FORESQUE RESIDENCE
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
3.1
Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan
sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah sistem manajemen yang mampu mengatur semua kegiatan diproyek yang disebut manajemen proyek. Manajemen proyek mempunyai ruang lingkup yang cukup luas, karena mencakup tahapan kegiatan awal pelaksanaan pekerjaan sampai dengan akhir pelaksanaan yang berupa hasil pembangunan. Hubungan keseluruhan antara owner (PT. Griya Karunia Sejahtera), konsultan perencana, manajemen kontruksi, kontraktor dan subkontraktor dimaksudkan agar terdapat suatu keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. (Arum, 2014). Hubungan kerja antara owner, konsultan, perencana, manajemen kontruksi, kontarktor, dan subkontraktor adalah: a. Hubungan ikatan kontrak kerja. b. Kontraktor melaksanakan pekerjaan proyek, kemudian menyerahkan hasil pekerjaannya kepada owner. c. Owner membayar biaya pelaksanaan dan imbalan jasa kontruksi kepada kontraktor. d. Konsultan perencana memberikan hasil perencanaannya kepada owner e. Owner memberikan imbalan jasa kepada konsultan perencana. f. Manajemen kontruksi memberikan pengendalian teknis pelaksanaan proyek.
RAMANDHANI MAUULLANA 41112120043 http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
FORESQUE RESIDENCE
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
Manajemen proyek adalah salah satu cabang dalam manajemen yang secara umum bertujuan untuk mengelola sumber daya yang ada (tenaga kerja, dana, material, metode dan alat) pada suatu proyek pembangunan sedemikian rupa secara efisien dan efektif sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan persyaratan (specification) biaya dan waktu yang direncanakan. (Arum, 2014). Manajemen proyek mempunyai ruang lingkup yang cukup luas, karena mencakup tahapan kegiatan awal pelaksanaan pekerjaan sampai dengan akhir pelaksanaan yang berupa hasil pembangunan. (Arum, 2014). Adapun definisi lain dari manajemen proyek, yaitu sebagai berikut: a. Ilmu manajemen proyek termasuk disiplin ilmu manajemen, yaitu pengetahuan untuk mengelola suatu kegiatan tersebut bersifat spesifik, yaitu berbentuk proyek. b. Sebagai ilmu manajemen, profesi manajemen proyek berkaitan erat dengan fungsi merencanakan, memimpin, mengorganisir dan mengendalikan berbagai kegiatan proyek yang sering kali sarat dengan kandungan disiplin ilmu arsitektur, engineering, akutansi, dan keuangan. c. Konsep manajemen proyek merupakan buah pemikiran tentang manajemen yang ditunjukan untuk mengelola kegiatan yang berbentuk proyek. d. Perumusannya disusun sedemikian rupa sehingga dapat menghadapi dan mengakomodir perilaku dan dinamika yang melekat pada kegiatan proyek. Pada pelaksanaan diantara proyek pembangunan Apartemen Foresque Residence, tahapan kegiatan tersebut dibagi menjadi 4, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing),
pelaksanaan
(actuating)
dan
pengawasan
(controlling). Pengertian tahap kegiatan proyek : RAMANDHANI MAUULLANA 41112120043 http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
FORESQUE RESIDENCE
1.
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
Perencanaan (Planning) Kegiatan perencanaan meliputi perumusan persyaratan dari bangunan yang
akan dibangun, termasuk pembuatan gambar-gambar perencanaan lengkap dengan persyaratan teknis yang diperlukan. Kegiatan perencanaan diaplikasikan dengan menentukan metoda pelaksanaan yang tepat sehingga pekerjaan yang sudah direncanakan dapat diselesaikan sesuai dengan rencana yang sudah dijadwalkan dan dianggarkan. Tindakan-tindakan yang dilakukan adalah: a. Menentukan tujuan dan sasaran proyek. b. Menganalisis kendala dan resiko yang mungkin terjadi untuk seluruh proyek ataupun perbagian-bagian dari rencana. c. Menetapkan penggunaan sumber daya. d. Menyusun rencana induk jangka panjang dan pendek. e. Menyumbangkan strategi dan prosedur operasi. f. Menyiapkan pendanaan serta standar kualitas yang diharapkan. g. Menentukan metode dan aspek-aspek teknik yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan. Manfaat dari fungsi perencanaan diatas adalah sebagai alat pengawas maupun pengendali kegiatan, atau pedoman pelaksanaan kegiatan, serta saran untuk memilih dan menetapkan kegiatan yang diperlukan. (Arum, 2014).
2.
Pengorganisasian (Organizing) Kegiatan pengorganisasian berupa kegiatan mengatur dan menyusun
organisasi yang akan melaksanakan pembangunan, termasuk mengatur hubungan kerja unsur-unsur organisasi. Penyusunan organisasi akan melibatkan unsur-unsur RAMANDHANI MAUULLANA 41112120043 http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
FORESQUE RESIDENCE
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
pelaksana pembangunan yang terdiri dari : pemberi tugas (owner), konsultan (designer, supervisor) dan pelaksana (contractor), yang masing-masing mempunyai tugas kewajiban, tanggung jawab dan wewenang sesuai dengan peraturan/ketentuan yang telah ditetapkan. Didalam menjalankan fungsi organisasi diperlukan pengetahuan tentang berbagai tipe organisasi, sehingga dapat dilakukan analisis terhadap penerapan jenis organisasi yang sesuai dengan proyek yang akan dilaksanakan. (Arum, 2014). Tindakan yang dilakukan antara lain: a. Menetapkan daftar penugasan. b. Menyusun lingkup kegiatan. c. Menyusun struktur kegiatan. d. Menyusun daftar personil organisasi berikut lingkup tugasnya. Manfaat dari pengorganisasian merupakan pedoman pelaksanaan fungsi, dimana pembagian tugas serta hubungan tanggung jawab delegasi kewenangan terlihat jelas. (Arum, 2014).
3.
Pelaksanaan (Actuating) Kegiatan pelaksanaan meliputi kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan
dalam rangka mewujudkan bangunan yang akan dibangun. Dalam kegiatan pelaksanaan ini hubungan kerja antara unsur-unsur pelaksana pekerjaan pembangunan perlu diatur sehingga masing-masing unsur dapat bekerja sesuai dengan bidangnya dan selalu tunduk serta taat kepada peraturan dan ketentuan yang telah disepakati bersama. Penyimpangan yang terjadi akibat tindakan dari salah satu unsur akan menimbulkan hambatan dalam pelaksanaan. Tindakan yang dilakukan dalam pelaksanaan (Actuating) antara lain: RAMANDHANI MAUULLANA 41112120043 http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
FORESQUE RESIDENCE
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
a. Mengkoordinasikan kegiatan. b. Mendistribusikan tugas, wewenang dan tangung jawab. c. Memberikan pengarahan penugasan dan motivasi. Manfaat dari fungsi pelaksaan ini adalah terciptanya keseimbangan tugas, hak dan kewajiban masing-masing bagian dalam organisasi dan mendorong tercapainya efisiensi serta kebersamaan dalam bekerja sama untuk tujuan bersama. (Arum, 2014).
4.
Pengendalian (Controlling) Kegiatan pengendalian dilaksanakan dengan tujuan agar hasil pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan persyaratan biaya dan waktu yang telah ditetapkan. Untuk keperluan ini tugas unsur pengawas sangat penting, terutama dalam membimbing dan mengarahkan pelaksanaan pekerjaan. Hasil akhir dari pelaksanaan pembangunan, pada umumnya ditentukan oleh hasil kegiatan pengawasan. (Arum, 2014). Kegiatan pengendalian dilakukan dari bahan dasar dan proses olah data output yang diaplikasikan dalam bentuk antara lain : a. Pelaksanaan tes/uji terhadap material untuk menjaga kualitas dari material yang akan digunakan tersebut. b. Pembuatan master schedule (daily/weekly/monthly report). „S‟ curve actual dan sebagainya untuk pengendalian waktu serta cost control untuk pengendalian biaya. c. Mengevaluasi penyimpangan yang terjadi. d. Memberikan saran-saran perbaikan. RAMANDHANI MAUULLANA 41112120043 http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
FORESQUE RESIDENCE
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
e. Menyusun laporan kegiatan. Fungsi pengendalian adalah memperkecil kemungkinan kesalahan yang terjadi dari segi kualitas, kuantitas, biaya maupun waktu. Fungsi pengendalian dilaksanakan oleh semua tingkat dalam struktur organisasi, laporan-laporan kemajuan pekerjaan dan sebagainya yang menjadi bagian dari fungsi pengendalian harus dipersiapkan secara tepat dan segera agar menjadi bermanfaat. Laporan-laporan itu juga harus disimpan sebagai referensi dimasa yang akan datang sehingga suatu sistem pengarsipan secara tertib dan benar, yaitu formatformat laporan yang baik, ketepatan waktu pembuatan laporan perlu dilakukan dengan baik. (Arum, 2014)
3.2
Organisasi Proyek Organisasi proyek adalah suatu sistem hubungan kerjasama dari berbagai pihak
yang terlibat pada suatu proyek pembangunan dalam mengatur pelaksanaan berbagai pekerjaan dalam rangka mencapai suatu hasil yang seefektif dan seefisien mungkin sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Dengan adanya organisasi proyek ini maka kegiatan masing-masing pihak yang terlibat dalam suatu proyek pembangunan jelas tidak berbenturan satu dengan yang lainnya. Ada tugas dan wewenang sesuai dengan jabatan atau kedudukannya masing-masing yang harus dipertanggung jawabkan kepada pihak-pihak yang terkait, dalam hal ini orang yang kedudukannya dalam organisasi berada diatasnya.
Struktur organisasi proyek merupakan perwujudan dari suatu sistem organisasi dalam pelaksanaan suatu proyek pembangunan, atau dengan kata lain merupakan suatu kerangka penjabaran dari keseluruhan tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak-pihak yang terkait, sehingga jelas batasan wewenang dan RAMANDHANI MAUULLANA 41112120043 http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
FORESQUE RESIDENCE
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
tanggung jawabnya. Struktur organisasi terdiri dari beberapa unsur yang saling terkait dan berinteraksi satu dengan yang lainnya tanpa bisa terpisahkan rantai hubungan kegiatannya. (Arum, 2014).
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek Apartemen Foresque Residence Sumber : Data Engineering Owner
3.2.1
Pemberi tugas (Owner)
Pemberi tugas adalah pihak yang mempunyai dana dan ingin mendirikan suatu bangunan dengan menggunakan dana yang dimilikinya tersebut. Adapun pelaksanaan dari tujuan tersebut dapat dilakukan sendiri atau dengan alasan tertentu dapat meminta pihak lain untuk melaksanakannya sesuai dengan yang diinginkan. Pemberi tugas dapat berupa perseorangan, badan/instansi/lembaga baik pemerintah maupun lembaga swasta. Pada proyek pembangunan Apartemen Foresque Resindence. yang bertindak selaku pemberi tugas (owner) adalah PT. Griya karunia Sejahtera. RAMANDHANI MAUULLANA 41112120043 http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
FORESQUE RESIDENCE
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
Tugas dan wewenang dari pemberi tugas (owner), meliputi : a. Menyediakan dana pembangunan proyek Apartemen Foresque Resindence b. Mengadakan pembebasan tanah. c. Mengusahakan izin yang diperlukan untuk pembangunan proyek konstruksi tersebut (IMB). d. Mengadakan pembayaran atas pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan sesuai dengan kontrak. e. Melakukan pemilihan konsultan dan kontraktor dengan pelelangan maupun penunjukan langsung serta mengadakan perjanjian dengan mereka (kontrak). f. Menyetujui dan menolak perubahan pekerjaan (tambahan/pengurangan pekerjaan). g. Memberikan keputusan dan instruksi yang berkaitan pada perubahan pekerjaan, waktu dan biaya. h. Menghadiri rapat-rapat dengan pelaksana proyek untuk dapat memantau perkembangan proyek.
RAMANDHANI MAUULLANA 41112120043 http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
FORESQUE RESIDENCE
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Owner Sumber : Data Engineering Owner
3.2.2
Manajemen Konstruksi (MK)
Manajemen konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan penerapan) secara sistematis pada suatu proyek dengan mengunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efsien agar tercapai tujuan proyek secara optimal. Sasaran Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan persyaratan (spesification) untuk keperluan pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan pula mengenai mutu RAMANDHANI MAUULLANA 41112120043 http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
FORESQUE RESIDENCE
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
bangunan, biaya yang digunakan dan waktu pelaksanaan dalam rangka pencapaian hasil ini selalu diusahakan pelaksanaan pengawasan, pengawasan biaya dan pengawasan waktu pelaksanaan. Yang menjadi konsultan manajemen konstruksi adalah PT. Satwika Permai Indah.
3.2.3
Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah pihak yang bergerak dalam bidang jasa, yang memiliki kemampuan untuk merancang, merencanakan atau memberikan konsultasi kepada pemilik bangunan sehingga tercipta suatu rancangan yang sesuai dengan keinginan pemilik. Konsultan perencana dapat berupa perseorangan atau perseroan yang berbadan hukum. Konsultan ditunjuk oleh owner wajib mempunyai Surat Keterangan Ahli (SKA) dan tambahan Surat Izin Bekerja Perencana (SIBP) untuk konsultan struktur. Pada proyek pembangunan Apartemen Foresque Resindence terdapat beberapa konsultan perencana : 1. Konsultan Arsitek
: membuat perencanaan desain arsitek
2. Konsultan Struktur
: membuat perencanaan desain struktur
3. Konsultan ME
: membuat perencanaan desain Mekanikal Elektrikal
4. Konsultan QS
: menghitung keuangan proyek
Secara umum, tugas dan wewenang dari konsultan perencana, meliputi : a. Memberikan konsultasi kepada pemberi tugas (owner) saat perencanaan mengenai desain, kekuatan konstruksi, dan scheduling. b. Memberikan masukan dan usulan mengenai konstruksi pendukung bangunan. c. Membuat revisi atas perencanaan sebelumnya jika ada yang tidak sesuai dengan kondisi di lapangan.
RAMANDHANI MAUULLANA 41112120043 http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
FORESQUE RESIDENCE
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
d. Memberikan usulan, saran dan pertimbangan kepada pemberi tugas maupun pelaksana proyek tentang pelaksanaan pekerjaan. e. Menghadiri rapat-rapat teknis dan koordinasi agar bila ada perubahanperubahan bisa cepat diketahui dan diantisipasi. f. Berkoordinasi antar konsultan dalam mendesain dan merevisi perubahan
3.2.4
Kontraktor Kontraktor adalah pihak yang menerima dan menyeleggarakan pekerjaan
bangunan menurut biaya yang telah disepakati dan melaksanakan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat serta gambar-gambar rencana yang telah ditetapkan. Kontraktor berupa perseroan yang berbadan hukum atau badan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan bangunan. Dalam pelaksanaan proyek pembangunan Apartemen Foresque Residence, terdapat beberapa pihak yang bertindak sebagai kontraktor dengan tugas dan tanggung jawabnya masingmasing. PT. Waringin General Kontraktor diberikan kepercayaan untuk bertindak sebagai kontraktor yang bertugas melaksanakan pekerjaan struktur dan konstruksi. Tugas dan wewenang dari kontraktor meliputi : a. Menyiapkan sumber daya manusia dari tenaga ahli sampai dengan mandormandor dan pekerja-pekerja dalam berbagai bidang pekerjaan. b. Mempelajari gambar kerja dengan seksama dan melaporkan kepada pengawas setiap ada perubahan. c. Menyediakan alat-alat yang dipergunakan, memperbaikinya apabila rusak dan jika pekerjaan telah selesai wajib menyingkirkan alat-alat tersebut dan membersihkan bekas-bekasnya. RAMANDHANI MAUULLANA 41112120043 http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
FORESQUE RESIDENCE
d. Menyusun
dan
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
memperhitungkan
keperluan
dana
untuk
membiayai
pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan. e. Memperhitungkan syarat dan ketentuan dalam kontrak tentang bentuk, volume, mutu, dimensi dan lain-lainya dari bagian-bagian pekerjaan. f. Memilih dan menetapkan metode pelaksanaan konstruksi (MPK) yang akan dipakai. g. Menyiapkan cash flow untuk pembiayaan pelaksanaan pekerjaan dan rencanarencana pendanaan (funding plan) serta sistem pengendalian internal, baik bagi aspek keuangan maupun bagi operasional pengendalian waktu dan mutu. h. Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan.
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Kontraktor Sumber : Data Engineering Owner
RAMANDHANI MAUULLANA 41112120043 http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
FORESQUE RESIDENCE
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
Adapun struktur dan organisasi PT. Waringin Megah serta tugas dan tanggung jawab masing-masing personil tersebut yang terlibat dalam PT. Waringin Megah pada pelaksanaan pembangunan proyek Apartemen Foresque Residence ini adalah terdapat pada gambar 3.3.
A.
Project Manager Manajer proyek merupakan pimpinan tertinggi dari suatu proyek, yang
dituntut untuk memahami dan menguasai rencana proyek secara keseluruhan dan mendetail baik dari segi biaya, mutu dan waktu, khususnya terhadap paket-paket pekerjaan yang disubkontrakkan. Di samping kepala proyek juga dituntut memiliki ketrampilan manajemen serta mampu untuk menguasai sumber daya manusia yang dibebankan kepadanya secara efisien dan produktif. Oleh karena itu, Kepala Proyek harus memiliki Human Relation yang luas, baik ke dalam secara vertical dan horizontal, maupun kepada pihak luar yang terkait. Tugas, wewenang dan tanggung jawab Kepala Proyek adalah : a. Menguasai dan memahami rencana kerja secara menyeluruh. b. Mengontrol Rencana Anggaran dan Biaya (RAB). c. Menyeleksi dan mengkoordinir subkontraktor. d. Dibantu oleh Site Manager bertanggung jawab terhadap terselenggaranya laporan-laporan yang ditetapkan sehubungan dengan proses kontrol. e. Bertanggung jawab untuk menjamin bahwa inspeksi dan kegiatan pengujian mutu harus dilaksanakan sesuai rencana. f. Memprakarsai, mengawasi dan memeriksa efektivitas pelaksanaan perbaikan dan pencegahan. RAMANDHANI MAUULLANA 41112120043 http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
FORESQUE RESIDENCE
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
g. Kepala proyek bertanggung jawab atas prosedur penanganan, penyimpanan, pengemasan, pemeliharaan, dan pengiriman berjalan dengan baik, serta memeriksa laporannya secara berkala. h. Menyiapkan laporan progress mingguan dan bulanan dan menyerahkan laporan tersebut ke pengawas lapangan.
B.
Site Manager Site manager merupakan wakil dari pimpinan tertinggi suatu proyek yang
dituntut untuk bisa memahami dan menguasai rencana kerja proyek secara keseluruhan dan mendetail. Oleh karena itu, site manager harus memiliki human relation yang luas, baik vertikal maupun horisontal dengan pihak-pihak yang terkait di luar proyek dan perusahaan. Tugas Site Manager yaitu : a. Melakukan koordinasi dan bertanggungjawab atas seluruh pelaksanaan konstruksi di lokasi proyek agar memenuhi sesuai jadual dan kualitas. b. Mengontrol Tata Waktu pelaksanaan proyek agar sesuai dengan Tata Waktu yang telah diajukan oleh kontraktor c. Bertanggungjawab atas seluruh pekerja dan subkontraktor. d. Mengkoordinir dan bertanggungjawab laporan pekerjaan konstruksi dan urusan teknis yang ada dilapangan e. Mengkoordinir dan bertanggungjawab atas keselamatan dan kesehatan kerja selama pekerjaan konstruksi. f. Melakukan pengawasan terhadap hasil kerja apakah sesuai dengan dokumen kontrak. RAMANDHANI MAUULLANA 41112120043 http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
FORESQUE RESIDENCE
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
g. Mengkoordinir hal non teknis baik internal maupun eksternal (masyarakat) dalam wilayah kerja yang menjadi tanggung jawabnya.
C.
Engineering
Fokus pada perhitungan construction engineering, value engineering, pembuatan shop drawing, time control dan pengawasan pelaksanaan engineering proyek. 1. Struktur engineer Tugas dan wewenangnya adalah mengawasi pekerjaan struktur yang sedang berjalan. 2. Arsitek engineering Tugas dan wewenangnya adalah mengawasi pekerjaan arsitektur yang sedang berjalan. 3. Mekanikal & Elektrikal Engineering Tugas dan wewenangnya adalah mengawasi pekerjaan ME yang sedang berjalan.
D.
Drafter
Tugas dan tanggung jawab draftman : 1. Berkoordinasi dengan Engineer atas semua pekerjaannya 2. Melaksanakan penyediaan gambar pelaksana lapangan 3. Melakukan pengarsipan serta penyimpanan gambar desain dan perencana. 4. Bertanggung jawab atas record-record pekerjaan.
RAMANDHANI MAUULLANA 41112120043 http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
FORESQUE RESIDENCE
E.
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
Quantity surveyor Quantity Surveyor bertugas dalam pengawasan dan pengendalian keuangan
proyek agar dalam hal penggunaannya tidak menyimpang dari perencanaan dan bertugas dalam pembuatan dokumen lelang, dokumen kontrak dan bills of Quantities dan mencatat progress kemajuan konstruksi.
F.
GSP (General Superindent) General Superindent adalah unit organisasi kontraktor pelaksana yang
berada dilapangan. General Superindent merupakan wakil mutlak dari perusahaan. Tugas General Superintendent yaitu : a. Mengkoordinir seluruh pelaksanaan pekerjaan di lapangan. b. Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan proyek dari awal sampai selesai. c. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan kontrak. d. Memotivasi seluruh stafnya agar bekerja sesuai dengan ketentuan dan sesuai dengan tugasnya masing- masing.
G.
Superintendent
Tugas Superindent yaitu : a. Bertanggung jawab kepada general superindent. b. Mengambil keputusan yang berkenaan dengan proyek atas persetujuan general superintendent. c. Membantu general superintendent dalam mengkoordinir pelaksanaan proyek dari awal sampai selesai.
RAMANDHANI MAUULLANA 41112120043 http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
FORESQUE RESIDENCE
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
1. Pelaksana besi Tugas dan tanggung jawab : a. Mengatur dan mengawasi pemasangan pembesian di lapangan mulai dari tulangan pokok, tulangan torsi, tulangan geser pada kolom, plat lantai dan dinding geser. b. Mengatur serta mengawasi pengadaan pembesian dan pembengkokan pembesian. c. Membantu pelaksanaan pekerjaan di lapangan. d. Melaporkan hasil pekerjaan kepada bagian pelaksanaan struktur.
2. Pelaksana bekisting Tugas dan tanggung jawab : a. Mengatur pembuatan bekisting. b. Mengatur pelaksanaan pemasangan bekisting sebelum pengecoran dilakukan. c. Melakukan pemeriksaan bekisting sebelum dan sesudah di isi coran beton. d. Melaporkan hasil pekerjaan kepada bagian pelaksanaan struktur.
3. Pelaksana cor/beton Tugas dan tanggung jawab : a. Mengatur waktu pelaksanaan pengecoran. b. Berkoordinasi dengan pelaksanaan pembesiaan dan pelaksanan bekisting sebelum pengecoran. c. Melakukan pengecekkan bahan beton sebelum melakukan pengecoran. d. Melaporkan hasil pekerjaan kepada bagian pelaksana struktur. RAMANDHANI MAUULLANA 41112120043 http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
FORESQUE RESIDENCE
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
4. Surveyor Tugas dan tanggung jawab Surveyor adalah sebagai berikut : a. Bertanggung jawab atas ketepatan pengukuran di lapangan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. b. Menggunakan dan merawat alat-alat ukur yang dipakai agar sesuai kebutuhan di lapangan. c. Melakukan metode plaksanaan survey yang sesuai dengan kondisi di lapangan.
5. Pelaksana mekanikal Mekanikal bertanggung jawab penuh atas kelancaran pelaksanaan proyek dalam hal pemenuhan keperluan alat-alat yang diperlukan, serta melaksanakan perawatan atas segala alat yang digunakan dalam penyelesaian proyek. Tugas dan tanggung jawab Mechanical adalah sebagai berikut : a. Mempersiapkan keperluan pelaksanaan alat. b. Penyediaan alat bantu untuk kerja, seperti saran lampu, panel, air supply, dll. c. Membuat laporan harian dan pemakaian bahan bakar dan alat-alat setiap minggu. d. Membuat order spare-part/alat yang diperlukan dengan disetujui site manager/chief supervisor. e. Mengatur pembagian kerja mekanik. f. Memelihara/menjaga kebersihan semua alat yang ada dalam proyek.
RAMANDHANI MAUULLANA 41112120043 http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
FORESQUE RESIDENCE
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
6. Pelaksana elektrikal Pelaksana Elektrikal bertanggung jawa penuh atas listrik yang ada diproyek jika tiba – tiba ada gangguan yang tidak diinginkan.
H.
Site Administration
Tugas dan tanggung jawab Administrasi Keuangan : a. Mengendalikan biaya proyek agar tidak melebihi dari anggaran yang telah ada. b. Menerima tagihan dari sub-kontraktor dan membuat tanda terima dalam bentuk kwitansi. c. Menangani pembukuan biaya proyek secara rinci dan benar.
I.
Quality Control
Tugas Quality Control adalah orang yang bertugas mengontrol dan mengecek kelayakan suatu barang atau produk sesuai penilaian standart dan berhak memutuskan yes or not dari hasil penilaian tersebut. yaitu : a. Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang telah selesai. b. Memberikan saran kepada pelaksana agar hasil pekerjaan tersebut sesuai dengan dokumen. c. Memeriksa kualitas material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
J.
Gudang
Tugas dan tanggung jawab Bagian gudang :
RAMANDHANI MAUULLANA 41112120043 http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
FORESQUE RESIDENCE
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
1. Menyusun laporan mengenai investasi barang-barng dan alat-alat dalam proyek,serta penyimpanannya. 2. Membuat laporan mengenai jenis dan jumlah barang yang masuk atau keluar gudang, serta persediaan barang digudang. 3. Melakukan pengontrolan kondisi barang yang diterima.
K.
H.S.E Pekerjaan suatu konstruksi bangunan merupakan pekerjaan yang berbahaya.
Secara khusus pada pekerjaan konstruksi, maka dari itu pelaksanaan Keselamatan dah Kesehatan Kerja (K3) harus dilakukan pada setiap bagiannya, perlindungan terhadap alat berat, pengamanan terhadap kebakaran, pengamanan terhadap arus listrik, dan yag lain dimana memerlukan pengamanan saat pelaksanaan konstruksi yang harus diperhatikan. Memastikan keselamatan kerja memenuhi persyaratan H.S.E, yaitu : b. Menerapkan dan mempromosikan program H.S.E c. Melakukan inspeksi situs keamanan rutin dan tindak lanjut. d. Membantu penyelidikan insiden. e. Melakukan dan menyajikan temuan keselamatan bulanan. f. Melakukan Diklat keamanan rutin, briefing, dll. g. Melaksanakan penilaian risiko dan kontrol pada kegiatan situs. Pelaksanaan K-3 ditentukan oleh 3 unsur: 1. Adanya tempat kerja untuk keperluan suatu usaha. 2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana. 3. Adanya bahaya kerja di tempat itu. RAMANDHANI MAUULLANA 41112120043 http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
FORESQUE RESIDENCE
L.
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
Security
Tugas dan tanggung jawab Security adalah sebagai berikut : a. Sebagai pembantu Manajer Proyek dalam hal keamanan proyek. b. Mengkoordinir dan mengawasi segala kegiatan proyek yang berhubungan dengan keselamatan dan keamanan kerja. c. Ikut menjaga pengaruh kegiatan proyek terhadap keamanan lingkungan. d. Melaporkan kegiatan keamanan proyek secara periodik.
3.3
Hubungan kerja organisasi proyek Hubungan kerja adalah hubungan antar pengelola yang mempunyai
tanggungjawab terhadap pelaksanaan pembangunan proyek. Oleh karena itu dibuat hubungan kerja agar dapat mencapai target dari pelaksanaan proyek. Hubungan kerja antar unsure pengelola terhadap penyelenggara proyek dapat dilihat dalam bagan kerja.
Gambar 3.4 Hubungan Organisasi Apartemen Foresque Residence Sumber : Penulis RAMANDHANI MAUULLANA 41112120043 http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
FORESQUE RESIDENCE
3.3.1
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
Hubungan kerja antara Owner dengan konsultan
1. Owner memberikan tugas kepada konsultan perencana untuk mendesain perencanaan sesuai keinginan owner dan mengadakan kontrak. 2. Konsultan Perencana mendesain perencanaan sesuai keinginan owner dan berkoordinasi antar konsultan perencanaan. 3. Owner berkoordinasi dengan konsultan perencana dan mengadakan rapat 4. Segala hal-hal yang berhubungan dengan desain dan perubahanperubahannya harus disepakati oleh kedua belah pihak
3.3.2
Hubungan kerja antara owner dengan MK
1. Owner
memberikan
tugas
kepada
Manajemen
Konstruksi
untuk
mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor. 2. Manajemen Konstruksi menerima tugas dari owner dan dalam pelaksanaan tugasnya senantiasa berkoordinasi dengan owner. 3. Segala hal-hal mengenai hubungan kerja antara owner dengan manajemen konstruksi diatur dalam suatu kontrak kerja yang di sepakatioleh kedua belah pihak. 4. Pemberi tugas (owner) memberikan tugas kepada kontraktor untuk dilaksanakan oleh kontraktor harus melewati manajemen konstruksi.
3.3.3
Hubungan kerja antara MK dengan kontraktor
1. Manajemen Konstruksi memberikan pengarahan dan teguran kepada kontraktor agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar, baik sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. RAMANDHANI MAUULLANA 41112120043 http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
FORESQUE RESIDENCE
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
2. Sebaliknya kontraktor meminta penjelasan kepada manajemen konstruksi bila ada hal-hal yang kurang jelas. 3. Kontraktor dan manajemen konstruksi dapat bersama-sama memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dilapangan dan disetujui terlebih dahulu oleh owner. 4. Anatara manajemen konstruksi dan kontraktor tidak ada hubungan kontrak secara langsung.
3.3.4
Hubungan kerja antara Owner dengan kontraktor
1. Owner mengadakan kontrak dengan kontraktor yang telah memenangkan tender. 2. Owner memberikan tugas pelaksanaan pekerjaan kepada kontraktor sesuai kontrak, owner berhak memutuskan kontrak bila ada permasalahan dari kontraktor 3. Kontraktor melaksanakan pekerjaan sesuai kontrak dan perintah dari owner, kontraktor berhak membuat klaim jika ada hal-hal yang berubah dari kontrak.
3.4
Hubungan Kontrak Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia No 54 Tahun 2010 Tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak adalah perjanjian
tertulis antara PPK dengan
Penyedia Barang/Jasa atau pelaksana Swakelola. Sedangkan Pejabat Pembuat
RAMANDHANI MAUULLANA 41112120043 http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
FORESQUE RESIDENCE
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa. (Mirnayani, ST, MT, 2016). Macam – macam jenis kontrak menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia No 54 Tahun 2010 dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 3.4 Gambar Macam-macam jenis kontrak Sumber : Mirnayani, ST, MT
Pemilihan Jenis Kontrak didasarkan atas : 1.
Cara pembayaran
a.
Kontrak lump sum adalah kontrak pengadaan jasa pelaksanaan
pekerjaan konstruksi atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga yang pasti dan tetap, dan semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung penyedia jasa. b.
Kontrak harga satuan adalah kontrak pengadaan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu berdasarkan
RAMANDHANI MAUULLANA 41112120043 http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
FORESQUE RESIDENCE
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
harga satuan untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh penyedia jasa. c.
Kontrak Terima Jadi (Turnkey) merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan ketentuan sebagai berikut: •
jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh pekerjaan selesai dilaksanakan; dan
•
pembayaran dilakukan berdasarkan hasil penilaian bersama yang menunjukkan bahwa pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan kriteria kinerja yang telah ditetapkan.
1.
Pembebanan Tahun Anggaran a. Kontrak Tahun Tunggal merupakan Kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya mengikat dana anggaran selama masa 1 (satu) Tahun Anggaran. b. Kontrak Tahun Jamak merupakan Kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya untuk masa lebih dari 1 (satu) Tahun Anggaran atas beban anggaran, yang dilakukan setelah mendapatkan persetujuan
2.
Sumber Pendanaan a. Kontrak Pengadaan Tunggal merupakan Kontrak yang dibuat oleh 1 (satu) PPK dengan 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu dalam waktu tertentu.
RAMANDHANI MAUULLANA 41112120043 http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
FORESQUE RESIDENCE
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
b. Kontrak Pengadaan Bersama merupakan Kontrak antara beberapa PPK dengan 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa untuk menyelesaikan pekerjaan dalam waktu tertentu, sesuai dengan kebutuhan masingmasing PPK yang menandatangani Kontrak. Kontrak Pengadaan Bersama dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi pelaksanaan maupun anggaran, contohnya adalah pengadaan ATK, obat, peralatan kantor, komputer. c. Kontrak Payung (Framework Contract) merupakan Kontrak Harga Satuan antara Pemerintah dengan Penyedia Barang/Jasa yang dapat dimanfaatkan oleh K/L/D/I, dengan ketentuan sebagai berikut: •
diadakan untuk menjamin harga Barang/Jasa yang lebih efisien, ketersediaan Barang/Jasa terjamin dan sifatnya dibutuhkan secara berulang dengan volume atau kuantitas pekerjaan yang belum dapat ditentukan pada saat Kontrak ditandatangani; dan
•
pembayarannya dilakukan oleh setiap PPK/Satuan Kerja yang didasarkan pada hasil penilaian/pengukuran bersama terhadap volume/kuantitas pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa secara nyata.
•
Pengadaan Barang/Jasa dengan Kontrak Payung antara lain dilakukan untuk pengadaan alat tulis kantor (ATK), pekerjaan pengadaan kendaraan dinas, jasa boga, jasa layanan perjalanan (travel agent) dan pekerjaan/jasa lain yang sejenis
RAMANDHANI MAUULLANA 41112120043 http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
FORESQUE RESIDENCE
3.
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
Jenis Pekerjaan a. Kontrak
Pengadaan
Pekerjaan
Tunggal
merupakan
Kontrak
Pengadaan Barang/Jasa yang hanya terdiri dari 1 (satu) pekerjaan perencanaan, pelaksanaan atau pengawasan. b. Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi merupakan Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi yang bersifat kompleks dengan menggabungkan
kegiatan
perencanaan,
pelaksanaan
dan/atau
pengawasan. Berdasarkan hasil wawancara dengan engineering proyek menyatakan bahwa kontrak yang diterapkan di proyek Apartemen Foresque Residence adalah kontrak Harga Satuan. Alasannya Penggunaan kontrak ini dapat mengurangi resiko di kedua belah pihak (konsumen dan penyedia) yang disebabkan oleh ketidak pastian ruang lingkup pengadaan serta waktu penyerahan. Dalam kontrak harga satuan, yang diikat adalah harga satuan setiap item pekerjaan/barang untuk batas waktu penyelesaian yang ditentukan. Dengan demikian, volume yang diikat dalam kontrak hanya perkiraan (disampaikan pada saat pelelangan) yang pada kenyataannya dapat berkurang atau bertambah. Tentunya, harga yang dibayarkan didasarkan pada harga satuan dikalikan dengan volume yang nyata. Pada penggunaan kontrak jenis ini, tambah kurang volume pekerjaan dimungkinkan. Walaupun demikian, tetap saja dalam menentukan pemenang lelang, digunakan nilai total penawaran dari perkiraan ruang lingkup yang ditentukan. Dalam lelang, harga satuan masing-masing item pekerjaan tetap tidak layak dinegosiasikan, walaupun lebih tinggi dari harga satuan dalam HPS. RAMANDHANI MAUULLANA 41112120043 http://digilib.mercubuana.ac.id/
54