PEMANFAATAN EKSTRAK ETANOL BUAH SOSIS (Kigelia africana (Linn.) Benth.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN ALAMI DAN ANTIBAKTERI DALAM PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN UTILIZATION OF SAUSAGE FRUIT (Kigelia africana (Linn.) Benth.) ETHANOL EXTRACT AS A NATURAL ANTIOXIDANT AND ANTIBACTERIAL IN TRANSPARENT SOAP Birgitta Eknis Putri*, Hartati Soetjipto**, Sri Hartini** *Mahasiswa Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika **Dosen Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga Jl. Diponegoro No. 52-60, Salatiga 50711, Jawa Tengah – Indonesia
[email protected] ABSTRACT The objectives of this study were to determined the total phenolic content, antioxidant activity and antibacterial activity of ethanol extract of the sausage fruit as the natural active ingredients in soap transparent. The sausage fruit extract was obtained by ethanol maceration method. The total phenolic content was measured by folin ciocalteau reagent, antioxidant activity was test by using DPPH (1,1-Diphenyl-2-Picryl-hidrazyl) reagent where as antibacterial activity was performed by using paper discs method againts gram positive bacteria [Bacillus subtilis (ATCC 6051)] and gram negative bacteria [Escherichia coli (ATCC 0091IFO)]. The quality of transparent soap which is obtained in this study was compared to SNI 06-3532-1994 bath soap. The extract was concentration were used in this study are 0%; 0,5%; 1,0%; 1,5%; 2,0%; 3,0%; and 4,5%. the data were analized by Randomized Completely Block Design (RCBD), 7 treatments and 4 replications. The average total phenolic content, antioxidant activity and IC50, and Minimum Inhibitor Concentration (MIC) were determined with the test Honestly Significant Difference (HSD) with significance level 0f 5%. The results of the study showed that the total phenolic content of the extracts was 6,45±0,59 mg EAG/ g and antioxidant activity with IC50 8,56±0,84 mg/ L. Antibacterial activity of the sausage fruit extract was more effective to gram positive than gram negative bacteria. The optimal concentration of fruit extracts in transparent soap making process was 2,0%. The transparent soap obtained fulfilled SNI 06-3532-1994, except for the value of moisture content. Keywords: Kigelia africana, polyphenols, antioxidant, antibacterial, transparent soap PENDAHULUAN Kigelia africana (suku Bignoniacea) merupakan salah satu tanaman peneduh yang banyak dijumpai di sekitar kita dan termasuk tumbuhan tropis. Owolabi, et al., (2008) melaporkan buah sosis (K. africana) di Nigeria Selatan digunakan sebagai tanaman obat herbal. Gabriel dan Olubunmi (2009) melaporkan bahwa buah sosis mengandung iridoid, naphthaquinones, monoterpenoid naphthaquinones, isocoumarins, lignan sterol
1
2
dan flavonoid yang terkandung dalam buah, batang, daun dan akar. Buah sosis (K. africana) juga mempunyai fungsi yang lain yaitu sebagai antioksidan yang dapat menetralisir radikal bebas berlebihan, antibakteri, antijamur, antineoplastik, analgesic, antiinflammatory, antimalaria, antiprotozoa, antidiarrheal (Saini, et al., 2009). Sabun merupakan garam alkali karboksilat (RCOONa) yang memiliki gugus R (hidrofobik) dan COONa (hidrofilik). Proses yang terjadi dalam pembuatan sabun disebut sebagai saponifikasi (Girgis, 2003). Ada 2 jenis sabun yang dikenal, yaitu sabun padat (batangan) dan sabun cair. Sabun padat dibedakan atas 3 jenis, yaitu sabun opaque, translucent, dan transparan. Secara umum sabun transparan dibuat dengan cara mencampurkan sediaan minyak, basa, etanol, dan larutan gula untuk membentuk larutan yang jernih (Hambali, dkk., 2005), serta bahan aktif tambahan seperti surfaktan, pelumas, antioksidan, deodorant, warna, parfum, pengontrol pH, dan lain-lain.
Namun, sampai sejauh ini bahan aktif tambahan yang banyak digunakan dalam produk sabun yaitu bahan aktif yang terbuat dari bahan sintetik. Penggunaan bahan sintetik dengan dosis yang berlebih dapat bersifat karsinogenik dan menyebabkan penuaan dini (Owolabi, et al., 2008). Oleh karena itu ekstrak buah sosis (K. africana) dapat dimanfaatkan sebagai bahan aktif tambahan dalam formulasi sabun transparan. Maka dari itu penelitian ini menggunakan buah sosis (K. africana) sebagai sumber antioksidan dan antibakteri alami yang diaplikasikan dalam produk sabun. Berdasarkan latar belakang di atas maka, tujuan dari penelitian ini adalah 1. Mengukur kandungan fenolik total, aktivitas antioksidan, dan aktivitas antibakteri ekstrak dan sabun buah sosis (K. africana); 2. Menentukan konsentrasi ekstrak buah sosis (K. africana) yang optimal dalam pembuatan sabun transparan dan membandingkan sabun yang dihasilkan dengan SNI 06-3532-1994 sabun mandi.
METODOLOGI Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai Mei 2014 di Laboratorium Kimia Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Bahan dan Piranti Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu daging buah sosis (K. africana)
3
yang diperoleh dari Ambarawa dan sekitarnya, sedangkan bahan kimiawi yang digunakan adalah n-heksana, etanol, Na2CO3, H2SO4, HCl, KOH, Na2SO4, NaOH, sodium lauryl sulfat, reagen folin ciocalteau, NaCl (PA, E-Merck, Germany), DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil), asam galat (Sigma, USA), plate count agar (PCA), nutrient broth (NB), gliserin, micro paraffin, indikator methyl orange, indikator fenolftalein (Merck, Germany), minyak sawit (Hemart), sukrosa (GulaKu) dan akuades. Bakteri yang digunakan yaitu bakteri Bacillus subtilis (ATCC 6051) dan Escherichia coli (ATCC 0091IFO). Piranti yang digunakan antara lain: neraca analitis (4 digit) (Mettler H 80, Mettler Instrument Corp., USA), neraca analitis (2 digit) (Ohaus TAJ602, Ohaus Corp., USA), spektrofotometer uv-vis (Optizen, 3220 UV), penangas air (Memmert), Rotary Evaporator (Buchi RI 14), grinder (Cosmo), shaker (Kika Labortechnik KS501 digital), moisture balance (OHAUS MB25), kertas pH (Merck, Germany), pemanas elektrik (Stuart Scientific), termometer, dan peralatan gelas. Metode Penelitian Preparasi Sampel Buah sosis (K. africana) dibersihkan, dikupas, kemudian daging buah dipotong kecil-kecil, selanjutnya dikering angin, dan dihaluskan menggunakan grinder. Ekstraksi Sampel Metode Maserasi (Olubunmi, et al., yang termodifikasi 2009) Lima puluh gram sampel buah sosis (K. africana) dimaserasi dengan 500 mL heksana selama 24 jam, kemudian disaring menggunakan kertas saring. Selanjutnya residu dimaserasi kembali dengan 500 mL etanol 80% selama 24 jam, setelah itu disaring dan ampas dibilas dengan menggunakan etanol sebanyak 3x. Semua hasil maserasi yang dihasilkan dipekatkan menggunakan rotary evaporator. Penentuan Kadar Fenolik Total Ekstrak (Povilaityte and Venskutonis, 2000) Pembuatan Larutan Standar Asam Galat Sepuluh miligram asam galat dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL, ditepatkan dengan akuades. Deret standar dibuat dengan konsentrasi (0,01; 0,02; 0,03; 0,04; 0,05; 0,06; 0,07; 0,08; 0,09; dan 0,10) mg/ml. 1 mL tiap konsentrasi asam galat diambil, ditambah 2 mL folin ciocalteau 10% dan 2,5 mL Na2CO3 7,5% (b/v). Larutan diinkubasi selama 30 menit, kemudian diukur absorbansi pada panjang gelombang 765 nm.
4
Persiapan Larutan Ekstrak Buah Sosis (K. africana) Satu mL filtrat sampel ekstrak buah sosis (K. africana), ditambah dengan 2 mL folin ciocalteau 10% dan 2,5 mL Na2CO3 7,5% (b/v). Larutan diinkubasi selama 30 menit, kemudian diukur absorbansi pada panjang gelombang 765 nm, dan digunakan asam galat sebagai standar. Langkah-langkah ini diulangi untuk pengujian kandungan fenolik total pada sabun. Aktivitas Antioksidan Ekstrak (Amarowicz and Shahidi, 2000) Satu mililiter filtrat sampel ekstrak buah sosis (K. africana) di tambah dengan 2 mL DPPH 0,2 mM. Larutan diinkubasi selama 30 menit, kemudian diukur absorbansi pada panjang gelombang 517 nm. Pengukuran juga dilakukan pada absorbansi blanko, yaitu dengan mengganti sampel dengan pelarut sampel. Langkah-langkah ini diulangi untuk pengujian % penghambatan radikal bebas pada sabun. Nilai % inhibisi (penghambatan radikal bebas) dihitung dengan rumus:
Nilai konsentrasi penghambatan radikal bebas sebanyak 50% (IC50) dihitung berdasarkan persamaan regresi linier yang diperoleh dari hubungan konsentrasi sampel penghambatan DPPH. Aktivitas Antibakteri Ekstrak (Faradisa, 2008) Larutan Plate Count Agar (PCA) dimasukkan dalam cawan petri dan masingmasing dicampur dengan 0,1 mL suspensi bakteri Bacillus subtilis (ATCC 6051) dan Escherichia coli (ATCC 0091IFO) dengan jumlah bakteri yang setara dengan larutan MC Farland sebesar 6 x 108 CFU/mL, kemudian di homogenkan. Masing-masing sebanyak 20 μL ekstrak buah sosis (K. africana) dengan berbagai konsentrasi 500; 750; 1000; 1500; 2000; 3000; dan 4000 ppm, kemudian diteteskan di atas kertas cakram, selanjutnya diinkubasi pada suhu 37 ◦C selama 24 jam sampai muncul daerah hambatan. Pengukuran zona hambatan dilakukan dengan mengukur diameter daerah jernih di sekitar cakram kertas dengan menggunakan jangka sorong. Langkah-langkah
ini
diulangi untuk pengujian antibakteri pada sabun. Pembuatan Sabun (Soetjipto, 2010) Lima puluh mililiter minyak sawit dipanaskan di atas hotplate sampai mencapai suhu konstan 45 oC, larutan NaOH 32% (b/v), dipanaskan hingga mencapai suhu 35 oC.
5
Selanjutnya 20,7 mL larutan NaOH 32% (b/v) dituang ke dalam minyak hangat sambil terus diaduk konstan selama 5-10 menit. Sambil terus diaduk, 67,07 gram etanol dituang perlahan-lahan, bila perlu erlenmeyer ditutup plastik untuk mengurangi penguapan etanol. Setelah itu ditambahkan 56,8 gram gliserin dan 20,7 gram larutan sukrosa 70% (b/v) ditambahkan perlahan-lahan sambil terus diaduk hingga warna berubah menjadi transparan. Selanjutnya dimasukkan 5 gram texapon dan ekstrak etanol buah sosis (K. africana) dengan varian konsentrasi 0% (kontrol); 0,5%; 1,0%; 1,5%; 2,0%; 3,0%; dan 4,5%. Setelah campuran homogen dituang ke dalam cetakan. Lalu sabun dibiarkan selama 2 minggu untuk diuji standar mutu sabun mandi. Penentuan Sifat Fisiko-Kimiawi Sabun Penentuan fisik, transparansi, warna, dan aroma ditentukan dengan pemaparan secara deskriptif, penentuan kadar air (SNI 06-3532-1994), jumlah asam lemak (SNI 06-3532-1994), alkali bebas/lemak bebas (SNI 06-3532-1994), asam lemak bebas/ lemak netral/lemak tidak tersabunkan (SNI 06-3532-1994), minyak mineral (SNI 063532-1994) (SNI, 1994) dan penentuan pH (SNI 06-4085-1996) (SNI, 1996).
ANALISIS DATA Data dianalisis menggunakan rancangan dasar RAK(Rancangan Acak Kelompok) dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan. Sebagai perlakuan adalah konsentrasi ekstrak etanol buah sosis yaitu: 0% (kontrol); 0,5%; 1,0%; 1,5%; 2,0%; 3,0%; dan 4,5%. Sebagai kelompok adalah waktu uji. Pengujian antar rataan perlakuan dilakukan dengan menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan tingkat kebermaknaan 5% (Steel dan Torrie, 1980).
HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Total Fenolik dan Aktivitas Antioksidan IC50 Ekstrak dan Sabun Buah Sosis (K. africana) Hasil ekstraksi buah sosis berupa cairan berwarna coklat. Rataan kandungan fenolik total dan aktivitas antioksidan ekstrak buah sosis (K. africana), ditampilkan pada Tabel 1.
6
Tabel 1. Rataan Kandungan Total Fenolik dan Aktivitas Antioksidan IC50 Ekstrak Buah Sosis (K. africana) Ulangan 1 2 3 4 Purata ± SE
Kandungan Total Fenolik (mg EAG/g) 6,79 5,95 6,96 6,09 6,45 ± 0,59
Aktivitas Antioksidan IC50 (mg/L) 8,88 7,60 9,27 8,50 8,56 ± 0,84
Tabel 1 menunjukkan bahwa purata kadar fenolik total ekstrak buah sosis (K. africana) 6,45 ± 0,59 mg EAG/g yang berarti dalam setiap gram ekstrak setara dengan 6,45 mg asam galat. Aktivitas antioksidan (IC50) menunjukkan bahwa ekstrak buah sosis (K. africana) memiliki IC50 sebesar 8,56 ± 0,84 mg/L hal ini berarti bahwa pada konsentrasi 8,56 mg/L sampel dapat menghambat 50% radikal bebas DPPH. Hasil perhitungan besar kandungan fenolik total sabun buah sosis (K. africana), ditampilkan pada Tabel 2. Tabel 2. Rataan Kadar Fenolik Total Pada Berbagai Konsentrasi Sabun Ekstrak Buah Sosis (K. africana.) Konsentrasi (%)
mgEAG
/g±SE
W = 0,0636
0,0%
0,5%
1,0%
1,5%
2,0%
3,0%
4,5%
0,08±0,0050
0,14±0,0469
0,15±0,0227
0,17±0,0037
0,18±0,0100
0,21±0,0657
0,21±0,0057
a
ab
bc
bc
bc
c
c
Keterangan : *SE = Simpangan Baku Taksiran *BNJ 5 % *Angka yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata sedangkan angka yang yang diikuti huruf yang sama menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda nyata. *Keterangan ini berlaku juga untuk tabel 3, 4, dan 5.
Tabel 2 menunjukkan bahwa analisa pengukuran kadar fenolik total sabun ekstrak etanol buah sosis berkisar antara 0,08-0,21 mg EAG/ g. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang ditambahkan, semakin tinggi pula kadar fenolik total dalam sabun. Kadar fenolik sangat penting untuk diketahui, karena senyawa fenol dapat bertindak sebagai zat pereduksi, penyumbang hidrogen dan peredam oksigen singlet yang terkait dengan efek antioksidan yang ditimbulkan (Amelia, 2014). Hasil perhitungan aktivitas antioksidan sabun buah sosis (K. africana), ditampilkan pada Tabel 3.
7
Tabel 3. Rataan Aktivitas Antioksidan (% Inhibisi) Pada Berbagai Konsentrasi Sabun Ekstrak Buah Sosis (K. africana.) Konsentrasi (%) 0,0%
0,5%
1,0%
1,5%
2,0%
3,0%
4,5%
% ±SE 10,45 ±4,81 11,95±5,74 12,72±5,16 14,39±6,57 15,06±6,50 16,10±5,65 17,84±3,97 W = 2,5291 a ab abc bcd cd de e
Tabel 3 menunjukkan bahwa analisa pengukuran aktivitas antioksidan (% Inhibisi) sabun ekstrak etanol buah sosis berkisaran antara 10,00 – 17,00%. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang ditambahkan, semakin tinggi pula aktivitas antioksidan dalam sabun. Aktivitas Antioksidan sangat penting untuk diketahui, karena aktivitas antioksidan mampu menghambat efek penuaan, memberi perlindungan sel tubuh, serta bersifat UV protektif (Saxton, et al., 2013).
Gambar 1. Reaksi Penghambatan Radikal Menggunakan Metode DPPH (Saxton, et al., 2013)
Aktivitas Antibakteri Ekstrak dan Sabun Buah Sosis (K. africana) Hasil uji antibakteri ekstrak buah sosis (K. africana) terhadap terhadap bakteri gram positif B. subtilis (ATCC 6051) dan bakteri gram negatif E.coli (ATCC 0091IFO), dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rataan Aktivitas Antibakteri Pada Berbagai Konsentrasi Ekstrak Buah Sosis (K. africana) Konsentrasi (ppm) 1000 1500
500
750
B. subtilis mm ± SE W = 0,1640 Keterangan
7,03 ± 0,04 a sedang
7,18 ± 0,03 ab sedang
7,31 ± 0,20 b sedang
8,07 ± 0,04 c sedang
E. coli mm±SE W = 0,1635 Keterangan
6,45 ± 0,09 a sedang
7,05 ± 0,06 b sedang
7,12 ± 0,09 b sedang
7,54 ± 0,12 c sedang
2000
3000
4000
8,27 ± 0,03 d sedang
9,27 ± 0,04 e sedang
10,29 ± 0,05 f kuat
8,48 ± 0,09 d sedang
9,11 ± 0,03 e sedang
9,76 ± 0,03 f sedang
8
Hasil uji antibakteri sabun buah sosis (K. africana) terhadap terhadap bakteri gram positif B. subtilis (ATCC 6051) dan bakteri gram negatif E.coli (ATCC 0091IFO), dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Rataan Aktivitas Antibakteri Pada Berbagai Konsentrasi Sabun Buah Sosis (K. africana.) Konsentrasi (%) 0,0%
0,5%
1,0%
1,5%
2,0%
3,0%
4,5%
B. subtilis mm±SE W = 0,1042 Keterangan
6,10 ± 0,04 a sedang
6,14 ± 0,02 a sedang
6,27 ± 0,08 a sedang
6,39 ± 0,01 a sedang
6,51 ± 0,02 a sedang
6,99 ± 0,08 b sedang
7,58 ± 0,08 c sedang
E. coli mm±SE W = 0,0654 Keterangan
6,02 ± 0,03 a sedang
6,07 ± 0,03 a sedang
6,13 ± 0,03 a sedang
6,18 ± 0,02 a sedang
6,25 ± 0,04 b sedang
6,36 ± 0,05 c sedang
6,56 ± 0,03 d sedang
Tabel 4 dan Tabel 5 menunjukkan bahwa diameter daya hambat (DDH) ekstrak buah sosis (K. africana) terhadap bakteri gram positif B.subtilis (ATCC 6051) pada konsentrasi 500 ppm sampai 3000 ppm berkisar antara 7 mm sampai 10,5 mm dan pada penambahan kosentrasi ekstrak buah sosis (K. africana) 0% sampai 4,5% dalam sabun berkisar 6 mm sampai 7 mm. Sedangkan terhadap bakteri gram negatif E.coli (ATCC 0091IFO) pada konsentrasi 500 ppm sampai 3000 ppm berkisar antara 6 mm sampai 10 mm dan pada penambahan kosentrasi ekstrak buah sosis (K. africana) 0% sampai 4,5% dalam sabun berkisar 6 mm sampai 6,5 mm. Menurut Davis dan Stout (1971), kriteria kekuatan daya antibakteri dikategorikan lemah jika DDH ≤ 5 mm, kategori sedang jika DDH 5 -10 mm, kuat jika DDH diatas 10-20 mm, dan sangat kuat jika DDH >20 mm. Berdasarkan kriteria tersebut ekstrak buah sosis (K. africana) terhadap B. subtilis (ATCC 6051) pada konsentrasi 500-3000 ppm menunjukkan efek antibakteri sedang, dan pada konsentrasi 4000 ppm menunjukkan efek antibakteri kuat. Penambahan kosentrasi ekstrak buah sosis (K. africana) 0% sampai 4,5% dalam sabun juga menunjukkan efek antibakteri sedang. Sedangkan terhadap bakteri E. coli (ATCC 0091IFO) pada konsentrasi 500-4000 ppm ekstrak buah sosis (K. africana) maupun yang telah diaplikasikan pada sabun dengan penambahan kosentrasi 0% sampai 4,5% semuanya menunjukkan efek antibakteri sedang.
9
Seiring dengan meningkatnya dosis ekstrak buah sosis (K. africana) efek antibakterinya juga cenderung meningkat. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas antibakteri ekstrak buah sosis (K. africana) lebih efektif terhadap bakteri gram positif dibandingkan bakteri gram negatif. Hal ini diduga karena komposisi dinding sel bakteri gram positif relatif lebih tipis dari pada gram negatif. Dinding sel bakteri gram positif tersusun hanya dari dua lapisan yaitu peptidoglikan dan polisakarida yang disebut asam teikoat. Sedangkan dinding sel bakteri gram negatif tersusun dari lapisan peptidoglikan serta mengandung lipopolisakarida, fosfolipid, serta lipoprotein (Nur, 2012), sehingga dinding sel bakteri gram negatif lebih sulit ditembus oleh sampel dibandingkan bakteri gram positif. Pengujian Standar Mutu Sabun Menurut SNI Hasil pengujian sifat fisika-kimiawi sabun buah sosis (K. africana) ditampilkan pada Tabel 6. Tabel 6. Pengujian Fisika-Kimiawi Sabun Buah Sosis (K. africana) Pada Berbagai Konsentrasi EKSTRAK
0,0%
0,5%
1,0%
1,5%
2,0%
3,0%
4,5%
Fisik
L
L
L
L
L
L
L+
Transparan
T
T
T
T
T
T
T
Coklat
Coklat + Minyak Sawit & Ekstrak
Warna
Kekuningan
Kekuningan +
Kuning
Kecoklatan
Kecoklatan +
Aroma
Minyak Sawit
Minyak Sawit
Minyak Sawit
Minyak Sawit
Minyak Sawit
Minyak Sawit & ekstrak
Keterangan : *L = Lunak *T = Transparan *Tanda + menunjukkan tingkatan lebih pada fisik dan warna sabun buah sosis (K. africana)
Tabel 6 menunjukkan bahwa semakin besar penambahan konsentrasi ekstrak etanol buah sosis (K. africana) semakin lunak dan warna yang dihasilkan semakin coklat, karena pengaruh dari penambahan ekstrak etanol buah sosis yang berwarna coklat. Sedangkan pada aroma sabun memiliki aroma yang khas yaitu minyak sawit dan bau ektrak. Hasil perbandingan mutu sabun buah sosis (K. africana) dengan SNI 06-35321994 sabun mandi ditampilkan pada Tabel 7.
10
Tabel 7. Rataan Perbandingan Mutu Sabun Buah Sosis (K. africana) dengan SNI 06-3532-1994 Sabun Mandi UJI
Kadar Air
Jumlah Asam Lemak
Alkali Bebas
Asam Lemak Bebas
Minyak Mineral
pH
Syarat
Maksimal 15,00%
>10,00%
Maksimal 0,10%
<2,50%
Negatif
8,0-11,0
30,30 ± 0,47a 30,90 ± 0,96a 29,74 ± 2,27a 30,38 ± 1,99a 29,61 ± 2,59a 30,58 ± 0,32a 30,79 ± 1,11a 3,3182
10,31 ± 0,58a 10,28 ± 0,61a 10,77 ± 0,96a 10,58 ± 0,76a 10,50 ± 1,00a 10,15 ± 1,59a 10,40 ± 0,99a 2,0816
0,05 ± 0,0056a 0,05 ± 0,0049a 0,05 ± 0,0040a 0,05 ± 0,0054a 0,05 ± 0,0050a 0,05 ± 0,0049a 0,05 ± 0,0045a 0,0098
4,94 ± 0,92b 4,70 ± 0,39b 4,70 ± 0,39b 3,78 ± 0,07b 1,95 ± 0,39a 2,06 ± 0,62a 1,43 ± 0,27a 1,3314
Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif -
10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 -
SNI Perlakuan 0,0% 0,5% 1,0% 1,5% 2,0% 3,0% 4,5% W
Keterangan : *SE = Simpangan Baku Taksiran *BNJ 5 % *Angka yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata sedangkan angka yang yang diikuti huruf yang sama menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda nyata.
Kadar Air Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil analisa kadar air pada sabun ekstrak etanol buah sosis (K. africana) berkisar ± 30,00%. Nilai ini tidak memenuhi syarat mutu kadar air SNI 06-4085-1996 yang besarnya maksimum 15,00%. Nilai kadar air sangat penting untuk diketahui dalam sebuah produk sabun, karena banyaknya air pada sabun akan berpengaruh terhadap kelarutan dan penyusutan sabun. Semakin banyak air yang terkandung dalam sabun maka sabun akan semakin mudah larut dan menyusut pada saat digunakan (Spitz,1996). Jumlah Asam Lemak Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil analisa jumlah asam lemak sabun ekstrak etanol buah sosis (K. africana) berada pada kisaran 10,00%. Nilai ini memenuhi syarat mutu jumlah asam lemak menurut SNI 06-4085-1994 yang besarnya maksimum lebih dari 10,00%. Nilai jumlah asam lemak sangat penting untuk diketahui dalam sebuah produk sabun, karena jumlah asam lemak dapat mempengaruhi daya simpan sabun walaupun sangat efisien dalam membersihkan kotoran (Saxton, et al., 2013). Alkali Bebas Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil analisa alkali bebas sabun ekstrak etanol buah sosis (K. africana) berkisar ± 0,05% nilai ini memenuhi syarat mutu alkali bebas SNI 06-4085-1996 maksimum sebesar 0,10%. Alkali bebas merupakan alkali dalam
11
sabun yang tidak berikatan dengan asam lemak (membentuk garam asam lemak yaitu sabun). Alkali dalam sabun tidak boleh melebihi 0,10% untuk natrium karena alkali memiliki sifat keras dan dapat mengakibatkan iritasi dalam kulit. Bila kadar alkali bebas terlalu tinggi, maka akan menyebabkan kulit menjadi kering dan iritasi (Hernani dkk., 2010). Asam Lemak Bebas/ Lemak Netral/Lemak Tidak Tersabunkan Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil analisa asam lemak bebas sabun ekstrak etanol buah sosis (K. africana), menunjukkan bahwa sampai batas penambahan ekstrak sebesar 1,5% kadar asam lemak bebas melebihi standar SNI 06-3532-1994 yang ditentukan. Namun pada penambahan 2,0-4,5% terjadi penurunan asam lemak bebas sehingga memenuhi syarat SNI 06-3532-1994. Nampaknya penambahan ekstrak etanol buah sosis pada kadar 2,0% mampu menurunkan kadar asam lemak bebas pada sabun. Pada produk sabun, lemak menunjukkan jumlah asam lemak dari trigliserida yang belum tersabunkan dan yang tersabunkan, nilai tersebut bergantung pada jenis bahan baku minyak/lemak yang digunakan dalam produksi sabun. Penurunan jumlah total asam lemak diakibatkan dengan meningkatnya jumlah air seiring dengan penambahan ekstrak buah sosis (K. africana) yang ditambahkan. (Wijana, dkk., 2009). Minyak Mineral Minyak mineral adalah minyak yang berasal dari penguraian bahan organik oleh jasad renik seperti minyak bumi dan turunannya (Hambali dkk., 2009). Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil analisa minyak mineral sabun ekstrak etanol buah sosis (K. africana) menghasilkan nilai negatif setelah proses titrasi dengan menggunakan akuades, warna larutan tetap jernih (negatif) sehingga memenuhi syarat mutu minyak mineral SNI 06-4085-1994. Pengukuran pH Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil pengukuran pH sabun ekstrak etanol buah sosis (K. africana), berada pada kisaran 10,0. Nampaknya penambahan konsentrasi ekstrak etanol tidak berpengaruh terhadap nilai pH sabun. Nilai pH sesuai dengan syarat mutu yang ditetapkan menurut SNI 06-4085-1996, yaitu antara 8,0-11,0.
12
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kandungan fenolik total ekstrak dan sabun buah sosis (K. africana) berturut-turut sebesar 6,45 ± 0,59 mg EAG/g dan 0,08-0,21 mg EAG/g, aktivitas antioksidan (IC50) ekstrak dan (% inhibisi) sabun sosis (K. africana) berturut-turut sebesar 8,56 ± 0,84 mg/L dan 10,00-17,00%. Sedangkan aktivitas antibakteri ekstrak terhadap bakteri B. subtilis tergolong kuat pada konsentrasi 4000 ppm dan terhadap bakteri E. coli tergolong sedang pada konsentrasi 500-4000 ppm, serta aktivitas antibakteri sabun buah sosis (K. africana) terhadap bakteri B. subtilis dan bakteri E. coli tergolong sedang pada penambahan kosentrasi ekstrak buah sosis (K. africana) 0,0% sampai 4,5%. 2. Konsentrasi penambahan ekstrak buah sosis (K. africana) yang optimal pada konsentrasi 2,0% dalam formulasi sabun memenuhi standart SNI 06-3532-1994, kecuali untuk nilai kadar air.
DAFTAR PUSTAKA Amelia. (2014). Fito-kimia Komponen Ajaib Cegah PJK, DM dan Kanker. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bogor. Amarowicz, R., Naczk, M., and Shahidi, F. (2000). Antioxidant Activity of Crude Tannins of Canola and Rapeseed Hulls. JAOCS , 77 (9), 957-961. Davis, W.W and Stout, T.R. (1971). Disc PlateMethods of Microbiological Antibiotic Assay. Microbiology.22 (4): 659-665. Faradisa, M. (2008). Uji Efektifitas Antimikroba Senyawa Saponin Dari Tanaman Blimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi Linn). Universitas Islam Negeri Malang. Malang. Girgis, A. (2003). Production of High Quality Castile Soap from High Rancid Olive Oil Gracasy Aceites. (3), 226-233. Hambali, E., Ani, S., dan Evimia I. U. (2012). Kajian Pengaruh Penambahan Lidah Buaya (Aloe vera) terhadap Mutu Sabun Transparan. Jurnal Teknik Industri Pertanian 14, (2) . 74-79.
13
Nur, Arif. (2012). Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif. http://arifworldscience.blogspot.com/2012/06/bakteri-gram-positif-dan-negatif.html. Diunduh pada 14 Maret 2014. Olubunmi, A., Gabriel, O. A., and Scott, A. O. (2009). Antioxidant and Antimicrobial Activity of Cuticular. FABAD J. Pharm. Sci., 34 , 187-194. Owolabi, Amaechina, and Eledan. (2008). Central nervous system stimulant effect of the ethanolic extract of Kigelia africana. Journal of Medicinal Plants Research , 2 (2), 20-23. Povilaityte, V and Venskutonis. (2000). Antioxidative activity of Purple Peril (Perilla frutescens L.), Moldavian Dragonhead (Dracocephalum moldavica L.), and Roman Chamonile (Anthemis nobilis L.) Extracts in Rapeseed Oil. Department of Food Technology. Kaunas, Lithuania: Kaunas University of Technology. Saini, S., Kaur, H., Verma, B., Ripudaman, and Singh, S. K. (2009). Kigelia africana (Lam.) Benth. - An overview. Natural Product Radiance , 190-197. Saxton, K., Crosby, B., and Dunn, K. (2013). Formulation of Transparent Melt and Pour Soaps Without Petroleum Derivatives. H-SC Journal of Sciences, II. SNI. (1994). SNI 06-3532-1994 Sabun Mandi. Badan Standardisasi Nasional. SNI. (1996). SNI 06-4085-1996 Sabun Mandi Cair. Badan Standardisasi Nasional. Soetjipto, H. (2010). Petunjuk Praktikum Produk Kosmetika. Fakultas Sains dan Matematika UKSW. Salatiga. Spitz, I. (1996). Soap and Detergent a Theorical and Practical Review. AOCS Press, Champain-Illionis, (2), 47-73. Steel, R., dan James, H. T. (1980). Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. Gramedia. Jakarta. Wijana, S., Soemarjo, dan Harnawi, T. (2009). Studi Pembuatan Sabun Mandi Cair dari Daur Ulang Minyak Goreng Bekas (Kajian Pengaruh Lama Pengadukan dan Rasio Air:sabun Terhadap Kualitas). Jurnal Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya , 10 (1), 54 - 61.
14
LAMPIRAN I
MAKALAH SEMINAR I SN-KPK VI 2014 UNS, SURAKARTA 21 JUNI 2014
15
16
yang
akan
Sabun
diaplikasikan
merupakan
salah
pada
sabun.
Metode
satu
produk
Preparasi Sampel
kosmetika ataupun toiletris yang relatif paling
banyak
digunakan dibandingkan
dengan produk-produk toiletris lainnya.
Buah sosis dibersihkan, dikupas, kemudian daging buah dipotong kecil-kecil, selanjutnya dikering angin, dan dihaluskan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
menggunakan grinder. Ekstraksi Sampel Metode Maserasi [5]
mengukur kandungan fenolik total, menguji
Lima puluh gram sampel dimaserasi
aktivitas antioksidan IC50 ekstrak etanol
dengan 500 mL heksana selama 24 jam,
buah sosis dan menentukan konsentrasi
kemudian disaring menggunakan kertas
ekstrak buah sosis yang optimal dalam
saring dan filtratnya disimpan. Selanjutnya
pembuatan
dengan
residu dimaserasi kembali dengan 500 mL
variasi konsentrasi kontrol 0%; 0,5%; 1%;
etanol 80% selama 24 jam, setelah itu
1,5%;
serta
disaring dan ampas sampel dibilas dengan
membandingkannya dengan SNI 06-3532-
menggunakan etanol sebanyak 3x, lalu
1994.
dipekatkan
sabun
2%;
transparan
3%;
dan
4,5%,
menggunakan
rotary
evaporator.
METODE PENELITIAN
Penentuan Kadar Fenolik Total Ekstrak
Alat dan Bahan
[8]
Alat-alat
yang
digunakan
dalam
Pembuatan Larutan Standar Asam Galat Sepuluh miligram dimasukkan ke
penelitian ini adalah: rotary evaporator (Buchi
RI
14),
Grinder
(Cosmo),
dalam
labu ukur
100
mL, ditepatkan
Spektrofotometer UV-Vis (Optizen, 3220
dengan akuades. Deret standar dibuat
UV),
(Mettler
H-80),
dengan konsentrasi (0,01; 0,02; 0,03; 0,04;
shaker
(Kika
0,05; 0,06; 0,07) ( /v). 1 mL konsentrasi
moisture
diambil, ditambah 2 mL Follin Ciocalteau
balance (OHAUS MB25) dan kertas pH
10% dan 2,5 mL Na2CO3 7,5% ( /v). Larutan
(PA, E-Merck, Germany).
diinkubasi selama 30 menit, kemudian
neraca
pemanas Labortechnik
analitis
elektrik, KS501
digital),
Bahan kimia yang digunakan adalah
v
b
diukur absorbansi pada panjang gelombang
n-heksana, etanol, Na2CO3, H2SO4, HCl,
765 nm.
KOH, Na2SO4, NaOH, sodium lauryl sulfat,
Persiapan Larutan Ekstrak K. africana
gliserin, dan reagen follin ciocalteau (PA, E-
Satu
mL
filtrat
sampel
ekstrak,
(2,2-difenil-1-
ditambah dengan 2 mL Follin Ciocalteau
pikrilhidrazil) dan asam galat (Sigma, USA).
10% dan 2,5 mL Na2CO3 7,5% ( /v). Larutan
Micro paraffin, indikator methyl orange dan
diinkubasi selama 30 menit, kemudian
indikator fenolftalein, minyak sawit dan
diukur absorbansi pada panjang gelombang
akuades.
765 nm, dan digunakan asam galat sebagai
Merck,
Germany).
DPPH
b
standar.
17
Penentuan Sifat Fisiko-Kimiawi Sabun
Aktivitas Antioksidan Ekstrak [3] Satu mililiter filtrat sampel ekstrak,
Penentuan fisik, transparansi, warna,
ditambah dengan 2 mL DPPH 0,2 mM.
dan aroma ditentukan dengan pemaparan
Larutan
menit,
secara deskriptif, penentuan pH (SNI 06-
kemudian diukur absorbansi pada panjang
4085-1996) [10], penentuan kadar air (SNI
gelombang 517 nm. Pengukuran juga
06-3532-1994), jumlah asam lemak (SNI
dilakukan pada absorbansi blanko, yaitu
06-3532-1994), alkali bebas/lemak bebas
dengan mengganti sampel dengan pelarut
(SNI 06-3532-1994), asam lemak bebas/
sampel. Nilai %
lemak netral/lemak tidak tersabunkan (SNI
diinkubasi
selama
30
aktivitas antioksidan
06-3532-1994) dan minyak mineral (SNI
dihitung dengan rumus :
06-3532-1994) [11]. Penentuan Kadar Fenolik Total Sabun Nilai IC50 dihitung berdasarkan persamaan regresi linier % penghambatan DPPH. Pembuatan Sabun [9]
di
atas
Satu mililiter filtrat sampel sabun, ditambah dengan 2 mL Follin Ciocalteau
Lima puluh mililiter minyak sawit dipanaskan
[8]
hotplate
sampai
b
10% dan 2,5 mL Na2CO3 7,5% ( /v). Larutan diinkubasi
selama
30menit,
kemudian
o
mencapai suhu konstan 45 C, larutan
diukur absorbansi pada panjang gelombang
NaOH 32%, dipanaskan hingga mencapai
765nm, dan digunakan asam galat sebagai
o
suhu 35 C. Selanjutnya 20,7 mL larutan
standar.
NaOH 32% dituang ke dalam minyak
Aktivitas Antioksidan Sabun [3]
hangat sambil terus diaduk konstan selama
Satu mililiter filtrat sampel sabun,
5-10 menit. Sambil terus diaduk, kemudian
ditambah dengan 2 mL DPPH 0,2 mM.
67,07 gram etanol dituang perlahan-lahan,
Larutan
bila perlu erlenmeyer ditutup plastik untuk
kemudian diukur absorbansi pada panjang
mengurangi penguapan etanol. Setelah itu
gelombang 517 nm. Pengukuran juga
ditambahkan 56,8 gram gliserin dan 20,7
dilakukan pada absorbansi blanko, yaitu
gram larutan gula ditambahkan perlahan-
dengan mengganti sampel dengan pelarut
lahan sambil terus diaduk hingga warna
sampel.
diinkubasi
selama
30
menit,
berubah menjadi transparan. Selanjutnya dimasukkan 5 gram texapon dan ekstrak etanol
buah
sosis
dengan
varian
konsentrasi 0% (kontrol); 0,5%; 1%; 1,5%; 2%; 3%; 4,5%. Setelah campuran homogen dituang ke dalam cetakan. Lalu sabun dibiarkan selama 2 minggu untuk diuji standar mutu sabun mandi.
ANALISA DATA [12] Penentuan kandungan polifenol total sabun, aktivitas antioksidan sabun dan parameter
fisiko-kimiawi
menurut
SNI
dianalisis dengan menggunakan rancangan dasar RAK(Rancangan Acak Kelompok) dengan
7
perlakuan
Sebagai
perlakuan
ekstrak
etanol
dan
4
adalah buah
ulangan.
konsentrasi
sosis
yaitu:
18
0%(kontrol); 0,5%; 1%; 1,5%; 2%; 3%; dan
nilai pH sabun. Nilai pH sesuai dengan
4,5%. Sebagai kelompok adalah waktu uji.
syarat mutu yang ditetapkan menurut SNI
Pengujian antar rataan perlakuan dilakukan
06-4085-1996, yaitu antara 8,0 – 11,0 [10].
dengan menggunakan uji Beda Nyata Jujur
Kadar Air Hasil analisa kadar air pada sabun
(BNJ) dengan tingkat kebermaknaan 5%.
ekstrak etanol buah sosis berkisar ±30%. Nilai ini tidak memenuhi syarat mutu kadar
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ekstraksi buah sosis berupa cairan berwarna coklat. Perhitungan besar kandungan fenolik total dan uji aktivitas antioksidan, ditampilkan pada Tabel 1 (lampiran 1). Tabel 1 menunjukkan bahwa purata kadar fenolik total dan aktivitas antioksidan
IC50
ekstrak
buah
berturut-turut sebesar 6,45 ± 0,59 dan
8,56 ± 0,84
sosis mg EAG
/g
mg
/L. Selain itu juga
nampak bahwa seiring dengan naiknya
air
lain semakin tinggi kadar fenolik totalnua semakin
besar
juga
aktivitas
Pengujian Standar Mutu Sabun Menurut
yang
besarnya
penting untuk diketahui dalam sebuah produk sabun, karena banyaknya air pada sabun
akan
berpengaruh
terhadap
kelarutan sabun. Semakin banyak air yang terkandung dalam sabun maka sabun akan semakin
mudah
menyusut
pada
saat
digunakan [14]. Jumlah Asam Lemak Hasil analisa jumlah asam lemak sabun ekstrak etanol buah sosis berada pada kisaran 10%. Nilai ini memenuhi syarat mutu jumlah asam lemak menurut SNI
antioksidannya[13].
06-4085-1996
maksimum 15%. Nilai kadar air sangat
kadar fenolik total diikuti juga dengan naiknya aktivitas antioksidan. Dengan kata
SNI
06-4085-1994
yang
besarnya
maksimum lebih dari 10%. Nilai jumlah asam lemak sangat penting untuk diketahui
SNI Hasil pengujian sifat fisika-kimiawi sabun
ekstrak
etanol
buah
sosis
berdasarkan SNI 06-3532-1994 mengenai sabun mandi ditampilkan pada Tabel 2 dan Tabel 3 (lampiran 1). Semakin besar penambahan konsentrasi ekstrak etanol buah sosis semakin coklat warna yang dihasilkan, karena pengaruh warna dari ekstrak etanol buah sosis berwarna coklat.
Hasil pengukuran pH sabun ekstrak etanol buah sosis, berada pada kisaran 10. penambahan
asam lemak dapat mempengaruhi daya simpan sabun dalam waktu lama serta sangat
efisien
dalam
membersihkan
kotoran [15]. Alkali Bebas/Lemak Bebas Hasil analisa alkali bebas sabun ekstrak etanol buah sosis
berkisar ±
0,005% nilai ini memenuhi syarat mutu alkali bebas SNI 06-4085-1996 maksimum
Pengukuran pH
Nampaknya
dalam sebuah produk sabun, karena jumlah
konsentrasi
ekstrak etanol tidak berpengaruh terhadap
sebesar
maksimal
0,1%.
Alkali
bebas
adalah alkali dalam sabun yang terikat dengan asam lemak membentuk garam asam lemak (sabun). Apabila kadar alkali bebas tinggi, akan menyebabkan kulit
19
menjadi kering dan iritasi, serta akan
bumi dan turunannya [7].
menghasilkan sabun yang tidak transparan
Pengukuran Kadar Fenolik Total Sabun Hasil
[16]. Asam
Lemak
Bebas/
Lemak
Netral/Lemak Tidak Tersabunkan
ekstrak
menunjukkan
kadar
polifenol total sabun ekstrak etanol buah mg EAG
/g.
Hasil ini menunjukkan bahwa semakin
buah
sosis,
tinggi
sampai
batas
ditambahkan, semakin tinggi pula kadar
etanol bahwa
pengukuran
sosis berkisaran antara 0,08-0,21
Hasil analisa asam lemak bebas sabun
analisa
konsentrasi
polifenol
asam lemak bebas melebihi standar SNI
polifenoal sangat penting untuk diketahui,
06-3532-1994
karena
pada
penambahan
2-4,5%
terjadi
penurunan asam lemak bebas sehingga memenuhi
syarat
SNI
dalam
yang
penambahan ekstrak sebesar 1,5% kadar
yang ditentukan. Namun
total
ekstrak
polifenol
sabun.
dalam
Kadar
sabun
terkait
dengan efek antioksidan yang dimbulkan. [2].
06-3532-1994.
Nampaknya penambahan ekstrak etanol
Aktivitas Antioksidan Sabun
mampu
Hasil analisa pengukuran aktivitas
menurunkan kadar asam lemak bebas
antioksidan sabun ekstrak etanol buah
pada sabun.
sosis berkisaran antara 10-17 /mL. Hasil ini
buah
sosis
Pada
pada
kadar
2%
g
produk
sabun,
lemak
menunjukkan
bahwa
semakin
tinggi
menunjukkan jumlah asam lemak dari
konsentrasi ekstrak
trigliserida yang belum tersabunkan dan
semakin tinggi pula aktivitas antioksidan
yang
dalam sabun. Aktivitas Antioksidan sangat
tersabunkan,
bergantung
pada
minyak/lemak
nilai
jenis
yang
tersebut
bahan
digunakan
baku untuk
yang ditambahkan,
penting untuk diketahui, karena aktivitas antioksidan
mampu
menghambat
efek
produksi sabun. Penurunan asam lemak
penuaan, memberi perlindungan sel tubuh,
disebabkan bahan dari sabun menurun
serta bersifat UV protektif [15].
[17], sedangkan banyaknya lemak yang tidak tersabunkan dapat menurunkan daya
KESIMPULAN
detergensi sabun [14]. Minyak Mineral Hasil analisa minyak mineral sabun
Hasil
penelitian
menunjukan
kandungan fenolik total ekstrak sebesar 6,45
±
0,59
mg
EAG
/g
dan
aktivitas
ekstrak etanol buah sosis menghasilkan
antioksidan dengan IC50 sebesar sebesar
nilai negatif sehingga memenuhi syarat
8,56 ± 0,84
mutu minyak mineral SNI 06-4085-1994.
ekstrak buah sosis yang optimal pada
Kandungan minyak mineral sangat penting
konsentrasi 3% dalam formulasi sabun
untuk
memenuhi standart
diketahui dalam sebuah produk
sabun, karena minyak mineral merupakan minyak yang berasal dari penguraian bahan organik oleh jasad renik seperti minyak
mg
/L. Konsentrasi penambahan
SNI
kecuali untuk nilai kadar air.
06-3532-1994,
20
DAFTAR RUJUKAN [1] Mokgope, L. B. 2006. Cowpea Seed
Chamonile
(Anthemis
Extracts
in
nobilis
Rapeseed
L.) Oil.
Coats and Their Extracts : Phenolic
Department of Food Technology.
Composition and Use as Antioxidants
Kaunas, Lithuania: Kaunas University
in Sunflower Oil. Department of Food
of Technology.
Science. University of Pretoria. South Africa. June 2006, pg. 5 – 13.
[9] Soetjipto, H. 2010. Petunjuk Praktikum Produk Kosmetika. Salatiga: Fakultas
[2] Amelia. 2014. Fito-kimia Komponen
Sains dan Matematika.
Ajaib Cegah PJK, DM dan Kanker.
[10] SNI. 1996. SNI 06-4085-1996 Sabun
Bogor: Lembaga Ilmu Pengetahuan
Mandi Cair. Badan Standardisasi
Indonesia.
Nasional.
[3] Amarowicz, R., M, N., and Shahidi, F.
[11] SNI. 1994. SNI 06-3532-1994 Sabun
2000. Antioxidant Activity of Crude
Mandi.
Tannins of Canola and Rapeseed
Nasional.
Hulls. JAOCS , 77 (9), 957-961. [4] Owolabi, Amaechina, and Eledan. 2008.
Central
nervous
system
stimulant effect of the ethanolic
Badan
Standardisasi
[12] Steel, R. G., dan Torrie, J. H. 1980. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan
Biometrik.
Jakarta:
Gramedia.
extract of Kigelia africana. Journal of
[13] Samin, A. A., Bialangi, N., dan Sal, Y.
Medicinal Plants Research , 2 (2),
K. Penentuan Kandungan Fenolik
20-23.
Total dan Aktivitas Antioksidan Dari
[5] Olubunmi, A., Gabriel, O. A., and
Rambut Jagung (Zea Mays L.) Yang
Scott, A. O. 2009. Antioxidant and
Tumbuh
Antimicrobial Activity of Cuticular.
Gorontalo:
FABAD J. Pharm. Sci., 34 , 187-194.
Gorontalo.
[6] Saini, S., Kaur, H., Verma, B.,
Di
Daerah
Gorontalo.
Universitas
Negeri
[14] Spitz, I. 1996. Soap and Detergent a
Ripudaman, and Singh, S. K. (2009).
Theorical
and
Practical
Review.
Kigelia africana (Lam.) Benth. - An
AOCS Press, Champain-Illionis : 2,
overview. Natural Product Radiance ,
47-73. [15] Saxton, K., Crosby, B., dan Dunn, K.
190-197. [7] Hambali, E. A., Suryani, dan Rifai, M.
2013. Formulation of Transparent
2005. Membuat Sabun Tranparan
Melt
and
Pour
Soaps
Without
untuk Gift dan Kecantikan. Jakarta:
Petroleum Derivatives. H-SC Journal
Penebar Swadaya.
of Sciences, II.
[8] Povilaityte, dan Venskutonis. 2000.
[16] Williams, D. F., dan Schmitt, W. H.
Antioxidative activity of Purple Peril
2002. Kimia dan Teknologi Industri
(Perilla frutescens L.), Moldavian
Kosmetika
Dragonhead
Perawatan
moldavica
(Dracocephalum L.),
and
Roman
dan Diri.
FATETA, IPB, Bogor.
Produk-Produk Terjemahan.
21
[17] Wijana, S., Soemarjo, dan Harnawi,
Lama
Pengadukan
dan
Rasio
T. 2009. Studi Pembuatan Sabun
Air:sabun Terhadap Kualitas). Jurnal
Mandi Cair dari Daur Ulang Minyak
Teknologi
Goreng
Brawijaya , 10 (1), 54 - 61.
Bekas
(Kajian
Pengaruh
Pertanian
Universitas
22
LAMPIRAN 1 Tabel 1. Kandungan Total Fenolik dan Aktivitas Antioksidan IC50 Ekstrak Buah Sosis Kandungan Total Fenolik
Ulangan
(
mg EAG
Aktivitas Antioksidan IC50 mg
/g)
( /L)
1
6,79
8,88
2
5,95
7,60
3
6,96
9,27
4
6,09
8,50
Purata ± SE
6,45 ± 0,59
8,56 ± 0,84
Tabel 2. Fisiko-Kimiawi Sabun Buah Sosis (Kigelia Africana (Linn.) Benth.) Pada Berbagai Konsentrasi EKSTRAK
0%
0,5%
1%
1,5%
2%
3%
4,5%
Fisik
Lunak
Lunak
Lunak
Lunak
Lunak
Lunak
Lunak+
Transparan
Transparan
Transparan
Transparan
Transparan
Transparan
Transparan
Transparan
Warna
Kekuningan
Kekuningan +
Kuning
Kecoklatan
Kecoklatan +
Coklat
Coklat +
Aroma
Minyak goreng
Minyak goreng
Minyak goreng
Minyak goreng
Minyak goreng
pH
10
10
10
10
10
Minyak goreng Minyak goreng & ekstrak
& ekstrak
10
10
Tabel 3. Perbandingan Mutu Sabun Buah Sosis (Kigelia Africana (Linn.) Benth.) Dengan SNI 06-3532-1994 Sabun Mandi Jumlah Asam
Kadar Air
Lemak
SNI Maksimal 15% a
>10%
Alkali Bebas Maksimal 0,1%
a
a
Asam Lemak
Minyak
Kadar Fenolik
Aktivitas
Bebas
Mineral
Total
Antioksidan
Negatif
- mg EAG/g
<2,5%
0,05 ± 0,0056
4,94 ± 0,92
b
Negatif
0,08 ± 0,0050
- g /mL a
10,45 ± 4,81a
0%
30,30 ± 0,47
10,31 ± 0,58
0,5%
30,90 ± 0,96a
10,28 ± 0,61a
0,05 ± 0,0049a
4,70 ± 0,39b
Negatif
0,14 ± 0,0469ab
11,95 ± 5,74ab
1%
29,74 ± 2,27a
10,77 ± 0,96a
0,05 ± 0,0040a
4,70 ± 0,39b
Negatif
0,15 ± 0,0227bc
12,72 ± 5,16abc
1,5%
30,38 ± 1,99a
10,58 ± 0,76a
0,05 ± 0,0054a
3,78 ± 0,07b
Negatif
0,13 ± 0,0037bc
14,39 ± 6,57bcd
2%
29,61 ± 2,59a
10,50 ± 1,00a
0,05 ± 0,0050a
1,95 ± 0,39a
Negatif
0,18 ± 0,0100bc
15,06 ± 6,50cd
3%
30,58 ± 0,32a
10,15 ± 1,59a
0,05 ± 0,0049a
2,06 ± 0,62a
Negatif
0,21 ± 0,0657c
16,10 ± 5,65d
4,5%
30,79 ± 1,11a
10,40 ± 0,99a
0,05 ± 0,0045a
1,43 ± 0,27a
Negatif
0,21 ± 0,0057c
17,84 ± 3,97d
Keterangan : *SE = Simpangan Baku Taksiran *BNJ 5 % *Angka yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata sedangkan angka yang yang diikuti huruf yang sama menunjukkan antar perlakuan tidak berbeda nyata.
23