76 sekolah dengan menampung
SD
si
SMP
30000
Pertama sebanyak 215 sekolah, terdiri dari 68 dengan 3.606 Guru. SMU di Kabupaten Bekasi
Guru SMA
SD
bp s
100000 50000
sekolah dengan menampung 287.725 murid dan
800
ka b.
150000
.g o. id
300000
4721
5000
124 MTs
788
34
0
Murid
Guru MA
MA
setara SMU/SMK berjumlah 34. Untuk jumlah guru dan murid baik Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah dapat dilihat dalam grafik 5.3.
Sekolah MTs
MI
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
10
Kesehatan Sebagian besar kelahiran di Kabupaten Bekasi mengandalkan tenaga medis khususnya bidan, sementara kelahiran yang ditolong dukun masih cukup banyak. . Grafik 6. Fasilitas Kesehatan untuk Berobat Jalan
Pada tahun 2008, fasilitas kesehatan yang terbanyak didatangi penduduk untuk berobat jalan di Kabupaten Bekasi adalah praktek dokter
Praktek Dokter 43,59
dan/atau poliklinik, yaitu mencapai 43,59 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa fasilitas tersebut cukup banyak dan mudah dijangkau oleh
.g o. id
penduduk serta biaya berobat yang dikeluarkan relatif murah.
RSUD 1,78
dan sementara yang berobat jalan ke rumah sebanyak 9,73 dan 1,78 persen. Hal tersebut
Uraian
si
karena masih sedikitnya jumlah rumah sakit
ek a
serta letaknya yang cenderung di tengah kota
//b
sehingga sulit dijangkau oleh penduduk.
p:
Persentase tertinggi penolong kelahiran di
ht t
Kabupaten Bekasi dilakukan oleh bidan yaitu mencapai 51,82 persen. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan penduduk di bidang kesehatan cukup tinggi dengan memahami
Puskesmas 22,79
Tabel 6.1. Beberapa Indikator Kesehatan Kabupaten Bekasi
ka b.
sakit swasta dan pemerintah relatif sedikit, yaitu
bp s
Persentase penduduk berobat jalan yang mendatangi puskesmas mencapai 22,79 persen
Lainnya 22,11
RS Swasta 9,73
11,05
20,98
15,52
Bidan
56,83
47,12
51,82
T enaga Medis Lainnya
10,32
0,83
0,33
Dukun
21,80
31,07
32,33
1,78
Berobat Jalan RS Pemerintah
8,61
3,56
RS Swasta
7,22
10,14
9,73
Puskesmas
39,99
22,71
22,71
Klinik/Praktek Dokter
23,83
22,24
43,59
Lainnya
20,35
41,35
22,11
68.74
69.07
dilahirkan. Sementara itu, balita yang proses
Sumber : BPS-Susenas, 2008
balita yang dibantu oleh dukun 32,33 persen. Angka harapan hidup tahun 2009 menjadi
Tabel 6.2. Tabel Angka Harapan Hidup Uraian
Angka Harapan Hidup
2007
2008
68,43
68.74
Sumber : BPS-Susenas, 2008
69,07 tahun.
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
2008
Dokter
Angka Harapan Hidup
mencapai 15,52 persen, sedangkan persalinan
2007
Penolong Kelahiran
pentingnya keselamatan ibu dan bayi yang kelahirannya di tolong oleh dokter baru
2006
11
2009
69.07
Perumahan
Pertumbuhan sektor perumahan di Kabupaten sangat pesat, rumah sehat sederhana diharapkan dapat memberikan kelayakan tempat tinggal untuk meningkatkan kesejateraan dan kesehatan.
2007
2008
2009
Atap yang Layak
99,88
99,91
99,90
Dinding Permanen
78,34
85,59
87,02
Lantai Bukan Tanah
73,76
80,99
82,37
95,51
93,44
93,84
Listrik PLN
98,44
98,48
98,39
Gas Untuk Memasak
15,72
60,90
78,04
Luas Lantai Diatas 20 m
2
Sumber : BPS-Susenas, 2009
66.29
98.11
62.33 78.08
74.50
78.62
91.34
56.08 94.16
ht t
p:
//b
ek a
si
Grafik 7. Distribusi Persentase Rumah tangga menurut Penguasaan Rumah, Sumber Air Bersih dan Fasilitas Buang Air, 2007-2009
2007 2008 2009 Rumah Milik Sendiri
Dilihat dari sisi kelayakan atap yang dimiliki rumah tangga, lebih dari 99% rumah memiliki atap yang layak. Sedang untuk dinding rumah yang permanen, jenis lantai selain tanah dan luas bangunan rumah diatas 20 m2 masingmasing berkisar antara 70 hingga 90% lebih.
ka b.
Persentase Rumah Tangga dengan :
.g o. id
Uraian
Pertumbuhan jumlah penduduk senantiasa berbanding lurus dengan pertumbuhan jumlah rumah tangga dan hal ini menyebabkan munculnya masalah penyediaan lahan dan kepemilikan rumah. Secara umum masalah perumahan lebih kompleks terjadi di wilayah perkotaaan.
bp s
Tabel 7. Indikator Perumahan di Kabupaten Bekasi
Sumber Air Bersih
Fasilitas Buang Air
Rumah tangga yang memiliki sumber penerangan rumah dari listrik PLN di Kabupaten Bekasi cukup tinggi, yaitu sekitar 98,39%. Dan terjadi peningkatan yang cukup nyata pada rumah tangga yang menggunakan gas sebagai sumber energy untuk memasak pada periode 2007-2009, yaitu yang semula hanya sekitar 15% pada tahun 2008 meningkat menjadi 78% lebih pada tahun 2009. Pada periode tahun 2007-2009, lebih dari 70% rumah tangga di Kabupaten Bekasi memiliki rumah sendiri sedang sisanya masih sewa, kontrak, dan sebagainya. Akses rumah tangga ke air bersih cukup tinggi dan makin meningkat dari tahun ke tahun, yaitu dari sekitar 94,16 % pada tahun 2008 menjadi sekitar 98,11 % pada tahun 2009. Demikian juga yang memiliki fasilitas buang air sendiri, yaitu dari 62,23% pada tahun 2008 meningkat menjadi 66,29% pada tahun 2009.
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
12
Pembangunan Manusia Indeks komposit Pembangunan Manusia Kabupaten Bekasi meningkat 0,37 point yakni dari 72,10 menjadi 72,47ditahun 2009. Sementara angka kemiskinan sebesar 5,97 persen.
Kemajuan pembangunan manusia secara
Grafik 8. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Bekasi, 2005-2009
umum dapat ditunjukkan dengan melihat perkembangan indeks pembangunan manusia (IPM) yang mencerminkan capaian kemajuan di
80.45
bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi.
71.55
Dengan melihat perkembangan angka IPM tiap
belum
dalam mencapai
61.82
pembangunan hasil
yang
73.45
62.96
63.26
ka b.
pada tahun 2008 menjadi 72,47 pada tahun
72.90
bp s
diharapkan. Walaupun angka IPM Kabupaten Bekasi terus mengalami peningkatan dari 72,10
72.47
.g o. id
manusia
Bekasi
80.70
72.10 72.38
tahun, tampaknya kemajuan yang dicapai Kabupaten
80.45
2009. Indeks Kesehatan meningkat dari 72,90 menjadi
63,26
sementara
Indeks
ek a
62,96
si
menjadi 73,45, Indek Daya Beli meningkat dari Pendidikan meningkat dari 80,45 menjadi 80,70.
//b
Tingkat kemiskinan di Bekasi juga masih
p:
relatif rendah jika dibandingkan dengan tingkat
ht t
kemiskinan Provinsi Jawa Barat. Persentase penduduk miskin di Kabupaten Bekasi mencapai 5,89 persen pada tahun 2008 dan meningkat
IPM Indeks Pendidikan
Indeks PPP Indeks Kesehatan
Tabel 8. Penduduk Miskin di Kabupaten Bekasi, Tahun 2008-2009 Uraian
2008
2009
%
191.737
244.603
27,57
5,89
5,97
0,08
130,370
136,670
4,83
menjadi 5,97 persen pada tahun 2009 atau sebanyak 136.670 orang..
Garis Kemiskinan (Rp./Kapita/Bulan)
Penetapan angka kemiskinan didasarkan pada garis kemiskinan, yaitu pengeluaran per orang per bulan. Garis kemiskinan di Kabupaten Bekasi mengalami peningkatan dari sebesar Rp.
Persentase Penduduk Miskin Jumlah Penduduk Miskin (jiwa)
191.737,- pada tahun 2008 menjadi Rp. 244.603,- pada tahun 2009.
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
Sumber : BPS-Susenas, 2009
13
Pertanian Luas panen dan produktivitas padi di tahun 2009 meningkat dibandingkan tahun 2008 menjadikan produksi padi Kabupaten Bekasi sebesar 665.884 ton atau naik 13,56 persen. ,-
Grafik 9. Produktivitas Tanaman Padi Palawija (Kw/Ha), 2005-2009 200.00
95.95 54.57
dengan tahun 2009 cenderung meningkat dengan peningkatan rata-rata 6,02 persen per tahun.
126.40 85.00
104.71
56.05
55.11
93.31 55.89
15.76 22.89
20.77
50.00
17.84
Perkembangannya selama tahun 2005 sampai
Peningkatan produksi tertinggi terjadi pada
.g o. id
100.00
138.75
127.60 126.86 129.25
tahun 2009 mencapai sekitar 665.884 ton.
60.92
tahun 2009 lebih disebabkan oleh naiknya luas
37.16
panen
dan
Kabupaten 2009
ek a 2008
setiap
tahun
selalu
Kabupaten Bekasi mencapai 60,92 kuintal per
//b
p: ht t
Luas Panen (Ha) Padi Jagung Singkong Ubi Kacang Tanah Kedelai Kacang Hijau Produksi (ton) Padi Jagung Singkong Ubi Kacang Tanah Kedelai Kacang Hijau
2007
Bekasi
meningkat. Pada tahun 2009 produktivitas padi ha, naik dibandingkan pada tahun 2008 yang hanya 55,89 kuintal per ha.
Tabel 9.1. Produktivitas Tanaman Padi Palawija, 2007-2009 Uraian
sisi
ka b.
2008 Jagung Ubi Kedelai
si
2007
Dari
produktivitas, tampaknya produktivitas padi di
0.00
2005 2006 Padi Singkong Kacang Tanah Kacang Hijau
produktivitasnya.
bp s
150.00
188.23
Produksi padi di Kabupaten Bekasi pada
2009
Produksi
tanaman
palawija
yang
perkembangannya cukup menggembirakan di Kabupaten Bekasi adalah singkong/ubi kayu.
104.05 180 106 17 115 11 81
104.852 135 176 22 89 47 26
109.297 243 175 8 160 82 33
573.411 412 1.37 178 158 11 80
586.374 280 2.225 205 134 48 25
665.884 903 3.294 111 184 121 34
Selama 2 tahun terakhir produksi singkong meningkat sebesar 48 persen sehingga pada tahun 2009 mencapai sekitar 3.294 ton dari semula hanya sebesar 2.225 ton. Singkong dan ubi memiliki produktivitas yang cukup tinggi dalam kurun waktu 2 tahun terakhir.
Sumber : Kabupaten Bekasi Dalam Angka, 2010
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
14
Pertanian sub sektor perikanan
Kecamatan Muaragembong merupakan penyumbang terbesar pada subsektor perikanan laut Potensi perikanan laut di Kabupaten Bekasi terdapat di 3 kecamatan yakni kecamatan Muaragembong, Babelan dan Tarumajaya. Sementara potensi perikanan darat menyebar di 23 kecamatan kecuali ikan tambak (bandeng) ada di 3 kecamatan. Produksi perikanan di tahun 2009 sebesar 24.684 ton
.g o. id
Kabupaten Bekasi baik darat maupun laut pada mengalami
tahun 2008 yang sebesar 23.512,13 ton. Produksi perikanan laut selama tahun 2009 persen dibandingkan tahun 2008. Demikian pula
meningkat sebesar 5,15
si
perikanan darat
Potensi perikanan laut di kecamatan Muara Gembong
ka b.
mengalami peningkatan, yaitu sebesar 2,99
bp s
kenaikan sebesar 4,98 persen dibandingkan
Tabel 9.2. Produksi Perikanan Laut dan Perikanan Darat di Kabupaten Bekasi (ton), 2007-2009
ek a
persen. Jenis perikanan darat yang banyak memproduksi ikan adalah tambak dengan
Uraian
2007
2008
2009
//b
produksi 22.335,35 ton dengan jenis ikan
p:
bandeng dan udang. Sementara potensi ikan
ht t
darat dikolam juga mengalami peningkatan dari 569,79 ton ditahun 2008 menjadi 636,83 ton di tahun 2009 atau naik sebesar 11,77 persen. Ikan di jaring apung dan kolam juga mengalami kenaikan produksi. Hanya jenis ikan sawah yang mengalami penurunan produksi.
I. Perikanan laut II. Perikanan darat - Kolam - Tambak - Jaring Apung
1.101,43 1.756,90 1.809,60 6.952,70 21.755,23 22.874,60 529,80 569,79 636,83 6.370,00 21.131,79 22.335,35 47,50 47,86 53,38
- Sawah - Perairan umum
5,40 1.101,43
5,79 5,40
Sumber : Kabupaten Bekasi Dalam Angka, 2010
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
15
2,88 5,62
Pertambangan dan Energi Hasil lifting produksi minyak bumi dan gas bumi Kabupaten Bekasi tahun 2009 sebesar 5,3 juta barrel dan gas bumi sebesar 10,42 juta MMBTU. Potensi ini terdapat di kecamatan Babelan. Secara umum sektor pertambangan dan
Tabel 10.1. Hasil Lifting Minyak Bumi dan Gas di Kabupaten Bekasi Tahun 2008-2009 Uraian
2008
energi di Kabupaten Bekasi menunjukkan perkembangan yang positif jika dilihat dari beberapa indikator seperti produksi bahan
2009
tambang khususnya minyak bumi dan gas,
5139183,03 5,296,680.00 9,235,050.00 10,423,830.00
produksi
listrik.
Sementara
bahan
galian
golongan C seperti batu, pasir, tanah urug
.g o. id
Minyak Bumi (Barrel) Gas Bumi (MMBTU)
mengalami penurunan seiring dengan pesatnya pembangunan
Sumber : Kabupaten Bekasi Dalam Angka, 2010
di Kabupaten Bekasi yang
bp s
memerlukan bahan bangunan.
ka b.
Selain minyak bumi potensi gas bumi di
Kabupaten Bekasi juga mengalami peningkatan MMBTU atau naik sebesar
industri serta untuk keperluan rumah tangga. Sebagai sumber penerangan dan energi
ht t
Gambar : Eksplorasi minyak dan gas bumi diKec. Babelan
Tabel 10.2. Perkembangan Daya Terpasang, Listrik Yang Terjual dan Pendapatan 2008-2009 Uraian
2008
2009
lain baik di sektor rumahtangga maupun industri, listrik memegang peranan yang sangat vital. Produksi listrik (daya terpasang) di Bekasi pada tahun 2009 sebesar 1.946.230 KVA, listrik terjual sebesar
Daya Terpasang (KVA)
474.25
1.946.230
Listrik Terjual (kwh)
885.973.366
440.167.000
Pendapatan (000)
571.263.673
284.478.000
Sumber : Kabupaten Bekasi Dalam Angka, 2010
12,87 persen.
Produksi gas ini sebagian besar dialirkan untuk
p:
//b
ek a
si
dari 9,24 juta MMBTU menjadi 10,42 juta
pendapatan
440.167.000 kwh dengan
284,45
pendistribusiannya
milyar. sekitar
Dilihat 70
dari persen
didistribusikan ke rumah tangga,19 persen digunakan untuk industry, 7 persen untuk bisnis serta sosial sekitar 2 persen untuk sosial.
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
16
Industri Pengolahan Sektor industri merupakan sektor dominan dalam perekonomian Kabupaten Bekasi. Sektor ini menyumbang hampir 80 persen terhadap perkonomian Kabupaten Bekasi.
Dari 788 industri besar sedang pada tahun
Tabel 11.1. Banyaknya Industri Pengolahan, Tenaga Kerja, Nilai Tambah di Kabupaten Bekasi,2007-2009
2009 terjadi penyerapan tenaga kerja sebesar 229.060 tenaga kerja, mengalami kenaikan sebesar 8,07 persen dibandingkan tahun 2008
Uraian
2007
2008
2009
yang sebesar 212.838 tenaga kerja. Kelompok Industri Pengolahan
industri yang paling banyak menyerap tenaga
Produktivitas (jt)
213.838
229.060
59,124.59
65,243.58
69,059.46
267.54
305.11
301.49
Sumber : Kabupaten Bekasi Dalam Angka, 2010
Tabel 11.2. Banyaknya Perusahaan Industri Besar dan Sedang menurut Kelompok Industri
ka b.
tambah sebesar 17,35 triliun. Sementara KBLI
si
32 (textil, pakaian jadi dan kulit ) pada urutan ke-
KBLI
3 dengan jumlah perusahaan 73 menyerap
ek a
220.991
bp s
kelompok industri ini memberikan nilai tambah
sebesar 36,798 tenaga kerja dengan nilai
788
.g o. id
Nilai Tambah (mlyr)
yaitu sebanyak 116.344 tenaga kerja dan
menyerap tenaga kerja terbesar kedua yakni
752
Tenaga Kerja
kerja adalah Barang-barang dari logam, mesin
bruto/PDRB sebesar 36,05 trilyun. Industri kimia
842
Banyaknya
Nilai
Tenaga Kerja
Industri
Tambah Bruto (jt)
tenaga kerja sebanyak 32.858 dengan nilai
31
40
6.213
2,033,544.13
tambah
sisi
32
73
32.858
6,549,907.96
produktivitas secara total pada tahun 2009
33
24
5.786
185,718.93
34
37
6.891
695,293.47
35
174
36.798
17,348,294.37
36
28
11.371
309,900.90
37
25
5.477
1,947,021.72
38
380
116.344
36,053,889.60
triliun.
//b
6,55
Dari
p:
sebesar
ht t
sebesar 301,49 juta tidak setinggi ditahun 2008 sebesar 305,11 juta. Penurunan kinerja ekonomi sektor industri ditahun 2009 dimungkinkan dampak krisis global yang melanda dunia yang berimbas pada sektor manufacturing. Sementara
adanya
sektor
industri
memberikan pengaruh yang berarti terhadap pergerakan ekonomi sektor perdagangan di Kabupaten Bekasi.
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
39
7
7.322
3,935,890.86
2009
788
229.06
69,059,461.93
2008
752
213.838
65,243,577.15
2007
842
220.991
59,124,592.60
2006
744
117.772
53,066,161.20
2005
749
118.975
45,633,905.59
Sumber : Kabupaten Bekasi Dalam Angka, 2010
17
Industri Pengolahan 16 kawasan industri di Kabupaten Bekasi memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap perekonomian Kabupaten Bekasi.
Tingginya
Tabel 11.3. Kawasan Industri di Kabupaten Bekasi Uraian
kontribusi
sektor
industri
pengolahan di Kabupaten Bekasi terlihat dengan adanya 16 kawasan industry dengan 5 kawasan
2009
industri terbesar seperti MM2100, Jababeka, 790
Kawasan Industri Jababeka II
250
Bekasi Fajar Industrial Estate
700
Megapolis Manunggal Industrial Estate
760
Lippo City Development
EJIP, Lippo, Bekasi Fajar Industrial Estate dan Hyundai. Ke-16 kawasan ini secara keseluruhan
.g o. id
Kawasan Industri Jababeka
memiliki total luas 6.219,40 Ha.
427,4
Selain di kawasan penyebaran perusahaan
East Jakarta Industri Park (EJIP)
320
Hyundai Inti Development
200
Rawa Intan
100
Tambun Selatan. Kenyataan ini membuktikan 80
90
persen kinerja perekonomian Kabupaten Bekasi
20
ditopang oleh sektor industri pengolahan.
54
Beberapa perusahaan besar yang terdapat di
Jatiwangi Utara
si
Gobel Dharma Nusantara
20
ek a
YKK Indonesia Zipper
18
ht t
p:
Indo Kargomas Persada Gerbang Teknologi Cikarang
//b
Kawasan Dharma Industri
Sumber : Bappeda
bp s
ka b.
Patria Manunggal Jaya
Pura Delta Lestari TOTAL
industri juga terdapat dinon kawasan seperti di
230 240
Kabupaten
Bekasi
diantaranya
Suzuki
Indomobil, Samsung, Toshiba, Unilever, Mattel Indonesia, Sanyo, Astramotor, Showa dll.
2 6.219,4
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
18
Konstruksi Pertumbuhan sektor konstruksi di Kabupaten Bekasi tahun 2009 lebih dari 10 persen.
Tabel 12. Pembangunan Perumahan di Kabupaten Bekasi Tahun 2007-2009
Secara diskripsi pembangunan disektor konstruksi atau bangunan dalam 5 tahun terakhir di Kabupaten Bekasi sangat pesat, diantaranya
pembangunan
Uraian
perumahan,
2007
2008
2009
pembangunan ruko/toko, perluasan dan peningkatan
dilakukan
jalan
pemerintah
baik
daerah,
< T.36
yang
provinsi
maupun pemerintah pusat. Pembangunan terhadap tingginya pertumbuhan sektor dalam
pembentukan
PDRB
si
konstruksi
ek a
dengan laju pertumbuhan diatas 10 persen. perumahan
//b
Pembangunan
2 297.1
32.354
T.36-T.60
2 857.7
2 791.1
2.41
T.60-T.120
2 232.5
2 172.6
877
485
1,056
80
> T.300
272
653
7
RUKO
213
313
1.497
T.120-T.300
ka b.
yang demikian pesat memberi pengaruh
2 131
bp s
industri
.g o. id
pembuatan pabrik baru dibeberapa kawasan
Sumber : Kabupaten Bekasi Dalam Angka, 2010
ditahun
p:
2009 cukup tinggi yakni sebanyak 32.354
ht t
rumah dibangun dengan tipe 36 kebawah. Tipe 36 keatas dibangun sebanyak 3.456 rumah.
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
19
Hotel dan Pariwisata Tingkat hunian hotel di Kabupaten Bekasi sebesar 34,10 persen ditahun 2009.
Jumlah hotel yang terdapat di Kabupaten
Tabel 13. Statistik Perhotelan di Kabupaten Bekasi Tahun 2008-2009
berbintang. Jumlah kamar sebanyak 681 kamar
2009
dengan 822 tempat tidur. Jumlah malam kamar
3
3
Jumlah Hotel Non Berbintang
8
8
Malam Kamar Tersedia
229.779
242.766
Malam Kamar Terpakai
83.699
82.790
Tingkat Hunian Kamar (%)
36,43
34,10
Banyaknya Tamu Asing
9.040
7.264
Banyaknya Tamu domestik
74.382
90.075
ek a
si
Rata2 Lama Menginap (hari)
menjadikan tingkat hunian kamar mencapai 34,10 persen lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun 2008 tingkat hunian mencapai 36,43 persen.
Berdasarkan statistik kunjungan wisata,
jumlah pengunjung obyek wisata di Bekasi tidak banyak mengalami perubahan yang
5,00
berarti,
1,73
1,55
mancanegara dan sekitar 90.075 wisatawan
p:
Domestik
dan yang terpakai sebanyak 82.790 sehingga
6,67
//b
Asing
tersedia pada tahun 2009 sebanyak 242.766
ka b.
Jumlah Hotel Berbintang
.g o. id
2008
terdiri dari 3 hotel berbintang dan 8 hotel non
bp s
Uraian
Bekasi pada tahun 2009 terdapat 11 hotel yang
ht t
Sumber : Kabupaten Bekasi Dalam Angka, 2010
yaitu
nusantara.
Sementara
mancanegara menurun,
sekitar
yang
sebaliknya
7.264
wisatawan
jumlah
wisatawan
menginap
cenderung
jumlah
wisatawan
nusantara yang menginap di hotel justru mengalami peningkatan. Meskipun jumlah wisatawan yang menginap di hotel cukup besar, secara rata-rata seorang wisatawan asing menginap sekitar 5 malam dan tamu domestik menginap kurang dari 2 malam.
Hotel Sahid di Lippo-Cikarang dimalam hari
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
20
Transportasi dan Komunikasi Jumlah kendaraan meningkat tajam tetapi tidak diimbangi dengan peningkatan jalan baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga kerap menimbulkan kepadatan kendaraan dibeberapa titik.
Jalan
sebagai
sarana
Tabel 14.1. Kondisi Jalan di Kabupaten Bekasi
penunjang
transportasi memiliki peran penting khususnya
Uraian
untuk transportasi darat. Untuk mendukung
2008
2009
I. Jenis Permukaan
transportasi darat, pemerintah daerah telah
a. Diaspal
473.68
466.99
membangun jalan sepanjang 986,95 km jalan
b. Kerikil
258.83
200.24
kabupaten, 26,10 km jalan provinsi dan 29,66
d. Beton
250.21
315.49
km jalan negara. Dari total panjang jalan yang
982.71
982.71
II. Kondisi Jalan
-
c. Tanah
.g o. id
Jumlah
ada, 48 persen sudah diaspal dan 32 persen
a. Baik
341.91
405.96
b. Sedang
dibeton, sementara sisanya kerikil.
388.88
376.52
c. Rusak
251.93
200.24
kenaikan, jumlah kendaraan bermotor di Bekasi
-
f.
982.71
Tidak Dirinci
Jumlah
982.71
ka b.
mengalami kenaikan dalam jumlah yang cukup
-
e. Kerikil-tanah
bp s
Sementara panjang jalan tidak mengalami
d. Rusak Berat
besar khususnya mobil penumpang dari sekitar
Tabel 14.2. Jumlah Kendaraan di Kab. Bekasi
si
48.310 ribu pada tahun 2008 menjadi 52.821
Sumber : Kabupaten Bekasi Dalam Angka, 2010
ek a
pada tahun 2009. Peningkatan juga terjadi pada
Uraian Mobi l Penumpang Mobi l Barang
jenis mobil barang dan sepeda motor terlihat
Mobi l Bus
//b
jenis kendaraan mobil bus, sementara untuk
p:
berfluktuasi. Tingginya volume kendaraan serta
ht t
kuantitas maupun kualitas jalan kurang memadai
2008
Sepeda Motor
2009
48.31
52.821
19.999
20.847
2.001
2.177
491.563
626.632
Sumber : Kabupaten Bekasi Dalam Angka, 2010
Grafik14. Pengguna Selular di Kab. Bekasi
kerap kali menimbulkan kemacetan dibeberapa 61.22
tempat. 43.46
Di sektor komunikasi, selama periode 20062008 telah terjadi peningkatan jumlah pengguna telpon seluler secara nyata. Pengguna telpon seluler meningkat dari sekitar 29 persen pada
29.39 16.47
12.15
14.16 11.52
15.14 7.55
tahun 2006 menjadi sekitar 61 persen pada tahun 2008, sementara pengguna telpon rumah dan internet mengalami penurunan.
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
Telepon
Handphone
Internet
21
Perbankan dan Investasi Simpanan masyarakat pada bank-bank di Kabupaten Bekasi tahun 2009 sebesar 10,9 triliun. Posisi kredit 32,08 triliun. Realisasi in-vestasi tahun 2009 baik asing maupun domestik sebesar 5,78 triliun
5.047.450
Dana yang dikumpulkan dari masyarakat dalam bentuk Simpanan, Giro, maupun Deposito dari tahun ke tahun terus meningkat. dari 9,9 triliun ditahun 2008 menjadi 10,9 triliun. Ditahun 2009. Posisi Giro pada tahun 2009 mencapai Rp 2,35 triliun, posisi simpanan berjangka mencapai Rp 4,19 triliun, sementara dana tabungan yang terkumpul di Kabupaten Bekasi pada tahun 2009 mencapai Rp 4,45 triliun. Posisi kredit 15,90 triliun untuk modal kerja, investasi 5,05 triliun dan konsumsi 11,14 triliun.
ek a
si
ka b.
bp s
11.144.487
15.895.787
4.446.964
4.195.900
2.345.881
(juta Rp.)
.g o. id
Grafik 15.1. Posisi Simpanan dan kredit Bank Umum Kabupaten Bekasi Tahun 2009
Jumlah bank yang terdapat di Kabupaten Bekasi pada tahun 2009 mengalami perkembangan kenaikan yang cukup nyata. Selama periode tersebut jumlah bank dan lembaga keuangan lainnya bertambah. Kenaikan tersebut juga diikuti dengan pertambahan jumlah dana bank yang berasal dari giro, simpanan berjangka dan tabungan. Tabungan menyumbang jumlah tertinggi dari total dana bank yang tersimpan.
18.411
ht t
p:
//b
Grafik 15.2. Nilai Investasi dan Penyerapan Tenaga Kerja Kabupaten Bekasi Tahun 2009
6.423,67 3.814 642,05
PMA Tenaga Kerja (orang)
PMDN Investasi (juta US$)
Proyek penanaman modal dalam negeri (PMDN) di Kabupaten Bekasi pada tahun 2009 sebesar 642,05 juta (US$). Angka ini turun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 692,78 juta (US$). Sementara nilai investasi penanaman modal asing (PMA) tahun 2009 sebesar 6.423,67 juta (US$) mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2008 yang sebesar 1.060,78 juta (US$).
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
22
Harga-harga Harga beras pada tahun 2009 stabil pada posisi harga Rp. 5.371 per kg. Sementara Inflasi Kabupaten Bekasi tahun 2009 tercatat 2,58 persen merupakan inflasi terendah dalam sepuluh tahun terakhir.
Indeks harga konsumen yang sering
Tabel 16. Inflasi Kabupaten Bekasi dan daerah Sekitarnya Tahun 2008-2009 (%)
digunakan sebagai indikator kenaikan hargaharga dan turunannya adalah inflasi/deflasi. Angka inflasi tahun 2009 di Kabupaten Bekasi
Daerah
mencatat angka terendah dalam 10 tahun terakhir yakni sebesar 2,58 persen harapannya atau rendahnya daya beli. Untuk tahun 2008 Kabupaten Bekasi dan sekitarnya serta inflasi nasional.
Meskipun
IHK
menunjukkan
2,58
Kota Bekasi
10,10
1,93
DKI Jakarta
11,11
2,34
Nasional
11,06
2,78
Sumber : BPS
ka b.
peningkatan, jika dilihat pada tingkat inflasi
11,10
bp s
terjadi inflasi 2 digit 11,10 persen. Tabel 16.1. di
2009
Kab. Bekasi
.g o. id
inflasi yang rendah ini bukan karena stagflasi
2008
sebagai tolok ukur kestabilan perekonomian
Grafik 16. Harga Gabah Kabupaten Bekasi Periode Januari-Desember Tahun 2009
si
daerah diharapkan tingkat inflasi semakin
ek a
terkendali di bawah dua digit.
Pada tahun 2009 rata-rata harga gabah
3200
3100 3100
//b
untuk jenis IR. 64 sebesar Rp. 2.952,08,-
3000
p:
mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2008
2925
ht t
dengan harga Rp. 2497,75,- Harga gabah periode
Januari-Desember
2009,
tertinggi
3000 3000
2800
2900
2800 2800 2800
dibulan Desember dengan harga Rp.3.200,Sementara harga beras perkilo selama tahun 2009 rata-rata sebesar Rp. 5.371,- bila dibandingkan tahun 2008 rata-rata harga beras Rp. 5.303,75,-. Harga beras tertinggi terjadi dibulan September dengan harga Rp. 5.900,per kg.
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
23
Pengeluaran Penduduk Pengeluaran nominal per kapita penduduk Kabupaten Bekasi meningkat dari Rp 590.216 pada tahun 2008 menjadi Rp 614.911 pada tahun 2009.
Grafik 17.1. Rata-rata pengeluaran perkapita masyarakat Kabupaten Bekasi, 2007-2009 590.216
614.911
bp s
.g o. id
438.331
Perkembangan kesejahteraan penduduk salah satunya dapat diukur melalui perkembangan tingkat pendapatan. Secara umum, selama periode 2007-2009 tingkat kesejahteraan penduduk KabupateBn ekasi mengalami peningkatan seperti yang ditunjukkan oleh semakin meningkatnya tingkat pengeluaran perkapita sebagai proxy pendapatan, baik secara nominal maupun riil. Pengeluaran nominal per kapita penduduk meningkat dari Rp 590.216 pada tahun 2008 menjadi Rp 614.911 pada tahun 2009.
si
ka b.
Perkembangan tingkat kesejahteraan juga dapat diamati berdasarkan perubahan persentase pengeluaran yang dialokasikan untuk non-makanan, dimana semakin tinggi persentase pengeluaran non-makanan dapat mengindikasikan adanya perbaikan tingkat kesejahteraan. Berdasarkan data yang tersedia, terlihat bahwa persentase pengeluaran untuk non makanan cenderung lebih tinggi dari pengeluaran makanan selama periode 20072009.
52.99
ht t
53.72
p:
//b
ek a
Grafik 17.2. Persentase pengeluaran perkapita makanan dan non makanan di Kabupaten Bekasi Tahun 2007-2009
46.28
47.01
Non Makanan
52.17
47.83
Makanan
Indikator kesejahteraan lain adalah tingkat kecukupan gizi yang disajikan dalam unit kalori dan protein. Kecukupan energi dan protein untuk tingkat konsumsi sehari-hari berdasarkan Widyakarya Pangan dan Gizi ke-8 tahun 2004 masing-masing sebesar 2000 kkal dan 52 gram protein. Secara rata-rata konsumsi kalori Kabupaten Bekasi masih sedikit di bawah standar, namun konsumsi protein sudah berada di atas standar yang ditetapkan.
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
24
Perdagangan Ekspor Kabupaten Bekasi yang tercatat sebesar 1,77 milyar US$ di tahun 2009 angaka ekspor ini yang melapor di Kabupaten Bekasi sementara banyak perusahaan industri yang ekspornya tercatat di DKI Jakarta Selama
2007-2008,
perdagangan
berfluktuasi
Menariknya,
meskipun
perdagangan
mengalami
jumlah
usaha
antar
waktu.
jumlah
usaha
perubahan
Tabel 18. Nilai Ekspor Kabupaten Bekasi Tahun 2006--2009
yang
signifikan, jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor tersebut tidak mengalami perubahan yang nyata, yaitu tetap berkisar antara 220 ribu Selanjutnya dilihat berdasarkan kegiatan impor,
tampak
terjadi
surplus
perdagangan antara ekspor dan impor, dimana nilai ekspor jauh melebihi nilai impornya. Nilai
2006
8.555.244.201,97
74.881.129,76
2007
3.743.806.688,15
33.201.161,64
2008
2.106.500.402,66
206.222.252,45
2009
1.774.446.148,82
37.807.634,95
Sumber : Kabupaten Bekasi Dalam Angka, 2010
ka b.
ekspor Bekasi dari tahun 1997 hingga 2009
Impor
bp s
ekspor
Ekspor
.g o. id
sampai dengan 250 ribu tenaga kerja.
Tahun
berfluktuatif dengan kisaran antara 300 juta
Grafik 18. Jumlah Usaha Perdagangan Menurut Golongan Usaha
si
hingga 15 milyar dolar amerika, demikian pula
ek a
nilai impornya berkisar antara 2 juta hingga 206 juta dolar amerika. Surplus perdagangan
//b
terbesar terjadi pada tahun 2000 dan 2005, 1400
lebih dari 10 milyar dolar amerika tetapi nilai
1200
impornya hanya sebesar lebih dari 14 juta dolar
1000
ht t
p:
dimana pada tahun 2000 nilai ekspor mencapai
amerika, dan pada tahun 2005 nilai ekspor mencapai lebih dari 15 milyar dolar amerika sedang nilai impornya hanya sebesar lebih dari 22 juta dolar amerika. Hal ini dimungkinkan karena sebagian besar industry pengolahan yang ada di Kabupaten Bekasi berorientasi ekspor,
sedang
besarnya
nilai
impor
1.336 995
800
742
600
566
400 200 0 2004
2005 B
M
2006 K1
K2
dikarenakan impor barang modal dan bahan baku industri.
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
25
2007
Pendapatan Regional Krisis global yang melanda dunia mempengaruhi kinerja ekonomi Kabupaten Bekasi tahun 2009.
PDRB
Grafik 19. Distribusi PDRB ADH Berlaku di Kabupaten Bekasi Tahun 2009 2.12 1.31
sebagai
ukuran
produktivitas
mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah dalam satu tahun. Nilai PDRB Kabupaten Bekasi pada
1.75
tahun 2009, atas dasar berlaku sebesar Rp. 89,01 trilyun, sementara atas dasar konstan
2.16 1.70
2000 sebesar Rp. 51,79 triliun. Nilai PDRB ini yang tertinggi di Jawa Barat dengan kontribusi
.g o. id
9.44
sebesar 14,29. Sektor industri merupakan
1.60
penopang utama dalam pembentukan PDRB
2.35
bp s
Kabupaten Bekasi (77,58 persen). Sebagai
77.58
daerah yang berbasis industri Kabupaten
si
Industri Perdagangan Jasa
ek a
Pertambangan Konstruksi Keuangan
Tabel 19. PDRB Kabupaten Bekasi Tahun 2007-2009
PDRB ADH Konstan 2000 (ribu) Pertumbuhan Ekonomi (%)
2007
2008
dilihat dari nilai ekspor yang tercatat sebesar 16,22 trilyun.
2009 sebesar Rp. 40,002,551.43 mengalami
p:
ht t
Uraian
pendapatan nasional yang cukup signifikan ini
PDRB perkapita Kabupaten Bekasi tahun
//b
Pertanian Energi Komunikasi
ka b.
Bekasi memberikan kontribusi industri terhadap
peningkatan 5,76 persen dibandingkan tahun
2009
2008. Sementara PDRB perkapita atas dasar konstan tahun 2009 sebesar Rp. 23,274,442.68. Evaluasi makro ekonomi tahun 2009
46481,29 49302,49 51789,75 6,14
6,07
5,04
menunjukan bahwa petumbuhan ekonomi
PDRB ADH Berlaku (ribu)
Kabupaten Bekasi masih diatas nasional yakni 74498,00 82977,55 89012,76 tumbuh 5,04 persen namun tidak setinggi tahun
PDRB Perkapita ADH Berlaku (ribu)
35038,28 37824,08 40002,55
2008 yang sebesar 6,07 persen.
Sumber : Kabupaten Bekasi Dalam Angka, 2010
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
26
Perbandingan Regional Nilai PDRB Kabupaten Bekasi tertinggi di Jawa Barat, Indeks Pembangunan Manusia sebesar 72,47 berada pada urutan ke-11, serta persentase angka kemiskinan terendah ke-5 yakni sebesar 5,97 persen
Dengan nilai
PDRB 89,01 trilyun
Peta PDRB Kabupaten Bekasi ditingkat Jawa Barat
Kabupaten Bekasi menyumbangkan 14,29 persen terhadap PDRB Jawa Barat, kemudian disusul Kota Bandung 70,28 trilyun (11,29 persen), Kabupaten Bogor dengan nilai PDRB sebesar
66,08
trilyun
(10,61
persen),
.g o. id
Kabupaten Karawang 47,23 trilyun, Kabupaten Bandung 41,20 trilyun (6,62 persen) dan persen).
Indramayu.40,31 Sementara
Kabupaten
Bekasi
trilyun
daerah yaitu
(6,47
terdekat
Kota
Bekasi
Secara
total
ke-7
ka b.
menyumbangkan 31,48 trilyun (5,05 persen).
bp s
Kabupaten
daerah
tersebut
si
menyumbang 61,92 persen dari total nilai
Tabel 20. Peringkat IPM Kabupaten Bekasi di Provinsi Jawa Barat,, 2009
ek a
PDRB Provinsi Jawa Barat, sedangkan sisanya
IPM
Peringkat
Kota Depok
78.77
1
Kota Bekasi
76.10
2
Kota Bandung
75.64
3
Kota Bogor
75.47
4
Kota Cimahi
75.17
5
nasional peringkat IPM Kabupaten Bekasi tahun
Kota Cirebon
74.68
6
2009 berada pada posisi 164 sedang pada
Kota Sukabumi
74.57
7
tahun 2008 peringkat 159. Persentase angka
Kota T asikmalaya
73.96
8
kemiskinan Kabupaten Bekasi pada tahun 2009
Kab. Bandung
73.84
9
yang sebesar 5,97 persen berada pada urutan
Kab Bandung Barat
72.99
10
ke-4 terendah diantara 26 Kabupaten/kota.
Kab. Bekasi
72.47
11
38,08
persen
disumbangkan
oleh
p:
//b
Kota/Kabupaten di Jawa Barat.
ht t
Angka IPM Kabupaten Bekasi tahun 2009 sebesar 72,47 berada pada urutan ke-11 diantar 26
Kabupaten/kota.
Sementara
Kabupaten/Kota
19
ditingkat
Sumber : Kabupaten Bekasi Dalam Angka, 2010
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
27
PENJELASAN TEKNIS Penduduk Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan menetap.
.g o. id
Rata-rata pertumbuhan penduduk adalah angka yang menunjukkan tingkat pertambahan penduduk per tahun dalam jangka waktu tertentu. Angka ini dinyatakan sebagai persentase
bp s
dari penduduk dasar.
Kepadatan penduduk adalah banyaknya penduduk per km persegi.
ka b.
Rasio jenis kelamin adalah perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk
si
perempuan per 100 penduduk perempuan.
ek a
Rumah tangga adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Yang
//b
dimaksud makan dari satu dapur adalah jika pengurusan kebutuhan sehari-harinya dikelola
p:
bersama-sama menjadi satu.
ht t
Anggota rumah tangga adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik yang berada di rumah pada waktu pencacahan maupun yang sementara tidak ada. Rata-rata anggota rumah tangga adalah angka yang menunjukkan rata-rata jumlah anggota rumah tangga per rumah tangga. Rasio Beban Ketergantungan adalah perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas, dengan jumlah penduduk usia 1564 tahun. Rasio Beban Ketergantungan didapat dengan membagi total dari jumlah penduduk usia belum produktif (0-14 tahun) dan jumlah penduduk usia tidak produktif (65 tahun keatas) dengan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun).
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
28
Ketenagakerjaan Penduduk usia kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun ke atas. Bekerja adalah melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 1 jam secara terus menerus
.g o. id
dalam seminggu yang lalu (termasuk pekerja keluarga tanpa upah yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi).
bp s
Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja, dan yang mencari pekerjaan.
ka b.
Lapangan usaha adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/tempat bekerja dimana seseorang bekerja. Klasifikasi lapangan usaha mengikuti Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia
ek a
si
(KBLI) dalam 1 digit.
Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah rasio antara penduduk yang mempunyai pekerjaan
//b
selama seminggu yang lalu, baik yang bekerja maupun yang sementara tidak bekerja karena
p:
suatu sebab seperti menunggu panenan atau cuti, juga mereka yang tidak mempunyai
ht t
pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan dengan penduduk usia kerja. Penghitungan TPAK dapat dilakukan dengan membandingkan antara jumlah penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja dengan jumlah penduduk yang termasuk dalam usia kerja.
Tingkat pengangguran adalah rasio antara penduduk yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan (baik bagi mereka yang belum pernah bekerja sama sekali maupun yang sudah penah berkerja), atau sedang mempersiapkan suatu usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin untuk mendapatkan pekerjaan dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja, dengan penduduk angkatan kerja.
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
29
Indikator ini dapat dihitung dengan cara membandingkan antara jumlah penduduk berusia 15 tahun atau lebih yang sedang mencari pekerjaan, dengan jumlah penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja.
Upah kerja adalah pendapatan tunai yang diterima seorang pekerja bukan hanya upah kerja tapi
.g o. id
juga insentif dan pendapatan lain yang diterima secara rutin (uang transport, ransom, dan pendapatan lain dalam bentuk tunai), tidak termasuk tunjangan hari raya (THR), pendapatan
bp s
tahunan, pendapatan triwulanan, pendapatan tidak tetap dan pendapatan bukan tunai.
Pendidikan
si
dengan suatu aksara tertentu.
ka b.
Dapat membaca dan menulis artinya dapat membaca dan menulis kata-kata/kalimat sederhana
ek a
Angka melek huruf adalah persentase penduduk 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis.
//b
Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata lama sekolah yang dicapai oleh penduduk
ht t
p:
usia 15 tahun ke atas.
Angka partisipasi murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama. APM SD adalah persentase jumlah penduduk usia SD yang sedang bersekolah di SD terhadap jumlah penduduk usia SD (7 – 12 tahun). APM SLTP adalah persentase jumlah penduduk usia SLTP yang sedang bersekolah di SLTP terhadap jumlah penduduk usia SLTP (13 – 15 tahun). APM SLTA adalah persentase jumlah penduduk usia SLTA yang sedang bersekolah di SLTA terhadap jumlah penduduk usia SLTA (16 – 18 tahun).
Kesehatan Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
30
Angka kematian bayi (AKB) adalah angka kematian bayi dari seribu kelahiran hidup. Angka harapan hidup (AHH) adalah rata-rata angka harapan hidup dari seorang bayi yang dilahirkan (0 tahun), sampai mencapai umur tertentu.
Pembangunan Manusia Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan alat ukur yang menunjukkan persentase pencapaian dalam pembangunan manusia dengan memperhatikan pada
.g o. id
tiga faktor yang paling esensial dalam kehidupan manusia, yaitu: kelangsungan hidup, pengetahuan dan daya beli. Secara umum IPM adalah rata-rata pencapaian
bp s
dalam tiga faktor. Pencapaian setiap faktor dihitung sebagai persentase
ka b.
pencapaian terhadap sasaran dengan cara:
si
Dimana pencapaian adalah kondisi pada saat pengukuran dikurangi kondisi
ek a
terburuk. Sasaran adalah kondisi terbaik dikurangi kondisi terburuk.
//b
Sebagai indikator komposit, IPM mempunyai manfaat terbatas, terutama kala u
p:
disajikan tersendiri hanya dapat menunjukkan status pembangunan manusia suatu
ht t
wilayah. Namun demikian manfaat yang terbatas tersebut dapat diperluas kalau dilakukan perbandingan antar waktu dan antar wilayah, sehingga posisi relatif suatu
wilayah
terdapat
wilayah
yang
lain
dapat
diketahui
serta
kemajuan/pencapaian antar waktu di suatu wilayah dan perbandingannya dengan pencapaian wilayah lain dapat dibahas. IPM bernilai 0 – 100 yang semakin tinggi menyatakan status pencapaian yang lebih tinggi. Komponen I PM adalah indikator dampak sehingga memberikan gambaran tentang dampak pembangunan. Indikator yang digunakan serta kondisi terburuk dan kondisi ideal dari setiap faktor adalah:
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
31
Kondisi Ideal, Kondisi Terburuk dan Sasaran Komponen IPM Kondisi Faktor Komponen Sasaran Ideal Terburuk Kelangsungan Hidup Angka Harapan Hidup (tahun) 85,0 25,0 60,0 Angka Melek Huruf (%) 100 0 100 Pengetahuan Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 15 0 15 Daya Beli Konsumsi Riil Per Kapita (Rp.) 732.720 300.000 432.720
.g o. id
Khusus Indeks Pengetahuan dihitung dengan bobot yang berbeda dari setiap komponen sebagai berikut :
bp s
Indeks Pengetahuan = 2/3 (Indeks Melek Huruf) + 1/3 (Indeks Lama Sekolah)
ka b.
IPM merupakan rata-rata dari ketiga Indeks Faktor sebagai berikut : IPM = 1/3 (Indeks Kelangsungan Hidup + Indeks Pengetahuan + Indeks Daya Beli)
si
Penilaian Kinerja
ek a
Dalam melakukan evaluasi kinerja pembangunan, perlu dipahami bahwa
//b
pencapaian atau hasil pembangunan merupakan kerja kolektif seluruh pelaku pembangunan, yaitu pemerintah, badan usaha swasta, organisasi massa, LSM
ht t
p:
serta penduduk sendiri.
Oleh karena itu, mengevaluasi kinerja pembangunan tidak serta merta dapat menunjukkan pencapaian oleh pemerintah atau birokrasi semata. Namun demikian, karena peranan birokrasi pemerintahan yang sangat besar terutama dalam kedudukan dan fungsinya sebagai penyelenggara negara atau kewilayahan, maka hasil evaluasi, tersebut sebagian besar dapat dialamatkan kepada pemerintah.
Pencapaian pembangunan manusia dilihat dari 2 segi, pertama, terjadi karena kenaikan IPM secara nilai absolut yang diukur dengan nilai positif dari reduksi shortfall tahunan. Reduksi shortfall adalah peningkatan nilai IPM adalah suatu
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
32
periode relatif terhadap jarak nilai IPM awal periode ke IPM sasaran (= 100). Secara formula reduksi shortfall (r) adalah:
Reduksi shortfall mengukur secara obyektif pencapaian selama suatu periode. Pengertian obyektif dalam hal ini adalah karena reduksi shortfall sudah
.g o. id
mempertimbangkan hard rock phenomenon, yaitu pencapaian yang relatif sulit jika besaran IPM semakin tinggi, dan pencapaian yang semakin mudah jika besaran
bp s
IPM masih rendah.
Kedua,
adalah
ka b.
Status Pembangunan Manusia meningkatkan
status
pembangunan
manusia
yang
dilihat
berdasarkan besaran IPM. Klasifikasi status pembangunan manusia yang dapat
ek a
si
digunakan adalah sebagai berikut:
ht t
p:
//b
Nilai IPM Status Pembangunan Manusia* IPM < 50 Rendah 50 ≤ IPM < 66 Menengah Bawah 66 ≤ IPM < 80 Menengah Atas 80 ≤ IPM Tinggi * Modifikasi terhadap klasifikasi UNDP, dengan memecah status menengah Klasifikasi tersebut dapat digunakan secara efektif dalam rangka advokasi untuk menunjukkan apakah pembangunan yang telah dilakukan dapat meningkatkan kelas suatu wilayah. Nilai garis kemiskinan yang digunakan mengacu pada kebutuhan minimum 2.100 kkal per kapita per hari ditambah dengan kebutuhan minimum non makanan yang merupakan kebutuhan dasar seseorang yang meliputi kebutuhan dasar untuk papan, sandang, sekolah, transportasi, serta kebutuhan rumah tangga dan individu yang mendasar lainnya. Besarnya nilai pengeluaran (dalam rupiah) untuk
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
33
memenuhi kebutuhan dasar minimum makanan dan non makanan tersebut di sebut garis kemiskinan. Penduduk miskin adalah penduduk yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar minimum.
Pertanian
.g o. id
Data luas panen tanaman pangan merupakan luas panen bersih. Produksi per hektar padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang k edele diperkirakan melalui sampel survey ubinan dengan plot 2,5 x 2,5 m. Setiap ubinan
bp s
mewakili 100 hektar panen. Pelaksanaan ubinan disesuaikan dengan saat panen.
ka b.
Pertambangan dan Energi
Kebutuhan tenaga listrik di Kabupaten Bekasi sebagian besar disuplai oleh
si
Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan sebagian lainnya oleh perusahaan bukan
ek a
PLN yang meliputi perusahaan listrik yang dikelola oleh koperasi, pemerintah daerah dan swasta. Produksi listrik PLN terdiri dari listrik yang dibangkitkan dan
//b
dibeli dari luar PLN. Data listrik non PLN yang disajikan adalah data dari
p:
perusahaan listrik non PLN yang mempunyai kapasitas terpasang paling sedikit 1
ht t
KW dan mempunyai jumlah pelanggan paling sedikit 10 pelanggan. Barrel adalah satuan volume untuk minyak bumi yang setara dengan 42 US gallon atau 158,9873 liter atau 34,97231575 Imperial (UK) gallon. MMBTU adalah satuan volume untuk gas alam, kependekan dari one thousand thousand British Thermal Units (Million BTU) atau setara dengan 1 Mcf (thousand cubic feet).
Industri Pengolahan Industri pengolahan dikelompokan ke dalam 4 golongan berdasarkan banyaknya pekerja, yaitu :
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
34
a. Industri Besar adalah perusa-haan industri yang mempunyai pekerja 100 orang atau lebih; b. Industri Sedang adalah peru-sahaan industri yang mempunyai pekerja 20 – 99 orang; c. Industri Kecil adalah perusa-haan industri yang mempunyai pekerja 5 – 19
.g o. id
orang, dan d. Industri Kerajinan Rumah Tangga adalah usaha industri yang mempunyai pekerja antara 1 – 4 orang.
bp s
Hotel dan Pariwisata
ka b.
Tamu asing adalah setiap pengunjung yang mengunjungi suatu negara di luar tempat tinggalnya, didorong oleh satu atau beberapa keperluan tanpa bermaksud memperoleh penghasilan di tempat yang dikunjungi dan lamanya kunjungan
ek a
si
tersebut tidak lebih dari satu tahun. Definisi ini mencakup 2 (dua) kategori tamu asing, yaitu :
//b
Wisatawan (turis) adalah setiap pengunjung seperti definisi di atas yang tinggal
p:
paling sedikit 24 jam, akan tetapi tidak lebih dari 1 (satu) tahun di tempat yang
ht t
dikunjungi, dengan maksud antara lain : berlibur, rekreasi, olah raga, bisnis, menghadiri pertemuan, studi dan kunjungan dengan alasan kesehatan. Excursionist adalah setiap pengunjung seperti definisi di atas yang tinggal kurang dari 24 jam di tempat yang dikunjungi (termasuk “Cruise passengers”). Cruise Passengers adalah setiap pengunjung yang tiba di suatu negara di mana mereka tidak menginap di akomodasi yang tersedia di negara tersebut, misalnya dengan kapal laut. Hotel berbintang yaitu hotel yang telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan seperti persyaratan fisik, bentuk pelayanan yang diberikan, kualifikasi tenaga k erja, jumlah kamar dan lainnya.
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
35
Hotel tidak berbintang yaitu hotel yang belum memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Tingkat penghunian kamar hotel adalah persentase banyaknya malam kamar yang dihuni terhadap banyaknya malam kamar yang tersedia. Rata-rata lamanya tamu menginap adalah hasil bagi antara banyaknya malam tempat tidur yang terpakai dengan banyaknya tamu yang menginap di hotel dan akomodasi
.g o. id
lainnya.
Transportasi dan Komunikasi
bp s
Mobil Penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi dengan tempat duduk untuk sebanyak-banyaknya delapan orang, tidak termasuk tempat duduk
ka b.
untuk pengemudi, baik dilengkapi atau tidak dilengkapi bagasi. Mobil Bis adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi dengan tempat duduk
ek a
si
untuk lebih dari delapan orang, tidak termasuk tempat duduk untuk pengemudi, baik dilengkapi atau tidak dilengkapi bagasi.
//b
Mobil gerobak/truk adalah setiap kendaraan bermotor yang digunakan untuk angkutan
p:
barang, selain mobil penumpang, mobil bis dan kendaraan bermotor roda dua.
ht t
Sepeda motor adalah setiap kendaraan bermotor yang beroda dua. Jalan adalah jalan dalam bentuk apapun yang terbuka untuk lalu-lintas kendaraan umum. Data yang disajikan dalam publikasi ini adalah semua jalan di Indonesia baik di bawah wewenang pemerintah pusat maupun tingkat I dan tingkat II.
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
36
Perbankan dan Investasi Giro adalah suatu istilah perbankan untuk suatu cara pembayaran yang hampir merupakan kebalikan dari sistem cek. Suatu cek diberikan kepada pihak penerima pembayaran (payee) yang menyimpannya di bank mereka, sedangkan giro diberikan oleh pihak pembayar (payer) ke banknya, yang selanjutnya akan mentransfer dana kepada bank pihak penerima, langsung ke akun mereka..
.g o. id
Deposito adalah sebuah produk bank sejenis jasa tabungan yang biasa ditawarkan kepada masyarakat. Dana dalam deposito dijamin oleh pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan persyaratan tertentu. Deposito biasanya memiliki jangka waktu
bp s
tertentu di mana uang di dalamnya tidak boleh ditarik nasabah. Deposito baru bisa dicairkan
ka b.
sesuai dengan tanggal jatuh temponya, biasanya deposito mempunyai jatuh tempo 1, 3, 6, atau 12 bulan. Bila deposito dicairkan sebelum tanggal jatuh tempo, maka akan kena penalti.
si
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu
ek a
yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan /atau alat lainnya yang
//b
dipersamakan dengan itu.
Kredit modal kerja adalah Kredit jangka pendek atau menengah yang diberikan untuk
ht t
p:
pembiayaan/pembelian bahan baku produksi. Kredit investasi adalah Kredit jangka menengah dan panjang untuk investasi barang modal seperti pembangunan pabrik,pembelian mesin. Kredit konsumsi adalah Kredit untuk perorangan untuk pembiayaan barang-barang pribadi seperti rumah (KPR-Kredit Pemilikan Rumah), kendaraan (KKB-Kredit Kendaraan Bermotor), lain-lain seperti Kredit tanpa agunan.
Harga-harga Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga (household). IHK sering digunakan
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
37
untuk mengukur tingkat inflasi suatu negara atau daerah dan juga sebagai pertimbangan untuk penyesuaian gaji, upah, uang pensiun, dan kontrak lainnya. IHK mencakup 7 kelompok yaitu: bahan makanan; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau; perumahan; sandang; kesehatan; pendidikan, rekreasi dan olah raga; transpor dan komunikasi. Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus
.g o. id
(kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di
bp s
pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga
ka b.
merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat
si
harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator
ek a
untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi. Istilah
//b
inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang
p:
kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
ht t
Perdagangan
Sistem pencatatan Statistik Impor adalah “Specific Trade” dengan wilayah pencatatan meliputi seluruh wilayah pabean Indonesia kecuali Pulau Batam dan kawasan berikat yang dianggap sebagai luar negeri, sedangkan Sistem Pencatatan Statistik Ekspor adalah “General Trade” dengan wilayah pencatatan meliputi seluruh wilayah geografis Indonesia. Data ekspor berasal dari dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang diisi oleh eksportir. Data impor berasal dari dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB) yang diisi oleh importir. Barang-barang yang dikirim ke luar negeri untuk diolah dicatat sebagai ekspor.
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
38
Barang hasil olahan yang dikembalikan ke Indonesia dicatat sebagai impor. Barang-barang luar negeri yang diolah dan diperbaiki di dalam negeri dicatat sebagai barang impor meskipun barang olahan tersebut akan kembali ke luar negeri.
Pendapatan Regional Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat regional (propinsi/kabupaten/kota) menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan output (nilai tambah) pada
.g o. id
suatu waktu tertentu. Dalam konteks ini PDRB dapat dilihat dari 2 sisi pendekatan, yaitu sektoral dan penggunaan. Keduanya menyajikan komposisi data nilai tambah dirinci menurut
bp s
sumber pendapatan dan menurut komponen penggunaannya.
PDRB menurut sektor merupakan penjumlahan seluruh komponen nilai tambah bruto yang
ka b.
mampu diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi atas berbagai aktivitas produksinya. PDRB menurut sektor mencakup sektor Pertanian; Pertambangan dan penggalian; Industri
si
pengolahan; Listrik, gas dan air bersih; Konstruksi; Perdagangan, restoran dan hotel;
ek a
Pengangkutan dan komunikasi; Lembaga keuangan; dan Jasa-jasa.
//b
PDRB menurut penggunaan menjelaskan tentang penggunaan dari nilai tambah tersebut. PDRB
p:
menurut penggunaan dirinci menurut komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga
ht t
(termasuk lembaga nirlaba), pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok dan ekspor neto (ekspor dikurangi impor). PDRB atas dasar harga berlaku adalah PDRB yang seluruh agregat penghitungannya dinilai dengan menggunakan harga pada tahun berjalan. PDRB atas harga konstan adalah PDRB yang seluruh agregat penilaiannya didasarkan kepada harga satu tahun dasar tertentu. Dalam publikasi di sini digunakan harga tahun 2000 sebagai dasar penilaian. Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto diperoleh dari perhitungan PDRB atas dasar harga konstan. Diperoleh dengan cara mengurangi nilai PDRB pada tahun ke n terhadap nilai pada tahun ke n-1 (tahun sebelumnya), dibagi dengan nilai pada tahun ke n-1,
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
39
kemudian dikalikan dengan 100 persen. Laju pertumbuhan menunjukkan perkembangan agregat pendapatan dari satu waktu terhadap waktu sebelumnya (perkembangan berantai).
: angka pertumbuhan PDRB : perkiraaan PDRB pada tahun ke n : perkiraaan PDRB pada tahun ke (n-1)
.g o. id
Dimana :
PDRB perkapita adalah Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku
ht t
p:
//b
ek a
si
ka b.
bp s
dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
40
.g o. id bp s ka b. si ek a //b p: ht t Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
41
Tabel 1. Jumlah Penduduk Kabupaten Bekasi Menurut Kecamatan Hasil Sensus Penduduk 2010
ht t
ek a
p:
//b
Kabupaten Bekasi
1.345.500
(3) 54.698 51.170 28.139 69.285 36.540 12.423 44.583 27.075 109.916 44.414 95.516 100.718 205.412 67.593 103.340 53.501 17.462 21.241 34.249 20.748 45.100 23.666 17.262
Total (4) 111.694 103.940 56.495 143.625 74.858 24.875 91.548 55.528 230.721 90.450 195.645 211.103 416.910 136.680 209.375 109.249 35.369 43.086 70.179 42.386 92.462 47.860 35.513
.g o. id
Setu Serang Baru Cikarang Pusat Cikarang Selatan Cibarusah Bojongmangu Cikarang Timur Kedungwaringin Cikarang Utara Karangbahagia Cibitung Cikarang Barat Tambun Selatan Tambun Utara Babelan Tarumajaya Tambelang Sukawangi Sukatani Sukakarya Pebayuran Cabangbungin Muaragembong
(2) 56.996 52.770 28.356 74.340 38.318 12.452 46.965 28.453 120.805 46.036 100.129 110.385 211.498 69.087 106.035 55.748 17.907 21.845 35.930 21.638 47.362 24.194 18.251
si
(1)
Perempuan
bp s
Laki-laki
ka b.
Kecamatan
1.284.051
2.629.551
Sex Ratio (5) 104 103 101 107 105 100 105 105 110 104 105 110 103 102 103 104 103 103 105 104 105 102 106 105
Sumber : BPS- Hasil SP2010(sementara)
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
42
Tabel 2. Jumlah Anggota DPRD Kabupaten Bekasi Hasil Pemilu Legislatif Periode 2009-2014
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
(1) Partai Demokrat
(2) 7
(3) 2
(4) 9
Golongan Karya
6
2
8
Partai Keadilan Sejahtera
8
Partai Demokrasi Perjuangan
6
8
1
7
4
0
4
3
1
4
Partai Kebangkitan Bangsa
3
0
3
Partai Bulan Bintang
2
0
2
Partai Karya Perjuangan
2
0
2
Partai Hati Nurani Rakyat
1
1
2
Partai Gerakan Indonesia Raya
1
0
1
Kabupaten Bekasi
43
7
50
ka b.
Partai Amanat Nasional
bp s
0
ht t
.g o. id
Kecamatan
p:
//b
ek a
si
Partai Persatuan Pembangunan
Sumber : DPRD Kabupaten Bekasi
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
43
Angka melek huruf
Angka Harapan Hidup
Propinsi/ kabupaten/ kota
Rata-rata lama sekolah
Pengeluaran per kapita disesuaikan
IPM
2008
2009
2008
2009
2008
2009
2008
2009
2008
2009
JAWA BARAT
67,80
68,00
95,53
95,98
7,50
7,72
626,81
628,71
71,12
71,64
Peringkat
Tabel 3. Angka IPM Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Barat Tahun 2008-2009
68,03
68,44
93,59
94,29
7,20
7,54
627,74
628,34
70,66
71,35
14
66,43
66,74
96,59
97,33
6,39
6,54
625,50
626,15
69,66
70,17
21
Cianjur
65,29
65,64
97,21
97,45
6,42
6,63
612,10
613,26
68,17
68,66
24
Bandung
68,86
68,94
98,59
98,72
8,20
8,37
633,46
636,30
73,41
73,84
9
Garut
64,80
65,20
98,89
98,93
7,10
7,29
634,95
636,01
70,52
70,98
16
Tasikmalaya
67,53
67,75
98,81
98,88
6,80
6,98
629,09
630,56
71,35
71,73
13
Ciamis
66,94
67,11
96,68
6,90
7,09
628,34
629,43
70,57
70,96
17
Kuningan
67,23
67,35
93,86
94,28
6,80
6,87
629,46
630,62
70,12
70,42
20
Cirebon
65,05
65,17
90,66
91,55
6,42
6,67
626,82
629,67
67,70
68,37
25
Majalengka
65,82
66,09
94,81
95,03
6,70
6,83
628,61
631,79
69,40
69,94
22
Sumedang
67,21
67,31
97,51
97,58
7,65
7,91
631,29
633,75
71,68
72,14
12
Indramayu
66,01
66,41
85,58
85,60
5,50
5,64
631,40
635,04
66,78
67,39
26
Subang
69,09
69,24
92,38
92,40
6,60
6,91
626,32
627,82
70,43
70,86
18
Purwakarta
66,48
66,77
95,59
95,65
7,00
7,24
630,57
632,20
70,31
70,79
19
Karawang
66,10
//b
ek a
si
bp s
ka b.
97,01
.g o. id
Bogor Sukabumi
66,40
93,06
93,09
6,68
6,83
627,42
629,05
69,06
69,47
23
68,74
69,07
93,67
93,69
8,10
8,21
632,42
633,74
72,10
72,47
11
68,58
68,61
98,00
98,04
8,00
8,04
629,21
632,85
72,65
72,99
10
Kota Bogor
68,68
68,77
98,70
98,75
9,60
9,77
643,65
645,22
75,16
75,47
4
Kota Sukabumi
68,92
69,18
99,64
99,66
9,00
9,21
632,17
633,32
74,17
74,57
7
Kota Bandung
69,61
69,66
99,64
99,67
10,10
10,22
631,84
634,04
75,35
75,64
3
Kota Cirebon
68,45
68,47
97,00
97,02
9,20
9,46
642,34
645,13
74,26
74,68
6
Kota Bekasi
69,52
69,58
98,46
98,49
10,19
10,52
639,93
641,20
75,73
76,10
2
Kota Depok
72,85
72,97
98,90
98,93
10,50
10,77
645,91
647,69
78,36
78,77
1
Kota Cimahi
69,04
69,11
99,63
99,64
10,26
10,42
627,20
630,06
74,79
75,17
5
Kota Tasikmalaya
69,13
69,49
99,42
99,45
8,40
8,59
626,35
629,71
73,35
73,96
8
Kota Banjar
66,03
66,15
96,65
97,16
7,80
7,97
626,97
627,79
70,61
70,98
15
ht t
p:
Bekasi Kab Bandung Barat
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
44
Tabel 4. Angka Kemiskinan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Kemiskinan Tahun 2008 P0
Penduduk
GK
P0
Penduduk
Rp./kap/bln
%
Miskin (000)
Rp./kap/bln
%
Miskin (000)
(1) 01. Bogor
(2) 173.281
(3) 12,11
(4) 491,41
(5) 197.319
(6) 10,81
(7) 446,04
02. Sukabumi
157.804
13,26
296,41
174.793
11,78
265,48
03. Cianjur
162.645
15,38
334,32
192.176
14,14
311,11
04. Bandung
189.998
9,42
267,05
203.702
8,29
238,83
05. Garut
154.245
17,87
410,56
167.190
15,70
365,39
06. Tasikmalaya
137.271
14,70
250,17
172.491
13,50
233,24
07. Ciamis
163.495
12,32
190,53
193.652
11,23
174,53
08. Kuningan
160.274
16,75
182,05
183.795
15,91
174,79
09. Cirebon
199.046
20,25
10. Majalengka
210.526
11. Sumedang
186.166
12. Indramayu
212.616
13. Subang 14. Purwakarta
bp s
ka b.
18,22
390,54
241.830
17,12
207,15
15,18
159,69
216.053
13,69
145,34
19,75
346,96
242.931
17,99
319,53
184.075
15,15
215,02
219.956
14,13
201,78
173.986
11,61
92,48
211.820
10,48
84,72
187.037
14,00
283,43
239.832
12,90
264,83
191.737
5,89
130,37
244.603
5,97
136,67
si
211.501
225,72
//b
167.326
17,61
251,69
202.705
16,03
232,69
71. Kota Bogor
223.218
9,72
97,71
256.414
8,82
91,71
72. Kota Sukabumi
253.697
10,41
33,57
269.925
9,16
30,43
73. Kota Bandung
209.171
4,42
106,79
262.093
4,50
110,28
74. Kota Cirebon
202.383
14,11
47,37
230.810
13,06
44,96
75. Kota Bekasi
265.446
6,36
142,28
299.432
5,78
134,17
76. Kota Depok
269.527
2,69
41,69
283.218
2,93
47,13
77. Kota Cimahi
258.213
8,35
52,34
262.440
7,10
46,44
78. Kota Tasikmalaya
221.105
26,08
154,54
243.897
23,55
140,11
79. Kota Banjar
162.152
9,31
15,66
179.144
8,64
14,63
ht t
17. Bandung Barat
429,65
18,79
p:
15. Karawang 16. Bekasi
.g o. id
GK
ek a
KOTA/KABUPATEN
Kemiskinan Tahun 2009
JAWA BARAT
190.788
12,74
5.249,46
220.068
11,58
4.852,52
Sumber : Susenas 2009, BPS Provinsi Jawa Barat
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
45
Tabel 5. Ringkasan PDRB Kabupaten Bekasi Tahun 2007-2009 Uraian
2007
2008*)
2009**)
[1]
(2)
[3]
(4)
74,498,000.40
82,977,554.24
89.012.757,37
PDRB Atas Dasar Harga Konstan'2000 ( Juta Rp )
46,481,291.50
49,302,484.58
51.789.754,54
2,126,189.00
2,193,776.00
2.274.842
PDRB Per kapita Atas Dasar Harga Berlaku ( Rp )
35,038,277.60
37,824,077.86
39,129,204.30
PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan'2000 ( Rp )
21,861,316.89
22,473,800.69
22,766,308.40
.g o. id
PDRB Atas dasar Harga Berlaku ( Juta Rp ) Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (Jiwa)
6,14
6,11
5,04
11.99
11.38
7,27
2.02
2.05
2.12
1.79
1.83
1.75
79.36
78.63
77.58
2.29
2.28
2.35
1.29
1.43
1.60
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
8.45
8.82
9.44
7. Angkutan dan Komunikasi
1.56
1.65
1.70
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
1.15
1.22
1.31
9. Jasa-jasa
2.07
2.09
2.16
bp s
Laju Pertumbuhan Ekonomi Laju Pertumbuhan PDRB Berlaku
ka b.
Kontribusi Sektor 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian
si
3. Industri Pengolahan
ek a
4. Listrik dan Air Bersih
ht t
p:
//b
5. Bangunan / Konstruksi
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
46
Tabel 6. PDRB ADH Berlaku Kabupaten/Kota di Jawa Barat, 2009
bp s
.g o. id
(3) 89,012,757.37 70,281,162.80 66,083,788.55 47,225,241.64 41,201,900.67 40,305,610.89 31,475,387.86 22,271,423.72 17,264,686.11 17,118,740.48 16,807,429.88 15,840,827.78 15,487,957.82 15,022,423.61 14,156,384.89 14,063,916.12 11,904,599.66 11,815,503.10 11,680,510.93 11,632,152.91 11,188,167.53 9,032,603.62 8,143,224.79 7,769,681.60 4,367,490.68 1,592,876.70 652,028,906.20
ka b. si
//b
ek a
(2) Kabupaten Bekasi Kota Bandung Kabupaten Bogor Kabupaten Karawang Kabupaten Bandung Kabupaten Indramayu Kota Bekasi Kabupaten Garut Kabupaten Sukabumi Kabupaten Cirebon Kabupaten Cianjur Kabupaten Ciamis Kabupaten Bandung Barat Kabupaten Subang Kabupaten Purwakarta Kota Depok Kota Bogor Kabupaten Tasikmalaya Kota Cimahi Kota Cirebon Kabupaten Sumedang Kabupaten Majalengka Kabupaten Kuningan Kota Tasikmalaya Kota Sukabumi Kota Banjar Jawa Barat
PDRB *)(Juta Rp.)
p:
(1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Daerah
ht t
No.
Persentase Thd Jawa Barat (4) 14.29 11.29 10.61 7.58 6.62 6.47 5.05 3.58 2.77 2.75 2.70 2.54 2.49 2.41 2.27 2.26 1.91 1.90 1.88 1.87 1.80 1.45 1.31 1.25 0.70 0.26 100.00
Sumber : BPS Propinsi Jawa Barat
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
47
Tabel 7. Luas Panen, Hasil per Hektar dan Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang Menurut Kecamatan, 2009 Kecamatan
Luas Panen / (Ha)
Hasil per Hektar (Kw)
Produksi (Ton)
(1)
(2)
(3)
(4)
ht t
Kabupaten Bekasi
ka b. 108.390
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
61,68 62,05 52,80 61,02 54,00 60,10 60,45 61,35 58,96 63,39 72,15 61,50 61,18 61,38 61,95 53,21 65,16 58,80 60,39 59,50 64,05 60,02 60,00
19.657 18.038 11.172 3.905 18.916 21.636 36.959 30.092 4.481 37.013 30.491 8.192 2.123 24.122 38.180 22.960 48.629 45.799 33.770 57.423 87.415 39.241 22.950
61,18
663.164
.g o. id
bp s
3.187 2.907 2.116 640 3.503 3.600 6.114 4.905 760 5.839 4.226 1.332 347 3.930 6.163 4.315 7.463 7.789 5.592 9.651 13.648 6.538 3.825
si ek a
p:
//b
Setu Serang Baru Cikarang Pusat Cikarang Selatan Cibarusah Bojongmangu Cikarang Timur Kedungwaringin Cikarang Utara Karangbahagia Cibitung Cikarang Barat Tambun Selatan Tambun Utara Babelan Tarumajaya Tambelang Sukawangi Sukatani Sukakarya Pebayuran Cabangbungin Muaragembong
48
Tabel 8. Nilai Ekspor dan Impor Kabupaten Bekasi Tahun 1997 – 2009 (US $) Ekspor / Export
Import / Import
(1)
(2)
(3)
1997
528.951.253,35
44.326.602,93
1998
343.488.210,70
1999
319.829.116,66
2000
10.233.148.511,85
2001
1.054.080.281,44
22.353.292,37
2002
9.406.796.028,99
3.467.453,95
.g o. id
Tahun / Year
51.925.755,76
ek a
si
ka b.
bp s
11.171.890,95
6.407.517.705,33
2.823.487,19
8.783.726.757,96
6.319.263,37
15.018.615.916,50
22.210.701,51
2006
8.555.244.201,97
74.881.129,76
2007
3.743.806.688,15
33.201.161,64
2008
2.106.500.402,66
206.222.252,45
2009
1.774.446.148,82
37.807.634,95
ht t
2005
p:
2004
//b
2003
14.255.880,08
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
49
Tabel 9. Angkatan Kerja Kabupaten Bekasi Tahun 2007-2009 Uraian
2006
2007
2008*)
[1]
(2)
[3]
(4)
-
Bekerja
-
Mencari Pekerjaan
818.976
834.784
985.334
1.017.208
742.586
776.984
854.404
911.362
.g o. id
Angkatan Kerja
76.390
87.800
130.930
105.846
767.880
512.927
530.771
280.032
101.337
99.580
398.668
359.104
370.667
89.160
370.667
60.524
742.586
776.984
854.404
911.362
73.038
96.680
123.686
136.364
230.721
249.410
250.794
271.849
789.394
-
Sekolah
339.666
-
Mengurus Rumahtangga
369.328 80.400
Lapanga Pekerjaan 1. Pertanian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik Gas dan Air Bersih
3.368
4.568
210.364
182.472
1.318
3.800 19.592
217.700
203.024
7. Angkutan dan Komunikasi
102.168
78.336
14.532
22.064
105.712
147.976
103.097
116.454
1.098
18.472
146.106
137.285
//b
13.288
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
ht t
p:
5. Bangunan / Konstruksi
ek a
2. Pertambangan dan Penggalian
si
ka b.
- Lainnya
bp s
Bukan Angkatan Kerja
2009**)
8. Keuangan, Persewaan & Jasa 9. Jasa-jasa Perusahaan 9. Lainnya
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
50
Tabel 10. Persentase Angkatan Kerja Kabupaten Bekasi Tahun 2007-2009 Uraian
2006
2007
2008*)
2009**)
[1]
(2)
[3]
(4)
(5)
-
Bekerja
-
Mencari Pekerjaan
100,00
100,00
100,00
100,00
90,67
93,08
86,71
89,59
6,92
13,29
10,41
100,00
100,00
100,00
36,47
19,76
18,76
9,33
Bukan Angkatan Kerja
100,00
.g o. id
Angkatan Kerja
Sekolah
43,03
-
Mengurus Rumahtangga
46,79
51,92
70,01
69,84
10,19
11,61
10,23
11,40
100,00
100,00
100,00
100,00
9,84
12,44
14,48
14,96
0,45
0,59
0,00
0,00
28,33
23,48
27,00
27,37
0,18
0,49
0,00
0,00
bp s
-
Lapanga Pekerjaan 1. Pertanian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik Gas dan Air Bersih
2,52
0,00
0,00
29,32
26,13
29,34
29,83
7. Angkutan dan Komunikasi
13,76
10,08
0,00
0,00
//b
1,79
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
ht t
p:
5. Bangunan / Konstruksi
ek a
2. Pertambangan dan Penggalian
si
ka b.
- Lainnya
8. Keuangan, Persewaan & Jasa 9. Jasa-jasa Perusahaan 9. Lainnya
1,96
2,84
0,00
0,00
14,24
19,04
12,07
12,78
0,15
2,38
17,10
15,06
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
51
.g o. id
ka b.
bp s
D A T A
ht t
p:
//b
ek a
si
MENCERDASKAN BANGSA
Badan Pusat Statik Kabupaten Bekasi Komplek Deltamas Sukamahi-Cikarang Pusat Telp/Fax. (021) 89970329
Statistik Daerah Kabupaten Bekasi, 2010
52