SISTEM INFORMASI PEMILIHAN JURUSAN di SMA N 1 JEKULO KUDUS MENGGUNAKAN METODE AHP
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Wayan Triana 13.11.6962
kepada FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2017
SISTEM INFORMASI PEMILIHAN JURUSAN di SMA N 1 JEKULO KUDUS MENGGUNAKAN METODE AHP Wayan Triana1), Yuli Astuti, M.Kom2) 1)
Teknik Informatika Universitas AMIKOM Yogyakart Manajemen Informatika Universitas AMIKOM Yogyakarta Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283 2)
Email :
[email protected]),
2.
Abstract - Ketidakakuratan hasil pemilihan jurusan yang dilakukan pada semester awal tahun pertama di SMA N 1 Jekulo mengakibatkan banyak siswa yang tidak puas dengan hasilnya. Karena banyak siswa yang tidak masuk jurusan sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Membantu dalam pembuatan laporan pemilihan jurusan siswa kelas X SMA N 1 Jekulo Kudus.
1.4 Tinjauan Pustaka 1.4.1 Sistem Pendukung Keputusan Menurut Little pada buku yang ditulis [1] mendefiniskan sistem pendukung keputusan sebagai sekumpulan prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian guna membantu para manajer mengambil keputusan. Dia menyatakan bahwa untuk sukses, sistem tersebut haruslah sederhana, cepat,mudah dikontrol, adaptif lengkap dengan isu-isu penting, dan mudah berkomunikasi.
Metode Analytical Hierarchy Process digunakan untuk membuat sistem pemilihan jutrusan di SMA N 1 Jekulo yang bobot kriterianya ditentukan oleh pengambil keutusan / pengguna. Kriteria yang dimasukkan berupa nilai akademik serta minat yang nantinya menjadi pertimbangan untuk proses pemilihan jurusan. Alternatif yang ditawarkan adalah IPA, IPS dan Bahasa. sistem pendukung keputusan ini berbasis web dan dioperasikan oleh satu admin dari pihak sekolah.
1.4.2 Analytical Hierarchy Process (AHP) Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu metode pengambilan keputusan yang dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika dari universitas Pittsburg, Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an. AHP merupakan salah satu model pengambilan keputusan yang dapat membantu kerangka berfikir manusia. Dasar berfikirnya metode AHP adalah proses membentuk skor secara numerik untuk menyusun rangking setiap alternatif keputusan yang berbasis pada bagaimana sebaiknya alternatif itu dicocokkan dengan kriteria pembuat keputusan. [2]
Keywords : AHP, Sistem Pendukung Keputusan, Jurusan 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang SMA N 1 Jekulo merupakan salah satu sekolah yang menggunakan proses pemilihan jurusan, karena sistem yang dipakai masih manual, dengan jumlah siswa yang mencaai 300 siswa lebih di setiap tahunnya, sistem pendukung keputusan ini akan sangat membantu dalam proses pemiihan jurusan.
Prosedur AHP atau langkah-langkah metode AHP pada dasarnya meliputi (Kusrini, 2007) : 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. 2. Menentukan prioritas elemen 3. Sintesis yaitu pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan di sintesis untuk memperoleh prioritas 4. Mengukur konsistensi untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan konsistensi yang rendah 5. Hitung Consistency Index (CI) rumus CI dapat dilihat pada persamaan 1 :
Banyak metode yang dapat dipakai dalam sistem pendukung keputusan, salah satunya adalah Analytical Hierarchy Process (AHP). Metode AHP sangat cocok untuk sistem pemilihan jurusan di SMA N 1 Jekulo, karena metodenya yang dapat menghitung multikriteria dan mempertimbangkan bobot setiap kriteria dan alternatif yang ditentukan pengguna. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana membuat sistem informasi pemilihan jurusan yang dapat membantu SMA N 1 Jekulo Kudus menentukan siswa tersebut layak masuk jurusan IPA, IPS atau Bahasa. 1.3 Tujuan 1.
[email protected])
CI =(λmaks-n)/n ......(1) di mana n = banyaknya elemen
Merancang dan membuat sistem pengambilan keputusan yang dapat membantu dalam proses pemilihan jurusan di SMA N 1 Jekulo Kudus.
1
6.
Hitung Rasio Konsistensi/Consistency Ratio (CR) rumus CR dapat dilihat pada persamaan 2 : i. CR = CI/IR .....(2)
11. Pengguna akhir bisa mengembangkan dan memedifikasi sendiri sistem sederhana. 12. Biasanya, model-model digunakan untuk menganalisis situasi pengambilan keputusan. 13. Akses disediakan untuk berbagi sumber data, format, dan tipe, mulai dari sistem informasi geografis (GIS) sampai sistem berorientasiobjek. 14. Dapat digunakan sebagai alat standalone oleh seorang pengambil keputusan pada satu lokasi atau didistribusikan di suatu organisasi secara keseluruhan dan di beberapa organisasisepanjang rantai persediaan.
dimana CR = Consistency Ratio CI = Consistency Index IR = Index Random Consistency 7. Menghitung nilai λmax, rumus λmax dapat dilihat pada persamaan 3 : Λmax = ∑(jumlah nilai kriteria x Vektr Egen) ..(3) 8. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi (CI/IR) kurang ata sama dengan 0,1 maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar. 1.4.3 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan
1.4.5 Jenis Pendukung Keputusan Jenis-jenis sistem pengambil keputusan ada dua yaitu SPK terkendali model dan terkendali data (Dhar & Stein, 1997). 1. SPK terkendali-model yaitu sistem yang berdiri sendiri, terisolasi dari sistem informasi prganisasi utama yang menggunakan beberapa jenis model untuk menjalankan analisis “bagaimana-jika” dan analisis lainnya. 2. SPK terkendali-data yaitu sistem yang mendukung pengambilan keputusan dengan kemungkinan para penggunanya untuk mengambil dan menganalisis informasi berharga yang sebelumnya terpendam dalam kumpulan database besar.
Ada berbagai alasan mengapa sistem pendukung keputusan diperluakan, antara lain (Turbo, Aronson, & Liang, 2005) : 1. Kecepatan komputasi 2. Peningkatan produktifitas 3. Dukungan kualitas 4. Berdaya saing : manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan 5. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan. 1.4.4 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan Karakteristik sebuah sistem pendukung keputusan yaitu sebagai berikut : 1. Dukungan kepada pengambil keputusan, terutama pada situasi semi terstruktur dan tak terstruktur, dengan menyertakan penilaian manusia dan informasi terkomputerisasi. 2. Dukungan untuk semua level manajerial, dari eksekutif puncak sampai manajerlini. 3. Dukungan untuk individu dan kelompok. Masalah yang kurang terstruktur sering memerlukan keterlibatan individu dari departemen dan tingkat organisasional yang berbeda atau bahkan dari organisasi lain. 4. Dukungan untuk keputusan independen dan/atau sekuensial. Keputusan bisa dibuat satu kali, beberapa kali, atau berulang (dalam interval yang sama). 5. Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan : intelegensi, desain, pilihan, dan implementasi. 6. Dukungan di berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan. 7. Adaptasi sepanjang waktu. 8. Pengguna merasa seperti di rumah. 9. Peningkatan efektivitas pengambilan keputusan (akurasi, timeliness, kualitas) dari pada efisiensinya (biaya pengambilan keputusan). 10. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua proses pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu masalah.
2. Pembahasan 2.1 Analisis Analisa sistem lama pada perinsipnya adalah mempelajari sistem dengan melakukan penelitian dan pengamatan terhadap unit-unit kerja yang terlibat dalam proses penentuan jurusan siswa pada SMA Negeri 1 Jekulo Kudus. Hal ini ditunjukkan untuk mengetahui secara jelas dan terinci proses penentuan jurusan siswa, serta untuk mengevaluasi permasalahan-permasalahan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga akan dapat diusulkan suatu perkembangan sistem informasi yang baru. 2.2 Perancangan Sistem 2.2.1 Perhitungan Manual Nama Siswa : Anjas Nilai UN IPA : 89 Nilai UN BHS : 85 Nilai Raport IPA: 82 Nilai Raport BHS : 75 Nilai Raport IPS : 65,5 Nilai Test IPA : 80,5 Nilai Test IPS : 60 Minat : IPA
2
λmax: ( 1,78 x 0,5101 ) + ( 4,45 x 0,3043 ) + ( 9,5 x 0,1138 ) + ( 13 x 0,0716 ) = 4,2773 CI : ( 4,2773 – 4 ) / ( 4 - 1 ) = 0, 09245 CR : 0,09245 / 0,90 = 0,1027 Oleh karena CR = 0,1027 maka pembobotan tersebut konsisten.
Mengelompokkan pembobotan solusi alternatif : Tahap UN Karena rata – rata nilai tertinggi adalah IPA, maka dipakai pembobotan IPA IPA
IPS
BHS
IPA
1
3
3
IPS
0,333
1
1
BHS
0,333
0,333
1
UN Raport UN Psikotest Minat Jumlah Λmax
Tahap Raport Karena rata – rata nilai tertinggi adalah IPA, maka dipakai pembobotan IPA
1 0,3 0,25 0,2 1,7 4,227 0,092 4 0,102 7
CI CR
Rapor t 3 1 0,25 0,2 4,45
Psikot est 4 4 1 0,5 9,5
Min at 5 5 2 1 13
Eigen Vektor 0,5101 0,3043 0,1138 0,0716 1
IPA
IPS
BHS
IPA
1
3
3
Perhitungan untuk solusi alternatif :
IPS
0,333
1
1
BHS
0,333
0,333
1
Karena nilai pembobotan yang digunakan setiap kriteria sama, yaitu IPA, maka cukup sekali menghitung vektor eigennya. Eigen UN Raport Psikotest Vektor
Tahap Test Karena rata – rata nilai tertinggi adalah IPA, maka dipakai pembobotan IPA
IPA
1 0,33 3 0,33 3 1,66 7
IPS IPA
IPS
BHS
IPA
1
3
3
IPS
0,333
1
1
Jumlah
BHS
0,333
0,333
1
Λmax
3
CI
0
CR
0
BHS
Tahap Minat Karena rata – rata nilai tertinggi adalah IPA, maka dipakai pembobotan IPA
3
0,6
1
1
0,2
1
1
0,2
5
5
1
Eigen Vektor IPA
:
IPS
:
1
BHS
:
1
λmax : ( 1,667 x 0,6) + ( 5 x 0,2 ) + ( 5 x 0,2 ) = 3 CI : ( 3 – 3 ) / ( 3 – 1 ) = 0,0884 CR : 0 / 0,58 = 0 Oleh karena CR = 0 maka pembobotan tersebut konsisten.
IPA
IPS
BHS
IPA
1
3
3
IPS
0,333
1
BHS
0,333
0,333
Perhitungan Untuk Kriteria Eigen Vektor :
Rangking untuk penentuan jurusan
Raport : :
IPA
Psikotes :
IPS
Minat
BHS
UN
3
:
3
: (0,5101 x 0,6) + (0,3043x 0,6) + ( 0,1138 x 0,6) + ( 0,0716 x 0,6) = 0,6 : (0,5101x 0,2) + (0,3043 x 0,2) + ( 0,1138 x 0,2) + ( 0,0716 x 0,2) = 0,2 : (0,5101x 0,2) + (0,3043x 0,2) + ( 0,1138 x 0,2) + ( 0,0716 x 0,2) = 0,2
Nilai Eigen Kriteria
IPA
IPS
BHS
Raport
0,5101
0,6
0,2
0,2
UN
0,3043
0,6
0,2
0,2
Psikotest
0,1138
0,6
0,2
0,2
Minat
0,0716
0,6
0,2
0,2
0,6
0,2
0,2
Hasil
Tabel rangking
Gambar 3. Form Input Siswa
Jurusan
Hasil
Rangking
IPA
0,6
1
IPS
0,2
2
Bahasa
0,2
2
3.
Form Input Nilai Form tambah nilai adalah form yang digunakan untuk menambahkan nilai setiap siswa yang akan digunakan untuk proses perhitungan SPK yang disimpan di dalam database.
Berdasarkan tabel rangking diatas, maka jursan yang disarankan untuk Anas adalah IPA. 2.2.2 Data Flow Diagram (DFD)
Gambar 4. Form Input Nilai 4.
Form Hasil Laporan SPK Form laporan hasil perhitungan SPK menampilkan hasil pemilihan jurusan berupa list dan hasil jurusan yang terpilih.
Gambar 1. DFD Level 0 2.3 Pembuatan dan Pembahasan 1. Form Login Form login merupakan form yang digunakan oleh admin untuk masuk ke dalam sistem sesuai dengan data yang ada di database.
Gambar 5. Form Hasil Perhitungan SPK 3. Penutup 3.1 Kesimpulan Sistem informasi pemilihan jurusan SMA N 1 Jekulo Kudus berbasis web telah di buat dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process ( AHP ) yang memiliki output berupa hasil jurusan yang terpilih dan disarankan untuk setiap siswa. Hasil ini hanya sebagai rekomendasi, keputusan akhir tetap berada di tangan pengambil keputusan.
Gambar 2. Form Login 2.
Form Input Siswa Form input siswa merupakan form yang berfungsi untuk memasukkan data siswa oleh admin, yang akan disimpan di dalam database.
4
3.2 Saran 1. Sistem ini mempunyai kekurangan dalam bagian menentukan kriteria, karena kriteria yang sudah ditetapkan sehingga pengguna tidak dapat menambah atau mengubahnya. Diharapkan dalam pengembangannya, dapat di menghitung kriteria sesuai masukkan pengguna. 2. Untuk pengembangannya disarankan untuk menabah metode perhitunggannya dengan metode lain, agar hasil yang di peroleh lebih akurat. 3. Menambah metode pembagian kelas masing – masing siswa juga sangat bermanfaat kedepannya, dikarenakan siswa yang memilih jurusan belum dimendapatkan daftar kelasnya. Daftar Pustaka [1] E. Turban, J. E. Aronson dan T.P. Liang, Decision Support System and Intelegent System – 7th Ed. Jilid 1 ( Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdes ), Yogyakarta: Andi, 2005. [2] T. L. Saaty, Decision Making for Leader : AHP in a Complex Word, 3rd penyunt, Pittsburgh: RWS Publication, 1999. [3] Kusrini, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Yogyakarta: Andi, 2007. Biodata Penulis Wayan Triana, memperoleh gelar Sarjana (S.Kom) Program Studi Informatika Universitas AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2017. Yuli Astuti, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Sistem Informasi Universitas AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2006. Memperoleh gelar Magister Komputer (M.Kom) Program Pasca Sarjana Magister Teknik Informatika Universitas AMIKOM Yogyakarta, Lulus tahun 2012. Saat ini menjadi Dosen di Universitas AMIKOM Yogyakarta, pada Program Studi Sistem Informasi.
5