Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Pengertian manajemen proyek adalah aplikasi dari ilmu, keterampilan, alat, dan teknik pada kegiatan proyek untuk memenuhi kebutuhan proyek. Tujuan dari sebuah manajemen proyek adalah untuk mendapatkan sebuah metode atau cara teknis yang paling baik agar sumber daya yang dimiliki atau yang
terbatas dapat digunakan
kecepatan, Manajemen
secara
maksimal
dalam
hal
ketepatan,
penghematan, dan keselamatan kerja secara komprehensif. proyek
merupakan
suatu
pengelolaan
kinerja,
kecermatan,
keekonomisan, keterpaduan, kecepatan, ketepatan, ketelitian serta keamanan yang tinggi dari suatu proyek sehingga didapatkan hasil akhir yaitu target waktu, biaya dan mutu yang sesuai harapan.
Gambar 3.1 Alur Proses Proyek Sumber : Modul Manajemen Konstruksi
13 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
3.2 Proses-proses dalam manajemen proyek Proses-proses yang digunakan dalam manajemen proyek adalah sebagai berikut: 3.2.1 Inisiasi (Initiating) Inisiasi terdiri dari proses untuk mendefinisikan proyek baru dengan memperoleh autorisasi untuk memulai proyek. Dalam proses inisiasi, lingkup dan sumber finansial ditetapkan. Pihak internal dan pihak eksternal terkait yang akan berinteraksi dan berpengaruh pada hasil proyek akan diidentifikasikan. Proses inisiasi terdiri dari dua tahap yaitu membuat atau membangun Project Charter dan mengidentifikasi pihak yang terlibat dalam proyek.
3.2.2 Perencanaan (Planning) Perencanaan terdiri dari proses untuk menetapkan atau menyusun lingkup total proyek dan membangun atau membuat serangkaian aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan proyek. Proses perencanaan mengembangkan dokumen proyek yang akan digunakan sebagai panduan proyek. Proses perencanaan terdiri dari banyak tahap sebagai berikut:
Mengembangkan rencana manajemen proyek
Mengumpulkan kebutuhan
Mendefinisikan lingkup
Membuat Work Breakdown Structure (WBS). 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
Mengdefinisikan aktivitas
Mengurutkan aktivitas
Mengestimasi sumber aktivitas
Mengestimasi durasi aktivitas
Membuat jadwal
Mengestimasi Biaya
Menetapkan biaya
Merencanakan kualitas
Membuat rencana sumber daya manusia
Merencanakan komunikasi
Merencanakan manajemen risiko
Mengidentifikasi risiko
Melaksanakan analisis kualitatif risiko
Melaksanakan analisis kuantitatif risiko
Merencanakan respon risiko
Merencanakan pengadaan
3.2.3 Pelaksanaan (Executing) Pelaksanaan terdiri dari proses untuk menyelesaikan semua pekerjaan yang telah didefinisikan pada proses perencanaan sebelumnya sehingga dapat memenuhi spesifikasi proyek. Proses ini terdiri dari mengkoordinasikan sumber daya manusia dan sumber daya bahan dan alat, sekaligus mengintegrasikan dan 15 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
melaksanakan
aktivitas
sesuai
perencanaan
manajemen
proyek.
Proses
pelaksanaan terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut:
Mengatur eksekusi proyek
Melaksanakan jaminan kualitas
Menyusun tim proyek
Mengembangkan tim proyek
Mengatur tim proyek
Mendistribusikan informasi
Mengatur ekspektasi pihak terkait
Melaksanakan proses pengadaan
3.2.4 Pengendalian (Controlling) Pengendalian terdiri dari proses untuk memantau pelaksanaan proyek, mengidentifikasi area yang perlu diubah, dan menginisiasi respon perubahan tersebut. Keuntungan dari proses ini adalah performa proyek diobservasi dan dikontrol dengan konsisten sehingga tetap memenuhi spesifikasi proyek yang diinginkan. Proses pengendalian terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut:
Memantau dan mengontrol pekerjaan proyek
Melakukan kontrol yang terintegrasi
Memeriksa lingkup
Mengontrol lingkup
Mengontrol jadwal 16 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
Mengontrol biaya
Melaksanakan kontrol kualitas
Melaporkan performa
Memantau dan mengontrol risiko
Mengelola pengadaan
3.2.5 Penutupan (closing) Penutupan terdiri dari proses finalisasi penyelesaian semua aktivitas proyek secara formal. Proses penutupan terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut:
Menutup proyek
Menutup pengadaan
3.3 Manajemen Sumber Daya Manusia 3.3.1 Uraian Umum Manajemen SDM terdiri dari proses mengorganisasikan, mengatur, dan memimpin tim proyek. Tim proyek terdiri dari orang dengan jabatan dan tanggung jawab masing-masing yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Tipe dan jumlah anggota tim proyek dapat berubah-ubah seiring berjalannya proyek. Keterlibatan tim proyek dari awal proyek akan memperkuat komitmen mereka terhadap proyek. Manajemen SDM terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut: 17 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
a. Membuat Perencanaan Sumber Daya Manusia Mengembangkan
Rencana
Sumber
Daya
Manusia
adalah
proses
mengidentifikasi dan mendokumentasikan peran proyek, tanggung jawab, dan keterampilan yang dibutuhkan, hubungan pelaporan, dan menciptakan rencana manajemen staffing. Perencanaan sumber daya manusia digunakan untuk menentukan dan mengidentifikasi sumber daya manusia dengan keterampilan yang diperlukan untuk keberhasilan proyek. Dokumen-dokumen rencana sumber daya manusia proyek peran dan tanggung jawab, bagan organisasi proyek, dan rencana pengelolaan staffing termasuk jadwal untuk akuisisi staf dan rilis. Ini juga termasuk identifikasi kebutuhan pelatihan, strategi team-building, rencana untuk pengakuan dan penghargaan program, pertimbangan kepatuhan, masalah keamanan, dan dampak dari rencana pengelolaan staffing pada organisasi. Proses konfirmasi kemampuan dari sumber daya manusia dan merekrut anggota tim proyek.
Gambar 3.2 Bagan Perencanaan Sumber Daya Manusia Sumber : Modul Manajemen Konstruksi
18 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
Organisasi adalah sarana atau alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu dikatakan organisasi adalah suatu wadah kegiatan daripada orang-orang yang bekerjasama dalam usahanya mencapai tujuan tertentu. Dalam wadah kegiatan itu setiap orang harus jelas tugas, wewenang dan tanggung jawabnya, hubungannya dan tata kerjanya. Pengertian yang demikian disebut organisasi yang bersifat “statis”, karena sekedar hanya melihat kepada strukturnya. Sedangkan pengertian organisasi yang “dinamis” adalah organisasi yang dilihat dari sudut dinamikanya, aktivitas daripada tata hubungan yang terjadi dalam organisasi itu, baik yang bersifat formal maupun bersifat informal. Untuk
mempermudah
pelaksanaan
pekerjaan
proyek
dibutuhkan
organisasi yang jelas, baik dalam pembagian tugas maupun tanggung jawab. Tujuan organisasi proyek secara umum adalah : 1. Memudahkan operasional proyek agar berjalan sesuai dengan tujuan dan dapat terlaksana secara efektif dan efisien. 2. Pembagian tugas dan tanggung jawab secara sistematis dan terpadu. 3. Memudahkan pengawasan pelaksanaan proyek.
Suatu proyek dapat dikatakan sebagai organisasi yang bertujuan jangka pendek. Karena organisasi yang terbentuk pada proyek tumbuh karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan segera. Setelah pekerjaan tersebut selesai, maka 19 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
organisasi tersebut akan berakhir. Apabila ada proyek yang lain, maka organisasi baru akan terbentuk lagi dalam bentuk dan struktur yang sama atau berbeda. Dan dari Struktur organisasi yang ada diharapkan dapat berkoordinasi dan berfungsi untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu : 1. Pengawasan mutu (Quality Control) 2. Pengendalian biaya (Cost Control) 3. Pengawasan waktu pelaksanaan (Time Control) 4. Pengoptimalan sumber daya manusia
b. Membentuk tim proyek Membentuk Tim Proyek adalah proses mengkonfirmasikan ketersediaan sumber daya manusia dan mendapatkan tim yang diperlukan untuk tugas proyek lengkap. Tim manajemen proyek mungkin atau mungkin tidak memiliki kontrol langsung atas pemilihan anggota tim karena perjanjian perundingan bersama, penggunaan personel subkontraktor, lingkungan proyek matriks, hubungan pelaporan internal atau eksternal, atau berbagai alasan lainnya.
Gambar 3.3 Bagan Pembentukan Tim Proyek Sumber : Modul Manajemen Konstruksi
20 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
c. Mengatur tim proyek Mengatur Tim Proyek adalah proses peningkatan kompetensi, interaksi tim, dan lingkungan tim secara keseluruhan untuk meningkatkan kinerja proyek. Manajer proyek harus memperoleh keterampilan untuk mengidentifikasi, membangun, memelihara, memotivasi, memimpin, dan menginspirasi tim proyek untuk mencapai kinerja tim yang tinggi dan untuk memenuhi tujuan proyek. Pengaturan ini dapat dilakukan dengan melakukan pengawasan di lapangan. Alat atau media yang dapat dilakukan misalnya dengan Training Team Building Activities, Co-Location, penghargaan, dll. Pada tahap pengaturan tim proyek, terdapat proses pengembangan kemampuan Stakeholder untuk berkontribusi secara individu dan dapat dikatakan mengembangkan kemampuan kelompok untuk berfungsi sebagai kelompok. Pengembangan individu juga diperlukan sebagai dasar untuk penyelesaian suatu proyek. Tujuan yang ingin dicapai dalam proses ini adalah: a.
Meningkatkan
keahlian
dari
anggota
tim
untuk
meningkatkan
kemampuan mereka dalam menyelesaikan kegiatan proyek. b.
Meningkatkan kinerja tim dan kekompakan antar anggota tim dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas agar tercipta kinerja tim yang lebih baik.
Gambar 3.4 Bagan Pengaturan Tim Proyek Sumber : Modul Manajemen Konstruksi
21 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
d. Mengelola Tim Proyek Mengelola tim proyek adalah proses kinerja anggota tim pelacakan, memberikan umpan balik, memecahkan masalah, dan mengelola perubahan untuk mengoptimalkan kinerja proyek. Tim manajemen proyek mengamati perilaku tim, mengelola conflict, menyelesaikan masalah, dan penilai kinerja anggota tim. Sebagai hasil dari mengelola tim proyek, permintaan perubahan yang diajukan, rencana sumber daya manusia diperbarui, masalah diselesaikan, masukan disediakan untuk penilaian kinerja, dan pelajaran yang ditambahkan ke Database organisasi. Mengelola tim proyek memerlukan berbagai keterampilan manajemen untuk mengembangkan kerja tim dan mengintegrasikan upaya anggota tim untuk membuat tim berkinerja tinggi. Tim manajemen melibatkan suatu kombinasi dari keterampilan dengan penekanan khusus pada komunikasi, manajemen Conflict, negosiasi, dan kepemimpinan. Manajer proyek harus memberikan tugas yang menantang untuk anggota tim dan memberikan pengakuan atas kinerja tinggi.
Gambar 3.5 Bagan Pengelolaan Tim Proyek Sumber : Modul Manajemen Konstruksi
22 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
3.3.2 Pihak Dalam Proyek Pihak-pihak yang terlibat dalam sebuah proyek adalah : a. Pemilik (Owner) Pemilik adalah orang atau badan hukum yang mempunyai keinginan untuk mendirikan bangunan dengan kemampuan dana yang dimilikinya baik dengan melaksanakan sendiri atau meminta bantuan kepada perencana ahli agar dapat merencanakan dan merancang pembangunan tersebut, dan menyampaikan keinginannya kepada pelaksana/kontraktor
agar
dapat
mewujudkan
pelaksanaan
pembangunan. b. Konsultan Perencana Konsultan perencana adalah perseorangan atau badan hukum yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi dengan berbagai disiplin ilmu, khususnya dengan arsitektur dan konstruksi. c. Konsultan Pengawas Konsultan pengawas adalah suatu badan hukum atau instansi yang diberi wewenang oleh pemilik proyek untuk mengkoordinasi, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan fisik proyek agar didapat hasil yang sesuai dengan kontrak.
d. Kontraktor Kontraktor adalah perseorangan atau badan hukum atau instansi yang ditunjuk oleh Owner untuk melaksanakan pembangunan proyek. 23 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
Kontraktor mempunyai tanggung jawab atas desain, Engineering, pengadaan material, pabrikasi hingga pada konstruksi dan instalasi.
e. Sub Kontraktor Sub kontraktor adalah perseorangan atau badan hukum yang ditunjuk oleh kontraktor utama dengan persetujuan Owner melalui konsultan untuk melaksanakan pekerjaan yang lebih spesifik. Subkontraktor biasa juga disebut dengan kontraktor spesialis, dan memiliki tenaga ahli dibidang spesialisnya.
f. Mandor Mandor adalah perseorangan atau badan hukum yang ditunjuk oleh kontraktor utama dengan persetujuan Owner melalui konsultan untuk menyediakan tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan baik dalam kontrak Volume atau pekerjaan harian.
3.3.3 Struktur Organisasi Kontraktor Utama Strukur organisasi adalah bagian dari manajemen atau pengolaan proyek dengan cara tertentu untuk mendapatkan tujuan tertentu. Secara garis besar pihakpihak yang terlibat dalam suatu proyek yaitu sebagai berikut:
24 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
Gambar 3.6 Struktur Organisasi Proyek Sumber : PT Indonesia Pondasi Raya, Tbk.
Project Manager Manager proyek dalam proyek ini mempunyai kewajiban sebagai berikut: -
Bertanggung-jawab keseluruhan dan akuntabilitas atas manajemen kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan untuk proyek.
-
Mengawasi pengembangan rencana manajemen kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan untuk proyek.
-
Memastikan sumber daya cukup ada tersedia untuk mendukung K3L.
-
Memastikan ada suatu manajemen risiko efektif memproses pada tempatnya untuk proyek.
25 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
-
Memastikan ada suatu proses pada tempatnya untuk monitoring efektivitas (menyangkut) K3L.
-
Memastikan bahwa Kejadian K3 yang penting didistribusikan di dalam bisnis.
-
Bertanggung jawab untuk keseluruhan manajemen dari semua aktivitas konstruksi di lapangan untuk memastikan penyelesaian pekerjaan sesuai K3, lingkungan, masyarakat lokal, waktu, biaya dan mutu yang disyaratkan. Bertanggung jawab untuk keseluruhan manajemen dari semua aktivitas konstruksi di lapangan untuk memastikan penyelesaian pekerjaan sesuai K3, lingkungan, masyarakat lokal, waktu, biaya dan mutu yang disyaratkan.
-
Membuat dan memelihara daftar Risiko lapangan untuk membukukan kondisi-kondisi tak aman. Hal tsb termasuk sistem NCR untuk memonitor NCR penyelesaiannya secara efektif.
-
Bertanggung jawab untuk hal yang berhubungan dengan K3L termasuk membuat /mempertahankan resolusi perbedaan K3L antara OSJ JV dan Kontraktor lainnya yang berhubungan dengan proyek ini, sepanjang tahap konstruksi.
-
Hubungan dengan personel operasional dna pemeliharaan dalam hal K3L konstruksi
-
Fokus melaporkan kepada pengawas konstruksi selamam tahap konstruksi.
-
Mengahdiri rapat P2K3 dan rapat umum proyek.
-
Meninjau ulang rencana manajemen K3L OSJ
JV dan semua
subkontraktor sebelum bisa masuk ke lokasi. 26 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
-
Tanggung jawab keseluruhan untuk pelaksanaan dan pemeliharaan rencana manajemen K3L.
Site Manager -
Bertanggung jawab dan melapor kepada manajer proyek.
-
Tanggung
jawab
utama
adalah
membantu
manajer
proyek
mengkoordinasikan, mengamankan, membuat efektifitas dan Performance keuntungan dari proyek dibawah kontrolnya dengan Quality System dan Standard yang ditetapkan untuk proyek, seperti dirinci di dalam prosedur kualitas dan unutk menjamin bahwa seluruh kewajiban kontrak telah dipenuhi untuk kepuasan Clients didalam periode kontrak. -
Perencanaan o Membuat perencanaan induk/utama untuk kontrak dengan target tanggal yang telah ditetapkan. o Perencanaan sumber daya (orang dan alat). o Metode pelaksanaan.
-
Mengkoordinasikan seluruh direct contractor yang ditunjuk klien dalam rangka menjamin mutu, keselamatan dan jadwal pelaksanaan.
-
Memonitor seluruh pekerjaan konstruksi di lapangan dalam rangka menjamin mutu, keselamatan, dan jadwal pelaksanaan.
-
Laporan ke manajer proyek tentang semua masalah K3L
27 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
-
Pastikan bahwa penilaian risiko, metode kerja dan ijin kerja yang diperlukan ada di tempatnya sebelum pekerjaan dimulai dibagiaannya dan dilokasinya
-
Memastikan bahwa suatu karya diciptakan dengan semua dokumen yang relevan diatas dan gambar tersedia di tempat kerja
-
Mengelola dan mengatur semua kegiatan perencanaan dan pengendalian pekerjaan proyek
-
Mengatur dan memelihara sistem perencanaan dan pengendalian untuk secara efektif mengelola proyek
-
Memastikan bahwa semua pengawas dan anggota tim lainnya diberi penjelasan dalam rencana K3L, penilaian risiko dan metode pekerja
-
Monitor, mengendalikan dan bertanggung jawab atas keselamatan kerja yang dilakukan dalam bagiannya.
-
Memastikan semua anggota tim dengan menggunakan alat pelindung diri seperti yang diperlukan.
Pelaksana / Supervisor -
Bertanggung jawab dan melapor kepada Site Manager.
-
Memantau Site Safety dan melatih Operator dan semua personil lapangan agar keselamatan kerja tetap terjaga.
-
Memastikan bahwa semua aktivitas pelaksanaan kerja sesuai dengan ketentuan mutu dan kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan.
28 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
-
Memastikan bahwa metode kerja dan penilaian risiko terkait berada di tempat sebelum pekerjaan dimulai.
-
Memastikan bahwa semua tim konstruksi diberi pengarahan dalam Work Method Statement.
-
Memastikan ada pengawas yang ditugaskan untuk setiap elemen pekerjaan.
QA/QC Manager -
Memastikan bahwa inspeksi, pengujian dan evaluasi dari pekerjaan konstruksi semuanya dapat dilakukan di lapangan.
-
Melaporkan semua inspeksi, pengujian dan evaluasi ke Project Manager dan Site Manager.
-
Memastikan semua pekerjaan dilakukan sesuai dengan spesifikasi klien, dokumen kontrak dan Best Practices.
-
Pastikan bahwa metode pelaksanaan, ijin pekerjaan panas dan setiap ijin kerja yang sudah diperbolehkan atau diperlukan telah ada sebelum pekerjaan dimulai.
-
Memastikan bahwa NCR yang dikeluarkan oleh klien terkoordinasi, terlaksana dan diselesaikan dengan yang wajar.
-
Persyaratan kontrak akan ditinjau dan dibandingkan dengan instruksi kerja generik yang akan digunakan sebagai dasar untuk pengembangan metode pelaksanaan khusus untuk setiap kegiatan di lapangan yang telah diidentifikasi. 29 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
HSE Manager -
Menyediakan bahan sumber daya pada manajemen K3L dan pelatihan bersama dengan perubahan dalam peraturan tempat kerja dan bagaimana perubahan ini mungkin diterapkan dengan sukses.
-
Meninjau kesesuaian prosedur K3L serta merekomendasikan Project Manager dan Construction Manager untuk mengembangkan atau merubahnya.
-
Melaporkan statistik keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan dan bertanggungjawab untuk penyelidikan kecelakaan serta insiden yang terjadi selama proses konstruksi.
-
Menyiapkan materi induksi K3L spesifik proyek ini, melaksanan induksi spesifik proyek dan melakukan penilaian kemampuan orang untuk Melakukan induksi.
-
Latih dan beri wewenang personil tambahan untuk menyajikan induksi spesifik lapangan.
-
Meninjau rencana K3L dan aplikasinya secara periodik setiap 1 tahun.
-
Komunikasi berbagai hal K3L dengan proyek lain via jaringan K3L.
-
Pemeliharaan MSDS lapangan, daftar material berbahaya, daftar bahaya, induksi, pelatihan kompetensi, insiden dan semua data K3L yang lain.
-
Memastikan bahwa prosedur unutk menghubungi orang yang bertanggung jawab untuk manajemen kejadian dikomunikasikan dan dengan jelas diperlihatkan di lapangan.
-
Menghadiri rapat K3L proyek, rapat K3L konstruksi mingguan dan rapat Safety Committee. 30 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
-
Menyediakan
pelatihan
dan
informasi
untuk
karyawan
untuk
meningkatkan standar kerja yang aman. -
Mengembangkan sistem untuk pengawasan intern dalam penetapannya.
Engineering Manager -
Keseluruhan tanggung jawab untuk Engineering, perencanaan dan pemantauan pelaksanaan proyek.
-
Mengatur dan mengelola semua perencanaa, rekayasa dan pengendalian kegiatan pekerjaan proyek.
-
Memastikan bahwa semua pekerjaan perancangan dan metode kerja dilakukan dengan aman di lapangan.
-
Memastikan bahwa setiap risiko desain jelas tercantum pada gambargambar proyek dan bahwa tim konstruksi dibuat sepenuhnya mengerti dan peduli.
-
Bertanggung jawab untuk melaksanakan ijin kerja dimana kontrol langkah yang diperlukan di lokasi kerja.
-
Mengelola dan mendukung semua Survey dan Staff teknik di lokasi.
-
Memantau dan mengendalikan semua rekayasa Engineering dokumen untuk kelengkapan dan ketepatan.
-
Mengatur dan memelihara sistem perencanaan dan pengendalian secara efektif mengelola proyek.
31 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
3.4 Manajemen Biaya 3.4.1 Uraian Umum Project Cost Management meliputi proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek diselesaikan dalam biaya yang disetujui atau diperkenankan. Project Cost Management meliputi empat proses:
Resource planning
Cost estimating
Cost budgeting
Cost control Seluruh tahapan dalam PCM tersebut berinteraksi satu dengan lainnya dan
dengan disiplin ilmu pengetahuan lainnya. Setiap proses dapat melibatkan upaya dari satu atau lebih individu atau kelompok, didasarkan kepada kebutuhan proyek. Setiap proses pada umumnya muncul paling sedikit satu kali pada setiap tahapan proyek. Walaupun proses-proses yang diperlihatkan disini sebagai elemen diskrit dengan ketentuan keterhubungan yang jelas, tetapi dalam prakteknya dapat terjadi tumpang tindih (Overlap) dan berinteraksi. Manajemen biaya proyek memperhatikan biaya sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas proyek. Selain itu, manajemen biaya proyek juga harus mempertimbangkan akibat dari keputusan proyek terhadap biaya dalam penggunaan produk proyek. Manajemen biaya proyek harus memperhatikan informasi yang dibutuhkan Stakeholder proyek, Stakeholder yang 32 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
berbeda dapat mengukur biaya proyek dengan cara dan waktu yang berbeda. Misalnya biaya pengadaan mungkin diukur jika dilakukan, dipesan, diserahkan, diadakan, atau dicatat untuk tujuan akunting. Jika biaya proyek digunakan sebagai komponen sistem upah/alat yang diukur dalam bentuk pengakuan / kinerja, dan merupakan biaya yang dapat dikendalikan atau yang tidak dapat dikendalikan maka komponen biaya tersebut harus diestimasi dan dianggarkan secara terpisah untuk
menjamin
bahwa
penghargaan
tersebut
mencerminkan
kinerja
sesungguhnya. Project Cost Management meliputi proses-proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek diselesaikan di dalam anggaran yang disetujui. Gambar berikut ini memperlihatkan tinjauan umum dari proses-proses pokok dalam manajemen biaya proyek.
33 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
Gambar 3.7 Proses Dalam Manajemen Biaya Proyek Sumber : Modul Manajemen Konstruksi
Proses manajemen biaya terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut: a.
Mengestimasi biaya Biaya perkiraan adalah proses pengembangan perkiraan sumber daya
moneter yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan proyek. Perkiraan biaya adalah prediksi yang didasarkan pada informasi yang diketahui pada suatu titik waktu tertentu. Ini mencakup identifikasi dan pertimbangan biaya Alternative untuk memulai dan menyelesaikan proyek. Biaya Trade-off dan risiko harus dipertimbangkan, seperti membuat dibandingkan membeli, 34 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
membeli dibandingkan sewa, dan berbagi sumber daya dalam rangka mencapai biaya yang optimal untuk proyek tersebut.
Gambar 3.8 Bagan Estimasi Biaya Sumber : Modul Manajemen Konstruksi
Cost Estimating adalah pengembangan dari suatu perkiraan biaya berdasarkan sumberdaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh aktifitas proyek. Estimasi biaya konstruksi merupakan proses analisis perhitungan berdasarkan pada metode konstruksi, volume pekerjaan, dan ketersediaan
berbagai
sumber
daya,
dimana
membentuk
operasi
pelaksanaan yang optimal yang membutuhkan pembiayaan. Estimasi biaya adalah proses perhitungan yang memprediksi biaya proyek walaupun belum semua parameter diketahui, saat estimasi tersebut dipersiapkan. Estimasi biaya proyek konstruksi merupakan pekerjaan utama dalam manajemen proyek konstruksi. Hal ini dikarenakan kualitas manajemen konstruksi tergantung pada keakuratan estimasi biaya. 35 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
Proses perhitungan biaya (estimasi) pada proyek konstruksi sangat berkaitan erat dengan kesuksesan pengendalian proyek dan pengendalian biaya proyek. Estimasi adalah proses menghitung dan memperkirakan biaya dan sumber daya yang dibutuhkan untuk yang akan datang. Sehingga estimasi akan menjadi landasan dalam mengembangkan dan menghitung biaya pekerjaan dan merencanakan jadwal konstruksi.
HARGA UPAH (Rp. PER MANDAYS)
HARGA MATERIAL (Rp. PER VOLUME)
ANALISA ALAT / OWNING OPERATING
HARGA SEWA ALAT (Rp. PER WAKTU)
KAPASITAS PRODUKSI VOL PER WAKTU
ANALISA PEKERJAAN
ANALISA DASAR PEKERJAAN
HARGA SATUAN PEKERJAAN (Rp PER SAT VOL)
METODE KERJA / WI
SPEK / JOB MIX
DIKALIKAN
Data base Estimating VOLUME PEKERJAAN
Data base Teknik JUMLAH ANGGARAN PEKERJAAN
Data base Logistik
Gambar 3.9 Flowchart Perhitungan Rencana Anggaran Biaya Sumber : Modul Manajemen Konstruksi
b. Menentukan biaya Tentukan Anggaran adalah proses menggabungkan estimasi biaya kegiatan individu atau paket pekerjaan untuk menetapkan biaya awal yang 36 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
berwenang. Dasar ini mencakup semua anggaran resmi, tetapi tidak termasuk cadangan manajemen. Anggaran proyek merupakan dana yang berwenang untuk melaksanakan proyek tersebut. Kinerja biaya proyek akan diukur terhadap anggaran resmi.
Gambar 3.10 Bagan Penentuan Biaya Sumber : Modul Manajemen Konstruksi
Rencana anggaran biaya suatu bangunan adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut. Anggaran biaya merupakan harga dari bangunan yang dihitung dengan teliti dan cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan berbeda-beda pada masing-masing daerah, disebabkan adanya perbedaan harga dan upah tenaga kerja. Ada 2 macam jenis RAB, yaitu : 1. RAB Kasar (Conceptual Estimate) : sebagai pedoman dalam menyusun anggaran biaya kasar digunakan harga satan tiap meter persegi luas lantai.
37 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
2. RAB Halus (Engineering Estimate) : Anggaran biaya bangunan atau proyek yang dihitung dengan teliti dan cermat, sesuai dengan ketentuan dan
syarat-syarat
penyusunan
anggaran
biaya.
Perhitungan
ini
berdasarkan dan didukung oleh : a) Bestek: berfungsi untuk menentukan spesifikasi bahan dan syaratsyarat teknis. b) Gambar bestek: berfungsi untuk menentukan besarnya masingmasing volume pekerjaan c) Harga satuan pekerjaan: didapat dari harga satuan bahan dan harga upah berdasarkan perhitungan analisa BOW maupun SNI. RAB didapatkan dengan terlebih dahulu mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan yang ada dalam proses pelaksanaan proyek beserta volume masingmasing pekerjaan. Jenis pekerjaan tersebut diidentifikasi sesuai dengan dokumen kontrak yang ada beserta lampiran-lampirannya, baik itu berupa gambar rencana, spesifikasi teknis, spesifikasi umum, maupun spesifikasi khusus pekerjaan proyek. Setelah itu, dilakukan analisis harga satuan dari tiap-tiap pekerjaan proyek tersebut sehingga akan didapatkan harga satuan pekerjaan yang akan menghasilkan kebutuhan biaya tiap pekerjaan sesuai dengan volume tiap pekerjaan. Jenis pekerjaan utama (Major) pada proyek ini terlebih dahulu telah ditentukan oleh pemilik proyek berupa desain awal (Engineering Design). Kontraktor kemudian melakukan penjabaran tiap-tiap pekerjaan dengan lebih detail (Detail Design) dengan mengacu kepada pedoman-pedoman proyek yang
38 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
telah disepakati dalam kontrak. Kontraktor kemudian melakukan penawaran atas harga satuan dari jenis pekerjaan berdasar Detail Design. Dengan mengalikan harga satuan dengan volume pada tiap-tiap pekerjaan tersebut didapatkan biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap pekerjaan. Hasil rekapitulasi dari biaya tiap pekerjaan tersebut adalah jumlah keseluruhan biaya rencana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek atau jumlah total RAB. RAB ini akan menjadi pedoman bagi pemilik proyek, kontraktor,
maupun
konsultan
pengawas
untuk
mengidentifikasi
dan
mengendalikan besarnya biaya yang harus dikeluarkan atas kemajuan pekerjaan yang telah dilakukan. Untuk detail RAB dapat dilihat di lampiran. MULAI
IDENTIFIKASI JENIS PEKERJAAN
MENENTUKAN VOLUME TIAP PEKERJAAN
ANALISIS HARGA SATUAN TIAP PEKERJAAN
BIAYA TIAP PEKERJAAN (=VOLUME X HARGA SATUAN)
REKAPITULASI BIAYA PEKERJAAN
JUMLAH RAB
SELESAI
Gambar 3.11 Skema Menentukan RAB Sumber : Modul Manajemen Konstruksi
39 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
c. Mengkontrol biaya Biaya
control
adalah
proses
pemantauan
status
proyek
untuk
memperbarui anggaran proyek dan mengelola perubahan pada dasar biaya. Memperbaiki anggaran melibatkan merekam biaya actual yang dihabiskan sampai saat ini. Setiap kenaikan anggaran yang berwenang hanya dapat disetujui melalui Change Control Integrated Process. Pemantauan pengeluaran dana tanpa memperhatikan nilai pekerjaan yang dicapai untuk pengeluaran tersebut memiliki sedikit nilai proyek selain untuk memungkinkan tim proyek untuk tinggal di dalam pendanaan yang berwenang. Dengan demikian banyak upaya pengendalian biaya melibatkan menganalisis hubungan antara konsumsi dana proyek untuk pekerjaan fisik yang dicapai untuk pengeluaran tersebut.
Gambar 3.12 Bagan Pengontrolan Biaya Sumber : Modul Manajemen Konstruksi
Fungsi pengontrolan dalam proyek adalah untuk menjamin kebenaran dari tiap data dan laporan tertulis yang dibuat dan memeriksa hasil pekerjaan yang telah diselesaikan pada tiap-tiap tahap. Dengan prosedur pelaporan yang 40 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
terkontrol dan terjamin keabsahannya maka semua Investasi peralatan maupun material akan dapat dipantau dengan baik. Selain itu dalam penerimaan kiriman material, harus selalu diperiksa jumlahnya apakah sesuai dengan spesifikasi dan apakah mutunya sesuai dengan yang dipesan. Untuk pemeriksaan mutu beton, pada setiap dilakukan pengecoran, diukur nilai slump pada beberapa mixer dan diambil sampel-sampel yang dapat mewakili. Setelah itu sample-sampel tersebut akan dites tekan untuk umur-umur beton yang penting. Fungsi pengontrolan yang sangat penting dalam proyek adalah cost Control. Cost Engineer pada bagian ini akan bertugas untuk mengawasi agar penggunaaan uang selama proyek tidak melampaui budget. Cost Engineer bertugas untuk memberitahu kepada Project Manager, perkembangan keuangan proyek tersebut selama proyek tersebut berjalan. Apabila kondisi keuangan yang diperiksa oleh Cost Control menunjukan kecenderungan untuk melampaui budget yang ada, maka Cost Engineer akan memberitahukan hal tersebut kepada Project Manager dan diharapkan Project Manager akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk membatasi arus dana yang keluar dalam proyek.
3.4.2 Manajemen Biaya Proyek Receiving Substation CP103 MRT, Jakarta Manajemen biaya pada Proyek Receiving Substation CP103 MRT, Jakarta ini secara keseluruhan sesuai dengan literatur PMBOK. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghasilkan estimasi biaya dan anggaran biaya menggunakan tenaga ahli dari luar negri. Selanjutnya untuk seluruh pembiayaan proyek ditanggung dan diatur oleh owner, yaitu PT Mass Rapid Transit Jakarta. 41
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
Sistem manajemen biaya yang digunakan adalah Cost and Fee. PT. Indonesia Pondasi Raya, Tbk sebagai kontraktor pondasi mendapatkan biaya dari Obayashi – Shimizu - Jaya Konstruksi, Joint Venture (OSJ - JV) karena melakukan pekerjaannya dan tidak mengeluarkan biaya. Biaya kerugian akan dikeluarkan oleh kontraktor pondasi apabila kontraktor pindasi melakukan kesalahan. Kesalahan yang biasa dilakukan oleh kontraktor pondasi ada saat pergeseran titik. Untuk kesalahan lainnya seperti kerusakan pada kondisi diaphragm yang keropos dan lain sebagainya, maka perbaikan tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor pondasi. Contoh kesalahan yang dilakukan PT. Indonesia Pondasi Raya, Tbk yang dapat menimbulkan kerugian biaya adalah misal pergeseran koordinat titik yang tidak sesuai dengan gambar shopdrawing yang telah diajukan atau telah disetujui bersama maka kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan ini akan ditanggung oleh PT. Indonesia Pondasi Raya, Tbk.
3.5 Manajemen Pengadaan 3.5.1 Uraian Umum Manajemen pengadaan proyek mencakup proses-proses yang diperlukan untuk membeli atau memperoleh produk, jasa, atau hasil yang dibutuhkan dari luar tim proyek. Organisasi dapat berupa pembeli atau penjual dari produk, jasa, atau hasil dari sebuah proyek. Manajemen pengadaan proyek meliputi manajemen kontrak dan perubahan proses kontrol yang diperlukan untuk mengembangkan 42 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
dan mengelola kontrak atau pesanan pembelian yang dikeluarkan oleh anggota tim proyek yang berwenang. Manajemen pengadaan proyek juga mencakup pemberian kontrak yang dikeluarkan oleh organisasi luar (pembeli) yang memperoleh proyek dari organisasi melakukan (penjual), dan administrasi kewajiban kontrak ditempatkan pada tim proyek dalam kontrak. Manajemen pengadaan terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut:
a. Merencanakan Pengadaan Rencana Pengadaan adalah proses mendokumentasikan keputusan pembelian proyek, menentukan pendekatan dan mengidentifikasi penjual yang potensial. Ini identifes kebutuhan-kebutuhan proyek yang terbaik bisa , atau harus , bertemu dengan mengakuisisi produk, jasa, atau hasil luar organisasi proyek, dibandingkan dengan mereka kebutuhan proyek yang dapat dicapai dengan proses team. Proyek melibatkan menentukan apakah untuk memperoleh luar mendukung dan, jika demikian apa untuk memperoleh, bagaimana memperolehnya, berapa banyak yang dibutuhkan, dan kapan harus memperolehnya. Ketika proyek memperoleh produk ,jasa,dan hasil yang diperlukan untuk kinerja proyek dari luar organisasi melakukan, proses dari rencana pengadaan melalui tutup pengadaan dilakukan untuk setiap item yang akan dibeli. Proses rencana pengadaan juga mencakup pertimbangan penjual potensial, terutama jika pembeli ingin melaksanakan beberapa derajat Influence atau kontrol atas keputusan akuisisi. Pertimbangan juga harus diberikan kepada siapa yang bertanggung jawab 43 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
untuk memperoleh atau memegang izin yang relevan dan lisensi profesional yang mungkin diperlukan oleh undang-undang, peraturan, atau kebijakan organisasi dalam melaksanakan proyek tersebut.
Gambar 3.13 Bagan perencanaan pengadaan Sumber : Modul Manajemen Konstruksi
b. Melaksanakan Pengadaan Perilaku Pengadaan adalah proses mendapatkan respon penjual, memilih penjual, dan pemberian kontrak. Dalam proses ini, tim akan menerima tawaran atau proposal dan akan menerapkan kriteria seleksi sebelumnya untuk memilih satu atau lebih penjual yang Qualified untuk melakukan pekerjaan dan diterima sebagai Seller. Item pengadaan utama, keseluruhan
44
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
proses meminta tanggapan dari penjual dan mengevaluasi respon-respon dapat diulang. Sebuah daftar pendek dari penjual Qualified dapat didirikan berdasarkan sebuah proposal awal. Sebuah evaluasi yang lebih rinci kemudian dapat dilakukan berdasarkan persyaratan dokumen lebih spesifik dan komprehensif diminta dari penjual pada daftar pendek.
Gambar 3.14 Bagan Pelaksanaan Pengadaan Sumber : Modul Manajemen Konstruksi
c. Mengadministrasikan Pengadaan Mengelola Pengadaan adalah proses mengelola hubungan pengadaan, pemantauan kinerja kontrak, dan membuat perubahan dan koreksi yang diperlukan. Baik pembeli dan penjual akan mengelola kontrak pengadaan untuk tujuan serupa. Masing-masing harus memastikan bahwa kedua belah pihak memenuhi kewajiban kontrak mereka dan bahwa hak-hak hukum mereka sendiri dilindungi. Proses Administer Pengadaan memastikan bahwa 45 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
kinerja penjual memenuhi persyaratan pengadaan dan pembeli melakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan kontrak hukum. Sifat hukum dari hubungan kontraktual membuatnya penting bahwa tim manajemen proyek menyadari implikasi hukum dari tindakan yang diambil ketika administrasi pengadaan apapun. Pada proyek yang lebih besar dengan beberapa penyedia, aspek kunci dari administrasi kontrak adalah mengelola antar muka antara berbagai penyedia.
Gambar 3.15 Bagan Mengadministrasikan Pengadaan Sumber : Modul Manajemen Konstruksi
d. Menutup Pengadaan Tutup pengadaan adalah proses menyelesaikan setiap pengadaan proyek. Ini mendukung penutupan proyek, karena melibatkan Verification bahwa semua pekerjaan dan kiriman yang diterima. Proses penutupan pengadaan juga melibatkan kegiatan administrasi seperti Finalizing klaim terbuka, memperbarui catatan untuk Refect hasil Final dan pengarsipan informasi tersebut untuk penggunaan masa depan. Menutup pengadaan alamat setiap 46 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
kontrak yang berlaku untuk proyek atau fase proyek. Dalam proyek-proyek multi-fase, jangka waktu kontrak hanya dapat diterapkan untuk fase diberikan proyek. Dalam kasus ini, proses menutup pengadaan berlaku untuk fase proyek. Klaim yang belum terselesaikan dapat dikenakan litigasi setelah penutupan. Syarat dan kondisi kontrak dapat meresepkan prosedur specific untuk penutupan kontrak
Gambar 3.16 Bagan Penutupan Pengadaan Sumber : Modul Manajemen Konstruksi
3.5.2 Manajemen Pengadaan Proyek Receiving Substation CP103 MRT, Jakarta Secara keseluruhan manajemen pengadaan Proyek Receiving Substation CP103 MRT, Jakarta ini berjalan sesuai tahapan yang dijelaskan dalam literatur. Berikut ini adalah tahapan pengadaan dan pengaturan material pada proyek: 1.
Kontraktor utama menghitung dan menentukan jumlah material yang dibutuhkan
2.
Kontraktor utama melaporkan ke Owner sehingga Owner dapat melakukan Delivery Order. Namun dalam pelaksanaannya kontraktor
47 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
utama dapat melakukan pemesanan dengan persetujuan sebelumnya yang diberikan Owner 3.
Owner atau kontrakor utama, dengan persetujuan Owner, melakukan pemesanan dan pembayaran sesuai perjanjian kontrak dengan penyedia material
4.
Penyedia jasa dan material mendapatkan surat jalan dari Owner
5.
Kontraktor utama yang selanjutnya berhubungan dengan penyedia jasa dan material
6.
Penyedia material mengirim material ke proyek dan mendapatkan bukti penerimaan barang dari kontraktor utama
7.
Material sudah harus tersedia minimal 1 minggu sebelum material tersebut digunakan. Pada pelaksanannya beberapa material ada yang datang terlambat atau kurang dari 1 minggu sebelum material dibutuhkan. Keterlambatan ini terjadi pada pengiriman material yang menggunakan kapal laut sering terjadi kendala di pelabuhan, seperti Container dan alat berat yang digunakan di proyek.
3.6 Manajemen Waktu 3.6.1 Uraian Umum Manajemen waktu adalah proses mengatur waktu atau jadwal proyek. manajemen waktu terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut:
48 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
a. Menentukan Aktivitas Tentukan kegiatan adalah proses mengidentifikasi tindakan Specific yang akan dilakukan untuk menghasilkan Deliverable proyek. Create Work Breakdown Struktur (WBS), proses mengidentifikasi kiriman pada tingkat terendah dalam struktur perincian kerja (Work Breakdown Struktur / WBS), paket pekerjaan. Paket pekerjaan proyek biasanya didekomposisi menjadi komponen yang lebih kecil disebut kegiatan yang mewakili pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan paket pekerjaan. Kegiatan memberikan dasar untuk
memperkirakan,
penjadwalan,
melaksanakan,
dan
mengawasi
pekerjaan proyek.
Gambar 3.17 Bagan Penentuan Aktifitas Proyek Sumber : Modul Manajemen Konstruksi
b. Menentukan Sekuensi Aktivitas Urutan kegiatan adalah proses mengidentifikasi dan mendokumentasikan hubungan antara kegiatan proyek. Kegiatan yang diurutkan menggunakan hubungan logis. Setiap kegiatan dan tonggak kecuali pertama dan terakhir terhubung setidaknya satu pendahulu dan satu penggantinya. Mungkin perlu 49 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
untuk menggunakan memimpin atau waktu antara kegiatan untuk mendukung jadwal proyek yang realistis dan dapat dicapai. Sequencing dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak manajemen proyek atau dengan menggunakan teknik manual atau otomatis.
Gambar 3.18 Bagan Penentuan Sekuen Aktifitas Proyek Sumber : Modul Manajemen Konstruksi
c. Mengestimasi Sumber Aktivitas Perkiraan kegiatan resources adalah proses memperkirakan jenis dan jumlah material, orang, peralatan, atau perlengkapan yang dibutuhkan untuk melakukan
setiap
kegiatan.
Proses
perkiraan
kegiatan
Resource
dikoordinasikan dengan proses biaya perkirakan.
Gambar 3.19 Bagan Estimasi Sumber Aktifitas Proyek 50 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
Sumber : Modul Manajemen Konstruksi
d. Mengestimasi Durasi Aktivitas Perkiraan Kegiatan Durasi adalah proses yang mendekati jumlah periode kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan individu dengan perkiraan sumber daya. Memperkirakan durasi aktivitas menggunakan informasi mengenai lingkup aktivitas pekerjaan, jenis sumber daya yang dibutuhkan, diperkirakan jumlah sumber daya, dan kalender sumber daya. Masukan untuk perkiraan durasi kegiatan berasal dari orang atau kelompok pada tim proyek yang paling akrab dengan sifat pekerjaan dalam kegiatan specifc. Perkiraan durasi semakin diuraikan, dan proses mempertimbangkan kualitas dan ketersediaan data input. Misalnya, sebagai rekayasa proyek dan desain kerja berkembang, data yang lebih rinci dan tepat tersedia, dan ketepatan perkiraan durasi membaik. Dengan demikian, perkiraan durasi dapat diasumsikan semakin lebih akurat dan kualitas yang lebih baik.
Gambar 3.20 Bagan Penentuan Durasi Aktifitas Proyek Sumber : Modul Manajemen Konstruksi
51 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
e. Membangun atau Merancang Jadwal Mengembangkan Jadwal adalah proses menganalisis urutan kegiatan, jangka waktu, kebutuhan sumber daya, dan kendala jadwal untuk membuat jadwal proyek. Memasuki kegiatan, jangka waktu, dan sumber daya ke alat penjadwalan menghasilkan jadwal dengan tanggal yang direncanakan untuk menyelesaikan kegiatan proyek. Mengembangkan jadwal proyek yang dapat diterima sering kali merupakan proses berulang-ulang. Ini menentukan awal direncanakan dan tanggal fnish untuk kegiatan proyek dan tonggak. Pengembangan Jadwal dapat meminta Review dan revisi estimasi durasi dan estimasi sumber daya untuk membuat jadwal proyek yang disetujui yang dapat berfungsi sebagai dasar untuk melacak kemajuan. Merevisi dan mempertahankan jadwal yang realistis terus selama proyek sebagai pekerjaan berlangsung, perubahan rencana manajemen proyek, dan sifat kejadian risiko berkembang.
Gambar 3.21 Bagan Perancangan Jadwal Proyek Sumber : Modul Manajemen Konstruksi
52 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
f. Mengontrol Jadwal Jadwal pengendalian adalah proses memantau status proyek untuk memperbarui kemajuan proyek dan mengelola perubahan Baseline jadwal. Jadwal kontrolyang bersangkutan dengan:
Menentukan status jadwal proyek
Mempengaruhi faktor-faktor yang menciptakan perubahan jadwal
Menentukan bahwa jadwal proyek telah berubah, dan
Mengelola perubahan yang sebenarnya yang terjadi
Gambar 3.22 Bagan Mengontrol Jadwal Sumber : Modul Manajemen Konstruksi
3.6.2 Manajemen Waktu Proyek Receiving Substation CP103 MRT, Jakarta Berikut ini adalah jadwal Proyek Receiving Substation CP103 MRT, Jakarta secara garis besar. Jadwal terbagi menjadi 3 bagian utama yaitu Pembuatan Guide Wall, Diaphragm Wall dan Tiang Barret Pile. Masing-masing pekerjaan tersebut dibuat Milestone manajemen waktu. Pada pelaksanaannya juga terdapat 3 tim 53 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
untuk masing-masing area, tim ini berfungsi untuk menjaga pekerjaan area sesuai dengan perencanaan jadwal dan bertujuan untuk pengawasan jadwal pada pekerjaan konstruksi lebih fokus dan lebih terkontrol. Pelaksanaan masing-masing area proyek Receiving Substation CP103, MRT, tersebut dicantumkan dalam Master Schedule. Kaitan yang dimaksud dalam masing-masing jadwal adalah sebagai panduan untuk menyetarakan jadwal pembuatan area, ada waktu dimana masing-masing pekerjaan area akan bertemu dan selesai dalam waktu yang sama. Jadwal proyek dipantau untuk dapat memperkirakan keterlambatan yang terjadi pada pekerjaan proyek. Pemantauan jadwal proyek dilakukan setiap hari oleh bagian Controling Management. Jika penyelesaian proyek melewati tanggal serah terima yang tercantum dalam kontrak, maka kontraktor utama akan dikenakan denda keterlambatan. Denda yang diberikan oleh Owner kepada kontraktor utama sebagai sanksi keterlambatan penyelesaian proyek sebesar 350.000 USD per hari. Sebaiknya untuk menghindari denda keterlambatan ini, pekerjaan pembangunan proyek Receiving Substation CP 103 MRT ini harus sudah selesai sebulan sebelum tanggal serah terima kepada Owner. Sebulan terakhir dari jadwal serah terima digunakan untuk tahap Finishing seperti pengecekan semua lampu dan pembukaan semua keran air, baru setelah itu bisa dilaksanakan penyerahan kunci atau serah terima proyek oleh kontraktor utama kepada Owner.
54 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
3.7 Manajemen Mutu dan Pengawasan 3.7.1 Uraian Umum Manajemen mutu adalah proses menentukan kualitas, objek, dan tanggung jawab sehingga terpenuhinya spesifikasi proyek yang diinginkan. Manajemen mutu terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut: a. Merencanakan Kualitas Proses mengidentifikasi persyaratan kualitas dan mengdokumentasikan bagaimana proyek dapat memenuhi kualitas tersebut
Gambar 3.23 Bagan Perencanaan Kualitas Sumber : Modul Manajemen Konstruksi
b. Melaksanakan Jaminan Kualitas Proses mengaudit persyaratan kualitas sehingga terhasilkan standar pengontrolan kualitas di lapangan.
55 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
Gambar 3.24 Bagan Jaminan Kualitas Sumber : Modul Manajemen Konstruksi
c. Melaksanakan Kontrol Kualitas Proses mengkontrol dan mengdokumentasikan hasil kualitas dari pelaksanaan proyek sehingga dapat merekomendasikan perubahan yang dibutuhkan
Gambar 3.25 Bagan Kontrol Kualitas Sumber : Modul Manajemen Konstruksi
56 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
3.7.2 Manajemen Mutu Proyek Receiving Substation CP 103 MRT Jakarta Semua material, cara pengerjaan dan ketentuan-ketentuan dalam spesifikasi mengacu kepada: Standar Pekerjaan Cetakan dan Perancah
SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
SII Standard Industri Indonesia.
ACI-117 Spesification for Tolerances for Concrete Construction and Materials.
ACI-301 Spesification for Structural Concrete Building.
ACI-318 Building Code Requirement for Reinforced Concrete.
ACI-347 Guide to Gormwork for Concrete.
Standar Pekerjaan Beton Bertulang •
SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
•
PUBI-1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
•
ACI 304.1R Guide for the Use of Preplaced Aggeragate Concrete for Structural and Mass Conceret Applications. 57 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
•
ACI 304.2R Placing Concrete by Pumping Methods.
•
ASTM-C94 Standard Spesification for Ready-Mixed Concrete.
•
ASTM-C33 Standard Spesification for Concrete Aggregates.
•
ACI-318 Building Code Requirements for Reinforced Concrete and Commentary.
•
ACI-301 Spesification for Structural Concrete.
•
ACI 212.3R Chemical Admixtures for Concrete.
•
ACI 212.4R Guide for the Use of High-Range Water-Reducing Admixtures (Superplasticizer) in Concrete.
•
ASTM-C143 Standard Test Method for Slump of Hydraulic Cement Concrete.
•
ASTM-C231 Standard Test Method for Air Content of Freshly Mixed Concrete by the Pressure Method.
•
ASTM-C171 Standard Spesification for Sheet Materials for Curing Concrete.
•
ASTM-C172 Standard Practice for Sampling Freshly Mixed Concrete.
•
ASTM-C31 Standard Practice for Making and Curing Concrete Test Specimens in the Field.
•
ASTM-C42 Standard Test Method of Obtaining and Testing Drilled Cores and Sawed Beams of Concrete. 58 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab III Manajemen dan Organisasi Proyek
•
SII Standard Industri Indonesia.
•
ACI-315 Details and Detailing of Concrete Reinforcement.
•
ASTM-A185 Standard Spesification for Steel Welded Wire Fabric, for Concrete Reinforcement.
•
ASTM-A615 Standard Spesification for Deformed and Plain Billet Steel Bars for Concrete Reinforcement.
59 http://digilib.mercubuana.ac.id/