SKRIPSI
Strategi Promosi Rumah Makan Siap Saji Waralaba (Franchise) Indonesia PT.Global Red Crispy Dalam Menarik Minat Investor ( Franchisee ) Periode 2008
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (SI) Ilmu Komunikasi Bidang Studi Marketing Communication
Disusun Oleh: Nama
: Suherni
NIM
: 4430401 - 005
Program Studi : MARKETING COMMUNICATION
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JURUSAN MARKETING COMMUNICATION
Lembar Persetujuan Sidang Skripsi
Nama
: Suherni
NIM
: 4430401 - 005
Fakultas
: Ilmu Komunikai
Program Studi
: Marketing Communication
Judul Skripsi
: Strategi Promosi Rumah Makan Siap Saji Waralaba (Franchise) Indonesia PT.Global Red Crispy Dalam Menarik Minat Investor (Franchisee) Periode 2008
Mengetahui, Pembimbing I
(Dra. Tri Diah Cahyowati, M.Si)
ii
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JURUSAN MARKETING COMMUNICATION
Lembar Tanda Lulus Sidang Skripsi
Nama
: Suherni
NIM
: 4430401 - 005
Fakultas
: Ilmu Komunikai
Program Studi
: Marketing Communication
Judul Skripsi
: Strategi Promosi Rumah Makan Siap Saji Waralaba (Franchise) Indonesia PT.Global Red Crispy Dalam Menarik Minat Investor (Franchisee) Periode 2008
Jakarta 5 Agustus 2009
Ketua Sidang, (Ponco Budi Sulistyo. S.Sos, M.Comm)
(
)
(
)
(
)
Penguji Ahli, (SM. Niken Restaty, S.Sos, M.Si)
Pembimbing I (Dra. Tri Diah Cahyowati, M.Si)
iii
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JURUSAN MARKETING COMMUNICATION
Lembar Pengesahan dan Perbaikan Skripsi Nama
: Suherni
NIM
: 4430401 - 005
Fakultas
: Ilmu Komunikai
Program Studi
: Marketing Communication
Judul Skripsi
: Strategi Promosi Rumah Makan Siap Saji Waralaba (Franchise) Indonesia PT.Global Red Crispy Dalam Menarik Minat Investor (Franchisee) Periode 2008
Jakarta, Agustus 2009
Disetujui dan diterima oleh : Pembimbing I
(Dra. Tri Diah Cahyowati, M.Si)
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Ketua Bidang Studi
(Dra. Diah Wardhani, M.Si)
(Dra. Tri Diah Cahyowati, M.Si)
iv
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI MARKETING COMMUNICATION & ADVERTISING
ABSTRAKSI SUHERNI (4430401-005) “ Strategi Promosi Rumah Makan Siap Saji Waralaba (Franchise ) Indonesia PT.Global Red Crispy Dalam Menarik Minat Investor ( Franchisee ) Periode 2008” (xiv-86; 2 bagan; 7 lampiran) Biblioglafi : 20 Acuan ( 1986-2009 ) Kata Kunci : Strategi Promosi Saat ini terdapat beberapa bisnis rumah makan siap saji dengan system waralaba yang bersaing untuk memperebutkan pasar investor. tingginya tingkat persaingan membuat para pelaku bisnis waralaba tidak hanya bisa mengandalkan pada keunggulan produk saja, tetapi juga harus menerapkan strategi pemasaran, bagaimana produk tersebut dikomunikasikan sehingga dikenal masyarakat dan dapat tempat dihati investor. Dalam membuat dan menyusun suatu strategi diperlukannya suatu analisa mengenai lingkungan pasar dan pasar sasaran, agar mengetahui strategi yang cocok dengan produk. Setelah itu, bisa menentukan strategi apa yang akan dipakai dan elemen-elemen promosi apa yang bisa dipergunakan sesuai dengan karakteristik dan target market. PT.Global Red Crispy yang merupakan perusahaan bisnis waralaba yang baru lima tahun berdiri di Indonesia, dan belum dikenal oleh masyarakat, maka merasa perlu membuat strategi yang terencana dan matang untuk bersaing di pasar nanti. Dan PT.Global Red Crispy perlu membuat strategi promosi untuk menarik minat investor. Adapun tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui strategi promosi apa yang digunakan rumah makan siap saji waralaba Indonesia PT.Global Red Crispy dalam menarik minat investor periode 2008. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep promosi sebagai proses komunikasi pemasaran, strategi promosi (SOSTAC oleh Philip Kotler, yang memaparkan elemen-elemen untuk mendukung strategi promosi), bauran promosi. Kajian dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif, dan pendekatan kualitatif, dengan metode penelitian studi kasus. Objek analisa dalam penelitian ini adalah PT.Global Red Crispy. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan narasumber yaitu Bapak Gatot Sutoto, selaku Head Marketing PT.Global Red Crispy. dan Bapak Ichwan, selaku Public Relation PT.Global Red Crispy serta data lain yang diperoleh melalui studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukan PT.Global Red Crispy melakukan analisa SOSTAC ( Situation, Object, Strategy, Taactic, Action, Control ), dan menggunakan 5 alat promosi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah strategi promosi yang digunakan PT.Global Red Crispy dalam menarik investor yaitu dengan menggunakan Pull strategy yaitu melalui periklanan, promosi penjualan, public relation, Push strategy yaitu personal selling, direct marketing. Akan tetapi strategi promosi yang paling ditonjolkan oleh PT.Global Red Crispy yaitu personal selling dengan melakukan persentasi secara langsung kepada para calon investor atau franchisee untuk mengenalkan dan menawarkan bisnis waralaba Red Crispy.
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirohim Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan seluruh umatnya. Adapun judul skripsi ini adalah : “Strategi Promosi Rumah Makan Siap Saji Waralaba Indonesia PT.Global Red Crispy Dalam Menarik Minat Investor ( Franchisee ) Tahun 2008”. Skripsi ini disusun dan diajukan untuk melengkapi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan ( S1 ) pada Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Marketing Communication & Advertising konsentrasi Marcomm Universitas Mercu Buana. Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan pengetahuan, waktu dan tenaga yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan oleh penulis demi tercapainya penulisan yang lebih baik lagi dimasa mendatang. Adapun proses yang penulis lalui tidak terlepas dari dukungan orang – orang sekitar. Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga terutama kepada : 1. Ibu Tri Diah Cahyowati. M.Si, selaku Ketua Jurusan Marcomm, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana, sekaligus selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan,
vi
petunjuk, dan masukan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penulisan sehingga dapat terselesainya skripsi ini. Thank U so much mom!! 2. Ibu SM. Niken Restaty, S.Sos., M.si, selaku Dosen Pembimbing Akademik Penulis. Terima kasih ibuku yang baik! 3. Ibu Dra. Diah Wardhani, M.si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi. 4. Semua Dosen Universitas Mercu Buana yang telah membimbing saya baik dalam akademis, teoritis, dan praktis sejak saya masuk kuliah sampai saat ini. 5. Para Staf TU Fikom Universitas Mercu Buana, yang selalu membantu penulis dalam hal masalah pengurusan dokumen-dokumen dan surat-surat 6. Kedua orang tuaku tercinta, yang telah memberikan dukungan secara moril dan materil dan doa yang tiada henti kepada penulis dalam mencapai cita-cita. I love U so Much…!!! 7. Kakak dan adik, terima kasih juga dukungannya, terutama kakaku terimakasih walaupun tinggal jauh dinegara lain, tapi memberikan dukungannya setiap hari Love U.. 8. Sahabat dekatku yang selalu membantu dan memberikan dukungan yang tiada hentinya. terima kasih banyakkkkk…love uuu… 9. Kepada sahabat-sahabatku, Ziza, Sehti, Mila, Iis, dan Rika yang selalu memberikan dukungan dan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini dari awal hingga akhir. 10.Pak Gatot Sutoto, sebagai pemilik perusahaan dan selaku Head Marketing PT.Global Red Crispy, telah mengizinkan penulis untuk membuat skripsi tentang perusahaan bapak, dan juga bersedia sebagai narasumber utama. Terima kasih
vii
11. Pak Syarif dan pak Ichwan, terima kasih telah membantu selama penulis mencari data dan dokumen di PT.Global Red Crispy, terutama pak Ichwan sebagai Public Relation PT.Global Red Crispy, selaku narasumber kedua. 12. Teman-teman Mahasiswa/I Marketing Communication ’04, yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, terima kasih 13.Teman-teman mahasiswa/I Marketing Communication ’03, meminjamkan bukubukunya, Mahdi yang suka memberikan masukan dan informasi. Dan juga untuk semua pihak yang luput penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih banyak telah membantu semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini, mudah-mudahan Allah SWA akan membalas segala kebaikan yang anda semua berikan. Penulis tidak lupa untuk memohon maaf jika ada kesalahan dalam kata-kata dan penulisan didalam skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya, terkhusus bagi pembaca dan penulis.
Jakarta, 1 Agustus 2009
Suherni 4430401-005
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………... LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI……………………….... LEMABR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI…………………………. LEMBAR PENGESAHAN DAN PERBAIKAN SKRIPSI…………….... ABSTRAKSI……………………………………………………………….. KATA PENGANTAR……………………………………………………... DAFTAR ISI……………………………………………………………….. DAFTAR BAGAN…………………………………………………………. DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………...
BAB I
BAB II
i ii iii iv v vi ix xii xiii
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah……………………………….
1
1.2
Rumusan Masalah………………………………………
7
1.3
Tujuan Penelitian……………………………………….
8
1.4
Signifikasi Penelitian……………………………………
8
1.4.1
Akademis……………………………………….
9
1.4.2
Praktis……………………………………………
9
TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Promosi Sebagai Proses Komunikasi Pemasaran………
10
2.2
Strategi Promosi………………………………………..
12
2.2.1 Situation………………………………………….
15
2.2.2 Objective…………………………………………
23
2.2.3 Srategy……………………………………………
24
2.2.4 Tactic……………………………………………..
27
ix
2.3
BAB III
BAB IV
28
2.2.6 Control……………………………………………
28
Bauran Promosi…………………………………………
29
METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Tipe Penelitian…………………………………………
42
3.2
Metode Penelitian………………………………………
42
3.3
Teknik Pengumpulan Data……………………………..
43
3.4
Nara Sumber…………………………………………….
44
3.5
Definisi Konsep…………………………………………
45
3.6
Fokus Penelitian…………………………………………
46
3.7
Teknik Analisa Data…………………………………….
47
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
4.2
2.2.5 Action…………………………………………….
Sejarah Umum Objek Penelitian…………………………
48
4.1.1
Visi dan Misi Perusahaan………………………… 50
4.1.2
Tata Nilai Perusahaan……………………………
Hasil Penelitian………………………………………….
51
52
4.2.1
Analisa Situation………………………………...
53
4.2.2
Analisa Objektif …………………………………
60
4.2.3
Analisa Strategy …………………………………
61
4.2.4
Analisa Tactic……………………………………
63
4.2.5
Analisa Action………………………………….
63
x
4.2.6 4.3
BAB V
Pembahasan………………………………………………
67 68
PENUTUP 5.1
5.2
Analisa Control………………………………….
Kesimpulan………………………………………………
Saran……………………………………………………..
86
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… LAMPIRAN DATA DIRI
xi
84
xiv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.2.3
Push Strategi Promotion dan Pull Strategy Promotion…
xii
26
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
Pedoman Wawancara dengan Bpk. Gatot Sutoto
Lampiran II
Pedoman Wawancara dengan Bpk. Ichwan
Lampiran III
Skrip Wawancara dengan Bpk. Gatot Sutoto
Lampiran IV
Skrip Wawancara dengan Bpk. Ichwan
Lampiran V
Iklan Majalah AFI dan Duit
Lampiran VI
Iklan Brosur
Lamipran VII
Pameran
Lampiran VIII
Kupon
Lampiran IX
Penghargaan “The Best Enterprise 2005”
Lampiran X
Proposal Kerjasama
Lampiran XI
Struktur Organisasi
xiii
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Bisnis franchise saat ini bermuncul seperti jamur di musim hujan. Tidak sedikit bisnis yang baru saja buka, tapi sudah ditawarkan melalui franchise. Merek-merek baru berumunculan mewarnai industri ini di Indonesia dan menjadi alternative bagi peminat franchise. Memang ada yang sudah layak disebut bisnis Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) dan Peraturan Pemerintah terbaru. Namun, juga banyak yang masih prematur dan belum layak, tapi sudah mengklaim dirinya sebagai bisnis franchise. Bisnis franchise sangat beragam, mulai dari kelas kaki lima sampai kafe elite, dari yang biaya investasinya dibawah 10 juta hingga yang ratusan juta dan bahkan miliaran rupiah. Industri yang dapat dipilih juga bergam, ada bidang makanan dan minuman, pendidikan, retail, dan lainnya. Ada sekitar 23 kategori industry yang telah di franschise kan.1 Di bisnis ini, pembeli franchise disebut franchisee dan penjualnya disebut franchisesor. Keduanya bisa perorangan atau bisa juga badan hukum. Bisnis ini, selain menjadi franchisee juga bisa menjadi area franchisee atau master franchisee. Area franchisee adalah franchisee yang diberi kewenangan untuk membuka outlet di areanya dan tidak ada franchisee lain, yang bisa melakukan hal yang sama di area tersebut. Begitu juga dengan area franchisee, sebagai master franchisee, diberi kewenangan untuk menjual kembali franchisee tersebut di 1
Hendry E.Ramdhan (2009 ). Franchise Untuk Orang Awam. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, hal 1
1
2
wilayah atau area sekitarnya. Dengan mempergunakan sistem piramida atau sistem sel, suatu jaringan format bisnis akan terus berekspansi. Banyak perusahaan Indonesia yang menjadi master franchisee di negara ini, tapi tidak menjual lagi franchise itu karena sumber daya mereka cukup kuat baik modal maupun SDM. Mereka membuka cabang-cabang sendiri comtoh seperti ini diantaranya Starbucks, KFC, Pizza Hut dan lain-lain. Mc Donald.2 Usaha restoran, dewasa ini menunjukkan perkembangan yang relatif pesat, terbukti semakin banyaknya restoran asing yang siap saji merambah kota Jakarta. Hal tersebut mengindikasikan bahwa intensitas persaingan dalam bisnis restoran semakin kuat. Jenis restoran seperti ini umumnya berada di lokasi-lokasi yang strategis. Sementara restoran-restoran tradisional atau lokal yang bercirikan lambat dalam pelayanan, relatif kalah bersaing dilokasi dimana terdapat restoran siap saji tersebut. Jenis restoran yang menyajikan makanan dengan sangat cepat atau siap saji dikenal dengan sebutan restoran fast food (Emerson, 1989:4). Restoran fast food umumnya merupakan restoran asing yang masuk ke Indonesia dalam bentuk kemitraan bisnis dengan pola franchise. Pihak franchisor mempunyai produk atau jasa yang ingin dijual dan atau memilih untuk tidak memperluas usahanya sendiri, tetapi menjual haknya (paten) untuk menggunakan nama produk atau jasanya kepada franchisee yang menjalankan usahanya secara semi independen. Beberapa restoran yang menggunakan pola bisnis franchise, seperti : KFC (Kentucky Fried Chicken), McD ( McDonald’s ) dan lain – lain. Perkembangan merek dan
2
Ibid hal 3
3
waralaba dalam negeri cukup pesat dan pada pameran pameran franchise ditanah air terlihat banyak merek merek nasional Indonesia bersaing dengan merek global dan regional.3 Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam segala bidang, salah satunya adalah bidang pemasaran. Semakin tingginya tingkat persaingan di bisnis lokal maupun global dan kondisi ketidakpastian memaksa perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif agar mampu memenangkan persaingan dibisnis global. Pesaing yang dihadapi sebuah industri tidak lagi datang dari kawasan atau wilayah geografis setempat, tetapi raksasa global dari mancanegara hadir untuk saling berebut pasar. Setiap industry mengalami globalisasi yang dipicu oleh 4 faktor utama yaitu Cutomers, Cost, Country, dan Competition. Pada saat ini banyak bermunculan perusahaan – perusahaan yang beragam bentuk usahanya, yang menandakan bahwa dunia usaha semakin maju. Perkembangan tersebut mendorong para pengusaha untuk bersaing dan berlombalomba merebut pangsa pasar. Kondisi persaingan tersebut menuntut kombinasi strategi pemasaran yang tepat,untuk mencapai pasar sasaran. Pasar sasaran fast food meliputi pasar pelanggan sekarang dan pasar pelanggan baru (calon pelangan). Jadi peningkatan pangsa pasar memerlukan peningkatan volume penjualan yang relatif melebihi pesaing dengan jalan mempertahankan pasar pelanggan sekarang dan merebut pasar pelanggan baru. Target pasar sasaran 3
Majalah Franchise Indonesia “pengalaman tidak happy pembeli franchise” 7/III/15 Juli – 14 Agustus 2008, hal 14
4
tersebut tidak akan tercapai tanpa disertai dengan penetapan kombinasi strategi bauran pemasaran yang tepat. Bauran pemasaran yang dimaksud yaitu : produk (product), harga (price), saluran distibusi (place), promosi (promotion), karyawan (people), fasilitas fisik (pisycle evidence) dan proses (process) yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar, sehingga restoran mendapat keuntungan melalui kepuasan konsumen yang melebihi harapannya. Dengan demikian kepuasan konsumen akan terbentuk setelah terjadi transaksi yang saling menguntungkan antara pembeli dan penjualnya.4 Promosi merupakan salah satu variabel dari bauran pemasaran yang sangat penting, yang dilaksanakan oleh perusahaan, dalam memasarkan produk atau jasanya. Tanpa promosi keberadaan produk kurang mendapat perhatian dari konsumen atau bahkan konsumen tidak tahu sama sekali mengenai produk tersebut. Pada umumnya perusahaan akan selalu berusaha untuk tetap berkembang serta mampu bersaing untuk mencapai tujuan perusahaan. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai diperlukan strategi promosi yang efektif. Untuk itu diperlukan aktivitas-aktivitas promosi yang dapat mendekatkan hubungan antara produsen dan konsumen, agar barang atau jasa yang dihasilkan dapat dengan mudah dan lancar sampai ke tangan konsumen. Jadi dengan berkembangnya keadaan perekonomian ini maka promosi menjadi lebih penting peranannya. Dengan demikian suatu perusahan yang ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya haruslah berorientasi terhadap pasar artinya tindakan yang
4
Suryono Ekotama (2008), Cara Gampang Bikin Bisnis Franchise. Yogyakarta, Media Presindo. Hal 15
5
dilakukan dalam perusahaan harus disesuaikan dengan gejala-gejala yang terdapat di dalam pasar. Dengan melaksanakan kegiatan promosi seorang pengusaha atau produsen di harapkan akan mendapatkan bantuan dalam memperkenalkan dan menjelaskan kegunaan daripada barang atau jasanya, termasuk keinginan konsumen terhadap barang atau jasa yang dapat memuaskan dirinya. Hal ini adalah karena sifat dinamis promosi yang dapat mengikuti perkembangan perekonomian. Disamping itu promosi membantu produsen untuk dapat mengenal pasar dengan cara menyelidiki apa yang dibeli oleh konsumen tersebut.5 Promosi berhubungan erat dengan komunikasi. Ketika perusahaan mengembangkan produk baru, mengubah yang lama atau bahkan mencoba meningkatkan penjualan atas barang dan jasa yang ada, perusahaan harus menginformasikan pesan penjualannya kepada calon pelanggan. Para pemasar mengkomunikasikan informasi tentang perusahaan dan produk-produknya melalui program promosinya. Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran juga bertujuan menunjukkan keberadaan suatu produk dipasaran.6 Berbagai kegiatan seperti pembujukan, promosi, publikasi semuanya adalah kegiatan pemasaran. Namun pemasaran bukanlah semata-mata kegiatan seperti menjual dan mempromosikan sesuatu. Pemasaran adalah suatu konsep yang menyangkut suatu sikap mental, suatu cara pikir yang membimbing anda
5
Hadi Hartono (2008) http://kolumnis.com/2008/07/05/peritel-kecil-mati-berdiri/ perkembangan minimarket waralaba,kategori Publikasi. 6 Fandy Tjiptono “Strategi Pemasaran” Edisi II. Penerbit Andi, Yogyakarta 1997, hal 219
6
melakukan sesuatu yang tidak selalu menjual benda tetapi juga menjual gagasangagasan, karier, tempat ( pariwisata, rumah, lokasi industry ), undang-undang, jasa ( pengangkutan, penerbangan, pemotongan rambut, kesehatan ), hiburan ( pertunjukan, pertandingan-pertandingan ) dan kegiatan-kegiatan nirlaba seperti yayasan-yayasan social dan keagamaan. 7 Dalam menyikapi betapa pentingnya arti dari strategi komunikasi pemasaran ( promosi ) didalam suatu perusahaan dengan segala macam bentuk alat-alat promosi yang digunakan para manager promosi atau pengelola perusahaan haruslah mengetahui tentang seluk beluk pasar. Pasar adalah sekelompok penjual dan pembeli yang mau menukarkan barang dan jasanya untuk sesuatu yang bernilai.8 Untuk bisa berkomunikasi secara efektif, perusahaan mungkin membayar biro periklanan untuk merancang program periklanan yang efektif, membayar konsultan promosi penjualan untuk merancang program-program promosi yang menarik, dan mendidik wiraniaga supaya bersikap ramah dan dapat memberikan informasi secara jelas.9 Komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Dalam decade terakhir ini, komponen komunikasi pemasaran dalam bauran pemasaran menjadi semakin penting. Bahkan telah diklaim bahwa “pemasaran di era 1990-an adalah
7
Rhenald Khasali, Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting, Positioning, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001. Hal 51 8 E. Jerome McCarthy dan William D. Perreault, Dasar-Dasar Pemasaran, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1993. Hal 10 9 E. Catur Rismiati-lg. Bondan Suratno, Pemasaran Barang dan Jasa, Penerbit Kanisius,Yogyakarta 2001. Hal251
7
komunikasi dan komunikasi adalah pemasaran. Keduanya tak terpisahkan. Komunikasi pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsure dalam bauran pemasaran, merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya. Dengan begitu merek, produk atau jasa akan lebih dikenal, maka akan semakin mudah untuk menarik investor atau franchisee.10 Pada penelitian ini penulis akan mengamati salah satu bisnis restoran waralaba di indonesia. Red Crispy adalah salah satu usaha fried chicken asli Indonesia di bawah naungan PT.Global Red Crispy. Red Crispy menawarkan bisnis dengan bentuk franchise yang membidik konsumen akhirnya dari kelas menengah atas dan menengah bawah. Dalam jangka waktu 3 tahun, usaha Franchise Global Red Crispy sudah berhasil memiliki 260 outlet di seluruh Indonesia. Red Crispy termasuk salah satu peraih penghargaan Enterprise ke 50 sebagai The Best Start Up Enterprise and In Turnover Category Under 10 Billions tahun 2005. Perkembangan yang sangat pesat dapat dicapai GRC. Hal ini tentu sangat menarik untuk diamati, terutama untuk mengetahui strategi bauran promosi yang dijalankan PT. Global Red Crispy (GRC) dalam mempertahankan dan mengembangkan perusahaannya.
10
Terence A.Shimp “ Periklanan Promosi” Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu.Jilid 1, Edisi Kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta 2003. Hal 4
8
1.2 Perumusan Masalah Di tengah persaingan bisnis sejenis yang sangat ketat, PT. Global Red crispy sebagai perusahaan waralaba yang terbilang masih baru, mampu masuk menembus pasar, dimana pemain lama dan barupun sangat banyak dan persaingan yang kompetitif. Tentu saja untuk melakukan semua itu tidak didapat dengan mudah, dan yang pasti PT. Global Red Crispy melewati proses dan memerlukan strategi bauran promosi yang efektif dan efisien untuk mengembangkan dan mempertahankan usahanya. Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah yang akan di analisa dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana Strategi promosi Restoran siap saji Waralaba Indonesia PT. Global Red Crispy dalam menarik minat investor (franchisee) periode 2008” 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, strategi promosi restoran siap saji waralaba Indonesia PT. Global Red Crispy dalam menarik minat investor (franchisee) periode 2008. 1.4 Signifikasi Penelitian Manfaat yang ingin di peroleh dari penelitian tentang strategi promosi restoran siap saji waralaba PT. Global Red Crispy dalam menarik minat investor (franchisee) adalah:
9
1.4.1 Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbang pemikiran pada bidang marketing communication khususnya mengenai strategi promosi pada bisnis restoran siap saji waralaba di Indonesia.
1.4.2 Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi bisnis waralaba khususnya dalam mengembangkan restoran melalui strategi promosi, dan tentunya untuk PT. Global Red Crispy dalam membuat dan merencanakan program komunikasi pemasaran yang efektif dan efisien.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Promosi Sebagai Proses Komunikasi Pemasaran Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya. Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah
aktivitas
pemasaran
yang
berusaha
menyebarkan
informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahan yang bersangkutan. 11 Komunikasi pemasaran dapat di pahami dengan menguraikan dua unsure pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan individu, atau organisasi dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya.12 Proses integrasi kegiatan komunikasi pemasaran diringkas secara sederhana seperti yang dikemukakan oleh Chriss Fill dalam sebuah model System 11 12
Fandi Tjiptono “strategi pemasaran”edisi II. Penerbit Andi,Yogyakarta 1997, hal 219 Terence A.Shimp “ Periklanan Promosi” Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu.Jilid 1, Edisi Kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta 2003. Hal 4
10
11
of marketing communications yang terdapat dalam buku karangannya yaitu Marketing Communication FrameWorks, Theories and Applications. Chriss Fill mendefinisikan komunikasi pemasaran sebagai berikut: The process of presenting an integrated set of stimuli to a market with the intens of ovoking a desire set of response within that market set and setting up channels to receive. Interpret and act up messages from the market for the purposes of modifying present company message and indentifying new communications opportunities Maksud dari definisi tersebut adalah bahwa komunikasi pemasaran merupakan suatu proses seperangkat stimuli yang terintegrasi pada sebuah pasar dengan tujuan mendapatkan seperangkat respon dari pasar dalam rencana promosi produk.13 Komunikasi pemasaran merupakan suatu usaha untuk menyampaikan pesan kepada public terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar. Perusahaan berkomunikasi dengan perantara dan konsumennya serta masyarakat. Dalam proses komunikasi pemasaran terdapat 5 lima jenis alat promosi yang disebut sebagai bauran promosi (advertising), penjualan tatap muka (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), publisitas (publicity), dan pemasaran langsung (direct marketing).14 Dapat
dipelajari
bahwa proses
untuk
mengintegrasikan
kegiatan
komunikasi pemasaran dilakukan dengan cara mengintegrasikan dari elemen – elemen komunikasi pemasaran yaitu advertising, direct response, sales
13
Chris Fill, Marketing Communication Frameworks, Theories and Applications, (Prentice Hall International Limited, 1995) hal 5
14
Sutisna ”Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran” PT. Remaja Rosdakarya Bandung.hal 267
12
promotion, public relation, dan personal selling untuk mengkomunikasikan pesan kepada target audiens. Sehingga setiap elemen dalam komunikasi pemasaran tidak dapat digunakan secara terpisah tetapi harus dikombinasikan untuk dapat menopang satu dengan yang lainnya.
2.2 Strategi Promosi Strategi didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya. Makna yang terkandung dari strategi ini adalah bahwa para manager memainkan peranan aktif , sadar dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi. Dalam lingkungan yang turbulen dan selalu mengalami perubahan, pandangan ini lebih banyak diterapkan.15 Promosi adalah segala bentuk komunikasi yang digunakan untuk menginformasikan (to inform), membujuk (to persuade) atau mengingatkan orang-orang tentang produk yang di hasilkan oleh organisasi, individu atau rumah tangga.16 Sedangkan tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi, dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Menurut George Belch dan Michael Belch mengatakan bahwa promosi adalah faktor yang berfungsi sebagai sarana komunikasi pada marketing.17
15
Fandi Op.cit hal 3 Bilson Simanora, Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabilitas, PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta 2001 hal 285 17 Bilson Ibid hal 235 16
13
Semua promosi diterima oleh konsumen sebagai informasi yang ada dilingkungan sekitarnya. Konsep yang secara umum sering digunakan untuk menyampaikan pesan adalah apa yang disebut bauran promosi. Disebut bauran promosi karena biasanya pemasar sering menggunakan berbagai jenis promosi secara simultan dan terintegrasi dalam suatu rencana promosi produk. Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi pemasar. Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan tidak akan mengetahui keberadaan produk dipasar. Komunikasi pemasaran juga menyedot anggaran yang sangat besar, oleh karena itu pemasar harus secara hati-hati dan penuh perhitungan dalam menyusun rencana komunikasi pemasaran. Penentuan siapa saja yang menjadi sasaran komunikasi akan sangat menentukan keberhasilan komunikasi. Dengan penentuan sasaran yang tepat, proses komunikasi akan berjalan efektif dan efisien.18 Suatu perusahaan yang menginginkan suatu proses komunikasi dapat diterima oleh pasar sasarannya, harus dapat merencanakan dan mengendalikan program promosinya secara hati-hati. Memang begitu banyak kemungkinan dalam hal strategi komunikasi pemasaran namun satu hal bahwa kegiatan komunikasi pemasaran juga adalah sarana untuk menginformasikan kepada pelanggan, khalayak, dan stakeholders tentang sudah berada dimana perusahaan itu. Strategi promosi berkaitan dengan masalah-masalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian komunikasai persuasif dengan pelanggan. Efektivitas dari proses integrasi
18
kegiatan
SutisnaOp.cit hal 268
komunikasi
pemasaran
dapat
dimaksimalkan
dengan
14
mempertimbangkan tujuan dan sasaran dari komunikasi pemasaran, positioning merek produk dan atau merek perusahaan, anggaran yang dimiliki oleh perusahaan, hasil riset dan evaluasi, dan faktor – faktor yang mempengaruhi efektifitas dari kegiatan komunikasi pemasaran. Hal – hal tersebut harus dipertimbangkan secara matang di dalam mengintegrasikan elemen – elemen komunikasi pemasaran.19 Biasanya strategi yang dilakukan oleh perusahaan dalam komunikasi pemasaran seperti pemasaran langsung, personal selling, iklan, pamflet, diskon dan lain-lain, yang hendaknya tersusun dalam sebuah struktur logika system perencanaan pesan dalam Situation, Objective, Strategy, Tactics, Action, dan Control (SOSTAC).20 Model analisis SOSTAC adalah untuk penyusunan dan menganalisis secara lengkap strategi komunikasi pemasaran (promosi). Bagi perusahaan strategi komunikasi pemasaran adalah upaya memahami karakteristik dan perilaku pelanggan. Penyaluran pesan dan informasi adalah tujuan utama dalam komunikasi pemasaran. Strategi dan taktik komunikasi pemasaran perlu dirancang sedemikian rupa agar mudah , efektif dan efisien dalam penyaluran pesan serta sedikit usaha yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut. Itulah inti dari mengapa perlu membuat dan merancang strategi promosi yang kompeten, cermat dan tepat. Tujuan SOSTAC itu sendiri adalah agar pelaku pemasaran dapat memahami secara pasti apakah strategi komunikasi pemasaran yang mereka jalankan sudah 19
Uyung Sulaksana, Integrated Marketing Communications, Pustaka Pajar, Yogyakarta 2007 hal 172 20 Ilham Prisgunanto ,M.Si. (2006). Komunikasi Pemasaran “Strategi dan Taktik” Bogor Ghalia Indonesia Bogor hal 94
15
sesuai bagi perusahaan atau belum. Berikut ini adalah beberapa dimensi SOSTAC beserta penjelasan yang memiliki keterkaitan satu dengan yang lain agar komunikasi pemasaran berhasil. 21
2.2.1 Situation (dimana kita sekarang) Pada tahap situation (situasi) ini, focus pada keperluan untuk memahami kondisi dan situasi perusahaan. Kita perlu mengetahui situasi dalam dua konteks yaitu situasi internal dan eksternal. Faktor internal perusahaan adalah:22 1. Performa Perusahaan Pada performa perusahaan sangat terkait dengan pemahaman apakah kita kenal sepenuhnya dengan perusahaan kita sendiri atau tidak. Performa bisa berupa kondisi posisi dimana perusahaan sekarang, apakah sudah dikenal, tahu atau sudah akrab dengan public. Bagaimana sisi perencanaan produk hingga kemungkinan perolehan keuntungan, market share sampai pada segmentasi pasar. Memahami kekuatan lawan, pesaing atau competitor, apakah kita tahu bagaimana positioning perusahaan saat ini sudah menjadi leader atau follower dalam hal brand atau merek suatu produk dan bagaimana pula pola sebaran distribusinya saat ini. Dengan melihat semua keadaan tersebut, kita jadi tahu bagaimana lingkungan dan pola kerja perusahaan tempat kita kerja. Dengan demikian dapat dianalisis kemungkinan hambatan dan difusi inovasi yang dapat terjadi dan kemugkinan yang akan kita lakukan. 21 22
Ibid 108 Ibid 113-120
16
2. Kemampuan Kemampuan disini adalah menyangkut sumber daya dan potensi yang dimiliki oleh perusahaan. Tentu pengukuran potensi dan sumber daya ini berguna dalam keperluan mengukur kemampuan kita mencapai tujuan strategi yang diinginkan. Kemampuan disini bukan hanya menyoal masalah SDM saja, melinkan semuanya dan mungkin bisa lebih dari itu. Bagaimana teknologi yang kita gunakan dalam operasionalisasi dan promosi juga menjadi pertimbangan pengukuran strategi dan taktik komunikasi pemasaran yang dilakukan. Dengan mengetahui kemampuan yang dimiliki perusahaan, setidaknya kita dapat mengukur strategi dan taktik apa yang cocok dan sesuai dengan pola pemasaran yang terkondisikan saat ini. Ketidakmampuan mengukur kemampuan inilah yang sering menjadi faktor ketidak berhasilan dalam penerapan suatu strategi komunikasi pemasaraan perusahaan. Bayangkan apa jadinya perusahaan yang sudah melakukan promosi besar-besaran dan berupaya meningkatkan citra perusahaan. 3. Kebijakan (policy) Kebijakan merupakan kumpulan keputusan dan wewenang yang diambil perusahaan, apakah strategi dan taktik pemasaran akan dilanjutkan, dihentikan atau diganti dengan strategi dan taktik pemasaran lain atau yang sebelumnya. Dalam hal ini juga dapat dilihat apakah ada benturan kepentingan di dalam struktur perusahaan atau tidak.
17
4. Bauran pemasaran Banyak orang menganggap bahwa marketing mix adalah bauran pemasaran yang diidentifikasi dengan istilah 4P. Dalam hal ini segala sesuatu yang masuk dalam kategorisasi instrument pemasaran yang ada, baik itu produk (product), harga (price), penempatan dan distribusi (place), maupun promosi (promotion). Dari unsure 4P dalam pemasaran ini akan diketahui bagimana kualitas produk dibandingkan sebelum dan sesudahnya dengan menggunakan strategi dan taktik pemasaran, dilihat dari sisi kualitas produk. Tentu saja unsure pemasaran dikaitkan dengan keperluan perolehan keuntungan dan kemungkinan dana yang akan dikeluarkan. Portofolio produk, harga sampai dengan promosi seharusnya menjadi focus serta tolak ukur keberhasilan suatu strategi dan taktik pemasara. Dalam pengukuran keberhasilan didalam promosi, cara analisis yang paling efektif adalah dengan mengadakan audit komunikasi, baik itu dengan hubungan integrated marketing communication atau bauran komunikasinya. Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah positioning atau reposisi perusahaan, baik produk atau perusahaan itu sendiri dimata khalayak atau pelanggan. Mengetahui kemampuan dan kondisi perusahaan seperti ini akan memberikan prediksi sampai sejauh mana strategi dan taktik komunikasi pemasaran yang akan kita pakai bisa efektif dan optimal bagi perusahaan. 5. Bauran jasa Dalam bauran pelayanan jasa, akan lebih terlihat pada kemampuan SDM dan infrastruktur dalam perusahaan itu sendiri. Unsure dalam bauran jasa ini adalah
18
people, process, dan ragawi. People disini diartikan dengan kemampuan atau skill SDM dari orang-orang yang ada didalam perusahaan tersebut, sedang prosess dikaitkan dengan tampilan muka dalam perusahaan dibandingkan dengan proses yang ada dibelakang layar atau dibalik perwajahan tersebut. Unsure ragawi dianggap sebagai tampilan perusahaan tersebut, baik dalam system maupun perwajahan organisasinya. Perlu diketahui bahwa perusahaan memiliki kemampuan dalam system organisasinya dalam penciptaan citra atau brand perusahaan yang akan bisa mengarahkan kepada merek. 6. Analisis internal customer mix Dalam analisis internal bauran pelanggan, taktik terhadap pelanggan harus dikategorikan kedalam segmentasi yang menjadi lingkup sasaran pelanggan. Segmentasi, disini perlu diberikan kategori yang jelas dalam menyebarkan pesan dan informasi kepada pelanggan, siapakah yang menjadi sasaran kita. Misalnya remaja dengan ukuran segmentasi apakah satu kota jakareta, Surabaya atau semarang atau hanya dalam satu wilayah kecil lagi, seperti Jakarta selatan saja. mengetahui ukuran ini sangat penting dalam menafsirkan daya jangkau yang perlu dicapai oleh pelaku pemasaran. Pembagian selanjutnya adalah share penjualan, yang dapat diartikan sebagai pasar potensial apa yang hendak kita capai dan tuju. Dengan mengetahui share penjualan, kita akan mengetahui pasar potensial apa saja yang mungkin bisa kita dapat untuk strategi dan taktik yang kita jalankan bila dikaitkan dengan produk atau jasa yang hendak ditawarkan kesegmentasi.
19
Dengan share penjualan kita akan mengetahui keuntungan yang didapat apakah bisa dikategorikan tinggi, sedang atau kecil. Nilai keuntungan tidak dapat ditampilkan secara kuantitatif karena ada keuntungan yang tidak kelihatan seperti peningkatan brand awareness atau perubahan positioning dari hanya aware menjadi attention atau malah desire. Jadi keuntungan tidak dapat dengan gamblang menjadi ukuran untuk menunjukan tujuan yang diinginkan. Saluran distribusi sangat penting sehubungan dengan keberadaan produk dan jasa yang hendak ditawarkan. Jalur distribusi ini menjadi sangat penting dan merupakan rangkaian chain of marketing. Kemampuan penetrasi dan akses kepasar adalah yang utama dalam pemasaran untuk keperluan mengantisipasi strategi komunikasi pemasaran yang akan disebarkan kepada segmentasi pasar sasaran. Setelah mengetahui market share, akses dan daya jangkau yang hendak kita capai dalam strategi dan taktik pemasaran, tentu saja harus dikaitkan dengan target pasar yang hendak kita raih dalam strategi pemasaran yang kita jalankan. Media atau saluran komunikasi sangat dominan dan penting dalam menentukan keberhasilan strategi komunikasi pemasaran yang hendak dituju. Faktor Eksternal Perusahaan adalah:23 Disamping mengetahui faktor internal, perlu juga kita mengetahui faktor eksternal perusahaan. Ada dua variable dalam faktor eksternal yaitu variable terkontrol dan tak terkontrol. Berikut unsure-unsur faktor eksternal.
23
Ibid hal 121-124
20
a. Variable eksternal terkontrol. 1. Struktur pasar Perubahan struktur pasar sangat berkaitan dengan kemampuan jalur distribusi barang dan jasa yang ada dimasyarakat, kemungkinan adanya kelesuan terhadap salah satu produk atau jasa yang dikaitkan dengan sentimen pasar yang sudah jenuh. Tidak adanya nilai kreatifitas dan pasar yang menjadi monoton adalah isu-isu yang mencuat dalam konstalasi struktur pasar yang ada. 2. Tren pasar Tren pasar adalah apa yang menjadi/sedang popular dipasar saat ini. Tren ini berkaitan dengan adanya pengaruh dipasar dunia, contohnya kenaikan saham dan bursa efek membuat gairah pasar di beberapa Negara maju akan turun sehingga membuat tren baru bagi pasar dalam negeri. Mengerti akan tren pasar dan mampu memprediksikan gairah apa yang ada dipasar dalam beberapa waktu kedepan adalah modal dasar amat penting dalam membuat strategi dan tektik pemasaran. Jangan sampai strategi dan taktik komunikasi pemasaran yang kita buat malah bertentangan atau berlawanan arus dengan tren yang ada dimasyarakat saat ini. 3. Ekonomi (mikro) Biasanya ekonomi dikaitkan dengan hal-hal mikro pada perusahaan, seperti ketersediaan
budget/anggaran
ynag
dimiliki
perusahaan,
keandalan
pengembangan usaha, investasi, dan sebagainya, serta hal lain yang utama
21
adalah adanya perubahaan dalam proses pembelian dan transaksi produk. Kondisi
demikian
dikaitkan
dengan
kemampuan
beli
dan
kebiasaan/prilaku/sikap pelanggan terhadap pola mereka berjual beli. Mulai dari pembayaran, membeli dalam partai apa hingga kepada pendapatan dan kecenderungan dalam pemilihan produk. Juga unsure ekonomi perusahaan dalam hubungannya dengan ketahanan finnansial melakukan promosi. 4. Kekuatan (power) Bagaimana kekuatan atau kemampuan yang dimiliki perusahaan dikaitkan dengan promosi yang dilakukan? Perlu diketahui, bahwa faktor kekuatan ini sangat mutlak dalam mengukur sejauh mana perusahaan dapat melakukan promosi dan menjalankan sterategi komunikasi pemasaran yang akan mereka jalankan. b. Eksternal variable tak terkontrol 1. Sosiologis Faktor eksternal yang paling utama dalam menganalisis perusahaan adalah pemetaan secara sosiologi secara ketat. Pergerakan masyarakat secara sosiologis begitu cepat, baik secara struktur strata ekonomi, maupun tataran makro budaya yang lebih luas. Walau ada yang menyebut sulit tidak terprediksi karena dinamis dan berubah-ubah, namun pemahamannya cukup secara ringkas, tidak perlu komprehensif. Perubahan masyarakat apakah secara evolutif atau drastic, semua tergantung pada kondisi, secara budaya, sosiologis,
22
dan kondisi lingkungan yang ada. Sesuai dengan trend an waktu yang sedang berjalan. 2. Teknologi Pesatnya kemajuan teknologi akan menyebabkan pergeseran dalam trend an cara pandang masyarakat dalam hubungannya dengan peradaban manusia dan tentu disisni cara berpikir manusiapun menjadi berubah dengan sangat cepat. Dalam pemasaran, perubahan trend an gaya berpikir manusia ini perlu sekali diperhitungkan, apakah teknologi yang digunakan sudah sesuai dengan lingkungan dan situasi kerja. Jangan sampai teknologi yang digunakan masih ketinggalan zaman, tetapi dalam strategi komunikasi pemasaran sudah “gembar-gembor” dikatakan dalam kategori high-tech. 3. Ekonomi (makro) Ekonomi makro dalam hal ini diartikan sebagai sebuah suatu dan situasi ekunomi global negara dan
bangsa. Prediksi ekonomi makro ini sangat
berpengaruh pada strategi komunikasi pemasaran, dengan adanya proses globalisasi maka pandangan terhadap ekonomi makro sangat luas, bahkan terkadang sering dikaitkan dengan jejaringan dan ekonomi internasional dunia. Tren dunia menjadi tolak ukur dalam penyusunan strategi dan taktik komunikasi pemasaran perusahaan dan institusi.
23
4. Politik Tren politik dapat dikaitkan dengan system kekuasaan (power) yang ada didalam lingkup Negara tersebut. Memahami system kekuatan dalam politik sangat perlu dalam mencermati segala kemungkinan munculnya berbagai kebijakan baru yang memungkinkan berpengaruh pada kinerja promosi yang dilakukan terhadap produk. Perubahan kekuatan politik sangat mempengaruhi terhadap sentiment pasar global. 2.2.2 Objectives (kemana kita akan melangkah) Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi, dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Tujuan promosi dapat dijabarkan sebagai berikut :24 1. Objectives biasanya dikaitkan dengan misi dan tujuan perusahaan, baik jangka panjang, menengah dan pendek. Pegukuran lebih mengarah kepada apakah tujuan perusahaan sudah dicapai dan sampai dimana. 2. Biasanya objectives ini lebih ditafsirkan dengan lesan komunikasi pemasaran. Hal-hal yang berkaitan dengan lesan ini, seperti pasar, lingkup pasar, distribusi, dan penetrasi pemasaran yang dilakukan. 3. Tujuan komuniksi pemasaran lebih menyangkut persoalan tingkat kesadaran pada brand atau merek pada pelanggan. Biasanya dapat dilakukan uji coba pada merek, preferensi dan positioning produk untuk mendapatkan gambaran
24
Ibid hal 125
24
pelanggan. Secara keseluruhan tujuan adalah apa yang akan dicapai, baik internal maupun eksternal perusahaan. 4. Akan melangkah kemana rencana organisasi perusahaan? Misi dikaitkan dengan tujuan pemasaran jangka panjang dan pendek, seperti penjualan share market. Tujuan dari komunikasi adalah memunculkan unsure-unsur awareness, trialist, positioning, dan timescales. 2.2.3 Strategy (bagaimana mencapai tujuan tersebut) Pilihan strategi ada dua jenis, yaitu push dan pull strategi, kedua strategi ini perlu dianalisis secara seimbang dalam menafsirkan strategi komunikasi pemasaran perusahaan. Strategi komunikasi pemasaran tidak hanya membicarakan soal komunikasi pemasaran yang hanya sifatnya eksternal dan berbau promosi, tetapi bisa digunakan untuk mengukur strategi dalam hubungannya dengan saluran distribusi. Bagaiman kita dapat mencapai tujuan dimaksud, biasanya lebih dijelaskan secara spesifik dalam taktik-taktik kegiatan promosi, seperti periklanan, promosi penjualan, dan kerja public relations. Tujuan harus terintegrasi dengan taktik yang ada. Keputusan strategi harus benar-benar diperhatikan dan disesuaikan dengan waktu, biaya, keuangan, dan kemampuan lain yang dimiliki. Bagaimana dengan pengorganisasian perusahaan agar bisa mencapai tahap demi tahap dalam tujuan.25 Untuk menentukan cara yang terbaik mengkomunikasikan suatu produk, perlu disusun suatu strategi yang paling efektif dengan mengembangkan promosi
25
Ibid hal 127
25
yang dirancang untuk mempengaruhi tiap-tiap segmen, menggunakan berbagai media dan mencari hasil maksimum dari biaya promosi yang digunakan. Menurut Philip Kotler terdapat 2 jenis strategi promosi, yaitu: 26 1. Push Strategy , yaitu aktifitas promosi produsen kepada perantara ( umumnya dengan
penjualan personal dan trad promotion), dengan tujuan agar para
perantara itu memesan, kemudian menjual, serta mempromosikan produk kepada konsumen akhir. Lebih tepat dipakai bila pada kategori produk tersebut, loyalitas produk rendah, pemilihan merek dilakukan dalam toko, produk merupakan impulse item ( dibeli secara tak terencana ) dan benefit produk diketahui luas. 2. Pull Strategi ,merupakan kegiatan pemasaran langsung kepada konsumen
akhir( biasanya dengan iklan dan consumer promotion). Dengan tujuannya agar mereka mencarinya pada para penyalur/perantara, yang pada gilirannya akan memesan produk tersebut kepada produsen. Dalam artian, ada upaya komunikasi pemasaran dalam mengarahkan pelanggan baru guna menarik pembeli dan mendapatkan produk. Lebih tepat diterapkan bila pada kategori produk tersebut, loyalitas merek dan keterlibatan produk tinggi, perbedaan antara merek cukup jelas, dan konsumen sudah menetapkan pilihan sebelum pergi ke toko.
26
Uyung Sulaksana, Integrated Marketing Communications, Pustaka Pajar, Yogyakarta 2007 hal 172
26
Gambar 2.2.3 Push Strategy dan Pull Srategy
Push strategy
Pull strategy Pemanufaktur
Pemanufaktur Sebagian besar Aliran promosi, Personal selling Ditujukan kepada
aliran stimulasi permintaan
aliran stimulasi permintaan
Pedagang grosir
Pedagang grosir
Pengecer
Pengecer
Konsumen
Konsumen
Sebagian besar para perantara aliran promosi periklanan ditunjukan kepada konsumen
Sumber: Berkowitz, et al.(1992), marketing, 3rd ed. Homewood,II.Richard D.Irwin, Inc.p475
Seperti layaknya sebuah strategi, kedua jenis strategi ini biasanya bisa digabungkan antara satu dengan yang lain dalam upaya mendapatkan hasil yang lebih konprehansif. Penggabungan kedua model strategi memang kerap menimbulkan risiko bagi perusahaan karena penggabungan dua model ini harus
27
dengan keseimbangan antara satu dengan yang lain. Pada banyak kasus, perusahaan akan lebih condong kepada salah satu jenis strategi dari pada yang lain. Guna mencapai kesesuaian tersebut, perlu adanya keseimbagan dengan memberikan pengertian seimbang tentang strategi Push dan Pull dalam pemasaran.27
2.2.4 Tactics (perincian dari strategi) Pada tahap ini taktik merupakan penjelasan scara terperinci dari strategi yang telah direncanakan, diantaranya menyangkut seperti:28 1. Sarana communication mix yang cocok digunakan, adalah rangkaian pada sarana tersebut bila dihubungkan dengan tujuan pemasaran. 2. Perhitungan berapa biaya yang akan dihabiskan dengan taktik sedemikian. Dengan membuat bagan, akan lebih detail terlihat berapa banyak biaya yang diperlukan. 3. Taktik yang merupakan kumpulan dari detail-detail strategi ini biasanya berisi tentang proses pengembangan dan kreativitas. Pada tahap ini diperlukan nilai seni dari penyusun rancangan komunikasi pemasaran. 4. Taktik: misalnya promosi inovatif, penjualan yang menyenangkan pelanggan, atau pameran (stand) yang sensasional.
27 28
Fandi Op.cit hal 238 Ibid hal 129
28
2.2.5 Action (perincian dari taktik) Action merupakan tahap pelaksanaan dari apa yang telah perusahaan rencanakan dalam mencapai tujuan yang ingin tercapai seperti:29 1. Langkah apa yang diperlukan dalam menempatkan sarana kedalam pelaksanaan. 2. Apa kegiatan internal perusahaan mendukung dalam hubungannya dengan penyampaian komunikasi dan pesan kepada public bila dikaitkan dengan waktu. 3. Guna mengembangkan sarana dalam komunikasi pemasaran, biasanya digunakan penelitian proyek mini, yang dalam analisis data kuantitatif statistical menggunakan path analysis. 2.2.6 Control (pengukuran dan pengawasan) Setelah tujuan komunikasi telah ditetapkan, elemen-elemen dipilih dan dibaurkan, pesan dan media dipilih, dan program diimplementasi dan dipertahankan, program tersebut harus dievalusi. Terlepas dari situasi yang dihadapi, adalah penting untuk melakukan evaluai hasil dari upaya komunikasi pemasaran, diseluruh dunia bisnis, tuntutan terhadap masalah akuntabilitas ( accountability ) semakin meningkat, karena membuat pelaksanaan riset dan pengumpulan data untuk menentukan apakah upaya komunikasi pemasaran telah mencapai tujuan yang diharapkan atau belum. Hasil-hasil kemudian dapat diukur
29
Ibid hal 131
29
dengan melihat volume penjualan atau dapat pula berdasarkan keberhasilan nonsales.30 Kegagalan dalam mencapai target mengindikasikan diperlukannya tindakan korektif. Tindakan korektif mungkin akan memerlukan investasi yang lebih besar, kombinasi elemen-elemen komunikasi yang berbeda, strategi kreatif yang perlu direvisi, alokasi media yang berbeda, atau berbagai kemungkinan lain. Hanya dengan penetapan tujuan dan pengukuran hasil yang sistematis, kemudian dapat diketahui apakah program komunikasi pemasaran telah berjalan seperti yang diharapkan.31 1. Control gunanya adalah untuk mengetahui apakah strategi dan taktik pada target sudah cocok antara perencanaan dengan operasional. Beberapa form (isian)
dari
pemantauan
akan
memberikan
indikasi
awal
untuk
memaksimalisasi hasil dari promosi dan komunikasi pemasaran. 2. Form biasanya diisi dengan beraneka hasil riset pemasaran yang sifatnya lebih komprehensif dan mikro. 3. Pemantauan dan pengendalian terhadap pertanyaan apakah strategi sudah berjalan sesuai dengan yang di inginkan. 2.3 Bauran Promosi Promosi merupakan salah satu cakupan bauran pemasaran yang penting dalam memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan dan juga sebagai 30 31
Terence Ibid hal 59-60 Ilham hal 108-110
30
suatu cara memberikan informasi kepada masyarakat tentang barang atau jasa yang dihasilkan sebuah perusahaan. Promosi juga berarti aktivitas yang mengkomunikasikan
keunggulan
produk
dan
membujuk
sasaran
untuk
membelinya. Oleh karena itu, perusahaan selalu membangun komunikasi sebaik mungkin kepada konsumennya dan calon konsumennya melalui promosi.32 Kegiatan promosi adalah segala usaha yang dilakukan penjual untuk memperkenalkan produk kepada calon konsumen dan membujuk mereka agar membeli, serta mengingatkan kembali konsumen lama agar melakukan pembelian ulang.33 Bauran promosi adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabelvariabel periklanan, personal selling, promosi penjualan, publisitas dan alat-alat promosi lainnya, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan penjualan. 2.3.1 Periklanan Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian. “Kotler mendefinisikan periklanan terdiri dari bentuk-bentuk komunikasi non personal yang dilakukan lewat media bayaran dengan sponsor yang jelas” Jadi promosi merupakan bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang ide, barang, dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu. Komunikasi yang dilakukan 32
E. Catur Rismiati-lg. Bondan Suratno “Pemasaran Barang dan Jasa” Penerbit Kanisius, Yogyakarta 2001, hal. 253 33 Fred E. Hahn dan Kenneth G. Mangun “ Beriklan Dan Berpromosi Sendiri” PT. GrasindoJakarta,1999 hal xxii
31
sponsor bersifat massal karena menggunakan media massa seperti: radio, televisi, surat kabar, majalah, surat pos, dan papan nama dan sebagainya. 34 Menurut American Marketing Association mendefinisikan iklan sebagai semua bentuk bayaran untuk mempresentasikan dan mempromosikan ide, barang atau jasa secara non personal oleh seponsor yang jelas. Sedangkan yang dimaksud dengan periklanan adalah seluruh proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan iklan. Iklan memiliki empat fungsi utama yaitu, menginformasikan kekhalayak tentang seluk beluk produk (informative), mempengaruhi khalayak untuk membeli (persuading), dan menyegarkan informasi yang telah diterima khalayak (remainding), serta menciptakan suasana yang menyenangkan sewaktu khalayak menerima dan mencerna informasi (entertainment).35 Ada enam elemen periklanan yang di kemukakan oleh sutisna yaitu:36 1. Periklanan adalah bentuk komunikasi yang dibayar. 2. Periklanan sebagai proses identifikasi sponsor, iklan bukan saja hanya menampilkan pesan mengenai kehebatan produk yang ditawarkan, tetapi juga sekaligus menyampaikan pesan agar konsumen mengetahui mengenai perusahaan yang memproduksi produk yang ditawarkan itu. 3. Periklanan sebagai alat untuk membujuk dan mempengaruhi konsumen. 4. Periklanan memerlukan elemen media massa sebagai media penyampaian pesan. 34
E Catur Rismiati-lg. Bondan. Op.cit,hal 257 Fandi hal 226 36 Sutisna Op.cit. hal 275 35
32
5. Periklanan bersifat non personal. 6. Periklanan memerlukan audiens yang teridentifikasi. Dalam periklanan memiliki alat promosi yang dapat dipergunakan perusahaan agar dapat mencapai keberhasilan seperti : 37 a. Iklan cetak dan siaran b. Packaging-outer c. Packing-insert d. Film e. Brosur dan buklet f. Poster dan selebaran g. Direktori h. Cetak ulang iklan i. Billboar j. Display signs k. Point –of-purchase display l. Bahan audio visual m. Simbol dan logo
2.3.2 Personal selling Personal selling merupakan aktivitas komunikasi anatara produsen yang diwakili oleh tenaga penjual dengan konsumen potensial yang melibatkan pikiran 37
Fandy hal 223
33
dan emosi serta terjadi interaksi langsung, saling bertemu muka antara pembeli dengan penjual. Komunikasi yang dilakukan kedua belah pihak bersifat individual dan dua arah sehingga penjual dapat langsung memperoleh tanggapan sebagai umpan balik tentang keinginan dan kesukaan pembeli. Aktifitas dalam personal selling memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai berikut : 38 a. Prospecting, mencari pembeli dan menjalin hubungan dengan mereka. b. Targeting, mengalokasikan kelangkaan waktu penjual demi pembeli. c. Communicating, member informasi mengenai produk perusahaan kepada pelanggan. d. Selling, mendekati, mempresentasikan, dan mendemonstrasikan, mengatasi penolakan, serta menjual produk kepada pelanggan. e. Servicing, memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada pelanggan. f. Information gathering, melakukan riset dan intelijen pasar. g. Allocating, menentukan pelanggan yang akan dituju. Personal selling merupakan cara yang paling efektif untuk menanamkan pilihan pembeli, keyakinan pembeli, dan tindakan pembeli pada tingkat tertentu personal selling mempunyai keunggulan yaitu :39 1) personal(perorangan), personal selling merupakan alat promosi yang terlibat langsung dan langsung berinteraksi secara pribadi; 38 39
Fandi Op.cit hal 224 E catur hal 256
34
2) direct respons(tanggapan langsung), dengan personal selling mampu memberikan tanggapan atau reaksi secara langsung; 3) mempererat hubungan perusahaan dengan konsumen; 4) biaya tinggi, karena berkomunikasi secara langsung membutuhkan kesempatan yang lebih banyak. Alat promosi yang biasa digunakan pada personal selling seperti :40 a. Presentasi penjualan b. Pertemuan penjualan c. Program intensif d.Contoh/sampel e. Pasar malam dan pameran dagang
2.3.3 Publisitas Publisitas adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang dan jasa secara non personal, yang mana orang atau organisasi yang di untungkan tidak membayar untuk itu. Publisitas merupakan pemanfaat nilai-nilai berita yang terkandung dalam suatu produk untuk membentuk citra produk yang bersangkutan. Pesan publisitas dimasukan kedalam berita, artikel Koran, tabloid dan lain-lain. 41
40 41
Fandy hal 223 Fandi Ibid hal.228
35
Publisitas sangat bermanfaat untuk mendorong mempromosikan produk, merek, tempat, ide, kegiatan, organisasi bahkan Negara. Potensi andil publisitas akan sangat besar dalam keadaan berikut:42 1. Pantas diberitakan, Produk dengan cerita-cerita menarik merupakan bahan publisitas yang baik. 2. Rangsangan bagi wiraniaga dan penyalur, publisitas bisa sangat membantu kerja para wiraniaga. Cerita-cerita tentang produk tersebut sebelum diperdagangkan akan sangat membangun antusiasme para penyalur dalam menjual produk kepada para pengecer. 3. Kebutuhan akan kredibilitas, publisitas meningkatkan kredibilitas dengan mengkomunikasikan pesan lewat konteks editorial. 4. Anggaran yang kecil, publisitas memakan biaya yang sangat kecilapabila dibandingkan dengan penjualan tatap muka dan periklanan. 2.3.4 Promosi Penjualan Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk dapat merangsang pembelian produk dengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.43
42 43
E.Catur Rismiati hal 264 Ibid hal 229
36
Promosi penjualan didefinisikan sebagai arahan langsung dimana terjadinya peralihan nilai terhadap produk pada kekuatan penjualan, distribusikan dengan tujuan utama terjadinya penjualan secara langsung.44 Promosi penjualan terdiri dari semua kegiatan pemasar yang mencoba merangsang terjadinya aksi pembelian suatu produk yang cepat atau terjadinya pembelian dalam waktu singkat. Promosi penjualan diarahkan baik untuk perdagangan, maupun kepada konsumen. Promosi penjualan berorientasi perdagangan yaitu untuk mendorong para pedagang per antara, khususnya pengecer, agar menjajakan produk mereka dan mempromosikannya secara efektif, para produsen menggunakan metode promosi penjualan berorientasi dagang seperti memberikan berbagai jenis bonus dan lain-lain. Promosi penjualan berorientasi konsumen diarahkan pada pengguna akhir sebuah barang dan jasa. Promosi ini menggunakan kupon, premium dan lain-lain. 45 Tujuan dari promosi penjualan sangat beraneka ragam berdasarkan tujuan yang ingin dicapai diantaranya sebagai berikut :46 a. Customer promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk merangsang /mendorong pelanggan untuk membeli. b.
Trade
promotion,
yaitu
promosi
penjualan
yang
bertujuan
untuk
mendorong/merangsang pedagang grosir, pengecer, eksportir, dan importer untuk memperdagangkan barang/jasa dari sponsor. 44
John E. Kennedy & R. Dermawan Soemanagara “Marketing Communication” PT. Bhuana Ilmu Populer 2006 hal 31 45 Terence Op.cit ,hal 6 46 Fandi Op. cit hal 229
37
c. Sales force promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memotifasiarmada penjual. d. Businenss promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memperoleh pelanggan baru, mempertahankan kontak hubungan dengan pelanggan, memperkenalkan produk baru, menjual lebih banyak kepada pelanggan lama, dan mendidik pelanggan. Promosi penjualan memiliki beberapa sifat seperi :47 1) komunikasi, promosi penjualan mampu menarik informasi dan sikap konsumen terhadap perusahaan; 2) insentif, promosi penjualan dapat dilakukan dengan jalan insentif; 3) mengundang konsumen dengan segera karena daya tariknya tinggi. Promosi penjualan adalah promosi yang menggunakan alat-alat beraneka macam yang dirancang untuk merangsang respon pasar lebih cepat atau lebih kuat berikut alat-alat promosi penjualan: 48 a. Kontes permainan b. Premium dan hadiah c. Produk sampel d. Pasar malam dan pameran dagang e. Pameran f. Demonstrasi 47 48
E catur hal 257 Fandy hal 223
38
g. Pemberian kupon h. Potongan rabat/tawaran pengembalian uang i. Pendanaan dengan bunga rendah j. Hiburan k. Kelonggaran tukar tambah l. Trading stamps m. Tie-ins n. Price packs o. Free-in-the-mail premium p. Hadiah bagi langganan q. Coba gratis r. Jaminan produk s.Promosi silang t. Diskon
2.3.5 Public Relation Public relation merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi,opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. Kelompok tersebut terdiri dari karyawan, pemegang saham, pelanggan, khalayak yang tinggal disekitar organisasi, pemasok, perantara, pemerintah dan media massa. 49 Definisi public relation yang di kutip oleh Marston adalah : 49
Frank Jefkins “ periklanan” edisi ketiga. Erlangga Jakarta 1996. Hal 259
39
Segala aktivitas yang berhubungan dengan masyarakat yang bertujuan untuk mempengaruhi adalah masuk kedalam aktivitas PR, aktivitas ini memerlukan keahlian komunikasi agar menghasilkan respos yang di inginkan, organisasi bertindak agar disukai dan dihormati oleh konstituennya, perlunya penelitian agar mengetahui apakah masyarakat mempunyai respons positif atau negative terhadap tindakan organisasi, dan evaluasi. Aktivitas-aktivitas yang bisa dilakukan yang berkaitan dengan hubungan, bisa dilakukan kepada beberapa pihak, dengan beberapa cara. Misalnya saja hubungan masyarakat yang ditujukan kepada konsumen potensial, yaitu bisa dengan cara menyebar brosur atau mendatangi langsung dimana konsumen potensial berada. Misalnya hubungan masyarakat yang ditujukan untuk seluruh masyarakat bisa melakukan seminar nasional atau peristiwa-peristiwa penting lainnya. 50 Public relation memiliki sifat sebagai berikut :51 1) membantu memperkenalkan produk baru 2) membantu menempatkan produk dalam suatu pasar yang matang 3) mempengaruhi kelompok sasaran khusus 4) membangun citra produk dan merek 5) membangun kredibilitas. Dan juga biasanya menggunakan alat promosi sebagai berikut :52 a. Kotak pers b. Pidato c. Seminar
50
Sutisna Op. cit hal 328 Endah hal 52 Fandy hal 223 51
40
d. Laporan tahunan e.Donasi/sumbangan f. Sponsor g. Publikasi h.Hubungan masyarakat i. Lobbying j. Media identitas k. Majalah perusahaan l. Peringatan peristiwa tertentu m. Berita n. Aktivitas layanan masyarakat
2.3.6 Direct Marketing Direct marketing adalah system pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respons yang terukur atau transaksi disembarang lokasi. Dalam direct marketing, komunikasi ditujukan langsung kepada konsumen individual, agar tujuan pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan, baik melalui telepon, pos, atau datang langsung ketempat pemasar.53 Definisi direct marketing menurut Belch dan Belch sebagai berikut :
53
Frank Jefkins Op. cit hal 189
41
“Direct marketing is a system of marketing by which organizations communicate directly whith the target consumer to generate a respons or transaction” Belch dan Belch menggambarkan adanya suatu hubungan yang sangat dekat dengan sasaran dan memungkinkan terjadinya proses komunikasi dua arah.54 Direct marketing mempunyai cirri-ciri dasar sebagai berikut :55 1) Nonpublik: Pesan biasanya ditujukan kepada orang tertentu. 2) Disesuaikan: Pesan dapat disiapkan untuk menarik orang yang dituju. 3) Terbaru: Pesan dapat disiapkan dengan sangat cepat. 4) Interaktif: Pesan dapat diubah tergantung pada tanggapan orang tersebut. Alat-alat promosi yang terdapat pada direct marketing adalah:56 a. Katalog b. Surat c.Telemarketing d. Elektronic shopping e. Kios shopping f. TV direct response marketing g. Radio, magazine, newspaper direct response marketing
54
John E. Kennedy & R. Dermawan Soemanagara hal 26 Ibid hal 29 56 Fandy hal 223 55
42
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini tipe yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif. Dimana penelitian ditujukan untuk mengumpulkan informasi actual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi serta mentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. 57 Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Data kualitatif adalah data yang sifatnya hanya menggolongkan saja dan tidak berbentuk angka ( biasanya berskala ukur nominal dan ordinal ). Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam Ilmu Pengetahuan Sosial yang secara fundamental tergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orangorang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya.58 3.2 Metode Penelitian
57
Rakhmat jalaludin, metode penelitian komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosadakarya,2004, hal 25 58 Moleong Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991 hal 5
42
43
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian yang bersifat studi kasus, yaitu salah satu metode penelitian ilmu-ilmu social. Secara umum studi kasus merupakan strategi yang pertanyaan penelitiannya berkenaan dengan “how”/”why”, bila peneliti hanya mempunyai sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki dan bila mana focus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer ( masa kini didalam konteks kehidupan nyata).59 Penelitian studi kasus ialah metode yang mempelajari permasalahaan suatu objek yang diteliti secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau lembaga tertentu dan desain studi kasus yang sesuai dengan penelitian ini ialah studi kasus tunggal holistic, karena penelitian ini nantinya dapat menghasilkan keterangan yang menjelaskan “ Bagaimana strategi promosi rumah makan siap saji waralaba Indonesia PT.Global Red Crispy dalam mendapatkan investor (franchisee) ”
3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Teknik Pengumpulan Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari obyek yang diteliti/dari sumber pertama baik individu ataupun perseorangan. Ada beberapa teknik pengumpulan data primer yang akan digunakan yaitu, Wawancara adalah salah satu dari sekian banyak teknik pengumpulan data yang pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung dengan diwawancarai, dapat juga tidak secara 59
Yin, Robert K. 1997. Studi kasus(disain dan metode). Jakarta : Raja Grafindo Persada,hal 1
44
langsung seperti memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain. Instrument yang digunakan dapat berupa pedoman wawancara. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data primer yang berupa wawancara mendalam dengan menggunakan daftar petanyaan. Guna mengetahui lebih dalam tentang suatu perusahaan.
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti table, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informative bagi pihak lain. Data sekunder digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih lanjut untuk mencari perolehan data sekunder dilakukan dengan cara : a. Studi kepustakaan, penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku yang bersifat ilmiah, dan buku-buku lainnya yang berkaitan dengan penelitian. b. Data dokumentasi di dapat dari perusahaan yang sedang diteliti, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
3.4 Penentuan Nara Sumber Narasumber adalah sumber yang kompeten untuk dimintai informasi sehubungan dengan penelitian. Dimana narasumber merupakan kunci yang dapat dimintai keterangan tentang topic yang diteliti.
45
Narasumber dalam penelitian ini adalah : 1. Bapak Gatot Sutoto selaku pemilik PT. Global Red Crispy (GRC) yang juga merangkap Divisi Head Marketing, karena beliau yang mengetahui, serta menentukan strategi yang akan digunakan oleh PT.Global Red Crispy, baik itu strategi komunikasi ataupun strategi promosi. Juga yang merencanakan dan mengatur rencanan promosi yang telah ditentukan, terkadang beliaupun ikut terjen langsung dalam melakukan kegiatan promosi tersebut. 2. Bapak Ichwan selaku Staff Public Relations PT. Global Red Crispy (GRC), karena beliau yang mengetahui mengenai PT.Global Red Crispy seperti isi dalam materi iklan yang akan dipasang dimajalah,brosur dan yang berhubungan dengan dokumentasi promosi juga perusahaan. 3.5 Definisi Konsep 1. Strategi promosi adalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian komunikasi persuasive dengan pelanggan secara cermat mengenai kegiatan pemasaran sebagai
suatu cara untuk memberikan informasi kepada
masyarakat tentang barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan dan agar tercapai tujuan khusus yang di inginkan. 2. Investor atau franchisee (penerima waralaba), adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki pemberi waralaba.
46
3.6 Fokus Penelitian Dalam penelitian ini, penulis membahas tujuan-tujuan dari penelitian itu sendiri dengan menjabarkan secara terperinci dan terarah sesuai dengan yang sebenarnya. Dalam hal ini penulis ingin mengetahui proses analisa strategi promosi yang digunakan oleh PT. Global Red Crispy dalam mengkomunikasikan bisnis Franchise nya dalam menarik minat investor (franchisee) periode 2008. Dan yang menjadi focus pada penelitian ini adalah konteks kegiatan promosi yang dilakukan PT. Global Red Crispy dalam menarik minat investor. Oleh karena itu penulis memfokuskan penelitian sebagai berikut: 1. Analisa Situation, dan Objektive Pada analisa situasi focus adalah pada keperluan untuk memahami kondisi dan situasi perusahaan baik itu internal maupun eksternal lingkungan, diantaranya tentang bentuk performa perusahaan dari hasil pemasaran 4P, segmentasi, analisis kekuatan, kelemahan, ancaman juga peluang. Sedangkan Objektive membahas tentang tujuan utama dari promosi dari PT.Global Red Crispy yang ingin di capai. 2. Strategy dan Taktik Promosi Strategy dan taktik promosi adalah menyusun dan merancang dalam penyaluran pesan melalui variabel-variabel promosi yang akan digunakan dalam mempromosikan produk yang ditawarkan guna mencapai suatu tujuan oleh PT. Global Red Crispy
47
3. Action dan Control Action menjelaskan tentang perencanaan pelaksanaan dari strategy dan taktik yang sudah dirancang oleh perusahaan. Control membahas bagaimana perusahaan PT. Global Red Crispy dalam melakukan evaluasi semua kegiatan promosi yang telah dilakukan. 3.7 Teknik Analisa Data Dalam pengertiannya analisa data adalah suatu proses kerja dari rentetan tahapan pekerjaan yang mempunyai sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan, keterangan atau fakta mengenai suatu persoalan dalam bentuk kategori, huruf atau bilangan. Data sangat berguna sebagai dasar pembuatan keputusan terutama kondisi ketidakpastian. Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan.60 Berdasarkan data
yang diperoleh dari hasil wawancara dengan
narasumber, pengamatan, dokumen perusahaan dan hal lainnya, selanjutnya penulis akan mendeskripsikan dan menjabarkan data tersebut secara kualitatif sesuai dengan fakta yang ada dengan terlebih dahulu melalui proses pengolahan data yang dilakukan penulis. Dalam penelitian ini penulis akan melakukan wawancara kepada nara sumber untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan penelitian, kemudian data-data tersebut dianalisis atau diolah dan membandingkannya dengan teoriteori yang telah penulis paparkan dalam bab II, sehingga pada akhirnya akan didapatkan hasil penelitian yang selanjutnya akan dipaparkan dalam bab IV.
60
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, Sebuah Pengantar Ringkas, Armico, Bandung,1986 hal 10
48
BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan
4.1 Sejarah Umum PT. Global Red Crispy PT. Magfood Inovasi Pangan berdiri pada bulan Februari 2001. Perusahaan ini memproduksi berbagai food seasoning untuk industri, food service dan pengembangan produk baru dan consumer goods dengan merek Magfood. Untuk membuat formula dan mengembangkan resep - resep dengan trend terbaru dan berkualitas tinggi, pihak perusahaan memiliki Departemen Research and Development (R&D) yang sangat handal dan berpengalaman. Sementara untuk menjaga kualitas produk dan sistem kerja yang konsisten, perusahaan ini menggunakan System Operation and Procedures pada setiap departemennya. Sementara itu setelah PT. Magfood Inovasi Pangan berjalan dengan baik, pada bulan Oktober 2003, dikembangkan usaha yang akan dijalankannya dengan nama MagFood Red Crispy, Chicken & Seafood melalui pendirian anak perusahaan dengan nama PT. Global Red Crispy Internasional. Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan para pengusaha baru, maupun pengusaha yang sebelumnya sudah berjalan tapi baru akan mulai usaha makanan.
Dalam menjalankan usaha
Franchise, MRC tidak langsung menawarkan produk yang dipasarkannya kepada konsumen melainkan lebih banyak mendidik orang - orang agar menjadi pengusaha yang mandiri dalam menjalankan usahanya. Untuk itu, GRC telah menyiapkan sistem, prosedur hingga culture atau budaya kerja untuk para Franchisee -nya.
48
49
Produk - produk seasoning sebagai "Resep Rahasia" yang dihasilkan GRC, tidak dijual bebas, melainkan khusus bagi outlet - outlet perusahanya. Kegiatan ini dilakukan untuk menghindari peniruan dan pemalsuan produk oleh para pesaing, selain itu formula pembuat bumbu juga sangat rumit, sehingga hal ini dapat dikatakan sebagai resep rahasia bagi perusahaannya. Untuk selalu menjaga kualitas, GRC menerapkan konsep fast food sehat, yaitu fast food yang menggunakan bahan - bahan dan metode masak yang sehat dan bersih, sesuai dengan standar kesehatan yang berlaku. GRC banyak bekerja sama dengan perusahaan - perusahaan besar yang memproduksi bahan baku, seperti peternakan ayam besar yang telah memiliki Sertifikat ISO, mempunyai Sertifikat DepKes dan memperoleh Sertifikat Halal. Red Crispy adalah salah satu usaha fried chicken asli Indonesia di bawah naungan
PT. Global Red Crispy yang didirikan oleh Bpk Gatot Sutoto. Red
Crispy menawarkan bisnis dengan bentuk franchise dengan karakteristik : 1. Bisnis Sederhana & mudah dalam mengelola 2. Peluang pasar tidak terbatas 3. Investasi ringan & cepat kembali modal 4. Produk trend & resiko minimal 5. Jaminan kualitas & harga produk bersaing 6. Bisnis jangka panjang & jaminan masa depan Red Crispy menghadirkan rasa internasional dengan harga lokal. Red Crispy termasuk salah satu peraih penghargaan Enterprise 50 sebagai The Best
50
Start Up Enterprise dan In Turnover Category Under 10 Billions Rupiah tahun 2005. Selanjutnya dalam jangka waktu 10 tahun yang akan datang, PT. Global Red Crispy mentargetkan untuk memiliki 1000 outlet aktif. Perusahaan yang Kreatif dan Inovatif. Line of business yang ditawarkan adalah Franchisor Food Counter dan Cafe dan Brand yang digunakan adalah Red Crispy. GRC memiliki rencana untuk membangun jaringan wirausaha mandiri. Reputasi yang baik adalah modal terbesar seseorang dan usaha - nya. Para Franchisee harus mampu menjaga Reputasi merek " Red Crispy" dan menjadikan outlet masing-masing sebagai yang terbaik. Cara termudah yang dapat dan harus dilakukan oleh Franchisee adalah disiplin dan quality control.
4.1.1 Visi Dan Misi PT. Global Red Crispy Visi PT. Global Red Crispy 1. Membangun wirausaha berprestasi & membantu pemerintah menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat khususnya Indonesia 2. Target terbesar bisnis fastfood segmen menengah 3. Menciptakan fastfood sehat dan bergizi dengan konsep “ Jagonya Crispy ” Misi PT. Global Red Crispy Agar VISI dapat tercapai, MRC juga telah mencanangkan MISI perusahaan, antara lain : Target tahap pertama (tahun 2004 -2010) 1. Membangun 500 unit outlet / counter yang kuat di Indonesia
51
2. Membangun 100 unit café Telah lebih dari 250 outlet Red Crispy tersebar di seluruh penjuru tanah air Indonesia. Sehingga dapat ditemukan counter dan cafe Red Cripsy di kota-kota di bawah ini : 1. ABODETABEK 2. Surabaya 3. Bandung 4. Banjarmasain 5. Makasar 6. Batam 7. Bali dan masih banyak lagi kota-kota yang belum di sebutkan.
4.1.2 Tata Nilai PT. Global Red Crispy Bagaimana caranya menjadi mitra GRC : 1. Presentasi 2. Memiliki tempat untuk disurvey 3. Survey lokasi untuk menentukan kelayakan lokasi 4. Membayar biaya investasi dan menandatangani perjanjian kerjasama 5. Pembuatan counter dan outlet sesuai design 6. Training karyawan dan business owner 7. Pembukaan outlet
8. Integritas a. Kejujuran
52
b. Kepatuhan 9. Kerjasama a. Mengutamakan kepentingan antara franchisor dan franchisee b. Keterbukaan c. Komitmen d. Kepercayaan e. Partisipasi aktif 10. Keunggulan a. Semangat menjadi yang terbaik b. Pengembangan kemampuan c. Jaminan kehandalan 11. Kemitraan a. Kesadaran akan adanya kemitraan b. Kesadaran akan perlunya saling percaya 12. Fokus Pada Pelanggan a. Mengutamakan pelanggan b. Berjiwa melayani
4.2 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara mendalam dan setelah melakukan penelitian melalui pendekatan deskriptif kualitatif yang dilakukan oleh penulis kepada Bapak. Gatot Sutoto selaku Presiden Director & Head Marketing PT. Global Red Crispy, dan Bapak Ichwan Public Relation PT. Global Red Crispy, serta
53
pengumpulan data melalui dokumen-dokumen perusahaan. Hasil penelitian yang diperoleh akan menjelaskan dan membahas tentang strategi promosi yang dilakukan oleh PT. Global Red Crispy dalam menjaring klien sesuai dengan focus penelitian yang telah dibuat. Menyadari perlunya dirancang atau di susun suatu promosi sedemikian rupa sehingga proses komunikasi berjalan efektif, maka tentunya dengan memperhatikan kunci elemen-elemen yang memiliki keterkaitan anatara satu dengan yang lain. Dalam memperkenalkan Red Crispy kepada calon investor, promosi harus ditujukan kepada kelompok sasaran yaitu calon investor. Dari hasil wawancara dengan Bapak Gatot Sutoto selaku Head Marketing dan juga dokumen-dokumen perusahaan maka yang menjadi analisa faktor kuncinya adalah sebagai berikut: 4.2.1 Situation Dari hasil wawancara dengan Bapak Gatot Sutoto selaku Head Marketing PT.Global Red Crispy maka diperoleh tentang kondisi atau situasi perusahaan baik itu internal maupun eksternal sebagai berikut:53 “ situasi internal PT.Global Red Crispy” 1. Bentuk managemen yang diterapkan yaitu bottom up untuk keputusan operasional, dan top down untuk managerial. 2. Mengenai proses prosedur administrasi PT. Global Red Crispy, sangat sederhana. Keputusan operasional dapat diambil oleh tiap franchisee tetapi tidak bertentangan dengan prosedur yang ada pada Global Red Crispy. Secara fisik manageman selalu memantau persediaan digudang. 3. Mengenai kinerja pada tahap profit sudah layak, dengan tercukupinya semua biaya operational dan terdapat laba. 53
wawancara, Bapak Gatot Sutoto, Head Marketing Red Crispy, Rabu 7 Januari 2009
54
4. Dari segi sumber daya manusi, Global Red Crispy memiliki tenaga ahli seperti untuk mentraining karyawan yang nantinya akan ditempatkan di salah satu tempat franchisee, 5. Memiliki resep produk berkualita, yang dijadikan ciri khas rasa dari produk Red Crispy. 6. Dari infrastruktur, Global Red Crispy telah banyak melakukan ekspansi, dari mulai restoran sampai mini outlet. 7. Untuk posisi Red Crispy sebagai follower
Dari uraian diatas dalam hal managemen, perusahaan terbuka terhadap tiap masukan, tetapi terkadang perusahaan yang menerapkan system ini perlu mewaspadai pelaksanaan profesionalitas pada karyawan meskipun ini diterapkan agar setiap karyawan mempunyai rasa tanggung jawab dan rasa memiliki terhadap perusahaan. Profit yang layak dan biaya operasional yang terpenuhi itu, merupakan tanda bahwa perusahaan berjalan dengan baik. Penggunaan tenaga kerja merupakan strategi yang sangat jitu, karena banyak sekali orang akan membuka suatu usaha, apa lagi di bidang makanan kendalanya dari segi sumber daya manusia yang sulit didapat. Adanya ekspansi dari segi infrastruktur, ini menunjukan PT.Global Red Crispy tanggap akan perkembangan pasar. Untuk posisi memang sangat sulit bagi Red Crispy untuk menjadi leader karena adanya pesaing yang kuat seperti Mcdonal, KFC dan franchise – franchise lainnya yang sudah lama ada di pasar. “ segmentasi dan targeting dari PT.Global Red Crispy yaitu:54
54
wawancara, Bapak Gatot Sutoto, Head Marketing Red Crispy, Rabu 7 Januari 2009
55
1. Pangsa pasar yang dituju kelas menengah atas dan menengah bawah A-B dan untuk segmentasi umum, remaja mahasiswa yang memiliki jiwa entrepreneurship, secara geografis wilayah Indonesia kota dan luar kota”.
Berdasarkan pernyataan di atas sangatlah jelas bahwa segmentasi dan targeting dari Red Crispy adalah masyarakat untuk menengah atas dan menengah bawah, baik umum remaja mahasiswa dan tentunya yang memiliki jiwa entrepreneurship, disini perusahaan sadar betul akan pentingnya segmentasi dan targeting yang spesifik karena hal ini berguna untuk
memudahkan evaluasi
kinerja, baik dari inovasi, perluasan pasar juga dari prioritas penyediaan barang. “Strategi bauran pemasaran PT.Global Red Crispy yaitu:55 1. Produk, menciptakan menu-menu baru yang diharapkan dapat menjadi trend dan tidak terlepas juga selalu mengikuti tren yang ada, kualitas adalah hal yang utama. 2. Harga, harga local rasa internasional 3. Tempat atau distribusi yang dijadikan peluang adalah menempatkan master franchisee baik luar atau dalam kota Jakarta, yang strategis dan lokasinya berada ditempat keramaian. 4. Promosi, menggunakan strategi pemasaran melalui presentasi didepan calon investor, servis, iklan dimajalah, penyebaran pampflet dan brosur, pameran tahunan, melalui kemasan produk, dan menjadi sponsorship event-event.
Dari uraian di atas kebijakan PT.Global Red Crispy terhadap strategi pemasaran, perusahaan sangat tanggap akan situasi yang ada pada masyarakat seperti menciptakan menu-menu baru yang menjadikan tren dan selalu mengikuti tren yang ada, tanggap akan situasi ekonomi masyarakat dengan memberikan 55 56
wawancara, Bapak Gatot Sutoto, Head Marketing Red Crispy, Rabu 7 Januari 2009 wawancara, Bapak Gatot Sutoto, Head Marketing Red Crispy, Rabu 7 Januari 2009
56
harga lokal rasa internasional, dalam arti investasi murah kualitas tinggi. Pemilihan segmentasi geografis yang tepat sasaran terlihat dari penempatan restoran atau mini outlet dan master franchise di daerah-daerah.. Promosi yang dilakukan oleh perusahaan bisa dilihat berhasil tidaknya tergantung dari bertambah tidaknya calon investor. “ Kekuatan yang dimiliki oleh PT.Global Red Crispy” 56 1. Memiliki resep produk berkualitas yang dijadikan ciri khas rasa dari produk Red Crispy 2. Investasi murah 3.Tidak ada franchise fee dan royalty fee, cukup berinvestasi sesuai yang diinginkan oleh calon franchisee 4. Merek dapat dipakai selama 5 tahun 5. Produk bervareatif sesuai dengan tren yang ada, sehingga untuk calon investor dapat memilih produk mana yang diinginkan”.
Dari uraian hasil wawancara diatas, dapat diketahui kekuatan dari PT.Global Red Crispy adalah salah satu bisnis waralaba local yang memiliki resep produk berkualitas dan memiliki rasa khas dari produk tersebut, setiap dalam tiga bulan sekali perusahaan melakukan inovasi terhadap produk di sesuaikan dengan tren yang ada. Bisnis yang menawarkan investasi murah jadi siapapun bisa menjadi franchisee baik perorangan maupun organisasi, dan tentunya perusahaan juga tetap mesti melihat calon investornya jangan sampai berhenti di tengah jalan. Mengapa di sebut murah karena PT.Global Red Crispy memiliki berbagai pilihan jenis investasi calon investor hanya tinggal memilih sesuai kekuatan ekonominya, dan juga PT.Global Red Crispy tidak memberlakukan biaya fee merk waralaba dan royalty fee tiap bulan kepada franchisee berbeda dengan franchise-franchise
57
lain yang mengenakan royalty fee kepada franchiseenya berkisar 3-8% untuk restoran/kafe/food outlet, 6-12% untuk pendidikan/kursus, 5% untuk spa dan healt center, dan 12,5% untuk rental DVD dan ini mesti dibayar pada setiap bulan.57 PT.Global Red Crispy memberikan hak memakai mereknya kepada franchise selama 5 tahun. “ Kelemahan yang dimiliki PT.Global Red Crispy saat ini”58 Belum banyaknya dikenal masyarakat, sehingga masyarakat tidak mengetahui keberadaan produk Red Crispy.
Pada hasil wawancara mengenai kelemahan seperti yang telah disebutkan diatas PT.Global Red Crispy memiliki kelemahan yaitu belum banyaknya dikenal oleh masyarakat, karena Red Crispy merupakan waralaba yang termasuk masih baru sehingga masyarakat belum mengetahui keberadaan produk dan nama Red Crispy itu sendiri, tidak gampang memang untuk memperkenalkan merek dagang dalam bentuk waralaba dibutuhkan suatu kepercayaan dari calon investor disamping itu banyaknya pesaing-pesaing yang lebih dulu dikenal masyarakat. Red Crispy menempatkan memiliki tempatnya dan tentunya harus mendapat persetujuan dari franchisor. “ Peluang yang dimanfaatkan oleh PT.Global Red Crispy sekarang ini” 59 1. Sedikitnya perusahaan lain yang mengambil segmen menengah. 57
www.bisnis .com wawancara, Bapak Gatot Sutoto, Head Marketing Red Crispy, Rabu 7 Januari 2009 59 wawancara, Bapak Gatot Sutoto, Head Marketing Red Crispy, Rabu 7 Januari 2009 60 wawancara, Bapak Gatot Sutoto, Head Marketing Red Crispy, Rabu 7 Januari 2009 58
58
2. Karena investasinya murah Global Red Crispy dapat membidik calon franchisee bisa dari kalangan anak muda dan eksekutif muda yang ingin terjun kebisnis, ini yang dijadikan peluang oleh Global Red Crispy.
Berdasarkan hasil wawancara diatas peluang yang dimiliki oleh PT.Global Red Crispy agar perusahaan tetap bertahan dan berkembang adalah dengan sedikitnya perusahaan lain yang mengambil segmen menengah maka perusahaan lebih memfokuskan pada segmen ini, karena investasinya murah atau terjangkau Global Red Crispy membidik calon investor dari kalangan anak muda dan eksekutif muda yang ingin terjun usaha inilah yang dijadikan peluang oleh Global Red Crispy sesuai dengan visinya membangun wirausaha berprestasi dan membantu pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia khususnya. “Bagaimana dengan ancaman bagi PT.Global Red Crispy?”60 Banyaknya perusahaan yang menawarkan jenis franchise lainnya dalam berbagai bidang baik itu makanan, pendidikan dan lain sebagainya.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis seperti yang telah diungkapkan diatas PT.Global Red Crispy menghadapi ancaman yaitu banyaknya pesaing langsung maupun tidak langsung yang menawarkan jenis franchise lainya, baik franchise yang sudah lebih dulu dikenal masyarakat, dan tentunya franchise ini telah mendapat kepercayaan di hati masyarakat, hal ini tentunya sangat mempegaruhi dan membuat persaingan sangat ketat.
59
“ Bagaimana dengan situasi eksternal PT.Global Red Crispy”61 1. Dari gaya hidup masyarakat sekarang memilih segala sesuatunya yang praktis, oleh karena itu Global Red Crispy menawarkan bisnis yang mudah, dari bahan-bahan produksi sampai SDM disediakan, franchisee cukup mengontrol saja. 2. Global Red Crispuy memanfaatkan teknologi seperti membuat situs internet untuk menginformasikan tentang jenis produk perusahaan dan prosedur menjadi franchisee tujuannya untuk memudahkan komunikasi bagi yang diluar Jakarta 3. Dari keadaan ekonomi masyarakat yang kurang begitu baik, Red Crispy tidak perlu menurunkan harga atau kualitas, seperti pada perusahaan lain karena memang sudah dibuat tahapan harga untuk kalangan menengah atau mengengah atas sehingga tetap bisa berinvestasi tetapi bagi franchisee tidak usah merasa takut produknya tidak berkualitas karena murah. 4. Situasi politik memberikan keleluasaan kepada media dalam membuat program, contohnya kuis di TV,competisi music yang diadakan perusahaan rokok, dan lain-lain celah ini lah yang dapat digunakan Global Red Crispy dalam promosi. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dipaparkan oleh Bapak Gatot Sutoto selaku Head Marketing PT.Global Red Crispy seperti diatas adalah gaya hidup masyarakat sekarang ini memilih segala sesuatunya yang praktis, banyak kalangan masyarakat yang ingin berusaha tetapi mereka tidak memiliki waktu untuk sepenuhnya terjun langsung pada usahanya tersebut, disinilah GRC tanggap akan situasi masyarakat sekarang ini, oleh karena itu GRC menawarkan franchisenya tidak hanya sebatas produk dan merek saja tetapi sampai pada SDM. Pemanfaatan teknologi sangatlah tepat sebagai pendukung kegiatan penjualan dalam menginformasikan baik tentang perusahaan, maupun tentang produk itu sendiri. Pada situasi ekonomi sekarang ini GRC sangatlah tanggap akan keadaan masyarakat, sehingga tidak mempengaruhi kualitas mapun harga, GRC lebih 61
wawancara, Bapak Gatot Sutoto, Head Marketing Red Crispy, Rabu 7 Januari 2009
60
memilih bermain pada segmentasi. Keadaan politik yang memberikan keleluasaan terhadap media dalam membuat program ini dimanfaatkan oleh GRC untuk melakukan promosi diberbagai media antara lain, iklan di majalah, menjadi sponsor, kuis di TV, kompetisi musik dan lain sebagainya. 4.2.2 Objective Setiap perusahaan memiliki tujuan yang ingin dicapai dan tentunya dalam membangun dan mengembangkan perusahaan tersebut, seperti yang dikatakan oleh Bapak Gatot Sutoto selaku Head Marketing PT.Global Red Crispy pada hasil wawancara yang telah dikutip oleh penulis sebagai berikut:62 “ Apa tujuan promosi dari PT.Global Red Crispy?” Tujuan promosi dari PT. Global Red Crispy adalah Agar merek lebih di kenal oleh masyarakat, dan mendapatkan investor baru. Berdasarkan kutipan diatas sangat jelas bahwa yang menjadi tujuan dari promosi yang dilakukan PT.Global Red Crispy adalah agar merek lebih dikenal oleh masyarakat dan mendapat investor baru. Dengan dikenalnya merek Red Crispy maka masyarakat akan mengetahui produk dipasar dan tidak menutup kemungkinan investor baru pun akan didapat, karena jika merek saja belum dikenal masyarakat sangat sulit untuk mendapat kepercayaan dari calon investor dan hal ini akan mempengaruhi pada perkembangan perusahaan. Oleh karena itu
62
wawancara, Bapak Gatot Sutoto, Head Marketing Red Crispy, Rabu 7 Januari 2009
61
perusahaan harus lebih aktif dalam memperkenalkan merek dan juga mencari peluang-peluang yang dapat dijadikan media dalam mengkomunikasikannya. 4.2.3 Strategy Agar suatu tujuan perusahaan dapat tercapai, tentunya perusahaan harus memikirkan tentang strategi yang akan dilakukan dalam mengkomunikasikan apa yang ingin dicapai agar tepat dan efektif, dan perusahaan memiliki cara masingmasing. Begitu juga dengan PT.Global Red Crispy seperti yang diungkapkan oleh Bapak Gatot Sutoto selaku Head Marketing perusahaan sebagai berikut63 “Strategy apa saja yang dilakukan oleh PT.Global Red Crispy?” Ada dua strategy yang telah dilakukan oleh PT.Global Red Crispy yaitu: 1. Pull strategy pelayanan, advertising yaitu penyebaran pamflet dan brosur, iklan di majalah Duit, majalah Franchise, SWA. Bekerja sama dengan media seperti MetroTV acara Metro This Morning, JakTV acara Jakarta upto date, Tabloid Jelita, menjadi sponsor Grand Final Covergirl Aneka Yess 2006, menjadi sponsor acara Dora Emon yang diadakan oleh RCTI, pameran rutin setiap tahun yang diadakan oleh AFI (Asosiasi Franchise Indonesia). 2. Push Strategi yaitu personal selling yang dilakukan oleh karyawan, membuka master franchise di daerah yang potensial, bekerja sama dengan franchisee dan memberikan insentif untuk mencari franchisee baru, direct marketing Selain mendapat informasi mengenai strategi promosi dari Bapak Gatot Sutoto selaku Head Marketing PT.Global Red Crispy, penulis juga mendapat informasi mengenai alat promosi yang digunakan perusahaan. Berikut hasil wawancara yang didapat adalah sebagai berikut:64
63 64
wawancara, Bapak Gatot Sutoto, Head Marketing Red Crispy, Jumat 9 Januari 2009 wawancara, Bapak Syarif, Staf Marketing Red Crispy, Jumat 9 Januari 2009
62
“Pull strategy Melalui Advertising (Iklan cetak dan brosur), Public relations (seminar, social, sponsor, lobbying) Promosi penjualan (pameran, demonstrasi, coba gratis),dan Push Strategy , Personal selling (presentasi penjualan, program insentif), Direct marketing (telemarketing)
Berdasarkan hasil wawancara yang diuraikan diatas diketahui yaitu PT.Global Red Crispy melakukan dua cara strategi dalam mengkomunikasikan produk franchisenya kepada masyarakat yaitu dengan pull strategy dimana perusahaan menggunakan pelayanan yaitu sikap tenaga penjual kepada konsumen, kualitas produk, kesesuaian harga hingga kenyamanan tempat makan perusahaan yakin strategi ini memberi andil terbesar bagi terkenalnya Red Crispy pada saat ini. Advertising yaitu penyebaran pamflet dan brosur keseluruh outlet atau rumah makan Global Red Crispy di Jakarta maupun luar Jakarta. Iklan di majalah Duit, majalah Franchise, SWA. Media yang digunakan tentunya yang memiliki kesesuaian dengan target pasar. Sponsorship yaitu menjadi sponsor dari eventevent seperti menjadi sponsor Grand Final Covergirl Aneka Yess 2006, menjadi sponsor acara Dora Emon yang diadakan oleh RCTI dan lain-lain. Dan pameran sebagai salah satu kegiatan rutin setiap tahun yang diadakan oleh AFI (Asosiasi Franchise Indonesia). Push strategy yaitu personal selling yang dilakukan oleh karyawan, membuka master franchise di daerah yang potensial alokasi yang merata disetiap daerah membuat pemasaran ini dapat dilakukan dengan baik, bekerja sama dengan franchisee untuk mencari franchisee baru, kerja sama yang dilakukan
juga
dapat
meningkatkan
pemasaran
baik
franchisenya,dan melakukan telemarketing (direct marketing).
produk
maupun
63
4.2.4 Tactics Setiap perusahaan memiliki cara sendiri dalam menjalankan strategi yang telah direncanakan, berbagai alat promosi digunakan tentunya harus sesuai dengan strategi. Begitu pula dengan PT.Global Red Crispy yang menggunakan beberapa alat promosi. Berikut hasil wawancara dengan Bapak.Gatot Sutoto mengenai taktik yaitu:65 “ Setelah merencanakan strategy yang akan dilakukan lalu bagaimana dengan taktiknya PT.Global Red Crispy?” 1. Memberikan pelayanan yang terbaik bagi franchisee karena tidak dipungkiri banyak juga yang berminat menjadi franchisee karena merasa puas akan pelayanan dan kualitas produk GRC 2. Menggunakan media promosi yang dimana setiap orang bila akan usaha mencari reverensi atau informasi seperti iklan dimajalah AFI, situs internet, dan pameran 3. Menyelipkan voucher coba gratis di tabloid atau majalah 4. Menyebarkan pamflet dan brosur pada saat mengikuti pameran dan keseluruh master franchisee juga outlet restoran itu berada 5. Menyelipkan brosur dan voucher didalam nasi box ketika menjadi sponsor acara-acara 6. Pemberian insentif kepada franchisee maupun karyawan dalam hal mencari franchisee baru. 7. Melakukan Telemarketing 4.2.5 Action Pelaksanaan kegiatan promosi sangat memerlukan biaya yang cukup banyak,tenaga dan pikiran, agar promosi itu berhasil dan sesuai rencana, sebab jika promosi itu tidak berhasil perusahaan mengalami kerugian baik dari segi biaya dan waktu.
65
wawancara, Bapak Gatot Sutoto, Head Marketing Red Crispy, Rabu 7 Januari 2009
64
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Syarif selaku Staf Marketing dari PT.Global Red Crispy mengenai pelaksanaan strategi promosi adalah sebagai berikut66 “ Setelah merencanakan strategy dan taktiknya bagaimana pada tahap pelaksanaannya agar tujuan yang ingin di capai oleh PT.Global Red Crispy dapat tercapai?” 1. Mengadakan dan mengikuti event-event seperti pameran setiap tahunnya yang di adakan oleh AFI (Asosiasi Franchise Indonesia) , dan menjadi sponsorship 2. Membagikan brosur dan pamflet,pada saat pameran, oleh tenaga telemarketing 3. Mengadakan demonstrasi didepan calon investor dengan mengundang mereka ke perusahaan 4. Melakukan presentasi langsung didepan calon investor 5. Bekerjasama dengan franchisee dan memberikan insentif 6. Melakukan follow up melalui telemarketing terhadap calon investor yang pada saat pameran memiliki ketertarikan dan itu sesuai data yang ada. 7. perusahaan terbuka terhadap saran dari karyawan maupun franchisee dalam melakukan promosi 8. memberikan kebebasan terhadap karyawan maupun franchisee dalam ide kreatif, inovasi dalam promosi Untuk itu pelaksanaan kegiatan strategi promosidapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Periklanan ( iklan cetak dan brosur) Media cetak termasuk salah satu iklan yang mahal terutama iklan dimajalah dan surat kabar, media cetak ini sifatnya statis sehingga tidak memberikan hasil langsung secara nyata, tetapi dapat menjangkau segmen pasar tertentu yang spesifik dan terspesialisasi secara demografi dan geografi. Lain halnya dengan brosur dan pamflet cukup terbilang murah, cuma memang kendalanya belum tentu 66
tepat
pada
sasaran.
Didalam
melaksanakan
kegiatan
wawancara, Bapak Gatot Sutoto, Head Marketing Red Crispy, Rabu 7 Januari 2009
strategi
65
periklanannya PT.Global Red Crispy membutuhkan media iklan yang tepat sasaran dan sesuai tujuan. Dikarenakan perusahaan ini bisnis dalam bentuk franchise maka media-media yang digunakannya adalah beriklan di majalah Franchise Indonesia satu bulan sekali, beriklan di majalah duit itu pun dalam waktu satu bulan sekali, dan di tabloid jelita satu bulan sekali. Selain itu brosur di sebarkan di masing-masing tempat franchisee dan juga di bagi-bagikan di Master Franchisee baik Jakarta maupun luar Jakarta, untuk pemasangan pamflet dilakukan di tempat-tempat franchisee. 2. Promosi Penjualan Pada umumnya pameran terdiri atas dua jenis, yaitu pameran sambil berdagang dan pameran tanpa berdagang. Pelaksanaan kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT.Global Red Crispy adalah pameran tanpa berdagang pengunjung cukup mencoba sample dari produk-produk Red Crispy, kegiatan promosi ini sering dilakukan oleh PT.Global Red Crispy karena dianggap paling efektif dalam mengkomunikasikan kepada calon investor, oleh karena itu PT.Global Red Crispy menjadi member dari Asosiasi Franchise Indonesia, maka setiap tahun selalu mengikuti pameran yang diselenggarakan oleh AFI. Selain pameran PT.Global Red Crispy juga mengadakan demonstrasi cara penolahan produk didepan calon investor dengan mengundang mereka untuk datang ke perusahaan dan itu biasanya dilakukan seminggu setelah pameran. 3. Public Relation
66
Pada pelaksanaan kegiatan promosi untuk Public Relation yang dilakukan oleh PT.Global Red Crispy dengan mengikuti atau berpartisipasi dalam setiap kegiatan-kegiatan yang bentuknya social seperti memberikan sumbangan berupa makanan ke yayasan Amal Mulia, pengiriman makanan pada saat terjadi gempa yang melanda Yogjakarta dan lain-lain. Menjadi sponsor pada event-event yang diadakan oleh instansi pemerintahan atau swasta, dalam hal ini PT.Global Red Crispy pernah menjadi sponsor event seperti Jakarta Anniversary Bike Week, 25 Juni 2006, LA Light Pop Rock Band Competition, 8 - 10 Juni 2006 , Metro TV acara Metro This Morning, acara Dora Emon yang diadakan oleh RCTI 2008 4. Personal Selling Pada pelaksanaan kegiatan promosi untuk personal selling adalah yang paling utama dilakukan oleh PT.Global Red Crispy. Upaya ini dilakukan dengan mendatangi calon investor dan melakukan presentasi langsung didepan calon investor sehingga akhirnya dapat menarik minat calon investor untuk menjadi franchisee. Selain itu juga GRC memanfaatkan franchisee untuk menjadi trad marketing dengan sistem pemberian insentif. 5. Direct Marketing Direct marketing adalah komunikasi promosi yang ditujukan langsung kepada konsumen individual dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut langsung ditanggapi calon investor yang bersangkutan. Pelaksanaan kegiatan promosi untuk direct marketing dilakukan oleh PT.Global Red Crispy melalui telepon
67
dengan cara follow up terhadap calon investor yang pada saat pameran memiliki ketertarikan dan itu sesuai data yang ada. 4.2.6 Control Setiap kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan khususnya kegiatan dalam berpromosi perlu dilakukannya suatu control atau evaluasi untuk mengawasi jalannya strategi dan taktik yang sudah dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Gatot Sutoto PT.Global Red Crispy mengenai control atau evaluasi adalah sebagai berikut67 “Bagaimana system control yang dilakukan oleh PT.Global Red Crispy” Evaluasi terjadwal seminggu sekali untuk tingkat operasional dan sebulan sekali untuk managerial. Evaluasi kinerja tiap personil dapat dinilai oleh tiap personil lainnya ini evaluasi dalam perusahaan. Untuk control dalam strategi semua aktivitas hasilnya akan dipantau dalam rentang waktu tertentu. pemantauan bisa dilakukan lewat sales tracking atau intermediary tracking(brand awareness, advertising recall, communication, brand image profile dan lain-lain)
Sedangkan mengenai siapa yang melakukan control atau evaluasi tersebut serta bagaimana hasilnya, menurut Bapak Gatot Sutoto selaku Head Marketing PT.Global Red Crispy adalah sebagai berikut:68 “Yang melakukan control tentunya dari staf sales dan marketing. Dan hasilnya cukup baik dengan dilihat semakin bertambahnya franchisee baru dan permintaan pendistribusian produk kesetiap outlet maupun restoran semakin meningkat”
Berdasarkan dua kutipan diatas dari hasil wawancara penulis dengan Bapak Gatot Sutoto selaku Head Marketing PT.Global Red Crispy, dari evaluasi yang terjadwal seminggu sekali dan sebulan sekali untuk managerial ini dilakukan agar 67 68
wawancara, Bapak Gatot Sutoto, Head Marketing Red Crispy, Rabu 7 Januari 2009 wawancara, Bapak Gatot Sutoto, Head Marketing Red Crispy, Rabu 7 Januari 2009
68
kondisi perusahaan tetap terkendali , meskipun dari managemen perusahaan mengisyaratkan keterbukaan luar biasa, batasan jelas antara wewenang atasan dan kewajiban bawahan harus terwujudkan. Begitu juga control dalam strategi, dengan melibatkan staf marketing, semua aktifitas hasilnya akan dipantau dalam rentang waktu tertentu, dan pemantauan bisa dilakukan melalui sales tracking dan intermediary tracking. Dan hasilnya cukup baik dengan dilihat bertambahnya franchisee baru, dan meningkatnya permintaan produk dari franchisee.
4.3
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui narasumber yaitu
Bapak Gatot Sutoto selaku Head marketing PT.Global Red Crispy, dan Bapak Ichwan selaku Public Relation serta pengumpulan dokumen-dokumen PT.Global Red Crispy, maka penulis akan menjelaskan secara terperinci permasalahaan yang menjadi objek penelitian dan menganalisa semua data penelitian sesuai dengan fakta yang sebenarnya secara keseluruhan mengenai strategi promosi dan kaitannya dengan pelaksanaan strategi promosi tersebut. Hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitian yaitu tentang strategi promosi PT. Global Red Crispy menarik minat atau investor periode 2008 Strategi merupakan program untuk menentukan dalam mencapai tujuan dan menginplementasikan misi. Pembuatan strategi yang baik diperlukan berbagai upaya, baik dari mulai penyususnan dan perencanaan internal, eksternal sampai evaluasi. Sehingga pada akhirnya perusahaan menemukan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dan sampai pada sasaran yang dituju.
69
Strategi dilakukan sesuai dengan kemampuan perusahaan dan keadaan di pasar, inilah yang dilakukan oleh PT.Global Red Crispy dalam membuat langkahlangkah strategi untuk mempromosikan bisnis waralabanya kepada calon investor maupun untuk mencapai tujuan dari perusahaan. Sebelum melakukan kegiatan strategi promosi, PT.Global Red Crispy terlebih dahulu menganalisa semua yang menjadikan faktor-faktor penting yang berkaitan dengan pembuatan perencanaan strategi promosi yaitu dengan teknik analisa SOSTAC (Situation, Object, Strategy, Tactic, Action, Control) untuk mengetahui bagaimana situasi atau keadaan baik itu internal maupun eksternal perusahaan, apa yang dijadikan tujuan perusahaan, bagaimana strategi yang direncanakan oleh perusahaan, bagaimana taktik yang dilakukan, bagaimana pada tahap pelaksanaannya, dan bagaimana cara mengontrolnya. Dalam melakukan teknik analisa SOSTAC, perusahaan harus mengadakan riset dan evaluasi yang dilakukan secara internal dan eksternal terlebih dahulu oleh pihak perusahaan yaitu Staf Marketing dan operational itu sendiri untuk mengetahui keadaan didalam perusahaan maupun di lingkungan perusahaan, terutama kesan masyarakat terhadap Red Crispy, apakah masyarakat cukup mengenal perusahaan tersebut atau belum sama sekali, sehingga tidak mengetahui keberadaan produk yang ditawarkan oleh PT.Global Red Crispy.
Hasil riset dan evaluasi sangat penting, karena dari hasil itu perusahaan mendapat feedback yang diberikan oleh masyarakat tentang perusahaannya, dan
70
perusahaanpun bisa menyusun rencana dalam mempromosikan Red Crispy, dan melakukan perbaikan-perbaikan langkah yang selama ini dilakukan, baik dari segi kualitas produk, maupun dalam menggunakan strategi promosi. Setiap langkah yang dilakukan oleh perusahaan pastinya mengalami kesulitan-kesulitan tetapi perusahaan pasti telah melakukan usaha untuk mengatasinya. Berhasil atau tidak tergantung kemampuan sebab setiap perusahaan memiliki kondisi yang berbeda. Tetapi apapun masalahnya tetap perusahaan harus dapat mengatasi karena besar kemungkinan akan dapat mengganggu strategi promosi yang telah direncanakan dan mengancam kelangsungan perusahaan. Analisa SOSTAC, merupakan analisa terhadap situasi lingkungan internal maupun ekternal perusahaan, tujuan apa yang ingin dicapai oleh perusahaan, strategi apa yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut, bagaimana taktik perusahaan, bagaimana pelaksanaannya, dan bagaimana cara perusahaan untuk mengontrol kegiatan strategi promosi yang telah dilakukan.
4.3.1. Situation Dari analisa yang di lakukan, PT.Global Red Crispy menghadapi situasi internal dimana system managemen bottom up untuk keputusan operasional dan top down untuk managerial, meskipun perusahaan terbuka terhadap tiap masukan, tetapi terkadang perusahaan yang menerapkan system ini perlu mewaspadai pelaksanaan profesionalitas pada karyawan meskipun ini diterapkan agar setiap karyawan mempunyai rasa tanggung jawab dan rasa memiliki terhadap
71
perusahaan. Profit yang layak dan biaya operasional yang terpenuhi itu merupakan tanda bahwa perusahaan berjalan dengan baik. Penggunaan tenaga kerja merupakan strategi yang sangat jitu karena banyak sekali orang akan membuka suatu usaha apa lagi di bidang makanan kendalanya dari segi SDM yang sulit didapat. Adanya ekspansi dari segi infrastruktur ini menunjukan PT.Global Red Crispy tanggap akan perkembangan pasar. Untuk posisi memang sangat sulit bagi Red Crispy untuk menjadi leader karena adanya pesaing yang kuat seperti Mcdonal, KFC dan franchise – franchise lainnya yang sudah lama ada di pasar. Segmentasi dan targeting pada perusahaan PT.Global Red Crispy memiliki konsumen tidak langsung (investor) dari Red Crispy untuk menengah dan menengah atas, baik umum, eksekutif muda, mahasiswa dan tentunya yang memiliki jiwa wirausaha. Disini perusahaan sadar betul akan pentingnya segmentasi dan targeting yang spesifik karena hal ini berguna untuk memudahkan evaluasi kinerja, baik dari inovasi, perluasan pasar, juga dari prioritas penyediaan barang. Sepertinya untuk segmen mahasiswa kurang tepat dalam hal bisnis, sebab pada umumnya keadaan uang saku merekapun terbatas, dikhawatirkan mungkin mereka bisa menjadi investor tetapi belum tentu bisa bertahan dari segi keuangan, selama bisnisnya itu belum berjalan jika sampai terjadi gagal bisa membawa dapak negative terhadap nama Red Crispy. Kekuatan dari PT.Global Red Crispy adalah salah satu bisnis waralaba local yang memiliki resep produk berkualitas dan memiliki rasa khas dari produk
72
tersebut, setiap dalam tiga bulan sekali perusahaan melakukan inovasi terhadap produk di sesuaikan dengan tren yang ada. Bisnis yang menawarkan investasi murah jadi siapapun bisa menjadi franchisee, tetapi perusahaan juga tetap mesti melihat calon investornya jangan sampai berhenti di tengah jalan. Mengapa di sebut murah karena PT.Global Red Crispy memiliki berbagai pilihan jenis investasi calon investor hanya tinggal memilih sesuai kekuatan ekonominya, dan juga PT.Global Red Crispy tidak memberlakukan biaya fee waralaba dan royalty fee kepada franchisee berbeda dengan franchise-franchise lain yang mengenakan royalty fee kepada franchiseenya berkisar 3-8% untuk restoran/kafe/food outlet, 612% untuk pendidikan/kursus, 5% untuk spa dan healt center, dan 12,5% untuk rental DVD dan ini mesti dibayar pada setiap bulan. PT.Global Red Crispy memberikan hak memakai mereknya kepada franchise selama 5 tahun. Dengan memiliki kekuatan tersebut selain mengenai kualitas produk, hendaknya perusahaan lebih menonjolkan pada bebas biaya fee waralaba dan bebas royalty fee jadi terlihat bedanya dengan franchise lainnya. Kelemahan dari PT.Global Red Crispy yaitu belum banyaknya dikenal oleh masyarakat, karena Red Crispy merupakan waralaba yang termasuk masih baru sehingga masyarakat belum mengetahui keberadaan produk dan nama Red Crispy itu sendiri, tidak gampang memang untuk memperkenalkan merek dagang dalam bentuk waralaba dibutuhkan suatu kepercayaan dari calon investor disamping itu banyaknya pesaing-pesaing yang lebih dulu dikenal masyarakat. Red Crispy menempatkan master franschiseenya di daerah-daerah luar Jakarta yang tersebar di Indonesia. Melihat kelemahan yang dimiliki PT.Global Red
73
Crispy mestinya lebih banyak menempatkan master franchiseenya di jakarta, karena di Jakarta saja masyarakat hampir tidak pernah melihat counter Red Crispy di mall/plaza, cara ini pun membantu untuk memperkenalkan keberadaan Red Crispy kepada masyarakat. Peluang yang dimiliki oleh PT.Global Red Crispy agar perusahaan tetap bertahan dan berkembang adalah dengan sedikitnya perusahaan lain yang mengambil segmen menengah bawah untuk konsumen langsung, karena investasinya murah atau terjangkau GRC membidik calon investor dari kalangan menengah, juga serta anak muda dan eksekutif muda yang ingin terjun usaha maka perusahaan lebih memfokuskan pada segmen ini, inilah yang dijadikan peluang oleh GRC sesuai dengan visinya membangun wirausaha berprestasi dan membantu pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia khususnya. Di samping itu juga peluang kedepan dari promosi yang dilakukan oleh PT.Global Red Crispy, peluangnya semakin baik karena dengan bertambahnya franchisee, itu menunjukkan adanya efek dari promosi yang telah dilakukan. Melihat peluang yang didapat oleh PT.Global Red Crispy cukup baik, tetapi perusahaan juga jangan sampai mengurangi kualitas produk, karena akan berdampak kepada kelangsungan hidup perusahaan yang sudah berjalan. PT.Global Red Crispy menghadapi ancaman yaitu banyaknya pesaing langsung maupun tidak langsung yang menawarkan jenis franchise lainya, franchise yang sudah lebih dulu dikenal, dan tentunya franchise ini telah mendapat kepercayaan
74
di hati masyarakat, hal ini tentunya sangat mempegaruhi dan membuat persaingan sangat ketat. Tetapi seharusnya pesaing bukanlah ancaman yang utama, yang penting PT.Global Red Crispy mampu menjaga kualitas produk, meyakinkan masyarakat tentang perusahaannya, dan menonjolkan apa yang dijadikan kelebihan yang dimiliki, serta keuntungan yang didapat oleh investor. Pada situasi eksternal seperti gaya hidup, masyarakat sekarang ini memilih segala sesuatunya yang praktis, banyak kalangan masyarakat yang ingin berusaha tetapi mereka tidak memiliki waktu untuk sepenuhnya terjun langsung pada usahanya tersebut, disinilah GRC tanggap akan situasi masyarakat sekarang ini, oleh karena itu GRC menawarkan franchisenya tidak hanya sebatas produk dan merek saja tetapi sampai pada SDM. Pemanfaatan teknologi sangatlah tepat sebagai pendukung kegiatan penjualan dalam menginformasikan baik tentang perusahaan, maupun tentang produk itu sendiri. Pada situasi ekonomi sekarang ini GRC sangatlah tanggap akan keadaan masyarakat, sehingga tidak mempengaruhi kualitas mapun harga, GRC lebih memilih bermain pada segmentasi. Keadaan politik yang memberikan keleluasaan terhadap media dalam membuat program ini dimanfaatkan oleh GRC untuk melakukan promosi diberbagai media antara lain, iklan di majalah, menjadi sponsor, dan lain sebagainya.
4.3.2 Object Dari hasil analisa tujuan dari promosi yang dilakukan PT.Global Red Crispy adalah agar merek lebih dikenal oleh masyarakat dan mendapat investor
75
baru. Dengan dikenalnya merek Red Crispy, maka masyarakat akan mengetahui produk dipasar dan tidak menutup kemungkinan investor baru pun akan didapat, karena jika merek saja belum dikenal masyarakat sangat sulit untuk mendapat kepercayaan dari calon investor dan hal ini akan mempengaruhi pada perkembangan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus lebih aktif dalam memperkenalkan merek dan juga mencari peluang-peluang yang dapat dijadikan media dalam mengkomunikasikannya. Disini perusahaan dituntut untuk lebih kreatif dalam berpromosi.
4.3.3 Strategy Agar suatu tujuan perusahaan dapat tercapai, tentunya perusahaan harus memikirkan tentang strategi yang akan dilakukan dalam mengkomunikasikan apa yang ingin dicapai agar tepat dan efektif, setiap perusahaan memiliki cara masingmasing. Dari hasil analisa PT.Global Red Crispy melakukan dua cara strategi dalam mengkomunikasikan produk franchisenya kepada masyarakat yaitu dengan pull strategy dimana perusahaan menggunakan pelayanan yaitu sikap tenaga penjual kepada konsumen, kualitas produk, kesesuaian harga hingga kenyamanan tempat makan, perusahaan yakin strategi ini memberi andil terbesar bagi terkenalnya Red Crispy pada saat ini. Advertising yaitu penyebaran pamflet dan brosur keseluruh master franchisee outlet atau restoran GRC di Jakarta maupun luar Jakarta. Iklan di majalah Duit, majalah Franchise. Media yang digunakan tentunya yang memiliki kesesuaian dengan target pasar. Sponsorship yaitu
76
menjadi sponsor dari event-event seperti menjadi sponsor Grand Final Covergirl Aneka Yess 2006, menjadi sponsor acara Dora Emon yang diadakan oleh RCTI dan lain-lain. Dan pameran sebagai salah satu kegiatan rutin setiap tahun yang diadakan oleh AFI (Asosiasi Franchise Indonesia). Push strategy yaitu personal selling yang dilakukan oleh karyawan, membuka master franchise di daerah yang potensial, alokasi yang merata disetiap daerah membuat pemasaran ini dapat dilakukan dengan baik. Bekerja sama dengan franchisee untuk mencari franchisee baru, kerja sama yang dilakukan juga dapat meningkatkan pemasaran baik produk maupun franchisenya. Dilihat dari tujuan yang ingin di capai oleh PT.Global Red Crispy dan strategi yang dilakukan, perusahaan mestinya lebih sering melakukan promosi melalui media cetak, perusahaan harus lebih sering memasang iklan di majalah AFI, karena majalah ini tepat pada sasaran yang dituju, di samping itu dapat menginformasikan secara jelas kelebihan dari produk yang ditawarkan, serta keuntungan yang didapat oleh calon investor misalnya lebih menonjolkan bebas fee waralaba dan royalty fee, karena hal ini yang sering membebani para franchisee.
4.3.4 Tactic Taktik yang dijalankan merupakan penjelasan spesifik dari strategi, jadi dapat diartikan bahwa kumpulan taktik-taktik adalah menjadi strategi. Seperti yang dilakukan oleh PT.Global Red Crispy mengenai taktik yaitu pelayanan dengan memberikan pelayanan yang terbaik bagi franchisee, karena tidak
77
dipungkiri banyak juga yang berminat menjadi franchisee karena merasa puas akan pelayanan dan kualitas produk GRC. Selain itu menggunakan media promosi yang dimana setiap orang bila akan usaha mencari reverensi atau informasi seperti iklan dimajalah AFI, situs internet, dan pameran, menyelipkan voucher coba gratis di tabloid atau majalah. Menyebarkan pamflet dan brosur, menyelipkan brosur dan voucher didalam nasi box ketika menjadi sponsor acaraacara. Pemberian insentif kepada franchisee maupun karyawan dalam hal mencari franchisee baru. Dari taktik yang dilakukan oleh PT.Global Red Crispy perusahaan harus lebih sering memasang iklan di majalah AFI, karena majalah ini tepat pada sasaran yang dituju, di samping itu dapat menginformasikan secara jelas kelebihan dari produk yang ditawarkan, serta keuntungan yang didapat oleh calon investor. Perusahaan juga harus lebih sering mengikuti pameran paling tidak 3 kali dalam 1 tahun.
4.3.5 Action Action merupakan perencanaan pelaksanaan dari strategi dan taktik seperti yang dilakukan oleh PT.Global Red Crispy semua yang telah direncanakan baik itu Advertising, Promosi penjualan, Public relations, Personal selling, Direct marketing, walaupun sebagai proyek mini tetapi semua dicoba dalam total perencanaan promosi. Dengan membuka kebebasan terhadap karyawan maupun franchisee dalam melakukan ide atau kreatif untuk berpromosi,. Selama 3 bulan sekali melakukan proses kreatif dengan melihat tren yang ada.
78
Dari pelaksanaan yang dilakukan oleh PT.Global Red Crispy, seharusnya perusahaan dapat memilih media mana yang paling efektif untuk mencapi tujuan yang telah direncanakan. Selalu terbuka terhadap masukan yang direncanakan dalam komunikasi feedback yang dilakukan GRC. PT.Global Red Crispy dalam strategi promosinya, perusahaan ini menggunakan beberapa elemen dari promotion mix di antaranya personal selling, advertising, public relation dan direct marketing. Yaitu: a. Advertising (periklanan) Didalam melaksanakan kegiatan periklanannya PT.Global Red Crispy membutuhkan media iklan yang tepat sasaran dan sesuai tujuan. Dikarenakan PT.Global Red Crispy adalah perusahaan dalam bentuk franchise maka mediamedia yang digunakannya adalah beriklan di majalah Franchise Indonesia satu bulan sekali, beriklan di majalah Duit, itu pun dalam waktu satu bulan sekali, dan di tabloid jelita satu bulan sekali. Selain itu brosur di sebarkan di masing-masing tempat franchisee dan di tempat master franchisee untuk pemasangan pamflet dilakukan di tempat-tempat franchisee. Dalam hal ini PT.Global Red Crispy seharusnya menentukan media yang tepat dalam menyampaikan pesannya kepada masyarakat, seperti secara berkelanjutan memasang iklan di majalah AFI( Asosiation Franchise Indonesia ), karena untuk mendapatkan investor baru dan memperkenalkan produk waralabanya tidak cukup hanya sekali-sekali beriklan dimajalah AFI, apa lagi orang yang membaca majalah tersebut kebanyakan orang yang mencari informasi mengenai bisnis waralaba, keuntungan beriklan di majalah ini tepat pada sasaran
79
yang dituju, di samping itu dapat menginformasikan secara jelas kelebihan dari produk yang ditawarkan, serta keuntungan yang didapat oleh calon investor misalnya lebih menonjolkan bebas fee waralaba dan royalty fee, karena hal ini yang sering membebani para franchisee. Penyebaran brosur jika dilakukan pada saat pameran untuk membidik calon investor b. Promosi Penjualan Pelaksanaan kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT.Global Red Crispy adalah pameran tanpa berdagang pengunjung cukup mencoba sample dari produkproduk Red Crispy, kegiatan promosi ini selalu dilakukan oleh PT.Global Red Crispy karena dianggap paling efektif dalam mengkomunikasikan kepada calon investor, oleh karena itu PT.Global Red Crispy menjadi member dari Asosiasi Franchise Indonesia, maka setiap tahun selalu mengikuti pameran yang diselenggarakan oleh AFI. Selain pameran PT.Global Red Crispy juga mengadakan demonstrasi cara pengolahan produk depan calon investor dengan mengundang mereka untuk datang ke perusahaan dan itu biasanya dilakukan seminggu setelah pameran. c. Public Relation Pada pelaksanaan kegiatan promosi untuk Public Relation yang dilakukan oleh PT.Global Red Crispy dengan mengikuti atau berpartisipasi dalam setiap kegiatan-kegiatan yang bentuknya social seperti memberikan sumbangan berupa makanan ke yayasan Amal Mulia, pengiriman makanan pada saat terjadi gempa yang melanda Yogjakarta dan lain-lain. Menjadi sponsor pada event-event yang
80
diadakan oleh instansi pemerintahan atau swasta, dalam hal ini PT.Global Red Crispy pernah menjadi sponsor event seperti Jakarta Anniversary Bike Week, 25 Juni 2006, LA Light Pop Rock Band Competition, 8 - 10 Juni 2006 , MetroTV acara Metro This Morning, acara Dora Emon yang diadakan oleh RCTI 2008. Dalam hal ini PT.Global Red Crispy seharusnya ikut menjadi sponsor yang acaranya lebih besar lagi, dan memberikan kesan pada setiap pesertanya misalnya bekerja sama dengan perusahaan yang memiliki reputasi baik di masyarakat d. Personal Selling Pada pelaksanaan kegiatan promosi untuk personal selling adalah yang paling utama dilakukan oleh PT.Global Red Crispy adalah mendatangi calon investor dan melakukan presentasi langsung didepan calon investor sehingga akhirnya dapat menarik minat calon investor untuk menjadi franchisee. Selain itu juga GRC memanfaatkan franchisee untuk menjadi trad marketing dengan system pemberian insentif. Dalam hal ini kegiatan personal seling yang dilakukan oleh PT.Global Red Crispy cukup efektif, karena dengan melakukan presentasi langsung perusahaan dapat menjelaskan secara menyeluruh tentang kelebihan dan keuntungan yang didapat oleh calon investor, disamping itu juga perusahaan dapat berinteraksi langsung dengan audiensnya sehingga feedback pun bisa didapat secara langsung. e. Direct Marketing
81
Direct marketing adalah komunikasi promosi yang ditujukan langsung kepada calon investor individual dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut langsung ditanggapi konsumen yang bersangkutan. Pelaksanaan kegiatan promosi untuk direct marketing dilakukan oleh PT.Global Red Crispy melalui telepon dengan cara follow up terhadap calon investor yang pada saat pameran memiliki ketertarikan dan itu sesuai data yang ada. Promosi dalam hal ini pun cukup efektif, karena yang mengikuti pameran itu sangat banyak terkadang orang bingung untuk menentukan pilihan, oleh karena itu perusahaan mesti melakukan follow up lagi, agar bisa meyakinkan tentang perusahaan tersebut. 4.3.6 Control Semua kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan harus melakukan control, dari situlah perusahaan dapat melakukan pengukuran apakah yang selama ini dilakukan telah sesuai dengan yang telah direncanakan, begitiu pula dengan PT.Global Red Crispy dalam pelaksanaan kegiatan promosi yang telah dilakukan, perusahaan tersebut melakukan evaluasi yang terjadwal seminggu sekali dan sebulan sekali untuk managerial ini dilakukan agar kondisi perusahaan tetap terkendali , meskipun dari managemen perusahaan mengisyaratkan keterbukaan luar biasa, batasan jelas antara wewenang atasan dan kewajiban bawahan harus terwujudkan. Begitu juga control dalam strategi, dengan melibatkan staf marketing, semua aktifitas hasilnya akan dipantau dalam rentang waktu tertentu, dan pemantauan bisa dilakukan melalui sales tracking dan intermediary tracking.
82
Dan hasilnya cukup baik dengan dilihat bertambahnya franchisee baru, dan meningkatnya permintaan produk dari franchisee. Dari data yang didapat hasil wawancara tersebut dapat terlihat kesesuaian antara strategi yang digunakan oleh PT.Global Red Crispy dengan teori yang di kemukakan oleh Philip Kotler mengenai strategi promosi yang terdapat pada kerangka teori yakni bahwa Strategi promosi berkaitan dengan masalah-masalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian komunikasai persuasif dengan pelanggan.
Untuk
mengidentifikasi
masalah-masalah
tersebut
menggunakan teori dari model analisa SOSTAC dalam buku
penulis
komunikasi
pemasaran yang ditulis oleh Ilham Prisgunanto. Analisa SOSTAC adalah untuk penyusunan dan menganalisis secara lengkap strategi komunikasi pemasaran (promosi). Untuk melakukan strategi promosi perusahaan terlebih dahulu melakukan identifikasi terhadap situasi atau kondisi baik itu internal maupun eksternal perusahaan, yang mana hal tersebut adalah merupakan bagian penting dari setiap perencanaan pemasaran didalam sebuah perusahaan sebagai salah satu kunci dari keberhasilan. Namun hal tersebut tidak terlepas dari peran pentingnya suatu promosi yang dilakukan oleh perusahaan dalam menyampaikan informasi mengenai produk perusahaan agar diketahui oleh khalayak sasaran, dan bagaimana cara yang ditempuh tersebut agar berhasil dilakukan yaitu dengan membuat suatu perencanaan, baik dari segi strategi pemasarannya maupun dari segi strategi promosinya tentu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki perusahaan.
83
Hanya saja PT.Global Red Crispy tidak menggunakan strategi promosinya melalui media televise, billboard, radio, dikarenakan media tersebut dianggap belum sesuai dengan kemampuan yang dimiliki perusahaan. Dari berbagai usaha dan upaya yang dilakukan oleh PT.Global Red Crispy, perusahaan tidak pernah lepas dari berbagai kendala yang ada, adapun kendala yang dihadapi oleh Red Crispy diantaranya adalah bisnis waralaba yang masih baru sehingga belum banyak orang yang mengenal perusahaan tersebut. Red Crispy merupakan merek dagang dari PT.Global Red Crispy dalam bentuk bisnis waralaba dimana kebanyakan untuk penempatan master franchisee berada diluar kota, sehingga masyarakat diluar area tersebut kurang mengetahui keberadaan Red Crispy. Tetapi agar tujuan-tujuan perusahaan tercapai kendala tersebut tidak dijadikan persoalan yang berarti. Staf marketing harus terus mengontrol setiap kegiatan promosi yang telah dilakukan, dan memaksimalkan usaha-usahanya dalam melakukan persuasive dengan calon investor dengan cara melakukan presentasi dan menjelaskan kelebihan yang dimiliki perusahaan dan keuntungan yang didapat oleh calon investor. Dari penjelasan-penjelasan diatas dapat dikatakan sebagai usaha dari PT.Global Red Crispy dalam mempromosikan bisnis waralabanya yaitu Red Crispy. Dengan demikian strategi promosi yang dilakukan dapat berjalan dengan baik apabila strategi tersebut dapat didukung dengan unsure-unsur promosi yang telah dipilih untuk digunakan dan sesuai dengan kemampuan perusahaan (biaya).
84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 1. Industri makan dan minuman di Indonesia tumbuh dan berkembang dengan cepat saat ini banyak sekali bisnis makanan bersaing dalam bentuk system waralaba, seperti PT.Global Red Crispy dengan Red Crispy nya. PT.Global Red Crispy pada asalisa situasi yang di jadikan landasan utamanya yaitu memiliki kebijakan harga yang berbeda kepada investor dibanding pesaingnya. Selain itu PT.Global Red Crispy memiliki strategi produk maupun promosi yang berbeda untuk menarik minat calon investor (franchisee). PT.Global Red Crispy memanfaatkan celah keadaan kebutuhan, ekonomi dan gaya hidup masyarakat Indonesia, diantaranya mengambil segmen khususnya segmen menengah, investasi murah, bebas royalty fee, bebas waralaba fee, sehingga siapapun dapat menjadi investornya (franchisee), dan menyediakan apa yang dibutuhkan oleh calon investor baik itu produk sampai pada sumber daya manusia, sehingga investor cukup dengan mengontrolnya saja. Pendistribusian lebih memilih membuka master waralaba di daerah yang potensial. PT.Global Red Crispy walaupun sebagai follower tetapi perusahaan tersebut mampu memposisikan sebagai the best starting ke 50 versi majalah SWA disela-sela pemain yang demikian kuat dalam industry makanan dan minuman di Indonesia. 3. Objective Pomosi
84
85
Tujuan dari promosi yang ingin di capai oleh PT.Global Red Crispy adalah agar merek Red Crispy lebih dikenal oleh masyarakat luas dan mendapatkan investor baru. Oleh karena itu Push dan Pull strategy tersebut digunakan untuk mendapatkan investor baru dan membangun serta mempromosikan keberadaan produk. 2. Strategy dan taktik Promosi yang dilakukan PT.Global Red Crispy Push dan Pull strategy di gunakan oleh PT.Global Red Crispy dalam strategi promosinya diantaranya adalah Advertising (Iklan cetak dan brosur), Promosi penjualan (pameran, demonstrasi, diskon, coba gratis), Public relations (seminar, social, sponsor, lobbying), Personal selling (presentasi penjualan, program insentif), Direct marketing (telemarketing). 4. Action dan Control Pelaksanaan strategi promosi dengan menggunakan strategi Push dan Pull strategy adalah salah satu faktor penunjang dalam peningkatan performa. PT.Global Red Crispy dalam pelaksanaan strategi promosinya yaitu dengan menggunakan advertising iklan dimajalah sebulan sekali, penyebaran pamflet dan brosur keseluruh outlet atau restoran Global Red Crispy di Jakarta maupun luar Jakarta. Promosi penjualan dengan mengikuti pameran setahun sekali yang diadakan oleh Asosiasi Franchise Indonesia. Public Relation menjadi sponsor event yang diadakan oleh instansi swasta maupun pemerintah, dan partisipasi dalam kegiatan social. Personal Selling melakukan presentasi langsung didepan calon investor dan bekerja sama dengan franchisee melalui pemberian insentif.
86
Direct marketing melakukan follow up kepada calon investor yang pada saat pameran memiliki ketertarikan pada Red Crispy. Control dan inovasi selalu dilakukan oleh perusahaan, inovasi yang dilakukan seperti membuat vareatif produk serta ekspansi infrastruktur baik restoran maupun mini outlet.
5.2 Saran Dalam melakukan strategi promosi hendaknya menyesuaikan dengan bentuk atau jenis produknya, sarananya juga luas jaringannya. Karena PT.Global Red Crispy dalam hal ini bertujuan ingin mendapatkan investor, hendaknya promosi yang dilakukan lebih menitik beratkan pada: 1. Personal selling, sebab calon investor percaya karena berhadapan langsung dengan franchisor , calon investor lebih mudah di bujuk dan di motivasi, juga bisa dapat terjadi transaksi secara langsung juga dapat menybarkan brosur. 2.
Direct marketing, perlu melakukan follow up dengan menggunakan telemarketing setelah menggunakan alat promosi lainnya karena dapat membangkitkan kebutuhan yang tersembunyi dan mengingatkan kembali pada pesan yang telah disampaikan.
3. Promosi penjualan, seperti dengan pameran calon investor dikenalkan dengan cara memberikan sampel untuk calon investor agar mencoba cita rasa produk yang ditawarkan, dengan penggunaan sampel dapat membantu daya tarik mereka dan diharapkan dapat memberikan reaksi secara cepat. Oleh karena itu melalui pameran ini dianggap paling efektif, seharusnya perusahaan sering
87
mengikuti pameran-pameran yang diadakan oleh intansi lain mengikuti bazaar, Jakarta Fair dan lain-lain, karena jika hanya mengikuti yang diadakan oleh AFI saja itu terlalu lama karena hanya setahun sekali. 4. Iklan media cetak, dari strategi yang dilakukan oleh PT.Global Red Crispy, perusahaan harus lebih berkelanjutan atau sarana yang terperinci dalam memasang iklan di majalah Assosiation Franchise Indonesia, karena majalah ini tepat pada sasaran yang dituju, di samping itu dapat menginformasikan secara jelas kelebihan dari produk yang ditawarkan, serta keuntungan yang didapat oleh calon investor. Misalnya selain kualitas produk, bisa lebih menonjolkan bebas fee waralaba dan royalty fee, karena hal ini yang sering membebani para franchisee jadi terlihat bedanya dengan franchise lainnya. Secara
berkelanjutan
melakukan
kegiatan
promosinya,
karena
untuk
mendapatkan investor baru dan memperkenalkan produk waralabanya tidak cukup hanya sekali-sekali berpromosi. Penyebaran brosur efektif dilakukan pada saat pameran untuk membidik calon investor
88
DAFTAR PUSTAKA
Ilham Prisgunanto, M.Si. Komunikasi Pemasaran “Strategi dan Taktik” dilengkapi analisis SOSTAC & STOP-SIT,Ghalia Indonesia Bogor 2006 Rhenald Khasali, Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting, Positioning, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001. E. Jerome McCarthy dan William D. Perreault, Dasar-Dasar Pemasaran, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1993. E. Catur Rismiati-lg. Bondan Suratno, Pemasaran Barang dan Jasa, Penerbit Kanisius,Yogyakarta 2001. Terence A.Shimp “ Periklanan Promosi” Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu.Jilid 1, Edisi Kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta 2003. Fandi tjiptono “Strategi Pemasaran”edisi II. Penerbit Andi,Yogyakarta 1997 Chris Fill, Marketing Communication Frameworks, Theories and Applications, (Prentice Hall International Limited, 1995) Sutisna ”Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran” PT. Remaja Rosdakarya Bandung. 2001 Bilson Simanora, Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabilitas, PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta 2001 Uyung Sulaksana, Integrated Marketing Communications, Pustaka Pajar, Yogyakarta 2007 E. Catur Rismiati-lg. Bondan Suratno “Pemasaran Barang dan Jasa” Penerbit Kanisius, Yogyakarta 2001 Fred E. Hahn dan Kenneth G. Mangun “ Beriklan Dan Berpromosi Sendiri” PT. GrasindoJakarta,1999 John E. Kennedy & R. Dermawan Soemanagara “Marketing Communication” PT. Bhuana Ilmu Populer 2006 Frank Jefkins “ Periklanan” edisi ketiga. Erlangga Jakarta 1996
89
Rakhmat Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosadakarya,2004 Moleong Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991 Yin, Robert K.. Studi kasus (desain dan metode: Raja Grafindo Persada). Jakarta 1997 Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, Sebuah Pengantar Ringkas, Armico, Bandung,1986 Hendry E. Ramadhan, Franchise Untuk Orang Awam, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009 Suryono Ekotama, Cara Gampang Bikin Bisnis Franchise. Yogyakarta, Media Presindo. 2008
90
SUMBER LAIN
www.google.com, http://kolumnis.com/2008/07/05/peritel-kecil-mati-berdiri/ perkembangan minimarket waralaba Oleh hadihartono • 5th Jul, 2008 Kategori: Publikasi Majalah franchise Indonesia “Pengalaman Tidak Happy Pembeli Franchise” 7/III/15 Juli – 14 Agustus 2008, hal 14 Dokumen perusahaan, PT.Global Red Crispy 2008 Company Profile PT. Global Red Crispy Wawancara Bapak Gatot Sutoto, Head Marketing PT.Global Red Crispy, Jakarta Rabu 7 Januari 2009, Jumat 9 Januari 2009 Wawancara Bapak Ichwan, Public Relation PT.Global Red Crispy, Jakarta Hari Jumat 9 Januari 2009
‘
Lampiran I PEDOMAN WAWANCARA
Nara Sumber
: Bapak Gatot Sutoto
Waktu
: Rabu 7 Januari 2009, Jumat 9 Januari 2009
Jabatan
: Presiden Director & Head Marketing PT.Global Red Crispy
1. Bagaimana bentuk managemen perusahaan dan kinerja perusahaan (profit) yang diterapkan oleh PT.Global Red Crispy? 2. Siapa yang dijadikan sebagai pangsa pasar dan segmentasi pasar? 3
Bagaimana posisi perusahaan di tengah pasar yang sejenis ini ?
4. Apa saja yang dijadikan kompetensi perusahaan ? 5. Bagaimana dengan kebijakan perusahaan baik dari segi pemasaran 4P, dan proses prosedur yang diterapkan oleh PT.Global Red Crispy? 6. Apa kelebihan yang dimiliki oleh PT Global Red Crispy dalam strategi promosinya? 7. Apa saja yang dinilai suatu kelemahan yang dimiliki PT. Global Red Crispy saat ini? 8. Bagaimana dengan peluang yang ada sekarang ini dalam strategi promosi yang diterapkan? 9. Apa ancaman bagi PT. Global Red Crispy disaat kondisi pasar sekarang ini? 10. Bagaimana dengan analisis eksternal, seperti sosiologi, teknologi, ekonomi, dan politik? 11. Apa tujuan dari promosi yang dilakukan oleh PT. GRC ? 12. Bagaimana strategi promosi yang digunakan oleh PT. Global Red Crispy ? 13. Setelah merencanakan strategy yang akan dilakukan, bagaimana dengan taktik yang digunakan PT. Global Red Crispy? 14. Setalah merencanakan strategi dan taktiknya bagaimana pada tahap pelaksanaannya atau Action agar tujuan yang ingin dicapai oleh PT. Global Red Crispy dapat tercapai? 15. Bagaimana sistem kontrolnya? 16. Siapa yang melakukan control, dan bagimana hasilnya?
Lampiran II
PEDOMAN WAWANCARA
Nara Sumber
: Bapak Ichwan
Waktu
: Jumat 9 Januari 2009
Jabatan
: Public Relation PT.Global Red Crispy
Sejarah Perusahaan PT.Global Red Crispy 1. Sejarah perusahaan PT.Global Red Crispy? 2. Penjabaran struktur perusahaan? 3. Bagaimana jenis usaha perusahaan? 4. Apa tujuan, visi dan misi perusahaan? 5. Bagaimana menjaga kualitas? 6. Seperti apakah penerapan tata nilai yang berlaku pada perusahaan tersebut agar hubungan terjalin dengan baik? 7. Sudah dimana saja pendistribusian untuk Master Franchise?
LAMPIRAN III
SKRIP WAWANCARA
Narasumber : Bapak Gatot Sutoto Waktu
: Rabu 7 Januari 2009, Jumat 9 Januari 2009
Pukul
: 15.00
Jabatan
: Presiden Director & Head Marketing PT.Global Red Crispy
Tempat
: Jl. Unta Raya No.8-9, Gapura Menteng Bintaro – Tangerang
Herni
: “Bagaimana bentuk managemen perusahaan dan kinerja perusahaan (profit) yang diterapkan oleh PT.Global Red Crispy?.”
Pak Gatot
: “Bentuk management yang diterapkan yaitu Bottom Up untuk keputusan operasional dan top down untuk managerial, ini diterapkan agar setiap karyawan mempunyai rasa tanggung jawab dan rasa memiliki terhadap perusahaan” “Kalau mengenai kinerja pada tahap profit sudah layak, dengan tercukupinya semua biaya operasional dan terdapat laba”
Herni
: “Siapa yang dijadikan sebagai pangsa pasar dan segmentasi pasar?”
Pak Gatot
: “ooh..kalau untuk pangsa pasar yang dituju kelas menengah atas A-B, untuk
segmentasi
umum,
mahasiswa
yang
memiliki
jiwa
entrepreneurship, secara geografis wilayah Indonesia kota dan luar kota. Herni
: “Bagaimana posisi perusahaan di tengah pasar yang sejenis ini ?”
Pak Gatot
: “ Untuk posisi Red Crispy sebagai follower”
Herni
: “Apa saja yang dijadikan kompetensi perusahaan ?”
Pak Gatot
: “Dari segi SDM GRC memiliki tenaga ahli seperti untuk mentraining karyawan yang nantinya akan ditempatkan di salah satu tempat franchisee, memiliki produk berkualitas cirri khas rasa dari produk Red Crispy, dari infrastruktur GRC telah banyak melakukan ekspansi, dari mulai restoran sampai mini outlet.
Herni
: “Bagaimana dengan kebijakan perusahaan baik dari segi pemasaran 4P, dan proses prosedur yang diterapkan oleh PT.Global Red Crispy?”
Pak Gatot
: “Kebijakan dari strategi pemasaran seperti produk, mencipatakan menu-menu baru yang diharapkan dapat menjadi trend dan tidak terlepas juga selalu mengikuti trend yang ada. Kualitas adalah utama. Harga, harga lokal rasa internasional. Tempat atau distribusi yang dijadikan peluang adalah menempatkan master franchisee, baik luar atau dalam kota Jakarta yang strategis dan lokasinya berada ditempat keramaian.
Promosi
menggunakan
strategi
pemasaran
melalui
presentasi di depan calon investor, pelayanan, iklan di majalah, penyebaran pamflet dan brosur, pameran tahunan, melalui kemasan produk, dan menjadi sponsorship event-event. Herni
: “Apa kelebihan yang dimiliki oleh PT Global Red Crispy dalam strategi promosinya?
Pak Gatot
: “Kelebihan yang dimiliki resep produk berkualitas yang dijadikan cirri khas rasa dari produk Red Crispy, investasi murah, tidak ada royalty fee, cukup berinvestasi sesuai yang diinginkan oleh calon franchisee, merek dapat dipakai selama 5 tahun, produk bervariatif sesuai dengan trend yang ada.”
Herni
: “Apa saja yang dinilai suatu kelemahan yang dimiliki PT. Global Red Crispy saat ini?”
Pak Gatot
: “Belum banyaknya dikenal masyarakat, sehingga masyarakat tidak mengetahui keberadaan produk Red Crispy”
Herni
: “Bagaimana dengan peluang yang ada sekarang ini dalam strategi promosi yang diterapkan?”
Pak Gatot
: “Peluangnya yaitu sedikitnya perusahaan lain yang mengambil segmen menengah. Karena investasinya murah GRC dapat membidik calon franchisee bisa dari kalangan anak muda dan eksekutif muda yang ingin terjun kebisnis, ini yang dijadikan peluang oleh GRC”
Herni
: “Apa ancaman bagi PT. Global Red Crispy disaat kondisi pasar sekarang ini?”
Pak Gatot
: “ Banyaknya perusahaan yang menawarkan jenis franchisee lainnya dalam berbagai bidang baik itu makanan, pendidikan dan lain sebagainya.”
Herni
: “Bagaimana dengan analisis eksternal, seperti sosiologi, teknologi, ekonomi, dan politik?”
Pak Gatot
: “Masyarakat sekarang memilih segala sesuatunya yang praktis, oleh karena itu GRC menawarkan bisnis yang mudah, dari bahan-bahan produksi sampai SDM disediakan, franchisee cukup mengontrol saja. GRC memanfaatkan teknologi seperti membuat situs internet untuk menginformasikan tentang jenis produk perusahaan dan prosedur menjadi franchisee tujuannya untuk memudahkan komunikasi bagi yang diluar Jakarta. Dari keadaan ekonomi masyarakat kurang begitu baik, sehingga banyak perusahaan yang bermain diharga dalam
menghadapi pasar kedepan, tetapi GRC karena adanya di segmen menengah maka tidak menjadi soal, sehingga tidak perlu menurunkan harga kualitas sehingga kelas menengah atau menengah atas tetap dapat berinvestasi, tetapi bagi franchise tidak usah merasa takut produknya tidak berkualitas karena murah. Situasi politik memberikan keleluasaan kepada media dalam membuat program, contohnya kuis di TV, kompetisi musik, yang diadakan perusahaan rokok, dan lain-lain celah ini lah yang dapat digunakan GRC dalam promosi. Herni
: “Apa tujuan dari promosi yang dilakukan oleh PT. GRC ?”
Pak Gatot
: “Agar merek lebih dikenal oleh masyarakat, dan mendapatkan investor baru”
Herni
: “Bagaimana strategi promosi yang digunakan oleh PT. Global Red Crispy ?”
Pak Gatot
: “Menggunakan dua cara yaitu Pull Strategy pelayanan yaitu sikap tenaga penjual kepada konsumen, kualitas produk, kesesuaian harga sehingga kenyamanan tempat makan. Advertising yaitu penyebaran pamflet dan brosur pada saat pameran, keseluruh outlet atau restoran GRC dan master franchise di Jakarta maupun luar Jakarta. Iklan di majalah Duit, majalah franchise, SWA. Bekerja sama dengan media seperti Metro TV acara Metro This Morning, JakTV acara Jakarta up to date, Tabloid Jelita (voucher surat pembaca).” “Sponsorship yaitu menjadi sponsor Grand Final Cover Girl Aneka Yess 2006, menjadi sponsor acara Doraemon yang diadakan oleh RCTI”
“Pameran sebagai salah satu kegiatan rutin setiap tahun yang diadakan oleh AFI (Asosiasi Franchise Indonesia)” “Untuk Push Strategi yaitu personal selling yang dilakukan oleh karyawan, membuka master franchise di daerah yang potensial, bekerja sama dengan franchisee untuk mencari franchisee baru, direct marketing.” Herni
: “Setelah merencanakan strategy yang akan dilakukan, bagaimana dengan taktik yang digunakan PT. Global Red Crispy?”
Pak Gatot
: “Memberikan pelayanan yang terbaik bagi franchisee karena tidak dipungkiri banyak juga yang berminat menjadi franchise karena merasa puas akan pelayanan dan kualitas produk GRC. Masuk kedalam media promosi yang dimana setiap orang bila akan usaha mencari reverensi atau informasi seperti iklan dimajalah AFI, situs internet, dan pameran. Menyelipkan voucher coba gratis di tabloid atau majalah, menyebarkan pamflet dan brosur pada saat pameran dan sesudah master franchise dan tentunya dimana outlet atau restoran itu berada, menyelipkan brosur dan voucher didalam nasi box ketika menjadi sponsor acaraacara, pemberian insentif kepada franchisee maupun karyawan dalam hal mencari franchisee baru.”
Herni
: “Setalah merencanakan strategi dan taktiknya bagaimana pada tahap pelaksanaannya atau Action agar tujuan yang ingin dicapai oleh PT. Global Red Crispy dapat tercapai?”
Pak Gatot
: “Mengadakan dan mengikuti event-event seperti pameran setiap tahunnya yang diadakan oleh AFI (Asosiasi Franchise Indonesia), dan menjadi sponsorship, membagikan brosur dan pamflet pada saat
pameran oleh tenaga marketing. Mengadakan demonstrasi didepan calon investor dengan mengundang mereka ke perushaan, melakukan presentasi langsung di depan calon investor, bekerjasama dengan franchisee dan memberikan insentif, melakukan follow up melalui telemarketing terhadap calon investor yang pada saat pameran memiliki ketertarikan dan itu sesuai data yang ada, perusahaan terbuka atas saran dari karyawan maupun franchise dalam promosi, memberikan kebebasan terhadap karyawan maupun franchise dalam ide kreatif, inovasi dalam promosi.” Herni
: “Bagaimana sistem kontrolnya?”
Pak Gatot
: “Evaluasi terjadwal seminggu sekali untuk tingkat operasional dan sebulan sekali untuk managerial. Evaluasi kinerja tiap personil dapat dinilai oleh tiap personil lainnya ini evaluasi dalam perusahaan, untuk control dalam strategi semua aktifitas hasilnya akan dipantau dalam rentang waktu tertentu. Pemantauan bisa dilakukan lewat sales tracking atau intermediary tracking (brand awareness, advertising recall, communication, brand image profile dan lain-lain)”
Herni
: “Siapa yang melakukan control, dan bagimana hasilnya?”
Pak Gatot
: “Yang melakukan control tentunya dari staff sales dan marketing. Dan hasilnya cukup baik dengan dilihat semakin bertambahnya franchisee baru dan permintaan pendistribusian produk ke setiap outlet maupun restoran semakin meningkat.
LAMPIRAN IV
SKRIP WAWANCARA
Nara Sumber : Bpk. Ichwan Waktu
: Jumat 9 Januari 2009
Pukul
: 14.25 WIB
Jabatan
: Public Relation PT. Global Red Crispy
Tempat
: Jl. Unta Raya No. 8-9 Gapura Menteng Bintaro-Tangerang
Herni
: “Bagaimana sejarah perusahaan PT. Global Red Crispy
Pak Ichwan
: “Mengenai sejarah perusahaan mungkin nanti bisa lihat di company perusahaan, karena kalau saya cerita sejarah perusahaan panjang…”
Herni
: “Lalu bagaimana penjabaran struktur perusahaan?”
Pak Ichwan
: “Bisa di lihat di profil perusahaan…”
Herni
: “Bagaimana jenis usaha perusahaan ?”
Pak Ichwan
: “Jenis usahanya yahh..bergerak di bidang sistem waralaba makanan siap saji, dari mini outlet sampai jenis restoran”
Herni
: “Apa tujuan, visi dan misi perusahaan?”
Pak Ichwan
: “Visi perusahaan ada tiga tujuan, kalau yang pertama membangun wirausaha
berprestasi
dan
membantu
pemerintah
menciptakan
lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia, kedua target terbesar bisnis fast food segmen menengah dan yang ketiga menciptakan fast food sehat dan bergizi dengan konsep jagonya crispy.” Dan kalau misi perusahaan tujuannya ada dua, yang pertama membangun 500 unit outlet atau counter yang kuat di Indonesia yang kedua membangun 100 unit kafe” Herni
: “Bagaimana menjaga kualitas?”
Pak Ichwan
: “Tetap mengikuti prosedur SOP yang telag dibuat”
Herni
: “Seperti apakah penerangan tata nilai yang berlaku pada perusahaan tersebut agar hubungan terjalin dengan baik ?”
Pak Ichwan
: “Kejujuran, kepatuhan, mengutamakan kepentingan antara franchisor dan franchisee, keterbukaan, komitmen, kepercayaan, pastisipasi aktif, mengutamakan pelanggan, berjiwa melayani dan lain-lain”
Herni
: “Sudah dimana saja pendistribusian untuk Master Franchise?”
Pak Ichwan
: “Sudah sampai JABODETABEK itu sudah pasti, Surabaya, Bandung, Banjarmasin, Makasar, Batam, Bali dan masih banyak lagi yang belum disebutkan.”