KEEFEKTIFAN STRATEGI PEMBELAJARAN REACT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KALOR KELAS VII MTS NU 05 SUNAN KATONG KALIWUNGU TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Fisika
Oleh: MUHAMMAD MUSTAFIDHIN NIM: 113611009
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2016
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: MUHAMMAD MUSTAFIDHIN
NIM
: 113611009
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Fisika menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
KEEFEKTIFAN STRATEGI PEMBELAJARAN REACT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KALOR KELAS VII MTS NU 05 SUNAN KATONG KALIWUNGU TAHUN PELAJARAN 2015/2016
secara keseluruhan adalah hasil penelitian/ karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
ii
KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI Jl. Prof. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 024-7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185 PENGESAHAN Naskah skripsi dengan: Judul : Keefektifan Strategi Pembelajaran REACT Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Kalor Kelas VII MTs NU 05 Sunan Katong Kaliwungu Tahun Pelajaran 2015/2016 Nama : Muhammad Mustafidhin NIM : 113611009 Jurusan : Pendidikan Fisika Telah diujikan dalam sidang munaqosyah oleh Dewan Penguji Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Fisika. Semarang, 9 Juni 2016 DEWAN PENGUJI Ketua,
Sekretaris,
Dr. Hamdan Hadi Kusuma, M.Sc. NIP. 19770320200912 1 002 Penguji I,
H. Jasuri, M.SI NIP. 19671014 199403 1 005 Penguji II,
Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd., M. Kom. Andi Fadllan, S.Si., M.Sc. NIP. 19770622 200604 2 005 NIP. 19800915 200501 1 006 Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. H. Abdul Wahid, M. Ag. NIP. 19691114 199403 1 003
Edi Daenuri Anwar, M. Si NIP. 19760726 200912 1 002
iii
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 3 Mei 2016
Kepada Yth. Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo di Semarang Assalamu’alaikum wr. wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan : Judul
Nama NIM Jurusan
: Keefektifan Strategi Pembelajaran REACT Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Kalor Kelas VII MTs NU 05 Sunan Katong Kaliwungu Tahun Pelajaran 2015/2016 : Muhammad Mustafidhin : 113611009 : Pendidikan Fisika
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah. Wassalamu’alaikum wr. wb.
Pembimbing I,
Drs. H. Abdul Wahid, M.Ag NIP: 19691114 199403 1 003
iv
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 13 Mei 2016
Kepada Yth. Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo di Semarang Assalamu’alaikum wr. wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan : Judul
Nama NIM Jurusan
: Keefektifan Strategi Pembelajaran REACT Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Kalor Kelas VII MTs NU 05 Sunan Katong Kaliwungu Tahun Pelajaran 2015/2016 : Muhammad Mustafidhin : 113611009 : Pendidikan Fisika
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah. Wassalamu’alaikum wr. wb.
Pembimbing II,
Edi Daenuri Anwar, M.Si. NIP. 19790726 200912 1 002
v
ABSTRAK Judul
:
Penulis NIM
: :
Keefektifan Strategi Pembelajaran REACT Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Kalor Kelas VII MTs NU 05 Sunan Katong Kaliwungu Tahun Pelajaran 2015/2016 Muhammad Mustafidhin 113611009
Penelitian ini membahas tentang penerapan strategi pembelajaran REACT untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kajiannya dilatarbelakangi oleh presentase tingkat ketuntasan minimal siswa dalam mata pelajaran IPA yaitu baru 54,17% siswa yang telah mencapai nilai KKM yaitu 65. Selain itu pembelajaran yang selama ini dilakukan tergolong pasif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan strategi pembelajaran REACT (Relating, Experiencing, Appliying, Cooperating, Transfering) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok kalor kelas VII MTs NU 05 Sunan Katong Kaliwungu Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yang dilaksanakan di MTs NU 05 Sunan Katong Kaliwungu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII yang terbagi menjadi empat kelas. Teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Sampel yang diperoleh adalah kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII B sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi pembelajaran dengan strategi pembelajaran REACT sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode tes. Metode tes (multiple choice test) digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar. Data hasil penelitian diuji dengan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan dua rata-rata. Uji hipotesis penelitian ini dengan menggunakan t-tes. Berdasarkan perhitungan t-tes dengan taraf signifikasi 5% diperoleh thitung = 5,525 sedangkan ttabel = 1,684. Karena thitung > ttabel berarti ratarata hasil belajar fisika siswa yang diajar menggunakan strategi pembelajaran REACT lebih tinggi daripada nilai rata-rata pembelajaran konvensional. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran REACT
vi
pada materi pokok kalor efektif terhadap hasil belajar siswa kelas VII semester ganjil di MTs NU 05 Sunan Katong Kaliwungu tahun pelajaran 2015/2016. Kata Kunci
: REACT, kalor.
vii
KATA PENGANTAR
بسمميحرلا نمحرلا هللا Puji
syukur
kehadirat
Allah
SWT.
yang
senantiasa
memberikan taufiq, hidayah serta inayah-Nya. Sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan pengikut-pengikutnya yang senantiasa setia mengikuti dan menegakkan syariat-Nya, amin ya rabbal „alamin. Alhamdulillah, atas izin dan pertolongan-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Keefektifan Strategi Pembelajaran REACT Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Kalor Kelas VII MTs NU 05 Sunan Katong Kaliwungu Tahun Pelajaran 2015/2016” ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S.1) Pendidikan jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang. Dengan
selesainya
penyusunan
skripsi
ini,
penulis
menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dr. H. Ruswan, M.A., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan Skripsi ini. 2. Dr. Hamdan Hadi Kusuma, M. Sc., Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang. 3. Edi Daenuri Anwar, M. Si., Sekretaris Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang. viii
4. Joko Budi Poernomo, M.Pd. selaku wali studi yang telah memberikan masukan dan nasihat kepada peneliti selama menjalani pendidikan. 5. Drs. H. Abdul Wahid, M.Ag., pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktu untuk membimbing metode penelitian dan memberi saran dalam penulisan skripsi. 6. Edi Daenuri Anwar, M.Si., pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktu untuk
membimbing materi
dan memberi
saran dalam penulisan skripsi. 7. Seluruh dosen, pegawai, dan seluruh civitas akademik di lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. 8. Kepala MTs NU 05 Sunan Katong Kaliwungu Bapak Edy Kustiyono, S. Pd. beserta staf dan dewan guru yang telah membantu dan memberikan fasilitas
selama penyelesaian
penulisan skripsi ini. 9. Dedi Agus, S.Kom, S.Pd. selaku guru IPA kelas VII di MTs NU 05 Sunan Katong Kaliwungu, yang telah membantu pencapaian keberhasilan dalam penelitian ini. 10. Bapak tercinta dan Ibuku tersayang yang selalu mencurahkan kasih sayang serta do‟a kepada anak-anaknya. 11. Kakakku
dan adikku
tersayang
yang selalu memberikan
dukungan serta semangatnya. 12. Teman-teman Frekuensi Pendidikan Fisika angkatan 2011 yang sudah lulus maupun yang senasib dan seperjuangan.
ix
13. Teman-teman PPL SMP Islam Hidayatullah Semarang dan KKN Desa Bulu Temanggung terimakasih untuk persaudaraan, kasih sayang dan semangatnya. Kepada mereka semua, peneliti tidak dapat memberikan apaapa selain ucapan terima kasih yang tulus dengan diiringi do‟a semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka dengan sebaik-baiknya. Akhirnya peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan wacana bagi dunia pendidikan Indonesia. Amin.
Semarang, 26 Mei 2016 Peneliti,
Muhammad Mustafidhin NIM. 113611009
x
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................. i PERNYATAAN KEASLIAN. .................................................. ii PENGESAHAN . ....................................................................... iii NOTA PEMBIMBING . ........................................................... iv ABSTRAK ................................................................................. vi KATA PENGANTAR ............................................................... viii DAFTAR ISI.............................................................................. xi DAFTAR TABEL...................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR. ................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN. ............................................................ xv BAB I :
BAB II :
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................ B. Rumusan Masalah ....................................... C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................... LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori ............................................ 1. Strategi Pembelajaran REACT a. Pembelajaran. ................................. b. Pengertian strategi Pembelajaran .... c. Pengertian strategi Pembelajaran REACT. ........................................... 2. Materi Kalor a. Pengertian Kalor ............................. b. Pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan wujud zat ......................... c. Asas Black ...................................... 3. Belajar, Hasil Belajar, dan Pembelajaran a. Teori-teori Belajar .......................... b. Hasil Belajar .................................. c. Faktor-Faktor yang mempengaruhi hasil belajar ..................................... 4. Keefektifan .............................................
xi
1 5 5 9 9 10 10 12 13 20 22 25 28 36
BAB III:
BAB IV:
BAB V:
B. Kajian Pustaka ............................................. C. Rumusan Hipotesis ...................................... D. Kerangka Berfikir ........................................
36 41 42
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Langkah-langkah Penelitian ..................................................... B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................... C. Populasi dan Sampel Penelitian ................... D. Variabel dan Indikator Penelitian ................ E. Teknik Pengumpulan Data ......................... F. Teknik Analisis Data ...................................
44 46 46 48 49 51
DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data ............................................ B. Analisis Data ............................................... C. Pembahasan Hasil Penelitian ...................... D. Keterbatasan Penelitian ...............................
62 69 82 86
PENUTUP A. Kesimpulan.................................................. B. Saran............................................................ C. Penutup .......................................................
88 88 89
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1
Titik Lebur dan Kalor Lebur Zat ............................. 19
Tabel 2.2
Titik Uap dan Kalor Uap ......................................... 20
Tabel 3.1
Desain Penelitian .................................................... 44
Tabel 4.1
Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Awal Kelas Eksperimen (VII A) ............................................... 69
Tabel 4.2
Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Awal Kelas Kontrol (VII B) ...................................................... 70
Tabel 4.3
Data Hasil Uji Normalitas Nilai Awal.................... 71
Tabel 4.4
Data Hasil Uji Homogenitas Awal ......................... 73
Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal................... 74
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal.............. 76
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Daya Beda Butir Soal ................. 76
Tabel 4.8
Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Kelas Eksperimen (VII A) ............................................... 78
Tabel 4.9
Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Kelas Kontrol (VII B) ...................................................... 78
Tabel 4.10 Data Hasil Uji Normalitas Akhir ............................ 79 Tabel 4.11 Data Hasil Uji Homogenitas Akhir ........................ 81
xiii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1
Alur Perubahan Wujud Zat .................................. 14
Gambar 2.2
Contoh Es yang Melebur ....................................... 14
Gambar 2.3
Contoh Air yang didinginkan di bawah 00C .......... 15
Gambar 2.4
Contoh Air Mendidih ............................................ 15
Gambar 2.5
Gelas berisi air es bagian luarnya basah ................ 16
Gambar 2.6
Es nitrogen yang menjadi asap .............................. 16
Gambar 2.7
Dinding lemari es yang mengkristal ...................... 17
Gambar 2.8
Grafik perubahan wujud es menjadi uap air .......... 20
Gambar 2.9
Kalorimeter ......................................................... 21
Gambar 3.1
Skema Penelitian ................................................. 45
Gambar 4.1
Histogram Nilai Awal Kelas Eksperimen ............ 70
Gambar 4.2
Histogram Nilai Awal Kelas Kontrol .................. 71
Gambar 4.3
Histogram Nilai Akhir Kelas Eksperimen ........... 78
Gambar 4.4
Histogram Nilai Akhir Kelas Kontrol .................. 79
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Daftar Nama Siswa Kelas VII A
Lampiran 2
Daftar Nama Siswa Kelas VII B
Lampiran 3
Daftar Nama Siswa Kelas VII C
Lampiran 4
Daftar Nama Siswa Kelas VII D
Lampiran 5
Nilai Ulangan Harian
Lampiran 6
Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba Tes
Lampiran 7
Kisi-Kisi Soal Uji Coba
Lampiran 8
Soal Uji Coba
Lampiran 9
Analisis Soal Uji Coba
Lampiran 10 Perhitungan Validitas Uji Coba Lampiran 11 Perhitungan Reliabilitas Uji Coba Lampiran 12 Perhitungan Tingkat Kesukaran Uji Coba Lampiran 13 Perhitungan Daya Pembeda Uji Coba Lampiran 14 Hasil Akhir Analisis Soal Uji Coba Lampiran 15 Daftar Nilai Siswa Kelas Uji Coba Tes Lampiran 16 Hasil Nilai Awal Lampiran 17 Uji Normalitas Nilai Awal Kelas VIIA dan VIIB Lampiran 18 Uji Normalitas Nilai Awal Kelas VIIC dan VIID Lampiran 19 Uji Homogenitas Nilai Awal Lampiran 20 Uji Kesamaan Dua Varians Data Nilai Awal Antara Kelas VII A dan VII B Lampiran 21 Silabus xv
Lampiran 22 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen Lampiran 23 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol Lampiran 24 Kisi Soal Post-test Lampiran 25 Soal Post-test Lampiran 26 Daftar Nilai Post-test kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lampiran 27 Uji Normalitas Nilai Akhir Kelas Eksperimen Lampiran 28 Uji Normalitas Nilai Akhir Kelas Kontrol Lampiran 29 Uji Kesamaan Dua Varians Nilai Akhir antara Kelas Eksperimen dan Kontrol Lampiran 30 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Nilai Akhir antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Lampiran 31 Data Gain Kelas Eksperimen Lampiran 32 Data Gain Kelas Kontrol Lampiran 33 Tabel Distribusi Nilai Z Lampiran 34 Tabel Kritik Uji t Lampiran 35 Tabel Nilai Chi Kuadrat Lampiran 36 Tabel Nilai Product Moment Lampiran 37 Foto Penelitian Lampiran 38 Surat Penunjukan Pembimbing Lampiran 39 Surat Ijin Riset Lampiran 40 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 41 Validitas data Lab.Matematika
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar B elakang Pembelajaran merupakan proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 1 Siswa berperan sebagai penerima materi pelajaran dan berinteraksi dengan pendidik, yaitu guru sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mempelajari suatu materi dari sumber belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Tujuan
utama
pembelajaran
adalah
penguasaan
pengetahuan. Pengetahuan tersebut bersumber dari perangkat mata pelajaran yang disampaikan guru di sekolah. Mata pelajaran tersebut meliputi berbagai pengalaman yang berasal dari orang tua dimasa lalu, yang berlangsung dalam kehidupan manusia yang diuraikan, disusun, serta dimuat dalam buku mata pelajaran dari berbagai referensi. 2 Tercapainya tujuan pembelajaran menjadi cerminan prestasi belajar siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Ilmu pengetahuan alam (IPA) memiliki karakteristik pembelajaran tersendiri terutama materi fisika. Pembelajaran 1
Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS , (Jogjakarta: Media Wacana Press, 2003 ), hlm.11. 2
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 26.
9
membutuhkan pemahaman konsep dan pemahaman proses. Agar siswa dapat memahami konsep fisika diperlukan pembelajaran yang mengungkapkan fenomena atau gelaja alam. Sesuai dengan perkembangan pembelajaran, sebaiknya pembelajaran fisika melalui
metode
konstruktivisme,dan
dapat
menerapkan
pendekatan inkuiri ilmiah, kontekstual, dan pendekatan belajar kooperatif. Salah satu indikator keberhasilan pembelajaran diukur dengan hasil belajar siswa. Berdasarkan nilai ulangan harian mata pelajaran IPA siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Nahdhlatul Ulama 05 Sunan Katong Kaliwungu tahun ajaran 2015-2016, didapatkan baru mencapai 54,17% siswa yang telah memenuhi standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dengan nilai rata-rata siswa 61, 35. Adapun nilai KKM yang dimaksud adalah 65. Sedangkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru pengampu mata pelajaran IPA, diperoleh informasi bahwa faktor-faktor penyebab kurangnya nilai selama ini, ketika proses pembelajaran siswa hanya mendengar penjelasan dari guru, menyalin ulang catatan guru dari papan tulis, enggan bertanya dan takut mengemukakan pendapat. Selain itu, kenyataannya masih banyak siswa yang kualitas belajar di rumah atau di luar jam sekolah tergolong rendah. Akibatnya siswa cenderung pasif saat proses pembelajaran sehingga hasil belajarnya rendah.
10
Usaha untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang dapat melibatkan peran aktif siswa, membutuhkan kemampuan pendidik dalam menerapkan model atau strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Adanya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran akan menumbuhkan motivasi yang tinggi dan pada akhirnya berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar. Materi kalor berisi konsep perpindahan panas dan pengaruh perpindahan panas. Untuk menjelaskan konsep tersebut diperlukan pembelajaran yang mampu menghubungkan konsep yang akan diajarkan dengan kehidupan sehari-hari, tujuannya siswa dapat mengamati, menjelaskan serta dapat menarik kesimpulan terhadap
fenomena-fenomena
alam.
Kegiatan-
kegiatan tersebut merupakan proses ilmiah yang membutuhkan metode pembelajaran yang tepat. Oleh karena itu untuk mengajarkan materi kalor diperlukan model atau strategi pembelajaran
yang
melibatkan
keaktifan
siswa
dalam
memperoleh pengetahuan sehingga menjadi lebih mudah dipahami. Berdasarkan masalah di atas maka salah satu upaya yang dapat dilakukan guru adalah dengan mencoba menerapkan strategi-strategi pembelajaran yang lebih berorientasi pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu strategi tersebut applying,
adalah,
Strategi
cooperating,
REACT
transfering).
(relating, Strategi
experiencing, ini
bersifat
11
kontruktivistik karena siswa diberi kebebasan memikirkan persoalan fisika yang diajukan dan siswa mencoba menemukan hubungan penuh makna antara ide-ide abstrak dengan penerapan praktis di dalam kehidupan sehari-hari melalui penghubungan konsep, melakukan praktek, dan mencari penjelasannya serta penggunaan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, guru juga akan terbantu dalam menyampaikan materi mengingat waktu yang disediakan terbatas dan materi yang harus disampaikan sangat banyak. Strategi pembelajaran REACT guru menggali pemahaman siswa dengan cara meminta mereka untuk melaksanakan
lima
(menghubungkan), (menerapkan),
tugas
utama
Experiencing
Cooperating
yaitu
Relating
(mengalami),
Applying
(bekerjasama),
Transfering
(menyampaikan).3 Selama proses pembelajaran dengan strategi ini, siswa didukung untuk membangun pengetahuan mereka sendiri melalui proses penemuan. Strategi ini efisien untuk menciptakan diskusi siswa mengenai konsep ilmu pengetahuan. Strategi
ini
melibatkan
siswa
secara
langsung
dalam
meghubungkan suatu fenomena, melakukan eksperimen dan pada tahapan selanjutnya siswa dapat menjelaskan pengalamanya melakukan eksperimen sampai pada pemahaman konsep. Dalam melakukan kegiatan siswa dibagi dalam kelompok-kelompok
3
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual : Konsep dan Aplikasi, (Bandung :PT Refika Aditama, 2010), hlm.8.
12
kecil. Setiap siswa dalam menyelesaikan tugas kelompoknya harus saling membantu dan bekerja sama satu sama lain. Tahapan-tahapan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
strategi
REACT
tersebut
diharapkan
dapat
mengatasi masalah-masalah yang selama ini terjadi dalam proses pembelajaran baik dalam pengelolaan maupun keaktifan siswa sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. Berkaitan dengan masalah tersebut di atas peneliti terdorong untuk melakukan penelitian tentang “Keefektifan Strategi Pembelajaran REACT terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Kalor Kelas VII MTs NU 05 Sunan Katong Kaliwungu Tahun Pelajaran 2015-2016”.
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Apakah Penerapan Strategi Pembelajaran REACT Pada Materi Kalor Efektif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII MTs. NU 05 Sunan Katong Kaliwungu?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penerapan strategi REACT pada materi kalor terhadap 13
peningkatan hasil belajar siswa kelas VII MTs. NU 05 Sunan Katong Kaliwungu. 2.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti : a.
Bagi Pendidik, mengetahui salah satu strategi pembelajaran yang efektif untuk materi kalor, sehingga dapat diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar disekolah.
b.
Bagi
peneliti,
permasalahan gambaran
memperoleh
yang
terkait
diteliti, dengan
jawaban dan
atas
memberikan
keefektifan
strategi
pembelajaran REACT pada materi kalor terhadap hasil belajar siswa. c.
Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan rujukan bagi penelitian sejenis.
d.
Bagi kepala sekolah, dapat dijadikan sebagai bahan informasi dalam meningkatkan hasil belajar materi kalor khususnya dan mata pelajaran fisika pada umumnya.
e.
Bagi peserta didik, dapat dijadikan sebagai motivasi dalam proses pembelajaran fisika, memudahkan
14
dalam
memahami
materi
pelajaran,
serta
mengenalkan kepada peserta didik bagaimana cara belajar dan memahami suatu materi pelajaran yang menyenangkan
sehingga
berdampak
pada
peningkatan hasil belajar peserta didik.
15
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori Kerangka teoritik adalah penjelasan tentang dasar-dasar atau
kaidah-kaidah
teoritis
serta
asumsi-asumsi
yang
memungkinkan terjadinya penalaran untuk menjawab masalah yang diajukan. 1.
Strategi Pembelajaran REACT Pembelajaran (learning) merupakan suatu kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa secara terintegrasi dengan memperhitungkan faktor lingkungan belajar, karakteristik siswa, karakteristik bidang studi serta berbagai
strategi
pembelajaran,
baik
penyampaian,
pengelolaan, maupun pengorganisasian pembelajaran.4 Proses pembelajaran perlu dilakukan dengan tenang dan menyenangkan, hal tersebut tentu saja menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif.
Menurut
Mulyasa
(2003:
82),
“proses
pembelajaran dikatakan efektif apabila seluruh siswa terlibat secara aktif, baik mental, fisik, maupun sosialnya”. 5 4
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), Cet. IV, hlm. 5. 5
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 101.
8
Strategi
pembelajaran
merupakan
keputusan-
keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran yang masih bersifat konseptual. 6 Penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran sangat perlu karena untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal.7 Salah satu Strategi pembelajaran adalah strategi pembelajaran REACT yang dikembangkan dari pendekatan kontekstual atau contextual and learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa
mengkonstruksi
sendiri
pengetahuan
dan
keterampilan baru ketika ia belajar. Untuk memahami secara lebih mendalam konsep pembelajaran kontekstual, COR (Center for Occupational Reaserch) di Amerika menjabarkannya menjadi lima
6
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual : Konsep dan Aplikasi, (Bandung :PT Refika Aditama, 2010), hlm.55. 7
Made Wena, Strategi pembelajaran inivatif kontemporer: suatu tinjauan konseptual operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet.6, hlm. 23.
9
konsep bawahan yang disingkat REACT, yaitu Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, dan Transfering. a. Relating(Menghubungkan) Bentuk belajar dalam konteks kehidupan nyata atau pengalaman nyata. Pembelajaran harus digunakan untuk menghubungkan situasi sehari-hari dengan informasi baru untuk dipahami atau dengan problema untuk dipecahkan. b. Experiencing(Mengalami) Belajar dalam konteks eksplorasi, penemuan, dan penciptaan. Ini berarti bahwa pengetahuan yang diperoleh
siswa
melalui
pembelajaran
yang
mengedepankan proses berfikir kritis lewat siklus inquiry c. Applying (Mengaplikasikan) Belajar dalam bentuk penerapan hasil belajar kedalam penggunaan dan kebutuhan praktis. Dalam praktiknya, siswa menerapkan konsep dan informasi kedalam kehidupan mendatang. d. Cooperating (Bekerjasama) Belajar dalam bentuk berbagai informasi dan pengalaman,
saling
merespon,
dan
saling
berkomunikasi. Bentuk belajar ini tidak hanya membantu siswa belajar tentang materi, tetapi juga
10
konsisten dengan penekanan belajar kontekstual dalam kehidupan nyata.
e. Transfering (Menyampaikan) Kegiatan
belajar
dalam
bentuk
memanfaatkan konteks baru untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman belajar baru.8 Dengan kata lain, pengetahuan dan keterampilan tidak sekedar untuk dihafal, tetapi dapat diggunakan atau dialihkan pada situasi lain dalam hal ini pengetahuan yang sudah dimiliki didiskusikan. Berdasarkan tahapan dalam strategi pembelajaran kontekstual seperti yang telah dipaparkan, diharapkan siswa tidak hanya mendengar keterangan guru tetapi dapat berperan
aktif
menerapkan,
untuk
menghubungkan,
menganalisis,
serta
menemukan, memanfaatkan
pemahamannya terhadap konsep yang dipelajari dengan kehidupan nyata. Perbedaan mendasar antara strategi pembelajaran
REACT
pada
penelitian
ini
dengan
pembelajaran konvensional adalah guru memberikan kesempatan siswa untuk melakukan percobaan sehingga siswa dapat menghubungkan, menemukan, menerapkan
8
Mansur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2011), hlm.41-42.
11
dan memanfaatkan sebuah konsep baru yang mereka temukan dapat berkembang dan meningkat.
2.
Kalor a.
Pengertian kalor Kalor merupakan energi yang ditransfer dari satu benda ke benda yang lain karena adanya perbedaan
temperatur.9
Sedangkan
menurut
Marthen Kanginan, kalor didefinisikan sebagai energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan.10 Konversi satuan kalor, dalam SI (Satuan Internasional) kalor dinyatakan dalam satuan joule (J) sedangkan satuan lain yang digunakan untuk menyatakan satuan kalor adalah kalori (kal); dalam hal ini 4,186 J = 1 kal atau 4, 186 x 103 J = 1 kkal.11 Simpulan yang dapat kita ambil dari teori9
Douglas C. Giancoli, Fisika Giancoli, terj. Yuhilza Hanum, (Jakarta: Erlangga, 2001), hlm.490. 10
Marthen Kanginan, Fisika SMA untuk Kelas X, ( Jakarta: Erlangga, 2004), hlm. 24. 11 Douglas C. Giancoli, Fisika Giancoli, terj. Yuhilza Hanum ..., hlm. 490.
12
teori di atas bahwa kalor merupakan energi yang berpindah karena berbedaanya temperatur baik ada zat perantara ataupun tidak.
b.
Pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan wujud zat 1)
penggaruh kalor terhadap perubahan suhu zat Apabila suatu zat menyerap kalor maka suhu zat itu akan naik dan sebaliknya apabila zat itu melepas kalor suhunya akan turun. Jumlah
kalor
yang
yang
diserap
atau
dilepaskan zat sebanding dengan massa zat, kalor jenis zat, dan kenaikkan atau penurunan suhu itu, yang secara matematis dapat dilihat pada persamaan 2.1. Q = m × C × ΔT Dengan: Q m C ΔT
(Persamaan 2.1)
= jumlah kalor (J) = massa zat (kg) = kalor jenis zat (J/ kg K) = kenaikan atau penurunan suhu (K).
Kalor jenis suatu zat adalah bilangan yang
menyatakan
banyaknya kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 10C. 2)
pengaruh kalor terhadap perubahan wujud zat Selama proses perubuhan wujud zat,
13
suhu benda tetap meskipun menerima kalor karena kalor tidak dipakai untuk menaikkan suhu tetapi untuk mengubah wujud zat. Adapun jenis perubahan wujud zat adalah melebur/mencair,
membeku,
menguap,
mengembun, menyublim, dan mengkristal atau menghablur.
c
GAS d
CAIR
e f
b
PADAT
a
Gambar 2.1. Alur perubahan wujud akibat adanya perubahan kalor a) Mencair Perubahan wujud zat padat menjadi cair disebut
mencair,
memerlukan
saat
energi
zat
mencair
kalor.
Contoh
peristiwa mencair dapat dilihat pada gambar 2.2.
14
Gambar 2.2. Es yang mencair.
b) Membeku Perubahan wujud zat cair menjadi padat disebut membeku
membeku.
Pada
melepaskan
saat
energi
zat kalor.
Contoh peristiwa membeku dapat dilihat pada gambar 2.2.
Gambar 2.3. Air didinginkan di bawah 00C. c) Menguap Perubahan wujud zat cair menjadi gas 15
disebut menguap. Pada saat tersebut zat memerlukan
energi
kalor.
Contoh
peristiwa menguap dapat dilihat pada gambar 2.3.
Gambar 2.4. Air dipanaskan sampai mendidih.
d) Mengembun Perubahan wujud zat gas menjadi cair disebut
mengembun.
Saat
terjadi
pengembunan zat melepaskan energi kalor.
Contoh
peristiwa
mengembun
dapat dilihat pada gambar 2.4.
Gambar 2.5. Gelas berisi air es bagian luarnya basah. e) Menyublim 16
Perubahan wujud zat padat menjadi gas disebut menyublim. Saat penyubliman zat memerlukan
energi
kalor.
Contoh
peristiwa menyublim dapat dilihat pada gambar 2.5.
Gambar 2.6. Es Nitrogen yang menjadi asap.
f) Mengkristal atau menghablur Perubahan wujud zat gas menjadi padat disebut mengkristal atau
menghablur.
Pada saat pengkristalan zat melepaskan energi
kalor.
Contoh
peristiwa
pengkristalan dapat dilihat pada gambar 2.6.
Gambar 2.7. Dinding lemari es yang mengkristal. 3) kalor laten 17
Untuk mengubah wujud zat dibutuhkan atau dilepaskan kalor dengan suhu yang tetap sama saat berubah wujud.. Oleh karena itu, kalor ini seakan-akan tersembunyi dan disebut kalor laten (laten artinya tersembunyi). Dua jenis kalor yang sering dijumpai adalah kalor laten lebur (kalor lebur) diberi lambang L dan kalor laten uap (kalor uap) diberi lambang U.
a) kalor lebur Kalor lebur adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 kg zat padat untuk mengubah wujudnya menjadi cair pada titik leburnya.12 Kalor yang dilepaskan pada saat zat membeku dinamakan kalor beku. Kalor laten beku besarnya sama dengan kalor laten lebur dan biasanya disebut dengan kalor lebur.13 Banyaknya diperlukan
atau
kalor dilepaskan
(Q) pada
yang saat
12
Thamrin dan Abdul Jamal, Penerapan Rumus-Rumus Fisika SMA, (Surabaya: Gitamedia Press, 2005), hlm. 137. 13
Supiyanto, FISIKA untuk SMA Kelas X, (Jakarta: PHißETA, 2007),
hlm. 160.
18
berubah wujud dinyatakan oleh persamaan 2.2. Q=m.L
(Persamaan 2.2)
Dalam SI, satuan banyaknya kalor (Q) adalah joule (J) dan satuan massa(m) adalah kg, sehingga satuan kalor lebur (L) adalah J/ kg.
Tabel.2.1 Titik Lebur dan Kalor Lebur Zat Nama Zat Alkohol (etanol) Raksa Air Timbal Platiria Alumunium Tembaga b) kalor uap
Titik Lebur (0C) -97 -39 0 327 327 569 1.089
Kalor Lebur (J/kg) 6,9 x 104 1,26 x 104 3,34 x 105 2,5 x 104 1,13 x 105 4,03 x 105 2,056 x 105
Kalor laten uap besarnya sama dengan kalor laten embun dan biasanya disebut dengan kalor uap.14 Banyaknya kalor (Q) yang diperlukan atau dilepaskan pada saat berubah wujud, dinyatakan oleh persamaan
14
19
Supiyanto, FISIKA untuk SMA Kelas X..., hlm. 160.
2.3. Q = m.U
(Persamaan 2.3)
Dalam SI, satuan banyak kalor (Q) adalah joule (J) dan satuan massa (m) adalah kg, sehingga satuan kalor uap (U) adalah J/ kg. Kalor
yang
diperlukan
untuk
mengubah wujud 1 kg zat cair menjadi uap pada titik didih normalnya dinamakan kalor uap. Kalor uap disebut juga kalor didih, sedangkan kalor yang dilepaskan untuk mengubah 1 kg uap menjadi cair pada titik didih normalnya dinamakan kalor embun. Suhu (0C) 100
Uap
air
Mendidih
0
Gambar 2.8. Grafik perubahan wujud es menjadi uap air. Seperti halnya titik lebur dan kalor lebur, setiap zat juga memiliki titik didih dan kalor uap yang berbeda. Dapat dilihat pada tabel 2.1, dan pada tabel 2.2. 20
Tabel.2.2 Titik uap dan Kalor uap Zat Titik Didih (0C)
Nama Zat Oksigen Alkohol (etanol) Air Raksa Timbal Tembaga c. Asas Black
-183 65 100 357 1.620 2.300
Kalor Uap (J/kg) 2,137 x 105 1,1 x 106 2,25 x 106 2,98 x 105 7,35 x 105 7,35 x 106
Joseph Black (1728-1799) seorang ilmuwan Inggris, mengungkapkan bahwa bila dua zat yang berbeda suhunya dicampurkan pada suatu wadah yang terisolasi secara sempurna dari lingkungan sekitarnya, seperti pada gambar 2.8 maka kalor akan mengalir dari zat yang suhunya tinggi ke zat yang suhunya rendah sehingga
terjadi
keseimbangan
energi.
Hal
ini
merupakan hukum kekekalan energi yaitu jumlah energi yang dilepas sama dengan jumlah energi yang diterima. Hubungan ini dapat dilihat pada persamaan 2.4. Qk = Qm
(Persamaan 2.4)
Keterangan Qk= jumlah kalor yang keluar / dilepas Qm= jumlah kalor yang masuk / diterima Termometer Tabung luar
21
Tabung Dalam
pengaduk
Gambar 2.9. Kalorimeter.
3. Hasil Belajar a.
Teori-Teori Belajar Teori-teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1)
Teori Belajar Jean Piaget Piaget
mengemukakan
perkembangan
kognitif
bahwa
sebagian
besar
ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari tindakan. Piaget yakin bahwa pengalamanpengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting
bagi
terjadinya
perubahan
perkembangan. Sementara itu bahwa interaksi
22
social
dengan
berargumentasi
teman dan
sebaya,
khususnya
berdiskusi
membantu
memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih logis. 15 Dalam penelitian ini teori belajar Jean Piaget digunakan karena strategi pembelajaran REACT juga berbasis konstruktivistik seperti halnya
teori
belajar
ini.
Dilihat
pada
pembelajaran yang dilakukan, siswa diberikan tugas yang harus dikerjakan baik secara individu
maupun
kelompok
dengan
mengkonstruk pengetahuannya sendiri melalui kegiatan
menghubungkan,
mengalami,
menerapkan, bekeja sama dan menyampaikan hasil kerja. 2)
Teori Belajar Vygotsky Teori Vygotsky menekankan pada aspek sosial
dari
pembelajaran. 16
Vygotsky
mengkritik pendapat Piaget yang menyatakan bahwa
faktor
perkembangan
utama
yang
kognitif
mendorong
seseorang
adalah
motivasi atau daya dari individu sendiri untuk mau 15
belajar
dan
berinteraksi
dengan
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual : Konsep dan Aplikasi, (Bandung :PT Refika Aditama, 2010), hlm.19. 16 Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual..., hlm.22.
23
lingkungannya. Vygotsky justru berpendapat bahwa interaksi sosial, yaitu interaksi individu tersebut dengan orang lain merupakan faktor terpenting yang mendorong atau memicu perkembangan kognitif seseorang. Dalam Vygotsky
penelitian
ini
digunakan
pembelajaran
teori
karena
belajar strategi
REACT juga menggunakan
kegiatan pembelajaran melalui kerja kelompok seperti prinsip pada teori belajar Vygotsky itu sendiri. Melalui kelompok ini siswa saling berdiskusi menyelesaikan tugas yang diberikan dengan saling bertukar ide dan temuan sehingga dapat digeneralisasikan atau disimpulkan. Guru dalam proses ini hanya membantu proses penemuan jawaban jika terjadi suatu kesulitan. 3)
Teori Belajar David Ausubel David Ausubel mengemukakan teori belajar
bermakna
(meaningful
learning).
Belajar bermakna adalah proses mengaitkan informasi baru dengan konsep-konsep yang relevan dan terdapat dalam kognitif seseorang.17 Dalam penelitian ini teori belajar David Ausubel 17
digunakan
karena
pada
strategi
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual..., hlm.21.
24
pembelajaran REACT, ada fase penerapan konsep
dimana
guru
menyajikan
materi
pelajaran baru dengan menghubungkannya dengan konsep yang relevan yang sudah ada dalam struktur kognisi siswa. Ketiga
teori
belajar
tersebut
dapat
mewakili strategi REACT karena di dalamnya terdapat beberapa aspek yang sama dalam tahapan-tahapan dari strategi ini. Dalam teori Jean Piaget lebih cenderung kepada interaksi atau manipulasi dengan lingkungan belajar. teori tersebut berhubungan dengan tahapan experiencing dan Appliying. Sedangkan teori dari Vygotsky yang lebih mengedepankan interaksi sosial berkaitan dengan tahapan Cooperating dan Transfering. Adapun inti dari strategi REACT itu sendiri terwakili sepenuhnya oleh teori yang dikemukakan David Ausubel mengenai belajar bermakna. Karena pada prinsipnya strategi REACT berkembang dari pembelajaran
kontekstual
yang
sangat
mengedepankan hubungan antara pengetahuan baru yang siswa dapat dari proses pembelajaran dengan
kehidupan
sehari-hari
menghasilkan pengetahuan bermakna.
25
yang
b.
Definisi Hasil Belajar Belajar adalah suatu hal yang sangat penting untuk kebutuhan hidup manusia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, diladikan) oleh usaha (pikiran)” 18 dan “belajar adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan atau ilmu”. 19 Sedangkan pengertian belajar yang dinukil dari QS. Al-Alaq ayat 3-5 Allah SWT berfirman:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq: 3-5)20
18
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Cet.III., hlm. 300. 19
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus..., hlm.1 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahanya (Kudus: Menara Kudus, 2006), hlm.598. 20
26
Ayat tersebut
menunjukkan bahwa tanpa
melalui belajar, niscaya tidak akan dapat mengetahui segala sesuatu yang ia butuhkan bagi kelangsungan hidupnya di dunia dan akhirat. Pengetahuan manusia akan berkembang jika diperoleh melalui proses belajar mengajar yang diawali dengan kemampuan menulis dengan pena dan membaca.21 Menurut Hilgrad dan Bower sebagaimana dikutip oleh Baharuddin, “Belajar (to learn) memiliki arti: 1) to gain knowledge, comprehension or mastery of trough experience or study; 2) to fix in the mind or memory; memorize; 3) to acquire trough experience; 4) to become in forme of to find out.” Menurut definisi ini, belajar berarti memperoleh pengetahuan atau menguasai
pengatahuan
melalui
pengalaman,
mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu.22 Dalam proses belajar pasti menunjukkan suatu hasil. Hasil menunjukkan pada suatu perolehan akibat 21
Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam Jilid 1, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm.141. 22 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Ar-ruzz Media, 2010), Hlm.13
27
dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. 23 Hasil belajar merupakan suatu hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. 24 Menurut Agus Suprijono, hasil belajar adalah polapola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. 25 Pada
hakikatnya
hasil
belajar
adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar merupakan suatu proses usaha
yang
dilakukan
oleh
seseorang
secara
keseluruhan yang mencakup peningkatan kognitif, afektif, psikomotorik, serta kemampuan yang lain sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Jadi hasil belajar pada hakikatnya yaitu berubahnya perilaku siswa meliputi kognitif, afektif, serta psikomotoriknya. Sehingga setiap pendidik pastinya akan mengharapkan agar
23
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), hlm.44. 24
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 3. 25
Agus Suprijono, Cooperatif Learning, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), cet.6, hlm.5.
28
hasil belajar peserta didiknya itu meningkat setelah melakukan proses pembelajaran. c.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.
1)
Faktor internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktorfaktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.26 a)
Faktor Fisiologis Faktor-faktor
fisiologis
adalah
faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Kondisi fisiologis meliputi kesehatan jasmani, gizi cukup tinggi (gizi kurang, maka lekas lelah,
26
29
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar..., hlm. 19.
mudah
ngantuk,
sukar
menerima
pelajaran), dan kondisi panca indra. Aspek fisiologis
ini
diakui
pengelolaan kelas. b)
mempengaruhi
27
Faktor Psikologis Faktor-faktor
psikologis
adalah
keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor
psikologis
yang
utama
mempengaruhi proses belajar adalah: (1) Kecerdasan Kecerdasan psikologis
merupakan yang
paling
faktor penting
dalam proses belajar siswa, karena itu
menentukan
siswa.
Semakin
intelegensi
kualitas
belajar
tinggi
tingkat
seseorang
individu,
semakin besar peluang individu tersebut belajar.
meraih
sukses
dalam
28
(2) Motivasi
27
Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Penerbit Teras, 2012), hlm. 196. 28 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar..., hlm.20-21.
30
Motivasi adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi
keefektifan
kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang
mendorong
melakukan
siswa
kegiatan
Menurut
para
mendefinisikan
ahli motivasi
ingin belajar.
psikologi sebagai
proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat.29
(3) Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap
untuk memperhatikan dan
mengenang
beberapa
kegiatan.
Minat belajar yang dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi
belajarnya.
30
hasil
(4) Sikap 29
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar..., hlm. 22. Fathurrohman, Muhammad, dan Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran Membantu Meningkatkan Mutu Pembelajaran sesuai Standar Nasional, (Yogyakarta: Penerbit Teras) , 2012, hlm.125. 30
31
Dalam proses belajar, sikap individu dapat mempengaruhi keberhasilan proses belajarnya.
Sikap
adalah
gejala internal yang berdimensi aktif berupa
kecendrungan
untuk
mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek,
orang,
sebagainya,
peristiwa
baik
dan
secara
positif
lain
yang
maupun negatif.31
(5) Bakat Faktor
psikologis
mempengaruhi proses belajar adalah bakat.32
Bakat
memang
diakui
sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih. Ada dua faktor
yang
perkembangan
mempengaruhi bakat
seseorang,
antara lain faktor anak itu sendiri (tergantung pada minat, kesulitan/
31
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar..., hlm. 24-25.
32
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar..., hlm. 25.
32
masalah pribadi, meskipun bakat karena keturunan), dan lingkungan anak (tidak ada kesempatan/ orang tua kurang mampu, dll.). pada dasarnya tiap orang punya bakatbakat tertentu seperti bakat seni, melukis, menyanyi, akademik, dll.33 2)
Faktor eksternal yaitu faktor yang timbul dari luar diri siswa: a) Faktor Lingkungan Faktor lingkungan merupakan faktor dimana anak didik saling berinteraksi dengan faktor biotik dan abiotik di lingkungan.
Lingkungan
alami
dan
lingkungan sosial juga merupakan faktor penting dalam menentukan hasil belajar. Faktor lingkungan terbagi menjadi dua: (1) Lingkungan alami Lingkungan
alami
lingkungan tempat
adalah
tinggal anak
didik yang hidup dan berusaha di dalamnya. (2) Lingkungan Sosial
33
33
Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan..., hlm. 198.
Lingkungan
sosial
adalah
lingkungan dimana manusia saling berinteraksi
dengan
manusia
di
dalam lingkungan itu yang biasa disebut dengan makhluk sosial.34 b) Faktor Instrumental Faktor
instrumental
adalah
seperangkat kelengkapan dalam berbagai bentuk untuk mencapai tujuan.35
Faktor
instrumental meliputi:
(1) Kurikulum/bahan pelajaran Kurikulum adalah a plan of learning yang merupakan unsur substansial dalam pendidikan. Tanpa kurikulum proses belajar mengajar tidak dapat berlangsung, sebab materi yang akan disampaikan oleh guru di kelas belum diprogramkan sebelumnya. (2) Program Program pendidikan disusun untuk dijalankan 34
Muhammad Fathurrohman Pembelajaran...., hlm.128. 35
&
demi Sulistyorini,
kemajuan Beajar
&
Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan..., hlm. 195
34
pendidikan.
Program
pendidikan
disusun sesuai potensi sekolah baik tenaga,
finansial
dan
sarana
prasarana. (a) Guru/pengajar (b) Sarana dan fasilitas (c) Administrasi atau manajemen Faktor-faktor
diatas
sangat
berpengaruh
terhadap proses belajar mengajar. Ketika dalam proses belajar peserta didik tidak memenuhi faktor tersebut dengan baik, maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Oleh karena itu, untuk mencapai hasil belajar yang telah
direncanakan,
seorang
guru
harus
memperhatikan faktor-faktor diatas agar hasil belajar yang dicapai peserta didik bisa maksimal. Proses belajar mengajar harus dapat perhatian serius
yang
melibatkan
berbagai
aspek
yang
menunjang keprestasian belajar mengajar. Bloom dkk, mengkategorikan hasil belajar ke dalam tiga ranah, yaitu: 1)
Kognitif Meliputi
kemampuan
pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
35
2)
Afektif Meliputi perilaku penerimaan, sambutan, penilaian, organisasi dan karakterisasi.
3)
Psikomotorik Meliputi
kemampuan
motorik
berupa
persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas. 36 Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti hanya menggunakan ranah kognitif saja karena pada penelitian ini hanya sampai dengan pengetahuan, pemahaman dan analisis. 4. Keefektifan Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1990) kata “efektif bermakna akibatnya, pengaruhnya, manjur atau mujarab, dan dapat membawa hasil”.37 Keefektifan merupakan adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju, yaitu bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam
36
Oemar hamalik, Psikologi Belajar Dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), hlm.78. 37
Tim penyususn kamus pusat bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai pustaka, 2005 ), hlm. 284.
36
mewujudkan tujuan operasional.38 Suatu strategi pembelajaran dapat dikatakan efektif jika strategi pembelajaran tersebut dapat mewujudkan tujuan dari pembelajaran tersebut. Dalam hal ini adalah dapat meningkatkan pemahaman serta prestasi siswa. Adapun indikator dari keefektifan metode mengajar adalah kecepatan pemahaman siswa pada pelajaran lebih tinggi, siswa bertambah kreatif dan hasil belajar meningkat.
B. Kajian Pustaka Kajian pustaka digunakan sebagai bahan perbandingan terhadap penelitian yang ada, baik mengenai kelebihan atau kekurangan yang ada sebelumnya. Rumusan dan tinjauan pustaka sepenuhnya digali dari bahan yang tertulis oleh para ahli di bidangnya yang berhubungan dengan penelitian. Beberapa penelitian yang sudah teruji kesahihannya di antaranya meliputi: 1. Skripsi yang disusun oleh Ika Yuni Astuti mahasiswa Universitas Negeri Malang, dengan judul Penerapan Model Pembelajaran
REACT
Berbasis
Eksperimen
untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Prestasi Belajar Fisika Kelas VII-E SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penerapan model pembelajaran REACT berbasis eksperimen meningkat dalam setiap siklus
38
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi, dan Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 82.
37
dari siklus I sebesar 76.2%
ke siklus II sebesar 96,0 %.
Peningkatan keterampilan proses sains siswa
secara
klasikal yaitu 65,2% (siklus I) menjadi 86,3% (siklus II). Pada prestasi belajar fisika menunjukkan peningkatan dari 76,72% (siklus I) menjadi
81,72%
(siklus II),
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa
penerapan pembelajaran REACT berbasis ekaperimen dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan prestasi belajar fisika siswa kelas VIII-E SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang.39 Perbedaan
penelitian
ini
dengan
penelitian
sebelumnya adalah terletak pada tujuan penelitian dan jenis penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan strategi pembelajaran REACT pada materi Kalor terhadap hasil belajar peserta didik kelas VII MTs NU 05 Sunan Katong Kaliwungu dengan jenis penelitian yang berupa penelitian kuantitatif, sedangkan pada penelitian sebelumnya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan proses dan prestasi belajar siswa kelas VIII-E SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang pada pokok bahasan Prisma dan Limas melalui penerapan model
39
Ika Yuni Astuti, ”Penerapan Model Pembelajaran REACT Berbasis Eksperimen untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Prestasi Belajar Fisika Kelas VIII-E SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang” Skripsi Program Pendidikan Fisika, Fakultas FMIPA Universitas Negeri Malang, 2012.
38
pembelajaran REACT berbasis Eksperimen dengan jenis penelitian yang berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 2. Skripsi yang disusun oleh Riva Ismawati mahasiswa Universitas Negeri Semarang, dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Berstrategi REACT Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Semarang. Jenis penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa
pembelajaran
inkuiri
berstrategi
REACT
berpengaruh positif terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI SMA Negeri 4 Semarang. Hal ini dapat dilihat dari Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen setelah diberi perlakuan lebih baik daripada kelas kontrol, yaitu masingmasing sebesar 75,52 dan 67,14. Uji perbedaan dua ratarata hasil belajar diperoleh thitung (4,85) > t tabel (1,66), sehingga dapat disimpulkan hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Uji korelasi diperoleh koefisien korelasi biserial (rb) sebesar 0,58 dan t hitung (5,68) > t tabel (1,99), sehingga pengaruh yang ditimbulkan
signifikan.
Pengaruh
penerapan
model
pembelajaran inkuiri berstrategi REACT ditunjukkan oleh koefisien determinasi sebesar 33,64%. Hasil belajar kognitif kelas eksperimen sudah mencapai ketuntasan belajar klasikal sedangkan kelas kontrol belum. Rata-rata nilai afektif dan psikomotorik kelas eksperimen lebih baik
39
daripada kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
inkuiri berstrategi
REACT berpengaruh positif terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI SMA Negeri 4 Semarang. 40 Perbedaan
penelitian
ini
dengan
penelitian
sebelumnya adalah terletak pada tujuan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan strategi pembelajaran REACT pada materi Kalor terhadap hasil belajar peserta didik kelas VII MTs NU 05 Sunan Katong Kaliwungu, sedangkan pada penelitian sebelumnya bertujuan
untuk
mengetahui
penerapan
model
pembelajaran inkuiri berstrategi REACT terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI SMA Negeri 4 Semarang. 3. Skripsi yang disusun oleh Niswatun Nadhifah (083511012) mahasiswa IAIN Walisongo Semarang, dengan judul Penerapan
metode
pembelajaran
REACT
dengan
menggunakan alat peraga pada materi aritmatika sosial, untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar peserta didik kelas VII SMPN 2 Lasem Kabupaten Rembang. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: rata-rata hasil belajar matematika pada materi pokok aritmatika sosial peserta didik kelas VII A SMPN 2 Lasem 40
Riva Ismawati,” Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Berstrategi REACT Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Semarang” Skripsi Program Pendidikan Matematika, Fakultas FMIPA Universitas Negeri Semarang,2010.
40
Kabupaten Rembang dengan model pembelajaran REACT pada siklus I adalah sebesar 73, sedangkan pada siklus II adalah sebesar 79.35. Yang kedua keaktifan peserta didik dengan model pembelajaran REACT pada siklus I sebesar 59.98%. Sedangkan pada siklus II sebesar 75.20%. Yang terakhir ketuntasan klasikal peserta didik pada siklus I sebesar 73.33%. Sedangkan pada siklus II sebesar 96.77%. Maka dari kesimpulan diatas rata-rata hasil belajar, keaktifan peserta didik dan ketuntasan klasikal mengalami peningkatan pada setiap siklus, dibandingkan pada pra siklus. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model pembelajaran REACT lebih baik apabila dijadikan sebagai alternatif dalam pembelajaran matematika pada materi aritmatika sosial untuk meningkatkan keaktifan belajar dalam meningkatkan hasil belajar dan ketuntasan klasikal peserta didik kelas VIIA SMPN 2 Lasem kabupaten Rembang.41 Perbedaan
penelitian
ini
dengan
penelitian
sebelumnya adalah terletak pada tujuan penelitian dan jenis penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan strategi pembelajaran REACT pada materi
41
Niawatun Nadhifah, “Penerapan model pembelajaran REACT dengan menggunakan alat peraga pada materi aritmatika sosial untuk mengetahui keaktifan belajar peserta didik kelass VII SMPN 2 Lasem Kabupaten Rembang”. Skripsi Program Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, 2012.
41
Kalor terhadap hasil belajar peserta didik kelas VII MTs NU 05 Sunan Katong Kaliwungu dengan jenis penelitian yang berupa penelitian kuantitatif, sedangkan pada penelitian sebelumnya bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan ketuntasan klasikal peserta didik kelas VIIA SMPN 2 Lasem kabupaten Rembang menggunakan model pembelajaran REACT dengan penggunaan alat peraga pada materi aritmatika sosial dengan jenis penelitian yang berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
C. Rumusan Hipotesis Rumusan hipotesis untuk membuktikan data tersebut diterima atau ditolak yaitu: Hipotesis nihil (Ho): Strategi pembelajaran REACT tidak efektif dalam meningkatkan hasil belajar pada materi pokok kalor siswa kelas VII MTs NU 05 Sunan Katong Kaliwungu Tahun Pelajaran 2015/2016. Hipotesis alternatif (Ha): Strategi pembelajaran REACT efektif dalam meningkatkan hasil belajar pada materi pokok kalor siswa kelas VII MTs NU 05 Sunan Katong Kaliwungu Tahun Pelajaran 2015/2016.
D. Kerangka Berfikir Teori kalor merupakan cabang dari ilmu fisika yang membahas mengenai salah satu bentuk energi yang mengalami
42
perpindahan dari suhu tinggi ke suhu yang lebih rendah. Materi kalor banyak menuntut siswa untuk dapat bereksplorasi mengumpulkan, mengembangkan dan menganalisis data secara lengkap serta dapat menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kenyataan di lapangan siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki. Lebih jauh lagi bahkan siswa kurang mampu menentukan masalah dan merumuskannya. Strategi
pembelajaran
REACT
merupakan
strategi
pembelajaran yang menekankan pada penemuan dan pemaknaan materi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari dengan tahapan-tahapan belajar yang rinci. Tahapan-tahapan tersebut meliputi: Relating (menghubungkan), Experiencing (mengalami), Appliying
(menerapkan),
Cooperating
(bekerjasama)
dan
Transfering (menyampaikan). Dengan menggunakan strategi pembelajaran REACT, guru dapat mengorganisir siswa secara jelas dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan strategi pembelajaran REACT, diharapkan peserta didik dapat menyelesaikan berbagai masalah fisika dalam materi kalor, baik yang berkaitan dengan konsep, rumus-rumus,
dan
perhitungan
secara
matematis,
serta
pengaplikasian konsep kalor dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran REACT siswa lebih berperan aktif dalam menemukan konsep-
43
konsep dalam materi yang diajarkan, dan peserta didik juga dapat merasa senang serta tidak bosan dalam pembelajaran. Sehingga dengan kondisi belajar yang telah disebutkan di atas hasil belajar siswa dapat meningkat.
44
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian
eksperimen dengan pendekatan kuantitatif, yang berdesain “Pretest-Post-test Control Group”.42 Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak. Kelompok pertama diberi perlakuan yaitu strategi pembelajaran REACT dan kelompok yang lain menggunakan pembelajaran konvesional. Adapun pola desain penelitiannya sebagai berikut: Tabel 3.1 Desain penelitian Kelas Eksperimen Kontrol
Keadaan Awal Y1 Y1
Perlakuan X1 X2
Keadaan Akhir Y2 Y2
Keterangan: X1 : Pembelajaran fisika dengan menggunakan strategi pembelajaran REACT X2 : Pembelajaran fisika dengan menggunakan strategi konvensional Y1 : Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pre-test Y2 : Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi post-test
42
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif , dan R & D, (Bandung: Alfabeta, Cet-3, 2003), hlm. 112.
44
Adapun skema penelitian yang akan digunakan dapat digambarkan sebagai berikut:
Populasi
Penyusunan Instrumen Kelas Uji Coba
Hasil UTS
Uji Coba Instrumen
Uji Homogenitas
Analisis Data Hasil Uji Coba
Homogen
Instrumen yang memenuhi syarat
Pemiliha kelas sampel
Kelas Eksperimen Pembelajaran dengan Strategi REACT
Kelas Kontrol Pembelajaran dengan Strategi Konvensional Post Test Nilai Post Test Analisis Data Uji Hipotesis Kesimpulan
Gambar 3.1 Skema Penelitian.43
43
45
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan..., hlm. 49.
B.
Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan pada : Tempat :
MTs NU 05 Sunan Katong Kaliwungu kelas VII semester 1 tahun ajaran 2015/2016.
Waktu
:
Tangal 26 Oktober sampai dengan 24 November 2015
C. Populasi, Sampel dan Sampling a.
Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik simpulannya.44 Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII MTs NU 05 Sunan Katong Kaliwungu yang terdiri dari 4 kelas dengan jumlah seluruhnya 120 siswa.
b.
Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. 45 Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. 46
44
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan..., hlm. 117.
45
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan..., hlm. 118.
46
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm.131.
46
Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini ada dua kelas, yaitu satu kelas sebagai kelas eksperimen sedangkan satu kelas lainnya sebagai kelas kontrol. Sampel pada penelitian ini adalah kelas VIIA terdiri dari 30 siswa sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol yaitu kelas VIIB terdiri dari 31 siswa, dan kelas uji coba instrumen yaitu kelas IXA terdiri dari 30 siswa. Sampling adalah teknik yang digunakan untuk menentukan
sampel
yang
akan
digunakan
dalam
penelitian.47 Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik cluster random sampling yaitu pengambilan sampel masingmasing kelas diambil secara acak. Teknik ini dapat digunakan jika subyek yang diteliti dalam keadaan homogen.48 Pengambilan pertimbangan
sampel
bahwa
siswa
dikondisikan mendapatkan
dengan materi
berdasarkan kurikulum yang sama, siswa yang menjadi objek penelitian duduk pada kelas yang sama, dan dalam pembagian kelas tidak ada kelas unggulan. Sebelumnya dilakukan uji normalitas dan homogenitas terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol.
47
47
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan..., hlm. 119.
48
Suharsimi Arikunto, Prosedur...,hlm.133.
D. Variabel Penelitian Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai, variabel dapat juga diartikan sebagai pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih. 49 Variabel dalam penelitian ini dibedakan atas dua jenis yaitu : a.
Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel
bebas
merupakan
variabel
yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependent variable).50 variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengaruh penerapan strategi pembelajaran REACT dengan indikator sebagai berikut: 1)
Melatih kemampuan siswa dalam menghubungkan pengetahuan yang meraka miliki dengan materi yang akan disampaikan guru (relating)
2)
Melatih kemampuan siswa dalam
menemukan
sebuah konsep(experiencing)
49
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), hlm.133. 50
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan..., hlm. 61.
48
3)
Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan dan menerapkan konsep dari materi yang telah mereka temukan(appliyying)
4)
Melatih kemampuan bekerjasama dalam kelompok praktik antar siswa(cooperating).
5)
Melatih kemampuan siswa dalam menyampaikan hasil belajar(transfering).
b.
Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel
terikat
merupakan
variabel
yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (independent variable).51 Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa MTs NU 05 Sunan Katong Kaliwungu pada Materi Kalor, dengan indikator : nilai Pre-test dan Post-test belajar IPA Terpadu.
E.
Teknik Pengumpulan Data a.
Metode Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen,
51
49
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan..., hlm. 61.
baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. 52 Metode dokumentasi dipergunakan untuk mendapat jumlah siswa yang menjadi anggota sampel penelitian dan nilai rata-rata siswa untuk mengetahui homogenitas. Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data berupa namanama siswa kelas VII dan nilai ulangan harian. b.
Metode Tes Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hasil belajar siswa pada materi pokok kalor. Dalam menggunakan metode tes, peneliti menggunakan instrumen berupa tes atau soal-soal tes pilihan ganda.53 Dalam penelitian ini, tes diberikan satu kali pada tes dilakukan satu kali pada kelas eksperimen setelah dikenai perlakuan (treatment) yang dalam hal ini adalah strategi REACT, dengan tujuan untuk mendapatkan data akhir. Jenis tes yang digunakan adalah multiple choice (pilihan ganda). Masing-masing item soal pilihan ganda terdiri dari empat alternatif jawaban dengan satu jawaban yang benar, dengan materi kalor. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa sebagai bahan pengukuran dalam penelitian. Hasil tes inilah yang kemudian akan digunakan sebagai acuan untuk menarik kesimpulan pada akhir
52
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset, 2010), hlm. 221. 53 Suharsimi Arikunto, Prosedur..., hlm. 151.
50
penelitian. Namun, sebelum soal tes tersebut diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, tes tersebut diuji cobakan pada kelas uji coba untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal.
F.
Teknik Analisis Data Untuk menganalisis data yang telah ada, diperlukan adanya analisis statistik dengan langkah sebagai berikut: 1.
Analisis Instrumen Penelitian 1) Validitas Validitas
adalah
suatu
ukuran
yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai
validitas
tinggi.
Sebaliknya,
instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.54 Untuk
mengetahui
validitas
tes
dengan
menggunakan teknik korelasi product moment dengan rumus55:
54
55
Suharsimi Arikunto, Prosedur ..., hlm. 168.
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 72.
51
rxy =
n XY ( X )( Y )
{n X 2 ( X ) 2 }{n Y 2 ( Y ) 2 }
Keterangan : rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y n
= jumlah siswa
∑X = jumlah skor item nomor i ∑Y = jumlah skor total ∑XY = jumlah hasil kali perkalian antara X dan Y Nilai
rhitung
dikonsultasikan dengan harga kritik
r product momen dengan taraf signifikan 5%. Bila harga
rhitung rtabel
maka item soal tersebut dikatakan
valid. Sebaliknya bila harga
rhitung rtabel
maka item
soal tersebut tidak valid. 2) Reliabilitas Reliabilitas
berhubungan
dengan
tingkat
keajegan atau ketetapan hasil pengukuran. Suatu instrumen memiliki tingkat reabilitas yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama, artinya setelah hasil tes pertama dengan tes berikutnya dikorelasikan terdapat hasil korelasi yang
52
signifikan.
Maka
pengertian
reliabilitas
tes
berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Untuk menentukan reabilitas soal tes pilihan ganda digunakan rumus KR-2056, yaitu: (
∑
)(
)
dengan = varians total ∑
(∑ )
Keterangan: ∑
= jumlah skor total kuadarat
(∑ ) = kuadrat dari jumlah skor = jumlah peserta = reliabelitas
instrumen
secara
keseluruhan = jumlah butir soal = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar = proporsi subjek yang menjawab ítem dengan salah = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians) 56
101.
53
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan..., hlm. 100-
Σpq
= jumlah hasil kali p dan q
Harga
r11 yang diperoleh dikonsultasikan
harga r dalam tabel product moment dengan taraf signifikan 5 %. Soal dikatakan reliabilitas jika harga
r11 > r tabel .
3) Tingkat kesukaran soal Soal yang baik adalah tidak terlalu mudah atau terlalu
sukar.
Rumus
yang
digunakan
untuk
mengetahui indeks kesukaran butir soal pilihan ganda adalah sebagai berikut57:
P
B JS
Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa yang ikut tes Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:58 57
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan..., hlm. 207-
58
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan..., hlm. 210.
208.
54
Indeks kesukaran (P) P < 0,30 0,30 < P < 0,70 P > 70
Penilaian soal Soal sukar Soal sedang Soal mudah
4) Daya Beda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). 59 Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi yaitu = Keterangan: D = daya pembeda J
= jumlah peserta tes
JA
= banyaknya peserta kelompok atas
JB
= banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar 59
183.
55
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm.
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda sebagai berikut: 60
2.
Interval D ≤ 0,00 0,00 < D ≤ 0,20 0,20 < D ≤ 0,40 0,40 < D ≤ 0,70 0,70 < D ≤ 1,00 Analisis Data Awal
Kriteria Sangat jelek Jelek Cukup Baik Sangat baik
Analisis data awal digunakan untuk mengetahui kondisi populasi sebagai pertimbangan dalam pengambilan sampel sehingga diketahui kelompok perlakuan dan kelompok kontrol berasal dari titik tolak yang sama. Analisis yang digunakan yaitu: 1)
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menentukan apakah kelas yang diteliti berdistribusi normal atau tidak.
Dalam
penelitian
ini
uji
normalitas
menggunakan nilai pre-test materi kalor. Rumus yang di gunakan adalah uji Chi-Kuadrat: K
Oi E i 2
Ei1
Ei
χ 2
Keterangan : Harga Chi-Kuadrat frekuensi hasil pengamatan 60
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan..., hlm. 218.
56
frekuensi yang di harapkan banyaknya kelas interval Kriteria kelas pengujian jika dengan derajat kebebasan
≤
dk = k-1 dan taraf
signifikansi 5 % maka data berdistribusi normal.61
2)
Uji Kesamaan Varians (Homogenitas) Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh homogen atau tidak. Uji homogenitas disebut juga dengan uji kesamaan varians. Untuk mengetahui homogenitas dapat digunakan Uji Barlett sebagai berikut: 62 B = (Log S2 ) Σ(
- 1)
Keterangan: = Barlett. = Banyak siswa = Varians. Kriteria kelas pengujian jika dengan derajat kebebasan
≤
dk = k-3 dan taraf
signifikansi 5 % maka homogen. 3.
61 62
57
Analisis Data Tahap Akhir
Sudjana, Metoda Statistika (Bandung: Tarsito, 2001), hlm. 273. Sudjana, Metoda Statistika, hlm. 249-250.
Setelah kedua sampel diberikan perlakuan yang berbeda, maka dilaksanakan tes akhir (post-test). Dari hasil tes akhir ini akan diperoleh data yang digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis penelitian, yaitu hipotesis diterima atau ditolak. Langkah-langkah analisis tahap akhir pada dasarnya sama dengan analisis tahap awal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tahap-tahapan tersebut adalah:
a.
Uji Normalitas Untuk
pengujian
normalitas
langkah-
langkahnya adalah sama seperti pada analisis data tahap awal. b.
Uji Homogenitas Langkah-langkah pada uji data homogenitas Untuk mengetahui homogenitas dapat digunakan uji kesamaan dua varians sebagai berikut: 63
Pasangan hipotesis yang diuji adalah: Ho : Ha : Keterangan: 63
Sudjana, Metoda Statistika, hlm. 249-250.
58
= varians nilai data awal kelas eksperimen. = varians nilai data awal kelas kontrol. Kriteria pengujian H0 diterima jika Fhitung < F(1/2.α)(v1, v2) dengan
= 5%.
di mana: v1 = n1 – 1 (dk pembilang) v2 = n2 – 1 (dk penyebut) c.
Uji Perbedaan Rata-rata Uji perbedaan rata-rata dimaksudkan untuk mengolah data yang terkumpul yaitu data hasil belajar siswa. Setelah kedua sampel diberikan perlakuan yang berbeda, maka dilaksanakan tes akhir. Dari hasil tes terakhir ini diperoleh data yang digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis penelitian
dengan
tujuan
untuk
membuktikan
diterima atau ditolaknya hipotesis yang diajukan oleh penulis. Uji ini menggunakan rumus t-test dengan ketentuan sebagai berikut:
Hipotesis yang digunakan adalah: H o : 1 ≤ 2 H a : 1 > 2 Keterangan:
59
1 = rata-rata hasil belajar siswa kelas VIIA yang diberi perlakuan dengan strategi pembelajaran REACT.
2 = rata-rata hasil belajar siswa kelas VIIB yang
diberi
menggunakan
perlakuan metode
dengan
pembelajaran
konvensional. Uji perbedaan rata-rata dilakukan dengan menggunakan rums sebagai berikut.64
x1 x 2
t=
s 2 dengan: s
1 1 n1 n 2
(n1 1) s12 (n2 1) s 22 n1 n2 2
Keterangan:
64
x1
= rata-rata data kelas eksperimen
x2
= rata-rata data kelas kontrol
n1
= banyaknya siswa kelas eksperimen
n2
= banyaknya siswa kelas kontrol
s12
= simpangan baku kelas eksperimen
s 22
= simpangan baku kelas kontrol
Sudjana, Metode Statistika, hlm. 241.
60
s2
= simpangan baku gabungan65
Kriteria pengujian: Ho ditolak jika thitung ≥ ttabel dengan dk = n1 + n2 - 2 dan peluang (1-α) dan Ho diterima untuk harga t lainnya. 66 d.
Uji peningkatan hasil belajar peserta didik Uji peningkatan hasil belajar bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar peserta didik sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan. Uji peningkatan hasil belajar ini dihitung dengan menggunakan rumus gain.67 ( )
(
)
Keterangan:
67
S pre
= skor rata-rata pre tes
S post
= skor rata-rata post tes
65
Sudjana, Metode Statistika, hlm. 243.
66
Sudjana, Metode Statistika, hlm. 239.
Richard R.Hake, ”Analyzing Change/Gain Scores”, http://www. Physics. Indiana. edu/ sdi/ Analyzing Change-gain.pdf, diakses tanggal 27 November 2015.
61
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di MTs NU 05 Sunan Katong Kaliwungu mulai tanggal 26 Oktober 2015 s.d. 9 November 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 4 kelas, yaitu VIIA, VIIB, VIIC, dan VIID dengan jumlah seluruhnya 120 siswa terdiri dari kelas VII A dengan jumlah siswa 30, kelas VII B dengan jumlah siswa 31, kelas VII C dengan jumlah siswa 30, dan kelas VII D dengan jumlah siswa 29. Sampel dalam penelitian ini diambil secara cluster random sampling (memilih sampel secara acak). Didapatkan 2 kelas sebagai sampel penelitian, penentuan eksperimen ditentukan secara acak.
kelas kontrol dan Adapun kelas yang
digunakan sebagai sampel adalah kelas VIIA sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIB sebagai kelas kontrol. Sampel yang digunakan sebelumnya diuji normalitas dan homogenitas, yang diambil dari nilai ulangan tengah semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 (Lampiran 16). Dari data yang sudah diperoleh diketahui uji normalitas nilai awal pada kelas eksperimen (VIIA) untuk taraf signifikan α = 5% dengan dk= 6 –1= 5, diperoleh χ2hitung = 3,1031 dan χ2tabel = 11,07. Karena χ2hitung < χ2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa
62
data
tersebut
berdistribusi
normal.
Untuk
mengetahui
penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17. Sedangkan uji normalitas nilai awal pada kelas kontrol (VIIB) untuk taraf signifikan α = 5% dengan dk = 6 – 1 = 5, diperoleh χ2hitung = 3,0257 dan χ2tabel = 11,07. Karena χ2hitung < χ2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut juga berdistribusi
normal.
Untuk
mengetahui
penghitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 18. Sedangkan uji normalitas nilai awal pada kelas (VIIC) untuk taraf signifikan α = 5% dengan dk = 6 – 1 = 5, diperoleh χ2hitung = 1,0171 dan χ2tabel = 11,07. Karena χ2hitung < χ2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut juga berdistribusi normal. Untuk mengetahui penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 18. Sedangkan uji normalitas nilai awal pada kelas kontrol (VIID) untuk taraf signifikan α = 5% dengan dk = 6 – 1 = 5, diperoleh χ2hitung = 4,930 dan χ2tabel = 11,07. Karena χ2hitung < χ2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut juga berdistribusi
normal.
Untuk
mengetahui
penghitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19. Dari hasil perhitungan uji homogenitas untuk sampel diatas diperoleh χ2hitung = 0,517, dengan jumlah kelas terdiri dari 4 kelas dan taraf signifikansi sebesar α = 5%, serta dk = k – 3 = 4 – 3 = 1 yaitu χ2tabel = 3,814 terlihat bahwa χ2hitung < χ2tabel, hal ini berarti bahwa data bervarian homogen. Untuk mengetahui analisis
63
selengkapnya dapat dilihat pada bagian analisis data. (lampiran 20). Secara garis besar penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: 1. Tahap Persiapan a. Melakukan observasi untuk mengetahui keadaan awal sekolah. b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) serta menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembelajaran dengan strategi pembelajaran REACT dan juga menyiapkan lingkungan belajar yaitu perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. c. Menyusun kisi-kisi instrumen tes uji coba. d. Menyusun instrumen post-test. Instrumen ini berupa soal-soal yang berbentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban dengan jumlah 40 soal. e. Mengujicobakan instrumen tes kepada peserta didik yang telah mendapatkan materi kalor yaitu kelas IX A MTs Sunan Katong. f.
Menganalisis soal uji coba validitas, tingkat kesukaran soal, daya pembeda soal dan reliabilitas soal yang kemudian mengambil soal yang valid untuk dijadikan soal post-test.
64
2. Tahap Pelaksanaan a. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas eksperimen yaitu kelas VII A adalah menggunakan strategi pembelajaran REACT. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 kali pertemuan (4x40‟) dan satu kali pertemuan (2x40‟) untuk post-test. Adapun langkah-langkah strategi pembelajaran REACT adalah sebagai berikut: 1) Guru melakukan apersepsi. 2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 3) Meghubungkan pengelaman sehari-hari – (Relating): a) Peserta didik mengingat kembali bendabenda
yang
pernah
dijumpai
yang
berhubungan dengan suhu dan kalor. b) Peserta
didik
dengan
percaya
diri
menyebutkan peristiwa yang berhubungan dengan kalor seperti : memasak air di kompor dll. c) Peserta didik mengingat kembali besaran apa saja yang berhubungan dengan kalor 4) Melakukan
observasi
kelompok
(Experiencing dan cooperating):
65
–
a) Peserta didik berkelompok dengan tertib dan disiplin sesuai dengan petunjuk dan arahan dari guru. b) Guru memandu seluruh kegiatan kelompok yang dilakukan peserta didik. c) Peserta didik mencoba menemukan konsep kalor
dengan
melakukan
eksperimen
sederhana dengan menyalakan lilin. 5) Mengaplikasikan konsep – (Applying): a) Peserta
didik
dengan
percaya
diri
menyimpulkan hasil yang tampak dari eksperimen kecil tersebut. b) Peserta didik berdiskusi secara santun dengan teman di kelompoknya dan dengan media LKS I berusaha menemukan rumus kalor dan perubahan suhu suatu zat akibat adanya kalor. 6) Menyampaikan
hasil
eksperimen
–
(Transfering): a) Peserta
didik
kelompoknya kelompok
berdiskusi
untuk
dalam
dengan
mengerjakan
LKS
yang
soal
berkaitan
dengan kalor jenis dan perubahan suhu akibat kalor.
66
b) Setelah mengerjakan soal pada LKS I, setiap perwakilan
kelompok
mempresentasikan
hasil kerja kelompok secara bergantian. c) Kelompok lain memberikan sanggahan dan atau evaluasi atas setiap hasil presentasi kelompok lain. d) Guru mengonfirmasi hasil presentasi setiap kelompok. 7) Guru bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan tentang kalor. 8) Guru mendorong peserta didik menganalisis kekurangan/
kelebihannya
dalam
kegiatan
pembelajaran yang sudah dilaksanakan. b. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol Pembelajaran yang digunakan pada kelas kontrol yaitu kelas VIIB adalah menggunakan pembelajaran konvensional, yaitu dengan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam proses pembelajaran ini waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 kali pertemuan (4x40‟) dan 1 kali pertemuan (2x40‟) untuk post-test. Proses pendidik
pembelajaran
mengajarkan
pada
materi
kelas
kontrol
kalor
dengan
menggunakan pembelajaran konvensional (metode
67
ceramah). Dalam kegiatan belajar mengajar pada kelas kontrol peserta didik hanya duduk dan memperhatikan penjelasan materi dari guru.
Selanjutnya guru
memberikan contoh soal dan memberikan tanya jawab kepada peserta didik tentang materi yang baru saja dipelajari. Akan tetapi pada kenyataannya hanya sedikit peserta didik yang memberikan pertanyaan. Peserta didik takut untuk bertanya kepada guru sehingga akan
sulit
sekali
untuk menciptakan
pembelajaran yang aktif dimana peserta didik dapat mengungkapkan kesulitan yang mereka alami. Proses kegiatan belajar mengajar seperti ini yang hanya berpusat pada guru (teacher centered) sehingga pembelajaran
terlihat
membosankan,
akibatnya
peserta didik merasa jenuh dan tidak memperhatikan dalam pembelajaran. 3. Tahap Evaluasi Pembelajaran Evaluasi ini merupakan pelaksanaan tes untuk mengukur kemampuan peserta didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah mendapatkan pembelajaran materi kalor dengan strategi pembelajaran yang berbeda yang berupa post-test. Tes tertulis atau evaluasi ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar peserta didik setelah mendapatkan perlakuan. Data yang didapatkan dari
68
evaluasi merupakan data akhir yang dapat digunakan sebagai pembuktian hipotesis.
B. Analisis Data 1. Analisis Data Tahap Awal Analisis tahap awal penelitian merupakan analisis terhadap data awal yang diperoleh peneliti sebagai syarat bahwa objek yang akan diteliti merupakan objek yang secara statistik sah dijadikan sebagai objek penelitian. Data yang digunakan untuk analisis tahap awal penelitian ini adalah data nilai UTS kelas VIIA dan VIIB. Berdasarkan data tersebut untuk menganalisis data awal penelitian, peneliti melakukan dua buah uji statistik yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. 1)
Uji Normalitas Uji
normalitas
data
digunakan
untuk
mengetahui apakah data tersebut terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan dengan uji Chi-Kuadrat. Berdasarkan data awal perhitungan dari nilai Awal atau nilai UTS masing-masing sampel maka diperoleh hasil perhitungan normalitas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel distribusi frekuensi berikut: Tabel 4.1. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Awal Kelas Eksperimen (VII A)
69
No 1 2 3 4 5 6
Interval Kelas
Frekuensi
35-41 42-48 49-55 56-62 63-69 70-76 Jumlah
3 6 7 4 7 3 30
Frekuensi Relatif (%) 10 20 23.3 13,3 23,3 10 100
Daftar perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat kita buat histogramnya sebagai berikut:
Frekuensi
Distribusi Frekuensi Nilai Awal Kelas Eksperimen (VII A) 10 8 6 4 2 0
Kelas Interval Gambar 4.1 Histogram Nilai Awal kelas Eksperimen Tabel 4.2. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Awal Kelas Kontrol (VII B) No
Interval Kelas
Frekuensi
1 2 3 4 5 6
32-37 38-43 44-49 50-55 56-61 62-67
2 6 8 6 8 1
Frekuensi Relatif (%) 6,45 19,35 25,8 19,35 25,8 3,2
70
Jumlah
31
100
Daftar perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat kita buat histogramnya sebagai berikut:
Frekuensi
Distribusi Frekuensi Nilai Awal Kelas Kontrol (VII B) 10 8 6 4 2 0
Kelas Interval Gambar 4.2 Histogram Nilai Awal kelas Kontrol Kriteria pengujian yang digunakan untuk taraf signifikan α = 5% dengan dk = k-1. Jika χ2hitung ≤ χ2tabel maka data berdistribusi normal dan sebaliknya jika χ2hitung ≥ χ2tabel maka data tidak berdistribusi normal. Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3. Data Hasil Uji Normalitas Awal Kelas Eksperimen dan Kontrol Kelas Eksperimen (VII A) Kontrol (VII B)
71
Kemampuan χ2hitung
Dk
χ2tabel Keterangan
Nilai UTS
3,1031
5
11,07
Normal
Nilai UTS
3,0257
5
11,07
Normal
Dari tabel di atas diketahui uji normalitas nilai awal pada kelas eksperimen (VIIA) untuk taraf signifikan α = 5% dengan dk= 6 –1= 5, diperoleh χ2hitung = 3,1031 dan χ2tabel = 11,07. Karena χ2hitung < χ2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal. Untuk mengetahui penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17. Sedangkan uji normalitas nilai awal pada kelas kontrol (VIIB) untuk taraf signifikan α = 5% dengan dk = 6 – 1 = 5, diperoleh χ2hitung = 3,0257 dan χ2tabel = 11,07. Karena χ2hitung < χ2tabel, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut juga berdistribusi normal. Untuk mengetahui penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 18. 2)
Uji Homogenitas Uji
homogenitas
data
digunakan
untuk
mengetahui apakah data tersebut mempunyai varian yang sama (homogen) atau tidak. Uji kesamaan dua varian data dilakukan dengan Uji Barlett. Dengan rumus: B = (Log S2 ) Σ(
- 1)
Keterangan: = Barlett. = Banyak siswa = Varians.
72
keempat kelas mempunyai varian yang sama apabila menggunakan = 5 % menghasilkan χ2hitung < χ2tabel, ini berarti keempat kelas dikatakan homogen. Dari hasil perhitungan diperoleh: Log S2 = 9130,484 Σ(
- 1) = 116
Maka dapat dihitung: χ2hitung = (Ln 10) { B - Σ(ni-1) log Si2} χ2hitung = 2,3025 {219,94. 219,715} χ2hitung = 0,5174 Dari hasil perhitungan uji homogenitas untuk sampel diatas diperoleh χ2hitung = 1,758, dengan taraf signifikansi 5 % dan derajat kebebasan dk = k-3 = 43 = 1 diperoleh χ2hitung = 0,5174 dan χ2tabel = 3,841. Karena
χ2hitung <
χ2tabel, maka dapat disimpulkan
bahwa data keempat kelas tersebut
bervarian
homogen.
Tabel 4.4. Data Hasil Uji Homogenitas Awal No 2 hitung 2 tabel Kriteria 1 0,5174 3,841 Homogen 2 Untuk mengetahui penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19.
73
2. Analisis Uji Coba Instrumen Sebelum
menganalisis
data
terlebih
dahulu
menganalisis soal uji coba yang telah diujicobakan di kelas yang sudah pernah mendapatkan materi kalor yaitu kelas IXA MTs Sunan Katong. Penelitian ini menggunakan instrumen tes yang berupa tes pilihan ganda yang berjumlah 40 butir soal dengan 4 pilihan jawaban. Selanjutnya di uji validitas,
reliabilitas,
tingkat
kesukaran
dan
daya
pembedanya. Hasil analisis butir soal adalah sebagai berikut: a.
Analisis Validitas Analisis validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya soal tes. Soal tes yang tidak lolos uji validitas dibuang dan tidak digunakan sedangkan soal yang lolos uji coba digunakan untuk evaluasi akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada materi kalor. Berdasarkan
uji
coba
soal
yang
telah
dilaksanakan dengan jumlah peserta uji coba, N = 30 dan taraf signifikan 5% didapat rtabel = 0,361, jadi soal dikatakan valid jika r
hitung
> 0,361 (rhitung lebih besar
dari 0,361). Maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.5. Validitas Butir Soal No 1
Kriteria Valid
Nomor Soal 1, 4, 6, 7, 9, 12,13, 15, 16, 17, 20, 21, 24, 28,29, 31, 32, 34, 35, 37, 39, 40
Jumlah
Persentase
22
55 %
74
2
Tidak Valid
2,3, 5, 8, 10,11, 14, 18,19, 22, 23, 25,26,27,30, 33, 36, 38
18
45 %
Dalam perhitungan validitas soal uji coba yang berjumlah 40 soal, diperoleh 22 soal yang valid, akan tetapi dalam penelitian ini peneliti hanya mengambil 20 soal dari 22 soal yang dinyatakan valid untuk digunakan
sebagai
soal
post-test
eksperimen
dan
kelas
kontrol.
untuk
kelas
Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10. b.
Analisis Reliabilitas Butir soal instrumen yang telah lolos uji validitas, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas pada instrumen tersebut. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat konsistensi jawaban instrumen. Instrumen yang baik secara akurat memiliki jawaban yang konsisten untuk kapanpun instrument itu disajikan. Hasil perhitungan koefisien reliabilitas 40 butir soal diperoleh r11= 0,7214. Maka dapat disimpulkan bahwa soal ini merupakan soal yang berreliabel, karena nilai koefisien korelasi tersebut berada pada interval 0,6 – 0,8 termasuk dalam kriteria tinggi. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada lampiran 11.
75
c.
Analisis Indeks Kesukaran Analisis indeks kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal apakah soal tersebut memiliki kriteria sedang, sukar atau mudah. Berdasarkan hasil perhitungan indeks kesukaran butir soal diperoleh: Tabel 4.6. Indeks Kesukaran Butir Soal
No. 1.
Nomor Soal Jumlah Persentase (%) 9,10,23,32,33,38,39 7 17,5 % 3,4,5,6,7,8, 11,12,13, 14, 15,16, 17, 18, 19, 20, 21, 2. Sedang 31 77,5 % 22, 24, 25, 26, 27,28,29,30,31, 34,35,36,37,40 3. Mudah 1, 2 2 5% Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12.
d.
Kriteria Sukar
Analisis Daya Beda Soal Berdasarkan perhitungan hasil daya beda soal diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.7. Daya Beda Butir Soal
No
Kriteria
Nomor Soal
Jumlah
Persentase
1
Baik Sekali
-
-
0%
2
Baik
12
30 %
3
Cukup
3, 4, 6, 7, 13, 16, 17, 28, 31, 34, 17, 40 2, 9, 12, 19, 20, 21, 24, 29, 32, 35, 36
11
27,5 %
76
Jelek
4
5
1, 5, 8, 11, 14, 15, 18, 22, 23, 25, 26, 27, 30, 33, 37, 38, 39,
16
40 %
10,
1
2,5 %
Sangat Jelek
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13. 3. Analisis Uji Tahap Akhir Analisis tahap akhir ini didasarkan pada nilai post-test yang diberikan pada peserta didik baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Untuk daftar nilai dapat dilihat pada lampiran 30. Analisis akhir ini meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji perbedaan dua rata-rata. a.
Uji Normalitas Pada uji normalitas tahap kedua ini data yang digunakan adalah nilai post-test peserta didik setelah melaksanakan proses pembelajaran. Dalam penelitian peserta didik yang mengikuti post-test yaitu sebanyak 61 anak terbagi menjadi 2 kelas yaitu kelas eksperimen sebanyak 30 peserta didik dan kelas kontrol sebanyak 31 peserta didik. Dari hasil penelitian maka telah diperoleh nilai dari masingmasing kelas yang akan disajikan dalam tabel berikut ini:
77
Tabel 4.8. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Post-Test Kelas Eksperimen (VII A) Interval kelas 50 – 55 56 – 61 62 – 67 68 – 73 74 – 79 80 – 85 Jumlah
No. 1 2 3 4 5 6
Frekuensi 3 2 7 7 5 6 30
Frekuensi Relatif (%) 10 6,67 23,34 23,34 16,67 20 100
Daftar perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat kita buat histogramnya sebagai berikut:
Frekuensi
Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Kelas Eksperimen (VII A) 10 8 6 4 2 0
Kelas Interval Gambar 4.3 Histogram Nilai Akhir kelas Eksperimen Tabel 4.9. Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Post-Test Kelas Kontrol (VII B) No. 1 2
Interval kelas 35 – 40 41 – 46
Frekuensi 2 3
Frekuensi Relatif (%) 6,45 9,67
78
47 – 52 53 – 56 57 – 64 65 – 70 Jumlah
3 4 5 6
5 5 6 10 31
16,12 16,12 19,35 32,25 100
Daftar perhitungan distribusi frekuensi tersebut dapat kita buat histogramnya sebagai berikut:
Frekuensi
Distribusi Frekuensi Nilai Akhir Kelas Kontrol (VII B) 10 8 6 4 2 0
Kelas Interval Gambar 4.4 Histogram Nilai Akhir kelas Kontrol Kriteria pengujian yang digunakan untuk taraf signifikan α = 5% dengan dk = k – 1. Jika χ2hitung < χ2tabel, maka data berdistribusi normal dan sebaliknya jika χ2hitung > χ2tabel, maka data tidak berdistribusi normal. Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.10. Data Hasil Uji Normalitas Akhir Kelas Eksperimen Kontrol
79
χ2hitung 8,0211 10,4100
Dk 5 5
χ2tabel 11,07 11,07
Keterangan Normal Normal
Terlihat dari tabel tersebut bahwa uji normalitas post-test pada kelas eksperimen (VIIA) untuk taraf signifikan α = 5% dengan dk = 6 – 1 = 5, diperoleh χ2hitung = 8,0211 dan χ2tabel = 11,07. Sedangkan uji normalitas post-test pada kelas kontrol (VIIB) untuk taraf signifikan α = 5% dengan dk = 6 – 1 = 5, diperoleh χ2hitung = 10,4100 dan χ2tabel = 11,07. Karena χ2hitung < χ2tabel, maka dapat dikatakan bahwa data tersebut berdistribusi normal. Untuk mengetahui selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 27 dan 28. b.
Uji Homogenitas Perhitungan uji homogenitas untuk sampel dengan menggunakan data nilai hasil belajar (posttest). Untuk mencari homogenitas data akhir dari kelas kontrol dan eksperimen yaitu:
Hipotesis yang diuji adalah: Ho = varians homogen Ha = varians tidak homogen Kedua kelas memiliki varians yang sama apabila menghasilkan Fhitung< F 1/2a (nb-1):(nk-1). Dari hasil perhitungan diperoleh: S12 = 71,2931 S22 = 86,1290 Maka dapat dihitung:
80
Fhitung Diperoleh Fhitung = 1,208 dengan peluang dan taraf signifikansi sebesar α = 5%,
1 2
serta dk
pembilang = 31– 1 = 30 dan dk penyebut = 30 – 1 = 29 yaitu F(0,025)(30,29) = 1,995. Terlihat bahwa Fhitung < Ftabel, hal ini berarti data bervarian homogen. Tabel 4.11. Data Hasil Uji Homogenitas Akhir Fhitung Ftabel Kriteria No Kelas 1 VII A (Eksperimen) 1,208 1,995 Homogen 2 VII B (Kontrol) Penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 29. c.
Uji Perbedaan Dua Rata-Rata (Pengujian Hipotesis) Hasil penghitungan menunjukkan bahwa data hasil belajar peserta didik kelas VIIA dan VIIB berdistribusi normal dan homogen. Untuk menguji perbedaan dua rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan uji t satu pihak yaitu uji pihak kanan dalam pengujian hipotesis. Berdasarkan
perhitungan
hasil
penelitian
diperoleh dengan taraf signifikasi α = 5%, dk = n1+ n2–2 = 59, peluang = 1- α kriteria pengujian Ho diterima jika thitung < ttabel. Karena pada penelitian ini thitung= 5,525 dan ttabel= 1,684 dan ini berarti thitung > ttabel, maka Ha diterima. Ini berarti nilai rata-rata hasil
81
belajar kognitif pada materi kalor dengan strategi pembelajaran REACT pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata pembelajaran dengan pembelajaran
konvensional.
Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31. d.
Uji Peningkatan Hasil Belajar Peserta didik Hasil perhitungan gain kelas eksperimen (VII A) diperoleh rata-rata nilai awal 55,47 dan rata-rata nilai akhir 69,50 sehingga diperoleh gain 0,32. Pada kelas kontrol (VII B) diperoleh rata-rata nilai awal 49,68 dan rata-rata nilai akhir 56,94 sehingga diperoleh gain 0,14. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 32. Berdasarkan data tersebut, maka dikatakan peningkatan hasil belajar materi pokok kalor kelas eksperimen yang menggunakan strategi pembelajaran REACT lebih baik dibandingkan kelas
kontrol
yang
menggunakan
pembelajaran
konvensional.
C. Pembahasan Hasil Penelitian Pada analisis data awal, peneliti menggunakan nilai hasil belajar peserta didik dari nilai ujian tengah semester untuk dijadikan sebagai dasar awal melaksanakan penelitian sekaligus pembanding dengan hasil penelitian. Dalam hal ini kemampuan awal kelas yang akan dijadikan sebagai objek penelitian perlu
82
diketahui apakah sama atau tidak. Oleh karena itu peneliti mengambil nilai UTS peserta didik kelas VIIA dan VIIB sebagai nilai data awal. Berdasarkan analisis data awal, hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata ujian tengah semester untuk kelas VIIA adalah 55,43 dengan standar deviasi (S) 10,93. Sementara nilai rata-rata UTS kelas VIIB adalah 49,68 dengan standar deviasi (S) adalah 8,25. Sehingga dari analisis data awal diperoleh hasil perhitungan uji normalitas untuk kelas VIIA χ2hitung = 3,1031 sedangkan χ2tabel = 11,07 karena χ2hitung χ2tabel maka kelas VIIA berdistribusi normal. Untuk kelas VIIB χ2hitung = 3,0257 sedangkan χ2tabel = 11,07 karena χ2hitung χ2tabel maka kelas VIIB juga berdistribusi normal. Pada uji homogenitas data diperoleh Fhitung = 1,758 sedang F 1/2a (nb-1):(nk-1) = 1,85. Karena Fhitung < F 1/2a (nb-1):(nk-1)
maka kelas VIIA dan VIIB adalah homogen.
Disimpulkan bahwa kondisi kemampuan kedua kelas sebelum diberi perlakuan adalah sama, yaitu normal dan homogen. Oleh karena itu kedua kelas tersebut layak dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya kedua kelas diberi pembelajaran materi kalor dengan perlakuan (treatment) yang berbeda. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran REACT dan kelas kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Pada pelaksanaan pembelajaran
83
di
kelas
eksperimen
dan
kelas
kontrol
membutuhkan waktu 2 kali pertemuan (empat jam pelajaran) dan 1 kali pertemuan (dua jam pelajaran) untuk post-test. Tes akhir (post-test) yang berisi 20 soal pilihan ganda tersebut adalah hasil analisis soal uji coba yang terlebih dahulu telah diujicobakan pada kelas uji coba. Kelas uji coba adalah kelas yang sudah mendapatkan materi kalor yaitu kelas IX MTs NU 05 Sunan Katong yang berjumlah 30 peserta didik. Soal yang diuji- cobakan berjumlah 40 soal pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban. Soal uji coba yang telah diujikan tersebut kemudian diuji kelayakannya yaitu, validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda soalnya. Soal yang tidak lolos uji validitas alternatifnya adalah dibuang dan tidak diikutsertakan pada uji analisis berikutnya dengan syarat semua indikator yang telah direncanakan sudah terwakili. Untuk soal yang lolos uji coba validitas maka dipakai untuk soal post-test. Hasilnya ada 22 butir soal yang layak digunakan sebagai tes akhir (post-test) akan tetapi hanya 20 butir soal yang diambil sebagai soal pos-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tes
akhir
(post-test)
dilakukan
setelah
pemberian
perlakuan dengan strategi pembelajara REACT di kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional di kelas kontrol. Berdasarkan hasil tes dari soal post-test yang telah dilakukan diperoleh rata-rata hasil belajar kelas eksperimen (VIIA) adalah 69,50 dengan standar deviasi (S) 8,44. Sementara rata-rata nilai kelas kontrol (VIIB) adalah 56,94 dengan standar deviasi (S)
84
9,28. Dari hasil rata-rata nilai post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol terlihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas kontrol. Sehingga dari analisis data akhir menunjukkan bahwa diperoleh thitung = 5,525 sedangkan ttabel = t(0,95) (59) = 1,684. Karena thitung > ttabel (5,525 > 1,684) maka signifikan dan hipotesis yang diajukan oleh penulis dapat diterima. Ini berarti nilai rata-rata hasil belajar IPA khususnya fisika materi kalor pada kelas eksperimen dengan menggunakan strategi pembelajaran REACT lebih baik atau tidak sama dengan hasil belajar kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Dari penelitian yang telah dilakukan terlihat jelas bahwa terdapat perbedaan hasil belajar kognitif peserta didik kelas eksperimen (VIIA) dan kelas kontrol (VIIB) . Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas kontrol. Nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 69,50, sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol 56,94. Sehingga dapat dikatakan bahwa strategi pembelajaran REACT pada materi kalor efektif terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik kelas VII di M.Ts NU 05 Sunan Katong Kaliwungu. Sedangkan untuk mengetahui tingkat keefektifan dari strategi pembelajaran yang sudah peneliti lakukan maka dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan dapat diketahui dengan
85
menggunakan rumus gain. Hasil perhitungan gain kelas kontrol (VII B) diperoleh rata-rata nilai awal 49,68 dan rata-rata nilai akhir 56,94 sehingga diperoleh gain 0,14. Pada kelas eksperimen (VII A) diperoleh rata-rata nilai awal 55,47 dan rata-rata nilai akhir 69,50 sehingga diperoleh gain 0,32. Berdasarkan data tersebut, peningkatan hasil belajar materi pokok kalor kelas eksperimen yang menggunakan strategi pembelajaran REACT lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan model konvensional.
D. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak keterbatasan yang ditemui. Hal ini dikarenakan berbagai faktor, baik dari faktor peneliti, subjek penelitian, instrumen penelitian, maupun faktor lainnya. Kekurangan yang terdapat pada penelitian ini hendaknya menjadi perhatian semua pihak yang berkompeten agar dapat diperbaiki. Adapun keterbatasan penelitian ini antara lain: 1.
Keterbatasan Tempat Penelitian Penelitian yang dilakukan hanya terbatas pada satu tempat, yaitu MTs NU 05 Sunan Katong Kaliwungu. Apabila ada hasil penelitian di tempat lain yang berbeda, kemungkinannya tidak jauh menyimpang dari hasil penelitian yang peneliti lakukan.
86
2.
Keterbatasan dalam variabel Penelitian ini
hanya meneliti keefektifan strategi
pembelajaran REACT terhadap hasil belajar peserta didik pada pembelajaran fisika materi pokok kalor. Tentunya masih banyak lagi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sedangkan penelitian ini hanya dibatasi pada penggunaan srategi pembelajaran REACT. 3.
Keterbatasan Materi Penelitian ini terbatas pada materi pokok kalor kelas VII, sehingga tidak menutup kemungkinan hasil yang berbeda saat dilakukan penelitian pada materi yang berbeda.
87
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan dari deskripsi dan analisis data diperoleh uji perbedaan rata-rata satu pihak yaitu pihak kanan diperoleh thitung = 5,525 dan ttabel = t(0,95) (59) = 1,684. Karena thitung > ttabel, maka signifikan dan hipotesis yang diajukan dapat diterima. Hal tersebut nampak dari nilai rata-rata hasil belajar peserta didik yang diberikan pengajaran dengan menggunakan
strategi
pembelajaran REACT lebih baik yaitu 69,50 dari nilai rata-rata hasil belajar peserta didik yang diberikan pengajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional yaitu 56,94. Maka, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan strategi pembelajaran REACT efektif dalam meningkatkan hasil belajar fisika pada materi pokok kalor kelas VII MTs NU 05 Sunan Katong Kaliwungu Kendal Tahun Pelajaran 2015/2016.
B.
Saran Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya mata pelajaran fisika, ada beberapa saran yang peneliti rasa perlu untuk diperhatikan dalam pembelajaran fisika, diantaranya adalah:
88
1. Bagi Kepala Sekolah seyogyanya mendukung guru dalam penggunaan strategi, model maupun metode pembelajaran yang mampu menciptakan pembelajaran yang aktif sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. 2. Bagi guru fisika hendaknya melakukan perbaikanperbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran dengan menggunakan
strategi,
metode
ataupun
model
pembelajaran yang lebih variatif agar materi dapat tersampaikan secara maksimal dan peserta didik tidak merasa bosan. 3. Bagi peneliti yang ingin menerapkan Strategi pembelajaran REACT hendaknya mempersiapkan secara matang materi yang akan disampaikan dan mampu mengelola kelas sehingga mencapai hasil yang maksimal.
C. Penutup Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas hidayah-NYA sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi sederhana ini. Peneliti menyadari kekurangan dan kelemahan yang ada dalam skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak tetap peneliti harapkan. Semoga skripsi ini bisa
89
bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Akhirnya tidak lupa peneliti sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sepenuhnya dalam menyelesaikan skripsi ini.
90
KEPUSTAKAAN Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. ------------, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007. Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008. Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2001. Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Kudus : Menara Kudus, 2006. Dimyati, dkk., Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2009. Douglas C. Giancoli, Fisika Giancoli, terj. Yuhilza Hanum, Jakarta: Erlangga, 2001. Fathurrohman, Muhammad, dan Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran Membantu Meningkatkan Mutu Pembelajaran sesuai Standar Nasional, Yogyakarta: Penerbit Teras, 2012. Hamalik, Oemar, Prsikologi Belajar Dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009. 91
--------------, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008. Ismawati, Riva,” Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Berstrategi REACT Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Semarang” Skripsi Program Pendidikan Matematika, Fakultas FMIPA Universitas Negeri Semarang, 2010. Kanginan, Marthen, Fisika SMA untuk Kelas X, Jakarta: Erlangga, 2004. Komalasari, Kokom, Pembelajaran Kontekstual :Konsep dan Aplikasi, Bandung : PT Refika Aditama, 2010.
Margono, Metodologi Penelitian pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2004. Mulyasa, E., Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi, dan Implementasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003. -------------, Kurikulum Karakteristik, dan Rosdakarya, 2005.
Berbasis Kompetensi: Konsep, Implementasi, Bandung: Remaja
Muslich, Mansur, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2011. Nadhifah, Niawatun, “Penerapan model pembelajaran REACT dengan menggunakan alat peraga pada materi aritmatika sosial untuk mengetahui keaktifan belajar peserta didik kelas VII SMPN 2 Lasem Kabupaten Rembang” . Skripsi Progam
92
Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, 2012.
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011. Rohmah, Noer, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Penerbit Teras, 2012. Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam Jilid 1, Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 2001. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif , dan R & D Bandung: Alfabeta, Cet-10, 2010. Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset, 2010. Suprijono, Agus, Cooperativ Learning, Surabaya : Pustaka Belajar, 2009. Supiyanto, FISIKA untuk SMA Kelas X, Jakarta: PHißETA, 2007. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
93
Tamrin dan Abdul Jamal, Penerapan Rumus-Rumus Fisika SMA, Surabaya :Gitamedia Press, 2005. Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional , Jogjakarta : Media Wacana Press, 2003. Uno, Hamzah B, Model Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet. IV, 2009. Wena, Made, Strategi pembelajaran inovatif kontemporer : suatu tinjauan konseptual operasional, Jakarta : Bumi Aksara, 2011. Yuni Astuti, Ika, ”Penerapan Model Pembelajaran REACT Berbasis Eksperimen untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Prestasi Belajar Fisika Kelas VIII-E SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang” Skripsi Program Pendidikan Fisika, Fakultas FMIPA Universitas Negeri Malang, 2012.
94
Lampiran 1 DAFTAR PESERTA DIDIK KELAS EKSPERIMEN (VII A) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kode E-01 E-02 E-03 E-04 E-05 E-06 E-07 E-08 E-09 E-10 E-11 E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17 E-18 E-19 E-20 E-21 E-22 E-23 E-24 E-25 E-26 E-27 E-28 E-29 E-30
Nama Agung Prasetyo Akhmad Rikhan Subagio Asfiyatul Hidayah Azizan Adi Surantono Desa Pagita Sinach Dina A‟ina Qolbi Dina Nurul Latifah Dinanti Erwin Sawal Muarif Faiz Aprilia Arifasani Fitri Citra Asih Yuniarti Indi Fadhilah Khoirul Azmi Krisna Ramadhan Jati Darsono Lailatul Fani Laila Nur Fatihah Lilik Rahma Putri Lulu Fauziya M.Farid Shidqi Mar‟atun Nissa Isnaedi Muhammad Bagas Pramudita Muhammad Darmawan Muhammad Nurul Ikhsan Muhammad Rixzul Aziz Muhammad Harun Arosid Nadia Firdaus Najmudin Rian Danuarta Syarifudin An im solehuddin
Lampiran 2 DAFTAR PESERTA DIDIK KELAS KONTROL (VII B) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Kode K-01 K-02 K-03 K-04 K-05 K-06 K-07 K-08 K-09 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-27 K-28 K-29 K-30 K-31
Nama Abid Lutfi Ahmad Faiz Muhammad Alifatul Maulaya Amilatul Khasanah Bayu Sakti Indrajaya Bunyani Araf Dewi Lestari Fajar Laksono Iin Mutia Hikmah Indra Adi Pratama Luluk Maulina M. Syahir Abdul Wahid M. Amarudin Maskonah Maulana Nur Yasin Miftahur Rizqoh Muhammad Davit Fadlul Badi‟ Muhammad Didik Hariyadi Muhammad Eko Ariyanto Nihayatul Hani A Nini Safitri Nur Khofidoh Nurul Hikmah Rahma Maulida Rani Nur Laili Rikza Abdillah Fathar Rina Nur Laili Sita Indra Pratiwi Yulianto Hidayatul A Mawar puspita N Zulfatul Maula
Lampiran 3 DAFTAR PESERTA DIDIK KELAS (VII C) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Ade Zaenal Muttaqin Andreas Saputra Angga Farikhu Alqitbi Anita Maulidah Bagas Noer Hasyim Desti Noer Tiyas Fadzil Nugroho Hashinta Della Prihariyanti Helmi Ubaidillah Ikhlasyiyana Mardliyah M. Agus Ma‟sum M. Andreyanto M. Dani Khakim Miftahul Huda Mihdan Toriqul Haqi Mudhoffar Muhammad Iqbal Amrulloh Muhammad Khisbullah Nadiyatul Malidiya Ninok Nor Hikmah Nur Rahmatul Jumiati Robiatul Khusniyah Sekar Ayu Satriani Shabrina Khairu Zaida Shofinatul Nadhiyah Sidwi Putra Praja Uzhairin Ekarnayuda Yasmin Hasna Yunia Izzadillah Siti Fina
Lampiran 4 DAFTAR PESERTA DIDIK KELAS (VII D) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Nama Ahmad Fachru Maulana Alina Rahmawati Maulana Andre Surya Fardana Ariska Susani Dinanti Okta Fiana Illa Riski Saputri Indra Purna Irawan Intan Alfa Farah Jihan Fatimatuzzahra Khafi Koerul Aziz Khairul Umam Lutfiyana Ayu Feratama Maesaroh Mohammad Afifudin Mohammad Ibnu Fiqri Muhammad Akmal Muntafi Muhammad Bahar „Ulumuddin Muhammad Doni Alfiansyah Muhammad Faizin Muhammad Fadilah Rizki Amalia Rizki Firmansyah Syahrul Khakim Torek Ajis Alfian Muhammad Erlangga Wibisana Atria Novrad Fajar Adhitya Nur Zaman M. Karimuzzakki Elok Tsamrotul
Lampiran 5 Nilai Ulangan Harian Semester Gasal TA 2015/2016 No
1934 30 64,47
KELAS VII B VII C 40 60 44 72 64 28 12 40 52 68 64 56 68 56 64 72 56 68 68 72 60 64 36 60 60 64 28 60 72 76 64 72 60 48 52 80 68 72 56 56 56 28 72 40 68 68 72 72 64 68 60 72 80 64 76 76 72 56 68 64 48 1824 1852 31 30 58,84 61,73333333
153,84 12,40
215,67 14,69
VII A 56 44 56 76 60 68 72 68 72 68 76 76 56 68 72 64 60 76 72 48 80 72 56 28 40 64 60 72 74 80
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 ∑ N X S2 S
VIIB VII C VII D RATA-RATA Nilai Dibawah KKM
1752 29 60,4137931
179,5126437 187,8226601 13,39823286 13,70484075
RATA-RATA NILAI SISWA KELAS VII VII A
VII D 44 56 76 56 68 60 36 60 28 72 64 60 28 72 64 60 52 68 56 56 80 76 72 68 72 44 72 60 72
64,46666667 58,84 61,73333333 60,41 61,3625
65 siswa
Lampiran 6 DAFTAR PESERTA DIDIK KELAS UJI COBA No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kode U-01 U-02 U-03 U-04 U-05 U-06 U-07 U-08 U-09 U-10 U-11 U-12 U-13 U-14 U-15 U-16 U-17 U-18 U-19 U-20 U-21 U-22 U-23 U-24 U-25 U-26 U-27 U-28 U-29 U-30
Nama Agung Satyo Laksono Agus Prasetyo Ali Priyanto Alfred Alwi AL Asrof Maulana I Aucka Zuly Masita Ayu Anisa Barliyana Dwi F Bagas Asidiki Dwi Kurniasari Eko Mulyono Eka Rizqiyani Fina Himatul Maula Fajrul Falah Maula Saiq Fahmi Yafi Kharisma F.S Khusna Mustafida Lailatul Munawaroh Lukman Dika Ardiansyah M.Adit Y.A Milda Tri Utami M. Mufidz M Nasirudin Nihayatul Ulfa Nur Khasanah Nur Laili Rizkyamaliyah Rizka Izza Nurzaroh Roisul Amin Tri Kartika Sari Wulan Fitriyani
Lampiran 6 KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN I. STANDAR KOMPETENSI Menerapkan konsep zat dan kalor serta penerapannya dalam penyelesaian masalah sehari-hari II. KOMPETENSI DASAR Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari III. INDIKATOR No
Sub pokok Bahasan 1. Kalor dapat mengubah suhu benda dan wujud zat
2. Faktorfaktor yang mempengar uhi banyaknya kalor, kalor uap, dan kalor lebur
Indikator 1.Peserta didik dapat menemukan pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda 2. Peserta didik dapat memberi nama perubahan wujud zat (melebur, mendidih, menguap, dan mengembun) 3.Peserta didik dapat membedakan peristiwa perubahan wujud yang menyerap dan melepaskan kalor
C1 1, 3
Jenjang/Nomor soal C2 C3 C4 2, 4 5, 9
6, 7, 8
11, 12
10
19
14, 15
16, 17, 18
28
13
1. Peserta didik dapat 20, 35, 21, 22, 25, 26, menyebutkan faktor27, 29, 36 23, faktor yang 30 mempengaruhi banyaknya kalor 2. Peserta didik dapat 24 31, 32, mengaplikasikan 33, 34, persamaan kalor, 37, 38, kalor uap dan kalor 39, 40, lebur untuk menyelesaikan masalah sederhana yang berkaitan dengan persamaan matematis
Jumlah Presentase
11 27,5%
12 30%
10 25%
7 17,5%
Lampiran 8
SOAL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN Mata Pelajaran : IPA
Nama :
Materi
Kelas :
: Kalor
Petunjuk Umum
:
1. Bacalah doa sebelum mengerjakan soal 2. Bacalah dengan teliti petunjuk dan cara mengerjakan soal. 3. Tulislah terlebih dahulu, nama dan kelas anda di tempat yang disediakan pada lembar jawaban. 4. Periksalah kembali seluruh pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada pengawas. Petunjuk Khusus : Berilah tanda silang (x) pada huruf A, B, C atau D yang merupakan jawaban paling tepat! 1. Salah satu bentuk energi yang dapat berpindah karena ada perbedaan suhu disebut .... a. kalorimeter c. kalori b. kalor
d. penguapan
2. Kalor adalah suatu bentuk energi yang secara alamiah dapat berpindah dari benda yang bersuhu.... a. rendah ke tinggi c. tetap b. sama suhunya
d. tinggi ke rendah
3. Perhatikan skema grafik bertikut ini: Q Q Q
Q
T
T
Gambar 1
T
T
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Grafik yang menunjukkan hubungan antara kalor dan suhu benda yang menerima kalor adalah .... a. gambar 1
c. gambar 3
b. gambar 2
d. gambar 4
4. perpindahan kalor secara alamiah antara dua benda bergantung pada.... a. massa masing-masing benda b. suhu masing-masing benda c. tekanan masing-masing benda d. wujud benda 5. Pernyataan berikut yang tepat adalah .... a. kalor yang diperlukan air dan minyak goreng sama banyaknya untuk kenaikan suhu yang berbeda b. kalor yang diperlukan air lebih banyak dibandingkan dengan minyak goreng pada kenaikan suhu yang sama c. kalor yang diperlukan air lebih banyak dibandingkan dengan minyak goreng pada kenaikan suhu yang berbeda d. kalor yang diperlukan minyak goreng lebih banyak daripada air pada kenaikan suhu yang sama
6. Perhatikan diagram! Peristiwa perubahan wujud sesuai nomor 1, 2,
dan 3
seperti ditunjukkan
gambar
disamping adalah..... a. membeku, mengembun, dan melebur b. membeku, menyublim, dan mengembun c. menyublim, mengembun, dan melebur d. menyublim, menguap, dan melebur 7. Peristiwa perubahan wujud zat dari cair ke gas disebut.... a. mencair c. mengembun b. melebur
d. menguap
8. Peristiwa adanya gelembung-gelembung uap pada zat cair dimana gelembung- gelembung tersebut dapat meninggalkan zat cair dinamakan.... a. mencair c. mengembun b. mendidih
d. menguap
9. Ada beberapa cara mempercepat penguapan seperti berikut, kecuali .... a. pemanasan atau menaikkan suhu b. memperluas permukaan atau bidang penguapan c. meniupkan udara di atas permukaan d. menambah tekanan di atas permukaan 10. Pada tekanan lebih dari 1 atm, titik didih air adalah.... a. Berubah-ubah c. lebih dari 1000C b. Kurang dari 1000C
d. tepat 1000C
11. Air dimasukkan ke dalam lemari es untuk diambil kalornya hingga
terbentuk es yang padat disebut.... a. membeku b. mengembun
c. menguap d. menyublim
12. Perhatikan gambar di samping. Ketika Alkohol atau spiritus yang diteteskan ke kulit menyebabkan kulit terasa dingin. Peristiwa tersebut dinamakan.... a. pencairan b. pengembunan c. pengkristalan d. penguapan 13. Lilin dapat mencair bila dipanaskan. Kemudian apabila lilin tersebut didinginkan, lilin akan berubah menjadi padat kembali. Dari peristiwa tersebut bahwa kalor dapat.... a. membedakan wujud c. mengubah wujud b. mengubah energi
d. mengubah suhu
14. Di bawah ini merupakan peristiwa yang memerlukan sejumlah kalor adalah.... a. perubahan wujud dari cair ke gas b. perubahan wujud dari cair ke padat c. perubahan wujud dari gas ke cair d. perubahan wujud dari gas ke padat 15. Titik didih suatu zat akan sama dengan.... a. titik uap zat lain b. titik uap zat itu sendiri
c. titik embun zat lain d. titik embun zat itu sendiri
16. Perubahan wujud yang menerima kalor pada diagram di bawah ini adalah.... 2 1
PADAT
3
CAIR
4
GAS
a. 2 dan 4
c. 1 dan 3
b. 2 dan 3
d. 1 dan 2
17. Peristiwa perubahan wujud zat yang melepaskan kalor adalah.... a. air menjadi es c. es menjadi air b. air menjadi uap
d. kapur barus menguap
18. Benda yang diberi kalor akan mengalami.... a. bisa perubahan suhu atau perubahn wujud b. pasti perubahan suhu dan perubahn wujud c. perubahan suhu saja d. perubahan wujud saja 19. Sepotong es akan dipanaskan sampai menimbulkan uap untuk membuktikan.... a. adanya kalor pada benda b. kalor dapat mengubah wujud zat c. kalor dapat pindah ke benda d. adanya perpindahan kalor pada setiap zat 20. Sepotong es dimasukkan ke dalam bejana, kemudian dipanaskan dan es berubah menjadi air. Apabila terus-menerus dipanaskan, air mendidih, dan menguap. Kesimpulan yang benar adalah.... a. melebur dan menguap memerlukan kalor b. menguap dan mengembun memerlukan kalor c. membeku dan melebur memerlukan kalor d. melebur dan mengembun melepaskan kalor
21. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg zat 0 sebesar 1 C atau 1 K disebut.... a. kalor c. kalorimeter b. kalor jenis
d. kalor uap
22. Energi kalor yang diperlukan untuk memanaskan sebuah benda bergantung pada.... a. jenis zat, massa zat, dan perubahan suhu b. jenis zat, volume zat, dan perubahan suhu c. massa zat, jenis zat, dan volume zat d. massa zat, volume zat, dan perubahan suhu 23. Kalor uap adalah kalor yang diperlukan oleh.... a. 1 gram zat cair untuk menguap c. 1 kg zat cair untuk menguap b. 1 K zat cair untuk menguap
d. 10C zat cair untuk menguap
24. Banyaknya kalor yang diperlukan oleh zat untuk menguap dapat dicari dengan persamaan.... a. Q = t x U c. Q = m / U b. Q = m x U
d. Q = U / m
25. Hubungan antara banyaknya kalor dengan kalor jenis zat yaitu.... a. berbanding terbalik c. sebanding b. sama dengan
d. tidak sebanding
26. Kalor lebur adalah kalor yang diperlukan oleh .... a. 1 kg zat padat untuk melebur c. 1 kg zat cair untuk melebur b. 1 kg zat cair untuk melebur
d. 1 kg zat padat yang mencapai suhu
0°C 27. Besarnya energi kalor yang diperlukan dalam peleburan adalah.... a. berbanding terbalik dengan massa zat
b. sama besar dengan volume zat c. sebanding dengan massa zat d. tidak ada hubungannya dengan massa zat 28. Kalor yang dilepas sebuah benda tidak bergantung pada.... a. kalor jenis c. massa benda b. letak benda
d. suhu benda
29. Banyaknya kalor yang diperlukan selama mendidih bergantung pada.... a. berat zat dan kalor uap c. massa zat dan kalor uap b. berat jenis zat dan kalor embun
d. massa jenis zat dan kalor
embun 30. Kalor uap sama dengan.... a. kalor beku b. kalor embun
c. kalor didih d. kalor jenis
31. Air yang massanya 100 gram, dipanaskan dari 300C menjadi 1000C. Jika kalor jenis air 1 kal/g 0 C, maka kalor yang dibutuhkan air tersebut adalah....kal a. 3000 c. 10000 b. 7000
T1 = 30 0C T2 = 100 0 C m air = 100 gr
d. 13000
32. Alkohol sebanyak 1 kg bersuhu 10°C diberi kalor sebesar 24 kJ. Jika kalor jenis alkohol sebesar 2400 J/kg°C. Maka suhu akhir alkohol adalah ... °C a. 10 c. 30 b. 20
d. 40
33. Sejenis logam massanya 0,5 kg dinaikkan suhunya dari 200C menjadi
2200C membutuhkan kalor sebesar 70.000 J. Kalor jenis logam tersebut adalah.... a. 700 J/kg c. 750 J/kg b. 800 J/kg
d. 900 J/kg
34. Apabila 5 kg suatu zat memiliki kalor jenis sebesar 400 J/kg 0C dan energi kalor 50.000 J, maka kenaikkan suhunya sebesar.... a. 250C c. 1000C b. 500C
d. 2000C
35. Semakin besar massa benda, maka semakin besar.... a. kalor jenisnya b. kalor leburnya c. kalor uapnya d. kalor yang diserap untuk menaikkan suhu benda 10C 36. Di daerah pegunungan air lebih cepat mendidih daripada di daerah pantai karena.... a. gaya gravitasi bumi di daerah pegunungan lebih rendah daripada di daerah pantai b. gaya gravitasi bumi di daerah pegunungan lebih tinggi daripada didaerah pantai c. tekanan atmosfer di daerah pegunungan lebih rendah daripada di daerah pantai d. tekanan atmosfer di daerah pegunungan lebih tinggi daripada di daerah pantai 37. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk meleburkan 10 kg alkohol 4 yang memiliki kalor lebur 6,9 x 10 J/kg adalah........ a. 6,9 x 103 J c. 6,9 x 103 kJ
5 b. 6,9 x 10 J
5 d. 6,9 x 10 kJ
38. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menguapkan 5 kg air bersuhu 100 0C jika kalor uap air 2.260.000 J/kg adalah.... a. 11.300 J c. 452.000 J b. 11.300 kJ kJ 39. Air 5 kg dipanaskan dari 0°C menjadi 100°C sehingga mendidih dan menguap. Apabila kalor uap air 2,3 × 106 J/kg, maka kalor yang dibutuhkan untuk menguap adalah .... a. 1,15 × 109 joule
d. 452.000
T2 = 100 0C / mendidih
m air = 5 kg
c. 1,15 × 107 joule b. 1,15 × 108 joule d. 1,15 × 106 joule 40. Kalor lebur timbal 25.000 J/kg setelah diberi kalor sebesar 5 × 104 J timbal itu melebur. Maka massa timbal itu adalah .... a. 0,2 kg b. 0,5 kg c. 2 kg d. 5 kg
KUNCI JAWABAN SOAL UJI INSTRUMEN 21. B
1. B
22. A
2. A
23. B
3. C
24. B
4. B
25. D
5. C
26. D
6. A
27. D
7. C
28. B
8. B
29. D
9. C
30. C
10. B
31. A
11. B
32. D
12. B
33. C
13. A
34. A
14. A
35. D
15. D
36. D
16. C
37. A
17. B
38. A
18. B
39. B
19. D
40. A
20. B
Lampiran 9 ANALISIS SOAL UJI COBA INSTRUMEN No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
U-30 U-18 U-07 U-27 U-03 U-05 U-23 U-22 U-25 U-24 U-13 U-12 U-28 U-01 U-20 U-02 U-19 U-04 U-16 U-15 U-14 U-29 U-10 U-11 U-09 U-21 U-26 U-08 U-06 U-17
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Jumlah
No Soal 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1
1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1
1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0
1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0
1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0
15 22,53 20,20 0,50 0,50 1,00 5,51 0,42
14 22,00 20,20 0,47 0,53 0,88 5,51 0,31
19 22,00 20,20 0,63 0,37 1,73 5,51 0,43
17 21,06 20,20 0,57 0,43 1,31 5,51 0,18
8 24,00 20,20 0,27 0,73 0,36 5,51 0,42
4 19,50 20,20 0,13 0,87 0,15 5,51 -0,05
17 20,59 20,20 0,57 0,43 1,31 5,51 0,08
16 22,63 20,20 0,53 0,47 1,14 5,51 0,47
21 21,62 20,20 0,70 0,30 2,33 5,51 0,39
Valid 15 30 0,50 Sedang 11 4 15 15 0,47 Baik Dipakai 0,50 0,50 0,25
Invalid 14 30 0,47 Sedang 7 7 15 15 0,00 Jelek Dibuang 0,47 0,53 0,25
Valid 19 30 0,63 Sedang 14 5 15 15 0,60 Baik Dipakai 0,63 0,37 0,23
21 21,76 20,20 0,70 0,30 2,33 5,51 0,43 0,361 Valid 21 30 0,70 Sedang 14 7 15 15 0,47 Baik Dipakai 0,70 0,30 0,21
Invalid 17 30 0,57 Sedang 10 7 15 15 0,20 Jelek Dibuang 0,57 0,43 0,25
Valid 8 30 0,27 Sukar 7 1 15 15 0,40 Cukup Dipakai 0,27 0,73 0,20
Invalid 4 30 0,13 Sukar 1 3 15 15 -0,13 Sangat jelek Dibuang 0,13 0,87 0,12
Invalid 17 30 0,57 Sedang 10 7 15 15 0,20 Jelek Dibuang 0,57 0,43 0,25
Valid 16 30 0,53 Sedang 11 5 15 15 0,40 Cukup Dipakai 0,53 0,47 0,25
Valid 21 30 0,70 Sedang 14 7 15 15 0,47 Baik Dipakai 0,70 0,30 0,21
Reliabilitas
Daya Pembeda
Tingkat Kesukaran
Validitas
24 23 15 Mp 21,46 20,74 21,73 Mt 20,20 20,20 20,20 p 0,80 0,77 0,50 q 0,20 0,23 0,50 p/q 4,00 3,29 1,00 St 5,51 5,51 5,51 r 0,46 0,18 0,28 Dengan tarafrsignifikan 5% dan N = 30 di peroleh rtabel = tabel Kriteria Valid Invalid Invalid B 24 23 15 JS 30 30 30 P 0,80 0,77 0,50 Kriteria Mudah Mudah Sedang BA 13 14 12 BB 11 9 3 JA 15 15 15 JB 15 15 15 D 0,13 0,33 0,60 Kriteria Jelek Cukup Baik Kriteria soal Dipakai Dibuang Dibuang p 0,80 0,77 0,50 q 0,20 0,23 0,50 pq 0,16 0,18 0,25 n 40 ∑pq 9,0067 S2 30,36 r11 0,7214 kriteria Reliabel
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0
1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1
1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0
1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0
1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1
1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1
1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1
1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1
0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0
0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0
1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0
18 20,56 20,20 0,60 0,40 1,50 5,51 0,08
12 22,92 20,20 0,40 0,60 0,67 5,51 0,40
17 21,94 20,20 0,57 0,43 1,31 5,51 0,36
17 22,24 20,20 0,57 0,43 1,31 5,51 0,42
20 20,75 20,20 0,67 0,33 2,00 5,51 0,14
17 21,06 20,20 0,57 0,43 1,31 5,51 0,18
15 22,27 20,20 0,50 0,50 1,00 5,51 0,38
17 22,00 20,20 0,57 0,43 1,31 5,51 0,37
18 20,72 20,20 0,60 0,40 1,50 5,51 0,12
8 20,50 20,20 0,27 0,73 0,36 5,51 0,03
14 22,64 20,20 0,47 0,53 0,88 5,51 0,41
19 20,53 20,20 0,63 0,37 1,73 5,51 0,08
12 20,25 20,20 0,40 0,60 0,67 5,51 0,01
19 20,74 20,20 0,63 0,37 1,73 5,51 0,13
21 21,57 20,20 0,70 0,30 2,33 5,51 0,38
Invalid 18 30 0,60 Sedang 10 8 15 15 0,13 Jelek Dibuang 0,60 0,40 0,24
Valid 12 30 0,40 Sedang 7 5 15 15 0,13 Jelek Dipakai 0,40 0,60 0,24
Valid 17 30 0,57 Sedang 12 5 15 15 0,47 Baik Dipakai 0,57 0,43 0,25
Valid 17 30 0,57 Sedang 12 5 15 15 0,47 Baik Dipakai 0,57 0,43 0,25
Invalid 20 30 0,67 Sedang 11 9 15 15 0,13 Jelek Dibuang 0,67 0,33 0,22
Invalid 17 30 0,57 Sedang 11 6 15 15 0,33 Cukup Dibuang 0,57 0,43 0,25
Valid 15 30 0,50 Sedang 10 5 15 15 0,33 Cukup Dipakai 0,50 0,50 0,25
Valid 17 30 0,57 Sedang 11 6 15 15 0,33 Cukup Dipakai 0,57 0,43 0,25
Invalid 18 30 0,60 Sedang 10 8 15 15 0,13 Jelek Dibuang 0,60 0,40 0,24
Invalid 8 30 0,27 Sukar 5 3 15 15 0,13 Jelek Dibuang 0,27 0,73 0,20
Valid 14 30 0,47 Sedang 9 5 15 15 0,27 Cukup Dipakai 0,47 0,53 0,25
Invalid 19 30 0,63 Sedang 11 8 15 15 0,20 Jelek Dibuang 0,63 0,37 0,23
Invalid 12 30 0,40 Sedang 7 5 15 15 0,13 Jelek Dibuang 0,40 0,60 0,24
Invalid 19 30 0,63 Sedang 11 8 15 15 0,20 Jelek Dibuang 0,63 0,37 0,23
Valid 21 30 0,70 Sedang 14 7 15 15 0,47 Baik Dipakai 0,70 0,30 0,21
2
Y
Y
1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
30 30 33 20 21 24 19 23 22 18 27 26 26 25 15 17 20 16 12 17 15 14 21 21 16 15 17 9 18 19
900 900 1089 400 441 576 361 529 484 324 729 676 676 625 225
8 24,00 20,20 0,27 0,73 0,36 5,51 0,42
12 23,50 20,20 0,40 0,60 0,67 5,51 0,49
606
Valid 8 30 0,27 Sukar 5 3 15 15 0,13 Jelek Dipakai 0,27 0,73 0,20
Valid 12 30 0,40 Sedang 10 2 15 15 0,53 Baik Dipakai 0,40 0,60 0,24
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1
1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1
1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0
1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1
0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1
1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1
10 23,60 20,20 0,33 0,67 0,50 5,51 0,44
19 21,05 20,20 0,63 0,37 1,73 5,51 0,20
18 21,83 20,20 0,60 0,40 1,50 5,51 0,36
8 24,00 20,20 0,27 0,73 0,36 5,51 0,42
8 22,13 20,20 0,27 0,73 0,36 5,51 0,21
17 22,18 20,20 0,57 0,43 1,31 5,51 0,41
10 24,80 20,20 0,33 0,67 0,50 5,51 0,59
14 21,36 20,20 0,47 0,53 0,88 5,51 0,20
16 22,38 20,20 0,53 0,47 1,14 5,51 0,42
8 19,25 20,20 0,27 0,73 0,36 5,51 -0,10
Valid 10 30 0,33 Sedang 8 2 15 15 0,40 Cukup Dipakai 0,33 0,67 0,22
Invalid 19 30 0,63 Sedang 11 8 15 15 0,20 Jelek Dibuang 0,63 0,37 0,23
Valid 18 30 0,60 Sedang 13 5 15 15 0,53 Baik Dipakai 0,60 0,40 0,24
Valid 8 30 0,27 Sukar 7 1 15 15 0,40 Cukup Dipakai 0,27 0,73 0,20
Invalid 8 30 0,27 Sukar 5 3 15 15 0,13 Jelek Dibuang 0,27 0,73 0,20
Valid 17 30 0,57 Sedang 12 5 15 15 0,47 Baik Dipakai 0,57 0,43 0,25
Valid 10 30 0,33 Sedang 8 2 15 15 0,40 Cukup Dipakai 0,33 0,67 0,22
Invalid 14 30 0,47 Sedang 10 4 15 15 0,40 Cukup Dibuang 0,47 0,53 0,25
Valid 16 30 0,53 Sedang 12 4 15 15 0,53 Baik Dipakai 0,53 0,47 0,25
Invalid 8 30 0,27 Sukar 5 3 15 15 0,13 Jelek Dibuang 0,27 0,73 0,20
289 400 256 144 289 225 196 441 441 256 225 289 81 324 361 13152
Lampiran 10 Perhitungan Validitas Butir Soal Pilihan Ganda Materi Kalor Rumus
rpbis
Mp Mt St
p q
Keterangan: Mp = Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal Mt
= Rata-rata skor total
St = Standart deviasi skor total p = Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal q = Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal Kriteria Apabila rhitung > rtabel, maka butir soal valid. Perhitungan Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
U-32 U-01 U-02 U-01 U-33 U-22 U-13 U-09 U-10 U-12 U-31 U-05 U-27 U-07 U-19
Butir soal Skor Total no 1 (X) (Y) 1 30 1 30 1 33 0 20 1 21 1 24 0 19 1 23 1 22 1 18 1 27 1 26 1 26 1 25 1 15
Y2
XY
900 900 1089 400 441 576 361 529 484 324 729 676 676 625 225
30 30 33 0 21 24 0 23 22 18 27 26 26 25 15
16 U-02 17 U-19 18 U-04 19 U-16 20 U-15 21 U-14 22 U-29 23 U-10 24 U-11 25 U-09 26 U-21 27 U-26 28 U-08 29 U-06 30 U-17 Jumlah
0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 24
17 20 16 12 17 15 14 21 21 16 15 17 9 18 19 606
289 400 256 144 289 225 196 441 441 256 225 289 81 324 361 13152
0 20 16 0 17 15 0 21 21 16 15 17 0 18 19 515
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh: Jumlah skor total yang menjawab benar pada no 1 Mp = Banyaknya siswa yang menjawab benar pada no 1 515 = 24 = 21,46 Mt
= =
Jumlah skor total Banyaknya siswa 606 30
= 20,20
p
Jumlah skor yang menjawab benar pada no 1 Banyaknya siswa 24 = 30 =
= 0,80 q
=
1
p =
1 606 30
13152 St
=
rpbis
=
0,80
30
21,46
20,20 5,51
= 0,20
2
= 5,51
0,80 0,20
= 0,457
Pada taraf signifikansi 5%, dengan N = 30, diperoleh r tabel =
0,361
Karena rhitung > rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa butir item tersebut valid.
Lampiran 11 Perhitungan Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Materi Kalor Rumus:
s2 pq n r11 s2 n 1 Keterangan: r11 : reliabilitas yang dicari n : jumlah soal : proporsi peserta tes menjawab benar p q : proporsi peserta tes menjawab salah S2 ∑x2 N
:
varians
: :
=
X
=
X
1-p
2
2
N
N
jumlah deviasi dari rerata kuadrat jumlah peserta tes
Kriteria Interval r11 < 0,2
Kriteria Sangat rendah
0,2 < r11 < 0,4
Rendah
0,4 < r11 < 0,6
Sedang
0,6 < r11 < 0,8
Tinggi
0,8 < r11 < 1,0
Sangat tinggi
Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh: n pq S
r11
= 40 = 9,0067
X
2
=
=
X
2
2
N
N
40 40
1
13152 =
_
367236 30 30
30,3600 9,0067 30,3600
= 0,7214 Nilai koefisien korelasi tersebut pada interval 0,6-0,8 dalam kategori tinggi
= 30,3600
Lampiran 12
Perhitungan Daya Pembeda Soal Materi Kalor Soal Pilihan Ganda Rumus
DP
JB A JB B JS A JS B
Keterangan: DP : Daya Pembeda JBA : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas JBB : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah JSA : Banyaknya siswa pada kelompok atas JSB : Banyaknya siswa pada kelompok bawah Kriteria
0,00 0,20 0,40 0,70
Interval DP DP < < DP < < DP < < DP < < DP <
0,00 0,20 0,40 0,70 1,00
Kriteria Sangat jelek Jelek Cukup Baik Sangat Baik
Perhitungan Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
Lampiran 13
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kelompok Atas Kode Skor U-01 1 U-02 1 U-32 1 U-01 0 U-33 1 U-22 1 U-13 0 U-09 1 U-10 1 U-12 1 U-31 1 U-05 1 U-27 1 U-07 1 U-19 1 Jumlah 13
DP =
13 15
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kelompok Bawah Kode Skor U-21 0 U-24 1 U-30 1 U-14 0 U-18 1 U-25 1 U-28 0 U-16 1 U-26 1 U-03 1 U-20 1 U-23 1 U-34 0 U-11 1 U-29 1 Jumlah 11
11 15
= 0,13 Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai daya pembeda jelek
Lampiran 14
Lampiran 15 DAFTAR NILAI SISWA UJI COBA TES No Nama Butir soal benar Nilai 1 U-1 25 62,5 2 U-2 17 42,5 3 U-3 21 52,5 4 U-4 16 40 5 U-5 24 60 6 U-6 18 45 7 U-7 33 82,5 8 U-8 9 22,5 9 U-9 16 40 10 U-10 21 52,5 11 U-11 21 52,5 12 U-12 26 65 13 U-13 27 67,5 14 U-14 15 37,5 15 U-5 17 42,5 16 U-16 12 30 17 U-17 19 47,5 18 U-18 30 75 19 U-19 20 50 20 U-20 15 37,5 21 U-21 15 37,5 22 U-22 23 57,5 23 U-23 19 47,5 24 U-24 18 45 25 U-25 22 55 26 U-26 17 42,5 27 U-27 20 50 28 U-28 26 65 29 U-29 14 35 30 U-30 30 75 Ʃ
606
1515
X
20,2
50,5
Lampiran 16 NILAI UTS SEMESTER GENAP KELAS VII A TAHUN PELAJARAN 2015/2016 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kode E-01 E-02 E-03 E-04 E-05 E-06 E-07 E-08 E-09 E-10 E-11 E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17 E-18 E-19 E-20 E-21 E-22 E-23 E-24 E-25 E-26 E-27 E-28 E-29 E-30
Nama Agung Prasetyo Akhmad Rikhan Subagio Asfiyatul Hidayah Azizan Adi Surantono Desa Pagita Sinach Dina A‟ina Qolbi Dina Nurul Latifah Dinanti Erwin Sawal Muarif Faiz Aprilia Arifasani Fitri Citra Asih Yuniarti Indi Fadhilah Khoirul Azmi Krisna Ramadhan Jati Darsono Lailatul Fani Laila Nur Fatihah Lilik Rahma Putri Lulu Fauziya M.Farid Shidqi Mar‟atun Nissa Isnaedi Muhammad Bagas Pramudita Muhammad Darmawan Muhammad Nurul Ikhsan Muhammad Rixzul Aziz Muhammad Harun Arosid Nadia Firdaus Najmudin Rian Danuarta Syarifudin An im solehuddin
Nilai 57 44 66 66 74 68 68 47 55 44 50 50 66 68 53 52 40 48 50 35 46 36 45 70 55 70 67 60 58 56
NILAI UTS SEMESTER GENAP KELAS VII B TAHUN PELAJARAN 2015/2016 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Kode K-01 K-02 K-03 K-04 K-05 K-06 K-07 K-08 K-09 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K-19 K-20 K-21 K-22 K-23 K-24 K-25 K-26 K-27 K-28 K-29 K-30 K-31
Nama Abid Lutfi Ahmad Faiz Muhammad Alifatul Maulaya Amilatul Khasanah Bayu Sakti Indrajaya Bunyani Araf Dewi Lestari Fajar Laksono Iin Mutia Hikmah Indra Adi Pratama Luluk Maulina M. Syahir Abdul Wahid M. Amarudin Maskonah Maulana Nur Yasin Miftahur Rizqoh Muhammad Davit Fadlul Badi‟ Muhammad Didik Hariyadi Muhammad Eko Ariyanto Nihayatul Hani A Nini Safitri Nur Khofidoh Nurul Hikmah Rahma Maulida Rani Nur Laili Rikza Abdillah Fathar Rina Nur Laili Sita Indra Pratiwi Yulianto Hidayatul A Mawar puspita N Zulfatul Maula
Nilai 57 59 53 61 53 61 49 49 42 46 36 51 65 47 60 49 40 44 42 50 50 59 60 55 40 56 42 43 32 45 44
Lampiran 17 Uji Normalitas Nilai Awal KELAS VII A Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang nilai (R) Banyaknya kelas (k) Panjang kelas (P)
X
2
hitung
= = = = =
X
2
tabel
74 35 74-35 = 1 + 3,3 log 30 19/6 = 6,500
Tabel mencari Rata-Rata dan Standar Deviasi 2 No. X X X (X X ) 1 57 1,53 2,35 2 44 -11,47 131,48 3 66 10,53 110,95 4 66 10,53 110,95 5 74 18,53 343,48 6 68 12,53 157,08 7 68 12,53 157,08 8 47 -8,47 71,68 9 55 -0,47 0,22 10 44 -11,47 131,48 11 50 -5,47 29,88 12 50 -5,47 29,88 13 66 10,53 110,95 14 68 12,53 157,08 15 53 -2,47 6,08 16 52 -3,47 12,02 17 40 -15,47 239,22 18 48 -7,47 55,75 19 50 -5,47 29,88 20 35 -20,47 418,88 21 46 -9,47 89,62 22 36 -19,47 378,95 23 45 -10,47 109,55 24 70 14,53 211,22 25 55 -0,47 0,22 26 70 14,53 211,22 27 67 11,53 133,02 28 60 4,53 20,55 29 58 2,53 6,42 30 56 0,53 0,28 1664 0 3467,5
39 = 5,9 = 6 kelas = 7
Rata -rata (X) =
X
Standar deviasi (S): 2
S =
(X
1664 30
=
N
i
X)
=
55
2
n 1
3467,5 (30-1) S 2 = 119,57 =
S = 10,93 Daftar nilai frekuensi observasi kelas VII A Kelas
Bk 34,5
35
–
41 41,5
42 49 56 63
– – – –
48 48,5 55 55,5 62 62,5 69 69,5
70
–
76 76,5
Jumlah
Zi -1,92 -13,99 -1,28 -16,82 -0,64 -19,66 0,00 -22,50 0,64 -25,34 1,28 -28,18 1,92 #REF!
P(Zi)
Oi Ei 2
Luas Daerah
Oi
Ei
0,0732
3
2,3 0,2363
0,1613
6
5,0 0,2002
0,2392
7
7,4 0,0232
0,2387
4
7,4 1,5628
0,1604
7
5,0 0,8279
0,0725
2,2 0,2526 #### 30 X² = 3,1031
Ei
0,4724 0,3992 0,2380 -0,0012 -0,2400 -0,4003 -0,4728
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh X² tabel = Karena X² < X² tabel, maka data tersebut berdistribusi normal
3
11,07
Uji Normalitas Nilai Awal KELAS VII B Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang nilai (R) Banyaknya kelas (k) Panjang kelas (P)
X
2
hitung
= = = = =
X
2
tabel
65 32 65-32 = 1 + 3,3 log 31 20/6 = 5,500
Tabel mencari Rata-Rata dan Standar Deviasi 2 No. X X X (X X ) 1 57 7,32 53,62 2 59 9,32 86,91 3 53 3,32 11,04 4 61 11,32 128,20 5 53 3,32 11,04 6 61 11,32 128,20 7 49 -0,68 0,46 8 49 -0,68 0,46 9 42 -7,68 58,94 10 46 -3,68 13,52 11 36 -13,68 187,07 12 51 1,32 1,75 13 65 15,32 234,78 14 47 -2,68 7,17 15 60 10,32 106,56 16 49 -0,68 0,46 17 40 -9,68 93,65 18 44 -5,68 32,23 19 42 -7,68 58,94 20 50 0,32 0,10 21 50 0,32 0,10 22 59 9,32 86,91 23 60 10,32 106,56 24 55 5,32 28,33 25 40 -9,68 93,65 26 56 6,32 39,98 27 42 -7,68 58,94 28 43 -6,68 44,59 29 32 -17,68 312,49 30 45 -4,68 21,88 31 44 -5,68 32,23 1540 0 2040,8
33 = 5,9 = 6 kelas = 6
Rata -rata (X) = Standar deviasi (S): S2 = = S
X
(X
1540 31
=
N
i
X)
=
50
2
n 1 2040,8 (31-1)
2
= 68,03 S = 8,25
Daftar nilai frekuensi observasi kelas VII B Kelas
Bk 31,5
32
–
37
38
–
43
37,5
44 50
– –
43,5 49 49,5 55 55,5
56 62
– –
61 61,5 67 67,5
Jumlah
Zi -2,20 3,05 -1,48 3,63 -0,75 4,21 -0,02 4,80 0,71 5,38 1,43 5,96 2,16 #REF!
P(Zi)
Oi
Ei Ei
Luas Daerah
Oi
Ei
0,0561
2
1,7
0,0387
0,1570
6
4,9
0,2634
0,2645
8
8,2
0,0048
0,2685
6
8,3
0,6482
0,1642
8
5,1
1,6616
0,0605
1,9 0,4091 #### 31 X² = 3,0257
0,4862 0,4301 0,2731 0,0086 -0,2599 -0,4241 -0,4846
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh X² tabel = Karena X² < X² tabel, maka data tersebut berdistribusi normal
1
11,07
2
Lampiran 18 Uji Normalitas Nilai Awal KELAS VII C Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang nilai (R) Banyaknya kelas (k) Panjang kelas (P)
X
2
hitung
= = = = =
Tabel mencari Rata-Rata dan Standar Deviasi 2 No. X X X (X X ) 1 48 -5,73 32,87 2 38 -15,73 247,54 3 48 -5,73 32,87 4 47 -6,73 45,34 5 48 -5,73 32,87 6 42 -11,73 137,67 7 72 18,27 333,67 8 62 8,27 68,34 9 62 8,27 68,34 10 50 -3,73 13,94 11 68 14,27 203,54 12 57 3,27 10,67 13 51 -2,73 7,47 14 51 -2,73 7,47 15 70 16,27 264,60 16 47 -6,73 45,34 17 62 8,27 68,34 18 45 -8,73 76,27 19 52 -1,73 3,00 20 56 2,27 5,14 21 66 12,27 150,47 22 60 6,27 39,27 23 56 2,27 5,14 24 58 4,27 18,20 25 62 8,27 68,34 26 34 -19,73 389,40 27 42 -11,73 137,67 28 58 4,27 18,20 29 58 4,27 18,20 30 42 -11,73 137,67 å 1612 0 2687,9
X
2
tabel
72 34 72-34 = 1 + 3,3 log 30 38/6 = 6,333
38 = 5,9 = 6 kelas = 6
Rata -rata (X) =
X
Standar deviasi (S): S2 =
(X
1612 30
=
N
i
X)
=
54
2
n 1 2687,9 = (30-1)
S 2 = 92,69 S = 9,63 Daftar nilai frekuensi observasi kelas VII C Kelas
Bk 33,5
34
–
40 40,5
41 48 55
– – –
47 47,5 54 54,5 61 61,5
62 69
– –
68 68,5 75 75,5
Jumlah
Zi -2,10 2,06 -1,37 2,49 -0,65 2,92 0,08 3,35 0,81 3,78 1,53 4,21 2,26 #REF!
P(Zi)
Oi Ei 2
Luas Daerah
Oi
0,0668
2
2,1 0,0025
0,1740
6
5,4 0,0678
0,2731
7
8,5 0,2536
0,2584
7
8,0 0,1271
0,1474
6
4,6 0,4485
0,0507
1,6 0,1176 #### 30 X² = 1,0171
Ei
Ei
0,4822 0,4154 0,2413 -0,0317 -0,2901 -0,4375 -0,4881
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh X² tabel = Karena X² < X² tabel, maka data tersebut berdistribusi normal
2
11,07
Uji Normalitas Nilai Awal KELAS VII D Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis
Kriteria yang digunakan Ho diterima jika Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang nilai (R) Banyaknya kelas (k) Panjang kelas (P)
X
2
hitung
= = = = =
X
2
tabel
57 35 75-35 = 1 + 3,3 log 31 22/6 = 3,667
Tabel mencari Rata-Rata dan Standar Deviasi 2 No. X X X (X X ) 57 9,55 1 91,24 52 4,55 2 20,72 42 -5,45 3 29,68 50 2,55 4 6,51 45 -2,45 5 5,99 42 -5,45 6 29,68 36 7 -11,45 131,06 50 2,55 8 6,51 53 5,55 9 30,82 35 -12,45 154,96 10 50 2,55 11 6,51 45 -2,45 12 5,99 45 -2,45 13 5,99 52 4,55 14 20,72 50 2,55 15 6,51 50 2,55 16 6,51 55 7,55 17 57,03 50 2,55 18 6,51 52 4,55 19 20,72 35 -12,45 154,96 20 52 4,55 21 20,72 50 2,55 22 6,51 48 0,55 23 0,30 40 -7,45 24 55,48 50 2,55 25 6,51 55 7,55 26 57,03 40 -7,45 27 55,48 47 -0,45 28 0,20 48 0,55 29 0,30 å 1376 0 1001,2
22 = 5,8 = 6 kelas = 4
Rata -rata (X) =
X
Standar deviasi (S): S2 =
(X
1376 29
=
N
i
X)
=
47
2
n 1 1001,2 = (29-1)
S 2 = 35,76 S = 5,98 Daftar nilai frekuensi observasi kelas VII D Kelas
Bk 34,5
35
–
38 38,5
39 43 47
– – –
42 42,5 46 46,5 50 50,5
51 55
– –
54 54,5 58 58,5
Jumlah
Zi -2,17 13,52 -1,50 15,09 -0,83 16,66 -0,16 18,22 0,51 19,79 1,18 21,36 1,85 #REF!
P(Zi)
Oi Ei 2
Luas Daerah
Oi
0,0521
3
1,6 1,1884
0,1367
4
4,2 0,0133
0,2330
3
7,2 2,4697
0,2581
11
8,0 1,1240
0,1858
5
5,8 0,0999
0,0869
2,7 0,0351 #### 29 X² = 4,9305
Ei
Ei
0,4848 0,4327 0,2960 0,0630 -0,1951 -0,3809 -0,4677
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh X² tabel = Karena X² < X² tabel, maka data tersebut berdistribusi normal
3
11,07
Lampiran 19
UJI HOMOGENITAS NILAI AWAL Sumber Data Sumber variasi Jumlah n X Varians (S2 ) Standart deviasi (S)
VII A 1664 30 69,50 71,29 8,44
VII B 1540 31 56,94 86,13 9,28
VII C 1612 30 69,50 71,29 8,44
VII D 1886 29 56,94 86,13 9,28
Tabel Uji Bartlett Sampel 1 2 3 4 Jumlah
S
2
dk = ni 1 29 30 29 28 116
2
dk.Log
Si
Log Si
0,0345 0,0333 0,0345 0,0357
71,293 86,129 71,293 86,129
1,853 1,935 1,853 1,935
Si2 53,738 58,054 53,738 54,184 219,715
9130,484 116
=
78,7111
n 1 Si n2 1 i
2
1/dk
2
dk * Si
2067,500 2583,871 2067,500 2411,613 9130,484
2
=
i
B = (Log S ) S(ni - 1) B = 1,89604 116 B = 219,94 X 2 hitung =(Ln 10) { B - S(ni-1) log Si2 } X 2 hitung = 2,30259 219,94 219,715 X 2 hitung = 0,51744 Untuk = 5% dengan dk = k-1 = 4-3 = 1 diperoleh X2 tabel = 3,841 Karena X2 hitung < X2 tabel maka homogen
Lampiran 20 UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA NILAI AWAL ANTARA KELAS VII A DAN VII B Hipotesis Ho : Ha :
s1 2 = s1
2
s2 2 s2 2
=
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
F
Varians terbesar Varians terkecil
Ho diterima apabila F < F 1/2a (nb-1):(nk-1)
Daerah penerimaa n Ho
F 1/2a (nb-1):(nk-1) Dari data diperoleh: Sumber variasi
VII A
VII B
Jumlah n x
1664 30 55,47
1540 31 49,68
119,5678 10,93
68,0258 8,25
2
Varians (s ) Standart deviasi (s) Berdasarkan rumus di atas diperoleh: F
=
119,5678 68,0258
Pada a = 5% dengan: dk pembilang = nb - 1 dk penyebut = nk -1 F (0.05)(30:31) =
=
1,758
= = 1,85
30 31 -
1= 1=
29 30
Daerah penerimaa n Ho
1,7577
1,85
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas homogen
Kompetensi Dasar 3.4 Mendeskripsik an peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Materi Pokok/ Pembelajaran Kalor
-
-
-
SILABUS PEMBELAJARAN
Tes tertulis
Observasi
Bentuk Instrumen
lembar observasi
Uraian
Tes Lembar tertulis observasi
observasi
isian
Tes Lembar observasi observasi
Teknik
Penilaian
Hitung kalor yang diperlukan bila massa zat, kalor jenis dan kenaikan suhu diketahui
Pengamatan pada saat mendidih dan melebur diperlukan kalor!
Pengamatan kenaikan suhu, diperlukan kalor
Pengamatan perubahan suhu dan perubahan wujud zat Salah satu cara mempercepat penguapan yaitu dengan .........
Contoh Instrumen
: MTs NU 05 Sunan Katong Kaliwungu Kendal : VII / 1 : Ilmu Pengetahuan Alam : 3. Memahami wujud zat dan perubahannya
Indikator Pencapaian Kompetensi
Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kegiatan pembelajaran Melakukan - Menyelidiki pengaruh percobaan kalor kalor terhadap perubahan Mencari informasi suhu benda, perubahan wujud zat tentang faktorfaktor yang dapat - Menyelidiki faktor-faktor mempercepat yang dapat mempercepat penguapan penguapan Mencari informati - Menyelidiki banyaknya tentang peristiwa kalor yang diperlukan mendidih dan untuk menaikkan suhu melebur zat Mendiskusikan - Menyelidiki kalor yang hubungan antara dibutuhkan pada saat Energi, massa, mendididh dan melebur kalor jenis dan Menerapkan hubungan suhu Q = m.C. ∆t Q = m.U dan Q = m.L untuk meyelesaikan masalah sederhana
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ) Tanggung jawab ( responsibility ) Rasa homat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) Ketelitian ( carefulness)
Lampiran 21
6x40‟
Alokasi Waktu
Buku siswa, LKS, alatalat praktikum
Sumber Belajar
Lampiran 22 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) KELAS EKSPERIMEN Sekolah
: MTs NU 05 Sunan Katong Kaliwungu
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester I Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Alokasi waktu
: 2 X 40’ (1 pertemuan)
A. Standar Kompetensi (SK) :
3. Memahami wujud zad dan
perubahannya B.
Kompetensi Dasar (KD) : 3.4 Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
C. Indikator 1. Menjelaskan konsep kalor. 2. Menjelaskan hubungan antara banyaknya kalor, masa dan perubahan suhu. 3. Menjelaskan pengaruh adanya kalor terhadap perubahan suhu. 4. Menghitung banyaknya kalor dengan persamaan. D. Tujuan Pembelajaran Melalui strategi REACT siswa dapat:
1. Menjelaskan konsep kalor dengan tepat. 2. Menjelaskan adanya hubungan antara banyaknya kalor massa dan perubahan suhu suatu zat dengan benar.
3. Menjelaskan pengaruh adanya kalorterhadap perubahan suhu
dengan tepat.
4. Menghitung banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepaskan benda dengan benar. E.
Materi Ajar : Kalor
F.
Metode pembelajaran :
Metode : - Metode diskusi kelompok - Metode eksperimen Strategi :REACT (Relating, Experiencing, Appliying, Cooperating, Transfering). G. Langkah-langkah kegiatan Pengelolaan Kegiatan 1. Pendahuluan a. Apersepsi
Langkah-langkah kegiatan
Kelas
Waktu
Salam
K
1’
Guru mengajak peserta didik untuk
K
3’
K
3’
K
2’
menjawab tangan b. Motivasi
pertanyaan terasa
“mengapa
panas
ketika
menyentuh kuali yang dipanaskan.?” Guru
memotivasi
dengan
peserta
didik
membangkitkan
keingintahuan peserta didik dengan menceritakan bahwa: “Materi kalor merupakan
materi
yang
sangat
bermanfaat dalam kehidupan sehari-
hari.” Guru menyampaikan materi dan tujuan
pembelajaran
yang
akan
dicapai. 2. Kegiatan Inti a. Eksplorasi
Concrete experience – Relating: Peserta didik mengingat kembali benda-benda yang pernah dijumpai
K
2’
K
3’
K
1’
KL
5’
KL
2’
KL
3’
KL
3’
yang berhubungan dengan suhu dan kalor. Peserta didik dengan percaya diri menyebutkan
peristiwa
yang
berhubungan dengan kalor seperti : memasak air di kompor dll. b. Elaborasi
Peserta didik mengingat kembali besaran apa saja yang berhubungan dengan kalor Reflektive observation –Experiencing dan Cooperating: Peserta didik berkelompok dengan tertib dan disiplin sesuai dengan petunjuk dan arahan dari guru. Guru memandu seluruh kegiatan kelompok yang dilakukan peserta didik.
Peserta didik mencoba menemukan konsep kalor dengan melakukan eksperimen
kecil
KL
15’
KL
7’
KL
10’
KL
5
KL
5’
dengan
menyalakan lilin. c. Konfirmasi
Abstract conceptualisation – Applying: Peserta didik dengan percaya diri menyimpulkan hasil yang tampak dari eksperimen kecil tersebut. Peserta didik berdiskusi dengan teman
di
kelompoknya
dengan
media LKS 1 berusaha menemukan rumus kalor dan perubahan suhu suatu zat akibat adanya kalor. Active experimentation – Transfering: Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya untuk mengerjakan soal kelompok dalam LKS yang berkaitan dengan kalor jenis dan perubahan suhu akibat kalor. Setelah mengerjakan LKS 1 serta soal kelompok, setiap perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka secara bergantian. Kelompok
lain
memberikan
tanggapan atas setiap hasil presentasi temannya. Guru
dengan
mengonfirmasi
sikap hasil
terbuka presentasi
setiap kelompok 3. Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru: Bersama-sama dengan peserta didik membuat
K
3’
K
2’
K
3’
I
2’
rangkuman/simpulan
pelajaran. Melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. Memberikan tugas individual untuk melakukan praktik di rumah. Ket: K = Klasikal ; KL = kelompok ; I = individu
H. Alat / Sumber Belajar 1. Buku Ipa Terpadu Fisika kelas VII SMP/MTs dan sederajat 2. Buku-buku yang relevan 3. Internet 4. Lilin 5. Korek api 6. LKS
I.
Penilaian Hasil Belajar 1. Tes penilaian -
Tes tertulis
2. Bentuk instrument -
Pilihan ganda (multiple choice)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) KELAS EKSPERIMEN
Sekolah
:
MTs
NU
05
Sunan
Katong
Kaliwungu Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester I Mata Pelajaran Alokasi waktu
: IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) : 2 X 40’ ( 1 pertemuan)
A. Standar Kompetensi (SK) :
3. Memahami wujud zat dan
perubahannya B.
Kompetensi Dasar (KD) : 3.4 Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
C. Indikator 1. Menjelaskan pengaruh adanya kalor terhadap perubahan wujud zat. 2. Menjelaskan perbedaan kalor jenis dan kalor laten. 3. Menerapkan hubungan antara persamaan Q = m × c × ΔT, Q = m × U, dan Q = m × L untuk menyelesaikan masalah sederhana. D. Tujuan Pembelajaran Melalui strategi REACT siswa dapat:
1. Menjelaskan pengaruh adanya kalor terhadap perubahan
wujud zat dengan tepat
2. Menjelaskan perbedaan kalor jenis dan kalor laten dengan benar.
3. Menghitung besarnya kalor dengan persamaan Q = m × c × ΔT, Q = m × U, dan Q = m × L dengan benar. E. Materi Ajar : Kalor F. Metode pembelajaran : Metode : - Metode diskusi kelompok - Metode eksperimen Strategi
: REACT (Relating, Experiencing, Appliying, Cooperating, Transfering)
G. Langkah-langkah kegiatan Kegiatan 1. Pendahuluan a. Apersepsi
Alokasi waktu
Langkah-langkah kegiatan Salam Guru
mengajak
siswa
Kelas K
Waktu 1’
K
3’
K
3’
untuk
menjawab pertanyaan “mengapa es ketika terkena sinar matahari b. Motivasi
lama kalamaan berubah menjadi cair.?” Guru memotivasi peserta didik dengan
membangkitkan
keingintahuan
peserta
didik
dengan
menceritakan
bahwa:
“Materi kalor merupakan materi yang sangat bermanfaat dalam
K
2’
K
2’
kehidupan sehari-hari.” Pengaruh
kalor
terhadap
perubahan suhu. Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2. Kegiatan inti a. Eksplorasi
Concrete experience – Relating: Peserta didik mengingat kembali benda-benda dijumpai
yang
yang
pernah
berhubungan
dengan perubahan wujud zat karena pengaruh kalor. Peserta peristiwa
didik yang
menyebutkan
K 3’
berhubungan
dengan perubahan wujud zat karena pengaruh kalor seperti : melelehnya lilin, menguapnya air ketika dipanaskan, dll. K Peserta didik mengingat kembali
1’
besaran
apa
saja
yang
berhubungan dengan kalor b. Elaborasi
Reflektive observation – Experiencing dan Cooperating: Peserta didik berkelompok
KL 5’
dengan tertib dan disiplin sesuai dengan petunjuk dan arahan dari guru. Guru memandu seluruh kegiatan kelompok
yang
KL 2’
dilakukan
peserta didik. Peserta
didik
mencoba
KL 3’
menemukan konsep perubahan wujud zat dengan melakukan eksperimen
kecil
dengan
menyalakan lilin. c. Konfirmasi
Abstract conceptualisation – Applying: Peserta didik dengan percaya
KL 3’
diri menyimpulkan hasil yang tampak dari eksperimen kecil tersebut. KL Peserta didik berdiskusi dengan
15’
teman di kelompoknya dengan media
LKS
2
berusaha
menemukan konsep dan rumus perubahan
wujud
suatu
zat
akibat adanya kalor. Active experimentation – Transfering: Peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya
KL
untuk
mengerjakan
soal
kelompok
dalam
yang
berkaitan
LKS
7’
dengan konsep dan perhitungan matematis perubahan wujud zat akibat kalor.
KL 10’
Setelah mengerjakan LKS 2 serta
soal
kelompok,
perwakilan
setiap
kelompok
KL
mempresentasikan hasil kerja
5
mereka dan secara bergantian. Kelompok
lain
tanggapan
atas
memberikan setiap
hasil
presentasi temannya. Guru
dengan
sikap
terbuka
KL 5’
mengonfirmasi hasil presentasi setiap kelompok 3. Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru: bersama-sama dengan peserta didik
membuat
rangkuman/simpulan pelajaran; melakukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan yang sudah; memberikan terhadap
umpan
proses
dan
tugas
3’
KL
2’
K
3’
I
2’
balik hasil
pembelajaran; memberikan
K
individual
untuk melakukan praktik di rumah Ket: K = klasikal ; KL = kelompok ; I = individu
H. Alat / Sumber Belajar 1. Buku Ipa Terpadu Fisika kelas VII SMP/MTs dan sederajat 2. Buku-buku yang relevan 3. Internet 4. Lilin
5. Korek api 6. LKS I.
Penilaian Hasil Belajar 1. Tes penilaian -
Tes tertulis
2. Bentuk instrument -
Pilihan ganda (multiple choice)
Lampiran 22 a LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) KELOMPOK EKSPERIMEN Mata Pelajaran : IPA Fisika Nama Kelompok :.... .... .... .... .... .... .... Kelas/Semester : VII /1 Materi Pokok : Kalor A. STRATEGI REACT(Relating, Experiencing, Apliying, Cooperating, Transfering). B. TUJUAN Menyelidiki pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan perubahan wujud Zat C. ALAT DAN BAHAN: 1. Gelas 2. Penyangga Kaki Tiga 3. Pembakar Spiritus dan Korek Api 4. Termometer 5. Stopwatch 6. Es Batu 7. Air D. LANGKAH KERJA Pertemuan Pertama 1. 2. 3. 4.
Sediakan gelas beker dan isilah dengan 100 ml air Panaskan air tersebut dalam nyala api Catat suhu mula-mula dan kenaikkan suhunya setiap 1 menit selama 5 menit Masukkan hasilnya dalam tabel pengamatan
Termometer 100 ml air
Gambar: Pengaruh kalor pada zat dengan jenis dan volume tetap Pengamatan pada saat yang sama dengan volume sama:
No 1 2 3 4 5
Waktu (menit)
Suhu ( 0C )
A. Pertanyaan 1. Setelah beberapa saat dipanaskan suhu air semakin………………….. Hal ini dikarenakan karena air……………………….kalor 2. Berdasarkan tabel hasil pengamatan kegiatan pertama dapat diketahui bahwa seiring bertambahnya waktu, suhu air akan berubah pula. Jadi, semakin……………..kalor yang diberikan kepada benda, kenaikkan suhu benda semakin…………….. 3. Buatlah grafik hubungan antara lama pemanasan dengan kenaikkan suhu! Suhu (0C)
Waktu (menit)
Gambar: grafik hubungan antara lama pemanasan dengan suhu 4. Kesimpulan yang dapat diambil dari eksperimen tersebut adalah: Banyaknya kalor yang dibutuhkan ……………………….. dengan kenaikkan suhu benda. B . Pertanyaan aplikasi matematis 1 . Air yang massanya 100 gram, dipanaskan dari 10 0C menjadi 500C Jika kalor jenis air 4.200 J/kg 0C, maka kalor yang dibutuhkan air tersebut adalah....... Diketahui: m = 100 gram = ........ kg Tawal = ..... Takhir = ..... ΔT = (Takhi - Tawal) = ( ... 0C - .... 0C ) = ..... Ditanya: Q = ? Dijawab: Q = m x c x ΔT = .....kg . 4200 J/kg. ..... Pertemuan Kedua 1. Masukkan 200 gram es batu ke dalam gelas beker dan ukurlah suhunya dengan menggunakan termometer. 2. Panaskan gelas beker berisi es tersebut di atas nyala api pembakar spiritus sampai es mencair. Catat suhu dan lama pemanasannya 3. Panaskan terus sampai air mendidih. Catat suu ketika air mendidih dan lama pemanasannya.
Termomete r Es Batu
Gambar: Pengaruh kalor terhadap perubahan wujud benda 4. Lanjutkan pemanasan sampai 5 menit berikutnya dan catat suhunya. 5. Tutup gelas beker dengan penutup beberapa saat setelah air mulai menguap. Amati apa yang terjadi pada tutup gelas beker. 6. Catat hasil pengamatan dalam tabel. No Wujud zat Suhu(0C) Lama Pemanasan Keterangan (menit) 1 Es Keadaan mula-mula 2 Es dalam air Es mulai mencair 3 Air Air mulai panas 4 ….. Mendidih 5 ….. Air menjadi uap B. Pertanyaan 1. Apa yang terjadi pada es batu setelah dipanaskan? 2. Untuk mengubah es menjadi wujud yang lain apakah diperlukan waktu yang relatif sama? Bagaimana dengan suhunya? 3. Apa yang terjadi apabila es batu terus dipanaskan? 4. Saat gelas beker ditutup dengan penutup untuk beberapa saat, maka apa yang terjadi dengan
penutup tersebut ketika dibuka? Peristiwa yang terjadi pada tutup gelas bekerini terjadi karena kalor mengubah wujud benda dari …………. menjadi ………… dan peristiwa ini disebut ………………….. 5. Lengkapilah diagram perubahan wujud berikut ini: GAS
2 1
6 5
3 CAIR
PADAT 4
Keterangan: 1. menyublim
4……………
2. ……………
5……………
3. ……………
6……………
6. Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan eksperimen tersebut adalah: Peristiwa perubahan wujud yang terjadi menunjukkan pengaruh………. terhadap……….. B. Pertanyaan aplikasi matematis 1. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk meleburkan 5 5 kg es yang kalor leburnya 3,36 x 10 J/kg adalah...... Diketahui: m = ...... kg 5 L= 3,36 x 10 J/kg Ditanya: Q = ? Dijawab: Q =m x L 5 Q = ........kg . 3,36 x 10 J/kg Q =.......... J
Lampiran 23 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) KELAS KONTROL
Sekolah
: MTs NU 05 Sunan Katong Kaliwungu
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester I Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Alokasi waktu : 2 X 40’ (1 pertemuan)
J.
Standar Kompetensi (SK) :
3. Memahami wujud zat dan
perubahannya K.
Kompetensi Dasar (KD) : 3.4 Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari L.
Indikator 5. Menjelaskan konsep kalor. 6. Menjelaskan hubungan antara banyaknya kalor, masa dan perubahan suhu. 7. Menjelaskan pengaruh adanya kalor terhadap perubahan suhu. 8. Menghitung banyaknya kalor dengan persamaan.
M. Tujuan Pembelajaran Melalui strategi REACT siswa dapat:
5. Menjelaskan konsep kalor dengan tepat. 6. Menjelaskan adanya hubungan antara banyaknya kalor massa dan perubahan suhu suatu zat dengan benar.
7. Menjelaskan pengaruh adanya kalorterhadap perubahan suhu dengan tepat.
8. Menghitung banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepaskan benda dengan benar N. Materi Ajar : Kalor O. Metode pembelajaran : Model : Konvensional Metode : Ceramah P. Langkah-langkah kegiatan Langkah-langkah kegiatan pertemuan pertama Pengelolaan Kegiatan
1. Pendahuluan a. Apersepsi
Langkah-langkah kegiatan
Salam
Kelas
waktu
K
1’
K
4’
K
3’
Guru mengajak siswa untuk menjawab pertanyaan “mengapa tangan terasa panas ketika menyentuh kuali yang dipanaskan.?”
b. Motivasi
Guru memotivasi peserta didik dengan membangkitkan keingintahuan peserta didik
dengan
menceritakan
bahwa:
“Materi kalor merupakan materi yang sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.” Guru menyampaikan materi dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
K
2’
K
7’
K
10’
2. Kegiatan inti a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi: Guru
memberikan
pernyataan
:
pernahkah kalian melihat air mendidih? Atau Es ketika mencair? Bagaimana hal tersebut bisa terjadi dan apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi? Dalam kegiatan elaborasi : b. Elaborasi
Guru menjelaskan pengertian kalor dan kalor jenis. Guru
menjelaskan
terhadap
perubahan
pengaruh suhu
kalor serta
hubungan antara massa, suhu dengan banyaknya kalor. Guru memberikan contoh soal Guru memberikan latihan soal dan siswa
diberi
kesempatan
untuk
mengerjakan latihan soal Secara
kompetitif
siswa
maju
mengerjakan latihan soal di depan kelas
K
12’
K
7’
KL
8’
K
6’
K
5’
K
5’
Dalam kegiatan konfirmasi : Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya. c. Konfirmasi
Guru memberikan penguatan.
3. Penutup
Dalam kegiatan penutup : Guru dan siswa meriview hasil kegiatan pembelajaran
kemudian
K
5’
K
3’
K
2’
menarik
kesimpulan tentang materi tersebut. Guru memberikan tugas rumah untuk mempelajari materi selanjutnya. Guru
menutup
pelajaran
dengan
mengucapkan salam
Ket: K = klasikal ; KL = kelompok ; I = individu A. Sumber Belajar 1. Buku Ipa Terpadu Fisika kelas VII SMP dan sederajat 2. Buku-buku yang relevan B. Penilaian Penilaian Hasil Belajar 3. Tes penilaian -
Tes tertulis
4. Bentuk instrument -
Pilihan ganda (multiple choice)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) KELAS KONTROL Sekolah
: MTs NU 05 Sunan Katong Kaliwungu
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester I Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Alokasi waktu : 2 X 40’ ( 1 pertemuan)
J.
Standar Kompetensi (SK) :
3. Memahami wujud zat dan
perubahannya K. Kompetensi Dasar (KD) : 3.4 Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari L. Indikator 4. Menjelaskan pengaruh adanya kalor terhadap perubahan wujud zat. 5. Menjelaskan perbedaan kalor jenis dan kalor laten. 6. Menerapkan hubungan antara persamaan Q = m × c × ΔT, Q = m × U, dan Q = m × L untuk menyelesaikan masalah sederhana. M. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan belajar siswa dapat:
4. Menjelaskan pengaruh adanya kalor terhadap perubahan wujud zat dengan tepat
5. Menjelaskan perbedaan kalor jenis dan kalor laten dengan benar.
6. Menghitung besarnya kalor dengan persamaan Q = m × c × ΔT, Q = m × U, dan Q = m × L dengan benar. N. Materi Ajar : Kalor Langkah-langkah kegiatan pertemuan kedua Pengelolaan Kegiatan
Langkah-langkah kegiatan
1. Pendahuluan
Salam
a. Apersepsi
Guru
mengajak
siswa
untuk
Kelas
Waktu
K
1’
K
4’
K
3’
K
2’
K
5’
menjawab pertanyaan “mengapa es ketika terkena sinar matahari lama kalamaan berubah menjadi cair.?” b. Motivasi
Guru memotivasi peserta didik dengan
membangkitkan
keingintahuan
peserta
dengan
menceritakan
didik bahwa:
“Materi kalor merupakan materi yang sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.” Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 2. Kegiatan inti 1. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi: Guru
memberikan
sebuah
pernyataan : ketika pagi di sekitar pekarangan rumah kamu terdapat rumput basah, apa yang kamu ketahui
tentang
hal
tersebut?
mengapa rumput tersebut basah atau mengandung air di sekitar kulit daun dan tang kainya? Apa 2. Elaborasi
yang menyebabkan hal ini terjadi? K
10’
yang
K
5’
Guru menjelaskan pengertian kalor
K
10’
KL
7’
K
8’
K
5’
Dalam kegiatan elaborasi : Guru menjelaskan tentang konsep pengaruh kalor terhadap perubahan wujud zat. Guru menjelaskan beberapa contoh perubahan
wujud
zat
disebabkan adanya kalor.
laten. Guru
membentuk
kelompok
diskusi untuk mengerjakan latihan soal Secara
kompetitif
siswa
mempresentasikan hasil diskusi di 3. Konfirmasi
depan kelas Dalam kegiatan konfirmasi: Guru
memberikan
kesempatan
K
5’
K
5’
materi
K
3’
Guru menutup pelajaran dengan
K
2’
pada siswa untuk bertanya Guru memberikan penguatan. 3. Penutup
Dalam kegiatan penutup : Guru dan siswa meriview hasil kegiatan pembelajaran kemudian menarik kesimpulan tentang materi tersebut. Guru memberikan tugas rumah untuk
mempelajari
selanjutnya.
mengucapkan salam
Ket: K = klasikal ; KL = kelompok ; I = individu C. Sumber Belajar 1. Buku Ipa Terpadu Fisika kelas VII SMP dan sederajat 2. Buku-buku yang relevan D. Penilaian Penilaian Hasil Belajar 1. Tes penilaian -
Tes tertulis
2. Bentuk instrument -
Pilihan ganda (multiple choice)
Lampiran 24 KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN IV. STANDAR KOMPETENSI Menerapkan konsep zat dan kalor serta penerapannya dalam penyelesaian masalah sehari-hari V. KOMPETENSI DASAR Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari VI. INDIKATOR
No
Sub pokok Bahasan 1. Kalor dapat mengubah suhu benda dan wujud zat
Indikator 1.Peserta didik dapat menemukan pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda 2. Peserta didik dapat memberi nama perubahan wujud zat (melebur, mendidih, menguap, dan mengembun) 3.Peserta didik dapat membedakan peristiwa perubahan wujud yang menyerap dan melepaskan kalor
1. Peserta didik dapat menyebutkan faktorfaktor yang mempengaruhi banyaknya kalor 2. Peserta didik dapat mengaplikasikan persamaan kalor, kalor uap dan kalor lebur untuk menyelesaikan masalah sederhana yang berkaitan dengan persamaan matematis Jumlah Presentase
2. Faktor-faktor yang mempengaru hi banyaknya kalor, kalor uap, dan kalor lebur
C1 1,
3, 4
Jenjang/Nomor soal C2 C3 C4 2 5
6
8, 9
11
5 25%
10, 17,
14
12
7
13
15, 16, 18, 19, 20,
5 25%
6 30%
4 20%
Lampiran 24 KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN I. STANDAR KOMPETENSI Menerapkan konsep zat dan kalor serta penerapannya dalam penyelesaian masalah sehari-hari II. KOMPETENSI DASAR Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari III. INDIKATOR
No
Sub pokok Bahasan 1. Kalor dapat mengubah suhu benda dan wujud zat
Indikator 1.Peserta didik dapat menemukan pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda 2. Peserta didik dapat memberi nama perubahan wujud zat (melebur, mendidih, menguap, dan mengembun) 3.Peserta didik dapat membedakan peristiwa perubahan wujud yang menyerap dan melepaskan kalor
1. Peserta didik dapat menyebutkan faktorfaktor yang mempengaruhi banyaknya kalor 2. Peserta didik dapat mengaplikasikan persamaan kalor, kalor uap dan kalor lebur untuk menyelesaikan masalah sederhana yang berkaitan dengan persamaan matematis Jumlah Presentase
2. Faktor-faktor yang mempengaru hi banyaknya kalor, kalor uap, dan kalor lebur
Jenjang/Nomor soal C2 C3 C4 2 5
C1 1,
3, 4
6
13
8, 9
11
10, 17,
14
12
7
15, 16, 18, 19, 20,
5 25%
5 25%
Lampiran 25 SOAL POS TEST INSTRUMEN PENELITIAN Mata Pelajaran
: IPA
Nama :
Materi
: Kalor
Kelas :
Petunjuk Umum
:
5. Bacalah doa sebelum mengerjakan soal
6 30%
4 20%
6. Bacalah dengan teliti petunjuk dan cara mengerjakan soal. 7. Tulislah terlebih dahulu, nama dan kelas anda di tempat yang disediakan pada lembar jawaban. 8. Periksalah kembali seluruh pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada pengawas. Petunjuk Khusus : Berilah tanda silang (x) pada huruf A, B, C atau D yang merupakan jawaban paling tepat! 41.Salah satu bentuk energi yang dapat berpindah karena ada perbedaan suhu disebut .... a. kalorimeter c. kalori b. kalor d. penguapan 42.Perpindahan kalor secara alamiah antara dua benda bergantung pada.... a. massa masing-masing benda b. suhu masing-masing benda c. tekanan masing-masing benda d. wujud benda 43.Perhatikan diagram! 1 GAS Peristiwa perubahan wujud sesuai nomor 1, 2 dan 3 seperti ditunjukkan gambar disamping PADAT 3 adalah..... a. membeku, mengembun, dan melebur b. membeku, menyublim, dan mengembun c. menyublim, mengembun, dan melebur d. menyublim, menguap, dan melebur 44.Peristiwa perubahan wujud zat dari cair ke gas disebut.... a. mencair c. mengembun b. melebur d. menguap 45.Ada beberapa cara mempercepat penguapan seperti berikut, kecuali .... a. pemanasan atau menaikkan suhu
2 CAIR
b. memperluas permukaan atau bidang penguapan c. meniupkan udara di atas permukaan d. menambah tekanan di atas permukaan 46. Perhatikan gambar di samping. Ketika Alkohol atau spiritus yang diteteskan ke kulit menyebabkan kulit terasa dingin. Peristiwa tersebut dinamakan.... a. pencairan b. pengembunan c. pengkristalan d. penguapan 47. Lilin dapat mencair bila dipanaskan. Kemudian apabila lilin tersebut didinginkan, lilin akan berubah menjadi padat kembali. Dari peristiwa tersebut bahwa kalor dapat.... a. membedakan wujud c. mengubah wujud b. mengubah energi d. mengubah suhu 48. Perubahan wujud yang menerima kalor pada diagram di bawah ini adalah....
a. 2 dan 4 c. 1 dan 3 b. 2 dan 3 d. 1 dan 2 49. Peristiwa perubahan wujud zat yang melepaskan kalor adalah.... a. air menjadi es c. es menjadi air b. air menjadi uap d. kapur barus menguap 50. Sepotong es dimasukkan ke dalam bejana, kemudian dipanaskan dan es berubah menjadi air. Apabila terus-menerus dipanaskan, air mendidih, dan menguap. Kesimpulan yang benar adalah.... a. melebur dan menguap memerlukan kalor b. menguap dan mengembun memerlukan kalor
c. membeku dan melebur memerlukan kalor d. melebur dan mengembun melepaskan kalor 51. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg zat 0 sebesar 1 C atau 1 K disebut.... a. kalor c. kalorimeter b. kalor jenis d. kalor uap 52. Banyaknya kalor yang diperlukan oleh zat untuk menguap dapat dicari dengan persamaan.... a.Q = t x U c. Q = m / U b. Q = m x U d. Q = U / m 53. Kalor yang dilepas sebuah benda tidak bergantung pada.... a. kalor jenis c. massa benda b. letak benda d. suhu benda 54. Banyaknya kalor yang diperlukan selama mendidih bergantung pada.... a. berat zat dan kalor uap c. massa zat dan kalor uap b. berat jenis zat dan kalor embun d. massa jenis zat dan kalor embun 55. Air yang massanya 100 gram, dipanaskan dari 300C menjadi 1000C. Jika kalor jenis air 1 kal/g 0C, maka kalor yang dibutuhkan air tersebut adalah....kal a. 3000 c. 10000 b. 7000 d. 13000 56. Apabila 5 kg suatu zat memiliki kalor jenis sebesar 400 J/kg 0C dan energi kalor 50.000 J, maka kenaikkan suhunya sebesar.... a. 250C c. 1000C b. 500C d. 2000C 57. Semakin besar massa benda, maka semakin besar.... a. kalor jenisnya b. kalor leburnya
T1 = 30 0C T2 = 100 0 C m air = 100 gr
c. kalor uapnya d. kalor yang diserap untuk menaikkan suhu benda 10C 58. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk meleburkan 10 kg 4 alkohol yang memiliki kalor lebur 6,9 x 10 J/kg adalah........ a. 6,9 x 103 J c. 6,9 x 103 kJ 5 5 b. 6,9 x 10 J d. 6,9 x 10 kJ 59. Air 5 kg dipanaskan dari 0°C menjadi 100°C T2 = 100 0C / mendidih sehingga mendidih dan menguap. Apabila kalor uap air 2,3 × 106 J/kg, maka kalor yang dibutuhkan untuk menguap adalah .... m air = 5 a. 1,15 × 109 joule kg c. 1,15 × 107 joule b. 1,15 × 108 joule d. 1,15 × 106 joule 60. Kalor lebur timbal 25.000 J/kg setelah diberi kalor sebesar 5 × 104 J timbal itu melebur. Maka massa timbal itu adalah .... a. 0,2 kg b. 0,5 kg c. 2 kg d. 5 kg
KUNCI JAWABAN SOAL UJI INSTRUMEN 41. B
51. B
42. B
52. B
43. C
53. B
44. D
54. C
45. D
55. B
46. D
56. A
47. C
57. D
48. D
58. B
49. A
59. D
50. A
60. B
Lampiran 26
No
KELAS Eksperimen Kontrol
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 ∑ N X
55 65 60 75 65 65 75 70 80 60 75 65 70 85 80 75 70 80 70 65 80 50 55 80 70 65 70 65 75 70
60 65 60 60 65 50 70 50 70 70 40 35 55 70 60 65 45 50 60 55 50 45 55 55 65 60 65 50 45 55 65
2085 30 69,50
1765 31 56,94
S2 S
71,29 8,44
86,13 9,28
Lampiran 27
UJI NORMALITAS NILAI AKHIR KELAS EKSPERIMEN Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis
Kriteria yang digunakan Ho X 2 hitung diterima jika Pengujian Hipotesis Nilai maksimal = Nilai minimal = Rentang nilai (R) = Banyaknya kelas (k) = Panjang kelas (P) =
X
2
tabel
85 50 85-50 = 35 1 + 3,3 log 30 = 5,8333 = 35/6 =
Tabel mencari Rata-Rata dan Standar Deviasi 2 No. X X X (X X ) 1 55 -14,50 210,25 65 2 -4,50 20,25 60 3 -9,50 90,25 75 4 5,50 30,25 65 5 -4,50 20,25 65 6 -4,50 20,25 75 7 5,50 30,25 70 8 0,50 0,25 80 9 10,50 110,25 60 10 -9,50 90,25 75 11 5,50 30,25 65 12 -4,50 20,25 70 13 0,50 0,25 85 14 15,50 240,25 80 15 10,50 110,25 75 16 5,50 30,25 70 17 0,50 0,25 80 18 10,50 110,25 70 19 0,50 0,25 65 20 -4,50 20,25 80 21 10,50 110,25 50 22 -19,50 380,25 55 23 -14,50 210,25 80 24 10,50 110,25 70 25 0,50 0,25 65 26 -4,50 20,25 70 27 0,50 0,25 65 28 -4,50 20,25 75 29 5,50 30,25 70 30 0,50 0,25 2085 2067,50
5,875 6
= 6 kelas
Rata -rata (X) =
X
Standar deviasi (S): S
2
=
2085 30
=
N
(X
i
X)
=
69,50
2
n 1
= 2067,50 (30-1) S 2 = 71,2931 S = 8,44352
Kelas
Bk 49,5
50
–
55 55,5
56 62 68
– – –
61 61,5 67 67,5 73 73,5
74 80
– –
79 79,5 85 85,5
Zi
P(Zi)
Luas Daerah
-2,37 0,4911 9,00 0,0397 -1,66 0,4513 10,09 0,1230 -0,95 0,3283 11,18 0,2347 -0,24 0,0936 12,27 0,2758 0,47 -0,1822 13,36 0,1997 1,18 -0,3819 14,45 0,0891 1,89 -0,4710 #REF!
Oi
Ei
Oi Ei 2
3
1,2
2,7436
2
3,7
0,7750
7
7,0
0,0002
7
8,3
0,1960
5
6,0
0,1640
6
2,7 0,4900 X² =
4,1423
Jumlah keterangan: Bk Zi
= batas kelas bawah - 0.5
P(Zi)
= nilai Zi pada tabel luas di bawah lengkung kurva normal standar
30
Ei
Bk i X S
dari O s/d Z
Luas Daerah Ei Oi
8,0211
P(Z 1 ) P(Z 2 )
Ei x N fi
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh X² tabel = 11,07 Karena X² < X² tabel, maka data tersebut berdistribusi normal
Lampiran 28 UJI NORMALITAS NILAI AKHIR KELAS KONTROL Hipotesis Ho: Data berdistribusi normal H1: Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis
Kriteria yang digunakan
Ho diterima jika Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang nilai (R) Banyaknya kelas (k) Panjang kelas (P)
X
hitung
X
= = = = =
70 35 70-35 = 35 1 + 3,3 log 31 = 5,921 = 6 kelas 35/6 = 5,8333333 = 6
2
Tabel mencari Rata-Rata dan Standar Deviasi 2 No. X X X (X X ) 1 60 3,06 9,39 2 65 8,06 65,04 3 60 3,06 9,39 4 60 3,06 9,39 5 65 8,06 65,04 6 50 -6,94 48,10 7 70 13,06 170,68 8 50 -6,94 48,10 9 70 13,06 170,68 10 70 13,06 170,68 11 40 -16,94 286,81 12 35 -21,94 481,17 13 55 -1,94 3,75 14 70 13,06 170,68 15 60 3,06 9,39 16 65 8,06 65,04 17 45 -11,94 142,46 18 50 -6,94 48,10 19 60 3,06 9,39 20 55 -1,94 3,75 21 50 -6,94 48,10 22 45 -11,94 142,46 23 55 -1,94 3,75 24 55 -1,94 3,75 25 65 8,06 65,04 26 60 3,06 9,39 27 65 8,06 65,04 28 50 -6,94 48,10 29 45 -11,94 142,46 30 55 -1,94 3,75 31 65 8,06 65,04 å 1765 2583,87
2
tabel
Rata -rata (X) =
X
1765 31
=
N
Standar deviasi (S): S2 =
(X
i
X)
=
56,94
2
n 1
2583,87 = (31-1) S 2 = 86,129 S = 9,2806
Kelas
Bk 34,5
35
–
40 40,5
41
–
46 46,5
47
–
52 52,5
53
–
58 58,5
59
–
64 64,5
65
–
70 70,5
Jumlah
Zi -2,42 4,28 -1,77 5,02 -1,12 5,77 -0,48 6,51 0,17 7,25 0,82 8,00 1,46 #REF!
P(Zi)
Oi
Ei Ei
Luas Daerah
Oi
0,0305
2
0,9
1,1793
0,0921
3
2,9
0,0073
0,1859
5
5,8
0,1013
0,2506
5
7,8
0,9864
0,2256
6
7,0
0,1408
0,1356
10
Ei
0,4922 0,4617 0,3696 0,1837 -0,0669 -0,2925 -0,4281
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 1 = 5 diperoleh X² tabel = Karena X² < X² tabel, maka data tersebut berdistribusi normal
4,2 7,9949 1,7714 X² = 10,4100 31 11,07
2
Lampiran 29
UJI HOMOGENITAS NILAI AKHIR Sumber Data Sumber variasi Jumlah n X
VII A 2085 30 69,50 71,29 8,44
Varians (S2 ) Standart deviasi (S)
VII B 1765 31 56,94 86,13 9,28
Tabel Uji Bartlett Sampel
dk = ni - 1
1/dk
Si2
1 2 Jumlah
29 30 59
0,0345 0,0333
71,293 86,129
S
2
n 1 Si n 1
2
i
i
=
4651,371 59
Log Si2 dk.Log Si2 1,853 1,935
53,738 58,054 111,793
=
78,8368
dk * Si2 2067,500 2583,871 4651,371
B = (Log S2 ) S(ni - 1) B = B =
1,896729 111,907
59
X 2 hitung = (Ln 10) { B - S(ni-1) log Si2 } X 2 hitung = 2,302585 111,907 111,793 X 2 hitung = 0,262826 Untuk = 5% dengan dk = k-1 = 2-1 = 1 diperoleh X2 tabel = 2
2
Karena X hitung < X tabel maka homogen
3,841
Lampiran 30 UJI KESAMAAN DUA VARIANS (HOMOGENITAS) DATA NILAI AKHIR ANTARA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL Hipotesis Ho : Ha :
s1 2 = 2 s1 =
s2 2 2 s2
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
F
Varians terbesar Varians terkecil
Ho diterima apabila F < F 1/2a (nb-1):(nk-1)
Daerah penerimaan Ho
F 1/2a (nb-1):(nk-1) Dari data diperoleh: Sumber variasi
VII A
VII B
Jumlah n x
2085 30 69,50
1765 31 56,94
Varians (s2 ) Standart deviasi (s)
71,2931 8,44
86,1290 9,28
Berdasarkan rumus di atas diperoleh: F
=
86,1290 = 1,208 71,2931
Pada a = 5% dengan: dk pembilang = nb - 1 = dk penyebut = nk -1 = F (0.025)(30:29) = 1,85
31 30 -
1= 1=
30 29
Daerah penerimaan Ho
1,2081
1,85
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas homogen
Lampiran 31 UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA NILAI AKHIR ANTARA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL Hipotesis Ho : 1 Ha : 1
2 2
≤ >
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus: x
t
1
x
2
1 1 n1 n2
s
Dimana,
s
n 1 1s12 n 2 1s 22 n1 n 2 2
Ho diterima apabila t < t(1-a) Daerah penerimaan Ho
Dari data diperoleh: Sumber variasi
VII A
VII B
Jumlah n x
2085 30 69,50
1765 31 56,94
71,2931 8,4435
86,1290 9,2806
2
Varians (S ) Standart deviasi (S)
Berdasarkan rumus di atas diperoleh: s
=
30
1
71,2931 30 +
+ 31 31
1 2
86,1290
56,94 = 5,525 1 1 + 30 31 Pada a = 5% dengan dk = 30 + 31 - 2 = 59 diperoleh t(0.95)(59) = t
=
= 8,879009
69,50
8,87901
1,684
Daerah penerimaan Ho 1,68
5,525
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa ratarata hasil belajar kelas eksperimen lebih besar di bandingkan dengan kelas kontrol, maka dapat dikatakan strategi pembelajaran REACT efektif pada materi kalor
Lampiran 32
DATA NILAI GAIN KELAS EKSPERIMEN (VIIA) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 N C GAIN Kriteria
Nama Agung Prasetyo Akhmad Rikhan Subagio Asfiyatul Hidayah Azizan Adi Surantono Desa Pagita Sinach Dina A‟ina Qolbi Dina Nurul Latifah Dinanti Erwin Sawal Muarif Faiz Aprilia Arifasani Fitri Citra Asih Yuniarti Indi Fadhilah Khoirul Azmi Krisna Ramadhan Jati Darsono Lailatul Fani Laila Nur Fatihah Lilik Rahma Putri Lulu Fauziya M.Farid Shidqi Mar‟atun Nissa Isnaedi Muhammad Bagas Pramudita Muhammad Darmawan Muhammad Nurul Ikhsan Muhammad Rixzul Aziz Muhammad Harun Arosid Nadia Firdaus Najmudin Rian Danuarta Syarifudin An im solehuddin
Pretest Postest 57 44 66 66 74 68 68 47 55 44 50 50 66 68 53 52 40 48 50 35 46 36 45 70 55 70 67 60 58 56
55 65 60 75 65 65 75 70 80 60 75 65 70 85 80 75 70 80 70 65 80 50 55 80 70 65 70 65 75 70
1664 30 55,47
2085 30 69,50
0,32 Sedang
DATA NILAI GAIN KELAS KONTROL (VIIB) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 N C GAIN Kriteria
Nama Abid Lutfi Ahmad Faiz Muhammad Alifatul Maulaya Amilatul Khasanah Bayu Sakti Indrajaya Bunyani Araf Dewi Lestari Fajar Laksono Iin Mutia Hikmah Indra Adi Pratama Luluk Maulina M. Syahir Abdul Wahid M. Amarudin Maskonah Maulana Nur Yasin Miftahur Rizqoh Muhammad Davit Fadlul Badi‟ Muhammad Didik Hariyadi Muhammad Eko Ariyanto Nihayatul Hani A Nini Safitri Nur Khofidoh Nurul Hikmah Rahma Maulida Rani Nur Laili Rikza Abdillah Fathar Rina Nur Laili Sita Indra Pratiwi Yulianto Hidayatul A Mawar puspita N Zulfatul Maula
Pretest Postest 57 59 53 61 53 61 49 49 42 46 36 51 65 47 60 49 40 44 42 50 50 59 60 55 40 56 42 43 32 45 44
60
1540 31 49,68
1765 31 56,94
65 60 60 65 50 70 50 70 70 40 35 55 70 60 65 45 50 60 55 50 45 55 55 65 60 65 50 45 55 65
0,14 Rendah
Lampiran 33
Lampiran 34
Lampiran 35
Lampiran 36
Lampiran 37 FOTO PENELITIAN
Pembelajaran Kelas Eksperimen (Fase Relating)
Pembelajaran Kelas Eksperimen (Fase Experiencing)
Pembelajaran Kelas Eksperimen (Fase Appliying)
Pembelajaran Kelas Eksperimen (Fase Cooperating)
Pembelajaran Kelas Eksperimen (Fase Transfering)
Post-test Kelas Eksperimen
Post-test Kelas Kontrol
Lampiran 38
Lampiran 39
Lampiran 40
Lampiran 41
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas diri Nama : Muhammad Mustafidhin Tempat/Tgl Lahir : Kendal 5 Oktober 1990 NIM : 113611009 Alamat rumah : Kp. Demangan Rt.02 Rw.10 Krajankulon Kaliwungu Kendal E-mail :
[email protected] B. Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal : a. MI Krajankulon Kaliwungu b. MTs Sunan Katong Kaliwungu c. MA Sunan Katong Kaliwungu d. Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang 2. Pendidikan Non-Formal : a. TPQ Roudlhotul Falah Pungkuran Kutoharjo Kaliwungu b. Madrasah Assasiyyatul qur‟an Roudlhotul Falah Pungkuran Kutoharjo Kaliwungu c. Madrasah Diniyyah Wustho Sunan Katong Kaliwungu d. Madrasah Diniyyah Ulya Sunan Katong Kaliwungu
Semarang, 19 Mei 2016
Muhammad Mustafidhin NIM:113611009