FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
SKRIPSI PENGARUH ANALISA KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN UNTUK KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT ( STUDI KASUS PEMBERIAN KREDIT DI PT. BANK MANDIRI, TBK. )
OLEH :
NAMA
: FRANS SILITONGA
NIM
: 040503020
DEPARTEMEN
: AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi MEDAN 2009
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
“Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit di PT. Bank Mandiri, Tbk).”
adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level program S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas.
Medan, 4 Agustus 2009 Yang membuat pernyataan
Frans Silitonga NIM 040503020
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagiMu Yesus Kristus atas segala berkat yang luar biasa yang telah Engkau berikan kepadaku dalam menyelesaikan skripsi ini. KasihMu sungguh luar biasa dalam setiap langkah kehidupanku. Tanpa campur tanganMu tak mungkin aku dapat melalui segala rintangan dan hambatan dalam kehidupan ini. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan untuk Keputusan Pemberian Kredit ( Studi Kasus Pemberian Kredit di PT. Bank Mandiri,Tbk.)” disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Berbekal masalah yang sederhana dan pengetahuan yang terbatas, penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis telah mendapat bantuan dan bimbingan baik berupa moril maupun materil dari berbagai pihak dalam penyelesaian skripsi ini. Maka pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis, terutama kepada : 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Drs. Hasan Sakti, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Ibu Mutia Ismail, SE, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
3. Bapak Drs Zainal AT Silangit, SE, Ak. selaku pembimbing yang telah banyak membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. 4. Bapak Drs. Syahelmi SE, MSi, Ak dan Ibu Mutia Ismail,SE, MM, Ak. selaku penguji I dan penguji II yang telah membantu penulis melalui saran dan kritik yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini. 5. Ibu Dra. Salbiah, MSi, Ak selaku dosen wali yang telah membantu penulis dalam konsultasi akademik selama perkuliahan. 6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis. 7. Para pegawai Departemen Akuntansi, Bang Hairil, Kak Dame dan Bang Oyong yang telah banyak membantu penulis dalam administrasi di Departemen Akuntansi, serta para pegawai PPAK, Bang Kartun dan Kak Vida. 8. Kedua orangtua penulis, Drs. R. Silitonga SE, MM dan R. Tampubolon, SPd yang telah memberikan kasih sayangnya yang tak terbatas, serta mendidik, membimbing, memberikan dorongan semangat, dan doa kepada penulis. 9. Adikku, Laora Silitonga, Monika Silitonga, Juwita Silitonga atas setiap dukungan dan dorongan semangat, nasihat, saran, kritik, canda serta kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis. 10. Semua teman dan sahabatku di sekret IMAS Adriyanto, Andreas, Edu, Mario, Jansen, Endry Leeguer, Deddy, Lodewik, Edhi, Zulfirman, Mangindang, Deni, Rico, Tumpal, Hadi Wibowo, Jefry, Renold yang telah memberikan dorongan semangat dan bantuan
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini, serta terima kasih atas kebersamaan yang telah kita jalani bersama. 11. Wanita bernama Nora S yang telah memberikan motivasi dan dukungan semangat kepada penulis serta senantiasa mengingatkan kepada penulis untuk tidak jauh dari Tuhan dan selalu mengandalkan kekuatan-Nya dalam keadaan apapun. Terima kasih buat kebersamaan yang telah kita jalanin baik dalam suka maupun sedih dan tenaga yang adek berikan buat abang. 12. Semua teman-teman dan sahabat dalam pelayanan di Naposobulung di HKBP Panglima Denai yang turut mendukung penulis dalam suka maupun duka terlebih dalam doa.. Adapun harapan penulis semoga persahabatan kita tidak berakhir, tetapi kita dapat tetap mengingat satu sama lain sampai kapanpun. Terima kasih, semuanya adalah pemberi semangat dan membantu penulis dsalam penyelesaian skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat dan karuniaNya. Amin.
Medan, 4 Agustus 2009 Penulis,
Frans Silitonga NIM 040503020
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN……………………………………………………………….... i KATA PENGANTAR…………………………………………………………..
ii
ABSTRAK………………………………………………………………………. v ABSTRACT........................................................................................................... vi DAFTAR ISI.........................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL................................................................................................. x DAFTAR GAMBAR............................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xii BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah......................................................................... 1 B. Pembatasan Masalah............................................................................... 3 C. Perumusan Masalah................................................................................. 4 D. Tujuan Penelitian..................................................................................... 4 E. Manfaat Penelitian.................................................................................... 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 6 A. Laporan Keuangan................................................................................... 6 1. Pengertian Laporan Keuangan............................................................ 6 2. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan............................................. 7 a. Tujuan Laporan Keuangan............................................................ 7 b. Manfaat Laporan Keuangan.......................................................... 9 Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
3. Unsur-unsur Laporan Keuangan.......................................................... 11 4. Laporan Keuangan untuk Keputusan Kredit....................................... 18 B. Kredit........................................................................................................ 20 1. Pengertian Kredit................................................................................. 20 2. Fungsi dan Jenis Kredit....................................................................... 22 a. Fungsi Kredit................................................................................. 22 b. Jenis Kredit.................................................................................... 24 3. Mekanisme dan Prosedur Kredit......................................................... 24 4. Prosedur Pemberian Kredit................................................................. 27 5. Analisis Kredit.................................................................................... 30 6. Analisis atas Laporan Keuangan......................................................... 33 7. Analisis Kredit..................................................................................... 30
III. METODE PENELITIAN................................................................................ 45 A. Jenis Penelitian......................................................................................... 45 B. Jenis Data.................................................................................................. 45 C. Teknik Pengumpulan Data........................................................................ 46 D. Metode Analisis Data................................................................................ 46 E. Lokasi dan Jadwal Penelitian.................................................................... 49
BAB IV. ANALISIS HASIL PENELITIAN......................................................... 50 A. Gambaran Umum PT. Bank Mandiri, Tbk Cabang Medan……………. 50 1. Sejarah Singkat Perusahaan................................................................ 50 Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
2. Struktur Organisasi.............................................................................. 54 B. Analisa dan Pembahasan.......................................................................... 55 1. Analisa atas prosedur pemberian kredit di Bank Mandiri................... 55 2. Analisa Kualititatif.............................................................................. 57 3. Analisis Laporan Keuangan ( Analisa Kuantitatif)............................. 66 4. Analisa atas aktivitas kredit Bank Mandiri.......................................... 68 5. Analisis Data Penelitian....................................................................... 69
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 75 A. Kesimpulan.............................................................................................. 75 B. Saran......................................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 77 LAMPIRAN
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
DAFTAR TABEL
Tabel
Judul
Halaman
2.1
Neraca .............................................................................
12
2.2
Laporan Ekuitas Pemilik..................................................
14
2.3
Laporan Laba-Rugi............................................................
15
2.4
Laporan Arus Kas............................................................... 16
2.5
Tinjauan Penelitian Terdahulu............................................. 42
3.1
Tabel Kisi-kisi Observasi dan Besarnya Pengaruh Kinerja Keuangan untuk Keputusan Pemberian Kredit....... 48
4.1
Analisis Informasi Laporan Keuangan calon nasabah Laporan Laba Rugi.............................................................. 57 Neraca.................................................................................. 58
4.2
Analisa Kuantitatif Legalitas Usaha.................................................................... 59 Pemasaran Pasar yang dituju.................................................................. 63
4.3
Analisis Agunan................................................................... 64
4.4
Perhitungan Rasio Likuiditas............................................... 67
4.5
Perhitungan Rasio Profitabilitas.......................................... 68
4.6
Perhitungan Rasio Solvabilitas............................................ 68
4.7
Perhitungan Rasio Aktivitas................................................ 69
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
DAFTAR GAMBAR
Tabel
Judul
Halaman
2.1
Bentuk Format Analisis Kredit.........................................
28
2.2
Proses Pemberian Kredit Oleh Bank.................................
29
2.3
Kerangka Konseptual............................................................ 43
4.0
Struktur Organisasi.............................................................. 54
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Daftar Pertanyaan ( Kuesioner)
2.
Form Aplikasi Kredit
3.
Perhitungan Regresi Linier Sederhana
4.
Neraca
5.
Laporan Laba Rugi
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Industri perbankan sebagai lembaga keuangan merupakan salah satu unsur penting dalam sistem perekonomian Negara. Seiring dengan pesatnya kemajuan ekonomi dan bisnis, industri perbankan menjadi semakin beraneka ragam. Dalam undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang pokok-pokok perbankan disebutkan bahwa : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka menghidupkan taraf hidup rakyat banyak. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum, tugas utama perbankan sebagai lembaga perantara adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali ke masyarakat yang membutuhkan dana tersebut yang bentuknya adalah kredit, baik itu kredit modal kerja, kredit investasi dan lain sebagainya. Aktivitas kredit adalah aktivitas yang dominan, hal ini dapat diketahui pada neraca suatu bank yang memperlihatkan persentase kreditnya terbesar dibandingkan dengan seluruh aktiva. Dominasi tersebut menyebabkan pendapatan bunga (interest income) merupakan pendapatan yang menonjol dari seluruh pendapatan bank. Disisi lain kredit memiliki tingkat resiko yang tinggi sehingga kerugian mungkin dapat terjadi, misalnya kredit macet dan likuidasi. Oleh karena itu bank harus memegang teguh prinsip kehati-hatian.
Bank
harus
menghindarkan
terjadinya
tunggakan
bunga,
tidak
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
meningkatnya beban biaya bank sehingga dapat menekan atau bahkan menghapus profitabilitas bank. Keputusan pemberian kredit pada umumnya berdasarkan pada analisa kredit yang dilakukan pada saat pengajuan permintaan kredit oleh nasabah. Pada dasarnya ada dua jenis analisa yang dapat dilakukan, yaitu analisis terhadap data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Pada analisa kuantitatif, bank berusaha mengukur sejauh mana kemampuan nasabah (perusahaan) dalam mengembalikan pokok pinjaman dan membayar bunga. Yang menjadi tolak ukur dari analisa tersebut adalah analisa rasio keuangan yang diperoleh dengan cara menganalisa laporan keuangan perusahaan dan menggunakan metode analisa horizontal yaitu membandingkan rasio-rasio yang sama dari dua periode atau lebih. Laporan keuangan dapat membantu pihak bank untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan yang akan dibiayai dan menjadi sumber informasi penting sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan pemberian kredit. Hal ini sejalan dengan salah satu tujuan pelaporan keuangan menurut SFAC No. 1 yang menyatakan “Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor yang ada dan yang potensial, dan pemakai lain untuk mengambil keputusan, pemberian kredit, dan keputusan lainnya”. Oleh sebab itu ketepatan dan keakuratan rasio tersebut akan sangat berpengaruh pada keputusan pemberian kredit. Penyaluran kredit kepada nasabah yang membutuhkan kredit (debitur) harus melalui suatu prosedur yang harus dilakukan secara professional dan hati-hati, dimana prosedur tersebut mungkin berbeda antara suatu bank dengan bank lainnya. Namun, Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
secara umum dapat dijelaskan bahwa tahap-tahap penyaluran kredit terdiri dari wawancara dengan calon debitur, analisa laporan keuangan, penilaian jaminan, pemeriksaan dokumen-dokumen hukum dan tahap memutuskan kredit yang biasanya dilakukan oleh beberapa pejabat kredit bank. Berdasarkan alasan tersebut diatas, penulis merasa tertarik untuk mengenai lebih lanjut mengenai rasio keuangan, jenis dan kegunaannya serta pengaruhnya dalam menentukan keputusan pemberian kredit perusahaan-perusahaan oleh bank, sehingga judul penelitian ini adalah : “Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit ( Studi Kasus Pemberian Kredit di Commercial Banking Center Medan PT. Bank Mandiri Tbk ).”
III. Pembatasan Masalah Penulis melakukan penelitian pada Bank Mandiri dengan mengambil sample dari PT. Darmasindo Intikaret dan membuat batasan-batasan sebagai berikut : 1. Diasumsikan bahwa PT. Darmasindo Intikaret ingin menjadi nasabah Bank Mandiri dengan mengajukan kredit untuk memenuhi kebutuhan modal kerja. 2. Dalam melakukan penelitian ini, data yang diperoleh dari perusahaan adalah sampel tahun 2005, 2006, 2007 3. Dalam melakukan penelitian penulis hanya memfokuskan pada analisa aspek keuangan dengan menggunakan rumus-rumus rasio keuangan secara horizontal B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka pokok permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut : Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
1. Bagaimana prosedur pemberian Kredit Modal Kerja pada Bank Mandiri ? 2. Bagaimana penilaian kinerja keuangan perusahaan yang akan mengajukan Kredit Modal Kerja ? 3. Bagaimana pengaruh kinerja keuangan perusahaan dilihat dari analisa rasio keuangan dengan
menggunakan
metode
horizontal terhadap
kelayakan
mendapatkan kredit modal kerja ?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah penelitian, maka tujuan penelitian dilakukan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui prosedur pemberian Kredit Modal Kerja pada Bank Mandiri. 2. Untuk menilai kinerja keuangan perusahaan yang akan mengajukan Kredit Modal Kerja. 3. Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan perusahaan jika ditinjau dari analisa rasio keuangan dengan menggunakan metode horizontal terhadap kelayakan mendapatkan kredit modal kerja.
D. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat bermanfaat : 1. Bagi penulis, penulis dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai dunia perbankan dan dunia perkreditan. Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
2. Bagi bank, menjadi bahan pertimbangan bagi pihak pemberian kerdit (kreditor) atau sebagai referensi untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan masih berpengaruh dalam menentukan kebijakan kredit. 3. Bagi perusahaan, perusahaan tersebut dapat mengetahui kondisi keuangannya dan kondisi perusahaan itu sendiri. 4. Bagi pihak lain, memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaca yang ingin mengetahui proses analisa kuantitatif permohonan kredit oleh bank.
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Pada dasarnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan suatu perusahaan. Dengan hasil analisis tersebut, maka dapat membantu pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan. Jadi untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan perusahaan. Laporan Keuangan menurut Standart Akuntansi Keuangan (1999:2) adalah sebagai berikut : “Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan, meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal ( yang dapat disajikan dengan berbagai cara seperti misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana ), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari Laporan Keuangan”. Sedangkan pengertian Laporan Keuangan menurut Munawir dalam buku Analisa Laporan Keuangan (1999:2) : “ Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.” Jadi laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi pihak bank sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan kredit, disamping adanya data yang bersifat non keuangan sebagai informasi yang dibutuhkan bank selaku debitur. Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
Misalnya Akta pendirian, Surat-surat izin yang masih berlaku, Jaminan kredit, Daftar isian yang disediakan bank, Organisasi dan manajemen perusahaan, Data realisasi uasaha, Data rencana usaha, Data lainnya. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan. Kondisi keuangan perusahaan akan terlihat dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
2. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan a. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan yang ekonomis. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004:4), tujuan dari laporan keuangan adalah 1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu. 3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan padanya. Sedangkan menurut Standart Akuntansi Keuangan (1999:3), tujuan Laporan Keuangan adalah : ” Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”.
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
APB Statement No. 4 menggambarkan tujuan laporan keuangan dan membaginya menjadi dua, yaitu : 1. Tujuan umum yaitu menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima. 2. Tujuan khusus yaitu memberikan informasi mengenai sumber ekonomi, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan harta dan kewajiban serta informasi lainnya yang relevan. Dalam pengambilan keputusan kredit, pihak bank ingin mengetahui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan arus kas yang akan mereka peroleh di masa yang akan datang, membandingkan, dan menilai jumlah, waktu dan kaitannya dengan ketidakpastian dari arus kas di masa yang akan datang, oleh karenanya tujuan laporan keuangan menurut Sofyan Safri Harahap dalam bukunya yang berjudul Teori Akuntansi Laporan Keuangan (1996:250), adalah : ”Tujuan Laporan Keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor meramalkan, membandingkan, dan menilai potensi arus kas yang akan mereka terima dalam jumlah waktu dan kaitannya dengan ketidakpastian”. Jadi, setelah memahami tujuan laporan keuangan dari beberapa sumber, dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan peran laporan keuangan bagi kreditor, investor dan juga pemakai lainnya.
Peran laporan keuangan adalah sebagai berikut : Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
1). Laporan keuangan yang merupakan sumber informasi dapat memberikan segala informasinya yang dapat berguna untuk membantu investor, kreditor dan pemakai lainnya dalam menilai prospek aliran kas perusahaan. 2). Laporan keuangan dapat memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pemakai lainnya dalam memberikan kredit, membuat keputusan investasi dan keputusan lain yang serupa. 3). Laporan keuangan dapat memberikan informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan dalam satu periode. Jadi bank sebagai kreditor dapat memprediksi atau menilai kinerja keuangan perusahaan sehingga layak atau tidak diadakan pencairan kredit. 4). Laporan keuangan berperan dalam memberikan informasi mengenai sumbersumber ekonomi dari suatu perusahaan. b. Manfaat Laporan Keuangan Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi : 1). Investor Penanaman modal berisiko dan penagihan mereka berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. 2). Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja. 3). Pemberi pinjaman Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman tersebut serta bunganya dapat dibayar pada saat jautuh tempo. 4). Pemasok dan kreditor usaha lainnya Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan. 5). Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung perusahaan.
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
6). Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang
berada di bawah kekuasaanya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. 7). Masyarakat Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran serta rangkaian aktivitasnya 3. Unsur-Unsur Laporan Keuangan Unsur-Unsur laporan keuangan terdiri dari : 1. Neraca Neraca adalah laporan keuangan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Posisi keuangan tersebut menunjukkan keadaan harta yang dimiliki perusahaan, dan menunjukkan sumber darimana harta tersebut diperoleh. Ada tiga bentuk penyajian neraca yang lazim digunakan : 1). Bentuk skontro
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
Yaitu bentuk rekening T, dimana aktiva disusun di bagian kiri atau debit dan passiva yang terdiri dari kelompok kewajiban dan ekuitas disusun di sebelah kanan atau kredit. 2). Bentuk vertikal Bentuk laporan dimana aktiva, kewajiban dan ekuitas disusun dengan urutan ke bawah (vertikal). 3). Bentuk neraca yang disesuaikan dengan kedudukan atau posisi keuangan suatu perusahaan. Yang bertujuan agar kedudukan atau posisi keuangan yang dikehendaki tampak dengan jelas. Contoh neraca berbentuk vertikal adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 PT. ABC Neraca Per 31 Desember 2004 AKTIVA Aktiva Lancar : Kas…………………………………………………. Rp xxx Surat-surat berharga………………………………... Rp xxx Wesel tagih……………………………………….... Rp xxx Persediaan barang dagangan………………………. Rp xxx Penghasilan yang masih harus diterima…………… Rp xxx Perskot biaya............................................................. Rp xxx Total aktiva lancar........................................................... Rp xxx Investasi : Saham PT. Makmur.................................................. Rp xxx Obligasi negara......................................................... Rp xxx Jumlah investasi.............................................................. Rp xxx Aktiva Tetap : Tanah........................................................................ Rp xxx Bangunan........................................ Rp xxx Akumulasi penyusutan................... Rp xxx Rp xxx Mesin-mesin................................... Rp xxx Akumulasi penyusutan................... Rp xxx Rp xxx Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
Inventaris........................................ Rp xxx Akumulasi penyusutan................... Rp xxx Rp xxx Jumlah aktiva tetap......................................................... Rp xxx Aktiva tidak berwujud : Goodwill................................................................................ Rp xxx Beban yang ditangguhkan..................................................... Rp xxx Jumlah aktiva tidak berwujud......................................... Rp xxx Aktiva lain-lain : Piutang jangka panjang......................................................... Rp xxx Bangunan dalam pendirian................................................... Rp xxx Jumlah aktiva lain-lain.................................................... Rp xxx Total Aktiva.................................................................. Rp xxx PASSIVA Hutang lancar : Hutang dagang.......................................................... Rp xxx Wesel bayar............................................................... Rp xxx Hutang pajak............................................................. Rp xxx Biaya yang masih harus dibayar............................... Rp xxx Pendapatan yang diterima di muka........................... Rp xxx Jumlah hutang lancar...................................................... Rp xxx Hutang jangka panjang : Hutang obligasi......................................................... Rp xxx Hutang hipotek......................................................... Rp xxx Jumlah hutang jangka panjang........................................ Rp xxx Total hutang.................................................................. Rp xxx Modal/ Kepemilikan Modal saham............................................................ Rp xxx Pemasukan modal.................................................... Rp xxx Laba ditahan............................................................ Rp xxx Total modal........................................................ Rp xxx Total Passiva................................................................. Rp xxx Sumber : Syahrul Rambe dan Nurzaimah, Modul Akuntansi Menengah I, Medan,2005, hal 11-12
2. Laporan Ekuitas Pemilik Laporan ekuitas pemilik adalah laporan yang menjelaskan tentang perubahan posisi modal baik saham dalam PT, maupun dalam perusahaan perseorangan. Berikut ini adalah contoh penyajian laporan ekuitas pemilik :
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
PT. ABC Laporan Ekuitas Pemilik Untuk Dua Bulan yang Berakhir 31 Desember 2005 Modal Chris Clark, 1 November 2005 Investasi pada 1 November 2005 Laba bersih untuk November dan Desember Dikurangi penarikan oleh pemilik Kenaikan ekuitas pemilik Modal Chris Clark, 31 Desember 2005
Rp xxx Rp xxx Rp xxx + Rp xxx Rp xxx Rp xxx + Rp xxx
Sumber : Warren Reeve Fess, Accounting Pengantar Akuntansi, Jakarta, 2005, hal 181
3. Laporan Laba/Rugi Laporan laba/rugi adalah suatu laporan yang disusun secara sistematis, tentang penghasilan yang diperoleh dan tentang biaya yang menjadi beban perusahaan, dalam usahanya selama satu periode. Dengan membagikan antara pendapatan dan biaya tersebut dapat diketahui berapa besarnya rugi atau laba perusahaan. Oleh karenanya selain dalam ikhtisar laporan laba/rugi, analisis dan interprestasi akan dikonsentrasikan juga pada laporan arus kas. Berikut ini adalah contoh bentuk laporan laba rugi : Tabel 2.3 Laporan laba rugi Untuk tahun 2004 Penjualan bruto……………………………………………………………….. Rp xxx Return dan potongan penjualan……………………………… Rp xxx Discount penjualan…………………………………………… Rp xxx Rp xxx Penjualan netto……………………………………………………………….. Rp xxx Harga pokok penjualan Persediaan barang dagangan, 1 Jan 2004…………………………….. Rp xxx Pembelian……………………………………………………. Rp xxx Return dan potongan pembelian……………… Rp xxx Discount pembelian…………………………... Rp xxx Rp xxx Rp xxx Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
Transportasi pembelian……………………………………… Rp xxx Barang tersedia untuk dijual………………………………….... Rp xxx Persediaan barang dagangan………………………………………….. Rp xxx Harga pokok penjualan……………………………………………. Rp xxx Laba bruto atas penjualan……………………………………………………. Rp xxx Biaya usaha : Biaya penjualan : Biaya advertensi.............................................................. Rp xxx Biaya pengiriman............................................................ Rp xxx Gaji pelayan toko............................................................ Rp xxx Penyusutan bangunan toko............................................. Rp xxx Jumlah biaya penjualan............................................. Rp xxx Biaya umum dan administrasi : Gaji pimpinan dan karyawan......................................... Rp xxx Supplies kantor................................................................ Rp xxx Penyusutan perabot kantor.............................................. Rp xxx Pajak, asuransi dan lain-lain............................................ Rp xxx Pemakaian telepon dan listrik.......................................... Rp xxx Jumlah biaya umum dan administrasi........................ Rp xxx Jumlah biaya usaha.................................................... Rp xxx Laba usaha............................................................................................................... Rp xxx Pendapatan dan laba di luar usaha : Pendapatan sewa....................................................................... Rp xxx Pendapatan bunga..................................................................... Rp xxx Laba penjualan aktiva tetap...................................................... Rp xxx Rp xxx Biaya dan rugi diluar usaha Biaya bunga.................................................................... Rp xxx Biaya sewa...................................................................... Rp xxx Rp xxx Laba / rugi diluar usaha.................................................................................... Rp xxx Laba bersih sebelum pajak perseroan...................................................................... Rp xxx Taksiran pajak perseroan......................................................................................... Rp xxx Laba bersih............................................................................................................... Rp xxx Laba per lembar saham : • Laba operasional......................................................................................... Rp xxx • Keuntungan dari pos luar biasa................................................................... Rp xxx Laba Bersih................................................................................. Rp xxx Sumber : Syahrul Rambe dan Nurzaimah, Modul Akuntansi Menengah I, Medan,2005, hal 15
4. Laporan Arus Kas Laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan sumber dan pengeluaran kas pada suatu periode tertentu. Dalam hal ini transaksi ka situ dikelompokkan pada tiga bagian,
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
yaitu transaksi kas yang berasal dari kegiatan operasi, transaksi kas yang berasal dari kegiatan pembiayaan dan transaksi kas yang berasal dari kegiatan investasi. Berikut ini adalah contoh penyajian laporan arus kas : Tabel 2.4 PT. ABC Laporan Arus Kas Untuk tahun 2004
1. Arus kas dari kegiatan operasi a. Arus kas masuk : • Penerimaan dari langganan................................ Rp xxx • Penerimaan deviden........................................... Rp xxx • Penerimaan bunga.............................................. Rp xxx • Penerimaan claim asuransi................................. Rp xxx + Jumlah arus kas masuk................................................... Rp xxx b Arus kas keluar : • Pembayaran kepada supplier.............................. Rp xxx • Pembayaran bunga.............................................. Rp xxx • Pembayaran pajak............................................... Rp xxx • Pembayaran tuntutan pengadilan........................ Rp xxx + Jumlah arus kas keluar.................................................... Rp xxx Kas bersih yang berasal dari operasi.................................................... Rp xxx 2. Arus kas dari kegiatan investasi a. Arus kas masuk : • Penerimaan dari penjualan aktiva tetap............... Rp xxx • Penerimaaan dari wesel atas penjualan Aktiva tetap.......................................................... Rp xxx + Jumlah arus kas masuk.................................................. Rp xxx b. Arus kas keluar : • Pembelian bangunan........................................... Rp xxx • Pengeluaran modal.............................................. Rp xxx + Jumlah arus kas keluar................................................... Rp xxx Kas bersih yang berasal dari investasi................................................. Rp xxx 3. Arus kas dari kegiatan pembelanjaan a. Arus kas masuk : • Penerimaan dari pengeluaran obligasi................ Rp xxx • Penerimaan dari penjualan saham biasa.............. Rp xxx + Jumlah kas masuk.......................................................... Rp xxx b Arus kas keluar • Pembayaran lease................................................ Rp xxx • Pembayaran deviden........................................... Rp xxx + Jumlah arus kas keluar................................................... Rp xxx Kas bersih yang berasal dari pembelanjaan......... ........................... Rp xxx Kenaikan atau penurunan kas............................................................... Rp xxx Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
Sumber : Syahrul Rambe dan Nurzaimah, Modul Akuntansi Menengah I, Medan, 2005, hal 19
5. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan adalah laporan yang memuat antara lain mengenai ikhtisar kebijakan akuntansi penting yang dianut perusahaan. Ikhtisar tersebut memuat penjelasan mengenai kebijakan akuntansi yang mempengaruhi posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan, seperti penyusutan aktiva tetap dan amortisasi. Berikut ini adalah contoh penyajian catatan atas laporan keuangan : Tabel 2.5 PT. ABC Catatan atas Laporan Keuangan Catatan Laporan Keuangan – Tahun yang Berakhir 31 Desember 2003 1. Ikhtisar kebijaksanaan akuntansi yang penting : a. Persediaan dinilai dengan harga pokok atau harga pasar, mana yang lebih rendah. Harga pokok dikalkulasi dengan metode first in, first out. b. Penyusutan dihitung dengan metode garis lurus untuk laporan keuangan dengan menggunakan pedoman ACRS untuk surat pemberitahuan. c. Harta tak berwujud diamortisasi selama periode usia manfaatnya : paten, 10 tahun, dan goodwill, 20 tahun. d. Perusahaan menyewa pemilikan Market street untuk periode 15 tahun berakhir 1 Januari 1992. Sewa ini tidak memenuhi kriteria kapitalisasi dan pembayaran sewa diterima dimuka diakui sebagai pendapatan selama masa sewa. 2. Perusahaan kemungkinan akan dikenakan tanggung jawab atas wesel tagih dan piutang bergaransi yang berjumlah Rp xxx. Juga berbagai gugatan belum dapat diselesaikan tang mana penyelesaian pembayarannya belum dapat ditentukan. Menurut pendapatan pengacara dan manajemen, hutang tersebut, kalaupun ada, tidak akan material.
Sumber : Syahrul Rambe dan Nurzaimah, Modul Akuntansi Menengah I, Medan,2005, hal 20
4. Laporan Keuangan Untuk keputusan Kredit
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
Laporan keuangan perusahaan digunakan oleh pihak bank bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai : 1. Kemampuan perusahaan mereka memperoleh keuntungan. 2. Struktur perdanaan operasi perusahaan. 3. Kemampuan perusahaan melunasi pinjaman yang jatuh tempo. 4. Efisiensi pengelolaan harta perusahaan pada masa lampau. Keempat fokus diatas mempunyai hubungan yang saling terkait antara yang satu dengan lainnya. Sebagai contohnya, struktur pendanaan operasi perusahaan, profitabilitas dan kemampuan menghasilkan dana untuk melunasi pinjaman saling mempengaruhi. Perusahaan dengan profitabilitas rendah, tidak mudah mengumpulkan dana dalam jumlah besar. Sebaliknya, perusahaan yang tidak mampu menyediakan dana yang cukup untuk membiayai operasi perusahaannya dapat diramalkan tidak mampu mencapai hasil penjualan dan keuntungan yang memadai. Oleh sebab itu, hasil evaluasi kondisi keuangan merupakan bahan masukan yang sangat penting untuk mengantisipasi kemampuan perusahaan melunasi kredit. Agar dapat mengantisipasi kemampuan nasabah untuk mengembalikan kredit dengan baik, pihak kreditor dalam hal ini analisis kredit bank yang bersangkutan disarankan agar meminta nasabahnya untuk menyusun proyeksi arus kas mereka. Proyeksi arus kas itu disusun menurut jangka waktunya masing-masing, sesuai dengan panjang pendeknya jangka waktu kredit. Adapun dokumen pokok yang lazim dipergunakan dalam evaluasi kondisi keuangan nasabah pada masa lampau adalah neraca laporan laba/rugi perusahaan selama tiga tahun terakhir (yang telah diaudit), serta neraca dan laba/rugi sementara tahun berjalan. Biasanya laporan keuangan yang diaudit oleh Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
akuntan publik lebih dipercaya oleh pihak bank. Laporan keuangan yang disajikan oleh akuntan publik akan mengurangi resiko bahwa perusahaan mencoba agar labanya menggambarkan rentabilitas yang menggembirakan. Apabila rentabilitas yang bagus maka perusahaan akan lebih mudah mendapatkan kredit dari pihak bank. Oleh karena itu laporan keuangan yang diaudit berbeda dengan laporan keuangan yang tidak diaudit. Laporan keuangan yang diaudit tentunya akan diperiksa oleh akuntan publik kemudian diberikan pendapat terhadap laporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Standar Akuntan Publik (SAP) dan Standar Akuntansi Keuangan ( SAK ). Sedangkan laporan keuangan yang tidak diaudit tentunya tidak akan diberikan pendapat oleh akuntan publik. B. Kredit 1. Pengertian Kredit Istilah kredit bukan hal yang asing dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, sebab sering dijumpai ada anggota masyarakat yang membeli barang dan kreditan. Jual beli tersebut tidak dilakukan dengan tunai, tetapi dengan cara mengangsur. Selain itu banyak anggota masyarakat yang menerima kredit dari koperasi maupun bank untuk kebutuhannya. Mereka pada umumnya mengartikan kredit sama dengan utang, karena setelah jangka waktu tertentu mereka harus membayar lunas. Sebenarnya kata “kredit” berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang artinya “percaya”. Bila dihubungkan dengan bank, maka terkandung pengertian bahwa bank selaku kreditur percaya meminjamkan sejumlah uang kepada nasabah/debitur, karena debitur dapat dipercaya kemampuannya untuk membayar lunas pinjamannya setelah jangka waktu yang ditentukan. Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
Dalam Undang-undang Pokok Perbankan No. 7 tahun 1992, pengertian kredit adalah : ” Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan ”. Dari defenisi tersebut dapat ditarik kesimpulan : 1. Adanya perjanjian Pemberian kredit didasarkan pada suatu perjanjian yang saling mempercayai bahwa kedua belah pihak akan memenuhi kewajibannya masing-masing. 2. Kesepakatan Dalam pemberian kredit ini terkandung kesepakatan pelunasan hutang dan bunga akan diselesaikan dalam jangka waktu yang telah disepakati bersama. 3. Adanya penyerahan uang Kredit timbul karena adanya suatu penyerahan uang atau dapat juga barang yang menimbulkan tagihan dengan pihak lain, dengan harapan bahwa kreditor dalam hal ini pihak bank akan memperoleh suatu tambahan nilai dari pokok pinjaman tersebut sebagai pendapatan dari bank yang bersangkutan. 4. Adanya faktor resiko Setiap usaha yang dilakukan, lebih-lebih lagi dalam kegiatan bisnis akan selalu dihadapkan dengan berbagai bentuk resiko. Pada umumnya profit yang diperoleh akan senantiasa berbanding lurus dengan tingkat resiko yang dihadapi. Artinya semakin besar tingkat resiko dari suatu bisnis maka akan semakin besar pula tingkat keuntungan yang diperolehnya. Demikian pula dalam persetujuan pemberian kredit terkandung resiko yang terlebih dulu dipahami dalam proses Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
perencanaan kredit, apakah resiko tersebut tergolong resiko yang dapat dikendalikan atau resiko liar.
Menurut OP. Simorangkir (1986:90), “Kredit adalah pemberian prestasi (misalnya uang, barang) dengan balas prestasi (kontraprestasi) yang akan terjadi pada waktu yang akan datang.” Dari rumusan diatas, dapat dikemukakan bahwa kredit itu merupakan perjanjian pinjam-meminjam uang antara bank sebagai kreditur
dan nasabah sebagai debitur.
Dalam perjanjian ini, bank sebagai pemberi kredit percaya terhadap nasabahnya dalam jangka waktu yang telah disepakatinya akan dikembalikan (dibayar) lunas. 2. Fungsi dan Jenis Kredit Fungsi kredit perbankan dalam kegiatan perekonomian dan perdagangan menurut H. Budi Untung dalm bukunya yang berjudul Kredit Perbankan di Indonesia (2000:4), adalah : 1. Dapat meningkatkan lalu lintas dan peredaran uang Kredit yang diberikan dapat melalui cek dan giro bilyet sehingga membantu lalu lintas uang. 2. Dapat meningkatkan daya guna uang Para pemilik uang dapat menyimpan uangnya di bank dan uang tersebut oleh bank dipinjamkan kepada nasabahnya yang membutuhkan. 3. Dapat meningkatkan daya guna barang Dengan mendapatkan kredit para pengusaha dapat mempergunakan untuk membeli bahan baku yang lebih bermutu yang akan meningkatkan produksi sehingga daya guna barang itu meningkat. Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
4. Kredit merupakan salah satu stabilitas ekonomi Dengan kredit yang diberikan, dapat digunakan untuk mendorong meningkatkan usaha seperti ekspor sehingga akan meningkatkan pendapatan masyarakat dan dalam hal ini bisa menjadi alat stabilitas ekonomi nasional. 5. Dapat meningkatkan kegairahan usaha Dengan pinjaman kredit, para pengusaha yang mempunyai masalah dengan dana yang digunakan untuk meningkatkan usahanya, dapat diatasi dengan pinjaman kredit. 6. Dapat meningkatkan pemerataan pendapatan Dengan meningkatnya kemauan dalam berusaha dikalangan pengusaha yang terbantu melalui pinjaman kredit maka akan meningkatkan atau menaikkan pendapatan masyarakat sehingga secara langsung dapat meningkatkan pemerataan pendapatan. 7. Kredit sebagai alat ukur untuk meningkatkan hubungan internasional. Kreditur tidak hanya memberikan kreditnya didalam negeri tetapi juga diluar negeri sehingga dapat terjadi hubungan antar negara. Secara umum jenis kredit adalah sebagai berikut : 1. Penggolongan berdasarkan Jangka Waktu a. Kredit Jangka Pendek Adalah kredit yang jangka waktunya tidak melebihi satu tahun b. Kredit Jangka Menengah Adalah kredit yang mempunyai jangka waktu antara satu sampai tiga tahun. c. Kredit Jangka Panjang Adalah kredit yang mempunyai jangka waktu diatas tiga tahun. 2. Penggolongan Kredit Berdasarkan Tujuan Penggunaannya Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
a. Kredit Konsumtif Adalah kredit yang diberikan kepada debitur untuk keperluan konsumsi seperti kredit profesi, kredit perumahan, kredit kendaraan bermotor dan lain sebagainya. b. Kredit Produktif, yang terdiri dari : 1. Kredit Investasi, yaitu kredit yang digunakan untuk membeli barang modal atau barang-barang tahan lama seperti tanah, mesin dan sebagainya. 2. Kredit Modal Kerja, yaitu kredit yang diberikan untuk membiayai modal lancar yang habis dalam pemakaian seperti untuk barang dagangan, bahan baku dan lain-lain. 3. Kredit Likuiditas, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membantu perusahaan yang sedang kesulitan likuiditas, misalnya kredit likuiditas dari Bank Indonesia yang diberikan untuk bank-bank yang memiliki likuiditas di bawah bentuk uang. 3. Mekanisme dan Prosedur Kredit Dalam pengajuan kredit kepada bank, perusahaan harus melakukan tahapantahapan dalam permohonan kredit. Perusahaan perlu mempersiapkan data-data yang diperlukan sebagai informasi yang dibutuhkan sebagi informasi yang dibutuhkan oleh bank selaku kreditur. Adapun informasi dan data-data yang dibutuhkan meliputi : 1) Akta Pendirian Fotocopi akte pendirian dan akte perubahan perusahaan. Akte pendirian yang dimaksudkan adalah yang telah diumumkan dalam lembaran negara. Dari aktaakta ini dapat diketahui pihak-pihak yang dapat mengikatkan diri dengan pihak ketiga, jumlah saham dan jumlah saham yang telah disetor. Akte pendirian dan Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
akte perubahan hanya diperlukan bagi perusahaan firma/CV, perseroan terbatas, perusahaan negara, yayasan dan koperasi . 2) Surat kuasa sehubungan dengan hak substitusi Surat kuasa ini hanya diperuntukkan bagi perusahaan bukan perorangan. 3) Surat-surat izin yang masih berlaku Surat-surat izin yang dimaksud adalah bisa dalam bentuk : a) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) b) Surat Izin Usaha Pemborong Pekerjaan (SIPP) c) Undang-undang gangguan d) Surat Izin Industri e) Izin-izin lainnya. 4) Daftar isian yang disediakan oleh bank Bila ada daftar isian yang disediakan oleh bank maka perusahaan harus mengisi lengkap daftar isian tersebut dan ditandatangani oleh pihak yang berwenang. 5) Jaminan Kredit Yang dimaksud dengan jaminan kredit adalah fotocopy surat bukti kepemilikan aktiva tetap(tanah, bangunan, kendaraan, dan lain-lain) yang dimiliki oleh perusahaan. 6) Organisasi dan manajemen perusahaan 7) Data realisasi usaha 8) Data rencana usaha 9) Data lainnya
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
Data lainnya adalah data atau informasi positif lainnya yang dimiliki oleh perusahaan yang akan menambah kredibilitas perusahaan di mata bank. b. Data yang bersifat keuangan Data-data yang diperlukan oleh perusahaan yang bersifat keuangan adalah laporan keuangan. Penyampaian laporan keuangan sangat penting karena merupakan analisis inti dalam persetujuan kredit. Laporan keuangan yang biasanya dibutuhkan untuk dianalisis adalah : 1) Laporan Laba/Rugi 2) Neraca 3) Arus Kas 4. Prosedur Pemberian Kredit Bank memerlukan informasi tentang data-data yang dimiliki calon penerima kredit. Data-data tersebut penting bagi bank untuk menilai keadaan dan kemampuan nasabah sehingga menumbuhkan kepercayaan bank dalam memberikan kredit. Pihak bank dapat dengan baik menjawab dan mengambil keputusan atas masalahmasalah yang dihadapi dalam proses pemberian kredit, maka diperlukan suatu bentuk dari pola analisis kredit. Analisis ini perlu dilakukan secara kritis baik melalui pendekatan kualitatif maupun kuantitatif terhadap semua aspek. Proses analisis dapat dilakukan oleh seorang staff yang mempunyai ketrampilan dan pengetahuan serta pengalaman di bidang perkreditan (Djohan, 2000 : 98). Dapat juga dalam bentuk tim analisis yaitu sekelompok orang yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu keahlian, profesi yang merumuskan suatu bentuk analisis terhadap permohonan kredit, sehingga terdapat
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
berbagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan pemberian kredit kepada calon debitur. Gambar 2.1 BENTUK FORMAT ANALISIS KREDIT
Format Analisis Kredit
Informasi Umum
a. Identitas Perusahaan b. Legalitas Perusahaan c. Aspek Hukum
Data dan Pertimbangan a. b. c. d. e. f. g.
Hubungan Perusahaan dengan Bank Permohonan yang Diajukan Realisasi dan Rencana Usaha Aktivitas Rekening Aspek Tekhnis Analisis Laporan Keuangan Analisis Barang Jaminan
Kesimpulan
Saran Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
Sumber : Warman Djohan, Kredit Bank, 2000, hal 100 Format analisis kredit tersebut sifatnya fleksibel, tergantung dari jenis kredit yang akan dianalisis dan tujuan yang ingin dicapai dari analisis kredit itu sendiri. Gambar 2.2 PROSES PEMBERIAN KREDIT OLEH BANK Permohonan Kredit
Penelitian Berkas Investigasi Informasi Bank Analisis Kredit
Keputusan
Ditolak
Disetujui
Penegasan
Penegasan
Pengikatan Jaminan
Asuransi Jaminan
Asuransi Kredit
Pencairan
Pengelolaan
Pengawasan Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
Sumber : Warman Djohan, Kredit Bank. 2000, hal 99 Informasi bank menunjukkan bahwa bank yang akan memproses permohonan kredit meminta informasi ke bank lain dari Credit Information Centre Bank Indonesia tentang financial standing dari calon debitur. Dari jawaban informasi bank tersebut dapat diketahui bonafiditas dari calon debitur, apakah performance cukup baik atau masuk dalam daftar hitam dan apakah yang bersangkutan juga sedang memperoleh fasilitas kredit dari bank lain. Bila informasi yang diperoleh cocok dengan keterangan lisan calon debitur berarti karakter dari calon debitur baik dan tidak demikian jika sebaliknya. 5. Analisis Kredit Secara keseluruhan dalam analisis kredit, cakupan analisis paling tidak harus memuat analisis enam C (6C’s), yang merupakan standar minimal yang lazim digunakan di kalangan perbankan. Menurut Sutojo dalam bukunya yang berjudul Analisa Kredit Bank Umum (1995:44), enam macam faktor atau 6 C’s adalah sebagai berikut : 1. Character (watak) Dimaksudkan untuk mengetahui kejujuran dan itikad baik calon debitur untuk melunasi atau mengembalikan pinjamannya. Dapat juga diartikan sebagai moral, kepribadian dan perilaku calon debitur dalam kehidupan kesehariannya. 2. Capacity (Kemampuan) Bank harus meneliti tentang keahlian calon debitur dalam bidang usahanya dan kemampuan manajerialnya, sehingga bank yakin bahwa usaha yang akan dibiayainya dikelola oleh orang-orang yang tepat, sehingga calon debiturnya dalam jangka waktu tertentu mampu melunasi atau mengembalikan pinjamannya.
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
3. Capital Bank harus melakukan analisis terhadap posisi keuangan secara menyeluruh mengenai masa lampau dan yang akan datang, sehingga dapat diketahui kemampuan permodalan calon debitur dalam menunjang pembiayaan proyek atau usaha calon debitur. 4. Collateral (Jaminan) Jaminan sangat penting bagi bank sebagai dasar keyakinan bahwa kredit yang disalurkan tidak akan disalahgunakan oleh perusahaan. Selain itu, bank dapat memperoleh kembali uangnya apabila perusahaan tidak mampu membayar kembali uangnya apabila perusahaan tidak mampu membayar kembali harga pokok dan bunga kredit yang tertunggak. 5. Condition of Economy ( Kondisi Ekonomi) Bank harus menganalisis keadaan pasar di dalam dan di luar negeri baik masa lalu maupun yang akan datang, sehingga masa depan pemasaran dari hasil proyek atau usaha calon debitur yang dibiayai bank dapat diketahui. Oleh karena itu, kondisi ekonomi yang dapat mempengaruhi kesuksesan bisnis perusahaan merupakan faktor yang perlu diperhatikan bank. 6. Competence to Borrow Bank ingin mengetahui siapa saja dalam organisasi perusahaan yang secara hokum mempunyai wewenang untuk meminjam dana dari bank. Sebab, sebuah perjanjian kredit yang ditandatangani oleh pejabat yang tidak berwewenang untuk meminjam, dapat ditolak keabsahannya.
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
Dalam menganalisis lima C tersebut, keseluruhan kemungkinan resiko yang dapat terjadi telah mendapatkan perhatian. Dari hasil analisis dimaksud, tentunya para pengambil keputusan di bidang perkreditan diharapkan telah dapat mengambil keputusan dengan baik. Sedangkan menurut Munir Fuady dalam bukunya yang berjudul Hukum Perkreditan Kontemporer (1996:24), bank dalam memberikan kredit, selain menerapkan prinsip 6 C’s, juga menerapkan apa yang dinamakan dengan prinsip 5 P, yaitu : a. Purpose yaitu sasaran dan tujuan pemberian kredit b. Payment yaitu sumber dan jadwal waktu pembayaran kredit c. People yaitu penilaian terhadap orang-orang yang terlihat dalam usaha calon debitur. d. Protection yaitu mengatasi resiko apabila usaha debitur gagal. e. Perspective yaitu analisis kondisi perusahaan dan perspektif mendatang. f. Party yaitu kepercayaan yang diberikan oleh debitur kepada pihak pemberi kredit Di samping mempergunakan prinsip kredit di atas, bank dalam memberikan kredit juga menggunakan prinsip 3 R, yaitu : 1. Return Merupakan hasil yang diperoleh debitur, dalam hal ini ketika kredit telah dimanfaatkan dan dapat diantipasi oleh calon kreditor. Artinya, perolehan tersebut mencukupi untuk membayar kembali kredit beserta bunga, ongkos-ongkos, di samping membayar keperluan perusahaan yang lain seperti untuk arus kas, kredit lain jika ada, dan sebagainya. 2. Repayment
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
Yaitu pembayaran kembali oleh debitur sudah dapat diramalkan oleh analisis. Kemampuan bayar dari pihak debitur harus dipertimbangkan apakah kemampuan bayar tersebut sesuai dengan jadwal pembayaran kembali dari kredit yang akan diberikan itu. 3. Risk Bearing Ability Yaitu pengendalian yang dikaitkan dengan kemungkinan adanya kegagalan usaha debitur, apakah debitur mampu menutup seluruh kerugian yang mungkin timbul karena hal-hal yang tidak diperkirakan semula. Untuk itu, perlu diperhitungkan apakah misalnya jaminan atau asuransi barang atau kredit sudah cukup aman untuk menutupi resiko tersebut. 6. Analisis atas Laporan Keuangan Dalam menentukan layak atau tidaknya kredit yang diajukan calon nasabah diperlukan analisa-analisa yang menggambarkan kondisi operasi, keuangan serta manajemennya. Dalam hal ini pihak bank memerlukan informasi-informasi yang terpercaya, antara lain informasi laporan keuangan secara terperinci, informasi mengenai sifat dan status calon debitur dan fakta-fakta penyelidikan lainnya. Analisa laporan keuangan merupakan proses yang bertujuan untuk mengevaluasi posisi keuangan serta hasil kegiatan usaha suatu perusahaan di masa lalu dan di masa sekarang. Analisa laporan keuangan harus mudah dimengerti dan informatif, bersifat aktual yaitu mendekati keadaan yang sebenarnya dan tepat waktu. Selain itu analisa laporan keuangan juga harus dapat diperbandingkan secara horizontal dan diusahakan minimal dua atau tiga periode laporan keuangan yang dianalisa.
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
Dengan analisa terhadap aspek keuangan calon debitur pihak bank mengetahui struktur kebutuhan modal yang akan dibandingkan dengan stuktur perkreditan yang tersedia, prospek keuangan calon debitur di masa yang akan datang, besar biaya usaha, estimasi dana masuk maupun keluar dan lain sebagainya. Informasi akuntasi yang merupakan bagian dalam informasi keuangan secara keseluruhan merupakan informasi yang relevan dan bermanfaat dalam melakukan analisa yang akan digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan akan bermanfaat apabila dapat membantu dalam prediksi atas kejadian masa lalu, sekarang dan kejadian masa depan melalui peramalan yang tepat. Informasi keuangan akan bermanfaat bila memenuhi karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas dalam membuat informasi mengenai laporan keuangan seperti yang terdapat dalam Standart Akuntansi Keuangan (1999:5), yaitu : 1. Dapat dipahami Informasi harus dapat dipahami oleh para pemakainya, dan dinyatakan dalam bentuk dan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para pemakai. Para pemakai diasumsikan mamiliki pengetahuan yang cukup serta mempunyai kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. 2. Relevan Informasi yang relevan harus memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Suatu informasi akan berkualitas relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu para pengguna mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
3. Keandalan Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi tersebut harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. 4. Dapat dibandingkan Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antara perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antara periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda. Analisis laporan keuangan sangat penting untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi serta kinerja keuangan perusahaan calon nasabah. Dengan analisis ini, para analis dapat melihat posisi keuangan calon nasabah, sumber dana dan penggunaan sumber dana, laba dalam periode tertentu. Menurut Jopie Jusuf dalam buku Analisis Kredit untuk Account Officer (2000:75), metode analisa laporan keuangan terdiri dari : 1. Analisa Vertikal Pada analisa vertikal, laporan keuangan dianalisis untuk satu periode tertentu dengan cara membandingkan pos-pos yang satu dengan pos yang lainnya. Perbandingan Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
tersebut dilakukan dengan menggunakan persentase dimana salah satu pos ditetapkan patokan 100 %. Dalam melakukan analisa vertikal terhadap Neraca, rumusnya adalah : Nilai Pos
x 100 %
Nilai Total Aktiva 44.942.096 x 100 % 57.873.809 = 77,65 Sedangkan dalam melakukan analisa vertikal terhadap Laba/Rugi, rumusnya adalah : Nilai Pos
x 100 %
Nilai Penjualan 321.540.418 331.893.817 = 96,88
x 100 %
2. Analisa Horizontal Yaitu analisa perbandingan antara komponen-komponen keuangan dari tahun ke tahun yang bertujuan untuk melihat bagaimana trend atau kecenderungan perubahan keuangan dan operasi perusahaan ataupun perubahan rasio antara item-item laporan keuangan dari periode ke periode. Oleh karena itu analisa ini membutuhkan
laporan
keuangan
beberapa
periode
yang
kemudian
diperbandingkan dan dilihat kecenderungan perubahannya dari periode ke periode dan kemudian dapat di analisa lebih lanjut guna mengetahui penyebabnya. Dalam melakukan analisa horizontal terhadap Neraca, rumusnya adalah : Nilai Pos Tahun II
x 100 %
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
Nilai Pos Tahun I 79.955.447 57.873.809
x 100 %
= 138,15 Sedangkan dalam melakukan analisa horizontal terhadap Laba Rugi, rumusnya adalah : Penjualan Tahun II
x 100 %
Penjualan Tahun I 471.450.966 331.893.817
x 100 %
= 142,04 Adapun alat analisa yang digunakan bank dalam pemberian kredit adalah analisa rasio keuangan. Analisis rasio adalah angka perbandingan antara komponen-komponen neraca dengan neraca, komponen neraca dengan laba/rugi dan perbandingan antara sesama komponen laba/rugi, yang diukur dengan standart tertentu untuk mengetahui apakah kondisi keuangan perusahaan tersebut baik atau tidak. Para analisis kredit di bank-bank pada umumnya memfokuskan penilaian analisis rasio sebagai berikut : a. Analisis Laba/Rugi Analisis perbandingan laba/rugi dapat dilakukan dengan analisis horizontal dan analisis vertikal. Yang dimaksud dengan analisis perbandingan laba/rugi horizontal adalah memakai penjualan netto, harga pokok penjualan dan unsurunsur laba-rugi tahun sebelumnya sebagai tahun dasar dengan digunakan angka 100%, sehingga pada posisi tahun sesudahnya kelihatan adanya peningkatan jika meningkat dan adanya penurunan jika mengalami penurunan. Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
Sedangkan untuk analisis vertikal laba/rugi, yang diukur adalah total penjualan netto dari tahun masing-masing dengan menggunakan angka notasi 100%. Analisis ini juga dimaksudkan untuk melihat tingkat efisiensi perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. b. Analisis Neraca Analisis neraca perusahaan secara terperinci menggambarkan kemampuan operasional
perusahaan.
Perubahan-perubahan
kewajiban
perusahaan
harus
diantisipasi dengan kemampuan operasi usaha guna menghasilkan arus kas secara intern. Di dalam menganalisis neraca perusahaan, ada empat aspek yang perlu dinilai tingkat kewajarannya, yaitu : 1. Likuiditas Rasio Likuiditas rasio merupakan rasio-rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya yang harus segera dibayar. Jenis-jenis rasio tersebut yaitu : Total aktiva lancar 1) Current Ratio
= Total pasiva lancar Total aktiva lancar - persediaan
2) Quick Ratio
= Total Pasiva Lancar Kas dan sejenisnya
3) Cash Ratio
= Total Pasiva Lancar
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
2. Solvabilitas Rasio Yaitu mengukur sejauh mana suatu perusahaan dibelanjai dengan hutang-hutang atau perbandingan antara dana sendiri dengan pihak ketiga. Jenis-jenis solvabilitas rasio adalah : Total Hutang 1) Debt to Equity
= Total Modal (Equity)
Total Aktiva 2) Assets to Ability
= Total Hutang
3) Times Interest Earned = Earning before Interest and Tax ( EBIT ) (Coverage Ratio)
Interest
3. Activity Rasio ( Aktivitas ) Yaitu mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumber daya yang ada (resources) pada pengendaliannya. Jenis-jenis rasio aktivitas adalah : Rata-rata Kas 1) Cash Velocity
=
x Periode Penjualan Total Penjualan Rata-rata Kas
2) Average Collection Period
x Periode Penjualan
= Total Penjualan Rata-rata persediaan
3) Inventory Turn Over =
x Periode Penjualan Harga pokok barang yang dijual (COGS)
4. Profitability Rasio
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
Yaitu mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari berbagai kebijakan dan keputusan yang telah diambil. Jenis-jenis rasio profitabilitas adalah : Laba setelah Pajak (EAT) 1) Profit Margin
= Total Penjualan Laba setelah Pajak (EAT)
2) Return on Assets = Total Assets Laba setelah Pajak (EAT) 3) Return on Equity = Total Equity
Dari analis rasio diatas dapat diketahui dan dinilai kondisi keuangan perusahaan berdasarkan laporan keuangan yang telah disampaikan, apakah dalam keadaan baik atau sehat, cukup baik ataupun dalam kondisi yang kurang atau tidak baik sehingga dapat terlihat apakah perusahaan yang bersangkutan mendapatkan kredit atau tidak. c. Analisis arus kas Analisis arus kas mencerminkan kelangsungan operasional usaha dari perputaran roda bisnisnya. Dengan semakin meningkat tingkat penjualan maka ketergantungan akan likuiditas usaha akan semakin besar. Ketergantungan likuiditas usaha ini tentu tidak terlepas dari dana pihak luar saja, misalnya pinjaman bank, tetapi juga tergantung dari dana intern perusahaan sebagai hasil pendapatan usahanya. Tingkat kesehatan usaha sangat ditentukan dari likuiditas perusahaan untuk memenuhi kewajiban perusahaan dalam dana jangka pendek. Untuk itu jika perusahaan Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
masih sangat tergantung dengan dana pihak ketiga, maka perlu dicurigai adanya kemungkinan terjadinya kebocoran uang kas dari perusahaan tersebut. Yang dapat disebabkan oleh karena kesalahan investasi di bidang usaha yang lain. Bank harus jeli dan hati-hati dalam menganalisis laporan arus kas calon nasabah, guna menganalisis kecukupan tersedianya dana likuid tersebut.
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti Enty Evasari H. A Simanjuntak
Judul “Analisa Laporan Keuangan Untuk Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit ( Studi Kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) )” (2004)
Hasil Penelitian 1.Penyerahan laporan keuangan perusahaan kepada bank adalah merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh nasabah apabila ingin mengajukan permohonan kredit pada bank 2.Peranan analisa laporan keuangan di dalam proses pemberian kredit kepada nasabah sangat besar dan penting karena laporan keuangan tersebut dapat di ketahui aspek keuangan dari nasabah bersangkutan.
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
VI. Kerangka Konseptual
Permohonan Kredit oleh calon Debitur Analisa Laporan k
Analisa Kualitatif
Analisa Kuantitatif 1. Rasio Likuiditas 2. Rasio Profitabilitas 3. Rasio Solvabilitas 4. Rasio Aktivitas
- Aspek manajemen perusahaan
- Aspek legalitas perusahaan - Aspek agunan - Aspek pemasaran
Metode Horizontal
Keputusan
Kredit yang akan diberikan oleh bank digunakan sebagai tambahan modal guna melakukan ekspansi usahanya. Sebelum kredit itu diberikan oleh bank kepada suatu perusahaan, bank tersebut memberikan syarat-syarat yang harus dipenuhi serta melakukan analisis-analisis menyangkut perubahan tersebut. Laporan keuangan merupakan salah satu faktor yang dilihat dan juga sebagai penentu oleh pihak bank dalam pemberian keputusan kredit. Account Officer selaku pihak bank memeriksa persyaratan-persyaratan kredit yang salah satunya adalah laporan Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
keuangan nasabah. Setelah laporan keuangan diperiksa, maka bank baru dapat memberikan keputusan apakah nasabah tersebut layak atau tidak diberikan kredit. Dengan melihat dan menilai laporan keuangan suatu perusahaan, maka bank dapat mengetahui sehat atau tidaknya perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini laporan keuangan perusahaan mempunyai peranan dalam pemberian keputusan kredit oleh bank. Jadi laporan keuangan perusahaan diperlukan oleh bank dalam menyalurkan kreditnya atau guna memenuhi kebutuhan informasi pihak eksternal maupun internal mengenai perusahaan. Dalam melakukan analisa kredit bank melakukan analisa kualitatif dan kuantitatif. Pada analisa kualitatif dijelaskan bagaimana prosedur untuk mengajukan proposal kredit sesuai dengan ketentuan pada Bank Mandiri. Sedangkan pada analisa kuantitatif menggunakan rumus-rumus rasio keuangan secara horizontal.
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian 1. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksploitasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan keadaan dan karakteristik sebenarnya dari suatu objek penelitian berdasarkan informasi yang diperoleh. 2. Batasan Penelitian Batasan penelitian yang penulis tetapkan yaitu terbatas pada informasi laporan laba/rugi dan informasi neraca. B. Jenis Data Jenis data yang digunakan penulis adalah : a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari objek penelitian yang dalam hal ini adalah Commercial Banking Center Medan PT. Bank Mandiri Tbk secara langsung melalui teknik wawancara maupun observasi guna mendapatkan jawaban atas permasalahan yang diteliti, kemudian diolah lebih lanjut. b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dan data tersebut sudah diolah dan terdokumentasi di perusahaan, seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan, laporan keuangan, dan sebagainya.
C. Teknik Pengumpulan Data Cara penulis dalam mengumpulkan data dibedakan menjadi :
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
a. Teknik wawancara, yaitu penulis melakukan serangkaian tanya jawab atau wawancara secara langsung dengan pihak perusahaan seperti pada pimpinan dan karyawan-karyawan lain yang berhubungan dengan objek penelitian/ b. Teknik observasi, yaitu mengadakan pengamatan secara langsung atau tidak langsung terhadap aktifitas perusahaan. Dalam hal ini, penulis melakukan pengamatan terhadap data sekunder yang diperoleh dari Commercial Banking Center Medan PT. Bank Mandiri, Tbk berupa laporan keuangan pada PT. Darmasindo Inti karet c. Penelitian kepustakaan Penelitian kepustakaan diperlukan untuk memecahkan masalah penelitian agar dapt mendekati kebenaran. Dilakukan dengan cara mengumpulkan teori-teori yang relevan dengan topik penelitian, meliputi buku-buku literatur, majalahmajalah serta sumber-sumber lain yang dapat melengkapi penelitian yang dibahas. D. Metode Analisis Data 1. Metode Analisis deskriptif-studi kasus yaitu dengan memecahkan kasus dengan menggunakan analisa rasio keuangan dalam menilai kinerja perusahaan pada PT. Bank Mandiri, Tbk Medan tahun 2005, 2006, 2007 2. Analisis dilakukan dengan metode stastistik deskriptif yaitu data dikumpulkan, disusun, dikelompokkan dan dianalisis sehingga dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh analisa kinerja keuangan perusahaan untuk keputusan pemberian kredit di PT. Bank Mandiri, Tbk Statistik deskriptif yang penulis gunakan adalah dengan menghitung nilai rata-rata mean dengan rumus : Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
Mean :
X
Σ m = ——— N
Dimana : X = Nilai rata-rata (Mean) Σ = Tanda penjumlahan yang konvensional dipakai m = Ukuran-ukuran atau jumlah setiap jawaban responden N = Jumlah pertanyaan Adapun kisi-kisi dari instrumen pengaruh dan besarnya pengaruh kinerja keuangan perusahaan untuk keputusan pemberian kredit dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini : Tabel 3.1 Tabel Kisi-kisi Observasi Pengaruh dan Besarnya Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan untuk Keputusan Pemberian Kredit No
Komponen
A.
Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan untuk Keputusan Pemberian Kredit
No. Butir
I. Mekanisme dan prosedur kredit
1 s/d 10
II. Data Keuangan dan non keuangan calon Nasabah
11 s/d 18
III. Standar/ pedoman analisa kinerja keuangan yang digunakan dalam proses pemberian kredit
19 s/d 20 20 Butir
B.
Besarnya Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan untuk Keputusan Pemberian Kredit
I. Analisis laporan keuangan perusahaan
1 s/d 10
II. Aspek-aspek dalam keputusan pemberian kredit
11 s/d 20
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
20 Butir JUMLAH
40 Butir
3. Penulis menggunakan metode regressi Linier Sederhana yaitu mencari koefisien determinasi untuk mengetahui berapa besar pengaruh kinerja keuangan perusahaan dalam keputusan pemberian kredit pada PT. Bank Mandiri, Tbk. Cabang Medan. Koefisien determinasi adalah bagian dari keragaman total variabel tak bebas Y (variabel yang dipengaruhi atau dependen) yang dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas X (variabel yang mempengaruhi atau independen). Adapun menurut Purwanto ( 2004:465) rumus untuk mencari koefisien determinasi adalah sebagai berikut :
r² =
[ n ( Σ xy ) – (Σ x) (Σ y) ] ² √ [ n ( Σx²) – (Σx)² ] [ n (Σy²) – ( Σy)²]
Tabulasi data x dan y berasal dari kuisoner untuk mengetahui besarnya pengaruh analisa kinerja keuangan perusahaan dalam keputusan pemberian kredit.
E. Jadwal dan Lokasi Penelitian Penelitian ini berlangsung dari bulan Januari sampai dengan selesai. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Bank Mandiri, Tbk Medan yang beralamat di Jalan Imam Bonjol No. 7 Medan. Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Bank Mandiri Bank Mandiri berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998
berdasarkan Peraturan
Pemerintah No 75 tahun 1998 tanggal 1 Oktober 1998 dan berdasarkan Akta No. 10 yang dibuat oleh Notaris Sutjipto, SH. Tanggal 2 Oktober 1998, serta diumumkan pada Tambahan No. 6859 dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 4 Desember 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia, bergabung menjadi Bank Mandiri. Sejarah keempat Bank tersebut dapat ditelusuri lebih dari 140 tahun yang lalu. Keempat Bank tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan dunia perbankan di Indonesia.
Setelah merger, Bank Mandiri melaksanakan proses konsolidasi secara menyeluruh. Pada saat itu, Bank Mandiri menutup 194 kantor cabang yang saling berdekatan dan mengurang jumlah karyawan, dari jumlah gabungan 26.600 menjadi 17.620. Brand Bank Mandiri diimplementasikan secara sekaligus ke semua jaringan kami dan pada seluruh kegiatan periklanan dan promosi lainnya. Satu dari sekian banyak keberhasilan Bank Mandiri yang paling signifikan adalah keberhasilan dalam menyelesaikan implementasi sistem teknologi baru. Sebelumnya Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
Bank Mandiri mewarisi 9 core banking system yang berbeda dari keempat bank. Setelah melakukan investasi awal untuk segera mengkonsolidasikan kedalam system yang terbaik, Bank Mandiri melaksanakan sebuah program tiga tahun, dengan nilai US$200 juta, untuk mengganti core banking system menjadi satu system yang mempunyai kemampuan untuk mendukung kegiatan consumer banking yang sangat agresif. Infrastruktur IT Bank Mandiri memberikan layanan straight-through processing dan interface tunggal pada seluruh nasabah. Nasabah korporat Bank Mandiri sampai dengan saat ini masih mewakili kekuatan utama perekonomian Indonesia. Menurut sektor usahanya, portofolio kredit korporasi terdiversifikasi dengan baik, dan secara khusus sangat aktif dalam sektor manufaktur Food & Beverage, agrobisnis, konstruksi, kimia dan tekstil. Persetujuan dan monitoring kredit dikendalikan dengan proses persetujuan four eyes yang terstruktur, dimana keputusan kredit dipisahkan dari kegiatan marketing dari unit bisnis Bank Mandiri. Sejak berdirinya, Bank Mandiri telah bekerja keras untuk menciptakan tim manajemen yang kuat dan professional yang bekerja berlandaskan pada prinsip-prinsip good corporate governance yang telah diakui secara internasional. Bank Mandiri disupervisi oleh Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Menteri Negara BUMN yang dipilih berdasarkan anggota komunitas keuangan yang terpandang. Manajemen ekskutif tertinggi adalah Dewan Direksi yang dipimpin oleh Direktur Utama. Dewan Direksi Bank Mandiri terdiri dari banker dari legacy banks dan juga dari luar yang independen dan sangat kompeten. Bank Mandiri juga mempunyai fungsi offices of compliance, audit dan corporate secretary, dan juga menjadi obyek pemeriksaan rutin dari auditor eksternal yang dilakukan oleh Bank Indonesia, BPKP dan BPK serta auditor internasional. Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
Asia Money magazine memberikan penghargaan atas komitmen Bank Mandiri dan atas penerapan GCG dengan memberikan Corporate Governance Award untuk kategori Best Overall for Corporate Governance in Indonesia dan Best for Disclosure and transparency. Dengan aset yang terus bertumbuh sampai dengan diatas Rp 319 triliun, dan lebih dari 21 ribu karyawan yang tersebar pada 1000 kantor dalam negeri dan 6 kantor dan perwakilan luar negeri Bank Mandiri bertekad untuk memberikan keprimaan dalam layanan perbankan dan memberikan solusi keuangan yang sangat luas dalam investasi dan produk syariah, serta bancassurance untuk nasabah korporat, komersial, small business dan micro business selain nasabah individual Bank Mandiri. Tekad Bank Mandiri telah diakui dan dihargai sebagai peringkat pertama dalam Banking Service Excellence Award 2007 oleh Majalah Infobank.
Ruang lingkup kegiatan Bank Mandiri adalah melakukan usaha di bidang perbankan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Rencana restrukturisasi diatas, dirancang untuk penggabungan usaha keempat Bank Peserta Penggabungan ke dalam Bank Mandiri pada bulan Juli 1999 dan rekapitulasi Bank Mandiri. Restrukturisasi Bank Peserta Penggabungan dan Bank Mandiri juga mencakup :
1. Restrukturisasi kredit yang diberikan 2. Restrukturisasi aktiva non kredit yang diberikan 3. Rasionalisasi kantor cabang lokal dan luar negeri 4. Rasionalisasi sumber daya manusia. Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
Yang menjadi visi dari PT. Bank Mandiri, Tbk. adalah untuk menjadi bank terpercaya. Sedangkan misi dari PT. Bank Mandiri, Tbk. adalah :
1. berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar 2. mengembangkan sumber daya profesional 3. memberikan keuntungan yang maksimal bagi stakeholder 4. melaksanakan manajemen terbuka 5. peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan.
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
STRUKTUR ORGANISASI COMMERCIAL BANKING CENTER MEDAN
CBC MGR CANDRA UTAMA
Sekretaris Suhariani Legal 1. Andriasena : LO TL - 1 Hudi Prihmono 1. Denny HC. 2. Syafrizal 3. Ika N. 4. M.M. Roy 5. Aswan
Rekapitulasi
: RM : RM : RM : RM : RM
TL - 2 Rudy Widiatmoko 1. Ardianto : RM 2. Cut Fitri A. : RM 3. Rudy Z. Srg : RM 4. Saiful Nst. : RM
TL - 3 Arif Budiman 1. Exaudi W. 2. Calfrina 3. Harry M. 4. Okto A. 5. Erwin
: RM : RM : RM : RM : RM
TL - Funding Azroi Achmad
1. Anthony IR. : RM 2. Hendra P. : RM
TL - TSC Syafaruddin Ashari
1. Tapus B. : Clerk -TS 2. Yunita S.: Clerk - TS
:
- CBC Mgr : 1 Orang - TL : 6 Orang - RM : 14 Orang Medan, 08 April 2009 - PS : 1 Orang - LO : 1 Orang - Pelaksana : 8 Orang - Driver : 2 Orang Frans Silitonga Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009. - PABK (*) : Pengaruh :Analisa 7 Orang (Candra Utama) CBC Manager Total : 40 Orang
TL - PMS Mangatur Hutagaol Support 1. Pitta : PS Perf 2. Nurhayati : Ass Supp 3. Ali Amri : Ass Supp 4. Helfi A : Ass Supp 5. Fauzi : Driver 6. Suwardi : Driver 7. Tina : Greeter 8. Nuzul A : Driver 9. Rudi I : Driver 10. Rahmad : Driver 11. Joni H : Pramubhakti 12. Selamat H : Pramubhakti 13. Rahmadani : Pramubhakti
*) *) *) *) *) *) *)
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
B.
Analisa dan Pembahasan
1. ANALISA ATAS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT BANK MANDIRI Seperti digariskan dalam Undang-Undang Perbankan, yaitu pada Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 23/69/KEP/DIR tanggal 28 Februari 1991 tentang jaminan, disebutkan antara lain : Pasal 1a, jaminan pemberian kredit adalah keyakinan bank atas kesanggupan debitur untuk melunasi kredit sesuai dengan yang diperjanjikan. Pasal 2a, bank tidak diperkenankan memberikan kredit kepada siapapun tanpa jaminan. Masalah jaminan harus dipertegas, agar tidak menyimpang dari yang sudah digariskan oleh Bank Indonesia, yaitu untuk mengurangi resiko kredit yang besar, maka harus ada jaminan dalam setiap kredit yang diberikan. Antara lain bank dapat membuat kebijakan : 1. Besarnya kredit harus sebanding dengan jaminan, bagaimanapun bentuk hubungan yang ada antara bank dengan nasabah, misalnya dengan ditetapkannya suatu ketentuan maksimal kredit yang dapat diambil dengan nilai jaminan tertentu. 2. Jaminan yang akan diberikan harus dinilai dengan seksama, misalnya apa wujud jaminan tersebut, bagaimana nilainya di masa sekarang ataupun di masa yang akan datang. Sebagi contohnya mesin ataupun peralatan semacamnya, harus diperhatikan masalah penyusutan, kegunaan mesin tersebut di masa yang akan datang dan lain sebagainya. Sedangkan tanah dapat dikatakan merupakan jaminan Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
yang lebih mantap nilainya dan pasti, kecil sekali kemungkinan untuk mengalami penurunan nilai, bahkan sebaliknya nilai tanah akan bertambah. Jadi jaminan berupa tanah akan lebih baik dan pasti daripada peralatan ataupun mesin. Demikian pula dengan bentuk jaminan yang lain harus diperhatikan dengan seksama. 2.
Analisis Informasi Laporan Keuangan Calon Nasabah Setiap permohonan kredit dari calon nasabah yang masuk ke perusahaan, akan
selalu dilakukan analisis atas laporan keuangan calon nasabah tersebut. PT. Bank mandiri didalam menganalisis informasi laporan keuangan calon nasabah, menggunakan MRK (Memorandum Rekomendasi Kredit). Berikut adalah data laporan keuangan calon nasabah PT. Bank Mandiri yaitu laporan laba/rugi dan laporan neraca PT. Darmasindo Intikaret. Sebahagian keterangan dari PT. Darmasindo Intikaret yang diperlukan terdapat pada lampiran 5.
TABEL 4.1 PT. Darmasindo Intikaret Laporan Laba / Rugi Periode : 1 Jan s/d 31 Des 2005 (dalam ribuan) Penjualan Harga pokok Penjualan Laba kotor Biaya-biaya : Beban Penjualan,Umum, dan Administrasi Biaya Penyusutan Potongan dari pendapatan
Rp 331.893.817 Rp 321.540.418 Rp. 10.353.399
Rp. 2.865.932 Rp. 1.431.553 Rp. 1.115.439
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
Rp.
5.412.924
Laba sebelum pajak............................................................. Rp.
4.940.475
TABEL 4.2 Neraca Proyeksi PT. Darmasindo Intikaret Per 31 Desember 2005 (dalam Ribuan Rupiah) Assets Cash & Bank Accounts Receivable Inventory Others Current Assets Prepaid Expenses Current Assets
Net Fixed Assets Net Other Non Current Assets Total non current assets
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
1.903.220 10.638.443 29.808.050 9.710 2.582.683 Rp. 44.942.096
Rp. Rp.
12.198.564 733.149 Rp. 12.931.713
Total Assets Liabilities + Equity Due Banks, Short Term Accounts Payable Taxes Payable Other current liabilities Current Liabilities Long term liabilities Common stock Surplus & Reserves Retained Earnings Total Net worth Liabilities + Net Worth
Rp.
57.873.809
Rp. Rp. Rp. Rp.
52.280.485 1.092.884 445.612 616.467 Rp. 54.463.472 Rp. 28.024
Rp. Rp. Rp.
12.000.000 (20.479.691) 11.890.028 Rp. 3.410.337 Rp.
57.873.809
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
3.
Analisa Kualitatif A. Legatitas Usaha
Jenis Perizinan
No dan Tanggal
NPWP TDP
01.100.482.7-111 0290113500074 tanggal 15-07-2005
SIUP
59/126/02.17/SIUP/V/1999 tanggal 03-05-1999
Izin Gangguan Laporan UPL/UKL
ISO 9001 : 2000
503/0543 tahun 2007 berlaku s/d 31-12-2012 660/230/LHKP/2007 Tanggal 12-03-2007
Tanggal 05-03-2007
Masa Berlaku s/d 14-07-2010
31-12-2012
Instansi Penerbit KPP Medan Barat Dinas Perindustrian Perdangan dan Koperasi PKM Kota Tebing Tinggi Kantor Wilayah Dept. Perindustrian & Perdagangan Prop. Sumut Sekretariat Daerah Kota Tebing Tinggi Kantor Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan Pemko Tebing Tinggi Standart Internasional Management Administration (SIMA)
Legalitas Permohonan Kredit Permohonan perpanjangan masa laku fasilitas kredit a/n PT. Darmasindo Intikaret telah ditandatangani oleh Direktur perseroan Sdr. Herman Wetan dan akan diisyaratkan dimintakan persetujuan dari Komisaris. Diisyaratkan dalam syarat Pengajuan Kredit. B. Aspek Karakter dan Manajemen 1) Permodalan dan Kepengurusan Perusahaan Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham PT. Darmasindo Intikaret tanggal 25 Januari 2007 yang dibuat oleh Heryanti, SH, Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
notaris di Medan dengan Akte No.13 yang telah disahkan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui keputusan No. AHU-08980.AH.01.02 Thn 2007, Modal dasar perusahaan adalah Rp 48.000.000.000,00 yang terbagi atas 48.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp. 1.000.000,00 per lembar serta modal yang telah ditempatkan dan disetor sebesar Rp 13.200.000.000,00. 2) Pengalaman Usaha PT. Darmasindo Intikaret telah menjadi nasabah pada Bank Mandiri (Ex Legaxy Bank Exim) sejak 27 oktober 1979 sebagai nasabah, dan menjadi debitur sejak tanggal 22 Desember 1979. Hingga saat ini Darmasindo Intikaret murni menjalankan bisnis industri crumb rubber, sehingga Darmasindo telah berpengalaman menjalankan usaha industri dan perdagangan crumb rubber. 3) Profesionalisme pengurus Sdr. Herman Wetan (Direktur) Darmasindo Intikaret telah menjalankan usaha industri dan perdagangan crumb rubber sejak tahun 1979. Semula yang bersangkutan bekerja pada Firma Sagita sebagai Manajer. Sejak menjabat sebagai Direktur pada Darmasindo Intikaret yang awalnya merupakan perusahaan keluarga, yang bersangkutan banyak memperoleh pengalaman dan mampu mempertahankan perusahaan walaupun pada saat Indonesia dilanda krisis keuangan pada tahun 1997-1998. Yang bersangkutan dapat memenuhi kewajibannya dengan baik. Bahkan pada saat terjadi krisis ekonomi di Indonesia pada tahun 1997/1998, yang bersangkutan mampu membayar kewajiban bunga yang cukup tinggi (mencapai 37,50 %). Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
Dengan semakin berkembangnya usaha yang dijalankan,mulai timbul perbedaan pendapat antara para pengurus perusahaan yang merupakan saudara kandung, dimana perbedaan pendapat yang dimulai tahun 1999 tersebut harus berakibat keluarnya para pemegang saham lainnya sehingga yang tinggal hanyalah Sdr. Herman Wetan. Dengan telah dipenuhinya kewajiban kepada pemegang saham lain, maka Sdr. Herman Wetan merubah nama perusahaan menjadi PT. Darmasindo Intikaret. Perusahaan mulai menunjukkan peningkatan kerja, pada tahun 2003, dimana Sdr. Herman Wetan telah berhasil meningkatkan produksi dan penjualan perusahaan dari 1.400 ton / bulan menjadi rata-rata 2.200
ton / bulan.
4) Kualitas Organisasi, sistem dan prosedur kerja a
Kualitas Organisasi Perusahaan telah memilki organisasi yang cukup baik namun kegiatan operasional perusahaan seluruhnya masih dikendalikan oleh Sdr. Herman Wetan dengan dibantu oleh beberapa orang staff. Kualitas organisasi yang diterapkan dinilai cukup baik dan sesuai dengan pola usaha debitur.
b
Sistem dan Prosedur Kerja Perusahaan telah memiliki sistem dan prosedur kerja yang baik. Sistem dan prosedur kerja masih cukup sederhana, namun sesuai dengan sifat usaha sehingga yang bersangkutan dapat dengan mudah mengetahui kinerja perusahaan dan dapat melakukan pengawasan secara intensif. Perusahaan selalu menerapkan prosedur kerja yang baik antara lain sistem pembelian, pengiriman dan pencatatan dalam pembukuan usaha.
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
5) Hubungan debitur dengan Bank Selama berhubungan dengan Bank, debitur dinilai cukup kooperatif dan terbuka dalam pemberian data aktivitas perusahaan. Selain itu selama berhubungan dengan bank, debitur dapat menyelesaikan kewajibannya dengan baik. 6) Payment Historis Debitur memiliki track record pembayaran kewajiban yang sangat baik, dimana debitur tidak pernah menunggak pembayaran bunga. 7) Kasus Hukum Sampai dengan saat ini belum terinformasi permasalahan hukum yang dihadapi oleh debitur. C. Aspek Pemasaran 1) Produk/Jasa dipasarkan Produk yang dihasilkan adalah karet kering SIR-20. Karet kering ini digunakan sebagai bahan baku dalam industri ban luar/dalam, vulkanisir, serta barang-barang dari karet lainnya. 2) Kondisi Persaingan Kondisi persaingan yang sangat tajam terjadi dalam hal pengadaan bahan baku, mengingat banyaknya perkebunan karet rakyat yang dialihkan menjadi tanaman kelapa sawit sehingga produksi karet mentah menjadi menurun. Dengan semakin menurunnya produksi karet rakyat, persaingan antar pabrik crumb rubber yang tidak memiliki kebun karet sendiri cukup tinggi. Beberapa perusahaan industri crumb rubber yang menjadi kompetitor sekitar Sumut sebagai berikut : Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
a
PT Hadi Baru (kapasitas 22.500 ton/tahun) − Debitur Bank Mandiri
b
PT Nusira (kapasitas 48.000 ton/tahun) − Ex Debitur Bank Mandiri
c
PT Pantja Surya (kapasitas 36.000 ton/tahun) − Ex Debitur Bank Mandiri
d
PT Kapuas Besar (kapasitas 42.000 ton/tahun) − Debitur Bank Mandiri
e
PT Rubber Hock Lie (kapasitas 72.000 ton/tahun) − Non Debitur
f
PT Adei Crumb Rubber (kapasitas 42.000 ton/tahun) − Debitur Bank Mandiri.
3) Pasar yang dituju Sasaran penjualan Darmasindo Intikaret adalah 100 % untuk penjualan ekspor. Hasil penjualan sebagian dijual langsung kepada konsumen, dan sebagian lagi dijual melalui dealer. Daftar pembeli produk PT. Darmasindo Intikaret adalah sebagai berikut :
No
Nama
Lokasi
Consumers : 1.
Goodyear Orient Co. Pte. Ltd.
Singapore
2.
Bdigestone Singapore Pte. Ltd.
Singapore
3.
Societe Des Matieres Premieres Tropicales
Singapore
Dealers : 1.
Sri Tang International Pte. Ltd.
Singapore
2.
R1 International Pte. Ltd.
Singapore
3.
Alcan Far East Pte. Ltd.
Malaysia
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
4.
Tong Teik Pte. Ltd.
Singapore
5.
Wilson Global Trade Pte. Ltd.
Singapore
6.
U Derivatives Rubber Div. Of Marubeni Int’L Commodities
Singapore
7.
Corrie MacColl & Trading Co. Pte. Ltd.
8.
Eastland Produce Pte. Ltd
Singapore
9.
Namazie Shipping & Trading Co. Pte. Ltd
Singapore
London
4) Strategi Pemasaran PT. Darmasindo Intikaret tidak menerapkan strategi pemasaran khusus untuk memperoleh pelanggan, mengingat yang bersangkutan telah menjalin hubungan yang baik dengan pembeli tetapnya, bisnis dijalankan atas dasar kepercayaan, media penjualan ekspor dilakukan tanpa L/C. Namun untuk pelanggan baru, penjualan dilakukan dengan mengunakan L/C, proses pembayaran selambatlambatnya adalah 15 hari. D. Analisis Agunan Tabel 4.3
No
1
Uraian Agunan Stock & Piutang Stock (Lap.Audit 31-12-07) Piutang (Lap.Audit 31-12-07) Sub total Agunan Fixed Asset Bang.Ruko 3 Lt di Jl. Bukit Barusan Dalam No. 5 Medan LT/LB 75/224 an. PT. Darmasindo Intikaret bukti kepemilikan SHGB No. 1134
Nilai Menurut Konsultan (Juta)
Nilai Menurut MCCO (Juta)
Rp Rp Rp
69.273 15.043 84.317
Rp Rp Rp
69.273 15.043 84.317
Rp
850
Rp
680
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
2
Bang. Ruko 3 Lt di Jl. Mayor, Pasar Palapa, P. Brayan Medan LT/LB 419/884 m2 an. Herman Wetan dg bukti kepemilikan SHGB No. 1000
Rp
1.400
Rp
700
3 4 5 6 7 8 9 10
Tanah Pabrik SHGB No. 9 Tanah Pabrik SHGB No. 10 Tanah Pabrik SHGB No. 11 Tanah Pabrik SHGB No. 12 Tanah Pabrik SHGB No. 14 Tanah Pabrik SHGB No. 15 Tanah Pabrik SHGB No. 16 Tanah Pabrik SHGB No. 17 Terletak di Jl. Ir. Juanda, Tebing Tinggi an. Darmex Crumb Rubber Factory
Rp
11.461
Rp
8.595
11
Bangunan & Prasarana Pabrik
Rp
14.439
Rp
8.743
12
Mesin-mesin Crumb rubber
Rp
9.622
Rp
6.530
13
Alat-alat Berat
Rp
1.243
14
Tanah Kosong di Jl. Musyawarah (dalam) Tebing Tinggi LT/LB 13.089/2.289 an. Herman Wetan SHM No. 741
Rp
1.652
Rp
826
Rp
42.666
Rp
26.074
Rp
126.983
Rp
110.391
Sub Total 15
Personal Guarantee an. Herman Wetan Total
Analisis Jaminan SCR. Bds. Nilai Menurut Konsultan : Rp Rp
126.983.000.000 82.518.000.000
= 154 %
Bds. Nilai Menurut MCCO
:
Rp
110.391.000.000
Rp
82.518.000.000
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
= 134 %
Kesimpulan dan Rekomendasi Kami (analis) merekomendasikan pemberian fasilitas KMK (Kredit Modal Kerja) kepada PT. Darmasindo Intikaret/calon debitur sebesar : g Limit Fasilitas KMK VA (exsisting)
Rp. 47.518.000.000
h Limit Fasilitas KMK Revolving
Rp. 10.000.000.000
i Limit fasilitas KMK Transaksional
Rp. 25.000.000.000
j Limit Group Total Limit Fasilitas Debitur dan Group
RP. 82.518.000.000
Sebagai tambahan modal kerja dan menjaga kelancaran arus kas perusahaan. Kinerja laporan keuangan calon nasabah memiliki peranan yang diantaranya adalah : a. Sebagai sarana atau alat bantu dalam proses analisis kredit, yaitu untuk menganalisis laporan keuangan calon nasabah. b. Untuk mengukur kemampuan calon nasabah dalam membayar kembali pinjaman beserta dengan bunganya tepat pada waktu yang telah ditentukan. Hal ini dapat diukur dengan menggunakan rasio likuiditas. c. Untuk mengukur seberapa efektif perusahaan calon nasabah dalam memanfaatkan sumber daya yang ada (resources). Hal ini dapat diukur dengan menggunakan rasio aktivitas.
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
d. Untuk mengukur seajuh mana suatu perusahaan dibelanjai dengan hutang-hutang. Hal ini dapat diukur dengan menggunakan rasio solvabilitas. e. Untuk mengukur kemampuan calon nasabah dalam menghasilkan laba dari berbagai kebijakan dan keputusan yang diambil. Hal ini dapat diukur dengan menggunakan rasio profitabilitas. Setelah PT. Bank Mandiri, Tbk melakukan analisis kinerja laporan keuangan sampai pada analisis agunan dan kesimpulan serta rekomendasi, maka para analis membuat surat keputusan pemberian kredit yang disetujui oleh komite kredit perusahaan seperti yang terlihat pada lampiran 2. 1.
Analisis Laporan Keuangan (Analisa Kuantitatif)
a. Likuiditas Tabel 4.4 LIKUIDITAS Current Ratio
DES 2005 82,56 %
DES 2006 91.12 %
DES 2007 96,12 %
Net Working Capital
(9.493.352)
(6.849.645)
(3.926.411)
Kondisi Net Working Capital perusahaan negatif, hal ini disebabkan oleh besarnya hutang lancar dimana hutang macth funded loan/MFL (cash collateral atas nama perusahaan yang dijamin oleh deposito pribadi Herman Wetan) di Bank Permata dan Citibank dimasukkan sebagai hutang bank. Namun pada kondisi sebenarnya, hal ini tidak mengganggu atau tidak diperhitungkan dalam likuiditas perusahaan. b. Profitabilitas Tabel 4.5 PROFITABILITAS
DES 2005
DES 2006
DES 2007
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
Gross Profit Margin
3,12 %
2,10
2,61
Net Profit Margin
0,26 %
0,33 %
0,50 %
R.O.I (Return On Investment)
1,51 %
2,06 %
2,30 %
R.O.E (Return On Equity)
25,60 %
27,23 %
24,70 %
Perusahaan mampu menghasilkan laba dilihat dari gross profit dan net profit margin perseroan yang semakin meningkat. c. Solvabilitas Tabel 4.6 SOLVABILITAS
DES 2005
DES 2006
DES 2007
Total Assets
57.873.809
83.524.657
111.563.116
DER (Debt Equity Ratio)
1.597,01 %
1.218,93 %
974,31 %
GCF/Net Liabilities
12,14 %
11,20 %
12,90 %
TNW (Total Net Worth)
3.410,337
6.332,736
10.384,599
DER perusahaan cukup tinggi, karena cukup besarnya hutang Bank (lancar), termasuk adanya fasilitas MFL, namun memiliki kecenderungan semakin baik sebagai akibat dari perubahan modal disetor dan akumulasi laba ditahan perseroan.
d. Aktivitas Tabel 4.7 AKTIVITAS
DES 2005
DES 2006
DES 2007
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
Net Sales/Bulan
27.657.818
43.102.083
43.115.541
ITO (Inventory Turn Over) (hari)
33
34
45
ARTO (Account Receivable Turn
12
13
10
1
6
0
44
41
55
Debt to Total Asset
94,11
92,42
90,69
Debt to Service Coverage
0,11
0,11
0,09
Over) (hari) APTO (Account Payable Turn Over) (hari) Net TC (Total Cost) (hari)
Aktivitas perusahaan cenderung stabil dengan konsentrasi terbesar pada persediaan berkisar ± 1,5 bulan dan piutang ± 2 minggu. 3.
Analisa atas aktivitas kredit Bank Mandiri Sesuai dengan masalah yang dibahas, pada penyusunan skripsi ini maka penulis
menekankan pada masalah yang berkaitan dengan kredit. Bank Mandiri dalam memberikan kredit mempunyai ketentuan-ketentuan tersendiri, yang tentunya sesuai dengan peraturan yang digariskan oleh Bank Indonesia. Bank mempunyai beberapa langkah dalam suatu pengajuan kredit, yaitu : 1. Identifikasi segmen pasar Identifikasi dan diterimanya suatu nasabah (usaha) harus sejalan dengan target market yang diberikan. Jadi analisis harus dapat mengetahui secara jelas peluang usaha mana yang mungkin untuk diidentifikasi. 2. Negosiasi Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
Berbagai syarat dan kondisi serta penetapan harga dalam pemberian fasilitas kredit bersifat luas dan memerlukan negosiasi dengan nasabah, termasuk didalamnya memberikan penawaran produk-produk Bank Mandiri. 3. Komitmen Setelah suatu usulan kredit disetujui maka harus secepatnya memberitahukan secara tertulis kepada nasabah. 4. Dokumentasi Semua dokumen yang dipakai dalam pemberian pinjaman harus menggunakan dokumen standart Bank Mandiri. Setiap nasabah yang menikmati fasilitas pinjaman harus membuka rekening giro pada Bank Mandiri dan memenuhi ketentuan yang berlaku untuk rekening tersebut. Dokumen harus diperiksa kelengkapannya sebelum kredit ditarik. Bank Mandiri menggunakan ketentuan Approval Limit Credit yaitu wewenang untuk persetujuan kredit sampai dengan jumlah tertentu yang dapat diberikan oleh seorang analis atau dalam hal ini Credit Officer, yaitu pejabat bank yang mempunyai wewenang untuk menyetujui suatu permohonan kredit. Pemberian wewenang tersebut berdasarkan pengalamannya dan kemampuannya dalam menganalisa serta situasi dan kondisi daerah setempat. Oleh karena itu wewenang yang diberikan tidak sama untuk setiap analis. C.
Analisis Data Penelitian
1. Analisis Statistik Deskriptif
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
Adapun variabel yang menjadi kisi-kisi instrumen peranan informasi laporan keuangan calon nasabah dalam pemberian kredit adalah terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu : a. Mekanisme dan prosedur kredit. b. Data keuangan dan data non keuangan calon nasabah. c. Pedoman/ standar informasi laporan keuangan yang digunakan dalam proses pemberian kredit. Variabel penelitian tersebut diukur dengan menggunakan daftar
pertanyaan
yang dapat dilihat pada lampiran 1 bagian A. Diukur dengan skala interval 1- 4 dimana : Sangat Setuju
= 4
Setuju
= 3
Kurang setuju
= 2
Tidak Setuju
= 1
Untuk mendeskripsikan data variable penelitian, dianalisis dengan menggunakan jarak pengukuran ( Range) dan jumlah interval adalah sebagai berikut : 1. Range = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah =
4
2. Jumlah Interval
-
1
= =
3
Range Lebar Interval
=
3 4
= 0,75 Hasil Observasi Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
Dari observasi yang dilakukan oleh penulis agar hasilnya objektif, maka dimintakan kepada pada pegawai bagian Analis Kredit/ Marketing Kredit (Account Officer) untuk mengisi lembar pertanyaan, maka didapat hasil observasi sebagai berikut : No. Pertanyaan
Nilai Tabulasi
1
4
2
3
3
4
4
3
5
3
6
3
7
3
8
4
9
2
10
3
11
3
12
3
13
3
14
3
15
3
16
2
17
3
18
3
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
19
3
20
3
Jumlah
60
Dari tabel jawaban tersebut di atas diketahui : Nilai Setuju
`
4
3
Jumlah
Skor
Sangat
12
Setuju
3
15
45
Kurang Setuju
2
2
4
Tidak Setuju
1
-
-
Total Skor
61
Untuk menguji hasil penelitian berdasarkan observasi yang telah penulis lakukan terhadap 20 pertanyaan, maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus rata-rata (Mean). Dimana untuk mengklasifikasikan atau menggolongkan data penelitian dipedomani dengan nilai rata-rata yaitu : Kriteria Keputusan : 3,26 - 4
=
Pengaruh laporan keuangan calon nasabah sangat penting dalam keputusan pemberian kredit.
2,51 - 3,25
= Pengaruh laporan keuangan calon nasabah penting dalam keputusan pemberian kredit.
1,76 - 2,50
= Pengaruh laporan keuangan calon nasabah kurang penting dalam keputusan pemberian kredit.
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
1 - 1,75
= Pengaruh laporan keuangan calon nasabah tidak penting dalam keputusan pemberian kredit.
Dari nilai tabulasi pengaruh kinerja laporan keuangan dalam keputusan pemberian kredit kepada calon nasabah, diketahui bahwa jumlah skor diperoleh adalah 61. Jumlah skor ideal (bila responden menjawab skor pada setiap butir) adalah 4 x 20 pertanyaan = 80 ( 4 = skor tertinggi, 20 = jumlah pertanyaan). Jadi nilai rata-ratanya dihitung sebagai berikut : ∑ m Mean
: X
= N
X
=
61 20
X
=
3,05
Dari hasil perhitungan observasi diperoleh angka 3,05 yang berada pada interval 2,51 – 3,25. Jadi asumsi observasinya adalah bahwa pengaruh laporan keuangan calon nasabah penting dalam keputusan pemberian kredit.
2. Analisis Regresi Linier Sederhana Untuk mencari besarnya pengaruh kinerja laporan keuangan untuk keputusan pemberian kredit, dihitung dengan menggunakan regresi linier sederhana dengan menghitung koefisien determinasi dengan rumus :
r² =
[ n ( Σ xy ) – (Σ x) (Σ y) ] ² √ [ n ( Σx²) – (Σx)² ] [ n (Σy²) – ( Σy)²]
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
Keterangan : r²
: Nilai koefisien determinasi
∑X
: Jumlah pengamatan variabel X
∑Y
: Jumlah pengamatan variabel Y
∑ XY
: Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y
(∑ X²)
: Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X
(∑ X)²
: Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel X
(∑ Y²)
: Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y
(∑ Y)²
: Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel Y
n
: Jumlah pasangan pengamatan X dan Y
Dari hasil kuesioner bagian B yang terdiri dari dua bagian yaitu : a) Analisis Kinerja Laporan Keuangan, yang terdiri dari 10 pertanyaan disebut variabel independen (variabel bebas). Dalam hal ini disimbolkan variabel X. b) Aspek-aspek untuk keputusan pemberian kredit, yang terdiri dari 10 pertanyaan disebut variabel dependen (variabel tidak bebas). Dalam hal ini disimbolkan variabel Y. Maka besarnya koefisien determinasi berdasarkan perhitungan yang terdapat dalam lampiran 3 adalah : r² = 0,67 atau sebesar 67 %. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja laporan keuangan berperan sebesar 67 % terhadap keputusan pemberian kredit pada PT. Bank Mandiri, Tbk.
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Calon nasabah yang hendak mengajukan permohonan kredit kepada
PT.
Bank Mandiri,Tbk harus mempersiapkan data yang bersifat keuangan dan data yang bersifat non keuangan. Dan laporaran keuangan merupakan salah satu data yang bersifat keuangan yang dibutuhkan perusahaan untuk mendapatkan sejumlah informasi keuangan calon nasabah. 2. Dalam menganalisis laporan keuangan calon nasabah, para analis menggunakan empat pengukuran rasio keuangan yaitu : a. Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas merupakan rasio-rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya yang harus segera dibayar. b. Rasio Profitabilitas Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
Rasio Profitabilitas merupakan rasio-rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari berbagai kebijakan dan keputusan yang telah diambil.
c. Rasio Aktivitas Yaitu mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumber daya yang ada (resources) pada pengendaliannya. d. Rasio Solvabilitas/Laverage Yaitu mengukur sejauh mana suatu perusahaan dibelanjai dengan hutanghutang atau perbandingan antara dana sendiri dengan dana pihak ketiga. 3. Selain
menganalisis
informasi
laporan
keuangan,
para
analisis
juga
menganalisis jaminan/agunan yang dimiliki oleh calon nasabah serta memeriksa mutasi rekening calon nasabah. 4. Dari hasil regresi linier sederhana disimpulkan bahwa informasi laporan keuangan berperan terhadap kebijaksanaan pemberian kredit pada PT. Bank Mandiri,Tbk cabang Medan.
B. Saran Setelah membuat kesimpulan sebagaimana yang telah disajikan diatas, penulis memberikan saran sebagai berikut : 1. Para analis kredit PT. Bank Mandiri,Tbk telah menjalin prosedur dan analis kredit dengan sangat baik, khususnya analis laporan keuangan calon nasabah, Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
tetapi penulis melihat bahwa masih terjadi kredit macet di perusahaan. Rasio kredit macet yang terdapat di perusahaan tahun 2006 sebesar 0.07%. meskipun jumlahnya sedikit, tetapi hal ini dapat mengganggu operasi perusahaan. Penulis mengharapkan agar kredit macet tidak terjadi lagi di perusahaan. Untuk itulah penulis menyarankan agar para analis kredit dapat mempertahankan bahkan meningkatkan kinerjanya khususnya dapat menguasai bidang usaha calon nasabah, sehingga kredit macet dapat diatasi. 2. Mengingat bahwa kredit merupakan salah satu produk bank yang banyak dibutuhkan dan diminati oleh nasabah, maka PT. Bank Mandiri,Tbk dan juga bank-bank lain harus benar-benar dapat menjalankan prosedur kredit dengan baik dan benar, sehingga proses pemberian dan pengembalian kredit dapat berjalan dengan lancar. Penulis melihat pada PT. Bank Mandiri,Tbk cabang Medan bahwa para analis kredit hanya menganalisis laporan neraca dan laporan laba rugi calon nasabah. Sebaiknya, para analis kredit juga menganalis laporan arus kas calon nasabah. Menurut penulis analisis laporan arus kas penting sehingga para analis kredit dapat melihat dari mana saja sumbersumber dana pemasukan perusahaan serta mengetahui berbagai aspek pembiayaanpembiayaan/pengeluaran kas perusahaan calon nasabah.
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan Safri. 1996. Teori Akuntansi Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Djohan, Warman. 2000. Kredit Bank : Alternatif Pembiayaan dan pengajuannya. Jakarta : PT. Mutiara Sumber Widya. Fuady, Munir. 1996. Hukum Perkreditan Kontemporer. IKAPI Cabang Jawa Barat, bandung. Jusuf, Jopie, 2000. Analisis Kredit Untuk account Officer. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Munawir, 1999. Analisa Laporan Keuangan. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia, 1999. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Penerbit Salemba Empat. Rambe, Syahrul dan Nurzaimah, 2005. Modul Akuntansi Keuangan Menengah I, Medan Simorangkir, 1986. Seluk Beluk Bank Komersil, Cetakan V, Aksara Persada Indonesia, Jakarta. Sutojo, siswanto. 1995. Analisa Kredit Bank Umum, Jakarta : Penerbit PT. Damar Mulia Pustaka Usman, Rachmadi, 2001. Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia. Jakarta : Penerbit PT. Gramedia Pustaka Umum. Umar, Husein. 1992. Research Methods in Finance and Banking, Edisi Pertama. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.
Purwanto, Suharyadi, 2004. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Buku Dua, Salemba Empat, Jakarta. Untung, Budi H, 2000. Kredit Perbankan di Indonesia, ANDI Yogyakarta, Yogyakarta. Warren Reeve Fess, 2005. Accounting Suatu Pengantar Akuntansi, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku Petunjuk Teknik Penulisan Proposal Penelitian Dan Penulisan Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.
Frans Silitonga : Pengaruh Analisa Kinerja Keuangan Perusahaan Untuk Keputusan Pemberian Kredit (Studi Kasus Pemberian Kredit Di PT. Bank Mandiri, TBK.), 2009.