UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN FIQIH POKOK MATERI MAKANAN DAN MINUMAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA KELAS VIIIA MTs ASY-SYARIFIYAH SARIREJO GUNTUR DEMAK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S-1) dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh: AHMAD ROHIM NIM: 063111026
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010 i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tanggal
Tanda Tangan
Ahwan Fanani, M.Ag. Pembimbing I
______________
________________
Drs. Sugeng Ristiyanto, M.Ag. Pembimbing II
____________
______________
ii
PENGESAHAN PENGUJI
Tanggal
Tanda Tangan
Ahmad Muthohar, M.Ag Ketua
______________
______________
Fahrurrazi, M.Ag Sekretaris
______________
______________
Dr. H. Ruswan, MA Penguji I
______________
______________
Dra. Mufidah, M.Pd Penguji II
______________
______________
iii
MOTTO
Èb urô‰ãèø9$#ur ÉOøOM}$# ’n?tã (#qçRur$yès? Ÿwur ( 3“uqø)-G9$#ur ÎhŽÉ9ø9$# ’n?tã (#qçRur$yès?ur Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.1 (QS. Al-Maidah: 2)
1
Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemah, (Semarang: PT. Karya Tuha Putra, 1995), hlm. 157.
iv
PERSEMBAHAN
Dengan kesederhanaan dan kerendahan hati, simpul-simpul kata dalam jilidan kertas ini, penulis persembahkan kepada: 1. Ayahanda (H.Karmani) dan Ibunda (Hj.Sarofah), beliau orang tua yang arif dan bijaksana serta memiliki peran yang sangat penting dan tak terhingga, tempatku mencurahkan kasih sayang serta perhatian. 2. Kakaku
Nur
Hasan
dan
adik-adikku
Zumrotus
Sholihah,
Siti
Khanifaturrofiah, Ahmad Shodikun dan Lailatul Munawaroh yang telah memberikan Semangat dan do’a dalam proses pembuatan skripsi ini. 3. Keluarga besar PP. Roudhotut Tholibin dan Santriwan dan Santri Putri PP. Roudhotut Tholibin. 4. Teman dekat saya Nuri, Anas dan Topik yang selalu menasehatiku untuk selalu tegar dan selalu terus berkarya. Tak lupa wabil khusus kepada Nani Mukti Handayani terima kasih atas kasih sayang dan do’anya. 5. Teman-teman Pon. Pes Roudhotut Tholibin Hanif, Tholeh, Topik, Irfan, rosit dan masih banyak lagi teman-teman yang selalu hibur diriku ketika susah dan memberi semangat yang tiada kira dalam pembuatan skripsi ini. 6. Teman-temanku jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2006 tempat berbagi ceria wabil khusus Budi, Nur Idloh, Kholis, Umar yang selalu berjuang bersama. 7. Untuk adik-adik jurusan Pendidikan Agama Islam yang selalu membuat ceria suasana. 8. Untuk Semua teman-teman “Yang selalu memberi arti”
v
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi dalam referensi yang penulis jadikan bahan rujukan.
Semarang, 03 Desember 2010 Deklarator,
Ahmad Rohim NIM: 063111026
vi
ABSTRAK Ahmad Rohim (NIM:063111026). Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fiqih Pokok Materi Makanan dan Minuman Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada Kelas VIIIA MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak. skripsi. Semarang Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar Fiqih peserta didik kelas VIII A MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak pada materi makanan dan minuman. 2) Melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar Fiqih peserta didik kelas VIII A MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak pada materi pokok makanan dan minuman. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) pada peserta didik kelas VIIIA MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak. Dari hasil pengamatan observasi secara langsung di kelas VIIIA melalui prasiklus penelitian tindakan dapat diketahui metode yang digunakan oleh guru mata pelajaran Fiqih yang belum secara penuh mengedepankan pembelajaran aktif dan cenderung terjadi komunikasi satu arah artinya peserta didik cenderung pasif dalam pembelajaran. Adanya hal seperti itu salah satu solusinya dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Penerapan metode tersebut agar mampu meningkatkan Keaktifan belajar dan hasil belajar dan mencapai kompetensi materi makanan dan minuman. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus yaitu pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada pra siklus, hasil belajar dan keaktifan belajar peserta didik diperoleh dari pembelajaran fiqih sebelumnya. Pada siklus I dan II terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil pengamatan dan refleksi akan dijadikan bahan rujukan untuk pelaksanaan siklus berikutnya. Sehingga proses dan hasil pelaksanaan siklus berikutnya diharapkan akan lebih baik dari siklus sebelumnya. Dari tiap siklus akan diukur keaktifan, hasil belajar dan ketuntasan hasil belajar peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pra siklus diperoleh dari hasil ulangan harian peserta didik pada materi pokok sebelum penelitian. Rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar pada pra siklus adalah 66.28 dan 47.22%, sedangkan presentase keaktifan peserta didik belum diketahui sebab masih menggunakan metode konvensional. Setelah dilakukan siklus I rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar mengalami peningkatan adalah 69.67 dan 77.78%, sedangan presentase keaktifan peserta didik adalah 64.58%. Pada siklus II setelah diadakan refleksi pelaksanakan tindakan pada siklus II mengalami peningkatan
vii
yaitu rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar adalah 73.56 dan 88.89%, sedangkan presentase keaktifan peserta didik adalah 85.52%. Dari hasil tersebut disimpulkan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar peserta didik kelas VIIIA MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak pada pelajaran Fiqih materi pokok makanan dan minuman. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi sekolah, pada khususnya guru Fiqih di MTs Asy-Syarifiyah untuk meningkatkan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam proses pembelajaran guna meningkatkan keaktifan belajar dan hasil pembelajaran.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga menjadikan kita lebih bermakna dalam menjalani hidup ini. Terlebih lagi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa cahaya Ilahi kepada umat manusia sehingga dapat mengambil manfaatnya dalam memenuhi tugasnya sebagai khalifah di muka bumi. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, saran-saran serta motivasi dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Suatu keharusan bagi pribadi penulis untuk menyampaikan terimakasih kepada: 1. DR. Suja’i, M.Ag, Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, yang telah memberikan segala fasilitas dalam penyusunan skripsi ini. 2. Ahmad Muthohar, M.Ag, Ketua Jurusan PAI dan Nasirudin, M.Ag, Sekretaris Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 3. Drs.Syaifudin Zuhri, M.Ag, dosen wali studi yang telah banyak berjasa kepada penulis untuk membimbing penulis selama masa studi. 4. Ahwan Fanani, M.Ag. dan Drs. Sugeng Ristiyanto, M.Ag. pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, motivasi, petunjuk, dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Para dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah yang telah membekali berbagai ilmu dan pengetahuan selama menempuh studi di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 6. Ibu Musni SD,S.Ag. seluruh peserta didik kelas VIIIA, Bapak Kepala Madrasah dan segenap staf karyawan MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak yang telah memberikan tempat kepada penulis dalam melakukan penelitian sehingga terciptanya kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini.
ix
7. Kedua orang tuaku, Ayahanda Karmani dan Ibunda Sarofah, Kakaku Nur Hasan dan adik-adikku Zumrotus Sholihah, Siti Khanifaturrofiah, Ahmad Shodikun dan Lailatul Munawaroh yang aku sayangi beserta saudara-saudara tercinta yang senantiasa memberikan semangat dan memperjuangkan segalanya demi suksesnya penulis menuntut ilmu. 8. Sahabatku (Nuri, Anas dan Topik) yang selalu memberikan motivasi, semangat dan selalu menemaniku. Teman-teman seperjuangan (PAI angkatan 2006) semoga persahabatan yang telah terukir tetap selalu ada. 9. Segenap kawan seperjuangan yang ada di PP. Roudhotut Tholibin yang telah banyak memberikan tuntunan dan nasehat dalam belajar, mengajar, berorganisasi, maupun dalam bermasyarakat sehingga saya jadi lebih mengerti dan berarti bagi lingkungan. 10. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik secara langsung maupun tidak, yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, karena keterbatasan ruang. Harapan dan doa penulis, semoga amal dan jasa baik dari semua pihak mendapat balasan dari Allah SWT. Pada akhirnya penulis menyadari, bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat, baik bagi penulis maupun bagi pembaca. Semarang, 03 Desember 2010 Penulis,
Ahmad Rohim NIM: 063111026
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................
i
ABSTRAK ..........................................................................................................
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................
iv
PENGESAHAN PENGUJI ..................................................................................
v
MOTTO...............................................................................................................
vi
DEKLARASI ...................................................................................................... vii PERSEMBAHAN................................................................................................ viii KATA PENGANTAR .........................................................................................
ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xv
BAB I
BAB II
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
B. Penegasan Istilah ......................................................................
4
C. Perumusan masalah ..................................................................
7
D. Tujuan Penelitian......................................................................
7
E. Manfaat Penelitian ....................................................................
8
F. Kajian Pustaka ..........................................................................
8
: LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori............................................................................ 11 1. Pengertian Belajar ................................................................... 11 2. Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar ......................................... 16 a. Keaktifan Belajar .............................................................. 16 b. Hasil Belajar ..................................................................... 21 3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw........................... 27 a. Pembelajaran Kooperatif Secara Umum .............................. 28 b. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ................................. 35
xi
4. Mata Pelajaran Fiqih................................................................ 38 a. Fungsi Fiqih ........................................................................ 38 b. Tujuan Fiqih........................................................................ 39 c. Ruang Lingkup Fiqih........................................................... 39 5. Tinjauan Materi ....................................................................... 40 a. Makanan dan Minuman Halal.............................................. 40 b. Manfaat Makanan dan Minuman Halal................................ 41 c. Makanan dan Minuman Haram............................................ 41 d. Binatang Halal dan Haram .................................................. 42 B. Penerapan Pembelajaran Fiqih tentang Makanan dan Minuman dengan Metode Jigsaw ................................................................ 46 C. Hipotesis Tindakan...................................................................... 48
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian............................................................................. 49 B. Subyek Penelitian ......................................................................... 51 C. Kolaborator .................................................................................. 51 D. Variabel dan Indikator Penelitian.................................................. 52 E. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................... 53 a. Lokasi ....................................................................................... 53 b. Waktu ....................................................................................... 53 F. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 53 G. Desain Penelitian.......................................................................... 54 a. Pra Siklus.................................................................................. 56 b. Siklus I ..................................................................................... 56 c. Siklus II .................................................................................... 59 H. Metode Penyusunan Instrumen ..................................................... 62 I. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 63 J. Alat Pengumpulan Data ................................................................. 64 K. Metode Analisis Data ................................................................... 65
xii
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Lapangan ....................................................................... 68 B. Hasil Penelitian ........................................................................... 68 1. Pra Siklus ............................................................................... 68 2. Siklus I ................................................................................... 70 3. Siklus II .................................................................................. 74 C. Pembahasan ................................................................................ 79 1. Keaktifan .............................................................................. 79 2. Hasil Belajar .......................................................................... 81
BAB V
: KESIMPULAN DAN PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................. 84 B. Saran ............................................................................................ 85 C. Penutup ........................................................................................ 85
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1……………. ...................................................................................34 Tabel 2……….. ..........................................................................................54 Tabel 3……….. ..........................................................................................69 Tabel 4……….. ..........................................................................................71 Tabel 5……………………………………………………………………....73 Tabel 6.............................................................................................................76 Tabel 7……………………………………………………………………….78 Tabel 8……………………………………………………………………….80 Tabel 9……………………………………………………………………….81
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Daftar nama peserta didik
Lampiran 2
: Daftar kelompok peserta didik
Lampiran 3
: Daftar nilai prasiklus
Lampiran 4
: Silabus
Lampiran 5
: RPP Siklus I
Lampiran 6
: Lembar Kerja Peserta didik Siklus I
Lampiran 7
: Kisi-kisi soal tes siklus I
Lampiran 8
: Soal instrumen dan kunci jawaban soal siklus I
Lampiran 9
: Lembar observasi pengelolaan pembelajaran siklus I
Lampiran 10 : Lembar observasi keaktifan peserta didik siklus I Lampiran 11 : Daftar hasil belajar Siklus I Lampiran 12 : RPP Siklus II Lampiran 13 : Lembar Kerja Peserta didik Siklus II Lampiran 14 : Kisi-kisi soal tes siklus II Lampiran 15 : Soal instrumen dan kunci jawaban soal siklus II Lampiran 16 : Lembar observasi pengelolaan pembelajaran siklus II Lampiran 17 : Lembar observasi keaktifan peserta didik siklus II Lampiran 18 : Daftar hasil belajar Siklus II Lampiran 19 : Dokumentasi pelaksanaan pembelajaran
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar dapat dipandang dari dua subyek yaitu peserta didik dan guru. Proses ini dialami oleh peserta didik dan guru. Dalam proses belajar peserta didik didorong oleh keingintahuan terhadap tujuan belajar. Tujuan belajar ini dirumuskan oleh guru dan diinformasikan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan belajar. Dalam proses belajar interaksi yang terjadi dalam pembelajaran merupakan pengolahan informasi yang mana interaksi ini terjadi saat guru melaksanakan proses mengajar dengan peserta didik, dengan adanya interaksi akan muncul serangkaian kegiatan belajar mengajar. Dalam upaya mencapai pendidikan yang berkualitas, pemerintah telah mengubah kurikulum berbasis kompetensi (KBK) menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujutkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dari peserta didik.2 Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam mengaktifkan proses belajar mengajar di sekolah. Dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) guru diharapkan dapat menciptakan suasana baru di dalam proses kegiatan belajar mengajar, agar peserta didik lebih mudah untuk menerima materi yang akan disampaikan.
2
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007) hlm. 20.
1
Beberapa mata pelajaran Agama pun tak luput dari revisi kurikulum. Mulai dari Aqidah Akhlak, Qur’an Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam dan Fiqih. Mata pelajaran Fiqih dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah salah satu bagian mata pelajaran pendidikan Islam yang memberikan bimbingan kepada peserta didik agar dapat dijadikan dasar dalam pandangan hidupnya (way of life) dengan standar kompetensi yang ditetapkan yaitu kemampuan yang berorentasi pada perilaku efektif, psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif, tetapi banyak peserta didik yang hanya tahu dari segi kognitifnya saja dan tidak tahu bagaimana cara ibadah yang baik, yang mengakibatkan ibadahnya kurang efektif. Menurut teori kognitif, peserta didik yang memiliki sifat aktif, kontruktif dan mampu merencanakan sesuatu maka peserta didik mampu mengidentifiaksi masalah, merumuskan, mencari dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan. 3 Dalam pembelajaran Fiqih yang mengacu pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), setiap standar kompetensi yang ada terdapat beberapa pemecahan masalah. Disamping itu juga dibutuhkan kreativitas guru dalam menerapkan strategi pembelajaran yang mengacu pada perilaku dan proses berfikir. Penggunaan strategi pembelajaran harus menyesuaikan dengan materi yang akan dipelajari baik metode maupun model pembelajaran agar peserta didik mampu mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal. Sebagaimana pembelajaran Fiqih yang terjadi di MTs. Asy-Syarifiyah Sarirejo yang terletak di kecamatan Guntur kabupaten Demak yang kurang mengaplikasikan strategi pembelajaran. Strategi yang digunakan hanya sebatas pada metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas dalam semua materi mata pelajaran Fiqih. Dengan keadaan tersebut, peserta didik kurang tertarik pada pelajaran Fiqih dan belum mampu mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini terbukti dengan: 1. Kurang variasi dalam pelaksanaan pembelajaran Fiqih sehingga peserta didik merasa bosan dan malas mempelajari Fiqih. 3
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002),
hlm. 44.
2
2. Rendahnya aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar. 3. Banyaknya mata pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik baik yang agama maupun yang umum sedangkan alokasi waktunya sama. 4. Cukup banyak peserta didik yang kurang suka dengan Fiqih. 5. Berdasarkan data awal dari guru mata pelajaran Fiqih, diperoleh data bahwa pada materi pokok sebelum penelitian nilai rata-rata peserta didik kelas VIIIA masih rendah, yaitu 60. Presentase ketuntasan belajar < 70%, sedangkan hasil ini masih dibawah nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sekolah yaitu 65. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran Fiqih di MTs Asy-Syarifiyah merupakan salah satu metode pembelajaran yang mampu melatih peserta didik untuk saling bekerjasama dalam memecahkan masalah dan peserta didik dapat berfikir secara aktif dan kreatif dalam mengembangkan ide-ide yang dimiliki, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pada pembelajaran ini guru dapat membantu peserta didik agar terlibat secara aktif berinteraksi antarkelompok, supaya peserta didik sadar perlunya belajar untuk berfikir, menyelesaikan masalah, dan mengintegrasikan serta mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan peserta didik.4 Dengan demikian, peserta didik menjadi lebih kritis dalam memecahkan masalah serta lebih leluasa dalam melakukan eksplorasi yang akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Kegiatan pembelajaran Fiqih pada materi pokok makanan dan minuman di MTs Asy-Syarifiyah harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan kegiatan, dan guru hanya sebagai fasilitator. Artinya selama proses pembelajaran, guru berfungsi sebagai penyedia atau pembimbing untuk mempermudah kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dengan begitu, materi agama yang dipelajari peserta didik bukan sesuatu yang
4
Robert E. Slavin, Cooperatif learning teory, riset dan praktik, terj. Nurulita Yusron, (Bandung: Nusa Media, 2009), hlm. 5.
3
dituntut, tetapi sesuatu yang dicari, dipahami kemudian dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.5 Berangkat dari pokok permasalahan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “upaya meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Fiqih pokok materi makanan dan minuman melalui metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada kelas VIIIA MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak”. B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul di atas dan demi menghindari dari bermacam-macam penafsiran, maka penulis memberikan penjelasan tentang pengertian beberapa kata yang tercantum dalam judul sehingga diketahui arti dan makna dalam pembelajaran yang diadakan. 1. Keaktifan Belajar Keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti giat. Mendapat imbuhan ke-an menjadi keaktifan yang berarti kegiatan. Jadi keaktifan balajar berarti kegiatan peserta didik dalam belajar.6 Peserta didik yang diamati dalam penelitian ini diantaranya adalah keaktifan peserta didik dalam mengikuti KBM, keaktifan dalam mengerjakan soal tes secara individu, aktif dalam diskusi, serta aktif mendengarkan penjelasan dari teman saat melaporkan hasil diskusi dari kelompok ahli. Dengan
demikian
jelas
bahwa
dalam
kegiatan
belajar
(mendengarkan, Mencatat, bertanya, menjawab, diskusi, kerjasama kelompok), peserta didik harus aktif berbuat, atau dengan kata lain dalam belajar sangat membutuhkan adanya aktivitas, tanpa aktivitas, tidak mungkin pembelajaran berlangsung dengan baik.
5
Sutrisno Hadi, Revolusi Pendidikan di Indonesia: Membedah Metode dan Teknik Pendidikan Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta: ar-Ruzz, 2005), hlm. 23. 6 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: BP PN Balai Pustaka, 2005), Cet. Ke-3, hlm. 23.
4
2. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. 7 Belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya untuk merubah perilakunya. Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mana suatu kegiatan berasal atau berubah lewat reaksi dari suatu situasi yang dihadapi, dengan keadaan bahwa karakteristik-karakteristik dari perubahan aktivitas tersebut
tidak
dapat
dijelaskan
dengan
dasar
kecenderungan-
kecenderungan reaksi asli, kematangan atau perubahan sementara dari organisme.8 Menurut Benjamin S. Bloom sebagaimana dikutip oleh Asep Jihad dan Abdul Haris ada tiga ranah (domain) hasil belajar meliputi kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut A.J. Romizowski hasil belajar merupakan keluaran (output) dari suatu sistem pemrosesan masukan (input). Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja (performance).9 Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah pencapaian tingkat keberhasilan seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Pada penelitian ini hasil belajar yang diukur berupa nilai akhir yang diperoleh peserta didik pada setiap siklusnya. 3. Pelajaran Fiqih Pelajaran Fiqih adalah mata pelajaran pendidikan agama Islam di Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang diarahkan untuk menyiapkan peserta
7
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), hlm. 37. 8 Iskandar, Psikologi Pendidikan, Sebuah Orientasi Baru, (Ciputat: Gaung Persada (GP) Press, 2009), cet. I, hlm. 102. 9 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2009), cet. 3, hlm. 14.
5
didik untuk mengenal, memahami, memghayati, dan mengamalkan hukum Islam. 10 4. Makanan dan Minuman Materi pokok pada mata pelajaran Fiqih kelas VIII semester II, pada materi pokok ini meliputi jenis-jenis makanan dan minuman, manfaat mengkomsumsi makanan dan minuman, bahaya mengkomsumsi makanan dan minuman dan jenis-jenis binatang. Dengan standar kompetensi memahami hukum islam tentang makanan dan minuman. Kompetensi dasar mendeskripsikan jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan haram, manfaat mengkomsumsi makanan dan minuman yang halal, bahaya mengkomsumsi makanan dan minuman yang haram dan jenis-jenis binatang yang halal dan haram dimakan dalam kehidupan sehari-hari. 5. Metode Pembelajaran Kooperatif Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efesien sesuai yang diharapkan.11 Sedangkan pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana peserta didik belajar bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.12 Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pembelajaran kooperatif adalah suatu cara pembelajaran dalam kelompok kecil secara kolaboratif demi tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif dan efesien.
10
Depag RI, Standar Kompetensi, (Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2004), hlm.
46. 11
Ismail SM, M.Ag, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail Media Group, 2008), hlm. 8. 12 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009),hlm.15.
6
6. Kooperatif Tipe Jigsaw Kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif di mana peserta didik belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan tanggung jawab atas ketuntasan bagi materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.13 C. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar Fiqih peserta didik kelas VIII A MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak pada materi pokok makanan dan minuman? 2. Apakah pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar Fiqih peserta didik kelas VIII A MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak pada materi pokok makanan dan minuman? D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian tindakan berbasis kelas yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana proses penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar Fiqih peserta didik kelas VIII A MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak pada materi makanan dan minuman.
13
Novi Mildadiany, Cooperative Learning Teknik Jigsaw http://Akmadsudrajat. Wordpress. Com /Cooperative- learning- teknik- jigsaw/ yang diakses pada hari selasa, 05 Januari 2010, jam 09:43.
7
2. Untuk meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar Fiqih peserta didik kelas VIII A MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak pada materi pokok makanan dan minuman.
E. Manfaat Penelitian Sedangkan hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain: 1. Bagi Peserta didik MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak a. Meningkatkan rasa percaya diri, tanggung jawab, kerja sama, dan keaktifan peserta didik dalam proses belajar mengajar. b. Peserta didik lebih mudah untuk memahami materi dan merasa senang belajar Fiqih khususnya pada pokok materi makanan dan minuman. 2. Bagi Guru MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak Guru
termotivasi
untuk
memilih
dan
menentukan
metode
pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi. 3. Bagi Pihak MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak a. Diperoleh panduan inovatif metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang diharapkan dapat dipakai dikelas-kelas lain di MTs AsySyarifiyah. b. Diharapkan dapat memberi kontribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. 4. Bagi peneliti a. Mendapatkan
pengalaman
langsung
bagi
penguna
metode
pembelajaran yang baik dan menyenangkan terutama pada pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk mata pelajaran fiqih. b. Memberikan bekal agar peneliti sebagai calon guru Agama siap melaksanakan tugas dilapangan, sesuai kebutuhan lapangan. F. Kajian Pustaka Pada dasarnya urgensi kajian penelitian adalah sebagai bahan auto kritik
terhadap
penelitian
yang
ada,
8
mengenai
kelebihan
maupun
kekurangannya, sekaligus sebagai bahan perbandingan terhadap kajian yang terdahulu. Untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang membahas permasalahan yang sama dan hampir sama dari seseorang, baik dalam bentuk skripsi, buku dan dalam bentuk tulisan lainnya maka penulis akan memaparkan beberapa bentuk tulisan yang sudah ada. Ada beberapa bentuk tulisan penelitian yang akan penulis paparkan. Penulis berpendapat bahwa beberapa bentuk tulisan yang penulis temukan, masing-masing menunjukkan perbedaan dari segi pembahasannya dengan skripsi yang akan penulis susun. Penelitian Inna Zahroh (NIM: 3104001) mahasiswa IAIN Ws, dengan judul skripsi “Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XI IPS 1 pada materi permutasi dan kombinasi di MA An-Nur Guntur Demak. Melalui model pembelajaran koopratif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar peserta didik kelas XI IPS 1 MA An-Nur Guntur Demak dalam mata pelajaran matematika khususnya pada permutasi dan kombinasi. Dibuktikan dari hasil belajar pada pra siklus dengan rata-rata 63,7 meningkat menjadi 68,6 pada siklus I dan meningkat menjadi 82,15 pada siklus II. Pada pra siklus peserta didik yang tuntas belajar klasikal ada 17 peserta didik (43,9%) sedangkan pada siklus I peserta didik yang tuntas belajar klasikal ada 24 peserta didik (58,34%) dan tidak tuntas belajar hanya 17 peserta didik (41,66%) sedangkan pada siklus II peserta didik yang tuntas belajar secara klasikal ada 39 peserta didik (95,12%) dan yang tidak tuntas hanya 2 pserta didik (4,88%).14 Penelitian Nur Hidayah (NIM: 3104109) mahasiswa IAIN Ws, dengan judul skripsi “Penerapan Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw II dengan menunakan alat peraga untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik pada materi Geometri ruang di kelas IX B MTs N Brangsong”. Melaui pembelajran Cooperatif Learning Tipe Jigsaw II dengan 14
Inna Zahroh, Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XI IPS 1 pada materi permutasi dan kombinasi di MA An-Nur Guntur Demak, Skripsi Program Pendidikan Tadris Matematika, Fakultas tarbiyah IAIN Walisongo, 2009
9
mengunakan alat peraga dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik kelas IX B MTs Negeri Brangsong pada pokok bahasan luas permukaan dan volume pada tabung dan kerucut. Hal tersebut ditunjukkan dari siklus II persentase aktivitas belajar antar pserta didik sebesar 76,19% dan persentase aktivitas belajar peserta didik dengan guru sebesar 50,20% dengan rata-rata hasil belajar 80 dan ketuntasan belajar 92,86%.15 Penelitian Ni’mah Maulinda (NIM: 3104244) mahasiswa IAIN Ws, dengan judul skripsi “Efektifitas model pembelajaran Cooperatif Learning tipe jigsaw dengan mengunakan alat peraga terhadap hasil belajar peserta didik pada materi bangun ruang sisi lengkung di MTs Miftahul Falah Demak tahun pelajaran 2008-2009” melalui model pembelajaran yang baru yaitu Cooperatif Learning tipe jigsaw,sangat relevan diterapkan dalam materi pelajaran matematika serta dapat meningkatkan keaktifan dan hasil pembelajaran.16 Penelitian Nurul Aprilianti mahasiswa PGSD UNNES, dengan judul skripsi “Peningkatan hasil belajar IPS siswa melalui model pembelajaran kooperatif dengan Teknik Jigsaw (Kajian tindakan di kelas V SDN Wates 02 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang). Melalui model pembelajaran kooperatif dengan teknik jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa dengan materi yang diajarkan. Hal tersebut ditunjukkan dari siklus II hasil aktivitas siswa dari sepuluh kategori baik dan sudah berhasil dengan bagus dan nilai rata-rata kelas mencapai 7,83.17
15
Nur Hidayah, Penerapan Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw II dengan menunakan alat peraga untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik pada materi Geometri ruang di kelas IX B MTs N Brangsong, Skripsi Program Pendidikan Tadris Matematika, Fakultas tarbiyah IAIN Walisongo, 2009 16 Ni’mah Maulinda, Efektifitas model pembelajaran Cooperatif Learning tipe jigsaw dengan mengunakan alat peraga terhadap hasil belajar peserta didik pada materi bangun ruang sisi lengkung di MTs Miftahul Falah Demak tahun pelajaran 2008-2009, Skripsi Program Pendidikan Tadris Matematika, Fakultas tarbiyah IAIN Walisongo, 2009 17 Nurul Aprilianti, Peningkatan hasil belajar IPS siswa melalui model pembelajaran kooperatif dengan Teknik Jigsaw (Kajian tindakan di kelas V SDN Wates 02 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang), Skripsi PGSD Universitas Negeri Semarang, 2009
10
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Pengertian belajar Sejak lahir manusia telah mulai melakukan kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan sekaligus mengembangkan dirinya. Oleh karena itu belajar sebagai suatu kejadian telah dikenal, bahkan disadari atau tidak telah dilakukan oleh manusia. Namun pengertian yang lengkap untuk memenuhi keinginan semua pihak, khususnya keinginan-keinginan pakarpakar di bidang pendidikan psikologi, sampai sekarang telah diberikan. Itu tidak berarti tidak perlu, dan tidak dapat memahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan belajar. Para ahli telah mencoba menjelaskan pengertian belajar dengan mengemukakan rumusan menurut sudut pandang masing-masing, baik bentuk rumusan maupun aspek-aspek yang ditentukan dalam belajar. Terdapat perbedaan pendapat antara ahli yang satu dengan ahli yang lain. Namun, perlu diketahui bahwa di samping perbedaan terdapat pula persamaan pengertian dalam definisi-definisi tersebut. Beberapa tokoh pendidikan mengartikan belajar sebagai berikut: a. Cronbach sebagaimana dikutip oleh Sumadi Suryabrata dalam bukunya Psikologi Pendidikan, learning is shown by change in behavior as a result of experience, belajar adalah ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman. 18 b. James O. Whittaker sebagaimana dikutip oleh Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono dalam bukunya Psikologi Belajar, learning may be defined as the process by which behavior originates or is altered through training or experience, belajar dapat didefinisikan sebagai
18
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004),
hlm. 231.
11
proses yang mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.19 c. Slameto juga merumuskan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.20 d. Belajar menurut beberapa tokoh yang dikutip oleh Syaiful Sagala dalam bukunya Konsep dan Makna Pembelajaran, adalah sebagai berikut: 21 1) Lester D. Crow mengemukakan belajar ialah upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan-pengetahuan dan sikap-sikap. 2) Gage, belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. 3) Henry E. Garret berpendapat bahwa belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri. e. Menurut Sholeh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid dalam bukunya At-Tarbiyah wa Thuruqut Tadris, mendefinisikan belajar adalah:
22
“Belajar adalah suatu perubahan pada diri orang yang belajar karena pengalaman lama, kemudian terjadilah perubahan yang baru.” Dari pendapat-pendapat di atas, belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
19
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), hlm. 126. 20 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), hlm. 13. 21 Syaiful Sagala, Konsep Dan Makna Pembelajaran, (Bandung; CV Alfabeta, 2003), hlm. 13. 22 Sholeh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah wa Thuruqut Tadris, Juz I, (Mesir: Darul Ma’arif, t.th.), hlm. 169.
12
pengalaman
individu
dalam
interaksi
dengan
lingkungan
yang
menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut UNESCO sebagaimana dikutip oleh Iskandar dalam bukunya Psikologi Pendidikan, Sebuah Orientasi Baru terdapat empat pilar belajar, yaitu:23 a. “Learning to know” belajar untuk mengetahui. b. Belajar untuk aktif; prinsip belajar learning to do bermakna “long life education” kegiatan belajar sepanjang hidup atau dalam Islam dikenal melalui sabda rasulullah SAW menyatakan “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat”. Makna di sini adalah bahwa belajar merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia apabila ingin menjadi manusia seutuhnya melalui belajar aktif (active learning). c. Untuk menjadi; makna dari learning to be adalah proses belajar yang dilakukan peserta didik untuk menghasilkan perubahan perilaku individu atau masyarakat terdidik yang mandiri. d. “Learning to live together”. Belajar untuk bersama-sama. Untuk menangkap isi dan pesan belajar, maka dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada ranah-ranah: a. Kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. b. Afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup. c. Psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas.
23
Iskandar, Psikologi Pendidikan, Sebuah Orientasi Baru, (Ciputat : Gaung Persada (GP) Press, 2009), cet. I, hlm. 104.
13
Moh. Uzer Usman yang dikutip oleh B Suryosubroto bahwa proses belajar mengajar adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan peserta didik atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.24 Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar merupakan kesatuan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan proses tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran. Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya “Psikologi Pendidikan” ada tiga rumusan belajar yang dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang: Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses validasi/ pengabsahan terhadap penguasaan peserta didik atas materi-materi yang telah ia pelajari. Secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. 25 Menurut teori disiplin mental, belajar adalah “pelatihan dan pengumpulan pengetahuan.” Sedangkan dari teori behaviourisme, belajar adalah “suatu perubahan dalam tingkah laku.”26 Sehingga dapat diartikan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dalam diri seseorang yang ditampakkan dalam bentuk peningkatan perubahan tingkah laku seperti meningkatkan pengetahuan, kecakapan, daya pikir, sikap, kebiasaan dan lain-lain. Belajar memiliki cakupan yang begitu luas dan komprehensif. Adapun prinsip-prinsip belajar, antara lain:27
24
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta; Rieneka Cipta,1997),
hlm. 19. 25
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 92. 26 M. Aguston, Strategi Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2005), hlm. 18. 27 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta 2003), hlm. 27-28.
14
a. Dalam belajar setiap peserta didik harus diusahakan berpartisipasi aktif meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional, b. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu memiliki struktur, penyajian yang sederhana sehingga peserta didik mudah menagkap pengertiannya, c. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada peserta didik untuk mencapai tujuan instruksional. d. Belajar itu proses kontiyu maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya, e. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discovery. Dengan adanya prinsip di atas tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik. Secara global dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:28 a. Faktor internal (faktor dari dalam peserta didik), yakni keadaan /kondisi jasmani dan rohani peserta didik. Faktor internal meliputi aspek fisiologis, dan aspek psikologis. 1) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah), meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. 2) Faktor psikologis (yang bersifat rohaniah), meliputi tingkat kecerdasan/ inteligensi peserta didik, sikap peserta didik, bakat peserta didik, minat peserta didik, motivasi peserta didik. b. Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik) Faktor eksternal dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.29 1) Faktor keluarga, meliputi; cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga.
28 29
Muhibbin Syah, op.cit., hlm. 132. Slameto, op.cit., hlm. 60.
15
2) Faktor sekolah, meliputi; metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. 3) Faktor masyarakat, meliputi; kegiatan peserta didik dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. c. Faktor pendekatan belajar peserta didik Pendekatan belajar merupakan cara yang digunakan peserta didik dalam menunjang efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran materi tertentu. Faktor-faktor belajar tersebut menjadikan belajar sebagai istilah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesunggungnya tek pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan. Belajar juga merupakan suatu yang komplek khususnya bagi peserta didik dengan melihat berbagai faktor yang mempengaruhinya. 2. Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar a. Keaktifan Belajar Keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti giat. Jadi keaktifan belajar berarti kegiatan peserta didik dalam belajar.30 Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas peserta didik dalam mengakses berbagai informasi
dan
pengetahuan.31
Peserta
didik
mengembangkan
kemampuan berpikirnya dan melakukan penilaian terhadap berbagai peristiwa belajar serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 30
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: BP PN Balai Pustaka, 2005), Cet. Ke-3, hlm. 23. 31 E. Mulyasa, Kurikulum yang Disempurnakan Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2009), hlm. 191.
16
Peserta didik terlibat secara aktif dan banyak berperan dalam proses pembelajaran, sedangkan guru lebih memposisikan dirinya sebagai fasilitator (to facilitate of learning), memberikan arahan dan bimbingan, serta mengatur sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran. Dalam belajar aktif, peserta didik tidak hanya sekedar mendengar, tetapi lebih dari itu, peserta didik harus membaca, menulis, diskusi dan terlibat dalam pemecahan masalah yang dihadapi. Peserta didik lebih mendominasi aktivitas pembelajaran, peserta didik secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang dipelajari ke dalam persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Sehingga peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan dan akhirnya hasil belajar dapat tercapai secara maksimal. Berangkat dari pengertian di atas sangat jelas bahwa kegiatan pendidikan berlangsung dalam interaksi antara pendidik dan peserta didik. Interaksi tersebut menjadi lebih efektif karena peserta didik sendiri ikut aktif dalam proses kegiatan pendidikan sehingga peserta didik mendapat pengalaman belajar dari aktivitas belajar dan materi dapat dipahami peserta didik secara maksimal. Dengan demikian, tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam pembelajaran kooperatif setiap peserta didik dituntut aktif dalam tim kelompoknya. Di antara aktivitas belajar yang dilakukan peserta didik antara lain:32 1) Mendengarkan Dalam kehidupan sehari-hari kita bergaul dengan orang lain. Dalam pergaulan itu terjadi komunikasi verbal berupa percakapan. Percakapan memberikan situasi tersendiri bagi orangorang yang terlibat ataupun yang tidak terlibat tetapi secara tidak langsung mendengar informasi. Situasi ini memberi kesempatan kepada seseorang untuk belajar. 32
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Renika Cipta, 2006), hlm. 106.
17
2) Memandang Alam sekitar kita, termasuk juga sekolah dengan segenap kesibukannya,
merupakan
objek-objek
yang
memberikan
kesempatan belajar. Apalagi kita memanadang segala set suatu dengan set tertentu untuk mencapai tujuan yang mengakibatkan perkembangan dari kita, maka dalam hal yang demikian kita sudah belajar. 3) Meraba, membau, dan mencicipi atau mengencap Meraba, membau, dan mengencap adalah aktivitas sensorik seperti halnya pada pendengarkan dan memandang. Segenap stimulansi yang dapat diraba, dicium, dan dicecep merupakan situasi yang memberi kesempatan bagi seseorang untuk belajar. 4) Menulis atau mencatat Setiap aktivitas penginderaan kita yang bertujuan, akan memberikan kesan-kesan yang berguna bagi belajar selanjutnya. Mencatat yang termasuk belajar yaitu apabila dalam mencatat itu peserta didik menyadari kebutuhan serta tujuan pembelajaran. 5) Membaca Membaca
merupakan
aktivitas
belajar
yang
dapat
membantu seseorang untuk memperoleh pengetahuan tentang sesuatu yang dicermati. 6) Membuat iktisar atau ringkasan dan menggarisbawahi Banyak orang merasa terbantu dalam belajarnya karena menggunakan iktisar-iktisar materi yang dibuatnya, iktisar atau ringkasan ini memang dapat membantu kita dalam hal mengingat atau mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang akan datang. 7) Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram, dan bagan-bagan Dalam buku atau lingkungan lain sering menjumpai tabeltabel diagram ataupun bagan-bagan dapat menjadi bahan ilustratif yang membantu pemahaman peserta didik tentang suatu hal.
18
8) Mengingat Mengingat dengan maksud agar ingat tentang susuatu, belum termasuk aktivitas belajar. Mengingat yang di dasari atas kebutuhan serta kesadaran untuk mencapai tujuan belajar lebih lanjut adalah termasuk aktivitas belajar. 9) Berfikir Adapun yang menjadi obyek serta tujuannya, berfikir adalah termasuk aktivitas belajar. Dengan berfikir, orang memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu. 10) Latihan dan praktek Latihan atau praktek adalah termasuk aktivitas belajar. Orang yang melaksanakan kegiatan berlatih tentunya sudah mempunyai dorongan untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat mengembangkan sesuatu aspek pada dirinya. Salah satu peran guru dalam pembelajaran yaitu membantu peserta didik dalam memahami materi. Bimbingan guru akan mendorong dan mengarahkan mereka untuk melakukan keaktifan belajar. Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam membangkitkan keaktifan belajar peserta didik, diantaranya:33 1) Keaktifan Psikis a) Mengajuka pertanyaan keaktifan dan membimbing diskusi peserta didik. b) Memberikan tugas-tugas untuk memecahkan masalah-masalah, menganalisis, mengambil keputusan. c) Menyelenggarakan berbagai percobaan dengan menyimpulkan keterangan, memberikan pendapat.
33
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pembelajaran, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1995), hlm. 6.
19
2) Keaktifan Fisik a) Menyelenggarakan berbagai bentuk pekerjaan keterampilan bengkel, laboratorium, kelas, dan sebagainya. b) Mengadakan pameran, karyawisata, dan sebagainya. Berdasarkan kutipan dari Dimyati dan Mudjiono dalam bukunya Belajar dan Pembelajaran mengemukakan pendapat dari Thorndike, mengatakan keaktifan peserta didik dalam belajar dengan hukum “Law of Exercise” yang berbunyi bahwa, “belajar memerlukan adanya latihan-latihan”. 34 Sedangkan Montessori yang dikutip oleh Sardiman menyatakan bahwa peserta didik memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri. Pendidik akan berperan
sebagai
pembimbing
dan
mengamati
bagaimana
perkembangan anak-anak didiknya.35 Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan prinsip interaksi belajar mengajar, jika tidak ada aktivitas dalam belajar maka tidak akan terjadi belajar. Sedangkan Paul B. Diedrich sebagaimana dikutip oleh S. Nasution dalam bukunya Didaktik Asas-Asas Mengajar membuat daftar macam-macam kegiatan peserta didik antara lain:36 1) Visual activities, seperti membaca, memperhatikan: gambar, demontrasi percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya. 2) Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interviuw, diskusi, interuksi dan sebagainya. 3) Listening activities, seperti mendapatkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato dan sebagainya.
34
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2006),
35
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV. Rajawali, 1992),
36
S. Nasution, Didaktik Asas-Asas mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000), cet. 2,
hlm. 45. hlm. 95. hlm. 91.
20
4) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket, menyalin dan sabagainya. 5) Drawing activities, seperti mengambar, membuat grafik, peta, diagram, pola dan sebagainya. 6) Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat kontruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang dan sebagainya. 7) Mental activities, seperti menaggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan dan sebagainya. 8) Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup dan sebagainya. Dengan berbagai macam aktivitas yang dapat diterapkan di sekolah, maka keadaan sekolah menjadi lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal dan memperlancar peranan sebagai pusat dan transformasi kebudayaan. S. Nasution mengungkapkan bahwa asas aktivitas besar nilainya bagi pengajar para siswa, oleh karena:37 1) Peserta didik mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. 2) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi peserta didik secara integral. 3) Memupuk kerja sama yang harmonis dikalangan peserta didik. 4) Peserta didik bekerja menurut minat dan kemantapan sendiri. 5) Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis. 6) Mempercepat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antar orang tua dengan guru.
37
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hlm. 175.
21
7) Pengajaran dilaksanakan secara realistis dan konkret sehingga mengembangkan
dan
berpikir
kritis
serta
menghindarkan
verbalistis. 8) Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan adanya asas aktivitas tersebut, kiranya jelas bahwa faktor aktivitas sangat mendukung dalam kegiatan proses belajar mengajar dengan tujuan bisa mengaktifkan peserta didik. b. Hasil belajar Berbicara tentang hasil belajar tidak lepas dari pembicaraan tentang kegiatn dan pelaksanaan belajar, mengingat proses belajar mengajar memang peran yang sangat penting. Akan tetapi sering kali seorang guru dan peserta didik dihadapkan pada permasalahan yang mengganggu pembelajaran. Semua permasalahan tersebut dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar haruslah dapat teratasi, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan, karena hasil belajar dapat menunjukkan sampai di mana tercapainya tingkat keberasilan suatu tujuan dalam proses belajar mengajar. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, “hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas
yang
dimiliki
seseorang.”38
Mulyono
Abdurrahman
menyatakan, “hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.”39 Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan hasil belajar merupakan suatu gambaran tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi pada materi yang disampaikan oleh guru di kelas.
38
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 102. 39 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), hlm. 37.
22
Menurut taksonomi Bloom, beserta para penerus gagasangagasannya pada garis besarnya telah mengklasifikasikan tujuan pengajaran ke dalam 3 ranah yaitu: ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.40 1) Ranah Kognitif (cognitive domain) edisi revisi meliputi 6 kategori yaitu:41 a) Mengingat (recall) Tujuan intruksional pada level ini menuntut peserta didik untuk mampu mengingat (recall) informasi yang telah diterima sebelumnya, seperti misalnya: fakta, terminologi, rumus, strategi, pemecahan masalah, dan sebagainya. b) Mengerti Kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Dalam hal ini peserta didik diharapkan menerjemahkan, atau menyebutkan kembali yang telah didengarkan dengan kata-kata sendiri. c) Memakai Penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. d) Menganalisis Analisis
merupakan
kemampuan
untuk
meng-
identifikasi, memisahkan membedakan komponen-komponen atau elemen suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesis atau kesimpulan, dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada tidaknya kontradeksi. Dalam hal ini peserta 40
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991), hlm. 41. 41 Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Kontruktivistik Implementasi KTSP & UU. No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), hlm. 34.
23
didik diharapkan menunjukkan hubungan di antara berbagai gagasan dengan cara membandingkan gagasan tersebut dengan standar, prinsip atau prosedur yang telah dipelajari. e) Menilai Menilai merupakan level ke-5 menurut revisi Anderson, yang mengharapkan peserta didik mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan mengunakan kriteria tertentu. Jadi evaluasi di sini lebih condong kebentuk penilaian biasa dari pada sistem evaluasi. f) Mencipta Mencipta
di
sini
diartikan sebagai kemampuan
seseorang dalam mengkaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. 2) Ranah kemampuan sikap (Affective Domain) meliputi lima kategori secara herarkis:42 a) Menerima (receiving) atau memperhatikan. Jenjang pertama ini akan meliputi sifat sensitif terhadap adanya eksistensi suatu fenomena tertentu atas suatu stimulus dan kesadaran yang merupakan perilaku kognitif. Termasuk di dalamnya juga keinginan untuk menerima atau memperhatikan. b) Merespon (responding). Dalam jenjang ini anak didik dilibatkan secara puas dalam suatu subjek tertentu, fenomena atau suatu kegiatan sehingga ia akan mencari-cari dan menambah kepuasan dan bekerja dengannya atau terlibat di dalamnya. c) Penghargaan, pada level ini perilaku anak didik adalah konsisten dan stabil, tidak hanya dalam persetujuan terhadap 42
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2009), cet. 3, hlm. 18.
24
suatu
nilai
tetapi
juga
pemilihan
terhadapnya
dan
keterkaitannya pada suatu pandangan atau ide tertentu. d) Mengorganisasikan (organization). Dalam jenjang ini anak didik membentuk suatu sistem nilai yang dapat menuntun perilaku. ini meliputi konseptualisasi dan mengorganisasikan e) Mempribadi (characterization). Pada tingkat terakhir sudah ada internalisasi, nilai-nilai telah mendapatkan tempat pada diri individu, diorganisir ke dalam suatu sistem yang bersifat internal, memiliki kontrol perilaku. 3) Ranah Psikomotorik (Psycomotoric Domain), meliputi empat kategori, yaitu:43 a) Gerakan seluruh badan (gross body movement). Gerakan seluruh badan adalah perilaku seseorang dalam suatu kegiatan yang memerlukan gerakan fisik secara menyeluruh. Contohnya yaitu peserta didik sedang senam mengikuti irama musik. b) Gerakan yang terkoordinasi (coordination movement). Yaitu gerakan yang dihasilkan dari perpaduan antara fungsi salah satu atau lebih indera manusia dengan salah satu anggota badan. Contohnya yaitu seorang yang sedang berlatih menyetir. c) Komunikasi
nonverbal
(nonverbal
communication).
Komunikasi nonverbal adalah hal-hal yang berkenaan dengan komunikasi yang menggunakan simbol-simbol atau isyarat, misalnya; isyarat, dengan tangan, anggukan kepala, ekspresi wajah, dan lain-lain. d) Kebolehan dalam berbicara (speech behaviours). Kebolehan berbicara dalam hal-hal yang berhubungan dengan koordinasi gerakan tangan atau gerakan badan lainnya dengan ekspresi muka dan kemampuan berbicara. Contohnya yaitu perilaku seorang yang sedang membaca deklamasi atau sajak.
43
Martinis Yamin, Op.cit, hlm. 45.
25
Perubahan salah satu atau ketiga domain yang disebabkan oleh proses belajar dinamakan hasil belajar. Hasil belajar dapat dilihat dari ada tidaknya perubahan ketiga domain tersebut yang dialami peserta didik setelah menjalani proses belajar. Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah, ranah kognitif yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam menguasai materi pelajaran. Penilaian hasil belajar dapat dilakukan sekali setelah suatu kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Penilaian hasil belajar ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran telah berjalan dengan efektif. Dari segi guru, penilaian hasil belajar sangat membentuk gambaran mengenai penerapan pembelajarannya, apakah model pembelajaran yang digunakan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik yang telah terjadi sebelumnya. Pada dasarnya hasil belajar merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu. Beberapa faktor tersebut sangat penting untuk dikenalkan kepada peserta didik dengan tujuan untuk membantu mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Sebagaimana yang dinyatakan dalam gambar dibawah ini yaitu:44 Instrumental input
Raw input
Teaching-learning proses
Out put
Environmental input
Gambar 2.1. Proses dan hasil belajar 44
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000),
hlm. 106.
26
Gambar di atas menunjukkan bahwa masukan mental (raw input) yaitu peserta didik yang membawa faktor dalam yaitu fisiologi dan psikologi, merupakan bahan baku yang perlu diolah, dalam hal ini diberi pengalaman belajar tertentu dalam proses belajar-mengajar (teaching learning proses). Di dalam proses belajar mengajar turut berpengaruh pula sejumlah faktor lingkungan (environmental input) dan faktor yang sengaja dirancang (intrumental input). Guna mencapainya keluaran yang dikehendaki (out put). Adapun untuk lebih jelasnya sebagai berikut: 1) Faktor luar Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar pada ranah diluar peserta didik, diantaranya: a) Lingkungan
: alam dan sosial
b) Instrumental
: kurikulum/ bahan ajar, guru/ pengajar,
sarana dan fasilitas, administrasi/ manajemen. 2) Faktor dalam Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar pada peserta didik, diantaranya:45 a) Fisiologi : kondisi fisik, kondisi panca indra b) Psikologi : bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan kognitif. Adapun faktor yang dipaparkan di atas dimaksud memberikan bekal atau pengetahuan kepada guru atau pengajar agar dalam mencapai hasil belajar tidak terpaku atau memperhatikan faktor dalam saja tetapi memperhatikan dua faktor tersebut sebagai acuan memperbaikan hasil belajar peserta didik. Penjelasan tentang faktorfaktor hasil belajar menuntuk seorang pengajar bukan hanya menjadi pengajar, tetapi menjadi pendidik karena pengajar belum tentu pendidik, sebaliknya pendidik pastilah pengajar.
45
Ibid, hlm. 107.
27
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan tercapai dengan lebih efektif dan efesien. 46 Pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan peserta didik dalam belajar bagaimana memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan dan sikap.47 Pembelajaran yang penulis maksud adalah pembelajaran yang dimaknai sebagai proses melatih peserta didik untuk bisa berpikir (learning to think), bisa berbuat atau melakukan sesuatu (learning to do), dan bisa menghayati hidupnya menjadi seorang pribadi sebagaimana ia ingin menjadi (learning to be), Tidak kalah penting dari itu semua adalah belajar bagaimana belajar (learning how to learn), baik secara mandiri maupun dalam kerjasama dengan orang lain, karena mereka juga perlu belajar untuk hidup bersama dengan orang lain (learning to live together).48 a. Pembelajaran kooperatif secara umum 1) Tinjauan umum pembelajaran kooperatif Mutadi mendefinisikan pembelajaran kooperatif atau cooperative learning sebagai “sebuah grup kecil yang bekerja bersama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah (solve a problem), melengkapi latihan (complete a task), atau untuk mencapai tujuan tertentu (accomplish a common goal).” Ada beberapa teknik pembelajaran kooperatif yang berbeda, tetapi, semua memiliki dasar yang sama. Salah satu ciri dasar yang dimaksud adalah bahwa peserta didik melakukan pembelajaran dalam grupnya, mereka melakukan dengan bekerja sama (they 46
Amin Suyitno, pemilihan model-model pembelajaran matematika dan penerapannya di SMP, Makalah (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2009), hlm.4. 47 Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Depdikbud bekerjasama dengan Rineka Cipta, 1999), hlm.157. 48 A. Atmadi dan Y. Setyaningsih, Transformasi Pendidikan; Memasuki Millennium Ketiga, (Yogyakarta: Kanisius, 2000), hlm. 7.
28
work cooperatively).49 Menurut Spencer Kagan dalam tulisannya yang berjudul Cooperative Learning menyatakan (“cooperative learning is a successful teaching strategy in which small teams, each with students of different levels of ability, use a variety of learning activitiesto improve their understanding of a subject”).50 Pembelajaran kooperatif adalah salah satu strategi mengajar yang baik dengan dalam kelompok kecil, di mana tingkat kemampuan setiap peserta didik berbeda, menggunakan sebuah variasi dalam aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman mereka pada materi. Nurhadi dan kawan-kawan menjelaskan pembelajaran kooperatif sebagai berikut: a) Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar
menciptakan
interaksi
yang
silih
asih
(saling
mencerdaskan) sehingga sumber belajar bagi peserta didik bukan hanya dari guru dan buku ajar tetapi juga sesama peserta didik. b) Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang saling mengasihi antar peserta didik. c) Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh (saling tenggang rasa) untuk menghindari ketersinggungan dan kesalah pahaman yang dapat menimbulkan permusuhan.51 Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dengan sebuah group
49
Mutadi, pendekatan efektif dalam pembelajaran matematika, (Jakarta: pusdiklat tenaga teknis keagamaan DEPAG, 2007), hlm. 35 50 Spencer Kagan, “Cooperative Learning”, http://edtech. Kennesaw. Edu/intech/ cooperative learning , htm, yang diakses pada hari senin,21 Desember 2009. 51 Nurhadi, et.al., pembelajaran kontekstual dan penerapannya dalam KBK, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2004), hlm. 60-61
29
kecil yang bekerja bersama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah untuk mencapai tujuan bersama. 2) Karakteristik pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif ini berbeda kelompok belajar, bukan sekedar kumpulan individu melainkan merupakan satu kesatuan yang memiliki ciri dinamika dan emosi tersendiri. Pentingnya belajar koooperatif atau belajar bekerjasama dikemukakan oleh syekh al-Zarnudji.
#
52
“Diskusikan ilmu dengan orang lain agar ilmu tetap hidup dan janganlah kamu jahui orang-orang yang berakal pandai.” Beberapa karakteristik pembelajaran kooperatif sebagai berikut:53 a) Pembelajaran tim Tim merupakan tempat mencapai keberhasilan pembelajaran. Oleh karena itu, semua anggota dalam tim (kelompok) harus saling
membantu
untuk
mencapai
keberasilan
tujuan
pembelajaran. b) Manajemen kooperatif Dalam pembelajaran kooperatif terdapat manajemen yang sangat berperan sebagai pedoman dalam bekerja sama, empat fungsi pokok dari manajemen kooperatif ini yaitu: fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan dan fungsi kontrol. c) Kemauan untuk Bekerja Sama Keberasilan kooperatif merupakan keberasilan bersama dalam sebuah kelompok. Setiap anggota kelompok tidak hanya 52
Syekh al-Zarnudji, Ta lim al-muta alim Thariq al-ta alum, (Semarang: Toha Putra, tt),
hlm. 29. 53
Hamruni, Strategi dan Model-model Pembelajaran Aktif Menyenangkan, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009), hlm. 164.
30
melaksanakan tugas masing-masing tetapi perlu adanya kerja sama sesama anggota kelompok. Sebagai firman Allah SWT dalam surat Al-Maidah ayat 2 yang mengajarkan bahwa manusia harus saling bekerja sama54 yaitu:
ÉOøOM}$# ’n?tã (#qçRur$yès? Ÿwur ( 3“uqø)-G9$#ur ÎhŽÉ9ø9$# ’n?tã (#qçRur$yès?ur ... . É>$s)Ïèø9$# ߉ƒÏ‰x© ©!$# ¨bÎ) ( ©!$# (#qà)¨?$#ur 4 Èbºurô‰ãèø9$#ur “...Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”.55 (QS. AlMaidah: 2). d) Keterampilan Bekerja Sama Keterampilan
bekerja sama
merupakan keanekaragaman
kegiatan yang dilaksanakan dalam sebuah kelompok untuk memecahkan permasalahan secara bersama. Setiap anggota kelompok diharapkan mampu mewujutkan komunikasi dan interaksi dengan anggota lain dalam menyampaikan ide, dan memberikan kontribusi terhadap keberasilan kelompok. 3) Keunggulan Pembelajaran Kooperatif Ada beberapa keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu metode pembelajaran, diantaranya:56 a) Peserta didik tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari beberapa sumber, dan belajar dari peserta didik yang lain.
54
Sebagaimana Tafsir Al-Misbah menjelaskan bahwa ayat tersebut merupakan prinsip dasar dalam menjalin kerjasama dengan siapa pun, selama tujuannya adalah kebajikan dan ketakwaan. Lihat M. Qurais Shihab, Tafsir Al-Misbah (Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur an), (Jakarta: Lentera Hati, 2002), Volume. 3, hlm. 14. 55 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemah, (Semarang: PT. Karya Tuha Putra, 1995), hlm. 157. 56 Hamruni, Op.cit, hlm. 170.
31
b) Mengembangkan
kemampuan
mengungkapkan
ide
atau
gagasan dengan kata-kata (verbal) dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain. c) Menumbuhkan sikap respek pada orang lain, menyadari akan segala
keterbatasannya,
dan
bersedia
menerima
segala
perbedaan. d) Membantu memberdayakan setiap peserta didik untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar. e) Meningkatkan prestasi akademik dan kemampuan sosial, termasuk
mengembangkan
rasa
harga
diri,
hubungan
interpersonal, keterampilan mengelola waktu, dan sikap positif terhadap sekolah. f) Mengembangkan
kemampuan
untuk
menguji
ide
dan
pemahaman peserta didik sendiri, serta menerima umpan balik. Peserta didik dapat menerapkan teknik pemecahan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya. g) Meningkatkan
kemampuan
peserta
didik
menggunakan
informasi dan mengubah belajar abstrak menjadi nyata (riil). h) Meningkatkan motivasi dan memberi rangsangan untuk berfikir, dan berguna untuk proses pendidikan jangka panjang. Dari pemaparan di atas tentang keunggulan pembelajaran kooperatif mempunyai keunggulan dalam meningkatkan daya berfikir peserta didik untuk belajar secara aktif dan tidak selalu menggantungkan dengan guru. 4) Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif Menurut Roger dan David Johnson tidak semua kerja kelompok dapat dikatakan pembelajaran kooperatif. Beberapa unsur yang terdapat pada pembelajaran kooperatif, di antaranya:57 57
Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning Di RuangRuang Kelas, (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm. 31.
32
a) Ketergantungan Positif Keberasilan kelompok tergantung pada usaha setiap anggotanya.
Setiap
anggota
mempunyai
kesempatan
menyumbangkan ide-ide kepada anggota kelompok yang lain. Dengan demikian bagi anggota kelompok yang kurang mampu tidak merasa minder terhadap anggota yang lain. Sebaliknya, peserta didik yang lebih pandai juga tidak merasa dirugikan karena anggota yang kurang mampu, sedikit banyak sudah memberikan sumbangsih pada kelompok. b) Tanggung Jawab Perseorangan Tanggung jawab perseorangan ini merupakan sesuatu yang harus
dimiliki
anggota
dalam
kelompok.
Terwujutnya
keberhasilan sangat ditentukan oleh peserta dalam memberikan sesuatu yang terbaik kepada kelompoknya. Sehingga semua anggota kelompok memutuskan untuk melaksanakan tugas masing-masing agar tidak menghambat jalannya belajar kelompok. c) Interaksi Tatap Muka Pembelajaran
kooperatif
memberikan
ruang
dan
kesempatan yang luas untuk bertatap muka dan berdiskusi kepada
setiap
anggota
kelompok.
Dengan
demikian
memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing anggota. d) Partisipasi dan Komunikasi Antaranggota Dengan partisipasi dan komunikasi dalam pembelajaran kooperatif akan melatih sikap sosial peserta didik di masyarakat. Pada dasarnya, keberasilan suatu kelompok juga tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling
33
mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. e) Evaluasi Proses Kelompok Dalam pembelajaran sangat diperlukan suatu evaluasi yang merupakan penilaian dari hasil belajar. Dalam pembelajaran kooperatif ini, yang dimaksudkan evaluasi proses kelompok merupakan penilaian proses kerja kelompok dan hasil kerjasama untuk dapat bekerja lebih efektif. Evaluasi ini juga digunakan sebagai tahap perbaikan untuk pembelajaran yang akan datang. 5) Langkah-langkah pembelajaran kooperatif Langkah-langkah
dalam
pembelajaran
kooperatif
mempunyai beberapa tahap atau fase, meliputi:58 Tabel 1 FASE-FASE
PERILAKU GURU
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap belajar Mempresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal Memberikan penjelasan kepada pesera didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membatu kelompok melakukan transisi yang efisien Fase 4 : Assist team work and Membantu tim-tim belajar selama peserta didik mengerjakan study Membantu kerja tim dan tugasnya belajar Fase 5 : Test on the materials Menguji pengetahuan peserta Mengevaluasi didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompokFase 1 :Present goals and set Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik Fase 2 :Present information Menyajikan informasi Fase 3 : Organize students in to learning teams Mengorganisir peserta didik ke dalam tim-tim belajar
58
Agus Supriyono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), hlm. 65.
34
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Mempersiapkan cara untuk Fase 6 : Provide recognition Memberikan pengakuan atau mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok penghargaan Dalam langkah-langkah pembelajaran kooperatif peserta didik diberi kebebasan dalam belajar kelompok dan guru hanya mengarahkan dalam kegiatan belajar mengajar dari tahap menyampaikan tujuan sampai pengakuan suatu usaha yang dilakukan. b. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawannya dari Universitas Texas. Melalui jigsaw, kelas dibagi menjadi beberapa tim anggotanya terdiri dari 4 atau 6 peserta didik dengan karakterisik yang heterogen. Bahan akademik disajikan kepada peserta didik dalam bentuk teks, dan peserta didik bertanggungjawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut. Para anggota dari berbagai tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan peserta didik semacam itu disebut “kelompok pakar” (expert group) atau “kelompok ahli”. Selanjutnya peserta didik yang berada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok semula (homes teams) atau kelompok asal untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar.59 Pada proses pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat dijelaskan dengan gambar berikut.
59
Nurhadi, et.al., Ibid, hlm. 65.
35
Kelompok asal
ABCD
ABCD
ABCD
ABCD
AAAA
BBBB
CCCC
DDDD
Kelompok ahli Gambar 2.2. Perpindahan kelompok asal ke kelompok ahli cooperative tipe jigsaw. Keterangan pada gambar di atas: Kelompok asal : kelompok yang dibentuk oleh guru berdasarkan karakteristik peserta didik yang heterogen. Setiap anggota dalam kelompok mendapat soal yang berbeda. : perpindahan kelompok, dari kelompok asal ke kelompok ahli. Kelompok ahli : kelompok yang berbentuk dari kelompok asal yang mendapatkan materi atau soal yang sama. Kunci jigsaw adalah interdependence, tiap peserta didik bergantung pada teman suatu timnya untuk dapat memberi informasi yang diperlukan supaya dapat berkinerja dengan baik pada saat penilaian. 60 Sebelum guru melakukan pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw terlebih dahulu guru membentuk kelompok asal. Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap dua macam kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Pembentukan kelompok asal biasanya dilakukan oleh 60
Robert E. Slavin, Cooperatif learning teory, riset dan praktik, terj. Nurulita Yusron, (Bandung: Nusa Media, 2008), hlm. 237.
36
guru setiap kelompok asal terdiri dari 4-6 peserta didik. Terdapat beberapa petunjuk dalam menentukan kelompok asal. 1) Merangking peserta didik Kegiatan ini dilakukan berdasarkan prestasi akademik peserta didik pada semester sebelumnya. Selain itu dapat juga melalui hasil ulangan sebelumnya. 2) Menentukan jumlah kelompok Setiap kelompok hendaknya terdiri dari 4-6 peserta didik dengan kemampuan heterogen. 3) Membentuk kelompok kooperatif Menentukan
anggota
kelompok
diusahakan
agar
kemampuan peserta didik dalam kelompok adalah heterogen dan kemampuan antar satu kelompok dengan kelompok lainnya relatif homogen. Apabila memungkinkan kelompok kooperatif perlu memperhatikan ras, agama, jenis kelamin, dan latar belakang sosial. Apabila dalam kelas terdiri atas ras dan latar belakang yang relatif sama, maka pembentukan kelompok dapat didasarkan pada prestasi akademik. Sebagai proses pembelajaran, terdapat juga langkahlangkah pembelajaran yang harus dilakukan agar proses belajarmengajar dapat dilakukan dan memberikan hasil sesuai dengan apa yang diharapkan. Langkah-langkah pembelajaran pada cooperative learning tipe jigsaw adalah sebagai berikut. a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b) Guru menjelaskan materi. c) Guru meminta peserta didik membentuk kelompok (kelompok asal) yang sudah ditetapkan. d) Tiap kelompok diminta untuk menunjuk ketua kelompok. e) Guru memberikan lembar ahli pada ketua kelompok, kemudian dibagikan pada anggotanya.
37
f) Setiap kelompok bertanggung jawab untuk mengerjakan dan memahami bagian yang sudah diberikan. g) Perpindahan kelompok (dari kelompok asal ke kelompok ahli). h) Untuk peserta didik yang mendapatkan materi, bertemu dan berdiskusi dalam kelompok ahli untuk memahami materi tersebut. i) Guru membantu dan mengarahkan peserta didik dalam proses diskusi. j) Perpindahan kelompok (dari kelompok ahli ke kelompok asal). k) Dari kelompok ahli peserta didik kembali ke kelompok asal, dalam kelompok asal tiap peserta didik bertanggung jawab menjelaskan pada anggota kelompok. Dari pemaparan di atas, langkah-langkaah pembelajaran perlu dirancang secara sistematis agar pembelajaran tercapai sesuai dengan tujuan yang diinginkan. 4. Mata Pelajaran Fiqih Mata pelajaran Fiqih adalah bimbingan untuk mengetahui ketentuanketentuan syari’at Islam atau materi yang sifatnya memberikan pengetahuan syari’at Islam untuk dimiliki, diresapi dan diamalkan. Sedangkan Fiqih adalah mata pelajaran pendidikan agama Islam di Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengetahui, memahami, melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar. Pengamalan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya (way of life).61 Dalam pelajaran Fiqih peserta didik dikenakan pada konsepsi perilaku islami baik secara individu maupun secara sosial. Kaidah Fiqih bersumber dari al-Qur’an dan as-Sunnah yang di dalamnya
61
Depag RI, Standar Kompetensi, (Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2005),
hlm. 46.
38
terkandung berbagai cara beribadah, berperilaku dan bermasyarakat sesuai dengan cara yang diridhai Allah SWT. Hasil belajar Fiqih adalah suatu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran Fiqih setelah melalui proses dan aktivitas belajar mengajar dilanjutkan dengan nilai tes atau angka yang diperoleh dari hasil tes. Dari karaktristik pelajaran Fiqih, guru perlu mengembangkanya lebih lanjut sesuai dengan rambu-rambu pelajaran Fiqih, sehingga implementasi kurikulum Fiqih sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik. a. Fungsi Fiqih Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah berfungsi untuk:62 1) Penanaman nilai-nilai dan kesadaran beribadah kepada Allah SWT. 2) Penanaman kebiasaan melaksanakan hukum Islam dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. 3) Pembentukan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab. 4) Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. 5) Pembangunan mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial. Dari pemaparan fungsi di atas, peserta didik diminta agar bisa mempraktekkan hukum Islam secara benar dalam kehidupan seharihari. b. Tujuan Fiqih Pembelajaran Fiqih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaaffah (sempurna). Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat:63
62
Ibid, hlm. 47.
39
1) Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah yang diatur dalam fikih ibadah dan hubungan manusia dengan sesama yang diatur dalam fiqih muamalah. 2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman
tersebut
diharapkan
menumbuhkan
ketaatan
menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial. Dalam tujuan pembelajaran Fiqih yang ada di Madrasah Tsanawiyah peserta didik diharapkan bisa mempraktekkan hukumhukum Islam yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. c. Ruang lingkup Ruang lingkup Fiqih di Madrasah Tsanawiyah meliputi ketentuan pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT dan hubungan manusia dengan sesama manusia. Adapun ruang lingkup mata pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah meliputi:64 1) Aspek Fiqih ibadah meliputi: ketentuan dan tatacara taharah, salat fardu, salat sunnah, dan salat dalam keadaan darurat, sujud, azan dan iqamah, berzikir dan berdoa setelah salat, puasa, zakat, haji dan umrah, kurban dan akikah, makanan, perawatan jenazah, dan ziarah kubur. 2) Aspek Fiqih muamalah meliputi: ketentuan hukum jual beli, qirod, riba, pinjam- meminjam, utang piutang, gadai, dan borg serta upah. Dengan adanya ruang lingkup mata pelajaran Fiqih adalah untuk menselaraskan pembelajaran yang ada Madrasah Tsanawiyah agar sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah. 63
Peraturan Mentri Agama RI No. 2 Tahun 2008, Standar kompetensi lulusan dan Standar isi PAI dan Bahasa Arab, (Jakarta: Mentri Hukum dan HAM RI, 2008), hlm. 50. 64 Ibid, hlm. 53.
40
5. Tinjauan Materi Pada dasarnya semua makanan dan minuman yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, sayur-sayuran, buah-buahan, dan hewan adalah halal kecuali yang beracun dan membahayakan kesehatan manusia.65 Oleh karena itu, semuanya dibolehkan. Tidak ada yang haram kecuali apa yang Allah larang dalam nas secara logis dan eksplisit (nas adalah ayat alQur’an atau sunnah yang jelas, otentik dan eksplisit baik perkataan atau perbuatan Nabi Muhammad SAW). 66 a. Makanan dan Minuman Halal 1) Pengertian Halal Kata halal berasal dari bahasa arab (
) yang berarti
disahkan, diizinkan, dan dibolehkan. Suatu makanan atau minuman yang disebut halal apabila makanan atau minuman tersebut dinyatakan sah (boleh) untuk dikonsumsi. Adapun yang berhak untuk menghalalkan atau mengharamkan suatu makanan atau minuman hanya Allah SWT dan Rasul-Nya. 2) Jenis-jenis Makanan dan Minuman yang Halal Menurut Islam, hukum asal semua makanan dan minuman adalah halal, kecuali apabila agama menyatakan haram. Dengan kata lain, semua jenis makanan dan minuman adalah halal dikonsumsi, kecuali apabila ada ayat Al-Qur’an atau hadis yang menyatakan haram. Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal adalah:67 a) Makanan (1) Semua makanan yang baik-baik dan tidak menjijikkan. (2) Semua makanan yang dihalalkan oleh Allah SWT, kecuali yang diharamkan. (3) Semua makanan yang tidak memberi madharat, tidak membahayakan kesehatan jasmani dan tidak merusak akal, 65
Ahsin W. Al-Hafidz, Fikih Kesehatan, (Jakarta: AMZAH, 2007), hlm. 187. Yusuf Qaradhawi, Halal dan Haram, (Bandung: Jabal, 2007), hlm. 30. 67 Ahsin W. Al-Hafidz, Op.cit., hlm. 185. 66
41
tidak merusak jiwa, tidak merusak moral dan tidak merusak aqidah. (4) Bangkai ikan dan belalang. (5) Binatang yang hidup di laut ataupun air tawar. (6) Hati dan limpa binatang yang halal dimakan dagingnya. b) Minuman (1) Semua jenis air yang tidak membahayakan bagi hidup dan kehidupan manusia. (2) Air atau cairan yang sudah hilang sifat mabuknya, seperti arak yang sudah berubah menjadi cuka. (3) Air yang tidak mendatangkan mudarat atau tidak merusak jasmani, akal, jiwa, moral dan aqidah. (4) Air yang suci dan tidak terkena najis. b. Manfaat Makanan dan Minuman Halal Adapun manfaat mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal, antara lain:68 1) Makanan dan minuman yang halal dapat menyehatkan badan terpeliharanya diri dari sumber penyakit. 2) Menyebabkan amal ibadah diterima Allah karena sesuatu yang halal akan mendatangkan kerindaan. 3) Dapat menghindarkan diri dari perbuatan dosa karena telah memelihara dan menjaga dari hal-hal yang diharamkan Allah. 4) Termasuk golongan orang yang salah dan berakhlak mulia. c. Makanan dan Minuman Haram 1) Pengertian Haram Haram berarti larangan (larangan oleh agama).69 Makanan dan minuman yang haram adalah makanan dan minuman yang dilarang oleh Agama untuk dikonsumsi manusia. 2) Jenis-jenis Makanan dan Minuman yang Diharamkan 68 69
M. Nasikhin, Ayo Belajar Agama Islam, (Jakarta: Erlangga, 2004), hlm. 184. Yusuf Qaradhawi, Op.cit., hlm. 31.
42
Islam telah menetapkan ada beberapa jenis makanan dan minuman yang diharamkan untuk dikonsumsi manusia, baik yang bersifat nabati maupun hewani. a) Makanan Hampir semua makanan nabati halal dikonsumsi, kecuali yang membahayakan kesehatan atau mengancam keselamatan jiwa manusia, seperti makanan yang sudah membusuk sehingga tidak layak dikonsumsi dan makanan yang mengandung racun. b) Minuman Semua jenis minuman adalah halal kecuali minuman yang membahayakan kesehatan atau mengancam jiwa manusia, seperti minuman berikut ini.70 (1) Khamar dan segala jenisnya, baik berbentuk cair maupun berbentuk serbuk (sabu-sabu). (2) Minuman yang jelas-jelas mengandung racun atau zat lain yang mengancam keselamatan jiwa manusia. d. Binatang Halal dan Haram 1) Binatang yang Halal Dimakan a) Jenis binatang yang dinyatakan halal dalam Al-Qur’an adalah binatang ternak, binatang buruan, dan semua binatang yang berasal dari laut atau sungai. Binatang ternak dihalalkan berdasarkan firman Allah SWT, dalam surat al-Ma’idah : 1.
ÇÊÈ … öNä3ø‹n=tæ 4‘n=÷Fム$tB žwÎ) ÉO»yè÷RF{$# èpyJŠÍku5 Nä3s9 ôM¯=Ïmé&… …Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu…(Q.S. al-Maidah:1) Binatang buruan dan makanan yang berasal dari laut dihalalkan berdasarkan firman Allah SWT, dalam surat al-Ma’idah Ayat 96.
70
Ahsin W. Al-Hafidz, Op.cit., hlm. 190.
43
ÇÒÏÈ ... Íou‘$§‹¡¡=Ï9ur öNä3©9 $Yè»tFtB ¼çmãB$yèsÛur Ì•óst7ø9$# ߉ø‹|¹ öNä3s9 ¨@Ïmé& Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan… (Q.S. al-Maidah:96) b) Jenis binatang yang halal berdasarkan hadis, antara lain ayam, kuda, keledai liar, kelinci dan belalang. Ayam dihalalkan berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari.
Dari Abu Musa r.a. ia berkata,”Aku pernah melihat nabi saw. makan daging ayam.” (H.R. Bukhari) 2) Binatang yang Haram Dimakan Binatang yang haram adalah segala jenis binatang yang dilarang memakannya, karena diharamkan menurut syariat Islam (syara’). Setiap makanan yang dilarang oleh syara’ pasti ada bahayanya dan meninggalkan yang dilarang syara’ pasti ada faidahnya dan mendapat pahala. 71 Binatang yang diharamkan karena empat hal, yaitu: a) Haram karena Nas Al-Qur’an atau Hadis Binatang yang haram karena nas Al-Qur’an atau hadis, antara lain:72 (1) Babi; (2) Khimar jinak; (3) Binatang buas atau binatang bertaring; (4) Burung yang berkuku tajam dan berparuh kuat; (5) Binatang jalalah. 71
Ari Abdilah, “Jenis makanan yang halal dan haram” http://ari2abdillah.wordpress.com/2007/06/26/jenis-makanan-yang-halal-dan-haram yang diakses pada hari rabu, 13 Januari 2010, jam 10:35. 72 Dr. Yusuf Qaradhawi, Op.cit., hlm. 56.
44
Babi diharamkan berdasarkan firman Allah swt. dalam Surat al-Ma’idah Ayat 3.
….. Í•ƒÌ“Yσø:$# ãNøtm:ur ãP¤$!$#ur èptGøŠyJø9$# ãNä3ø‹n=tæ ôMtBÌh•ãm Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi… (Q.S. Al-Ma’idah: 3) b) Haram karena Diperintah Membunuhnya Binatang yang diharamkan karena kita diperintahkan supaya membunuhnya, antara lain ular, burung gagak, burung elang, tikus, dan anjing gila. 73 Berkaitan dengan binatang tersebut, Rasulullah saw. Bersabda sebagai berikut:
Lima macam binatang yang semua merusak dan hendaklah dibunuh, baik ditanah halal maupun ditanah haram, yaitu ular, burung gagak, tikus, anjing gila, dan burung elang. (H.R. Muslim) c) Haram karena Dilarang Membunuhnya Ada beberapa binatang yang haram karena kita dilarang membunuhnya, yaitu semut, lebah madu, burung hud-hud, dan burung suradi.
Hal ini dijelaskan dalam
hadis
yang
diriwayatkan oleh Ahmad berikut.
Dari Ibnu Abbas, Nabi saw. telah melarang membunuh empat macam binatang , yaitu semut, lebah burung hud-hud, dan burung suradi. (H.R. Ahmad)
73
M. Nashikhin, Op.cit., hlm. 200.
45
d) Haram karena Keadaannya Menjijikan Binatang yang diharamkan karena keadaannya menjijikan, seperti belatung, pacet, dan lintah. Allah swt. berfirman dalam surat al-A’raf Ayat 157.
ÇÊÎÐÈ ... y]Í´¯»t6y‚ø9$# ÞOÎgøŠn=tæ ãPÌh•ptä†ur ÏM»t6Íh‹©Ü9$# ÞOßgs9 ‘@Ïtä†ur ... ....Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk bagi mereka… (Q.S. al-A raf:157) Selain binatang yang diharamkan karena empat hal tersebut. Ada juga binatang yang asalnya halal menjadi haram karena sebab-sebab tertentu. Binatang-binatang tersebut adalah: a) Disembelih dengan menyebut nama selain Allah swt; b) Mati tercekik; c) Mati karena terpukul atau tertabrak kendaraan; d) Mati karena ditanduk binatang lain; e) Mati karena diterkam binatang buas; f) Disembelih untuk pemujaan berhala. Sehubungan dangan hal tersebut, Allah swt. Berfirman dalam Surat al-Ma’idah Ayat 3.
¾ÏmÎ/ «!$# ÎŽö•tóÏ9 ¨@Ïdé& !$tBur Í•ƒÌ“Yσø:$# ãNøtm:ur ãP¤$!$#ur èptGøŠyJø9$# ãNä3ø‹n=tæ ôMtBÌh•ãm žwÎ) ßìç7¡¡9$# Ÿ@x.r& !$tBur èpys‹ÏܨZ9$#ur èptƒÏjŠuŽtIßJø9$#ur äosŒqè%öqyJø9$#ur èps)ÏZy‚÷ZßJø9$#ur … É=ÝÁ‘Z9$# ’n?tã yxÎ/èŒ $tBur ÷LäêøŠ©.sŒ $tB
Diharamakan bagimu (memakan) bangkai, darah, danging babi, dan daging hewan yang disembelih atas nama selain Allah, yang mati tercekik, terpukul, terjatuh, ditanduk binatang lain, binatang yang mati diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih. Dan (diharamkan pula) yang disembelih untuk berhala…...(Q.S. al-Ma’idah: 3)
46
Adapun mudarat binatang yang diharamkan, antara lain: a) Merusak organ-organ tubuh orang yang memakannya; b) Mengganggu kesehatan badan orang yang memakannya; c) Mempengaruhi jiwa, watak, dan mental, serta akhlak orang yang memakannya; d) Menimbulkan kerakusan dan kebuasan bagi orang yang memakanya; e) Berdosa dan akibatnya akan terkena azab di neraka. Kita telah mengetahui bahaya bagi orang yang memakan binatang haram. Oleh karena itu, kita harus menghindari dan menjahuinya, jangan sampai mencicipinya. B. Penerapan Pemebelajaran Fiqih tentang Makanan dan Minuman dengan Menggunakan Metode Jigsaw Untuk membuat peserta didik memahami suatu materi yang diajarkan, terdapat berbagai cara yang ditempuh. Cara itu dapat berupa memilih metode pembelajaran
atau
media
pembelajaran,
seorang
guru
harus
mempertimbangkan berbagai hal antara lain yang terkait dengan peserta didik. Metode pembelajaran termasuk salah satu kunci pokok di dalam keberasilan suatu proses belajar mengajar, karena dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan peserta didik, dan bahkan karena dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai, tujuan yang diharapkan dapat tercapai terlaksana dengan baik. Menerapkan metode pembelajaran harus memperhatikan partisipasi aktif di dalam
proses
pembelajarannya.
Peserta
didik dirangsang
untuk
menyelesaikan problem-problem baik secara individu maupun kelompok, yang pada akhirnya diharapkan dapat terlatih untuk belajar mandiri dan tidak selalu tergantung pada guru.
47
Sebagai firman Allah surat An-Nahl Ayat 125.
4 ß`|¡ômr& }‘Ïd ÓÉL©9$$Î/ Oßgø9ω»y_ur ( ÏpuZ|¡ptø:$# ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ y7În/u‘ È@‹Î6y™ 4’n<Î) äí÷Š$# ÇÊËÎÈ tûïωtGôgßJø9$$Î/ ÞOn=ôãr& uqèdur ( ¾Ï&Î#‹Î6y™ `tã ¨@|Ê `yJÎ/ ÞOn=ôãr& uqèd y7-/u‘ ¨bÎ) “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Q.S. An-Nahl: 125) Pembelajaran menggunakan
Fiqih
metode
tentang
pembelajaran
makanan Jigsaw
dan
minuman
sangat
penting
dengan untuk
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik, sehingga peserta didik tidak hanya tahu materi makanan dan minuman yang diajarkan akan tetapi mampu mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan pembelajaran Fiqih tentang makanan dan minuman dengan menggunakan metode pembelajaran Jigsaw: 1. Guru meminta kepada semua peserta didik untuk membentuk kelompok asal yang setiap kelompoknya beranggotakan 6 peserta didik. 2. Guru membagi kartu masalah yang berisi materi makanan dan minuman kepada ketua masing-masing kelompok asal. 3. Masing-masing ketua kelompok membagi materi untuk dibahas oleh masing-masing anggota kelompok. 4. Guru mengubah bentuk kelompok dengan cara anggota kelompok yang mempelajari materi yang sama bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikan materi tersebut sampai mengerti benar dan memahami materi tersebut. 5. Guru memandu proses diskusi, mengawasi, memberikan bimbingan dan arahan seperlunya. 6. Dari kelompok ahli peserta didik kembali ke kelompok asal.
74
Departemen Agama RI, Op.cit., hlm. 421.
48
7. Tiap peserta didik dalam kelompok asal secara bergantian melaporkan materi sesuai yang dibahas dalam kelompok ahli kepada teman dalam satu kelompoknya. 8. Guru memonitoring kerja kelompok. 9. Guru membahas materi yang belum dipahami peserta didik. 10. Guru meminta peserta didik untuk kembali ke tempat duduk masingmasing. 11. Guru memberikan soal kepada peserta didik untuk dikerjakan secara individu. Dalam penerapan langkah-langkah pembelajaran Jigsaw terhadap pelajaran
Fiqih materi makanan dan
minuman diharapkan
mampu
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik. C. Hipotesis Tindakan Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau mungkin juga salah.75 Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, hipotesis adalah “Suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.76 Berdasarka uraian di atas dapat dimunculkan suatu hipotesis tindakan penelitian yaitu “bahwa pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar fiqih materi pokok makanan dan minuman pada peserta didik kelas VIIIA MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak”.
75
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, (Yogyakarta: Andi Offset, 2000), hlm. 63. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet XIII, hlm. 71. 76
49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam suatu kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dengan guru yang dilakukan oleh peserta didik.77 Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 4 tahap, secara rinci sebagai berikut: a. Perencanaan, yang berisi: 1) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan indikator keberasialan penelitian. 2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas. 3) Mempersiapkan intrumen untuk merekam dan menganalisis proses dan hasil tindakan. b. Pelaksanaan tindakan Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melakanakan tindakan penerapan pemelajaran kooperatif Jigsaw dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik yang telah direncanakan. c. Pengamatan Dalam tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan. Peneliti mempersiapkan lembar pengamatan yang telah disiapkan untuk menetahui kondisi kelas terutama keaktifan belajar peserta didik yang berpengaruh pada hasil belajar peserta didik. Disamping itu, peneliti juga melaksanakan pengamatan terhadap tindakan guru dalam pembelajaran. 77
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008),
hlm. 3.
50
d. Refleksi Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan, dianalisis dan didiskusikan dengan kolaborator yaitu guru mata pelajaran Fiqih dan dicari solusi
dari
permasalahan
pembelajaran
yang
telah
berlangsung.
Berdasarkan hasil observasi guru dapat merefleksikan diri tentang penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw yang dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik guna mempengaruhi pada hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran. Langkah-langkah PTK model Elliot yang dikutip oleh Subyantoro dalam bukunya yang berjudul penelitian tindakan kelas, ditunjukkan dalam gambar di bawah ini:78
Pelaksanaan tindakan
Perencanaan
Siklus I
Pengamatan
Refleksi
Pelaksanaan Tindakan
Perencanaan
Siklus II
Pengamatan
Refleksi
Gambar 3.1. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas
78
Subyantoro, Penelitian Tindakan Kelas, (Semarang: CV. Widya Karya, 2009), hlm. 10.
51
B. Subjek Penelitian Subjek yang akan diteliti pada penelitian ini adalah peserta didik kelas VIIIA di MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak sejumlah 36 peserta didik, yang terdiri dari 20 peserta didik laki-laki dan dan 16 peserta didik perempuan.79 C. Kolaborator Kolaborator di sini adalah suatu kerjasama dengan pihak-pihak lain seperti atasan, sejawat/ kolega. Kolaborator ini diharapkan dapat dijadikan sumber data. Pengamatan, observasi atau monitoring dapat dilakukan sendiri oleh peneliti atau kolaborator. Pada saat memonitoring pengamat haruslah mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas penelitian. Misalnya mengenai kinerja guru, situasi kelas, prilaku dan sikap peserta didik, penyajian atau pembahasan materi, penyerapan peserta didik terhadap materi yang diajarkan, dan sebagainya.80 Salah satu ciri khas PTK adalah adanya kolaborasi (kerjasama) antara praktisi dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan, yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan (action). Dalam pelaksanaan tindakan di dalam kelas, maka kerjasama (kolaborasi) antara guru dengan peneliti menjadi hal sangat penting. Melaui kerjasama, mereka secara bersama menggali dan mengaji permasalahan nyata yang dihadapi guru dan peserta didik di sekolah. Dalam PTK, kedudukan peneliti setara dengan guru, dalam arti masing-masing mempunyai peran dan tanggung jawab yang saling membutuhkan dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan. Peran kerjasama (kolaborasi) sangat mentukan keberhasilan PTK terutama pada kegiatan mendiagnosis
masalah,
menyusun
79
usulan,
melaksanakan
penelitian
Hasil dokumentasi MTs. Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak tahun ajaran 2009/2010, yang diperoleh pada hari Kamis 7 Januari 2010. 80 Departemen Pendidikan Direktoral Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Penelitian Tindakan (Action Researchs), (Jakarta: direktoral Tenaga Kependidikan, 1999), hlm. 27.
52
(melaksanakan tindakan, observasi, merekam data, evaluasi, dan refleksi), menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan akhir. 81 Pada intinya kalaborator dalam Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK) adalah peneliti yang bersama-sama dengan guru dalam melaksanakan penelitian, sedangkan guru mitra tersebut adalah guru Fiqih kelas VIIIA di MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak yaitu Ibu. Musni SD,S.Ag. D. Variabel dan Indikator Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: 1. Variabel bebas
: Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
2. Variabel terikat
: Keaktifan dan hasil belajar fiqih pada materi pokok makanan dan minuman.
Indikator dalam penelitian tindakan kelas ini adalah tercapainya kompetensi dasar dalam pembelajaran fiqih yang ditandai dengan: 1. keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dengan kriteria berikut: a. Keaktifan mengikuti pelajaran b. Kerjasama c. Mencatat d. Bertanya e. Menjawab f. Diskusi 2. hasil belajar peserta didik dapat diketahui dari beberapa ranah pembelajaran dengan kriteria berikut: a. Kognitif 1) Menyebutkan jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan haram. 2) Menyebutkan manfaat mengkonsumsi makanan dan minuman halal. 3) Menyebutkan sebab-sebab keharaman makanan dan minuman.
81
Suharsimi Arikunto, dkk, Op.cit., hlm. 63.
53
4) Menyebutkan bahayanya mengkonsumsi makanan dan minuman haram. 5) Menyebutkan jenis-jenis binatang yang halal dan haram dimakan. 6) menyebutkan ciri-ciri binatang yang haram dimakan. 7) menyebutkan contoh binatang yang halal dan haram dimakan. b. Afektif 1) Keaktifan mengikuti pelajaran (keaktifan Peserta didik dalam mengikuti KBM) 2) Kerjasama (mendengarkan penjelasan hasil diskusi kelompok) 3) Mencatat (Peserta didik mencatat hasil diskusi) 4) Bertanya (menyampaikan pertanyaan mengenai materi yang dibahas) 5) Menjawab (mengemukakan pendapat hasil diskusi) 6) Diskusi (Peserta didik yang aktif dalam diskusi) c. Psikomotorik 1) Keaktifan mempresentasikan hasil diskusi kelompok. 2) Kemampuan peserta didik dalam mengerjakan tes. E. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas VIIIA di MTs AsySyarifiyah Sarirejo Guntur Demak. 2. Waktu Penelitian ini dilaksankan pada bulan April sampai Mei pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010. F. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Berikut ini merupakan jadwal rencana kegiatan penelitian tindakan kelas di MTs. Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak.
54
Tabel 2 Jadwal Penelitian No
Rencana Kegiatan
1
Observasi Awal
2
Persiapan
Waktu (minggu) ke1
4
5
6
7
8
9
10
11
X
X
X
X X
Diskusi konsep pelaksanaan penelitian Pelaksanaan
X X
Mempersiapkan bahan pembelajaran Pelaksanaan Siklus I
X
Melakukan Refleksi tindakan siklus I Pelaksanaan Siklus II
4
3
X
Menyusun konsep pelaksanan pembelajaran Menyusun instrumen penelitian Menyepakati jadwal dan tugas penelitian
3
2
X X
Melakukan Refleksi tindakan siklus II Pembuatan Laporan
X X
Menyusun konsep laporan penelitian Penyelesaian laporan
G. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam beberapa siklus. Selain tahab pra siklus setiap siklus meliputi 4 (empat) tahap kegiatan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan dan tahap refleksi. Berikut ini digambarkan tahap-tahap dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
55
Siklus I Permasalahan
Perencanaan:
Implementasi
Keaktifan belajar
Menyusun bahan ajar
Tindakan:
dan hasil belajar
(MDM) dan
Pembelajaran sesuai
peserta didik
Instrumen penelitian
dengan setting
yang rendah
Siklus I
penelitian
Analisis dan Refleksi:
Observasi:
- Hasil pengamatan
- Keaktifan belajar
Siklus I
antar peserta didik
- Hasil belajar
- Keaktifan belajar antara peserta didik dengan guru
Siklus II Penyempurnaan
Perencanaan:
Implementasi
Siklus I
Menyusun bahan ajar
Tindakan:
(MDM) dan
Pembelajaran sesuai
Instrumen penelitian
dengan setting
Siklus II
penelitian
Analisis dan Refleksi:
Observasi:
- Analisis hasil
- Keaktifan belajar
pengamatan siklus I - Hasil belajar
antar peserta didik - Keaktifan belajar antara peserta didik dengan guru
HASIL
Gamabar 3.2. Desain Penelitian Tindakan Kelas
56
Keterangan: Berdasarkan hasil observasi awal, pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini diperlukan lebih dari satu siklus. Karena siklus-siklus dalam PTK saling terkait dan berkelanjutan, maka penulis dalam melakukan penelitian materi pokok makanan dan minuman menggunakan dua siklus, dengan perincian sebagai berikut: Siklus I: Metode pembelajaran kooperatif Jigsaw yaitu berbagi pengetahuan secara aktif antara peserta didik, dengan materi pokok makanan dan minuman yang meliputi makanan dan minuman yang halal dan haram, jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan haram, contoh makanan dan minuman yang halal dan haram, manfaat mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal, sebab-sebab keharaman makanan dan minuman serta bahayanya mengkonsumsi makanan dan minuman haram. Siklus II: Metode pembelajaran kooperatif Jigsaw yaitu berbagi pengetahuan secara aktif antara peserta didik, dengan materi pokok makanan dan minuman yang meliputi jenis-jenis binatang yang halal dan haram dimakan, ciriciri binatang yang haram dimakan dan ketentuan dalam menyembelih binatang serta contoh binatang yang halal dan haram dimakan. Pelaksanaan PTK dilakukan secara kolaboratif antara guru pengampu mata pelajaran Fiqih dan peneliti. Adapun proses kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Pra Siklus Pelaksanaan pra siklus dilakukan dengan mengambil hasil evaluasi dari pembelajaran Fiqih materi sebelum penelitian. Berdasarkan evaluasi pembelajaran pada materi sebelumnya diperoleh nilai rata-rata tes formatif mata pelajaran Fiqih kelas VIIIA di MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak di bawah KKM yaitu di bawah 65. Ketuntasan belajar peserta didik kurang dari 85% dan keaktifan belajar peserta didik kurang dari 80%. Informasi ini diperoleh dari Ibu Musni SD,S.Ag selaku guru mata pelajaran Fiqih MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak kelas VIIIA, yang diperoleh pada hari Kamis 7 Januari 2010. Dari kondisi seperti ini tentunya
57
berakibat pada nilai mid semester atau semester karena materi tersebut berkaitan. Dalam pra siklus ini peneliti belum memberikan metode yang akan ditawarkan pada guru mata pelajaran sehingga pengajaran yang digunakan masih murni belum tercampur oleh peneliti, guru masih menggunakan metode yang konvensional yaitu belum mengunakan metode pembelajaran Fiqih kooperatif tipe Jigsaw yang akan ditawarkan oleh peneliti dengan hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari tahun sebelumnya. Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan keberhasilan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Fiqih kooperatif tipe jigsaw pada siklus 1 dan siklus 2. b. Siklus I Pelaksaanan siklus I menggunakan kelas VIIIA yang diampu oleh Ibu Musni. Siklus I dari penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada hari Selasa, 6 April 2010 dan Selasa, 13 April 2010 dengan rincian jadwal sebagai berikut: Hari/Tanggal Selasa, 6 April 2010
Waktu 11.30-13.00
-
Selasa, 13 April 2010
11.30-13.00
-
Kegiatan Eksperimen kooperatif jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan haram Evaluasi siklus I dan pendalaman materi
1. Perencanaan a. Meninjau kembali rencana pembelajaran yang telah disiapkan dalam bentuk RPP dan bahan untuk diskusi. b. Peneliti bersama dengan guru: 1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan. 2) Menentukan pokok bahasan. 3) Mengembangkan skenario pembelajaran. 4) Menyiapkan sumber belajar. 5) Menyiapkan sumber observasi. 6) Mengembangkan format evaluasi.
58
c. Menyiapkan lembar soal yang digunakan untuk akhir pembelajaran sebagai tes formatif. 2. Pelaksanaan Tindakan Guru kolaborator dengan didampingi peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan oleh peneliti. Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan metode Jigsaw dalam mata pelajaran Fiqih pada siklus I ini secara garis besar sebagai berikut: a. Guru memberikan salam kepada semua peserta didik. b. Guru mengadakan absensi terhadap kehadiran peserta didik. c. Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran yang dilakukan yaitu pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Adapun langkahlangkah yang harus dilaksanakan peserta didik secara singkat, jelas. Dalam hal ini, peneliti bertindak sebagai pengamat. d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu peserta didik diharapkan mampu menjelaskan materi pelajaran pada kelompok masing-masing. e. Guru melaksanakan pembelajaran dengan metode jigsaw sedangkan peneliti mengamati, menilai melalui lembar observasi atau pengamatan berkaitan dengan keaktifan belajar di dalam kelas serta mencatat apa yang terjadi di dalam kelas pada siklus I terkait dengan pelaksanaan pembelajaran Fiqih tentang makanan dan minuman dengan metode jigsaw. f. Guru menginformasikan tentang pembagian kelompok yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya dan meminta peserta didik untuk mengingat nama maupun teman kelompoknya. g. Guru bersama peneliti mengatur tempat duduk peserta didik agar setiap anggota kelompok saling bertatap muka. h. Guru memberikan satu permasalahan kepada setiap kelompok. i.
Guru menganjurkan agar peserta didik dalam kelompok melakukan diskusi kecil sebagai aktivitas dalam pembelajaran Jigsaw.
j.
Guru berkeliling untuk mengawasi dan memberikan bimbingan
59
terhadap peserta didik dalam menyelesaikan tugas kelompok. k. Setiap
anggota
kelompok
menyampaikan
hasil
diskusi
kecil
kelompoknya kepada kelompok lain melalui salah satu anggotanya yang dikirim pada diskusi kecil antar kelompok. l.
Guru memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk bertanya tentang materi makanan dan minuman.
m. Kembalikan posisi seperti semula untuk mengulas lagi seandainya ada masalah yang belum terpecahkan. n. Setelah
menyelesaikan
permasalahan
secara
tuntas,
peneliti
memberikan tes formatif yang sesuai dengan kompetensi yang ditentukan sebagai tingkat pemahaman peserta didik. 3. Pengamatan (Observasi) a. Peneliti mengamati keaktifan belajar peserta didik dengan guru maupun peserta didik dengan peserta didik dalam proses pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. b. Peneliti mengamati guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. c. Mengamati peserta didik dalam menyampaikan materi ke kelompok lain. d. Mengamati atau mencatat keberasilan dan hambatan-hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan harapan penelitian. 4. Analisis dan Refleksi Refleksi merupakan analisis dan evaluasi yang berkaitan dengan pelaksanan kegitan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada tahap siklus I yang dilakukan oleh peneliti bersama guru mitra. a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan b. Secara kolaboratif guru mitra dan peneliti menganalisis dan mendiskusikan hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu refleksi, apakah ada yang perlu dipertahankan dan diperbaiki. c. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk
60
tindakan berikutnya. d. Membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus I. c. Siklus II Untuk pelaksanaan siklus II yang dilaksanakan dikelas VIIIA adalah sebagai tindak lanjut evaluasi dari pelaksanaan siklus I. Siklus II dari penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada hari Selasa, 27 April 2010 dan Selasa, 4 Mei 2010 dengan rincian jadwal sebagai berikut: Hari/Tanggal Selasa, 27 April 2010
Waktu 11.30-12.40
-
Kegiatan Eksperimen kooperatif jenis-jenis binatang yang halal dan haram
Selasa, 4 Mei 2010
11.30-13.00
-
Evaluasi siklus II
1. Perencanaan a. Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah. b. Meninjau kembali rencana pembeajaran yang disiapkan untuk siklus II dengan melakukan revisi sesuai hasil refeksi siklus I. Penekanan pada siklus ini adalah keaktifan belajar peserta didik dan meningkatkan hasil belajar. c. Menyiapkan lembar observasi yaitu pengamatan terhadap keaktifan belajar peserta didik di kelas dengan metode Jigsaw. 2. Pelaksanaan Tindakan Guru kolaborator dengan didampingi peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan oleh peneliti dan direvisi berdasarkan evaluasi pada siklus I. a. Guru memberikan salam kepada semua peserta didik. b. Guru mengadakan absensi terhadap kehadiran peserta didik. c. Guru memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang jalannya pembelajaran yang dilakukan yaitu pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu peserta didik
61
diharapkan mampu menjelaskan materi pelajaran pada kelompok masing-masing. e. Guru melalui tanya jawab terhadap peserta didik agar mengingatkan kembali tentang materi makanan dan minuman. f. Guru memberikan materi pembelajaran (tentang makanan dan minuman/MDM) sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. g. Guru menginformsikan tentang pembagian kelompok sama seperti pertemuan pembelajaran siklus I. Guru mengulangi nama peserta didik dalam setiap kelompok. h. Guru bersama peneliti mengatur tempat duduk peserta didik agar setiap anggota kelompok saling bertatap muka. i.
Guru tetap memberikan informasi tentang jalannya pembelajaran dan pembagian tugas yang harus dilaksanakan peserta didik dengan penuh tanggung jawab.
j.
Guru memberikan satu permasalahan kepada setiap kelompok.
k. Guru menganjurkan agar peserta didik dalam kelompok melakukan diskusi kecil dan merangkum hasil diskusi sebagai aktivitas dalam pembelajaran Jigsaw. l.
Guru berkeliling untuk mengawasi dan memberikan bimbingan terhadap peserta didik dalam menyelesaikan tugas kelompok.
m. Setiap
anggota
kelompok
menyampaikan
hasil
diskusi
kecil
kelompoknya kepada kelompok lain melalui salah satu anggotanya yang dikirim pada diskusi kecil antar kelompok sampai semua anggota kelompok mengerti apa yang telah didiskusikan. n. Guru bersama peserta didik membahas hasil diskusi dan sambil mengulang hal-hal yang dianggap sulit sekaligus memberikan kesimpulan tentang makanan dan minuman. o. Guru memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk bertanya tentang materi makanan dan minuman. p. Guru memberikan kuis kepada peserta didik untuk dikerjakan sebagai aktivitas dalam pembelajaran Jigsaw.
62
q. Kembalikan posisi seperti semula untuk mengulas lagi seandainya ada masalah yang belum terpecahkan. r. Setelah
menyelesaikan
permasalahan
secara
tuntas,
peneliti
memberikan tes formatif yang sesuai dengan kompetensi yang ditentukan sebagai tingkat pemahaman peserta didik. 3. Pengamatan (Observasi) a. Pengamatan dilakukan bersama tindakan, dengan menggunakan instrumen yang telah tersedia. Fokus pengamatan adalah kegiatan peserta didik dalam mengerjakan sesuatu sesuai dengan skenario pembelajaran. b. Peneliti mengamati pelaksanaan pembelajaran dan dibandingkan dengan siklus I. c. Guru bersama peneliti mengamati hasil tes formatif apakah sudah mencapai ketuntasan belajar. d. Peneliti mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan harapan peneliti. e. Hasil pengamatan dianalisis untuk memperoleh gambaran bagaimana dampak dari tindakan yang dilakukan. Jika permasalahan sudah terselesaikan dan sudah dirasa cukup maka tindakan akan dihentikan. 4. Analisis dan Refleksi Refleksi pada siklus II ini dilakukan untuk menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw yang diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik dalam rangka untuk mencapai kompetensi mata pembelajaran Fiqih secara maksimal. H. Metode Penyusunan Instrumen 1. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) RPP digunakan sebagai acuan untuk diterapkan oleh guru dalam pembelajaran di kelas. RPP tersebut dibuat sesuai dengan model pembelajaran yang dipakai yaitu pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
63
2. Lembar Soal Lembaran ini dibuat sesuai dengan materi yang akan dikaji. Soal terdiri dari soal kelompok dan soal individu atau tes formatif. Soal tersebut diujikan pada siklus I dan siklus II. Untuk soal tes formatif pada siklus I diujikan sebagai pencapaian indikator keberasilan sementara pembelajaran dengan mengunkan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, sebagai perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar pada pra siklus dan sebagai evaluasi untuk refleksi pada siklus II. Sedangkan tes formatif pada siklus II, untuk melihat keberasilan metode pembelajaran Jigsaw dalam hasil belajar dan ketuntasan belajar peserta didik. 3. Intrumen Pengamatan Intrumen pengamatan disusun dengan indikator-indikator yang bisa mengukur keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran materi makanan dan minuman dengan mengunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Untuk intrumen pada siklus I diujikan sebagai pencapaian indikator keberasilan
sementara
pembelajaran dengan
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, sebagai perbandingan keaktifan dan prosentase keaktifan belajar pada pra siklus dan sebagai evaluasi untuk refleksi pada siklus II. Sedangkan pengamatan pada siklus II, untuk melihat keberasilan metode pembelajaran Jigsaw dalam keaktifan dan prosentase keaktifan belajar peserta didik. I. Metode Pengumpulan Data Dasar untuk mencapainya penelitian ini, maka diperlukan data yang mempunyai validitas yang tinggi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode yaitu: 1. Metode Observasi Metode observasi ini merupakan alat pengumpul data yang banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku atau proses terjadinya suatu
64
kegiatan yang dapat diamati dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.82 Metode
ini
dilakukan
untuk
memperoleh
data
mengenai
pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw oleh guru dan keaktifan peserta
didik,
dalam proses
pembelajaran
dengan
menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Pengamatan ini dilakukan setiap siklus untuk membuat kesimpulan pelaksanaan pembelajaran yang akan direfleksikan diakhir siklus sebagai bahan dasar pelaksanaan pada siklus berikutnya. 2. Metode Tes Metode tes merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan.83 Menurut Cronbach yang dikutip oleh Suke Silverius, tes adalah suatu prosedur sistematis untuk mengamati dan mendeskripsikan satu atau lebih karakteristik seorang dengan menggunakan skala numerik atau sistem kategori. 84 Tes digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.85 Instrumen tes ini merupakan instrumen utama untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran Fiqih setelah menggunakan metode pembelajaran kooperatif 82
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989), hlm. 109. 83 Wayan Nurkaneana, Sunartana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), hlm. 25. 84 Suke Silverius, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik, (Jakarta: PT. Grasindo, 1991), hlm. 5. 85 Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 35.
65
tipe Jigsaw, dengan melihat hasil tes. Instrumen yang diberikan kepada peserta didik berupa tes subjektif dalam bentuk pilihan ganda dan uraian (essai), yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang menuntut peserta didik memberikan jawaban dalam bentuk uraian atau kalimat-kalimat yang disusun sendiri. 86 J. Alat Pengumpulan Data Metode pengambilan data disesuaikan dengan jenis data yang akan diambil, yaitu: a. Data hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari nilai tes, yaitu tes pilihan ganda dan uraian sebanyak 15 soal. Yang meliputi: soal pilihan ganda sebanyak 10 soal dan tes uraian sebanyak lima soal uraian. b. Data hasil belajar afektif diperoleh dari hasil pengamatan pada lembar observasi, yaitu keaktifan peserta didik dalam pembelajaran serta kerjasama dalam tim. c. Untuk mengumpulkan data tentang proses belajar yang dilakukan oleh guru, digunakan lembar observasi guru. K. Metode Analisis Data 1. Pengumpulan Data Metode analisis data merupakan tindak lanjut kegiatan penelitian sesudah mengumpulkan data sangat bervariasi bentuknya tergantung bagaimana data yang terkumpul akan diorganisasikan.87 Penelitian ini menggunakan
kualitatif
deskriptif,
merupakan
penelitian
untuk
mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya saat penelitian dilakukan.88 Data hasil pengamatan penelitian ini diolah dengan analisis deskriptif keberasilan
untuk tiap
menggambarkan siklus
dan
86
keadaan
untuk
peningkatan
menggambarkan
indikator keberasilan
Ibid., Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hlm. 344. 88 Ibid, hlm. 309. 87
66
pembelajaran melalui pembelajaran Fiqih Cooperative Learning Tipe Jigsaw. 2. Hasil Observasi Dalam pemberian skor untuk lembar observasi tentang keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, digunakan skala Likert dengan rentang dari 1 sampai dengan 4. Dengan demikian jika penelitian ada 7 aspek yang harus diamati maka skor maksimum adalah 28 dan skor minimum adalah 4.89 Hasil observasi proses pembelajaran adalah dengan menghitung jumlah skor pengamatan dengan metode dan kriteria sebagai berikut: a. Lembar observasi tentang proses pelaksanaan pembelajaran oleh guru Data observasi tentang pelaksanaan pembelajaran oleh guru meliputi: membuka pelajaran, penyampaian materi pembelajaran, penerapan pembelajaran kooperatif, menutup pelajaran. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif melalui persentase sebagai berikut:90
Persentase (%) = Indikator
jumlah skor yang diperoleh (n) × 100% skor maksimal ( N )
keberasilan
pelaksanaan
pembelajaran
peserta
didik
ditentukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: Skor
85%
= Pelaksanaan pembelajaran baik sekali
65%
skor
84%
= Pelaksanaan pembelajaran baik
45%
skor
64%
= Pelaksanaan pembelajaran cukup
Skor
44%
= Pelaksanaan pembelajaran kurang /rendah
89
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Presindo, 2009), hlm. 88. 90 Mohammad Ali, Strategi Penelitian Penelitian, (Bandung: Angkasa, 1995), hlm. 186.
67
b. Lembar observasi aktivitas belajar peserta didik Untuk mengetahui keaktifan belajar peserta didik dalam proses pembelajaran, maka dibuat tujuh aspek penilaian yang meliputi: 1) peserta didik bersemangat dan siap dalam KBM, 2) peserta didik memperhatikan penjelasan guru, 3) peserta didik yang aktif dalam diskusi, 4) peserta didik aktif mendengarkan penjelasan dari teman saat melaporkan hasil diskusi dari kelompok ahli, 5) tanggung jawab peserta didik dalam mengerjakan tugas kelompok dan 6) partisipasi peserta didik dalam menyampaikan pertanyaan mengenai materi yang dibahas serta 7) peserta didik yang mempunyai kemampuan mengemukakan pendapat hasil diskusi waktu diskusi kelompok. Kemudian dilakukan analisis pada intrumen lembar observasi dengan menggunakan
teknik
deskriptif
melalui
persentase.
Adapun
perhitungan pesentase keaktifan peserta didik adalah:
Persentase (%) =
jumlah skor yang diperoleh (n) × 100% skor maksimal ( N )
Indikator keberasilan keaktifan belajar peserta didik ditentukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: Skor
85%
= keaktifan belajar baik sekali
65%
skor
84%
= keaktifan belajar baik
45%
skor
64%
= keaktifan belajar cukup
Skor
44%
= keaktifan belajar kurang /rendah
c. Lembar Tes Evaluasi Hasil evaluasi tiap siklus peserta didik diperoleh dari nilai tes akhir tiap siklus, kemudian dari data yang diperoleh dapat dianalisis nilai ketuntasan tiap peserta didik, ketuntasan belajar klasikal, dan nilai perkembangan peserta didik setelah adanya tindakan. Adapun rumus dan kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
68
1) Ketuntasan belajar tiap peserta didik Ketuntasan belajar individu dihitung dengan menggunakan analisis deskriptif persentase sebagai berikut: Persentase(%)=
jumlah skor yang diperoleh (n) × 100% skor maksimal ( N )
Indikator keberasilan peserta didik untuk dikatakan tuntas belajar jika peserta didik memperoleh nilai di atas ketuntasan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 6,5. 2) Ketuntasan belajar klasikal Ketuntasan belajar klasikal dihitung dengan menggunakan analisis deskriptif persentase, yaitu: Persentase (%) =
jumlah siswa tuntas belajar (n) × 100% jumlah seluruh siswa ( N )
Berdasarkan teori belajar tuntas, maka seorang peserta didik yang mampu menyelesaikan, menguasi kompetensi atau mencapai tujuan
pembelajaran
minimal
65%
dari
seluruh
tujuan
pembelajaran, maka peserta didik dinyatakan tuntas. Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah pesera didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal 65%, sekurang-kurangnya 85% dari jumlah seluruh peserta didik yang ada di kelas tersebut.91 Dapat disimpulkan bahwa peserta didik dinyatakan mencapai ketuntasan klasikal jika peserta didik mencapai minimal 85% dari jumlah seluruh peserta didik.
91
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Karakteristik dan Implementasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 99.
69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Lapangan Kondisi awal kegiatan belajar mengajar (KBM) di MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo berlangsung mulai 07.00 WIB dan selesai pukul 13.00 WIB. Sudah menjadi tradisi di MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo dan mungkin juga di beberapa MTs lainnya sebelum memulai KBM peserta didik diharuskan membaca Asmaul Husna dan diakhiri dengan doa. Pembelajaran Fiqih sendiri di MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo hanya mendapatkan waktu dua jam mata pelajaran setiap minggunya di mana dalam setiap jamnya dialokasikan waktu selama 40 menit. Waktu yang diberikan di MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo sedikit dalam proses pembelajaran Fiqih karena terdapat banyaknya mata pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik. Proses pembelajaran Fiqih di MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo belum berjalan secara optimal karena guru masih menggunakan metode yang konvesional atau ceramah, sedangkan aktivitas peserta didik hanya mendengarkan penjelasan guru dari tempat duduk mereka masing-masing. Setelah guru menjelasan materi pelajaran, peserta didik menyalin materi tersebut dibuku tulis mereka masing-masing. Di samping faktor guru dan peserta didik juga belum tersedianya sarana prasarana yang dapat menunjang proses pembelajaran Fiqih yaitu keterbatasan buku paket mata pelajaran Fiqih. B. Hasil Penelitian 1. Pra Siklus Pada pelaksanaan pra siklus ini peneliti belum memberikan metode yang akan ditawarkan pada guru mata pelajaran sehingga pengajaran yang digunakan masih murni belum tercampur oleh peneliti, guru masih menggunakan metode yang konvesional atau ceramah yaitu guru pelajaran Fiqih kepada peserta didik dengan detail atau menyeluruh.
70
a. Keaktifan Hasil observasi sebelum penelitian menunjukkan bahwa proses belajar mengajar didomonasi oleh guru. Peserta didik hanya duduk diam mendengarkan ceramah guru. Setelah guru menjelasan materi pelajaran, peserta didik menyalin materi tersebut dibuku tulis mereka masing-masing. Peserta didik kurang pernah diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat, guru tidak sering melakukan demontrasi di depan kelas dan peserta didik tidak pernah diajak untuk melakukan diskusi sehingga menyebabkan rendahnya keaktifan belajar peserta didik kurang dari 80%. b. Hasil Belajar Pelaksanaan pra siklus dilakukan dengan mengambil data hasil belajar peserta didik pada materi pokok pelajaran Fiqih sebelumnya. Berdasarkan data hasil belajar pelajaran Fiqih pada materi sebelum penelitian diperoleh nilai rata-rata tes formatif pelajaran fiqih pada materi terakhir kelas VIIIA di MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak di bawah KKM 65. Seperti tertuang pada tabel berikut: Tabel 3 Hasil belajar peserta didik pra siklus Pra Siklus Nilai terendah peserta didik
55
Nilai tertinggi peserta didik
80
Rata-rata hasil belajar
66.28
ketuntasan belajar
47.22%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebelum mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, ketuntasan hasil belajar peserta didik masih jauh di bawah ketuntasan hasil belajar yang diharapkan yaitu 85%. Informasi ini diperoleh dari Ibu Musni SD,S.Ag selaku guru mata pelajaran Fiqih MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak kelas VIIIA, yang diperoleh pada hari Kamis 7 Januari 2010.
71
Dari kondisi seperti ini tentunya berakibat pada nilai mid semester atau semester karena materi tersebut berkaitan. Rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Fiqih pra siklus menjukkan bahwa metode yang digunakan oleh guru kurang tepat sehingga hasil belajar yang dicapai peserta didik masih rendah. Dengan berbekal koreksi itulah, penelitian membuat perubahan dalam sistem mengajar agar keaktifan dan hasil belajar peserta didik meningkat. Adapun metode pembelajarannya adalah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. 2. Siklus I Siklus I dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 06 April 2010 dengan alokasi waktu 2x40 menit. Pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode Cooperatif Learning tipe Jigsaw. a. Keaktifan Proses pembelajaran pada pertemuan ini dimulai membaca surat Fatikah oleh peserta didik bersama dengan guru dan dilanjutkan dengan mengabsen kehadiran peserta didik (daftar peserta didik ada pada lampiran 1). Kemudian dilanjutkan dengan menuliskan judul pokok bahasan dan indikator (RPP pada lampiran 5). Pokok bahasan yang dipelajari oleh peserta didik adalah memahami hukum Islam tentang makanan dan minuman. Guru memberi motivasi kepada peserta didik dan memberikan apersepsi dengan mengingat kembali tentang hukum makanan dan minuman. Dalam mengingat kembali materi tersebut
peserta
didik
berpartisipasi dalam
menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru. Kemudian guru mempersilahkan peserta didik untuk membentuk kelompok yang telah dibuat (daftar kelompok pada lampiran 2). Guru memberikan materi untuk didiskusikan dalam kelompok ahli (peserta didik yang mendapatkan materi yang sama). Guru menganjurkan agar peserta didik dalam kelompok melakukan diskusi kecil.
72
Guru menyampaikan peserta didik agar dalam tiap kelompok terjadi
serangkaian
kegiatan
pembelajaran.
Guru
memberikan
pengarahan agar semua anggota kelompok ikut serta dalam berdiskusi. Guru juga mengawasi dan memberikan bimbingan terhadap peserta didik dalam menyelesaikan tugas kelompok. Kemudian setiap anggota kelompok menyampaikan hasil diskusi kecil kelompoknya kepada kelompok lain melalui salah satu anggotanya yang dikirim pada diskusi kecil antar kelompok. Guru memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk bertanya tentang materi makanan dan minuman. Guru membubarkan kelompok untuk kembali ke tempat masing-masing. Kemudian guru memberi tugas merangkum materi yang telah diajarkan. Sebagai penutup guru dan peserta didik menyimpulkan materi yang telah didiskusikan. Setelah berakhir waktunya, mengucapkan salam kepada peserta didik. Pengamatan terhadap peserta didik pada pembelajaran siklus I menunjukkan persentase keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dengan metode Cooperatif Learning tipe Jigsaw sebesar 64.58% (ada pada lampiran 10). Berikut ini merupakan hasil pengamatan keaktifan belajar peserta didik pada siklus I sesuai dengan kriteria penilaian. Tabel 4 Keaktifan belajar peserta didik Sikus I Keaktifan
Kategori
Pers(%)
Baik
68.06
Kerjasama dalam kelompok
Cukup
Mencatat
Kurang
56.94 53.47
Bertanya
Kurang Baik
79.86
Baik sekali
88.89
Keaktifan mengikuti pelajaran
Menjawab Diskusi Prosentase keaktifan belajar
73
50
64.58%
Berdasarkan hasil yang diperoleh, ada beberapa kekurangan yang dilakukan oleh guru maupun peserta didik. Guru belum dapat menyiapakan kondisi fisik peserta didik dengan baik. Guru kurang merata dalam membimbing peserta ddik dalam kelompoknya, karena guru belum terbiasa melakukan pembelajaran kooperatif, sehingga ada beberapa kelompok yang tidak dapat menyelesaikan tugasnya sesuai yang diinginkan. Kemudian guru juga kurang dapat memanfaatkan waktu secara proporsional. Hal ini menyebabkan peserta didik kurang dalam memahami materi yang diajarkan.
Pada pembelajaran
berikutnya diharapkan guru dapat memberikan bimbingan dan arahan secara jelas kepada tiap kelompok, dan dapat mengatur waktu secara proporsional. Dengan demikian hasil pengamatan terahadap peserta didik pada siklus I, diskusi yang dilakukan sebagaian kelompok belum berjalan dengan baik. Hal ini peserta didik belum terbiasa dengan metode pembelajaran yang diterapkan, karena sebelumnya peserta didik hanya melakukan pembelajaran yang konvensional. Tidak semua anggota kelompok ikut aktif dalam diskusi, karena dalam satu kelompok terdiri dari peserta didik yang pandai, sedang dan kurang sehingga peserta didik kurang mampu masih mengharapkan tugas yang diberikan cukup dikerjakan oleh peserta didik yang pandai. Ada beberapa peserta didik yang merasa bahwa anggota kelompoknya kurang cocok sehingga antara peserta didik dalam kelompok tersebut kurang terjadi kerjasama. Dalam mempresentasikan hasil diskusinya, peserta didik masih kurang berani dan canggung, dikarenakan belum terbiasa. Peserta didik juga kurang berani dalam mengemukakan pendapat
walaupun
mereka
telah
diberi
kesempatan.
Pada
pembelajaran berikutnya guru diharapakan dapat memberikan motivasi yang lebih baik dan penghargaan pada peserta didik sehingga peserta didik dapat lebih aktif dalam pembelajaran.
74
b. Hasil Belajar Pada evaluasi siklus I ini dilakukan pada hari selasa, tanggal 13 April 2010, dengan alokasi waktu 40 menit. Pada evaluasi siklus I ini guru memberikan soal dalam bentuk pilihan ganda dan esai yang terdiri dari 10 butir soal pilihan ganda dan 5 butir soal esay (ada pada lampiran 8). Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan tes formatif siklus I belum mencapai hasil yang diharapkan. Hal ini terlihat dari hasil jawaban pada salah satu soal, peserta didik belum bisa mengerjakan soal uraian tentang jenis-jenis makanan dan minuman yang halal. Peserta didik belum mengetahui apa yang dikehendaki oleh soal tersebut. Pada siklus I diperoleh rata-rata hasil belajar peserta didik 69.67 dengan presentase ketuntasan belajar 77.78% sebanyak 28 peserta didik tuntas belajar dan 8 peserta didik tidak tuntas belajar (ada pada lampiran 11). Hasil yang diperoleh di siklus I mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan nilai pra siklus. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 5 Hasil belajar siklus I Siklus I Nilai terendah peserta didik
46
Nilai tertinggi peserta didik
89
Rata-rata hasil belajar
69.67
ketuntasan belajar
77.78%
Berdasarkan tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ada peningkatan hasil belajar peserta didik, akan tetapi belum tercapainya indikator keberasilan sehingga perlu dilakukan siklus II.
75
c. Refleksi Setelah selesai melaksanakan pembelajaran pada siklus I guru bersama
peneliti
melakukan
diskusi
terhadap
pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus tersebut dengan mendiskusikan hal-hal yang masih kurang dan perlu perbaikan adalah: a) Peserta didik belum bisa menkondisikan diri dalam kelompok, sehingga diskusi kelompok belum nampak hidup. b) Guru belum maksimal dalam membimbing peserta didik dalam diskusi kelompok. c) Peserta didik belum bisa memaksimalkan waktu yang diberikan untuk menjelaskan materi pelajaran. d) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator keberasilan yang ditetapkan. Berdasar evaluasi pada siklus I maka perlu adanya perencanaan perbaikan yang akan dilakukan oleh peneliti dan guru untuk siklus II berdasarkan kekurangan-kekurangan pada siklus I adalah sebagai berikut: a) Guru dalam memberi motivasi kepada peserta didik agar lebih aktif dalam pembelajaran dan dapat mengkondisikan diri dalam mendiskusikan kelompok. b) Guru akan lebih maksimal dalam membimbing peserta didik berdiskusi kelompok. c) Alokasi waktu akan lebih disesuaikan dengan materi yang diberikan kepada peserta didik. d) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator keberasilan sehingga perlu dilakukan siklus II. Dari hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa tujuan penelitian belum tercapai dan harus dilanjutkan pada siklus II. Ha-hal yang belum sempurna di siklus I diperbaiki di siklus II.
3. Siklus II
76
Siklus II dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 27 April 2010 dengan alokasi waktu 2x40 menit. Pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw. a. Keaktifan Proses pembelajaran pada pertemuan ini dimulai dengan peserta didik membaca surat Fatikah dan dilanjutkan dengan mengabsen kehadiran peserta didik (daftrar peserta didik ada pada lampiran 1). Kemudian dilanjutkan dengan menuliskan judul pokok bahasan dan indikator (RPP pada lampiran 12). Pokok bahasan yang dipelajari adalah memahami hukum Islam tentang makanan dan minuman. Guru memberi motivasi kepada peserta didik dan memberikan apersepsi dengan mengingat kembali tentang hukum makanan dan minuman pada siklus I. Dalam mengingat kembali tentang materi tersebut peserta didik berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Kemudian guru mempersilahkan peserta didik untuk membentuk kelompok yang telah dibuat (daftar kelompok pada lampiran 2). Guru memberikan materi untuk didiskusikan dalam kelompok ahli. Guru menganjurkan agar peserta didik dalam kelompok melakukan diskusi kecil sesuai metode yang digunakan. Guru menyampaikan peserta didik agar dalam tiap kelompok terjadi
serangkaian
kegiatan
pembelajaran.
Guru
memberikan
pengarahan agar semua anggota kelompok ikut serta dalam berdiskusi. Guru juga mengawasi dan memberikan bimbingan terhadap peserta didik dalam menyelesaikan tugas kelompok. Kemudian setiap anggota kelompok menyampaikan hasil diskusi kecil kelompoknya kepada kelompok lain melalui salah satu anggotanya yang dikirim pada diskusi kecil antar kelompok. Mereka sangat antusias untuk mempresentasikan hasil diskusinya kepada kelompok lain, ini dibuktikan peserta didik mendengarkan penjelaskan dari temannya.
77
Guru memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk bertanya tentang materi makanan dan minuman. Mereka banyak bertanya kepada peserta didik yang mempresentasikan, sehingga guru pun membantu untuk mengkondisikan mereka. Kemudian guru memberikan soal kuis untuk dikerjakan tiap kelompok (ada pada lampiran 13). Guru membahas soal tersebut bersama peserta didik. Guru membubarkan kelompok untuk kembali ke tempat masingmasing. Kemudian guru memberi tugas merangkum materi yang telah diajarkan. Sebagai penutup guru dan peserta didik menyimpulkan materi makanan dan minuman. Setelah selesai guru meninggalkan ruangan dengan mengucapkan salam. Pengamatan terhadap peserta didik pada pembelajaran siklus II menunjukkan persentase keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dengan metode Cooperatif Learning tipe Jigsaw sebesar 85.52%. Berikut ini merupakan hasil pengamatan keaktifan belajar peserta didik siklus II sesuai dengan kriteria penilaian. Tabel 6 Keaktifan belajar peserta didik Sikus II Keaktifan Keaktifan mengikuti pelajaran Kerjasama dalam kelompok
Kategori
Pers(%)
Baik sekali
81.25
Baik
68.75 95.14
Mencatat
Baik sekali
Bertanya Menjawab
Baik sekali Baik sekali
95.14
Diskusi
Baik sekali
92.36
Prosentase Keaktifan belajar
95.83
85.52%
Kegiatan pada siklus II sudah berjalan dengan baik, pada umumnya semua anggota kelompok sudah aktif mulai terlibat dalam menyampaikan tugas kelompoknya. Hal ini terjadi karena sudah setiap peserta didik sudah memiliki tanggung jawab terhadap tugas yang
78
diberikan. Aktifnya peserta didik juga terjadi karena sudah menyadari bahwa ternyata materi tersebut berhubungan dengan masalah kehidupan sehari-hari. Metode yang diterapkan cukup menarik dan mengurangi kebosanan terhadap kegiatan belajar mengajar. Proses diskusi antara peserta didik dalam kelompoknya juga berlangsung dengan baik, karena interaksi antara peserta didik yang pandai dan kurang pandai sudah terjadi. Pada siklus II ini peserta didik sudah berani dan banyak yang antusias mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Hal ini sudah mulai terbiasa dan punya keberanian untuk melakukan presentasi di depan peserta didik yang lain, hasil yang disampaikan cukup baik, dan peserta didik sudah tidak terlihat canggung dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Peserta didik yang memberi tanggapan terhadap hasil presentasi juga meningkat. Peserta didik juga aktif dan semangat pada waktu mengerjakan soal tes formatif secara individu yang diberikan dan sebagaian besar peserta didik dapat menjawab dengan benar. b. Hasil Belajar Evaluasi pada siklus II ini dilakukan selasa, tanggal 4 Mei 2010 dengan alokasi waktu 40 menit. Pada evaluasi siklus II ini guru memberikan soal dalam bentuk pilihan ganda dan esai yang terdiri dari 10 butir soal pilihan ganda dan 5 butir soal esai (ada pada lampiran 15). Pada siklus II ini yang diperoleh rata-rata hasil belajar peserta didik 73.56 dengan presentase ketuntasan belajar 88.89% (ada pada lampiran 18). Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus II kegiatan pembelajaran dengan metode Cooperatif Learning tipe Jigsaw sudah berjalan dengan baik. Selama berlangsungnya siklus II diperoleh kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran sebesar 90%. Peningkatan ini disebabkan guru sudah terbiasa dengan metode
79
pembelajaran
yang
dilakukan. Motivasi
yang
diberikan guru
menjadikan peserta didik menyadari pentingnya materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Meningkatnya
keaktifan
peserta
didik
dalam
kegiatan
pembelajaran menyebabkan hasil belajar juga meningkat. Adapun peningkatan prosentase keaktifan dan hasil belajar pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat disajikan dalam tabel berikut: Tabel 7 Hasil belajar siklus II Siklus II Nilai terendah peserta didik
55
Nilai tertinggi peserta didik
92
Rata-rata hasil belajar
73.56
ketuntasan belajar
88.89%
Dengan demikian hipotesis tindakan dan indikator keberasilan dapat dicapai sehingga tidak perlu dilakukan siklus berikutnya. Berdasarkan hasil tes formatif siklus II dengan rata-rata hasil belajar peserta didik 73.56 dan ketuntasan belajar 88.89% serta persentase keaktifan belajar peserta didik 85.52% maka dapat disimpulkan bahwa dengan penerapaan metode pembelajaran Cooperatif Learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar Fiqih materi pokok makanan dan minuman pada peserta didik kelas VIIIA MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak. c. Refleksi Setelah selesai melaksanakan pembelajaran pada siklus II guru bersama
peneliti
melakukan
diskusi
terhadap
pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siklus II diperoleh adalah: a) Peserta didik sudah bisa mengkondisikan diri dalam kelompok sehingga diskusi kelompok nampak hidup.
80
b) Guru sudah maksimal dalam membimbing peserta didik dalam diskusi kelompok. c) Peserta didik sudah bisa memaksimalkan waktu yang diberikan untuk menjelaskan materi pelajaran. d) Hasil belajar peserta didik telah mencapai indikator keberasilan yang ditetapkan. e) Keaktifan peserta didik telah meningkat sesuai indikator yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pelaksanaan dan pengamatan yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa pada siklus II pembelajaran sudah cukup baik dari pada siklus sebelumnya. Meningkatnya hasil belajar peserta didik yang ditandai dengan rata-rata hasil belajar peserta didik dan ketuntasan belajar dan prosentase aktivitas peserta didik sudah mencapai indikator keberasilan yang dicapai. Sehingga peneliti dan guru memutuskan tidak perlu diadakan siklus berikutnya. C. Pembahasan 1. Keaktifan Pada kegiatan pembelajaran sebelum menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw, keaktifan peserta didik masih jauh dari target yang ditetapkan yaitu > 80%. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Musni SD,S.Ag pada hari Kamis tanggal 7 Januari 2010, dengan prosentase keaktifan peserta didik ada pada tabel di bawah, sehingga prosentase keaktifan peserta didik pada pra siklus belum diperoleh secara maksimal karena peserta didik hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Adanya hal tersebut bisa disimpulkan pembelajaran Fiqih yang ada masih terpaku dengan guru dan peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran, ini menjadikan pembelajaran belum sesuai dengan apa yang dikatakan dengan pembelajaran aktif. Dengan pembelajaran yang bersifat ceramah menjadikan penanaman konsep dalam materi kurang.
81
Pembelajaran sebelumnya belum mampu menghasilkan nilai di atas rata-rata sesuai KKM, maka dapat disimpulkan bahwa masalah yang terjadi adalah guru dan metode pembelajaran yang perlu dirubah. Untuk itu perlu adanya metode yang baru yang mampu meningkatkan keaktifan belajar peserta didik yaitu Cooperatif Learning tipe Jigsaw. Berikut ini merupakan hasil pengamatan keaktifan belajar peserta didik pada siklus I dan siklus II sesuai dengan kriteria penilaian. Tabel 8 Keaktifan belajar peserta didik Keaktifan
Siklus I Kategori
Pers(%)
Kategori
Pers(%)
Baik
68.06
Baik sekali
81.25
Cukup
56.94
Baik
68.75
Kurang
53.47
Baik sekali
95.14
Kurang Baik
50
95.83
79.86
Baik sekali Baik sekali
95.14
Baik sekali
88.89
Baik sekali
92.36
Keaktifan mengikuti pelajaran Kerjasama dalam kelompok Mencatat Bertanya Menjawab Diskusi Prosentase Keaktifan belajar Secara garis
Siklus II
64.58%
85.52%
besar, pelaksanaan pada siklus I masih perlu
ditingkatkan. Berdasarkan pengamatan terhadap aktivitas belajar peserta didik, dapat disimpulkan bahwa peserta didik belum terbiasa dengan pembelajaran Cooperatif Learning tipe Jigsaw. Guru harus memberikan motivasi agar peserta didik mau bekerjasama dalam kelompok, sehingga dapat menguasai materi dan menjelaskan kepada peserta didik yang lain yang berkaitan dengan pelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas peserta didik pada siklus I belum baik yaitu 64.58%. Pada siklus II
kegiatan pembelajaran juga
menggunakan
pembelajaran Cooperatif Learning tipe Jigsaw akan tetapi mengacu dari refleksi pada siklus I maka usaha dilakukan oleh guru adalah lebih
82
memotivasi peserta didik agar aktif dalam pembelajaran dalam kelas maupun
dalam
kelompok
saat
melakukan
diskusi.
Berdasarkan
pengamatan keaktifan peserta didik pada siklus II sangat baik yaitu 85.52%. 2. Hasil Belajar Pelaksanaan pra siklus dilakukan dengan mengambil evaluasi dari pembelajaran
Fiqih
sebelum
penelitian.
Berdasarkan
evaluasi
pembelajaran Fiqih pada materi sebelum penelitian diperoleh nilai ratarata tes formatif pelajaran fiqih pada materi terakhir kelas VIIIA di MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak. Adapun
hasil analisis
tes
formatif peserta didik adalah sebagai berikut: Tabel 9 Perbandingan hasil belajar semua siklus Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Nilai terendah peserta didik
55
46
55
Nilai tertinggi peserta didik
80
89
92
66.28
69.67
73.56
47.22%
77.78%
88.89%
Rata-rata hasil belajar ketuntasan belajar
Berdasarkan data di atas (ada pada lampiran 3 berkaitan dengan hasil belajar) dapat diperoleh rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar pada pra siklus adalah 66.28 dan 47.22%. Sedangkan pada siklus I diperoleh rata-rata hasil belajar peserta didik 69.67 dengan presentase ketuntasan belajar 77.78% sebanyak 28 peserta didik tuntas belajar dan 8 peserta didik tidak tuntas belajar (ada pada lampiran 11). Pada siklus II ini yang diperoleh rata-rata hasil belajar peserta didik 73.56 dengan presentase ketuntasan belajar 88.89% (ada pada lampiran 18). Kenyataan ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang diterapkan dapat diterima dan dilaksanakan dengan baik karena dapat meningkatkan jumlah peserta didik yang tuntas belajar dan hasil belajar dari siklus I dan siklus II.
83
Perolehan nilai kognitif peserta didik dari pra siklus sampai siklus II dapat dilihat pada Gambar 4.1.
100
Nilai
80 60
Nilai tertinggi
40
Nilai Rata-rata Nilai terendah
20 0 Pra Siklus
Siklus I Siklus II
Gambar 4.1 Perbandingan perolehan nilai kognitif pra siklus, siklus I, II. Dari gambar grafik di atas dapat diketahui bahwa untuk pra siklus, nilai tertinggi peserta didik adalah 80 dan nilai terendah 55 sehingga nilai rata-ratanya yaitu 66,28. Pada siklus I, nilai tertinggi peserta didik adalah 89 sedangkan nilai terendahnya yaitu 46 dan diperoleh nilai rata-rata 69,67. Pada siklus II, didapat 92 untuk nilai tertinggi peserta didik dan nilai terendahnya adalah 55 serta nilai rata-rata peserta didik yaitu 73.56. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar peserta didik MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak kelas VIIIA pada pelajaran Fiqih pokok materi makanan dan minuman.
84
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP D. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dan pembahasan terhadap metode pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw pada pelajaran Fiqih pokok
materi makanan dan minuman kelas VIIIA di MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan
metode
pembelajaran
kooperatif
tipe
Jigsaw
dalam
meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar Fiqih peserta didik kelas VIII A MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak pada materi pokok makanan dan minuman, yaitu: Pembelajaran disusun dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat langkah-langkah proses pembelajaran yang bercirikan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, meliputi: (1) membagi kartu masalah materi makanan dan minuman, (2) membentuk kelompok ahli dan mendiskusikan materi makanan dan minuman, (3) kelompok ahli kembali kekelompok asal untuk menjelaskan materi hasil diskusi, (4) setiap anggota kelompok menjelaskan materi hasil diskusi secara bergantian kepada teman dalam satu kelompok, (5) mengerjakan kuis materi makanan dan minuman. 2. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatakan keaktifan dan hasil belajar peserta didik kelas VIII A MTs Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak pada pelajaran Fiqih materi pokok makanan dan minuman. Adapun peningkatan keaktifan dan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran baik secara klasikal maupun kelompok dari siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut: Pada Siklus I, prosentase keaktifan peserta didik 64.58%, dan pada siklus II meningkat menjadi 85.52%. Hasil belajar peserta peserta didik juga mengalami peningkatan. Hal ini terbukti ada peningkatan rata-rata hasil belajar peserta didik dari 69.67 pada siklus I, dan 73.56 pada siklus II.
85
Ketuntasan belajar peserta didik juga mengalami peningkatan dari 77.78% pada siklus I, dan 88.89% pada siklus II. E. Saran Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, dengan mendasarkan pada penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan, peneliti ingin menberikan saran yang mungkin dapat menjadi bahan masukan antara lain sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw perlu dilakukan terutama oleh pengajar karena dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. 2. Guru atau peneliti yang ingin menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw hendaknya mempersiapkan secara matang materi yang akan disampaikan dan mampu mengelola kelas sehingga hasil dapat dicapai secara maksimal. 3. Hendaknya metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat diterapkan dalam setiap pembelajaran yang sesuai, karena selain dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar, peserta didik juga akan mendapatkan variasi pembelajaran
sehingga
mengurangi
kejenuhan
dan
meningkatkan
semangat peserta didik dalam belajar. F. Penutup Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan kekuatan, hidayah dan taufik-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, penulis menyadari meskipun dalam penulisan ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun dalam penulisan ini tidak lepas dari kesalahan dan kekeliruan. Hal itu semata-mata merupakan keterbatasan ilmu dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak demi perbaikan yang akan datang untuk mencapai kesempurnaan. Akhirnya penulis hanya berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.
86
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz, Shaleh dan Abdul Aziz Majid, At-Tarbiyah wa Thuruqut Tadris, Juz I, Mesir: Darul Ma’arif, t.th. Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1999. Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004. Al-Hafidz, Ahsin W., Fikih Kesehatan, Jakarta: Amzah, 2007. Al-Zarnudji, Syekh, Ta lim al-muta alim Thariq al-ta alum, Semarang: Toha Putra, t.th. A.M., Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: CV. Rajawali, 2004. Ari,
Abdilah, “Jenis Makanan yang http://ari2abdillah.wordpress.com/2007/06/26/
Halal
dan
Haram”,
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2006. _____, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008. _____, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1990. _____, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Jakarta:
Rineka Cipta, 2002. Bahri, Syaiful Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002. Depag RI, Standar Kompetensi, Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2004. _____, Al-Qur an dan Terjemah, Semarang: PT. Karya Tuha Putra, 1995.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2003. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2006. E., Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Karakteristik dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakrya, 2009.
87
_____, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007. Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Jilid I, Yogyakarta: Andi Offset, 2000. _____, Revolusi Pendidikan di Indonesia: Membedah Metode dan Teknik
Pendidikan Berbasis Kompetensi, Yogyakarta: ar-Ruzz, 2005. Hamalik, Oemar, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008. _____, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007.
Hamruni, Strategi dan Model-model Pembelajaran Aktif Menyenangkan, Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009. Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Iskandar, Psikologi Pendidikan, Sebuah Orientasi Baru, Ciputat: Gaung Persada (GP) Press, 2009. Jihad, Asep dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi Pressindo, 2009. Lie, Anita, Cooperatif Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di RuangRuang Kelas, Jakarta: Grasindo, 2004. Margono S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000. Mildadiany, Novi, Cooperative Learning Teknik Jigsaw , http://Akmadsudrajat. Wordpress. Com /2010/ 01/05/ Mutadi, pendekatan efektif dalam pembelajaran matematika, Jakarta: Pusdiklat tenaga teknis keagamaan DEPAG, 2007. Nasikhin, M., Ayo Belajar Agama Islam, Jakarta: Erlangga, 2004. Nasution, Metode Research penelitian Ilmiah, Jakarta: Bumi Aksara, 2001. _____, S., Didaktik Asas-Asas mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000.
Nurhadi, et.al., pembelajaran kontekstual dan penerapannya dalam KBK, Malang: Universitas Negeri Malang, 2004. Nurkaneana, Wayan, Sunartana, Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1986.
88
Peraturan Mentri Agama RI No. 2 Tahun 2008, Standar kompetensi lulusan dan Standar isi PAI dan Bahasa Arab, Jakarta: Mentri Hukum dan HAM RI, 2008. Poerdaminto,W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2003. Purwanto, Ngalim, M.P., Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000. Qaradhawi, Yusuf, Halal dan Haram, Bandung: Jabal, 2007. Qurais, M. Shihab, Tafsir Al-Misbah (Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur an), Jakarta: Lentera Hati, 2002. Rohani, Ahmad dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pembelajaran, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1995. Sagala, Syaiful, Konsep Dan Makna Pembelajaran, Bandung; CV Alfabeta, 2003. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta 2003. Slavin, Robert E., Cooperatif learning teory, riset dan praktik, terj. Nurulita Yusron, Bandung: Nusa Media, 2009. SM, Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang: RaSAIL Media Group, 2008. Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Rineke Cipta, 1998. Spencer Kagan, “Cooperative Learning”, http://edtech. Kennesaw. Edu/intech/ cooperative learning , htm. Subyantoro, Penelitian Tindakan Kelas, Semarang: CV. Widya Karya, 2009. Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 1989. Supriyono, Agus, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009. Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2004. Suryosubroto, B., Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997.
89
Suyitno, Amin, Pemilihan Model-model Pembelajaran Matematika dan Penerapannya di SMP, Makalah Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2006. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2000. Syaodih, Nana Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004. Yamin, Martinis, Paradigma Pendidikan Kontruktivistik Implementasi KTSP & UU. No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008.
90
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Ahmad Rohim
Tempat/Tanggal Lahir : Demak, 04 Maret 1986 Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
: Desa Air mas Rt.10 Rw.IV Kec.Singingi, Kab.Kuantan Singingi, Riau.
Riwayat Pendidikan :
a. SDN 031 Air Emas Singingi Kuansing b. MTs Bahrul Ulum Air Mas Singingi Kuansing c. MA Tajul Ulum Brabo Tanggungharjo Grobogan d. Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo Semarang
Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Semarang, 03 Desember 2010 Penulis,
Ahmad Rohim
91
Lampiran 1
Tabel Nama Peserta Didik Kelas VIIIA MTs Asy-Syarifiyah Tahun Pelajaran 2009-2010 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
NIS 08. 1598 08. 1594 08. 1532 08. 1589 08. 1514 08. 1580 08. 1544 08. 1601 08. 1570 08. 1495 08. 1493 09. 1604 08. 1585 08. 1565 08. 1510 08. 1530 08. 1524 08. 1562 08. 1592 08. 1533 08. 1509 08. 1507 08. 1489 08. 1494 08. 1521 08. 1515 08. 1516 08. 1558 08. 1491 08. 1540 08. 1553 08. 1522 08. 1511 08. 1519 08. 1492 08. 1539
NAMA Abdullah Nur Ahmad Nila Najibudin Ahmad Shofiyulah Ahmad Syaifudin Zuhri Anik Puji Antoro Anis Setyowati Ariyanto Asih Nur Hidayah Ayu Indriyana Baetur Rochman Dewi Maryam Irwan Ulin Nuha Ludfil Khakim Miftahus Sholihah Muhammad Firmanda Muhammad Hidayatullah Muhammad Jamaludin Lubis Muhammad Malik Muhammad Malkundi Muhammad Saekhul Mujahidin Muhammad Syaifudin Aji Muhammad Zainal Muttaqin Mustakim Nur Sahid Oni Nurul Afifah Rizki Dewanti Safiatus Sa'adah Siti Aris Nur Wijayanti Siti Marya Ulfa Siti Ngaropah Siti Nur Faizah Siti Nurur Rohmah Susilowati Titik Ikafenti Ulfatul Khoiriyah Zahroh Muniroh
Lampiran 2
Tabel Kelompok Asal Kelas VIIIA MTs Asy-Syarifiyah Pembelajaran Jigsaw NO
NIS
1 2 3 4 5 6
08. 1598 08. 1532 08. 1514 08. 1544 08. 1570 08. 1493
Abdullah Nur Ahmad Shofiyulah Anik Puji Antoro Ariyanto Ayu Indriyana Dewi Maryam
I
1 2 3 4 5 6
08. 1594 08. 1589 08. 1580 08. 1601 08. 1495 09. 1604
Ahmad Nila Najibudin Ahmad Syaifudin Zuhri Anis Setyowati Asih Nur Hidayah Baetur Rochman Irwan Ulin Nuha
II
1 2 3 4 5 6
08. 1585 08. 1510 08. 1524 08. 1592 08. 1516 08. 1521
Ludfil Khakim Muhammad Firmanda Muh. Jamaludin Lubis Muhammad Malkundi Safiatus Sa'adah Oni Nurul Afifah
1 2 3 4 5 6
08. 1565 08. 1530 08. 1562 08. 1533 08. 1515 08. 1558
Miftahus Sholihah Muh. Hidayatullah Muhammad Malik Muh. Saekhul Mujahidin Rizki Dewanti Siti Aris Nur Wijayanti
IV
1 2 3 4 5 6
08. 1489 08. 1491 08. 1553 08. 1511 08. 1492 08. 1509
Mustakim Siti Marya Ulfa Siti Nur Faizah Susilowati Ulfatul Khoiriyah Muh. Syaifudin Aji
V
1 2 3 4 5 6
08. 1494 08. 1507 08. 1540 08. 1522 08. 1519 08. 1539
Nur Sahid Muh. Zainal Muttaqin Siti Ngaropah Siti Nurur Rohmah Titik Ikafenti Zahroh Muniroh
VI
Nama Anggota
2
Kelompok
III
Lampiran 3
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR PRASIKLUS Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Jumlah Peserta didik Tahun pelajaran NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
: MTs Asy-Syarifiyah : Fiqih : VIII / Ganjil : 36 peserta didik : 2009/2010
NAMA Abdullah Nur Ahmad Nila Najibudin Ahmad Shofiyulah Ahmad Syaifudin Zuhri Anik Puji Antoro Anis Setyowati Ariyanto Asih Nur Hidayah Ayu Indriyana Baetur Rochman Dewi Maryam Irwan Ulin Nuha Ludfil Khakim Miftahus Sholihah Muhammad Firmanda Muhammad Hidayatullah Muh. Jamaludin Lubis Muhammad Malik Muhammad Malkundi Muh Saekhul Mujahidin Muhammad Syaifudin Aji Muh Zainal Muttaqin Mustakim Nur Sahid Oni Nurul Afifah Rizki Dewanti Safiatus Sa'adah Siti Aris Nur Wijayanti Siti Marya Ulfa Siti Ngaropah Siti Nur Faizah Siti Nurur Rohmah Susilowati Titik Ikafenti
3
NILAI 60 70 60 63 60 60 60 70 70 60 63 60 80 70 63 60 60 60 60 70 62 70 60 70 60 60 60 70 76 70 80 80 80 70
KETERANGAN Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
35 36
Ulfatul Khoiriyah Zahroh Muniroh Jumlah Nilai Rata-rata
74 70 2391 66.42
Tuntas Tuntas
Keterangan: Kriteria hasil belajar: < 65 = Tidak Tuntas 65 = Tuntas Berdasarkan nilai prasiklus di atas maka, didapat: Nilai seluruh peserta didik = 2391 Seluruh peserta didik tuntas belajar = 17 Jumlah peserta didik = 36 Sehingga nilai rata-rata =
Ketuntasan belajar (%)=
= 66.42
x100%
= 47.22%
Kesimpulan: Hasil di atas sebagai rata-rata hasil belajar peserta didik di prasiklus 66.42 dengan ketuntasan belajar hanya mencapai 47.22%. Hasil ini sebagai pembanding pada siklus berikutnya.
Ttd, Guru Pengampu
Musni SD,S.Ag
4
Lampiran 4
Sekolah Kelas Standar Kompetensi Alokasi Waktu
No
Kompetensi Dasar
1.
3.1
Menjelask an jenisjenis makanan dan minuman yang halal dan haram.
SILABUS
: MTs Asy-Syarifiyah : VIII (Delapan) :Memahami hukum Islam tentang makanan dan minuman. : 6 jam pelajaran (3 x pertemuan) Materi Pelajaran Makanan dan minuman
Kegiatan Pembelajaran 1.
2.
3.
4.
Menyimak dan menelaah pengertian dan jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan haram Mendiskusikan klasifikasi makanan dan minuman halal dan haram Mendiskusikan manfaat mengkonsumsi makanan dan minuman halal Mendiskusikan bahaya mengkonsumsi makanan dan minuman haram
Indikator 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Menjelaskan pengertian makanan dan minuman yang halal dan haram beserta dalilnya. Menyebutkan jenisjenis makanan dan minuman yang halal dan haram. Memberikan contoh makanan dan minuman yang halal dan haram. Menjelaskan manfaat mengkonsumsi makanan dan minuman halal Menjelaskan sebabsebab keharaman makanan dan minuman. Menjelaskan bahaya mengkonsumsi makanan dan minuman
Mata Pelajaran Semester
Teknik Tes tertulis
Tes tertulis
Tes tertulis
Tes tertulis
: FIQIH : 2 (dua) / genap
Penilaian Bentuk Contoh Instrumen Instrumen - Sebutkan jenisTes uraian jenis makanan Tes isian dan minuman yang dihalalkan Tes uraian - Sebutkan Tes isian manfaat makanan dan Tes uraian minuman halal Tes isian - Jelaskan yang halal dimakan Tes uraian karena zatnya! Tes isian - Sebutkan 3 akibat buruk dari makanan dan minuman yang haram!
Alokasi Waktu 6 Jam pelajaran
Sumber Belajar -
-
Buku Paket Fiqih MTs Kelas VII LKS Al-Qur’an dan Terjemah.
yang haram.
2.
3.2 Menjelaskan jenis-jenis binatang yang halal dan haram dimakan
1. Bintang Halal dan Haram 2.
3.
Membaca dan menelaah jenis-jenis binatang yang halal dan haram dimakan Melakukan diskusi kelompok dan menjelaskan kepada teman yang lain tentang ciri-ciri binatang yang haram dimakan. Melakukan diskusi kelompok menjelaskan ketentuan dalam menyembelih binatang.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Menjelaskan jenis binatang yang halal dimakan. Menjelaskan jenis binatang yang haram dimakan. Menjelaskan ciri-ciri binatang yang halal dan haram dimakan Menjelaskan ketentuan dalam menyembelih binatang Menjelaskan hal-hal disunakan dalam menyembelih bintang Memberikan contoh binatang yang halal dan haram dimakan
2
Tes tertulis Tes tertulis
Tes uraian Tes isian Tes uraian Tes isian
-
-
-
Jelaskan pengertian binatang halal! Sebutkan jenisjenis binatang yang halal dimakan! Sebutkan contoh binatang yang diharamkan! Jelaskan syarat dan rukun menyembelih!
-
-
Buku Paket Fiqih MTs Kelas VII LKS Al-Qur’an dan Terjemah.
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I
Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
: MTs. Asy-Syarifiyah : Fiqih : VIIIA/2 : 2 x 40 menit (2 jam pelajaran) : Memahami hukum Islam tentang makanan dan minuman. : Menjelaskan jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan haram.
Indikator
: 1. Menjelaskan pengertian makanan dan minuman yang halal dan haram untuk dikonsumsi oleh umat islam dan dalilnya. 2. Menjelaskan jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan haram. 3. Menyebutkan contoh makanan dan minuman yang halal dan haram. 4. Menjelaskan manfaat mengonsumsi makanan dan minuman yang halal. 5. Menjelaskan sebab-sebab keharaman makanan dan minuman. 6. Menjelaskan bahayanya mengkonsumsi makanan dan minuman haram
A. Tujuan Pembelajaran 1. Dengan melakukan penelitian peserta didik dapat menyebutkan jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan haram. 2. Peserta didik dapat menyebutkan manfaat mengonsumsi makanan dan minuman halal. 3. Peserta didik dapat menyebutkan sebab-sebab keharaman makanan dan minuman. 4. Peserta didik dapat menyebutkan bahayanya mengkonsumsi makanan dan minuman haram B. Materi Pembelajaran 1. Pengertian halal dan haram (zatnya dan cara memperolehnya) 2. Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan haram 3. Manfaat mengonsumsi makanan dan minuman halal 4. Bahayanya mengkonsumsi makanan dan minuman haram C. Metode Pembelajaran 1. Model pembelajaran
: Cooperative learning tipe Jigsaw
2. Metode pembelajaran : kombinasi antara ceramah, penemuan terbimbing, diskusi dan tanya jawab
D. Strategi pembelajaran Pendahuluan (5 menit) 1. Guru mengawali dengan salam dan do’a 2. Apersepsi: guru mengingatkan kembali materi tentang makanan dan minuman 3. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif learning tipe Jigsaw 4. Guru memberikan penjelasan tujuan pembelajaran dan manfaat pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan Inti a. Penguasaan materi (20 menit) Guru menyampaikan materi makanan dan minuman secara singkat, guru membimbing peserta didik di depan kelas. Guru juga meminta peserta didik untuk mengisi LKS sesuai materi pembelajaran. b. Penyelesaian materi makanan dan minuman melalui metode pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw (50 menit) 1. Guru meminta kepada semua peserta didik untuk membentuk kelompok asal yang sudah diberitahukan pada pertemuan sebelumnya. 2. Guru membagi kartu masalah yang berisi materi-materi makanan dan minuman yang halal kepada ketua masing-masing kelompok asal. 3. Masing-masing ketua kelompok membagi materi untuk dibahas oleh masingmasing anggota kelompok. Tiap anggota kelompok berusaha menguasai dan memahami materi yang diterima. 4. Guru mengubah bentuk kelompok dengan cara anggota kelompok yang mempelajari materi yang sama bertemu untuk mendiskusikan materi tersebut sampai mengerti benar dan memahami materi tersebut. 5. Guru memandu proses diskusi, mengawasi, memberikan bimbingan dan arahan seperlunya. 6. Dari kelompok ahli peserta didik kembali ke kelompok asal 7. Tiap peserta didik dalam kelompok asal bergantian melaporkan pembahasan materi kepada teman dalam satu kelompoknya. 8. Guru memonitoring kerja kelompok. 9. Guru meminta peserta didik untuk kembali ke tempat duduk masing-masing. 10. Guru memberikan kuis kepada peserta didik untuk dikerjakan 11. Guru membahas penyelesaian kuis bersama-sama peserta didik. 12. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang paling baik dan skornya paling tinggi. Penutup (5 menit) 1. Guru membimbing peserta didik untuk merangkum materi pelajaran dan membuat kesimpulan tentang materi makanan dan minuman. 2. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk belajar dengan giat. E. Alat dan Sumber belajar
2
1. Buku Fiqih 2 untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII penerbit CV. ARMICO, Bandung 2. LKS Fiqih Madrasah Tsanawiyah 3. Buku lain yang relevan F. Penilaian 1. Prosedur Tes : - Tes Awal : - Tes Proses : Ada - Tes Akhir : Ada 2. Jenis Tes: - Tes Awal : - Tes Proses : Pengamatan - Tes Akhir : Tertulis pilihan ganda + Essay 3. Alat Tes: - Tes Awal : - Tes Proses : Terlampir - Tes Akhir : Terlampir 4. Contoh Instrumen: a. Soal pilihan ganda Dibawah ini adalah makanan yang halal dimakan , kecuali.... a. Bangkai belalang c. Burung merpati b. Bangkai ayam d. Ikan hiu Jawaban: B b. Soal uraian Sebutkan jenis-jenis makanan dan minuman yang dihalalkan! Jawaban: Macam-macam/jenis-jenis makanan dan minuman yang halal adalah: Makanan: (5) Semua makanan yang baik-baik dan tidak menjijikkan. (6) Semua makanan yang dihalalkan oleh Allah SWT., kecuali yang diharamkan. (7) Semua makanan yang tidak memberi madharat, tidak membahayakan kesehatan jasmani dan tidak merusak akal, tidak merusak jiwa, tidak merusak moral dan tidak merusak aqidah. (8) Bangkai ikan dan belalang. (9) Binatang yang hidup di laut ataupun air tawar. (10) Hati dan limpa binatang yang halal dimakan dagingnya. Minuman: (11) Semua jenis air yang tidak membahayakan bagi hidup dan kehidupan manusia. (12) Air atau cairan yang sudah hilang sifat mabuknya, seperti arak yang sudah berubah menjadi cuka. (13) Air yang tidak mendatangkan mudarat atau tdak merusak jasmani, akal, jiwa, moraldan aqidah.
3
(14)
Air yang suci dan tidak terkena najis
Guru Fiqih
Demak, 06 April 2010 Pengamat,
Musni SD,S.Ag
Ahmad Rohim Mengetahui, Kepala MTs Asy-Syarifiyah
Umi Sya’id,S.Ag
4
Lampiran 6
Lembar Kerja Peserta didik Siklus I 1. 2. 3. 4.
Apa pengertian makanan yang halal? Sebutkan 3 manfaat makanan dan minuman yang halal! Sebutkan 3 akibat buruk dari makanan dan minuman yang haram! Tuliskan ayat Al-Qur’an yang mnjelaskan tentang macam-macam makanan yang diharamkan (Al-Maidah : 3)! 5. Jelaskan mengapa khamr haram diminum! Selamat Mengerjakan Ringan Sama Dijinjing Berat Sama Dipikul
Kunci Jawaban 1. Makanan yang halal adalah makanan ng diperbolehkan untuk dimakan menurut ketentuan hukum islam. 2. Adapun manfaat makanan dan minuman, antara lain: a. Makanan dan minuman yang halal dapat menyehatkan badan dan terpeliharanya diri dari sumber penyakit. b. Menyebabkan amal ibadah diterima Allah, karena sesuatu yang halal aka mendatangkan keridaan Allah. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “perbaikan lah makananmu, niscaya Allah akan mengabulkan doa”. (HR. Tabrani) c. Dapat menghindarkan diri dari perbuatan dosa, karena telah memelihara dan menjaga dari hal-hal yang diharamkan Allah. d. Termasuk golongan orang yang saleh dan berakhlak mulia. 3. Diantara akibat buruk dari makanan dan minuman yang haram adalah: a. Dapat merusak jiwa, b. Dapat membahayakan kesehatan, c. Dapat menimbulkan permusuhan dan kebencian, d. Dapat menghalangi mengingat Allah SWT. 4. Menurut garis besarnya makanan yang diharamkan menurut Q.S. Al-Maidah ayat 3 adalah: äosŒqè%öqyJø9$#ur èps)ÏZy‚÷ZßJø9$#ur ¾ÏmÎ/ «!$# ÎŽö•tóÏ9 ¨@Ïdé& !$tBur Í•ƒÌ“Yσø:$# ãNøtm:ur ãP¤$!$#ur èptGøŠyJø9$# ãNä3ø‹n=tæ ôMtBÌh•ãm É=ÝÁ‘Z9$# ’n?tã yxÎ/èŒ $tBur ÷LäêøŠ©.sŒ $tB žwÎ) ßìç7¡¡9$# Ÿ@x.r& !$tBur èpys‹ÏܨZ9$#ur èptƒÏjŠuŽtIßJø9$#ur 5. Karena adanya sebab keharaman minuman tersebut, yaitu: a. Ada nas Al-Qur’an dan Al-hadits yang melarang secara tegas meminum minuman yang haram. b. Dapat mendatangkan akibat buruk (mudarat) bagi peminumnya.
5
Lampiran 7
KISI-KISI SOAL TES SIKLUS I
Sekolah Mata Pelajaran Materi Pokok Tahun Ajaran Alokasi Waktu Jumlah soal Bentuk Soal
: MTs. Asy-Syarifiyah : Fiqih : Makanan dan Minuman : 2009/2010 : 40 menit : 15 butir : Pilihan Ganda + Isian
1. Kompetensi Dasar Menjelaskan jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan haram. Nomor Urut Soal NO Indikator Ingatan Pemahaman Penerapan 1 pengertian makanan dan minuman yang halal 11 dan haram untuk dikonsumsi 2 jenis-jenis makanan dan minuman yang halal 1, 3, 8, 12 2, 9 dan haram. contoh makanan dan minuman yang halal dan 7 10, 15 3 haram. 4 manfaat mengonsumsi makanan dan minuman 4, 5, 13 yang halal. 5 sebab-sebab keharaman makanan dan minuman. 6 bahayanya mengkonsumsi makanan dan 14 6 minuman haram Jumlah Soal 10 4 1
6
Lampiran 8 Nama Kelas
: :
SOAL TES SIKLUS I I. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar! 1. Makanan yang halal adalah... a. Makanan yang bergizi b. Makanan yang baik dan enak c. Makanan yang baik menurut agama dan kesehatan d. Semua makanan yang baik dan bergizi 2. Semua jenis makanan yang terdapat dalam surat Al-Maidah ayat 3 hukumnya.... a. Haram c. Halal b. Makruh d. Mubah 3. Dibawah ini adalah makanan yang halal dimakan , kecuali.... c. Bangkai belalang c. Burung merpati d. Bangkai ayam d. Ikan hiu 4. Salah satu manfaat memakan makanan yang halal, adalah... a. Badan pasti akan menjadi gemuk b. Mendapat pahala dari Allah SWT. c. Otak menjadi pintar d. Terhindar dari segala penyakit 5. Dibawah ini adalah makanan yang diharamkan, kecuali..... a. Bangkai ikan c. Burung elang b. Darah d. Danging sapi yang tertabrak 6. Mengenai makanan yang haram dijelaskan dalam Al-Qur’an..... a. Surat Al-Maidah ayat 5 c. Surat Al-Maidah ayat 3 b. Surat Al-Nahl ayat 3 d. Surat Al-Maidah ayat 1 7. Khamar atau minuman keras diharamkan oleh agama Islam karena... a. Akan menimbulkan kecanduan bagi peminumnya b. Dapat membahayakan dirinya dan masyarakat c. Merupakan minuman orang-orang kafir d. Dapat merusak dirinya 8. Yang tidak termasuk jenis makanan yang halal adalah..... a. Semua makanan yang keji b. Semua makanan yang tidak mendatangkan mudarat c. Semua makanan yang baik, tidak kotor dan tidak menjijikan d. Semua makanan yang tidak diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya. 9. Dan Allah menghalalkan dua macam darah yaitu..... a. Hati dan limpa c. Hati dan darah binatang ternak b. Hati dan empedu d. Limpa dan darah bintang ternak 10. Racun termasuk jenis makanan/minuman yang diharamkan, sebab.... a. Menimbulkan mudarat c. Hasil curian b. Membuat sengsara d. Jawaban a dan b benar
7
II.
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar! 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan makanan halal ! 3. Sebutkan jenis-jenis makanan dan minuman yang dihalalkan ! 4. Sebutkan manfaat makanan dan minuman halal ! 5. Sebutkan 3 akibat buruk dari makanan dan minuman yang haram! 6. Berikan masing-masing 3 contoh makanan dan minuman yang halal ! Kunci Jawaban Tes Siklus I
I. Pilihan Ganda 1. c
6. c
2. a
7. b
3. b
8. a
4. b
9. a
5. a
10. d
II. Isian 1. Makanan halal adalah makanan yang bergizi yang dapat membawa kesehatan bagi tubuh, dapat menimbulakan nafsu makan, keadaannya bersih tidak menjijikkan serta tidak ada larangan dari Al-Qur’an atau hadist. 2. Macam-macam/jenis-jenis makanan dan minuman yang halal adalah: Makanan: (15) Semua makanan yang baik-baik dan tidak menjijikkan. (16) Semua makanan yang dihalalkan oleh Allah SWT., kecuali yang diharamkan. (17) Semua makanan yang tidak memberi madharat, tidak membahayakan kesehatan jasmani dan tidak merusak akal, tidak merusak jiwa, tidak merusak moral dan tidak merusak aqidah. (18) Bangkai ikan dan belalang. (19) Binatang yang hidup di laut ataupun air tawar. (20) Hati dan limpa binatang yang halal dimakan dagingnya. Minuman: (21) Semua jenis air yang tidak membahayakan bagi hidup dan kehidupan manusia. (22) Air atau cairan yang sudah hilang sifat mabuknya, seperti arak yang sudah berubah menjadi cuka. (23) Air yang tidak mendatangkan mudarat atau tdak merusak jasmani, akal, jiwa, moraldan aqidah. (24) Air yang suci dan tidak terkena najis.
8
3. Adapun manfaat makanan dan minuman yang halal,antara lain: (25) Makanan dan minuman yang halal dapat menyehatkan badan dan terpeliharanya diri dari sumber penyakit. (26) Menyebabkan amal ibadah diterima Allah, karena sesuatu yang halal aka mendatangkan keridaan Allah. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “perbaikan lah makananmu, niscaya Allah akan mengabulkan doa”. (HR. Tabrani) (27) Dapat menghindarkan diri dari perbuatan dosa, karena telah memelihara dan menjaga dari hal-hal yang diharamkan Allah. (28) Termasuk golongan orang yang saleh dan berakhlak mulia. 4. Diantara akibat buruk dari makanan dan minuman yang haram adalah: (29) Dapat merusak jiwa, (30) Dapat membahayakan kesehatan, (31) Dapat menimbulkan permusuhan dan kebencian, (32) Dapat menghalangi mengingat Allah SWT. 5. Contoh makanan dan minuman yang halal adalah: Makanan : (33) Buah-buahan, biji-bijian, dan sayur-mayur yang suci, (34) Ikan dan binatang laut, (35) Danging dari binatang ternak, (36) Jenis binatang yang baik-baik, (37) Belalang. Minuman : (38) Semua jenis air yang tidak membahayakan bagi hidup dan kehidupan manusia. (39) Air atau cairan yang sudah hilang sifat mabuknya, seperti arak yang sudah berubah menjadi cuka. (40) Air yang tidak mendatangkan mudarat atau tdak merusak jasmani, akal, jiwa, moraldan aqidah. (41) Air yang suci dan tidak terkena najis.
9
Lampiran 9
LEMBAR OBSERVASI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Nama Guru Yang Diamati Satuan Pendidikan Kelas Mata Pelajaran Materi Pokok Sub Materi Pokok Hari/Tanggal Jam Pelajaran
: Ibu Musni SD,S.Ag : MTs Asy-Syarifiyah : VIII A : Fiqih : Hukum Islam tentang makanan dan minuman : Jenis-jenis makanan dan minuman halal dan haram : Selasa,06 April 2010 : 11.30-13.00 Pelaksanaan 1 2 3 4
NO
Aspek Pengamatan
1
Apersepsi a. Menyiapkan kondisi fisik peserta didik. b. Menyampaikan tujuan pembelajaran. c. Memberikan gambaran kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran dengan mengingat kembali materi yang telah dismapaikan. d. Memotivasi dan membangkitkan peserta didik untuk belajar.
2
3
4
Penyampaian Materi Pokok a. Materi yang disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran. b. Menyajikan informasi tentang materi yang dipelajari. c. Penyampaian materi sistematis disertai contoh yang sesuai dengan materi pelajaran dengan metode pembelajaran Jigsaw. Penerapan Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw a. Menjelaskan kepada peserta didik tentang metode pembelajaran yang digunakan b. Membentuk kelompok-kelompok diskusi secara heterogen. c. Membimbing peserta didik belajar dan kerja dalam kelompok. d. Mengevaluasi hasil belajar dan kerja peserta didik. e. Memberi penghargaan upaya dan hasil belajar peserta didik. Menutup pelajaran a. Memberikan penguatan materi yang telah diajarkan. b. Membuat rangkuman sesuai materi pelajaran.
10
V V
Skor
3 3 2
V V
3
V
3
V
3
V
2
V
2 V
3
V
2
V
2 V
3
V
3
V
3
c. Memberikan motivasi supaya peserta didik selalu belajar.
V
3
Jumlah
40
Keterangan: Nilai 4 3 2 1
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang
Jumlah maksimal skor = 60
Diperoleh Skor
= 40
Prosentase = Skor x 100%
Prosentase
= 40 X 100%
60
60 = 66%
Kesimpulan: Pelakasanaan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I kurang optimal, hal ini terbukti dengan adanya beberapa langkah penerapaan pembelajaran yang belum terlaksana secara optimal dengan persentase 66%. Oleh karena itu, perlunya perbaikan untuk mengoptimalkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran Fiqih materi pokok makanan dan minuman.
Demak, 06 April 2010 Observer,
Ahmad Rohim NIM: 063111026
11
Lampiran 10 Lembar Observasi Keaktifan Peserta Didik Siklus I Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Nama Guru Yang Diamati Satuan Pendidikan Kelas Mata Pelajaran Materi Pokok Sub Materi Pokok Hari/Tanggal Jam Pelajaran NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
NAMA Abdullah Nur Ahmad Nila Najibudin Ahmad Shofiyulah Ahmad Syaifudin Zuhri Anik Puji Antoro Anis Setyowati Ariyanto Asih Nur Hidayah Ayu Indriyana Baetur Rochman Dewi Maryam Irwan Ulin Nuha Ludfil Khakim Miftahus Sholihah
A 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2
B 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2
: Ibu Musni SD,S.Ag : MTs Asy-Syarifiyah : VIII A : Fiqih : Hukum Islam tentang makanan dan minuman : Jenis-jenis makanan dan minuman yang halal dan haram : Selasa,06 April 2010 : 11.30-13.00 Aspek Pengamatan PERSEN JUMLAH (%) C D E F G 4 3 2 3 4 21 75.00 3 3 2 1 4 19 67.86 1 1 2 2 1 12 42.86 2 2 3 3 4 19 67.86 3 2 2 1 4 17 60.71 4 2 2 1 2 16 57.14 4 1 2 1 3 16 57.14 4 2 2 2 4 19 67.86 4 2 2 1 1 15 53.57 1 2 2 1 1 12 42.86 4 2 3 3 4 21 75.00 3 2 2 1 2 13 46.43 4 3 2 3 4 22 78.57 4 2 3 3 3 19 67.86
KATEGORI Baik Baik Cukup Baik Baik Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Baik Cukup Baik Baik
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Muhammad Firmanda Muhammad Hidayatullah Muhammad Jamaludin Lubis Muhammad Malik Muhammad Malkundi Muhammad Saekhul Mujahidin Muhammad Syaifudin Aji Muhammad Zainal Muttaqin Mustakim Nur Sahid Oni Nurul Afifah Rizki Dewanti Safiatus Sa'adah Siti Aris Nur Wijayanti Siti Marya Ulfa Siti Ngaropah Siti Nur Faizah Siti Nurur Rohmah Susilowati Titik Ikafenti Ulfatul Khoiriyah Zahroh Muniroh Jumlah Prosentase (%) Klasifikasi
3 2 3 2 3 2 3 1 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3
2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2
3 3 98 68.06 B
2 2 77 53.47 D
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4
3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2
2 2 3 2 2 2 1 1 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2
4 2 2 4 3 3 128 82 79 88.89 56.94 54.86 A C D
2
3 1 1 1 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 1 3 2 3 1
3 4 2 4 3 3 2 3 4 4 3 4 4 3 3 2 4 4 4 3
20 17 16 17 17 19 19 14 19 21 19 19 19 20 19 17 21 19 20 17
71.43 60.71 57.14 60.71 60.71 67.86 67.86 50.00 67.86 75.00 67.86 67.86 67.86 71.43 67.86 60.71 75.00 67.86 71.43 60.71
Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
2 3 72 50 D
4 4 115 79.86 B
19 22 651 64.58
67.86 78.57
Baik Baik
64.58
KETERANGAN : • ASPEK PENGAMATAN, A : Keaktifan peserta didik dalam mengikuti KBM. B : Peserta didik mencatat hasil diskusi. C : Peserta didik yang aktif dalam diskusi. D : Peserta didik aktif mendengarkan penjelasan dari teman saat melaporkan hasil diskusi dari kelimpok ahli. E : Keaktifan peserta didik dalam mengerjakan soal tes secara individu. F : Partisipasi peserta didik dalam menyampaikan pertanyaan mengenai materi yang dibahas. G : Peserta didik yang mempunyai kemampuan mengemukakan pendapat hasil diskusi pada diskusi kelompok. • KRITERIA PENILAIAN, Nilai Kategori 4 Sangat baik 3 Baik 2 Cukup 1 Kurang Berdasarkan data pada siklus I maka peroleh: - Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh = 1008 - Skor Maksimul = 651 Prosentase (%) aktivitas peserta didik •
=
% = 64.58%
KESIMPULAN: Pencapaian keaktifan peserta didik dengan peserta didik pada siklus I adalah 64.58%. Dengan hasil Keaktifan yang diperoleh ternyata belum mencapai indikator keberasilan yaitu 80%. Sehingga penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran fiqih materi pokok makanan dan minuman untuk meningkatkan hasil belajar Kelas VIIIA di MTs. Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak haru melaksanakan pembelajaran selajutnya pada Siklus II. Demak, 06 April 2010 Observer, Ahmad Rohim NIM: 063111026
3
Lampiran 11
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SIKLUS I Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Materi pokok Jumlah Peserta didik Tahun pelajaran NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
NAMA PESERTA DIDIK Abdullah Nur Ahmad Nila Najibudin Ahmad Shofiyulah Ahmad Syaifudin Zuhri Anik Puji Antoro Anis Setyowati Ariyanto Asih Nur Hidayah Ayu Indriyana Baetur Rochman Dewi Maryam Irwan Ulin Nuha Ludfil Khakim Miftahus Sholihah Muhammad Firmanda Muhammad Hidayatullah Muhammad Jamaludin Lubis Muhammad Malik Muhammad Malkundi Muh. Saekhul Mujahidin Muhammad Syaifudin Aji Muhammad Zainal Muttaqin Mustakim Nur Sahid Oni Nurul Afifah Rizki Dewanti Safiatus Sa'adah Siti Aris Nur Wijayanti Siti Marya Ulfa Siti Ngaropah Siti Nur Faizah Siti Nurur Rohmah Susilowati Titik Ikafenti Ulfatul Khoiriyah
: MTs Asy-Syarifiyah : Fiqih : VIII / Genap : Hukum makanan dan minuman : 36 peserta didik : 2009/2010 NILAI 55 79 60 68 68 90 67 89 60 55 78 50 81 86 65 69 65 66 49 66 57 46 66 65 75 81 74 65 69 76 85 74 77 76 76
KETERANGAN Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
36
Zahroh Muniroh Jumlah Nilai Rata-rata
80 2508 69.67
Tuntas
Keterangan: Kriteria hasil belajar: < 65 = Tidak Tuntas 65 = Tuntas Berdasarkan nilai siklus I di atas maka, didapat: Nilai seluruh peserta didik = 2508 Seluruh peserta didik tuntas belajar = 28 Jumlah peserta didik = 36 Sehingga nilai rata-rata =
Ketuntasan belajar (%) =
= 69.67
x 100%
= 77.78%
Kesimpulan: Pencapaian rata-rata hasil belajar di siklus I ini belum mencapai indikator keberasilan yang yang ditentukan. Hal ini terbukti dengan perolehan rata-rata hasil belajar sebesar 69.67 dengan ketuntasan belajar hanya mencapai 77.78%. Oleh karena itu, agar penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran fiqih materi pokok makanan dan minuman untuk meningkatkan hasil belajar Kelas VIIIA di MTs. Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak harus melaksanakan pembelajaran selajutnya pada Siklus II.
Mengetahui, Guru Pengampu
Observer
Musni SD,S.Ag
Ahmad Rohim
2
Lampiran 12
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II
Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar :
: MTs. Asy-Syarifiyah : Fiqih : VIIIA/2 : 2 x 40 menit (2 jam pelajaran) :Memahami hukum Islam tentang makanan dan minuman. :Menjelaskan jenis-jenis binatang yang halal dan haram Indikator 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Menjelaskan jenis binatang yang halal dimakan Menjelaskan jenis binatang yang haram dimakan Menjelaskan ciri-ciri binatang yang halal dan haram dimakan Menjelaskan ketentuan dalam menyembelih binatang Menjelaskan hal-hal disunahkan dalam menyembelih bintang Memberikan contoh binatang yang halal dan haram dimakan
A. Tujuan Pembelajaran 1. Dengan melakukan penelitian peserta didik dapat menyebutkan jenis-jenis binatang yang halal dan haram dimakan. 2. Peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri binatang yang haram dimakan 3. Peserta didik dapat menyebutkan ketentuan dalam menyembelih binatang 4. Peserta didik dapat menyebutkan contoh binatang yang halal dan haram dimakan B. Materi Pembelajaran 1. Pengertian halal dan haram 2. Jenis-jenis binatang yang halal dan haram dimakan. 3. Ciri-ciri binatang yang haram dimakan 4. Ketentuan dalam menyembelih binatang 5. Contoh binatang yang halal dan haram dimakan C. Metode Pembelajaran 1. Model pembelajaran : Cooperative learning tipe Jigsaw 2. Metode pembelajaran : Kombinasi antara ceramah, penemuan terbimbing, diskusi dan tanya jawab D. Strategi pembelajaran Pendahuluan (5 menit) 1. Guru mengawali dengan salam dan do’a 2. Apersepsi: guru mengingatkan kembali materi makanan dan minuman 3. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif learning tipe Jigsaw 4. Guru memberikan penjelasan tujuan pembelajaran dan manfaat pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
3
Kegiatan Inti a. Penguasaan materi (20 menit) Guru menyampaikan materi makanan dan minuman secara singkat, guru membimbing peserta didik di depan kelas. Guru juga meminta peserta didik untuk mengisi LKS sesuai materi pembelajaran. b. Penyelesaian materi makanan dan minuman melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw (50 menit) 1. Guru meminta kepada semua peserta didik untuk membentuk kelompok asal seperti pada saat siklus I. 2. Guru memberikan pengarahan kepada kelompok asal berdasarkan skor perkembangan yang diperoleh pada siklus I. 3. Guru membagi kartu masalah yang berisi materi-materi binatang yang halal dan haram kepada ketua masing-masing kelompok asal. 4. Masing-masing ketua kelompok membagi materi untuk dibahas oleh masingmasing anggota kelompok. Tiap anggota kelompok berusaha menguasai dan memahami materi yang diterima. 5. Guru mengubah bentuk kelompok dengan cara anggota kelompok yang mempelajari materi yang sama bertemu untuk mendiskusikan materi tersebut sampai mengerti benar dan memahami materi tersebut. 6. Guru memandu proses diskusi, mengawasi, memberikan bimbingan dan arahan seperlunya. 7. Dari kelompok ahli peserta didik kembali ke kelompok asal 8. Tiap peserta didik dalam kelompok asal bergantian melaporkan pembahasan materi kepada teman dalam satu kelompoknya. 9. Guru memonitoring kerja kelompok. 10. Guru meminta peserta didik untuk kembali ke tempat duduk masing-masing. 11. Guru memberikan kuis kepada peserta didik untuk dikerjakan 12. Guru membahas penyelesaian kuis bersama-sama peserta didik. 13. Guru memberikan tugas rumah. 14. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang paling baik dan skornya paling tinggi. Penutup (5 menit) 1. Guru membimbing peserta didik untuk merangkum materi pelajaran dan membuat kesimpulan tentang materi binatang yang halal dan haram dimakan. 2. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk belajar dengan giat. E. Alat dan Sumber belajar 1. Buku Fiqih 2 untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII penerbit CV. ARMICO, Bandung 2. LKS Fiqih Madrasah Tsanawiyah 3. Buku lain yang relevan F. Penilaian 1. Prosedur Tes : - Tes Awal : -
4
- Tes Proses : Ada - Tes Akhir : Ada 2. Jenis Tes: - Tes Awal : - Tes Proses : Pengamatan - Tes Akhir : Tertulis pilihan ganda + Essay 3. Alat Tes: - Tes Awal : - Tes Proses : Terlampir - Tes Akhir : Terlampir 4. Contoh Instrumen: a. Soal pilihan ganda Benda yang tidak boleh dipakai menyembelih antara lain.... a. Gigi dan kuku c. Kuku dan besi b. Gigi dan batu d. Gigi dan besi Jawaban: A b. Soal uraian Jelaskan syarat dan rukun menyembelih! Jawaban: Rukun dan Syarat menyembelih: a. Adanya penyembelih, adapun syarat penyembelih hendaknya beragama Islam atau ahli kitab, berakal sehat, dan meyembelih dengan menyebut nama Allah serta melaukan dengan sengaja. b. Adanya binatang yang disembelih Syarat binatang yang disembelih adalah: 1) Binatang darat yang halal dimakan. 2) Sebelum disembelih binatang itu masih hidup. 3) Harus putus urat tempat berlalunya makanan dan minuman surat saluran panas yang terletak dileher. 4) Bintang yang bisa disembelih lehernya harus disembelih pada lehernya. 5) Adanya alat untuk menyembelih, adapun syarat untuk menyembelih adalah benda tajam yang dapat melukai binatang baik darilogam, bambu, batu, dan sebagainya kecuali kuku/tulang dan gigi.
5
Guru Fiqih
Demak, 27 April 2010 Peneliti,
Musni SD,S.Ag
Ahmad Rohim
Mengetahui, Kepala MTs Asy-Syarifiyah
Umi Sya’id,S.Ag
6
Lampiran 13 Lembar Kerja Peserta didik Siklus II 1. 2. 3. 4.
Jelaskan pengertian binatang yang haram dimakan! Sebutkan 4 kriteria binatang yang diharamkan ! Sebutkan rukun dan syarat penyembelihan binatang yang benar menurut syariat ! Binatang yang halal dibagi menjadi berapa macam? Sebutkan dan berikan contoh masing-masing 3! 5. Mengapa katak, buaya, penyu, dan kepiting haram dimakan? Selamat Mengerjakan Ringan Sama Dijinjing Berat Sama Dipikul
Kunci Jawaban 1. Binatang yang haram adalah binatang yang tidak boleh dimakan sebab adanya nash Al-Qur’an atau hadis yang melarangnya. 2. Ada beberapa binatang yang diharamkan oleh Allah SWT. Karena beberapa sebab, yaitu sebagai berikut: 1) Sebab adanya nash Al-Qur’an atau hadis yang melarangnya. 2) Binatang yang hidup dan tahan lama di dua tempat (di darat dan di air). Misalnya: katak, penyu, buaya, kepiting dan lain-lain. 3) Semua binatang yang bertaring (yang buas). Misalnya: harimau, serigala, anjing, kucing, kera dan lain-lain. 4) Burung yang berkuku tajam. Misalnya: burung elang, garuda, kakatua, nuri, rajawali dan lain-lain. 5) Binatang yang kotor (keji). Misalnya: kutu, ulat, kepinding dan sebagainya. 3. Rukun dan Syarat menyembelih: a. Adanya penyembelih, adapun syarat penyembelih hendaknya beragama Islam atau ahli kitab, berakal sehat, dan meyembelih dengan menyebut nama Allah serta melaukan dengan sengaja. b. Adanya binatang yang disembelih Syarat binatang yang disembelih adalah: 1) Binatang darat yang halal dimakan. 1) Sebelum disembelih binatang itu masih hidup. 2) Harus putus urat tempat berlalunya makanan dan minuman surat saluran panas yang terletak dileher. 3) Bintang yang bisa disembelih lehernya harus disembelih pada lehernya. 4) Adanya alat untuk menyembelih, adapun syarat untuk menyembelih adalah benda tajam yang dapat melukai binatang baik darilogam, bambu, batu, dan sebagainya kecuali kuku/tulang dan gigi. 4. Binatang yang halal dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
7
a. Binatang yang hidup di darat Binatang yang hidup didarat ini adalah yang tidak kotor, tidak menjijikkan dan tidak ada ayat Alqur’an maupun hadis yang mengharamkannya. Contoh: onta, sapi, kerbau, kambing, ayam, kuda, kelinci, belalang dan lain-lain. b. Binatang yang hidup di air Semua binatang yang hidup di air baik air laut maupun air tawar hukumnya halal. Dasar hukum surat Al-Maidah ayat 96. 5. Karena binatang tersebut hidup tahan lama di dua tempat (di darat dan di air).
8
Lampiran 14 KISI-KISI SOAL TES SIKLUS II
Sekolah Mata Pelajaran Materi Pokok Tahun Ajaran Alokasi Waktu Jumlah soal Bentuk Soal 2.
: MTs. Asy-Syarifiyah : Fiqih : Makanan dan Minuman : 2009/2010 : 40 menit : 15 butir : Pilihan Ganda + Isian
Kompetensi Dasar Menjelaskan jenis-jenis binatang yang halal dan haram. NO
Indikator
1 2 3
jenis binatang yang halal dimakan jenis binatang yang haram dimakan ciri-ciri binatang yang halal dan haram dimakan ketentuan dalam menyembelih binatang
4
Nomor Urut Soal Ingatan Pemahaman Penerapan 1, 11, 12 15 3 4 8 2, 7, 13
5 6
hal-hal disunahkan dalam menyembelih bintang contoh binatang yang halal dan haram dimakan Jumlah Soal
6 10, 14 9
9
5, 9
5
1
Nama Kelas
: :
Lampiran 15 SOAL TES SIKLUS II
I. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar! 1. Dibawah ini adalah jenis binatang yang dihalalkan, kecuali..... a. Sapi c. Kuda b. Babi d. Bangkai ikan 2. Menyembelih artinya...... a. Memotong kuping hewan c. Memotong paha hewan b. Memotong urat nadi hewan d. Memotong badan hewan 3. Surat Al-Maidah ayat 96 berisi tentang..... a. Binatang yang halal dimakan b. Binatang yang haram dimakan c. Semua binatang laut, halal dimakan d. Semua binatang darat, halal dimakan 4. Bangkai yang hukumnya halal adalah..... a. Ikan dan daging c. Ikan dan belalang b. Bangkai dan belalang d. Ikan dan saren 5. Sembelihan ahli kitab hukumnya..... a. Halal c. Makruh b. Haram d. Mubah 6. Benda yang dipergunakan menyembelih harus benda.... a. Tumpul c. Tajam b. Keras d. Berujung tajam 7. Menyembelih sampai putus lehernya hukumnya..... a. Sunah c. Boleh b. Makruh d. Wajib 8. Binatang yang halal adalah yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, Kecuali..... a. Tidak kotor b. Tidak menjijikan c. Yang mendatangkan kelezatan d. Yang tidak diharamkan menurut ketentuan hukum islam 9. Benda yang tidak boleh dipakai menyembelih antara lain.... c. Gigi dan kuku c. Kuku dan besi d. Gigi dan batu d. Gigi dan besi 10. Salah satu binatang laut yang dihalalkan adalah..... a. Kepiting c. Ikan b. Katak d. Ular
10
II. Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar! 1. Jelaskan pengertian binatang halal yang dimakan! 2. Sebutkan jenis-jenis binatang yang halal dimakan! 3. Jelaskan syarat dan rukun menyembelih! 4. Sebutkan contoh binatang yang diharamkan menurut surat Al-Maidah ayat 3! 5. Binatang yang halal dibagi menjadi berapa macam?Sebutkan dan berikan contoh binatang yang hidup di darat! Kunci Jawaban Tes Siklus II I. Pilihan Ganda 1. b
6. c
2. b
7. b
3. c
8. c
4. c
9. a
5. a
10. c
II. Isian 1. Binatang yang halal menurut syariat (Islam) adalah binatang yang boleh dimakan dan sesuai dengan syara’(hukum islam). 2. Binatang yang halal dimakan dagingnya itu terbagi pada dua bagian, yaitu ada binatang darat dan binatang air. a. Binatang darat adalah binatang yang hanya hidupnya di darat,dan jika masuk laut(air) akan mati.Binatang darat terdiri dari beberapa jenis, antara lain sebagai berikut: (42) Binatang ternak, seperti sapi, kerbau, kambing dan sejenisnya. (43) Kuda, menurut madzhab syafi’i termasuk binatang yang halal dagingnya. (44) Binatang dab (biawak), juga halal dimakan. (45) Jenis unggas, seperti ayam, itik, angsa, merpati dan sejenisnya. (46) Keledai (47) Kelinci b. Binatang laut adalah binatang yang hidup di air, dan jika ke darat akan mati. Binatang air semuanya halal dimakan dagingnya, meskipun yang menyerupai anjing dan sebagainya. Binatang-binatang yang hidupnya hanya di laut (air), halal dimakan tanpa kecuali, baik ketika masih hidup maupun sudah mati. Bahkan apa yang dimuntahkan binatang-binatang air itu juga halal hukumnya dan boleh dimakan selama belum busuk.
11
3. Rukun dan Syarat menyembelih: c. Adanya penyembelih, adapun syarat penyembelih hendaknya beragama Islam atau ahli kitab, berakal sehat, dan meyembelih dengan menyebut nama Allah serta melaukan dengan sengaja. d. Adanya binatang yang disembelih Syarat binatang yang disembelih adalah: 6) Binatang darat yang halal dimakan. 7) Sebelum disembelih binatang itu masih hidup. 8) Harus putus urat tempat berlalunya makanan dan minuman surat saluran panas yang terletak dileher. 9) Bintang yang bisa disembelih lehernya harus disembelih pada lehernya. 10) Adanya alat untuk menyembelih, adapun syarat untuk menyembelih adalah benda tajam yang dapat melukai binatang baik darilogam, bambu, batu, dan sebagainya kecuali kuku/tulang dan gigi. 4. Binatang yang haram a. Menurut garis besarnya makanan yang diharamkan menurut Q.S. Al-Maidah ayat 3 adalah: äosŒqè%öqyJø9$#ur èps)ÏZy‚÷ZßJø9$#ur ¾ÏmÎ/ «!$# ÎŽö•tóÏ9 ¨@Ïdé& !$tBur Í•ƒÌ“Yσø:$# ãNøtm:ur ãP¤$!$#ur èptGøŠyJø9$# ãNä3ø‹n=tæ ôMtBÌh•ãm É=ÝÁ‘Z9$# ’n?tã yxÎ/èŒ $tBur ÷LäêøŠ©.sŒ $tB žwÎ) ßìç7¡¡9$# Ÿ@x.r& !$tBur èpys‹ÏܨZ9$#ur èptƒÏjŠuŽtIßJø9$#ur 1) 2) 3) 4) 5)
Bangkai, darah, danging babi, Daging hewan yang disembelih atas nama selain Allah, Binatang yang mati tercekik, terpukul, terjatuh, ditanduk binatang lain, Binatang yang mati diterkam binatang buas, dan Binatang yang disembelih untuk berhala.
5. Binatang yang halal dibagi menjadi 2 macam: (48) Binatang darat terdiri dari beberapa jenis, antara lain; a) Binatang ternak, seperti sapi, kerbau, kambing dan sejenisnya. b) Kuda, menurut madzhab syafi’i termasuk binatang yang halal dagingnya. c) Binatang dab (biawak), juga halal dimakan. d) Jenis unggas, seperti ayam, itik, angsa, merpati dan sejenisnya. e) Keledai f) Kelinci
12
Lampiran 16
LEMBAR OBSERVASI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Nama Guru Yang Diamati : Ibu Musni SD,S.Ag Satuan Pendidikan : MTs Asy-Syarifiyah Kelas : VIII A Mata Pelajaran : Fiqih Materi Pokok : Hukum Islam tentang makanan dan minuman Sub Materi Pokok : Jenis-jenis binatang yang halal dan haram Hari/Tanggal : Selasa, 27 April 2010 Jam Pelajaran : 11.30-13.00 4 Menutup pelajaran penguatan materi yang telah Pelaksanaan NO a. Memberikan Aspek Pengamatan diajarkan. 1 2 3 Membuat rangkuman sesuai materi pelajaran. 1 b. Apersepsi c. Memberikan motivasifisik supaya peserta a. Menyiapkan kondisi peserta didik.didik selalu belajar. V b. Menyampaikan tujuan pembelajaran. V c. Memberikan gambaran kegiatan yang akan Jumlahpembelajaran dengan dilaksanakan dalam mengingat kembali materi yang telah dismapaikan. d. Memotivasi dan membangkitkan peserta didik untuk belajar. 2
3
Penyampaian Materi Pokok a. Materi yang disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran. b. Menyajikan informasi tentang materi yang dipelajari. c. Penyampaian materi sistematis disertai contoh yang sesuai dengan materi pelajaran dengan metode pembelajaran Jigsaw. Penerapan Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw a. Menjelaskan kepada peserta didik tentang metode pembelajaran yang digunakan b. Membentuk kelompok-kelompok diskusi secara heterogen. c. Membimbing peserta didik belajar dan kerja dalam kelompok. d. Mengevaluasi hasil belajar dan kerja peserta didik. e. Memberi penghargaan upaya dan hasil belajar peserta didik.
13
V
4 Skor
4 V V V
4 44 3 54 3
V
4
V
4
V
4
V
3
V
3
V
4
V
3
V
3 V
4
Keterangan: Nilai 4 3 2 1
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang
Jumlah maksimal skor = 60
Diperoleh Skor
= 54
Prosentase = Skor x 100% 60
Prosentase
= 54 X 100% 60 = 90%
Kesimpulan: Pelakasanaan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah optimal, hal ini terbukti dengan adanya beberapa langkah penerapaan pembelajaran yang sudah terlaksana secara optimal dengan persentase 90%. Oleh karena itu, dengan adanya pengelolaan pembelajaran yang optimal, maka siklus II ini sudah cukup dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran fiqih materi pokok makanan dan minuman.
Demak, 27 April 2010 Observer,
Ahmad Rohim NIM: 063111026
14
Lampiran 17
Lembar Observasi Keaktifan Peserta Didik Siklus II Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Nama Guru Yang Diamati Satuan Pendidikan Kelas Mata Pelajaran Materi Pokok Sub Materi Pokok Hari/Tanggal Jam Pelajaran
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
NAMA Abdullah Nur Ahmad Nila Najibudin Ahmad Shofiyulah Ahmad Syaifudin Zuhri Anik Puji Antoro Anis Setyowati Ariyanto Asih Nur Hidayah Ayu Indriyana Baetur Rochman Dewi Maryam Irwan Ulin Nuha Ludfil Khakim
A 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 2 4
B 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3
: Ibu Musni SD,S.Ag : MTs Asy-Syarifiyah : VIII A : Fiqih : Hukum Islam tentang makanan dan minuman : Jenis-jenis binatang yang halal dan haram : Selasa, 27 April 2010 : 11.30-13.00 Aspek Pengamatan C D E 3 4 4 4 2 2 3 2 4 3 2 4 4 4 3 4 3 2 4 2 2 4 4 2 4 2 2 3 2 2 4 2 4 3 2 2 4 4 4
F 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4
G 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4
JUMLAH
PERSEN (%)
KATEGORI
27 24 24 24 26 24 22 25 23 19 26 21 27
96.43 85.71 85.71 85.71 92.86 85.71 78.57 89.29 82.14 67.86 92.86 75.00 96.43
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Miftahus Sholihah Muhammad Firmanda Muhammad Hidayatullah Muhammad Jamaludin Lubis Muhammad Malik Muhammad Malkundi Muhammad Saekhul Mujahidin Muhammad Syaifudin Aji Muhammad Zainal Muttaqin Mustakim Nur Sahid Oni Nurul Afifah Rizki Dewanti Safiatus Sa'adah Siti Aris Nur Wijayanti Siti Marya Ulfa Siti Ngaropah Siti Nur Faizah Siti Nurur Rohmah Susilowati Titik Ikafenti Ulfatul Khoiriyah Zahroh Muniroh Jumlah Prosentase (%) Klasifikasi
2 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 117 137 133 81.25 95.14 92.36 A A A
4 2 2 2 2 3 3 4 2 2 4 4 2 3 2 4 2 3 2 3 2 3 4 99 68.75 B
2
2 4 4 4 2 4 2 4 2 4 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 2 4 2 3 3 4 2 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 3 2 4 101 138 70.14 95.83 B A
4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 137 95.14 A
24 24 20 24 22 24 26 27 19 23 26 27 22 24 23 26 22 26 22 27 24 23 25 862 85.52
85.71 85.71 71.43 85.71 78.57 85.71 92.86 96.43 67.86 82.14 92.86 96.43 78.57 85.71 82.14 92.86 78.57 92.86 78.57 96.43 85.71 82.14 89.29 85.52
Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
KETERANGAN : • ASPEK PENGAMATAN, A : Keaktifan peserta didik dalam mengikuti KBM. B : Peserta didik mencatat hasil diskusi. C : Peserta didik yang aktif dalam diskusi. D : Peserta didik aktif mendengarkan penjelasan dari teman saat melaporkan hasil diskusi dari kelimpok ahli. E : Keaktifan peserta didik dalam mengerjakan soal tes secara individu. . F : Partisipasi peserta didik dalam menyampaikan pertanyaan mengenai materi yang dibahas. G : Peserta didik yang mempunyai kemampuan mengemukakan pendapat hasil diskusi pada diskusi kelompok. • KRITERIA PENILAIAN, Nilai Kategori 4 Sangat baik 3 Baik 2 Cukup 1 Kurang Berdasarkan data pada siklus I maka peroleh: - Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh = 1008 - Skor Maksimul = 862 Prosentase (%) aktivitas peserta didik •
=
% = 85.52%
KESIMPULAN: Pencapaian keaktifan peserta didik dengan peserta didik pada siklus II ini sudah mencapai indikator keberasilan yaitu 80%. Sehingga penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran fiqih materi pokok makanan dan minuman untuk meningkatkan hasil belajar Kelas VIIIA di MTs. Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak sudah berasil dan sudah menunjukkan peningkatan dari Siklus I. Demak, 27 April 2010 Observer, Ahmad Rohim NIM: 063111026
3
Lampiran 18 DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SIKLUS II Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Materi pokok Jumlah Peserta didik Tahun pelajaran NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
: MTs Asy-Syarifiyah : Fiqih : VIII / Genap : Hukum makanan dan minuman : 36 peserta didik : 2009/2010
NAMA PESERTA DIDIK Abdullah Nur Ahmad Nila Najibudin Ahmad Shofiyulah Ahmad Syaifudin Zuhri Anik Puji Antoro Anis Setyowati Ariyanto Asih Nur Hidayah Ayu Indriyana Baetur Rochman Dewi Maryam Irwan Ulin Nuha Ludfil Khakim Miftahus Sholihah Muhammad Firmanda Muhammad Hidayatullah Muhammad Jamaludin Lubis Muhammad Malik Muhammad Malkundi Muh. Saekhul Mujahidin Muhammad Syaifudin Aji Muhammad Zainal Muttaqin Mustakim Nur Sahid Oni Nurul Afifah Rizki Dewanti Safiatus Sa'adah Siti Aris Nur Wijayanti Siti Marya Ulfa Siti Ngaropah Siti Nur Faizah Siti Nurur Rohmah
1
NILAI 65 73 47 68 65 90 56 92 66 68 83 68 83 82 76 55 74 68 77 67 74 60 65 68 69 87 76 66 90 66 83 77
KETERANGAN Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
2
33 34 35 36
Susilowati Titik Ikafenti Ulfatul Khoiriyah Zahroh Muniroh Jumlah Nilai Rata-rata
89 80 83 92 2648 73.56
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Keterangan: Kriteria hasil belajar: < 65 = Tidak Tuntas 65 = Tunta Berdasarkan nilai siklus II di atas maka, didapat: Nilai seluruh peserta didik = 2648 Seluruh peserta didik tuntas belajar = 32 Jumlah peserta didik = 36 Sehingga nilai rata-rata=
Ketuntasan belajar (%) =
= 73.56
x100%
= 88.89%
Kesimpulan: Pencapaian hasil belajar di siklus II ini sudah mencapai indikator keberasilan yang yang ditentukan. Hal ini terbukti dengan perolehan nilai rata-rata hasil belajar sebesar 73.56 dengan ketuntasan belajar hanya mencapai 88.89%. Sehingga penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran fiqih materi pokok makanan dan minuman untuk meningkatkan hasil belajar Kelas VIIIA di MTs. Asy-Syarifiyah Sarirejo Guntur Demak sudah berhasil yaitu dengan adanya peningkatan hasil belajar dari Siklus I.
Mengetahui, Guru Pengampu
Observer
Musni SD,S.Ag
Ahmad Rohim
2
3
Lampiran 19
Gambar. 1. Guru sedang membuka pelajaran
Gambar. 2. Peserta Didik mendengarkan penjelasan guru
3
4
Gambar. 3. Peserta Didik melakukan pembelajaran Jigsaw
Gambar. 4. Guru sedang menjelaskan materi pelajaran
4
5
Gambar. 5. Peserta didik melakukan diskusi kelompok
Gambar. 6. Peserta didik mengerjakan soal tes
5