MAKALAH KEWIRAUSAHAAN RENCANA BISNIS
SOSIS BAKAR MIGI “KAYA RASA” MAKANAN RINGAN
Disusun oleh : NURMIGIANTI 2012 81 030
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2014
2.
PENDAHULUAN 2.1 RANGKUMAN EKSEKUTIF Kegiatan usaha ini bergerak di bidang kuliner makanan ringan, lebih khususnya makanan ringan SOSIS BAKAR. Pada awal usaha ini, saya menjalankannya dimulai dengan modal usaha yang menengah dan berjualan di area perkantoran (kantin kantor Kementerian Perhubungan). Usaha ini kedepannya dapat dikembangkan dengan menjualnya secara keliling atau stand di kantin kampus/sekolah, dan pusat perbelanjaan. 2.2 SEJARAH BERDIRINYA USAHA Sosis merupakan salah satu jenis makanan yang digemari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, selain rasanya yang nikmat juga karena sangat mudah dan praktis membuat berbagai macam makanan olahannya. Sajian dari sosis memang menjadi hidangan yang sedap apalgi bila ditambah dengan bumbu-bumbu spesial, menambah kenikmatannya. Rasanya yang enak, gurih dan nikmat ini membuat sosis bakar menjadi cemilan favorit banyak orang. Sosis bakar disajikan dengan salad atau sayuran dan saus mayonaise, dan segelas lemon tea atau green tea. Rencananya, saya akan membuka stand di kantin besar kantor pusat Kementerian Perhubungan, sejauh ini sedikit yang menjual makanan/jajanan/makanan ringan, kebanyakan adalah makanan berat untuk makan siang/sarapan. Makanan ringan yang dijual hanya ada gorengan dan batagor/siomay, itupun hanya ada 1 penjual di kantin lorong (kantin yang sempit dan penuh asap). Sangat tidak nyaman untuk membeli makanan ditempat tersebut. Saya mendapat inspirasi membuka stand sosi bakar dari teman – teman yang sering membeli cemilan. Sosis ini menggunakan bahan baku yang berkualitas dan pasti halal. Sosis bakar yang disajikan memiliki beberapa varian rasa diantaranya sosis .... selain sosis sebagai menu utama, juga ada menu lain yang ditawarkan, seperti baso bakar, roti bakar, dan minuman seperti lemon tea, green tea, capucino, dll. Saya akan menggunakan kompor panggang bebas asap sehingga tidak akan menimbulkan asap yang mengganggu pedagang lain. Karena saya membuka stand dikomplek perakantoran, maka jam buka nya pun menyesuaikan dengan jam kerja kantor yaitu senin- jumat, pukul 07.00 – 17.00 WIB. pada awalnya saya akan memperkerjakan satu orang pegawai untuk menjalankan usaha ini. Dia secara full akan menjalankan usaha ini, karena saya harus bekerja.
2.3 VISI & MISI USAHA 3.
ASPEK PEMASARAN 3.1. GAMBARAN UMUM PASAR (STP) Segmen Pasar Gambaran umum konsumen dari usaha ini jika dilihat dari segi umur yaitu dari anakanak sampai dengan dewasa. Karena makanan ringan ini bisa dinikmati oleh berbagai kalangan. Terutama mereka yang menyukai cemilan/jajan. Target Pasar
3.2.
3.3.
Konsumen potensial untuk usaha ini sebenarnya adalah bagi usia-usia remaja seperti anak sekolah atau mahasiswa, namun karena saya menginginkan usaha pertama ini bertempat dengan tempat saya bekerja dan melihat peluang usaha bahwa sangat sedikit yang menjual makanan ringan/camilan di tempat saya bekerja, maka konsumen potensialnya adalah para pegawai di lingkungan kantor kementerian perhubungan dan sekitarnya. Berdasarkan pengamatan saya selama bekerja, pegawai cenderung akan merasa lapar dan ingin membeli cemilan sebelum makan siang atau setelah makan siang sebelum mereka pulang. Dan bukan hanya pegawai Kementerian Perhubungan saja yang berbelanja di kantin tersebut. Positioning Pesaing usaha sejenis tidak ad, karena pedagang makanan ringan yang ada hanya sedikit sekali, dan berjualan di tempat yang tidak nyaman (sempit dan bau asap). PERMINTAAN - Perkiraan/ prediksi jumlah permintaan konsumen terhadap produk. - Proyeksi permintaan konsumen dalam 2 minggu mendatang seperti kenaikan 10% per bulan. Bulan
Perkiraan Permintaan (dalam unit)
Minggu 1 Minggu 2
100 110
PENAWARAN - Penawaran dari produk pesaing sejenis di pasar Kapasitas Produksi/ Tahun (dalam Nama Perusahaan Pesaing Unit) -
-
Proyeksi penawaran dalam 2 bulan mendatang. Proyeksi penawaran disesuaikan dengan permintaan seperti kenaikan 10 % per tahun sesuai pertumbuhan ekonomi. Bulan
3.4.
3.5.
Perkiraan Penawaran (dalam Unit)
RENCANA PENJUALAN DAN PANGSA PASAR Rencana Penjualan Rencana produk yang akan dijual dalam 1 bulan STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN DAN PESAING Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran dilakukan berdasarkan analisa 7P dengan alat analisis SWOT menurut Kottler yang terdiri atas : - Product Produk dalam usaha ini menggunakan bahan-bahan yang berkualitas, sehingga akan mempengaruhi pada rasanya. Selain itu konsumen akan merasa aman dan
-
-
-
-
-
-
4.
nyaman membeli produk. Ukuran sosis yang ditawarkan sesuai dengan porsi, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, sehingga konsumen akan merasa pas ketika memakannya. Bumbu-bumbu yang digunakan juga menambah nikmat dari sosis yang pada dasarnya sudah memiliki rasa. Tempat dan kemasan yang bersih membuat konsumen lebih percaya makanan terjaga kebersihannya. Price Harga yang ditawarkan persatuannya terjangkau dan jika membeli banyak, misal untuk snack rapat, maka bisa diantar ke ruangan. Promotion Strategi agar produk usaha ini dapat dikenal oleh konsumen yaitu dengan beberapa cara, salah satunya dengan iklan. Beriklan dapat dilakukan melalui media cetak seperti brosur, poster, spanduk, iklan majalah/koran. Brosur dan poster untuk saat ini merupakan cara yang tepat untuk menarik konsumen. Brosur dapat disebar di tiap lantai di gedung kantor, sehingga apabila mereka menginginkannya dengan mudah dapat langsung menghubungi via telepon. PLACEMENT Cara mendistribusikan produk hingga sampai ke tangan konsumen, tentu saja dilakukan secara langsung ke konsumen. Jika konsumen menginginkan diantar ke ruangan, maka ada Office Boy dari ruangan si konsumen yang akan mengambil dan membawakannya kepada konsumen. Oleh karenanya, pemesanan dapat dilakukan melalu telepon dan sms. PEOPLE Kriteria sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk meningkatkan penjualan produk ke konsumen adalah orang yang cekatan dalam bekerja, bersih, ramah dan komunikatif. Sehingga konsumen akan merasa nyaman ketika membeli produk, karena mendapatkan pelayanan yang prima. PROCESS Proses pengolahan dan penyajian produk ini tentu saja menjadi hal yang harus diperhatikan agar konsumen merasa aman menikmati produk ini. Proses pengolahannya akan tetap menjaga kualitas produknya, serta menjaga kebersihan tempatnya. PHYSICAL EVIDENCE Fasilitas pendukung atau sarana yang digunakan mengutamakan kebersihan dan kerapihan. Sehingga pembeli merasa nyaman untuk membeli produk ini. Dapat berupa stand yang terdapat gambar-gambar menu yang bervariasi, sehingga pembeli merasa tertarik untuk membelinya.
ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN 4.1. ASPEK ORGANISASI Nama Perusahaan/ Usaha : Sosi Bakar Migi Nama Pemilik/ Pimpinan : Nurmigianti Alamat tempat Usaha : Kantin Besar Kementerian Perhubungan, gedung Cipta Lt. Dasar. Jl. Medan Merdeka Barat No. 08 Jabatan, Jumlah staf, Uraian Tugas, dan Penggajian
JABATAN
Pemilik
Karyawan
4.2.
5.
URAIAN TUGAS - Mengelola Usaha baik segi keuangan, persediaan bahan baku, penggajian, dan pengembangan usaha - Melakukan operasional usaha, memasak dan menyiapkan bahan yang akan dimasak.
Jml
Upah/ Bulan
TOTAL
Rp 400.000
Rp 400.000
1
1
Perijinan Usaha ini adalah usaha yang tidak berbadan hukum, oleh karena itu tidak memerlukan perizinan yang kompleks tetapi hanya perlu perizinan dari pengelola gedung di Lingkungan Kantor Kementerian Perhubungan. Dan membayar uang sewa/ retribusi.
ASPEK PRODUKSI 5.1. Mesin/Peralatan/Aset Rencana Mesin/ peralatan yang digunakan : Nama Mesin/ Merk Jumlah Unit Peralatan Alat Pemanggang Listrik
AKEBONO TW-101
Kuas Pisau
1 3 2 set
Harga Rp 200.000,-
Rp 200.000,-
Rp 5.000,Rp 80.000,-
Rp 15.000,Rp 80.000,-
Total Pembelian Peralatan
5.2.
Jumlah Harga
Bahan Baku dan Bahan Pembantu Rencana pembelian bahan baku dan bahan pembantu : Bahan Baku dan persediaan bahan (untuk 2 minggu) : Nama Bahan Jumlah Harga satuan Sosis Kanzler Original 3 @12 Rp 26.000,1 @12 Rp 41.000,Sosis Kanzler Cheese Sosis Kanzler Chicken 1 @33 Rp 85.000,Sosis Kanzler Blackpepper 1 @20 Rp 85.000,Sosis Kanzler garlic 1 @20 Rp 85.000,Saus Tomat 2 btl @335 ml Rp 20.000,Saus Sambal 2 btl @335 ml Rp 20.000,Kecap Manis 1 btl @500 ml Rp 15.000,Lada/Merica Hitam Bubuk 1 btl @ 50 gr Rp 5.000,Garam 1 bungkus Rp 5.000,Total
Rp 295.000,-
Jumlah Harga Rp 78.000,Rp 41.000,Rp 85.000,Rp 85.000,Rp 85.000,Rp 40.000,Rp 40.000,Rp 15.000,Rp 5.000,Rp 5.000,Rp 479.000,-
Bahan Pembantu : Nama Bahan Tusukan Sate Plastik 1/2kg
Box sterofoam
5.3.
Foto Produk
Jumlah 15 bungkus 1 bgkus
Harga @Rp 2.000,@Rp 5.000,Rp 50.000,Total
Jumlah Harga Rp 30.000,Rp 5.000,Rp 50.000,Rp 85.000,-
6.
D.5.
ASPEK KEUANGAN 6.1. Sumber Pendanaan Dana yang digunakan adalah modal sendiri. 6.2. Kebutuhan Pembiayaan/Modal Investasi Kebutuhan Pembiayaan/ Mdoal Investasi sebesar Rp 295.000,6.3. Kebutuhan Pembiayaan/ Biaya Variable (1 bln) Kebutuhan Pembiayaan/ Modal Kerja sebesar Rp 1.128.000,6.4. Analisa Biaya Tetap Upah Karyawan = Rp 400.000,Sewa Tempat = Rp 200.000,Jumlah total =Rp 600.000,6.5. Harga Jual Produk Harga Jual Produk per unit = Rp 10.000,-
Analisa Keuntungan Analisa
keuntungan
ditujukan
terhadap
rencana
keuntungan
(pene-tapan
keuntungan) dengan menyesuaikan atau set-up harga dan volu-me penjualan yang dapat diserap oleh pasar dengan mempertimbang-kan kebijaksanaan dari pesaing. Analisa keuntungan ini harus selalu dilakukan dalam atau dengan acuan periode tertentu. 1.
Break Even Point (BEP)
Analisa BEP atau titik impas atau titik pulang pokok adalah suatu metode yang mempelajari
hubungan
antara
biaya,
keuntungan,
dan
volume
penjualan/produksi. Analisa yang juga dikenal dengan isti-lah CPV (Cost-ProfitVolume) ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keuntungan minimal yang harus dicapai, di mana pada tingkat tersebut perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Dalam analisa BEP, faktor-faktor biaya dibedakan menjadi: -
Biaya variabel, adalah biaya yang akan ikut berubah secara pro-porsional dengan perubahan volume penjualan atau produksi.
-
Biaya tetap, adalah biaya yang tidak akan ikut berubah dengan perubahan volume penjualan atau produksi. Analisa BEP d ihitung dengan formula sebagai berikut:
• Harga Jual /unit • Pendapatan • Biaya Tetap • Biaya Variable • Biaya Variable /unit BEP unit =
= Rp 10.000,= Rp 2.420.000,= Rp 600.000,= Rp 1.128.000,= Rp 1.128.000,- / 242 = Rp 4.663,-
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒/𝑢𝑛𝑖𝑡
600.000 10.000 −4663
=
600.000 5339
= 112 Unit
BEP rupiah =
−
600.000 1−
. .
. .
=
600.000 1 −0 4
=
600.000 0 53
= Rp 1.132.075,-
SALES RUPIAH
LABA BEP Rp 1.128.000,-
TOTAL BIAYA
BIAYA TETAP RUGI UNIT 112
•
Dari grafik BEP di atas, dapat disimpulkan bahwa Break Even Pont tercapai pada volume penjualan Rp 1.132.075,- atau dinyatakan dalam unit = 112 Unit.
•
Jumlah penjualan tersebut adalah jumlah minimal yang harus di pertahankan agar perusahaan tidak rugi.