PENINGKATAN HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BATU DALAM PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA RUANG PRAKTIK DENGAN METODE PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (PENGAJARAN LANGSUNG) SISWA KELAS XI TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON (TKBB) DI SMK NEGERI 2 SALATIGA
Skripsi diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan
Oleh Triyasa Gumilang NIM.5101410013
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 1
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO 1. Keridhaan Allah tergantung keridhaan orang tua, dan murka Allah tergantung murka orang tua. 2. You don’t have to be great to start, but you have to start to be great 3. I have not FAILED, I have just found 10.000 ways that won’t work. 4. Hidup itu sulit? Ini hidupmu! Stop tuntut kemudahan. Mempermudah hidupmu adalah tugasmu! Setiap orang punya kesulitan sendiri. Kamu wajib mempermudah hidupmu sendiri! PERSEMBAHAN 1. Ibuku Tercinta, Indun Sri Rahayu. 2. Budheku Tercinta, Sri Mulyani, Keluarga Besarku, Kasiyo. 3. Sahabat-sahabatku, Ramayana Sidabutar, Elis Dwi Lestari, Teguh Nur Irsiawan, Chandra Mustika, Ginanjar Septiarno, Kukuh Budi Prasetia, Nurseha Dewanto, Masion Honas Prayudha. 4. Teman-teman PTB 2010. 5. Semua pihak yang telah membantu dan meluangkan waktu sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.
v
ABSTRAK Triyasa Gumilang. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Konstruksi Batu dalam Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Ruang Praktik dengan Metode Pembelajaran Direct Instruction (Pengajaran Langsung) Siswa Kelas XI Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB) di SMK Negeri 2 Salatiga. Skripsi. Pendidikan Teknik Bangunan. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Kata kunci: Direct Instruction Mata pelajaran konstruksi batu SMK kelas XI semester I menurut Kurikulum 2013 adalah materi identifikasi peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan bangunan air. Siswa dituntut mampu mengidentifikasi peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan bangunan air serta cara penggunaanya. Diperlukan metode penyampaian materi yang tepat, yang dapat memberdayakan siswa baik dari segi akademik maupun kecakapan sosial, dapat memecahkan masalah dengan sifat terbuka dan suatu pembelajaran yang lebih tepat dan menarik, pemanfaatan sarana dan prasarana sebagai pendukung kegiatan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) peningkatan keaktifan siswa dalam bertanya menggunakan metode pembelajaran Direct Instruction (2) peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Direct Instruction (3) kelayakan sarana dan prasarana ruang praktik konstruksi batu. Direct Instruction adalah model pembelajaran berpusat pada guru yang memiliki lima langkah: menetapkan tujuan, penjelasan dan/atau demonstrasi, panduan praktek, umpan balik, dan perluasan praktek. Pelajaran dalam pengajaran langsung memerlukan perencanaan yang hati-hati oleh guru dan lingkungan belajar yang menyenangkan dan berorientasi tugas. Model pembelajaran Direct Instruction memberikan kesempatan siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan apa yang dimodelkan gurunya. Oleh karena itu hal penting yang harus diperhatikan dalam menerapkan model pengajaran langsung adalah menghindari menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini terdiri atas dua siklus, tiap siklus terdiri dari atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil siklus I menunjukan bahwa proses pembelajaran Direct Instruction masih belum maksimal antara lain: (a) keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang (b) siswa masih kurang terfokus dalam kegiatan pembelajaran (c) rata-rata hasil belajar siswa belum memenuhi KKM 75. Pelaksanaan pembelajaran Direct Instruction pada siklus II sudah sangat baik yaitu: (a) keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat dari 33,3% menjadi 79,62% (b) siswa sudah mulai terfokus yaitu dari 5,56% menjadi 89% (c) rata-rata hasil belajar siswa telah memenuhi KKM yaitu 74,33 menjadi 87,89.
vi
Metode pembelajaran Direct Instruction dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam bertanya, rata-rata keaktifan siswa pada siklus I sebesar 16,7% dan siklus II sebesar 83%, jadi peningkatan rata-rata keaktifan siswa sebesar 66,3% Meningkatkan hasil belajar siswa rata-rata pada siklus I sebesar 74,33 dan siklus II sebesar 87,89, jadi peningkatan rata-rata hasil belajar sebesar 13,56. Ketuntasan belajar siswa siklus I sebesar 50% dan siklus II sebesar 94,4%, jadi peningkatan ketuntasan belajar siswa sebesar 44,4%. Penggunaan metode Direct Instruction dapat meningkatkan keaktifan siswa serta hasil belajar dan sebaiknya guru setelah penelitian ini dapat menerapkan metode pembelajaran tersebut untuk melakukan kegiatan belajar mengajar pada materi jenis, fungsi, spesifikasi, perawatan, dan teknik menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan bangunan air.
vii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidyah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Dalam Pemanfaatan Sarana Dan Prasarana Ruang Praktik Dengan Metode Direct Instruction (Pengajaran Langsung) Siswa Kelas XI Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB) Di SMK Negeri 2 Salatiga”. Berkat bimbingan, dorongan serta arahan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Drs. Harijadi Gunawan BW, M.Pd, Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu, bimbingan, dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.
2.
Drs. Lashari, M.T, Penguji I yang telah memberikan waktu, kritik dan saran dalam menyelesaikan skripsi.
3.
Drs. Supriyono, M.T, Penguji II yang telah memberikan waktu, kritik, dan saran dalam menyelesaikan skripsi.
4.
Yulianto, S.T, Guru Pengampu Mata Pelajaran Konstruksi Batu kelas XI TKBB SMK Negeri 2 Salatiga yang telah memberikan waktu, bimbingan dalam melaksanakan penelitian di SMK Negeri 2 Salatiga.
5.
Semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya skripsi ini.Penulis juga menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis
viii
ix
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL/ COVER ....................................................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii LEMBAR KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... v ABSTRAK/ ABSTRACT ........................................................................... vi KATA PENGANTAR ............................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................. x DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 1.1.Latar Belakang .................................................................................. 1 1.2.Rumusan Masalah ............................................................................. 4 1.3.Batasan Masalah ............................................................................... 4 1.4.Tujuan Penelitian .............................................................................. 5 1.5.Manfaat Penelitian ............................................................................ 5 1.6.Sistematika Skripsi............................................................................ 6 BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 8 2.1.Hakikat Pembelajaran ........................................................................ 8 2.2.Keaktifan Siswa dalam Bertanya ....................................................... 9 2.3.Hasil Belajar ..................................................................................... 10 2.4.Mata Pelajaran Konstruksi Batu ...................................................... 10 2.5.Ruang Praktik Konstruksi Batu Beton ............................................. 11 2.6.PERMENDIKNAS No 40 Tahun 2008 ........................................... 12 2.7.Metode Pembelajaran ....................................................................... 16 2.8.Metode Pembelajaran Direct Instruction ......................................... 17 2.9.Kerangka Berfikir............................................................................. 23
x
2.10. Rumusan Hipotesis ........................................................................ 25 BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 26 3.1.Subjek Penelitian.............................................................................. 26 3.2.Desain Penelitian .............................................................................. 26 3.3.Variabel Penelitian ........................................................................... 32 3.4.Pengumpulan Data ........................................................................... 32 1. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 32 2. Instrumen Penelitian................................................................... 33 3. Uji Coba Instrumen Penelitian ................................................... 34 3.5.Analisis Data .................................................................................... 38 1. Data Hasil Tes ............................................................................ 38 2. Data Hasil Observasi .................................................................. 39 3. Indikator Keberhasilan ............................................................... 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 40 4.1.Pra Penelitian .................................................................................. 40 4.2.Hasil Penelitian ............................................................................... 41 1. Desain Metode pembelajaran Direct Instruction ....................... 41 2. Penerapan Metode pembelajaran Direct Instruction ................. 42 3. Data Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Direct Instruction56 4.3.Pembahasan ..................................................................................... 61 BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 73 5.1.Simpulan ......................................................................................... 73 5.2.Saran ............................................................................................... 74 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 76 LAMPIRAN ................................................................................................ 78
xi
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
2.1. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang Praktik Program Keahlian Teknik Batu Beton .............................................................. 13 2.2. Standar Sarana pada Area Keja Batu Beton ....................................... 14 2.3. Standar Sarana pada Ruang Kerja Pemasangan Batu dan Beton ....... 15 2.4. Standar Sarana pada Ruang Praktik Penyimpanan dan Instruktur ..... 15 4.1. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ...................................................... 40 4.2. Ringkasan Permasalahan dalam Siklus I ............................................ 50 4.3. Ringkasan Refleksi Siklus II .............................................................. 55 4.4. Hasil Tes Kelas XII TKBB pada Siklus I ........................................... 56 4.5. Hasil Observasi Kelas XI TKBB pada Siklus I .................................. 58 4.6. Hasil Tes Kelas XI TKBB pada Siklus II ........................................... 59 4.7. Hasil Observasi Kelas XI TKBB pada Siklus II ................................. 60
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
3.1. Diagram Alur Penelitian ..................................................................... 27 4.1. Desain Model Pembelajaran Direct Instruction .................................. 41 4.2. Penerapan pembelajaran Direct Instruction ........................................ 43 4.3. Peningkatan Rata-rata Hasil Tes Siklus I dan Siklus II ...................... 64 4.4. Peningkatan Ketuntasan Belajar Siklus I dan Siklus II ...................... 65 4.5. Peningkatan Rata-rata Hasil Tes Keseluruhan ................................... 66 4.6. Peningkatan Ketuntasan Siswa Keseluruhan ...................................... 67 4.7. Peningkatan Hasil Observasi Belajar Siklus I dan Siklus II ............... 68 4.8. Rata-rata Hasil Observasi Keseluruhan Siklus I dan Siklus II ........... 69
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1.
Daftar Siswa Kelas XI TKBB SMK Negeri 2 Salatiga ........................ 78
2.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)........................................... 79
3.
Kisi-kisi Instrumen Soal Uji Coba ........................................................ 93
4.
Soal Tes Uji Coba ................................................................................. 94
5.
Kunci Jawaban Soal Tes Uji Coba ........................................................ 97
6.
Tabel Analisis Soal Instrumen ............................................................ 103
7.
Perhitungan Validitas Butir Soal Instrumen ....................................... 104
8.
Perhitungan Reliabilitas Butir Soal Instrumen.................................... 110
9.
Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal Instrumen ....................... 114
10. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Sarana Prasarana metode Observasi .. 118 11. Pedoman Penelitian Kelayakan Sarana dan Prasarana metode Observasi ............................................................................................. 119 12. Hasil Penelitian Kelayakan Sarana dan Prasarana metode Observasi ............................................................................................. 123 13. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Sarana Prasarana metode Wawancara 127 14. Pedoman Penelitian Kelayakan Sarana dan Prasarana metode Wawancara .......................................................................................... 128 15. Hasil Penelitian Kelayakan Sarana dan Prasarana metode Wawancara .......................................................................................... 130 16. Kisi-kisi Instrumen Soal Siklus I ........................................................ 132 17. Soal Tes Siklus I ................................................................................. 133
xiv
18. Kunci Jawaban Soal Tes Siklus I ........................................................ 135 19. Kisi-kisi Instrumen Soal Siklus II ....................................................... 136 20. Soal Tes Siklus II ................................................................................ 137 21. Kunci Jawaban Soal Tes Siklus II....................................................... 139 22. Lembar Observasi Penelitian Siklus I dan Siklus II ........................... 142 23. Daftar Nilai Siklus I ............................................................................ 143 24. Daftar Nilai Siklus II ........................................................................... 144 25. Lembar Hasil Observasi Siklus I ........................................................ 145 26. Lembar Hasil Observasi Siklus II ....................................................... 146 27. Foto Dokumentasi Penelitian di SMK Negeri 2 Salatiga ................... 147
xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah ada tiga variabel yang saling berkaitan. Ketiga variabel tersebut adalah kurikulum, guru dan proses belajar mengajar. Dalam hal ini guru menempati kedudukan sentral sebab peranannya sangat menentukan. Guru harus mampu menerjemahkan nilainilai yang ada dalam kurikulum kemudian mentransformasikan nilai-nilai tersebut kepada siswa melalui proses belajar mengajar di sekolah (Nana Sujana, 1987:1). Mata pelajaran konstruksi batu SMK kelas XI semester I menurut Kurikulum 2013 adalah materi identifikasi peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan bangunan air. Pada materi identifikasi peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan bangunan air, siswa dituntut mampu mengidentifikasi peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan bangunan air serta cara penggunaanya. Dengan demikian diperlukan metode penyampaian materi yang tepat, yang dapat memberdayakan siswa baik dari segi akademik maupun kecakapan sosial, dapat memecahkan masalah dengan sifat terbuka dan suatu pembelajaran yang lebih tepat dan menarik, pemanfaatan sarana dan prasarana sebagai pendukung kegiatan pembelajaran, sehingga tujuan pendidikan dengan kurikulum 2013 dapat tercapai.
1
Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah metode pembelajaran Direct Instruction (pengajaran langsung). Metode pengajaran langsung secara khusus dirancang untuk mempromosikan belajar siswa dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat diajarkan secara langkah-demi-langkah. (Arends 2001:147. Guru yang menggunakan metode pengajaran langsung tersebut bertanggung jawab dalam mengidentifikasi tujuan pembelajaran, struktur materi
dan
ketrampilan
dasar
yang
akan
diajarkan.
Kemudian
menyampaikan pengetahuan kepada siswa, memberikan pemodelan/ demonstrasi,
memberikan
kesempatan
pada
siswa
untuk
berlatih
menerapkan konsep/ ketrampilan yang telah dipelajarai, dan memberikan umpan balik. Cara yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi masalah di atas yaitu dengan memberikan pendekatan ilmiah (scientific). Pendekatan ilmiah (Scientific) merupakan konsep dasar yang menginspirasi perumusan metode mengajar dengan dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Pendekatan ilmiah (Scientific) merupakan bagian dari pendekatan pendagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang melandasi penerapan metode ilmiah. Penerapan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran tidak hanya fokus pada bagaimana mengembangkan kompetensi siswa dalam melakukan observasi atau eksperimen, namun bagaimana mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan berfikir sehingga dapat mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya.
2
Melalui metode pembelajaran Direct Instruction (pengajaran langsung)
dan
pendekatan Scientific, maka pada penelitian ini akan
diterapkan pada pokok bahasan identifikasi peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan bangunan air. Diharapkan akan menarik perhatian siswa, sehingga siswa mudah menerima dan mengingat materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya sesuai dengan nilai kriteria ketuntasan minimal. Berlatar belakang dari uraian di atas, dan untuk mengetahui keaktifan siswa, peningkatan hasil belajar dan pemanfaatan sarana dan prasarana ruang praktik program keahlian teknik konstruksi batu beton maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai “PENINGKATAN HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BATU DALAM PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA RUANG PRAKTIK DENGAN METODE DIRECT INSTRUCTION (PENGAJARAN LANGSUNG) SISWA KELAS XI TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON (TKBB) di SMK NEGERI 2 SALATIGA “.
3
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang tersirat, permasalahan yang diuraikan diatas timbul suatu pemikiran untuk melakukan penelitian tentang : 1.
Apakah penerapan
metode pembelajaran Direct Instruction dapat
meningkatkan keaktifan siswa pada saat
proses pembelajaran
Konstruksi Batu kelas XI SMK Negeri 2 Salatiga? 2.
Adakah peningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Direct Instruction pada mata pelajararan Konstruksi Batu siswa kelas XI SMK Negeri 2 Salatiga ?
3.
Bagaimanakah tingkat kelayakan sarana dan prasarana ruang praktik konstruksi batu beton SMK Negeri 2 Salatiga?
1.3
Batasan Masalah Mengingat luasnya permasalahan yang diidentifikasikan dari latar belakang dan identifikasi masalah, agar permasalahan menjadi efektif jelas dan terpusat serta tujuan penelitian dapat tercapai, maka penelitian ini dibatasi pada upaya mengetahui keaktifan siswa, peningkatan hasil belajar, kelayakan sarana dan prasarana, pemanfaatan sarana dan prasarana ruang praktik. Penelitian ini akan dilakukan pada mata pelajaran Konstruksi Batu kelas XI Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton SMK Negeri 2 Salatiga Pada Semester Gasal Tahun ajaran 2014/2015.
4
Batasan masalah diterapkan untuk menghindari perkembangan permasalahan yang terlalu luas. Batasan masalah dalam penelitian ini meliputi : 1.
Keaktifan siswa dalam penelitian ini dibatasi pada aktif mencatat materi, aktif bertanya, dan aktif mengajukan ide.
2.
Peningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Direct Instruction harus memenuhi nilai KKM yaitu 75.
3.
Sarana dan Prasarana ruang paktik konstruksi batu beton SMK Negeri 2 Salatiga.
1.4
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan penelitian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa tujuan penelitian untuk memperoleh hasil temuan sebagai berikut : 1.
Mengetahui peningkatan keaktifan siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Direct Instruction.
2.
Mengetahui peningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode belajar Direct Instruction.
3.
Untuk mengetahui kelayakan sarana dan prasarana ruang praktik konstruksi batu SMK Negeri 2 Salatiga.
1.5
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi pendidik, peserta didik, penulis, dan semua pihak yang terkait dengan dunia pendidikan, adapun manfaatnya :
5
1. Bagi Guru Mata Pelajaran Konstruksi Batu Penelitian ini dapat memberikan masukan-masukan kepada guru agar dapat menerapkan strategi pembelajaran selain ceramah yang lebih bervariasi sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dalam rangka meningkatkan motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Bagi Siswa SMK Negeri 2 Salatiga Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi siswa agar tercipta kebiasaan-kebiasaan positif seperti aktif dalam kegiatan belajar mengajar, bersosialisasi, mengemukakan pendapat, dan sebaginya. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini akan memberi manfaat karena peneliti akan lebih mengetahui permasalahan-permasalahan yang timbul dalam kegiatan belajar mengajar khususnya dalam model pembelajaran Direct Instruction dan sebagai bekal bagi peneliti untuk menjadi tenaga pendidik di masa yang akan datang. 1.6
Sistematika Skripsi Secara garis besar penulisan skripsi ini dibagi ini menjadi 3 bagian yaitu bagian awal, isi, dan bagian akhir. 1.
Bagian awal Bagian awal skripsi meliputi: judul, abstrak, lembar pengesahan, motto, dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.
6
2.
Bagian isi Isi skripsi disajikan dalam lima bab dengan beberapa sub bab pada tiap babnya. BAB I : Pendahuluan Pada bab ini berisi gambaran mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II : Landasan Teori Bagian
ini
mengemukakan
tentang
landasan
teori
yang
mendukung dalam pelaksanaan penelitian. BAB III : Metode Penelitian Berisi tentang tempat dan waktu penelitian, metode penelitian dan teknik pengumpulan data. BAB IV : Hasil Penelitian Dan Pembahasan Pada
bab
ini
mencakup
analisis
data
penilitian
serta
pembahasannya. BAB V : Penutup Berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang relevan dengan penelitian yang telah dilaksanakan. 3. Bagian akhir Bagian akhir skripsi berisikan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
7
BAB II LANDASAN TEORI 1.7
Hakikat Pembelajaran Pembelajaran dilakukan secara sadar dan sengaja, oleh karena itu pembelajaran pasti mempunyai tujuan. Pembelajaran diartikan sebagai usaha untuk mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan siswa dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi yaitu tujuan instruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa yang harus memainkan peranan serta ada hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana prasarana belajar dan mengajar yang tersedia (Usman,2000:6). Ciri-ciri
pembelajaran
(TIM
MKDK,
2000:2005)
dapat
dikemukakan sebagai berikut: 1.
Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.
2.
Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar.
3.
Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa.
4.
Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa.
5.
Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu yang tepat dan menarik.
8
6.
Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara fisik maupun psikologis.
1.8
Keaktifan Siswa dalam Bertanya Dalam kegiatan proses pembelajaran sangat dituntut keaktifan siswa, dimana siswa adalah subjek yang banyak melakukan kegiatan, sedangkan guru lebih banyak membimbing dan mengarahkan. Menurut Raka Joni (1992: 19-20)
menjelaskan bahwa keaktifan siswa dalam
kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan manakala : (1) pembelajaran yang dilakukan lebih
berpusat pada siswa, (2) guru berperan sebagai
pembimbing supaya terjadi pengalaman dalam belajar (3) tujuan kegiatan pembelajaran tercapai kemampuan minimal siswa (kompetensi dasar), (4) pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas siswa, meningkatkan kemampuan minimalnya, dan mencapai siswa yang kreatif serta mampu
menguasai konsep-konsep, dan (5) melakukan
pengukuran secara kontinu dalam berbagai aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti : sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya.
9
1.9
Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada yang dipelajari oleh pembelajar. Jika pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep (Anni, 2004:4). Untuk memberikan informasi mengenai tingkat penguasaan pelajaran yang diberikan selama proses belajar mengajar berlangsung digunakan alat ukur berupa tes dalam suatu proses evaluasi. Salah satu tes yang dapat melihat pencapaian hasil belajar siswa adalah dengan melakukan tes prestasi belajar. Tes prestasi belajar yang dilaksanakan oleh siswa memiliki peranan penting, baik bagi guru ataupun bagi siswa yang bersangkutan. Bagi guru, tes prestasi belajar dapat mencerminkan sejauh mana materi pelajaran dalam proses belajar dapat diikuti dan diserap oleh siswa sebagai tujuan instruksional. Bagi siswa tes prestasi belajar bermanfaat untuk mengetahui sebagai mana kelemahan-kelemahannya dalam mengikuti pelajaran.
1.10 Mata Pelajaran Konstruksi Batu Mata pelajaran Konstruksi Batu merupakan salah satu mata pelajaran produktif pada program keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB) dalam struktur Kurikulum 2013 di SMK Negeri 2 Salatiga. Lebih khusus lagi mata pelajaran Konstruksi Batu ini adalah mata diklat utama yang memberikan pengetahuan dan kemampuan siswa dalam menerapkan
10
(1) Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan (2) menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan air (3) mengelola material, tenaga kerja, peralatan dan waktu (4) memeriksa bahan konstruksi batu dan batu cetak sesuai SNI (5) pengukuran dan penentuan titik duga bangunan gedung atau bangunan air (6) pemasangan bouwplank pada pekerjaan bangunan (7) penggunaan kebutuhan bahan dan pasangan konstruksi batu (8) pemasangan pondasi batu kali/ batu gunung dan batu bata, pemasangan berbagai batu bata (9) pemeriksaan kualitas hasil pekerjaan pemasangan batu (10) perawatan dan perbaikan pasangan batu. 1.11 Ruang Praktik Konstruksi Batu Beton Ruang praktik adalah tempat belajar mengajar melalui metode praktik yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejalagejala yang dapat diamati secara langsung dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam Peraturan Pememerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1980 tentang Pokok-Pokok Organisasi Universitas/Institut Negeri pengertian ruang praktik dijelaskan pada pasal 27 dan Pasal 28 (UndangUndang, 1980:7). Pasal 27 menyebutkan ruang praktik/studio adalah sarana penunjang jurusan dalam satu atau sebagian ilmu, teknologi atau seni tertentu sesuai dengan keperluan bidang studi yang bersangkutan. Pasal 28 menjelaskan, ruang praktik/studio dipimpin oleh seorang guru atau seorang tenaga pengajar yang keahliannya telah memenuhi persyaratan sesuai
11
dengan cabang ilmu, teknologi, dan seni tertentu dan bertanggungjawab langsung kepada Ketua Jurusan. 1.12 PERMENDIKNAS Nomor 40 Tahun 2008 Pada peraturan ini termuat berbagai aturan mengenai standar sarana dan prasarana yang harus dipenuhi pada setiap jurusan yang ada pada setiap lembaga pendidikan SMK/ MAK secara umum. Peraturan
ini memuat standar minimal untuk
Teknik Konstruksi Batu Beton
Ruang praktik
yaitu: (1) Luas Ruang praktik Teknik
Konstruksi Batu Beton; (2) Rasio per-peserta didik; (3) Daya tampung ruang; (4) Luas Ruang penyimpanan dan instruktur; (5) Perabot Ruang praktik Teknik Konstruksi Batu Beton; (6) Media pendidikan di Ruang praktik Teknik Konstruksi Batu Beton; dan (7) Perlengkapan Ruang praktik Teknik Konstruksi Batu Beton. Berikut data standar sarana dan prasarana ruang praktik Teknik Konstruksi Batu Beton menurut PERMENDIKNAS No. 40 Tahun 2008: a. Ruang Praktik Program Keahlian Teknik Batu Beton berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya
kegiatan
pembelajaran;
pekerjaan
dasar
konstruksi bangunan, pekerjaan pasangan batu, pekerjaan konstruksi beton sederhana, pekerjaan bekisting dan perancah, konstruksi beton bertulang. b. Luas minimum ruang praktik Program Keahlian Teknik Batu Beton adalah 304 m2 untuk menampung 32 peserta didik, yang meliputi : area
12
kerja batu dan beton 128 m2, ruang kerja pemasangan dan finishing 128 m2, ruang penyimpanan dan instruktur 48 m2. c. Ruang praktik Program Keahlian Teknik Batu Beton dilengkapi prasarana sebagaimana tercantum pada Tabel 1. Tabel 2.1. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang praktik Program Keahlian Teknik Batu Beton No. Jenis 1
2
3
Rasio
Deskripsi
Area kerja 8 m2/ peserta didik batu dan beton Ruang kerja 8 m2/ peserta didik pemasangan batu dan beton Ruang 4 m2/ peserta didik penyimpanan dan instruktur
13
Kapasitas untuk 16 peserta didik Luas minimum adalah 128 m2 Lebar minimum adalah 8 m Kapasitas untuk 16 peserta didik Luas minimum adalah 128 m2 Lebar minimum adalah 8 m Luas minimum adalah 48 m2 Lebar minimum adalah 6 m
d. Ruang praktik Program Keahlian Teknik Batu Beton dilengkapi sarana sebagaimana ercantum pada Tabel 2 dengan Tabel 3. Tabel 2.2. Standar Sarana pada Area Kerja Batu Beton No. 1 1.1 1.2 1.3
Jenis Perabot Meja kerja Kursi kerja/ stool Lemari simpan alat dan bahan
Rasio
2 2.1
Peralatan Pekerjaan penanganan 1 set/ area pekerjaan batu dan beton
3 3.1
Media Pendidikan Papan tulis
4 4.1
Perlengkapan lain Kotak kontak
4.2
Tempat sampah
1 set/ area
1 set/ area
Dekripsi Untuk minimum 16 peserta didik pada pekerjaandasar konstruksi bangunan, pekerjaan pasangan batu, pekerjaan konstruksi beton sederhana, pekerjaan bekisting dan perancah, konstruksi beton bertulang Untuk minimum 16 peserta didik pada pekerjaan dasar konstruksi bangunan, pekerjaan pasangan batu, pekerjaan konstruksi beton sederhana, pekerjaan bekisting dan perancah, konstruksi beton bertulang. Untuk mendukung minimum 16 peserta didik pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang bersifat teoritis.
Minimum 2 Untuk mendukung operasionalisasi buah/ area peralatan yang memerlukan daya listrik. Minimum 1 buah/ area
14
Tabel 2.3. Standar Sarana pada Ruang Kerja Pemasangan Batu dan Beton No. 1 1.1 1.2 1.3 2 2.1
Jenis Rasio Perabot 1 set/ ruang Meja kerja Kursi kerja/ stool Lemari simpan alat bahan Peralatan Peralatan untuk pekerjaan 1 set/ ruang pemasangan batu beton
3 3.1
Media pendidikan Papan tulis
4 4.1
Perlengkapan lain Kotak kontak
4.2
Tempat sampah
1 set/ ruang
Deskripsi Untuk minimum 16 peserta didik pada pekerjaan pemasangan batu dan beton
Untuk minimum 16 peserta didik pada pekerjaan pemasangan batu dan beton Untuk mendukung minimum 16 peserta didik pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang bersifat teoritis.
Minimum 4 buah/ Untuk mendukung ruang operasionalisasi peralatan yang memerlukan daya listrik. Mimimum 1 buah/ ruang
Tabel 2.4. Standar Sarana pada Ruang Penyimpanan dan Instruktur No. 1 1.1 1.2 1.3 1.4 2 2.1
Jenis Rasio Perabot Meja kerja 1 set/ ruang Kursi kerja Rak alat dan bahan Lemari simpan alat dan bahan Peralatan Peralatan untuk 1 set/ ruang ruang penyimpanan dan instruktur
Deskripsi Untuk minimum 12 instruktur.
Untuk minimum 12 instruktur.
3 3.1
Media pendidikan Papan data 1 buah/ ruang
4 4.1
Perlengkapan lain Kotak kontak Minimum 2 buah/ ruang
4.2
Tempat sampah
Minimum 1 buah/ ruang
15
Untuk pendataan kemajuan siswa dan ruang praktik. Untuk mendukung operasionalisasi peralatan yang memerlukan daya listrik.
1.13 Metode Pembelajaran Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran (Sudrajat, 2008). Cukup banyak jenis metode pembelajaran dengan berbagai kelebihan dan kelemahannya diantaranya yaitu SAVI, Jigsaw, quantum Learning, Tari Bambu, CORE (Connecting, Organizing, Refleting, Extending), STAD (Student Team Achievement Division), NHT (Numbered Head Together), dan lain-lain hanya saja yang paling diperhatikan dalam penggunaannya adalah kesesuaiannya. Tidak semua metode pembelajaran akan cocok dengan jenis materi pelajaran yang disajikan di depan siswa. Oleh karena itu setiap guru hendaknya pintar-pintar memilih metode atau model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang biasa digunakan atau materi pelajaran yang akan diajarkan. Salah satu metode pembelajaran yang biasa digunakan dalam pembelajaran konstruksi batu yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar berfikir, memecahkan masalah, belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan, konsep, dan keterampilannya adalah dengan menggunakan metode pembelajaran Direct Instruction (Pengajaran Langsung).
16
1.14 Metode Pembelajaran Direct Instruction a. Direct Instruction Salah satu metode pembelajaran yang biasa digunakan dalam pembelajaran konstruksi batu yang menggunakan pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh pengetahuan langkah demi langkah adalah model pengajaran langsung (Direct Intruction). Menurut Arends (2001):”A teaching model that is aimed at helping student learn basic skills and knowledge that can be taught in a step-by-step fashion. For our purposes here, the model is labeled the direct instruction model”. Artinya: “Sebuah model pengajaran yang bertujuan untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan pengetahuan yang dapat diajarkan langkah-demi-langkah. Untuk tujuan tersebut, model yang digunakan dinamakan model pengajaran langsung. Model pengajaran langsung (Direct Instruction) dilandasi oleh teori belajar perilaku yang berpandangan bahwa belajar bergantung pada pengalaman termasuk pemberian umpan balik. Satu penerapan teori perilaku dalam belajar adalah pemberian penguatan. Umpan balik kepada siswa dalam pembelajaran merupakan penguatan yang merupakan penerapan teori perilaku tersebut. Lebih lanjut Arends (2001) menyatakan: ”Direct instruction is a teacher-centered model that has five steps: establishing set, explanation and/or demonstration, guided practice, feedback, and extended practice a
17
direct instruction lesson requires careful orchestration by the teacher and a learning environment that businesslike and task-oriented”. Artinya: Pengajaran langsung adalah model berpusat pada guru yang memiliki lima langkah: menetapkan tujuan, penjelasan dan/atau demonstrasi, panduan praktek, umpan balik, dan perluasan praktek. Pelajaran dalam pengajaran langsung memerlukan perencanaan yang hati-hati oleh guru dan lingkungan belajar yang menyenangkan dan berorientasi tugas. Model pengajaran langsung memberikan kesempatan siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan apa yang dimodelkan gurunya. Oleh karena itu hal penting yang harus diperhatikan dalam menerapkan model pengajaran langsung adalah menghindari menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks. Di samping itu, model pengajaran langsung mengutamakan pendekatan deklaratif dengan titik berat pada proses belajar konsep dan keterampilan motorik, sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang lebih terstruktur. Guru yang menggunakan model pengajaran langsung tersebut
bertanggung
jawab
dalam
mengidentifikasi
tujuan
pembelajaran, struktur materi, dan keterampilan dasar yang akan diajarkan. Kemudian
menyampaikan
pengetahuan
kepada
siswa,
memberikan
pemodelan/demonstrasi, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep/keterampilan yang telah dipelajari, dan memberikan umpan balik.
18
Ciri-ciri pengajaran langsung adalah: 1. Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar. 2. Sintak atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran 3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung belangsung dan berhasilnya pengajaran Tahapan dalam metode pembelajaran Direct Instruction. Sintaks model pengajaran langsung memiliki 5 tahapan, sebagai berikut: 1. Fase Orientasi Pada fase ini guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi pelajaran yang meliputi: a. Kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa b. Mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pembelajaran c. Memberi penjelasan atau arahan mengenai kegiatan yang akan dilakukan d. Menginformasikan materi atau konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran e. Menginformasikan kerangka pelajaran f. Memotivasi siswa 2. Fase Presentasi/Demonstrasi Pada fase ini guru menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep atau keterampilan yang meliputi: a. Penyajian materi
19
b. Pemberian contoh konsep c. Pemodelan/peragaan keterampilan d. Menjelaskan ulang hal yang dianggap sulit atau kurang dimengerti oleh siswa 3. Fase Latihan Terstruktur Dalam fase ini, guru merencanakan dan memberikan bimbingan kepada siswa untuk melakukan latihan-latihan awal. Guru memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi yang salah. 4. Fase Latihan Terbimbing Pada fase ini, siswa diberi kesempatan untuk berlatih konsep dan keterampilan serta menerapkan pengetahuan atau keterampilan tersebut ke situasi kehidupan nyata. Latihan terbimbing ini dapat digunakan guru untuk mengakses kemampuan siswa dalam melakukan tugas, mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik atau tidak, serta memberikan umpan balik. Guru memonitor dan memberikan bimbingan jika perlu. 5. Fase Latihan Mandiri Siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, dan guru memberikan umpan balik bagi keberhasilan siswa. Secara umum setiap model pembelajaran mempunyai kelebihankelebihan yang membuat model pembelajaran tersebut lebih baik digunakan dibanding dengan model pembelajaran yang lainnya. Tetapi selain
20
mempunyai kelebihan-kelebihan pada setiap model pembelajaran juga ditemukan keterbatasan-keterbatasan yang merupakan kelemahannya. Model pengajaran langsung mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut: 1. Dalam model pengajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan
informasi
yang
diterima
oleh
siswa
sehingga
dapat
mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa. 2. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan kepada siswa yang berprestasi rendah sekalipun. 3. Model ini dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan. 4. Model pengajaran langsung menekankan kegiatan mendengarkan (melalui ceramah) dan kegiatan mengamati (melalui demonstrasi), sehingga membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini. 5. Model pengajaran langsung dapat memberikan tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan antara teori dan fakta. Model pengajaran langsung mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut: 1. Karena dalam model ini berpusat pada guru, maka kesuksesan pembelajaran bergantung pada guru. Jika guru kurang dalam persiapan,
21
pengetahuan, kepercayaan diri, antusiasme maka siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran akan terhambat. 2. Model pengajaran langsung sangat bergantung pada cara komunikasi guru. Jika guru tidak dapat berkomunikasi dengan baik maka akan menjadikan pembelajaran menjadi kurang baik pula. 3. Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak, model pembelajaran langsung tidak dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk cukup memproses dan memahami informasi yang disampaikan. 4. Jika terlalu sering menggunakan modelpengajaran langsung akan membuat beranggapan bahwa guru akan memberitahu siswa semua informasi yang perlu diketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajan siswa itu sendiri. 5. Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa. Kenyataannya, banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga sering melewatkan hal-hal penting yang seharusnya diketahui. b. Pendekatan Scientific Pendekatan Scientific atau yang sering disebut pendekatan ilmiah merupakan konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah.Pendekatan pembelajaran ilmiah (Scientifi Teaching) merupakan bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang melandasi penerapan metode ilmiah.
22
Penerapan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran tidak hanya fokus pada bagaimana mengembangkan kompetensi siswa dalam melakukan observasi
atau
eksperimen,
namun
bagaimana
mengembangkan
pengetahuan dan ketrampilan berfikir sehingga dapat mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya. Penerapan metode ilmiah merupakan proses berfikir logis berdasarkan fakta dan teori. Pertanyaan muncul dari pengetahuan yang telah dikuasai. Karena itu kemampuan bertanya merupakan dasar dalam mengembangkan berfikir ilmiah. Informasi baru digali untuk menjawab pertanyaan. 1.15 Kerangka Berfikir Apabila dikaji lebih lanjut berdasarkan tinjauan teori yang ada, aktivitas belajar dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Aktivitas belajar sangat berperan dalam belajar dan pembelajaran yaitu dapat menentukan penguatan belajar, memperjelas tujuan pembelajaran, serta menentukan ketekunan belajar. Dalam hal ini aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang siswa untuk mempelajari pokok bahasan jenis-jenis peralatan tangan mekanik/ listrik, fungsi, spesifikasi, perawatan peralatan, teknik mengunakan peralatan dengan menggunakan metode pembelajaran Direct Instruction melelui pendekatan Scientific. Upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa terhadap suatu materi seorang guru harus bisa memilih metode pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan
23
pendidikan yaitu ditandai dengan hasil belajar siswa
yang tinggi dan
tercapainya ketuntasan belajar baik secara individu maupun klasikal. Salah satu faktor pendukung dalam mencapai kesuksesan proses belajar mengajar di sekolah dan ruang praktik dengan lebih bermutu, maka diperlukan sebuah standar nasional, salah satunya adalah mengenai sarana dan prasarana. Salah satu isi standar sarana dan prasarana sekolah menengah kejuruan termasuk standar ruang praktik konstruksi batu beton terinci dalam lampiran Permendiknas Republik Indonesia Nomor. 40 Tahun 2008. Peneliti dapat mengambil data yang diperlukan dalam penelitian, yaitu berupa sarana, prasarana yang terdapat pada ruang praktik praktik konstruksi batu beton di Jurusan Teknik Konstruksi Batu Beton di SMK Negeri 2 Salatiga. Kemudian data kelengkapan sarana dan prasarana tersebut dibandingkan dengan standar yang telah digabungkan dan selanjutnya dianalisis tingkat ketercapaian kelayakan sarana dan prasarana pada ruang praktik praktik konstruksi batu beton berdasarkan standar tersebut. Berdasarkan kerangka berpikir diatas dengan menggunakan metode pembelajaran Direct Instruction melalui pendekatan Scientific dalam pemanfaatan sarana dan prasarana ruang praktik konstrksi batu beton diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mempelajari konstruksi batu sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal khususnya pada pokok bahasan jenis-jenis peralatan tangan
24
mekanik/
listrik,
fungsi,
spesifikasi,
perawatan
peralatan,
teknik
mengunakan peralatan. 1.16 Rumusan Hipotesis Berdasarkan permasalahan dan teori yang dikumpulkan maka hipotesis yang peneliti ajukan adalah: 1.
Ada peningkatan keaktifan siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Direct Instruction.
2.
Ada
peningkatan
hasil
belajar
dengan
menggunakan
metode
pembelajaran Direct Instruction. 3.
Semakin lengkap sarana dan prasarana ruang praktik konstruksi batu beton menurut PERMENDIKNAS No. 40 Tahun 2008 maka semakin tinggi tingkat kelayakan sarana dan prasarana ruang praktik konstruksi batu beton.
25
BAB III METODE PENELITIAN 1.17 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TKBB yang berjumlah 25 siswa di SMK Negeri 2 Salatiga. Pengambilan kelas XI TKBB sebagai subjek dalam penelitian ini berdasarkan hasil observasi dan kesepakatan dengan guru kelas yang telah dirundingkan terlebih dahulu sebelum dilakukan penelitian di kelas tersebut. 1.18 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif dengan guru-guru XI TKBB SMK Negeri 2 Salatiga, artinya dilakukan kerja sama dengan guru kelas XI TKBB SMK Negeri 2 Salatiga. Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran (Arikunto, 2010:135). Pada tahap awal dilakukan diskusi dengan guru tentang permasalahan penelitian dan menentukan rencana tindakan. Rencana tindakan yang telah disusun bersama kemudian dipraktikan oleh guru saat melakukan pembelajaran di kelas. Pada saat guru melakukan pembelajaran, dilakukan pencatatan segala sesuatu yang terjadi pada saat pembelajaran yang berhubungan dengan materi jenis, fungsi, spesifikasi, perawatan, dan
26
teknik menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan bangunan air. Penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan terdiri dari dua siklus, setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai sesuai dengan apa yang telah didesain dalam faktor yang akan diselidiki untuk dapat melihat peningkatan hasil belajar setelah tes. Prosedur penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan sebagai berikut : 1. Perencanaan (planning) 2. Pelaksanaan tindakan kelas (action) 3. Pengamatan (observation) 4. Refleksi (reflection)
Gambar 3.1. Diagram alur penelitian
27
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan dengan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II yang akan diuraikan sebagai berikut : 1. Siklus I a. Perencanaan (planning) Perencanaan dalam penelitian ini yang dilakukan adalah a) berkoordinasi dengan guru kelas XI SMK N 2 Salatiga tentang penelitian yang akan dilakukan, b) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) jenis, fungsi, spesifikasi, perawatan, dan teknik menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan bangunan air dengan model pembelajaran Direct Instruction, c) membuat instrumen penelitian, yang terdiri dari instrumen tes yang berupa soal uraian yang berjumlah 10 soal dan instrumen non tes yang berupa lembar observasi yang terdiri dari beberapa indikator diantarannya proses Direct Instruction, keaktifan siswa, perhatian siswa, kedisiplinan, penugasan dan tolak ukur keberhasilan pembelajaran, d) instrumen non tes untuk guru yang terdiri dari beberapa indikator diantaranya penguasaan materi, sistematika penyajian, penerapan model pembelajaran, penggunaan media, performance, pemberian motivasi b. Tindakan (action) Pada tahap pelaksanaan, guru melaksanakan rencana pembelajaran menggunakan model pembelajaran Direct Instruction sesuai dengan yang telah direncanakan. Selama proses pembelajaran
28
berlangsung, guru mengajar sesuai RPP yang sudah dibuat, yaitu pelajaran konstruksi batu menggunakan model pembelajaran Direct Instruction pada materi jenis, fungsi, spesifikasi, perawatan, dan teknik menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan bangunan air. Yang langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Memperkenalkan diri kepada peserta didik, memperkenalkan mata pelajaran konstuksi batu, memperkenalkan metode pembelajaran Direct Instruction Mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran yang akan dipelajari 2. Menjelaskan tujuan pembelajaran jenis, fungsi, spesifikasi, perawatan, dan teknik menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan bangunan air 3. Menjelaskan
tahapan
kegiatan
pembelajaran
dengan
menggunakan metode Direct Instruction terdiri dari orientasi, demonstrasi, latihan terstruktur, latihan terbimbing, dan latihan mandiri 4. Memberi gambaran awal tentang materi pembelajaran 5. Memberi motivasi siswa agar semangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran Memberi latihan mandiri 6. Dengan adanya alat praktek seperti molen adukan dan gerenda pemotong keramik, guru menjelaskan bagian-bagian, spesifikasi,
29
cara merawat, dan cara menggunakan alat praktek molen adukan dan gerenda pemotong keramik 7. Guru menunjukan bagian, spesifikasi molen adukan dan gerenda pemotong keramik, serta mempraktekan cara menggunakan, merawat molen adukan dan gerinda pemotong keramik 8. Guru memperagakan cara menggunakan, merawat molen adukan dan gerinda pemotong keramik 9. Guru menjelaskan ulang bagian, spesifikasi molen adukan dan gerenda
pemotong
keramik,
serta
mempraktekan
cara
menggunakan, merawat molen adukan dan gerinda pemotong keramik 10. Guru memanggil siswa untuk mencoba alat praktek dan memperagakannya 11. Siswa dipanggil secara acak untuk mencoba alat praktek dan memperagakannya, guru membimbing siswa apabila ada kesalahan siswa 12. Siswa berlatih mencoba alat praktek dan memperagakannya secara mandiri 13. Guru memberikan soal evaluasi sebelum kegiatan pembelajaran selesai 14. Guru menutup kegiatan pembelajaran pada siklus I
30
c. Pengamatan (observation) Observasi
dilakukan
pada
saat
proses
pembelajaran
berlangsung, yaitu saat guru menyampaikan materi jenis, fungsi, spesifikasi, perawatan, dan teknik menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan bangunan air hingga pelaksanaan tes evaluasi dengan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa. d. Refleksi (reflection) Sumber data dikumpulkan adalah berupa hasil tes dan observasi pada siklus I ini selanjutnya dianalisis. Data-data yang diperoleh selanjutnya dikumpulkan untuk mengetahui sejauh mana siswa dalam memahami
materi yang disampaikan oleh guru.
Selanjutnya hasil refleksi digunakan sebagai acuan untuk kegiatan pembelajaran tahap II. 2. Siklus II Pelaksanaan siklus II ini didasari dari hasil refleksi pada siklus I. Masalah-masalah yang timbul pada siklus I ditetapkan alternatif pemecahan masalahnya dengan harapan tidak terulang pada siklus II nantinya. Apabila hasil refleksi siklus II menunjukan belum tercapainya indikator ketercapaian pembelajaran maka siklus akan dilanjutkan, dan sebaliknya apabila refleksi pada siklus II telah menunjukan tercapainya indikator ketercapaian pembelajaran maka siklus akan dihentikan.
31
1.19 Variabel Penelitian Variabel adalah suatu karakteristik dari suatu objek yang harganya untuk tiap objek bervariasi dapat diamati atau dibilang, atau diukur. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang digunakan yaitu : 1. Variabel Bebas Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Direct Instruction. 2. Variabel Terikat Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam materi jenis, fungsi, spesifikasi, perawatan, dan teknik menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan bangunan air pada kelas XI TKBB SMK Negeri 2 Salatiga. 1.20 Pengumpulan Data 1. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode observasi, dimana dilakukan observasi tentang jalannya pengelolaan kelas dan aktifitas siswa saat pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh guru. Selanjutnya dengan metode tes berupa soal
32
uraian dimana untuk mengetahuai hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Direct Instruction. 2. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian. Pada penelitian tindakan kelas ini instrumen yang digunakan adalah instrumen tes dan non tes. Instrumen tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa secara klasikal, sedangkan instrumen non tes berupa lembar-lembar pengamatan siswa dan pengajar saat pembelajaran sedang berlangsung. a. Instrumen Tes Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes uraian. Tes diberikan kepada subjek penelitian sesudah pelaksanaan tindakan kelas. Dalam pembuatan instrumen penelitian ini mengacu kepada indikator soal. Indikator soal ini merupakan pokok bahasan atau materi yang telah disampaikan. Untuk indikator soal yang digunakan adalah : 1. Identifikasi peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air 2. Menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air b. Instrumen Non Tes Pengumpulan data dengan instrumen non tes menggunakan metode observasi, karena dalam penelitian ini observasi mampu
33
mendiskripsikan tentang banyak hal, diantaranya tentang penilaian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Indikator yang digunakan dalam penilaian siswa ini adalah : 1. Proses Direct Instruction 2. Keaktifan siswa 3. Perhatian siswa 4. Kedisiplinan siswa 5. Penugasan 6. Tolak ukur keberhasilan pembelajaran 7. Observasi sarana prasarana ruang praktik 8. Wawancara sarana prasarana ruang praktik 3. Uji Coba Instrumen Penelitian a. Validitas Soal Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrument. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Arikunto 2006:168). Dalam perangkat tes ini digunakan perhitungan validitas item/butir, karena peneliti ingin mengetahui valid dan tidaknya
34
instrument atas dasar kevalidan setiap butir soal sehingga instrument nantinya dapat digunakan secara efektif dalam bentuk pengujian tes belajar
yang
mengukur
aspek-aspek
kognitif,
afektif,
dan
psikomotorik yang berhubungan dengan hasil belajar siwa. Untuk menghitung validitas dalam penelitian ini digunakan rumus korelasi product moment. ( √*
(
) +*
)(
) (
) +
keterangan: : koefisien korelasi variabel x dan variabel y X
: skor tiap butir soal
Y
: skor total yang benar dari tiap subjek
N
: jumlah peserta tes Makin tinggi koefisien korelasi yang dimiliki makin valid butir
instrumen tersebut. Secara umum, jika koefisien korelasi sudah lebih besar dari 0,3 atau > 0,3 maka butir instrumen tersebut sudah valid. Cara lain dapat dianalisis dengan cara membandingkan rxy dengan . Jika rxy >
, maka butir soal dikatakan valid.
b. Relialibitas Soal Reliabilitas menunjukan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen dapat cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen
35
yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Untuk
mengetahui
tingkat
reliabilitas
penelitian
dapat
menggunakan uji realibilitas tiap butir soal dapat ditentukan dengan rumus Ralibilitas Tes Uraian. Rumus ini digunakan untuk tes item yang dibuat sistematikanya menggunakan : (
)(
)
Keterangan : = Realibilitas = Jumlah varian skor tiap item = Varian skor total = banyaknya subjek Indeks realibilitas butir instrumen : ≥ 0,80
: Realibilitas tinggi
0,40 - < 0.80
: Realibilitas sedang
< 0.40
: Realibilitas rendah
c. Taraf Kesukaran Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dapat diketahui dengan menghitung indeks kesukaran pada tiap butir soal dengan menggunakan rumus :
36
Keterangan : P
= Indeks kesukaran
B
= Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS
= Jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut, 0
- ≤ 0,30
adalah soal sukar,
0,30 - ≤ 0,70
adalah soal sedang,
0,70 - ≤ 1,00
adalah soal mudah.
Butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran item itu adalah sedang atau cukup. d. Statistik Deskriptif Sarana dan Prasarana Statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana
adanya
tanpa
bermaksud
membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Jadi, dalam statistik deskriptif tidak ada uji signifikansi dan taraf kesalahan, karena penelitian ini tidak bermaksud untuk membuat kesimpulan untuk umum atau generalisasi. Analisis data ini menggunakan Skala Persentase yaitu perhitungan dalam analisis data yang akan
37
menghasilkan persentase yang selanjutnya dilakukan interpretasi pada nilai yang diperoleh. Proses perhitungan persentase dilakukan dengan cara mengkalikan hasil bagi skor riil dengan skor ideal dengan seratus persen (Sugiyono, 2008: 99), dengan rumus sebagai berikut:
Sangat Layak
= 76 % - 100 %
Layak
= 51 % - 75 %
Tidak Layak
= 26 % - 50 %
Sangat Tidak Layak
= 0 % - 25 %
1.21 Analisis Data 1. Data Hasil Tes Data hasil belajar siswa meliputi hasil tes siklus I dan siklus berikutnya. Hasil tes ditentukan berdasarkan pedoman penilaian yang telah dibuat, kemudian dihitung nilai rata-rata dari masing-masing tes. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa , langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menghitung nilai rata-rata hasil tes pada tiap siklus dengan rumus :
Keterangan : = Mean atau nilai rata-rata = Frekuensi kelas
38
= Tanda kelas interval 2. Data Hasil Observasi Data yang diperoleh dari hasil lembar observasi kemudian dilakukan analisis data untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dirasakan siswa dalam pembelajaran Direct Instruction. 3. Indikator Keberhasilan` Penelitian ini dikatakan berhasil apabila memenuhi indikator keberhasilan sebagai berikut : 1.
Nilai
rata-rata
kelas
dalam
pembelajaran
dengan
model
pembelajaran Direct Instruction ≥ 75 dari tes. 2.
Presentase keaktifan siswa dalam pembelajaran Direct Instruction 75% (siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar) dari lembar observasi.
3.
Apabila 75% dari jumlah siswa berkategori tuntas belajar (sudah mencapai KKM) dari hasil tes.
4.
Apabila 51% - 75% dari luas ruang praktik, perabot, media pendidikan, peralatan, kualitas/ spesifikasi perangkat utama (sudah mencapai standar ruang praktik) dari hasil observasi dan wawancara.
39
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Penerapan metode pembelajaran Direct Instruction dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam bertanya pada saat proses pembelajaran Konstruksi Batu kelas XI SMK Negeri 2 Salatiga yaitu, rata-rata keaktifan siswa pada siklus I sebesar 16,7% dan siklus II sebesar 83%. Jadi peningkatan rata-rata keaktifan siswa sebesar 66,3%. 2. Ada peningkatan hasil belajar dalam penggunaan metode pembelajaran Direct Instruction pada mata pelajararan Konstruksi Batu siswa kelas XI SMK Negeri 2 Salatiga yaitu, rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 74,33 dan siklus II sebesar 87,89. Jadi peningkatan rata-rata hasil belajar sebesar 13,56. Ketuntasan belajar siswa siklus I sebesar 50% dan siklus II sebesar 94,4%, jadi peningkatan ketuntasan belajar siswa sebesar 44,4%. 3. Tingkat kelayakan ditinjau dari Sarana dan Prasarana ruang praktik Konstruksi Batu Beton SMK Negeri 2 Salatiga adalah sebagai berikut : a. Tingkat kelayakan ditinjau dari Perabot pada ruang praktik Konstruksi Batu Beton adalah 30% (tidak layak). b. Tingkat kelayakan ditinjau dari Media Pendidikan di ruang praktik Konstruksi Batu Beton adalah 25% (tidak layak).
73
c. Tingkat kelayakan ditinjau dari Peralatan di ruang praktik Konstruksi Batu Beton adalah 82% (sangat layak) d. Tingkat kelayakan ditinjau dari kualitas perangkat utama di ruang praktik Konstruksi Batu Beton adalah 85% (sangat layak) e. Tingkat kelayakan ditinjau dari prasarana ruang praktik Konstruksi Batu Beton yaitu pada segi luas ruang praktik Konstruksi Batu Beton adalah 65% (layak). 5.2
Saran Setelah diperoleh hasil penelitian maka dapat diberikan saran sebagai berikut : 1. Penggunaan metode Direct Instruction dapat meningkatkan keaktifan siswa serta hasil belajar dan sebaiknya guru setelah penelitian ini dapat menerapkan metode pembelajaran tersebut untuk melakukan kegiatan belajar mengajar pada materi jenis, fungsi, spesifikasi, perawatan, dan teknik menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan bangunan air. 2. Hasil belajar siswa pada materi jenis, fungsi, spesifikasi, perawatan, dan teknik menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung dan bangunan air dalam penelitian ini dapat ditingkatkan lagi dengan cara memperbaiki kekurangan terutama keaktifan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran Direct Instruction.
74
3. Bagi pihak sekolah, perlunya penambahan perabot dan mediapendidikan di ruang praktik Konstruksi Batu Beton sehingga standar rasio perabot dan media pendidikan minimal per peserta didik dapat tercapai 1 set/ area untuk minimum 16 peserta didik.
75
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Catharina, Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang : UNNES Press.
Arends, Richard, I. 2001. Learning To Teach Belajar Untuk Mengajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2010. Evaluasi Program Pendidikan : Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Joni, T. Raka. 1992. Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah Melalui Strategi Pembelajaran Aktif (Cara Belajar Siswa Aktif) dan Pembinaan Profesional Guru, Kepala Sekolah serta Pembina Lainnya. Jakarta : Rinehart and Wiston.
Keputusan Menteri. 2004. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 129a/U/2004 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan.
Peraturan Menteri. 2008. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 40 Tahun 2008 Tanggal 31 Juli 2008 Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).
_____. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 40 Tahun 2008 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).
Peraturan Pemerintah. 1980. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1980 Tentang Pokok – Pokok Organisasi Universitas/ Institut Negeri.
76
Sudjana, Nana. 1989. Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru.
Sudrajat, A. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode,Teknik,Taktik,dan Model pembelajaran. Bandung. Tersedia di http//akhmadSudrajat.wordpress.com /2008/09/12/pengertian-pendekatan strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran/. (18 Agustus 2014).
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Usman, Moh Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya.
77
Lampiran 1. Daftar Siswa
DAFTAR SISWA KELAS XI – TKBB SMK NEGERI 2 SALATIGA
NO URUT
NAMA
L/P
1
REG NUMBER 13 - 1 - 4598
ADEN WAHRUL MUBAROH
L
2
13 - 1 - 4599
ADI RIYANTO
L
3
14 - 1 - 4600
AGUS AGUNG PRIHANTORO
L
4
15 - 1 - 4601
AHMAD FAHAM
L
5
16 - 1 - 4602
ANDI AHMAD SAPUTRA
L
6
17 - 1 - 4603
ANGGA MAULANA SANTOSA
L
7
18 - 1 - 4604
ARI KRISTIAWAN
L
8
19 - 1 - 4605
ARIES EKO ROBIYANTO
L
9
20 - 1 - 4606
ARIYA FERDIAN NALENDRA
L
10
21 - 1 - 4607
ARUNG SAMODRA
L
11
22 - 1 - 4608
BUSAERI
L
12
23 - 1 - 4609
DWI SULISTYO
L
13
24 - 1 - 4610
FAHRIZAL JOKO KURNIANTO
L
14
25 - 1 - 4611
HAYI PRASTYO UTOMO
L
15
26 - 1 - 4612
JAMI SRI REJEKI
L
16
27 - 1 - 4613
LINTANG TIMUR
L
17
28 - 1 - 4614
LUKMAN ARIF BUDIYANTO
L
18
29 - 1 - 4615
MUHAMAD KAMUD WIBISONO
L
19
30 - 1 - 4617
MUHAMAD URIP SUBRON J
L
20
31 - 1 - 4619
MULYA ABADI SATYAWAN
L
21
32 - 1 - 4620
NAZILA MAULIDA
P
22
33 - 1 - 4621
NUR HIDAYAH
P
23
34 - 1 - 4622
PRADIPTA BAMBANG M
L
24
35 - 1 - 4623
RAMLI AHMAD
L
25
36 - 1 - 4624
SUSIWI TYAS SAPUTRI
P
26
37 - 1 - 4625
SYATILA DANIS FARZANA
P
27
38 - 1 - 4626
WAHYU TRI PRABOWO
L
28 29 30 31 32 33 34 35 36
78
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON (TKBB) SMK NEGERI 2 SALATIGA
Mata Pelajaran
: Konstruksi Batu
Kelas / Semester
: XI / Ganjil
Pertemuan Ke
:
Alokasi Waktu
: 12 x 45 menit
Standar Kompetensi : Peralatan pekerjaan konstruksi Kompetensi Dasar pekerjaan
: 3.2 Mengidentifikasi peralatan tangan dan mekanik/ listrik konstruksi bangunan gedung atau bangunan air sesuai spesifikasi teknis. 4.2 Menggunakan peralatan tangan dan mekanik/ listrik
pekerjaan konstruksi gedung, bangunan air. Indikator mekanik/ listrik
: Siswa dapat mengidentifikasi peralatan tangan dan pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air Siswa dapat menggunakan perlatan tangan dan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air
I.
TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa dapat mengidentifikasi peralatan tangan dan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air
79
2. Siswa dapat menggunakan peralatan tangan dan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air II. MATERI PEMBELAJARAN 1. Jenis – jenis peralatan tangan mekanik/ listrik. 2. Fungsi peralatan tangan mekanik/ lisrtik. 3. Spesifikasi peralatan tangan mekanik/ listrik. 4. Perawatan peralatan tangan mekanik/ listrik. 5. Teknik menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik. III. METODE PEMBELAJARAN 1. Direct Instruction (Pengajaran Langsung) IV. LANGKAH PEMBELAJARAN a. Siklus I Pendahuluan (10 menit) - Memberi salam - Berdoa dan Presensi - Memberikan apersepsiyang berhubungan dengan identifikasi dan penggunaan peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung/air Kegiatan Inti (185 menit) 1.
Orientasi - Memperkenalkan lagi mata pelajaran konstruksi batu yang mencakup kompetensi dasar identifikasi dan menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung/ air. - Metode
pembelajaran
Direct
Instruction
adalah
metode
pembelajaran berpusat pada guru yang memiliki lima langkah: menetapkan tujuan, penjelasan dan/atau demonstrasi, panduan
80
praktek, umpan balik, dan perluasan praktek. Pelajaran dalam pengajaran langsung memerlukan perencanaan yang hati-hati oleh guru dan lingkungan belajar yang menyenangkan dan berorientasi tugas. - Tujuan
mempelajari
kompetensi
dasar
identifikasi
dan
menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi
bangunan
gedung/
air
supaya
siswa
dapat
mengidentifikasi dan dapat menggunakan peralatan tangan dan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air - Tahapan metode pembelajaran Direct Instruction ada 5 yaitu, orientasi, demonstrasi, latihan terstruktur, latihan terbimbing, latihan mandiri - Gambaran awal kompetensi dasar, kita akan memeprlajari identifikasi, menggunakan dan merawat peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung/ air. Mengambil peralatan praktek dari ruang praktik yaitu molen adukan dan gerinda pemotong keramik - Memberi motivasi siswa, siswa minimal harus mengenal, mengetahui spesifikasi, cara menggunakan, cara merawat semua peralatan pekerjaan konstruksi bangunan gedung/air. Karena itu sebagai modal kita untuk praktek di sekolah maupun menjadi modal untuk kita bekerja 2.
Demonstasi - Mengambil alat peraga di ruang praktik yaitu molen adukan dan gerinda pemotong keramik sebagai sarana pendukung untuk proses pembelajaran
81
- Identifikasi spesifikasi molen adukan : 1. Tabung adukan, berupa bejana berbentuk silinder dengan bagian bawah tetutup dan lapisan atas berbentuk kerucut terpancung. Pada ujung atas kerucut terdapat lubang mulut tabung untuk memasukan bahan – bahan susun adukan beton dan untuk menumpahkan adukan beton setelah selesai dicampur. Didalam tabung aduk terdapat daun – daun yang membantu mencampur bahan – bahan susunannya. 2.
Motor, motor gerak yang diletakkan pada kerangka mesin aduk berguna untuk menggerakan tabung aduk hingga tabung aduk dapat berputar.
3. Roda molen, agar mudah memindahkan molen 4. Kerangka, merupakan tubuh dari mesin yang dilengkapi dengan roda dan batang tarik mesin hingga mesinnya dapat dengan mudah dipindahkan. 5. Roda pembalik tabung, berguna untuk mengubah kedudukan tabung aduk pada waktu diisi bahan-bahan dan ketika untuk menumpahkan hasil adukan. 6. Batang tarik mesin, untuk memudahkan memindahkan molen
82
- Cara menggunakan molen adukan : 1. Periksa kondisi mesin molen, apabila kondisi sudah ok, nyalakan mesin molen 2. Masukan air terlebih dahulu, periksa apakah masih ada bekas semen 3. Masukan batu split, semen, dan pasir - Cara merawat molen adukan : 1. Bersihkan dengan menyemprot air ke dalam tabung molen agar sisa sisa adukan beton keluar 2. Tempatkan di ruangan yang terbuka/ tertutup (ruang praktik)
- Identifikasi spesifikasi gerinda pemotong : a. Handle pengangkat b. Tutup pisau potong (dinamis) c. Tutup pisau potong (statis) d. Pisau potong (batu gerinda) e. Skala pengukur sudut potong f. Plat pelindung percikan g. Dudukan h. Stang pengunci i. Pengunci ulir j. Lengan ulir percikan
83
- Cara menggunakan gerinda pemotong : 1. Berikan tanda pada bidang yang mau di potong di keramik, anda bisa menggunakan pensil untuk menggaris . Gunakan alat bantu penggaris besi supaya garis yang dibuat benar benar dalam garis lurus. Jika dilakukan pemotongan yang sama untuk keramik dalam jumlah yang banyak anda bisa membuatkan mal ukur untuk mempercepat penggarisan. 2. Periksa alat pemotong keramik yang digunakan, pastikan mata penggaris keramik masih tajam. Pastikan pegangan semua alat penjepit dan penahan pada peralatan berfungsi dengan sempurna. 3. Tempatkan perlatan dibidang yang datar dan kuat. Atur penempatan dan posisinya supaya pekerjaan dapat nyaman. Setelah
anda
dapatkan
anda
dapat
memulai
untuk
pemotongan 4. Tempatkan keramik di alat pemotong keramik, kemudian luruskan dengan pegangan mata pisau pemotong (untuk memastikan mata pisau pemotong dengan garis dalam keramik biasannya ada tanda di peralatan, biasanya sudut tegak keramik). Jika anda akan memotong dalam jumlah yang banyak dengan ukuran yang sama, anda dapat menguncinya supaya memeprcepat pemotongan 5. Kemudian atur
posisi
alat
panahan
batas
keramik,
dan harus dipastikan sudah dalam keadaan baik dan kuat 6. Tempatkan mata pisau pemotong keramik di tempat paling jauh dari pinggir keramik dan kemudian tarik sepanjang yang akan dipotong dengan menekan di permuakaan keramik 7. Jika sudah ditarik penuh, gunakan kaki penekan yang ada di alat pemotong. Tekan keramik ke bawah sampai keramik terpotong sepanjang garis yang dibuatkan.\
84
- Cara merawat gherinda pemotong : 1. Setelah selesai menggerinda, tunggu sampai batu gerinda berhenti total. 2. Letakkan pada posisi batu gerinda berada diatas agar tidak mengenai benda lain apabila tidak sengaja menyala 3. Cabut mesin kabel dari stop kontak bila sudah tidak dipakai/ saat mengganti batu gerinda 4. Tempatkan di ruang praktik 3.
Latihan Terstruktur - Guru
memanggil
satu
per
satu
siswa
untuk
mecoba
megidentifikasi dan menggunakan molen adukan dan gerinda pemotong keramik 4.
Latihan Terbimbing - Guru
memanggil
satu
per
satu
siswa
untuk
mecoba
megidentifikasi dan menggunakan molen adukan dan gerinda pemotong keramik, guru tetepa memperhatikan apabila ada yang salah segera memberitahu siswa untuk diperbaiki. 5.
Latihan Mandiri - Setelah siswa mengetahui kekurangannya dalam identifikasi dan menggunakan peralatan, secara mandiri lalu siswa mencoba lagi menggunakan molen adukan dan gerinda pemotong keramik. - Guru memberikan soal evaluasi setelah semua siswa mencoba mengidentifiaksi dan menggunakan peralatan.
Penutup (30 menit) - Meminta kepada salah satu siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari - Memberikan penguatan terhadap materi yang telah diberikan - Menyampaikan materi
yang akan dibahas
selanjutnya
85
pada pertemuan
- Memberi salam b. Siklus II Pendahuluan (10 menit) - Memberi salam - Berdoa dan Presensi - Memberikan apersepsiyang berhubungan dengan identifikasi dan penggunaan peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung/air Kegiatan Inti (185 menit) 1.
Orientasi - Memperkenalkan lagi mata pelajaran konstruksi batu yang mencakup kompetensi dasar identifikasi dan menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung/ air. - Metode
pembelajaran
Direct
Instruction
adalah
metode
pembelajaran berpusat pada guru yang memiliki lima langkah: menetapkan tujuan, penjelasan dan/atau demonstrasi, panduan praktek, umpan balik, dan perluasan praktek. Pelajaran dalam pengajaran langsung memerlukan perencanaan yang hati-hati oleh guru dan lingkungan belajar yang menyenangkan dan berorientasi tugas. - Tujuan
mempelajari
kompetensi
dasar
identifikasi
dan
menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi
bangunan
gedung/
air
supaya
siswa
dapat
mengidentifikasi dan dapat menggunakan peralatan tangan dan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air - Tahapan metode pembelajaran Direct Instruction ada 5 yaitu, orientasi, demonstrasi, latihan terstruktur, latihan terbimbing, latihan mandiri 86
- Gambaran awal kompetensi dasar, kita akan memeprlajari identifikasi, menggunakan dan merawat peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung/ air. Mengambil peralatan praktek dari ruang praktik yaitu molen adukan dan gerinda pemotong keramik - Memberi motivasi siswa, siswa minimal harus mengenal, mengetahui spesifikasi, cara menggunakan, cara merawat semua peralatan pekerjaan konstruksi bangunan gedung/air. Karena itu sebagai modal kita untuk praktek di sekolah maupun menjadi modal untuk kita bekerja 2.
Demonstasi - Mengambil alat peraga di ruang praktik yaitu molen adukan dan gerinda pemotong keramik sebagai sarana pendukung untuk proses pembelajaran
- Identifikasi spesifikasi molen adukan : 1.
Tabung adukan, berupa bejana berbentuk silinder dengan bagian bawah tetutup dan lapisan atas berbentuk kerucut terpancung. Pada ujung atas kerucut terdapat lubang mulut tabung untuk memasukan bahan – bahan susun adukan beton dan untuk menumpahkan adukan beton setelah selesai
87
dicampur. Didalam tabung aduk terdapat daun – daun yang membantu mencampur bahan – bahan susunannya. 2.
Motor, motor gerak yang diletakkan pada kerangka mesin aduk berguna untuk menggerakan tabung aduk hingga tabung aduk dapat berputar.
3.
Roda molen, agar mudah memindahkan molen
4.
Kerangka, merupakan tubuh dari mesin yang dilengkapi dengan roda dan batang tarik mesin hingga mesinnya dapat dengan mudah dipindahkan.
5.
Roda
pembalik
tabung,
berguna
untuk
mengubah
kedudukan tabung aduk pada waktu diisi bahan-bahan dan ketika untuk menumpahkan hasil adukan. 6.
Batang tarik mesin, untuk memudahkan memindahkan molen
- Cara menggunakan molen adukan : 1. Periksa kondisi mesin molen, apabila kondisi sudah ok, nyalakan mesin molen 2. Masukan air terlebih dahulu, periksa apakah masih ada bekas semen 3. Masukan batu split, semen, dan pasir - Cara merawat molen adukan : 1. Bersihkan dengan menyemprot air ke dalam tabung molen agar sisa sisa adukan beton keluar 2. Tempatkan di ruangan yang terbuka/ tertutup (ruang praktik)
88
- Identifikasi spesifikasi gerinda pemotong : a. Handle pengangkat b. Tutup pisau potong (dinamis) c. Tutup pisau potong (statis) d. Pisau potong (batu gerinda) e. Skala pengukur sudut potong f. Plat pelindung percikan g. Dudukan h. Stang pengunci i. Pengunci ulir j. Lengan ulir percikan - Cara menggunakan gerinda pemotong : 1. Berikan tanda pada bidang yang mau di potong di keramik, anda bisa menggunakan pensil untuk menggaris . Gunakan alat bantu penggaris besi supaya garis yang dibuat benar benar dalam garis lurus. Jika dilakukan pemotongan yang sama untuk keramik dalam jumlah yang banyak anda bisa membuatkan mal ukur untuk mempercepat penggarisan. 2. Periksa alat pemotong keramik yang digunakan, pastikan mata penggaris keramik masih tajam. Pastikan pegangan semua alat penjepit dan penahan pada peralatan berfungsi dengan sempurna.
89
3. Tempatkan perlatan dibidang yang datar dan kuat. Atur penempatan dan posisinya supaya pekerjaan dapat nyaman. Setelah
anda
dapatkan
anda
dapat
memulai
untuk
pemotongan 4. Tempatkan keramik di alat pemotong keramik, kemudian luruskan dengan pegangan mata pisau pemotong (untuk memastikan mata pisau pemotong dengan garis dalam keramik biasannya ada tanda di peralatan, biasanya sudut tegak keramik). Jika anda akan memotong dalam jumlah yang banyak dengan ukuran yang sama, anda dapat menguncinya supaya memeprcepat pemotongan 5. Kemudian atur posisi alat panahan batas keramik, dan harus dipastikan sudah dalam keadaan baik dan kuat 6. Tempatkan mata pisau pemotong keramik di tempat paling jauh dari pinggir keramik dan kemudian tarik sepanjang yang akan dipotong dengan menekan di permuakaan keramik 7. Jika sudah ditarik penuh, gunakan kaki penekan yang ada di alat pemotong. Tekan keramik ke bawah sampai keramik terpotong sepanjang garis yang dibuatkan. - Cara merawat gherinda pemotong : 1. Setelah selesai menggerinda, tunggu sampai batu gerinda berhenti total. 2. Letakkan pada posisi batu gerinda berada diatas agar tidak mengenai benda lain apabila tidak sengaja menyala 3. Cabut mesin kabel dari stop kontak bila sudah tidak dipakai/ saat mengganti batu gerinda 4. Tempatkan di ruang praktik 5.
Latihan Terstruktur - Guru
memanggil
satu
per
satu
siswa
untuk
mecoba
megidentifikasi dan menggunakan molen adukan dan gerinda pemotong keramik
90
6.
Latihan Terbimbing - Guru
memanggil
satu
per
satu
siswa
untuk
mecoba
megidentifikasi dan menggunakan molen adukan dan gerinda pemotong keramik, guru tetepa memperhatikan apabila ada yang salah segera memberitahu siswa untuk diperbaiki. 7.
Latihan Mandiri - Setelah siswa mengetahui kekurangannya dalam identifikasi dan menggunakan peralatan, secara mandiri lalu siswa mencoba lagi menggunakan molen adukan dan gerinda pemotong keramik. - Guru memberikan soal evaluasi setelah semua siswa mencoba mengidentifiaksi dan menggunakan peralatan.
Penutup (30 menit) - Meminta kepada salah satu siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari - Memberikan penguatan terhadap materi yang telah diberikan - Menyampaikan materi
yang akan dibahas
pada pertemuan
selanjutnya - Memberi salam V. ALAT/ BAHAN/ SUMBER BELAJAR 1. Alat Sarana Papan tulis dan perlengkapanya LCD dan Laptop Peralatan tangan mekanik/ listrik yang ada di Ruang Praktik 2. Sumber Bahan Ajar Buku Konstruksi Batu\
91
VI. PENILAIAN 1. Tugas hasil identifikasi peralatan 2. Observasi/ pengamatan 3. Portofolio terkait kemampuan penggunaan alat 4. Tes Tertulis Salatiga,
November 2014
Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Yulianto, S.T
Triyasa Gumilang
92
Lampiran 3. Kisi-kisi Instrument Soal Uji Coba
KISI – KISI INSTRUMEN SOAL UJI COBA IDENTIFIKASI DAN PENGGUNAAN PERALATAN TANGAN DAN MEKANIK/ LISTRIK
Standar Kompetensi
Peralatan pekerjaan konstruksi
Kompetensi Dasar
Identifikasi dan menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik
Indikator
Sub. Indikator
Nomor Soal 1, 2, 3, 6
Identifikasi peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air
~ Jenis - Jenis peralatan tangan mekanik/ listrik
~ Spesifikasi peralatan tangan mekanik/ listrik
1, 2
Menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air
~ Perawatan peralatan tangan mekanik/ listrik
5, 11
~ Teknik menggunakan peralatan
4, 8, 10
Jumlah
%
6
54%
5
46%
11
100%
~ Fungsi peralatan tangan mekanik/ listrik 7, 9
Jumlah
93
Lampiran 4. Soal Tes Uji Coba SOAL TES UJI COBA SMK NEGERI 2 SALATIGA
Mata Pelajaran : Konstruksi Batu
Nama
:.............................
Kelas/ Semester : XI TKBB/ Ganjil
No
:.............................
Waktu
Tanda Tangan :.............................
: 45 menit
Petunjuk Umum 1. 2.
Berdoalah sebelum mengerjakan. Baca dengan cermat perintah soal dan kerjakan soal yang mudah terlebih dahulu.
1.
Sebutkan minimal 3 peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung yang telah dipresentasikan dan sebutkan spesifikasinya!
2.
Sebutkan minimal 3 peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan air yang telah dipresentasikan dan sebutkan spesifikasinya!
Gambar. 1
94
3.
Apakah nama benda pada gambar 1? Termasuk peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air?
4.
Bagaimana cara mengunakan benda pada gambar 1?
5.
Bagaimana cara perawatan benda pada gambar 1?
Gambar. 2 6.
Apakah nama benda pada gambar 2? Termasuk peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air?
7.
Apakah fungsi benda pada gambar 2?
8.
Bagaimana cara menggunakan benda pada gambar 2?
Gambar.3
95
9.
Apakah fungsi beton vibrator dalam pekerjaan konstruksi bangunan air?
10. Bagaimana cara menggunakan beton vibrator agar keselamatan pemakai tetap terjaga? 11. Bagaimana cara perawatan beton vibrator diatas?
96
Lampiran 5. Kunci Jawaban Soal Tes Uji Coba KUNCI JAWABAN SOAL TES UJI COBA
1. Jawaban 1 (skor1), jawaban 2 (skor 3), jawaban 3 (skor 4), jawaban 3 sampai 6 (skor 6) -
Ayakan : dibuat dari kawat kasa dengan tangkai diberi kayu, besar lubang ayakan 4,8mm
-
Kotak takaran : dibuat dari kayu
-
Kotak spesi : dibuat dari kayu dengan ukuran tinggi 22cm x lebar 100cm x panjang 160cm, dibuat dari pelat baja tebal 3mm x 60cm x 100cm
-
Sekop : dibuat dari logam dengan tangkai kayu
-
Cangkul : dibuat dari logam dengan tangkai kayu
-
Ember : dibuat dari seng/ jaret/ plastik
2. Jika menyertakan spesifikasi alat : jawaban < 3 (skor 1), jawaban 3 (skor 3), jawaban 3 sampai 5 (skor 5) Jika tidak menjawab beserta spesifikasi alat (skor1) -
Beron vibrator : ada mesin sebagai penghasil getaran, selang penghantar, kepala vibrator terbuat dari silinder baja seukuran gagang tongkat bisbol (alat yang direndam dalam beton)
-
Stamper kuda : mesin pengubah rotasi gigi untuk mendapatkan gerakan vertikal timbal balik, bingkai pelindung dan pegangan pengarah terbuat dari besi, kaki hentak dari pegas, plat tumbuk dari baja
-
Gerinda : ada saklar utama untuk tombol on/ of, penutup roda gerinda untuk melindungi dari serpihan roda gerinda pada saat pemotongan, penjepit benda/ ragum, kabel untuk menghubungkan listrik
-
Bor tangan : ada kabel power dan kabel penghubung sekring saklar on/ off, handle untuk menekan mata bor ke benda kerja, spindle tempat untuk meletakan mata bor, mata bor spiral
-
Mesin aduk beton/ molen : tabung aduk berbentuk silinder bagian bawah tertutup dan bagian atas terbuka berbentuk kerucut terpancung terdapat
97
juga daun besi untuk mencampur bahan, motor penggerak tabung, roda untuk memindahkan molen, kerangka yang menopang mesin terbuat dari besi, roda pembalik tabung untuk mengubah kedudukan tabung, batang tarik untuk menarik molen agar dapat dipindahkan 3. Jika menjawab benar (skor 4), jika hanya menjawab nama benda/ jenis peralatan saja (skor2) Stamper kuda, peralatan konstruksi bangunan gedung dan konstruksi bangunan air 4. Jika menjawab benar dimulai dari pengecekan alat, menghidupkan mesin, menjalankan alat (skor 15) Jika menjawab pengecekan alat/ menghidupkan mesin/ menjalankan alat saja (skor 5) Cara menggunakan : -
Pengecekan alat
-
Sebelum pengoperasian mesin,memeriksa minyak yang ada dalam tanki mesin .Dianjurkan minyak tidak boleh terlalu penuh, karena dikhawatirkan oleh getaran yang cukup besar minyak akan bisa tertumpah. Bagian bagian mesin seperti mur dan baut harus diperiksa dimana tidak boleh ada yang longgar, kencangkan setiap mur dan baut untuk menghindari resiko pekerjaan dan juga memberikan pelumasan terhadap bagian yang dibutuhkan.
-
Menghidupkan mesin
-
Buka katup bah an bakar ke posisi terbuka, kemudian atur posisi mesin ON/OFF ke posisi ON. Tarik grip pegangan secara cepat hingga mesin bunyi dan posisi hidup. Setelah posisi mesin sudah hidup lakukan pemanasan kira kira 3- 5 menit pada kecepatan mesin yang dalam kondisi kecepatan rendah. Pada saat ini dialakukan pengecekan terhadap kebocoran gas dengan mengindentifikasi suara normal atau tidak.
-
Menjalankan alat
-
Setelah mesin dipanaskan kira kira 3-5 menit pada kecepatan rendah secara perlahan lahan diatur posisi kecepatan tuas dengan memindahkan kait
98
pengatur
secara
perlahan
lahan
untuk
menghindari
kerusakan
kopling. Setelah kait pengatur sudah di atur ke posisi kecepatan yang dibutuhkan
dengan perlahan alat diarahkan ke tempat yang akan
dipadatkan dengan mengatur posisi pada pengangan mesin. Kecepatan arah horizontal harus diseimbangkan oleh operator, dimana harus dihindari pemadatan disatu posisi pada jangka waktu yang cukup lama karena akan menyebabkan pergeseran arah horizontal akan sulit karena perbedan ketingggian, dimana dianjurkan alat berjalan secara kontiniu. Jika dibutuhkan pemadatan kembali ditempat diinginkan dapat dialakukan dengan menjalankan alat ketempat semula (putaran berikutnya). 5. Jika menjawab secara benar (skor 15) Cara perawatan : -
Alat stamper harus dirawat secara berkala baik terhadap mesin dan bagian lainnya, umunya harus dilakukan pemeriksaan dan perawatan terhadap saluran bahan bakar, pemberian oli mesin , dan pelumasan terhadap bagian kaki penghentak.
-
Untuk penyimpanan dianjurkan disimpan ditempat yang kering dan agak dingin. Tempat penyimapan juga dianjurkan dibuatkan rak penahan dimana alat disimpan tetap dalam keadaan berdiri dan harus terhindar dari benturan atau senggolan yang bisa menyebabkan alat terjatuh. Saat penyimpanan dianjurkan posisi minyak dalam alat dalam keadaan kosong
6. Jika menjawab benar dan lengkap (skor 4), jika hanya menjawab nama benda/ jenis peralatan saja (skor2) Gerinda pemotong keramik, peralatan konstruksi bangunan gedung 7. Jika menjawab benar (skor 3) Untuk memotong keramik sesuai kebutuhan 8. Jika menjawab benar dimulai dari pengecekan alat, menghidupkan mesin, menjalankan alat (skor 15) Jika menjawab pengecekan alat/ menghidupkan mesin/ menjalankan alat saja (skor 5) Cara menggunakan :
99
-
Berikan tanda pada bidang yang mau di potong di keramik, anda bisa menggunakan pensil untuk menggaris . Gunakan alat bantu penggaris besi supaya garis yang dibuat benar benar dalam garis lurus. Jika dilakukan pemotongan yang sama untuk keramik dalam jumlah yang banyak anda bisa membuatkan mal ukur untuk mempercepat penggarisan.
-
Periksa alat pemotong keramik yang digunakan, pastikan mata penggaris keramik masih tajam. Pastikan pegangan semua alat penjepit
dan
penahan pada peralatan berfungsi dengan sempurna. -
Tempatkan perlatan dibidang yang datar dan kuat. Atur penempatan dan posisinya supaya pekerjaan dapat nyaman. Setelah anda dapatkan anda dapat memulai untuk pemotongan
-
Tempatkan keramik di alat pemotong keramik, kemudian luruskan dengan pegangan mata pisau pemotong (untuk memastikan mata pisau pemotong dengan garis dalam keramik biasannya ada tanda di peralatan, biasanya sudut tegak keramik). Jika anda akan memotong dalam jumlah yang banyak dengan ukuran yang sama, anda dapat menguncinya supaya memeprcepat pemotongan
-
Kemudian atur posisi alat panahan batas keramik, dan harus dipastikan sudah dalam keadaan baik dan kuat
-
Tempatkan mata pisau pemotong keramik di tempat paling jauh dari pinggir keramik dan kemudian tarik sepanjang yang akan dipotong dengan menekan di permuakaan keramik
-
Jika sudah ditarik penuh, gunakan kaki penekan yang ada di alat pemotong. Tekan keramik ke bawah sampai keramik terpotong sepanjang garis yang dibuatkan.
9. Jika menjawab benar (skor 3) Pemadatan beton dalam mengeluarkan kandungan udara yang terjebak dalam air 10. Jika menjawab benar dimulai dari pengecekan alat, menghidupkan mesin, menjalankan alat (skor 15)
100
Jika menjawab pengecekan alat/ menghidupkan mesin/ menjalankan alat saja (skor 5) Cara menggunakan : -
Ketika beton sudah dituangkan kedalam bekisting, mesin vibrator sudah ditempatkan di dekat area tempat penuangan beton. Posisi harus dijaga supaya selang vibrator tidak terlalu jauh dari area yang akan digetar. Saat beton sudah dituang mesin vibrator sudah harus dihidupkan dan kemudian selang diarahkan ke area beton basah, kemudian kepala atas vibrator didorong ke dalam beton. Kepala Vibrator di getarkan pada satu area sekitar 10 detik. Posisi kepala vibrator tidak boleh bersinggungan langsung dengan bekisting , dianjurkan jarak kepala vibrator dari sisi bekisting sekitar 10 – 12 cm. Kepala vibrator harus bergetar sepanjang daerah beton yang baru dituang dengan memindahkan kepala vibrator sekitar 30 -40 cm dari titik sebelumnya yang sudah digetar. Pastikan seluruh area harus di getar.
11. Jika menjawab secara benar (skor 15) Cara perawatan : Pemeliharaan mesin vibrator : -
Menjaga rumahamesin dan filter udara dalam keadaan bersih bersih untuk memungkinkan untuk pendinginan yang tepat
-
Memeriksa kuas, boot switch, dan kabel listrik secara berkala sehingga mesin tetap dalam keadaan baik
Pemeliharaan Shaft / Selang Vibrator: -
Setiapa selesai pemakaian selang harus dibersihkan dan diberikan pelumasan tipis.
-
Saat menggulung atau melipat selang , jangan terlalu tekuk atau dipaksa karena akan menarik poros didalam selang.
Pemeliharaan Kepala Vibrator : -
Setiapa selesai pemakaian selang harus dibersihkan dan dikeringkan
-
Saat pembelian biasanya kepala vibrator selalu disediakan dengan pembungkus (sarung kepala), jadi setiap selesai pemakaian dan
101
pembersihan kepala vibrator harus tetap dibungkus dengan sarung kepala vibrator.
102
Lampiran 6. Tabel Analisis Soal Instrumen
TABEL ANALISIS SOAL INSTRUMEN
No
NIS
Nomor Butir Instrumen
NAMA 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Y
Y2
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
4
0
4
7
5
0
3
0
1
0
0
24
576
2
13 1 4613 Lintang Timur
6
0
1
5
2
2
3
6
3
0
2
30
900
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
6
1
4 10
5
2
3
10
3
3
5
52
2704
4
13 1 4620 Nazila Maulida
0
0
4
0
1
4
3
7
3
0
1
23
529
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
4
0
4 10
7
4
3
5
3
5
1
46
2116
2
2
4
1
4
3
7
3
0
0
26
676
22
3
21 32 21 16 18 35
16
8
9
201
7501
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
Jumlah
6
103
0
Lampiran 7. Perhitungan Validitas Butir Soal Instrumen
PERHITUNGAN VALIDITAS BUTIR SOAL INSTRUMEN ( (
√*
)(
)
) +*
(
) +
keterangan: rxy : koefisien korelasi variabel x dan variabel y X : skor tiap butir soal Y : skor total yang benar dari tiap subjek N : jumlah peserta tes 1. Butir 1
No
NIS
NAMA
X1
X1 2
Y
Y2
X1 Y
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
4
16
24
576
96
2
13 1 4613 Lintang Timur
6
36
30
900
180
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
6
36
52
2704
312
4
13 1 4620 Nazila Maulida
0
0
23
529
0
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
4
16
46
2116
184
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
2
4
26
676
52
22
108
201
7501
824
X1
X1 2
Y
Y2
X1 Y
576
0
Jumlah
6
( (
√*
(
√*
)(
)
) +* ( )(
(
) +
)
) +*
(
) +
√ (valid)
2.
Butir 2 No
NIS
NAMA
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
0
0
24
2
13 1 4613 Lintang Timur
0
0
30
900
0
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
1
1
52
2704
52
4
13 1 4620 Nazila Maulida
0
0
23
529
0
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
0
0
46
2116
0
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
2
4
26
676
52
3
5
201
7501
104
6
Jumlah
6
( √*
(
) +*
)(
) (
) + 104
( )(
)
( ) +*
√*
(
) +
√ (tidak valid) 3.
Butir 3 No
NIS
NAMA
X1
X1 2
Y
Y2
X1 Y
16
24
576
96
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
4
2
13 1 4613 Lintang Timur
1
1
30
900
30
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
4
16
52
2704
208
4
13 1 4620 Nazila Maulida
4
16
23
529
92
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
4
16
46
2116
184
4
16
26
676
104
21
81
201
7501
714
X1
X1 2
Y
Y2
X1 Y
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana Jumlah
6
( (
√* (
√*
)(
) +* ( )(
) (
) +
)
) +*
(
) +
√ (tidak valid) 4.
Butir 4 No
NIS
NAMA
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
7
49
24
576
168
2
13 1 4613 Lintang Timur
5
25
30
900
150
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
10
100
52
2704
520
4
13 1 4620 Nazila Maulida
0
0
23
529
0
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
10
100
46
2116
460
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
0
0
26
676
0
32
274
201
7501
1298
Jumlah
6
(
)(
√*
(
) +* ( )(
√*
(
) +*
) ( ) (
) + ) +
√ (valid) 5.
Butir 5
105
No
NIS
NAMA
X1
X1 2
Y
Y2
X1 Y
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
5
25
24
576
120
2
13 1 4613 Lintang Timur
2
4
30
900
60
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
5
25
52
2704
260
4
13 1 4620 Nazila Maulida
1
1
23
529
23
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
7
49
46
2116
322
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
1
1
26
676
26
21
105
201
7501
811
X1
X1 2
Y
Y2
X1 Y
Jumlah
6
( (
√*
(
√*
)(
)
) +* ( )(
(
) +
)
) +*
(
) +
√ (valid) 6.
Butir 6 No
NIS
NAMA
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
0
0
24
576
0
2
13 1 4613 Lintang Timur
2
4
30
900
60
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
2
4
52
2704
104
4
13 1 4620 Nazila Maulida
4
16
23
529
92
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
4
16
46
2116
184
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
4
16
26
676
104
16
56
201
7501
544
X1
X1 2
Y
Y2
X1 Y
Jumlah
6
( (
√* (
√*
)(
) +* ( )(
) (
) +
)
) +*
(
) +
√ (tidak valid) 7.
Butir 7 No
NIS
NAMA
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
3
9
24
576
72
2
13 1 4613 Lintang Timur
3
9
30
900
90
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
3
9
52
2704
156
4
13 1 4620 Nazila Maulida
3
9
23
529
69
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
3
9
46
2116
138
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
3
9
26
676
78
18
54
201
7501
603
Jumlah
6
106
( (
√* (
√*
)(
) +* ( )(
) (
) +
)
) +*
(
) +
√ (tidak valid) 8.
Butir 8 No
NIS
NAMA
X1
X1 2
Y
Y2
X1 Y
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
0
0
24
576
0
2
13 1 4613 Lintang Timur
6
36
30
900
180
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
10
100
52
2704
520
4
13 1 4620 Nazila Maulida
7
49
23
529
161
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
5
25
46
2116
230
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
7
49
26
676
182
35
259
201
7501
1273
X1
X1 2
Y
Y2
X1 Y
576
24
Jumlah
6
(
)(
√*
(
) +* ( )(
√*
(
) +*
) ( ) (
) + ) +
√ (valid) 9.
Butir 9 No
NIS
NAMA
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
1
1
24
2
13 1 4613 Lintang Timur
3
9
30
900
90
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
3
9
52
2704
156
4
13 1 4620 Nazila Maulida
3
9
23
529
69
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
3
9
46
2116
138
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana Jumlah
6
( (
√* √*
(
)(
) +* ( )( ) +*
3
9
26
676
78
16
46
201
7501
555
) (
) +
) (
) +
√
107
(valid) 10. Butir 10 No
NIS
NAMA
X1
X1 2
Y
Y2
X1 Y
576
0
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
0
0
24
2
13 1 4613 Lintang Timur
0
0
30
900
0
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
3
9
52
2704
156
4
13 1 4620 Nazila Maulida
0
0
23
529
0
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
5
25
46
2116
230
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
0
0
26
676
0
8
34
201
7501
386
X1
X1 2
Y
Y2
X1 Y
0
24
576
0
6
Jumlah
6
( (
√*
)(
) +* ( )(
) (
( ) +*
√*
) +
) (
) +
√ (valid)
11. Butir 11 No
NIS
NAMA
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
0
2
13 1 4613 Lintang Timur
2
4
30
900
60
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
5
25
52
2704
260
4
13 1 4620 Nazila Maulida
1
1
23
529
23
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
1
1
46
2116
46
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
0
0
26
676
0
9
31
201
7501
389
Jumlah
6
( (
√* √*
)(
) +* ( )(
( ) +*
) (
) +
) (
) +
√ (valid)
108
Lampiran 8. Perhitungan Realibilitas Butir Soal Instrumen
PERHITUNGAN RELIABILITAS BUTIR SOAL INSTRUMEN
(
)(
)
109
Keterangan : = Realibilitas = Jumlah varian skor tiap item = Varian skor total = banyaknya subjek Indeks realibilitas butir instrumen : ≥ 0,80 : Realibilitas tinggi 0,40 - < 0.80 : Realibilitas sedang < 0.40 : Realibilitas rendah 12. Butir 1 No
NIS
Si 2
NAMA
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
4
2
13 1 4613 Lintang Timur
6
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
6
4
13 1 4620 Nazila Maulida
0
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
4
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
Jumlah
2
∑Si2 =
6
2
St =
( (
)( )(
22 100
)
) (Realibilitas tinggi)
13. Butir 2 No
NIS
Si 2
NAMA
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
0
2
13 1 4613 Lintang Timur
0
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
1
4
13 1 4620 Nazila Maulida
0
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
0
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
Jumlah
2
∑Si2 =
6
2
St =
( (
)( )(
3 100
)
) (Realibilitas tinggi)
14. Butir 3
110
No
NIS
Si 2
NAMA
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
4
2
13 1 4613 Lintang Timur
1
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
4
4
13 1 4620 Nazila Maulida
4
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
4
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
Jumlah
4
∑Si2 =
6
2
St =
( (
)( )(
21 100
)
) (Realibilitas tinggi)
15. Butir 4 No
NIS
Si 2
NAMA
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
2
13 1 4613 Lintang Timur
5
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
10
4
13 1 4620 Nazila Maulida
0
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
10
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
Jumlah
6
( (
)( )(
7
0
∑Si2 =
32
St 2 =
100
)
) (Realibilitas tinggi)
16. Butir 5 No
NIS
Si 2
NAMA
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
5
2
13 1 4613 Lintang Timur
2
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
5
4
13 1 4620 Nazila Maulida
1
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
7
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
Jumlah
1
∑Si2 =
6
2
St =
( (
)(
21 100
)
)( ) 948 (Realibilitas tinggi)
17. Butir 6
111
No
NIS
Si 2
NAMA
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
0
2
13 1 4613 Lintang Timur
2
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
2
4
13 1 4620 Nazila Maulida
4
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
4
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
Jumlah
4
∑Si2 =
6
2
St =
( (
)( )(
16 100
)
) (Realibilitas tinggi)
18. Butir 7 No
NIS
Si 2
NAMA
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
3
2
13 1 4613 Lintang Timur
3
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
3
4
13 1 4620 Nazila Maulida
3
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
3
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
Jumlah
6
( (
)( )(
3
∑Si2 =
18
St 2 =
100
)
) (Realibilitas tinggi)
19. Butir 8 No
NIS
Si 2
NAMA
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
2
13 1 4613 Lintang Timur
6
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
10
4
13 1 4620 Nazila Maulida
7
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
5
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
Jumlah
( (
6
)(
0
7
∑Si2 =
35
St 2 =
100
)
)( ) (Realibilitas sedang)
20. Butir 9 112
No
NIS
Si 2
NAMA
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
1
2
13 1 4613 Lintang Timur
3
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
3
4
13 1 4620 Nazila Maulida
3
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
3
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
Jumlah
6
( (
)( )(
3
∑Si2 =
16
St 2 =
100
)
) (Realibilitas tinggi)
21. Butir 10 No
NIS
Si 2
NAMA
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
0
2
13 1 4613 Lintang Timur
0
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
3
4
13 1 4620 Nazila Maulida
0
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
5
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
Jumlah
0
∑Si2 =
6
2
St =
( (
)( )(
8 100
)
) (Realibilitas tinggi)
22. Butir 11 No
NIS
Si 2
NAMA
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
0
2
13 1 4613 Lintang Timur
2
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
5
4
13 1 4620 Nazila Maulida
1
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
1
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
Jumlah
0
∑Si2 =
6
2
St =
( (
)( )(
9 100
)
) (Realibilitas tinggi)
Lampiran 9. Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal Instrumen 113
PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN BUTIR SOAL INSTRUMEN
Keterangan : P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes Indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut, 0 ≤ 0,30 adalah soal sukar, 0,30 ≤ 0,70 adalah soal sedang, 0,70 ≤ 1,00 adalah soal mudah. 23. Butir 1 No
NIS
NAMA
B
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
4
2
13 1 4613 Lintang Timur
6
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
6
4
13 1 4620 Nazila Maulida
0
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
4
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
2
Jumlah
∑B=
6
22
(mudah) 24. Butir 2 No
NIS
NAMA
B
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
0
2
13 1 4613 Lintang Timur
0
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
1
4
13 1 4620 Nazila Maulida
0
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
0
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
2
Jumlah
6
∑B=
3
(sedang) 25. Butir 3 114
No
NIS
NAMA
B
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
4
2
13 1 4613 Lintang Timur
1
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
4
4
13 1 4620 Nazila Maulida
4
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
4
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
4
Jumlah
∑B=
6
21
(mudah) 26. Butir 4 No
NIS
NAMA
B
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
2
13 1 4613 Lintang Timur
5
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
10
4
13 1 4620 Nazila Maulida
0
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
10
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
0
Jumlah
∑B=
6
7
32
(mudah) 27. Butir 5 No
NIS
NAMA
B
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
5
2
13 1 4613 Lintang Timur
2
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
5
4
13 1 4620 Nazila Maulida
1
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
7
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
Jumlah
6
1 ∑B=
21
(mudah)
28. Butir 6 115
No
NIS
NAMA
B
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
0
2
13 1 4613 Lintang Timur
2
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
2
4
13 1 4620 Nazila Maulida
4
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
4
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
4
Jumlah
∑B=
6
16
(mudah) 29. Butir 7 No
NIS
NAMA
B
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
3
2
13 1 4613 Lintang Timur
3
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
3
4
13 1 4620 Nazila Maulida
3
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
3
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
3
Jumlah
∑B=
6
18
(mudah) 30. Butir 8 No
NIS
NAMA
B
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
0
2
13 1 4613 Lintang Timur
6
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
10
4
13 1 4620 Nazila Maulida
7
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
5
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
7
Jumlah
6
∑B=
35
(mudah)
31. Butir 9 116
No
NIS
NAMA
B
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
1
2
13 1 4613 Lintang Timur
3
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
3
4
13 1 4620 Nazila Maulida
3
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
3
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
3
Jumlah
∑B=
6
16
(mudah) 32. Butir 10 No
NIS
NAMA
B
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
0
2
13 1 4613 Lintang Timur
0
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
3
4
13 1 4620 Nazila Maulida
0
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
5
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
0
Jumlah
∑B=
6
8
(mudah) 33. Butir 11 No
NIS
NAMA
B
1
13 1 4603 Angga Maulana Santosa
0
2
13 1 4613 Lintang Timur
2
3
13 1 4619 Mulya Abadi Satyawan
5
4
13 1 4620 Nazila Maulida
1
5
13 1 4623 Ramli Ahmad
1
6
13 1 4625 Syatila Danis Farzana
0
Jumlah
6
∑B=
9
(mudah)
Lampiran 10. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Sarana Prasarana metode Observasi 117
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kelayakan Sarana dan Prasarana Menggunakan Metode Observasi Ruang Praktik Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB) SMK Negeri 2 Salatiga
Variabel
Sub. Variabel
Prasarana Ruang Praktik Konstruksi Batu Beton
Aspek
Lahan Ruang Praktik
Prasarana dan Sarana Ruang Praktik Konstruksi Batu Beton Perabot pada Ruang Praktik Sarana Ruang Praktik Konstruksi Batu Beton Media Pendidikan
Jumlah Butir
Indikator Kapasitas peserta didik
1
Memenuhi ketentuan rasio minimum luas lahan
1
Memenuhi standar minimum lebar ruang praktik
1
Memenuhi standar minimal luas ruang penyimpanan
1
Memenuhi ketentuan rasio minimum luas lahan terhadap siswa
1
Jumlah meja dan kursi kerja untuk peserta didik
2
Jumlah dan spesifikasi meja dan kursi guru
2
Lemari simpan alat dan bahan
1
Terdapat Papan Tulis yang Memenuhi Peraturan
1
Perlengkapan pada Jumlah Kotak Kontak Ruang Praktik Terdapat Tempat Sampah
1 1 Jumlah
118
13
Lampiran 11. Pedoman Penelitian Kelayakan Sarana dan Prasarana metode Observasi PEDOMAN PENELITIAN KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA MENGGUNAKAN METODE OBSERVASI RUANG PRAKTIK KONSTRUKSI BATU BETON PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON (TKBB) SMK NEGERI 2 SALATIGA No Komponen Penelitian Lahan ruang praktik konstruksi batu beton 1.
Ruang praktik dapat menampung minimum setengah rombongan belajar
2.
Luas ruang praktik
3.
Lebar ruang praktik
4.
Luas ruang penyimpanan dan perbaikan
Kriteria Penelitian Jumlah siswa < 8 siswa atau melebihi batas siswa. Jumlah siswa antara 9 siswa sampai dengan 15 siswa. Jumlah siswa antara 16 siswa sampai dengan 23 siswa. Jumlah siswa antara 24 siswa sampai dengan 32 siswa. Luas ruang praktik > 94,13 m2 Luas ruang praktik antara 64 m2 sampai dengan 94,12 m2 Luas ruang praktik antara 32,63 m2 sampai dengan 63,99 m2 Luas ruang praktik komputer < 32,62 m2 Lebar ruang praktik > 11,77 m. Lebar ruang praktik antara 8 m sampai dengan 11,76 m. Lebar ruang praktik antara 4,1 m sampai dengan 7,99 m. Lebar ruang praktik < 4,0 m. Luas ruang penyimpanan dan perbaikan di dalam sebuah ruang praktik > 70,60 m2
Skor 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4
Luas ruang penyimpanan dan perbaikan di dalam sebuah ruang praktik antara 48 m2 sampai dengan 70,59 m2
3
Luas ruang penyimpanan dan perbaikan di dalam sebuah ruang praktik antara 24,47 m2 sampai dengan 47,99 m2
2
119
Luas ruang penyimpanan dan perbaikan di dalam sebuah ruang praktik < 24,46 m2 Rasio luas ruang > 5,59 m per peserta didik. Rasio luas ruang antara 4 m2 sampai dengan 5,58 m2 per peserta didik 5. Rasio luas ruang per peserta didik Rasio luas antara 2,04 m2 sampai dengan 3,99 m2 per peserta didik Rasio luas < 2,03 m2 per peserta didik Perabot pada ruang praktik konstruksi batu beton
6.
Jumlah meja kerja per peserta didik di dalam satu ruang praktik untuk minimum 16 peserta didik
7.
8.
Meja guru dengan spesifikasi kuat, stabil,
4 3 2 1
Jumlah meja kerja di dalam satu ruang praktik antara 24 meja kerja sampai dengan 32 meja kerja yang berfungsi dengan baik
4
Jumlah meja kerja di dalam satu ruang praktik antara 16 meja kerja sampai dengan 23 meja kerja yang berfungsi dengan baik
3
Jumlah meja kerja di dalam satu ruang praktik antara 9 meja kerja sampai dengan 15 meja kerja yang berfungsi dengan baik
2
Jumlah meja kerja di dalam satu ruang praktik < 8 meja kerja
Jumlah kursi kerja per peserta didik di dalam satu ruang praktik untuk minimum 16 peserta didik
1
1
Jumlah kursi kerja di dalam satu ruang praktik antara 24 kursi kerja sampai dengan 32 kursi kerja yang berfungsi dengan baik
4
Jumlah kursi kerja di dalam satu ruang praktik antara 16 kursi kerja sampai dengan 23 kursi kerja yang berfungsi dengan baik
3
Jumlah kursi kerja di dalam satu ruang kerja antara 9 kursi kerja sampai dengan 15 kursi kerja yang berfungsi dengan baik
2
Jumlah kursi kerja di dalam satu ruang praktik < 8 kursi kerja Terdapat meja guru di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi
1 4
120
aman, dan mudah dipindahkan. Ukuran meja memadai untuk bekerja dengan nyaman
9.
Kursi guru dengan spesifikasi kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan, ukuran kursi memadai untuk duduk dengan nyaman
Lemari simpan alat dan bahan per peserta 10. didik di dalam satu ruang praktik untuk minimum 16 peserta didik
dan dapat berfungsi dengan baik Terdapat meja guru di dalam satu ruang praktik tidak sesuai spesifikasi tetapi dapat digunakan dengan baik.
3
Terdapat meja guru di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi tetapi tidak berfungsi dengan baik Tidak ada.
2 1
Terdapat kursi guru di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi dan dapat berfungsi dengan baik
4
Terdapat kursi guru di dalam satu ruang praktik tidak sesuai spesifikasi tetapi dapat digunakan dengan baik
3
Terdapat kursi guru di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi tetapi tidak dapat berfungsi dengan baik Tidak ada.
2 1
Jumlah lemari simpan alat dan bahan di dalam satu ruang praktik antara 24 lemari simpan alat dan bahan dengan 32 lemari simpan alat dan bahan yang berfungsi dengan baik
4
Jumlah lemari simpan alat dan bahan di dalam satu ruang praktik antara 16 lemari simpan alat dan bahan sampai dengan 23 lemari simpan alat dan bahan yang berfungsi dengan baik
3
Jumlah lemari simpan alat dan bahan di dalam satu ruang praktik antara 9 lemari simpan alat dan bahan sampai dengan 15 lemari simpan alat dan bahan yang berfungsi dengan baik
2
Jumlah lemari simpan alat dan bahan di dalam satu ruang praktik < 8 lemari simpan alat dan bahan Media pendidikan pada ruang praktik konstruksi batu beton Papan tulis dengan spesifikasi kuat, stabil, Terdapat papan tulis di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi 11. dan aman. Ditempatkan dalam posisi yang dan dapat berfungsi dengan baik 121
1 4
memungkinkan seluruh peserta didik melihat tulisan pada papan tulis dengan jelas
Terdapat papan tulis di dalam satu ruang ruang praktik tidak sesuai spesifikasi tetapi dapat digunakan dengan baik
3
Terdapat papan tulis di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi tetapi tidak dapat berfungsi dengan baik
2
Tidak ada. Perangkat pada ruang praktik konstruksi batu beton Jumlah kotak kontak di dalam satu ruang praktik > 9 kotak kontak yang berfungsi dengan baik
12. Kotak kontak (Stop Kontak)
1 4
Jumlah kotak kontak di dalam satu ruang praktik antara 8 kotak kontak sampai dengan 11 kotak kontak yang berfungsi dengan baik
3
Jumlah kotak kontak di dalam satu ruang praktik antara 4 kotak kontak sampai dengan 7 kontak yang berfungsi dengan baik
2
Jumlah kotak kontak di dalam satu ruang praktik < 3 kotak kontak
1
Jumlah 1 buah di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi dan selalu dibersihkan sesuai jadwal atau saat penuh
4
Jumlah 1 buah di dalam satu ruang praktik tidak sesuai dengan spesifikasi Tempat sampah dengan spesifikasi dapat 13. menampung sampah dengan baik dan terdapat tetapi selalu dibersihkan sesuai jadwal atau penuh tutup Jumlah 1 buah di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi tetapi tidak selalu dibersihkan sesuai jadwal atau saat penuh Tidak ada
3 2 1
122
Lampiran 11. Pedoman Penelitian Kelayakan Sarana dan Prasarana metode Observasi PEDOMAN PENELITIAN KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA MENGGUNAKAN METODE OBSERVASI RUANG PRAKTIK KONSTRUKSI BATU BETON PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BATU BETON (TKBB) SMK NEGERI 2 SALATIGA No Komponen Penelitian Lahan ruang praktik konstruksi batu beton 1.
Ruang praktik dapat menampung minimum setengah rombongan belajar
2.
Luas ruang praktik
3.
Lebar ruang praktik
4.
Luas ruang penyimpanan dan perbaikan
Kriteria Penelitian Jumlah siswa < 8 siswa atau melebihi batas siswa. Jumlah siswa antara 9 siswa sampai dengan 15 siswa. Jumlah siswa antara 16 siswa sampai dengan 23 siswa. Jumlah siswa antara 24 siswa sampai dengan 32 siswa. Luas ruang praktik > 94,13 m2 Luas ruang praktik antara 64 m2 sampai dengan 94,12 m2 Luas ruang praktik antara 32,63 m2 sampai dengan 63,99 m2 Luas ruang praktik komputer < 32,62 m2 Lebar ruang praktik > 11,77 m. Lebar ruang praktik antara 8 m sampai dengan 11,76 m. Lebar ruang praktik antara 4,1 m sampai dengan 7,99 m. Lebar ruang praktik < 4,0 m. Luas ruang penyimpanan dan perbaikan di dalam sebuah ruang praktik > 70,60 m2
Skor 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4
Luas ruang penyimpanan dan perbaikan di dalam sebuah ruang praktik antara 48 m2 sampai dengan 70,59 m2
3
Luas ruang penyimpanan dan perbaikan di dalam sebuah ruang praktik antara 24,47 m2 sampai dengan 47,99 m2
2
123
Luas ruang penyimpanan dan perbaikan di dalam sebuah ruang praktik < 24,46 m2 Rasio luas ruang > 5,59 m per peserta didik. Rasio luas ruang antara 4 m2 sampai dengan 5,58 m2 per peserta didik 5. Rasio luas ruang per peserta didik Rasio luas antara 2,04 m2 sampai dengan 3,99 m2 per peserta didik Rasio luas < 2,03 m2 per peserta didik Perabot pada ruang praktik konstruksi batu beton
6.
Jumlah meja kerja per peserta didik di dalam satu ruang praktik untuk minimum 16 peserta didik
7.
8.
Meja guru dengan spesifikasi kuat, stabil,
4 3 2 1
Jumlah meja kerja di dalam satu ruang praktik antara 24 meja kerja sampai dengan 32 meja kerja yang berfungsi dengan baik
4
Jumlah meja kerja di dalam satu ruang praktik antara 16 meja kerja sampai dengan 23 meja kerja yang berfungsi dengan baik
3
Jumlah meja kerja di dalam satu ruang praktik antara 9 meja kerja sampai dengan 15 meja kerja yang berfungsi dengan baik
2
Jumlah meja kerja di dalam satu ruang praktik < 8 meja kerja
Jumlah kursi kerja per peserta didik di dalam satu ruang praktik untuk minimum 16 peserta didik
1
1
Jumlah kursi kerja di dalam satu ruang praktik antara 24 kursi kerja sampai dengan 32 kursi kerja yang berfungsi dengan baik
4
Jumlah kursi kerja di dalam satu ruang praktik antara 16 kursi kerja sampai dengan 23 kursi kerja yang berfungsi dengan baik
3
Jumlah kursi kerja di dalam satu ruang kerja antara 9 kursi kerja sampai dengan 15 kursi kerja yang berfungsi dengan baik
2
Jumlah kursi kerja di dalam satu ruang praktik < 8 kursi kerja Terdapat meja guru di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi
1 4
124
aman, dan mudah dipindahkan. Ukuran meja memadai untuk bekerja dengan nyaman
9.
Kursi guru dengan spesifikasi kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan, ukuran kursi memadai untuk duduk dengan nyaman
Lemari simpan alat dan bahan per peserta 10. didik di dalam satu ruang praktik untuk minimum 16 peserta didik
dan dapat berfungsi dengan baik Terdapat meja guru di dalam satu ruang praktik tidak sesuai spesifikasi tetapi dapat digunakan dengan baik.
3
Terdapat meja guru di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi tetapi tidak berfungsi dengan baik Tidak ada.
2 1
Terdapat kursi guru di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi dan dapat berfungsi dengan baik
4
Terdapat kursi guru di dalam satu ruang praktik tidak sesuai spesifikasi tetapi dapat digunakan dengan baik
3
Terdapat kursi guru di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi tetapi tidak dapat berfungsi dengan baik Tidak ada.
2 1
Jumlah lemari simpan alat dan bahan di dalam satu ruang praktik antara 24 lemari simpan alat dan bahan dengan 32 lemari simpan alat dan bahan yang berfungsi dengan baik
4
Jumlah lemari simpan alat dan bahan di dalam satu ruang praktik antara 16 lemari simpan alat dan bahan sampai dengan 23 lemari simpan alat dan bahan yang berfungsi dengan baik
3
Jumlah lemari simpan alat dan bahan di dalam satu ruang praktik antara 9 lemari simpan alat dan bahan sampai dengan 15 lemari simpan alat dan bahan yang berfungsi dengan baik
2
Jumlah lemari simpan alat dan bahan di dalam satu ruang praktik < 8 lemari simpan alat dan bahan Media pendidikan pada ruang praktik konstruksi batu beton Papan tulis dengan spesifikasi kuat, stabil, Terdapat papan tulis di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi 11. dan aman. Ditempatkan dalam posisi yang dan dapat berfungsi dengan baik 125
1 4
memungkinkan seluruh peserta didik melihat tulisan pada papan tulis dengan jelas
Terdapat papan tulis di dalam satu ruang ruang praktik tidak sesuai spesifikasi tetapi dapat digunakan dengan baik
3
Terdapat papan tulis di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi tetapi tidak dapat berfungsi dengan baik
2
Tidak ada. Perangkat pada ruang praktik konstruksi batu beton Jumlah kotak kontak di dalam satu ruang praktik > 9 kotak kontak yang berfungsi dengan baik
12. Kotak kontak (Stop Kontak)
1 4
Jumlah kotak kontak di dalam satu ruang praktik antara 8 kotak kontak sampai dengan 11 kotak kontak yang berfungsi dengan baik
3
Jumlah kotak kontak di dalam satu ruang praktik antara 4 kotak kontak sampai dengan 7 kontak yang berfungsi dengan baik
2
Jumlah kotak kontak di dalam satu ruang praktik < 3 kotak kontak
1
Jumlah 1 buah di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi dan selalu dibersihkan sesuai jadwal atau saat penuh
4
Jumlah 1 buah di dalam satu ruang praktik tidak sesuai dengan spesifikasi Tempat sampah dengan spesifikasi dapat 13. menampung sampah dengan baik dan terdapat tetapi selalu dibersihkan sesuai jadwal atau penuh tutup Jumlah 1 buah di dalam satu ruang praktik sesuai dengan spesifikasi tetapi tidak selalu dibersihkan sesuai jadwal atau saat penuh Tidak ada
3 2 1
126
Lampiran 13. Kisi-kisi Kelayakan Sarana dan Prasarana metode Wawancara
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kelayakan Sarana dan Prasarana Menggunakan Metode Wawancara Ruang Praktik Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton (TKBB) SMK Negeri 2 Salatiga
Variabel
Sub. Variabel
Prasarana Lahan Ruang Praktik Konstruksi Batu Beton Prasarana dan Sarana Ruang Praktik Konstruksi Batu Beton
Indikator
Sub. Indikator
Jumlah Butir
a. Luas Lahan
2
b. Kondisi Ruang
2
c.Kapasitas Ruang
2
d. Kelengkapan Ruang
2
e. Area Keja Batu dan Beton
2
f. Ruang kerja pemasangan Batu dan Beton
2
g. Ruang Penyimpanan dan Instruktur
2
a. Meja Kerja
2
2. Perabot Pendidikan b. Kursi Kerja
2
1. Gedung
c. Lemari Simpan Alat dan Bahan a. Pekerjaan Pemasangan Pekerjaan Sarana Ruang Praktik Konstruksi 3. Peralatan Pendidikan Batu dan Beton Batu Beton b. Modul Praktik
2 3 2
4. Media Pendidikan
a. Papan Tulis beserta Alat Tulis
2
5. Perlengkapan Pendidikan
a. Kotak Kontak
2
Jumlah
127
b. Tempat Sampah
2 31
Lampiran 14. Pedoman Wawancara Kelayakan Sarana dan Prasarana
Pedoman Wawancara Kelayakan Sarana dan Prasarana Ruang Praktik Konstruksi Batu Beton SMK Negeri 2 Salatiga Pernyataan berikut berkaitan dengan Sarana dan Prasarana yang terdapat di Ruang Praktik Konstruksi Batu Beton Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton SMK Negeri 2 Salatiga Tahun 2014,
1.
Berapakah luas keseluruhan bangunan yang digunakan sebagai ruang praktik?
2.
Berapakah luas ruang penyimpanan/ perbaikan di ruang praktik?
3.
Bagaimanakah kondisi ruangan di ruang praktik?
4.
Bagaimanakah perawatan yang dilakukan pada ruang praktik? (misal: pembersihan ruang, pengecatan ulang)
5.
Seberapa sering proses tersebut dilakukan? (misal: pembersihan ruang, pengecatan ulang)
6.
Dengan kapasitas ruang yang ada, mampu menampung berapa peserta didik?
7.
Adakah prasarana yang mendukung kelayakan? (misal: ventilasi, AC, horden, dll). Bila “Ya” sebutkan apa saja fasilitas tersebut?
8.
Bagaimana perwatan yang dilakukan untuk prasarana yang mendukung kelayakan? (misal: ventilasi, AC, horden, dll)
9.
Berapakah luas area kerja batu beton? Apakah sesuai dengan rasio perpeserta didik?
10. Dengan luas area kerja batu beton, mampu menampung berapa peserta didik? 11. Berapakah luas ruang kerja pemasangan batu beton? Apakah sesuai dengan rasio per- peserta didik? 12. Dengan luas ruang kerja pemasangan batu beton, mampu menampung berapa peserta didik? 13. Berapakah luas ruang penyimpanan dan instruktur? Apakah sesuai dengan rasio per- peserta didik?
128
14. Apa saja yang terdapat pada ruang penyimpanan dan instruktur? 15. Berapakah jumlah meja kerja di ruang praktik konstruksi batu beton? Digunakan untuk berapa perserta didik? 16. Bagaimana spesifikasi meja kerja yang terdapat di ruang praktik konstruksi batu beton? 17. Berapakah jumlah kursi kerja di ruang praktik konstruksi batu beton? Digunakan untuk berapa perserta didik? 18. Bagaimana spesifikasi kursi kerja yang terdapat di ruang praktik konstruksi batu beton? 19. Berapakah jumlah lemari simpan alat dan bahan di ruang praktik konstruksi batu beton? Digunakan untuk berapa perserta didik? 20. Bagaimana spesifikasi lemari simpan alat dan bahan yang terdapat di ruang praktik konstruksi batu beton? 21. Berapakah jumlah peralatan pekerjaan penanganan batu beton di ruang praktik konstruksi batu beton? Digunakan untuk berapa perserta didik? 22. Peralatan apa saja yang digunakan pada pekerjaan penanganan batu beton? 23. Bagaimana spesifikasi peralatan pekerjaan penanganan batu beton yang terdapat di ruang praktik konstruksi batu beton? 24. Apakah tersedia modul praktik dalam mata pelajaran konstruksi batu di SMK Negeri 2 Salatiga? Bila”Ya” berapakah jumlah yang tersedia dan bagaimanakah kondisi modul tersebut saat ini? 25. Apakah modul praktik selalu diperbaiki/ ter-update dalam konteks isi/ materi ajar? Bila “Ya” seberapa seringkah materi tersebut ter-update? 26. Apakah di ruang praktik terdapat papan tulis/ white board beserta alat tulisnya? 27. Berapakah jumlah papan tulis/ white board dan bagaimana kondisinya saat ini? 28. Apakah di ruang praktik terdapat kotak kontak? 29. Berapakah jumlah kotak kontak dan bagaimana kondisinya saat ini? 30. Apakah di ruang praktik terdapat tempat sampah? 31. Berapakah jumlah tempat sampah dan bagaimana kondisinya saat ini?
129
Lampiran 14. Pedoman Wawancara Kelayakan Sarana dan Prasarana
Pedoman Wawancara Kelayakan Sarana dan Prasarana Ruang Praktik Konstruksi Batu Beton SMK Negeri 2 Salatiga Pernyataan berikut berkaitan dengan Sarana dan Prasarana yang terdapat di Ruang Praktik Konstruksi Batu Beton Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu Beton SMK Negeri 2 Salatiga Tahun 2014,
32. Berapakah luas keseluruhan bangunan yang digunakan sebagai ruang praktik? 33. Berapakah luas ruang penyimpanan/ perbaikan di ruang praktik? 34. Bagaimanakah kondisi ruangan di ruang praktik? 35. Bagaimanakah perawatan yang dilakukan pada ruang praktik? (misal: pembersihan ruang, pengecatan ulang) 36. Seberapa sering proses tersebut dilakukan? (misal: pembersihan ruang, pengecatan ulang) 37. Dengan kapasitas ruang yang ada, mampu menampung berapa peserta didik? 38. Adakah prasarana yang mendukung kelayakan? (misal: ventilasi, AC, horden, dll). Bila “Ya” sebutkan apa saja fasilitas tersebut? 39. Bagaimana perwatan yang dilakukan untuk prasarana yang mendukung kelayakan? (misal: ventilasi, AC, horden, dll) 40. Berapakah luas area kerja batu beton? Apakah sesuai dengan rasio perpeserta didik? 41. Dengan luas area kerja batu beton, mampu menampung berapa peserta didik? 42. Berapakah luas ruang kerja pemasangan batu beton? Apakah sesuai dengan rasio per- peserta didik? 43. Dengan luas ruang kerja pemasangan batu beton, mampu menampung berapa peserta didik? 44. Berapakah luas ruang penyimpanan dan instruktur? Apakah sesuai dengan rasio per- peserta didik?
130
45. Apa saja yang terdapat pada ruang penyimpanan dan instruktur? 46. Berapakah jumlah meja kerja di ruang praktik konstruksi batu beton? Digunakan untuk berapa perserta didik? 47. Bagaimana spesifikasi meja kerja yang terdapat di ruang praktik konstruksi batu beton? 48. Berapakah jumlah kursi kerja di ruang praktik konstruksi batu beton? Digunakan untuk berapa perserta didik? 49. Bagaimana spesifikasi kursi kerja yang terdapat di ruang praktik konstruksi batu beton? 50. Berapakah jumlah lemari simpan alat dan bahan di ruang praktik konstruksi batu beton? Digunakan untuk berapa perserta didik? 51. Bagaimana spesifikasi lemari simpan alat dan bahan yang terdapat di ruang praktik konstruksi batu beton? 52. Berapakah jumlah peralatan pekerjaan penanganan batu beton di ruang praktik konstruksi batu beton? Digunakan untuk berapa perserta didik? 53. Peralatan apa saja yang digunakan pada pekerjaan penanganan batu beton? 54. Bagaimana spesifikasi peralatan pekerjaan penanganan batu beton yang terdapat di ruang praktik konstruksi batu beton? 55. Apakah tersedia modul praktik dalam mata pelajaran konstruksi batu di SMK Negeri 2 Salatiga? Bila”Ya” berapakah jumlah yang tersedia dan bagaimanakah kondisi modul tersebut saat ini? 56. Apakah modul praktik selalu diperbaiki/ ter-update dalam konteks isi/ materi ajar? Bila “Ya” seberapa seringkah materi tersebut ter-update? 57. Apakah di ruang praktik terdapat papan tulis/ white board beserta alat tulisnya? 58. Berapakah jumlah papan tulis/ white board dan bagaimana kondisinya saat ini? 59. Apakah di ruang praktik terdapat kotak kontak? 60. Berapakah jumlah kotak kontak dan bagaimana kondisinya saat ini? 61. Apakah di ruang praktik terdapat tempat sampah? 62. Berapakah jumlah tempat sampah dan bagaimana kondisinya saat ini?
131
Lampiran 16. Kisi-kisi Instrumen Soal Siklus I
KISI – KISI INSTRUMEN SOAL SIKLUS I IDENTIFIKASI DAN PENGGUNAAN PERALATAN TANGAN DAN MEKANIK/ LISTRIK
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Identifikasi dan Peralatan pekerjaan menggunakan konstruksi peralatan tangan mekanik/ listrik
Indikator Identifikasi peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air Menggunakan peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air
Sub. Indikator ~ Jenis - Jenis peralatan tangan mekanik/ listrik
Nomor Soal 1, 2, 6, 8
Jumlah
%
6
60%
4
40%
10
1
~ Fungsi peralatan tangan mekanik/ listrik 4, 7 ~ Spesifikasi peralatan tangan mekanik/ listrik
1, 6 5, 10
~ Perawatan peralatan tangan mekanik/ listrik 3,9 ~ Teknik menggunakan peralatan Jumlah
132
Lampiran 17. Soal Tes Siklus I SOAL TES SIKLUS I SMK NEGERI 2 SALATIGA
Mata Pelajaran : Konstruksi Batu
Nama
:.............................
Kelas/ Semester : XI TKBB/ Ganjil
No
:.............................
Waktu
Tanda Tangan :.............................
: 45 menit
Petunjuk Umum 3. 4.
Berdoalah sebelum mengerjakan. Baca dengan cermat perintah soal dan kerjakan soal yang mudah terlebih dahulu.
12. Sebutkan minimal 3 peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung yang telah dipresentasikan dan sebutkan spesifikasinya! (skor 12)
Gambar. 1 13. Apakah nama benda pada gambar 1? Termasuk peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air? (skor 4) 14. Bagaimana cara mengunakan benda gambar 1 pada saat praktek? (skor 15) 15. Apakah fungsi benda pada gambar 1? (skor 5)
133
16. Bagaimana cara perawatan benda pada gambar 1? (skor 15) 17. Sebutkan minimal 3 peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan air yang telah dipresentasikan dan sebutkan spesifikasinya! (skor 10)
Gambar. 2 18. Apakah fungsi benda pada gambar 2? (skor 5) 19. Apakah nama benda pada gambar 2? Termasuk peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air? (skor 4) 20. Bagaimana cara menggunakan benda gambar 2 pada saat praktek? (skor 15) 21. Bagaimana cara perawatan benda pada gambar 2? (skor 15)
134
Lampiran 18. Kunci Jawaban Soal Tes Siklus I KUNCI JAWABAN SOAL TES SIKLUS I
12. -
Ayakan : dibuat dari kawat kasa dengan tangkai diberi kayu, besar lubang ayakan 4,8mm
-
Kotak takaran : dibuat dari kayu
-
Kotak spesi : dibuat dari kayu dengan ukuran tinggi 22cm x lebar 100cm x panjang 160cm, dibuat dari pelat baja tebal 3mm x 60cm x 100cm
-
Sekop : dibuat dari logam dengan tangkai kayu
-
Cangkul : dibuat dari logam dengan tangkai kayu
-
Ember : dibuat dari seng/ jaret/ plastik
13.
Mesin molen, peralatan konstruksi bangunan gedung/ air
14.
Cara menggunakan :
-
Periksa kondisi mesin molen, apabila kondisi sudah ok, nyalakan mesin molen
-
Masukan air terlebih dahulu, periksa apakah masih ada bekas semen
-
Masukan batu split, semen, dan pasir
15.
Untuk mengaduk campuran beton dalam ukuran banyak
16.
Cara perawatan :
-
Bersihkan dengan menyemprot air ke dalam tabung molen agar sisa sisa adukan beton keluar
-
Tempatkan di ruangan yang terbuka/ tertutup (ruang praktik)
17. -
Beron vibrator : ada mesin sebagai penghasil getaran, selang penghantar, kepala vibrator terbuat dari silinder baja seukuran gagang tongkat bisbol (alat yang direndam dalam beton)
-
Stamper kuda : mesin pengubah rotasi gigi untuk mendapatkan gerakan vertikal timbal balik, bingkai pelindung dan pegangan pengarah terbuat dari besi, kaki hentak dari pegas, plat tumbuk dari baja
135
-
Gerinda : ada saklar utama untuk tombol on/ of, penutup roda gerinda untuk melindungi dari serpihan roda gerinda pada saat pemotongan, penjepit benda/ ragum, kabel untuk menghubungkan listrik
-
Bor tangan : ada kabel power dan kabel penghubung sekring saklar on/ off, handle untuk menekan mata bor ke benda kerja, spindle tempat untuk meletakan mata bor, mata bor spiral
-
Mesin aduk beton/ molen : tabung aduk berbentuk silinder bagian bawah tertutup dan bagian atas terbuka berbentuk kerucut terpancung terdapat juga daun besi untuk mencampur bahan, motor penggerak tabung, roda untuk memindahkan molen, kerangka yang menopang mesin terbuat dari besi, roda pembalik tabung untuk mengubah kedudukan tabung, batang tarik untuk menarik molen agar dapat dipindahkan
18.
Untuk memotong keramik sesuai kebutuhan
19.
Gerinda pemotong keramik, peralatan konstruksi bangunan gedung
20.
Cara menggunakan :
-
Berikan tanda pada bidang yang mau di potong di keramik, anda bisa menggunakan pensil untuk menggaris . Gunakan alat bantu penggaris besi supaya garis yang dibuat benar benar dalam garis lurus. Jika dilakukan pemotongan yang sama untuk keramik dalam jumlah yang banyak anda bisa membuatkan mal ukur untuk mempercepat penggarisan.
-
Periksa alat pemotong keramik yang digunakan, pastikan mata penggaris keramik masih tajam. Pastikan pegangan semua alat penjepit
dan
penahan pada peralatan berfungsi dengan sempurna. -
Tempatkan perlatan dibidang yang datar dan kuat. Atur penempatan dan posisinya supaya pekerjaan dapat nyaman. Setelah anda dapatkan anda dapat memulai untuk pemotongan
-
Tempatkan keramik di alat pemotong keramik, kemudian luruskan dengan pegangan mata pisau pemotong (untuk memastikan mata pisau pemotong dengan garis dalam keramik biasannya ada tanda di peralatan, biasanya sudut tegak keramik). Jika anda akan memotong dalam jumlah
136
yang banyak dengan ukuran yang sama, anda dapat menguncinya supaya memeprcepat pemotongan -
Kemudian atur posisi alat panahan batas keramik, dan harus dipastikan sudah dalam keadaan baik dan kuat
-
Tempatkan mata pisau pemotong keramik di tempat paling jauh dari pinggir keramik dan kemudian tarik sepanjang yang akan dipotong dengan menekan di permuakaan keramik
-
Jika sudah ditarik penuh, gunakan kaki penekan yang ada di alat pemotong. Tekan keramik ke bawah sampai keramik terpotong sepanjang garis yang dibuatkan.
21.
Cara perawatan :
-
Setelah selesai menggerinda, tunggu sampai batu gerinda berhenti total.
-
Letakkan pada posisi batu gerinda berada diatas agar tidak mengenai benda lain apabila tidak sengaja menyala
-
Cabut mesin kabel dari stop kontak bila sudah tidak dipakai/ saat mengganti batu gerinda
-
Tempatkan di ruang praktik
137
Lampiran 19. Kisi-kisi Instrumen Soal Siklus II
KISI – KISI INSTRUMEN SOAL SIKLUS II IDENTIFIKASI DAN PENGGUNAAN PERALATAN TANGAN DAN MEKANIK/ LISTRIK
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Identifikasi dan Peralatan pekerjaan menggunakan konstruksi peralatan tangan mekanik/ listrik
Indikator
Sub. Indikator
Identifikasi peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air
Nomor Soal
~ Jenis - Jenis peralatan tangan mekanik/ listrik
2, 5, 6, 10
~ Fungsi peralatan tangan mekanik/ listrik
1, 8
~ Spesifikasi peralatan tangan mekanik/ listrik
5, 10
Menggunakan peralatan ~ Perawatan peralatan tangan mekanik/ tangan mekanik/ listrik listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau ~ Teknik menggunakan peralatan bangunan air Jumlah
138
4, 9
Jumlah
%
6
60%
4
40%
10
100%
3, 7
Lampiran 20. Soal Tes Siklus II SOAL TES SIKLUS II SMK NEGERI 2 SALATIGA
Mata Pelajaran : Konstruksi Batu
Nama
:.............................
Kelas/ Semester : XI TKBB/ Ganjil
No
:.............................
Waktu
Tanda Tangan :............................
: 45 menit
Petunjuk Umum 5. 6.
Berdoalah sebelum mengerjakan. Baca dengan cermat perintah soal dan kerjakan soal yang mudah terlebih dahulu.
Gambar. 1 22. Apakah fungsi benda pada gambar 1? (skor 5) 23. Apakah nama benda pada gambar 1? Termasuk peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air? (skor 4) 24. Bagaimana cara menggunakan benda gambar 1 pada saat praktek? (skor 15) 25. Bagaimana cara perawatan benda pada gambar 1? (skor 15)
139
26. Sebutkan minimal 3 peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung yang telah dipresentasikan dan sebutkan spesifikasinya! (skor 12)
Gambar. 2 27. Apakah nama benda pada gambar 2? Termasuk peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air? (skor 4) 28. Bagaimana cara mengunakan benda gambar 2 pada saat praktek? (skor 15) 29. Apakah fungsi benda pada gambar 2? (skor 5) 30. Bagaimana cara perawatan benda pada gambar 2? (skor 15) 31. Sebutkan minimal 3 peralatan tangan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan air yang telah dipresentasikan dan sebutkan spesifikasinya! (skor 10)
140
Lampiran 21. Kunci Jawaban Soal Tes Siklus II KUNCI JAWABAN SOAL TES SIKLUS II
22. Untuk memotong keramik sesuai kebutuhan 23. Gerinda pemotong keramik, peralatan konstruksi bangunan gedung 24. Cara menggunakan : -
Berikan tanda pada bidang yang mau di potong di keramik, anda bisa menggunakan pensil untuk menggaris . Gunakan alat bantu penggaris besi supaya garis yang dibuat benar benar dalam garis lurus. Jika dilakukan pemotongan yang sama untuk keramik dalam jumlah yang banyak anda bisa membuatkan mal ukur untuk mempercepat penggarisan.
-
Periksa alat pemotong keramik yang digunakan, pastikan mata penggaris keramik masih tajam. Pastikan pegangan semua alat penjepit
dan
penahan pada peralatan berfungsi dengan sempurna. -
Tempatkan perlatan dibidang yang datar dan kuat. Atur penempatan dan posisinya supaya pekerjaan dapat nyaman. Setelah anda dapatkan anda dapat memulai untuk pemotongan
-
Tempatkan keramik di alat pemotong keramik, kemudian luruskan dengan pegangan mata pisau pemotong (untuk memastikan mata pisau pemotong dengan garis dalam keramik biasannya ada tanda di peralatan, biasanya sudut tegak keramik). Jika anda akan memotong dalam jumlah yang banyak dengan ukuran yang sama, anda dapat menguncinya supaya memeprcepat pemotongan
-
Kemudian atur posisi alat panahan batas keramik, dan harus dipastikan sudah dalam keadaan baik dan kuat
-
Tempatkan mata pisau pemotong keramik di tempat paling jauh dari pinggir keramik dan kemudian tarik sepanjang yang akan dipotong dengan menekan di permuakaan keramik
141
-
Jika sudah ditarik penuh, gunakan kaki penekan yang ada di alat pemotong. Tekan keramik ke bawah sampai keramik terpotong sepanjang garis yang dibuatkan.
25.
Cara perawatan :
-
Setelah selesai menggerinda, tunggu sampai batu gerinda berhenti total.
-
Letakkan pada posisi batu gerinda berada diatas agar tidak mengenai benda lain apabila tidak sengaja menyala
-
Cabut mesin kabel dari stop kontak bila sudah tidak dipakai/ saat mengganti batu gerinda
-
Tempatkan di ruang praktik
26. -
Ayakan : dibuat dari kawat kasa dengan tangkai diberi kayu, besar lubang ayakan 4,8mm
-
Kotak takaran : dibuat dari kayu
-
Kotak spesi : dibuat dari kayu dengan ukuran tinggi 22cm x lebar 100cm x panjang 160cm, dibuat dari pelat baja tebal 3mm x 60cm x 100cm
-
Sekop : dibuat dari logam dengan tangkai kayu
-
Cangkul : dibuat dari logam dengan tangkai kayu
-
Ember : dibuat dari seng/ jaret/ plastik
27.
Mesin molen, peralatan konstruksi bangunan gedung/ air
28.
Cara menggunakan :
-
Periksa kondisi mesin molen, apabila kondisi sudah ok, nyalakan mesin molen
-
Masukan air terlebih dahulu, periksa apakah masih ada bekas semen
-
Masukan batu split, semen, dan pasir
29. Untuk mengaduk campuran beton dalam ukuran banyak 30. -
Cara perawatan : Bersihkan dengan menyemprot air ke dalam tabung molen agar sisa sisa adukan beton keluar
-
Tempatkan di ruangan yang terbuka/ tertutup (ruang praktik)
31.
142
Beron vibrator : ada mesin sebagai penghasil getaran, selang penghantar, kepala vibrator terbuat dari silinder baja seukuran gagang tongkat bisbol (alat yang direndam dalam beton) -
Stamper kuda : mesin pengubah rotasi gigi untuk mendapatkan gerakan vertikal timbal balik, bingkai pelindung dan pegangan pengarah terbuat dari besi, kaki hentak dari pegas, plat tumbuk dari baja
-
Gerinda : ada saklar utama untuk tombol on/ of, penutup roda gerinda untuk melindungi dari serpihan roda gerinda pada saat pemotongan, penjepit benda/ ragum, kabel untuk menghubungkan listrik
-
Bor tangan : ada kabel power dan kabel penghubung sekring saklar on/ off, handle untuk menekan mata bor ke benda kerja, spindle tempat untuk meletakan mata bor, mata bor spiral
-
Mesin aduk beton/ molen : tabung aduk berbentuk silinder bagian bawah tertutup dan bagian atas terbuka berbentuk kerucut terpancung terdapat juga daun besi untuk mencampur bahan, motor penggerak tabung, roda untuk memindahkan molen, kerangka yang menopang mesin terbuat dari besi, roda pembalik tabung untuk mengubah kedudukan tabung, batang tarik untuk menarik molen agar dapat dipindahkan
143
Lampiran 22. Lembar Observasi Penelitian Siklus I dan siklus II LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION A. Petunjuk Pengisian : Amatilah aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Isilah lembar pengamatan dengan prosedur sebagai berikut : 1. Pengamat dalam melakukan pengamatan duduk di tempat yang mungkin dapat melihat semua aktivitas siswa. 2. Setiap 150detik, pengamat melakukan pengamatan aktivitas siswa yang dominan, dan 30 detik berikutnya pengamat menulis hasil pengamatan. 3. Untuk keterangan skor adalah : 4 : Sangat Baik (SB) 3 : Baik (B) 2 : Cukup (C) 1 : Kurang (K) B. Tabel Pengamatan No 1
2
3
4
5
6
Hal yang diamati Siswa Proses Direct Instruction a. Memperhatikan guru b. Belajar mandiri c. Mengerjakan tes Keaktifan siswa a. Siswa aktif mencatat materi b. Siswa aktif bertanya c. Siswa aktif mengajukan ide Perhatian siswa a. Diam dan tenang b. Terfokus pada materi c. Antusias Kedisiplinan a. Kehadiran/ presensi b. Datang tepat waktu c. Pulang tepat waktu Penugasan a. Mengerjakan semua tugas b. Ketetepatan mengumpulkan tugas c. Mengerjakan sesuai perintah Tolak ukur keberhasilan a. Pemahaman pembelajarandalam materi b. Bertanya kepada guru c. Berdiskusi
Skor
C. Saran/ Catatan Tuliskan komentar/ saran/ catatan: ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................ Salatiga, Januari 2015
Pengamat/ Peneliti
144
Lampiran 23. Daftar Nilai Siklus I
DAFTAR NILAI SISWA SIKLUS I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
NIS 13 1 4598 13 1 4599 13 1 4600 13 1 4601 13 1 4602 13 1 4603 13 1 4604 13 1 4605 13 1 4606 13 1 4607 13 1 4608 13 1 4609 13 1 4610 13 1 4611 13 1 4612 13 1 4613 13 1 4614 13 1 4615 13 1 4617 13 1 4619 13 1 4620 13 1 4621 13 1 4622 13 1 4623 13 1 4624 13 1 4625 13 1 4626
NAMA Aden Wahrul Mubaroh Adi Riyanto Agus Agung Prihantoro Ahmad Faham Andi Ahmad Saputra Angga Maulana Santosa Ari Kristiawan Aries Eko Robiyanto Ariya Ferdian Nalendra Arung Samodra Busaeri Dwi Sulistyo Fahrizal Joko Kurnianto Hayi Prastyo Utomo Jami Sri Rejeki Lintang Timur Lukman Arif Budiyanto Muhammad Kamud Wibisono Muhamad Urip Subron J Mulya Abadi Satyawan Nazila Maulida Nur Hidayah Pradipta Bambang M Ramli Ahmad Susiwi Tyas Saputri Syatila Danis Farzana Wahyu Tri Prabowo
145
Tes Siklus I 84 69 70 83 72
Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
80
Tuntas
68 64 85 X 72 76 X 75 71 81 80
Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas X Tidak Tuntas Tuntas X Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas
85
Tuntas
73
Tidak Tuntas
73
Tidak Tuntas
Lampiran 24. Daftar Nilai Siklus II
DAFTAR NILAI SISWA SIKLUS II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
NIS 13 1 4598 13 1 4599 13 1 4600 13 1 4601 13 1 4602 13 1 4603 13 1 4604 13 1 4605 13 1 4606 13 1 4607 13 1 4608 13 1 4609 13 1 4610 13 1 4611 13 1 4612 13 1 4613 13 1 4614 13 1 4615 13 1 4617 13 1 4619 13 1 4620 13 1 4621 13 1 4622 13 1 4623 13 1 4624 13 1 4625 13 1 4626
NAMA Aden Wahrul Mubaroh Adi Riyanto Agus Agung Prihantoro Ahmad Faham Andi Ahmad Saputra Angga Maulana Santosa Ari Kristiawan Aries Eko Robiyanto Ariya Ferdian Nalendra Arung Samodra Busaeri Dwi Sulistyo Fahrizal Joko Kurnianto Hayi Prastyo Utomo Jami Sri Rejeki Lintang Timur Lukman Arif Budiyanto Muhammad Kamud Wibisono Muhamad Urip Subron J Mulya Abadi Satyawan Nazila Maulida Nur Hidayah Pradipta Bambang M Ramli Ahmad Susiwi Tyas Saputri Syatila Danis Farzana Wahyu Tri Prabowo
146
Tes Siklus I 91 82 89 97 86
Ketuntasan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
80
Tuntas
85 74 98 X 84 89 X 95 91 84 86
Tuntas Tidak Tuntas Tuntas X Tuntas Tuntas X Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
82 97
Tuntas Tuntas
92
Tuntas
-
-
Lampiran 25. Lembar Hasil Observasi Siklus I LEMBAR HAS IL OBS ERVAS I S IKLUS I S kor Huruf No
NIS
NAMA
1 a
2
3
S kor Ketuntasan 4
5
6
b
c
a
b
c
a
b
c
a
b
c
a
b
c
a
b
1
2
3
4
5
6
c
a
b
c
a
b
c
a
b
c
a
b
c
a
b
c
a
b
c
1
13 1 4598
Aden Wahrul
B
B
C
C
C
C
C
C
B
B
B
B
B
C
B
K
K
B
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
2
13 1 4599
Adi Riyanto
C
K
C
B
C
K
C
C
C
B
B
B
B
C
B
K
C
K
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
3
13 1 4600
Agus Agung
C
B
B
B
K
K
C
K
C
B
B
B
B
B
B
K
K
K
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
4
13 1 4601
Ahmad Faham
C
SB
B
B
K
C
K
K
C
B
B
B
B
B
B
K
SB
SB
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
5
13 1 4602
Andi Ahmad
C
B
B
C
C
K
K
K
C
B
B
B
B
C
B
K
K
B
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
6
13 1 4603
Angga M aulana
7
13 1 4604
Ari Kristiawan
C
C
B
B
K
C
K
C
K
B
B
B
B
C
B
K
K
K
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
8
13 1 4605
Aries Eko
9
13 1 4606
Ariya Ferdian
C
K
B
B
K
C
K
C
K
B
B
B
C
C
B
K
C
B
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
10
13 1 4607
Arung Samodra
C
K
B
C
C
C
K
C
C
B
B
B
B
B
B
B
K
K
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
11
13 1 4608
Busaeri
B
SB
B
B
SB
C
B
C
SB
B
B
B
B
SB
B
K
K
SB
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
12
13 1 4609
Dwi Sulistyo
13
13 1 4610
Fahrizal Joko
B
B
B
B
K
C
B
B
B
B
B
B
B
SB
B
K
K
SB
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
14
13 1 4611
Hayi Prastyo
C
C
B
B
C
K
K
K
C
B
B
B
B
C
B
C
K
B
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
15
13 1 4612
Jami Sri
16
13 1 4613
Lintang Timur
C
K
B
B
K
C
C
C
K
B
B
B
C
C
B
C
K
C
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
17
13 1 4614
Lukman Arif
B
B
B
B
SB
B
SB
K
B
B
B
B
B
SB
B
B
K
K
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
18
13 1 4615
M uhammad Kamud
C
K
B
C
C
C
B
C
B
B
B
B
B
B
B
C
K
B
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
19
13 1 4617
M uhamad UriP
C
C
B
B
K
K
K
C
B
B
B
B
B
C
B
B
K
K
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
20
13 1 4619
M ulya Abadi
21
13 1 4620
Nazila M aulida
22
13 1 4621
Nur Hidayah
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
23
13 1 4622
Pradipta Bambang
B
C
B
B
C
K
K
K
C
B
B
B
B
B
B
B
K
C
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
24
13 1 4623
Ramli Ahmad
25
13 1 4624
Susiwi Tyas
C
K
B
B
K
K
B
C
C
B
B
B
B
B
B
B
K
C
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
26
13 1 4625
Syatila Danis
27
13 1 4626
Wahyu Tri
B
B
B
B
SB
C
K
C
SB
B
B
B
B
B
B
B
SB
B
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
6
8
16
14
3
16
10
Jumlah % Rata-rata
145
33,3 44,4 88,889 77,778 16,7 55,55555556
1
5
1
7
18
18
18
5,56
27,8
5,56
38,9
100
100
100
33,33333333
24,07407407
100
88,889 55,56
18
6
2
9
100
33,3
11,1
50
81,48148148
31,48148148
Lampiran 26. Lembar Hasil Observasi Siklus II
LEMBAR HASIL OBSERVASI SIKLUS II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
NIS 13 1 4598 13 1 4599 13 1 4600 13 1 4601 13 1 4602 13 1 4603 13 1 4604 13 1 4605 13 1 4606 13 1 4607 13 1 4608 13 1 4609 13 1 4610 13 1 4611 13 1 4612 13 1 4613 13 1 4614 13 1 4615 13 1 4617 13 1 4619 13 1 4620 13 1 4621 13 1 4622 13 1 4623 13 1 4624 13 1 4625 13 1 4626
NAMA
1 b B B B SB B
a Aden Wahrul Mubaroh B Adi Riyanto B Agus Agung Prihantoro B Ahmad Faham B Andi Ahmad Saputra C Angga Maulana Santosa Ari Kristiawan C C Aries Eko Robiyanto Ariya Ferdian Nalendra B B Arung Samodra C B Busaeri B SB Dwi Sulistyo Fahrizal Joko Kurnianto B SB Hayi Prastyo Utomo B B Jami Sri Rejeki Lintang Timur B B Lukman Arif Budiyanto B B Muhammad Kamud Wibisono C B Muhamad Urip Subron J B SB Mulya Abadi Satyawan Nazila Maulida Nur Hidayah B C Pradipta Bambang M B C Ramli Ahmad Susiwi Tyas Saputri B B Syatila Danis Farzana Wahyu Tri Prabowo -
c a B B B B B C SB B B B
3 b B C B B B
Skor Huruf 4 c a b C B B B B B B B B B B B B B B
c B B B B B
a B B B B B
2 b B B K B B
B
B
B
C
B
B
B
B
B B B
B B B
K B SB
C C C
B B B
B B B C B SB
B B
B B
K B
C B
B B
B B
B B B B
B B B B
K SB B B
C B C B
B B
B B
B B
B
B
-
-
c 1 1 1 1 1
c 1 1 1 1 1
a 1 1 0 1 1
a B B B B B
B
B
B
B
B
B
B
B
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
B B B
B B B
B B B
B B B
B B B
B B B
B B B
C B B
B B SB
1 0 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
0 1 1
0 0 0
1 1 1
1 1 1
1 0 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
0 1 1
1 1 1
B B
B B
B B
B B
B B
B B
B B
B B
B B
SB B
1 1
1 1
1 1
1 1
0 1
0 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
C C SB B B B K B
B B B B
B B B B
B B B B
B B B B
B B B B
B B B B
B B B B
C B B B
B B B B
C B B B
1 1 0 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
0 1 0 1
0 1 1 0
0 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
0 1 1 1
1 1 1 1
0 1 1 1
C B
C B
B B
B C
B B
B B
B B
B B
B B
B B
B B
B K
B C
1 1
0 0
1 1
1 1
1 1
0 1
0 1
1 1
1 0
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 0
1 0
B
B
B
B
C
B
B
B
B
B
B
B
B
C
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
18 100
18 100 100
18 100
18 100
18 100 100
18 100
146
a 1 1 1 1 0
a 1 1 1 1 1
c B B B B B
a B B B B B
1 b 1 1 1 1 1
2 b 1 1 0 1 1
5 b B B B B B
c B B B B B
6 b c B B C B B B SB SB B B
Skor Ketuntasan 3 4 b c a b 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah 14 15 18 % 78 83 100 Rata-rata 87,03703704
18 15 10 100 83 56 79,62962963
14 16 14 78 89 78 81,48148148
c 1 1 1 1 1
a 1 1 1 1 1
5 b 1 1 1 1 1
c 1 1 1 1 1
a 1 1 1 1 1
6 b 1 0 1 1 1
c 1 1 1 1 1
17 15 15 94 83 83 87,03703704
147
Lampiran 24. Foto Dokumentasi Penelitian di SMK Negeri 2 Salatiga Foto Dokumentasi Penelitian 1.
Penjelasan motode pembelajaran Direct Instruction oleh guru
2.
Penjelasan materi identifikasi peralatan tangan dan mekanik/ listrik pekerjaan konstruksi bangunan gedung atau bangunan air sesuai spesifikasi teknis
149
3.
Siswa mengerjakan soal evaluasi
150
4.
Kegiatan pengamatan terhadap siswa oleh peneliti
5.
Guru menjelaskan kembali materi yang sudah diajarkan secara singkat
151