perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA TENAGA KERJA WANITA ANTARA SHIFT PAGI, SHIFT SORE, DAN SHIFT MALAM DI BAGIAN WINDING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA
SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
Oleh : Eka Rosanti NIM. R0207025
PROGRAM DIPLOMA IV KESEHATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBEBLAS MARET Surakarta commit to user 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta,
Juli 2011
Nama Eka Rosanti NIM. R0207025
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA TENAGA KERJA WANITA ANTARA SHIFT PAGI, SHIFT SORE, DAN SHIFT MALAM DI BAGIAN WINDING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA Eka Rosanti1, Tarwaka2, Seviana Rinawati3 Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji perbedaan tingkat kelelahan kerja tenaga kerja wanita antara shift pagi, shift sore, dan shift malam di bagian Winding PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian Observasional Analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan sampel penelitian 56 pekerja wanita di bagian Winding. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling dengan menentukan ciri-ciri yang telah ditentukan sebelumnya. Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur tingkat kelelahan kerja tenaga kerja menggunakan Reaction Timer. Analisis yang digunakan adalah uji statistik non parametrik Kruskal Wallis dengan program komputer SPSS versi 17.00. Hasil : Hasil uji statistik terhadap perbedaan tingkat kelelahan kerja tenaga kerja wanita antara shift pagi (326,41 ± 79,52), shift sore (393,32 ± 83,20), dan shift malam (483,00 ± 118,66) menunjukkan nilai sangat signifikan yaitu p = 0.001. Kesimpulan : Tingkat kelelahan tertinggi terjadi pada shift malam. Untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan dengan memberikan makanan dan minuman yang bergizi serta menerapkan rotasi shift dengan pola metropolitan rota (2 - 2 - 2) atau continental rota (2 - 2 - 3).
Kata Kunci : Shift Kerja, Kelelahan Program Study D.IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2 Magister Ergonomi-Fisiologi, Universitas Udayana Bali 3 Sarjana Kesehatan Masyarakat, Universitas Negeri Diponegoro 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT THE DIFFERENCE OF FEMALE LABOR’S WORK FATIGUE LEVEL BETWEEN THE MORNING, EVENING, AND NIGHT SHIFTS IN WINDING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA Eka Rosanti1, Tarwaka2, Seviana Rinawati3 Objective : This research was aimed to know and investigate the difference of female labor’s work fatigue level between the morning, evening, and night shifts in winding PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. Methods : This research is an observational cross sectional analytical approach, sample were 56 woman in Winding division. Sampling technique uses in this research was purposive sampling by determining the predefined characteristics. The data collection was done by measuring the labor fatigue level using Reaction Timer. The data analysis used statistic non parametric kruskal Wallis by using computer program SPSS 17.00 Version. Result : The result of statistic showed the difference of female labor’s work fatigue level between the morning (326,41 ± 79,52), evening (393,32 ± 83,20), and nights shift (483,00 ± 118,66) showed very significance value p = 0.001. Conclution : The highest level of fatigue was night shift. To solved this problems, it could be recommended by giving some nutritions and applying rotation shift patern with rota metropolitan (2 - 2 - 2) and rota continental (2 - 2 3).
The Key words : Job Stress, Job Rotation Occupational Health Study Program of Medical Faculty, Sebelas Maret University of Surakarta. 2 Magister Ergonomi-Fisiologi, Udayana University Bali 3 Public Health Degree, Diponegoro University 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PRAKATA
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Perbedaan Tingkat Kelelahan kerja Tenaga Kerja Wanita Antara Shift Pagi, Shift Sore, dan Shift Malam di Bagian Winding PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta”. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan Program D.IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H. A.A. Subijanto, dr., M.S., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, periode sebelum 16 Mei 2011. 2. Bapak Prof.Dr. Zainal Arifin Adnan,dr.,SPD-KR-FINASIM, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, periode 16 Mei 2011 – 16 Mei 2015. 3. Bapak Putu Suryasa, dr., MS, P.K.K, Sp.Ok., selaku Ketua Program D.IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Periode Sebelum 16 Juni 2011 4. Ibu Ipop Sjarifah, Dra., M.Si, selaku Ketua Program D.IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Periode 16 juni 2011 – 16 Juni 2015 5. Bapak Tarwaka, PGDip.S., M.Erg. selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini. 6. Ibu Seviana Rinawati, SKM. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini. 7. Bapak Sumardiyono, SKM, M.Kes selaku penguji yang telah memberikan masukan dalam skripsi ini. 8. Pimpinan Perusahaan PT. Iskandartex Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan Penelitian. 9. Bapak Agus Mulya, selaku Pembimbing Lapangan yang telah meluangkan waktu untuk mendampingi penulis dalam pengambilan data. 10. Bapak Sarosa, S.IP, MM dan Ibu Karsi serta adikku Selvia Mita Saraswati tercinta, terima kasih atas nasehat, motivasi dan kasih sayang yang tiada tara. 11. Wahyu Noor Aryfien, terimakasih atas dukungannya, motivasi dan kasih sayangnya. 12. Recha Dwindra F dan Siti Nurjanah, terimakasih atas motivasinya selama ini. 13. Teman-teman angkatan 2007 Program D.IV Kesehatan Kerja dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan, sehingga kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan commit skripsi to user ini bisa bermanfaat bagi civitas skripsi ini sangat diharapkan. Semoga
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
akademika Program D.IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, untuk menambah wawasan ilmu dibidang keselamatan dan kesehatan kerja. Surakarta, Juli 2011
Penulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN .........................................................................
iii
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ...............................................................
iv
ABSTRAK BAHASA INGGRIS ....................................................................
v
PRAKATA .......................................................................................................
vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ............................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
B. Perumusan Masalah ....................................................................
2
C. Tujuan Penelitian ........................................................................
3
D. Manfaat Penelitian ......................................................................
3
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka .........................................................................
5
B. Kerangka Pemikiran ....................................................................
29
C. Hipotesis......................................................................................
30
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ............................................................................
31
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................
31
C. Populasi Penelitian dan Subjek Penelitian ..................................
32
D. Teknik Sampling .........................................................................
32
E. Identifikasi Variabel Penelitian ...................................................
33
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian ....................................
35
G. Instrumen Penelitian....................................................................
38
H. Desain penelitian ......................................................................... commit to user I. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .......................................
39 40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL A. Gambaran Umum Perusahaan .....................................................
41
B. Karakteristik Subjek Penelitian ...................................................
46
C. Hasil Pengukuran Lingkungan Kerja ..........................................
59
D. Hasil Pengukuran Kelelahan Kerja .............................................
66
BAB V PEMBAHASAN A. Analisa Gambaran Umum Perusahaan........................................
70
B. Analisa Karakteristik Subjek Penelitian......................................
72
C. Analisa Hasil Pengukuran Lingkungan Kerja .............................
77
D. Analisa Hasil pengukuran Kelelahan kerja .................................
82
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan .....................................................................................
87
B. Saran............................................................................................
87
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
88
LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kategori IMT ................................................................................... Tabel 2. Data Masa Kerja Subjek Pada Shift Pagi di Bagian Winding PT. Iskandartex Surakarta ...................................................................... Tabel 3. Data Masa Kerja Subyek Pada Shift Sore di Bagian Winding PT. Iskandartex Surakarta ...................................................................... Tabel 4. Data Masa Kerja Subyek Pada Shift Malam di Bagian Winding PT. Iskandartex Surakarta................................................................ Tabel 5. Hasil Uji Test of Homogeneity of Variances dengan ANOVA untuk Masa Kerja ............................................................................ Tabel 6. Hasil Uji dengan ANOVA untuk Masa Kerja ................................. Tabel 7. Hasil Uji Multiple Comparisons dengan ANOVA untuk Masa kerja ................................................................................................. Tabel 8. Data Umur Subyek pada Shift Pagi di Bagian Winding PT. Iskandartex Surakarta ...................................................................... Tabel 9. Data Umur Subyek pada Shift Sore di Bagian Winding PT. Iskandartex Surakarta ...................................................................... Tabel 10. Data Umur Subyek pada Shift Malam di Bagian Winding PT. Iskandartex Surakarta ...................................................................... Tabel 11. Hasil Uji Test of Homogeneity of Variances dengan ANOVA untuk Umur ...................................................................................... Tabel 12. Hasil Uji dengan ANOVA untuk Umur........................................... Tabel 13. Hasil Uji Multiple Comparisons dengan ANOVA untuk Umur ...... Tabel 14. Data IMT Subyek pada Shift Pagi di Bagian Winding PT. Iskandartex Surakarta ...................................................................... Tabel 15. Data IMT Subyek pada Shift Sore di Bagian Winding PT. Iskandartex Surakarta ...................................................................... Tabel 16. Data IMT Subyek pada Shift Malam di Bagian Winding PT. Iskandartex Surakarta ...................................................................... Tabel 17. Hasil Uji Test of Homogeneity of Variances dengan ANOVA untuk IMT ........................................................................................ Tabel 18. Hasil Uji dengan ANOVA untuk IMT............................................. Tabel 19. Hasil Uji Multiple Comparisons dengan ANOVA untuk IMT ........ Tabel 20. Data Hasil Pengukuran Intensitas Penerangan Bagian Winding di PT. Iskandartex Surakarta................................................................ Tabel 21. Hasil Uji Test of Homogeneity of Variances dengan ANOVA untuk Intensitas Penerangan ............................................................ Tabel 22. Hasil Uji dengan ANOVA untuk Inrensitas Penerangan ................. Tabel 23. Hasil Uji Multiple Comparisons dengan ANOVAuntuk Intensitas Penerangan....................................................................................... Tabel 24. Data Hasil Pengukuran Intensitas Kebisingan Bagian Winding di PT. Iskandartex Surakarta................................................................ Tabel 25. Hasil uji Test of Homogeneity of Variances dengan ANOVA commit to user untuk Intensitas Kebisingan.............................................................
22 47 47 48 49 49 50 51 51 52 53 54 54 55 56 56 57 58 58 59 60 60 61 62 63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 26. Hasil Uji dengan ANOVA untuk Intensitas Kebisingan ................. Tabel 27. Hasil Uji Multiple Comparisons dengan ANOVA untuk Intensitas Kebisingan ....................................................................................... Tabel 28. Data Hasil Pengukuran Iklim Kerja di Bagian Winding PT. Iskandartex Surakarta ...................................................................... Tabel 29. Hasil Uji Test of Homogeneity of Variances dengan ANOVA untuk Iklim Kerja ............................................................................ Tabel 30. Hasil Uji dengan ANOVA untuk Iklim Kerja ................................. Tabel 31. Hasil Uji Multiple Comparisons dengan ANOVA untuk Iklim Kerja ................................................................................................ Tabel 32. Hasil Pengukuran Kelelahan Kerja Shift Pagi Bagian Winding di PT. Iskandartex Surakarta................................................................ Tabel 33. Data Hasil Pengukuran Kelelahan Kerja Shift Sore Bagian Winding di PT. Iskandartex Surakarta ............................................. Tabel 34. Data Hasil Pengukuran Kelelahan Kerja Shift Malam Bagian Winding di PT. Iskandartex Surakarta ............................................. Tabel 35. Hasil Uji dengan Kruskal Wallis (Ranks) untuk Shift dengan Kelelahan Kerja ............................................................................... Tabel 36. Hasil Uji dengan Kruskal Wallis (Test Statistics) untuk Shift dengan Kelelahan Kerja...................................................................
commit to user
63 64 65 65 66 66 67 68 68 69 70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Teori Kombinasi Pengaruh Penyebab Kelelahan dan Penyegaran .................................................................................... Gambar 2. Diagram penyebab dan gejala penyakit pada pekerja malam ...... Gambar 3. Bagan Kerangka Pemikiran .......................................................... Gambar 4. Struktur Hubungan Antara Variabel ............................................ Gambar 5. Bagan Desain Penelitian............................................................... Gambar 6. Pembuatan Benang Lusi ............................................................... Gambar 7. Pembuatan Benang Lusi (LOOM Warping) ................................ Gambar 8. Proses Pengkanjian Benang ......................................................... Gambar 9. Proses Cucuk ................................................................................ Gambar 10. Proses Winding (Pemaletan Benang) ........................................... Gambar 11. Proses Penenunan Benang............................................................ Gambar 12. Proses Finishing ........................................................................... Gambar 13. Proses Pelipatan Kain ...................................................................
commit to user
15 25 29 34 39 43 43 43 43 44 45 45 45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Lampiran 2. Hasil Pengukuran Kelelahan Kerja Lampiran 3. Hasil Pengukuran Denyut Nadi per Menit Lampiran 4. Surat Keterangan Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri (Tarwaka, dkk., 2004). Penggunaan sumber daya secara optimal dalam rangka meningkatkan produksi dituntut oleh dunia industri sejak beberapa tahun yang lalu. Hal ini memberikan konsekuensi terhadap perpanjangan jam kerja pekerja dan salah satunya adalah dengan mempekerjakan pekerja melampaui waktu yang telah ditetapkan dan atau memberlakukan shift kerja. Shift kerja berpengaruh terhadap keselamatan dan kesehatan kerja dan hal ini berhubungan dengan irama sirkadian (Circadian Rhytm) (Setyawati, 2010). Salah satu faktor penyebab utama kecelakaan kerja yang disebabkan oleh manusia adalah stress dan kelelahan (fatique). Kelelahan kerja memberi kontribusi 50% terhadap terjadinya kecelakaan kerja (Setyawati, 2007). Menurut Wicken dalam Setyawati dan Djati (2008), kelelahan bisa disebabkan oleh sebab fisik ataupun tekanan mental. Salah satu penyebab fatique adalah gangguan tidur (sleep distruption) yang antara lain dapat dipengaruhi oleh kekurangan waktu tidur dan gangguan pada cyrcardian rhythms akibat jet lag commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
atau shift work. Sharpe dalam Setyawati dan Djati (2008) menyatakan bahwa pekerja pada shift malam memiliki resiko 28% lebih tinggi mengalami cidera atau kecelakaan. Dari beberapa catatan kecelakaan kerja yang terjadi, gangguan tidur dan kelelahan menjadi dua faktor yang paling penting dari kesalahan manusia. PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta sebagai perusahaan yang bergerak di bidang textile beroperasi 24 jam setiap harinya. Oleh karena itu shift work (kerja bergilir) harus diterapkan. Untuk memenuhi tuntunan ini perusahaan tersebut memberlakukan tiga shift setiap harinya. Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta mengenai perbedaan tingkat kelelahan tenaga antara shift pagi, shift sore, dan shift malam dapat diketahui bahwa pekerja shift malam lebih lelah dari pada shift sore dan shift pagi, dan shift sore lebih lelah dari pada shift pagi. Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengadakan penelitian mengenai Perbedaan Tingkat Kelelahan Kerja Tenaga Kerja Antara Shift pagi, Shift Sore, dan Shift Malam di Bagian winding PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.
B. Perumusan Masalah Apakah ada perbedaan tingkat kelelahan kerja tenaga kerja wanita antara shift pagi, shift sore, dan shift malam di bagian Winding PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta? commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan tingkat kelelahan kerja tenaga kerja wanita antara shift pagi, shift sore, dan shift malam di bagian Winding PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat kelelahan kerja tenaga kerja wanita di bagian Winding PT. Iskandar Indah Printing Textile. b. Untuk mengetahui jenis shift kerja yang diterapkan di bagian Winding PT. Iskandar Indah Printing Textile. c. Untuk mengetahui perbedaan tingkat kelelahan kerja tenaga kerja wanita oleh karena penerapan shift di bagian Winding PT. Iskandar Indah Printing Textile.
D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis Diharapkan dapat membuktikan adanya perbedaan tingkat kelelahan kerja tenaga kerja wanita antara shift pagi, shift sore, dan shift malam di bagian Winding PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. 2. Praktis a.
Peneliti dapat memberikan solusi tentang penerapan shift kerja yang baik untuk mengurangi tingkat kelelahan kerja tenaga kerja di bagian Winding PT. Iskandar Indah Printing Textile. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
b.
digilib.uns.ac.id
Hasil penelitian dapat digunakan untuk menambah kepustakaan program Diploma IV Kesehatan Kerja.
c.
Tenaga kerja dapat mengatur waktu tidur dan istirahat di luar pekerjaannya dengan baik agar tidak mengalami kelelahan.
d.
Pihak manajemen dapat mengatur penjadualan waktu shift kerja dengan
baik
berdasarkan
perundangan
yang
berlaku
untuk
menghindari kelelahan kerja sehingga tercapai produktivitas yang tinggi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Shift Work a. Pengertian Shift Work Shift Work adalah pola waktu kerja yang diberikan pada tenaga kerja untuk mengerjakan sesuatu oleh perusahaan dan biasanya dibagi atas kerja pagi, sore, dan malam (Suma’mur, 2009). Shift Work adalah semua pengaturan jam kerja, sebagai pengganti atau sebagai tambahan kerja pagi dan sore hari sebagaimana yang biasa dilakukan (Lintje, 2010). b. Jenis-jenis Shift Work Ada dua kelompok besar Shift work, yaitu permanen dan rotasi. Namun demikian dipandang dari sudut kesehatan yang penting adalah apakah Shift work itu mengandung unsur kerja malam atau tidak. Pembagian berikutnya adalah sistem Shift terputus dan sistem Shift terus-menerus. Sistem Shift terputus berlangsung antara hari senin sampai dengan jum’at atau antara hari Senin sampai dengan hari Sabtu. Sistem Shift terus-menerus berlangsung selama 7 hari seminggu termasuk hari-hari libur. Pembagian sistem Shift work lainnya ialah jumlah hari kerja malam yang berturut-turut, awal dan akhir Shift work, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
jangka waktu masing-masing Shift, urutan rotasi Shift, jangka daur Shift, dan keteraturan sistem Shift (Kuswadji, 1997). Menurut awal dan akhir jam Shift work, lama satu Shift, dan keteraturan sistem (Kuswadji, 1997), dapat dibagi sebagai berikut : 1) Sistem 3 Shift biasa Masing-masing pekerja akan mengalami 8 jam kerja yang sama selama 24 jam : dinas pagi antara pukul 06.00 - 14.00 WIB, dinas sore antara pukul 14.00 - 22.00 WIB, dan dinas malam antara pukul 22.00 - 06.00 WIB. 2) Sistem Amerika Menurut sistem ini dinas pagi mulai pukul 08.00 - 16.00 WIB, dinas sore antara pukul 16.00 - 24.00 WIB, dan dinas malam antara pukul 24.00 - 08.00 WIB. Sistem ini memberikan keuntungan fisiologik dan sosial. Kesempatan tidur akan banyak terutama pada pekerja pagi dan sore. Setiap Shift akan mengalami makan bersama keluarga paling sedikit sekali dalam sehari. 3) Sistem 12 - 12 Di penambangan minyak lepas pantai dipakai sistem 12 12. Selama 12 jam dinas pagi dan selama 12 jam dinas malam. Jadwal antara 07.00 - 19.00 WIB dan 19.00 - 07.00 WIB. Satu minggu kerja sore dan satu minggu kerja malam. Bila pekerjaan Shift dilakukan selama ini, masing-masing Shift baik sore atau malam, harus diikuti dengan istirahat dua hari. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Suma’mur (2009) dalam soal periode kerja sore atau malam, sangat menarik adalah kerja bergilir, terutama kerja malam. Sehubungan dengan kerja malam ini dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut : 1) Irama faal manusia sedikit atau banyak terganggu oleh kerja malamtidur siang. Fungsi-fungsi fisiologis tenaga kerja tidak dapat disesuaikan sepenuhnya dengan irama kerja demikian. Hal ini mudah dibuktikan dari pengukuran-pengukuran suhu badan, nadi, tekanan darah dan lain-lain dari orang yang bekerja malam dibandingkan dengan keadaan waktu bekerja sore hari. Semua ini sekarang banyak dipelajari dalam ilmu kronobiologi dalam aspek irama hayati. 2) Metabolisme tubuh tidak sepenuhnya dapat, bahkan banyak aspek yang sama sekali tidak dapat diadaptasikan dengan kerja malam tidur siang. Keseimbangan elektrolit sebagai akibat albumin dan klorida di darah dapat menyesuaikan diri dengan keperluan kerja malam tidur sore, tetapi pertukaran zat-zat seperti kalium, sulfur, fosfor, mangan, dan lain-lain sangat kukuh terikat kepada sel-sel, sehingga dengan pergantian waktu kerja sore oleh malam tidak dapat dipengaruhinya. Dengan kata lain, metabolisme zat-zat terakhir tidak dapat diserasikan dengan keperluan kerja malam. 3) Kelelahan pada kerja malam relatif sangat besar. Penyebabnya antara lain adalah faktor faal dan metabolisme yang tak dapat diserasikan. Sebab penting lainnya adalah sangat kuatnya kerja syaraf commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
parasimpatis dibanding dengan persyarafan simpatis pada malam hari. Padahal seharusnya untuk bekerja, simpatis harus melebihi kekuatan parasimpatis. 4) Jumlah jam kerja yang dipakai untuk tidur bagi pekerja malam pada sore harinya relatif jauh lebih kecil dari seharusnya, dikarenakan gangguan suasana sore hari seperti kebisingan, suhu, keadaan terang, dan lain-lain dan oleh karena kebutuhan badan yang tidak dapat diubah seluruhya menurut kebutuhan yaitu terbangun oleh dorongan lapar atau buang air kecil yang relatif lebih banyak pada sore hari. 5) Alat pencernaan biasanya tidak berfungsi secara normal pada kerja malam tidur sore. Dengan demikian jumlah makanan yang diambil relatif lebih sedikit, sedangkan
pencernaan kurang bekerja
semestinya. 6) Kurangnya tidur dan kurang berfungsinya alat pencernaan berakibat antara lain penurunan berat badan. 7) Selain soal biologis dan faal, kerja malam seringkali disertai reaksi psikologis sebagai suatu mekanisme defensif terhadap gangguan tubuh akibat ketidakserasian badani kepada pekerjaan malam. Akibat dari itu, keluhan-keluhan akan ditemukan relatif sangat banyak pada kerja malam. 8) Pengaruh-pengaruh kerja malam tersebut biasanya kumulatif. Makin panjang giliran kerja malam, makin besar efek dimaksud.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Dampak Shift Malam Perubahan dari siang menjadi malam menurut Grandjean dalam Nurmianto (2000) mengganggu circadian rhythm yang akhirnya mengganggu semua fungsi organ tubuh. Pulat menyebutkan bahwa kerja shift malam akan berdampak pada respon fisiologis tubuh, efek sosial, dan efek penampilan (kerja), yaitu : 1) Efek fisiologis Beberapa efek kerja shift terhadap tubuh : a)
Mempengaruhi kualitas tidur. Tidur sore tidaklah seefektif tidur pada malam hari karena terdapat banyak gangguan. Biasanya memakan waktu dua hari istirahat untuk menggantikan waktu tidur malam akibat kerja shift malam.
b) Kurangnya kemampuan fisik untuk bekerja pada malam hari. Walaupun masalah penyesuaian sirkadian merupakan alasan yang utama, ada alasan lain yaitu perasaan mengantuk dan lelah. c)
Mempengaruhi kemampuan mental. Johnson dalam Pulat melaporkan
bahwa
berkurangnya
kapasitas
mental
mempengaruhi perilaku waspada terhadap pekerjaan seperti pengontrolan dan monitoring kualitas. Lebih lanjut, Kelly dan Schneider dalam Pulat menyatakan bahwa kesalahan dapat meningkat secara bermakna (80% sampai 180%) karena bertambahnya lama kerja shift. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d) Gangguan kegelisahan juga telah dilaporkan terjadi di antara pekerja shift malam. Kehilangan waktu tidur dan efek sosial dari kerja shift juga merupakan alasan utama. e)
Gangguan saluran pencernaan. Thiis-Everson melaporkan bahwa dari 6000 pekerja Norwegia, 35% pekerja shift malam mengalami gangguan perut, 13,4% mengalami ulserasi, dan 30% mengalami gangguan usus.
2) Efek Sosial Sebagai tambahan, kerja shift juga mempengaruhi kehidupan sosial : 1) Mengganggu kehidupan keluarga. 2) Sedikitnya kesempatan untuk berinteraksi dengan kerabat dan rekan. 3) Mengganggu aktivitas kelompok. 3) Efek Performansi Wyatt dan Marriott dalam Pulat (2002) mengkonfirmasikan bahwa sebagai akibat dari efek fisiologis dan sosial, performansi (penampilan) juga akan menurun pada malam hari. Browne menemukan bahwa kelambatan atau penundaan menjawab panggilan telepon pada operator telepon meningkat secara drastis pada shift malam. Bjerner et al mengobservasi kesalahan yang lebih tinggi secara bermakna dilakukan oleh pembaca meteran di perusahaan gas pada waktu shift malam dari pada shift lainnya. Monk dan Embrey commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menyatakan bahwa kebanyakan dari efek ini akibat kurangnya kewaspadaan pekerja pada waktu shift malam. d. Pengendalian Dampak Shift Malam Menurut Knauth (1993), penerapan shift kerja di malam hari harus memenuhi saran sebagai berikut : 1) Pekerja shift malam berumur antara 25 - 50 tahun. 2) Pekerja berpenyakit perut/usus, emosi tidak stabil disarankan tidak kerja pada shift malam. 3) Pekerja yang tinggal jauh dari tempat kerja atau yang ada di lingkungan masyarakat ramai tidak dapat bekerja malam. 4) Sistem shift dengan tiga rotasi biasanya berganti pada pukul 6 – 14 – 22 WIB, atau lebih baik pukul 7 – 15 – 23 WIB atau pukul 8 – 16 – 24 WIB. 5) Rotasi pendek lebih baik daripada rotasi panjang dan kerja malam secara terus-menerus tanpa perubahan harus dihindarkan. Rotasi shift dengan pola 2 - 2 - 2 (Metropolitan pola) atau pola 2 - 2 - 3 (Continental pola). 6) Kerja malam selama 3 hari berturut-turut harus diikuti istirahat sedikitnya 24 jam. 7) Perencanaan shift meliputi akhir pekan dengan dua hari istirahat yang berturutan. 8) Tiap shift terdiri dari satu kali istirahat yang cukup digunakan untuk makan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Kelelahan a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat (Tarwaka, 2010). Menurut Grandjean dalam Setyawati (2010) kelelahan kerja adalah perasaan lelah dan adanya penurunan kesiagaan. Kelelahan merupakan akibat dari kebanyakan tugas pekerjaan yang sama. Pada pekerjaan yang berulang, tanda pertama kelelahan merupakan peningkatan dalam rata-rata panjang waktu yang diambil untuk menyelesaikan suatu siklus aktivitas. Waktu pendistribusian yang hati-hati sering menunjukkan kelambatan performansi sebagaimana yang tampak dalam pendistribusian proporsi yang lebih besar dari siklus lambat yang tidak normal (Nurmianto, 2003). b. Jenis-jenis Kelelahan Menurut
Grandjean
dalam
Tarwaka
(2010)
kelelahan
diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu : 1) Kelelahan otot, adalah merupakan tremor pada otot/perasaan nyeri pada otot. 2) Kelelahan umum, biasanya ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan oleh karena monotoni, intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, sebab-sebab mental, status kesehatan dan keadaan gizi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Grandjean dan Kogi dalam Setyawati (2010), berdasarkan waktu terjadinya kelelahan dibagi menjadi dua macam, yaitu : 1) Kelelahan Akut Terutama disebabkan oleh kerja suatu organ atau seluruh tubuh secara berlebihan. 2) Kelelahan Kronis Terjadi bila kelelahan berlangsung setiap hari dan berkepanjangan. Menurut Singleton dalam Setyawati (2010) terdapat dua macam kelelahan, yaitu : 1) Kelelahan Fisiologis Disebabkan oleh faktor fisik di tempat kerja antara lain oleh suhu dan kebisingan. 2) Kelelahan Psikologis Merupakan kelelahan yang disebabkan oleh faktor psikologis. c. Gejala Kelelahan Kerja Menurut Ramadhani Srie dalam Budiono Sugeng (2003) gambaran mengenai gejala kelelahan (fatigue symptoms) secara subyektif dan obyektif antara lain : 1)
Perasaan lesu, ngantuk dan pusing.
2)
Kurang mampu berkonsentrasi.
3)
Berkurangnya tingkat kewaspadaan.
4)
Persepsi yang buruk dan lambat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5)
Berkurangnya gairah untuk bekerja.
6)
Menurunnya kinerja jasmani dan rohani. Menurut Grandjean dalam Setyawati (2010) mengemukakan
bahwa gejala kelelahan kerja ada dua macam yaitu gejala subjektif dan gejala obyektif. Gejala kelelahan yang penting antara lain adalah adanya perasaan kelelahan, somnolensi, tidak bergairah bekerja, sulit berpikir, penurunan kesiagaan, penurunan persepsi dan kecepatan bereaksi bekerja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Penyebab Kelelahan Kerja Faktor penyebab kelelahan digambarkan sebagai berikut :
Intensitas dan lamanya kerja fisik dan mental
Problem fisik : tanggung jawab, kekhawatiran konflik
Lingkungan : iklim, penerangan, kebisingan
Kenyerian dan kondisi kesehatan
Circadian rhytm
Nutrisi
Tingkat kelelahan
Pemulihan/ penyegaran
Gambar 1. Teori Kombinasi Pengaruh Penyebab Kelelahan dan Penyegaran (Tarwaka, 2010). e. Pengukuran Derajat Kelelahan Kerja Sampai saat ini belum ada cara untuk mengukur tingkat kelelahan
kerja secara langsung. Pengukuran-pengukuran
yang
dilakukan hanya berupa indikator yang menunjukkan terjadinya kelelahan akibat kerja (Tarwaka, dkk., 2004).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Grandjean (1993) dalam Tarwaka, dkk (2004) metode pengukuran tingkat kelelahan kerja ada beberapa cara, antara lain : 1) Kualitas dan kuantitas kerja yang dilakukan Pada metode ini, kualitas output digambarkan sebagai jumlah proses kerja atau proses operasi yang dilakukan setiap unit waktu. 2) Uji Psiko-motor Pada metode ini pengukuran yang digunakan adalah perhitungan waktu reaksi. Waktu reaksi adalah jangka waktu dari pemberian rangsang sampai pada suatu saat kesadaran atau dilaksanakannya suatu kegiatan. 3) Uji Fliker Fusion Dalam kondisi yang lelah kemampuan tenaga kerja untuk melihat kelipan akan berkurang. Semakin lelah maka semakin panjang waktu yang diperlukan untuk jarak antar dua kelipatan. 4) Perasaan kelelahan secara subjektif Subjective Self Rating test dari Industrial Fatique Research Committe (IFRC) Jepang, Merupakan salah satu kuesioner yang dapat untuk mengukur tingkat kelelahan. 5) Uji mental Pada uji ini konsentrasi merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menguji ketelitian dan kecepatan menyelesaikan pekerjaan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pengukuran tingkat kelelahan kerja pada penelitian ini dilakukan dengan metode kuesioner alat ukur perasaan kelelahan kerja. f. Waktu Reaksi (Reaction timer) Waktu reaksi yang diukur dapat merupakan reaksi sederhana atas rangsang tunggal atau reaksi-reaksi yang memerlukan koordinasi. Biasanya waktu reaksi adalah jangka waktu dari pembuatan rangsang sampai kepada suatu saat kesadaran atau dilaksanakannya kegiatan tertentu (Suma’mur, 1999). Menurut Sanders & Mc Cormick (1987) yang dikutip oleh Tarwaka,dkk (2004), waktu reaksi adalah waktu untuk membuat suatu respon yang spesifik saat satu stimuli terjadi. Sedangkan menurut laporan Setyawati yang dikutip oleh Tarwaka, dkk (2004), dalam uji waktu reaksi ternyata stimuli terhadap cahaya lebih cepat diterima oleh reseptor daripada stimuli suara. Menurut Grandjean yang dikutip dalam Heru Setiarto (2002), proses penerimaan rangsangan terjadi karena setiap rangsang yang datang dari luar tubuh akan melewati sistem aktivitas, yang kemudian secara aktif menyiagakan korteks bereaksi. Dalam hal ini sistem aktivasi retrikulasi befungsi sebagai distributor dan amplifier sinyalsinyal tersebut. Pada keadaan lelah secara neurofisiologis, korteks cerebri mengalami penurunan aktivasi, terjadi perubahan pengarahan sehingga tubuh tidak secara cepat menjawab sinyal-sinyal dari luar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kelelahan dapat diklasifikasikan berdasarkan rentang atau range waktu reaksi sebagai berikut : 1) Normal : waktu reaksi 150,0 – 240,0 milidetik 2) Kelelahan Kerja Ringan (KKR) : waktu reaksi > 240,0 - < 410,0 milidetik 3) Kelelahan Kerja Sedang (KKS) : waktu reaksi > 410,0 – < 580,0 milidetik 4) Kelelahan Kerja Berat (KKB) : waktu reaksi 580,0 milidetik (Tim Hiperkes, 2004) g. Akibat Kelelahan Kerja Menurut Gilmer dan Suma’mur dalam Setyawati (2010) kelelahan kerja dapat menimbulkan beberapa keadaan yaitu prestasi kerja yang menurun, fungsi fisiologis motorik dan neural yang menurun, badan terasa tidak enak disamping semangat kerja yang menurun. Perasaan kelelahan kerja cenderung meningkatkan terjadinya kecelakaan kerja, sehingga dapat merugikan diri pekerja sendiri maupun perusahaannya karena adanya penurunan produktifitas kerja. Menurut Tarwaka, dkk (2004) risiko terjadinya kelelahan adalah sebagai berikut : 1) Motivasi kerja turun 2) Performansi rendah 3) Kualitas kerja rendah 4) Banyak terjadi kesalahan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5) Stress akibat kerja 6) Penyakit akibat kerja 7) Cidera 8) Terjadi kecelakaan akibat kerja h. Pencegahan kelelahan kerja Upaya agar tingkat produktivitas kerja tetap baik atau bahkan meningkat, salah satu faktor pentingnya adalah pencegahan terhadap kelelahan kerja. Menurut Tarwaka, dkk (2004) : Cara mengatasi kelelahan : 1) Sesuai kapasitas kerja fisik 2) Sesuai kapasitas kerja mental 3) Redesain stasiun kerja ergonomis 4) Sikap kerja alamiah 5) Kerja lebih dinamis 6) Kerja lebih bervariasi 7) Redesain lingkungan kerja 8) Reorganisasi kerja 9) Kebutuhan kalori seimbang 10) Istirahat setiap 2 jam kerja
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Manajemen pengendalian kesehatan : 1) Tindakan preventif 2) Tindakan kuratif 3) Tindakan rehabilitatif 4) Jaminan masa tua
3. Karakteristik
Tenaga
Kerja
yang
Mempengaruhi
Terjadinya
Kelelahan Faktor dari dalam tubuh yang mempengaruhi terjadinya kelelahan sebagai berikut : a. Faktor Internal 1)
Usia Usia yang bertambah tua akan diikuti oleh kekuatan dan ketahanan otot yang menurun (Tarwaka, dkk., 2004). Menurut Chaffin dan Guo et al dalam Tarwaka, 2004 pada umumnya keluhan otot skeletal mulai dirasakan pada usia kerja, yaitu 25 65 tahun. Pada usia muda proses-proses di dalam tubuh sangat besar dan kemudian menurun lambat-lambat menurut umur (Suma’mur, 2009).
2)
Jenis Kelamin Pria dan wanita berbeda dalam kemampuan fisiknya, kekuatan kerja ototnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat melalui ukuran tubuh dan kekuatan otot dari wanita relatif kurang jika commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dibandingkan pria. Kemudian pada saat wanita sedang haid yang tidak normal (dysmenorrhoea), maka akan dirasakan sakit sehingga akan lebih cepat lelah (Suma’mur, 2009). 3)
Psikis Menurut Ramadhani Srie dalam Budiono Sugeng, dkk., (2003) Tenaga kerja yang mempunyai masalah psikologis amatlah mudah mengidap suatu bentuk kelelahan kronis. Salah satu penyebab dari reaksi psikologis adalah pekerjaan yang monoton yaitu suatu kerja yang berhubungan dengan hal yang sama dalam periode atau waktu yang tertentu dan dalam jangka waktu yang lama dan biasanya dilakukan oleh suatu produksi yang besar.
4)
Kesehatan Kesehatan fisik sangat penting untuk menduduki suatu pekerjaan. Tidak mungkin seseorang dapat menyelesaikan tugastugasnya dengan baik jika sering sakit (Hasibuan, 2000).
5)
Status gizi Kesehatan dan daya kerja sangat erat kaitannya dengan tingkat gizi seseorang. Tubuh memerlukan zat-zat dari makanan untuk pemeliharaan tubuh, perbaikan kerusakan sel dan jaringan. Zat makanan tersebut diperlukan juga untuk bekerja dan meningkat sepadan dengan lebih beratnya pekerjaan (Suma’mur, 2009).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Status gizi ini bisa dihitung salah satunya adalah dengan menghitung Indeks massa Tubuh (IMT) dengan rumus :
Berat Badan (Kg) IMT =
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m) Tabel 1. Kategori IMT NO Kategori IMT 1. Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0 2. Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,5 3. Normal 18,5 – 25,0 4. Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,0 – 27,0 5. Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0 Sumber : I Dewa Nyoman Supariasa, dkk. Tahun 2002
6)
Sikap Kerja Hubungan tenaga kerja dalam sikap dan interaksinya terhadap sarana kerja akan menentukan efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja. Semua sikap tubuh yang tidak alamiah dalam bekerja, misalnya sikap menjangkau barang yang melebihi jangkauan tangan harus dihindarkan. Penggunaan meja dan kursi kerja ukuran baku oleh orang yang mempunyai ukuran tubuh yang lebih tinggi atau sikap duduk yang terlalu tinggi sedikit banyak akan berpengaruh terhadap hasil kerjanya. Hal ini akan menyebabkan kelelahan (Ramadhani Srie dalam Budiono Sugeng, dkk., 2003). Bekerja dalam kondisi yang tidak alamiah dapat menimbulkan berbagai masalah, antara lain : nyeri, kelelahan, dan bahkan kecelakaan (Santoso Gempur, 2004). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Faktor Eksternal 1) Beban kerja Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya. Beban yang dimaksud mungkin fisik, mental atau sosial. Seorang tenaga kerja memiliki kemampuan tersendiri dalam hubungannya dengan beban kerja. Di antara mereka ada yang lebih cocok untuk beban fisik, mental ataupun sosial (Suma’mur, 2009). Bahkan banyak juga dijumpai kasus kelelahan kerja dimana hal itu adalah sebagai akibat dari pembebanan kerja yang berlebihan (Ramadhani Srie dalam Budiono Sugeng, dkk., 2003). 2) Penerangan Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya yang tidak diperlukan. Lebih dari itu, penerangan yang memadai memberikan kesan pemandangan yang lebih baik dan keaadaan lingkungan yang menyegarkan (Suma’mur, 2009). Penerangan
yang
buruk
dapat
mengakibatkan
(Hapsari Diana dalam Budiono Sugeng, dkk., 2003) adalah : a) Kelelahan mata dengan berkurangnya daya dan efisiensi kerja. b) Keluhan-keluhan pegal di daerah mata, dan sakit kepala sekitar mata. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Kerusakan indera mata. d) Kelelahan mental. e) Menimbulkan terjadinya kecelakaan. 3) Kebisingan Kebisingan merupakan suara atau bunyi yang tidak dikehendaki karena pada tingkat atau intensitas tertentu dapat menimbulkan gangguan, terutama merusak alat pendengaran. Kebisingan akan mempengaruhi faal tubuh seperti gangguan pada saraf otonom yang ditandai dengan bertambahnya metabolisme,
bertambahnya
tegangan
otot
sehingga
mempercepat kelelahan (Heru Setiarto, 2002). 4) Masa Kerja Masa kerja adalah lamanya seorang karyawan menyumbangkan tenaganya pada perusahaan tertentu. Sejauh mana tenaga kerja dapat mencapai hasil yang memuaskan dalam bekerja tergantung dari kemampuan, kecakapan dan keterampilan tertentu agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan
baik.
Masa
kerja seseorang berkaitan
dengan
pengalaman kerjanya. Karyawan yang telah lama bekerja pada perusahaan tertentu telah mempunyai berbagai pengalaman yang berkaitan dengan bidangnya (Nitisemito, 1996).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5) Monotoni Suatu kerja yang berhubungan dengan hal sama dalam periode atau waktu tertentu, dan dalam jangka waktu yang lama dan biasanya dilakukan oleh suatu produksi yang besar. Salah satu efek dari pekerjaan monoton adalah kemunduran dari kapasitas kerja dan produktifitas (Pusparini dalam Budiono Sugeng, dkk., 2000).
4. Mekanisme Terjadinya Kelelahan Kerja oleh karena Shift Kerja Di bawah ini adalah bagan mengenai penyebab dan gejala penyakit pada pekerja malam menurut Knauth dalam Nurmianto (2000) : Sleept
Work
Night
Day
Disturbance of Circadian Rhythm
Insufficient Sleep
Chronic Fatigue
Nervous troubles
Digestive
Gambar 2. Diagram penyebab dan gejala penyakit pada pekerja malam Sumber : Knauth dalam Nurmianto (2000)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Variabel utama manusia yang berkaitan dengan kerja shift adalah circadian rhytm. Kebanyakan fungsi tubuh manusia berjalan secara ritmik dalam siklus 24 jam. Inilah yang disebut circadian rhytm (ritme sirkadian). Fungsi-fungsi tubuh yang meningkat pada sore hari dan menurun pada malam hari termasuk temperatur tubuh, detak jantung, tekanan darah, kemampuan mental, produksi adrenalin, dan kemampuan fisik. Secara umum, semua fungsi tubuh berada dalam keadaan siap digunakan pada sore hari. Sedangkan pada malam hari adalah waktu untuk istirahat dan pemulihan sumber daya (energi). Fungsi tubuh yang ditandai dengan sirkadian adalah tidur, kesiapan untuk bekerja, dan banyak proses otonom, fungsi vegetatif seperti metabolisme, temperatur tubuh, detak jantung, dan tekanan darah. Semua fungsi manusia yang telah dipelajari menunjukkan siklus harian yang teratur (Fovilia, 2008). Menurut Suma’mur (2009) kelelahan kerja malam relatif sangat besar dengan, faktor faal dan metabolisme tidak dapat diserasikan. Sebab penting lainnya adalah sangat kuatnya kerja syaraf parasimpatis dibanding dengan persyarafan simpatis pada malam hari. Padahal seharusnya untuk bekerja, simpatis harus melebihi kekuatan parasimpatis.
5. Hubungan Antara Shift Work Dengan Kelelahan Kerja Menurut Wicken dalam Setyawati dan Djati (2008) kelelahan bisa disebabkan oleh sebab fisik ataupun tekanan mental. Salah satu penyebab fatique adalah gangguan tidur (sleep distruption) yang antara lain dapat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dipengaruhi oleh kekurangan waktu tidur dan gangguan pada cyrcardian rhythm akibat jet lag atau shift work. Secara praktis, semua fungsi fisiologis dan psikologis manusia digambarkan sebagai sebuah irama selama periode waktu 24 jam, dan menunjukkan adanya fluktuasi harian. Fungsi tubuh yang ditandai dengan circadian adalah tidur, kesiapan untuk bekerja, prosese otonom dan vegetatif seperti metabolisme, temperatur tubuh, detak jantung, dan tekanan darah. Semua fungsi manusia tersebut menunjukkan siklus harian yang teratur (Setyawati, 2010). Menurut Jarpadi (2002) gangguan tidur yaitu gangguan dimana penderita tidak dapat tidur dan bangun pada waktu yang dikehendaki, walaupun jumlah tidurnya tetap. Gangguan ini sangat berhubungan dengan cyrcardian rhythm. Bagian-bagian yang berfungsi dalam pengaturan cyrcardian rhythm antara lain temperatur badan, plasma darah, urine, fungsi ginjal dan psikologi. Dalam keadan normal fungsi cyrcardian rhythm mengatur siklus biologi irama tidur-bangun, dimana sepertiga waktu untuk tidur dan dua pertiga untuk bangun/aktivitas. Siklus cyrcardian rhythm ini dapat mengalami gangguan, apabila irama tersebut mengalami pergeseran. a. Sementara (acut work shift, Jet lag) b. Menetap (shift worker) Keduanya dapat mengganggu irama tidur cyrcardian sehingga terjadi perubahan pemendekan waktu tidur dan perubahan pada fase REM. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Grandjean dalam Tarwaka, dkk (2004), sebagaimana kita ketahui, sejak dini tubuh kita sudah terpola mengikuti siklus alam. Pada sore hari seluruh bagian tubuh kita aktif bekerja dan pada malam hari dalam keadaan istirahat. Untuk mengatur pola kerja dan istirahat ini, secara alamiah tubuh kita memiliki pengatur waktu (internal timekeeper) yang sering disebut dengan istilah a body clock atau cyrcardian rhytm. Internal timekeeper inilah yang mengatur berbagai aktivitas tubuh kita seperti bekerja, tidur dan proses pencernaan makanan. Peningkatan aktivitas pada sore hari mendorong adanya peningkatan denyut nadi dan tekanan darah. Pada malam hari, semua fungsi tubuh akan menurun dan timbullah rasa kantuk, sehingga kelelahan pada kerja malam relatif sangat besar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Kerangka Pemikiran
Shift Work (Shift Pagi, shift Sore, Shift Malam)
Cyrcadian Rhytm
Gangguan Tidur
Fungsi Faal Tubuh Menurun
Kelelahan Kerja
-
Jenis kelamin Psikis Status Gizi Usia
-
Gambar 3. Bagan Kerangka Pemikiran
commit to user
Monotoni Masa kerja Keadaan Lingkungan (penerangan, tekanan panas, iklim kerja, dan kebisingan) Beban kerja Sikap kerja
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Hipotesis Ada perbedaan tingkat kelelahan kerja tenaga kerja wanita antara shift pagi, shift sore, dan shift malam di bagian Winding PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik yaitu penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya (Sumadi Suryabrata, 1989). Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach) (Soekidjo Notoatmodjo, 2002).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di bagian Winding PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta, yang beralamatkan di Jl. Pakel No. 11, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia, Fax. (0271) 716183, Telp. (0271) 716165. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2010 – Juli 2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Populasi Penelitian dan Subjek Penelitian Populasi tenaga kerja di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta sebanyak 469 tenaga kerja wanita. Populasi tenaga kerja di bagian winding PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta sebanyak 86 tenaga kerja wanita. Subjek adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut dengan penetapan ciri-ciri populasi yang menjadi sasaran dan akan diwakili oleh subjek di dalam penyelidikan/berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah 56 tenaga kerja wanita di bagian Winding PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta, dengan kriteria sebagai berikut : 1. Kriteria Inklusi a. Bersedia menjadi subjek penelitian b. Jenis kelamin
: Perempuan
2. Kriteria Eksklusi a. Tidak bersedia menjadi subjek penelitian b. Tenaga kerja yang sedang tidak masuk kerja
C. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive
sampling berarti pengambilan sampel didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Soekidjo Notoatmojo, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2002). Dengan purposive sampling didapatkan subjek penelitian yang sebanyak 56 orang, kelompok shift pagi sebanyak 17 orang, shift siang sebanyak 21 orang, dan shift malam sebanyak 18 orang, yang memenuhi ciriciri sebagai berikut : 1. Jenis kelamin perempuan 2. Usia 20 – 45 tahun 3. Masa kerja > 3 bulan
D. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah shift work (shift pagi, shift sore, dan shift malam). 2. Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kelelahan kerja. 3. Variabel Pengganggu Variabel pengganggu adalah variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel pengganggu dalam penelitian ini ada dua yaitu : a. Variabel pengganggu terkendali : usia dan jenis kelamin.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Variabel pengganggu tidak terkendali : status gizi, masa kerja, penerangan, kebisingan, dan iklim kerja. Berdasarkan
Identifikasi
variabel
penelitian
maka
dapat
digambarkan seperti bagan dibawah ini :
Variabel
pengganggu
Terkendali : a. Usia b. Jenis Kelamin
Variabel
Bebas
:
Variabel Terikat :
Shift Kerja
Kelelahan Kerja
Variabel
Pengganggu
Tidak Terkendali : a. Status Gizi b. Masa Kerja c. Penerangan d. Kebisingan e. Iklim Kerja Gambar 4. Struktur Hubungan Antara Variabel
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1.
Shift work Shift work adalah waktu kerja yang dibagi dalam tiga kelompok kerja secara bergilir, yaitu : a. Shift pagi Waktu kerja yang dilakukan oleh tenaga kerja pada pagi hari dimulai dari pukul 07.00 – 15.00 WIB. b. Shift siang Waktu kerja yang dilakukan oleh tenaga kerja pada siang hari dimulai dari pukul 15.00 – 23.00 WIB. c. Shift malam Waktu kerja yang dilakukan oleh tenaga kerja pada malam hari dimulai dari pukul 23.00 – 07.00 WIB. Alat ukur
: Kuesioner
Skala pengukuran : Ordinal Hasil Pengukuran : 1) Shift Pagi
: pukul 07.00 – 15.00 WIB
2) Shift Sore
: pukul 15.00 – 23.00 WIB
3) Shift malam
: pukul 23.00 – 07.00 WIB
2. Kelelahan Kerja Kelelahan kerja adalah keadaan dimana tenaga kerja merasakan atau mengalami kelelahan pada saat atau setelah bekerja yang berakibat pada menurunnya fungsi fisiologis tubuh sehingga performansi tenaga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kerjapun menurun yang akhirnya dapat menyebabkan rendahnya produktifitas kerja. Alat ukur
: Reaction Timer tipe Lakassidaya
Hasil pengukuran
: Waktu reaksi (milidetik)
Skala pengukuran
: Interval
3. Usia Usia adalah jangka waktu sejak tenaga kerja dilahirkan sampai pada saat waktu pengambilan data. Alat ukur
: Kuesioner
Skala pengukuran
: Interval
Hasil pengukuran
: Tahun
4. Jenis kelamin Jenis kelamin adalah istilah yang dapat membedakan antara lakilaki dan perempuan berdasarkan ciri-ciri fisik dan biologis. Alat ukur
: Kuesioner
Skala pengukuran
: Nominal
Hasil Pengukuran
: a. Laki-laki b. Perempuan
5. Status gizi Kesehatan dan daya kerja sangat erat kaitannya dengan tingkat gizi seseorang. Status gizi dapat dilihat dari dari Indeks Massa Tubuh (IMT) yang dihitung berdasarkan berat badan (BB) responden dibagi kuadrat tinggi badan (TB2). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Alat ukur
: Kuesioner
Skala Pengukuran
: Ordinal
Hasil Pengukuran
: Kilogram (Kg)
6. Masa kerja Masa kerja adalah waktu yang dihitung dari tenaga kerja tersebut mulai bekerja pada perusahaan itu sampai pada saat waktu pengambilan data. Alat ukur
: Kuesioner
Skala pengukuran
: Interval
Hasil Pengukuran
: Tahun
7. Penerangan Penerangan adalah besarnya cahaya dengan satuan Lux yang ada di bagian winding yang bersumber dari penerangan alami dan buatan. Alat ukur
: Luxmeter ANA-999
Skala Pengukuran
: Interval
Hasil pengukuran
: Lux
8. Kebisingan Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki yang berasal dari mesin penenun benang. Alat ukur
: Sound Level Meter Merk RION
Skala Pengukuran
: Interval
Hasil Pengukuran
: dB
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Iklim Kerja Iklim Kerja adalah besarnya Indeks Suhu Bola Basah (ISBB) yang berada di bagian winding. Alat ukur
: Heat Stress Area Monitor
Skala pengukuran
: Interval
Hasil Pengukuran
: Derajat Celcius (0C)
F. Instrumen penelitian Instrumen penelitian merupakan peralatan yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian, antara lain : 1. Lembar isian data yaitu daftar pertanyaan yang digunakan untuk menentukan subjek penelitian. 2. Reaction Timer tipe Lakassidaya. 3. Heat Stress Area Monitor 4. Luxmeter Merk ANA-999 5. Alat timbangan badan. 6. Alat pengukur tinggi badan. 7. Data sekunder PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta Data sekunder adalah data-data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian. Data sekunder dalam pelaksanaan penelitian ini meliputi :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Referensi buku yang berisi teori yang relevan terhadap objek yang diteliti. b. Profil perusahaan dan data karyawan.
G. Desain Penelitian
Ciri-ciri :
Populasi
1. Jenis Kelamin
Purposive Sampling
Perempuan 2. Usia 20 – 45 Subjek
tahun
Shift Pagi
Shift Sore
Kruskal Wallis Gambar 5. Bagan Desain Penelitian
commit to user
Shift Malam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan uji statistik Anova Non Parametrik (Kruskal Wallis) dengan menggunakan program komputer SPSS versi 17, dengan interpretasi hasil bahwa jika p value < 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan jika p value ≤ 0,050 maka hasil uji dinyatakan signifikan dan jika p value > 0,050 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan (Riwidikdo, 2008).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Profil Perusahaan PT. Iskandar Indah Printing Textile merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan textile yang mengolah bahan baku menjadi kain mentah (grey) yang kemudian meningkatkan jenis produksi berupa kain bercorak atau lebih dikenal dengan sebutan batik printing. PT. Iskandar Indah Printing Textile didirikan pada tanggal 25 Mei 1975, bentuk badan usaha CV (Commanditer Vennonschao) dengan nama CV Iskandartex, berdasarkan akta perusahaan NO. 98 tanggal 23 Mei 1975, CV Iskandartex memulai produksinya satu tahun setelah berdiri yaitu pada tahun 1976. Pada awal berdirinya perusahaan bermodalkan 25 mesin tenun, dan kemudian mengalami perkembangan hingga pada tahun 1977 perusahaan memiliki 77 unit mesin tenun. Produksi perusahaan terus meningkat, hal ini dibuktikan pada tahun 1980 perusahaan mendatangkan mesin kanji dari Taiwan yang fungsinya mengeringkan secara otomatis. Pada tahun yang sama perusahaan juga memperluas bangunan dan menambah mesin tenun hingga 300 unit. Karena permintaan yang semakin meningkat, maka perusahaan merasa perlu menambah kapasitas produksi dengan menambah mesin tenun,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hingga pada akhir tahun 1993 jumlah mesin tenun yang dimiliki perusahaan berjumlah 614 unit. Melihat usaha yang terus berkembang, maka pimpinan perusahaan mengambil kebijakan untuk mengubah bentuk perusahaan dari bentuk CV (Commanditer Vennonschap) atau persekutuan komanditer menjadi bentuk PT (Perseroan Terbatas). Perusahaan bentuk ini didasarkan alasan bahwa dengan
bentuk
PT,
perusahaan
lebih
mempunyai
peluang
dalam
mengembangkan usahanya. Perusahaan ini resmi menjadi PT. Iskandartex pada
tanggal
2
Januari
1991
dengan
nomor
izin
usaha
199/II.16/PB/VIII/1991/PT. Pergantian nama terjadi sejak bulan Pebuari 1996 menjadi PT. Iskandar Indah Printing Textile. 2. Proses produksi a. Tahap Persiapan 1) Pembuatan Benang Lusi Benang lusi adalah benang yang membujur dalam proses penenunan. Benang tersebut digulung ke dalam alat yang disebut LOOM Warping. Kelanjutannya pada proses warping adalah proses pengkanjian, yaitu proses pengeringan, untuk meratakan bulu-bulu, menghilangkan kotoran agar benang tidak kaku sehingga tidak mudah putus. Benang lusi agar dapat dipisah-pisahkan dimasukkan kedalam proses cucuk yang berbentuk dropper, gun, dan sisir.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 6. Pembuatan Benang Lusi Sumber : Data Primer, 2011
Gambar 7. Pembuatan Benang Lusi
Gambar 8. Proses Pengkanjian Benang Sumber : Data Primer, 2011
Gambar 9. Proses Cucuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Pembuatan Benang Pakan Benang pakan adalah benang yang menyilang dalam proses penenunan, diproses melalui mesin kelos dan mesin palet (bagian winding) yang akan menggulung ke dalam kayu klinting. Dalam proses pemaletan benang tenaga kerja melakukan kegiatan mengoperasikan alat, yaitu dengan memasukkan kayu klinting ke dalam mesin palet. Kegiatan ini seluruhnya dilakukan oleh tenaga kerja wanita dengan memberlakukan tiga shift kerja.
Gambar 10. Proses Winding (Pemaletan Benang) Sumber : Data Primer, 2011 b. Tahap Penenunan Penenunan adalah proses penyilangan dari benang lusi dan benang pakan sehingga terbentuk suatu kain yang memenuhi suatu rancangan yang telah ditentukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 11. Proses Penenunan Benang Sumber : Data Primer, 2011 c. Proses Finishing Kain yang telah melalui proses penenunan kemudian menuju proses akhir yaitu finishing. Dalam proses finishing ini kain diperiksa kualitasnya dengan menggunakan mesin. Jika ada yang tidak sesuai dengan ketentuan maka kain diperbaiki. Setelah itu kain dilipat dengan menggunakan mesin dan selanjutnya menuju proses pengepakan.
Gambar 12. Proses Finishing Sumber : Sumber Data Primer, 2011
Gambar 13. Proses Pelipatan Kain
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Jadwal Shift Kerja PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta yang sebagian tenaga kerjanya adalah wanita memberlakukaan shift kerja dengan sistem rotasi panjang. Hari kerjanya adalah enam hari selama satu minggu yaitu hari Senin samapai hari Sabtu. Dengan waktu kerja sebagai berikut : a. Shift pagi
: 07.00 – 15.00 WIB
b. Shift sore
: 15.00 – 23.00 WIB
c. Shift malam : 23.00 – 07.00 WIB Tenaga kerja dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu kelompok A, B, dan C. Khususnya di bagian winding terdapat 86 tenaga kerja wanita dengan rotasi kelompok A shift sore selama 6 hari kerja, kelompok B shift malam selama 6 hari kerja, dan kelompok C shift pagi selama 6 hari kerja. Rotasi kerja tersebut bergantian setelah 6 hari kerja.
B. Karakteristik Subjek Penelitian 1. Jenis Kelamin Berdasarkan penyebaran kuesioner pada tanggal 10 Maret 2011 terhadap 56 subjek penelitian di bagian Winding PT. Iskandartex Surakarta didapatkan hasil bahwa semuanya berjenis kelamin wanita. 2. Masa Kerja Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan data masa kerja sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
a.
digilib.uns.ac.id
Shift Pagi Tabel 2. Data Masa Kerja Subyek Pada Shift Pagi di Bagian Winding PT. Iskandartex Surakarta No. Nama Masa Kerja (Tahun) 1. A 20 2. B 11 3. C 13 4. D 15 5. E 15 6. F 12 7. G 15 8. H 20 9. I 20 10. J 16 11. K 9 12. L 10 13. M 19 14. N 14 15. O 18 16. P 10 17. Q 10 Rata-rata 14,53 Standar Deviasi 3,86 Sumber : Pengambilan Data Tanggal 4 Mei 2011
b.
Shift Sore Tabel 3. Data Masa Kerja Subyek Pada Shift Sore di Bagian Winding PT. Iskandartex Surakarta No. Nama Masa Kerja (Tahun) 1. A 15 2. B 20 3. C 25 4. D 17 5. E 15 6. F 20 7. G 15 8. H 20 9. I 16 10. J 20 11. K 20 12. L 15 13. M 20 14. N 19 15. Ocommit to user 13
Bersambung
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sambungan No. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Nama Masa Kerja (Tahun) P 19 Q 21 R 19 S 20 T 18 U 20 Rata-rata 18,43 Standar Deviasi 2,78 Sumber : Pengambilan Data Tanggal 4 Mei 2011
c.
Shift Malam Tabel 4.
Data Masa Kerja Subyek Pada Shift Malam di Bagian Winding PT. Iskandartex Surakarta No. Nama Masa Kerja (Tahun) 1. A 16 2. B 20 3. C 15 4. D 16 5. E 15 6. F 18 7. G 10 8. H 18 9. I 10 10. J 16 11. K 17 12. L 21 13. M 15 14. N 25 15. O 16 16. P 26 17. Q 10 18. R 12 Rerata 16,44 Standar Deviasi 4,56 Sumber : Pengambilan Data Tanggal 4 Mei 2011
Berdasarkan penyebaran kuesioner pada tanggal 10 Maret 2011 terhadap 56 subjek penelitian di bagian Winding PT. Iskandartex Surakarta didapatkan hasil bahwa semuanya mempunyai masa kerja > 3 bulan. Rerata masa kerja shift pagi adalah 14,53 ± 3,86, rerata masa kerja shift commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sore adalah 18,43 ± 2,78, dan rerata masa kerja shift malam adalah 16,44 ± 4,56. Dari data keseluruhan didapatkan masa kerja minimal 9 tahun dan masa kerja maksimal 26 tahun. Berikut ini adalah hasil pengolahan data dengan SPSS versi 17.0 dengan menggunakan uji ANOVA : Tabel 5. Hasil Uji Test of Homogeneity of Variances dengan ANOVA untuk Masa Kerja Test of Homogeneity of Variances Masa Kerja
Levene Statistic
df1
Sig.
df2
.259
53 2 1.385 Sumber : Hasil Uji SPSS
Berdasarkan hasil uji di atas diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,259, dimana signifikansi > 0,05 sehingga tidak signifikan. Tabel 6. Hasil Uji dengan ANOVA untuk Masa Kerja
ANOVA
Masa Kerja
Sum of Squares
Between Groups 143.535 Within Groups 747.823 891.357 Total
df
2 53 55
Mean Square
F
Sig.
71.767 14.110
5.086
.010
Sumber : Hasil Uji SPSS Berdasarkan hasil uji di atas diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,01, dimana signifikansi < 0,05 sehingga signifikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 7. Hasil Uji Multiple Comparisons dengan ANOVA untuk Masa kerja Multiple Comparisons Masa Kerja Tukey HSD
(I) Shift Kerja
(J) Shift Kerja
Shift sore Shift malam Shift pagi Shift sore Shift malam Shift malam Shift pagi Shift sore Sumber : Hasil Uji SPSS Shift pagi
Mean Difference Std. Error (I-J) *
-3.899 -1.915 3.899* 1.984 1.915 -1.984
1.226 1.270 1.226 1.207 1.270 1.207
95% Confidence Interval Sig.
.007 .296 .007 .236 .296 .236
Lower Bound Upper Bound
-6.85 -4.98 .94 -.93 -1.15 -4.89
Berdasarkan hasil uji di atas diketahui bahwa nilai signifikansi perbedaan masa kerja untuk shift pagi dan shift sore adalah 0,007, sehingga signifikansi < 0,01 (sangat signifikan). Nilai signifikansi perbedaan masa kerja untuk shift pagi dan shift malam adalah 0,296, sehingga signifikansi > 0,05 (tidak signifikan). Nilai signifikansi perbedaan masa kerja untuk shift sore dan shift malam adalah 0,236 sehingga signifikansi > 0,05 (tidak signifikan).
commit to user
-.94 1.15 6.85 4.89 4.98 .93
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Umur Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan data umur sebagai berikut : a. Shift Pagi Tabel 8. Data Umur Subyek pada Shift Pagi di Bagian Winding PT. Iskandartex Surakarta No. Nama Umur (Tahun) 1. A 39 2. B 30 3. C 32 4. D 42 5. E 30 6. F 33 7. G 35 8. H 37 9. I 45 10. J 43 11. K 35 12. L 29 13. M 30 14. N 38 15. O 44 16. P 37 17. Q 30 Rerata 35,82 Standar Deviasi 5,38 Sumber : Pengambilan data tanggal 4 Mei 2011
b. Shift Sore Tabel 9. Data Umur Subyek pada Shift Sore di Bagian Winding PT. Iskandartex Surakarta No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama A B C D E Fcommit to user G
Umur (Tahun) 35 44 40 34 39 35 41
Bersambung
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sambungan No. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Nama H I J K L M N O P Q R S T U
Umur (Tahun) 35 40 43 45 32 37 42 27 40 38 34 36 37 41 Rerata 37,86 Standar Deviasi 4,35 Sumber : Pengambilan data tanggal 4 Mei 2011
c. Shift Malam Tabel 10. Data Umur Subyek pada Shift Malam di Bagian Winding PT. Iskandartex Surakarta No. Nama Umur (Tahun) 1. A 32 2. B 39 3. C 43 4. D 35 5. E 39 6. F 40 7. G 30 8. H 34 9. I 36 10. J 38 11. K 37 12. L 41 13. M 35 14. N 45 15. O 43 16. P 44 17. Q 36 18. R 32 Rerata 37,72 Standar Deviasi 4,39 Sumber : Pengambilan data tanggal 4 Mei 2011 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan distribusi umur di atas didapatkan rerata umur shift pagi sebesar 35,82 ± 5,38, rerata umur shift sore sebesar 37,86 ± 4,35, dan rerata umur shift sore sebesar 37,72 ± 4,39. Umur minimal subjek penelitian adalah 27 tahun dan umur maksimal subjek penelitian adalah 45 tahun. Berikut ini adalah hasil pengolahan data dengan SPSS versi 17.0 dengan menggunakan uji ANOVA : Tabel 11. Hasil Uji Test of Homogeneity of Variances dengan ANOVA untuk Umur Test of Homogeneity of Variances Umur
Levene Statistic
df1
2 1.037 Sumber : Hasil Uji SPSS
df2
Sig.
53
.362
Berdasarkan hasil uji di atas diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,362, dimana signifikansi > 0,05 sehingga tidak signifikan. Tabel 12. Hasil Uji dengan ANOVA untuk Umur
ANOVA
Umur
Sum of Squares Df
Between Groups 43.662 2 Within Groups 1153.891 53 1197.554 55 Total Sumber : Hasil Uji SPSS
Mean Square F
21.831 21.772
1.003
Sig.
.374
Berdasarkan hasil uji di atas diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,374, dimana signifikansi > 0,05 sehingga tidak signifikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 13. Hasil Uji Multiple Comparisons dengan ANOVA untuk Umur
Multiple Comparisons
Umur Tukey HSD
(J) shift
(I) shift
shift sore shift malam shift pagi shift sore shift malam shift malam shift pagi shift sore Sumber : Hasil Uji SPSS shift pagi
Mean Difference Std. Error (I-J)
-1.938 -1.899 1.938 .040 1.899 -.040
95% Confidence Interval Sig.
1.522 1.578 1.522 1.499 1.578 1.499
.416 .457 .416 1.000 .457 1.000
Lower Bound Upper Bound
-5.61 -5.70 -1.73 -3.57 -1.91 -3.65
Berdasarkan hasil uji di atas diketahui bahwa nilai signifikansi perbedaan umur untuk shift pagi dan shift sore adalah 0,416, sehingga signifikansi > 0,05 (tidak signifikan). Nilai signifikansi perbedaan umur untuk shift pagi dan shift malam adalah 0,457, sehingga signifikansi > 0,05 (tidak signifikan). Nilai signifikansi perbedaan umur untuk shift sore dan shift malam adalah 1,0 sehingga signifikansi > 0,05 (tidak signifikan). 4. Status Gizi Status gizi responden dapat dilihat dari Indeks Massa Tubuh (IMT) yang dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Berat Badan (Kg) IMT =
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m) Nilai IMT responden berada pada kisaran 18,5 - 25,0 Kg dalam kategori status gizi baik (Normal). Berikut ini adalah hasil pengukuran IMT :
commit to user
1.73 1.91 5.61 3.65 5.70 3.57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Shift Pagi Tabel 14.
Data IMT Subyek pada Shift Pagi di Bagian Winding PT. Iskandartex Surakarta No. Nama IMT (Kg) 1. A 23,92 2. B 21,77 3. C 23,55 4. D 22,89 5. E 22,89 6. F 18,73 7. G 19,56 8. H 24,44 9. II 24,97 10. J 21,64 11. K 20,81 12. L 22,15 13. M 21,49 14. N 19,20 15. O 20,00 16. P 24,97 17 Q 21,08 Rerata 22,00 Standar Deviasi 1,98 Sumber : Pengambilan Data 4 mei 2011
b. Shift Sore Tabel 15. Data IMT Subyek pada Shift Sore di Bagian Winding PT. Iskandartex Surakarta No. Nama IMT (Kg) 1. A 19,77 2. B 20,30 3. C 18,59 4. D 23,24 5. E 23,14 6. F 19,11 7. G 18,60 8. H 21,56 9. I 22,43 10. J 18,98 11. K 21,99 12. L 19,38 13. M 21,79 14. Ncommit to user 19,31 15. O 19,14
Bersambung
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sambungan No. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Nama P Q R S T U
IMT 22,43 22,22 19,82 22,76 18,61 20,69 Rerata 20,66 Standar Deviasi 1,66 Sumber : Pengambilan data tanggal 4 Mei 2011
c. Shift Malam Tabel 16. Data IMT Subyek pada Shift Malam di Bagian Winding PT. Iskandartex Surakarta No. Nama IMT (Kg) 1. A 19,22 2. B 19,28 3. C 19,05 4. D 20,28 5. E 18,60 6. F 24,77 7. G 20,31 8. H 21,09 9. I 20,57 10. J 20,07 11. K 21,93 12. L 19,47 13. M 19,88 14. N 19,77 15. O 22,65 16. P 24,92 17. Q 21,19 18. R 18,66 Rerata 20,65 Standar Deviasi 1,86 Sumber : Pengambilan data tanggal 4 Mei 2011
Berdasarkan data di atas rerata IMT shift pagi adalah 22,0 ± 1,98, rerata IMT untuk shift sore adalah 20,66 ± 1,66, dan rerata IMT untuk shift malam adalah 20,65 ± 1,86. IMT minimal subjek penelitian adalah 18,59 to user dan IMT maksimal subjekcommit penelitian adalah 24,97.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berikut ini adalah hasil pengolahan data dengan SPSS versi 17.0 dengan menggunakan uji ANOVA : Tabel 17. Hasil Uji Test of Homogeneity of Variances dengan ANOVA untuk IMT Test of Homogeneity of Variances IMT
Levene Statistic
df1
Sig.
df2
.214
53 2 1.589 Sumber : Hasil Uji SPSS
Berdasarkan hasil uji di atas diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,214, dimana signifikansi > 0,05 sehingga tidak signifikan. Tabel 18. Hasil Uji dengan ANOVA untuk IMT
ANOVA
IMT
Sum of Squares
39.736 Between Groups 236.845 Within Groups 276.581 Total Sumber : Hasil Uji SPSS
Df
Mean Square
F
Sig.
2
19.868
4.446
.016
53
4.469
55
Berdasarkan hasil uji di atas diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,016, dimana signifikansi < 0,05 sehingga signifikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 19. Hasil Uji Multiple Comparisons dengan ANOVA untuk IMT
Multiple Comparisons
IMT Tukey HSD
(I) Shift
(J) Shift
Shift pagi Shift sore Shift malam Shift sore Shift pagi Shift malam Shift pagi Shift malam Shift sore
Mean Difference Std. Error (I-J) *
1.82765 1.83709* -1.82765* .00944 -1.83709* -.00944
.68969 .71494 .68969 .67902 .71494 .67902
95% Confidence Interval Sig.
.028 .034 .028 1.000 .034 1.000
Lower Bound Upper Bound
.1646 .1132 -3.4907 -1.6278 -3.5610 -1.6467
Sumber : Hasil Uji SPSS Berdasarkan hasil uji di atas diketahui bahwa nilai signifikansi
perbedaan IMT untuk shift pagi dan shift sore adalah 0,028, sehingga signifikansi < 0,05 (signifikan). Nilai signifikansi perbedaan IMT untuk shift pagi dan shift malam adalah 0,034, sehingga signifikansi < 0,05 (signifikan). Nilai signifikansi perbedaan IMT untuk shift sore dan shift malam adalah 1,0 sehingga signifikansi > 0,05 (tidak signifikan).
commit to user
3.4907 3.5610 -.1646 1.6467 -.1132 1.6278
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Hasil Pengukuran Lingkungan Kerja 1. Penerangan Berdasarkan
pengukuran
intensitas
penerangan
dengan
menggunakan Luxmeter ANA-999, diperoleh data sebagai berikut : Tabel 20. Data Hasil Pengukuran Intensitas Penerangan Bagian Winding di PT. Iskandartex Surakarta No. Titik Pengukuran Intensitas Penerangan (Lux) NAB (Lux) Pagi Sore Malam 1. IP1 152 150 164 100 2. IP2 157 152 160 100 3. IP3 175 168 157 100 4. IP4 179 170 174 100 5. IP5 181 166 186 100 6. IP6 186 179 182 100 7. IP7 188 184 192 100 8. IP8 192 200 202 100 9. IP9 205 198 199 100 Rerata 179,44 174,11 179,56 100 SD 16,60 17,86 16,76 Sumber : Pengambilan Data Tanggal 9 Mei 2011
Berdasarkan data di atas maka didapatkan rerata intensitas penerangan shift pagi 179,44 ± 16,60, rerata intensitas penerangan shift sore 174,11 ± 17,86, dan rerata intensitas penerangan shift malam 179,56 ± 16,76. Berikut ini adalah hasil pengolahan data dengan SPSS versi 17.0 dengan menggunakan uji ANOVA : Tabel 21. Hasil Uji Test of Homogeneity of Variances dengan ANOVA untuk Intensitas Penerangan Test of Homogeneity of Variances Penerangan
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
24 commit.864 2 .147 to user Sumber : Hasil Uji SPSS
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan hasil uji di atas diketahui bahwa nilai signifikansi adalah 0,864, dimana signifikansi > 0,05 sehingga tidak signifikan. Tabel 22. Hasil Uji dengan ANOVA untuk Inrensitas Penerangan
ANOVA
Penerangan
Sum of Squares
df
174.296 Between Groups 7007.333 Within Groups 7181.630 Total Sumber : Hasil Uji SPSS
2 24 26
Sig.
F
Mean Square
.298
87.148 291.972
.745
Berdasarkan hasil uji di atas diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,745, dimana signifikansi > 0,05 sehingga tidak signifikan. Tabel 23. Hasil Uji Multiple Comparisons dengan ANOVA untuk Intensitas Penerangan Multiple Comparisons Penerangan Tukey HSD
(I) Shift
(J) Shift
Shift sore Shift malam Shift pagi Shift sore Shift malam Shift malam Shift pagi Shift sore Sumber : Hasil Uji SPSS Shift pagi
Mean Difference Std. Error (I-J)
5.333 -.111 -5.333 -5.444 .111 5.444
8.055 8.055 8.055 8.055 8.055 8.055
95% Confidence Interval Sig.
.787 1.000 .787 .780 1.000 .780
Lower Bound Upper Bound
-14.78 -20.23 -25.45 -25.56 -20.00 -14.67
Berdasarkan hasil uji di atas diketahui bahwa nilai signifikansi perbedaan intensitas penerangan untuk shift pagi dan shift sore adalah 0,787 sehingga signifikansi > 0,05 (tidak signifikan). Nilai signifikansi perbedaan intensitas penerangan untuk shift pagi dan shift malam adalah 1, commit to user
25.45 20.00 14.78 14.67 20.23 25.56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sehingga signifikansi > 0,05 (tidak signifikan). Nilai signifikansi perbedaan intensitas penerangan untuk shift sore dan shift malam adalah 0,780 sehingga signifikansi > 0,05 (tidak signifikansi). 2. Kebisingan Berdasarkan
pengukuran
intensitas
kebisingan
dengan
menggunakan Sound Level Meter didapatkan data sebagai berikut : Tabel 24. Data Hasil Pengukuran Intensitas Kebisingan Bagian Winding di PT. Iskandartex Surakarta Titik Intensitas Kebisingan Lama Pemaparan Pengukuran (dB) (Jam) Pagi Sore Malam 1 102 100 100 8 2 100 101 99 8 3 101 100 98 8 4 101 100 101 8 5 98 99 98 8 6 100 101 100 8 7 98 98 100 8 8 95 96 98 8 9 92 95 94 8 Rerata 98,56 98,89 98,67 8 SD 3,24 2,14 2,06 Sumber : Pengambilan Data Tanggal 9 Mei 2011
Berdasarkan data di atas didapatkan rerata intensitas kebisingan shift pagi yaitu 98, 56 ± 3,24, rerata kebisingan shift sore yaitu 98,89 ± 2,14, dan rerata kebisingan shift malam yaitu 98,67 ± 2,06. Berikut ini adalah hasil pengolahan data dengan SPSS versi 17.0 dengan menggunakan uji ANOVA :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 25. Hasil uji Test of Homogeneity of Variances dengan ANOVA untuk Intensitas Kebisingan Test of Homogeneity of Variances Kebisingan
Levene Statistic
df1
Sig.
df2
.334
24 2 1.148 Sumber : Hasil Uji SPSS
Berdasarkan hasil uji di atas diketahui bahwa nilai signifikansi adalah 0,334, dimana signifikansi > 0,05 sehingga tidak signifikan. Tabel 26. Hasil Uji dengan ANOVA untuk Intensitas Kebisingan
ANOVA
Kebisingan
Sum of Squares
Between Groups .519 Within Groups 155.111 155.630 Total Sumber : Hasil Uji SPSS
df
Mean Square
F
Sig.
2 24 26
.259 6.463
.040
.961
Berdasarkan hasil uji di atas diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,961, dimana signifikansi > 0,05 sehingga tidak signifikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 27. Hasil Uji Multiple Comparisons dengan ANOVA untuk Intensitas Kebisingan Multiple Comparisons Kebisingan Tukey HSD
(I) Shift
(J) Shift
Shift sore Shift malam Shift pagi Shift sore Shift malam Shift malam Shift pagi Shift sore Sumber : Hasil Uji SPSS Shift pagi
95% Confidence Interval
Mean Difference Std. Error (I-J)
Sig.
1.198 1.198 1.198 1.198 1.198 1.198
.958 .995 .958 .981 .995 .981
-.333 -.111 .333 .222 .111 -.222
Lower Bound Upper Bound
-3.33 -3.10 -2.66 -2.77 -2.88 -3.22
Berdasarkan hasil uji di atas diketahui bahwa nilai signifikansi perbedaan intensitas kebisingan untuk shift pagi dan shift sore adalah 0,958 sehingga signifikansi > 0,05 (tidak signifikan). Nilai signifikansi perbedaan intensitas kebisingan untuk shift pagi dan shift malam adalah 0,995, sehingga signifikansi > 0,05 (tidak signifikan). Nilai signifikansi perbedaan intensitas kebisingan untuk shift sore dan shift malam adalah 0,981 sehingga signifikansi > 0,05 (tidak signifikan). 3. Iklim kerja Berdasarkan pengukuran iklim kerja dengan menggunakan Heat Stress Area monitor, didapatkan data sebagai berikut :
commit to user
2.66 2.88 3.33 3.22 3.10 2.77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 28. Data Hasil Pengukuran Iklim Kerja di Bagian Winding PT. Iskandartex Surakarta Parameter Pagi Sore Malam DB (oC) 30,1 30,5 30,0 31,1 31,0 30,2 29,8 29,4 29,5 WB (oC) 32,5 33,0 32,0 32,2 32,1 33,0 32,3 32,2 32,2 GT (oC) 29,6 29,8 29,5 30,1 29,4 29,8 28,5 28,5 28,6 ISBB in (oC) 31,63 32,04 31,25 31,57 31,29 32,04 31,16 31,09 31,12 Rata-rata 31,64 31,63 31,12 o ISBB in ( C) SD 0,39 0,38 0,03 Sumber : Pengambilan Data Tanggal 9 Mei 2011
Berdasarkan data di atas didapatkan rerata iklim kerja shift pagi 31,64 ± 0,39, rerata iklim kerja shift sore 31,63 ± 0,38, dan rerata iklim kerja shift malam 31,12 ± 0,03. Berikut ini adalah hasil pengolahan data dengan SPSS versi 17.0 dengan menggunakan uji ANOVA : Tabel 29. Hasil Uji Test of Homogeneity of Variances dengan ANOVA untuk Iklim Kerja Test of Homogeneity of Variances Iklim Kerja
Levene Statistic
df1
df2
6 2 2.156 Sumber : Hasil Uji SPSS
Sig.
.197
Berdasarkan hasil uji di atas diketahui bahwa nilai signifikansi adalah 0,197, dimana signifikansi > 0,05 sehingga tidak signifikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 30. Hasil Uji dengan ANOVA untuk Iklim Kerja
ANOVA
Iklim Kerja
Sum of Squares
.527 Between Groups .602 Within Groups 1.129 Total Sumber : Hasil Uji SPSS
Df
Mean Square
2
.264
6 8
.100
Sig.
F
2.627
.152
Berdasarkan hasil uji di atas diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,152, dimana signifikansi > 0,05 sehingga tidak signifikan. Tabel 31. Hasil uji Multiple Comparisons dengan ANOVA untuk Iklim Kerja Multiple Comparisons Iklim Kerja Tukey HSD
(I) Shift Kerja
(J) Shift Kerja
Shift pagi
Shift sore
Shift malam
Shift sore
Shift pagi
Shift malam
Shift malam Shift pagi
Shift sore
Mean Difference Std. Error (I-J)
95% Confidence Interval Sig.
Lower Bound Upper Bound
.00667 .2586 1
1.000
-.7868
.8002
.51667 .2586 1 -.00667 .2586 1 .51000 .2586 1 -.51667 .2586 1 -.51000 .2586 1
.193
-.2768
1.3102
1.000
-.8002
.7868
.200
-.2835
1.3035
.193
-1.3102
.2768
.200
-1.3035
.2835
Sumber : Hasil Uji SPSS Berdasarkan hasil uji di atas diketahui bahwa nilai signifikansi perbedaan iklim kerja untuk shift pagi dan shift sore adalah 1,0 sehingga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
signifikansi > 0,05 (tidak signifikan). Nilai signifikansi perbedaan iklim kerja untuk shift pagi dan shift malam adalah 0,193, sehingga signifikansi > 0,05 (tidak signifikan). Nilai signifikansi perbedaan intensitas kebisingan untuk shift sore dan shift malam adalah 0,20 sehingga signifikansi > 0,05 (tidak signifikan).
D. Hasil Pengukuran Kelelahan Kerja Hasil pengukuran kelelahan kerja adalah sebagai berikut : 1. Shift Pagi Tabel 32. Data Hasil Pengukuran Kelelahan Kerja Shift Pagi Bagian Winding di PT. Iskandartex Surakarta No Umur (Tahun) Waktu Reaksi (milidetik) 1. 29 181,53 2. 30 293,64 3. 30 450,18 4. 30 372,09 5. 30 430,91 6. 32 426,03 7. 33 390,77 8. 35 290,08 9. 35 235,50 10. 37 294,62 11. 37 348,70 12. 38 278,51 13. 39 241,06 14. 42 352,82 15. 43 234,56 16. 44 318,81 17. 45 409,23 Rerata 326,41 Standar Deviasi 79,52 Sumber : Pengambilan Data Tanggal 9 Mei 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Shift Sore Tabel 33. Data Hasil Pengukuran Kelelahan Kerja Shift Sore Bagian Winding di PT. Iskandartex Surakarta No. Umur Waktu Reaksi (milidetik) 1. 27 314,95 2. 32 393,66 3. 34 448,08 4. 34 379,35 5. 35 291,11 6. 35 300,98 7. 35 444,38 8. 36 454,69 9. 37 309,26 10. 37 514,72 11. 38 456,56 12. 39 320,19 13. 40 374,45 14. 40 594,45 15. 40 408,32 16. 41 450,36 17. 41 358,04 18. 41 317,50 19. 42 491,95 20. 44 301,23 21. 45 335,56 Rerata 393,32 Standar Deviasi 83,26 Sumber : Pengambilan Data Tanggal 9 Mei 2011
3. Shift Malam Tabel 34. Data Hasil Pengukuran Kelelahan Kerja Shift Malam Bagian Winding di PT. Iskandartex Surakarta No. Umur Waktu Reaksi (milidetik) 1. 30 487,66 2. 32 595,16 3. 32 580,92 4. 34 584,58 5. 35 341,59 6. 35 290,48 7. 36 617,26 8. 36 518,94 9. 37 597,85 10. 38 575,12 commit to user 11. 39 344,36
Bersambung
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sambungan No. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Umur Waktu Reaksi (milidetik) 39 429,90 40 307,25 41 536,77 43 302,34 43 591,36 44 432,01 45 560,51 Rerata 483,00 Standar Deviasi 118,66 Sumber : Pengambilan Data Tanggal 9 Mei 2011
Berdasarkan data di atas rerata kelelahan kerja shift pagi adalah. 326,41 ± 79,52, rerata kelelahan kerja shift sore adalah 393,32 ± 83,20, dan rerata kelelahan kerja shift malam adalah 483,00 ± 118,66. Waktu reaksi minimal subjek penelitian adalah 181,53 dan waktu reaksi maksimal subjek penelitian adalah 617,26. Berikut ini adalah hasil pengolahan data dengan SPSS versi 17.0 untuk variabel yang diteliti yaitu antara shift dengan kelelahan kerja : Tabel 35. Hasil Uji dengan Kruskal Wallis (Ranks) untuk Shift dengan Kelelahan Kerja Ranks
Shift pagi
Mean Rank
N
Kelelahan Shift pagi
17
17.59
Shift sore
21
28.52
Shift malam
18
38.78
Total Sumber : Hasil Uji SPSS
56
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 36. Hasil Uji dengan Kruskal Wallis (Test Statistics) untuk Shift dengan Kelelahan Kerja Test Statisticsa,b
Kelelahan
14.758 Chi-Square 2 Df .001 P. Sig. Sumber : Hasil Uji SPSS
Dari hasil pengolahan data dengan SPSS versi 17.0 menggunakan uji Non Parametrik Anova Kruskal-Wallis diketahui bahwa nilai ChiSquare (X2 hitung 14,758 sedangkan nilai X2 tabel dengan db = k-1, jadi db = 3- 1 = 2. Hal ini berarti X2 hitung > X2 tabel sehingga terdapat perbedaan tingkat kelelahan tenaga kerja antara shift pagi, shift sore, dan shift malam. Diketahui bahwa nilai p sebesar 0,001 yang berarti p < 0,01, sehingga menunjukkan hasil yang sangat signifikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PEMBAHASAN
A. Analisa Gambaran Umum Perusahaan Perkembangan Industri tekstil telah berkembang cukup pesat saat ini, hal ini terbukti dengan banyaknya perusahaan-perusahaan tekstil baik berskala kecil maupun yang berskala besar. Dengan tuntutan target untuk mendapatkan
keuntungan
yang
besar
banyak
perusahaan
yang
memberlakukan kerja rotasi. Namun demikian terkadang pemilik perusahaan kurang memperhatikan efek dari pemberlakuan sistem kerja rotasi tersebut. Apabila rotasi kerja yang diberlakukan tidak memperhatikan aturan yang telah ditetapkan maka akan mengakibatkan terjadinya kelelahan kerja. Menurut Suma’mur (2009) memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan lama kerja biasanya tidak disertai dengan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kerja yang optimal, bahkan biasanya terlihat penurunan kualitas dan hasil kerja serta bekerja dengan waktu yang berkepanjangan timbul kecenderungan untuk terjadinya kelelahan, gangguan kesehatan, penyakit dan kecelakaan, serta ketidakpuasan. Proses produksi di PT. Iskandartex mengandung berbagai potensi bahaya bagi tenaga kerjanya. Sumber bahaya yang ada yaitu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Pembuatan benang lusi a. Pada saat proses penggulungan benang di LOOM warping untuk pengkanjian tenaga kerja terpapar panas dari uap mesin. b. Pada proses penyisiran benang atau cucuk banyak tenaga kerja yang mengeluh sakit pinggang karena tempat duduk yang tidak ergonomis dan pekerjaan yang monoton. 2. Pembuatan benang pakan (Winding) a. Tenaga
kerja
banyak
yang
mengeluhkan
kelelahan
karena
diberlakukannya rotasi kerja di bagian Winding. b. Ruang winding yang dekat dengan ruang proses penenunan benang mengakibatkan tenaga kerja terpapar kebisingan. c. Tenaga kerja terpapar panas dari ruangan yang tidak dilengkapi dengan exhaustfan. d. Tenaga kerja terpapar debu dari benang yang beterbangan. 3. Proses penenunan a. Tenaga kerja merasakan kelelahan karena diberlakukannya rotasi kerja di bagian tersebut. b. Tenaga kerja terpapar kebisingan dari mesin tenun. c. Tenaga kerja terpapar debu dari benang yang beterbangan. d. Tenaga kerja terpapar panas karena ruangan dilengkapi dengan fasilitas yang kurang memadai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Proses finishing a. Tenaga kerja terpapar debu kapas. b. Tenaga kerja terpapar panas Selain potensi bahaya dari proses produksi tenaga kerja juga mengalami kelelahan kerja dari rotasi kerja yang telah ditetapkan. Sistem rotasi kerja yang ditetapkan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan. PT. Iskandartex menerapkan sistem rotasi panjang yaitu bergantian shift setelah 6 hari kerja. Menurut aturan yang ada seharusnya shift kerja ada yang metropolitan rota yaitu pekerja bekerja menurut giliran 2 - 2 - 2 (2 hari pagi, 2 hari siang, 2 hari libur). Selain itu ada yang continental rota yaitu pekerja bekerja menurut giliran 2 - 2 - 3 (2 hari pagi, 2 hari siang, malam, 3 hari malam, 2 hari libur).
B. Analisis Karakteristik Subjek Penelitian 1. Jenis kelamin Subjek penelitian yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini menggunakan jenis kelamin perempuan, karena menurut Tarwaka (2004) secara umum wanita hanya mempunyai kekuatan fisik 2/3 dari kemampuan fisik atau kekuatan otot laki-laki, tetapi dalam hal tertentu wanita lebih teliti dari laki-laki. 2. Umur Berdasarkan hasil kuesioner dapat diketahui bahwa umur tenaga kerja di bagian Winding PT Iskandar Indah Printing Textile, pada Shift commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pagi yang terbanyak berumur 26 - 30 tahun (29,41%), berumur 31 – 35 tahun (23,53%), berumur 36 – 40 tahun (23,53%), dan berumur 41 - 45 tahun (23,53%). Presentasi umur terbanyak untuk Shift sore adalah berumur 36 40 tahun (38,09%) dan presentasi terbanyak untuk Shift malam adalah berumur 36 – 40 tahun (38,88%). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sampel berjumlah 17 orang shift pagi dengan umur termuda 29 tahun dan umur tertua adalah 45 tahun, 21 orang shift sore dengan umur termuda 27 tahun dan umur tertua adalah 45 tahun, dan 18 orang shift malam dengan umur termuda 32 tahun dan umur tertua adalah 45 tahun. Dengan demikian didapatkan umur termuda dalam penelitian ini adalah 27 tahun dan umur tertua adalah 45 tahun. Dalam penelitian ini peneliti mengambil responden yang berumur antara 20 – 45 tahun karena menurut Depkes RI (2008) menyebutkan bahwa usia produktif adalah antara 15 – 54 Tahun. Menurut penelitian Oentoro (2004) menyatakan bahwa tenaga kerja yang berusia 40 – 50 tahun akan lebih cepat menderita kelelahan dibandingkan dengan tenaga kerja yang relatif muda. Berdasarkan data yang diperoleh dalam usia produktif terdapat terdapat tenaga kerja yang mengalami kelelahan normal, ringan, sedang, dan berat. Namun dalam penelitian ini tidak berlaku bahwa tenaga kerja yang berumur lebih tua lebih mengalami kelelahan daripada tenaga kerja
commit to user yang lebih muda, dikarenakan tenaga kerja yang lebih tua lebih lama masa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kerjanya sehingga mereka lebih terampil dalam bekerja. Oleh karena itu kelelahan yang terjadi bukan karena faktor umur melainkan karena shift kerja. Hal tersebut di atas sesuai dengan pernyataan Setyawati dalam Wignjosoebroto (2000), umur dapat berpengaruh terhadap terjadinya perasaan lelah tenaga kerja, pada umur yang lebih tua terjadi penurunan kekuatan otot, tetapi keadaan ini diimbangi dengan kestabilan emosi yang lebih baik dibandingkan dengan tenaga kerja yang berumur muda. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji ANOVA, untuk Test of Homogenity of Variances diketahui bahwa nilai signifikansi = 0,362, sehingga signifikansi > 0,05. Hal ini berarti varian dalam kelompok homogen. Sehingga asumsi untuk menggunakan uji ANOVA telah terpenuhi yaitu varians dalam kelompok yang sama. Nilai signifikansi yang didapat dari hasil uji ANOVA adalah 0,374, dimana signifikansi > 0,05 sehingga tidak terdapat perbedaan umur yang signifikan antara ketiga shift kerja (shift pagi, shift sore, dan shift malam). Berdasarkan hasil uji ANOVA (Pos Hoc Tests) diketahui bahwa nilai signifikansi perbedaan umur untuk shift pagi dan shift sore adalah 0,416, nilai signifikansi perbedaan umur untuk shift pagi dan shift malam adalah 0,457, dan nilai signifikansi perbedaan umur untuk shift sore dan shift malam adalah 1,0. Nilai signifikansi perbedaan umur dari ketiga shift tersebut > 0,05 sehingga tidak ada perbedaan umur yang signifikan antara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ketiga shift tersebut. Artinya umur dari ketiga kelompok tersebut relatif sama. Oleh karena itu dalam penelitian ini umur dapat dikendalikan. Hal tersebut di atas sesuai dengan penelitian Djati (2010) yang menyatakan bahwa uji korelasi antara umur dengan kelelahan didapatkan nilai p = 0,713 dan p > 0,05, menunjukkan hasil tidak signifikan. Jadi tidak ada hubungan antara umur dengan kelelahan. Hal ini berarti kelelahan yang terjadi bukan karena faktor umur. 3. Masa Kerja Masa kerja yang digunakan untuk penelitian ini adalah > 3 bulan tahun karena menurut Nitisemito (1996) karyawan yang telah lama bekerja pada perusahaan tertentu telah mempunyai berbagai pengalaman yang berkaitan dengan bidangnya. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji ANOVA, untuk Test of Homogenity of Variances diketahui bahwa nilai signifikansi = 0,259, sehingga signifikansi > 0,05. Hal ini berarti varian dalam kelompok homogen. Sehingga asumsi untuk menggunakan uji ANOVA telah terpenuhi yaitu varians dalam kelompok yang sama. Nilai signifikansi yang didapat dari hasil uji ANOVA adalah 0,01, dimana signifikansi < 0,05 sehingga terdapat perbedaan masa kerja yang signifikan antara ketiga shift kerja (shift pagi, shift sore, dan shift malam). Berdasarkan hasil uji ANOVA (Pos Hoc Tests) diketahui bahwa nilai signifikansi perbedaan masa kerja untuk shift pagi dan shift sore adalah 0,007 (< 0,01), nilai signifikansi perbedaan masa kerja untuk shift commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pagi dan shift malam adalah 0,296 (> 0,05), dan signifikansi perbedaan umur untuk shift sore dan shift malam adalah 0,236 (> 0,05). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari masa kerja antara shift sore dengan shift malam dan shift pagi dengan shift malam. Namun terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara shift pagi dengan shift sore. Karena range dari data masa kerja yang tinggi dan terdapat perbedaan masa kerja yang signifikan dari ketiga shift kerja maka masa kerja termasuk dalam variabel yang tidak dapat dikendalikan. Menurut Tulus M. A (1992) masa kerja dapat memberi pengaruh positif pada kinerja bila dengan semakin lamanya masa kerja personal semakin berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya. 4. Status Gizi Status gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kelelahan tenaga kerja karena status gizi ini berkaitan dengan kesehatan dan daya kerja (Suma’mur, 1994). Dalam penelitian ini mengambil responden dengan status gizi baik yaitu IMT > 18,5 - < 25. Menurut Cicih (1996) status gizi yang kurang atau berlebihan dan asupan kalori yang tidak sesuai dengan jumlah maupun waktu menyebabkan rendahnya ketahanan kerja ataupun perlambatan gerak sehingga menjadi hambatan bagi tenaga kerja dalam melaksanakan aktivitasnya. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji ANOVA, untuk Test of Homogenity of Variances diketahui bahwa nilai signifikansi = commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
0,214, sehingga signifikansi > 0,05. Hal ini berarti varian dalam kelompok homogen. Sehingga asumsi untuk menggunakan uji ANOVA telah terpenuhi yaitu varians dalam kelompok yang sama. Nilai signifikansi yang didapat dari hasil uji ANOVA adalah 0,016, dimana signifikansi < 0,05 sehingga signifikan. Artinya terdapat perbedaan umur yang signifikan antara ketiga shift kerja (shift pagi, shift sore, dan shift malam). Berdasarkan hasil uji ANOVA (Pos Hoc Tests) diketahui bahwa nilai signifikansi perbedaan IMT untuk shift pagi dan shift sore adalah 0,028 (< 0,05), nilai signifikansi perbedaan IMT untuk shift pagi dan shift malam adalah 0,034 (< 0,05), dan signifikansi perbedaan IMT untuk shift sore dan shift malam adalah 1,0 (> 0,05). Terdapat perbedaan IMT yang signifikan antara shift pagi dengan sore dan shift pagi dengan shift malam. Namun tidak terdapat perbedaan IMT yang signifikan antara shift sore dengan shift malam. Dengan adanya perbedaan IMT dari ketiga shift kerja dan range dari data IMT yang tinggi maka IMT merupakan variabel yang tidak dapat dikendalikan
C. Analisa Hasil Pengukuran Lingkungan Kerja 1. Penerangan Berdasarkan
pengukuran
intensitas
penerangan
yang
telah
dilakukan didapatkan rerata intensitas penerangan shift pagi 179,44 ± 16,60, rerata intensitas penerangan shift sore 152 ± 4,0, dan rerata commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
intensitas penerangan shift malam adalah 206,78 ± 2,33. Intensitas penerangan tersebut telah sesuai dengan Nilai Ambang Batas (NAB) yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) Nomor 7 Tahun 1964 tentang Syarat-syarat kesehatan, kebersihan, dan penerangan di tempat kerja. Peraturan tersebut menyatakan bahwa penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang membedakan barang-barang kecil secara sepintas lalu paling sedikit mempunyai intensitas penerangan 100 luxs. Menurut Suma’mur dalam Tarwaka (2004) penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan tenaga kerja dapat melihat objekobjek yang dikerjakan dengan jelas, cepat, dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji ANOVA, untuk Test of Homogenity of Variances diketahui bahwa nilai signifikansi = 0,864, sehingga signifikansi > 0,05. Hal ini berarti varian dalam kelompok homogen. Sehingga asumsi untuk menggunakan uji ANOVA telah terpenuhi yaitu varians dalam kelompok yang sama. Nilai signifikansi yang didapat dari hasil uji ANOVA adalah 0,745, dimana signifikansi > 0,05 sehingga tidak terdapat perbedaan intensitas penerangan yang signifikan antara ketiga shift kerja (shift pagi, shift sore, dan shift malam). Berdasarkan hasil uji ANOVA (Pos Hoc Tests) diketahui bahwa nilai signifikansi perbedaan intensitas penerangan pada shift pagi dan shift
commitnilai to user sore adalah 0,787 (> 0,05), signifikansi perbedaan intensitas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penerangan pada shift pagi dan shift malam adalah 1,0 (> 0,05), dan signifikansi perbedaan intensitas penerangan pada shift sore dan shift malam adalah 0,780 (> 0,05). Tidak terdapat perbedaan intensitas penerangan yang signifikan antara shift pagi dengan sore, shift pagi dengan shift malam dan shift sore dengan shift malam. Jadi intensitas penerangan memberikan pengaruh yang sama dalam penelitian, meskipun demikian intensitas penerangan masuk dalam variabel yang tidak terkendali. 2. Kebisingan Berdasarkan
pengukuran
kebisingan
yang
telah
dilakukan
didapatkan rerata intensitas kebisingan shift pagi yaitu 98, 56 ± 3,24, rerata intensitas kebisingan shift sore 98,89 ± 1,04, dan rerata intensitas kebisingan shift malam adalah 98,44 ± 0,726. Hal ini tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 51 Tahun 1999 tentang NAB faktor fisika di tempat kerja yang menyatakan bahwa intensitas kebisingan 100 dB mengharuskan tenaga kerja bekerja 15 menit per hari di tempat tersebut. Namun demikian tenaga kerja telah beraklimatisasi dengan keadaan sehingga tidak merasa terganggu dengan keadaan tersebut. Intensitas kebisingan dalam penelitian ini termasuk dalam variabel yang tidak terkendali karena memberikan pengaruh yang sama terhadap responden pada saat pengambilan data. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji ANOVA, untuk Test of Homogenity of Variances diketahui bahwa nilai signifikansi = 0,334, sehingga signifikansi > 0,05. Hal ini berarti varian dalam kelompok commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
homogen. Sehingga asumsi untuk menggunakan uji ANOVA telah terpenuhi yaitu varians dalam kelompok yang sama. Nilai signifikansi yang didapat dari hasil uji ANOVA adalah 0,961, dimana signifikansi > 0,05 sehingga tidak terdapat perbedaan kebisingan yang signifikan antara ketiga shift kerja (shift pagi, shift sore, dan shift malam). Berdasarkan hasil uji ANOVA (Pos Hoc Tests) diketahui bahwa nilai signifikansi perbedaan kebisingan pada shift pagi dan shift sore adalah 0,958 (> 0,05), nilai signifikansi perbedaan kebisingan pada shift pagi dan shift malam adalah 0,995 (> 0,05), dan signifikansi perbedaan kebisingan pada shift sore dan shift malam adalah 0,981 (> 0,05). Tidak terdapat perbedaan kebisingan yang signifikan antara shift pagi dengan sore, shift pagi dengan shift malam dan shift sore dengan shift malam. Jadi kebisingan memberikan pengaruh yang sama dalam penelitian, meskipun demikian kebisingan termasuk dalam variabel tidak terkendali. 3. Iklim Kerja Rata-rata denyut nadi tenaga kerja shift pagi = 76,58 denyut/menit, shift sore = 77,16 denyut/menit, dan shift malam 76,24 denyut/menit. Menurut tabel kategori beban kerja berdasarkan denyut jantung, rata-rata denyut jantung tenaga kerja per menit termasuk dalam kategori beban kerja ringan. Menurut tabel tingkat kegiatan dan kalori yang dihasilkan dalam Suma’mur (2009), tenaga kerja di bagian winding termasuk dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tingkat kegiatan kategori ringan yaitu berdiri dan kerja ringan pada mesin yang terkadang disertai dengan duduk. Berdasarkan pengukuran iklim kerja yang telah dilakukan didapatkan rerata iklim kerja shift pagi yaitu 31,64 ± 0,39, rerata iklim kerja shift sore 31,63 ± 0,38, dan rerata iklim kerja shift malam adalah 31,12 ± 0,03. Hal ini tidak sesuai dengan tabel waktu kerja dan istirahat menurut tingkat beban kerja dalam Suma’mur (2009), yang menyatakan bahwa dengan waktu kerja 75% dan waktu istirahat 25% dengan beban kerja ringan ISBB yang diperkenankan adalah 30,60C. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji ANOVA, untuk Test of Homogenity of Variances diketahui bahwa nilai signifikansi = 0,197, sehingga signifikansi > 0,05, artinya varian dalam kelompok homogen. Sehingga asumsi untuk menggunakan uji ANOVA telah terpenuhi yaitu varians dalam kelompok yang sama. Nilai signifikansi yang didapat dari hasil uji ANOVA adalah 0,152, dimana signifikansi > 0,05 sehingga tidak terdapat perbedaan iklim kerja yang signifikan antara ketiga shift kerja (shift pagi, shift sore, dan shift malam). Berdasarkan hasil uji ANOVA (Pos Hoc Tests) diketahui bahwa nilai signifikansi perbedaan iklim kerja pada shift pagi dan shift sore adalah 1,0 (> 0,05), nilai signifikansi perbedaan iklim kerja pada shift pagi dan shift malam adalah 0,193 (> 0,05), dan signifikansi perbedaan iklim kerja pada shift sore dan shift malam adalah 0,2 (> 0,05). Tidak terdapat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perbedaan iklim kerja yang signifikan antara shift pagi dengan sore, shift pagi dengan shift malam dan shift sore dengan shift malam. Dalam penelitian ini iklim kerja termasuk dalam variabel yang tidak terkendali karena memberikan pengaruh yang sama terhadap responden pada saat pengambilan data.
D. Analisa Hasil Pengukuran Kelelahan Kerja Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden di bagian Winding, pada shift pagi terdapat tenaga kerja yang mengalami kelelahan normal sebesar 17,76%, mengalami kelelahan ringan sebesar 70,59%, mengalami kelelahan sedang sebesar 17,65%, dan mengalami kelelahan berat sebesar 0%. Pada shift sore tidak terdapat tenaga kerja yang mengalami kelelahan normal, mengalami kelelahan ringan sebesar 61,90%, mengalami kelelahan sedang sebesar 33,33%, dan mengalami kelelahan berat sebesar 4,76%. Pada shift malam tidak terdapat tenaga kerja yang mengalami kelelahan normal, mengalami kelelahan ringan sebesar 27,78%, mengalami kelelahan sedang sebesar 38,89%, dan mengalami kelelahan berat sebesar 33,33%. Dari hasil pengukuran kelelahan kerja didapatkan hasil pada shift pagi terdapat 2 tenaga kerja dengan tingkat kelelahan kerja normal (17,76%), 12 tenaga kerja mengalami kelelahan ringan (70,59%), dan 3 tenaga kerja mengalami kelelahan sedang (17,65%). Pada shift pagi terjadi kelelahan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ringan dan sedang tanpa kelelahan berat, hal ini dapat terjadi karena waktu tidur tenaga kerja lebih banyak. Pada shift sore terdapat 13 tenaga kerja mengalami kelelahan ringan (61,90%), 7 tenaga kerja mengalami kelelahan sedang (33,33%), dan 1 tenaga kerja mengalami kelelahan berat (4,76%). Hal ini dapat terjadi karena pada shift sore kondisi tubuh tenaga kerja menurun atau mulai turun karena sebelum bekerja tenaga kerja telah melakukan aktivitas, sehingga beban kerja dan kelelahanpun meningkat. Pada shift malam terdapat 5 tenaga kerja mengalami kelelahan ringan (27,78%), 7 tenaga kerja mengalami kelelahan sedang (38,89%), dan 6 tenaga kerja mengalami kelelahan berat (33,33%). Hal ini dikarenakan kondisi tubuh sudah menurun, suhu tubuh menurun setelah melakukan aktivitas di pagi hari dan di siang hari. Malam hari adalah waktu yang seharusnya digunakan tenaga kerja untuk tidur tetapi oleh tenaga kerja shift malam digunakan untuk bekerja, sehingga beban kerja dan kelelahan kerja terasa lebih berat dan cenderung meningkat. Berdasarkan rata-rata kelelahan kerja, shift pagi = 326,41, shift sore = 393,32, shift malam = 483,00. Dapat diketahui bahwa rata-rata kelelahan kerja shift malam lebih besar daripada shift pagi dan shift sore, dan rata-rata kelelahan kerja shift sore lebih besar dari pada shift pagi atau kelelahan tenaga kerja pada shift malam lebih lelah daripada shift pagi dan shift sore. Dari hasil pengolahan data dengan SPSS versi 17.0 menggunakan uji Non Parametrik Anova Kruskal-Wallis terdapat perbedaan tingkat kelelahan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tenaga kerja antara shift pagi, shift sore, dan shift malam. Diketahui bahwa nilai p sebesar 0,001 yang berarti p < 0,01, maka Ho ditolak sehingga menunjukkan hasil yang sangat signifikan. Berdasarkan pengukuran kelelahan kerja dengan menggunakan waktu reaksi didapatkan rata-rata untuk shift pagi = 326,41 milidetik, shift sore = 393,32 milidetik, dan shift malam = 483,00 milidetik. Rata-rata tenaga kerja shift pagi mengalami kelelahan kerja ringan, rata-rata tenaga kerja shift sore mengalami kelelahan kerja ringan, dan rata-rata tenaga kerja shift malam mengalami kelelahan sedang. Berikut ini adalah analisa perbedaan tingkat kelelahan tenaga kerja antara shift pagi, shift sore, dan shift malam : 1. Shift pagi dan shift sore Tenaga kerja shift pagi dan shift sore sama-sama mengalami kelelahan ringan, hal ini sesuai dengan penelitian Purwanto (2010) dengan uji statistik yang menunjukkan hasil yang tidak signifikan yaitu p = 0,471 yang dapat disimpulkan bahwa tidak ada beda antara shift sore dan shift pagi. PT. Iskandartex memberlakukan sistem rotasi pendek dengan pergantian satu minggu setiap shift kerja. Sehingga mengakibatkan gangguan tidur tenaga kerja yang hampir sama antara shift pagi, shift sore, dan shift malam. Hal ini juga dinyatakan oleh Kuswadji (1997), bahwa pada pekerja dengan shift kerja dengan rotasi kerja jangka pendek circadium rhythms tidak akan sempat bergeser atau beradaptasi, maka commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kejadian gangguan tidur pada shift pagi dan shift sore hampir sama dengan kejadian tidur pada shift malam. 2. Shift Sore dan Shift Malam Terdapat perbedaan tingkat kelelahan kerja yaitu shift sore mengalami kelelahan ringan dan shift malam mengalami kelelahan sedang, hal ini dapat disebabkan karena pada saat shift sore dengan keadaan yang masih dapat ditoleransi untuk bekerja berbeda dengan shift malam. Meskipun telah sama-sama dapat beradaptasi namun kelelahan tenaga kerja pada shift malam lebih tinggi daripada shift sore. Karena malam hari adalah waktu untuk beristirahat bagi tubuh. Adanya perbedaan kelelahan antara shift sore dengan shift malam tersebut sesuai dengan penelitian Djati (2010) ada perbedaan kelelahan sesudah bekerja antara shift sore dengan shift malam dengan signifikansi sebesar 0,015. Sesuai dengan teori yang sudah ada yang dikemukakan oleh Granjean (1993) dalam Tarwaka (2004) bahwa secara fungsional seluruh organ tubuh pada siang hari adalah dalam keadaan siap beraktivitas (ergotropic phase), sedangkan pada malam hari adalah sebaliknya (trophotropic phase) yaitu fungsi tubuh secara alamiah akan beristirahat untuk penyegaran. 3. Shift Pagi dan Shift Malam Terdapat perbedaan tingkat kelelahan kerja yaitu shift pagi mengalami kelelahan ringan dan shift malam mengalami kelelahan sedang, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hal ini dapat disebabkan karena waktu yang seharusnya digunakan untuk tidur bagi tenaga kerja shift malam harus digunakan untuk bekerja, berbeda dengan keadaan tenaga kerja di pagi hari yang memang pada saat pagi hari adalah keadaan yang siap untuk bekerja. Hal tersebut di atas sesuai dengan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Normawati (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “perbedaan tingkat kelelahan kerja antara shift 1 dan shift 2 di departemen production finishing PT. Panasonic Gobel Energy Indonesia (PECGI) Bekasi” yang mana hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa ada perbedaan kelelahan subyektif antara tenaga kerja shift pagi dan shift malam. Sedangkan menurut Silaban (1997) yang menyimpulkan bahwa shift kerja malam hari lebih merasakan lelah dibanding dengan shift kerja pagi dan shift kerja sore. Menurut Kepmenakertrans RI Nomor : KEP. 224/MEN/2003 tentang Kewajiban Pengusaha yang Mempekerjakan Pekerja atau Buruh Perempuan Antara Pukul 23.00 WIB sampai dengan 07.00 WIB menyatakan bahwa pengusaha yang mempekerjakan pekerja atau buruh perempuan antara pukul 23.00 WIB sampai dengan 07.00 WIB berkewajiban untuk memberikan makanan dan minuman bergizi dan menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja. Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerja atau buruh perempuan yang berangkat dan pulang bekerja antara pukul 23.00 WIB sampai dengan 05.00 WIB.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan 1. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan kruskal wallis diperoleh nilai p = 0,001 (p < 0,01) yang berarti bahwa hasil uji sangat signifikan, sehingga disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat kelelahan tenaga kerja wanita antara shift pagi, shift sore, dan shift malam di bagian winding PT. Iskandartex Surakarta. 2. Tingkat kelelahan tenaga kerja pada shift malam (483,00 milidetik) lebih tinggi dari pada shift pagi (326,41 milidetik) dan shift sore (393,32 milidetik). 3. Sistem rotasi kerja yang diberlakukan di PT. Iskandartex adalah sistem rotasi kerja pendek yaitu dengan pergantian shift setelah satu minggu.
B. Saran 1. Manajer perusahaan berkewajiban untuk memberikan makanan dan minuman bergizi bagi tenaga kerja shift malam sesuai dengan Kepmenakertrans RI Nomor : KEP. 224/MEN/2003. 2. Manajer perusahaan perlu memperbaiki pola sistem rotasi sesuai dengan pola metropolitan rota (2 - 2 - 2) atau continental rota (2 - 2 - 3).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Budiono Sugeng A.M, dkk. 2003. Bunga Rampai Hiperkes & KK. Semarang : BPUNDIP. Cicih, Dewi. 1996. Kebutuhan Asupan Kalori Pekerja. Jakarta : UI Press. Depkes Ri. 2008. Kerja Shift. http://.digilib.litbang.depkes.go.id. Diakses tanggal 7 Juli 2011.
Dewi, Fovilia. 2008. Shift Work. http://nonameface.wordpress.com/category/health-info/page/2/. tanggal 6 Januari 2011.
Diakses
Djati, A. 2010. Perbedaan Tingkat Kelelahan Tenaga Kerja Antara Shift Siang dan Shift Malam di Bagian CPA JOB Pertamina-PetroChina East Java di Kabupaten Tuban Jawa Timur (Skripsi). Surakarta : Program Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS. Hasibuan Malayu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara. Hastono. 2001. Analisis Data. Jakarta : FKM UI. I Dewa Nyoman Supariasa, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC. Jarpadi Iskandar. 2002. Gangguan Tidur. http://library.uns.ac.id. Diakses pada tanggal 24 Februari 2010.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : 224/Men/2003 tentang Kewajiban Pengusaha yang Mempekerjakan Pekerja atau Buruh Perempuan Antara Pukul 23.00 Sampai Dengan 07.00. Knauth, P. 1993. The Design of Shift Systems.Journal of Ergonomics. Vol.36, No. 1 - 3, 15 – 28. Kuswadji, S. 1997. Pengaturan Tidur Shift Kerja. Cermin Dunia Kedokteran. Jakarta : PT Temprint. No.116. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lintje, S. 2010. Selintas Tentang Kelelahan Kerja. Yogyakarta : Amara Books. Murti, B., 2006. Desain dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Nitisemito. A. S. 1996. Manajemen Personalia. Jakarta : Ghalia. Normawati , W. 2009. Perbedaan Tingkat Kelelahan Kerja Antara Shift 1 dan shift 2 Di Departemen Production Finishing PT. Panasonic Gobel Energy Indonesia (pecgi) Bekasi (Skripsi). Surakarta : Program Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS. Nurmianto, E. 2000. Industrial Ergonomics. Modul Ajar Dalam Bahasa Inggris First Edition. DUE Like Project-ITS, Surabaya. Nurmianto, Eko. 2003. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya Edisi Pertama. Surabaya : Guna Widya. Oentoro, S. 2004. Kampanye Atasi Kelelahan Mental dan Fisik. Jakarta : UI Press. Pulat, Mustafa B. 2002. The Fundamental Ergonomics. Prentice Hall Englewood Cliffs, New Jersey. Purwanto, A. Perbedaan Tingkat Kelelahan Pekerja Antara Shift Pagi, Shift Sore, dan Shift Malam di Ruang Pusat Pengendalian Kilang (RPPK) PT. Pertamina RU VI Balongan Indramayu, Jawa Barat (Skripsi). Surakarta : Program Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS. Pusparini Adriana dalam Budiono Sugeng A.M, dkk.. 2003. Bunga Rampai Hiperkes & KK. Semarang : BPUNDIP. Ramadhani Srie dalam Budiono Sugeng A.M, dkk. 2003. Bunga Rampai Hiperkes & KK, Semarang : BPUNDIP. Riwidikdo, Handoko. 2008. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Harapan Press. Santoso Gempur. 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Surabaya : Prestasi Pustaka. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Setiarto, H. 2002. Beberapa faktor yang berhubungan dengan kelelahan pada pengemudi bus jurusan Grabag–borobudur, Skripsi. Semarang : UNDIP. Setyawati dan Imam Djati. 2008. Faktor dan Penjadualan Shift Kerja. Teknoin, Vol 13, No 2 : 11 – 22. Silaban, G., Setyawati, L.M., Supardi, S. 1997. Jadwal Kerja dan Kelelahan Tenaga kerja Wanita di PT Sibalec Yogyakarta. BPPS UGM. 10 (IC). Yogyakarta. Halaman 79 - 85. Soekidjo Notoatmojo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : CV Rineka Cipta. Sumadi Suryabrata. 1989. Metodologi Penelitian. Jakarta : CV Rajawali. Suma’mur PK. PK. 1999. Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja. Jakata : CV Haji Masagung. Suma’mur, P.K. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Sagung Seto. Tarwaka. 2010. Ergonomi Industri. Surakarta : Harapan Press. Tarwaka, Sholichul HA, Lilik Sudiajeng. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta : UNIBA PRESS. Tim Hiperkes. 2004. Peraturan Perundang-undangan Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Semarang : Balai Hiperkes Jawa Tengah.
Tulus M. A. 1992. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : gramedia Pustaka Umum. Wignjosoebroto, S. 2000. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, Tekhnik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Edisi I cetakan Ke-2. Surabaya : guna Widya. Wijaya, Lientje Setyawati, dan Endang Suparniati. 2006. Hubungan Antara Shift Kerja dengan Gangguan Tidur dan Kelelahan Kerja Perawat Instalasi Rawat Darurat Rumah Sakit DR. Sardjito Yogyakarta. Yogyakarta : Program Studi Kesehatan Kerja Sekolah Pascasarjana Universitas Gajah Mada. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Wijayanti, Sri Ramadhani. 2005. Shift Kerja dan Karakteristik Individu dengan Kinerja Perawat di Ruang ICU Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2004. [Skripsi]. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara.
commit to user