PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 3 SEMARANG Skripsi Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan
Oleh Budi Arianto NIM 5101410017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
i
ii
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, 29 Januari 2015
Budi Arianto NIM 5101410017
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto Jangan pernah menyerah sebelum kita meraih apa yang sebenarnya ingin kita capai dan tetap semangat dan jujur.
Disetiap kesulitan itu pasti ada jalan menuju kemudahan. Walaupun jalan itu terlalu sempit untuk dilewati. Dan semua itu tergantung pada diri kita. Apakah mau tetap membiarkan jalan itu tetap sempit dengan kita tidak melakukan apa-apa atau membuat jalan itu menjadi lebar dan mudah untuk kita lewati.
Persembahan : 1.
Bapak Bunari dan Ibu Sumarni tercinta atas dukungan dan doanya.
2.
Kakak dan Adik tersayang Ani Budiarti dan Tri Ariani yang selalu menyemangati.
3.
Teman – teman Pendidikan Teknik Bangunan Angkatan 2010
4.
Almamaterku UNNES
5.
Negaraku Indonesia
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ” Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Gambar Teknik Kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 3 Semarang” dalam rangka menyelesaikan pendidikan Strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Penyusun menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penyusun mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman M.Hum., selaku Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. Muhammad Harlanu, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Teknik yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian. 3. Drs. Sucipto, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian. 4. Eko Nugroho Julianto, S.Pd., M.T., Ketua Prodi Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang. 5. Aris Widodo, S.Pd., M.T., selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis. 6. Drs. Supriyono, M.T., Dosen Penguji I yang memberikan kritik dan saran. 7. Triono Subagio, S.Pd., Dosen Penguji II yang memberikan kritik dan saran. 8. Drs. Samiran, M.T., selaku Kepala SMK N 3 Semarang yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. 9. Supriyadi, S.Pd., selaku Guru gambar teknik SMK N 3 Semarang yang telah membantu dalam penelitian.
vi
10. Segenap Dosen Jurusan Teknik Sipil, atas ilmu dan bimbingan yang telah diberikan. 11. Sahabatku dan teman terbaikku Nur Hidayah, Irfan Arifin, Yusuf, Eddy, dan Rendi. Terimakasih telah menjadi sahabat terbaik untuk selamanya dan dukungan yang telah diberikan. 12. Sahabat-sahabatku keluarga besar PTB angkatan 2010 yang tak bisa terucapkan semuanya. Terimakasih atas segala kenangan dan perjalanan kuliah selama 4 tahun ini. Semoga kita semua menjadi orang yang sukses. 13. Seluruh siswa kelas X TGB SMK N 3 Semarang yang telah bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini. 14. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penyusun menyadari sepenuhnya kemampuan yang ada dalam diri penyusun terbatas, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan. Besar harapan penyusun semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan pendidikan selanjutnya.
Semarang, 29 Januari 2015 Penyusun,
Budi Arianto
vii
ABSTRAK Budi Arianto. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Gambar Teknik Kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 3 Semarang. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Aris Widodo, S.Pd., M.T. Kata Kunci : Model pembelajaran Problem Based Learning Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai lembaga pendidikan dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik dalam memasuki dunia kerja. SMK merupakan pendidikan kejuruan tingkat menengah di Indonesia yang dalam penyelenggaraannya dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik guna memasuki dunia kerja sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 3 Semarang pada mata pelajaran gambar teknik sub materi gambar konstruksi geometris. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Desain eksperimen yang digunakan adalah Quasi Experimental Design atau eksperimen semu. Desain eksperimen semu yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Subyek penelitian adalah siswa kelas X TGB SMK N 3 Semarang tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 72 siswa dengan membagi dua kelompok sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, tes, dan observasi. Teknik analisis data menggunakan uji kesamaan dua rata-rata dengan batuan SPSS 16 for windows. Berdasarkan hasil perhitungan uji kesamaan dua rata-rata menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Pengguanaan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar pada ranah psikomotrik, ditunjukkan pada presentase ketuntasan nilai rata-rata hasil belajar psikomotorik siswa sebesar 100% dengan rata-rata 82,40. Ditinjau dari rata-rata pada ranah kognitif diperoleh 78,47 berbanding 70,59, pada ranah afektif 79,17 berbanding 75,42, sedangkan pada ranah psikomotorik 82,40 berbanding 78,44. Ditinjau dari uji kesamaan dua ratarata diperoleh ranah kognitif thitung dengan ttabel 3,569 > 1,994, ranah afektif thitung dengan ttabel 2,008 > 1,994, ranah psikomotorik thitung dengan ttabel 6,487 > 1,994.
viii
ABSTRACT Budi Arianto. 2014. Application of Problem-based Learning Model to Improve Learning outcomes in subjects engineering drawings class X architecture engineering SMK N 3 Semarang. Departement of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Semarang. Supervisior Aris Widodo, S.Pd., M.T. Keywords : Problem-based Learning model Vocational High School as an educational institution intended to prepare students to enter the workforce . Vocational High School is a mid-level vocational education in Indonesia that the implementation is intended to prepare students to enter the workforce in accordance with their expertise . Application of Problem Based Learning models aim to find out how much improvement of learning outcomes in the cognitive , affective , and psychomotor class X Architecture Engineering SMK 3 Semarang on the subjects of sub- materials engineering drawing geometric construction drawings This study uses an experimental research. Experimental design used was a quasi-experimental design. Used a quasi-experimental design was a nonequivalent control group design. The subjects were students of class X engineering drawings SMK N 3 Semarang 2014/2015 school year, 72 student by dividing the two groups as the experimental group and control group. Methods of data collection using the method of documentation, testing, and observation. Data were analyzed using two similarity test average with SPSS 16 for windows. Based of the result of test calculations two average similarity indicates that students problem-solving abilities experimental class better than the control class. The uses of problem-based learning model can improve learning outcomes in psychomotor domains, shown in percentage completeness average value of psychomotor learning outcomes of students at 100% with an average of 82,40. Judging from the average on the cognitive obtained 78,47 proportionate 70,59, at 79,17 proportionate 75,42 affective domain, whereas in the psychomotor sphere 82,40 propostionate 78,40. Judging from the similarity test two average obtained cognitive tcount with ttable 3,569 > 1,994 , affective tcount with ttable 2,008 > 1,994 , psychomotor domains tcount with ttable 6,487 > 1,994.
ix
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL………………………………………………………..…
i
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………….
ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….. iii PERNYATAAN ……………………………………………………………… iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN …………………………………………...
v
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. vi ABSTRAK …………………………………………………………………… viii ABSTRACT ………………………………………………………………….. ix DAFTAR ISI …………………………………………………………………
x
DAFTAR TABEL …………………………………………………………… xii DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………… xiii DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… xiv BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………..
1
1.1. Latar Belakang ……………………..………………………………
1
1.2. Identifikasi Masalah ……..…………………………………………
6
1.3. Batasan Masalah ………..………………………………………….
6
1.4. Rumusan Masalah ………..………………………………………...
8
1.5. Tujuan Penelitian ………..…………………………………………
8
1.6. Manfaat Penelitian ………..………………………………………..
9
BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………… 11 2.1. Tinjauan Pustaka …………..………………………………………. 11 2.1.1. Tinjauan Tentang Metode Problem Based Learning ……....……………………………. 11 2.1.2. Tijauan Tentang Hasil Pembelajaran ………………………… 16 2.1.3. Mata Pelajaran Gambar Teknik ……………………………… 33 2.2. Kerangka Berfikir …………………..……………………………… 34 2.3. Hipotesis ………………………..…………………………………. 37 BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………..... 39 3.1. Jenis Penelitian …………………..………………………………… 39 x
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian …..…………………………………. 40 3.3. Populasi dan Sampel ……………..………………………………… 40 3.4. Variabel Penelitian ………………..……………………………….. 41 3.5. Metode Pengumpulan Data ………..………………………………. 42 3.6. Instrumen Penelitian ………………..……………………………... 44 3.7. Teknik Analisis Data ………………...…………………………….. 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………. 56 4.1. Deskripsi Data …………………………………..…………………. 56 4.1.1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ………….………………… 56 4.1.2. Pelaksanaan Pembelajaran ……..…………………………… 57 4.1.3. Deskripsi Hasil Uji Soal ………..…………………………… 61 4.1.4. Deskripsi Hasil Belajar ………………………………………. 63 4.2. Hasil Penelitian ………………………..…………………………… 67 4.2.1. Uji Persyaratan Analisis ………..…………………………… 67 4.2.2. Uji Hipotesis Penelitian ……………………………………… 71 4.3. Pembahasan ……………………….…………………………….…. 77 BAB V PENUTUPAN ……………………………………………………….. 89 5.1. Kesimpulan ………..………………………………………………. 89 5.2. Implikasi …………..………………………………………………. 90 5.3. Keterbatasan Penelitian ……………………………………………. 90 5.4. Saran …………………….………………………………………… 91 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 92 LAMPIRAN ………………………………………………………………….. 95
xi
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1. Tahapan-tahapan Pembelajaran Problem Based Learning ……………… 15 3.1. Skema Penelitian ……………………………………………………….. 40 3.2. Kisi-kisi Instrumen Ranah Kognitif …………………………………….. 45 3.3. Kriteria Indeks Kesukaran ……………………………………………… 48 3.4. Tabel Interpretasi atau Penafsiran Daya Beda ………………………….. 49 3.5. Kisi-kisi Instrumen Ranah Afektif ……………………………………… 50 3.6. Rubrik Penilaian Ranah Afektif ………………………………………… 51 3.7. Lembar Penilaian Gambar ……………………………………………… 52 4.1. Pertemuan Pada Kelas Eksperimen …………………………………….. 59 4.2. Pertemuan Pada Kelas Kontrol …………………………………………. 61 4.3. Hasil Uji Instrumen Soal ……………………………………………….. 62 4.4. Deskripsi Hasil Pretest ………………………………………………….. 63 4.5. Deskripsi Hasil Posttest ………………………………………………… 64 4.6. Deskripsi Hasil Sikap (Afektif) …………………………………………. 65 4.7. Deskripsi Hasil Keterampilan (Psikomotorik) …………………………. 66 4.8. Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen ……………………………….. 67 4.9. Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol ……………………………………. 68 4.10. Hasil Uji Homoginitas Pretest …………………………………………. 69 4.11. Hasil Uji Homoginitas Posttest ………………………………………… 70 4.12. Hasil Uji Homoginitas Afektif …………………………………………. 70 4.13. Hasil Uji Homoginitas Psikomotrik ……………………………………. 71 4.14. Hasil Uji t Pretest Ranah Kognitif ……………………………………... 72 4.15. Hasil Uji t Posttest Ranah Kognitif ……………………………………. 74 4.16. Hasil Uji t Ranah Afektif ……………………………………………….. 75 4.17. Hasil Uji t Ranah Psikomotorik ………………………………………… 76
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1. Skema Kerangka Berfikir ………………………………………………. 37 4.1. Histogram Hasil Belajar Kognitif ………………………………………. 77 4.2. Histogram Hasil Belajar Afektif ………………………………………… 80 4.3. Histogram Hasil Belajar Psikomotorik …………………………………. 84
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1
Daftar Siswa Kelas Eksperimen (TGB 1) ………………………………. 95
2
Daftar Siswa Kelas Kontrol (TGB 2) …………………………………… 97
3
Daftar Nilai Kelas TGB 2013/2014 …………………………………….. 99
4
Instrumen Soal Uji Coba ……………………………………………….. 106
5
Perhitungan Uji Validitas, Uji Reabilitas, Indeks Kesukaran dan Daya Beda ………………………………………………………….. 112
6
Hasil Uji Validitas, Indeks Kesukaran, dan Daya Beda ………………… 115
7
Instrumen Pretest dan Posttest …………………………………………. 117
8
Instrumen Ranah Afektif ……………………………………………….. 122
9
Instrumen Ranah Psikomotorik ………………………………………… 125
10
Hasil Data Penelitian …………………………………………………… 130
11
Uji Analisis Data Penelitian ……………………………………………. 133
12
Hasil Uji Analisis Data Penelitian ……………………………………… 138
13
Dokumentasi Kegiatan Penelitian ……………………………………… 141
14
Silabus Gambar Teknik …………………………………………………. 144
15
RPP Kelas Eksperimen …………………………………………………. 149
16
RPP Kelas Kontrol ……………………………………………………… 163
17
Judgement Instrumen …………………………………………………… 174
18
Surat Ijin Penelitian …………………………………………………….. 178
xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai
dengan pembukaan Undang-Undang Dasar alenia ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional. Perkembangan zaman saat ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu bersaing dengan negara lain yang telah maju. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas akan berpengaruh pada kemajuan berbagai bidang. Di samping mengusahakan pendidikan yang berkualitas, pemerintah perlu melakukan pemerataan pendidikan dasar bagi setiap warga Negara Indonesia, agar mampu berperan serta dalam memajukan kehidupan bangsa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal harus benar-benar dapat memberikan bekal kepada generasi mudah untuk mengahadapi tuntutan dari perkembangan zaman yang semakin kompleks. Dalam pendidikan formal, di samping kemampuan guru, kualitas interaksi antara guru dan siswa merupakan unsur penting yang tidak boleh diabaikan begitu saja, karena kualitas interaksi antara guru dan siswa merupakan salah satu tolak ukur suatu lembaga pendidikan formal dalam mendidik siswa-siswanya. Apabila interaksi tersebut baik dan berkualitas, maka dapat juga dikatakan bahwa suatu lembaga pendidikan tersebut berkualitas.
1
Nana Sudjana (2005: 39) menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dalam diri siswa itu sendiri, misalnya kemampuan yang dimilikinya dan faktor lain berupa motivasi, sikap dan lain sebagainya. Sedangkan faktor yang datang dari luar diri siswa yakni lingkungan belajar. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah adalah kualitas pembelajaran. Kualitas pendidikan yang baik sangat diperlukan dalam era globalisasi saat ini, tapi pada kenyataannya mutu pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya berkualitas sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah metode pembelajaran yang digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas belum mampu menciptakan kondisi yang optimal pada berlangsungnya proses pembelajaran. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai lembaga pendidikan dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik dalam memasuki dunia kerja. SMK merupakan pendidikan kejuruan tingkat menengah di Indonesia yang dalam penyelenggaraannya dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik guna memasuki dunia kerja sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Gambar teknik merupakan mata pelajaran wajib yang harus diambil pada siswa kelas X program keahlian teknik gambar bangunan. Mata pelajaran gambar teknik ini mengajarkan materi tentang dasar-dasar menggambar. Sebuah gambar tidak akan mudah dibaca ketika seseorang yang menggambar tidak mengetahui dasar-dasar cara menggambar. Pada kompetensi dasar menyajikan konstruksi
2
gambar geometris sangat ditekankan pada cara siswa menggambar serta cara menggunakan pensil dan penggaris secara manual. Dalam cara membagi garis yang benar tanpa mengetahui berapa panjang garis yang akan dibagi tentu tidak bisa asalasalan. Pada tugas menggambar garis sejajar juga diperlukan keterampilan siswa menggunakan penggaris. Penggunaan penggaris yang salah akan mempengaruhi hasil dari gambar yang kurang maksimal. Pada materi menggambar lingkaran dan menggambar segi n beraturan akan menambah pengetahuan siswa terhadap berbagai jenis garis dan fungsinya, terutama keterampilan siswa dalam menggunakan alat gambar jangka dan secara tidak sadar akan membuat kemampuan berfikir siswa bertambah. Dalam proses belajar mengajar dikelas berlangsung, banyak kendala yang sering dihadapi oleh guru yaitu diantaranya siswa yang malas, bosan pelajaran gambar, mengantuk, dan sebagainya. Dari sekian banyak persoalan dalam pembelajaran, guru dituntut dengan segala kemampuan agar siswa mengerti terhadap materi pelajaran yang diberikan. Salah satu upaya guru untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengembangkan potensi guru melalui variasi cara mengajar. Berdasarkan hasil observasi penulis di SMK Negeri 3 Semarang diduga aktivitas siswa kurang aktif dalam merespon informasi mengenai materi yang disampaikan oleh guru. Sehingga siswa tidak memiliki pemahaman yang cukup mengenai materi yang sudah disampaikan oleh guru, serta langkah-langkah menggambar yang sesuai dengan prosedur yang disampaikan oleh guru. Maka pada saat proses menggambar berlangsung siswa tidak dapat menerapkan materi yang telah disampaikan dengan baik dan juga hasil gambar yang kurang maksimal.
3
Hasil nilai yang diperoleh siswa kelas X TGB SMK Negeri 3 Semarang pada tahun ajaran 2013/2014 semester gasal dengan rata-rata nilai keterampilan 57,7 pada mata pelajaran gambar teknik. Dapat dilihat dari hasil nilai keterampilan kelas X TGB SMK Negeri 3 tahun ajaran 2013/2014 semester gasal, yaitu dari 36 siswa hanya 27,8% siswa yang memenuhi standart kelulusan, sedangkan 72,2% siswa belum memenuhi standart kelulusan. Dari data tersebut diduga masih rendahnya pemahaman siswa terhadap materi dan langkah-langkah dalam menggambar. Pada hasil penelitian sebelumnya oleh Fajar Ika Kurniawati tahun 2010 yang mengusung judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Pembelajaran Ilmu Bangunan Pada Siswa Kelas X TKB SMK Negeri 2 Surakarta ” menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning mampu meningkatkan nilai ketuntasan siswa 3,83%. Sedangkan hasil penelitian oleh Meliyani tahun 2013 yang mengusung judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMK” menyimpulkan bahwa berdasarkan analisis data penelitian, diperoleh gambaran bahwa model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika pada materi pokok persamaan kuadrat, pada siklus I, 22 siswa yang tuntas (51,16%), siklus II, 37 siswa yang tuntas (86,04%) dengan peningkatan sebesar 34,88%. Hal ini memberikan gagasan kepada penulis untuk menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning untuk
4
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TGB SMK Negeri 3 Semarang pada mata pelajaran gambar teknik. Menurut permendikbud nomor 81a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah mengkonstruki, dan menggunakan pengetahuan. Di dalam proses belajar mengajar pusat pembelajaran adalah peserta didik, sementara guru berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi peserta didik untuk secara aktif menyelesaikan masalah dan membangun pengetahuannya secara berpasangan ataupun berkelompok (kolaborasi antar peserta didik). Menanggapai permasalahan yang dihadapi oleh siswa dan begitu pentingnya mata pelajaran gambar teknik untuk kelas X program keahlian teknik gambar bangunan tentang dasar-dasar menggambar dan menyajikan gambar konstruksi geometris. Dari permasalahan di atas peneliti ingin menggunakan masalah yang nyata dalam proses pembelajaran dikelas untuk meningkatkan kemampuan berfikir siswa dalam menyelesaikan masalah dan meningkatkan keterampilan siswa dalam menggunakan alat-alat gambar dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning. Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) sebagai konteks bagi peserta didik untuk memotivasi, mengidentifikasi dan berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah serta sekaligus membangun pengetahuan yang benar-benar bermakna.
5
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Gambar Teknik Kelas X Teknik Gambar Bangunan (TGB) SMK Negeri 3 Semarang”.
1.2
Indentifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan
beberapa permasalahan sebagai berikut : 1.
Masih rendahnya pemahaman siswa dalam proses pembelajaran dasar gambar teknik.
2.
Rendahnya hasil belajar siswa diduga disebabkan oleh pemilihan metode pembelajaran yang kurang sesuai dengan suatu mata pelajaran tertentu.
3.
Pada saat pembelajaran di kelas siswa masih terfokuskan pada guru sebagai pemberi materi pembelajaran.
1.3
Batasan Masalah Pada penelitian ini peneliti membatasi masalah pada beberapa hal sebagai
berikut : a.
Model Problem Based Learning (PBL) Model pembelajaran dibatasi pada metode Problem Based Learning
(PBL). Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis
masalah
merupakan
pembelajar
untuk
membantu
siswa
mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan pemecahan masalah.
6
Guru menyampaikan masalah kehidupan nyata yang berkaitan dengan pembelajaran kemudian siswa mendiskusikannya dan mempresentasikan hasil karya.
Siswa
dilatih
untuk
menyusun
pengetahuannya
sendiri,
menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi, dan memandirikan siswa. Sehingga perhatian pembelajaran tidak hanya pada perolehan pengetahuan deklaratif, tetapi juga perolehan pengetahuan prosedural. Tahapan pembelajaran berbasis masalah terdiri dari 5 tahap. Tahap 1 : Mengorientasi siswa pada masalah, Tahap 2 : Mengorganisasi siswa untuk belajar, 3 : Membingbing penyelidikan individual dan kelompok, Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi pemecahan masalah. b.
Batasan Kompetensi Dasar Pada penelitian ini, peneliti dibatasi oleh kompetensi dasar yang tertera
dalam silabus mata pelajaran gambar teknik kelas X semester gasal. Kompetensi dasar yang digunakan oleh peneliti dalam penerapan model pembelajaran Problem Based Learning yaitu menyajikan gambar konstruksi geometris berdasarkan bentuk konstruksi sesuai prosedur pada sub materi gambar konstruksi geometris. c.
Proses dan Hasil Pembelajaran Proses pembelajaran yang dimaksudkan adalah aktifitas
yang
berlangsung selama pembelajaran yaitu dari ranah afektif, psikomotorik, pengelolaan pembelajaran guru, dan tingkat kepuasan siswa. Sedangkan hasil
7
pembelajaran yang dimaksud adalah pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. d.
Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas X TGB SMK Negeri 3 Semarang,
dengan jumlah siswa untuk kelas X TGB 1 yaitu 36 anak yang terdiri dari 30 siswa laki-laki dan 6 siswi perempuan. Sedangkan kelas X TGB 2 jumlah siswanya 36 anak yang terdiri dari 30 siswa laki-laki dan 6 siswi perempuan.
1.4
Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka dapat
dirumuskan seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan (TGB) SMK Negeri 3 Semarang pada mata pelajaran gambar teknik kompetensi dasar menyajikan gambar konstruksi geometris dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning ?
1.5
Tujuan Penelitian Berdasarkan pembatasan masalah dan perumusan masalah yang ada, maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya peningkatan hasil belajar siswa kelas X TGB SMK Negeri 3 Semarang pada mata pelajaran gambar teknik kompetensi dasar menyajikan gambar konstruksi geometris.
8
1.6. Manfaat Penelitian a.
Manfaat bagi siswa, model pembelajaran yang dikembangkan ini diharap siswa mampu : 1) Mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual. 2) Meningkatkan kreatifitas siswa dalam pembelajaran. 3) Belajar dalam suasana yang menyenangkan. 4) Sebagai peningkatan belajar siswa dalam bekerjasama.
b.
Manfaat bagi Guru 1) Menambah wawasan guru untuk menerapkan model pembelajaran berbasis masalah. 2) Guru lebih terampil dalam menggunakan metode belajar. 3) Sebagai umpan balik untuk mengetahui kesulitan siswa.
c.
Manfaat bagi Mahasiswa Peneliti 1) Memperoleh pengalaman strategi pembelajaran. 2) Memperoleh wawasan tentang pelaksanaan metode pembelajaran berbasis masalah. 3) Memberi bekal peneliti sebagai calon guru bangunan siap melaksanakan tugas di lapangan.
9
d.
Bagi sekolah 1) Diperoleh informasi mengenai model pembelajaran Problem Based Learning
yang
dapat
dijadikan
sebagai
inovasi
pembelajaran
kedepannya. 2) Sebagai bahan meningkatkan kualitas akademik peserta didik khususnya pada pelajaran dasar gambar teknik.
10
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Tinjauan Tentang Metode Problem Based Learning (PBL) a.
Pengertian Model Problem Based Learning (PBL) Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat menolong siswa untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan pada era globalisasi saat ini. Problem Based Learning (PBL) dikembangkan untuk pertama kali oleh Prof. Howard Barrows sekitar tahun 1970-an dalam ilmu pelajaran medis di McMaster University Canada (Amir, 2009). Model pembelajaran ini menyajikan suatu masalah yang nyata bagi siswa
sebagai
awal
pembelajaran
kemudian
diselesaikan
melalui
penyelidikan dan diterapkan dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Beberapa definisi tentang Problem Based Learning (PBL) : 1) Menurut Arends (Trianto, 2007), Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat menyusun
pengetahuannya
sendiri,
menumbuhkembangkan
keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan dirinya.
11
2) Menurut Trianto (2010: 90), model pembelajran berdasarkan masalah merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik. Model Problem Based Learning (PBL) bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai suatu yang harus dipelajari siswa. Dengan model Problem Based Learning diharapkan siswa mendapatkan lebih banyak kecakapan daripada pengetahuan yang dihafal. Mulai dari kecakapan memecahkan masalah, kecakapan berfikir kritis. Kecakapan bekerja dalam kelompok, kecakapan interpersonal dan komunikasi, serta kecakapan pecarian dan pengolahan informasi. Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Problem Based Learning adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) sebagai konteks bagi peserta didik untuk memotivasi, mengidentifikasi dan berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah serta sekaligus membangun pengetahuan yang benar-benar bermakna. b. Tujuan Problem Based Learning Tujuan utama Problem Based Learning bukanlah penyampaian sejumlah besar pengetahuan kepada peserta didik, melainkan pada pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah dan sekaligus mengembangkan kemampuan peserta didik untuk secara aktif membangun pengetahuan sendiri. Menurut Trianto (2010: 94) tujuan Problem Based Learning adalah sebagai berikut.
12
1) Membantu
siswa
mengembangkan
keterampilan
berpikir
dan
keterampilan pemecahan masalah. 2) Belajar peranan orang dewasa yang autentik. 3) Menjadi pembelajar yang mandiri. c.
Prinsip-prinsip Problem Based Learning Prinsip utama Problem Based Learning adalah penggunaan masalah
nyata sebagai sarana bagi peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan dan sekaligus mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah. Masalah nyata adalah masalah yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan bermanfaat langsung apabila diselesaikan. Problem Based Learning mendorong kemampuan untuk mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan untuk aplikasi tertentu, di mana dan bagaimana mencari informasi itu, bagaimana mengatur informasi bahwa dalam kerangka konseptual yang bermakna. Pemilihan atau penentuan masalah nyata ini dapat dilakukan oleh guru maupun peserta didik yang disesuaikan kompetensi dasar tertentu. Masalah itu bersifat terbuka (open-ended problem), yaitu masalah yang memiliki banyak jawaban atau strategi penyelesaian yang mendorong keingintahuan peserta didik untuk mengidentifikasi strategi-strategi dan solusi-solusi tersebut. Masalah itu juga bersifat tidak terstruktur dengan baik (illstructured) yang tidak dapat diselesaikan secara langsung dengan cara menerapkan formula atau strategi tertentu, melainkan perlu informasi lebih
13
lanjut untuk memahami serta perlu mengkombinasikan beberapa strategi atau bahkan mengkreasi strategi sendiri untuk menyelesaikannya. Kurikulum 2013 menurut Permendikbud nomor 81a tahun 2013 tentang implementasi kurikulum, menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Di dalam PBL pusat pembelajaran adalah peserta didik (student-centered), sementara guru berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi peserta didik untuk secara aktif menyelesaikan masalah dan membangun pengetahuannya secara berpasangan ataupun berkelompok (kolaborasi antar peserta didik). d.
Langkah-langkah Problem Based Learning (PBL) Pada dasarnya, Problem Based Learning diawali dengan aktivitas
peserta didik untuk menyelesaikan masalah nyata yang ditentukan atau disepakati. Proses penyelesaian masalah tersebut berimplikasi pada terbentuknya keterampilan peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus membentuk pengetahuan baru. Proses tersebut dilakukan dalam tahapan-tahapan atau sintaks pembelajaran yang disajikan pada Tabel 2.1 berikut.
14
Tabel 2.1. Tahapan-tahapan Pembelajaran Problem Based Learning Fase
Peran Guru
Fase 1 Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.
Fase 2 Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan maslah tersebut. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
Fase 3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
Fase 4 Mengembangakan dan menyajikan hasil karya
Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
e.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Menurut Sudjana (1996: 93) kelebihan model pembelajaran Problem
Based Learning adalah sebagai berikut : 1) Siswa memperoleh pengalaman praktis.
15
2) Kegiatan belajar lebih menarik sehingga tidak membosankan. 3) Bahan pengajaran lebih dihayati dan dipahami oleh siswa. 4) Siswa dapat belajar dari berbagai sumber. 5) Interaksi social antar peserta lebih berkembang. 6) Siswa belajar melakukan analisis dan sintesis secara simultan dan membiasakan siswa berfikir logis dan sistematis dalam pemecahan masalah. Menurut Sudjana (1996: 93) kelemahan model pembelajaran Problem Based Learning adalah sebagai berikut : 1) Menuntut sumber-sumber dan saran belajar yang cukup. 2) Kegiatan belajar siswa bias membawa resiko yang merugikan jika tidak dikendalikan oleh guru. 3) Siswa cenderung untuk menerima jawaban atau dugaan sementara apabila masalah tidak berbobot.
2.1.2. Tinjauan Hasil Pembelajaran a.
Belajar
1.
Pengertian Belajar Berikut pengertian belajar menurut beberapa para ahli.
a) Menurut Slameto (2010: 2) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
16
b) Menurut Syaiful Bahri yang mengutip dari Howard L. Kingskey (2011: 13) mengatakan bahwa learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or training. Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. c) Nana Sudjana (2010: 28) menyebutkan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan aspek-aspek lain yang ada pada individu. Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan, bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang yang ditandai dengan adanya suatu perubahan baru pada diri seseorang. 2.
Faktor yang Mempengaruhi Belajar Menurut Slameto (2010: 54) secara garis besar faktor yang
mempengaruhi belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor intern dan ekstern. a.
Faktor Intern Faktor intern adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam peserta
didik. Faktor intern dikelompokan menjadi 3 faktor yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. 1) Faktor jasmaniah
17
Meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. 2) Faktor psikologis Meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. 3) Faktor kelelahan Dibedakan menjadi dua yaitu jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani seperti lemah lunglai, sedangkan kelelahan rohani seperti adanya kelesuan dan kebosanan. b.
Faktor ekstern Faktor ekstern dikelompokan menjadi tiga, yaitu faktor keluarga,
faktor sekolah, dan faktor masyarakat. 1) Faktor keluarga Peserta didik akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. 2) Faktor Sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pengajaran, kualitas pengajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
18
3) Faktor Masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar peserta didik. Pengaruh itu terjadi terkait dengan keadaan peserta didik dengan masyarakat. b. Mengajar 1.
Pengertian Mengajar Beberapa pendapat para ahli tentang mengajar dijelaskan Slameto
(2010) sebagai berikut : a) Waini Rasyidin dalam Slameto (2010: 34) mengajar yang dipentingkan ialah adanya partisipasi guru dan siswa satu sama lain. Guru merupakan koordinator, yang melakukan aktivitas dalam interaksi sedemikian rupa, sehingga siswa belajar seperti yang kita harapkan. Guru hanya menyusun dan mengatur situasi belajar dan bukan menentukan proses belajar. b) Mursell dalam Slameto (2010: 33) menggambarkan mengajar sebagai "mengorganisasikan belajar", sehingga dengan mengorganisasikan itu, belajar menjadi berarti atau bermakna bagi siswa, sehingga tugas pelajar adalah memahami hubungan pengetahuan itu sebagai kesatuan, dan dalam hal ini guru hanya organisator. Dari beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan, bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasikan belajar, sehingga proses belajar mengajar sesuai dengan apa yang kita harapkan.
19
2.
Prinsip-prinsip Mengajar Menurut Slameto (2010: 35-39) ada 10 prinsip-prinsip mengajar
yakni: a) Perhatian Di dalam mengajar guru harus dapat membangkitkan perhatian siswa kepada pelajaran yang diberikan oleh guru. Perhatian akan lebih besar bila pada siswa ada minat dan bakat. Bakat telah dibawa siswa sejak lahir, namun dapat berkembang karena pengaruh pendidikan dan lingkungan. b) Aktivitas Dalam proses mengajar belajar, guru perlu membangkitkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. c) Apersepsi Setiap guru dalam mengajar perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa, ataupun pengalamannya. d) Peragaan Waktu guru mengajar di depan kelas, harus berusaha menunjukkan benda-benda
yang
asli.
Bila
mengalami
kesukaran
boleh
menunjukkan model, gambar, benda tiruan, atau menggunakan media lainnya seperti radio, tape recorder, TV dan lain sebagainya.
20
e) Repetisi Bila guru menjelaskan sesuatu unit pelajaran, itu perlu diulang-ulang. Siswa semuanya dapat mengingat dengan sekali penjelasan, maka perlu dibantu dengan mengulangi pelajaran yang sedang dijelaskan. f)
Korelasi Guru dalam mengajar wajib memperhatikan dan memikirkan hubungan antar setiap mata pelajaran. Begitu juga dalam kenyataan hidup semua ilmu atau pengetahuan itu saling berkaitan. Namun hubungan itu tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi terus dipikirkan sebab-akibatnya. Diupayakan hubungan itu dapat diterima akal, dapat dimengerti, sehingga memperluas pengetahuan siswa itu sendiri.
g) Konsentrasi Hubungan antara mata pelajaran bisa luas, mungkin dapat dipusatkan kepada salah satu pusat minat, sehingga siswa memperoleh pengetahuan secara luas tetapi mendalam. h) Sosialisasi Dalam perkembangannya, siswa perlu bergaul dengan teman-teman yang lain. Disamping itu, siswa sebagai individu juga mempunyai sisi sosial yang perlu dikembangkan. i)
Individualisasi Siswa merupakan makhluk individu yang unik, dimana masingmasing mempunyai perbedaan khas, seperti perbedaan inteligensi minat bakat, hobi, tingkah laku, watak maupun sikapnya. Mereka
21
berbeda pula dalam hal latar belakang kebudayaan, sosial ekonomi, dan keadaan orang tuanya. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan siswa (secara individu), agar dapat melayani pendidikan yang sesuai dengan perbedaan tersebut. Siswa akan berkembang sesuai dengan kemampuannya masing-masing. j)
Evaluasi Semua kegiatan mengajar belajar perlu dievaluasi. Evalusai dapat memberi motivasi bagi guru maupun siswa. Guru harus mengenal fungsi evaluasi, macam-macam bentuk dan teknik evaluasi, serta prosedur penilaian. Guru dapat melaksanakan penilaian yang efektif, dan menggunakan hasil penilaian untuk perbaikan mengajar belajar. Dengan evaluasi guru juga adapat mengetahui prestasi dan kemajuan siswa, sehingga dapat bertindak dengan tepat bila siswa mengalami kesulitan belajar. Evaluasi dapat menggambarkan kemajuan siswa dan prestasinya, hasil rata-ratanya, tetapi juga dapat menjadi bahan umpan balik bagi guru sendiri. Dengan umpan balik guru dapat meneliti dirinya dan berusaha memperbaiki dalam perencanaan maupun teknik penyajiannya.
c.
Pembelajaran
1.
Pengertian Pembelajaran Belajar dan mengajar pada dasarnya merupakan dua konsep yang tak
terpisahkan yang membentuk suatu proses interaksi antara guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan yaitu perubahan tingkah laku individu kearah
22
yang lebih baik. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku individu ke arah yang lebih baik melalui pengalaman dan latihan. Menurut Erman Suherman (2003: 7) bahwa : “pembelajaran adalah merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi suasana agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal”. Menurut Dedeng dalam Sugiyanto (2008: 1), “Daya tarik suatu pembelajaran ditentukan oleh dua hal, pertama oleh mata pelajaran itu sendiri, dan kedua oleh cara mengajar guru”. Sedangkan menurut Gino, dkk (1998: 30) kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang melibatkan beberapa komponen : a) Siswa adalah seorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. b) Guru adalah seorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar, katalisator belajar mengajar, dan peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif. c) Tujuan yakni pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Perubahan tingkah laku tersebut mencakup perubahan kognitif, psikomotorik dan afektif. d) Isi pelajaran atau materi adalah segala informasi berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan. e) Metode yakni cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.
23
f)
Media yakni bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa agar mereka dapat mencapai tujuan.
g) Evaluasi adalah cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasilnya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan belajar mengajar. Komponen-komponen kegiatan belajar mengajar tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain dan bermula serta bermuara pada tujuan, sehingga merupakan suatu sistem. 2.
Ciri-ciri Pembelajaran Ciri-ciri dari pembelajaran dalam bukunya Sugandi, dkk (2000: 25)
antara lain: a) Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis. b) Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar. c) Pembelajaran dapat menyediakan bahan yang menarik dan menantang bagi siswa. d) Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik. e) Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa. f)
Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun psikologis.
24
d. Hasil Belajar 1.
Pengertian Hasil Belajar Arikunto (2010: 8) mengatakan bahwa “hasil belajar adalah hasil
akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diamati dan dapat diukur”. Sementara itu Abdurrahman (2003: 37-38) mengatakan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah malalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap. Dalam kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, tujuan belajar telah diterapkan terlebih dahulu oleh guru. Anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. Menurut Agus Suprijono (2010: 5-6) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa : a) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertullis. b) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambing. c) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
25
d) Ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. e) Sikap yaitu kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. 2.
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar menurut Dalyono
(2007: 55) disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar da nada pula dari luar dirinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Munadi dalam Rusman (2012: 124) antara lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal : a) Faktor Internal 1) Faktor Fisiologis Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi pelajaran. 2) Faktor Psikologis Setiap individu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa psikologis meliputi
26
intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif, dan daya nalar peserta didik. b) Faktor Eksternal 1) Faktor Lingkungan Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan social. Lingkungan alam misalnya suhu, kelembapan dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di ruangan yang kurang akan sirkulasi udara akan sangat berpengaruh dan akan sangat berbeda pada pembelajaran pada pagi hari yang kondisinya masih segar dan dengan ruangan yang cukup untuk bernafas lega. 2) Faktor Instrumental Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaanya dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang dirancanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, saran dan guru. Menurut Djamarah (2006:105) untuk mengetahui apakah proses belajar dikatakan berhasil, ada indikator yang digunakan yaitu “daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi baik secara kelompok maupun secara individual dan perilaku yang digariskan dalam tujuan instruksional khusus (TIK) sudah dicapai siswa secara kelompok maupun secara individu”.
27
Menurut Benyamin S Bloom (1956: 7) hasil belajar adalah perubahan perilaku yang meliputi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah menerima pembelajaran. Berikut adalah pemaparan hasil belajar ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. 1.
Ranah Kognitif Ranah kognitif meliputi tujuan-tujuan belajar yang berhubungan
dengan memanggil kembali pengetahuan dan pengembangan kemampuan intelektual dan ketrampilan. Selanjutnya, Anderson dan krathwohl dalam Ella Yulaelawati (2004: 72) menelaah taksonomi sebelumnya oleh Benyamin S Bloom agar lebih terkait dengan teori belajar yang relevan saat ini. Pada tahun 2001 mereka menggabungkan dimensi kognitif dengan pengetahuan. Perbaikan Anderson dan Krathwohl menggabungkan jenis pengetahuan yang akan dipelajari (dimensi pengetahuan/substansi) dan proses yang digunakan untuk belajar (kognitif). Sehingga menghasilkan teori ranah kognitif baru yang sudah direvisi. Berikut adalah jenjang ranah kognitif revisi (Anderson dan Krathwohl, 2010: 44). a.
Meningat Jenjang ini merupakan kemampuan untuk menggali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dan informasi yang telah diterima sebelumnya.
28
b.
Memahami Jenjang ini merupakan kemampuan mengkonstruk makna dari materi pembelajaran, termsauk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru.
c.
Mengaplikasikan Jenjang ini merupakan kemampuan untuk menerapkan dan menggunakan dan menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori dan informasi yang telah dipelajari ke dalam keadaan tertentu.
d.
Menganalisis Jenjang ini merupakan kemampuan untuk memecah-mecah materi menjadi bagian penelitinya dan menentukan hubungan-hubungan antarbagian itu dan hubungan antara bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan.
e.
Mengevaluasi Jenjang ini merupakan kemampuan untuk mengambil keputusan berdasarkan kriteria atau standar.
f.
Mencipta Jenjang ini merupakan kemampuan untuk memadukan bagian bagian untuk membentuk sesuatu yang berhubungan atau untuk membuat suatu produk yang orisinal.
2.
Ranah Afektif Ranah afektif meliputi tujuan-tujuan belajar yang menjelaskan
perubahan sikap, minat, nilai-nilai, dan pengembangan apresiai serta
29
penyesuaian. Krathwohl dalam Ella Yulaelawati (2004: 61) mengurutkan ranah afektif berdasarkan penghayatan. Penghayatan tersebut berhubungan dengan proses ketika perasaan seseorang beralih dari kesadaran umum ke penghayatan yang mengukur perilakunya secara konsisten terhadap sesuatu. Berikut adalah penjelasan jenjang ranah afektif. a.
Penerimaan (Receiving) Jenjang ini merupakan kesadaran atau kepekaan yang disertai keinginan untuk menenggang atau bertoleransi terhadap suatu gagasan, benda atau gejala. Hasil belajar penerimaan merupakan pemilikan
kemampuan
untuk
membedakan
dan
menerima
perbedaan. b.
Menanggapi (Responding) Jenjang ini merupakan kemampuan memberikan respon atau tanggapan terhadap suatu gagasan, benda, bahan, atau gejala tertentu. Hasil belajar penanggapan merupakan suatu komitmen untuk berberan serta berdasarkan penerimaan.
c.
Penghargaan (Valuing) Jenjang ini merupakan kemampuan memberi penilaian atau perhitungan terhadap suatu gagasan, benda, bahan, atau gejala. Hasil belajar
penilaian
merupakan
keinginan
diperhitungkan, dan diterima oleh orang lain.
30
untuk
diterima,
d.
Pengorganisasian (Organization) Jenjang ini merupakan kemampuan mengatur atau mengelola berhubungan dengan tindakan penilaian dan perhitungan yang telah dimiliki. Hasil belajarnya merupakan kemampuan mengatur dan mengelola sesuatu secara harmonis dan konsisten berdasarkan pemilikan filosofi yang dihayati.
e.
Karakterisasi (Charetization) Jenjang ini merupakan tindakan puncak dalam perwujudan perilaku seseorang yang secara konsisten sejalan dengan nilai atau seperangkat nilai-nilai yang dihayatinya secara mendalam. Hasil belajarnya adalah perilaku seimbang, harmonis, dan bertanggung jawab dengan standar nilai yang tinggi.
3.
Ranah Psikomotorik Ranah psikomotor meliputi keterampilan dan kemampuan bertindak.
Anita Harrow dalam Ella Yulaelawati (2004: 63) ranah psikomotor dimulai dengan gerakan refleks yang sederhana pada tingkatan rendah ke gerakan syaraf otot yang lebih kompleks ke tingkatan tertinggi. Berikut Jenjang ranah psikomotorik menurut Dave (1967) dalam Chijioke (2013: 21). a.
Meniru (Imitation) Jenjang ini merupakan kemampuan menirukan pola perilaku yang telah diamati dari orang lain.
31
b.
Menggunakan Jenjang ini merupakan kemampuan melakukan tindakan tertentu dengan mengikuti petunjuk dan berlatih tanpa bantuan visual dari orang lain.
c.
Ketepatan (Precision) Jenjang ini merupakan kemampuan bekerja dengan cepat dan tepat dengan sedikit kesalahan tanpa menggunakan petunjuk visual atau tertulis.
d.
Merangkaikan (Artikulation) Jenjang ini merupakan kemampuan menunjukan serangkaian gerakan yang akurat, sesuai prosedur, cepat dan tepat.
e.
Naturalisasi (Naturalization) Jenjang ini merupakan kemampuan melakukan gerakan secara sepontan atau otomatis. Memiliki performa tinggkat tinggi secara alami, mempunyai bakat alam tanpa perlu berpikir atau belajar banyak tentang hal itu. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Perubahan perilaku tersebut diperoleh setelah menyelesaikan program pembelajaran melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar dan lingkungan belajar.
32
2.1.3 Mata Pelajaran Gambar Teknik Mata pelajaran gambar teknik
merupakan salah satu mata pelajaran
kejuruan yang ada pada jurusan Teknik Bangunan pada program keahlian Teknik Gambar Bangunan (TGB) di SMK Negeri 3 Semarang. Dalam kegiatan pembelajaran siswa akan mempelajari tentang menyajikan gambar konstruksi geometris berdasarkan bentuk konstruksi sesuai prosedur. Pada mata pelajaran gambar teknik kelas X TGB SMK Negeri 3 Semarang materi yang akan diajarkan yaitu tentang gambar kontruksi garis, konstruksi sudut, konstruksi lingkaran, konstruksi garis singgung, dan konstruksi gambar bidang. Gambar teknik merupakan alat komunikasi yang mengandung maksud tertentu, perintah-perintah, atau informasi dari pembuat gambar (perencana) untuk disampaikan kepada pelaksana atau pekerja di lapangan dan bentuk gambar kerja dilengkapi dengan keterangan-keterangan berupa kode, symbol yang mempunyai satu arti, satu maksud dan satu tujuan. Sedangkan menggambar teknik adalah salah satu unsur pokok dalam perencanaan, selain itu juga suatu metode penuangan ide yang harus dapat dibaca oleh pihak-pihak lain yang terkait. Presisi, akurasi standarisasi gambar teknik merupakan syarat utama dalam menggambar dan bagi calon teknisi. Syarat tersebut bukan lagi merupakan aturan yang harus dipenuhi, tetapi sudah merupakan sikap dan perilaku dalam menghasilkan karya teknik. Menggambar sebuah garis dalam beberapa bentuk merupakan salah satu materi yang harus dikuasi oleh siswa. Setiap garis dalam menggambar memiliki arti tersendiri ketika orang lain yang melihat. Sehingga cara menggambar garis harus sesuai dengan ketentuan yang sudah ada. Keterampilan siswa dalam menggambar
33
akan terlihat dari hasil gambar yang sudah dibuat. Agar sebuah gambar dapat dan mudah dibaca, menggambar konstruksi garis harus benar. Cara penggunaan penggaris yang harus benar sudah menjadi syarat wajib ketika proses menggambar dan penggunaan pensil yang sesuai standart. Pada materi menggambar sebuah lingkaran dapat digambar menjadi segi n beraturan tuntutan yang harus dipenuhi yaitu cara penggunaan peralatan gambar jangka yang benar.
2.2 Kerangka Berfikir Tujuan dalam pembelajaran penerapan gambar teknik adalah kompetensi pembelajaran bisa tercapai dan hasil belajar siswa meningkat dengan mendapatkan hasil yang optimal. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada guru pengampu mata pelajaran tersebut diperoleh informasi bahwa tujuan pembelajaran belum menunjukan hasil yang memuaskan. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa yang masih rendah dan siswa harus melakukan remidi. Pemahaman siswa mengenai materi juga kurang maksimal. Dalam proses pembelajaran penyampaikan materi masih menggunakan metode pembelajaran dengan ceramah, sehingga komunikasi selalu berjalan satu arah dan siswa cenderung pasif. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran yang menarik dan bervariasi akan menumbuhkan kreatifitas dan rasa penasaran siswa. Sehingga apabila dalam pembelajaran gambar teknik menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
34
Model pembelajaran Problem Based Learning adalah serangkaian aktifitas pembelajaran yang dirancang dengan menghadapkan siswa dalam suatu masalah tertentu dan diharapkan siswa dapat menyelesaikan masalah dengan keterampilan berfikir kritis dan analisis sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan baru yang bermakna bagi dirinya. Dalam pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning dirancang masalah-masalah yang menuntut siswa aktif untuk mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Suatu pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok akan memberikan motivasi kepada individu untuk berkompetisi sehingga akan memberikan hasil belajar yang diinginkan. Pada kegiatan praktik belajar mengajar didalam kelas banyak permasalahan yang dihadapi oleh guru dan siswa. Seringnya peran guru yang mendominasi proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas membuat siswa kurang bisa memahami materi yang disampaikan. Penggunaan metode pembelajaran konvensional yang diterapkan oleh guru membuat guru tersebut lebih memprioritaskan menghabiskan materi secara langsung. Sehingga menyebabkan hasil belajar siswa yang masih rendah, terutama pada mata pelajaran gambar teknik. Hal ini memberikan gagasan kepada peneliti untuk menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning. Perencanaan metode Problem Based Learning ini akan melibatkan siswa pada masalah yang dihadapi selama proses mengambar. Sehingga penerapan model Problem Based Learning diharapkan dapat membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Pada setiap pertemuan evaluasi terhadap proses pembelajaran perlu
35
dikembangkan oleh guru agar suasana didalam kelas terlihat lebih menarik dan tidak membosankan. Sehingga ketika suasana suasana didalam kelas terasa menarik bagi siswa, maka hal ini akan berpengaruh terhadap minat siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa. Pada saat proses pembelajaran siswa diminta untuk mengumpulkan informasi atau materi yang akan disampaikan yang menghadapkan siswa pada permasalahan yang ada. Beberapa siswa yang masih kurang paham dengan materi yang sudah dipelajari guru akan mengelompokkan menjadi beberapa kelompok. Hal ini akan membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar didalam kelas. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal guru harus membuat evaluasi dan penilaian terhadap tugas yang sudah diselesaikan. Model pembelajaran berbasis masalah menuntut keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa dihadapkan pada suatu masalah yang autentik yang dapat menantang siswa untuk dipecahkan dengan bimbingan guru. Model pembelajaran Problem Based Learning ini dapat menumbuhkan keaktifan berdiskusi siswa karena dalam metode tersebut siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk memecahkan masalah-masalah yang ditemui ketika proses menggambar. Sehingga proses pembelajaran yang dilakukan akan lebih berpusat pada siswa, sehingga siswa ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan dapat mengembangkan cara belajar mandiri. Alur kerangka pemikiran dalam melaksanakan kegiatan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.
36
Masalah Praktik Belajar Mengajar (PBM)
Proses belajar mengajar yang masih didominasi oleh peran guru
Metode pengajaran konvensional, guru memprioritaskan menghabiskan materi
Hasil belajar siswa yang masih rendah
Perencanaan metode Problem Based Learning Evaluasi dan Perbaikan
Proses pembelajaran Problem Based Learning
Pembelajaran yang kurang atau tidak menarik
Pembelajaran yang menarik
Hasil yang lebih baik
Gambar 2.1. Skema Kerangka Berfikir 2.3
Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian landasan teori diatas, sebagai upaya meningkatkan hasil
belajar dasar gambar teknik siswa melalui model pembelajaran Problem Based Learning pada kelas X TGB di SMK Negeri 3 Semarang, maka dirumuskan suatu
37
hipotesis yaitu model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran gambar teknik peserta didik kelas X SMK Negeri 3 Semarang Tahun Ajaran 2014/2015.
38
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Sedangkan desain eksperimen yang digunakan adalah Quasi Experimental Design atau desain eksperimen semu. Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung sebab akibat melalui langkah manipulasi, pengendalian dan pengamatan, dan desain eksperimen semu adalah suatu desain penelitian yang memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel–variabel dari luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2010). Penggunaan eksperimen semu dalam panelitian ini dikarenakan subyek penelitiannya adalah manusia yang tidak dapat dimanipulasi dan dikontrol secara intensif. Desain eksperimen semu yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design (Sugiyono, 2009: 116). Langkah penelitian dilakukan dengan membagi subjek yang diteliti menjadi dua kelompok. Kelompok yang pertama adalah kelompok experimen dan kelompok yang kedua adalah kelompok kontrol. Kemudian kedua kelompok diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal. Jika tidak ada perbedaan, kelompok eksperimen dan kontrol memiliki kemampuan awal yang sama. Selanjutnya kelompok eksperimen diberi perlakuan (treatment) berupa metode pembelajaran Problem Based Learning, sedangkan kelompok kontrol diberi pembelajaran yang diajarkan gurunya seperti
39
biasa. Setelah diberi perlakuan (treatment) kedua kelompok diberi posttest untuk mengetahui keadaan akhir. Skema penelitian yang dikutif dari Sugiyono (2009: 116) dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini: Tabel 3.1. Skema Penelitian Grup experimen
𝐎𝟏
X
𝐎𝟐
Grup kontrol
𝐎𝟑
-
𝐎𝟒
Keterangan : O1 : Pretest Kelas Eksperimen O2 : Posttest Kelas Eksperimen O3 : Pretest Kelas Kontrol O4 : Posttest Kelas Kontrol X : Perlakuan Model Pembelajaran Problem Based Learning
3.2
Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang digunakan untuk penelitian ini adalah SMK Negeri 3
Semarang yang beralamatkan di Jl. Admodirono Raya No. 7A Kecamatan Semarang Selatan, Telepon: 024 8311538. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2014 dengan menyesuaikan jam pelajaran gambar teknik kelas X kompetensi keahlian teknik gambar bangunan tahun ajaran 2014/2015.
3.3
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 3 Semarang
program studi keahlian teknik bangunan yang terdiri dari empat kelas, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X kompetensi keahlian teknik
40
gambar bangunan (TGB). Dalam kompetensi keahlian teknik gambar bangunan terdapat dua kelas yaitu kelas X TGB 1 dan kelas X TGB 2. Jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 72 siswa yang tebagi dari 2 kelas, yaitu kelas A dan kelas B. Sebelum menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka perlu di uji coba dengan uji normalitas dan uji homoginitas. Kedua kelas memenuhi syarat uji normalitas dan uji homoginatas. Jika pada uji normalitas dikatakan normal berarti populasi dalam kelas A dan kelas B berditribusi normal dan dapat dikatakan homoginitas jika kedua kelas mempunyai varian yang sama atau homogen. Penentuan kelompok dalam penelitian ini ditentukan dengan cara mengundi antara kelas A (X TGB 1) dan kelas B (X TGB 2) untuk menentukan kelompok kelas yang akan dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kontrol. Dari hasil pengundian penentuan sampel maka didapat kelas A (X TGB 1) sebagai kelas eksperimen sebagai kelompok yang mendapatkan perlakuan model pembelajaran Problem Based Learning dengan jumlah sampel 36 siswa. Sedangkan kelas B (X TGB 2) sebagai kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan pembelajaran Problem Based Learning dengan jumlah 36 siswa.
3.4
Variabel Penelitian a.
Variabel bebas Variabel bebas (X) dalam penelitian ini merupakan kelompok atau kelas eksperimen yang mendapat perlakuan model pembelajaran Problem Based Learning.
41
b.
Variabel terikat Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini merukapan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran gambar teknik.
3.5
Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan adalah data hasil belajar, yaitu
data hasil belajar ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode dokumentasi, metode tes dan metode non tes. a.
Metode Dokumentasi Menurut Margono (2010: 181) teknik dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil, atau hukum-hukum dan lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian.
b.
Metode Tes Dalam penelitian ini peneliti melakukan tes dua kali, yaitu tes awal (pretest) yang dilakukan di awal perlakuan dan tes akhir (posttest) yang dilakukan diakhir perlakuan. Peneliti memilih teknik ini karena merupakan cara yang paling tepat untuk mengetahui pengaruh perlakuan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran dasar gambar teknik terhadap hasil belajar peserta didik dalam ranah kognitif. Selanjutnya hasil data yang diperoleh melalui Pretest dan Posttest akan
42
dianalis untuk kemudian ditarik kesimpulan terkait penelitian yang telah dilaksanakan. c.
Metode Non Tes Penilaian non tes menurut Jihad dan Haris (2010: 69) merupakan prosedur yang dilalui untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik minat, sifat, dan kepribadian. Alat-alat non tes yang sering digunakan untuk melakukan penilaian menurut Purwanti (2008: 19) antara lain: pengamatan atau observasi, angket, analisa sampel kerja, analisis tugas, checklists dan rating scales, portofolio, komposisi dan presentasi, serta proyek individu dan kelompok. Adapun teknik non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Observasi Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam simulasi, dan penggunaan alat peraga pada waktu mengajar. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan sikap siswa atau ranah afektif dalam pembelajaran gambar teknik menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. 2) Analisis Tugas Dalam hal ini analisis tugas diperoleh melalui hasil tugas gambar siswa, yang sudah berpedoman pada jobsheet. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keterampilan siswa. Selanjutnya
43
hasil gambar tersebut akan dinilai beberapa aspeknya antara lain garis, ukuran, konstruksi, tata letak, kebersihan, dan ketepatan gambar.
3.6
Instrumen Penelitian Menurut Sugiyono (2010: 148) Instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. a.
Instrumen Tes (Ranah Kognitif) Dalam penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif peneliti menggunakan instrumen tes berupa tes obyektif. Tes obyektif adalah bentuk tes yang mengandung kemungkinan jawaban atau respon yang harus dipilih oleh peserta tes, dimana kemungkinan jawaban atau respon disediakan oleh peneliti. Tipe tes yang digunakan oleh peneliti adalah multiple choice test. Alternatif kemungkinan jawaban peneliti terdapat 4 kemungkinan. Penskoran instrumen tes ini disesuaikan dengan kunci jawaban yang telah disediakan. Dimana jika jawaban benar nilainya 1 dan jika jawaban salah atau tidak menjawab nilainya adalah 0. Jumlah soal instrumen tes adalah 20 butir soal. Pelaksanaan penggunaan instrumen tes dilakukan 2 kali yaitu ketika pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan ketika posttest untuk mengetahui kemampuan siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Sebelum instrumen penelitian diberikan kepada siswa pretest maupun posttest, instrumen tes dikonsultasikan kepada guru bidang studi dasar gambar teknik di tempat penelitian. Setelah data hasil uji coba diperoleh,
44
kemudian setiap butir soal dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya beda. Kisi-kisi instrumen tes aspek kognitif pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini. Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Ranah Kognitif No
Indikator
1
Digambar sebuah garis dapat digambar dalam beberapa bentuk
2
Digambar sebuah garis sudut dapat dibentuk, dibagi menjadi beberapa Digambar sebuah lingkaran dapat digambar menjadi segi N beraturan Digambar sebuah garis singgung dapat digambar dengan mengunakan dua buah lingkaran Digambar bentuk kubus secara aksometri, cabinet, militer
3
4
5
Deskriptor Fungsi garis Ciri-ciri garis Perpotongan antar garis Simbol-simbol garis Perbandingan sudut segitiga Menggunakan alat yang benar Gambar garis singgung dan segi N geraturan
Jumlah Soal 6
No Soal 1, 2, 3, 4, 5, dan 6
2
7 dan 8
6
9, 10, 11, 12, 13, dan 14 15, 16, dan 17
Gambar elips
3
Bentuk isometri dan dimetri
3
18, 19, dan 20
Berikut adalah uji prasyarat instrumen tes, sedangkan untuk melihat hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 2 :
45
1) Uji Validitas Instrumen Validasi soal adalah suatu ukuran yang menunjukkan valid atau tidaknya suatu instrumen. Suatu alat ukur dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang hemdak diukur. Untuk mengetahui valiadi item soal menggunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut. 𝑟𝑥𝑦 =
𝑛(Σ𝑋𝑌) − (Σ𝑋)(Σ𝑌) √𝑛(Σ𝑋 2 ) − (Σ𝑋)2 |𝑛(Σ𝑋 2 ) − (Σ𝑋)2
Dimana : rxy = Koefisien korelasi suatu butir/item N
= Jumlah subyek
X
= skor suatu butir/item
Y
= skor total
Dasar pengambilan keputusan : Jika r hitung > r tabel, maka instrumen atau item pertanyaan berkolerasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid) Jika r hitung < r tabel, maka instrumen atau item pertanyaan tidak berkolerasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid) Penentuan kategori dari validitas instrumen yang mengacu pada pengklasifikasian validitas yang dikemukakan oleh Guilford (dalam Suherman, 2003: 113) adalah sebagai berikut : 0,90 ≤ rxy ≤ 1,00
: validitas sangat tinggi (sangat baik)
0,70 ≤ rxy ≤ 0,90
: validitas tinggi (baik)
0,40 ≤ rxy ≤ 0,70
: validitas sedang (cukup)
0,20 ≤ rxy ≤ 0,40
: validitas rendah (kurang)
0,00 ≤ rxy ≤ 0,20
: validitas sangat rendah (sangat kurang)
rxy < 0,00
: Tidak valid
46
2) Uji Reabilitas Instrumen Reabilitas adalah kualitas yang menunjukkan dari suatu pengukuran yang dilakukan dan dihitung dengan menggunakan rumus koefisien reabilitas Alpha Cronbach sebagai berikut. k
𝑟11 = [𝑘−1] [1 −
∑ 𝜎𝑏2 𝑉𝑡2
]
Dimana :
Kriteria
r11
= reabilitas instrumen
k
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ 𝜎𝑏2
= jumlah varian butir/item
𝑉𝑡2
= varian total
suatu
instrumen
penelitian
dikatakan
reliabel
dengan
menggunakan teknik ini, bila koefisien reabilitas (r11) > 0,6 atau dengan dibandingkan dengan r tabel (Product Moment). Jika nilai Koefisien Reabilitas Aplha Cronbach lebih besar dari r tabel, maka dikatakan reliabel, dan sebaliknya. Penentuan kategori dari Reliabilitas instrumen yang mengacu pada pengklasifikasian Reliabilitas yang dikemukakan oleh Guilford (1956: 145) adalah sebagai berikut : 0,80 < r11 ≤ 1,00
: reliabilitas sangat tinggi
0,60 < r11 ≤ 0,80
: reliabilitas tinggi
0,40 < r11 ≤ 0,60
: reliabilitas sedang
0,20 < r11 ≤ 0,40
: reliabilitas rendah
-1,00 ≤ r11 ≤ 0,20
: reliabilitas sangat rendah (tidak reliabel)
47
3) Tingkat Kesukaran Butir Pertanyaan Tingkat kesulitan merupakan suatu pernyataan tentang seberapa sulit atau seberapa mudah sebuah butir pernyataan bagi peserta uji. Berikut rumus yang dipergunakan untuk menghitungnya adalah sebagai berikut : 𝐵
𝑃=
𝐽𝑆
Dimana : P
= Indeks kesukaran
B
= Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS
= Jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran soal menurut Suherman (2003: 170) dapat dilihat dalam tabel 3.3 berikut : Tabel 3.3. Kriteria Indek Kesukaran (IK) Klasifikasi IK
Interpretasi
IK = 0,00 0,00 < IK ≤ 0,30 0,30 < IK ≤ 0,70 0,70 < IK ≤ 1,00 IK = 1,00
Soal terlalu mudah Soal sukar Soal sedang Soal mudah Soal sangat mudah
4) Daya Pembeda Soal Daya Beda butir pertanyaan merupakan suatu pernyataan tentang seberapa besar daya sebuah butir soal dapat membedakan kemampuan antara peserta kelompok tinggi dan kelompok rendah. Untuk menghitung besarnya indeks daya beda butir soal, secara sederhana dapat dilakukan dengan rumus berikut :
48
𝐷𝑃 =
𝐵𝐴 𝐵𝐵 − = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 𝐽𝐴 𝐽𝐵
Dimana : J
= Jumlah peserta tes
JA
= Banyaknya peserta kelompok atas
JB
= Banyaknya peserta kelompok bawah
BA
= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB
= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar
𝑃𝐴 =
𝐵𝐴
𝑃𝐵 =
𝐵𝐵
𝐽𝐴 𝐽𝐵
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Kriteria untuk daya pembeda tiap butir soal dalam (Suherman, 2003: 161) dinyatakan pada tabel 3.4 sebagai berikut : Tabel 3.4. Tabel Interpretasi atau Penafsiran Daya Pembeda (DP) Daya Pembeda (DP)
Interpretasi atau Penafsiran DP Sangat jelek Jelek Cukup Baik Sangat baik
DP ≤ 0,00 0,00 < DP ≤ 0,20 0,20 < DP ≤ 0,40 0,40 < DP ≤ 0,70 0,70 < DP ≤ 1,00
b. Instrumen Non Tes (Ranah Afektif dan Ranah Psikomotorik) 1) Observasi (Ranah Afektif) Lembar observasi afektif yang digunakan adalah rubrik penilaian observasi. Tujuan dari pembuatan lembar observasi ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah afektif, yaitu sikap siswa selama mengikuti
49
pembelajaran gambar teknik. Bentuk lembar observasi yang digunakan berupa daftar penilaian skala 1 sampai 4 yang akan diisi oleh para observer pada saat kegiatan pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan cara check list. Dimana jika peserta didik melakukan tindakan sesuai indikator maka akan diberi tanda (V). Lembar observasi yang digunakan dalam penilaian ini sudah terlebih dahulu di konsultasikan (expert judgement) pada dosen pembimbing bapak Aris Widodo, S.Pd., M.T., dan juga pada guru pengampu gambar teknik bapak Supriyadi S.pd di tempat penelitian. Berikut adalah kisi–kisi dan rubrik penilaian ranah afektif yang dapat dilihat pada tabel 3.5 dan table 3.6 di bawah ini : Tabel 3.5. Kisi-kisi Instrumen Ranah Afektif No Indikator 1 Afektif 2 3 4 5
Afektif Afektif Afektif Afektif
Sub Indikator Penerimaan
Kriteria Penilaian Ranah Afektif Antusias siswa terhadap materi yang disampaikan Menanggapi Interaksi siswa dengan guru Penghargaan Kepedulian sesama Pengorganisasian Kerja sama Karakteristik Mengerjakan tugas
50
Tabel 3.6. Rubrik Penilaian Ranah Afektif No
Kriteria Penilaian
Butir Pertanyaan
Skor
1
Antusias siswa terhadap materi yang disampaikan
Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru Siswa jarang sekali memperhatikan penjelasan guru Siswa sering memperhatikan penjelasan guru Siswa selalu memperhatikan penjelasan guru Siswa tidak bertanya pada guru Siswa jarang bertanya pada guru Siswa sering bertanya pada guru Siswa selalu bertanya pada guru Siswa tidak pernah menanyakan kesulitan teman sekelilingnya Siswa jarang menanyakan kesulitan teman sekelilingnya Siswa sering menanyakan kesulitan teman sekelilingnya Siswa selalu menanyakan kesulitan teman sekelilingnya Siswa tidak pernah bekerja sama dengan teman sekelilingnya Siswa jarang bekerja sama dengan teman sekelilingnya Siswa sering bekerja sama dengan teman sekelilingnya Siswa selalu bekerja sama dengan teman sekelilingnya Siswa tidak melaksanakan tugas yang diberikan Siswa melaksanakan tugas dengan tidak benar Siswa melaksanakan tugas mendekati benar Siswa melaksanakan tugas dengan benar
1
2
Interaksi siswa dengan guru
3
Kepedulian sesama
4
Kerjasama
5
Mengerjakan tugas
51
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
2) Analisis Tugas (Ranah Psikomotorik) Dalam pengambilan data ranah psikomotorik ini menggunakan analisis tugas, yakni berupa gambar jobsheet yang digambar oleh siswa. Tujuan dari analisis tugas adalah untuk mengetahui kemampuan keterampilan masing-masing siswa. Penilaian gambar siswa terdiri dari beberapa aspek yaitu persiapan, garis, ukuran, konstruksi, tata letak, kebersihan, dan ketepatan gambar. Berikut adalah lembar penilaian gambar siswa dapat dilihat pada tabel 3.7 sebagai berikut : Tabel 3.7. Lembar Penilaian Gambar No
Aspek Penilaian
Nilai Max.
1 2
3 4
Persiapan: 1.1 Alat gambar yang digunakan Hasil Akhir: a. Garis b. Ukuran c. Konstruksi d. Tata letak gambar e. Kebersihan Waktu: 3.1 Ketepatan Total Skor
Dicapai
10 15 15 20 15 10 15 100
Sumber : Dokumen SMK N 3 Semarang 3.7 a.
Teknik Analisis Data Analisis Deskriptif Menurut Sugiyono (2010: 169) analisis deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
52
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis data secara deskriptif bertujuan untuk mengetahui mean, median, modus, dan mendeskripsikan karakteristik data serta efektifitas hasil penelitian guna menjawab permasalahan deskriptif. b. Pengujian Prasyarat Analisis Pengujian prasyarat analisis digunakan sebagai syarat pengujian hipotesis. Hasil dari pengujian prasyarat nantinya akan menentukan pengujian hipotesis menggunakan statistik parametrik atau statistik nonparametrik. 1) Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji normal atau tidaknya sebaran data yang dianalisis. Penyebaran data artinya bagaimana data tersebut tersebar anatara nilai paling tinggi sampai nilai paling rendah, serta variabelitas yang terdapat di dalamnya. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus KolmogrovSmirnov z dengan bantuan program SPSS 19 for wndows. Setelah dilakukan perhitungan, apabila nilai uji Kolmogrov-Smirnov z lebih kecil dari nilai tabel atau nilai sig >0,05 maka dapat dinyatakan bahwa populasi dalam kelompok bersifat normal. 2) Uji Homoginitas Uji homogenitas dilakukan untuk melihat seragam atau tidaknya variasi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama (Suharsimi Arikunto 2006: 321). Dalam penelitian ini uji statistik homogenitas dengan menggunakan uji levene. Kriteria yang digunakan dalam pengujian homogenitas, apabila uji levene
53
lebih kecil dari nilai tabel, atau nilai sig lebih besar dari 0,05 maka dapat dinyatakan populasi dalam kelompok bersifat homogen atau memiliki kesamaan. Sedangkan apabila nilai uji levene lebih besar dari nilai tabel, atau nilai sig lebih kecil dari 0,05 maka populasi dalam kelompok bersifat tidak homogen. 3) Uji Hipotesis a) Uji Kesamaan Dua Rata-rata Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui mana yang lebih baik antara kelas yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan kelas yang tidak diberi treatment, yang ditunjukan dengan nilai kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) H0 : μ1 ≤ μ2 (nilai rata-rata siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model Problem Based Learning kurang dari atau sama dengan siswa yang tidak diberi treatment). 2) H1 : μ1 >μ2 (nilai rata-rata siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model Problem Based Learning lebih dari siswa yang tidak diberi treatment). Terdapat dua rumus t-test yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis. Separated Varian, apabila jumlah sampel sama, homogen dan jumlah sampel tidak sama dan tidak homogen.
54
𝑥1 − 𝑥2
𝑡=
𝑠2 𝑠2 √ 1+ 2 𝑛1 𝑛2
Polled Varians, apabila jumlah sampel sama, homogen dan jumlah sampel tidak sama dan homogen. 𝑡=
𝑥1 − 𝑥2 𝑠
1 1 𝑛1 + 𝑛2
√ dengan 𝑠 2𝑔𝑎𝑏 =
(𝑛𝑖 − 1)𝑠12 + (𝑛2 − 1)𝑠12 𝑛1 + 𝑛2 − 2
Keterangan: x1 x2 n1 n2
= = = =
Rata-rata kelompok 1 Rata-rata kelompok 2 Banyaknya mahasiswa kelompok 1 Banyaknya mahasiswa kelompok 2
Kriteria pengujian adalah diterima apabila t < t1-a dengan dk = n1+ n2-2 dan t1-a didapat dari daftar distribusi t dengan peluang (1-α). (Sumber: Sudjana, 2005: 243)
55
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Gambar Teknnik Kelas X Teknik Gambar Bangunan (TGB) SMK Negeri 3 Semarang Tahun Ajaran 2014/2015 pada materi menyajikan gambar konstruksi geometris, diperoleh simpulan sebagai berikut : Penerapan model pembelajaran Problem Based Learing dapat meningkatkan hasil belajar pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa kelas X program keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 3 Semarang terhadap hasil belajar kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Hal ini terlihat dari rerata dan uji kesamaan dua rata-rata nilai hasil belajar pada tiga ranah. Ditinjau dari rerata diperoleh ranah kognitif 78,47 berbanding 70,59, ranah afektif 79,17 berbanding 75,42, ranah psikomotorik 82,40 berbanding 78,44. Ditinjau dari uji kesamaan dua rata-rata diperoleh ranah kognitif thitung dengan ttabel 3,569 > 1,994, ranah afektif thitung dengan ttabel 2,008 > 1,994, ranah psikomotorik thitung dengan ttabel 6,487 > 1,994. Dari simpulan di atas diperoleh bahwa model pembelajaran Problem Based Learning dapat
meningkatkan hasil belajar pada ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik siswa kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 3 Semarang.
89
90
5.2. Implikasi Implikasi penelitian ini dapat memberikan pengaruh positif bagi siswa, guru, sekolah dan jurusan teknik bangunan di SMK Negeri 3 Semarang. Model pembelajaran Problem Based Learning memberikan variasi baru bagi para siswa dalam menerima pembelajaran. Siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan karena pembelajaran diarahkan untuk menganalisis dan mengatasi permasalahan nyata dalam dunia industri.
5.3. Keterbatasan Penelitian Pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti tak lepas dari berbagai keterbatasan. Keterbatasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Penelitian ini hanya dibatasi untuk satu sekolah, yaitu SMK N 3 Semarang yang dijadikan subyek penelitian, sehingga jika penelitian ini diterapkan pada sekolah lain hasil data yang diperoleh kemungkinan berbeda. 2) Penelitian eksperimen ini dilaksanakan pada kelas kontrol dan eksperimen yang masih berada pada satu lingkup sekolah, maka masih memungkinkan adanya bias dalam pengambilan hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan peneliti tidak bisa mengontrol diskusi yang mungkin terjadi antara siswa kelas kontrol dengan kelas eksperimen saat diluar kegiatan belajar-mengajar. 3) Peneliti tidak dapat mengubah susunan kelas karena susunan pembagian kelas sudah ditetapkan dari pihak sekolah.
91
5.4. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka terdapat beberapa saran yang dapat digunakan untuk lebih memperbaiki kualitas belajar dan meningkatkan hasil belajar. Saran tersebut adalah sebagai berikut. 1) Siswa diharapkan agar lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Sehingga kesulitan yang dialami dalam kegiatan pembelajaran biasa langsung didiskusikan dengan teman atau bertanya langsung dengan guru, Guru harus memberikan bimbingan pada siswa yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. 2) Guru hendaknya menerapkan model pembelajaran yang inovatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Agus, Suprijono. 2010. Cooperative Learning.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Amir, M. Taufiq. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Anderson, W.Lorin & Krathwhohl, R. David. 2010. A Taxonomy For Learning, Teaching, And Assessin: A Revision of Bloo’s Taxonomy of Educational Objectives (Kerangaka Landasan Untuk Pembelajaran Pengajaran dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom). Penerjemah: Agung Prihantoro, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto , S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Bahri, Syaiful. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Bloom, B. S., Engelhart, M. D., Furst, E. J., Hill, W. H., & Krathwohl, D. R. (1956). Taxonomy of Educational Objectives: The Classification of Educational Goals. Handbook 1 Cognitive Domain. New York: David McKay. Chijioke, Okwelle. 2 0 13 . Appraisal Of Theoretical Models Of Psychomotor Skills And Applications To Technical Vocational Education And Training (Tvet) System In Nigeria. Diakses dari http://www.arabianjbmr.com/pdfs/RD_VOL_1_6/3.pdf. Pada tanggal 3 November 2014. Djamarah, S.B. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Gino, H.J., dkk. 1998. Belajar Pembelajaran I. Surakarta: FKIP UNS. Guilford J.P., Benyamin Fruchter. 1956. Fundamental Statistic in Psychology and Education. 5th ed. Mc-Graw-Hill. Tokyo.
92
93
Kemendikbud. 2013. Permendikbud No.81A tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Poerwanti, Endang. 2008. Asesmen Pembelajaran SD, Jakarta: Depdiknas. Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta . Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 1996. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. . 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. . 2010. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Algesindo. Sugandi, Achmad, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP PRESS. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. . 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suherman, Erman. dkk. 2003, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia. Suprijono, Agus. 2010.Cooperative Learning.Yogjakarta: Pustaka Belajar Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Beroriantasi Konstrutivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Trianto. 2010. Mendesain Model pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Perenada Media Group. Trihendradi, Cornelius. 2007. Statistik Inferen Teori Dasar dan Aplikasinya Menggunakan SPSS. Yogyakarta: C.V. ANDI OFFSET.
94
Yulaelawati, Ella. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi Teori dan Aplikasi, Bandung: Pakaraya Pustaka.
95
LAMPIRAN 1 DAFTAR SISWA KELAS EKSPERIMEN (TGB 1)
96
97
LAMPIRAN 2 DAFTAR SISWA KELAS KONTROL (TGB 2)
98
99
LAMPIRAN 3 DAFTAR NILAI KELAS X TGB TAHUN AJARAN 2013/2014
100
101
102
103
104
105
106
LAMPIRAN 4 INSTRUMEN SOAL UJI COBA
107
A. PETUNJUK PENGISIAN Tulislah identitas anda pada tempat yang telah disediakan Bacalah setiap pertanyaan secara teliti sebelum anda menjawab Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda (X) B. IDENTITAS Nama : …………………………………………………. No. Induk : …………………………………………………. Kelas : …………………………………………………. Selamat Mengerjakan 1. Ada beberapa ketebalan garis dalam menggambar teknik. Berikut ini manakah yang kegunaannya untuk menggambar garis gambar dan garis tepi ? a. Garis gambar , tebal lurus b. Garis tipis lurus c. Garis strip-strip d. Garis titik-titik 2. Berapakah ketebalan garis strip titik strip ? a. ¼ dari garis gambar b. ½ dari garis gambar c. ¾ dari garis gambar d. 2/3 dari garis gambar 3. Dari gambar dibawah, manakah yang kegunaannya untuk membuat garis arsir ? a. b. c. d. 4. Garis apa yang kegunaannya untuk menggambar keterangan garis batas yang tidak tambak/batas apa-apa yang tidak terlihat ? a. Garis tebal lurus b. Garis tipis lurus c. Garis strip-strip d. Garis strip titik strip 5. Peralatan gambar apa yang digunakan untuk membuat garis lengkung pada diagram atau fisik ? a. Jangka b. Sepasang segitiga c. Mal huruf d. Mal lengkung 6. Hal apa yang perlu diperhatikan dalam membagi garis menjadi dua sisi yang sama panjang ? a. Ketebalan garis
108
b. Jari-jari lingkaran c. Letak gambar d. Garis bantu 7. Untuk menggabungkan garis lurus dengan garis lurus yang perlu mendapat perhatian adalah a. Ketebalan garis yang sama b. Tidak boleh ada kelebihan garis c. Sudut kemiringan garis yang dihubungkan d. Penggunaan penggaris 8. Garis putus titik putus digunakan untuk mengetahui ? a. Melukiskan ukuran b. Melukiskan garis arsir c. Mengetahui garis yang tidak tampak d. Mengetahui tempat potongan 9. Berapa sudut sepasang segitiga siku-siku yang digunakan untuk menggambar ? a. 40/50 dan 45/45 b. 30/60 dan 45/45 c. 30/60 dan 40/45 d. 35/55 dan 45/45 10. Hal yang perlu diperhatikan ketika menggambar memindahkan sudut adalah a. Jari-jari busur b. Ketebalan garis c. Besarnya sudut d. Panjang garis awal 11. Ketika membagi sudut menjadi dua sama besar. Apa yang harus dilakukan setelah membuat sudut sembarang dengan dua garis AB dan AC ? a. Membuat garis lengkung yang berpusat di A dan memotong kedua garis b. Membuat garis lengkung yang berpusat di A dan memotong garis AB c. Membuat garis lengkung yang berpusat di A dan memotong garis AC d. Membuat garis lengkung yang berpusat di B dan memotong garis AC 12. Hal yang perlu diperhatikan ketika menggambar segitiga sama sisi adalah a. Ketebalan garis b. Besarnya sudut c. Jari-jari sudut d. Hasil akhir gambar Soal Nomor 13 – 15
109
13. Langkah pertama ketika menggambar bujur sangkar adalah a. Tarik garis tengah memotong titik AB b. Tentukan lingkaran dengan titik pusat M c. Hubungkan perpotongan titik lingkaran dari A dan B d. Hubungkan titik A, B, C, dan D 14. Langkah kedua ketika menggambar bujur sangkar adalah a. Tarik garis tengah memotong titik AB b. Tentukan lingkaran dengan titik pusat M c. Hubungkan perpotongan titik lingkaran dari A dan B d. Hubungkan titik A, B, C, dan D 15. Langkah ketiga ketika menggambar bujur sangkar adalah a. Tarik garis tengah memotong titik AB b. Tentukan lingkaran dengan titik pusat M c. Hubungkan perpotongan titik lingkaran dari A dan B d. Lingkarkan jari-jari dari titik A dan B Soal Nomor 16 – 18
16. Langkah pertama ketika menggambar segi enam beraturan adalah a. Tarik garis AB b. Buat lingkaran dengan r yang ditentukan c. Buatlah busur dengan pusat di A d. Buatlah garis lurus dimasing-masing titik A-B-C-D-E-F-A 17. Langkah kedua ketika menggambar segi enam beraturan adalah a. Tarik garis AB b. Buat lingkaran dengan r yang ditentukan c. Buatlah busur dengan pusat di A d. Buatlah garis lurus dimasing-masing titik A-B-C-D-E-F-A
110
18. Langkah ketiga ketika menggambar segi enam beraturan adalah a. Tarik garis AB b. Buat lingkaran dengan r yang ditentukan c. Buatlah busur dengan pusat di A d. Buatlah garis lurus dimasing-masing titik A-B-C-D-E-F-A Soal Nomor 19 -21
19. Langkah pertama ketika menggambar elips adalah a. Membagi sumbu AB menjadi sama panjang b. Membuat garis AB dengan panjang ditentukan c. Tarik garis yang memotong ke 3 lingkaran d. Membuat 3 lingkaran dengan jari-jari ¼ panjang garis AB 20. Langkah kedua ketika menggambar elips adalah a. Membagi sumbu AB menjadi sama panjang b. Membuat garis AB dengan panjang ditentukan c. Tarik garis yang memotong ke 3 lingkaran d. Membuat 3 lingkaran dengan jari-jari ¼ panjang garis AB 21. Langkah ketiga ketika menggambar elips adalah a. Membagi sumbu AB menjadi sama panjang b. Membuat garis AB dengan panjang ditentukan c. Tarik garis yang memotong ke 3 lingkaran d. Membuat 3 lingkaran dengan jari-jari ¼ panjang garis AB 22. Metode menggambar objek tiga dimensi ke dalam media dua dimensi menggunakan tiga sumbu koordinat bersudut sama, 120 derajat. Pernyataan berikut merupakan pengertian dari ? a. Proyeksi isometric b. Proyeksi dimetri c. Proyeksi trimetric d. Gambar teknik 23. Dalam penggambaran bentuk isometric, berapa kemiringan pada kedua sisi kubus ? a. 10 dan 40 b. 7 dan 40
111
c. 15 dan 20 d. 30 dan 30 24. Kemiringan kedua sisinya berbeda, yaitu perbandingan sisinya 1 : 11 dan 1 : 3. Pernyataan berikut gambar dalam bentuk ? a. Isometric b. Dimetri c. Trimetri d. Proyeksi 25. Dalam penggambaran bentuk dimetri, berapakah kemiringan pada kedua sisi kubus ? a. 10 dan 40 b. 7 dan 40 c. 15 dan 20 d. 30 dan 30
112
LAMPIRAN 5 PERHITUNGAN VALIDITAS, REABILITAS, DAYA PEMBEDA, INDEKS KESUKARAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 B S
No. Responden
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 21 9
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 22 8
3 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 19 11
4 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 19 11
5 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 16 14
6 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 19 11
7 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 21 9
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 21 9
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 22 8
10 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 22 8
11 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 23 7
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 16 14
Butir Soal 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 26 4 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 21 9
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 22 8
16 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 19 11
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 20 10
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 26 4
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 27 3
20 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 26 4
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 21 9
22 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 21 9
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 21 9
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 26 4
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 22 8
Skor Y² Total (Y) 625 25 576 24 576 24 529 23 484 22 529 23 529 23 484 22 441 21 484 22 484 22 400 20 484 22 441 21 441 21 441 21 400 20 324 18 289 17 289 17 196 14 225 15 169 13 169 13 144 12 144 12 81 9 100 10 64 8 25 5 539 290521
113
0.217241379 0.202298851 0.24022989 0.24022989 0.2574713 0.24022989 0.21724138 0.21724138 0.20229885 0.20229885 0.18505747 0.25747126 0.1195402 0.2172414 0.20229885 0.24022989 0.229885057 0.11954023 0.09310345 0.1195402 0.21724138 0.217241 0.2172414 0.1195402 0.2022989 4.994252874 30.44712644 0.870801716 Sangat Tinggi
0.8666667 0.7333333 0.7 0.7 0.7 0.8666667 0.9 0.73333333 0.73333333 0.76666667 0.53333333 0.8666667 0.7 0.73333333 0.63333333 0.666666667 0.86666667 0.7 0.7 0.733333333 0.63333333 0.63333333 0.5333333 0.63333333 0.7 Tingkat Kesukaran Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah Mudah Mudah Sedang Mudah Sedang Mudah Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Kategori 13 16 16 14 16 15 16 16 15 13 15 14 16 10 13 15 14 16 13 12 13 13 11 15 16 ∑ Batas Atas 9 10 5 7 5 11 11 10 5 6 7 7 10 6 10 7 8 5 8 7 3 6 8 7 5 ∑ Batas Bawah 0.4 0.2666667 0.33333333 0.2666667 0.73333333 0.466667 0.7333333 0.4 0.26666667 0.4 0.4666667 0.53333333 0.46666667 0.666666667 0.2 0.53333333 0.4 0.46666667 0.6666667 0.33333333 0.33333333 0.73333333 0.2 Daya Pembeda 0.733333333 0.533333333 Cukup Cukup Sangat Baik Baik Sangat Baik Cukup Cukup Cukup Baik Baik Baik Baik Cukup Cukup Jelek Baik Cukup Sangat Baik Cukup Cukup Baik Baik Jelek Baik Sangat Baik Kategori
Uji Reliabilitas Varian Item Jumlah Varian Item Varian Total Reliabilitas Kategori
Uji Validitas 0.746814542 0.649320177 0.0080751 0.51808114 0.5115184 0.28857842 0.53228972 0.66636773 0.59374356 0.5798494 0.31620407 0.28983305 0.5940561 0.4250273 0.64932018 0.51808114 0.477908666 0.55790665 0.5099708 0.3771594 0.74681454 0.451843 0.6931833 0.5940561 0.2324955 rxy(hitung) 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 r tabel TIDAK VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID TIDAK TIDAK VALID VALID VALID VALID TIDAK VALID VALID TIDAK VALID VALID Simpulan Sedang Rendah Sedang Rendah Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sgt Rdh Sedang Sedang Rendah Sedang Tinggi Tinggi Kategori 20 Jumlah Valid 5 Jumlah Tidak Valid
114
115
LAMPIRAN 6 HASIL UJI VALIDITAS, UJI REABILITAS, DAN DAYA BEDA
116
No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Uji Validitas Hasil Keterangan 0,747 VALID 0,649 VALID 0,008 TIDAK 0,518 VALID 0,512 VALID 0,289 TIDAK 0,532 VALID 0,666 VALID 0,594 VALID 0,580 VALID 0,316 TIDAK 0,290 TIDAK 0,594 VALID 0,425 VALID 0,649 VALID 0,518 VALID 0,478 VALID 0,558 VALID 0,510 VALID 0,377 VALID 0,747 VALID 0,452 VALID 0,693 VALID 0,594 VALID 0,232 TIDAK
Uji Daya Beda Hasil Katergori 0,733 Sangat baik 0,533 Baik 0,200 Jelek 0,467 Baik 0,667 Baik 0,333 Cukup 0,333 Cukup 0,733 Sangat baik 0,400 Cukup 0,533 Baik 0,200 Jelek 0,267 Cukup 0,400 Cukup 0,467 Baik 0,533 Baik 0,467 Baik 0,667 Baik 0,400 Cukup 0,333 Cukup 0,267 Cukup 0,733 Sangat baik 0,467 Baik 0,733 Sangat baik 0,400 Cukup 0,267 Cukup
Indeks Kesukaran Hasil Kategori 0,700 Sedang 0,733 Mudah 0,633 Sedang 0,633 Sedang 0,533 Sedang 0,633 Sedang 0,700 Sedang 0,700 Sedang 0,733 Mudah 0,733 Mudah 0,767 Mudah 0,533 Sedang 0,867 Mudah 0,700 Sedang 0,733 Mudah 0,633 Sedang 0,667 Sedang 0,867 Mudah 0,900 Mudah 0,867 Mudah 0,700 Sedang 0,700 Sedang 0,700 Sedang 0,867 Mudah 0,733 Mudah
117
LAMPIRAN 7 INSTRUMEN PRETEST DAN POSTTEST
118
A. PETUNJUK PENGISIAN Tulislah identitas anda pada tempat yang telah disediakan Bacalah setiap pertanyaan secara teliti sebelum anda menjawab Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda (X) B. IDENTITAS Nama : …………………………………………………. No. Induk : …………………………………………………. Kelas : …………………………………………………. Selamat Mengerjakan 1. Ada beberapa ketebalan garis dalam menggambar teknik. Berikut ini manakah yang kegunaannya untuk menggambar garis gambar dan garis tepi ? a. Garis gambar , tebal lurus b. Garis tipis lurus c. Garis strip-strip d. Garis titik-titik 2. Berapakah ketebalan garis strip titik strip ? a. ¼ dari garis gambar b. ½ dari garis gambar c. ¾ dari garis gambar d. 2/3 dari garis gambar 3. Garis apa yang kegunaannya untuk menggambar keterangan garis batas yang tidak tambak/batas apa-apa yang tidak terlihat ? a. Garis tebal lurus b. Garis tipis lurus c. Garis strip-strip d. Garis strip titik strip 4. Peralatan gambar apa yang digunakan untuk membuat garis lengkung pada diagram atau fisik ? a. Jangka b. Sepasang segitiga c. Mal huruf d. Mal lengkung 5. Untuk menggabungkan garis lurus dengan garis lurus yang perlu mendapat perhatian adalah a. Ketebalan garis yang sama b. Tidak boleh ada kelebihan garis c. Sudut kemiringan garis yang dihubungkan d. Penggunaan penggaris 6. Garis putus titik putus digunakan untuk mengetahui ? a. Melukiskan ukuran b. Melukiskan garis arsir
119
c. Mengetahui garis yang tidak tampak d. Mengetahui tempat potongan 7. Berapa sudut sepasang segitiga siku-siku yang digunakan untuk menggambar ? a. 40/50 dan 45/45 b. 30/60 dan 45/45 c. 30/60 dan 40/45 d. 35/55 dan 45/45 8. Hal yang perlu diperhatikan ketika menggambar memindahkan sudut adalah a. Jari-jari busur b. Ketebalan garis c. Besarnya sudut d. Panjang garis awal Soal Nomor 13 – 15
9. Langkah pertama ketika menggambar bujur sangkar adalah a. Tarik garis tengah memotong titik AB b. Tentukan lingkaran dengan titik pusat M c. Hubungkan perpotongan titik lingkaran dari A dan B d. Hubungkan titik A, B, C, dan D 10. Langkah kedua ketika menggambar bujur sangkar adalah a. Tarik garis tengah memotong titik AB b. Tentukan lingkaran dengan titik pusat M c. Hubungkan perpotongan titik lingkaran dari A dan B d. Hubungkan titik A, B, C, dan D 11. Langkah ketiga ketika menggambar bujur sangkar adalah a. Tarik garis tengah memotong titik AB b. Tentukan lingkaran dengan titik pusat M c. Hubungkan perpotongan titik lingkaran dari A dan B d. Lingkarkan jari-jari dari titik A dan B Soal Nomor 16 – 18
120
12. Langkah pertama ketika menggambar segi enam beraturan adalah a. Tarik garis AB b. Buat lingkaran dengan r yang ditentukan c. Buatlah busur dengan pusat di A d. Buatlah garis lurus dimasing-masing titik A-B-C-D-E-F-A 13. Langkah kedua ketika menggambar segi enam beraturan adalah a. Tarik garis AB b. Buat lingkaran dengan r yang ditentukan c. Buatlah busur dengan pusat di A d. Buatlah garis lurus dimasing-masing titik A-B-C-D-E-F-A 14. Langkah ketiga ketika menggambar segi enam beraturan adalah a. Tarik garis AB b. Buat lingkaran dengan r yang ditentukan c. Buatlah busur dengan pusat di A d. Buatlah garis lurus dimasing-masing titik A-B-C-D-E-F-A Soal Nomor 19 -21
15. Langkah pertama ketika menggambar elips adalah a. Membagi sumbu AB menjadi sama panjang b. Membuat garis AB dengan panjang ditentukan c. Tarik garis yang memotong ke 3 lingkaran d. Membuat 3 lingkaran dengan jari-jari ¼ panjang garis AB 16. Langkah kedua ketika menggambar elips adalah a. Membagi sumbu AB menjadi sama panjang b. Membuat garis AB dengan panjang ditentukan c. Tarik garis yang memotong ke 3 lingkaran
121
d. Membuat 3 lingkaran dengan jari-jari ¼ panjang garis AB 17. Langkah ketiga ketika menggambar elips adalah a. Membagi sumbu AB menjadi sama panjang b. Membuat garis AB dengan panjang ditentukan c. Tarik garis yang memotong ke 3 lingkaran d. Membuat 3 lingkaran dengan jari-jari ¼ panjang garis AB 18. Metode menggambar objek tiga dimensi ke dalam media dua dimensi menggunakan tiga sumbu koordinat bersudut sama, 120 derajat. Pernyataan berikut merupakan pengertian dari ? a. Proyeksi isometric b. Proyeksi dimetri c. Proyeksi trimetric d. Gambar teknik 19. Dalam penggambaran bentuk isometric, berapa kemiringan pada kedua sisi kubus ? a. 10 dan 40 b. 7 dan 40 c. 15 dan 20 d. 30 dan 30 20. Kemiringan kedua sisinya berbeda, yaitu perbandingan sisinya 1 : 11 dan 1 : 3. Pernyataan berikut gambar dalam bentuk ? a. Isometric b. Dimetri c. Trimetri d. Proyeksi
122
LAMPIRAN 8 INSTRUMEN RANAH AFEKTIF
123
A. Kisi-kisi Instrumen Ranah Afektif Standar Kompetensi : Menggambar Konstruksi Geometris Kompetensi Dasar : Menyajikan gambar konstruksi geometris berdasarkan bentuk konstruksi sesuai prosedur Nama Observer : Tujuan : Lembar penilaian aspek afektif No Indikator Sub Indikator Kriteria Penilaian Ranah Afektif Penerimaan Antusias siswa terhadap materi yang 1 Afektif disampaikan Menanggapi Interaksi siswa dengan guru 2 Afektif Penghargaan Kepedulian sesama 3 Afektif Afektif Pengorganisasian Kerja sama 4 Karakteristik Mengerjakan tugas 5 Afektif B. Rubrik Penilaian Ranah Afektif. Nama Observer : Tujuan : Lembar penilaian aspek afektif digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi tentang inat dan motivasi siswa saat proses eksperimen berlangsung. Petunjuk : 1. Amati komponen afektif yang tampak dalam proses pembelajaran 2. Ambil posisi tegak jauh dari kelompok / siswa yang diamati pada saat melakukan pengamatan 3. Berilah tanda skor 1, 2, 3, 4 sesuai dengan butir pernyataan yang sesuai No
1
2
Kriteria Penilaian
Butir Pertanyaan Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru Siswa jarang sekali memperhatikan Antusias siswa penjelasan guru terhadap materi yang Siswa sering memperhatikan penjelasan disampaikan guru Siswa selalu memperhatikan penjelasan guru Siswa tidak bertanya pada guru Interaksi siswa dengan Siswa jarang bertanya pada guru guru Siswa sering bertanya pada guru Siswa selalu bertanya pada guru
Skor 1 2 3 4 1 2 3 4
124
3
4
5
Kepedulian sesama
Kerja sama
Mengerjakan tugas
Siswa tidak pernah menanyakan kesulitan teman sekelilingnya Siswa jarang menanyakan kesulitan teman sekelilingnya Siswa sering menanyakan kesulitan teman sekelilingnya Siswa selalu menanyakan kesulitan teman sekelilingnya Siswa tidak pernah bekerja sama dengan teman sekelilingnya Siswa jarang bekerja sama dengan teman sekelilingnya Siswa sering bekerja sama dengan teman sekelilingnya Siswa selalu bekerja sama dengan teman sekelilingnya Siswa tidak melaksanakan tugas yang diberikan Siswa melaksanakan tugas dengan tidak benar Siswa melaksanakan tugas mendekati benar Siswa melaksanakan tugas dengan benar
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
125
LAMPIRAN 9 INSTRUMEN RANAH PSIKOMOTORIK
126
127
128
129
130
LAMPIRAN 10 HASIL DATA PENELITIAN
131
DAFTAR NILAI KELAS EKSPERIMEN TAHUN AJARAN 2014/2015 Program Studi Keahlian
: Teknik Bangunan
Program Keahlian
: Teknik Gambar Bangunan
Kelas/Semester
: X TGB-1/Ganjil
132
DAFTAR NILAI KELAS KONTROL TAHUN AJARAN 2014/2015 Program Studi Keahlian
: Teknik Bangunan
Program Keahlian
: Teknik Gambar Bangunan
Kelas/Semester
: X TGB-2/Ganjil
133
LAMPIRAN 11 UJI ANALISIS DATA PENELITIAN
134
UJI NORMALITAS 1.
Kelas Eksperimen
2.
Kelas Kontrol
135
UJI HOMOGINITAS 1.
Ranah Kognitif (Pretest)
2.
Ranah Kognitif (Posttest)
3.
Ranah Afektif
4.
Ranah Psikomotorik
136
Uji Perbedaan Hasil Pretest Antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol (Kognitif)
Uji Perbedaan Hasil Posttest Antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol (Kognitif)
137
Uji Perbedaan Hasil Posttest Antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol (Afektif)
Uji Perbedaan Hasil Posttest Antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol (Psikomotorik)
138
LAMPIRAN 12 HASIL UJI ANALISIS DATA PENELITIAN
139
A. Uji Prasyarat Analisis 1.
Uji Normalitas Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen Uji Kolmogorov-Smirnov Hasil Belajar Asymp.Sig. (2-tailed) Pretest Ranah Kognitif 0,767 Posttest Ranah Kognitif 0,104 Ranah Psikomotorik 0,613 Ranah Afektif 0,298
Keterangan 0,767 > 0,05 0,104 > 0,05 0,613 > 0,05 0,298 > 0,05
Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol Uji Kolmogorov-Smirnov Hasil Belajar Asymp.Sig. (2-tailed) Pretest Ranah Kognitif 0,403 Posttest Ranah Kognitif 0,198 Ranah Psikomotorik 0,234 Ranah Afektif 0,968
2.
Keterangan 0,403 > 0,05 0,198 > 0,05 0,234 > 0,05 0,968 > 0,05
Uji Homoginitas Hasil Uji Homoginitas Hasil Belajar Pretest Ranah Kognitif Posttest Ranah Kognitif Ranah Afektif Ranah Psikomotorik
Nilai Signifikansi 0,807 0,069 0,520 0,873
Keterangan 0,807 > 0,05 0,069 > 0,05 0,520 > 0,05 0,873 > 0,05
B. Uji Kesamaan Dua Rata-rata 1.
Ranah Kognitif Hasil Uji t Pretest dan Postest Ranah Kognitif No 1 2
Hasil Belajar Pretest Ranah Kognitif Posttest Ranah Kognitif
thitung 0,571 3,569
ttabel 1,994 1,994
140
2.
Ranah Afektif Hasil Uji t Ranah Afektif No 1
3.
Hasil Belajar Ranah Afektif
thitung 2,008
Ttabel 1,994
Ranah Psikomotorik Hasil Uji t Ranah Psikomotorik No 1
Hasil Belajar Ranah Psikomotorik
thitung 6,487
ttabel 1,994
141
LAMPIRAN 13 DOKUMENTASI KEGIATAN PENELITIAN
142
143
144
LAMPIRAN 14 SILABUS GAMBAR TEKNIK
:
:
:
:
:
:
PROGRAM STUDI KEAHLIAN
PAKET KEAHLIAN
KELOMPOK
MATA PELAJARAN
KELAS / SEMESTER
ALOKASI WAKTU
: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama toleran, damai), santun responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap ebagai bagian dari
ciptaan Tuhan.
benda dengan fenomenanya
keAgungan Tuhan
teknik
1.1 Konsep KeTuhanan
MATERI PEMBELAJARAN
gai tuntunan dalam menggambar
sebagai pegangan dalam menggam-
bar benda
konstruksi geometris & peng
gunaan peralatan gambar
dalam pembuatan gambar 1.2.2 Dijalankan nilai - nilai ajaran agama
an agama sebagai tuntunan
1.2. Mengamalkan nilai - nilai ajar- 1.2.1 Dijalankan nilai-nilai ajaran agama seba 1.2 Nilai-nilai ajaran Agama
ada di Bumi ini adalah menunjukkan
aturan garis - garis gambar
untuk dipergunakan sebagai 1.1.2 Disadari bahwa benda-benda yang
ada di Bumi ini adalah konsep dan
sep Tuhan tentang benda-
1.1. Menyadari sempurnanya kon- 1.1.1 Disadari bahwa benda-benda yang
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
melalui benda
* Sikap
PENILAIAN
dalam menggambar
* Menjalankan nilai-nilai ajaran Agama * Sikap
ciptaannya
* Mengenali Tuhan
KEGIATAN PEMBELAJARAN
ALOKASI WAKTU
P3GT Bandung 2005
* Soeparno Gambar Teknik
ngunan 1 tahun 1977
* Teknik Menggambar Bang
yang sesuai
* Buku referensi dan artikel
SUMBER BELAJAR
masalahkemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di
KI 4
bawah pengawasan langsung
: Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, budaya dan humaniora dalam
KI 3
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2
16 x 2 x 45 menit
X/1
Dasar-dasar Gambar Teknik
C3 Paket Keahlian
TGB dan TKBB
Teknik Bangunan
SMK Negeri 3 Semarang
KI 1
KOMPETENSI INTI
:
NAMA SEKOLAH
SILABUS
145
tanggungjawab dalam menyelesaikan tugas menggambar
tanggungjawab dalam menyelesaikan
tugas menggambar dengan peralatan
masalah perbedaan
menyelesaikan konsep berpikir
adalah cara dalam menyelesaikan ma-
salah perbedaan konsep berpikir
kratis, dalam menyelesaikan
masalah perbedaan konsep mai, santun, demokrasi, cara dalam menggambar
adalah cara dalam menggambar
,konsisten dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dalam melakukan tugas menggambar
konsisten dan berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial da-
lam melakukan tugas menggambar
truksi geometris
permasalahan
permasalahan
gian dari solusi atas berbagai
kan tugas menggambar kons
bagai bagian dari solusi atas berbagai
bagai bagian dari solusi atas berbagai
lingkungan sosial sebagai ba-
* Menunjukkan sikap responsif, proaktif
efektif dengan lingkungan sosial se-
efektif dengan lingkungan sosial se-
interaksi secara efektif dng
permasalahan dalam melaku- 2.3.2 Ditunjukkan sikap responsif, proaktif,
,konsisten dan berinteraksi secara
konsisten dan berinteraksi secara
proaktif, konsisten dan ber-
2.3. Menunjukkan sikap responsif, 2.3.1 Ditunjukkan sikap responsif,proaktif,
* Menunjukkan sikap responsif, proaktif * Sikap
* Menghargai kerja sama, toleransi, da-
, toleransi, damai, santun, demokrasi
bar konstruksi geometris
berpikir dan cara menggam- 2.2.2 Disadari bahwa menghargai kerjasama
2.3 Kinerja dalam menggambar
mai, santun, demokrasi, cara dalam
, toleransi, damai, santun, demokrasi
ransi, damai, santun, demo-
2.2. Menghargai kerja sama, tole- 2.2.1 Disadari bahwa menghargai kerjasama 2.2 Peduli dalam menggambar
gambar teknik * Menghargai kerja sama, toleransi, da- * Sikap
P3GT Bandung 2005
,kritis, rasa ingi n tahu, inivatif, dan
teliti, kritis,rasa ingin tahu,inivatif,dan
2.1.2 Ditunjukkan
si garis
aturan garis gambar dalam
tugas menggambar konstruk
ngunan 1 tahun 1977
* Teknik Menggambar Bang
yang sesuai
SUMBER BELAJAR
* Soeparno Gambar Teknik
kan aturan garis gambar
kan aturan garis gambar
jawab dalam menerapkan
ALOKASI WAKTU
* Melakukan perilaku jujur, disiplin, teliti
tanggung jawab dalam menerapkan
PENILAIAN
perilaku jujur, disiplin,
,kritis, rasa ingi n tahu, inivatif, dan
dan tanggungjawab dalam menerap-
KEGIATAN PEMBELAJARAN
teliti, kritis, rasa ingin tahu, inivatif,
MATERI PEMBELAJARAN
tahu, inivatif dan tanggung
INDIKATOR
disiplin, teliti, kritis, rasa ingin
KOMPETENSI DASAR
146
an gambar manual
INDIKATOR
penggambaran dan media
gambar .
tujuan
gambar dan ditentukan sesuai dng
berdasarkan bentuk dan fungsinya
sesuai bentuk dan fungsinya masing-
masing
teknik sesuai bentuk dan
fungsi garis
4.2. Menyajikan garis-garis gambar 4.2.1 Digambar garis-garis gambar teknik
tuk dan fungsi garis
bar teknik berdasarkan ben-
3.2. Membedakan garis-garis gam- 3.2.1 Dijelaskan garis-garis gambar teknik
putus-putus sedang)
- Garis benda yang tertutup (garis
- Garis arsiran (garis kontinyu tipis)
- Garis bantu (garis kontinyu tipis)
arsiran, garis benda
* Sikap
* Menjelaskan garis-garis gambar teknik * Pengetahuan berdasarkan bentuk dan fungsinya * Ketrampilan
- Garis potongan (garis bertitik tipis, * Menggambar garis gambar, garis ukur an, garis potongan, garis bantu, garis ujung tebal atau garis tipis bebas)
- Garis ukuran (garis kontinyu tipis)
4.2 - Garis gambar (garis kontinyu tebal)
3.2 Pengenalan bentuk dan fungsi garis gambar :
penggaris siku-siku, jangka
siku-siku, jangka.
berbagai peralatan
sesuai fungsi dan prosedur
* Menggunakan
gambar
gambar, terutama pensil gambar,
penggunaannya
* Ketrampilan
PENILAIAN
* Memilih peralatan dan perlengkapan * Sikap
kapan gambar manual
KEGIATAN PEMBELAJARAN
terutama pensil gambar, penggaris
- Kertas
- Penghapus
- Mal
- Pensil
- Jangka
4.1 - Penggaris
alatan serta kelengkapan gambar
MATERI PEMBELAJARAN
kelengkapan gambar teknik
4.1. Menggunakan peralatan dan 4.1.1 Digunakan berbagai peralatan gambar
annya
sarkan fungsi dan pengguna 3.1.2 Dipilih peralatan dan perlengkapan
kapan gambar teknik berda-
KOMPETENSI DASAR
12
ALOKASI WAKTU
P3GT Bandung 2005
* Soeparno Gambar Teknik
ngunan 1 tahun 1977
* Teknik Menggambar Bang
yang sesuai
* Buku referensi dan artikel
P3GT Bandung 2005
* Soeparno Gambar Teknik
ngunan 1 tahun 1977
* Teknik Menggambar Bang
yang sesuai
SUMBER BELAJAR
147
aturan kelengkapannya
INDIKATOR
3.4.1 Dijelaskan pengelompokan gambar
konstruksi geometris berdasarkan bentuk sesuai prosedur
bentuk konstruksi
kan dua buah lingkaran
dua buah lingkaran
nometri, kabinet, militer
aksonometri, kabinet, militer
* Menggambar bentuk kubus secara
dapat digambar dengan mengguna-
pat digambar dengan menggunakan
digambar menjadi segi N beraturan
* Menggambar sebuah lingkaran dapat
dibentuk, dibagi menjadi beberapa
* Menggambar sebuah grs sudut dapat
gambar dalam beberapa bentuk
P3GT Bandung 2005
ngunan 1 tahun 1977
* Teknik Menggambar Bang
yang sesuai
* Buku referensi dan artikel
P3GT Bandung 2005
* Soeparno Gambar Teknik
ngunan 1 tahun 1977
* Teknik Menggambar Bang
yang sesuai
SUMBER BELAJAR
- Konstruksi gambar bidang
* Sikap
8
ALOKASI WAKTU
* Soeparno Gambar Teknik * Menggambar sebuah garis dapat di-
tuk sesuai prosedur
konstruksi geometri berdasarkan ben * Ketrampilan
* Menggambar sebuah garis singgung
4.4.5 Digambar bentuk kubus secara akso-
* Sikap
* Ketrampilan
PENILAIAN
* Menjelaskan pengelompokan gambar * Pengetahuan
posisi gambar
* Menggambar etiket sesuai dengan
prosedur dan aturan penerapan
* Mengambar hutuf dan angka sesuai
masi gambar teknik
KEGIATAN PEMBELAJARAN
- Konstruksi garis singgung
- konstruksi lingkaran
- Konstruksi sudut
3.4 Gambar konstruksi geometris : - Konstruksi garis
- Etiket gambar
informasi gambar teknik : 4.3 - Huruf gambar - Angka gambar
MATERI PEMBELAJARAN
4.4.4 Digambar sebuah garis singgung da-
gambar menjadi segi N beraturan
4.4.3 Digambar sebuah lingkaran dapat di-
dibentuk, dibagi menjadi beberapa
4.4.2 Digambar sebuah garis sudut dapat
tuk konstruksi sesuai prose-
dur
bar dalam beberapa bentuk
geometris berdasarkan ben-
4.4. Menyajikan gmbr konstruksi 4.4.1 Digambar sebuah garis dapat digam-
sesuai prosedur
sarkan
3.4. Mengelompokkan
gambar
gambar
4.3.2 Digambar etiket sesuai dengan posisi
prosedur dan aturan penerapan
konstruksi geometris berda-
prosedur & aturan penerapan
etiket gambar teknik sesuai
4.3. Merancang huruf, angka dan 4.3.1 Digambar huruf dan angka sesuai
penerapan
sesuai prosedur dan aturan
dan etiket gambar teknik
KOMPETENSI DASAR
148
149
LAMPIRAN 15 RPP KELAS EKSPERIMEN
150
RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
: SMK Negeri 3 Semarang
Mata Pelajaran
: Gambar Teknik
Kelas/Semester
: X / Gasal
Materi Pokok
: Gambar Konstruksi Geometris :
Kontruksi garis Kontruksi sudut Kontruksi lingkaran Kontruksi garis singgung Kontruksi gambar bidang
Pertemuan ke
: 13 – 16
Alokasi Waktu
: 4 x 2 x 45 menit
A. KOMPETENSI INTI KI.1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI.2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, displin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa pergaulan dunia. KI.3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan dalamprosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan teknologi, seni, budaya, dan humanioradalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah. KI.4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang diajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan langsung.
151
B. KOMPETENSI DASAR 2.1. Mengamalkan nilai-nilai ajaran agama sebagai tuntutan dalam perbuatan gambar konstruksi geometris dan gambar proyeksi untuk menggambarkan benda. 2.2. Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, teliti, kritis, rasa ingin tahu, inofatif dan tanggung jawab dalam menerapkan aturan garis gambar dalama tugas menggambar kontruksi garis dan proyeksiMenghargai kerjasama, toleransi, damai, santun, demokratis dalam menyelesaikan masalah perbedaan konsep berfikir dan cara menggambar kontruksi geometris dan gambar proyeksi. 2.3. Menunjukkan sikap responsif, proaktif, konsisten, dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam melakukan tugas kontruki geometris dan gambar proyeksi. 2.4. Menyajikan gambar kontruksi geometris berdasarkan bentuk kontruksi sesuai prosedur. C. TUJUAN PEMBELAJARAN 3.1. Siswa dapat menyelesaikan tugas menggambar dengan baik. 3.2. Siswa dapat mengenali macam-macam bentuk geometris dan istilahnya. 3.3. Agar siswa dapat mengenali jenis-jenis sudut. 3.4. Siswa dapat menggambar bentuk segitiga dengan benar. 3.5. Siswa dapat menggambar bentuk lingkaran dengan benar. 3.6. Siswa dapat menggambar segi (n) beraturan dengan benar. D. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 4.1. Siswa mampu mengenali macam-macam bentuk geometris dan istilahnya. 4.2. Siswa mampu mengenali jenis-jenis sudut. 4.3. Menggambar bentuk segitiga dengan benar. 4.4. Menggambar bentuk lingkaran dengan benar. 4.5. Menggambar segi (n) beraturan.
152
4.6. Menggambar lingkaran. 4.7. Menggambar elips.
E. MATERI PEMBELAJARAN 5.1. Menggambar garis tegak lurus 5.2. Membagi garis menjadi dua sama panjang 5.3. Membagi garis menjadi beberapa bagian (n) sama panjang 5.4. Memindahkan sudut 5.5. Membagi sudut menjadi dua sama besar 5.6. Membuat persegi berdasarkan jari-jari lingkaran 5.7. Membuat persegi dengan ditentukan salah satu sisinya 5.8. Menggambar segi lima beraturan berdasarkan lingkaran luar 5.9. Membuat segi lima beraturan berdasarkan salah satu sisinya 5.10. Membuat segi enam beraturan 5.11. Membuat segi tujuh beraturan 5.12. Menggambar elips F. METODE DAN STRATEGI PEMBELAJARAN 6.1. Metode Pembelajaran
: Problem Based Learning
6.2. Strategi Pembelajaran
: Pendekatan Individual
G. MEDIA PEMBELAJARAN 7.1. LCD dan Laptop 7.2. Papan tulis, spidol 7.3. Lembar kerja siswa 7.4. Lembar penilaian H. SUMBER BELAJAR 8.1. Soeparno. GambarTeknik. PPPG Teknologi Bandung. 2005. 8.2. Teknik Menggambar Bangunan 1 tahun 1977.
153
8.3. Buku referensi dan artikel yang sesuai.
I. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 9.1. Pertemuan ke-1 (2 x 45 menit) Kegiatan awal (10 menit) : 1) Guru memberikan soal pretest kepada siswa yang sudah masuk kedalam ruang kelas sebelum bel masuk berbunyi 2) Siswa masuk kedalam kelas dengan menggunakan pakaian yang rapi dan duduk sesuai nomor absen 3) Ketua kelas memimpin doa sebelum kegiatan belajar berlangsung 4) Guru memberikan salam dan mengabsen siswa serta menanyakan siswa yang tidak hadir 5) Guru membagikan kertas gambar kepada siswa dibantu beberapa siswa 6) Merefresh siswa pada materi yang sebelumnya Kegiatan inti (70 menit) : a. Mengorientasi siswa pada masalah 1) Guru menjelaskan logistik yang dibutuhkan dan tujuan dari pembelajaran dengan model Problem Based Learing dan memotivasi siswa dengan menunjukkan hasil gambar dari kakak kelasnya dulu 2) Siswa mengamati gambar dari kakak kelas terdahulu untuk mencari beberapa permasalahan 3) Tanya jawab tentang gambar yang sudah diamati b. Mengorganisasi peserta didik 1) Siswa duduk sesuai dengan nomor absen 2) Mengelompokkan siswa yang masih kurang paham
154
c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok 1) Guru meminta siswa terlebih dahulu mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dan membaca refrensi tentang materi yang akan disampaikan, misalnya bagaimana cara menggambar garis yang benar dan sesuai ketentuan gambar teknik 2) Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan tentang langkah-langkah menggambar garis 3) Guru menanyakan kepada siswa apakah materi yang disampaikan sudah dimengerti apa belum d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 1) Guru memberikan lembar tugas kepada siswa dengan membagi lembar tugas pada masing-masing siswa 2) Guru
membantu
siswa
yang
masih
kesusahan
dalam
menyelesaikan tugas menggambar dengan cara memberikan tutor 3) Ditengah-tengah pembelajaran guru menanyakan dan menjawab hal-hal kepada siswa tentang pemahaman yang telah disampaikan 4) Guru meluruskan dan membantu siswa ketika kesulitan memahami gambar dengan pendekatan individu e. Menganalisis dan mengevaluasi hasil belajar 1) Siswa mengumpulkan hasil gambar yang tekah selesai kepada guru dan guru menyusun hasil gambar siswa secara rapi 2) Guru melakukan penilaian terhadap beberapa gambar yang sudah selesai untuk mengetahui seberapa besar pemahaman terhadap tugas menggambar garis 3) Guru menayakan lagi pada siswa tentan kesulitan yang dihadapi ketika menggambar garis 4) Guru membatu siswa merefleksi hasil dari tugas yang telah diselesaikan Kegiatan penutup (10 menit) : 1) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang masih kurang atau belum terlihat begitu aktif dalam mengikuti kegiatan belajar
155
2) Guru menjelaskan kepada siswa tentang materi yang akan diajaran pada pertemuan berikutnya 3) Guru mengajak siswa untuk membersihkan ruangan kelas 4) Guru meminta siswa untuk duduk ketempat masing-masing 5) Salah satu siswa memimpin doa untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran pada hari ini 6) Siswa memberi salam kepada guru dan meninggalkan ruang kelas dengan tertib 9.2. Pertemuan ke-2 (2 x 45 menit) Kegiatan awal (10 menit) : 1) Siswa masuk ke dalam ruang kelas ketika bel tanda masuk berbunyi 2) Siswa masuk kedalam kelas dengan menggunakan pakaian yang rapi dan duduk sesuai nomor absen 3) Ketua kelas memimpin doa sebelum kegiatan belajar berlangsung 4) Guru memberikan salam dan mengabsen siswa serta menanyakan siswa yang tidak hadir 5) Guru membagikan kertas gambar kepada siswa dibantu beberapa siswa 6) Merefresh siswa pada materi yang sebelumnya Kegiatan inti (70 menit) : a. Mengorientasi siswa pada masalah 1) Guru menjelaskan logistik yang dibutuhkan dan tujuan dari pembelajaran dengan model Problem Based Learing dan memotivasi siswa dengan menunjukkan hasil gambar dari kakak kelasnya dulu 2) Siswa mengamati gambar dari kakak kelas terdahulu untuk mencari beberapa permasalahan 3) Tanya jawab tentang gambar yang sudah diamati b. Mengorganisasi peserta didik 1) Siswa duduk sesuai dengan nomor absen
156
2) Mengelompokkan siswa yang masih kurang paham c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok 1) Guru meminta siswa terlebih dahulu mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dan membaca refrensi tentang materi yang akan disampaikan, misalnya bagaimana cara menggambar garis yang benar dan sesuai ketentuan gambar teknik 2) Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan tentang langkah-langkah membagi sudut 3) Guru menanyakan kepada siswa apakah materi yang disampaikan sudah dimengerti apa belum d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 1) Guru memberikan lembar tugas kepada siswa dengan membagi lembar tugas pada masing-masing siswa 2) Guru
membantu
siswa
yang
masih
kesusahan
dalam
menyelesaikan tugas menggambar dengan cara memberikan tutor 3) Ditengah-tengah pembelajaran guru menanyakan dan menjawab hal-hal kepada siswa tentang pemahaman yang telah disampaikan 4) Guru meluruskan dan membantu siswa ketika kesulitan memahami gambar dengan pendekatan individu e. Menganalisis dan mengevaluasi hasil belajar 1) Siswa mengumpulkan hasil gambar yang tekah selesai kepada guru dan guru menyusun hasil gambar siswa secara rapi 2) Guru melakukan penilaian terhadap beberapa gambar yang sudah selesai untuk mengetahui seberapa besar pemahaman terhadap tugas membagi sudut 3) Guru menayakan lagi pada siswa tentan kesulitan yang dihadapi ketika membagi sudut 4) Guru membatu siswa merefleksi hasil dari tugas yang telah diselesaikan
157
Kegiatan penutup (10 menit) : 1) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang masih kurang atau belum terlihat begitu aktif dalam mengikuti kegiatan belajar 2) Guru menjelaskan kepada siswa tentang materi yang akan diajaran pada pertemuan berikutnya tentang menggambar segi n beraturan 3) Guru mengajak siswa untuk membersihkan ruangan kelas 4) Guru meminta siswa untuk duduk ketempat masing-masing 5) Salah satu siswa memimpin doa untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran pada hari ini 6) Siswa memberi salam kepada guru dan meninggalkan ruang kelas dengan tertib 9.3. Pertemuan ke-3 (2 x 45 menit) Kegiatan awal (10 menit) : 1) Guru memberikan soal pretest kepada siswa yang sudah masuk kedalam ruang kelas sebelum bel masuk berbunyi 2) Siswa masuk kedalam kelas dengan menggunakan pakaian yang rapi dan duduk sesuai nomor absen 3) Ketua kelas memimpin doa sebelum kegiatan belajar berlangsung 4) Guru memberikan salam dan mengabsen siswa serta menanyakan siswa yang tidak hadir 5) Guru membagikan kertas gambar kepada siswa dibantu beberapa siswa 6) Merefresh siswa pada materi yang sebelumnya tentang membagi sudur Kegiatan inti (70 menit) : a. Mengorientasi siswa pada masalah 1) Guru menjelaskan logistik yang dibutuhkan dan tujuan dari pembelajaran dengan model Problem Based Learing dan memotivasi siswa dengan menunjukkan hasil gambar dari kakak kelasnya dulu
158
2) Siswa mengamati gambar dari kakak kelas terdahulu untuk mencari beberapa permasalahan 3) Tanya jawab tentang gambar yang sudah diamati b. Mengorganisasi peserta didik 1) Siswa duduk sesuai dengan nomor absen 2) Mengelompokkan siswa yang masih kurang paham c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok 1) Guru meminta siswa terlebih dahulu mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dan membaca refrensi tentang materi yang akan disampaikan, misalnya bagaimana cara menggambar garis yang benar dan sesuai ketentuan gambar teknik 2) Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan tentang langkah-langkah menggambar segi n beraturan 3) Guru menanyakan kepada siswa apakah materi yang disampaikan sudah dimengerti apa belum d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 1) Guru memberikan lembar tugas kepada siswa dengan membagi lembar tugas pada masing-masing siswa 2) Guru
membantu
siswa
yang
masih
kesusahan
dalam
menyelesaikan tugas menggambar dengan cara memberikan tutor 3) Ditengah-tengah pembelajaran guru menanyakan dan menjawab hal-hal kepada siswa tentang pemahaman yang telah disampaikan 4) Guru meluruskan dan membantu siswa ketika kesulitan memahami gambar dengan pendekatan individu e. Menganalisis dan mengevaluasi hasil belajar 1) Siswa mengumpulkan hasil gambar yang tekah selesai kepada guru dan guru menyusun hasil gambar siswa secara rapi 2) Guru melakukan penilaian terhadap beberapa gambar yang sudah selesai untuk mengetahui seberapa besar pemahaman terhadap tugas menggambar segi n beraturan
159
3) Guru menayakan lagi pada siswa tentan kesulitan yang dihadapi ketika menggambar segi n beraturan 4) Guru membatu siswa merefleksi hasil dari tugas yang telah diselesaikan Kegiatan penutup (10 menit) : 1) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang masih kurang atau belum terlihat begitu aktif dalam mengikuti kegiatan belajar 2) Guru menjelaskan kepada siswa tentang materi yang akan diajaran pada pertemuan berikutnya tentang menggambar elips 3) Guru mengajak siswa untuk membersihkan ruangan kelas 4) Guru meminta siswa untuk duduk ketempat masing-masing 5) Salah satu siswa memimpin doa untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran pada hari ini 6) Siswa memberi salam kepada guru dan meninggalkan ruang kelas dengan tertib 9.4. Pertemuan ke-4 Kegiatan awal (10 menit) : 1) Guru memberikan soal pretest kepada siswa yang sudah masuk kedalam ruang kelas sebelum bel masuk berbunyi 2) Siswa masuk kedalam kelas dengan menggunakan pakaian yang rapi dan duduk sesuai nomor absen 3) Ketua kelas memimpin doa sebelum kegiatan belajar berlangsung 4) Guru memberikan salam dan mengabsen siswa serta menanyakan siswa yang tidak hadir 5) Guru membagikan kertas gambar kepada siswa dibantu beberapa siswa 6) Merefresh siswa pada materi yang sebelumnya tentang menggambar segi n beraturan Kegiatan inti (70 menit) : a. Mengorientasi siswa pada masalah
160
1) Guru menjelaskan logistik yang dibutuhkan dan tujuan dari pembelajaran dengan model Problem Based Learing dan memotivasi siswa dengan menunjukkan hasil gambar dari kakak kelasnya dulu 2) Siswa mengamati gambar dari kakak kelas terdahulu untuk mencari beberapa permasalahan 3) Tanya jawab tentang gambar yang sudah diamati b. Mengorganisasi peserta didik 1) Siswa duduk sesuai dengan nomor absen 2) Mengelompokkan siswa yang masih kurang paham c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok 1) Guru meminta siswa terlebih dahulu mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dan membaca refrensi tentang materi yang akan disampaikan, misalnya bagaimana cara menggambar garis yang benar dan sesuai ketentuan gambar teknik 2) Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan tentang langkah-langkah menggambar elips 3) Guru menanyakan kepada siswa apakah materi yang disampaikan sudah dimengerti apa belum d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 1) Guru memberikan lembar tugas kepada siswa dengan membagi lembar tugas pada masing-masing siswa 2) Guru
membantu
siswa
yang
masih
kesusahan
dalam
menyelesaikan tugas menggambar dengan cara memberikan tutor 3) Ditengah-tengah pembelajaran guru menanyakan dan menjawab hal-hal kepada siswa tentang pemahaman yang telah disampaikan 4) Guru meluruskan dan membantu siswa ketika kesulitan memahami gambar dengan pendekatan individu e. Menganalisis dan mengevaluasi hasil belajar 1) Siswa mengumpulkan hasil gambar yang tekah selesai kepada guru dan guru menyusun hasil gambar siswa secara rapi
161
2) Guru melakukan penilaian terhadap beberapa gambar yang sudah selesai untuk mengetahui seberapa besar pemahaman terhadap tugas menggambar elips 3) Guru menayakan lagi pada siswa tentan kesulitan yang dihadapi ketika menggambar elips 4) Guru membatu siswa merefleksi hasil dari tugas yang telah diselesaikan Kegiatan penutup (10 menit) : 1) Guru memberika posttest kepada masing-masing siswa untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan yang telah diperoleh selama 4 kali pertemuan sebelumnya 2) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang masih kurang atau belum terlihat begitu aktif dalam mengikuti kegiatan belajar 3) Guru menjelaskan kepada siswa tentang materi yang akan diajaran pada pertemuan berikutnya 4) Guru mengajak siswa untuk membersihkan ruangan kelas 5) Guru meminta siswa untuk duduk ketempat masing-masing 6) Salah satu siswa memimpin doa untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran pada hari ini 7) Siswa memberi salam kepada guru dan meninggalkan ruang kelas dengan tertib 8) Memberikan apresiasi kepada siswa selama mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning
J. PENILAIAN HASIL BELAJAR 10.1. Teknik Penilaian
: Pengamatan, Tes tertulis, Penugasan
10.2. Prosedur Penilaian : Sikap, Pengetahuan, Keterampilan K. INSTRUMEN PENILAIAN 11.1. Tes
: Pretest dan Postest
11.2. Non Tes
: Check list
162
Semarang,
November 2014
Guru Pengampu,
Peneliti,
Supriyadi, S.Pd. NIP. 195605081985031008
Budi Arianto NIM. 5101410017
163
LAMPIRAN 16 RPP KELAS KONTROL
164
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok
: : : :
Pertemuan Ke
SMK NEGERI 3 SEMARANG Gambar Teknik X / Ganjil Gambar konstruksi geometris Konstruksi garis Konstruksi sudut Konstruksi lingkaran Konstruksi garis singgung Konstruksi gambar bidang : 13 sd 16
Alokasi Waktu
: 4 x 2 x 45 menit
A. KOMPETENSI INTI KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, displin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa pergaulan dunia. KI.3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan dalamprosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan teknologi, seni, budaya, dan humanioradalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah. KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang diajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan langsung.
165
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR 2.1. Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, teliti, kitis, rasa ingin tahu, inivatif dan tanggungjawab dalam menerapkan aturan garis gambar dalam menggambar konstruksi garis dan pengelompokan gambar konstruksi geometris berdasarkan bentuk konstruksi sesuai prosedur 2.1.1. Siswa mampu menunjukkan perilaku jujur, disiplin, teliti, kitis, rasa ingin tahu, inivatif dan tanggungjawab dalam menerapkan aturan garis gambar 2.1.2. Siswa mampu menunjukkan perilaku jujur, disiplin, teliti, kitis, rasa ingin tahu, inivatif dan tanggungjawab dalam menggambar konstruksi garis dengan pengelompokan gambar konstruksi geometris berdasarkan bentuk konstruksi sesuai prosedur
3.4. Mengelompokkan gambar konstruksi geometris berdasarkan bentuk konstruksi sesuai prosedur 3.4.1. Siswa mampu menjelaskan pengelompokan gambar konstruksi geometris berdasarkan bentuk sesuai prosedur
4.4. Menyajikan gambar konstruksi geometris berdasarkan bentuk konstruksi sesuai prosedur 4.4.1. Siswa mampu menggambar sebuah garis dapat digambar dalam beberapa bentuk 4.4.2. Siswa mampu menggambar sebuah sudut dapat dibentuk, dibagi menjadi beberapa 4.4.3. Siswa mampu menggambar sebuah lingkaran dapat digambar menjadi segi N beraturan 4.4.4. Siswa mampu menggambar sebuah garis singgung dapat digambar dengan menggunakan dua buah lingkaran 4.4.5. Siswa mampu menggambar bentuk kubus secara aksonometri, kabinet, militer
166
C. TUJUAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN KE
TUJUAN 1. Melalui
13
14
15
16
penugasan dan latihan siswa mampu menggambar sebuah garis dan sudut dapat dibentuk, dibagi menjadi beberapa 1. Melalui penugasan dan latihan siswa mampu menggambar sebuah lingkaran dapat digambar menjadi segi N beraturan 1. Melalui penugasan dan latihan siswa mampu menggambar sebuah garis singgung dapat digambar dengan menggunakan dua buah lingkaran 1. Melalui penugasan dan latihan siswa mampu menggambar bentuk kubus secara aksonometri, kabinet, militer
D. MATERI PEMBELAJARAN 1. Mengenali bermacam bentuk geometris, isometric dan sudut a. Macam-macam bentuk geometris b. Macam-macam bentuk isometric c. Macam macam sudut 2. Menggambar bentuk geometris a. Menggambar bentuk segtitga b. Menggambar bentuk lingakaran c. Menggambar bentuk persegi d. Menggambar bentuk segi n e. Menggambar lingkaran f. Menggambar elips E. METODE DAN STRATEGI PEMBELAJARAN Metode pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, pemberian tugas, pengamatan Strategi pembelajaran : Pendekatan Scientific F. MEDIA PEMBELAJARAN LCD dan Laptop
167
PapanTulis, spidol Lembar kerja sisiwa Lembar penilaian G. SUMBER BELAJAR Soeparno. GambarTeknik. PPPG Teknologi Bandung. 2005. Teknik Menggambar Bangunan 1 tahun 1977. Buku referensi dan artikel yang sesuai H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dimuka, langkahlangkah pembelajaran dirancang agar dapat diselesaikan dalam 4 kali tatap muka ( 4 x 2 jam x 45 Menit ) dengan strategi pembelajaran sebagai berikut : Pertemuan Ke : 13 ( 1 x 2 Jam x 45 Menit ) KEGIATAN: 1. Awal : (10 menit) Disampaikan kepada siswa sebelum mulai belajar selalu berdoa untuk selalu dituntun dalam mencari ilmu Allah (religius) Guru memberi salam dan menanyakan apakah ada siswa yang tidak masuk sekolah , kebersihan, kelengkapan dan kerapian kelas. (peduli) Siswa diminta menjelaskan pengelompokan gambar konstruksi geometris berdasarkan bentuk sesuai prosedur dari pertemuan sebelumnya (tanggung jawab) Siswa diminta mengumpulkan tugas gambar dari pertemuan sebelumnya (tanggung jawab) Disampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang harus dicapai pada pertemuan ini (jujur, rasa ingin tahu) Guru memotivasi bahwa materi ini sangat penting untuk siswa Teknik Bangunan Disampaikan pada siswa untuk menguasai materi ini harus selalui teliti dan selalu menggunakan segitiga dengan benar (kerja kesar dan peduli) 2. Inti : (60 menit) Eksplorasi Membaca referensi untuk mengidentifikasi dan menggambar sebuah garis dan sudut dapat dibentuk, dibagi menjadi beberapa Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar lain Memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa
168
Elaborasi Memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir, menganalisis dan bertindak Memfasilitasi siswa untuk berkompetensi Memfasilitasi siswa dalam melakukan kegiatan Tanya jawab tentang menggambar sebuah garis dan sudut dapat dibentuk, dibagi menjadi beberapa Pemberian tugas mengenai menggambar sebuah garis dan sudut dapat dibentuk, dibagi menjadi beberapa Konfirmasi Menjawab dan menanyakan hal-hal yang belum diketahui siswa mengenai materi Bersama dengan siswa meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan 3. Akhir (20 menit) Guru menanyakan pada siswa apakah ada kesulitan/hambatan dari apa yang telah dipelajari hari ini (jujur) Sendiri dan atau bersama sama dengan siswa membuat rangkuman / kesimpulan pelajaran Guru memberi motivasi siswa yang kurang atau belum aktif untuk bisa tetap senang belajar Guru melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan pemberian tugas secara inividu / kelompok Guru mengajak siswa untuk membersihkan lingkungan bangkunya masing-masing Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam
Pertemuan Ke : 14 ( 1 x 2 Jam x 45 Menit ) KEGIATAN: 1. Awal : (10 menit) Disampaikan kepada siswa sebelum mulai belajar selalu berdoa untuk selalu dituntun dalam mencari ilmu Allah (religius) Guru memberi salam dan menanyakan apakah ada siswa yang tidak masuk sekolah , kebersihan, kelengkapan dan kerapian kelas. (peduli)
169
Siswa diminta mengumpulkan tugas gambar dari pertemuan sebelumnya (tanggung jawab) Disampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang harus dicapai pada pertemuan ini (jujur, rasa ingin tahu) Guru memotivasi bahwa materi ini sangat penting untuk siswa Teknik Bangunan Disampaikan pada siswa untuk menguasai materi ini harus selalui teliti dan selalu menggunakan segitiga dengan benar (kerja kesar dan peduli) 2. Inti : (60 menit) Eksplorasi Membaca referensi untuk mengidentifikasi dan menggambar sebuah lingkaran dapat digambar menjadi segi N beraturan Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar lain Memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa Elaborasi Memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir, menganalisis dan bertindak Memfasilitasi siswa untuk berkompetensi Memfasilitasi siswa dalam melakukan kegiatan Tanya jawab tentang menggambar sebuah lingkaran dapat digambar menjadi segi N beraturan Pemberian tugas mengenai menggambar sebuah lingkaran dapat digambar menjadi segi N beraturan Konfirmasi Menjawab dan menanyakan hal-hal yang belum diketahui siswa mengenai materi Bersama dengan siswa meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan 3. Akhir (20 menit) Guru menanyakan pada siswa apakah ada kesulitan/hambatan dari apa yang telah dipelajari hari ini (jujur) Sendiri dan atau bersama sama dengan siswa membuat rangkuman / kesimpulan pelajaran Guru memberi motivasi siswa yang kurang atau belum aktif untuk bisa tetap senang belajar
170
Guru melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan pemberian tugas secara inividu / kelompok Guru mengajak siswa untuk membersihkan lingkungan bangkunya masing-masing Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam
Pertemuan Ke : 15 ( 1 x 2 Jam x 45 Menit ) KEGIATAN: 1. Awal : (10 menit) Disampaikan kepada siswa sebelum mulai belajar selalu berdoa untuk selalu dituntun dalam mencari ilmu Allah (religius) Guru memberi salam dan menanyakan apakah ada siswa yang tidak masuk sekolah , kebersihan, kelengkapan dan kerapian kelas. (peduli) Siswa diminta mengumpulkan tugas gambar dari pertemuan sebelumnya (tanggung jawab) Disampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang harus dicapai pada pertemuan ini (jujur, rasa ingin tahu) Guru memotivasi bahwa materi ini sangat penting untuk siswa Teknik Bangunan Disampaikan pada siswa untuk menguasai materi ini harus selalui teliti dan selalu menggunakan segitiga dengan benar (kerja kesar dan peduli) 2. Inti : (60 menit) Eksplorasi Membaca referensi untuk mengidentifikasi dan menggambar sebuah garis singgung dapat digambar dengan menggunakan dua buah lingkaran Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar lain Memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa Elaborasi Memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir, menganalisis dan bertindak Memfasilitasi siswa untuk berkompetensi Memfasilitasi siswa dalam melakukan kegiatan
171
Tanya jawab tentang menggambar sebuah garis singgung dapat digambar dengan menggunakan dua buah lingkaran Pemberian tugas mengenai menggambar sebuah garis singgung dapat digambar dengan menggunakan dua buah lingkaran Konfirmasi Menjawab dan menanyakan hal-hal yang belum diketahui siswa mengenai materi Bersama dengan siswa meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan 3. Akhir (20 menit) Guru menanyakan pada siswa apakah ada kesulitan/hambatan dari apa yang telah dipelajari hari ini (jujur) Sendiri dan atau bersama sama dengan siswa membuat rangkuman / kesimpulan pelajaran Guru memberi motivasi siswa yang kurang atau belum aktif untuk bisa tetap senang belajar Guru melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan pemberian tugas secara inividu / kelompok Guru mengajak siswa untuk membersihkan lingkungan bangkunya masing-masing Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam
Pertemuan Ke : 16 ( 1 x 2 Jam x 45 Menit ) KEGIATAN: 1. Awal : (10 menit) Disampaikan kepada siswa sebelum mulai belajar selalu berdoa untuk selalu dituntun dalam mencari ilmu Allah (religius) Guru memberi salam dan menanyakan apakah ada siswa yang tidak masuk sekolah , kebersihan, kelengkapan dan kerapian kelas. (peduli) Siswa diminta mengumpulkan tugas gambar dari pertemuan sebelumnya (tanggung jawab) Disampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang harus dicapai pada pertemuan ini (jujur, rasa ingin tahu) Guru memotivasi bahwa materi ini sangat penting untuk siswa Teknik Bangunan
172
Disampaikan pada siswa untuk menguasai materi ini harus selalui teliti dan selalu menggunakan segitiga dengan benar (kerja kesar dan peduli) 2. Inti : (60 menit) Eksplorasi Membaca referensi untuk mengidentifikasi dan menggambar bentuk kubus secara aksonometri, kabinet, militer Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar lain Memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa Elaborasi Memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir, menganalisis dan bertindak Memfasilitasi siswa untuk berkompetensi Memfasilitasi siswa dalam melakukan kegiatan Tanya jawab tentang menggambar bentuk kubus secara aksonometri, kabinet, militer Pemberian tugas mengenai menggambar bentuk kubus secara aksonometri, kabinet, militer Konfirmasi Menjawab dan menanyakan hal-hal yang belum diketahui siswa mengenai materi Bersama dengan siswa meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan 3. Akhir (20 menit) Guru menanyakan pada siswa apakah ada kesulitan/hambatan dari apa yang telah dipelajari hari ini (jujur) Sendiri dan atau bersama sama dengan siswa membuat rangkuman / kesimpulan pelajaran Guru memberi motivasi siswa yang kurang atau belum aktif untuk bisa tetap senang belajar Guru melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan pemberian tugas secara inividu / kelompok Guru mengajak siswa untuk membersihkan lingkungan bangkunya masing-masing
173
Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam I.
PENILAIAN HASIL BELAJAR Teknik Penilaian : Pengamatan, Tes tertulis, Penugasan Prosedur Penilaian : Sikap, Pengetahuan, Ketrampilan
J.
INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR Tes tertulis Kepala Sekolah,
Guru Pengampu
Drs. Samiran, M.T.
Supriyadi, S.Pd.
NIP. 196402061988031010
NIP. 195605081985031008
174
LAMPIRAN 17 JUDGEMENT INSTRUMEN
175
176
177
178
LAMPIRAN 18 SURAT-SURAT PENELITIAN
179
180
181
182