SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA DENGAN METODE BACKWARD CHAINING Naskah Publikasi
Diajukan Oleh : Meliana Anandari 09.22.1034
Kepada JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012
EXPERT SYSTEM FOR DIGESTION SYSTEM DISORDERS DIAGNOSE METHOD IN HUMANS BACKWARD CHAINING SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA DENGAN METODE BACKWARD CHAINING Meliana Anandari Sistem Informasi STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT The human digestive system is a system of multi-cellular organ that receives food, digests it into energy and nutrients, and removing the rest of the process. Next is the process of absorption of the juices of food that occurs in the intestine. Then the process of spending the remnants of food through the anus. The human digestive system disorder often occurs because of a lack of human consciousness in health care regardless of a healthy lifestyle and regular, such as regular meals and avoid stress. Expert systems are computer-based system that uses knowledge, facts and reasoning techniques to solve problems that normally can only be solved by an expert in that field (Martin and Oxman, 1988). Expert systems are made in the certain knowledge of a particular keparan sector in areas close to human capabilities. Expert system tries to find a satisfactory solution, as done by an expert. In addition the expert system can also provide an explanation of steps taken and give reasons for the suggestions or conclusions found. By making this application specialist shortage problem can be overcome, by this expert system application user expected to interact with this system as well as interact with experts. Able to give information to the user about the disease through the human digestive system symptoms that the user entered into the system in accordance with the conditions he was experiencing.
Key words: digestive system, expert system, expert system results
BAB I
1.1 Pendahuluan
Sistem pencernaan pada manusia adalah sistem organ multisel yang menerima makanan, mencerna menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi sepanjang saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari-sari makanan yang terjadi didalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa-sisa makanan melalui anus. Gangguan sistem pencernaan manusia sering terjadi karena kurangnya kesadaran manusia dalam menjaga kesehatan dengan mengabaikan pola hidup sehat dan teratur, seperti makan secara teratur dan hindari stress. Keterlambatan atau ketidakhadiran seorang dokter di Rumah Sakit ini akan mengakibatkan tertundanya pengobatan yang seharusnya dilakukan sehingga banyak pasien yang penyakitnya bertambah parah atau mungkin sampai mengalami kematian. Sehingga untuk menanggulangi hal tersebut, diperlukan suatu sistem berbasis komputer yang dapat membantu peran seorang pakar dokter spesialis dalam yang berhalangan hadir atau sedang sibuk dengan pasien yang lainnya. Dengan bantuan sistem pakar, diharapkan dapat membantu dokter dalam pengobatan pasien, atau dengan sistem pakar ini juga, asisten dokter juga bisa membantu menangani pasien.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori 2.1.1
Kecerdasan Buatan (Artificial Intelegence) Kecerdasan buatan (artificial intelegence) adalah suatu area dalam ilmu komputer. Menurut Jackson dan Raynon pada tahun 1996, istilah kecerdasan buatan mempunyai banyak definisi. Secara garis besar, kecerdasan terbagi kedalam dua dasar pemikiran yaitu : kecerdasan buatan melibatkan pembelajaran proses pemikiran manusia atau disebut dengan kecerdasan komputasional dan kecerdasan buatan berkaitan dengan representasi dan duplikasi proses tersebut melalui mesin seperti komputer dan robot atau disebut juga kecerdasan konvensional. Berikut ini adalah definisi kecerdasan buatan : 1. Kecerdasan buatan adalah suatu ilmu yang mempelajari cara membuat komputer melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh manusia (Minsky, 1989). 2. Kecerdasan buatan (artificial intelegence) merupakan kawasan penelitian aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal yang dalam pandangan manusia adalah cerdas (H.A. Simon, 1987). 3. Kecerdasan buatan (AI) sebagai cabang dari ilmu komputer yang dalam merepresentasi pengetahuan lebih banyak menggunakan simbol-simbol dari pada bilangan, dan memproses informasi berdasarkan metode heuristic atau dengan sejumlah aturan (Ensiklopedi Britanica). Bidang yang termasuk dalam kecerdasan buatan antara lain : penglihatan komputer (computer vision), bahasa alami (natural language), robotika (robotic), sistem saraf buatan (artificial neuralsystem), dan sistem pakar (exspert system).
2.2. Definisi Sistem Pakar Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang
biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut (Martin dan Oxman, 1988) (Kusrini, Dr, M.Kom 2006 Sistem Pakar Teori dan Aplikasi). Sistem pakar dibuat pada wilayah pengetahuan tertentu suatu keparan tertentu yang mendekati kemampuan manusia disuatu bidang. Sistem pakar mencoba mencari solusi yang memuaskan sebagaimana dilakukan oleh seorang pakar. Selain itu sistem pakar juga dapat memberikan penjelasan langkah yang diambil dan memberikan alasan atas saran atau kesimpulan yang ditemukannya. 2.3 Struktur Sistem Pakar Sistem pakar mempunyai disusun dua lingkungan yaitu : lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment).
Lingkungan
pengembangan
sistem
pakar
digunakan
untuk
memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi dilakukan oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar. (Turban, 1995), (Muhammad Arhami, konsep dasar sistem pakar)
Komponen-komponen yang terdapat dalam sistem pakar dapat di lihat dalam gambar berikut ini : LINGKUNGANKONSULTASI
Pemakai
LINGKUNGANPENGEMBANGAN
Fakta Tentang Kejadian tertentu
Basis Pengetahuan : Fakta dan Aturan
Fasilitas Penjelasan
Antar Muka
Knowledg e Engineer pengetahuan
Akuisisi
Mesin Inferensi
Aksi Yang Direkomendasikan
Pakar Workplace
Perbaikan Pengetahuan
Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar (Muhammad Arhami, konsep dasar sistem pakar)
2.4 Antar Muka Pengguna (User Interface) User Interface merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan sistem pakar untuk berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi dari pemakai dan mengubahnya kedalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem. Selain itu antarmuka menerima informasi dari sistem dan menyajikannya ke dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh pemakai. (Muhammad Arhami, konsep dasar sistem pakar) 2.5 Basis Pengetahuan Basis
pengetahuan
mengandung
pengetahuan
untuk
pemahaman,
formulasi, dan penyelesaian masalah. Komponen sistem pakar ini disusun atas dua elemen dasar, yaitu :
a. Fakta, fakta merupakan informasi tentang obyek dalam area permasalahan tertentu b. Aturan, aturan merupakan informasi tentang bagaimana memperoleh fakta baru dari fakta yang telah diketahui. 2.6 Fasilitas Penjelasan Fasilitas penjelasan berguna dalam memberikan penjelasan kepada pengguna mengapa komputer meminta suatu informasi tertentu dari pengguna dan dasar apa yang digunakan komputer sehingga dapat menyimpulkan suatu kondisi. Ada 4 tipe penjelasan yang digunakan dalam sistem pakar, yaitu (Schnupp, 1989) : 1. Penjelasan mengenai jejak aturan yang menunjukkan status konsultasi. 2. Penjelasan mengenai bagaimana sebuah keputusan diperoleh. 3. Penjelasan mengapa sistem menanyakan suatu pertanyaan. 4. Penjelasan mengapa sistem tidak memberikan keputusan seperti yang dikehendaki pengguna. 2.7 Perbaikan Pengetahuan Pakar memiliki kemampuan untuk menganalisis dan meningkatkan kinerja serta kemampuan untuk belajar dari kinerjanya. Kemampuan tersebut penting dalam pembelajaran terkomputerisasi, sehingga program akan mampu menganalisis penyebab kesuksesan dan kegagalan yang dialami. (Muhammad Arhami, konsep dasar sistem pakar) 2.8 Mesin Inferensi Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan metologi untuk penalaran tentang informasi yang
ada
dalam
basis
pengetahuan
memformulasikan kesimpulan (Turban,1995).
dan
dalam
workplace,
dan
untuk
Terdapat dua pendekatan untuk mengontrol inferensi dalam sistem pakar berbasis aturan, yaitu pelacakan kebelakang (backward chaining) dan pelacakan ke depan (forward chaining). a. Runut Balik (Backward Chaining) Runut balik adalah pendekatan yang dimotori tujuan, dalam pendekatan ini runut balik di mulai dari tujuan, selanjutnya dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk kesimpulannya. Selanjutnya proses pelacakan menggunakan premis untuk aturan tersebut
sebagai tujuan baru dan mencari aturan lain
dengan tujuan baru sebagai kesimpulannya.
Observasi A
aturan R1
fakta C Aturan R3
Observasi B
aturan R2
fakta D
tujuan 1 (kesimpulan) Aturan R2
Gambar 2.2 Proses Backward Chaining (Muhammad Arhami, konsep dasar sistem pakar) b. Runut Maju (forward Chaining) Runut maju adalah pendekatan yang dimotori data, dalam pendekatan ini pelacakan
dimulai
dari
informasi
menggambarkan kesimpulan.
masukan,
dan
selanjutnya
mencoba
Observasi A
aturan R1
fakta C Kesimpulan 1 Aturan 1
Observasi B
aturan R2
fakta D Kesimpulan 2 Aturan 2 Fakta E
Gambar 2.3 Proses forward chaining (Muhammad Arhami, konsep dasar sistem pakar) pencernaan manusia ini menggunakan dua metode inferensi, yaitu runut balik (backward chaining). Forward chaining digunakan untuk menguji fakta –fakta yang dimasukkan pengguna dengan aturan yang telah disimpan dalam sistem satu demi satu hingga dapat diambil suatu kesimpulan. Jika fakta yang pertama bernilai benar, maka dilakukan pencarian ke fakta berikutnya pada rule yang sama, tetapi jika ada fakta yang bernilai salah, maka dilakukan pencarian ke rule yang lain, dimana rule yang dicari adalah rule yang mempunyai fakta bernilai benar yang sama pada rule sebelumnya. 2.9 Representasi Pengetahuan Representasi
pengetahuan
adalah
merupakan
kombinasi
sistem
berdasarkan dua elemen, yaitu struktur data dan penafsiran prosedur untuk digunakan pengetahuan dalam menyimpan struktur data. Hal ini penting untuk merealisasikan kedua elemen tersebut dan dalam sistem representasi pengetahuan adalah suatu hal yang perlu. Struktur data tanpa penafsiran prosedur adalah seperti menggunakan kamus tanpa program pengecekannya. (Muhammad Arhami 2005, Konsep Dasar Sistem Pakar)
Representasi pengetahuan merupakan metode yang digunakan untuk mengkodekan
pengetahuan
dalam
sebuah
sistem
pakar
yang
berbasis
pengetahuan. Perepresentasian dimaksudkan untuk menangkap sifat-sifat penting problema dan membuat informasi itu dapat diakses oleh prosedur pemecahan problema. 2.10 Akuisisi Pengetahuan (knowledge Acquisition) Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan trasnformasi keahlian dalam menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program komputer. Dalam tahap ini knowledge enginerr berusaha menyerap pengetahuan untuk selanjutnya ditrasnfer ke dalam basis pengetahuan. Pengetahuan diperoleh dari pakar, dilengkapi dengan buku, basis data, laporan penelitian dan pengalaman pemakai.
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisis Sistem Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting. Karena kesalahan pada tahap ini akan menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya. Analisis bertujuan untuk mendapatkan pemahaman keseluruhan tentang sistem yang akan kita dikembangkan berdasarkan masukan dari calon pengguna dan beberapa pihak yang berkepentingan. Dalam tahap analisis langkah yang pertama harus dilakukan adalah mengidentifikasi masalah. Masalah-masalah yang ada merupakan suatu kelemahan, sehingga menghambat pencapaian tujuan. Dari kelemahan sistem yang ada harus ditindak lanjuti untuk ditemukan dan dicari pemecahannya agar sistem dapat berjalan dengan baik guna mencapai tujuan sistem. 3.1.1 Analisis Masalah Masalah diagnosa penyakit pada sistem pencernaan manusia dapat dimasukkan dalam salah satu cabang ilmu artificial intelligence, yaitu sistem pakar. Pada permasalahan ini, pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan sistem yang dapat berperan sebagai dokter. Dengan kata lain terjadi pemindahan atau proses pengolahan informasi yang bersifat heuristic yang artinya membangun dan mengoperasikan basis pengetahuan dari seorang pakar ke sebuah sistem komputer. Maka proses penarikan kesimpulan dalam mencari solusi terbaik terhadap penyakit tersebut dapat dilakukan. Penyakit pada sistem pencernaan manusia banyak macamnya. Oleh karena itu diharapkan pengembangan sistem pakar ini dapat membantu pakar atau pemakai untuk bisa mendiagnosa penyakit khususnya pada sistem pencernaan manusia dengan lebih cepat dan tepat. Dari uraian tersebut, maka berdasarkan kategori
bidang
yang sesuai untuk diselesaikan
dengan pendekatan sistem pakar termasuk dalam jenis diagnosa, yaitu mengamati gejala atau tingkahlaku dan memberi kesimpulan penyakit.
Pada proses ini, sistem akan memberikan daftar berupa fakta-fakta yang telah disimpan dalam sistem berupa basis pengetahuan. User (pengguna) akan memilih
gejala-gejalanya
kemudian
akan
diproses
oleh
sistem
sehingga
menghasilkan kesimpulan tentang penyakit yang diderita oleh pasien. Sistem ini memberikan sarana penatalaksanaan dan pencegahan yang bisa dilakukan agar sistem pencernaan manusia terhindar dari penyakit. pencernaan manusia ini menggunakan dua metode inferensi, yaitu runut balik (backward chaining). Forward chaining digunakan untuk menguji fakta –fakta yang dimasukkan pengguna dengan aturan yang telah disimpan dalam sistem satu demi satu hingga dapat diambil suatu kesimpulan. Jika fakta yang pertama bernilai benar, maka dilakukan pencarian ke fakta berikutnya pada rule yang sama, tetapi jika ada fakta yang bernilai salah, maka dilakukan pencarian ke rule yang lain, dimana rule yang dicari adalah rule yang mempunyai fakta bernilai benar yang sama pada rule sebelumnya. 3.1.2 Representasi Pengetahuan Sistem pakar untuk membantu mendiagnosa penyakit pada sistem pencernaan manusia ini membutuhkan basis pengetahuan dan mesin inferensi untuk mendiagnosa penyakit. Basis pengetahuan ini berisi fakta-fakta yang dibutuhkan
oleh
sistem,
sedangkan
mesin
inferensi
digunakan
untuk
menganalisa fakta-fakta yang dibutuhkan oleh sistem, sedangkan mesin inferensi digunakan untuk menganalisa fakta-fakta yang dimasukkan pengguna sampai dapat ditentukan suatu kesimpulan.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN
4.1 Implementasi Implementasi program aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit sistem pencernaan manusia merupakan tahap paling penting pada sistem yang sudah dirancang, di implementasikan untuk menghasilkan sistem yang sesuai dengan yang diinginkan dan siap dioperasikan pada keadaan yang sebenarnya. Dari hal ini dapat diketahui apakah sistem yang dihasilkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau tidak. Tahapan perancangan aplikasi telah dikerjakan. Mulai dari rancangan sistem, rancangan input output, rancangan sistem, rancangan database dan juga rancangan antar muka pengguna (user interface). Semua rancangan ini digunakan untuk mempermudah dalam penjabaran sistem ke dalam bahasa pemrograman. 4.2 Pengujian 4.2.1 Uji Coba Program Pengujian terhadap sebuah system secara umum bisa dilakukan dengan berbagai macam pendekatan, diantaranya adalah metode white box testing dan black box testing. 4.2.2 White Box Testing Pengujian white box adalah metode desain test case yang menggunakan struktur control desain secara procedural untuk memperoleh test case. Testing dimaksudkan untuk meramalkan cara kerja perangkat lunak secara rinci. Karenanya logical part (jalur logika) perangkat lunak akan dites dengan menyediakan test case yang akan mengerjakan kumpulan kondisi atau pengulangan secara fisik. Selain berfungsi sebagaimana dijabarkan diatas, pengujian white box juga dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang tidak bisa dihandle oleh system (tidak ada validasi / pesan eror dari program), atau keanehan-keanehan yang terjadi pada hasil (out put) dari suatu proses dalam program. Kesalahan atau
keanehan tersebut bisa disebabkan oleh kesalahan dalam logika program, syntax atau code program, dimana kesalahan tersebut hanya programmer saja yang mengetahuinya. Pengguna hanya akan mengetahui output yang dihasilkan berbeda dengan yang diharapkan. Berikut contoh pengujian white box atas terjadinya kesalahan dalam program. ‘cari penyakit yang sesuai dengan gejala terpilih For i = 0 To ListView2.ListItems.Count With ListView2.ListItems.Item(i) conn.Execute (“insert into tmp select a.kd_gejala,b.kd_penyakit,b.probabilitas “ _ & “,a.probabilitas as prob_gejala from aturan_gejala a,aturan b where a.kd_aturan=” _ & “b.kd_aturan and a.kd_gejala=’” & .Text & “’”) End With Next i Dari script diatas terdapat kesalahan logika perulangan dimana perulangannya harusnya diawali dari angka 1 bukan 0. 4.2.3 Kesalahan Syntax Kesalahan yang paling sering ditemukan pada saat membuat program adalah kesalahan sintaks atau syntax error, dimana perintah atau statement yang diketikkan menyalahi aturan pengkodean. Berikut ini adalah gambar yang menampilkan adanya kesalahan syntax yang terjadi kesalahan penulisan kode program.
Gambar 4.18 Kesalahan Syntax
4.2.4 Kesalahan Logika Kesalahan logika atau logical error merupakan jenis kesalahan yang cukup sulit untuk ditemukan penyebabnya. Karena aplikasi yang mengandung logical error berjalan tanpa pesan kesalahan, tetapi mengeluarkan hasil yang tidah diharapkan. Logical error dapat diperbaiki dengan memeriksa alur program. Berikut ini potongan scrip dari fungus tambah data dari form pengobatan : conn.Execute ("INSERT INTO pengobatan(kd_pengobatan,pengobatan) VALUES('" & Trim(XPText2.Text) & "'," _ & "'" & Trim(XPText1.Text) & "')") Dari
script
diatas
terdapat
kesalahan
dalam
penginputan,
seharusnya
kd_pengobatan diisi dengan XPText1 bukan XPText2. 4.2.5 Black Box Testing Pengujian black box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Test case ini bertujuan untuk menunjukkan fungsi perangkat lunak tentang cara beroperasinya. Apakah pemasukan data telah berjalan sebagaimana yang
diharapkan
dan
apakah
informasi
yang
tersimpan
dapat
dijaga
tingkat
kemuthakhirannya. Dengan demikian, pengujian black box memungkinkan perekayasaan perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan persyaratan fungsional untuk semua program. Pengujian black box berusaha menemukan kesalahan dalam beberapa hal yaitu : a. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang b. Kesalahan interface c.
Kesalahan kinerja, inisialisasi dan kesalahan terminal Berikut ini table yang menggambarkan metode pengujian black box pada
beberapa form interface. Pengujian ini hanya dilakukan pada beberapa form dengan input atau kondisi tertentu, seperti form login pakar, dan form input data penyakit. Pengujian ini tidak membahas keseluruhan sistem yang ada.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Dengan diselesaikannya pembuatan aplikasi system pakar untuk mendiagnosa system pencernaan manusia ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa : 1. Dengan pembuatan aplikasi ini masalah kekurangan tenaga pakar dapat diatasi, dengan aplikasi system pakar ini user diharapkan dapat berinteraksi dengan system ini seperti halnya ketika berinteraksi dengan pakar. 2. Kompleksnya permasalahan yang timbul dalam diagnose dalam penyakit sistem pencernaan manusia, bisa ditangani dengan sistem pakar. 3. Mampu member informasi kepada user mengenai penyakit system pencernaan manusia melalui gejala-gejala yang diinputkan user ke system sesuai dengan kondisi yang sedang dialaminya, 4. Dengan adanya pembatasan hak akses yang diterapkan pada sistem, proses untuk pengolahan basis pengetahuan dan basis aturan hanya dapat dilakukan oleh pakar. 5.2 Saran Berdasarkan evaluasi terhadap proses dan hasil dari system ini, maka saran-saran untuk mengembangkan selanjutnya dalam bidang ini antara lain : 1. Menggunakan metode lain dalam menyelesaikan tingkat kepercayaan bisa menjadi alternative perbandingan untuk mengetahui metode mana yang paling mendekati kenyataan tingkat kebenaran. 2. Untuk membuat pengguna tidak cepat bosan, maka perlu ditambahkan fasilitas multimedia dalam system pakar tersebut. 3. Untuk pengembangan selanjutnya, dapat melengkapi data-data tentang penyakit system pencernaan manusia dengan gambar untuk memperjelas informasi. Aplikasi system pencernaan manusia yang dibuat masih jauh dari sempurna. Karena seiring dengan bertambahnya pengetahuan seseorang pakar dan berkembangnya gejala penyakit yang di timbulkan oleh suatu penyakit, oleh karena itu diharapkan perbaikan dan pengembangan yang lebih baik kedepannya nanti.
DAFTAR PUSTAKA
Arhami, Muhammad, 2005, Konsep Dasar Sistem Pakar, Andi Offset, Yogyakarta. Fitri, idatul, 2009, Mini Ensiklopedi Sistem Pencernaan, Garailmu, Yogyakarta. Kusrini, M. Kom, 2008, Aplikasi Sistem Pakar, Andi Offset, Yogyakarta. Kusrini, S. Kom, 2006, Sistem Pakar Teori dan Aplikasi, Andi Offset, Yogyakarta. Nursing, 2008, Memahami Berbagai Macam Penyakit, Indeks, Jakarta Barat. Prof. Dr. Sunarto, Sp.Ak, 2008, Diagnosis Klinis Awal Dari Masalah Menuju Diagnosis, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta Sari Iswanti & Sri Hartati, 2008. Sistem Pakar Dan Pengembangannya, Graha Ilmu, Yogyakarta. Sadeli, Muhammad, 2010, 46 Trik Tersembunyi Access, Maxikom, Palembang. Tutik Rahayuningsih, Deden Dermawan, 2010, Keperawatan Medikal Bedah, Gosyen Publishing, Yogyakarta. 2009, Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic, Andi Offset, Yogyakarta.