Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap Pemberdayaan Mustahiq Pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Pimpinan Cabang Muhammadiyah Weleri Kabupaten Kendal
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Jurusan Ekonomi Islam
Oleh : AHMAD FAJRI PANCA PUTRA NIM : 62411033
JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARI’AH IAIN WALISONGO SEMARANG 2010
i
ii
iii
MOTTO
“Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu." (Q.S. At Taubah : 35 )
iv
PERSEMBAHAN
Ayah dan ibu tercinta yang selalu memberi bimbingan dan arahan dalam setiap jejak langkahku, pendamping dan penyejuk hati dan yang tidak pernah lelah mencurahkan kasih sayangnya dengan tulus serta doa untuk kesuksesan ananda.
Sanak saudara serta sahabat-sahabat setiaku, pemberi motivasi dan semangat dalam cita-citaku.
v
DEKLARASI Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 29 November 2010 Deklarator
Ahmad Fajri Panca Putra NIM : 62411033
vi
ABSTRAK
Ahmad Fajri Panca Putra (NIM: 62411033). Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap Pemberdayaan Mustahiq pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Pimpinan Cabang Muhammadiyah Weleri Kabupaten Kendal. Skripsi. Semarang: Program Strata S1 Jurusan Ekonomi Islam IAIN Walisongo Semarang 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pendayagunaan zakat produktif (X), 2) Mengetahui pemberdayaan mustahiq (Y), 3) Mengetahui apakah ada atau tidaknya pengaruh pendayagunaan zakat produktif terhadap pemberdayaan mustahiq di Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah Cabang Weleri. Penelitian ini menggunakan metode persamaan regresi Y=a=bX, adapun sampel penelitian sebanyak 44 responden, menggunakan tekhnik stratified random sampling. Pengumpulan data menggunakan angket kuesioner untuk mengetahui data X dan data Y. Hasil X pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel hasil skor kuesioner dengan mayoritas responden pada pilihan jawaban (sangat setuju dan setuju) membuktikan sudah baik dalam pendayagunaan zakat produktif melalui (alokasi, sasaran dan distribusi) pada BAPELURZAM Cabang Weleri. Hasil Variabel Y pemberdayaan mustahiq pada tabel hasil skor kuesioner jawaban responden hampir merata pada pilihan jawaban (sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju) terutama pada pelatihan banyak jawaban kurang setuju membuktikan bahwa perlu adanya peningkatan pemberdayaan mustahiq melalui (pelatihan, manajemen usaha, pendampingan) pada BAPELURZAM Cabang Weleri. Pendayagunaan zakat produktif (X) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemberdayaan mustahiq (Y) pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (Bapelurzam) Cabang Weleri Kabupaten Kendal. Terlihat t hitung (11,181) > t tabel (1,682) dan Terlihat F hitung (125,018) > F tabel (4,067) p value (Sig) sebesar 0.000 yang di bawah alpha 5% yang berarti membuktikan hipotesis H1 diterima bahwa ada pengaruh signifikan pendayagunaan zakat produktif mempunyai andil dalam mempengaruhi pemberdayaan mustahiq pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (Bapelurzam) Cabang Weleri Kabupaten Kendal dan persamaan regresi diperoleh Y=a+bX dapat di lukiskan bahwa Y= - 2,245 + 138,6 X. Dari persamaan ini dapat di baca dan di prediksikan bahwa variabel dependen (Y) akan berubah sebesar 138,6 untuk setiap unit perubahan yang terjadi pada variabel independen (X). Berdasarkan penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para muzaki, amil dan mustahiq BAPELURZAM. Mengingat manfaat zakat para muzaki, seberapa jauh pendayagunaan zakat produktif terhadap pemberdayaan bagi amil, dan senantiasa meningkatkan usaha para mustahiq dalam menggunakan dana zakat itu agar tepat guna dan berdaya guna.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, atas limpahan rahmat dan kasih sayang serta bimbinganNya menuju jalan yang lurus, akhirnya penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini, tanpa hidayahNya mustahil semua ini bisa berhasil. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif
Terhadap
Pemberdayaan Mustahiq Pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Pimpinan Cabang Muhammadiyah Weleri Kabupaten Kendal” disusun untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan saransaran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan, oleh karenanya penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Drs. Imam Yahya, M.Ag., selaku dekan Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang.
2.
Drs. H. Hasyim Syarbani, MM., selaku dosen pembimbing I dan Ari Kristin, SE, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu memberikan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
3.
Semua dosen yang telah mengajar selama belajar di bangku perkuliahan Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang.
4.
Bapak Yusuf Darmawan sebagai kepala BAPELURZAM Weleri yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian serta bapak AS Nawawi sebagai kepala Majelis Ekonomi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Weleri, bapak Abdul Malik sebagai
viii
sekretaris BAPELURZAM, bapak Agus Sunaryo selaku pihak BPRS Artha Surya Barokah yang telah banyak memberikan informasi dalam mengadakan penelitian ini. 5.
Ayah dan ibu yang telah berkenanan memberikan segalanya selama studi dan penyusunan skripsi ini.
6.
Kakak saya tercinta Agus Kholid, Umi Kurniati, Ismaini Hatta, Aida Rahmawati, Rifqi, Nur Azizah, Ana Izzatika serta semua keponakan yang selalu memberi semangat. Semoga Allah senantiasa mengumpulkan mereka semua dalam kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.
7.
Teman-teman satu paket kelas EI A 2006: Nurudin, Faisol, Umam, Asnal, Khambali, Nikmah, Aya’, Ani, dan lain-lain yang membagi ilmu di bangku perkuliahan, dan temanteman seperjuangan UKM WSC Badminton Division PIONIR Pontianak 2007 yang menaruhkan segala tenaga dan kekuatannya untuk mengharumkan nama baik IAIN Walisongo Semarang di kejuaraan PTAI tingkat nasional.
8.
Teman-teman organisasi Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Kaliwungu, teman di studio musik “ Bahtiar, Fahmi, Miqodarosan, Ipix, Adi, Dika, Kiki, dan lain-lain “ yang senantiasa mengutamakan kerukunan dan kebersamaanya. Penulis tidak dapat berbuat sesuatu untuk membalas budi, selain memanjatkan doa
semoga kita dalam lindunganNya, Amien. Semarang, 29 November 2010
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
……………………………………
ii
……………………………………………………
iii
……………………………………………………………
iv
PENGESAHAN MOTTO
PERSEMBAHAN
……………………………………………………
v
DEKLARASI ……………………………………………………………
vi
ABSTRAK
vii
……………………………………………………………
KATA PENGANTAR
…....……………………………………… viii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………
x
DAFTAR TABEL
……………………………………………………
xiii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………
xiv
Bab I Pendahuluan
1
…………………………………………………..
1.1. Latar belakang masalah 1.2. Rumusan masalah
………………………………….
1
………………………………………….
5
1.3. Tujuan dan Manfaat penelitian
………………………….
5
1.3.1. Tujuan Penelitian
………………………………….
5
1.3.2. Manfaat Penelitian
………………………………….
6
………………………………………….
7
………………………………………….
7
2.2. Tujuan zakat ………………………………………………….
8
2.3. Golongan yang berhak menerima zakat
9
Bab II Tinjauan Pustaka 2.1. Pengertian zakat
…………………
2.4. Organisasi pengelola zakat …………………………………. x
11
2.4.1. Pengertian organisasi pengelola zakat
………...
11
2.4.2. Fungsi organisasi pengelola zakat
…………………
11
2.5. Zakat dalam persepektif sosial ekonomi
…………………
12
2.6. Pengaruh zakat dalam perekonomian
…………………
13
2.7. Zakat untuk usaha produktif …………………………………
15
2.8. Zakat produktif dalam persepektif hukum Islam
………...
17
…………………………………………
26
2.10. Hipotesis penelitian …………………………………………
30
Bab III Metodologi Penelitian…………………………………………
31
2.9. Kajian relevan
3.1. Jenis penelitian
…………………………………………
3.2. Obyek penelitian, populasi dan sampel
31
…………………
31
…………………………………
32
3.4. Teknik analisis data ………………………………………...
34
3.5. Definisi oprasional variabel dan pengukuran
………..
39
………………………..
41
3.3. Teknik pengumpulan data
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1. Gambaran umum Badan Pelaksana Urusan zakat Amwal Muhammadiyah dan
Karakteristik Responden
4.1.1. Gambaran umum Bapelurzam Weleri
……….
41
……….
41
4.1.1.1. Sejarah singkat dan profil Bapelurzam Weleri
43
4.1.1.2. Visi, Misi dan Program Bapelurzam Weleri
43
4.1.2. Karakteristik responden 4.2.Deskripsi data penelitian
……………………….
50
……………………………….
62
4.2.1. Pendayagunaan zakat produktif 4.2.2. Pemberdayaan Mustahiq
………………
63
………………………
66
4.3.Uji validitas dan reabilitas instrument
……………...
69
4.4.Uji asumsi klasik ………………………………………….
72
4.4.1. Uji multikolienaritas ………………………………
72
4.4.2. Uji autokorelasi
………………………………
73
4.4.3. Uji heteroskedastisitas ………………………………
74
4.4.4. Uji normalitas ………………………………………
75
4.5.Analisis data
…………………………………………...
77
4.5.1. Koefisien determinasi ……………………………...
77
xi
4.5.2. Analisis regresi ……………………………………... 4.6. Pembahasan
78
…………………………………………...
80
Bab V Kesimpulan, saran, penutup ……………………………...
85
5.1. Kesimpulan
…………………………………………...
85
5.2. Saran
…………………………………………...
86
5.3. Penutup
…………………………………………...
89
Daftar pustaka Lampiran-lampiran
xii
DAFTAR TABEL Tabel 1.3
Tabel oprasionalisasi variabel ……………………………
Tabel 4.2
Tabel pembagian wilayah Kecamatan Weleri …………… 42
Tabel 4.3
Tabel jenis kelamin responden ………………………….. 50
Tabel 4.4
Tabel umur responden…………………………………...
52
Tabel 4.5
Tabel pendidikan responden …………………………...
53
Tabel 4.6
Tabel status perkawinan responden …………………...
55
Tabel 4.7
Tabel pekerjaan responden
56
Tabel 4.8
Tabel sektor pekerjaan responden
Tabel 4.9
Tabel pendapatan per bulan responden
…………...
59
Tabel 4.10
Tabel status dalam muhammadiyah responden …………
60
Tabel 4.11
Tabel lama menjadi mustahiq responden ……………….
61
Tabel 4.12
Tabel hasil skor kuesioner regresi ………………………
63
Tabel 4.13
Tabel uji validitas instrument …………………………...
70
Tabel 4.14
Tabel uji realibilitas instrument …………………………
71
Tabel 4.15
Tabel uji multikolinieritas ………………………………
72
Tabel 4.16
Tabel uji autokorelasi …………………………………..
73
Tabel 4.17
Tabel uji normalitas Kolmogorov-Smirnov ……………
76
Tabel 4.18
Tabel uji koefisien determinasi ………………………...
77
Tabel 4.19
Tabel anova analisis regresi ……………………………
78
Tabel 4.20
Tabel Coefficients ……………………………………...
79
…………………………...
xiii
…………………...
40
57
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar kerangka pemikiran teoritik …………………..
29
Gambar 4.2
Gambar jenis kelamin ………………………………….
51
Gambar 4.3
Gambar umur responden ………………………………
53
Gambar 4.4
Gambar pendidikan responden ………………………..
54
Gambar 4.5
Gambar status perkawinan ……………………………
55
Gambar 4.6
Gambar pekerjaan responden ………………………...
57
Gambar 4.7
Gambar sektor pekerjaan responden …………………
58
Gambar 4.8
Gambar pendapatan per bulan responden ……………
59
Gambar 4.9
Gambar status dalam organisasi Muhammadiyah …...
61
Gambar 4.10 Gambar lama menjadi mustahiq responden ………….
62
Gambar 4.11 Gambar Uji Heterokedasitas …………………………
74
Gambar 4.12 Gambar grafik histogram …………………………….
75
Gambar 4.13 Gambar grafik normal P-P Plot ...................................
76
xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu seperti sabda Nabi yang menyatakan bahwa kefakiran itu mendekati pada kekufuran.1 Agama Islam telah menawarkan beberapa doktrin bagi manusia yang berlaku secara universal dengan dua ciri dimensi, yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia serta kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di akhirat. Ayat-ayat Alquran mengingatkan agar harta kekayaan tidak hanya terbatas sirkulasinya pada sekelompok orang kaya saja. Orang-orang bertakwa adalah mereka yang menyadari bahwa dalam harta kekayaan yang mereka memiliki terdapat hak-hak orang lain di dalamnya. Perhatian penuh harus diberikan kepada lapisan masyarakat yang belum dapat hidup wajar sebagai manusia. Persoalan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius yang menyangkut dimensi kemanusiaan. Kemiskinan tetap merupakan masalah yang tidak bisa dianggap mudah untuk dicarikan solusinya karena sudah ada sejak lama, dan menjadi kenyataan yang hidup di tengah masyarakat. Dengan kata lain, kemiskinan merupakan kenyataan
1
Abdurrachman Qadir . Zakat (Dalam Dimensi Mahdah dan Sosial), ed. 1, cet. 2. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001, h. 24.
1
abadi dalam kehidupan manusia. Dalam hubungan ini, isu-isu kesenjangan dan ketimpangan sosial-ekonomi semakin mencuat ke permukaan. Ajaran Islam telah memberi solusi terhadap persoalan kemanusiaan yang dihadapi manusia. Tetapi karakter individu sebetulnya adalah faktor yang dapat memberi jalan keluar terhadap masalah moralitas sosial itu sendiri seperti kemiskinan, keadilan sosial, dan hak asasi manusia. Abdurrachman Qadir dalam bukunya berjudul Zakat (Dalam Dimensi Mahdah dan Sosial) Salah satu cara menanggulangi kemiskinan adalah dukungan orang yang mampu untuk mengeluarkan harta kekayaan mereka berupa dana zakat kepada mereka yang kekurangan. Zakat merupakan salah satu dari lima nilai instrumental yang strategis dan sangat berpengaruh pada tingkah laku ekonomi manusia dan masyarakat serta pembangunan ekonomi umumnya.2 ”Tujuan zakat tidak sekedar menyantuni orang miskin secara konsumtif, tetapi mempunyai tujuan yang lebih permanen yaitu mengentaskan kemiskinan.” 3 Sehubungan dengan hal itu, maka zakat dapat berfungsi sebagai salah satu sumber dana sosial-ekonomi bagi umat Islam. Artinya pendayagunaan zakat yang dikelola oleh Badan Amil Zakat tidak hanya terbatas pada kegiatan-kegiatan tertentu saja yang berdasarkan pada orientasi konvensional (kegiatan konsumtif), tetapi dapat pula dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan ekonomi umat, seperti dalam program pengentasan
2
Ahmad M. Saefuddin. Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, ed.1 cet.1. Jakarta: CV Rajawali,1987 h. 71. 3 Abdurrachman Qadir. Op.Cit, h. 83-84.
2
kemiskinan dan pengangguran dengan memberikan zakat produktif kepada mereka yang memerlukan sebagai modal usaha. Zakat yang diberikan kepada mustahiq akan berperan sebagai pendukung peningkatan ekonomi mereka apabila di salurkan pada kegiatan produktif. Pendayagunaan zakat produktif sesungguhnya mempunyai konsep perencanaan dan pelaksanaan yang cermat seperti mengkaji penyebab kemiskinan, ketidakadaan modal kerja, dan kekurangan lapangan kerja, dengan adanya masalah tersebut maka perlu adanya perencanaan yang dapat mengembangkan zakat bersifat produktif tersebut. Dana zakat untuk kegiatan produktif akan lebih optimal bila dilaksanakan Badan Amil Zakat (BAZ) dan sejenisnya, karena
sebagai
organisasi yang terpercaya untuk pengalokasian, pendayagunaan, dan pendistribusian dana zakat, mereka tidak memberikan zakat begitu saja melainkan mereka mendampingi, memberikan pengarahan serta pelatihan agar dana zakat tersebut benar-benar dijadikan modal kerja sehingga penerima zakat tersebut memperoleh pendapatan yang layak dan mandiri. Dengan demikian penulis tertarik meneliti pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri Kabupaten Kendal, dimana Badan Amil itu juga mengalokasikan sebagian dana zakat untuk kegiatan produktif. Menurut hasil wawancara dengan kepala BAPELURZAM data sampai sekarang yang masih menggunakan dana zakat produktif sekitar 221 orang untuk keperluan bantuan tambahan modal usaha para mustahiqnya, berdasarkan seleksi dari pengurus yang bekerjasama
3
dengan pihak baitul maal BPRS Arta Surya Barokah Cabang Weleri dan Majelis Ekonomi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kecamatan Weleri.4 Dengan berkembangnya usaha kecil menengah dengan modal berasal dari zakat akan menyerap tenaga kerja dan berkembangnya usaha para mustahiq. Hal ini berarti angka pengangguran bisa dikurangi, berkurangnya angka pengangguran akan berdampak pada meningkatnya daya beli masyarakat terhadap suatu produk barang ataupun jasa, meningkatnya daya beli masyarakat akan diikuti oleh pertumbuhan produksi, pertumbuhan sektor produksi inilah yang akan menjadi salah satu indikator adanya pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian BAPELURZAM
membutuhkan pengelolaan,
pendistribusian dan pendayagunaan dana zakat itu menjadi dana zakat produktif untuk bantuan modal usaha dalam rangka pemberdayaan para mustahiqnya. Maka dari itu apakah dengan adanya program pendayagunaan dana zakat produktif yang di kelola BAPELURZAM dapat berdaya guna dan tepat guna mempengaruhi pemberdayaan ekonomi para mustahiq di kecamatan Weleri kabupaten Kendal. Sehubungan hal tersebut maka saya sebagai peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : “ Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap Pemberdayaan Mustahiq Pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM)
Pimpinan
Cabang
Muhammadiyah
Weleri
Kabupaten Kendal “
4
Data bersumber dari hasil wawancara dengan kepala BAPELURZAM tanggal 31 Maret 2010.
4
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana pendayagunaan dana zakat produktif di Badan Pelaksanaan Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Pengurus Cabang Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal? 2. Bagaimana pemberdayaan mustahiq di Badan Pelaksana Urusan Zakat Muhammadiyah (BAPELURZAM) Pengurus Cabang Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal? 3. Apakah berpengaruh
pendayagunaan dana zakat produktif terhadap
pemberdayaan para mustahiqnya di Badan Pelaksana Urusan Zakat Muhammadiyah (BAPELURZAM) Pengurus Cabang Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal?
1.3.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pendayagunaan dana zakat produktif di Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Pengurus Cabang Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal?
5
2. Untuk mengetahui pemberdayaan mustahiq di Badan Urusan Zakat Amwal
Muhammadiyah
(BAPELURZAM)
Pengurus
Cabang
Kecamatan Weleri Kabupaten Kabupaten Kendal? 3. Untuk mengetahui pengaruh pendayagunaan zakat produktif terhadap pemberdayaan para mustahiqnya?
1.3.2 Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Akademisi Bagi akademisi diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu syari’ah pada umumnya dan keuangan Islam pada khususnya, serta menjadi rujukan penelitian berikutnya tentang pendayagunaan zakat untuk pemberdayaan mustahiq.
2.
Manfaat Praktisi Adapun bagi praktisi diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi Badan Pelaksana Urusan Zakat Muhammadiyah (BAPELURZAM) Pengurus Cabang Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal atau pihak yang terkait di dalamnya dalam mengoptimalkan pendistribusian zakat untuk pemberdayaan mustahiq.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian zakat Ditinjau dari segi bahasa, menurut lisan orang arab, kata zakat merupakan kata dasar (masdar) dari zakat yang berarti suci, berkah, tumbuh, dan terpuji, yang semua arti ini digunakan di dalam menerjemahkan Al-Qur’an dan hadits.5 “Menurut terminologi syariat (istilah), zakat adalah nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.” 6 Kaitan antara makna bahasa dan istilah ini berkaitan erat sekali, yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan zakatnya akan menjadi suci,
bersih,
baik,
berkah,
tumbuh
dan
berkembang.
Dalam
penggunaannya, selain untuk kekayaan, tumbuh dan suci disifatkan untuk jiwa orang yang menunaikan zakat. Maksudnya, zakat itu akan mensucikan orang yang mengeluarkannya dan menumbuhkan pahalanya.7 Sedangkan dalam istilah ekonomi, zakat merupakan tindakan pemindahan kekayaan dari golongan kaya kepada golongan tidak punya.8
5
Muhammad Ridwan dan Mas’ud . Zakat dan Kemiskinan Instrumen Pemberdayaan Ekonomi Umat. Yogyakarta: UII Press, 2005, h. 33-34. 6 Didin Hafidhhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002, h. 7. 7 Muhammad Ridwan dan Mas’ud. Op.Cit., hlm. 34. 8 Ibid, h. 42.
7
Dalam buku pedoman pelaksanaan zakat muhammadiyah juga di jelaskan pengertian zakat, yaitu : “zakat adalah ibadah kepada allah SWT, yang penjabaranya dan realisasinya merupakan sistem pemerataan kesejahteraan sosial ekonomi.” 9
2.2.
Tujuan Zakat Tujuan Zakat, antara lain: 1. Mengangkat derajat fakir-miskin dan membantunya keluar dari kesulitan hidup serta penderitaan. 2. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para gharimin, ibnussabil, dan mustahiq lainnya. 3. Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan manusia pada umumnya. 4. Menghilangkan sifat kikir pemilik harta. 5. Membersihkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hati orang - orang miskin. 6. Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin dalam suatu masyarakat. 7. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang, terutama pada mereka yang mempunyai harta.
9
Abdul Barie Shoim. Pelaksanaan Gerakan Zakat Muhammadiyah Daerah Kabupaten Kendal, KENDAL: Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Kendal. 1987, h. 19.
8
8. Mendidik manusia untuk berdisplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan hak orang lain yang ada padanya.10 Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat Pada BAB II Tentang Tujuan Zakat di jelaskan Pada Pasal 5 Berbunyi : 1. Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dengan tuntunan agama. 2. Meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dal upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial. 3. Meningkatkan hasil guna dan berdaya guna.11
2.3.
Golongan yang berhak menerima zakat (mustahiq) Orang – orang atau golongan yang berhak menerima zakat telah diatur dalam ajaran syariat Islam, yakni ada delapan golongan (asnaf). Ketentuan ini diatur dalam Al Qur’an surat At-Taubah: 60.
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orangorang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan,
10
Proyek Pembinaan Zakat dan Wakaf , Pedoman Zakat (4), Jakarta: Departemen Agama, 1982, h. 27 – 28. 11 M. Ali Hasan. Zakat dan Infak. Salah Satu Solusi Mengatasi Problematika Sosial di Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008, h. 119-120.
9
sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (At-Taubah:60).12 Dalam Buku Tafsir al Maraghi karangan Mustafa Al-Maraghi yang berhak menerima zakat ialah: 1. Orang fakir: orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya. 2. Orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan kekurangan. 3. Pengurus zakat: orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat. 4. Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah. 5. Memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan Muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir. 6. Orang berhutang: orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya. 7. Pada jalan Allah (sabilillah): Yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. Di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-lain.
12
Departemen Agama, Alqur’an dan Terjemahnya,Semarang: Toha Putra, 1988, h. 374 -375.
10
8. Orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya.13
2.4.
Organisasi Pengelola Zakat
2.4.1. Pengertian Organisasi Pengelola Zakat “Organisasi Pengelola Zakat merupakan sebuah institusi yang bergerak di bidang pengelolaan dana zakat, infaq, dan shadaqah.”
14
Definisi menurut UU Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat pada Pasal 1, Ayat 1 adalah: kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.15
2.4.2. Fungsi Organisasi Pengelola Zakat Organisasi pengelola zakat apapun bentuk dan posisinya secara umum mempunyai dua fungsi yakni: 1. Sebagai perantara keuangan Amil berperan menghubungkan antara pihak muzakki dengan mustahiq. Sebagai perantara keuangan amil dituntut menerapkan azas trust (kepercayaan). Sebagaimana layaknya lembaga keuangan yang lain, azaz kepercayaan menjadi syarat mutlak yang harus dibangun. Setiap amil dituntut mampu menunjukkan keunggulannya masing13
Ahmad Mustafa Al-Maraghi (ed.),Terjemah Tafsir Al-Maraghi, di terjemahkan oleh Hery Noer Ali dkk dari “ Tafsir Al-Maraghi”, Semarang: Toha Putra, 1992. h. 241. 14 Rifqi Muhammad . ”Akuntansi Lembaga Keuangan Publik Islam”, Modul Mata Kuliah. Yogyakarta: FIAI UII, 2006, h. 2. 15 M. Ali Hasan. . Op.Cit, h. 118-119.
11
masing sampai terlihat jelas positioning organisasi, sehingga masyarakat dapat memilihnya. Tanpa adanya positioning, maka kedudukan akan sulit untuk berkembang. 2. Pemberdayaan Fungsi ini, sesungguhnya upaya mewujudkan misi pembentukan Amil, yakni bagaimana masyarakat muzaki menjadi lebih berkah rezekinya dan ketentraman kehidupannya menjadi terjamin disatu sisi dan masyarakat mustahiq tidak selamanya tergantung dengan pemberian bahkan dalam jangka panjang diharapkan dapat berubah menjadi muzaki baru.16
2.5.
Zakat dalam Persepektif Sosial Ekonomi Zakat adalah poros dan pusat keuangan Islam. Zakat dalam bidang sosial bertindak sebagai alat khas yang diberikan kepada Islam untuk menghapuskan kemiskinan dari masyarakat dengan menyadarkan si kaya akan tanggung jawab sosial yang mereka memiliki, sedang dalam bidang ekonomi zakat mencegah penumpukan kekayaan yang mengerikan dalam tangan segelintir orang dan memungkinkan kekayaan untuk disebarkan sebelum sempat menjadi besar dan sangat berbahaya ditangan pemiliknya, maka sebagian diberikan kepada yang berhak. 17 Dalam
istilah
ekonomi Islam,
zakat
merupakan tindakan
pemindahan kekayaan dari golongan kaya kepada golongan tidak punya. Transfer kekayaan berarti transfer sumber-sumber ekonomi. Tindakan ini tentu saja akan mengakibatkan perubahan tertentu yang bersifat 16
Muhammad Ridwan. Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil(BMT), cet 2, Yogyakarta: UII Press, 2005, h. 207 – 208. 17 Muhammad Abdul Manan. Teori dan Praktek Ekonomi Islam, Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Wakaf, 1993, h 256.
12
ekonomis;umpamanya saja, seseorang yang menerima zakat bisa mempergunakannya untuk berkonsumsi atau berproduksi. Dengan demikian, zakat walaupun pada dasarnya merupakan ibadah kepada Allah, bisa mempunyai arti ekonomi.18 Sehubungan
dengan
argumen
di
atas
bahwa
dengan
mempergunakan pendekatan ekonomi, zakat bisa berkembang menjadi konsep muamalah (kemasyarakatan), yaitu konsep tentang cara bagaimana manusia harus melaksanakan kehidupan bermasyarakat, termasuk di dalamnya dalam bentuk ekonomi. Karena itu, ada dua konsep yang selalu dikemukakan dalam pembahasan mengenai doktrin sosial-ekonomi Islam yang saling berkaitan, yaitu pelarangan riba dan perintah membayar zakat. Tujuan ini dapat dicapai dengan mudah melalui pembagian uang zakat secara tepat di kalangan si miskin dan orang yang kekurangan. Dengan memberikan daya beli kepada mereka zakat dapat menghasilkan keseimbangan ekonomi, dengan demikian zakat akan memakmurkan golongan yang kurang mampu dilihat dari persepektif sosial ekonomi.
2.6.
Pengaruh Zakat Terhadap Perekonomian Prinsip zakat dalam tataran ekonomi mempunyai tujuan untuk memberikan pihak tertentu yang membutuhkan untuk menghidupi dirinya selama satu tahun ke depan bahkan diharapkan sepanjang hidupnya. Dalam konteks ini zakat di distribusikan untuk dapat mengembangkan
18
Muhammad Ridwan dan Mas’ud. Op.Cit, h. 42 – 43.
13
ekonomi baik melalui ketrampilan yang menghasilkan, maupun dalam bidang perdagangan. Oleh karena itu prinsip zakat memberikan solusi untuk dapat mengentaskan kemiskinan dan kemalasan, pemborosan dan penumpukan harta sehingga menghidupkan perekonomian makro maupun mikro.19 Zakat dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk modal bagi usaha kecil. Dengan demikian, zakat memiliki pengaruh yang sangat besar dalam berbagai hal kehidupan umat, di antaranya adalah pengaruh dalam bidang ekonomi. Pengaruh zakat yang lainnya adalah terjadinya pembagian pendapatan secara adil kepada masyarakat Islam. Dengan kata lain, pengelolaan zakat secara profesional dan produktif dapat ikut membantu perekonomian masyarakat lemah dan membantu pemerintah dalam meningkatkan perekonomian negara, yaitu terberdayanya ekonomi umat sesuai dengan misi-misi yang diembannya. Diantara misi-misi tersebut adalah: 1.
Misi pembangunan ekonomi dan bisnis yang berpedoman pada ukuran ekonomi dan bisnis yang lazim dan bersifat universal.
2.
Misi pelaksanaan etika bisnis dan hukum.
3.
Misi membangun kekuatan ekonomi untuk Islam, sehingga menjadi sumber dana pendukung dakwah Islam.20
19
20
Mursyidi. Akuntansi dan Zakat Kontemporer. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, h. 171. Muhammad Ridwan dan Mas’ud. Op.Cit , h. 127.
14
2.7.
Zakat Untuk Usaha Produktif Pengelolaan distribusi zakat yang diterapkan di Indonesia terdapat dua macam kategori yaitu distribusi secara konsumtif dan produktif. Perkembangan metode distribusi zakat yang saat ini mengalami perkembangan pesat baik menjadi sebuah objek kajian ilmiah dan penerapannya
di
berbagai
lembaga
amil
zakat
yaitu
metode
pendayagunaan secara produktif. Kata produktif sendiri secara bahasa berasal dari bahasa inggris “productive”
yang berarti banyak menghasilkan; memberikan banyak
hasil; banyak menghasilkan barang-barang berharga; yang mempunyai hasil baik. “productivity” daya produksi”.21 Zakat produktif adalah mendistribusikan dana zakat kepada para mustahik dengan cara produktif. Zakat diberikan sebagai modal usaha, yang akan mengembangkan usahanya itu agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sepanjang hayat.22 Dalam bukunya Abdurrachman Qadir berjudul Zakat (Dalam Dimensi Mahdah dan Sosial “Zakat produktif yaitu zakat yang diberikan kepada Mustahiq sebagai modal untuk menjalankan suatu kegiatan
21
Joyce . M. Hawkins, Kamus Dwi Bahasa Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris, OxfordErlangga. 1996, h. 267. 22 Asnaini. Zakat Produktif Dalam Persefektif Hukum Islam, Yogyakarta:Pustaka Pelajar. 2008. h. 134.
15
ekonomi yaitu untuk menumbuh kembangkan tingkat ekonomi dan potensi produktifitas mustahiq.” 23 Pendayagunaan zakat harus berdampak positif bagi mustahiq, baik secara ekonomi maupun sosial. Dari sisi ekonomi, mustahiq dituntut benar-benar dapat mandiri dan hidup secara layak sedangkan dari sisi sosial, mustahiq dituntut dapat hidup sejajar dengan masyarakat yang lain. Hal ini berarti, zakat tidak hanya didistribusikan untuk hal-hal yang konsumtif saja dan hanya bersifat “charity” tetapi lebih untuk kepentingan yang produktif dan bersifat edukatif.24 Kelemahan utama orang dikerjakannya
sesungguhnya
miskin
tidak
serta usaha kecil
semata-mata
pada
yang
kurangnya
permodalan, tetapi lebih pada sikap mental dan kesiapan manajemen usaha. Untuk itu, zakat usaha produktif pada tahap awal harus mampu mendidik mustahiq sehingga benar-benar siap untuk berubah. Karena tidak mungkin kemiskinan itu dapat berubah kecuali dimulai dari perubahan mental si miskin itu sendiri. Inilah yang disebut peran pemberdayaan. zakat yang dapat dihimpun dalam jangka panjang harus dapat memberdayakan mustahiq sampai pada dataran pengembangan usaha. Program-program yang bersifat konsumtif ini hanya berfungsi sebagai stimulan atau rangsangan dan berjangka pendek, sedangkan program pemberdayaan ini harus diutamakan. Makna pemberdayaan dalam arti
23
24
Abduracchman Qadir . Op.Cit, h. 165. Muhammad Ridwan. Op.Cit, h. 216 – 217.
16
yang luas ialah memandirikan mitra, sehingga mitra dalam hal ini mustahiq tidak selamanya tergantung kepada amil.
2.8.
Zakat produktif dalam perspektif hukum Islam Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa yang dimaksud dengan zakat produktif disini adalah pendayagunaan zakat dengan cara produktif. Hukum zakat produktif pada sub ini dipahami hukum mendistribusikan atau memberikan dana zakat kepada mustahiq secara produktif. Dana zakat diberikan dan dipinjamkan untuk dijadikan modal usaha bagi orang fakir, miskin dan orang-orang yang lemah. Al-Qur’an, al-Hadits dan Ijma’ tidak menyebutkan secara tegas tentang cara pemberian zakat apakah dengan cara konsumtif atau produktif. Dapat dikatakan tidak ada dalil naqli dan sharih yang mengatur tentang bagaimana pemberian zakat itu kepada para mustahiq. 25 Ayat 60 surat at-Taubah (9), oleh sebagian ulama’ dijadikan dasar hukum dalam pendistribusian zakat. Namun ayat ini hanya menyebutkan pos-pos kepada siapa zakat diberikan, tidak menyebutkan cara pemberian zakat.
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orangorang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, 25
Asnaini. Op.Cit, h. 77.
17
sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (At Taubah : 60). 26 Teori hukum Islam menunjukkan bahwa dalam menghadapi masalah-masalah yang tidak jelas rinciannya dalam Al-Qur’an atau petunjuk yang ditinggalkan Nabi SAW, penyelesaiannya adalah dengan metode ijtihad. Ijtihad atau pemakaian akal dengan tetap berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadits.27 Dalam sejarah Hukum Islam dapat dilihat bahwa ijtihad diakui sebagai sumber
hukum setelah Al-Qur’an dan Hadits.
Apalagi
problematika zakat tidak pernah absen, selalu menjadi topik pembicaraan umat Islam, topik aktual dan akan terus ada selagi umat Islam ada. Fungsi sosial, ekonomi dan pendidikan dari zakat dan bila dikembangkan dan dibudidayakan dengan sebaik-baiknya akan dapat mengatasi masalah sosial, ekonomi dan pendidikan yang di hadapi bangsa. Disamping itu zakat merupakan sarana, bukan tujuan karenanya dalam penerapan rumusan-rumusan tentang zakat harus ma’qulu al-ma’na, rasional, ia termasuk bidang fiqh yang dalam penerapannya harus dipertimbangkan kondisi dan situasi serta senafas dengan tuntunan dan perkembangan zaman. Menurut Ibrahim Husen dalam bukunya berjudul Kerangka Landasan Pemikiran Islam , hal demikian adalah agar persyari’atan hukum Islam yaitu jalbu al-ma shalihi al-ibad (menciptakan kemaslahatan umat)
26 27
Departemen Agama, Op.Cit , h. 374 -375. Asnaini. Op.Cit, h. 78.
18
dapat terpenuhi, dan dengan dinamika fiqh semacam itu, maka hukum Islam selalu dapat tampil ke depan untuk menjawab tantangan zaman.28 Dengan demikian berarti bahwa tekhnik pelaksanaan pembagian zakat bukan sesuatu yang mutlak, akan tetapi dinamis, dapat disesuaikan dengan kebutuhan di suatu tempat, dalam artian perubahan dan perbedaan dalam cara pembagian zakat tidaklah dilarang dalam Islam karena tidak ada dasar hukum yang secara jelas menyebutkan cara pembagian zakat tersebut. Di Indonesia misalnya, BAZIS DKI Jakarta berdasarkan hasil lokakarya zakat, menentukan kebijakan pembagian zakat sebagai berikut: 1) Pembagian zakat harus bersifat edukatif, produktif dan ekonomis, sehingga pada akhirnya penerima zakat menjadi tidak memerlukan zakat lagi, bahkan menjadi wajib zakat. 2) Hasil pengumpulan zakat sebelum dibagikan kepada mustahik dapat merupakan dana yang biasa dimanfaatkan bagi pembangunan, dengan disimpan dalam bank pemerintah berupa deposito, sertifikat atau giro biasa.29 Menurut penulis, kebijakan BASIZ dengan memproduktifkan dana zakat ini adalah agar zakat dapat berguna dan berdaya guna bagi masyarakat. Khususnya fuqara’, masakin dan dhuafa. Kyai Sahal Mahfudh melalui Badan Pengembangan Masyarakat Pesantren (BPPM) melaksanakan pelaksanaan pengelolaan dana zakat 28 29
Ibrahim Husen. Kerangka Landasan Pemikiran Islam. Jakarta: Departemen Agama, 1984, h.6. BAZIS, Pedoman Pengelolaan ZIS, Jakarta: BAZIS, 1980, h. 3.
19
kepada kaum fakir miskin melalui pendekatan kebutuhan dasar ini. Lebih jauh menurut Kyai Sahal ; Pendekatan kebutuhan dasar bertujuan mengetahui kebutuhan dasar masyarakat (fakir, miskin), sekaligus mengetahui apa latar belakang kemiskinan itu. Apabila si miskin itu punya ketrampilan menjahit, maka diberi mesin jahit, kalau ketrampilannya mengemudi becak, si fakir miskin itu diberi becak. Maka dalam hal ini, memberi motivasi kepada masyarakat miskin bukan merupakan sesuatu yang sangat mendasar. Agar mereka mau berusaha dan tidak sekedar menunggu uluran tangan orang kaya. Dan hal ini dilakukan secara riil oleh beliau dengan penuturannya; Pernah suatu kali saya mencobanya terhadap seseorang pengemudi becak di Kabupaten Pati. Saya lihat dia tekun mangkal di pasar untuk bekerja sebagai tukang becak. Pada saat pembagian zakat tiba, dia saya beri zakat. Hasil zakat bulan syawal itu berupa zakat mall, zakat fitrah dan infaq. Semua saya kumpulkan dan sebagian saya belikan becak untuknya. Sebelumnya dia hanya mengemudikan becak yang milik seorang non pribumi, namun sekarang dia memiliki dua buah becak. Usaha itu berkembang dan sehari-hari ia tidak harus mengemudikan becak dengan mengejar setoran. Dengan mengemudikan becak sampai jam tiga sore, hasilnya sudah cukup untuk makan dan untuk menjaga kesehatan, setelah itu ia biasa kumpul-kumpul mengikuti pengajian. Dengan cara ini, meskipun dia tidak menjadi kaya, tetapi jelas ada perubahan.30 Kyai sahal juga melembagakan dana zakat melalui koperasi. Dana zakat yang terkumpul tidak langsung diberikan dalam bentuk uang. mustahiq diserahi zakat berupa uang, tetapi kemudian di tarik kembali sebagai tabungan si mustahiq untuk keperluan pengumpulan modal. Pihak BPPM membantu dalam manajemen, perantara keuangan. Menurutnya
30
Sahal Mahfudh, Nuansa Fiqh Sosial, Yogyakarta: LkiS, 2003, cet. Ke-2, h. 119-124.
20
cara ini fakir miskin dapat menciptakan pekerjaan dengan modal yang dikumpulkan dari harta zakat.31 Begitu pula Dompet Dhuafa Republika sebagai salah satu lembaga zakat non pemerintah, sejak bulan Desember 1999 telah mengagendakan pengembangan pemberdayaan zakat model kelompok dengan program Masyarakat Mandiri, yang telah dilaksanakan pada awal tahun 2000. Sasarannya adalah kaum fakir miskin dan dhuafa yang difokuskan di wilayah Bogor, Tangerang dan Bekasi, di tambah Bengkulu, Tasikmalaya, Palu/Poso dan Banggai Kepulauan Propinsi Sulawesi Tengah. Sebagian dana ZIS yang terkumpul diproduktifkan dengan meminjamkannya kepada sasaran untuk dijadikan modal usaha dan pengembangan usaha bagi mereka. Memang belum terlalu tampak hasilnya akan tetapi ini merupakan langkah awal yang perlu diperhatikan dan di tekuni oleh lembaga zakat khususnya, karena dengan zakat produktif akan memungkinkan masyarakat lebih merasakan betapa besarnya makna dan fungsi zakat bagi mereka.32 Apa yang telah dialakukan BASIZ DKI, BPPM (Pati) dan Dompet Dhuafa Republika Jakarta adalah memproduktifkan dana zakat. Memproduktifkan atau membudidayakan dana zakat pada prinsipnya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum Islam. Khususnya pada pensyari’atan zakat. Karena zakat produktif akan membuat harta di bumi ini berputar di antara semua manusia, tidak hanya pada sebagian orang 31 32
Ibid, h. 124. http// www. Dompet Dhuafa Republika.Com.
21
kaya saja. Dimana hal ini sangat dilarang dalam Islam, sebagaimana firman Allah yang berbunyi:
Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Makkah adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. (Al-Hasyr : 7)33 Salah satu tujuan zakat adalah agar harta benda tidak menumpuk pada suatu golongan saja, dinikmati orang-orang kaya sedang orang-orang miskin larut dengan ketidak mampuannya dan hanya menonton saja. Padahal orang kaya tidak akan ada dan tidak sempurna hidupnya tanpa adanya orang-orang miskin disebutkan bahwa: Zakat itu adalah milik bersama, karena mendapatkannya atas usaha bersama masyarakat. Orang yang kaya tidak akan ada kalau tidak ada orang miskin. Seorang pedagang tidak akan sukses menjadi konglomerat jika tidak ada pembeli, distributor dan para karyawan. Uang itu ibarat darah dalam tubuh manusia. Jika darah tidak menjangkau seluruh bagian anggota tubuh, dimana sebagian anggota tubuh kebagian terlalu banyak sehinga bagian yang lain mendapatkan terlalu sedikit, maka badan menjadi sakit dan terserang penyakit.34 33
Departemen Agama, Op.Cit , h.1118. Muhtar Sadili, Amru (ed), Problematika Zakat Kontemporer; Artikulasi Proses Sosial Politik Bangsa, Jakarta: Forum Zakat, 2003, cet. I, h. 84. 34
22
Artinya dalam berbagai bidang kehidupan fakir miskin harus diperhitungkan dan diikut sertakan apalagi jumlah mereka tidaklah sedikit. Di bidang ekonomi, sosial, pendidikan dan lainnya, agar tidak terjadi gejolak ekonomi, kesenjangan sosial dan masyarakat yang terbelakang karena kebodohan dan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat. Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan melaksanakan zakat produktif. Karena bila zakat selalu satu semuanya diberikan dengan cara konsumtif, maka bukannya mengikut sertakan mereka tetapi malah membuat mereka malas dan selalu berharap kepada kemurahan hati si kaya, membiasakan mereka tangan di bawah meminta dan menunggu belas kasihan. Padahal ini sangat tidak disukai dalam ajaran Islam. Islam sangat menganjurkan supaya umatnya berusaha agar dapat melaksanakan ajaran agama dengan baik, termasuk dapat membayar zakat, infak dan sedekah serta ibadah-ibadah lainnya yang dalam pelaksanaannya diperlukan biaya atau dana dan kemampuan secara material, anjuran berusaha ini sebagaimana yang terkandung dalam firman Allah:
“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu. Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (Al-Mulk : 15).35
35
Departemen Agama, Op.Cit , h.1573.
23
Anjuran berusaha inilah hendaknya diiringi dengan bantuan dan pertolongan modal untuk berusaha atau mengembangkan usaha mereka karena sudah pasti yang namanya fakir miskin tidak memiliki kemapuan yang lebih untuk membiayai usaha yang dapat menjamin hidupnya di masa depan karena hartanya hanya cukup untuk membiayai hidupnya seharihari. Bantuan ini dapat dilakukan oleh umat Islam melalui ibadah zakat. Zakat yang dapat membantu mereka untuk mencari kebutuhannya yang layak. Zakat dalam arti yang lebih luas, bukan hanya sekedar pelaksanaan kewajiban semata tetapi lebih dari itu yaitu menyangkut pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sebagaimana diungkapkan: “zakat harus ditafsirkan lagi, sehingga membicarakan zakat berarti membicarakan ekonomi secara lebih luas, tidak lagi orientasi zakatnya sekedar pelaksanaan kewajiban hukum dalam lintas yang klasik, tetapi harus dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi, terutama di bidang peningkatan daya beli dan cadangan dan yang kuat.”36 Dikutip dalam bukunya Asnaini yang berjudul zakat produktif dalam persepektif hukum islam Pemaknaan zakat seperti ini pada dasarnya telah dilakukan sejak lama, Imam Nawawi dalam kitab al-Majmu’ mengatakan bahwa “Apa yang diberikan kepada orang fakir dan miskin, hendaknya dapat mengeluarkan mereka dari lembah kemiskinan kepada
36
Muhtar Sadili, Amru (ed), Op.Cit, h. 130.
24
taraf hidup yang layak (cukup), yaitu sejumlah pemberian yang dapat dijadikan dasar untuk mencapai suatu tingkat hidup tetentu.” 37 Pemberian yang dapat dijadikan dasar, dapat diartikan pemberian yang dapat dijadikan modal untuk mencari dan menekuni suatu usaha, agar hasilnya dapat mencukupi kebutuhan mereka dalam waktu yang lama bukan sesaat. Setidaknya pernyatan diatas menyebutkan dua cara pembagian zakat. Produktif kepada orang-orang miskin yang kuat berusaha dan konsumtif kepada yang tidak kuat untuk berusaha. Hal ini hanya mungkin terjadi, jika sumber-sumber zakat dimanfaatkan sebagai modal dalam proses produksi, orientasi kegiatan masyarakat selalu kearah produktif, berguna dan berhasil guna, dan memandang jauh ke depan dengan pengorbanan yang dilakukan masa kini. Sehingga akan tecipta masyarakat yang berjiwa produktif, bukan masyarakat yang berjiwa konsumtif.
2.9.
37
Kajian Relevan
Asnaini. Op.Cit, h. 88.
25
Sepengetahuan penulis pembahasan tentang pengaruh pemberian zakat terhadap pemberdayaan ekonomi umat telah banyak dibahas sebagai karya ilmiah. Dan untuk mendukung persoalan yang lebih mendalam terhadap masalah di atas, penyusun berusaha melakukan penelitian terhadap literatur yang relevan terhadap masalah yang menjadi obyek penelitian. Penelitian yang pernah penyusun jumpai yang berkaitan dengan zakat produktif sebagai sarana pemberdayaan ekonomi adalah penelitian Hosnu El Wafa. “Konsepsi Zakat Produktif dalam Pemikiran Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (studi terhadap kitab Sabil Al Muhtadin)”, yang membahas pendapat Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari mengenai pendayagunaan zakat untuk pemberdayaan ekonomi umat dapat dilakukan dengan memberikan sarana atau peralatan kepada mustahiq yang disesuaikan dengan kepandaian atau keterampilan yang dimiliki mustahiq. Sedangkan kepada mustahiq yang mampu mengembangkan usaha produktifnya agar diberikan modal.38 Penelitian Mila Sartika (Mahasiswa UII Yogyakarta) berjudul ”Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif (diukur dari jumlah dana yang di berikan) Terhadap Pemberdayaan Mustahiq (diukur dari pendapatan usaha)”. Pada penelitian ini terdapat dua macam hipotesis yang diajukan yaitu: 1) hipotesis nihil (H0) dan 2) hipotesis alternatif (HA). Hipotesis nihil (H0) dalam penelitian ini adalah tidak ada pengaruh jumlah dana 38
Hosnu El Wafa. “Konsepsi Zakat Produktif dalam Pemikiran Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (studi terhadap kitab Sabil Al Muhtadin”, Skripsi S1, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2003, h. 7.
26
(zakat) yang disalurkan terhadap pendapatan mustahiq di LAZ Yayasan Solo Peduli. Sedangkan hipotesis alternatif (HA) adalah ada pengaruh jumlah dana (zakat) yang disalurkan terhadap pendapatan mustahiq di LAZ Yayasan Solo Peduli. Hipotesis ditolak jika nilai sig < 0,05, sebaliknya hipotesis diterima jika nilai sig > 0,05. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teknik regresi sederhana diperoleh nilai signifikan 0, 045 atau dapat dikatakan nilai sig < 0,05, maka hipotesis nihil (H0) ditolak, berarti hipotesis alternatif (HA) diterima, atau dapat dinyatakan bahwa jumlah dana yang disalurkan benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan mustahiq.39 Studi lain yang berkenaan dengan zakat untuk pemberdayaan ekonomi yaitu, penelitian Alfiya Nur Hasanah . “Hubungan Zakat terhadap Tingkat Kemiskinan pada BAZ Propinsi DIY” yang menjelaskan bahwa pendayagunaan zakat yang efektif untuk menurunkan tingkat kemiskinan tidak hanya digunakan sebagai pemenuhan konsumtif semata tetapi juga dapat dipergunakan untuk usaha-usaha pemenuhan kebutuhan produktif, bantuan pendidikan dan usaha-usaha untuk menciptakan lapangan kerja serta mengurangi pengangguran.40 Ulin Ulfa dalam penelitiannya membahas tentang ”Pendayagunaan zakat secara produktif dalam perspektif hukum Islam” adalah dapat dibenarkan, sepanjang memperhatikan kebutuhan pokok bagi masingmasing mustahiq dalam bentuk konsumtif yang bersifat mendesak untuk 39
http//www. Jurnal skripsi UII Yogyakarta.com. Alfiya Nur Hasanah . “Hubungan Zakat terhadap Tingkat Kemiskinan pada BAZ Propinsi DIY Tahun 1939-2003”, Skripsi S1, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2005, h. 73. 40
27
segera diatasi. Selain itu pendayagunaan dan pengelolaan zakat untuk usaha produktif dibolehkan oleh hukum Islam selama harta zakat tersebut cukup banyak.41 Hazamih dalam sebuah penelitiannya berjudul ”Pengelolaan Zakat pada BAZ DKI Jakarta” membahas tentang bagaimana BAZIS DKI Jakarta dalam melakukan pendayagunaan zakat sebagai salah satu sarana dalam mengatasi kemiskinan masyarakat perorangan/individu yang ada di wilayah DKI Jakarta.42 A. Qodri Azizy dalam bukunya berjudul ”Membangun Fondasi Ekonomi Umat” menyimpulkan bahwa zakat hendaknya tidak sekedar konsumtif, maka idealnya zakat dijadikan sumber dana umat. Penggunaan zakat untuk konsumtif hanyalah untuk hal-hal yang bersifat darurat. Artinya, ketika ada mustahiq yang tidak mungkin untuk dibimbing untuk mempunyai usaha mandiri atau memang untuk kepentingan mendesak, maka penggunaan konsumtif dapat dilakukan.43
41
Ulin Ulfa. “Pendayagunaan Zakat untuk Usaha Produktif (Kajian Terhadap Pasal 16Ayat 2 UU no. 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat)”, Skripsi S1, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2005, h. 70. 42 Hazamih . “Pengelolaan Zakat pada BAZ DKI Jakarta”, Skripsi S1, Yogyakarta: UII Fakultas Ilmu Agama Islam, 1998, h. 9. 43 A. Qodri Azizy. Membangun Fondasi Ekonomi Umat (Meneropong Prospek Berkembangnya Ekonomi Islam), cet. 1. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, h. 148-149.
28
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritik
Dalam kerangka pikir ini menunjukkan model-model atau gambaran dan variabel utama yang menjadi permasalahan penelitian dan menjelaskan adanya hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya.
Pelatihan dan Ketrampilan kepada para Mustahiq
Pengalokasian pendayagunaan dana zakat produktif
Sasaran pendayagunaan dana zakat produktif
Pendayagun -aan zakat produktif
Pemberdayaan Mustahiq
Manajemen Usaha kepada para Mustahiq
Pengawasan Bapelurzam kepada para Mustahiq
Pendistribusian pendayagunaan dana zakat produktif
Dimana : X : Pendayagunaan zakat produktif Indikator : - Pengalokasian pendayagunaan dana zakat produktif - Sasaran pendayagunaan dana zakat produktif - Pendistribusian pendayagunaan dana zakat produktif
29
Y : Pemberdayaan Mustahiq Indikator : - Pelatihan dan Ketrampilan kepada para Mustahiq - Manajemen Usaha kepada para Mustahiq - Pengawasan BAPELURZAM kepada para Mustahiq
2.10. Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang harus diuji secara empiris. Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.44 Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka teori maka penelitan ini penulis mengajukan
hipotesis: ”Ada pengaruh positif antara
Pendayagunaan Zakat Produktif terhadap Pemberdayaan Mustahiq di Badan
Pelaksana
Urusan
Zakat
Amwal
Muhammadiyah
(BAPELURZAM) Pengurus Cabang Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal, artinya semakin berdaya guna pemberian dana zakat produktif kepada para Mustahiq akan mempengaruhi pemberdayaan ekonomi para Mustahiqnya di Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Pengurus Cabang Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal”.
44
Umardi Suryabrata, Metode Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003, h.21.
30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian lapangan (field research), dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini pembahasan akan menitik beratkan pada bagaimana Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif terhadap Pemberdayaan Mustahiq di Badan
Pelaksana
Urusan
Zakat
Amwal
Muhammadiyah
(BAPELURZAM) Pengurus Cabang Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal. Di mana penelitian ini merupakan penelitian laporan, pengamatan lapangan yaitu penelitian terhadap data primer melalui wawancara dan sekunder yang didapatkan melalui berbagai sumber langsung maupun tidak langsung.
3.2.
Obyek Penelitian, Populasi dan Sampel Obyek penelitian pada dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan penelitian. Pada Penelitian yang berjudul “Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif terhadap Pemberdayaan Mustahiq” yang menjadi obyeknya adalah seluruh mustahiq yang diberi dana zakat produktif di Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri Kabupaten Kendal.
31
“Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.”45 Pada bagian ini penulis akan menentukan jumlah seluruh obyek yang diteliti yang disebut populasi. Berdasarkan data sekunder dan wawancara dengan pihak pengurus jumlah mustahiq yang menggunakan program dana zakat produktif berdasarkan seleksi pengurus yang tercatat dari tahun berjalannya penggunaan dana zakat produktif 2008-2010 sejumlah 221 orang sebagai populasi. Dalam bukunya Dr. Suharsimi Arikunto yang berpendapat bahwa “Apabila populasinya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, dan jika jumlah populasinya lebih besar dari 100 dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih besar dari pada itu”.46 Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik stratified random sampling atau sampel acak. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel sebesar 20% dari jumlah 221 mustahiq yaitu 44 mustahiq. Maka jumlah ini di jadikan sebagai sampel dan obyek untuk diteliti.
3.3.
Teknik Pengumpulan Data Pada
penelitian
kali
ini
peneliti
menggunakan
metode
pengumpulan data dengan cara: 45
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta, 1998 , h.155. 46 Ibid., h. 120.
32
1. Metode Observasi Metode observasi adalah usaha-usaha mengumpulkan data dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis fenomenafenomena yang diteliti.47 Metode dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat gejala-gejala yang diteliti ke obyek sasaran. Metode ini penulis gunakan untuk melihat
pelaksanaan pendayagunaan zakat
produktif di
BAPELURZAM Cabang Weleri Kabupaten Kendal. 2. Metode Wawancara Peneliti mengadakan wawancara dengan tokoh lembaga atau para fungsionaris khususnya pihak manajemen pendayagunaan zakat produktif yang dianggap berkompeten dan representatif dengan masalah yang dibahas untuk memperoleh informasi mengenai pendayagunaan zakat produktif.48 3. Kuesioner Dapat dilakukan dengan cara memberi angket yang berisi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis yang sifatnya terbuka atau tertutup kepada responden untuk dijawabnya.49 Merupakan daftar pertanyaan terbuka atau tetutup yang di distribusikan kepada responden untuk diisi sehingga hasil isian dari responden merupakan tanggapan dan jawaban atas berbagai pertanyaan yang diajukan dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang 47
Marzuki, Metodologi Riset, Yogyakarta : BPFE-UII, 2000, h.58. Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta : Bumi Aksara, 1999, h. 72. 49 Umardi Suryabrata. Op.Cit, h. 43. 48
33
mereka ketahui. Kuesioner penelitian didistribusikan kepada para mustahiq yang menerima dana zakat produktif. 4. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.50 Untuk melengkapi data penelitian, selanjutnya penulis mencari dokumen penting dari Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri Kabupaten Kendal. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data berupa laporan hasil pengelolaan dan data berupa tulisan-tulisan penting seperti struktur organisasi, keberadaan amil dan mustahiq.
3.4. Teknik Analisis Data Data penelitian akan dianalisis dengan menggunakan tiga analisis, yaitu:
1. Uji asumsi klasik Untuk mendapatkan model regresi yang baik harus terbebas dari
penyimpangan
data
yang
terdiri
dari
multikolonieritas,
heteroskedassitas, autokorelasi dan normalitas. Cara yang digunakan untuk menguji penyimpangan asumsi kaslik adalah sebagai berikut :
50
Suharsimi Arikunto. Op.Cit, h. 236.
34
a. Uji Multikoleniaritas Uji multikoleniaritas ini dilakukan dengan melihat nilai variance inflation factor (VIF) uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Pada model regresi yang baik, sebaiknya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya dengan melihat (1) nilai tolerance dan lawannya, (2) variance inflation factor. Kedua ukuran ini menujukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF (karena VIF = 1 / tolerance) dan menunjukkan adanya kolenieritas yang tinggi. Nilai cut off yang dipakai oleh nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10. Apabila terdapat variabel bebas yang memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 nilai VIF kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikoleniaritas antar variabel bebas dalam model regresi. b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual data yang ada. Model regresi yang baik adalah yang tidak mengalami
35
gejala heteroskedastisitas. Cara yang digunakan dalam pengujian ini adalah dengan analisa grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRDCH) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Yprediksi – Ysesungguhnya) yang telah di Studentized. Dasar analisis : (1) Jika ada pola tertentu, serta titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang
menyempit),
teratur
(bergelombang,
maka
mengindikasikan
melebar telah
kemudian, terjadi
heteroskedastisitas. (2) Jika tidak ada pula yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka O pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. c. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam modal regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas adalah dengan melihat histrogram yang membandingkan antara data observasi dengan
36
distribusi yang mendekati distribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Artinya kriteria berdistribusi normal apabila tampilan grafiknya menunjukkan pola penyebaran disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.51 2. Analisi Deskriptif Mendeskripsikan
data
yaitu
menganalisis
data
tanpa
menggunakan perhitungan angka-angka melainkan menggunakan sumber informasi yang relevan dari responden untuk mengetahui pengaruh pendayagunaan zakat produktif terhadap pemberdayaan mustahiq. 3. Analisis Regresi a. Mencari persamaan garis regresi dengan rumus : Ŷ = a + bx Untuk mengetahui Ŷ terlebih dahulu dicari harga a dan b dengan menggunakan rumus sebagai berikut : a=
(y ).(x 2 ) (y ).(xy ) N .x 2 (x) 2
b=
N (xy ).(x) (x).(xy ) N .(x 2 ) (x) 2
51
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program SPSS, Edisi II, Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro, hlm 57-74.
37
Keterangan : Ŷ = (baca : Y topi) subyek variabel terikat yang diproyeksikan (kriterium) x = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksi (prediktor) a = intersep (konstanta regresi) atau harga yang memotong sumbu Y b = koefisien regresi atau sering disebut slove, gradient atau kemiringan garis b. Mencari vairan regresi Mencari varian regresi dengan rumus Sumber Variasi Regresi
Db 1
Residu
(N – 2)
Total (T)
N–1
JK (xy ) 2 x 2 (xy ) 2 y 2 x 2 y 2
RK Jk reg db reg Jk res db res -
Freq
Jk res db res
-
Harga F diperoleh (freg), kemudian dikonsultasikan dengan harga F tabel pada taraf signifikansi 5% dan 1% db = N – 2, hipotesis diterima jika Freg hitung > Ftabel.
38
3.5.
Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Penelitian Berdasarkan obyek penelitian dan metode penelitian yang digunakan, maka dibawah ini diungkapkan operasionalisasi variabel penelitian adalah sebagai berikut: a) Variabel bebas atau X (Indepandent Variabel). Yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain yang tidak bebas (dependen variabel atau terikat). Variabel bebas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Pendayagunaan Zakat Produktif. b) Variabel terikat atau Y (Depandent Variabel). Yaitu variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain (Independet variabel atau bebas). Variabel terikat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Pemberdayaan Mustahiq.
39
Dari penjelasan diatas maka variabel penelitian dapat dioperasionalkan sebagai berikut : Tabel 3.1 Tabel Oprasionalisasi Variabel Variabel penelitian
Definisi
Indikator
(X) Pendayagunaan Zakat Produktif
Pendayagunaan Zakat - Pengalokasian dana produktif yaitu suatu bentuk zakat produktif pemanfaatan dana zakat - Sasaran produktif yang diberikan pendayagunaan dana kepada Mustahiq sebagai zakat produktif modal usaha untuk - Pendistribusian dana menjalankan suatu kegiatan zakat produktif ekonomi yaitu untuk menumbuh kembangkan tingkat ekonomi dan potensi produktifitas Mustahiq agar tepat guna dan berdaya guna.
(Y) Pemberdayaan Mustahiq
Pemberdayaan yaitu upaya mewujudkan misi pembentukan Amil, yakni bagaimana Muzakki menjadi lebih berkah rezekinya dan ketentraman kehidupannya menjadi terjamin disatu sisi dan masyarakat Mustahiq tidak selamanya tergantung dengan pemberian, dalam jangka pendek dapat hidup mandiri dan terampil dengan adanya perubahan ekonomi dan jangka panjang diharapkan dapat berubah menjadi Muzakki baru.
40
- Pelatihan dan ketrampilan kepada para Mustahiq - Manajemen usaha kepada para Mustahiq - Pengawasan BAPELURZAM kepada para Mustahiq
Ukuran Skala Likert 1-5
Skala Likert 1–5
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran
Umum
Badan
Pelaksana
Urusan
Zakat
Amwal
Muhammadiyah Dan Karakteristik Responden 4.1.1. Gambaran Umum Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah52 Letak Geografis BAPELURZAM di Kecamatan Weleri Kecamatan weleri sendiri terletak di jalur utama pantai utara kabupaten kendal, dengan batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara
: Kecamatan Rowosari
Sebelah Selatan : Kecamatan Pageruyung Sebelah Barat
: Kecamatan Batang
Sebelah Timur : Kecamatan Gemuh Keberadaan Kantor BAPELURZAM terletak di Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 47 terletak di pusat kota dan komplek perguruan
dan
Muhammadiyah,
amal SD
usaha
Muhammadiyah
Muhammadiyah,
Panti
(SMK Asuhan
Muhammadiyah), dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
52
Data tentang gambaran umum BAPELURZAM di peroleh dari Bp. Malik selaku sekretaris (data bahan presentasi dan sosialisasi program BAPELURZAM) dan Wawancara Dengan Kepala BAPELURZAM dan pihak BRPS ASB pada 13-20 Oktober 2010
41
Batas-batas Wilayah Kantor BAPELURZAM : Sebelah Utara
: Dibatasi SMK Muhammadiyah
Sebelah Selatan : Pemukiman warga Sebelah Barat
: Pemukiman warga dan perguruan Muhamadiyah
Sebelah Timur
: Pemukiman warga dan pertokoan
Tabel 4.2 Pembagian Wilayah Kecamatan Weleri No Desa Dusun/Dukuh Rukun Warga Rukun Tetangga 1 Sidomukti 6 7 42 2 Penyangkringan 4 17 60 3 Bumiayu 3 7 24 4 Manggungsari 3 9 22 5 Sumberagung 4 10 29 6 Ngasinan 1 3 10 7 Weleri 3 6 44 8 Nawangsari 0 3 24 9 Karangdowo 3 4 14 10 Penaruban 3 7 26 11 Sambongsari 5 6 27 12 Karanganom 4 4 19 13 Payung 2 2 8 14 Pucuksari 2 4 18 15 Taratemulyo 3 3 13 16 Montongsari 3 5 12 Jumlah 49 97 402 Sumber : BPS Kabupaten Kendal Tahun 2008
42
4.1.1.1. Sejarah Singkat dan Profil Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah BAPELURZAM
(Badan
Pelaksana
Urusan
Zakat
Muhammadiyah) Cabang Kecamatan Weleri adalah Lembaga Amil Zakat atau Lembaga Filantropi Islam yang berdiri sekitar tahun 197953 yang di pelopori oleh Abdul Barie Shoim selaku pencetusnya. Badan amil ini mendeklarasikan diri sebagai amil yang mengelola zakat amwal bukan zakat mall saja, dengan menggunakan konsep zakat amwal yaitu: lebih diarahkan pada zakat kepemilikan harta kekayaan secara menyeluruh. Badan ini juga
menghimpun dana zakat juga infaq, shodaqoh, wakaf
produktif serta berbagai dana kedermawanan lainnya yang selanjutnya
didayagunakan
sebesar-besarnya
untuk
pemberdayaan masyarakat. 4.1.1.2. Visi, Misi dan Program Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah a. Visi Menjadi Lembaga Amil Zakat yang amanah, transparan dan profesional
dengan
mengoptimalkan
pemberdayaan
masyarakat dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah menuju cita-cita Masyarakat Utama.
53
Abdul Barie Shoim. Op.Cit, h. 9.
43
b.
Misi Mengoptimalkan kualitas pengelolaan zakat yang amanah dan profesional. Membantu muzaki dalam menyalurkan zakatnya kepada yang berhak menerimanya. Membantu mustahik, melalui program-program pemberdayaan yang transparan, terukur, tapat sasaran dan berdayaguna.
c.
Program 1) Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat ”Program Dhuafa Produktif” yang di bantu oleh Majlis Ekonomi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Weleri melalui Pimpinan Ranting di desa masing-masing. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat ”Program Pendampingan Dhuafa’ Produktif Plus” yang di tangani oleh BAPELURZAM langsung dan BPRS Artha Suya Barokah sebagai Baitul mallnya. 2) Santunan Dhuafa Konsumtif
“Program Pemberian
Santunan Kepada Dhuafa” . d.
Sekilas
Tentang
Program
Pemberdayaan
Ekonomi
Masyarakat Dalam pendistribusian Badan Amil ini terdapat dua macam kategori yaitu distribusi konsumtif dan distribusi produktif. Distribusi konsumtif di prioritaskan 8 asnaf sama halnya dengan yang distribusi produktif, namun dalam distribusi produktif di prioritaskan untuk golongan fakir
44
miskin
dalam
rangka
mengentaskan
mereka
dalam
perekonomian yang sulit. ”Program Pendampingan Dhuafa’
Produktif Plus”
adalah program pemberian bantuan modal usaha atau tambahan modal kepada pengusaha kecil, dengan tujuan membantu mengembangkan usaha sehingga dapat tercipta perekonomian yang stabil dan mandiri. Badan ini bekerjasama dengan dua baitul mall, pertama dengan Majlis Ekonomi Pimpinan Cabang Muhammadiyah yang di bantu melalui Pimpinan Ranting di seluruh desa di kecamatan Weleri. Kedua BPRS Artha Surya Barokah Weleri selaku pihak baitul mallnya. Keduanya mempunyai fungsi : 1) Sebagai Baitul Mall 2) Sebagai perantara keuangan 3) Alur atau prosedur aliran dana 4) Pihak manajemen dan fasilitator BAPELURZAM melembagakan dana zakat ini dalam bentuk semacam koperasi untuk para mustahiq. Majlis Ekonomi sistem kerjanya di bantu oleh pimpinan ranting di desa msing-masing. Sedang
Pihak BPRS Artha Surya
Barokah hanya sebagai baitul mall saja, pelaporan keuangan juga terpisah tidak ikut dalam pelaporan keuangan BPRS Artha Surya Barokah . Jadi keduanya hanya sebagai perantara
45
keuangan, pihak manajemen dan baitul mall sedang mustahiq adalah sebagai investor atau pemilik dana. Karena konsep zakat sendiri adalah dana itu hak mustahiq. Para mustahiq diserahi dana pinjaman zakat berupa uang tetapi di tarik kembali sebagai tabungan si mustahiq untuk keperluan cadangan modal atau investasi mereka. Jika sewaktu-waktu masih membutuhkannya bisa mengambilnya. Program ini hampir sama dengan produk Qardul Hasan, dimana mustahiq hanya
mengembalikan
pokoknya
saja
tanpa
adanya
tambahan, adapun suatu ketika usaha mustahiq kurang berhasil dan tidak bisa mengembalikan pinjamannya tidak masalah karena itu adalah hak mereka. Inti program ini adalah merubah posisi dari mustahiq menjadi muzakki untuk jangka panjangnya,untuk jangka pendeknya yaitu merubah kondisi ekonomi mustahiq agar terampil dan mandiri. program ini dilatarbelakangi oleh terjadinya krisis ekonomi global yang dampaknya sangat terasa di Indonesia, sehingga banyak usaha kecil yang ambruk (bangkrut). Sasaran ”Program Pendampingan Dhuafa’ Produktif Plus” ini adalah Warga Muhammadiyah, anggota dan simpatisan (pada umumnya), tetapi diutamakan pengurus ranting dengan maksud untuk menegakkan perekonomian
46
pimpinan ranting sehingga yang bersangkutan dapat berjuang menegakkan
Islam
dalam
bingkai
Persyarikatan
Muhammadiyah dengan tenang (pada khususnya). e.
Mekanisme Pelaksanaan Program Mekanisme tentang pelaksanaan ”Program Pendampingan Dhuafa’ Pimpinan
Produktif” ini di atur dalam Surat Keputusan Cabang
Muhammadiyah
Weleri
Nomor
:
010/IV.6/G/2009 Tentang ketentuan dan persyaratan peserta program pendampingan dhuafa' produktif plus. f.
Persyaratan Umum Untuk Program yang di bantu Majlis Ekonomi
Pimpinan
Cabang
Muhammmadiyah
Weleri
Melalui Ranting Tiap Desa54: 1.
Warga Muhammadiyah dan Simpatisan.
2.
Sudah memiliki rintisan usaha atau belum.
3.
Maksimal pinjaman Rp. 500.000,-
4.
Persyaratan Administrasi.
5.
Foto copy KTP (@ 2 lembar).
6.
Foto copy Kartu Keluarga (2 lembar).
7.
Surat pengantar persetujuan dari Pimpinan Ranting Muhammadiyah setempat.
8.
Di ajukan kepada Majlis Ekonomi.
54
Data yang berkaitan dengan Majlis Ekonomi diperoleh dari wawancara dengan Bapak. Nawawi selaku ketua Majelis Ekonomi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Weleri di kediaman beliau pada 11 Oktober 2010
47
g.
Persyaratan Umum Untuk Program Baru yang di tangani BAPELURZAM langsung dan pihak BPRS Artha Surya Barokah : 1.
Warga Muhammadiyah (diutamakan Pimpinan Ranting).
2.
Sudah memiliki rintisan usaha.
3.
Maksimal pinjaman Rp. 5.000.000,- .
4.
Persyaratan Administrasi .
5.
Foto copy NBM/KTA (@ 2 lembar).
6.
Foto copy KTP (@ 2 lembar).
7.
Foto copy Kartu Keluarga (2 lembar).
8.
Surat pengantar dari Pimpinan Ranting Muhammadiyah setempat.
9.
Menandatangani surat akad peminjaman uang (suami isteri) dengan pimpinan ranting sebagai saksi.
h. Mekanisme Pengembalian yang di tangani Majlis Ekonomi : 1.
Tenggat waktu pengembalian (mulai mencicil) tidak di tentukan.
2.
Angsuran dilakukan tiap pengajian rutin pada tiap ranting.
3.
Besaran angsuran semampunya.
4.
Angsuran disetorkan pimpinan Ranting atau pada Majlis Ekonomi.
48
i.
Mekanisme Pengembalian
yang ditangani Bapelurzam
langsung dan BPRS Artha Surya Barokah : 1.
Tenggat waktu pengembalian (mulai mencicil) satu tahun.
j.
2.
Angsuran dilakukan tiap bulan.
3.
Besaran angsuran Rp. 200.000,-.
4.
Angsuran disetorkan pada BPRS Artha Surya Barokah.
Realisasi Program Program “Pendayagunaan zakat produktif " ini telah terealisasi dan dengan keterbatasan dana yang tersedia baru bisa di ikuti oleh 221 orang terhitung tahun penggunaan dana zakat produktif mulai tahun 2008-2010: 1.
Dibantu Pimpinan Cabang Muhammadiyah Majlis Ekonomi dan di bantu melalui Ranting masing-masing ada 209 orang.
2.
Ditangani Bapelurzam langsung dan BPRS Artha Surya Barokah ada 12 orang.
49
4.1.2. Karakteristik Responden Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan mengenai data-data responden yang digunakan sebagai sampel yang diambil dari mustahiq Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri berikut ini: a. Jenis kelamin responden Adapun data mengenai jenis kelamin responden mustahiq
Badan
Pelaksana
Urusan
Zakat
Amwal
Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Jenis Kelamin Responden
Valid
Frequency Percent
Cumulative Valid Percent Percent
Laki-laki
36
81.8
81.8
81.8
Perempuan
8
18.2
18.2
100.0
Total
44
100.0
100.0
Sumber: Data Primer yang diolah, 2010 Berdasarkan keterangan pada tabel 4.3 diatas, dapat diketahui tentang jenis kelamin responden Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri yang diambil sebagai responden, yang menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah laki-laki,
50
yaitu sebanyak 36 orang, sedangkan sisanya adalah responden perempuan sebanyak 8 orang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri yang diambil sebagai responden adalah laki-laki. Untuk lebih jelasnya berikut gambar jenis kelamin responden yang dapat peneliti peroleh: Gambar 4.2 Jenis Kelamin
18.2% Laki-laki Perempuan 81.8%
Sumber: Data Primer yang diolah, 2010 b. Umur Responden Adapun Pelaksana
data
Urusan
mengenai Zakat
usia Amwal
responden
Badan
Muhammadiyah
(BAPELURZAM) Cabang Weleri adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 51
Umur Responden
Frequency Percent Valid
Cumulative Valid Percent Percent
21 - 30 tahun 1
2.3
2.3
2.3
31 - 40 tahun 11
25.0
25.0
27.3
41 - 50 tahun 15
34.1
34.1
61.4
> 50 tahun
17
38.6
38.6
100.0
Total
44
100.0
100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2010 Berdasarkan
keterangan
pada
tabel
4.4
ini
memperlihatkan bahwa mustahiq Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri yang diambil sebagai responden sebagian besar berusia 31 sampai dengan lebih dari 50 tahun. Berdasarkan tabel tersebut, memberikan informasi bahwa mayoritas responden berusia lebih dari 50 tahun sebanyak 17 orang, sedangkan yang berusia 31-40 tahun sebanyak 11 orang dan yang berusia 41-50 tahun sebanyak 15 orang. Untuk lebih jelasnya, berikut gambar umur responden yang dapat peneliti peroleh:
52
Gambar 4.3 Umur
2.3%
25%
38.6%
21 - 30 tahun 31 - 40 tahun 41 - 50 tahun > 50 tahun
34.1%
Sumber: Data Primer yang diolah, 2010 c.
Pendidikan Responden Adapun data mengenai pendidikan mustahiq Badan Pelaksana
Urusan
Zakat
Amwal
Muhammadiyah
(BAPELURZAM) Cabang Weleri adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Pendidikan Responden
Frequency Percent
Valid tidak sekolah 2
Cumulative Valid Percent Percent
4.5
4.5
4.5
SD
15
34.1
34.1
38.6
SMP
14
31.8
31.8
70.5
SMA
10
22.7
22.7
93.2
Sarjana
3
6.8
6.8
100.0
Total
44
100.0
100.0
Sumber: Data primer yang diolah, 2010 Berdasarkan keterangan pada tabel 4.5 memperlihatkan bahwa mustahiq Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri yang
53
diambil sebagai responden sebagian besar berpendidikan SD sampai dengan SMA. Berdasarkan tabel tersebut, memberikan informasi bahwa mayoritas responden berpendidikan SD sebanyak 15 orang, sedangkan yang berpendidikan SMP sebanyak 14 orang dan SMA sebanyak 10 orang. Untuk lebih jelasnya, berikut gambar pendidikan responden yang dapat peneliti peroleh: Gambar 4.4 Pendidikan
tidak sekolah
6.8% 4.5% 22.7%
34.1%
SD SMP SMA
31.8%
Sarjana
Sumber: Data Primer yang diolah 2010 d. Status Perkawinan Responden Adapun data mengenai status perkawinan mustahiq Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri adalah sebagai berikut:
54
Tabel 4.6 Status Perkawinan Responden
Valid
kawin
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
42
95.5
95.5
95.5
4.5
4.5
100.0
belum kawin 2 Total
44 100.0 Sumber: Data Primer yang diolah 2010
100.0
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.6 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar dari status perkawinan mustahiq Badan Pelaksana
Urusan
Zakat
Amwal
Muhammadiyah
(BAPELURZAM) Cabang Weleri yang diambil sebagai responden adalah yang kawin yaitu sebanyak 42 orang, dan sedangkan yang belum kawin sebanyak 2 orang. Untuk lebih jelasnya, berikut gambar status perkawinan responden yang dapat peneliti peroleh: Gambar 4.5 Status Perkawinan
4.5% Kawin Belum Kawin 95.5%
Sumber: Data Primer yang diolah 2010
55
e. Pekerjaan Responden Adapun data mengenai pekerjaan mustahiq Badan Pelaksana
Urusan
Zakat
Amwal
Muhammadiyah
(BAPELURZAM) Cabang Weleri adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Pekerjaan Responden Frequenc y Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
6
13.6
13.6
13.6
35
79.5
79.5
93.2
PNS/TNI/Polri 1
2.3
2.3
95.5
Buruh
1
2.3
2.3
97.7
lain-lain
1
2.3
2.3
100.0
Valid swasta wiraswasta
Total 44 100.0 Sumber: Data Primer yang diolah, 2010
100.0
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.7 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar dari pekerjaan mustahiq Badan Pelaksana
Urusan
Zakat
Amwal
Muhammadiyah
(BAPELURZAM) Cabang Weleri yang diambil sebagai responden mayoritas adalah wiraswasta yaitu sebanyak 35 orang, sedangkan swasta sebanyak 6 orang. Untuk lebih jelasnya,
berikut gambar pekerjaan
responden yang dapat peneliti peroleh:
56
Gambar 4.6 Pekerjaan 2.3% 2.3%
2.3%
Swasta
13.6%
Wiraswasta PNS/TNI/Polri Buruh 79.5%
Lain-lain
Sumber: Data Primer yang diolah 2010 f.
Sektor Pekerjaan Responden Adapun data mengenai sektor pekerjaan mustahiq Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri adalah sebagai berikut: Tabel 4.8 Sektor Pekerjaan Responden
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
2.3
2.3
2.3
perdagangan 32
72.7
72.7
75.0
jasa
5
11.4
11.4
86.4
transportasi
1
2.3
2.3
88.6
lain-lain
5
11.4
11.4
100.0
Valid pertanian
Total 44 100.0 Sumber: Data Primer yang diolah, 2010
100.0
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.8 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar sektor pekerjaan mustahiq Badan Pelaksana
Urusan
57
Zakat
Amwal
Muhammadiyah
(BAPELURZAM) Cabang Weleri yang diambil sebagai responden adalah mayoritas bekerja di sektor perdagangan yaitu sebanyak 32 orang, di sektor jasa dan lain-lain sebanyak 5 orang, sedangkan di sektor pertanian dan transportasi sebanyak 1 orang Untuk lebih jelasnya, berikut gambar sektor pekerjaan responden yang dapat peneliti peroleh: Gambar 4.7 Sektor Pekerjaan
2.3%
11.4% 2.3%
Pertanian Perdagangan
11.4%
Jasa 72.7%
Transportasi Lain-lain
Sumber: Data Primer yang diolah 2010 g. Pendapatan Per Bulan Responden Adapun data mengenai pendapatan per bulan mustahiq Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri adalah sebagai berikut:
58
Tabel 4.9 Pendapatan Per Bulan Responden Valid Frequency Percent Percent
Cumulative Percent
29
65.9
65.9
65.9
Rp 1.000.000 - Rp 2.000.000,-
14
31.8
31.8
97.7
Rp 2.000.000 - Rp 3.000.000
1
2.3
2.3
100.0
100.0
100.0
Valid < Rp 1.000.000,-
Total 44 Sumber: Data Primer yang diolah, 2010
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.9 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar dari pendapatan per bulan mustahiq Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri yang diambil sebagai responden adalah kurang dari Rp 1.000.000,- yaitu sebanyak 29 orang, Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000,- yaitu sebanyak 14 orang, dan Rp 2.000.000 – Rp 3.000.000,- sebanyak 1 orang Untuk lebih jelasnya, berikut gambar pendapatan per bulan responden yang dapat peneliti peroleh: Gambar 4.8 Pendaptan Per Bulan
< Rp 1.000.000 2.3% 31.8% 65.9%
Sumber: Data Primer yang diolah 2010 59
Rp 1.000.000 - Rp 2.000.000 Rp 2.000.000 - Rp 3.000.000
h.
Status Dalam Organisasi Muhammadiyah Responden Adapun data mengenai status dalam organisasi Muhammadiyah mustahiq Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri adalah sebagai berikut: Tabel 4.10 Status Dalam Organisasi Muhammadiyah Responden Valid Frequency Percent Percent
Valid
Cumulative Percent
Pengurus Ranting 7
15.9
15.9
15.9
Anggota
29
65.9
65.9
81.8
Simpatisan
8
18.2
18.2
100.0
Total
44
100.0
100.0
Sumber: Data Primer yang diolah, 2010 Berdasarkan keterangan pada tabel 4.10 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar dari status dalam organisasi Muhammadiyah mustahiq Badan
Pelaksana
Urusan
Zakat
Amwal
Muhammadiyah
(BAPELURZAM) Cabang Weleri yang diambil sebagai responden adalah mayoritas sebagai anggota yaitu sebanyak 29 orang, sedangkan pengurus ranting yaitu sebanyak 7 orang, dan simpatisan sebanyak 8 orang. Untuk lebih jelasnya, berikut gambar status dalam organisasi Muhammadiyah responden yang dapat peneliti peroleh:
60
Gambar 4.9 Status Dalam Organisasi Muhammadiyah Responden Status Dalam Organisasi Muhammnadiyah
15.9%
18.2%
Pengurus Ranting Anggota Simpatisan
65.9%
Sumber: Data Primer yang diolah, 2010 i.
Lama Menjadi Mustahiq Responden Adapun data mengenai lama menjadi mustahiq Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri adalah sebagai berikut: Tabel 4.11 Lama Menjadi Mustahiq Responden
Valid
Frequency
Percent
Cumulative Valid Percent Percent
< 1 tahun
6
13.6
13.6
13.6
1- 3 tahun
21
47.7
47.7
61.4
4 - 6 tahun 15
34.1
34.1
95.5
> 6 tahun
2
4.5
4.5
100.0
Total
44
100.0
100.0
Sumber: Data Primer yang diolah, 2010 Berdasarkan keterangan pada tabel 4.11 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar dari lama menjadi mustahiq Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri yang diambil sebagai responden adalah mayoritas 1 sampai 6 tahun yaitu 1-3
61
tahun sebanyak 21 orangdan 4-6 yaitu sebanyak 15 orang, sedangkan kurang dari 1 tahun sebanyak 6 orang dan lebih dari 6 tahun sebanyak 2 orang. Untuk lebih jelasnya, berikut gambar lama menjadi mustahiq responden yang dapat peneliti peroleh: Gambar 4.10 Lama Menjadi Mustahiq Responden Lama Menjadi Mustahiq
4.5%
13.6%
34.1%
< 1 tahun 1- 3 tahun 4 - 6 tahun
47.7%
>6 tahun
Sumber: Data Primer yang diolah, 2010
4.2.
Deskripsi Data Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari pendayagunaan zakat produktif sebagai variabel bebas (Independen) dan pemberdayaan mustahiq sebagai variabel terikat (Dependen). Data variabel-variabel tersebut di peroleh dari hasil angket yang telah di sebar, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:
62
Tabel 4.12 Hasil Skor Kuesioner Regresi
Pemberdayaan Mustahiq (Y)
Pendayagunaan Zakat Produktif (X)
Variabel
Tot % Tot. S SS Alokasi 1 22 50 22 Alokasi 2 22 50 22 Alokasi 3 16 36,4 23 Alokasi 4 18 40,9 25 Alokasi 5 11 25 14 Sasaran 1 20 45,5 20 Sasaran 2 15 34,1 21 Sasaran 3 18 40,9 21 Sasaran 4 17 38,6 26 Sasaran 5 14 31,8 8 Distribusi 1 23 52,3 19 Distribusi 2 14 31,8 19 Distribusi 3 16 36,4 28 Distribusi 4 16 36,4 27 Distribusi 5 24 54,4 20 Pelatihan 1 4 9,1 6 Pelatihan 2 13 29,5 12 Pelatihan 3 15 34,1 22 Pelatihan 4 8 18,2 20 Pelatihan 5 13 29,5 9 Manajemen Usaha 1 8 18,2 16 Manajemen Usaha 2 6 13,6 20 Manajemen Usaha 3 5 11,4 27 Manajemen Usaha 4 5 11,4 26 Manajemen Usaha 5 10 22,7 19 Pengawasan 1 18 40,9 24 Pengawasan 2 8 18,2 13 Pengawasan 3 10 22,7 21 Pengawasan 4 4 9,1 15 Pengawasan 5 13 29,5 18 Sumber: Data Primer yang diolah 2010 Item pertanyaan
4.2.1.
% 50 50 52,4 56,8 31,8 45,5 47,7 47,7 59,1 18,2 43,2 43,2 68,6 61,4 45,5 13,6 27,3 50 45,5 20,5 43,2 45,5 61,4 59,1 43,2 54,5 29,5 47,7 34,1 40,9
Tot KS 0 0 5 1 10 4 7 4 2,3 18 2 11 0 1 0 16 6 2 12 9 12 13 10 12 13 2 11 12 23 12
% 0 0 11,4 2,3 22,7 9,1 15,9 9,1 1 40,9 4,5 25 0 2,3 0 36,4 13,6 4,5 27,3 20,5 27,3 29,5 22,7 27,3 29,5 4,5 25 27,3 52,3 27,1
Tot TS 0 0 0 0 9 0 1 1 0 2 0 0 0 0 0 2 8 5 1 7 5 5 2 1 2 0 7 1 2 1
% 0 0 0 0 20,5 0 2,3 2,3 0 4,5 0 0 0 0 0 4,5 18,2 11,4 6,8 15,9 11,4 11,4 4,5 2,3 4,5 0 15,9 2,3 4,5 2,3
Tot STS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 16 5 0 1 6 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0
Pendayagunaan Zakat Produktif Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa untuk variabel pendayagunaan zakat produktif. Item pertanyaan alokasi1, 50%
63
% 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4,5 0 0 0 0 0 36,4 11,4 0 2,3 13,6 0 0 0 0 0 0 11,4 0 0 0
responden menyatakan sangat setuju atas Bapelurzam Cabang Weleri dalam memilih mustahiq sudah tepat menurut ketentuan agama Islam, begitu pula sebanyak 50% memilih setuju. Pada item pertanyaan alokasi2, 50% responden menyatakan sangat setuju atas program zakat produktif sangat berguna dan tepat guna meningkatkan taraf ekonomi,
begitu pula
sebanyak
50%
menyatakan setuju. Pada item pertanyaan alokasi3, 52,4% responden menyatakan setuju bahwa Bapelurzam Cabang Weleri selalu memprioritaskan kebutuhan mustahiq, sedangkan sisanya sebanyak, 36,4% menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan alokasi4, 56,8% responden menyatakan setuju bahwa dana zakat produktif sangat bermanfaat untuk keberlangsungan ekonomi mustahiq, sedangkan sisanya sebanyak 40,9% menyatakan setuju. Pada item pertanyaan alokasi5, 31,8% responden menyatakan setuju atas jumlah dana yang diberikan cukup membantu dalam modal usaha mustahiq, sedangkan sisanya sebanyak 25% menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan sasaran1, 45,5% responden menyatakan setuju atas Bapelurzam Cabang Weleri mengedepankan
fakir,
miskin
dan
dhuafa
dalam
sasaran
pendayagunaan dana zakat produktif, sedangkan begitu pula sebanyak 45,5% menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan sasaran2, 47,7% responden menyatakan setuju bahwa Bapelurzam Cabang Weleri memilih mustahiq yang mempunyai usaha kategori
64
UMKM atau usaha kecil, sedangkan sisanya sebanyak 34,1% menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan sasaran 3, 47,7% responden menyatakan setuju bahwa Bapelurzam Cabang Weleri memberikan modal usaha yang kekurangan dana usaha, sedangkan sisanya sebanyak 40,9% menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan sasaran4, 59,1% responden menyatakan setuju atas Bapelurzam Cabang Weleri membantu mengembangkan usaha sehingga dapat tercipta perekonomian yang stabil, sedangkan sisanya sebanyak 38,6% menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan sasaran5, 40,9% responden menyatakan kurang setuju atas saat Sasaran "Program Pendampingan Dhuafa Produktif Plus" ini adalah Warga Muhammadiyah dengan maksud menegakkan perekonomian sehingga yang bersangkutan dapat
berjuang
menegakkan Islam dalam bingkai Persarikatan Muhammadiyah dengan tenang, sedangkan sisanya sebanyak 31,8% menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan distribusi1, 43,2% responden menyatakan setuju atas Program Pendampingan Dhuafa Produktif Plus ini dilakukan oleh pengurus atau amil dari Bapelurzam, sedangkan sisanya sebanyak 52,3% menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan distribusi2, 63,6% responden menyatakan setuju atas Bapelurzam Cabang Weleri menjadi lembaga amil zakat yang amanah, transparan dan profesional, sedangkan sisanya sebanyak 36,4% menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan
65
distribusi3, 43,2% responden menyatakan setuju atas Program Pendampingan Dhuafa Produktif Plus ini dilakukan sesuai dengan target dan sasaran yang tepat, sedangkan sisanya sebanyak 31,8% menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan distribusi4, 61,4% responden menyatakan setuju atas Bapelurzam Cabang Weleri mendistribusikan dana zakat produktif sesuai persayaratan dan ketentuan yang berlaku, sedangkan sisanya sebanyak 36,4% menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan distribusi5, 45,5% responden menyatakan setuju atas Bapelurzam Cabang Weleri mudah dalam persyaratan, cepat dalam pelayanan, ikhlas, tanpa ada pungutan liar dari amil, sedangkan sisanya sebanyak 54,5% menyatakan sangat setuju. 4.2.2.
Pemberdayaan Mustahiq Untuk variabel pemberdayaan mustahiq, item pertanyaan tingkat pelatihan keterampilan1, 36,4% responden menyatakan sangat tidak setuju dan kurang setuju jika Bapelurzam Cabang Weleri memberikan pelatihan menurut skill/keahlian mustahiq, sedangkan sisanya sebanyak 13,6% menyatakan setuju. Pada item pertanyaan pelatihan keterampilan2, 29,5% resonden menyatakan sangat setuju bahwa Bapelurzam Cabang Weleri memberikan stimulasi bagaimana cara berwirausaha secara baik dan benar, sedangkan sisanya sebanyak, 27,3% menyatakan setuju. Pada item pertanyaan pelatihan keterampilan3, 50% responden menyatakan 66
setuju bahwa Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan para mustahiq agar selalu berusaha keras dalam meningkatkan taraf ekonomi, sedangkan sisanya sebanyak 34,1% menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan pelatihan keterampilan4, 45,5% responden menyatakan setuju atas Bapelurzam Cabang Weleri menuntut para mustahiq berjiwa terampil, sedangkan sisanya sebanyak 27,3% menyatakan kurang setuju. Pada item pertanyaan pelatihan keterampilan5, 29,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa Bapelurzam Cabang Weleri menyediakan alat pelatihan dalam rangka stimulasi membentuk jiwa terampil dan kreatif dan mandiri, sedangkan sisanya sebanyak 20,5% meyatakan setuju dan kurang setuju. Pada item pertanyaan manajemen usaha1, 43,2% responden menyatakan setuju jika Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan cara bagaimana membentuk sumber daya insani yang baik dan benar dalam keberlangsungan usaha mustahiq, sedangkan sisanya sebanyak 27,3% menyatakan kurang setuju. Pada item pertanyaan manajemen usaha2, 45,5% responden menyatakan setuju jika Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan cara bagaimana bermuamalah yang baik dan benar dalam keberlangsungan usaha mustahiq, sedangkan sisanya sebanyak 29,5%
menyatakan
kurang
setuju.
Pada
item pertanyaan
manajemen usaha3, 61,4 % responden menyatakan setuju jika Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan cara bagaimana strategi
67
usaha yang baik dan benar dalam keberlangsungan usaha mustahiq, sedangkan sisanya sebanyak 22,7% menyatakan kurang setuju. Pada item pertanyaan manajemen usaha4, 59,1% responden menyatakan setuju atas Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan cara
bagaimana
strategi
pemasaran
yang
baik
dalam
keberlangsungan usaha mustahiq, sedangkan sisanya sebanyak 27,3%
menyatakan
kurang
setuju.
Pada
item pertanyaan
manajemen usaha5, 43,2% responden menyatakan setuju atas Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan cara bagaimana strategi manajemen keuangan yang baik dalam keberlangsungan usaha mustahiq, sedangkan sisanya sebanyak 29,5% menyatakan kurang setuju. Pada item pertanyaan pengawasan1, 54,5% responden menyatakan setuju atas Bapelurzam Cabang Weleri selalu memberikan pengawasan baik langsung maupun tak langsung dalam berlangsungnya usaha
mustahiq, sedangkan sisanya
sebanyak 40,9% menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan pengawasan2, Bapelurzam
29,5% Cabang
responden Weleri
menyatakan
selalu
setuju
mendampingi
atas dalam
berlangsungnya kegiatan usaha mustahiq, sedangkan sisanya sebanyak 25% menyatakan kurang setuju. Pada item pertanyaan pengawasan3,
47,7%
responden
menyatakan
setuju
atas
Bapelurzam Cabang Weleri selalu membantu kesulitan yang dihadapi
dalam
berlangsungnya
68
kegiatan
usaha
mustahiq,
sedangkan sisanya sebanyak 27,3% menyatakan kurang setuju. Pada item pertanyaan pengawasan4, 52,3% responden menyatakan kurang setuju atas Bapelurzam Cabang Weleri selalu memantau perkembangan
pendapatan
usaha
selama
kegiatan
usaha
berlangsung, sedangkan sisanya sebanyak 15% menyatakan setuju. Pada item pertanyaan pengawasan5, 40,9% responden menyatakan setuju atas Bapelurzam Cabang Weleri selalu memantau tentang sumber daya insani mustahiq, strategi pemasarannya, manajemen keuangannya, dan lain-lain, sedangkan sisanya sebanyak 29,5% menyatakan sangat setuju. 4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Untuk menguji validitas dan realiabilitas instrumen, penulis menggunakan analisis dengan SPSS. Berikut hasil pengujian validitas. Uji validitas digunakan untuk menunjukan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur (kuesioner). Uji validitas dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan bantuan program SPSS. Kriteria pengukuran yang digunakan adalah : -
Apabila r hitung > r tabel dengan df = n-2 , maka kesimpulannya item kuesioner tersebut valid.
-
Apabila r hitung < r tabel dengan df = n-2 , maka kesimpulannya item kuesioner tersebut tidak valid.
69
Untuk tingkat validitas dilakukan uji signifikansi dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Untuk degree of freedom (df) = n-k dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah konstruk. Pada kasus ini besarnya df dapat dihitung 44-1 atau df 43 dengan alpha 0,05 didapat r tabel 0.2483, jika r hitung (untuk tiap-tiap butir pertanyaan dapat dilihat pada kolom corrected item pertanyaan total correlation) lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid. Pengujian validitas dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS ver.16. Dari perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Instrumen
Pendayagunaan Zakat Produktif (X)
Variabel
Item pertanyaan
r hitung
r tabel
kesimpulan
Alokasi1 Alokasi2 Alokasi3 Alokasi4 Alokasi5 Sasaran1 Sasaran2 Sasaran3 Sasaran4 Sasaran5 Distribusi1 Distribusi2 Distribusi3 Distribusi4 Distribusi5
0,752 0,772 0,626 0,730 0,723 0,773 0,805 0,826 0,659 0,755 0,539 0,823 0,605 0,800 0,669
0,2483 0,2483 0,2483 0,2483 0,2483 0,2483 0,2483 0,2483 0,2483 0,2483 0,2483 0,2483 0,2483 0,2483 0,2483
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
70
Pemberdayaan Mustahiq (Y)
Pelatihan 1 0,850 Pelatihan 2 0,911 Pelatihan 3 0,809 Pelatihan 4 0,869 Pelatihan 5 0,870 Manajemen Usaha1 0,829 Manajemen Usaha2 0,878 Manajemen Usaha3 0,645 Manajemen Usaha4 0,655 Manajemen Usaha5 0,785 Pengawasan1 0,640 Pengawasan2 0,815 Pengawasan3 0,665 Pengawasan4 0,698 Pengawasan5 0,788 Sumber: Data Primer yang diolah, 2010
0,2483 0,2483 0,2483 0,2483 0,2483 0,2483 0,2483 0,2483 0,2483 0,2483 0,2483 0,2483 0,2483 0,2483 0,2483
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Dari tabel-tabel di atas dapat diketahui bahwa masingmasing item pertanyaan memiliki r hitung > dari r tabel (0,2483) dan bernilai positif. Dengan demikian butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variab el
Reliabilitas Cronbach Keterangan Coefficient Alpha 15 Item X pertanyaan 0,755 Reliabel 15 Item Y pertanyaan 0,764 Reliabel Sumber: Data Primer yang diolah, 2010 Dari keterangan tabel di atas dapat diketahui bahwa masing-masing variabel memiliki Cronbach Alpha > 0,60. dengan demikian
variabel
(pendayagunaan
zakat
pemberdayaan mustahiq) dapat dikatakan reliabel.
71
produktif
dan
4.4. Uji Asumsi Klasik Berdasarkan hasil pengujian segala penyimpangan klasik terhadap data penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut : 4.4.1. Uji Multikolinearitas Uji Multikolieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent Tabel 4.15 Uji Multikolinieritas Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance VIF (Constant)
Rt_X 1.000 1.000 a. Dependent Variable: Rt_Y Sumber: Data Primer yang diolah, 2010 Dari
hasil
pengujian
multikolineoritas
yang
dilakukan diketahui bahwa nilai variance inflation factor (VIF) variabel, yaitu pendayagunaan zakat produktif adalah 1,000 lebih kecil dari 10, sehingga bisa diduga bahwa antar variabel
independen
multikoliniearitas.
72
tidak
terjadi
persoalan
4.4.2. Uji Autokorelasi Pengujian ini dilakukan untuk menguji suatu model apakah antara variabel pengganggu masing-masing variabel bebas saling mempengaruhi. Adapun hasil pengujian autokorelasi adalah sebagai berikut: Tabel 4.16 Uji Autokorelasi Model Summaryb Model R
Adjusted R R Square Square
1 .865a .749 .743 a. Predictors: (Constant), Rt_X b. Dependent Variable: Rt_Y Sumber: Data Primer yang diolah, 2010
Std. Error of Durbinthe Estimate Watson .35225
2.029
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan pengganggu pada periode t-1(sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dikatakan ada problem autokorelasi.(Ghozali, 2005). Dari hasil pengujian dengan menggunakan uji Durbin–Watson atas residual persamaan regresi diperoleh, diperoleh nilai Durbin Watson 2.029 dengan jumlah variable bebas (k) =1, sample (n) = 44 dan dl = 1.468, du = 1.563. Maka du < dw < 4-du, Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi autocorrelation. 55
55
Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Proogram SPSS, Semarang: Bandan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006, 95
73
4.4.3. Uji Heteroskedastisitas Uji Heterokedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians. Adapun hasil uji statistik Heterokedasitas yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 4.11 Uji Penyimpangan Heteroskedastisitas
Sumber: Data Primer yang diolah, 2010 Berdasarkan grafik scatterplot menunjukkan bahwa terdapat pola titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
74
4.4.4. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Cara yang bisa ditempuh untuk menguji kenormalan data adalah dengan menggunakan Grafik Normal P-P Plot dengan cara melihat penyebaran datanya. Jika pada grafik tersebut penyebaran datanya mengikuti pola garis lurus, maka datanya normal.. Jika pada tabel test of normality dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov nilai sig > 0.05, maka data berdistribusi normal. Adapun Uji Normalitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 4.12 Grafik Histogram
Sumber Data Primer yang diolah, 2010
75
Gambar 4.13
Sumber: Data Primer yang diolah, 2010 Tabel 4.17 Nilai Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Untuk Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap Pemberdayaan Mustahiq Uji kolmogorov-smirnov Unstandarize Residual Nilai kolmogorov-smirnov 0.665 Sig 0.768 Sumber: Data Primer yang diolah, 2010 Berdasarkan
pada
grafik
normal
P-P
Plot
penyebaran data mengikuti garis normal (garis lurus), dan hal yang sama itu pun ditunjukkan pada tabel 4.17, pada uji Kolomorov Smirnov menunjukkan bahwa data yang didapat tersebut mengikuti distribusi normal, berdasarkan hasil output menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov signifikan pada 0.768 > 0.05. Dengan demikian, data berdistribusi
76
normal dan model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. 4.5.
Analisis data 4.5.1.
Koefisien Determinasi Koefisien determinasi yang memiliki fungsi untuk menjelaskan sejauh mana kemampuan variabel independen (pendayagunaan zakat produktif) terhadap variabel dependen (pemberdayaan mustahiq). Hasil olahan statistik yang dibantu program SPSS 16.0 for windows menunjukkan bahwa variabel independen hanya mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 74,9%, sedang yang 25,1% sisanya dijelaskan variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini (tidak diteliti). Tabel 4.18 Model Summaryb
Model R
Adjusted R R Square Square
1 .865a .749 .743 a. Predictors: (Constant), Rt_X b. Dependent Variable: Rt_Y Sumber: Data Primer yang diolah, 2010
Std. Error of Durbinthe Estimate Watson .35225
2.029
Hasil uji koefisien determinasi tersebut memberikan makna, bahwa masih terdapat variabel independen lain yang mempengaruhi
pemberdayaan
mustahiq.
Untuk
itu
perlu
pengembangan penelitian lebih lanjut, terkait dengan topik ini.
77
4.5.2. Analisis Regresi Tabel 4.19 ANOVAb Sum of Squares df Mean Square F
Model 1
Regression 15.512 1 Residual
5.211
15.512
Sig.
125.018 .000a
42 .124
Total 20.723 43 a. Predictors: (Constant),Rt_X b. Dependent Variable: Rt_Y Sumber: Data Primer yang diolah, 2010 Sebelum kita mengetahui persamaan regresi kita dapat ketahui hasil perhitungan F hitung dari tabel ANOVA diatas ditunjukkan hasil perhitungan F hitung yang menunjukkan nilai 125,018 dengan tingkat probabilitas 0,000 yang jauh di bawah alpha 5%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0 yang menyatakan “tidak ada pengaruh antara variabel pendayagunaan zakat produktif terhadap pemberdayaan mustahiq” tidak sanggup diterima yang berarti menerima H1 yang berbunyi “ada pengaruh yang signifikan antara variabel pendayagunaan zakat produktif terhadap pemberdayaan mustahiq”. Hasil perhitungan statistik Ordinary Least Square (OLS) ditunjukkan dengan t hitung. Secara terperinci hasil t hitung dijelaskan dalam tabel berikut:
78
Tabel 4.20 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model
B
1 (Constant)
-2.245 .530
Standardized Coefficients
Std. Error Beta
Rt_X 1.386 .124 a. Dependent Variable: Rt_Y Sumber: Data Primer yang diolah, 2010
t
Sig.
-4.232 .000 .865
11.181 .000
Hasil uji empiris pengaruh antara pendayagunaan zakat produktif terhadap pemberdayaan mustahiq diatas menunjukkan nilai t hitung 11,181 dan p value (Sig) sebesar 0.000 yang di bawah alpha 5%. Artinya bahwa pendayagunaan zakat produktif terhadap pemberdayaan mustahiq. Hasil penelitian tidak dapat menolak hipotesis yang menyatakan “Variabel pendayagunaan zakat produktif berpengaruh signifikan terhadap pemberdayaan mustahiq”. Dari tabel 4.20 diatas juga dapat diketahui hasil analisis regresi diperoleh koefisien untuk variabel pendayagunaan zakat produktif sebesar 1,386 dengan konstanta sebesar -2,245 sehingga model persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Y = -2,245 + 1,386X. Nilai beta dalam Unstandardized Coefficients variabel pendayagunaan zakat produktif menunjukkan angka sebesar 1,386, yang artinya besaran pengaruh pendayagunaan zakat
79
produktif terhadap pemberdayaan mustahiq adalah sebesar 138,6%. hasil dari koefisien persamaan regresi diperoleh sebesar -2,245. Berdasarkan harga a dan b diatas maka persamaan regresi Y=a+bX dapat di lukiskan Y= - 2,245 + 138,6 X. Dari persamaan ini dapat di prediksikan bahwa variabel dependen (Y) akan berubah sebesar 138,6 untuk setiap unit perubahan yang terjadi pada variabel independen (X). Akan tetapi hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pendayagunaan zakat produktif merupakan variabel bebas yang secara signifikan berpengaruh terhadap pemberdayaan mustahiq dengan bukti dari hasil tabel anova dan coefficients menunjukan bahwa nilai signifikasi sebesar 0.000 yang di bawah alpha 5%. 4.6.
Pembahasan Pengaruh masing-masing variabel independen (pendayagunaan zakat produktif) dan variabel dependen (pemberdayaan mustahiq) dapat dijelaskan sebagai berikut: Dari
hasil
pengujian
yang
dilakukan
terbukti
bahwa
pendayagunaan zakat produktif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemberdayaan mustahiq pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (Bapelurzam) Cabang Weleri Kabupaten Kendal (P value < 0.05). pendayagunaan zakat produktif merupakan faktor yang 80
perlu diperhitungkan dalam pemberdayaan mustahiq. Semakin baik pendayagunaan zakat produktif yang diberikan, mustahiq akan semakin menunjukan diberdayakan. Dari hasil pengujian yang dilakukan terbukti pendayagunaan zakat produktif mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemberdayaan mustahiq pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri Kabupaten Kendal. Ini ditunjukkan dengan hasil jawaban responden pada masingmasing item pertanyaan. Pada Item pertanyaan alokasi1, 50% responden menyatakan sangat setuju atas Bapelurzam Cabang Weleri dalam memilih mustahiq sudah tepat menurut ketentuan agama Islam, begitu pula sebanyak 50% memilih setuju. Pada item pertanyaan alokasi2, 50% responden menyatakan sangat setuju atas program zakat produktif sangat berguna dan tepat guna meningkatkan taraf ekonomi, begitu pula sebanyak 50% menyatakan setuju. Pada item pertanyaan alokasi3, 52,4% responden menyatakan setuju bahwa Bapelurzam Cabang Weleri selalu memprioritaskan kebutuhan mustahiq, sedangkan sisanya sebanyak, 36,4% menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan alokasi4, 56,8% responden menyatakan setuju bahwa dana zakat produktif sangat bermanfaat untuk keberlangsungan ekonomi mustahiq, sedangkan sisanya sebanyak 40,9% menyatakan setuju. Pada item pertanyaan alokasi5, 31,8% responden menyatakan setuju atas jumlah dana yang diberikan cukup membantu dalam modal usaha mustahiq, sedangkan sisanya sebanyak 25%
81
menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan sasaran1, 45,5% responden
menyatakan
setuju
atas
Bapelurzam
Cabang
Weleri
mengedepankan fakir, miskin dan dhuafa dalam sasaran pendayagunaan dana zakat produktif, sedangkan begitu pula sebanyak 45,5% menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan sasaran2, 47,7% responden menyatakan setuju bahwa Bapelurzam Cabang Weleri memilih mustahiq yang mempunyai usaha kategori UMKM atau usaha kecil, sedangkan sisanya sebanyak 34,1% menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan sasaran3, 47,7% responden menyatakan setuju bahwa Bapelurzam Cabang Weleri memberikan modal usaha yang kekurangan dana usaha, sedangkan sisanya sebanyak 40,9% menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan sasaran4, 59,1% responden menyatakan setuju atas Bapelurzam Cabang Weleri membantu mengembangkan usaha sehingga dapat tercipta perekonomian
yang
stabil,
sedangkan
sisanya
sebanyak
38,6%
menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan sasaran5, 40,9% responden menyatakan kurang setuju atas saat Sasaran "Program Pendampingan Dhuafa Produktif Plus" ini adalah Warga Muhammadiyah dengan maksud menegakkan perekonomian sehingga yang bersangkutan dapat
berjuang
menegakkan
Islam
dalam
bingkai
Persarikatan
Muhammadiyah dengan tenang, sedangkan sisanya sebanyak 31,8% menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan distribusi1, 43,2% responden menyatakan setuju atas Program Pendampingan Dhuafa Produktif Plus ini dilakukan oleh pengurus atau amil dari Bapelurzam,
82
sedangkan sisanya sebanyak 52,3% menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan distribusi2, 63,6% responden menyatakan setuju atas Bapelurzam Cabang Weleri menjadi lembaga amil zakat yang amanah, transparan
dan
profesional,
sedangkan
sisanya
sebanyak
36,4%
menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan distribusi3, 43,2% responden menyatakan setuju atas Program Pendampingan Dhuafa Produktif Plus ini dilakukan sesuai dengan target dan sasaran yang tepat, sedangkan sisanya sebanyak 31,8% menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan distribusi4, 61,4% responden menyatakan setuju atas Bapelurzam Cabang Weleri mendistribusikan dana zakat produktif sesuai persayaratan dan ketentuan yang berlaku, sedangkan sisanya sebanyak 36,4% menyatakan sangat setuju. Pada item pertanyaan distribusi5, 45,5% responden menyatakan setuju atas Bapelurzam Cabang Weleri mudah dalam persyaratan, cepat dalam pelayanan, ikhlas, tanpa ada pungutan liar dari amil, sedangkan sisanya sebanyak 54,5% menyatakan sangat setuju. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pada variabel pendayagunaan zakat produktif masing-masing item pertanyaan sebagian besar dijawab setuju. Hal ini sejalan dengan pengujian hipotesa satu yang menyatakan bahwa ada pengaruh signifikan antara pendayagunaan zakat produktif dengan pemberdayaan mustahiq dengan ditunjukkan P value 0,000 yang lebih kecil dari signifikansi 5%, sehingga pada akhirnya pendayagunaan zakat produktif mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemberdayaan mustahiq pada Badan Pelaksana Urusan Zakat
83
Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri Kabupaten Kendal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pengujian terhadap 44 responden yang tercatat di Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri Kabupaten Kendal adanya bukti untuk menolak H0 bahwa pendayagunaan zakat produktif tidak mempunyai pengaruh terhadap pemberdayaan mustahiq pada
Badan
Pelaksana
Urusan
Zakat
Amwal
Muhammadiyah
(BAPELURZAM) Cabang Weleri Kabupaten Kendal. Dan menerima H1 bahwa ada pengaruh yang signifikan variabel pendayagunaan zakat produktif mempunyai pengaruh terhadap pemberdayaan mustahiq pada Badan
Pelaksana
Urusan
Zakat
Amwal
Muhammadiyah
(BAPELURZAM) Cabang Weleri Kabupaten Kendal. Sedangkan hasil pengujian pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dapat dijelaskan oleh nilai P Value sebesar 0.000 dimana lebih kecil dari taraf signifikasi 0.05. ini artinya variabel pendayagunaan zakat produktif berpengaruh terhadap pemberdayaan mustahiq pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (Bapelurzam) Cabang Weleri Kabupaten Kendal.
84
BAB V KESIMPULAN, SARAN, PENUTUP 5.1.
Kesimpulan Dengan melihat hasil penelitian yang telah dibahas, maka dapat kita tarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Pada variabel X dalam pembahasan dapat disimpulkan bahwa variabel X pendayagunaan zakat produktif, tabel hasil skor kuesioner dengan mayoritas responden pada pilihan jawaban (sangat setuju dan setuju) membuktikan sudah baik dalam pendayagunaan zakat produktif melalui (alokasi, sasaran dan distribusi) pada BAPELURZAM Cabang Weleri.
2.
Pada variabel Y dalam pembahasan dapat disimpulkan bahwa variabel Y pemberdayaan mustahiq, tabel hasil skor kuesioner jawaban responden hampir merata pada pilihan jawaban (sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju) terutama pada pelatihan banyak jawaban kurang setuju pada pengadaan pelatihan dan pengadaan alat pelatihan, hal ini harus diadakan karena proses pemberdayaan tidak lepas pada pembekalan diri kepada mustahiq agar mempunyai ketrampilan, namun pada proses manajemen usaha, pendampingan sudah baik dengan bukti jawaban responden pada jawaban sangat setuju dan setuju pada BAPELURZAM Cabang Weleri.
85
Variabel pendayagunaan zakat produktif (X) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemberdayaan mustahiq pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (Bapelurzam) Cabang Weleri Kabupaten Kendal. Terlihat t hitung (11,181) > t tabel (1,682) dan Terlihat F hitung (125,018) > F tabel (4,067) dan persamaan regresi diperoleh Y=a+bX dapat di lukiskan bahwa Y= - 2,245 + 138,6 X. Dari persamaan ini dapat di baca dan di prediksikan bahwa variabel dependen (Y) akan berubah sebesar 138,6 untuk setiap unit perubahan yang terjadi pada variabel independen (X) hal ini membuktikan Variabel X berpengaruh sangat signifikan pada variabel Y, P value (Sig) sebesar 0.000 yang di bawah alpha 5% yang berarti membuktikan hipotesis H1 diterima bahwa ada pengaruh signifikan pendayagunaan zakat produktif mempunyai andil dalam mempengaruhi pemberdayaan mustahiq pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri Kabupaten Kendal. 5.2.
Saran Setelah mengadakan penelitian di Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Kecamatan Weleri tentang
Pengaruh
Pemberdayaan
Pendayagunaan
Mustahiq,
maka
Zakat
berdasarkan
menyampaikan saran-saran sebagai berikut :
86
Produktif pengamatan
Terhadap penulis
1.
Bagi Badan Pelaksana Urusan zakat Amwal Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabang Weleri : Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendayagunaan zakat produktif mempunyai pengaruh positif terhadap pemberdayaan mustahiq, maka pihak BAPELURZAM sebaiknya terus meningkatkan alokasi dana zakat untuk kegiatan produktif untuk mencapai tujuan, visi dan misi dari BAPELURZAM dalam rangka membangun perekonomian mandiri dan kesejahteraan para mustahiq. Hal ini dapat di lakukan melalui alokasi dana ditambah, sasaran yang tepat sasaran, distribusi yang amanah, transparan dan professional. Semua itu akan tercapai harapan visi, misi amil agar dana itu tepat guna dan berdaya guna. Pada upaya pemberdayaan para mustahiq harus di tingkatkan, agar misi pemberdayaan pertama seperti : adanya pelatihan, alat pelatihan , tempat pelatihan ketrampilan pada BAPELURZAM, misi pemberdayaan kedua juga yaitu manajemen usaha yang meliputi (manajemen sumberdaya insani, bagaimana berwirausaha yang baik, bagaimana strategi pemasaran yang baik, bagaimana manajemen keuangan yang baik melalui pertemuan-pertemuan rutin baik dalam forum pengajian atau forum terpisah, misi pemberdayaan ketiga juga karena dalam berjalannya usaha, para mustahiq perlu adanya pengawasan dan pendampingan baik secara langsung maupun tidak langsung
agar
kegiatan 87
usaha
para
mustahiq
terpantau.
Kesimpulannya upaya misi-misi pemberdayaan mustahiq harus ditingkatkan karena rata-rata jawaban responden variabel Y lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata variabel X, menunjukan perlu ditingkatkannya upaya pemberdayaan, Dalam proses perberdayaan dari adanya dana zakat produktif Amil BAPELURZAM, Majelis Ekonomi, BPRS Artha Surya Barokah hendaklah meningkatkan kinerja dan pelayanan, karena konsep zakat sendiri adalah memberdayakan mustahiq. Pihak-pihak terkait diatas hanyalah sebagai perantara keuangan, pihak manajemen, baitull malnya, sebagai fasilitator, tetapi dana zakat produktif sebagai investasi mereka karena dana itu adalah hak mereka dan milik mereka. 2.
Bagi para mustahiq Bagi mustahiq dalam menggunakan dana zakat produktif agar benar-benar untuk usaha dan serius dalam menekuni usahanya, dalam rangka meningkatkan taraf perekonomian, tidak digunakan untuk kegiatan konsumtif yang kurang bernilai dedikasi agar tujuan dana zakat produktif itu tercapai makna pemberdayaan para mustahiq.
88
5.3.
Penutup Dengan rasa syukur penulis memanjatkan puji kehadirat Allah SWT, atas berkat taufiq serta hidayah-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, meskipun masih sangat sederhana. Kemudian penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu terselesainya skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.
89
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Manan, Muhammad. Teori dan Praktek Ekonomi Islam, (Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Wakaf). Ahmad, M. Saefuddin. Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, ed.1 cet.1. (Jakarta: CV Rajawali), 1987. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta), 1998. Asnaini. Zakat produktif dalam persefektif hukum islam. (Yogyakarta:Pustaka Pelajar). 2008. Azizy, A. Qodri. Membangun Fondasi Ekonomi Umat (Meneropong Prospek Berkembangnya Ekonomi Islam), cet. 1. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), 2004. BAZIS, Pedoman Pengelolaan ZIS. (Jakarta: BAZIS), 1980. Departemen Agama, Alqur’an dan Terjemahnya,(Semarang: Toha Putra), 1988. Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program SPSS, Edisi II, (Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro), 2001. Hafidhhuddin, Didin. Zakat Dalam Perekonomian Modern. (Jakarta: Gema Insani), 2002. Hasan, M. Ali. Zakat dan Infak. Salah Satu Solusi Mengatasi Problematika Sosial di Indonesia. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group), 2008. Hasanah, Alfiya Nur. “Hubungan Zakat terhadap Tingkat Kemiskinan pada BAZ Propinsi DIY Tahun 1939-2003”, Skripsi S1, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga), 2005. Hazamih . “Pengelolaan Zakat pada BAZ DKI Jakarta”, Skripsi S1, (Yogyakarta: UII Fakultas Ilmu Agama Islam), 1998. http// www. Dompet Dhuafa Republika.Com http//www. Jurnal skripsi UII Yogyakarta.com. Husen, Ibrahim. Kerangka Landasan Pemikiran Islam. (Jakarta: Departemen Agama), 1984. Joyce. M. Hawkins, Kamus Dwi Bahasa Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris. (Oxford-Erlangga). 1996.
90
Mahfudh, Sahal. Nuansa Fiqh Sosial,(Yogyakarta: LkiS), 2003. Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta : Bumi Aksara), 1999. Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta : BPFE-UII), 2000. Muhammad, Rifqi. ”Akuntansi Lembaga Keuangan Publik Islam”, Modul Mata Kuliah. (Yogyakarta: FIAI UII). Muhtar Sadili, Amru (ed), Problematika Zakat Kontemporer; Artikulasi Proses Sosial Politik Bangsa, (Jakarta: Forum Zakat), 2003. Mursyidi. Akuntansi dan zakat kontemporer. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), 2006. Mustafa, Ahmad. Al-Maraghi(ed.),TerjemahTafsir Al-Maraghi, di terjemahkan oleh Hery Noer Ali dkk dari “ Tafsir Al-Maraghi”, (Semarang: Toha Putra), 1992. Proyek Pembinaan Zakat dan Wakaf , Pedoman Zakat (4), (Jakarta: Departemen Agama), 1982. Qadir, Abdurrachman. Zakat (Dimensi Mahdah dan Sosial), ed. 1, cet. 2. (Jakarta: RajaGrafindo Persada), 2001. Ridwan, Muhammad dan Mas’ud. Zakat dan Kemiskinan Instrumen Pemberdayaan Ekonomi Umat. (Yogyakarta: UII Press), 2005. Ridwan, Muhammad. Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil(BMT), cet 2. (Yogyakarta: UII Press), 2005. Shoim, Abdul Barie. Pelaksanaan Gerakan Zakat Muhammadiyah Daerah Kabupaten Kendal. (KENDAL: Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Kendal), 1987. Suryabrata, Umardi. Metode Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), 2003. Ulfa, Ulin. “Pendayagunaan Zakat untuk Usaha Produktif (Kajian Terhadap Pasal 16Ayat 2 UU no. 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat)”, Skripsi S1, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga), 2005. Wafa, Hosnu El. “Konsepsi Zakat Produktif dalam Pemikiran Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (studi terhadap kitab Sabil Al Muhtadin”, Skripsi S1, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga), 2003.
91
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Ahmad Fajri Panca Putra
Tempat, Tanggal Lahir
: Kendal, 17 Maret 1988
Alamat
:Pungkuran Barat No. 28, Rt. 02, Rw. 03 Kutoharjo
Pendidikan
Kaliwungu Kendal 51372.
:
1.
SD Negeri Krajan Kulon 03 Kaliwungu Kendal lulus tahun 2000
2.
SMP Muhammadiyah 03 Kaliwungu Kendal lulus tahun 2003
3.
MA Negeri Kendal lulus tahun 2006
4.
IAIN Walisongo Semarang lulus tahun 2010
Demikian riwayat pendidikan penulis buat dengan sebenar-benarnya, kepada yang berkepentingan harap menjadi maklum adanya.
Semarang, 29 November 2010 Penulis
Ahmad Fajri Panca Putra
92
LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN Guna melengkapi data penelitian Skripsi S1 Program Studi Ekonomi Islam
FAKULTAS SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SEMARANG Jl. Prof. Dr. Hamka kampus III Ngaliyan Telp. / Fax. 7601291 Semarang 50185
A. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama
: …………………………………………………………………………………………………………
2. Jenis kelamin
: …………………………………………………………………………………………………………
3. Umur
: ………………………. Tahun
4. Pendidikan
: a. Tidak Sekolah b. SD c. SMP d. SMA e. Sarjana
5. Status
: a. Kawin
6. Pekerjaan
: a. Swasta b. Wiraswasta c. PNS, TNI/Polri d. Buruh e. Lain-lain
7. Sektor pekerjaan
: a. Pertanian b. Perdagangan c. Jasa d. Transportasi e. Lain-lain
8. Pendapatan per bln
: a. Kurang dari Rp. 1.000.000,-
b. Belum kawin
b. Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 2.000.000,c. Rp. 2.000.000,- s/d Rp. 3.000.000,d. Rp. 3.000.000,- s/d Rp. 4.000.000,e. Lebih dari Rp. 4.000.000,9. Dalam organisasi Muhammadiyah Anda termasuk a. Pengurus Daerah b. Pengurus Cabang c. Pengurus Ranting d. Anggota e. Simpatisan 10. Berapa lama bapak/ibu/sdra menjadi mustahiq BAPELURZAM Kecamatan Weleri : a. Kurang dari 1 tahun b. 1 tahun s/d 3 tahun c. 4 tahun s/d 6 tahun d. Lebih dari 6 tahun
93
A. PETUNJUK PENGISIAN Jawablah pertanyaan sesuai dengan anggapan bapak/ibu/saudara, berikan tanda (x) atau silang pada pilihan yang tersedia. -
STS TS KS
: Sangat Tidak Setuju : Tidak Setuju : Kurang Setuju
-
S SS
: Setuju : Sangat Setuju
Variabel (x) Pendayagunaan Zakat Produktif a. Pengalokasian Pendayagunaan Dana Zakat Produktif 1. Bapelurzam Cabang Weleri dalam memilih mustahiq sudah tepat menurut ketentuan agama islam STS
TS
KS
S
SS
STS
TS
KS
S
SS
STS
TS
KS
S
SS
STS
TS
KS
S
SS
STS
TS
KS
S
SS
STS
TS
KS
S
SS
STS
TS
KS
S
SS
2. Program zakat produktif sangat berguna dan tepat guna meningkatkan taraf ekonomi mustahiq 3. Bapelurzam Cabang Weleri selalu memprioritaskan kebutuhan mustahiq
4. Dana Zakat Produktif sangat bermanfaat untuk keberlangsungan ekonomi mustahiq
5. Jumlah dana yang diberikan cukup membantu dalam modal usaha mustahiq
b. Sasaran Pendayagunaan Dana Zakat Produktif 1.
2.
Bapelurzam Cabang Weleri Mengedepankan Fakir, Miskin dan Dhuafa dalam sasaran pendayagunaan dana zakat produktif Bapelurzam Cabang Weleri memilih mustahiq yang mempunyai usaha kategori UMKM atau usaha kecil
94
3.
4.
5.
Bapelurzam Cabang Weleri memberikan modal usaha bagi yang kekurangan dana usaha
Bapelurzam Cabang Weleri membantu mengembangkan usaha sehingga dapat tercipta perekonomian yg stabil Sasaran ”Program Pendampingan Dhuafa’ Produktif Plus” ini adalah Warga Muhammadiyah dengan maksud untuk menegakkan perekonomian sehingga yang bersangkutan dapat berjuang menegakkan islam dalam bingkai Persyarikatan Muhammadiyah dengan tenang
STS
TS
KS
S
SS
STS
TS
KS
S
SS
STS
TS
KS
S
SS
STS
TS
KS
S
SS
STS
TS
KS
S
SS
STS
TS
KS
S
SS
STS
TS
KS
S
SS
STS
TS
KS
S
SS
c. Pendistribusian Pendayagunaan Dana Zakat Produktif 1. Program Pendampingan Dhuafa’ Produktif Plus” ini dilakukan oleh pengurus atau amil dari Bapelurzam
2. Program Pendampingan Dhuafa’ Produktif Plus” ini dilakukan sesuai dengan target dan sasaran yang tepat
3. Bapelurzam Cabang Weleri Menjadi Lembaga Amil Zakat yang amanah, transparan dan professional
4. Bapelurzam Cabang Weleri mendistribusikan dana zakat produktif sesuai persyaratan dan ketentuan yang berlaku
5. Bapelurzam Cabang Weleri mudah dalam persyaratan, cepat dalam pelayanan ikhlas, tanpa ada pungutan liar dari amil
95
Variabel (Y) Pemberdayaan Mustahiq a. Pelatihan dan Ketrampilan Mustahiq 1. Bapelurzam Cabang Weleri memberikan pelatihan menurut skill/keahlian mustahiq STS
TS
KS
S
SS
STS
TS
KS
S
SS
STS
TS
KS
S
SS
STS
TS
KS
S
SS
STS
TS
KS
S
SS
1. Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan cara bagaimana membentuk sumberdaya insani yang baik dan benar dalam keberlangsungan usaha mustahiq
STS
TS
KS
S
SS
2. Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan cara bagaimana bermuamalah yang baik dan benar dalam keberlangsungan usaha mustahiq
STS
TS
KS
S
SS
3. Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan cara bagaimana strategi usaha yang baik dan benar dalam keberlangsungan usaha mustahiq
STS
TS
KS
S
SS
4. Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan cara bagaimana strategi pemasaran yang baik dalam keberlangsungan usaha mustahiq
STS
TS
KS
S
SS
2. Bapelurzam Cabang Weleri memberikan stimulasi bagaimana cara berwira usaha secara baik dan benar
3. Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan para mustahiq agar selalu berusaha keras dalam meningkatkan taraf ekonomi 4. Bapelurzam Cabang Weleri selalu menuntut para mustahiq berjiwa terampil
5. Bapelurzam Cabang Weleri menyediakan alat pelatihan dalam rangka stimulasi membentuk jiwa mustahiq terampil dan kreatif dan mandiri b. Manajemen Usaha Mustahiq
96
5. Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan cara bagaimana strategi manajemen keuangan yang baik dalam keberlangsungan usaha mustahiq
STS
TS
KS
S
SS
STS
TS
KS
S
SS
STS
TS
KS
S
SS
STS
TS
KS
S
SS
STS
TS
KS
S
SS
STS
TS
KS
S
SS
c. Pengawasan Kepada Mustahiq 1. Bapelurzam Cabang Weleri selalu memberikan pengawasan baik langsung maupun tak langsung dalam berlangsungnya usaha mustahiq 2. Bapelurzam Cabang Weleri selalu mendampingi dalam berlangsungnya kegiatan usaha mustahiq 3. Bapelurzam Cabang Weleri selalu membantu kesulitan yang di hadapi dalam berlangsungnya kegiatan usaha mustahiq 4. Bapelurzam Cabang Weleri selalu memantau perkembangan pendapatan usaha mustahiq selama kegitan usaha berlangsung 5. Bapelurzam Cabang Weleri selalu memantau tentang manajemen sumber daya insani mustahiq, strategi pemasarannya, manajemen keuangannya, dan lain-lain
97
LAMPIRAN 2 Daftar Seluruh Jawaban Angket Tanggapan Responden Mengenai Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap Pemberdayaan Mustahiq Pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah
98
99
LAMPIRAN 3 Tabel t dan f df 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
t_5% f_5% 6,314 161,448 2,920 18,513 2,353 10,128 2,132 7,709 2,015 6,608 1,943 5,987 1,895 5,591 1,860 5,318 1,833 5,117 1,812 4,965 1,796 4,844 1,782 4,747 1,771 4,667 1,761 4,600 1,753 4,543 1,746 4,494 1,740 4,451 1,734 4,414 1,729 4,381 1,725 4,351 1,721 4,325 1,717 4,301 1,714 4,279 1,711 4,260 1,708 4,242 1,706 4,225 1,703 4,210 1,701 4,196 1,699 4,183 1,697 4,171 1,696 4,160 1,694 4,149 1,692 4,139 1,691 4,130 1,690 4,121 1,688 4,113 1,687 4,105 1,686 4,098 1,685 4,091 1,684 4,085 1,683 4,079 4,073 1,682 1,681 4,067 1,680 4,062 Keterangan : nilai t tabel=n-2 sebesar 1,682 dan nilai f tabel=n-1sebesar 4, 067
100
LAMPIRAN 4 Tanggapan Responden terhadap masing-masing item pertanyaan
Bapelurzam cabang Weleri dalam memilih mustahiq sudah tepat menurut ketentuan agama Islam Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
setuju
22
50.0
50.0
50.0
sangat setuju
22
50.0
50.0
100.0
Total
44
100.0
100.0
Program zakkat produktif sangat berguna dan tepat guna meningkatkan taraf ekonomi Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
setuju
22
50.0
50.0
50.0
sangat setuju
22
50.0
50.0
100.0
Total
44
100.0
100.0
Bapelurzam cabang Weleri selalu memprioritaskan kebutuhan mustahiq Cumulative Frequency Valid
kurang setuju
Percent
Valid Percent
Percent
5
11.4
11.4
11.4
setuju
23
52.3
52.3
63.6
sangat setuju
16
36.4
36.4
100.0
Total
44
100.0
100.0
101
Dana zakat produktif sangat bermanfaat untuk keberlangsungan ekonomi mustahiq Cumulative Frequency Valid
kurang setuju
Percent
Valid Percent
Percent
1
2.3
2.3
2.3
setuju
25
56.8
56.8
59.1
sangat setuju
18
40.9
40.9
100.0
Total
44
100.0
100.0
Jumlah dana yang diberikan cukup membnatu dalam modal usaha mustahiq Cumulative Frequency Valid
tidak setuju
Percent
Valid Percent
Percent
9
20.5
20.5
20.5
kurang setuju
10
22.7
22.7
43.2
setuju
14
31.8
31.8
75.0
sangat setuju
11
25.0
25.0
100.0
Total
44
100.0
100.0
Bapelurzam Cabang Weleri mengedepankan fakir, miskin dan dhuafa dalam sasaran pendayagunaan dana zakat produktif Cumulative Frequency Valid
kurang setuju
Percent
Valid Percent
Percent
4
9.1
9.1
9.1
setuju
20
45.5
45.5
54.5
sangat setuju
20
45.5
45.5
100.0
Total
44
100.0
100.0
102
Bapelurzam Cabang Weleri memilih mustahiq yang mempunyai usaha kategori UMKM atau usaha kecil Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak setuju
1
2.3
2.3
2.3
kurang setuju
7
15.9
15.9
18.2
setuju
21
47.7
47.7
65.9
sangat setuju
15
34.1
34.1
100.0
Total
44
100.0
100.0
Bapelurzam Cabang Weleri memberikan modal usaha yang kekurangan dana usaha Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak setuju
1
2.3
2.3
2.3
kurang setuju
4
9.1
9.1
11.4
setuju
21
47.7
47.7
59.1
sangat setuju
18
40.9
40.9
100.0
Total
44
100.0
100.0
Bapelurzam Cabang Weleri membantu mengembangkan usaha sehingga dapat tercipta perekonomian yang stabil Cumulative Frequency Valid
kurang setuju
Percent
Valid Percent
Percent
1
2.3
2.3
2.3
setuju
26
59.1
59.1
61.4
sangat setuju
17
38.6
38.6
100.0
Total
44
100.0
100.0
103
Sasaran "Program Pendampingan Dhuafa Produktif Plus" ini adalah Warga Muhammadiyah dengan maksud menegakkan perekonomian sehingga yang bersangkutan dapat berjuang menegakkan Islam dalam bingkai Persarikatan Muhammadiyah dengan tenang Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
2
4.5
4.5
4.5
tidak setuju
2
4.5
4.5
9.1
18
40.9
40.9
50.0
8
18.2
18.2
68.2
sangat setuju
14
31.8
31.8
100.0
Total
44
100.0
100.0
kurang setuju setuju
Program Pendampingan Dhuafa Produktif Plus ini dilakukan oleh pengurus atau amil dari Bapelurzam Cumulative Frequency Valid
kurang setuju
Percent
Valid Percent
Percent
2
4.5
4.5
4.5
setuju
19
43.2
43.2
47.7
sangat setuju
23
52.3
52.3
100.0
Total
44
100.0
100.0
Program Pendampingan Dhuafa Produktif Plus ini dilakukan sesuai dengan target dan sasaran yang tepat Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
kurang setuju
11
25.0
25.0
25.0
setuju
19
43.2
43.2
68.2
sangat setuju
14
31.8
31.8
100.0
Total
44
100.0
100.0
104
Bapelurzam Cabang Weleri menjadi lembaga amil zakat yang amanah, transparan dan professional Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
setuju
28
63.6
63.6
63.6
sangat setuju
16
36.4
36.4
100.0
Total
44
100.0
100.0
Bapelurzam Cabang Weleri mendistribusikan dana zakat produktif sesuai persayaratan dan ketentuan yang berlaku Cumulative Frequency Valid
kurang setuju
Percent
Valid Percent
Percent
1
2.3
2.3
2.3
setuju
27
61.4
61.4
63.6
sangat setuju
16
36.4
36.4
100.0
Total
44
100.0
100.0
Bapelurzam Cabang Weleri mudah dalam persyaratan , cepat dalam pelayanan, ikhlas, tanpa ada pungutan liar dari amil Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
setuju
20
45.5
45.5
45.5
sangat setuju
24
54.5
54.5
100.0
Total
44
100.0
100.0
105
Bapelurzam Cabang Weleri memberikan pelatihan menurut skill/keahlian mustahiq Cumulative Frequency Valid
sangat tidak setuju
Percent
Valid Percent
Percent
16
36.4
36.4
36.4
2
4.5
4.5
40.9
16
36.4
36.4
77.3
setuju
6
13.6
13.6
90.9
sangat setuju
4
9.1
9.1
100.0
44
100.0
100.0
tidak setuju kurang setuju
Total
Bapelurzam Cabang Weleri memberikan stimulasi bagaimana cara berwirausaha secara baik dan benar Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
5
11.4
11.4
11.4
tidak setuju
8
18.2
18.2
29.5
kurang setuju
6
13.6
13.6
43.2
setuju
12
27.3
27.3
70.5
sangat setuju
13
29.5
29.5
100.0
Total
44
100.0
100.0
Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan para mustahiq agar selalu berusaha keras dalam meningkatkan taraf ekonomi Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak setuju
5
11.4
11.4
11.4
kurang setuju
2
4.5
4.5
15.9
setuju
22
50.0
50.0
65.9
sangat setuju
15
34.1
34.1
100.0
Total
44
100.0
100.0
106
Bapelurzam Cabang Weleri menuntut para mustahiq berjiwa terampil Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
1
2.3
2.3
2.3
tidak setuju
3
6.8
6.8
9.1
kurang setuju
12
27.3
27.3
36.4
setuju
20
45.5
45.5
81.8
8
18.2
18.2
100.0
44
100.0
100.0
sangat setuju Total
Bapelurzam Cabang Weleri menyediakan alat pelatihan dalam rangka stimulasi membentuk jiwa terampil dan kreatif dan mandiri Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
6
13.6
13.6
13.6
tidak setuju
7
15.9
15.9
29.5
kurang setuju
9
20.5
20.5
50.0
setuju
9
20.5
20.5
70.5
sangat setuju
13
29.5
29.5
100.0
Total
44
100.0
100.0
Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan cara bagaimana membentuk sumber daya insani yang baik dan benar dalam keberlangsungan usaha mustahiq Cumulative Frequency Valid
tidak setuju
Percent
Valid Percent
Percent
5
11.4
11.4
11.4
kurang setuju
12
27.3
27.3
38.6
setuju
19
43.2
43.2
81.8
8
18.2
18.2
100.0
44
100.0
100.0
sangat setuju Total
107
Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan cara bagaimana bermuamalah yang baik dan benar dalam keberlangsungan usaha mustahiq Cumulative Frequency Valid
tidak setuju
Percent
Valid Percent
Percent
5
11.4
11.4
11.4
kurang setuju
13
29.5
29.5
40.9
setuju
20
45.5
45.5
86.4
6
13.6
13.6
100.0
44
100.0
100.0
sangat setuju Total
Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan cara bagaimana strategi usaha yang baik dan benar dalam keberlangsungan usaha mustahiq Cumulative Frequency Valid
tidak setuju
Percent
Valid Percent
Percent
2
4.5
4.5
4.5
kurang setuju
10
22.7
22.7
27.3
setuju
27
61.4
61.4
88.6
5
11.4
11.4
100.0
44
100.0
100.0
sangat setuju Total
Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan cara bagaimana strategi pemasaran yang baik dalam keberlangsungan usaha mustahiq Cumulative Frequency Valid
tidak setuju
Percent
Valid Percent
Percent
1
2.3
2.3
2.3
kurang setuju
12
27.3
27.3
29.5
setuju
26
59.1
59.1
88.6
5
11.4
11.4
100.0
44
100.0
100.0
sangat setuju Total
108
Bapelurzam Cabang Weleri mengarahkan cara bagaimana strategi manajemen keuangan yang baik dalam keberlangsungan usaha mustahiq Cumulative Frequency Valid
tidak setuju
Percent
Valid Percent
Percent
2
4.5
4.5
4.5
kurang setuju
13
29.5
29.5
34.1
setuju
19
43.2
43.2
77.3
sangat setuju
10
22.7
22.7
100.0
Total
44
100.0
100.0
Bapelurzam Cabang Weleri selalu memberikan pengawasan baik langsung maupun tak langsung dalam berlangsungnya usaha mustahiq Cumulative Frequency Valid
kurang setuju
Percent
Valid Percent
Percent
2
4.5
4.5
4.5
setuju
24
54.5
54.5
59.1
sangat setuju
18
40.9
40.9
100.0
Total
44
100.0
100.0
Bapelurzam Cabang Weleri selalu mendampingi dalam berlangsungnya kegiatan usaha mustahiq Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
sangat tidak setuju
5
11.4
11.4
11.4
tidak setuju
7
15.9
15.9
27.3
kurang setuju
11
25.0
25.0
52.3
setuju
13
29.5
29.5
81.8
8
18.2
18.2
100.0
44
100.0
100.0
sangat setuju Total
109
Bapelurzam Cabang Weleri selalu membantu kesulitan yang dihadapi dalam berlangsungnya kegiatan usaha mustahiq Cumulative Frequency Valid
tidak setuju
Percent
Valid Percent
Percent
1
2.3
2.3
2.3
kurang setuju
12
27.3
27.3
29.5
setuju
21
47.7
47.7
77.3
sangat setuju
10
22.7
22.7
100.0
Total
44
100.0
100.0
Bapelurzam Cabang Weleri selalu memantau perkembangan pendapatan usaha selama kegiatan usaha berlangsung Cumulative Frequency Valid
tidak setuju
Percent
Valid Percent
Percent
2
4.5
4.5
4.5
kurang setuju
23
52.3
52.3
56.8
setuju
15
34.1
34.1
90.9
4
9.1
9.1
100.0
44
100.0
100.0
sangat setuju Total
Bapelurzam Cabang Weleri selalu memantau tentang sumber daya insani mustahiq, strategi pemasarannya, manajemen keuangannya, dan lain-lain Cumulative Frequency Valid
sangat tidak setuju
Percent
Valid Percent
Percent
1
2.3
2.3
2.3
kurang setuju
12
27.3
27.3
29.5
setuju
18
40.9
40.9
70.5
sangat setuju
13
29.5
29.5
100.0
Total
44
100.0
100.0
110
LAMPIRAN 5 Uji Validitas dan Reliabilitas Angket
Uji Validitas Pendayagunaan Zakat Produktif
Correlations Alk1 Alk1
Pearson Correlation
Alk2 Alk3 **
1 .818
Sig. (2-tailed) N Alk2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Alk3
Alk4
**
.000
.009
44
44
Sig. (2-tailed)
.036
.009
44
44
**
.556
.000 44 *
44
1 .388
**
N
**
.641
**
44
44
**
.276
.641
.000 .070 44
44
*
.239
1 .382
.011 .118 44 *
44
*
N
.000 44
.000 44 **
.626
.000 44 **
.000
44
44
44
*
1
44
44
44
44
**
**
.772 .626
.000 .000 44
44
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
111
**
.772
.046
.070 .118
Sig. (2-tailed)
44
.000 .011
.035
**
.000
1 .302
Sig. (2-tailed)
.752
44
**
.752
.382
.276 .239 .302
Pearson Correlation
*
.318
44
.318
44
Alk
.000 .035
Pearson Correlation
N Alk
**
.818
44
*
Sig. (2-tailed)
Alk5
44
.318 .388
Pearson Correlation
*
.318 .556
.000 .036
Pearson Correlation
N
Alk4 Alk5
.046
.730
**
.723
.000
44
44
44
**
**
1
.730 .723
.000 .000 44
44
44
Correlations Ssr1 Ssr2 Ssr3 Ssr4 Ssr5 Ssr1
**
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Ssr2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Ssr3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Ssr4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Ssr5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Ssr
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
**
1 .506 .572
.000 .000 44 **
.506
44
44
**
**
.572
.768
44
44
**
*
44
.000
44
44
44
**
**
**
.005
.561
.352
.000 .019 44
44
**
**
1 .459 .425
.000
.415
.005 .000
**
.000
44
**
.415 .516
44
1 .768
.000
**
Ssr
.002 .004
.561 .459
44
44 *
1 .317
.000 .002 44
44
44
*
**
*
1
.000
.019 .004
.036
**
.805
.000 44 **
.826
.000 44 **
.659
44
44
.317
44
.000
**
.352 .425
.000
.036
44 .516
**
.773
**
.755
.000
44
44
44
44
44
44
**
**
**
**
**
1
.773
.000 44
.805 .826
.000 .000 44
44
.659 .755
.000 .000 44
44
44
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations Dis1 Dis2 Dis3 Dis4 Dis5 Dis1
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N Dis2
44
Pearson Correlation
.237
Sig. (2-tailed)
.121
N
44
112
.237 .029
.288 .277
.121 .850
.058 .068
44
44
44
44
**
**
**
1 .435
.003 44
44
.639 .387
.000 .009 44
44
Dis **
.539
.000 44 **
.823
.000 44
Dis3
**
.029 .435
Sig. (2-tailed)
.850
.003
44
44
44
**
**
N Dis4
Sig. (2-tailed)
.058 44
1
.009 .040
.004
.068
**
Sig. (2-tailed)
.000
N
44
44
44
**
**
.823 .605
.000 .000 44
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Uji Reliabilitas Pendayagunaan Zakat Produktif Case Processing Summary N Cases
Valid
% 44
100.0
0
.0
44
100.0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .755
N of Items .918
16
113
44
44 **
.800
44
**
Sig. (2-tailed)
.000
.000
*
.311 .423
**
.605
.004 44
**
.539
**
1 .423
44
.277 .387
Pearson Correlation
44
44
Pearson Correlation
44
44
.000 .005 44
*
.311
.005 .040
.288 .639 .413
N Dis
1 .413
Pearson Correlation
N Dis5
**
Pearson Correlation
**
.669
.000
44
44
44
**
**
1
.800 .669
.000 .000 44
44
44
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .770
N of Items .868
6
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Scale Variance if
Corrected Item-
Squared Multiple
Alpha if Item
Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Deleted
Item Deleted
Alk1
38.00
18.837
.699
.
.740
Alk2
38.00
18.744
.722
.
.738
Alk3
38.25
18.750
.530
.
.749
Alk4
38.11
18.754
.670
.
.740
Alk5
38.89
15.964
.581
.
.720
Alk
21.25
5.541
1.000
.
.709
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .792
N of Items .892
6
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Scale Variance if
Corrected Item-
Squared Multiple
Alpha if Item
Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Deleted
Item Deleted
Ssr1
37.27
28.482
.721
.
.762
Ssr2
37.50
27.326
.750
.
.749
Ssr3
37.36
27.446
.779
.
.748
Ssr4
37.27
30.110
.602
.
.783
Ssr5
37.95
25.347
.651
.
.742
Ssr
20.82
8.478
1.000
.
.798
114
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .772
N of Items .835
6
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Squared Multiple Alpha if Item Correlation
Deleted
Dis1
39.11
13.731
.421
.
.765
Dis2
39.52
11.511
.744
.
.697
Dis3
39.23
13.808
.519
.
.758
Dis4
39.25
12.843
.744
.
.725
Dis5
39.05
13.486
.590
.
.748
Dis
21.80
3.980
1.000
.
.719
Uji Validitas Pembedayaan Mustahiq Correlations PtKet1 PtKet1
Pearson Correlation
PtKet2 PtKet3 PtKet4 PtKet5
1
Sig. (2-tailed) N PtKet2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PtKet3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PtKet4
Pearson Correlation
**
.632
**
.638
**
.667
**
.695
PtKet **
.850
.000
.000
.000
.000
.000
44
44
44
44
44
44
**
1
.632
.000 44 **
.638
**
.911
.000
.000
44
44
44
44
44
**
1
.718
44
44
115
**
.778
.000
.000
**
**
.791
.000
.000
.667
**
.718
**
.791
**
.727
**
.531
**
.809
.000
.000
.000
44
44
44
44
**
1
.727
**
.649
**
.869
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
44
44
44
N PtKet5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
**
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.778
**
.531
.000
44
44
44
**
1
.649
.000
.000
.000
.000
44
44
44
44
N PtKet
**
.695
.000
**
**
.850
.911
**
.809
**
.869
.000 44
44
**
1
.870
.000
.000
.000
.000
.000
44
44
44
44
44
N
**
.870
44
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Man1 Man1
Pearson Correlation
Man2
Man2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Man3
Man4
.000
.088
.020
.000
.000
44
44
44
44
44
44
**
1
Man5
.000 44
44
44
44
44
44
**
1
44
.402
*
44
44
44
44
**
1
.358
Sig. (2-tailed)
.020
.010
.000
44
44
44
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.554
*
44
44
44
*
1
.380
.358
.011
.017
44
44
44
44
**
.878
**
.645
**
.655
44
44
**
1
.785
.000
.000
.000
.000
44
44
44
44
44
116
**
.785
.000
.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**
.655
.000
.000
**
*
.017
.000
.829
**
.645
.000
.382
**
*
.380
.011
.350
.620
**
.554
.000
Pearson Correlation
**
**
.878
.000
44
.576
**
.620
.000
.007
Pearson Correlation
*
.382
**
.829
.010
.088
*
**
.402
**
.576
.007
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
Man
.842
*
Man
.350
.260
N
Man5
.260
.842
Pearson Correlation
N
Man4
**
1
Sig. (2-tailed) N
Man3
44
Correlations Pgws1 Pgws1
Pearson Correlation
Pgws2
1
Pgws2
.000
.000
44
44
44
44
44
1
*
*
**
.000
.000
44
44
44
44
1
**
*
.383
Sig. (2-tailed)
.127
.010
44
44
44
Pearson Correlation
.242
*
.384
**
Sig. (2-tailed)
.114
.010
.000
44
44
44
**
**
*
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
N
a
Total
.000
.049
.000
44
44
44
1
**
.428
**
.698
.004
.000
44
44
44
**
1
.428
**
.788
.004
44
44
44
44
44
44
**
**
**
**
**
1
.815
.665
.698
.000
.788
.000
.000
.000
.000
.000
44
44
44
44
44
Case Processing Summary
Excluded
**
.665
.049
Uji Reabilitas Pemberdayaan Mustahiq
Valid
.299
.299
.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
N
.573
.573
.815
.000
.640
Sig. (2-tailed)
Cases
.010
.234
.529
**
.010
Pearson Correlation
.529
**
.640
.384
*
.626
**
.626
.383
44
Pearson Correlation
Pgws
.114
44
N Pgws5
.127
.006
N Pgws4
.006
.405
N Pgws3
.242
**
Sig. (2-tailed)
Pgws
.234
44
Pearson Correlation
Pgws4 Pgws5
**
.405
Sig. (2-tailed) N
Pgws3
% 44
100.0
0
.0
44
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
117
44
Case Processing Summary N Cases
%
Valid
44
100.0
0
.0
44
100.0
a
Excluded Total
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .764
N of Items .940
16
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .772
N of Items .835
6
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Alpha if Item Deleted
Dis1
39.11
13.731
.421
.
.765
Dis2
39.52
11.511
.744
.
.697
Dis3
39.23
13.808
.519
.
.758
Dis4
39.25
12.843
.744
.
.725
Dis5
39.05
13.486
.590
.
.748
Dis
21.80
3.980
1.000
.
.719
118
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .817
N of Items .945
6
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Squared Multiple Alpha if Item Correlation
Deleted
PtKet1
31.73
86.249
.807
.
.775
PtKet2
30.82
83.966
.884
.
.764
PtKet3
30.20
93.655
.775
.
.800
PtKet4
30.57
92.437
.844
.
.794
PtKet5
30.91
84.736
.831
.
.769
PtKet
17.14
27.097
1.000
.
.905
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .797
N of Items .887
6
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Alpha if Item Deleted
Man1
33.77
29.063
.773
.
.745
Man2
33.84
28.881
.839
.
.738
Man3
33.66
32.416
.570
.
.784
Man4
33.66
32.555
.586
.
.784
119
Man5
33.61
30.150
.723
.
.757
Man
18.73
9.366
1.000
.
.821
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .782
N of Items .864
6
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Alpha if Item Deleted
Pgws1
33.59
34.712
.581
.
.772
Pgws2
34.68
27.710
.726
.
.709
Pgws3
34.05
33.161
.587
.
.760
Pgws4
34.48
33.139
.630
.
.758
Pgws5
34.00
31.023
.724
.
.734
Pgws
18.98
9.744
1.000
.
.756
LAMPIRAN 6 Statistik deskriptif untuk 44 Responden Pada Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah
Klasifikasi berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Cumulative Frequency Valid
Laki-laki Perempuan Total
Percent
Valid Percent
Percent
36
81.8
81.8
81.8
8
18.2
18.2
100.0
44
100.0
100.0
120
Jenis Kelamin
18.2% Laki-laki Perempuan 81.8%
Klasifikasi berdasarkan umur responden Umur Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
21 - 30 tahun
1
2.3
2.3
2.3
31 - 40 tahun
11
25.0
25.0
27.3
41 - 50 tahun
15
34.1
34.1
61.4
> 50 tahun
17
38.6
38.6
100.0
Total
44
100.0
100.0
Umur
2.3%
25%
38.6%
21 - 30 tahun 31 - 40 tahun 41 - 50 tahun
34.1%
> 50 tahun
Klasifikasi berdasarkan pendidikan responden Pendidikan Cumulative Frequency
Percent
121
Valid Percent
Percent
Valid
tidak sekolah
2
4.5
4.5
4.5
SD
15
34.1
34.1
38.6
SMP
14
31.8
31.8
70.5
SMA
10
22.7
22.7
93.2
3
6.8
6.8
100.0
44
100.0
100.0
Sarjana Total
Pendidikan
tidak sekolah
6.8% 4.5% 22.7%
34.1%
SD SMP SMA
31.8%
Sarjana
122
Klasifikasi berdasarkan status perkawinan responden Status Perkawinan Cumulative Frequency Valid
kawin belum kawin Total
Percent
Valid Percent
Percent
42
95.5
95.5
95.5
2
4.5
4.5
100.0
44
100.0
100.0
Status Perkawinan
4.5% Kawin Belum Kawin 95.5%
Klasifikasi berdasarkan pekerjaan responden Pekerjaan Cumulative Frequency Valid
swasta
Percent
Valid Percent
Percent
6
13.6
13.6
13.6
35
79.5
79.5
93.2
PNS/TNI/Polri
1
2.3
2.3
95.5
buruh
1
2.3
2.3
97.7
lain-lain
1
2.3
2.3
100.0
44
100.0
100.0
wiraswasta
Total
123
Pekerjaan 2.3% 2.3%
2.3%
Swasta
13.6%
Wiraswasta PNS/TNI/Polri Buruh 79.5%
Lain-lain
Klasifikasi berdasarkan sektor pekerjaan responden Sektor Pekerjaan Cumulative Frequency Valid
pertanian
Percent
Valid Percent
Percent
1
2.3
2.3
2.3
32
72.7
72.7
75.0
jasa
5
11.4
11.4
86.4
transportasi
1
2.3
2.3
88.6
lain-lain
5
11.4
11.4
100.0
44
100.0
100.0
perdagangan
Total
Sektor Pekerjaan
2.3%
11.4% 2.3%
Pertanian Perdagangan
11.4%
Jasa 72.7%
124
Transportasi Lain-lain
Klasifikasi berdasarkan pendapatan per bulan responden Pendapatan Per Bulan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
< Rp 1.000.000,-
29
65.9
65.9
65.9
Rp 1.000.000 - Rp 2.000.000,-
14
31.8
31.8
97.7
Rp 2.000.000 - Rp 3.000.000
1
2.3
2.3
100.0
44
100.0
100.0
Total
Pendaptan Per Bulan
< Rp 1.000.000
2.3% 31.8%
Rp 1.000.000 - Rp 2.000.000
65.9%
Rp 2.000.000 - Rp 3.000.000
Klasifikasi berdasarkan status dalam organisasi Muhammadiyah responden Status Dalam Organisasi Muhammadiyah Cumulative Frequency Valid
Pengurus Ranting Anggota Simpatisan Total
Percent
Valid Percent
Percent
7
15.9
15.9
15.9
29
65.9
65.9
81.8
8
18.2
18.2
100.0
44
100.0
100.0
125
Status Dalam Organisasi Muhammnadiyah
15.9%
18.2%
Pengurus Ranting Anggota Simpatisan
65.9%
Klasifikasi berdasarkan lama menjadi Mustahiq Lama Menjadi Mustahiq Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
< 1 tahun
6
13.6
13.6
13.6
1- 3 tahun
21
47.7
47.7
61.4
4 - 6 tahun
15
34.1
34.1
95.5
> 6 tahun
2
4.5
4.5
100.0
44
100.0
100.0
Total
Lama Menjadi Mustahiq
4.5%
13.6%
34.1%
< 1 tahun 1- 3 tahun 4 - 6 tahun
47.7%
126
>6 tahun
LAMPIRAN 7 Output Regresi Linier Sederhana dari 44 responden Uji Pengaruh Variabel Pendayagunaan Zakat Produktif (X) terhadap Pemberdayaan Mustahiq (Y)
Regression b
Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
a
Rt_X
Method . Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Rt_Y
b
Model Summary
Model
R
R Square a
1
.865
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.749
.743
Durbin-Watson
.35225
2.029
a. Predictors: (Constant), Rt_X b. Dependent Variable: Rt_Y
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
df
Mean Square
15.512
1
15.512
5.211
42
.124
20.723
43
a. Predictors: (Constant), Rt_X b. Dependent Variable: Rt_Y
127
F 125.018
Sig. a
.000
a
Coefficients
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Rt_X
Standardized
Collinearity
Coefficients
Statistics
Std. Error
Beta
t
Sig.
-2.245
.530
-4.232
.000
1.386
.124
.865 11.181
.000
Tolerance VIF
1.000 1.000
a. Dependent Variable: Rt_Y
a
Residuals Statistics Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
N
Predicted Value
2.4681
4.5890
3.6561
.60062
44
Std. Predicted Value
-1.978
1.553
.000
1.000
44
.053
.119
.073
.016
44
2.4602
4.6111
3.6580
.60302
44
-.62258
.92591
.00000
.34813
44
Std. Residual
-1.767
2.629
.000
.988
44
Stud. Residual
-1.812
2.659
-.003
1.008
44
-.65439
.94746
-.00187
.36191
44
-1.865
2.881
.007
1.039
44
Mahal. Distance
.001
3.913
.977
.915
44
Cook's Distance
.000
.087
.020
.025
44
Centered Leverage Value
.000
.091
.023
.021
44
Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual
Deleted Residual Stud. Deleted Residual
a. Dependent Variable: Rt_Y
128
Uji Asumsi Klasik 1. Multikolinearitas Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) Rt_X
1.000
1.000
a. Dependent Variable: Rt_Y
2. Autokolerasi b
Model Summary
Model 1
R
R Square a
.865
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.749
.743
a. Predictors: (Constant), Rt_X b. Dependent Variable: Rt_Y
3. Heterokedastisitas
129
.35225
Durbin-Watson 2.029
4. Normalitas
130
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
44 a
Normal Parameters
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 .34812840
Absolute
.100
Positive
.100
Negative
-.062
Kolmogorov-Smirnov Z
.665
Asymp. Sig. (2-tailed)
.768
a. Test distribution is Normal.
131
LAMPIRAN 8
DAFTAR NAMA & DAERAH MUSTAHIQ BAPELURZAM CABANG WELERI NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44.
DAERAH
W E L E R I KARANG DOWO
PENARUBAN
KARANGANOM PAYUNG
BUMIAYU
PENYANGKRINGAN KENDONSARI NGASINAN
S I D O M U K T I
SAMBUNGSARI TEGALSARI
NAMA ASEP MULYADI/SURIYATI SAKIR/YASMI SU’AD/TATIK SUNARTI SUYATNO/PARKAWAH SARWI NARTO SETYONO DJUPRI/SUNARTI SARBAN SUJARI* CHAMZAH/JUWARTI SUGITO** BANDI* KIPTIYAH NUR AZIS/MUSFIDAH SARJONO/DALMI ANTO* MASFU’I HISYAM* SUCIPTO JUMADI/SAKDIYAH SURIYAH/SUGIONO SUJOKO/SUMIYATI DURIYAT/SUKARTI ROKHMADI** ROKHMAD/ST.FADILAH ST. NUR ZAENAH MASDUKI SETIYONO PURNOMO** YOSEH** SUBANDI IMAM NASHOHA RUSDI/SUPARMI A.MUSLIH/NGATIK ST. FATIMAH/MUSLIH SUPRIYANTO/MARKUMATI SUWANTO/SUGIARTI WARTIN/ST. N. KHATIMAH SUYONO/RUMIYATI SUTARYONO MATHOHA/ASMANIAR SUTRIMO/RATNI MUSLIH** SRIYANTA* KHAIRUMAN(ALM)* KUNYATI**
ALAMAT JL. UTAMA TIMUR NO. 56 IRIGASI RT. 07/RW. 03 IRIGASI RT. 08/RW. 03 PEKUNDEN UTARA RT. 03/RW. 05 PEKUNDEN UTARA RT. 03/RW. 05 PEKUNDEN UTARA RT. 06/RW. 05 GANG PINGGIR RT. 06/RW. 07 GANG PINGGIR RT. 08/RW. 06 JL. UTAMA TIMUR NO. 69 RT. 02/RW. 03 BELAKANG PASAR WELERI RT. 03/RW. 06 RT. 01/RW. 01 RT. 01/RW. 01 RT. 02/RW. 05 RT. 06/RW. 12 RT. 04/RW. 05 RT. 02/RW. 01 RT. 01/RW. 01 RT. 02/RW. 01 RT. 02/RW. 01 RT. 08/RW. 03 Dk. TIMBANG, RT. 11/RW. 04 RT. 03/RW. 02 RT. 03/RW. 02 RT. 03/RW. 02 JL. KH. AHMAD DAHLAN JL, GEMUH NO. 34 NGASINAN DK. PAKIS RT. 01/RW. 01 DK. PAKIS RT. 07/RW. 01 DK. PAKIS RT. 09/RW. 01 DK. PAKIS RT. 02/RW. 02 DK. PAKIS RT. 05/RW. 02 RT. 07/RW. 02 RT. 06/RW. 04 RT. 01/RW. 05 RT. 01/RW. 05 RT. 03/RW. 05 RT. 06/RW. 05 RT. 01/RW. 06 DK. PAKIS RT. 02/RW. 02 RT.08/RW. 03 RT. 05/RW. 03 RT. 06/RW. 03
JENIS USAHA JASA PIJAT TUNANETRA JASA TRANSPORTASI BECAK WARUNG SEMBAKO TOKO BARANG PLASTIK WARUNG KELONTONG KANTIN SMP N 1 WELERI TOKO KELONTONG PENGRAJIN KRANJANG SEMBAKO BENGKEL SPD. MOTOR TOKO KELONTONG JUAL KARUNG JUAL PAKAIAN WARUNG KELONTONG JUAL PAKAIAN TOKO KELONTONG SALES MADU&SANDAL WARUNG PECEL TOKO KELONTONG TAMBAL BAN WARUNG PECEL TAMBAL BAN WARUNG SEMBAKO WARUNG SEMBAKO TAMBAL BAN JAJANAN KECIL WARUNG KELONTONG BENGKEL OPTIK KACAMATA SALES BUKU BENGKEL SPD. MOTOR PETERNAK AYAM KREDIT PAKAIAN PENJUAL KAPUK BENGKEL WARUNG MIE AYAM PETERNAK KELINCI WARUNG JAJANAN WARUNG JAJANAN WARUNG PECEL WARUNG KELONTONG KREDIT PAKAIAN JUAL PAKAIAN W.M & KELONTONG KANTIN SMEA MUHAMMADIYAH
SUMBER DATA : DATA DARI WAWANCARA DENGAN SEKRETARIS BAPELURZAM (MALIK), PIHAK BPRS ASB (AGUS) PADA TANGGAL 10 OKTOBER 2010 DI BAPELURZAM. DATA SEKALIGUS PENGAMBILAN SAMPEL DARI WAWANCARA DENGAN KETUA MAJLIS EKONOMI PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH WELERI (NAWAWI) DI RUMAH BELIAU PADA TANGGAL 11 OKTOBER 2010. KETERANGAN : * DATA DARI ABDUL MALIK, ** DATA DARI AGUS SUNARYO
132
LAMPIRAN 9
133
LAMPIRAN 10 STRUKTUR ORGANISASI BAPELURZAM PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH WELERI KABUPATEN KENDAL PERIODE 32 TAHUN 1430 – 1431 H / 2009 – 2010 M
1. 2.
Penasehat H. Muslim R H. Muslikhin
Penanggung Jawab PCM Weleri
Pimpinan Cabang Muhammadiyah Weleri Majlis Ekonomi
Anggota Pleno/Tim Penyuluh 1. H. Su’ud Nasroh 2. Drs. H. Musthofa 3. Ali Mu’zi 4. Drs. A. Rofiq
BPRS Artha Surya Barokah Cabang Weleri
Bendahara Drs. Nuryadi
Koordinator Cabang H. Yusuf Darmawan
Wakil Bendahara 1. Sri Mulyono 2. Heru Ardiasaputra
Wakil Koordinator 1. H. Mulyono Syafa’at 2. H. Sani Abdi Rahman
Sekretaris H. Badarudin
1. 2. 3.
Wakil Sekretaris Akhmad Sukarno, S.Pd Abdul Malik Agus Sunaryo
Operasional 16 Ranting / Desa di Kecamatan Weleri dan Ranting Fungsional Muhammadiyah Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5.
Garis Intruksi : Garis Koordinasi : Operasional 16 Ranting meliputi desa : Sidomukti, Penyangkringan, Bumiayu, Manggungsari, Sumberagung, Ngasinan, Weleri, Nawangsari, Karangdowo, Panaruban, Sambungsari, Karanganom, Payung, Pucuksari, Tratemulyo, Montongsari. Ranting Fungsional adalah amal usaha Muhammadiyah yang meliputi : Rumah Sakit Islam Muhammadiyah, Akper Muhammadiyah, SMA Muhammadiyah, SMEA Muhammadiyah, SMK Muhammadiyah, SMP Muhammadiyah, MTS Muhammadiyah. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Weleri bagian Majlis Ekonomi dan BPRS Artha Surya Barokah sebagai Pihak Baitul mall, Perantara Keuangan, Manajemen dll dalam alokasi dana zakat produktif.
134