SKENARIO DUKUNGAN IPTEK PENGEMBANGAN SAPI BALI
OLEH : Ir. I GUSTI NGURAH KAYANA, Msi
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah-Nya kepada penulis, maka terwujud karya tulis yang berjudul “Skenario Dukungan Iptek Pengembangan Sapi Bali”. Terwujudnya karya tulis ini berkat arahan dan bimbingan dari beberapa pihak. Untuk itu, pada kesempatan kali ini penulis mengungkapkan terima kasih kepada: 1. Dr.Ir. Ida Bagus Gaga Partama,MS, selaku korektor, atas arahan dan koreksinya yang telah diberikan kepada penulis. 2. Prof. Dr. Ir. I Wayan Suarna, MS, atas dukungan dan seluruh Kepala Dinas Peternakan se- Provinsi Bali atas dukungan serta data yang diberikan kepda penulis. Semoga jasa baik beliau-beliau tersebut memperoleh pahala dari Tuhan Yang Maha Esa sesui dengan amal baktinya.
Denpasar, Januari 2016 Penulis
i
DAFTAR ISI BAB
URAIAN
HALAMAN
Kata Pengantar
i
Daftar Isi
ii
Daftar Tabel
iii
1. Abstrak
1
2. Pendahuluan
2
3. Metode Penelitian
3
4. Hasil dan Pembahasan
4
5. Simpulan dan Saran
12
6. Daftar Pustaka
12
ii
DAFTAR TABEL NO.
JENIS TABEL
HALAMAN
1. Aplikasi Teknologi Peternakan Pada Sapi Bali
4
2. Potensi Wilayah Pengembangan Sapi Bali
6
3. Transformasi Iptek Sapi Bali
10
iii
SKENARIO DUKUNGAN IPTEK PENGEMBANGAN SAPI BALI Abstrak Telah dilaksanakan penelitian tentang skenario dukungan iptek dalam pengembangan usaha ternak sapi Bali untuk daerah Bali. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui skenario dukungan iptek dalam pengembangan usaha ternak sapi Bali. Pengambilan data menggunakan data primer yaitu dengan wawancara langsung dengan dinas peternakan di seluruh kabupaten dan kota di Bali dengan menggunakan kuisioner yang sudah disiapkan, sedangkan data skunder diambil dari data yang ada kaitannya dengan penerapan iptek sapi Bali di daerah Bali. Hasil
penelitian
menunjukan
bahwa
skenario
dukungan
iptek
pengembangan sapi Bali yang terjadi semuanya berkoordinasi dengan Dinas Peternakan kemudian diuji melalui demoplot, setelah berhasil baru diterapkan kepada masyarakat peternak. Kelemahan skenario dukungan iptek sapi Bali tersebut adalah keberlanjutan iptek tersebut tidak terjamin, sebab hanya sebatas proyek. Disamping itu tidak dapat diketahui (tidak ada data) apakah inovasi iptek tersebut telah diadopsi oleh masyarakat peternak sapi Bali. Dalam kaitan ini perlu adanya paradigma baru untuk kelanjutan iptek sapi Bali. Adapun skenario dukungan iptek sapi Bali yang cocok adalah koperasi agribisnis sapi Bali, dengan Universitas sebagai advokasinya. Kata kunci : skenario,iptek, sapi Bali dan koperasi agribisnis SCIENTIFIC TECHNOLOGY SUPPORT SCENARIO FOR BALI CATTLE DEVELOPMENT Abstract The research has been conducted on scientific technology support for development of Bali cattle farming in Bali. The aim of this research was to find out scientific technology support have been done and also its proper scenario for development of Bali cattle farming. Data used in this research was prilary data which was obtained from Dinas staff interviewed in all Kabupaten and city in Bali. In addition to that, secondary data was also collected from research reports
1
which have been done in relation to implementation of scientific technology for Bali cattle in Bali. The result of this research showed that all scientific technology support scenario have been done for development of Bali cattle coordinated to Dinas Peternakan then the result were evaluated through demo plot, after a good result technology will be implemented to farmer. The weakness of this scenario was sustainable of implementation could not be guaranteed, because that was limited on the project. Moreover there was no data which showed whether the innovation of that scientific technology has been adopted by Bali cattle farmer. In the relation to this, a new paradigm for sustainable of scientific technology innovation is necessary. A proper Bali cattle scientific technology support is agribusiness cooperation, with University as its ad vocation. Key words : scenario, scientific technology, Bali cattle and agribusiness coorperation
1. PENDAHULUAN
Sapi bali merupakan salah satu plasma nutfah dan produk unggulan di Bali. Dalam era pasar global keberadaannya perlu dikembangkan untuk mangatasi impor daging (substitusi impor). Sampai saat ini kbutuhan daging khususnya daging sapi di Indonesia dipasok dari tiga pemasok yaitu peternakan rakyat berupa ternak lokal, industry peternakan rakyat dengan sapi bakalan impor dan impor daging. Provinsi Bali mempunyai prospek yang cukup menjanjikan dalam usaha ternak sapi potong mengingat Bali sebagai suplayer ternak potong untuk mmenuhi kebutuhan provinsi yang lain seperti Jakarta, dan Jawa Barat. Disamping itu berdasarkan catatan
Soehadji (1995), besarnaya elastisitas
perminataan daging sapi 1,3% yang berate kenaikan pendapatan 1% menaikan konsumsi terhadap daging sapi sebesar 1,3%.
2
Populasi ternak sapi Bali dalam kurun waktu 2002-2004 (informasi data Dinas Peternakan Provinsi Bali, 2006) menglami pertumbuhan rata-rata 3,18% per tahun. Peningkatan populasi ternak sapi ini ternyata diikuti oleh laju pemotongan ternak rata-rata 2,61% per tahun dan laju pengiriman sapi antar pulau rata-rata 1,74% per tahun. Hasil catatan Erizal (1994), rata-rata laju pemotongan sapi lokal sebesar 7,43% (1979-1989), pemotongan untuk industry 4,99% perdagangan antar pulau 5,45% dan laju penyediaan ternak meningkat 6,16%. Usaha peternakan sapi Bali di Bali khususnya dan di Indonesia pada umumnya sebagian besar (99%) adalah usaha peternakan rakyat dengan skala usaha
1-4
ekor
per
rumah
tangga
peternak
dengan
keterbatasan
modal,teknologi sederhana dan produksi dengan kualitas rendah, sehingga peternak rakyat sangat rentan terhadap goncangan harga. Dalam kaitan ini perlu dikaji pola pengembangan usaha ternak sapi yang sudah dilaksanakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengtahui skenario dukungan iptek dalam pengembangan usaha ternak sapai Bali yang sudah dilaksnakan dan skenario iptek pengembangan usaha ternak sapi Bali yang sesuai untuk Bali.
2. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di seluruh kabupaten dan kota di Bali, pada bulan Mei 2007 s/d Oktober 2007. Pengambilan data meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara langsung dengan Dinas Peternakan di seluruh kabupaten dan kota di Bali (Kabupaten Badung, Jembrana, Klungkung, Bangli, Gianyar, Karangasem, Buleleng, Tabanan, dan Kota Denpasar) melalui kuisioner yang telah disiapkan yang mencakup tentang penerapan IPTEK di kabupaten/kota. Data sekunder diambil dari data yang ada kaitannya dengan penerapan IPTEK sapi Bali di Bali. Analisis yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis secara deskriptif dan tabulasi sederhana.
3
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Aplikasi Teknologi Peternakan Pada Sapi Bali Aplikasi teknologi petarnakan sapi Bali tersebar dibeberapa kabupaten yaitu Kabupaten Badung, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Bangli, Kabupaten Buleleng, dan Kota Denpasar. Adapun teknologi pternakan sapi yang diaplikasikan adalah aplikasi teknologi pakan, aplikasi pembuatan pupuk organic, aplikasi teknologi sapi kreman dan teknologi inseminasi buatan/ kawin suntik (Tabel 1) Tabel 1. Aplikasi Teknologi Peternakan Pada Sapi Bali No
Jenis Aplikasi
Lokasi
1
2
3
1
Teknologi pakan (Nutrien Feed and Badung Complete Feed )
2
Pembuatan pupuk organic
Basung, Klungkung
3
Teknologi sapi Kreman
Badung
4
Pengembangan pupuk organic
Tabanan
5
Teknologi pakan sapi kreman (Hd 18)
Bangli
6
Pengolahan
limbah
perkebunan Buleleng
menjadi pakan ternak 7
Pengolahan limbah cair menjadi pupuk Badung, Tabanan organic
8
Teknologi pakan ternak (Amoniasi Seluruh kabupaten/kota jerami)
9
Teknologi inseminasi buatan
Seluruh kabupaten/kota
10
Teknologi sistem energy biogas
Tabanan, Kota Denpasar
11
Pelatihan teknologi pasca panen bahan Tabanan, Kota Denpasar asal hewan (abon sapi, bakso sapi)
12
Instalasi pengolahan air limbah (Ipal)
RPH Pesanggran Denpasar
Sumber : Dinas Peternakan Provinsi Bali, Dinas Peternakan Kota Depasar, Peternak yang menjadi responden. 4
3.2 Potensi Wilayah Pengembangan Sapi Bali Potensi wilayah pengembangan sapi Bali untuk konservasi plasma nutfah (Kecamatan Nusa Penida), reproduksi (Kecamatan Nusa Penida dan Kecamatan Baturiti), pembibitan Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng, disajikan dalam Tabel 2.
3.3 Skenaro Dukungan Iptek Sapi Bali Skenario Dukungan Iptek (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) Sapi Bali, berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Dinas Peternakan kabupaten dan kota di Bali secara umum adalah sama. Adapun skenaronya adalah sebagai berikut : setiap iptek yang berasal dari instansi yang terkait dengan peternakan sapi Bali (BPPT, perusahaan peternakan, Universitas, dan Dinas Peternakan), terlebih dahulu dikoordinasikan dngan Dinas peternakan kemudian Dinas Peternakan melakukan uji coba melalui demoplot. Apabila hasil uji cuba menunjukan hasil yang baik, baru disebarkan kepada peternak melalui kelompok ternak (lihan Gambar 1). Kelemahan skenario dukungan iptek sapi bali tersebut adalah keberlanjutan iptek tersebut tidak terjamin, sbab hanya sebatas proyek. Dismping itu tidak dapat diketahui (tidak ada data) apakah inovasi iptek tersebut telah diadopsi oleh masyarakat peternak sapi Bali. Dalam ikatan ini perlu adanya paradigm baru untuk keberlanjutan iptek sapi Bali. Adapun skenario dukungan iptek sapi Bali yang cocok adalah koperasi agribisnis sapi Bali. Koperasi agribisnis sapi Bali sangat tepat untuk keberlanjutan iptek sapi Bali, mingingat soko guru perekonomian Negara Indonesia adalah koperasi, maka kopersi diberikan peran yang besar dalam pembangunan peternakan sapi Bali. Upaya memudahkan pelayanan koperasi dengan peternak, maka dibutuhkan kelompok-kelompok peternak sapi, seperti halnya subak, kelompok ternak yang terkandung di dalmnya nilai-nilai kebersamaan, kerakyatan, kerja keras, ketekunan, kedisiplinan, dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Astiti, 1999).kondisi seperti ini mengakibatkan
5
para peternak dapat menyerasikan unsure modern dengan tradisional tanpa adanya konflik dengan teknologi modern, mereka dapat menjalani tradisi keagamaan (misalnya dengan upacara selametan terhadap ternak yaitu tumpek kandang), mereka memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar berhasil dalam berusaha ternak.
IPTEK
DINAS PETERNAKAN
UJI COBA DEMOPLOT
KELOMPOK TERNAK
BERHASIL BAIK
KOORINASI
Gambar 1. Sebuah Model Skenario Dukungan Iptek
Table 2. Potensi Wilayah Pengembangan Sapi Bali No
1
2
Kebijaka n Iptek
Konservasi Plasma Nautfah Penelitia Nusa n Penida (bebas penyakit mulut dan kuku) Pengemb Seluruh angan Bali
Reproduk si
Pembibit an
Nusa Nusa Penida Penida Baturiti Karanga em Bulelen g Nusa Seluruh Penida Bali Baturiti
Penggemuk an
Pasca panen
Jembrana Badung (Beringki Bangle t) Tabanan Gianyar Denpasar Seluruh Bali
Seluruh Bali
3
Penerapa Seluruh n Bali
Nusa Seluruh Seluruh Penida Bali Bali Baturiti
Seluruh Bali
4
Komersi Seluruh alisasi Bali
Nusa Seluruh Seluruh Penida Bali Bali Baturiti
Seluruh Bali
6
Lembaga-lembaga seperti swasta, BUMN, dan kelompok ternak sebaiknya menanam saham di koperasi agribisnis. Hal ini bertujuan supaya lembaga-lembaga tersebut mempunyai rasa salng memiliki dan menambah modal kerja koperasi. Disamping itu untuk meningkatkan modal koperasi agribisnis dapat meminjam kredit dari lembaga keuangan (perbankan) dengan persyaratan kelayakan usaha diperhatikan daripada besarnya agunan.skim kredit dengan bunha khusus akan membantu koperasi untuk melayani peternak. Unsur pemerintah yang terkait dalam pengembangan sapi
Bali
harus
berkoordinasi
secara
terpadu
untuk
membantu
memfasilitasi pengembangan peternakan sapi Bali. Lembaga pemerintah yang cocok untuk advokasi adalah universitas, sebab universitas mempunyai tugas tridharma perguruan tinggi yaitu tugas sebagai pengajar, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Lembaga advokasi agribisnis sapi Bali misalnya : unit penelitian dan pengembangan mempunyai formula ransum, dengan dana ini akan diuji coba melalui demoplot kemudian setelah berhasil sisosialisasikan lewat unit penyuluhan, kepada peternak sapi dengan berkoordinasi dengan koperasi agribisnis sapi Bali. Untuk merangsang peneliti dan pengembangan perlu adanya penghargan terhadap kekayaan intelektual (HAKI) bagi peneliti dalam hal ini formulanya didaftarkan pada Direktorat Paten, selanjutnya yang memproleh paten adalah lembaga penyandang dana (koperasi), sedangkan pencipta formula memperoleh royalty. Teknologi sebagai alat untuk mencapai sasaran pembangunan peternakan sangat pentingmdalam upaya menghasilkan produk (sapi Bali) yang berdaya saing baik kualitas maupun kuantitas. Adapun teknologi yang erat kaitannya dengan pengembangan peternakan sapi Bali adalah : bibit ungul yang bersertifikat (ahli genetic dan pemuliaan ternak), pakan ternak (ahli hijauan makan ternak dan kimia makan ternak), kesehatan ternak (dokter hewan), pengolahan hasil ternak atau agroindustri (ahli pangan), pengolahan limbah (ahli pengolahan limbah), dan pemaaran (ahli
7
ekonomi peternakan). Teknologi peternakan sapi Bali sebelum diterapkan oleh petani peternak terlebih dahulu diuji cobakan oleh bagian penelitian dan pengembangan (advokasi), setelah diuji coba dan berhasil baru disebarkan ke petani peternak melalui bagian penyuluhan (advokasi). Sumberdaya manusia merupaka factor dalam agribisnis peternakan sapi Bali, karena itu diperlukan training sumberdaya manusia (petani ternak). Upaya ini amat penting dalam mengubah perilaku (pengetahuan keterampilan dan sikap) petani peternak dalam menerima inovasi-inovasi teknologi baru, sehingga usahanya dapat berkembang lebih baik dan pendapatannya lebih meningkat (peran advokasi). Usaha peternakan sapi Bali yang teritegrasi (integrated farming) diharapkan
dapat
meningkatkan
nilai
efisiensi
usaha
dengan
memanfaatkan produk-produk sampingannya (kulit, tulang, kotoran dan urine) akan dapat menurunkan biaya produksi dan sekaligus dapat meningkatkan pendapatan petani peternak. Euphoria reformasi seakan mengharapkan pemerhatian aspek lingkungan menjadi kedepan dalam penentuan kelanggengan usaha. Leisa (Low eksternal input sustainable agriculture) merupakan langkah konkrit dalam menjawab permasalahan pengembangan ternak sapi Bali. Tanaman pangan/perkebunan selain menghasilkan pangan bagi manusia, juga menghasilkan pakan ternak sapi. Penyediaan pakan bagi ternak yang dihasilkan oleh tanaman tidak bisa langsung dijadikan pakan ternak namun melalui proses sederhana yang memiliki kompleksitas produksi. Hasil sampingan yang tadinya limbah, dapat diberdayakan menjadi pakan ternak. Menyimak scenario dukungan iptek sapi Bali dengan
pola
koperasi
agribisnis,
dapat
dipakai
sebagai
solusi
pengembangan pternakan sapi Bali yang berkelanjutan. Untuk lebih jelasnya skenario dukungan iptek sapi Bali dapat dilihat pada Gambar 2.
8
Gambar 2. Skenario Dukungan Iptek Sapi Bali Melalui Koperasi Agribisnis
Unsur Pemerintah
Lembaga Keuangan
Pasar umum
Disnak Dinas Koperasi dan Industri kecil Disperindag
Koperasi Agribisnis
Industri Pengolaha n
Konsumen Akhir
Hotel, Restoran, Rumah makan
Kelompok Ternak Unsur Swasta Perusahaan Pembibitan Pakan Obat-obatan
Pasar Swalayan
Pasar Antar Pualu Pertanian
Limbah
Lembaga Advokasi : Penelitian, Pengembangan Penerapan
9
Kotoran dan limbah ternak sebagai sumner pupuk organik. Daur ulang limbah ternk berperan dalam mencegah terjadinya pencemaran lingkungan, secara bersamaan juga meningkatkan poduksi pertanian, limbah ternak cukup banyak dapat diubah menjadi pupuk organik yang mudah terkomposisi dan berharga murah. Selanjutnya hasil kerajinan kulit dan tulng dijualke koperasi agribisnis untuk dipasarkan. 3.4 Transpormasi IPTEK Sapi Bali Transformasi IPTEK sapi Bali dengan alih IPTEK (melalui diklat) penguasaan IPTEK (melalui diklat), integrasi iptek (Laboratorium), IPTEK baru menghasilkan HAKI (hak paten, hak cipta, ahli peneliti utama). Tabel 3.
Tabel 3. Transpormasi IPTEK Sapi Bali No
Kebijakan
Alih IPTEK
IPTEK 1
Penelitian
Melalui
Penguasaan
Integrasi
IPTEK
IPTEK
Melalui
Memerluk
IPTEK Baru
Menghasil
pendidikan
pendidikan
an
kan
dan
dan
sarana
berupa
pelatihan di
pelatihan di
laboratoriu
Hak paten;
Lembaga
Lembaga
m
hak cipta;
Riset
Riset dalam
ahli
dalam dan
dan
peneliti
luar negri
negri
luar
utama
10
haki :
2
Pengembangan Memerluka
Memerluk
Memerluk
n fasilitas :
an fasilitas
an fasilitas
lkan HKI
UPT;
:
:
berupa
Balai;Denfr
Balai;Denf
Balai;
hak
am; Badan
ram;
Badan
disain;hak
usaha
Badan
usaha
sirkuit;
UPT;
UPT;
usaha
Menghasi
:
ahli perencana an utama
3
Penerapan
Memerluk
Memerlu
Memerluk
an fasilitas
kan
an fasilitas
kan HKI
:
fasilitas :
:
berupa
Balai;
UPT;
Balai;
Hak
kelompok;
Balai;
Badan
merk; ahli
Badan
Badan
usaha;
perekayas
usaha
usaha;
kelompok
a utama
kelompok
ternak
UPT;
UPT;
Menghasil
:
ternak 4
Komersialisasi
Seluruh Bali
Seluruh Bali
Seluruh Bali
Menghasi lkan HKI berupa Hak rahasia dagang; royalty
11
:
4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan : Skenario dukungan IPTEK pengembangan sapi Bali yang terjadi :
Semuanya berkoordinasi dengan Dinas Peternakan kemudian diuji melalui demoplot, setelah berhasil baru diterapkan kepada masyarakat peternak.
4.2 Saran : Untuk mengembangkan skenario dukungan IPTEK sapi Bali :
Disarankan meleui kopersi agribisnis sapi Bali dengan Universitas sebagai advokainya.
Perlu diangkat manajer yang professional dan digaji sesuai profesinya, demi keberhasilan koperasi agribisnis.
DAFTAR PUSTAKA Astiti, T.I.P. 1998. Aspek Sosial Budaya dalam Agribisnis. Makalah Disampaikan Dalam Waktu Diskusi Panel Tentang Model Pengmbangan Sistem Agribisnis yang Berdimensi Kerakyatan. Diselenggarakan Oleh Alumni Punhawacana Bali, IPB. Disnak Provinsi Bali. 2006. Informasi Data Peternakan Provinsi Bali Tahun 2006. Denpasar. Doll J.P, and F. Orazem. 1984. Production Economics, Theory With Application. Jhon Wiley & Sons, New York. Ikandar S. Dkk. 1993. Analisa Ekonomi Tataniaga Ayam Ras Pedaging Pada Pengusaha Kecil di Bogor. Ilmu dan Peternakan BPT; Puslitbanget, Vol. Vi, No.2. Bogor. Tomek W.G, and K.L. Robinson. 1990. Agricultural Product Price. Third Edition, Cornell University Press, Ithaca and Condon.
12