SISTEM INFORMASI TAMBAL BAN DI YOGYAKARTA BERBASIS ANDROID
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Hepy Evarika 12.11.5852
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2016
SISTEM INFORMASI TAMBAL BAN DI YOGYAKARTA BERBASIS ANDROID
Hepy Evarika1), Ali Mustopa2), 1, 2)
Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283 Email :
[email protected]),
[email protected])
maupun yang bekerja di Yogyakarta yang tentunya belum semua hafal betul dengan jalanan di Yogyakarta, serta kesulitan menemui tambal ban terdekat saat terjadi ban bocor menjadi satu permasalahan penting. Kemajuan teknologi khususnya android dengan metode LBS mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan memberikan perbandingan lokasi kejadian dengan kejadian tambal ban terdekat. Maka dibuatlah sistem informasi tambal ban berbasis android yang diharapkan membantu pengendara kendaraan bermotor menemukan lokasi tambal ban terdekat jika terjadi ban bocor.
Abstract - The flat tire is a problem that can not be predicted.It could happen anywhere and anytime when we are driving motocycle or car, no exception in area of Yogyakarta. It is an emergency incident, so the driver had to find the nearest tire repair to fix the flat tire. This information system is a means of finding information about the location of the nearest tire of the position we experienced a flat tire. Rapid developments in technology make these systems can be implemented in Android. Implementation tire information systems use GPS to access the location of the rider suffered a flat tire, as well as Android smartphones as a tool that most of the riders held by those GPS will know tire closest distance and contact information, opening hours and the type of tire that is needed. Keyword: System, Information Systems, Information Systems Tire Repairs, Tire Repairs in Yogyakarta.
2. Landasan Teori 2.1 Definisi Sistem Informasi Sistem merupakan kumpulan dari sub-sub sistem, elemen-elemen, prosedur-prosedur yang saling berinteraksi, berintegrasi untuk mencapai tujuan tertentu seperti informasi, target, dan tujuan lainnya. Informasi merupakan data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi pengguna dan mempunyai nilai yang nyata atau dapat dirasakan manfaatnya dalam keputusan-keputusan yang akan datang.[2] 2.2 Location Based Services (LBS) Location Based Service (LBS) atau layanan berbasis lokasi adalah sebuah layanan informasi yang dapat diakses dengan perangkat bergerak melalui jaringan dan mampu menampilkan posisi secara geografis keberadaan perangkat bergerak tersebut. Location Based Service dapat berfungsi sebagai layanan untuk mengidentifikasi lokasi dari seseorang atau suatu objek tertentu, seperti menemukan lokasi mesin ATM terdekat atau mengetahui keberadaan teman.[1] 2.3 Android Android adalah system operasi untuk handphone yang berbasis Linux. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang buat menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak. 2.4 Java Java adalah bahasa pemrograman yang dapat membuat seluruh bentuk aplikasi, desktop, web, mobile dan lainnya, sebagaimana dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman konvensional yang lain.
1. Pendahuluan Perkembangan pengguna kendaraan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Laju pertumbuhan kendaraan bermotor di Jogjakarta mengalami kenaikan tiap tahunnya. Menurut data Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Jogjakarta, jumlah kendaraan bermotor tiap tahunnya naik sekitar 14-15%. Pada 2009, jumlah kendaraan bermotor di Jogjakarta mencapai 1.059.974 dari empat Kabupaten dan Kotamadya di Jogjakarta. Pada 2010 jumlahnya naik menjadi 1.120.907 kendaraan bermotor dan makin bertambah pada 2011 dengan jumlah 1.210.358. Pada 2012 kembali naik menjadi 1.270.787. Angka terus meroket di 1.396.967 pada 2013. Sedangkan pada bulan Januari-Maret 2014 masih berada pada angka 305.365. Selama lima tahun terakhir, berdasar data Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Jogjakarta, Kabupaten Sleman menjadi daerah dengan penambahan terbanyak. Selama lima tahun terakhir, jumlah kendaraan di Kabupaten Sleman sebanyak 2.346.437 kendaraan bermotor. Oleh karena itu semakin meningkatnya kendaraan bermotor maka jumlah ban bocorpun akan cenderung meningkat tak terkecuali di Yogyakarta, karena ban bocor bisa terjadi kapan saja dan dimana saja saat kita sedang berkendara. Selain itu besarnya jumlah penduduk pendatang sebagai mahasiswa 1
2.5 Global Positioning System (GPS) GPS adalah suatu sistem radio navigasi penentu posisi menggunakan satelit. GPS dapat memberikan posisi suatu objek dengan akurat dan cepat, selain itu GPS mampu memberikan informasi waktu serta kecepatan bergerak secara kontinyu di seluruh dunia.[4] 2.6 A-GPS (Assisted Global Positioning System) A-GPS atau Assisted GPS adalah jenis lain dari GPS yang mengandalkan sebuah server bantuan, selain dari satelit itu sendiri. A-GPS dikembangkan untuk meningkatkan kinerja GPS. Disini server bantuan tersebut akan memberikan informasi tambahan ke perangkat yang dapat membantu dalam perhitungan lokasi.[4] 2.7 Menghitung Jarak Kedua Titik Haversine formula adalah persamaan penting pada navigasi, memberikan jarak lingkaran besar antara dua titik pada permukaan bola (bumi) berdasarkan bujur dan lintang. Dengan mengasumsikan bahwa bumi berbentuk bulat sempurna dengan jari-jari R 6.367, 45 km, dan lokasi dari 2 titik di koordinant bola (lintang dan bujur) masing-masing adalah lon1, lat1, dan lon2, lat2.[3] Rumus Haversine x = (lon2-lon1) * cos ((lat1+lat2)/2); y=(lat2-lat1); d=sqrt(x*x+y*y)*R
2.
Mampu mencari lokasi tambal ban terdekat dari posisi user 3. Mampu menampilkan 4 tambal ban pilihan yang terdekat dengan posisi user dalam bentuk map dan list yang dilengkapi jarak. 4. Mampu menampilkan detail jalur atau rute dari posisi user menuju posisi tambal ban yang dipilih yang dilengkapi detail informasi tambal ban 5. Mampu memberikan fasilitas call, untuk menelfon pihak tambal ban. 3.1.1.2 Kebutuhan Non Funsional Analisis kebutuhan non fungsional adalah bagian yang akan mendukung jalannya pembuatan Sistem Informasi Tambal Ban. 3.1.2 Analisis Kelayakan Sistem Analisis kelayakan dibutuhkan untuk memastikan dan mengevaluasi apakah sistem yang dibuat layak dari berbagai segi kelayakan. Hanya ada empat kelayakan yang dianalisis diantaranya kelayakan teknologi, kelayakan hukum, kelayakan operasional, dan kelayakan teknis. 3.2 Perancangan Ssitem 3.2.1 UML (Unified Modelling Language) 3.2.1.1 Usecase Diagram
Keterangan: x = Longitude (Lintang) y= Lattitude ( Bujur) d= Jarak R= Radius Bumi =6371 km 1 derajat= 0.0174532925 radian 3. Analisis dan Perancangan 3.1
Analisis Sistem Analisis sistem adalah sebuah inisial yang secara kolektif mendiskripsikan fase fase awal pengembangan sistem. Analisis sistem adalah teknik pemecahan masalah yang menguraikan bagian-bagian komponen dengan mempelajari seberapa bagus bagianbagian komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk mencapai tujuan mereka. 3.1.1 Analisis Kebutuhan Sistem Analisis kebutuhan sistem adalah untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk merealisasikan sistem aplikasi yang akan dibangun, dalam bagian ini akan dibagi menjadi dua bagian yaitu kebutuhan fungsional dan kebutuhan non fungsional. 3.1.1.1 Kebutuhan Fungsional Analisis kebutuhan fungsional adalah paparan mengenai fitur-fitur yang akan dimasukan kedalam aplikasi yang akan dibuat. Dari hasil analisis yang telah dilakukan fiturfitur tersebut antara lain : 1. Mampu memberikan arahan 1-3 langkah
Gambar 1 Usecase Diagram
3.2.1.2 Class Diagram
Gambar 2 Class Diagram
2
3.2.1.3 Sequence Diagram
4.1.3 Halaman Rute Lokasi
Gambar 7 Tampilan Rute Lokasi 4.1.4 Halaman Tentang Gambar 3 Sequence Diagram 3.2.1.4 Activity Diagram
Gambar 8 Tampilan Tentang 4.1.5 Halaman Bantuan
Gambar 4 Activity Diagram 4. Implementasi dan Pembahasan 4.1 Pembahasan Interface 4.1.1 Halaman Main Menu
Gambar 9 Tampilan Batuan 4.1.6 Halaman List
Gambar 5 Tampilan Main Menu 4.1.2 Halaman Lokasi Terdekat
Gambar 10 Tampilan List 4.2
Gambar 6 Tampilan Lokasi Terdekat
3
Pengujian Pengujian sistem yang kedua menggunakan 3 lokasi user yang masing-masing berbeda yaitu
1.
Pusat Penelitian Amikom
sejauh 4KM. Untuk peringatannya bisa dilihat pada gambar diatas. Namun terkadang meskipun lebih 4KM kelemahannya tidak menampilkan peringatan.
Gambar 11 Pengujian di Amikom Pada lokasi user berada pada lokasi lokasi titik pusat penelitian yaitu Amikom, marker hijau menunjukkan posisi user yang apabila marker lokasi di tekan dia baru akan muncul, warna merah menunjukan lokasi tambal ban, dan warna biru merupakan titik lokasi user bawaan google yang akan berubah sesuai posisi user. Dan digambar marker hijau dan biru merupakan posisi user dan sudah pada posisi didepan Amikom lalu marker merah adalah posisi tambal ban terdekat dari Amikom yaitu Jalan Nusa Indah, terlihat posisi user di depan Amikom dan rute kearah timur lalu belok kiri dan belok kiri lagi menuju Jalan Nusa Indah. Disini terlihat jika sistem telah berjalan dengan baik, namun kelemahannya terkadang masih ada kelemahan diposisi user yang masih agak melenceng yang bisa disebabkan jaringan internet atau yang lain. 2. Lokasi Tambal Ban
Gambar 13 Pengujian di Lokasi Tidak Terdeteksi Tambal Ban Sistem menunjukan ketika sistem tidak menemukan lokasi tambal ban terdekat dengan posisi user meskipun sudah meluaskan pencarian sejauh 4KM. Ini karena lokasi user berada di Jalan Magelang, diluar batas wilayah penelitian.
Gambar 14 Tidak Ditemukan Tambal Ban 4.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan : 1. Sistem ini memang sengaja dirancang sesederhana mungkin untuk user agar dapat mempermudah user dalam mencari tambal ban. 2. Berdasarkan pengujian yang membandingkan 3lokasi yaitu dari Pusat Penelitian Amikom, Lokasi Tambal Ban, Lokasi Tidak Ditemukan Tambal Ban sistem telah berjalan dengan baik dan dapat menunjukkan lokasi tambal ban tedekat disekitar Amikom namun kelemahannya terkadang posisi user masih melenceng yang disebabkan oleh jaringan internet atau yang lain, untuk pengujian di Lokasi Tambal Ban juga sama sudah berjalan dengan baik namun ada kelemahan seperti pengujian di Amikom. Selanjutnya pengujian di Lokasi Tidak Ditemukan Tambal Ban juga sudah berjalan baik namun kelemahannya terkadang sistem tidak memberikan peringatan untuk meluaskan wilayah. 3. Sistem informasi tambal ban ini memiliki kelemahan tidak bisa menampilkan secara otomatis
Gambar 12 Pengujian di Lokasi Pada lokasi user berada pada lokasi tambal ban juga, marker hijau menunjukkan posisi user yang apabila marker lokasi di tekan dia baru akan muncul, warna merah menunjukan lokasi tambal ban, dan warna biru merupakan titik lokasi user bawaan google yang akan berubah sesuai posisi user. Dan digambar marker sudah menunjukkan jika posisi user dan tambal ban sudah jadi satu, sehingga sistem sudah berjalan dengan baik. Namun sama seperti pengujian pada pusat amikom terkadang masih ada kelemahan diposisi user yang masih agak melenceng yang bisa disebabkan jaringan internet atau yang lain. 3. Lokasi Tidak Ditemukan Tambal Ban Pada lokasi user tidak ditemukan lokasi tambal ban terdekat pada jarak 2KM maka sistem akan memberikan peringatan pada user untuk melanjutkan peluasan pencarian lokasi tambal ban 4
tambal ban yang sesuai dengan jam buka dan jam terjadinya ban bocor. 4. Sistem ini disarankan untuk smartphone dengan layar diatas 4 inchi karena apabila ukuran layar terlalu kecil hurufnya kurang kelihatan jelas. Daftar Pustaka [1] DA Prameswari. 2014. Pengertian dan Cara Kerja LBS http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstre am/handle/123456789/3520/Bab%202.pdf?se quence=7 [2] Andrianti. 2014. Pengertian Sistem Informasi http://adrianti.staff.gunadarma.ac.id/Download s/files/37910/Konsep-SI+-+1.pdf [3] PDWI. 2015. Pengerian dan Contoh Rumus Haversine http://eprints.dinus.ac.id/15004/1/jurnal_1484 2.pdf [4] Anonim, 2014. GPS vs A GPS Kekurangan dan Kelebihan http://www.plimbi.com/article/106052/gps-vsa-gps-apa-kelebihan-kekurangan-teknologi
Biodata Penulis Hepy Evarika, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2016. Ali Mustopa, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2008. Memperoleh gelar Magister Komputer (M.Kom) Program Pasca Sarjana Magister Teknologi Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2014. Saat ini menjadi Dosen di STMIK AMIKOM Yogyakarta.
5