BULETIN SKK MIGAS
No.20 I SEPTEMBER 2014
MENGOPTIMALKAN CADANGAN MIGAS / MENDESAIN SUMUR GAS BATUBARA / RAPAT KERJA OPTIMALISASI LIFTING / SKK MIGAS TERAPKAN ERP
DAFTAR ISI SALAM REDAKSI 3 Membangun Citra Positif
4
FOKUS 4 Optimisme Memenuhi Target Nasional 6 Mengoptimalkan Cadangan Migas 8
OPINI
Mendesain Sumur Gas Batubara
10 SEREMONIAL BIANGLALA 16 Rapat Kerja Optimalisasi Lifting
17
17 SKK Migas-KEI Berikan Bantuan
17 Jurnalis Muara Teweh Dikenalkan
20
Kegiatan Migas
FIGUR 18 Muhammad Agus Imaduddin
18
Mikroskop Polarisasi
Kepala Pengawasan Internal Bidang Kepatuhan SKK Migas Membangun Budaya Patuh Aturan
SPEKTRUM 20 Workshop Migas Non Konvensional
21 Penjajakan Kerja Sama SKK Migas - TNI AD 21 SKK Migas Terapkan ERP TANGGUNG JAWAB SOSIAL 22 Akhirnya Saya Bisa Umrah
21
22
Redaksi : Pelindung J. Widjonarko, Gde Pradnyana / Penanggungjawab Handoyo Budi Santoso / Pemimpin Redaksi Zuldadi Rafdi / Editor Heru Setyadi, Ryan B. Wurjantoro / Tim Redaksi Adhitya C, Utama, Alfian, Galuh Andini, Heri Slamet, Ruby Savira, Suhendra Atmaja
Redaksi memerima masukan artikel melalui :
[email protected] [email protected] Redaksi : Bagian Komunikasi dan Protokol SKK Migas Alamat : Gedung Wisma Mulia Lt.30, Jl. Jend. Gatot Subroto No. 42, Jakarta 12710 Facebook : Humas SKK Migas | Twitter @HumasSKKMigas
www.skkmigas.go.id
2 BUMI September 2014
SALAM REDAKSI
MEMBANGUN CITRA POSITIF Selalu berpikir positif. Frasa ini kerap diucapkan motivator, pembicara dalam seminar hingga psikolog dan psikiater. Anjuran tersebut ditanamkan agar manusia menghindari pikiran negatif yang bisa berimplikasi buruk pada kehidupan. Siapa pun dianjurkan untuk selalu berpikiran positif karena sikap ini bisa menumbuhkan optimisme dalam menjalani hidup. Pandangan positif dari masyarakat terhadap industri hulu minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia juga diperlukan untuk menjaga kelancaran kegiatan usaha sektor strategis ini. Akhir-akhir ini, kegiatan usaha hulu migas tidak selalu dimaknai positif oleh masyarakat. Berbagai kasus yang terjadi dan bersinggungan dengan sektor hulu migas membuat banyak pihak mempertanyakan kompetensi dan kredibilitas para pelaku usaha hulu migas. Agar pandangan tersebut berubah, industri hulu migas perlu membangun citra positif di mata masyarakat. Hanya saja, membangun citra positif bukanlah pekerjaan yang gampang. Butuh dukungan dari semua pihak yang terlibat dalam kegiatan usaha hulu migas untuk bisa membangun citra positif di mata masyarakat. Dukungan tersebut bisa diwujudkan dalam bentuk kemauan diri sendiri untuk mengambil inisiatif-inisiatif yang berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat maupun kesanggupan untuk selalu mematuhi aturanaturan yang berlaku. Sebagai lembaga yang bertugas mengawasi dan mengendalikan kegiatan usaha hulu migas, SKK Migas juga berupaya membangun citra positif sektor hulu migas di mata publik. Citra positif tidak hanya dibangun melalui sosialisasi tentang industri hulu migas ke masyarakat, tetapi juga dengan membangun budaya patuh aturan di internal organisasi. Budaya ini dibangun sebagai langkah antisipatif untuk meminimalkan, bahkan bila perlu meniadakan, pelanggaran terhadap
aturan yang berlaku. Dengan selalu patuh dan menaati aturan yang berlaku, citra SKK Migas sebagai organisasi yang bersih dan kredibel secara otomatis akan terbangun. Secara eksternal, budaya patuh dan taat terhadap aturan juga bisa membawa implikasi positif terhadap pihak-pihak lain yang berkaitan maupun terlibat langsung dalam kegiatan usaha hulu migas. Budaya patuh yang sudah terbangun di internal SKK Migas secara perlahan diharapkan bisa menular ke institusi maupun lembaga lain. Memang tidak mudah untuk membangun sebuah budaya yang berpengaruh langsung terhadap kinerja banyak orang. Butuh dukungan dan kemauan semua pihak agar budaya kerja yang bagus, bersih, dan patuh terhadap aturan bisa terbangun. Dalam upaya memenuhi kebutuhan energi nasional, industri hulu migas menghadapi tantangan yang tidak mudah. Namun tantangan itu bisa diatasi dan dihadapi apabila publik memahami proses kerja di industri hulu migas serta memiliki kepercayaan terhadap kredibilitas pelaku usaha hulu migas. Kepercayaan tersebut bisa diraih melalui citra positif yang terpatri dalam benak masyarakat.
HANDOYO BUDI SANTOSO Kepala Bagian Hubungan Masyarakat
September 2014 BUMI
3
FOKUS
OPTIMISME MEMENUHI TARGET NASIONAL Oleh: Adhitya Cahya Utama/
[email protected]
Kinerja industri hulu minyak dan gas bumi (migas) selalu menjadi pusat perhatian nasional mengingat peran strategis sektor ini. Volume lifting migas tiap tahun sebisa mungkin mampu memenuhi target nasional mengingat pengaruhnya terhadap penerimaan negara. Makin besar lifting migas tiap tahun, makin besar pula penerimaan negara. Hingga Juli 2014, realisasi lifting minyak mencapai 788 ribu barel per hari atau 96,3 persen dari target APBN-P 2014 sebesar 818 ribu barel per hari. Untuk gas, realisasi lifting mencapai 7.038 juta standar kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMSCFD) atau 102,7 persen dari target APBN-P 2014 sebesar 6.853 MMSCFD. Dari realisasi tersebut, penerimaan negara dari
4 BUMI September 2014
sektor hulu migas selama semester pertama mencapai US$ 20,1 miliar atau 67,7 persen dari target APBN-P 2014 sebesar US$29,7 miliar. Dari hasil kinerja selama semester pertama 2014 tersebut, realisasi lifting migas sudah cukup memuaskan, bahkan lifting gas berhasil melampaui target yang ditetapkan. Kontribusi untuk penerimaan negara pun telah melebihi target. Atas dasar itu, sektor hulu migas tetap optimistis pada 2014 mampu memberikan kontribusi yang optimal bagi penerimaan negara. “SKK Migas terus mengupayakan agar lifting migas bisa optimal sehingga penerimaan negara dari sektor hulu migas juga bisa optimal,” kata Pelaksana Tugas (Plt) SKK Migas, J. Widjonarko.
FOKUS
Menurut Widjonarko, salah satu upaya untuk mengoptimalkan lifting migas adalah dengan mengatur sarana transportasi, khususnya kapal, yang digunakan untuk mengangkut dan memindahkan minyak dari terminal-terminal kontraktor kontrak kerja sama (kontraktor KKS) ke kilang-kilang PT Pertamina (Persero). Hingga Juli 2014, stok minyak di terminal tercatat mencapai 11,1 juta barel. Selain mengoptimalkan lifting migas, SKK Migas tetap berupaya meningkatkan produksi migas selama semester kedua 2014. Peningkatan produksi tidak hanya dilakukan pada sumur-sumur di lapanganlapangan yang sudah ada, tetapi juga dari proyekproyek baru. Sebagai informasi, pada semester kedua 2014, ada tujuh proyek yang dijadwalkan mulai on-stream, yakni Bayan-Gas Field Development, Kerendan Gas Plant, Simenggaris Gas Plant, SES Gas Development (Mila-A dan Asti-A), Lapangan Beringin, Kepodang Development, dan South Belut. Dari ketujuh proyek tersebut, Lapangan South Belut di kawasan Natuna yang dioperasikan Kontraktor KKS ConocoPhillips Indonesia Inc diproyeksikan memberikan kontribusi produksi terbesar, yakni gas sebesar 120 MMSCFD dan kondensat sebesar 1.000 barel per hari. Kontribusi kondensat sebesar 1.000 barel per hari juga akan diperoleh dari Lapangan Beringin dengan operator Kontraktor KKS PT Pertamina EP. Sementara Kepodang Development yang dioperasikan Petronas Carigali Muriah siap memproduksi gas sebesar 116 MMSCFD. Sebelumnya, ada delapan proyek yang sudah onstream selama semester pertama 2014, yakni UL Field Development (PHE ONWJ), Peciko 7B (Total E&P Indonesie), POFD Bekapai Phase 2A (Total E&P Indonesie), Sisi Nubi 2B (Total E&P Indonesie), Peluang Development (Santos), South Belut Field Development (ConocoPhillips Indonesia Inc Ltd), Jawa Gas Development Project (Pertamina EP), dan Peciko 7C (Total E&P Indonesie). Dari delapan proyek tersebut, produksi kondensat terbesar dihasilkan Peciko 7B, yakni sebesar 4 ribu barel per hari. Untuk minyak, UL Field Development memberikan kontribusi produksi terbesar, yakni sebesar 2.200 barel per hari. Sementara untuk gas, produksi terbesar dihasilkan Sisi Nubi 2B, yakni sebesar 350 MMSCFD. “Dari seluruh proyek yang sudah on-stream maupun direncanakan on-stream pada 2014, produksi yang paling banyak memang gas,” kata Widjonarko. Upaya memaksimalkan produksi migas tidak hanya dilakukan dengan melakukan pengembangan lapangan. Peningkatan keandalan serta ketersediaan peralatan dan fasilitas juga dilakukan
agar produksi yang dihasilkan bisa optimal. Selain itu, kegiatan pemeliharaan terus dioptimalkan untuk menghindari terjadinya kendala dalam kegiatan operasi. Dari segi teknis, SKK Migas berusaha untuk menekan unplanned shutdown, salah satunya dengan meningkatkan pemeliharaan fasilitas-fasilitas produksi. Untuk menekan kendala dan hambatan yang bisa mengganggu kegiatan produksi, SKK Migas mendorong pelaksanaan program kerja yang sudah direncanakan dalam rencana kerja dan anggaran (work program and budget/WP&B) 2014, terutama terkait kegiatan pengeboran pengembangan, kerja ulang, dan perawatan sumur. Selama semester pertama 2014, hasil kegiatan kerja ulang dan perawatan sumur masih belum maksimal. Hingga 30 Juni 2014, realisasi kegiatan kerja ulang mencapai 43 persen, di mana sebanyak 428 kegiatan sudah terlaksana dari target 989 kegiatan yang ditetapkan dalam WP&B 2014. Untuk perawatan sumur, sebanyak 14.044 kegiatan sudah terlaksana dari target 33.170 kegiatan atau sudah tercapai 42 persen. Sementara realisasi program pengeboran sumur pengembangan, baik di wilayah kerja eksplorasi maupun eksploitasi, mencapai 51 persen, di mana sebanyak 663 kegiatan sudah terlaksana dari target 1.300 kegiatan. Hingga akhir tahun ini, kegiatan pengeboran sumur pengembangan, perawatan sumur, dan kerja ulang terus diupayakan agar memenuhi target. Pasalnya, program-program tersebut turut memberikan kontribusi dalam pencapaian target produksi migas yang ditetapkan APBN-P 2014. Kerja ulang dan perawatan sumur dilakukan untuk mendukung peningkatan produksi dan mempertahankan produksi yang sudah dihasilkan. “SKK Migas optimistis bisa mencapai target APBN-P untuk produksi minyak sebesar 818 ribu barel per hari,” kata Widjonarko. SKK Migas juga akan terus berupaya meningkatkan percepatan proses persetujuan, baik persetujuan rencana pengembangan (plan of development/ POD), WP&B, maupun otorisasi pengeluaran (authorization for expenditure/AFE). SKK Migas turut pula mendorong percepatan proses persetujuan maupun perizinan dari institusi dan kementerian yang terkait dengan kegiatan usaha hulu migas, terutama untuk peningkatan produksi migas. “Upaya-upaya ini dilakukan agar kontraktor KKS semakin mendapat kemudahan dalam menjalankan kegiatan operasional sehingga target produksi migas nasional bisa tercapai,” kata Widjonarko.
September 2014 BUMI
5
FOKUS
MENGOPTIMALKAN CADANGAN MIGAS Oleh: Adhitya Cahya Utama/
[email protected]
Tiap tahun, industri hulu minyak dan gas bumi (migas) dituntut untuk mempertahankan dan sebisa mungkin meningkatkan jumlah produksi. Hal ini terjadi seiring makin besarnya konsumsi migas nasional yang terus mengalami kenaikan tiap tahun. Peningkatan produksi juga diperlukan guna menjaga penerimaan negara dari sektor non pajak. Seperti diketahui, sektor migas masih menjadi salah satu penyumbang terbesar untuk penerimaan negara bukan pajak. Tahun ini, pemerintah melalui APBN 2014 sempat menargetkan lifting minyak sebesar 870 ribu barel per hari dan gas sebesar 6.939 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMSCFD). Dalam APBN-P 2014, target lifting migas diubah menjadi 818 ribu barel minyak per hari dan 6.853 juta kaki kubik gas per hari. Di tengah tuntutan untuk memenuhi target tersebut, sektor hulu migas menghadapi tantangan yang tidak mudah. Sebagai sumber energi yang tidak dapat diperbarui, jumlah cadangan minyak nasional terus menurun karena dikuras. Secara alamiah atau tanpa melakukan kegiatan apa pun, rata-rata produksi minyak nasional turun kurang lebih 21 persen tiap tahun. Berbagai upaya pun dilakukan guna menahan laju penurunan produksi,
6 BUMI September 2014
salah satunya melalui pengembangan proyek-proyek baru. Pengembangan proyek-proyek baru memberikan kontribusi yang cukup besar dalam upaya mencapai target produksi tahun ini. Sektor hulu migas bahkan optimistis produksi pada tahun 2015 bisa lebih besar dibanding tahun ini. Optimisme tersebut muncul seiring rencana onstream beberapa proyek pada 2015 dengan kapasitas produksi yang mampu memberi kontribusi signifikan bagi produksi migas nasional. “Secara total, ada 23 proyek yang dijadwalkan on-stream pada 2015. Proyek-proyek itu diharapkan bisa memberikan tambahan produksi minyak sebesar 140 ribu barel per hari dan gas sebesar 132 juta kaki kubik per hari,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SKK Migas, J. Widjonarko. Salah satu proyek yang diandalkan untuk mendongkrak produksi
FOKUS
minyak nasional pada 2015 adalah Lapangan Banyu Urip. Lapangan yang dioperasikan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontraktor KKS) Mobil Cepu Ltd (MCL) ini dijadwalkan on-stream pada kuartal pertama 2015 dengan produksi minyak tahunan sebesar 119 ribu barel per hari. Puncak produksi Lapangan Banyu Urip diperkirakan terjadi pada kuartal ketiga 2015 dengan produksi sebesar 165 ribu barel per hari. Selain Lapangan Banyu Urip, Lapangan Bunyu yang dioperasikan PT Pertamina EP diproyeksikan turut memberi kontribusi signifikan bagi produksi minyak nasional pada kuartal pertama 2015. Pada saat onstream di kuartal pertama 2015, Lapangan Bunyu langsung mencapai puncak produksi sebesar 5.711 barel minyak per hari. Pada kuartal ketiga 2015, produksi minyak nasional juga akan mendapat tambahan yang signifikan saat Lapangan Bukit Tua yang dioperasikan Kontraktor KKS Petronas mulai on-stream. Lapangan ini diproyeksi memproduksi minyak sebesar 5.000 barel per hari pada 2015 dan mencapai puncak pada 2016 dengan produksi sebesar 20.000 barel per hari. “Puncak produksi masing-masing proyek bervariasi. Pada saat mencapai puncak, produksi minyak dari proyek-proyek yang on-stream pada 2015 diharapkan bisa mencapai 223.000 barel per hari,” kata Widjonarko. Berbeda dengan minyak, kontribusi gas dari proyekproyek pengembangan pada 2015 tidak terlalu besar. Tambahan produksi gas terbesar berasal dari Lapangan South Mahakam 3 yang dijadwalkan onstream pada kuartal keempat 2015. Dari lapangan ini, produksi gas nasional mendapat tambahan sebesar 73,5 juta kaki kubik gas per hari. Lapangan yang dioperasikan Total E&P Indonesie tersebut juga memproduksi minyak sebesar 448 barel per hari pada 2015 dan puncak produksi sebesar
1.750 barel per hari pada 2016. Untuk gas bumi, produksi proyek-proyek yang on-stream pada 2015 diharapkan bisa mencapai 194 juta kaki kubik per hari pada saat mencapai puncak produksi. Apabila melihat volume produksi dari lapanganlapangan yang on-stream pada 2015, produksi minyak nasional pada 2015 diperkirakan bisa mencapai 845.000 barel per hari. Rinciannya, produksi sebesar 614.000 barel per hari diperoleh dari lapangan-lapangan yang sudah ada, 140.000 barel per hari diperoleh dari proyek-proyek baru, 51.000 barel per hari berasal dari kegiatan pengeboran pengembangan, 23.000 barel per hari dari kegiatan kerja ulang, dan 17.000 barel per hari dari kegiatan perawatan sumur. Sedangkan untuk gas bumi, produksi pada 2015 diperkirakan sebesar 1,248 juta barel setara minyak per hari (million barrels oil equivalent per day/MBOED). Dari prognosa tersebut, kontribusi terbesar masih berasal dari lapangan-lapangan yang sudah ada, yakni sebesar 1,057 juta barel setara minyak per hari. Meski pengembangan proyek-proyek baru memunculkan optimisme terhadap peningkatan produksi pada 2015, sektor hulu migas nasional tetap menghadapi tantangan yang tidak mudah tahun depan. Salah satu tantangan terbesar adalah peningkatan kegiatan eksplorasi yang sangat menurun dan tidak sebanding dengan kegiatankegiatan lainnya. Sebagai informasi, investasi untuk kegiatan eksplorasi selama semester pertama 2014 hanya 8 persen dari total investasi sektor hulu migas sebesar US$12,53 miliar. Hingga 30 Juni 2014, realisasi kegiatan pengeboran eksplorasi baik di wilayah kerja eksplorasi maupun eksploitasi mencapai 43 kegiatan dari target sebanyak 206 kegiatan. Agar laju penurunan produksi bisa diminimalkan dan produksi tahunan bisa dipertahankan, kegiatan eksplorasi untuk menemukan cadangan baru perlu lebih ditingkatkan.
September 2014 BUMI
7
OPINII
MENDESAIN SUMUR GAS BATUBARA Oleh: Deni Firwandi/
[email protected]*
Reservoir gas batubara (coal bed methane) yang terdiri dari matriks tempat gas terabsorbsi, face cleats & butt cleats yang terisi air, dan sedikit gas menghasilkan pola aliran yang khas ketika diproduksikan. Produksi air relatif besar pada fase awal yang kemudian mengecil, sementara itu produksi gas dari kecil kemudian membesar, stabil, dan akhirnya mengecil kembali (decline). Tahapan produksi dari sumur gas batubara dibagi menjadi tiga, yaitu dewatering, produksi stabil, dan decline seperti pada gambar di bawah.
Face Cleats Butt Cleats
Waktu -‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐>
Sumber Gambar dari CBM Awareness VICO Indonesia, 2011
Gas yang diserap pada matriks batubara akan keluar melalui rongga-rongga kecil (micro porosity) kemudian melewati face cleats & butt cleats yang terisi air dan kemudian mengalir ke lubang sumur. Dari lubang sumur, air diproduksikan melewati tubing, sedangkan gas diproduksikan melalui annulus antara tubing dan casing. Desain sumur gas batubara dipengaruhi oleh tipe komplesi yang dipilih. Sedangkan tipe komplesi yang dipilih dipengaruhi oleh permeabilitas reservoir gas batubara. Kemampuan reservoir gas batubara meluluskan fluida yang melewatinya (permeabilitas) dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu “besar” jika permeabilitas lebih dari 100 mD, “menengah” jika permeabilitas berada di antara 100 sampai 20 mD, dan “kecil” jika permeabilitas
8 BUMI September 2014
kurang dari 20 mD. Permeabilitas kurang dari 3 mD tidak direkomendasikan untuk diproduksikan. Tipe komplesi sumur gas batubara dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu open hole, stable cavity completion, cased hole completion, dan horizontal well. Open hole completion cocok untuk memproduksikan gas dari reservoir gas batubara yang mempunyai permeabilitas menengah sampai besar (di atas 20 mD) serta lapisan batubara dan produksi air tidak terlalu tebal dan besar. Keuntungan open hole completion adalah murah karena tidak perlu memasang production casing dan meminimalkan kerusakan reservoir karena reservoir batubara tidak terkontaminasi semen. Kelemahan open hole completion adalah dibutuhkannya perawatan sumur yang rutin untuk membersihkan lubang sumur dari material batubara yang runtuh serta merawat artificial lift yang digunakan. Dalam jangka panjang biaya untuk perawatan sumur relatif besar. Stable cavity completion cocok untuk memproduksikan gas dari reservoir gas batubara yang mempunyai permeabilitas menengah sampai besar (di atas 20 mD) serta lapisan batubara tidak terlalu tebal. Tidak bermasalah jika produksi air besar. Keuntungan stable cavity completion adalah bisa menghasilkan laju alir produksi relatif besar dibandingkan dengan cased hole. Kelemahan stable cavity completion adalah dibutuhkan biaya yang besar untuk membesarkan lubang di dasar sumur. Jika terjadi runtuhan batubara dan menyumbat liner, maka bisa mengurangi laju alir produksi. Dalam jangka panjang biaya perawatan sumur relatif besar. Cased hole completion cocok untuk memproduksikan gas dari reservoir gas batubara yang mempunyai permeabilitas rendah sampai menengah (3 sampai 20 mD) dan cocok untuk lapisan batubara yang tipis-tipis. Keuntungan cased hole completions adalah bisa menjaga keutuhan reservoir batubara, mudah untuk mengaplikasikan, dan penggantian berbagai artificial lift. Sedangkan kelemahannya adalah mahal. Cased hole completion adalah sistem komplesi yang paling banyak dipakai pada sumur gas batubara.
OPINI
Sumur horizontal didesain untuk meningkatkan laju alir produksi dan dapat diterapkan untuk berbagai kelompok permeabilitas. Sumur horizontal relatif mahal. Artificial lift (pengangkatan buatan) diperlukan untuk memproduksikan air dari sumur ke permukaan karena tekanan dasar sumur tidak cukup kuat mengalirkan fluida. Air yang ada di dalam lubang sumur menghasilkan gaya hidrostatis dan akan menghambat aliran gas dari reservoir gas batubara. Terdapat empat artificial lift yang bisa diterapkan pada sumur produksi, yaitu sucker rod pump (SRP), progressive cavity pump (PCP), electric submersible pump (ESP), dan gas lift. SRP, PCP, dan ESP sama-sama bisa menghasilkan tekanan alir dasar sumur sekecil mungkin dan dapat memberikan perbedaan tekanan dengan reservoir (drawdown) yang optimal sehingga laju alir dari reservoir ke lubang sumur bisa semakin besar. Sedangkan gas lift tidak bisa memberikan tekanan alir dasar sumur yang sekecil mungkin dan hanya menghasilkan kolom hidrostatis yang lebih ringan setelah bercampur dengan air di lubang sumur. SRP dan PCP adalah artificial lift yang paling banyak dipakai pada sumur gas batubara. Butiran batubara yang lepas dan terproduksi dapat merusak SRP, PCP, dan ESP sehingga perlu dilakukan perawatan. Data yang ada, kerusakan pada SRP, PCP, dan ESP terjadi bervariasi dari dua minggu sekali sampai 18 bulan sekali. Rangkaian SRP, PCP, dan ESP disambungkan dengan tubing dan ditempatkan dalam production casing pada saat produksi. Ukuran production casing (pada kasus cased hole) atau lubang produksi (open hole) akan mempengaruhi ukuran casing di bagian luar (intermediate casing, surface casing, dan conductor). Terdapat berbagai kombinasi ukuran casing pada saat mendesain suatu sumur (conductor, surface casing, intermediate casing, dan production casing) seperti terlihat pada diagram berikut:
Fungsi casing (selubung) adalah memisahkan lapisan-lapisan bawah tanah yang mempunyai perbedaan tekanan, menutup zona loss, mencegah lekatnya rangkaian drill string ke lapisan formasi karena perbedaan tekanan pada saat pengeboran (differential sticking), serta mengisolasi zona depleted. Ukuran casing 20” x 13-3/8” x 9-5/8” x 7” adalah ukuran casing yang paling banyak diterapkan di dunia dan mudah didapatkan di pasaran. Posisi reservoir gas batubara di dalam perut bumi tidak terlalu dalam. Tekanan formasi dan rekah relatif normal, bahkan pada zona produksi tekanan kecil sehingga well control dan grade casing bukan merupakan isu ketika mendesain susunan casing sumur gas batubara, sehingga desain susunan casing bisa dibuat sederhana, misalnya suatu sumur hanya menggunakan tiga atau dua string yaitu conductor dan intermediate, serta dengan atau tanpa production casing. Biaya yang dibutuhkan untuk mengebor satu sumur akan lebih murah sehingga anggaran bisa dimanfaatkan untuk mengebor sumur sebanyak mungkin. Reservoir gas batubara yang mempunyai permeabilitas tinggi (di atas 100 mD) memakai 7” OD production casing sehingga susunan ukuran casing menjadi 13-3/8” x 9-5/8” x 7” yang dibor menggunakan mata pahat 17-1/2” x 12-1/4” x 8-1/2”. Reservoir gas batubara yang mempunyai permeabilitas menengah (antara 20 sampai 100 mD) memakai 5-1/2” OD production casing sehingga susunan ukuran casing menjadi 13-3/8” x 9-5/8” x 5-1/2” yang dibor menggunakan mata pahat 17-1/2” x 12-1/4” x 6-1/2”. Sementara itu sumur horizontal pada reservoir gas batubara dapat menggunakan susunan casing 13-3/8” x 9-5/8” menggunakan mata pahat ukuran 17-1/2” x 12-1/4” x 6-1/4” atau 4-3/4” atau 3-7/8”.
Perpustakaan: CBM Awareness VICO Indonesia, 2011 Drilling Management Course, JOGMEC, Bab Casing Concepts and Design, 2012 *penulis adalah Kepala Subdinas Perencanaan Pemboran Pengembangan, DInas Pemboran dan Fasilitas Produksi, Divisi Eksploitasi Sumber Gambar dari Drilling Management Course, 2012
September 2014 BUMI
9
SEREMONIAL
KEGIATAN SKK MIGAS PUSAT
1
2
3
4
5
6 1. Kunjungan Papua – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SKK Migas, J. Widjonarko (dua dari kiri), menerima kunjungan dari Pemerintah Provinsi Papua Barat di Jakarta pada 3 September 2014. Pertemuan digelar dalam rangka tindak lanjut persetujuan Menteri ESDM mengenai alokasi LNG untuk memenuhi kebutuhan Provinsi Papua Barat.
4. Sosialisasi WP&B Kehumasan – Kepala Bagian Hubungan Masyarakat SKK Migas, Handoyo B. Santoso, memberikan penjelasan tentang monitoring kuartal ketiga 2014 dan usulan tahun 2015 dalam sosialisasi rencana kerja dan anggaran (work program and budget/WP&B) kehumasan di Jakarta pada 28 Agustus 2014.
2. Pertemuan Bulanan Kehumasan – Para peserta berdiskusi dalam Pertemuan Bulanan Kehumasan SKK Migas – Kontraktor Kontrak Kerja Sama yang dilaksanakan di Jakarta pada 2 September 2014.
5. Upacara HUT RI – Pekerja SKK Migas mengikuti upacara bendera memperingati HUT RI ke-69 yang dilaksanakan di lapangan parkir Gedung YTKI, Jakarta pada 17 Agustus 2014. Upacara dipimpin langsung oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SKK Migas, J. Widjonarko (jas hitam).
3. Seminar Good Governance – Sekretaris SKK Migas, Gde Pradnyana (kiri), menjadi pembicara dalam seminar “Good Governance and Institutional Framework in the Petroleum Sector” yang digelar di Jakarta pada 4 September 2014. Seminar yang dihadiri pimpinan dan manajemen SKK Migas ini bertujuan proses perbaikan tata kelola secara berkesinambungan di SKK Migas.
10 BUMI September 2014
6. Pelepasan Haji – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SKK Migas, J. Widjonarko (keenam dari kiri), berfoto bersama pekerja SKK Migas yang hendak menunaikan ibadah haji 1435 H usai acara Pelepasan Jamaah Calon Haji SKK Migas di Jakarta pada 2 September 2014.
SEREMONIAL
KEGIATAN SKK MIGAS SUMATERA BAGIAN UTARA
1
2
3
4
5
6
7
8
1. Perizinan Gangguan Operasi – Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Utara bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama Radiant Bukit Barisan E&P menghadiri undangan Sekretaris Kabupaten Sijunjung pada 16 Agustus 2014 untuk memberikan penjelasan tentang proses perizinan gangguan operasi di industri hulu migas. 2. Survei Pengeboran Sumur – Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Utara bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama MRI Lirik II menghadiri undangan Sekretaris Kabupaten Pelalawan pada 16 Agustus 2014 guna membahas rencana pengeboran Sumur Langite-1 dan survei lapangan. 3. Pra Survei Lapangan – Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Utara melakukan pra survei lapangan bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama Chevron Pacific Indonesia di wilayah operasi Kotabatak, Petapahan, dan Minas sebagai syarat permohonan izin pengadaan tanah pada 25 Agustus 2014. 4. Upacara HUT RI – Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Utara turut serta dalam upacara bendera memperingati HUT RI ke-69 di kantor Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Riau pada 17 Agustus 2014.
5. Taman Wisata Perairan – Pada 18-20 Agustus 2014, Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Utara menghadiri Loka Kawasan Konservasi Kawasan Perairan Nasional (LKKPN) Kementerian Kelautan dan Perikanan RI dan pembahasan Percepatan Pembangunan Program Taman Wisata (TWP) Kepulauan Anambas yang mendapat dukungan dana dari Asian Development Bank (ADB). 6. Penyelarasan Peta – Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Utara, Bahari Abbas (kedua dari kanan), bersama Gubernur Riau, Annas Makmun (ketiga dari kiri), membahas penyelarasan peta operasi kontraktor kontrak kerja sama di Riau dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Riau pada 19 Agustus 2014. 7. Tajak Sumur – Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Utara menghadiri kegiatan Tajak Sumur Eksplorasi Sinamar-2 yang dioperasikan Kontraktor Kontrak Kerja Sama PT Radiant Bukit Barisan E&P di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat pada 21 Agustus 2014. 8. Halalbihalal Riau – Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Utara, Bahari Abbas (keenam dari kiri), menghadiri halalbihalal Dewan Pengurus Daerah (DPD) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Riau bersama para stakeholder di Provinsi Riau pada 27 Agustus 2014.
September 2014 BUMI
11
KEGIATAN SKK MIGAS SUMATERA BAGIAN SELATAN
1
2
3
4
5
6
1. Lomba Tujuh Belasan – Dalam rangka memperingati HUT RI ke-69, Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Selatan menggelar pertandingan futsal antara pekerja SKK Migas melawan stakeholder. Selain kompetisi futsal, berbagai lomba menarik lainnya juga digelar pada 24 Agustus 2014.
4. Inspeksi Rig Monarch – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SKK Migas, J. Widjonarko (tengah), didampingi Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Selatan, Tirat Sambu Ichtijar (ketiga dari kiri), mengunjungi rig Monarch pada 23 Agustus 2014. Kunjungan tersebut untuk memantau kegiatan pengeboran Kontraktor Kontrak Kerja Sama Total E&P Indonesie di Sumur Rending-1, Blok Mentawai.
2. Silaturahmi Musi Rawas Utara – Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Selatan, Tirat Sambu Ichtijar (baris depan, ketiga dari kiri), berfoto bersama perwakilan kontraktor kontrak kerja sama berfoto bersama di kantor Bupati Musi Rawas Utara usai melakukan kunjungan silaturahmi dan koordinasi ke Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara pada 21 Agustus 2014.
5. Team Building Media – Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Selatan bersama kontraktor kontrak kerja sama melaksanakan kegiatan team building bersama jurnalis di wilayah Sumatera Selatan yang bertempat di Batam pada 29 Agustus 2014.
3. Kunjungan Kerja Bengkulu – Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Selatan bersama SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama Total E&P Indonesie melakukan kunjungan silaturahmi dan koordinasi ke Pemerintah Provinsi Riau pada 22 Agustus 2014.
6. Forum Jurnalis Migas – Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Selatan, Tirat Sambu Ichtijar (kanan), berfoto bersama perwakilan jurnalis wilayah Sumatera Selatan usai pembentukan Forum Jurnalis Migas di Batam pada 29 Agustus 2014.
12 BUMI September 2014
KEGIATAN SKK MIGAS JAWA, BALI, MADURA & NUSA TENGGARA
1
2
3
4
5
6
7
8
1. Halalbihalal Sampang – Masih dalam suasana Idul Fitri 1435 H, Perwakilan SKK Migas Wilayah Jawa, Bali, Madura dan Nusa Tenggara beserta kontraktor kontrak kerja sama yang beroperasi di Sampang menggelar halalbihalal bersama Pemerintah Kabupaten Sampang pada 13 Agustus 2014.
5. Sosialisasi Survei Seismik 2D – Dalam rangka kegiatan survei seismik 2D di lepas pantai utara Jawa Timur, Perwakilan SKK Migas Wilayah Jawa, Bali, Madura dan Nusa Tenggara bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama AWE North Madura NZ Ltd Terumbu melakukan sosialisasi di kantor Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur pada 20 Agustus 2014.
2. Survei Pengadaan Tanah – Tim dari Perwakilan SKK Migas Wilayah Jawa, Bali, Madura dan Nusa Tenggara bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama SPE Petroleum Ltd melaksanakan kegiatan pra survei untuk pengadaan tanah North Telaga 1 di beberapa kecamatan di Kabupaten Sampang pada 7 Agustus 2014.
6. Survei Seismik Lepas Pantai – Untuk mendukung kelancaran kegiatan survei seismik 2D dan 3D di lepas pantai utara Jawa Tengah, Perwakilan SKK Migas Wilayah Jawa, Bali, Madura dan Nusa Tenggara bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama Kris Energy BV melakukan sosialisasi ke warga Kabupaten Rembang pada 26 Agustus 2014.
3. Inventarisasi Bahan Peledak – Perwakilan SKK Migas Wilayah Jawa, Bali, Madura dan Nusa Tenggara melakukan inventarisasi bahan peledak di gudang bahan peledak Kontraktor Kontrak Kerja Sama Joint Operating Body (JOB) Pertamina-PetroChina East Java (PPEJ) dan Energi Mineral Langgeng di Kabupaten Tuban pada 19-20 Agustus 2014.
7. Kunjungan Lapangan – Perwakilan SKK Migas Wilayah Jawa, Bali, Madura dan Nusa Tenggara bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama Kangean Energy Indonesia melakukan kunjungan lapangan serta inventarisasi bahan peledak dan sekuriti di Pulau Pagerungan pada 26-28 Agustus 2014.
4. Monitoring PKPO – Pada 20 Agustus 2014, Perwakilan SKK Migas Wilayah Jawa, Bali, Madura dan Nusa Tenggara bersama Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM melakukan monitoring PKPO di wilayah operasi Kontraktor Kontrak Kerja Sama Saka Indonesia Pangkah Ltd.
8. Silaturahmi Jawa Tengah – Bersama kontraktor kontrak kerja sama yang beroperasi di wilayah Jawa Tengah, Perwakilan SKK Migas Wilayah Jawa, Bali, Madura dan Nusa Tenggara menggelar halalbihalal bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada 27 Agustus 2014.
September 2014 BUMI
13
KEGIATAN SKK MIGAS KALIMANTAN DAN SULAWESI
1
2
3
4
5
6
1. Bantuan Larvasida – Guna memberantas penyebaran jentik-jentik nyamuk, Perwakilan SKK Migas Wilayah Kalimantan dan Sulawesi bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama Total E&P Indonesie memberikan bantuan larvasida atau abate kepada Pemerintah Kota Balikpapan pada 8 Agustus 2014.
4. Peninjauan Pembangkit Listrik GMB – Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) bersama Perwakilan SKK Migas Wilayah Kalimantan dan Sulawesi meninjau pembangkit listrik gas metana batubara (GMB) yang dioperasikan Kontraktor Kontrak Kerja Sama VICO Indonesia di Kabupaten Kutai Kartanegara pada 14-15 Agustus 2014.
2. Silaturahmi Idul Fitri – Untuk mempererat silaturahmi, Perwakilan SKK Migas Wilayah Kalimantan dan Sulawesi bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama Total E&P Indonesie menggelar halalbihalal dengan para wartawan Tenggarong serta Bagian Administrasi Humas dan Protokol Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara pada 28 Agustus 2014.
5. Sosialisasi Program – Dewan Energi Nasional (DEN) bersama Perwakilan SKK Migas Wilayah Kalimantan dan Sulawesi melakukan kunjungan ke Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek, pada 1415 Agustus 2014 untuk mensosialisasikan program-program terkait kebijakan energi nasional.
3. Sosialisasi Pengeboran Sumur – Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Kalimantan dan Sulawesi, Ag. Djoko Widhihananto (kedua dari kiri), dan GM JOB Pertamina-Medco E&P Simenggaris (JOB PMEPS), Sri Budiyani (ketiga dari kanan), melakukan kunjungan ke Wakil Bupati Nunukan, Asmah Gani (ketiga dari kiri), pada 29 Agustus 2014 untuk mensosialisasikan rencana pengeboran sumur eksplorasi South East Sembakung (SES) #1.
14 BUMI September 2014
6. Pemanfaatan Hutan Produksi – Pada 17 Juli 2014, Perwakilan SKK Migas Wilayah Kalimantan dan Sulawesi bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama VICO Indonesia menggelar pertemuan dengan Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah IV, Balai Besar Dipterokarpa Samarinda, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur, Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Kutai Kartanegara, serta Pusrenhut Univeritas Mulawarman untuk membahas rencana kegiatan pengeboran di hutan pendidikan dan penelitian.
KEGIATAN SKK MIGAS PAPUA DAN MALUKU
1
2
3
4
5 1. Koordinasi Maluku Utara – Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Papua dan Maluku, Enrico CP Ngantung (tengah), bersama Exploration Manager Statoil Indonesia, Christian Zwach, melakukan kunjungan ke Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba LC, pada 19 Agustus 2014 dalam rangka koordinasi dengan pemerintah daerah setempat. 2. HUT RI Ke-69 – Perwakilan SKK Migas Wilayah Papua dan Maluku mengikuti peringatan HUT RI ke-69 yang digelar Kontraktor Kontrak Kerja Sama PetroChina International (Bermuda) Ltd dan JOB Pertamina-PetroChina Salawati di Kasim Marine Terminal, Papua Barat pada 17 Agustus 2014. 3. Sail Raja Ampat – Perwakilan SKK Migas Wilayah Papua dan Maluku bersama kontraktor kontrak kerja sama di wilayah Papua dan Maluku turut berpartisipasi dalam pameran Sail Raja Ampat di Waisai pada 21-24 Agustus 2014.
6 4. Lokakarya Perizinan – Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis SKK Migas, M.I. Zikrullah (ketujuh dari kiri), dan Penasihat Ahli Kepala SKK Migas Bidang Pemerintahan, Cornelia Oentarti (keempat dari kiri), hadir dalam Lokakarya Perizinan dan Mekanisme Pengadaan Tanah di Makassar pada 13-14 Agustus 2014. 5. Silaturahmi Media Papua Barat – Pada 18 Juli 214, Perwakilan SKK Migas Wilayah Papua dan Maluku bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama PetroChina International (Bermuda) Ltd dan JOB Pertamina-PetroChina Salawati melakukan kunjungan kerja ke kantor Radio Republik Indonesia (RRI) Sorong. 6. Kunjungan Kerja – Perwakilan SKK Migas Wilayah Papua dan Maluku bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama Lundin Indonesia melakukan kunjungan kerja ke Kodam XVII Cenderawasih pada 20 Juni 2014 dan diterima oleh Kasdam XVII Cenderawasih, Brigadir Jenderal TNI Hinsa Sibuari.
September 2014 BUMI
15
BIANGLALA
RAPAT KERJA OPTIMALISASI LIFTING Oleh: Adhitya Cahya Utama/
[email protected]
Industri minyak dan gas bumi (migas) memberikan kontribusi yang besar bagi penerimaan negara. Penerimaan tersebut berasal dari kegiatan lifting setelah cadangan migas diproduksikan. Hanya saja, kendala yang disebabkan faktor fasilitas lifting, ketersediaan kapal, off taker, alam, sosial, dan lain-lain sering muncul dan mengakibatkan tidak maksimalnya proses lifting migas. Guna mengatasi berbagai kendala yang selama ini menghambat proses lifting, SKK Migas bersama kontraktor kontrak kerja sama (kontraktor KKS) menggelar Rapat Kerja Optimalisasi Lifting dalam Rangka Minimalisasi Stok yang diselenggarakan di Bandung pada 5-12 Agustus 2014. Dalam rapat kerja ini, kontraktor KKS menyampaikan profil produksi minyak/kondensat dan gas hingga akhir tahun 2014 serta membahas kendala produksi dan lifting. Rapat kerja juga membahas komitmen dan strategi kontraktor KKS dalam mengoptimalkan lifting serta pengurasan stok minyak dan kondensat hingga akhir tahun 2014. Selain itu, SKK Migas dan kontraktor KKS membahas tentang penghitungan provisional entitlement serta status over/under lifting minyak dan gas. Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas, Muliawan, mengatakan perlu adanya strategi untuk mengoptimalkan lifting agar target penerimaan negara dari sektor migas bisa tercapai. Butuh pula usaha dan kerja sama semua pihak dalam menjalankan upaya-upaya untuk meminimalkan unplanned shutdown dan permasalahan yang terjadi. “Forum ini menjadi salah satu sarana yang tepat bagi kontraktor KKS untuk saling berbagi kendala-kendala yang dihadapi,” kata Muliawan.
16 BUMI September 2014
Sebagai informasi, rapor pencapaian produksi migas nasional selama semester pertama 2014 cukup memuaskan. Hingga Juli 2014, produksi minyak mencapai 796 ribu barel minyak per hari atau sebesar 99,02 persen dari target awal rencana kerja dan anggaran (work program and budget/ WP&B) 2014. Produksi gas mencapai 8.291 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau sebesar 99,85 persen dari target awal WP&B 2014. Muliawan mengatakan, produksi migas yang cukup memuaskan tersebut perlu diimbangi dengan lifting yang baik pula. Rapor pencapaian lifting migas selama semester pertama 2014 terbilang baik, namun belum mencapai target nasional. Hingga Juli 2014, lifting minyak rata-rata sekitar 792 ribu barel minyak per hari dari target awal WP&B 2014 sebesar 803.827 barel per hari. Rata-rata lifting/penyaluran gas sebesar 6.893 juta standar kaki kubik per hari atau sebesar 100,6 persen dari target awal WP&B 2014 sebesar 6.853 juta standar kaki kubik per hari. Hingga 31 Juli 2014, stok minyak mentah yang berada di terminal kontraktor KKS sebesar 10,12 juta barel. Jumlah tersebut jauh di atas target stok minyak mentah yang ditetapkan dalam Rapat Kerja Optimalisasi Lifting 2014, yakni sebesar 6,5 juta barel. Target ini bisa tercapai apabila ketersediaan kapal sesuai dengan kargo yang dinominasikan, izin ekspor keluar sesuai rencana, serta penyerapan kilang domestik sesuai yang dinominasikan. “Lifting minyak bagian negara diharapkan dapat dilakukan sebelum November dan Desember 2014, serta ekspor minyak bagian kontraktor dapat dilakukan setelah bagian negara di-lifting,” kata Muliawan.
BIANGLALA
SKK MIGAS-KEI BERIKAN BANTUAN MIKROSKOP POLARISASI Oleh: Suhendra Atmaja/
[email protected]
Kepedulian industri hulu minyak dan gas bumi (migas) terhadap dunia pendidikan terus berlanjut. SKK Migas melalui Kangean Energy Indonesia (KEI) memberikan bantuan hibah pendidikan kepada Program Magister Teknik Geologi dan Magister Teknik Pertambangan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran, Yogyakarta. Bantuan berupa mikroskop ini diserahkan langsung oleh Presiden Direktur KEI, Katsuo Suzuki, di Gedung Rektorat UPN Veteran pada 14 Agustus 2014. Serah terima hibah disaksikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SKK Migas, J. Widjonarko, dan Rektor UPN Veteran, Sari Bahagiarti. Widjonarko mengatakan, dukungan pemerintah dan pelaku-pelaku usaha bagi lembaga pendidikan diperlukan agar institusi ini memiliki sarana dan prasarana yang memadai dan andal. “Pemberian bantuan hibah mikroskop polarisasi ini merupakan komitmen industri hulu migas dalam mengembangkan dan meningkatkan kapasitas nasional,” katanya.
Presiden Direktur KEI, Katsuo Suzuki, berharap kerja sama dalam bidang pendidikan antara KEI dengan UPN Veteran bisa terus berlanjut untuk kepentingan pengembangan sumber daya manusia nasional. Kontribusi yang diberikan KEI diharapkan mampu membantu dan mendukung UPN Veteran dalam peningkatan kapasitas nasional, terutama di sektor migas. “Peningkatan kapasitas nasional memberikan kontribusi yang signifikan bagi Indonesia,” kata Katsuo Suzuki.
JURNALIS MUARA TEWEH DIKENALKAN KEGIATAN MIGAS Oleh: Danang Agung/
[email protected]
B. Wurjantoro, mengatakan wartawan harus mampu memberi edukasi kepada publik tentang pentingnya energi bagi kehidupan masyarakat. Melalui edukasi tersebut, masyarakat bisa memahami bagaimana migas dihasilkan.
Guna memberi pemahaman terkait kegiatan industri hulu minyak dan gas bumi (migas), SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontraktor KKS) Salamander Energy menggelar media gathering di Muara Teweh pada 20 Agustus 2014. Kegiatan diikuti 30 wartawan cetak maupun elektronik di Kabupaten Barito Utara. Saat memberikan materi “Peran Media dalam Edukasi Publik tentang Industri Hulu Migas”, Kepala Urusan Hubungan Media SKK Migas, Ryan
“Media harus memberikan data-data secara benar sehingga masyarakat menjadi tahu dan mendukung kegiatan hulu migas. Media juga harus bisa memberikan kritik apabila perusahaan migas melakukan kekeliruan,” kata Ryan. Kepala Urusan Humas Perwakilan SKK Migas Wilayah Kalimantan dan Sulawesi, Yanin Kholison, menambahkan kegiatan eksplorasi migas penuh risiko. Namun kegiatan eksplorasi sangat diperlukan untuk mencari sumber-sumber baru mengingat cadangan migas Indonesia kian menurun. Hal-hal semacam ini juga perlu diketahui masyarakat melalui edukasi yang diberikan media. September 2014 BUMI
17
FIGUR
Muhammad Agus Imaduddin
Kepala Pengawasan Internal Bidang Kepatuhan SKK Migas
MEMBANGUN BUDAYA PATUH ATURAN Oleh: Adhitya Cahya Utama/
[email protected]
Organisasi yang baik dan bersih membutuhkan dukungan fungsi pengawasan internal yang memadai. Melalui dukungan tersebut, terjadinya kelalaian oleh pekerja, baik yang disengaja maupun tidak disengaja, dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi masing-masing bisa dicegah. Dengan adanya fungsi pengawasan internal, kepatuhan para pekerja terhadap aturan yang berlaku diharapkan bisa lebih meningkat. Hanya saja, budaya yang ada di lingkungan kerja terkadang membuat tingkat kepatuhan pekerja masih belum optimal. Hal serupa juga masih terjadi di internal SKK Migas. Masih ada budaya kerja yang perlu diubah agar seluruh pekerja patuh terhadap aturan yang berlaku. Berikut wawancara dengan Kepala Pengawasan Internal Bidang Kepatuhan SKK Migas, Muhammad Agus Imaduddin. Menurut alumnus Fakultas Hukum Universitas Padjajaran Bandung ini, perlu kerja sama semua pihak agar budaya patuh di internal SKK Migas bisa terbangun dengan baik. Bagaimana tingkat kepatuhan pekerja SKK Migas saat ini? Adanya kasus korupsi yang melibatkan pimpinan SKK Migas membuat kepatuhan menjadi sorotan sekarang. Saya melihat, kepatuhan masih menjadi beban bagi pekerja SKK Migas. Bahkan masih ada anggapan, apabila semua patuh terhadap aturan yang berlaku, kegiatan operasional akan terganggu. Padahal justru sebaliknya. Dengan patuh terhadap aturan, kegiatan operasional justru akan berjalan lebih bagus. Kita lihat saja, tidak ada negara maju yang tidak patuh aturan. Negara-negara yang maju justru disiplin dan patuh
18 BUMI September 2014
terhadap aturan. Jadi sebenarnya tidak tepat apabila kepatuhan dianggap mengganggu kinerja atau kegiatan operasional. Namun memang seperti itulah kondisi yang ada sekarang. Oleh karena itu, semua pihak harus didorong untuk patuh sehingga kepatuhan tidak lagi menjadi beban. Apakah anggapan bahwa kepatuhan merupakan suatu beban terkait dengan kultur atau kebiasaan yang ada sekarang? Faktor kultur dan kebiasaan memang berpengaruh. Itulah mengapa, ada beberapa kebiasaan yang harus diperbaiki, bukan hanya di internal SKK Migas tetapi di banyak tempat. Salah satu budaya yang harus diubah adalah kebiasaan menolerir hal-hal yang berbau gratifikasi. Sampai sekarang masih ada anggapan, apabila tidak memberikan gratifikasi, maka izin tidak akan keluar. Padahal hal tersebut seharusnya tidak boleh terjadi. Kita juga perlu memahami aturan-aturan yang berlaku di luar. Dengan memahami aturan, kita bisa mencegah atau mengkondisikan sehingga tidak ada pihak-pihak yang mencoba memberi sesuatu atau meminta sesuatu. Perlu pula adanya batasan yang jelas tentang hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan bagi para pekerja di lapangan terkait gratifikasi. Apa saja langkah yang sudah diambil untuk mengubah budaya pekerja SKK Migas yang berkaitan dengan kepatuhan? Kami terus melakukan sosialisasi. Bahkan dalam beberapa kesempatan, kami bekerja sama dengan Bagian Hubungan Masyarakat apabila digelar forum di daerah. Kesempatan itu kami manfaatkan untuk berbagi mengenai aturan-aturan tentang etika, gratifikasi, dan
FIGUR
gratifikasi cukup tinggi. Dari laporan yang masuk, kami kemudian melakukan klarifikasi. Apabila gratifikasi yang diterima masih pada batasan yang ditetapkan dan tidak ada kemungkinan terjadinya konflik kepentingan, gratifikasi tidak perlu diserahkan ke negara. Laporan gratifikasi juga kami klarifikasikan ke KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Biasanya, KPK melayangkan surat kepada pihak yang menerima gratifikasi yang berisi pernyataan apakah gratifikasi yang diterima menjadi milik negara atau tidak. Sejauh ini, kami menerima laporan yang merata mulai dari tingkat pekerja hingga pimpinan. Artinya, kesadaran untuk melaporkan gratifikasi sudah lumayan bagus.
lain sebagainya. Melalui sosialisasi tersebut, pemahaman tentang kepatuhan diharapkan makin lama makin mendalam. Sosialisasi harus sering dilakukan karena rotasi rutin dilakukan di internal SKK Migas. Para pekerja yang baru masuk juga kami bekali dengan pemahaman tentang etika. Apakah kontraktor kontrak kerja sama (kontraktor KKS) juga perlu memiliki pemahaman yang benar tentang aturan gratifikasi? Tugas utama pengawasan internal memang lebih ke sisi internal. Namun karena kontraktor KKS merupakan partner SKK Migas, kami juga bekerja sama dengan fungsi-fungsi yang sama di internal kontraktor KKS. Dari sisi internal SKK Migas, apa saja hal-hal yang masih perlu dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan? Secara internal, masih banyak yang harus diperbaiki. SKK Migas sebenarnya sudah punya program WBS (Whistle Blowing System). Hanya saja program ini belum berjalan maksimal. Mungkin karena pihak pelapor takut, laporan yang masuk melalui WBS jadinya seperti surat kaleng. Padahal, identitas pelapor dilindungi. Kami juga tidak tahu identitas mereka karena laporan yang masuk melalui WBS dikelola oleh lembaga netral yang ditunjuk oleh SKK Migas. Lembaga tersebut kemudian memberikan laporan kepada kami untuk ditindaklanjuti. Namun karena pelapor kebanyakan anonim, kami mengalami kesulitan saat hendak mengkonfirmasi laporan yang masuk. Terkait gratifikasi, sejauh mana laporan yang masuk dan bagaimana tindak lanjutnya? Laporan untuk gratifikasi relatif bagus. Kesadaran para pekerja untuk melaporkan apabila ada
Bagaimana dengan laporan monitoring etika? Sebagai sebuah organisasi, SKK Migas memiliki pedoman etika. Pedoman tersebut terus diperbaiki dari waktu ke waktu. Satu hal yang perlu ada di SKK Migas sekarang adalah Komite Etika. Kami berharap, Komite Etika bisa segera terbentuk. Untuk saat ini, kami sedang melakukan assessment risiko yang bertujuan memperbaiki aturan etika dan gratifikasi. Seperti apa assessment risiko tersebut? Assessment risiko berfungsi mengenali risiko yang mungkin terjadi dari pekerjaan yang kita lakukan. Tiap fungsi harusnya bisa mengenali risiko pekerjaan masing-masing. Namun kita kadang tenggelam dengan pekerjaan masingmasing. Itulah mengapa kami minta bantuan pihak independen. Tahun lalu, assessment risiko di tingkat pimpinan sudah selesai dilakukan dan tahun ini berlanjut ke tingkat di bawahnya. Dengan adanya assessment risiko, pekerja SKK Migas memiliki gambaran lengkap tentang pekerjaan yang dilakukan sehingga ke depan bisa lebih berhati-hati. Pekerja SKK Migas juga bisa mengantisipasi apabila muncul masalah, bahkan bila perlu mencegah terjadinya masalah. Apa harapan Bapak agar kepatuhan di SKK Migas bisa lebih optimal? Saya berharap, kepatuhan jangan jadi beban. Kepatuhan dan kinerja harus jalan bersama. Apabila kepatuhan masih menjadi beban, berarti ada hal-hal yang tidak tepat, apakah itu aturan yang terlalu ketat atau proses yang tidak tepat. Hal-hal semacam ini harus segera disinkronkan karena kepatuhan merupakan kebutuhan semua orang. Seketat apa pun pengawasan yang dilakukan, semua sia-sia saja apabila masing-masing pihak tidak menjalankan aturan dengan benar. September 2014 BUMI
19
SPEKTRUM
WORKSHOP MIGAS NON KONVENSIONAL Oleh: Adhitya Cahya Utama/
[email protected]
Pengembangan minyak dan gas bumi (migas) non konvensional makin diperlukan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan energi nasional. Seperti diketahui, cadangan migas konvensional di Indonesia kian menurun. Jumlah cadangan baru yang ditemukan belum sebanding dengan jumlah cadangan yang diproduksikan. Di sisi lain, kebutuhan energi terus meningkat. Agar ketahanan energi nasional tetap terjaga, Indonesia perlu mengembangkan sumber energi selain migas konvensional. Mengingat migas masih menjadi sumber energi yang paling banyak digunakan sekarang, pengembangan migas non konvensional, termasuk shale gas dan tight sands, menjadi opsi utama untuk memenuhi kebutuhan energi nasional selain migas konvensional. Sebagai informasi, pengembangan shale gas dan tight sands telah terbukti sukses di Amerika Serikat. Keberhasilan tersebut layak diikuti mengingat Indonesia berpotensi untuk mengembangkan migas non konvensional. SKK Migas menggelar workshop “Migas Non Konvensional Indonesia: Shale and Tight Sands Reservoir Definition and Exploration Methodology” di Bandung pada 22-23 Agustus 2014. Workshop ini bertujuan menyamakan persepsi dan pemahaman mengenai pengertian-pengertian shale gas dan tight sands, maupun migas non konvensional secara keseluruhan. “Melalui workshop ini, kesamaan pemahaman mengenai migas non konvensional, khususnya shale gas
20 BUMI September 2014
dan tight sands, diharapkan bisa terbangun,” kata Kepala Divisi Eksplorasi SKK Migas, Indro Purwaman Hardi, saat membuka workshop. Indro menambahkan, adanya keselarasan antara teknis operasional dengan aturan yang berlaku akan memberi kemudahan bagi kontraktor kontrak kerja sama (kontraktor KKS) dalam menjalankan kegiatan eksplorasi dan operasi. Kegiatan eksplorasi, baik di migas konvensional maupun non konvensional, memegang peranan penting dalam upaya memenuhi kebutuhan dan menjaga ketahanan energi nasional. Kepala Dinas Hidrokarbon Non Konvensional SKK Migas, Brahmantyo K. Gunawan, mengatakan pengertian dan pemahaman yang tepat mengenai migas non konvensional, khususnya tight reservoir, perlu diberikan secara lengkap dan menyeluruh agar kontraktor KKS bisa membedakan antara migas konvensional dengan migas non konvensional. Hal ini penting karena selama ini masih terjadi kesimpangsiuran mengenai batas permeabilitas tight sands. Selain itu, di dalam kontrak bagi hasil (production sharing contract/PSC) wilayah kerja (WK) migas konvensional tidak disebutkan migas yang dikuras berasal dari reservoir konvensional atau non konvensional. “Kendala semacam ini membuat pengembangan migas non konvensional di Indonesia menjadi terhambat,” kata Brahmantyo.
SPEKTRUM
PENJAJAKAN KERJA SAMA SKK MIGAS-TNI AD Oleh: Morita Dian Julianti/
[email protected]
Unsur pengamanan memegang peranan penting dalam pelaksanaan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi (migas). Pasalnya, wilayah kerja hulu migas di Indonesia mulai memasuki area-area yang rawan, terpencil, dan berada di wilayah perbatasan. Tanpa pengamanan yang kuat, keamanan kegiatan hulu migas di kawasan itu bisa terganggu, bahkan menghambat aktivitas produksi. Menilik kondisi ini, SKK Migas menggandeng pihak militer dan kepolisian dalam melakukan pengamanan kegiatan operasional migas. Sinergi tersebut diwujudkan SKK Migas dengan membuat nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan TNI AD.
Pada 20-22 Agustus 2014 di Bandung, SKK Migas, TNI AD, dan kontraktor kontrak kerja sama (kontraktor KKS) menggelar rapat pembahasan perencanaan pembuatan nota kesepahaman. Rapat dihadiri Kepala Bagian Internal SKK Migas, Sapta Nugraha, Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Kalimantan dan Sulawesi, Ag Djoko Widhihananto, Wakil Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat, Brigadir Jenderal TNI Komaruddin, serta beberapa perwakilan dari SKK Migas, TNI AD, dan kontraktor KKS. Nota kesepahaman dengan TNI AD ini akan menjadi payung hukum bagi SKK Migas dan kontraktor KKS dalam mengelola kegiatan pengamanan. Rencananya, nota kesepahaman antara SKK Migas dengan TNI AD akan resmi ditandatangani dalam acara Security Summit di Nusa Dua, Bali pada 5-6 November 2014.
Pembenahan administrasi dan peningkatan transparansi pengelolaan proses bisnis internal menjadi komitmen SKK Migas dalam menjalankan tata kelola organisasi yang baik. Komitmen tersebut diwujudkan dalam bentuk pengimplementasian enterprise resource planning (ERP) yang resmi diterapkan mulai 18 Agustus 2014. Melalui penerapan ERP, SKK Migas mengintegrasikan proses bisnis internal dalam pengelolaan pengadaan dan manajemen aset, keuangan, serta kepersonaliaan. “Integrasi sistem ini membuat kinerja institusi menjadi lebih cepat, tepat, efektif, dan efisien,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SKK Migas, J. Widjonarko, saat meresmikan implementasi ERP di kantor SKK Migas. Menurut Widjonarko, proses bisnis internal SKK Migas selama ini sering kali dianggap sebagai prioritas yang lebih rendah dibanding proses bisnis utama SKK Migas, yaitu rencana pengembangan lapangan (plan of development/POD), program kerja dan anggaran (work program and budget/ WP&B), dan autorisasi pengeluaran (authorization for expenditure/AFE). Anggapan tersebut menyebabkan proses bisnis internal SKK Migas terkadang luput dari perhatian dan upaya peningkatan kualitas. Padahal,
SKK MIGAS TERAPKAN ERP Oleh: Adhitya Cahya Utama/
[email protected]
proses bisnis utama SKK Migas dan proses bisnis internal SKK Migas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Widjonarko berharap, dalam pengembangannya, ERP bisa diintegrasikan dengan data-data lapangan di kontraktor kontrak kerja sama (kontraktor KKS). Integrasi data-data ini diharapkan makin mempermudah pengambil keputusan serta meningkatkan transparansi pengelolaan kegiatan usaha hulu migas. September 2014 BUMI
21
TANGGUNG JAWAB SOSIAL
AKHIRNYA SAYA BISA UMRAH Oleh: Fransisna Luhukay
Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tidak hanya kaya dengan minyak dan gas (migas). Sebagian lahan di kawasan pesisir ternyata berpotensi untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian dan perkebunan. Bila diproses secara tepat dan berkelanjutan, hasilnya mampu mengundang decak kagum.
22 BUMI September 2014
Adalah Asnawi Hasan yang telah membuktikannya. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai guru di SMP PGRI Handil Penghulu, Kelurahan Muara Sembilang, Kecamatan Samboja ini sukses mengembangkan demonstrasi plot (demplot) budidaya tanaman pepaya di kebunnya. Empat bulan pascapanen pepaya, Asnawi sukses mewujudkan niatnya yakni menunaikan ibadah
TANGGUNG JAWAB SOSIAL
umrah. “Saya memang berniat untuk umrah dan alhamdulillah terwujud setelah menekuni demplot pepaya,” ungkapnya.
manajemen TEPI yang sudah membantu bibit pepaya dan memfasilitasi peningkatan kapasitas dalam bidang pertanian di Boyolali.
Asnawi berkisah, di sela-sela kesibukannya sebagai pengajar, ia meluangkan waktu untuk bercocok-tanam hortikultura. Di kebun miliknya, ada tanaman berupa sayur-mayur, cabai, buah lai, kelengkeng hingga durian. Pada awal 2012, Asnawi berkesempatan belajar tentang demplot pepaya di sentra demplot pepaya Boyolali, Jawa Tengah, difasilitasi oleh Total E&P Indonesie (TEPI).
Sukses membuatnya lebih bersemangat mengembangkan demplot pepaya. September 2013, Asnawi kembali menanam 600 bibit pepaya di kebunnya seluas satu hektare yang siap dipanen pada April 2014.
Berbekal ilmu yang diraup dari Boyolali serta bantuan 600 bibit dari TEPI, ia memberanikan diri mengembangkan demplot pepaya. Mei 2012, bibit mulai disemai di sejumlah polybag. Selama proses semai, ternyata 150 bibit mati. Juli, bibit pepaya yang tersedia langsung ditanam di lahan seluas satu hektare di Kelurahan Handil Baru Darat, Kecamatan Samboja. Itu ditanam di antara tanaman lain yang lebih dulu ada. “Saya tanam kelengkeng, lai, durian, berjarak 8 meter antarpohon. Nah, di celah itulah saya menanam pepaya,” tutur Asnawi yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) Karya Maju Handil. Penanaman dan pemupukan dilakukan sepulang dari sekolah. Setiap pagi pukul 07.00 WITA, Asnawi berangkat ke sekolah dan pulang pukul 13.30 WITA. Perjalanan pulang bukan menuju rumahnya di Kelurahan Senipah RT 6, Kecamatan Samboja, namun ke kebun hingga sore hari. “Bila ada warga lain yang ingin bertemu dengan saya, biasanya saya minta setelah magrib karena sore hari baru tiba di rumah,” ungkap Asnawi yang juga Ketua RT 6. Ternyata semua bibit yang ditanam tumbuh semestinya, apalagi ditambah dengan pemupukan yang tepat. Demplot pepaya di kebun Asnawi berbuah manis. Maret 2013, dilakukan panen perdana. Tiga hari sekali atau dua kali seminggu, ia bersama keluarganya memanen pepaya. Dalam sebulan pepaya yang dipanen mencapai 1,6 ton. “Awalnya tidak menyangka bisa sebanyak ini karena masih tahap awal dan uji coba menerapkan apa yang didapat selama di Boyolali,” ungkap ayah empat anak dan suami dari Nur Asiyah ini. Hasil panen pepaya dijual kepada para pedagang di Kukar dan sekitarnya seharga Rp2.500 hingga Rp3.500 per kilogram. Hasil penjualan pun ditabung. Dalam beberapa bulan, keuntungan yang diperoleh lebih dari Rp24 juta. “Akhirnya saya bisa umrah karena untuk umrah hanya bayar Rp24 juta. Sedangkan hasil penjualan pepaya lebih dari itu,” tambah Asnawi seraya berterima kasih kepada
Belum Memuaskan Keberhasilan demplot pepaya di Kukar ternyata belum merata. Seperti dialami Samud, Ketua Poktan Mulyasari di Kelurahan Muara Jawa Ulu, Kecamatan Muara Jawa. Pada penanaman tahap pertama tahun 2012, ia menanam 130 bibit. Namun hasilnya tidak sesuai harapan. Buah pepaya membusuk di pohon atau terkena antraknosa. “Musim tanam pertama kali hasilnya kurang memuaskan karena buahnya membusuk,” ungkap Samud. Samud tidak patah arang. Agustus 2013 lalu, Samud kembali menanam 300 bibit pepaya bantuan dari TEPI. Ia berharap, hasilnya nanti lebih baik. Di lahan pinjaman seluas setengah hektare, Samud tidak hanya bertanam pepaya namun juga sayur-mayur, jagung, tomat, cabai, mentimun dan lainnya. “Hasil tanaman ini dijual untuk membiayai kehidupan dua anak saya di Banyuwangi. Apalagi satu di antaranya sedang kuliah,” tambah Samud. Deputy Head of Division Sustainable Development & Societal Relations TEPI, Ari Kartika Dewa, membenarkan ada sebagian petani binaan yang belum berhasil mengembangkan demplot pepaya. Kondisi ini lebih disebabkan kontur tanah. “Di Muara Jawa, kontur tanahnya berpasir sehingga kurang cocok untuk budidaya pepaya. Selain itu, sistem tanam seperti di Boyolali tidak semuanya bisa diterapkan di wilayah Kaltim,” ujarnya. Mengenai demplot semangka, kata Ari, penanaman tidak bisa seperti pepaya. Semangka tidak bisa ditanam di lahan yang sama berulang kali. Harus berganti dengan jenis tanaman lain sehingga tidak mudah ditemukan tiap waktu seperti pepaya. Sedangkan budidaya pepaya hingga sekarang masih terus dilanjutkan para petani, sekaligus mengevaluasi dan menanam lagi menggunakan sistem tanam lokal Kaltim agar mendapatkan hasil yang maksimal.
*penulis adalah jurnalis Tribun Kaltim, yang terpilih sebagai salah satu pemenang dalam lomba karya tulis untuk media yang digelar SKK Migas Perwakilan Kalimantan Sulawesi.
September 2014 BUMI
23