PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH EDUKASI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL TERHADAP PERILAKU DALAM PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI LOKASI PASAR KEMBANG YOGYAKARTA TAHUN 2006
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi Program Studi Farmasi
Oleh: Severina Sri Haryuni Wiratwanti NIM : 018114054
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Allah mungkin tidak pernah menjanjikan langit yang selalu biru, bunga yang bertaburan di sepanjang jalan hidup kita. Allah mungkin tidak pernah menjanjikan matahari tanpa hujan, sukacita tanpa kesedihan, dan kedamaian tanpa penderitaan. Namun Allah menjanjikan kekuatan untuk menempuh hari ini; Dia telah menjanjikan istirahat bagi para pekerja, Terang di jalan yang gelap, Rahmat untuk mengatasi percobaan, Bantuan dari atas, Simpati yang tak berkesudahan, Dan kasih sayang yang tak kunjung padam kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Karya ini kupersembahkan untuk : My Saviour Yesus Kristus, Bunda Maria& Bapa Yosef, Bapak Mama yang selalu mendukung& mendoakan aku, Kakak-kakakku Mas Yoseph, Mas Totok& Mba Iin. Kedua kakak iparku Mba Kusmi& Mba Sari yang telah memberikan semangat& teladan bagiku, kedua Ponakanku Tasya& Aurel yang memberi kecerian, My love Ko’Didik tercinta atas doa serta dukungannya, Sahabat& Teman-teman terbaikku yang selalu ada menemani& mendukungku, Almamaterku
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Dengan penuh rasa syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan anugerah serta kehendaknya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini bukanlah sesuatu hal yang mudah, hanya dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Walikota Yogyakarta c.q BAPEDA DIY yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di kota Yogyakarta.
2.
Bapak Mukhotib, Md selaku direktur PKBI DIY yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di lokasi Pasar Kembang.
3.
Ibu Rita Suhadi, M.Si.,Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi dan dosen pembimbing I atas kesabarannya dalam memberikan petunjuk, saran dan masukan yang berharga dalam proses penyusunan skripsi.
4.
Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes selaku dosen pembimbing II dan yang telah memberikan petunjuk, saran dan masukan yang berharga dalam proses penyusunan skripsi.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.
Bapak Yosef Wijoyo,M.Si., Apt selaku dosen penguji, atas kritik dan saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
6.
Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt selaku dosen penguji, atas kritik dan saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
7.
Bapak dan Mamaku tercinta atas kasih sayang, doa yang tiada putus-putusnya serta dukungannya baik moril maupun materiil.
8.
Kakak-kakakku tersayang Yoseph Marry Punjung Winanto terimakasih untuk panutan dan teladan yang baik bagiku, Ignatius Punjung
Winiharto yang
penuh dengan kecerian memberi hari lebih berwarna, Irene Endah Tri Winihati terimakasih untuk sumber inspirasi, perhatian, semangat dan doa-doanya. Kedua keponakanku Anastasya dan Aureline dengan keceriaannya. Kedua kakak iparku mba Kusmi dan mba Sari terimakasih untuk doa-doanya. 9.
Sahabat dan kekasihku tersayang Alexander Didik Tjahyadi Sulistiyo terimakasih atas perhatian, dukungan, kasih & sayangmu selama ini memberi semangat dan keceriaan dalam hari-hariku.
10.
Terimakasih untuk keluarga bulik Wiwik yang sudah dengan baik hati memberi tumpangan tempat tinggal selama ini.
11.
Teman-teman di lokasi Pasar Kembang yang sudah mau menjadi responden dalam penelitian ini, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.
12.
Kakak-kakakku dalam genk ” Kancil”: Mas Kristo kepala suku, Mba Dian centil, Mas Kerupuk, Mba Cicil ceria, Mas Boim, Mba Anggit, Mas Surya, Mba Beben sahabat& my trully sister, Mas Wiwid montir piyuku, Mba Nana
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan Mba Iin mbakku tersayang terimakasih atas petualangan menjelajah negeri & persahabatan yang indah. 13.
Sahabat-sahabatku : Kiki sahabat kecilku, makasih ya untuk ketulusan& kesetianmu dalam persahabatan kita. Acan sahabat sejatiku, makasih untuk dukungan& semangat yang tak pernah padam. Wati sahabatku yang penuh kecerian, Ivan penghibur dikala sedih, Yoga yang baik hati, Sakti tempat curhatku, Hasta yang selalu ada dihatiku, Rosy, Diah, Asmawati makasih untuk semua ketulusan persahabatan kita.
14.
Anak-anak kost Cinta : Mba Dian, Mba Indah, Merry, Betty, Lidia, Maria, Elin dan Ima terima kasih atas bantuan, dukungan dan kebersamaan kita selama dua tahun yang sangat indah.
15.
Teman-teman seperjuangan : Adistyawan yang selalu memberi masukan& semangat, Themy teman serumahku yang baik hati, Dio, dan Ano yang ceria makasih ya untuk kebersamaan, masukan dan semangat dalam penelitian ini.
16.
Saudara dan Adik-adikku : Soni dengan guyonannya, Rani yang sangat baik hati, Ani, Dita, Wulan dan semua adik-adikku yang telah menemani dan membantu selama ini makasih ya, untuk semangat dan ketulusannya.
17.
Relawan PKBI DIY: Dhini, Dewi, Maulana, Riza, mba Titin, Dudi, Mala, Indy atas bantuan dan kerjasamanya saat pengambilan data.
18.
Teman-teman angkatan 01 kelas B, kelompok C : atas persahabatan dan kebersamaannya selama ini.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19.
Untuk piyuku tersayang makasih karena dengan setia dan tak pernah mengeluh menemaniku dan mengantarkanku kemanapun aku pergi.
20.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa tidak
ada yang sempurna di dunia ini. Skripsi ini jauh dari sempurna karena keterbatasan pikiran, waktu dan tenaga. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini lebih mendekati sempurna. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan. Yogyakarta, 20 Agustus 2007 Penulis
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Penyakit Menular Seksual (PMS) penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual yang setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup tajam di Indonesia. Pekerja Seks Komersial (PSK) perempuan yang bekerja dengan memberikan layanan seksual, merupakan kelompok yang berisiko tinggi dalam penyebaran dan penularan PMS. Rendahnya tingkat pengetahuan yang dimilikinya mempengaruhi dalam penggunaan antibiotika yang rasional dalam upaya penggobatan PMS. Pemahaman yang salah dan penggunaan antibiotika yang irasional menyebabkan resistensi kuman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan perilaku PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta pada tahun 2006 sebelum dan sesudah pemberian edukasi tentang PMS dan kerasionalan penggunaan antibiotika. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental kuasi, dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian one group pretest-posttest. Teknik sampling yang digunakan yaitu: Quota sampling, dengan pengambilan responden sebanyak 50 orang untuk pengisian kuisioner dan 10 orang untuk wawancara terstruktur. Analisis yang dilakukan adalah Two Related Samples T Test dengan taraf kepercayaan 90%. Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk uji dengan Two Related Samples T Test terdapat perbedaan yang signifikan pada variabel pengetahuan dan sikap tentang PMS dan kerasionalan penggunaan antibiotika pada PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta sebelum dan sesudah pemberian edukasi. Persentase perubahan perilaku bila ditinjau dari tingkat pendidikan, umur dan lama kerja paling tinggi yaitu: tidak sekolah (25%), 41-60 tahun (16%), dan 6 bulan-2 tahun (11,1%). Kata kunci : edukasi, pekerja seks komersial, PMS, antibiotika.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Sexually Transmitted Diseases (STD) is a disease which infected through sexual relation, whereas in each years were significantly increased in Indonesia. Woman Commercial Sex Worker who worked by giving sexual service, are groups who has high risk in spreading and infection of STD. The lower understanding of knowledge were affecting in rational the antibiotic usage in order to examining the STD. The wrong understanding and irrational the antibiotic usage can affect to the microbacterial resistance. This research objective is to understanding the change behavior of commercial sex worker in Pasar Kembang location on 2006 before and after education about STD and rational antibiotic usage. This research consist of queasy experimental by research that planned is one group pretest-posttest research setting. The sampling technique that used is quota sampling, by respondent collection as much as 50 persons for filling the questionnaire and 10 persons for structured interview. The analysis that performed is Two Related Samples T Test by confidence degree as much as 90%. The research result were shown that for test by Two Related Samples T Test there are the significant difference in understanding variable and attitude about STD and rational the antibiotic usage of commercial sex worker in Pasar Kembang Yogyakarta location before and after education. The behavior changes percentage if observed from education level, age, and job duration that higher is illiterate (25%), 41-60 years old (16%), and job duration about 6 month-2 years (11,1%) Keyword: education, commercial sex worker, STD, antibiotic
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL.................................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................
iv
PRAKATA................................................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. ix INTISARI.................................................................................................................. x ABSTRACT................................................................................................................ xi DAFTAR ISI............................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................
1
A. Latar Belakang ..........................................................................................
1
1. Perumusan masalah.............................................................................
5
2. Keaslian penelitian ..............................................................................
6
3. Manfaat penelitian...............................................................................
7
B. Tujuan Penelitian ......................................................................................
8
1
Tujuan Umum .....................................................................................
8
2
Tujuan Khusus ....................................................................................
8
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA....................................................................
xii
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Penyakit Menular Seksual.......................................................................
10
1. Pengertian..........................................................................................
10
2. Jenis-jenis Penyakit Menular Seksual...............................................
11
B. Antibiotika ................................................................................................ 16 1. Pengertian.......................................................................................... ....16 2. Klasifikasi antibiotika ........................................................................... 16 3. Pencegahan dan Pengobatan PMS dengan Antibiotika ........................ 17 C. Resistensi .................................................................................................... 22 D. Pemakaian Antibiotika yang Rasional ........................................................ 23 E. Edukasi...................................................................................................... 25 F. Pengetahuan .............................................................................................. 26 G. Sikap.......................................................................................................... 30 H. Perilaku ...................................................................................................... 31 I. Pekerja Seks Komersial ............................................................................ 32 J. Landasan Teori.......................................................................................... 34 K. Hipotesis..................................................................................................... 35 BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 36 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................ 36 B. Variabel Penelitian dan Definisi operasional............................................ 37 1. Variabel Penelitian ................................................................................ 37 a. Variabel bebas................................................................................. 37 b. Variabel tergantung......................................................................... 37
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Definisi Operasional ........................................................................... 37 C. Subyek Penelitian...................................................................................... 39 D. Tempat Penelitian ..................................................................................... 40 E. Teknik Sampling ....................................................................................... 40 F. Instrumen Penelitian ................................................................................. 40 G. Tata Cara Penelitian .................................................................................. 41 1. Analisis Situasi ................................................................................... 41 2. Pembuatan Kuesioner ......................................................................... 43 3. Pembuatan Booklet ............................................................................. 46 4. Penyebaran Kuesioner......................................................................... 46 5. Pemberian Edukasi.............................................................................. 47 6. Wawancara Terstruktur....................................................................... 48 7. Pengolahan Data ................................................................................. 48 G. Analisis Data Penelitian ............................................................................ 49 H. Kesulitan Penelitian .................................................................................. 50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 51 A. Karakteristik PSK di Lokasi Pasar Kembang Yogyakarta Tahun 2006 ..... 51 1. Tingkat Pendidikan ............................................................................. 51 2. Umur ................................................................................................... 52 3. Lama Bekerja ...................................................................................... 54
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Pengaruh Pemberian Edukasi tentang PMS dan Kerasionalan Penggunaan Antibiotika terhadap Perubahan Perilaku PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta .................................................................................................. 56 C. Rata-rata Persentase Pengaruh Tingkat Pendidikan, Umur dan Lama Kerja PSK Perempuan terhadap perubahan Perilaku dalam Kerasionalan Penggunaan Antibiotika ............................................................................. 59 1. Tingkat Pendidikan ............................................................................... 59 2. Umur ................................................................................................... 61 3. Lama Kerja............................................................................................ 63 D. Pengetahuan Responden tentang PMS dan Penggunan Antibiotika berdasarkan hasil Wawancara di Lokasi Pasar Kembang Yogyakarta 2006 ......................................................................................... 65 1. Pengetahuan tentang Penyakit Menular Seksual (PMS)....................... 65 2. Pengetahuan tentang Antibiotika .......................................................... 66 3. Tempat mendapatkan Antibiotika ......................................................... 66 4. Penggunaan terakhir dan Intensitas Penggunaan Antibiotika............... 67 5. Profil Antibiotika di lokasi Pasar Kembang ......................................... 68 6. Pengetahuan tentang Aturan Pakai ....................................................... 70 7. Tindakan Mengganti Antibiotika dan Hal-hal yang mempengaruhinya70 8. Efek yang merugikan (Adverse Drug Reaction) ................................... 71 9. Pengetahuan tentang Resistensi ............................................................ 71 E. Rangkuman Pembahasan ............................................................................. 72
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................... 76 A. Kesimpulan ................................................................................................ 76 B. Saran.......................................................................................................... 77 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 78 LAMPIRAN............................................................................................................. 81 BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................. 123
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Karakteristik Tingkat Pendidikan PSK di Lokasi Pasar Kembang Yogyakarta Tahun 2006 ......................................................................... 49 Gambar 2. Karakteristik Umur PSK di Lokasi Pasar Kembang Yogyakarta Tahun 2006 ............................................................................................ 51 Gambar 3. Karakteristik Lama Kerja PSK di Lokasi Yogyakarta Tahun 2006...... 54 Gambar 4. Rata-rata hasil Persentase nilai sebelum pemberian edukasi (pretest) dan sesudah
edukasi (posttest ) PSK di lokasi Pasar Kembang
Yogyakarta tahun 2006........................................................................... 56 Gambar 5. Persentase peningkatan nilai perilaku PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006 berdasarkan faktor tingkat pendidikan............. 58 Gambar 6. Persentase peningkatan nilai perilaku PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006 berdasarkan faktor umur .................................. 60 Gambar 7. Persentase peningkatan nilai perilaku PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006 berdasarkan faktor lama bekerja...................... 62
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENGANTAR
A. Latar Belakang Angka kejadian penyakit yang disebabkan oleh infeksi oleh virus dan bakteri berkembang dengan pesat. Data yang diperoleh dari American Social Health Association pada setiap tahunnya angka kejadian sifilis mencapai 74.000 kasus baru, 650.000 angka kejadian gonore dan 3 juta kasus untuk klamidia. Peran kita sebagai komponen masyarakat dan juga sebagai tenaga dalam bidang kesehatan dituntut untuk memberi contoh yang baik kepada masyarakat, terutama tentang pola hidup sehat dan memberikan layanan kesehatan sesuai dengan bidang kita. Penyakit Menular Seksual (PMS) didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan karena adanya invasi organisme virus, bakteri, parasit dan kutu kelamin yang sebagian besar menular melalui hubungan seksual, baik yang berlainan jenis ataupun sesama jenis (Aprillianingrum, 2002). Keberadaan Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau virus penyebab penyakit Acquired Immuno Deficiency Sindrome (AIDS) telah menarik perhatian dunia terhadap penanggulangan dan pemberantasan PMS. Terdapat kaitan erat antara penyebaran PMS dengan penularan HIV, dimana telah terbukti meningkatkan risiko penyebaran HIV melalui hubungan seksual (Anonim, 2005). Pekerjaan yang dilakukan oleh para Pekerja Seks Komersial (PSK) memiliki risiko yang sangat tinggi. Mereka menjadi rentan akan berbagai macam penyakit
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
terutama yang dikarenakan hubungan seks dengan berganti-ganti pasangan. Pekerjaan yang sangat berisiko ini menyebabkan kelompok ini merupakan representasi dari kelompok yang mempunyai risiko terhadap PMS. Pemahaman yang sangat rendah dari PSK lokasi Pasar Kembang ini tentang PMS dan rendahnya tingkat pendidikan PSK ini mempengaruhi
kesadaraan mereka dalam pentingnya taat penggunaan
pelindung (kondom) dalam melayani tamu, kecuali atas permintaan tamu, juga mempengaruhi dalam hal penggunaan antibiotika yang rasional. World Healthy Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 1999 terdapat 340 juta kasus baru PMS yang terdiri dari gonore, klamidia, sifilis dan trikomoniasis barunya dalam setiap tahun, sedangkan jumlah infeksi HIV atau virus penyebab penyakit AIDS di Indonesia saat ini lebih dari 33,6 juta kasus (Anonim, 2005). Penyakit gonore menempati urutan tertinggi dari semua jenis PMS. Berdasarkan data yang diperoleh dari klinik Griya Lentera mencatat sampai dengan Mei 2006 angka kasus HIV/AIDS di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencapai 308 kasus, sedangkan untuk PMS dari bulan Januari sampai dengan September 2006 angka tertinggi dilaporkan ditempati oleh jenis penyakit gonore dengan jumlah penderita mencapai 23 kasus, diikuti penderita klamidia sebanyak 3 kasus, sedangkan untuk kasus sifilis belum ditemukan angka kejadian selama periode tersebut. Hasil yang didapat dari penelitian Sutama diketahui bahwa dari 63 subyek penelitian yang diambil pada tahun 2005, 46% menggunakan ampisilin, 31,8% menggunakan amoksisilin, dan 22,2% menggunakan tetrasiklin. Drug Related
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Problems yang terkait dengan penggunaan antibiotika tersebut adalah 54 orang mengalami dosis terlalu rendah, 43 orang tidak membutuhkan terapi obat, 22 orang perlu tambahan terapi, 2 orang tidak taat akan aturan pakai obat, dan 14 orang mengalami salah obat. Masalah PMS dan PSK sangat menarik perhatian, baik para pengendali program maupun para peneliti, terutama dengan adanya krisis ekonomi dan ditutupnya beberapa lokalisasi PSK. Keadaan ini akan menambah kompleksnya masalah penanggulangan PMS. Salah satu akibatnya adalah terjadinya operasi PSK liar di jalan-jalan, yang mengakibatkan sulitnya pengawasan, baik dari segi kesehatan maupun keamanan. Hal ini akan memberikan peluang bagi terjadinya peningkatan HIV/AIDS di masyarakat. Saat ini untuk mendapatkan antibiotika tanpa resep dokter semakin mudah maka penggunaan obat secara irasional pun semakin meningkat, akan makin meningkat pula kejadian resistensi kuman, khususnya kuman gonore yang memiliki proporsi terbesar sebagai penyebab PMS pada kelompok PSK terutama karena rendahnya pemahaman mereka tentang pengobatan penyakit. Kebanyakan dari mereka menggunakan obat berdasarkan rujukan dari teman, tetangga ataupun orangorang yang berada dalam komunitasnya (Yuwono, 2001). Informasi yang rendah tentang penggunaan obat secara benar dan pengobatan yang rasional membuat PSK meyakini bahwa dengan meminum obat antibiotika sebelum melakukan hubungan seksual dapat mencegah penularan PMS. Pemahaman yang sempit dan salah tersebut menuntut perhatian khusus terutama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
dalam bidang pelayanan kesehatan reproduksi dan pelayanan bidang kefarmasiaan di kalangan PSK sehingga dalam penelitian ini menggunakan media edukasi untuk membantu mereka dalam gaya hidup sehat mencegah tertular dan terinfeksi PMS dan HIV/AIDS. Berdasarkan informasi dan masukkan yang didapatkan dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) yang merupakan LSM diluar intansi pemerintah yang sangat perduli dengan kesehatan reproduksi, menyatakan bahwa PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta merupakan kelompok yang sangat tertutup terhadap orang atau kelompok lain diluar komunitasnya sehingga mempengaruhinya terutama dalam pengetahuan, sikap serta tindakannya. Kecenderungan yang terjadi mereka lebih percaya akan teman seprofesi dibandingkan informasi yang didapat dari luar komunitasnya. Berdasarkan informasi ini pendekatan yang dilakukan lebih secara personal dan pemberian edukasi yang diberikan dibuat semenarik mungkin sehingga ada ketertarikan dari PSK untuk mau mendengarkan dan memperhatikan edukasi yang disampaikan dalam penelitian ini. Lokasi Pasar Kembang Yogyakarta yang berada dalam jantung kota Yogyakarta, merupakan daerah yang berada dekat dengan wisata khas Yogyakarta Malioboro, selain itu berada di depan stasiun Tugu dimana dengan mudah orang dapat mengakses tempat ini, walaupun tempat prostitusi ini belum diakui secara legal atau resmi namun keberadaan tempat ini diyakini sudah berlangsung puluhan tahun lalu bahkan mungkin ratusan tahun lalu. Tempat yang menyuguhkan layananan ekstra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
bagi kaum lelaki hidung belang ini akan mencapai puncaknya pada malam hari dimana akan jumpai banyak wanita-wanita penjaja cinta. Pemberian edukasi dalam penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan para PSK tentang PMS dan penggunaan antibiotika yang rasional. Jika pengetahuan mereka meningkat akan mempengaruhi perilaku mereka terutama perilaku sehat yang pada akhirnya mempengaruhi sikap dan tindakan PSK dalam melayani tamu. Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang disebut di atas maka penelitian ini difokoskan pada pemberian layanan informasi berupa Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang PMS dan pencegahannya serta pemakaian antibiotika yang benar, sehingga nantinya diharapkan adanya perubahan perilaku sehat dari PSK di lokasi Pasar Kembang.
1. Perumusan masalah a. Seperti apakah karakteristik PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006 yang diambil sebagai responden dalam penelitian ini ditinjau dari tingkat pendidikan, umur dan lama kerja ? b. Adakah pengaruh edukasi tentang PMS dan kerasionalan penggunaan antibiotika terhadap perubahan perilaku (pengetahuan dan sikap) PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006 ? c. Adakah pengaruh tingkat pendidikan, umur dan lama kerja PSK terhadap perubahan perilakunya dalam kerasionalan penggunaan antibiotika ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
d. Seperti apakah pengetahuan responden tentang PMS dan penggunaan antibiotika berdasarkan hasil wawancara pada PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006?
2. Keaslian penelitian Penelitian sejenis yang pernah dilakukan yaitu “Kajian Penggunaan Antibiotika di Kalangan Pekerja Seks Komersil (PSK) Perempuan di Lokalisasi Pasar Kembang Yogyakarta ” oleh Putranto (2002) dan “ Studi Pemilihan dan Penggunaan Antibiotika di Kalangan Pekerja Seks Komersil (PSK) di Lokasi Pasar Kembang Yogyakarta ”oleh Sutama (2005). Penelitian ini berpijak pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sutama dimana dari penelitian tersebut diketahui bahwa pengetahuan PSK di lokasi Pasar Kembang akan penggunaan antibiotika yang baik, benar dan rasional masih rendah, sehingga perlu penelitian kelanjutan yang diharapkan membawa perubahan serta manfaat yang berarti bagi PSK di lokasi Pasar Kembang khususnya pengetahuan tentang PMS dan Penggunaan antibiotika yang rasional. Dalam penelitian ini digunakan metode kuisioner yang terstuktur yang diberikan sebelum dan sesudah pemberian edukasi (penyuluhan) dengan pemberian booklet, stiker dan wawancara terstruktur yang dimaksudkan untuk menguatkan hasil analisis dengan para PSK. Pekerjaan yang dilakukan oleh para wanita ini memiliki risiko yang sangat tinggi terutama karena mereka menjadi rentan akan berbagai macam penyakit terutama yang dikarenakan hubungan seks dengan berganti-ganti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
pasangan. Pekerjaan yang sangat berisiko ini menyebabkan kelompok ini merupakan representasi dari kelompok yang mempunyai risiko terhadap PMS. Pemahaman yang sangat minim tentang PMS dan rendahnya tingkat pendidikan PSK ini mempengaruhi kesadaraan mereka dalam pentingnya taat penggunaan pelindung (kondom) dalam melayani tamu, kecuali atas permintaan tamu. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian ini tidak hanya melihat sejauh mana PSK memahami PMS dan pemahamannya tentang pemilihan penggunaan antibiotika tapi dengan pemberian edukasi membantu PSK untuk memahami tentang PMS dan berusaha untuk mencegah penyakit tersebut dengan pola hidup yang lebih baik atau perilaku “safe-sex”. Selain itu PSK dengan bekal edukasi yang diberikan dapat memahami dan menerapkan penggunaan antibiotika secara baik, benar dan rasional.
3. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis Diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat
terutama pihak-pihak yang terkait dalam menangani masalah
PMS untuk dapat mencegah dan menekan penyebarannya dan ketepatan serta kerasionalan dalam penggunaan antibiotika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
b. Manfaat praktis Memberi pelayanan KIE bagi PSK di lokasi Pasar Kembang khususnya terkait dalam menangani masalah PMS dan penggunaan antibiotika yang rasional sehingga timbul kesadaran untuk berperilaku sehat.
B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh edukasi tentang PMS dan penggunaan antibiotika yang rasional terhadap perubahan pengetahuan dan sikap PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta dalam pencegahan PMS dan penggunaan antibiotika yang rasional. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui karakteristik responden para PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006. b. Untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi tentang
PMS dan
kerasionalan antibiotika terhadap perubahan pengetahuan dan sikap PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006 dalam penggunaan antibiotika yang rasional. c. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, umur dan lama kerja para PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006 terhadap perubahan perilakunya dalam penggunaan antibiotika yang rasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
d. Untuk mengetahui pengetahuan responden tentang PMS dan penggunaan antibiotika berdasarkan hasil wawancara pada PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Penyakit Menular Seksual (PMS) 1. Pengertian Penyakit Menular Seksual adalah berbagai penyakit yang dapat menular dari satu orang ke orang lainnya melalui kontak seksual (oral, anal atau lewat vagina) (Qomariyah, 2003). Ada pula yang menyatakan bahwa PMS penyakit yang disebabkan adanya invasi organisme virus, bakteri, parasit dan kutu kelamin yang sebagian besar menular melalui hubungan seksual, baik antara sesama maupun berlainan jenis (Aprilianingrum, 2002). Penyakit Menular Seksual disebabkan oleh bakteri ada juga yang disebabkan oleh virus. Penyakit Menular Seksual yang disebabkan oleh bakteri dan jamur umumnya relatif mudah untuk disembuhkan dengan antibiotika tertentu asal diketahui dan diobati sedini mungkin dengan obat yang sesuai dengan penyakitnya. Untuk PMS yang disebabkan oleh virus lebih sulit untuk diobati, bahkan sering kali tidak dapat disembuhkan. Pada kenyataanya adapula antibiotika generasi lama yang menjadi tidak mampu dalam melawan bakteri seperti penyebab gonore yang telah menjadi resisten, padahal jenis infeksi ini pada mulanya mudah diobati. Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker serviks dan berbagai komplikasi kehamilan. Perlu dilakukan pendidikan mengenai penyakit ini dan upaya-upaya pencegahannya.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
Kontak seksual tidak hanya hubungan seksual melalui alat kelamin. Kontak seksual juga meliputi ciuman, kontak oral-genital. Kebanyakan orang menganggap berciuman sebagai aktifitas yang aman. Sayangnya sifilis, herpes, dan penyakitpenyakit lain dapat menular lewat aktifitas yang nampaknya tidak berbahaya ini. Semua bentuk
lain kontak seksual juga
berisiko. Kondom umumnya dianggap
merupakan perlindungan yang cukup aman terhadap PMS. 2. Jenis-Jenis Penyakit Menular Seksual (PMS) a. Gonore (GO) Gonore atau yang lebih dikenal dengan istilah kencing nanah, merupakan jenis PMS tipe bakterial, penyebabnya adalah
Neisseria
gonorrhoeae. Penularan penyakit ini melalui hubungan seks vaginal dan anal. Walaupun beberapa kasus tidak menunjukkan gejala, jika gejala muncul, sering hanya muncul dalam 2-10 hari setelah terpapar. Gejala-gejala meliputi pada laki-laki akan timbul rasa sakit pada waktu buang air kecil dan ereksi. Keluar nanah dari saluran kencing terutama pada pagi hari, sering kali tidak ada gejala pada stadium dini. Pada perempuan sering tanpa gejala apapun, nyeri di daerah perut bagian bawah, kadangkadang disertai keputihan dan dengan bau yang tidak sedap, serta panas atau gatal saat buang air kecil. Penyakit GO pada laki-laki maupun pada perempuan mengakibatkan kemandulan. Pada perempuan biasa juga mengakibatkan terjadinya radang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
panggul, dan dapat diturunkan kepada bayi yang baru lahir berupa infeksi pada mata yang dapat menyebabkan kebutaan (Qomariyah, 2003). b. Sifilis Kuman penyebabnya adalah Treponema pallidum. Lebih dikenal dengan raja singa. Cara penularan yang paling umum adalah hubungan seks vaginal, anal atau oral. Namun, penyakit ini juga ditularkan melalui hubungan non-seksual jika ulkus atau lapisan mukosa yang disebabkan oleh sifilis kontak dengan lapisan kulit yang tidak utuh dengan orang yang tidak terinfeksi. Gejala-gejala pada fase awal, penyakit ini menimbulkan luka yang tidak terasa sakit atau chancres yang biasanya muncul di daerah kelamin tetapi dapat juga muncul di bagian tubuh lain, jika tidak diobati penyakit akan berkembang ke fase berikutnya yang dapat meliputi adanya gejala ruam kulit, demam, luka pada tenggorokan, rambut rontok dan pembengkakan kelenjar seluruh tubuh dengan rasa badan tidak enak dan bercak kemerahan pada kulit yang terjadi setelah 6-8 minggu setelah terjadinya luka pada alat-alat vital. Ada juga gejala luka yang bersih dan tidak nyeri di sekitar alat kelamin, anus dan mulut yang muncul 2-3 minggu setelah terkena infeksi. Jika tidak diobati dengan benar maka sifilis akan menyebabkan kerusakan serius pada hati, otak, mata, sistem saraf, tulang dan sendi dan dapat menyebabkan kematian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
Seseorang yang sedang menderita sifilis aktif risikonya untuk terinfeksi HIV jika terkapar virus tersebut akan meningkat karena luka merupakan pintu masuk virus HIV (Qomariyah, 2003). c. Herpes Genital Penyakit yang disebabkan oleh virus Herpes simplex dengan masa tenggang 4-7 hari sesudah virus masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seks vaginal, anal atau oral, selain itu kontak seksual melalui kulit juga membantu penyebaran virus ini. Gejala-gejala biasanya sangat ringan dan mungkin meliputi rasa gatal atau terbakar rasa nyeri di kaki, pantat atau daerah kelamin adanya keputihan. Bintil-bintil berair atau luka terbuka yang terasa nyeri juga mungkin terjadi, biasanya di daerah kelamin, pantat, anus dan paha, walaupun dapat juga terjadi di bagian tubuh yang lain. Luka-luka tersebut akan sembuh dalam beberapa minggu tetapi dapat muncul kembali. Orang yang terinfeksi memiliki luka akan meningkatkan risikonya untuk terinfeksi HIV jika terpapar sebab luka tersebut jalan masuk virus HIV. Pada perempuan yang mengalami episode pertama dari herpes genital pada saat hamil akan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya kelahiran prematur. Kejadian akut pada masa persalinan merupakan indikasi untuk dilakukannya persalinan dengan operasi caesar sebab infeksi yang mengenai bayi yang baru lahir akan dapat menyebabkan kematian atau kerusakan otak yang serius (Qomariyah, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
d. Klamidia Klamidia
adalah
PMS
yang
disebabkan
bakteri
Chlamydia
trachomatis. Bakteri ini terutama yang menyerang leher rahim. Sampai 75% kasus pada perempuan dan 25% kasus pada laki-laki tidak menunjukkan gejala. Gejala yang ada meliputi keputihan yang abnormal, pendarahan saat berhubungan seksual, dan rasa nyeri saat kencing baik pada laki-laki maupun perempuan. Perempuan juga dapat mengalami rasa nyeri pada perut bagian bawah. Penularan tidak disadari, karena kebanyakan wanita yang terinfeksi bakteri ini tidak merasakan gejalanya. Pada infeksi kronik dapat terjadi penyebaran ke saluran telur yang menimbulkan nyeri perut bagian bawah, dan mengakibatkan kemandulan atau kehamilan di luar kandungan. Pada perempuan, jika tidak diobati, sampai 30% akan mengalami PRP yang pada gilirannya akan menyebabkan kehamilan ektopik, kemandulan dan nyeri panggul kronis. Pada laki-laki jika tidak diobati, klamidia akan menyebabkan nyeri pada testis sampai dengan epididimitis atau peradangan pada testis yang menyebabkan kemandulan. Pada bayi yang baru lahir yang terinfeksi bakteri ini dari ibunya dapat mengalami kebutaan atau radang paru. Individu yang terinfeksi akan berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi HIV jika terpapar virus tersebut (Qomariyah, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
e. Trikomoniasis vaginalis Trikomoniasis adalah PMS yang disebabkan parasit Trichomonas vaginalis. Trikomoniasis dapat diobati. Penyakit Menular Seksual ini paling banyak terjadi pada perempuan muda dan aktif seksual. Diperkirakan, 5 juta kasus baru terjadi pada perempuan dan laki-laki. Penularan penyakit ini
melalui kontak seksual.
Trichomonas
vaginalis dapat bertahan hidup pada benda-benda seperti baju-baju yang dicuci, dan dapat menular dengan pinjam meminjam pakaian tersebut. Gejala yang timbul pada perempuan terjadi keputihan yang banyak, berbusa, dan berwarna kuning kehijauan. Kesulitan atau rasa sakit pada saat buang air kecil dan atau saat berhubungan juga sering terjadi. Terdapat juga nyeri vagina, gatal terkadang tanpa gejala sama sekali. Pada laki-laki akan terjadi radang pada saluran kencing, kelenjar, luka pada penis, sering kali pada laki-laki tidak ada gejala. Risiko tinggi baik pada laki-laki maupun perempuan dalam meningkatnya penularan HIV pada pasangan seksualnya. Pada wanita hamil dapat menyebabkan ketuban pecah dini dan terjadi kelahiran prematur (Qomariyah, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
B. Antibiotika 1. Pengertian Antibiotika ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama jenis fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba jenis lain. Waskman menyimpulkan bahwa antibiotika pada mulanya merupakan zat yang dibentuk oleh mikroorganisme
yang
dapat
menghambat
atau
membunuh
pertumbuhan
mikroorganisme lain, tetapi definisi ini harus diperluas karena zat yang bersifat antibiotika ini dapat pula dibentuk oleh beberapa hewan dan tanaman tinggi (Mutchler,1986). Obat yang digunakan untuk membasmi mikroba penyebab infeksi pada manusia harus memiliki toksisitas selektif setinggi mungkin. Artinya obat tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk hospes. Sifat toksisitas selektif yang absolut belum atau mungkin juga tidak akan diperoleh (Setiabudy,1995). 2. Klasifikasi Antibiotika Menurut Neal (1997) berdasarkan mekanisme kerjanya antibiotika dibagi dalam tiga kelompok yaitu : a. antimikrobia yang menghambat sintesis dinding sel b. antimikrobia yang menghambat sintesis asam nukleat c. antimikrobia yang menghambat sintesis protein Berdasarkan sifat toksisitas selektif, dikenal dua jenis aktivitas antibiotika yaitu: a. aktifitas bakteriostatik yaitu yang menghambat pertumbuhan sel mikroba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
b. aktifitas bakterisid yaitu antibiotika yang membunuh pertumbuhan sel mikroba (Setiabudy,1995). 3. Pencegahan dan Pengobatan PMS dengan Antibiotika 1. Gonore (GO) Pencegahan: tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah salah satu cara yang 100% efektif untuk pencegahan. Kondom dapat mengurangi tetapi tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko penularan penyakit ini. Pengobatan: infeksi dapat disembuhkan dengan antibiotika, namun pengobatan tersebut tidak dapat menghilangkan kerusakan yang timbul sebelum pengobatan dilakukan. Antibiotika yang dapat digunakan dalam penyakit ini adalah Macam-macam obat yang dapat dipakai adalah : 1) penisilin Penisilin yang efektif ialah penisilin G prokain akua. Dosis 3-4,8 juta unit ditambah 1 gram probenesid. Obat tersebut dapat menutup gejala sifilis. Kontraindikasinya ialah alergi penisilin. 2) ampisilin dan amoksisilin Ampisilin dosisnya ialah 3,5 gram ditambah 1 gram probenesid, dan amoksisilin 3 gram ditambah 1 gram probenesid. Suntikan ampisilin tidak dianjurkan. Kontraindikasinya ialah alergi penisilin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
3) sefalosporin Sefriakson (generasi ke-3) cukup efektif dengan dosis 250 mg i.m. Sefoperazon dengan dosis 0,50 sampai 1,00 g secara i.m. Sefiksim 400 mg merupakan obat pilihan baru dari golongan sefalosporm yang dapat diberikan secara oral. Dosis ini cukup aman dan efektif untuk mengobati gonore tanpa komplikasi di semua tempat. Obat ini dapat menutupi gejala sifilis. 4) spektinomisin Dosisnya ialah 2 gram i.m baik untuk penderita yang alergi penisilin, yang mengalami kegagalan pengobatan dengan penisilin, dan terhadap penderita yang juga tersangka menderita sifilis karena obat ini tidak menutupi gejala sifilis. Namun obat ini relatif tidak efektif untuk infeksi gonore pada farings. 5) kanamisin Dosisnya 2 gram i.m. Kebaikan obat ini sama dengan spektinomisin. 6) tiamfenikol Dosisnya 2,5-3,5 gram, secara oral. Tidak dianjurkan pemakaian pada kehamilan. 7) kuinolon Obat yang menjadi pilihan adalah ofloksin 400 mg dan siprofloksasin 500 mg, secara oral. Obat dosis tunggal yang tidak efektif lagi untuk pengobatan gonore saat ini adalah tetrasiklin, streptomisin, dan spiramisin. Obat-obatan yang dapat digunakan untuk pengobatan gonore dengan galur NGPP ialah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
spektinomisin, kanamisin, sefalosporin, ofloksasin, sefiksim, dan tiamfenikol. Peningkatan frekuensi timbulnya galur pengobatan gonore dengan penisilin dan derivatnya perlu dipikirkan efektivitasnya (Daili, 2001). 2. Sifilis Pencegahan: tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan sifilis. Kondom dapat mengurangi tetapi tidak menghilangkan risiko tertular penyakit ini melalui hubungan seksual. Masih ada kemungkinan tertular sifilis walaupun memakai kondom yaitu melalui luka yang ada di daerah kelamin. Usaha untuk mencegah kontak non seksual dengan luka, ruam atau lapisan bermukosa karena adanya sifilis juga perlu dilakukan. Pengobatan: menggunakan antibiotika, namun kerusakan yang terjadi pada organ tubuh yang telah terjadi tidak dapat diperbaiki. Pengobatan sifilis dini (primer, sekunder, laten dini tidak lebih dari 2 tahun). 1) Penisilin G benzatin 2,4 unit satu kali suntikan i.m, atau 2) Penisilin G prokain dalam akua 600.000 unit i.m selama 10 hari. Pemberian 10 hari pada sifilis primer seronegatif, sedangkan pada keadaan seropositf dan sifilis sekunder diberikan selama 14 hari. Pada laten dini sering sulit diketahui lamanya infeksi, sebaiknya dilakukan pemeriksaan cairan sumsum tulang belakang, sebab bila ada kelainan, diagnosis sudah menunjukkan neurosifilis asimtomatik sehingga pemberian penisilin perlu selama 21 hari. Pengobatan terhadap sifilis dini dan yang alergi terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
penisilin menggunakan tetrasiklin hidrokarbon, 4 x 500 mg oral selama 30 hari (bukan estolat). Pengobatan terhadap sifilis lanjut, sifilis dengan waktu lebih dari 2 tahun, sifilis laten yang tidak diketahui lama infeksi, atau lebih dari dua tahun, sifilis kardiovaskuler, sifilis lanjut benigna, kecuali neurosifilis. 1) Penisilin G benzatin 2,4 juta unit, i.m setiap minggu, selama 3 x berturutturut, atau 2) Dengan penisilin G prokain 600.000 i.m hari selama 21 hari. Hutapea (cit; Daili, 2001). 3. Herpes Genital Pencegahan: tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan virus herpes genital melalui hubungan seks. Kondom dapat mengurangi risiko tetapi tidak dapat sama sekali menghilangkan risiko tertular penyakit ini melalui hubungan seks. Walaupun memakai kondom saat melakukan hubungan seks, masih ada kemungkinan tertular penyakit ini melalui luka di daerah kelamin. Pengobatan:
belum ada obat yang benar-benar untuk mengobati
penyakit ini sampai tuntas terutama HSV-2, obat anti virus hanya bekerja dalam mengurangi frekuensi dan durasi (lamanya) timbul gejala. Obat yang
dapat dipakai untuk mengobati Herpes Genital adalah
asiklovir 400 mg 3 kali sehari selama 7-10 hari, famsiklovir 250 mg 3 kali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
sehari selama 7-10 hari, dan valasiklovir 1 g 2 kali sehari selama 7-10 hari (Wells, Dipiro, Schwinghammer, Hamilton, 2003). 4. Klamidia Pencegahan: tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah salah satu cara yang 100% efektif untuk
pencegahan.
Kondom
dapat
mengurangi
tetapi
tidak
dapat
menghilangkan sama sekali risiko penularan penyakit ini. Pengobatan:
yang
direkomendasikan
untuk
infeksi Chlamidia
trachomatis adalah single-dose azithromisin (1 g peroral), doksisiklin 100 mg peroral 2 kali sehari selama 7 hari, dan eritromisin 50 mg/kg setiap hari 4 kali sehari selama 10-14 hari (Wells, Dipiro, Schwinghammer, Hamilton, 2003). 5. Trikomoniasis vaginalis Pencegahan: tidak melakukan hubungan seks secara vaginal dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satu cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan trikomoniasis melalui hubungan seksual. Kondom dan berbagai metode penghalang sejenis yang lain dapat mengurangi tetapi tidak menghilangkan risiko untuk tertular penyakit ini melalui hubungan seksual. Hindari untuk saling pinjam meminjam handuk atau pakaian dengan orang lain untuk mencegah penularan non-seksual penyakit ini. Pengobatan: penyakit ini dapat disembuhkan. Pasangan seks juga harus diobati. Obat yang efektif untuk melawan infeksi Trichomonas vaginalis adalah metronidazole dengan dosis 500 mg 2 kali sehari selama 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
hari. Efek samping yang biasa dirasakan adalah tidak bisa tidur, nausea, muntah dan diare (Wells, Dipiro, Schwinghammer, Hamilton, 2003).
C. Resistensi Resistensi sel mikroba ialah suatu sifat tidak terganggunya kehidupan sel mikroba oleh anti mikroba (Setiabudy,1995). Menurut Warsa (2004) kejadian mikroba resisten terhadap kemoterapi
telah terjadi pada bakteri, jamur, virus,
maupun parasit. Menurutnya, hasil penelitian para ahli penyakit infeksi menyebutkan ada penderita penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri resisten antibiotika. Akibatnya penyakit makin berat, makin lama menderita, lebih lama di rumah sakit, dan biaya mahal. Sifat ini dapat merupakan suatu mekanisme alamiah untuk bertahan hidup. Mekanisme mikroorganisme menjadi resisten terhadap antibiotika dapat terjadi dengan cara sebagai berikut : 1. mikroorganisme mengembangkan suatu enzim yang telah berubah. 2. mikroorganisme menghasilkan enzim yang merusak obat aktif. 3. mikroorganisme merubah permeabilitasnya terhadap obat. 4. mikroorganisme mengembangkan suatu perubahan struktur sasaran bagi obat. 5. mikroorganisme mengembangkan perubahan lintas metabolisme yang meminta reaksi yang dihambat oleh obat ini. yang masih tetap dapat melakukan fungsi metabolismenya, tetapi jauh kurang dipergunakan oleh obat dari pada enzim di dalam kuman yang rentan (Jawetz,1987).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
Beberapa upaya dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya resistensi yaitu : 1. menghindari penggunaan antibiotika yang tidak tepat. 2. pemilihan
antibiotika
sedapat
mungkin
didasarkan
pada
pemeriksaan
bakteriologis. 3. menghindari penggunaan antibiotika yang menunjukkan resistensi silang dengan antibiotika lainnya. 4. mengkombinasikan satu atau lebih antibiotika yang dapat menghambat timbulnya resistensi, misalnya kotrimoksasol (Sastramihardja,1997).
D. Pemakaian Antibiotika Yang Rasional Terapi antibiotika yang efektif memerlukan penentuan kuman penyebab infeksi dan kepekaannya terhadap antibiotika tertentu. Setelah ditentukan semua obat yang efektif, harus diputuskan obat mana yang sebaiknya digunakan. Pengobatan secara rasional, efektif dan aman seharusnya berlaku untuk semua tindakan pengobatan dan termasuk pada pengobatan antibiotika. Pengobatan yang rasional memiliki arti bahwa diagnosis penyakit harus ditegakkan dengan tepat sehingga pemilihan obat dapat dilakukan dengan tepat pada sasarannya dengan efek samping yang ditimbulkan seminimal mungkin. Pengobatan antibiotika secara rasional, efektif dan aman dapat dicapai melalui beberapa kriteria sebagai berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
1. Obat yang benar. 2. Indikasi yang tepat. 3. Obat yang tepat mempertimbangkan kemanjuran, keamanan, kecocokan bagi pasien dan harga. 4. Dosis pemberian, dan durasi pengobatan yang tepat. 5. Pasien yang tepat yaitu, tidak ada kontraindikasi dan kemungkinan reaksi merugikan adalah minimal 6. Dispensing yang benar, termasuk informasi yang tepat bagi pasien tentang obat yang ditulis. 7. kepatuhan pasien terhadap pengobatan (Siregar, 2004). Penggunan antibiotika yang tidak rasional seperti dosis yang keliru, rute pemberian yang salah, frekuensi pemberian yang kurang atau terlalu banyak, akan membawa dampak yang sangat beragam, mulai dari risiko efek samping dan efek toksis, terjadinya resistensi kuman dan tingginya biaya pengobatan (Wijoyo,1999).
E. Edukasi Edukasi adalah upaya yang dilakukan agar masyarakat berperilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan, memberikan informasi, memberikan kesadaran dan sebagainya melalui kegiatan yang disebut pendidikan atau penyuluhan kesehatan (Notoatmodjo, 2003). Penyuluhan kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi pengetahuan, sikap
dan
kebiasaan
yang
berkaitan
dengan
kesehatan
agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
individu/kelompok/masyarakat mau dan mampu mengubah perilaku yang tidak mendukung nilai hidup sehat menjadi berperilaku yang mendukung nilai hidup sehat (Pratomo,1989). Pendidikan kesehatan sendiri pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan adanya pesan tersebut diharapkan dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut akhirnya dapat berpengaruh terhadap perilaku individu. Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakan pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk pendekatan yang dapat digunakan antara lain. 1. Bimbingan dan penyuluhan. Dengan cara ini kontak antara subyek penelitian dan peneliti lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh subyek penelitian dapat diteliti oleh peneliti sehingga dapat dibantu dalam penyelesaiannya. Dengan memberi masukan-masukan positif tentang pendidikan kesehatan, yang pada akhirnya oleh subyek penelitian menangkap dan menerimanya kemudian berdasarkan kesadaran penuh pengertian dapat mengubah perilaku sehatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
2. Wawancara Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan atau peneliti dengan subyek penelitian untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, apakah ia tertarik atau tidak terhadap perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi (Notoatmodjo, 2003).
F. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan menurut Bloom cit Notoadmodjo (2003), yaitu di bawah ini. a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain mampu menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. 2. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari pengguna kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. 4. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip dalam konteks atau situasi yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
5. Sintesis (synthesis) Sintesis
menunjuk
kepada
suatu
kemampuan
untuk
meletakkan
atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan pengetahuan, yaitu : 1. pengalaman artinya berdasarkan pemikiran kritis, akan tetapi pengalaman belum tentu teratur dan bertujuan mungkin pengalaman hanya dicatat saja. Pengalaman yang disusun sistematis oleh otak maka hasilnya adalah ilmu pengetahuan (Soekamto, 2002). 2. keyakinan merupakan kepercayaan yang sungguh-sungguh dan juga panutan/pegangan seseoarang misal agama yang dianutnya (Badudu dan Zain, 1996). 3. fasilitas kemudian mendapatkan fasilitas untuk meningkatkan pengetahuan dipengaruhi oleh media. Media cetak misalnya poster, majalah, leaflet, sedangkan media elektronika misalnya televisi, radio, video, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
4. sosial budaya semua orang hidup dalam kelompok-kelompok dan saling berhubungan melalui lambang-lambang, khususnya bahasa. Manusia mempelajari kelakuan orang lain dilingkungan sosialnya. Hampir segala sesuatu yang dipikirkan, dirasakan bertalian dengan orang lain, bahasa, kebiasaan makan, pakaian dan sebagainya dipelajari dari lingkungan sosial budayanya (Nasution, 1998) 5. pendidikan pendidikan berhubungan dengan pengembangan dan perubahan kelakuan anak didik. Pendidikan bertalian dengan transmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan, ketrampilan, dan aspek kelakuan yang lain. (Nasution, 1998) 6. informasi dengan pemberian informasi tentang kebiasaan hidup sehat dan cara pencegahan penyakit diharapkan akan terjadi peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku kesehatan dalam diri individu/kelompok sasaran yang berdasarkan kesadaran dan kemauan individu yang bersangkutan (Sarwono, 1997).
G. Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Atau dapat dikatakan sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus atau objek (dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk penyakit). Setelah orang tersebut mengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
objek kesehatan dimana indikator untuk sikap kesehatan sejalan dengan pengetahuan kesehatan (Notoadmodjo, 2003). Ada tiga komponen sikap yaitu: kognisi, afeksi, dan konasi. Komponen kognisi berupa pengetahuan, kepercayaan, atau pikiran yang didasarkan pada informasi yang berhubungan dengan objek. Komponen afeksi merupakan dimensi emosional dari sikap, yaitu emosi yang berhubungan dengan objek, objek disini dirasakan sebagai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Komponen konasi atau perilaku merupakan kecenderungan individu untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu objek, peritiwa atau situasi. Dengan adanya ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (Notoadmodjo, 2003). Menurut Kurniawati (1999), berdasarkan Health Belief Model, perubahan sikap dan perilaku PSK perempuan yang positif dipengaruhi oleh 5 komponen, yaitu: 1. kepercayaan PSK perempuan terhadap anggapan bahwa dirinya rentan terhadap PMS atau tidak. 2. persepsi PSK perempuan apakah PMS merupakan ancaman yang serius. 3. kepercayaan terhadap pencegahan yang telah dilakukan. 4. kemampuan pembiayaan untuk pencegahan yang dilakukan. 5. ada atau tidaknya kendala dan dorongan sosial dalam pencegahan PMS .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
H. Perilaku Perilaku manusia merupakan hasil dari pada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu: 1. faktor predisposing faktor predisposing meliputi pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, norma dan unsur lain yang terkait pada individu. 2. faktor enabling faktor enabling meliputi semua karakter lingkungan dan semua sumberdaya atau fasilitas yang mendukung terjadinya perilaku. Yang termasuk sebagai faktor pendukung ini adalah ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas pelayanan kesehatan. 3. faktor reinforcing yaitu sikap perilaku diluar individu yang menguatkan perilaku seseorang, karena pengaruh dari teman atau kelompok sebaya, tokoh masyarakat, pemimpin dan sebagainya. Perilaku seksual adalah perilaku yang berhubungan dengan fungsi-fungsi reproduksi atau merangsang sensasi dalam reseptor-reseptor yang terletak pada atau di sekitar organ-organ reproduksi. Perilaku seksual seseorang juga dapat dipengaruhi oleh hubungan seseorang dengan orang lain, oleh lingkungan dan kultur yang dimiliki oleh individu tersebut tinggal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
Pengetahuan dan pemahaman seseorang tentang sesuatu hal akan berpengaruh terhadap sikap, dan sikap tersebut selanjutnya mempengaruhi adanya niat seseorang untuk melakukan tindakan atau berperilaku. Dengan demikian dapat diartikan bahwa tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi sikap dan perilaku dalam kehidupannya. Begitu pula dengan tingkat pendidikan yang dimiliki PSK, tingkat pendidikan tersebut akan mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan perilaku PSK dalam melakukan hubungan seksual. Dalam hal ini, PSK dengan tingkat pendidikan lebih tinggi cenderung mampu bersikap lebih hati-hati dalam melakukan hubungan seksual dan tindakan pencegahan penularan sifilis dan infeksi HIV (Aprilianingrum, 2002).
I. Pekerja Seks Komersial (PSK) Pekerja seks dan prostitusi atau pelacuran merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan, sebab istilah pekerja seks mengacu pada seseorang yang melakukan praktik prostitusi atau pelacuran. Prostitusi adalah suatu perbuatan dimana seorang wanita memperdagangkan atau menjual tubuhnya yang dilakukan untuk memperoleh pembayaran dari laki-laki yang datang membayarnya dan wanita tersebut tidak ada mata pencaharian nafkah lain dalam hidupnya kecuali yang diperoleh dengan melakukan hubungan sebentarsebentar dengan banyak orang (Mudjijono, 2005). Pekerja Seks Komersial merupakan kelompok yang terbiasa melakukan aktivitas seksualnya dengan pasangan yang tidak tetap, dengan kompensasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
pemberian imbalan berupa uang yang telah disepakati sebelumnya, dan tingkat mobilitas yang sangat tinggi dikelompok tersebut, sehingga PSK merupakan kelompok
risiko
tinggi
PMS,
diantaranya
adalah
sifilis
dan
HIV/AIDS
(Aprilianingrum, 2002). Pekerja Seks Komersial perempuan merupakan profesi yang rawan dari ancaman berbagai jenis penyakit PMS, mereka termasuk di dalam kelompok risiko tinggi untuk terkena PMS. Qomariyah, (2003) menyatakan bahwa angka prevalensi dijangkit klamida (8-73,2%) merupakan yang paling tinggi jika dibandingkan PMS lainnya seperti kandida (11,2-28,9%) atau bakteria vaginosis (30%). Seseorang pekerja seks perempuan dapat menjadi hospes ataupun dapat sebagai sumber dari penularan penyakit terutama penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Pengetahuan PSK tentang pengobatan penyakit menggunakan obat sebagian besar hanya berdasarkan atas sistem rujukan dari teman, tetangga atau orang-orang dalam suatu komunitas. Informasi mengenai penggunaan obat dan sistem pengobatan yang benar dan rasional jarang mereka dapatkan. Adanya mitos yang berkembang di kalangan PSK bahwa PMS dapat dicegah melalui penggunaan antibiotika sampai saat ini masih mereka yakini (Putranto, 2002). Motif-motif yang mendorong banyak perempuan memilih pelacuran sebagai mata pencarian menurut Kartono (1989), yaitu : a. ada nafsu seks yang abnormal b. aspirasi materiil tinggi dibarengi dengan usaha mencari kekayaan lewat jalan yang mudah dan bermalas-malasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
c. kompensasi terhadap rasa diri inferior sebagai pola adjustment yang negatif d. memberontak terhadap otoritas orangtua, tabu-tabu religius dan norma sosial e. ada disorganisasi kehidupan keluarga atau broken home f. penundaan perkawinan jauh sesudah kematangan biologis g. bermotifkan standar hidup/ekonomis yang tinggi mendorong makin pesat tumbuhnya pelacuran h. banyak gadis-gadis pecandu Napza yang terpaksa menjual diri dan menjalankan profesi secara intensif.
J. Landasan Teori Edukasi adalah upaya yang dilakukan agar masyarakat berperilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan, memberikan informasi, memberikan kasadaran dan sebagainya melalui kegiatan yang disebut pendidikan atau penyuluhan kesehatan (Notoatmodjo, 2003). Kurangnya pemahaman dari responden tentang PMS dan penggunaan antibiotika secara baik dan benar mempengaruhi pengetahuan dan sikap responden. Pemberian edukasi tentang PMS serta penggunaan antibiotika yang baik dan benar akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan sikap responden. Perubahan tingkat pengetahuan dan sikap responden, diharapkan akan timbul kesadaran dari dalam dirinya untuk mencegah penularan PMS dan menekan penggunaan antibiotika yang tidak rasional dengan menghindari penggunaan dosis yang keliru, rute pemberian yang salah, frekuensi pemberian yang kurang maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
terlalu banyak juga akan membawa dampak lainnya seperti risiko efek samping, efek toksis sampai dengan tingginya biaya penggobatan. Pengetahuan seseorang tentang suatu hal akan berpengaruh terhadap sikap dan sikap tersebut selanjutnya mempengaruhi adanya niat seseorang untuk melakukan tindakan atau berperilaku. Pemberian edukasi PMS dan penggunaan antibiotika yang benar akan mempengaruhi pengetahuan PSK, dengan bekal pengetahuan tentang PMS dan penggunaan antibiotika yang rasional akan mempengaruhi sikap PSK di lokasi Pasar Kembang. Mereka akan berusaha dalam mencegah tertular PMS dengan perilaku sehat, begitu pula dengan pengetahuannya tentang penggunaan antibiotika yang benar akan membentuk suatu pola perilaku yang lebih baik dari sebelumnya.
K. Hipotesis Pemberian edukasi tentang PMS dan kerasionalan penggunaan antibiotika akan berpengaruh terhadap perubahan pengetahuan dan sikap PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan dua jenis penelitian yaitu penelitian eksperimental semu (Quasi-Experimental research) dengan jenis rancangan penelitian one group pretest-posttest. Pada rancangan penelitian ini pengukuran dilakukan dua kali kemudian hasil pada pengukuran pertama dibandingkan dengan hasil pada pengukuran kedua. Pada penelitian yang pertama ini melihat pengaruh edukasi tentang PMS dan kerasionalan penggunaan antibiotika terhadap perubahan perilaku (pengetahuan dan sikap) responden di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006. Jenis penelitian yang kedua adalah penelitian deskriptif evaluatif, dengan mengambarkan suatu keadaan secara objektif kemudian dilakukan evaluasi menilai suatu program yang sedang atau yang sudah dilakukan. Evaluasi berupa karakteristik PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006 yang diambil sebagai responden serta melihat pengaruh tingkat pendidikan, umur dan lama kerja responden terhadap perubahan perilakunya dalam kerasionalan penggunaan antibiotika selain itu juga mengevaluasi pengetahuan responden tentang PMS dan penggunaan antibiotika dari hasil wawancara pada responden di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006 (Sudjarwo, 2001).
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
B. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian a. Variabel bebas 1) Pemberian edukasi tentang PMS. b. Variabel tergantung 1) Tingkat pengetahuan Pekerja Seks Komersial (PSK). 2) Sikap Pekerja Seks Komersial (PSK). 2. Definisi Operasional a. Penyakit Menular Seksual adalah penyakit yang disebarkan melalui hubungan seksual, yang dialami oleh PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006. b. Edukasi adalah penyuluhan kesehatan kepada PSK yang diambil sebagai responden di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006 tentang PMS dan pencegahannya
serta
kerasionalan
penggunaan
antibiotika
yang
mempengaruhi pengetahuan dan sikap PSK dalam upaya perilaku sehat dalam bentuk booklet dan stiker. c. Pengetahuan adalah tingkat pemahaman yang dimiliki oleh PSK yang diambil sebagai responden di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006 tentang gejala yang timbul, penularan, pencegahan, pengobatan PMS. d. Sikap adalah kesadaran yang timbul dalam diri responden di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006 akibat dari pengetahuan yang pada akhirnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
membentuk pola dalam dirinya dalam pencegahan PMS dan penggunaan antibiotika yang rasional. e. Perilaku adalah hasil dari pada segala macam pengalaman serta interaksi responden dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakannya dalam upaya pencegahan PMS dan penggunaan antibiotika yang rasional. f. Persentase perubahan perilaku adalah rata-rata peningkatan nilai jawaban perilaku pada responden di lokasi Pasar Kembang setelah pemberian edukasi yang dibuat dalam bentuk persen. g. Pekerja Seks Komersial perempuan adalah istilah yang diberikan oleh masyarakat umum kepada perempuan yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memberikan pelayanan seksual dengan imbalan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Aktifitas seksual yang dilakukan terjadi dengan pasangan yang tidak tetap. h. Responden adalah PSK di lokasi Pasar Kembang yang mau diajak bekerja sama dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini baik dalam bentuk wawancara terstuktur maupun kuisioner. i. Antibiotika adalah obat yang digunakan dalam pengobatan penyakit infeksi, salah satunya adalah PMS, yang digunakan oleh PSK perempuan di lokasi Pasar Kembang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
j. Resisten adalah suatu keadaan dimana obat yang digunakan tidak mampu membasmi kuman penyebab penyakit lagi. Hal ini disebabkan karena obat tidak mencapai sasaran, obat tidak aktif, dan sasaran mengalami perubahan. k. Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006. l. Umur adalah lamanya rentang waktu dalam tahun yang dihitung mulai seorang lahir ke dunia sampai saat perhitungan terakhir penelitian dilakukan. m. Masa kerja adalah rentang waktu dalam tahun yang dihitung mulai responden bekerja di lokasi Pasar Kembang.
C. Subyek Penelitian Subjek penelitian yang digunakan adalah para PSK perempuan di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta yang telah menjalani pekerjaannya minimal selama 6 bulan dan merupakan penghuni tetap. Dari data yang diperoleh di Griya Lentera, pada tahun 2006, PSK yang tinggal menetap di daerah Pasar Kembang sejumlah 101 orang yang merupakan bimbingan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), angka ini menurun dari angka tahun sebelumnya 168 di tahun 2005. Dari populasi tersebut diambil 50 subyek penelitian. Jumlah subjek ditentukan berdasarkan syarat penelitian deskriptif oleh (Gay cit. Sevilla, 1993) menyatakan pengambilan sampel dapat dilakukan minimum 10 persen dari keseluruhan populasi atau 20 persen untuk populasi yang sangat kecil. Sehingga dapat dikatakan memenuhi kriteria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
D. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini adalah lokasi Pasar Kembang Yogyakarta atau yang lebih populer dengan istilah Sarkem, di kampung Sosrowijayan Kulon, Kelurahan Sosromenduran, Kecamatan Gedong Tengen, Kotamadya Yogyakarta. Letaknya persis di depan
pintu selatan stasiun Tugu Yogyakarta, di pinggir Jalan Pasar
Kembang, jalan menuju kawasan Malioboro.
E. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah non random sampling dengan cara pengambilan secara Quota sampling, jadi peneliti terlebih dahulu menentukan jumlah PSK yang akan menjadi reponden dimana sebelumnya peneliti menanyakan kesanggupan dari responden baik dalam pengisian kuisioner dan bersedia untuk diwawancarai dalam penelitian ini. Subyek penelitian dibatasi juga pada PSK perempuan yang memiliki kesediaan untuk bekerjasama.
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar kuisioner yang dibuat setelah perumusan masalah dimana sebelumnya telah ditentukan variabel-variabel yang akan diteliti, booklet berisi edukasi tentang PMS yang dibuat semenarik mungkin sehingga
responden tertarik dan mudah memahami informasi yang
diberikan. Peneliti membuat panduan wawancara terstuktur dibuat berdasarkan permasalahan yang dihadapi dan disesuaikan dengan topik yang akan dibahas. Untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
mendapatkan hasil yang diinginkan harus disesuaikan dengan bahasa yang dipergunakan pada lembar kuisioner dan panduan wawancara dengan subyek penelitian yang akan diamati yaitu PSK perempuan. Bahasa yang dipergunakan diusahakan supaya mudah dimengerti sehingga tidak terjadi perbedaan interprestasi yang nantinya akan menyulitkan jalannya penelitian.
G. Tata Cara Penelitian 1. Analisis Situasi Tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi atau tahap observasi mengenai kemungkinan bisa tidaknya diadakan penelitian, melihat keseharian responden sebelum dilakukan penelitian, pengumpulan informasi tentang data jumlah PSK, dan situasi di lokasi diperoleh dari Griya Lentera. Observasi ini dilakukan di kompleks lokasi Pasar Kembang dusun Sosrowijayan. Data yang diperoleh tidak dikerjakan sendiri namun dikerjakan berdua dengan rekan Adistyawan, dibagi berdasarkan wilayah kerja masing-masing. Observasi pertama kali dilakukan pada akhir bulan September. Observasi pada penelitian ini dibantu oleh teman-teman dari LSM PKBI sehingga memudahkan diterima dalam komunitas PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta. Setiap kali pengamatan baik observasi maupun pengambilan data atau yang biasa disebut turun lokasi harus dibimbing oleh seorang pendamping wilayah dari LSM PKBI, sehingga penentuan waktu turun lokasi menyesuaikan dengan pendamping dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Waktu turun lokasi dimulai sekitar jam delapan tiga puluh malam karena pada jam-jam itu aktifitas Sarkem dimulai dan berakhir menjelang subuh. Penelitian ini sendiri biasanya diakhiri sekitar jam duabelas malam hingga duabelas tiga puluh malam. Selain observasi pada malam hari observasi pagi dan siang hari juga pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan. Hasil yang dilakukan pada observasi pagi dan siang hari untuk
pengambilan data baik
pengisian kuisioner, wawancara maupun edukasi tidak dapat dilakukan pada saatsaat tersebut
hal ini dikarenakan tidak semua dari responden berdomisili di
wilayah tersebut, mereka banyak yang kos diluar wilayah Sarkem atau menjadikan Sarkem hanya sebagai tempat bekerja. Pada saat peneliti melakukan observasi pada pagi sampai dengan sore hari kompleks ini tidak berbeda jauh dengan kompleks perumahan-perumahan padat penduduk yang berada ditengah-tengah kota karena akan banyak dijumpai banyak anak kecil sedang bermain-main di sepanjang gang-gang yang sempit, banyak penjual makanan yang lewat dan berlalu lalang hal ini disebabkan karena lokasi ini berada dan berbaur dalam masyarakat umum dimana para PSK hidup berdampingan dengan keluarga-keluarga yang menjadi suatu komunitas. Namun sangat berbeda jika peneliti melakukan observasi di malam hari yang tercipta suasana remang-remang banyak kaum adam berjalan mondar-mandir, banyak wanita-wanita cantik duduk-duduk di depan losmen sambil bersendagurau. Dari dalam losmen-losmen tersebut akan terdengar suara musik yang cukup keras.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Pada awalnya responden sangat susah untuk bekerja sama, mereka cenderung menutup diri dengan pendekatan secara personal segala hambatan itu dapat diatasi. 2. Pembuatan Kuisioner Pertanyaan disusun dan dikelompokkan berdasarkan atas variabel-variabel penelitian yang ingin diketahui. Dalam penelitian ini penyusunan kuisioner lebih banyak bertanya pada tenaga ahli ataupun rekan dari fakultas psikologi yang dianggap menguasai tata cara pembuatan kuisioner penelitian. Sebelum dilakukan penyebaran kuisioner dilakukan uji validitas dan uji realibilitas. Kuisioner yang digunakan terdiri dari 20 item yang telah disaring dari 38 item jumlah keseluruhan pertanyaan dalam kuisioner yang dibagikan penyaringan ini bertujuan untuk lebih mengkhususkan pada item yang berhubungan dengan PMS dan antibiotika saja. Duapuluh item pertanyaan berbentuk obyektif dengan dua pilihan jawaban (ya atau tidak). Penelitian ini menggunakan format pertanyaan ya dan tidak dengan pertimbangan sederhana, mudah dipahami dan mudah dikerjakan oleh subjek penelitian. Kuisioner dibagi menjadi 2 bagian, yaitu pertanyaan untuk mengukur variabel pengetahuan dan pertanyaan untuk variabel sikap. Skor dalam setiap item pertanyaan hanya terdapat satu jawaban yang benar, sehingga cara penilaian adalah dikotomi, yaitu dengan memberikan skor 0 bagi setiap jawaban yang salah atau tidak diisi, dan 1 bagi jawaban yang benar. Bila responden menjawab “ya” untuk item pertanyaan jenis favourable maka akan mendapatkan skor 1 dan jika pertanyaan tidak diisi atau dijawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
“tidak” maka akan mendapat skor 0. Hal ini berlaku sebaliknya untuk item pertanyaan jenis non favourable. Pertanyaan pengetahuan sebanyak 17 item, yang dibagi dalam kategori 9 pertanyaan tentang PMS dan 8 pertanyaan tentang antibiotika. Pertanyaan sikap sebanyak 3 item oleh sebab itu dalam perhitungan statistika digabungkan antara pengetahuan dan sikap. Tiga item tersebut terdiri dari 2 pertanyaan sikap tentang antibiotika dan 1 pertanyaan tentang PMS. Pertanyaan favourable sebanyak 17 item dan 3 item non favourable. a. Uji validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Suatu instrumen yang digunakan dapat dikatakan valid apabila alat tersebut dapat menjalankan fungsinya dengan pengukuran dengan hasil yang sesuai dengan maksud dari pengukuran tersebut (Notoadmodjo, 2002). Dua ciri validitas suatu pengukuran, yaitu: ketepatukuran dan ketelitian, kecermatan. Ketepatukuran disini berarti, di samping secara tepat mengukur apa yang memang akan diukur (sensitivitas), juga dengan pengukuran tersebut tidak terukur hal lain yang selain yang akan diukur (spesifitas). Sedangkan ciri ketelitian adalah penggambaran bahwa pengukuran yang dilakukan memenuhi syarat reliabilitas. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam validitas isi (content validity) yaitu validitas yang pengujiannya dilakukan terhadap isi tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
dengan rasional atau lebih dikenal dengan istilah profesional judgement yaitu peneliti melakukan diskusi sebelumnya kepada orang yang berpengalaman yaitu dosen pembimbing dan dosen dari fakultas psikologi. Pengujiannya dilakukan dengan menelusuri setiap pertanyaan yang ada dalam kuisioner harus sesuai dengan tujuan penelitian. b. Uji reliabilitas Reliabilitas ialah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil penggukuran itu tetap konsisten atau tetap stabil bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoadmodjo, 2002). Uji reliabilitas dalam penelitian ini ditinjau kembali dari segi pemahaman bahasa dari kuisioner apakah sudah dimengerti oleh responden atau belum. Cara yang dilakukan mengujikan kuisioner pada responden sebagai uji coba. Selama uji coba, peneliti mendampingi responden saat proses pengisian kuisioner, untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dari kuisioner dan melihat item pertanyaan yang kurang dimengerti oleh responden. Berdasarkan hasil uji coba, ada beberapa item pertanyaan yang belum dapat dimengerti oleh responden. Hasil ini kemudian didiskusikan kembali dengan dosen pembimbing untuk dilakukan beberapa perbaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
3. Pembuatan Booklet Booklet ialah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar. Booklet berfungsi sebagai media pemberian edukasi tentang PMS pada PSK. Berisi tentang hal-hal yang terkait dengan PMS. Dibuat semenarik mungkin, jelas, singkat dan lengkap dengan bahasa yang mudah dipahami oleh subyek penelitian. 4. Penyebaran Kuisioner Kuisioner ditujukan kepada responden yaitu para PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006, sebelum kuisioner disebarkan terlebih dahulu dilakukan pendekatan-pendekatan secara personal pada waktu observasi sehingga memudahkan pada waktu penyebaran kuisioner. Kuisioner diberikan sebelum dan sesudah pemberian edukasi oleh peneliti. Dalam penyebaran kuisioner ini ada pembagian tugas antara rekan-rekan satu kelompok penelitian dengan maksud memudahkan dalam mendapatkan data, mempercepat proses pengumpulan data. Pada penelitian ini tidak dikerjakan sendiri namun dalam suatu kelompok tim, dimana dibagi berdasarkan wilayah penelitian. Kelompok yang membantu dalam penelitian ini terdiri dari, Adistyawan Yoga Wicaksono yang bekerja pada wilayah Sosrowijayan atau Pasar Kembang, dengan membagi menjadi dua bagian wilayah yaitu Sosro depan sampai tengah dan bagian Sosro tengah sampai belakang. Selain wilayah Sosrowijayan penelitian juga dilakukan di wilayah Badran dan wilayah jalan Magelang. Themy Roestian Lavatinova dan Ferawati Klaudia Ida mengambil data di
wilayah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Badran tepatnya di belakang stasiun tugu dulunya tempat ini lebih dikenal dengan istilah ”Bong Suwung”. Rekan Vincensius Anjar Trilaksono mengambil data di seputaran jalan Magelang. Penyebaran kuisioner ini dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada saat sebelum pemberian edukasi(pretest) dan pada saat sesudah pemberian edukasi (posttest) dengan kuisioner yang sama. Pada pertengahan bulan Oktober sampai dengan awal November 2006, merupakan waktu penyebaran pretest, sedangkan pemberian posttest dilakukan setelah edukasi yaitu pada akhir bulan Desember. Pada penyebaran penelitian ini di bantu oleh rekan Adistyawan. Penyebaran kuisioner ini kepada 50 responden di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta, secara personal dan pada waktu pengisian didampingi langsung sehingga responden dapat bertanya jika tidak mengerti dan memahami pertanyaan. Perbedaan fokus penelitian ini dan penelitian yang dilakukan rekan Adistyawan adalah pada penelitian ini melihat pengaruh edukasi PMS dan kerasionalan penggunaan antibiotika, sedangkan penelitian yang dikerjakan rekan Adistyawan pengaruh edukasi PMS terhadap ketaatan pengunaan kondom. 5. Pemberian Edukasi Dilakukan untuk memberikan pengetahuan tentang PMS yang berupa booklet, pada lokasi Pasar Kembang yang berlangsung secara berulang untuk mengingatkan subyek penelitian. Selain dengan pemberian bookflet, pendekatan personal dalam penelitian ini juga memberikan edukasi dengan membuka sesi tanya jawab yang masih berada dalam lingkup PMS dan Antibiotika, yang sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
direspon baik oleh subyek penelitian. Pemberian edukasi ini berlangsung setelah pemberian pretest yang berlangsung dari awal bulan November hingga akhir bulan Desember. 6. Wawancara Terstuktur Dilakukan dengan bantuan kerangka atau garis-garis besar yang dibutuhkan dan berkaitan dengan permasalahan, melalui pembicaran informal dan pembicaraan yang dikaitkan dengan permasalahan. Wawancara berfungsi untuk mendukung hasil kuisioner dan fenomena yang terjadi di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta. Wawancara dilakukan setelah pengisian kuisioner dan sebelum pemberian edukasi, dengan tujuan untuk melihat sejauh mana para PSK di lokasi Pasar Kembang tahu mengenai PMS dan penggunan antibiotika yang rasional. Wawancara dalam penelitian ini sangat membantu dalam melihat tingkat pengetahuan responden yang diwakili oleh 10 orang yang dinilai telah representatif dan sudah mewakili dari karekteristik responden yaitu faktor umur, tingkat pendidikan dan lama kerja dari jumlah keseluruhan responden, kemudian dari hasil wawancara ini dianalisis secara deskriptif evaluatif. Wawancara secara personal dan jauh dari kesan formal, tetapi tetap dalam kerangka yang sudah ditentukan. 7. Pengolahan data Pengolahan
data
dalam
penelitian
ini
dilakukan
dengan
cara
menjumlahkan angka dari setiap item pertanyaan yang dijawab dengan benar oleh responden, kemudian dianalisis dengan menggunakan uji statistik secara non
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
parametrik dengan uji Wilcoxon, Selain itu, peneliti mengelompokkan item pertanyaan dalam kuisioner berdasarkan variabel-variabel yang akan diteliti yaitu variabel pengetahuan dan variabel sikap. Hasil yang diperoleh disajikan dalam bentuk persentase dan dianalisis dengan menggunakan statistika deskriptif.
H. Analisis Data Penelitian Analisis data menggunakan dua metode, yaitu metode statistik nonparametrik dan metode statistik deskriptif. Metode statistik nonparametrik menggunakan Two Related Samples T Test dengan taraf kepercayaaan 90% yang bertujuan untuk melihat signifikansi perubahan nilai perilaku (pengetahuan dan sikap) pada responden di lokasi Pasar Kembang tentang PMS dengan membandingkan hasil data pretest dengan hasil data posttest. Dalam penelitian ini dilakukan juga interprestasi analisis hasil dengan menggunakan evaluasi secara deskriptif.Pada analisis statistik digunakan uji Wilcoxon pada uji ini dikatakan signifikan apabila hasil yang didapat antara z tabel harus lebih kecil atau sama dengan z hasil perhitungan atau dengan melihat nilai signifikansinya (p) lebih kecil dari atau sama dengan 0,1 pada taraf kepercayaan 90% maka hipotesis nol (Ho) ditolak, yang berarti terjadi peningkatan yang signifikan pada variabel perilaku responden dengan adanya pemberian edukasi. Analisis dengan metode statistik deskriptif digunakan untuk melihat persentase perubahan perilaku responden yang
dilihat berdasarkan tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
pendidikan, umur serta lama kerja setelah adanya pemberian edukasi. Analisis ini dilakukan dengan menghitung selisih antara nilai posttest dan pretest yang kemudian dicari nilai rata-rata (mean). Hasil rata-rata kemudian dibagi dengan jumlah item pertanyaan dan dibuat dalam bentuk persentase. P=
X x 100% N
Keterangan: P : Persentase X: Rata- rata nilai selisih antara pre test dan post test N: Jumlah item pertanyaan
I. Kesulitan Penelitian Kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama penelitian ini adalah cuaca yang tidak menentu karena pada saat penelitian ini dilakukan masuk dalam musim hujan sehingga sulit untuk menemukan PSK yang tetap bekerja, selain itu sulitnya berkomunikasi dengan PSK karena mereka cenderung tertutup untuk menerima keberadaan orang lain, kecuali yang sudah dikenal. Banyaknya para PSK yang berpendidikan rendah menyebabkan peneliti menuntun satu persatu pertanyaan dalam pengisian kuisioner. Pemahaman yang rendah dari para PSK tentang antibiotika dan berkembang mitos yang sudah dipercaya secara turun temurun dari teman seprofesi juga mempengaruhi pola pikir mereka dalam pemilihan serta penggunaan antibiotika yang rasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik PSK Di Lokasi Pasar Kembang Yogyakarta Tahun 2006 Karakteristik
PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta yang menjadi
responden dalam penelitian ini meliputi tingkat pendidikan, umur dan lama bekerja sebagai PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006. 1. Tingkat Pendidikan
Persentase (%)
100 75 50
40 30
25
26
4 0
Tingkat Pendidikan Tidak Sekolah
SD
SMP
SMU
Gambar 1. Karakteristik Tingkat Pendidikan PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006
Dilihat dari persentase, tingkat pendidikan PSK yang sebagian besar hanya sampai SD 40%, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan mereka mengenai
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
berbagai macam penyakit terutama yang disebabkan oleh PMS sangatlah kurang begitu pula pengetahuan responden tentang penggunaan antibiotika yang rasional juga rendah. Keterbatasan pengetahuan mereka yang minim ini mempengaruhi pola pikir dan cara pandang mereka. Tingkat pendidikan yang rendah sangat berpengaruh dalam pemberian edukasi, sehingga responden yang berpendidikan SD sulit untuk menangkap edukasi yang diberikan dibandingkan yang berpendidikan lebih tinggi. Rendahnya pendidikan juga mempengaruhi mereka
dalam memilih pekerjaan sebagai PSK, seperti
diungkapkan oleh Zubairi (1999) yang menyatakan bahwa banyak perempuan miskin yang jatuh ke dunia prostitusi karena ingin memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya, tubuh dan daya tarik seksual yang mereka miliki merupakan satusatunya modal yang dimanfaatkan untuk mendapatkan uang. Kesimpulan yang diambil jumlah responden yang berpendidikan rendah lebih besar dibanding yang berpendidikan tinggi akan mempengaruhi dalam penelitian ini, terutama dalam pemberian edukasi dan kedalaman pemahaman responden dalam upaya berperilaku sehat. 2. Umur Pada tahun 2006 PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta lebih didominasi umur 21-40 tahun.
Pembagian responden sendiri dibagi dalam 3
kelompok kategori yang dapat dilihat pada gambar 2. Pada gambar 2 umur PSK dengan persentase 78% adalah persentase tertinggi dari jumlah keseluruhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
karakteristik umur, jumlah ini dimiliki oleh mereka yang berusia antara 21-40 tahun, sedangkan persentase terkecil adalah 10% merupakan PSK dengan usia 41-60 tahun.
Persentase (%)
100
78 75 50 25
12
10
0
Umur 0-20 Tahun
21-40 Tahun
41-60 Tahun
Gambar 2. Karakteristik Umur PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006
Usia antara 21-40 tahun termasuk dalam usia produktif, pada usia ini mereka cenderung memiliki keinginan untuk berinteraksi dengan lawan jenis. Pekerja Seks Komersial
pada usia produktif lebih mudah berinteraksi, namun dalam
pemberian edukasi peneliti mengalami kesulitan bertemu dengan responden karena mereka sedang bekerja. Responden dengan usia 41-60 tahun merupakan persentase terkecil berdasarkan hasil pengamatan di lokasi Pasar Kembang hal ini dikarenakan, keberadaan mereka semakin tersudut dengan kedatangan wajah-wajah baru yang lebih muda dan menarik sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan tamu, yang pada akhirnya usia 41-60 tahun semakin kecil jumlahnya. Dalam hal penerimaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
edukasi, usia ini justru cenderung lebih bersemangat karena mereka termotivasi untuk lebih memperhatikan kesehatan, hal ini disebabkan usia yang tidak muda lagi membuat mereka rentan akan terserang berbagai penyakit. Tetapi tidak semua yang beranggapan sama mereka yang telah berada dalam usia ini adalah mereka yang cenderung telah bekerja cukup lama sebagai PSK sehingga ada dari mereka yang merasa karena telah memiliki masa kerja yang cukup lama menyebabkan seringnya mendapatkan program-program penyuluhan yang serupa dengan edukasi yang diberikan. Hal ini mempengaruhi minat ataupun rasa ingin tahu terhadap edukasi PMS. 3. Lama Bekerja Pekerja Seks Komersial memiliki tingkat mobilitas yang sangat tinggi. Mereka biasanya berpindah-pindah dari satu tempat ketempat lain dengan pekerjaan yang sama sebagai PSK. Dari data yang ada mereka baru beberapa tahun berada di lokasi Pasar Kembang, pada kenyataannya mereka telah menjalankan pekerjaannya dalam jangka waktu yang lebih lama. Dari hasil wawancara dengan responden kami sebelumnya banyak dari mereka telah bekerja di Solo, Semarang, Magelang dan kota-kota lainnya yang masih dalam kawasan Jawa Tengah. Pada gambar 3 dapat diketahui bahwa persentase responden 6 bulan sampai 2 tahun berada dalam urutan pertama berdasarkan faktor lama kerja sebesar 42% dari hasil wawancara diketahui bahwa banyak dari responden sebenarnya wajah-wajah lama di lokasi Pasar Kembang ini namun ada beberapa dari mereka yang sering berpindah-pindah tempat dikarenakan berganti suasana ataupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
sebelumnya telah
meninggalkan pekerjaan ini, namun karena desakan ekonomi,
rendahnya ketrampilan yang dimiliki dalam bidang lain, dan karena pekerjaan ini paling mudah menghasilkan uang, menuntut mereka kembali ke lokasi Pasar Kembang. Responden dengan lama bekerja 6 bulan sampai 2 tahun masih cenderung tertutup dengan lingkungannya, sehingga peneliti membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses pendekatannya. Persentase berikutnya pada responden lama kerja 3-4 tahun 32%, dan untuk lama kerja >5 tahun 26% menunjukaan persentase terkecil atau dapat dikatakan responden cenderung lebih suka berpindah-pindah tempat apabila telah bekerja diatas 3 tahun, biasanya karena faktor bosan, ingin mencari suasana baru ataupun
Persentase (%)
persaingan untuk mendapatkan tamu.
50
42
40
32 26
30 20 10 0
Lama Kerja 6 Bulan-2 Tahun
3-4Tahun
>5 Tahun
Gambar 3. Karakteristik Lama bekerja PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006
Respon yang ditunjukan pada penelitian ini berdasarkan kajian lama kerja dalam menangkap edukasi yang diberikan yaitu kecenderungan mereka yang baru bekerja lebih interaktif dibanding yang masa kerjanya telah lama, faktor rasa ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
tahu yang besar
dan minimnya pengetahuan menyebabkan ada dorongan atau
antusiasme yang tinggi dalam diri mereka dalam menangkap edukasi yang diberikan.
B. Pengaruh Pemberian Edukasi tentang PMS dan Kerasionalan Penggunaan Antibiotika terhadap Perubahan Perilaku PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta Pada pengujian Two Related Samples T Test, dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pada variabel pengetahuan dan sikap responden dalam penelitian ini yang berhubungan dengan adanya pemberian edukasi tentang PMS dan kerasionalan penggunaan antibiotika. Pada uji ini menggunakan taraf kepercayaan 90%, selain melihat nilai signifikansi (p) juga dipertegas dengan nilai tabel z dimana pengujian hipotesisnya adalah apabila nilai z hitung ≥ z tabel maka dapat dikatakan bahwa terjadi perubahan perilaku yang signifikan, yang berarti edukasi yang diberikan berhasil merubah perilaku para PSK di lokasi Pasar Kembang yang diambil sebagai responden tentang PMS dan kerasionalan penggunaan antibiotika. Pada uji hipotesis ini didapat nilai signifikansi (p) sebesar 0,0 dimana nilai ini kurang dari 0,1 berarti edukasi tentang PMS dan Kerasionalan penggunaan antibiotika pada responden di lokasi Pasar Kembang dapat dikatakan berhasil, dipertegas pula dengan nilai z yang diperoleh -5,6 lebih besar dari pada nilai z pada tabel sebesar -0,4 sehingga ada peningkatan yang signifikan antara pemberian edukasi setelah pretest menyebabkan terjadi peningkatan pada hasil posttest responden. Hal ini menunjukan adanya perubahan perilaku ke arah yang lebih positif dari sebelumnya. Pada uji ini diketahui ada nilai perubahan dalam notasi positif, negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
atau tidak diantara keduanya, diketahui bahwa dari 50 responden penelitian ada sebanyak 40 orang menunjukan nilai positif atau terjadi peningkatan perilaku dengan adanya pemberian edukasi tentang PMS dan kerasionalan penggunaan antibiotika. Sepuluh responden tidak mengalami perubahan sama sekali walau telah mendapatkan edukasi, sedangkan untuk nilai negatif tidak ditemukan. Pernyataan Notoadmodjo sejalan dengan hasil yang didapat dalam penelitian ini yaitu; edukasi merupakan upaya yang dilakukan agar masyarakat mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan, memberikan informasi, memberikan kesadaran dan sebagainya melalui kegiatan yang disebut pendidikan atau penyuluhan kesehatan. Hasil persentase keseluruhan antara
pretest-posttest dapat mempertegas
hasil yang diperoleh melalui uji Wilcoxon, seperti gambar dibawah ini
Persentase (%)
100
75
69,4 58,4
50
25
0
Pretest-Posttest Pretest
Posttest
Gambar 4. Rata-rata hasil persentase nilai sebelum pemberian edukasi (pretest) dan sesudah edukasi (posttest ) PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Dapat dilihat bahwa persentase perubahan nilai sebelum edukasi atau ratarata jawaban benar yang diperoleh pada keseluruhan responden sebelum dilakukan edukasi sebesar 58,4% angka yang cukup tinggi, sehingga diartikan bahwa setiap responden mampu menjawab pertanyaan secara benar adalah lebih dari setengah jumlah keseluruhan item pertanyaan. Setelah pemberian edukasi ada peningkatan yang cukup baik menjadi 69,4% rata-rata jawaban yang benar keseluruhan responden. Tingginya pengetahuan responden dikarenakan PSK lokasi Pasar Kembang ini memiliki pemahaman yang baik tentang PMS namun dari hasil wawancara diketahui pemahaman tentang antibiotika masih kurang. Tingginya pengetahuan responden dilapangan tentang PMS dikarenakan di lokasi ini sudah sering mendapatkan penyuluhan tentang PMS baik dari tenaga kesehatan maupun pemerhati sosial sedangkan tentang antibiotika masih minim, karena dari wawancara diketahui penggunaan antibiotika dikalangan mereka kebanyakan hanya berdasarkan rujukan teman sehingga hal ini menyebabkan tidak ada perbedaan profil antibiotika antara tahun 2005 pada penelitian Sutama yang terdiri dari amoksisilin, ampisilin dan supertetra merupakan golongan penisilin dengan penelitian ini. Dari hasil ini diketahui bahwa ada pengaruh dari edukasi yang diberikan kepada PSK terhadap perubahan perilaku menjadi lebih baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
C. Rata-rata Persentase Pengaruh Tingkat Pendidikan, Umur dan Lama Kerja PSK Perempuan terhadap perubahan Perilaku dalam Kerasionalan Penggunaan Antibiotika
1. Tingkat Pendidikan Berdasarkan gambar 5 pada faktor tingkat pendidikan diketahui bahwa persentase peningkatan nilai perilaku terbesar justru pada responden yang tidak sekolah sebesar 25% peningkatan angka yang cukup tinggi, data ini menunjukkan bahwa pada saat pemberian edukasi ada antusiasme yang tinggi untuk mendapatkan informasi khususnya tentang PMS dan kerasionalan penggunaan antibiotika.
Persentase (%)
50 40 30
25
20
9
10
7,6
8
0
Tingkat Pendidikan Tidak Sekolah
SD
SMP
SMU
Gambar 5. Persentase peningkatan nilai perilaku PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006 berdasarkan faktor tingkat pendidikan
Minimnya tingkat pendidikan responden mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki responden, selain hal yang disebutkan diatas mereka dibantu dalam pengisian kuisioner mereka karena mereka tidak dapat membaca dan menulis, sehingga waktu pengisian pertanyaan dibacakan dan diisikan oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Pada saat pengisian kuisioner mereka menunjukan respon yang baik. Pengetahuan tentang antibiotika yang pada awalnya sangat minim. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, sebelum pemberian edukasi kebanyakan dari mereka menerapkan mitos yang telah berkembang bahwa dengan meminum antibiotika sebelum berhubungan seksual akan terhindar dari berbagai macam PMS. Hal ini pula yang sering menyebabkan responden untuk tidak menggunakan kondom dalam melayani tamu karena mempercayai mitos tersebut dan yakin akan baik-baik saja atau tidak terinfeksi walau tanpa penggunaan kondom. Kebanyakan dari mereka tidak mengetahui bahwa antibiotika mempunyai aturan pakai tersendiri, seperti obat harus diminum berdasarkan aturan pakai 3 x sehari dan harus sampai habis, harus dengan resep dokter dan tidak dapat diminum setiap hari. Rasa ingin tahu yang besar pada waktu edukasi berjalan mengakibatkan respon yang baik pada akhirnya menunjukan perilaku yang baik Persentase terkecil adalah responden dengan tingkat pendidikan SMP yang nilainya tidak begitu jauh dengan yang berpendidikan SMU. Persentase peningkatan nilainya sebesar 7,6% untuk SMP dan 8,0% untuk SMU peningkatan nilai perilaku ini termasuk kecil karena pengetahuan responden sebelum pemberian edukasi dapat dikatakan sudah baik jumlah benar berkisar antara 15 sampai 17 bahkan ada yang 20 atau benar semua, sehingga mempengaruhi nilai peningkatan. Dari hasil wawancara sebagian responden tingkat pendidikan SMP dan SMU sudah mengetahui bahwa obat antibiotika harus diminun sampai habis dalam jangka waktu tertentu dan hanya atas anjuran dokter, namun karena telah menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
kebiasaan penggunaan antibiotika disamakan seperti penggunaan jamu yang dapat diminum setiap hari. Menurut mereka dengan meminum antibiotika setiap hari bisa mencegah tertular PMS dan HIV/AIDS, pemikiran serta mitos yang berkembang seperti inilah yang sangat sulit untuk diubah. Dari hasil tingkat pendidikan ini dapat disimpulkan bahwa tingginya tingkat pendidikan seseorang tidak menjamin perubahan perilakunya terutama dalam penggunaan antibiotika yang rasional, walaupun mereka tahu hal yang benar namun untuk mengubah perilaku sehat sangatlah sulit. 2. Umur
Persentase (%)
50 40 30 20
16 10,8
10
7,8
0
Umur 0-20 Tahun
21-40 Tahun
41-60 Tahun
Gambar 6. Persentase peningkatan nilai perilaku PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006 berdasarkan faktor umur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Persentase peningkatan nilai berdasarkan tinjauan umur, responden yang berumur antara 0-20 tahun mengalami peningkatan sebesar 10,8%, umur antara 21-40 sebesar 7,8% sedangkan umur 41-60 mencapai 16%. Pada umur 41-60 mengalami peningkatan paling besar hal ini seperti teori yang dikemukakan oleh Arthur 1978 menunjukkan adanya kemampuan mental yang baik pada usia dewasa awal yang terus meningkat sampai mendekati usia dewasa madya. Kemampuan itu berupa penalaran dengan menggunakan analogi, mengingat kembali informasi yang telah dipelajari dan berpikir secara kreatif. Dengan demikian pada dewasa madya responden menunjukkan antusiasme yang baik. Pada waktu pemberian edukasi mereka banyak bertanya tentang PMS dan cara pencegahannya. Minat mereka tentang informasi penggunaan antibiotika yang baik dan benar juga tinggi hal ini dikarenakan usia yang semakin lanjut memotivasi responden untuk lebih memperhatiakan kesehatannya, usia yang tidak muda lagi membuat mereka menjadi rentan akan terserang suatu penyakit sehingga dengan adanya edukasi mempengaruhi perilaku responden pada perilaku sehat. Persentase berikutnya sebesar 10,8% ditempati oleh PSK usia remaja 0-20 tahun hal ini dipengaruhi berbagai macam faktor. Salah satu faktor yang sangat mendukung adalah kebayakan dari mereka yang berada pada usia tersebut memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi antara SMP dan SMU sehingga dapat menangkap dengan baik edukasi yang diberikan. Selain itu terlepas dari tingkat pendidikannya usia remaja adalah usia dimana seseorang memiliki ketajaman intelektual, dan daya tangkap terhadap suatu obyek lebih baik. Hal ini dinyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
oleh Parker (1960) bahwa
kemampuan individu berupa kemampuan untuk
mengingat, menghafalkan sesuatu dan kemampuan fisik seperti kelincahan dalam bergerak. Untuk ketrampilan, berupa ketepatan untuk mengunakan suatu alat. Kecepatan dalam bergerak yang pada dewasa awal lebih baik dari dewasa madya. Karena usia yang muda menyebabkan mereka merasa pengalaman tentang PMS dan antibiotika sangat minim sehingga mereka menyimak dengan baik informasi yang diberikan. Pengetahuan yang ditangkap dengan baik mengubah pola perilakunya sehingga ada niat dan pada akhirnya timbul tindakan untuk pencegahan PMS dan mau merubah kebiasan penggunaan antibiotika yang irasional menjadi rasional. Persentase selanjutnya sebesar 7,8% ditempati usia terbanyak dari populasi atau 21-40 atau jumlah populasi terbesar 78%. Pada usia produktif ini mereka lebih banyak dicari tamu, karena merasa paling laris mereka justru kurang memperhatikan edukasi yang diberikan. Salah satu contoh permasalahan yang dihadapi, sebenarnya mereka mengetahui bahwa antibiotika tidak seharusnya dikonsumsi setiap hari tetapi harus dengan resep dokter. Karena banyak melayani tamu maka mereka takut terinfeksi PMS, hal ini menyebabkan mereka cenderung menggunakan obat antibiotika setiap hari untuk pencegahan. 3. Lama Kerja Faktor yang tidak kalah pentingnya yang dibahas dalam penelitian ini yang turut mempengaruhi PSK dalam tindakan dan perilaku sehat sehari-hari adalah faktor lama kerja. Yang dihitung dalam kisaran bulan hingga tahun. Dalam penelitian ini subyek uji yang dipilih minimal telah bekerja di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
selama 6 bulan sehingga mereka sudah dapat menyesuaikan dengan lingkungan disekitarnya dan sudah cukup untuk mengenal dan tahu akan risiko pekerjaannya.
Persentase (%)
50 40 30 20
11,1 6,9
10
8
0
Lama Kerja 6 Bulan-2 Tahun
3-4Tahun
>5 Tahun
Gambar 7. Persentase peningkatan nilai perilaku PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006 berdasarkan faktor lama kerja
Dari persentase lama kerja ini diketahui bahwa paling tinggi diduduki oleh PSK dengan masa kerja 6 bulan sampai 2 tahun yaitu 11,1% diikuti persentase sebesar 8% oleh mereka yang bekerja >5 tahun dan 3 sampai 4 tahun sebesar 6,9% angka persentase paling tinggi pada responden lama kerja 6 bulan sampai 2 tahun ini menunjukkan bahwa edukasi tentang PMS dan penggunaan antibiotika yang rasional merupakan hal yang baru bagi mereka sehingga mereka lebih menyimak edukasi yang diberikan, pengetahuan ini menambah wawasan mereka dan mempengaruhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
mereka pada perubahan perilaku sehat diantaranya mau menggunakan kondom sebagai satu-satunya cara yang sampai saat ini dianggap paling aman dalam mencegah penularan PMS dan HIV/AIDS, mengerti dan tahu bahwa antibiotika bukan obat yang membebaskan mereka dari segala macam penyakit jika diminum tiap hari. Persentase peningkatan nilai mereka yang bekerja lebih dari tiga tahun justru lebih rendah dikarenakan seringnya pemberian edukasi yang serupa membuat mereka merasa sudah tahu dan pada akhirnya kurang memperhatikan edukasi dalam penelitian ini, sehingga tidak mengubah perilaku mereka dalam mencegah PMS dan penggunaan antibiotika yang rasional.
D. Pengetahuan Responden tentang PMS dan Penggunan Antibiotika berdasarkan Hasil Wawancara di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta 2006 1.
Pengetahuan Tentang Penyakit Menular Seksual (PMS) Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di lokasi Pasar Kembang
seluruh responden yang diwawancarai mengetahui akan PMS walaupun tidak secara rinci dan jelas penyakit serta gejalanya namun setidaknya mereka mengetahui bahwa PMS adalah penyakit tergolong berbahaya dan menular yang perlu untuk diwaspadai dan dicegah. Pada awalnya responden ada yang menjawab tidak tahu tetapi setelah diarahkan mereka sebenarnya tahu namun tidak mengenal istilahnya. Beberapa PMS yang telah popular atau dikenal mereka seperti GO, sifilis, klamidia, kutu kelamin dan HIV/AIDS walaupun gejala-gejala spesifiknya belum dipahami betul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
2. Pengetahuan Tentang Antibiotika Dari hasil wawancara 10 orang responden di lokasi Pasar Kembang diketahui bahwa semuanya mengetahui tentang antibiotika. Pengetahuan ini mereka dapat dari pengalaman sesama teman dalam satu komunitasnya, ada juga yang mengetahui dari klinik GL “Griya Lentera” dokter di klinik tersebut sampai dengan apotek tempat mereka membeli obat. 3. Tempat Mendapatkan Antibiotika Pada sebagian besar PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta mendapatkan antibiotika dari apotek atau sekitar 80% sehingga mereka seharusnya mendapatkan informasi yang penting tentang antibiotika tersebut. Namun pada kenyataanya yang didapat pada saat mereka membeli obat antibiotika di apotek tidak ada bedanya dengan ketika mereka membeli di warung karena tanpa mendapat informasi yang jelas. Apotek tidak seharusnya menjual dan melayani obat antibiotika tanpa resep. Apotek seharusnya sebagai salah satu penyedia jasa pelayanan kesehatan terutama dalam pendistribusian obat ke masyarakat diharapkan dapat memberikan model pelayanan kesehatan yang benar dan sesuai prosedur. Apoteker disini sebagai penanggungjawab diharapkan dapat menerapkan prinsip KIE demi tercapainya perilaku sehat di masyarakat. Informasi yang diberikan berupa aturan pakai, dosis, lama pemakaian, dan fungsi antibiotika tersebut. Responden yang
mendapatkan antibiotika dari dokter sebanyak 10%,
sehingga kesadaran mereka untuk menjaga kesehatan sudah lebih baik dibandingkan dengan yang mendapatkan antibiotika dari warung ataupun informasi dari teman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Responden yang mendapat antibiotika dari warung sebesar 10% sehingga tidak mendapat informasi yang benar. 4. Penggunaan terakhir dan Intensitas Penggunaan Antibiotika Jika dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti di lokasi Pasar Kembang diketahui bahwa penggunaan obat antibiotika sangat intens, dimana ada yang menggunakan setiap hari dengan dosis 2-3x sehari, ada juga yang menggunakan 2-3x dalam seminggu, 3x dalam sebulan dengan alasan pencegahan. Responden yang secara rutin memakai antibiotika baik pada waktu sakit maupun pada waktu sehat, tidak mengetahui dan menyadari bahayanya kalau memakai antibiotika secara sembarangan. Ada responden yang minum obat antibiotika jika benar-benar sakit. Antibiotika yang dipakai tidak dengan indikasi yang tepat atau dosis yang sesuai serta aturan pakai yang tidak tepat akan menyebabkan bakteri menjadi resisten akibatnya penyakit akan tambah parah dan biaya yang dikeluarkan untuk penanggulangan akan bertambah mahal. Pemberian edukasi dan informasi secara intens dan benar dari tenaga ahli yaitu apoteker baik pada pelayanan di apotek ataupun penyuluhan kesehatan akan sangat membantu pemahaman PSK tentang antibiotika. Informasi yang diberikan dapat berupa pengetahuan tentang nama obat antibiotika, pemahaman untuk apa antibiotika digunakan, bagaimana mengunakan antibiotika dengan tepat, berapa banyak, berapa kali sehari, bersama makan atau pada waktu perut kosong dan juga penggunaan untuk beberapa lama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
5. Profil Antibiotika di Lokasi Pasar Kembang Dari hasil wawancara yang dilakukan pada subyek uji PSK di Sarkem diketahui bahwa semua pernah menggunakan obat antibiotika namun ada yang lupa akan nama obatnya. Profilnya sebagai berikut :
yang menggunakan ampisilin
sebanyak 2 orang, yang menggunakan binotal isinya merupakan ampisilin sebanyak 2 orang, yang menggunakan amoksisilin sebanyak 2 orang. Satu orang menggunakan 2 jenis obat yang berbeda yaitu supertetra merupakan obat yang kandungannya tetrasiklin dan binotal. Satu orang menggunakan amoksisilin dan ampisilin, dan pengguna akilen dan binotal juga sebanyak 1 orang. Akilen merupakan jenis oflosaksin yang obat golongan kuinolon. Ampisilin aktif terhadap beberapa jenis kuman gram positif dan gram negatif, tapi dirusak oleh penisilinase, sehingga kemungkinan resistensi besar. Obat ini merupakan golongan antibiotika broad spectrum (spektrum luas). Ampisilin akan menembus dinding sel bakteri, menghambat sintesis dinding sel, yang nantinya akan membuat dinding sel menjadi lisis sehingga bakteri akan mati. Untuk memperoleh efek terapi yang maksimal sebaiknya ampisilin diminum sebelum makan (1-2 jam sebelum makan) karena pada waktu itu bioavaibilitasnya 90% dibandingkan setelah makan bioavaibilitasnya hanya 40%. Makanan juga akan mengurangi absorpsi ampisilin sehingga yang di metabolisme akan lebih sedikit dan efek yang diperoleh juga akan berkurang. Penggunaan binotal yang berisi ampisilin sebenarnya bukanlah tipe pilihan yang tepat untuk mengobati PMS. Perlu penegakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
diagnosis dan pemeriksaan mikrobiologis terlebih dahulu. Pemilihan antibiotika responden cenderung karena rujukan teman. Amoksisilin merupakan turunan dari ampisilin yang hanya berbeda pada satu gugus hidroksilnya sehingga memiliki spektrum antibakteri yang sama. Amoksisilin memiliki aksi yang sama dengan ampisilin yaitu menghambat sintesis dinding sel mukopeptida bakteri (bakterisidal). Setelah mengkonsumsi amoksisilin harus banyak minum air, karena semakin banyak air maka intensitas dari amoksisilin juga akan meningkat. Tetrasiklin merupakan antibiotika dengan spektrum luas. Penggunaannya semakin lama semakin berkurang karena masalah resistensi. Tetrasiklin dideposit dijaringan tulang dan gigi yang sedang tumbuh (terikat pada kalsium) menyebabkan pewarnaan dan kadang-kadang hipoplasia pada gigi. Tetrasiklin tidak boleh diberikan pada anak-anak dibawah 12 tahun, ibu hamil dan menyusui. Tetrasiklin tidak boleh diberikan pada pasien gangguan fungsi ginjal karena dapat menyebabkan eksaserbasi penyakit ginjal. Tetrasiklin juga tidak boleh diberikan bersamaan dengan susu karena absorpsinya akan terganggu. Kuinolon bekerja dalam menghambat DNA gyrase sehingga sintesa
DNA
kuman terganggu. Obat dalam golongan kuinolon ini harus digunakan secara hatihati. Terutama pada pasien dengan riwayat epilepsi, gangguan fungsi hati dan ginjal juga pada wanita hamil dan ibu menyusui.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
6. Pengetahuan Tentang Aturan Pakai Sebagian besar dari PSK tidak mengetahui tentang aturan pakai obat mereka cenderung menggunakan obat antibiotika dengan alasan untuk mencegah terinfeksi PMS namun dengan takaran dosis yang sembarangan dan tanpa petunjuk dari dokter ataupun farmasis. Adapula yang mengetahui namun tetap saja sembarangan dalam menggunakan obat antibiotika ini. Hanya sedikit orang yang tahu dan mau mematuhi aturan dalam peggunaan antibiotika ini mereka yang mematuhi ini biasanya memiliki alasan mematuhinya adalah supaya cepat sembuh dan sakitnya tidak terlalu lama. Penyebab mereka tidak mengetahui aturan pakai suatu obat adalah karena rendahnya pengetahuan mereka dan mereka beranggapan jika sudah sembuh tidak perlu minum obat lagi. Kurangnya informasi mengenai hal ini membuat mereka meyakini apa yang mereka lakukan benar dalam kurun waktu yang telah lama. Mereka hanya tahu dari teman-teman sesama PSK yang kebenarannya belum tentu terbukti. 7. Tindakan Mengganti Antibiotika dan Hal-hal yang mempengaruhinya Pekerja Seks Komersial di Pasar Kembang Yogyakarta 50% sangat setia akan 1 obat, mereka jarang menggunakan obat lain selain obat yang biasa mereka gunakan. PSK yang pernah mengganti obat sebesar 40% atas kemauannya sendiri dengan alasan obat yang biasa mereka pakai tidak ada, efek samping yang merugikan, dan efeknya berkurang. Sebanyak 10% tergantung oleh apa yang di anjurkan ataupun diberi oleh dokter, kalau untuk mengganti ataupun membeli sendiri belum pernah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
8. Efek yang Merugikan (Adverse Drug Reaction) Dalam penggunaan antibiotika karena suatu hal bisa terjadi efek yang merugikan. Efek yang merugikan atau efek samping yang dirasakan berbeda-beda sesuai dengan daya tahan tubuh orang tersebut. Efek samping obat adalah efek yang tidak diinginkan muncul diluar dari tujuan terapi, mengakibatkan dosis terapi tidak tercapai. Efek samping yang dirasakan oleh PSK di lokasi Pasar Kembang tergolong kecil. Efek samping yang pernah dialami adalah
pusing, mual-mual, kulit
gatal/kemerahan jantung berdebar-debar. Efek samping pada pemakaian ampisilin dan amoksisilin adalah mual, diare, ruam dan kolitis. Pada pemakaian tetrasiklin efek sampingnya adalah mual, muntah, diare, eritema, sakit kepala, gangguan penglihatan, hepatotoksisitas, pankreatitis dan kolitis. Sedangkan untuk golongan kuinolon adalah mual, muntah, diare, sakit perut, sakit kepala, gangguan tidur dan masih banyak lagi. 9. Pengetahuan Tentang Resistensi Resistensi merupakan suatu keadaan dimana obat yang digunakan tidak bekerja lagi terhadap kuman-kuman tertentu yang ternyata memiliki daya-tahan kuat dan menunjukkan resistensi terhadap obat tersebut. Penyebab terjadinya karena obat tidak mencapai sel target, obat tidak aktif, dan sel target mengalami perubahan. Responden hanya sebagian kecil yang tahu, karena banyak dari mereka belum mengalami obat tidak berefek atau berkhasiat lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Jika ditinjau lagi dari hasil wawancara pada dasarnya akan mengganti obat yang telah resisten dengan obat lain, ada pula yang konsultasi kepada dokter di klinik, ada yang justru percaya hanya cukup dengan minum jamu.
E. Rangkuman Pembahasan Karakteristik responden membantu dalam melihat populasi responden dengan jumlah terbesar dan terkecilnya. Pada karakteristik responden pada penelitian ini jumlah terbesar dalam faktor tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan SD sebesar 40% disusul 30% SMP, 26% SMU dan 2% tidak sekolah. Minimnya tingkat pendidikan mempengaruhi dalam memilih pekerjaan, pengetahuan akan PMS dan Antibiotika. Cara pandang yang salah tentang penggunaan antibiotika menyebabkan responden cenderung menggunakan antibiotika secara irasional sehingga tujuan terapi sering kali tidak tercapai, dan semakin meningkatkan angka kejadian resistensi. Untuk karakteristik umur jumlah terbesar adalah responden yang berusia 2140 tahun atau usia dewasa awal atau usia produktif manusia. Pada usia ini ada kecenderungan kuat untuk aktif berinteraksi dengan lawan jenis sehingga dengan responden cenderung menunjukkan segala kelebihannya dalam memikat tamu, hal ini mempengaruhi sikap dan tindakan responden dalam menerima edukasi yang diberikan. Mereka cenderung kurang menanggapi dengan antusias terkadang edukasi tidak dapat berjalan dengan baik karena terhambat ketika mereka harus melayani tamu. Usia 0-20 tahun sebanyak 12% sedangkan usia 41-60 tahun atau usia dewasa madya 10% atau angka terkecil, usia yang tidak muda lagi menyebabkan intensitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
pekerjaan menurun tamu akan cenderung memilih yang masih muda dan cantik dibandingkan dengan yang sudah tua, hal ini menyebabkan populasi umur ini semakin kecil jumlahnya. Dalam penerimaan edukasi sebagian besar merespon dengan baik, karena kesadaran penuh akan pentingnya kesehatan adapula yang kurang bersemangat karena merasa sudah cukup tahu tentang PMS karena seringnya pemberian penyuluhan yang menitikberatkan pada kesehatan reproduksi. Karakteristik lama kerja paling tinggi adalah mereka yang bekerja 6 bulan sampai 2 tahun sebesar 42%, 32% untuk yang bekerja 3-4 tahun, 23% untuk yang bekerja diatas 5 tahun. Angka tertinggi bagi mereka yang bekerja baru karena responden mereka cenderung masih menyesuaikan diri, sedangkan yang bekerja diatas 3 tahun cenderung kecil karena mereka merasa bosan disatu tempat atau biasa juga ingin ada pengalaman baru. Hasil dari perhitungan dengan statistik uji Wilcoxon diketahui bahwa ada perubahan yang signifikan antara sebelum pemberian edukasi dan sesudahnya dengan angka signifikansi (p) 0,0 angka yang lebih kecil dari 0,1 dipertegas dengan nilai tabel z sebesar -0,4 dan nilai z hitung -5,6, dengan demikian hipotesis nol ditolak dan hipotesis satu diterima. Sehingga edukasi yang diberikan dapat dikatakan berhasil. Ada peningkatan pengetahuan dan sikap tentang PMS dan penggunaan antibiotika yang rasional. Didukung hasil wawancara diketahui bahwa pengetahuan PMS yang memadai menyebabkan ada kecenderungan untuk mencegahnya dengan penggunaan kondom dalam berhubungan seksual sebagai salah satu cara pencegahan yang efektif sampai dengan saat ini. Pengetahuan tentang antibiotika juga berkembang, responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
menjadi tahu bahwa obat antibiotika bukan obat untuk pencegahan, antibiotika tidak dapat diminum sesuka hati harus ada aturan pakai tersendiri dan pemakaian berdasarkan resep dokter dan penggunaan harus sampai habis. Pemakaian obat antibiotika yang setengah-setengah justru akan memicu kejadian resistensi atau obat tidak manjur lagi. Pengetahuan ini menimbulkan sikap untuk menggunakan sesuai dengan aturan yang ada. Angka rata-rata nilai pretest sebesar 58,4% angka yang cukup baik begitu pula sesudah edukasi didapat nilai sebesar 69,4% edukasi ini mampu menambah pengetahuan PSK. Berdasarkan faktor tingkat pendidikan, umur dan lama kerja didapat bahwa tingkat pendidikan yang tidak sekolah menduduki peringkat pertama dalam persentase rata-rata peningkatan perilaku yaitu sebesar 25% hal ini pengaruh rasa ingin tahu yang besar. Sehingga dapat dikatakan tingkat pendidikan seseorang tidak menjamin peningkatan perilakunya. Untuk umur angka tertinggi pada umur 41-60 tahun, atau pada usia yang tidak muda lagi. Walaupun usia tidak muda lagi namun semangat dan rasa ingin tahu besar terutama tentang PMS dan cara menggunakan obat antibiotika yang benar memenuhi gambaran responden pada usia ini. Perubahan perilaku itu dapat terjadi jika dalam diri orang tersebut ada niat untuk menjadi lebih baik. Untuk faktor lama kerja persentase tertinggi pada responden yang telah bekerja selama 6 bulan sampai 2 tahun yaitu sebesar 11,1% dari angka ini diketahui bahwa ada kecenderungan rasa ingin tahu besar karena mereka tergolong baru dalam bekerja dan hal ini bagi mereka hal yang baru sehingga antusiasnya lebih baik jika dibandingkan dengan mereka yang telah bekerja lebih dari 3 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Dari hasil wawancara pada 10 responden di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta pada tahun 2006 diketahui bahwa semua mengetahui tentang PMS, meski tidak spesifik dalam gejala dan nama penyakitnya. Sepuluh responden ini juga mengetahui tentang antibiotika, dari teman, maupun dokter diklinik atau bedasarkan pengalaman. Tempat mendapatkan antibiotika sebesar 80% dari apotek, 10% dari dokter dan sisanya dari warung. Pembelian obat dari apotek tidak menjamin informasi yang baik dan benar didapatkan oleh responden. Intensitas penggunaan jika dilihat ada yang tergolong dosis kurang, salah indikasi atau salah obat, salah cara penggunaan yang pada akhirnya proses terapi tidak apat tercapai. Profil antibiotika dengan tahun sebelumnya pada penelitian Sutama tidak ada bedanya yaitu: ampisilin, amoksisilin dan tetrasiklin, sehingga informasi tentang antibiotika masih perlu untuk terus diberikan. pengetahuan tentang aturan pakai dan efek samping obat masih sangat minim, begitu pula resitensi serta tindakan mengganti obat juga masih berdasarkan keinginan sendiri. Dari penelitian ini diketahui bahwa secara keseluruhan ada perubahan yang berarti dalam peningkatan perilaku PSK di lokasi Pasar Kembang, hal ini menunjukan indikasi yang baik bagi perubahan pada pola perilaku sehat. Masih banyak yang harus dibenahi lagi dalam hal edukasi masih perlu edukasi yang intens jika ingin adanya perubahan perilaku yang nyata, informasi tentang KIE masih sangat dibutuhkan terutama tentang antibiotika, terutama kegunaan dan cara menggunakan secara baik dan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil dan analisis data didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Karakteristik reponden di lokasi jalanan Yogyakarta tahun 2006 yaitu: tidak sekolah sebesar 4%, tingkat pendidikan SD sebesar 40%, SLTP sebesar 30% dan SLTA sebesar 26%. Umur antara 0-20 tahun sebesar 12%, umur antara 21-40 tahun sebesar 78% dan umur antara 41-60 tahun sebesar 10%. Lama kerja selama 6 bulan-2 tahun sebesar 42%, 3-4 tahun sebesar 32%, dan lebih dari 5 tahun sebesar 26%. 2. Edukasi tentang PMS dan kerasionalan penggunaan antibiotika berpengaruh secara signifikan pada perubahan perilaku (pengetahuan dan sikap) responden di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta Tahun 2006. 3. Persentase perubahan perilaku (pengetahuan dan sikap) responden dalam kerasionalan penggunaan antibiotika di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006 berdasarkan: a. tingkat pendidikan, paling tinggi pada responden yang tidak sekolah sebesar 25%. b. umur, paling tinggi pada umur 0-20 tahun sebesar 10,84%. c. lama kerja, paling tinggi pada lama kerja selama 6 bulan-2 tahun sebesar 11,1%.
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
4. Pengetahuan responden tentang PMS dan Penggunaan Antibiotika berdasarkan hasil wawancara pada PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006 masih sangat minim. A. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian tentang bagaimana perilaku (pengetahuan dan sikap) tamu atau pelanggan (penggunan jasa layanan) yang datang ke lokasi Pasar Kembang Yogyakarta. 2. Dapat dilakukan penelitian sejenis dengan responden Pekerja Seks Komersial (PSK) perempuan di lokasi Parangkusumo Bantul, Yogyakarta. 3. Dapat dilakukan penelitian sejenis pada kelompok risiko tinggi yang lain, seperti Pekerja Seks Waria dan Pekerja Seks Pria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2005, Penyakit Menular Seksual (Pengertian, Gejala, Dan Tanda), http://hqweboi.bkkbn.go.id/hqweb/ceria/mb4pmshtml. diakses tanggal 17 Maret 2006 Arthur, 1978 dalam Wibowo, Y., 2005 Perbedaan Perilaku Dewasa Awal dan Dewasa Madya Pada Proses Pembelian Produk, Skripsi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Aprilianingrum, F., 2002, Survei Penyakit Sifilis dan Infeksi HIV Pada Pekerja Seks Komersial Resosialisasi Argorejo Kelurahan Kalibanteng Kulon Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang Tahun 2002, Laporan Penelitian, Semarang. Badudu dan Zain, 1996, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Daili, S.F., 2001, Gonore, dalam Daili S.F., Makes W.I., dan Zubier, F., edisi 2, Penyakit Menular Seksual, 44-50, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Jawetz, E., 1987, Prinsip Kerja Obat Antimikroba, dalam B. G., Katzung, Basic And Clinical Pharmacology. Kartono, 1989, Psikologi Abnormal Dan Abnormalitas Seksual, Mandar Maju, Bandung. Kurniawati, L.R., 1999, Kiat PSK Dalam Mengantisipasi PMS dan Kekerasan, Skripsi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Mudjijono, 2005, Sarkem Reproduksi Sosial Pelacuran, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Mutschler.E.,1986, Arzaeimithelwirkungen,edisi 5, diterjemahkan oleh Matilda B, Widianto dan Anna Setiadi Ranti, 637-643 ITB, Bandung. Nasution, 1998, Sosiologi Pendidikan, Bina Departemen Kesehatan, Yogyakarta. Neal, M.J., 1997, Medical Pharmacology at a Glance, third edition 80,82,84 Black. Well Science Australia. Notoatmodjo, S., 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo, S., 2003, Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
Parker, 1960, dalam Wibowo, Y., 2005 Perbedaan Perilaku Dewasa Awal dan Dewasa Madya Pada Proses Pembelian Produk, Skripsi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Praktiknya, A.W., 1986, Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, 134 Penerbit Rajawali, Jakarta. Pratomo, Hadi., 1989, “Metoda Penyuluhan Pada Kelompok Resiko Tinggi Penyakit AIDS Dengan Minat Khusus Kelompok Homoseksual dan Wanita Tuna Susila”. Dalam AIDS: Petunjuk Untuk Petugas Kesehatan, Departemen Kesehatan Direktorat Jenderal P2M dan PLP, Jakarta. Putranto, Y.W.A., 2002, Kajian Penggunaan Antibiotika di Kalangan PSK Perempuan di Lokalisasi Pasar Kembang Yogyakarta, Skripsi, USD, Yogyakarta. Qomariyah., 2003, Penyakit Menular Seksual, http://situs.kesepro.info/pmshivaids/ags/2003/pms.01 htm68k. diakses tanggal 18 April 2007 Sarwono, S., 1997, Sosiologi Kesehatan, beberapa Konsep dan Aplikasinya, Gajdah Mada University Press. Yogyakarta. Sastramihardja, H. S., 1997, Penggunaan Antibiotika Yang Rasional, Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta. Setiabudy, R., Gan, V.H.S., 1995, Pengantar Antimikroba, Dalam S.G., Ganiswara, Farmakologi dan Terapi, Edisi 4, 571-573, Fakultas kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Sevilla, C. G., dkk., 1976, Pengantar Metode Penelitian, Universitas Indonesia Press, Jakarta. Siregar, C J. P.,2004, Farmasi Klinik Teori dan Penerapan, Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta. Soekamto, S., 2002, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Press, Jakarta. Sudjarwo, H., 2001, Metodelogi Penelitian Sosial, Mandar Maju, Bandung. Sutama, M.A., 2005, Studi Pemilihan dan Penggunaan Antibiotika di Kalangan PSK di Lokasi Pasar Kembang Yogyakarta, Skripsi, USD, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
Warsa,
U.C., 2004, Superbugs Mikroba Yang Kebal Antibiotika, http:\www.sinarharapan.co.id\iptek\kesehatan\kes2.html. diakses tanggal 5 Agustus 2006.
Wells, B.G, Dipiro, J.T, Schwinghammer, T.L, Hamilton, C.W, 2003, Pharmacotherapy Handbook, 5th edition, 435-450, Mc Graw Hill Medical Publishing Division, USA. Wijoyo, Y., 1999, Hal-Hal Penting tentang Penggunaan Antibiotika, Sigma, 2(2), 81-87. Yuliastuti, Dian, 2000, “Soal Pelacuran: Pemerintah Dituding Mendua, Ternyata 32% Pekerja Seks Berstatus Istri”, dalam Radar, Semarang, 17 Mei, Hal 1. Yuwono, D., Endang, R., dkk., 2001, Studi Resistensi N. Gonorhoeae Terhadap Antimikroba Pada Wanita Pekerja Seks Di Jawa Barat, http://www.tempo.co.id/medika/2001 diakses tanggal 17 Maret 2006 Zubairi, D. 1999, Membidik AIDS: Ikhtiar Memahami HIV Dan ODHA, Galang Press, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
Lampiran 1. Surat ijin penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Lampiran 2. Kuisioner penelitian Data Responden :
Identitas o Tingkat Pendidikan o Tidak sekolah o SD o SMP o SMU
2 orang 20 orang 15 orang 13 orang
o Umur (tahun) o 0-20 o 21-40 o 41-60
6 orang 39 orang 5 orang
o Lama bekerja o 6-12 bulan o 2 tahun o 3 tahun o 4 tahun o >5 tahun
12 orang 9 orang 8 orang 8 orang 13 orang
KUISIONER PENELITIAN PENGARUH EDUKASI TENTANG INFEKSI MENULAR SEKSUAL TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU DALAM PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI PASAR KEMBANG YOGYAKARTA TAHUN 2006 Kuisioner yang diisi oleh subjek dan kategori jawaban Nama Panggilan
:
Umur
:
Pendidikan
:
Lama kerja
:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
No.
Pernyataan
1.
Apakah anda mengetahui tentang Infeksi Menular Seksual (IMS) Apakah anda mengetahui tentang nyeri dan bengkak pada pangkal paha, merah di sekitar alat kelamin disertai kencing nanah serta keputihan kental berwarna kekuningan?.
2.
3.
Apakah anda mengetahui tentang adanya benjolan disekitar alat kelamin disertai pusing-pusing dan nyeri pada daerah tulang seperti flu terkadang hilang dengan sendirinya?.
4.
Apakah anda mengetahui tentang bercak kemerahan pada tubuh yang dialami selama 6-12 minggu setelah berhubungan seksual?.
5.
Apakah anda mengetahui tentang bintilbintil yang berair berkelompok seperti anggur disertai rasa nyeri pada alat kelamin yang dapat pecah dan meninggalkan luka yang kering mengerak?.
6.
Apakah anda mengetahui tentang cairan vagina encer, berwarna kuning kehijauan, berbusa dan berbau busuk, bengkak, kemerahan gatal dan terasa tidak nyaman, nyeri saat berhubungan seksual dan pada saat kencing ?.
7.
Apakah anda mengetahui tentang obat antibiotika?.
8.
Apakah anda memahami aturan pakai antibiotika tersebut?.
9.
Apakah anda mengetahui bahwa obat antibiotika itu dapat menjadi tidak
Keterangan* Ya Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
berefek/berkhasiat jika penggunaannya tidak sesuai cara dan aturan pakai?. 10.
11.
12.
13. 14. 15. 16.
17.
Penyakit kelamin adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, parasit yang menular melalui hubungan kelamin Gejala penyakit kelamin memberat apabila timbul keputihan berwarna putih susu/kehijauan, berbau busuk disertai rasa gatal dan berwarna kemerahan pada alat kelamin dan terasa sakit/panas saat kencing dan saat berhubungan kelamin Bentuk kelainan pada alat kelamin dapat berupa bintil-bintil berair, luka, borok pada alat kelamin Penyakit kelamin dapat diobati dengan antibiotika secara benar Penyakit AIDS dapat diobati dengan antibiotika Antibiotika harus diminum tepat waktu dalam jangka waktu tertentu Pemakaian antibiotika dapat dihentikan bila gejala sakitnya sudah hilang dan dipakai lagi bila penyakit kambuh kembali Dengan minum antibiotika sebelum berhubungan dapat terhindar dari semua penyakit kelamin
18.
Apakah dalam penggunaan obat antibiotika tersebut anda selalu mematuhi aturan pakainya?.
19.
Saya menyadari bahwa pekerjaan saya banyak bahaya, diantaranya tertular penyakit kelamin yang mematikan Saya harus menggunakan kondom untuk mencegah semua penyakit kelamin, karena antibiotik tidak dapat mencegah HIV-AIDS
20.
* : beri tanda silang pada salah satu jawaban yang dipilih 14. 16. 17. = Pertanyaan Non Favourable. 18. 19. 20. = Untuk pertanyaan Sikap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
Lampiran 3. Panduan wawancara
1.
Apakah anda mengetahui tentang obat antibiotika?
2.
Kapan anda pertama kali menggunakan obat antibiotika?
3.
Seberapa sering (kapan) anda menggunakan obat antibiotik?
4.
Alasan anda menggunakan antibiotika?
5.
Siapa yang menganjurkan anda menggunakan obat antibiotika?
6.
Dari mana anda mendapatkan obat antibiotika tersebut?
7.
Jenis (merk) obat antibiotika apa saja yang sering anda gunakan dalam 1 tahun terakhir ini?
8.
Apakah anda mengetahui mengenai Infeksi Menular Seksual (IMS)?
9. Dalam 1 tahun terakhir IMS apa saja yang pernah anda derita? 10. Untuk mengobati IMS tersebut, obat apa yang anda pakai? (merk) 11. Berdasarkan jenis antibiotik yang anda pilih, biasanya obat antibiotik tersebut diminum berapa kali sehari? 12. Berapa lama anda menggunakan obat antibiotik tersebut? 13. Apakah anda mengetahui mengenai cara dan aturan pakai obat antibiotik tersebut? 14. Apa yang anda lakukan jika obat tersebut memiliki aturan pakai yang sudah tertera? 15. Apakah dalam penggunaan obat antibiotik tersebut anda selalu mematuhinya? Mengapa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
16. Apakah dengan menggunakan antibiotik, ada perubahan yang berarti bagi penyakit anda? 17. Dalam penggunan obat antibiotika tersebut, apakah anda pernah mengalami efek
samping yang merugikan (misal, muntah, mual, atau pusing)?
Sebutkan! 18. Apakah anda mengetahui bahwa obat antibiotika tersebut dapat menjadi tidak berefek/berkhasiat jika penggunaannya tidak sesuai cara dan aturan pakai? 19. Apa yang anda lakukan apabila salah satu obat tersebut sudah tidak berkhasiat bagi anda? 20. Apakah anda pernah mengganti obat antibiotik tersebut dengan antibiotik yang lain? Sebutkan! 21. Hal-hal apa yang mempengaruhi anda untuk mengganti obat antibiotik tersebut? 22. Apakah anda mengenal alat kontrasepsi? Jika ya sebutkan jenisnya! 23. Apakah anda pernah menggunakan alat kontrasepsi? Sebutkan! 24. Bagi yang menggunakan kondom, bagaimana frekuensi penggunaannya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Lampiran 4. Hasil Skoring Pre Test Res R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R 10 R 11 R 12 R 13 R 14 R 15 R 16 R 17 R 18 R 19 R 20 R 21 R 22 R 23 R 24 R 25 R 26 R 27 R 28 R 29 R 30 R 31 R 32 R 33 R 34 R 35 R 36 R 37 R 38 R 39 R 40 R 41
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0
2 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0
7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1
9 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1
10 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1
11 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
12 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1
14 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1
15 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
16 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
17 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
19 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
20 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
TOTAL 9 11 9 8 10 10 17 13 11 14 12 12 12 12 12 13 15 13 12 7 8 13 14 16 7 10 14 13 10 20 15 12 7 10 16 10 4 12 13 14 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
R 42 R 43 R 44 R 45 R 46 R 47 R 48 R 49 R 50
1 1 1 0 1 1 1 0 1
0 1 1 0 1 1 1 1 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 0 1 0
0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 1 1 1 1 0 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 0 0 1 1
1 1 1 1 1 0 0 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 0 1 1 0
1 1 1 1 1 0 0 1 0
1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 0 1 0 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 0 1 1 1
0 0 1 0 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 0
13 15 19 11 17 10 14 17 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
Lampiran 5. Hasil Skoring Post Test
Res R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R 10 R 11 R 12 R 13 R 14 R 15 R 16 R 17 R 18 R 19 R 20 R 21 R 22 R 23 R 24 R 25 R 26 R 27 R 28 R 29 R 30 R 31 R 32 R 33 R 34 R 35 R 36 R 37 R 38 R 39
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
4 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
5 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
6 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1
9 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
10 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
11 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
12 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
17 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
TOTAL 14 13 15 15 13 19 14 9 11 5 18 11 14 13 12 18 15 16 9 15 11 10 18 17 13 12 14 14 16 14 17 14 11 16 16 7 17 15 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
R 40 R 41 R 42 R 43 R 44 R 45 R 46 R 47 R 48 R 49 R 50
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 15 14 12 20 14 13 13 11 16 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
Lampiran 6. Hasil Uji Wicolxon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Lampiran 7. Hasil Wawancara Terstruktur
Responden 1
X Y
: Peneliti : Responden
Usia Pendidikan Lama Bekerja Hari/ Tanggal Waktu Tempat
: 29 Tahun : SD : 5 Tahun : Selasa/ 24 Oktober 2006 : 15.30 WIB : Pasar Kembang
X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X X X Y
: ”Sore mbak! Gimana kabarnya?” : ”Baik” : ”Lha mas gimana kabarnya? ” : ”Aku juga baek-baek aja. ” : ”Mba, aku mau nanya-nanya bentar boleh gak? ” : ”Boleh aja, mau nanya apa sich? ” : ”Mau tanya tentang antibiotik, mba tau gak antibiotik itu apa? ” : ”Tahu..” : ”Trus pertama kali pake antibiotik tu kapan? ” : ”Ya kira-kira 5 tahun yang lalu lah.. ” : ”Sering ga mba pake antibiotiknya? ” : ”Kadang-kadang aja sich, klo merasa ada gejala penyakit baru pake antibiotik.” : ”Alasan mbak minum obat tersebut apa? ” : ”Untuk mencegah penyakit aja. ” : ”Mba minum antibiotik yang nganjurin sapa? Temen, dokter apa keinginan sendiri? ” : ”Keinginan sendiri. ” : ”Obat tersebut dapatnya dari mana? ” : ”Seringnya sich beli di Apotik. ” : ”Seringnya pake antibiotik merknya apa mba? ” : ”Amoksilin kadang Ampisilin. ” : ”Alasan mba ganti obat antibiotik apa mba? ” : ”Ya kadang klo g ada Amoksilin ya pake Ampisilin. ” : ”Trus aku mau nanya, mba tau gak Infeksi Menular Seksual tu apa? ” : ”Ga tau, cuma aku pernah seluruh badanku kok gatel-gatel kenapa ya? ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
X
X
Y X Y X X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y
Trus tak minumin CTM 2 biji tapi kok malah lemes ya? ” ”Lemesnya mungkin karena efek samping CTM. Lain kali klo ngrasa badannya agak aneh periksa ke GL aja mba, setiap selasa ma jumat. Ada dokter spesialisnya juga kok... ” : ”Klo Infeksi Menular Seksual itu lho mbak penyakit yang biasanya ditularkan melalui hubungan seks. Contohnya Sipilis, GO, Klamidia, Kutu Kelamin, dll. ” : ”Mba pake antibiotik biasanya berapa kali sehari? ” : ”3x sehari” : ”Mba suka pake obat-obat yang lain ga? Misalnya klo sakit flu? ” : ”Ga, cuma klo agak capek minum kopi aja. ” : ”Dalam menggunakan obat antibiotik itu mba selalu mematuhi aturan pakenya gak? Misalnya obatnya diminum 3X sehari dan harus sampai habis!” : ”Ya mas, klo ga bisa kebal to? ” : ”Dari penjelasan aku tadi, mbak pernah terkena Infeksi Menular Seksual gak? ” : ”Selama ini belum pernah, Cuma pernah kalau kencing terasa sakit aja. : ”Mbak tau gak kalau antibiotika yang mbak pake bisa menjadi tidak berkhasiat? ” : ”Gak tau, biasanya kalo aku minum sembuh kok. ” : ”Trus selama pake antibiotik pernah ga ngerasain efek samping yang merugikan ( misalnya ; mual, muntah, atau pusing ) ” : ”Ga tuch... ” : ”Mba klo misalnya salah satu obat antibiotik yang sering dipakai sudah tidak berkhasiat gimana tu? ” : ”Ga tahu...Lha gimana mas emang? ” : ”Ya solusinya bisa ganti antibiotik yang laen mba, tapi harus konsultasi dokter dulu lho mba. ” : ”OOOooo ” : ”Ak mau nanya lagi ni mba, tau ga alat kontrasepsi tu apa? ” : ”Ya tau lah mas, kayak pil KB, kondom itu to? ” : ”Yoi mba bener sekali..Trus pake kondomnya sering ga mba? ” : ”Kadang-kadang aja sich mas, soalnya kadang tamu susah suruh pake kondom. ” : ”Lho kok gitu mba? ” : ”Lha dari pada ga dapet duit, trus ntar makan pake apa? ” : ”Ok mba ak ngerti, tapi kan mba juga ga mau tertular HIV/AIDS atau IMS to? ” : ”Ya ga mau... ” : ”Makannya mba sebisa mungkin usahakan pake kondom setiap melayani tamu. Mbok dirayu mba tamunya biar mau pake kondom.. ” : ”Ya mas.. ” :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
X Y
: ”Yawis udah sore ni mba, tak pamit mau pulang dulu. Makasih banyak ya mba. ” : ”Sama-sama. ”
Responden 2 Usia Pendidikan Lama Bekerja Hari/ Tanggal Waktu Tempat
X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X X Y X Y X Y X Y
: 27 Tahun : SMP : 7 Tahun : Sabtu/ 4 November 2006 : 17.00 WIB : Pasar Kembang
: ”Permisi mbak.... ” : ”Eh mas boy, Ada apa mas? ” : ”Cuma mau maen aja kok mba. ” : ”Gimana kabarnya mba? ” : ”Ya masih begini lah.. ” : ”Mba sari aku boleh nanya-nanya sebentar ga? ” : ”Mau nanya apa to mas? ” : ”Nanya tentang IMS dan antibiotik? ” : ”Oooo” : ”Mba Sari tahu ga tentang obat antibiotik? ” : ”Tahu mas, kaya amoksilin, amphisilin itu kan? ” : ”Ya, trus kapan pertama kali pake obat antibiotik itu? ” : ”Ya sejak kerja disini. ” : ”Lha mbak kerja disini udah berapa tahun to? ” : ”Kira-kira 10 tahunan lah mas. ” : ”Trus seberapa sering atau kapan mba pake obat antibiotiknya? ” : ”Aku pake antibiotiknya setiap hari mas, pagi ma sore. ” : ”Setiap hari mba? selama 10 tahun? ” : ”Iya... ” : ”Biasanya pake antibiotik apa to mba? ” : ”Ampisilin” : ”Pernah ganti ga dengan antibiotik yang lain? ” : ”Ga pernah mas, pakenya ampisilin terus kok. ” : ”Trus biasanya dapet obat antibiotiknya dari mana mbak? ” : ”Biasanya sich beli di apotik” : ”Trus mbak tau, mengenai aturan pakai obat antibiotik yang benar? ” : ”Ga, minum sesuai keinginan aja. ” : ”Lha klo beli di apotik ga pernah dikasih tau tentang aturan pakainya po? ” : ”Ga pernah tuch.. ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
X Y X Y X Y X Y X X Y X Y X Y X Y X Y
: ”Mba tau ga klo obat antibiotik tersebut dapat menjadi tidak berefek jika penggunaannya tidak sesuai dengan aturan pakainya? ” : ”Tahu” : ”Lha itu tau, kok masih asal pakenya? ” : ”Mau gimana lagi mas, dah kebiasaan e.. ” : ”Pernah merasakan efek samping belum, selama pake antibiotik itu? ” : ”Belum. ” : ”Trus aku mau tanya, mba sari tau ga tantang Infeksi Menular Seksual? ” : ”Ga tau. ” : ”Infeksi Menular Seksual tu kaya Sifilis, GO ( Gonnorhea ), Klamidia. ” : ”Selama mbak kerja disini keluhan-keluhan apa yang mbak pernah rasakan? ” : ”Dulu pernah nyeri di bawah perut habis maen sama tamu, klo seringnya sich pegel-pegel di daerah pinggang. ” : ”Trus klo dah ngrasa kaya gitu biasanya apa yang dilakukan? ” : ”Ya tak minumin antibiotik, biasanya terus sembuh. ” : ”Selama ini setiap melayani tamu mba sari pake kondom terus ga? ” : ”Klo aku pake kondom terus mas biar aman... ” : ”Bagus... jangan lupa pake kondomnya terus ya mba biar aman,ok. ” : ”Ya.. ” : ”Yo wis, mungkin segitu dulu mba ngobrol-ngobrolnya, kita terusin besok lagi. Makasih banyak ya mba.. ” : ”Ya sama-sama mas.. ”
Responden 3 Usia Pendidikan Lama Bekerja Hari/ Tanggal Waktu Tempat
X Y X X Y X Y X Y
: 25 Tahun : SMA : 5 Tahun : Jumat/ 10 November 2006 : 16.00 WIB : Pasar Kembang
: ”Sore mba, gie pada nyantai ya ?! ” : ”Iya mas.. ” : ”Kenalin mba aku boy, relawan baru dari GL (Griya Lentera ) ” : ”Mba namanya siapa? ” : ”Dita.. ” : ”Aslinya dari mana mba? ” : ”Aku dari solo.. ” : ”Udah berapa lama kerja di sini? ” : ”Ya sekitar 5 tahunan”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y Y X Y X Y X Y X Y X Y X X Y
: ”Mba, klo aku mau tanya-tanya sebentar boleh ga? ” : ”Boleh aja, mau tanya apa to mas? ” : ”Mau tanya tentang obat antibiotik dan Infeksi Menular Seksual (IMS), tau ga mba obat antibiotik tu apa? ” : ”Tau.. ” : ”Mba Dita sering ga pake antibiotik? ” : ”Ga mas, jarang-jarang kok. ” : ”Pertama pake antibiotik kapan mba? ” : ”Sekitar 3 tahunan yang lalu.. ” : ”Trus alasan mba pake antibiotik apa? ” : ”Ya buat mencegah penyakit mas. ” : ”Dulu yang menganjurkan minum antibiotik siapa mba? Dari diri sendiri, temen atau dokter? ” : ”Aku dulu minun antibiotik dikasih tau ma temen, katanya biar ga terkena penyakit. ” : ”Biasanya beli antibiotiknya dimana mba? ” : ”Apotik. ” : ”Klo beli di Apotik biasanya dikasih berapa biji obatnya mba? ” : ”10 bijian klo ga 15 biji.. ” : ”Trus dikasih tau ga sama apotiknya cara pake obatnya? ” : ”Dikasih tau mas, pakenya 3 X sehari da harus dihabisin. ” : ”Brarti mba selama ini minum obatnya sesuai aturan pakainya to? ” : ”Ya.. ” : ”Lha kenapa mba? ” : ”Klo ga nanti bisa kebal to mas? ” : ”Ya, betul sekali... ” : ”Klo beli antibiotik biasanya merk apa mba? ” : ”Aku biasa beli Binotal. ” : ”Trus pernah merasakan efek samping ga mba waktu pake antibiotik? ” : ”Dulu pernah waktu aku pake remaktan, waktu kencing warnanya jadi merah. Trus aku ganti pake binotal ga pernah lagi mengalami kaya gitu. ” : ”Mba ganti antibiotik yang menganjurkan siapa? ” : ”Ya dari Apotik. ” : ”Trus aku mau nanya lagi mba, tau ga Infeksi Menular Seksual (IMS) tu apa? ” : ”Tahu.. ” : ”Apa coba? ” : ”Ya kaya sifilis gitu to? ” : ”Ya, tapi ga cuma sifilis mba, ada HIV/AIDS, GO, klamidia, kutu kelamin, dll. Tapi yang sering dialami temen-temen di sini mungkin cuma itu. ” : ”Selama kerja disini pernah ga mba mengalami gejala-gejala penyakit seperti yang udah tak jelasin tadi? ” : ”Ga pernah. ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
X Y X X Y X Y X Y X Y
X Y X
Y X
Y
: ”Trus mba tau, alat kontrasepsi tu apa? ” : ”Tau.. ” : ”Apa hayo? ” : ”Ya kaya kondom, pil KB, suntik KB.. ” : ”Betul.. ” : ”Lha mba Dita pake kondom terus to? ” : ”Jarang-jarang mas.. ” : ”Lho kenapa? ” : ”Soalnya kadang banyak tamu yang ga mau pake kondom. ” : ”Lha ga coba dirayu po mba? ” : ”Udah tak rayu mas, tapi kadang tamu suka ga mau... katanya ga enak. Malah kadang klo ak nawarin pake kodom, dikiranya aku kena penyakit. Dari pada ga jadi ya udah aku mau aja. ” : ”Lain kali mending pake kondom aja mba, biar aman. Mba juga ga mau to kena penyakit-penyakit kaya yang tadi! ” : ”Ya ga mau. ” : ”Makanya usahaiin mba pake kondom terus. Bilang aja ma tamunya kita sama-sama jaga kesehatan, biar aman... Mas punya keluarga to? Trus keluarganya mas juga ga mau terkena penyakit macem-macem to? Gitu mba... ” : ”Ya mas... kok galak banget to? ” : ”Bukannya galak mba! Itu kan demi kesehatannya mba juga.... Ya udah klo gitu ak tak pamit pulang dulu ya mba, udah sore e.. Makasih banyak atas informasinya dan jangan lupa pake kondomnya ya mbak!! ” : ”Ya, makasih juga ya mas... ”
Responden 4 Usia Pendidikan Lama Bekerja Hari/ Tanggal Waktu Tempat
X Y X Y X Y
: 44 Tahun : SMP : 5 Tahun : Kamis/ 16 November 2006 : 16.30 WIB : Pasar Kembang
: ”Hallo mba, gmn kabarnya? ” : ”Baik, kok ga pernah keliatan kemana aja mas? ” : ”Sori mbak kemaren lagi sibuk di kampus. ” : ”Mas kulaih dimana to? ” : ”Aku kuliah di Sanata Dharma ambil Farmasi. ” : ”Sanata Dharma kampusnya yang di gejayan itu ya? ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y
X Y X Y X X Y X Y X Y X Y X Y X Y
X Y X Y X Y X
: ”Ya mba, tapi klo kampusku yang di paingan. UPN masih ke Timur.. ” : ”Oooo” : ”O ya mba, aku mau tanya-tanya sebentar boleh ga mba? ” : ”Mau tanya apa to mas? ” : ”Tanya tentang obat antibiotik, mba tau? Antibiotik itu apa? ” : ”Tahu. ” : ”Biasanya pake antibiotik seberapa sering mba? ” : ”Sebulan sekali mas.. aku pergi ke dokter buat suntik antibiotik. ” : ”Tau ga mba biasanya dokter kasih antibiotik apa? ” : ”Gak tau. ” : ”Mba juga ga pernah tanya obat yang biasa dikasih apa? ” : ”Gak.. ” : ”Trus sampe sekarang masih rutin ke dokternya? ” : ”Ini aku belum ke dokter lagi, dah ada dua bulanan. Terakhir ke dokter aku ga dikasih suntik antibiotik lagi... katanya klo terus-terusan bisa kebal, jadi sekarang aku dikasih tablet antibiotik. ” : ”Obatnya merk apa mba? ” : ”Ga tau, tapi masih ada resepnya.. kemarin baru tak tebus setengah soalnya harganya mahal. ” : ”Boleh liat resepnya mba? ” : ”Ini mas... ” : ”Ooooo, ini nama antibiotiknya akilen mba? ” : ”Trus mba minum obat yang ini berapa kali sehari? ” : ”Aku minum 2 X sehari. ” : ”Mba tau aturan pakai obatnya dari mana? ” : ”Dari apotik mas, waktu mau tebus obat dikasih tau aturan pakainya.. ” : ”Brarti mba pake obat antibiotiknya sesuai dengan aturan pakainya terus to? ” : ”Ya.. ” : ”Trus mba suntik antibiotiknya dah berapa lama? ” : ”Ya sejak kerja kayak gini. ” : ” Lha mba kerja kaya gini dah berapa tahun? ” : ”Sekitar lima tahunan. ” : ”Selama pake antibiotik, mba pernah merasakan efek samping ga? ” : ”Dulu pernah mas waktu pake amoksilin terasa mual, ganti Binotal jantungnya kok rasanya g enak trus aku pake suntik antibiotik gak pernah lagi merasakan efek kayak gitu lagi.” : ”Brarti mba ganti antibiotik karena efek sampingnya ya? ” : ”Ya.. ” : ”Yang kasih saran buat ganti antibiotik siapa mba? ” : ”Aku sendiri.. ” : ”Trus mba tahu gak tentang alat kontrasepsi? ” : ”Tahu.. ” : ”Klo tahu contohnya apa mba? ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Y X Y X Y X Y X X
Y X Y
: ”Kaya kondom, pil KB, dll. ” : ”Untuk penggunaan kondom, frekuensinya gimana mba? Sering atau kadangkadang? ” : ”Kadang pake kadang ga mas. ”. : ”Lha kok gitu mba? ” : ”Kadang tamu ga mau pake kondom, jadi mau ga mau mas dari pada ga dapet uang… tapi kadang aku juga lihat-lihat tamu. ” : ”Maksudnya gimana mba? ” : ”Ya aku lihat-lihat kondisi tamunya, misalnya dia kelihatan bersih ga pake kondom ga papa.. Tapi klo keliatannya kotor harus pake kondom.. ” : ”OOooo gitu…” : ”Klo aku boleh kasih saran ya mba, lebih baik pake kondom terus… Soalnya kita khan ga tau orang itu sehat apa ga? Emang keliatannya bersih, tapi siapa tahu dia kena HIV/AIDS? Soalnya HIV/AIDS pada stadium awal belum ada gejalanya, jadi kayak orang sehat. Beda sama Infeksi Menular Seksual (IMS), klo orang yang kena IMS ada gejala fisiknya yang mungkin bisa kita lihat… Jadi mending pake kondom sebelum kita kena penyakit, ya to??? ” : ”Ya mas…” : ”Ya udah mba sampe disini dulu ngobrol-ngobrolnya, makasih banyak atas informasinya dan jangan lupa pake kondomnya terus ya mba…” : ”Ya mas, makasih juga.. ”
Responden 5 Usia Pendidikan Lama Bekerja Hari/ Tanggal Waktu Tempat
X Y Y X Y X X Y X
: 28 Tahun : SD : 5 Tahun : Rabu/ 22 November 2006 : 19.30 WIB : Pasar Kembang
: ”Malem… gimana kabarnya mba? ” : ”Baik. ” : ”Lha mas gimana kabarnya? ” : ”Aku juga baek-baek aja kok mba. ” : ”Kok jarang keliatan to mas? ” : ”Iya e mba lagi banyak kegiatan soalnya.. ” : ”Gimana mba? Rame? ” : ”Wah sepi mas, cuma pada lewat aja. Soalnya beberapa hari ini kan hujan terus…” : ”Mba klo aku mau nanya-nanya sebentar boleh g mba?. ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y
X Y X Y X Y X X Y X Y X
: ”Boleh aja, mau tanya apa to mas?. ” : ”Mau tanya tentang antibiotik dan IMS, tau ga mba itu apa?. ” : ”Ya tau-tau dikit mas... ” : ”Mba sering pake antibiotik ga?. ” : ”Ya sering mas, aku pake antibiotik 2 x semiggu. ” : ”Dah berapa lama mba pake antibiotiknya?. ” : ”Sekitar 5 tahunan... ” : ”Trus pake antibiotik alasannya apa?. ” : ”Buat mencegah penyakit.. ” : ”Yang menganjurkan pake antibiotik siapa mba?. ” : ”Aku sendiri.. ” : ”Biasanya beli antibiotiknya dimana mba?. ” : ”Aku biasa beli di Apotik Kimia Farma Malioboro. ” : ”Belinya antibiotik merk apa biasanya?. ” : ”Amphisilin. ” : ”Berapa kali dalam sehari mbak minum obat tersebut?. ” : ”1 hari 1 kali. ” : ”Mba tau ga aturan pakai antibiotik yang benar tu gimana?. ” : ”Belum tau... ” : ”Brarti mba selama ini pake antibiotiknya sesuai keinginan aja ya?. ” : ”Ya mas, soalnya aku khan belum tau aturan pakai yang bener tu kaya apa?. ” : ”Trus selama pake antibiotik, ada perubahan yang berarti ga mba bagi penyakit mba?. ” : ”Ada mas, pas lagi pegel-pegel aku minum antibiotik trus ilang pegelpegelnya.. Trus klo ada lecet, aku minumin antibiotik... lecet-lecetnya sembuh. ” : ”Dalam penggunaan antibiotik, mba pernah ga mengalami efek samping yang merugikan?. ” : ”Pernah mas, dulu waktu masih pake amoksilin... klo habis minum kadangkadang terasa mual!! Trus aku ganti amphisilin ga pernah mual lagi.. ” : ”Klo obat yang mbak pakai bisa tidak berkhasiat lagi, mbak tau gak?. ” : ”Gak tau, biasanya kalo aku minum sembuh kok. ” : ”Trus aku mau tanya lagi mba tentang IMS, mba tau ga IMS tu apa?. ” : ”Tahu mas, penyakit kelamin gitu khan?. ” : ”Betul mba, klo jenisnya ada Sipilis, Gonorhea, Klamidia, HIV/AIDS juga termasuk. ” : ”Klo alat kontrasepsi mba tau?. ” : ”Tahu.. ” : ”Contohnya apa mba?. ” : ”Kaya kondom, suntik KB, Spiral ya to mas?. ” : ”Yak betul.. Trus aku mau tanya untuk frekuensi penggunaan kondomnya gimana mba? Sering, kadang-kadang, atau malah jarang! ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
Y X Y X
Y X Y
: ”Klo aku seringnya pake kondom mas, biar aman.. Tapi kadang tamunya susah suruh pake kondom.. ” : ”Trus klo tamunya ga mau pake kondom, mba mau aja?. ” : ”Ya iya, dari pada ga jadi dapet duit!! ” : ”Aku cuma kasih masukkan aja mba, klo bisa pake kondom... soalnya kita khan ga tau tamu ini sehat pa ga? Trus biar kita aman, ga tertular penyakit yang macem-macem..gitu mba.. ” : ”Ya mas, makasih atas informasinya... ” : ”Ya udah klo gitu, aku tak muter dulu ya mba!! Kapan-kapan kita ngobrolngobrol lagi.. Makasih banyak ya mba... ” : ”Ya sama-sama mas.. ”
Responden 6 Usia Pendidikan Lama Bekerja Hari/ Tanggal Waktu Tempat
X Y X Y X Y X Y X Y X Y
X
: 33 Tahun : SD : 3Tahun : Senin/ 9Oktober 2006 : 20.30 WIB : Pasar Kembang
: ”Halo mbak! Wah enak banget maemnya, Gimana kabarnya?.” : ”Iya nih mbak,mumpung sepi makanya maem,Baik. Lha mbak Ririn sendiri gimana kabarnya?.” : ”Aku juga baek-baek aja,Mbak, aku mau ngobrol-ngobrol bentar boleh ngga?.” : ”Boleh aja, mau ngobrolin apa?tapi tak sambil maem ya.” : ”Iya,Mbak sering sakit ngga?biasanya kalau sakit minum obat ngga?.” : ”Jarang paling kalau ngga enak badanne tak minum jamu.” : ”Kalau antibiotik tahu ngga mbak?.” : ”Ya Tahu. Di sinikan pada suka minum itu.” : ”Oh gitu toh mbak,trus mbak sendiri pake ngga? Kalau pakai pertama kali pake antibiotik tu kapan?.” : ”Ya pake juga tapi ngga sering. Pertama kali pake ya sejak disini,ya ada 3 tahunan.” : ”Biasanya mbak minum obat tersebut waktu sakit aja atau piye?.” : ”Ya ngga tentu mbak, kadang kalau ada rasa-rasa yang aneh dibadan ya aku minum,kalau ngga habis layani tamu,yang agak-agak gimana gitu..kayak ngga bersih gitu.” : ”Mbak minum antibiotik tahunya dari siapa? Temen, dokter apa sendiri?.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
Y X Y X Y X X X Y X Y X
Y X Y X
Y X Y X Y X Y X Y X Y X
: ”Tahu sendiri.” : ”Obatnya dapat dari mana?.” : ”Beli di Apotik,ya kadang ngecer di warung.” : ”Di warung ada mbak? Mbak pake antibiotik dengan merk apa?.” : ”Ada,pake Binotal. ” : ”Mbak pernah ganti yang lain ngga, kalau iya alasane apa?mbak ganti obat antibiotik apa?. ” : ”Ngga mbak,soalnya dah cocok kok.” : ”Mbak tahu ngga tentang Penyakit Menular Seksual?. ” : ”Ngga tahu persisnya sih mbak tapi katanya penyakit itu aneh-aneh gitukan mbak, sampai ”anunya” bisa luka,ngga sembuh-sembuh. “ : ”Iya,ada yang seperti itu, maaf sebelumnya ya mbak. Mbak sendiri pernah ngga alamin penyakit demikian?. ” : ”Aku sih pernah ngerasa kalau kencing panas dan perih mbak. ” : ”Trus mbak ngga ke GL? GL tiap selasa dan jumat mulai 15.30, kalau sakit ke situ aja.Penyakit Menular Seksual itu lho mbak penyakit yang biasanya ditularkan melalui hubungan seks. Contohnya Sipilis, GO, Klamidia, Kutu Kelamin, dll. Mbak kalau minum obat antibiotik biasanya berapa kali sehari?. ” : ”Ngga,Lain kali kalau sakit aku ke situ deh,Ya ngga tentu mbak,kadang 3x, 2x malah cuma 1x sehari. ” : ”Berarti mbak dalam menggunakan obat antibiotik itu ngga berdasarkan aturan pakenya ya?. ” : ”Iya,emang yang benar gimana to mbak?. ” : ”Kalau minum obat antibiotik tidak sama kayak minum obat flu biasa, yang kalau udah sembuh berhenti.Harus ikut aturan pakenya misalnya aja 3x1 perhari dan diminum ampe habis. Karena obatnya bisa ngga berkasiat atau ngga manjur lagi. Mbak selama ini tahu ngga kalau antibiotika yang mbak pake bisa menjadi tidak berkhasiat?. ” : ”Gak tau, biasanya kalo aku minum sembuh kok. ” : ”Trus selama pake antibiotik pernah ngga ngerasain efek samping yang merugikan ( misalnya ; mual, muntah, atau pusing ).” : ”Untungnya ngga pernah tuh mbak.. ” : ”Mbak kalau obat antibiotik yang dipakai sudah tidak manjur gimana dong?. ” : ”Ngga tahu trus gimana dong mbak?. ” : ”Ya solusinya bisa ganti antibiotik yang lain mbak, tapi mending mbak ke dokter biar konsultasi ama dokternya. ” : ”Iya.. ” : ”Mbak tahu tentang alat kontrasepsi ngga?. ” : ”Maksude seperti pil KB, kondomkan?. ” : ”Iya mbak bener banget..Trus pake kondomnya sering ngga mbak?. ” : ”Kadang-kadang aja, wong kadang tamu susah suruh pake kondom. ” : ”Lho kok gitu mbak?. ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
Y X Y X Y X
Y
: ”Ya mau gimana lagi mbak, kalau ngga dapat duit ya ngga maem. ” : ”Oh gitu, tapi emang mbak ngga takut tertular HIV/AIDS atau PMS ?. ” : ”Ya takut lah mbak,tapi mau gimana lagi dah resikonya. ” : ”Makanya mbak sebisa mungkin usahakan pake kondom setiap melayani tamu. Pintar-pintar mbaknyalah bujuk tamunya. ” : ”Ya mbak Ririn... ” : ”Wah ternyata dah lama ngobrolnya,makasih loh mbak dah mau ngobrol ama saya..lain kali kalau ada yang mau ditanyain ya,ditanyain aja ya...aku tak muter2 lagi.” : ”Sama-sama..mbak Ririn.. ”
Responden 7 Usia Pendidikan Lama Bekerja Hari/ Tanggal Waktu Tempat
X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y
: 40 Tahun : SD : 2 Tahun : Sabtu/ 15 Oktober 2006 : 19.30 WIB : Pasar Kembang
: ”Permisi mbak....masih ingat ama aku ngga?. ” : ”Mbak Ririnkan, Ada apa mbak?...mas Rizanya mana?. ” : ”Cuma mau maen aja kok mbak,itu lagi ngobrol di sebelah.Gimana kabarnya mbak?. ” : ”Ya baik-baik aja mbak,bawa kondom ngga?.” : ”Bawa,nih...mbak aku boleh nanya-nanya sebentar ngga?. ” : ”Mau nanya apa mbak?aku jadi takut” : ”Nanya tentang PMS dan antibiotik?.ngga usah tegang mbak,nyante aja. ” : ”PMS?penyakit itu ya mbak?. ” : ”Iya Penyakit Menular Seksual mbak tahu ngga tentang obat antibiotik?. ” : ”Tahu dong, kaya amoksilin, binotal itu kan?. ” : ”Ya, trus kapan mbak pertama kali pake obat antibiotik itu?. ” : ”Ya sejak disini. Berarti dah 2 tahun ini. : ”Mbak,sebelum disini dulu dimana?. ” : ”Aku dulu dagang di Solo kena tipu,trus kelilit utang ya terpaksa kerja kayak gini,untuk bayar utang. ” : ”Oh gitu,Trus seberapa sering atau kapan mbak pake obat antibiotiknya?. : ”Aku pake antibiotiknya setiap tiga hari sekali, pagi ama sore. ” : ”Setiap tiga hari sekali mbak?. ” : ”Iya... ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
X Y X Y X Y X Y
X Y
X
Y X Y X
Y X Y X X Y
X Y
: ”Biasanya pake antibiotik apa mbak?. ” : ”Supertetra atau Binotal. ” : ”Berarti pake dua macam antibiotiknya?. ” : ”Iya,kalau yang satu habis ya,yang satunya lagi. ” : ”Trus biasanya dapet obat antibiotiknya dari mana mbak?. ” : ”Biasanya sich beli di apotik : ”Mbak sebenarnya tahu, mengenai aturan pakai obat antibiotik yang benar ngga?. ” : ”Iya, waktu ke dokter pernah dikasih antibiotik juga,trus dokternya bilang kalau minumnya harus habis dan minumnya harus sesuai aturan. Tapi aku bandel kok mbak,minum sesuai keinginanku aja. : ”Lha itu tahu kok minumnya malah gitu, emang mbak ngga tahu kalau obatnya bisa ngga manjur lagi?.” : ”Ga pernah tahu tuh mbak,soale pasti sembuh kok..kalau dari dokter obatnya beda,tapi aku lupa namanya ngga tak habisin..soalnya dah enakan dua hari gitu tak stop. ” : ”Wah kalau saya jadi dokternya marah dong,,he3x tak kasih vitamin aja soale mbak minum sesuka hati gitu,..apa ngga sayang duitnya dah berobat mahalmahal malah ngga di minum obatnya. Tahu ngga mbak, obat antibiotik tersebut dapat menjadi tidak berefek ngga manjur lagi, jika penggunaannya tidak sesuai dengan aturan pakainya?. ” : ”Katanya sih gitu tapi aku slalu sembuh kok mbak... ” : ”Iya mungkin sekarang, tapi kalau besok-besok ngga manjur gimana?. ” : ”Ya ganti obat lainnya,habis mau gimana lagi mbak ..takute kalau ngga minum obat kena penyakit gituan. ” : ”Kalau boleh saran ya mbak, obatnya diminum atas petunjuk dokter aja, seperti yang mbak bilang tadi, trus kalau ngga sakit jangan minumlah mbak..oh ya..minum tiap saat tidak menjamin terhindar dari penyakit PMS mbak..,Selama ini pernah merasakan efek samping belum, selama pake antibiotik itu?. ” : ”Belum. ” : ”Mbak sendiri tahu tentang Penyakit Menular Seksual,tahunya piye maksudnya sejelas apa?. ” : ”Ya Cuma tahu kalau kita kencing panas, keputihan bau, sakit waktu berhubungan gitu..ama pernah dengar raja singa atau apa gitu... ” : ”Penyakit Menular Seksual tu ya emang kaya gitu ya ada Sifilis, GO ( Gonnorhea), Klamidia dan masih banyak lagi. ” : ”Selama mbak kerja disini keluhan-keluhan apa yang mbak pernah rasakan?. ” : ”Aku kalau kencing perih banget,trus kalau ada keputihan warna ampe ijo-ijo gitu trus agak bau,pernah juga habis berhubungan dengan tamu sakit banget ampe tiga hari saya ngga kerja.. ” : ”Trus klo dah ngrasa kaya gitu biasanya apa yang dilakukan?. ” : ”Ya tak minumin antibiotik, biasanya terus sembuh. ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
X Y X Y X
Y X
Y
: ” Mbak kalau masih sakit gitu mending ke GL, disana juga ada test lab. nya juga. Selama ini setiap melayani tamu mbak pake kondom terus ngga? : ”Kalo aku pake kondom ama tamu baru aja,tapi kalau ama tamu langganan ngga.. ” : ”Loh kok gitu mbak?/ ” : ”Ya..gimana tamunya malah bilang kamu kena penyakit ya..?. ” : ”Ya mbak harus bisa bujuk dan menjelaskan demi kebaikan bersama,baik mbak ama tamunya..jangan lupa pake kondom ya,..besok-besok kalau aku ke sini lagi aku bawain gambar-gambar ama informasi tentang penyakit itu ya mbak... ” : ”Iya,mbak tak usahain... ” : ”Ya dah mbak mungkin segitu dulu ngobrol-ngobrolnya, aku masih harus muter bagi-bagi kondom,kalau kelamaan Riza malah bisa ninggalin aku...Makasih ya mbak.. ” : ”Ya sama-sama mbak.. ”
Responden 8 Usia Pendidikan Lama Bekerja Hari/ Tanggal Waktu Tempat
X Y X Y X Y X
Y X
: 29 Tahun : SD : 3 Tahun : Senin 6 November 2006 : 20.00 WIB : Pasar Kembang
: ”Malam mbak, kok sepi sih mbak !! ” : ”Malam juga mbak,iya nih pada lum pulang kemarin lebarankan pada pulang kampung gitu...mbak sendiri juga baru kelihatan ke mana aja?. ” : ”He3x..aku juga liburan dong mbak... ” : ”Mang liburan kemana?. ” : ”Kalau pas hari raya aku ke Salatiga,masih ada saudara disana,trus kemarin 4 hari habis hari raya aku main ke Surabaya?. ” : ”Aku aslinya Jawa timuran loh mbak,aku dari Sidoarjo kmrn mampir ngga ke Lapindo?itu dekat rumah saya.. ” : ”Oh,iya aku kemarin mampir kebetulan dari juanda ngga jauh-jauh banget jadi sekalian..Maaf mbak aku lupa nama mbak siapa?Udah berapa lama kerja di sini?. ” : ”Prihain mbak,Ya udah sekitar 3 tahunan lebih hampir 4. ” : ”Mba, klo aku mau tanya-tanya sebentar boleh ga?. ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X
Y X Y
: ”Boleh aja, mau tanya apa mbak?. ” : ”Mau tanya tentang obat antibiotik dan Penyakit Menular Seksual (PMS), tahu ngga mbak obat antibiotik itu apa?. ” : ”Jelas tahu dong mbak... ” : ”Mba Atin sering ga pake antibiotik?. ” : ”Tiap hari.. ” : ”Tiap Hari mbak??Pertama kali pake antibiotik kapan mba?. ” : ”Sekitar 2 tahunan yang lalu..gara2nya saya badannya pegel2 ngga hilang2 gitu mbak. ” : ”Trus alasan mba pake antibiotik tiap hari kenapa?. ” : ”Ya buat mencegah penyakit aja mbak,soalnya sejak itu trus ngga pegel2 lagi. ” : ”Dulu yang menganjurkan minum antibiotik siapa mba? Dari diri sendiri, temen atau dokter?. ” : ”Aku dulu minun antibiotik dikasih tau ma temen, ya waktu badannya ngga enak ituloh mbak. katanya biar ga terkena penyakit. ” : ”Biasanya beli antibiotiknya dimana mbak?. ” : ”Apotik. ” : ”Kalau beli di Apotik bilangnya piye?. ” : ”Mbak minta,Amoksisilinnya..langsung dikasih biasa 10 biji. ” : ”Trus dikasih tau ga sama apotiknya cara pake obatnya?. ” : ”Dikasih tau mbak, pakenya 3 X sehari dan harus dihabisin. ” : ”Berarti seharusnya mbak tahu dong aturan pake obat gitu? Tapi kok minum tiap hari?. ” : ”Ya..saya ngga terlau mengerti..kalau minum ya ampe habis 3x sehari emang ngga boleh ya kalau minum tiap hari?. ” : ”Iya mbak,soalnya antibiotik itu bisa ngga berefek lagi loh ngga manjur mbak apalagi kalau minumnya tiap hari dah gitu terus2 lagi selama 2 tahun. ” : ”Oh jadi bisa kebal to mbak?. ” : ”Ya, betul sekali... Kalau beli antibiotik biasanya merk apa mbak?. ” : ”Ya itu tadi Amoksisilin.. ” : ”Oh iya,pernah ngga mbak merasakan efek samping selam pake antibiotik?. ” : ”Ngga pernah tuh mbak... ” : ”Kalau Penyakit Menular Seksual tahu ngga mbak?. ” : ”Tahu..dong aku pernah ikut penyuluhan. ” : ”Apa coba?. ” : ”Ya kaya sifilis,GO gitukan?. ” : ”Ya, benar banget tapi ngga cuma itu mbak masih,banyak termasuk HIV/AIDS, Klamidia, dan Kutu Kelamin. Selama kerja disini pernah ngga mbak mengalami gejala-gejala penyakit seperti yang udah tak jelasin tadi?. ” : ”Lum pernah,Cuma pegel2 gitu.. ” : ”Trus mbak tahu, alat kontrasepsi itu apa?. ” : ”Tahu.. ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
X X Y X Y X Y X
Y
: ”Apa Dong?. ” : ”Ya kaya kondom, pil KB, suntik KB.. ” : ”Betul. ” : ”Lha mbak Atin pake yang mana? pake kondom terus ngga?. ” : ”Slalu mbak,aku takut banget.. ” : ”Bagus,mang tamunya mau?. ” : ”Ngga semua mau,tapi tak paksa..aku bilang kalau pake kondom pasti aman.. ” : ”Itu sikap yang bagus banget pertahankan ya mbak. demi kesehatan smuanya jadi tamu ama mbak ngga rugi dua-duanya. Ya udah klo gitu aku tak pamit pulang dulu ya mba, udah malam aku dah ngantuk.. Makasih banyak atas informasinya dan jangan lupa pake kondomnya ya mbak!!! ” : ”Ya, makasih juga ya mbak,hati-hati di jalan... ”
Responden 9 Usia Pendidikan Lama Bekerja Hari/ Tanggal Waktu Tempat
X Y X
Y X
Y X Y X Y
: 27Tahun : SMA : 5 Tahun : Selasa 14 November 2006 : 20.30WIB : Pasar Kembang
: ”Hallo mbak, gmn kabarnya?. ” : ”Baik, kemarin sakit ya mbak,mas Riza bilang gitu soalnya mas Riza turun sendiri?. ” : ”Iya mbak waktu pulang dari sini kehujanan deras banget yang malam-malam banget itu mbak, yang lampunya mati..dah nunggu hujan ampe malam eh malah tetap kena pas plngnya,aku nyampe rumah jam 24.30 rekor mbak plng malam, besoknya demam deh ampe tiga hari. ” : ”Kasihan banget mbak?jaga kesehatan ya mbak.. ” : ”Mbak Nia, aku mau nanya2 boleh ngga mbak,..tapi sekarng kita ngobrol tentang Antibiotik ama Penyakit Menular Seksual aja ya,,,masalah hukum kemarin,aku lagi nanya temanku soalnya aku ngga ngerti masalah pengaduan kekerasan rumah tangga gitu..yang jelas hasil visum dokter kemarin disimpan biar jadi barang bukti ke kepolisian. ” : ”Iya,mbak thx perhatiannya..iya mbak mau nanya apa. ” : ”Tanya tentang obat antibiotik, mbak tahu? Antibiotik itu apa?. ” : ”Tahu.” : ”Biasanya pake antibiotik seberapa sering mbak?. ” : ”Ya kalau pas sakit aja... ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
X Y X Y X Y
X Y X Y X Y
X
Y
X Y
X
Y
: ”Berarti kalau sakit berobat di dokter gitu baru di kasih obat..?Tahu ngga mbak biasanya dokter kasih antibiotik apa?. ” : ”Iya,wah aku ngga ingat obatnya apa mbak soalnya kalau sakit obat dari dokter beda2 antibiotiknya.. ” : ”Oh gitu,mang waktu itu mbak Nia sakit apa?. ” : ”Biasanya Cuma radang tenggorokan ama kalau kencing perih ama panas itu mbak.. ” : ”Trus sampe sekarang masih rutin ke dokternya?. ” : ”Ya kalau Cuma sakit aja..katanya dokternya obat antibiotik harus minum ampe habis,harus ikut aturannya katanya bisa kebal, jadi saya pasti ikuti semua petunjuk dokter takut mbak kalau kena aneh2,dulu pernah suntik antibiotik ikut-ikut teman tapi ya dah ngga lagi.. : ”Emang yang benar seperti itu...Pernah rasa efek sampingnya ngga mbak dari obat antibiotik?. ” : ”Ngga pernah.. ” : ”Trus mbak pencegahan Penyakit Menular Seksual pake apa?ituloh penyakit yang pernah aku jelasin waktu itu... ” : ”Iya aku ingat yang ada GO,Sifilis,HIV/AIDS jugakan mbak? Aku kadang cuma minum jamu untuk jaga kesehatan yamg pahit-pahit itulah mbak.. ” : ”Wah ternyata mbak Nia masih ingat...kalau kontrasepsi tahukan mbak?.” : ”Jelas dong mbak,ya salah satunya kondom inikan..aku balik naya nih mbak, katanya ada kondom perempuan ya mbak?gmn tuh udah ada lum di Indonesia?. ” : ”Wah Mbak Nia pengetahuannya bagus, emang tahu dari mana? Iya emang ada klo di INA sendiri aku lum tahu udah masuk lum, tapi setahuku harganya masih mahal..kemarin dari GL sendiri ngajuin bantuan ke WHO untuk diperbantukan kondom cewek tuh,lumayankan kalau bisa dapat...Mbak Nia sendiri slalu pake kondom ngga?. ” : ”Ya udah pastilah mbasaya slalu pake kondom. Sayakan punya anak masih kecil kalau saya sakit trus anak saya nanti gimana coba..saya suka baca mbak jadi tahu tentang informasi tadi. ” : ”Itu bagus banget mbak...emang tamu ngga pernah nolak...?. ” : ”Itu dah komitmen awal mbak jadi kalau dia ngga mau ya udah,yang jelas saya tetap pake kondom. Makanya kalau ada kondom cwek tambah enak ya mbak.. ” : ”Iya,setahuku bisa di cuci lagi jadi ngga sekali pake.Mbak makasih ya dah mau ngobrol banyak dengan saya,aku pulang ya mbak dah malam nih,takut kehujanan lagi.. ” : ”Ya.. mbak hati2..ya jagan sakit lagi ya.. ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
Responden 10 Usia Pendidikan Lama Bekerja Hari/ Tanggal Waktu Tempat
X Y X X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y X Y
: 37Tahun : SMA : 5 Tahun : Minggu /29 November 2006 : 15.30 WIB : Pasar Kembang
: ”Sore mbak… gimana kabarnya mbak?. : ”Baik..kok tumben sore2 mbak?mbak sendiri gimana kabarnya?. : ”Aku juga baek-baek aja kok mbak, tadi iseng kayaknya kalau jalan sore2 enak..” : ”Kalau sore ternyata sepi ya mbak?.” : ”Iya pada tidur...” : ”Ini ganggu ngga mbak,soalnya aku mau nanya2 tentang obat antibiotika ama Penyakit Menular Seksual..?.” : ”Ya ngga mbak,wong lagi nyante..” : ”Disini kerja sudah berapa lama?.” : ”Aku kerja disini dah ada 5 tahunan gitu..” : ”Mbak tau tentang antibiotika?.” : ”Aku ngga tahu banget…” : ”Antibiotika dapat digunakan untuk mengobati infeksi Contohnya Amoksisilin, Ampisilin, penisilin, dll.Mbak pernah pakai gak?.” : ”Oh itu,aku pake Amoksisilin..” : ”Kapan pertama kali mbak pakai?.” : ”Sudah lama, aku lupa.” : ”Berapa kali dalam sehari mbak minum obat tersebut?.” : ”Wah kalau itu ngga pasti asal badan sakit atau ngga enak tak minum aja.. tapi kadang sebulan tiga kali,ya suka-suka deh mbak..” : ”Yang menyarankan minum obat tersebut siapa?. : ”Diri sendiri.” : ”Cuma obat itu atau obat apalagi yang biasa mbak pakai?.” : ”Kadang Supertetra.. kalau Amok ngga ada..” : ”Mbak tau tentang Penyakit Menular Seksual?.” : ”Tau, kayak sifilis, AIDS khan?.” : ”Ya, Pernah terkena gak?.” : ”Pernah kayaknya, tapi aku lupa.Tapi bukan AIDS.” : ”Obat yang mbak pakai bisa tidak berkhasiat lagi, mbak tau gak?.” : ”Gak tau, biasanya kalo aku minum sembuh.” : ”Obat khan ada aturan pakainya, mbak tau gak?.” : ”Gak.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
X
Y X Y X Y X Y
: ”Aturan pakai obat itu misalnya obat ini diminum sebelum atau sesudah makan, 1 kali sehari, dll. Apa yang mbak lakukan kalo obat tersebut ada aturan pakainya?.” : ”Aku gak pernah liat aturan pakai obat. Kalo sudah sembuh ya sudah. Obat yang aku minum biasanya sebelum makan. ” : ”Oooo.Selama minum obat tersebut pernah mengalami efek samping?.” : ”Gak pernah tuh. ” : ”Kalau kondom selalu pake ngga mbak? Itu alat kontrasepsi itu mbak.. ” : ”Kalau itu pasti dan selalu karena aku paling takut ama penyakit2 itu.. ” : ”Bagus dong mbak,ya dah mbak aku pamit pulang dulu ya..dah sore nih.. ” : ”Ya sama-sama mbak. ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
Lampiran 8. Leaflet PMS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
Lampiran 9. Lefleat HIV/AIDS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
Lampiran 9. Lefleat Antibiotika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
HIV/AIDS DAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL LAINNYA
APAKAH ITU
BERAPA JUMLAH PENDERITANYA
TANDA
CARA PENYEBARAN
HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS HIV Virus yang menurunkan sistem kekebalan tubuh yang dapat menyebabkan AIDS
60 juta orang terkena HIV 20 juta orang sudah meninggal karena AIDS
Berat badan turun, gejala seperti flu, diare, lelah, demam terus menerus, berkeringat malam, sakit kepala, gangguan mental, infeksi jamur berat vagina yang berulang Kadang tanpa tanda ± 10 tahun.
Hubungan seks melalui vagina, oral, dan anal yang tanpa kondom, air susu ibu, dan jarum yang tercemar. Risiko terjangkit HIV melalui hubungan seks vagina
KLAMIDIA
HERPES GENITAL
Infeksi bakteri di sekitar genital
Virus yang menginfeksi daerah genital dan kadang di sekitar mulut.
Kira-kira 3 juta kasus baru/ tahun. Kejadian tertinggi pada umur 15-19 tahun.
45 juta orang menderita penyakit ini. 1 juta penderita baru/tahun.
Sebagian pasien wanita tanpa tanda, tetapi pasien pria mengalami tanda. Perdarahan vagina (yang bukan haid), lendir yang tidak normal, nyeri sewaktu kencing terjadi 1-3 minggu setelah terinfeksi.
Hubungan seks melalui vagina, oral, dan anal yang tanpa kondom.
Sebagian besar tanpa tanda. Herpes 1: bisul di mulut yang bisa menyebar ke genital. Herpes 2: umumnya di genital tetapi dapat menyebar ke mulut Bisa timbul bengkak nyeri di berbagai bagian tubuh. Infeksi awal: gejala seperti flu, demam, sakit kepala, pembengkakan kelenjar. Hubungan seks melalui vagina, oral, dan anal yang tanpa kondom. Tersentuh bagian yang terinfeksi (tidak selalu terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
lebih tinggi pada wanita.
PENGOBATAN
AKIBAT SELANJUTNYA
UJI
APAKAH ITU
BERAPA JUMLAH PENDERITANYA
TANDA
jelas).
AIDS belum ada obatnya. Antivirus menghambat perkembangan virus dan munculnya AIDS. Makin cepat diobati hasilnya lebih baik.
Antibiotika untuk pasien dan pasangannya saat bersamaan.
Belum ada obat yang menyembuhkan. Antivirus dapat digunakan untuk mengurangi nyeri, gatal, dan kekambuhan.
HIV melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi, rentan terkena kanker tertentu dan infeksi tertentu, contoh infeksi paru: Pneumocystis carinii pneumonia dan TBC; 30% bayi dari wanita HIV akan menderita HIV.
Kemandulan dan meningkatkan risiko terinfeksi HIV. Pada wanita, infeksi dapat menyebar ke rahim dan panggul.
Bisul yang sering kambuh. Penularan ke janin lewat ibu jarang. Tetapi bayi yang terinfeksi herpes sangat sakit.
Apus sel dari mulut, tes darah, dan urin.
Apus sel atau lendir dari tenggorokan, leher rahim, dubur, dan mulut saluran penis. Tes kencing.
Tanda diperiksa secara penglihatan. Tes darah untuk membedakan herpes tipe 1 atau tipe 2.
SIFILIS
GONORRHEA (GO)
TRIKOMONAS
Infeksi yang disebabkan organisme kecil, yang menyebar di seluruh tubuh
Infeksi bakteri di sekitar genital
Infeksi parasit di daerah genital.
Kira-kira 70.000 kasus baru per tahun
Kira-kira 650.000 kasus baru/ tahun. Kejadian tertinggi pada umur 15-19 tahun.
5 juta kasus baru per tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
Tahap awal antara 3 bulan setelah infeksi, bisul tunggal di genital atau mulut muncul 15minggu. Sering tanpa tanda. Tahap 2, setelah bisul hilang, muncul kemerahan di telapak tangan-kaki, dan genital.
CARA PENYEBARAN
PENGOBATAN
AKIBAT SELANJUTNYA
Rasa terbakar saat kencing, keluar cairan vagina/penis hijau kekuningan, dan untuk wanita bisa terjadi perdarahan vagina yang tidak normal dan nyeri panggul. Sebagian pasien tanpa gejala.
Sering tanpa tanda terutama pada pria. Lendir vagina/ penis berbusa, bau, kuning kehijauan, rasa tidak nyaman di sekitar vagina terjadi antara 4 hari-1 bulan setelah terinfeksi.
Hubungan seks melalui vagina, oral, dan anal yang tanpa kondom serta saat berciuman.
Hubungan seks melalui vagina, oral, dan anal yang tanpa kondom.
Hubungan seks melalui vagina, oral, dan anal yang tanpa kondom.
Bila cepat diobati antibiotika infeksi dapat sembuh. Tetapi kerusakan tubuh tidak dapat diperbaiki. Pasien dan pasangannya harus diobati bersamaan.
Antibiotika untuk pasien dan pasangannya saat bersamaan.
Antibiotika untuk pasien dan pasangannya saat bersamaan.
Bila tidak diobati, tanda bisa hilang tetapi infeksinya tetap. Tahap 3, merusak otak, jantung, sistem saraf, dan dapat menimbulkan kematian. Selama kehamilan, penyakit ini bisa merusak janin.
Kemandulan dan meningkatkan risiko terinfeksi HIV. Pada wanita, infeksi dapat menyebar ke rahim dan panggul, pada kehamilan dapat menyebabkan bayi lahir buta
Meningkatkan risiko terinfeksi HIV, komplikasi selama kehamilan. Infeksi sering berulang-ulang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
dan infeksi selaput otak.
UJI
Tes darah, apus bisul dan luka.
Apus sel atau sampel lendir mulut, servik, anus, dan penis. Tes urin.
Apus lendir vagina dan penis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi yang berjudul Pengaruh Edukasi Tentang Penyakit Menular Seksual Terhadap Perilaku dalam Penggunaan Antibiotika pada Pekerja Seks Komersial di
Lokasi Pasar Kembang Yogyakarta Tahun 2006
mempunyai
nama
lengkap
Severina
Sri
Haryuni
Wiratwanti. Penulis dilahirkan di Merauke, 8 Januari 1983, anak keempat dari empat bersaudara, pasangan Bapak Johanes Muchalif dan Ibu Maria Gorreti Sri Mulyani. Penulis mulai mengenal bangku sekolah di TK Santa Maria Gorreti Merauke pada tahun 1987-1989, melanjutkan sekolah dasar di SD Santo Agustinus Bambu pemali tahun 1989-1995, kemudian melanjutkan pendidikan ke SLTPN 1 Merauke tahun 1995-1998. Tahun 1998 melanjutkan pendidikan di SMUN 1 Merauke sampai tahun 2001. Tahun 2001 penulis melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama kuliah di Fakultas Farmasi Sanata Dharma, penulis pernah mengikuti kegiatan kepanitiaan seperti Titrasi 2003, Sumpahan Apoteker Angkatan VIII dan Sumpahan Apoteker Angkatan IX.
123