SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA DAMPAK DAN MANFAAT DARI PENGGUNAAN SOFTLENS PADA MATA
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Grace Dewi Atmasari Purba 08.12.3331
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2013
HALAMANERSETUJLEMBAR PERSETEJUAN
EXPERT SYSTEM APPLICATION TO DIAGNOSE THE IMPACT AND THE BENEFIT OF SOFTLENS USAGE SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA DAMPAK DAN MANFAAT DARI PENGGUNAAN SOFTLENS PADA MATA Grace Dewi Atmasari Purba Kusrini Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
Many young people today who love to wear modern lifestyle, fashion and do not want to be outdated. Many of teenagers genuine eye lens is alarming, their rollicking exploring optical store just to buy contact lenses instead of to the hospital for a routine to check their eyes. On the other hand the function of the contact lens in addition to help correct view can also enhance its look. Due to this, the current contact lens has been widely known not only for the minus eye but also for a stylish look but that can enhance the users. For users who frequently use can get impact of contact lens complications contact lens itself, which can lead to broken or irritated eyes of the users. The contact lens complications that can occur, namely: 1) Noda cornea or punctuate Supercial kertitis (SPK) 2) Blepharitis 3) allergic reactions or Atopic 4) dry eye syndrome 5) Corneal edema 6) Infection 7) infiltrates 8) Mocrobila keratitis 9) corneal vascularization 10) Giant papillary conjunctivitis (GPC). Therefore so many the impact of contact lens complications that may occur then can be made to the thesis of the expert system about the impact and benefits of contact lens on the eye to get a solution and prevention. Application of expert system for diagnosing the impact and benefits of using contact lens on the eye is an application created with Microsoft Visual Basic programming language and Microsoft Access 2007. The function of this application is as a tool to detect diseases and symptoms of diseases caused by complications of contact lens on the eye.Made expert system also aims to help smooth, speed and efficiency of data processing mechanism of action of the system so that information can be obtained quickly. In addition, to make the form of an expert system that is easily understood by the user. Keywords: Eyes, Expert system, Softlens
1. Pendahuluan Seperti diketahui mata adalah suatu panca indra yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk melihat. Dengan mata melihat, manusia dapat menikmati keindahan alam dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar dengan baik. Jika mata mengalami gangguan atau penyakit mata,maka akan berakibat sangat fatal bagi kehidupan manusia. Jadi sudah seharusnya mata merupakan anggota tubuh yang perlu dijaga dalam kesehatan sehari-hari. Sedangkan
banyak
kalangan muda masa kini yang suka bergaya hidup
modern, mengikuti fashion serta tidak mau ketinggalan zaman. Dari sekian banyak anak remaja yang lensa matanya asli sangatlah memprihatinkan, mereka beramairamai menjajaki toko optik softlens hanya untuk sekedar membeli bukan kerumah sakit untuk pemeriksaan rutin mata mereka. Softlens sendiri bahannya terbuat dari plastik yang mengandung air sehingga semakin konsumen mempergunakannya dalam waktu yang relatif lama semakin pedas dan perih mata karena softlens sendiri akan menyerap air di permukaan mata. Terutama pada saat pengguna softlens berada di depan komputer terlalu lama dan di dalam ruangan yang ber-AC maka berdampak mata semakin cepat kering. Namun meskipun softlens mempunyai banyak dampak bagi mata,disisi lain softlens pun memiliki manfaat bagi penggunanya. Salah satu manfaat yang paling menonjol adalah dapat meningkatan tajam penglihatan serta memperindah warna bola mata. Seiring perkembangan teknologi yang sangat pesat, pada bidang saat ini juga telah memanfaatkan teknologi untuk membantu pelayanan yang lebih baik.Pekerjaan yang sangat sibuk dari mengakibatkan bidang sistem pakar mulai dimanfaatkan
kedokteran
peningkatan seorangdokter
untuk membantu seorang
pakar/ahli dalam mendiagnosa berbagai macam penyakit, seperti jantung, ginjal, stroke, kanker, gigi, kulit hingga ke mata. Sistem pakar merupakan suatu program aplikasi komputerisasi yang
berusaha menirukan proses penalaran dari seorang
ahlinya dalam memecahkan masalah spesifikasi atau bisa dikatakan merupakan duplikat dari
seorang pakar karena pengetahuannya disimpan didalam basis
pengetahuan
untuk diproses pemecahan masalah. Data yang tersimpan dalam
database akan menginformasikan suatu keluhan pasien dengan akurat dan dapat menyimpulkan jenis penyakit mata yang diderita oleh pasien.
1
2. Landasan Teori 2.1
Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan (Artifical Intelligence) merupakan cabang dari ilmu
komputer yang konsern dengan pengautomatisasi tingkah laku cerdas. Pernyataan tersebut
juga
dapat
dijadikan
definisi
dari
Artificial
Intelligence
(Anita&Arhami,2006,1) dengan kata lain membuat sebuah computer, berpikir dan bernalar seperti manusia. Sekalipun tujuan akhir Artificial Intelligence adalah membangun mesin yang menirukan kecerdasan manusia,namun kemampuan produk Artificial Intelligence komersial saat ini tidak menunjukkan sukses yang signifikan dalam hal kemampuan tersebut. Meskipun demikian program Artificial Intelligence terusmenerus meningkat dan meningkatkan produktivitas dan kualitas dengan mengotomatisasi beberapa tugas yang memerlukan beberapa kecerdasan manusia (Turban,2005,705). Kecerdasan buatan memungkinkan komputer untuk berpikir dengan cara menyederhanakan program. Dengan cara ini, kecerdasan buatan dapat menirukan proses belajar manusia sehingga informasi baru dapat diserap dan digunakan sebagai acuan masa mendatang. Kecerdasan atau kepandaian itu didapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman, untuk itu agar perangkat lunak yang dikembangkan dapat mempunyai kecerdasan maka perangkat lunak tersebut harus diberi suatu pengetahuan dan kemampuan untuk menalar dari pengetahuan yang telah didapat dalam menemukan solusi atau kesimpulan layaknya seorang pakar dalam bidang tertentu yang bersifat spesifik. Kecerdasan buatan dalam menawarkan media dan uji teori kecerdasan. Teori ini dapat dinyatakan dalam bahasa program komputer dan dibuktikan melalui eksekusinya pada komputer nyata. Artificial
Intelligence
mempunyai
banyak
ruang
lingkup
atau
bidang(Arhami,2005,2): (Robotic, Vision, Bahasa Alami, Undens Tanding, Sistem Pakar, Sistem Cerdas Tiruan, Speech). Bidang sistem pakar merupakan penyelesaian pendekatan yang sangat berhasil/bagus untuk permasalahan Artificial Intelligence klasik dari pemrograman intelligent (cerdas).
2
2.2
Sistem Pakar Sistem pakar adalah program komputer yang merupakan cabang dari
penelitian ilmu komputer yang disebut Artificial Intelligence (AI). Tujuan ilmu AI adalah membuat sesuatu menjadi cerdas dalam hal pemahaman melalui program komputer yang ditunjukkan dengan tingkah laku cerdas. Hal ini berkenaan dengan suatu konsep dan metode inferensi simbolik atau penalaran yang dilakukan komputer, dan berkenaan juga dengan bagaimana suatu pengetahuan digunakan untuk membuat suatu kesimpulan yang akan direpresentasikan ke dalam suatu mesin(Anita&Arhami,2006,227). Sistem
pakar
merupakan
program-program
praktis
yang
menggunakan strategi heuristik yang dikembangkan oleh manusia untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang spesifik, disebabkan oleh keheuristikannya dan sifatnya yang berdasarkan pada pengetahuan sehingga umumnya sistem pakar bersifat (Anita&Arhami,2006,231): 1. Memiliki informasi yang handal, baik dalam menampilkan langkahlangkah
maupun
dalam
menjawab
pertanyaan
tentang
proses
penyelesaian. 2. Dapat dimodifikasi, yaitu dengan menambah atau menghapus suatu kemampuan dari basis pengetahuannya. 3. Heuristik dalam menggunakan pengetahuan (yang sering kali tidak sempurna) untuk mendapat penyelesaiannya. 4. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer. 5. Memiliki kemampuan untuk beradaptasi. Secara umum, ada beberapa kategori dan area permasalahan sistem pakar,yaitu(Anita&Arhami,2006,232): 1. Interpretasi, yaitu pengambilan keputusan atau deskripsi tingkat tinggi dari sekumpulan data mentah. 2. Proyeksi, yaitu memprediksi akibat-akibat yang dimungkinkan dari situasi-situasi tertentu. 3. Diagnosis, yaitu menentukan sebab malfungsi dalam situasi kompleks yang didasarkan pada gejala-gejala yang teramati, diantaranya medis,elektronis, mekanis dan diagnosis perangkat lunak. 4. Desain, yaitu menentukan konfigurasi komponen-komponen sistem yang cocok dengan tujuan kinerja tertentu yang memenuhi kendalakendala tertentu.
3
5. Perencanaan, yaitu merencanakan serangkaian tindakan yang dapat mencapai sejumlah tujuan dengan kondisi awal tertentu, diantaranya adalah perencanaan keuangan, komunikasi, militer, pengembangan produk, routing dan mananjemen proyek. 6. Monitoring, yaitu membandingkan antara tingkah laku suatu sistem yang teramati dengan tingkah laku yang diharapkan darinya. 7.
Debugging dan repair, yaitu menentukan dan mengimplementasikan cara-cara untuk mengatasi malfungsi.
8.
Instruksi,
yaitu
mendeteksi
dan
mengoreksi
defisiensi
dalam
pemahaman domain subjek. 9. Pengendalian, yaitu mengatur tingkah laku suatu lingkungan yang kompleks. 10. Seleksi, yaitu mengidentifikasi pilihan terbaik dari sekumpulan kemungkinan. 11. Simulasi, yaitu pemodelan interaksi antara komponen-komponen sistem.
3. Analisis dan Perancangan Sistem 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan dan hambatan yang terjadi serta perbaikannya. Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem dan sebelum tahap desain sistem. Tahap analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting. Mengidentifikasi masalah merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam analisis sistem. Adapun masalah yang terjadi kurangnya pengetahuan masyarakat tentang dampak yang disebabkan dari penggunaan softlens dan tanpa mengetahui tindakan perawatan yang tepat yang harus dilakukan. Masyarakat awam khususnya para remaja akan sulit mendapatkan informasi tentang penyakit-penyakit mata yang dapat disebabkan oleh penggunaan softlens yang tidak higienis jika dokter tidak ada ditempat atau sibuk mengurus pasien-pasiennya, sehingga user dalam hal ini pegawai-pegawai optik softlens mampu menangani pasien. Dari masalah yang ada maka dibuat sebuah sistem yang dapat membantu saat dokter sedang sibuk mengurus pasien-pasiennya yaitu dengan membuat aplikasi sistem pakar yang dapat berperan sebagai pakar (dokter). Dengan kata lain terjadi
4
pemindahan atau proses pengolahan informasi yang bersifat heuristic yang artinya membangun dan mengoprasikan basis pengetahuan dari seorang pakar ke sebuah sistem komputer. Pengetahuan dari seorang pakar disimpan dalam suatu basis pengetahuan, dengan bantuan mesin inferensi dan memori kerja maka proses penarikan kesimpulan dalam mendiagnosa penyakit yang diderita berdasarkan gejala yang dirasakan dapat dilakukan. 3.2
Representasi Pengetahuan Basis pengetahuan yang diperlukan sistem terdiri dari data gejala, data
penyakit, data pencegahan penyakit dan data solusi. Adapun tabel yang memuat tentang basis pengetahuan dapat dilihat pada table dibawah ini: Tabel 1 Basis Pengetahuan Data Gejala Gejala Kd_Gejala
Gejala
G001
Mata kemerahan
G002
Mata iritasi atau terbakar
G003
Mata terasa kering
G004
Sensitif terhadap cahaya (Photopobia)
G005
Mata kabur
G006
Penglihatan berkabut
G007
Melihat pelangi disekitar lampu
G008
Mata terasa sakit
G009
Mata terasa gatal
G010
Merasa tidak nyaman
5
G011
Pembengkakan dikelopak mata
G012
Kornea Membengkak
G013
Noda dikornea mata
G014
Kerak disekitar kelopak mata
G015
Pembuluh darah tampak jelas
G016
Kelopak Mata lengket
G017
Air mata berlebihan
G018
Penglihatan berkurang
G019
Pembuluh darah dikornea
G020
Gerakan lensa berlebihan
3.3 Penyusunan Basis Aturan Selain berisi fakta-fakta yang dibutuhkan sistem, basis pengetahuan juga memerlukan sistem yang terdiri dari aturan gejala penyakit, aturan pencegahan penyakit, dan aturan solusi. Pembentukan basis pengaturan ditujukkan pada tabel berikut ini: Tabel 2 Basis Aturan Gejala Penyakit Aturan Gejala Penyakit No 1
Aturan Gejala Penyakit IF mengalami Sensitif terhadap cahaya (G004) AND Merasa tidak nyaman (G010) AND Noda dikornea mata (G013) THEN Noda kornea atau SPK (P001)
2
IF mengalami Mata terbakar (G003) AND Mata gatal(G013) AND Kerak disekitar kelopak mata (G014) AND Pembuluh darah tampak jelas (G015) AND
6
Kelopak salig menempel (G016)THEN Blepharitis (P002) 3
IF
mengalami
Mata
Merah
(G001)
AND
Mata
gatal
(G009)
AND
Pembengkakakan dikelopak mata (G011) THEN Reaksi Alergi (P003) 4
IF mengalami Mata terbakar (G002) AND Air mata berlebihan (G017) THEN Sindrom Mata kering (P004)
5
IF mengalami Photopobia (G004) AND Penglihatan berkabut (G006) AND Merasa tidak nyaman (G010) AND Pembuluh mata kelihatan (G015) THEN Corneal edema (P005)
6
IF mengalami Mata merah (G001) AND Timbul noda dikornea (G013) AND Kelopak Mata lengket (G016) AND Air mata berlebihan (G017) THEN Infeksi mata (P006)
7
IF Mata merah (G001) AND Photopobia (G004) AND Noda dimata (G013) AND Penglihatan berkurang (G018) THEN Infiltrates (P007)
8
IF Mata merah (G001) AND Photopobia (G004) AND Mata terasa sakit (G008) AND Air mata berlebih (G017) AND Penglihatan berkurang (G018) THEN Mocrobila Keratitis (P008)
9
IF Penglihatan berkurang (G018) AND Timbul pembuluh darah dikornea (G019) THEN Vaskularisasi Kornea (P009)
10
IF Mata gatal (G009) AND Kelopak bengkak (G011) AND Penglihatan berkurang (G018) AND Gerakan lensa berlebihan (G020) THEN Giant Papillary Conjunctivitas (P010)
3.4 Decision Tree Mesin inferensi adalah bagian sistem pakar yang melakukan penalaran dengan menggunakan isi daftar aturan berdasarkan urutan dan pola tertentu. Selama proses konsultasi mesin inferensi menggunakan strategi forward chaining atau penalaran maju, dimana penelusuran pada sistem mencari gejala penyakit yang diderita hingga didapat kesimpulan penyakit sesuai rule yang ada. Berikut ini merupakan penelusuran yang digunakan dengan menggunakan Decision Tree, yaitu sebagai berikut:
7
Gambar 2 Decision Tree
3.5 Perancangan Antarmuka (User Interface) Rancangan antar muka ini dibuat untuk memudahkan para pemakai dalam mengolah data. Adapun
perancangannya
adalah
sebagai berikut: 3.5.1
Form Login Utama
Form ini merupakan tampilan awal saat program dieksekusi. Form ini digunakan untuk memilih menu sistem sesuai kepentingan. Apabila user memilih menu pakar maka harus mengisikan username dan password untuk memastikan apakah user yang akan masuk ke sistem seorang pakar atau bukan. Jika benar maka sistem akan menampilkan menu yang utuhan pakar. Apabila user memilih menu pengguna maka sistem akan langsung menampilkan menu yang sesuai dengan kebutuhan pemakai tanpa mengisikan username dan password. Menu
8
login digunakan untuk masuk ke dalam sistem dan menu batal digunakan untuk membatalkan masuk ke dalam sistem. Rancangan tampilannya dapat dilihat pada gambar 3:
Gambar 3 Rancangan Form Login Utama
3.5.2
Form Menu Utama
Gambar 4 Rancangan Form Menu Utama Untuk Pemakai Menu data pengetahuan pada gambar 4 dibawah digunakan untuk menampilkan beberapa submenu data pengetahuan , seperti penyakit, gejala, solusi, pencegahan, aturan gejala, aturan solusi, dan aturan pencegahan.
9
Gambar 5 Rancangan Form Menu Utama Untuk Pakar
4. Implementasi Sistem Dan Pembahasan 4.1 IImplementasi Implementasi
sistem
(System
Implementasion)
merupakan
tahap
meletakkan sistem yang baru dikembangkan supaya nanti sistem tersebut dapat dioperasikan sesuai dengan yang diharapkan. Implementasi sistem bertujuan untuk
menerapkan
modul-modul
perancangan,sehingga
pengguna
pengembangan sistem.
10
yang dapat
telah
dikerjakan
member
pada
masukan
tahap untuk
4.2 Implementasi Database Pembuatan database dilakukan dengan menggunakan aplikasi Microsoft
Access 2007. Berikut tampilan pembuatan
database: 1.
UserPakar
Gambar 6 Tabel User
2.
Penyakit
Gambar 7 Tabel Penyakit
11
4.2 Implementasi Program Implementasi yang dilakukan antara lain adalah menerapkan perancangan antar muka kedalam bentuk halaman viual, perancangan struktur data kedalam bentuk tabel database, pembuatan program dan sebagainya.
1. Login sebagai Pakar Jika user memilih menu pakar pada form login maka pakar diharuskan mengisi username dan password untuk dapat masuk pada menu pakar. Berikut tampilannya:
Gambar 8 Form Tampilan Login
2. Tampilan Menu Utama Pakar Setelah berhasil login sebagai pakar maka akan masuk ke form utama pakar. Dalam form ini pakar dapat mengisikan basis pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang gejala penyakit mata, solusi , pencegahan, aturan gejala, aturan solusi dan aturan pencegahan.
12
Gambar 9 Halaman Menu utama
3. Tampilan Form Jenis Penyakit Mata Pada form ini seorang pakar dapat memasukkan kode penyakit mata dan jenis penyakit mata. Dalam form ini menyediakan fasilitas untuk meyimpan data baru, mengolah data lama, membatalkan perubahan dan menghapus data yang dikehendaki oleh seorang pakar.Adapun tampilannya sebagai berikut:
Gambar 10 Tampilan Form Data Jenis Penyakit Mata
13
5. Kesimpulan 5.1 Kesimpulan Karena sistem komputerisasi mempunyai banyak keuntungan terutama dalam hal pengolahan data. Adapan keuntungan yang didapat dengan adanya sistem komputerisasi antara lain : 1.
Dengan mengolah sistem pakar melalui proses konsultasi sehingga didapatkan hasil pengolahan data berupa data penyakit, solusi dan pencegahan yang akurat.cepat dan jelas.
2.
Bentuk tampilan dengan mudah dimengerti oleh pemakai atau user.
5.2 Saran Beberapa saran yang dapat dikemukakan setelah penyelesaian skripsi
ini,
yaitu: 1.
Dalam proses penanganan seharusnya diberikan penjelasan tambahan dalam penentuan solusi terakhir.
2.
Dikarenakan ilmu pengetahuan terus berkembang dan ditemukannya hal-hal baru maka basis pengetahuan dan basis aturan sistem pakar ini perlu di-update, sehingga data-data yang ada menjadi lebih lengkap.
14
DAFTAR PUSTAKA
Andi. 2003. Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic.Yogyakarta : Penerbit Andi Offset. Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Penerbit Andi Yogyakarta. Kusrini, 2006. Aplikasi Sistem Pakar. Yogyakarta.2006 : Andi Offset. Turban, E. 2005. Decicion System and Intellegent Systems. Yogyakarta : Penerbit Andi Yogyakarta. Utami, E dan Sukrisno, 2006.Konsep Dasar Pengolahan dan Pemrograman Database dengan SQL Server, MS.Acces, dan Ms. Visual Basic.Yogyakarta : Andi offset. Anggra Lutfy.2010.Komplikasi akibat pemakaian softlens. http://www.lutfyanggra.blogspot.com diakses tanggal 23 januari 2012.