ANALISIS SWOT PADA PELAYANAN GIZI PUSKESMAS TEMON I KECAMATAN TEMON KABUPATEN KULON PROGO
NASKAH PUBLIKASI
Oleh YULIANI 20111030088
PROGRAM STUDI MANAJEMEN RUMAH SAKIT PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015
NASKAH PUBLIKASI
ANALISIS SWOT PADA PELAYANAN GIZI PUSKESMAS TEMON I KECAMATAN TEMON KABUPATEN KULON PROGO
Diusun oleh: YULIANI 20111030088
Telah disetujui oleh :
1. Dr. Susanto,MS
2. Yeni Prawiningdyah,SKM.M.Kes
Tanggal:
Tanggal:
ANALISIS SWOT PADA PELAYANAN GIZI PUSKESMAS TEMON I KECAMATAN TEMON KABUPATEN KULON PROGO THE TRAINING ON NUTRITION SERVICES IN SUB-DISTRICT COMMUNITY HEALTH CENTER DISTRICT TEMON I TEMON FIRST KULON PROGO Yuliani Program Studi Manajemen Rumah Sakit, Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta INTISARI Latar Belakang : Pelayanan Gizi rawat inap merupakan tindak lanjut dari pengadaan makanan dengan tujuan memberikan terapi diit yang sesuai dengan kondisi pasien dalam upaya mempercepat penyembuhan melalui penyediaan makanan, perubahan sikap dan prilaku terhadap makanan selama perawatan, meningkatnya peran serta masyarakat dan mencegah kambuhnya penyakit. Metode : rancangan kualitatif yang disajikan secara dekriptif eksploratif.Sampel yag digunakan adalah seluruh karyawan yang berstatus Pegawai Negeri Sipil yang berjum lah 46 orang. Analisis menggunakan matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT. Hasil dan Pembahasan : Kekuatan dari Puskesmas Temon I diantaranya pemenuhan gizi makanan serta perlengkapan peralatan telah disesuaikan dengan standar pemenuhan gizi, Sumber Daya Manusia yang terdiri dari ahli gizi, begitu juga biaya operasional telah terpenuhi oleh pemerintah setempat. Kelemahan sistem pelayanan gizi Puskesmas Temon I kurang tersedianya tempat untuk penyimpanan alat memasak,, bahan makanan kering dan segar, kurangya alat penyuluhan dimasyarakat.Dari Sumber Daya Manusia kurangnya pengawasan dan monitoring serta evaluasi kinerja. Peluangnya adalah dalam penggandaan fasilitas untuk makanan dan minuman setiap tahun walau tidak keseluruhan serta varian makanan, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia mendapat anggaran dari pemerintah setempat. Adanya ancaman Rumah sakit swasta yang lebih berkompetitif dengan kualitas yang berbeda. Strategi yang diguakan yaitu pada kuadran I adalah strategi bertumbuh (Growth Oriented Strategy). Simpulan dan Saran : Pelayanan gizi di Puskesmas Temon I berada pada kuadran I dengan titik koordinat (0,54:0,57). Pelayanan gizi di Puskesmas Temon I berada dalam tahap perkembangan maju karena faktor peluang dan kekuatan yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan. Strategi yang digunakan adalah strategi bertumbuh (Growth Oriented Strategy).
Kata Kunci : SWOT, Manajemen Strategi, Kinerja karyawan,Kualitas Pelayanan
ABSTRACT
Background: Nutritional Services hospitalization is a follow up of procurement of food in order to provide an appropriate diet therapy the patient's condition in an effort to promote healing through the provision of food, changes in attitudes and behavior towards food during treatment, increasing public participation and prevent recurrence of the disease. Methods: Qualitative design presented descriptively eksploratif.Sampel used are all employees of the status of civil servant who berjum was 46 people. Analysis using matrix IFE, EFE matrix, IE matrix, SWOT matrix Results and Discussion: The strength of the PHC Temon I include nutrition food and supplies the equipment has been adapted to the standard nutrition, Human Resources consisting of nutritionists, as well as operational costs are met by the local government. PHC nutrition services system weaknesses Temon I lack of available storage space for cooking,, dried and fresh foods, to lack of education tool dimasyarakat.Dari Human Resources lack of supervision and monitoring and evaluation of performance. Chances are the multiplication of facilities for food and drinks each year, though not a whole as well as variants of food, improving the quality of Human Resources has a budget of local government. The threat of private hospital more competitive advantage with different qualities. Diguakan strategy that is in quadrant I is growing strategy (Oriented Growth Strategy). Conclusions and Recommendations: nutrition services at PHC Temon I was in the first quadrant with the coordinates of (0.54: 0.57). Nutrition services at PHC Temon I are in advanced stages of development because of the opportunities and strengths are very influential on improving employee performance. The strategy used is the strategy of growth (Growth Oriented Strategy).
Keywords: SWOT, Strategy Management, Employee Performance, Quality of Service
Agar makanan pasien dapat terkelola
PENDAHULUAN Pelayanan Gizi adalah rangkaian
dengan
baik,
maka
perlu
adanya
kegiatan terapi gizi medis yang dilakukan
perencanaan menu yang baik
di institusi kesehatan (rumah sakit),
tujuannya adalah tersedianya menu sesuai
Puskesmas
kesehatan
dengan tujuan sistem penyelenggaraan
lainnya untuk memenuhi kebutuhan gizi
makanan, baik komersil maupun non
klien/pasien.1
komersil. Syarat dalam perencanaan menu
dan
institusi
Pelayanan gizi merupakan upaya promotif,
preventif,
kuratif
dan
yang
yaitu adanya faktor konsumen dan faktor manajemen.6
rehabilitatif dalam rangka meningkatkan
Dengan latar belakang diatas, maka
kesehatan klien/pasien.2 Pelayanan gizi
Puskemas Temon I perlu mengambil
dalam upaya peningkatan status gizi dan
strategi agar pelayanan gizi dapat berjalan
kesehatan
didalam
dengan baik. Strategi didefinisikan sebagai
maupun diluar rumah sakit merupakan
suatu proses penentuan rencana para
tugas
tenaga
pemimpin puncak yang berfokus pada
kesehatan terutama tenaga yang bergerak
tujuan jangka panjang organisasi, disertai
di bidang gizi.3
penyusunan suatu cara
masyarakat
dan
tanggung
Penyediaan
baik
jawab
merupakan
bagaimana agar tujuan tersebut dapat
salah satu hal penting dalam meningkatkan
dicapai.7 Strategi merupakan suatu bentuk
dan perbaikan status gizi pasien di rumah
atau
sakit/puskesmas rawat inap sebagai bagian
tujuan-tujuan utama, kebijakan-kebijakan
dari dari penyembuhan penyakitnya.4
dan rangkaian tindakan dalam suatu
Pemberian makanan tersebut bukanlah hal
organisasi menjadi suatu kesatuan yang
sederhana, mengingat resiko kurang gizi
utuh.8
(hospital malnutrition yang parah dapat
strategi maka diperlukan analisis yang
muncul
mendalam.
secara
makanan
atau upaya
klinis
selama
pasien
rencana
Dalam
yang
mengintegrasikan
melaksanakan
rencana
mendapat perawatan di rumah sakit, oleh
Analisis SWOT merupakan salah satu
karena itu perlu dibuat suatu pedoman
metode untuk menggambarkan kondisi dan
penyelenggaraan makanan agar dapat
mengevaluasi suatu masalah, proyek atau
menjadi acuan suatu instalasi dalam
konsep bisnis yang berdasarkan faktor
mengelola makanan dengan baik.5
internal (dalam) dan faktor eksternal (luar).
Analisis Swot merupakan analisis yang
permasalahan manajemen sumber daya
harus dilakukan untuk mencocokan ”fit”
manusia yang sedang dihadapi pada saat
antara
ini.Penelitian kualitatif adalah penelitian
sumber
internal
eksternal suatu perusahaan. Analisis
SWOT
dan
sumber
9
yang
mengidentifikasi
bermaksud
untuk
memahami
fenomena tentang apa yang di alami oleh
berbagai faktor secara sistematis untuk
subyek
merumuskan strategi perusahaan. Analisis
presepsi,
ini didasarkan pada logika yang dapat
holistik dan dengan cara deskripsi dalam
memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
peluang (Oppurtunities), namun secara
konteks khusus yang alamiah dan dengan
bersamaan
meminimalkan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.10
kelemahan (Weaknesess) dan ancaman
Pengumpulan data yang dilakukan
dapat
penelitian,
misalnya
motivasi,
(Threats). Proses pengambilan keputusan
dalam internship ini
strategis
berikut :
selalu
berkaitan
dengan
pengembangan misi, tujuan, strategi, dan
(kekuatan,
strategis kelemahan,
perusahaan
secara
adalah
sebagai
Dokumentasi
adalah
cara
mengumpulkan data melalui peninggalan
dan
tertulis, seperti arsip, termasuk juga buku
ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.
tentang teori, pendapat, dalil atau hukum,
Hal ini disebut analisis situasi yaitu model
dan lain-lain yang berhubungan dengan
yang paling popular untuk analisis situasi
masalah penelitian.11 Dokumentasi dalam
adalah Analisis SWOT. Analisis SWOT
penelitian ini digunakan untuk mengetahui
hanya menggambarkan situasi yang terjadi
gambaran mengenai Puskesmas Temon I
bukan sebagai pemecah masalah.
pada
BAHAN DAN CARA PENELITIAN
mengenai analisis strategi pelayanan gizi.
Penelitian
ini
peluang,
tindakan,
a. Dokumentasi.
kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan
perilaku
menggunakan
pelayanan
gizi
dan
gambaran
b. Kuesioner
rancangan kualitatif yang disajikan secara
Kuesioner adalah daftar pertanyaan
deskriptif eksploratif. Penelitian deskriptif
yang digunakan untuk memperoleh data
mempunyai tujuan membuat gambaran
dari sumbernya secara langsung melalui
tentang suatu keadaan secara obyektif
proses
guna mencari atau menemukan solusi
Kuisioner disebarkan kepada karyawan
mengajukan
pertanyaan.
untuk mengetahui strategi pelayanan gizi
Temon 1 sebagai berikut:
yang ada di Puskesmas Temon I.
a. Analisis kekuatan dan kelemahan
c. Wawancara.
internal
Wawancara adalah suatu proses
1) Kekuatan (strengths)
interaksi dan komunikasi verbal dengan tujuan
untuk
mendapatkan
informasi
Terdapat lingkungan
beberapa
internal
yang
aspek
merupakan
penting yang diinginkan.11 Wawancara
kekuatan bagi Puskesmas Temon 1 untuk
dalam penelitian ini digunakan untuk
meningkatkan kinerja karyawan dalam
melakukan analisis mengenai strategi
pelayanan gizi. Adapun aspek tersebut
pelayanan Gizi. Wawancara dilakukan
mencakup sumber daya manusia yang
kepada
meliputi sebagai berikut:
kepala
Puskesmas
dan
Koordinator Instalasi Gizi.
a) Fasilitas pelayanan, pelayanan dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN
pemenuhan gizi pasien disamping dari
Berdasarkan
lingkungan
segi menu makanan yang disajikan harus
strategi SDM kiranya telah tergambar
disesuaikan dengan standar pemenuhan
aspek-apsek yang mempengaruhi kinerja
gizi pasien. Standar pemenuhan gizi
karyawan
Puskesmas
pasien disesuaiakan dengan jenis penyakit
Temon 1 dalam sistem pelayanan, baik
yang dialami oleh setiap pasien. Selain itu
sifatnya dari dalam Puskesmas Temon 1
fasilitas dalam pelayanan dilihat dari
itu sendiri maupun pengaruh dari luar
kondisi dapur sebagai tempat pembuatan
Puskesmas Temon 1. Lingkungan internal
makanan dan minuman bagi pasien.
merupakan
kelemahan
Ruangan tersebut harus tertata dengan rapi,
organisasi sedangkan lingkungan eksternal
bersih dan bebas hewan pengerat (tikus dan
merupakan peluang dan acaman. Guna
lalat) sehingga higenis dari jenis kuman
mengidentifikasi isu-isu strategi yang
dan bakteri. Perlengkapan dan peralatan
mepengaruhi kinerja karyawan Puskesmas
yang
Temon 1 perlu dilakukan analisis SWOT
makanan dan minuman telah disesuaikan
untuk mempertegas aspek-aspek mana
dengan standar dari Dinas Kesehatan.
saja
Fasilitas pelayanan pemenuhan gizi pasien
yang
analisis
pelayanan
gizi
kekuatan
merupakan
dan
peluang
dan
digunakan
sangat
dalam
pembuatan
ancaman eksternal, serta kekuatan dan
harus
diperhatikan
karena
kelemahan internal dalam Puskesmas
merupakan faktor penting salah satu
kesembuhan pasien.
dengan kondisi semua kalangan, sehingga
b) Sumber daya manusia, khususnya
masih sangat terjangkau. Selain itu biaya
untuk pelayanan gizi pasien Puskesmas
operasional
Temon 1 telah mengadakan pendidikan
perencanaan anggaran untuk biaya makan
dan pelatihan bagi tenaga ahli gizi
pasien,
sehingga membantu tercapainya efisiensi
Puskesmas Temon 1 mengajukan biayanya
dan
ke Pemerintah setempat.
diselenggarakan
sesuai
dengan
kebutuhan. Hal tersebut dilakukan supaya dapat meningkatkan kinerja karyawan sehingga
pencapaian
visi
dan
telah
sehingga
melalui
proses
nantinya
pihak
2) Kelemahan (weaknesses) Terdapat beberapa aspek lingkungan
misi
internal yang merupakan kelemahan bagi
khususnya dalam pelayanan gizi pasien
Puskesmas Temon 1 untuk meningkatkan
dapat secara maksimal tercapai. Sejauh ini
kinerja karyawan dalam pelayanan gizi,
Puskesmas Temon 1 telah memiliki tenaga
diantaranya:
ahli gizi sudah memadai dengan bidang
a) Fasilitas
yang tersedia, oleh karena itu sangat
Temon 1 terdiri dari sarana dan prasarana
mendukung Puskesmas dalam pemenuhan
untuk
atau pengawasan pemberian pelayanan gizi
menjaga
pasien. Selain itu ahli gizi Puskesma
digunakan untuk memasak diperlukan
Temon 1 tidak hanya melakukan tugas di
tempat penyimpanan yang layak dan
pelayanan dalam gedung saja tetapi juga
bersih.
melakukan pembinaan dan penyuluhan ke
penyimpanan alat-alat masak dan makan
masyarakat. Sehingga masyarakat dapat
kurang
mengetahui manfaat dari pemenuhan gizi
mengalami
baik untuk anak-anak, dewasa sampai
penyimpanan
lansia.
kering dan basah yang belum memiliki
c) Biaya, dalam segi ini adalah lebih ke
tempat secara terpisah sehingga sangat
biaya operasional untuk pemenuhan gizi
kurang
pasien baik dari operasional Puskesman
Temon 1 khususnya dalam pelayanan gizi
maupun dari biaya rawat inap pasien.
mengadakan
Sejauh ini biaya makan untuk pasien di
masyarakat mengalami hambatan secara
Puskesmas Temon 1 di petakan sesuai
prasaran dimana fasilitas peralatan untuk
pelayanan,
pemenuhan
Puskesmas
pelayanan.
Untuk
peralatan-peralatan
Saat
ini
memadai,
yang
tempat
untuk
beberapa
kerusakaan.
telah
Selain
itu
untuk bahan makanan
memadai.
Ketika
penyuluhan
Puskesmas
kepada
kegiatan penyuluhan dalam masyarakat
dirumah
sangat
biasanya
dalamnya biaya untuk pemenuhan gizi
secara
pasien. Selain itu biaya operasional untuk
bergantian dengan kegiatan penyuluhan
kebutuhan makan dan minum pasien
dan kegiatan pokok di dalam Puskesmas.
bergantung
b) Sumber Daya Manusia, sebelumnya
pembuatan
Puskesman Temon 1 telah mengadakan
Jawaban Uang Makan Pasien). Kondisi ini
pendidikan dan pelatihan bagi tenaga ahli
yang merupakan kelemahan dalam proses
gizi. Akan tetapi untuk implementasi
biaya dalam pemenuhan gizi pasien
secara berkala hasil dari pendidikan
Puskesmas Temon 1.
maupun pelatihan setiap karyawan hampir
b. Analisis
jarang
eksternal
terbatas.
beberapa
Sehingga
peralatan
dilakukan
digunakan
pengawasan
dan
sakit,
tidak
pada
terkecuali
ketepatan
SPJ
(Surat
peluang
di
waktu
Pertanggung
dan
ancaman
monitoring kinerja untuk setiap kinerja ahli
1) Peluang (opportunities)
gizi. Selain itu evaluasi dari aplikasi hasil
Terdapat beberapa peluang eksternal yang
pelatihan di area pekerjaan oleh setiap
dapat membuka peluang bagi Puskesmas
karyawan ahli gizi tidak dilakukan secara
Temon
berkala. Sehingga
dipengaruhi oleh lingkungan eksternal
kurang
optimalnya
1.
Peluang
penilaian keberhasilan program pelatihan
yaitu:
maupun
a) Fasilitas pelayanan,
pendidikan
terhadap
kinerja
yang
muncul
untuk setiap
karyawan. Hal ini mengakibatkan aplikasi
instansi kesehatan memiliki ciri untuk
yang diperoleh dari proses pengembangan
setiap
SDM belum secara optimal diterapkan di
pemenuhan gizi pasien. Setiap menu
area kerja.
makanan dan minuman tidak semua
c) Biaya, merupakan faktor terpenting
instansi
untuk pemenuhan kebutuhan pasien rawat
makanan yang sama, karena banyak
inap dalam pelayanan gizi. Akan tetapi
varian jenis bahan baku makanan dan
dalam proses biaya mengalami kendala
minuman yang tersedia melainkan masih
secara teknis, misalkan untuk pasien
dalam kontrol ahli gizi masing-masing
dengan pelayanan BPJS untuk biaya
instansi kesehatan. Selain itu khususnya
selama dirumah sakit harus dilakukan
untuk instansi kesehatan Negeri memiliki
klaim
anggaran
untuk
pencairan
dana
selama
pelayanan
khusunya
kesehatan
dari
menyajikan
pemerintahan
untuk
menu
untuk
pengandaan sarana dan prasana untuk
Puskesmas Temon 1 merupakan instansi
kesehatan, tidak terkecuali pengadaan
kesehatan yang berstatus Negeri, sehingga
fasilitas untuk makanan dan minuman
segala kegiatan operasional di dalam
setiap
peralatan
Puskesmas ditanggung oleh pemerintahan
makanan, peralatan dapur dan peralatan
melalui anggaran Pemerintah atau BLUD.
khususnya untuk memasak. Sehingga
2) Ancaman (Threats)
kondisi ini menjadikan peluang besar bagi
Terdapat aspek eksternal yang dapat
Puskesmas Temon 1 untuk lebih dapat
memberikan ancaman kinerja karyawan
meningkatkan kualitas pelayanan gizi.
khususnya
b) Sumber Daya Manusia, yang menjadi
lingkungan Puskesmas Temon 1 yaitu
peluang Puskesmas Temon 1 adalah
dilihat dari lingkungan internal yaitu:
semakin meningkatnya kualitas SDM
a.
dalam pelayanan gizi pada Rumah Sakit
timbul sarana dan prasarana yang lebih
lain seperti RS dan RB Praktek Swsta.
lengkap disetiap Rumah Sakit Swasta dan
Selain
fasilitas
tahunnya
itu
informasi
misalkan
perkembangan untuk
teknologi
membantu
dalam
pelayanan
gizi
di
Fasilitas pelayanan, ancaman yang
yang
lebih
memadai
untuk
kegiatan
instalasi gizi di beberapa Rumah Sakit.
pelayanan khususnya gizi pada setiap
Instansi kesehatan swasta pada dasarnya
rumah sakit. Hal yang paling penting
lebih memiliki kualitas yang lebih unggul
adalah status pendidikan untuk ahli gizi
dibandingkan
saat ini diharuskan telah menempuh
kesehatan swasta berdiri sendiri dan segala
jenjang S1 dimana hal tersebut menjadi
sesuatu
ketentuan utama supaya kualitas pelayanan
yayasan. Akan tetapi biaya yg harus
dalam pemenuhan gizi secara maksimal
dikeluarkan pasien juga lebih tinggi
dapat teratasi. Standar kualitas pendidikan
dibandingkan dengan instansi kesehatan
tersebut
Negeri.
merupakan
pondasi
untuk
Negeri,
berdasarkan
Daya
dari
operasional
pelayanan gizi semakin meningkat baik
b.
dari kuantitas dan kualitas ahli gizi.
banyaknya tenaga ahli gizi saat ini yang
c) Biaya, peluang Puskesmas Temon 1
sangat berkualitas untuk Rumah sakit
adalah
lainnya seperti Rumah Sakit dan RB
biaya operasional diperoleh dari
Sumber
karena instansi
Manusia,
semakin
Anggaran PEMDA setempat dan sekarang
Praktek Swasta.
menjadi BLUD.
c) Biaya, biaya operasional makan pasien
Hal ini dikarenakan
yang lebih berkompetetif dengan kualitas
strategi
yang berbeda di khususnya pada Rumah
kekuatan yang dimiliki untuk menghindari
Sakit Swasta.
ancaman yang ada guna mencapai misi
Analisis Isu Strategi
(isu strategi Strenghts-Weakness)
Berdasarkan analisis kekuatan dan
yang
mampu
menggunakan
3) Bagaimana
menciptakan
kelemahan internal, serta peluang dan
strategi
mampu
ancaman eksternal selanjutnya pelayanan
kelemahan
gizi
memanfaatkan peluang yang ada guna
Puskesmas
Temon
1
dilakukan
yang yang
mereduksi
dimiliki
identifikasi isu-isu strateginya. Adapun
mencapai
isu-isu strategi yakni masalah-masalah
weaknesses-opportunities)
pokok yang perlu diciptakan strategi untuk
4) Bagaimana
menciptakan
mewujudkan
strategi
mampu
misi
pelayanan
gizi
misi
yang
suatu
(isu
untuk
strategi
suatu
mereduksi
Puskesmas Temon 1. Sebagaimana telah
kelemahan yang dimiliki dan menhindari
dikemukakan bahwa aspek lingkungan
ancaman yang ada guna mencapai misi
yang
(isu strategi weaknesses-threats)
dapat
diintervensi
hanyalah
lingkungan internal. Sehingga rumusan isu strategi
selalu
didasarkaan
pada
Dalam mengkaji tingkat strategis kekuatan
dan
kelemahan
internal
bagaimana menafaatkan kekuatan dan
digunakan pendekatan pertama, untuk
meperbaiki kelemahan agar dapat mengisi
melihat kekuatan mana yang paling
atau
strategis
dilakukan
menghindari adanya ancaman.
apakah
pemanfaatan
Oleh karena itu isu strategi dalam
diperlukan perencanaan strategis atau
perencanaan strategi pada dasarnya ada 4
cukup
jenis sebagai berikut:
perencanaan rutin. Kedua, untuk melihat
memanfaatkan
1) Bagaimana strategi kekuatan
yang
peluang
menciptakan mampu
yang
serta
dengan
ini
proses
menggunakan
dengan mengkaji kelemahan mana yang
untuk
(isu
strategi
strenghts-opportunities). 2) Bagaimana
kekuatan
kelemahan mana yang startegis dilakukan
dimiliki
misi
mengkaji
suatu
memanfaatkan peluang yang ada guna mencapai
ditangani
dengan
menciptakan
suatu
merupakan masalah utama dan kelemahan mana yang menjadi problema utama.
Berdasarkan hasil pengumpulan data
nilai masing-masing faktor. Adapun hasil
yang dilakukan pada lingkup pelayanan
penilaian isu strategi baik dari faktor
gizi
eksternal dan internal adalah sebagai
Puskesmas
Temon
peningkatan kinerja
1
mengenai
maka diperoleh
berikut:
gambaran matrik SWOT yang diperlukan Tabel Analisis Kekuatan dan Kelemahan SWOT Rerata Rating (Kondisi (Rerata Internal saat ini Bobot Penanganan) Kekuatan (Strenght) Peralatan dan perlengkapan 2,76 0,05 2,89 Fasilitas Pelayanan Menu makanan dan minuman 2,89 0,05 2,89 Kondisi ruangan dapur 2,72 0,05 2,91 Peralatan masak 2,78 0,05 2,85 Tenaga ahli 2,91 0,05 2,87 Pendidikan dan pelatihan 2,87 0,05 2,89 Sumber Daya Manusia Kualitas tenaga ahli 2,96 0,06 2,91 Pembinaan dan Penyuluhan 3 0,06 2,96 Biaya makan 2,87 0,05 3,04 Biaya operasional 2,85 0,05 2,93 Biaya Perencanaan anggaran 2,96 0,06 3,04 TOTAL 31,56 Kelemahan (Weakness) Tempat penyimpanan alat 2,57 0,05 2,91 Fasilitas Pelayanan Penyimpanan bahan bakun 2,72 0,05 2,91 Peralatan untuk penyuluhan 2,67 0,05 2,96 Pengawasan dan Sumber Daya monitoring 2,72 0,05 2,96 Manusia Ketersediaan tenaga juru masak 2,76 0,05 2,93
Weight
0,15 0,16 0,15 0,15 0,16 0,16 0,16 0,17 0,16 0,16 0,17 1.73
0,14 0,15 0,15 0,15 0,15
Biaya
Evaluasi Ketepatan waktu pembuatan SPJ Pengklaiman biaya pasien
TOTAL
2,72
0,05
2,85
0,15
2,8
0,05
2,96
0,16
2,83 21,78
0,05
2,87
0,15 1,19
XI BS BW Tabel Analisis Peluang dan Ancaman SWOT Rerata (Kondisi Eksternal saat ini Bobot Peluang (Opportunity) Pengadaan fasilitas 2,80 0,10 Fasilitas Pelayanan Variansi makanan dan minuman 2,80 0,10 Peningkatan kualitas 2,87 0,10 Sumber Daya Manusia Perkembangan teknologi informasi 2,85 0,10 Pendidikan 2,80 0,10 Biaya Biaya operasional 2,85 0,10 TOTAL 16,98 Ancaman (threath) Fasilitas memadai 2,83 0,10 Fasilitas Pelayanan Kelengkapan sarana dan prasarana 2,83 0,10 Banyaknya tenaga Sumber Daya Manusia ahli 2,78 0,10 Biaya Persaingan biaya 2,93 0,10 Total 11,37 XI BS BW
53,3 0,59 0,41
Rating (Rerata Penanganan)
Weight
2,87
0,28
2,85
0,28
2,89
0,29
2,80 2,80 2,80
0,28 0,28 0,28 1,70
2,85
0,28
2,78
0,28
2,83 2,80
0,28 0,29 1,13
28,3 0,60 0,40
Dari hasil perhitungan tabel, maka diperoleh skor untuk masing-masing faktor sebagai
berikut : 1. Total skor untuk faktor
(S)
: 1,73
3. Total skor untuk faktor (O)
: 1,70
2. Total skor untuk faktor
(W)
: 1,19
4. Total skor untuk faktor
: 1,13
(T)
Tabel Koordinat Analisis Eksternal dan Internal Uraian Skor Faktor Internal a. Kelemahan 1,73 b. Kekekuatan 1,19 Selisi 0,54 Faktor Eksternal a. Peluang 1,70 b. Ancaman 1,13 Selisish 0,57 Tititk Koordinat (x.y) (0,54:0,57) Secara diagram posisi tersebut digambarkan sebagai berikut:
Gambar Posisi Pelayanan Gizi Puskesmas Temon 1 Berdasarkan Analisis SWOT
Berdasarkan menunjukan
gambar
posisi
di
atas
makanan di Puskesmas akan memberikan
Pelayanan
Gizi
kemudahan
dalam
sistem
pelayanan
Puskesmas Temon 1 dalam meningkatkan
misalkan pemberian makanan kepada
kinerja pada analisis SWOT tersebut
pasien tepat waktu, makanan higenis,
masuk dalam kuadaran I. Artinya bahwa
variansi makanan yang diberikan dapat
strategi
strategi
bervariatif dengan catatan masih dalam
bertumbuh (Growth Oriented Strategy),
takaran pemenuhan gizi untuk pasien.
dengan demikian analisis dari sisi internal
Dalam memenuhi pelayanan gizi untuk
yaitu kekuatan dan kelemahan dan dari
pasien hal mendasar yang paling sangat
sisi eksternal yaitu peluang dan ancaman
harus
maka memiliki kekuatan dan peluang
ruangan untuk memasak dapat tertata
yang baik.
dengan rapi, bersih dan bebas hewan
yang
digunakan
Adapun isu strategi yang dianalisis adalah sebagai berikut: a) Strategi
diperhatikan
adalah
menjaga
pengerat (tikus dan lalat). Hal ini perlu sekali diperhatikan supaya pemenuhan gizi
pertama,
Bagaimana
untuk pasien dapat terjaga kualitasnya
memanfaatkan fasilitas pelayanan agar
bebas dari bakteri maupun virus yang
dapat menggunakan peluang untuk yang
berasal dari makanan. Oleh karena itu
ada dalam peningkatan fasilitas pelayanan
strategi pertama dalam memanfaatkan
gizi Puskesmas Temon 1. Peluang yang
fasilitas pelayanan yang paling utama
ada saat ini adalah dimana pengadaan
adalah menjaga dan merawat setiap
fasilitas untuk makanan dan minuman
fasilitas peralatan yang ada saat ini, dan
setiap tahun memiliki anggaran dari
mengajukan anggaran untuk pembelian
Pemerintahaan, sehingga pada dasarnya
peralatan supaya dapat membuat makanan
Puskesmas Temon 1 memiliki anggaran
dan
dana untuk melakukan perbaikan dari segi
maksimal.Walaupun peralatan saat ini
fasilatas
perlengkapan.
telah memenuhi standar dan sesuai dengan
Walaupun tidak semuanya dapat terpenuhi
prosedur yang ada, akan tetapi lebih baik
dengan maksimal, akan tetapi memiliki
untuk dapat memperbaharui sehingga terus
ukuran
mengenai
dapat mengikuti perkembangan teknologi
penggandaan peralatan. Adanya peralatan
sesuai dengan ketentuan dan persyaratan
dan
dari Puskesmas Temon 1.
peralatan
atau
dan
gambaran
perlengkapan
dalam
pembuatan
minuman
untuk
pasien
secara
b) Strategi
kedua,
mengoptimalkan
bagaimana
pengembangan
SDM
sehingga
proses
secara maksimal.
pelatihan
c)
kemampuan
menggali
keterampilan
Strategi
ketiga
,bagaimana
yang
mengoptimalkan biaya untuk pemenuhan
dimiliki, sehingga mampu meningkatkan
fasilitas pelayanan pemenuhan gizi pasien.
kinerja dalam memberikan pelayanan gizi.
Sejauh ini biaya makan pasien khususnya
Oleh karena itu Strategi yang dapat
pasien rawat inap sangat terjangkau untuk
direkomendasikan adalah dengan lebih
semua kalangan. begitupun untuk biaya
rutin mengadakan pelatihan kepada setiap
operasional dimana telah terpenuhi oleh
karyawan khususnya karyawan dalam
Pemerintah. Pada dasarnya untuk masalah
bidang
biaya secara operasional tidak memiliki
gizi.
dan
mampu
pemberian
pelayanan khususnya dibidang gizi dapat
baik dengan program pendidikan dan sehingga
dalam
Selain
itu
melakukan
inventasrisasi karyawan baik menyangkut
strategi
khusus.
keberadaaan dan ketersedian karyawan
diperhatikan adalah dalam perencanaan
serta kualitas pegawai secara riil, sehingga
anggaran
dapat diketahui kekurangan dan masalah
pembuatan
yang ada. Saat ini tenaga profesi ahli gizi
Jawaban Uang Makan Pasien).
dan SPJ
Hal
yang
ketepatan (Surat
perlu
waktu Pertanggung
yang tersedia di Puskesmas Temon 1 sudah
Saat ini sistem audit keuangan dan
memadai dengan bidang yang tersedia,
pendanaan masih berjalan dengan baik
akan tetapi peluang semakin meningkatnya
sehingga dimasa yang akan datang harus
kualitas SDM dalam pelayanan gizi pada
dipertahankan dan ditingkatkan untuk
Rumah sakit lswasta lain sangat perlu
lebih baik.
diperhatikan.
SIMPULAN DAN SARAN
Ketersediaan ahli gizi saja tidak
SIMPULAN
cukup menjadikan pelayanan lebih baik,
Berdasarkan permasalahan yang
akan tetapi adanya sumber daya manusia di
dalam pelayanan gizi Puskesmas Temon 1
dalamnya memberikan faktor yang paling
dalam menetukan strategi meningkatkan
penting dalam memberikan kualitas dan
kinerja karyawan, maka dengan penerapan
mutu pelayanan yang baik. Sehingga setiap
analisis TOWS dapat diketahui bahwa:
kinerja karyawan perlu adanya monitoring
1. Puskesmas Temon I memiliki peluang
dan
evaluasi
terhadap
proses
kerja,
yang dapat dimanfaatkan
adalah
sudah
memiliki
anggaran
dari
dipertimbangkan dalam sistem pelayanan
Pemerintah untuk biaya makan pasien
gizi Puskesmas Temon 1 adalah:
berdasarkan
1. Perlu
Peraturan
Daerah.
dilakukan
evaluasi
biaya
Banyaknya Rumah Sakit atau sarana
makanan pasien per orang perhari,
kesehatan swasta yang memiliki lebih
mengingat
banyak fasilitas dan varian menu dapat
bahan makanan pasien tahun 2013
dijadikan mitra kerja, yaitu untuk
masih beum tercukupi, sehingga biaya
rujukan bukan ancaman Sumber Daya
makan pasien tidak sesuai food cost
Manusia yang terdiri dari ahli gizi
minimal Rp30.000,-
terlatih merupakan kekuatan untuk
2. Untuk
untuk
memenuhi
biaya
meningkatkan kualitas makan
perkembangan pelayanan, walaupun
dibutuhkan kompetensi sumber daya
sarana prasarana yang ada kurang
manusi sesuai dengan Tupoksi, misal
memadai
pemasak diharapkan lulusan SMA,
dikarenakan
terbatasnya
anggaran dan besarnya biaya makan belum sesuai dengan real food cost. 2. Strategi
yang
Fasilitas
yang perlu diadakan untuk
dalam
memenuhi standar pengendalian infeksi
pelayanan gizi di Puskesmas Temon 1
saat ini belum ada, misal kulkas, rak atau
pada
lemari
kuadran
digunakan
boga/Gizi sebanyak 1 orang
I
adalah
strategi
bertumbuh (Growth Oriented Strategy),
penyimpanan
bahan
makanan
kering dan basah.
dimana Secara internal Pelayanan Gizi saat ini telah dapat meningkatkan
KEPUSTAKAAN
kinerja karyawan Puskesmas Temon 1,
1
sehingga memiliki kekuatan untuk semakin lebih baik secara eksternal dalam pelayanan Gizi di Puskesmas
Jurnal Gizi Klinik Indonesia,Vol 3, No 2,2006, 85-90, Pengaruh Pelatihan Asuhan Gizi dalam meningkatkan Kinerja Ahli Gizi Ruang Rawat Inap di RSUD DR.Soetomo Surabaya
Temon 1 memiliki peluang yang cukup besar dalam memenangkan persaingan
2. DepKes RI, 2003, Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Jakarta
antar instansi kesehatan. 3. Depkes RI 2005, Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Jakarta
Saran Saran-saran
yang
dapat
dikemukan sebagai masukan yang perlu
4. Fuad, Alhamidi, 2006, Model Pengadaan Bahan Makanan Kering
Berdasarkan Metode EOQ, Semarang 5. Mulyana, L.D,. Haryen, Setiati, 2004, Studi Evaluasi Kondisi Sanitasi Pengelolaan Makanan di Instalasi Gizi dan Dapur Saji Klas III RSUP DR.Hasan Sadikin, Bandung 6. Dep Kes RI 2007,Pedoman Penyelenggaraan Makanan di Rumah Sakit dan Puskesmas Rawat Inap, Jakarta 7. Marrus, Stephanie K, 2002. Building The Strategic Plan: Find Analyze, And Present The Right Information. Wiley. USA 8. Quinn, Cameron, & Kim S., Robert E, 1999, Diagnosing and Changing Organizational Culture : Based on The Competing Values Framework, New York, Addison-Wesley. 9. Moleong,Rachmadi, Lexy J. Moleong, 2011. Metode Penelitian Kualitatif ( Edisi Revisi ). Bandung: Remaja Rosda Karya 10. Robinson Jr, Pearce H, John A., dan Richard B, 2003, Management Strategic: Formulation, Implementation and Control, International Edition, New York, McGraw-Hill 11. Zuriah, Nurul, 2009, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta