Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007
SKRIPSI
OLEH :
SARI UKURTHA BR. TARIGAN NIM.051000544
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
PENGARUH KARAKTERISTIK KEPALA KELUARGA TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN PENYAKIT FILARIASIS DI DESA KEMINGKING DALAM KECAMATAN MARO SEBO KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2007
Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh :
SARI UKURTHA BR. TARIGAN NIM.051000544
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul PENGARUH KARAKTERISTIK KEPALA KELUARGA TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN PENYAKIT FILARIASIS DI DESA KEMINGKING DALAM KECAMATAN MARO SEBO KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2007
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 25 Juli 2007 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima
Tim Penguji : Ketua Penguji
Penguji I
Prof. dr. H. Aman Nasution, MPH NIP. 140 019 774
DR. Dra. Ida Yustina, Msi NIP. 131 996 170
Penguji II
Penguji III
dr. Heldy B.Z, MPH NIP. 131 124 052
dr. Fauzi, SKM NIP. 140 052 649 Medan, 26 September 2007 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Dekan,
dr. Ria Masniari Lubis, Msi NIP. 131 124 053`
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit i Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo USU e-Repository©2009
ABSTRAK Di Propinsi Jambi filariasis masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Hasil survei cepat yang dilakukan pada tahun 2002 tercatat sebanyak 205 kasus kronis. Kabupaten Muaro Jambi merupakan salah satu kabupaten di propinsi Jambi yang kasus kronis filariasisnya terbesar sehingga perlu penanganan yang lebih intensif. Terjadinya penularan filariasis sangat dipengaruhi oleh lingkungan, perilaku dan pengetahuan masyarakat. Penelitian ini bersifat survey explanatory yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh karakteristik kepala keluarga (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pengetahuan dan sikap) terhadap tindakan pencegahan penyakit filariasis di desa Kemingking Dalam tahun 2007. Populasi penelitian ini adalah semua kepala keluarga yang ada di desa Kemingking Dalam sebanyak 554 kk, dan sampel berjumlah 85 kk yang diambil secara random. Data primer dihimpun melalui metode wawancara, dan analisis data dilakukan dengan teknik uji regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel karakteristik kepala keluarga yang mempunyai pengaruh terhadap tindakan dalam pencegahan penyakit filariasis adalah pendidikan (p = 0,000), pekerjaan (p = 0,001), dan pengetahuan (p = 0,014). Hasil ini menunjukkan tindakan pencegahan filariasis dipengaruhi oleh karakteristik kepala keluarga, dan di antara karakteristik tersebut yang relatif paling dominan adalah variabel pendidikan (p = 0,000). Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit filariasis di harapkan pemerintah agar lebih meningkatkan Komunikasi, Informasi dan Edukasi yang optimal dan terpadu juga disertai dengan peningkatan upaya promosi melalui penyuluhan-penyuluhan dengan mengikutsertakan para penderita filariasis, tokoh agama, tokoh adat dan lembaga swadaya masyarakat sehingga masyarakat dapat lebih memahami dan mengetahui tindakan yang baik dan benar tentang pencegahan penyakit filariasis.
Kata kunci : Filariasis,Tindakan pencegahan.
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
:
Sari Ukurtha Br Tarigan
Tempat/tanggal lahir :
Medan, 22 Maret 1971
Agama
:
Kristen Protestan
Status Perkawinan
:
Sudah Menikah
Jumlah Anak
:
2
Nama Suami
:
Drs. Sueri Sinuraya
Alamat Rumah
:
Jl. SM. Raja Desa Ujung Serdang No. 31 Medan.
Alamat Kantor
:
Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi.
Riwayat Pendidikan : 1978-1984
:
SD Inpres Ujung Serdang
1984-1987
:
SMP Negeri I Tanjung Morawa
1987-1990
:
SMA Negeri Tanjung Morawa
1991-1995
:
Akademi Analis Kesehatan RSU. Glugur Medan
2005-2007
:
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Riwayat Pekerjaan
:
1999-Sekarang
:
Staf Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007”, guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kesehatan masyarakat. Selanjutnya dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak untuk itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan terimakasih kepada : 1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu Dr. Dra Ida Yustina, MSi selaku Ketua Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan dan juga selaku Dosen Pembimbing II yang dengan baik dan sabar membimbing dan mengarahkan penulis. 3. Bapak Prof. dr. H. Aman Nasution MPH, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan banyak saran dan masukan selama penyusunan skripsi 4. Ibu Eka Lestari Mahyuni SKM, MKes, selaku pembimbing akademik yang telah memperhatikan penulis selama masa perkuliahan.
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
5. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan seluruh Staf di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, khususnya peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan. 6. Bapak Bustami selaku kepala desa Kemingking Dalam yang telah memberikan ijin kepada penulisan untuk melakukan penelitian di desa ini. 7. Kepala Puskesmas Kemingking Dalam dan seluruh staff Puskesmas yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam pelaksanaan penelitian selama penulis mengadakan penelitian di Desa Kemingking Dalam. 8. Buat teman-temanku di AKK dan Mahasiswa ekstension stambuk 2005 yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada suami yang telah banyak memberikan dorongan dan dukungan baik moril maupun material juga dorongan dan doa dari kedua orang tua sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di FKM USU. Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Medan, Juli 2007 Penulis,
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
Sari Ukurtha Tarigan
DAFTAR ISI
Halaman Persetujuan ................................................................................................
i
Abstrak ……………………………………………………………………………… . ii Daftar Riwayat Hidup ............................................................................................... iii Kata Pengantar.......................................................................................................... iv Daftar Isi................................................................................................................... vi Daftar Tabel.............................................................................................................. viii Daftar Gambar ..........................................................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1.2. Masalah Penelitian.................................................................................. 1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................... 1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................................
1 1 7 7 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 2.1. Penyakit Filariasis .................................................................................. 2.1.1. Definisi .......................................................................................... 2.1.2. Cara Masuk Mikrofilaria ke dalam Tubuh ...................................... 2.1.3. Epidemiologi ................................................................................. 2.1.4. Penyebab Filariasis di Indonesia .................................................... 2.1.5. Hospes ........................................................................................... 2.1.6. Vektor............................................................................................ 2.1.7. Daur Hidup .................................................................................... 2.1.8. Gejala Klinis .................................................................................. 2.2. Keadaan Lingkungan Sosial dan Budaya ................................................ 2.3. Penentuan Desa Endemis Filaria ............................................................. 2.4. Pencegahan Filariasis.............................................................................. 2.4.1. Pengobatan Masal .......................................................................... 2.4.2. Eliminasi........................................................................................ 2.5. Perilaku Penduduk .................................................................................. 2.5.1. Pengetahuan ...................................................................................
8 8 8 8 8 10 10 12 13 14 15 16 17 17 18 19 20
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
2.5.2. Sikap.............................................................................................. 2.5.3. Tindakan ........................................................................................ 2.6. Kerangka Konsep ................................................................................... 2.7. Hipotesis Penelitian ................................................................................
21 22 23 24
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 25 3.1. Jenis Penelitian ....................................................................................... 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 3.2.1. Lokasi Penelitian............................................................................ 3.2.2. Waktu Penelitian ............................................................................ 3.3. Populasi dan Sampel ............................................................................... 3.3.1. Populasi ......................................................................................... 3.3.2. Sampel ........................................................................................... 3.4. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 3.5. Definisi Operasional ............................................................................... 3.6. Aspek Pengukuran .................................................................................. 3.6.1. Aspek Pengukuran Variabel bebas ................................................. 3.6.2. Aspek Pengukuran Varibel Terikat ................................................. 3.7. Teknik Analisa Data ...............................................................................
25 25 25 25 25 25 26 27 27 28 28 31 31
BAB IV. Hasil Penelitian ........................................................................................ 32 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian........................................................ 4.2. Karakteristik Responden ......................................................................... 4.3. Pengetahuan Responden ......................................................................... 4.4. Sikap Responden .................................................................................... 4.5. Tindakan Responden Dalam Pencegahan Penyakit Filariasis .................. 4.6. Analisa Statistik ......................................................................................
32 32 34 36 37 39
BAB V. Pembahasan ............................................................................................. 42 5.1. Pengaruh Pendidikan Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis ................................................................................... 5.2. Pengaruh Pekerjaan Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis ................................................................................... 5.3. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis ................................................................................... 5.4. Variabel Lain ..........................................................................................
42 43 44 46
BAB VI. Kesimpulan dan Saran ........................................................................... 48 6.1. Kesimpulan ............................................................................................ 48 6.2. Saran ...................................................................................................... 49 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1.
Distribusi Penderita Filariasis di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006
Tabel 1.2.
Distribusi Penderita Filariasi di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2002 – 2004
Tabel 3.1.
Aspek Pengukuran Variabel Bebas
Tabel 4.1.
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Kepala Keluarga ( Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007
Tabel 4.2.
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan ( Pengertian, Penyebab dan Tindakan Pencegahan Filariasis) di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007
Tabel 4.3.
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Penyakit Filariasis di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007.
Tabel 4.4.
Distribusi Responden Berdasarkan Setuju, Kurang Setuju atau Tidak Setuju Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007
Tabel 4.5.
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007
Tabel 4.6
Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007
Tabel 4.7
Distribusi Responden Berdasarkan Tidakan Pencegahan Penyakit
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
Filariasis di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007 Tabel 4.8
Nilai Determinan Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007
Tabeli 4.9
Hasil Uji Regresi Linear Berganda Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tidakan Pencegahan Penyakit Filariasis di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan masyarakat merupakan bagian integral dari pembangunan nasional karena upaya memajukan bangsa Indonesia tidak akan efektif apabila tidak memiliki dasar yang kuat yaitu derajat kesehatan masyarakat yang tinggi. Untuk mempercepat keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut diperlukan kebijakan pembangunan kesehatan yang lebih dinamis dan proaktif dengan melibatkan semua sektor terkait baik pemerintah, swasta maupun masyarakat itu sendiri. Upaya perbaikan dalam bidang kesehatan masyarakat salah satu diantaranya melalui pencegahan dan pemberantasan penyakit menular. Program pemberantasan penyakit menular bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit, menurunkan angka kesakitan dan angka kematian sehingga tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2002). Filariasis
masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena
merupakan penyebab utama kecacatan, stigma sosial, hambatan psikososial yang menetap dan penurunan produktivitas kerja individu, keluarga dan masyarakat Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
sehingga menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar. Dengan demikian penderita kaki gajah merupakan beban bagi keluarga, masyarakat dan negara (Depkes RI, 2002). Penyakit kaki gajah merupakan penyakit di daerah tropik, tetapi dapat juga ditemukan di daerah sub tropik. Penyakit ini tersebar di 100 negara dengan lebih dari seratus miliar penduduk hidup di wilayah rawan tertular filariasis. Filariasis diperkirakan menginfeksi sekitar 120 juta penduduk di 80 negara terutama di daerah tropik dan beberapa di negara sub tropik. Dari 120 juta orang yang sudah terinfeksi, 40 juta diantaranya telah menjadi cacat dan disfungsi organ tubuh tertentu karena penyakit sudah berada dalam tahap kronis lanjut (Depkes RI, 2002). Di Indonesia kurang lebih 10 juta penduduk sudah terinfeksi penyakit ini, dengan jumlah penderita kronik kaki gajah kurang lebih 6500 orang. Penyakit menular ini tersebar di 26 Propinsi, 231 Kabupaten, 451 Kecamatan dan 1553 desa endemik filaria, yaitu desa dengan angka mikrofilaria diantara penduduk lebih dari 1%. Diperkirakan sekitar 3% dari jumlah penduduk
telah terinfeksi
penyakit
filariasis dengan jumlah kasus kronis yang tercatat sampai tahun 2000 sebanyak 1444 orang (Depkes RI, 2002). Filariasis banyak diderita oleh penduduk berusia produktif (15-44 tahun), laki-laki lebih banyak terinfeksi daripada perempuan. Cacat fisik sifatnya permanen juga lebih banyak dijumpai pada laki-laki karena kemungkinan kontak
dengan
nyamuk lebih besar berkaitan dengan pekerjaannya (Soeyoko, 2002).
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
Penularan filiariasis banyak berkaitan dengan aspek sosial budaya, antara lain pengetahuan, kepercayaan, sikap dan kebiasaan masyarakat. Penduduk dengan pekerjaan petani berladang, pencari kayu rotan dan penyadap karet banyak terinfeksi filariasis (Sumarni dan Soeyoko, 1998). Sejak tahun 1975, Indonesia telah melakukan program pemberantasan filariasis di daerah endemik. Secara keseluruhan prevalensi penyakit di Indonesia telah terjadi penurunan setelah dilakukan pengobatan massal pada penderita sejak Pelita I, namun penyakit ini di daerah-daerah tertentu masih tinggi prevalensinya. Daerah tersebut merupakan daerah kantong endemis dan selalu menjadi sumber penularan ke daerah lainnya (Depkes RI, 2002). Pemerintah sendiri
pada tahun 2002 telah mencanangkan
dimulainya
Program Nasional Eliminasi Penyakit Kaki Gajah di Indonesia dan telah menetapkan eliminasi penyakit kaki gajah sebagai salah satu program prioritas. Program ini dicanangkan
sebagai respons dari program WHO yang menetapkan
komitmen
global untuk mengeliminasi filiariasis (”the global goal of elimination of lymphatic filariasis as a public health problem by the year 2020”). Adapun Program Nasional Eliminasi Penyakit Kaki Gajah dan rencana kegiatan
tahunan 2002-2006 telah tersusun
dan telah disetujui WHO untuk
dilaksanakan secara bertahap. Pada tanggal 8 April 2002 di Desa Mainan, Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Musi Banyuasin, Propinsi Sumatera Selatan, Menteri Kesehatan Republik Indonesia telah mencanangkan dimulainya Eliminasi Penyakit Kaki Gajah di Indonesia. Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
Di Propinsi Jambi, filariasis masih merupakan
masalah kesehatan
masyarakat, terutama di Kabupaten Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten Marangin, Kabupaten Sorolangun, Kabupaten Batang Hari
dan Kabupaten Muaro Jambi.
Penyakit ini tersebar di 31 kecamatan, 41 wilayah Puskesmas dan 55 desa endemis. Hasil survei darah jari menunjukkan mikro filaria rate rata-rata 1,8% (interval 0,8%2,98%). Hasil survei cepat yang dilakukan pada tahun 2002, tercatat sebanyak 205 orang terinfeksi mikro filarial di dalam darahnya. Penduduk propinsi Jambi lebih dari 103.000 jiwa atau sekitar 4% dari jumlah penduduk bertempat tinggal di daerah rawan filaria, sehingga beresiko untuk terinfeksi penyakit Elephanthias (Kaki Gajah). Kabupaten Muaro Jambi merupakan daerah dataran rendah terletak pada ketinggian 0 – 500 meter di atas permukaan laut dan berada pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Hari, sehingga sangat dipengaruhi oleh keadaan musim. Kabupaten Muaro Jambi sebagaimana di Provinsi Jambi lainnya beriklim tropis dengan jumlah curah hujan rata-rata 231,3 mm dan bulan basah berkisar antara 8 – 10 bulan. Akibat curah hujan yang begitu besar maka daerah-daerah yang terletak pada cekungan dan rawa seperti pada Kecamatan Kumpeh, Kecamatan Maro Sebo, Kecamatan Kumpeh Hulu dan Kecamatan Sakernan yang berada pada daerah aliran sungai Batang Hari, hampir setiap tahun menimbulkan permasalahan akibat naiknya air permukaan yang menggenangi lahan pertanian, sawah serta pemukiman penduduk (Dinkes Muaro Jambi, 2005). Kabupaten Muaro Jambi merupakan salah satu kabupaten di propinsi Jambi yang terdiri dari 7 kecamatan
dan 4 kecamatan diantaranya merupakan daerah
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
endemis filariasis. Hasil survei cepat yang dilakukan di Desa Sekumbung dengan 500 sediaan darah terdapat 10 orang yang positif (+) mengandung mikro filarial dengan Mf-rate 2%. Berdasarkan laporan dari puskesmas Kemingking Dalam ditemukan jumlah kasus filariasis sebanyak 27 yang tersebar di tiga desa. Jumlah kasus yang terbanyak terdapat di desa Kemingking Dalam sebanyak 17 kasus.
Tabel 1.1 Distribusi Penderita Filariasis di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2006 No 1
Kecamatan Maro Sebo
Nama Puskesmas Kemingking Dalam
Jambi Kecil
2
Jaluko
Penyengat Olak
3
Kumpeh
Pondok Meja Tanjung
Puding
Nama Desa Kemingking Dalam Talang Duku Sekumbung Mudung Darat Muaro Jambi Desa Bakung Tanjung Katung Jambi Kecil Desa Baru Danau Lamo Jambi Tulo Kemingking Luar Rengas Bandung Pademangan Sei Bertam Sei Aur Jebus Gd. Karya Tj. Ulu Tj. Ilir Sei Bungur Desa Puding Mekar Sari
Jumlah Kasus 18 5 4 4 3 3 2 1 1 1 1 1 2 1 3 2 3 1 2 1 3 4 1
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
4
Kumpeh Ulu
Muaro Kumpeh
Tangkit 4 Kecamatan
8 Puskesmas
Teluk Raya Sai Terap Sakean Solok Sumber Jaya Arang-arang Kasang Lp. Alai Kasang Pudak 30 Desa
1 2 3 8 2 3 10 2 98 Kasus
Kecamatan Maro Sebo terdiri dari 19 desa dengan jumlah penduduk sebanyak 25.085 jiwa. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Muaro Jambi disebutkan bahwa dari 19 desa yang ada tercatat 12 desa yang menjadi daerah endemis filariasis yaitu Desa Muaro Jambi, Jambi Kecil, Mudung Darat, Tanjung Katung, Bakung, Desa Baru, Danau Lamo, Kemingking Luar, Jambi Tulo, Kemingking Dalam, Talang Duku dan Sekumbung. Sejak tahun 2003 Kecamatan Maro Sebo telah dilaksanakan pengobatan massal yang diharapkan berlanjut sampai tahun 2007. Tabel 1.2. Distribusi Penderita Filariasis di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2002-2004 No Tahun Jumlah Klinis Acute Disease rate % Desa Jumlah Filariasis (ADR %) Terserang Kasus 1 2002 42 0,02 15 42 2 2003 8 0,03 2 8 3 2004 3 0,02 2 3 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi tahun 2005
Hasil laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi tahun 2005 dan tahun 2006 terjadi peningkatan jumlah kasus maupun jumlah desa yang terserang. Tahun 2005 jumlah kasus meningkat menjadi 72 kasus dengan jumlah desa yang terserang sebanyak 25 desa, disusul dengan tahun 2006 jumlah kasus menjadi 98 kasus dengan jumlah desa yang terserang menjadi 30 desa.
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
Filariasis masih merupakan masalah kesehatan khususnya di beberapa kecamatan dan desa yang menjadi kantong filariasis di Kabupaten Muaro Jambi sehingga perlu penanganan yang intensif. Dimana timbul dan terjadinya penularan kaki gajah (Filariasis) sangat dipengaruhi keadaan lingkungan, perilaku dan pengetahuan masyarakat serta adanya vektor sebagai penularan penyakit tersebut. Untuk itu diperlukan dukungan dari berbagai lintas program, lintas sektoral, LSM (Lembaga Swadaya Masyaraakat) dan masyarakat itu sendiri dalam pemberantasan penyakit filariasis.
1.2. Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana pengaruh karakteristik kepala keluarga (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pengetahuan dan sikap) terhadap tindakan pencegahan penyakit kaki gajah (filariasis) di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi tahun 2007”.
1.3. Tujuan Penelitian Untuk menjelaskan pengaruh karakteristik kepala keluarga (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pengetahuan dan sikap) terhadap tindakan pencegahan penyakit filariasis di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi tahun 2007.
1.4. Manfaat Penelitian Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
1. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai dasar untuk perencanaan dan pengambilan keputusan pada program pengendalian, penanggulangan penyebaran filariasis di Kabupaten Muaro Jambi. 2. Memberi masukan untuk dapat mengantisipasi penyakit filariasis di Kabupaten Muaro Jambi. 3. Bagi masyarakat dapat memberikan pemahaman tentang resiko terjadinya filariasis pada masyarakat dan upaya perbaikan lingkungan yang tepat untuk memutuskan mata rantai penularan filariasis.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penyakit filariasis 2.1.1. Definisi Filariasis ialah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang di sebabkan oleh mikrofilaria dan ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Cacing tersebut hidup dikelenjar dan saluran getah bening, sehingga menyebabkan kerusakan pada sistim limpatik yang dapat menimbulkan gejala akut berupa peradangan kelenjar dan saluran getah bening (adenolimfangitis) terutama di daerah pangkal paha dan ketiak, tetapi dapat pula di daerah lain. Peradangan ini disertai demam yang timbul berulang kali dan dapat berlanjut menjadi abses yang dapat pecah dan meninggalkan parut (Depkes RI, 2002).
2.1.2. Cara masuk mikrofilaria ke dalam tubuh Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
Mikrofilaria masuk ke dalam tubuh manusia dengan cara melalui gigitan nyamuk, dimana tubuh manusia dapat terinfeksi mikrofilaria apabila nyamuk yang mengigit tubuh manusia mengandung larva cacing filaria yang infektif (stadium 3). Mikrofilaria akan keluar dari tubuh nyamuk dan masuk ke dalam tubuh manusia pada saat nyamuk mengigit dan menghisap darah manusia. (Depkes RI, 2002).
2.1.3. Epidemiologis Penyebaran filariasis hampir diseluruh wilayah Indonesia, dibeberapa daerah dengan tingkat endemisitas yang cukup tinggi. Jumlah kasus filariasis di Indonesia cukup banyak. Berdasarkan hasil survei cepat tahun 2000, jumlah penderita kronis yang dilaporkan sebanyak 6.500 orang tersebar di 1.553 Desa, di 231 Kabupaten dan 26 Propinsi. Data ini belum menggambarkan keadaan yang sebenarnya karena hanya 3.020 Puskesmas (42%) dari 7.221 Puskesmas yang menyampaikan laporan. Tingkat endemisitas filariasis berdasarkan hasil survei pada tahun 1999 masih tinggi dengan rata-rata mf (Mikrofilaria) Rate 3,1% dengan interval 0,5%-19,64%. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat penularan filariasis di Indonesia masih tinggi. Filariasis umumnya endemis di daerah dataran rendah, terutama di pedesaan, di daerah pantai, pedalaman, persawahan, rawa-rawa dan daerah hutan. Secara umum filariasis tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian Jaya. Filariasis Wuchereria bancrofti tipe pedesaan masih banyak ditemukan di Propinsi Papua dan beberapa daerah lain di Indonesia, sedangkan Wuchereria bancrofti tipe perkotaan ditemukan di Jakarta, Bekasi, Semarang, Tangerang, Pekalongan dan Lebak (Banten). Filariasis malayi tersebar di Sumatera, Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
Kalimantan, Sulawesi dan Pulau Seram. Filariasis timori terdapat di Kepulauan Flores, Alor, Rote, Timor dan Sumba, umumnya endemik di daerah persawahan. Filariasis bersifat menahun (Kronis) dan bila tidak memperoleh pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki (kaki gajah), lengan, payudara serta alat kelamin, baik pada wanita maupun laki-laki. Meskipun filariasis tidak menimbulkan kematian secara langsung tetapi merupakan salah satu penyebab utama timbulnya kecacatan, kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainya. Hal ini disebabkan, karena bila terjadi kecacatan menetap, maka seumur hidupnya penderita tidak dapat bekerja secara optimal, sehingga dapat menjadi beban keluarganya, merugikan masyarakat dan Negara. Seringnya serangan akut pada penderita filariasis sangat menurunkan produktivitas kerja, sehingga akhirnya dapat juga merugikan masyarakat. Selain itu penderita akan mengalami kerugian ekonomi yang besar. Hasil penelitian Departemen Kesehatan bersama Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia pada tahun 2000, menunjukkan bahwa biaya yang diperlukan oleh seorang penderita penyakit kaki gajah per tahun sekitar 17,8% dari seluruh pengeluaran keluarga atau 32,3% dari biaya untuk makan. Dengan demikian maka penderita akan menjadi beban bagi keluarga dan negara (Depkes RI, 2002). 2.1.4. Penyebab filariasis di Indonesia Filariasis di Indonesia disebabkan oleh 3 spesies cacing filaria yaitu : a. Wuchereria bancrofti b. Brugia malayi c. Brugia timori Dari tiga spesies tersebut secara epidemiologi dapat dibagi lagi menjadi 6 tipe yaitu : Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
a. Wuchereria bancrofti yang ditemukan di daerah perkotaan (urban) seperti di Jakarta, Bekasi, Tangerang, Semarang, Pekalongan, dan sekitarnya. b. Wuchereria bancrofti yang ditemukan di daerah pedesaan di luar Jawa tersebar luas terutama Irian Jaya yang mempunyai periodisitas nokturna. c. Brugia malayi yang di temukan di daerah persawahan yang bersifat periodik nokturna. d. Brugia malayi yang ditemukan di daerah rawa, bersifat sub periodik nokturna. e. Brugia malayi yang ditemukan di hutan bersifat non periodik, mikrofilaria ditemukan dalam daerah tepi baik malam maupun siang hari. f. Brugia timori yang bersifat periodik nokturna ditemukan di daerah Nusa tenggara Timur, Maluku Tenggara, dan mungkin juga di daerah lain (Depkes RI, 2002).
2.1.5. Hospes Hospes (induk semang) dari filariasis adalah manusia. Pada dasarnya semua manusia dapat terjangkit filariasis apabila digigit oleh nyamuk vektor yang infektif (mengandung larva stadium 3). Vektor infektif mendapat mikrofilaria dari orangorang setempat yang mengidap mikrofilaria dalam darahnya. Namun demikian, dalam kenyataannya tidak semua orang yang hidup disuatu daerah endemis filariasis terinfeksi dan semua orang yang terinfeksi tidak semua menunjukan gejala. Meskipun tanpa gejala tetapi sudah terjadi perubahan-perubahan patologis. Makin lama pendatang menempati daerah endemis filariasis makin besar kemungkinannya terkena infeksi. Pendatang baru dari daerah non endemis ke daerah endemis (misalnya
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
transmigran) lebih banyak menunjukkan gejala, tetapi pada pemeriksaan darah jari lebih sedikit yang mengandung mikrofilaria. Di suatu daerah endemis tinggi sebagian besar penduduk dapat terinfeksi. Biasanya pendatang baru ke daerah yang endemis seperti transmigran lebih cepat menunjukan gejala klinis akut bila terinfeksi walaupun mikrofilaria dalam belum ditemukan. Semakin lama pendatang baru menempati daerah endemis filariasis, maka akan lebih banyak yang terinfeksi. Hospes reservoir berperan sebagai sumber penyakit. Diantara cacing filaria yang menginfeksi manusia di Indonesia, hanya Brugia malayi yang sub periodik nokturna dan non periodik yang ditemukan juga pada hewan lutung (Presbytis cristatus), kera (Macaca fascicularis) dan kucing (Felis catus) yang dapat merupakan sumber infeksi pada manusia. Brugia malayi tipe sub periodik nokturna umumnya ditemukan di daerah rawa-rawa. Brugia malayi tipe non periodik ditemukan di hutan dan mikrofilarianya ditemukan dalam darah tepi baik siang maupun malam hari. Adanya hospes reservoir akan menyulitkan program pemberantasan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan untuk mengatasi keberadaan hospes reservoir sebagai sumber penyakit (Depkes RI, 2002).
2.1.6. Vektor Vektor penyakit kaki gajah (filariasis) adalah nyamuk yang mengandung mikrofilaria di dalam tubuhnya. Di Indonesia hingga saat ini telah di ketahui terdapat 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Aedes, Mansonia dan Armigeres yang dapat berperan sebagai vektor dan merupakan vektor yang potensial untuk Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
menyebabkan penyakit kaki gajah (filariasis). Terdapat 10 spesies nyamuk Anopheles telah diidentifikasi sebagai vektor penular Wuchereria bancrofti tipe pedesaan. Sedangan untuk vektor penular
Wuchereria bancrofti tipe perkotaan
adalah nyamuk Culex quinguefasciatus. Vektor penular Brugia malayi tercatat ada 6 spesies Mansonia dan untuk wilayah Indonesia bagian Timur selain Mansonia ada juga vektor lain yaitu nyamuk Anopheles barbirostris. Demikian pula untuk vektor penular Brugia malayi tipe sub periodik nokturna sebagai vektornya adalah beberapa jenis nyamuk spesies Mansonia. Pada daerah bagian Timur yaitu Nusa Tenggara Timur dan Kepulauan Maluku Selatan sebagai vektor penular Brugia timori adalah jenis nyamuk Anopheles barbirostris. (Depkes RI, 2002). Nyamuk dapat bersifat antropofilik (menyukai darah manusia), zoofilik (menyukai darah hewan) dan zoantropofilik (menyukai darah hewan dan manusia), eksofagik (mencari mangsa diluar rumah) dan endofagik (mencari mangsa di dalam rumah). Tempat beristirahat berbeda-beda tergantung jenisnya. Umumnya nyamuk istirahat pada tempat-tempat teduh seperti di semak-semak sekitar tempat perindukan, dan di dalam rumah pada tempat-tempat yang gelap. Perilaku nyamuk sebagai vektor filariasis menentukan distribusi filariasis. Setiap daerah endemis filariasis umumnya mempunyai spesies nyamuk yang berbeda-beda dan setiap spesies dapat menjadi vektor utama penyebab filariasis.
2.1.7. Daur hidup Filaria limfatik dalam daur hidupnya memerlukan nyamuk sebagai vektor. Nyamuk menghisap darah penderita yang mengandung mikrofilaria dengan Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
kepadatan tertentu. Daur hidup parasit ini memerlukan waktu yang sangat panjang. Masa pertumbuhan parasit di dalam nyamuk kurang lebih dua minggu. Pada saat nyamuk vektor menghisap darah manusia atau hewan yang mengandung mikrofilaria, maka mikrofilaria akan terbawa masuk dan melepaskan sarungnya di dalam lambung nyamuk dan selanjutnya bergerak menuju otot-otot torak, setelah lebih kurang 3 hari mikrofilaria ini akan memendek menyerupai sosis dan disebut larva stadium I (L1). Dalam waktu kurang lebih seminggu larva L1 akan bertukar kulit, tumbuh menjadi gemuk dan panjang dan disebut larva stadium II (L2). Pada hari ke sepuluh dan selanjutnya, larva L2 akan bertukar kulit sekali lagi tumbuh makin panjang dan lebih kurus dan disebut larva stadium III (L3). Gerak larva L3 ini sangat aktif. Bentuk ini bermigrasi mula-mula ke rongga abdomen dan kemudian ke kepala dan alat tusuk nyamuk. Bila nyamuk yang mengandung larva L3 yang sangat infektif ini menggigit manusia, maka larva tersebut secara aktif masuk melalui luka tusuk kedalam tubuh hospes dan bersarang di saluran limfe. Di dalam saluran limfe, larva ini mengalami dua kali pergantian kulit, tumbuh menjadi larva stadium IV (L4) dan stadium V (L5) atau cacing dewasa. Brugia malayi dan Brugia timori dari L3 menjadi dewasa dalam kurun waktu kurang lebih 3,5 bulan, sedangkan Wuchereria bancrofti dari L3 sampai dewasa di perlukan waktu lebih kurang 9 bulan. Umur cacing dewasa filaria 5-10 tahun (FK.UI, 2003). Setelah dewasa, akan terjadi perkawinan dan cacing betina melahirkan mikrofilaria yang dapat ditemukan di dalam darah dan secara berkala di temukan di
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
dalam darah tepi untuk mengumpankan diri agar di isap oleh nyamuk vektor dan ditularkan ke inang yang baru (WHO, 1997).
2.1.8. Gejala klinis Seseorang dapat terinfeksi filariasis apabila orang tersebut mendapat gigitan dari nyamuk vektor yang mengandung mikrofilaria dengan kepadatan tertentu. Akibat dari gigitan tersebut akan menimbulkan gejala klinis pada manusia yang sudah terinfeksi filariasis. Ada dua macam gejala klinis filariasis, yaitu gejala klinis akut dan gejala klinis kronis. Gejala klinis akut adalah berupa peradangan pada kelenjar limfe (limfadenitis) atau saluran limfe (limfangitis). Pada umumnya gejala klinis akut yang terjadi adalah disertai dengan demam, sakit kepala, rasa lemah atau kelelahan dan dapat pula disertai abses (bisul) yang kemudian pecah dan sembuh. Biasanya abses yang sembuh akan meninggalkan bekas seperti parut. Bekas dalam bentuk parut sering kita lihat dan temukan didaerah lipatan paha dan ketiak. Keadaan ini banyak terdapat didaerah penularan filariasis dengan golongan spesies cacing filaria Brugia malayi dan Brugia timori. Pada infeksi dengan Wuchereria bancrofti gejala akut yang berupa peradangan tidak jelas, tetapi elephantiasis dapat mencapai ukuran yang besar. Gejala infeksi wuchereria bancrofti yang lebih jelas adalah orchitis, epidemitis, hidrokel dan kiluria. Bahkan hidrokel sering dipakai sebagai indikator endemis Wuchereria bancrofti seperti elephantiasis scroti yang menyebabkan penderita tidak dapat berjalan. Elephantiasis dapat terjadi pada seluruh kaki dan lengan (Depkes RI, 2002).
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
Gejala kronis meliputi limfadema, hidrokel dan kiluria. Limfadema merupakan gejala kronis yang dialami penderita pada seluruh kaki atau lengan, skrotum, vagina dan payudara. Gejala ini biasanya terdapat pada penderita yang terinfeksi cacing filaria dengan spesies Wuchereria bancrofti, sedangkan untuk penderita yang terinfeksi oleh jenis spesies Brugia malayi dan Brugia timori, gejala klinisnya dapat mengenai kaki dan lengan di bawah lutut atau siku. Hidrokel merupakan gejala klinis yang menyebabkan terjadinya pelebaran kantung buah skrotum yang berisi cairan limfe. Sedangkan kiluria adalah gejala klinis yang dialami penderita dengan mengeluarkan air seni seperti susu. Adanya cairan seperti susu ini disebabkan oleh kebocoran saluran limfe didaerah pelvik ginjal, sehingga cairan limfe tersebut masuk ke dalam saluran kencing. Namun gejala klinis kiluria ini jarang ditemukan (Depkes RI, 2002). 2.2. Keadaan Lingkungan Sosial dan budaya Lingkungan sosial dan budaya ialah lingkungan yang timbul sebagai akibat adanya interaksi
antar manusia, termasuk antara lain sosial ekonomi, perilaku
penduduk, adat istiadat, tingkah laku, budaya penduduk, kebiasaan hidup penduduk, tradisi penduduk dan sebagainya. Sosial ekonomi dan budaya masyarakat setempat yang perlu diperhatikan antara lain adalah kebiasaan penduduk bertani (berkebun), dan kebiasaan penduduk bekerja malam hari atau keluar malam hari, serta kebiasaan penduduk pada malam hari sebelum dan sewaktu tidur. Kebiasaan- kebiasaan tersebut berkaitan dengan terjadinya kontak antara manusia dengan vektor (terjadinya infeksi). Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
Umumnya laki-laki menunjukkan angka infeksi microfilaria rate lebih tinggi dari perempuan karena umunya laki-laki lebih sering terpapar akibat pekerjaan dan kebiasaanya, sehingga kemungkinan terjadinya infeksi (kontak dengan vektor) lebih sering dari perempuan (Nyoman Saniambara, 2005).
2.3. Penentuan desa endemis filaria Sebelum diadakan pemberantasan harus ditemukan daerah endemis terutama daerah endemis tinggi (Mf Rate > 1%). Untuk menentukan daerah endemis dapat digunakan beberapa cara: survei cepat, survei klinis, pemeriksaan serologi untuk daerah endemis Wuchereria bancrofti, pemeriksaan biologi molekuler untuk daerah endemis Brugia malayi dan Brugia timori. Indikasi awal dari pelaksanaan survei adalah ditemukannya penderita klinis atau penderita kronis diantara penduduk di desa tersebut. Survei yang dilaksanakan secara massal di Indonesia adalah survei gejala klinis dan darah jari yang dilakukan pada pukul delapan malam waktu setempat pada daerah sekitar rumah penderita dengan gejala klinis. Jumlah sampel diambil ditentukan dengan cara sampling. Bila hasil survei menunjukan Mf Rate > 1% maka desa tersebut ditetapkan sebagai daerah endemis yang harus dilakukan pengobatan massal. Bila Mf Rate < 1% ditetapkan sebagai non endemis dan dilakukan pengobatan selektif (Depkes RI, 2002).
2.4. Pencegahan Filariasis Usaha pencegahan filariasis ini sesungguhnya berpulang kembali pada masyarakat sendiri. WHO sudah menetapkan ”The Global Goal of Elimination of Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem by The Year 2020”. Bentuknya berupa
program pengobatan dengan Diethyl
Carbamazine
Citrate (DEC)
dikombinasikan dengan albendazol sekali setahun selama 5-10 tahun di lokasi yang endemis dan perawatan kasus klinis, baik yang akut maupun kronis untuk mencegah kecacatan dan mengurangi penderitanya. Tentu saja, mencegah lebih baik daripada mengobati. Caranya dengan menghindari dari gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu, menutup ventilasi dengan kasa nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, atau mengoles kulit dengan lotion pencegah gigitan nyamuk. Melakukan pemberantasan terhadap sarang nyamuk dengan melakukan 3M (menutup, menguras dan mengubur) benda-benda yang dapat menampung air ( Hermana, 2007 ).
2.4.1 Pengobatan massal Pelaksanaan pengobatan massal dengan obat Diethyl Carbamazine Citrat (DEC), pada waktu sekarang ini masih merupakan kegiatan utama dalam pemberantasan filariasis. Upaya pemberantasan filariasis ini telah dilakukan sejak tahun 1975 dengan cara pengobatan massasl menggunakan obat dosis rendah Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) 100 mg untuk dewasa dan 50 mg untuk usia 2-10 tahun selama 40 minggu. Dengan keikut sertaan Indonesia dalam global eliminasi yang dicanangkan oleh WHO maka saat ini digunakan kombinasi DEC 6mg/kg BB (Berat Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
Badan), Albendazole 400 mg (1 Tablet) dan Paracetamol 500 mg yang diberikan sekali setahun selama 5 (lima) tahun. Pada semua kasus klinis sebelum diberikan obat DEC, semua gejala klinis akut yang berupa demam dan gejala peradangannya diobati terlebih dahulu dengan memberikan obat-obatan Analgesik, Antipiretik dan Antibiotik. Penggunaan obat Antibiotik dilakukan apaabila terjadi infeksi sekunder. Setelah gejala akut diatasi, penderita tersebut dapat diberikan pengobatan DEC 3x1 tablet 100 mg selama 10 hari dan disertai Paracetamol 3x1 tablet 500 mg dalam 3 (tiga) hari pertama. Untuk anakanak, dosis disesuaikan dengan umur. Bila penderita berada di daerah endemis maka pada tahun berikutya diikutsertakan dalam pengobatan massal (Depkes RI, 2002).
2.4.2 Eliminasi Penyakit Filaria Eliminasi filariasis adalah upaya pemberantasan yang dilakukan secara intensif,menyeluruh,terpadu dan berkesinambungan guna menurunkan angka kesakitan (Mf.rate) menjadi <1% sehingga tidak terjadi penularan lagi. Program eliminasi dilaksanakan atas dasar kesepakatan global WHO pada tahun 2000 (the global goal of elimination of lymphatic filariasis as a public health problem by the year 2020). Untuk melaksanakan eliminasi ini WHO telah menetapkan 2 strategi utama, yaitu: 1. Pemutusan mata rantai penularan dengan menurunkan angka kesakitan (Mf.Rate) menjadi <1% dengan cara pengobatan massal penduduk di desa endemis.
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
2. Penatalaksanaan kasus klinis untuk mencegah kecacatan, srategi ini di tujukan untuk merawat penderita baik yang akut maupun kronis guna mencegah kecatatan dan
mengurangi penderitaannya,
sehingga
mereka
dapat
meningkatkan
kesejahteraannya. Adapun kegiatannya dilaksanakan secara bertahap mulai tahun 2002 dan pada tahun 2010 direncanakan semua desa endemis sudah terjangkau (Depkes RI, 2002).
2.5
Perilaku penduduk Berdasarkan pendapat Notoatmodjo yang dikutip oleh Mahdiniansyah (2002),
perilaku adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan dari pandangan biologi. Perilaku manusia pada hakekatnya suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Untuk kepentingan analisa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku dapat tumbuh dibedakan menjadi dua yaitu perilaku yang tidak bersyarat atau pembawaan, dan perilaku yang bersyarat yang diperoleh berdasarkan pengalaman atau didapat, atau karena adanya proses belajar. Menurut pendapat Blom yang dikutip oleh Mahdiniansyahn (2002), perilaku dapat dikelompokan menjadi tiga, yakni pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan tindakan (overt behavior). Perilaku dalam bentuk pengetahuan penduduk yang berkaitan dengan filariasis, baik pencegahan, penularan pengobatan dan lain-lain. Pengetahuan yang dimiliki tersebut dapat kemungkinan mempengaruhi kejadian filariasis, baik secara langsung atau tidak langsung. Perilaku dalam bentuk praktik berupa respon terhadap segala bentuk kegiatan yang pernah diberikan baik berupa Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
peyuluhan ataupun cara pencegahan dan pelaksanaan pengobatan terhadap suatu penyakit. Sikap adalah suatu keadaan mental dan kecendrungan seseorang untuk beraksi terhadap suatu keadaan dan lingkungan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman serta latar belakang pendidikan. Masih banyak masyarakat di daerah endemis filariasis mempunyai sikap tidak positif terhadap penanggulangan filariasis sebagai contoh masih adanya masyarakat yang menolak dilakukan pengobatan dan pengambilan darah. Selain itu masyarakat di daerah endemis filariasis umumnya kurang tanggap terhadap lingkungannya, seperti masih banyaknya daerah rawa-rawa di sekitar pemukiman tetap dibiarkan terbuka (Kasnodiharjo, 1990). 2.5.1. Pengetahuan Pengetahuan (Knowledge) apa yang telah diketahui dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan bahwa pengetahuan atau tahu adalah mengerti sesudah melihat atau sesudah menyaksikan, mengalami atau setelah diajari. Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan domain yang paling penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) dan pengetahuan dapat diukur dengan melakukan wawancara, perilaku yang didasari dengan pengetahuan dan kesadaran akan lebih bertahan lama dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran. Pengetahuan yang didalamnya mencakup 6 (enam) tingkatan yaitu : 1. Tahu (Know) diartikan sebagai mengigat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
2. Memahami (Comprehention) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui. 3. Aplikasi (Application) diartikan sebagai kemampuan untuk mempergunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. 4. Analisis (Analysis) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek terhadap komponen-komponennya. 5. Sintesis (Synthesis) menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6. Evaluasi (evaluation) hal ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Pengukuran dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menyatakan tentang isi materi yang diukur dari objek penelitian. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan tersebut diatas (Notoatmodjo, 2003) 2.5.2. Sikap Menurut Notoatmodja (2003) sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak langsung dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dar prilaku yang tertutup. Menurut Neowcomb yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003) bahwa sikap merupakan kesiapan seseorang untuk bertindak sebagai objek di lingkungan tertentu,
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Sikap mempunyai 3 komponen pokok yaitu : 1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek 2. Kehidupan emosional untuk evaluasi terhadap suatu objek. 3. Kecendrungan untuk bertindak. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat dinyatakan melalui pendapat atau pertanyaan responden terhadap suatu objek, secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pertanyaanpertanyaan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden. 2.5.3. Tindakan Menurut Notoatmodjo (2003) tindakan adalah gerakan/perbuatan dari tubuh setelah mendapat rangsangan ataupun adaptasi dari dalam tubuh maupun luar tubuh (Lingkungan). Tindakan seseorang terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaanya terhadap stimulus tersebut. Secara logis sikap akan dicerminkan dalam bentuk tindakan namun tidak dapat dikatakan bahwa sikap dan tindakan memiliki hubungan yang sistematis. Suatu sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu tindakan diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas dan faktor pendukung dari berbagai pihak. Seperti halnya dengan pengetahuan dan sikap, tindakan juga terdiri dari berbagai tingkatan yaitu :
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
1. Persepsi (perception) diartikan mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. 2. Respon terpimpin (guided response) diartikan sebagai suatu urutan yang benar sesuai dengan contoh 3. Mekanisme (mechanism) diartikan apabiala seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara optimis atau sesuatu itu merupakan kebiasaan. 4. Adaptasi (adaptation) suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu juga sudah dimodifikasi tanpa mengurangi keberadaan tindakan tersebut. Pengukuran tindakan dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan wawancara atas kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran dapat juga dilakukan secara langsung yakni mengobservasi tindakan atau kegiatan responden (Notoatmodjo, 2003). 2.6. Kerangka Konsep Variabel Bebas Karakteristik kepala keluarga: - Umur - Jenis Kelamin - Tingkat Pendidikan - Pekerjaan - Pengetahuan - Sikap
Variabel Terikat
Tindakan Pencegahan Filariasis
Berdasarkan kerangka konsep diatas, dapat dirumuskan variabel yang akan diteliti sebagai berikut : Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
1. Karakteristik kepala keluarga adalah ciri yang melekat pada diri seorang kepala keluarga yang dapat membedakan satu kepala keluarga dengan kepala keluarga lainnya, yang berhubungan dengan tindakan dalam pencegahan penyakit filariasis. 2. Tindakan pencegahan filariasis adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh kepala keluarga dalam pencegahan penyakit filariasis.
2.7. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka konsep, dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut : ”Ada pengaruh karakteristik kepala keluarga (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pengetahuan dan sikap) terhadap tindakan pencegahan filariasis di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi tahun 2007”.
BAB III METODE PENELITIAN Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah survey explanatory reserch dengan pendekatan kuantitatif yaitu untuk menjelaskan pengaruh antara variabel penelitian melalui pengujian hipotesa, yakni pengaruh variabel karakteristik kepala keluarga terhadap tindakan pencegahan penyakit filariasis di Desa Kemingking Dalam kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Kemingking Dalam kecamatan Maro Sebo yang merupakan salah satu daerah endemis di wilayah kabupaten Muaro Jambi.
3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 18 juni 2007 sampai dengan tanggal 22 juni 2007.
3.3
Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua kepala keluarga di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi sebanyak 544 KK. Pertimbangan memilih kepala keluarga di Desa Kemingking Dalam karena
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
jumlah kasus kronis filariasis lebih banyak terdapat di Desa ini dibandingakan dengan desa-desa endemis lainya.
3.3.2 Sampel Jumlah sampel dalam penelitian ini dicari dengan mengunakan rumus yang ada di buku Soekidjo (2002). N n= 1 + N (d2) n = 85 Dari hasil perhitungan dengan rumus diatas maka jumlah sampel yang dibutuhkan adalah sebanyak 85 kepala keluarga. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling (acak sederhana).
3.4
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data yaitu data primer yang diperoleh dari masyarakat di Desa
Kemingking Dalam melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan dan data sekunder diperoleh dari Puskesmas Kemingking Dalam, Dinas kesehatan Muaro Jambi serta buku-buku yang berhubungan dengan penyakit filariasis.
3.5
Definisi Operasional
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
Untuk memudahkan penelitian serta memiliki persepsi yang sama, maka defenisi operasional penelitian ini adalah : 1. Kepala keluarga adalah salah seorang dari keluarga yang dianggap sebagai pemimpin dan bertanggung jawab terhadap keluarga tersebut. 2. Umur adalah usia responden dalam tahun yang disampaikan pada saat wawancara. 3. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang dicapai oleh responden, 4. Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan secara rutin dalam usaha mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. 5. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang penyakit filariasis yang terdiri dari pengertian, gejala-gejala, penyebab, cara penularan, cara pencegahan dan cara penyembuhannya. 6. Sikap adalah kecendrungan responden untuk berespon baik secara positif atau negative dalam pencegahan penyakit filariasis. 7. Tindakan pencegahan segala sesuatu yang dilakukan oleh kepala keluarga dalam pencegahan penyakit filariasis.
3.6
Aspek pengukuran
3.6.1 Aspek pengukuran variabel bebas
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Bebas No
Variabel
In di ka to r
1
Umur
1
2
Jenis kelamin Tingkat Pendidikan
1
4
Pekerjaan
1
5
Pengetahuan
13
6
Sikap
7
3
1
Kriteria
1. 20-29 tahun 2. 30-39 tahun 3. 40-49 tahun 4. 50-59 tahun 5. >59 tahun 1. Laki-laki 2. Perempuan 1. Tidak tamat SD/tidak sekolah 2. SD 3. SLTP 4. SLTA 5.Akademi/ Sarjana 1. Petani 2. Nelayan 3. Pedagang 4. PNS 1. Baik 2. Sedang 3. Kurang 1. Baik 2. Kurang baik 3. Tidak baik
Bob ot Nilai
Bobot Nilai Variabel Seluruh Indikator
Skor
Skala Penguk uran
Ordinal
Nominal Ordinal
Nominal
3 2 1 3 2 1
39
21
31-39 22-30 13-21 17-21 12-16 7-11
Interval
Interval
Aspek Pengukuran Variabel Terikat Tindakan masyarakat diukur dengan menggunakan skala interval dengan teknik pilihan jawaban a (skor 3), b (skor 2), c (skor 1), dengan jumlah 7 pertanyaan. Masing-masing pertanyaan mempunyai nilai tertinggi 3, sehingga total skor tertinggi Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
untuk kuesioner tindakan adalah 21 dan terendah adalah 7 Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh maka dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Baik, apabila total skor yang dijawab untuk seluruh pertanyaan berada diantara 17-21. 2. Kurang baik, apabila total skor yang dijawab untuk seluruh pertanyaan berada diantara 12-16. 3. Tidak baik, apabila total skor yang dijawab untuk seluruh pertanyaan berada diantara 7-11.
Teknik Analisa Data Teknik analisa Data yang digunakan adalah uji statistic regresi liniar berganda untuk menguji pengaruh veriabel karakteristik kepala keluarga (umur,jenis kelamin,tingkat pendidikan,pekerjaan,tingkat pengetahuan dan sikap) terhadap variable tindakan pencegahan filariasis dengan tingkat kepercayaan α =0,05 (95%)..
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Kemingking Dalam merupakan salah satu desa di Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi. Secara geografis desa Kemingking Dalam berbatasan dengan : (1) Sebelah timur berbatasan dengan desa Teluk Jambu, (2) Sebelah selatan berbatasan dengan desa Kemingking Luar, (3) Sebelah barat berbatasan dengan desa Tebat Patah, (4) Sebelah utara berbatasan dengan sungai Batang Hari. Jumlah penduduk 2.721 jiwa (154 KK), yang terdiri dari laki-laki 1.398 jiwa dan perempuan 1.323 jiwa. Mata pencarian penduduk pada umumnya adalah sebagai petani, disamping itu sebagai pencari ikan di sungai (rawa-rawa), pedagang, pegawai negeri (Data Desa Kemingking Dalam, 2006). Sarana Kesehatan yang terdapat di desa Kemingking Dalam adalah Puskesmas Kemingking Dalam serta Polindes yang ditangani oleh seorang Bidan Desa. Kondisi lingkungan desa Kemingking Dalam banyak terdapat rawa-rawa, sungai, hutan dan kebun para (karet) milik Masyarakat yang merupakan habitat dari nyamuk. 4.2. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah Kepala Keluarga yang berjumlah 85 KK. Karakteristik responden yang diteliti meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pengetahuan dan sikap kepala keluarga terhadap Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
tindakan pencegahan penyakit filariasis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok umur yang paling banyak adalah antara 30-39 tahun yaitu sebanyak 31 responden (36,5%). Responden terbanyak adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 67 responden (78,8%). Tingkat pendidikan responden yang paling banyak adalah tamat SD yaitu sebanyak 39 responden (45,9%) dan pekerjaan responden yang terbanyak adalah petani yaitu 40 responden (47,1%).
Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Kepala Keluarga (Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan) di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007 Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%) Umur 1. 20-29 tahun 15 17,6 2. 30-39 tahun 31 36,5 3. 40-49 tahun 17 20,0 4. 50-59 tahun 10 11,8 5. >59 tahun 12 14,1 Jumlah 85 100 Jenis Kelamin 1. Laki-laki 67 78,8 2. Wanita 18 21,2 Jumlah 85 100 Tingkat Pendidikan 1. Tidak sekolah/Tidak tamat SD 19 22,4 2. SD 39 45,9 3. SLTP 20 23,5 4. SLTA 4 4,7 5. Akademi/Sarjana 3 3,5 Jumlah 85 100 Pekerjaan 1. Petani 40 47,1 2. Nelayan 22 25,9 3. Pedagang 19 22,4 4. PNS 4 4,7 Jumlah 85 100
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
4.3. Pengetahuan Responden Distribusi pengetahuan mengenai filariasis, sebanyak 65 responden (76,5%) tidak pernah mendengar tentang filariasis, 31 responden (36,5%) memperoleh informasi tentang filariasis dari orang tua (keluarga), 46 responden (54,1%) tidak mengetahui penyakit filariasis, 42 responden (49,4%) menjelaskan filariasis tidak tahu apakah penyakit filariasis mematikan, 38 responden (44,7%) menjelaskan penyakit filariasis disebabkan faktor keturunan, 42 responden (49,4%) menjelaskan tidak tahu apakah nyamuk dapat menularkan filariasis, 54 responden (63,5%) gejalagejala penderita filariasis adalah sering demam berulang, tumbuh benjolan seperti bisul, tangan dan kaki bengkak, 40 responden (47,1%) menjelaskan penyakit filariasis menular, 39 responden (45,9%) tidak tahu upaya pencegahan penyakit filariasis, 34 responden (40,0%) menjelaskan penderita filariasis dapat disembuhkan, 45 responden (52,9%) menjelaskan pengobatan yang baik untuk filariasis adalah secara medis, 40 responden (47,1%) menjelaskan cara pemberantasan penyakit filariasis yaitu dengan pengobatan massal, pemberantasan sarang nyamuk, dan pengobatan bagi penderita, dan 43 responden (50,6%) menjelaskan yang dapat melakukan pemberantasan filariasis adalah pemerintah.
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan (Pengertian, Penyebab, dan Tindakan Pencegahan Filariasis) di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007 No Pengetahuan Tentang Kategori Jumlah Filariasis Baik Sedang Kurang n % n % n % n % 1. Mendengar filariasis 65 76,5 20 23,5 85 100 2. Sumber informasi 25 29,4 29 34,1 31 36,5 85 100 3. Pengertian filariasis 34 40,0 5 5,9 46 54,1 85 100 4. Penyakit mematikan 35 41,2 8 9,4 42 49,4 85 100 5. Penyebab filariasis 34 40,0 13 15,3 38 44,7 85 100 6. Nyamuk dapat menularkan 32 37,6 11 12,9 42 49,4 85 100 7. Gejala-gejala penderita 54 63,5 5 5,9 26 30,6 85 100 8. Penyakit filariasis menular 40 47,1 18 21,2 27 31,8 85 100 9. Upaya pencegahan filariasis 31 36,5 15 17,6 39 45,9 85 100 10. Penderita dapat disembuhkan 34 40,0 19 22,4 32 37,6 85 100 11. Pengobatan yang baik 45 52,9 11 12,9 29 34,1 85 100 12. Cara pemberantasan 40 47,1 8 9,4 37 43,5 85 100 13. Melakukan pemberantasan 43 50,6 9 10,6 33 38,8 85 100
Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan sedang yaitu sebanyak 46 responden (54,1%), pengetahuan kurang sebanyak 21 responden (24,7%), dan pengetahuan baik sebanyak 18 responden (21,1%).
Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Penyakit Filariasis di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007 No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) 1. Baik 18 21,2 2. Sedang 46 54,1 3. Kurang 21 24,7 Jumlah 85 100 Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
4.4. Sikap Responden Distribusi sikap terhadap penyakit filariasis, sebanyak 37 responden (43,5%) kurang setuju mengurangi kebiasaan keluar pada malam hari, 76 responden (89,4%) setuju pemakaian kelambu dan penggunaan obat anti nyamuk sewaktu tidur, 70 responden (82,4%) setuju penggunaan kawat kasa pada jendela dan ventilasi, 73 responden (85,9%) setuju pengobatan secara medis, 69 responden (81,2%) setuju pemberantasan filariasis dengan meminum obat sekali setahun selama 5 tahun berturut-turut, 66 responden (77,6%) setuju pemeriksaan darah jari pada malam hari oleh petugas kesehatan, dan 71 responden (83,5%) setuju melakukan kegiatan 3M dalam upaya pencegahan filariasis.
Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Setuju, Kurang Setuju atau Tidak Setuju Terhadap Pencegahan Penyakit Filariasis di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007 No Sikap Terhadap Penyakit Pernyataan Jumlah Filariasis Baik Kurang Tidak N % Baik Baik n % n % N % 1. Mengurangi kebiasaan 33 38,8 37 43,5 15 17,6 85 100 keluar malam 2. Pemakaian kelambu dan 76 89,4 8 9,4 1 1,2 85 100 obat anti nyamuk 3. Penggunaan kawat kasa 70 82,4 13 15,3 2 2,4 85 100 pada jendela/ventilasi 4. Pengobatan medis 73 85,9 11 12,9 1 1,2 85 100 5. Pemberantasan dengan 69 81,2 12 14,1 4 4,7 85 100 meminum obat 1x setahun selama 5 tahun 6. Pemeriksaan darah jari pada 66 77,6 15 17,6 4 4,7 85 100 Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
7.
malam hari Upaya pencegahan dengan kegiatan 3M
71
83,5
13
15,3
1
1,2
85
100
Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa sebagian besar responden bersikap baik terhadap pencegahan penyakit filariasis yaitu sebanyak 77 responden (90,6%), bersikap kurang baik sebanyak 8 responden (9,4%) sedangkan sikap tidak baik tidak ada.
Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Pencegahan Penyakit Filariasis di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007 No Sikap Frekuensi Persentase (%) 1. Baik 77 90,6 2. Kurang baik 8 9,4 3. Tidak baik 0 0 Jumlah 85 100
4.5. Tindakan Responden Dalam Pencegahan Penyakit Filariasis Distribusi tindakan penyakit filariasis, sebanyak 41 (48,2%) sering melakukan kegiatan di luar rumah, 66 responden (77,6%) menggunakan kelambu dan obat anti nyamuk pada waktu malam, 57 responden (67,1%) tidak menggunakan kasa nyamuk pada jendela dan ventilasi rumah, 40 responden (47,1%) tidak pernah mengusir nyamuk secara tradisional, 70 responden (82,3%) ada menerima obat yang diberikan petugas kesehatan sekali dalam setahun, 61 responden (71,8%) memakan obat 2-3 kali yang diberikan oleh petugas kesehatan, dan 50 responden (58,8%) kadang-
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
kadang menguras dan membersihkan tempat-tempat penampungan air yang ada disekitar dan di dalam rumah.
Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007 No Tindakan Pencegahan Pernyataan Jumlah Terhadap Penyakit Baik Kurang Tidak N % Filariasis Baik Baik n % n % N % 1. Tidak melakukan kegiatan 11 12,9 33 38,8 41 48,2 85 100 di luar rumah 2. Menggunakan kelambu dan 66 77,6 10 11,8 9 10,6 85 100 obat anti nyamuk 3. Menggunakan kasa nyamuk 12 14,1 16 18,8 57 67,1 85 100 pada jendela/ventilasi 4. Kegiatan mengusir nyamuk 16 18,8 29 34,1 40 47,1 85 100 secara tradisional 5. Ada menerima obat yang 70 82,3 10 11,8 5 5,9 85 100 diberi petugas kesehatan 1x setahun 6. Berapa kali makan obat 17 20,0 61 71,8 7 8,2 85 100 yang diberi petugas kesehatan 7. Sering menguras dan 50 58,8 31 36,5 4 4,7 85 100 membersihkan tempattempat air
Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa sebagian besar reponden bertindak kurang baik yaitu sebanyak 67 responden (78,8%), 17 responden (20 %) bertindak baik dan hanya 1 responden (1,2%) yang bertindak tidak baik.
Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007 Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
No Tindakan 1. Baik 2. Kurang baik 3. Tidak baik Jumlah
Frekuensi 17 67 1 85
Persentase (%) 20,0 78,8 1,2 100
4.6. Analisa Statistik Untuk mengetahui adanya pengaruh karakteristik kepala keluarga (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan), pengetahuan dan sikap terhadap tindakan pencegahan penyakit filariasis, digunakan analisa statistik uji regresi linier berganda dengan metode enter. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dapat diketahui bahwa hanya
tiga variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel
terikat yaitu pendidikan (p=0,000), pekerjaan (p=0,001), dan pengetahuan (p=0,014). Dan dari ketiga variabel tersebut, variabel yang paling berpengaruh besar terhadap tindakan pencegahan penyakit filariasis adalah tingkat pendidikan (B=-0,200).
Tabel 4.8. Hasil Uji Regresii Linier Berganda Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Pencegahan Penyakit Filariasis di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007 Variabel Bebas B T Sig (p) (Constant) 2,678 5,846 0,000 Umur -0,015 -0,467 0,642 Jenis Kelamin 0,050 0,502 0,617 Tingkat Pendidikan -0,200 -4,068 0,000 Pekerjaan 0,155 3,309 0,001 Pengetahuan 0,176 2,510 0,014 Sikap -0,240 -1,698 0,093 Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda pada tabel diatas maka diperoleh model persamaan sebagai berikut : Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
Y = 2,678 – 0,200X1 + 0,155X2 + 0,176X3 Dimana : Y = Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis X1 = Pendidikan X2 = Pekerjaan X3 = Pengetahuan
Pada tabel 4.9. dapat dilihat bahwa variabel pendidikan, pekerjaan, dan pengetahuan mempunyai pengaruh terhadap tindakan pencegahan penyakit filariasis dengan koefisien determinan (R Square) sebesar 0,266. Dengan demikian, dapat ditafsirkan bahwa pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan mempengaruhi tindakan pencegahan penyakit filariasis sebesar 26,6% dan sebesar 73,4% dipengaruhi faktorfaktor lain.
Tabel 4.9. Nilai Determinan Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007 Model R R Square Adjust R Square 0,516 0,266 0,209
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
BAB V PEMBAHASAN
Hasil uji statistik dengan menggunakan regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel pendidikan (p = 0,000), pekerjaan (p = 0,001), dan pengetahuan (p = 0,014) mempunyai pengaruh terhadap tindakan pencegahan penyakit filariasis, karena memiliki nilai signifikan < 0,05. Sedangkan variabel umur (p = 0,642), jenis kelamin (p = 0,617), sikap (p = 0, 093) mempunyai nilai signifikan > 0,05 sehingga tidak mempunyai pengaruh terhadap tindakan pencegahan penyakit filariasis.
5.1. Pengaruh Pendidikan Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel pendidikan mempunyai pengaruh (B = -0,200) terhadap tindakan pencegahan penyakit filariasis dengan taraf signifikan 0,000. Artinya jika pendidikan meningkat belum tentu tindakan pencegahan penyakit filariasis menjadi lebih baik karena biasanya orang yang sudah berpendidikan tinggi merasa bahwa dirinya sudah tahu tetapi dalam kenyataannya dia tidak tahu, akibatnya tindakannya menjadi tidak ada atau tidak baik.
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
Tarigan
(2004),
menyebutkan
bahwa
tingkat
pendidikan
dengan
ketidaktahuan responden tentang serangga (vektor) pembawa lympatik filariasis dan cara penularannya, mengakibatkan meratanya penyebaran lympatik filariasis. Pendidikan seseorang akan berperan dalam perilaku kesehatannya. Menurut Kasnodihardjo (1990), seseorang yang mempunyai latar belakang pendidikan rendah, pada umumya akan mengalami kesulitan untuk menerapkan ide-ide baru dan membuat mereka bersifat konservatif, karena mereka tidak mengenal alternatif yang lebih baik yang tersedia baginya. Demikian juga menurut Azwar (1988), kebutuhan dan tuntutan seseorang terhadap kesehatan amat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dimana jika tingkat pendidikan baik maka secara relatif kebutuhan dan tuntutannya terhadap kesehatan akan tinggi. Hal sebaliknya akan ditemukan jika tingkat pendidikan belum memuaskan. Hasil penelitian di lapangan ditemukan perbedaan tindakan pencegahan penyakit filariasis, di mana responden dengan tingkat pendidikan rendah cenderung berperan dalam tindakan pencegahan penyakit filariasis.
5.2. Pengaruh Pekerjaan Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel pekerjaan mempunyai pengaruh (B = 0,155) terhadap tindakan pencegahan penyakit filariasis dengan taraf signifikan 0,001. Artinya terjadi peningkatan tindakan pencegahan terhadap penyakit filariasis jika pekerjaan responden bukan petani dan sebaliknya jika Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
pekerjaan responden petani maka tindakan pencegahan terhadap penyakit filariasis rendah. Hal ini sejalan dengan yang dinyatakan oleh Wawolumaya, dkk (1993), bahwa pekerjaan yang termasuk dalam faktor sosio demografi merupakan faktor yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Menurut Sumarni dan Soeyoko (1998), bahwa infeksi malayi paling banyak terjadi pada penduduk yang mempunyai pekerjaan sebagai petani. Mereka sering berada di hutan untuk berladang, mencari kayu/rotan dan menyadap karet. Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap responden diketahui bahwa kebanyakan responden sering menginap di pondok atau kebun untuk menjaga tanaman agar terhindar dari hama binatang. Pada saat menjaga tanaman tersebut responden tidak menggunakan lotion atau anti nyamuk untuk mencegah gigitan nyamuk. Walaupun responden menginap di pondok/kebun, responden tidak menggunakan kelambu. Mereka hanya memasang api untuk mengusir nyamuk sekaligus mengusir binatang yang menjadi hama bagi tanaman mereka. Menurut pengamatan selama di lapangan, kepala keluarga dengan jenis pekerjaan sebagai petani mempunyai tindakan pencegahan yang kurang baik terhadap penyakit filariasis dibandingkan dengan kepala keluarga dengan jenis pekerjaan bukan petani.
5.3. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa yang dimaksud dengan pengetahuan responden disini adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang penyakit filariasis yang terdiri dari pengertian, gejala-gejala, penyebab, cara penularan, cara pencegahan dan cara penyembuhannya. Pada umumnya pengetahuan merupakan modal yang sangat penting untuk memperoleh suatu perilaku yang baik di mana diharapkan dari pengetahuan yang baik akan timbul perilaku yang baik pula. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Rogers (1974), bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng (bertahan lama) dari pada perilaku yang tidak didasari dengan pengetahuan. Dari tabel 4.2. diketahui bahwa pengetahuan responden yang paling banyak dalam kategori sedang yaitu sebesar 54,1%, sedangkan responden dengan kategori baik sebesar 24,7%, dan responden dengan kategori kurang sebesar 21,2%. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa pengetahuan mempunyai pengaruh (B = 0,176) terhadap tindakan pencegahan penyakit filariasis dengan taraf signifikan 0,014. Artinya terjadi peningkatan tindakan pencegahan terhadap penyakit filariasis dengan semakin baiknya tingkat pengetahuan responden. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa kepala keluarga lebih banyak memiliki tingkat pengetahuan sedang sehingga tindakan yang dilakukan terhadap pencegahan penyakit filariasis di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi masih kurang baik. Hasil pengamatan di lapangan diperoleh bahwa dari 85 responden terdapat 3 penderita kaki gajah (filariasis). Hasil wawancara yang dilakukan terhadap 3 Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
responden tersebut, diperoleh keterangan bahwa responden tidak mengetahui tentang penyakit kaki gajah. Responden beranggapan bahwa penyakit kaki gajah atau yang sering disebut kena ”UNTUT” dalam arti hukuman karena menginjak air ludah anak suku dalam yang dimasukkan ke dalam lubang. Selain itu, ada juga responden yang beranggapan penyakit kaki gajah terjadi akibat munculnya kelenjar merah mulai dari panggul sampai ke kaki sehingga menimbulkan pembengkakan. Walaupun sebelum terjadi pembengkakan pada anggota tubuh responden sudah mengalami demam secara berulang tetapi responden hanya menganggap karena terkena malaria dan berusaha mengobati sendiri dengan membeli obat di warung untuk menghilangkan demamnya.
5.4. Variabel Lain Terdapat 3 variabel (umur, jenis kelamin, dan sikap) yang pada awalnya dianggap berpengaruh, ternyata dalam penelitian ini tidak memiliki pengaruh terhadap tindakan pencegahan penyakit filariasis.
1. Variabel Umur Umur adalah jumlah tahun hidup yang dijalani responden mulai sejak dilahirkan sampai pada saat penelitian. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa umur tidak mempunyai pengaruh (B = -0,015) terhadap tindakan pencegahan penyakit filariasis dengan taraf signifikan 0,642.
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
Menurut
pengamatan selama di lapangan, ditemukan bahwa tidak ada
perbedaan tindakan pencegahan terhadap penyakit filariasis antara responden yang masih berumur muda dengan yang sudah tua. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya faktor lain selain umur, yang juga merupakan faktor intern (bawaan) yang melekat pada individu. Individu mempunyai sifat khas yang mencakup : berpikir, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi, tanggapan, inisiatif, yang dapat mempengaruhi tiap individu dalam mengolah rangsangan dari luar (Notoatmodjo, 2003). Meskipun mereka memiliki ciri-ciri umum yang sama (dalam hal ini umur), namun mereka memiliki kepribadian, tanggapan dan respons yang berbeda-beda sesuai dengan sifat khas yang mereka miliki. Walaupun umur individu yang satu dengan individu lainnya sama, tetapi bila berbeda kecerdasan, persepsi, emosi, dan motivasi, maka akan memberikan perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan) yang beda pula. Demikian juga walaupun individu lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak dari yang lebih muda, tidak dapat memberikan jaminan bahwa mereka akan memiliki perilaku lebih baik, karena dasarnya tiap individu akan memberi respons yang berbeda walaupun objeknya sama. Hal ini disebabkan sifat khas individu itu sendiri. Dengan demikian perbedaan umur tidak menyebabkan perbedaan tindakan dalam pencegahan penyakit filariasis.
2. Variabel Jenis Kelamin
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak mempunyai pengaruh (B = 0,050) terhadap tindakan pencegahan penyakit filariasis dengan taraf signifikan 0,617. Menurut pengamatan selama di lapangan, ditemukan bahwa tidak ada perbedaan antar responden dengan jenis kelamin laki-laki dan wanita. Dengan demikian perbedaan jenis kelamin tidak menyebabkan perbedaan tindakan dalam pencegahan penyakit filariasis.
4. Variabel Sikap Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Sikap juga dapat mencerminkan suatu kepribadian atau karakter individu. Jika suatu sikap tidak didasari oleh pengetahuan yang cukup maka akan menghasilkan sikap yang kurang baik. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa sikap tidak mempunyai pengaruh (B = -0,240) terhadap tindakan pencegahan penyakit filariasis dengan taraf signifikan 0,093. Hal ini membuktikan bahwa sikap yang baik tidak selamanya menghasilkan tindakan yang baik pula, karena untuk mewujudkan suatu sikap menjadi perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau situasi yang memungkinkan (Notoatmodjo, 2003).
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut : 6.1. Kesimpulan 1. Responden terbanyak adalah berumur antara 30-39 tahun sebanyak 31 responden (36,5%), jenis kelamin laki-laki sebanyak 67 responden (78,8%), tingkat pendidikan SD sebanyak 39 responden (45,9%), dan pekerjaan sebanyak 40 responden (47,1%) adalah petani. 2. Sebanyak 46 responden (54,1%) memiliki pengetahuan sedang dan sebanyak 77 responden (90,6%) memiliki sikap yang baik terhadap pencegahan penyakit filariasis di Desa Kemingking Dalam. Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
3. Sebanyak 67 responden (78,8%) mempunyai tindakan yang kurang baik terhadap pencegahan penyakit filariasis, sebanyak 17 responden (20,0%) mempunyai tindakan yang baik, dan 1 responden (1,2%) mempunyai tindakan yang tidak baik. 4. Secara statistik ada pengaruh pendidikan (p = 0,000), pekerjaan (p = 0,001), dan pengetahuan (p = 0,014) terhadap tindakan pencegahan penyakit filariasis. 5. Secara statistik tidak ada pengaruh umur (p = 0,642), jenis kelamin (p = 0,617), dan sikap (p = 0,093) terhadap pencegahan penyakit filariasis.
6.2. Saran 1. Diharapkan kepada pemerintah agar lebih meningkatkan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) yang optimal dan terpadu terhadap tindakan pemberantasan dan pencegahan penyakit filariasis. 2. Perlunya upaya promosi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit filariasis melalui penyuluhan-penyuluhan dengan mengikut sertakan para penderita filariasis, tokoh adat, tokoh agama, dan lembaga swadaya masyarakat yang ada di desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi.
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
3. Perlu dilakukan survei darah jari (SDJ) sekali dalam setahun pada daerah yang dianggap endemis filariasis untuk mengetahui penyebaran dan peningkatan kasus kronis filariasis pada masyarakat. 4. Diharapkan kepada pemerintah agar tetap menyediakan obat bagi daerah-daerah endemis filariasis sehingga tidak dapat menularkan penyakit tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Adrian L, Tarigan, 2004. Socio-Environmental Factors In Lymphatic Filariasis Case in Four Endemic Villages in Maro Sub-Distric Muaro Jambi Distric Jambi Propinsi Indonesia. School of Public Healt Griffith University Brisbane-Gueensland,Australia. Azwar A, 1998. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi kedua, Bina Rupa Aksara, Jakarta. Departemen Kesehatan R.I, 2002. Pedoman Pemberantasan Penyakit Menular di Indonesia. Ditjen PPM & PL Depkes R.I, Jakarta. ----------------, 2002. Pedoman Program Eliminasi Penyakit Kaki Gajah (filariasis) di Indonesia. Ditjen PPM & PL Depkes R.I, Jakarta.
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
----------------,2002. Epidemiologi Penyakit Kaki Gajah (Filariasis) di Indonesia. Ditjen PPM & PL Depkes R.I, Jakarta. ----------------,2002. Pedoman Penentuan Daerah Endemis Penyakit Kaki Gajah Ditjen PPM & PL Depkes R.I, Jakarta. ---------------,2002. Pedoman Pengobatan Massal Penyakit Kaki Gajah (filariasis) Ditjen PPM & PL Depkes R.I, Jakarta. ---------------,2002. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Klinis Penyakit Kaki Gajah (filariasis) Ditjen PPM & PL Depkes R.I, Jakarta. Dinkes Propinsi Jambi, 2004. Laporan Sub Din Bina Penanggulangan Masalah Kesehatan, Laporan tahunan Dinas Kesehatan Propinsi Jambi Dinkes Kabupaten Muaro Jambi, 2004. Laporan Sub Din P2M & PL, Laporan tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi --------------, 2005. Profil Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi. Ganda Husada S, W. Pribadi, dan H. D. Ilahude 2003, Parasitologi Kedokteran, Edisi III Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesi, Jakarta. Hermana, A. 2007. http://www.pikiran - rakyat.com Kasnodiharjo, 1990 Aspek Sosial Budaya dalam Penanggulangan Filariasis. Cermin Dunia Kedokteran no. 64 hal 15-17. Mahdiniansyah, 2002. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Filariasis Malayi di Kecamatan Cempaka Mulia Kabupaten Kota Waringin Timur Kalimantan Tengah. Tesis Program Pasca Sarjana UGM Yogyakarta. Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT.Rineka Cipta, Jakarta. ----------------. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. PT. Rineka Cipta,Jakarta. . Oemijati, S. 1990. Masalah Dalam Pemberantasan Filariasis di Indonesia. Cermin Dunia Kedokteran no. 64 hal 7-10. Saniambara, N. 2005. Filaraiasis dan Beberapa Faktor yang Berhubungan Dengan Penularannya di Kecamatan Rotu Timur Kabupaten Rotu Ndao Propinsi NTT. Tesis Program Pasca Sarjana UGM Yogyakarta. Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
Soeyoko. 2002 Penyakit Kaki Gajah (Filariasis Limfatik) : Permasalahan dan Alternatif Penanggulangannya. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Sumarni, S & Soeyoko 1998. Filariasis Malayi di Wilayah Puskesmas Cempaka Putih, Sampit Kalimantan Tengah (Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Penularannya). Berita Kedokteran Masyarakat XIV. Wawolumaya, dkk, 1993. Studi Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Mengenai Lingkungan di Daerah Kumuh Bantaran Ciliwung Jakarta. Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia, Tahun XXI, Nomor 2. WHO. 1997. Vector Control Method For Use by Individual and Communitis.
MASTER DATA
No Umr
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
20 30 42 55 70 60 35 30 35 30
U Jkel ddk Krj mr k 1 1 2 1 2 1 2 2 3 1 4 1 4 1 1 3 5 2 2 3 5 1 1 1 2 1 2 2 2 2 3 1 2 1 2 2 2 1 3 1
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P1 P P1 1 12 3 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1
1 1 1 1 2 1 2 2 1 2
1 1 3 1 1 1 3 1 1 1
2 1 3 1 3 3 3 1 3 1
1 1 3 1 1 1 3 3 1 2
1 3 3 3 1 1 2 3 1 3
1 1 1 3 3 1 2 3 3 1
3 3 3 3 1 1 3 3 2 1
2 1 3 1 3 1 2 1 1 2
3 2 3 3 1 1 3 3 2 3
3 3 3 3 1 3 1 3 3 1
1 1 3 1 1 3 1 3 1 3
1 1 3 3 3 3 1 3 1 1
Pt Ptk
22 20 34 26 22 21 28 31 22 22
2 1 3 2 2 1 2 3 2 2
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56
35 27 44 33 37 21 26 29 36 40 26 38 30 24 52 46 62 49 60 46 49 21 21 36 36 35 33 35 31 34 53 71 55 30 56 61 29 46 50 44 42 59 37 52 37 62
2 1 3 2 2 1 1 1 2 3 1 2 2 1 4 3 5 3 5 3 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 4 5 4 2 4 5 1 3 4 3 3 4 2 4 2 5
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1
2 2 1 2 1 2 3 4 3 1 3 2 2 1 2 2 1 5 1 3 2 1 2 1 2 2 1 2 3 2 1 5 3 2 2 2 1 2 2 1 1 2 4 2 1 2
1 3 2 1 2 1 3 1 3 1 3 2 1 2 1 2 3 4 1 2 1 3 1 3 3 1 1 2 1 3 1 4 3 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2
1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2
1 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 1 3 3 2 2 1 3 2 3 3 3 2 2 2 2 1 1 3 3 3 3 2 1 1 3 1 3 3 1 1 3 1 2 3 3
1 3 3 3 3 1 3 3 3 1 1 1 3 3 1 1 3 3 1 1 3 1 1 3 1 3 1 1 3 3 3 3 3 1 1 1 1 3 1 1 1 1 3 3 3 3
1 3 2 1 1 2 3 1 3 1 3 1 1 1 3 1 3 3 1 3 3 1 1 3 3 3 3 1 3 1 3 3 2 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 3 3 3
1 2 3 1 3 2 2 2 3 1 3 1 3 3 1 1 2 3 2 1 3 3 1 3 3 2 2 1 3 1 1 3 3 3 1 3 1 2 3 3 1 2 3 1 3 3
1 2 3 1 2 3 3 3 3 3 3 1 2 1 1 3 2 3 1 3 2 1 1 3 3 3 3 1 3 2 3 2 2 1 1 1 1 3 1 1 1 3 2 3 3 1
1 3 1 3 3 2 3 3 3 1 3 3 1 3 3 1 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 1 3 3 1 2 1 1 3 1 1 1 2 3 3 2 3
3 2 3 3 1 3 2 3 3 2 1 3 3 3 1 2 2 3 3 2 3 1 1 3 2 3 1 1 3 1 2 3 2 3 1 1 1 2 3 1 1 3 3 2 2 3
1 1 2 3 1 3 3 3 3 1 1 3 3 2 1 1 2 3 2 1 1 3 1 3 3 2 3 1 3 1 3 3 3 1 1 3 1 3 3 1 1 2 3 1 3 2
2 1 1 2 3 1 1 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 1 1 2 3 1 2 3 3 3 2 3 3 2 3 1 3 1 1 3 1 1 1 1 2 2 2 1 1
3 2 3 1 3 1 3 3 1 3 1 1 2 2 3 1 1 3 1 3 3 1 1 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 3 3 1 1 1 3 1 1 3
1 3 2 3 2 3 1 3 3 1 3 1 3 1 1 1 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 1 1
1 3 3 3 3 2 3 3 3 1 1 1 2 3 1 1 3 3 1 3 1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 1 3 3 1 1 1 1 2 1 1 1 3 3 3 3 1
18 29 30 27 29 26 31 34 33 20 26 21 30 28 22 20 30 38 23 27 30 26 18 36 32 33 31 17 38 29 29 37 32 22 15 20 16 30 24 16 14 29 31 29 30 29
1 2 2 2 2 2 3 3 3 1 2 1 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 1 3 3 3 3 1 3 2 2 3 3 2 1 1 1 2 2 1 1 2 3 2 2 2
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85
60 45 31 70 43 75 37 30 32 45 28 40 26 30 27 64 31 27 75 34 46 33 54 21 45 35 41 52 37
5 3 2 5 3 5 2 2 2 3 1 3 1 2 1 5 2 1 5 2 3 2 4 1 3 2 3 4 2
1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2
2 3 2 3 2 2 1 4 2 2 3 2 3 5 3 2 3 2 1 3 2 3 3 1 2 3 2 3 3
2 3 1 3 2 1 3 2 1 4 1 1 3 4 3 1 3 1 1 2 1 2 1 2 1 3 1 2 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2
S 1 3 3 2 1 1 2 3 3 2 3 1
S 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3
S 3 3 1 3 3 3 1 3 3 3 3 3
S 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
S 5 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
S 6 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
S 7 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2
1 2 2 1 1 1 1 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 3 3 3 1 2 2 2 1 1 1 1 1
1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 2 1 3 1 3 3 2 2 3 3 1 2 3 3 1 1 1 1 1
Tto t 21 18 20 19 19 17 20 20 17 21 18
1 3 3 3 3 3 1 1 3 3 1 2 1 1 3 1 1 1 1 2 3 2 3 1 1 1 1 1 1
Ttot k 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
1 1 3 1 1 1 1 3 3 1 1 2 3 3 2 3 3 1 1 3 1 1 3 3 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 3 3 3 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1
T 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1
1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3
T 2 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 1
1 3 3 1 1 3 1 3 2 2 1 3 1 3 1 1 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 1 1 1
1 3 1 3 1 1 2 1 1 3 3 1 2 1 3 2 3 3 1 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1
3 2 1 3 3 1 3 1 1 3 1 3 1 3 1 2 3 3 1 3 2 1 3 1 2 1 1 1 1
1 1 3 1 3 2 2 3 1 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 1 3 3 3 2 3 2 2 1 1
T 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
T 4 1 2 2 3 2 2 1 2 2 2 1
T 5 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3
T 6 1 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 1 1 1 1 2 3 1 3 1 3 3 3 3 1 3 1 3 3 2 3 3 1 1 1 1 2
2 1 1 1 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 1 3 2 2 1 2 1 1 2
T 7 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3
21 24 28 22 22 21 21 31 29 29 26 27 29 31 29 28 31 29 23 35 25 26 30 25 21 19 17 15 18
Tto t 12 16 12 17 12 14 15 16 13 15 12
1 2 2 2 2 1 1 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1
Ttot k 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
1 2 1 2 3 1 3 2 2 2 3 3 2 3 1 2 3 2 2 2 3 2 2 1 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3
19 17 17 18 21 17 19 19 20 20 21 19 18 21 19 16 21 12 20 19 21 19 19 18 21 18 20 20 20 19 20 21 20 20 19 20 18 21 20 20 20 20 21 20 19 21
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 1 2 2 2 1 3 3 2 2 1 3 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 1 1
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 1 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3
3 3 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 3 1 3 1 2 3 1 3 1 2 1 3 2 3 2 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1
2 2 2 1 3 1 1 1 2 2 2 2 3 1 2 3 1 1 3 1 3 1 3 1 1 3 1 3 1 1 1 1 1 3 1 2 1 3 3 1 1 1 1 2 1 2
2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 1 2 1 3 3 3
3 2 2 2 1 2 1 2 3 2 2 2 2 1 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3
2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 1 2 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3
17 18 14 13 16 14 14 16 16 15 14 16 17 13 12 19 16 14 15 13 21 13 19 14 16 15 16 18 17 16 17 14 15 17 12 14 15 17 16 15 12 13 12 17 15 16
3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 1 3 3 1 3 2 2 1 2 1 1 1 1 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2
2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2
3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3
2 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2
2 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 2 3 2 2
3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
17 21 20 19 21 15 20 18 21 19 21 20 18 19 19 21 20 19 18 19 20 18 18 15 15 18 17 16
3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2
1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 3 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1
3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2
1 2 1 1 1 3 2 3 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1
1 2 2 2 3 3 1 1 2 2 3 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 3 1 1 1 1 1
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2
3 1 3 3 1 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2
14 14 15 15 15 18 16 16 15 15 18 15 13 15 14 17 16 14 16 16 13 14 17 13 12 11 12 12
2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2
Frequencies Statistics
N
Valid Missing
Umur responden 85 0
Jenis kelamin responden 85 0
Pendidikan responden 85 0
Pekerjaan responden 85 0
Pengetahuan 85 0
Sikap 85 0
Tindakan 85 0
Frequency Table
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
Umur responden
Valid
20-29 tahun 30-39 tahun 40-49 tahun 50-59 tahun >59 tahun Total
Frequency 15 31 17 10 12 85
Percent 17.6 36.5 20.0 11.8 14.1 100.0
Valid Percent 17.6 36.5 20.0 11.8 14.1 100.0
Cumulative Percent 17.6 54.1 74.1 85.9 100.0
Jenis kelamin responden
Valid
laki-laki wanita Total
Frequency 67 18 85
Percent 78.8 21.2 100.0
Valid Percent 78.8 21.2 100.0
Cumulative Percent 78.8 100.0
Pendidikan responden Frequency Valid
Tidak sekolah/tidak tamat SD SD SLTP SLTA Akademi/Sarjana Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
19
22.4
22.4
22.4
39 20 4 3 85
45.9 23.5 4.7 3.5 100.0
45.9 23.5 4.7 3.5 100.0
68.2 91.8 96.5 100.0
Pekerjaan responden
Valid
Petani Nelayan Pedagang PNS Total
Frequency 40 22 19 4 85
Percent 47.1 25.9 22.4 4.7 100.0
Valid Percent 47.1 25.9 22.4 4.7 100.0
Cumulative Percent 47.1 72.9 95.3 100.0
Pengetahuan
Valid
Kurang Sedang Baik Total
Frequency 21 46 18 85
Percent 24.7 54.1 21.2 100.0
Valid Percent 24.7 54.1 21.2 100.0
Cumulative Percent 24.7 78.8 100.0
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
Sikap
Valid
Kurang baik Baik Total
Frequency 8 77 85
Percent 9.4 90.6 100.0
Valid Percent 9.4 90.6 100.0
Cumulative Percent 9.4 100.0
Tindakan
Valid
Tidak baik Kurang baik Baik Total
Frequency 1 67 17 85
Percent 1.2 78.8 20.0 100.0
Valid Percent 1.2 78.8 20.0 100.0
Cumulative Percent 1.2 80.0 100.0
Crosstabs Case Processing Summary
N Umur responden * Tindakan Jenis kelamin responden * Tindakan Pendidikan responden * Tindakan Pekerjaan responden * Tindakan Pengetahuan * Tindakan Sikap * Tindakan
Valid Percent
Cases Missing N Percent
Total Percent
N
85
100.0%
0
.0%
85
100.0%
85
100.0%
0
.0%
85
100.0%
85
100.0%
0
.0%
85
100.0%
85
100.0%
0
.0%
85
100.0%
85 85
100.0% 100.0%
0 0
.0% .0%
85 85
100.0% 100.0%
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
Umur responden * Tindakan Crosstabulation
Umur responden
20-29 tahun
30-39 tahun
40-49 tahun
50-59 tahun
>59 tahun
Total
Count % within Umur responden % within Tindakan % of Total Count % within Umur responden % within Tindakan % of Total Count % within Umur responden % within Tindakan % of Total Count % within Umur responden % within Tindakan % of Total Count % within Umur responden % within Tindakan % of Total Count % within Umur responden % within Tindakan % of Total
Tidak baik 0
Tindakan Kurang baik 11
.0%
Baik
Total 4
15
73.3%
26.7%
100.0%
.0% .0% 0
16.4% 12.9% 25
23.5% 4.7% 6
17.6% 17.6% 31
.0%
80.6%
19.4%
100.0%
.0% .0% 1
37.3% 29.4% 14
35.3% 7.1% 2
36.5% 36.5% 17
5.9%
82.4%
11.8%
100.0%
100.0% 1.2% 0
20.9% 16.5% 7
11.8% 2.4% 3
20.0% 20.0% 10
.0%
70.0%
30.0%
100.0%
.0% .0% 0
10.4% 8.2% 10
17.6% 3.5% 2
11.8% 11.8% 12
.0%
83.3%
16.7%
100.0%
.0% .0% 1
14.9% 11.8% 67
11.8% 2.4% 17
14.1% 14.1% 85
1.2%
78.8%
20.0%
100.0%
100.0% 1.2%
100.0% 78.8%
100.0% 20.0%
100.0% 100.0%
Baik
Total
Jenis kelamin responden * Tindakan Crosstabulation
Jenis kelamin responden
laki-laki
wanita
Total
Count % within Jenis kelamin responden % within Tindakan % of Total Count % within Jenis kelamin responden % within Tindakan % of Total Count % within Jenis kelamin responden % within Tindakan % of Total
Tidak baik 1
Tindakan Kurang baik 53
1.5%
13
67
79.1%
19.4%
100.0%
100.0% 1.2% 0
79.1% 62.4% 14
76.5% 15.3% 4
78.8% 78.8% 18
.0%
77.8%
22.2%
100.0%
.0% .0% 1
20.9% 16.5% 67
23.5% 4.7% 17
21.2% 21.2% 85
1.2%
78.8%
20.0%
100.0%
100.0% 1.2%
100.0% 78.8%
100.0% 20.0%
100.0% 100.0%
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
Pendidikan responden * Tindakan Crosstabulation
Pendidikan responden
Tidak sekolah/tidak tamat SD
SD
SLTP
SLTA
Akademi/Sarjana
Total
Count % within Pendidikan responden % within Tindakan % of Total Count % within Pendidikan responden % within Tindakan % of Total Count % within Pendidikan responden % within Tindakan % of Total Count % within Pendidikan responden % within Tindakan % of Total Count % within Pendidikan responden % within Tindakan % of Total Count % within Pendidikan responden % within Tindakan % of Total
Tidak baik 0
Tindakan Kurang baik 10
.0%
Baik
Total 9
19
52.6%
47.4%
100.0%
.0% .0% 1
14.9% 11.8% 33
52.9% 10.6% 5
22.4% 22.4% 39
2.6%
84.6%
12.8%
100.0%
100.0% 1.2% 0
49.3% 38.8% 18
29.4% 5.9% 2
45.9% 45.9% 20
.0%
90.0%
10.0%
100.0%
.0% .0% 0
26.9% 21.2% 4
11.8% 2.4% 0
23.5% 23.5% 4
.0%
100.0%
.0%
100.0%
.0% .0% 0
6.0% 4.7% 2
.0% .0% 1
4.7% 4.7% 3
.0%
66.7%
33.3%
100.0%
.0% .0% 1
3.0% 2.4% 67
5.9% 1.2% 17
3.5% 3.5% 85
1.2%
78.8%
20.0%
100.0%
100.0% 1.2%
100.0% 78.8%
100.0% 20.0%
100.0% 100.0%
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
Pekerjaan responden * Tindakan Crosstabulation
Pekerjaan responden
Petani
Nelayan
Pedagang
PNS
Total
Count % within Pekerjaan responden % within Tindakan % of Total Count % within Pekerjaan responden % within Tindakan % of Total Count % within Pekerjaan responden % within Tindakan % of Total Count % within Pekerjaan responden % within Tindakan % of Total Count % within Pekerjaan responden % within Tindakan % of Total
Tidak baik 1
Tindakan Kurang baik 35
2.5%
Baik
Total 4
40
87.5%
10.0%
100.0%
100.0% 1.2% 0
52.2% 41.2% 18
23.5% 4.7% 4
47.1% 47.1% 22
.0%
81.8%
18.2%
100.0%
.0% .0% 0
26.9% 21.2% 11
23.5% 4.7% 8
25.9% 25.9% 19
.0%
57.9%
42.1%
100.0%
.0% .0% 0
16.4% 12.9% 3
47.1% 9.4% 1
22.4% 22.4% 4
.0%
75.0%
25.0%
100.0%
.0% .0% 1
4.5% 3.5% 67
5.9% 1.2% 17
4.7% 4.7% 85
1.2%
78.8%
20.0%
100.0%
100.0% 1.2%
100.0% 78.8%
100.0% 20.0%
100.0% 100.0%
Pengetahuan * Tindakan Crosstabulation
Pengetahuan
Kurang
Sedang
Baik
Total
Count % within Pengetahuan % within Tindakan % of Total Count % within Pengetahuan % within Tindakan % of Total Count % within Pengetahuan % within Tindakan % of Total Count % within Pengetahuan % within Tindakan % of Total
Tidak baik 1 4.8% 100.0% 1.2% 0 .0% .0% .0% 0 .0% .0% .0% 1 1.2% 100.0% 1.2%
Tindakan Kurang baik 18 85.7% 26.9% 21.2% 35 76.1% 52.2% 41.2% 14 77.8% 20.9% 16.5% 67 78.8% 100.0% 78.8%
Baik
Total
2 9.5% 11.8% 2.4% 11 23.9% 64.7% 12.9% 4 22.2% 23.5% 4.7% 17 20.0% 100.0% 20.0%
21 100.0% 24.7% 24.7% 46 100.0% 54.1% 54.1% 18 100.0% 21.2% 21.2% 85 100.0% 100.0% 100.0%
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
Sikap * Tindakan Crosstabulation
Sikap
Kurang baik
Baik
Total
Count % within Sikap % within Tindakan % of Total Count % within Sikap % within Tindakan % of Total Count % within Sikap % within Tindakan % of Total
Tidak baik 0 .0% .0% .0% 1 1.3% 100.0% 1.2% 1 1.2% 100.0% 1.2%
Tindakan Kurang baik 5 62.5% 7.5% 5.9% 62 80.5% 92.5% 72.9% 67 78.8% 100.0% 78.8%
Baik
Total
3 37.5% 17.6% 3.5% 14 18.2% 82.4% 16.5% 17 20.0% 100.0% 20.0%
8 100.0% 9.4% 9.4% 77 100.0% 90.6% 90.6% 85 100.0% 100.0% 100.0%
Regression Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered Sikap, Pendidika n responde n, Jenis kelamin responde n, Umur responde n, Pekerjaan responde n, Pengetahu a an
Variables Removed
Method
.
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Tindakan
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
Model Summaryb Model 1
R R Square .516a .266
Adjusted R Square .209
Std. Error of the Estimate .376
a. Predictors: (Constant), Sikap, Pendidikan responden, Jenis kelamin responden, Umur responden, Pekerjaan responden, Pengetahuan b. Dependent Variable: Tindakan ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 3.985 11.003 14.988
df 6 78 84
Mean Square .664 .141
F 4.708
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), Sikap, Pendidikan responden, Jenis kelamin responden, Umur responden, Pekerjaan responden, Pengetahuan b. Dependent Variable: Tindakan
Coefficientsa
Model 1
(Constant) Umur responden Jenis kelamin responden Pendidikan responden Pekerjaan responden Pengetahuan Sikap
Unstandardized Coefficients B Std. Error 2.678 .458 -.015 .032 .050 .100 -.200 .049 .155 .047 .176 .070 -.240 .142
Standardized Coefficients Beta -.046 .049 -.457 .341 .283 -.167
t 5.846 -.467 .502 -4.068 3.309 2.510 -1.698
Sig. .000 .642 .617 .000 .001 .014 .093
a. Dependent Variable: Tindakan
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
Residuals Statisticsa Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance Centered Leverage Value
Minimum 1.83 -1.639
Maximum 2.79 2.750
Mean 2.19 .000
Std. Deviation .218 1.000
N
.051
.184
.103
.031
85
1.81 -.892 -2.375 -2.437 -.939 -2.519 .568 .000 .007
2.73 1.123 2.990 3.082 1.193 3.267 19.230 .260 .229
2.19 .000 .000 .002 .002 .009 5.929 .014 .071
.219 .362 .964 1.007 .396 1.030 4.225 .032 .050
85 85 85 85 85 85 85 85 85
85 85
a. Dependent Variable: Tindakan
Regression Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered Pengetahu an, Pekerjaan responde n, Pendidika n a responden
Variables Removed
Method
.
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Tindakan
Model Summaryb Model 1
R R Square a .486 .236
Adjusted R Square .207
Std. Error of the Estimate .376
a. Predictors: (Constant), Pengetahuan, Pekerjaan responden, Pendidikan responden b. Dependent Variable: Tindakan
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 3.534 11.454 14.988
df 3 81 84
Sig. .000a
F 8.331
Mean Square 1.178 .141
a. Predictors: (Constant), Pengetahuan, Pekerjaan responden, Pendidikan responden b. Dependent Variable: Tindakan
Coefficientsa
Model 1
Unstandardized Coefficients B Std. Error 2.001 .140 -.195 .049 .160 .047 .165 .069
(Constant) Pendidikan responden Pekerjaan responden Pengetahuan
Standardized Coefficients Beta -.445 .352 .265
t 14.287 -3.964 3.427 2.394
Sig. .000 .000 .001 .019
a. Dependent Variable: Tindakan
Residuals Statisticsa Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance Centered Leverage Value
Minimum 1.74 -2.182
Maximum 2.78 2.879
Mean 2.19 .000
Std. Deviation .205 1.000
N
.043
.140
.078
.023
85
1.72 -.936 -2.488 -2.545 -.979 -2.637 .127 .000 .002
2.75 1.064 2.831 2.895 1.114 3.039 10.629 .233 .127
2.19 .000 .000 .002 .001 .008 2.965 .014 .035
.207 .369 .982 1.009 .390 1.028 2.393 .032 .028
85 85 85 85 85 85 85 85 85
85 85
a. Dependent Variable: Tindakan
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009
Charts Observed Cum Prob 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
0.0
borP muC detcepxE
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Dependent Variable: Tindakan
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Sari Ukurtha Br. Tarigan. Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007. 2007 USU e-Repository©2009