29/08/2013
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
SPENDING REVIEW 2013 Metodologi
Jakarta, 29 Agustus 2013
PENGERTIAN DAN TUJUAN Spending Review merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah, yang hasilnya dijadikan rekomendasi untuk pelaksanaan anggaran pemerintah tahun berikutnya agar lebih efektif dan efisien (value for money). Hasil dari Spending Review menjadi input bagi proses penganggaran berikutnya Spending Review bertujuan untuk mengetahui potensi ruang fiskal pada tahun anggaran berikutnya sehingga potensi tersebut dapat dipergunakan untuk menambah alokasi dana prioritas nasional seperti infrastruktur. Mengingat keterbatasan waktu dan data yang dimiliki Spending Review saat ini dilakukan terhadap 20 Kementerian Negara/Lembaga yang memiliki pagu dana terbesar. Proporsi pagu dana 20 Kementerian Negara/Lembaga tersebut terhadap pagu total adalah sebesar 76, 26 %. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
2
1
29/08/2013
METODOLOGI 1. Reviu Alokasi Anggaran Review dan analisis terhadap alokasi anggaran dalam RKA-KL dengan fokus utama untuk mengidentifikasi inefisiensi alokasi, duplikasi dan einmalig.
2. Reviu Pelaksanaan Anggaran Reviu dan analisis terhadap pelaksanaan anggaran dengan fokus utama pada realisasi anggaran, tingkat penyerapan anggaran, capaian output .
3. Reviu Baseline Memberikan masukan untuk prinsip-prinsip reviu terhadap baseline items yang dapat dipertimbangkan oleh K/L pada saat perencanaan. 3
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
Kerangka Kerja Spending Review Einmalig Cadangan Output dan Sisa Hasil Penelaahan
Reviu Pelaksanaan
Reviu Baseline (Sistem Penganggaran)
Kinerja pelaksanaan dibandingkan dengan target Benchmarking kinerja pelaksanaan
INDIKASI INEFISIENSI, IDENTIFIKASI RUANG FISKAL, AKURASI BASELINE
Belanja Barang Operasional Belanja Barang Non Operasional
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
Perbaikan Alokasi Anggaran Periode Selanjutnya
Inefisiensi Alokasi
Reviu Alokasi (Pagu)
4
2
29/08/2013
REVIU ALOKASI ANGGARAN
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
5
Identifikasi Inefisiensi Alokasi Definisi Duplikasi: Dalam satu program terdapat dua kegiatan dengan output yang sama, atau dalam satu kegiatan terdapat dua komponen kegiatan yang sama. Dilakukan dengan meneliti alokasi anggaran pada setiap kegiatan dalam RKA-KL Tahun Anggaran 2012. Jika terdapat alokasi anggaran untuk jenis kegiatan yang sama pada dua tempat maka hal tersebut masuk dalam kategori “duplikasi”.
Contoh : Kegiatan penyusunan rencana kerja direktorat di alokasikan pada output A dan pada output B juga terdapat kegiatan penyusunan rencana kerja direktorat.
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
6
3
29/08/2013
Tolok Ukur Alokasi Efisien (1) NO
1
JENIS BELANJA
Belanja Barang
Akun
521111
Item Kegiatan
Belanja Keperluan Perkantoran
ALAT UKUR/NORMA Keterangan SUMBER DATA EFISIENSI 1. Sisa dana belanja barang 1. Sisa dana belanja barang RKA-KL dan Revisi operasional pada akhir operasional pada akhir tahun DIPA tahun 2012. 2012 merupakan besaran 2. Jumlah alokasi dana inefisiensi karena alokasi dana belanja barang melebihi kebutuhannya operasional yang di re2. Jumlah alokasi dana belanja alokasi. barang operasional yang dire3. Proporsi belanja keperluan perkantoran alokasi merupakan inefisiensi thd Belanja Barang lebih karena alokasi dana melebihi dari 18% kebutuhannya. Dasar pertimbangan: 3. Jika proporsi belanja Pengalokasian dana belanja keperluan perkantoran thd operasional didasarkan Belanja Barang lebih dari 18% pada kebutuhan maka kelebihannya operasional Satker. merupakan in efisiensi Jika terdapat sisa dana belanja barang operasional pada akhir tahun atau terjadi pergeseran belanja barang operasional ke belanja yang lain, maka Standar Biaya yang digunakan pada saat alokasi anggaran perlu ditinjau kembali.
7
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
Tolok Ukur Alokasi Efisien (2) NO
JENIS BELANJA
Belanja Barang
ALAT UKUR/NORMA Keterangan EFISIENSI 1. Kegiatan yang diberikan 1. Cek apakah alokasi honor honor merupakan Tugas tersebut terdapat pada dan Fungsi dari satker kegiatan yang merupakan tersebut. tupoksi. Jika honor tersebut 2. Relevansi pemberian terdapat pada kegiatan honor dengan kegiatan. tupoksi maka merupakan 3. Kewajaran jumlah orang inefisiensi. dengan kegiatan (misal 2. Cek apakah alokasi honor rasio jumlah panitia tersebut memang diperlukan dengan peserta 15-20%) untuk pencapaian output kegiatan. Misalnya penyusunan laporan tidak Belanja Honor Output 521213 perlu diberikan honor Kegiatan sehingga alokasi honor tersebut merupakan in efisiensi. 3. Untuk honor panitia jumlah panitia maksimal 15% - 20% dari jumlah peserta sehingga jika jumlah panitia melebihi maka kelebihan alokasi tersebut merupkan in efisiensi. Akun
Item Kegiatan
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
SUMBER DATA RKA-KL
8
4
29/08/2013
Tolok Ukur Alokasi Efisien (3) NO
JENIS BELANJA
Belanja Barang
Akun
Item Kegiatan
ALAT UKUR/NORMA EFISIENSI 1. Sisa dana belanja Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan pada akhir tahun. 2. Jumlah alokasi dana Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan yang di realokasi. 3. Alokasi tidak melebihi indeks
Keterangan
SUMBER DATA
1. Sisa dana pemeliharaan gedung dan bangunan 2. Jumlah dana pemeliharaan gedung dan bangunan yang dialihkan ke kegiatan lain 3. Jumlah alokasi dana melebihi indeks dikalikan volumenya maka kelebihan alokasi merupakan in efisiensi.
RKA-KL
Dasar pertimbangan: Belanja Biaya Pengalokasian dana Biaya 523111 Pemeliharaan Gedung dan Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Bangunan didasarkan pada perhitungan: Luas Gedung x Indeks SBU Jika terdapat sisa dana belanja Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan pada akhir tahun atau terjadi pergeseran belanja Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan ke belanja yang lain, maka Indeks Standar Biaya yang digunakan pada saat alokasi anggaran perlu ditinjau kembali.
9
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
Tolok Ukur Alokasi Efisien (4) N O
JENIS BELANJA
Belanja Barang
Akun
Item Kegiatan
Belanja Biaya 523121 Pemeliharaan Peralatan dan Mesin
ALAT UKUR/NORMA EFISIENSI 1. Sisa dana belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin pada akhir tahun. 2. Jumlah alokasi dana Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin yang di realokasi. 3. Alokasi tidak melebihi indeks
Keterangan 1. Sisa dana Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 2. Jumlah dana Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin yang dialihkan ke kegiatan lain 3. Jumlah alokasi dana melebihi indeks dikalikan volumenya maka kelebihan alokasi merupakan in efisiensi.
SUMBER DATA RKA-KL
Dasar pertimbangan: Pengalokasian dana Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin didasarkan pada perhitungan: Jumlah Peralatan/Mesin x Indeks SBU Jika terdapat sisa dana belanja Peralatan dan Mesin pada akhir tahun atau terjadi pergeseran belanja Peralatan dan Mesin ke belanja yang lain, maka Indeks Standar Biaya yang digunakan pada saat alokasi anggaran perlu ditinjau kembali.
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
10
5
29/08/2013
Tolok Ukur Alokasi Efisien (5) NO
JENIS BELANJA
Akun
Item Kegiatan
ALAT UKUR/NORMA EFISIENSI Fokus pada alokasi untuk konsinyering: a. Relevansi konsinyering; b. Lamanya konsinyering; c. Jumlah orang:
Belanja Barang
521219
Keterangan
SUMBER DATA
Relevansi: Perlu tidaknya kegiatan konsinyering, tingkat urgensi (detil) Misalnya kegiatan penyusunan laporan pakai konsinyering Lamanya konsinyering maksimum 3 hari.
RKA-KL
Jumlah orang
Belanja Barang Non Operasional Lainnya
Peraturan Menteri maks 30 orang Peraturan Dirjen maks 20 orang Penyusunan Modul maks 15 orang Penyusunan laporan tidak boleh
11
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
Tolok Ukur Alokasi Efisien (6) NO
JENIS BELANJA
Akun
Item Kegiatan
ALAT UKUR/NORMA EFISIENSI Fokus pada alokasi untuk Perjadin : a. Relevansi (hanya dapat dilakukan oleh aparat pengawasan atau dalam rangka pembinaan);
Belanja Barang
524111
Belanja Perjadin DN Biasa
b. Jumlah orang
Fokus pada alokasi untuk Perjadin : a. Relevansi Perjadin ; Belanja Barang
Belanja Perjadin DN 524119 Lainnya
b. Lamanya Perjadin ; c. Jumlah orang.
Keterangan
SUMBER DATA
Relevansi: 1. Perlu tidaknya perjalanan dinas untuk kegiatan 2. Perbandingan alokasi dana perjalanan dinas pada kegiatan yang sejenis antar satker/K/L yang sejenis (misalnya Itjen A dengan Itjen B) Jumlah orang yang melakukan perjadin: Maksimal 10 orang untuk pemeriksaan Maksimal 5 orang untuk pembinaan
RKA-KL
Relevansi: Perlu tidaknya perjalanan dinas untuk kegiatan. Misalnya pembuatan laporan tidak memerlukan perjalanan dinas.
RKA-KL
Lamanya Perjalanan dinas maksimal 3 hari Jumlah orang maksimal 3
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
12
6
29/08/2013
Tolok Ukur Alokasi Efisien (7) NO
JENIS BELANJA
Akun
Item Kegiatan
ALAT UKUR/NORMA EFISIENSI Fokus pada alokasi untuk Perjadin : a. Relevansi Perjadin ; b. Jumlah orang:
Belanja Barang
524211
Belanja Perjadin LN Biasa
a. Relevansi Perjadin ; b. Lamanya Perjadin ; 524219
Belanja Perjadin LN Lainnya
SUMBER DATA RKA-KL
Jumlah orang yang melakukan perjadin: Maksimal 10 orang untuk pemeriksaan Maksimal 5 orang untuk pembinaan Fokus pada alokasi untuk Perjadin :
Belanja Barang
Keterangan Relevansi: 1. Perlu tidaknya perjalanan dinas untuk kegiatan 2. keterkaitan dengan tugas dan fungsi satker.
c. Jumlah orang:
Relevansi: Perlu tidaknya perjalanan dinas untuk kegiatan. Misalnya pengambilan/ pengumpulan data tidak perlu dilakukan perjalanan dinas ke luar negeri.
RKA-KL
Lamanya Perjalanan dinas maksimal 6 hari Jumlah orang maksimal 3
13
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
Tolok Ukur Alokasi Efisien (8) NO
2
JENIS BELANJA
Belanja Modal
Akun
532111
Item Kegiatan
Belanja Modal Peralatan dan Mesin
ALAT UKUR/NORMA EFISIENSI 1. Pengadaan komputer: a. Rasio Pengadaan dibanding Jumlah Peralatan/Mesin (Maks. 10%) b. Rasio jumlah peralatan dan mesin setelah pengadaan dibanding jumlah pegawai c. Harga komputer per unit Rp. 7 juta 2. Pengadaan kendaraan bermotor: a. Alokasi dana dibandingkan dengan norma; b. Penambahan volume dibandingkan alokasi awal tahun.
Keterangan
1. Hitung rasio jumlah pegawai dibandingkan dengan jumlah komputer yang ada ditambah pengadaan komputer 2. Kesesuaian spesifikasi komputer dengan kebutuhan penggunaan (bandingkan harga komputer per unit pada semua satker) 3. Kesesuaian spesifikasi kendaraan dinas dengan kebutuhan penggunaan (alokasi dana dibandingkan dengan norma misalnya: Kijang standar harga 220 juta rupiah) 4. Selisih volume pengadaan kendaraan awal dengan akhir (hitung selisih volume dikalikan harga per unit); 5. Apabila terdapat sisa dana pada akhir tahun lebih dari 15%, 3. Jumlah Sisa dana pada akhir maka selisih lebihnya adalah tahun Lebih dari 15% inefisiensi.
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
SUMBER DATA RKA-KL , revisi DIPA dan Realisasi anggaran
14
7
29/08/2013
Tolok Ukur Alokasi Efisien (9) NO
JENIS BELANJA
ALAT UKUR/NORMA EFISIENSI Jumlah Sisa dana pada akhir tahun Jumlah alokasi dana belanja modal gedung Belanja Modal Gedung dan bangunan yang di 533111 dan Bangunan re-alokasi Akun
Item Kegiatan
Rasio biaya operasional pendukung penyaluran bansos dengan jumlah bantuan 3
Belanja Bantuan Sosial
57
Belanja Bantuan Sosial
Keterangan
SUMBER DATA
1. Apabila terdapat sisa dana RKA-KL dan pada akhir tahun lebih dari Realisasi anggaran 15%, maka selisih lebihnya adalah inefisiensi. 2. Jumlah alokasi dana belanja modal gedung dan bangunan yang dire-alokasi merupakan inefisiensi karena alokasi dana melebihi kebutuhannya. Proporsi antara alokasi dana RKA-KL bantuannya dibanding biaya operasional (pada belanja barang) maksimum biaya operasional 15-20%, misalnya: Biaya operasional penyaluran bansos = Rp200 juta Bantuan Sosial = Rp500 juta Rasio = 200/500 = 40% Rasio ideal = 20% inefisiensi = 40%-20% x Rp500 juta = Rp100 juta
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
15
CONTOH INEFISIENSI
Penjelasan in efisiensi : Terdapat biaya pemeliharaan kendaraan operasional pejabat eselon satu yang melebihi standar jumlahnya. Hanya terdapat satu orang pejabat eselon satu, namun alokasi pemeliharaannya untuk 3 unit kendaraan. Satu eselon satu diberikan kendaraan operasional pejabat lebih dari satu merupakan pemborosan dan termasuk dalam kategori inefisiensi belanja. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
16
8
29/08/2013
Contoh Ketidaksesuaian Standar Biaya
Penjelasan : untuk pemeliharaan AC seharusnya harga satuan sesuai dengan SBU yaitu sebesar Rp 420.000,- namun pada pemeliharaan AC split diatas menggunakan harga satuan sebesar Rp 500.000,INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
17
Identifikasi Duplikasi Definisi Duplikasi: Dalam satu program terdapat dua kegiatan dengan output yang sama, atau dalam satu kegiatan terdapat dua komponen kegiatan yang sama. Dilakukan dengan meneliti alokasi anggaran pada setiap kegiatan dalam RKA-KL Tahun Anggaran 2012. Jika terdapat alokasi anggaran untuk jenis kegiatan yang sama pada dua tempat maka hal tersebut masuk dalam kategori “duplikasi”.
Contoh : Kegiatan penyusunan rencana kerja direktorat di alokasikan pada output A dan pada output B juga terdapat kegiatan penyusunan rencana kerja direktorat.
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
18
9
29/08/2013
CONTOH DUPLIKASI
Penjelasan duplikasi : Dalam suatu penyusunan peraturan berupa undang-undang terdapat kegiatan rapat yang berulang yang seharusnya bisa dijadikan satu rapat, yaitu rapat perumusan penyusunan draf, rapat pengarahan penyusunan draf, dan rapat penyusunan draf.
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
19
Identifikasi Einmalig Definisi Einmalig: Program atau Kegiatan yang dilaksanakan hanya satu kali, dalam satu tahun anggaran Dilakukan dengan meneliti alokasi anggaran TA 2012 yang sifat kegiatannya selesai dalam satu tahun anggaran
Contoh : 1. Penyusunan Masterplan 2. Pembangunan gedung kantor yang bukan multiyears 3. Penyusunan Detail Enginering Design 4. Pembuatan sistem aplikasi 5. Pemasangan ac central 6. Penyusunan Renstra, dsb
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
20
10
29/08/2013
CONTOH EINMALIGH
Penjelasan einmalig: Pada 2012 terdapat pengalokasiaan dana sebesar Rp.4.000.000.000,- untuk pengadaan software pengolahan dokumen. Kegiatan tersebut bukan merupakan kegiatan multi-years dan selesai di tahun anggaran 2012. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan einmalig di tahun anggaran 2012, sehingga alokasi anggarannya tidak menjadi bagian dari baseline di tahun anggaran selanjutnya INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
21
Contoh Einmalig
Salah Satu satker di Kementerian Perhubungan melaksanakan kegiatan pembuatan masterplan kebutuhan terminal penumpang tipe A di tahun anggaran 2012. Kegiatan tersebut bukan merupakan kegiatan multi-years dan selesai di tahun anggaran 2012. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan einmalig di tahun anggaran 2012, sehingga alokasi anggarannya tidak menjadi bagian dari baseline di tahun anggaran selanjutnya
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
22
11
29/08/2013
REVIU BASELINE
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
23
Reviu Baseline Baseline Biaya Operasional: a. Pembayaran gaji, tunjangan yang melekat dg gaji, honor tetap, tunjangan lain terkait dg belanja pegawai, lembur dan vakasi; b. Operasonal sehari-hari perkantoran, langganan daya dan jasa, pemeliharaan sarana dan prasarana kantor. Baseline Biaya Non Operasional: a. Kegiatan/Output terkait pelaksanaan tugas fungsi unit; b. Kegiatan/Output terkait pelayanan kepada publik; c. Kegiatan/Output terkait pelaksanaan kebijakan prioritas pembangunan nasional; d. Kegiatan/Output terkait penugasan sesuai kebijakan Pemerintah . Review dilakukan dengan : 1. Menganalisis pola penyerapan beberapa baseline items untuk mencari indikasi adanya inefisiensi alokasi dan inefisiensi pelaksanaan (penyerapan semu) 2. Mengidentifikasi Output Cadangan dan Sisa Hasil Penelaahan pada akunakun dalam baseline INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
24
12
29/08/2013
ANALISIS BELANJA BARANG OPERASIONAL & NON OPERASIONAL LAINNYA (521119 DAN 521219) 10 Revisi Akun Terbanyak
Belanja Tunj. PPh PNS
Belanja Tunj. Suami/Istri PNS
Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Belanja Barang Operasional Lainnya
Belanja Uang Makan PNS
Belanja Tunj. Beras PNS
Belanja Keperluan Perkantoran
27,343 26,611 24,820 24,585 24,386 24,227 24,193 23,950
Belanja Gaji Pokok PNS
Honor Operasional Satuan Kerja
Belanja Perjalanan Lainnya
Belanja Barang Non Operasional Lainnya
Belanja Bahan
Honor Output Kegiatan
38,734 37,121 34,168 32,433 32,243
521219 521211 521213 524119 521115 511111 521111 511126 511129 521119 532111 511121 511125
Grafik di atas menunjukkan bahwa akun 521219 dan 521119 memiliki frekuensi revisi yang signifikan
25
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
25
ANALISIS BELANJA BARANG OPERASIONAL & NON OPERASIONAL LAINNYA
Overview Belanja 521219 TA 2009-2012
Overview Belanja 521119 TA 2009-2012 450,000
30,000 26,246
25,000 Dalam Miliar Rupiah
21,837 19,397
20,000
15,000
14,850 13,226 11,721
11,128
426,726
400,000
10,000
Dalam Milyar Rupiah
25,366
300,000 250,000
377,482
362,924
350,000
323,094 270,797 247,748
283,253 255,742
200,000 150,000
5,968 5,000
4,409
3,129
2,098
50,000
2009
2010 Pagu
Realisasi
100,000
2011 Sisa
2012
23,049
49,244
39,829
27,511
0 2009
2010 Pagu
Realisasi
2011
2012
Sisa Dana
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
26
13
29/08/2013
ANALISIS BELANJA BARANG OPERASIONAL & NON OPERASIONAL LAINNYA
Tren Pergerakan Pagu Belanja 521219 TA 2011-2012
Pergerakan Pagu Belanja Barang Operasional Lainnya Tahun 2011 - 2012 19,000.00 18,500.00 18,000.00 17,500.00
19,166.19 18,779.22 18,696.70 19,069.27 18,404.51 18,336.34 18,474.69 18,700.04 18,186.49 18,469.70 18,337.05 18,063.59 18,136.31 17,588.51 2011 17,588.51
2012
17,000.00
16,882.15 16,979.82 16,979.65 16,697.74
16,500.00
16,967.85 16,974.39 16,683.33 16,663.35 16,903.92
39,000 Dalam Mliar Rupiah
19,500.00
41,000
37,000 35,000 33,000 31,000
16,000.00 15,500.00
29,000 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
15,000.00 jan feb mar apr mei jun jul ags sep okt nov des
2011
2012
Pergerakan pagu yang cenderung mempunyai tren menurun menunjukkan bahwa terdapat realokasi pada akun 521119 dan 521219
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
27
14
29/08/2013
REVIU PELAKSANAAN
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
29
Efisiensi Operasional • Definisi: Efisiensi operasional menunjukkan kemampuan untuk mengubah input menjadi output. output Efisiensi
input
• Tujuan: Mengidentifikasi inefisiensi pada tahap pelaksanaan • Data: Hasil survey capaian output pada 20 K/L (terkumpul sebanyak 13 K/L) sebagai indikator output dan realisasi dana sebagai indikator input • Metode: (1) Benchmarking antara kinerja aktual dengan rencana (2) Benchmarking antar program
15
29/08/2013
Efisiensi Operasional – Formula Metode I Formula:
Metode II Formula:
aktual , rencana capaian _ output aktual realisasi t arg et _ output rencana pagu Efisiensi ( E )
• Inefisiensi diukur berdasarkan gap antara kinerja aktual dengan yang direncanakan. • E >= 1 menunjukkan efisiensi • E <= 1 menunjukkan inefisiensi, sehingga: • Inefisiensi = (1 – E) x Pagu Pada metode I alokasi pagu yang besar dapat menyebabkan E menjadi tinggi. Metode II menguji apakah unit-unit dengan E>1 benar-benar efisien, tidak disebabkan oleh pagu yang tinggi
kinerja _ output , realisasi kinerja _ output
capaian _ output t arg et _ output
•Efisiensi diukur dengan membandingkan rasio output dan realisasi antar berbagai program pada K/L (analisis frontier non parametrik) • Program berkinerja terbaik yang diidentifikasi melalui linear programming menjadi benchmark. • Tingkat inefisiensi diukur dari gap antara suatu program dengan benchmarknya • Inefisiensi = (1-E) x Realisasi
1. Membandingkan Rasio Output/Input Aktual dengan Output/Input Rencana Tujuan: Mengukur kinerja pelaksanaan program/kegiatan/satker dengan memakai tolok ukur rencananya.
1. Formula =
3. In-Efisiensi =
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
32
16
29/08/2013
2. Membandingkan Rasio Persentase Capaian Output Dan Realisasi Antar Program/Kegiatan/Satker Sejenis Tujuan: Mengukur kinerja pelaksanaan program/kegiatan/satker dengan memakai program/kegiatan/satker dengan kinerja pelaksanaan anggaran terbaik sebagai benchmark. Metode: Disebut sebagai Analisis Batas Efisiensi (Efficiency Frontier Analysis). Dengan Suatu program matematis dijalankan dengan software (DEAP atau STATA) dari kumpulan data rasio output dan input, kita dapat mengidentifikasi rasio output/input terbaik sebagai benchmark. Benchmark-benchmark ini akan membentuk frontier atau garis batas, dan data rasio output/input yang berada di bawah batas akan dapat dihitung jaraknya dari batas ini. Inefisiensi merupakan gap/jarak antara suatu data dengan garis batas. Untuk Spending Review 2013 ini dilakukan dua pengukuran dengan metode analisis garis batas efisiensi ini, yaitu pada level program dan pada level kegiatan (khusus untuk output terkait dengan layanan perkantoran) INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
33
3. Membandingkan Rasio Persentase Capaian Output Dan Realisasi Antar Program/Kegiatan/Satker Sejenis Formula:
output _ aktual output _ t arg et : realisasi
Analisis:
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
34
17