EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP HASANUDDIN 6 SEMARANG KOMPETENSI DASAR GERAK PADA TUMBUHAN
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Biologi
Oleh: HANI AMMARIA NIM: 073811030
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
i
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
: Hani Ammaria
NIM
: 073811030
Jurusan/Program Studi
: Tadris Biologi/ SI
menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 10 November 2011 Saya yang menyatakan,
HANI AMMARIA NIM: 073811030
ii
KEMENTERIAN AGAMA R.I INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang Telp 024-7601295 Fax. 7615387 PENGESAHAN Naskah skripsi dengan: Judul : Efektivitas Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP
Hasanuddin
6
Kompetensi
Dasar
Gerak
pada
Tumbuhan. Nama : Hani Ammaria NIM : 073811030 Jurusan : Tadris Biologi Program Studi : Tadris Biologi telah diujikan dalam sidang munaqosyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Biologi. Semarang, 21 Desember 2011 DEWAN PENGUJI Ketua,
Sekretaris,
Drs. Listyono, M.Pd. NIP.19691016 200801 1 008
Lianah, M.Pd. NIP. 19590313 198103 2 007
Penguji I,
Penguji II,
Drs. Achmad Sudja’i, M.Ag. NIP:19511005 197612 1 001
Hj. Nur Khasanah, S.Pd., M.Kes. NIP : 19751113 200501 2 001 Pembimbing I
Pembimbing II,
Lianah, M.Pd. NIP. 19590313 198103 2 007
Nasirudin, M. Ag. NIP. 19691012 199603 1 002
iii
NOTA PEMBIMBING Semarang, 10 November 2011
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang Assalamu ’alaikum wr.wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul
: Efektivitas
Model
Pembelajaran
Teams
Games
Tournament (TGT) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas
VIII
SMP
Hasanuddin
6
Semarang
Kompetensi Dasar Gerak pada Tumbuhan. Nama
: Hani Ammaria
NIM
: 073811030
Jurusan
: Tadris Biologi
Program Studi : SI Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah. Wassalamu ‘alaikum wr.wb.
Pembimbing I,
Lianah, M. Pd. NIP. 13191497 300000 2 000
iv
NOTA PEMBIMBING Semarang, 10 November 2011
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang Assalamu ’alaikum wr.wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul
: Efektivitas Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Hasanuddin 6 Semarang Kompetensi Dasar Gerak pada Tumbuhan
Nama
: Hani Ammaria
NIM
: 073811030
Jurusan
: Tadris Biologi
Program Studi : SI Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah. Wassalamu ‘alaikum wr.wb.
Pembimbing II,
Nasirudin, M. Ag. NIP. 19691012 199603 1 002
v
ABSTRAK Judul
Penulis NIM
: Efektivitas Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Hasanuddin 6 Semarang Kompetensi Dasar Gerak pada Tumbuhan. : Hani Ammaria : 073811030
Skripsi ini membahas tentang efektivitas penggunaan model pembelajaran teams games tournament (TGT) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar gerak pada tumbuhan. Realita di lapangan yang terjadi pada proses pembalajaran biologi masih terpusat dikarenakan guru masih menggunakan metode ceramah sehingga peserta didik merasa jenuh dan pasif. Untuk mengatasi permasalahan yang ada, peneliti mencoba menggunakan model pembelajaran teams games tournament (TGT), Sehingga penelitian ini bertujuan : untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran teams games tournament (TGT) dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP NU Hasanuddin 6 Semarang pada kompetensi dasar gerak pada tumbuhan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis uji perbandingan 2 rata-rata/bisa disebut uji t-satu pihak (pihak kanan). Adapun bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen, yaitu membandingkan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII B dan VIII C. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik sampling purposive. Pengumpulan data menggunakan instrumen tes untuk menjaring data dan observasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik statistik yang sebelumnya terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Pada uji normalitas diperoleh kelompok eksperimen 2hitung = 8,8525 dan kelompok kontrol 2 hitung = 7,9341dengan α= 5% dari distribusi chi-kuadrat didapat 2 tabel : 11,1. sehingga 2 hitung < 2 tabel. Maka dapat disimpulkan data tersebut berdistribusi normal. Data hasil posttest dalam penelitian ini tidak di uji homegenitasnya, karena kelas yang digunakan sebagai sampel sudah homogen. Hal itu terbukti bahwa sebelum melakukan treatmen, peneliti telah melakukan pengujian homogenitas dengan menggunakan data nilai ulangan materi sebelumnya, yaitu di peroleh F hitung : 1,078 dengan a = 5% dengan dkpembilang = nb- 1 = 34 - 1 = 33 dan dkpenyebut = nk – 1 = 33 - 1 = 32 ddiperoleh F tabeL 1,76. Sehingga F hitung < F table. Maka dapat disimpulkan kelas tersebut bersifat homogen. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis uji t. Uji t dilakukan untuk membandingkan hasil post test antar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk melihat tingkat keberhasilan suatu metode, pengujian hipotesis menunjukkan bahwa dari hasil tes yang telah dilakukan diperoleh hasil rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen adalah 66,09, sedang rata-rata kelompok kontrol adalah 46,82. Berdasarkan uji percobaan satu pihak, yaitu pihak kanan diperoleh thitung = 7,533 dan ttabel = 1,66, berarti thitung > ttabel, sehingga Ho diterima. Dilihat dari hasil akhir dapat disimpulkan bahwa
vi
hasil belajar kedua kelompok berbeda secara nyata dan signifikan, yaitu kelompok eksperimen memperoleh data hasil lebih baik dari kelompok kontrol. Dengan demikian hipotesis yang diajukan diterima dikarenakan penggunaan model pembelajaran teams games tournament (TGT) efektif dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Hasanuddin 6 Semarang kompetensi dasar gerak pada tumbuhan .
vii
KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SAW yang telah memberikan petunjuk, kekuatan, dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Hasanuddin 6 Semarang Kompetensi Dasar Gerak pada Tumbuhan” ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan Islam pada Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. Dalam
Kesempatan
ini,
perkenankanlah
penulis
mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik dalam penelitian maupun penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada: 1. DR.Suja’i, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Hj. Nur Khasanah, S.Pd., M.Kes. selaku Ketua Prodi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 3. Lianah, M. Pd sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk dalam penulisan skripsi dan sebagai Wali Studi Tadris Biologi angkatan 2007 paket A. 4. H. Nasirudin, M. Ag sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk dalam penulisan skripsi. 5. Kepala sekolah SMP Hasanuddin 6 Semarang, Lukman Hakim, S. Pd yang berkenan memberikan izin untuk melakukan penelitian di SMP Hasanuddin 6 Semarang.
6. M. Nur Hasyim, A. Md selaku guru Biologi SMP Hasanuddin 6 Semarang dan seluruh staf SMP Hasanuddin 6 Semarang, yang berkenan membantu dan mengarahkan penulis dalam proses penelitian.
viii
7. Ayah dan ibu tercinta, terima kasih atas curahan kasih sayangnya yang begitu dalam dan yang selalu memberikan dukungan, nasihat dan doa yang tanpa henti. 8. Guru-guruku dari mulai TK sampai kuliah yang senantiasa mengajarkan ilmuilmunya yang menjadikan hidupku berarti, yang telah membuka khasanah ilmu pengetahuan dan agama yang tak mampu aku pahami tanpa mereka. 9. Adinda Marya Ulfa, yang selalu menjadi pelampiasan rasa sayang, amarah dan tempat bersandar. 10. Sahabat-sahabatku mas Ro’uf, akhy Si’in, Kepompong (Mb’ Cha, mb’ Naim, Dani dan Dewik), yang telah memberikan dukungan dan motivasinya selama ini dan menemukan arti sebuah persahabatan. 11. Teman-teman “Tadris Biologi 07” yang aku sayangi, senasib seperjuangan. 12. Dek Aqil, mbak Zi, mbak Umi dan semua teman-teman kos As Syifa’, tim PPL SMAN 6 Semarang dan tim KKN posko 62, terima kasih atas dukungan dan atas perhatiannya. 13. Semua pihak dan instansi terkait yang telah membantu selama dilaksanakannya penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini Penulis menyadari bahwa pengetahuan yang penulis miliki masih kurang, sehingga skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna perbaikan dan penyempurnaan tulisan berikutnya. Bukanlah hal yang berlebihan apabila penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, amin.
Semarang, 10 November 2011
Hani Ammaria NIM: 073811030
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................................
ii
PENGESAHAN .............................................................................................................
iii
NOTA PEMBIMBING ..................................................................................................
iv
ABSTRAK .....................................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................
x
BAB I
BAB II
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .........................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................
3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..............................................................
4
: LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka........................................................................................
6
B. KerangkaTeoritik ...................................................................................
7
1. Model pembelajaraan kooperatif teams games tournament (TGT) a. Model Pembelajaran ...................................................................
7
b. Pembelajaran Kooperatif ............................................................
9
c. Model pembelajaran teams games tournament (TGT) ..........................................................................................
11
2. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar .......................................................................
14
b. Hasil Belajar ..............................................................................
18
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ......................
19
3. Materi Gerak pada Tumbuhan .........................................................
21
C. Rumusan Hipotesis ................................................................................
29
x
BAB III : METODE PENELITIAN
BAB IV :
A. Jenis Penelitian .......................................................................................
31
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................
32
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................
32
D. Variabel dan Indikator Penelitian...........................................................
33
E. Pengumpulan Data Penelitian ................................................................
34
F. Analisis Data Penelitian .........................................................................
35
1. Analisis pendahuluan .......................................................................
36
2. Analisis uji hipotesis ........................................................................
39
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian .............................................................
44
B. Pengujian Hipotesis ................................................................................
47
a. Analisa Tahap Awal ..........................................................................
48
b. Analisa Tahap Akhir ..........................................................................
51
C. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................
55
D. Keterbatasan Penelitian ..........................................................................
60
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................
61
B. Saran .......................................................................................................
61
C. Penutup...................................................................................................
62
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR TABEL Tabel 1
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif, 10.
Tabel 2
Desain Penelitian Eksperimen, 32.
Tabel 3
Presentase Validitas Tes Butir Soal, 46.
Tabel 4
Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal, 46.
Tabel 5
Persentase Daya Beda Butir Soal, 47.
Tabel 6
Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Ulangan Materi Sebelumnya Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol, 48.
Tabel 7
Sumber Data Perhitungan Varians, 49.
Tabel 8
Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata, 50.
Tabel 9
Daftar Nilai Frekuensi Observasi Nilai Kelompok Eksperimen, 52.
Tabel 10
Daftar Nilai Frekuensi Observasi Nilai Kelompok Kontrol, 52.
Tabel 11
Sumber Data Untuk Uji T, 54.
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Bagan Penempatan Meja Turnamen, 13.
Gambar 2
Fototropisme, 22.
Gambar 3
Geotropisme/ Gravitropisme, 23.
Gambar 4
Ercis (Pisum sativum) dan Semangka (Citrullus lanatus), 24.
Gambar 5
Pertumbuhan Akar Umumnya Menuju ke Sumber Air, 24.
Gambar 6
Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa), 26.
Gambar 7
Daun Lamtoro (Leucaena leucocephala), 26.
Gambar 8
Daun Putri Malu (Mimosa pudica), 27.
Gambar 9
Bunga Tulip (Tulip praestans), 27.
Gambar 10
Tumbuhan Kantong Semar (Nepenthes), 28.
Gambar 11
Proses Membuka dan Menutupnya Stomata, 28.
Gambar 12
Gerakan Klorofil Sel Hydilla verticillata, 29.
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Silabus
Lampiran 2
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen
Lampiran 3
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol
Lampiran 4
: Soal Uji Coba
Lampiran 5
: Kisi-Kisi Soal Uji Coba
Lampiran 6
: Soal Posttest Dan Kunci Jawaban
Lampiran 7
: Perhitungan Analisis Instrumen Butir Soal Uji Coba
Lampiran 8
: Nama Kelompok Kelas Eksperimen
Lampiran 9
: Soal Game
Lampiran 10
: Daftar Peserta Didik Kelas Eksperimen dan Kontrol
Lampiran 11
: Analisis Uji Normalitas Awal Kelas Kontrol
Lampiran 12
: Analisis Uji Normalitas Awal Kelas eksperimen
Lampiran 13
: Analisis Uji Homogenitas Awal kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Lampiran 14
: Analisis Uji Kesamaan Rata-rata kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Lampiran 15
: Analisis Uji Normalitas Akhir Kelas Kontrol
Lampiran 16
: Analisis Uji Normalitas Akhir Kelas eksperimen
Lampiran 17
: Analisis Uji Perbedaan Rata-rata kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat menuntut sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia juga merupakan syarat untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan
sumber daya manusia tersebut adalah
pendidikan yang berkualitas. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Interaksi ini disebut interaksi pendidikan, yaitu saling mempengaruhi antara pendidik dan peserta didik.1 Dalam proses pembelajaran, anak adalah subjek dan sebagai objek dari kegiatan pembelajaran. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai manakala anak didik berusaha aktif mencapainya. Keaktifan anak didik disini tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi dari segi kejiwaan juga. Bila hanya dari fisik anak saja yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya anak didik tidak belajar, karena anak didik tidak merasakan perubahan didalam dirinya.2 Karena
pada
dasarnya
proses
pembelajaran
merupakan
transformasi perubahan sikap dan ketrampilan dengan melibatkan aktifitas fisik dan mental siswa. Keterlibatan siswa baik fisik maupun mental
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,( Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2009).hlm.3. 2
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan cipta.2006).hlm.38.
Zain.Strategi Belajar Mengajar(.Jakarta:Rineka
1
merupakan
bentuk
pengalaman
belajar
yang
dapat
mempererat
pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Guru atau pendidik sebagai tenaga pendidik yang professional harus dengan sadar
berusaha mengatur lingkungan
belajar agar bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang dimiliki, guru gunakan untuk bagaimana mempersiapkan progam pengajaran dengan baik dan sistematis. Kurangnya keaktifan siswa antara lain disebabkan oleh kurang melibatkan keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran. Di dalam proses belajarnya siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru, tanpa melakukan sesuatu yang membuat siswa aktif dalam belajarnya. Berdasarkan fakta dilapangan, konsep proses pembelajaran yang demikian mengakibatkan kurang melibatkan aktivitas siswa dan kemandirian siswa dalm belajar. Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti memilih dan menerapkan model pembelajaran yang mampu merangsang siswa lebih aktif dalam belajar, sehingga memungkinkan siswa untuk berinteraksi dan saling menkomunikasikan pengetahuan dalam proses pembelajaran serta mempunyai rasa tanggung jawab untuk
meningkatkan kemampuan
memahami atau hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran serta seluruh
siswa
adalah
model
pembelajaran
kooperatif.
Dengan
pembelajaran kooperatif siswa diharapkan dapat saling membantu, saling berdiskusi,
dan
beragumentasi
untuk
mengasah
khasanah
ilmu
pengetahuan yang mereka kuasai dan menutup kesenjangan pemahaman masin-masing. Salah satu dari model pembelajaran kooperatif ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran teams games tournament (TGT). Diharapkan dengan penggunaan model pembelajaran TGT, akan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab, kerja sama, pemahaman siswa
2
tentang materi yang diajarkan dan tidak kalah lebih penting adalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Teams games tournament (TGT) merupakan salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedann status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Kompetensi dasar gerak pada tumbuhan merupakan salah satu materi pelajaran sains (biologi) tingkat SMP atau MTs kelas VIII semester genap. KD gerak pada tumbuhan ini mencakup beberapa bahasan diantaranya adalah gerak endonom (tropisme, taksi, dan nasti) dan gerak etionom. Dengan menggunakan model pembelajaran TGT siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran ssehingga tidak menimbulkan rasa kejenuhan karena mengandung unsure permainan. Keterlibatan siswa secara langsung dalam pembelajaran kan membantu mereka untuk mencapai kecakapan kognitif, efektif, dan psikomotorik, sehingga standar kompetensi(SK) dan kompetensi dasar(KD) materi ini dapat tercapai. Berdasarkan uraian diatas, dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP HASANUDDIN 6 SEMARANG KOMPETENSI DASAR GERAK PADA TUMBUHAN”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, timbul suatu permasalahan yaitu: Apakah model pembelajaran
teams games
tournament (TGT) efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Hasanuddin 6 Semarang pada kompetensi dasar gerak pada tumbuhan?.
3
Model pembelajaran teams games tournament (TGT) dikatakan efektif jika hasil belajar kelas yang menggunakan model pembelajaran teams games tournament (TGT) lebih baik dari pada kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional (metode ceramah).
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran teams games tournament (TGT) dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Hasanuddin 6 Semarang pada kompetensi dasar gerak pada tumbuhan. Sedangkan manfaat yang diharapkan setelah menyelesaikan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Bagi peserta didik a.
Dapat meningkatkan hasil belajar biologi seiring dengan meningkatnya keaktifan siswa dalam pembelajaran biologi.
b.
Meningkatkan rasa tanggung jawab, karena diberikan tanggung jawab terhadap penguasaan pada bagian materi pelajaran.
c.
Memberikan suasana kelas yang menyenangkan sehingga siswa tertarik dan antusias mengikuti pelajaran.
d.
2.
Siswa akan lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran.
Bagi guru (pendidik) a.
Dapat meningkatkan kreativitas pendidik dalam kegiatan belajar pengajar sehingga mendapat kegiatan belajar mengajar yang bermutu.
b.
Guru lebih mengetahui potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didiknya sehingga dapat mengoptimalkan proses kagiatan belajar mengajar.
4
c.
Sebagai
bahan
masukan
untuk
memanfaatkan
model
pembelajaran kooperatif salah satunya TGT. 3.
Bagi sekolah Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas hasil sekolah yang diwujudkan melalui hasil akhir pembelajaran yang memuaskan.
4.
Bagi peneliti Dapat memperoleh pengalaman secara langsung bagaimana penerapan model pembelajaran teams games tournament (TGT) dengan efektif dan efisien.
5
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi seperti buku, jurnal papers, artikel, disertasi, tesis, skripsi, hand outs, laboratory manuals, dan karya ilmiah lainnya yang dapat dijadikan penulis sebagai rujukan atau perbandingan terhadap penelitian yang penulis laksanakan. Dalam hal ini, penulis mengambil beberapa kajian pustaka dalam bentuk skripsi yang dapat digunakan sebagai rujukan perbandingan. 1. Skripsi yang disusun oleh Dika Freida Nurynnysa (NIM: 063611021) dengan judul “penerapan model pembelajaran teams games tournament (TGT) dengan permainan destinasi untuk meningkatkan hasil belajar fisika materi pokok pemuaian pada peserta didik kelas VII A MTs Sabilul Ulum Mayong Jepara semester gasal tahun ajaran 2010/2011”. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa dengan penerapan model pembelajaran TGT dengan permainan destinasi dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII A MTs sabilul Ulum Mayong Jepara pada materi pokok pemuaian. 2. Skripsi yang disusun oleh Soniawati (NIM: 053811077) dengan judul “studi komparasi hasil belajar biologi materi pokok sistem indera manusia antara pembelajaran dengan menggunakan metode TGT (Teams games tournament) dan metode ceramah di MA Al-Asror Semarang tahun ajaran 2009/2010”. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh menunjukkan bahwa hasil belajar kelas dengan menggunakan model TGT mendapatkan nilai lebih baik yaitu 77,2 sedangkan kelas yang mendapatkan pembelajaran dengan metode ceramah mendapatkan nilai : 68,1. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar biologi materi pokok
6
sistem indera manusia antara pembelajaran dengan model TGT (teams games tournament) dan metode ceramah. 3. Skripsi yang disusun oleh Diyanto (NIM: 4101905014) mahasiswa UNNES Fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam dengan judul “penerapan model pembelajaran cooperative learning melalui tipe TGT (teams games tournament) dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII 6 MTs Filial Al-Iman Adiwerna Tegal pada pokok bahasan bilangan bulat”. Dari penelitian yang dilakukan, bahwa dengan menggunakan model pembelajaran TGT hasil belajar siswa kelas VII 6 MTs Filial Al-Iman Adiwerna Tegal mengalami peningkatan. Hal ini terlihat pada peningkatan ketuntasan belajar dari 76.6% menjadi 85,3%, dan meningkat lagi menjadi 87,7%.
Berdasarkan beberapa kajian skripsi terdahulu di atas, peneliti mengambil judul “efektivitas model pembelajaran teams games tournament (TGT) dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP NU Hasanuddin 6 Semarang kompotensi dasar gerak pada tumbuhan”. Letak perbedaan dari skripsi-skripsi di atas atau penelitian-penelitan sebelumnya adalah
pada penelitian ini hanya terbatas pada pengujian kefektivan
penerapan model pembelajaran teams games tournament (TGT) pada KD gerak pada tumbuhan.
B. Kerangka Teoritik 1. Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT) a. Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial.1 Menurut Arends, yang dikutip Hamruni, nenjelaskan bahwa model pembelajaran mengacu 1
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2010),Cet. 1,
hlm.51.
7
pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk didalamnya
tujuan-tujuan
pengajaran,
tahap-tahap
dalam
pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.2 Menurut Joyce dan Weil menyatakan bahwa model mengajar merupakan model belajar dengan model tersebut guru dapat membantu siswa
untuk
mendapatkan
atau
memperoleh
informasi,
ide,
keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide diri sendiri. Selain itu, mereka juga mengajarkan bagaimana mereka belajar.3 Sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi model pembelajaran di sini adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksnakan pembelajaran. Adapun menurut Soekamto, dkk sebagaimana yang dikutip Trianto,
mengemukakan
bahwa
yang
dimaksud
dari
model
pembelajaran adalah: Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.4 Menurut Arends
yang dikutip Trianto, menyeleksi enam
macam model pembelajaran yang sering dan praktis digunakan dalam mengajar, antara lain adalah : 1). 2). 3). 4). 5). 6).
Presentasi Pengajaran langsung (direct instruction) Pengajaran konsep Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) Pengajaran berdasarkan masalah (problem based instruction) Diskusi kelas.5
2
Hamruni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan, (Yogyakarta :Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009),hlm.5. 3
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu,hlm. 51.
4
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2007), hlm.5. 5
Trianto, Model pembelajaran terpadu, hlm. 53.
8
Setiap penggunakan model pembelajaran harus memiliki pertimbangan-pertimbangan agar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Seperti halnya harus sesuai dengan materi pelajaran, jam pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, lingkungan belajar, dan fasilitas penunjang yang tersedia, konsep yang lebih cocok dan dapat dipadukan dengan model pembelajaran yang lain untuk meningkatkan hasil belajar.
b. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative learning) Salah satu bentuk model pembelajaran adalah model pembelajaran
kooperatif
pembelajaran
kooperatif
atau
cooperative
bernaung
dalam
learning. teori
Model
konstruktivis.
Pembelajaran ini muncul dari kosep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks.6 Setiap kelas kooperatif, siswa harus belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku atau ras, dan satu sama lain saling bekerja sama. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberi kesempatan kepada semua peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan kegiatan belajar. Jadi,
dapat
diketahui
bahwa
pembelajaran
kooperatif
(Cooperative learning) merupakan pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan kata lain pembelajaran kooperatif adalah model 6
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), Ed.I, Cet.2, hlm. 56
9
pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik (academic skill), sekaligus kecakapan sosial (sosial skill).7 Menurut Ibrahim dkk yang dikutip Trianto tujuan dari pembelajaran kooperatif mencakup tiga jenis tujuan penting, yaitu : 1) Hasil belajar akademik Agar dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsepkonsep yang sulit, dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan berfikir krtis. 2) Penerimaan terhadap keragaman Agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai latar belakang yang bermacam-macam, seperti keragaman ras, budaya dan agama, strata sosial, kemampuan, dan ketidakmampuan. 3) Pengembangan keterampilan sosial Agar dapat melatih keterampilan-keterampilan kerjasama dan kolaborasi , dan juga keterampilan-keterampilan tanya jawab.8 Menurut Trianto, terdapat enam langkah atau tahapan dalam menggunakan
pembelajaran
kooperatif.9
Langkah-langkah
itu
ditunjukkan pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Fase Fase – 1 Menyampaikan dan motivasi didik
Tingkah Laku Guru tujuan Guru menyampaikan semua tujuan peserta pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi peserta didik belajar
Fase – 2 Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada peserta didik dengan jalan mendemontrasi atau lewat bahan bacaan
7
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta : Prenada Media Group, 2009), Ed. 1.,Cet.2., hlm.267. 8
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),hlm.57. 9
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran , hlm.48.
10
Fase – 3 Mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada peserta didik bagaimana caranya untuk membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
Fase – 4 Membimbing kelompok Guru membimbing kelompok-kelompok bekerja dan belajar belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka Fase – 5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil-hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil belajarnya Fase – 6 Memberikan Guru mencari cara-cara untuk penghargaan menghargai baik upaya menurut hasil belajar individu maupun kelompok Menurut Slavin, terdapat berbagai macam model pembelajaran kooperatif (cooperative learning), diantaranya adalah: 1) 2) 3) 4) 5) 6)
STAD (Student Teams Achievement Division) JIGSAW II Kelompok investigasi (Group Investigation) TGT (Teams Games Tournament) TAI (Team Accelerated Instruction) CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)10 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan salah satu tipe
model pembelajaran kooperatif, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament).
c. Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Model pembelajarn kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), atau pertandingan permainan tim dikembangkan secara asli 10
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (bandung : Nusa Media, 2010), cet. VI., hlm.11.
11
oleh David De Vries dan Keath Edward. Pada model ini siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.11 Pembelajaran kooperatif model TGT adalah suatu teknik yang sama seperti STAD kecuali satu hal, yaitu TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para peserta didik berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota dari tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka.12 Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat 148 yang menjelaskan tentang perintah Allah SWT untuk berlomba-lomba dalam hal kebaikan.
”Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. al – Baqarah/2 : 148).13 Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif meodel teams games tournament (TGT) memungkinkan
siswa
dapat
belajar
lebih
rileks
disamping
menumbuhkan tanggung jwab, kerja sama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar. Setidaknya terdapat lima komponen utama dalam teams games tournament (Slavin) yaitu :
11
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, hlm. 13.
12
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, hlm.163-165.
13
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya , hlm. 24.
12
1) Penyajian kelas (Class Presentation) Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru, dan menjelaskan rambu-rambu permainan dan turnamen, serta memotivasi siswa dalam kerja kelompok untuk menjadi pemenang dalam game dan turnamen. 2) Kelompok (Teams) Kelompok biasanya terdiri dar 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, dan ras atau etnik. anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal saat game. 3) Permainan (Games) Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengeatahuan siswa yang diperolehnya saat presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dimainkan di atas meja dengan tiga orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. 4) Turnamen (Tournament) Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung. Biasanya berlangsung pada akhir minggu setelah guru memberikan presentasi kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan. Pada waktu turnamen, guru menunjuk siswa untuk berada pada meja turnamen. Tiga siswa berprestasi tinggi sebelumnya pada meja 1, tiga berikutnya pada meja 2, dan seterusnya. Penempatan siswa dalam meja turnamen dapat dilihat seperti bagan 2.1 di bawah ini:
Meja Turnamen 1
B-1
B-2
A-1
A2
Tinggi
sedang sedang rendah
Meja Turnamen 2
B-3
B-4
Tinggi sedang sedang rendah
A-3
A-4
Meja Turnamen 4
Meja Turnamen 3
C-1
C-2
C-3
C-4
Tinggi sedang sedang rendah
13
5) Penghargaan kelompok (Teams Recognize ) Ada tiga macam tingkatan penghargaan yang deberikan. Ketiganya didasarkan pada rata-rata skor tim, sebagai berikut: Kriteria (Rata-Rata Tim) Penghargaan 15 TIM BAIK 16 TIM SANGAT BAIK 17 TIM SUPER Kriteria ini merupakan satu rangkaian sehingga untuk menjadi tim sangat baik sebagian besar anggota tim harus memiliki skor di atas skor awal, dan untuk menjasi tim super sebagian besar anggota tim harus memiliki skor setidaknya sepuluh poin diatas skor dasar. Penghargaan bisa berupa pemberian ucapan selamat, sertifikat, maupun yang lainnya.14 Model
pembelajaran kooperatif teams games tournament
(TGT) ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dari pembelajaran TGT antara lain: a) Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas b) Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu c) Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam d) Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa e) Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain f) Motivasi belajar lebih tinggi g) Hasil belajar lebih baik h) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi Sedangkan kelemahan TGT adalah: a) Bagi guru (1). Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis. (2). Waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. b) Bagi siswa Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. 15
14
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik , hlm. 160-166.
15
Anatahime, “Model Pembelajaran Kooperatif Metode Teams Games Tournament (TGT)”, http://biologyeducationresearch.blogspot.com/2009/11/model-pembelajaran-kooperatifmetode.html, (05/02/2011 08.25 WIB)
14
2. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Islam sebagai rahmatal li al-‘alamin sangat mewajibkan umatnya untuk selalu belajar. Bahkan Allah mengawali menurunkan Al-Qur‟an sebagai pedoman hidup manusia dengan ayat yang memerintahkan rasul-Nya, Muhammad SAW., untuk membaca dan membaca (iqra’).16 Sebagaimana dalam surat al- „Alaq ayat 1-5.
1. 2. 3. 4. 5.
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam Dia mengajar kepada manusia apa yang diketahuinya.(Q.S. al- „Alaq/ 96 : 1-5).
yang
tidak
Sejak turunnya wahyu pertama kepada Muhammad SAW., Islam telah menekankan perintah untuk belajar. Ayat pertama juga menjadi bukti bahwa Al-Qur‟an memandang penting belajar agar manusia dapat memahami seluruh kejadian yang ada di sekitarnya, sehingga meningkatkan rasa syukur dan mengakui akan kebesaran Allah SWT. Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai sejak lahir sampai akhir hayat.kemampuan manusia untuk belajar merupakan
16
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta : Ar Ruzz Media, 2010), hlm.29.
15
karakteristik penting yang membedakan manusia dengan mahluk lain.17 Seperti dalam firman Allah SWT surat at Tiin ayat 4.
” Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” . (Q.S. at- Tiin /95 : 4)
Dalam Kamus Besar Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti ”berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu, sehingga dengan belajar manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu.18 Dalam belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik ataupun yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal lain yang selalu terikat dalam belajar adalah pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya.19 Unsur perubahan dan pengalaman hampir selalu ditekankan dalam definisi tentang belajar yang dikemukakan oleh beberapa pakar pendidikan.
17
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran.
18
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran. hlm.13.
19
Nana Syaodih Sukmadinata,Landasan Psikologi Proses Pendidikan, ,( Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2009),hlm.155.
16
1) Gagne Belajar
adalah
kecenderungan
perubahan
disposisi
atau
kemampuan yang dicapai seseorang yang Dapat dipertahankan selama proses pertumbuhan melalui aktivitas.20 2) Howard L. Kingsleny Learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed trough practice or training (Belajar adalah proses ketika tingkah laku
(dalam arti luas) ditimbulkan atau
diubah melalui praktik atau latihan).21 3) Cronbach Learning is shown by a change in behavior as a result of experience.22 (Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman) 4) Morgan Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past experience. (Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman). 5) Syekh Abdul Aziz dalam kitab At-Tarbiyatul wa Thuruqut Tadris mendenifisikan belajar sebagai berikut:
. “Belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku pada hati (jiwa) si pelajar berdasarkan yang sudah dimiliki menuju perubahan baru”. 20
Yatim Riyanto, Paradigm Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas, hlm.4. 21
Baharuddin, Pendidikan & Psikologi Perkembangan, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2010), Cet. 2., hlm.162. 22
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Raja Gravindo Persada, 2008),
hlm. 231. 23
Sholeh Abdul Aziz, Abdul Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah wa Turuqu al-Tadris, Juz 1, (Mekkah: Darul Ma‟arif, t.t.), hlm. 169.
17
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar adalah proses perubahan tingkah laku melalui aktivitas atau pengalaman. Yang memiliki beberapa ciri yang dapat membawa perubahan bagi si pelaku, baik perubahan pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Antara lain: a) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior) b) Perubahan perilaku relative permanent. c) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar berlangsung. d) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman. e) Pengalaman atau latihan dapat diberikan penguatan.24
b. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Menurut Agus Suprijono, hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, milai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.25 Merujuk pemikiran Gagne yang dikutip Aunurrahman, menyimpulkan ada lima macam hasil belajar yaitu: 1) Informasi verbal Yaitu kemampuan mendeskripsikan sesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan. 2) Keterampilan intelektual Yaitu kemampuan mempresentasikan konsep atau lambang yang terdiri dari kemampuan mengkatagorisasi, analisis-sintesis faktakonsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. 3) Strategi kognitif Kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam memperhatikan, belajar, mengingat, dan berfikir. 4) Keterampilan motorik Kemampuan untuk melakukan dan mengkoordinasikan serangkaian gerakan-gerakan jasmani yang berhubungan dengan otot. 24
Bahruddin, Pendidikan & Psikologi Perkembangan.
25
Agus Suprijono, cooperative learning, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), cet.3.,
hlm.5.
18
5) Sikap Kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku seseorang yang didasari oleh emosi, kepercayaan serta faktor intelektual.26 Sedangkan menurut Bloom dkk, mengkatagorikan hasil belajar ke dalam tiga ranah yaitu : ranah kognitif, terdiri dari enam jenis perilaku (pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, evaluasi), Ranah afektif terdiri dari lima jenis perilaku (penerimaan, sambutan, penilaian, organisasi, karakterisasi), dan ranah psikomotor terdiri dari tujuh perilaku atau kemampuan motorik (persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, kreativitas).27 c. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar. 1) Faktor internal a) Faktor biologis (jasmaniah) Bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Kondisi fisik mencakup kelengkapan dan kesehatan indra penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan pencecapan. b) Faktor psikologis Mencakup kndisi kesehatan psikis, kecerdasan, bakat, dan kemauan.28
26
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung : ALFABETA, 2009), cet.3.,
hlm.47. 27
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2009), cet.6., hlm. 78. 28
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004), cet.2., hlm. 138.
19
2) Faktor eksternal a) Lingkungan keluarga Mencakup suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, keadaan ekonomi keluarga. b) Lingkungan sekolah Mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten. c) Lingkungan masyarakat Mencakup kegiatan siswa dalam measyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.29 Sedangkan menurut Syaikh Ibrahim bin Isma‟il, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dalam kitab Ta‟lim Muta'allim ada 6 yaitu:
#
ﺴﺄ ﻨﺒﻚ ﻋﻦﻤﺟﻤﻮﻋﻬﺎ ﺑﺑﻴﺎﻦ ﻮﺍﺮﺸﺎ ﺪ ﺍﺳﺗﺎﺫ ﻮﻄﻮﻝ ﺯﻣﺎ ﻦ
#
ﺍﻻﻻ ﺘﻧﺎ ﻞ ﺍ ﻠﻌﻠﻢ ﺍﻻ ﺒﺴﺘﺔ
ﺫ ﻛﺎﺀ ﻮﺤﺮﺺ ﻮﺍ ﺻﻄﺑﺎ ﺮ ﻮﺒﻠﻐﺔ
“(Ingatlah, kamu tidak akan berhasil dalam memperoleh ilmu, kecuali dengan 6 perkara yang akan dijelaskan kepadamu secara ringkas, yaitu kecerdasan, cinta kepada ilmu, kesabaran, biaya cukup, petunjuk guru, dan masa yang lama)”.31
Jadi dapat di ketahui bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar seseorang. Antara lain adalah kesehatan jasmani, psikis, keluarga, lingkungan sekitar, sekolah, dan lain-lain.
29
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), cet.5., hlm. 60-72. 30
Ibrahim bin Isma‟il, Syarah Ta’lim Muta’allim, (Surabaya : Al Hidayah), hlm. 15.
31
Az Zarnuji, Pedoman Belajar Bagi Pelajar dan Santri, (Surabaya : Al- Hidayah, 2000),
hlm. 21.
20
3. Materi Gerak pada Tumbuhan Hewan dan manusia sebagai mahluk hidup memiliki ciri bebas bergerak dan mampu menanggapi rangsang, karena keduanya memiliki sistem saraf. Sedangkan tumbuhan tidak memiliki system saraf, tetapi dapat menerima dan menanggapi rangsang yang diterimanya. Dengan kata lain, tumbuhan memiliki kepekaan terhadap rangsangan yang disebut iritabilitas. Menurut Wolfgang Haupt dan Mary Ella dalam kutipan Frank B Salisbury dan Cleon W Ross, rangsangan selalu bekerja pada sistem mesin yang menjadi bagian tumbuhan, dan bagian yang menerima rangsangan (reseptor). Setelah rangsangan diterima, kemudian diubah (transduksi) menjadi bentuk lain, yang kemudian diteruskan menjadi suatu respon motor. Hal itulah yang menyebabkan timbulnya gerak pada tumbuhan.32 Sebagaimana dalam firman Allah SWT pada surat Ar-Rahman ayat 6.
“Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada nya.” (Q.S. ar- Rahman/55 : 6).
Dari ayat tersebut, dapat diketahui bahwa tidak hanya hewan dan manusia yang dapat bergerak, tetapi tumbuh-tumbuhan juga dapat bergerak. Para ahli membedakan gerak pada tumbuhan berdasarkan sumber rangsangan. Jika gerak tumbuhan terjadi bukan karena rangsangan dari luar atau rangsangan itu bersaal dari dalam tumbuhan, disebut dengan gerak endonom sedangkan gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsang dari luar disebut dengan gerak etionom. 33
32
Frank B Salisbury & Cleon W Ross, Fisiologi Tumbuhan, (Bandung : ITB, 1995),jil.3.,
33
Istamar Syamsuri dkk, IPA Biologi SMP, (Jakarta: Erlangga, 2006), Jilid. 2, hlm. 161.
hlm.97.
21
a. Gerak Etionom atau Esionom Gerak etionom merupakan reaksi gerak tunbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan dari luar. Berdasarkan hubungan antara arah respon gerakan dengan arah asal rangsangan, gerak etionom dapat dibedakan menjadi gerak tropisme, taksis, dan nasti. 1) Tropisme Lingkungan sangat
berpengaruh dalam pembentukan
tumbuhan. Tropisme berasal dari bahasa Yunani, tropos yang artinya “berputar”. Jadi pengertian tropisme adalah respon pertumbuhan yang menyebabkan pembengkokan organ tumbuhan yang utuh menuju atau menjauhi stimulus.34 Terdapat beberapa macam gerak tropisme, antara lain adalah: a) Fototropisme (cahaya) Fototropisme berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu phos yang berarti cahaya dan trope. Fototropisme adalah gerak sebagian tubuh tumbuhan karena rangsang cahaya. Rangsang cahaya umumnya cahaya matahari, sehingga gerak ini disebut juga gerak heliotropisme. Dalam bukunya Sylvia S Mader, terdapat dua macam gerak fototropisme. ”The positive phototropisme of stems accour because the cells on the shady side of the stem elongate, in contrast, curving away from light is called negative phototropisme”.35 Cahaya
Gambar 2.2.36 Fototropisme 34
Neil A. Campbell dkk, Biology, (Jakarta : Erlangga, 2003), Jil. 2, hlm. 389.
35
Sylvia S Mader, Biology, (Mc Graw Hill: Higher Education, 2007), Ed.9., hlm. 479.
36
Nur Hasyim, “Gerak Pada Tumbuhan”, Power Point (Semarang : 2010), Slide.16.
22
b) Geotropisme (gravitasi bumi) Geotropisme adalah gerak sebagian tubuh tumbuhan karena
pengaruh
pertumbuhan
ke
gaya arah
tarik
bumi
menjauhi
(gravitasi).
tarikan
Gerak
gravitasi
bumi
merupakan contoh dari geotropisme positif dan negatif. Contoh dari geotropisme negatif adalah gerakan akar menuju tanah. Sedangkan contoh dari geotropisme negatif
adalah gerak
tumbuh batang menjauhi tanah.
Gambar 2.3.37 Geotropisme/ Gravitropisme
c) Tigmotropisme (persinggungan atau sentuhan) Menurut Jaffe dan Galston dalam kutipan Frank B Salisbury
dan
Cleon
W
Ross
mengemukakan
bahwa
tigmotropisme merupakan respon terhadap sentuhan benda padat, yaitu dengan merambatnya tumbuhan mengelilingi sebuah tiang atau batang tumbuhan lain.38 Misalnya gerak membelit ujung batang maupun sulur dari Curcubitaceae, misalnya ketimun. Contoh tanaman lain yang bersulur adalah melon (Cucumis melo L), semangka ( Citrullus lanatus ), ercis (Pisum sativum), dan lain-lain.
37
Nur Hasyim, “Gerak Pada Tumbuhan”, Power Point (Semarang : 2010), slide.10.
38
Frank B Salisbury, Fisiologi Tumbuahan, hlm. 105.
23
Gambar 2.4.
Ercis (Pisum sativum)39
Semangka (Citrullus lanatus)40
d) Hidrotropisme (air) Hidrotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena pengaruh rangsangan air (hidro = air). Jika rangsangan itu mendeakati air, disebut hidrotropisme positif. Misalnya akar tanaman tumbuh bergerak menuju tempat yang banyak airnya. Sedangkan
jika
rangsangan
itu
menjauhi
air,
disebut
hidrotropisme negative. Misalnya gerak pucuk batang tumbuhan yang tumbuh keatas menjauhi air.
Air Air Air Gambar 2.5.41 ( Pertumbuhan akar umumnya menuju ke sumber air)
39
http://id.wikipedia.org/wiki/Ercis (24/03/2011 10.00 WIB)
40
http://id.wikipedia.org/wiki/Semangka (20/12/11 09.45 WIB)
41
Nur Hasyim, “Gerak Pada Tumbuhan”, Power Point (Semarang : 2010), Slide.11.
24
e) Kemotropisme (zat kimia) Kemotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena pengaruh rangsangan zat kimia. Contohnya adalah gerak pertumbuhan buluh serbuk sari menuju bakal
buah
saat
berlangsungnya pembuahan.42
2) Taksis Taksis adalah gerak pindah tempat seluruh tubuh atau sebagian
tumbuhan
menuju
atau
menjauhi
rangsangan.43
Berdasarkan macam rangsang penyebabnya, taksis dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu: a) Fototaksis (cahaya) Gerak pindah tempat tumbuhan atau sebagian tumbuhan karena pengaruh cahaya. Contohnya adalah gerak klorofil ke sisi sel yang terkena cahaya dalam proses fotosintesis. b) Kemotaksis (zat kimia) Gerak pindah tempat tumbuhan atau sebagian tumbuhan karena pengaruh zat kimia. Contohnya adalah gerak spermatozoid ke arkegonium pada lumut.44
3) Nasti Nasti adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan dari luar, tetapi gerakannya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan.45 Terdapat beberapa macam gerak nasti, antara lain:
42
Arinto Nugroho, Biology 2, (Jakarta : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2010),
hlm.190. 43
Frank B Salisbury, Fisiologi Tumbuahan, hlm.107.
44
Arinto Nugroho, Biology 2, hlm. 195.
45
John W Kimball, Biology, (Jakarta : Erlangga, 1983), hlm.591.
25
a) Fotonasti (cahaya) Adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan cahaya. Misalnya adalah gerakan mekarnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) di sore hari.
Gambar 2.6. 46 Bunga Mirabilis jalapa
b) Niktinasti (suasana gelap) Adalah gerak nasti yang disebabkan oleh suasana gelap,
sehingga
disebut
gerak
tidur.
Misalnya,
gerak
menutupnya daun lamtoro (Leucaena leucocephala) di malam hari.
Gambar 2.7.47 Daun lamtoro (Leucaena leucocephala) c) Tigmonasti atau seismonasti (sentuhan atau getaran) Adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsang sentuhan atau getaran. Contohnya gerak menutupnya daun putrid malu (Mimosa pudica) jika disentuh.
46
http://www.ettylist.wordpress.com gerak pada tumbuhan (20/12/2011 10.58 WIB)
47
http://id.wikipedia.org/wiki/Lamtoro.html. (20/02/2011 13.00 WIB)
26
Gambar 2.8.48 Daun Mimosa pudica
d) Termonasti (suhu) Adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsang suhu, seperti mekarnya bunga tulip (Tulipa praestans) pada musim tertentu.
Gambar 2.9.49 Bunga tulip (Tulip praestans) e) Haptonasti (sentuhan serangga) Adalah gerak nasti yang terjadi pada tumbuhan insektivor yang disebabkan oleh sentuhan serangga. Daun pada tumbuhan insektivor, misalnya sejenis tumbuhan perangkap lalat (Venus flytrop) dan kantong semar (Nepenthes).
48
http://www.ettylist.wordpress.com gerak pada tumbuhan (20/12/2011 10.58 WIB)
49
http://id.wikipedia.org/wiki/tulip.html. (24/03/2011 10.45 WIB)
27
Gambar 2.10.50 Tumbuhan kantong semar (Nepenthes)
f) Hidronasti (air) Adalah gerak yang terjadi terhadap keadaan air. Conto gerak menggulungnya daun padi (Oryza sativa) dan daun sere (Cymbopogon nardus), jika keadaan kurang air. g) Nasti Kompleks Adalah gerak nasti yang disebabkan oleh beberapa factor, misalnya cahaya, suhu, kelembapan atau air, dan zat kimia. Contoh dari gerak nasti kompleks adalah gerak membuka dan menutupnya stomata pada daun.
Gambar 2.11.51 Membuka dan Menutupnya Stomata
50
http://id.wikipedia.org/wiki/Kantong_semar (20/12/2011 10.10 WIB)
51
Nur Hasyim, “Gerak Pada Tumbuhan”, Power Point (Semarang : 2010), slide.29.
28
b. Gerak Endonom Gerak endonom merupakan gerak tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan atau faktor-faktor dari dalam tubuh tumbuhan itu sendiri. Gerak ini dikenal sebagai gerak spontan karena tumbuhan melakukan gerak secara spontan, tanpa adanya pengaruh rangsangan dari luar. Gerak endonom yang paling umum adalah nutasi, yaitu gerak ujung batang yang sedang tumbuh atau organ lain seperti daun, akar, stolon, tangkai bunga. Contoh lainnya adalah gerak rotasi sitoplasma pada sel-sel daun Hydrilla verticillata yang dapat dideteksi dari gerak sirkulasi klorofil di dalam sel.52
Gambar 2.12.53 Gerakan klorofil sel Hydilla verticillata
C. Rumusan Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.54 Sehubungan dengan pengertian hipotesis tersebut, maka hipotesis yang penulis atau peneliti ajukan adalah : “Penerapan model pembelajaran
52
TIM MGMP IPA SMP Kota Semarang, LKS IPA BIOLOGI VII, hlm. 29.
53
Nur Hasyim, “Gerak Pada Tumbuhan”, Power Point (Semarang : 2010), slide.6.
54
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, (Bandung: Alfabeta. 2008), hlm 64.
29
teams games tournament (TGT) efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Hasanuddin 6 Semarang pada kompetensi dasar gerak pada tumbuhan”.
30
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol.1 Sehingga peneliti membagi subjek atau objek yang diteliti menjadi dua grup, yaitu grup treatment (yang memperoleh perlakuan), dan grup kontrol yang tidak memperoleh perlakuan, sehingga akan diketahui hubungan kausal sebab dan akibatnya. Bentuk eksperimen dalam penelitian ini adalah true experimental design (Eksperimental betul-betul) dengan jenis Posttest Control Group Design. Dalam bentuk ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R), kelompok pertama diberi perlakuan (X) disebut kelompok eksperimen, dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelas kontrol.2 Selanjutnya dalam proses belajar mengajar, kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran teams games tournament (TGT), sedangkan pada kelas kontrol tidak diberi perlakuan atau pembelajaran menggunakan metode ceramah. Setelah proses belajar mengajar berlangsung, kedua kelompok eksperimen dan kontrol akan diukur kembali dengan diberikan posttest, hasil dari posttest inilah yang akan menjawab, apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Desain penelitian dapat diperjelas pada Tabel 3.1 sebagai berikut :
1
M. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor Ghalia Indonesia ,2005 ), hlm. 63.
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) hlm. 75-74
31
Tabel 3.1. Desain Penelitian Eksperimen.3 Kelas
Variabel
Posstest
Eksperimen (R)
X
O2
Kontrol (R)
O4
Keterangan: O2 = nilai posttest yang diberi perlakuan. O4 = nilai posttest yang tidak diberi perlakuan. Dalam penelitian ini, dapat di katakan efektif jika kelas eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran teams games tournament (TGT) nilai posstestnya lebih baik daripada kelas kontrol atau kelas yang tidak diberi perlakuan (menggunakan metode ceramah).
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Waktu penelitian Waktu penelitiannya adalah semester genap pada tanggal 10 Maret 2011 sampai 4 April 2011 . 2. Tempat Penelitian Adapun tempat penelitiannya adalah di SMP Hasanuddin 6 Desa Tugurejo Kecamatan Tugu Kabupaten Semarang.
C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi
adalah
wilayah
generalisasi
yang
terdiri
atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti yang dipelajari kemudian ditarik kesimpulan.4 3
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008),hlm. 112. 4
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,
hlm.117.
32
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Hasanudin 6 Semarang tahun ajaran 2010/2011. Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.5 Sampel dalam penelitian ini diambil secara sampling purposive. Karena dalam pengambilan sampel dari populasi dilakukan pertimbangan tertentu .6 Sehingga didapatkan 3 kelas sebagai sampel penelitian, penentuan kelas uji coba instrumen, kelas kontrol dan eksperimen ditentukan secara acak. Dalam penelitian ini kelas VIII C sebagai kelas eksperimen, kelas VIII B sebagai kelas kontrol dan kelas VIII A sebagai kelas uji coba instrument karena sudah menerima materi tersebut.
D. Variabel Penelitian Variabel adalah suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.7 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). 1. Variabel bebas (independent variable) Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.8 Dalam hal in variabel bebasnya adalah: pembelajaran dengan menggunakan model teams games tournament (TGT), dengan indikator variabel bebas pembelajaran dengan menggunakan model teams games tournament (TGT).
5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 131.
6
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,
hlm. 124 7
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta. 2005), hlm.3.
8
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, hlm. 3.
33
2. Variabel terikat (dependent variable) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas(independent variable).9 Dalam hal ini variabel terikatnya adalah: hasil belajar biologi pada siswa kelas VIII SMP Hasanuddin 6 Semarang, dengan indikator : nilai hasil ulangan biologi kompetensi dasar gerak pada tumbuhan.
E. Pengumpulan Data Penelitian Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian yang tersusun sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data digunakan untuk memperoleh informasi yang mencakup seluruh unit yang menjadi objek penelitian. Tujuan pengumpulan data adalah untuk mengetahui jumlah elemen atau objekyang diselidiki dan karakteristik dari elemen-elemen tersebut yang meliputi semua keterangan mengenai ciri-ciri atau hal-hal yang dimilki oleh elemen tersebut.10 Dalam teknik pengumpulan data ini yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melalui: 1. Metode Observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.11 Metode ini digunakan untuk mengamati proses pelaksanaan model pembelajaran TGT yang akan diterapkan selama proses pembelajaran pada kelas eksperimen. 2. Metode Tes Tes yaitu serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, 9
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, hlm. 3.
10
Moh. Nazir, Metode Penelitian, hlm. 174.
11
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010),
hlm.158
34
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.12 Metode ini digunakan untuk mengukur
hasil belajar siswa pada
kompetensi dasar gerak pada tumbuhan. Teknik tes yang digunakan menggunakan bentuk tes objektif. Hal ini disebabkan antara lain; luasnya bahan pelajaran yang harus di uji dalam tes dan untuk mempermudah proses penilaian yang akan dilakukan peneliti. Tes objektif merupakan tes yang terdiri dari itemitem yang dijawab dengan jalan memilih salah satu alternatif jawaban tersedia atau mengisi jawaban yang benar. Adapun jenis tes obyektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis tes pilihan ganda (multiple choice test) yang merupakan suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Atau Multiple choice test terdiri atas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban (option) terdiri atas satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh. Misalnya terdapat empat pilihan jawaban, yaitu : A, B, C, dan D , dengan hanya satu jawaban yang paling benar.
F. Analisis Data Penelitian Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, mengajukan data berdasarkan tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.13
12
Suharsimi arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , hlm. 223.
13
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, hlm.147.
35
1. Analisis Pendahuluan Sebelum instrumen diujikan kepada sampel, maka instrumen tersebut harus memenuhi kriteria valid, reliabel, tingkat kesukaran soal dan daya pembeda soal. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis terlebih dahulu terhadap soal yang akan diujikan, meliputi: a. Validitas soal Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah.14 Untuk mengetahui validitas tes dengan menggunakan teknik korelasi product moment dengan rumus15:
rxy
NXY (X )(Y ) {NX 2 (X ) 2 }{NY 2 (Y ) 2 }
Keterangan : N
= jumlah responden
X
= jumlah skor tiap item
Y
= jumlah skor total
XY = jumlah skor perkalian X dan Y
Apabila rhitung rtabel maka dianggap signifikan, artinya soal yang digunakan sudah valid. Sebaliknya jika rhitung rtabel artinya soal tersebut tidak valid, maka soal tersebut harus direvisi atau tidak digunakan. 16 14
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm.56 15
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm.72
16
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 72.
36
b. Reliabilitas Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran. Suata instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur bebrapa kali hasilnya sama atau relatif sama.17 Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataanya, maka berapa kali pun diambil tetap akan sama. Untuk mengetahui reliabilitas tes digunakan rumus K-R 20 yaitu sebagai berikut18: 2 k SB pq r11 SB 2 k 1
Dan rumus varians sebagai berikut : =
Keterangan: r11
= reliabilitas tes secara keseluruhan
SB2
= standar deviasi dari tes (akar varians)
p
= proporsi subyek yang menjawab benar pada suatu butir
q
= proporsi subyek yang menjawab item salah (q = 1-p)
k
= banyaknya item
pq
= jumlah hasil kali antara p dan q
s
= standar deviasi dari tes. Standar deviasi (s) dapat didapat menggunakan rumus
berikut :
s=
17
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,( Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2009)., hlm. 229-230. 18
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm 101.
37
Keterangan : s
= Standar Deviasi
X
= Simpangan X dari , yang dicari dari X -
N
= Banyaknya subjek pengikut tes.19 Harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan harga r dalam
tabel
product moment dengan taraf signifikan 5 %. Soal dikatakan
reliabilitas jika harga r11 > r tabel . c. Tingkat Kesukaran Soal Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Rumus yang digunakan:20 P=
B JS
Keterangan: P
=Indeks kesukaran
B
=Banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan benar
JS
= Jumlah seluruh peserta didik peserta tes Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: Soal dengan P = 0,00 adalah soal terlalu sukar; Soal dengan 0,00 < P ≤ 0,30 adalah soal sukar; Soal dengan 0,30 < P ≤ 0,70 adalah soal sedang; Soal dengan 0,70 < P ≤ 1,00 adalah soal mudah; dan Soal dengan P = 1,00 adalah soal terlalu mudah d. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) 19
Suharsimi arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), Cet 13, hlm. 86 - 113 20
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 207.
38
dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah). 21 Rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda adalah:22 D=
B A BB = PA- PB JA JB
Keterangan: D
= Daya Pembeda
JA
= Banyaknya peserta kelompok atas
JB
= Banyaknya peserta kelompok bawah
BA
= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB
= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
PA
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB
= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda soal: DP ≤ 0,00
= sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0,20
= jelek
0,20 < DP ≤ 0,40
= cukup
0,40 < DP ≤ 0,70
= baik
0,70 < DP ≤ 1,00
= sangat baik
2. Analisis Uji Hipotesis Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah data tersebut disusun kembali kemudian dianalisis melalui tahap, yaitu: a. Analisis data awal Analisis data keadaan awal bertujuan untuk mengetahui kondisi awal kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum mendapat 21
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 211.
22
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm.213-214.
39
perlakuan yang berbeda, apakah kedua kelas berasal dari sampel yang homogen atau tidak. Oleh karena itu peneliti menggunakan nilai ulangan harian materi sebelumnya dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. 1) Uji Normalitas Uji ini berfungsi untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji chi kuadrat, persamaannya adalah sebagai berikut : k
2
oi ei 2 k fo fh2 ei
i 1
i 1
fh
Keterangan:
2
: harga Chi-Kuadrat
oi = f0 : frekuensi yang diobservasi Ei = fh : frekuansi yang diharapkan Kriteria pengujian ditolak jika 2 hitung > 2 tabel. 2 tabel dicari menggunakan distribusi 2 dengan derajat kebebasan dk= k-1 dan taraf signifikan 5%. Harapan sampel dalam penelitian normal.23 2) Uji Homogenitas Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut homogen atau tidak. Pengujian homogenitas data dilakukan dengan uji varians. Rumus yang digunakan untuk menguji homogenitas varian adalah: Fhitung
23
Var. Tertinggi Var. Terendah
Sudjana, Metode Statistika, , (Bandung: PT. Tarsito, 2005), Cet. 1, hlm. 273.
40
Dengan rumus varians untuk sampel adalah:
S
2
(x
i
x) 2
(n 1)
Kelas dikatakan homogen jika Fhitung Ftabel , dengan 5% . v1 n1 1 dk pembilang
v 2 n2 1 dk penyebut 24
3) Uji Persamaan Rata-Rata (t) Uji kesamaan dua rata-rata ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil dari nilai ulangan harian pada materi sebelumnya, antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai rata-rata nilai yang tidak berbeda pada tahap awal ini. Jika ratarata kedua kelompok tersebut tidak berbeda berarti kelompok itu mempunyai kondisi yang sama. Hipotesis yang akan diujikan adalah: Ho : µ1= µ 2 Ha : µ 1 ≠ µ 2 Keterangan: µ 1 : rata-rata data kelompok eksperiman µ 2 : rata-rata data kelompok kontrol Uji beda dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus t-test adalah sebagai berikut:25 X1 X 2
t S
1 1 n1 n 2
(n 1) S1 (n2 1) S 2 S 1 n1 n2 2 2
dengan
2
Keterangan:
X 1 = rata-rata data kelas eksperimen
X 2 = rata-rata data kelas kontrol 24
Sudjana, Metoda Statistika, hlm. 250.
25
Sudjana, metoda statistika, hlm.239.
41
n1 = banyaknya peserta didik kelas eksperimen n2 = Banyaknya peserta didik kelas kontrol S
= Simpangan baku gabungan
S1 = Simpangan baku kelas eksperimen S2 = Simpangan baku kelas kontrol Kriteria pengujian adalah terima Ho jika thitung < ttabel. Dengan derajat kebebasan dk (n1 + n2 – 2) dan peluang (1 – 1/2α), tolak Ho untuk harga thitung > ttabel. b. Analisis Data Akhir Langkah-langkah analisis tahap akhir pada dasarnya sama dengan analisis tahap awal, tetapi data yang digunakan adalah data hasil belajar kelompok eksperimen dan kelas kontrol (posttest). Tahap-tahapan tersebut adalah sebagai berikut. 1) Uji Normalitas Data Posttest Langkah-langkah pada uji normalitas data sama dengan langkah-langkah pada uji normalitas pada uji normalitas data hasil ulangan harian materi sebelumnya. 2) Uji Perbedaan Dua Rata-rata (Uji Pihak Kanan) Digunakan untuk mengetahui koefisien perbedaan antara dua buah distribusi data hipotesis. 26 Teknik statistik yang digunakan adalah teknik t-test untuk menguji signifikansi perbedaan dua buah mean yang berasal dari dua buah distribusi. Pada penelitian ini, data yang digunakan pada perhitungan ini adalah data posttest. Hipotesis Ho dan Ha adalah: H0 : μ1 ≤ μ2 Ha : μ1 > μ2 Keterangan: μ1 = rata-rata kelompok eksperimen 26
Sudjana, Metode Statistika, hlm. 239.
42
μ2= rata-rata kelompok kontrol Untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan uji t satu pihak (pihak kanan). Bentuk rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: X1 X 2
t S
1 1 n1 n 2
(n1 1) S1 (n2 1) S 2 S n1 n2 2 2
dengan
2
Keterangan:
X 1 = Rata-rata data kelas eksperimen X 2 = Rata-rata data kelas kontrol n1 = Banyaknya peserta didik kelas eksperimen n2 = Banyaknya peserta didik kelas kontrol S
= Simpangan baku gabungan
S1 = Simpangan baku (varians) kelas eksperimen S2
= Simpangan baku (varians) kelas kontrol
Kriteria pengujian adalah : Ho diterima jika dihitung t < t1 – a, dan Ho ditolak jika t mempunyai harga-harga lain. Derajat kebebasan untuk daftar distribusi t ialah (n1 + n2 -2) dengan peluang (1 – ). Jika Ho ditolak dan Hi diterima, berarti rata-rata kelompok pertama lebih baik dari pada kelompok kedua.
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Untuk mengetahui
ada tidaknya efektivitas model pembelajaran
teams games tournament (TGT) dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP Hasanuddin 6 Semarang pada kompetensi dasar gerak pada tumbuhan, maka penulis melakukan analisa data secara kuantitatif dengan bentuk
eksperimen yaitu true experimental design (Eksperimental
betul-betul) jenis “Posttest Control Group Design” yaitu penempatkan subyek penelitian kedalam dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dimana kelompok eksperimen (VIII B) adalah kelompok yang diberi perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran teams games tournament (TGT), sedangkan kelompok kontrol (VIII C) yang diberi perlakuan model pembelajaran konvensional. Sebelum diberi perlakuan harus dipastikan bahwa kedua kelompok tersebut berangkat dari kemampuan awal yang seimbang, oleh karena itu dilakukan uji kesamaan uji varians atau uji homogenitas, yang diambil dari hasil nilai ulangan materi sebelumnya. Setelah kelas eksperimen dan kelas kontrol
melaksanakan
pembelajaran
kemudian
diberikan
tes
untuk
memperoleh data hasil belajar yang akan dianalisis. Instrumen tes yang diberikan kepada peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran diuji cobakan terlebih dahulu di kelas VIII A karena kelas tersebut sudah mendapatkan materi yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam menyusun instrumen tes yang baik dalam beberapa butir soal perlu adanya beberapa langkah yang sistematis untuk mengetahui tingkat intelektual dan potensi berpikir anak dalam mempelajari ilmu biologi, yaitu sebagai berikut:
44
a. Melakukan Pembatasan Materi yang Diujikan Dalam penelitian ini materi yang akan diujikan adalah materi tentang macam-macam gerak pada tumbuhan, yaitu: gerak tropisme, nasti, dan taksis. b. Menyusun Kisi-kisi Sesuai dengan Materi Kisi-kisi instrumen atau tes uji coba dapat dilihat pada tabel di lampiran 5. c. Menentukan Alokasi Waktu Mengerjakan Soal Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan soal-soal uji coba tersebut selama 40 menit dengan jumlah soal 50 yang berbentuk pilihan ganda. d. Analisis Butir Soal Hasil Uji Coba Instrumen Tes terlebih dahulu harus diuji cobakan untuk selanjutnya dianalisis tiap butir soal sesuai dengan ketentuan kriteria soal yang memenuhi kualitas yang telah ditentukan. Soal-soal tersebut akan diuji cobakan pada kelas VIII A yaitu kelas yang sudah pernah mendapatkan materi gerak pada tumbuhan. Tes uji coba dilakukan untuk mengetahui apakah butir soal tersebut sudah memenuhi kriteria soal yang baik atau belum untuk layak diujikan pada kelas yang dijadikan obyek penelitian. Analisis butir soal yang digunakan dalam pengujian meliputi validitas tes, reliabilitas tes, tingkat kesukaran, dan daya beda. Berikut ini akan penulis paparkan analisa butir soal hasil uji coba instrumen tes meliputi: 1. Analisa Uji Validitas Uji validitas ini digunakan untuk mengetahui valid tidaknya item tes. Soal yang valid alan digunakan, sedangkan soal yang tidak valid akan dibuang. Berdasarkan hasil perhitungan validitas soal, diperoleh hasil sebagai berikut:
45
Tabel 4.1 Presentase validitas tes butir soal No
t- tabel
Nomor Soal
Jumlah Persentase %
1
Valid
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,16,18,19,20, 29
58%
23,24,26,28,31,33,38,40,41,43,45,46, 50. 2
Tidak
13,14,15,17,21,22,25,27,29,30,32,34,
Valid
35,36,37,39,42,44,47,48,49.
21
42%
Perhitungan sekengkapnya dapat dilihat di lampiran 7. 2. Analisa Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat konsistensi atau keajegan jawaban instrumen. Instrumen yang baik secara akurat memiliki jawaban yang konsisten untuk kapanpun instrumen itu disajikan. Berdasarkan perhitungan diperoleh r11 =
0,931 adalah kriteria
sangat tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di lampiran 7. 3. Analisa Tingkat Kesukaran Soal Analisa tingkat kesukaran digunakan mengetahui tingkat kesukaran soal apakah mudah, sedang, atau sukar. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien indeks kesukaran butir soal diperoleh: Tabel 4.2 Perhitungan indeks kesukaran butir soal No Kriteria
Nomor Soal
Jumlah Persentase %
1
Mudah
1,2,3,6,9,10,11,12,14,16,17,19,20,23,
27
54%
24,25,27,28,29,30,34,36,38,40,41,42, 45.
46
2
Sedang
4,5,7,8,13,15,18,21,22,26,31,32,33,35,
23
46%
0
0%
37,39,43,44,46,47,48,49,50. 3
Sukar
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di lampiran 7. 4. Analisa Daya Pembeda Berdasarkan hasil perhitungan daya beda butir soal diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.3 Persentase daya beda butir soal No
Kriteria
Nomor Soal
Jumlah Persentase %
1
Jelek
13,14,22,25,27,28,30,32,36,49.
2
Cukup
1,4,6,9,10,11,15,16,18,19,20,21, 23,26,29,31,33,34,37,38,40,42,43,
10
20%
27
54%
44,45,47,48. 3
Baik
2,3,5,7,8,12,17,24,35,39,41.
11
22%
4
Baik sekali
46,50.
2
4%
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di lampiran 7.
B. Pengujian Hipotesis Uji ini digunakan untuk mengolah data yang sudah diperoleh, yaitu data hasil belajar post test. Tetapi sebelum mengolah data post test pada kompetemsi dasar gerak pada tumbuhan, penulis terlebih dahulu mengolah data hasil belajar ulangan harian materi sebelumnya untuk mengetahui keadaan awal dari kedua kelompok. Adapun langkah-langkah uji hipotesis adalah sebagai berikut:
47
1.
Analisa Tahap Awal a. Uji Normalitas Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Pengujian data penelitian ini menggunakan uji Chi – kuadrat. (Oi E i ) 2 X Ei i 1 k
2
Dimana: X2
: Chi kuadrat
Oi
: Frekuensi yang diobservasi
Ei
: Frekuensi yang diharapkan
K
: Banyaknya kelas interval Berdasarkan
perhitungan
hasil
nilai
ulangan
materi
sebelumnya dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen maka diperoleh nilai dari masing-masing kelompok. Dengan kriteria pengujian adalah tolak Ho 2hitung ≥ 2 tabel untuk taraf nyata α =0,05 dan dk = 6 - 1 dan terima Ho 2hitung < 2 tabel. Hasil uji normalitas tahap awal hasil nilai ulangan materi sebelumnya kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat Tabel 4.4. Tabel 4.4. Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai ulangan materi sebelumnya Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
No
Kelas
Kemampuan
2 hitung
2 tabel
Ket
1.
Eksperimen
tahap awal
8,1292
11,1
Normal
2.
Kontrol
tahap awal
3,8370
11,1
Normal
48
Dari data diatas, kondisi kelas eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi normal, tidak adanya perbedaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 11 dan 12. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui suatu kelas bersifat homogen. Pengujian homogenitas data dilakukan dengan Uji Varians. Dikatakan homogen jika F
hitung
< F
tabel.
Data perhitungan
varians, dapat dilihat pada Tabel 4.5. berikut. Tabel 4.5. Sumber Data Perhitungan Varians
Sumber variasi
Eksperimen
Kontrol
Jumlah
1511
1399
N
34
33
x
44,44
42,39
Varians (s2)
87,34
81,06
Standart deviasi (s)
9,35
9,00
Dari data diatas, maka dapat dihitung dengan rumus uji varian, berikut:
F =
87,3449 81,0587
=
1,078
Untuk a = 5% dengan dengan dkpembilang = nb- 1 = 34 - 1 = 33
dan dkpenyebut = nk – 1 = 33 - 1 = 32 ddiperoleh F tabeL 1,76. Karena F hitung < F tabel maka dapat disimpulkan data pada nilai awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah homogen atau mempunyai
49
varians yang sama. Perhitungan uji homogenitas dapat dilihat secara terperinci pada Lampiran 13. c. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Nilai Awal Uji kesamaan dua rata-rata nilai awal pada kelompok kontrol dan eksperimen, data selengkapnya terdapat pada lampiran 14. Tabel 4.6 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Sumber variasi
Eksperimen
Kontrol
Jumlah
1511
1399
N
34
33
x
44,44
42,39
Varians (s2)
87,34
81,06
Standart deviasi (s)
9,35
9,00
t
S
t
x1 x 2 1 1 s n1 n2
Dimana
s
n1 1s12 n 2 1s22 n1 n 2 2
34 1x87,34 33 1x81,06 9,1787 34 33 2 44,44 42,39
1 1 9,1787 34 33
0,913
Pada a = 5% dengan dk = 34+33 - 2 = 65 diperoleh t tabel 1,99. Dengan perhitungan t-tes diperoleh t hitung = 0,913 dan t tabel 1,99. Maka berdasarkan uji persamaan dua rata-rata (uji t) kemampuan
50
peserta didik kelas VIII B dan VIII C memiliki taraf signifikasi yang sama. Dengan diketahui dari hasil analisis tahap awal bahwa obyek penelitian yaitu kelompok eksperimen dan kontrol memiliki tingkat kemampuan kognitif yang homogen, sehingga jika terjadi perbedaan signifikan adalah karena perbedaan treatment.
2.
Analisa Tahap Akhir Analisis
tahap
akhir
dapat
dilakukan
setelah
peneliti
mendapatkan data hasil belajar peserta didik setelah diberikan treatment. Pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran teams games tournament (TGT). Sedangkan pada kelas kontrol penerapan model pembelajaran tersebut tidak dilakukan, hanya menggunakan pembelajaran konvensional yaitu dengan menggunakan metode ceramah. Setelah dilakukan pembelajaran dengan perlakuan yang berbeda, maka akan dilakukan post test untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dari hasil tes yang menggambarkan tingkat kemampuan kognitif peserta didik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai tersebut digunakan untuk menguji hipotesis dari penelitian ini. a. Uji Normalitas Nilai Post Test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Langkah pengujian yang digunakan pada uji normalitas kelompok eksperimen dan kontrol sebagaimana rumus yang digunakan pada analisis tahap awal. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15 dan 16. Berikut ini adalah daftar nilai frekuensi observasi nilai post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
51
Tabel 4.7 Daftar Nilai Frekuensi Observasi Nilai Kelompok Eksperimen Kelas
40
–
47
–
54
–
61
–
68
–
75
–
Bk
Zi
P(Zi)
39,50
-2,49
-0,494
46 46,50
-1,85 -1,21 -0,57 0,08 0,72 1,36
2
1,4429
0,0813
2,7638
5
1,8093
0,1721
5,8518
3
1,3898
0,1844
6,2695
6
0,0116
0,2334
7,9361
11
1,1829
0,1495
5,0841
9
3,0161
=
8,8525
0,264
81 81,50
0,8758
0,030
74 74,50
0,0258
-0,215
67 67,50
fo
-0,387
60 60,50
fh
-0,468
53 53,50
Luas Daerah
0,413 ²hitung
2 Berdasarkan perhitungan uji normalitas diperoleh hitung = 2 2 2 tabel 8,8525 dan tabel = 11,1 dengan dk = 6-1 = 5, 5% . Jadi hitung
berarti data yang diperoleh berdistribusi normal. Jadi nilai post test pada kelompok eksperimen berdistribusi normal. Tabel 4.8 Daftar Nilai Frekuensi Observasi Nilai Kelompok Kontrol Kelas
33
–
40
–
47
–
Bk
Zi
P(Zi)
32,50
-1,62
-0,447
39 39,50
-0,86
53
-0,10
fh
fo
0,1418
4,6794
6
0,3727
0,2644
8,7259
11
0,5927
0,2026
6,6850
10
1,6439
-0,306
46 46,50
Luas Daerah
-0,041
52
53,50 54
–
61
–
68
–
0,65
0,244
60 60,50
1,41 2,17 2,93
3
1,3932
0,0638
2,1066
1
0,5813
0,0132
0,4370
2
5,5902
2 hitung
=
7,9341
0,485
74 74,50
5,8564
0,421
67 67,50
0,1775
0,498
2 Berdasarkan perhitungan uji normalitas diperoleh hitung = 2 2 2 tabel 7,9341 dan tabel = 11,1 dengan dk = 6-1 = 5, 5% . Jadi hitung
berarti data yang diperoleh berdistribusi normal. Jadi nilai posttes pada kelompok kontrol berdistribusi normal. b. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata (Uji Pihak Kanan) Setelah analisis tahap akhir dilakukan dan sesuai dengan tingkat homogenitas dan normalitas yang sama, maka akan dilanjutkan dengan pengujian hipotesis melalui analisis hasil belajar yang menunjukkan nilai kemampuan intelektual dalam aspek kognitif (nilai post test) siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan kemampuan akhir setelah siswa diberi perlakuan, dimana diharapkan jika nilai kognitif siswa meningkat adalah karena adanya pengaruh perlakuan, yang menunjukkan strategi tersebut terbukti efektif selama pembelajaran dilakukan. Data selengkapnya terdapat pada lampiran 18. Untuk mengetahui terjadinya peningkatan hasil belajar siswa yang diberikan treatment, maka digunakan rumus t-test (uji pihak kanan) dalam pengujian hipotesis sebagai berikut. Hipotesis nol
: rata-rata
kemampuan
menerapkan
model
kelas
eksperimen
pembelajaran
teams
yang games
tournament (TGT) kurang dari sama dengan dari ratarata kemampuan yang menggunakan pembelajaran konvensional. 53
Hipotesis alternatif : rata-rata
kemampuan
kelas
eksperimen
menerapkan
model
pembelajaran
teams
tourmanent
(TGT)
lebih
dari
kemampuan
yang
besar
menggunakan
yang games
rata-rata
pembelajaran
konvensional. Atau dapat ditulis singkat : H0 = 1 2 Ha = 1 2 Keterangan: µ1
: rata-rata data kelompok eksperiman
µ2
: rata-rata data kelompok kontrol 2 2 2 2 Karena X hitung < X tabel maka 1 2 atau kedua varians sama
(homogen). Maka uji perbedaan dua rata-rata menggunakan rumus: t
x1 x 2 1 1 s n1 n 2
dengan
s
n1 1s12 n 2 1s22 n1 n 2 2
Dari data diperoleh:
Tabel 4.10 Tabel Sumber Data Untuk Uji T Sumber Variasi
Eksperimen
Kontrol
Jumlah
2247,00
1545,00
n
34,00
33,00
x
66,09
46,82
Varians (s2)
110,69
108,47
Standart deviasi (s)
10,52
10,41
54
(34 1) 110,6889 (33 1) 108,47 10,4687406 34 33 2
S=
t
66,09 46,82 1 1 110,4687406 34 33
7,533
Pada a = 5% dengan dk = 34+33 - 2 = 65 diperoleh t tabel 1,66. Dengan perhitungan t-tes diperoleh t hitung = 7,533 dan t tabel 1,66. Jadi dibandingkan antara thitung dan ttabel maka thitung > ttabel sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.
C. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan analisa data seperti yang telah di uraikan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran biologi pada kompetensi dasar gerak pada tumbuhan dengan menggunakan model pembelajaran teams games tournament (TGT) lebih efektif dari pada pembelajaran konvensional dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Hasanuddin 6 Semarang. Berdasarkan perhitungan t-test pada nilai post test, diperoleh thitung = 7,533 sedangkan ttabel = 1,66. Hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel artinya rata-rata kemampuan siswa pada kompetensi dasar gerak pada tumbuhan yang menggunakan model pembelajaran teams games tournament (TGT) lebih besar dari rata-rata kemampuan
pada
kelas
kontrol
yang
menggunakan
pembelajaran
konvensional. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Slavin bahwa model pembelajaran teams games tournament (TGT) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat membantu siswa dalam pengembangkan ilmu pengetahuan yang di miliki. Karena dalam model pembelajaran ini siswa
55
mempunyai peluang untuk berkompetisi secara sehat dengan siswa lain, sehingga dapat mengasah pengetahuan yang di miliki.1 Selain itu menurut Trianto model pembelajaran TGT (teams games tournament) merupakan model pembelajaran yang sangat mudah untuk diterapkan, melibatkan seluruh aktivitas siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang pembelajaran kooperatif model teams games tournament memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks, menumbuhkan rasa ingi tahu, tanggung jawab, kerja sama, dan persaingan sehat.2 Hal itu dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar siswa, melalui model pembelajaran teams games tournament (TGT) menjadikan siswa dapat lebih aktif pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Model teams games tournament
juga dapat menjadikan siswa sebagai tutor sebaya membantu
siswa lain yang belum dapat memahami materi yang dipelajari atau dalam menjalankan diskusi. Dengan kegiatan diskusi yang dilakukan dapat berfungsi sebagai alternatif untuk menjadikan peserta didik aktif. Hal ini sangat mendukung dalam pemahaman peserta didik. Terbukti respon berupa jawabanjawaban jelas yang menunjukkan siswa cukup memahami materi, pengajuan beberapa pertanyaan dari siswa yang mencerminkan rasa ingin tahunya dan umpan balik pertanyaan antar siswa dengan jawaban yang dapat saling melengkapi satu sama lain. Dari data di atas dapat kita ketahui bahwa daya berpikir anak secara kognitif pada kelompok eksperimen lebih baik dari pada kelompok kontrol. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar antara kelompok 1
Robert, E Slavin, Cooperative Learning, (Bandung : Nusa Media, 2008), cet.3., hlm. 170.
2
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 55.
56
eksperimen sebesar 66,09 dan kelompok kontrol sebesar 46,82. Sehingga model pembelajaran tersebut terbukti efektif ketika diterapkan dalam pembelajaran biologi.. Salah satu faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil belajar peserta didik antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen adalah model pembelajaran yang digunakan oleh pendidik dalam mengajar, karena keberhasilan program pengajaran dilihat dari ketepatan dan keefektifan model pembelajaran yang digunakan oleh pendidik. Dalam hal ini pada kelas eksperimen pendidik menggunakan model pembelajaran teams games tournament (TGT) sedangkan kelas kontrol pendidik menggunakan pembelajaran konvensional (metode ceramah). Model pembelajaran teams games tournament (TGT) dalam pembelajaran biologi khususnya pada kompetensi gerak pada tumbuhan dapat menciptakan suasana pembelajaran menjadi menyenangkan, karena model pembelajaran ini bersifat permainan. Dalam proses pembelajarannya penggunaan model pembelajaran teams games tournament (TGT) ini dapat dikatakan efektif karena pada saat proses belajar mengajarnya peserta didik aktif dalam pembelajarannya, hasil belajar lebih baik, dengan waktu yang sedikit peserta didiki dapat menguasi materi yang sedang dipelajari, melatih siswa bersosialisasi dengan temannya karena dalam model pembelajaran ini pembentukan kelaompoknya bersifat heterogen. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan model pembelajaran teams games tournament (TGT) efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Hasanuddin 6 Semarang kompetensi dasar gerak pada tumbuhan. Berikut ini akan penulis paparkan proses pembelajaran biologi pada kelompok kontrol yaitu kelas VIII C dan kelompok eksperimen yaitu kelas VIII B.
57
1. Proses Pembelajaran pada Kelas Eksperimen Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelompok eksperimen yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran teams games tournament (TGT). Dalam pelaksanaannya waktu yang peneliti gunakan adalah dua kali pertemuan. Pada saat pembelajaran awal, peneliti menyiapkan sarana pembelajaran dan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti kegiatan pembelajaran. Peneliti memberikan acuan kepada siswa dengan cara menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kemudian peneliti memberikan apersepsi dengan cara menanyakan materi pada pertemuan sebelumnya tentang materi fotosintesis dan sedikit materi tentang yang akan di ajarkan. Selain itu untuk memacu semangat siswa dalam belajar, peneliti memotivasi siswa dengan cara meminta siswa untuk menganlisa kenapa tumbuhan putri malu daunnya menutup saat disentuh?. Sehingga diharapkan siswa mempunyai gambaran tentang materi yang akan dipelajari yaitu tentang berbagai macam gerak pada tumbuhan. Kegiatan inti pembelajaran diawali dengan penyampaian informasi atau materi pelajaran oleh peneliti. Peneliti juga menginformasikan bahwa pada pertemuan ini siswa diminta bekerja secara kelompok untuk melakukan diskusi dan menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh Peneliti. Pembentukan kelompok sesuai yang telah direncanakan yaitu setiap kelompok terdiri dari beberapa siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda. Pada pembelajaran ke dua peneliti memulai dengan menggunakan model pembelajaran teams games tournament
(TGT), yaitu dengan
memberikan beberapa pertanyaan kepada setiap siswa dan kemudian setelah siswa mengerjakan soal yang telah diberikan peneliti, kemudian peneliti menghitung skor yang diperoleh masing-masing siswa. Setiap siswa yang mendapat Skor tertinggi dari masing-masing kelompok menjadi wakil dari 58
kelompok tersebut untuk mengikuti turnamen. Dalam turnamen ini peneliti memberikan beberapa pertanyaan kembali. Turnamen diakhiri dengan penghitungan skor masing-masing kelompok, kelompok yang mendapatkan skor tetinggi mendapat reward. Sebagai evaluasi akhir peserta didik diberikan post test dalam bentuk multiple choice berjumlah 25 soal dengan 4 pilihan ganda. Pemberian post test ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. 2. Proses Pembelajaran pada Kelas Kontrol Pembelajaran yang digunakan pada kelas kontrol adalah dengan model pembelajaran konvensional, yaitu dengan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam proses pembelajaran ini pendidik menjelaskan materi dan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk bertanya dan mencatat. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 kali pertemuan (2 jam pelajaran). Dalam kegiatan belajar mengajar peserta didik hanya duduk dan memperhatikan penjelasan materi dari pendidik. Selanjutnya guru memberikan contoh soal dan memberikan tanya jawab kepada peserta didik tentang materi yang baru saja dipelajari. Tetapi kenyataannya hanya sedikit peserta didik yang memberikan pertanyaan. Proses kegiatan belajar mengajar seperti ini hanya berpusat pada pendidik (teacher centered) sehingga peserta didik terlihat jenuh dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini juga dirasakan oleh pendidik yang terus berceramah menjelaskan materi pelajaran. Dalam proses pembelajaran kelas kontrol peneliti hanya melakukan wawancara dengan salah satu siswa bagaimana proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Pada akhir pembelajaran sebagai evaluasi akhir peserta didik diberikan post test seperti halnya kelas eksperimen dengan jumlah dan bentuk soal yang sama. 59
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran teams games tournament (TGT) efektif dalam meningkatkan
hasil belajar siswa pada kompetensi dasar gerak padan
tumbuhan kelas VIII SMP Hasanudin 6 Semarang.
D. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa keterbatasan yang dialami selama penelitian berlangsung, antara lain : 1. Keterbatasan Tempat Penelitian Penelitian yang penulis lakukan hanya terbatas pada satu tempat, yaiu SMP Hasanudin 6 Semarang untuk dijadikan tempat penelitian. 2. Keterbatasan Waktu Penelitian Alokasi waktu dalam pelaksanaan penelitian ini menjadi suatu hambatan yang cukup signifikan yang berpengaruh terhadap hasil penelitian. 3. Keterbatasan dalam Objek Penelitian Dalam penelitian ini penulis hanya meneliti tentang sejauhmana tingkat efektivitas dari penerapan model pembelajaran teams games tournament (TGT) pada kompetensi dasar gerak pada tumbuhan peserta didik mampu menjelaskan macam-macam gerak yang ada pada tumbuhan pada kelas VIII SMP Hasanuddin 6 Semarang. Dari beberapa penjelasan tentang keterbatasan selama peneliti melakukan penelitian merupakan suatu kekurangan yang dapat menjadi bahan evaluasi yang dinamis dan progesif. Meskipun banyak hambatan dan tantangan yang dihadapi dalam melakukan penelitian ini, penulis bersyukur bahwa penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.
60
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran teams games tournament (TGT) dapat berperan efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran biologi kompetensi dasar gerak pada tumbuhan, dengan rata-rata nilai hasil belajar kognitif kelompok eksperimen adalah 66,09 dan kelompok kontrol adalah 46,82. B. Saran – Saran Berkaitan dengan pembahasan hasil penelitian, bahwa model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan kenyataan yang ada, maka saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peserta Didik a. Peserta didik lebih meningkatkan aktivitas dalam pembelajaran biologi b. Peserta didik perlu dilatih untuk berani mengemukakan pendapat atau ide. 2. Bagi Pendidik Guru dapat memilih dan menerapkan model dan strategi pembelajaran yang baik dan tepat, yang dapat menumbuhkan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran yang dapat mengakibatkan hasil belajar biologi peserta didik dapat meningkat. 3. Bagi Sekolah Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran SMP Hasanuddin 6 Semarang.
61
C. Penutup Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dalam pembuatan skripsi ini, tentunya peneliti terdapat khilaf yang terucap oleh lisan maupun dalam tulisan. Hal itu disebabkan karena keterbatasan yang peneliti miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat peneliti harapkan untuk perbaikan. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.
62
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz, Sholeh dan Abdul Aziz Abdul Majid. At-Tarbiyah wa Turuqu al-Tadris, Juz 1. Mekkah: Darul Ma’arif. t.t.
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004. cet.2.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. 2006. Cet. 13
. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara. 2007.
Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : ALFABETA, 2009. cet.3.
Az Zarnuji. Pedoman Belajar Bagi Pelajar dan Santri. Surabaya : Al- Hidayah, 2000.
Baharuddin. Pendidikan & Psikologi Perkembangan. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2010. Cet. 2.
Baharuddin dan Esa Nur Wahyudi, Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Arruzz Media 2007.
Bahri Djamarah, Syaiful dkk.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka cipta.2006. Bin Isma’il, Ibrahim. Syarah Ta’lim Muta’allim. Surabaya : Al Hidayah.
Campbell, Neil A. dkk. Biology. Jakarta : Erlangga, 2003. Jilid. 2. Departemen Agama RI. Al Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta:Putra Praja. 1982.
Hamalik, Oemar. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo. 2009. cet.6
Hamruni. Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan. Yogyakarta :Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga. 2009.
Kimball, John W. BIOLOGY. Jakarta : Erlangga. 1983. Ed 5.
Mader, Sylvia S. Biology. Mc Graw Hill: Higher Education, 2007. Ed.9.
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka cipta: Jakarta. 2010.
Nazir, M. Metode Penelitian,. Bogor Ghalia Indonesia . 2005.
Nugroho, Arinto. Biology 2. Jakarta : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. 2010.
Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran : Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta : Prenada Media Group, 2009. Ed. 1.,Cet.2.
TIM MGMP IPA SMP Kota Semarang. LKS IPA BIOLOGI VIII. Semarang : Sarana Ilmu, 2010.
Salisbury, Frank B & Cleon W Ross, Fisiologi Tumbuhan, (Bandung : ITB, 1995),jil.3., hlm.97.
Slavin, Robert E. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung : Nusa Media. 2010. cet. VI.
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta, 2010. cet.5.
Sudjana. Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito, 2001. Cet. 6.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2008.
. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2005.
Suprijono, Agus. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2010. cet.3.
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Gravindo Persada. 2008.
Syamsuri, Istamar dkk. IPA Biologi SMP. Jakarta: Erlangga, 2006. Jilid. 2.
Syaodih sukmadinata, Nana. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2009
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Prenada Media Group, 2009. Ed.I, Cet.2.
. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : PT Bumi Aksar. 2010. Cet. 1.
. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka. 2007.
Anatahime , model pembelajaran kooperatif http://biologyeducationresearch.blogspot.com/2009/11/modelpembelajaran-kooperatif metode.html .(05/02/2011 08.25 WIB) Hasyim, Nur. “Gerak Pada Tumbuhan”. Power Point. Semarang : 2010.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ercis (24/03/2011 10.00 WIB)
http://id.wikipedia.org/wiki/Semangka (20/12/11 09.45 WIB)
http://www.ettylist.wordpress.com gerak pada tumbuhan (20/12/2011 10.58 WIB)
http://id.wikipedia.org/wiki/Lamtoro.html. (20/02/2011 13.00 WIB)
http://id.wikipedia.org/wiki/tulip.html. (24/03/2011 10.45 WIB)
http://id.wikipedia.org/wiki/Kantong_semar (20/12/2011 10.10 WIB)
Lampiran 1
SILABUS Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semeter Tahun Ajaran
: SMP HASANUDDIN 6 SEMARANG : Biologi : VIII/2 : 2010/2011
Standar Kompetensi
: 2. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan..
KOMPETENSI
MATERI POKOK/
DASAR
PEMBELAJARAN
2.3 Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan.
Macam-macam
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Siswa membentuk
INDIKATOR
Mendeskripsika
PENILAIAN
kelompok secara
n macam-
Kuiz
tumbuhan,
heterogen
macam gerak
Tugas
Setiap kelompok
pada tumbuhan Menjelaskan
etionom dan gerak
berdiskusi tentang
endonom.
materi gerak pada
perbedaan gerak
tumbuhan.
tropisme dan
Macam-macam gerak etionom,
Siswa menjawab
meliputi tropisme
beberapa pertanyaan
(fototropisme,
yang diajukan oleh
SUMBER BELAJAR
Jenis:
gerak pada
meliputi gerak
WAKTU
Individu Tugas Kelompok PR
gerak nasti Bentuk Instrumen:
4 x 40’
Buku IPA Biologi SMP jil.2. Internet LKS
KOMPETENSI
MATERI POKOK/
DASAR
PEMBELAJARAN geotropisme,
KEGIATAN PEMBELAJARAN
guru.
INDIKATOR
PENILAIAN
Tes Tertulis
Guru mengajak siswa
Pilihan
kemotropisme, dan
untuk berkompetisi
ganda
tigmotropisme),
dalam menjawab
taksis(fototaksis&
beberapa soal pada
kemotaksis), &
masing-masing siswa
nasti(tigmonasti,
yang menjadi
fotonasti,termonast
perwakilan dari suatu
i, niktinasti,& nasti
kelompok.
hidrotropisme,
kompleks)
Guru menghitung skor yang didapat oleh masing-kelompok. Pemberian reward untuk kelompok yang mendapatkan skor terbanyak.
WAKTU
SUMBER BELAJAR
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN
Mata Pelajaran Kelas / Semester Pertemuan Alokasi Waktu Standar Kompetensi
: : : : :
Biologi VIII (delapan)/ 2 1 dan 2 4 x 40 menit 2. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.
Kompetensi Dasar
: 2.3 Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan.
Tujuan
: Siswa dapat mendeskripsikan berbagai macam gerak pada tumbuhan.
I. Indikator
Mendeskripsikan macam-macam gerak pada tumbuhan.
Menjelaskan perbedaan gerak tropisme dan gerak nasti.
II. Materi Ajar 1. Macam-macam gerak pada tumbuhan, meliputi : -
gerak etionom
-
gerak endonom
2. Macam-macam gerak etionom merupakan gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan dari luar, yang meliputi: -
Tropisme (fototropisme, geotropisme, hidrotropisme, kemotropisme, dan tigmotropisme),
-
Taksis (fototaksis&kemotaksis)
-
Nasti(tigmonasti, fotonasti, termonasti, niktinasti, haptonasti, hidronasti, & nasti kompleks)
3. Gerak endonom merupakan gerak tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan dari dalam tumbuhan itu sendiri.
4. Gerak higroskopis adalah gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh kadar air.
III. Metode/model/pendekatan pembelajaran Model
: Cooperative learning, Teams games tournament (TGT)
Metode
: Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan
Pendekatan
: Pemahaman konsep dan Ekspositori
VI. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ke 1 (2 Jam Pelajaran) No 1.
Kegiatan pembelajaran TATAP MUKA
Waktu
Metode / model
5 menit
Tanya jawab
70 menit
Tanya jawab,
Kegiatan awal Presensi Apersepsi -
Sebutkan salah satu ciri dari mahluk hidup?
Motivasi -
Pernahkan kalian melihat sulur pada tanaman ketimun? Atau mungkin pernah memperhatikan bagaimana daun putri malu menutup ketika kalian sentuh?
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
penugasan,
- Siswa mendengarkan penjelasan guru
tentang
macam-macam
gerak pada tumbuhan. Elaborasi
cooperative learning, teams games tournament
- Siswa
aktif
penerapan
yaitu
model
dengan
cooperative
learning dan metode diskusi. - Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen. - Setiap
kelompok
mempelajari
tentang penjelasan dari macammacam gerak pada tumbuhan. - Setiap
anggota
dari
masing-
masing kelompok harus menguasi materi yang sudah didiskusikan bersama kelompoknya. - Setiap
kelompok
membuat
setelah
diskusinya
ringkasan selesai
- Guru menunjuk perwakilan dari masing-masing kelompok secara acak untuk melakukan prsentasi didepan kelas. - Setiap
kelompok
berhak
melontarkan pertanyaan kepada wakil
kelompok
lain
yang
melakukan presentasi dari hasil diskusinya. Konfirmasi -
Refleksi
dilakukan
dengan
mengambil kesimpulan tentang materi gerak pada tumbuhan. -
Guru memberikan soal kepada
(TGT)
masing-masing dijawab
siswa
dan
untuk
langsung
dikumpulkan.
3.
Kegiatan Akhir -
5 menit
Evaluasi / Tanya jawab
Pertemuan Ke 2 (2 Jam Pelajaran) No 1.
Kegiatan pembelajaran TATAP MUKA
Waktu
Metode / model
5 menit
Tanya jawab
75 menit
Cooperative
Kegiatan Awal
Persensi
Apersepsi - Guru menanyakan kembali tentang materi yang sudah dipelajari, yaitu tentang macammacam gerak pada tumbuhan.
2.
Kegiatan Inti Eksplorasi -
learning, Teams
Guru membagi team dalam
games
beberapa meja turnamen.
tournament
Guru memberikan kartu yang
(TGT)
berisi soal kepada setiap meja turnamen. Elaborasi
-
Setiap kelompok atau team menjawab lembar soal yang diberikan oleh guru.
-
Perwakilan dari masing-masing team mengumpulkan jawaban dari lembar soal yang diberikan guru.
-
Setiap team wajib menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
-
Setiap team boleh menjawab pertanyaan yang diberikan kepada team yang tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru.
Konfirmasi -
Guru menghitung skor yang diperoleh masing-masing team.
-
Guru mengumumkan kelompok yang mendapatkan skor tertinggi dan memberikan reward.
3.
10 menit Kegiatan Akhir Evaluasi / Tanya jawab
V. Alat/Bahan/Sumber - Buku Paket Biologi SMP jilid 2, Istamar Syamsuri. - Biology 2, Arinto Nugroho. - LKS IPA Biologi kelas VIII, Tim penulis MGMP IPA. - Potongan kertas berupa lembar soal. - Kartu penghargaan
VI. Penilaian Hasil Belajar - Soal pilihan ganda - Soal kuis - Pekerjaan rumah (PR)
Semarang, Maret 2011 Guru Mata Pelajaran
Peneliti
M. Nur Hasyim, A. Md
Hani Ammaria
Mengetahui, Kepala Sekolah SMP Hasanuddin 6 Semarang
Lukman Hakim, S. Pd
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL
Mata Pelajaran Kelas / Semester Pertemuan Alokasi Waktu Standar Kompetensi
: : : : :
Biologi VIII (delapan)/ 2 1 (satu) 4 x 40 menit 2. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.
Kompetensi Dasar
: 2.3 Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan.
Tujuan
: Siswa dapat mendeskripsikan berbagai macam gerak pada tumbuhan.
I. Indikator Mendeskripsikan macam-macam gerak pada tumbuhan. Menjelaskan perbedaan gerak tropisme dan gerak nasti.
II. Materi Ajar 1. Macam-macam gerak pada tumbuhan, meliputi : -
Gerak etionom
-
Gerak endonom
-
Gerak higroskopis
2. Gerak etionom merupakan gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan dari luar, yang meliputi : -
Tropisme (fototropisme, geotropisme, hidrotropisme, kemotropisme, dan tigmotropisme),
-
Taksis (fototaksis&kemotaksis)
-
Nasti (tigmonasti, fotonasti,termonasti, niktinasti, haptonasti, hidronasti, & nasti kompleks)
3. Gerak endonom merupakan gerak tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan dari dalam tumbuhan itu sendiri. 4. Gerak higroskopis adalah gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh kadar air.
III. Metode/model/pendekatan pembelajaran Model
: Active learning
Metode
: Ceramah, tanya jawab, dan penugasan
Pendekatan
: Pemahaman konsep dan Ekspositori
VI. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan ke 1 (2 jam pelajaran) No
Kegiatan pembelajaran
Waktu
Metode
1.
TATAP MUKA
10 menit
Tanya jawab
70 menit
Tanya jawab,
Kegiatan awal Presensi Apersepsi -
Sebutkan salah satu ciri dari mahluk hidup
2. Kegiatan Inti
penugasan,
Eksplorasi - Siswa
ceramah mendengarkan
penjelasan
gurunya tentang macam-macam gerak pada tumbuhan. - Siswa diajak untuk aktif yakni dengan melontarkan pertanyaan sesuai dengan materi gerak pada tumbuhan. Elaborasi - Siswa aktif yaitu dengan penerapan model active learning. - Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang gerak pada tumbuhan. - Siswa melontarkan pertanyaan kepada guru
tentang
materi
yang
telah
dijelaskan. - Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan dari guru. Konfirmasi -
Refleksi dilakukan dengan mengambil kesimpulan tentang materi gerak pada tumbuhan.
-
Memotivasi siswa yang belum aktif untuk aktif dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
3.
10 menit
Kegiatan Akhir -
Evaluasi / Tanya jawab
-
Penenangan / Pendingan
V. Alat/Bahan/Sumber - Buku Paket Biologi SMP jilid 2, Istamar Syamsuri. - Biology 2, Arinto Nugroho. - LKS IPA Biologi kelas VIII, Tim penulis MGMP IPA. - Internet
VI. Penilaian Hasil Belajar -
Soal pilihan ganda Pekerjaan rumah (PR)
Semarang, Maret 2011 Guru Mata Pelajaran
Peneliti
M. Nur Hasyim, A. Md
Hani Ammaria
Mengetahui, Kepala Sekolah SMP Hasanuddin 6 Semarang
Lukman Hakim, S. Pd
Lampiran 4
UJI KOMPETENSI Nama
:
No. Absen
:
Kelas
:
Waktu
:
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat ! 1. Tumbuhan tidak mempunyai system saraf dan indera untuk menerima dan menanggapi rangsangan, akan tetapi tumbuhan memiliki sifat….. a. Iritabilitas
c. Gerak tubuh
b. Reseptor
d. Gerakmotorik
2. Suatu gerak terjadi pada bagian tubuh tumbuhan tertentu, arah gerak tidak dipengaruhi oleh suatu rangsang. Gerak tersebut merupakan……….. a. Tropisme
c. Endonom
b. Taksis
d. nasti
3. Jenis gerakan yang tergolong iritabilitas adalah… a. Tropisme
c. Nasti
b. Taksis
d. Semua benar
4. Berikut ini merupakan gerak pada tumbuhan, kecuali… a. Gerak bunga matahari kearah sinar matahari b. Gerak sulur membelit c. Gerak biji polong menutup pada malam hari d. Gerak mahkota bunga jatuh karena gugur 5. Gerakan tumbuhan berikut yang tidak termasuk gerak esionom di antaranya adalah…. a. Gerak kemotropisme – fototropisme – geotropisme 1
b. Gerak taksis – kemotaksis, fototaksis c. Gerak nasti - seismonasti – niktinasti d. Gerak higroskopis – hidrokopis – anemotaksis 6. Gerak tumbuhan yang arahnya tidak ditentukan oleh rangsangan tetapi ditentukan oleh struktur anatomi tumbuhannya sendiri termasuk gerak …….. a. Taksis
c. Nasti
b. Termonasti
d. Hidronasti
7. Berikut ini yang tidak termasuk iritabilitas pada putri malu diantaranya…. a. Seismonasti yaitu gerakan menutup daun putri malu karena disentuhnya daun b. Niktinasti yaitu gerakan menutupnya daun putri malu kerena menerima suhu tinggi c. Daun putri malu akan membuka kembali setelah beberapa menit disentuh d. Daun putri malu akan menutup pada pagi hari yang cerah.. 8. Di bawah ini adalah macam-macam gerak nasti, kecuali…. a. Hidronasti, tigmonasti, fotonasti b. Kemonasti, fotonasti, tigmonasti c. Termonasti, nasti kompleks, d. Termonasti, fotonasti, termonasti 9. Gerak sel kelamin jantan menuju ke sel telur pada proses pembuahan pada tumbuhan merupakan contoh gerak… a. Kemotaksis
c. Geotropisme
b. Fototaksis
d. kemotropisme
10. Gerak tumbuhan bersifat pasif, yang artinya….. a. Tidak ada perpindahan tempat b. Selalu menuju ke arah cahaya c.
Selalu menuju ke tempat yang berair
d.
Mengikuti gaya gravitasi bumi
2
11. Berdasarkan sumber rangsangannya, gerak pada tumbuhan dibagi menjadi 2 macam yaitu….. a. Nasti dan taksis b. Geotropisme dan nasti c. Taksis dan tropisme d. Endonom dan etionom 12. Ciri-ciri mahluk hidup adalah sebagai berikut: 1) Bernafas menggunakan insang 2) Bergerak aktif 3) Melakukan fotosintesis 4) Bergerak pasif Ciri manakah yang dimiliki oleh tumbuhan… a. 1 dan 2
c. 3 dan 4
b. 2 dan 3
d. 2 dan 4
13. Arah dari gerakan tropisme…. Cahaya
a. Tidak ditentukan rangsang b. Ditentukan oleh rangsang c. Belum ada penyebabnya d. Menjauhi rangsang
14. Mekarnya bunga Mirabillis jalapa sekitar jam empat sore, dipengaruhi oleh rangsangan… a. Kadar air dalam sel
c. Kelembapan udara
b. Posisi cahaya matahari
d.
Intensitas cahaya dan suhu
15. Gerak membeloknya ujung tanaman di dalam ruangan ke arah datangnya sinar matahari, merupakan contoh gerak… a. Kemotropisme b. Fotonasti c. Geotropisme d. fototropisme 3
16. Gambar disamping merupakan contoh dari gerak…. a. b. c. d.
Seismonasti Niktinasti Haptonasti kemonasti
17. Gerak taksis berbeda dengan gerak lainnya, karena… a. Arah geraknya tidak dipengaruhi oleh rangsang b. Pergerakan seluruh tubuh akibat adanya rangsangan c. Arah gerakan menjauhi rangsang d. Pergerakannya hanya bagian tubuh tertentu 18. Gerak pertumbuhan akar yang menuju ke sumber air merupakan gerak… a. Tropisme b. Kemotaksis c. Nasti d. higroskopis Air Air 19. ………termasuk gerak kemotaksis a. Gerak spermatozoid kearah ovum b. Kecambah mencari cahaya c. Bunga matahari yang mencari cahaya d. Tumbuhan putri malu mengatup 20. Membuka dan menutupnya annulus pada sporangium paku termasuk gerak… a. Endonom karena penyebabnya tidak jelas b. Higroskopis karena dipengaruhi oleh kadar air c. Higroskopis karena penyebabnya perubahan suhu d. Tropisme positif karena menuju sumber rangsang 4
21. Respon yang dilakukan tumbuhan terhadap rangsang dari luar pada umunya berupa… a. Perubahan warna b. Gerak c. Perubahan bentuk d. Produksi getah 22. Rangsang dari luar berikut ini berpengaruh terhadap tumbuhan sehingga menimbulkan respon, kecuali…. a. Cahaya
c. Hama
b. Gravitasi
d. Zat kimia
23. Mekarnya bunga tulip jika terkena suhu seperti gambar di bawah ini termasuk gerak…
a. Tigmotropisme b. Fototropisme c. Termonasti d. Taksis
24. Di bawah ini yang tidak termasuk ke dalam gerak nasti adalah … a. Daun Mimosa pudica akan menutup jika disentuh b. Daun petai cina menutup di malam hari c.
Kloroplas bergerak ke bagian yang terkena sinar matahari
d.
Membuka dan menutupnya mahkota bunga pukul empat
5
25. Arah B menunjukkan respon pada tumbuhan berupa… a. Membuka menutupnya daun dimalam hari b. Gerak tumbuh batang menjauhi tanah c. Jatuhnya buah dari tangkainya d. Pertumbuhan akar
26. Berikut ini merupakan macam-macam gerak tropisme, kecuali… a. Kemotropisme, nastitropisme, hidrotropisme b. Fototropisme, kemotropisme, geotropisme c. Kemotropisme, hidrotropisme, tigmotropisme d. Kemotropisme, fototropisme, hidrotropisme 27. Akar tumbuhan selalu tumbuh kebawah, diakibatkan oleh rangsangan… a. Sentuhan tanah b. Kelembapan udara c. Gravitasi bumi d. Intensitas cahaya 28. Yang termasuk iritabilitas pada tumbuhan adalah berikut ini, kecuali… a. Daun sikejut disentuh mengkerut b. Tumbuh tunas daun kearah cahaya c. Batang memanjat dengan membelit d. Batang bergoyang jika terkena air 29. Contoh dibawah ini merupakan geotropisme positif adalah… a. Gerak tumbuh batang menjauhi tanah b. Gerakan tumbuhan menjauhi cahaya c. Gerakan akar menuju tanah d. Pertumbuhan tunas 30. Gerak bagian tumbuhan akibat persinggungan disebut gerak… a. Nasti
b. Fototaksis 6
c. Tigmotropisme
d. kemotropisme
31. Perhatikan gambar dibawah ini! Termasuk contoh dari gerak …. a. Fototropisme c. Kemonasti b. Fotonasti d. Higroskopis
32. Faktor-faktor yang mempengaruhi gerak pada tumbuhan adalah…… a. Cahaya, air, dan tekanan turgor b.
Sentuhan, dan daya serap akar
c. Cahaya, sentuhan, dan gravitasi bumi d. Gaya grafitasi, cahaya, dan gaya isap daun 33. Berikut merupakan pengertian dari gerak nasti pada tumbuhan adalah… a. Gerak bagian tumbuhan yang tidak dipengaruhi oleh arah rangsang, tetapi oleh tumbuhan itu sendiri b. Gerak berpindah tempat bagian dari tubuh tumbuhan yang arah perpindahannya dipengaruhi rangsangan c. Gerak yang dipengaruhi factor-faktor dari lingkungan d. Gerak yang dipengaruhi oleh perubahan kadar air 34. Berdasarkan penyebabnya, gerak pada tumbuhan dibedakan menjadi tiga yaitu kecuali … a. Gerak higroskopis b. Gerak hidrotropik c. Gerak karena pengaruh rangsangan dariluar d. Gerak yang tidak diketahui penyebabnya 35. Contoh gerak kemotaksis adalah… a. Peristiwa pecahnya buah polong b. Gerak membukanya kotak spora pada tumbuhan paku c. Gerak sel sperma ke sel telur d. Gerak menutupnya daun putrid malu 36. Gerak haptonasti dipengaruhi oleh …. a. Insektivor
b. Temperature 7
c. Suhu
d. Cahaya
37. Mekarnya bunga tulip disebabkan oleh rangsangan suhu. Hal itu menunjukkan adanya gerak… a. Seismononasti b. Termonasti c. Niktinasti d. Fotonasti 38. Perbedaan antara gerak hidronasti dan higroskopis adalah… a. Gerak hidronasti terjadi terhadap keadaan air, sedangkan higroskopis disebabkan oleh rangsang sentuhan b. Gerak hidronasti disebabkan oleh rangsang suhu, sedangkan higroskopis disebabkan oleh suasana gelap c. Hidronasti disebabkan oleh sentuhan serangga, sedangkan higroskopis disebabkan oleh perubahan kadar air dalam bagian tumbuhan d. Hidronasti terjadi terhadap keadaan air, sedangakn higroskopis disebabkan oleh perubahan kadar air dalam tumbuhan 39. Gerak yang terjadi disebabkan oleh sentuhan serangga merupakan gerak… a. Nasti kompleks
c. Higroskopis
b. Haptonasti
d. Termonasti
40. Contoh dari gerak hidronasti adalah…
a. Membuka dan menutupnya stomata pada daun b. Gerak menggulungnya daun padi c. Mekarnya bunga pukul enpat di sore hari d. Gerak akar menjauhi racun 41. Manakah diantara pernyataan di bawah ini yang merupakan gerak autonom… 8
a. Gerak plasma dalam sel b. Melilitnya sulur batang tanaman labuh c. Membukanya kulit buah polong-polongan d. Akar tumbuh menjauhi cahaya 42. Gerak nasti berbeda dengan gerak tropisme sebab gerak nasti… a. Merupakan gerak pindah b. Tidak dipengaruhi sumber rangsangan c. Dipengaruhi oleh rangsangan dari dalam d.
Merupakan gerak spontan pada tumbuhan
43. Perhatikan contoh gerak tumbuhan berikut ini! 1) Mengatupnya daun lamtoro di malam hari 2) Fitoplankton begerak ke permukaan air pada pagi hari 3) Ujung akar tumbuh menuju ke sumber air 4) Sperma tumbuhan paku bergerak menuju ovum Bila diurutkan, nama gerak 1, 2, 3, dan 4 tersebut adalah ….. a.
Niktinasti, hidrotropisme, kemotropisme, fototaksis
b.
Fototropisme, kemotropisme, hidronasti, niktinasti
c.
Kemonasti, fototaksis, hidrotropisme, niktinasti
d.
Niktinasti, fototaksis, hidropisme, kemotaksis
44. Yang bukan termasuk gerak esionom adalah…. a. Mengatupnya daun putri malu bila disentuh b. Membelitnya batang kacang panjang pada penyangganya c. Gerak ujung batang yang sedang tumbuh d. Gerak akar menuju ke pusat bumi
9
45. Perhatikan gambar dibawah ini! Gambar tersebut menunjukkan contoh dari gerak…. a. Tigmotropisme b. Kemotropisme c. Geotropisme d. hidrotropisme 46. Gerakan berikut yang tidak termasuk gerak higroskopis adalah .... a. Gerakan daun ketika hujan lebat b. Gerakan membukanya kotak spora pada tumbuhan paku c. Gerakan membukanya kotak spora pada tumbuhan lumut d. Pecahnya cangkang biji tanaman kacang-kacangan 47. Gerakan spermatozoid, penyerbuan, dan pembuahan yang diakibatkan oleh rangsangan zat kimia termasuk gerak…. a. Kemotaksis
c.
Taksis
b. Fototaksis
d. Tropisme
48. Pernyataan tentang gerak tumbuhan di bawah ini adalah benar, kecuali … a. Gerak higroskopis disebabkan adanya perubahan kadar air b. Gerak etionom disebabkan adanya rangsangan dari luar c. Gerak seismonasti disebabkan oleh rangsangan sentuhan d. Gerak fototropisme negatif disebabkan oleh rangsangan gaya gravitasi 49. Peristiwa nasti kompleks dipengaruhi oleh….. a. Cahaya b. Pertumbuhan c. Kadar garam d. Sel penjaga daun menutup 50. Perbedaan antara gerak hidrotropisme dan hidronasti adalah sebagai berikut… a. Hidrotropisme merupakan gerak bagian tumbuhan karena rangsangan air, hidronasti terjadi terhadap keadaan air. 10
b. Hidrotropisme merupakan gerak yang dipengaruhi oleh zat mekanis, hidronasti merupakan gerak seluruh tubuh tumbuhan yang terjadi terhadap keadaan air. c. Hidrotropisme terjadi terhadap keadaan air, hidronasti gerak bagian tumbuhan karena rangsangan air d. Hidrotropisme merupakan gerak yang dipengaruhi oleh tekanan turgor naik, hidronasti gerak yang dipengaruhi kadar air yang berlebih.
11
Lampiran 5
KISI – KISI SOAL UJI COBA SATUAN PENDIDIKAN
: SMP
MATA PELAJARAN
: BIOLOGI
KELAS/ SEMESTER
: VIII / 2
MATERI POKOK
: GERAK PADA TUMBUHAN
STANDAR KOMPETENS I 2. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan
KOMPETENSI DASAR 2.3 Mengidentifikas i macam-macam gerak pada tumbuhan.
JENJANG SOAL DAN PENYEBARANNYA
INDIKATOR
2.3.1 Mendeskripsikan macam-macam gerak pada tumbuhan.
JUMLAH
JAWABAN
17
C,D,D,A,D,B,
C1
C2
C3
2, 3, 5, 10, 11,
1,
17,
12, 19, 28, 32,
20,
23,
A,D,C,C,A,B,
41
24,
31,
B,C,C,A,D
48 2.3.2 Menjelaskan perbedaan gerak tropisme dan gerak nasti.
8, 9, 21, 22, 6, 7, 13,
4,
14,
33
B,A,B,C,A,C,
26, 29, 30, 33, 25,
27, 15, 16,
C,A,B,B,C,A,
34, 42, 49, 50
36,
37, 18, 35,
C,B,B,B,C,A,
38,
40, 39, 43,
B,C,A,C,A,A,
44,
46, 45
D,B,D,A,A,C,
47
B,D,A
Lampiran 6
UJI KOMPETENSI
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat ! 1. Tumbuhan tidak mempunyai system saraf dan indera untuk menerima dan menanggapi rangsangan, akan tetapi tumbuhan memiliki sifat….. a. Iritabilitas
c. Gerak tubuh
b. Reseptor
d. Gerakmotorik
2. Suatu gerak terjadi pada bagian tubuh tumbuhan tertentu, arah gerak tidak dipengaruhi oleh suatu rangsang. Gerak tersebut merupakan………..
a. Tropisme
c. Endonom
b. Taksis
d. nasti
3. Berikut ini merupakan gerak pada tumbuhan, kecuali…
a. Gerak bunga matahari kearah sinar matahari b. Gerak sulur membelit c. Gerak biji polong menutup pada malam hari d. Gerak mahkota bunga jatuh karena gugur 4. Gerakan tumbuhan berikut yang tidak termasuk gerak esionom di antaranya adalah…. a. Gerak kemotropisme – fototropisme – geotropisme b. Gerak taksis – kemotaksis, fototaksis c. Gerak nasti - seismonasti – niktinasti d. Gerak higroskopis – hidrokopis – anemotaksis 5. Berikut ini yang tidak termasuk iritabilitas pada putri malu diantaranya….
a. Seismonasti yaitu gerakan menutup daun putri malu karena disentuhnya daun b. Daun putri malu akan menutup setelah terkena sentuhan c. Daun putri malu akan membuka kembali setelah beberapa menit disentuh d. Daun putri malu akan menutup pada pagi hari yang cerah. 6. Di bawah ini adalah macam-macam gerak nasti, kecuali…. a. Hidronasti, tigmonasti, fotonasti b. Kemonasti, fotonasti, tigmonasti 1
c. Termonasti, nasti kompleks, d. Termonasti, fotonasti, termonasti 7. Gerak sel kelamin jantan menuju ke sel telur pada proses pembuahan pada tumbuhan merupakan contoh gerak… a. Kemotaksis
c. Geotropisme
b. Fototaksis
d. kemotropisme
8. Berdasarkan sumber rangsangannya, gerak pada tumbuhan dibagi menjadi 2 macam yaitu…..
a. Nasti dan taksis b. Geotropisme dan nasti c. Taksis dan tropisme d. Endonom dan etionom 9. Ciri-ciri mahluk hidup adalah sebagai berikut: 1) Berkembangbiak 2) Bergerak aktif 3) Melakukan fotosintesis 4) Bergerak pasif Ciri manakah yang dimiliki oleh tumbuhan… a. 1 dan 2
c. 3 dan 4
b. 2 dan 3
d. 2 dan 4
10. Gerak membeloknya ujung tanaman di dalam ruangan ke arah datangnya sinar matahari, merupakan contoh gerak…..
a. Kemotropisme b. Fotonasti c. Geotropisme d. fototropisme
2
11. Gerak taksis berbeda dengan gerak lainnya, karena… a. Arah geraknya tidak dipengaruhi oleh rangsang b. Pergerakan seluruh tubuh akibat adanya rangsangan c. Arah gerakan menjauhi rangsang d. Pergerakannya hanya bagian tubuh tertentu 12. Membuka dan menutupnya annulus pada sporangium paku termasuk gerak… a. Endonom karena penyebabnya tidak jelas b. Higroskopis karena dipengaruhi oleh kadar air c. Higroskopis karena penyebabnya perubahan suhu d. Tropisme positif karena menuju sumber rangsang 13. Mekarnya bunga tulip jika terkena suhu seperti gambar di bawah ini termasuk gerak… a. Tigmotropisme b. Fototropisme c. Termonasti d. Taksis 14. Di bawah ini yang tidak termasuk ke dalam gerak nasti adalah … a. Daun Mimosa pudica akan menutup jika disentuh b. Daun petai cina menutup di malam hari c.
Kloroplas bergerak ke bagian yang terkena sinar matahari
d.
Membuka dan menutupnya mahkota bunga pukul empat
15. Berikut ini merupakan macam-macam gerak tropisme, kecuali… a. Kemotropisme, nastitropisme, hidrotropisme b. Fototropisme, kemotropisme, geotropisme c. Kemotropisme, hidrotropisme, tigmotropisme d. Kemotropisme, fototropisme, hidrotropisme 16. Berikut merupakan pengertian dari gerak nasti pada tumbuhan adalah… a. Gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya tidak dipengaruhi oleh datangnya rangsangan, tetapi oleh tumbuhan itu sendiri
3
b. Gerak berpindah tempat bagian dari tubuh tumbuhan yang arah perpindahannya dipengaruhi rangsangan c. Gerak
seluruh tubuh tumbuhan
yang arah geraknya tidak dipengaruhi oleh
datangnya rangsangan, tetapi oleh tumbuhan itu sendiri d. Gerak yang dipengaruhi oleh perubahan kadar air 17. Gerak tumbuhan yang terjadi disebabkan oleh sentuhan serangga merupakan gerak… a. Nasti kompleks
c. Higroskopis
b. Haptonasti
d. Termonasti
18. Perbedaan antara gerak hidronasti dan hidrotropisme adalah… a. Gerak hidronasti terjadi terhadap keadaan air, sedangkan hidrotropisme disebabkan oleh rangsang sentuhan b. Gerak hidronasti disebabkan oleh rangsang suhu, sedangkan hidrotropisme disebabkan oleh suasana gelap c. Hidronasti disebabkan oleh sentuhan serangga, sedangkan hidrotropisme disebabkan oleh perubahan kadar air dalam bagian tumbuhan d. Hidronasti terjadi terhadap keadaan air, sedangakan hidrotropisme disebabkan oleh ragsangan air 19. Perhatikan gambar di bawah ini!
Dari gambar di atas termasuk contoh dari gerak…. a. Hidronasti b. Higroskopis c. Nasti kompleks d. Heliotropisme 20. Perhatikan contoh gerak tumbuhan berikut ini! 1) Mengatupnya daun lamtoro di malam hari 4
2) Fitoplankton begerak ke permukaan air pada pagi hari 3) Ujung akar tumbuh menuju ke sumber air 4) Sperma tumbuhan paku bergerak menuju ovum Bila diurutkan, nama gerak 1, 2, 3, dan 4 tersebut adalah ….. a.
Niktinasti, hidrotropisme, kemotropisme, fototaksis
b.
Fototropisme, kemotropisme, hidronasti, niktinasti
c.
Kemonasti, fototaksis, hidrotropisme, niktinasti
d.
Niktinasti, fototaksis, hidropisme, kemotaksis
21. Manakah diantara pernyataan di bawah ini yang merupakan gerak autonom! a. Gerak plasma dalam sel b. Melilitnya sulur batang tanaman melon c. Membukanya kulit buah polong-polongan d. Akar tumbuh menjauhi cahaya
22. Perhatikan gambar dibawah ini!
Gambar tersebut menunjukkan contoh dari gerak…. a. Tigmotropisme b. Kemotropisme c. Geotropisme d. hidrotropisme
23. Gerakan berikut yang tidak termasuk gerak higroskopis adalah .... a. Gerakan daun ketika hujan lebat b. Gerakan membukanya kotak spora pada tumbuhan paku c. Gerakan membukanya kotak spora pada tumbuhan lumut d. Pecahnya cangkang biji tanaman kacang-kacangan 24. Pernyataan tentang gerak tumbuhan di bawah ini adalah benar, kecuali … a. Gerak higroskopis disebabkan adanya perubahan kadar air b. Gerak etionom disebabkan adanya rangsangan dari luar c. Gerak seismonasti disebabkan oleh rangsangan sentuhan 5
d. Gerak fototropisme negatif disebabkan oleh rangsangan gaya gravitasi 25. Perbedaan antara gerak tigmotropisme dan seismonasti adalah sebagai berikut… a. Tigmotropisme merupakan gerak bagian tumbuhan karena rangsangan sentuhan pada satu sisi, sedangkan seismonasti merupakan gerak bagian tubuh tumbuhan karena rangsangan sentuhan. b. Tigmotropisme merupakan gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsangan sentuhan atau mekanis, seismonasti merupakan gerak seluruh tubuh tumbuhan yang terjadi terhadap keadaan air. c. Tigmotropisme merupakan gerak seluruh tubuh tumbuhan karena rangsangan sentuhan, sedangkan seismonasti merupakan gerak bagian tumbuhan karena rangsangan sentuhan pada satu sisi d. Tigmotropisme merupakan gerak yang dipengaruhi oleh tekanan turgor naik, seismonasti gerak yang dipengaruhi kadar air yang berlebih.
6
KUNCI JAWABAN 1. A
11. B
21. A
2. D
12. B
22. A
3. D
13. C
23. A
4. D
14. C
24. D
5. D
15. A
25. A
6. B
16. A
7. A
17. B
8. D
18. D
9. C
19. C
10. D
20. D
7
Lampiran 8
NAMA KELOMPOK
KELOMPOK I
KELOMPOK II
1. Abdul Malik
1. Adi Surya Saputra
2. Awaludin Sapei
2. Ardian Rika Safitri
3. Linda Indriani
3. Era Ambarwati
4. Dian Nur Latifah
4. Panji Wijaya
5. Rika Dwi Safitri
5. Dita Dwi Utari
6. Sekar Ayu Anggraita
6. Riza Putri Krishardini
KELOMPOK III
KELOMPOK IV
1. Afi Masyta Cahyaningrum
1. Ahmad Afifudin
2. Dwiki Rizal Alvis
2. Eko Dian Aryanto
3. Saiful Hidayat
3. Erwin Muhantoyo
4. Eka Nur Fitrianingsih
4. Umdatul Masholekhah
5. Ristina Irianti
5. Yulma Wulaningsih
6. Wahyu Aprilianingsih
KELOMPOK V
KELOMPOK VI
1. Eko Setiawan Nurcahyo
1. Anjas Puriyanto
2. Nova Rachmad Diansyah
2. Suryono
3. Yanuar Winzi Putri
3. Teguh Prasetyo
4. Ibnu Rizki Nugroho
4. Mauluvy Asma Wangi
5. Septiani Fajar Rahmawati
5. Yuli Permatasari
6. Tiya Istiyaroh
Lampiran 9
SOAL KUIS
1. Jelaskan perbedaan antara gerak tigmonasti dan tigmotropisme! 2. Jelaskan pengertian tentang : Geotropisme Nasti kompleks Higroskopis 3. Sebutkan contoh dari masing-masing pertanyaan dari nomor 2! 4. Gerak bagian tubuh tumbuhan akibat adanya pertumbuhan yang arahnya mendekati atau menjauhi sumber rangsang merupakan pengertian dari gerak? 5. Kata lain dari gerak niktinasti adalah!
1. Sebutkan macam-macam gerak pada tumbuhan! 2. Jelaskan pengertian dari : Tropisme Nasti taksis 3. Apa pengertian dari iritabilitas? 4. Gerak endonom di sebut juga gerak? 5. Jelaskan pengertian tentang gerak seismonasti dan tigmotropisme! Berikan contoh masing-masing gerak tersebut.
1. Sebutkan perbedaan antara gerak endonom dan etionom! 2. Gerak mekarnya bunga pukul empat merupakan contoh dari gerak? 3. Sebutkan perbedaan antara gerak fototropisme dan fotonasti! 4. Sebutkan macam-macam gerak nasti! 5. Sebutkan contoh dr gerak nasti,tropisme, taksis!
1. Sebutkan pebedaan antara gerak tropisme dan nasti! 2. Sebutkan macam-macam gerak tropisme! 3. Apa pengertian dari gerak haptonasti? 4. Gerak menggulungnya daun padi sebabkan karena apa? 5. Sebutkan contoh dari gerak tigmonasti, fotonasti, geotropisme, & fototropisme!
1. gerak sebagian tumbuhan sebagai tanggapan terhadap rangsangan dan gerak ini tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan, merupakan pengertian dari gerak? 2. Berikan contoh dari gerak higroskopis! 3. Apa perbedaan antara gerak endonom dan gerak etionom? 4. Mekarnya bunga tulip dipengaruhi oleh? 5. Sebutkan perbedaan antara gerak fototaksis dan kemotaksis!
1. Tumbuhan dapat bergerak seperti hewan, hal itu disebabkan karena tumbuhan memiliki kemampuan? 2. Apa pengertian dari gerak termonasti dan berikan contohnya! 3. Sebutkan macam-macam gerak tropisme! 4. Apa pengertian dari gerak higroskopis, berikan contohnya! 5. Apa perbedaan antara gerak fototropisme dan fotonasti!
Lampiran 10
DAFTAR DAFTAR PESERTA DIDIK KELAS VIII B (Kelas Eksperimen)
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
NOMOR INDUK 2654 2657 2658 2659 2669 2671 2673 2683 2690 2692 2696 2697 2700 2701 2704 2713 2724 2729 2740 2747 2753 2755 2756 2758 2759 2761 2768 2770 2771 2775 2778 2782 2783 2784
NAMA SISWA Abdul Malik Adi Surya Saputra Afi Masyta Cahyaningrum Ahmad Afifudin Anjas Puriyanto Ardian Rika Safitri Awaludin Sapei Dian Nur Latifah Dita Dwi Utari Dwiki Rizal Alvis Eka Nur Fitrianingsih Eko Dian Aryanto Eko Setiawan Nurcahyo Era Ambarwati Erwin Muhantoyo Ibnu Rizki Nugroho Linda Indriani Mauluvy Asma Wangi Nova Rachmad Diansyah Panji Wijaya Rika Dwi Safitri Ristina Irianti Riza Putri Krishardini Saiful Hidayat Sekar Ayu Anggraita Septiani Fajar Rahmawati Suryono Teguh Prasetyo Tiya Istiyaroh Umdatul Masholekhah Wahyu Aprilianingsih Yanuar Winzi Putri Yuli Permatasari Yulma Wulaningsih
DAFTAR PESERTA DIDIK KELAS VIII C (Kelas Kontrol) NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
NOMOR INDUK 2655 2661 2662 2666 2668 2675 2676 2681 2682 2687 2702 2703 2706 2717 2720 2788 2726 2731 2734 2793 2792 2748 2749 2750 2751 2752 2754 2757 2766 2772 2774 2780 2785
NAMA SISWA Adhy Candra Pratama Ahmad Syaifudin Ainul Isna Andrian Novianto Angga Putra Reswana Cahyo Jatmiko Darmawan Devi Liandani Dewi Ariningtyas Dimas Dwi Prayogo Eri Zulianto Eric Nugroho Fatma Novita Sari B Irnawan Wicaksono Kiki Yulia Eka Fatmawati M. Iqbal Maulana Mardiana Dewi Muchamat Andi Muhammad Ismail Mukhammad Syamsudin Ratna Wulandari Ratnasari Retno Apriliyani Retno Suprapti Ria Wahyuningsih Richo Rio Ariyandho Riskika Anggriyani Rochmat Jaenudin Sri Ambarwati Toim Rahmat Saputro Tri Aprilianingsih Widi Nur Imawan Yuniar Kasih Kurniawati
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri 1. Nama Lengkap
: Hani Ammaria
2. Tempat & Tgl. Lahir
: Pati, 25 November 1991
3. NIM
: 073811030
4. Alamat Rumah
: ds. Pesagen, RT 02/02, Gunung Wungkal, Pati.
Hp
: 085726919926
e-mail
:
[email protected]
B. Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal a. Taman Kanak-Kanak (TK) Raudhotul Athfal Pesagen, lulus tahun ajaran 1994/1995. b. Madrasah Ibtidaiyyah Thowalib Pesagen, lulus tahun ajaran 2000/2001. c. Madrasah Tsanawiyyah (MTs) Al Hikmah Kajen Margoyoso Pati, lulus tahun ajaran 2003/2004. d. Madrasah Aliyah Al Hikmah Kajen Margoyoso Pati, lulus tahun ajaran 2006/2007. 2. Pendidikan Non-Formal a. Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) Al Ishlah, lulus tahun ajaran 2003. b. Majlis Ta’lim Dhiyaul Qur’an (MTDQ).
Semarang, 8 Oktober 2011
Hani Ammaria NIM :073811030