Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
DISEMINASI TEKNOLOGI BALI-BIO SERTA PEMANFAATANNYA DALAM PENGEMBANGAN PETERNAKAN SAPI BALI DI DESA ABIANTUWUNG I M. Mudita, N. W. Siti, I K. M. Budiasa, I W. Wirawan dan A. A. P. P. Wibawa Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Jl. P.B. Sudirman Denpasar email;
[email protected]
Ringkasan Eksekutif Ipteks bagi Masyarakat/IbM telah dilaksanakan di Kelompok Ternak Sapi Bali Bina Satwa I (mitra I) dan Bina satwa III (mitra II) Desa Abiantuwung, Kediri Tabanan dalam optimalisasi pemanfaatan limbah pada pengembangan peternakan sapi Bali. Teknologi produksi bioinokulan berbasis limbah cairan rumen sapi bali Bali-bio dan pemanfaatan dalam produksi silase pakan berbasis limbah dan pupuk organik didesiminasikan kepada kedua mitra melalui kegiatan penyuluhan, pelatihan singkat, dan pembentukan demoplot. Hasil kegiatan menunjukkan partisifasi mitra dalam seluruh kegiatan sangat tinggi, kegiatan penyuluhan dan pelatihan singkat diikuti 100% anggota kedua mitra serta 53,3% mitra I dan 60% mitra II mengajukan permasalahan produksi ternak sapi Bali dan tata cara pemanfaatan limbah. Pada pelaksanaan kegiatan demoplot diketahui transfer teknologi produksi bioinokulan Bali-bio, silase pakan berbasis limbah dan pupuk organik dapat terlaksana dengan baik, 73,3% mitra I dan 80% mitra II dapat memproduksi produk secara mandiri dengan kualitas baik. Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan dapat disimpulkan desiminasi teknologi di kedua mitra telah terlaksana dengan baik dengan tingkat partisipasi mitra dan daya adopsi ipteks yang cukup tinggi. Kata Kunci: Bali-bio, Cairan Rumen, Limbah, Pupuk Organik dan silase pakan Executive Summary The knowledge and technology for community service was carried out at Bali Cattle Group Farmers Bina Satwa I (as partner I) and Bina Satwa III (as partner II) on Abiantuwung Village to optimise use waste resources on bali cattle production development. Technolgy production of bio-innocullant based on rumen liquor waste Bali-bio and utilization on produce feed ration silage based on waste and produce organioc fertilizer was desimination for all partners with socialization, short training and demonstration project activities. Result of activities showed participant partner on all activities are high. The socialization and short training followed by 100% members of partners, 53,3% members of partner I and 60% members of partner II to propose their problem on Bali cattle production and strategic to use local resources based on waste. Result activities of demonstration projects showed adoption of technology transfer by partner are well, 73,3% members of partner I and 80% member of partner II can produce of bio-innocullant “Bali-bio” by their self with high quality. It was concluded that activity of desimination of technology at partners can continously with well which showed higher level of partisipation and adoption of technology transfer. Keywords: Bali-bio, Feed Silage, Organic Fertilizer, Rumen liquor, and Waste
26
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
permasalahan
A. PENDAHULUAN Desa
Abiantuwung,
khususnya
terkait
Kecamatan
penyediaan pakan berkualitas terutama
Kediri, Kabupaten Tabanan merupakan
pada musim kemarau, pemanfaatan limbah
satu dari 15 desa di wilayah Kecamatan
kotoran ternak yang belum optimal serta
Kediri Tabanan, terletak di dataran sedang
limbah pertanian yang dihasilkan belum
pada ketinggian 150 m dari permukaan
mampu dimanfaatkan untuk mendukung
laut dengan rataan curah hujan 1161
pengembangan usaha peternakan. Hal ini
mm/tahun. Sebagian besar penduduknya
terjadi
(47,61%) bekerja dalam bidang pertanian
pengetahuan peternak mengenai teknologi
dengan didukung areal persawahan seluas
pengolahan
313 Ha, organisasi subak dan kelompok
alternatif
ternak aktif (Propil Pembangunan Desa
Disamping itu mahalnya harga produk
Abiantuwung, 2007). Bidang pertanian
inokulan yang umumnya dipakai dalam
mempunyai
peranan
aplikasi
mendukung
pembangunan
Abiantuwung
dan
strategis
dalam
di
menjadi
Desa
karena
masih
limbah
menjadi
maupun
teknologi
rendahnya
pupuk
pakan organik.
pengolahan
limbah
disinyalir turut menghambat kemauan
sumber
peternak
penghasilan utama masyarakat.
mempelajari
mengaplikasikan
Kelompok ternak sapi Bina Satwa I
serta
teknologi
mencoba pengolahan
limbah.
dan Bina Satwa III merupakan dua
Mengingat
kondisi
tersebut,
kelompok ternak di Desa Abiantuwung
peningkatan pengetahuan peternak dalam
yang cukup eksis dalam pengembangan
optimalisasi pemanfaatan sumber daya
peternakan sapi Bali. Kelompok ternak
lokal asal limbah dalam pengembangan
Bina Satwa I dan Bina Satwa III
peternakan
beranggotakan 15 dan 10 orang peternak
dilakukan. Desiminasi teknologi aplikatif
yang memelihara 39 dan 28 ekor sapi bali.
murah dan tepat guna khususnya dalam
Usaha
produksi
peternakan
tiap
kelompok
sapi
Bali
bioinokulan
penting
yang
dapat
produksi
pakan
dikembangkan di areal bersama milik
dimanfaatkan
kelompok
alternatif maupun pupuk organik sangat
dengan
pengaturan
tugas
kegiatan harian dibawah koordinasi ketua
penting
kelompok. Pertemuan kelompok rutin
produksi
dilaksanakan
setiap
untuk
diproduksi dari limbah cairan rumen
mengadakan
tukar
dan
merupakan salah satu teknologi aplikatif
bulan informasi
untuk
untuk
sangat
dilakukan.
bioinokulan
Bali-bio
yang
Namun
mencapai tujuan tersebut (Mudita et al.,
saat
ini
berbagai 27
didesiminasikan
yang
pengaturan tugas harian dalam kelompok. sampai
layak
Teknologi
untuk
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
2009a). Desiminasi teknologi aplikatif ini
pemanfaatannya dalam produksi pakan
diharapkan dapat mengatasi permasalahan
alternatif
pengembangan usaha peternakan terutama
merupakan
dalam penyediaan pakan berkualitas dan
sederhana dan mudah untuk diaplikasikan
berkesinambungan
sehingga
oleh peternak. Melalui kegiatan sosialisasi
sustainable
dan pelatihan, teknologi tersebut akan
pengembangan
peternakan
dapat tercapai.
maupun
pupuk
teknologi
organik
aplikatif
yang
dapat diadopsi/diserap oleh peternak dalam pengembangan usaha
peternakan sapi
balinya.
B. SUMBER INSPIRASI Banyaknya jumlah ternak yang dipelihara oleh kelompok ternak Bina
C. METODE KEGIATAN
Satwa I dan III sering menimbulkan
Kegiatan IbM ini dilaksanakan di
berbagai permasalahan terkait sulitnya
kelompok ternak sapi Bali Bina Satwa I
penyediaan
(Mitra I yang beranggotakan 15 orang) dan
hijauan
pakan
ternak
berkualitas sepanjang tahun khususnya
Bina
saat
beranggotakan
musim
kemarau/paceklik.
satwa
III
(Mitra
10
II
orang)
yang Desa
Pemanfaatan berbagai potensi sumber daya
Abiantuwung, Kediri Tabanan selama 6
lokal asal limbah yang tersedia di Desa
bulan
Abiantuwung seperti jerami padi, serbuk
Desiminasi teknologi dilaksanakan melalui
gergaji kayu, limbah rumah potong hewan
kegiatan sosialisasi dan persiapan materi
ruminansia seperti limbah isi rumen
selama 4 bulan, kegiatan penyuluhan dan
maupun limbah organik lainnya menjadi
pelatihan singkat selama 1 hari yang
pakan
dipusatkan di kandang mitra I, serta
maupun
inokulan
akan
dapat
(Mei
sampai
Oktober
menurunkan biaya produksi dan mengatasi
kegiatan
berbagai permasalahan yang selama ini
pembentukan
sering
kelompok ternak mitra yang dilaksanakan
dihadapi.
Pemanfaatan
limbah
pendampingan
2011).
kedua
selama
atau sapi) yang banyak tersedia di tempat
didesiminasikan di kedua mitra adalah
pemotongan ternak rakyat di desa tersebut
teknologi produksi bioinokulan berbasis
menjadi
dapat
limbah cairan rumen Bali-bio, teknologi
diaplikasikan baik untuk produksi pakan
produksi silase pakan berbasis limbah dan
berbasis limbah maupun pupuk organik.
pupuk
Teknologi produksi bioinokulan berbasis
biofermentasi Bali-bio. Evaluasi kegiatan
limbah cairan rumen Bali-bio serta teknik
dilakukan
lokal
akan
28
bulan.
di
cairan rumen ternak ruminansia (kambing
inokulan
2
demoplot
melalui
organik
pada
Ipteks
dengan
setiap
yang
teknologi
sub-kegiatan
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
melalui; 1) Evaluasi tingkat partisivasi
D. KARYA UTAMA
mitra, 2) Evaluasi penguasan/daya adopsi
Karya utama dari kegiatan IbM di
Iptek, dan 3) Evaluasi terhadap kualitas
kelompok ternak Bina Satwa I dan Bina
produk Ipteks yang dihasilkan.
Satwa III Desa Abiantuwung, Kecamatan
Kegiatan IbM ini dilaksanakan oleh
Kediri, Kabupaten Tabanan adalah Produk
5 orang tim pelaksana yang merupakan
bioinokulan alternatif berbasis limbah
dosen Fakultas Peternakan UNUD dari
cairan rumen “Bali-bio” dan produk
berbagai
aplikatif
spesialisasi
ilmu,
didukung
hasil
pemanfaatan
teknologi
praktisi dari Kelompok Simantri 027 Desa
bioinokulan Bali-bio dalam pengolahan
Kelating Tabanan, Perbekel dan Staf Desa
limbah yaitu silase pakan berbasis limbah
Abiantuwung, Kediri Tabanan.
organik dan pupuk organik (Gambar 1).
Bioinokulan Bali-bio Pupuk Organik Silase Pakan Asal Limbah Gambar 1. Bali-bio dan produk ipteks yang dihasilkan dari pemanfaatannya tertutup rapat) serta disimpan dalam ruang
E. ULASAN KARYA UTAMA Bali-bio bioinokulan
merupakan
yang
diproduksi
produk
yang
tidak
melalui
langsung.
terkena Setelah
sinar waktu
matahari inkubasi,
pemanfaatan limbah cairan rumen (isi
bioinokulan siap dimanfaatkan sebagai
saluran pencernaan bagian depan ternak
sumber
ruminansia) yang dibiakkan pada medium
Pemanfaatan Bali-bio baik untuk produksi
inokulan
yang
berbagai
silase pakan maupun pupuk organik
sumber
nutrien/pakan
mudah
menggunakan turunan Bali-bio (Bali-bio
diperoleh di lingkungan sekitar (Tabel 1).
aktif) yang dibuat dengan mencampur 1
Produksi Bali-bio di kedua mitra dilakukan
liter Bali-bio (bibit) dengan 1 liter molases
dengan teknik inkubasi sederhana melalui
dan 18 liter air serta difermentasi dalam
fermentasi selama 5 hari pada suhu kamar
wadah yang diisi penuh dan tertutup rapat
dalam kondisi anaerob (bakalan Bali-bio
selama 2-3 hari. Produksi silase pakan
dimasukkan dalam wadah terisi penuh dan
dilakukan dengan memanfaatkan berbagai
terbuat
dari yang
29
bibit
Bali-bio
(Gambar
2).
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
limbah organik yang tersedia di kedua
memanfaatkan feses/kotoran ternak dan
mitra seperti jerami padi, batang pisang,
berbagai bahan limbah lain yang disirami
serbuk gergaji kayu, ampas isi rumen,
dengan larutan Bali-bio aktif (Tabel 3)
dedak padi, urea, garam, kapur dan
serta difermentasi (ditutup rapat dengan
mineral (pada Mitra I) serta ditambah daun
terpal) selama 3 minggu. Setelah pupuk
bambu kering (pada Mitra II) yang
organik
dicampur dengan larutan Bali-bio aktif
pengeringan
(Tabel 2) dan difermentasi selama 2
mendapatkan ukuran pupuk yang homogen
minggu (Gambar 3). Sedangkan produksi
(Gambar 4).
pupuk
organik
dilakukan
matang dan
dilanjutkan
dengan
pengayakan
untuk
dengan
Tabel 1. Bahan Penyusun Bioinokulan Alternatif (dalam komposisi 1 liter) No 1 2 3 4 5 6
Bahan Penyusun
Jumlah (dalam kondisi Segar)
Cairan Rumen (ml) Molases (ml)/Gula Aren/Gula Pasir (g) Urea (g) Garam Dapur (g) Mineral/Multivitamin-mineral (g) Air
100 100 10 2,5 2 (hingga volumenya 1 liter)
Tabel 2. Formula Pakan Berbasis limbah yang Diproduksi dengan Teknologi Bali-bio No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Bahan Pakan Alternatif
Jumlah (kg berbasis segar) Mitra I Mitra II
Jerami Padi Serbuk gergaji kayu Isi rumen (setelah cairannya diambil) Batang pisang Daun bambu kering Dedak Padi Molases Urea Garam dapur Kapur Mineral Total
50 5 5 10 20 4 3 1 1 1 100
45 5 5 10 5 20 4 3 1 1 1 100
Starter/Fermentor 1 Bali-bio aktif (liter) 2 Molases (liter) 3 Air (liter) Total Larutan Bali-bio
5 1 74 80
5 1 74 80
30
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
Tabel 3. Formula Pupuk Organik yang diproduksi dengan Teknologi Bali-bio No 1 2 3 4 5
Bahan Pupuk Organik
Jumlah (kg)
Kotoran Ternak (Feses Sapi) Sekam Padi Serbuk Gergaji Kayu Abu dapur Kapur Total
70 10 10 8 2 100
Starter/Fermentor 1 Bali-bio aktif (liter) 2 Molases (liter) 3 Air (liter) Total Larutan Bali-bio
Persiapan limbah cairan rumen/CR
Pencampuran CR dg medium lokal
Jumlah (liter) 5 1 34 40
Inkubasi bakalan Bali-bio
Gambar 2. Proses Produksi Bioinokulan Bali-bio
Gambar 3. Produksi pakan asal limbah dengan Teknologi Bali-bio
Gambar 4. Produksi Pupuk Organik dengan Teknologi Bali-bio
31
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
Pelaksanaan kegiatan IbM di kedua
limbah
dan
pupuk
organik
dapat
mitra dapat berjalan dengan baik dan
berlangsung dengan baik. Produksi produk
dengan peran serta mitra yang cukup tinggi
(Bali-bio, silase pakan dan pupuk organik)
(Tabel 3), dimana kegiatan penyuluhan
pada hari pertama dan setiap 2 minggu
dan pelatihan singkat yang dipusatkan di
sekali diikuti oleh 100% anggota mitra,
areal kandang mitra I diikuti oleh 100%
sedangkan kegiatan harian untuk kontrol
anggota kedua mitra dan pada kegiatan
produk selama masa produksi dilakukan
tersebut 53,3% anggota mitra I dan 60%
secara bergiliran sesuai dengan piket
anggota mitra II mengajukan permasalahan
pelaksanaan
terkait produksi ternak sapi bali dan tata
tersebut beberapa anggota kelompok juga
cara pemanfaatan limbah untuk pakan
memproduksi
ternak. Saat kegiatan pelatihan singkat,
bioinokulan Bali-bio dan silase pakan
40% anggota mitra I dan anggota 50%
secara
mitra II ikut membantu dan mencoba
pengamatan
produksi
mitra I dan 80% mitra II telah mampu
bioinokulan
Bali-bio,
silase
tugas
harian.
Pada
produk
mandiri.
saat
khususnya
Berdasarkan
diketahui
produk
73,3%
secara
hasil anggota
pakan asal limbah maupun pupuk organik.
memproduksi
mandiri
Sedangkan pada kegiatan demoplot di
(Tabel 4) dengan kualitas produk yang
lokasi kedua mitra, pelatihan teknologi
baik (Tabel 5-7).
produksi Bali-bio, pakan alternatif berbasis Tabel 4. Partisipasi Mitra dalam Kegiatan IbM No A
B
Mitra I
Kegiatan
Kegiatan Penyuluhan - Pelatihan Singkat 1 Absensi/Kehadiran 2 Mengungkapkan masalah 3 Ikut mencoba Kegiatan Demoplot 1 Membantu produksi produk (bioinokulan, pakan alternatif dan pupuk organik) 2 Memproduksi Bali-bio dan silase pakan secara mandiri
32
Mitra II
Jumlah
%
Jumlah
%
15 8 6
100 53,3 40
10 6 5
100 60 50
15
100
10
100
11
73,3
8
80
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
Tabel 5. Kandungan Nutrien Bali-bio Mitra Hasil Pelaksanaan IbM Jenis/Waktu Produksi Bioinokulan Bali-bio Spesifikasi Kandungan Nutrien1 Phosphor/P (mg/L) Kalsium/Ca (mg/L) Sulfur/S (mg/L) Zeng/Zn (mg/L) Protein terlarut (%) C. Organik (%) Nitrogen (%)2 Energi Bruto/GE (kkal/g)2 Populasi Mikroba Total Fungi (103 sel/ml) Total Bakteri (108 sel/ml) B. Selulolitik (107 se/ml) B. Amilolitik (106 sel/ml) B. Proteolitik (106 sel/ml)
Produk short training
Produk Kegiatan Demoplot Produk Produk Mitra I Mitra II
153.21 1375.00 226.00 6,84 4,45 0,75 1,02 0.73
151,9 1350,6 225,5 6,78 4,25 0,73 1,03 0,69
150,9 1366,7 220,2 6,89 4,14 071 1,05 0,68
ta3 ta ta ta ta
ta ta ta ta ta
ta ta ta ta ta
Hasil Pnlt.20094
Perbedaan (%)
159,95 1381,25 236,00 7,86 4,49 0,76 1,10 0,78
4,21-5,66 0,45-2,22 4,23-6,69 12,34-13,74 0,89-7,80 1,32-6,58 4,55-7,27 6,41-12,82
3,33 9,51 7,77 6,87 5,00
-
Keterangan: 1) Hasil analisis Lab. Analitik UNUD, 2) Hasil analisis Lab. Nutrisi Ternak fapet UNUD,3)ta = tidak dilakukan analisis laboratorium, 4) Hasil Penelitian Mudita et al. (2009) Tabel 6. Kualitas Nutrien dan Organoleptik Silase Pakan Asal Limbah Hasil Pelaksanaan IbM Nutrien dan Nilai Organoleptik
Kandungan1) Produk Produk Mitra I Mitra II
Standar Kebutuhan2 Sapi Sapi 3 Penggemukan Induk4
1 Bahan Kering (%) 90,12 90,07 2 Bahan Organik (% DM) 86,17 85.22 3 Protein Kasar (%) 13,04 12,87 10,65 – 11,51 8,91 – 10,16 4 Serat Kasar (%) 20,26 21,47 5 Energi Bruto (Mkal/g) 2,73 2,54 Kualitas Organoleptik 1 pH 4,56 4,71 2 Aroma Asam Asam 3 Tekstur Lembut Lembut Keterangan: 1)Hasil Analisis Lab. Nutrisi Ternak Fakultas Peternakan UNUD, 2)Standar Kebutuhan Ternak Sapi, Kearl. 1982, 3)Sapi dengan bobot badan 200 kg dan pertambahan BB 0,5 – 0,75 kg/hari, dan 4)Sapi bunting sampai 3 bulan menyusui dengan bobot badan 250 kg
33
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
Tabel 7. Kandungan Hara Pupuk Organik Mitra Hasil Pelaksanaan IbM Kandungan Hara1 Produk Produk Mitra I Mitra II
Komponen Hara
Standar SNI2
1 pH 8,2 8,5 2 Kadar Air (%) 20,98 21,74 3 C-organik (%) 25,62 27,27 4 N total (%) 0,55 0,47 5 P tersedia (ppm) 451,33 352,38 6 K tersedia (ppm) 60,11 63,14 1) Keterangan: Hasil analisis Lab. Tanah Fakultas Pertanian SNI 19-7030-2004
Keterangan
6,80 – 7,49 agak alkalis maks. 50% baik 9,8 – 32% cukup min. 0,4% baik min. 0,1% kurang min. 0,2% kurang 2) UNUD, Standar Kualitas Kompos
Tingginya kandungan nutrien/hara produk
kualitas produk yang dihasilkan (Tabel 5-
yang
5-7)
7), dimana produk ipteks mitra baik
menunjukkan daya adopsi ipteks mitra
produk Bali-bio, silase pakan maupun
yang
keberhasilan
pupuk organik mempunyai kualitas yang
pelaksanaan kegiatan desiminasi teknologi
baik yang ditunjukkan dengan kandungan
di kedua mitra. Hal ini kemungkinan
nutrien/hara dari produk mitra tersebut.
dihasilkan
cukup
mitra
tinggi
(Tabel
dan
disebabkan oleh adanya kemauan dan
Keberhasilan
teknologi
partisipasi aktif mitra yang tinggi dalam
produksi
seluruh sub-kegiatan IbM (Tabel 4) serta
pakan asal limbah dan pupuk organik telah
adanya kesadaran mitra akan pentingnya
memberikan manfaat yang sangat besar
teknologi
yang
bagi mitra, dimana selama kegiatan mitra
Disamping
itu
didesiminasikan.
Bali-bio,
silase
yang
mengakui sangat terbantu dengan adanya
teknologi
teknologi tersebut khususnya dalam hal
aplikatif yang relatif murah dan mudah
kemudahan yang mereka rasakan dalam
diaplikasikan oleh masyarakat termasuk
penyediaan pakan ternak. Produksi silase
oleh petani-peternak (Mudita et al., 2009b).
pakan komplit akan mengurangi waktu dan
Berdasarkan Tabel 4 diketahui
beban kerja peternak dalam penyediaan
rataan partisipasi aktif mitra pada seluruh
pakan bagi ternak dan peternak dapat
sub kegiatan adalah 73,33% (mitra I) dan
melakukan aktivitas lain khususnya saat-
77,5% (mitra II). Sedangkan inisiatif untuk
saat ada kegiatan sosial kemasyarakatan.
memproduksi produk khususnya produk
Disamping itu diolahnya kotoran ternak
Bali-bio dan silase pakan secara mandiri
menjadi pupuk organik telah memberikan
adalah sebesar 73,3% (mitra I) dan 80%
sumber penghasilan tambahan bagi mitra,
(mitra II). Tingginya partisipasi dan daya
disamping areal kandang ternak menjadi
adopsi ipteks mitra juga tercermin dari
lebih bersih dan sehat. Disamping itu
didesiminasikan
teknologi
bioinokulan
adopsi
merupakan
34
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
secara tidak langsung pemanfaatan limbah
telah memberikan dampak dan manfaat
sebagai pakan ternak maupun pupuk
berupa:
organik telah mampu mengurangi resiko
1. Peningkatan pengetahuan, wawasan,
negatif keberadaan limbah bagi lingkungan
ketrampilan dan kemauan berinovasi
khususnya terkait pencemaran lingkungan
mitra
yang dapat ditimbulkannya. Sehingga
peternakan sapi Bali
pembangunan
yang
lingkungan
akan
dalam
pengembangan
usaha
berwawasan
2. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya
terwujud
lokal asal limbah dalam pengembangan
dapat
(Istiqomah et al., 2010; Muhasin dan
usaha
Purwaningsih.
peningkatan sumber penghasilan petani
2010;
Wahyono
dan
Hardianto, 2007).
peternakan
sapi
Bali
dan
peternak. 3. Mengatasi permasalahan penyediaan hijauan pakan khususnya saat kemarau
F. KESIMPULAN Berdasarkan evaluasi pelaksanaan
serta resiko pencemaran lingkungan
kegiatan IbM dapat disimpulkan:
yang diakibatkan keberadaan limbah
1. Kegiatan desiminasi ipteks (IbM) pada
maupun kotoran ternak.
kedua mitra dapat berlangsung dengan
4. Mengurangi
biaya
usaha
yang
baik yang ditunjukkan dengan adanya
ditanggung peternak terkait mahalnya
partisipasi aktif dan daya adopsi ipteks
harga
yang tinggi.
mahalnya
2. Partisipasi aktif mitra dalam seluruh
inokulan
5. Memberi
tinggi, yaitu mitra I sebesar 73,33%,
pemerintah
sedangkan mitra II sebesar 77,5%
mendukung
3. Kemampuan adopsi ipteks dan inisiatif untuk
memproduksi
pakan
serta komplit
dipasaran yang biasa diberikan peternak
kegiatan desiminasi teknologi cukup
miitra
harga
komersial
dampak
positif
khususnya program
pada dalam
swasembada
daging sapi tahun 2014 serta program
produk
pemberdayaan masyarakat pedesaan.
secara mandiri cukup tinggi, yaitu mitra I sebesar 73,3% dan mitra II sebesar
H. DAFTAR PUSTAKA
80%.
Anonimous. (2007). Profil Pembangunan Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan 2006 – 2007.
G. DAMPAK DAN MANFAAT Berdasarkan pelaksanaan
kegiatan
hasil dapat
evaluasi Badan Standarisasi Nasional. (2004). SNI 19-7030-2004. Spesifikasi Kompos dari sampah Organik Domestik. BSN. Jakarta
diketahui
desiminasi ipteks yang telah dilaksanakan
35
Majalah Aplikasi Ipteks Ngayah : 4(1), Juni 2013
Wahyono, D.E. dan Hardianto, R.. (2007). Pemanfaatan Sumberdaya Pakan Lokal Untuk Pengembangan Usaha Sapi Potong. Utilization of local Feed Resources to Develop Beef Cattle. [cited 2007 January 30]. Available from: URL: http://peternakan. litbang.deptan.go.id/download/ sapipotong/sapo04-12.pdf
Istiqomah, L., A. Febrisianto, A. Sofyan, E. Damayanti, H. Julendra, dan H. Herdian. (2010). Respon Pertumbuhan Sapi yang diberi pakan Silase Komplit Berbasis Bahan Pakan Lokal di Sukoliman, Gunungkidul. Proseding Seminar Nasional. Fakultas Peternakan Universitas Jendral Sudirman, Purwokerto. Hal: 133-140. ISSN: 978 979 25 9571
I. PERSANTUNAN
Kearl, L. C. (1982). Nutrient Requirements of Ruminants in Developing Countries. International Feedstuffs Institute Utah Agricultural Experiment Station. Utah State University, Logan Utah.
Penghargaan dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada DP2M Dikti atas bantuan pendanaannya. Penghargaan dan ucapan terima juga disampaikan
Mudita, I M., I G.L.O.Cakra, AA.P.P. Wibawa, dan N.W. Siti. (2009a). Penggunaan Cairan Rumen Sebagai Bahan Bioinokulan Plus Alternatif serta Pemanfaatannya dalam Optimalisasi Pengembangan Peternakan Berbasis Limbah yang Berwawasan Lingkungan. Laporan Penelitian Hibah Unggulan Udayana, Universitas Udayana, Denpasar.
kepada Rektor Unud, LPPM Unud, Dr. Ir. I Ketut Sardiana, MS, Perbekel Desa Abiantuwung Kediri Tabanan dan staf, praktisi dari Simantri 027 Desa Kelating Tabanan, serta kedua mitra atas bantuan, kerjasama
dan
partisipasinya
kegiatan terlaksana dengan baik.
Mudita, I M., A. A. P. P. Wibawa, I W. Wirawan, I G. L. O. Cakra, dan N. W. Siti. (2009b). Desiminasi Teknologi Biofermentasi Sumber Daya Lokal Asal Limbah Menjadi Pakan Sapi Berkualitas di Subak Dlod Banjarangkan, Kabupaten Klungkung. Laporan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat. Fakultas Peternakan. Universitas Udayana, Denpasar. Muhasin, A dan H. Purwaningsih. (2010). Profil Dinamika Kelompok Peternak Sapi Potong di Kabupaten Banyumas. Proseding Seminar Nasional. Fakultas Peternakan Universitas Jendral Sudirman, Purwokerto. Hal: 410-413. ISSN: 978 979 25 9571
36
hingga