SISTEM PAKAR PENDETEKSIAN PENYAKIT SISTEM TRANSPORTASI TUBUH DENGAN METODE BACKWARD CHAINING
Naskah Publikasi
diajukan oleh Sherly Adhisty 09.22.1035
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011
1
2
EXPERT SYSTEM FOR DETECTION OF BODY TRANSPORTATION SYSTEM ILLNES WITH BACKWARD CHAINING METODE SISTEM PAKAR PENDETEKSIAN PENYAKIT SISTEM TRANSPORTASI TUBUH DENGAN METODE BACKWARD CHAINING Sherly Adhisty Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
Expert systems are software or computer program that is intended as a provider of advice and aid in solving problems in a particular field of knowledge. This program acts as a smart consultant or adviser in a certain skill environment. Therefore, the expert system is built not on a specific algorithm, but based on the knowledge base and rule base. One application of expert systems is in the field of health or medical. For the disease - a disease-specific expertise needed medical specialists in these fields to make the diagnosis and examination, so the treatment is done correctly - really precise and accurate. But the problem, until now not been evenly spread of specialist doctors in Indonesia, so that in the area - some areas still lack medical staff, in this particular specialist. To address the problem, needed a system that can perform diagnosis of disease - specific diseases, and may provide a solution regarding appropriate treatment, so it can help paramedics to diagnose diseases more precisely by way of an interactive dialogue about the symptoms - symptoms of the illness by the patient. In conducting research to obtain information - a description of data needed to obtain a scientific truth. Step - step procedures and techniques used in this research method that is: by collecting literature data by reading books and other information resources in connection with the discussion of issues as a reference in the implementation of activities and report preparation. In this method the authors take data from the archive - archive or document - a document on the agency or agencies involved and the media and the Internet, the authors analyze the data - data that has been obtained previously. The design of the program carried out as a picture and a reference in subsequent program design. Implementation and follow-up activities such as program design implementation. Designs that do include system design, database design and program design grafis.Uji try to ensure that the application is made has been going well as expected. Preparation of expert systems to detect disease in the human body's transportation system has been successfully completed. The system is able to diagnose diseases that attack the human body transportation by entering symptoms - symptoms that often appear or experienced at the time of consultation. Based on data from the symptoms - symptoms entered by the user, the system will provide the diagnosis of the type of disease the body's transportation system and information about the disease, as well as the level of certainty with the disease and treatment of disease. Keywords: Information, Expert System, Diagnosis, Risk Assessment, Policy.
3
1.
Pendahuluan Dengan
semakin
pesatnya
perkembangan
pemikiran
manusia
dewasa
ini
menyebabkan manusia berusaha membuat sesuatu untuk mempermudah segala aktifitasnya. Hal ini diiringi dengan kemajuan di bidang teknologi komputer yang sangat pesat. Berbagai produk perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware) diproduksi. Implementasi komputer sudah meliputi berbagai bidang diantaranya pertanian, perkebunan, industri dan kesehatan. Sistem pakar adalah perangkat lunak atau program komputer yang ditujukan sebagai penyedia nasihat dan sarana bantu dalam memecahkan masalah di bidang pengetahuan tertentu. Program ini bertindak sebagai seorang konsultan yang cerdas atau penasihat dalam suatu lingkungan keahlian tertentu. Oleh karena itu sistem pakar dibangun bukan berdasarkan algoritma tertentu melainkan berdasarkan basis pengetahuan dan basis aturan. Salah satu penerapan sistem pakar adalah dalam bidang kesehatan atau medis. Untuk penyakit – penyakit khusus diperlukan keahlian seorang dokter spesialis dalam bidang tersebut untuk melakukan diagnosis dan pemerikasaan, sehingga pengobatan yang dilakukan benar – benar tepat dan akurat. Namun masalahnya, hingga saat ini penyebaran dokter spesialis belum merata di Indonesia, sehingga di daerah – daerah tertentu masih kekurangan tenaga medis, dalam hal ini khususnya dokter spesialis. Untuk menangani masalah tersebut, dibutuhkan suatu sistem yang bisa melakukan diagnosis terhadap penyakit – penyakit khusus, serta dapat memberikan solusi mengenai pengobatan yang tepat, sehingga dapat membantu paramedis untuk mendiagnosis penyakit dengan lebih tepat dengan cara melakukan dialog interaktif mengenai gejala – gejala penyakit yang diderita oleh pasien. 2.
Landasan Teori
2.1
Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan (artificial intelegence) adalah suatu ilmu yang mempelajari cara
membuat komputer melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh manusia. Menurut Jackson dan Raynor pada tahun 1996, istilah kecerdasan buatan mempunyai banyak definisi. Secara garis besar, kecerdasan buatan terbagi ke dalam dua dasar pemikiran, yaitu kecerdasan buatan melibatkan pembelajaran proses pemikiran manusia atau disebut dengan kecerdasan komputasional dan kecerdasan buatan berkaitan dengan representasi dan duplikasi proses tersebut melalui mesin seperti komputer dan robot atau disebut juga kecerdasan konvensional.(Turban, 2005) Kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar atau mengerti dari pengalaman, memahami pesan yang kontradiktif dan ambigu, menanggapi dengan cepat dan baik atas situasi
yang
baru,
menggunakan
penalaran
dalam
memecahkan
masalah
serta
menyelesaikannya dengan efektif. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Kecerdasan
4
buatan menawarkan media dan uji teori dari kecerdasan. Teori tersebut dapat dinyatakan dalam bahasa program komputer diuji dan dibuktikan melalui eksekusi pada komputer. 2.2
Definisi Sistem Pakar Sistem
pakar
adalah
aplikasi
berbasis
komputer
yang
digunakan
untuk
menyelesaikan masalah sebagaimana yang dipikirkan oleh pakar. Pakar yang dimaksud disini adalah orang yang mempunyai keahlian khusus yang dapat menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh orang awam. Sebagai contoh, dokter adalah seorang pakar yang mampu mendiagnosis penyakit yang diderita pasien serta dapat memberikan penatalaksanaan terhadap penyakit tersebut.(Kusrini, 2008) Sistem pakar adalah program artificial intellegence yang menggabungkan pangkalan pengetahuan (knowledge base) dengan sistem inferensi. Ini merupakan bagian software spesialisasi tingkat tinggi yang berusaha menduplikasi fungsi seorang pakar dalam satu bidang keahlian. Program ini bertindak sebagai seorang konsultan yang cerdas atau penasihat dalam suatu lingkungan keahlian tertentu, sebagai hasil himpunan pengetahuan yang telah dikumpulkan dari beberapa orang pakar. Dengan demikian seorang awam sekalipun bisa menyadap sistem pakar itu untuk memecahkan berbagai persoalan yang ia hadapi. Sistem pakar sungguh merupakan sesuatu yang baru dan masih segar. Ia sangat inovatif dalam menghimpun dan mengemas pengetahuan. Keampuhannya yang paling utama terletak pada kemampuan dan penggunaan praktisnya bila di satu tempat tidak ada seorang pakar dalam suatu bidang ilmu.(Suparman, 1991) 2.2.1
Arsitektur Sistem Pakar Suatu sistem disebut sebagai sistem pakar jika mempunyai ciri dan karakteristik
tertentu. Hal ini juga harus didukung oleh komponen – komponen sistem pakar yang mampu menggambarkan tentang ciri dan karakteristik tersebut. Sistem pakar memiliki beberapa komponen utama, yaitu antarmuka pengguna (user interface), basis data sistem pakar (expert system database), fasilitas akuisisi pengetahuan (knowledge acquisition facility), dan mekanisme inferensi (inference mechanism). Selain itu ada satu komponen yang hanya ada pada beberapa sistem pakar, yaitu fasilitas penjelasan (explanation facility). (Martin dan Oxman, 1998) Arsitektur dasar dari sistem pakar dapat dilihat paga Gambar 2.1 (Giarrantano dan Riley, 1994)
5
MESIN BASIS PENGETAHUAN
MEMORI KERJA
AGENDA
(ATURAN)
(FAKTA)
FASILITAS AKUISISI PENGETAHUAN
FASILITAS PENJELASAN
ANTAR MUKA PENGGUNA
Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pakar (Kusrini, 2006) 2.2.1.1 Antarmuka Pengguna Antarmuka pengguna memberikan fasilitas komunikasi antara pengguna dan sistem, memberikan berbagai fasilitas informasi dan berbagai keterangan yang bertujuan untuk membantu mengarahkan alur penelusuran masalah sampai ditemukan solusi. Pada umumnya, antarmuka pengguna juga berfungsi untuk menginputkan pengetahuan baru ke dalam basis pengetahuan sistem pakar, menampilkan fasilitas penjelasan sistem dan memberikan tuntunan penggunaan sistem secara menyeluruh langkah demi langkah sehingga pengguna mengerti apa yang harus dilakukan terhadap sistem. 2.2.1.2 Basis Data Sistem Pakar Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi, dan penyelesaian masalah. Komponen sistem pakar ini disusun atas dua elemen dasar, yaitu fakta dan aturan. Fakta merupakan informasi tentang obyek dalam area permasalahan tertentu, sedangkan aturan merupakan informasi tentang cara bagaimana memperoleh faktabaru dari fakta yang telah diketahui. (Arhami, 2005)
6
2.2.1.3 Akuisisi Pengetahuan Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi keahlian dalam menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program komputer. Dalam tahap ini knowledge engineer berusaha menyerap pengetahuan untuk selanjutnya ditransfer ke dalam basis pengetahuan. Pengetahuan diperoleh dari pakar, dilengkapi dengan buku, basis data, laporan penelitian dan pengalaman pemakai. 2.2.1.4 Mekanisme Inferensi Mekanisme inferensi adalah bagian dari sistem pakar yang melakukan penalaran dengan menggunakan isi daftar aturan berdasarkan urutan dan pola tertentu. Selama proses konsultasi antar sistem dan pemakai, mekanisme inferensi menguji aturan satu demi satu sampai kondisi aturan itu benar. Secara umum ada dua teknik utama yang digunakan dalam mekanisme inferensi untuk pengujian aturan, yaitu penalaran maju (forward chaining) dan penalaran mundur (backward chaining). 2.2.1.5 Fasilitas Penjelasan Fasilitas penjelasan sistem merupakan bagian dari sistem pakar yang memberikan penjelasan tentang bagaimana program dijalankan, apa yang harus dijelaskan kepada pemakai
tentang
mengakomodasi
suatu
kesalahan
masalah, pemakai
memberikan dan
rekomendasi
menjelaskan
kepada
bagaimana
suatu
pemakai, masalah
terjadi.Dalam sistem pakar, fasilitas penjelasan sistem sebaiknya diintegrasikan ke dalam tabel basis pengetahuan dan basis aturan karena hal ini lebih memudahkan perancangan sistem. 2.3
Penyakit Darah
2.3.1
Diagnosis Diagnosis adalah proses yang dilakukan untuk mengenali / mengetahui terdapatnya
keadaan yang tidak wajar / alamiah dan meneliti adanya abnormalitas serta menetapkan penyebabnya diterapkan untuk membuat rencana perawatan pada suatu penyakit. (marwali Harahap, 1998) 2.3.2
Darah Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari binatang primitif
sampai manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai pembawa oksgen, mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan mekanisme hemostatis. Darah terdiri atas 2 komponen utama: (I Made Bhakta, 2003) 1. Plasma darah: bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit, dan protein darah. 2. Butir – butir darah (blood corpucless), yang terdiri atas: a. Eritrosit: sel darah merah (SDM)-red blood cell (RBC) b. Leukosit: sel darah putih (SDP)-white blood cell (WBC)
7
c. 2.3.3
Trombosit: butir pembeku-platelet
Hipotensi Penyakit Darah Rendah atau Hipotensi (Hypotension) adalah suatu keadaan dimana
tekanan darah seseorang turun dibawah angka normal, yaitu mencapai nilai rendah 90/60 mmHg. Sedangkan nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat aktivitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHg. Namun demikian beberapa orang mungkin memiliki nilai tekanan darah (tensi) berkisar 110/90 mmHg atau bahkan 100/80 mmHg, akan tetapi mereka tidak atau belum atau jarang menampakkan beberapa keluhan berarti. Sehingga hal itu dirasakan biasa saja dalam aktivitas kesehariannya. Apabila kondisi itu terus berlanjut, didukung dengan beberapa faktor yang memungkinkan memicu menurunnya tekanan darah yang signifikan seperti keringat dan berkemih banyak namun kurang minum, kurang tidur atau kurang istirahat (lelah dengan aktivitas berlebihan) serta haid dengan perdarahan berlebihan (abnormal) maka tekanan darah akan mencapai ambang rendah (hipotensi) 90/60 mmHg. Jika keadaan ini terus berlanjut maka akan memicu timbulnya penyakit baru yaitu anemia. 2.3.4
Anemia Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin
(protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru – paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh. (Endah, 2010) 2.3.5
Leukimia Limfositik Akut ( LLA ) Leukimia Limfositik Akut (LLA) adalah suatu penyakit yang berakibat fatal, dimana sel
– sel yang dalam keadaan normal berkembang menjadi limfosit berubah menjadi ganas dan dengan segera akan menggantikan sel – sel normal di dalam sumsum tulang. LLA merupakan leukimia yang paling sering terjadi pada anak – anak. Leukimia jenis ini merupakan 25% dari semua jenis kanker yang mengenai anak – anak dibawah umur 15 tahun. 2.3.6
Leukimia Mieloid Akut ( LMA ) Leukimia Mieloid (mielositik, mielogenous, mieloblastik, mielomonositik, LMA) Akut
adalah penyakit yang bisa berakibat fatal, dimana mielosit (yang dalam keadaan normal berkembang menjadi granulosit) berubah menjadi ganas dan dengan segera akan menggantikan sel – sel normal di sumsum tulang. Leukimia ini bisa menyerang segala usia, tetapi paling sering terjadi pada usia dewasa. 2.3.7
Leukimia Limfositik Kronik ( LLK ) Leukimia Limfositik Kronis (LLK) ditandai dengan adanya sejumlah besar limfosit
(salah satu jenis sel darah putih) matang yang bersifat ganas dan pembesaran kelenjar getah
8
bening. Lebih dari ¾ penderita berumur lebih dari 60 tahun, dan 2-3 kali lebih sering menyerang pria. Pada awalnya penambahan jumlah limfosit matang yang ganas terjadi di kelenjar getah bening. Kemudian menyebar ke hati dan limpa, dan keduanya mulai membesar. Masuknya limfosit ini ke dalam sumsum tulang akan menggeser sel – sel yang normal, sehingga terjadi anemia dan penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit di dalam darah. Kadar dan aktivitas antibodi (protein untuk melawan infeksi) juga berkurang. 2.3.8
Leukimia Mielositik Kronik ( LMK ) Leukimia Mielositik (mieloid, mielogenous, granulositik, LMK) adalah suatu penyakit
dimana sebuah sel di dalam sumsum tulang berubah menjadi ganas dan menghasilkan sejumlah besar granulosit (salah satu jenis sel darah putih) yang abnormal. Penyakit ini bisa mengenai semua kelompok umur, baik pria maupun wanita, tetapi jarang ditemukan pada anak – anak berumur kurang dari 10 tahun. Sebagian besar granulosit leukemik dihasilkan di dalam sumsum tulang, tetapi beberapa diantaranya di buat di limpa dan hati. Pada LMK, sel – selnya terdiri dari sel yang sangat muda sampai sel yang matang. Granulosit leukemik cenderung menggeser sel – sel normal di dalam sumsum tulang dan sering kali menyebabkan terbentuknya sejumlah besar jaringan fibrosa yang menggantungkan sumsum tulang yang normal. 2.4
Teori Pemrograman
2.4.1
Visual Basic 6.0 Visual Basic adalah program untuk membuat aplikasi berbasis Microsoft Windows
secara cepat dan mudah. Visual Basic menyediakan tool untuk membuat aplikasi yang sederhana sampai aplikasi kompleks atau rumit baik untuk keperluan pribadi maupun keperluan perusahaan/instansi dengan sistem yang lebih besar. “Visual” dalam hal ini merupakan bahasa pemrograman yang menyerahkan berbagai macam desain dengan model GUI (graphical User Interface). Hanya dengan mengetikkan sedikit kode program, kita sudah dapat menikmati program dengan tampilan yang menarik. “Basic” menunjukkan bahasa pemrograman BASIC (biginner all-purpose symbolic instrution code). Visual Basic dikembangkan dari bahasa BASIC yang ditambah ratusan perintah tambahan, function, keyword, dan banyak berhubungan langsung dengan GUI Windows. 2.5
Microsoft Access 2007 Microsoft Access merupakan program database yang sudah populer dan banyak
digunakan saat ini. Ini dikarenakan oleh kemudahannya dalam pengolahan berbagai jenis database serta hasil akhir berupa laporan dengan tampilan dengan desain yang lebih menarik. Database merupakan sekumpulan data atau informasi yang terdiri atas satu / lebih tabel yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain. (Madcoms, 2007) Bahkan beberapa lembaga, organisasi, perusahaan dan lain – lain memanfaatkan Access ini untuk membuat dan mengolah databasenya. Kita dapat membuat sendiri aplikasi
9
database untuk digunakan dalam organisasi, lembaga, perusahaan, dan aplikasi lain, sehingga menghasilkan aplikasi yang menarik dan profesional. 3.
Analisis
3.1
Analisis Sistem Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan
pada tahap ini akan menyebabkan kesalahan pada tahap selanjutnya. Analisis bertujuan untuk mendapatkan pemahaman secara keseluruhan tentang sistem yang akan kita kembangkan berdasarkan masukan dari calon pengguna dan beberapa pihak yang berkepentingan . Dalam tahap analisis langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi masalah. Masalah – masalah yang ada merupakan suatu kelemahan, sehingga menghambat pencapaian tujuan. Dari kelemahan sistem yang ada harus ditindak lanjuti untuk ditemukan dan dicari pemecahannya agar sistem dapat berjalan dengan baik guna mencapai tujuan sistem. Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sistem pakar antara lain : analisis masalah, identifikasi kebutuhan, dan spesifikasi sistem. Perancangan sistem terdiri dari basis pengetahuan, mesin inferensi, perancangan proses, dan perancangan antar muka. 3.1.1
Analisis Masalah Masalah diagnosa penyakit sistem transportasi tubuh pada manusia dapat
dimasukkan kedalam salah satu cabang ilmu artificial intelligent, yaitu sistem pakar. Pada permasalahan ini, pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan sistem yang dapat berperan sebagai seorang ahli penyakit darah ( hematolog ). Dengan kata lain terjadi pemindahan atau proses pengolahan informasi yang bersifat heuristic yang artinya membangun dan mengoperasikan basis pengetahuan dari seorang pakar ke sebuah sistem komputer. Pada proses ini, sistem akan memberikan daftar berupa fakta – fakta yang telah disimpan dalam sistem berupa basis pengetahuan. User ( pengguna ) akan memilih gejala – gejalanya, yang kemudian akan diproses oleh sistem sehingga menghasilkan kesimpulan tentang penyakit
yang
diderita
oleh pasien.
Sistem
ini
juga memberikan saran
penatalaksanaan dan pencegahan yang bisa dilakukan agar seseorang terhindar dari berbagai macam penyakit. 3.1.2
Identifikasi Sistem Sistem pakar yang akan dibuat dapat digunakan oleh pemakai untuk melakukan
diagnosis terhadap penyakit darah yang mungkin diderita. Sedangkan untuk dokter sendiri, sistem pakar yang dibuat dijadikan bahan masukan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan tindakan medis yang akan diambil. Kemajuan teknologi di bidang komputer yang sangat pesat, membantu pengembangan dan penerapan di berbagai bidang. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem yang dapat membantu masyarakat atau pengguana untuk mendiagnosa penyakit darah yang bisa diderita mulai dari usia balita. Pembuatan sistem
10
pakar ini dapat mengurangi prosentase kesalahan diagnosa dan terjadinya penanganan yang kurang tepat sehingga dapat mengurangi prosentase kematian. 3.1.3 Spesifikasi Sistem Sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit transportasi tubuh pada manusia merupakan suatu sistem yang menganalisa data gejala yang dialami pasien untuk menghasilkan diagnosa jenis penyakit yang diderita. Input dari sistem berupa gejala yang dialami pasien, update, basis pengetahuan dan basis aturan yang merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pakar yang merupakan fasilitas yang disediakan bagi pakar. Output dari sistem berupa jenis penyakit darah antara lain : Hipotensi, Anemia, Leukimia Limfositik Akut, Leukimia Mieloid Akut, Leukimia Limfositik Kronik, dan Leukimia Mielositik Kronik. Sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit pada sistem transportasi tubuh pada manusia ini menggunakan metode inferensi backward chaining yaitu sistem akan menelusuri gejala – gejala yang diinputkan oleh pemakai untuk mendapatkan hasil diagnosis penyakit yang diderita. 3.1.4 Representasi Pengetahuan Sistem pakar untuk membantu mendiagnosa penyakit pada sistem transportasi tubuh ini, membutuhkan basis pengetahuan dan mesin inferensi untuk mendiagnosa penyakit. Basis pengetahuan ini berisi fakta – fakta yang dibutuhkan oleh sistem, sedangkan mesin inferensi digunakan untuk menganalisa fakta – fakta yang dimasukkan pengguna sampai dapat ditentukan suatu kesimpulan. 3.1.5 Mesin Inferensi Mesin inferensi adalah bagian dari sistem pakar yang melakukan penalaran dengan menggunakan isi daftar aturan berdasarkan urutan dan pola tertentu. Selama proses konsultasi antar sistem dan pemakai, mesin inferensi menguji aturan satu demi satu sampai kondisi aturan itu benar. Sistem pakar, dalam melakukan diagnosis dan memberikan terapi pada penyakit sistem transportasi tubuh pada manusia ini menggunakan dua metode inferensi, yaitu runut balik (backward chaining) dan runut maju (forward chaining). Forward chaining digunakan untuk menguji fakta – fakta yang dimasukkan pengguna dengan aturan yang telah disimpan dalam sistem satu demi satu hingga dapat diambil suatu kesimpulan. Jika fakta yang pertama bernilai benar, maka dilakukan pencarian ke fakta berikutnya pada rule yang sama, tetapi jika ada fakta yang bernilai salah, maka dilakukan pencarian ke rule yang lain, dimana rule yang dicari adalah rule yang mempunyai fakta bernilai benar yang sama pada rule sebelumnya.
Langkah – langkah dalam menghasilkan nilai probabilitas bayes suatu penyakit yaitu: 1. Melakukan pengumpulan data penyakit berdasarkan gejala utama. 2. Mengidentifikasi gejala yang dialami penderita dan hasil diagnosa.
11
3. Melakukan proses perhitungan penentuan nilai probabilitas diagnosa penyakit dengan menggunakan theorema bayes. Bentuk umum dari Theorema Bayes :
P ( Hi|E ) =
P ( E|Hi ) * P ( Hi ) ⁿ∑ P ( E|Hk ) * P ( Hk )
dengan : P ( Hi|E )
= Probabilitas hipotesis Hi benar jika diberikan evidence E.
P ( E|Hi ) = Probabilitas munculnya evidence E, jika diketahui hipotesis Hi benar. P ( Hi ) = Probabilitas hipotesis Hi (menurut hasil sebelumnya) tanpa memandang evidence apapun. n
= Jumlah hipotesis yang mungkin. Jika setelah dilakukan pengujian terhadap hipotesis, muncul satu atau lebih evidence
atau observasi baru, maka :
P ( H|E,e ) = P ( H|E ) * P ( e|E,H ) P ( e|E )
Probabilitas penyakit ( kepastian pakar ) di dapatkan dari perhitungan probabilitas gejala yang dimiliki oleh masing – masing penyakit. Sebagai salah satu contoh perhitungan probabilitas penyakit, dapat dilihat pada perhitungan dibawah ( mengacu persamaan 2 theorema bayes ). Contoh kasus perhitungan probabilitas penyakit : Seorang penderita penyakit darah memiliki gejala sering pusing ( 0,6 ), sering menguap ( 0,2 ), penglihatan berkunang – kunang ( 0,3 ), dan denyut nadi teraba lemah ( 0,2 ). Apabila seorang penderita mengidap penyakit hipotensi, maka gejala sering pusing penyakit hipotensi ( 0,2 ), sering menguap mengidap penyakit hipotensi ( 0,1 ), penglihatan berkunang – kunang mengidap penyakit hipotensi ( 0,3 ), dan denyut nadi teraba lemah mengidap penyakit hipotensi ( 0,4 ). Probabilitas ( Hipotensi ) :
P ( Hipotensi ) = ( 0,2 * 0,31 ) + ( 0,1 * 0,31 ) + ( 0,3 * 0,31 ) + ( 0, 4 * 0,31 ) 0,6 + 0,2 + 0,3 + 0,2 P ( Hipotensi ) = 0,062 + 0,031 + 0,093 + 0,124 1,3 P ( Hipotensi ) = 0,31 1,3 P ( Hipotensi ) = 0,23
12
3.2
Perancangan Sistem
3.2.1
Perancangan Database Database merupakan bagian dari implementasi sistem pakar yang digunakan untuk
menyimpan semua data, baik basis pengetahuan maupun basis aturan. 3.2.1.1 Entity Relation Diagram Entity relation diagram yang memperlihatkan entitas – entitas yang terlibat dalam suatu sistem serta hubungan – hubungan (relasi) antar entitas. Penekanan dalam ERD adalah tabel – tabel yang mempresentasikan entitas – entitas serta tabel – tabel yang menunjukkan relasi antar entitas itu sendiri. Entitas yang terlibat dalam sistem pakar untuk diagnosa penyakit sistem transportasi tubuh ini adalah penyakit, gejala, dan pengobatan. Dari entitas yang terlibat dapat dibangun suatu diagram hubungan antar entitas, seperti yang dapat dilihat pada gambar berikut : Kd_gejala
probabilitas gejala
gejala Kd_gejala
probabilitas
memiliki Kd_penyakit penyakit probabilitas penyakit Kd_penyakit Kd_penyakit
keterangan memiliki Kd_pengobatan
Pengobatan
pengobatan
Kd_pengobatan
Pakar
password
Id_pakar Admin
password
Kd_admin Konsultasi Kd_penyakit
Kd_pengobatan
Gambar 3.1 Entyti Relation Diagram
13
3.2.1.2 Relasi Antar Tabel Dari entity relation diagram di atas maka relasi antar tabelnya adalah sebagai berikut:
Gambar 3.2 Relasi Antar Tabel 3.2.2
Perancangan Tabel Dalam suatu aplikasi sebuah program banyak digunakan tabel – tabel untuk
mempermudah pengguna dalam rangka menyimpan sebuah data sesuai dengan yang diinginkan dan juga dapat didokumentasikan. Adapun rancangan tabel tersebut adalah sebagai berikut : a. Tabel Pakar Tabel ini digunakan untuk menyimpan data seorang pakar untuk melakukan pembukaan akses kepada basis aturan dan basis pengetahuan. Tabel ini berisi id_pakar dan password pakar. Primary Key : id_pakar Jumlah Field : 2 Tabel 3.1 Rancangan Tabel Pakar Nama Field
Type
Size
Keterangan
Id_pakar
Text
50
Identitas Pakar
Password
Text
30
Password Pakar
3.2.3
Perancangan Antar Muka (User Interface) Rancangan antar muka ini dibuat untuk mempermudah user dalam berinteraksi
dengan program ini. Adapun rancangan antar muka program ini sebagai berikut :
14
a. Form Login Utama : Form ini digunakan untuk memilih menu sistem sesuai kepentingan. Apabila user memilih menu pakar maka sistem akan menampilkan menu yang sesuai dengan kebutuhan pakar, sedangkan apabila user memilih menu pengguna maka sistem akan menampilkan kebutuhan menu sesuai dengan pengguna.
Gambar 3.3 Rancangan Form Login Utama
b. Form Menu Utama Pakar Apabila pada menu pilihan di form login utama user memilih pakar, maka user bisa menggunakan semua menu yang terdapat di form menu utama tersebut.
Gambar 3.4 Rancangan Form Menu Utama Pakar
15
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan Implementasi program aplikasi "sistem pakar pendeteksian penyakit system transportasi tubuh dengan metode backward chaining" merupakan tahap paling penting dimana sistem yang sudah dirancang, di implementasikan untuk menghasilkan pada keadaan yang sebenarnya. Dari hal ini dapat diketahui apakah sistem yang dihasilkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau tidak. Tahapan perancangan aplikasi telah dikerjakan. mulai dari rancangan system, rancangan input output, rancangan database dan rancangan antar muka (user interface). semua rancangan ini digunakan untuk mempermudah dalam penjabaran sistem ke dalam bahasa pemrograman. 4.1 Implementasi Form Login Utama Form login merupakan jendela pertama yang akan muncul sebelum masuk ke program. Ada dua pilihan dalam form login yaitu pakar dan pemakai. Login pakar hanya dapat diakses oleh pakar dan admin. Sedangkan pada login pemakai, dapat diakses oleh siapa saja.
Gambar 4.1 Tampilan Form Login Utama Apabila user memilih login pakar, maka user harus menginputkan username dan password terlebih dahulu untuk dapat mengakses menu utama.
Gambar 4.2 Tampilan Form Login Pakar Jika password pada login pakar salah maka akan keluar pesan peringatan:
16
Gambar 4.3 Pesan Kesalahan Password dan User Name
Jika password benar, akan tampil form menu utama pakar. Jika user memilih menu pemakai dapat langsung menekan tombol login tanpa memasukkan username dan password sehingga sistem akan menampilkan menu utama yang sesuai dengan kebutuhan pemakai. 4.2
Implementasi Form Menu Utama Untuk Pakar Apabila pada form login utama tombol pakar yang dipilih, maka system akan
menampilkan menu yang sesuai dengan kebutuhan pakar. Form menu utama untuk pakar dapat dilihat pada gambar 4.4.
Gambar 4.4 Form Menu Utama Untuk Pakar Dalam form ini terdapat empat menu pilihan yaitu menu basis pengetahuan, menu basis aturan, menu konsultasi dan keluar. Menu basis pengetahuan untuk menampilkan tiga sub menu yaitu menu basis pengetahuan untuk data penyakit, gejala dan pengobatan. Apabila memilih menu basis aturan maka akan menampilkan dua sub menu yaitu basis aturan untuk gejala dan pengobatan. Apabila memilih menu konsultasi maka system akan menampilkan form konsultasi. Sedangkan menu keluar untuk keluar dari system.
17
4.3
Implementasi Form Menu Utama Untuk Pemakai Apabila pada form login utama tombol pemakai yang dipilih, maka system akan
menampilkan menu yang sesuai dengan kebutuhan pemakai. Menu tersebut dapat dilihat pada gambar 4.5.
Gambar 4.5 Form Menu Utama Untuk Pemakai Dalam form ini terdapat dua pilihan menu yaitu menu konsultasi dan keluar. Pada menu konsultasi maka system akan menampilkan form konsultasi dan menu keluar untuk keluar dari system. 4.4
Implementasi Form Konsultasi Pada form ini pemakai diminta untuk memilih gejala pada daftar, sesuai dengan
keadaan yang dialaminya dan berdasarkan data yang telah di sediakan dengan mencentang pilihan gejala kemudian memasukkannya ke dalam daftar gejala terpilih dengan mengklik tombol pilih gejalah dan untuk membatalkan centang data yang akan dibatalkan kemudian klik tombol hapus. Untuk melihat hasil diagnosa dari gejala terpilih, maka klik pada tombol diagnosa.
Gambar 4.11 Tampilan Form Konsultasi
18
5.
Kesimpulan Dengan
diselesaikannya pembuatan aplikasi sistem pakar untuk mendeteksi
penyakit sistem transportasi tubuh ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa: 1. Dengan pembuatan aplikasi ini masalah kekurangan tenaga pakar dapat diatasi, dengan aplikasi sistem pakar ini user diharapkan dapat berinteraksi dengan sistem seperti halnya ketika berinteraksi dengan pakar. 2. Kompleksnya permasalahan yang timbul dalam diagnosa pada penyakit sistem transportasi tubuh, bisa ditangani dengan sistem pakar. 3. Mampu
memberikan informasi
kepada
user
mengenai penyakit
sistem
transportasi tubuh melalui gejala – gejala yang diinputkan user ke sistem sesuai dengan kondisi yang sedang dialaminya. 4. Dengan adanya pembatasan hak akses yang diterapkan pada sistem, proses untuk pengolahan basis pengetahuan dan basis aturan hanya dapat dilakukan oleh pakar. 5.1
Saran Berdasarkan evaluasi terhadap proses dan hasil dari sistem ini, maka saran – saran
untuk pengembangan selanjutnya dalam bidang ini antara lain: 1. Menggunakan metode lain dalam penyelesaian tingkat kepercayaan bisa menjadi alternatif pembanding untuk mengetahui metode mana yang paling mendekati kenyataan tingkat kebenaran. 2. Untuk membuat pengguna tidak cepat bosan, maka perlu ditambahkan fasilitas multimedia dalam sistem pakar tersebut. 3. Untuk pengembangan selanjutnya, dapat melengkapi data – data tentang penyakit sistem transportasi tubuh dengan gambar untuk memperjelas informasi. Aplikasi sistem pakar pendeteksi penyakit transportasi tubuh yang dibuat masih jauh dari sempurna. Karena seiring dengan bertambahnya pengetahuan seorang pakar dan berkembangnya gejala penyakit yang di timbulkan oleh suatu penyakit, oleh karena itu diharapkan perbaikan dan pengembangan yang lebih baik kedepannya nanti.
19
DAFTAR PUSTAKA
Junindar, 2008, Panduan Lengkap Menjadi Programmer Membuat Aplikasi Penjualan Menggunakan VBNet, Media Kita, Jakarta. Madcoms, 2007, Mahir dalam 7 Hari Microsoft Office Access 2007, Andi Offset, Yogyakarta. Suparman, 1991, Mengenal Artificial Intelligent, Andi Offset, Yogyakarta. Arhami, Muhammad, 2005, Konsep Dasar Sistem Pakar, Andi Offset, Yogyakarta. Kusrini, S.Kom, 2006, Sistem Pakar Teori dan Aplikasi, Andi Offset, Yogyakarta. Kusrini, M. Kom, 2008, Aplikasi Sistem Pakar, Andi Offset, Yogyakarta. Bakta, Prof. Dr. I Made, 2003, Hematologi Klinik Ringkas, EGC, Jakarta. Kusumawardani, Endah, 2010, Waspada Penyakit Darah Mengintai Anda, Hanggar Kreator, Yogyakarta. 2009, Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic, Andi Offset, Yogyakarta.
20