SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMANTAU STATUS GIZI BALITA PADA KECAMATAN TEMON KABUPATEN KULON PROGO
Naskah Publikasi
diajukan oleh Shodiqul ‘Alim 09.21.0436
kepada JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011
GEOGRAPHICAL INFORMATION SYSTEM OF CHILDREN UNDER FIVE NUTRIENT STATUS MONITOR IN TEMON SUBDISTRICT OF KULON PROGO REGENCY
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMANTAU STATUS GIZI BALITA PADA KECAMATAN TEMON KABUPATEN KULON PROGO
Shodiqul ‘Alim Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Sub Temon is one of the districts in Kulon Progo with the most rapid population growth among the other districts. Economic growth encourages people to do activities for subsistence, particularly the nutritional needs that need to be increased. Today there are still many children are still malnourished in some wards. Based on this phenomenon, the nutritional status of research. This study aims to: (1) Mapping the nutritional status of children Temon District in 2010 using geographic information systems, (2) to analyze the nutritional status of children Temon District in 2010. The method used in this research is secondary data analysis was then performed a qualitative analysis. Secondary data in the form of zoning maps obtained from the offices of Bappeda Kabupaten Kulon Progo, and thematic maps such as population, the balance of nature and sustainability of natural resources for the continuation of life living around it. The result is a map Number of Toddlers, Map nutritional status, and the Public Utilities Map Tools. The analysis showed that changes in nutritional needs is influenced by birth rates, fulfillment of nutrition for infants, and the number of children under five who are malnourished. The higher the number of infants or mothers giving birth, the higher nutritional needs for children in an area causes the production of nutrition for infants in the region are also higher Keywords: Nutritional Status of Children, Spatial
1.
Pendahuluan
Kebijakan Pembangunan Nasional Bangsa Indonesia salah satunya adalah meningkatkan kualitas manusia terutama generasi muda.Dalam meningkatkan kualitas generasi muda dapat diwujudkan dalam berbagai cara, diantaranya dengan memperhatikan kesehatan dan pola pemberian makanan bagi anak yang masih berusia balita.Hal ini sangat penting diperhatikan, karena balita dimasa pertumbuhan yang sangat pesat dan merupakan kelompok rentan terhadap perubahan dalam pemenuhan konsumsi (intake) makanan, dimana apabila terjadi kekurangan atau kelebihan dari yang dibutuhkan akan mempengaruhi keadaan satatus gizinya. Gizi pada anak balita perlu diperhatikan, dimana 80% perkembangan otak dicapai pada usia balita (Untoro, 2004). Makanan bergizi adalah makanan sehat yang diperlukan tubuh. Pada anak balita sangat dibutuhkan agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. Fungsi zat gizi sebagai zat pembangun, tenaga dan pengatur. Pemberian makanan bergizi pada balita harus disesuaikan umur (Almatzier, 2003). 2.
Landasan Teori
2.1
Pengertian Status gizi Satatus gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk vareabel
tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk vareabel tertentu.
1
Satatus gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara gizi buruk, kurang, baik, dan lebih. Tabel 2.1 Penilaian Status Gizi Balita
1
Umur ( Bulan )
Gizi Buruk ( kg ) < - 3 SD
Gizi Kurang ( kg ) < - 2 - > - 3 SD
Gizi Baik ( kg ) > - 2 SD - + 2 SD
Gizi Lebih ( kg )
0
1.7
1.8 – 2.1
2.2 – 3.9
4.0
1
2.1
2.2 – 2.7
2.8 – 5.0
5.1
2
2.6
2.7 – 3.2
3.3 – 6.0
6.1
Supariasa N dkk, 2002, Penilaian status gizi, EGC, Jakarta.
2.2
3
3.1
3.2 – 3.8
3.9 – 6.9
7.0
4
3.6
3.7 – 4.4
4.5 – 7.6
7.7
5
4.0
4.1 – 4.9
5.0 – 8.3
8.4
Konsep Dasar Sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen – elemen yang berinteraksi untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. 2.2.1
2
Karakteristik Sistem Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat – sifat yang tertentu yaitu.
Komponen Sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan.
Batas Sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
Lingkungan Luar Sistem (environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.
Penghubung Sistem (interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya.
Masukan Sistem (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Keluaran Sistem (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
Pengolah Sistem mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.
2.2.2
Sasaran Sistem Klasifikasi Sistem Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandangan, diantaranya adalah
sebagai berikut
2
Jogiyanto HM, Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur, Hal 2
Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik (physical system). Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human made system). Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (close system) dan sistem terbuka (open system). 2.3
Konsep Dasar Informasi Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti
bagi yang menerimanya. 2.3.1
3
Kualitas Informasi Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung dari tiga hal, yaitu:
Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan – kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. 2.3.2
Nilai Informasi Nilai dari informasi (value of information) ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan
biaya mendapatkannya. 2.4
Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem
informasi
adalah
suatu
sistem
di
dalam
suatu
organisasi
yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan – laporan yang diperlukan.
4
3
Jogiyanto HM, Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur, Hal 8
4
Jogiyanto HM, Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur, Hal 11
2.4.1
Komponen Sistem Informasi Menurut John Burch dan Gary Grudnitski mengemukakan bahwa sistem informasi
terdiri dari komponen – komponen dengan istilah blok bangunan (building block) yaitu: Blok Masukan mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Blok Model terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data. Blok Keluaran harus informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manjemen serta semua pemakai sistem. Blok Teknologi merupakan “kotak alat” (tool box) dalam sistem informasi. Blok Basis Data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terjadi kesalahan dapat langsung cepat diatasi. 2.5
Konsep Dasar SIG Data yang mempresentasikan dunia nyata (real world) dapat disimpan ,dimanipulasi,
diproses, dan dipresentasikan dalam bentuk yang lebih sederhana
dengan layer-layer
tematik yang direlasikan dengan lokasi-lokasi geografi di permukaan bumi.5 2.5.1
Sistem Informasi Geografis Sistem informasi geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) diartikan
sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan,
transportasi, fasilitas kota, dan
pelayanan umum lainnya. (Murai S. dalam Prayitno,2000 )
2.5.2 Komponen SIG SIG merupakan suatu sistem komputer yang terintegrasi di tingkat fungsional dan jaringan. Komponen SIG terdiri dari : 5
Eddy Prahasta,Sistem Informasi Geografi: Konsep-konsep Dasar, Hal 51
Perangkat Keras (hardware) Komputer (komputer tunggal, komputer sistem jaringan dengan server, komputer dengan jaringan global internet) dan periperalnya. Perangkat lunak (software) yang mempunyai fungsi diatas dan fasilitas untuk penyimpanan, analisis, dan penayangan informasi geografi. Data & Informasi Geografi Manajemen 2.5.3
Kemampuan SIG Kemampuan SIG dapat dinyatakan dengan fungsi-fungsi analisis spasial dan attribut
yang dilakukan, serta kemampuan memberi jawaban-jawaban atau solusi yang diberikan terhadap pertanyaan yang diajukan. Kemampuan Pertanyaan Konseptual Kemampuan Fungsi Analisis 2.6
Pemetaan Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran.
2.6.1
Data Spasial Model data yang akan digunakan dari bentuk dunia nyata harus diimplementasikan ke
dalam basis data. Ada dua konsep dalam pemetaan mengenai representasi entity spasial, yaitu konsep raster dan vektor yang diimplementasikan ke dalam basisdata. Vektor merupakan suatu objek yang didefinisikan dengan besaran dan arah. 2.7
Raster disajikan sebagai elemen matrik atau sel-sel yang homogen. Penggambaran Objek Peta Objek pada peta secara umum ada tiga bentuk yaitu titik, garis dan poligon.
2.8
Pengaturan layer Layer adalah temapat menggambar sekumpulan objek peta yang sejenis.
3.
Analisis dan Perancangan
3.1
Tinjauan Umum Menurut Untoro (2004), mengemukakan bahwa status gizi balita dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya
usia orang tua, tingkat pendidikan orang tua, tingkat
pengetahuan ibu, keadaan ekonomi dan budaya, jumlah anggota keluarga dan jumlah makanan yang mencukupi akan gizi. Kesalahan memperlakukan balita akan berefek panjang, karena pertumbuhan jaringan otak sekali salah tidak bisa lagi diperbaiki. Makanan harus tetap memenuhi gizi seimbang, tapi jumlahnya harus disesuaikan pada kelompok usia tertentu dan mie instan misalnya, bukan makanan untuk balita. 3.2
Analisis
3.2.1
Identifikasi Masalah Identifikasi masalah pada penelitian ini adalah penyajian peta status gizi balita
kecamatan temon, kabupaten kulon progo. 3.2.2
Analisis Kebutuhan Sistem Analisis kebutuhan sistem menentukan bagaimana orang, data, proses dan teknologi
informasi dapat saling terhubung.
Kebutuhan Fungsional pada sistem ini sangat diperlukan sekali dalam mendukung kinerja sistem, apakah sistem yang dibuat sudah sesuai kebutuhan yang diperlukan oleh sebuah instansi atau perusahaan. .
Kebutuhan Non-Fungsional (nonfunctional requirement) adalah tipe kebutuhan yang berisi properti perilaku yang dimiliki oleh system.
3.2.2.1 Analisis Kebutuhan Antar Muka (Interface) Antar muka pemakai atau user interface adalah bagian penguhubung antara program sistem informasi dengan pemakai. 3.2.2.2 Analisis Kebutuhan Keamanan Data Keamanan data merupakan salah satu unsur
yang penting
yang harus
dipertimbangkan dalam proses desain suatu sistem. Karena suatu sistem tanpa keamanan data yang baik akan merugikan sistem itu sendiri, sebab data akan bebas diakses oleh pihakpihak yang tidak bertanggung jawab.
3.4
Perancangan Multimedia Multimedia merupakan suatu media yang tersusun lebih dari satu unsur media yang di
jadikan menjadi satu bagian yang terangkai. 3.4.1
Merancang Konsep Dalam pembuatan sebuah sistem aplikasi multimedia memerlukan konsep, dimana
konsep tersebut digunakan sebagai rancangan program kerja. 3.4.2
Merancang Isi Visualisai Status Gizi Balita ini merupakan aplikasi yang dibuat sebagai sarana
mempermudah konsumen mengetahuai informasi tentang Status Gizi diKecamatan Temon. Visualisasi aplikasi Status Gizi dibuat dengan beberapa bagian dalam bentuk file shockwafe(*.swf) , text(*.txt) dan gambar(*.jpg) kemudian dihubungkan oleh sebuah tampilan menu utama yang di- publish ke file aplikasi (*.exe). 3.4.3
Penyusunan Alur Naskah Alur naskah yang digunakan pada pembuatan aplikasi Status Gizi Balita penyusun
menggunakan struktur navigasi hirarki. 3.4.3.1 Langkah-langkah penggunaan aplikasi
Klik tombol enter, kemudian pilih menu yang diinginkan.
Dalam menu statistik terdapat beberapa informasi.
Begitu juga dalam menu status gizi.
Untuk mengakhiri aplikasi klik tombol exit yang terdapat dipojok kanan bawah. 3.4.3.2 Story Board Story board merupakan rancangan multimedia yang membahas mengenai jalannya cerita dalam suatu aplikasi multimedia dari awal sampai akhir. 3.4.4
Merancang Grafik Proses perancangan grafik dalam multimedia mencakup elemen grafis diantaranya
gambar, teks, audio, video.
4.
Hasil dan Pembahasan
4.1
Tampilan Aplikasi Status Gizi Balita
4.1.1
Intro
Gambar 4.1 Tampilan Menu Intro Pada saat aplikasi dibuka maka akan muncul animasi dua shape berbentuk persegi panjang dengan warna merah dan hitam yang bergerak menutup, setelah keduanya menutup rapat dibawahnya akan muncul tombol dengan tulisan enter. Tombol enter dibuat menggunakan perangkat lunak macromedia flash 8, ketika mouse diletakkan diatas tombol akan muncul animasi perubahan warna pada tulisan enter. Setelah tombol diklik maka akan masuk ke Menu Utama.
4.1.2
Menu Utama
Gambar 4.2 Tampilan Menu Utama Tulisan Status Gizi Balita. dibuat menggunakan perangkat lunak macromedia flash 8 Pembuatan Text dengan Text Tool. Untuk tombol Home, Jadwal, Statistik dan Status Gizi ketika mouse berada diatas tomol diberi animasi berupa kotak persegi panjang berwarna hitam dan animasi kedap – kedip.. Untuk tombol exit ketika mouse berada diatas tombol diberi animasi beruba warna dan diberi sound efek. Begitu juga yang terdapat pada tombol intro. 4.1.3
Menu Home
Gambar 4.3 Tampilan Menu Home
Pada menu ini terdapat animasi shape berbentuk kotak melayang-layang dari tak Nampak menjadi Nampak dan terdapat tulisan yang menampilkan Informasi tentang Kecamatan Temon. Animasi menggunakan movie dimana pergerakan animasi perframe.
4.1.4
Menu Jadwal
Gambar 4.4 Tampilan Menu Jadwal Pada menu Jadwal terdapat animasi gambar peta yang mengecil, kemudian diatas gambar peta muncul tombol. Terdapat lima sub-menu yang berupa tombol yaitu, Plumbon, Kedundang, Kalidengen, Kaligintung dan Demen. Tombol – tombol tersebut dibuat dengan menggunakan perangkat lunak Flash 8. Yang didalam tombol – tombol tersebut diberikan sebuah animasi. Ketika tombol plumbon diklik maka akan muncul animasi shape dari tak Nampak menjadi jelas disertai keterangan jadwal kegiatan posyandu diplumbon.
4.1.5
Menu Statistik
Gambar 4.5 Tampilan Menu Statistik Pada menu Statistik terdapat animasi berupa shape bergerak muncul dari samping kemudian muncul tombol-tombol satu persatu yang apabila mause diletakkan diatasnya maka tulisan akan berubah warna merah, terdapat lima tombol yang didalamnya terdapat animasi. Ketika tombol plumbon diklik maka akan muncul keterangan tentang statistic diplumbon, didalam informasi terdapat dua tombol close dan print. Dimana tombol close digunakan untuk keluar dari lembar informasi, untuk tombol print digunakan untuk mencetak halaman
informasi juga text. 4.1.6
Menu Status Gizi
Gambar 4.6 Tampilan Menu Status Gizi
Pada menu Status Gizi terdapat animasi gambar peta yang mengecil, dan muncul tombol-tombol diantaranya tombol Plumbon, Kedundang, Kalidengen, Kaligintung dan Demen. Diatas tombol tersebut ada animasi lingkaran merah yang berkedip-kedip sebagai tanda letak tombol status gizi. Ketika tombol diklik maka akan muncul animasi shape dari tak tampak menjadi Nampak dengan background warna putih yang disertai tulisan informasi status gizi. Terdapat juga tombol close dan print. 5.
Kesimpulan Berdasarkan hasil sistem terhadap pembuatan media informasi pemanfaatan sistem
informasi geografi untuk analisis spasial status gizi balita kecamatan temon, kabupaten kulon progo, maka dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Dengan adanya aplikasi multimedia ini, informasi mengenai Peta Status Gizi Balita Kecamatan Temon Tahun 2010 dapat disajikan secara lebih menarik, lengkap, up to date dan memberi kesan.
2.
Aplikasi ini dapat memberikan gambaran informasi mengenai Peta Status Gizi Balita Kecamatan Temon Tahun 2010.
3.
Peta Status Gizi
Balita Kecamatan Temon Tahun 2010 yang penulis usulkan ini
dirancang sebelumnya menggunakan ArcView 3.3 kemudian hasil peta nya di operasionalkan atau di import menggunakan Macromedia Flash 8 DAFTAR PUSTAKA Almatsier S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Pramedia Pustaka Utama. Eddy Prahasta. Sistem Informasi Geografi : Konsep-konsep Dasar Jogiyanto HM. Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Moehji, S, 2003. Penanggulangan Gizi Buruk – Ilmu Gizi. Jilid 2. Jakarta : Bhatara. Supariasa N dkk. 2002. Penilaian status gizi, EGC, Jakarta. Untoro, Racmi, 2004.Angka gizi buruk stagnan selama 10 tahun terakhir. Yogyakarta : Kompas