NAStorunL = PcnTBANGuNAN
"socialCapital",Penataan Ruang EkonomiIndonesla: danPertumbuhan Tantangan dalamEraReformasl Kekeluargaan,kepercayaandan goton\-royong merupakanunsur-unsursocial capitalyang diwariskan oleh leluhur bangsa Indonesia yang dapat dijadikan sebagai salah satu modal dassr dalsm pembangunan.Berdasarkanstudi empiris,terbukti bahwa socialcapitalmerupakansalah melaksanakan satufoktor produksi yang mempengaruhilaju pertumbuhanekonomi.Social capital terbentukmelalui suatuproses evolusipada suatu komunitasdan lingkungdnnyaSebagaialat dalam mengarahkan pembangunan,penataan ruang adalah perangkat yang diperlwkan dalam menata hubungan antara manusia dan lingkungan baik secarafisik, sosial dan budaya. Penataan ruang mempunyaiperanan penting dalam menciptakankualitas lingkunganyang baik sehinggasocialcapitaldapat terbentukdalam komunitasmasyarakat.Paparan ini merupakantinjauan singkat hubunganantarr social capital dan penataan ruang, serta bagaimanapenataan ruang dapat menciptaksnsuatu komunitasyang memiliki socialcapitalyang baik.
Medrilzam*
Pendahuluan Krisis ekonomi berkepanjarrganyangmelandaIndonesia masih terus berlangsungsehingga diperkirakan pertumbuhanekonomiIndonesiaturun hingga 0 o/oper tahun pada tahun2000.Solusiberdasarkan kajian ekonomi makro terus diperdebatkandan dilanjutkan denganpengendaliankurs rupiah melalui mekanisme pengendaliantingkat suku bunga dan intervensipasar uang. Diharapkandenganpengendalianinstrumen monetertersebut,kurs rupiah yang dianggapsebagai pemicu goyangnyakondisi ekonomi Indonesiadapat menjadi stabil sehinggamemberikankepastiandalam berusaha.Namun upaya pengendalian instrumen moneter belumlah cukup dalam perbaikan struktur * Ir. Medrilzam, M. Prof. Eco adalah Staf Biro Pembangunan Perkotaan, Permukiman, Perumahan Rakyat dan Penataan Ruang (P4RPR) Bappenas.(red)
26
ekonomi Indonesia.Paraperencanalupa bahwa akar dari krisis moneter adalah ketidakpercayaanpasar terhadappondasi ekonomi dan kondisi sosial di Indonesia.Pondasiekonomidanstruktursosialmasyarakat Indonesia yang dibangun selama orde baru ternyatasangatkeropos sehinggaungkapan"badai pasti berlalu" dalam menetralisirgejolak sosial yang terjadi dalam masyarakatmenjadi hampir tidak bermakna.Unsur-unsurdalamtrilogi pembangunanyang menjadi pondasi pembangunanseperti terciptanya pemerataanpembangunan,pertumbuhanekonomi yang mantapdan stabilisasikeamanannasional,merupakan rencanayang baik bila dilaksanakansecarakonsisten. Tapi pelaksanaantrilogi pembangunanternyatatidak menjadi kenyataandengan terpusatnyapola pembangunanekonomi denganmodel konglomerasisehingga porsi masyarakatuntuk mendapatkankue pembangunan menjadisangatkecil. Hal lain yang luput dalam pengamatanpara ahli dalam menjawab akar permasalahanekonomi di Indonesiaadalahbelum tergalinyanilai-nilai luhur yang diwariskanoleh nenekmoyangbangsaIndonesia P E R E N C A N A APNE M B A N G U N A N o. .1 6 ,J u n i / J u 1l i 9 9 9
NAstoNAL PeMSnNGUNAN = Pendukung aliran new urbanism /ebift mementingkan prasarana cinta lingkungan ketimbang pembangunan jalan baru
yang tercermin dalam nTlai "sociul capital" yang dimiliki bangsaIndonesia.Unsur social capital masyarakatIndonesiayang terkenal dengankesopanannya,silaturahmidan kekeluargaansefia persatuannya malahanmenjadiunsuryang terkoyak-koyakoleh akibat krisis, bukannyamenjadi modal yang utama knsis. dalammengatasi Unsur-unsuryang terkandungdalam nllai social capital tidak terlepasdari faktor kualitas ruang yang terbentukuntukmewadahihubungansosialmasyarakat tersebut.Ruang yang tidak tertatadenganbaik dapat mengakibatkanrendahnyanilai social capital. Perumahanmewah yang berpagartinggi sehinggamengakibatkan sulitnya berkomunikasi antar telangga, Perumahanpadat dan kumuh yang mengakibatkan hilangnya tempat bermain bagi anak-anakserta rekreasi bagi para keluarga sebagaisaranakomunikasi antarmasyarakat,adalah beberapacontoh peranan kualitas penataanruang yang berpengaruhterhadap terbentuknyanilai sosialcapital di masyarakat.Secara empirik, telah dibuktikan bahwa social capital yang baik menyebabkantingginyalaju pertumbuhanekonomi suatunegara.Oleh karenaitu, secaratidak langsung perencanaanpenataanruang yang baik akan mempengaruhi laju pertumbuhanekonomi suatunegarakarena penataanruang akan.mempengaruhikualitassocial capital yangberdampakpadaperfumbuhanekonomi. Paparanberikut bertujuan untuk mengkaji peranan social capital dalam mendukung terciptanya l i9 9 9 E M B A N G U N AN o , .1 6 ,J u n i / J u 1 P E R E N C A N A APN
pertumbuhanekonomi; mengkaji peranan Penataan Ruang dalam mendukung terciptanyasocial capital yang baik; dan mensinergikonsepsocial capital dan penataanruang sebagaimasukankebijakandalamera reformasi.
SocialCapital dalam Konteks PertumbuhanEkonomi Konsep social capital dikembangkandari sudut pandangaliran ekonomi institusi (Instutional Ecoaspeksosialsebagai nomics)yangmempertimbangkan bagian tidak terpisahkandari kegiatan-kegiatan ekonomi sehari-hari.Para Institutionalist percaya bahwasocial capital adalahsalahsatubentuklain dari kapital yang mempengaruhifaktor produksi yang mempengaruhipertumbuhanekonomi suatu negara. Social capital yang baik memberikankontribusi terhadappeningkatannilai dari prosesevolusi sosial dalammasyarakatyangtumbuhsebagaidasarterciptanya pertumbuhanekonomi yang mantap. Paraahli ekonomi neoklasik (atau ekonomi ortodox meminjamistilah Paul Ormerod)meyakinibahwa fungsi produksibergantungpada faktor-faktorberupa tenagakerja atausumberdayamanusiadanmodal fisik untukberproduksi.Kombinasidari tenagake{a (L) dan kapital (K) sebagaibahan input dengankemampuan teknologi(T) tertentuakanmenghasilkansuatuoutput, yang kesemuanyadapat dirangkum dalam fungsi benkut:
-
PETVTBANGUNAN NASIOruNL Q: f(K,L,T)
atau nilai-nilai yang terkandungdalam hubungan keluargadan organisasisosial.Harris and Renzio Umumnya, fungsi produksi diatas digunakan (1997, p. 922) mengkaji argumen Coleman dan sebagaiukuranpertumbuhanekonomi.Denganmeng- menyatakanbahwa: gunakan Gross Domestic Product (GDP) sebagai outputQ danbahaninput K, L, danT, performansdari "In Coleman'saccount social capital is an pertumbuhanekonomi suatunegaradapatditentukan. inherent aspect snd -most-significantly- an Putnam (1993) memperkayamateri input untuk unintendedoutcomeof the institutionalizationof fungsi produksi denganmelaksanakanriset di ltalia. socialrelationshipsin 'socialstructure'.For him Putnammenemukanbahwa kondisi ekonomi masyait accrues to individuals. His is a broad and rakatsertaperformansdari pemerintahandi Italia utara encompassingconception,and the implication of lebih baik dibandingkandi Italia Selatan.Putnambersocial capital dffir according to circumstances argumentasibahwa "community network cooperaandfor differentgroups ofactors". tion" sebagaisuatu elemen utama dari perfomans ekonomi regional utarajauh lebih baik dibandingkan Dalam hal ini, terdapatsedikit perbedaananlara Italia Selatan."Community network cooperation" Putnam dan Coleman dalam mendefinisikankonsep meningkatkansocial capital yang didefinisikan oleh social capital. Definisi Colemanlebih menekankan Putnamsebagai: pada pengembanganindividu sebagaihasil dari hubungansosialsemenatara definisi dari Putnamlebih 'feature social of organization,suchas networhs, menekankanpada pentingnyahubunganorganisasi norms, and trust that facilitate coordination and kemasyarakatansecarahorisontal atau keberadaan cooperationfor mutual benefit". kelompok-kelompokdalam masyarakat.Walaupun perananinstitusidalammasyarakat terdapatperbedaan, Berdasarkanargumentasiini, Putram yakin bahwa sebagaibentuk lain dari social capital mempengaruhi social capital dapat meningkatkan investasi dalam pembangunan ekonomisebagaitemakerjadari Putnam faktorproduksisehinggaberdampakpadapeningkatan dan Coleman.Aturan formal dan informal yang pertumbuhanekonomi. Sebagaimanahalnya dengan membentukhubunganstruktursosialbermainsebagai perbaikanteknologi dapatmeningkatkanposisi kurva kontributor utama dari pengembanganindividu atau fungsi produksi, social capital yang baik dapat organisasimasyarakatyang tentunya memberikan meningkatkanfungsi produksi untuk menciptakan performansekonomiyanglebihbaik. pembangunanekonomi yang lebih baik. Dalam tesisKnackandKeefer(1997,p.1283-1284) mengananya,Putnamjuga menekankanbahwa: lisis ide socialcapital dalambentuktingkat kepercayaan dan ke{asamagotong-royongdalamhubungannya "Social capital is not a substitutefor effective denganperformansekonomi. Mereka mengkaji data public policy but rather a prerequisitefor it and, ekonomi crosssectional dari29 negaramaju dan mein part, a consequenceofit". nambahkantingkatkepercayaan dankerjasamagotongroyong sebagaiexplanatoryvariablespadapersamaan Hal ini berarti bahwa social capital harus diper- regresi.Dalamanalisisekonometrik,merekamenyimtimbangkan sebagaielemen penting dari kebijakan pulkan bahwa tingkat kepercayaandan kerjasama publik. gotong-royongmemiliki dampak yang signifikan Sebelum Putnam melakukan risetnya, konsep terhadapperformansekonomi secaraagregat.Mereka social capital telah didiskusikanoleh Coleman(1990, berargumenbahwa dalam lingkungan yang memiliki p.302)dimana: rasa kepercayaansatu sama lain yang tinggi, sistem ekonomi akan beroperasidalam biaya yang lebih "social capital is the set ofresources that inhere rendah karenapelaku ekonomi tidak perlu rnengein family relations and in community social luarkanuanguntukmembeliasuransiataumemproteksi organizationand that are usefulfor the cognitive diri merekauntuk dieksploitasisecaramerugikanoleh or social developmentofa child or youngperson". pelaku ekonomi dalamtransaksiekonomi.Kerjasama gotong-royongjuga bekerjadalam bentuk yang sama Mengacu kepada argumen Coleman, pengem- dengantingkat kepercayaan.Knack and Keefer mebangan individu bersumberkepada sumber-sumber nyatakan: 28
E M B A N G U N A N o, .1 6 ,J u n i / J u 1l i 9 9 9 P E R E N C A N A APN
PEMBANGUNAN NASIoNAL= *_l
Gambar 1: Tiga Pilar Perencanaan p.14,(1996) LingkunganHarashina,
Giving conditionfor spatial desier andland use Hardware
Software
Urban structure Land use
Socialsystem, Regulation Laws
Shapingsocialsystem
Environmental education& leaming
Developmentof environmental consciousness
Participationin planning; collaborationof citizens, enterprisesand administration
Heartware Environmental awarenessand ethics
"trust and norms of civic cooperation are strongerin countrieswithformal institutionsthat effectivelyprotect property and contract rights, and in countries that are less polarized along lines of class or ethnicity". Padabeberaparegara sepertiini, kecenderungan orang untuk mempercayaisatusamalain adalahcukup signifikan karena masyarakat merasa aman dalam melakukan transaksi ekonomi. Hukum formal yang terbentuk untuk menjaga investasi dan menjamin pelaksanaanbagi resiko merangsangorang untuk berproduksidan akhirnya mempengaruhipertumbuhan ekonomi. Keanekaragamanetnis seperti agama, budaya, asal, dapat menjadi problem bagi pembangunan ekonomi karena hal ini dapat merendahkan tingkat kepercayaansatu samalain. Becker (1996, p.12) memperkayapengertian tentang teori social capital denganargumenbahwa ketergantunganterhadap berbagai keinginan memnilai punyaipenganrhsangatbesardalampembentukan menganalisis bahwa: social capital. Becker No. 16.Juni/Juli1999 PEMBANGUNAN. PERENCANAAN
"SinceSocial capital capturesthe efects ofsocial milieu, and individual's stock of capital depends not primarily on his own choices, but on the choices of peers in the relevant network on interactions". Sangatjelasbahwauntukmengertiakankeinginan masyarakatbergantungbukan hanyapada keinginannya sendiri tetapi juga pada keinginan orang lain. Dalam hal ini, terdapatnilai dan prosesyang seorang ahli ekonomi harus pertimbangkanketimbanghanya memperhatikanmasalahefisiensialokasi sumberdaya sebagaimanapahamekonomi ortodox terapkanselama ini.
PerananRuang dalam PembentukanNilai Socialcapital Bagaimanakaitan penataanruang dengansocial hubungan capital?Harashina( I 996) menggambarkan antararuang, sistemsosial dan nilai kepedulianserta etika lingkungansepertiyang terlihat pada gambarl. Mengacu pada pembahasansebelumnya,' Softwar e' 29
:
NASrounL PTvBANGUNAN dan'Heartware' pada gambar 1 merupakanunsur- rencanatata ruang wilayah propinsi, kabupatendan unsur yang tercakup dalam konsep social capital. kota mencakuppengaturandan pengelolaankawasan Sementaraitu 'Hardware' mengacukepada unsur- budidaya dan kawasan lindung yang seharusnya unsurdalampenataanruangberupastrukturruangdan dipedomanidalampenyusunan rencanatataruangyang alokasi spasial.Ketiga unsur ini saling memperkuat di bawahnya. Sistem kota yang menggambarkan satusamalain sepertisuatusistemterfutupyang harus interaksi kota dengan kota lainnya serta daerah sekitamyajuga sudahdirencanakanmelalui RTRWN diupayakanberadadalamposisikeseimbangan. Struktur ruang dalam bentuk alokasi spatial tersebut.Selain itu, pelibatan masyarakatdalam pemempengaruhipembentukan sistem sosial dalam laksanaanpenataanruangjuga sudahdiaturpelaksanabentuk aturan,hukum, dan perilaku etika hukum adat. annyamelaluiperaturanpemerintahno. 69 tahun96. Sayangnya,rencanatata ruang yang didesentralSelain itu, alokasi spatial juga mempengaruhikesadaranmasyarakatakan pentingnyamenjagafungsi isasikan kepada pemerintah daerah banyak yang ruangsehinggamempengaruhiproseshubunganinter- kualitasnyajauh dari yang diharapkan.Sumberdaya manusiayang lemah dalam bidang aksi antaraindividu dengan lingperencanaanruang dan terlalu kungan sekitarnya.Prosesinipun ' o jugaterjadi dalambentukumpan " " " makronya rencana yang dibuat " "" Yang paling mengakibatkanrencanatata ruang balik. Aturan-aturan dalam sistem mengkhawatirkan sulit diimplementasikanpara pesosialmempengaruhipembentukan laksana di lapangan dan mudah rencanastrukturdan alokasispatial adalah gejata rencana melalui penetapankondisi-kondisi dipermainkanoleh oknum-oknum tuta ruang yang tidak aparat. Rencana rinci ruang dan tertentuyang harus diacu dalam mendukung rencanateknis ruang yang sehamerencanakantata ruangnya. Setetciptanya karakter rusnyamenjadipenjabarandari Renmentaraitu, sistem sosiai mempedari suatu wilayah cana Tata Ruang Wilayah Kabungaruhi masyarakatmelalui pendipaten/ Kota (RTRWK) tidak dibuat dikan dan proses belajar terhadap sehingga nilai budaya, oleh sebagian besarpemerintahdaetika dan kepedulian terhadap lingkerjasama dan erah mengingat keterbatasandana kungan disekitarnya.Masyarakat gotong-royong dan kalah prioritas dari program sendiri mempengaruhi kedua meniadi hilang pembangunan prasarana fisik variabeltersebutmelalui partisipasi . . . . . . . . . . . . . . lainnya. dalam perencanaan,ke{asama dan Akibahya hanyaRTRWK yang berusaha.Melalui gambar I dapat ditarik benangmerahbahwa'Hardware' ataupenataan dijadikan pedoman para perencanadan pelaksana ruang yang baik akan dapat menghasilkansocial pembangnnan di lapanganyangnotabeneisinyamasih capital ('Software' dan'Heartware') yang baik dan terlalu makro dan global. Kepentinganruang dan penataankawasansecaramikro sepertipengaturan begitujuga sebaliknya. 'Hardware' atau penataanruang bukanlah hal bentuk bangunanfisik, pengaturanpersil tanah, yang baru dalam urusan perencanaanwilayah di pengaturanpengelolaanprasaranadasar tipe tersier Indonesia.Sejak tahun 1992, urusanpenataanruang sepertijalur pipa air minum, salurandrainasetersier, telah diperundangkansehinggamemiliki landasan danjalan kampungsecaraterpadu,menjaditerabaikan. hukum yang kuat. Melalui undang-undangini, diha- Dimensi budaya dan adat dalam tata ruang lebih rapkan ruang yang merupakan wadah darat, laut dan berkesanpadaarahanumumyangunsur-unsurnya sulit pelaksanaan udaradapatdikelola sedemikianrupa sehinggamakh- dij abarkandalambentukoperasionalisasi luk hidup dapat hidup secaraharmoni denganling- pembangunandi lapangan.Sebagaicontoh ketidakteraturandalampelaksanaanrencanatata ruang dapat kungannyadi masasekarangdan yang akandatang. Berbagaiupayatelah dilakukan agarruang dapat terindikasi denganmudahnyamasyarakatmembangun dikelola sebagaimanalayaknya anlara lain melalui pagarrumahyangtinggi sehinggamenghilangkannilai pe- komunikasi,munculnyabangunan-bangunan penetapanrencanatata ruang,peraturan-peraturan mewahdi perumahan yang kawasan pedoman-pedoman teknis sektoral. Benberpendapatan menengah merintahdan tuk strukturruang nasionaldan pola pemanfaatannya danrendahsehinggamenimbulkankecemburuansosial, telah disusunmelalui RencanaTata Ruang Wilayah hilangnya kawasanperairan seperti situ alam, terNasional(RTRWN). RTRWN sebagai"payung" dari gusumyalapangandan taman-tamantempatbermain No. 16,Juni/Juli1999 PERENCANMNPEMBANGUNAN,
= PrnaanrucuNAN NASIoNAL anak-anakdan lain sebagainya.Yang paling meng- bangkanbeberapapendekatanyang berupayaagar khawatirkan adalah gejala rencanatata ruang yang perencanaantata ruang lebih mendekatkandiri pada tidak mendukung terciptanya karakter dari suatu aspekhubungan antaramanusiadan lingkungannya. wilayah sehingganilai budaya,keq'asamadan gotong- Salah satu yang berkembangsaat ini adalahkonsep royongmenjadihilang. Hilang dan tidak berfungsinya N ew Urbanisn. Konsepnew urbanismleblh menekantaman-tamanmengakibatkananak-anaktidak dapat kan kepadapembangunanruang yang bersifat lebih bermain dan menjalin komunikasi safu samalainnya mementingkanhubungan antara manusia dengan sehinggasifat individualistik menjadi terbentuk dan manusia serta hubungan dengan lingkungannya. menurunkan nllai social capital. Munculnya pagar Calthorpe (1994) menjelaskanbahwa konsep new rumah tinggi mempunyai dampakyang besarterhadap urbanism merupakanperencanaankota, suburbsdan pembentukanhubungan sosial antara keluarga dan lingkunganalam sekitamyasecaraterintegrasidimana masing-masingindvidu denganindividu lainnya. Hal aspeksosial,ekonomidanlingkunganmerupakansuatu yangutuhdantidakterpisahkan. Biles(1998) ini juga dapat mengakibatkanturunnya nllai social kesatuan "The Ecology of terhadap buku dalam kajiannya pada masyarakat. capital (Beatley & Manning, 1997) mendef,tniskan Place" capital dalam nllai social Fenomenamenurunnya suatukomunitaskarenapengelolaanruangyang kurang bahwa: tepat dapat terlihat dari berkurangnyatingkat kerja"The thrust of New Urbanism is a belief in sama dan gotong-royong dalam suatu komunitas. traditional designprinciples - housesare braded Dalamkontekssosiologi,' Software' dan'H eartware' with old-fashionedfront porches, streets are terbenhrkdalamsuatukomunitas.Komunitasmenunjuk styled on a grid pattern, and green spacesand pada dimensi keruanganyaitu sekumpulanindividu trees line the main boulevards". yang bermukim di suatu tempat yang saling terikat, terintegrasi,memiliki organisasiyang berfungsi Melalui pemikiran tersebut,aliran new urbanism mengatur kehidupan bersama,dan berdaulat atas lebih menekankanpembentukanunsur-unsurkarakter wilayahyangmerekatempati. Rencanatata ruang yang"top-down" telah meng- suatuwilayah yang akrab,bermasyarakatdan ramah atur dan mengontrol hampir semua aktivitas warga lingkunganyang sejalandengankonseptataruangyang social capital. Dalam (RTRWK) komunitas. Tak ada kesempatanlagi bagi warga mempertimbangkan komunitasuntuk mengatur dirinya sendiri lagi, ber- biasanyatema-temakeakrabansosial dan ramah daulatataswilayahnya,mencobamemecahkansendiri, lingkunganseringhanyamuncul dalambentuknarasi berupa arahanumum dan tidak tergambarkansecara danmengembangkaninstitusi yang telah merekamiliki sendirisupayaintegrasidan solidaritasdiantarasesurma nyata dalam bentuk peta mengingatpeta RTRWK warga terus dapatdipelihara.Melalui intervensiyang memiliki skalal:50.000sampaidenganl: 100.000. Dalam hal pembangunanprasarana,para penberagamdari luar, akhirnya komunitaskehilangan otonominya,dan yang lebih parah lagi, denganber- dukung aliran new urbanism ini tentunya lebih mebagai program dan proyek, komunitas menjadi ter- mentingkanprasaranayang cinta lingkungan seperti gantungpada pemerintahdi atasnya.Tak bisa lagi penggunaanpublic transport yang ramahlingkungan mereka mengembangkankemandirianmelalui dan dibandingkanpembangunanjalan baru karena penberlindung di dalam komunitasnya.Aspirasi dan cemaranlingkungan menjadi berkurang.Diharapkan kebutuhanmereka lebih banyak diarahkandan di- akante{adi kondisi lingkunganyangmendukunguntuk tentukan oleh kekuatan luar tersebut.Disinilah, menciptakankeakrabanantarmasyarakatsehingga komunitas telah jauh berubah dan bahkan secara dapat meningkatkannilai social dalam masyarakat. ekstrim dikatakan telah hilang dari dinamika ma- Dalam konteks new urbanisz, bukanlah kota-kota metropolis,denganciri mall, toserba,dan superblok, syarakatsendiri. yang sesungguhnyajauhdari kondisi dan kebutuhan, sertamengasingkanmasyarakatdan menciptakankota dengan ParadigmaPenataanRuang yang dehumanisasi,tetapi kota yang apapunskala Memperhatikan KonsepSocialCapital nilai-nilai sosial, dapatmempertimbangkan Dampakterhadapturunnyanilai socialcapital dari besararmya kurang tertibnya pelaksanaantata ruang merupakan lingkungandanekonomissecaraharmonisdanterpadu. Dalam bahasayang berbeda,sebenamyakonsep suatuhal baru yang saat ini masih jarang disentuh Di Amerika misalnya,mulai dikem- ini juga dianutoleh masyarakatIndonesiakhususnyadi pembahasannya. No. 16,Juni!uli 1999 PEMBANGUNAN, PERENCANAAN
31
:
NAStorunL PTnTBANGUNAN
Bali dimana prinsip Tri Hita Karana (hubungan manusiadenganTuhan, manusia dan lingkungan) dipergunakandalam menataruangnya.Konseppenataan kawasan Bangunan fisik di Bali jelas mencerminkan budaya,agamadan adatistiadatyang berlaku di masyarakatBali. Patung-patung,banjar, dan pura dalam lingkunganperrnukimanmencerminkankedekatan masyarakatsatu sama lainnya serta kedekatan merekadenganTuhan dan lingkungannya.Hal ini sangatmembantudalam pembentukannilai social capital dalam suatu masyarakatdan hasilnya dapat dirasakarrbahwa nllai social capital masyarakatBali sangatbesar dan hal ini dijadikan modal dasarbagi pertumbuhanekonomimasyarakatBali. Upaya pemerintahdalam perbaikanrencanatata ruang denganmemperhatikanaspeksocial capital sebenamyasudahdilakukan secaratidak langsung. Salah sah.rnyaadalahkegiatan penyusunanRencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) melalui proyek Ditjen Cipta Karya untuk membentukrencana kawasanpermukiman yang akrab antarmanusiadan lingkungannya.Sayangnya,rencanaini agak sektoral di daerahmengingatkurangdansulit pelaksanaannya nya keterlibatanpemda.Dalam konteks yang hampir serupa,PemdaDKI juga telah menerapkanUrban DesignGuidline (UDGL) di beberapakawasanseperti kawasanKemayoran,Kuningandan sebagainya. Walaupun belum secaraoptimal diterapkannya prinsip perencanaandenganmempertimbangkan nilai social capital, nampaknyaupaya mewujudkansuatu ruangyang mengakomodasinilai social capital sudah mulai dijalankan.Diharapkanpemerintahdaerahdapat lebih fleksibel dalam membuat rencanaruangnya denganmemperhatikanaspek-aspeklingkunganfi sik, sosial,danbudayayangmunculpadakondisi setempat,
ketimbanghanyamempertimbangkan eksploitasiruang demi meningkatkanpendapatanasli daerahmereka sendiri.Oleh karenaitu sesuaidenganamanahundangundang no. 24 Iahun 1992,masyarakatmutlak harus dilibatkan dalam proses penataanruang mulai dari tingkat perencanaan,pemanfaatandan pengendalian pemanfaatan.Melalui partisipasitersebut,bentukbentuk ke{asama, gotong-royongdan kepercayaan antaranggotamasyarakatdapatditingkatkansehingga ruangdapatditatasesuaidengankeinginanmasyarakat setempatyang diharapkandapat meningkatkannilai social capital yangberdampakpadameningkatryalaju pertumbuhanekonomiyang mantap.l
Daftar Pustaka Becker G.S., Accounting for Tastes,Harvard University Press, Cambridge:1996, chapter l. Biles A., Beyond the New Urbanism, Urban Age The Global City Magazine,page34,spring I 998. CalthorpeP., The Region, The New Urbanism, McGraw-Hill, New York: 1994,pagexi. Coleman J.5., Foundations of Social Theory, Harvard University Press,Cambridge,Massachusetts, 300. Harashina,5., EnvironmentalPlannning on Urban Level,DiscussionPaper96-6, Tokyo: Dept. of Social Engineering, Tokyo InstitueofTechnology, page 14, 1996. 'Missing Harriss J. and Renzio P.D., Link' or Analytically Missing?: The Concept of Social capital, Journal of Intemational Economics, Vol.9 No.7, 1997, page 919937. Knack S. and Keefer P., Does Social capital Have an Economic PayoJJ? A Cross-Country Investigation, Quarterly Journal Economics, page l25 l -1287, 1997. Putnam, Robert D., The Prosperous Community: Social capital and Public Life,., page 4,7.
PERENCANMNPEMBANGUNAN, No. 16,Juni/Juli1999