ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) PADA BIDANG STUDI AQIDAH AKHLAQ DI MTS. NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Pendidikan Agama Islam
Oleh : ZUDIT TIARA CHIDIYANUR NIM : 073111058
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
i
PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Zudit Tiara Chidiyanur
NIM
: 073111058
Jurusan/Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 30 November 2011 Saya yang menyatakan
Zudit Tiara Chidiyanur NIM : 073111058
ii
iii
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 30 November 2011 Kepada Yth. Dekan Fakultas Taarbiyah IAIN Walisongo Di Semarang
Assalamu’alaikum wr. wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) PADA BIDANG STUDI AQIDAH AKHLAQ DI MTS. NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL TAHUN AJARAN 2011/2012. Nama : Zudit Tiara Chidiyanur NIM : 073111058 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang Munaqasah. Wassalamu’alaikum wr. wb.
Pembimbing I,
DRS. IKHROM, M.Ag NIP. 196503291994031002
iv
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 30 November 2011 Kepada Yth. Dekan Fakultas Taarbiyah IAIN Walisongo Di Semarang
Assalamu’alaikum wr. wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) PADA BIDANG STUDI AQIDAH AKHLAQ DI MTS. NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL TAHUN AJARAN 2011/2012. Nama : Zudit Tiara Chidiyanur NIM : 073111058 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang Munaqasah. Wassalamu’alaikum wr. wb.
Pembimbing II,
DR. RAHARJO, M. Ed, St NIP. 196511231991031003
v
ABSTRAK Nama Zudit tiara chidiyanur NIM 073111058 Judul skripsi “Analisis Penerapan Model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan (PAIKEM) Pada Bidang Studi Aqidah Akhlaq Di MTs. NU 03 Al-Hidayah Kendal Tahun Ajaran 2011/2012” Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo Semarang angkatan 2007. Tujuan dari penelitian ini adalah agar supaya seorang pendidik dapat mengetahui, bagaimana cara yang tepat dalam menangani peserta didik dalam beberapa macam situasi. Sehingga peserta didik mendapatkan manfaat dan tujuan yang positif didalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Pendidik juga dapat mengevaluasi tentang kinerja model PAIKEM, apakah model PAIKEM dapat digunakan dengan baik dan dapat memberikan manfaat yang lebih. Seperti tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan tuntas. Serta dapat menjadikan peserta didik lebih baik dan faham dengan materi yang disampaikan melalui model PAIKEM ini. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa PAIKEM masih kurang tepat jika diterapkan di MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal. Kekurangan dari model PAIKEM tersebut adalah peserta didik dapat melakukan penipuan terhadap tugas yang diberikan hanya dikerjakan oleh orang lain, atau menjiplak karya orang lain, bila tugas terlalu banyak diberikan, peserta didik dapat mengalami kejenuhan, kesukaran, dan hal ini dapat berakibat ketenangan batin peserta didik merasa terganggu, sukar memberikan tugas yang dapat memenuhi sifat perbedaan individu dan minat dari masing-masing peserta didik, pemberian tugas cenderung memakan waktu dan tenaga serta biaya yang cukup banyak, dengan banyaknya tugas peserta didik cenderung meremehkan untuk tidak mengerjakan. Keberhasilan suatu lembaga pendidikan merupakan suatu harapan setiap instansi atau lembaga yang mengelola kegiatan belajar mengajar. Namun keberhasilan tersebut merupakan pekerjaaan yang sangat membutuhkan perhatian serius. Betapun perencanaan yang dianggap baik, tetapi dalam pelaksanaannya sudah barang tentu akan menemui gejala-gejala dan hambatan. Dalam realitas pendidikan hal semacam itu akan muncul dengan saling mendorong dan saling mendukung sehingga akan memberikan pengaruh yang kompleks, di antaranya adalah keluarga dan masyarakat. Hasil dari penelitian penulis yang berjudul Analisis Penerapan Model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan (PAIKEM) Pada Bidang Studi Aqidah Akhlaq Di MTs. NU 03 Al-Hidayah Kendal Tahun Ajaran 2011/2012 adalah kurang begitu tepat dalam pencapaian penerapan model pembelajaran PAIKEM. Karena dari sisi pendidik yang masih menimang-nimang dalam penerapan model pembelajaran yang akan diterapkan saat terlaksananya pembelajaran. Bahwa model ini adalah model yang cukup membutuhkan tenaga ekstra, baik berupa fisik maupun finansial. Akan tetapi pendidik serta kepala sekolah akan secapatnya menerapkan secara maksimal model pembelajaran ini, dengan catatan jikalau model ini memang dapat membantu keberhasilan peserta didik.
vi
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, penuntun jalan kebenaran serta teladan bagi ummat Islam dan seluruh alam. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu atas terwujudnya skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat : 1. Dr. Suja`i Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Nasirudin, M.Ag. Ketua Jurusan dan H. Mursyid, M.Ag selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo yang telah membantu dalam kelancaran pembuatan skripsi ini. 3. Drs. Ikhrom M. Ag. Dosen Pembimbing I dan Dr. Raharjo, M. Ed, St. Selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi kepada penulis sampai skripsi ini selesai. 4. Ani Hidayati, M.Pd. dosen wali studi penulis dan seluruh Bapak/Ibu Dosen, karyawan, pegawai IAIN Walisongo, yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, serta kepada seluruh civitas akademika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 5. Keluarga besar MTS NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL, terimaksih atas semua yang telah kalian berikan pada penulis. 6. Bapak/ibuku tercinta (Bpk. Wachid dan Ibu Ainur Sa’adah) yang telah berjuang dan tiada henti-hentinya selalu mendoakan dengan tulus selama penulis menuntut ilmu. 7. Eyank Hj. Musyarofah yang selalu membinaku dan mendo’akanku. 8. Kakak-kakaku (Mbak Nita Vona Chidiyanur serta suaminya Nur Aziz) terimakasih dukungan serta semangat dan sangu-sangunya. 9. Adik-adikku tercinta (Atika Selvy Chidiyanur, Rega Arfi Chidiyanur, Muhammad Tigris Azinta Setaria Italica) yang aku sayangi dan aku banggakan, semoga kalian menjadi anak yang sholeh dan solehah sehingga
vii
menjadi generasi bangsa yang berguna bagi agama, orang tua, bangsa dan Negara. 10. Teman-temanku satu kelas PAI B (Ana, Ani, Ianna, Ela, Nia, Atun, Titik, Umi, Ima, Nurul, Yanto, Oom, Udin, Panda, Fatsa, Aini, Dayat, Masako, Ipank, Zaenal, Saefudin, Zamzam, Umam, QQ, Wahib, Mr.Bean, Zuhri, Imam Masyhuri, Likun, Padli, Madhon, Nuzul, Hamzah, Kemudian Teman Bengkel, teman club CB, teman club BYSON, teman kos, teman pondok, teman main, dll), yang tak henti-hentinya selalu memberikan masukan-masukan atas penulisan skripsi ini, semoga Allah membalas kebaikan kalian dengan balasan yang setimpal. 11. Serta berbagai pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu hanya ucapan terima kasih dari lubuk hati yang terdalam penulis haturkan dan semoga amal dan jasa baik sahabat-sahabat akan dicatat sebagai amal kebajikan dan dibalas sesuai amal perbuatan oleh Allah SWT. Amiin. Sebagai karya manusia yang tidak sempurna, penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, bahkan mungkin kekeliruan. Atas dasar kesadaran itu penulis sangat menghargai dan sangat mengharapkan kritik dari semua pihak. Berbagai kritikan akan sangat berharga agar penulis dapat melakukan koreksi dan perbaikan. Kepada Allah SWT, jualah penulis memohon pertolongan-NYA. Mudahmudahan tulisan ini bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Amiin. Alhamdulillahirobbil’alamiin
Semarang, 30 november 2011 Penulis
Zudit Tiara Chidiyanur NIM: 073111058
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN ...............................................................
ii
PENGESAHAN ....................................................................................
iii
NOTA PEMBIMBING ........................................................................
iv
ABSTRAK .............................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ..........................................................................
vii
DAFTAR ISI .........................................................................................
ix
BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...............................................................
1
B. Rumusan Masalah ..........................................................
4
C. Manfaat Dan Tujuan Penelitian .....................................
4
BAB II : LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ................................................................
7
B. Kajian Teori: Model Pembelajaran PAIKEM Pada Mapel Aqidah Akhlaq 1. Model Pembelajaran PAIKEM. a. Pengertian Pembelajaran.........................................
11
b. Model-model Pembelajaran....................................
12
c. Pengertian PAIKEM.............................................. .
12
d. Dasar PAIKEM .......................................................
14
e. Jenis-jenis penerapan PAIKEM..............................
18
f. Teknik Pemilihan PAIKEM....................................
21
2. Pembelajaran Aqidah Aklaq. a. Pengertian Mapel Aqidah Akhlaq..........................
23
b. Strategi Pembelajaran Aqidah Akhlaq MTs...........
23
ix
3. PAIKEM dalam Aqidah Akhlaq. a. Pemilihan Model PAIKEM untuk Pembelajaran Aqidah Akhlaq................................................................
25
b. Penerapan Model PAIKEM dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq................................................................
25
c. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan PAIKEM dalam Aqidah Akhlaq.........................................
27
BAB III : METODE PENITIAN A. Jenis Penelitian..............................................................
30
B. Tempat dan Waktu Penelitian........................................
31
C. Sumber Data..................................................................
31
D. Fokus Penelitian.............................................................
32
E. Teknik Pengumpulan Data............................................
32
F. Teknik Analisis Data.....................................................
33
BAB IV : ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) PADA BIDANG STUDI AQIDAH AKHLAQ DI MTS. NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL TAHUN AJARAN 2011/2012 A. PROFIL UMUM MTS. NU 03 AL - HIDAYAH KENDAL 1. Sejarah Berdirinya MTs. NU 03 Al - Hidayah Kendal ..................................................................................
36
2. Struktur Organisasi MTs. NU 03 Al-Hidayah Kendal ................................................................................
37
3. Keadaan Umum MTs. NU 03 Al - Hidayah Kendal ................................................................................
37
B. Penerapan model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) pada bidang studi aqidah akhlaq di MTS NU 03 Al-Hidayah Kendal ........ .......................
39
C. Analisis Penerapan model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) pada bidang studi aqidah akhlaq di MTS NU 03 Al-Hidayah Kendal ...............
x
44
D. Faktor-faktor
Yang
Mempengaruhi
Penerapan
Model
Pembelajaran PAIKEM Pada Bidang Studi Aqidah Akhlaq di MTs.
NU
03
AL-HIDAYAH
KENDAL
.....................................................................................
50
E. Pembahasan Hasil Penelitian.......................................
62
BAB V : PENUTUP A. Simpulan .............................................................
68
B. Saran-saran ..........................................................
68
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN.................................................................... RIWAYAT HIDUP
xi
70
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pemerintah mengupayakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional termasuk pendidikan agama Islam bagi bangsa indonesia, karena
sepanjang
hidup
manusia
membutuhkan
pendidikan
untuk
kelangsungan dalam hidupnya. Pendidikan merupakan usaha untuk sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Pendidikan Agama Islam, sebagai salah satu wahana yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan potensi peserta didik menuju jalan kehidupan yang disediakan oleh sang pencipta, dan peserta didik sendiri yang akan memilih dan memutuskan serta mengembangkan jalan hidup dan kehidupan yang telah dipelajari dan dipilihnya. Fungsi pendidik dalam Pendidikan Agama Islam adalah berupaya untuk memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode-metode pembelajaran yang memungkinkan dapat membantu kemudahan, kecepatan, kebiasaan, dan kesenangan peserta didik untuk mempelajari Islam dan dijadikan pedoman serta petunjuk hidup dan kehidupanya.2 Model mengajar adalah cara yang digunakan pendidik dalam berhubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya pembelajaran. Oleh karena itu peranan model pengajaran sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Dengan model ini 1
UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Bab I Pasal 1 Ayat 1, (Bandung: Citra Umbara, 2003), hlm. 72. 2
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam Di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 3, hlm. 184
1
diharapkan tumbuh motivasi belajar peserta didik, dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini pendidik berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan peserta didik berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik jikalau peserta didik lebih aktif dibandingkan dengan pendidik. Oleh karenanya model mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar peserta didik.3 Model yang tepat dalam pengajaran akan menimbulkan motivasi yang tepat bagi peserta didik untuk menyerap dan melaksanakan apa yang telah disampaikan oleh pendidik. Namun kenyataanya di lapangan bahwa setiap model pembelajaran tidak selalu tepat dan efisien dalam kondisi kegiatan belajar mengajar. Mengingat hal yang demikian pendidik harus mampu mempergunakan model yang tepat, agar tidak membosankan bagi peserta didik. Menurut penulis pendidik Madrasah Tsanawiyah sangat jeli dalam mengambil model yang tepat bagi peserta didiknya, karena dalam pembelajaran aqidah akhlaq, pendidik mata pelajaran menggunakan model pembelajaran yang kreatif. Model pembelajaran kreatif bukan hanya sekedar model mengajar tetapi juga merupakan suatu model untuk berfikir. Sejalan dengan konsep di atas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang terkait dengan menganalisa model pembelajaran PAIKEM dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran aqidah akhlaq, serta lokasi penelitian yang paling strategis sebagai obyek dalam penelitian ini.
B. Penegasan Istilah Dalam penelitian ini perlu adanya penegasan istilah yang terdapat dalam judul skripsi, hal ini dimaksudkan untuk menghindari salah paham antara penulis dan pembaca dalam mengkaji topik utama dalam penelitian yang
3
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (bandung : Sinar Baru Algesindo, 2005), hlm. 76
2
di lakukan penulis. Adapun topik utama dalam penelitian yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut: a. Model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM). Pembelajaran kreatif yang dimaksud adalah cara pendidik mengajar dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih caranya sendiri dalam belajar dan bertanya.4 Pembelajaran aktif yang dimaksud adalah peserta didik dapat belajar secara aktif. Kalau inovatif yaitu dimaksudkan dalam proses pembelajaran diharapkan muncul ide-ide baru atau inovasi-inovasi positif yang lebih baik.5 Sedangkan pembelajaran efektif dan menyenangkan adalah cara pembelajaran yang dilakukan seefisien
mungkin
menciptakan
dengan
suasana
yang
mempertimbangkan menyenagkan
waktu
untuk
dan
dapat
mencapai
tujuan
6
pembelajaran. Jadi dapat diartikan model pembejaran PAIKEM adalah pendidik memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk belajar secara mandiri
dengan
cara
yang
aktif,
inovatif,
kreatif,
efektif,
dan
menyenangkan. b. Bidang Studi Aqidah Akhlaq Aqidah menurut bahasa berasal dari kata ’aqida ya’qidu ‘aqidatan artinya yaitu sebuah ikatan, sedangkan aqidah menurut istilah ialah hal-hal yang diyaqini oleh orang islam, artinya mereka menetapkan atas kebenaranya. Akhlaq adalah kata jama’ dari mufrad khuluq yang artinya budi pekerti, sopan santun, tindak-tanduk (etika), tingkah laku, adab, moral, tata krama. Akhlaq menurut bahasa artinya tindak-tanduk atau suatu kebiasaan. Jika etikanya baik disebut akhlaqnya baik, dan jika jelek disebut akhlaqnya jelek. Sedangkan akhlaq artinya suatu bentuk (naluri asli) dalam 4
Beni S. Ambarjaya, Model-Model Pembelajaran Kreatif, (Bandung : Tinta Emas, 2008),
hlm. 12 5
Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang ; RaSAIL Media Group, 2008), hlm. 46 6
Slameto, Belajar dan factor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Pt. Rineka Cipta, 2003), hlm. 74
3
jiwa seseorang manusia yang dapat melahirkan sesuatu tindakan dan kelakuan dengan mudah dan sepontan tanpa rekayasa pikiran.7 Jadi yang dimaksud bidang studi aqidah akhlaq adalah proses pembelajaran tentang keyakinan terhadap Allah SWT serta tingkah laku baik kepada Allah SWT dan juga sesama manusia yang dijabarkan melalui standar kompetensi dan komptensi dasar yang dipaparkan melalui indikator.
C. Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan bentuk pertanyaan yang dapat memandu peneliti untuk mengumpulkan data di lapangan8. Uraian latar belakang masalah tersebut dapat di rumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah penerapan model pembelajaran PAIKEM pada bidang studi aqidah akhlaq yang diterapkan di MTS. NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL Tahun 2011/2012 D. Manfaat Dan Tujuan Penelitian Manfaat yang di harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Dapat menguraikan konsep pembelajaran PAIKEM pada bidang studi aqidah akhlaq yang diterapkan di MTS. NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL Tahun 2011/2012 a. Dapat menerapkan manfaat PAIKEM pada bidang studi aqidah akhlaaq di MTS. NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL Tahun 2011/2012 b. Dapat mengetahui faktor apa saja yang menjadi kendala dalam pelaksanaan model pembelajaran PAIKEM pada bidang studi aqidah akhlaq di MTS. NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL Tahun 2011/2012
7
Moh. Rifai, Aqidah Akhlaq, (Semarang; CV. Wicaksana, 1994), hlm. 55
8
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), (Bandung: Alfabeta), 2008, hlm. 34.
4
2. Manfaat Praktis: a. Bagi pendidik Penelitian
ini
dapat
membantu
pendidik
dalam
mengevaluasi
pemebalajaran. Pembelajaran kreatif yang dimaksud adalah cara pendidik mengajar dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih caranya sendiri dalam belajar dan bertanya.9 Adapun manfaat praktis bagi pendidik adalah : 1) Dapat menambah wawasan keilmuan dan berguna bagi peneliti, para pendidik, dan masyarakat pada umumya. 2) Sebagai acuan konsep model pembelajaran serta sumber inspirasi bagi pendidik dan peserta didik dalam proses belajar mengajar. b. Bagi peserta didik 1) Peserta didik dapat belajar secara aktif dan mandiri 2) Peserta didik dapat belajar serta suasana hati yang senang. c. Bagi Sekolah 1) Dapat dijadikan konsep dan juga dapat dijadikan pedoman oleh pendidik
dalam
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran PAIKEM pada bidang studi aqidah akhlaq maupun pelajaran yang lain. 2) Dapat dijadikan contoh dalam menyusun perangkat pembelajaran yang menyenangkan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menguraikan pelaksanaan model pembelajaran PAIKEM
pada
bidang studi aqidah akhlaq yang diterapkan di MTS. NU 03 AL-HIDYAH KENDAL TAHUN AJARAN 2011/2012.
9
Beni S. Ambarjaya, Model-Model Pembelajaran Kreatif, (Bandung : Tinta Emas, 2008),
hlm. 12
5
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan model pembelajaran PAIKEM pada bidang studi aqidah akhlaq di MTS. NU 03 AL-HIDYAH KENDAL TAHUN AJARAN 2011/2012.10
10
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),hlm. 46
6
BAB II ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) PADA BIDANG STUDI AQIDAH AKHLAQ DI MTS. NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL TAHUN AJARAN 2011/2012
A. KAJIAN PUSTAKA Ditinjau dari judul skripsi yang peneliti lakukan, di bawah ini terdapat beberapa kajian yang telah diteliti oleh peneliti lain dan buku-buku yang relevan dengan judul penelitian di atas. “Upaya Peningkatan Penguasaan Materi Aqidah Akhlaq Melalui Strategi Small Group Discussion Pada Siswa Kelas V MI Al-Islam Banjaragung Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang Tahun 2009” Penelitian tersebut dilakukan oleh Charis Masruri pada tahun 2009 dengan Nim 073111482, yang menjelaskan bahwa: Pembelajaran adalah suatu interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa lainya, dalam upaya internalisasi materi pelajaran. Upaya ini akan tercapai apabila dalam penyampaianya melalui prosedur yang benar dan tertata. Sehingga akan bisa terlihat hasilnya setelah siswa mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran dan diakhiri dengan evaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penguasaan materi pembelajaran aqidah akhlaq sebelum menggunakan strategi small group discussion dalam pembelajaran dan seberapa besar strategi small group discussion dapat meningkatkan penguasaan materi pembelajaran aqidah akhlaq pada siswa MI AL-ISLAM Banjaragung tahun ajaran 2008/2009. Penelitian ini adalah penelitian dengan subyek penelitian siswa kelas V MI semester 2 sebanyak 20 orang siswa. Penelitian ini menggunakan strategi small group discussion untuk lebih mengoptimalkan siswa dalam materi aqidah akhlaq sehingga siswa bisa dapat menerapkan pada situasi lingkungan nyata.
7
Pengumpulan data dalam dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, yang dilihat dari kerja kelompok dan tes tertulis individual pada akhir pembelajaran, dan melihat dokumentasi nilai tes individu pada akhir pembelajaran tiap-tiap siklus. 1 Pada contoh skripsi yang lain yaitu: “Studi Tentang Implementasi Pembelajaran Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Pasuruan 02 Mertoyudan Magelang”. Penelitian tersebut dilakukan oleh Khusnul Khotimah, Nim 3101401 pada tahun 2007. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Implementasi pembelajaran aktif, kreatif, efektif, menyenangkan di SD Pasuruan 02 mertoyudan magelang. (2) Dampak pelaksanaan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, menyenangkan pada peningkatan mutu pembelajaran pendidikan agama islam di SD Pasuruan 02 Mertoyudan Magelang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, adapun untuk memperoleh data-data yang dipaparkan dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode observasi, intervieu, dokumentasi. Kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, yaitu analisis data yang diwujudkan bukan dalam bentuk angka, melainkan dalam bentuk laporan dan uraian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan apa yang ada dalam lapangan, baik itu berupa kondisi atau hubungan yang ada pada pelaksanaan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dapat lebih berprestasi dalam setiap pembelajaran dan diberikan kesempatan agar tetap aktif, efektif, dalam setiap proses kegiatan belajar mengajar, baik hubungan siswa dengan guru, maupun siswa dengan sesama siswa. Metode ceramah bukanlah satusatunya metode dalam setiap pembelajaran di dalam kelas. Implementasi
1
Masruri Charis, ” Upaya Peningkatan Penguasaan Materi Aqidah Akhlaq Melalui Strategi Small Group Discussion Pada Siswa Kelas V MI Al-Islam Banjaragung Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang Tahun 2009”, Skripsi (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009) hlm. 16
8
PAIKEM terhadap pelajaran PAI sudah dapat dilaksanakan oleh guru, dan perencanaan pembelajaran telah mengalami perubahan atau inovasi dalam setiap penyampaian isi materi, sehingga dalam setiap penyampaian materi lainya berbeda dan guru juga dituntut untuk aktif, inovatif, kreatif dalam setiap berfikir, namun tetap efektif dan menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar. Dampak pelaksanaan PAIKEM pada peningkatan mutu PAI antara lain guru dapat merancang dan mengelola pembelajaran sesuai dengan materi dan metode yang digunakan, sehingga siswa dapat aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan dalam belajar mengajar. Guru juga dapat lebih variatif dalam menggunakan beberapa metode dalam belajar mengajar, dan guru juga dapat merubah kelas menjadi tempat belajar yang menyenangkan, hingga pada saatnya akhir pelajaran siswa tenang, dan aktif serta kreatif, dengan demikian guru dapat mengembangkan keterampilan atau bakat serta minat yang ada pada diri siswa.2 Kemudian skripsi yang lain ditulis oleh Ahmad Zabidi 073111304 mahasiswa Fakultas Tarbiyah jurusan PAI angkatan 2007, yang berjudul penerapan pendekatan PAIKEM pada pembelajaran sejarah kebudayaan islam materi pokok kenabian dan kerosulan Muhammad SAW sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa (studi tindakan pada kelas 3 MI Ma’arif 09 Pucung Lor Kroya kabupaten Cilacap tahun 2009). Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui tiga siklus, tan tahapanya adalah perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data penelitian ini diperoleh melalui observasi di kelas dan dokumentasi hasil tindakan yang dilakukan maupun di atas tentang gambaran, dengan penelitian tindakan kelas ini akan ketahui peningkakatan atau penurunan setelah tindakan kelas yang dilakukan persiklus. Kemudian dalam penelitian ini juga menunjukan: 2
Khotimah khusnul, “Studi Tentang Implementasi Pembelajaran Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD Pasuruan 02 Mertoyudan Magelang”, Skripsi, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,2007) hlm. 14
9
1. Penerapan pendekatan PAIKEM pada pembelajaran SKI materi pokok kenabian dan kerosulan Muhammad SAW sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa (studi tindakan pada kelas 3 MI ma’arif 09 pucung lor kroya kabupaten cilacap tahun 2009) dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu dari perencanaan peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, kemudian dilanjutkan observasi dengan menilai hasil keaktifan dan hasil nilai peserta didik dan tahap refleksi dengan mengevaluai kekurangan setiap tahapan siklus untuk menjadi pedoman yang akan dilakukan pada siklus berikutnya. 2. Relevansi pendekatan PAIKEM pada pembelajaran SKI materi pokok kenabian dan kerosulan Muhammad SAW sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa (studi tindakan pada kelas 3 MI ma’arif 09 pucung lor kroya kabupaten cilacap tahun 2009) dilihat dari tingkat peserta didik persiklus yaitu pada siklus pertama 18 peserta menjadi 25 peserta didik dan 37 peserta didik terhadap siklus terakhir yaitu siklus ketiga. Ada peningkatan dari peserta didik karena ada beberapa tindakan yang dilakukan oleh guru SKI diantaranya siswa lebih difokuskan dalam proses kegiatan belajar mengajar dan siswa juga lebih dikenalkan pada PAIKEM.3 Persamaan dan perbedaan antara contoh skripsi yang saya amati dengan topik penelitian yang saya lakukan adalah: Persamaanya: a. Antara contoh skripsi yang terdahulu dengan topik penelitian ini, samasama menggunakan sekolah (siswa) sebagai obyek penelitian. b. Sama-sama menggunakan jenis penelitian kualitatif lapangan. c. Mempunyai manfaat yang hampir sama, yaitu bagi guru, siswa, dan juga bagi sekolah.
3
Ahmad Zabidi, “Penerapan Pendekatan Paikem Pada Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Materi Pokok Kenabian Dan Kerosulan Muhammad Saw Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa (Studi Tindakan Pada Kelas 3 MI Ma’arif 09 Pucung Lor Kroya Kabupaten Cilacap Tahun 2009)”Skripsi, (Semarang: Fakultas Tarbiyah Iain Walisongo 2007)hlm. 7
10
Perbedaanya: a. Tempat atau lokasi dalam penelitian yang berbeda. b. Hasilnya berbeda karena dalam penelitian ini dengan yang terdahulu amati memiliki latar belakang dan peneliti yang berbeda. B. Kajian Teori : Model Pembelajaran PAIKEM Pada Mata pelajaran Aqidah Akhlaq 1. Model Pembelajaran PAIKEM a. Pengertian Pembelajaran Suatu sistem pembelajaran mungkin didefinisikan sebagai suatu sumber dan prosedur yang telah digunakan untuk memajukan pembelajaran. Sistem pembelajaran memiliki variasi bentuk khusus yang terjadi dalam banyak institusi termasuk dalam institusi pendidikan. Pembelajaran ialah membelajarkan peserta didik menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak pendidik sebagai pengajar, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.4 Dengan demikian pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang oleh pendidik untuk membantu seorang untuk mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran itu dikembangkan melalui pola pembelajaran yang menggambarkan kedudukan serta peran pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Pendidik sebagai sumber belajar, penentu model belajar, dan juga penilai kemajuan belajar meminta para pendidik untuk menjadikan pembelajaran lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.5
4 5
Syaiful Sagala, konsep dan makna pembelajaran, (Bandung; Alfabeta, 2003) hlm. 61 Syaiful Sagala, konsep dan makna pembelajaran, hlm. 65
11
b. Model-model Pembelajaran Model pembelajaran baik yang bersifat instruksional maupun non-instruksional, akan dapat dicapai bila dapat diciptakan dan dipertahankan kondisi yang menguntungkan bagi peserta didik. Dalam setiap pembelajaran dikelas, pendidik diharapkan mampu merencanakan dan mengusahakan agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara maksimal dan aman dari kondisi yang dapat merugikan peserta didik, baik yang timbul dari peserta didik itu sendiri maupun dari lingkungan peserta didik belajar. Adapun macam-macam model pembelajaran itu dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: 1) Model pemrosesan informasi pendidik menjelaskan bagaimana peserta didik
selaku
individu
memberi
respons
yang
datang
dari
lingkungannya. 2) Model pribadi, diorientasikan kepada perkembangan diri peserta didik selaku individu, penekanannya diarahkan kepada pembentukan realitas yang unik. 3) Model interaksi sosial, menekankan hubungan peserta didik dengan lingkungannya disekolah, terutama di dalam kelas. Pada model ini peserta didik dihadapkan oleh tuntutan situasi yang lebih bersikap demokratis. 4) Model prilaku, peserta didik diarahkan kepada suatu pola belajar yang terfokus pada hal-hal yang spesifik.6 c. Pengertian PAIKEM Pembelajaran kreatif yang dimaksud adalah bagaimana cara seorang pendidik mengajar dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih caranya sendiri dalam belajar dan bertanya.7 Dari analisa tentang apa yang patut dibuat agar supaya berjaya
6
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (jakarta; CV Misaka Gazila 2003) hlm, 131-132 7
Beni S. Ambarjaya, Model-Model Pembelajaran Kreatif, (Bandung : Tinta Emas, 2008),
hlm. 12
12
memelihara kebolehan kreatif murid, Torrance (1966) Drewes (1963) dan Smith (1966) setuju pada sekurang-kurangnya tiga prinsip atau cara yang dapat digunakan oleh pendidik yang ingin mengajar anak-anak agar supaya lebih bersifat kreatif yaitu: 1) Mengakui dan memotifasi potensi-potensi kreatif anak-anak. 2) Menghormati dan mendukung ide-ide yang muncul dari pikiran anakanak. 3) Mempersoalkan mereka dengan permasalahan-permasalahan yang bersifat profokatif untuk menimbulkan sifat ingin tahu (curiosity) dan khayal (imagination).8 Pembelajaran aktif yang dimaksud adalah peserta didik dapat belajar secara aktif. Inovatif yaitu dalam pembelajaran diharapkan muncul ide-ide baru atau inovasi-inovasi positif yang lebih baik.9 sedangkan pembelajaran efektif dan menyenangkan adalah cara pembelajaran
yang
dilakukan
seefisien
mungkin
dengan
mempertimbangkan waktu dan dapat menciptakan suasana yang menyenagkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.10 Pada umumnya setiap manusia itu dalam melakukan sesuatu usaha terpengaruh oleh efisiensi. Efisiensi bisa diartikan juga sebuah pengertian atau konsepsi yang menggambarkan perbandingan terbaik antara suatu usaha dengan hasilnya. Dengan demikian efisiensi sebagai perbandingan yang paling baik dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu usaha dan hasilnya.11 Jadi dapat diartikan bahwa model pembelajaran Aktif, Inovatif, Efektif, Menyenangkan (PAIKEM) adalah pendidik memberikan 8
Langgulung Hasan. Manusia dan pendidikan, (jakarta: Pustaka Al Husna, 1986), hlm.
249 9
Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang ; RaSAIL Media Group 2008), hlm. 46 10
Slameto, Belajar dan factor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Pt. Rineka Cipta, 2003), hlm. 74 11
The Liang Gie. Cara belajar yang efisien, (yogyakarta: pusat kemajuan studi, 1986),
hlm. 5
13
kebebasan kepada peserta didik untuk belajar secara mandiri dengan cara yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan efisien dengan kondisi kelas yang menyenangkan serta kondusif. d. Dasar PAIKEM Pembelajaran sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak dari landasan dan mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pembelajaran merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat. Beberapa landasan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Landasan Religius Islami berdasarkan Al-Quran dan Sunah a) Al-Quran Al-quran adalah kalam Allah yang menjadi sumber segala hukum dan menjadi pedoman pokok dalam kehidupan, termasuk membahas tentang pembelajaran. Dalam Al-Quran banyak sekali ayat yang berhubungan dengan pembelajaran dan metode pembelajaran. Ayat pertama (lima ayat yang merupakan wahyu pertama) berbicara tentang keimanan dan pembelajaran, yaitu:
(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.12
Lima ayat tersebut merupakan ayat pertama yang diterima nabi muhammad SAW, yang diantaranya berbicara tentang perintah kepada semua manusia untuk selalu menelaah, membaca,
12
Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.
14
belajar dan observasi ilmiah tentang penciptaan manusia dengan sendirinya. Ayat lain yaitu pada surat an-nahl ayat 125:
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah, dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Q.S. An-Nahl ayat 125.
b) Hadist nabi/as-sunnah Hadist ini berbicara tentang metode pembelajaran, yaitu bahwa pembelajaran itu harus menggunakan metode yang tepat disesuaikan dengan situasi
dan kondisi,
terutama
dengan
mempertimbangkan keadaan orang yang akan belajar. Selain itu proses pembelajaran harus dibuat dengan mudah dan sekaligus menyenagkan agar siswa tidak tertekan secara psikologis dan merasa bosan terhadap suasana di kelas serta apa yang diajarkan oleh gurunya. Hal ini sesuai dengan sabda Rasullullah SAW yaitu:
ضيَ اهللُ عَ ْنوُ عَنْ اَلن ِبيَ صَلَي اهللُ عَلَ ْيوِ وَسَلَم ِ َعَنْ اَ َنسٍ ر )شِرُوْا وَلَاتُنَ ِفرُوْا (رَوَاهُ البُخَارِى ّ َسِرُوْا وَب ّ َسِرُوْا وَلَا ُتع ّ َ ي:َقَال “Dari Anas RA bahwa Nabi SAW bersabda: mudahkanlah dan jangan kamu persulit. Gembirakanlah dan janganlah kamu membuat lari.” (HR Bukhari)13 13
Al-Imam Zainuddin Ahmad, Mukhtashar Shohih Al-Bukhori, (Libanon: Daru-AlKutub Al-Amaliyah, t.th.),hlm. 31
15
2) Landasan Filosofis Landasan Filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat pembelajaran, yang berusaha menelaah masalahmasalah pokok seperti: Apakah pembelajaran itu? Mengapa pembelajaran itu diperlukan? Apa yang seharusnya menjadi tujuanya? Dan sebagainya. Landasan Filosofis merupakan landasan yang berdasarkan atau bersifat Filsafat (filsafat, filsafah). Terdapat kaitan yang erat antara pembelajaran dengan karena filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat, sedangkan pembelajaran berusaha mewujudkan citra tersebut. Hal ini sangatlah penting karena hasil pembelajaran tidak segera tampak, sehingga setiap keputusan dan tindakan itu harus diyaqinkan kebenaran dan ketepatanya meskipun hasilnya masih belum dapat dipastikan. Ketepatan setiap keputusan dan tindakan, serta diikuti dengan upaya pemantauan dan penyesuaian yang menerus, sangat penting karena koreksi setelah diperoleh hasilnya akan sulit dan sudah terlambat.14 3) Landasan Sosiologis Manusia selalu hidup berkelompok, sesuatu yang juga terdapat pada makhluk hidup lainnya, yaitu hewan maupun tumbuhan. Meskipun demikian, pengelompokan manusia jauh lebih rumit dari pada pengelompokan hewan. Kehidupan sosial manusia tersebut dipelajari oleh filsafat, yang berusaha mencari hakikat masyarakat yang sebenarnya. Filsafat sosial sering membedakan antara manusia sebagai individu dan manusia sebagai masyarakat. Kegiatan pendidikan atau pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara dua individu, bahkan dua generasi, yang memungkinkan generasi muda mengembangkan diri. Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi di lembaga sekolah yang dengan
14
Umar Tirtarahardja –la Sula, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),
hlm. 83
16
sengaja dibentuk oleh masyarakat. Perhatian sosiologi pada kegiatan pendidikan semakin intensif. Dengan meningkatkan perhatian sosiologi pada kegiatan pendidikan tersebut maka lahirlah cabang sosiologi pendidikan. Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang.15 Yaitu: a) Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat. b) Hubungan kemanusiaan disekolah. c) Pengaruh sekolah pada prilaku anggotanya. d) Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antar sekolah dengan kelompok sosial lain di dlam komunitasnya. 4) Landasan Psikologis Banyak faktor yang yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas serta kualitas hasil pembelajaran peserta didik. Namun, diantara faktor-faktor rohaniah peserta didik yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut: a) Tingkat kecerdasan atau inteligensi siswa b) Sikap siswa c) Bakat siswa d) Minat siswa e) Motivasi siswa Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah diperolehnya perubahan tingkah laku individu. Perbuatan tersebut merupakan akibat dari perbuatan belajar. Ciri-ciri dari tingkah laku yang diperoleh dari hasil belajar adalah: (1) Terbentuknya tingkah laku baru berupa kemampuan aktual dan potensional. 15
Umar Tirtarahardja –la Sula, Pengantar Pendidikan, hlm. 95-96
17
(2) Kemampuan baru tersebut berlaku dalam waktu yang relatif lama. (3) Kemampuan baru tersebut diperoleh melalui usaha.16 e. Jenis-jenis penerapan PAIKEM Peserta didik atau siswa-siswi dalam suatu pembelajaran biasanya memiliki kemampuan beragam, ada yang memiliki tingkat kepandaian yang tinggi, sedang, bahkan ada yang kurang. Menurut pandangan psikologi pendidikan, sebenarnya tidak ada peserta didik yang pandai atau bodoh, yang lebih tepat adalah peserta didik dengan kemampuan lambat atau cepat dalam belajar. Dalam materi yang sama, bagi peserta didik satu memerlukan dua kali pertemuan untuk memahami isinya, namun bagi peserta didik lain perlu empat kali pertemuan dalam menyerapnya. karena itu, pendidik perlu mengatur kapan peserta didik bekerja secara perseorangan, berpasangan, atau klasikal. Jika harus dibentuk kelompok,
kapan
peserta
didik
dikelompokkan
berdasarkan
kemampuannya sehingga ia dapat berkonsentrasi membantu peserta didik yang kurang, dan kapan peserta didik dikelompokkan secara campuran berbagai kemampuan sehingga terjadi tutor sebaya (peer theaching). Ada setidaknya 10 macam formasi kelas dalam kerangka mendukung penerapan pembelajaran aktif (Depag RI, 2003). Setting atau formasi kelas berikut ini tidak dimaksudkan untuk menjadi susunan yang permanen permanen, namun hanya sebagai alternatif dalam penataan ruang kelas. Jika meubeler (meja atau kursi) yang ada diruang kelas dapat
dengan
mudah
dipindah-pindah,
maka
sangat
mungkin
menggunakan beberapa formasi ini sesuai dengan situasi dan kondisi yang diinginkan pendidik. Adapun beberapa formasi tersebut adalah sebagai berikut:
16
Nana Sudjana-Ahmad Rivai, Teknlogi Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo.) cet. III. Hlm. 36
18
1. Formasi huruf U Formasi ini dapat berbagai tujuan. Para peserta didik melihat pendidik atau media visualnya dengan mudah dan mereka juga dapat saling berhadapan langsung satu dengan yang lain. Susunan ini ideal untuk membagi bahan pelajaran kepada peserta didik secara cepat karena pendidik dapat masuk kedalam huruf U dan berjalan ke berbagai arah dengan seperangkat materi. 2. Formasi Corak Tim Pendidik mengelompokkan meja-meja setengah lingkaran diruang kelas agar memungkinkan peserta didik untuk melakukan interaksi tim. Pendidik dapat meletakkan kursi-kursi mengelilingi meja-meja untuk susunan yang paling akrab. Jika hal ini dilakukan, beberapa peserta didik harus memutar kursi mereka melingkar menghadap ke depan ruang kelas untuk melihat guru, papan tulis atau media lainnya. 3. Meja Konferensi Formasi ini paling baik dilakukan jika meja berbentuk persegi panjang. Susunan ini dapat mengurangi peran penting peserta didik. 4. Formasi Lingkaran Para peserta didik duduk pada sebuah lingkaran tanpa atau dengan meja kursi untuk melakukan interaksi berhadap-hadapan langsung. 5. Kelompok Untuk Kelompok Susunan ini memungkinkan pendidik untuk melakukan diskusi atau untuk menyusun permainan peran, berdebat atau observasi dari kreatifitas kelompok. Pendidik dapat meletakkan meja pertemuan di tengah-tengah, yang dikelilingi oleh kursi-kursi pada sisi luarnya. 6. Tempat kerja (workstation). Susunan ini tepatnya untuk lingkungan tipe laboratorium, dimana setiap peserta didik duduk pada tempat untuk mengerjakan tugas. 7. Pengelompokan Terpisah (breakrout groupings). Jika kelas cukup besar atau jika ruangan memungkinkan, pendidik dapat meletakkan meja dan kursi dimana kelompok kecil dapat
19
melakukan aktifitas belajar didasarkan pada tim. Pendidik dapat menempatkan susunan pecahan-pecahan kelompok saling berjauhan sehingga tim-tim itu tidk saling mengganggu. Tetapi hendaknya dihindari penempatan ruangan kelompok-kelompok kecil terlalu jauh dari ruang kelas, sehingga hubungan diantara peserta didik sulit dijaga. 8. Susunan Chevron. Sebuah susunan ruang kelas tradisional tidak memungkinkan untuk melakukan belajar aktif. Jika terdapat banyak peserta didik (30 atau lebih) dan hanya tersedia beberapa meja, barangkali pendidik perlu menyusun peserta didik dalam bentuk ruang kelas. Susunan V mengurangi jarak antara peserta didik, pandangan lebih baik dan lebih memungkinkan untuk melihat peserta didik lain dari pada baris lurus. 9. Kelas Tradisional Jika tidak ada cara untuk membuat lingkaran dari baris lurus yang berupa meja-kursi, pendidik dapat mencoba mengelompokkan kursi dalam pasangan-pasangan yang menmungkinkan menggunakan teman belajar. Pendidik dapat mencoba membuat nomor genap dari barisbaris ruangan yang cukup diantara mereka semua. 10. Auditorium/Aula Formasi auditorium atau aula merupakan tawaran alternatif dalam menyusun ruangan kelas. Meskipun bentuk auditorium menyediakan lingkungan yang sangat terbatas untuk belajar aktif, namun hal ini dapat dicoba untuk dilakukan pendidik guna mengurangi kebosanan peserta didik yang terbiasa dalam penataan ruang secara konvensional (tradisional). 17 Berikut akan disajikan model dan strategi pembelajaran PAIKEM sebagai alternatif yang digunakan pendidik untuk dapat mengaktifkan peserta didik, baik secara individu maupun kelompok. Pendidik 17
Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, hlm. 57-67
20
diharapkan dapat melakukan pengembangan, modifikasi, improfisasi atau mencari strategi atau model lain yang dipandang lebih tepat. Berikut ini adalah beberapa contoh model PAIKEM yang akan digunakan dalam pembelajaran adalah: 1. Every One Is Teacher Here (Setiap murid menjadi guru) tujuan dari penerapan model ini adalah membiasakan peserta didik untuk belajar aktif secara individu dan membudayakan sifat berani bertanya, tidak minder, dan tidak takut salah. 2. Writing In Here And Now (Menulis pengalaman secara langsung) menulis dapat membantu peserta didik merefleksikan pengalamanpengalaman yang telah mereka alami. 3. READING ALOUD (Strategi membaca dengan keras) membaca sesuatu
teks
dengan
keras
dapat
membantu
peserta
didik
memfokuskan perhatian secara mental, menimbulkan pertanyaanpertanyaan dan merangsang diskusi dalam kelas. 4. THE POWER OF TWO AND FOUR (Menggabung dua dan empat kekuatan) tujuan dari penerapan model ini adalah membiasakan belajar aktif secara individu dan kelompok (belajar bersama hasilnya lebih berkesan). 5. Information Search (Mencari informasi) tujuan dari penerapan model ini adalah memberi kesempatan peserta didik untuk menemukan suatu ilmu pengetahuan dengan proses mencari sendiri. 6. Point-Counterpoint (Beradu pandangan sesuai perspektif) tujuan dari penerapan model ini adalah untuk melatih peserta didik agar mencari argumentasi yang kuat dalam memecahkan suatu masalah yang aktual di masyarakat sesuai dengan posisi yang diperankan. 7. Reading Guide (Bacaan terbimbing) tujuan dari penerapan model ini adalah membantu peserta didik lebih mudah dan terfokus dalam memahami sesuatu materi pokok. 8. Active Debate (Debat aktif) tujuan dari penerapan model ini adalah untuk melatih peserta didik agar mencari argumentasi yang kuat
21
dalam memecahkan sesuatu masalah yang kontroversial serta memiliki sifat demokratis dan slaing menghormati terhadap perbedaan pendapat. 9.
Index Card Mact (Mencari jodoh kartu tanya jawab) tujuan dari penerapan model ini adalah untuk melatih peserta didik agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok.
10.
Jigsaw Learning (Belajar melalui tukar delegasi antar kelompok)
tujuan penerapan model ini adalah untuk melatih peserta didik agar terbiasa berdiskusi dan bertanggungjawab secara individu untuk membantu memahamkan tentang suatu materi pokok kepada teman sekelasnya. 11. Role Play (Bermain peran) tujuan dari penerapan model ini adalah memberikan pengalaman kongkrit dari apa yang telah dipelajari. Mengilustrasikan prinsip-prinsip dari pembelajaran. Menumbuhkan kepekaan terhadap masalah-masalah hubungan sosial. Menyiapkan dan menyediakan dasar-dasar diskusi yang kongkrit. Menumbuhkan minat dan motifasi belajar peserta didik. Menyediakan sarana untuk mengekplorasiakan
perasaan
yang
tersembunyi
dibalik
suatu
keinginan. 12. Debat Berantai, tujuan dari penerapan model ini adalah untuk menggali kemapuan peserta didik agar dapat memberikan argumentasi (reasoning) antara dua pendapat yang kontradiktif supaya tidak berfikir ekstrim dalam menyikapi suatu permasalahan. 13. Listening Team (Kelompok pendengar) tujuan dari penerapan strategi ini adalah untuk melatih peserta didik agar terbiasa belajar kelompok secara harmonis untuk mencapai hasil belajar yang lebih efektif. 14. Team Quiz (Pertanyaan kelompok) tujuan dari penerapan model ini adalah dapat meningkatkan kemampuan tanggung jawab peserta didik tentang apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan.
22
15. Small Goup Discussion (Diskusi kelompok kecil) tujuan dari penerapan model ini adalah: agar peserta didik memiliki ketrampilan memecahkan masalah terkait materi pokok dan persoalan yang dihadapi sehari-hari. 16. Card Sort (Menyortir kartu) tujuan dari penerapan model ini adalah mengaktifkan setiap individu sekaligus kelompok (cooperative learning) dalam belajar. 17. Gallery Walk (Pameran berjalan) tujuan dari penerapan model ini adalah membangun kerjasama kelompok (cooperative learning) dan saling memberi apresiasi dan koreksi dalam belajar.18
f. Teknik Pemilihan PAIKEM Jika suatu negara sudah berani memutuskan untuk berperang dengan negara lain, misalnya, maka sang panglima perang harus sudah mempunyai gambaran terlebih dahulu tentang langkah-langkah yang akan ditempuh dan dijalankan oleh pasukannya agar kemenangan bisa berpihak kepada mereka. Begitu pula seorang petani, sebelum terjun ke sawah untuk menaburkan benih, dia harus sudah punya cara-cara yang khusus dan jitu agar hasil panen nantinya bisa melimpah sesuai yang diharapkan. Cara-cara khusus dan rencana langkah-langkah itulah yang disebut teknik atau strategi. Jadi seorang pendidik di samping harus menguasai berbagai model pembelajaran dia juga harus menguasai teknik dan strategi agar model yang telah dikuasai pendidik itu bisa diterapkan dengan tepat dalam suatu pembelajaran. Karena begitu pentingnya suatu pembelajaran bagi anak didik dalam kehidupannya maka menjadi penting pulalah agar proses pembelajaran itu bisa berjalan dengan lancar, efektif, efisien. Kegiatan belajar mengajar atau pembelajaran tidak lain adalah untuk menanamkan sejumlah norma komponen kedalam jiwa peserta didik. Semua norma yang diyakini mengandung kebaikan yang perlu 18
Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, hlm. 73-89
23
ditanamkan kedalam jiwa anak didik melalui peranan pendidik dalam pembelajaran. Interaksi antara pendidik dan peserta didik terjadi karena saling membutuhkan.19 Seorang pendidik dituntut untuk dapat mengembangkan program pembelajaran yang optimal, sehingga terwujud proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Belajar merupakan proses yang sangat penting dilakukan oleh peserta didik, karena tanpa adanya hasil belajar yang memadai mereka akan kesulitan dalam menghadapi berbagai tantangan dalam masyarakat. Suatu model atau strategi dalam pembelajaran bisa dikatakan efektif jika prestasi belajar yang diinginkan dapat dicapai dengan penggunaan model yang tepat dan berguna. Maksudnya dengan memakai model tertentu tetapi dapat menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik. Hasil pembelajaran yang baik hendaklah bersifat menyeluruh, artinya bukan hanya sekedar penguasaan pengetahuan semata-mata, akan tetapi juga tampak dalam perubahan sikap dan tingkah laku secara terpadu. Perubahan ini sudah barang tentu harus dapat dilihat dan diamati, bersifat khusus dan operasional, dalam arti mudah untuk diukur. 2. Pembelajaran Aqidah Aklaq a. Pengertian Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq Aqidah Akhlaq di Madrasah Tsanawiyah adalah salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari aqidah akhlaq
yang telah dipelajari oleh peserta didik di Madrasah
Ibtidaiyah/Sekolah Dasar. Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara mempelajari tentang rukun iman mulai dari iman kepada Allah, malaikatmalikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, sampai iman kepada Qada dan Qadar yang dibuktikan dengan dalil-dalil naqli dan aqli, serta pemahaman serta penghayatan terhadap al-asma’ al-husna dengan menunjukkan ciri/ciri atau tanda-tanda prilaku seseorang dalam realitas kehidupan individu dan sosial serta pengalaman akhlaq terpuji 19
Isfandi Muchtar, Metodologi Pengajaran Agama, dalam PBM-PAI di sekolah eksistensi dan Proses Belajar Pendidikan Agam Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang bekerjasama dengan penerbit pustaka, hlm 174-148
24
dan menghindari akhlaq tercela dalam kehidupan sehari-hari. Secara substansial mata pelajaran aqidah akhlaq memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari dan mempraktikkan aqidahnya dalam bentuk pembiasaan untuk melakukan akhlaq terpuji dan menghindari akhlaq tercela dalam kehidupan seharihari. Al-akhlaq al-karimah ini sangat penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan oleh peserta didik dalam kehidupan individu, bermasyarakat dan berbangsa, terutama dalam rangka mengantisipai dampak negatif dari era globalisasi dan krisis multidimensional yang melanda bangsa dan Negara Indonesia.20 b. Strategi Pembelajaran Aqidah Akhlaq MTs Sebelum
membicarakan
strategi
dan
pendekatan
dalam
pendidikan nilai terlebih dahulu dijelaskan pengertian dari istilah-istilah yang sering kali dikacaukan penggunaannya.21 Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Seseorang yang berperan dalam mengatur strategi, untuk memenangkan peperangan sebelum melakukan suatu tindakan, ia akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari kualitas maupun kuantitas, misalnya kemampuan setiap personal, jumlah dan kekuatan persenjataan, motivasi pasukannya dan lain sebagainya. Selanjutnya, ia juga akan mengumpulkan informasi tentang kekuatan
lawan,
baik
jumlah
prajuritnya
maupun
keadaan
persenjataanya. Setelah semuanya diketahui, baru kemudian ia akan menyusun tindakan apa yang harus dilakukan, taktik dan teknik peperangan, maupun waktu yang tepat untuk melakukan suatu serangan dan lain sebagainya. Dengan demikian dalam menyusun strategi perlu memperhitungkan berbagai faktor, baik ke dalam maupun ke luar. Dari 20
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008, hlm. 50
21
Chabib thoha, Kapita Selekta Pendidikan Isla, (yogjakarta, pustaka pelajar offset),
hlm. 77
25
ilustrasi tersebut dapat kita simpulkan, bahwa strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan.22 Untuk mencapai hasil yang memuaskan dalam belajar ilmu Aqidah Akhlaq tentunya siswa harus sedapat mungkin mengetahui dan memanfaatkan
sarana
prasarana
berupa
gedung,
perpustakaan,
laboratorium serta alat-alat yang digunakan dalam proses pembelajaran di kelas, amat erat hubungannya dengan mutu sekolah. Dengan kelengkapan sarana yang memadahi metode yang diterapkan juga ikut berperan serta dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Belajar dapat berjalan dengan baik dan efektif tentunya harus diimbangi dengan berbagai macam cara untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efisien. Oleh karenanya saat ini harus dapat mengenali cara yang efektif guna memperoleh cara yang tepat untuk belajar.23 Secara umum, pembelajaran ilmu Aqidah Akhlaq bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman dan penghayatan serta pengalaman peserta didik tentang penerapan hukum islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta berahlaq mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Taraf mencapai tujuan tersebut maka ruang lingkup materi fiqih ditekankan pada unsur-unsur yang pokok, yaitu Al-Qur’an dan Hadist, bimbingan ibadah, serta sejarah Islam yang menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan dan kebudayaan. 3. PAIKEM dalam Aqidah Akhlaq a. Pemilihan Model PAIKEM untuk Pembelajaran Aqidah Akhlaq Dalam menggunakan model mengajar sudah barang tentu pendidik yang tidak mengenal model dalam mengajar, jangan diharap bisa melaksanakan proses belajar mengajar dengan sebaik-baiknya. Hal yang penting dalam model pembelajaran ialah bahwa setiap model 22
Wina Sanjaya, Kurikulum dan pembelajaran, (Jakarta, Prenada Media Group), hlm.
23
Slameto, Belajar dan factor-Faktor Yang Mempengaruhinya, hlm. 54
293
26
pembelajaran yang digunakan bertalian dengan tujuan belajar yang ingin dicapai. Tujuan untuk mendidik anak agar sanggup memecahkan masalah-masalah dalam belajarnya, serta memerlukan model yang lain pula, bila tujuannya adalah mengumpulkan informasi. Oleh karena itu untuk mendorong keberhasilan guru dalam prpses belajar mengajar, pendidik seharusnya mengerti akan fungsi, dan langkah-langkah pelaksanaan model mengajar. b. Penerapan Model PAIKEM dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq Belajar adalah proses bagi peserta didik dalam membangun gagasan atau pemahaman sendiri. Maka kegiatan pembelajaran seharusnya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan proses belajarnya secara mudah, lancar dan termotivasi. Karena itu pula, suasana belajar yang diciptakan pendidik seharusnya melibatkan peserta didik secara aktif, misalnya mengamati, meneliti, bertanya dan mempertanyakan, menjelaskan, mencari contoh, dan bentuk-bentuk keterlibatan sejenis lainnya. Dalam penerapan model PAIKEM terhadap pembelajaran aqidah akhlaq itu pendidik diharuskan untuk dapat mengerti dan memahami terlebih dahulu, bagaimana keadaan jasmaniah dan rohaniah peserta didik serta kondisi kesehatannya agar supaya proses pembelajaran berjalan dengan lancar begitu pula dengan model pembelajarannya juga dapat berjalan dengan yang diharapkan tujuan pembelajaran. Disamping itu pendidik sebagai ujung tombak pembelajaran perlu memperhatikan beberapa prinsip dalam rangka meningkatkan motivasi belajar dan prestasi peserta didik, yaitu: 1) Keseimbangan reward dan punishment 2) Kebermaknaan (meaningful) 3) Penguasaan ketrampilan prasyarat 4) Penggunaan model 5) Komunikasi yang bersifat terbuka 6) Pemberian tugas yang menantang
27
7) Latihan yang tepat 8) Penilaian tugas 9) Penciptaan kondisi yang menyenangkan 10) Keragaman pendekatan 11) Mengembangkan beragam kemampuan 12) Melibatkan indera sebanyak-banyaknya.24 Langkah-langkah penerapan model PAIKEM pada pelajaran aqidah akhlaq yaitu: menyiapkan SK-KD, Silabus, Rpp (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sebelum melakukan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. Setelah pendidik menguraikan masalah SKKD
maka
seorang
pendidik
harus
mempersiapkan
diri
untuk
menguraikan dan memaparkan tentang langkah-langkah penerapan model apa yang akan digunakan. Adapun uraian dalam langkah-langkah penerapan model PAIKEM adalah: a) SK b) KD c) Indikator d) Tujuan pembelajaran e) Materi pembelajaran f) Metode/strategi dalam pembelajaran g) Langkah-langkah pembelajaran h) Media pembelajaran i) Sumber belajar j) Evaluasi c. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan PAIKEM dalam Pelajaran Aqidah Akhlaq faktor pendorong dan penghambat dalam penerapkan model PAIKEM adalah: PAIKEM merupakan strategi pembelajaran yang memberikan
kesempatan
pada
siswa
untuk
termotivasi
dalam
pembelajaran, sehingga memperoleh hasil yang baik. Dengan model 24
Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, hlm. 71-72
28
PAIKEM, dapat mengurangi situasi dan kondisi model pembelajaran konvensional yang lebih menitik beratkan pada model ceramah saja. Sedangkan faktor penghambatnya adalah: Belum dipahaminya model PAIKEM oleh pendidik. Kurangnya memperoleh kesempatan memahami inovasi dalam pendidikan, termasuk penerapan model PAIKEM.
Kecenderungan
diterapkannya
model
pembelajaran
konvensional yang dipandang lebih mudah dan murah, dan karena kemampuan tingkat berfikir peserta didik yang beragam, jadi pendidik masih belum optimal dalam menerapkan PAIKEM. 25 Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan adalah: pendidik berusaha untuk menjalin komunikasi yang lebih akrab dengan seluruh peserta didik, memotivasi peserta didik agar tidak takut dalam mengemukakan pendapat, tidak takut untuk menjawab pertanyaan dari pendidik serta tidak takut disalahkan jika jawabannya salah. Pendidik membentuk kelompok belajar yang sesuai dengan model PAIKEM agar pembelajaran lebih efektif, pendidik terus berupaya memotivasi peserta didik dengan memberikan penghargaan berupa poin atau ucapan selamat bagi peserta didik yang aktif memberikan pendapat, menjawab pertanyaan dan menanggapi pendapat temannya.26 Keberhasilan suatu lembaga pendidikan, termasuk keberhasilan pendidikan didalam sekolah formal dapat dicapai sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah direncanakan apabila prestasi belajar anak didik menunjukkan peningkatan secara kuantitatif atau nilai belajar peserta didik.
Faktor
yang
mempengaruhi
keberhasilan
belajar
secara
keseluruhan sangat banyak, akan tetapi dalam hal ini penulis coba memaparkan kedalam dua jenis yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Pertama Faktor Intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari minat, motifasi belajar, 25
Slameto, Belajar dan faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, hlm. hlm. 54
26
http://www.google.co.id/search?q=pembelajaran, Jum’at 18/11/2011 jam 13.35 WIB.
29
ketekunan dan tentunya juga kemampuan daya fikir yang dimiliki peserta didik. Kedua faktor Ekstern yaitu factor yang ada di luar kondisi individu itu sendiri.27 Faktor ekstern yang sangat mempengaruhi dalam keberhasilan belajar adalah dibagi menjadi tiga kelompok yaitu 1). faktor keluarga 2). faktor sekolah dan yang ke 3). faktor masyarakat.28 Melihat keterangan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sebesar apapun kemampuan daya pikir, minat dan motivasi peserta didik tetapi tidak didukung oleh faktor lain, maka proses belajar yang dilakukan tidak akan tercapai hasil yang memuaskan dan optimal. Demikian pula sebaliknya. Artinya segala tindakan yang mendukung keberhasilan belajar harus saling menunjang dan saling mendukung demi terlaksananya proses penbelajaran yang efektif dan efisien. Keberhasilan suatu lembaga pendidikan dalam keberhasilan belajar merupakan suatu harapan setiap instansi atau lembaga yang mengelola kegiatan belajar mengajar.
Namun keberhasilan tersebut
merupakan pekerjaaan yang sangat membutuhkan perhatian serius. Betapapun
perencanaan
yang
dianggap
baik,
tetapi
dalam
pelaksanaannya sudah barang tentu akan menemui gejala-gejala dan hambatan. Dalam realitas pendidikan hal semacam itu akan muncul dengan saling mendorong dan saling mendukung sehingga akan memberikan pengaruh yang kompleks, di antaranya adalah keluarga dan masyarakat. Sungguhpun demikian, hasil yang dapat diraih masih juga bergantung dari lingkungan. Artinya ada faktor-faktor yang berada di luar dirinya yang dapat menentukan atau mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Oleh sebab itu hasil belajar peserta didik di sekolah dipengaruhi oleh kemampuan peserta didik dan kualitas pengajaran. Pendapat ini sejalan dengan teori belajar di sekolah (theory of school learning) dari Bloom yang mengatakan ada tiga variabel utama dalam 27
Slameto, Belajar dan faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, hlm. hlm. 54
28
Slameto, Belajar dan faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, hlm. hlm. 60
30
teori belajar disekolah, yakni karakteristik individu, kualitas pengajaran, dan hasil belajar. Sedangkan Carrol berpendapat lain bahwa hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh lima faktor, yakni: a) Bakat pelajar b) Waktu yang tersedia untuk belajar c) Waktu yang diperlukan peserta didik untuk menjelaskan pelajaran d) Kualitas pengajaran e) Kemampuan individu. Dari kelima faktor tersebut dapat diuraikan antara lain adalah (a b c e) merupakan faktor yang berkenaan dengan individu (factor intern) sedangkan (d) adalah faktor di luar individu (lingkungan).29
29
Slameto, Belajar dan faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, hlm. hlm. 60
31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Dalam penulisan skripsi ini digunakan jenis penelitian lapangan (field research), yaitu riset yang dilakukan dikancah atau medan terjadinya gejalagejala.1 Di sini penulis mengumpulkan data dari lapangan dengan mengadakan penyelidikan secara langsung di lapangan untuk mencari berbagai masalah yang ada relevansinya dengan penelitian ini.2 Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan
kualitatif
deskriptif
yaitu
penelitian
yang
tidak
menggunakan perhitungan.3 Secara teknis penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam bahasa dan dalam peristilahannya.4 Oleh karena itu penelitian ini tidak melibatkan perhitungan, maka hasil yang diperoleh berupa data yang berwujud kata-kata tertulis atau lisan orang yang diamati. Untuk mendapatkan data penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka penulis menggunakan metode-metode penelitian yang pada prinsipnya adalah suatu cara kerja yang dipergunakan untuk dapat memahami obyek tertentu. Untuk itu, guna mendukung penelitian ini, penulis akan menjelaskan hal-hal yang terkait dengan metode dalam penelitian ini, di antaranya adalah: 1. Desain Penelitian 2. Subyek Penelitian 3. Fokus Penelitian 4. Teknik Pengumpulan Data 1
Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fak. Psikologi UGM, 1997), hlm. 10. 2
Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif (Telaah Potivistik, Rasionalistik, dan Phenomenologik), (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2002), hlm. 38. 3
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002),
4
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif,, hlm. 3.
hlm. 2.
30
5. Analisis Data Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang didasarkan pada penjelasan-penjelasan ataupun ciri-ciri tertentu yang menjadi objek penelitian.5
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dengan judul analisis penerapan model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) pada bidang studi aqidah akhlaq di MTS. NU 03 Al-Hidayah Kendal tahun ajaran 2011/2012, yang akan dilaksanakan di MTS. NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL Tahun 2011/2012 Kendal, pada tanggal 14 november sampai dengan 24 november 2011.
C. Sumber Data Sumber data adalah subyek dimana data dapat diperoleh.6 Data yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber data yaitu primer dan skunder. 1. Data Primer Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.7 Sumber data yang akan dijadikan bahan penulisan skripsi diantaranya adalah orang-orang kunci (key person) yang meliputi: kepala sekolah, pendidik, dewan pengurus, dan masyarakat setempat. 2. Data Skunder Data skunder adalah sumber data yang didapat tidak langsung, yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip atau arsip resmi maupun buku5
Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1995),cet. 3., hlm.124 6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cet 12, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), hlm. 213. 7
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D), hlm. 225.
31
buku yang ditulis orang lain yang berkaitan dengan judul yang penulis teliti.8 Yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah data yang mendukung baik berasal dari buku maupun informasi lain yang relevan dengan penelitian ini.
D. Fokus Penelitian Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa, penelitian ini adalah penelitian kualitatif, maka penelitian ini akan difokuskan pada : Model pembelajaran PAIKEM pada bidang studi aqidah akhlaq yang diterapkan di MTS NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL Tahun 2011/2012
E. Teknik Pengumpulan Data Guna memperoleh data yang valid dalam penelitian ini, maka teknik yang digunakan dalam menggali data tersebut adalah dengan beberapa metode di antaranya adalah : 1. Metode Observasi Metode observasi adalah pengamatan terhadap pokok permasalahan yang diselidiki9. Yang diamati atau yang diobservasi adalah suatu proses/kegiatan pembelajaran. Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.10 Metode observasi ini digunakan untuk menganalisa PAIKEM yang di terapkan di MTS. NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL tahun ajaran 2011/2012.
8
Azwar Saifuddin, M.A., Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset IKAPI, 1998), hlm. 91. 9
Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach, (Yogyakarta : YPFP UGM, 1980), hlm. 136
10
Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),
hlm. 310
32
2. Metode Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (intrviewee) yang memberikan jawaban.11 Wawancara yang digunakan adalah wawancara secara terbuka antara
penulis
dan
nara
sumber.
Metode
ini
digunakan
untuk
mengumpulkan data yang tidak bisa diperoleh melalui jalan observasi. Adapun prosedur wawancara adalah penulis memberikan beberapa pertanyaan kepada nara sumber yang penulis anggap dapat memberikan informasi yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlaq dengan metode PAIKEM. Wawancara yang digunakan adalah wawancara langsung artinya bahwa pewawancara langsung memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pokok permasalahan. Sedangkan interview yang digunakan adalah interview terstruktur
yaitu
peneliti
memberikan
pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, dan narasumber tinggal menjawab dengan argumen. 3. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah barang-barang tertulis yang digunakan dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki bendabenda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat.12 Metode dokumentasi akan digunakan peneliti untuk memperjelas dan melengkapi tujuan dari penelitian yaitu implementasi PAIKEM yang di terapkan di MTS NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL tahun ajaran 2011/2012. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk 11
Lexy J Moleong, Metodologi penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2004), hlm. 186 12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, hlm. 158
33
meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Dalam menganalisa data, peneliti akan menggunakan teknik deskriptif analitik, yaitu data yang diperoleh tidak dianalisa menggunakan rumusan statistika, namun data tersebut dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan sesuai kenyataan realita yang ada di lapangan. Hasil analisa berupa pemaparan gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif. Uraian pemaparan harus sistematik dan menyeluruh sebagai satu kesatuan dalam konteks lingkungannya juga sistematik dalam penggunaannya sehingga urutan pemaparannya logis dan mudah diikuti maknanya.13 Jadi analisis ini akan peneliti gunakan untuk menganalisa tentang “ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) PADA BIDANG STUDI AQIDAH AKHLAQ DI MTS. NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL TAHUN AJARAN 2011/2012” Adapun langkah-langkah analisis yang peneliti lakukan selama di lapangan adalah: 1. Reduksi Data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.14 Dengan demikian data yang di reduksi akan memberikan gambaran yang cukup jelas. 2. Penyajian Data Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data, sehingga data dapat terorganisasikan dan dapat semakin mudah dipahami.
13
Nana Sudjana, dan Ibrahim, Penelitian dan Penelitian Kualitatif, (Bandung : Sinar Baru, 1989), hlm. 197-198. 14
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D),
hlm. 92.
34
3. Kesimpulan Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang ditemukan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.15
15
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D)
hlm. 99.
35
BAB IV ANALISIS PENERAPAN MODEL (PAIKEM) PADA BIDANG STUDI AQIDAH AKHLAQ DI MTS. NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL TAHUN AJARAN 2011/2012
A. PROFIL UMUM MTS. NU 03 AL - HIDAYAH KENDAL 1. Sejarah Berdirinya MTs. NU 03 Al - Hidayah Kendal
MTs. NU 03 Al - Hidayah Kendal didirikan oleh Pimpinan Cabang Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kabupaten Kendal, semula PGAPNU 4 Tahun yang didirikan tahun 1954/1955. Kemudian pada tahun 1972 di dirikan PGALNU 6 Tahun Al-Hidayah. Berdasarkan Keputusan Mentri Agama Tahun 1977, untuk PGA swasta dirubah menjadi Madrasah Aliyah dan Tsanawiyah. Maka PGANU 6 Tahun Alhidayah Kendal, menjadi MA Al-Hidayah dan MTs. NU 03 Al-Hidayah Kendal. Adapun dasar pengakuan status perubahan menjadi MTs NU 03 Al- Hidayah Kendal adalah berdasarkan: a. Keputusan Pimpinan Cabang Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kabupaten Kendal No: SK. 292/II.06.3/001/MRF/VI/88 Tanggal 11 Juni 1988 tentang Pemberian Nomor urut Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Nahdlatul Ulama. b. Piagam pengakuan Pimpinan Wilayah Lembaga Pendidikan Ma’arif Provinsi Jawa Tengah No: MTs.03/PW/X/89 tanggal 7 Oktober 1989. c. Piagam Pengakuan Kepala Bidang Pembinaan Perguruan Agama Islam Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah No: WK/5.C/36/Pgm/Ts/1987. d. Surat Kakandepag Kabupaten Kendal tanggal 23 Maret 1993 tentang daftar Nomor Statistik Madrasah (21.2.33.24.15.026). e. Piagam Jenjang Akreditasi status terdaftar dari Kepala Bidang Pembinaan
Perguruan
Agama
Provinsi
Jawa
Tengah
Nomor:
WK/S.C/PP.003/1/530/01/95 tanggal 22 Februari 1995.
36
f. Piagam Jenjang Akreditasi Madrasah Status ” DIAKUI ” MTs Swasta Berdasarkan Keputusan Kepala Kantor Wilayah Depag Prov. Jateng No: Wk/5a/PP.00.5/25/96 tanggal 5 Januari 1996. Tanggal Piagam Semarang, 11 Maret 1996. g. Piagam
Pengakuan
Madrasah
dari
PW
LPMNU
Jateng
No:
077/PW.I/LPM/I/2001, tentang Nomor Induk Madrasah ( NIM ) dengan no: B.II.04.02.0044, ditetapkan di Semarang, 5 Dzulqaidah 141 H/30 Januari 2001. h. Sertifikat Nomor Identitas Sekolah (NIS) No: PP/425.3/2602/PDK dari Kepala Dinas P dan K Kab. Kendal. Tertanggal 16 juni 2004. i. Piagam Jenjang Akreditasi Madrasah status ”TERAKREDITASI BAIK (B)
dari
Kan.
Wil
Depag
Prov.
Jateng
Nomor:
Kw.11.4/4/PP.03.2/624.24.13/2006, tertanggal Semarang, 27 Pebruari 2006. 2. Struktur Organisasi MTs. NU 03 Al-Hidayah Kendal
Secara struktural MTs. NU 03 Al-Hidayah Kendal dipimpin oleh Kepala Sekolah dan diawasi oleh Komite Sekolah. Kemudian Wakil Kepala Sekolah yang dibagi ke dalam empat bidang, yaitu; Kurikulum, Kesiswaan, Sarana Prasarana, dan Humas. Di bawahnya lagi dibagi ke dalam beberapa bidang antara lain: perpustakaan, laboratorium komputer, dan tata usaha. Di samping itu juga ada Dewan pendidik yang mengurusi siswa kelas VII, VIII, dan IX. 3. Keadaan Umum MTs. NU 03 Al - Hidayah Kendal a. Keadaan Sekolah MTs. NU 03 Al - Hidayah Kendal mempunyai bangunan gedung permanen sendiri yang terletak di atas bidang tanah Milik Yayasan seluas Bagian barat 490 m2 (sudah dibangun) dan Bagian Timur 490 m2 (belum dibangun). Dengan suasana yang agak ramai, sehingga sangat strategis dan kondusif untuk proses belajar-mengajar. Dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk kegiatan pembelajaran. Ruang
37
kelas yang tersedia sangat memungkinkan untuk menampung peserta didik kelas VII sampai kelas IX secara bersamaan (masuk jam pagi). Untuk denah bangunan dan ruangan lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran denah ruang, tapi secara terperinci dapat diurai sebagai berikut: b. Ruang kelas 1) Luas: 42 m2 2) Jumlah: 8 ruang c. Ruang laboratorim 1) Luas: 42 m2 2) Jumlah: 1. (lab. komputer ). d. Perpustakaan 1) Luas: 54 m2 2) Jumlah: 1 ruang 3) Jumlah koleksi: 1.690 judul, dengan beberapa koleksi non fiksi, fiksi, buku pegangan guru, dan buku yang belum diolah. Adapun penggolongannya, sebagai berikut; 1) Golongan 000= Karya Umum 2) Golongan 100= Filsafat 3) Golongan 200= Agama 4) Golongan 300= Ilmu Sosial 5) Golongan 400= Bahasa 6) Golongan 500= Ilmu Murni 7) Golongan 600= Teknologi 8) Golongan 700= Seni dan Olah Raga 9) Golongan 800= Kesusartraan 10) Golongan 900= Sejarah dan Geografi e. Gedung 2 terdiri dari: 1) Gedung 1 a) Ruang kepala sekolah dan wakil kepala sekolah b) Ruang kelas vii a dan vii b
38
c) Ruang Tata Usaha d) Ruang perpustakaan e) Ruang multimedia 1) Gedung 2 a) Ruang guru b) Ruang kelas viii a, viii b, viii c, ix a, dan ix b c) Ruang BP d) Ruang rapat e) Ruang gudang.1 B. Penerapan Model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan (PAIKEM) Pada Bidang Studi Aqidah Akhlaq Di MTs. NU 03 Al-Hidayah Kendal? Penerapan model pembelajaran PAIKEM pada mata pelajaran aqidah akhlaq yaitu yang pertama tentang SK-KD. Seperti contoh dalam SK-KD (SK= Memahami dasar dan tujuan aqidah Islam, dan KD= Menjelaskan dasar dan tujuan aqidah dan aqidah Islam). Seorang pendidik mencoba untuk lebih aktif dalam menguraikan masalah SK-KD dalam pembelajaran. Dengan tujuan peserta didik dapat aktif pula dalam kegiatan belajar mengajar. Serta masalah indikator dalam SK-KD, pendidik dapat lebih kreatif untuk dapat merangsang peserta didik dalam proses kegiatan belajar-mengajar dalam kelas, sehingga peserta didik dalam kelas menjadi lebih aktif dan terkondisikan. Setelah pendidik memberikan penjelasan masalah SK-KD dan sudah dapat dilihat hasilnya yang cukup memuaskan, karena tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dengan tujuan pembelajaran yang telah tercapai, maka pendidik akan mencoba untuk melanjutkan kembali tentang materi yang akan disampaikan kepada peserta didik, jika tujuan itu dapat tercapai dengan tuntas maka pendidik akan merasa tuntas dalam mengajar peserta didik. Dengan materi-materi yang dibawakan oleh seorang pendidik untuk disampaiakan kepada peserta didik yang dikemas dengan beberapa model 1
Hasil Dokumentasi di MTs. NU 03 Al- hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
39
pembelajaran yaitu Seperti contoh dalam SK-KD (SK= Memahami dasar dan tujuan aqidah Islam, dan KD= Menjelaskan dasar dan tujuan aqidah dan aqidah Islam). Seorang pendidik mencoba untuk lebih aktif dalam menguraikan masalah SK-KD dalam pembelajaran. Dengan SK-KD yang dibawakan berarti seorang pendidik harus membawakan pula cara atau model pembelajaran yang akan diterapkan pada teori tersebut. Yaitu dengan model pembelajaran small group discussion, karena dengan model ini peserta didik dapat lebih aktif dan dapat berdiskusi dengan teman-teman lainnya. Karena dalam hal ini sesuai dengan yang disampaikan bapak Sukhamdan selaku kepala sekolah. 2 Jikalau memang seorang pendidik membutuhkan untuk dibelikan barang untuk menunjang pembelajaran agar lebih berhasil dalam mencapai tujuan pembelajaran, maka dari pihak kepala sekolah akan bersedia untuk membantunya. Bukan hanya media-media, akan tetapi untuk sumber belajar atau mungkin seperti buku, majalah, dan lain sebagainya. Yang terakhir adalah evaluasi yaitu dimana seorang pendidik harus menjelaskan isi kesimpulan dari pembelajaran yang telah disampaikan dan dipaparkan dengan indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode atau strategi, langkah-langkah yang harus ditempuh. Seperti yang dipaparkan oleh guru aqidah akhlaq yaitu Ibu khanifah selaku pendidik aqidah akhlaq. 3 Penerapan model pembelajaran PAIKEM dalam KBM di Madrasah ini cukup baik dalam penerapan yang dilakukan oleh Ibu Khanifah, karena dalam pembelajaran yang sekarang pendidik aqidah akhlaq lebih kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran, walaupun tidak begitu sempurna setidaknya pendidik sudah berusaha dengan sepenuh jiwa dan raga hanya untuk tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam penerapan model PAIKEM terhadap pembelajaran aqidah akhlaq itu pendidik diharuskan untuk dapat mengerti dan memahami terlebih dahulu, bagaimana keadaan jasmaniah dan rohaniah peserta didik serta kondisi kesehatan peserta didik agar supaya proses 2
Hasil Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Alhidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011. 3
Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
40
pembelajaran berjalan dengan lancar begitu pula dengan model pelajarannya juga dapat berjalan dengan yang diharapkan oleh tujuan pembelajaran. Model pembelajaran PAIKEM jika ditunjang dengan semangat juang seorang pendidik dan peserta didik yang mau menerima dengan sungguhsungguh model ini maka suasana yang diinginkan akan tercapai, dengan catatan berani mengambil kesempatan, semangat, dan sungguh-sungguh dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran aqidah akhlaq. Salah satu contoh dalam kelas tujuh A, disitu diterapkan model pembelajran PAIKEM dengan model small group discussion yaitu model yang menerapkan cara diskusi kecil dalam kelas dengan berkelompok. Setelah model pembelajaran dilakukan maka dapat diketahui hasilnya adalah cukup memuaskan pendidik dan peserta didik, karena tujuan pembelajaran dapat tercapai serta suasana kelas kondusif dan menyenangkan. Dari hasil wawancara dengan Kepala Sekolah MTs. NU 03 Al-hidayah dengan nama Bapak Sukhamdan NIP. 196602112006041007 lahir di Kendal, 11 januari 1966, pendidikan terakhir S1 dan mulai bertugas sejak tanggal 01 April 1988.4 dijelaskan bahwa, bukan hanya ceramah, pemberian tugas, dan sedikit menyangkut masalah model pembelajaran PAIKEM, seorang pendidik juga kadang-kadang memberikan pelajaran dengan model audio visual, dan multimedia. Pada saat materi pembelajarannya tepat dan peserta didik juga sedang siap dalam menerima pembelajaran, maka tidak menutup kemungkinan pembelajaran dengan model itu semua akan tercapai dengan tuntas. Kesulitannya adalah minimnya fasilitas pembelajaran yang mendukung, seperti halnya alat peraga, sarana prasarana yang masih kurang memadahi. Dengan menggunakan teknik yang bervariasi, media yang cukup dan pengetahuan yang luas untuk memahamkan peserta didik itu sudah cukup untuk memenuhi tujuan pembelajaran aqidah akhlaq. Kemudian hasil wawancara dengan guru aqidah akhlaq dengan nama Ibu Khanifah, S.Ag. lahir di Brebes 20 Juni 1971, dan mulai bertugas pada 4
Hasil Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Alhidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
41
tanggal 11 februari 1999.5 Menjelaskan bahwa pembelajaran yang selama ini telah diajarkan dari kelas tujuh sampai kelas sembilan, memberikan kesan tersendiri bagi pendidik. Karena pada saat mengajar kelas satu peserta didik selalu memberikan suasana yang menyenangkan, walaupun bukan dalam arti yang sebenarnya, dan pendidik juga sudah berusaha untuk dapat menjadikan kelas dengan suasana yang kondusif, begitu pula dengan kelas dua dan tiga. Ada perbedaan pada kelas sembilan saat mereka dalam kegiatan belajar mengajar, mereka semua seperti terhipnotis dengan peelajaran yang disampaikan oleh pendidik, mungkin mereka sudah sadar kalau mereka sudah tidak pantas untuk terus bercanda dan bermain-main dengan pelajaran, karena mereka akan menghadapi ujian nasional beberapa bulan kedepan. Tidak luput juga seorang pendidik yang selalu memberikan motivasi serta dorongan mental emosional pada peserta didik. Ada beberapa macam model pembelajaran yang telah dibawakan saat pembelajaran berlangsung, akan tetapi pendidik juga harus berhati-hati dalam mengambil model yang akan diajarkan. Dari data tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran yang digunakan oleh pendidik aqidah akhlaq dalam mengajar aqidah akhlaq adalah menggunakan model pembelajaran PAIKEM. Langkahlangkah yang diterapkan adalah : 1. Memberikan tugas pada sub pokok bahasan. 2. Menyelesaikan masalah-masalah yang ada hubungannya dengan hukum aqidah akhlaq diantaranya adalah bab shalat, zakat, puasa dan sebagainya. 3. Memberikan kesimpulan terhadap pembelajaran hari ini. 4. Memberikan pekerjaan rumah pada saat jam pelajaran selesai. 5. Model pembelajaran yang menyenangkan. Pada prinsipnya model pembelajaran yang paling tepat adalah model yang dapat menumbuhkan motivasi peserta didik dalam belajar, secara aktif , mandiri dan disiplin.
5
Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
42
Wawancara dengan siswa dengan nama Muhammad Abdillah, dan Rina Rahmawati peserta didik kelas sembilan,6 dan hasilnya yaitu: yang telah diketahui seorang peserta didik tentang model pembelajaran adalah pembelajaran materi dan pemberian tugas (disekolah maupun dirumah), pendidik memang sering memberikan pelajaran dengan beberapa macam model, akan tetapai peserta didik kurang begitu mengenal dengan model pembelajaran PAIKEM dalam proses kegiatan belajar mengajar selama ini. Mungkin pendidik belum sempat untuk memberikan model itu, atau mungkin sudah sering tetapi seorang peserta didik yang kurang faham dengan yang diajarkan pendidik. Model pembelajaran PAIKEM adalah model pembelajaran yang sering menggunakan praktik dari pada materi. Sebenarnya pendidik selama ini memberikan materi dengan baik, akan tetapi sering juga dengan diberikan cerita yang berhubungan dengan materi yang saat itu dibahas seperti studi kasus, dan cerita lainnya. Peserta didik yang penulis wawancarai bercerita juga kalau pendidik aqidah akhlaq itu “lucu’ dalam arti disetiap kegiatan belajar mengajar tak pernah lupa dengan kesan humorisnya, jadi peserta didik lebih senang dan tidak terlalu tegang dalam menerima pesan-pesan pelajaran yang telah diberikan pendidik.7 Pada umumnya setiap pendidik dalam melakukan sesuatu usaha dipengaruhi oleh efisiensi tidak terkecuali dengan kegiatan belajar mengajar. Efisiensi bisa diartikan juga sebuah pengertian atau konsepsi yang menggambarkan perbandingan terbaik antara suatu usaha dengan hasilnya. Jadi efisiensi sebagai perbandingan yang paling baik dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu usaha dan hasilnya. Pendidik yang selama ini mengajar aqidah akhlaq di MTs. NU 03 Al-hidayah ini memberikan materi, waktu pelajaran, dengan tepat serta sasaran dan tujannya (balance). Pendidik juga dapat memberikan materi 6
Hasil Wawancara Dengan Muhammad Abdillah dan Rina Rahmawati Sebagai Siswa di MT.s. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011. 7
Hasil Observasi di MTs. NU 03 Al- hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November
2011.
43
pelajaran sesuai dengan kemampuan peserta didik, pernah juga sesekali peserta didik semuanya diajak untuk keluar dari kelas dan pendidik memberikan pelajaran diluar kelas, dengan beberapa model yang dipilih pendidik dalam pembelajaran supaya peserta didik lebih mendapatkan suasana hati yang senang dan mudah dalam menyerap berbagai macam materi yang telah disampaikan pendidik. 8
C. Analisis Penerapan Model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan (PAIKEM) Pada Bidang Studi Aqidah Akhlaq Di MTs. NU 03 Al-Hidayah Kendal Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tangkas, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat oleh semua orang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Dari contoh RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah diterapkan di MTS. NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL sudah cukup berhasil Salah satu contoh yaitu Standar Kompetensi: Memahami dasar dan tujuan akidah islam. Kompetensi Dasar: Menjelaskan dasar dan tujuan Akidah Islam. Menunjukkan dalil tentang dasar dan tujuan Akidah Islam. Hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan. Dalil tentang Iman, Islam dan Ihsan. Dengan tujuan: Pendidik mampu memahami dasar dan tujuan akidah Islam, menunjukkan dalil tentang dasar dan tujuan akidah Islam, hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan serta dalil tentang Iman, Islam dan Ihsan. Karena situasi dalam kelas sudah
8
Hasil Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Alhidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
44
menunjukkan hasil yang cukup baik, dari para peserta didik yang sudah bisa mengikuti dalam model yang telah diterapkan pendidik.9 Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, pendidik mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran sehingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.10 Pembelajaran selama ini sudah dilakukan sesuai dengan ketentuanketentuan yang diberlakukan oleh pemerintah, disamping sekolah juga memberikan tambahan-tambahan pelajaran yang sifatnya adalah mulok. Terkait dengan mata pelajaran aqidah akhlaq kurikulum yang digunakan adalah KTSP. Cara pembelajaran yang terkait dengan pembelajaran tersebut ialah tergantung pada pendidik mata pelajaran, yang paling penting peserta didik dapat memahaminya dan melaksanakannya dengan baik serta adanya hubungan yang harmonis antara pendidik mata pelajaran dengan para peserta didik dan dapat terciptalah suasana kelas yang efektif dan menyenangkan.11 Seorang pendidik juga harus dapat memberikan stimulus terhadap peserta didik dengan berbagai cara serta tujuan kesempurnaan terhadap tujuan pembelajaran. Pendidik juga harus dapat mengetahui masalah psikologi peserta didik dalam pembelajaran sehingga proses KBM juga dapat berjalan dengan mulus dan tidak ada hambatan. Hambatan dan masalah memanglah ada dan sering ditemui, akan tetapi bagaimana caranya pendidik dapat mengajak peserta didik untuk dapat keluar dari permasalahan dan mendapatkan solusi yang tepat.
9
Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011. 10
Hasil Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Alhidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011. 11
Hasil Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Alhidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
45
Memotivasi peserta didik agar supaya lebih efektif dalam kegiatan KBM maka pendidik harus dapat lebih aktif lagi dalam memberikan pelajaran kepada peserta didik. Dalam hal inovasi, pendidik diharapkan dapat memunculkan inovasi-inovasi baru pada pembelajaran khususnya dalam pelajaran aqidah akhlaq, dan juga diharapkan dengan beberapa inovasi baru yang telah digali oleh peserta didik dan pendidik, dapat memberikan efek positif dalam pembelajaran dan memberikan sesuatu hal yang dinilai lebih agar peserta didik juga dapat lebih efektif dalam pembelajaran. Kreatif, Pembelajaran kreatif yang dimaksud adalah bagaimana cara pendidik mengajar dengan memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk memilih caranya sendiri dalam belajar dan bertanya. Dari pendidik sendiri biasanya sudah diterapkan model kretifitas yang cukup dan pendidik juga sering menambah dengan beberapa kegiatan yang menunjang dalam hal pembelajaran. Peserta didik biasanya diberikan kebebasan dalam melakukan pembelajaran dalam kelas, akan tetapi peserta didik masih belum tepat dalam penerapanya, disitulah peran pendidik sangat diperlukan agar peserta didik tidak melenceng dalam pembelajaran.12 Ada juga beberapa macam cara untuk membangkitkan semangat peserta didik dalam pembelajaran dengan memberikan stimulus terhadap peserta didik, memberikan semangat belajar, mencoba memberikan pengertian dan memahami serta mencoba memberikan solusi terhadap masalah yang dirasakan peserta didik. Dengan pembelajaran yang cukup serta materi yang disampaikan kepada peserta didik dalam kondisi siap untuk menerima pelajaran dan pendidik juga siap dalam mengajar, maka tujuan pembelajaran sempurna telah dicapai dan pembelajaran juga terkondisikan.13 Dari penjelasan di atas maka dapat penulis deskripsikan, bahwa kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 12
Hasil Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Alhidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011. 13
Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
46
(KTSP), karena KTSP dianggap kurikulum yang mampu memberikan motivasi terhadap peserta didik untuk melakukan pembelajaran secara aktif. Pembelajaran aqidah akhlaq membutuhkan kemandirian peserta didik dalam belajar tidak bergantung pada pendidik, tetapi peserta didik dianjurkan untuk lebih aktif belajar secara mandiri dan disiplin. Kekurangan dari KTSP adalah kurangnya sosialisasi kepada seluruh komponen termasuk
pendidik.
Pendidik
kadang merasa sulit untuk
melaksanakan KTSP tersebut. Disamping itu bahwa KTSP sulit diterapkan karena fasilitas yang dimiliki oleh sekolah kurang mendukung dalam kegiatan belajar mengajar.14 Pelajaran aqidah akhlaq merupakan pendidikan agama yang tentu perlu cara dan teknik yang baik dalam proses belajar mengajar. Adapun kurikulum yang digunakan adalah KTSP, karena KTSP dianggap kurikulum yang tepat, karena memberikan peluang yang banyak terhadap sekolah maupun peserta didik untuk meningkatkan daya pikir dan pola pikir yang lebih maju. KTSP sudah digunakan sejak tahun ajaran 2011 awal sampai sekarang dan hasilnya juga baik.15 Menurut pengamatan penulis bahwa KTSP diterapkan bisa berjalan dengan baik jika seluruh komponen terpenuhi, dari pendidik, peserta didik, sarana prasarana, dan pendidik yang mempunyai kompetensi sesuai dengan jalur pendidikan tersebut. Hasil wawancara penulis dengan beberapa informan maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan KTSP perlu adanya dukungan yang konkrit mulai dari sarana prasarana, model pembelajaran, dan pendidik yang berkomptensi sesuai dengan jalur pendidikan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diajarkan. Cara pendidik mengajar pada mata pelajaran aqidah akhlaq di MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal ini adalah dengan banyak memberikan tugas-tugas atau 14
Hasil Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Alhidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011. 15
Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
47
latihan serta hafalan ayat-ayat pendidikan agar peserta didik dapat berfikir secara mandiri. Namun demikian pendidik masih tetap menjadi pilar utama dalam pembelajaran dan memberikan arahan-arahan yang membangun. Secara keseluruhan kurikulumnya KTSP sebagaimana intruksi dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga. Terkadang pendidik juga memberikan model pembelajaran yang menyangkut masalah PAIKEM akan tetapi model pembelajaran ini masih kurang tepat jika diterapkan pada peserta didik di MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal bukan tidak, akan tetapi hanya saja kurang efektik dalam model pembelajaran ini.16 Apapun model yang diterapkan dalam pembelajaran yang penting tidak menyalahi aturan sekolah, adapun pendidik memberikan tugas atau latihan adalah hal baik, karena mendorong peserta didik untuk belajar secara kreatif dalam menyelesaikan permasalahan atau kesulitan-kesulitan peserta didik. Sekolah yang dikelola saat ini memang masih kurang bisa bersaing dengan sekolah-sekolah lainnya yang lebih mempunyai segalanya dalam hal penunjang pembelajaran pada peserta didik MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, kebanyakan dari desa tetapi dalam proses belajar mengajar sebagimana laporan yang telah diterima dari pendidik terkesan baik dan dapat diterima oleh seluruh lapisan sekolah, khususnya peserta didik. Tugas sudah menjadi kebiasan setiap hari, karena pelajaran aqidah akhlaq tiap-tiap judul materi pelajaran selalu diberi tugas, jadi sudah menjadi kebiasaan dan itu kadang-kadang merasa kesulitan untuk mengerjakan. Menurut analisa penulis, model pembelajaran yang diterapkan memang menggunakan model yang bervariasi, akan tetapi pada prinsipnya adalah untuk memberikan rasa senang pada peserta didik, peserta didik sering diberikan tugas untuk dikerjakan. Kadang-kadang dikerjakan di kelas, kadang diluar kelas bahkan pekerjaan rumah tidak ketinggalan, dalam pengamatan penulis selama kurang lebih satu minggu. Tentu model ini baik guna mendidik anak dalam mencapai prestasi belajar serta hasil aqidah akhlaq yang memuaskan. 16
Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
48
Model PAIKEM di MTs. NU 03 Al-hidayah dimana penelitian ini dilakukan, diharapkan dapat meningkatkan perilaku peserta didik yang baik, adapun hasil dari model yang diterapkan adalah mengusahakan peserta didik untuk dapat memahami pelajaran dengan baik, prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah daya ingat peserta didik, kondisi jasmani, situasi belajar, penguasaan dan penagkapan materi yang diberikan. Model PAIKEM hanya sebatas memberikan daya kreatif peserta didik sehingga dari model ini peserta didik mempunyai nilai yang baik dalam belajar aqidah akhlaq. Menurut
pengamatan
penulis
bahwa
model
PAIKEM
lebih
memfokuskan pada upaya meningkatkan nilai belajar, belum menitik beratkan bagaimana pengetahuan itu menjadi sebuah nilai yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Artinya kognitif itu diupayakan menjadi nilai psikomotoriknya. Dari hal di atas maka sudah seharusnya nilai dari pengetahuan itu menjadi hal yang harus dikerjakan oleh peserta didik dan dapat dipraktikkan dalam kehidupan nyata baik di sekolah, maupun di masyarakat.17 Lebih lanjut dikatakan bahwa untuk mendapatkan prestasi yang baik peserta didik diharuskan mengerjakan tiap-tiap soal ataupun tugas yang diberikan oleh pendidik. Karena nilai yang harus ditempuh oleh peserta didik sebagaimana ditentukan dalam KKM bahwa nilai mata pelajaran aqidah akhlaq minimal adalah nilai 7 (tujuh).18 Nilai yang harus ditempuh peserta didik adalah minimal nilai 7 (tujuh), bagi peserta didik nilai itu sangat besar dan sulit ditempuh karena belum adanya alat peraga yang dapat dipelajari dengan baik karena semua alat pendukung tersebut dapat membantu peserta didik dalam pembelajaran.19 17
Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011. 18
Hasil Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Alhidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011. 19
Hasil Wawancara Dengan Muhammad Abdillah dan Rina Rahmawati Sebagai Siswa di MT.s. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
49
Kepala Sekolah lebih lanjut mengatakan bahwa KKM (ketuntasan kriteria minimal) itu merupakan nilai yang harus ditempuh oleh peserta didik untuk mengukur kemampuan peserta didik itu sendiri disamping untuk mengukur keberhasilan pendidik dalam mengajar. 20 Dari pemaparan di atas bahwa nilai yang harus ditempuh peserta didik dalam belajar aqidah akhlaq minimal 7 (tujuh), nilai tersebut sebagai ukuran keberhasilan belajar peserta didik dan juga keberhasilan pendidik dalam mengajar pelajaran. Jadi secara keseluruhan dalam penerapan model PAIKEM ini diharapkan dapat mendongkrak daya kreatif belajar pendidik secara mandiri juga untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Prestasi yang dimaksud dalam kajian ini adalah difokuskan pada hasil akhir belajar peserta didik yang ditinjau dari nilai akhir belajar dalam setiap standar kompetensi mata pelajaran aqidah akhlaq. Menurut Kepala Sekolah pendidik merupakan syarat utama yang harus diperhatikan, sehingga pendidik harus mempunyai kompetensi yang unggul sesuai dengan jalur pendidikannya. Jika pendidik merupakan syarat utama yang harus diperhatikan, sehingga pendidik harus mempunyai kompetensi yang unggul sesuai dengan jalur pendidikannya itu semua adalah langkah utama dalam menerapkan keberhasilan pembelajaran. Sehingga hampir 85% pendidik sudah memenuhi standar kependidikan yaitu memiliki ijazah S-1 pendidikan.21 D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Model Pembelajaran PAIKEM Pada Bidang Studi Aqidah Akhlaq di MTs. NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL
Ada beberapa faktor dalam mendudukung dan menghambat PAIKEM dalam pelajaran aqidah akhlaq: 1. Faktor Internal (pendidik) a. Fisiologis Jika selama ini penulis melakukan penelitian di MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal sudah dapat melihat tentang bagaimana kondisi fisik dari Ibu 20
Hasil Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Alhidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011. 21
Hasil Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Alhidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
50
Khanifah. Beliau memiliki wajah cantik, penampilan juga cukup mengikuti gaya masa kini. Dengan kondisi fisik yang mendukung seperti itu, pasti dalam pembawaan model pembelajaran serta materi yang akan disampaikan, pasti akan lebih mudah dan efektif pula. b. Psikologis 1) Pedagogik Kempetensi pedagogic merupakan kemampuan pendidik dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik. Pendidik di MTS. ALHIDAYAH dari hasil data yang penulis lakukan bahwa dapat sekurang-kurangnya mengusai pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum atau silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan idiologis, pemanfaatan tegnologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar, serta pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 2) kepribadian Dalam kompetensi kepribadian seorang pendidik sekurang-kurangnya mencakup kepribadian yang telah ditentukan. Pendidik di MTS. ALHIDAYAH dari hasil data yang penulis lakukan bahwa pendidik dapat beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, arif dan bijaksana, demokratis, mantap, berwibawa, stabil, dewasa, jujur, sportif, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat. 3) Sosial Kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi keimanan kepada Allah SWT. Pendidik di MTS. AL-HIDAYAH dari hasil data yang penulis lakukan bahwa pendidik dapat berkomunikasi lisan, tulisan atau isarat secara santun, menggunakan tegnologi komunikasi dan informasi secara fungsional, bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta didik, bergaul secara santun
51
dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta system nilai yang berlaku, serta pendidik di MTS. AL-HIDAYAH dari hasil data yang penulis lakukan bahwa pendidik dapat menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan. 4) Professional Kompetensi professional merupakan kemampuan pendidik dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, tegnologi, atau seni dan budaya yang diampunya. Pendidik di MTS. AL-HIDAYAH dari hasil data yang penulis lakukan bahwa pendidik dapat menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran dan kelompok mata pelajaran yang akan diampu, serta konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran yang akan diampu.
2. Faktor Eksternal a. Peraturan Sekolah Visi, Misi MTs. NU 03 Al - Hidayah Kendal 1) Visi “Terwujudnya lulusan berkualitas dan berakhlakul karimah yang bertumpu pada IMTAQ dan IPTEK agar mampu mengaktualisasikan diri pada masyarakat” 2) Misi a) Melaksanakan pendidikan dan pengajaran di bidang sains, b) Melaksanakan pendidikan dan pengajaran di bidang agama dan keagamaan sesuai dengan paham ahlussunnah waljamaah, c) Mengembangkan
kegiatan
kebiasaan
berakhlakul
karimah
dilingkungan madrasah, d) Melaksanakan kegiatan bimbingan untuk mendorong tumbuhnya bakat dan minat siswa secara optimal,
52
e) Mewujudkan manajemen madrasah yang efektif untuk menunjang proses pembelajaran, f) Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan, g) Meningkatkan tenaga pendidik dan kepenidikan agar dapat memberikan pelayanan yang baik, h) Meningkatkan kualitas, kuantitas, dan loyalitas kader NU.
b. Ketersediaan media atau fasilitas pembelajaran Setiap
model
pembelajaran
mempunyai
kelemahan
dan
kekurangan masing-masing yang terpenting adalah model tersebut mampu memberikan daya tarik kepada peserta didik sehingga tidak menimbulkan kejenuhan dalam proses belajar mengajar. Pendidik di MTS. AL-HIDAYAH dari hasil data yang penulis lakukan bahwa pendidik dapat melakukan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan beberapa alat atau media pembelajaran seperti LCD, AUDIO VISUAL, dan sebagainya. Dengan alat-alat tersebut pendidik dapat lebih mudah dalam menyampaikan materinya. Akan tetapi tergantung materinya juga, jika dapat dilakukan dengan menggunakan media, maka Pendidik di MTS. ALHIDAYAH dapat menggunakannya.
Pendidik pelajaran aqidah akhlaq mengatakan bahwa model PAIKEM mempunyai kekurangan-kekurangan yang sifatnya adalah fundamental, karena model PAIKEM membutuhkan penalaran yang baik dari peserta didik. Tanpa peserta didik yang aktif maka dimungkinkan peserta didik akan menjadi anak yang selalu bergantung pada orang lain, malas untuk belajar, dan yang paling parah adalah peserta didik tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang ada.22 Kepala Sekolah menambahi ungkapannya bahwa pertama yang harus dilakukan adalah berusaha memberikan fasilitas lingkungan dan sarana prasarana yang memadahi, kedua adalah menyiapkan pendidik22
Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
53
pendidik yang profesional minimal memiliki ijasah S1, ketiga adalah memberikan pengertian terhadap pendidik untuk senantiasa memberikan dan mengajarkan ilmu secara menyenagkan dan tidak memberikan rasa takut, saat ini sering dikenal dengan model PAIKEM. Keempat adalah mengupayakan
agar
dapat
memahami
peserta
didik
secara
komprehensif.23 Penulis
mengamati
secara
langsung
dari
pembelajaran
menggunakan model PAIKEM terkadang peserta didik hanya bermain sendiri dan lebih suka mencontoh milik temannya dan ini sering terjadi dalam proses pembelajaran. Seperti contoh pada MTs. NU 03 Alhidayah, suatu ketika dalam pembelajaran yang digunakan adalah small group discussion, dan dalam satu kelompok yang terdiri dari beberapa peserta didik telah terjadi beberapa hal yaitu: peserta didik yang aktif hanya beberapa tidak semuanya, ada yang aktif dan ada yang hanya diam saja, dan disitulah peran pendidik dibutuhkan untuk menegur peserta didik yang kurang aktif dalam diskusi dan diskusi dapat dilanjutkan kembali dengan yang diharapkan. 24 c. Dukungan oleh pimpinan sekolah Pendidik aqidah akhlaq mengatakan bahwa menerapkan model PAIKEM ini pada awalnya adalah melihat kondisi psikologis peserta didik, sudah berbagai macam model yang telah diterapkan dalam rangka untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik namun peserta didik lebih condong pada model yang langsung bisa dirasakan oleh peserta didik adalah model pemberian tugas. Strategi yang digunakan adalah memberikan tugas perkompetensi dasar, membuat tugas secara individu, memberikan tugas secara kelompok serta memberikan tugas rumah.25 23
Hasil Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Alhidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011. 24
Hasil Observasi di MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal Dikutip Pada Tgl. 22 November
2011 25
Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
54
Dengan semua itu, maka tidak akan tercapai suatu pembelajaran tanpa adanya ketersediaan pembelajaran. Sesuai dengan hasil wawancara penulis kemarin. Bahwa kepala sekolah siap membantu pendidik mapel untuk menalangi semua biaya yang dapat meningkatkan kualitas serta mutu dari peserta didik maupun sekolah. Dari semua data yang dipaparkan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam menerapkan strategi model PAIKEM ini adalah harus memperhatikan kondisi peserta didik baik secara psikologis maupun secara kemampuan peserta didik serta dilihat dari cara bagaimana peserta didik berfikir. Sekecil apapun pendidik harus mampu memberikan motivasi kepada siswa untuk dapat mempelajari dan melaksanakan tugasnya dengan baik, karena pada dasarnya pendidik mempunyai tugas yang sangat besar demi terwujudnya anak didik yang mempunyai wawasan keilmuan serta mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM) yaang unggul dalam segala bidang. Pendidik selama ini selalu melakukan percobaan dengan beberapa model salah satunya adalah PAIKEM, dengan model ini pendidik masih menemukan kejanggalan dari segi waktu, dan kesempatan. Maksudnya guru dalam waktu itu masih kurang, dianggap kurang karena didalam pembelajaran hanya menyediakan 40 menit sedangkan dalam model pembelajaran PAIKEM sekurang-kurangnya membutuhkan waktu yang lebih banyak lagi, agar supaya tujuan dalam melaksanakan model pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan tuntas. Sedangkan kesempatan yang telah diperoleh untuk dapat melakukan model PAIKEM ini masih terhambat, Karena pendidik masih memiliki tugas lain selain mengajarkan, maksudnya mengajar kelas tujuh, delapan, sembilan. Untuk mengajar tiga kelas dibutuhkan waktu dan kesempatan yang cukup agar semuanya dapat berjalan dengan apa yang diinginkan.26 Dari hasil wawancara tersebut serta melalui pengamatan penulis maka dapat disimpulkan bahwa kekurangan dari model PAIKEM ini adalah:
26
Hasil Observasi di MTs. NU 03 Al- hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November
2011.
55
a) Peserta didik dapat melakukan penipuan terhadap tugas yang diberikan dan hanya dikerjakan oleh orang lain, atau menjiplak karya orang lain. b) Bila tugas diberikan terlalu banyak diberikan, peserta didik dapat mengalami kejenuhan, kesukaran, dan hal ini dapat berakibat ketenangan batin peserta didik merasa terganggu. c) Sukar memberikan tugas yang dapat memenuhi sifat perbedaan individu dan minat dari masing-masing peserta didik. d) Pemberian tugas cenderung memakan waktu dan tenaga serta biaya yang cukup banyak. e) Dengan banyaknya tugas peserta didik cenderung meremehkan untuk tidak mengerjakan. Dari kekurangan-kekurangan model tersebut, maka langkah-langkah yang ditempuh pendidik aqidah akhlaq dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan memberikan motivasi terhadap peserta didik. Sebagaimana hasil wawancara dengan pendidik aqidah akhlaq dikatakan bahwa absensi dalam mengerjakan tugas adalah harga mati, artinya setiap peserta didik yang mengerjakan tugas pasti akan diketahui. Sedangkan peserta didik yang tidak mengerjakan maka akan diberi latihanlatihan tersendiri
hingga
benar-benar
mampu untuk
mengerjakan.
Kemampuan peserta didik secara individu berbeda, tapi perbedaan itu menjadi motivasi untuk dapat menerapkan model PAIKEM dengan tepat. Setiap tugas yang diberikan dan kemudian diumumkan hasil prestasi belajarnya, demikian ini dilakukan untuk memotivasi peserta didik dalam berlomba-lomba mendapatkan prestasi yang baik, dilain pihak pendidik juga memberikan hukuman yang bersifat mendidik akan tetapi dipihak lain ada yang memberikan hadiah bagi yang mempunyai prestasi.27 Kepala Sekolah Mengatakan bahwa hambatan yang terasa saat ini adalah daya serap peserta didik, sudah berusaha semaksimal mungkin dengan berusaha memfasilitasi sarana prasarana lengkap, tetapi masih 27
Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
56
ditemukan peserta didik yang kurang siap dengan menerima materi pelajaran. Oleh karena model pembelajaran PAIKEM ini tidak lepas dari kekurangan
dan
kelemahannya,
maka
kiranya
perlu
pendidik
memperhatikan saran-saran pelaksanaannya sebagai berikut: a) Pembelajaran direncanakan secara matang-matang. b) pendidik membantu peserta didik menyediakan alat dan sarana yang diperlukan dalam pemberian tugas. c) Prestasi peserta didik yang diperoleh dari tugas dicatat untuk dibuat grafik sehingga jelas perkembangan prestasi peserta didik.28 Dari data tersebut yang telah duraikan berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan penulis maka dapat disimpulkan bahwa kekurangan dari model PAIKEM tersebut adalah peserta didik dapat melakukan penipuan terhadap tugas yang diberikan yang hanya dikerjakan oleh orang lain, atau menjiplak karya orang lain, bila tugas diberikan terlalu banyak diberikan, peserta didik dapat mengalami kejenuhan, kesukaran, dan hal ini dapat berakibat ketenangan batin peserta didik merasa terganggu, sukar memberikan tugas yang dapat memenuhi sifat perbedaan individu dan minat dari masing-masing peserta didik, pemberian tugas cenderung memakan waktu dan tenaga serta biaya yang cukup banyak, dengan banyaknya tugas peserta didik cenderung meremehkan untuk tidak mengerjakan tugas. Setelah model PAIKEM diketahui kelemahannya sebagaimana hasil wawancara di atas, tentu model ini mempunyai kebaikan-kebaikan yang dapat dipertanggung jawabkan dalam proses pembelajaran. Hasil dari wawancara dengan berbagai komponen sebagaimana di bawah ini adalah: Kepala Sekolah menyatakan bahwa model pembelajaran PAIKEM serta pelaksanaannya jelas harus dipertanggung jawabkan oleh peserta didik maupun pendidik, oleh karenanya model PAIKEM ini dapat memberikan
28
Hasil Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Alhidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
57
kesan yang kuat pada daya ingatan peserta didik disamping juga mudah untuk penerapannya pada pembelajaran.29 Model PAIKEM memang membutuhkan cara yang komprehensif sehingga tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat mengenai sasaran dengan tepat. Artinya sebelum tugas diberikan sudah ditentukan tujuannya, mengenai pelajaran aqidah akhlaq tujuannya adalah agar peserta didik mampu melaksanakan pembelajaran dengan baik dan mengetahui manfaat dari aqidah akhlaq serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu model PAIKEM setelah peserta didik bersungguh-sungguh untuk mengerjakan maka daya ingat peserta didik atas apa yang dikerjakan akan lebih tahan lama dan mudah untuk mengingatnya kembali. Khusus pada mata pelajaran aqidah akhlaq, dan penulis rasa sudah maksimal, meskipun ada yang kurang bisa tinggal pendidiknya sabar dan berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya dalam pembelajaran selanjutnya. Tugas yang dikerjakan oleh peserta didik kadang-kadang keluar dalam tes semesteran sehingga peserta didikpun merasa mudah untuk mengingatnya dan kadang-kadang peserta didik juga teringat terus sampai benar-benar hafal.30 Dari hasil wawancara tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran PAIKEM diterapkan dalam pembelajaran mata pelajaran aqidah akhlaq memberikan kesan yang baik serta daya ingat peserta didik semakin kuat untuk dapat mengingatnya kembali. Lebih lanjut dalam model PAIKEM ini melatih peserta didik untuk belajar secara mandiri. Karena tugas yang diberikan ada yang tugas harus dikerjakan di sekolah, di rumah dan ditempat-tempat umum dalam kehidupan bermasyarakat. Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan oleh pendidik kadang-kadang peserta didik mengerjakan sendiri dengan 29
Hasil Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Alhidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011. 30
Hasil Wawancara Dengan Muhammad Abdillah dan Rina Rahmawati Sebagai Siswa di MT.s. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
58
bimbingan orang tua, tetapi kadang tugas itu dikerjakan dengan berkelompok tetapi paling sering dikerjakan sendiri karena peserta didik ada kesempatan untuk membuka buku-buku yang ditulis.31 Dari hasil data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa model penugasan mempunyai nilai tersendiri yaitu melatih peserta didik untuk belajar secara mandiri, serta dapat mengembangkan inisiatif dan sikap yang bijaksana terhadap peserta didik. Penddik aqidah akhlaq kadang-kadang dalam pemberian tugas dapat merangsang peserta didik untuk belajar dan terus belajar, karena tanpa belajar pesan-pesan yang telah berikan tidak mungkin dapat diserap dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Disamping itu pula bahwa model PAIKEM dapat meningkatkan kedisiplinan peserta didik dalam belajar, juga dapat memberikan konsep kepada peserta didik untuk dapat diterapkan dalam kehidupan nyata bermasyarakat, karena model penugasan lebih memfokuskan
pada
upaya
memberikan
perhatian
khusus
dalam
menyelesaikan setiap permasalahan yang muncul dalam kehidupan nyata disamping itu pula dapat menambah pengetahuan peserta didik dengan menekuti berbagai bidang pengetahuan. 32 Pendidik di samping sebagai pengajar, pendidik adalah warga masyarakat. Seorang pendidik diharapkan dapat baradaptasi dengan lingkungannya. Pengertian terhadap lingkungannya akan membuka jalan bagi seorang pendidik untuk mengetahui masalah yang timbul dan harus diatasinya. Pendidik sebagai pengajar dan warga masyarakat berkewajiban untuk membantu jalannya kegiatan dalam pembelajaran walaupun bukan disekolah, dan pendidik adalah seorang yang patut diteladani tidak hanya bagi murid-muridnya di kelas tetapi juga kehidupan pribadinya sebagai warga masyarakat. 31
Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011. 32
Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
59
Kepala Sekolah saat dikonfirmasi mengenai kebaikan model pembelajaran PAIKEM ini beliau mengatakan bahwa setiap model mempunyai kebaikan masing-masing yang mestinya diharapkan mampu memberikan nilai positif pada peserta didik, lebih-lebih kepentingan untuk bermasyarakat nantinya yang dibutuhkan adalah skill untuk dapat menyelesaikan setiap permasalahan yang muncul, oleh karena itu model PAIKEM diharapkan dapat menambah daya kreativitas belajar peserta didik secara mandiri dan disiplin serta mendorong peserta didik untuk aktif dalam segala kegiatan. 33 Dari hasil wawancara tersebut dapat diuraikan mengenai kebaikan model PAIKEM ini adalah: memberikan kebiasan kepada peserta didik untuk belajar secara giat dan disiplin, dapat memberikan konsep kepada peserta didik untuk dapat diterapkan dalam kehidupan nyata dalam bermasyarakat, dapat menambah pengetahuan peserta didik dengan menekuni berbagai bidang pengetahuan, mendorong peserta didik untuk aktif dalam segala kegiatan. Dari hasil wawancara keseluruhan mengenai kebaikan model PAIKEM ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil pelajaran lebih tahan lama dan membekas dalam ingatan peserta didik. 2. Peserta didik belajar dan mengembangkan inisiatif dan sikap mandiri 3. Memberikan kebiasaan untuk disiplin dan giat belajar. 4. Dapat mempraktekkan hasil teori atau konsep dalam kehidupan yang nyata di masyarakat. 5. Dapat memperdalam pengetahuan peserta didik dengan keilmuankeilmuan tertentu. 6. Mendorong peserta didik untuk ikut berkecimpung dalam organisasiorganisasi kemasyarakatan.
33
Hasil Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Alhidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
60
Faktor-faktor kelebihan dalam model PAIKEM ini merupakan celah yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik aqidah akhlaq dalam mengupayakan meningkatkan prestasi belajar aqidah akhlaq. Dari faktor kelebihan sebagaimana yang telah disampaikan oleh pendidik dan kepala sekolah tersebut adalah salah satu konsep yang dapat digunakan untuk mendorong pendidik untuk belajar secara kreatif dan mandiri. Hasil
wancara
dengan
pendidik
aqidah
akhlaq
mengenai
pengembangan faktor kebaikan dalam penerapan model PAIKEM diperoleh gambaran bahwa: setiap tugas yang telah diberikan oleh pendidik masingmasing peserta didik akan dipersilahkan mempertanggungjawabkan tugas yang telah dikerjakan baik dihadapan pendidik maupun dhadapan temantemannya.34 Peserta didik menguraikan tantang tugas yang paling berat setelah mengerjakan tugas adalah masih adanya pekerjaan yang lebih sulit yaitu bertanggung jawab dihadapan pendidik. Karena peserta didik mengakui jikalau peserta didik sulit untuk menjelaskan dan kadang-kadang tidak bisa. Masih butuh belajar kembali dalam pemaparan dan menjelaskan. Pengamatan penulis menerangkan bahwa peserta didik masih kesulitan untuk berbicara didepan kelas atas hasil tugas yang telah dikerjakan oleh peserta didik, tidak jarang peserta didik mangkir untuk berbicara serta menjelaskan tugasnya.35 Mempertanggung jawabkan pekerjaan yang telah dikerjakan peserta didik memang belum begitu baik oleh karenanya model PAIKEM ini perlu adanya motivasi atau dorongan dari semua komponen untuk menjadikan peserta didik yang bermutu dalam belajar secara aktif, inovatif, kreatif, efektif, serta menyenangkan. Keyaqinan dalam kegiatan belajar mengajar harus selalu diterapkan oleh pendidik maupun peserta didik. Lingkungan 34
Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011. 35
Hasil Wawancara Dengan Muhammad Abdillah dan Rina Rahmawati Sebagai Siswa di MT.s. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011
61
juga sangat penting dalam berlangsungnya proses pembelajaran (ruang yang bersih, harum, serta lingkungan yang baik pula).36 Faktor ketergantungan pada orang lain sudah tidak saatnya dilakukan oleh peserta didik, tetapi yang terpenting adalah pendidik mampu menciptakan
suasana
belajar
yang
kondusif,
aktif,
efektif
dan
menyenangkan. Peserta didik menjadi lebih aktif jika proses pembelajaran dapat sejalan dengan kesukaan maupun kebiasaan peserta didik, jadi pendidik cukup hanya dengan memberikan model pembelajaran disertakan materinya
kemudian
mendampingi
dan
mengevaluasi
pada
akhir
pembelajaran. Tidak lupa juga disaat peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran, pendidik harus tetap fokus dan tidak boleh seenaknya sendiri menerapkan model CTL (Catet Tinggal Lungo), pendidik yang seperti ini sering penulis jumpai, baik di MI, SD, MTs, SMP, MA, maupun SMA, pada hal kali ini pendidik dengan santainya menikmati waktu luang yang ada dan dengan keadaan peserta didikpun pendidik tidak tahu.37 Dengan demikian peserta didik akan terbiasa juga untuk korupsi waktu, korupsi ilmu, dan kurang bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Setelah pendidik dan peserta didik melakukan cara yang benar dan terkendali, maka peserta didik akan mandiri dalam belajar dan mempunyai akhlaq yang mulia serta mampu memanfaatkan waktu dengan seevisien mungkin, dan tujuan pembelajaran akan tercapai serta nilai aqidah akhlaq peserta didikpun memuaskan bagi peserta didik, pendidik, orang tua, maupun sekolah. E. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada dasarnya penerapan model PAIKEM sudah cukup sesuai dengan yang ditentukan dalam suatu pembelajaran yang diterapkan di MTs. NU 03 Alhidayah Kendal, sudah memberikan kontribusi yang cukup baik. Bisa dijelaskan bahwa suatu model pembelajaran yang telah diterapkan didalam suatu materi dan disampaikan pada peserta didik, mendapatkan hasil yang 36
Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011. 37
Hasil Observasi di MTs. NU 03 Al- hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November
2011.
62
positif. Baik pada konteks pemahaman peserta didik, pendalaman materi, serta tujuan pembelajaran tuntas dapat dicapai. Dari semua yang dipaparkan diatas, sesuai dengan pendapat Moh. Uzer Usman mengungkapkan bahwa pendidik mempunyai 3 jenis tugas yakni: 1. Tugas dalam bidang profesi. Tugas ini meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti
mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan
peserta didik. 2. Tugas kemanusiaan. Tugas dalam bidang ini harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Seorang peserta didik harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola bagi para peserta didiknya, karena peserta didik akan enggan menghadapi pendidik yang tidak menarik. 3. Tugas kemasyarakatan. Tugas ini menempatkan pendidik pada tempat yang lebih terhormat di lingkungannya karena dari seorang pendidik diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti seorang pendidik berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia berdasarkan pancasila. 38 Menerapkan model PAIKEM sebagaimana dijelaskan oleh pendidik mata pelajaran aqidah akhlaq diperoleh gambaran secara umum mengenai strategi penerapan model PAIKEM tersebut adalah39: 1. Meningkatkan Profesionalisme Pendidik Profesional adalah salah satu kemampuan yang harus dimiliki seorang pendidik. Pendidik bertanggung jawab atas proses pembelajaran yang 38
berlangsung
di
KBM
(kegiatan
belajar
mengajar).
Tidak
Moh.Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Rosda Karya,1996), hlm.6-7.
39
Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
63
mengherankan jika pendidik harus benar-benar mampu melaksanakan dan menguasai materi pelajaran untuk diajarkan pada peserta didik. Lebih jauh disinggung bahwa pendidik bukan hanya mahir menyampaikan materi tetapi diarahkan juga mampu memberikan variasi model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Mengenai tugas dan tanggung jawab pendidik menjadi lima kategori yakni : a. Tanggung jawab dalam pengajaran; b. Tanggung jawab dalam memberikan bimbingan; c. Tanggung jawab dalam mengembangkan kurikulum; d. Tanggung jawab dalam mengembangkan profesi dan e. Tanggung jawab dalam membina hubungan dengan masyarakat. 2. Memegang Teguh Kode Etik Pendidik Pendidik merupakan orang yang senantiasa dipercaya dari segi tingkah laku dan ucapannya. Dalam proses peningkatan kreativitas belajar, pendidik
diharapkan dapat menjembatani pola pikir peserta didik pada
pemikiran-pemikiran yang mandiri untuk memecahkan berbagai persoalan yang muncul dari proses belajar maupun dari lingkungan sekitar. Pendidik yang baik adalah pendidik yang mau berusaha memulai dengan mendidik dirinya sendiri, memperbaiki tingkah lakunya, meluruskan pikirannya dan menjaga kata-katanya terlebih dahulu sebelum menyampaikan kepada orang lain (peserta didik) maupun rekan pendidik lainnya. 3. Kedisiplinan Menekankan kedisiplinan pada peserta didik begitu juga kepada pendidik lainnya dalam proses belajar mengajar. Kedisiplinan yang dimaksud adalah menimbulkan kesadaran dari masing-masing pihak yang terkait dengan proses belajar mengajar untuk mendapatkan hasil dan tujuan pembelajaran yang maksimal. 4. Memanfaatkan Media dan Sumber Belajar Salah satu cara yang digunakan dalam meningkatkan kreativitas belajar peserta didik adalah dengan memanfaatkan media pembelajaran yang tepat. Media digunakan untuk menunjang motivasi peserta didik dalam
64
belajar serta melatih peserta didik untuk dapat mendeteksi lebih awal masalah-masalah yang timbul akibat dari pembelajaran. Munculnya masalah tersebut harus dapat terselesaikan dengan baik, dengan cara mengambil dan memanfaatkan segala sumber belajar yang dapat membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh peserta didik didalam pembelajaran. Kepala Sekolah mengatakan bahwa pada saat belajar aqidah akhlaq memang peserta didik itu kadang-kadang diajak keluar kelas, kadang diajak ta’ziah, demikian itu merupakan media pendidik aqidah akhlaq dalam mengupayakan peningkatan prestasi belajar pendidik disamping juga untuk memupuk rasa perikemanusiaan yang baik dan menyenangkan. Pendidik aqidah akhlaq mengatakan bahwa peserta didik di suruh ikut bermasyarakat memberikan nilai yang lebih terhadap masyarakat. Tetapi kegiatan semacam ini perlu dipupuk dan dilaksanakan secara terus menerus dengan motivasi yang baik dari pendidik, orang tua dan masyarakat sekitar. 5. Melakukan Pendekatan Terhadap Siswa Pendekatan terhadap peserta didik dalam arti ada komunikasi yang seimbang antara pendidik dan peserta didik, pendidik tidak hanya sebatas menyampaikan materi tanpa mengetahui kesulitan yang dihadapi peserta didik. Demikian ini kalau terjadi maka akan menimbulkan sikap malas dan acuh tak acuh. Pendidik mengetahui kesulitan yang dihadapi pendidik adalah cara yang tepat untuk dapat membantu memberikan bantuan dan solusi sehingga peserta didik merasa diperhatikan oleh pendidik. Meskipun kelihatannya sepele namun hal ini akan menjadikan kesan yang baik bagi peserta didik. Pada saat wawancara dengan peserta didik menyebutkan bahwa pendidik aqidah akhlaq sering menasehati para peserta didik yang ikut dalam kegiatan belajar mengajar, kadang juga memberikan cerita studi kasus yang berhubungan langsung dengan materi pelajaran aqidah akhlaq,
65
sehingga hampir seluruh peserta didik senang dengan cara mengajarnya dan semua merasa nyaman saat dikelas pada waktu belajar aqidah akhlaq.40 Pendidik aqidah akhlaq memaparkan tentang kunci utama belajar adalah adanya kesinambungan yang baik antara pendidik dengan peserta didik, jika sudah demikian maka proses pembelajaran akan berhasil, tak jarang kadang mengajarnya baik tetapi tidak ada kedekatan secara emosional dengan peserta didik, hal itu juga akan merugikan peserta didik pada akhirnya. Oleh karena itu penulis mencoba lebih dekat dengan peserta didik agar pembelajaran aqidah akhlaq dapat berjalan lebih baik lagi.41 6. Memberikan Penghargaan Kepada Siswa Yang Berprestasi Penghargaan atau reward adalah salah satu cara yang diterapkan oleh pendidik aqidah akhlaq untuk mendongkrak daya kreativitas belajar peserta didik. Dan ternyata cara seperti ini juga mempunyai dampak yang positif, ini terbukti dengan adanya kelompok-kelompok kecil untuk melakukan diskusi, serta musyawarah. Hasil diskusi ini diuji oleh pendidik dan yang paling tepat memberikan solusi dialah yang mendapatkan penghargaan reward tersebut.42 Penghargaan atau hadiah adalah salah satu cara yang digunakan untuk memotivasi peserta didik dalam belajar, penghargaan ini kadangkadang diberi hadiah snack, makanan-makanan ringan, permen, kadang hanya diberi ucapan terima kasih atau dengan kalimat-kalimat yang menyenangkan serta kalimat yang menjadi motivasi tersendiri terhadap peserta didik.43 Menurut penulis penghargaan dan hadiah tidak terbatas
40
Hasil Wawancara Dengan Muhammad Abdillah dan Rina Rahmawati Sebagai Siswa di MT.s. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011. 41
Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011. 42
Hasil Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011. 43
Hasil Wawancara Dengan Muhammad Abdillah dan Rina Rahmawati Sebagai Siswa di MT.s. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
66
hadiah-hadiah seperti contoh diatas akan tetapi dengan kalimat dan ucapan yang baik dan memotivasi peserta didik, itu jauh lebih mengesankan. Kepala Sekolah mengatakan bahwa seluruhnya sudah saya intruksikan kepada pendidik agar dapat memberikan sebuah motivasi dan penghargaan kepada peserta didik dengan hal-hal yang positif. Demikian untuk
menjaga
konsistensi
peserta
didik
dalam
mempertahankan
prestasinya.44 Dengan demikian maka dapat diambil kesimpulan oleh penulis, bahwa penghargaan bagi peserta didik yang berprestasi maupun peserta didik yang mau menyampaikan pendapatnya adalah sangat diperlukan untuk memupuk dan mempertahankan prestasi para peserta didik tersebut. Kemudian peserta didik lebih lanjut memberikan pendapatnya dan mengatakan bahwa meniru teman merupakan langkah terakhir yang digunakan jikalau memang benar-benar tidak bisa dan menurut pengamatan penulis bahwa peserta didik memiliki pandangan bahwa teman yang pandai adalah sasaran yan tepat untuk teman-teman dalam mencontoh.45
44
Hasil Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Alhidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011. 45
Hasil Wawancara Dengan Muhammad Abdillah dan Rina Rahmawati Sebagai Siswa di MT.s. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
67
BAB V KESIMPULAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Penerapan model (pembelajaran Aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) PAIKEM dalam KBM di Madrasah ini cukup baik dalam penerapan yang dilakukan oleh pendidik, karena dalam pembelajaran yang sekarang pendidik aqidah akhlaq lebih kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran, walaupun tidak begitu sempurna setidaknya pendidik sudah berusaha dengan sepenuh jiwa dan raga hanya untuk tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam penerapan model (pembelajaran Aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) PAIKEM terhadap pembelajaran aqidah akhlaq itu pendidik diharuskan untuk dapat mengerti dan memahami terlebih dahulu, bagaimana keadaan jasmaniah dan rohaniah peserta didik serta kondisi kesehatan peserta didik agar supaya proses pembelajaran berjalan dengan lancar begitu pula dengan model pelajarannya juga dapat berjalan dengan yang diharapkan oleh tujuan pembelajaran. Model pembelajaran PAIKEM jika ditunjang dengan semangat juang seorang pendidik dan peserta didik yang mau menerima dengan sungguhsungguh model ini maka suasana yang diinginkan akan tercapai, dengan catatan berani mengambil kesempatan, semangat, dan sungguh-sungguh dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran aqidah akhlaq. B. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas maka perlu kiranya penulis ikut memberikan saran-saran yang berkaitan hasil penelitian di atas adalah sebagai berikut: 1. Bagi Pendidik Para pendidik hendaknya lebih memperhatikan keadaan psikologis peserta didik dalam menentukan model pembelajaran yang tepat, karena
68
dengan demikian tingkat akurasi serta ketepatan dan hasil pembelajaran akan jauh lebih baik. 2. Bagi Peserta didik Semua peserta didik di MTS NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL hendaknya lebih meningkatkan prestasi belajar serta meningkatkan perilaku yang kurang baik menjadi baik, yang asalnya kurang sopan menjadi lebih sopan, yang awalnya belum bisa bersuci dari hadats kecil dan hadast besar menjadi bisa dan yang penting adalah menghormati orang tua dan para pendidik, dan menyayangi teman-temannya dan tetap menjadi peserta didik yang berprestasi dan membanggakan bagi orang tua, pendidik, sekolah, nusa bangsa, negara dan agama.
69
DAFTAR KEPUSTAKAAN Al-Imam Zainuddin Ahmad, Mukhtashar Shohih Al-Bukhori, (Libanon: Daru-AlKutub Al-Amaliyah, t.th.), Ambarjaya Beni S, Model-Model Pembelajaran Kreatif, (Bandung : Tinta Emas, 2008), Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cet 12, (Jakarta: PT. Rineka Cipta), 2002. Dokumentasi di MTs. NU 03 Al- hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011. Gie The Liang. Cara belajar yang efisien, (yogyakarta: pusat kemajuan studi, 1986), Hadi Sutrisno, Metodologi Reseach, (Yogyakarta : YPFP UGM, 1980), Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang; RaSAIL Media Group, 2008), J. Moleong, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya), 2002. Khotimah Khusnul, “Studi Tentang Implementasi Pembelajaran Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD Pasuruan 02 Mertoyudan Magelang”, Skripsi, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo), 2007 Langgulung Hasan. Manusia dan pendidikan, (jakarta: Pustaka Al Husna, 1986), Masruri Charis, ” Upaya Peningkatan Penguasaan Materi Aqidah Akhlaq Melalui Strategi Small Group Discussion Pada Siswa Kelas V MI Al-Islam Banjaragung Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang Tahun 2009”, Skripsi (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,) 2009 Muchtar Isfandi, Metodologi Pengajaran Agama, dalam PBM-PAI di sekolah eksistensi dan Proses Belajar Pendidikan Agam Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang bekerjasama dengan penerbit pustaka, Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam Di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),Cet. 3 Muhajir,
Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif (Telaah Potivistik, Rasionalistik, dan Phenomenologik), (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2002),
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (jakarta; CV Misaka Gazila 2003) Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008, Rivai, Ahmad, Nana Sudjana-, Teknlogi Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo.) cet. III Sagala Syaiful, konsep dan makna pembelajaran, (Bandung; Alfabeta, 2003) Saifuddin, Azwar, M.A., Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset IKAPI, 1998), Sanjaya Wina, Kurikulum dan pembelajaran, (Jakarta, Prenada Media Group) Slameto, Belajar dan factor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Pt. Rineka Cipta, 2003), Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (bandung : Sinar Baru Algesindo, 2005) Sudjana, Nana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung, Sinar Baru Algesindo), 1996, Cet.3. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), (Bandung: Alfabeta), 2008. Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1995),cet. 3. Thoha Chabib, kapita selekta pendidikan agama islam, (yokjakarta; Pustaka Pelajar, 1996), Tirtarahardja Umar –la Sula, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002 Usman Moh.Uzer, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Rosda Karya,1996) UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Bab I Pasal 1 Ayat 1, (Bandung: Citra Umbara, 2003), Wawancara Dengan Bpk. Sukhamdan Sebagai Kepala Sekolah MTs. NU 03 Alhidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011. Wawancara Dengan Ibu khanifah Sebagai Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011.
Wawancara Dengan Muhammad Abdillah dan Rina Rahmawati Sebagai Siswa di MT.s. NU 03 Al-hidayah Kendal, Dikutip Pada Tanggal 22 November 2011. Zabidi Ahmad, “Penerapan Pendekatan Paikem Pada Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Materi Pokok Kenabian Dan Kerosulan Muhammad Saw Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa (Studi Tindakan Pada Kelas 3 MI Ma’arif 09 Pucung Lor Kroya Kabupaten Cilacap Tahun 2009)”Skripsi, (Semarang: Fakultas Tarbiyah Iain Walisongo 2007)
INSTRUMEN PENELITIAN
Judul
: ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) PADA BIDANG STUDI AQIDAH AKHLAQ DI MTS. NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL TAHUN AJARAN 2011/2012
Penulis Nim Program Studi
: Zudit Tiara Chidiyanur : 073111058 : Pendidikan Agama Islam
A. Pedoman Wawancara 1. KEPADA KEPALA SEKOLAH Indikator : a. Pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM b. Perencanaan pembelajaran sesuai dengan KTSP c. Hasil Pembelajaran memuaskan. Pertanyaan-pertanyaan: a) Pada mata pelajaran aqidah akhlaq model pembelajaran apa yang telah digunakan? b) Apakah dalam KBM khususnya mapel aqidah akhlaq sudah menggunakan model PAIKEM? c) Jika iya, efektifkah model PAIKEM tersebut? d) Secara kualitas, bagaimana kemampuan guru aqidah akhlaq dalam penerapan model PAIKEM? e) Metode apa saja yang digunakan oleh guru aqidah akhlaq dalam proses belajar mengajar? f) Bagaimana hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran aqidah akhlaq?
2. KEPADA GURU AQIDAH AKHLAQ. Indikator: a. Pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM b. Perencanaan pembelajaran sesuai dengan KTSP c. Hasil Pembelajaran memuaskan.
Pertanyaan-pertanyaan: a) Pada mata pelajaran aqidah akhlaq model pembelajaran apa yang telah digunakan? b) Apakah dalam KBM khususnya mapel aqidah akhlaq sudah menggunakan model PAIKEM? c) Jika iya, efektifkah model PAIKEM tersebut? d) Model apa saja yang digunakan dalam proses belajar mengajar? e) Bagaimana hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran aqidah akhlaq? f) Hambatan apa yang anda temukan dalam pembinaan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran aqidah akhlaq? g) Langkah konkret apa untuk mengatasi setiap kendala yang muncul dalam proses belajar aqidah akhlaq di MTS NU 03 AL-HIDAYAH ini? h) Apakah ada sanksi kepada siswa-siswi dalam pembelajaran, saat siswasiswi memperoleh hasil yang kurang memuaskan? i) Jika memang ada sanksi terhadap siswa, apakah tujuan dari sanksi itu sendiri terhadap siswa maupun tujuan pembelajaran khususnya pembelajaran aqidah akhlaq?
3. KEPADA SISWA. Indikator : a. Pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM b. Perencanaan pembelajaran sesuai dengan KTSP c. Hasil Pembelajaran memuaskan. Pertanyaan-pertanyaan: a) Bagaimanakah cara guru mengajar Aqidah Akhlaq? b) Bagaimana tanggapan kamu tentang model pembelajaran yang telah di terapkan oleh guru aqidah akhlaq? c) Model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, evektif, dan menyenangkan. Apakah anda mengetahui tentang model pembelajaran ini? d) Jika iya, seberapa efektifkah model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, evektif, dan menyenangkan, yang telah diterapkan oleh guru aqidah akhlaq? e) Lebih efektif mana antara Model pembelajaran PAIKEM dengan model pembelajaran sebelumnya? f) Bagaimana tentang nilai aqidah akhlaq ketika menggunakan model PAIKEM? g) Apakah sampai sekarang guru masih menggunakan model PAIKEM terhadap pembelajaran aqidah akhlaq?
MATERI WAWANCARA
No 1
Materi Wawancara
Strategi guru dalam pembelajaran bidang a. Pembelajaran dengan studi aqidah akhlaq.
2
Merencanakan pembelajaran pada bidang studi aqidah ahlaq
3
Hasil dari strategi dan model pembelajaran PAIKEM
4
Faktor penyebab kelemahan model PAIKEM
5
Faktor Keberhasilan model PAIKEM
6
Analisis keberhasilan model pembelajaran PAIKEM
7
Indikator
Faktor kesiapan siswa dalam belajar
menggunakan model PAIKEM b. Perencanaan pembelajaran sesuai dengan KTSP c. Hasil Pembelajaran memuaskan. d. Penilaian berbasis kelas
ANALISIS PENERAPAN MODEL PAIKEM PADA BIDANG STUDI AQIDAH AKHLAQ DI MTS. NU 03 AL-HIDAYAH KENDAL TAHUN AJARAN 2011/2012
Lampiran-lampiran wawancara: 1. Wawancara dengan kepala sekolah. a. Pada mata pelajaran aqidah akhlaq model pembelajaran apa yang telah digunakan? Jawab: Alhamdulillah, saya mengetahui tentang beberapa model pembelajaran. PAIKEM? Saya tahu, model ini cukup bagus jika dapat diterapkan secara sempurna dan konteksnya juga tepat. Model pembelajaran yaitu cara tentang bagaimana pendidik dapat menyampaikan materi dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Setiap masing-masing pendidik mempunyai kemampuan yang berbeda-beda, tergantung pada gurunya. Saya tidak pernah menekan harus menggunakan metode seperti ini, itu dan sebagainya. Yang terpenting adalah siswa dapat memahami, mengilhami dan melaksanakan ajaran yang terkandung pada mata pelajaran aqidah akhlaq. b. Apakah dalam KBM khususnya
mapel aqidah akhlaq sudah
menggunakan model PAIKEM? Jawab:
Setiap
guru
memiliki
cara
sendiri-sendiri
dalam
menyampaikan pelajaran kepad siswa. Tinggal bagaimana guru dapat memberikan model pelajaran kepada para siswa, dan juga seharusnya dapat melihat dari segi psikologis siswa dalam kelas maupun di luar kelas. c. Jika iya, efektifkah model PAIKEM tersebut? Jawab: Kalau masalah efektif atau tidak, jawaban saya adalah cukup. Karena model PAIKEM ini kurang begitu dikenal oleh guru maupun murid. Mungkin guru kenal dengan model ini, hanya
saja guru masih kurang berani dalam mengambil kesempatan dalam menerapkan model PAIKEM tersebut. d. Secara kualitas, bagaimana kemampuan guru aqidah akhlaq dalam penerapan model PAIKEM? Jawab: Menurut saya, guru aqidah akhlaq masih kurang sempurna dalam menerapkan model PAIKEM tersebut, terbukti karena guru aqidah akhlaq masih kurang berani untuk selalu menggunakan model ini, dengan alasan waktu, tempat, maupun biaya yang relatif cukup tinggi. Jadi guru aqidah akhlaq masih meraba-raba dalam penggunaan model-model yang ada. e. Metode apa saja yang digunakan oleh guru aqidah akhlaq dalam proses belajar mengajar? Jawab: Model yang digunakan adalah model ceramah, tanya jawab, bermain, dan salah satunya yaitu dengan mengguanakan model pembelajaran PAIKEM, akan tetapi model ini masih kurang tepat dalam hal fungsinya. Kadang guru aqidah akhlaq juga memberikan model pembelajaran dengan audio visual, serta multimedia. f. Bagaimana hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran aqidah akhlaq? Jawab: Dalam hal belajar siswa, cukup memuaskan serta memenuhi standar KKM yaitu 7. Dari kelas 1,2, sampai kelas 3 banyak yang mendapatkan nilai diatas KKM, akan tetapi ada juga siswa yang nilainya dibawah KKM, sehingga guru menjadi lebih lagi dalam usaha untuk menjadikan siwa yang kurang menjadi lebih dalam hal pelajaran atau nilai.
2. Wawancara dengan pendidik aqidah akhlaq. a. Pada mata pelajaran aqidah akhlaq model pembelajaran apa yang telah digunakan? Jawab: sebelumnya saya mengetahui, tentang model pembelajaran PAIKEM. Akan tetapi saya juga masih belum berani dalam penerapanya. Karena model PAIKEM saya tahu mas, model yang sangat membutuhkan tenaga ekstra, biaya, dan motifasi besar dari pendidik maupun peserta didik itu sendiri. Akan tetapi saya masih belum sering dalam menerapkan dalam kelas mas. Mungkin hanya sesekali saja tidak terlalu sering, karena tidak semua materi dapat disampaikan melalui model pembelajaran PAIKEM.saya seringnya mengguanakan model pembelajaran ceramah, hafalan surat dan ayat-ayat pendek, pemberian tugas, tanya jawab, cerita tentang realita, dan sesekali kalu memang pas dengan PAIKEM saya juga mencobanya. b. Apakah dalam KBM khususnya mapel aqidah akhlaq sudah menggunakan model PAIKEM? Jawab: Sudah mas, sesekali saja tidak erlalu sering. Kadang juga saya berfikir jikalau siswa selalu diberikan cara atau model yang sama seperti terus, maka anak juga akan merasakan bosan. Oleh karena itu saya selaku pendidik mencoba mengguanakan model pembelajaran secara bergantian, dimana materi itu pas dengan model yang akan saya bawakan. c. Jika iya, efektifkah model PAIKEM tersebut? Jawab: Cukup, cukup efektif dan nyaris sempurna. Seperti yang saya bilang tadi, bahwa PAIKEM memang model yang cukup bagus, jika ditunjang dengan guru yang aktif, siswa yang aktif, dan mau melaksanakan model PAIKEM serta sarana dan prasarana yang mendukung, maka tidak menutup kemungkinan tujuan pembelajaran akan tercapai. d. Model apa saja yang digunakan dalam proses belajar mengajar? Jawab: Model yang saya gunakan adalah model ceramah, tanya jawab, bermain, dan salah satunya yaitu dengan mengguanakan model pembelajaran PAIKEM, akan tetapi model ini masih kurang tepat dalam hal fungsinya. Kadang saya selaku guru aqidah akhlaq juga memberikan model pembelajaran dengan audio visual, serta multimedia (hanya pada materi yang tepat) e. Bagaimana hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran aqidah akhlaq?
Jawab: Dalam hal belajar siswa yang saya ajar, sampai saat ini sudah cukup memuaskan serta memenuhi standar KKM yang ditentukan yaitu 7. Dari kelas 1,2, sampai kelas 3 banyak yang mendapatkan nilai diatas KKM, akan tetapi ada juga siswa yang nilainya dibawah KKM, sehingga guru menjadi lebih lagi dalam usaha untuk menjadikan siwa yang kurang menjadi lebih dalam hal pembelajaran atau nilai menjadi lebih baik. f. Hambatan apa yang anda temukan dalam pembinaan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran aqidah akhlaq? Jawab: Siswa yang masih labil dalam taraf umur yang baru selesai SD atau MI. Memang butuh tenaga ekstra dalam mengajar siswa seperti ini. Hambatannya adalah siswa yang masih sulit diatur dan masih ingin bermain dengan sendirinya. Maka dari itu saya harus memiliki kesabaran yang tinggi dalam menghadapi siswa di MTs. NU 03 Al-hidayah ini. g. Langkah konkret apa yang dilakukan untuk mengatasi setiap kendala yang muncul dalam proses belajar aqidah akhlaq di MTS NU 03 ALHIDAYAH ini? Jawab: Langkah-langkah yang saya pilih adalah bagaimana lagkah itu dapat menjawab semua permasalahan yanag saya temui? Dengan melihat apa masalah yang saya hadapi saat itu, maka saya akan melakukan hal yang dapat menyelesaikan maslah tersebut. h. Apakah ada sanksi kepada siswa-siswi dalam pembelajaran, saat siswa-siswi memperoleh hasil yang kurang memuaskan? Jawab: Ada. Akan tetapi sanksi tersebut jauh dari kriminalitas yaitu dengan memberikan sanksi seperti dengan memberikan tugas tambahan disaat siswa tersebut melakukan kesalahan maupun permalahan dalam kegiatan belajar mengajar. i. Jika memang ada sanksi terhadap siswa, apakah tujuan dari sanksi itu sendiri terhadap siswa maupun tujuan pembelajaran khususnya pembelajaran aqidah akhlaq? Jawab: Tujuan dari sanksi yang telah saya berikan yaitu tidak lain dan tidak bukan hanya untuk mengajarkan kepada siswa untuk lebih rajin dalam belajar, aktif dalam kelas dan mau memberikan yang terbaik kepada dirinya sendiri lebih-lebih kepada kelas dan madrasah.
3. Wawancara dengan peserta didik MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal. a. Bagaimanakah cara guru mengajar Aqidah Akhlaq? Jawab: Guru mengajar dengan banyak model pembelajaran, akan tetapi yang saya tahu adalah dengan model ceramah, pemberian tugas dan hafalan. b. Bagaimana tanggapan kamu tentang model pembelajaran yang telah di terapkan oleh guru aqidah akhlaq? Jawab: Sampai saat ini yang telah saya fahami yaitu enak, asyik, dan lucu. Disamping guru sepert itu saya juga tahu dan mengerti tentang apa yang dimaksudkan guru dalam pembelajaran, yaitu memberikan ilmu dengan baik dan benar. c. Model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, evektif, dan menyenangkan. Apakah anda mengetahui tentang model pembelajaran ini? Jawab: Sampai saat ini saya belum mengetahui tentang model itu, akan tetapi saya pernah menjumpai saat guru mengajar dan menggunakan model pembelajaran yang modelnya seperti permainan gitu, dan model diskusi kecil gitu didalam kelas. Mungkin itu saja yang saya ketahui tentang model itu. d. Jika iya, seberapa efektifkah model pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, evektif, dan menyenangkan, yang telah diterapkan oleh guru aqidah akhlaq? Jawab: Karena model itu saya kurang begitu tahu dan memahaminya, maka model itu menurut saya kurang efektifm, mungkin jika memang ingin digunakan kembali saya setuju saja, dan mau untuk mengikuti pelajaran berlangsung. e. Lebih efektif mana antara Model pembelajaran PAIKEM dengan model pembelajaran sebelumnya? Jawab: Antara model PAIKEM dengan model sebelumnya menurut saya lebih efektif model yang lama.karena pada model yang lama memberikan suasana yang cukup bagus dalam pembentukan IQ siswa, agar supaya lebih pintar. Dan PAIKEM juga cukup efektif, karena model ini menyuguhkan cara yang bagus dan efektif, tinggal bagaimana cara menggunakannya. f. Bagaimana tentang nilai aqidah akhlaq ketika menggunakan model PAIKEM? Jawab: Masalah nilai saat mengguanakan model PAIKEM cukup bagus, disamping materi tercapai kita semua juga dapat bereksplorasi dengan macam-macam model pembelajaran yang ada saat pembelajaran berlangsung.
g. Apakah sampai sekarang guru masih menggunakan model PAIKEM terhadap pembelajaran aqidah akhlaq? Jawab: Sampai sekarang model PAIKEM kadang-kadang digunakan, tergantung guru mau atau tidak untuk menggunakan model tersebut. Karena saya sebagai murid atau siswa, saya hanya dapat mengikuti saja apa yang akan ibu guru bawakan dalam penyampaiannya hari ini, besok, dan seterusnya.
Kepala Sekolah MTs. NU 03 Al-hidayah Kendal Bapak Sukhamdan NIP. 196602112006041007 lahir di Kendal, 11 januari 1966, pendidikan terakhir S1 dan mulai bertugas sejak tanggal 01 April 1988. Guru Aqidah Akhlaq Ibu Khanifah, S.Ag. lahir di Brebes 20 Juli 1971, dan mulai bertugas pada tanggal 11 februari 1999.
Kendal 22 November 2011 Penulis/ Peneliti
ZUDIT TIARA CHIDIYANUR NIM. 073111058 2. Keadaan Guru dan Siswa a. Keadaan Guru MTs. NU 03 Al - Hidayah Kendal memiliki tenaga guru/pengajar yang mumpuni dan memadai untuk mengembangkan kecakapan seluruh siswa. Kondisi guru pada tahun terakhir tercatat sebagai berikut: a. Jumlah Guru keseluruhan
: 19 orang
b. Jumlah Guru Tetap Yayasan
: 14 orang
c. Jumlah Guru Tidak Tetap
: 5 orang
d. Guru PNS
: 3 orang
b. Keadaan Siswa
Data siswa yang mengikuti KBM (kegiatan belajar mengajar) di MTs. NU 03 Al - Hidayah Kendal secara umum dari tahun 2002/2003
sampai
dengan
tahun
ajaran
2010/2011
adalah
sebagaimana tabel berikut: 1. Data siswa 7 Tahun terakhir Jumlah Siswa N
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
oKelas
/
/
/
/
/
/
/
.
0
0
0
0
0
0
0
3
4
5
6
7
8
9
1
VII
115
95
86
152
151
128
92
2
VIII
156
112
94
85
152
151
135
3
IX
155
155
112
88
75
146
128
Jumlah
426
362
292
325
378
425
370
2. Data Rata-rata NEM 6 tahun terakhir : B. Tahun
PPKn
In
IPA
IPS
MAT
B.Ingg
do 2000/01
7.04
6.00
4.50
6.00
3.05
3.44
2001/02
7.05
6.01
4.55
6.01
3.00
3.05
2002/03
7.27
6.38
7.41
6.54
4.05
6.77
2003/04
8,41
7,13
8,45
7,85
6,50
5,08
2004/05
-
6,75
-
-
4,33
5,77
2005/06
-
7,24
-
-
6,73
5,18
2006/07
-
7,45
-
-
7,99
6,63
2007/08
-
7,69
6,52
-
7,07
5,97
2008/09
-
6,73
7,21
-
7,07
5,35
3. Prosentase Kelulusan 6 Tahun terakhir : 2001 Tahun/ /0 Peserta 2 D a
113
r
100 %
2002 2003 2004 2005 2006 2007/ / / / / / 0 0 0 0 0 0 8 3 4 5 6 7 98
-
-
-
-
-
-
-
-
-
i 155
-
158
-
-
108
-
-
-
n 84
-
-
-
-
i 75 , 141
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
97,87 %
t 125 e
-
-
-
-
-
-
s
2008 / 0 9
% 95 %
100 %
i
-
76 %
99 %
99,2 1 %
rbukti bahwa keadaan siswa MTs. NU 03 Al - Hidayah Kendal adalah standar dengan sekolah unggulan, komposisi siswa pada tahun terakhir yaitu ajaran 2010-2011 : Kelas
Jumlah kelas
Jumlah siswa
Kelas VII
2
74
Kelas VIII
3
127
Kelas IX
2
82
Jumlah
7
283
4. Kurikulum Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sesuai pengertian tersebut, KTSP sebagai kurikulum operasional disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP MTs NU 03 Al – Hidayah Kendal, terdiri dari tujuan pendidikan MTs NU 03 Al – Hidayah Kendal , Struktur dan muatan kurikulum, Kalender Pendidikan dan Silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan /atau kelompok
mata
pelajaran/tema
tertentu
yang
mencakup
standar
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajran, kegiatan pembelajaran,
indikator
pencapaian
kompetensi
untuk
penilaian,
penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Penyususnan silabus berdasarkan prinsip-prinsip konsistensi, relevansi, adequasi (kecukupan), dan kelayakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran Untuk menghasilkan lulusan yang berkompeten dalam menjalani arah rintangan dalam hidup, maka MTs. NU 03 Al - Hidayah Kendal mulai mengarahkan kurikulumnya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang kini mulai marak diselenggarakan di sekolahsekolah lain di seluruh nusantara. Yang pada tahun ini sudh mulai mempersiapkan segala keperluan KTSP. Hal ini terlihat dari berbagai pembuatan Prota, Promes, Silabus, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan sebagainya.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (1) Mata pelajaran
: Aqidah Akhlak
Kelas / semester
: VII / Ganjil 2011-2012
Alokasi waktu
: 2 x 40 menit
Standar kompetensi Kompetensi dasar
: Memahami Dasar dan tujuan Akidah Islam. : a. Menjelaskan dasar dan tujuan Akidah Islam. b. Menunjukkan dalil tentang dasar dan tujuan Akidah Islam. c. Hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan. d. Dalil tentang Iman, Islam dan Ihsan
Indikator
: a. Siswa menyebutkan dasar dan tujuan Akidah Islam. b. Siswa memahami pengertian serta fahan hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan. c. Siswa membaca ayat – ayat Al-Quran yang berkaitan dengan dasar dan tujuan Akidah Islam serta Iman, Islam Dan Ihsan.
I. Tujuan Pembelajaran
: Siswa mampu memahami dasar dan tujuan Akidah Islam. Menunjukkan dalil tentang dasar dan tujuan Akidah Islam. Hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan serta Dalil tentang Iman, Islam dan Ihsan
II. Materi ajar III. Metode pembelajaran
: Dasar dan tujuan Akidah Islam. : a. Ceramah plus. b. (SMALL GROUP DISCUSSION) Diskusi kelompok kecil. c. Tanya jawab.
IV. Langkah Pembelajaran a. Kegiatan awal -
:
Guru memberi salam dan bersama siswa memulai pelajaran dengan mengucapkan Basmalah dan kemudian berdoa sebelum memulai pelajaran. 2-3 menit.
-
Siswa menyiapkan buku Aqidah Akhlak.
-
Secara bersama membaca materi Dasar dan tujuan Akidah Islam 5– 10 menit.
-
Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan dengan kompetensi dasar yang akan dicapai. 5-8 menit.
b. Kegiatan inti Dalam kegiatan inti, guru dan para siswa melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut : (i) Eksplorasi -
Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang Dasar dan tujuan Akidah Islam serta hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Contohnya : sebutkan Dasar dan tujuan Akidah Islam.
-
Siapakah diantara kalian yang sudah faham perbedaan serta hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan ?
-
Guru meminta siswa untuk membaca dalil yang berkaitan dengan Dasar dan tujuan Akidah Islam serta hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan. 10 menit.
(ii) Konsolidasi Pembelajaran -
Guru menunjuk seorang siswa yang sudah hafal Dasar dan tujuan Akidah Islam.
-
Setelah para siswa membaca secara klasikal, guru menunjuk siswa untuk menerangkan Dasar dan tujuan Akidah Islam serta membedakan juga hubungan
antara Iman, Islam dan Ihsan. 8
menit. c. Kegiatan akhir (penutup) -
Guru meminta agar para siswa sekali lagi untuk membaca Dasar dan tujuan Akidah Islam.
-
Guru meminta agar para siswa rajin menghafal pengertian antara Iman, Islam dan Ihsan.
-
Guru menutup / mengakhiri pelajaran tersebut dengan membaca Hamdalah/ doa.
-
Guru mengucapkan salam kepada para siswa sebelum keluar kelas dan siswa menjawab salam. 7 menit.
V. Alat dan sumber belajar :
Buku Aqidah Akhlak kelas VII (Tiga Serangkai)
Al-Qur’an dan terjemahannya
Black board+kapur tulis
VI. Instrumen Penilaian
LEMBAR PENILAIAN No
1
Butir – butir soal
Sebutkan
Dasar
Kunci jawaban
dan - Al-Qur,an dan Sunah Rosul.
Tujuan Akidah Islam - Agar manusia mempunyai pedoman dalam ?
hidup serta teratur sesuai dengan apa yang ada dalam Al-Qur,an.
2
- Imam Sebutkan pengertian serta hubungan
hubungan
antara Iman, Islam dan Ihsan.
secara bahasa percaya sedangkan
secara istilah yaitu mengucapkan dengan mulut, membenarkan dengan hati serta menjalankan dengan perbuatan. - Islam secara bahasa yaitu selamat, berserah diri; sedangkan secara istilah adalah agama yang diturunkan oleh Allah melalui nabi Muhammad SAW untuk seluruh umat di dunia. - Ihsan secara bahasa artinya baik, benar;
sedangkan secara istilah adalah bahwa seseorang (seolah-olah) selalu melihat Allah, jika tidak bisa maka sesungguhnya Dia melihat kamu. - Hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan adalah bahwa orang yang beriman harus melaksanakan syariat Islam secara tulus karena Allah.
VII. Pedoman Penilaian Bobot pertanyaan no.1 = 40 Bobot pertanyaan no.2 = 60 Skor maksimal = 100
Skor perolehan Nilai siswa = -------------------- x 100 Skor maksimal
Mengetahui Kepala Madrasah
Guru Mapel
SUKHAMDAN, SPd.
KHANIFAH, S.Ag
NIP. 150 382 556
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2011-2012 (1) Mata pelajaran
: Aqidah Akhlak
Kelas / semester
: VIII / Ganjil
Waktu
: 2 X 40 Menit
Standar kompetensi
: Meningkatkan keimanan kepada kitab-kitab Allah SWT
Kompetensi dasar
: Menjelaskan pengertian beriman kepada kitab-kitab Allah
SWT.
Materi pokok :
Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT.
Menjelaskan arti iman kepada kitab-kitab Allah SWT.
Menunjukkan perbedaan kitab dan suhuf.
Menjelaskan fungsi iman kepada kitab-kitab Allah SWT.
Kegiatan Belajar mengajar a. Kegiatan awal
Guru dan siswa memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan Basmallah dan kemudian berdoa sebelum memulai pelajaran.
Siswa menyiapkan buku Aqidah Akhlak.
Secara bersama membaca materi tentang kitab-kitab Allah SWT selama 5-10 menit.
Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan dengan kompetensi dasar yang akan dicapai.
b. Kegiatan inti (i) Eksplorasi
Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang kitabkitab Allah SWT. Guru mengawali dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Contoh : Jelaskan arti iman kepada kitab-kitab Allah SWT.
Siapakah diantara kalian yang dapat membedakan suhuf dan kitab Allah SWT.
Guru meminta siswa untuk membaca dalil yang berkaitan dengan kitab dan suhuf (Al-A’la ayat ; 18-19).
(ii) Konsolidasi Pembelajaran
Guru menunjuk seorang siswa yang dapat mengartikan iman kepada kitab-kitab Allah SWT.
Setelah para siswa membaca secara klasikal, guru menunjuk siswa untuk membedakan antara suhuf dengan kitab dan dikuatkan dalil ayat Al Quran.
c. Kegiatan akhir / Penutup
Guru meminta para siswa mengulang membaca iman kepada kitabkitab Allah SWT.
Guru meminta para siswa memahami iman kepada kitab-kitab Allah SWT.
Guru mengakhiri/menutup pelajaran dengan membaca hamdallah/doa.
Guru mengucapkan salam kepada siswa, sebelum keluar kelas dan siswa menjawab salam.
d. Sumber dan bahan
Buku Aqidah Akhlak
Al Quran dan terjemahan
Intrumen Penilaian No.
Butir-butir Soal
Kunci Jawaban
1.
Sebutkan pengertian Iman kepada
a. Mengakui, mempercayai dan meyakini bahwa
Kitab-kitab Allah SWT ?
Allah SWT menurunkan Kitab kepada para Nabi dan Rasul-Nya berisi ajaran Allah SWT
untuk disampaikan kepada umat masingmasing Nabi. 2.
Sebutkan perbedaan Kitab dan Suhuf ?
a. Kitab Allah SWT adalah kumpulan firman Allah SWT yang diwahyukan kepada RasulNya dan sudah dibukukan. b. Suhuf adalah lembaran yang berisi kumpulan wahyu Allah SWT yang diberikan kepada rasul-Nya untuk disampaikan kepada umat manusia.
3.
Tuliskan
dalil
perbandingan
tentang Artinya : Suhuf relatif lebih sedikit dari kitab, Suhuf
Kitab ?
dan
beberapa suhuf dikumpulkan menjadi sebuah kitab. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al A’la ayat 18-19.
Mengetahui Kepala Madrasah
Guru Mapel
SUKHAMDAN, SPd.
KHANIFAH, SAg
NIP. 19660111 200604 1 007
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) (1) Mata pelajaran
: Aqidah Akhlak
Kelas / semester
: IX / Ganjil
Pertemuan
: 2 x pertemuan
Alokasi waktu
: 4 x 40 menit
Standar kompetensi : Meningkatkan keimanan pada hari akhir dan alam ghaib yang berhubungan dengan hari akhir. Kompetensi dasar : Menjelaskan pengertian dan Menyebutkan tentang alam gaib yang behubungan dengan hari akhir.
Indikator
:
1. Menyebutkan alam gaib yang berhubungan dengan hari akhir. 2. Menjelaskan pengertian macam-macam alam gaib yang berhubungan dengan hari akhir. 3. Menetahui tentang hikmah beriman pada hari akhir. 4. Melafalkan dalil naqli adanya hari akhir.
Tujuan pembelajaran : Siswa dapat menyebutkan dan menjelaskan alam gaib yang berhubungan dengan hari akhir. I. Materi ajar : Alam gaib yang berhubungan dengan hari akhir. II. Metode pembelajaran
: a. Ceramah plus b. Tanya jawab c. Diskusi kelompok kecil
III. Langkah pembelajaran : a. Kegiatan awal 1. Siswa membaca kemudian guru menerangkan. 2. Tanya jawab tentang materi. 3. Memberikan materi tentang hal-hal yang harus dikuasai oleh siswa.
b. Kegiatan inti (i) Eksplorasi a. Guru menjelaskan kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan. b. Siswa memperhatikan dan mengajukan beberapa pertanyaan yang kurang jelas. c. Siswa membaca dalil tentang beriman kepada hari akhir. (ii) Konsolidasi pembelajaran Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang materi tersebut. c. Kegiatan akhir Mengingatkan kembali agar siswa dapat mempelajari atau mengulangi kembali pelajaran tersebut.
IV. Alat dan sumber belajar : 1. Buku paket aqidah akhlak. 2. Al Qur’an dan terjemahannya.
V. Penilaian LEMBAR PENILAIAN
NO 1.
Butir-butir soal
Kunci Jawaban
Sebutkan macam-macam alam gaib Alam barzah. yang behubungan dengan
hari Alam mahsyar.
akhir
Yaumul hisab. Yaumul mizan. Surga dan Neraka..
2.
Alam setelah kematian (masa Jelaskan
pengertian
masing-masing
menanti)
alam
gaib
yang
dengan hari akhir.
berhubungan Tempat di kumpulkanya manusia setelah
dibangkitkan
dari
kubur. Hari
penghitungan
amal
manusia. Hari
penimbangan
amal
manusia. Balasan yang diterima manusia setelah melalui tahab akhir.
Mengetahui Kepala Madrasah
Guru Mapel
SUKHAMDAN, SPd.
KHANIFAH, SAg
NIP. 19660111 200604 1 007
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri 1. Nama Lengkap
: Zudit Tiara Chidiyanur
2. Tempat & Tgl. Lahir
: Demak, 01 Januari 1990
3. NIM
: 073111058
4. Alamat Rumah
: Banjar Sari Rt 04 Rw 04 Sayung Demak Jawa Tengah
Hp
: 085290823393
E-mail
:
[email protected]
B. Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal a. SD II Banjar Sari Sayung Demak lulus pada tahun 2001. b. SLTP KY AGENG GIRI Giri Kesumo Mranggen Demak lulus pada tahun 2004. c. MA NU Demak lulus pada tahun 2007 d. INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI angkatan tahun 2007 2. Pendidikan Non-Formal a. Ponpes Giri Kesumo Mranggen Demak pada tahun 2001 b. Ponpes Al-Istiqomah Kembangan Demak pada tahun 2004 c. Ponpes Al-Muqorrobin Tugu Tapak Tamanlele Semarang pada tahun 2007
Semarang, 30 November 2011
Zudit Tiara Chidiyanur NIM. 073111058