PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM (QUANTUM TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI SISTEM SARAF PADA MANUSIA KELAS IX MTsN BRANGSONG KENDAL
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat Guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Biologi
Oleh : NUR KHANIFAH NIM: 063811006
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010
i
ABSTRAK Nur Khanifah (NIM: 063811006). Penerapan Model Pembelajaran Kuantum (Quantum Teaching) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Sistem Saraf Pada Manusia Kelas IX MTsN Brangsong Kendal. Skripsi. Semarang: Program Strata 1 Jurusan Pendidikan Biologi IAIN Walisongo, 2011. Penelitian ini bertujuan : 1) Untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran materi sistem saraf pada manusia melalui model pembelajaran kuantum (quantum teaching) di kelas IX H MTsN Brangsong Kendal, 2) Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IX H MTsN Brangsong Kendal materi sistem saraf pada manusia melalui penerapan model pembelajaran kuantum (quantum teaching). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subyek penelitian adalah peserta didik kelas IX MTsN Brangsong Kendal dengan jumlah peserta didik sebanyak 37 orang. Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahap di setiap siklusnya, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Proses pembelajaran biologi dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran kuantum (quantum teaching). Indikator hasil belajar pada penelitian ini berupa tercapainya ketuntasan belajar secara individual maupun klasikal. Peserta didik mencapai ketuntasan belajar jika telah mencapai nilai ≥ 63 dan daya serap klasikal 85% peserta didik yang mencapai nilai ≥ 63. Pengumpulan data dilakukan dengan metode: wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes evaluasi yang dilaksanakan di tiap siklus. Data hasil pengamatan nilai evaluasi diolah dengan analisis deskriptif kuantitatif untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian keberhasilan tiap siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar biologi peserta didik melalui penerapan model pembelajaran kuantum (quantum teaching) mengalami peningkatan, khususnya pada materi sistem saraf pada manusia. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus II lebih baik dari pada siklus I. Demikian pula hasil belajar pada siklus I lebih baik dari pada pra siklus. Rata-rata kelas pada pra siklus sebesar 47 dan ketuntasan klasikal 43%. Pada siklus I rata-rata kelas yang diperoleh sebesar 59.67, dan ketuntasan klasikal sebesar 59%. Di mana terdapat 22 peserta didik yang tuntas belajar, dan 15 peserta didik yang belum tuntas belajar. Pada siklus II rata-rata kelas meningkat sebesar 69.4, ini berarti terjadi peningkatan sebesar 9.73. Ketuntasan klasikal pada siklus II mencapai 86.4%. Terdapat peningkatan sebesar 27.4% dari siklus I, jumlah peserta didik tuntas adalah 32, dan 7 peserta didik tidak tuntas belajar. Hasil penelitian ini, menunjukkan pembelajaran dengan model pembelajaran kuantum (quantum teaching) dapat meningkatkan hasil belajar sehingga diharapkan guru dapat menerapkan model pembelajaran kuantum sebagai variasi dalam pembelajaran Biologi. Keterbatasan penelitian yang hanya menerapkan model pembelajaran kuantum pada materi Sistem saraf pada manuia dengan waktu penelitian cukup singkat,maka diharapkan dapat dilakukan penelitian lanjutan pada materi yang lain.
ii
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fak. 7615387 Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING Semarang, Desember 2010 Lamp : 4 (Empat) Eksemplar Hal : Naskah Skripsi An. Sdr. Nur Khanifah
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka saya menyatakan bahwa skripsi saudara: Nama NIM Jurusan Judul Skripsi
: Nur Khanifah : 063811006 : Tadris Biologi : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM (QUANTUM TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI SISTEM SARAF PADA MANUSIA KELAS IX MTsN BRANGSONG KENDAL Telah melalui proses bimbingan, selanjutnya saya mohon agar skripsi saudara tersebut dapat dimunaqosahkan. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Pembimbing I
Pembimbing II
Nur Khasanah, S.Pd, M.Kes NIP: 19751113 200501 2 001
DR. H. Hamdani, M.Ag. NIP: 19720405 199903 1 001
iii
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEEGRI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Ngaliyah (Kampus II) Telp. (024) 7601295 Semarang 50185
PENGESAHAN Skripsi Saudara
: Nur Khanifah
NIM
: 063811006
Jurusan
: TADRIS BIOLOGI
Dengan Judul
: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM (QUANTUM TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI SISTEM SARAF PADA MANUSIA KELAS IX MTSN BRANGSONG KENDAL.
Telah dimunaqosyahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang dan dinyatakan LULUS, pada tanggal: 20 Desember 2010 Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata I tahun 2010/2011. Semarang, 28 Desember 2010 Dewan Penguji Ketua Sidang,
Sekretaris Sidang,
Abdul Wahid, M.Ag NIP. 19691114 199403 1 003
Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd., M.Kom NIP. 19770622 200604 2 005
Penguji I,
Penguji II,
Saminanto, S.Pd., M.Si NIP. 19720604 200312 1 002
Lianah, M.Pd NIP. 19590313 198103 2 007
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Hj. Nur Khasanah S.Pd., M.Kes NIP. 19751113 200501 2 001
DR. H. Hamdani, M.Ag NIP. 19720405 199903 1 001
iv
MOTTO
Firman Allah SWT. Dalam Al-Qur’an Surat Adz- Dzaariyat 20 - 21 :
20. Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. 21. Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan........... 1
1
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra, 1989),
hal. 859.
v
PERSEMBAHAN Dengan segala kerendahan hati, kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang yang telah memberi arti dalam hidupku. 1. kedua orang tuaku tercinta, yang senantiasa memanjatkan do’a, serta memberi cinta dan kasih yang tak terhingga. 2. Kakakku dan keponakanku, yang memberi kepercayaan dan motivasi. 3. ma_cherie, yang membuatku selalu menatap indah dan semakin mencintai biologi. 4. Sahabatku dalam keindahan pelangi, yang tulus mensupport dan menemaniku, semoga dibalas dengan indah oleh cinta kasihNya. 5. Teman-teman TB - 06, yang telah memberi motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. 6. Teman-teman kos C – 11, yang telah memberi motivasi, serta 7. Pencinta pengetahuan yang budiman..
vi
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai bahan rujukan.
Semarang, 20 Desember 2010 Deklarator,
Nur Khanifah NIM. 063811006
vii
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada beliau Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya. Dengan kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada: 1. Dr. Sudja’i, M. Ag, Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Nur Khasanah, S.Pd, M.Kes, pembimbing satu yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi. 3. Dr. Hamdani, M. Ag., pembimbing dua yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi. 4. Nur Khasanah, S.Pd, M.Kes,Wali Studi selama penulis menuntut ilmu di IAIN Walisongo Semarang. 5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali ilmu pengetahuan dan keterampilan serta membantu kelancaran selama kuliah. 6. Ibu Dra. Hj. Zayinatun, Kepala MTsN Brangsong Kendal , yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian. 7. Ibu Arifah Darojatun, S. Pd, selaku guru mata pelajaran IPA Terpadu MTsN Brangsong Kendal, yang telah sabar memberikan pengarahan selama proses penelitian. Semoga jasa-jasa mereka mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Demi sempurnanya skripsi ini, saran dan kritik sangat penulis harapkan. Mudahmudahan skripsi ini dapat membawa manfaat dan barakah, amin.
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i HALAMAN ABSTRAK ...................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................iii PENGESAHAN PENGUJI.................................................................................. iv MOTTO ...................................................................................................... ......... v PERSEMBAHAN....................................................................................... ......... vi PERNYATAAN.................................................................................................. vii KATA PENGANTAR................................................................................ .......viii DAFTAR ISI........................................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR DAN DIAGRAM ............................................................ xii DAFTAR TABEL............ .................................................................................xiii DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... ..xiv BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4 C. Penegasan Istilah.............................................................................. 4 D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5 E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5 BAB II : LANDASAN TEORI PENGAJUAN HIPOTESIS A. Landasan teori .................................................................................. 7 1. Belajar dan pembelajaran a. Pengertian belajar & pembelajaran ...................................... 7 b. Faktor yang mempengaruhi belajar...................................... 9 2. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar..................................................... 10 b. Macam-macam Hasil Belajar ............................................ 11 c. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar ........................... 12 3. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Kuantum (Quantum Teaching)
ix
a. Pengertian model pembelajaran ......................................... 13 b. Pengertian model pembelajaran kuantum .......................... 14 c. Asas model pembelajaran kuantum ................................... 15 d. Prinsip model pembelajaran kuantum................................ 16 e. Kerangka rancangan pembelajaran kuantum ..................... 16 4. Tinjauan tentang susunan saraf pada manusia a. Morfologi sel saraf (neuron) .............................................. 19 b. Klasifikasi neuron ............................................................. 20 c. Hubungan antar neuron ...................................................... 20 d. Terjadinya gerak biasa dan refleks..................................... 21 e. Susunan sistem saraf manusia........................................... 21 f. Fungsi sistem saraf............................................................. 25 g. Kelainan sistem saraf ......................................................... 25 5. Kajian sistem saraf manusia dalam Al-Qur’an ........................ 26 B. Penerapan Model Pembelajaran Kuantum (Quantum Teaching) pada materi sistem saraf pada manusia ......................... 27 C. Kajian Pustaka................................................................................ 28 D. Kerangka Berfikir .......................................................................... 30 E. Hipotesis Tindakan......................................................................... 31 BAB III: METODE PENELITIAN A. Subyek penelitian ........................................................................... 33 B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 33 C. Kolaborator .................................................................................... 33 D. Metode pengumpulan data ............................................................. 33 E. Metode penelitian........................................................................... 40 F. Metode analisis data....................................................................... 47 G. Indikator keberhasilan.................................................................... 49 BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi situasi dan Kondisi Tempat 1. Sejarah berdirinya sekolah ....................................................... 50 2. Visi dan misi sekolah ............................................................... 50
x
B. Hasil penelitian tindakan 1. Pra Siklus I ............................................................................... 51 2. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan ........................................ 51 a. Siklus I ............................................................................... 51 b. Siklus II ............................................................................. 57 C. Pembahasan 1. Pra Siklus ................................................................................. 62 2. Siklus I ..................................................................................... 63 3. Siklus II .................................................................................... 65 BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP A. Simpulan ........................................................................................ 67 B. Saran............................................................................................... 68 C. Penutup........................................................................................... 68 DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR , DAN DIAGRAM 1. Gambar 2.1.
: Morfologi sel saraf (neuron) ................................... 20
2. Gambar 3.1.
: Siklus Penelitian tindakan kelas (PTK)................... 40
3. Diagram 4.1. : Perbandingan Hasil Evaluasi peserta didik Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II........................................................................ . 66
xii
DAFTAR TABEL 1. Tabel 3.1
: Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal ..................... 36
2. Tabel 3.2
: Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal....... 38
3. Tabel 3.3
: Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal ........... 39
4. Tabel 4.1.
: Nilai Evaluasi Pra Siklus....................... .................. 62
5. Tabel 4.2.
: Hasil Pengamatan Pembelajaran Siklus I ................ 63
6. Tabel 4.3.
: Analisis Observasi Peserta Didik Siklus I ............... 63
7. Tabel 4.4.
: Perbandingan Hasil Tes Antara Nilai Awal dan
siklus I............................................................................ .................... 64 8. Tabel 4.5.
: Hasil Pengamatan Pembelajaran Siklus II ............... 65
9. Tabel 4.6.
: Hasil Observasi Peserta Didik Siklus II................... 65
10. Tabel 4.7.
: Hasil Tes Peserta Didik Siklus II..................... ........ 65
xiii
DAFTAR LAMPIRAN 1.
Daftar Nama Peserta Didik Kelas IX H
2.
Daftar Kelompok Diskusi.
3.
Instrumen Wawancara dan Hasilnya
4.
Daftar Nama Peserta Didik Uji Coba Soal
5.
Kisi-Kisi Soal Uji Coba
6.
Soal Uji Coba
7.
Jawaban Soal Uji Coba
8.
Analisis Soal Uji Coba
9.
Perhitungan Validitas Soal
10. Perhitungan Reliabilitas Soal 11. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 12. Perhitungan Daya Beda Soal 13. Lembar Observasi Pembelajaran Oleh Guru 14. Lembar Observasi Keaktifan Peserta Didik 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 16. Lembar Evaluasi Peserta Didik Siklus I 17. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I dan siklus II 18. Hasil Nilai Dan Analisis Soal Evaluasi Siklus I 19. Rekapitulasi Observasi Pembelajaran Oleh Guru siklus I 20. Rekapitulasi Observasi Keaktifan Peserta Didik siklus I 21. Lembar Kegiatan Diskusi Peserta Didik 22. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 23. Lembar Evaluasi Peserta Didik Siklus II 24. Hasil Nilai Dan Analisis Soal Evaluasi Siklus II 25. Rekapitulasi Observasi Pembelajaran Oleh Guru siklus II 26. Rekapitulasi Observasi Keaktifan Peserta Didik siklus II 27. Surat Izin Riset 28. Surat Pengesahan Dari Sekolah 29. Dokumentasi Penelitian
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi pribadi-pribadi anggota masyarakat yang mandiri. Pribadi yang mandiri adalah pribadi yang secara mandiri mampu berpikir, menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru, melihat permasalahan serta menemukan cara pemecahan baru yang bernalar dan lebih dapat dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada, serta mampu melakukan perubahan dan menciptakan sesuatu yang baru. Pencapaian pendidikan sebagian besar ditentukan oleh keberhasilan proses belajar mengajar di kelas. Keberhasilan proses belajar mengajar di kelas dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktornya adalah interaksi guru dan peserta didik dalam pembelajaran. Guru adalah subjek yang sangat berperan dalam membelajarkan dan mendidik peserta didik sedangkan peserta didik merupakan subjek yang menjadi sasaran pendidikan. Sejalan dengan pikiran di atas, maka tugas guru biologi adalah membimbing peserta didik memiliki pengetahuan dan nilai biologi, serta menumbuhkan rasa senang dan cinta belajar biologi di kalangan peserta didik. Namun selama ini biologi masih dianggap sebagai pelajaran yang identik dengan hafalan semata. Padahal sesungguhnya biologi mempelajari tentang diri dan makhluk hidup lain yang melekat dengan kehidupan sehari-hari. Untuk itu maka pembelajaran biologi perlu dikemas sedemikian rupa, sehingga membuat peserta didik menyukai pelajaran biologi. Salah satu materi yang
dianggap sulit dan tidak di sukai oleh peserta didik adalah materi sistem saraf pada manusia.
1
2
Materi sistem saraf pada manusia merupakan materi yang tergolong abstrak dan memiliki isi materi yang banyak, hal ini dikarenakan materi tersebut mempelajari tentang mekanisme proses kerja organ yang ada di dalam tubuh yang tidak dapat diamati secara langsung. Dalam mempelajari materi ini dibutuhkan pemahaman konsep yang memadai, sehingga dapat menjelaskan keabstrakannya. Penyelesaian masalah yang dibutuhkan pada materi ini adalah peserta didik memiliki gambaran dalam benaknya mengenai mekanisme proses kerja organ tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA Terpadu kelas IX MTsN Brangsong Kendal1 menjelaskan bahwa guru mengalami beberapa kendala dalam mengajarkan materi pokok sistem saraf pada manusia antara lain: 1. Peserta didik masih sulit mendeskripsikan struktur sel saraf serta fungsinya. 2. Peserta didik mengalami kesulitan dalam membedakan sel saraf berdasar fungsinya 3. Peserta didik mengalami kesulitan dalam membedakan mekanisme gerak refleks dan gerak biasa. 4. Peserta didik mengalami kesulitan dalam menyebutkan bagian-bagian sistem saraf beserta fungsinya. Sehingga nilai peserta didik di sekolah itu masih banyak yang dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 63. Ketuntasan klasikal 43% dan rata-rata kelas 47. Kendala-kendala yang dialami peserta didik di atas dikarenakan peserta didik kurang mempunyai pemahaman konsep dalam mempelajari materi sistem saraf pada manusia. Untuk mencapai pemahaman di atas dirasa akan mudah tercapai dengan proses pembelajaran yang interaktif, menyenangkan. Interaktif disini diartikan sebagai proses pembelajaran yang berusaha memberdayakan peserta didik dan memperhatikan serta mem1
Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran Biologi kelas IX, Ibu Arifah Darojatun, S.Pd tanggal 14 Juni 2010, pukul 11.00-11.20
3
pengaruhi emosi peserta didik. Hal ini agar materi sistem saraf yang banyak dapat dipelajari dengan mudah dan tidak jenuh. Peserta didik diberi keleluasaan untuk mengkonstruksikan pengetahuannya mereka dengan cara menjalani proses pencarian sendiri. Salah satunya adalah menggunakan model pembelajaran kuantum (quantum teaching). Model pembelajaran kuantum (quantum teacing) merupakan salah satu model pembelajaran yang mengembangkan lingkungan belajar yang saling memberdayakan, menghargai dan senantiasa menjaga motivasi belajar. Dalam pembelajaran ini menghendaki peserta didik dapat terlibat langsung dalam memahami konsep dan mengkonstruksikan pengetahuan mereka untuk menyelesaikan masalah sehingga tercapai pemahaman konsep yang memadai. Dalam kerangka pembelajaran kuantum yaitu dalam akronim TANDUR (tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi dan rayakan). Pembelajaran kuantum (quantum teaching) mengkondisikan agar peserta didik terlibat aktif dalam proses belajar yaitu dengan mengalami dan mendapatkan pengetahuannya sendiri. Selain itu, peserta didik juga mendapat pengakuan dalam belajar, hal ini karena dalam pembelajaran peserta didik memperoleh kesempatan mengungkapkan pengetahuan yang telah diperolehnya dan memberikan umpan balik berupa perayaan dan penghargaan atas prestasi yang diperoleh selama proses pembelajaran. Model tersebut memberikan situasi yang interaktif dan menyenangkan serta melibatkan kondisi emosional peserta didik Sehingga mereka akan lebih termotivasi dalam belajar. Dengan model pembelajaran kuantum (quantum teaching) diharapkan peserta didik dalam pembelajaran mendapatkan pemahaman konsep yang memadai dengan cara yang menyenangkan untuk memahami materi sistem saraf pada manusia. Dengan demikian peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul ’’penerapan model pembelajaran kuantum (quantum teaching) untuk meningkatkan hasil belajar materi sistem saraf pada manusia kelas IX MTsN Brangsong kendal”.
4
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka timbul permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran materi sistem saraf pada manusia melalui model pembelajaran kuantum (quantum teaching) di kelas IX H MTsN Brangsong Kendal? 2. Apakah hasil belajar Biologi peserta didik kelas IX H MTsN Brangsong Kendal materi sistem saraf pada manusia dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran kuantum (quantum teaching)?
C. Penegasan Istilah Untuk mempertegas dan memperjelas makna judul dari penelitian ini, maka perlu diberikan beberapa istilah, yaitu: 1. Penerapan menurut kamus besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai ”proses, cara atau perbuatan menerapkan. Penerapan juga diartikan sebagai pemanfaatan dalam hal mempraktikan”.2 Penerapan dalam penelitian ini adalah proses atau cara pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kuantum (quantum teaching) dalam pembelajaran biologi di MTsN Brangsong Kendal. 2. Model Pembelajaran Kuantum (Quantum Teaching) adalah suatu model pembelajaran yang digunakan untuk membantu peserta didik agar mudah memahami apa yang mereka pelajari dan dapat membantu proses belajar di kelas yang dilaksanakan dengan menggunakan prinsip menumbuhkan, mengalami, menamai, mondemonstrasikan, mengulangi, dan merayakan.3 3. Hasil belajar adalah “kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.4
2
Tim penyusun kamus pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005) hal. 1180 3 Made wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet.3, hal. 164 4 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. I4, hal. 22
5
Hasil belajar yang menjadi fokus kajian dalam skripsi ini adalah hasil belajar biologi pada ranah kognitif materi pokok sistem saraf pada manusia kelas IX melalui pembelajaran kuantum (quantum teaching) di MTsN Brangsong Kendal. 4. Materi Sistem saraf merupakan salah satu materi pokok yang harus dipelajari oleh peserta didik SMP/MTs kelas IX semester I sesuai yang tercantum dalam kurikulum 2006. Materi ini mempelajari tentang struktur, fungsi, macam-macam sel saraf, proses impuls dan lintasannya, pembagian sistem saraf serta macam-macam kelainan atau gangguan yang terjadi dalam sistem saraf. Maksud dari uraian di atas adalah suatu usaha untuk meningkatkan hasil belajar Biologi pada materi pokok sistem saraf pada manusia dengan model pembelajaran kuantum (quantum teaching) di MTsN Brangsong Kendal.
D. Tujuan penelitian Berdasar rumusan masalah tersebut di atas, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran materi sistem saraf pada manusia melalui model pembelajaran kuantum (quantum teaching) di kelas IX H MTsN Brangsong Kendal. 2. Meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IX H MTsN Brangsong Kendal materi sistem saraf pada manusia melalui penerapan model pembelajaran kuantum (quantum teaching).
E. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain: 1. Bagi Sekolah Sebagai masukan dalam rangka memperbaiki kegiatan pembelajaran dan hasil belajar Biologi di sekolah.
6
2. Bagi Guru Diharapkan dapat sebagai masukan bagi guru mengenai model pembelajaran yang menyenangkan, memudahkan peserta didik, dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran. 3. Bagi Peserta Didik Diharapkan peserta didik akan termotivasi dalam proses pembelajaran Biologi, memudahkan dalam memahami materi pelajaran, serta mengenalkan kepada peserta didik bagaimana cara belajar dan memahami suatu materi pelajaran dengan menyenangkan sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik. 4. Bagi Penulis Penelitian ini dapat menambah pengalaman yang baru baik dalam bidang model pembelajaran maupun dalam penguasaan kelas dan penguasaan materi yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di masa mendatang.
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori 1. Belajar dan Pembelajaran. a. Pengertian belajar dan pembelajaran Terdapat beberapa definisi dalam belajar, diantaranya: Soleh Abdul Aziz dalam at- Tarbiyah wa Thuruqut Tadris:
ﻓﻴﻬﺎ
ﺳﺎﺑﻘﺔ
ﻋﻠﻰ
ﻫﻦ
ﻫﻮ ١ .
“Belajar adalah perubahan dalam diri peserta didik berdasarkan pengalaman masa lalu, sehingga tercipta perubahan yang baru.” Menurut As’ad Ahmad, belajar adalah: ٢
.
ﻋﻦ ﻃﺮﻳﻖ
ﺗﻌﺪﻳﻞ
ﺑﺄﻧﻪ
“Belajar didefinisikan sebagai perubahan dalam kinerja atau modifikasi perilaku yang diperoleh melalui pengalaman yang terlatih”. Menurut Tan Oon Seng, “Learning is change in behavior or capacity acquired through experience”.3 “Belajar adalah perubahan (tingkah laku atau kecakapan) yang diperoleh melalui suatu pengalaman.” Morris L Bigge dalam Learning Theories for Teachers berpendapat: Learning is an enduring change in a living individual that is not heralded by his genetic inheritance. It may be considered a change in insights, behavior, perception, or motivation, or a combination of these. Learning always refers to some sistematic change in behavior or behavioral disposition that occurs as a consequence of experience in some specified situation.4 1
Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah Wa Turuqut Tadris, (Mesir: Darul Ma’arif), hal. 169 2 As’ad Ahmad Jumu’ah, Al-Wazir fi Tharaiqi At-Tadris, (Damaskus: Dar Al-‘Ushama’, 2004), hal. 6 3 Tan Oon Seng, et. al., Educational Psychology a Practitioner-Researcher Approach (an Asian Edition), (Singapore, Seng Lee Press, 2003), p. 198. 4 Morris L. Bigge, Learning Theories for Teachers, (United States of America: Harper and Row, 1982), 4th Ed., p. 1-2.
7
8
“Belajar adalah suatu perubahan dalam kehidupan individu bukan akibat dari warisan genetik. Yang menjadi perhatian adalah perubahan dalam pengetahuan, perilaku, persepsi (daya dalam memahami sesuatu), motivasi atau kombinasi dari semua ini. Belajar selalu mengacu pada perubahan yang sistematis dalam akibat dari tingkah laku atau watak perilaku yang terjadi sebagai pengalaman dalam berbagai situasi tertentu.” Belajar menurut Winkel sebagaimana yang dikutip oleh Purwanto adalah ”aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap”.5 Dari beberapa definisi di atas, belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku secara sistematis sebagai akibat dari pengalaman yang diperoleh dalam interaksi manusia dengan lingkungan. Oleh karena manusia senantiasa berinteraksi dengan lingkunganya, belajar menjadi kebutuhan vital untuk mengembangkan diri dan mempertahankan eksistensinya, sehingga konsep belajar yang terjadi pada manusia adalah belajar sepanjang hayat. Tanpa belajar, manusia akan mengalami kesulitan baik menyesuaikan diri dengan lingkungan maupun memenuhi tuntutan hidup yang selalu berubah. Terkait dengan hal tersebut Islam sangat apresiatif dan memberikan perhatian serta penghargaan yang tinggi terhadap belajar. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Mujadalah ayat 11:6
...
...
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadalah: 11)7
5
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet. 1, hal. 39. Sebagaimana dalam Tafsir Al-Mishbah dijelaskan bahwa ayat tersebut menerangkan tentang orang-orang yang beriman dan berilmu memiliki derajat yang lebih tinggi. Ilmu yang dimiliki inilah yang berperan dalam ketinggian derajat yang diperolehnya. Lihat M. Quraish Shihab, Tafsir (Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an), (Jakarta: Lentera Hati, 2002), vol. 14, hal. 80. 7 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra, 1989), hal. 910. 6
9
Juga dalam surat Az- Zumar ayat : 98
...
ﻗﻠﻰ
٩ “Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Az-Zumar: 9)9 Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik. Pembelajaran pada dasarnya rekayasa untuk membantu peserta didik agar dapat tumbuh berkembang sesuai dengan arah kematangannya. b. Faktor yang mempengaruhi belajar Menurut uraian Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua: yaitu faktor intern dan faktor ekstern. 10 1) Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor intern meliputi: faktor jasmaniah (meliputi: faktor kesehatan, dan cacat tubuh), faktor psikologis (meliputi: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif dan kematangan) dan faktor kelelahan. 2) Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Yang termasuk dalam faktor ini, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Faktor keluarga mencakup: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.11 Faktor sekolah mencakup: metode mengajar, 8
Ayat ini dalam tafsir Al- Misbah diterangkan mengenai pengetahuan yang dinilai membedakan antara orang yang mengetahui dan tidak mengetahui. pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan yang bermanfaat, yang mampu menjadikan seseorang mengetahui hakekat sesuatu kemudian mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kehidupannya. Lihat M. Quraish Shihab, Tafsir (Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an), (Jakarta: Lentera Hati, 2002), vol. 14, hal. 197. 9 Departemen Agama RI, Op.Cit., hal. 747. 10 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995), Cet, 3, hal. 54. 11 Ibid., hal.60.
10
kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, relasi antar peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.12 Faktor masyarakat meliputi kegiatan peserta didik dalam masyarakat, mass media yang beredar dalam masyarakat, teman bergaul dan kehidupan masyarakat, yang semuanya mempengaruhi belajar.13
2. Hasil Belajar a. Pengertian hasil belajar Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan perilaku setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hal ini sebagai mana yang diuraikan Nana Sudjana bahwa hasil belajar merupakan “kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.14 H. Abin Syamsuddin, dalam buku psikologi kependidikan mendefinisikan prestasi atau hasil belajar peserta didik adalah: 1) daya atau kemampuan seseorang untuk berfikir dan berlatih ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu dan kegiatan pembelajaran di sekolah; 2) prestasi belajar tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya (transferable) karena yang bersangkutan dengan kemampuan peserta didik dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi; 3) prestasi belajar peserta didik dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas peserta didik dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.15 12
Ibid., hal.64. Ibid., hal.70. 14 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), cet. 14, hal. 22. 15 Abin. Syamsuddin, Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), Cet, 3, hal. 160. 13
11
b. Macam-macam hasil belajar. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas mengenai hasil belajar dapat disimpulkan, bahwa hasil belajar mencakup tiga aspek, yaitu: ranah kognitif, ranah afektif (sikap dan nilai), dan ranah psikomotorik.16 1) Ranah kognitif Ranah kognitif membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.17 Pada tingkat pengetahuan (knowledge), peserta didik dituntut untuk mampu mengingat (recall) berbagai informasi yang telah diterima sebelumnya.18 Hasil belajar berupa pemahaman menuntut peserta didik mampu menjelaskan dengan susunan kalimat sendiri tentang sesuatu yang dibaca atau didengarnya. Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus bisa disebut juga penerapan abstraksi (ide, petunjuk khusus, teori) dalam situasi baru.19 Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hirarkinya atau susunannya. 2) Ranah afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Receiving/attending (penerimaan) yakni semacam kepekaan, kesadaran dalam menerima rangsang (stimulan) yang datang dari luar kepada peserta didik dalam bentuk masalah, situasi dan gejala. Responding/jawaban yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari
16
Ibid., hal. 167. Nana Sudjana, Op.Cit., hal. 22. 18 Mimin Haryati, Model dan Tekhnik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: GP Press, 2007), Cet.1, hal. 23. 19 Nana Sudjana, Op.Cit., hal. 25 17
.
12
luar atau menjawab stimulan yang datang dari luar kepada dirinya. Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai terhadap gejala atau stimulan. Organisasi adalah pengembangan nilai kedalam satu sistem organisasi. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai yakni keterpaduan semua sistem yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.20 Tipe hasil belajar afektif tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku seperti perhatianya terhadap pelajaran, disiplin, kemauan bekerjasama dengan orang lain, menghargai guru, menghargai pendapat orang lain, dan motivasi belajar. 3) Ranah psikomotorik Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik.21 Menurut Sax, keterampilan psikomotor mempunyai enam tingkatan yaitu gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, gerakan fisik, gerakan terampil, dan komunikasi nondiskursif (komunikasi dengan menggunakan gerakan).22 Setiap mata ajar mengandung ketiga ranah tersebut, namun penekanannya selalu berbeda. Mata ajar praktik lebih menekankan pada ranah psikomotor, sedangkan mata ajar pemahaman konsep lebih menekankan pada ranah kognitif. Namun kedua ranah tersebut mengandung ranah afektif.23 c. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar Belajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara kontinu. Dari proses tersebut akan diperoleh sesuatu hasil yang disebut hasil belajar. Berhasil atau tidaknya seseorang belajar disebabkan beberapa faktor, yakni faktor dari dalam diri peserta didik (internal), dan faktor yang datang dari luar diri peserta didik (eksternal). Pengenalan terhadap 20
Ibid., hlm. 30. Mimin Haryati, Op.Cit. hal. 22. 22 Ibid., hal. 25. 23 Ibid. 21
13
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting artinya dalam rangka mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:24 1) Faktor internal (faktor dari dalam peserta didik), yakni keadaan/ kondisi jasmani dan rohani peserta didik 2) Faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan di sekitar peserta didik 3) Faktor pendekatan dalam belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
3. Tinjauan tentang Model Pembelajaran Kuantum (Quantum Teaching) a. Pengertian model pembelajaran Model pembelajaran adalah suatu kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.25 “Model pembelajaran memiliki dasar teoritis atau falsafah dibelakangnya meliputi langkah-langkah pengajaran tertentu yang dirancang untuk mencapai hasil pendidikan yang diharapkan.”26 Pemilihan model pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam menyampaikan materi bahan ajar kepada peserta didik dan mampu menciptakan komunikasi dua arah, sehingga suasana kelas menjadi lebih aktif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
24
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Rosdakarya, 2006), cet. 12, hal. 132. 25 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal. 53. 26 Richard I. Arends, Learning To Teach Belajar untuk Mengajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hal. 25.
14
b. Pengertian model pembelajaran kuantum (Quantum Teaching) Model pembelajaran kuantum (quantum teaching) dirumuskan oleh Bobbi DePorter. Oleh De Porter istilah kuantum didefinisikan sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Adapun quantum teaching dimaknai dengan “mengorkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar”.27 Dengan kata lain, interaksi serta proses pembelajaran yang tercipta akan berpengaruh besar sekali terhadap efektivitas dan antusiasme belajar pada peserta didik sehingga akan berubah menjadi cahaya (pengetahuan) yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain. Menciptakan kondisi interaktif dalam pembelajaran ini, dengan memposisikan peserta didik sebagai pelajar aktif, di mana peserta didik mengusahakan proses belajarnya sendiri. Pembelajaran yang terjadi tidak lagi menginformasikan informasi kepada peserta didik tetapi memberikan kondisi agar peserta didik mengusahakan terjadi belajar dalam dirinya. Proses pembelajaran dalam pembelajaran kuantum (quantum teaching) dirancang untuk membangun ikatan emosional antar peserta didik dan antara peserta didik dengan guru. Hal ini dilakukan dengan menciptakan kesenangan belajar, menjalin hubungan, dan menyingkirkan segala ancaman dari suasana belajar. Memperhatikan emosi siswa dalam belajar dapat membantu mempercepat pembelajaran, membuat pembelajaran lebih berarti dan permanen. Dari beberapa penelitian menyebutkan, diantaranya penelitian dari psikolog kognitif, Dr. Goleman dalam Bobbi De Porter, bahwa kerja saraf otak tidak optimal dalam merekatkan pelajaran dalam ingatan tanpa keterlibatan emosi. Sehingga berdampak kemampuan belajar siswa berkurang.28 Hal serupa juga diungkapkan oleh Howard Garner, sese27
Bobbi De Porter, Mark Reardon, Sarah Singer-Nourie, Quantum Teaching Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas diterjemahkan oleh Ary Nilandari dari Quantum Teaching: Orchestrating Student Success, (Bandung: Kaifa, 2003), Ed. 1, Cet. 13, hal. 5. 28 Ibid.,hal. 22
15
orang belajar dengan segenap kemampuan dan senang terlibat dalam proses belajar jika menyukai hal yang dipelajari. Dr. Joseph le Doux, juga menuturkan bahwa pusat emosi otak berada di amigdala. Kesimpulan dari hasil penelitiannya adalah amigdala yang dirangsang kuat melalui rangsangan emosional akan berpotensi bekerja secara kuat dalam menyimpan memori. Dari beberapa penelitian tersebut, dapat disimpulkan, keadaan yang menyenangkan dalam pembelajaran membuat peserta didik tidak merasa terbebani dalam menerima pelajaran dan memperoleh pengetahuan dengan lebih mudah dan bermakna serta akan meningkatkan minat dan penyimpanan memori, sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar. Sejalan dengan hal di atas, proses pembelajaran yang menyenangkan dan memberikan kemudahan dalam pendidikan sangat dianjurkan oleh Nabi. Sebagaimana hadits Nabi:
ﻣﻦ ٢٩
"
ﺑﻌﺚ
ﻠﻢ
ﻋﻠﻴﻪ .
ﺻﻠﻰ
":
:
.ﻣﻮﺳﻰ ﺑﻌﺾ
ﻋﻦ
“Dari Abu Musa r.a., berkata: apabila rasulullah saw. Mengangkat salah seorang sahabatnya memegang suatu jabatan, beliau bersabda: “berilah mereka kabar gembira agar mereka tidak menjauhkan diri, mudahkan-lah segala urusan mereka dan jangan dipersulit.” Kegembiraan dalam pembelajaran dapat diciptakan melalui antara lain: afirmasi (penguatan atau penegasan), pengakuan dan perayaan. c. Asas model pembelajaran kuantum (Quantum Teaching) Asas utama pembelajaran kuantum bersandar pada konsep, yaitu “bawalah dunia peserta didik ke dunia guru, dan antarkan dunia guru ke dunia peserta didik”.30 Dalam kegiatan belajar mengajar, hal ini diwujudkan pada permulaan pembelajaran, yaitu dengan cara membuat keterkaitan antara materi yang akan diajarkan guru dengan peristiwa, pikiran atau perasaan yang pernah diperoleh peserta didik. Hal ini 29
Imam Abi Al-Husain Muslim din Al-Hujjaj Al-Qusyairi An-Nisaburi, Shahih Muslim, (Libanon: Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, tth), hal. 36 30 Ibid., hal. 7.
16
dilakukan untuk menciptakan jembatan antara peserta didik dan guru. kemudian setelah kaitan terbentuk, guru membantu peserta didik memperoleh pemahaman terhadap materi tersebut dengan memberitahukan apa manfaat dari materi yang akan dipelajari. d. Prinsip model pembelajaran kuantum (Quantum Teaching) Model pembelajaran kuantum (quantum teaching) memiliki lima prinsip, yaitu: 1) Segalanya berbicara: lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan pelajaran semuanya menyampaikan pesan tentang belajar. Dalam hal ini, guru dituntut untuk mampu mendesain segala aspek yang ada di lingkungan kelas maupun sekolah sebagai sumber belajar bagi peserta didik. 2) Segalanya bertujuan: setiap kegiatan belajar harus jelas tujuannya. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan harus dijelaskan pada peserta didik. Hal ini dilakukan agar peserta didik tertarik dan bergairah untuk belajar. 3) Pengalaman sebelum konsep: peserta didik terlebih dahulu mengalami informasi yang akan dipelajari sebelum memperoleh nama untuk apa yang akan dipelajari. Hal ini untuk menggerakkan rasa ingin tahu dan peserta didik untuk belajar sebaik-baiknya. 4) Akui setiap usaha: menghargai usaha peserta didik sekecil apa pun baik yang sudah tepat maupun yang belum tepat. Penghargaan atas usaha yang telah dilakukan peserta didik dapat menumbuhkan dan memelihara semangat belajar. 5) Jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan: perayaan dapat memberi umpan balik mengenai kemajuan dan dapat meningkatkan asosiasi positif dalam belajar.31 e. Kerangka rancangan pembelajaran kuantum (Quantum Teaching) Kerangka rancangan pembelajaran kuantum dalam pelaksanaan pembelajaran mempunyai lima komponen, dikenal dengan akronim, 31
Boby De Porter. Op.Cit., hal.7-8.
17
TANDUR, yang merupakan kepanjangan dari: tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan.32 Unsur-unsur ini membentuk basis struktural keseluruhan yang melandasi pembelajaran kuantum. Penerapan unsur-unsur TANDUR dalam proses belajar mengajar adalah: 1) Tumbuhkan: ini mengandung makna bahwa pada awal kegiatan pembelajaran, pengajar berusaha menumbuhkan atau mengembangkan minat peserta didik untuk belajar dengan memberitahu manfaat materi yang akan dipelajari bagi diri dan kehidupannya. Karena minat yang ditumbuhkan sangat penting agar siswa belajar dengan sebaikbaiknya. 2) Alami: mengandung makna bahwa proses pembelajaran akan lebih bermakna jika peserta didik mengalami secara langsung atau nyata materi yang akan dipelajari. Pengalaman langsung akan membangun keingintahuan peserta didik, meningkatkan dan memudahkan pemahaman peserta didik terhadap materi yang akan dipelajari serta pembelajaran menjadi lebih bermakna. Pengalaman akan merangsang otak untuk bertanya mengapa dan bagaimana tentang suatu hal yang diperoleh dari pengalaman belajarnya. Strategi yang digunakan untuk peserta didik dapat berupa jembatan keledai, permainan, dan simulasi.33 3) Namai: penamaan adalah saat setelah peserta didik melakukan pengalaman belajar. Penamaan merupakan saat untuk mengajarkan konsep, keterampilan berfikir, dan strategi belajar.34 Strategi yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan susunan gambar, warna, alat bantu, kertas tulis, poster dinding, jembatan keledai dan metafora.35
32
Ibid., hal. 88. Ibid., hal. 90. 34 Ibid., hal. 91. 35 Ibid. 33
18
4) Demonstrasikan: demonstrasi memberi peluang bagi peserta didik menerjemahkan, berlatih dan menerapkan pengetahuan mereka ke dalam pembelajaran yang lain dan dalam kehidupannya.36 5) Ulangi: pengulangan akan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa tahu serta membuat pengetahuan melekat dalam ingatan peserta didik. 6) Rayakan: mengandung makna pemberian umpan balik positif pada peserta didik atas keberhasilannya, baik berupa pujian, pemberian hadiah atau yang lainnya. Perayaan dapat memperkuat proses pembelajaran berikutnya.37 Perayaan memberikan arti penghormatan atas usaha, ketekunan, dan kesuksesan yang telah dilakukan. Perayaan dalam pembelajaran ini dapat berupa tepuk tangan, pujian, bernyanyi bersama, pesta kelas dan sebagainya. Dari paparan diatas mengenai kerangka pembelajaran kuantum (quantum teaching), menggambarkan pembelajaran yang menyediakan dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengembangkan otak kiri maupun otak kanan. Peserta didik tidak hanya tahu tentang sesuatu, tetapi juga dapat bertanya tentang sesuatu, dan dapat memperagakan sesuatu. Kerangka TANDUR melatih otak peserta didik untuk berpikir dengan cara melatih otak untuk mencari jawaban tentang bagaimana dan mengapa.
4. Tinjauan tentang Materi Sistem Saraf pada Manusia Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dalam silabus SMP/MTs, disebutkan bahwa materi sistem saraf pada manusia berada pada standar kompetensi memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Dan Kompetensi Dasar dari sistem saraf pada manusia adalah mendeskripsikan sistem koordinasi dan alat indra pada manusia serta hubungannya dengan kesehatan. 36
Ibid., hal.92. Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Ed. 1, Cet. 3, hal. 166. 37
19
Sistem saraf merupakan salah satu sistem yang mengontrol fungsifungsi tubuh kita selain sistem hormon. Dalam kapasitasnya sebagai sistem kontrol, sistem saraf akan menerima masukan dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal mengenai keadaan tubuh kita, kemudian berdasar informasi yang masuk, sistem saraf akan menentukan tindakan yang tepat untuk menjaga fungsi tubuh yang normal.38 Sistem saraf yang terdapat pada tubuh manusia terdiri atas unit-unit terkecil yang disebut neuron (sel saraf). Neuron adalah “unit fungsional sistem saraf yang dikhususkan untuk menghantarkan dan mengirimkan sinyal dalam tubuh dari satu lokasi ke lokasi yang lain”.39 Di dalam otak manusia neuron berjumlah sekitar 100 miliar.40 Transmisi impuls saraf berjalan secepat 150 m/s.41 a. Morfologi sel saraf (neuron) Setiap neuron terdiri atas tiga bagian yaitu badan sel, dendrit, dan akson.42 Ukuran neuron sekitar 4-10 mikron.43 1) Badan sel merupakan bagian dari neuron yang relatif besar dan mengandung inti sel (nukleus) yang dikelilingi sitoplasma. Badan sel terletak di dalam substansia kelabu dari sistem saraf pusat atau di dalam ganglion dari sistem saraf tepi. 2) Dendrit adalah penonjolan/percabangan badan sel yang membawa impuls ke badan sel. 3) Akson adalah penonjolan yang membawa impuls dari badan sel. Akson disebut juga dengan neurit. Di dalam neurit terdapat benangbenang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh selaput halus yang disebut mielin yang berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsang. Selubung mielin dibentuk oleh sel pendukung, 38
Soewolo, dkk, Fisiologi Manusia, (Malang, UNM, t.t.), hal.59. Neil A. Campbell, Biologi, Jilid 3, (Jakarta: Erlanggga, ), ed. 5, hal. 201 40 Ibid., hal.218 41 Ibid 42 Ibid. 43 http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.enchantedlearni ng.com/subjects/anatomy/brain/Neuron.shtml. Jumat. 25 desember 2010 39
20
yang pada saraf tepi disebut dengan sel schwann. Dan celah diantara sel schwann yang berurutan disebut nodus Ranvier.44
Gambar 2.1. Struktur sel saraf (neuron).45 b. Klasifikasi sel saraf berdasarkan fungsi Berdasar fungsinya, sel saraf dibedakan menjadi: 1) saraf sensorik (neuron sensoris): berfungsi untuk mengkomunikasi-an informasi mengenai lingkungan eksternal dan internal dari reseptor sensoris ke sistem saraf pusat. 2) Sel saraf penghubung (interneuron): berfungsi mengintegrasikan input sensoris dan output motoris. Sebagian besar neuron sensoris bersinapsis dengan interneuron. 3) Sel saraf motorik (neuron motoris): berfungsi mengirimkan impuls (output motoris) dari sistem saraf pusat ke sel efektor.46 c. Hubungan antara neuron satu dengan neuron yang lainnya Hubungan antara neuron satu dengan neuron lainnya disebut dengan sinaps.47 Sinapsis ditemukan antara dua neuron, antara reseptor sensoris dan neuron sensoris, antara neuron motoris dan sel otot yang dikontrolnya, dan antara neuron dengan sel kelenjar. Pada setiap sinaps terdapat sebuah celah sempit yang disebut dengan celah sinaps. Pada 44
Ibid. http://muhammadirfani.files.wordpress.com, Minggu, 01 Agustus 2010. 17.05 46 Neil A. Campbell. Op.Cit., hal.202 47 Arthur C. Guyton, Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, diterjemahkan oleh Petrus Andrianto dari Human Physiology and Mechanism of Disease, (Jakarta: EGC, 1996 ), Cet.5, hal. 405. 45
21
celah sinaps inilah impuls dihantarkan dalam bentuk sinyal kimiawi yang disebut neurotransmitter.48 d. Terjadinya Gerak Biasa dan Gerak Refleks Pesan atau rangsang yang dibawa oleh neuron disebut dengan impuls. Impuls akan berjalan di sepanjang neuron (sel saraf) dalam satu arah. Hal ini terjadi karena keberadaan sinaps.49 Gerakan yang dilakukan dibawah kesadaran disebut dengan gerak biasa atau gerak sadar. Adapun gerakan yang dilakukan tanpa disadari dan terjadi otomatis disebut dengan gerak refleks.50 Impuls pada gerakan biasa melalui perjalanan yang berbeda dengan gerak refleks. Pada gerak biasa impuls yang diterima oleh reseptor berjalan ke neuron sensoris, selanjutnya menuju interneuron (neuron perantara) dalam sumsum tulang belakang (medulla spinalis) lalu ke otak. Di otak impuls diolah, kemudian dikirim ke efektor
(bagian tubuh yang
melaksanakan aksi atas adanya impuls) melalui neuron motoris, dan terjadilah gerak yang disadari. Mekanisme gerak refleks atau yang disebut juga gerak tidak disadari adalah impuls yang diterima efektor (bagian tubuh yang terkena rangsang) dikirim menuju interneuron (saraf penghubung) di sumsum tulang belakang (medulla spinalis) oleh neuron sensoris lalu dialirkan ke neuron motoris dan timbul gerakan. Jalur refleks : impuls → neuron sensorik → interneuron (medulla spinalis) → neuron motorik → respon. Jalur gerak biasa : impuls → neuron sensorik→ interneuron (otak) → neuron motorik → respon. e. Susunan sistem saraf Sistem saraf tersusun atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
48
Neil A. Campbell, Op.Cit., hal.211. Ibid., hal.212. 50 Ibid., hal. 202. 49
22
1) Susunan Saraf Pusat Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak terdiri dari otak besar (serebrum), otak kecil (serebelum) dan batang otak. a) Otak Besar (serebrum) Serebrum merupakan bagian terluas dari otak manusia, yang terdiri dari belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Permukaannya berlipat-lipat. Belahan kanan berfungsi meng-atur, mengendalikan, atau melayani fungsi tubuh sebelah kiri, sedangkan otak belahan kiri mengatur, mengendalikan dan melayani anggota tubuh bagian kanan. Otak besar merupkan pusat pengendalian kegiatan tubuh seperti sentuhan, berpikir, berbica-ra, melihat, bergerak, mengingat, dan mendengar. Otak besar mempunyai dua lapisan, yaitu: (1) Lapisan korteks (korteks serebral), merupakan lapisan luar yang tipis dan berwarna abu-abu. Substansia kelabu ini terutama tersusun atas badan-badan sel dan dendrit. (2) Lapisan dalam, merupakan lapisan di bagian dalam, tebal dan berwarna putih. Warna putih disebabkan oleh adanya lemak/lipid yang menyusun mielin pada akson.51 b) Otak kecil (serebelum) Otak kecil (serebelum) berperan penting dalam keseimbangan, perencanaan dan pelaksanaan gerakan yang disadari. Otak kecil juga berhubungan dengan aktivitas motorik.52 c) Batang otak Batang otak terdiri atas medulla oblongata, pons, dan otak tengah (midbrain). Batang otak adalah suatu rantai penyambung antara otak dan sumsum tulang belakang (medulla spinalis).
51 52
Soewolo, dkk, Op.Cit., hal. 70. Ibid., hal. 78.
23
Batang otak berfungsi untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan yang tidak disadari, misalnya denyut jantung dan pernapasan. 53 d) Sumsum tulang belakang Sumsum tulang belakang berada di dalam saluran tulang belakang (kanalis vertebralis), dan berhubungan dengan sarafsaraf spinal. Sumsum tulang belakang merupakan jaringan saraf berbentuk silinder lunak, panjangnya ± 45 cm dengan diameter kira-kira 2 cm. Saraf spinal berpasang-pasang muncul dari sumsum tulang belakang. 54 Sumsum tulang belakang berfungsi untuk: (1) melayani hubungan informasi antara otak dan tubuh, (2) mengintegrasikan aktifitas refleks antara input aferen dan output eferen tanpa melibatkan otak.55 2) Susunan Saraf Tepi Susunan saraf tepi terdiri dari: saraf sadar (saraf somatik) dan saraf tak sadar (saraf autonom) a) Sistem saraf somatik (saraf sadar) Saraf ini berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang disadari. Sistem saraf sadar terdiri dari: (1) 12 pasang saraf otak (saraf cranial). Kedua belas pasang saraf cranial tersebut adalah: saraf olfaktori, saraf optik, saraf okulomotor, saraf troklear, saraf trigeminal, saraf abdusen, saraf fasial, saraf vestibulokoklear, saraf gloso-feringeal, saraf vagus, saraf asesori, dan saraf hipoglosal.56 (2) 31 pasang saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal) Saraf spinal berpasang-pasang muncul dari sumsum tulang belakang melalui permukaan lateral batas antara 2 tulang vertebra yang berdekatan, merupakan lengkung seperti sayap. 53
Ibid., hal. 80. Ibid., hal. 83. 55 Ibid., hal. 87. 56 Ibid., hal. 81. 54
24
Saraf spinal diberi nama menurut daerah vertebra dimana dia muncul, yaitu: 8 pasang saraf servikalis, 12 pasang saraf torakalis, 5 pasang saraf lumbalis, 5 pasang saraf sakralis, dan 1 pasang saraf koksigeal.57 b) Sistem saraf autonom Sistem saraf autonom meregulasi aktivitas organ visceral diluar kesadaran, seperti sirkulasi, pencernaan, berkeringat, refleks pupil, dan sebagainya. Oleh karena itu, sistem saraf autonom ditetapkan sebagai sistem saraf tidak sadar. Susunan saraf autonom terdiri atas 2 kelompok, yaitu sistem saraf simpatetik dan sistem saraf parasimpatetik. Kerja kedua sistem saraf ini saling berlawanan.58 (1) Saraf simpatetik Saraf simpatetik berasal dari wilayah tengah (toraks dan lumbar) sumsum tulang belakang. Kontrol simpatetik memiliki fungsi melebarkan pupil mata, menghambat sekresi kelenjar ludah, merelaksasikan bronki di paru-paru, mempercepat denyut jantung, menghambat aktifitas lambung dan usus, menghambat aktifitas pankreas, merangsang pelepasan glukosa dari hati, menghambat kantung empedu, merangsang medulla adrenal, menghambat pengosongan kantung kemih, dan meningkatkan ejakulasi dan kontraksi vagina. (2) Saraf parasimpatetik Saraf parasimpatetik merupakan sistem saraf otonom yang berasal dari otak bagian bawah dan wilayah sakral sumsum tulang belakang. Kontrol parasimpatetik memiliki fungsi menyempitkan pupil mata, merangsang kelenjar ludah, memperlambat denyut jantung, menyempitkan bronki paru-paru, merangsang aktifitas lambung dan usus, merangsang aktifitas
57 58
Ibid., hal. 83. Ibid., hal. 91.
25
pankreas, merangsang kantung empedu, meningkatkan pengosongan kantung kemih, dan meningkatkan ereksi genitalia.59 f. Fungsi sistem saraf Secara umum sistem saraf mempunyai fungsi sebagai berikut: 1) input sensoris: penghantaran atau konduksi sinyal dari reseptor sensoris ke pusat integrasi. 2) integrasi adalah proses penerjemahan informasi yang berasal dari stimulasi reseptor sensoris oleh lingkungan kemudian dihubungkan dengan respon tubuh yang sesuai. 3) output motoris adalah penghantaran sinyal dari pusat integrasi ke sel-sel efektor.60 g. Kelainan pada sistem saraf Beberapa penyakit karena gangguan sistem saraf akan berakibat pada pola gerak maupun memori seseorang. Gangguan tersebut dapat diakibatkan oleh ketuaan, bakteri, virus, atau karena kecelakaan. 1) Penyakit Alzheimer, merupakan gangguan fungsi otak yang ditandai oleh kehilangan memori, pengenalan kepribadian, dan kekuatan mental. 2) Amnesia, merupakan penyakit gangguan otak dimana penderita kehilangan memori dan diikuti ketidakmampuan membentuk memori baru. Amnesia dapat bersifat sementara maupun permanen. Penyebabnya bervariasi, seperti kerusakan otak karena kecelakaan, stroke, ensefalitis, defisiensi vitamin B12, kanker otak, atau suplai darah yang kurang ke daerah memori. 3) Ataksia, merupakan gangguan sistem saraf yang ditandai oleh gangguan koordinasi gerak otak, seperti gerakan tubuh yang tidak teratur dan tidak akurat. Ataksia dapat bersifat sementara maupun permanen. Minuman keras dapat menyebabkan serangan ataksia
59 60
Neil A. Campbell, Op. Cit., hal. 220. Ibid., hal. 201.
26
sementara, sedangkan ataksia permanen dapat disebabkan oleh kerusakan otak, kordaspinalis atau saraf spinal.61 4) Meningitis adalah nama umum dari radang meninges (lapisan yang menutup otak dan urat syaraf tulang belakang) dan cerebrospinal fluid (cairan yang beredar di ruang-ruang antara otak dan urat saraf tulang belakang). Penyebabanya adalah masuknya mikroorganisme ke dalam aliran darah di cerebrospinal fluid.62
5. Kajian sistem saraf pada manusia dalam Al-Qur’an. Sistem saraf dalam tubuh sebagai sistem kontrol seluruh fungsi yang berada di dalam tubuh manusia. Seperti mengontrol fungsi pendengaran, penglihatan, pembicaraan, makan, minum, bernafas, berfikir, cemas, dan lain sebagainya. Sebagai sebuah sistem ia terdiri dari beberapa organ yang bekerjasama yaitu otak, sumsum tulang belakang, dan saraf tepi yaitu saraf yang menjulur keluar dari keduanya. Dengan bagian unit terkecilnya yaitu neuron. Otak secara anatomis menempati bagian tubuh tertinggi yaitu di kepala. Selain letak anatomi, secara fisiologis ia merupakan pusat pemegang fungsi pengatur tertinggi kerja tubuh, disebut juga sebagai konseptor kerja tubuh. Melalui informasi yang diperoleh dari internal maupun eksternal melalui organ sensorik, diolah dalam otak dan diambil keputusan kemudian disalurkan ke organ motorik untuk dilakukan tindakan atau respon. Di dalam otak, tepatnya pada otak besar inilah terjadi proses berfikir dan pengambilan keputusan yang menentukan kepribadian manusia. Isyarat ilmiah mengenai fungsi otak besar ini dalam Al-qur’an disebutkan dengan kata nashiyah (ubun-ubun)63. yaitu dalam surat Al-Alaq: 15-16.64
61
Soewolo, dkk, Op.Cit., hal. 96. http://sudarmanto.multiply.com/journal. 22 juli 2010.12:49 63 Taufik Pasiak, Revolusi IQ/EQ/SQ: Menyingkap Rahasia Kecerdasan Berdasarkan AlQur’an dan Neurosains Mutakhir, (Bandung: Mizan, 2008), hal. 308 64 Departemen Agama RI, Op.Cit., hal.1080. 62
27
“(15) ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya. (16) (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.” (QS. Al-‘Alaq: 15-16) Pada ayat tersebut, kata ubun-ubun disifatkan dengan pendusta dan pendurhaka. Oleh para ilmuwan muslim dalam studi ilmiah modern paruh abad ke-20, menemukan bahwa ayat tersebut mengisyaratkan peran atau fungsi bagian yang berada di belakang sebelah dalam ubun-ubun. Yaitu otak besar (serebrum), lebih tepatnya daerah lobus frontalis otak.65 Bagian ini bertanggung jawab atas pengambilan keputusan, membedakan baik buruk, berpikir, mengingat, konsentrasi dan mengontrol perasaan manusia. Dengan mempelajari sistem saraf tubuh semoga akan membawa pada pengetahuan tentang diri. Pengetahuan tentang diri akan membawa kepada ketakjuban ciptaan Tuhan dan akhirnya menjadi perantara pengetahuan tentang Tuhan sehingga bertambahnya iman. B. Penerapan Model Pembelajaran Kuantum (Quantum Teaching) pada Materi Sistem Saraf pada Manusia. Penerapan pembelajaran kuantum pada materi sistem saraf pada manusia dapat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Sebelum materi sistem saraf diberikan kepada peserta didik, pendidik menyampaikan tujuan dan manfaat materi yang akan dipelajari bagi peserta didik. 2. Guru memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik. Diantaranya berupa diskusi, membaca referensi, membuat resume, serta melakukan kegiatan praktikum. 3. Guru memberi bimbingan dan pengarahan kepada peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
65
Akhsin Sakho Muhammad, Ensiklopedi Kemukjizatan Ilmiah dan Al-Qur’an dan Sunnah, (Jakarta: PT Kharisma Ilmu, 2009), hal.82.
28
4. Setelah peserta didik mengalami sendiri kegiatan pembelajaran, guru mengajarkan konsep. 5. Guru mempersilahkan peserta didik untuk menyampaian pengetahuan yang didapat yaitu dengan mempresentasikan pemahaman terhadap isi materi. 6. Peserta didik diberikan kesempatan menyampaikan pertanyaan, juga menyampaikan gagasan. 7. Peserta didik yang lain diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan terhadap jawaban tersebut. 8. Guru memberikan pujian bagi peserta didik yang bertanya, menyampaikan gagasan, dan menjawab pertanyaan. 9. Guru meluruskan jawaban peserta didik yang kurang tepat. 10. Guru mempertegas dan memperkuat konsep dengan mengadakan pengulangan atau review. 11. Guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan kembali materi tentangsistem saraf. 12. Guru bersama peserta didik melakukan perayaan atas pengetahuan yang diperoleh dengan ucapan alhamdulillah dan tepuk tangan yang keras. 13. Guru menutup pelajaran.
C. Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan penelusuran pustaka berupa buku, hasil penelitian, karya ilmiah ataupun sumber lain yang dijadikan penulis sebagai rujukan atau perbandingan terhadap penelitian yang penulis laksanakan. Quantum Teaching (mempraktikkan Quantum Learning di ruang-ruang kelas. Buku ini merupakan terjemahan dari Quantum Teaching: Orchestrating Student Succes yang ditulis oleh Bobbie De Porter, Mark Reardon, dan Sarah Singer-Nourie. Di dalamnya dikemukakan tentang strategi pembelajaran kuantum (quantum teaching) serta hasil penelitian mereka bahwa strategi tersebut 68% mampu meningkatkan motivasi belajar, 73% meningkatkan skor atau nilai,
29
81% meningkatkan rasa percaya diri, 84% meningkatkan harga diri, dan 98% melanjutkan penggunaan keterampilan.66 Skripsi dari Andrian Nur Cahyono, NIM : 1124000021, jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan pada fakultas ilmu pendidikan Universitas Negeri Semarang tahun 2005 yang berjudul “Meningkatkan Prestasi Belajar Melalui Pembelajaran Quantum Teaching Bidang Studi IPA Kelas III Di SD Negeri Gunungsari 01 Kecamatan Batangan Kabupaten Pati.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik sebelum perlakukan adalah 6,1. Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode Quantum Teaching pada siklus I hasil belajar peserta didik meningkat menjadi 6,6, pada siklus II hasil belajar peserta didik meningkat menjadi menjadi 7,3 dan siklus III hasil belajar peserta didik meningkat menjadi 7,9. Secara keseluruhan dengan penggunaan metode Quantum Teaching tersebut mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik sebesar 7,3. Hasil pengujian hipotesis dengan uji t diperoleh thitung = 6,935 > ttabel 1,77. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa metode pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan prestasi mata pelajaran IPA peserta didik kelas III SD Negeri Gunungsari 01, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati. 67 Skripsi dari Wahyu Wiratmoyo, NIM : 4314000009 jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang tahun 2005 yang berjudul “Pengaruh Keaktifan Peserta didik Pada Metode Pembelajaran Kuantum Terhadap Prestasi Belajar Kimia Dasar I Kelas X Pokok Bahasan Kimia Koloid Di SMK Kimia Industri Theresiana Semarang Tahun Ajaran 2004/2005”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh keaktifan peserta didik dalam pembelajaran kuantum terhadap prestasi belajar kimia pokok bahasan kimia koloid pada peserta didik Kelas X SMK Kimia
Industri Theresiana Semarang Tahun
Pelajaran 2004/2005, terbukti dari hasil analisis regresi diperoleh Fhitung = 458,43 > Ftabel (4,130) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Besarnya pengaruh
66
Bobbi De Porter., Op.Cit., hal.4 http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASHbddf/e2298623.dir/doc.pdf.. Senin, 02 Agustus 2010. 09.15 67
30
keaktifan peserta didik pada pembelajaran kuantum terhadap prestasi belajar mencapai 93,1%. Hasil uji perbedaan prestasi belajar antara kelompok eksperimen dan kontrol diperoleh thitung = 7,608 > ttabel (1.67) yang berarti ratarata prestasi belajar prestasi belajar pada kelompok eksperimen sebesar 8,42 lebih tinggi daripada kelompok kontrol sebesar 7,37. Perbedaan prestasi belajar ini disebabkan karena pada pembelajaran lebih ditekan pada kerjasama, diskusi, presentasi yang aktif sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik.68 Dari kajian penelitian yang telah diteliti tersebut, belum ada yang mengkaji penerapan model pembelajaran kuantum (quantum teaching) pada pembelajaran biologi dan pada materi sistem saraf, sebagaimana yang peneliti kaji dalam penelitian ini, dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kuantum (quantum teaching) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Sistem Saraf pada manusia kelas IX MTs Negeri Brangsong Kendal.”
D. Kerangka Berfikir Dalam pembelajaran biologi, salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam mengajarkan suatu materi pokok adalah pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, karena melihat kondisi peserta didik yang mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya dalam menerima materi pelajaran yang disajikan guru di kelas, ada peserta didik yang mempunyai daya serap cepat dan ada pula peserta didik yang mempunyai daya tanggap yang lama. Menyikapi kenyataan ini, penulis menilai perlu digunakan model pembelajaran yang baru yaitu model pembelajaran kuantum (quantum teaching), yaitu dengan menerapkan kerangka TANDUR dalam pembelajarannya. Model tersebut mengkondisikan lingkungan yang menyenangkan, menggairahkan yang senantiasa menumbuhkan dan memelihara motivasi belajar dimana peserta didik mengalami dan mendapatkan sendiri pengetahuannya selama proses pembe68
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH9e4e.dir/doc.pdf. Senin, 02 Agustus 2010. 09.05
31
lajaran Menumbuhkan dan memelihara motivasi selama proses pembelajaran dilakukan dengan cara memberitahukan bahwa materi tersebut merupakan fenomena yang sering dialami, dan memberitahukan manfaat bagi diri dan kehidupan peserta didik. Pembelajaran kuantum (quantum teaching) mengkondisikan agar peserta didik terlibat aktif dalam proses belajar yaitu dengan mengalami dan mendapatkan pengetahuannya sendiri. Selain itu, peserta didik juga mendapat pengakuan dalam belajar, hal ini
karena dalam pembelajaran peserta didik
memperoleh kesempatan mengungkapkan pengetahuan yang telah diperoleh-nya dan memberikan umpan balik berupa perayaan dan penghargaan atas prestasi yang diperoleh selama proses pembelajaran. Dengan ini, model tersebut memberikan situasi yang interaktif dan menyenangkan serta melibatkan kondisi emosional peserta didik. Sehingga mereka akan lebih termotivasi dalam belajar dan belajar menjadi suatu kebutuhan bukan suatu keharusan sehingga menciptakan pembelajar seumur hidup (long life education), serta membantu peserta didik untuk mendapatkan pemahaman dan kebermaknaan dalam belajar yang akhirnya membawa dampak ketercapaian hasil belajar. Dengan ini, materi sistem saraf yang rumit dan banyak, mampu dipelajari dan dipahami dengan menyenangkan dan tidak membosankan Dengan demikian, untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik Kelas IX H MTsN Brangsong Kendal pada materi sistem saraf pada manusia, guru perlu menerapkan model pembelajaran kuantum (quantum teaching).
E. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan merupakan “suatu dugaan tentang suatu hal yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan”.69 Hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kuantum (quantum teaching) dapat meningkatkan hasil belajar peserta
69
Basrowi dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), hal. 90.
32
didik kelas IX MTs Negeri Brangsong Kendal. pada mata pelajaran IPA terpadu khususnya pada IPA Biologi materi sistem saraf pada manusia.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas IX H MTs Negeri Brangsong Kendal dengan jumlah peserta didik 37 orang dengan komposisi 25 anak laki-laki dan 12 anak perempuan.
B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011 peserta didik kelas IX H MTs Negeri Brangsong Kendal. Penulis akan menggunakan waktu penelitian selama 4 bulan yaitu minggu ketiga bulan Juni 2010 s/d minggu ke empat bulan Oktober 2010. Waktu penelitian ini terhitung mulai peneliti melakukan observasi dan meminta izin ke pihak sekolah hingga selesainya proses penelitian tindakan kelas dan permohonan surat pengesahan penelitian.
C. Kolaborator Kolaborator dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan orang yang bekerja sama dan terlibat dalam melaksanakan penelitian, serta menjadi satu tim yang sama posisinya. Pada penelitian ini, yang menjadi kolaborator adalah Ibu Arifah Darojatun, S.Pd, selaku guru mata pelajaran biologi kelas IX H MTsN Brangsong Kendal.
D. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode yaitu: 1. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip nilai, buku, surat kabar, notulen,
33
34
rapat, agenda dan sebagainya.1 Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang hasil belajar peserta didik dan menghimpun data yang berkaitan dengan catatan-catatan, seperti data tentang visi dan misi sekolah, jadwal pembelajaran biologi, daftar nama peserta didik yang dijadikan subjek penelitian dan daftar nama kelas uji coba soal, keadaan peserta didik dan guru di MTsN Brangsong Kendal serta pengambilan gambar peserta didik saat pembelajaran menggunakan model pembelajaran kuantum (quantum teaching). 2. Metode Wawancara Wawancara adalah alat pengumpulan informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan lisan untuk dijawab secara lisan pula. 2 Metode ini digunakan untuk memperoleh dan melengkapi data-data yang belum diperoleh dari dokumentasi. 3. Metode Observasi ”Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.”3 Dengan menggunakan metode ini, peneliti secara langsung dapat mengetahui tentang gejala atau peristiwa yang diamati, seperti proses belajar mengajar biologi menggunakan model pembelajaran kuantum (quantum teaching), keadaan peserta didik, dan keadaan guru. 4. Metode Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok..4 Metode ini digunakan untuk memperoleh hasil belajar peserta didik ranah kognitif.
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet.13, edisi revisi VI, hal. 158. 2 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), hlm. 179. 3 Ibid, hal. 173. 4 Suharsimi Arikunto, Op.Cit., hal. 150.
35
Perangkat tes yang telah disusun selanjutnya diujicobakan pada peserta didik di luar sampel. Pada penelitian ini uji coba dilakukan pada peserta didik kelas IX B, sebanyak 18 peserta didik dengan alasan bahwa kelas ini telah mendapatkan materi sistem saraf pada manusia. Perangkat tes yang diujicobakan 50 soal. Hasil uji coba dianalisis untuk mengetahui apakah instrumen layak digunakan sebagai alat pengambilan data atau tidak. Analisis perangkat tes ini meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda soal. a. Validitas Soal Untuk mengetahui validitas butir soal digunakan rumus korelasi point biserial, sebagai berikut:5 rpbis
Mp Mt St
p q
Keterangan: rpbis
: Koefisien korelasi biserial
Mp
: Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal
Mt
: Rata-rata skor total
St
: Standar deviasi skor total
p
: Proporsi peserta didik yang menjawab benar pada setiap butir soal
q
: Proporsi peserta didik yang menjawab salah pada setiap butir soal Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi, berfungsi untuk men-
cari hubungan koefisien, dengan menggunakan uji t:6
t
r n2 1 r2 Keterangan : t
5
: Harga signifikansi
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),
hal. 79. 6
Riduwan dan Sunarto, Pengantar Statistika untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2009), cet. 2, hal. 81.
36
rpbi : Koefisien korelasi biserial n : Banyaknya sampel. Dengan taraf signifikan 5%, apabila dari hasil perhitungan didapat rhitung ≥ rtabel maka dikatakan butir soal nomor itu telah signifikan atau telah valid. Apabila rhitung < rtabel, maka dikatakan butir soal tersebut tidak signifikan atau tidak valid. Hasil perhitungan validitas butir soal, dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal
Kriteria
Nomor Soal
Jumlah
Prosentase
Valid
1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 13, 14,
31
62 %
19
38 %
15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 24, 25, 27, 28, 29, 32, 33, 34, 35, 40, 43, 45, 49, 50. Tidak Valid
3, 6, 10, 12, 21, 23, 26, 30, 31, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 44, 46, 47, 48.
Perhitungan validitas butir soal selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 7 dan untuk contoh perhitungan validitas soal nomor 1 dapat dilihat pada Lampiran 8. b. Reliabilitas Reliabilitas instrumen adalah ketepatan alat evaluasi dalam mengukur. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. 7 Untuk menghitung reliabilitas tes menggunakan rumus K-R 2111 yaitu sebagai berikut:8
n M n M 1 r11 2 n 1 nS t Keterangan: 7 8
Suharsimi Arikunto, Op.Cit, hal. 86. Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet. 1, hal. 171.
37
n
= Banyaknya butir soal
M
= Rata-rata skor total
St
= Varians total
Klasifikasi reliabilitas soal adalah:
r11 ≤ 0, 20
: sangat rendah
0, 20< r11 ≤ 0, 40
: rendah
0, 40< r11 ≤ 0,60
: sedang
0, 60< r11 ≤ 0,70
: tinggi
0, 70< r11 ≤ 1
: sangat tinggi
Kriteria pengujian reliabilitas yaitu setelah didapatkan harga r11 instrumen dikatakan reliabel apabila r11 > 0, 50. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien reliabilitas butir soal diperoleh r11 = 0.975 adalah kriteria pengujian tinggi maka disimpulkan bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Perhitungan reliabilitas tes selengkapnya dapat dilihat di lampiran 7 dan contoh perhitungan reliabilitas soal nomor 1 dapat dilihat pada lampiran 9. c. Tingkat kesukaran soal Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk mengetahui indeks kesukaran adalah:9 P
B JS
Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya peserta didik menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh peserta didik peserta tes Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut:10 9
Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hal. 207.
38
P = 0, 00
: butir soal terlalu sukar
0, 00< P≤ 0,30: butir soal sukar 0, 30< P≤ 0,70: butir soal sedang 0, 70< P≤ 1,00: butir soal mudah P=1
: butir soal terlalu mudah
Hasil perhitungan koefisien indeks kesukaran butir soal, dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal
Kriteria
Nomor Soal
Jumlah
Prosentase
Sukar
8, 9, 29, 43, 45.
5
10 %
Sedang
3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 14,
31
60%
14
30%
18, 21, 23, 25, 26, 27, 30, 31, 32, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 44, 46, 47, 48, 50. Mudah
1, 2, 15, 16, 17, 19, 20, 22, 24, 28, 33, 34, 40, 49.
Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal dapat dilihat pada Lampiran 7 dan contoh perhitungan Indeks Kesukaran soal nomor 1 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10. d. Daya pembeda soal Daya pembeda soal adalah kemampuan untuk membedakan peserta didik berkemampuan tinggi dengan peserta didik berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi. Dalam penelitian ini untuk mencari daya pembeda dengan menggunakan metode split half, yaitu membagi kelompok yang di tes menjadi dua bagian, kelompok pandai atau kelompok atas dan kelompok kurang pandai atau kelompok bawah. Rumus yang digunakan adalah:11 10
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2009 ), cet. 14, hal. 137. 11 Suharsimi Arikunto, Op.Cit., hal. 213.
39
BA BB JA JB Keterangan:
D :
D= daya pembeda soal BA
= jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB
= jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA
= jumlah peserta kelompok atas
JB
= jumlah peserta kelompok bawah
Klasifikasi indeks daya pembeda soal adalah sebagai berikut:12 D
= 0, 00 – 0,20 : daya beda jelek
D
= 0, 20 – 0,40 : daya beda cukup
D
= 0, 40 – 0,70 : daya beda baik
D
= 0, 70 – 1,00 : daya beda baik sekali
D
= negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang. Hasil perhitungan daya beda butir soal, dapat dilihat pada Tabel
3.3 sebagai berikut. Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal
Kriteria
Nomor Soal
Jumlah
Prosentase
Jelek Sekali
6
1
2%
Jelek
3, 12, 21, 30, 38, 39, 44
7
14%
19
38%
20
40%
3
6%
2, 5, 8, 10, 15, 17, 19, 23, Cukup
24, 26, 28, 29, 36, 40, 41, 42, 43, 45, 49 1, 4, 7, 9, 11, 13, 14, 16,
Baik
18, 20, 22, 27, 31, 32, 33, 34, 35, 46, 48, 50
Baik Sekali
12
Ibid, hal. 218.
25, 37, 47
40
Perhitungan daya pembeda butir soal selengkapnya dapat dilihat di lampiran 7 dan untuk perhitungan soal nomor 1 selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11.
E. Metode Penelitian Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah ”suatu penelitian tindakan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran”.13 Penelitian tindakan ini dilaksanakan selama dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Model penelitian tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah model spiral dari Kemmis dan Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan. Dimana setiap siklus tersebut terdiri 4 tahapan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.14
Permasalahan
Perencanaan Tindakan I
Pelaksanaan Tindakan I
Refleksi I
Pengamatan/ Pengumpulan Data I
Perencanaan Tindakan II
Pelaksanaan Tindakan II
Refleksi II
Pengamatan/ Pengumpulan Data II
Siklus I
Permasalahan baru hasil refleksi Siklus II
Apabila permasalahan belum terselesaikan
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Gambar. 3.1. Siklus penelitian tindakan kelas (PTK)
13
Basrowi dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), hal.28. 14 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), hal. 74.
41
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus, yaitu: 1. Siklus I Siklus I ini terdiri atas: a. Perencanaan 1) Mengidentifikasi masalah melalui wawancara dengan guru bidang studi, kemudian merumuskan masalah dan menganalisis masalah. 2) peneliti bersama guru IPA Biologi kelas IX berkolaborasi menentukan solusi pemecahan masalah dengan menerapkan model pembelajaran kuantum (quantum teaching). 3) Peneliti melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran IPA Terpadu mengenai waktu pelaksanaan dan materi pelajaran yang akan diajarkan dalam penelitian. 4) Membuat perangkat pembelajaran, meliputi: pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja peserta didik, dan media. 5) Menyiapkan sumber belajar seperti buku paket biologi SMP/MTs kelas IX semester ganjil. 6) Menyusun pedoman keaktifan untuk peserta didik dan lembar observasi guru selama proses pembelajaran. 7) Menyiapkan Lembar evaluasi peserta didik, kisi-kisi beserta kunci jawabannya untuk siklus I. 8) Menyiapkan pendokumentasian selama proses penelitian berlangsung. b. Pelaksanaan Tindakan 1) Peneliti menjelaskan kepada guru biologi tentang model pembelajaran kuantum (quantum teaching) dan cara pembelajarannya pada materi yang akan diajarkan yaitu sistem saraf pada manusia. 2) Guru dalam proses pembelajaran mengacu pada prinsip TANDUR (tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, rayakan).
42
3) Guru memberikan apersepsi untuk mengantarkan peserta didik memasuki materi yang akan dipelajari serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada materi sistem saraf pada manusia. Ini adalah bagian dari kerangka pembelajaran kuantum, yakni TANDUR yang pertama, yaitu tumbuhkan. 4) Guru membentuk kelompok-kelompok kecil dengan anggota 7-8 orang pada setiap kelompoknya. Pada siklus I pembentukan kelompok berdasar memperhatikan heterogenitas peserta didik, yaitu dari segi kemampuan peserta didik di bidang akademik. 5) Dengan menggunakan peta konsep guru membimbing peserta didik mempelajari tentang sel saraf, gerak refleks dan gerak biasa dengan sistem tanya jawab. 6) Guru meminta peserta didik secara berpasangan. Kemudian dengan menggunakan analogi terhadap hal yang telah dikenal, peserta didik mempelajari tentang bagian-bagian sel saraf beserta fungsinya dengan berpedoman pada buku paket. Ini adalah bagian dari kerangka pembelajaran kuantum, yakni TANDUR yang kedua dan ketiga, yaitu alami dan namai. 7) Guru membagikan petunjuk kerja berupa pengalaman belajar beserta sejumlah pertanyaan tentang sel saraf, gerak refleks, dan gerak biasa. 8) Peserta didik secara berkelompok melaksanakan pengalaman belajar tentang gerak reflek, kemudian mendiskusikan sejumlah pertanyaan yang telah dibagikan. Ini adalah bagian dari kerangka pembelajaran kuantum, yakni TANDUR yang kedua dan ke tiga, yaitu alami dan namai. 9) Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Ini adalah bagian dari kerangka pembelajaran kuantum, yakni TANDUR yang ke empat, yaitu demons-trasikan.
43
10) Peserta
didik
diberikan
kesempatan
untuk
bertanya
dan
memberikan kesempatan kepada peserta didik yang lain untuk menjelaskan jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan. 11) Guru memberikan penghargaan kepada peserta didik yang telah bertanya dan menjawab pertanyaan. . 12) Guru bersama peserta didik mereview kembali materi dari awal hingga selesai, untuk mempertegas konsep serta agar pengetahuan yang diperoleh bertambah merekat di benak peserta didik. Ini adalah bagian dari kerangka pembelajaran kuantum, yakni TANDUR yang kelima, yaitu ulangi. 13) Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 14) Guru membagikan lembar evaluasi peserta didik, dan peserta didik mengerjakannya 15) Di akhir pelajaran guru bersama peserta didik melakukan perayaan atas bertambahnya pengetahuan yang diperoleh. Ini adalah bagian dari kerangka pembelajaran kuantum, yakni TANDUR yang ke enam, yaitu rayakan. c. Pengamatan 1) Guru bekerja sama dengan peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan peserta didik dalam pembelajaran. 2) Melalui lembar observasi peserta didik, yang meliputi lembar observasi keaktifan peserta didik, peneliti mengamati tingkah laku peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 3) Guru secara partisipatif mengamati jalannya proses pembelajaran. 4) Melalui lembar observasi guru, peneliti mengamati kinerja guru selama proses pembelajaran. 5) Peneliti melakukan pemotretan selama pembelajaran berlangsung. Foto yang diambil berupa aktivitas-aktivitas yang dilakukan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
44
6) Peneliti melakukan diskusi dengan guru terkait kelemahan yang terjadi sehingga tidak terulang di siklus berikutnya serta menemukan solusi perbaikan. d. Refleksi 1) Menganalisis hasil pengamatan yang meliputi hasil tes dan hasil observasi untuk membuat kesimpulan sementara terhadap pembelajaran yang terjadi pada siklus I. 2) Menganalisis dan mendiskusikan nilai hasil tes dan hasil observasi pada pembelajaran siklus I untuk melakukan perbaikan pada pelaksanaan siklus II. 2. Siklus II Siklus II ini terdiri atas: a. Perencanaan Perencanaan yang dilakukan adalah memperbaiki dan menyempurnakan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I. Pada tahap ini yang dilakukan peneliti antara lain: 1) Menyusun rencana pembelajaran yang berbeda dengan tindakan pada siklus I. 2) Menyiapkan sumber belajar seperti buku paket biologi SMP/MTs kelas IX semester ganjil. 3) Menyusun pedoman observasi keaktifan untuk peserta didik dan lembar observasi guru selama proses pembelajaran. 4) Menyiapkan Lembar evaluasi peserta didik, kisi-kisi beserta kunci jawabannya untuk siklus II. 5) Peneliti berkoordinasi dengan guru mata pelajaran IPA Terpadu kelas 1X H mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus II. 6) Menyiapkan pendokumentasian selama proses penelitian berlangsung.
45
b. Pelaksanaan Tindakan 1) Guru dalam proses pembelajaran mengacu pada kerangka pembelajaran kuantum,yakni TANDUR (tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, rayakan). 2) Guru memberikan apersepsi untuk mengantarkan peserta didik memasuki materi yang akan dipelajari serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada materi sistem saraf pada manusia. Pada siklus II materi yang diajarkan adalah materi kelanjutan dari siklus I, yaitu tentang pembagian sistem saraf dan kelainan atau penyakit pada sistem saraf manusia. Ini adalah bagian dari kerangka pembelajaran kuantum, yakni TANDUR yang pertama, yaitu tumbuhkan. 3) Guru membentuk kelompok-kelompok kecil dengan anggota 7-8 orang pada setiap kelompoknya. Pada siklus II pembentukan kelompok tetap memperhatikan heterogenitas peserta didik, yaitu dari segi kemampuan peserta didik di bidang akademik. 4) Dengan menggunakan peta konsep dan carta, guru membimbing peserta didik mempelajari tentang anatomi sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, fungsi sistem saraf dan kelainan sistem saraf pada manusia. Ini adalah bagian dari kerangka pembelajaran kuantum, yakni TANDUR yang ke dua dan ketiga, yaitu alami dan namai. 5) Guru menggunakan jembatan keledai untuk menjelaskan bagianbagian dari otak serta fungsinya, kemudian meminta peserta didik untuk menirukanya. Ini adalah bagian dari kerangka pembelajaran kuantum, yakni TANDUR yang ke dua dan ketiga, yaitu alami dan namai. 6) Peserta didik melakukan diskusi kelompok tentang sistem saraf pusat, saraf tepi serta kelainan pada sistem saraf dengan mengacu pada buku paket dan menuliskan hal-hal yang belum dipahami dan yang telah dipahami, untuk kemudian pertanyaan tersebut dikemukakan di kelas. Ini adalah bagian dari kerangka pembelajaran
46
kuantum, yakni TANDUR yang ke dua dan ke tiga, yaitu alami dan namai. 7) Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi yang berisi materi yang belum difahami dan materi yang telah difahami dari proses diskusi. Ini adalah bagian dari kerangka pembelajaran kuantum, yakni TANDUR yang ke empat, yaitu demonstrasi. 8) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjelaskan materi yang telah difahami, sebelum guru menjelaskan isi materi secara keseluruhan. Ini bagian dari kerangka pembelajaran kuantum, yakni TANDUR yang ke empat, yaitu demonstrasi. 9) Guru bersama peserta didik mereview materi dari awal hingga selesai, agar pengetahuan yang diperoleh bertambah merekat di benak peserta didik. Ini bagian dari kerangka pembelajaran kuantum, yakni TANDUR yang kelima, yaitu ulangi. 10) Selama proses pembelajaran guru senantiasa memberikan afirmasi (penguatan) sebagai wujud penghargaan terhadap usaha belajar peserta didik. 11) Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 12) Guru membagikan lembar evaluasi peserta didik, dan peserta didik mengerjakannya 13) Di akhir pelajaran guru bersama peserta didik melakukan perayaan atas bertambahnya pengetahuan yang diperoleh. Ini adalah bagian dari kerangka pembelajaran kuantum, yakni TANDUR yang ke enam, yaitu rayakan. c. Pengamatan 1) Guru bekerja sama dengan peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan peserta didik dalam pembelajaran.
47
2) Melalui lembar observasi peserta didik, yang meliputi lembar observasi keaktifan peserta didik, peneliti mengamati tingkah laku peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 3) Guru secara partisipatif mengamati jalannya proses pembelajaran. 4) Melalui lembar observasi guru, peneliti mengamati kinerja guru selama proses pembelajaran. 5) Peneliti melakukan pemotretan selama pembelajaran berlangsung. Foto yang diambil berupa aktivitas-aktivitas yang dilakukan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. 6) Peneliti melakukan diskusi dengan guru berkaitan kelemahan yang mungkin terjadi sehingga tidak terulang di siklus berikutnya serta menemukan solusi perbaikan. d. Refleksi 1) Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan. 2) Secara kolaboratif, antara peneliti dan guru Mata pelajaran IPA Terpadu kelas IX menganalisa dan mendiskusikan hasil pengamatan. 3) Membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus II.
F. Metode Analisis Data Data-data yang diperoleh dari penelitian baik melalui pengamatan, tes atau dengan menggunakan metode yang lain kemudian diolah dengan analisis deskriptif kuantitatif untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan pembelajaran dengan model pembelajaran kuantum (quantum teaching) dalam pembelajaran biologi khususnya materi pokok sistem saraf pada manusia. 1. Hasil Observasi Hasil observasi proses pembelajaran adalah dengan menghitung jumlah skor pengamatan dengan teknik dan kriteria sebagai berikut: a. Lembar observasi tentang pelaksanaan pembelajaran oleh guru
48
Data observasi tentang pelaksanaan pembelajaran oleh guru meliputi pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Keseluruhan dari kegiatan tersebut mengandung komponen kerangka pembelajaran kuantum (quantum teaching), yaitu tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi dan namai. Data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif persentase. Adapun rumus yang digunakan adalah: Persentase %
Jumlah skor yang diperoleh 100% Skor maksimal
80 – 100 : pelaksanaan pembelajaran baik sekali 66 – 79
: pelaksanaan pembelajaran baik
56 – 65
: pelaksanaan pembelajaran cukup
40 – 55
: pelaksanaan pembelajaran kurang15
b. Lembar observasi keaktifan peserta didik Pengamatan yang dilakukan terhadap keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran adalah meliputi 5 hal: kehadiran, kerjasama saat proses diskusi kelompok, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan menyampaikan gagasan. Kemudian dilakukan analisis pada instrumen lembar observasi dengan menggunakan teknik deskriptif persentase. Adapun perhitungan persentase keaktifan peserta didik adalah: Persentase %
15
80 – 100
: pelaksanaan pembelajaran baik sekali
66 – 79
: pelaksanaan pembelajaran baik
56 – 65
: pelaksanaan pembelajaran cukup
40 – 55
: pelaksanaan pembelajaran kurang16
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),
hal. 245. 16
Jumlah skor yang diperoleh 100% Skor maksimal
Ibid.
49
2. Hasil Tes evaluasi Penilaian aspek kognitif peserta didik diambil melalui tes evaluasi peserta didik pada akhir pembelajaran siklus. Dari hasil tes peserta didik pada tiap siklus akan diketahui hasil persentase ketuntasan belajar peserta didik, meliputi nilai ketuntasan individu dan ketuntasan dan rata-rata kelas.
G. Indikator Keberhasilan 1. Kriteria Ketuntasan Minimal 6317 2. Rata-rata kelas > 63. 3. Ketuntasan klasikal sebanyak 85%.18
17
Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA Terpadu kelas IX MTsN Brangsong Kendal, Ibu Arifah, S.Pd tanggal 14 Juni 2010, pukul 11.00-11.20 18 Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hal. 160.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Situasi dan Kondisi Tempat Tempat penelitian adalah di MTs. Negeri Brangsong Kendal yang beralamat di desa Purwokerto, Jl. Sukarno Hatta kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal. Sekolah tersebut didirikan tahun 1980/1981 oleh beberapa tokoh masyarakat Brangsong yang terdiri atas unsur Pemerintah Kecamatan Brangsong, unsur Departemen Agama, unsur Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, unsur Ulama dan tokoh masyarakat. Pada awalnya proses belajar mengajar dilakukan di rumah kosong dan lesehan, namun berkat semangat yang tinggi keadaan yang demikian berangsur ditinggalkan dan dapat berjalan sebagaimana kegiatan pada umumnya dengan menempati gedung milik desa Purwokerto. Sekolah ini mengalami perubahan yakni: MTs. GUPPI pada tahun 1981, kemudian menjadi MTs. Fillial, MTs. Negeri Semarang, dan menjadi MTs. Negeri Brangsong pada tahun 1991 dengan keluarnya keputusan Menteri Agama Nomor 137 tahun 1991 tertanggal 11 Juli 1991 dan mendapat akreditasi A pada tahun 2009. MTs. Negeri Brangsong memiliki visi dan misi berikut: 1. VISI Agamis, lebih tinggi, lebih besar, dan lebih baik. 2. MISI a. Menciptakan suasana kehidupan madrasah yang Islami. b. Meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat yang didukung oleh sarana prasarana yang memadai. c. Menumbuhkembangkan madrasah secara berkesinambungan. d. Mewujudkan bahwa hari ini harus lebih baih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.1 1
Hasil dokumentasi MTs. Negeri Brangsong Kendal, yang diperoeh pada hari Senin tanggal 9 Agustus 2010.
51
B. HASIL PENELITIAN 1. Pra Siklus Dari hasil wawancara dan dokumentasi tanggal 14 Juni 2010, diperoleh hasil sebagai berikut: a. Nilai sistem saraf pada tahun sebelumnya yaitu: rata-rata kelas 47, ketuntasan klasikal 43%. b. Nilai rata-rata peserta didik dapat dilihat pada daftar hasil belajar peserta didik (terlampir).
2. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IX H tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian ini dirancang dalam 2 siklus dan pada masing-masing siklus terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. a. Siklus I Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 4 Oktober 2010 yang dimulai mulai pukul 07.00 – 08.30, dengan melaksanakan RPP
pertemuan pertama (lampiran 15), dengan indikator sebagai
barikut: 1) Peserta didik mampu menjelaskan pengertian sistem saraf. 2) Peserta didik mampu menjelaskan bagian-bagian sel saraf beserta fungsinya. 3) Peserta didik mampu membedakan tiga macam sel saraf berdasarkan fungsinya. 4) Peserta didik mampu membedakan proses gerak refleks dan gerak biasa. Pada pertemuan kedua kegiatan pembelajaran adalah mereview materi pada pertemuan pertama dan pelaksanaan evaluasi siklus I. Evaluasi dilaksanakan secara individu, soal terdiri dari 15 soal objektif.
52
1) Pelaksanaan a) Pertemuan Pertama Pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin, 4 Oktober 2010 yang dimulai mulai pukul 07.00–08.30, dengan melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I pertemuan pertama (lampiran 15). Standar kompetensi pada materi ini adalah memahami berbagai sistem kehidupan pada manusia. Kompetensi dasarnya adalah mendeskripsikan sistem koordinasi dan alat indra pada manusia serta hubungannya dengan kesehatan. Pada pertemuan pertama materi yang dibahas adalah pengertian sistem saraf, bagian-bagian sel saraf serta fungsinya, macam-macam sel saraf berdasar fungsinya, mekanisme gerak refleks dan gerak biasa. (1) Pendahuluan Pembelajaran dimulai dengan ucapan salam oleh ibu Arifah, S.Pd. Kemudian beliau menyampaikan tujuan pembela-jaran bahwa pada pertemuan itu peserta didik akan mempelajari tentang pengertian sistem saraf, struktur sel saraf serta fungsinya, macam-macam sel saraf, jalur gerak refleks dan gerak biasa, guru juga memberitahukan manfaat dari mempelajari materi tersebut sebagai motivasi untuk peserta didik. Kemudian melakukan apersepsi yaitu: guru menunjuk salah satu peserta didik maju ke depan, kemudian dengan tiba-tiba guru menempelkan es batu yang dibungkus sapu tangan ke pipinya. Atas respon dari peserta didik yang menjauhkan tubuhnya, guru bertanya, apakah gerakan tadi disadari, sebutkan peristiwa serupa yang pernah kalian alami. Sistem apakah dalam tubuh yang mengendalikan itu semua?
53
(2) Kegiatan Inti Guru membagi kelompok diskusi menjadi 6 kelompok, masing-masing terdiri dari 7-8 orang. Kemudian peserta didik untuk duduk sesuai kelompoknya. Karena multi media yang ada di ruangan tersebut tidak berfungsi dengan baik, maka digunakan analogi tangan untuk membantu peserta didik memahami dengan mudah dan cepat mengenai struktur dan fungsi bagian-bagian sel saraf. Peserta didik nampak antusias, dan suasana kelas menjadi lebih hidup, saat guru meminta peserta didik menyebutkan bagian-bagian sel saraf serta fungsinya dengan tangan masing-masing. Jemari dianalogikan dengan dendrit, telapak tangan sebagai badan sel kemudian di tengahnya dengan menggunakan bolpoin digambar bundaran kecil sebagai inti sel, lengan dianalogkan sebagai akson, pada lengan digambar lengkungan mirip nodus ranvier dan sel schwann, dan kulit di analog kan sebagai selubung mielin. Dengan menggunakan analog sederhana ini, peserta didik dapat membantu memahami dengan cepat struktur dan fungsi. Peserta didik juga secara berkelompok melakukan kegiatan belajar dengan melakukan percobaan yang telah dipersiapkan urutan kerja dan pertanyaan pembimbing untuk membantu peserta didik memahami materi gerak refleks dan gerak biasa. Kemudian masing-masing dari kelompok maju mempresentasikan hasilnya. Dan peserta didik yang lain mendengarkan dan kemudian menanggapi. Di setiap akhir presentasi dan pada saat ada peserta didik yang bertanya dan menjawab pertanyaan maupun menanggapi, guru memberikan perayaan berupa tepuk tangan dan terkadang memberikan afirmasi. Ini membuat suasana kelas menjadi semakin kondusif. Tetapi, pemberian afirmasi yang
54
diberikan guru masih perlu diperjelas, dari sekedar “bagus” dan “baik”. Akan lebih menambah semangat peserta didik kalau afirmasi yang diberikan menunjuk pada perbuatan yang dilakukan. Misalnya “ibu, sependapat dengan jawaban kamu bahwa sel saraf manusia itu saling berhubungan, dan jawaban kamu menurut ibu sangat bagus”. Afirmasi yang jelas dapat mempertegas dan memantapkan konsep. Pada saat proses diskusi guru kurang memberikan arahan secara proporsional. Selain itu, guru juga tidak memberikan contoh kerja dari percobaan tersebut. Sehingga peserta didik masih bingung, bahkan terdapat peserta didik yang tidak bekerjasama secara baik dengan kelompoknya. Pada saat proses pembelajaran terdapat kendala pada perencanaan waktu. Guru tidak menentukan alokasi waktu yang pasti dan tepat dari masing-masing kegiatan pembelajaran. Saat pembelajaran, peserta didik masih terlihat malu untuk bertanya, menjawab maupun menyampaikan gagasan. Selain itu, pada saat proses pembelajaran di mulai, belum ada seorang pun peserta didik yang telah membaca maupun mempelajari terlebih dahulu materi tersebut di rumah. Ini juga mempengaruhi frekuensi bertanya, menjawab maupun menyampaikan gagasan. Sehingga pada siklus berikutnya perlu mengkondisikan peserta didik untuk memiliki pengetahuan awal mengenai materi yang akan dipelajari, menuliskan hal yang belum difahami dan yang telah difahami kemudian diajukan saat di kelas, agar saat proses pembelajaran peserta didik lebih siap dan interaktif.
55
(3) Penutup Setelah peserta didik diskusi dan presentasi, guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari antara lain: (a) Sistem saraf adalah sistem yang mengendalikan seluruh proses kerja tubuh. (b) Struktur sel saraf dibagi atas dendrit: menerima impuls, badan sel: mengolah impuls, akson meneruskan impuls dari neuron. (c) Berdasar fungsinya sel saraf dibagi atas neuron sensorik, interneuron, dan neuron motorik. (d) Gerak reflek: jalur yang tidak melalui proses di otak tetapi pada sumsum tulang belakang, sedangkan pada gerak biasa melalui pemprosesan di otak. Setelah menyimpulkan, guru mengajak peserta didik menggunakan analogi tangan untuk menyebutkan kembali struktur sel saraf serta fungsinya. Waktu pelajaran hampir selesai, sebelum menutup pertemuan guru mengajak peserta didik mengucapkan alhamdulillah dan tepuk tangan, atas pengetahuan yang diperoleh pada pertemuan tersebut. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam. b) Pertemuan kedua (1) Pendahuluan Pembelajaran dibuka dengan ucapan salam dan mempresensi peserta didik. Kemudian memberikan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut: saat tangan tertusuk jarum dan kemudian menarik tangan, gerak apakah yang terjadi dan bagaimana prosesnya? Dengan sistem tanya jawab guru mengulas materi pelajaran yang lalu untuk membuka ingatan siswa.
56
(2) Kegiatan inti Guru meminta peserta didik duduk berkelompok sesuai kelompok yang telah dibagi (terlampir). Kemudian menunjuk salah seorang untuk membuat peta konsep di papan tulis. Setelah itu, meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk menjelaskan perbagian konsep. Pada saat sesion ini, guru masih harus menunjuk peserta didik yang menjadi wakil. Karena terdapat 2 kelompok yaitu kelompok 4 dan kelompk 6 yang tidak maju mewakili secara sukarela. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik yang ingin bertanya dan memberikan kesempatan peserta didik lain untuk menjawab pertanyaan. Kemudian, Guru memberikan umpan balik dan memberikan penghargaan kepada penanya dan yang menjawab pertanyaan. Setelah itu, peserta didik dipersilahkan untuk duduk seperti semula. Kemudian, guru mereview lagi materi tersebut. Setelah itu, membagikan lembar evaluasi dan meminta siswa untuk mengerjakannya dan mengumpulkan lembar evaluasi yang telah dikerjakan. Kemudian setelah selesai, guru dan peserta didik membahas jawaban evaluasi tersebut. (3) penutup Sebelum menutup pertemuan, guru memberikan perayaan dengan tepuk tangan, dan guru memotivasi peserta didik untuk mempelajari lagi materi yang telah dipelajari dan materi pada pertemuan mendatang. Kemudian menutup pertemuan dengan bacaan hamdalah dan mengucapkan salam. 2) Pengamatan Dari pengamatan keaktifan peserta didik dan pengamatan terhadap pembelajaran guru yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung pada siklus 1 (terlampir).
57
3) Evaluasi dan Refleksi Setelah pembelajaran selesai guru dan peneliti langsung melakukan evaluasi terkait pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari evaluasi tersebut maka dilakukan refleksi terhadap langkahlangkah pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus 1 sebagai berikut: a) Guru diharapkan dapat meningkatkan pengelolaan waktu dalam kegiatan pembelajaran sehingga lebih terencana. b) Guru agar lebih maksimal dan merata dalam membimbing peserta didik untuk menyelesaikan tugas kelompok dalam proses pembelajaran. c) Guru dalam membimbing peserta didik mengulang materi pelajar-an, agar lebih mempertegas dan memantapkan konsep. d) Guru perlu lebih sering memberikan afirmasi dan afirmasi diberikan dalam kalimat yang jelas. e) Guru perlu memberikan tugas resume pada peserta didik terhadap materi yang telah dan yang belum dipelajari, kemudian masing-masing peserta didik diminta menuliskan hal-hal yang belum dan yang sudah mereka pahami, agar peserta didik lebih siap dalam pembelajaran. f) Guru masih terlalu tegang dalam pembelajaran, sehingga saat pembelajaran peserta didik juga berada dalam suasana tegang dan takut. Hal ini berdampak peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran. g) Hasil belajar peserta didik dalam kegiatan pembelajaran belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan sehingga perlu diadakan siklus II. b. Siklus II 1) Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus II, merupakan perbaikan dari kekurangan dan kelemahan hasil refleksi siklus I, secara detail
58
dapat dilihat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( Lampiran 22). Garis besar tindakan siklus II adalah sebagai berikut: a). Pertemuan Pertama Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 11 Oktober 2010 yang dimulai mulai pukul 07.00–08.30, dengan melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II pertemuan pertama (lampiran 22) dengan indikator sebagai berikut: (1) Peserta didik mampu menjelaskan bagian-bagian dalam sistem saraf pusat beserta fungsinya. (2) Peserta didik mampu bagian-bagian dalam sistem saraf tepi beserta fungsinya Peserta didik mampu membedakan proses gerak refleks dan gerak biasa. (3) Peserta didik mampu menyebutkan fungsi sistem saraf (4) Peserta didik mampu menjelaskan kelainan pada sistem saraf. Pelaksanaan pembelajaran siklus II pada pertemuan pertama sebagai berikut: (1) Pendahuluan Guru memulai pertemuan dengan salam. Kemudian memberikan apersepsi. Dengan mengajukan pertanyaan: ”pernahkah kalian mendengar istilah amnesia?, siapa yang tahu apa itu amnesia?. Kemudian guru memberitahukan tujuan pembela-jaran dan manfaat dari materi yang akan dipelajari. Hal ini untuk menumbuhkan motivasi peserta didik. Pada pertemuan perta-ma materi yang dipelajari adalah tentang pembagian sistem saraf. (2) Inti Guru memberikan aba-aba pada peserta didik agar setelah hitungan kelima, seluruh peserta didik duduk berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibagi.
59
Kemudian, dengan menggunakan peta konsep dan carta, guru membimbing peserta didik mempelajari tentang anatomi sistem saraf pusat, sistem saraf tepi dan fungsi sistem saraf. Setaelah itu, guru menggunakan jembatan keledai yaitu: ” ibu pikir si kecil seimbang melanjutkan nafas dan berdetak. Ini untuk memudah-kan mengingat bagian-bagian otak dan fungsinya. Secara ibu, ”B” merujuk pada besar (otak besar), pikir: untuk berpikir. Si kecil: otak kecil.untuk keseimbangan, melanjutkan: sumsum lanjutan: mengatur pernafasan dan denyut jantung. kemudian meminta peserta didik untuk menirukanya. Kemuidan, peserta didik diminta melakukan diskusi kelompok tentang sistem saraf pusat, saraf tepi serta kelainan pada sistem saraf dengan mengacu pada buku paket dan menuliskan hal-hal yang belum dipahami dan yang telah dipahami, untuk kemudian pertanyaan tersebut dikemukakan di kelas. Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi yang berisi materi yang belum difahami dan materi yang telah difahami dari proses diskusi dan dari hasil belajar masingmasing dirumah, yang telah dikumpulkan bersama resum pada dua hari sebelmunya. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjelaskan materi yang telah difahami, sebelum guru menjelaskan isi materi secara keseluruhan. Guru mengajak peserta didik mereview kembali materi dari awal hingga selesai, agar pengetahuan yang diperoleh bertambah merekat di benak peserta didik. Kemudian guru mengarahkan peserta didik membuat kesimpulan.
60
(3) Penutup Guru sebelum menutup pelajaran, memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari kembali di rumah materi yang telah diajarkan. b). Pertemuan Kedua Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan ke dua dilaksanakan pada hari Rabu, 13 Oktober 2010 yang dimulai mulai pukul 07.00 – 08.30, dengan melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) II pertemuan ke dua (lampiran 22). Materi yang dibahas pada pertemuan ke dua adalah mengulang materi pertemuan pertama pada siklus II dan mengadakan evaluasi. (1) Pendahuluan Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dan memberikan apersepsi: adakah diantara kalian yang pernah sakit kepala? Hari ini kita akan mengulang sedikit materi kemarin dan belajar tentang gangguan juga kelainan pada sistem saraf. (2) Kegiatan Inti Guru meminta peserta didik mengumpulkan tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran. Setelah itu, peserta didik diminta untuk menyebutkan kembali tentang bagian-bagian otak beserta fungsinya menggunakan jembatan keledai. Dengan sistem tanya jawab peserta didik diajak mengulas materi tentang sistem saraf tepi dan memberi penghargaan terhadap peserta didik yang telah berusaha menjawab. Guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan fungsi sistem saraf. Guru menerangkan tentang kelainan pada sistem saraf. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, dan memberikan kesempatan kepada
61
peserta didik yang lain untuk menjawab. Guru membagikan lembar soal evaluasi, dan peserta didik mengerjakan evaluasi tersebut dan mengumpul-kannya. Guru dan peserta didik bersama-sama membahas jawaban soal evaluasi. Guru memberikan penghargaan dan perayaan atas pertemuan hari ini. (3) Penutup Guru memotivasi peserta didik untuk mempelajari lagi materi yang telah dipelajari dan materi pada pertemuan mendatang. Guru menutup pertemuan dengan bacaan hamdalah dan mengucapkan salam. 2) Pengamatan atau observasi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam pembelajaran didapatkan hasil pembelajaran oleh guru dan keaktifan belajar peserta didik terjadi selama proses belajar mengajar (terlampir). 3) Refleksi Berdasarkan hasil observasi siklus II kemudian dilakukan refleksi terhadap langkah-langkah yang telah dilaksanakan. Hasil refleksi tersebut adalah sebagai berikut: a). Guru telah lebih baik dalam memberi motivasi peserta didik agar lebih semangat dan aktif dalam proses pembelajaran. b). Pengelolaan waktu dalam kegiatan pembelajaran berjalan lebih terencana dan lebih baik bila dibanding dengan siklus I. c). Pemberian bimbingan dan arahan saat proses diskusi kelompok lebih baik daripada saat siklus I yakni Guru secara proporsional membimbing dan memberi arahan pada masing-masing kelompok. d). Frekuensi afirmasi yang diberikan mengalami peningkatan, dan pemberian afirmasi dilakukan dengan menggunakan kalimat yang lebih jelas.
62
e). Guru lebih baik dari siklus I dalam membimbing peserta didik mengulang materi pelajaran. f). Kesiapan peserta didik pada saat pembelajaran lebih baik, dengan adanya tugas resume yang diberikan. g). Peserta didik lebih aktif bertanya dan menyampaikan pendapat dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru maupun sesama peserta didik, karena perayaan dan afirmasi yang diberikan. h). Hasil belajar peserta didik dalam kegiatan pembelajaran mengalami pencapaian indikator keberhasilan yang telah ditentukan (terlampir).
C. PEMBAHASAN Pembahasan yang diuraikan disini lebih banyak didasarkan atas hasil pengamatan yang dilanjutkan dengan kegiatan refleksi. Dari pengamatan siklus 1 diperoleh temuan antara lain: 1. Pra Siklus Dari hasil wawancara tanggal 14 Juni 2010 dan observasi awal yang dilaksanakan pada tanggal 14 Juni 2010, diperoleh masalah yang terjadi dalam pembelajaran Biologi yaitu hasil belajar peserta didik kelas IX H masih rendah, pembelajaran yang diterapkan masih belum variatif dan belum mampu meningkatkan hasil belajar. Hasil nilai tes ulangan peserta didik kelas IX H pada mata pelajaran sebelumnya, materi sistem saraf pada tahun sebelumnya (lampiran 12 belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan dari sekolah, terdapat 16 peserta didik yang belum mencapai KKM yang ditentukan (≥ 63), persentase ketuntasan klasikal yang diperoleh hanya 43%. Analisis nilai tes yang diperoleh pada materi sistem saraf pada tahun sebelumnya adalah sebagai berikut:
Nilai tertinggi Nilai terendah
Tabel 4.1 Nilai evaluasi pra siklus 89 19
63
Rata-rata kelas Ketuntasan klasikal
47 43%
2. Siklus 1 a. Kegiatan pembelajaran guru Tabel 4.2 Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran siklus I Aspek yang diamati Skor Pendahuluan
7
Kegiatan inti
25
Menutup pelajaran
7
Jumlah skor
39
Persentase
60.9%
Kategori
Cukup
Ket : Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada lampiran 19 Pengamatan keaktifan peserta didik selama pembelajaran Data ini diambil dari lembar observasi keaktifan peserta didik selama
pembelajaran
pada
siklus
I
menggunakan
pedoman
pengamatan. Rekapitulasi hasil pengamatan terhadap peserta didik dapat dilihat pada lampiran 20. Tabel 4.3 Analisis observasi terhadap peserta didik pada siklus I Jumlah Aspek yang diamati Persentase Keterangan skor A. Kehadiran
141
95.2%
B. Kerjasama dalam kelompok
83
56%
Cukup
C. Bertanya
62
41.8%
Kurang
D. Menjawab pertanyaan
70
47.2%
Kurang
E. Menyampaikan gagasan
62
41.8%
Kurang
Jumlah keseluruhan
418
56.4%
Sangat baik
cukup
Dari hasil observasi kegiatan peserta didik, dapat dilihat pada aspek kehadiran memiliki kriteria sangat baik dengan perolehan
64
95.2%, ini menunjukkan kelas tersebut memiliki kemauan yang baik untuk mengikuti pelajaran. Kemudian pada saat proses diskusi, kerjasama terhadap anggota kelompok memperoleh kriteria cukup dengan persentase sebesar 56%, ini karena kurangnya pengawasan dan arahan guru secara menyeluruh dan proporsional terhadap kelompok. Peserta didik yang bertanya, menjawab pertanyaan dan menyampaikan gagasan saat proses pembelajaran masih kurang, dengan perolehan masing-masing sebesar 41.8%, 47.2% dan 41.8%. Hal ini terjadi karena peserta didik masih terlihat malu untuk bertanya, menjawab maupun menyampaikan gagasan. Selain itu, pada saat proses pembelajaran di mulai, belum ada seorang pun peserta didik yang telah membaca maupun mempelajari terlebih dahulu materi tersebut di rumah. Ini juga mempengaruhi frekuensi bertanya, menjawab maupun menyampaikan gagasan. Sehingga pada siklus berikutnya perlu mengkondisikan peserta didik untuk memiliki pengetahuan awal mengenai materi yang akan dipelajari, menuliskan hal yang belum difahami dan yang telah difahami kemudian diajukan saat di kelas, agar saat proses pembelajaran peserta didik lebih siap dan interaktif. b. Nilai rata-rata dan ketuntasan klasikal peserta didik Perbandingan hasil tes peserta didik antara nilai awal dan siklus I Hasil belajar kognitif peserta didik
Nilai awal
Siklus I
Nilai tertinggi
89
80
Nilai terendah
19
27
Jumlah peserta didik tuntas belajar
16
22
Jumlah peserta didik tidak tuntas belajar
21
15
Rata-rata nilai peserta didik
47
59.67
43 %
59 %
Persentase ketuntasan
Dari tabel di atas, nilai rata-rata peserta didik mengalami peningkatan sebesar 12.67. Setelah dilaksanakan pembelajaran siklus
65
1, sebagian besar peserta didik sudah mendapat nilai lebih dari 63 dan ketuntasan klasikal meningkat 29% dari 35% pada pembelajaran pra siklus menjadi 59% setelah pembelajaran siklus 1. 3. Siklus 2 a. Kegiatan pembelajaran guru Tabel 4.5 Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran siklus II Aspek yang diamati Skor Pendahuluan
9
Kegiatan inti
29
Menutup pelajaran
8
Jumlah skor
46
Persentase
71.8%
Kategori
Baik
Keterangan tabel dapat dilihat pada lampiran 25. b. Keaktifan peserta didik Tabel 4.6 Hasil observasi terhadap peserta didik pada siklus II Jumlah Aspek yang diamati Prosentase Keterangan skor A. kehadiran
141
95.2%
Sangat baik
B. Kerjasama dalam kelompok
113
76.3%
Baik
C. Bertanya
70
47.2%
Kurang
D. Menjawab pertanyaan
89
60.1%
Cukup
E. Menyampaikan gagasan
65
43.9%
Kurang
Jumlah keseluruhan
478
64.5%
Baik
Keterangan tabel dapat dilihat pada lampiran 26. c. Nilai rata-rata dan ketuntasan klasikal peserta didik Tabel 4.7 Hasil tes peserta didik siklus II Hasil belajar kognitif peserta didik
Nilai Siklus II
66
Nilai tertinggi
93
Nilai terendah
53
Jumlah peserta didik tuntas belajar
32
Jumlah peserta didik tidak tuntas belajar
7
Rata-rata nilai peserta didik Persentase ketuntasan
69.4 86.4 %
Hasil belajar pada siklus II mampu mencapai standar ketuntasan klasikal, yakni mengalami pencapaian sebesar 86.4%, dengan nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 53, rata-rata kelas 69.4, peserta didik yang mencapai nilai KKM individu ada 32 orang. Terjadi peningkatan sebanyak 10 peserta didik yang mencapai nilai ketuntasan individu dari siklus I. sehingga penelitian ini tidak dilanjutkan ke siklus III. Diagram 4.1 Perbandingan hasil evaluasi peserta didik pada pra siklus, siklus I, dan siklus II Hasil evaluasi peserta didik
100 90
nilai rata-rata kelas ketuntasan klasikal
80 70 60 50 40 30 20 10 0 pra siklus
siklus I
siklus II
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. SIMPULAN Berdasarkan deskripsi data dan analisis penelitian tentang penerapan model pembelajaran kuantum (quantum teaching) untuk meningkatkan hasil belajar materi sistem saraf pada manusia kelas IX MTsN Brangsong Kendal, dari bab I sampai bab IV, maka akhir bab skripsi ini dapat disimpulkan beberapa hal, sebagai berikut: 1. Pelaksanaan pembelajaran materi sistem saraf pada manusia melalui model pembelajaran kuantum (quantum teaching) di kelas IX H MTsN Brangsong Kendal adalah langkah-langkah pembelajaran yang operasional yang sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kuantum yang sudah diterapkan di dalam skenario pembelajaran. 2. Hasil belajar peserta didik kelas IX H melalui penerapan pembelajaran kuantum (quantum teaching) khususnya pada materi sistem saraf manusia pada siklus I diperoleh rata-rata kelas 59.67 ketuntasan klasikal sebesar 59%, dengan jumlah peserta didik yang mencapai KKM pada siklus I ada 22 orang, dan yang tuntas sebanyak 15 orang. pada siklus II mengalami peningkatan yaitu rata-rata kelas sebesar 69.4, ketuntasan klasikal sebesar 86.4%. Ini berarti terjadi peningkatan sebesar 27,4%, dengan jumlah peserta didik tuntas belajar 32 orang dan belum tuntas belajar 7. Dengan dicapainya ketuntasan klasikal pada siklus II ≥ 85%, maka penelitian ini tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya. Dengan demikian kesimpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Kuantum (quantum teaching) dalam proses pembelajaran materi sistem saraf manusia dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IX H MTs Negeri Brangsong Kendal.
67
68
B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam upaya meningkatkan hasil belajar, maka peneliti merasa perlu memberikan saransaran, antara lain : 1. Bagi sekolah, dari hasil penelitian ini, model pembelajaran kuantum (quantum teaching) merupakan salah satu model pembelajaran yang perlu didukung pelaksanaanya di sekolah. 2. Bagi guru, sebaiknya guru selalu menciptakan jembatan antara guru dan peserta didik pada saat pembelajaran yaitu dengan cara memberikan apersepsi tentang peristiwa yang telah melekat, dikenal serta dialami peserta didik serta senantiasa menjelaskan manfaat yang diperoleh dari mempelajari materi tersebut. 3. Bagi guru, saat pembelajaran sebaiknya senantiasa memberikan afirmasi dan perayaan sebagai bentuk penghargaan. Hal ini untuk menumbuhkan motivasi dan menciptakan kondisi menyenangkan dan penuh semangat belajar pada peserta didik. 4. Pemberian tugas kepada peserta didik untuk membuat resum terhadap materi yang akan dan telah dipelajari serta meminta menuliskan hal yang belum dan telah dipahami dapat menkondisikan kesiapan peserta didik dalam pembelajaran.
C. PENUTUP Alhamdulillah, dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Peneliti menyadari meskipun telah berusaha semaksimal mungkin, namun kekurangan dan kesalahan tetaplah suatu keniscayaan atas diri manusia. Untuk itu, kritik dan saran senantiasa diharapkan demi perbaikan skripsi ke depan serta perluasan pengetahuan keilmuan bagi kita semua. Peneliti berharap usaha kecil berupa penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, guru pengampu IPA MTsN Brangsong sebagi guru mitra dan siapapun yang membaca hasil penelitian ini.
69
Peneliti sadar sepenuhnya akan segala kekurangan dalam berbagai hal. Untuk itu, kritik dan saran senantiasa diharapkan demi perbaikan skripsi ke depan serta perluasan pengetahuan keilmuan bagi kita semua. Di samping itu, mudah-mudahan karya kecil ini dapat memberi sumbangan ilmu dalam dunia pendidikan dalam arti yang komprehensif. Akhirnya, hanya kepada Allah yang menjadi tumpuan untuk memohon pertolongan, peneliti mengharapkan keridlaan dan petunjuk dalam mencari jalan yang baik dan benar sehingga dapat memberi kemanfaatan dan keberkahan bagi kita semua. Semoga ini menjadi bagian dari setetes pengetahuan yang Allah berikan pada umat manusia dari selaksa samudera ilmunya... Amin.
DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zaenal, dkk, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK, Bandung: CV. Yrama Widya, 2008. Arends, Richard I., Learning To Teach Belajar untuk Mengajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006, Cet.13, edisi revisi VI. _______, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007. _______, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008. Aziz, Shaleh Abdul dan Abdul Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah Wa Turuqut Tadris, Mesir: Darul Ma’arif Basrowi dan Suwandi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, Bogor: Ghalia Indonesia, 2008. Bigge, Morris L., Learning Theories for Teachers, United States of America: Harper and Row, 1982. Campbell, Neil A., Biologi, Jilid 3, Jakarta: Erlanggga, ed. 5. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: Toha Putra, 1989. DePorter, Bobbi, Mark Reardon, Sarah Singer- Nourie, Quantum Teaching Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas diterjemahkan oleh Ary Nilandari dari Quantum Teaching: Orchestrating Student Success, Bandung: Kaifa, 2003, Ed. 1, Cet. 13. Guyton, Arthur C., Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, diterjemahkan oleh Petrus Andrianto dari human physiology and mechanism of disease, Jakarta: EGC, 1996 , Cet.5. Haryati, Mimin, Model dan Tekhnik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: GP Press, 2007. http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH9e4e.dir/doc.pdf. Senin, 02 Agustus 2010. 09.05.
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASHbddf/e2298623.dir/do c.pdf. Senin, 02 Agustus 2010. 09.15. http://muhammadirfani.files.wordpress.com, minggu, 01 Agustus 2010. 17.05. http://sudarmanto.multiply.com/journal. 22 juli 2010.12:49. http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.encha ntedlearning.com/subjects/anatomy/brain/Neuron.shtml. Jumat. 25 desember 2010 Imam Abi Al-Husain Muslim din Al-Hujjaj Al-Qusyairi An-Nisaburi, Shahih Muslim, Libanon: Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, tth. Jumu’ah, As’ad Ahmad, Al-Wazir fi tharaiqi At-Tadris, Damaskus: Dar Al‘Ushama’, 2004. Muhammad, Akhsin Sakho, Ensiklopedi Kemukjizatan Ilmiah dan Al-Qur’an dan Sunnah Jakarta: PT Kharisma Ilmu, 2009. Pasiak,
Taufik,
revolusi
IQ/EQ/SQ:
Menyingkap
Rahasia
Kecerdasan
Berdasarkan Al-qur’an dan Neurosains Mutakhir, (Bandung: Mizan, 2008. Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, Cet. 1 Riduwan dan Sunarto, Pengantar Statistika untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2009, cet. 2. Rustaman, Nuryani Y dkk, Strategi Belajar Mengajar Biolog , Jakarta: UPI, 2003. Seng, Tan Oon, et. al., Educational Psychology a Practitioner-Researcher Approach (an Asian Edition), Singapore; Seng Lee Press, 2003. Shihab, M. Quraish, Tafsir (Al-Mishbah, Pesan, Kesan dan Keserasian AlQur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2002, vol. 14 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995, Cet, 3 Soewolo, dkk, Fisiologi Manusia, Malang, UNM, tth. Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, Cet. I4. Susilo, Muhammad Joko, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Rosdakarya, 2006, cet. 12. Syamsuddin, Abin, Psikologi Kependidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000, Cet, 3. Tim penyusun kamus pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005. Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2010. Uno, Hamzah, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007. Wena, Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Bumi Aksara, 2009 Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006.
DAFTAR RIWAYAT HDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Nur Khanifah
Tempat/Tanggal Lahir
: Kendal, 20 Juni 1986
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Desa Purwosari Rt. 24/05 Kec. Patebon Kab.Kendal
Riwayat Pendidikan
:
1. MI Pegandon
Lulus Tahun 1998
2. MTs Sunan Abi Nawa
Lulus Tahun 2001
3. MAN Kendal
Lulus Tahun 2004
4. Masuk IAIN Walisongo Semarang pada Fakultas Tarbiyah Jurusan Tadris Biologi Tahun 2006
Demikian riwayat hidup penulis ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Semarang, 28 Desember 2010 Penulis,
Nur Khanifah 063811006
Lampiran 1 DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS IX H MTs NEGERI BRANGSONG KENDAL
Wali Kelas : Arifah Darojatun, S.Pd. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Nama peserta didik
Ahmad Sutrisno Ahmad wakhidun Amirul Mukminin Cholis M Ubaidilah Dewi Lestari Handayani Dewi Mufidah Hari Setiadi Ika Isnayati Joko Irfansyah Laila Rosana Lia Amelia Maskon M. Ali Al Muhdlor M. Aryo Gumilar M.Suriya Malinda Putri Setyani Muhammad Agus 17 Mulyadi 18 Muhammad Cahya S.I 19 Muhammad Nugroho S Keterangan : Kelas IX terdiri dari 25 putra dan 12 putri
No Nama peserta didik 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Muhammad Nur Fatoni Mutmainatul Kulub Nasziroh Riska Nur Sanatul Jadidah Saeful Mujab Al Mubarok Siti Aisyatul Mubarokah Siti Yani Sukri Mustofa Syukron Mashadi Teguh Hidayat Tinu Setyawan Ulil Albab Ulin Nuha Widodo Wisnu Hidayat Wisnu Mareta Nugraha Zaeni Zuli Nur Auliasari
Lampiran 2
DAFTAR KELOMPOK BELAJAR KELAS IX H MTs NEGERI BRANGSONG KENDAL SIKLUS I DAN SIKLUS II Kelompok 1 No Nama 1 Ahmad Sutrisno 2 Ahmad wakhidun 3 Amirul Mukminin 4 Cholis M Ubaidilah 5 Dewi Lestari Handayani 6 Dewi Mufidah 7 Hari Setiadi 8 Ika Isnayati
Kelompok 3 No Nama 1 Muhammad Agus Mulyadi 2 Muhammad Cahya S.I 3 Muhammad Nugroho S 4 Muhammad Nur Fatoni 5 Mutmainatul Kulub 6 Nasziroh 7 Riska Nur Sanatul Jadidah
Kelompok 2 No Nama 1 Joko Irfansyah 2 Laila Rosana 3 Lia Amelia 4 Maskon 5 M. Ali Al Muhdlor 6 M. Aryo Gumilar 7 M.Suriya 8 Malinda Putri Setyani
Kelompok 4 No Nama 1 Saeful Mujab Al Mubarok 2 Siti Aisyatul Mubarokah 3 Siti Yani 4 Sukri Mustofa 5 Syukron Mashadi 6 Teguh Hidayat 7 Tinu Setyawan
Kelompok 5 No Nama 1 Ulil Albab 2 Ulin Nuha 3 Widodo 4 Wisnu Hidayat 5 Wisnu Mareta Nugraha 6 Zaeni 7 Zuli Nur Auliasari
DAFTAR KELOMPOK BELAJAR KELAS IX H MTs NEGERI BRANGSONG KENDAL SIKLUS II
Kelompok 1 No Nama 1 Ahmad Sutrisno 2 Ahmad wakhidun 3 Amirul Mukminin 4 Cholis M Ubaidilah 5 Dewi Lestari Handayani 6 Dewi Mufidah 7 Hari Setiadi 8 Ika Isnayati
Kelompok 2 No Nama 1 Joko Irfansyah 2 Laila Rosana 3 Lia Amelia 4 Maskon 5 M. Ali Al Muhdlor 6 M. Aryo Gumilar 7 M.Suriya 8 Malinda Putri Setyani
Kelompok 5 No Nama 1 Ulil Albab 2 Ulin Nuha 3 Widodo 4 Wisnu Hidayat 5 Wisnu Mareta Nugraha 6 Zaeni 7 Zuli Nur Auliasari
Kelompok 3 No Nama 1 Muhammad Agus Mulyadi 2 Muhammad Cahya S.I 3 Muhammad Nugroho S 4 Muhammad Nur Fatoni 5 Mutmainatul Kulub 6 Nasziroh 7 Riska Nur Sanatul Jadidah
Kelompok 4 No Nama 1 Saeful Mujab Al Mubarok 2 Siti Aisyatul Mubarokah 3 Siti Yani 4 Sukri Mustofa 5 Syukron Mashadi 6 Teguh Hidayat 7 Tinu Setyawan
Lampiran 3 HASIL INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA WAWANCARA
Pokok-pokok wawancara dengan Bu Arifah Darojatun, S.Pd, selaku guru IPA kelas IX di MTsN Brangsong Kendal meliputi : 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Biologi yang terjadi di MTsN Brangsong Kendal? Pelaksanaan pembelajaran biologi sesuai dengan ketentuan dan kurikulum tingkat satuan pendidikan. 2. Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran biologi selama ini? Dalam pembelajaran metode yang digunakan cenderung ceramah dan penugasan, terkadang diskusi tapi kurang efektif. 3. Bagaimana kondisi peserta didik dalam pembelajaran biologi? Peserta didik saat pembelajaran kebanyakan kurang aktif dikelas, mereka lebih banyak mendengar daripada bertanya atau menyampaikan pendapat. Mereka mengenal dan mempelajari materi pada saat pertemuan tersebut. 4. Apakah peserta didik dilibatkan secara aktif (subjek) dalam pelaksanaan pembelajaran biologi? Iya, namun peserta didik saat dilibatkan secara aktif, mereka kurang aktif dan kurang respon, dan yang terjadi waktu menjadi molor dan materi tidak terselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan. 5. Bagaimana perolehan nilai peserta didik, apakah sudah mencapai nilai KKM? Nilai KKM individual yang ditentukan dari sekolah adalah ≥ 63. Dan dari masing-masing kelas variatif, ada kelas yang secara keseluruhan memiliki hasil belajar telah memenuhi ketuntasan individu maupun klasikal, dan ada kelas yang sering tidak memenuhi ketuntasan yang telah ditentukan. Kelas IX H merupakan kelas yang jauh dibawah pencapaian dibanding kelas yang lain. 6. Apakah kendala yang sering dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran biologi?
Peserta didik kurang siap saat pembelajaran karena belum membaca dan mempelajari terlebih dahulu materi tersebut, peserta didik lambat dalam menerima materi yang disampaikan, saat pembelajaran peserta didik masih belum dapat menanggapi dengan cepat kalau dilibatkan secara aktif. 7. Dengan berlakunya KTSP, apakah strategi pembelajaran biologi
MTsN
Brangsong Kendal sudah menerapkan model pembelajaran kuantum (quantum teaching)? Belum pernah. 8. Bagaimana minat peserta didik selama proses pembelajaran biologi berlangsung? Kemauan untuk belajar biologi tergolong baik. Tetapi pada saat pembelajaran mereka kurang menunjukkan kesungguhan belajar, di kelas sering mengobrol sendiri, terkadang tidak membawa LKS dan buku paket, mereka belum membaca terlebih dahulu materi yang akan dipelajari. Jadi menurut saya mereka belum memiliki minat yang baik. 9. Diantara beberapa materi pokok yang ada, materi pokok apakah yang terasa sulit dan rumit bagi siswa, dilihat dari hasil belajar siswa Dari hasil belajar yang saya analisis di tahun sebelumnya, materi pokok yang hasil belajarnya secara keseluruhan kelas mendapat nilai rendah adalah materi sistem saraf manusia. Pada materi ini, peserta didik mengeluh merasa rumit. Dan memang materi ini tergolong materi yang memiliki isi materi yang banyak.
Lampiran 3 INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA WAWANCARA
Pokok-pokok wawancara dengan Bu Arifah Darojatun, S.Pd, selaku guru IPA kelas IX di MTsN Brangsong Kendal meliputi : 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Biologi yang terjadi di MTsN Brangsong Kendal? 2. Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran biologi selama ini? 3. Bagaimana kondisi peserta didik dalam pembelajaran biologi? 4. Apakah peserta didik dilibatkan secara aktif (subjek) dalam pelaksanaan pembelajaran biologi? 5. Bagaimana perolehan nilai peserta didik, apakah sudah mencapai nilai KKM? 6. Apakah kendala yang sering dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran biologi? 7. Dengan berlakunya KTSP, apakah strategi pembelajaran biologi MTsN Brangsong Kendal sudah menerapkan model pembelajaran kuantum (quantum teaching)? 8. Bagaimana minat peserta didik selama proses pembelajaran biologi berlangsung? 9. Diantara beberapa materi pokok yang ada, materi pokok apakah yang terasa sulit dan rumit bagi siswa, dilihat dari hasil belajar siswa?
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
rpbis 0,570 0,476 0,194 0,512 0,586 0,084 0,524 0,548 0,534 0,271 0,540 -0,069 0,525 0,487 0,611 0,489 0,530 0,525 0,58375 0,50292 0,34996 0,53215 0,28159 0,54333 0,63535 0,34243 0,50594 0,5019 0,49394 0,0512 0,46547 0,48975 0,50292 0,67804 0,53832 0,10524 -0,3319 0,18101 0,15381 0,61069 0,4465 0,19833 0,53435 0 0,53428 0,37238 -0,18101 0,39666 0,47598 0,51198
Validitas ttabel Kriteria Valid Tidak Valid Valid Tidak Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Valid Tidak Valid Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Valid Tidak Valid Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Kriteria DP Kriteria IK Kriteria 0,556 Baik 0,722 Mudah 0,333 Cukup 0,722 Mudah 0,111 Jelek 0,611 Sedang 0,444 Baik 0,333 Sedang 0,556 Baik 0,389 Sedang -0,111 Sangat jelek 0,500 Sedang 0,556 Baik 0,389 Sedang 0,333 Cukup 0,278 Sukar 0,556 Baik 0,278 Sukar 0,222 Cukup 0,556 Sedang 0,556 Baik 0,611 Sedang 0,000 Jelek 0,556 Sedang 0,444 Baik 0,667 Sedang 0,556 Baik 0,389 Sedang 0,333 Cukup 0,722 Mudah 0,444 Baik 0,778 Mudah 0,333 Cukup 0,722 Mudah 0,444 Baik 0,667 Sedang 0,33 Cukup 0,72 Mudah 0,56 Baik 0,72 Mudah 0,11 Jelek 0,50 Sedang 0,44 Baik 0,78 Mudah 0,22 Cukup 0,67 Sedang 0,33 Cukup 0,72 Mudah 0,78 Baik sekali 0,39 Sedang 0,33 Cukup 0,61 Sedang 0,44 Baik 0,44 Sedang 0,33 Cukup 0,83 Mudah 0,33 Cukup 0,28 Sukar 0,00 Jelek 0,67 Sedang 0,44 Baik 0,56 Sedang 0,44 Baik 0,56 Sedang 0,56 Baik 0,72 Mudah 0,56 Baik 0,72 Mudah 0,44 Baik 0,56 Sedang 0,22 Cukup 0,44 Sedang -0,44 Sangat jelek 0,44 Sedang 0,11 Jelek 0,50 Sedang 0,00 Jelek 0,44 Sedang 0,33 Cukup 0,72 Mudah 0,33 Cukup 0,50 Sedang 0,22 Cukup 0,56 Sedang 0,33 Cukup 0,28 Sukar 0,11 Jelek 0,50 Sedang 0,33 Cukup 0,17 Sukar 0,44 Baik 0,44 Sedang -0,11 Sangat jelek 0,50 Sedang 0,44 Baik 0,44 Sedang 0,33 Cukup 0,72 Mudah 0,44 Baik 0,67 Sedang
Lampiran 5 KISI-KISI SOAL UJI COBA NAMA SEKOLAH : MTsN Brangsong Kendal MATA PELAJARAN : IPA TERPADU KELAS/SEMESTER : IX B/ I TAHUN AJARAN : 2010/2011 MATERI PELAJARAN : SISTEM SARAF PADA MANUSIA Standar Kompetensi Kompetensi yang Diuji Indikator Soal Nomor Soal 3. Memahami Mendeskripsikan 1. Peserta didik dapat menjelaskan 1, 2, 4, 7, 13, 25, 26, berbagai sistem sistem koordinasi bagian-bagian sel saraf beserta 35, 39. dalam kehidupan (sistem saraf pada fungsinya. manusia manusia dan 2. Peserta didik dapat 11, 12, 14, 28, 32, 37, hubungannya dengan membedakan tiga macam sel 38, 23, 46. kesehatan) saraf berdasar fungsi. 3. Peserta didik dapat 5, 6, 8, 9, 33, 44. membedakan proses gerak refleks dan gerak biasa. 4. Peserta didik dapat menjelaskan 15, 17, 18, 22, 24, 29, bagian-bagian sistem saraf 41, 43, 49. pusat beserta fungsinya. 5. Peserta didik dapat menjelaskan 10, 16, 19, 20, 31, 42. bagian-bagian sistem saraf tepi beserta fungsinya. 6. Peserta didik dapat 3, 27, 47, 21, 34. menyebutkan fungsi sistem saraf. 7. Peserta didik dapat menjelaskan 30, 36, 40, 45, 48, kelainan pada sistem saraf. 50. Jumlah soal
Jumlah 9
9
6
9
6
5
6 50
KISI-KISI SOAL SIKLUS I DAN SIKLUS II NAMA SEKOLAH : MTs Negeri Brangsong Kendal MATA PELAJARAN : IPA TERPADU KELAS/SEMESTER : IX H/ I TAHUN AJARAN : 2010/2011 MATERI PELAJARAN : SISTEM SARAF PADA MANUSIA Standar Kompetensi Kompetensi yang Diuji Indikator Soal Nomor Soal 3. Memahami Mendeskripsikan 1. Peserta didik dapat menjelaskan 1, 2, 3, 4, 8, 9, 10, 13 berbagai sistem sistem koordinasi bagian-bagian sel saraf beserta /I dalam kehidupan (sistem saraf pada fungsinya. manusia manusia dan 2. Peserta didik dapat 5, 6, 7, 15 / I. hubungannya dengan membedakan tiga macam sel kesehatan) saraf berdasar fungsi. 3. Peserta didik dapat 11, 12, 14 / I membedakan proses gerak refleks dan gerak biasa. 2, 3, 5, 11, 12, 13, 14, 4. Peserta didik dapat menjelaskan 15 /II bagian-bagian sistem saraf pusat beserta fungsinya. 5. Peserta didik dapat menjelaskan 4, 9, 10 / II bagian-bagian sistem saraf tepi beserta fungsinya. 6. Peserta didik dapat 1, 7 / II menyebutkan fungsi sistem saraf. 7. Peserta didik dapat menjelaskan 6, 8 / II kelainan pada sistem saraf. Jumlah soal
Jumlah 8
4
3 8
3
2
2 30
Lampiran 6 UJI COBA SOAL SISTEM SARAF PADA MANUSIA KELAS IX Nama No. Absen Kelas
: : :
Pilihlah jawaban yang benar! 1. Satuan sel saraf pada manusia disebut.... a. neurit
c. dendrit
b. neuron
d. neurofibril
2. Pada gambar berikut, dendrit ditunjukkan oleh nomor ….
a. 1
c. 3
b. 2
d. 4
3. Sistem tubuh yang mampu menerima masukan dari lingkungan luar maupun lingkungan dalam tubuh, kemudian berdasar informasi tersebut tubuh melakukan tindakan tepat untuk menjaga fungsi tubuh. Hal ini hanya dapat dilakukan oleh… a. Sistem saraf
c. Sistem hormon
b. Sistem kardiovaskuler
d. Sistem gerak
4. Berdasarkan gambar pada soal nomor 2, impuls keluar dari badan sel saraf melalui bagian tertentu yang ditunjukkan oleh nomor …. a. 1
c. 3
b. 2
d. 4
5. Perhatikan data berikut: 1. otot/kelenjar 2. saraf motor 3. alat indera 4. saraf sensori 5. neuron perantara 6. otak Urutan jalannya rangsangan sampai terjadi tanggapan pada gerak biasa adalah …. a. 3 - 2 - 6 - 4 - 5-1
c. 3 – 4 – 6 – 2 – 1
b. 3 - 2 - 5 - 6 - 4- 1
d. 3 – 4 – 2 – 6 – 1
6. Ketika kita berjalan kaki telanjang dan tanpa sengaja menginjak bara api puntung rokok, maka jalannya rangsang yang terjadi adalah…. a. Rangsang, reseptor saraf sensorik, sumsum tulang belakang, saraf motorik, efektor, respon b. Rangsang, reseptor, saraf sensorik, sumsum tulang belakang, saraf motorik, reseptor dan respon c.
Rangsang, reseptor, saraf sensorik, otak, saraf motorik ,efektor dan respon
d. Rangsang, efektor, saraf sensorik, otak, saraf motorik, reseptor dan respon. 7. Pesan masuk dan keluar dari sel saraf melalui bagian-bagian dengan arah …. a. akson → badan sel saraf → dendrit b. akson → dendrit → badan sel saraf c. dendrit → badan sel saraf → akson d. dendrit → akson → badan sel saraf 8. Pernyataan di bawah ini benar, kecuali …. a. Jalan yang dilalui pesan dari otak ke tangan berbeda dengan jalan yang dilalui pesan dari tangan ke otak. b. Sel saraf yang membentuk jalur panjang terdiri dari beberapa neuron.
c. Dendrit dari satu neuron akan berhubungan dengan dendrit dari neuron yang lain secara langsung. d. Dendrit dari satu sel saraf berhubungan dengan sel saraf lain melalui sinapsis. 9. Dari pernyataan di bawah ini, yang merupakan urutan gerak refleks adalah …. a. impuls – indra – saraf sensori – saraf motor – otot b. impuls – indra – otak – saraf sensori – saraf motor – otot c. impuls – indra – saraf sensori – neuron perantara – saraf motor – otot d. impuls – indra – saraf sensori – saraf motor – neuron perantara – otot 10. Bekerjanya organ-organ visceral disebabkan oleh bekerjanya sistem saraf yang bersifat antagonis, yaitu mengaktifkan dan yang lain memperlambat. Sistem saraf yang dimaksud adalah…. a. Otak besar
c. Simpatik dan parasimpatik
b. Otak kecil
d. Sumsum tulang belakang
11. Serabut saraf sensorik berfungsi untuk membawa …. a. rangsangan dari indera ke saraf pusat b. rangsangan keluar dari badan sel saraf c. tanggapan dari saraf pusat ke otak d. tanggapan dari badan sel saraf 12. Pesan yang dibawa oleh sel saraf disebut…. a. Sinapsis
c. interneuron
b. efektor
d. impuls
13. Benang-benang halus pada neurit disebut.... a. sinapsis
c. mielin
b. akson
d. neurofibril
14. Hubungan antar Neuron disebut.... a. koneksi
c. sinapsis
b. homolog
d. relasi
15. Bagian yang tidak termasuk sistem saraf pusat adalah …. a. cerebrum
b. saraf somatis
c. cerebelum
d. medulla spinalis
16. Pada saraf tepi terdapat .... urat saraf pada tiap ruas tulang belakang. a. sepasang
c. tiga pasang
b. dua pasang
d. empat pasang
17. Manusia diberi kelebihan yaitu kemampuan untuk menyimpan memori, berbicara dan kecerdasan. Semuanya dikendalikan oleh sistem saraf yang terdapat pada gambar berikut, nomor....
a. 1
c. 3
b. 2
d. 4
18. Berdasar pada gambar soal nomor 17, pusat pengatur gerak refleks ditunjukkan nomor…. a. 1
c. 2
b. 4
d. 3
19. Saraf sadar pada manusia terdiri atas.... a. 12 pasang saraf kranial dan 13 pasang saraf sumsum b. 13 pasang saraf kranial dan 12 pasang saraf sumsum c. 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf sumsum d. 31 pasang saraf kranial dan 12 pasang saraf sumsum 20. Pengertian dari susunan saraf tak sadar terdiri dari.... a.
susunan saraf pusat dan saraf simpatik
b. susunan saraf simpatik dan parasimpatik c.
susunan saraf parasimpatik dan saraf tepi
d. susunan saraf pusat dan susunan saraf tepi 21. Sistem tubuh yang mengatur kecepatan aliran darah, pencernaan, pernafasan, mengatur tindakan yang tepat untuk menjaga fungsi tubuh yang normal adalah a. Sistem gerak
c. sistem imun
b. sistem saraf
d. sistem respirasi
22. Pengatur denyut jantung dan pernapasan adalah…. a. Otak besar
c. Batang otak
b. Otak kecil
d. Sumsum tulang belakang
23. Pertemuan antara ujung neurit dengan ujung dendrit disebut…. a. akson
c. neuron
b. jaringan pengikat
d. sinapsis
24. Perhatikan data berikut: 1. pengendali berpikir 2. pengatur keseimbangan 3. pengatur dan pengendali bicara 4. pusat koordinasi kerja otot 5. pengendali penglihatan Sesuai data tersebut, fungsi dari cerebelum adalah …. a. 1 dan 2
c. 3 dan 5
b. 2 dan 4
d. 4 dan 5
25. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah…. a. selubung mielin b. sel schwann c. nodus ranvier d. inti sel schwann 26. Bagian sel saraf yang berfungsi menyalurkan impuls dari badan sel ke luar sel adalah…. a. sel schwann
b. neurit
c. nodus ranvier
d. dendrite
27. Berikut adalah fungsi sistem saraf, kecuali…. a. memberi tanggapan (respon) b. menerima informasi dalam bentuk stimulus (rangsang) c. menyediakan energi untuk membawa rangsangan d. memproses informasi yang diterima 28. Serabut saraf motorik berfungsi untuk membawa …. a. rangsangan dari indera ke saraf pusat b. rangsangan keluar dari badan sel saraf c. tanggapan dari badan sel saraf d. tanggapan dari saraf pusat ke otot atau kelenjar 29. Sistem saraf pusat terdiri dari…. a. otak dan sumsum lanjutan b. otak dan sumsum tulang belakang c. sumsum lanjutan dan sumsum tulang belakang d. sumsum lanjutan dan sumsum tulang belakang 30. Penyakit akibat gangguan fungsi otak yang ditandai oleh kehilangan memori, pengenalan kepribadian dan kekuatan mental merupakan ciri dari penyakit … a. polio
c. ataksia
b. alzheimer
d. hidrosefalus
31. Sistem saraf yang bekerja secara otomatis atau di luar kesadaran kita disebut…. a. sistem saraf tepi
c. sistem saraf tak sadar
b. sistem saraf sadar
d. sistem saraf tengah
32. Saraf yang berhubungan dengan otot disebut a. saraf motorik
c. interneuron
b. saraf sensorik
d. sinapsis
33. Gerakan yang terjadi secara tiba-tiba dibawah kesadaran kita disebut…. a. gerak lambat
c. gerak peristaltik
b. gerak teratur
d. gerak refleks
34. Sistem tubuh yang menjalin kerjasama dengan sistem hormon dalam mengontrol tubuh adalah… a. Sistem hormon
c. Sistem saraf
b. Sistem gerak
d. Sistem hemolimfe
35. Bagian dari akson yang tidak terlindungi oleh selubung mielin disebut…. a. sel schwann
c. neuron
b. dendrit
d. nodus ranvier
36. Gangguan sistem saraf yang ditandai oleh gerakan tubuh yang tidak teratur dan tidak akurat disebut… a. amnesia
c. ataksia
b. alzheimer
d. penyakit parkinson
37. Yang berfungsi membawa berita untuk disampaikan ke pusat saraf, adalah urat saraf…. a. konduktor
c. motorik
b. sensorik
d. simpatik
38. Suatu struktur saraf yang melaksanakan aksi sebagai jawaban terhadap impuls yang datang disebut…. a. reseptor
c. interneuron
b. efektor
d. konduktor
39. Serabut tunggal yang merupakan penjuluran panjang dari sitoplasma badan sel saraf adalah…. a. impuls
c. akson
b. dendrit
d. sinaps
40. Radang pada selaput pembungkus otak disebut…. a. Faringitis
c. Meningitis
b. Bronkhitis
d. dermatitis
41. Lapisan otak yang berwarna kelabu disebut…. a. sinaps
c. korteks
b. neurofibril
d. interneuron
42. Berikut adalah aktivitas organ yang dipengaruhi saraf parasimpatik adalah…. a. meningkatnya denyut jantung b. meningkatnya peristaltik lambung c. meningkatnya laju pernapasan d. melebarnya pupil 43. Sumsum tulang belakang berfungsi untuk…. a. pengatur gerak refleks
c. pusat gerak sadar
b. penerima rangsang
d. keseimbangan tubuh
44. Contoh refleks otak yaitu gerak pada…. a. pupil mata
c. siku tangan
b. tempurung lutut
d. telapak kaki
45. Penyakit pada sistem saraf yang mampu melumpuhkan tubuh dan dapat dicegah dengan imunisasi adalah… a. amnesia
c. penyakit parkinson
b. polio
d. alzheimer
46. Pernyataan yang benar adalah…. a. neuron sensorik berfungsi menghantarkan tanggapan dari pusat saraf ke efektor b. neuron motorik berfungsi sebagai neuron penghubung c. neuron sensorik berfungsi menghantarkan rangsang dari reseptor ke pusat saraf d. neuron konektor berfungsi menerima rangsang dari luar badan sel 47. Fungsi utama sistem saraf manusia adalah…. a. Menerima informasi berupa stimulus b. Memproses informasi yang diterima c. Menyampaikan pesan yang dibawa oleh sel saraf d. Alat pengatur dan pengendali seluruh kegiatan alat-alat tubuh
48. Penyakit sistem saraf berikut ini yang tidak disebabkan oleh mikroorganisme adalah…. a. meningitis dan epilepsi b. penyakit Parkinson dan amnesia c. polio dan meningitis d. Alzheimer dan polio 49. Nama lain dari otak kecil adalah…. a. medulla oblongata
c. cerebrum
b. cerebellum
d. pons varolli
50. Berikut penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang sumsum tulang belakang menyebabkan kelumpuhan adalah…. a. alzheimer
c. epilepsi
b. amnesia
d. polio
SELAMAT MENGERJAKAN
Lampiran 7 KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA
1. B 2. A 3. A 4. C 5. C 6. A 7. C 8. C 9. C 10. C 11. A 12. D 13. D 14. C 15. B 16. A 17. A 18. D 19. C 20. B 21. B 22. C 23. D 24. B 25. A
26. B 27. C 28. D 29. B 30. B 31. C 32. A 33. D 34. C 35. D 36. C 37. B 38. B 39. C 40. C 41. C 42. B 43. A 44. A 45. B 46. C 47. D 48. B 49. B 50. D
Lampiran 13 LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS I DAN SIKLUS II NAMA GURU TANGGAL PELAKSANAAN PETUNJUK
: : :
Berilah penilaian dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai! Aspek yang Dinilai Tumbuhkan Pendahuluan
Kegiatan Inti
Alami
Namai
Memberi motivasi Menyampaikan tujuan pembelajaran Memberikan apersepsi Memberikan informasi awal tentang materi Memanfaatkan alat peraga dengan baik Mengorganisasi kan kelompok untuk diskusi dan mengerjakan tugas kelompok Memberikan bimbingan kepada masingmasing kelompok diskusi. Membimbing siswa untuk melaporkan hasil diskusi Memberikan konsep secara detail sistem saraf pada manusia
Dilakukan Ya Tidak
1
Skor 2 3
4
Demonstrasi- Memberikan kan kesempatan pada masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi Memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya dan untuk menyampaikan pendapat. Ulangi
Penutup
Rayakan
Mereview materi dan menekankan konsep yang penting. Mengajak dan membimbing siswa menarik kesimpulan. Memberikan motivasi pada siswa untuk lebih giat mempelajari materi Memberikan afirmasi kepada siswa. Memberikan pujian kepada siswa.
Keterangan Skor. 1. Tidak baik 2. Cukup baik 3. Baik 4. Sangat baik Observer
Nur Khanifah NIM: 063811006
Lampiran 14 LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN PESERTA DIDIK SIKLUS I Satuan Pendidikan : MTs Negeri Brangsong Kendal Mata Pelajaran : IPA Terpadu Kelas / Semester : IX H Materi Pokok : Sistem Saraf Pada Manusia Jumlah Peserta didik : 37 Peserta didik
Kel.
No
A
A
B
C
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2
Jumlah (Skor)
Aspek Pengamatan
Nama
B
C
D
E
Pencapaian (%)
Keterangan
D
E
3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah Pencapaian (%) Keterangan
Keterangan: A = kehadiran B = Kerjasama dalam kelompok C = bertanya D = menjawab pertanyaan E = menyampaikan gagasan
Kriteria Penilaian: Nilai Kategori 4 Sangat Baik 3 Baik 2 Cukup 1 Kurang
RUBRIK PENSKORAN KEAKTIFAN PESERTA DIDIK SIKLUS I dan SIKLUS II Yang diamati Kehadiran di kelas
Skor 4 3 2 1
Kerjasama dalam kelompok
4 3
2
1 4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
Bertanya
Menjawab pertanyaan
Menyampaikan gagasan
Kriteria Hadir di kelas sebelum guru masuk Hadir di kelas bersamaan dengan guru masuk Hadir di kelas 5 menit sesudah guru masuk Hadir di kelas lebih dari 5 – 10 menit guru masuk Bekerjasama dengan semua anggota kelompok Bekerjasama dengan 4 atau 6 anggota kelompok Bekerjasama dengan 1 atau 3 anggota kelompok Tidak bekerjasama dengan anggota kelompok Mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang diajarkan, kepada siswa yang sedang presentasi atau guru lebih dari 2X Mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang diajarkan, kepada siswa yang sedang presentasi atau guru sebanyak ≤ 2X Pertanyaan tidak sesuai dengan materi yang diajarkan, tetapi terkait dengan fakta dalam kajian biologi. Tidak pernah mengajukan pertanyaan sama sekali Menjawab dengan benar atas pertanyaan yang diajukan siswa atau guru ≥ 2X Menjawab pertanyaan dengan benar atas pertanyaan dari siswa atau guru sebanyak 1X dan menjawab kurang tepat sebanyak 1X Menjawab pertanyaan dari siswa atau guru, jawaban yang diberikan kurang tepat, sebanyak ≥ 1X Tidak pernah menjawab pertanyaan dari siswa atau guru. Menyampaikan gagasan relevan dengan materi yang diajarkan lebih dari 2X Menyampaikan gagasan relevan dengan materi yang diajarkan sebanyak 2X Menyampaikan gagasan tidak relevan dengan materi yang diajarkan ≥1X Tidak pernah menyampaikan gagasan
RUBRIK PENSKORAN KEAKTIFAN PESERTA DIDIK SIKLUS I dan SIKLUS II Yang diamati Kehadiran di kelas
Skor 4 3 2 1
Kerjasama dalam kelompok
4 3
2
1 4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
Bertanya
Menjawab pertanyaan
Menyampaikan gagasan
Kriteria Hadir di kelas sebelum guru masuk Hadir di kelas bersamaan dengan guru masuk Hadir di kelas 5 menit sesudah guru masuk Hadir di kelas lebih dari 5 – 10 menit guru masuk Bekerjasama dengan semua anggota kelompok Bekerjasama dengan 4 atau 6 anggota kelompok Bekerjasama dengan 1 atau 3 anggota kelompok Tidak bekerjasama dengan anggota kelompok Mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang diajarkan, kepada siswa yang sedang presentasi atau guru lebih dari 2X Mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang diajarkan, kepada siswa yang sedang presentasi atau guru sebanyak ≤ 2X Pertanyaan tidak sesuai dengan materi yang diajarkan, tetapi terkait dengan fakta dalam kajian biologi. Tidak pernah mengajukan pertanyaan sama sekali Menjawab dengan benar atas pertanyaan yang diajukan siswa atau guru ≥ 2X Menjawab pertanyaan dengan benar atas pertanyaan dari siswa atau guru sebanyak 1X dan menjawab kurang tepat sebanyak 1X Menjawab pertanyaan dari siswa atau guru, jawaban yang diberikan kurang tepat, sebanyak ≥ 1X Tidak pernah menjawab pertanyaan dari siswa atau guru. Menyampaikan gagasan relevan dengan materi yang diajarkan lebih dari 2X Menyampaikan gagasan relevan dengan materi yang diajarkan sebanyak 2X Menyampaikan gagasan tidak relevan dengan materi yang diajarkan ≥1X Tidak pernah menyampaikan gagasan
Lampiran 15 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Model pembelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Alokasi Waktu
: MTs Negeri Brangsong : Biologi : IX / Gasal : Quantum Teaching : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia : 1.3 Mendeskripsikan sistem koordinasi dan alat indra pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. : 1. Peserta didik mampu menjelaskan pengertian sistem saraf. 2. Peserta didik mampu menjelaskan bagian-bagian sel saraf beserta fungsinya. 3. Peserta didik mampu membedakan tiga macam sel saraf berdasarkan fungsinya. 4. Peserta didik mampu membedakan proses gerak refleks dan gerak biasa. : 4 x 40 Menit
A. Tujuan pembelajaran : 1. 2. 3. 4.
Menjelaskan pengertian sistem saraf. Menjelaskan bagian-bagian sel saraf beserta fungsinya Membedakan tiga macam sel saraf berdasarkan fungsinya Membedakan proses gerak refleks dan gerak biasa
B. Materi pembelajaran : sel saraf( neuron), macam-macam sel saraf, gerak biasa dan gerak refleks C. Metode
: Ceramah, diskusi kelompok, Tanya Jawab, eksperimen Penugasan
dan
D. Langkah-langkah pembelajaran No. A.
Kegiatan pembelajaran Pertemuan pertama Kegiatan pendahuluan Guru Mengucapkan salam dan mempresensi siswa. Guru memberikan apersepsi kepada siswa: Guru menunjuk salah seorang siswa untuk maju. Secara tiba-tiba guru menempelkan es batu yang dibungkus sapu tangan ke pipi siswa. Dari respon kaget siswa tersebut, kemudian guru bertanya: apakah gerakan menghindar tadi kamu sadari dan direncanakan?.Pernahkah kalian
Biologi MTs Kelas IX
Alokasi waktu 10 menit
mengalami hal semacam itu? Ketika berjalan secara tak sengaja terantuk batu kemudian menarik kaki kadang disertai erangan sakit. Atau ketika kalian melihat bola kemudian mendekat dan mencoba untuk menendangnya? Inilah yang akan kita pelajari hari ini, kira-kira tentang apa? Kita akan belajar bagaimana saraf tubuh secara otomatis mengatur kerja tubuh, dan seperti apa struktur canggih yang mampu bekerja dengan kecepatan tinggi mengolah informasi serta untuk mengetahui secara kronologis bagaimana gerakan sebagai wujud respon dapat terbentuk Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti 60 menit Guru meminta siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok masing-masing Dengan menggunakan peta konsep siswa dibimbing untuk mempelajari masing-masing bagian materi dengan sistem tanya jawab. Siswa diminta berpasangan dalam kelompok masingmasing untuk menyebutkan struktur sel saraf beserta fungsinya dengan menggunakan tangan sebagai analogi secara bergantian. Jari-jari sebagai dendrit telapak tangan dan membuat bundaran ditengah : badan sel dan nukleus, lengan sebagai akson (neurit). Pada lengan digambari mirip sel schwann dan nodus ranvier dan kulit dianggap selubung mielin. Guru meminta masing-masing kelompok untuk praktik refleks pupil dengan lampu senter dan mengamati pupil mata. Kemudian dengan menggunakan lembar kerja kelompok masing-masing kelompok berdiskusi untuk memahami tiga jenis sel saraf beserta lintasan gerak refleks dan gerak biasa. Guru membimbing dan mengamati diskusi kelompok. Guru meminta perwakilan masing-masing kelompok untuk maju menjelaskan hasil diskusi, kelompok yang lain mendengarkan dan menanggapi. Guru bersama siswa mereview materi dari awal. Guru mempersilahkan siswa yang ingin bertanya dan memberikan kesempatan pada siswa yang ingin menjawab dan guru mengapresiasi tiap jawaban yang diberikan. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang bertanya maupun yang menjawab pertanyaan. Kegiatan penutup Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Biologi MTs Kelas IX
10 menit
B.
Guru mengajak seluruh siswa untuk bertepuk tangan atas penambahan pengetahuan dari pertemuan hari ini. Guru meminta siswa untuk mempelajari lagi materi hari ini di rumah. Guru menutup pertemuan dengan mengucapkan salam. Pertemuan Kedua Kegiatan pendahuluan Guru Mengucapkan salam dan mempresensi siswa. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan memberikan apersepsi: Guru dengan sistem tanya jawab mengulas materi pelajaran yang lalu untuk membuka ingatan siswa.
10 menit
Kegiatan inti Guru meminta siswa duduk berkelompok. Guru menunjuk salah seorang siswa untuk membuat peta konsep di papan tulis. Guru meminta perwakilan dari masing-masing kelompok untuk menjelaskan perbagian konsep. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik yang ingin bertanya dan memberikan kesempatan peserta didik lain untuk menjawab pertanyaan. Guru memberikan umpan balik dan memberikan penghargaan kepada penanya dan yang menjawab pertanyaan. Guru mempersilahkan peserta didik untuk duduk seperti semula. Guru mereview lagi materi tersebut. Guru membagikan lembar evaluasi dan meminta siswa untuk mengerjakannya. Guru meminta kepada siswa mengumpulkan lembar evaluasi yang telah dikerjakan. Guru bersama siswa membahas jawaban dari evaluasi tersebut.
60 menit
Kegiatan penutup Guru memberikan penghargaan dan perayaan atas pertemuan hari ini. Guru memotivasi siswa untuk mempelajari lagi materi yang telah dipelajari dan materi pada pertemuan mendatang. Guru menutup pertemuan dengan bacaan hamdalah dan mengucapkan salam.
10 menit
E. Media Spidol dan whiteboard Biologi MTs Kelas IX
Es batu dan sapu tangan Lampu senter
F. Sumber/bahan Buku paket Sumarwan, dkk, IPA SMP untuk kelas IX 3A semester 1, Jakarta, Erlangga: 2007. LKS G. Penilaian 1. Penilaian Proses Performance: penilaian keaktifan peserta didik melalui lembar observasi. 2. Penilaian hasil Paper and pencil, yakni Penilaian yang dilihat dari hasil tes evaluasi.
Guru Mata Ajar Biologi MTs Negeri Brangsong Kendal
Arifah Darojatun, S.Pd. NIP.197810272003122002
Kendal , 6 Oktober 2010 Peneliti
Nur Khanifah NIM.063811006
Mengetahui, Kepala MTs Negeri Brangsong Kendal
Dra. Hj. Zayinatun NIP.195412101979032011
Biologi MTs Kelas IX
Lampiran 16 SOAL SIKLUS I Nama No. absen Kelas
: : :
Pilihlah jawaban yang benar ! 1. Satuan sel saraf pada manusia disebut …. a. neurit
c. dendrit
b. neuron
d. neurofibril
2. Pada gambar berikut, dendrit ditunjukkan oleh nomor …. a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
3. Berdasarkan gambar pada soal nomor 2, implus keluar dari badan sel saraf melalui bagian tertentu yang ditunjukkan oleh nomor …. a. 1
c. 3
b. 2
d. 4
4. Pesan masuk dan keluar dari sel saraf melalui bagian-bagian dengan arah …. a. akson → badan sel saraf → dendrit b. akson → dendrit → badan sel saraf c. dendrit → badan sel saraf → akson d. dendrit → akson → badan sel saraf 5. Serabut saraf sensorik berfungsi untuk membawa …. a. rangsangan dari indera ke saraf pusat b. rangsangan keluar dari badan sel saraf c. tanggapan dari saraf pusat ke otot dan kelenjar d. tanggapan dari badan sel saraf 6. Hubungan antar Neuron disebut.... a. koneksi
b. homolog
c. sinapsis
d. relasi
7. Saraf yang berhubungan dengan otot disebut …. a. saraf motorik
c. interneuron
b. saraf sensorik
d. sinapsis
8. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah…. a. Selubung myelin
c. Nodus ranvier
b. Sel schwann
d. Inti sel schwann
9. Bagian dari akson yang tidak terlindungi oleh selubung myelin disebut…. a. Sel schwann
c. Neuron
b. Dendrit
d. Nodus ranvier
10. Pernyataan di bawah ini benar, kecuali …. a. Jalan yang dilalui pesan dari otak ke tangan berbeda dengan jalan yang dilalui pesan dari tangan ke otak. b. Sel saraf yang membentuk jalur panjang terdiri dari beberapa neuron. c. Dendrit dari satu neuron akan berhubungan dengan dendrit dari neuron yang lain secara langsung. d. Dendrit dari satu sel saraf berhubungan dengan sel saraf lain melalui sinapsis. 11. Dari pernyataan di bawah ini, yang merupakan urutan gerak refleks adalah …. a. impuls – indra – saraf sensori – saraf motor – otot b. impuls – indra – otak – saraf sensori – saraf motor – otot c. impuls – indra – saraf sensori – neuron perantara – saraf motor – otot d. impuls – indra – saraf sensori – saraf motor – neuron perantara – otot 12. Gerakan yang terjadi secara tiba-tiba dibawah kesadaran kita disebut…. a. Gerak lambat b. Gerak teratur c. Gerak peristaltik d. Gerak refleks 13. Benang-benang halus pada neurit disebut…. a. Sinapsis
b. Akson
c. Myelin
d. neurofibril
14. Perhatikan data berikut: 1. otot/kelenjar 2. saraf motorik 3. alat indera 4. saraf sensorik 5. neuron perantara 6. otak Urutan jalannya rangsangan sampai terjadi tanggapan pada gerak biasa adalah…. a. 3 – 2 – 6 – 4 – 5 – 1
c. 3 – 4 – 6 – 2 – 1
b. 3 – 2 – 5 – 6 – 4 – 1
d. 3 – 4 – 2 – 6 – 1
15. Serabut saraf motorik berfungsi untuk membawa…. a. Rangsangan dari indera ke saraf pusat b. Rangsangan keluar dari badan sel saraf c. Tanggapan dari badan sel saraf d. Tanggapan dari badan sel saraf ke otot atau kelenjar
SELAMAT MENGERJAKAN
Lampiran 17 KUNCI JAWABAN SOAL SIKLUS I 1. B 2. A 3. C 4. C 5. A 6. C 7. A 8. A 9. D 10. C 11. C 12. D 13. D 14. C 15. D
KUNCI JAWABAN SOAL SIKLUS II 1. C 2. B 3. C 4. B 5. B 6. C 7. C 8. B 9. A 10. C 11. C 12. B 13. C 14. A 15. B
Lampiran 18 DAFTAR NILAI DAN HASIL ANALISIS EVALUASI SIKLUS I PESERTA DIDIK KELAS IX H MTs NEGERI BRANGSONG KENDAL
No
Nama
Nilai
Keterangan
1
Ahmad Sutrisno
60
BELUM TUNTAS
2
Ahmad wakhidun
73
TUNTAS
3
Amirul Mukminin
67
TUNTAS
4
Cholis M Ubaidilah
40
BELUM TUNTAS
5
Dewi Lestari Handayani
73
TUNTAS
6
Dewi Mufidah
80
TUNTAS
7
Hari Setiadi
40
BELUM TUNTAS
8
Ika Isnayati
67
TUNTAS
9
Joko Irfansyah
67
TUNTAS
10
Laila Rosana
40
BELUM TUNTAS
11
Lia Amelia
53
BELUM TUNTAS
12
Maskon
67
TUNTAS
13
M. Ali Al Muhdlor
73
TUNTAS
14
M. Aryo Gumilar
47
BELUM TUNTAS
15
M.Suriya
73
TUNTAS
16
Malinda Putri Setyani
67
TUNTAS
17
33
BELUM TUNTAS
18
Muhammad Agus Mulyadi Muhammad Cahya S.I
67
TUNTAS
19
Muhammad Nugroho S
33
BELUM TUNTAS
20
Muhammad Nur Fatoni
73
TUNTAS
21
Mutmainatul Kulub
27
BELUM TUNTAS
22
Nasziroh
40
BELUM TUNTAS
23
Riska Nur Sanatul Jadidah
67
TUNTAS
67
TUNTAS
25
Saeful Mujab Al Mubarok Siti Aisyatul Mubarokah
67
TUNTAS
26
Siti Yani
60
BELUM TUNTAS
27
Sukri Mustofa
73
TUNTAS
28
Syukron Mashadi
67
TUNTAS
29
Teguh Hidayat
67
TUNTAS
30
Tinu Setyawan
73
TUNTAS
31
Ulil Albab
60
BELUM TUNTAS
32
Ulin Nuha
53
BELUM TUNTAS
33
Widodo
60
BELUM TUNTAS
34
Wisnu Hidayat
27
BELUM TUNTAS
35
Wisnu Mareta Nugraha
80
TUNTAS
36
Zaeni
67
TUNTAS
37
Zuli Nur Auliasari
60
BELUM TUNTAS
24
Jumlah peserta didik mencapai KKM Ketuntasan klasikal Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata kelas
22 59% 80 27 59.67
Lampiran 19 LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS I NAMA GURU TANGGAL PELAKSANAAN
: Arifah Darojatun, S. Pd : 04 Oktober 2010
Berilah penilaian dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai! Aspek yang dinilai Tumbuhkan Pendahuluan
Kegiatan inti
Alami
Memberi motivasi Menyampaikan tujuan pembelajaran Memberikan apersepsi Memberikan informasi awal tentang materi Memanfaatkan alat peraga dengan baik Mengorganisasi kan kelompok untuk diskusi dan mengerjakan tugas kelompok Memberikan bimbingan kepada masingmasing kelompok diskusi.
Membimbing siswa untuk melaporkan hasil diskusi Memberikan konsep secara detail sistem saraf pada manusia Demonstrasi Memberikan Namai
Dilakukan Ya Tidak √ √
1
Skor 2 3 √ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
4
kan
Ulangi
Penutup
rayakan
kesempatan pada masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi Memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya dan untuk menyampaikan pendapat.
√ √
Mereview materi √ dan menekankan konsep yang penting. Mengajak dan √ membimbing siswa menarik kesimpulan. Memberikan √ motivasi pada siswa untuk lebih giat mempelajari materi Memberikan √ afirmasi kepada siswa. Memberikan √ pujian kepada siswa.
√
√
√
√
√
√
Keterangan Skor. 1. Tidak baik 2. Cukup baik 3. Baik 4. Sangat baik Observer / Peneliti
Nur Khanifah NIM: 063811006
Lampiran 20
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN PESERTA DIDIK SIKLUS I Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Materi Pokok Jumlah Peserta didik Kel.
A
B
No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
Ahmad Sutrisno Ahmad wakhidun Amirul Mukminin Cholis M Ubaidilah Dewi Lestari Handayani Dewi Mufidah Hari Setiadi Ika Isnayati Joko Irfansyah Laila Rosana Lia Amelia Maskon M. Ali Al Muhdlor M. Aryo Gumilar M.Suriya Malinda Putri Setyani
A 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4
: MTsN Brangsong Kendal : IPA Terpadu : IX H : Sistem Saraf Pada Manusia : 37 Peserta didik
Aspek Pengamatan B C D 2 2 2 4 2 3 3 2 2 3 1 1 3 2 3 4 3 4 3 1 1 2 2 2 3 2 3 3 1 1 2 1 1 2 2 2 4 2 3 3 1 1 3 2 3 2 2 2
E 2 2 2 1 2 3 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2
Jumlah (Skor) 12 15 13 9 14 18 9 12 14 10 9 12 15 9 14 12
Pencapaian (%) 60 75 65 45 70 90 45 60 70 50 45 60 75 45 70 60
Keterangan Cukup Baik Baik Kurang Baik Sangat baik Kurang Cukup Baik Cukup Kurang Cukup Baik kurang Baik Cukup
C
D
E
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
Muhammad Agus M Muhammad Cahya S.I Muhammad Nugroho S Muhammad Nur Fatoni Mutmainatul Kulub Nasziroh Riska Nur Sanatul J Saeful Mujab Al M Siti Aisyatul M Siti Yani Sukri Mustofa Syukron Mashadi Teguh Hidayat Tinu Setyawan Ulil Albab Ulin Nuha Widodo Wisnu Hidayat Wisnu Mareta Nugraha Zaeni Zuli Nur Auliasari Jumlah Pencapaian (%) Keterangan
4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 141 95.2 Sangat baik
2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 83 56 cukup
1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 3 2 1 62 41.8 kurang
1 2 1 3 1 1 2 2 2 1 3 2 2 3 1 1 1 1 3 2 1 70 47.2 kurang
1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 3 2 1 62 41.8 kurang
9 13 9 14 7 10 13 13 13 10 12 13 13 14 10 10 10 8 17 13 10 418 56.4 cukup
45 65 45 70 35 50 65 65 65 50 60 65 65 70 50 50 50 40 85 65 50
Kurang Baik Kurang Baik Kurang Cukup Baik Baik Baik Cukup Cukup Baik Baik Baik Cukup Cukup Cukup Kurang Sangat baik Baik Cukup
Keterangan: A = kehadiran B = Kerjasama dalam kelompok C = bertanya D = menjawab pertanyaan E = menyampaikan gagasan
Kriteria Penilaian: Nilai Kategori 4 Sangat Baik 3 Baik 2 Cukup 1 Kurang Observer/ peneliti
(Nur Khanifah) 063811006
Lampiran 21 Lembar diskusi kelompok
JUDUL
: Gerak refleks
A. Tujuan Untuk mengetahui gerak refleks pada pupil mata. B. Alat dan Bahan Lampu senter kecil C. Cara Kerja 1. Perhatikan pupil mata teman kalian. 2. Tanpa memberitahukan kepadanya, arahkan nyala lampu senter ke mata teman kalian tersebut. 3. Amatilah perubahan yang terjadi pada pupil mata teman kalian. 4. Tanyakan kepada teman kalian tersebut, apakah dia menyadari perubahan yang terjadi pada pupil matanya. 5. Gambarkan pada kertas keadaan pupil teman kalian sebelum dan sesudah disinari 6. Termasuk dalam gerak apakah pada peristiwa tersebut? serta Jelaskan bagaimana mekanisme tersebut terjadi dalam sistem saraf! 7.
Sebutkan 2 contoh peristiwa lain dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana kejadian tadi!
8.
a.Gambarkan bentuk sel saraf (neuron) serta sebutkan bagian-bagiannya! b.Jelaskan fungsi masing-masing bagian tersebut!
9. Jelaskan hasil pengamatan kalian kepada teman di kelas kalian.
Lampiran 22 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Model pembelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Alokasi Waktu
: MTs Negeri Brangsong : Biologi : IX / Gasal : Quantum Teaching : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia : 1.3 Mendeskripsikan sistem koordinasi dan alat indra pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. : 1. Peserta didik mampu menjelaskan bagian-bagian dalam sistem saraf pusat beserta fungsinya. 2. Peserta didik mampu bagian-bagian dalam sistem saraf tepi beserta fungsinya Peserta didik mampu membedakan proses gerak refleks dan gerak biasa. 3. Peserta didik mampu menyebutkan fungsi sistem saraf 4. Peserta didik mampu menjelaskan kelainan pada sistem saraf : 4 x 40 Menit
Tujuan pembelajaran : 1. menjelaskan bagian-bagian dalam sistem saraf pusat beserta fungsinya 2. menjelaskan bagian-bagian dalam sistem saraf tepi beserta fungsinya 3. menyebutkan fungsi sistem saraf 4. menjelaskan kelainan pada sistem saraf Materi pembelajaran : sistem saraf pusat, sistem saraf tepi dan kelainan pada sistem saraf. Metode : Ceramah, diskusi kelompok, Tanya Jawab, dan Penugasan Langkah-langkah pembelajaran : No A.
Kegiatan pembelajaran Pertemuan pertama Kegiatan pendahuluan Guru Mengucapkan salam dan mempresensi peserta didik. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dan memberikan apersepsi: Guru mengajukan pertanyaan organ tubuh manakah yang kita gunakan untuk berpikir? Pertemuan kemarin kita telah belajar tentang gerak biasa dan gerak refleks. Hari ini kita akan mempelajari rupa dan struktur dari organ yang bertanggung jawab atas kegiatan tersebut. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru membagikan hasil koreksi evaluasi pada
Biologi MTs Kelas IX
Alokasi waktu
10 menit
pertemuan sebelumnya Kegiatan inti peserta didik telah duduk sesuai dengan kelompok 60 menit masing-masing saat pembelajaran dimulai. Dengan menggunakan peta konsep dan carta, peserta didik dibimbing untuk mempelajari masing-masing bagian materi dengan sistem tanya jawab. Guru mengajarkan bagian-bagian dari otak beserta fungsinya dengan bantuan jembatan keledai. Peserta didik melakukan diskusi kelompok mengenai sistem saraf tepi dan meminta peserta didik menuliskan hal-hal yang sudah dipahami dan yang belum dipahami untuk kemudian pertanyaan tersebut diajukan kepada guru. Guru membimbing dan mengamati diskusi kelompok. Guru mengecek pemahaman peserta didik dari hasil diskusi dengan sistem tanya jawab secara klasikal. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dan memberikan kesempatan kepada peserta didik lain untuk menjawab. Guru bersama peserta didik mereview materi dari awal. Mempersilahkan peserta didik yang ingin bertanya dan memberikan kesempatan pada peserta didik yang ingin menjawab dan mengapresiasi tiap jawaban yang diberikan. Kegiatan penutup Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi yang 10 menit telah dipelajari. Guru mengajak seluruh peserta didik untuk bertepuk tangan atas penambahan pengetahuan dari pertemuan hari ini. Guru meminta kepada peserta didik untuk menyebutkan kembali bagian-bagian otak beserta fungsinya menggunakan jembatan keledai. Guru memberi tugas individu untuk meresume materi hari ini menggunakan bahasa dan pemahaman masingmasing peserta didik dan meminta peserta didik untuk mempelajari lagi materi hari ini di rumah. Guru menutup pertemuan dengan bacaan hamdalah dan mengucapkan salam.
Biologi MTs Kelas IX
B.
Pertemuan kedua
10 menit
Kegiatan pendahuluan Guru Mengucapkan salam, membuka pelajaran dengan basmalah dan mempresensi peserta didik. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dan memberikan apersepsi: adakah diantara kalian yang pernah sakit kepala? Hari ini kita akan mengulang sedikit materi kemarin dan belajar tentang gangguan juga kelainan pada sistem saraf. Kegiatan inti Guru meminta peserta didik mengumpulkan tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru mengajak peserta didik untuk menyebutkan kembali tentang bagian-bagian otak beserta fungsinya menggunakan jembatan keledai. Dengan sistem tanya jawab peserta didik diajak mengulas materi tentang sistem saraf tepi dan memberi penghargaan terhadap peserta didik yang telah berusaha menjawab.. Guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan fungsi sistem saraf. Guru menerangkan tentang kelainan pada sistem saraf. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, dan memberikan kesempatan kepada peserta didik yang lain untuk menjawab. Guru membagikan lembar soal evaluasi, dan peserta didik mengerjakan evaluasi tersebut dan mengumpulkannya. Guru dan peserta didik bersama-sama membahas jawaban soal evaluasi. Kegiatan penutup Guru memberikan penghargaan dan perayaan atas pertemuan hari ini. Guru memotivasi peserta didik untuk mempelajari lagi materi yang telah dipelajari dan materi pada pertemuan mendatang. Guru menutup pertemuan dengan bacaan hamdalah dan mengucapkan salam.
60 menit
10 menit
A. Media Spidol dan whiteboard Carta B. Sumber/bahan Buku paket Sumarwan, dkk, IPA SMP untuk kelas IX 3A semester 1, Jakarta, Erlangga: 2007. LKS Biologi MTs Kelas IX
C. Penilaian 1. Penilaian Proses Performance: penilaian keaktifan peserta didik melalui lembar observasi. 2. Penilaian hasil Penilaian hasil dilihat dari hasil tes evaluasi.
Guru mata ajar Biologi MTs Negeri Brangsong Kendal
Arifah Darojatun, S.Pd. NIP.197810272003122002
Kendal, 13 Oktober 2010 Peneliti
Nur Khanifah NIM. 063811006
Mengetahui, Kepala MTs Negeri Brangsong Kendal
Dra. Hj. Zayinatun NIP.195412101979032011
Biologi MTs Kelas IX
Lampiran 23 SOAL EVALUASI SIKLUS II
Nama Kelas No.absen
: : :
Pilihlah jawaban yang benar! 1. Sistem tubuh yang menjalin kerjasama dengan sistem hormon dalam mengontrol tubuh adalah…. a. Sistem hormon
c. Sistem saraf
b. Sistem gerak
d. Sistem hemolimfe
2. Manusia diberi kelebihan yaitu kemampuan untuk menyimpan memori, berbicara dan kecerdasan. Semuanya dikendalikan oleh sistem saraf yang terdapat pada gambar berikut, nomor....
a. 4 b. 1 c. 2 d. 3
3. Berdasar pada gambar soal nomor 2, pusat pengatur gerak refleks ditunjukkan nomor…. a. 1
c. 3
b. 2
d. 4
4. Pengertian dari susunan saraf tak sadar terdiri dari.... a. susunan saraf pusat dan saraf simpatik b. susunan saraf simpatik dan parasimpatik c. susunan saraf parasimpatik dan saraf tepi d. susunan saraf pusat dan susunan saraf tepi 5. Perhatikan data berikut: 1. pengendali berpikir 2. pengatur keseimbangan
3. pengatur dan pengendali bicara 4. pusat koordinasi kerja otot 5. pengendali penglihatan Sesuai data tersebut, fungsi dari cerebelum adalah …. a. 1 dan 2
c. 3 dan 5
b. 2 dan 4
d. 4 dan 5
6. Radang pada selaput pembungkus otak disebut…. a. faringitis
c. meningitis
b. bronkitis
d. dermatitis
7. Berikut adalah fungsi sistem saraf, kecuali…. a. memberi tanggapan (respon) b. menerima informasi dalam bentuk stimulus (rangsang) c. menyediakan energi untuk membawa rangsangan d. memproses informasi yang diterima 8. Penyakit pada sistem saraf yang mampu melumpuhkan tubuh dan dapat dicegah dengan imunisasi adalah…. a. Amnesia
c. Penyakit Parkinson
b. Polio
d. Alzheimer
9. Pada saraf tepi terdapat .... urat saraf pada tiap ruas tulang belakang. a. sepasang
c. tiga pasang
b. dua pasang
d. empat pasang
10. Saraf sadar pada manusia terdiri atas.... a. 12 pasang saraf kranial dan 13 pasang saraf sumsum b. 13 pasang saraf kranial dan 12 pasang saraf sumsum c. 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf sumsum d. 31 pasang saraf kranial dan 12 pasang saraf sumsum 11. Pengatur denyut jantung dan pernapasan adalah…. a. Otak besar
c. Batang otak
b. Otak kecil
d. Sumsum tulang belakang
12. Sistem saraf pusat terdiri dari…. a. Otak dan sumsum lanjutan b. Otak dan sumsum tulang belakang c. Sumsum lanjutan dan sumsum tulang belakang d. Sumsum lanjutan dan batang otak 13. Lapisan otak yang berwarna kelabu disebut…. a. Sinaps
c. Korteks
b. Neurofibril
d. interneuron
14. Sumsum tulang belakang berfungsi untuk…. a. pengatur gerak refleks
c. pusat gerak sadar
b. penerima rangsang
d. keseimbangan tubuh
15. Nama lain dari otak kecil adalah…. a. Medulla oblongata
c. Cerebrum
b. Cerebellum
d. Pons varolli
SELAMAT MENGERJAKAN
Lampiran 24 DAFTAR NILAI DAN HASIL ANALISIS EVALUASI SIKLUS II PESERTA DIDIK KELAS IX H MTs NEGERI BRANGSONG KENDAL
No
Nama
Nilai
Keterangan
1
Ahmad Sutrisno
73
TUNTAS
2
Ahmad wakhidun
73
TUNTAS
3
Amirul Mukminin
73
TUNTAS
4
Cholis M Ubaidilah
67
TUNTAS
5
Dewi Lestari Handayani
73
TUNTAS
6
Dewi Mufidah
93
TUNTAS
7
Hari Setiadi
60
BELUM TUNTAS
8
Ika Isnayati
67
TUNTAS
9
Joko Irfansyah
67
TUNTAS
10
Laila Rosana
60
BELUM TUNTAS
11
Lia Amelia
67
TUNTAS
12
Maskon
73
TUNTAS
13
M. Ali Al Muhdlor
87
TUNTAS
14
M. Aryo Gumilar
67
TUNTAS
15
M.Suriya
80
TUNTAS
16
Malinda Putri Setyani
67
TUNTAS
17
67
TUNTAS
18
Muhammad Agus Mulyadi Muhammad Cahya S.I
67
TUNTAS
19
Muhammad Nugroho S
67
TUNTAS
20
Muhammad Nur Fatoni
80
TUNTAS
21
Mutmainatul Kulub
67
TUNTAS
22
Nasziroh
53
BELUM TUNTAS
23
Riska Nur Sanatul Jadidah
67
TUNTAS
67
TUNTAS
25
Saeful Mujab Al Mubarok Siti Aisyatul Mubarokah
67
TUNTAS
26
Siti Yani
53
BELUM TUNTAS
27
Sukri Mustofa
73
TUNTAS
28
Syukron Mashadi
67
TUNTAS
29
Teguh Hidayat
73
TUNTAS
30
Tinu Setyawan
67
TUNTAS
31
Ulil Albab
67
TUNTAS
32
Ulin Nuha
60
BELUM TUNTAS
33
Widodo
67
TUNTAS
34
Wisnu Hidayat
67
TUNTAS
35
Wisnu Mareta Nugraha
87
TUNTAS
36
Zaeni
73
TUNTAS
37
Zuli Nur Auliasari
67
TUNTAS
24
Jumlah peserta didik mencapai KKM Ketuntasan klasikal Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata kelas
32 86.4% 93 53 69.4
Lampiran 25 LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS II NAMA GURU TANGGAL PELAKSANAAN
: Arifah Darojatun, S. Pd : 11 Oktober 2010
Berilah penilaian dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai! Aspek yang dinilai Tumbuhkan Pendahuluan
Kegiatan inti
Alami
Memberi motivasi Menyampaikan tujuan pembelajaran Memberikan apersepsi Memberikan informasi awal tentang materi Memanfaatkan alat peraga dengan baik Mengorganisasi kan kelompok untuk diskusi dan mengerjakan tugas kelompok Memberikan bimbingan kepada masingmasing kelompok diskusi.
Membimbing siswa untuk melaporkan hasil diskusi Memberikan konsep secara detail sistem saraf pada manusia Demonstrasi Memberikan Namai
Dilakukan Ya Tidak √
1
Skor 2 3 √
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
4
kan
Ulangi
Penutup
Rayakan
kesempatan pada masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi Memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya dan untuk menyampaikan pendapat.
√
Mereview materi √ dan menekankan konsep yang penting. Mengajak dan √ membimbing siswa menarik kesimpulan. Memberikan √ motivasi pada siswa untuk lebih giat mempelajari materi Memberikan √ afirmasi kepada siswa. Memberikan √ pujian kepada siswa.
√
√
√
√
√
√
Keterangan Skor. 1. Tidak baik 2. Cukup baik 3. Baik 4. Sangat baik Observer / Peneliti
Nur Khanifah NIM: 063811006
Lampiran 26 HASIL OBSERVASI KEAKTIFAN PESERTA DIDIK SIKLUS II Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Materi Pokok Jumlah Peserta didik
: MTsN Brangsong Kendal : IPA Terpadu : IX H : Sistem Saraf Pada Manusia : 37 Peserta didik
Aspek Pengamatan Kel.
A
B
No 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
Nama Ahmad Sutrisno Ahmad wakhidun Amirul Mukminin Cholis M Ubaidilah Dewi Lestari Handayani Dewi Mufidah Hari Setiadi Ika Isnayati Joko Irfansyah Laila Rosana Lia Amelia Maskon M. Ali Al Muhdlor M. Aryo Gumilar M.Suriya Malinda Putri Setyani
A
B
C
D
E
Jumlah (Skor)
Pencapaian (%)
Keterangan
4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4
2 4 3 2 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3
1 2 3 1 2 4 1 3 3 1 1 1 2 1 3 1
2 3 3 1 3 4 1 3 3 1 1 3 4 1 3 2
2 3 2 1 2 3 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1
11 16 15 8 15 19 9 15 15 10 8 13 15 10 16 11
55 80 75 40 75 95 45 75 75 50 40 65 75 50 80 55
Cukup Sangat baik Baik Kurang Baik Sangat baik Kurang Baik Baik Cukup Kurang Baik Baik Cukup Sangat baik Cukup
C
D
E
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
Muhammad Agus Mulyadi Muhammad Cahya S.I Muhammad Nugroho S Muhammad Nur Fatoni Mutmainatul Kulub Nasziroh Riska Nur Sanatul Jadidah Saeful Mujab Al Mubarok Siti Aisyatul Mubarokah Siti Yani Sukri Mustofa Syukron Mashadi Teguh Hidayat Tinu Setyawan Ulil Albab Ulin Nuha Widodo Wisnu Hidayat Wisnu Mareta Nugraha Zaeni Zuli Nur Auliasari Jumlah Pencapaian (%) Keterangan
4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 141 95.2 Sangat baik
3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 2 4 4 3 3 113 76.3 Baik
1 2 1 3 1 1 2 2 2 1 3 2 2 3 1 1 3 1 4 3 1 70 47.2 Kurang
1 3 1 3 1 1 2 4 3 2 3 3 3 4 2 2 3 1 4 3 2 89 60.1 cukup
1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 3 2 2 2 2 1 2 1 4 3 2 65 43.9 kurang
10 14 8 16 10 8 12 15 14 11 17 15 13 17 12 10 14 10 20 16 12 478 64.5 baik
50 70 40 80 50 40 60 75 70 55 85 75 65 85 60 50 70 50 100 80 60
Cukup Baik Kurang Sangat baik Cukup Kurang Cukup Baik Baik Cukup Sangat baik Baik Baik Sangat baik Cukup Cukup Baik Cukup Sangat baik Sangat baik Baik
Keterangan: A = kehadiran B = kerjasama dalam kelompok C = bertanya D = menjawab pertanyaan E = menyampaikan gagasan Kriteria Penilaian: Nilai Kategori 4 Sangat Baik 3 Baik 2 Cukup 1 Kurang
Observer/Peneliti
(Nur Khanifah) 063811006
Lampiran 29 FOTO PENELITIAN
1. Peneliti bersama peserta didik
2. Presentasi kelompok siklus I
3. Kegiatan peserta didik siklus I
4. Kegiatan peserta didik siklus I
5. Kegiatan diskusi siklus II
6. Kegiatan diskusi siklus II
7. Presentasi kelompok siklus II
8. Peserta didik saat bertanya siklus II
Nilai Evaluasi Sistem Ekskresi kelas IX H No. Absen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 Rata-rata kelas Ketuntasan klasikal
Nilai 20 45 64 64 64 89 19 42 40 30 30 64 65 64 64 44 37 64 37 60 32 30 47 40 64 34 64 43 50 44 40 20 64 43 70 52 30 47 35%
KKM ≥ 63 Jumlah peserta didik tuntas: 13 Jumlah peserta didik tidak tuntas: 24
SILABUS Mata pelajaran Kelas Semester Standar kompetensi
: IPA Terpadu : IX : Ganjil : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
1.3 Mendeskripsikan sistem koordinasi dan alat indra pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan
Sistem koordinasi dan alat indera pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan
Melalui pertanyaan terbimbing mengkaji tentang pengertian sistem saraf. Secara individu melalui analogi tangan menyebutkan morfologi neuron serta fungsinya. Melalui kerja kelompok dan praktik, mengkaji tentang tiga macam sel saraf serta fungsinya, gerak refleks dan gerak biasa. Mempresentasikan secara kelompok hasil praktik kelompok tentang tiga macam sel saraf serta
Indikator menjelaskan pengertian sistem saraf. menjelaskan bagian-bagian sel saraf beserta fungsinya. membedakan tiga macam sel saraf berdasarkan fungsinya. membedakan proses gerak refleks dan gerak biasa.
Penilaian
Alokasi Waktu
tugas 4 X 40’ kelompok , tugas individu, unjuk kerja, sikap, dan tes evaluasi.
Sumber buku, bahan/alat Sumber buku acuan yang relevan Sumarwan , dkk, IPA SMP untuk kelas IX 3A semester 1, Jakarta, Erlangga: 2007. LKS Alat: senter, carta.
fungsinya, gerak refleks dan gerak biasa. Melalui kerja kelompok, belajar mandiri dengan membuat resume, dan jembatan keledai, kemudian mengkomunikasikan tentang pembagian sistem saraf pusat, bagian-bagian penyusunnya serta fungsinya. .Menyimpulkan fungsi sistem saraf pada manusia melalui arahan terbimbing dari guru. Membaca mandiri dan mengkaji tentang kelainan sistem saraf dengan arahan terbimbing dari guru.
menjelaskan bagian-bagian dalam sistem saraf pusat beserta fungsinya menjelaskan bagian-bagian dalam sistem saraf tepi beserta fungsinya menyebutkan fungsi sistem saraf
menjelaskan kelainan pada sistem saraf
tugas 4X40’ kelompok , tugas individu, unjuk kerja, sikap, dan tes evaluasi.
Guru Mata Ajar Biologi
Peneliti
Arifah Darojatun, S.Pd. NIP.197810272003122002
Nur Khanifah NIM.063811006
Kepala MTsN Brangsong Kendal
Dra. Hj. Zayinatun NIP.195412101979032011